Andrea Hirata

3
Risa Nur Fitria XI MIA 3 / 22 Andrea Hirata Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982. Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di Pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja. Andrea Hirata adalah lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Université de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cumlaude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai

description

contoh

Transcript of Andrea Hirata

Page 1: Andrea Hirata

Risa Nur FitriaXI MIA 3 / 22

Andrea Hirata

Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982. Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di Pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak

mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya.

Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.

Andrea Hirata adalah lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Université de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.

Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cumlaude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah. Pada tahun 1997, Andrea Hirata resmi menjadi pegawai PT Telkom.

Andrea menempuh pendidikan dasar di sebuah Sekolah Dasar yang bernama Muhammadiyah.  Kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah tersebut. Cukup jauh memang jarak yang harus di tempuh dari rumahnya, sekitar 30 km. Ayahnya, bekerja sebagai kuli timah di sebuah perusahaan timah di Belitong. Sementara, ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi dan dengan seorang guru yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah. Bu Muslimah ialah sosok yang dijadikan Andrea sebagai motivatornya.

Andrea menganggap sosok Muslimah sebagai seorang yang sangat menginspirasi hidupnya. Menurut Andrea, perjuangannya tersebut dilakukan untuk mempertahankan sekolah yang hampir rubuh sangat berkesan dalam perjalanan hidupnya. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah

Page 2: Andrea Hirata

Risa Nur FitriaXI MIA 3 / 22

sebagai seorang guru. Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis cerita.

Niatnya untuk menuliskan pengabdian sang inspiratornya kembali memuncak manakala dia menjadi relawan untuk korban tsunami di Aceh. Ketika dia melihat rumah, sekolah, dan berbagai bangunan yang ambruk, memorinya akan masa kecilnya dan tentu saja, Bu Mus memantapkan hatinya untuk menuliskan perjuangan guru tercintanya itu ke dalam sebuah karya sastra. Kemudian,  Andrea Hirata berhasil membuat novel Laskar Pelangi hanya dalam waktu tiga minggu.

Naskah setebal 700 halaman itu lantas digandakan menjadi 11 buah. Satu kopi naskah tersebut dikirimkan kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah sakit. Sedangkan sisanya dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi. Tak sengaja, naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu rekannya yang kemudian mengirimkan ke penerbit.

Penerbit tertarik untuk menerbitkan dan menjualnya ke pasar.  Desember 2005, buku Laskar Pelangi diluncurkan ke pasar secara resmi.  Laskar Pelangi menjadi bahan pembicaraan para penggemar karya sastra. Dalam waktu seminggu, novel perdana Andrea tersebut sudah mampu dicetak ulang. Tanggal 26 September 2008, Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Film ini telah ditonton oleh 4,6 juta orang di seluruh Indonesia.

Tanggal 17 Desember 2009, Sang pemimpi juga diangkat menjafi film Layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Dengan jumlah penonton sekitar 1,9 juta orang. Sang Pemimpi menjadi film pembuka dalam Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2009 pada 4 Desember 2009, dan menjadi film Indonesia pertama yang menjadi pembuka sejak JiFFest pertama pada tahun tersebut.

Karya-karya Andrea Hirata :1. Laskar Pelangi (2005)2. Sang Pemimpi (2006)3. Edensor (2007)4. Maryamah Karpov5. Padang Bulan dan Cinta di dalam Gelas (2010)6. Sebelas Patriot (2011)7. Laskar Pelangi Song Book (2012)

Penghargaan :

1. Winner of BuchAwards Germany 2013

2. Winner of New York Book Festival 2013 (general fiction category)

3. Khatulistiwa Literaly Award (KLA), 20074. Aisyiyah Award5. Paramadina Award6. Netpac Critics Award