Anestesi Pasien Geriatri Dengan Hernia Inguinalis

5
Anestesi Spinal Dengan Balanced Anesthesia pada Pasien Geriatri dengan Hernia Inguinalis Lateral Sinistra Dibuat oleh: Almarissa Ajeng,Modifikasi terakhir pada Wed 03 of Aug, 2011 [22:27 UTC] Abstrak Anestesi spinal (intratekal, intradural, subdural, subaraknoid) ialah pemberian obat anestetik lokal kedalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Pada anestesi spinal harus pula dipertimbangkan faktor usia . Usia pasien berpengaruh pada level analgesi spinal. Anestesi spinal lebih dapat ditoleransi pada geriatri daripada anestesi umum karena dapat menurunkan resiko delirium dan konfusi postoperasi. Pada kasus diberikan balanced anesthesia dengan memberikan ketamine 30 mg. Balanced Anesthesia bertujuan untuk meminimalkan resiko pasien dan memaksimalkan kenyamanan pasien, menenangkan pasien, meminimalkan nyeri dan menurunkan potensi efek samping yang berhubungan dengan agen analgesi dan anestesi Kata Kunci : Anestesi spinal, balanced anesthesia , geriatri Isi Seorang laki-laki usia 96 tahun datang ke RSUD Temanggung dengan keluhan terdapat benjolan di selangkangan kiri yang turun ke kantung buah pelir sejak satu hari yang lalu, benjolan yang turun kemudian dapat masuk secara spontan. Pasien mengeluhkan nyeri saat benjolan keluar atau turun. KU: cukup,Compos Mentis; TD: 130/80 mmHg, N: 72x/menit, RR: 20x/menit, regular, thoraco-abdominal; t : 35,1 ˚C. . Pada

Transcript of Anestesi Pasien Geriatri Dengan Hernia Inguinalis

Page 1: Anestesi Pasien Geriatri Dengan Hernia Inguinalis

Anestesi Spinal Dengan Balanced Anesthesia pada Pasien Geriatri dengan Hernia Inguinalis Lateral Sinistra Dibuat oleh: Almarissa Ajeng,Modifikasi terakhir pada Wed 03 of Aug, 2011 [22:27 UTC]

Abstrak

Anestesi spinal (intratekal, intradural, subdural, subaraknoid) ialah pemberian obat anestetik lokal kedalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Pada anestesi spinal harus pula dipertimbangkan faktor usia . Usia pasien berpengaruh pada level analgesi spinal. Anestesi spinal lebih dapat ditoleransi pada geriatri daripada anestesi umum karena dapat menurunkan resiko delirium dan konfusi postoperasi. Pada kasus diberikan balanced anesthesia dengan memberikan ketamine 30 mg. Balanced Anesthesia bertujuan untuk meminimalkan resiko pasien dan memaksimalkan kenyamanan pasien, menenangkan pasien, meminimalkan nyeri dan menurunkan potensi efek samping yang berhubungan dengan agen analgesi dan anestesi

Kata Kunci : Anestesi spinal, balanced anesthesia , geriatri

 

Isi

Seorang laki-laki usia 96 tahun datang ke RSUD Temanggung dengan keluhan terdapat  benjolan di selangkangan kiri yang turun ke kantung buah pelir sejak satu hari yang lalu,  benjolan yang turun kemudian dapat masuk secara spontan. Pasien mengeluhkan nyeri saat benjolan keluar atau turun. KU: cukup,Compos Mentis; TD: 130/80 mmHg, N: 72x/menit, RR: 20x/menit, regular, thoraco-abdominal; t : 35,1 ˚C. . Pada pemeriksaan fisik, didapatkan mata konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) pemeriksaan thoraks dalam batas normal, pemeriksaan abdomen inspeksi didapatkan abdomen soeffel, datar, peradangan (-), sikatrik (-), sekret (-). Pada auskultasi peristaltik usus normal, perkusi: pekak pada massa, timpani pada regio abdomen lainnya, dan palpasi: nyeri tekan (-). Status lokalis: pada regio inguinalis sinistra teraba benjolan dengan ukuran dibawah ligamentum inguinale, permukaan rata, batas tegas, konsistensi kenyal, mobil terhadap dasar dan kulit, tidak terdapat nyeri tekan, benjolan dapat masuk kembali  kecavum abdominalis. Pemeriksaan darah rutin angka leukosit 9,0. 103/Ul, Hb 11,9 /dl, trombosit 274.103/Ul, bleeding time 5’30”, cloting time 1’30”. HBsAg (-), EKG NSR, Kimia darah GDS 95  mg/dl, ureum 46,4  mg/dl, kreatinin 1,51 mg/dl, SGOT 23,1, SGPT 16,7.

 

Diagnosis

 

Page 2: Anestesi Pasien Geriatri Dengan Hernia Inguinalis

Hernia Inguinalis Lateral Sinistra

 

Terapi

 

Penderita dirawat inap selama 5 hari dengan dilakukan operasi herniotomi.  Tindakan pre operasi berupa infus RL 24 tpm dan puasa 8 jam. Teknik anestesia yang dilakukan ialah anestesi spinal dengan obat anestesi Bupivacaine spinal 15 mg. Terapi post operasi berupa Awasi tensi,nadi dan pernafasan tiap setengah jam,  bed rest selama 24 jam, tidur dengan bantal, infus RL 24 tpm, Ketorolac (Ketorolac tromethamin)  30 mg i.v, diet bebas bertahap. Pada pasien diberikan obat tambahan Pada pasien ini diberikan ketamin 30 mg i.v, sedacum (midazolam) 2 mg i.v, ondansteron (ondansetron HCL) 4mg iv.

 

 Diskusi

 

Pada kasus, pasien usia 96 tahun diberikan anestesi spinal pada operasi herniotomi. Menurut WHO, klasifikasi usia disebut usia tua adalah >65 tahun. Semua perubahan-perubahan fisiologi  yang terjadi pada geriatri membuat kita perlu berhati-hati dalam peberian obat anestesi sehingga pada penilaian status fisik geriatri walaupun keadaan sehat dikategorikan menjadi ASA II . Eliminasi obat anestesi pada usia tua lambat, pasien geriatri juga memiliki resiko tinggi untuk terjadinya komplikasi postoperasi akibat pengaruh obat. Efek dari sisa anestesi dapat mengakibatkan lambatnya pemulihan mental dan psikomotorik postoperasi sehingga membutuhkan monitoring yang intensif segera setelah operasi dan membutuhkan waktu untuk opname setelah operasi lebih lama.

Anestesi spinal lebih dapat ditoleransi pada geriatri daripada anestesi umum karena dapat menurunkan resiko delirium dan konfusi postoperasi.  Ruang arakhnoid dan epidural menjadi lebih sempit dengan bertambahnya umur yang membuat penyebaran obat analgetik lokal menjadi lebih besar atau luas, dengan hasil penyebaran obat  analgesi  ke cephalad lebih banyak sehingga level analgesi lebih tinggi dengan dosis sama dan tinggi badan yang sama. Dosis hendaknya dikurangi pada usia tua.

Pada kasus diberikan 15 mg bupivakain 0,5%. Setelah disuntikan bupivakain, pasien masih merasakan kesakitan saat akan memulai pembedahan sehingga pada kasus diberikan balanced anesthesia dengan memberikan Ketamin 30 mg. Balanced Anesthesia bertujuan untuk meminimalkan resiko pasien dan memaksimalkan kenyamanan pasien, menenangkan pasien, meminimalkan nyeri dan menurunkan potensi efek samping yang berhubungan dengan agen analgesi dan anestesi. Balanced Anesthesia pada kasus, tepat diberikan dengan dosis yang kecil yaitu ketamin 30 mg karena hanya dengan dosis kecilpun ketamin dapat memberikan efek analgesi yang kuat.

 

Page 3: Anestesi Pasien Geriatri Dengan Hernia Inguinalis

 

 

Kesimpulan

 

 

Pasien usia 96 tahun diberikan anestesi spinal pada operasi herniotomi. Anestesi spinal lebih dapat ditoleransi pada geriatri daripada anestesi umum karena dapat menurunkan resiko delirium dan konfusi postoperasi. Pada kasus diberikan 15 mg bupivakain 0,5%. Setelah disuntikan bupivakain, pasien masih merasakan kesakitan saat akan memulai pembedahan sehingga pada kasus diberikan balanced anesthesia dengan memberikan Ketamin 30 mg untuk meminimalkan resiko pasien dan memaksimalkan kenyamanan pasien, menenangkan pasien, meminimalkan nyeri.

 

 

Referensi

 

1.      Boulton, T.B dan Blogg, C.E. 1994. anestesiologi. Edisi 10. EGC. Jakarta. 

2.      Casey, WF. Spinal Anaesthesia - a Practical Guide. World Federation of Societies of Anaesthesiologists. Issue 12 (2000) Article 8: Page 1 of 7. Diakses dari http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u12/u1208_01.htm\\

3.      Latief, SA., Suryadi, KA., Dachlan, R. 2002. Petunjuk Praktis anestesiologi. Edisi Kedua. Bagian anestesiologidan Terapi Intensif. Jakarta : FK UI

4.       Livingstone C. 2000. Balanced Anesthesi.http://web.squ.edu.om/med-Lib/MED_CD/E_CDs/anesthesia/site/content/v02/020359r00.htm

5.      Omoigui, S. 1997. Buku SakuObat-Obatan Anestesia Ed. 2. Jakarta: EGC

Penulis

Almarissa Ajeng Prameshwara, Program Pendidikan Profesi Dokter. Bagian Ilmu Anaestesia dan Reanimasi. RSUD Djojonegoro, Kab.Temanggung, Jawa tengah