Anatomi ginjal
-
Upload
rafidaini-sazarni-ratiyun -
Category
Documents
-
view
270 -
download
1
Transcript of Anatomi ginjal
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 1/18
Anatomi ginjal
1) Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, didepan dua kosta
terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas
mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua
ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram.Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar
dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal
dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal
ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi
oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron.
Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari
kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2) Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron). Nefron adalah unit
fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari
kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan
tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
3) Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena
renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis
tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri
interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian
membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis inikemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem
portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir
melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena
interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena
cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama
dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal
berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal
adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yangdapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan
demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price,
1995).
4) Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.
b. Fisiologi ginjal
Menurut Syaifuddin (1995) “Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksik atau racun;
mempertahankan keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
dari cairan tubuh; mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh;
mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan amoniak”.
Tiga tahap pembentukan urine :
1) Filtrasi glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh
lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 2/18
besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam
amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar
25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar
125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi
glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut
filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulusdan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah
filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta
tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-
tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
2) Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air.
Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat
yang sudah difiltrasi.
3) Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubuluskedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh
(misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan
kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi
hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium
keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular
“perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium
harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari
ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahamibeberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti
mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya
dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 3/18
Anatomi Fisiologi Ginjal
Anatomi Ginjal
1. Makroskopis
Ginjalterletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal),didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus
lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior ) ginjal terdapat
kelenjaradrenal (juga disebut kelenjar suprarenal ). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12
hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3
cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat
seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.
Ginjal
Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Jumlahnya ada 2
buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-
laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah
dibandingkan ginjal kiri untuk memberi tempat lobus hepatis dexter yang besar. Ginjal
dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus
oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
guncangan.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis
di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna
coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil
disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang
diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan
bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores.
Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut
dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus
pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yangterbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
2. Mikroskopis
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap
ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 4/18
kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal,
yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut
Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk
filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkanmelalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung
kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh
dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan
dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang
kemudian diekskresikan disebut urin.
3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena
renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garistengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri
interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian
membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini
kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem
portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir
melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena
interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena
cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama
dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjalberada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal
adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang
dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan
demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price,
1995).
4. Persarafan Pada Ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.
Fisiologi Ginjal
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler)
tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke
ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat
sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus
sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal adalah
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,
c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 5/18
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
e) Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
f) Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
g) Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
Tahap Pembentukan Urine :
1. Filtrasi Glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh
lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang
besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam
amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar
25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar
125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi
glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut
filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus
dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah
filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta
tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-
tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
2. Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air.
Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat
yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus
kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh
(misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan
kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi
hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium
keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular
“perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium
harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari
ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 6/18
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami
beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti
mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya
dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.
Bahan Bacaan
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 7/18
Pengertian
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya
obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal
meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapatmengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).
Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi
kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan
maka hanya satu ginjal yang rusak.
B. Etiologi
- Jaringan parut ginjal/ureter.
- Batu
- Neoplasma/tomur- Hipertrofi prostat
- Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra
- Penyempitan uretra
- Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002).
C. Patofisiologi
Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial ataupun
intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan
disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang
mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap(hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).
D. Manifestasi Klinis
Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil,
demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika
kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:
1. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium).2. Gagal jantung kongestif.
3. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
4. Pruritis (gatal kulit).
5. Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
6. Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
7. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
8. Amenore, atrofi testikuler (Smeltzer dan Bare, 2002).
E. Penatalaksanaan
Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis (obstruksi,
infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal. Untuk mengurangi obstruksi
urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi lainnya. Infeksi ditangani
dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan menyebabkan infeksi dan
pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi obstrukstif (batu, tumor,
obstruksi ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur maka nefrektomi
(pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002).
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 8/18
F. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan
Tujuan: Volume cairan seimbang
Kriteria hasil:
- RR dan TTV normal/stabil
- Turgor baik, mukosa lembab
- Intake dan output seimbang
Intervensi:
1. Timbang BB tiap tiga hari.
2. Observasi TTV
3. Beri posisi trendelenberg4. Pantau intake dan output
5. kolaborasi pemberian diuresis
6. Cek laboratorium darah lengkap/rutin
2) Resti infeksi berhubungan dengan akses haemodialisa
Tujuan: Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada sepsis dan pus
Intervensi:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Tutup luka dengan teknik aseptik
3. Monitor jika ada peradangan
4. Monitor TTV
5. Kolaborasi pemberian antibiotik
3) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan obstruksi akut
Tujuan: Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil:
- Pasien tampak rileks
- Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
Intervensi:
1. Kaji tingkat nyeri
2. Beri penjelasan penyebab nyeri
3. Ajarkan relaksasi dan distraksi
4. Kolaborasi pemberian analgetik
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia
Tujuan: Kebutuhan aktivitas terpenuhi
Kriteria hasil:
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 9/18
- Meningkatkan kemampuan mobilitas
- Melaporkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi:
1. Kaji respon individu terhadap aktivitas, nyeri, dispnea, vertigo
2. Meningkatkan aktivitas klien secara bertahap3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
5) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah
Tujuan: Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
- Masukan per oral meningkat
- Berat badan dalam rentang normal
Intervensi:
1. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
2. Berikan porsi makan kecil tapi sering
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan
4. Dukung klien untuk makan bersama anggota keluarga
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 10/18
LP Hidronefrosis
Posted by dwixhikari pada 12 Maret 2010
Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
HIDRONEFROSIS
1. Pengertian
Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis renalis dan calyces, serta atrofi progresif dan pembesaran
kistik ginjal, dapat juga disertai pelebaran ureter (hidroureter).
Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta atrofi hebal
pada parenkim ginjal (Price, 1995: 818).
2. Etiologi
- Adanya akumulasi urin di piala ginjal, akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada
saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka
ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori) akhirnya fungsi renal
terganggu.
- Obstruksi pada fruktus urinarius
- Obstruksi parsial atau intermitten disebabkan batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi
masuk ke ureter dan menghambatnya
- Obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat
3. PatofisiologiObstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir balik sehingga tekanan ginjal
meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan
mempengaruhi kedua ginjal. Tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu
atau kekakuan, maka hanya satu ginjal yang rusak.
Obstruksi parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala
ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor
yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat obses atau inflamasi dekat ureter dan
menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal di
pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah yang menyebabkan ureter kaku.
Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat
pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran
uterus.
Apapun penyebabnya adanya akumulasi urine di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala
dan kaliks ginjal. Pada saat ini, atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal mengalami kerusakan
bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi komensatori)
akhirnya fungsi renal terganggu (Smeltzer, 2001:1442).
4. Manifestasi klinik
Terlampir di rental Hikari.
5. PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi
untuk menangani infeksi dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.
Untuk mengurangi obstruksi, urine harus dialihkan melalui refrostomi atau tipe diversi. Infeksi
ditangani dengan agen antimikroloid karena sisa urine dalam kaliks menyebabkan infeksi dan
pielonefritis. Pasien dipersiapkan untuk pembedahan yaitu untuk mengangkat lesi obstruktif
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 11/18
(batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak berat dan fungsinya hancur, maka
nefraktomi (pengangkatan ginjal).
6. Pengkajian Fokus
1) Demografi
- Ditemukan pada laki-laki di atas usia 60 tahun- Perempuan lebih banyak terjadi daripada laki-laki
- Pekerjaan yang meningkatkan statis urine (sopir, sekretaris, dll)
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat gout, riwayat pembedahan
b. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, gout, diabetes
3) Data fokus
- Makanan atau cairan
Gejala• Mual/muntah, nyeri tekanan abdomen
• Ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup
Tanda
• Distensi abdominal, penurunan/tidak ada usus
• Muntah
- Aktivitas dan istirahat
Gejala
• Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi
• Keterbatasan aktivitas sehubungan dengan kondisi sebelumnya
- Eliminasi terutama BAK
Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, penurunan haluaran urine, kandungkemih penuh
Tanda : oliguri, hematuri, pluria, perubahan pola berkemih
- Sirkulasi
Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal), kulit hangat dan kemurahan, pucat
- Nyeri/kenyamanan
Gejala : episode akut nyeri berat, lokasi tergantung pada lokasi obstruksi, contoh : pada panggul
diregio sudut kortovertebral dan menyebar ke punggung, abdomen dan turun kelipatan paha
Tanda : melindungi perilaku distriksi, nyeri tekan pada area ginjal yang dipalpasi
- Keamanan
Gejala : menggigil, demam- Persepsi diri
Gejala : kurang pengetahuan, gangguan body image
4) Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
• Darah : hematologi; GD I/II, BGA
• Urine : kultur urine, urine 24 jam
b. Radiodiagnostik
• USG/CR abdomen
• BNO IVP
• Renogram / RPG
• Poto thorax
c. ECG
7. Pathways keperawatan
Terlampir di rental Hikari.
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 12/18
8. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya tekanan di ginjal yang meningkat
2) Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat mual, muntah
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
9. Fokus intervensi dan rasional
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya tekanan ginjal yang meningkat
Tujuan : nyeri terkontrol / berkurang
Kriteria hasil : pasien mengatakan nyeri berkurang dengan spasme terkontrol, tampak rileks,
mampu istirahat dengan tepat
Intervensi:
a. Catat lokasi, lamanya, intensitas dan penyebaran, pertahankan TTV
Rasional : bantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus
b. Bantu dan dorong penggunaan nafas, berfokus bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutikRasional : memberikan kesempatan untuk pemberian perhatian dan membantu relaksasi otot
c. Dorong dengan ambulasi sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4
L/hari
Rasional : hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah statis urine dan mencegah
pembentukan batu
d. Perhatikan keluhan penambahan / menetapnya nyeri abdomen
Rasional : obstruksi dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasi urine ke dalam arca perianal
e. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : biasanya diberikan sebelum episode akut untuk meningkatkan relaksasi otot / mental
2) Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih
Tujuan : dapat berkemih dengan jumlah normal dewasa ½ – 1 ml/kgbb/jamKriteria hasil : tidak mengalami tanda obstruksi
Intervensi
a. Dorong meningkatkan pemasukan cairan
Rasional : peningkatan hidrasi membilas bakteri darah dan membantu lewatnya batu
b. Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi
Rasional : biasanya frekuensi meningkat bila kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal
c. Observasi perubahan status mental, perilaku atau tingkat kesadaran
Rasional : akumulasi sisa berkemih dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik di
ssp
d. Catat Px laboratorium, ureum, creatininRasional : peningkatan ureum, creatinin mengindikasikan disfungsi ginjal
e. Amati keluhan Vu penuh, palpasi untuk distensi suprabubik, pertahankan penurunan
keluaran urine
Rasional : retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distansi jaringan dan resiko infeksi, gagal
ginjal
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, mual, muntah
Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil : nafsu makan meningkat, tidak mengalami tanda malnutrisi lebih lanjut
Intervensi
a. Kaji dan catat pemasukan diet
Rasional : membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet
b. Berikan makan sedikit tapi sering
Rasional : meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik
c. Timbang BB setiap hari
Rasional : perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan
d. Awasi Px lab, contoh BUN, albumin serum, natrium, kalium
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 13/18
Rasional : indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan aktivitas terapi
e. Berikan / Kolaborasi obat antidiuretik
Rasional : menghilangkan mual, muntah, meningkatkan pemasukan oral
4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : tidak menunjukkan tanda dan gejala infeksia. Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan perawat
Rasional : menurunkan resiko kontaminasi silang
b. Bantu nafas dalam, batuk dan pengubahan posisi
Rasional : mencegah atelektosis dan kemobilisasi secret untuk menurunkan resiko infeksi
c. Kaji integritas kulit
Rasional : ekskorisasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder
d. Awasi tanda vital
Rasional : demam dengan peningkatan nadi dan pernafasan adalah tanda peningkatan laju
metabolik dan proses inflamasi
e. Awasi Px lab, contoh SDP dengan diferensialRasional : SDP meningkat mengindikasi infeksi
DAFTAR PUSTAKA
• Rn. Sweringen. 2000. keperawatan medical bedah, edisi 2. Jakarta : EGC
• Effendi hasjim Dr,dkk. 1981. fisiologa dan patofisiologi ginjal. Bandung : alumni
• Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku ajar keperawatan medical bedah Brunner & suddarth edisi 8
vol 2. Jakarta :EGC
• Price. Sylvia Anderson. 2005. patofisiologi konsep klinis psroses penyakit edisi 6 volume 2.
Jakarta : EGC
• Rabbins, Stanley C. buku ajar patologi II . Jakarta :EGC.
Pengertian
• Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya
obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal
meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
• Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat
mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).
• Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi
kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan
maka hanya satu ginjal yang rusak.
Etiologi
• Jaringan parut ginjal/ureter.
• Batu
• Neoplasma/tomur
• Hipertrofi prostat
• Kelainan konginetal pada leher kandung kemih dan uretra
• Penyempitan uretra
• Pembesaran uterus pada kehamilan (Smeltzer dan Bare, 2002).
PatofiSIologi
Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial ataupun
intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga menyebabkan
disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika salah satu ginjal sedang
mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap
(hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu (Smeltzer dan Bare, 2002).
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 14/18
Manifestasi Klinis
• Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maja disuria, menggigil,
demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika
kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul, seperti:
• Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium). • Gagal jantung kongestif.
• Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi).
• Pruritis (gatal kulit).
• Butiran uremik (kristal urea pada kulit).
• Anoreksia, mual, muntah, cegukan.
• Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang.
• Amenore, atrofi testikuler.
(Smeltzer dan Bare, 2002)
Penatalaksanaan
Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis (obstruksi,
infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal.
Untuk mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi
lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan
menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi
obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan hancur
maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002).
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1). Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan cairan.
Tujuan: Volume cairan seimbangKriteria hasil:
• RR dan TTV normal/stabil
• Turgor baik, mukosa lembab
• Intake dan output seimbang
Intervensi:
• Timbang BB tiap tiga hari.
• Observasi TTV
• Beri posisi trendelenberg
• Pantau intake dan output
• kolaborasi pemberian diuresis • Cek laboratorium darah lengkap/rutin
2). Resti infeksi berhubungan dengan akses haemodialise
Tujuan: Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
• Tidak ada tanda-tanda infeksi
• Tidak ada sepsis dan pus
Tindakan:
• Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
• Tutup luka dengan teknik aseptik
• Monitor jika ada peradangan
• Monitor TTV
• Kolaborasi pemberian antibiotik
3). Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan obstruksi akut.
Tujuan: Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil:
• Pasien tampak rileks
• Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 15/18
Intervensi:
• Kaji tingkat nyeri
• Beri penjelasan penyebab nyeri
• Ajarkan relaksasi dan distraksi
• Kolaborasi pemberian analgetik
4). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemiaTujuan: Kebutuhan aktivitas terpenuhi
Kriteria hasil:
• Meningkatkan kemampuan mobilitas
• Melaporkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi:
• Kaji respon individu terhadap aktivitas, nyeri, dispnea, vertigo
• Meningkatkan aktivitas klien secara bertahap
• Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
5). Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah
Tujuan: Nutrisi terpenuhiKriteria hasil:
• Masukan per oral meningkat
• Berat badan dalam rentang normal
Intervensi
• Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
• Berikan porsi makan kecil tapi sering
• Ciptakan suasanya yang menyenangkan
• Dukung klien untuk makan bersama anggota keluarga
Daftar Pustaka
1. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.2. Price, Sylvia. 1992. Patofisiologi edisi keempat. Jakatya: EGC.
3. Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. Buku aajar keperawatan medikal bedah edisi 8.
Jakarta: EGC.
HIDRONEFROSIS
A. Definisi
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal.
B. Etiologi
Hidronefrosis disebabkan adanya obstruksi.
C. Patofisiologi
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan di
ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan
mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya
batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.
Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di pialaginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor
yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan
menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal di pangkal
ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria
lansia , penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 16/18
pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran
uterus.
Apapun penyebabnya adanya akumulasi urin di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala
dan kaliks ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu ginjal sedang mengalami
kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertropikompensatori), akhirnya fungsi renal terganggu.
D. Tanda dan Gejala
1. Rasa sakit dipanggul dan punggung
2. Disuria
3. Menggigil
4. Demam
5. Nyeri tekan
6. Piuria
7. Hematuria
E. Penatalaksanaan
Tujuan : Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, untuk menangani
infeksi, dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.
Untuk mengurangi obstruksi urin harus dialihkan dengan tindakan nefrostomi atau tipe
diversi lainnya.
Infeksi ditangani dengan agen antimikrobial karena sisa urin dalam kaliks menyebabkan
infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk mengankat lesi
obstruktif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya
hancur, nefrektomi dapat dilakukan.
DEFINISI
Hidronefrosis adalah penggembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena aliran
air kemih tersumbat.
Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah.
Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali ke dalam tabung-tabung kecil
di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis
renalis). Hal ini akan menyebabkan ginjal menggembung dan menekan jaringan ginjal yang
rapuh.
Pada akhinya, tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal
sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.
PENYEBAB
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 17/18
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik
(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):
- Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi
- Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
- Batu di dalam pelvis renalis
- Penekanan pada ureter oleh:
- jaringan fibrosa
- arteri atau vena yang letaknya abnormal
- tumor.
Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik
atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:
- Batu di dalam ureter
- Tumor di dalam atau di dekat ureter
- Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan
- Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
- Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen
atau obat-obatan (terutama metisergid)
- Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
- Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya
- Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat
pembesaran prostat, peradangan atau kanker
- Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
- Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi ureter.
Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter.
Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter yang
secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih.
Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan
ureter mungkin tetap agak melebar.
Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot ritmis yang
secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu akan
menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi
kerusakan yang menetap.
GEJALA
5/16/2018 Anatomi ginjal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anatomi-ginjal-55b078fb85f65 18/18
Gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta lamanya
penyumbatan.
Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan menyebabkan kolik
renalis ( nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul) pada sisi ginjal
yang terkena.
Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (hidronefrosis kronis), bisa tidak menimbulkan
gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul).
Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis renalis atau karena
penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke bawah.
Air kemih dari 10% penderita mengandung darah.
Sering ditemukan infeksi saluran kemih (terdapat nanah di dalam air kemih), demam dan rasa
nyeri di daerah kandung kemih atau ginjal.
Jika aliran air kemih tersumbat, bisa terbentuk batu (kalkulus).
Hidronefrosis bisa menimbulkan gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti mual,
muntah dan nyeri perut.
Gejala ini kadang terjadi pada penderita anak-anak akibat cacat bawaan, dimana sambungan
ureteropelvik terlalu sempit.
Jika tidak diobati, pada akhirnya hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisaterjadi gagal ginjal.
DIAGNOSA
Dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul,
terutama jika ginjal sangat membesar.