ANGGARAN COVID-19 dalam ruang tertutup · 2020. 7. 23. · UUD 1945, Pasal 23 ayat (1) APBN sebagai...
Transcript of ANGGARAN COVID-19 dalam ruang tertutup · 2020. 7. 23. · UUD 1945, Pasal 23 ayat (1) APBN sebagai...
ANGGARAN COVID-19
dalam ruang tertutup
HATMA NOVA KARTIKASARA
Kordiv Resource Center IBCKamis , 23 July 2020
SEGUE BLUE
Outline1. Urgensi keterbukaan anggaran dalam situasi Pandemi
Covid-19
2. Kebijakan anggaran dimasa pandemic Covid-19
3. Implikasi atas ketertutupan anggaran Covid-19
4. Kesimpulan dan Penutup
Transparansi Anggaran Negara adalah amanat Konstitusisehingga Pemerintah selaku Pelaksana Pengelolaan AnggaranWajib untuk memenuhi hak publik.
UUD 1945, Pasal 23 ayat (1)
APBN sebagai wujud daripengelolaan keuangan negaraditetapkan setiap tahun denganundang-undang dan dilaksanakansecara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.
UU 17 Tahun 2003 (Keuangan Negara), Pasal 3
• Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat padaperaturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,efektif, transparan, dan bertanggung jawab denganmemperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
• Lingkup transparansi pengelolaan keuangan negarameliputi kegiatan: perencanaan, penguasaanpenggunaan, pengawasan, danpertanggungjawaban.
▪ Transparansi merupakan salahsatu pilar utama demokrasi, dan elemen penting dari
pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik untuk meningkatkan akuntabilitas
dan partisipasi serta mencegah dan mengurangi tindak pidana korupsi.
▪ Keterbukaan akses atas informasi anggaran akan mendorong efektifitas pengawasan
dan evaluasi kinerja anggaran oleh pemangu kepentingan untuk menciptakan
pengelolaan fiskal yang berkualitas.
Dampak Covid-19 terhadap Proyeksi APBN 2020
N
oUraian Postur APBN
Semula
(UU 20/2019 ttg
APBN 2020)
Menjadi
(Perpres 72/2020 ttg
Perubahan II Postur &
Rincian APBN 2020)
Angka Perubahan
Jumlah %
1 Pendapatan Negara (Rp) 2.233,20 triliun 1.699,95 triliun -533,25 triliun -24%
2 Belanja Negara (Rp) 2.540,42 triliun 2.739,17 triliun 198,74 triliun 8%
3 Keseimbangan Primer (Rp) -12,01 triliun -700,43 triliun 688,42 triliun 5731%
4 Defisit Anggaran (Rp) -307,23 triliun -1.039,22 triliun 731,99 triliun 238%
Defisit Anggaran thp PDB (%) -1,76 -6,34 4,58 260%
5 Pembiayaan Anggaran 307,23 triliun -1.039,22 triliun 731,99 triliun 238%
Pembiayaan Utang 351,85 triliun 1.006,40 triliun 868,61 triliun 247%
IBC, diolah dari data Kemenkeu
▪ Akibat Covid-19 terjadi penurunan aktifitas ekonomi yang berdampak pada penurunan proyeksi pendapatan negara,
terutama disektor perpajakan (turun 25%), dan PNBP (turun 20%) dari proyeksi awal. Disisi yang lain, pemerintah
menambah belanja negara untuk penanganan wabah Covid-19 dan dampaknya, terutama belanja K/L (naik 17%),
namun mengurangi belanja ke daerah melalui TKDD (turun 11%) dari alokasi awal.
▪ Peningkatan belanja negara membuat defisit anggaran dan keseimbangan primer ikut melebar. Pemerintah menutup
defisit dengan menambah pembiayaan utang sebesar 247% dari proyeksi awal.
Perubahan Kebijakan APBN 2020 sesuai Perpres72/2020
Pendapatan Negara:
berupa perluasan danperpanjangan kebijakaninsentif pajak untuk duniausaha s.d. Desember 2020:
• PPh 21 ditanggung
Pemerintah
• Pembebasan PPh 22 dan
PPN Impor (Alat
Kesehatan)
• Percepatan Restitusi PPN
Belanja Negara:
berupa tambahan belanjasekitar Rp125,4 Triliun untukpenanganan Covid &program PEN:
• Subsidi dan Imbal Jasa
Penjaminan UMKM
• Perpanjangan Bansos Tunai
& Diskon Listrik
• Tambahan Dana Insentif
Daerah (DID) untuk PEN
• Belanja Penanganan Covid
lainnya
Pembiayaan Anggaran:
• Menampung
kebijakan pembiayaan
investasi, Penyertaan
Modal Negara kepada
BUMN (PMN), dan
penempatan dana
dalam rangka
Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
Biaya Penanganan Covid-19 berubah dinamis
N
oUraian Penggunaan Semula Menjadi
Nilai Perubahan
Jumlah %
A Bidang Kesehatan (Rp) 75,0 triliun 87,55 triliun 12,55 triliun 17%
B Pemulihan Ekonomi Nasional (Rp) 330,10 triliun 607,84 triliun 277,74 triliun 84%
1 Jaringan Pengaman Sosial (Rp) 110,0 triliun 203,90 triliun 93,90 triliun 85%
2 Insentif Perpajakan (Rp) 64,0 triliun 120,61 triliun 56,61 triliun 88%
3 Dukungan bagi UMKM (Rp) 6,10 triliun 123,46 triliun 117,36 trliun 1924%
4 Dukungan bagi Korporasi 150,0 triliun 53,76 triliun -96,24 triliun -64%
5 Bantuan Sektoral K/L dan Pemda - 106,11 triliun 106,11 triliun 100%
Total (Rp) 405,10 triliun 695,39 triliun 290,29 triliun 72%
IBC, diolah dari data Kemenkeu
Perubahan belum disertai dengan upaya mentransparansikan rincian penggunaan dan realisasinya
dananya secara real time. Ketertutupan akan berpotensi timbulnya tindakan penyelewengan dan
penyimpangan.
Rp405,10 T Rp641,17 T Rp677,2 T Rp 695,39 T ???
1 April 18 Mei 3 Juni 3 July s/d Des
APBD Untuk
Penanganan
Covid-19
Penanganan Dampak
Ekonomi
Rp.16,0 Triliun
Bidang Kesehatan
Rp.28.14 Triliuan
Jaringan Pengaman Sosial
Rp27,43 Triliun
Biaya APBD untuk Penanganan COVID-19
IBC, diolah dari data Kemendagri, 24 Juni 2020
• Sebesar Rp71,57 Triliun biaya
APBD di 526 daerah (34 Prov, 402
Kab, 90 Kota), dialokasikan untuk
penanganan Covid-19, namun
tidak ditemukan data dan
informasi yang terinci mengenai
sumber dana, pengguna anggaran,
dan realisasi penggunaan untuk 3
bidang tersebut
• Pemda belum mempunyai kanal
informasi khusus anggaran Covid
Potret Permasalahan Dana Covid-19 di Sejumlah DaerahImplikasi atas ketertutupan pemerintah atas pengelilaan dana Covid-19
Distribusi Bansos Covid (Kasus di DKI Jakarta)
▪ Adanya dugaan pengurangan volume bansos sembako oleh pihak RT
▪ Data yang ada di RT dan Website Daftar Penerima BansosPemprov DKI Jakarta tidak sinkron
▪ Tumpang Tindih dan Penerima bansos presiden dan pemprovDKI
▪ Terdaftar sebagai Penerima bansos tetapi tidak mendapatkanbansos
▪ Jumlah Paket Bansos yang turun di RT tiap tahap kerap kali berubah
Laporan pemantauan IBC dan ICW, 2020
Dugaan Kasus Penyelewengan Anggaran Covid-19 di Kabupaten Tanah Datar Prov. Sumbar
▪ Kasus ini ditangani Kejari Sumbar
▪ Pola/Modus Penyimpangan:
➢ Indikasi mark-Up anggaran
pengadaan 160 Set APD
➢ Indikasi mark-Up Pengadaan
Tempat Tidur 5 Buah
➢ Indikasi kegiatan Fiktif
Pembuatan Website Informasi
Covid-19
➢ Pengadaan Hansrub yang
melibatkan langsung PPK
Dugaan Kasus Penyelewengan Anggaran Covid-19 di Prov. Kalimantan Barat
• Indikasi pemotongan Bantuan
Sosial Kementerian Sosial Sebesar
90% dari nilai bantuan sebesar Rp.
177 Juta di Kec. Rasau Jaya Kab.
Kubu Raya Prov.Kalbar. Yang
disalurkan hanya 10% dari alokasi
anggaran.
• Indikasi pemotongan nilai
Bantuan Sebesar Rp.500.000 s.d
Rp.700.000 perorang untuk
penerima bantuan lansia di atas 45
tahun senilai Rp.2,7 Juta
Dugaan Kasus Korupsi Anggaran Covid-19 di Kota Serang Banten
• Indikasi mark-up anggaran Bantuan
Sosial Berupa Beras, Mie dan Ikan
Sarden Senilai Rp.1,9 Miliar oleh PT
Bantani Damir Primarta. Kasus ini
ditemukan oleh Inspektorat Kota
Serang.
• Temuan indikasi mark-up tersebut telah
dikembalikan ke kas daerah dan DPRD
usulkan untuk menggunakan kembali
untuk belanja bantuan sosial
Rp.800 Juta Anggaran Bansos Kemensosdi Kab. Bojonegoro Tidak Tersalurkan
Kesimpulan dan Penutup
1. Dampak Covid-19 membuat pemerintah melakukan perubahan postur APBN maupun APBD secara dinamis
termasuk meningkatnya pembiayaan negara dari utang. Untuk itu pemerintah diharapkan lebih terbuka dan
hati-hati dalam mengelola anggaran untuk menjaga akuntabilitas APBN/APBD selama pandemic Covid-19.
2. Presiden telah beberapa kali menyampaikan arahan kepada seluruh K/L dan Pemda untuk mengelola anggaran
Covid-19 secara terbuka. Namun dalam pantauan IBC, arahan Presiden belum berjalan. Data-data mengenai
rincian perubahan belanja K/L maupun belanja dinas/SKPD untuk penanganan Covid -19, termasuk informasi
seluruh aktifitas pengadaaan dan realiasinya belum terpublikasi. IBC meminta Presiden RI untuk mengeluarkan
instruksi mengenai keterbukaan anggaran Covid-19 termasuk sanksi kepada K/L yang tidak melaksanakan.
3. Pemerintah pusat dan daerah telah memiliki sarana E-government (e-planning, e-budgeting, e-procurement, dll)
yang dibangun dengan anggaran yang tidak sedikit. Olehnya itu, IBC menyarankan pemerintah pusat dan
daerah untuk konsisten menggunakan sarana E-government untuk menginformasikan data penggunaan
anggaran Covid-19 secara real time, atau mengintegrasikan dalam SATU DATA ANGGARAN COVID-19 sehingga
memudahkan seluruh pemangku kepentingan (legislative, swasta dan masyarakat) untuk mengawasi dan
mengevaluasi kinerja anggaran penanganan Covid-19.
4. IBC bersama Koalisi masyarakat sipil mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyuarakan tuntutan
keterbukaan anggaran Covid-19 untuk menjaga kebocoran penggunaan anggaran Covid-19.
Menanti realisasi ucapan Presiden: “Setiap Rupiah Uang Rakyat harus dikelola secara TRANSPARAN”!
#LawanCovid19
#BudgetCovid19
Terima Kasih
Mari Diskusi!