ANATOMI PROSTAT2

6
ANATOMI PROSTAT 2,3 Prostat merupakan organ yang terdiri atas jaringan fibromuskular dan glandular yang tersembunyi di bawah kandung kemih. Dalam keadaan normal, prostat mempunyai berat 20 gram dan panjang 2,5 cm yang terletak pada uretra posterior. Di bagian depan prostat disokong oleh ligamentum prostatik dan di bagian belakang oleh diafragma urogenital.. 3 Gambar 2.1 Anatomi prostat Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. Kapsul ini terdiri dari 2 lapisan yaitu : 1. True capsule : lapisan fibrosa tipis pada bagian luar prostat 2. False capsule : lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung, Dalam klasifikasi of Lowsley, prostat terdiri dari 5 lobus yaitu anterior, posterior, median, lateral kanan, dan lateral kiri. Sedangkan menurut McNeal, prostat terbagi atas zona perifer, zona

description

prostat

Transcript of ANATOMI PROSTAT2

Page 1: ANATOMI PROSTAT2

ANATOMI PROSTAT2,3

Prostat merupakan organ yang terdiri atas jaringan fibromuskular dan glandular yang

tersembunyi di bawah kandung kemih. Dalam keadaan normal, prostat mempunyai berat 20

gram dan panjang 2,5 cm yang terletak pada uretra posterior. Di bagian depan prostat

disokong oleh ligamentum prostatik dan di bagian belakang oleh diafragma urogenital..3

Gambar 2.1 Anatomi prostat

Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. Kapsul ini terdiri dari 2 lapisan yaitu : 1. True capsule : lapisan fibrosa tipis pada bagian luar prostat 2. False capsule : lapisan ekstraperitoneal yang saling bersambung,

Dalam klasifikasi of Lowsley, prostat terdiri dari 5 lobus yaitu anterior, posterior, median, lateral kanan, dan lateral kiri. Sedangkan menurut McNeal, prostat terbagi atas zona perifer, zona sentral, zona transisional, zona anterior, dan zona preprostatik sfingter2

Zona sentral: disebut juga lobus medius, mengelilingi ductus ejakulatorius saat

memasuki glandula prostat. Zona ini menyusun 25% jaringan kelenjar dan resisten

mengalami keganasan karsinoma dan peradangan. Sel-sel pada zona sentral memiliki

ciri lebih mencolok dan sitoplasma sedikit basofilik dengan nukleus lebih besar yang

Page 2: ANATOMI PROSTAT2

terletak pada level berbeda pada tiap-tiap sel. Kemungkinan zona ini secara embriologik

berasal dari inklusi ductus mesonefrikus saat prostat berkembang.

Zona perifer: menyusun 70% kelenjar prostat dan mengelilingi zona sentral yakni terletak

pada bagian posterior dan lateral glandula prostat. Kebanyakan carcinoma muncul dari

zona perifer prostat dan akan terpalpasi saat tes colok dubur. Selain itu, zona ini

merupakan zona paling rentan terkena radang.

Zona transisional: menyusun 5% komponen kelenjar, terdiri dari glandula mucosal, dan

terletak di sekitar urethra prostatica. Pada lansia, sel parenkim pada zona ini seringkali

mengalami hiperplasia (penambahan jumlah sel) dan membentuk massa nodular sel

epitel yang dapat menekan urethra prostatica, menyebabkan gangguan urinasi. Kondisi

tersebut dinamakan benign prostatic hyperplasia (BPH).

Zona periurethra: tersusun atas glandula mukosa dan submukosa. Zona ini dapat

mengalami pertumbuhan abnormal pada fase BPH lanjutan, terutama pertumbuhan dari

komponan stroma. Bersama dengan nodul glandular pada zona transisional, keduanya

akan meningkakan kompresi urethra dan retensi lebih parah dari urin di vesica urinaria.

Zona lain selain komponen glandular yakni stroma fibromuskular yang terletak pada

permukaan anterior glandula prostat, anterior dari urethra.

Gambar 2.2 Zona prostat berdasarkan mcneal

Page 3: ANATOMI PROSTAT2

Gambar 2.3 Lobus pada kelenjar prostat

Vaskularisasi pada prostat berasal dari arteri dan vena. Arteri vesikal inferior, arteri

pudendal interna, dan arteri hemoroid menyuplai darah ke prostat. Sedangkan vena dari

prostat akan berlanjut ke pleksus periprostatik yang terhubung dengan vena dorsal dalam dari

penis dan vena iliaka interna

Persarafan pada prostat didapat dari inervasi simpatis dan parasimpatis dari pleksus

prostatikus. Pleksus prostatikus menerima masukan serabut simpatis dari nervus

hipogastrikus (T10-L2) dan parasimpatis dari korda spinalis (S2-4). Stimulasi simpatis

menyebabkan pengeluaran cairan prostat ke uretra posterior seperti saat ejakulasi, sedangkan

rangsangan parasimpatis meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat.

Sistem persyarafan simpatis tersebut memungkinkan terjadinya proses miksi secara bertahap

(fase) yaitu :

1. Fase Pengisian (Resting /Filling Phase)

Fase ini terjadi setelah selesai miksi dan buli-buli mulai diisi lagi dengan urin dari ginjal yang

masuk melalui ureter. Pada fase ini tekanan di dalam buli-buli selalu rendah, kurang dari 20

cm H2O. Sedangkan tekanan di uretra posterior selalu lebih tinggi antara 60-100 cm H2O.

2. Fase Ekspulsi

Setelah buli-buli terisi urin sebanyak 200-300 ml dan mengembang , mulailah reseptor

“strechtí” yang ada pada mukosa buli-buli terangsang dan impuls dikirimkan ke sistem saraf

otonom parasimpatis di medula spinalis segmen 2 sampai 4 dan sistem syaraf ini menjadi

aktif dengan akibat meningkatnya tonus buli-buli (muskulus detrusor). Meningkatnya tonus

detrusor ini dirasakan sebagai perasaan ingin kencing. Pada saat tonus detrusor meningkat

Page 4: ANATOMI PROSTAT2

maka secara sinkron leher buli-buli dan uretra pars prostatika membuka, bentuknya berubah

seperti corong dan tekanannya menurun. Pada keadaan ini inkontinensia hanya dipertahankan

oleh spinkter eksterna yang masih tetap menutup. Bila yang bersangkutan telah mendapatkan

tempat yang dianggap konvivien untuk miksi barulah spinkter eksterna secara sadar dan

terjadi miksi. Pada saat tonus detrusor meningkat sampai terjadinya miksi tekanan

intravesikal mencapai 60-120 m 

Kelenjar prostat mengeluarkan cairan basa yang menyerupai susu untuk menetralisir keasaman

vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang optimum pada pH 6,0 sampai

6,5 . Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di uretra posterior untuk

kemudian dikeluarkan bersama cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Volume cairan

prostat merupakan 25% dari seluruh volume ejakulat.

FISIOLOGI PROSTAT 1

Kelenjar prostat menyekresi cairan encer, seperti susu, yang mengandung kalsium,

ion sitrat, ion fosfat, enzim pembekuan, dan profibrinolisin. Selama pengisian, simpai

kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer

seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah jumlah semen lebih banyak

lagi. Sifat cairan prostat yang sedikit basa mungkin penting untuk keberhasilan fertilisasi

ovum, karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir

metabolisme sperma, dan sebagai akibatnya, akan menghambat fertilisasi sperma. Selain itu,

sekret vagina bersifat asam (pH 3,5−4). Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH

sekitarnya meningkat menjadi 6−6,5. Akibatnya, cairan prostat yang sedikit basa mungkin

dapat menetralkan sifat asam cairan 12

seminalis lainnya selama ejakulasi, dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma

TAMBAHAN OLEH OLEH DARI dr AGO SP OT

Page 5: ANATOMI PROSTAT2

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.

Jakarta: EGC

2. Snell, Richard S., 1998, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Ed.3., EGC,

Jakarta

3. Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC,

Jakart