Anggaran Sektor Publik

12

Click here to load reader

Transcript of Anggaran Sektor Publik

Page 1: Anggaran Sektor Publik

Akuntansi Sektor Publik

Anggaran Berbasis Kinerja

Materi: Simulasi Anggaran Berbasis KinerjaNama : Afra Rizki (51081003096)

Angelia (51081003082)Aya Fandya (51081003115)Beti Yuliana (51081003083)Cholifah Ardiyah (51081003 )Daniel Setiawan H (51081003108)Indah Permata Sari (51081003093)Ni Wayan Diana P (51061003030)Nur Hidayat (51081003139)Yudha (51071003 )

Universitas SriwijayaFakultas Ekonomi Ekstension

PalembangTahun 2010

Page 2: Anggaran Sektor Publik

Konsep Anggaran Sektor PublikAnggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai

selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial, sedangkan penganggaran adalah suatu proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam prespektif sektor public adalah penentuan alokasi dana untuk aktivitas dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Berikut merupakan aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik:

1. Aspek perencanaan2. Aspek pengendalian3. Aspek Akuntabilitas publik

Sehingga melalui uraian diatas kita dapat mengetahui bahwa pengertian dari anggaran sector publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.Berikut merupakan fungsi dari anggaran sektor publik:

1. Alat perencana2. Alat pengendalian 3. Alat Kebijakan4. Alat Politik5. Alat Koordinasi dan komunikasi6. Alat Penilai Kinerja7. Alat Motivasi

Jenis-Jenis Pendekatan Anggaran Sektor Publik1. Pendekatan Anggaran Tradisional2. Pendekatan Anggaran Berbasis Kinerja3. Pendekatan Sistem Perencanaan, Program, dan Anggaran Terpadu (Planning, Programing, and budgeting system-PPBS)4. Anggaran Berbasis Nol (Zero Based Budgeting-ZBB) Pendekatan Anggaran Berbasis Kinerja1. Konsep Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja ( Performance Based Budgeting ) adalah penyusunan anggaran yang didasarkan atas perencanaan kinerja, yang terdiri dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta indikator kinerja yang ingin dicapai oleh suatu entitas anggaran ( budget entity ).

Karakterisitik pendekatan berbasis adalah sebagai berikut:1. Mengklasifikasikan akun-akun dalam anggaran berdasarkan fungsi dan

aktivitas dan juga berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.2. Menyelidiki dan mengukur aktivitas guna mendapatkan efisiensi maksimum

dan untuk mendapatkan standar biaya3. Mendasarkan anggaran untuk periode yang akan datang pada biaya perunit

standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan harus dilakukan pada periode tersebut.

Tujuan Anggaran Berbasis Kinerja: terwujudnya sasaran yang telah ditetapkan,

Page 3: Anggaran Sektor Publik

dicapainya hasil yang optimal dari setiap investasi yang dilakukan guna meningkatkan kualitas pelayanan publik,

tercapainya efisiensi serta peningkatan produktifitas di dalam pengelolaan sumberdaya dan peningkatan kualitas produk serta jasa untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dan kemandirian nasional.

mendukung alokasi anggaran terhadap prioritas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Melalui Pengertian, Karakteristik, dan Tujuan Anggaran berbasis Kinerja ini maka kita dapat mengetahui konsep dari anggaran berbasis kinerja ini adalah Value for Money dan efektivitas anggaran yakni penggunaan dana haruslah secara ekonomis dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu maka diperlukannya tolok ukur sebagai standar kinerja.

2. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran:1. Penetapan Strategi Organisasi

Visi dan Misi adalah sebuah cara pandang yang jauh ke depan yang memberi gambaran tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dari sudut pandang lain, visi dan misi organisasi harus dapat:

o Mencerminkan apa yang ingin dicapaio Memberikan perekat dan fokus strategi yang jelaso Menjadi perekat dan menyatukan o Memiliki orientasi masa depano Menumbuhkan seluruh unsur organisasio Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi

2. Pembuatan Tujuan OperasionalTujuan Operasional adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu satu

tahun. Tujuan Operasional menjadi dasar untuk alokasi sumber daya yang dimiliki, mengelola aktivitas harian, serta pemberian penghargaan dan hukuman.Tujuan Operasional yang baik harus mempunyai:

1. Mempresentasikan hasil akhir2. Dapat diukur3. Dapat dilakukan tindakan Koreksi4. Tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang kecil untuk

menimbulkan interpretasi individu.3. Penetapan Aktivitas

Aktivitas dipilih berdasarkan strategi organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan. Organisasi harus membuat sepaket keputusan atas setiap aktivitas yang dilakukan. Alternatif keputusan berisi komponen-komponen sebagai berikut:

o Tujuan aktivitas tersebut dinyatakan dalam suatu cara yang membuat tujuan yang diharapkan menjadi jelas

o Alternatif aktivitas/alat untuk mencapai tujuan yang sama dan alasan mengapa alternatif-alternatif tersebut ditolak

o Konsekuensi dari tidak dilakukannya aktivitas tersebuto Input, kuantitas, atau unit pelayanan yang disediakan (output), dan hasil

(outcome) pada berbagai tingkat pendanaan.

Page 4: Anggaran Sektor Publik

4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan Langkah selanjutnya setelah pengajuan anggaran disiapkan adalah evaluasi dan

pengambilan keputusan. Proses ini dapat dilakukan dengan standar baku yang ditetapkan oleh organisasi ataupun dengan memberikan kebebasan pada masing-masing unit untuk membuat kriteria dalam menentukan peringkat.

3. Hubungan Strategik, Tujuan, Anggaran, dab KinerjaHubungan Variabel-variabel ini bersifat sejajar artinya variabel-variabel ini saling

terkait satu sama lain.Dimana Strategi merupakan penetepan Visi dan Misi kemudian baru dapat menetapkan tujuan operasional dimana tujuan ini akan dituangkan dalam pilihan-pilihan anggaran berbasis kinerja dimana kinerja perusahaan akan ditentukan berdasarkan strategi yang dipilih dan tujuan operasional dari perusahaan itu sendiri.

4. Indikator Kinerjaa. Indikator usaha, yakni sumber daya yang yang digunakan untuk

pelayanan(input)b. Indikator pencapaian, yakni pelayanan apa yang dapat disediakan dan dicapai

dengan input yang tersedia (output dan outcome)c. Indikator yang menghubungkan usaha dan pencapaian. Indikator ini dibagi

lagi menjadi dua, yaitu:o Indikator efisiensi, perbandingan input dan outputo Indikator efektivitas, perbandingkan input dan outcome.

5. Kelebihan dan kelemahan Pendekatan Anggaran Berbasis Kinerja5.1. Kelebihan:

1. Penekanan pada diamsukannya deskripsi secara naratif dari setiap aktivitas di setiap anggaran yang diajukan .

2. Anggaran disusun berdasarkan aktivitas, dengan permintaan yang didukung oleh estimasi biaya dan pencapaian yang diukur secara kuantitatif .

3. Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur output dan input .4. Anggaran kinerja yang mensyaratkan adanya data-data kinerja

imemungkinkan legislatif untuk menambah atau mengurangi dari jumlah yang diminta dalam fungsi dan aktivitas tertentu. Hal tersebut tidak dapat dilakukan kalau data yang ada hanyalah data belanja (object of expenditure). Setelah diputuskan oleh legislatif, eksekutif harus menurut dan merevisi anggarannya .

5. Menyediakan kepala eksekutif pengendalian yang lebih terhadapan bawahannya. Kepala eksekutif tidak hanya melihat berapa banyak yang dibelanjakan bawahannya, namun juga menilai kinerja aktivitas menggunakan standar satuan mata uang atau unit aktivitas.

6. Anggaran kinerja menekankan aktivitas yang memakai anggaran daripada berapa jumlah anggaran yang terpakai.

5.2. Kelemahan:

Page 5: Anggaran Sektor Publik

1. Hanya sedikit dari pemerintah pusat dan daerah yang memiliki staf anggaran atau akuntansi yang memiliki kemampuan yang memadai untuk mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.

2. Banyak jasa dan aktivitas pemerintah tidak dapat langsung terukur dalam satuan unit output atau biaya per unit yang dapat dimengerti dengan mudah.

3. Akun-akun dalam pemerintahan telah secara khusus dibuat dengan dasar anggaran yang dikeluarkan (cash basis). Hal ini membuat pengumpulan data untuk keperluan pengukuran kinerja sangat sulit, bahkan kadang kala tidak memungkinkan.

4. Kadang kala, aktivitas langsung diukur biayanya secara detail dan dilakukan pengukuran secara detail lainnya tanpa adanya pertimbangan memadai yang diberikan pada perlu atau tidaknya aktivitas itu sendiri. Dengan kata lain, tidak ada pertimbangan untuk menentukan apakah aktivitas tersebut merupakan alat terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.

6. Kesimpulan:Melalui serangkaian uraian diatas maka Kami menyimpulakan bahwa Anggaran

berbasis kinerja ini mengalokasikan dana berdasarkan program dan bukan pada objek seperti anggaran tradisional; Jadi Anggaran berbasis kinerja ini sebenarnya menyerupai Activity Based Costing dalam organisasi yang bertujuan laba.

7. Berikut ini Merupakan Simulasi Anggaran Berbasis Kinerja:

Tanggal : 20 Oktober 2005

Disusun Oleh : Ahmad Sulthoni

Supervisor : Maulidah Rahmawati

Nama Kegiatan : Pelatihan Komputer

Program : Pengembangan SDM

Tujuan Kegiatan :

Untuk memberikan pelatihan aplikasi computer (word processing dan spreadsheet) kepada para tunakarya dan menempatkan mereka pada pekerjaan yang membutuhkan keahlian tersebut.

Deskripsi Kegiatan

Pelatihan akan diadakan selama enam bulan, di mana para peserta akan diajarkan dasar-dasar penggunaan computer, dan aplikasi program word processing dan spreadsheet. Pelatihan ini terdiri atas 60 kali pertemuan, dengan empat pertemuan setiap minggunya. Pelatihan akan dilangsungkan selama empat jam sehari, dengan satu orang instruktur dan satu orang asisten untuk setiap 20 peserta. Setiap ruang kelas yang digunakan akan dilengkapi dengan satu unit computer untuk setiap perserta. Kelas ini

Page 6: Anggaran Sektor Publik

juga akan dibuka pada malam hari dan hari Sabtu, untuk mengakomodasi peserta yang ingin berlatih dan mengerjakan tugas yang dberikan.

Anggaran Tahun Berjalan

Gaji

Instruktur Rp 38.000.000

Asisten Rp 34.000.000 Rp 72.000.000

Komputer* Rp 11.000.000

Peranti lunak Rp 1.700.000

Pemeliharaaan Rp 3.500.000

Materi pengajaran Rp. 3.100.000

Lain- lain Rp. 4.900.000

TOTAL Rp. 96.200.000

Dengan asumsi dilakukan empat unit computer setiap tahunnya.

Output

Tiga kelas/tahun dengan peserta 20 orang/kelas.

Outcome

Dari 60 peserta pelatihan, 48 peserta dapat menyelesaikan pelatihan, dan 44 orang di antaranya mendapatkan pekerjaan yang membutuhkan keahlian computer yang diperoleh.

Alternatif keputusan 1 (Tidak Lebih Dari 80 % Anggaran Sekarang)

Total Biaya: Rp 75.500.000

Mengurangi jumlah kelas menjadi dua kelas per tahun, dan 40 peserta per tahun. Karyawan hanya akan bekerja selama 34 minggu per tahun. Hal ini tidak hanya mengurangi tingkan pencapaian misi, melainkan juga menambah risiko kehilangan beberajpa karyawan. Namun, organisasi akan menghemat biaya instruktur sebesar Rjp. 10.500.000 dan biaya asisten sebesar Rp. 10.000.000. Selain itu, juga menghemat biaya lan – lain sebesar Rp 500.000 estimasi biaya per outcome yang berhasil adalah Rp. 5.500.000/29 = Rp. 2.603.000.

Alternatif keputusan 2 (Sama Dengan Anggaran Sekarang)

Page 7: Anggaran Sektor Publik

Lihat anggaran tahun berjalan.

Biaya: Rp 96.200.000

Alternatif keputusan 3 (Tidak lebih dari 5% di atas Anggaran Sekarang)

Biaya Tambahan: Rp. 4.200.000

Total Biaya: Rp. 100.400.000

Meningkatkan gaji karyawan sebesar 5% (Rp 3.600.000) dan meningkatkan biaya peranti lunak (software) sebesar Rp. 600.000. Penambahan biaya peranti lunak akan memungkinkan instruktur untuk memberikan pelatihan mengenai program word processing lain kepada peserta, sehingga menambah kualifikasi peserta dan meningkatkan gaji potensial mereka di dunia kerja nanti. Estimasi biaya per outcome yang berhasil adalah Rp 100.400.000/44=Rp 2.281.000.

Alternatif Keputusan 4 (Tidak lebih dari 20% di atas anggaran sekarang)

Biaya tambahan: Rp. 14.600.000

Total biaya: Rp. 115.000.000

Menambah empat unit computer Rp. 3.000.000 per unit, dan satu printer seharga Rp. 1.000.000. Maka, jumlah peserta per kelas bertambah menjadi 24 orang. Hal ini akakn meningkatkan jumlah peserta program menjadi 72 orang, dan jumlah yang akan berhasil mendapatkan pekerjaan menjadi 53 orang. Membuka ruang kelas jpada hari Minggu selama empat jam sehingga peserta mendapat latihan tambahan. Hal ini memerlukan penambahan gaji asisten sebesar Rp 1.600.000. Estimasi biaya per outcome yang berhasil adalah Rp 115.000.000/53=Rp. 2.169.000.

Kegiatan Alternatif

Mengadakan kerja sama dengan Comptrunics, sebuah sekolah swasta, yang menawarkan untuk mengadakan pelatihan serupa dengan biaya Rp. 3.500.000 per peserta. Alternatif ini ditolak karena biaya pelatihan yang jauh lebih mahal.

Konsekuensi Tidak Melakukan Kegiatan

Misi utama organisasi adalah meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan membantu penduduk berpenghasilan rendah dalam mendapatkan pekerjaan. Tidak melanjutkan kegiatan ini akan menghambat pencapaian misi.

PeringkatAktivitas dan Alternatif Anggaran Permintaan Akumulasi Aalternatif

(dalam Rp)

1. Pelatihan Komputer (Alternatif 1 dari 4) 75.500 75.500

2. Pelatihan Elektronik (Alternatif 1 dari 4) 80.300 155.800

Page 8: Anggaran Sektor Publik

3. Pelatihan Memasak (Alternatif 1 dari 3) 28.000 183.800

4. Studi Perusahaan (Alternatif 1 dari 2) 18.000 201.800

5. Pelatihan Komputer (Alternatif 2 dari 4) 20.700 222.500

6. Pelatihan Memasak (Alternatif 2 dari 3) 5.400 227.900

7. Pelatihan Elektronik (Alternatif 2 dari 4) 20.100 248.000

8. Pelatihan Komputer (Alternatif 3 dari 4) 4.200 252.200

9. Pelatihan Elektronik (Alternatif 3 dari 4) 2.400 254.600

10. Pelatihan Komputer (Alternatif 4 dari 4) 14.600 269.200

11. Pelatihan Memasak (Alternatif 3 dari 3) 2.800 272.000

12. Pelatihan Elektronik (Alternatif 4 dari 4) 7.900 279.900

13. Studi Perusahaan (Alternatif 2 dari 2) 5.400 285.300

Daftar Pustaka

Mardiasmo (2009) ”Akuntansi Sektor Publik”, Jakarta: ANDI.Nordiawan, Deddi, (2009) Akuntansi Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat.