Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

20

Click here to load reader

Transcript of Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Page 1: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Anemia adalah kehamilan dengan kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11%

pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5% pada trimester 2. Nilai batas tersebut perbedaannya

dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester ke 2.

Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai

oleh penurnan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan

konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.

Pada kehamilan anemia kekurangan besi akan timbul jika keperluan besi (kira-kira

1000mg pada kehamilan tunggal) tidak dapat dipenuhi dari cadangan besi dan dari besi yang

dapat diabsorpsi dari traktus gastrointestinal.

Volume darah bertambah cepat pada kehamilan trimester 2 sehingga kekurangan besi

seringkali terlihat pada turunnya kadar hemoglobin. Meskipun bertambahnya volume darah tidak

begitu banyak pada trimester 3, tetapi keperluan akan besi tetap banyak karena penambahan HB

ibu terus berlangsung dan lebih banyak besi yang diangkut melalui plasenta ke neonatus.

Pada kehamilan, kehilangan zat besi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk

eritropoeisis, kehilangan zat darah saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya

mencapai 900mg atau setara 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan mengawali

kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada

anemia defisiensi besi.

Epidemiologi

1. Frekuensi ibu hamil dengan anemia cukup tinggi di Indonesia yaitu 63,5%,

sedangkan di amerika hanya 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang

terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia defesiensi pada ibu hamil di

Indonesia.

2. Menurut WHO, 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia

dalam kehamilan.

3. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh anemia defesiensi besi dan

perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.

4. Defeisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling sering ditemukan baik di

negara maju maupun negara berkembang. Risikonya meningkat pada kehamilan dan

Page 2: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan

pertumbuhan janin yang cepat.

Etiologi

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut

bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002). Menurut Mochtar (1998)

penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:

a. Kurang gizi (malnutrisi)

b. Kurang zat besi dalam diit

c. Malabsorpsi

d. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain

e. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

Anemia defisiensi besi pada kehamilan disebabkan oleh :

a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.

b.Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

c.Kurangnya zat besi dalam makanan.

d.Kebutuhan zat besi meningkat.

Anemia pada wanita hamil

a. Selama kehamilan seorang wanita mengalami peningkatan plasma darah sampai 30%, sel

darah 18% tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya frekuensi anemia pada kehamilan

cukup tinggi 10% – 20%.

b. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada 3 bulan terakhir, karena pada masa itu janin

menimbun cadangan zat besi untuk diri sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah

lahir.

c. Asupan yg kurang seperti pada kasus sangat mempengaruhi anemia yg timbul pada ibu.

d. Karena tambahan volum plasma lebih banyak dibanding dengan tambahan eritrosit, maka

kadar Hb, Ht, dan RBC relatif menurun. Namun, apabila kadar Hb < 11 g% pada terutama

pada akhir kehamilan, merupakan keadaan abnormal yang biasanya disebabkan oleh

kekurangan Fe.

Page 3: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Kebutuhan besi ibu hamil

NUTRISI SELAMA KEHAMILAN

Pertumbuhan fetus terbesar terjadi pada trimester akhir kehamilan; berat fetus menjadi 2 kali

lebih besar pada 2 bulan terakhir kehamilan. Biasanya dari makanannya ibu tidak mengabsorbsi

cukup protein, kalsium, fosfat dan besi dari saluran pencernaan selama bulan-bulan terakhir

kehamilan untuk mensuplai kebutuhan fetus. Akan tetapi, untuk mengantisipasi kebutuhan

tambahan menjelang akhir kehamilan, tubuh ibu sudah menyimpan zat-zat ini.

Bila tidak ada elemen-elemen yang cukup pada diet wanita hamil, akan terjadi sejumlah

defisiensi pada ibu, khususnya defisiensi kalsium, fosfat, besi dan vitamin. Hampir 375 mg besi

diperlukan oleh fetus untuk membentuk darahnya, dan tambahan 600 mg yang diperlukan oleh

ibu untuk membentuk darah tambahan untuk dirinya sendiri.simpanan besi non-hemoglobin

normal pada ibu di luar kehamilan sering hanya 100 mg atau lebih. Oleh karena itu, tanpa besi

yang cukup di dalam makanannya, wanita hamil akan mengalami anemia.

Hubungan Pola Makan Ny. Vita yang Buruk dengan Kehamilannya

Pada wanita hamil kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi menjadi lebih banyak. Seorang ibu

hamil memiliki kebutuhan gizi khusus. Beberapa kebutuhan gizi ibu hamil dapat ditutupi oleh

makanan sehat yang seimbang. Pada wanita hamil semua kebutuhan nutrisi tersebut harus

dipenuhi, jika tidak dipenuhi maka akan berdampak pada ibu dan juga janin yang dikandung nya.

Secara umum kebiasaan makan yang buruk tersebut dapat berdampak :

a. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:

anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit

infeksi.

b. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta

persalinan dengan operasi  cenderung meningkat.

Page 4: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

c. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat

menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia

pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir

rendah (BBLR)

Pola makan dan nutrisi untuk ibu hamil :

a. Makanan yang diperlukan adalah makanan yang cukup kalori, protein, asam lemak

esensial, mineral dan vitamin.

b. Makanan hendaknya bermacam-macam dan berganti-ganti supaya kekurangan

makanan pada suatu hari dapat diimbangi dengan makanan berikutnya.

c. Cara pengolahan makanan harus diperhatikan agar tidak mengurangi nilai makanan.

d. Keperluan kalori saat kehamilan perlu ditambah

Anjuran jumlah porsi makanan memenuhi gizi seimbang ibu hamil:

Bahan Makanan Ibu Hamil (2000 + 285

kkal)

Nasi 5 p + 1 p

Sayuran 3 p

Buah 4 p

Tempe 3 p

Daging 3 p

Susu +1 p

Minyak 5 p

Gula 2 p

P = porsi

1 p nasi = 100gr (3/4 gelas)

1 p sayuran = 100gr (1 gelas)

1 p buah = 50gr (1 buah)

1 p tempe = 50gr (2 potong sedang)

1 p daging = 50gr (1 potong sedang)

Page 5: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Jumlah unsur-unsur gizi yang dianjurkan selama hamil: kalori 2500 kal, protein 80 g, garan

kapur 7,8 g, ferum 18 mg, vitamin A 4000 Kl, vitamin B12 1,2 mg, vitamin C 25 mg (Moehi

Sjahmien, 1988). Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada waktu hamil

berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang zat-zat penting yang diperlukan oleh seorang ibu

hamil :

a. Energi

Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO menganjurkan

jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, dan 350 kkal selama trimester

II dan III. Sementara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 mematok angka 285

kkal perhari

b. Protein

Pada kehamilan diperlukan protein untuk pertumbuhan fetus, plasenta, uterus dan

pertumbuhan kelenjar mammae serta penambahan volume darah. Kebutuhan ibu hamil

akan protein meningkat sampai 68%. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir

kehamilan sekitar 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, janin dan plasenta. National

Academy of Sciences mematok angka sekitar 30 gram, sementara Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi V 1993 menagnjurkan penambahan 12 gr/hari. Bahan pangan yang

dijadikan sumber sebaiknya 2/3-nya merupakan bahan pangan yang bernilai biologi

tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya.

Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.

Kekurangan protein mungkin dapat menimbulkan anemia, gestosis, udem, dan

prematuritas.

c. Zat Besi

Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah

merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil

ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840

Page 6: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk

pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap

ketika melahirkan.

Selama kehamilan 4 bulan pertama tidak perlu ditambah karena akan memperberat mual

dan muntah. Kehamilan 2 minggu dibutuhkan 7 mg/hari zat besi dari makanan dan

penambahan garam ferro kira-kira 30 mg/hariuntuk keperluan pada

kehamilan,melindungi simpanan besi dalam badan dan keperluan pada masa laktasi. Pada

keadaan anemia kekurangan zat besi perlu

tambahan besi 200 mg/hari yang dibagi dalam beberapa dosis.

Sumber zat besi makanan antara lain hati, kuning telur, daging, kacang-kacangan dan

sayur berdaun hijau. Kekurangan zat besi akan menyebabkan terjadinya anemia gizi besi

yang ditandai dengan gejala pucat, lemah, letih, lesu, penglihatan berkunang. Pada ibu

hamil yang kekurangan zat besi akan mempunyai resiko melahirkan bayi dengan berat

badan rendah serta perdarahan sebelum dan saat persalinan.

d. Asam Folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil mencapai

dua kali lipat. Kekurangan asam folat secara marjinal mengakibatkan peningkatan

kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur. Dua kondisi pertama menyebabkan kaki

kejang. Kekejangan ini biasanya timbul pada malam hari sehingga lama kelamaan dapat

mengganggu tidur penderita, yang dikenal dengan restless leg syndrome. Jika kekurangan

asam folat bertambah parah, akan terjadi anemia yang ditandai dengan penampakan

kelelahan dan depresi.

Kekurangan asam folat berkaitan dengan bayi lahir rendah, ablasio plasenta dan, neural

tube defect. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menganjurkan dosis sebesar

200 mikrogram. Preparat suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi

atau pada 28 hari pertama kehamilan, karena otak dan sumsum tulang belakang dibentuk

pada hari pertama kehamilan. Dengan  demikian, pemberian suplementasi harus

dilaksanakan sebelum konsepsi terjadi. Besarnya suplementasi ialah 280, 660, dan 470

mikrogram per hari, masing-masing pada trimester I, II, III. Jenis makanan yang

mengandung asam folat antara lain ragi, hati, sayuran berdaun hijau,kacang-

Page 7: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

kacangan. Sumber lain ialah hati, daging, jeruk, telur.

e. Kalsium

Kadar kalsium dalam darah wanita hamil menurun drastic sampai 5% ketimbang wanita

tidak hamil. Secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 g, dengan kecepatan

7, 110, dan 350 mg masing-masing pada trimester I, II, III. Asupan yang dianjurkan kira-

kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia di atas 25 tahun dan cukup 800 mg

untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil

olahannya seperti whole milk, skimmed milk, toghurt, keju, udang, sarang burung, sarden

dalam kaleng, serta beberapa bahan makanan nabati seperti sayuran warna hijau tua dan

lain-lain.

f. Kobalamin (Vitamin B12)

Vitamin ini sangat penting dalam pembentukan RBC.  Anemia pernisiosa biasanya tidak

disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dalam makanan, melainkan oleh ketiadaan

factor intrinsic yaitu sekresi gaster, yang diperlukan oleh penyerapan B12. gejala anemia

ini meliputi rasa letih dan lemah yang hebat, diare, depresi, mengantuk, mudah

tersinggung serta pucat. Bersama asam folat, vitamin ini menyintesis DNA dan

memudahkan pertumbuhan sel.

Vitamin B12 penting sekali bagi pertumbuhkembangan normal RBC, dan keberfungsian

sel-sel sumsum tulang, system persarafan, dan saluran cerna. Tubuh dapat menyimpan

B12 di hati dalam jumlah yang adekuat untuk persediaan selama 5 tahun. Itulah sebabnya

mengapa defisiensi berat jarang terjadi.

Pangan sumber vitamin B12 ialah hati, telur, ikan (terutama tuna), kerang, daging,

unggas, susu, keju. Asupan yang dianjurkan sekitar 3 mikrogram sehari. Sebutir telur

mengandung 1 mikrogram, secangkir susu menyimpan 1 mikrogram; 85 gram daging

babi mengandung 2 mikrogram asam folat.

g. Vitamin D

Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium

pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir,

Page 8: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

hipoplasia enamel gigi bayi, osteomalasia pada ibu. Insidensi dapat ditekan dalam

pemberian 10 mikrogram (400 IU) per hari.

h. yodium

Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme,

yang selanjutnya berkembang menjadi kreatinisme. Anjuran asuhan per hari untuk wanita

hamil dan menyusui sebesar 200 µg (Food and Nutrition Board of the National

Academy of Scient\ces in the United State), dalam bentuk garam

beryodium, pemberian minyak beryodium per oral atau injeksi.

Faktor Ekonomi Keluarga

Kondisi ekonomi Ny. Vita yang kurang berada dapat menyebabkan dia memakan apa yang ada

tanpa mempertimbangkan kandungan gizi yang terdapat di dalamnya. Padahal, dalam kondisi

hamil, seorang ibu membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak daripada wanita normal. Dia

tidak bisa memenuhinya karena kondisi ekonominya.

FISIOLOGI KEHAMILAN

Hormon-Hormon Reproduksi

Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting

untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri

perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut

kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan

endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai

untuk penetrasi sperma.

Progesterone

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan

endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus

dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon

HCG.

Gonadotropin Releasing Hormone

Page 9: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan

merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen

tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH

akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat

rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang

matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan

dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

Perubahan pada organ-organ sistem reproduksi

Uterus

Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin.

Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas /

kelenturan uterus.

Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :

- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

- kehamilan 8 minggu : telur bebek

- kehamilan 12 minggu : telur angsa

- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat

- kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

- kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

- kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

- 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Page 10: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan

trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian

dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus.

Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya

jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami

hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda

Hegar), warna menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan

memberikan gejala keputihan.

Vagina / vulva

Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan

(tanda Chadwick).

Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi

progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi

pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal

menstruasi.

Page 11: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Payudara

Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.

Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan

pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,

laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang,

terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola

dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa

kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari

dalam ginekologi)

PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM TUBUH LAINNYA

Sistem gastrointestinal

Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu

terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering

lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada

keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per

hari (hiperemesis gravidarum).

Sistem respirasi

Sistem respirasi pada seorang hamil pada kehamilan 32 minggu keatas umumnya merasakan

sesak dan pendek nafas,halini karena usus-usus tertekan oleh uterus yg membesar kearah

diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial ->

terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance)

menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity)

menurun. Kapasitas vital menurun.

Sistem sirkulasi / kardiovaskular

Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan

HEMODINAMIK maternal, meliputi :

- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung

Page 12: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

- anemia relatif

- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun

- tekanan darah arterial menurun

- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir

kehamilan

- volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

- volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara

perlahan sampai akhir kehamilan

Eritropoiesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport zat

asam yg dibutuhkan sekali dalam kehamilan.meskipun ada peningkatan dalam volume

eritrosit secara keseluruhan ,tetapi penambahan plasma jauh lebih besar sampai 25-45%,

sehingga konsentrasi Hb menjadi lebih rendah (kadar hemoglobin menurun akibat anemia

relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering

tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi

antigen antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan.

Traktus urinarius

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan

progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.

Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan

mungkin hidronefrosis sementara.

Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap

normal.

Kulit

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa

hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea),

striae lividae pada perut, dsb.

Metabolisme

Page 13: Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Basal metabolic rate meningkat sampai 15% selama pertengahan akhir kehamilan akibat

peningkatan sekresi berbagai hormone selama kehamilan termasuk tiroksin,korteks

adrenal,hormone-hormon kelamin, terjadi juga hipertrofi tiroid.

Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari

(menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar

kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium,

cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan

hemoglobin tambahan.

Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa

plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

- ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,

- produksi glukosa dari hati menurun

- produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun

- aktifitas ekskresi ginjal meningkat

- efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,

hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga

peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

Pada kehamilan 32 minggu BMR meningkat 15-20%,fundus uteri terletak diantara pusat dan

prosesus xipoideus. Volume darah ibu mencapai puncaknya penambahan 25 % dari volume

darah ibu tidak mengandung dan CO meninggi kira2 30%.

PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan

volume berbagai organ / cairan intrauterin. Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg,

cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5

kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas +

1.0-1.5 kg.