Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan...

26
KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU BERBASIS MEDIA SOSIAL Andry Septarani Siolemba Widya Damayanti Angela Atik Setiyanti, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Abstract Utilization of social media technologies by teachers and parents as a medium of communication and collaboration in junior Kristen Satya Discourse Salatiga not maximized because there are still some teachers and parents , who are not yet using social media to communicate, only the phone and SMS . Problems in the school in the cooperation is the lack of participation of parents to be involved in school activities. Cooperation based social media teachers and parents used to be more practical and efficient . This study used descriptive qualitative method . The results showed the use of social media does not play an important role in the cooperation of teachers and parents , as well as the cooperation of parents and teachers are not influenced by social media . Keywords : cooperation, communication , parents , teachers , social media Pendahuluan Hubungan kerjasama antara orang tua peserta didik dan guru dalam proses pendidikan sangatlah penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Untuk berprestasi 1

Transcript of Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan...

Page 1: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU BERBASIS MEDIA

SOSIAL

Andry Septarani Siolemba

Widya Damayanti

Angela Atik Setiyanti,

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

AbstractUtilization of social media technologies by teachers and parents as a

medium of communication and collaboration in junior Kristen Satya Discourse Salatiga not maximized because there are still some teachers and parents , who are not yet using social media to communicate, only the phone and SMS . Problems in the school in the cooperation is the lack of participation of parents to be involved in school activities.

Cooperation based social media teachers and parents used to be more practical and efficient . This study used descriptive qualitative method . The results showed the use of social media does not play an important role in the cooperation of teachers and parents , as well as the cooperation of parents and teachers are not influenced by social media .

Keywords : cooperation, communication , parents , teachers , social media

Pendahuluan

Hubungan kerjasama antara orang tua peserta didik dan guru dalam proses

pendidikan sangatlah penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Untuk

berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua

yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

dan kerjasama antara orang tua dan guru dapat membantu meningkatkan aktifitas

belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Fenomena komunikasi antarpribadi antara guru dan orang tua saat ini pada

umumnya hanya terjadi dalam pertemuan-pertemuan formal yang diadakan pihak

sekolah saat rapat penentuan uang komite sekolah dan penerimaan hasil belajar

1

Page 2: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

siswa (raport) yang terjadi hanya 4 kali dalam setahun. Guru dan orang tua jarang

membicarakan hal-hal pribadi yang berkaitan langsung dengan siswa, seperti

minat belajar, sikap dan tingkah laku, kedisiplinan, pergaulan, bakat, kemajuan

belajar, prestasi, bahkan masalah pribadi siswa.

Selama masa observasi antara bulan Januari sampai April 2015, hanya

sekali saja diadakan pertemuan atau rapat yang dilaksanakan oleh guru dan orang

tua tentang persiapan siswa kelas IX untuk mengikuti Ujian Nasional 2015. Selain

itu pemanggilan orang tua ke sekolah, pemberian informasi melalui surat dan

kegiatan kunjungan guru ke rumah siswa hanya dilakukan ketika siswa membuat

masalah dan melakukan tindakan-tindakan pelanggaran di sekolah.

Karena kurangnya komunikasi antarpribadi antara guru dan orang tua saat

ini, maka guru dan orang tua kurang mengetahui perkembangan siswa setiap hari,

memenuhi segala kebutuhan siswa, kurang memberikan perhatian dan dukungan

kepada siswa, kurang mengetahui segala permasalahan yang dihadapi siswa dalam

belajar, kurangnya tingkat kedisiplinan pada siswa bahkan bisa terjadi

kesalahpahaman antara guru dan orang tua dalam mendidik siswa.

Saat ini, perkembangan TIK mempermudah membangun komunikasi

dengan media sosial, seperti facebook, twitter, blackberry messenger, line,

whatsapp dan lain-lain. Media ini populer dan digunakan oleh hampir semua

kalangan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi yang baik, praktis

dan efisien dalam proses kerjasama dan koordinasi antara guru dengan orang tua

siswa dalam pengawasan pembelajaran siswa.

Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga untuk

mengetahui dan menganalisa seberapa besar peranan dan keterlibatan orang tua

dalam proses pendidikan anak, seberapa besar kerjasama / komunikasi antara

orang tua dan guru serta pola komunikasi orang tua dan guru dengan

memanfaatkan media Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu media sosial

sebagai media/alat (tools) dalam proses kerjasama dan komunikasi guru dan orang

tua siswa.

2

Page 3: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

Dengan pemanfaatan media sosial, maka hubungan kerjasama dan

komunikasi antara guru dan orang tua siswa menjadi lebih mudah, praktis dan

efisien.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam artikel ini adalah bagaimana komunikasi orangtua

dan guru berbasis media sosial di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga ?

Landasan Teori

a. Peran Guru Dalam Pembelajaran Anak

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam melaksanakan

pembelajaran bersama siswa. Syatra (2013) mengatakan bahwa tuntutan

pencapaian tujuan pendidikan hanya dapat tercapai apabila seorang guru dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Slameto (dalam Syatra 2013: 62)

menegaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, peran guru tidak terbatas

sebagai penyampai ilmu pengetahuan, namun juga bertanggung jawab terhadap

keseluruhan perkembangan kepribadian anak didik.

Uno (2007) menyatakan bahwa guru adalah orang dewasa yang secara sadar

bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik.

Dalam Wahyudi (2012) terdapat beberapa peran guru yaitu: guru sebagai

pendidik, guru sebagai pengajar, guru sebagai pelatih, guru sebagai penasehat,

guru sebagai pembaharu, guru sebagai model dan teladan, dan guru sebagai

peneliti. Menurut Zen (2010) fungsi guru adalah sebagai informator, organisator,

motivator, pengarah/ direktor, inisiator, transmiter, fasilitator, mediator, dan

evaluator.

b. Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Anak

Ahmadi (2004) mengatakan peran orang tua merupakan suatu kompleks

pengharapan manusia terhadap cara individu bersikap terkait tanggung jawab

dalam keluarga, dalam hal ini khususnya peran orang tua terhadap anaknya, dalam

hal pendidikan, keteladanan, serta kreatif sehingga timbul dalam diri anak

3

Page 4: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

semangat hidup dalam pencapaian keselarasan hidup di dunia ini. Coleman (2013)

mencatat peran orangtua adalah sebagai pendukung, guru, siswa, penasihat,

pelindung, dan sebagai duta besar.

Menurut Nursito (2002) mutu pendidikan di Indonesia ini rendah karena

peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan

pendidikan sangatlah minim. Hal ini dipertegas oleh Suharsono (2004) yang

berpendapat bahwa tugas utama mencerdaskan anak tetaplah ada pada orang tua.

Slameto mengungkapkan bahwa meskipun sekolah telah menyediakan

serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa, namun tanggung

jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci

menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang tua

yang penuh perhatian. Jika orang tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-

anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Proses

pembelajaran akan sempurna dan mencapai hasil yang optimal, jika orang tua dan

dan para pendidik biasa memberikan cintanya yang tulus. Sebab cinta yang tulus

dari orang tua itulah sumber energi yang melimpah bagi anaknya (Suharsono

2003).

c. Komunikasi Orang Tua Dengan Guru

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan

communication, berasal dari kata communicatio atau dari kata communis yang

berarti “sama” atau “sama maknanya” dengan maksud untuk mengubah pikiran,

sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh

komunikator (Widjaja, 2008). Selanjutnya Widjaja menjelaskan adanya sejumlah

komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya

komunikasi, yaitu: source (sumber), communicator (komunikator = penyampai

pesan), message (pesan), channel (saluran), communican (komunikan = penerima

pesan), effect (hasil).

Menurut Effendy (2003) terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu:

menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to

entertaintment), dan mempengaruhi (to influence). Glueck (dalam Widjaja 2008)

4

Page 5: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

(Guru/ Sekolah)Encoder, Interpreter, Decoder

(Orang Tua Siswa) Decoder, Interpreter, Encoder

(Media Sosial)Message

Feedback

menyatakan bahwa komunikasi dapat dibagi dalam dua bagian utama, yakni:

interpersonal communications, komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran

informasi serta pemindahan pengertian antara 2 orang atau lebih di dalam suatu

kelompok kecil manusia dan organizational communications, yaitu dimana

pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian

kepada orang banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan

lembaga-lembaga di luar yang ada hubungan.

Rogers (dalam Cangara 2006) menjelaskan komunikasi adalah proses

dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan

maksud mengubah perilaku. Definisi ini menekankan bahwa dalam komunikasi

ada sebuah proses pengoperan (pemrosesan) ide, gagasan, lambang dan di dalam

proses itu melibatkan orang lain. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan

paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun,

selama manusia masih mempunyai emosi.

Proses komunikasi interpersonal antara guru dan orang tua siswa tersebut

seharusnya mengacu pada model komunikasi sirkuler Osgood dan Schramm

(dalam Mulyana 2002), yang menggambarkan hubungan yang dinamis antara

komunikator dan komunikannya yang ditransmisikan melalui proses encoding dan

decoding, sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut ini:

Gambar 1: Model Komunikasi Sirkuler Osgood dan SchrammSumber: Mulyana 2002

Hubungan antara guru dan orang tua terhubung dalam suatu proses

komunikasi yang dinamis, seperti yang diperlihatkan dan disesuaikan dengan teori

Sirkuler Osgood dan Schramm dalam gambar 1. Kedua variabel manusiawi dalam

proses komunikasi interpersonal ini saling berkaitan membentuk suatu hubungan

5

Page 6: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

timbal balik antara komunikator dan komunikannya yang ditransmisikan melalui

proses encoding dan decoding dengan menggunakan media sosial sebagai saluran

komunikasi interpersonal.

Pada proses komunikasi yang berlangsung secara dinamis tersebut, terdapat

respon dalam umpan balik (feedback) diantara komunikator dan komunikannya,

sehingga hubungan komunikasi interpersonal terjalin secara baik dan dinamis.

Hubungan antara guru dan orang tua siswa lebih ditekankan dalam hubungan

kerjasama, baik tentang penyediaan informasi yang dibutuhkan oleh kedua belah

pihak, pengawasan, dan lain-lain dalam upaya meningkatkan prestasi belajar

siswa.

d. Kerjasama Orang Tua Dengan Guru

Menurut Suyanto (2005), kerjasama merupakan suatu usaha atau kegiatan

bersama yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam rangka untuk mencapai

tujuan bersama. Jika sekolah menghendaki hasil yang baik dari pendidikan anak

didiknya, perlu adanya kerjasama atau hubungan yang erat antara sekolah (guru)

dan keluarga (orang tua). Keterangan-keterangan orang tua sangat besar bagi guru

dalam memberi pelajaran bagi anak didiknya dan guru dapat mengerti lingkungan

anak didiknya. Demikian pula orang tua dapat mengetahui kesulitan yang

dihadapi anak anak-anaknya di sekolah (Purwanto, 2000).

Tidak semua orang tua dapat secara otomatis terlibat di sekolah, oleh karena

itu pihak sekolah harus mengambil langkah atau inisiatif. Adapun cara

mempererat hubungan dan kerjasama antara sekolah (guru) dan keluarga (orang

tua) menurut Purwanto (2000) antara lain: mengadakan pertemuan dengan orang

tua pada hari penerimaan murid baru, mengadakan surat-menyurat antara sekolah

(guru) dengan keluarga (orang tua), adanya daftar nilai (raport), mengadakan

perayaan, pesta sekolah, atau pertemuan hasil karya anak-anak, mendirikan

perkumpulan orang tua murid dan guru.

Di sisi lain, pihak sekolah dapat melibatkan secara aktif orang tua dalam

meningkatkan mutu proses pendidikan. Pelibatan orang tua secara aktif bagi

6

Page 7: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

sekolah dapat dimulai dengan melakukan pemberdayaan sekolah melalui

kerjasama yang terjalin di antara keduanya.

Briggs & Potter (dalam Suyanto, 2005: 225) menjelaskan bahwa kerjasama

antara sekolah dan orang tua dikelompokkan menjadi dua, yaitu keterlibatan

(parent involvement) dan partisipasi (partisipation). Keterlibatan merupakan

tingkat kerjasama yang minimum, misalnya orang tua datang dan membantu

sekolah jika diundang dalam bentuk rapat wali murid. Partisipasi merupakan

tingkat kerjasama yang lebih luas dan tinggi tingkatannya. Orang tua dan sekolah

duduk bersama membicarakan berbagai berbagai program dan kegiatan anak.

Menurut Epstein (dalam Coleman, 2013) terdapat enam tipe kerjasama

dengan orang tua, yaitu: parenting, komunikasi, volunteer, keterlibatan orang tua

pada pembelajaran anak di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan

kelompok masyarakat. Parenting merupakan kegiatan pelibatan keluarga dalam

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengasuh anak untuk menciptakan

lingkungan rumah yang mendukung perkembangan anak. Komunikasi

merupakan bentuk yang efektif dari sekolah ke rumah dan rumah ke sekolah

untuk memberitahukan tentang program sekolah dan kemajuan perkembangan

anak. Komunikasi dilakukan guna bertukar informasi antara sekolah dan orang

tua.

Terdapat dua teknik komunikasi antara sekolah dan orang tua yaitu teknik

komunikasi tidak resmi/ nonformal dan teknik komunikasi resmi/ formal.

Volunteering merupakan kegiatan untuk merekrut dan mengorganisasikan orang

tua dengan tujuan membantu dan mendukung program sekolah di mana anaknya

belajar. Keterlibatan orang tua pada pembelajaran anak di rumah.

Dalam bentuk kerjasama ini, sekolah dapat menyediakan berbagai informasi

dan ide-ide untuk orang tua tentang bagaimana membantu anak belajar di rumah

sesuai dengan materi yang dipelajari di sekolah sehingga ada keberlanjutan proses

belajar dari sekolah ke rumah. Orang tua dapat mendampingi, memantau dan

membimbing anak di rumah yang berhubungan dengan tugas di sekolah.

Pengambilan keputusan, menunjuk pada orang tua yang ikut terlibat dalam

7

Page 8: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

pengambilan keputusan, menjadi dewan penasehat sekolah, komite orang tua, dan

ketua wali murid.

e. Media Sosial Dalam Komunikasi Guru Dengan Orang Tua

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya

bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,

jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Saat teknologi internet dan mobile

phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Media sosial

memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan teman atau relasi,

dapat menjadi media untuk membentuk komunitas online (group). Sosial media

memberikan peluang masuk komunitas yang telah ada sebelumnya dan

memberikan kesempatan mendapatkan feedback secara langsung. Media sosial

memiliki kelebihan untuk bookmarking, content dan sharing, dan creating

opinion (Puntoadi, 2011).

Selain itu, penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat,

seperti pada berbagai media sosial, dengan biaya yang lebih murah dapat

berinteraksi online dibandingkan menggunakan telepon (Puntoadi 2011). Media

jejaring sosial berbasis komputer seperti facebook, twitter, line, whatsapp,

blackberry messenger dan lain-lain, merupakan sebuah media komunikasi yang

menghubungkan satu orang dengan yang lainnya, sehingga memberi kesempatan

untuk saling berkenalan.

Menurut Erlina (2009) jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari

elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana

mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal

sehari-hari sampai dengan keluarga. Nurudin (2012) menjelaskan secara

substansional media jejaring sosial mengubah cara komunikasi antar organisasi,

masyarakat, serta individu. Fungsi sebenarnya dari media sosial adalah untuk

berbagi dengan sekelompok teman terpercaya dan keluarga, hal-hal yang ingin

dibagikan akan jauh lebih pribadi, orang akan membuka lebih banyak tentang diri

mereka ketika dikelilingi oleh orang-orang yang lebih dipercaya dari pada orang

lain (Aer, 2015).

8

Page 9: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

BlackBerry Messenger atau BBM ternyata masih menjadi aplikasi pesan

instan utama bagi sebagian besar pengguna smartphone di Indonesia. Hal itu

diungkap lewat temuan survei On Device Meter edisi Februari 2014 dari lembaga

riset pasar Nielsen. BBM dipakai oleh 79 persen pengguna smartphone Tanah Air

untuk chatting. Angka tersebut merupakan yang terbesar di antara aplikasi-

aplikasi lain yang sejenis. Urutan kedua ditempati oleh WhatsApp yang dipakai

oleh 57 persen pengguna, disusul oleh Line dengan catatan angka 30 persen.

Pengguna BBM rata-rata menghabiskan waktu 23,3 menit per hari untuk

mengobrol lewat aplikasi itu. Sementara WhatsApp dan Line rata-rata dipakai

pengguna selama 6,2 menit dan 5,1 menit setiap harinya (Kompas.com, 2014).

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang tidak membuat perbandingan variabel

itu pada sampel lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain

(Sugiyono, 2008).

Variabel yang dideskripsikan adalah kerjasama guru dengan orang tua dan

media sosial. Adapun yang menjadi subyek dan obyek dalam penelitian ini

adalah: Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Kristen Satya Wacana,

Salatiga, 9 guru wali kelas, 1 guru Bimbingan Konseling, serta 10 orang tua siswa

untuk memperoleh data yang diinginkan (Purposive Sampling) dan juga aplikasi

media sosial yang digunakan orang tua dan guru dalam berkomunikasi sebagai

obyek utama pada penelitian ini.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara

dan observasi. Selain itu juga digunakan teknik dokumentasi guna memperkuat

hasil perolehan data. Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data

tentang upaya sekolah (guru) dalam menjalin kerjasama dengan orang tua, pola

komunikasi antara guru dan orang tua, bentuk kerjasama yang telah dilakukan,

hambatan dalam bekerjasama, dan upaya sekolah mengatasi hambatan tersebut.

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru (wali kelas) dan orang tua

siswa.

9

Page 10: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

Metode observasi dilakukan untuk mengamati kondisi fisik sekolah,

lingkungan sekolah, kondisi siswa, proses pembelajaran, interaksi sosial siswa

dengan guru, aktivitas guru dalam proses belajar mengajar, serta interaksi siswa

dengan teman dan orang tuanya. Metode dokumentasi digunakan untuk

memberikan gambaran dan mendapatkan data mengenai media sosial sebagai alat

komunikasi antara guru dengan orang tua, catatan guru, dan arsip kegiatan

bersama orang tua yang dimiliki sekolah.

Sajian dan Analisis Data

a. Upaya Sekolah Menjalin Kerjasama dengan Orangtua

Berdasarkan hasil penelitian di Sekolah SMP Kristen Satya Wacana Salatiga

telah berupaya menjalin kerjasama dengan orang tua dengan cara, yaitu:

a. Membangun hubungan kerjasama yang baik dengan orang tua, karena

sekolah menganggap bahwa orang tua memang merupakan mitra kerja bersama

atau klien untuk menciptakan tujuan bersama, yaitu agar supaya tujuan pendidikan

anak dapat tercapai dengan baik dan berhasil. Oleh karena itu, dalam hal ini

sekolah telah berusaha untuk membangun hubungan kerjasama yang baik diantara

kedua belah pihak.

b. Menjalin kedekatan, memanggil dan mengajak mengobrol dengan orang

tua, karena dengan melalukan pendekatan dan diskusi, maka orang tua akan

merasa nyaman dan dihargai, dan merasa percaya terhadap sekolah sehingga

orang tua akan bersedia untuk terlibat dalam pendidikan di sekolah.

c. Menyediakan kesempatan bagi orang tua untuk terlibat dan berpartisipasi,

hal ini dilakukan dengan mengikutsertakan orang tua dalam berbagai kegiatan-

kegiatan di sekolah, seperti kegiatan parent seminar, pembentukan komite

sekolah, dan pengambilan raport di sekolah untuk mempererat hubungan

kerjasama diantara kedua belah pihak.

b. Bentuk Kegiatan Kerjasama Antara Guru dan Orang Tua

Dari hasil penelitian, ada empat bentuk kerjasama yang dilakukan oleh guru

dan orang tua siswa di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga adalah sebagai

berikut:

10

Page 11: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

a. Bentuk kerjasama yang pertama adalah pembentukan Komite sekolah

yang dilakukan guna untuk menyalurkan berbagai aspirasi dan pendapat antara

sekolah, guru-guru dan orang tua siswa melalui kegiatan komite tersebut.

b. Bentuk kerjasama yang kedua, yaitu kegiatan penerimaan Raport siswa,

yang diadakan pihak sekolah setiap akhir semester yang mempertemukan

guru/wali kelas dengan orang tua/wali murid di sekolah untuk menyampaikan

berbagai informasi dari sekolah ke orang tua, keluh kesah orang tua dan guru, dan

pendekatan dari pihak sekolah ke orang tua.

c. Bentuk kerjasama yang ketiga adalah kegiatan Parent Seminar, untuk

menyampaikan dan menginformasikan bagaimana minat belajar anak, perubahan

sikap, dan kondisi anak di sekolah baik yang positif maupun negatif, serta

beberapa cara-cara dan kiat-kiat yang bisa dilakukan oleh guru dan orang tua

dalam mendidik anak-anakberbagai informasi dari sekolah ke orang tua, keluh

kesah orang tua dan guru, dan pendekatan dari pihak sekolah ke orang tua, dengan

mengundang narasumber, ketua komite dan pengurus komite, serta pengurus

yayasan sekolah.

d. Bentuk kerjasama yang keempat adalah komunikasi dengan orang tua,

untuk memantau dan mengawasi anaknya di sekolah, seperti menanyakan tentang

pembelajarannya di sekolah, bagaimana perkembangan belajarnya di sekolah,

kemudian menanyakan sikap dan tingkah lakunya di sekolah dengan menggnakan

media komunikasi seperti telepon, SMS, dan media sosial.

c.Bentuk/Pola Komunikasi Guru dan Orang Tua Siswa

Orang tua dan guru di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga melakukan

bentuk komunikasi formal dan nonformal. Komunikasi formal dilakukan dengan

surat-menyurat, pemberian raport, pertemuan dengan orang tua dan komite di

sekolah, dan kegiatan parent seminar. Sedangkan komunikasi nonformal

dilakukan melalui kegiatan kunjungan ke rumah (home visit), kunjungan orang tua

ke sekolah, melalui alat komunikasi SMS, telepon, atau media sosial BBM

(Blackberry Messenger) dan Whatsapp.

11

Page 12: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

Pola komunikasi yang terjadi antara guru dengan orang tua bersifat dua arah

dimana sang komunikator menyampaikan suatu pesan dan pesan tersebut diterima

oleh komunikan dan selanjutnya dikembalikan lagi berupa respon dalam bentuk

umpan balik yang diberikan komunikan kepada komunikator. Dalam hal ini guru

sebagai komunikator yang menyampaikan pesan (encoding) dalam bentuk verbal

maupun non verbal dan orang tua sebagai komunikan yang menerima pesan

(decoding) kemudian pesan tersebut dikembalikan berupa respon atau umpan

balik (feedback). Proses pola komunikasi interpersonal antara guru dan orang tua

siswa tersebut mengacu pada model komunikasi sirkuler Osgood dan Schramm

(dalam Mulyana, 2002), menggambarkan hubungan yang dinamis antara

komunikator dan komunikannya yang ditransmisikan melalui proses encoding dan

decoding.

d. Faktor Penghambat Kerjasama Guru dan Orang Tua

Faktor yang menghambat kerjasama guru dan orang tua yaitu kesibukan dari

orang tua untuk ikut hadir dalam pertemuan dengan guru-guru di sekolah. Orang

tua tidak bisa hadir dalam undangan pertemuan dengan guru-guru di sekolah,

sehingga yang hadir hanya perwakilan atau utusan dari orang tuanya untuk datang

mewakili orang tua wali murid di sekolah.

Orang tua tidak dapat terlibat langsung dalam kegiatan sekolah untuk

membahas tentang prestasi siswa, program-program sekolah, dan lain-lain. Orang

tua tidak tau tentang bagaimana kondisi anaknya selama belajar di sekolah dan

prestasi belajarnya, dan juga hal-hal atau informasi penting dari sekolah, sehingga

dengan demikian seringkali terjadi kesalahpahaman antara orang tua dan guru-

guru karena tidak adanya kesempatan untuk bertemu dan berkomunikasi secara

langsung untuk membahas tentang prestasi belajar anaknya selama ini.

Upaya sekolah untuk mengatasi hambatan dalam bekerjasama dengan orang

tua siswa adalah dengan mencarikan waktu yang tepat bagi orang tua untuk bisa

terlibat dalam kegiatan sekolah. Sekolah mengupayakan agar orang tua selalu bisa

hadir dalam pertemuan rutin di sekolah, agar kerjasama sekolah dengan orang tua

dapat terjalin dengan baik, sehingga orang tua dapat mengetahui perkembangan

12

Page 13: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

anaknya selama di sekolah, serta dapat menyampaikan keluh kesah mereka

kepada guru-guru. Pertemuan bisa dilakukan ketika hari libur agar orang tua wali

murid bisa hadir atau pertemuan dilaksanakan di hari biasa tetapi pada siang hari

setelah jam satu atau dua ketika orang tua sudah pulang bekerja.

e. Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran Anak

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara dengan orang tua siswa di SMP

Kristen Satya Wacana Salatiga, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang

tua dalam pembelajaran anak di rumah adalah sebagai berikut:

a. Sebagai Adviser (Penasihat) yang memberikan nasihat-nasihat yang baik

kepada anaknya agar anaknya terhindar dari hal-hal negatif dalam pergaulannya

sehari-hari dan juga turut bertanggung jawab terhadap kebutuhan anaknya sehari-

hari dan pendidikannya, memberikan perhatian, menjadi teladan serta

mengajarkan tentang hal-hal atau nilai-nilai yang baik dalam kehidupan.

b. Sebagai Motivator yang selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada

anaknya di rumah untuk rajin belajar, namun tidak hanya sekedar memberikan

dorongan dan motivasi saja, namun orang tua juga ikut memperhatikan aktifitas

belajar anaknya di rumah.

c. Memberikan Fasilitas Belajar (Fasilitator) yang bertanggung jawab dalam

pembelajaran anak di rumah, orang tua selalu berusaha memenuhi kebutuhan

anak, baik fasilitas belajarnya, sarana dan prasarana yang digunakan anak dalam

belajar antara lain: tempat ruang belajar yang baik, meja belajar, internet, Laptop,

dan buku-buku. Beberapa fasilitas yang diberikan oleh orang tua antara lain,

tempat ruang belajar yang baik, meja belajar, internet, Laptop, dan buku-buku.

d. Mendampingi dan Membantu Anak Saat Belajar di Rumah yaitu menemani

anak saat belajar, memberi motivasi terhadap anak, perhatian terhadap nilai anak,

memberikan fasilitas belajar yang mencukupi, mengontrol, mengoreksi, serta

memberi petunjuk dalam bertingkah laku.

f. Peran Guru Dalam Pembelajaran Siswa

Dari hasil penelitian, terdapat tiga jenis peran guru di sekolah SMP Kristen

Satya Wacana Salatiga diantaranya adalah:

13

Page 14: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

a. Sebagai Motivator yang selalu membangkitkan motivasi para siswa agar

mereka belajar lebih giat belajar, merangsang dan memberikan dorongan kepada

siswa pada saat saat sebelum pelajaran dimulai, pada saat pelajaran disampaikan

atau bisa juga setelah selesai menyampaikan pelajaran di kelas.

b. Sebagai Fasilitator yang memfasilitasi siswa-siswa untuk belajar secara

maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode, media, dan sumber

belajar yang baik seperti buku-buku pelajaran, ruang belajar, laboratorium,

perpustakaan, penambahan jam pelajaran, remidiasi, kegiatan ekstrakulikuler,

mengikutsertakan siswa dalam berbagai perlombaan, kompetisi dan olimpiade

baik yang akademik maupun non akademik dan metode pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan untuk mengembangkan potensi siswa, memotivasi

siswa dan menyalurkan bakat dan minat siswa demi mencapai prestasi yang baik.

c. Sebagai Pembimbing/Pengarah yang membimbing siswa dengan cara

bertanya kepada siswa penyebab prestasinya menurun, kemudian memberikan

solusi serta membimbing siswa untuk melakukan hal-hal yang dapat memperbaiki

dan meningkatkan prestasinya kembali.

g. Jenis Media Sosial Yang Sering Digunakan Guru dan Orang Tua.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap guru dan orang tua yang mengunakan

media sosial, maka dapat diketahui bahwa beberapa guru dan orang tua

menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi setiap harinya, yaitu BBM

(Blackberry Messenger) dan Whatsapp. Beberapa orang tua dan guru yang

menggunakan jenis media sosial BBM (Blackberry Messenger) dan Whatsapp

karena berbagai alasan, yaitu karena lebih mudah, lebih praktis, dan lebih cepat

dalam menyampaikan pesan.

Namun, tidak semua guru dan orang tua yang menggunakan media sosial

dalam berkomunikasi setiap hari. Sebagian guru dan orang tua masih

menggunakan telepon dan SMS sebagai alat komunikasi sehari-hari. Berdasarkan

data penelitian, dari sepuluh responden orang tua, hanya 5 orang saja yang

menggunakan media sosial yaitu, pengguna BBM (Blackberry Messenger)

14

Page 15: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

sebanyak 5 orang, pengguna Whatsapp sebanyak 2 orang dan pengguna Facebook

hanya 1 orang.

Sementara dari kalangan guru-guru dari 11 responden, terdapat 8 orang

yang menggunakan media sosial, yaitu sebanyak 8 orang pengguna BBM

(Blackberry Messenger), kemudian 6 pengguna Whatsapp dan 3 orang pengguna

media sosial Facebook.

h. Intensitas Penggunaan Media Sosial Oleh Guru dan Orang Tua.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap guru dan orang tua yang mengunakan

media sosial, maka dapat diketahui bahwa beberapa guru dan orang tua

menggunakan media sosial BBM (BlackBerry Messenger) dan Whatsapp untuk

media berkomunikasi dengan keluarga, anak, dan teman kerjanya setiap hari.

Namun, untuk chating atau berkomunikasi dengan orang tua dan guru masih

jarang dan kurang berkomunikasi.

Guru dengan orang tua berkomunikasi menggunakan media sosial jika ada

sesuatu yang mendesak, ada hal-hal tertentu dan jika ada sesuai kebutuhan saja,

seperti kalau orang tua bertanya tentang hari libur, jadwal pelajaran, meminta izin

untuk anaknya, dan menanyakan tentang keadaan anaknya di sekolah.

Sebaliknya juga, guru menggunakan media sosial untuk berkomunikasi

dengan orang tua ketika ada sesuatu yang mendesak dan penting seperti,

memberikan informasi tentang jadwal pelajaran, jadwal pulang sekolah, jadwal

kegiatan di sekolah, dan bertanya ketika siswa tidak masuk sekolah tanpa

keterangan dari orang tua.

Guru dan orang tua masih jarang untuk berkomunikasi setiap harinya

menggunakan media sosial, karena menggunakan media sosial itu hanya dua

sampai tiga kali salam waktu seminggu. Selain itu, tidak ada group di media

sosial khusus orang tua dan guru, sehingga dalam menyampaikan informasi atau

sharing informasi ke orang tua siswa hanya bersifat personal atau priabadi saja.

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial untuk

koordinasi dan kerjasama antara guru dan orang tua belum cukup efektif dan

15

Page 16: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

bermanfaat karena sebagian orang tua dan guru yang masih belum menggunakan

media sosial sebagai alat komunikasi.

Guru dan orang tua yang menggunakan media sosial BBM (Blackberry

Messenger) dan Whatsapp juga masih kurang memanfaatkannya dengan baik

untuk bekerjasama karena intensitas komunikasi guru dengan orang tua juga

rendah.

Daftar PustakaUno, H.B, (2007), Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi

Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.Wahyudi, Imam, (2012), Mengejar Profesionalisme Guru: Strategi Praktis

Mewujudkan Citra Guru Profesional, Surabaya: PT. Prestasi Pustaka Raya.Zen, Zulfikar, (2010), Peranan Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta:

Gramedia.Syatra, N.Yusvavera, (2013), Desain Relasi Efektif Guru dan Murid, Yogyakarta:

Bukubiru.Ahmadi, Abu, Widodo Supriyono, (2004), Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka

Cipta Nursito, (2002), Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah, Yogyakarta: Insan

Cendekia.Suharsono, (2004), Mencerdaskan Anak, Jakarta: Inisiasi PressSlameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta:

Rineka Cipta.Setyono, Ariesandi, (2008), Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses Dan Bahagia

Tips Praktis Dan Teruji Melejitkan Potensi Optimal Anak, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Widjaja, H.A.W, (2008), Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Effendy, O. Uchjana, (2003), Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya.

Cangara, Hafied, (2006), Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyana, Deddy, (2002), Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyanto, Slamet, (2005), Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Purwanto, Ngalim, (2000), Ilmu Pendidina Teoritis Dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Coleman, M, (2013), Empowering Family-Teacher Partnership Building Connections within Diverse Communities, Los Angeles: Sage Publication.

Puntoadi, (2011), Jenis Media Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

16

Page 17: Andry (5).docx · Web viewUntuk berprestasi di sekolah, siswa membutuhkan dukungan dari guru dan orang tua yang dapat tercipta apabila ada relasi yang baik di antara keduanya. Hubungan

Nurudin, (2012), Media Sosial Baru Dan Munculnya Revolusi Komunikasi Baru, Yogyakarta: Buku Litera.

Miles, M. B. & Huberman, A. M, (2014), Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. (Alih bahasa: Tjetjep Rohendi Rohidi), Jakarta: UI Press.

Sugiyono, (2008), Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.Yusuf, Oik, (12 Juni 2014), BlackBerry Messenger Masih Juara di Indonesia, diakses 30

November 2015, http://tekno.kompas.com/read/2014/06/12/0752254/BlackBerry.Messenger.Masih.Juara.di.Indonesia?utm_source=tekno&utm_medium=bp-kompas&utm_campaign=related&

17