Anggaran_Belanja

download Anggaran_Belanja

of 10

Transcript of Anggaran_Belanja

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    1/10Sie Infokum - Ditama Binbangkum 1

    ANGGARAN BELANJA NEGARA DALAM APBN

    A.LATAR BELAKANG

    Keuangan Negara meliputi seluruh rangkaian kegiatan yang

    berkaitan dengan pengelolaan semua hak dan kewajiban Negara. Dan

    seluruh rangkaian kegiatan ini memiliki akibat-akibat keuangan sehingga

    memerlukan adanya suatu perencanaan keuangan yang cermat

    (budgeting atau penganggaran).

    Anggaran ini memiliki fungsi diantaranya sebagai pedoman dalam

    mengelola Negara dalam periode tertentu, sebagai alat pengawasan dan

    pengendalian masyarakat terhadap kebijakan yang telah dipilih oleh

    pemerintah dan sebagai alat pengawasan masyarakat terhadap

    kemampuan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan yang telah

    dipilih.

    Di Indonesia pada awalnya secara resmi digunakan istilah

    begrooting untuk menyatakan pengertian anggaran. Namun sejak

    Proklamasi Kemerdekaan, digunakan istilah Anggaran Pendapatan dan

    Belanja sebagaimana terdapat dalam Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 dan

    dalam perkembangannya ditambahkan kata Negara menjadi Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    APBN ini merupakan perwujudan dari pengelolaan keuangan

    Negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,

    ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab sehingga

    penyelenggara Negara (Pemerintah) setiap tahun mengajukan

    Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN untuk dibahas bersama DPR.

    Jika disetujui maka RUU tersebut ditetapkan menjadi Undang-Undang

    (UU) APBN yang berlaku selama 1 (satu) tahun anggaran.

    Secara garis besar, APBN memiliki komponen Pendapatan Negara

    dan Hibah, Belanja Negara, dan Pembiayaan. Anggaran belanja pada

    tahun ini, melalui UU Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2010, ditetapkan sebesar

    Rp1.047.666.042.990.000,00 (satu kuadriliun empat puluh tujuh triliun

    enam ratus enam puluh enam miliar empat puluh dua juta sembilan

    ratus sembilan puluh ribu rupiah).

    Karena merupakan bagian dari keuangan Negara, maka dalam

    kegiatan pengelolaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban belanja

    telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan.

    http://www.docudesk.com/
  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    2/10

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    3/10

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    4/10

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    5/10

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    6/10

    Sie Infokum - Ditama Binbangkum 6

    terjadinya resiko sosial. Pengeluaran ini bertujuan untuk peningkatan

    kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan selektif.

    Belanja lain-lain adalah pengeluaran yang sifat

    pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos

    pengeluaran diatas. Sifatnya tidak biasa dan tidak berulang seperti

    penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak

    terduga lainnya.

    D.PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJAJumlah dana yang dimuat dalam anggaran belanja Negara

    merupakan batas tertinggi untuk tiap-tiap pengeluaran, baik pimpinan

    dan atau pejabat departemen/lembaga/pemerintah daerah tidak

    diperkenankan melakukan pengeluaran belanja Negara apabila dana

    tidak tersedia atau tidak cukup tersedia serta tidak diperkenankan untuk

    melakukan pengeluaran belanja Negara untuk tujuan lain dari yang

    ditetapkan dalam anggaran belanja Negara.

    Setelah APBN ditetapkan, Menkeu memberitahukan semua

    menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen pelaksanaan

    anggaran untuk masing-masing kementerian negara/lembaga. DIPA9

    atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya10 yang dipersamakan

    dengan DIPA yang telah mendapat pengesahan dari Dirjen

    Perbendaharaan atas nama Menkeu menjadi dasar untuk penerbitan

    SPM11. Sebelum SPM diterbitkan, Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

    Anggaran berhak untuk melakukan :

    a. pengujian kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihakpenagih;

    b. meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapansehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;

    c. meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;d. membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran

    pengeluaran yang bersangkutan;e. memerintahkan pembayaran atas beban APBN.

    Dalam rangka pelaksanaan pembayaran tersebut, Bendahara

    Umum Negara kemudian meneliti kelengkapan perintah pembayaran,

    menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN yang

    9 DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat olehMenteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menkeu dan

    berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairandana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.10 Adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dipersamakan dengan DIPA dan disahkan oleh Dirjen

    Perbendaharaan atas nama Menkeu sebagai Bendahara Umum Negara (BUN).11Adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untukmencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari DIPA.

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    7/10

    Sie Infokum - Ditama Binbangkum 7

    tercantum dalam perintah pembayaran, menguji ketersediaan dana yang

    bersangkutan, dan memerintahkan pencairan dana sebagai dasar

    pengeluaran negara bilamana perintah pembayaran dari Pengguna

    Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran tidak memenuhi persyaratan yang

    ditetapkan.

    Pengguna Anggaran/ Menteri Keuangan

    Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara (BUN)

    Pengujian Pengujian

    (Pasal 18 (2) UU No.1 Th.2004) (Pasal 19 (2) UU No. 1 Th. 2004)

    SPMSPM (Surat Perintah Membayar) SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

    Mekanisme pembayaran APBN tersebut diatur lebih teknis dalam

    Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005

    tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara.

    Pada setiap awal tahun anggaran, Menteri/Pimpinan Lembaga

    selaku Pengguna Anggaran (PA) menunjuk Pejabat Kuasa PA untuk

    satuan kerja di lingkungan instansinya dan dapat juga mendelegasikan

    kewenangan kepada Kuasa PA untuk menunjuk pejabat yang diberi

    kewenangan melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran

    anggaran belanja/penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen,

    pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kepada negara

    dan menandatangani SPM, serta Bendahara Pengeluaran untuk

    melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan

    anggaran belanja. Khusus untuk pelaksanaan anggaran dekonsentrasidan tugas pembantuan, kewenangan yang dimiliki oleh Menteri/Pimpinan

    Lembaga selaku PA didelegasikan kepada

    Gubernur/Bupati/Walikota/Kepala Desa.

    Berdasarkan DIPA yang telah disahkan oleh Dirjen

    Perbendaharaan atau oleh Kepala Kantor Wilayah Dirjen

    Perbendaharaan, PA/Kuasa PA kemudian menyelenggarakan kegiatan-

    kegiatan sesuai rencana kerja dan anggaran.

    Kemudian SPP dibuat dengan menggunakan format yang ada

    disertai kelengkapan-kelengkapan yang dipersyaratkan SPP terdiri dari

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    8/10

    Sie Infokum - Ditama Binbangkum 8

    SPP-UP (Uang Persediaan), SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan), SPP-

    GUP (Penggantian Uang Persediaan), SPP untuk Pengadaan Tanah, SPP-

    LS, SPP-LS non belanja pegawai, SPP untuk PNBP. Setelah menerima

    SPP, pejabat penerbit SPM menerbitkan SPM dengan mekanisme :

    1. petugas penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisicek-list kelengkapan berkas SPP, mencatat dalam buku pengawasan

    penerimaan SPP, membuat/menandatangani tanda terima SPP, dan

    menyampaikan SPP dimaksud kepada pejabat penerbit SPM.

    2. pejabat penerbit SPM kemudian melakukan pengujian denganmemeriksa dokumen pendukung SPP, memeriksa ketersediaan pagu

    anggaran dalam DIPA, memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau

    kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran,

    memeriksa kebenaran atas hak tagih menyangkut pihak yang

    ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai tagihan, dan jadwal

    pembayaran, memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran

    kegiatan.

    3. setelah pengujian, pejabat penguji SPP dan penandatangan SPMmenerbitkan SPM-UP/SPM-TUP/SPM-GUP/SPM-LS dalam rangkap 3

    (tiga).

    SPM kemudian disampaikan oleh PA/Kuasa PA atau pejabat yang

    ditunjuk beserta dokumen pendukung dilengkapi dengan Arsip Data

    Komputer (bilamana ada) melalui loket penerimaan SPM pada KPPN atau

    melalui kantor pos. Setelah diterima, petugas KPPN akan memeriksa

    kelengkapan, membuat check-list, mencatat dalam Daftar Pengawasan

    Penyelesaian SPM dan meneruskannya ke Seksi Perbendaharan untuk

    diproses lebih lanjut.

    SPM yang telah diterima ini, kemudian diuji secara substansif dan

    formal. Pengujian substansif dilakukan untuk menguji kebenaran

    perhitungan tagihan dalam SPM, menguji ketersediaan dana pada

    kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA, menguji dokumen dasar

    penagihan, menguji surat pernyataan tanggung jawab dari kepalakantor/satker, serta menguji faktur pajak beserta SSP-nya. Pengujian

    formal dilakukan untuk mencocokkan tanda tangan pejabat

    penandatangan SPM dengan spesimen, memeriksa cara

    penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf, serta

    memeriksa kebenaran dalam penulisan termasuk tidak boleh terdapat

    cacat penulisan. Apabila seluruh syarat telah terpenuhi maka dilakukan

    penerbitan SP2D dan apabila tidakan memenuhi syarat-syarat maka SPM

    dikembalikan.

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    9/10

    Sie Infokum - Ditama Binbangkum 9

    Sementara untuk pelaksanaan belanja yang dipergunakan untuk

    anggaran transfer ke daerah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

    No 04/PMK.07/2008 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban

    Anggaran Transfer ke Daerah. Dalam rangka pelaksanaan anggaran

    tersebut, Dirjen Perimbangan Keuangan menerbitkan Surat Perintah

    Membayar (SPM) sebagai perintah pemindahbukuan dari Rekening Kas

    Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah yang disampaikan kepada

    Dirjen Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara.

    Berdasarkan SPM tersebut, Dirjen Perbendaharaan atas nama Menkeu

    menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Pemerintah Daerah

    kemudian menyampaikan konfirmasi tanda terima Transfer ke Daerah

    kepada Dirjen Perimbangan Keuangan paling lambat 5 (lima) hari kerja

    setelah Transfer ke Daerah tersebut diterima.

    E. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN BELANJAMenurut Pasal 36 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 Keuangan

    Negara, pengakuan dan pengukuran belanja berbasis akrual12

    diberlakukan selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) tahun.

    Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran belanja berbasis akrual

    juga dicantumkan pada Pasal 70 ayat (2) UU No. 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara yang menyebutkan bahwa ketentuan ini

    dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008.

    Selama ketentuan tersebut belum dilaksanakan, pengakuan dan

    pengukuran belanja berbasis kas. Artinya belanja diakui pada saat

    terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara atau entitas

    pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

    pengakuan terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran

    tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai tugas perbendaharaan.

    F. PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN BELANJAPenggunaan anggaran belanja sebagai bagian dari keuangan

    negara harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan Keuangan.

    Penyajian dan pengungkapan klasifikasi belanja dalam laporan keuangan

    dikelompokkan sebagai berikut :

    - disajikan sebagai pengeluaran belanja pada Laporan RealisasiAnggaran (LRA) pada lembar muka laporan keuangan yaitu belanja

    dengan klasifikasi menurut jenis belanja yaitu Belanja Operasi,

    12 Artinya belanja diakui pada saat timbulnya kewajiban atau pada saat diperoleh manfaat.

  • 7/29/2019 Anggaran_Belanja

    10/10

    Sie Infokum - Ditama Binbangkum 10

    Belanja Modal, dan Belanja Lain-Lain/Tak Terduga (berdasarkan PSAP

    Nomor 02);

    - disajikan sebagai kelompok Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasidan Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan pada Laporan Arus Kas;

    dan

    - diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) antara lainrincian belanja menurut organisasi, rincian belanja menurut fungsi

    dan klasifikasi belanja, rincian belanja menurut program dan kegiatan

    yang disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi

    kewenangan daerah, rincian belanja menurut urusan pilihan dan

    rincian belanja menurut belanja langsung dan belanja tidak langsung

    dengan dilengkapi narasi, bagan, grafik, daftar, dan skedul atau

    bentuk lazim yang mengikhtisarkan secara ringkas dan padat kondisi

    dan posisi keuangan entitas pelaporan.

    Referensi :

    - UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.- UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.- PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.- Buletin Teknis Nomor 04 tentang Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah.- Peraturan Menteri Keuangan No 04/PMK.07/2008 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban

    Anggaran Transfer ke Daerah.

    - Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme PelaksanaanPembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.