Anatomi ginjal

19
 Anatomi ginjal 1) Makroskopis Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram. Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla. Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773). 2) Mikroskopis Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron). Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995) 3) Vaskularisasi ginjal Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis i ni kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995). Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahanka n aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995). 4) Persarafan pada ginjal Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.  b. Fisiologi ginjal Menurut Syaifuddin (1995) “Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat -zat toksik atau racun; mempertahanka n keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh; mempertahank an keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh; mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan amoniak”. Tiga tahap pembentukan urine : 1) Filtrasi glomerular Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang

Transcript of Anatomi ginjal

Page 1: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 1/18

Anatomi ginjal

1) Makroskopis

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, didepan dua kosta

terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas

mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua

ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram.Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar

dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal

dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal

ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.

Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi

oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron.

Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari

kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).

2) Mikroskopis

Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron). Nefron adalah unit

fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari

kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan

tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)

3) Vaskularisasi ginjal

Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena

renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis

tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri

interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian

membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis inikemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).

Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem

portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir

melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena

interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena

cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama

dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal

berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal

adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yangdapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan

demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price,

1995).

4) Persarafan pada ginjal

Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini

berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan

bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”. 

b. Fisiologi ginjal

Menurut Syaifuddin (1995) “Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksik atau racun;

mempertahankan keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa

dari cairan tubuh; mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh;

mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan amoniak”. 

Tiga tahap pembentukan urine :

1) Filtrasi glomerular

Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh

lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang

Page 2: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 2/18

besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam

amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar

25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar

125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi

glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut

filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulusdan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah

filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta

tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-

tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

2) Reabsorpsi

Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air.

Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat

yang sudah difiltrasi.

3) Sekresi

Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubuluskedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh

(misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan

kalium serta ion-ion hidrogen.

Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi

hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium

keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular

“perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium

harus disekresi dan sebaliknya.

Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari

ion-ion ini (hidrogen dan kalium).

Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahamibeberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti

mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya

dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

Page 3: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 3/18

Anatomi Fisiologi Ginjal

Anatomi Ginjal

1. Makroskopis

Ginjalterletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal),didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus

lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior ) ginjal terdapat

kelenjaradrenal (juga disebut kelenjar suprarenal ). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12

hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3

cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat

seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.

Ginjal

Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Jumlahnya ada 2

buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-

laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah

dibandingkan ginjal kiri untuk memberi tempat lobus hepatis dexter yang besar. Ginjal

dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus

oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam

guncangan.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis

di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna

coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut

pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil

disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,

pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang

diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan

bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores.

Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut

dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus

pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yangterbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).

2. Mikroskopis 

Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap

ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai

Page 4: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 4/18

kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal,

yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)

Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut

Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk

filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkanmelalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung

kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.

Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh

dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih

diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan

dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang

kemudian diekskresikan disebut urin.

3. Vaskularisasi ginjal 

Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena

renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garistengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri

interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian

membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini

kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).

Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem

portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir

melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena

interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena

cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama

dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjalberada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal

adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang

dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan

demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price,

1995).

4. Persarafan Pada Ginjal 

Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini

berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan

bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”. 

Fisiologi Ginjal

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler)

tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke

ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat

sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus

sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Fungsi Ginjal 

Fungsi ginjal adalah

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,

b) mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,

c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

Page 5: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 5/18

d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

e) Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

f) Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.

g) Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.

Tahap Pembentukan Urine : 

1. Filtrasi Glomerular

Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh

lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang

besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam

amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar

25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar

125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi

glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut

filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus

dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah

filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta

tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-

tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

2. Reabsorpsi

Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air.

Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat

yang sudah difiltrasi.

3. Sekresi

Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus

kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh

(misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan

kalium serta ion-ion hidrogen.

Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi

hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium

keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular

“perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium

harus disekresi dan sebaliknya.

Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari

ion-ion ini (hidrogen dan kalium).

Page 6: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 6/18

Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami

beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti

mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya

dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

Bahan Bacaan 

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC

Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Page 7: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 7/18

Pengertian 

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya

obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal

meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).

Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat

mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapatmengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).

Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi

kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan

maka hanya satu ginjal yang rusak.

B. Etiologi 

- Jaringan parut ginjal/ureter.

- Batu

- Neoplasma/tomur- Hipertrofi prostat

- Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra

- Penyempitan uretra

- Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002).

C. Patofisiologi 

Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial ataupun

intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan

disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang

mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap(hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).

D. Manifestasi Klinis 

Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat

menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil,

demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika

kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:

1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).2. Gagal jantung kongestif.

3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).

4. Pruritis (gatal kulit).

5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).

6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.

7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.

8. Amenore, atrofi testikuler (Smeltzer dan Bare, 2002).

E. Penatalaksanaan 

Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis (obstruksi,

infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal. Untuk mengurangi obstruksi

urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani

dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan

pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor,

obstruksi ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefrektomi

(pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002).

Page 8: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 8/18

 

F. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan 

1) Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan 

Tujuan: Volume cairan seimbang

Kriteria hasil:

- RR dan TTV normal/stabil

- Turgor baik, mukosa lembab

- Intake dan output seimbang

Intervensi: 

1. Timbang BB tiap tiga hari.

2. Observasi TTV

3. Beri posisi trendelenberg4. Pantau intake dan output

5. kolaborasi pemberian diuresis

6. Cek laboratorium darah lengkap/rutin

2) Resti infeksi berhubungan dengan akses haemodialisa 

Tujuan: Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil:

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

- Tidak ada sepsis dan pus

Intervensi: 

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

2. Tutup luka dengan teknik aseptik

3. Monitor jika ada peradangan

4. Monitor TTV

5. Kolaborasi pemberian antibiotik

3) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan obstruksi akut  

Tujuan: Nyeri berkurang sampai hilang

Kriteria hasil:

- Pasien tampak rileks

- Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

Intervensi: 

1. Kaji tingkat nyeri

2. Beri penjelasan penyebab nyeri

3. Ajarkan relaksasi dan distraksi

4. Kolaborasi pemberian analgetik

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia 

Tujuan: Kebutuhan aktivitas terpenuhi

Kriteria hasil:

Page 9: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 9/18

- Meningkatkan kemampuan mobilitas

- Melaporkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi: 

1. Kaji respon individu terhadap aktivitas, nyeri, dispnea, vertigo

2. Meningkatkan aktivitas klien secara bertahap3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

5) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah 

Tujuan: Nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil:

- Masukan per oral meningkat

- Berat badan dalam rentang normal

Intervensi: 

1. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.

2. Berikan porsi makan kecil tapi sering

3. Ciptakan suasana yang menyenangkan

4. Dukung klien untuk makan bersama anggota keluarga

Page 10: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 10/18

LP Hidronefrosis 

Posted by dwixhikari pada 12 Maret 2010

Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep

LAPORAN PENDAHULUAN

HIDRONEFROSIS

1. Pengertian

Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan calyces, serta atrofi progresif dan pembesaran

kistik ginjal, dapat juga disertai pelebaran ureter (hidroureter).

Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang

mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta atrofi hebal

pada parenkim ginjal (Price, 1995: 818).

2. Etiologi

- Adanya akumulasi urin di piala ginjal, akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada

saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka

ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori) akhirnya fungsi renal

terganggu.

- Obstruksi pada fruktus urinarius

- Obstruksi parsial atau intermitten disebabkan batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi

masuk ke ureter dan menghambatnya

- Obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat

3. PatofisiologiObstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik sehingga tekanan ginjal

meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan

mempengaruhi kedua ginjal. Tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu

atau kekakuan, maka hanya satu ginjal yang rusak.

Obstruksi parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala

ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor

yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat obses atau inflamasi dekat ureter dan

menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal di

pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah yang menyebabkan ureter kaku.

Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat

pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran

uterus.

Apapun penyebabnya adanya akumulasi urine di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala

dan kaliks ginjal. Pada saat ini, atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal mengalami kerusakan

bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi komensatori)

akhirnya fungsi renal terganggu (Smeltzer, 2001:1442).

4. Manifestasi klinik

Terlampir di rental Hikari.

5. PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi

untuk menangani infeksi dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.

Untuk mengurangi obstruksi, urine harus dialihkan melalui refrostomi atau tipe diversi. Infeksi

ditangani dengan agen antimikroloid karena sisa urine dalam kaliks menyebabkan infeksi dan

pielonefritis. Pasien dipersiapkan untuk pembedahan yaitu untuk mengangkat lesi obstruktif 

Page 11: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 11/18

(batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak berat dan fungsinya hancur, maka

nefraktomi (pengangkatan ginjal).

6. Pengkajian Fokus

1) Demografi

- Ditemukan pada laki-laki di atas usia 60 tahun- Perempuan lebih banyak terjadi daripada laki-laki

- Pekerjaan yang meningkatkan statis urine (sopir, sekretaris, dll)

2) Riwayat kesehatan

a. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat gout, riwayat pembedahan

b. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, gout, diabetes

3) Data fokus

- Makanan atau cairan

Gejala• Mual/muntah, nyeri tekanan abdomen

• Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup 

Tanda

• Distensi abdominal, penurunan/tidak ada usus 

• Muntah 

- Aktivitas dan istirahat

Gejala

• Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi

• Keterbatasan aktivitas sehubungan dengan kondisi sebelumnya 

- Eliminasi terutama BAK

Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, penurunan haluaran urine, kandungkemih penuh

Tanda : oliguri, hematuri, pluria, perubahan pola berkemih

- Sirkulasi

Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal), kulit hangat dan kemurahan, pucat

- Nyeri/kenyamanan

Gejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi obstruksi, contoh : pada panggul

diregio sudut kortovertebral dan menyebar ke punggung, abdomen dan turun kelipatan paha

Tanda : melindungi perilaku distriksi, nyeri tekan pada area ginjal yang dipalpasi

- Keamanan

Gejala : menggigil, demam- Persepsi diri

Gejala : kurang pengetahuan, gangguan body image

4) Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

• Darah : hematologi; GD I/II, BGA 

• Urine : kultur urine, urine 24 jam 

b. Radiodiagnostik

• USG/CR abdomen 

• BNO IVP 

• Renogram / RPG 

• Poto thorax 

c. ECG

7. Pathways keperawatan

Terlampir di rental Hikari.

Page 12: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 12/18

8. Diagnosa keperawatan

1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya tekanan di ginjal yang meningkat

2) Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat mual, muntah

4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

9. Fokus intervensi dan rasional

1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya tekanan ginjal yang meningkat

Tujuan : nyeri terkontrol / berkurang

Kriteria hasil : pasien mengatakan nyeri berkurang dengan spasme terkontrol, tampak rileks,

mampu istirahat dengan tepat

Intervensi:

a. Catat lokasi, lamanya, intensitas dan penyebaran, pertahankan TTV

Rasional : bantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus

b. Bantu dan dorong penggunaan nafas, berfokus bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutikRasional : memberikan kesempatan untuk pemberian perhatian dan membantu relaksasi otot

c. Dorong dengan ambulasi sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4

L/hari

Rasional : hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah statis urine dan mencegah

pembentukan batu

d. Perhatikan keluhan penambahan / menetapnya nyeri abdomen

Rasional : obstruksi dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine ke dalam arca perianal

e. Berikan obat sesuai indikasi

Rasional : biasanya diberikan sebelum episode akut untuk meningkatkan relaksasi otot / mental

2) Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih

Tujuan : dapat berkemih dengan jumlah normal dewasa ½ – 1 ml/kgbb/jamKriteria hasil : tidak mengalami tanda obstruksi

Intervensi

a. Dorong meningkatkan pemasukan cairan

Rasional : peningkatan hidrasi membilas bakteri darah dan membantu lewatnya batu

b. Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi

Rasional : biasanya frekuensi meningkat bila kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal

c. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran

Rasional : akumulasi sisa berkemih dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik di

ssp

d. Catat Px laboratorium, ureum, creatininRasional : peningkatan ureum, creatinin mengindikasikan disfungsi ginjal

e. Amati keluhan Vu penuh, palpasi untuk distensi suprabubik, pertahankan penurunan

keluaran urine

Rasional : retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distansi jaringan dan resiko infeksi, gagal

ginjal

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat, mual, muntah

Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil : nafsu makan meningkat, tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut

Intervensi

a. Kaji dan catat pemasukan diet

Rasional : membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet

b. Berikan makan sedikit tapi sering

Rasional : meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik

c. Timbang BB setiap hari

Rasional : perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan

d. Awasi Px lab, contoh BUN, albumin serum, natrium, kalium

Page 13: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 13/18

Rasional : indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan aktivitas terapi

e. Berikan / Kolaborasi obat antidiuretik

Rasional : menghilangkan mual, muntah, meningkatkan pemasukan oral

4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

Tujuan : tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil : tidak menunjukkan tanda dan gejala infeksia. Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan perawat

Rasional : menurunkan resiko kontaminasi silang

b. Bantu nafas dalam, batuk dan pengubahan posisi

Rasional : mencegah atelektosis dan kemobilisasi secret untuk menurunkan resiko infeksi

c. Kaji integritas kulit

Rasional : ekskorisasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder

d. Awasi tanda vital

Rasional : demam dengan peningkatan nadi dan pernafasan adalah tanda peningkatan laju

metabolik dan proses inflamasi

e. Awasi Px lab, contoh SDP dengan diferensialRasional : SDP meningkat mengindikasi infeksi

DAFTAR PUSTAKA

• Rn. Sweringen. 2000. keperawatan medical bedah, edisi 2. Jakarta : EGC 

• Effendi hasjim Dr,dkk. 1981. fisiologa dan patofisiologi ginjal. Bandung : alumni

• Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & suddarth edisi 8

vol 2. Jakarta :EGC

• Price. Sylvia Anderson. 2005. patofisiologi konsep klinis psroses penyakit edisi 6 volume 2.

Jakarta : EGC

• Rabbins, Stanley C. buku ajar patologi II . Jakarta :EGC.

Pengertian

• Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya

obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal

meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).

• Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat

mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat

mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).

• Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi

kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan

maka hanya satu ginjal yang rusak.

Etiologi

• Jaringan parut ginjal/ureter.

• Batu 

• Neoplasma/tomur 

• Hipertrofi prostat 

• Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra 

• Penyempitan uretra 

• Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002). 

PatofiSIologi

Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial ataupun

intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan

disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang

mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap

(hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).

Page 14: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 14/18

Manifestasi Klinis

• Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat

menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maja disuria, menggigil,

demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika

kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:

• Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium). • Gagal jantung kongestif. 

• Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi). 

• Pruritis (gatal kulit). 

• Butiran uremik (kristal urea pada kulit). 

• Anoreksia, mual, muntah, cegukan.

• Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang. 

• Amenore, atrofi testikuler. 

(Smeltzer dan Bare, 2002)

Penatalaksanaan

Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis (obstruksi,

infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal.

Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi

lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan

menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi

obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur

maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002).

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1). Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan.

Tujuan: Volume cairan seimbangKriteria hasil:

• RR dan TTV normal/stabil 

• Turgor baik, mukosa lembab 

• Intake dan output seimbang 

Intervensi:

• Timbang BB tiap tiga hari. 

• Observasi TTV

• Beri posisi trendelenberg 

• Pantau intake dan output 

• kolaborasi pemberian diuresis • Cek laboratorium darah lengkap/rutin 

2). Resti infeksi berhubungan dengan akses haemodialise

Tujuan: Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil:

• Tidak ada tanda-tanda infeksi

• Tidak ada sepsis dan pus 

Tindakan:

• Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan 

• Tutup luka dengan teknik aseptik 

• Monitor jika ada peradangan 

• Monitor TTV 

• Kolaborasi pemberian antibiotik 

3). Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan obstruksi akut.

Tujuan: Nyeri berkurang sampai hilang

Kriteria hasil:

• Pasien tampak rileks 

• Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang 

Page 15: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 15/18

Intervensi:

• Kaji tingkat nyeri 

• Beri penjelasan penyebab nyeri 

• Ajarkan relaksasi dan distraksi 

• Kolaborasi pemberian analgetik

4). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemiaTujuan: Kebutuhan aktivitas terpenuhi

Kriteria hasil:

• Meningkatkan kemampuan mobilitas 

• Melaporkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas

Intervensi:

• Kaji respon individu terhadap aktivitas, nyeri, dispnea, vertigo

• Meningkatkan aktivitas klien secara bertahap 

• Kolaborasi dengan ahli fisioterapi 

5). Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah

Tujuan: Nutrisi terpenuhiKriteria hasil:

• Masukan per oral meningkat

• Berat badan dalam rentang normal 

Intervensi

• Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat. 

• Berikan porsi makan kecil tapi sering 

• Ciptakan suasanya yang menyenangkan 

• Dukung klien untuk makan bersama anggota keluarga 

Daftar Pustaka

1. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.2. Price, Sylvia. 1992. Patofisiologi edisi keempat. Jakatya: EGC.

3. Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. Buku aajar keperawatan medikal bedah edisi 8.

Jakarta: EGC.

HIDRONEFROSIS 

 A. Definisi 

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal.

B. Etiologi 

Hidronefrosis disebabkan adanya obstruksi.

C. Patofisiologi 

Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan di 

ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan

mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya

batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.

Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di pialaginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor

yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan

menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal di pangkal

ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria

lansia , penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat

Page 16: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 16/18

pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran

uterus.

Apapun penyebabnya adanya akumulasi urin di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala

dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu ginjal sedang mengalami

kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertropikompensatori), akhirnya fungsi renal terganggu.

D. Tanda dan Gejala

1. Rasa sakit dipanggul dan punggung

2. Disuria

3. Menggigil

4. Demam

5. Nyeri tekan

6. Piuria

7. Hematuria

E. Penatalaksanaan  

Tujuan : Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, untuk menangani

infeksi, dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.

Untuk mengurangi obstruksi urin harus dialihkan dengan tindakan nefrostomi atau tipe

diversi lainnya.

Infeksi ditangani dengan agen antimikrobial karena sisa urin dalam kaliks menyebabkan

infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk mengankat lesi

obstruktif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya

hancur, nefrektomi dapat dilakukan.

DEFINISI 

Hidronefrosis adalah penggembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena aliran

air kemih tersumbat.

Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah.

Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali ke dalam tabung-tabung kecil

di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis

renalis). Hal ini akan menyebabkan ginjal menggembung dan menekan jaringan ginjal yang

rapuh.

Pada akhinya, tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal

sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.

PENYEBAB 

Page 17: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 17/18

Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik

(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):

- Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi

- Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah

- Batu di dalam pelvis renalis

- Penekanan pada ureter oleh:

- jaringan fibrosa

- arteri atau vena yang letaknya abnormal

- tumor.

Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik

atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:

- Batu di dalam ureter

- Tumor di dalam atau di dekat ureter

- Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan

- Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter

- Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen

atau obat-obatan (terutama metisergid)

- Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)

- Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya

- Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat

pembesaran prostat, peradangan atau kanker

- Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera

- Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi ureter.

Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter.

Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter yang

secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih.

Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan

ureter mungkin tetap agak melebar.

Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot ritmis yang

secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu akan

menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi

kerusakan yang menetap.

GEJALA 

Page 18: Anatomi ginjal

5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 18/18

Gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta lamanya

penyumbatan.

Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan menyebabkan kolik

renalis ( nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul) pada sisi ginjal

yang terkena.

Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (hidronefrosis kronis), bisa tidak menimbulkan

gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul).

Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis renalis atau karena

penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke bawah.

Air kemih dari 10% penderita mengandung darah.

Sering ditemukan infeksi saluran kemih (terdapat nanah di dalam air kemih), demam dan rasa

nyeri di daerah kandung kemih atau ginjal.

Jika aliran air kemih tersumbat, bisa terbentuk batu (kalkulus).

Hidronefrosis bisa menimbulkan gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti mual,

muntah dan nyeri perut.

Gejala ini kadang terjadi pada penderita anak-anak akibat cacat bawaan, dimana sambungan

ureteropelvik terlalu sempit.

Jika tidak diobati, pada akhirnya hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisaterjadi gagal ginjal.

DIAGNOSA 

Dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul,

terutama jika ginjal sangat membesar.