Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

10
MATH DIDACTIC: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Volume 4 Nomor 3, September – Desember 2018, halaman 180 – 189 Tersedia Daring pada http://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BARISAN DAN DERET ARITMATIKA STUDENTS THINKING PROCESS IN SOLVING ARITHMETIC SEQUENCE AND SERIES PROBLEMS Anggita Febriliyani, Novisita Ratu Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana [email protected], [email protected] Abstrak: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah barisan dan deret aritmatika. Subjek dalam penelitian ini 3 siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2018/2019 yaitu FHA sebagai subjek kemampuan tinggi, AK sebagai subjek kemampuan sedang dan WDR sebagai subjek kemampuan rendah. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan soal nomor 1 materi barisan aritmatika semua subjek menggunakan proses berpikir konseptual sedangkan dalam menyelesaikan soal nomor 2 materi deret aritmatika subjek tinggi menggunakan proses berpikir konseptual dan subjek sedang dan rendah menggunakan proses berpikir semikonseptual. Kata Kunci: proses berpikir, barisan dan deret aritmatika Abstract: this research is a qualitative descriptive which aims to analyze students thinking process in solving arithmetic sequence and series problems. Subject in this research were three grade XII students of SMA Negeri 1 Ambarawa on of academe year 2018/2019 is FHA as a high ability subject, AK as a medium ability subject, and WDR as a low ability subject. Data collecting methods are test, interview, and documentation. The result showed that in solving arithmetic sequence the first number problem all subjects used the conceptual thinking process while the second number arithmetic series problem the high subject used the conceptual thinking process and the medium and low subject used the process of using semiconceptual. Keywords: thinking process, arithmetic sequence and series Cara Sitasi: Febriliyani, A. & Ratu, N. (2018). Proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah barisan dan deret aritmatika. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(3), 180-189. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977 Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018 Anggita Febriliyani, Novisita Ratu 180

Transcript of Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

Page 1: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

MATH DIDACTIC: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKAVolume 4 Nomor 3, September – Desember 2018, halaman 180 – 189

Tersedia Daring pada http://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BARISAN DANDERET ARITMATIKA

STUDENTS THINKING PROCESS IN SOLVING ARITHMETIC SEQUENCE AND SERIESPROBLEMS

Anggita Febriliyani, Novisita RatuProgram Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

[email protected], [email protected]

Abstrak: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis proses berpikir siswadalam menyelesaikan masalah barisan dan deret aritmatika. Subjek dalam penelitian ini 3 siswa kelas XII SMANegeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2018/2019 yaitu FHA sebagai subjek kemampuan tinggi, AK sebagai subjekkemampuan sedang dan WDR sebagai subjek kemampuan rendah. Metode pengumpulan data pada penelitian iniadalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan soal nomor1 materi barisan aritmatika semua subjek menggunakan proses berpikir konseptual sedangkan dalammenyelesaikan soal nomor 2 materi deret aritmatika subjek tinggi menggunakan proses berpikir konseptual dansubjek sedang dan rendah menggunakan proses berpikir semikonseptual.

Kata Kunci: proses berpikir, barisan dan deret aritmatika

Abstract: this research is a qualitative descriptive which aims to analyze students thinking process in solvingarithmetic sequence and series problems. Subject in this research were three grade XII students of SMA Negeri 1Ambarawa on of academe year 2018/2019 is FHA as a high ability subject, AK as a medium ability subject, andWDR as a low ability subject. Data collecting methods are test, interview, and documentation. The result showedthat in solving arithmetic sequence the first number problem all subjects used the conceptual thinking processwhile the second number arithmetic series problem the high subject used the conceptual thinking process and themedium and low subject used the process of using semiconceptual.

Keywords: thinking process, arithmetic sequence and series

Cara Sitasi: Febriliyani, A. & Ratu, N. (2018). Proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah barisan danderet aritmatika. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(3), 180-189.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018

Anggita Febriliyani, Novisita Ratu

180

Page 2: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

Matematika adalah suatu ilmu yangmemiliki objek tujuan abstrak, bertumpu padakesepakatan dan pola pikir deduktif (Soejadi,2000, hal.11). Salah satu tujuan pembelajaranmatematika di sekolah adalah melatih caraberpikir dan menalar dalam menarikkesimpulan (Siswono, 2002, hal.24). Hal ituterdapat pada kurikulum di Indonesia yangmengatur bahwa mata pelajaran matematikaperlu diberikan guna membekali siswa dengankemampuan berpikir, logis, analitis,sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuankerja sama. Proses pembelajaran matematikatak lepas dari seorang guru atau pendidik.Menurut Steiner dan Cohor-Fresenborg (dalamMirza, 2008, hal.73) bahwa tugas pokokpendidik matematika adalah menjelaskanproses berpikir siswa dalam mempelajarimatematika dengan tujuan memperbaikipengajaran matematika di sekolah.

Proses berpikir adalah penerimaaninformasi yang kemudian dari informasitersebut diolah untuk dicari kesimpulannyadan kesimpulan tersebut bisa dipanggilkembali dari informasi yang telah didapat tadibila diperlukan (Eka, 2008, hal.22). Padadasarnya setiap individu memiliki prosesberpikir yang berbeda dengan yang lain(Tayler dalam Sunaryo, 2011, hal. 20). Zuhri(2008) mengungkapkan bahwa proses berpikirdibagi menjadi 3 yaitu konseptual,semikonseptual, dan komputasional.

Proses berpikir konseptual adalahcara berpikir seseorang dalam menyelesaikanmasalah dengan menggunakan konsep yangtelah dimiliki berdasarkan hasilpembelajarannya selama ini, adapunindikatornya yaitu (1) mampu mengungkapkandengan kalimat sendiri tentang hal yang diketahui dalam soal, (2) mampumengungkapkan dengan kalimat sendiritentang hal yang di tanya dalam soal, (3)

mampu menjelaskan ide penyelesaian masalahdengan jelas, (4) dalam menjawab soalcenderung menggunakan konsep yang sudahdipelajari, dan (5) mampu mengungkapkanlangkah-langkah yang ditempuh dalammenyelesaikan soal. Proses berpikirsemikonseptual adalah cara berpikir seseorangdalam menyelesaikan masalah menggunakankonsep tetapi pemahamannya terhadap konseptersebut belum lengkap sehinggapenyelesaiannya dicampur denganmenggunakan intuisi, adapun indikatornyayaitu (1) kurang mampu mengungkapkandengan kalimat sendiri tentang hal yang diketahui dalam soal, (2) kurang mampumengungkapkan dengan kalimat sendiritentang hal yang di tanya dalam soal, (3)kurang mampu menjelaskan ide penyelesaianmasalah dengan jelas, (4) dalam menjawabsoal cenderung menggunakan konsep yangsudah dipelajari walaupun tidak lengkap, dan(5) tidak sepenuhnya mengungkapkanlangkah-langkah yang ditempuh dalammenyelesaikan soal. Sedangkan prosesberpikir komputasional adalah cara berpikirseseorang dalam menyelesaikan masalah tidakmenggunakan konsep tetapi lebihmengandalkan intuisi, adapun indikatornyayaitu (1) tidak mampu mengungkapkandengan kalimat sendiri tentang hal yang diketahui dalam soal, (2) tidak mampumengungkapkan dengan kalimat sendiritentang hal yang di tanya dalam soal, (3) tidakmampu menjelaskan ide penyelesaian masalahdengan jelas, (4) dalam menjawab soalcenderung lepas dari konsep yang sudahdipelajari, dan (5) tidak mampumengungkapkan langkah-langkah yangditempuh dalam menyelesaikan soal.

Berdasarkan pengalaman penelitipada saat magang, siswa masih merasakebingungan dengan materi barisan dan deret

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018181© STKIP PGRI Banjarmasin

Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmatika

Page 3: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

aritmatika dalam bentuk soal cerita, olehkarena itu akan dilakukan penelitian padamateri barisan dan deret aritmatika. Materibarisan dan deret aritmatika merupakan materiyang diuji dalam setiap tes masuk perguruantinggi maupun dalam melamar pekerjaan. Saatdilakukan tes untuk materi barisan dan deretaritmatika, siswa masih mengalamipermasalahan pada cara mengubah kalimatkedalam model matematika (lihat pada gambar1). Hal ini sependapat dengan penelitianKhasanah dan Sutama (2015) yangmenyimpulkan bahwa siswa tidak dapatmengidentifiksikan/menuliskan apa yangdiketahui dan dicari, ketidakmampuan siswamentransformasikan kalimat ke dalam modelmatematika, dan kurangnya penguasaankonsep yang diterapkan sehingga siswa sulitmenentukan rumus/strategi yang digunakan.

Gambar 1. Soal dan hasil pekerjaan siswa

Gambar 1 diatas merupakan salahsatu contoh proses berpikir siswa dalammenyelesaikan masalah matematika mengenaimateri barisan dan deret aritmatika yang telahdiketahui bahwa lapisan paling atas 10 buahsebagai suku pertama dan lapisan yang sudahdipasang 32 lapis sebagai Sn adalah prosesberpikir komputasional karena siswa tersebutkurang mampu menyatakan apa yangdiketahui dalam soal, tidak mampumenyatakan apa yang ditanya dalam soal, tidakmembuat rencana penyelesaian denganlengkap, tidak mampu menyatakan langkah-

langkah yang ditempuh dalam menyelesaikansoal dengan menggunakan konsep yangpernah pelajari, dan tidak mampu memeriksakebenaran atau mengoreksi kesalahan darisetiap langkah sehingga siswa mengerjakansoal dengan tidak menggunakan konsep tetapimengandalan intuisi. Jawaban dari soaltersebut adalah 72 dan jawaban siswa tersebutbenar.

Beberapa penelitian yang telahdilakukan sebelumnya. Penelitian oleh Savitri& Rahaju (2017) menunjukkan hasil bahwasiswa berkemampuan matematika tinggi dalammengerjakan soal cerita program linearmenggunakan proses berpikir konseptual,siswa berkemampuan matematika sedangdalam mengerjakan soal cerita program linearmenggunakan proses berpikir semi-konseptual, sedangkan siswa berkemampuanmatematika rendah dalam mengerjakan soalcerita program linear menggunakan prosesberpikir komputasional.

Mengingat arti pentingnya prosesberpikir siswa dan fakta yang telah dilakukanbahwa proses berpikir siswa dalammenyelesaikan masalah masih kurang padamateri barisan dan deret aritmatika, menjadidasar dilakukan penelitian. Peneliti tertarikuntuk meneliti sejauh mana proses berpikirsiswa dalam menyelesaikan masalah barisandan deret aritmatika. Penelitian ini dilakukandi SMA Negeri 1 Ambarawa, karena sekolahtersebut merupakan sekolah favorit yang ada didaerah tersebut. Oleh karena itu, penelitian iniakan dilakukan di SMA Negeri 1 Ambarawadengan judul Proses Berpikir Siswa DalamMenyelesaikan Masalah Barisan dan DeretAritmatika. Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan data yang relevan bagi penelitianselanjutnya. Data tersebut dapat menjadi dasar

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018

Anggita Febriliyani, Novisita Ratu

182

Page 4: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

dalam refleksi guru menanamkan prosesberpikir siswa dalam menyelesaikan masalah.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptifkualitatif. Subjek dalam penelitian ini 3 siswakelas XII SMA Negeri 1 Ambarawa tahunpelajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitianini terdiri dari FHA yang dikategorikansebagai subjek kemampuan tinggi, AK yangdikategorikan sebagai subjek kemampuansedang, dan WDR yang dikategorikan sebagaisubjek kemampuan rendah. Pemilihan subjeksiswa ditentukan dengan menggunakanpurposive sampling, yakni teknik penentuansampel dengan pertimbangan tertentu. Adapunpertimbangan tersebut antara lain: (1) nilaisiswa pada saat ulangan saat materi barisandan deret aritmatika (2) hasil jawaban siswadari tes yang diberikan oleh penelitian , dan (3)merupakan hasil diskusi dan rekomendasi dariguru pengampu matematika. Teknikpengumpulan data dengan metode tes,wawancara, dan dokumentasi. Instrumenutama dalam penelitian ini adalah penelitisendiri dan instrumen bantu yaitu pedomanwawancara, alat rekam, dan tes yang terdiridari 2 nomor soal tes tentang barisan dan deretaritmatika. Indikator proses berpikir yangdigunakan dalam penelitian ini adalah prosesberpikir menurut Zuhri (2008) yang dapatdilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Indikator Proses BerpikirProses Berpikir IndikatorKonseptual Mampu mengungkapkan

dengan kalimat sendiritentang hal yangdiketahui dalam soal Mampu mengungkapkan

dengan kalimat sendiri

tentang hal yang ditanyadalam soal Mampu menjelaskan ide

penyelesaian masalahdengan jelas Dalam menjawab soal

cenderung menggunakankonsep yang sudahdipelajari Mampu mengungkapkan

langkah-langkah yangditempuh dalammenyelesaikan soal

Semikonseptual Kurang mampumengungkapkan dengankalimat sendiri tentanghal yang diketahui dalamsoal Kurang mampu

mengungkapkan dengankalimat sendiri tentag halyang ditanyakan dalamsoal Kurang mampu

menjelaskan idepenyelesaian dengan jelas Dalam menjawab soal

cenderung menggunakankonsep yang sudahdipelajari walaupun tidaklengkap Tidak sepenuhnya

mengungkapkan langkah-langkah yang ditempuhdalam menyelesaikan soal

Komputasional Tidak mampumengungkapkan dengankalimat sendiri tentanghal yang diketahui dalamsoalTidak mampu

mengungkapkan apa yangditanya dalam soalTidak mampu

menjelaskan idepenyelesaian masalahdengan jelasDalam menjawab soal

cenderung lepas dari

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018183© STKIP PGRI Banjarmasin

Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmatika

Page 5: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

konsep yang sudahdipelajariTidak mampu

mengungkapkan langkah-langkah yang ditempuhdalam menyelesaikan soal

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwadalam menyelesaikan soal nomor 1 materibarisan aritmatika semua subjek menggunakanproses berpikir konseptual sedangkan dalammenyelesaikan soal nomor 2 materi deretaritmatika subjek tinggi menggunakan prosesberpikir konseptual dan subjek sedang danrendah menggunakan proses berpikirsemikonseptual. Berikut merupakan hasilanalisis proses berpikir dalam menyelesaikanmasalah barisan dan deret aritmatika dapatdilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Daftar Nama Subjek Penelitian

Materisoal

Proses BerpikirKonsept

ualSemikonseptual

Komputasional

Nomor 1(barisanaritmatika)

FHA,AK, dan

WDRX X

Nomor 2(deretaritmatika)

FHA AK danWDR X

KeteranganFHA : Subjek kategori tinggiAK : Subjek kategori sedang

WDR : Subjek kategori rendah

Pembahasan

Soal No 1 (Barisan Aritmatika)Hasil analisis subjek soal nomor 1

berdasarkan kategori tinggi, sedang, danrendah pada soal tes penyelesaian masalah

barisan dan deret aritmatika pada tabelmenunjukkan bahwa:a. Subjek kemampuan tinggi (FHA)

Berikut merupakan deskripsi prosesberpikir berdasarkan hasil pekerjaan tertulisdan wawancara subjek FHA. Subjek FHAmampu menyebutkan apa yang diketahuidalam soal dengan kalimatnya sendiri yaitumenghitung satu persatu taman bungakemudian menghitung kembali jumlahlembaran paving untuk setiap tamantersebut. Selanjutnya, FHA juga dapatmenyebutkan hal yang ditanyakan pada soaldan dapat merencanakan penyelesaian padamasalah taman bunga tersebut. Rumus yangdigunakan sudah benar yaitu = +( − 1) . Langkah pertama yang diatentukan adalah mencari a (suku pertama)dan beda (b) dari gambar pada soal.Selanjutnya, menghitung banyak suku padataman bunga ke 100. Berdasarkan hasiltersebut, nampak bahwa subjek dapatmenggunakan konsep yang telah diajarkan.Hasil pekerjaan subjek FHA dapat dilihatpada Gambar 1.

Gambar 1. Hasil Pekerjaan Subjek FHA

b. Subjek kemampuan sedang (AK)Berikut merupakan deskripsi proses

berpikir berdasarkan hasil pekerjaan tertulisdan wawancara subjek AK. Subjek AKkurang mampu menyebutkan apa yangdiketahui dalam soal dengan kalimatnya

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018

Anggita Febriliyani, Novisita Ratu

184

Page 6: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

sendiri yaitu hanya menyebutkan a=6 danb=4 tanpa diberi kata-kata apapun namunsaat dilakukan wawancara subjek dapatmenjelaskan apa yang diketahui dalam soal.Selanjutnya, AK juga kurang dapatmenyebutkan hal yang ditanyakan pada soalnamun memahami tentang hal yangditanyakan pada soal nomor 1 yaitu .Rencanakan penyelesaian yang disusunoleh subjek AK sudah benar yaitu mencarisuku pertama dahulu kemudian mencaribedanya. Rumus yang digunakan sudahbenar yaitu = + ( − 1) .Berdasarkan hasil tersebut, nampak bahwasubjek dapat menggunakan konsep yangtelah diajarkan. Hasil pekerjaan subjek AKdapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil Pekerjaan Subjek AK

c. Subjek kemampuan rendah (WDR)Berikut merupakan deskripsi proses

berpikir berdasarkan hasil pekerjaan tertulisdan wawancara subjek WDR dapatmenjelaskan tentang hal yang diketahuidalam soal walaupun harus memahami soalberulang-ulang. Subjek dapat menyebutkanhal-hal apa saja yang diketahui dalammasalah, yaitu jumlah lembaran pavingpada satu taman hingga empat taman bunga.Selanjutnya, WDR juga kurang dapatmenyebutkan hal yang ditanyakan pada soalnamun memahami tentang hal yangditanyakan pada soal nomor 1 yaitu .

Rencana penyelesaian yang disusun olehsubjek WDR sudah benar yaitu mencarisuku pertama dahulu kemudian mencaribedanya. Rumus yang digunakan sudahbenar yaitu = + ( − 1) .Berdasarkan hasil tersebut, nampak bahwasubjek dapat menggunakan konsep yangtelah diajarkan. Hasil pekerjaan subjek AKdapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Pekerjaan Subjek WDR

Berdasarkan hasil wawancara subjektinggi, sedang, dan rendah pada soal nomor1 materi barisan aritmatika, semua subjekdapat mengungkapkan hal-hal yangdiketahui dan ditanya dalam soal, namuncara pengungkapannya berbeda-beda tetapimasih dalam makna yang sama. Subjektinggi dan rendah mempunyai kesamaandalam memahami hubungan antara apayang diketahui dalam soal dan dapatmerencanakan penyelesaian permasalahan,kemudian subjek dapat menggunakankonsep sesuai dengan apa yang dipelajaridan diperoleh jawaban yang benar namunpada subjek sedang meskipun telahmenyusun rencana penyelesaian denganbenar, namun menggunakan cara yang lebihmudah yaitu langsung mencari sukupertama dan bedanya tanpa menghitungterlebih dahulu banyaknya lembaran pavingpada satu taman dst. Hal tersebut

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018185© STKIP PGRI Banjarmasin

Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmatika

Page 7: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

membuktikan bahwa subjek sedang jugamenggunakan konsep yang telah dipelajari,maka subjek tinggi, sedang, dan rendahdapat digolongkan dalam proses berpikirkonseptual.

Soal No 2 (Deret Aritmatika)Hasil analisis subjek soal nomor 2

berdasarkan kategori tinggi, sedang, danrendah pada soal tes penyelesaian masalahbarisan dan deret aritmatika pada tabelmenunjukkan bahwa:a. Subjek kemampuan tinggi (FHA)

Berikut merupakan deskripsi prosesberpikir berdasarkan hasil pekerjaan tertulisdan wawancara subjek FHA. Subjek FHAmampu menyebutkan apa yang diketahuidalam soal dengan kalimatnya sendiri yaitumenghitung masing-masing jumlah kartudari lantai satu sampai lantai tiga.Selanjutnya, FHA juga dapat menyebutkanhal yang ditanyakan pada soal dan dapatmerencanakan penyelesaian pada masalahrumah kartu tersebut. Langkah yang diatentukan adalah mencari a (suku pertama)dan beda (b) dari gambar pada soal.Selanjutnya, menghitung banyak kartu padaurutan ke-10 dan ke-62. Kemudian,menghitung jumlah kartu dengan tinggilantai 10 dan 62 lantai. Berdasarkan hasiltersebut, nampak bahwa subjek dapatmenggunakan konsep yang telah diajarkan.Hasil pekerjaan subjek AK dapat dilihatpada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil Pekerjaan Subjek FHA

b. Subjek kemampuan sedang (AK)Berikut merupakan deskripsi proses

berpikir berdasarkan hasil pekerjaan tertulisdan wawancara subjek AK. Pada soalnomor 2a subjek AK dapat menjelaskan apasaja hal-hal yang diketahui pada soal,meskipun tidak menuliskan pada lembarjawab namun subjek memahami maksuddari soal karena pada saat dilakukanwawancara subjek dapat menjelaskan.Selanjutnya, subjek AK juga dapatmengetahui hal yang ditanyakan pada soalyaitu . Subjek AK dapat merencanakanpenyelesaian pada masalah rumah kartutersebut tetapi menggunakan cara intuisi.Langkah yang dia tentukan adalahmengurutkan dari gambar soal sampaiurutan ke-10 dengan beda 3. Selanjutnyapada soal nomor 2b subjek AK tidakmenuliskan apa yang diketahui dalam soalnamun subjek dapat menjelaskan apa sajahal-hal yang diketahui pada soal karenapada saat dilakukan wawancara subjekdapat menjelaskan. Selanjutnya, subjek AKjuga dapat mengetahui hal yang ditanyakanpada soal yaitu . Subjek AK dapatmerencanakan penyelesaian pada masalahrumah kartu tersebut yaitu menggunakanrumus deret aritmatika ( ). Subjek dapat

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018

Anggita Febriliyani, Novisita Ratu

186

Page 8: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

menjelaskan langkah-langkah yangdigunakan dalam menjawab soal. Hasilpekerjaan subjek AK dapat dilihat padaGambar 5.

Gambar 5. Hasil Pekerjaan Subjek AK

c. Subjek kemampuan rendah (WDR)Berikut merupakan deskripsi proses

berpikir berdasarkan hasil pekerjaan tertulisdan wawancara subjek WDR. Subjek WDRmampu menyebutkan apa yang diketahuidalam soal dengan kalimatnya sendiri yaitumenghitung banyak kartu pada masing-masing lantai. Selanjutnya, WDR kurangdapat menyebutkan hal yang ditanyakanpada soal namun memahami tentang halyang ditanyakan pada soal nomor 2 yaitu

dan dan dapat merencanakanpenyelesaian pada masalah rumah kartutersebut. Langkah yang dia tentukan adalahmencari a (suku pertama) dan beda (b) darigambar pada soal. Selanjutnya, menghitungjumlah kartu dengan tinggi lantai 10 dan 62lantai dengan menggunakan rumus deretaritmatika. Namun untuk mencari ,subjek WDR menggunakan cara intuisiuntuk mengecek jawaban. Berdasarkanhasil tersebut, nampak bahwa subjek dapatmenggunakan konsep yang telah diajarkan.Hasil pekerjaan subjek WDR dapat dilihatpada Gambar 6.

Gambar 6. Hasil Pekerjaan Subjek WDR

Berdasarkan hasil wawancara subjektinggi, sedang, dan rendah pada soal nomor 2materi deret aritmatika, semua subjek dapatmengungkapkan apa yang diketahui danditanya dalam soal. Subjek tinggi dan rendahmemiliki kesamaan dalam memahami apayang diketahui dalam soal dan dapatmerencanakan penyelesaian permasalahan,namun pada langkah penyelesaian subjektinggi sedikit berbeda tetapi masih dalam satutujuan yaitu mencari jumlah kartu pada lantai10 dan 62. Subjek tinggi terlebuh dahulumenghitung dan kemudiandisubstitusikan ke dalam rumus sedangkansubjek sedang dan rendah langsungmenghitung dan . Subjek rendahmempunyai cara untuk mengecek apakahjawabannya salah atau benar denganmenggunakan cara intuisi. Subjek tinggi danrendah dapat menggunakan konsep sesuaidengan apa yang dipelajari dan diperolehjawaban yang benar meskipun serupa dengansubjek sedang juga menggunakan cara konseptetapi juga menggunakan cara intuisi.

Hal tersebut membuktikan bahwasubjek tinggi menggunakan konsep yang telahdipelajari kemudian subjek rendah dan sedangdapat mengunakan 2 cara yaitu cara konsep

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018187© STKIP PGRI Banjarmasin

Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmatika

Page 9: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

dan cara intuisi. Berdasarkan hasil tersebut,subjek tinggi digolongkan dalam prosesberpikir konseptual sedangkan subjek sedangdan rendah digolongkan dalam proses berpikirsemikonseptual.

Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdsarkan hasil analisis danpembahasan, didapatkan bahwa dalammenyelesaikan soal nomor 1 materi barisanaritmatika semua subjek menggunakan prosesberpikir konseptual sedangkan dalammenyelesaikan soal nomor 2 materi deretaritmatika subjek tinggi menggunakan prosesberpikir konseptual dan subjek sedang danrendah menggunakan proses berpikirsemikonseptual.

Saran

Peneliti menyarankan kepada guruagar mampu mengetahui proses berpikir siswakarena dengan mengetahuinya guru mampumembantu siswa dalam mengerjakan masalahmatematika. Pada saat siswa mengalamikesulitan pada langkah tertentu, guru dapatmembantu siswa sehingga dalam mengerjakansoal matematika siswa dapat mengerjakan soaldengan benar dan sistematis.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan BagiAnak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.RINEKA CIPTA.

Alwi, H. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Beny, Kriswandani, & Ratu Novisita. (2016).Analisis Proses Berpikir Dalam

Menyelesaikan Soal Geometri DitinjauDari Gaya Kognitif Field IndependentDan Field Dependent Pada Siswa KelasVIII SMP Negeri 4 Boyolali.Universitas Kristen Satya WacanaSalatiga.

Eka, Kharisma. (2008). Proses berpikir siswadalam menyelesaikan soal cerita di SMUKelas X. Universitas negeri surabaya.Disertasi. Skripsi tidak dipublikasikan.

Hudojo, Herman. (2003). PengembanganKurikulum dan PembelajaranMatematika. Malang. Universitas NegeriMalang.

Jagom, Y.O. (2018). Proses Berpikir SiswaDalam Menyelesaikan Soal Cerita PadaPokok Bahasan Aritmatika Sosial.

Kalangi, Josep Bintang. (2015). MatematikaEkonomi dan Bisnis. Jakarta: SalembaEmpat.

Khasanah, Ummi. (2015). KesulitanMenyelesaikan Soal Cerita MatematikaPada Siswa Smp Negeri 1 ColomaduTahun Pelajaran 2014/2015. Skripsithesis, Universitas MuhammadiyahSurakarta.

Kusumawati, I. (2014). Identifikasi ProsesBerpikir Siswa SMP dalamMenyelesaikan Masalah MembuktikanDua Segitiga Kongkruen BerdasarkanPerbedaan Gender. Jurnal IlmiahPendidikan Matematika MATHEdunesa,vol 3, No. 3, h. 114-119.

Kuswana, W.S. (2013). Taksonomi Berpikir.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, M.A. (1998). Metodologi PenelitianKualitatif. PT Remaja RosdakaryaBandung.

Prosiding, Seminar Nasional Etnomatnesia, h.436-441.

Rizal, M., Budayasa, I.K., Lukito, A., danSiswono, T.Y.E. (2012). Proses Berpikir

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018

Anggita Febriliyani, Novisita Ratu

188

Page 10: Anggita Febriliyani, Novisita Ratu p-ISSN 2442-3041; e ...

Siswa SD Dalam Melakukan EstimasiMasalah Berhitung Berdasarkan JenisKelamin, Jurnal Ilmu Pendidikan, vol18, No. 1, h. 48-57.

Savitri, I.R., dan Rahaju, E.B. (2017). ProsesBerpikir Siswa dalam MenyelesaikanSoal Cerita Program Linear Ditinjau dariKemampuan Matematika. ”, JurnalIlmiah Pendidikan MatematikaMATHEdunesa, vol 6, No. 1, h. 114-120.

Siswono, Tatag Yuli Eko. (2002). ProsesBerpikir Siswa Dalam Pengajuan Soal.Jurnal Nasional Matematika atauPembelajarannya, Volume VIII, ISSN0852-7792. Universitas NegeriMalang.H:44 - 50. Diakses tanggal 7Agustus 2018 darihttps://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper02_berpikir2.pdf

Soejadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematikadi Indonesia. Jakarta : Dirjen DiktiDepdikbud.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitianpendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). AlfabetaBandung.

Sugiyono. (2010). Metode PenelitianPendidikan(Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta.

Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir.Bandung: PT Remaja Rosidakarya.

Suryabrata, S. (1993). Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Zuhri, D. (2008). Proses Berpikir Kelas II SMPNegeri 16 Pekanbaru dalamMenyelesaikan Soal-soal PerbandinganSenilai dan Perbandingan Berbalik Nilai.Tesis. Surabaya: UNESA.

Vol. 4 No. 3, September - Desember 2018189© STKIP PGRI Banjarmasin

Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Barisan dan Deret Aritmatika