Angka Kematian

17
Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu Kurnia Datu Kanoena Lethe Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Pendahuluan Moralitas ibu merupakan salah satu indikator utama status kesehatan suatu populasi. 1 Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan satu negara diukur dengan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia termasuk negara dengan angka tertinggi di ASEAN, yaitu sekitar 390/100.000, sedangkan angka kematian perinatal sekitar 540/100.000 persalinan hidup. Situasi demikian dijumpai pada negara sedang berkembang dengan perbandingan sekitar 100 kali lebih besar dari negara maju atau industri. Kenyataan mendorong badan dunia WHO dan UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata, Uni Soviet pada tahun 1978 dan mencetuskan landasan filosofis yang ideal bagi upaya perkembangan pelayanan kesehatan di setiap negara. Landasan tersebut dinyatakan dalam “Primary Health Care” dengan inti mengupayakan pelayanan utama setiap negara sehingga cepat dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. 2 1

description

AKI

Transcript of Angka Kematian

Page 1: Angka Kematian

Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu

Kurnia Datu Kanoena Lethe

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

[email protected]

Pendahuluan

Moralitas ibu merupakan salah satu indikator utama status kesehatan suatu populasi.1

Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan satu negara diukur dengan angka

kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia termasuk negara dengan angka tertinggi di

ASEAN, yaitu sekitar 390/100.000, sedangkan angka kematian perinatal sekitar 540/100.000

persalinan hidup.

Situasi demikian dijumpai pada negara sedang berkembang dengan perbandingan sekitar

100 kali lebih besar dari negara maju atau industri. Kenyataan mendorong badan dunia WHO

dan UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata, Uni Soviet pada tahun 1978 dan mencetuskan

landasan filosofis yang ideal bagi upaya perkembangan pelayanan kesehatan di setiap negara.

Landasan tersebut dinyatakan dalam “Primary Health Care” dengan inti mengupayakan

pelayanan utama setiap negara sehingga cepat dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka

kematian perinatal.2

1

Page 2: Angka Kematian

Pembahasan

Indikator yang dapat menunjukkan kualitas kesehatan penduduk adalah angka kematian ibu dan

sertaangka harapan hidup penduduk.3 Angka kematian ibu ialah jumlah kematian ibu (Maternal

Mortality Rate {MMR}) sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang

dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Rumusnya sebagai

berikut.

MMR = Jumlah kematian ibu hamil, dan nifas yang dicatat selama 1 tahun x 1000

Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan sosial ekonomi; kesehatan ibu sebelum hamil,

bersalin, dan nifas; pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil; serta pertolongan persalinan dan

perawatan masa nifas.4

Millennium Development Goals

Millennium Development Goals (MDGs) adalah tujuan pembangunan sebagai respon atas

permasalahan global, yang akan dicapai pada tahun 2015. MDGs merupakan inti dari deklarasi

Millennium yang diadopsi oleh 189 negara dan di tandatangani 147 Kepala Negara. Indonesia

sebagai anggota PBB sangat menyadari pentingnya MDGs, dalam kerangka berbangsa dan

bernegara sesuai filosofi hidup Pancasila dan pegangan dasar UUD 45. Oleh karena itu,

Indonesia bertekad dapat mencapai MDGs 2015.5

MDGs adalah pembaruan solidaritas global memerangi kemiskinan dalam konteks

pembangunan kualitas manusia. MDGs mempunyai “wajah perempuan”. Maksudnya, bidang-

bidang yang perlu diperhatikan sangat terkait pada kehidupan perempuan dan anak perempuan,

seperti perlunya angka kematian maternal diturunkan, sedangkan angka anak balita sangat terkait

pada status kesehatan ibunya.

Sementara itu, belum terpenuhinya hak kesehatan reproduksi perempuan Indonesia dapat

dilihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Suatu contoh misalnya hak reproduksi perempuan Indonesia, khususnya hak setiap perempuan

untuk menjalani kehamilan dan melahirkan, serta untuk mengakses layanan kesehatan

berkualitas yang tersedia. Semua hak itu dilanggar.6

2

Page 3: Angka Kematian

Visi Indonesia Sehat

Visi “Indonesia Sehat 2010” tersebut terdiri dari tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat,

perilaku sehat, dan pelayanan kesehatan yang bermutu. Berdasarkan SK Menkes RI No.

1193/2004, perilaku sehat ditetapkan sebagai pilar utama dalam mencapai Visi “Indonesia Sehat

2010” dengan menetapkan kebijakan nasional mengenai promosi kesehatan. Kebijakan nasional

promosi kesehatan sangat diperlukan, terutama dalam era desentralisasi agar upaya promosi

kesehatan di semua tingkatan administrasi dapat berjalan selaras dan sinergis. Dengan tegaknya

pilar utama ini, maka akan ikut menunjang berkembangnya kedua pilar yang lain.7

Primary Health Care

Tujuan Primary Health Care adalah meningkatkan kesehatan masyarakat menuju Health

For All By The Year 2000 (Sehat bagi Semua pada Tahun 2000). Di Indonesia gagasan tersebut

diterjemahkan dalam Sistem Kesehatan Nasional. Kesejahteraan ibu (safe motherhood)

merupakan upaya yang penting dalam pelaksanaan “Pelayanan Kesehatan Utama” dengan

mengikutsertakan partisipasi masyarakat, mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat,

mendekatkan pelayanan di tengah masyarakat menuju Sehat bagi Semua pada Tahun 2000.8

Inti dari “Primary Health Care” dapat dijabarkan, yaitu meningkatkan upaya antenatal

care (ANC), meningkatkan gizi ibu hamil dan laktasi, meningkatkan pelayanan dan penerimaan

gerakan keluarga berencana, meningkatkan pelayanan imunisasi, dan meningkatkan sistem

rujukan.2

Upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia adalah

sebagai berikut.

Antenatal Care

Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu,

menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi

kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan (risiko tinggi, risiko meragukan, dan risiko

rendah). Asuhan antenatal juga untuk menyiapkan persalinan menuju well born baby dan well

3

Page 4: Angka Kematian

health mother, mempersiapkan perawatan bayi dan laktasi, serta memulihkan kesehatan ibu yang

optimal saat akhir kala nifas.9

Pelayanan antenatal (Antenatal Care {ANC}) merupakan pelayanan kesehatan oleh

tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilan, yang dilakukan sesuai dengan standar

pelayanan antenatal yang ditetapkan. Standar operasional yang ditetapkan untuk ANC adalah 5T,

yaitu Timbang berat badan dan ukur tinggi badan; (ukur) Tekanan darah; (pemberian imunisasi)

Tetanus toksoid lengkap; (ukur) Tinggi fundus uteri; dan (pemberian) Tablet zat besi minimal 90

tablet selama kehamilan.10

Faktor-faktor yang mempengaruhi ANC adalah pengetahuan, sikap, dukungan suami dan

faktor demografi (paritas, biaya, jarak rumah, dan budaya).11

Asuhan antenatal (ANC) bertujuan untuk mengawasi tingkat kesehatan ibu hamil, pertumbuhan

dan perkembangan janin, serta mendeteksi dini risiko-risiko dalam kehamilan dan persalinan.12

Perilaku sehat

Perilaku sehat adalah kondisi ketika individu dengan kondisi kesehatan yang stabil

berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan pribadi yang sehat dan/atau lingkunang

guna beralih ke tingkat kesehatan yang lebih tinggi.13

Perilaku hidup sehat adalah tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok,

masyarakat, yang sesuai dengan norma-norma kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan

yang optimal, menolong dirinya sendiri dan berperan serta aktif dalam pembangunan kesehatan.

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan berdasarkan lima tingkat pencegahan Leavel dan Clark,

yaitu promosi kesehatan; perlindungan khusus; diagnosis dini dan pengobatan; pembatasan

kecacatan; dan rehabilitasi.14

Peningkatan derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku sehingga untuk

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat perlu memperoleh perhatian utama dalam

pembangunan kesehatan. Oleh karena fokus pembangunan pada peningkatan sumber daya

manusia, maka upaya-upaya yang dilakukan bukan hanya membantu masyarakat untuk

mengenali dan mengatakan persoalan yang sedang dihadapi sekarang, tetapi juga untuk

mengantisipasi tantangan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam membudayakan perilaku hidup sehat

sasaran dikelompokkan dalam lima tatanan seting, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi

4

Page 5: Angka Kematian

pendidikan (sekolah, madrasah, dsb), tatanan institusi kesehatan (puskesmas, RS, klinik bersalin,

dsb), tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, tempat usaha), tatanan tempat umum (tempat ibadah,

pasar, terminal, tempat rekreasi, dsb).15

Sehat

Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat

berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara

segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran,

kebiasaan, dan gaya hidup yang baik.16

Sehat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan baik seluruh badan serta

bagian-bagiannya, bebas dari rasa sakit, waras. Menurut batasan yang diajukan oleh WHO, sehat

adalah “A state of completely physical, mental, and social well being and not merely the absent

of disease or infirmity, and ability to lead a socially and economically productive life”.

Sedangkan menurut UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan, sehat adalah suatu keadaan

sejahtera dari badan (fisik), jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomi.7 Konsep sehat adalah konsep yang timbul dari diri kita sendiri secara

sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status sehat bagi tubuh kita.17

Sakit

Perkins mengatakan, sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang

menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,

rohani, dan sosial. Sedangkan Reverlly mengatakan, sakit adalah tidak adanya keselarasan antara

lingkungan dengan individu.18

Sakit adalah keadaan tidak normal/sehat. Secara sederhana, sakit -atau dapat pula disebut

penyakit- merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan di luar batas normal. Tolak ukur yang

paling mudah untuk menentukan kondisi sakit/penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai

rata-rata normal yang telah ditetapkan. Keadaan sakit/penyakit sendiri merupakan hal yang sulit

untuk didefinisikan secara pasti. Penyakit berbeda dengan rasa sakit. Penyakit sifatnya objektif

karena masing-masing memiliki parameter tertentu, sedangkan rasa sakit sifatnya subjektif

karena merupakan keluhan dirasakan seseorang. Perbedaan ini mempunyai implikasi yang

5

Page 6: Angka Kematian

berbeda. Seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasakan sakit. Sebaliknya, seseorang

yang mengeluh sakit belum tentu menderita penyakit.19

Perlindungan Khusus (Specific Protection)

Perlindungan khusus (specific protection) berupa upaya spesifik untuk mencegah

terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, dan peningkatan

keterampilan remaja untuk terus mencegah ajakan menggunakan narkotik, penanggulangan

stress.20 Salah satu upaya perlindungan khusus adalah dengan melakukan imunisasi.

Pada umumnya, imunisasi adalah memberikan kekebalan dalam tubuh, atau secara

lengkap imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti, untuk mencegah timbulnya

penyakit tertentu seperti penyakit TBC, hepatitis, campak, poliomelitis, difteri, tetanus, dan lain-

lain.2 Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang

pembentukan zat anti yang dimasukan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG,

DPT, dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).21

Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah, dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangtan, keluarga,

kelompok, dan masyarakat. Syarat pokok pelayanan kesehatan itu adalah tersedia dan

berkesinambungan, artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat

tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada setiap saat

dibutuhkan; dapat diterima dan wajar, artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan

dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat; mudah dicapai, artinya tercapai dari sudut

lokasi, pengaturan distribusi sarana kesehatan tidak terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan

saja; mudah dijangkau, artinya terjangkau dari sudut biaya, disesuaikan dengan kemampuan

ekonomi masyarakat; dan bermutu, artinya menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan, dapat memuaskan para pemakai jasa dan tata cara

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.22 Pelayanan

kesehatan dapat berupa promosi kesehatan dan fasilitas kesehatan.

6

Page 7: Angka Kematian

Promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan masyarakat

agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan

pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang mndukung, dilakukan

dari, oleh, dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat. Yang ingin dicapai

melalui pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan keterampilan untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi promosi kesehatan, yaitu advokasi, bina suasana, dan

gerakam (pemberdayaan) masyarakat. Tatanan kegiatan promosi kesehatan dilakukan untuk

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan keluarga, sekolah, tempat bekerja,

tempat-tempt umum, dan sarana kesehatan.20

Seiring dengan kebijakan otonomi daerah melalui pencanangan paradigma sehat,

kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) yang telah bertahun-tahun dilakukan

Departemen kesehatan sebagai bentuk kegiatan Pendidikan Kesehatan, diganti dengan istilah

“Promosi kesehatan”. Istilah penyuluhan kesahatan dan promosi kesehatan pada dasarnya

memiliki arti berbeda.

Filsafat dasar promosi kesehatan berdasarkan pemikiran WHO adalah pemberdayaan atau

empowerment. Istilah pemberdayaan, merujuk pada pengertian sebagai suatu bentuk kegiatan

yang berkesinambungan (sustainable). Hal ini berarti bahwa perilaku sehat sebagai hasil dari

promosi kesehatan harus berlangsung secara terus menerus dan bersinambungan. Sementara

pada penyuluhan jika telah berhasil mengubah perilaku sasaran menjadi perilaku sehat (biasanya

hanya mencakup aspek kognitif) tugas penyuluhan selesai. Penyuluhan akan diulang untuk

sasaran lain di tempat lain.23

Penyuluhan

Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling, yang merupakan bagian terpadu

bimbingan. Penyuluhan merupakan “jantung” usaha bimbingan secara keseluruhan (counseling

heart of guidance program).

Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai

kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan

menanamkan keyakinan. Dengan demikian, masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti,

7

Page 8: Angka Kematian

tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan. Penyuluhan

kesehatan bertujuan mengubah perilaku kurang sehat menjadi sehat.

Sasaran penyuluhan kesehatan, seperti juga sasaran pendidikan kesehatan, meliputi

masyarakat umum dengan orientasi masyarakat pedesaan, masyarakat kelompok khusus, dan

individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual.20

Selain itu, sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat yang dijadikan subjek dan objek perubahan perilaku, sehingga diharapkan dapat

memahami, menghayati, dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dan kehidupan sehari-

harinya. Banyak faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan

kesehatan, diantaranya adalah tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat,

kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu dari masyarakat.18

Fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau

masyarakat.24

Posyandu

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan

keluarga berencana. Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada, seperti pos penimbangan

balita, pos imunisasi, pos keluarga berencana desa, pos kesehatan, dan pos lainnya yang dibentuk

baru.18

Posyandu merupakan perpaduan kegiatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan,

berupa kegiatan pelaksanaan keluarga berencana, kegiatan evaluasi kesehatan ibu dan anak,

penanggulangan diare, upaya peningkatan gizi keluarga-ibu hamil, dan imunisasi balita dan anak.

Sasaran pelaksanaan posyandu antara lain adalah balita; ibu hamil dan menyusui; dan pasangan

usia subur (PUS). Posyandu dilaksanakan satu kali dalam sebulan, di tempat yang mudah

dijangkau masyarakat.

Sistem pelayanan posyandu adalah “ sistme lima meja”, yaitu meja pertama, pencatatan

dan pelaporan; meja kedua, penimbangan; meja ketiga, penerangan dan pendidikan; meja

8

Page 9: Angka Kematian

keempat, peningkatan gizi/ASI; dan meja kelima, pelayanan kesehatan (pemeriksaan hamil,

imunisasi balita, anak, dan ibu hamil; program keluarga berencana dan pemberian tablet besi dan

vitamin A). Meja pertama sampai keempat dilayani oleh kader desa, sedangkan meja kelima oleh

tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang terkait adalah bidan swasta, bidan desa, tenaga

kesehatan puskesmas, dan dokter swasta. Posyandu melaksanakan Sistem “Kader Desa”.25

Kesimpulan

Angka kematian ibu di Indonesia sangat tinggi, sehinggga pemerintah berusaha untuk

mencari cara agar dapat menrunkan angka kematian ibu tersebut. Upaya-upaya yang dimaksud

ini, seperti perawatan antenatal (ANC) pada masa kehamilan, perilaku sehat selama masa

kehamilan, perlindungan khusus (specific protection), dan fasilitas-fasilitas kesehatan yang dapat

membantu ibu dalam proses melahirkan. Upaya-upaya ini mengacu pada Millennium

Development Goals (MDGs), Visi Indonesia Sehat, dan Primary Health Care.

9

Page 10: Angka Kematian

Daftar Pustaka

1. Timmreck TC. Epidemiologi suatu pengantar. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2005: h.

144

2. Manuaba IBG. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetric ginekologi dan KB. Jakarta:

Buku kedokteran EGC; 2001: h. 19

3. Hayati S, Maryani E, Manalu M. Ilmu pengetahuan sosial geografi. Jakarta: Erlangga;

2007: h. 84

4. Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar epidemiologi. Ed 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;

2003: h. 75

5. Muchtar. Panduan praktis strategi memenangkan usaha dengan menyusun business plan.

Jakarta: Gramedia; 2010: h. 9

6. Sadli S. Berbeda tetapi setara: pemikiran tentang kajian perempuan. Jakarta: Buku

Kompas; 2010: h.323

7. Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI. Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung:

Impeial Bhakti Utama; 2007: h. 271

8. Danim S, Darwis. Metode penelitian kebidanan: prosedur, kebijakan, dan etik. Jakarta:

Buku kedokteran EGC; 2003: h.25

9. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Buku ajar patologi obstetrik untuk

mahasiswa kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009: h.25

10. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009: h.144

11. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Ed 2. Jakarta:

Salemba Medika; 2008: h. 35

12. Purnama DI. 100+ hal penting yang wajib diketahui bumil. Jakarta: Kawan Pustaka; 2014:

h.75

13. Carpenito LJ. Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik klinis. Ed 9. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC; 2009: h.541

14. Nursalam, Efendi F. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2006:

h.195

15. Mukholid A. Pendidikan kesehatan olahraga & jasmani. Jakarta: Yudistira; 2007: h. 191-

2

10

Page 11: Angka Kematian

16. Chandra B. Ilmu Kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;

2009: h. 5

17. Wratsongko M. Shalat jadi obat. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2010: h.20

18. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Ed 2. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC; 1998

19. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran EGC; 2008: h. 28-9

20. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009: h. 134

21. Alimul AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika; 2008

22. Nur H. Integrating knowledge. Proceedings of the 1st academic symposium on integrating

knowledge (the 1st ASIK); 2014 June 20-21: Indonesia.

23. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009: h. 101

24. Tim Pustaka Yustisia. Panduan resmi memperoleh jaminan kesehatan dari BPJS. Jakarta:

Visimedia; 2014: h.31

25. IBG Manuaba, IAC Manuaba, IBGF Manuaba. Pengantar kuliah obstetrik. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC; 2007: h. 15

11