ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

download ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

of 10

Transcript of ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    1/10

    ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

    Disusun Sebagai Pelaksanaan Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi ManusiaAmpuan Yoanni Maria Lauda Feroniasanti M.Si.

    Oleh :

    1.  Maria Claret T (141434010)

    2.  Fransiska Agri M (141434039)

    3.  Putri Oktavia (141434059)

    4.  Kristian Yosar P (141434074)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    2/10

    SISTEM EKSRESI MANUSIA

    Pembentukan Urin

    Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal dengan melalui

    glomerolus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung

    hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat

    yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan terus ke piala ginjal terus berlanjut ke

    ureter (Syaifuddin, 2003).

    Ada 3 tahap pembentukan urin

    1.  Glomerular Filtration

    Proses ini terjadi di glomerulus, proses filtrasi terjadi karena permukaan aferen lebih

     besar dari permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian

    yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring

    ditampung oleh simpai Bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat,

     bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus ginjal.

    2.  Tubular Reabsorpsi

    -  Mekanisme Reabsorpsi

    Fungsi utama tubulus proksimal adalah reabsorbsi yaitu proses dikembalikannya air

     bersama dengan glukosa, asam amino, asam urat dan protein yang berhasil menembus

    filter glomerulus ke aliran darah. Tubulus proksimal juga mengembalikan elektrolit,

    natrium, chlorida dan bikarbonal. Simpai Henle mereabsorbsi air dan natrium.Tubulus distal secara halus mengatur konsentrasi ion-ion natrium, kalium, bikarbonat,

    fosfat dan hidrogen

    o  Transport aktif

    -  Material yang ditransport berupa glukosa, asam amino, vitamin dan ion

     positif (Na+, Ca2+)

    -  Melibatkan protein carrier (tranporter) di membran tubulus

    -  Dalam keadaan normal, semua glukosa direabsorbsi sehingga tidak

    dijumpai di urin

    Reabsorbsi ion Ca2+ dipengaruhi oleh hormon  parathyroid   (PTH).Kelenjar parathyroid akan mensekresikan PTH ketika kadar kalsium

    dalam darah turun yang membuat reabsorbsi ion Ca2+ meningkat

    (menjaga kadar Ca dalam darah tetap seimbang)

    Hormon aldosteron  (dihasilkan oleh kortek adrenal) meningkatkan

    reabsorbsi ion Na+ dan ekskresi ion K+. Selain itu, hormon aldosteron

     juga mempengaruhi volume darah

    o  Transport pasif

    Yang ditransport berupa ion negatif (seperti Cl- dan HCO3-) yang

    dikembalikan ke dalam darah mengikuti reabsorbsi ion positif

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    3/10

    o  Osmosis

    Yang ditransport berupa air

    o  Pinositosis

    Yang ditransport berupa protein berukuran kecil. Dalam kondisi normal,

    semua protein dalam filtrat direabsorbsi, tidak dijumpai di urin.

    Hormon-hormon yang mempengaruhi reabsorpsi

      Aldosteron 

    Dihasilkan oleh kortek adrenal dengan target utama adalah ginjal ketika

    volume darah dalam tubuh berkurang 

    Meningkatkan reabsorbsi ion Na+ ke dalam darah dan eksresi K+ ke dalam

    tubulus.

    Ketika Na+ direabsorbsi, ion H+ ikut diekskresikan ke dalam tubulus yang

    mencegah terjadinya akumulasi ion H+ dalam darah 

    Ion negatif seperti Cl- dan HCO3- juga ikut direabsorbsi bersamaan dengan

    terjadinya reabsorbsi Na+, diikuti oleh air melalui osmosis 

    Hal ini penting untuk mempertahankan volume darah dan tekanan darah tetap

    normal 

    Jadi, aldosteron berperan dalam menjaga kadar Na+ dan K+ darah tetap

    normal, juga berperan dalam menjaga pH normal darah, volume darah dan

    tekanan darah 

      Atrial natriuretic peptide (ANP)

    Merupakan antagonis dari aldosteron

    Dihasilkan oleh atrium jantung ketika tekanan darah atau volume darahmeningkat

    ANP menurunkan reabsorbsi ion Na+ dan air melalui ginjal sehingga tetap

     berada dalam filtrat kemudian diekskresikan

    Dengan meningkatkan eliminasi air dan Na+, maka ANP menurunkan tekanan

    darah dan volume darah

      ADH

    -  Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian posterior ketika kadar air dalam

    tubuh menurun

    Dibawah pengaruh ADH, tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivusmampu mereabsorbsi lebih banyak air dari filtrat renalis. Urin menjadi lebih

     pekat.

    -  Hal tsb menjaga volume dan tekanan darah tetap normal

    -  Ketika kadar air dalam tubuh meningkat, sekresi ADH dikurangi sehingga

    reabsorbsi air berkurang. Urin menjadi lebih encer. Air dieliminasi hingga

    konsentrasinya dalam tubuh normal kembali.

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    4/10

     

    3.  Tubular Secretion

    Proses ini adalah proses penyerapan urin sisa dari filtrasi dan reabsorbsi. Proses penyerapan urin ini terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya

    diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

    Eliminasi Urin

    Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma

    darah di glomeruslus. Dari 180 liter darah yang msuk ke ginjal untuk difiltrasi, hanya

    1-2 liter saja yang dapat berupa urin. Sebagian besar hal filtrasi akan diserap kembali

    di tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2010).

    Organ tubuh yang berperan dalam eliminasi urin

    a) 

    Ginjal

    Ginjal menyering zat sisa metabolisme yang terkumpul dalam darah. Darah

    mencapai ginjal melalui arteri renalis yang merupakan cabang abdominalis.

    Sekitar 20% sampai 25% curah jantung bersikulasi setiap hari melalui ginjal.

    Setiap ginjal. Berisi 1 juta nefron. Nefron, yang merupakan unit fungsional ginjal,

    membentuk urin. Darah yang masuk di ginjal tidak semua filtrat glomorulus akan

    dibuang sebagai urin, sekitar 90% filtrat diabsorbsi kembali ke dalam plasma dan

    1 % sisanya dieksresikan sebagi urin (Potter & Perry, 2005).

     b) 

    UreterUreter meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul yang akan

    mentranspor urin ke pelvis renalis. Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis

    renalis. Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai rute keluar

     pertama pembuangan urin. Ureter merupakan struktur tubular yang memilki

     panjang 25-30 cm dan beriameter 1,25 cm pada orang dewasa. Ureter

    membentang pada posisi retroperitoneum untuk memasuki kandung kemis di

    dalam rongga panggul (pelvis) pada sambungan ureterovesikalis. Gerakan

     peristaltik menyebabkan urin masuk ke kandung kemih dalam bentuk semburan

     bukan dalam bentu aliran tetap. Ureter masuk ke dalam dinding posterior kandungkemih dengan posisi miring (Potter & Perry, 2005).

    c)  Kandung kemih

    Kandung kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistensi,

    terususn atas jaringan otot serta merupakan wadah tempat urin dan merupakan

    organ ekskresi. Apabila kosong kandung kemih berada di dalam rongga panggul

    di belakang simfisis pubis. Dalam keadaan penuh, kandung kemih membesar dan

    membentang sampai ke atas simfisis pubis.

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    5/10

    d)  Uretra

    Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dari tubuh melalui meatus

    uretra. Dalam kondisi normal, aliran urin yang mengalami turbulansi membuat

    urin bebas dari bakteri. Membran mukosa melapisi uretra, dan kelenjar uretra

    mensekresi lendir ke dalam saluran uretra. Lendir dianggap bersifat bekteriostatisdan membentuk plak mukosa untuk mencegas masuknya bakteri. Lapiran otot

     polos yang tebal mengelilingi uretra (Potter&Perry, 2005).

    Uretra pada wanita memiliki panjang sekitar 4-6,5 cm. Sfingter uretra

    ekstrema yang terletak di sekitar setengah bagian bawah uretra, memungkinkan

    aliran volunter urin. Panjang uretra yang pendek pada wanita menjadi faktor

     predisposisi untuk mengalami infeksi. Bakteri dapat dengan mudah masuk ke

    dalam uretra dari daerah perineum. Pada wanita meatus uretra urinarius (lubang)

    terletak di antara labia minora, diatas vagina dan di bawah klitoris (Potter & Perry,

    2005).

    Urinasi

    Urinasi ini dalam tubuh kita sudah diatur oleh koordinasi antara saraf dan juga otot

    untuk mengeluarkan kencing sehingga proses urinasi sendiri merupakan suatu proses yang

    terkontrol. Urinasi akan disalurkan ke alat kelamin baik pria maupun wanita melalui suatu

    saluran yang disebut dengan uretra. Uretra sendiri mengalirkan air seni yang telah ditampung

     pada kandung kemih pada setiap orang. Jumlah air seni yang dikeluarkan akan tergantung

    dari banyaknya air yang telah ditampung oleh kandung tersebut.

     

    Sekitar 150-180 liter filtrat glomerulus per hari

      Sekitar 1,5 liter urin/hari (1%), 99% di reabsorbsi

      Setiap 10-20 detik, urin dikeluarkan ke kandung kemih

      Kandung kemih bisa menampung sd 800 ml urin, jika sudah terisi sekitar 300 ml,

    maka kandung kemih mengembang. Impuls ini diterima oleh reseptor tegangan

    (strech reseptor) dan dibawa ke medula spinalis bagian sakral (pinggul) dilanjutkan ke

    otot detrusor mli saraf parasimpatis→otot kandung kemih kontraksi : reflek rasa ingin

    kencing → otot lingkar internal relaksasi 

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    6/10

    Karakteristik urin

    a)  Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan

    dan faktor lainnya.

     b)  Warna bening kuning muda dan bial dibiarkan akan menjadi keruh.

    c) 

    Warna kuning tergantung dari kepekaan, diet, obat-obatan dan sebagainya.

    d)  Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan akan berbau amoniak.

    e)  Berat jenis 1,015-1,020.

    f)  Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet (sayur

    menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

    Pengaturan keseimbangan asam basa oleh ginjal dan fungsi lain dari ginjal

    Ginjal mengontrol pH tubuh dengan mengontrol keseimbangan asam basa melalui

     pengeluaran urin yang asam atau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam

    dalam cairan ekstraseluler, sedangkan pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari

    cairan ekstraseluler.

    Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai

     berikut: Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus ke dalam tubulus, dan

     bila ion bikarbonat diekskresikan ke dalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari darah.

    Sebaliknya, sejumlah besar ion hidrogen juga disekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel-

    sel epitel tubulus, jadi menghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak ion hidrogen yang

    disekresikan daripada ion bikarbonat yang disaring, akan terdapat kehilangan asam daricairan ekstraseluler. Sebaliknya, bila lebih banyak bikarbonat yang disaring daripada

    hidrogen yang diekskresikan, akan terdapat kehilangan basa.

    Pengaturan keseimbangan konsentrasi ion hidrogen ini dilakukan ginjal melalui tiga

    mekanisme dasar, yaitu :

    1.  Sekresi Ion Hidrogen di Tubulus Ginjal

    Sekresi ion hidrogen berlangsung di sel-sel epitel tubulus proksimal, segmen

    tebal asenden ansa henle, dan tubulus distal ke dalam cairan tubulus. Proses

    sekresi dimulai ketika CO2 berdifusi ke dalam sel tubulus atau dibentuk melalui

    metabolisme sel di dalam epitel tubulus. CO2 akan berikatan dengan H2O

    membentuk H2CO3 melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim karbonik anhidrase.

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    7/10

    H2CO3 segera berdisosiasi membentuk H+  dan ion bikarbonat (HCO3

    -). HCO3 

    mengikuti gradien konsentrasi melalui membran basolateral akan pergi ke cairan

    intertisial ginjal dan ke aliran darah kapiler peritubular. Bersama dengan itu H+

    akan disekresikan ke lumen tubular, tergantung daerah lumen, proses ini

     berlangsung melalui transport aktif primer pompa H-ATPase, transport aktif primer pompa H, K-ATPase, di tubulus distal dan kolligens, serta transport-

    imbangan Na/H di tubulus proksimal.

    Sekresi ion hidrogen melalui transport-imbangan Na/H terjadi ketika natrium

     bergerak dari lumen tubulus ke bagian dalam sel, natrium mula-mula bergabung

    dengan protein pembawa di batas luminal membran sel; pada waktu yang

     bersamaan, ion hidrogen di bagian dalam sel bergabung dengan protein pembawa.

     Natrium bergerak ke dalam sel melalui gradien konsentrasi yang telah dicapai

    oleh pompa natrium kalium ATP-ase di membran basolateral kemudian

    menyediakan energi untuk menggerakkan ion hidrogen dalam arah yang

     berlawanan dari dalam sel ke lumen tubulus.Jadi untuk setiap ion hidrogen yang

    disekresikan ke dalam lumen tubulus, satu ion bikarbonat masuk ke dalam darah.

    2.  Reabsorbsi Ion Bikarbonat yang Disaring

    Ion bikarbonat yang disaring akan direabsorbsi oleh ginjal untuk mencegah

    kehilangan kehilangan bikarbonat dalam urin.Sekitar 80-90 persen reabsorbsi

     bikarbonat (dan sekresi ion hidrogen) berlangsung di dalam tubulus proksimal

    sehingga hanya sejumlah kecil ion bikarbonat yang mengalir ke dalam tubulus

    distal dan duktus kolligens. Ion-ion bikarbonat tidak mudah menembus membran

    luminal sel-sel tubulus ginjal, oleh karena itu, ion-ion bikarbonat yang disaring

    oleh glomerulus tidak dapat diabsorbsi secara langsung.Ion bikarbonat yang disaring pada glomerulus akan bereaksi dengan ion

    hidrogen yang disekresikan oleh oleh sel-sel tubulus membentuk H2CO3  oleh

    kerja enzim karbonik anhidrase, yang kemudian berdisosiasi menjadi CO2  dan

    H2O. CO2 dapat bergerak dengan mudah memlewati membran tubulus, oleh

    karena itu CO2  segera berdifusi masuk ke dalam sel tubulus, tempat CO2 

     bergabung kembali dengan H2O , di bawah pengaruh enzim karbonik anhidrase,

    untuk menghasilkan molekul H2CO3 yang baru. H2CO3 ini kemudian berdisosiasi

    membentuk ion bikarbonat dan ion hidrogen, ion bikarbonat kemudian berdifusi

    melalui membran basolateral ke dalam cairan interstisial dan dibawa naik ke darah

    kapiler peritubular. Efek bersih dari reaksi ini adalah reabsorbsi ion bikarbonat

    dari tubulus, walaupun ion-ion bikarbonat yang sebenarnya memasuki cairan

    ekstraseluler tidak sama dengan yang disaring ke dalam tubulus.

    3.  Produksi Ion Bikarbonat Baru

    Bila ion-ion hidrogen disekresikan ke dalam kelebihan bikarbonat yang

    difiltrasi ke dalam cairan tubulus, hanya sebagian kecil dari kelebihan ion

    hidrogen ini yang dapat diekskresikan dalam bentuk ion hidrogen dalam urin.

    Alasan untuk ini adalah bahwa pH minimal urin adalah sekitar 4,5. Bila terdapat

    kelebihan ion hidrogen dalam urin, ion hidrogen akan bergabung dengan

     penyangga selain bikarbonat dan ini akan menghasilkan pembentukan ion

     bikarbonat baru yang dapat masuk ke dalam darah, dengan demikian membantu

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    8/10

    mengganti ion bikarbonat yang hilang dari cairan ekstraseluler pada keadaan

    asidosis. Penyangga paling penting untuk mekanisme ini adalah penyangga

     phospat dan amonia.

    Fungsi lain dari Ginjal 1.  Mempertahankan keseimbangan air seluruh tubuh; mempertahankan volume plasma

    yg tepat melalui pengaturan ekskresi garam dan air ⇒  pengaturan tekanan darah

     jangka panjang.

    2. 

    Mengatur jumlah & kadar berbagai ion dalam CES (cairan ekstrasel), seperti: ion Na+,

    Cl-, K +, HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO4 

    2-, PO4 3-, dan H+ ⇒  mengatur osmolalitas cairan

    tubuh.

    3.  Membantu mempertahankan imbangan asam-basa dengan mengatur kadar ion H+ dan

    HCO3-.

    4.  Membuang hasil akhir dari proses metabolisme, seperti: ureum, kreatinin, dan asam

    urat yang bila kadarnya meningkat di dalam tubuh dapat bersifat toksik.

    5.  Mengekskresikan berbagai senyawa asing, seperti: obat, pestisida, toksin, dan

     berbagai zat eksogen yang masuk ke dalam tubuh.

    6.  Menghasilkan beberapa senyawa khusus:

      Eritropoietin: hormon perangsang kecepatan pembentukan, pemarangan &

     penglepasan eritrosit

      Renin: enzim proteolitik yg berperan dlm pengaturan volume ces dan tekanan

    darah

      Kalikrein: enzim proteolitik dlm pembentukan kinin, suatu vasodilator

     

    Beberapa macam prostaglandin & tromboksan: derivat asam lemak yang bekerja sbghormonlokal; prostaglandin e2 & i1 di ginjal menimbulkan

    vasodilatasi, ekskresi garam & air, & merangsang penglepasan renin;

    tromboksan bersifat vasokonstriktor

    7.  Melakukan fungsi metabolik khusus:

      Mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroksi-vitamin

    D3), suatu hormon yang merangsang absorpsi kalsium di usus

      Sintesis amonia dari asam amino  untuk pengaturan imbangan asam-basa

      Sintesis glukosa dari sumber non-glukosa (glukoneogenesis) saat puasa

     berkepanjangan

      Menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon, seperti: angiotensin II,

    glukoagon, insulin, & hormon

    Sistem Ekskresi Hati dan Kulit

    Sistem Ekskresi pada Hati

    Hati merupakan salah satu organ dan kelenjar terbesar didalam tubuh manusia.

    Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan atas. Memiliki karakteristik meliputi warna

    merah tua dan beratnya mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati memiliki 2 lobus yaitulobus kanan dan lobus kiri.

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    9/10

    Mekanisme Ekskresi pada Hati

    Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi ( arteri hepatica ) dan pembuluh

    gerbang (vena porta ) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati

    terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula

    glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.

    Sebagai alat eksresi, hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih yang berwarna

    kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol

    dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang

    telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.

    Fungsi hati :

      Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)

      Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)

     

    Menawarkan racun  Membentuk protombin dan fibrinogen

      Membentuk albumin dan globulin

      Mengubah provitamin a menjadi vitamin a

      Tempat pembentukan urea

      Menghasilkan empedu

      Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

    Sistem Ekresi pada Kulit

    Seluruh permukaan tubuh manusia terbungkus oleh lapisan tipis yang sering disebutdengan kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di

    lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.

    Kulit tersusun atas 3 lapisan, yaitu lapisan epidermis ( lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan

    dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit). Setiap lapisan memiliki

     peranan masing- masing dalam melakukan tugasnya sebagai organ ekskresi pada tubuh

    manusia. Lapisan epidermis merupakan lapisan paling luar yang terususun atas stratum

    korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum

    tersusun dari selsel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang

    tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas

    sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas

    sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.

    Lapisan kulit yang berada dibawah epidermis yaitu lapisan dermis memiliki struktur

    yang berbeda dengan lapisan epidermis. Bila epidermis merupakan suatu tameng terluar yang

    dimiliki kulit manusia dimana epidermis berperan menangkal senyawa yang bersifat toksik

     bagi tubuh manusia, peran dari dermis lebih untuk mengeluarkan zat sisa yang ada didalam

    tubuh manusia berupa keringat yang dihasilkan oleh kelenjar keringat ( glondula sudorifera )

    dan minyak yang dihasilkan oleh kelenjar minyak ( glandula sebasea ) yang semuanya berada

    didalam lapisan dermis. Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang didalamnya terlarut berbagai macam. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari

  • 8/17/2019 ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA.pdf

    10/10

    dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang

    rambut.

    Fungsi Kulit, antara lain :

    Mengeluarkan keringat- 

    Pelindung tubuh

    Menyimpan kelebihan lemak

    Mengatur suhu tubuh.

    DAFTAR PUSTAKA

    Patricia A. Potter & Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.

    Jakarta : EGC

    Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:

    Salemba Medika.