Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran...

10
MATH DIDACTIC: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Volume 4 Nomor 1, Januari April 2018, halaman 47 56 Tersedia Daring pada http://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math PEMBERIAN SCAFFOLDING UNTUK MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PERBANDINGAN SENILAI DAN BERBALIK NILAI SCAFFOLDING TO SOLVE THE PROBLEM OF COMPARATIVE MATTER WORTH OF VALUE AND TURNING VALUE Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga [email protected] , [email protected] Abstrak: Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pemberian scaffolding dalam membantu siswa menyelesaikan soal cerita materi perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dibantu lembar tes dan pedoman wawancara. Subjek terdiri dari 3 siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dan melakukan kesalahan terbanyak dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan senilai dan berbalik nilai. Data kesalahan siswa dikelompokkan berdasarkan kriteria Newman. Hasil pengelompokkan ini menjadi dasar pemberian scaffolding. Desain pemberianan scaffolding adalah 3 level Anghileri yaitu environmental provisions, explaining, reviewing dan restructuring dan developing conceptual thinking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan terbanyak yang dilakukan subjek adalah kesalahan transformasi. Kesalahan membaca dan kesalahan memahami masalah diatasi dengan reviewing. Kesalahan transformasi dan kesalahan keterampilan ditangani dengan explaining dan restructuring. Kesalahan penulisan jawaban dan kesalahan kecerobohan diperbaiki dengan reviewing. Pemberian-pemberian scaffolding tersebut dapat membantu siswa memperbaiki kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan senilai dan berbalik nilai. Kata kunci: kesalahan Newman, scaffolding, perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai Abstract:This qualitative research aims to describe the results of scaffolding in helping students solve the problem of comparative matter of worth and the ratio of reversed values. The main instrument in this study is the researchers themselves, assisted test sheets and interview guides. Subject consisted of 3 students of class VIII SMP N 1 Tengaran with Low-ability math. Subjects, have studying comparative material worth and turning value and making the most mistakes in solving the problem of comparative matter worth of value and turning value. Data of students mistake are grouped by Newman’s error analysis. The results of this grouping became the basis of the scaffolding. The design of scaffolding is 3 levels of Anghileri namely environmental provisions, explaining, reviewing and restructuring and developing conceptual thinking. The results showed that the most mistakes made by the subject is a transformation error. Error reading and error understanding problem solved with reviewing. Transformation errors and skill errors are handled by explaining and restructuring. Error writing answers and mistakes carelessly corrected by reviewing. Proven provision of such scaffolding can help students to correct errors in solving the problem of comparative matter worth of value and turning value. Keywords: Newman’s error analysis, scaffolding, comparative worth of value, comparative turning value Cara sitasi: Larasati, Y., & Mampouw, H.L. (2018). Pemberian scaffolding untuk menyelesaikan soal cerita materi perbandingan senilai dan berbalik nilai. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 47-56. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 4 No. 1, Januari - April 2018 47 CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

Transcript of Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran...

Page 1: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

MATH DIDACTIC: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

Volume 4 Nomor 1, Januari – April 2018, halaman 47 – 56

Tersedia Daring pada http://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math

PEMBERIAN SCAFFOLDING UNTUK MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERIPERBANDINGAN SENILAI DAN BERBALIK NILAI

SCAFFOLDING TO SOLVE THE PROBLEM OF COMPARATIVE MATTER WORTH OFVALUE AND TURNING VALUE

Yulina Larasati, Helti Lygia MampouwProgram Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

[email protected] , [email protected]

Abstrak: Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pemberian scaffolding dalam membantusiswa menyelesaikan soal cerita materi perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. Instrumen utamadalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dibantu lembar tes dan pedoman wawancara. Subjek terdiri dari 3siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingansenilai dan berbalik nilai dan melakukan kesalahan terbanyak dalam menyelesaikan soal cerita materiperbandingan senilai dan berbalik nilai. Data kesalahan siswa dikelompokkan berdasarkan kriteria Newman.Hasil pengelompokkan ini menjadi dasar pemberian scaffolding. Desain pemberianan scaffolding adalah 3 levelAnghileri yaitu environmental provisions, explaining, reviewing dan restructuring dan developing conceptualthinking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan terbanyak yang dilakukan subjek adalah kesalahantransformasi. Kesalahan membaca dan kesalahan memahami masalah diatasi dengan reviewing. Kesalahantransformasi dan kesalahan keterampilan ditangani dengan explaining dan restructuring. Kesalahan penulisanjawaban dan kesalahan kecerobohan diperbaiki dengan reviewing. Pemberian-pemberian scaffolding tersebutdapat membantu siswa memperbaiki kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi perbandingan senilai danberbalik nilai.

Kata kunci: kesalahan Newman, scaffolding, perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai

Abstract:This qualitative research aims to describe the results of scaffolding in helping students solve theproblem of comparative matter of worth and the ratio of reversed values. The main instrument in this study is theresearchers themselves, assisted test sheets and interview guides. Subject consisted of 3 students of class VIIISMP N 1 Tengaran with Low-ability math. Subjects, have studying comparative material worth and turningvalue and making the most mistakes in solving the problem of comparative matter worth of value and turningvalue. Data of students mistake are grouped by Newman’s error analysis. The results of this grouping becamethe basis of the scaffolding. The design of scaffolding is 3 levels of Anghileri namely environmental provisions,explaining, reviewing and restructuring and developing conceptual thinking. The results showed that the mostmistakes made by the subject is a transformation error. Error reading and error understanding problem solvedwith reviewing. Transformation errors and skill errors are handled by explaining and restructuring. Errorwriting answers and mistakes carelessly corrected by reviewing. Proven provision of such scaffolding can helpstudents to correct errors in solving the problem of comparative matter worth of value and turning value.

Keywords: Newman’s error analysis, scaffolding, comparative worth of value, comparative turning value

Cara sitasi: Larasati, Y., & Mampouw, H.L. (2018). Pemberian scaffolding untuk menyelesaikan soal ceritamateri perbandingan senilai dan berbalik nilai. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 47-56.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 1, Januari - April 2018

Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw

47

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

Provided by Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

Page 2: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

Matematika memiliki karaktrisitikyang berbeda dengan mata pelajaran lain,obyek matematika pada dasarnya adalahabstrak. Keabstrakan matematika misalnyaada pada penggunaan simbol-simbol, formuladan benda-benda yang seringdirepresentasikan oleh benda dalamkehidupan sehari-hari. Pada tahapperkembangan tertentu, siswa belum dapatmengembangkan berpikir abstrak sehinggamengalami kesulitan mempelajarimatematika. Tidak jarang mereka melakukankesalahan dalam mengerjakan soalmatematika.

Soal cerita matematika biasanyamerepresentasikan permasalahan kehidupansehari-hari. Soal cerita dalam kehidupansehari-hari salah satunya dalam bentukperbandingan. Perbandingan terdiriperbandingan senilai dan perbandinganberbalik nilai. Siswa banyak yang kelirudalam memodelkan dan menentukan jenissoal cerita materi perbandingan. Siswa seringmengalami kesulitan dalam menyelesaikansoal cerita dari pada soal hitungan. Kekeliruanyang dilakukan siswa dapat mengakibatkankesalahan saat menyelesaikan permasalahansoal cerita materi perbandingan.

Siswa kelas VIII D di SMP Negeri 1Tengaran banyak melakukan kesalahan dalammenyelesaikan soal cerita pada meteriperbandingan. Banyaknya ragam kesalahanyang dilakukan siswa mendorongdibuatkannya bantuan belajar bagi siswa agarmereka dapat memperbaiki kesalahan dandapat memahami materi yang diberikandengan baik. Adanya peningkatan kegiatanbelajar mengajar diharapkan dapatmemperbaiki hasil belajar atau prestasi belajarsiswa.

Di dalam pembelajaran, bantuan yangdiberikan untuk membantu siswa tumbuh

mandiri disebut scaffolding. Anghileri (2006,hal. 39) mengemukakan tiga tingkatscaffolding sebagai serangkaian strategi yangdapat terlihat di kelas. Tingkatan paling dasaradalah envirounmental provisions, padatingkat kedua yaitu explaining, reviewing, andrestructuring, dan pada tingkat tiga yaitudeveloping conceptual thinking yaitu interaksiguru diarahkan untuk pengembanganpemikiran konseptual. Jadi, scaffolding yangdiberikan kepada siswa dapat berupapetunjuk, peringatan, dorongan, menguraikanmasalah ke dalam langkah-langkahpembelajaran, memberikan contoh ataupunyang lain sehingga memungkinkan siswatumbuh mandiri.

Nurhidayati (2012, hal. 7),menyebutkan bahwa penggunaan scaffoldingdalam pembelajaran matematika dapatmeningkatkan pemahaman konsep siswadalam pembelajaran matematika. Secaraumum ada tiga pola dalam pemberianscaffolding yang pertama dimulai dari halyang kongkrit atau hal yang seherhanaterlebih dahulu, kedua pertanyaan yangdiberikan bersifat refleksif dan memberikanpengertian-pengertian suatu konsep yangberhubungan dengan langkah-langkahpenyelesaian untuk membimbing ke arahjawaban. Ketiga, memberikan penekananakan hubungan yang terdapat dalammelakukan langkah-langkah penyelesaian.

Secara teori tampak bahwa scaffoldingdapat digunakan guru dalam memperbaikikesalahan yang dilakukan siswa, scaffoldingdapat lebih memfasilitasi siswamengkonstruksi pengetahuan, hal ini sesuaidengan makna belajar. Berdasarkan haltersebut akan dilakukan penelitian yang akanmendeskripsikan pemberian scaffoldingdalam menyelesaikan soal cerita materiperbandingan untuk siswa kelas VIII SMP.

Vol. 4 No. 1, Januari - April 201848© STKIP PGRI Banjarmasin

Pemberian Scaffolding untuk Menyelesaikan Soal Cerita Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

Page 3: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan peran scaffolding yangdirancang untuk membantu siswa agar lebihmemahami konsep dalam menyelesaikan soalcerita matematika pada materi perbandingan.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitiandeskriptif kualitatif. Instrumen utama dalampenelitian ini adalah peneliti sendiri daninstrumen bantu terdiri dari 4 nomor soal testentang perbandingan senilai danperbandingan berbalik nilai dan pedomanwawancara. Subjek dalam penelitian initerdiri dari FBA, NBA dan MN yakni 3 dari33 siswa kelas VIII D SMP Negeri 1Tengaran yang sudah mempelajari konsepperbandingan senilai dan berbalik nilai untuktingkat SMP, berkemampuan matematikarendah dan memiliki kesalahan terbanyakdalam tes tentang perbandingan senilai danperbandingan berbalik nilai. Kesalahan siswadianalisis menggunakan 6 tipe kesalahanNewman yakni (1) kesalahan membaca(reading error), (2) kesalahan memahamimasalah (comprehension error), (3) proseskesalahan transformasi (transfromation errorprocess), (4) kesalahan keterampilan proses(process skill error), (5) kesalahan penulisanjawaban (skill error encoding) dan (6)kesalahan karena kecerobohan (error carelesserror). Scaffolding yang digunakan mengacupada tahapan scaffolding Anghileri yaituLevel 1 (Enviromental Provision), Level 2(Explaining, Reviewing, dan Restructuring),dan Level 3 (Developing ConceptualThinking). Scaffolding diberikan kepadasubjek berdasarkan tipe kesalahan Newman.Hasil pemberian scaffolding dideskripsikandan dibahas.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil

Hasil penelitian berupa deskripsipemberian scaffolding bagi siswa untukmenyelesaiakan soal cerita materiperbandingan. Berdasarkan analisis kesalahanyang telah dilakukan, dapat diketahui bahwapresentasi kesalahan siswa dalammengerjakan soal cerita materi perbandingankelas VIII D SMP N 1 Tengaran adalah50,76% dengan jumlah jawaban salah adalah67. Soal nomor 3 merupakan soal denganjumlah jawaban salah terbanyak, yaitusebanyak 22 siswa yang menjawab soaldengan salah. Berdasarkan dari data tersebut,presentase kesalahan siswa lebih banyakdaripada presentase jawaban benar danpresentase tidak menjawab, sehinggakesalahan-kesalahan yang dilakukan siswaperlu diperbaiki. Data hasil uji kemampuanmatematika siswa selanjutnya dikelompokkanmenjadi 6 tipe kesalahan menurut Newman.Jumlah tiap tipe kesalahan pada masing-masing soal dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data Kesalahan Tiap Tipe KesalahanTipe

kesalahanNo1

No2

No3

No4

Total Presentase(%)

Kesalahanmembaca

2 0 1 2 5 4,1

Kesalahanmemahami

masalah

14 0 7 8 29 23,7

Kesalahantransformasi

12 0 11 10 33 27

Kesalahanketerampila

n proses

5 3 8 7 23 18,9

Kesalahanpenulisanjawaban

3 2 6 3 14 11,5

Kesalahankecerobohan

3 5 6 4 18 14,8

38 0 40 34 122 100

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 1, Januari - April 2018

Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw

49

Page 4: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

Tabel 1 menampilkan pula kesalahan yangpaling banyak dilakukan oleh siswa adalahtipe III (Transformation Error) denganpresentase kesalahan sebesar 27%.

Pembahasan

Deskripsi pemberian scaffolding untukmengatasi kesalahan membaca (readingerror) dan kesalahan memahami masalah(comperhension error)

Pada perbandingan senilai subjek FBAmelakukan kesalahan memahami masalah.Terlihat dari jawaban subjek FBA masih tidakmenuliskan apa yang diketahui dari soal,ketika di wawancara subjek hanya membacakembali soal. Scaffolding yang diberikan padasoal nomor 1 ini berada pada level 2 yaitureviewing.

Scaffolding yang digunakan padatahap reviewing yaitu melihat kembalijawaban yang telah subjek FBA tuliskanuntuk mengetahui pemahaman subjek tentangsoal nomor 1. Peneliti meminta subjekmenyebutkan apa saja yang diketahui darisoal, ternyata subjek masih kebingungan danhanya membaca ulang soal. Peneliti kembalimemberikan pertanyaan arahan supaya subjekmampu menyebutkan apa yang diketahui darisoal. Pertanyaannya meliputi: dari soal ini apayang ingin kita cari? Apa yang sudah ada disoal? Sehingga subjek bisa menyebutkan apasaja yang diketahui dan ditanyakan dari soal.

Subjek FBA melakukan kesalalahanmemahami masalah pada soal nomor 3 dan 4saat mengerjakan soal perbandingan berbaliknilai. Hasil pekerjaan subjek dapat dilihatbahwa subjek tidak menuliskan apa yangdiketahui dari soal, subjek juga belummemahami semua maksud dari soal terlihatdari hasil wawancara yang telah dilakukan.

Scaffolding yang diberikan berada pada level2 yaitu reviewing.

Scaffolding yang digunakan padatahap reviewing yaitu melihat kembalijawaban yang telah dituliskan oleh subjek,untuk mengetahui aturan penyelesaian yangsubjek gunakan dalam menyelesaikan soal.Peneliti menanyakan apa saja yang diketahuidari soal, peneliti juga memberikanpertanyaan arahan dengan menanyakan jenisperbandinganya, ternyata subjek FBA masihbelum mengetahui jenis perbandingan darisoal. Peneliti kembali memberikan pertanyaanarahan mengenai macam-macamperbandingan berbalik nilai. Dengandiberikannya pertanyaan arahan subjek FBAdapat mengingat jenis perbandingan berbaliknilai. Diberikannya scaffolding membuatsubjek dapat mengingat jenis perbandingan.

Subjek NBA juga melakukankesalalahan memahami masalah, subjek NBAtidak menuliskan apa yang diketahui dari soalmasih belum memahami keseluruhan darisoal. Scaffolding yang diberikan pada soalnomor 3 ini berada pada level 2 yaitureviewing.

Scaffolding yang digunakan padatahap reviewing yaitu meminta subjekmenyebutkan apa saja yang diketahui darisoal. Peneliti kembali memberikan pertanyaanarahan, jenis perbandingan untuk soal ini apaya? Subjek terlihat kebingungan dan terdiam.Coba sebutkan jenis perbandingan itu apasaja? Perbandingan senilai dan perbandinganberbalik nilai. peneliti kembali memberikanpertanyaan arahan hingga subjek pahamdengan masalah yang dipaparkan pada soal.Ternyata subjek NBA tidak memahamimasalah dengan benar sehingga aturanpenyelesaian untuk menyelesaikan soal ceritamateri perbandingan yang subjek NBAgunakan salah. Scaffolding yang diberikan

Vol. 4 No. 1, Januari - April 201850© STKIP PGRI Banjarmasin

Pemberian Scaffolding untuk Menyelesaikan Soal Cerita Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

Page 5: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

pada tahap reviewing mampu membuat subjekNBA mengetahui letak kesalahannya.

Deskripsi pemberian scaffolding untukmengatasi kesalahan transformasi(transformation error) dan kesalahanketerampilan proses (process skill error)

Subjek FBA melakukan kesalahantransformasi saat mengerjakan soalperbandingan senilai, subjek tidak bisamenentukan rumus atau operasi matematikauntuk menyelesaikan permasalahan dalamsoal dengan tepat. Dari hasil pekerjaan subjekdapat dilihat bahwa subjek tidakmenggunakan aturan penyelesaian dengantepat. Scaffolding yang diberikan pada soalnomor 1 ini berada pada level 3 yaituexplaining dan restructuring.

Pada tahap explaining penelitimemberikan pertanyaan arahan bagaimanacara menyelesaikan perbandingan senilai?Jadi untuk soal no 1 bagaimanapenyelesaiaannya? Subjek menjawab tapijawaban subjek masih belum tepat kemudianpeneliti memberikan penjelasan singkat “Jadiuntuk mengerjakan perbandingan senilai,perbandingan yang sejenis harus diletakkanbersama ya, misal yang perbandingan pertamabanyak pekerja jadi yang banyaknya pekerjayang dibandingkan baru disamadengankanperbandingan waktunya setelah itu barudikalikan silang.”

Proses restructuring yang diberikanyaitu dengan memberikan pertanyaan arahanuntuk membantu subjek FBA sehingga subjekFBA mampu menemukan kembali semuafakta yang ada pada masalah. Pada proses inisubjek FBA berhasil menemukan aturanpenyelesaiaan dengan tepat, lalu penelitimeminta subjek FBA menyusun kembalijawabannya menggunakan aturan yang tepat.Hasil pekerjaan FBA setelah diberikan

scaffolding dapat dilihat pada gambar 2.Kemudian FBA diberikan soal tambahanuntuk dikerjakan yang bertujuan untukmengetahui pemahaman FBA terhadap soal.

Gambar 1. Contoh kesalahan pada soalnomor 1 sebelum pemberian scaffolding

Gambar 2. Contoh pekerjaan subjek nomor1 setelah pemberian scaffolding

Gambar 3. Hasil pekerjaan tambahansubjek

Subjek FBA melakukan kesalalahantransformasi dalam menyelesaiakan soalperbandingan berbalik nilai, subjek tidak bisamenentukan rumus atau operasi matematikauntuk menyelesaikan permasalahan dalamsoal dengan tepat. Dari hasil pekerjaan subjekdapat dilihat bahwa subjek tidakmenggunakan aturan penyelesaian dengantepat. Scaffolding yang diberikan pada soalnomor 3 ini berada pada level 3 yaituexplaining dan restructuring.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 1, Januari - April 2018

Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw

51

Page 6: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

Pada tahap explaining penelitimemberikan pertanyaan arahan bagaimanacara menyelesaikan perbandingan berbaliknilai? perbandingannya berbanding terbalikya jawab subjek FBA. Jadi untuk soal no 3bagaimana penyelesaiaannya? Subjekmenjawab tapi jawaban subjek masih belumtepat kemudian peneliti memberikanpenjelasan singkat “Jadi untuk mengerjakanperbandingan berbalik nilai, perbandinganyang sejenis harus diletakkan bersama ya,misal yang perbandingan pertama banyakpekerja jadi yang banyaknya pekerja yangdibandingkan baru disamadengankan denganperbandingan waktunya, lalu salah satuperbandingannya di balik.”

Proses restructuring yang diberikanyaitu dengan memberikan pertanyaan arahanuntuk membantu subjek FBA sehingga subjekFBA mampu menemukan kembali semuafakta yang ada pada masalah. Pada proses inisubjek FBA berhasil menemukan aturanpenyelesaiaan dengan tepat, lalu penelitimeminta subjek FBA menyusun kembalijawabannya menggunakan aturan yang tepat.Hasil pekerjaan FBA setelah diberikanscaffolding dapat dilihat pada gambar 5.Kemudian FBA diberikan soal tambahanuntuk dikerjakan yang bertujuan untukmengetahui pemahaman FBA terhadap soal.

Gambar 4. Contoh kesalahan pada soalnomor 3 sebelum pemberian scaffolding

Gambar 5. Contoh pekerjaan subjek nomor 3setelah pemberian scaffolding

Gambar 6. Hasil pekerjaan tambahan subjek

Subjek MN mengalami kesalahanproses terlihat bahwa subjek sudah bisamengubah soal kedalam model matematika,namun dari hasil wawancara subjek MN tidakmenggunakan aturan penyelesaian soaldengan benar untuk mengerjakan soal.Scaffolding yang diberikan pada soal nomor 3ini berada pada level 2 yaitu explaining,reviewing dan restructuring.

Scaffolding yang digunakan padatahap reviewing yaitu melihat kembalijawaban yang telah subjek MN tuliskan untukmengetahui aturan penyelesaian yangdigunakan subjek dalam mengerjakan soalnomor 3. Dari hasil wawancara untuk soalnomor 3 ternyata subjek MN tidak memahamiaturan penyelesaian untuk menyelesaikan soalcerita materi perbandingan, aturanpenyelesaiaan yang subjek MN gunakan salahyaitu subjek MN malah mengurangkan 20dengan 15, padahal seharusnya subjek MNmembalik salah satu perbandingan danmengalikan silang. Pertanyaan arahan yangdiberikannya pada scaffolding tahap

Vol. 4 No. 1, Januari - April 201852© STKIP PGRI Banjarmasin

Pemberian Scaffolding untuk Menyelesaikan Soal Cerita Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

Page 7: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

reviewing dapat membantu subjek MNmengetahui letak kesalahannya.

Scaffolding pada tahap explainingdiberikan dengan cara memberikanpertanyaan arahan “bagaimana caramenyelesaikan perbandingan berbalik nilai?”.Subjek MN menjawab dikalikan, lalu penelitimenanyakan lagi apakah langsung dikalikan?Kemudian subjek MN menjawab karenaperbandingannya berbalik nilai berartiperbandingannya harus ada yang dibalik yabu?. Dapat dilihat bahwa subjek MN mampumenemukan aturan penyelesaianperbandingan berbalik nilai yaitu denganmembalik nilai dalah satu perbandingan lalumenyelesaikannya dengan mengalikan silang.

Proses restructuing yang diberikanyaitu dengan memberikan pertanyaan arahansehingga siswa dapat menyusun kembalijawabannya. Peneliti memberikan pertanyaanbagaimana cara menyelesaikan perbandinganberbalik nilai? lalu subjek MN menjawab

jadinya = dibalik jadi = baru

dikalikan silang. Subjek MN mampumenjawab soal dengan benar. Hasil pekerjaanMN setelah diberikan scaffolding dapat dilihatpada gambar 8. Kemudian MN diberikan soaltambahan untuk dikerjakan yang bertujuanuntuk mengetahui pemahaman MN terhadapsoal.

Gambar 7. Contoh kesalahan pada soalnomor 3 sebelum pemberian scaffolding

Gambar 8. Contoh pekerjaan subjek padasoal nomor 3 setelah pemberian scaffolding

Gambar 9. Hasil pekerjaan tambahan subjek

Subjek NBA melakukan kesalahantransformasi dan kesalahan proses pada soalno 3 dan 4. Subjek NBA tidak menggunakanaturan penyelesaian dengan tepat. Scaffoldingyang diberikan pada soal nomor 3 ini beradapada level 3 yaitu explaining danrestructuring.

Untuk soal nomor 4 ternyata subjekNBA tidak memahami aturan penyelesaianuntuk menyelesaikan soal cerita materiperbandingan, aturan penyelesaiaan yangsubjek NBA gunakan salah yaitu subjek NBAmalah mengurangkan 18 dengan 26, padahalseharusnya subjek NBA membalik salah satuperbandingan dan mengalikan silang. Prosesexplaining diberikan dengan memberikanpertanyaan arahan supaya subjek NBA bisamengetahui aturan penyelesaian yang tepat.Pada tahap ini peneliti juga memberikancontoh supaya subjek NBA paham apa yangdimaksud dari soal dan bagaimana caramenyelesaikannya. Setelah diberikan

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 1, Januari - April 2018

Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw

53

Page 8: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

scaffolding subjek NBA mampu mengetahuiapa informasi dari soal dan menentukanaturan penyelesaian yang tepat untukmenyelesaikan soal.

Proses restructuing yang diberikanyaitu dengan memberikan pertanyaan arahanuntuk membantu subjek NBA mengunakanaturan penyelesaian yang tepat. Penelitimemberikan pertanyaan bagaimana caramenyelesaikan perbandingan soal yang tadi?lalu subjek NBA menjawab Salah satuperbandingannya dibalik, terus dikalikansilang. Subjek NBA mampu menjawab soaldengan benar. Hasil pekerjaan NBA setelahdiberikan scaffolding dapat dilihat padagambar 11. Kemudian NBA diberikan soaltambahan untuk dikerjakan yang bertujuanuntuk mengetahui pemahaman NBA terhadapsoal.

Dengan diberikannya scaffoldingpada level 2 yaitu explaining, danrestructuring kepada subjek NBA ternyatadapat membantu subjek NBA memahamikonsep perbandingan berbalik nilai dan dapatmengerjakan soal yang serupa dengan benar.Temuan pada subjek NBA adalah subjekNBA tidak menggunakan aturan penyelesaiandengan tepat, padahal apabila subjek NBAmampu menentukan aturan penyelesaian yangtepat subjek NBA dapat mengerjakan soaldengan benar.

Gambar 10. Contoh kesalahan pada soalnomor 4 sebelum pemberian scaffolding

Gambar 11. Contoh pekerjaan subjeknomor 4 setelah pemberian scaffolding

Gambar 12. Hasil pekerjaan tambahan subjek

Deskripsi pemberian scaffolding untukmengatasi kesalahan penulisan jawaban(encoding error) dan kesalahankecerobohan (careless error)

Subjek MN mengalami kesalahankecerobohan karena subjek MN kurang telitidalam mengerjakan soal, scaffolding yangdiberikan yaitu pada tahap reviewing yaitusubjek MN diminta melihat kembali jawabanyang telah subjek MN tuliskan. Setelahsubjek MN diminta menyebutkanjawabannya, subjek MN menyadaraikesalahannya yaitu belum menyederhanakannilai x. Peneliti menanyakan kepada subjekMN bagaimana cara menyederhanakan nilaix, subjek MN bisa menjawab dengan benar.Sehingga untuk kesalahan kecerobohanscaffolding yang diberikan cukup sampaitahap reviewing.

Soal tambahan yang diberikankepada subjek MN dapat dikerjakan secarabenar, sehingga proses pemberian scaffoldingdianggap sudah cukup. Pemberian scaffoldingmemiliki pengaruh, yaitu dapat membantusiswa dalam mengerjakan soal cerita materiperbandingan. Temuan pada subjek MNadalah subjek MN kurang memahami soaldan kurang teliti dalam mengerjakan soal,padahal apabila subjek MN teliti maka subjekMN dapat mengerjakan soal dengan benar.

Vol. 4 No. 1, Januari - April 201854© STKIP PGRI Banjarmasin

Pemberian Scaffolding untuk Menyelesaikan Soal Cerita Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

Page 9: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

Gambar 13. Contoh kesalahan pada soalnomor 3 sebelum pemberian scaffolding

Gambar 14. Contoh pekerjaan subjeknomor 3 setelah pemberian scaffolding

Gambar 15. Hasil pekerjaan tambahansubjek

Berdasarkan pemberian scaffolding diatasberikut tabel pemberian scaffoldingberdasarkan tipe kesalahan yang dilakukanoleh ketiga subjek penelitian:

Tabel 2. Pemberian Scaffolding pada tiap tipekesalahan

TipeKesalahan

ScaffoldingYang Diberikan

Kesalahanmembaca dan kesalahanmemahami masalah

Meminta subjekmeneliti kembali hasilpekerjaanya (Reviewing)

Kesalahantransformasi dankesalahan ketrampilanproses

Memberikancontoh supaya subjekmemahami masalahdengan benar(explaining), danmembangun pemahamanulang apabila subjek tidakmemahami konsep(Restructuring)

kesalahanprnulisan jawaban dankesalahan kecerobohan

Meminta subjekmeneliti kembali hasilpekerjaanya (Reviewing)

Simpulan dan Saran

Kesalahan siswa kelas VIII SMPdalam menyelesaikan soal cerita materiperbandingan senilai dan berbalik nilai,digolongkan ke dalam tipe kesalahan menurutNewman. Kesalahan yang paling banyakdilakukan oleh siswa adalah kesalahantransformasi dengan presentase kesalahansebesar 27%.

Kesalahan yang di lakukan yaitukesalahan membaca dan kesalahanmemahami masalah bentuk scaffolding yangdiberiakan berada pada level 2 yaitureviewing. Pada kesalahan transformasi dankesalahan keterampilan, proses scaffoldingyang diberikan berada pada level 2 yaituexplaining dan restructuring. Pada kesalahanpenulisan jawaban dan kesalahankecerobohan scaffolding yang diberikanberada pada level 2 yaitu reviewing.

Berdasarkan hasil penelitian inipemberian scaffolding dapat dilakukan untukmengatasi kesalahan siswa. Sebaiknya gurumelakukan penelusuran kesalahan siswasebagai upaya untuk memilih scaffoldingyang tepat supaya guru dapat membatu siswamengatasi kesalahan dan meningkatkan hasilbelajar siswa.

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Vol. 4 No. 1, Januari - April 2018

Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw

55

Page 10: Yulina Larasati, Helti Lygia Mampouw p-ISSN 2442-3041; e ...siswa kelas VIII SMP N 1 Tengaran berkemampuan matematika rendah, pernah belajar materi perbandingan senilai dan berbalik

Daftar Pustaka

Agustina Grahita Handayani. (2014).Identifikasi Kesalahan Siswa DanPemberian Scaffolding DalamMenyelsaikan Soal Matematika MateriOperasi Pecahan Bentuk Aljabar KelasVII SMP Pangudi Luhur Salatiga.Repositori UKSW

Anghileri, J. 2006. Scaffolding Practices thatEnhance Mathematies Learning. Journalof Mathematics Teacher Education.

Ardiyanti, Haninda Bharata, dan TinaYuniarti. (2014). Analisis KesalahanSiswa Dalam Menyelesaikan Soal CeritaMatematika. Jurnal PendidikanMatematika Unila.

Barra, Tandiayuk, Marinus. (2014).Memaksimalkan KemampuanMenyelesaikan Persamaan Linear StuVariabel Dengan Kombinasi TeknikProbing dan Scaffolding Pada SiswaKelas VIIA SMPN 20 Palu. Kreatif15.1.

Clements, M, N. 1980. Analyzing Children’sErrors on Written Mathematical Tasks.Educational Studies in Mathematics.Vol 11. 1-21

Felayani, Meirita Rahma. 2013. PembentukanKarakter dan Pemecahan MasalahMelalui Model Probing PromtingBerbantuan Scaffolding Materi Barisdan Deret Kelas XI SMK. Skripsi,Universitas Negeri Semarang.

Noviansyah, Wahyu, Imam Sujadi, dan TriAtmoko Kusumayadi. (2015). AnalisisProses Scaffolding Pada PembelajaranMatematika Dikelas VIII SMP N 4Karanganyar. Jurnal ElektronikPembelajaran Matematika.

Nurhidayati, Ika. 2012. Wawancara KlinisBerbasis Scaffolding Berbantuan LKSMenggunakan Multi Representasi PadaPenjumlahan Pecahan di SMP. JurnalProgram Studi Pendidikan MatematikaFKIP Untan

Rusdianto, Herdian Dwi. (2010). AnalisisKesalahan Siawa Kelas VIII G SMP N 1Tulangan Sidoarjo DalamMenyelesaikan Masalah-MasalahPerbandingan Bentuk Soal Cerita.Disertasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Sinta Devi, Rini Setyaningsih. (2014).Implementasi Scaffolding untukMengatasi Kesulitan Siswa Kelas XSMK Kartika 1 Surabaya DalamMenyelesaikan Soal Cerita Pada MateriProgram Linear. MATHEdunesa.Volume 3 No 3 Tahun 2014 hal 21-229

Ssfi’i, Imam, dan Toto Nusantara. (2013).Diagnosa Kesalahan Siswa Pada MateriFaktorisasi Aljabar dan Scaffolding.Skripsi, Jurusan Matematika-FakultasMIPA UM

Sunarsi, Anis. (2010). Analisis KesalahanDalam Menyelesaikan Soal Pada MateriLuas Permukaan Serta Volume Prismadan Limas Pada Siswa Kelas VIIISemester Genap SMP N 2 KaranganyarTahun Ajaran 20O08/2009. Disertasi,Universitas Sebelas Maret Surakarta

Sahriah, Siti. (2013). Analisis KesalahanSiswa Dalam Menyelesaikan SoalMatematika Materi Operasi AljabarKelas VIII SMP N 2 Malang. Skripsi,Jurusan Teknik Mesin-Fakultas TeknikUM

Vol. 4 No. 1, Januari - April 201856© STKIP PGRI Banjarmasin

Pemberian Scaffolding untuk Menyelesaikan Soal Cerita Materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai