ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN BOLING ......20 c. Mengelola dan mengawasi anggaran dari semua...
Transcript of ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN BOLING ......20 c. Mengelola dan mengawasi anggaran dari semua...
18
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERSATUAN BOLING INDONESIA
BAB I
LANDASAN HUKUM
Pasal 1
Landasan hukum dari penyusunan Anggaran Rumah Tangga PBI adalah Anggaran
Dasar PBI BAB X Pasal 28.2
BAB II
ORGANISASI KEPENGURUSAN
Pasal 2
TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS
Tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI
Kabupaten-Kota/Perkumpulan, yang masing-masing disesuaikan dengan lingkup
tugasnya, adalah sebagai berikut:
2.1 Ketua Umum/Ketua :
a. Memimpin, mengurus dan mengelola organisasi sesuai dengan tujuan
PBI.
b. Melaksanakan kebijaksanaan umum dalam mengurus organisasi yang
telah digariskan oleh MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/
RUAP.
c. Menyusun, Mengangkat dan memberhentikan Pengurus PBI-Pusat/
Provinsi/Kabupaten-Kota/Perkumpulan.
d. Menetapkan kebijaksanaan umum organisasi sesuai dengan AD-ART.
e. Berhak dan berwewenang bertindak atas nama Pengurus.
f. Berhak dan berwewenang memberikan mandat kepada Pengurus yang
ditunjuk untuk mewakilinya.
g. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada MUSORNAS/
MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP.
2.2 Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua :
a. Mewakili tugas-tugas Ketua Umum/Ketua apabila Ketua Umum/Ketua
berhalangan.
b. Melaksanakan fungsi koordinasi terhadap kegiatan bidang-bidang.
c. Melaksanakan pengawasan dan merumuskan saran dan tindakan atas
segala penyimpangan pelaksanaan kegiatan organisasi.
19
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
2.3 Sekretaris Jenderal/Sekretaris :
a. Mengatur pelaksanaan bidang administrasi dan sistim pendataan yang
baik antar bidang, berupa kegiatan ketatausahaan, pembinaan personil,
pemeliharaan material dan kelengkapan sehingga terbentuk
infrastruktur organisasi yang kokoh.
b. Mewakili Ketua Umum/Ketua dan Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua,
apabila berhalangan.
c. Menyusun anggaran kesekretariatan dan kantor PBI serta menyusun
laporan kegiatan PBI dari kegiatan bidang-bidang yang ada.
d. Mempersiapkan rapat-rapat pengurus dan menyusun notulen rapat.
e. Mempersiapkan penyelenggaraan MUSORNAS/Rapat Kerja Nasional PBI
Pusat/MUSORPROV/Rapat Kerja Provinsi/MUSORKAB/MUSORKOT/Rapat
kerja Kabupaten/Kota/RUAP.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
2.4 Wakil Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris :
a. Mewakili Sekretaris Jenderal/Sekretaris, apabila berhalangan.
b. Membantu Sekretaris Jenderal/Sekretaris dalam menjalankan tugas
wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal/Sekretaris.
2.5 Bendahara:
a. Mengatur dan mengelola kebijakan umum dalam bidang keuangan serta
menyusun perencanaan anggaran PBI.
b. Mengusahakan penggalian sumber dana, dengan mendirikan, mengatur
dan mengendalikan Badan Usaha yag berstatus hukum sesuai dengan
peraturan yang berlaku dalam mendukung pembiayaan semua kegiatan
PBI Pusat/PBI Provinsi/Kabupaten-Kota/Perkumpulan demi
meningkatkan prestasi anggota/atlit/pelatih. (Badan Usaha PBI hanya di
tingkat PBI Pusat).
20
c. Mengelola dan mengawasi anggaran dari semua bidang, serta membuat
pembukuan dan laporan keuangan secara periodik kepada pengurus
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
2.6 Wakil Bendahara:
a. Mewakili Bendahara, apabila berhalangan.
b. Membantu Bendahara dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Bendahara.
2.7 Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi :
a. Mengendalikan kegiatan yang dapat menciptakan hubungan baik antar
anggota/PBI di dalam negeri, serta melakukan pengawasan terhadap
jalannya organisasi dibawah naungan PBI, searah dengan kebijakan PBI.
b. Mengupayakan pengembangan organisasi berupa penambahan jumlah
PBI-Provinsi atau perkumpulan boling atau jumlah lintasan boling dan
menyelesaikan persoalan organisasi yang timbul akibat perkembangan
tertentu, terutama yang menyebabkan mundurnya perkembangan
organisasi dibawah naungan PBI.
c. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan
hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.
d. Melaksanakan kegiatan lain yang belum tercakup dalam kegiatan media
dan promosi, yang menyangkut hal hubungan masyarakat untuk
menyampaikan semua kegiatan PBI.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
2.8 Wakil Ketua Bidang Pembinaaan dan Pengembangan Organisasi :
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.
b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
21
2.9 Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Prestasi:
a. Melaksanakan dan mengawasi jalannya bidang pembinaan prestasi,
yang dapat meningkatkan prestasi anggota/atlit/Pelatih secara nasional
sesuai program yang sudah ditetapkan PBI serta menyelesaikan
persoalan pembinaan prestasi yang timbul akibat perkembangan
tertentu, terutama yang menyebabkan mundurnya prestasi
anggota/Atlit/pelatih secara nasional.
b. Mengusahakan penggalian dan penerapan berbagai disiplin ilmu yang
tepat untuk memajukan prestasi anggota/Atlit/pelatih.
c. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan
hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
2.10 Wakil Ketua Bidang Pembinaaan dan Pengembangan Prestasi:
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.
b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.11 Ketua Bidang Pertandingan:
a. Merencanakan, menyusun dan mengawasi jalannya kalender
pertandingan tahunan yang diselenggarakan dibawah naungan dan
searah dengan kebijakan PBI, agar penyelenggaraan pertandingan tetap
berkualitas.
b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan
hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.
c. Membina personil di bawah naungan PBI mengenai pemahaman
peraturan pertandingan dan arbitrase sebagai wadah penyelesaian
persengketaan peraturan pertandingan serta mendalami persoalan
peraturan pertandingan yang timbul akibat perkembangan tertentu
untuk dicari cara penyelesaiannya.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan org.anisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
22
2.12 Kepala Biro/Kepala Seksi/Seksi Pengawas Peraturan Pertandingan dan
Perwasitan:
a. Mengawasi kegiatan langsung dilapangan terhadap semua peraturan
pertandingan dan perwasitan sesuai peraturan dan ketetapan
pertandingan yang berlaku pada setiap kejuaraan.
b. Membantu dan mewakili Ketua Bidang Pertandingan dalam hal yang
berkaitan dengan peraturan pertandingan dan perwasitan.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.13 Kepala Biro/Kepala Seksi/Seksi Ranking Anggota dan Average:
a. Memeriksa Ranking prestasi Anggota dan memeriksa tata cara
penentuan bobot naik turunnya average Anggota.
b. Membantu dan mewakili Ketua Bidang Pertandingan dalam hal yang
berkaitan dengan Ranking Anggota dan Average.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.14 Ketua Bidang Media, Humas dan Promosi:
a. Mengusahakan perjanjian kerjasama di bidang Media dalam rangka
memasyarakatkan olahraga boling.
b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya melaporkan hasilnya
secara periodik.
c. Menyampaikan dan menerbitkan bahan-bahan yang bersifat informasi
dan pengetahuan boling dalam bentuk majalah, buku-buku, dll. yang
dapat membantu kemajuan prestasi boling.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
2.15 Wakil Ketua Bidang Media, Humas dan Promosi:
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.
b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
23
2.16 Ketua Bidang Hubungan Internasional:
(Hanya di tingkat Pusat)
a. Menjalin hubungan luar negeri, yang dapat menciptakan hubungan baik
PBI di dunia international dan menyerap keberhasilan organisasi negara
lain terutama metode baru pelatihan atlit/pelatih untuk diterapkan demi
peningkatan prestasi organisasi dibawah naungan PBI.
b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan
hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.
c. Memonitor perubahan peraturan bidang pertandingan internasional dan
persyaratan keanggotaan IBF di luar negeri yang timbul akibat
perkembangan tertentu.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
2.17 Wakil Ketua Bidang Hubungan Internasional:
a. Mewakili Ketua Bidangnya, apabila berhalangan.
b. Membantu Ketua Bidangnya dalam menjalankan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya sebagaimana tersebut diatas.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Bidangnya.
2.18 Ketua Bidang Dana
a. Menggali sumber dana yang sah dan tidak mengikat dengan pihak
ketiga dalam bentuk kerjasama.
b. Menyusun anggaran dan kegiatan bidangnya serta menyusun laporan
hasil dari kegiatan bidangnya secara periodik.
d. Melaksanakan kegiatan lain yang belum tercakup.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua Umum/Ketua
berdasarkan kepentingan organisasi dan dalam menjalankan tugasnya
bertanggung jawab kepada Ketua Umum/Ketua.
24
Pasal 3
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM/KETUA DAN PENGURUS
Tata cara pemilihan Ketua Umum/Ketua dan Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/
Kabupaten-Kota/Perkumpulan terdiri dari 2 (dua) alternatif sebagai berikut:
3.1 Tata cara pemilihan langsung Ketua Umum/Ketua.
a. MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP memilih
seorang Ketua Umum/Ketua dari calon-calon yang diajukan oleh peserta
MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP yang telah
menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk dicalonkan dan
menyampaikan Visi dan Misi.
b. Ketua Umum/Ketua menyusun Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI
Kabupaten-Kota/Perkumpulan dalam batas waktu selambat-lambatnya 1
(satu) bulan setelah MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/
RUAP berakhir.
3.2 Tata cara pemilihan Ketua Umum/Ketua melalui Formatur
a. MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP memilih
Formatur yang terdiri dari 3 (tiga) orang.
b. Formatur memilih Ketua Umum/Ketua
c. Formatur menyusun Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-
Kota/Perkumpulan dalam batas waktu selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT /
RUAP berakhir.
Pasal 4
PESERTA MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/ MUSORKOT/RUAP
4.1 Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan wajib
menyelenggarakan MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT /
RUAP selambat-lambatnya pada akhir masa baktinya.
4.2 Peserta:
a. Dalam MUSORNAS setiap Provinsi diwakili oleh 3 (tiga) orang (Ketua,
Sekretaris, Binpres) atau utusan dari Pengurus PBI Provinsi dengan
membawa mandat dari Ketua PBI Provinsi.
b. Dalam MUSORPROV setiap Kabupaten / Kota dapat diwakili oleh
sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang utusan yang terdiri dari anggota
Pengurus Perkumpulan yang membawa mandat dari Ketua Pengurus
Perkumpulan.
c. Dalam MUSORKAB / MUSORKOT setiap Perkumpulan dapat diwakili oleh
sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang utusan yang terdiri dari anggota
Pengurus Perkumpulan yang membawa mandat dari Ketua Pengurus
Perkumpulan.
25
d. RUAP dapat dihadiri oleh seluruh Anggota Biasa yang tergabung dalam
Perkumpulan.
4.3 Anggota Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan
secara lengkap menghadiri MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT
/RUAP sebagai peninjau tanpa hak suara.
4.4 Segala biaya utusan PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota
untuk menghadiri MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP
menjadi tangung jawab masing-masing PBI Provinsi/PBI Kabupaten-
Kota/Perkumpulan/Anggota terkecuali apabila Pengurus PBI Pusat/Pengurus PBI
Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan mengambil kebijaksanaan khusus.
4.5 Waktu, tempat MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dan
laporan Pertanggung jawaban Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-
Kota/Perkumpulan wajib disampaikan dengan surat tercatat oleh Pengurus PBI
Pusat/PBI Provinsi/PBI-Kabupaten-Kota/Perkumpulan Paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP
diselenggarakan dan dalam hal MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/
MUSORKOT/RUAP Luar Biasa sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum
MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP Luar Biasa tersebut
diselenggarakan.
4.6 Pengajuan materi sidang dari PBI Provinsi/PBI Kabupaten-
Kota/Perkumpulan/Anggota harus disampaikan secara tertulis dan diterima oleh
Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/
MUSORKOT/RUAP.
4.7 MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dapat diadakan dalam
satu kali sidang atau lebih.
Pasal 5
TATA TERTIB MUSORNAS, MUSORPROV, MUSORKAB/MUSORKOT DAN RUAP
5.1 Pimpinan sidang sampai dengan terpilihnya Ketua Sidang MUSORNAS/
MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dilaksanakan oleh Ketua Umum
PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan.
5.2 Pengesahan MUSORNAS / MUSORPROV / MUSORKAB / MUSORKOT / RUAP
dilaksanakan berdasarkan korum peserta yang tercatat dalam daftar hadir.
Apabila korum tidak tercapai maka MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/
MUSORKOT/RUAP ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan setelah itu
MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/MUSORKOT/RUAP dapat dilangsungkan.
5.3 Dalam pemilihan Ketua dan Sekretaris Sidang, anggota Pengurus PBI
Pusat/Pengurus PBI Provinsi/Pengurus PBI Kabupaten-Kota/Pengurus
Perkumpulan tidak mempunyai hak dipilih.
5.4 Pengesahan agenda sidang dilaksanakan berdasarkan materi sidang yang telah
diajukan sesuai ART pasal 4 ayat 6.
26
5.5 Pengambilan keputusan dalam MUSORNAS/MUSORPROV/MUSORKAB/
MUSORKOT/RUAP diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk
mufakat, apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan,
maka pengambilan keputusan dilakukan atas dasar suara terbanyak yakni 50
% tambah 1 (satu) dari jumlah hak suara yang ada. Apabila pengambilan
keputusan tetap tidak dapat dilakukan, maka pengambilan keputusan ditunda
untuk sidang selanjutnya dan apabila dalam sidang selanjutnya tetap tidak
dapat diambil keputusan, maka hal yang harus diputuskan ditunda lagi untuk
sidang selanjutnya sampai ada kesepakatan.
5.6 Setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota berhak atas satu
suara.
5.7 Pemungutan suara yang menyangkut nama orang wajib dilakukan secara
rahasia.
5.8 Hak suara setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/Anggota tidak
dapat diwakilkan kepada PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan/
Anggota lainnya.
Pasal 6
FUNGSI PENGURUS TERHADAP RAPAT KERJA
6.1 Pengurus PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten Kota wajib menyelenggarakan
Rapat Kerja Nasional/Rapat Kerja Provinsi / Rapat Kerja Kabupaten Kota sekali
setahun.
6.2 Setiap PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan diwakili oleh sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) orang utusan yang terdiri dari anggota Pengurus PBI
Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan dengan membawa mandat dari
Ketua PBI Provinsi/PBI Kabupaten Kota/Perkumpulan.
6.3 Segala biaya utusan PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan untuk
menghadiri Rapat Kerja menjadi tanggung jawab masing-masing PBI
Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan terkecuali apabila pengurus PBI
Pusat/PBI Provinsi PBI Kabupaten-Kota mengambil kebijaksanaan khusus
6.4 Acara, waktu dan tempat Rapat Kerja wajib diberitahukan kepada Peserta
Sidang sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum Rapat diselenggarakan:
a. PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota wajib menyampaikan
Laporan Kerja Tahun terakhir kepada peserta Rapat selambat-lambatnya
2 (dua) minggu sebelum sidang.
b. Anggota Pengurus PBI-Pusat/PBI-Provinsi/PBI Kabupaten-Kota wajib
menyampaikan Laporan Kerja Tahun Terakhir dan selambat-lambatnya
diterima PBI Pusat/PBI Provinsi 3 (tiga) minggu sebelum sidang.
27
Pasal 7
TATA TERTIB RAPAT KERJA
7.1 Pimpinan sidang adalah Ketua Umum PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI Kabupaten-
Kota.
7.2 Pengesahan Rapat Kerja dilaksanakan berdasarkan korum peserta yang
tercatat dalam daftar hadir, apabila korum tidak tercapai maka Rapat Kerja
ditunda selama 30 (tiga puluh) menit dan setelah itu Rapat Kerja dapat
dilangsungkan.
7.3 Pengambilan keputusan dalam RAKERNAS/RAKERPROV/RAKERKAB/RAKERKOT/
RAKERUAP diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk mufakat,
apabila pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka
pengambilan keputusan dilakukan atas dasar suara terbanyak yakni 50 %
tambah 1 (satu) dari jumlah hak suara yang ada. Apabila pengambilan
keputusan tetap tidak dapat dilakukan, maka pengambilan keputusan ditunda
untuk sidang selanjutnya dan apabila dalam sidang selanjutnya tetap tidak
dapat diambil keputusan, maka hal yang harus diputuskan ditunda lagi untuk
sidang selanjutnya sampai ada kesepakatan.
7.4 Pengesahan agenda sidang dilaksanakan berdasarkan materi sidang yang telah
diajukan sesuai ART pasal 4 ayat 6.
BAB III
KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 8
MUSYAWARAH OLAHRAGA BOLING NASIONAL (MUSORNAS)
8.1 MUSORNAS merupakan sidang wakil-wakil PBI Provinsi dan merupakan forum
musyawarah tertinggi organisasi.
8.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan dan merubah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Peraturan Pertandingan dan Peraturan PBI lainnya.
b. Menetapkan kebijaksanaan umum PBI.
c. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus PBI Pusat.
d. Mengangkat dan memberhentikan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum
PBI-PUsat
8.3 Pengurus PBI-Pusat berkewajiban menyelenggarakan MUSORNAS sekali dalam
4 (empat) tahun, dan diadakan ditempat kedudukan PBI-Pusat.
8.4 MUSORNAS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3
(dua per tiga) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang sah menghadiri MUSORNAS
tersebut.
28
8.5 Ketua PBI-Pusat berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan MUSORNAS
Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa PBI Provinsi yang secara
bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah PBI
Provinsi yang terdaftar pada PBI-Pusat pada tanggal permintaan diajukan.
Pasal 9
RAPAT KERJA NASIONAL
9.1 Rapat Kerja Nasional adalah sidang yang dihadiri oleh Pengurus PBI Pusat dan
Pengurus PBI Provinsi
9.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan dan merubah Anggaran Rumah Tangga, Peraturan
Pertandingan dan peraturan PBI lainnya.
b. Melakukan evaluasi terhadap rencana kerja tahun berjalan dan
menyusun rencana kerja tahun berikutnya bagi Pengurus PBI Pusat dan
Pengurus PBI Provinsi.
9.3 Rapat Kerja Nasional diadakan minimal sekali setahun dan khusus untuk tahun
terakhir masa jabatan, maka Rapat Kerja Nasional digabung menjadi
MUSORNAS
9.4 Rapat Kerja Nasional dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah PBI Provinsi yang dipanggil
menghadiri Rapat Kerja Nasional tersebut.
Pasal 10
RAPAT PENGURUS PBI PUSAT
10.1 Rapat Pengurus PBI Pusat adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus
PBI Pusat
10.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Pusat.
b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya.
c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI dalam menghadapi
perkembangan tertentu.
10.3 Rapat Pengurus PBI Pusat dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI Pusat.
Pasal 11
MUSYAWARAH OLAHRAGA BOLING PROVINSI (MUSORPROV)
11.1 MUSORPROV merupakan sidang wakil-wakil Kabupaten-Kota yang tergabung
dibawah PBI-Provinsi yang bersangkutan.
29
11.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan kebijaksanaan umum PBI Provinsi.
b. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus PBI Provinsi.
c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua dan Wakil Ketua PBI Provinsi.
11.3 MUSORPROV diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun dan diadakan di tempat
kedudukan PBI-Provinsi yang bersangkutan.
11.4 MUSORPROV dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Perkumpulan yang sah menghadiri
MUSORPROV tersebut.
11.5 Ketua PBI-Provinsi berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan
MUSORPROV Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa Kabupaten-Kota
yang secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari
jumlah Perkumpulan yang terdaftar pada PBI-Provinsi pada tanggal permintaan
diajukan.
Pasal 12
RAPAT KERJA PROVINSI
12.1 Rapat Kerja Provinsi adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus PBI Provinsi dan
Pengurus Kabupaten-Kota yang tergabung dibawah PBI-Provinsi yang
bersangkutan.
12.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Provinsi dalam
menghadapi pekembangan tertentu.
b. Membahas Laporan Kerja Tahunan anggota Pengurus Provinsi dan
Pengurus Kabupaten-Kota.
12.3 Rapat Kerja Provinsi diadakan sekali setahun dan khusus untuk tahun terakhir
masa jabatan, maka Rapat Kerja Provinsi digabung menjadi MUSORPROV.
12.4 Rapat Kerja Provinsi dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah Perkumpulan yang dipanggil
menghadiri Rapat Kerja Provinsi tersebut.
Pasal 13
RAPAT PENGURUS PBI PROVINSI
13.1 Rapat Pengurus PBI Provinsi adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus
PBI Provinsi.
30
13.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Provinsi.
b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya.
c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Provinsi dalam
menghadapi perkembangan tertentu.
13.3 Rapat Pengurus PBI Provinsi dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI Provinsi.
Pasal 14
RAPAT KERJA KABUPATEN-KOTA
14.1 Rapat Kerja Kabupaten-Kota adalah rapat yang dihadiri oleh Pengurus PBI
Kabupaten-Kota dan Pengurus Perkumpulan yang tergabung dibawah PBI
Kabupaten-Kota yang bersangkutan.
14.2 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Kabupaten-Kota
dalam menghadapi pekembangan tertentu.
b. Membahas Laporan Kerja Tahunan anggota Pengurus Kabupaten-Kota
dan Pengurus Perkumpulan.
14.3 Rapat Kerja Kabupaten-Kota diadakan sekali setahun.
14.4 Rapat Kerja Kabupaten-Kota dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) bagian dari jumlah Perkumpulan yang
dipanggil menghadiri Rapat Kerja Kabupaten-Kota tersebut.
Pasal 15
RAPAT PENGURUS PBI KABUPATEN-KOTA
15.1 Rapat Pengurus PBI Kabupaten-Kota adalah rapat yang dihadiri oleh anggota
Pengurus PBI Kabupaten-Kota.
15.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus PBI Kabupaten-Kota.
b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya.
c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan PBI Kabupaten-Kota
dalam menghadapi perkembangan tertentu.
15.3 Rapat Pengurus PBI Kabupaten-Kota dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Pengurus PBI
31
Kabupaten-Kota.
Pasal 16
RAPAT UMUM ANGGOTA PERKUMPULAN (RUAP)
16.1 RUAP adalah adalah rapat yang dihadiri oleh para anggota Perkumpulan yang
bersangkutan.
16.2 Setiap Anggota Biasa berhak atas satu suara
16.3 Tugas dan Wewenang:
a. Menetapkan kebijaksanaan umum Perkumpulan.
b. Meminta dan mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus
Perkumpulan.
c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua dan Wakil Ketua Perkumpulan.
16.4 RUAP diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan diadakan di tempat kedudukan
Perkumpulan yang bersangkutan.
16.5 RUAP dapat dil-angsungkan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua
per tiga) bagian dari jumlah Anggota Perkumpulan yang sah menghadiri RUAP
tersebut.
16.6 Ketua Perkumpulan berkewajiban memanggil dan menyelenggarakan RUAP
Luar Biasa atas permintaan tertulis dari beberapa Anggota Perkumpulan yang
secara bersama-sama mewakili dari jumlah 2/3 (dua per tiga) bagian dari
jumlah Anggota yang terdaftar pada Perkumpulan pada tanggal permintaan
diajukan.
Pasal 17
RAPAT PENGURUS PERKUMPULAN
17.1 Rapat Pengurus Perkumpulan adalah rapat yang dihadiri oleh anggota Pengurus
Perkumpulan.
17.2 Tugas dan wewenang:
a. Menetapkan Rencana Kerja Pengurus Perkumpulan.
b. Menetapkan Kebijaksanaan pelaksanaan Rencana Kerja dan
Pengawasannya.
c. Menetapkan dan merubah ketetapan-ketetapan perkumpulan dalam
menghadapi perkembangan tertentu.
17.3 Rapat Pengurus Perkumpulan dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Perkumpulan.
32
BAB IV
PEMBENTUKAN ORGANISASI
Pasal 18
TATA CARA PENERIMAAN PERKUMPULAN
Tata cata penerimaan Perkumpulan untuk bergabung dalam PBI Provinsi adalah
sebagai berikut:
18.1 Perkumpulan bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada PBI
Provinsi dengan menggunakan formulir yang telah disediakan dan memiliki
persyaratan sebagai berikut:
a. Mempunyai nama dan alamat sekretariat Perkumpulan.
b. Mempunyai anggota sekurang-kurangnya 25 orang untuk perkumpulan
di Provinsi Jakarta dan 15 orang untuk perkumpulan di Provinsi lainnya.
c. Mempunyai susunan Pengurus.
d. Mempunyai Lambang dan Bendera.
e. Pernyataan bersedia mengadakan Pelatih dalam waktu 4 tahun umur
perkumpulan.
f. Bersedia mentaati ketentuan-ketentuan AD/ART PBI.
g. Bersedia membayar uang pangkal dan/atau iuran wajib para
anggotanya.
h. Tidak tergabung dalam PBI Provinsi lainnya.
18.2 Perkumpulan bersangkutan pada saat menyerahkan permohonan wajib
melampirkan kepada PBI Provinsi hal sebagai berikut:
a. Nama para anggota pengurus dan susunan organisasi kepengurusan
yang disesuaikan dengan ketentuan dalam AD/ART PBI.
b. Daftar nama dan alamat anggota Perkumpulan dan alamat Sekretariat
Perkumpulan.
c. Lambang dan Bendera untuk arsip PBI Provinsi.
18.3 Pembentukan Perkumpulan Boling yang berdomisili di luar negeri apabila ayat
1b pasal ini tidak terpenuhi, maka hal itu ditentukan secara khusus oleh
Pengurus PBI Pusat.
18.4 Penerimaan Perkumpulan untuk bergabung dalam PBI Provinsi akan disahkan
dengan Surat Keputusan PBI Provinsi, dengan tembusan kepada PBI-Pusat.
33
Pasal 19
BERAKHIRNYA PERKUMPULAN
Setiap Perkumpulan akan berakhir keanggotaannya karena:
19.1 Jumlah anggota Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku.
19.2 Perkumpulan yang bersangkutan, melalui Rapat Umum Anggota membubarkan
diri.
19.3 Perkumpulan yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan
Rapat Pengurus Provinsi, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.
19.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
Pasal 20
DISIPLIN PERKUMPULAN
20.1 Perkumpulan dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal-
hal berikut:
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun
Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat/PBI Provinsi.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan
kepentingan PBI-Pusat/PBI-Provinsi seperti penipuan atau memberikan
keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau
kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI Provinsi.
c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya, selesai melaksanakan
liga perkumpulan, kepada PBI Provinsi.
20.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara kepengurusan dan bila memungkinkan
melaksanakan RUAPLUB.
b. Pembubaran keanggotaan Perkumpulan sepenuhnya.
c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI-
Pusat/Provinsi.
20.3 Surat Peringatan/teguran kepada Perkumpulan dikeluarkan oleh Pengurus PBI
Provinsi dengan tembusan kepada Pengurus PBI Pusat.
20.4 Setiap Perkumpulan yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak
diperkenankan untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh PBI Provinsi/PBI Pusat.
34
20.5 Perkumpulan yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk
melakukan pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus
PBI Provinsi dan apabila Perkumpulan yang bersangkutan tidak bisa menerima
keputusan Rapat Pengurus PBI Provinsi, Perkumpulan tersebut bisa
mengajukan banding pembelaannya kepada Pengurus PBI Pusat.
Pasal 21
TATA CARA PENERIMAAN PBI KABUPATEN-KOTA
Tata cara pembentukan PBI Kabupaten-Kota adalah sebagai berikut:
21.1 PBI Kabupaten-Kota dapat dibentuk dengan prakarsa dari sekurang-kurangnya
3 (tiga) Perkumpulan yang berada dalam satu Kabupaten-Kota dimana di
Kabupaten-Kota tersebut, belum ada PBI Kabupaten-Kota yang menaunginya.
21.2 Memiliki lintasan boling di Kabupaten-Kota tersebut.
21.3 Perkumpulan-perkumpulan bersangkutan harus memenuhi persyaratan
Perkumpulan yang akan tergabung dalam PBI Kabupaten Kota sebagaimana
tersebut dalam ART BAB IV pasal 18.
21.4 Perkumpulan-perkumpulan yang mempunyai prakarsa tersebut secara bersama
mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Provinsi yang selanjutnya PBI
Provinsi meneruskan kepada PBI Pusat.
21.5 Pembentukan PBI Kabupaten Kota akan disahkan dengan Surat Keputusan PBI
Pusat.
Pasal 22
BERAKHIRNYA PBI KABUPATEN-KOTA
Setiap PBI Kabupaten Kota akan berakhir keanggotaannya karena:
21.1 Jumlah Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku.
22.2 PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan membubarkan diri.
22.3 PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan
berdasarkan Rapat Pengurus PBI Pusat, dikarenakan kegiatannya bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.
22.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
22.5 Tidak satupun lintasan yang ada di wilayahnya dapat dipertahankan, sejak itu
PBI-Kabupaten-Kota yang telah terbentuk, akan ditinjau keberadaannya dalam
jangka waktu 4 (empat) tahun kemudian.
Pasal 23
DISIPLIN PBI KABUPATEN-KOTA
23.1 PBI Kabupaten-Kota dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila
melakukan hal-hal berikut:
35
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun
Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan
kepentingan PBI-Pusat/PBI Provinsi seperti penipuan atau memberikan
keterangan yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau
kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI Provinsi.
c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya kepada PBI Provinsi pada
tanggal 1 April untuk prestasi average anggota bulan Januari s/d Maret;
tanggal 1 Juni untuk prestasi average anggota bulan April s/d Juni;
tanggal 1 Oktober untuk prestasi average anggota bulan Juli s/d
September; tanggal 1Januari tahun berikutnya untuk prestasi average
anggota bulan Oktober s/d Desember. Semua PBI Provinsi mengirim
daftar ranking anggotanya kepada PBI Pusat selambat-lambatnya satu
Minggu sebelum diumumkan.
23.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara kepengurusan.
b. Pembubaran keanggotaan PBI Kabupaten-Kota sepenuhnya.
c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI-
Pusat/PBI Provinsi.
23.3 Surat Peringatan/teguran kepada PBI Kabupaten-Kota dikeluarkan Pengurus
PBI Pusat/PBI Provinsi.
23.4 Setiap PBI Kabupaten-Kota yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak
diperkenankan untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh PBI Pusat/PBI Provinsi.
23.5 PBI Kabupaten-Kota yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk
melakukan pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus
PBI Provinsi dan apabila PBI Kabupaten-Kota yang bersangkutan tidak bisa
menerima keputusan Rapat Pengurus PBI Provinsi, PBI Kabupaten-Kota
tersebut bisa mengajukan banding pembelaannya kepada PBI Pusat.
Pasal 24
TATA CARA PENERIMAAN PBI PROVINSI
Tata cara pembentukan PBI Provinsi adalah sebagai berikut:
24.1 PBI Provinsi dapat dibentuk dengan prakarsa dari sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Perkumpulan yang berada dalam satu Provinsi dimana di Provinsi tersebut,
belum ada PBI-Provinsi yang menaunginya.
24.2 Ada lintasan boling selambat-lambatnya 2 tahun setelah terbentuknya, dan
tidak memiliki hak suara pada MUSORNAS PBI selama lintasan belum tersedia.
36
24.3 Perkumpulan-perkumpulan bersangkutan harus memenuhi persyaratan
Perkumpulan yang akan tergabung dalam PBI Provinsi sebagaimana tersebut
dalam ART BAB IV pasal 18.
24.4 Perkumpulan-perkumpulan yang mempunyai prakarsa tersebut secara bersama
mengajukan permohonan tertulis kepada PBI Pusat.
24.5 Pembentukan PBI Provinsi akan disahkan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.
Pasal 25
BERAKHIRNYA PBI PROVINSI
Setiap PBI Provinsi akan berakhir keanggotaannya karena:
25.1 Jumlah Perkumpulan kurang dari persyaratan yang berlaku.
25.2 PBI Provinsi yang bersangkutan, melalui MUSORPROV membubarkan diri.
25.3 PBI Provinsi yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan
Rapat Pengurus PBI Pusat, dikarenakan kegiatannya bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PBI.
25.4 Tidak memenuhi kewajiban keanggotaan selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
25.5 Tidak satupun lintasan yang ada di wilayahnya dapat dipertahankan, sejak itu
PBI-Provinsi yang telah terbentuk, akan ditinjau keberadaannya dalam jangka
waktu 4 (empat) tahun kemudian.
Pasal 26
DISIPLIN PBI PROVINSI
26.1 PBI Provinsi dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal-
hal berikut:
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun
Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan
kepentingan PBI-Pusat seperti penipuan atau memberikan keterangan
yang tidak benar dalam kegiatan boling dan/atau kepentingan
administrasi PBI Pusat.
c. Tidak menyerahkan hasil average anggotanya kepada PBI Pusat pada
tanggal 1 April untuk prestasi average anggota bulan Januari s/d Maret;
tanggal 1 Juni untuk prestasi average anggota bulan April s/d Juni;
tanggal 1 Oktober untuk prestasi average anggota bulan Juli s/d
September; tanggal 1Januari tahun berikutnya untuk prestasi average
anggota bulan Oktober s/d Desember. Semua PBI Provinsi mengirim
daftar ranking anggotanya kepada PBI Pusat selambat-lambatnya satu
Minggu sebelum diumumkan.
37
26.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara kepengurusan dan bila memungkinkan
melaksanakan MUSORPROVLUB.
b. Pembubaran keanggotaan PBI Provinsi sepenuhnya.
c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI-
Pusat.
26.3 Surat Peringatan/teguran kepada PBI Provinsi dikeluarkan Pengurus PBI Pusat.
26.4 Setiap PBI Provinsi yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak
diperkenankan untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh PBI Pusat.
26.5 PBI Provinsi yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk
melakukan pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus
PBI Pusat dan apabila PBI Provinsi yang bersangkutan tidak bisa menerima
keputusan Rapat Pengurus PBI Pusat, PBI Provinsi tersebut bisa mengajukan
banding pembelaannya kepada Asian Bowling Federation.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 27
TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA
27.1 Anggota Biasa
a. Peboling mengajukan permohonan kepada Pengurus Perkumpulan
dengan menggunakan formulir yang telah disediakan yang memuat
pernyataan bahwa:
a.1 Berkewarganegaraan Indonesia.
a.2 Berkewarganegaraan Asing dan telah menetap di Indonesia
sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan secara terus
menerus.
a.2 Bersedia mentaati seluruh ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan PBI.
a.3 Bersedia membayar uang pangkal dan iuran wajib anggota.
a.4 Tidak menjadi anggota Perkumpulan Boling lain yang tergabung
dalam PBI Provinsi.
b. Penerimaan atau penolakan keanggotaan dinyatakan oleh perkumpulan
didalam formulir tersebut diatas yang tembusannya wajib disampaikan
kepada PBI Provinsi.
38
c. Anggota biasa tersebut berhak untuk mewakili Perkumpulan dalam
pertandingan boling setelah 1 (satu) bulan menjadi anggota
perkumpulan.
d. Anggota Biasa yang berkewarganegaraan Asing, tidak berhak bertanding
mewakili Provinsi atau mewakili Indonesia yang diselenggarakan oleh
KONI atau nama lain yang diakui oleh Peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
27.2 Anggota Kehormatan
Pengangkatan Anggota Kehormatan dinyatakan dengan Surat Keputusan PBI
Pusat.
27.3 Anggota Asosiasi
Pengangkatan Anggota Asosiasi dinyatakan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.
Pasal 28
HAK ANGGOTA
Setiap Anggota mempunyai hak sebagai berikut:
28.1 Memilih dan dipilih, kecuali anggota assosiasi dan anggota kehormatan.
28.2 Mengikuti kegiatan dan mengeluarkan hak bicara menurut tingkatannya, di
forum MUSORNAS, MUSORPROV, MUSORKAB/MUSORKOT, RUAP, RAKERNAS,
dan RAPAT yang diselenggarakan oleh PBI-Pusat, Provinsi, Kabupaten-Kota,
dan Perkumpulan.
28.3 Meminta penjelasan mengenai kebijakan PBI menurut tingkatannya.
28.4 Menerima bantuan PBI.
28.5 Mengikuti pertandingan boling baik tingkat nasional maupun internasional
sesuai dengan persyaratan peraturan pertandingan, kecuali anggota assosiasi
dan anggota kehormatan.
28.6 Mempunyai hak bela dalam Rapat Pengurus Tingkat Pusat, Provinsi,
Perkumpulan terhadap hukuman yang dikenakan kepadanya.
28.7 Menggunakan atribut Lambang, Panji, dan Lencana PBI, sesuai aturan yang
berlaku.
28.8 Mengundurkan diri sebagai anggota PBI.
Pasal 29
KEWAJIBAN ANGGOTA
Tanpa memandang jenis keanggotaannya setiap anggota berkewajiban untuk:
39
29.1 Mematuhi seluruh ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang
diterapkan dari waktu ke waktu dan diberlakukan terhadap anggota PBI,
termasuk tetapi tidak terbatas pada peraturan tentang: Permainan,
Pertandingan, Peralatan, Liga, Ranking Anggota, Penghargaan, Hukuman, yang
berlaku dalam penyelenggaraan olahraga boling di Indonesia yang selanjutnya
disebut Peraturan Pertandingan.
29.2 Mendukung setiap kegiatan PBI-Pusat, PBI-Provinsi, PBI Kabupaten-Kota,
Perkumpulan.
29.3 Menghadiri undangan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh PBI-Pusat,
PBI-Provinsi, PBI Kabupaten-Kota, dan Perkumpulan.
29.4 Membayar iuran anggota sesuai dengan ketentuan yang berlaku/diberlakukan
oleh Pimpinan PBI- Pusat.
29.5 Menyumbang tenaga, pikiran dan bahkan bila dimungkinkan dana demi
kemajuan prestasi olahraga boling di Indonesia.
Pasal 30
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Tanpa memandang jenis keanggotaannya, setiap anggota akan berakhir
keanggotaannya karena:
30.1 Anggota yang bersangkutan mengundurkan diri.
30.2 Anggota yang bersangkutan, apabila individu, meninggal dunia dan apabila
badan hukum, dibubarkan.
30.3 Anggota yang bersangkutan diberhentikan dari keanggotaan berdasarkan Rapat
Pengurus Perkumpulan, apabila yang bersangkutan adalah individu yang
menjadi Anggota Biasa dan berdasarkan Rapat Pengurus PBI Pusat apabila
yang bersangkutan adalah individu yang menjadi Anggota Kehormatan atau
badan hukum yang menjadi Anggota Asosiasi.
30.4 Tidak memenuhi kewajiban anggota selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
Pasal 31
DISIPLIN KEANGGOTAAN
31.1 Anggota dianggap melanggar disiplin keanggotaan apabila melakukan hal-hal
berikut:
a. Perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Pertandingan, ketentuan-ketentuan maupun
Peraturan Pelaksana yang telah ditetapkan PBI Pusat/PBI Provinsi/PBI
Kabupaten-Kota/Perkumpulan.
b. Perbuatan lain diluar hal-hal di atas, yang dianggap merugikan
kepentingan PBI-Pusat/PBI-Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan
seperti penipuan atau memberikan keterangan yang tidak benar dalam
40
kegiatan boling dan/atau kepentingan administrasi PBI Pusat/PBI
Provinsi/PBI Kabupaten-Kota/Perkumpulan.
31.2 Sanksi organisasi terbagi atas:
a. Pemberhentian sementara keanggotaan (skorsing) sekurang-kurangnya
selama 6 (enam bulan).
b. Pencabutan keanggotaan sepenuhnya.
c. Sanksi-sanksi lain yang diatur tersendiri didalam surat keputusan PBI
atau didalam Buku Peraturan Pertandingan.
31.3 Surat Peringatan/teguran kepada anggota dikeluarkan oleh Pengurus
Perkumpulan dengan tembusan kepada Pengurus PBI Kabupaten-Kota/PBI
Provinsi dan Badan Pengurus PBI Pusat.
31.4 Peringatan-peringatan kepada anggota PBI yang dianggap perlu, dapat
disampaikan oleh Pengurus PBI Kabupaten-Kota/Provinsi dan/atau Pengurus
PBI Pusat disalurkan melalui surat peringatan yang akan dikeluarkan oleh
Pengurus Perkumpulan.
31.5 Keputusan sanksi organisasi dapat dikeluarkan oleh Pengurus Perkumpulan
dan/atau PBI Kabupaten-Kota/Provinsi dan/atau PBI Pusat.
31.6 Anggota yang sedang menjalani sanksi organisasi berupa pemberhentian
sementara (skorsing) tetap berkewajiban memenuhi kewajiban
keanggotaannya.
31.7 Perkumpulan tidak diperkenankan menerima perpindahan dan/atau penerimaan
keanggotaan dari anggota (peboling) yang sedang menjalani sanksi organisasi.
31.8 Setiap anggota yang sedang menjalani sanksi organisasi tidak diperkenankan
untuk mengikuti pertandingan boling dan/atau rapat-rapat yang
diselenggarakan oleh Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi/PBI Pusat.
31.9 Anggota yang dijatuhi sanksi organisasi diberi kesempatan untuk melakukan
pembelaan baik secara lisan maupun tertulis dalam Rapat Pengurus
Perkumpulan dan apabila anggota yang bersangkutan tidak bisa menerima
keputusan Rapat Pengurus Perkumpulan, anggota tersebut bisa mengajukan
banding pembelaannya kepada Pengurus PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi
dan/atau Pengurus PBI Pusat.
Pasal 32
TANDA KEANGGOTAAN
32.1 Anggota PBI mendapat Nomor Anggota PBI dimana tanda keanggotaan PBI
dibuat dalam bentuk Kartu Tanda Anggota (KTA) PBI Provinsi yang dikeluarkan
oleh masing-masing PBI Provinsi, setelah didaftarkan ke PBI Pusat, maka PBI
Pusat akan mengeluarkan (KTA) PBI Pusat, dalam format yang telah ditentukan
oleh PBI Pusat.
41
32.2 Kartu Tanda Anggota berlaku untuk setiap masa 4 (empat) tahun sejak tanggal
dikeluarkan.
32.3 Apabila anggota mengundurkan diri atau dicabut keanggotaannya, Kartu Tanda
Anggota bersangkutan wajib untuk dikembalikan melalui Perkumpulan yang
bersangkutan.
32.4 Apabila terjadi perpindahan anggota, maka Kartu Tanda Anggota pada
perkumpulan yang lama tidak berlaku dan akan diterbitkan KTA yang baru pada
perkumpulan yang baru.
Pasal 33
TATA CARA PERPINDAHAN ANGGOTA
33.1 Anggota yang bermaksud pindah ke Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI
Provinsi lain, wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Pengurus
Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi asal, yang memuat pernyataan
bahwa anggota tersebut akan pindah ke Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI
Provinsi serta bersedia memenuhi kewajiban-kewajibannya yang belum
diselesaikan kepada Perkumpulan asal.
33.2 Persetujuan perpindahan anggota bersangkutan wajib dijawab oleh Pengurus
Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dan
untuk perpindahan anggota dari Provinsi ke Provinsi selambat-lambatnya dalam
waktu 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya permohonan pindah di atas
dengan mencantumkan keterangan:
a. Bahwa anggota bersangkutan telah atau belum memenuhi segala kewajiban
anggota sesuai ART pasal 29.
b. Bahwa anggota bersangkutan dalam keadaan atau tidak dalam keadaan
menjalani sanksi organisasi.
c. Average dan/atau Ranking terakhir anggota bersangkutan.
33.3 Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi asal wajib mengirim tembusan
surat permohonan tersebut di atas kepada Perkumpulan/PBI Kabupaten-
Kota/Provinsi ke Provinsi tujuan.
33.4 Apabila Pengurus Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota asal dalam 30 (tiga puluh)
hari dan untuk Provinsi ke Provinsi 60 (enam puluh) hari setelah menerima
permohonan pindah tersebut tidak memberikan jawaban, maka dianggap
menyetujui perpindahan anggota bersangkutan secara sepenuhnya.
33.5 Selanjutnya anggota bersangkutan dapat menghubungi Pengurus perkumpulan/
PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi tujuan dan memberi tahu mengenai
perpindahannya dengan menunjukkan tembusan surat jawaban pindah.
33.6 Penolakan atau penerimaan anggota bersangkutan dinyatakan oleh
Perkumpulan/ PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi tujuan dalam surat jawaban
yang tembusannya wajib disampaikan kepada PBI Pusat.
42
33.7 Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi tujuan tidak diperkenankan
menerima anggota yang ingin pindah tersebut apabila anggota tersebut:
a. Belum memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Perkumpulan asal.
b. Sedang menjalankan sanksi organisasi.
33.8 Semenjak menyatakan akan pindah, anggota tersebut tidak berhak mengikuti
semua bentuk pertandingan boling baik pertandingan perseorangan maupun
pertandingan beregu yang diselenggarakan oleh daerah asal.
33.9 Anggota Perkumpulan yang pindah ke perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI
Provinsi lain, maka ia baru berhak mewakili Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota
/PBI Provinsi tujuan dalam pertandingan boling setelah 1 (satu) bulan dari
tanggal penerimaan menjadi anggota Perkumpulan/PBI Kabupaten-Kota/PBI
Provinsi tujuan.
33.10 Khusus keperluan Pekan Olahraga Nasional (PON), mengacu dan mengikuti
kepada Peraturan PON.
33.11 Apabila ada Perkumpulan yang membubarkan diri, maka Anggota Perkumpulan
yang membubarkan diri tersebut dapat pindah ke Perkumpulan/PBI Kabupaten-
Kota/PBI Provinsi tujuan tanpa mengacu pasal 33 ayat 9, maupun pasal 33 ayat
10.
Pasal 34
TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DARI KEANGGOTAAN
34.1 Anggota yang bermaksud mengundurkan diri dari keanggotaan wajib
mengajukan permohonan tertulis kepada Perkumpulannya dan menyampaikan
tembusan kepada PBI Kabupaten-Kota/PBI Provinsi yang memuat pernyataan
bahwa anggota bersangkutan akan mengundurkan diri dan bersedia
menyelesaikan segala kewajiban-kewajibannya kepada Perkumpulannya.
34.2 Persetujuan pengunduran diri anggota bersangkutan wajib dinyatakan oleh
Pengurus Perkumpulannya dalam formulir tersebut selambat-lambatnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterimanya permohonan pengunduran diri di
atas dengan tembusan kepada PBI Provinsi dengan mencantumkan keterangan:
a. Bahwa anggota bersangkutan telah atau belum memenuhi segala
kewajibannya kepada Perkumpulan bersangkutan.
b. Bahwa anggota bersangkutan dalam keadaan atau tidak dalam keadaan
menjalani sanksi organisasi.
c. Average dan/atau Ranking terakhir anggota bersangkutan.
34.3 Apabila Perkumpulan asal dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah menerima
permohonan pengunduran diri tersebut tidak memberikan pernyataan maka
dianggap Pengurus Perkumpulan tersebut menyetujui pengunduran diri anggota
bersangkutan secara sepenuhnya.
43
34.4 Semenjak menyatakan akan mengundurkan diri dalam formulir yang disediakan
anggota tersebut tidak berhak mengikuti pertandingan boling dan bukan
anggota PBI.
BAB VI
KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 35
PENDAPATAN KEUANGAN
Keuangan PBI diperoleh dari:
35.1 Uang Pangkal Anggota baru yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI-
Provinsi.
35.2 Iuran Wajib Tahunan Anggota yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI-
Pusat/Provinsi.
35.3 Pendapatan Sanction Average Anggota setiap kwartal yang besarnya diatur oleh
surat keputusan PBI-Provinsi.
35.4 Pendapatan Sanction bagi Penyelengara Pertandingan: Liga Perkumpulan/
Kejurprov yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI Provinsi.
35.5 Pendapatan Sanction bagi Penyelengara Pertandingan: Kejurtinas/Kejurnas/
Kejurinternas yang besarnya diatur oleh surat keputusan PBI-Pusat.
35.6 Pendapatan Sanction Lintasan boling yang besarnya diatur oleh surat
keputusan PBI-Pusat.
35.7 Sumbangan yang tidak mengikat.
35.8 Pendapatan atas usaha lainnya yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 36
UANG PANGKAL DAN IURAN ANGGOTA
36.1 Setiap anggota baru diwajibkan membayar uang pangkal kepada:
a. Perkumpulan yang jumlahnya ditetapkan oleh Perkumpulan.
b. PBI Provinsi/PBI Kabupaten-Kota yang jumlahnya ditetapkan dengan
Surat Keputusan PBI Provinsi.
36.2 Setiap anggota diwajibkan membayar iuran wajib per tahun kepada:
a. Perkumpulan yang jumlahnya ditetapkan oleh Perkumpulan.
b. PBI Kabupaten-Kota, PBI Provinsi dan PBI Pusat yang jumlahnya
masing-masing ditetapkan dengan Surat Keputusan PBI Pusat.
44
36.3 Cara pembayaran uang pangkal dan/atau iuran wajib per tahun ditetapkan
sebagai berikut:
a. Kepada Perkumpulan ditetapkan oleh masing-masing Perkumpulan.
b. Kepada PBI dilaksanakan melalui Perkumpulan dan meneruskannya
kepada PBI Kabupaten-Kota, PBI Provinsi dan kemudian ke PBI-Pusat.
36.4 Pelunasan uang pangkal dilakukan segera setelah dinyatakan akan diterima
sebagai anggota.
36.5 Pelunasan iuran wajib ditetapkan sebagai berikut:
a. Iuran wajib Perkumpulan ditetapkan oleh masing-masing Perkumpulan.
b. Iuran wajib PBI terbagi atas:
b.1. Bagi anggota yang diterima antara tanggal 1 Januari dan 30 Juni,
selambat-lambatnya pada tanggal 1 Juli tahun berjalan.
b.2. Bagi anggota yang diterima antara tanggal 1 Juli dan 31
Desember, selambat-lambatnya pada tanggal 1 Januari tahun
berikutnya.
36.6 Bagi anggota baru yang diterima antara tanggal 1 Juli dan 31 Desember
diperkenankan untuk membayar iuran wajib PBI sebesar separuh dari besarnya
iuran wajib yang ditetapkan dengan batas waktu pelunasan selambat-
lambatnya pada tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
36.7 Bagi anggota yang pindah melalui Tata Cara Perpindahan Keanggotaan tersebut
dalam pasal 5, tidak membayar lagi uang pangkal PBI dan/atau iuran wajib PBI
yang telah dilunasinya untuk tahun berjalan.
36.8 Setiap anggota yang belum melunasi uang pangkal dan/atau iuran wajib
setelah batas waktu pelunasan, tidak diperkenankan mengikuti pertandingan
boling dan/atau rapat-rapat yang diadakan oleh Perkumpulan/PBI Kabupaten-
Kota/PBI Provinsi/PBI Pusat. PBI Kabupaten-Kota, PBI Provinsi yang belum
melunasi iuran anggotanya ke PBI-Pusat tidak diperkenankan mengikuti
pertandingan
36.9 PBI-Provinsi yang belum melunasi iuran anggotanya ke PBI-Pusat tidak
diperkenankan mengikuti pertandingan boling dan atau rapat-rapat yang
diadakan oleh PBI-Pusat walaupun anggota tersebut sudah membayarkan
iurannya kepada PBI-Provinsi.
Pasal 37
SUMBANGAN
37.1 Sumbangan tetap dan tidak tetap dapat diterima dari berbagai pihak selama
tidak mengikat dan bertentangan dengan AD/ART PBI.
45
37.2 Dana bantuan olahraga dari Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dapat
dikategorikan sebagai sumbangan.
37.3 Seluruh sumbangan harus disalurkan melalui Bendahara Perkumpulan/PBI
Kabupaten-Kota/PBI Provinsi/PBI Pusat untuk dicatat sebagai Kas Perkumpulan
atau PBI Provinsi atau PBI Pusat.
BAB VII
WEWENANG DAN PERATURAN PERTANDINGAN
Pasal 38
WEWENANG PERTANDINGAN
38.1 Wewenang PBI Pusat adalah:
a. Menyelenggarakan pertandingan-pertandingan:
a.1. Kejuaraan Tingkat Nasional.
a.2. Kejuaraan Nasional (Kejurnas).
a.3. Pertandingan boling dalam PON.
a.4. Pertandingan Internasional.
b. Mengesahkan pertandingan boling yang meliputi lebih dari satu Provinsi.
c. Mengesahkan Lintasan boling sesuai dengan standar ABF / World
Bowling (WB).
38.2 Wewenang PBI Provinsi adalah:
a. Menyelenggarakan pertandingan-pertandingan:
a.1. Kejuaraan Tingkat Nasional
a.2 Kejuaraan Tingkat Provinsi.
a.3. Seleksi Provinsi (Kejurprov).
b. Mengesahkan pertandingan yang meliputi satu Perkumpulan atau lebih
dari satu perkumpulan dalam Provinsi yang bersangkutan.
38.3 Wewenang PBI Kabupaten-Kota adalah:
a. Menyelenggarakan pertandingan-pertandingan:
a.1. Kejuaraan Tingkat Nasional
a.2 Kejuaraan Tingkat Provinsi.
a.3. Seleksi Kabupaten-Kota (Kejurkab /Kejurkot).
46
b. Mengesahkan pertandingan yang meliputi satu Perkumpulan atau lebih
dari satu perkumpulan / Kabupaten-Kota dalam Provinsi yang
bersangkutan.
38.3 Wewenang Perkumpulan adalah:
a. Menyelenggarakan Pertandingan-Pertandingan:
a.1. Liga Perkumpulan.
a.2. Seleksi Anggota Perkumpulan (Kejur-Antar Perkumpulan).
b. Mengesahkan pertandingan Intern Anggota Perkumpulannya untuk
kepentingan mendapatkan average asalkan tidak memungut uang
hadiah (Price Fund) dan tanpa memberikan hadiah-hadiah selain dari
Piala/Medali.
38.4 Agar jadwal Pertandingan tidak berbenturan, maka jadwal tersebut diajukan
pada RAKERNAS yang diadakan PBI Pusat setiap tahunnya.
Pasal 39
PERATURAN PERTANDINGAN
Ketentuan-ketentuan atau hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan, pengesahan,
dan peraturan pertandingan diatur dalam sebuah buku tentang:
Permainan/Pertandingan/ Peralatan/Liga/Ranking Anggota/ Penghargaan/ Hukuman,
yang dikeluarkan oleh PBI-Pusat.
Bab VIII
PERUBAHAN PERATURAN
Pasal 40
PERATURAN PENGECUALIAN
40.1 Perubahan dan/atau pengecualian terhadap ketentuan Anggaran Rumah
Tangga hanya dapat disahkan oleh RAKERNAS berdasarkan mandat yang
secara tegas diberikan oleh RAKERNAS, atau cara lain yang secara tegas
diputuskan oleh RAKERNAS.
40.2 Perubahan dan/atau pengecualian dapat disahkan oleh RAKERNAS, apabila usul
perubahan dan/atau pengecualian tersebut disetujui oleh paling sedikit 2/3
(dua per tiga) dari jumlah suara yang hadir dan/atau diwakili secara sah dalam
RAKERNAS.
47
BAB IX
PENUTUP
Pasal 41
PENUTUP
41.1 Anggaran Rumah Tangga ini adalah satu-satunya Anggaran rumah Tangga
yang berlaku untuk PBI Pusat, PBI Provinsi, PBI Kabupaten-Kota dan
Perkumpulan.
41.2 Hal-hal yang tidak dan/atau belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pelaksanaan yang isinya tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
41.3 Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2019, berdasarkan
hasil Rapat Kerja Tim POKJA Pembahasan Perubahan AD/ART tanggal 6,7,8 Juli
2018 dan pembahasan serta pengesahan dalam MUSORNAS PBI 2018.