ananto4
-
Upload
ebes-aja-lagi -
Category
Documents
-
view
223 -
download
5
description
Transcript of ananto4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang digunakan untuk
pedoman bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
memiliki fungsi sebagai dasar filsafah negara dijabarkan juga sebagai jiwa bangsa,
sebagai kepribadian bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa, yang kemudian
dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Jika kita mengamati kejadian di lingkungan masyarakat sekitar kita,
kita dapat mengetahui berapa jauh perubahan norma manusia yang melenceng dari
kaidah dan nilai Pancasila. Maka, agar Pancasila itu benar- benar terasa dalam
kehidupan sehari-hari dan sekaligus melestarikan Pancasila, maka rakyat Indonesia
harus berusaha melaksanakan pedoman pengamalan Pancasila, dengan mendarah
dagingkan nilai – nilai yang luhur yang terkandung dalam Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Ketuhanan Yang Maha Esa?
3. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab?
4. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Persatuan Indonesia?
5. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan?
6. Bagaimana fenomena penyimpangan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan sila-sila pancasila dalam kehidupan sehari-hari di
Indonesia.
2. Sebagai tugas dari guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Di Indonesia
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke-1 sampai Sila ke-5
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
a. Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala
sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha
Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya.
b. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua
perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan
semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus
menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia
merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, harus
dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan
makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal menjalankan
kewajiban kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai umat beragama, mengakui
Tuhan-Nya dan saling menghormati antar umat beragama. Ini dimaksudkan, kita
harus mengembangkan sikap saling menghormati agama orang lain, menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing juga membina
kerukunan antar pemeluk umat agama. menghormati dan menghargai kepercayaan
orang lain, sehingga orang lain pun akan mnghormati dan menghargai kepercayaan
yang yang kita anut. Seperti yang kita tahu, Indonesia sungguh kaya akan budaya.
Bahkan di Indonesia ada 5 agama yang diakuin. Ada Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
dan Buddha. Kita semua hidup berdampingan, dan diharapkan dapat menjaga
hubungan baik diantara pemeluk agama lainnya.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai antara lain
sebagai berikut :
a. Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan
kewajiban asasinya.
b. Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam
sekitar dan terhadap Tuhan.
2
c. Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta,
rasa, karsa dan keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari yaitu
mengembangkan sikap adil terhadap sesama, tidak membeda-bedakan suku, ras,
agama, dan keturunan, agar tidak menimbulkan perpecahan, serta menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan –kegiatan kemanusiaan, dan
berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia adalah sederajat,
maka bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkanlah sikap hormat dan bekerja sama dengan bangsa –bangsa
lain.
3. Sila Persatuan Indonesia; terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-
hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut :
a. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme).
b. Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan
kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah
dalam pembinaan kesatuan bangsa.
c. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dengan
menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat agar tidak terjadi
konflik-konflik atau perbedaan pendapat yang memecah belah bangsa dan negara
kita. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan
warna kulit, serta menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan, rasa Nasionalisme,
dan cinta tanah air Indonesia.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan; terkandung nilai-nilai kerakyatan.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati, yakni:
a. Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat.
b. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.
c. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
d. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakil-wakil
rakyat.
3
Penerapan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai Warga Negara
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dan harus selalu
mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama, agar tidak terjadi perbedaan pendapat yang berkepanjangan.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia; terkandung nilai keadilan
sosial.
Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain :
a. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya.
b. Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia.
c. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak milik orang lain.
e. Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual
bagi seluruh rakyat Indonesia.
f. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1) Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong – royong
Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah
menjadi kodrat manusia sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sikap tolong
menolong antar sesama, gotong- royong, tenggang rasa sesama manusia tanpa
membedakan ras, suku, jenis kelamin dan agama. Namun, dimasa sekarang
nampaknya sikap tersebut sudah meluntur. Banyak orang yang bekerja sehari suntuk
hingga ia tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Hingga timbul sikap acuh
tak acuh dan individualis, sikap yang bertentangan dengan nilai Pancasila.
Seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia yang memiliki pandangan hidup Pancasila
lebih mementingkan kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
Penjabaran makna adil yang sesungguhnya terkadang memberikan pro dan
kontra antar manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat Indonesia memiliki
kedudukan yang sama dimata hukum. Adil terhadap sesama yaitu, memperlakukan
manusia sama dengan yang lain tanpa membedakan suku, ras, agama,jenis kelamin.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membela
negaranya. Rakyat indonesia juga memiliki jaminan hak asasi manusia yang tertuang
dalam UUD 1945. Hak asasi manusia tersebut mencakup hak atas kwdudukan yang
4
sama dalam hukum, hak atas penghidupan yang layak, hak atas kehidupan berserikat
dan , berkumpul, hak atas kebebasan mengeluarkan pendapat, hak atas kemerdekaan
memeluk agama, hak untuk mendapatkan pengajaran, dsb. Dengan dirumuskannya
hak asasi dalam UUD 1945, mengandung pengertian bahwa UUD mewajibkan
pemerintah dan lain – lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur yang bersifat universal serta memegang teguh cita- cita
moral rakyat yang luhur.
4) Menghormati hak orang lain
Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah diperoleh dan dibawanya sejak
lahir yaitu hak asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa
perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM, manusia
memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
5) Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus bekerjasama dengan
manusia lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan
kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan
kerjasama orang lain di masyarakat.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk hal – hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Semua hasil bumi
tersebut menjadikan Indonesia kaya akan hasil bumi. walaupun demikian banyak
kekayaan Indonesia, kita sebagai rakyat Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan
kekayaan negara tersebut dengan berlebihan dan gaya hidup mewah. Karena diantara
sumber daya alam tersebut ada sebagian yang tidak dapat diperbaharui dan masih
banyak rakyat yang memiliki kehidupan yang tak layak.
7) Tidak menggunakan hak – hak milik untuk hal – hal yang bertentangan
dengan atau kepentingan umum.
Sering kita mendengar kasus – kasus koruptor yang menjamur di Indonesia.
Korupsi dapat jadi karena koruptor melaksanakan hak – hak asasi manusia cenderung
untuk berlebih- lebihan, sehingga merugikan negara dan masyarakat. Seharusnya,
manusia lebih memprioritaskan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan
kepentingan tersebut hendaknya tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
8) Suka bekerja keras
Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan apa yang kita inginkan
menjadi terwujud. Perwujudan itu hendaknya di lakukan dengan langkah yang benar,
sesuai dengan hukum. Namun, banyak orang yang mengupayakan perwujudan
5
keinginannya tersebut dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila.
Semisal menyuap. Hendaknya kita sebagai bangsa Indonesia yang berpedoman
Pancasila mengupayakan perwujuan sesuatu yang diinginkan dengan kerja keras.
9) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama.
Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang berprestasi dan berkarya. Hasil
karya anak Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita hargai dan kita
dukung hasil karya mereka sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama serta memberikan motivasi
kepada anak-anak Indonesia lainnya untuk tetap terus berkarya.
B. Fenomena Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila Di Indonesia
1. Fenomena Penyimpangan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas ketuhanan. Indonesia
mengakui adanya Tuhan sebagai sumber dari adanya suatu kehidupan di dunia ini.
Dengan diakuinya beberapa kepercayaan sebagai agama nasional, menunjukan betapa
bangsa Indonesia begitu menjunjung tinggi nilai agama sebagai salah satu landasan
hidup. Selain sebagai wujud pandangan hidup, sila pertama juga menunjukan
kebebasan yang diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memeluk agama
sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Tak ada paksaan ataupun intimidasi
dalam menganut sebuah kepercayaan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Agama seperti sebuah “permainan” bagi rakyat Indonesia. Sebagai contoh
yang sederhana, orang-orang muslim yang “tanpa rasa berdosa” pesta minuman keras
padahal jelas minuman keras diharamkan di dalam ajaran Islam. Seperti yang
diberitakan dalam pikiran rakyat online “Puluhan remaja terjaring razia terpadu
Operasi Ketupat Lodaya 2015 saat hendak membeli minuman keras (miras) jenis tuak
di Jln. Permana Kota Cimahi, Kamis (16/7/2015) malam. Mereka beralasan,
berangkat dari rumah untuk melakukan takbiran jelang Hari Raya Idul Fitri 1436
Hijriyah.(http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2015/07/16/334934/berdalih-
takbiran-puluhan-remaja-terjaring-razia-saat-beli-miras)
2. Fenomena Penyimpangan Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Sila ke-2 pancasila bermakna menempatkan manusia sesuai hakekatnya
sebagai makhluk Tuhan. Seluruh rakyat Indonesia adalah manusia yang memiliki
moral, yang memiliki etika, yang memiliki adab dalam segala kehidupannya. Hal ini
menunjukan bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi hak-hak asasi
6
manusia yang berarti setiap rakyat memiliki kedudukan yang sama di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada satupun rakyat Indonesia yang kebal
terhadap hukum. Tidak ada satupun rakyat Indonesia yang dapat berbuat sekehendak
dirinya.
Fakta yang sekarang terjadi :
Rakyat Indonesia 80% saya katakan tidak memiliki moral, etika dan adab
dalam kehidupannya. Sebagai contoh, para wakil rakyat yang duduk di kursi DPR
tersangkut skandal seks yang memalukan. Seperti yang diberitakan pada Desember
2006 lalu, mantan Sekretaris Fraksi Partai Golkar Yahya Zaini ketahuan berbuat
mesum dengan pedangdut Maria Eva. Perbuatan itu diabadikan melalui video dan
menyebar ke mana-mana. Bahkan video keduanya menjadi buruan masyarakat, dari
domestik hingga internasional. (http://news.detik.com//berita/1899879/skandal-seks-
anggota-dewan-yang-terendus-publik)
Fakta lain banyaknya ketidakadilan hukum di Indonesia seperti kasus Asyani
(nenek 63 tahun), Asyani dilaporkan oleh sejumlah polisi hutan ke Polsek Jatibanteng
pada 4 Juli 2014. Nenek empat anak itu kemudian ditahan pada 15 Desember 2014.
Asyani diseret ke Pengadilan Negeri Situbondo Jawa Timur dengan tuduhan mencuri
38 papan kayu jati di lahan Perhutani di Desa Jatibanteng, Situbondo. Dia didakwa
dengan Pasal 12 huruf d juncto Pasal 83 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dengan
ancaman hukuman penjara 5 tahun. Selain masih ada kasus lainnya. Bandingkan
nasib ibu Minasih, beliau dituntut 7 tahun penjara cuma gara-gara mencuri buah
randu milik perusahaan. Bandingkan dengan Seorang Mafia Pajak Gayus Tambunan
beliau dihukum 7 tahun penjara namun masih bisa keluar masuk penjara dengan
bebas bahkan sampai berlibur ke Bali.
(http://www.kompasiana.com/www.kompasiana.comsuryatimahmud/ketidakadilan-
hukum-di-indonesia_552c95f56ea834bb778b457f)
3. Fenomena Penyimpangan Sila Persatuan Indonesia
Dua kata yang memiliki makna begitu dalam. Jika bangsa Indonesia adalah
bangsa yang bersatu. Bangsa yang utuh. Sesuai dengan semboyan kita, Bhineka
Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Meskipun bangsa
Indonesia terdiri dari dari berbagai suku dengan beragam adat istiadat, namun hal
tersebut tidaklah meruntuhkan keutuhan jiwa bangsa. Semua saudara, semua satu hati
dan semua satu keinginan. Dari ujung barat di kota Sabang hingga ujung timur di
kota Merauke, semua bersatu di bawah naungan Pancasila sebagai manusia yang
memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan.
7
Fakta yang sekarang terjadi :
Sekarang rasa persaudaraan dan sepenanggungan telah terkikis oleh ego
pribadi, dan sentimen golongan. Ada beberapa daerah yang mencoba melepaskan diri
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti Aceh dan Papua. Ada contoh lain,
yaitu berbagai konflik yang terjadi akibat perbedaan suku, agama ataupun ras yang
terjadi di berbagai pelosok Indonesia. Konflik di Papua adalah salah satu bentuk
konflik antar suku. Konflik di Ambon adalah salah satu contoh bentuk konflik agama
dan masih banyak lagi konflik-konflik yang didasari sebab di atas. Semua unsur yang
menyebabkan adanya perpecahan bukan tidak mungkin akan menjadi penyebab
kehancuran bangsa Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Sumpah Amukti
Palapa yang dikumandangkan oleh Mahapatih Gadjahmada pada masa Kerajaan
Majapahit hanyalah akan menjadi kiasan yang tidak pernah dilihat oleh anak cucu
kita kelak.
5. Fenomena Penyimpangan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan.
Fakta yang sekarang terjadi :
Ulah memalukan segelintir wakil rakyat yang harusnya berjuang untuk rakyat.
Sering kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yang mencemaskan rakyat
ketika menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat, perang mulut sampai
adu jotos itu diperagakan di depan kamera, hal ini menyimpang dari amanat rakyat.
Sama halnya dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam
pembentukan undang-undang ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan
biasanya keputusan yang diambil dewan perwakilan hanya menguntungkan bagi
beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat.
5. Fenomena Penyimpangan Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriah matiniah batiniah.
Fakta yang sekarang terjadi :
1. Kemiskinan
8
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan
kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.
Hal ini sebenarnya didasari oleh rendahnya kualitas SDM Karena latar belakang
pendidikan yang masih tergolong rendah dan kualitas moral para pemimpin yang
tidak baik. Maksudnya adalah ketidakmerataan pembangunan dibeberapa daerah
sehingga beberapa wilayah di Indonesia memiliki nilai kemiskinan yang rendah
sedangkan daerah lainnya memiliki angka kemiskinan yang tinggi. Jadi ini adalah
bukti tidak adilnya pemerintah terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang
menyebabkan kemiskinan.
2. Ketimpangan dalam pendidikan
Banyak anak usia sekolah harus putus sekolah karena biaya, mereka harus
bekerja dan banyak yang menjadi anak jalanan. Walaupun sudah diberlakukannya
beberapa program untuk mengurangi biaya sekolah atau bahkan membebaskan biaya
sekolah BOS (Biaya Operasional Sekolah) tapi kenyataannya pembagiannya masih
belum merata di seluruh wilayah Indonesia dan masih banyak dipotong oleh pihak-
pihak tertentu.
3. Ketimpangan dalam pelayanan kesehatan
Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin
Indonesia. Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM
(Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin) atau ASKESKIN (Asuransi
Kesehatan Masyarakat Miskin) sehingga munculnya anggapan “Orang Miskin
Dilarang Sakit” karena biaya berobat di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan
hanya untuk kalangan menengah ke atas.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebenarnya kita telah melaksanakan dan mengamalkan pancasila dalam
kehidupan sehari-hari sesuai kamampuan, dan bahkan kita menyadari manakala kita
berbuat atau bertingkah laku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga
timbul rasa cemas, menyesal dan kecewa karena yang kita lakukan dikeseharian
sebenarnya bertentangan dengan hati nurani kita. Bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang berkepribadian luhur memiliki jiwa dan kepribadian yang sesuai dengan nila-
nilai pancasila yang telah dimiliki sejak jaman nenek moyang.
B. Saran
Hendaknya seluruh elemen bangsa Indonesia mengimplementasikan nilai-
nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, demi terciptanya masyarakat
bangsa yang bernasionalisme tinggi. Dan siswa sebagai penerus bangsa harus
menanamkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, agar tidak terjadi penyimpangan
dalam menjalankan nilai-nilai pancasila.
10