ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V,...

43
ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN PERKARA NO. 812/PID.SUS/ 2010/PN. BJM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIA’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ILMU HUKUM OLEH: HUSNUL KHOTIMAH NIM. 10340055 PEMBIMBING : 1. Dr. MAKHRUS MUNAJAT, M.Hum. 2. FAISAL LUQMAN HAKIM, S.H., M.Hum. PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIA’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Transcript of ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V,...

Page 1: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN PERKARA NO. 812/PID.SUS/ 2010/PN. BJM

TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIA’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ILMU HUKUM

OLEH:

HUSNUL KHOTIMAH NIM. 10340055

PEMBIMBING :

1. Dr. MAKHRUS MUNAJAT, M.Hum. 2. FAISAL LUQMAN HAKIM, S.H., M.Hum.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIA’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2014

Page 2: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

ii

ABSTRAK

Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime) yang memerlukan penanganan secara luar biasa pula karena dipandang dapat menghancurkan sendi-sendi keuangan dan/atau perekonomian negara dan penanganannya pun harus didahulukan. Tindak pidana korupsi di Indonesia menurut data statistik KPK semakin meningkat. Dengan hadirnya KPK diharapakan tindak pidana korupsi dapat dihilangkan di Indonesia demi kesejahteraan rakyat. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (PTPK) menyebutkan tindak pidana korupsi dilakukan oleh setiap orang ialah orang perorangan atau termasuk korporasi (pasal 1 ayat (3)). Untuk mendapatkan keuntungan, terkadang ada beberapa korporasi yang melakukan hal-hal yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan, seperti menyuap pejabat ataupun pegawai negeri.

Dewasa ini, dalam tindak pidana korupsi para penegak hukum berupaya untuk dapat menjerat korporasi yang telah merugikan negara. Terdapat kasus tindak pidana korupsi yang terdakwanya korporasi yaitu PT. Giri Jaladhi Wana dalam putusan No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. Tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh korporasi tersebut dapat dipidana dengan mengacu pada pasal 2 dan 3 Undang-Undang PTPK dan pasal 197 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Putusan inilah yang menarik perhatian penyusun untuk meneliti mengenai aspek formil, materil dan pertimbagan hakim dalam menjatuhkan pidana kepada korporasi. Penelitian yang dilakukan penyusun merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menganalisis putusan menggunakan sumber data sekunder. Sifat penelitian deskriftif analitik cara menganalisis dengan mendeskripsikan obyek penelitian kemudian menganalis menggunakan aspek formil, materiil dan pertimbangan hakim untuk mengambil kesimpulan yang sesuai dengan pokok masalah.

Hasil penelitian yang didapat dari putusan perkara No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. bahwa terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana diputus dengan pidana denda dan penutupan sementara selama 6 bulan. Ditinjau dari aspek formil menyatakan putusan tersebut tidak sesuai dengan pasal 197 ayat (1) huruf b dan k KUHAP, yang mana dalam putusan harus memuat identitas terdakwa dan menyatakan terdakwa ditahan atau dibebaskan. Dilihat dari aspek materiil putusan No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. perbuatan terdakwa didakwa dengan pasal 2 Undang-Undang PTPK dan telah memenuhi unsur dakwaan, sehingga terdakwa dapat dipidana dengan pidana denda dan penutupan sementara. Sedangkan dilihat dari pertimbangan hakim dalam menjatukan putusan No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. bahwa hakim melihat tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh korporasi merupakan kejahatan yang luar biasa, sehingga penanganannya pun harus lebih diutamakan dan dengan menggunakan doktrin vicarious liability yaitu perbuatan bawahannya dapat dimintai pertanggungjawaban kepada atasannya maka korporasi dapat dipidana. Dengan dipidananya korporasi diharapkan dapat meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh korporasi.

Page 3: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan
Page 4: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan
Page 5: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan
Page 6: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan
Page 7: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

vii

MOTTO

KEADILAN ADALAH KEBENARAN YANG NYATA

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya

sendiri. (Muhammad Ali)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.

(Confusius)

Page 8: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Allah SWT yang telah memberikan saya kesempatan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Kedua orang tuaku (Masruhin dan Wastiyatun) yang tanpa pamrih

memberikan semua demi anaknya, kakak dan adikku (ayub, laily dan

ahmad) yang telah memberikan semangat dan masukan, serta

keluargaku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.

Masku (Agus Nurrohman) yang telah memberiku semangat,

kesenangan dan menjadi tempat untuk berkeluh kesah.

Almamaterku UIN Sunan Kalijaga dan Prodi Ilmu Hukum Fakultas

Syari’ah dan Hukum.

Page 9: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

ix

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الرحیم

وأشھد أن محمدا عبده ورسولھأشھد ان الالھ اال اهللا وحده ال شریك لھ المین الحمد هللا رب الع

اللھم صل على محمد وعلى آلھ وصحبھ أجمعین اما بعد

Segala puji bagi Allah yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

semoga salawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang senantiasa mengikuti jejaknya. Rasa

syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT. Karena dengan segala rahmat-

Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan, sebagai syarat memperoleh gelar sarjana

pendidikan Islam pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan

dan kesulitan yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Musa Asy’ari, selaku Rektor Universitas Islam NegeriSunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan

Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Udiyo Basuki, S.H., M.Hum. selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum dan Ach.

Tahir, S.H.I., S.H., LL.M., M.A. selaku Sekretaris Prodi Ilmu Hukum.

4. Siti Fatimah, S.H., M.Hum. selaku pembimbing akademik yang telah

sabar memberikan banyak masukan, motivasi dan kemudahan bagi

penyusun.

Page 10: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

x

5. Dr. Makhrus, M.Hum. selaku pembimbing I, dan Faisal Luqman Hakim,

S.H., M.Hum. selaku pembimbing II, yang penuh kesabaran dalam

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penyusun guna

mencapai kebaikan maksimal dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Prodi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penyusun selama perkuliahan.

7. Segenap karyawan TU Fakultas Syari’ah dan Hukum yang memberikan

pelayanan terbaik serta kesabaran demi kelancaran segala urusan

perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Masruhin dan ibu Wastiyatun tercinta yang selalu mendoakan dan

memberikan nasehat, motivasi baik moral maupun financial, selama kuliah

di UIN sunan kalijaga Yogyakarta.

9. Kakak, ayuk dan adikku tersayang (Kak Ayub, Uu’ chiek, Dek Madun)

terima kasih untuk doa dan dukungannya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman karibku nurul terima kasih telah menemaniku selama kuliah di UIN

Sunan Kalijaga dan telah memberikan semangat dalam penyelesaian

skripsi ini.

11. Teman-teman Ilmu Hukum. Yang telah memberikan semangat dan

doanya, untuk kelancaran penyelesaian skripsi ini dan terimakasih atas

kebersamaan kalian semoga kita menjadi orang-orang yang sukses dimasa

depan.

Page 11: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

xi

12. Sahabat-sahabat kosku ( yuli, kiki, ina, fidho, rini, sasa, arum, lifah, laily,

mba za, yani, dll) yang selalu memberikan bantuan, semangat dan nasehat

kepada penulis.

13. Teruntuk mas Agus Nurrohman tersayang, terima kasih atas bantuannya

selama ini, dukungan moril yang selalu kamu berikan sangat berarti untuk

kelancaran skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini baik dalam hal materiill maupun

spiritual.

Rasa terimakasih yang sangat mendalam dan semoga segala amal kebaikan

yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis senantiasa mendapat ridho-

Nya, Amin.

Yogyakarta, 24 Mei 2014

Penulis,

Husnul Khotimah NIM. 10340055

Page 12: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING I....................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING II ..................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 6

D. Telaah Pustaka ......................................................................... 7

E. Kerangka Teoretik .................................................................... 10

F. Metode Penelitian ..................................................................... 17

G. Sistematika Pembahasan ........................................................... 20

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PIDANA KORPORASI

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI .................................... 23

A. Korupsi .................................................................................... 23

1. Pengertian Korupsi .............................................................. 23

2. Pengertian Tindak Pidana Korupsi ....................................... 24

Page 13: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

xiii

3. Motif Tindak Pidana Korupsi ............................................... 25

4. Kategori Tindak Pidana Korupsi .......................................... 26

5. Sebab Tindak Pidana Korupsi .............................................. 29

B. Korporasi Sebagai Aspek Materiil ............................................ 30

1. Pengertian Korporasi............................................................. 30

2. Tindak Pidana Korporasi ....................................................... 34

3. Korporasi Sebagai Subyek Hukum Dalam Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ................................. 41

4. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak

Pidana Korupsi ..................................................................... 46

C. Aspek Formil ........................................................................... 62

1. Aspek Formil Menurut Pasal 197 KUHAP ........................... 62

2. Aspek Formil Dalam Pidana Korupsi ................................... 64

BAB III TINJAUAN PUTUSAN PERKARA NO.

812/PID.SUS/2010/PN.BJM ........................................................ 69

A. Posisi Kasus ............................................................................. 69

B. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum ............................................... 71

C. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum ............................................... 71

D. Pledoi Penasehat Hukum .......................................................... 72

E. Putusan Sela ............................................................................. 73

F. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan .................. 74

BAB IV ANALISIS YURIDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL

PUTUSAN PERKARA NO. 812/PID.SUS/2010/PN.BJM

TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI................................ 77

A. Analisis Aspek Formil .............................................................. 77

B. Analisis Aspek Materiil ............................................................ 87

C. Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan ..... 91

Page 14: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

xiv

BAB V PENUTUP .................................................................................. 109

A. Kesimpulan .............................................................................. 109

B. Saran ........................................................................................ 110

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 112

LAMPIRAN

Curiculum Vitae

Page 15: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat.

Perkembangannya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus

yang terjadi dan jmlah kerugian Negara maupun dari segi kualitas tindak

pidana yang dilakukan semakin sistematis serta lingkupnya yang memasuki

seluruh aspek kehidupan masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi

yang tidak terkendali akan membawa bencana yang tidak hanya terhadap

kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupa berbangsa dan

Negara pada umumnya. Tindak pidana korupsi yang meluas dan sistematis

juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi

masyarakat, dan karena itu semua maka tindak pidana korupsi tidak lagi dapat

digolongkan sebagai kejahatan biasa, melainkan telah menjadi kejahatan yang

lur biasa.1

Berdasarkan data statistik yang didapatkan dari Komisi pemberantasan

Korupsi (KPK), tindak pidana korupsi di Indonesia meningkat setiap

tahunnya. Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan

penyelidikan 19 perkara, penyidikan 12 perkara, penuntutan 13 perkara,

inkracht 3 perkara, dan eksekusi 13 perkara. Dan dengan demikian, maka total

penanganan perkara tindak pidana korupsi dari tahun 2004-2014 adalah

1 Moh. Hatta, Kebijakan Politik Kriminal: Penegakkan Hukum dalam rangka

Penanggulangan Kejahatan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 75.

Page 16: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

2

penyelidikan 604 perkara, penyidikan 365 perkara, penuntutan 290 perkara,

inkracht 246 perkara, dan eksekusi 260 perkara.2

Tabulasi Data Penanganan Korupsi (oleh KPK) Tahun 2004-2014 (per 30 April 2014)

Penindakan

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Jumlah

Penyelidikan

23 29 36 70 70 67 54 78 77 81 31 616

Penyidikan

2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 19 372

Penuntutan

2 17 23 19 35 32 32 40 36 41 16 293

Inkracht 0 5 17 23 23 39 34 34 28 40 13 256 Eksekusi 0 4 13 23 24 37 36 34 32 44 26 273

Korupsi berasal dari bahasa latin, corruptio yang berarti busuk, rusak

menggoyahkan, atau memutarbalikkan. Jika melihat dari asal katanya, korupsi

adalah semua tindakan yang merusak serta menggoyahkan kehidupan

masyarakat luas. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mengartikan korupsi

sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan

sebagainya) untuk kepentingan pribadinya atau orang lain. Disisi lain

didefinisikan sebagai sebuah kejahatan keuangan, penyalahgunaan

penggunaan uang untuk kepentingan pribadi atau orang tertentu. Menurut

Transparency International Indonesia yang disingkat TII mendefinisakan

korupsi sebagai perilaku pejabat public yang secara tidak sah dan tidak wajar

memperkaya diri sendiri dan lainnya melalui penyalahgunaan kekuasaan yang

2 http:// acch.kpk.go.id/statistik penanganan tindak pidana korupsi berdasarkan tahun,

diakses pukul 8:46, kamis, 5 Juni 2014.

Page 17: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

3

mereka miliki, hal ini juga merupakan tindakan penyelewangan kekuasaan

yang dilakukan untuk mengambil keuntungan pribadi.3

Penegakkan hukum untuk memberantas tindak pidana korupsi yang

dilakukan secara konvensional selama terbukti mengalami berbagai hambatan.

Untuk itu diperlakukan metode penegakkan hukum secara konvensional

selama ini terbukti mengalami berbagai hambatan. Untuk itu dilakukan

penegakkan hukum secara luar biasa melalui suatu pembentukan “badan

hukum” yang mempunyai kewenangan luas, independent serta bebas dari

kekuasaan manapun dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi, yang

dilakukan secara optimal, intensif, efektif, professional serta

berkesinambungan.4

Dalam mewujudkan supremasi hukum, pemerintah Indonesia telah

meletakkan landasan kebijakan yang kuat dalam usaha memerangi tindak

pidana korupsi, kebijakan tersebut berupa Undang-Undang No. 31 tahun 1999

jo Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi. Lahirnya Undang-Undang No. 31 tahun 1999 jo Undang-Undang

No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

dimaksudkan untuk dapat memberantas tindak pidana korupsi yang terjadi di

Indonesia.

Salah satu usaha Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam memberantas tindak pidana

3 Diana Napitupulu, KPK in action, (Depok: Raih Asa Sukses, 2010), hlm. 8.

4 Moh. Hatta, Kebijakan Politik Kriminal..., hlm. 76.

Page 18: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

4

terdapat dalam pasal 2 ayat (1) yang menyebutkan “Setiap orang yang secara

melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang

lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonornian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau

pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua

puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta

rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.

Dilihat dari pasal 2 ayat (1) diatas, salah satu unsur tindak pidana

korupsi adalah subyek hukum “setiap orang” yang termasuk didalamnya

korporasi yang menjadi subyek hukum dalam tindak pidana korupsi. Indonesia

merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, kekayaan itu digerogoti

oleh birokrat yang korupsi dan bekerjasama dengan korporat yang hanya

mengejar keuntungan tanpa memperhitungkan kerugian negara dan kerusakan

alam yang ditimbulkannya. Adanya kerjasama antara birokrat dan korporat

yang merugikan keuangan negara dan harta benda negara mengindikasikan

sebagai bentuk dari kleptokrasi yang merupakan salah satu bentuk korupsi

berat yang tidak semata-mata merupakan tindakan birokrat yang menerima

suap yang yang jumlahnya relatif kecil, akan tetapi ini juga merupakan suatu

bentuk keserakahan pemegang kekuasaan dalam melakukan tindakan

penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi maupun kroni-kroninya

dengan kerugian negara yang sangat luar biasa.5

5 Muhammad Mustofa, Kleptokrasi: persengkokolan birokrat-korporat sebagai pola

white-color crime di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 8.

Page 19: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

5

Maraknya tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh suatu korporasi

membuat pemerintah memidanakan pengurus korporasi tersebut karena telah

melakukan pelanggaran hukum, akan tetapi permasalahan yang timbul saat ini

ialah jika hanya pengurusnya saja yang dihukum maka tidak menutup

kemungkinan pengurus selanjutnya akan melakukan tindakan yang sama,

tentu saja ini disebabkan oleh sistem dalam suatu korporasi dalam bagaimana

korporasi itu dapat mencari keuntungan untuk kepentingan korporasi dengan

tindakan apapun yang berbeda dengan untuk mencari keuntungan individu.

Salah satu contoh kasus tindak pidana korupsi yang pelakunya adalah

korporasi dan telah mendapatkan putusan yang berkuatan hukum tetap dari

pengadilan, yaitu putusan perkara No. 812/Pid.Sus/2010/ PN.Bjm., yang mana PT.

Giri Jaladhi Wana ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara korupsi dengan

mengambil keuntungan dana Pasar Sentra Antasari Banjarmasin, PT. Giri Jaladhi

Wana memperoleh kewajiban dan hak atas pembangunan Pasar Sentra Antasari. PT.

Giri Jaladhi Wana dianggap sebagai pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban

secara pidana karena turut menikmati segala keuntungan dari pembanguan dan

pengelolaan Pasar Sentra Antasari. Dalam putusannya Pengadilan Negeri

Banjarmasin menjatuhkan pidana denda Rp1.300.000.000,00 (Satu Miliyar Tiga

Ratus Juta Rupiah) miliar kepada PT. Giri Jaladhi Wana dan pidana tambahan berupa

penutupan sementara PT. Giri Jaladhi Wana selama 6 (enam) bulan.6

Yang menarik dari putusan tersebut adalah ketika suatu korporasi tidak

dapat dipidana karena dianggap badan hukum yang tidak mempunyai hak dan

kewajiban bukan manusia yang mempunyai hak dan kewajiban sehingga dapat

6 http//www.hukumonline.com.korporasi pertama yang dijerat uu tipikor.htm, diakses selasa, 4 Februari 2014.

Page 20: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

6

dipidana. Dalam putusan perkara No. 812/Pid.Sus/2010/ PN.Bjm untuk

pertama kalinya korporasi dapat dipidana dalam tindak pidana korupsi serta

apakah putusan tersebut sudah memenuhi unsur formil dan materiil.

Berdasarkan latar belakang itulah penyusun tertarik untuk menyusun skripsi

dengan berjudul “Analisis Yurisdis Aspek Formil Dan Materiil Putusan

Perkara No. 812/Pid.Sus/ 2010/PN. Bjm Tentang Tindak Pidana

Korupsi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka

dalam peneletian ini dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aspek formil dan aspek materiil terhadap putusan perkara No.

812/Pid.Sus/ 2010/PN. Bjm dalam tindak pidana korupsi?

2. Apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana

putusan perkara No. 812/Pid.Sus/ 2010/PN. Bjm dalam tindak pidana

korupsi yang dilakukan oleh korporasi?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana aspek hukum formil dan materiil

terhadap putusan perkara No. 812/Pid.Sus/ 2010/PN. Bjm dalam

tindak pidana korupsi.

Page 21: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

7

b. Untuk mengetahui apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan pidana putusan perkara No. 812/Pid.Sus/ 2010/PN. Bjm

dalam tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh korporasi

2. Kegunaan dari penyusunan ini adalah:

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

melalui sumbangsih pemikirin di bidang hukum pidana dan menjadi

landasan teoritis bagi perkembanga ilmu pada umumnya serta dapat

dijadikan sebagai tambahan literatur atau bahan informasi ilmiah yang

dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya.

b. Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan pada penyusun dan pembaca, serta dapat menjadi bahan

masukan untuk pemerintah, aparat penegak hukum dalam mengambil

langkah-langkah yang tepat untuk dapat mengurangi terjadinya pidana

korporasi dalam tindak pidana korupsi.

D. Telaah Pustaka

Dalam melakukan penelitian ini, maka penyusun melakukan

penelusuran terhadap karya ilmiah terdahulu yang mempunyai sedikit

persamaan dan perbedaan dalam pembahasannya, hal ini dilakukan agar hasil

dari penulisan dapat mencapai tujuannya dan dapat menyelesaikan masalah

yang akan dibahas. Ada beberapa karya ilmiah yang berhubungan dengan

tema yang akan diteliti.

Page 22: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

8

Tesis yang berjudul “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam

Tindak Pidana Korupsi”7 disusun oleh Orpa Ganefo Manuain, dalam tesis ini

membahas tentang kebijakan hukum dalam menentukan aturan

pertanggungjawaban pidana korporasi dalam tindak pidana korupasi dan

membahas kelemahan yang terdapat peraturan saat ini, serta memberikan

masukan terhadap peraturan tersebut. Perbedaan penelitian tersebut dengan

penelitian penyusun ialah penelitian yang dilakuka penyusun sudah berupa

putusan tentang tindak pidana korupsi yang subyeknya merupakan korporasi.

Tesis yang berjudul “Kejahatan Korporasi dalam Kasus Luapan

Lumpur Lapindo Brantas Incorporated”8 disusun oleh Ivan Valentina Ageung,

tesis ini menerangkan bahwa dalam kasus lumpur lapindo brantas, korporasi

telah melakukan kejahatan korporasi yang berkaitan dengan lingkungan yang

menimbulkan pencemaran lingkungan, serta suatu korporasi tersebut dapat

ditindak lanjuti dalam penegakkan hukumnya. Tesis ini memiliki perbedaan

yang sangat jelas dengan apa yang akan penyusun lakukan karena dalam tesis

tersebut hanya melihat pertanggungjawaban korporasi yang dipandang dari

segi tindak lingkunan, sedangkan penyusun melakukan penelitian putusan

dalam lingkup korupsi yang dilakukan oleh korporasi.

Skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Undang-Undang Pemberantasan

7 Orpa Ganefo Manuain, “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana

Korupsi”, skripsi paskasarjana Universitas Diponegoro (2005).

8 Ivan Valentina Ageung, “Kejahatan Korporasi dalam Kasus Luapan Lumpur Lapindo Brantas Incorporated” skripsi paskasarjana Universitas 17 Agustus 1945 (2010).

Page 23: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

9

Tindak Pidana Korupsi (Studi Pasal 20 UU. No. 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)”9 disusun oleh Abd. Mannan, dalam

skripsi ini membahas tentang pertanggungjawaban korporasi dalam Undang-

Undang No. 31 Tahun 1999 tentang PTPK pasal 20 bahwa dalam hukum

islam telah mengatur adanya pertanggungjawaban pidana korporasi yang

tertuang dalam beberapa ayat al-Qur’an. Perbedaan yag terdapat dalam skripsi

ini ialah penyusun melakukan penelitian berupa putusan yang akan berisi

pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana kepada korporasi.

Skripsi yang berjudul “Analisis Putusan Hakim Dalam Kasus Korupsi

(Studi Terhadap Putusan No. 13/Pid.Sus/2012/P.Tipikor-Yk)”10 disusun oleh

Winda Septiani, dalam skripsi ini membahas tentang ketidaksinkronan antara

pertimbangan hakim dengan putusan, Majelis Hakim menyebutkan telah

terjadi perbuatan berlanjut akan tetapi pada putusannya Majelis Hakim tidak

menggunakan aturan tentang perbuatan berlanjut dalam tindak pidana korupsi.

Perbedaannya dengan penelitian penyusun ialah tentang penerapan hukum

dan pidana korporasi yang dikenakan dengan Undang-Undang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

Suatu artikel ilmiah yang berjudul “Implikasi Yuridis

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Undang-Undang No. 17 Tahun

9 Abd. Mannan, “Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Pertanggungjawaban Pidana

Pidana Korporasi dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Studi Pasal 20 UU. No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)”, skripsi sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2009).

10 Winda Septiani “Analisis Putusan Hakim Dalam Kasus Korupsi (Studi Terhadap Putusan No. 13/Pid.Sus/2012/P.Tipikor-Yk)”, skripsi sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2014).

Page 24: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

10

2006”11 disusun oleh Zakiyah Rahmah, artikel ini menjelaskan Implikasi

yuridis perumusan pertanggungjawaban pidana bagi korporasi dalam UU

Kepabeanan, dalam UU kepabean tersebut belum terjaminnya fungsi hukum

sebagai social control, serta memberikan alternatif perumusan

pertanggungjawaban pidana korporasi terkait dengan pasal 108 tindak pidana

kepabeanan seperti, pemberatan pidana bagi korporasi, sanksi pengganti,

pidana tambahan yang dapat dijatuhkan pada korporasi, pihak-pihak yang

dipertanggungjawabkan. Sedangkan penyusun akan membahas tentang

pertimbangan hakim dalam memberikan sanksi pidana tindak pidana korupsi

kepada terdakwa dan kesesuaian putusan tersebut dengan peraturan yang ada.

Dengan demikian, berdasarkan telaah dari beberapa karya ilmiah

penyusun akan mencoba untuk melakukan penelitian tentang pertimbangan

hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap putusan perkara No. 812/Pid.Sus/

2010/PN. Bjm ditinjau dari aspek hukum formil dan materiil dalam tindak

pidana korupsi.

E. Kerangka Teoretik

Kerangka teoretik yang digunakan penyusun untuk menganalisis

putusan perkara No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. ialah:

1. Putusan Pemidanaan

Putusan pemidanaan merupakan salah satu bentuk putusan

Pengadila Negeri. Putusan pemidanaan terjadi, jika pengadilan berpendapat

11 Zakiyah Rahmah, “Implikasi Yuridis Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam

Undang-Undang No. 17 Tahun 2006” artikel Universitas Brawijaya (2013).

Page 25: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

11

bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan

kepadanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari hasil

pemeriksaan di persidangan, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang

didakwakan kepadanya terbukti secara sah dan meyakinkan. Majelis Hakim

sebelum menjatuhkan putusan, terdapat tahapan-tahapan dalam putusan

pemidanaan, yaitu sebagai berikut:12

a. Proses pengambilan keputusan

Secara garis besar dasar proses pengambilan keputusan terdapat

dalam pasal 182 KUHAP, yang pada intinya sebagai berikut:

1) Hakim menyatakan pemeriksaan telah selesai maka Penuntut

Umum dipersilahkan mengajukan tuntutan pidana (requisitoir).

2) Penasehat hukum mengajukan pembelaan yang dapat dijawab oleh

Penuntut Umum.

3) Tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dilakuka secara

tertulis dan setelah dibacakan segera diserahkan kepada hakim

Ketua Sidang.

4) Acara telah selesai maka Hakim Ketua Sidang menyatakan ditutup.

Dapat dibuka kembali dengan memberikan alasan.

5) Setelah pemeriksaan ditutup, Hakim mengadakan musyawarah

terakhir untuk mengambil keputusan.

6) Musyawarah harus didasarkan pada surat dakwaan dan segala

sesuatu yang terbukti dalam persidangan.

12 Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 86.

Page 26: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

12

7) Musyawarah tersebut, Hakim Ketua mengajukan pertanyaan dan

yang terakhir mengemukakan pendapatnya Hakim Ketua Sidang

disertai alasanya.

8) Putusan dalam musyawarah majelis merupakan hasil permufakatan

bulat.

9) Pengabilan putusan dicatat dalam buku himpunan putusan yang

bersifat rahasia.

10) Putusan Pengadilan Negeri dapat dijatuhkan pada hari itu juga atau

hari lain, yang sebelumnya harus diberitahukan kepada Penuntut

Umum, Terdakwa atau penasehat Hukum.

b. Dasar penjatuhan pidana

Hukum pidana mengenal asas tiada pidana tanpa kesalahan

(geenstraf zonder schuld). Pidana hanya dapat dijatuhkan apabila ada

kesalahan terdakwa, yang dibuktikan di sidang pengadilan. Jadi,

pengadilan menjatuhkan pidana apabila pengadilan berpendapat bahwa

terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan

kepadanya dengan didukung alat bukti minimum (dua dari lima alat

bukti yang ada) yang sah.

c. Faktor-faktor yang diperhatikan

Hakim menjatuhkan pidana harus dalam rangka menjamin

tegaknya kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum bagi terdakwa.

Jadi, bukan karena dendam, rutunitas pekerjaan ataupun bersifat

formalitas. Terdapat faktor-faktor penting yang harus diperhatikan

Page 27: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

13

dalam penjatuhan pidana yaitu faktor hal-hal yang meringankan dan

faktor hal-hal yang memberatkan.

d. Isi surat putusan pemidanaan

Isi surat putusan pemidanaan disyaratkan sesuai dengan format

yang ditentukan oleh Undang-Undang, mengingat jika ada ketentuan

yang tidak terpenuhi mengakibatkan putusan batal demi hukum. Hal-

hal yang harus dimuat dalam surat putusan pemidanaan yaitu sesuai

dengan pasal 197 ayat (1) KUHAP. Dalam pasal 197 ayat (1) KUHAP

menyebutkan:13

1) kepala putusan yang dituliskan berbunyi : "DEMI KEADILAN BERDASARIKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA".

2) nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa.

3) dakwaan, sebagaimana terdapat dalam surat dakwaan. 4) pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan

keadaan beserta alat-pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa.

5) tuntutan pidana, sebagaimana terdapat dalam surat tuntutan. 6) pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

pemidanaan atau tindakan dan pasal peraturan perundangundangan yang menjadi dasar hukum dari putusan, disertai keadaan yang memberatkan dan yang meringankan terdakwa.

7) hari dan tanggal diadakannya musyawarah majelis hakim kecuali perkara diperiksa oleh hakim tunggal.

8) pernyataan kesalahan terdakwa, pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam rumusan tindak pidana disertai dengankualifikasinya dan pemidanaan atau tindakan yang dijatuhkan.

9) ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti.

10) keterangan bahwa seluruh surat ternyata palsu atau keterangan di mana letaknya kepalsuan itu, jika terdapat surat otentik dianggap palsu.

13 R. Soenarto Soerodibroto, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-

Undang Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 443.

Page 28: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

14

11) perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam'tahanan atau dibebaskan.

12) hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama hakim yang memutus dan nama panitera.

Akan tetapi, ditentukan pula apabila terjadi kekhilafan dan atau

kekeliruan dalam penulisan maka kekhilafan dan atau kekelirua dalam

penulisan atau pengetikan tidak menyebabkan batalnya putusan demi

hukum, kecuali yang tersebut pada huruf a, e, f, dan h (penjelasan pasal

197 ayat (2)).

2. Teori Pemidanaan

Teori pemidanaan yang digunakan dalam sistem hukum Eropa

Kontinental, yaitu sebagai berikut:14

a. Teori absolut

Pendekatan teori absolut meletakkan gagasannya tentang hak

untuk menjatuhkan pidana yang keras, dengan alasan karena seseorang

harus bertanggungjawab atas perbuatannnya, sudah seharusnya dia

menerima hukuman yang dijatuhkan kepadanya. Teori ini bertujuan

untuk memuaskan pihak yang dendam baik masyarakat sendiri maupun

pihak yang dirugikan atau menjadi korban. Menurut Johannes

Andenaes tujuan (primar) dari pidana meneurt teori absolut ialah untuk

memuaskan tuntutan keadilan (to statisfy the claims of justice),

sedangkan pengaruh-pengaruhnya yang menguntungkan adalah

sekunder.

14 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 186.

Page 29: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

15

b. Teori relatif

Secara prinsip teori ini mengajarkan bahwa penjatuhan pidana

dan pelaksanaannya setidaknya harus berorientasi pada upaya

mencegah terpidana dari kemungkinan mengulangi kejahatannya

dimasa mendatang, serta mencegah masyarakat luas dari kemungkinan

melakukan kejahatan baik seperti kejahatan yang telah dilakuka

terpidana maupun lainnya. Semua orientasi pemidanaan tersebut adalah

dalam rangka meciptakan dan mempertahanka tata tertib hukum dalam

kehidupan masyarakat.

Teori ini sangat menekankan pada kemampuan pemidanaan

sebagai suatu upaya mencegah terjadinya kejahatan (prevention of

crime) khususnya bagi terpidana. Oleh karena itu, implikasinya dalam

praktik pelaksanaan pidana sering kali bersifat out of control sehingga

sering kali terjadi kasus-kasus penyikasaan terpidana secara berlebihan

oleh aparat dalam rangka menjadikan terpidana jera untuk selanjutnya

tidak melakukan kejahatan lagi.

c. Teori gabungan

Secara teoritis, teori gabungan berusaha untuk menggabungkan

pemikiran yang terdapat di dalam teori absolut dan teori relatif. Dalam

teori gabungan penjatuhan suatu pidana kepada seseorang tidak hanya

berorientasi pada upaya untuk membalas tindakan orang itu, akan tetapi

agar ada upaya untuk mendidik atau memperbaiki orang itu sehingga

Page 30: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

16

diharapkan tidak melakukan kejahatan lagi yang merugikan dan

meresahkan masyarakat.

3. Pertimbangan Hakim Dalam Mengadili

Putusan Hakim merupakan mahkota dan puncak dari suatu perkara

yang sedang diperiksa dan diadili oleh hakim tersebut. Oleh karena itu,

tentu saja hakim dalam membuat putusan harus memperhatikan segala

aspek didalamnya, baik itu bersifat formal maupun materiil sampai dengan

adanya kecakapan teknik membuatnya. Kalau seorang hakim akan

menjatuhkan suatu putusan, maka ia akan selalu berusaha agar putusannya

nanti seberapa mungkin dapata diterima masyarakat, setidak-tidaknya

berusaha agar lingkungan dapat menerima menerima putusannya. Hakim

akan merasa lebih lega manakala putusannya dapat memberikan kepuasan

pada semua pihak dalam suatu perkara, dengan memberikan alasan-alasan

atau pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran

dan keadilan.15

Selain itu juga, hakim dalam putusannya didasarkan pada Undang-

Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan kehakiman, yaitu:

1) Putusan tersebut dilakukan "demi keadilan berdasarkan ketuhanan

yang maha esa" (pasal 2 ayat (1)).

2) Putusan hakim guna menerapkan dan menegakkan hukum dan

keadilan berdasarkan pancasila (pasal 2 ayat (2)).

15 Achmad Rifai, Penemuan Hokum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 94.

Page 31: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

17

3) Hakim dalam mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-

bedakan orang (pasal 4 ayat (1)).

4) Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum

dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat (pasal 5 ayat (1)).

5) Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib

memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari terdakwa (pasal 8

ayat (2)).

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian studi

pustaka (library reseach), yaitu penelitian yang teknik pengumpulan

datanya dilakukan di lapangan (perpustakaan) dengan didasarkan atas

pembacaan-pembacaan terhadap beberapa literature yang memiliki

informasi serta memiliki relevansi dengan topik penelitian. Adapun dalam

penyusunan ini maka pencarian data ataupun informasi dapat berupa karya

ilmiah, buku-buku dan sebagainya yang berkaitan dengan tema yang akan

diteliti.

2. Sifat Penelitiaan

Sifat dalam penelitian ini yaitu bersifat deskriptif analitik yang

menjelaskan dan memaparkan peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan teori-teori hukum digunakan dalam objek penelitian.

Demikian juga menganalisis hukum serta permasalahan dari penyusunan

Page 32: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

18

yang dalam pelaksanaannya terjadi di dalam masyarakat yang berkaitan

dengan obyek penelitian.16

3. Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Data

sekunder merupakan yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan

oleh pihak lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.17 Data

sekunder dapat berupa dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil

penyusunan yang berwujud laporan, dan sebagainya. Dalam penyusunan

ini yang hanya menggunakan data sekunder maka akan digunakan bahan

hukum yaitu: 18

b. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat.

c. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan Undang-Undang,

hasil-hasil penyusunan, atau pendapat pakar hukum.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

seperti kamus hukum, ensiklopedia.

4. Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian pasti akan menggunakan data-data dalam

membuat ataupun melengkapi penelitian yang akan diteliti, hal ini

16 Zainuddin Ali, Metode Penyusunan Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 105.

17 Bisri Mustofa, Tuntunan Karya Ilmiah, (Yogyakarta: Shaida Yogyakarta, 2007), hlm. 61.

18 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penyusunan Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 31-32.

Page 33: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

19

dilakukan agar hasil penyusunan yang dilakukan memiliki validitas dan

reabilitas yang baik. Dengan demikian, penelitian ini akan menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penyusunan

hukum baik itu normatif maupun sosiologis. Studi dokumen bagi

penyusunan hukum meliputi studi bahan-bahan hukum yang terdiri

dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum

tersier.19 Studi dokumen yang dilakukan oleh penyusun yaitu dokumen

yang berkaitan dengan tindak pidan korupsi.

b. Pengamatan (observation) merupakan metode pengumpulan data

secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap

fenomena yang akan diteliti. Penyusun melakukan pengamatan tentang

bagaimana penanganan tindak pidana korupsi yang dilakukan

korporasi.

c. Kepustakaan digunakan dalam keseluruhan proses penyusunan sejak

awal hingga akhir dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka

yang sesuai dengan tema yang diambil penyusun, seperti

pertanggungjawaban dan korupsi.20

5. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

pendekatan normatif, yang merupakan pendekatan yang mengacu pada

19 Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penyusunan Hukum…, hlm. 68.

20 Bisri Mustofa, Tuntutan Karya Ilmiah…, hlm. 56.

Page 34: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

20

peraturan perundang-undangan, norma, ataupun kaidah hukum yang sesuai

dengan obyek yang akan diteliti.

6. Analisis Data

Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan sifat penelitian yang

deskriftif analitik maka dalam analisis data akan menggunakan metode

pendekatan kualitatif terhadap data sekunder yang didapat oleh penyusun.

Deskriptif meliputi isi dan struktur hukum positif, yaitu suatu kegiatan yang

akan dilakukan oleh penyusun untuk menentukan isi ataupun makna dari

aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan permasalahan

hukum yang menjadi obyek kajiana penyusun.21 Selain itu, penyusun juga

menggunakan metode deduktif yang merupakan metode analisis masalah

yang berpedoman pada kaidah-kaidah hukum yang berlaku dan kemudian

diambil kesimpulan yang bersifat khusus.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dibuat supaya dapat mempermudah dalam

penyusunan dan dapat menggambarkan secara jelas dan terarah dalam

penyusunan skripsi ini, yang diharapakan penyusunan ini tidak akan

menyimpang dari tema yang akan diteliti ataupun yang akan dibahas oleh

penyusun.

Bab pertama, merupakan bab yang memuat pokok pikiran dalam awal

yang dilakukan sebelum melakukan penyusunan atau dapat dikatakan sebagai

21 Ibid., hlm. 107.

Page 35: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

21

gambaran umum dalam penulisan skripsi ini. Dalam bab pertama ini memuat

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian yang meliputi; jenis

penelitian, sifat penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, pendekatan

penelitian, analisis data dan sitematika pembahasan.

Bab kedua, membahas tentang tinjauan umum yang terkait dengan

pidana korporasi dalam tindak pidana korupsi, yang didalamnya menjelasakan

tentang korupsi yang dapat dilihat dari berbagai pandangan seperti, motif

tindak pidana korupsi, kategori tindak pidana korupsi, sebab tindak pidana

korupsi, dan lain sebagainya. Serta akan membahas tentang korporasi sebagai

aspek materil tindak pidana korupsi, pertanggungjawaban pidana korporasi,

dan aspek formil menurut 197 KUHAP dan menurut tindak pidana korupsi.

Bab ketiga, dalam bab 3 (tiga) penyusun akan gambaran umum tentang

tinjauan putusan perkara No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm., yang meliputi posisi

kasus, dakwaan jaksa penuntut umum, tuntutan jaksa penuntut umum, pledoi

penasehat hukum, putusan sela, dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan

putusan.

Bab keempat, akan menganalisis terhadap putusan hakim pengadilan

negeri banjarmasin no. 812/pid.sus/2010/pn.bjm, penyusun akan menjabarkan

ataupun menganalisa putusan dengan menggunakan aspek hukum formil,

aspek hukum materiil, pertimbangan hakim, dan putusan hakim sehingga

diharapkan dapat memberikan hasil analisa yang bermanfaat.

Page 36: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

22

Bab kelima, sebagai bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari

pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran untuk peneliti selanjutnya yang

berkenaan dengan pidana korporasi dalam tindak pidana korupsi.

Page 37: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

109

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penyusun membahas dan menganalisis tentang tindak pidana

korupsi terhadap putusan perkara No. 812/Pid.Sus/ 2010/PN. Bjm dalam

menjatuhkan pidana yang ditinjau dari aspek formil, materiil dan

pertimbangan hakim, maka penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Korporasi menurut Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-

Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi dapat dituntut dan dapat dijatuhi pidana.

2. Aspek formil putusan perkara No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. tidak sesuai

dengan pasal 197 ayat (1) huruf b dan k KUHAP, yang menyebutkan

bahwa dalam putusan harus ada identitas terdakwa dan menyatakan

apakah terdakwa ditahan atau dibebaskan. Jika salah satu huruf tersebut

tidak terpenuhi maka putusan tersebut batal demi hukum sesuai dengan

pasal 197 ayat (2) KUHAP. Akan tetapi, untuk saat ini sesuai dengan

putusan Mahkamah Kontitusi No. 69/PUU-X/2012 ketentuan pasal 197

ayat (1) huruf k tidak terpenuhi maka, tidak menjadikan putusan tersebut

batal demi hukum.

3. Aspek materiil, perkara putusan No. 812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. sudah

memenuhi aspek materiil, karena telah memenuhi unsur dakwaan pasal 2

Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun

2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan sudah jelas pula

Page 38: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

110

perbuatan terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana merugikan keuangan negara,

sehingga korporasi tersebut dapat dipidana dan dengan pidana denda

ditambah 1/3 (sepertiga).

4. Aspek pertimbangan Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan No.

812/Pid.Sus/2010/PN.Bjm. mempertimbangkan bahwa:

a. Tindak pidana korupsi yang dilakukan korporasi merupakan kejahatan

luar biasa (extra ordinary crime) sehingga perlu korporasi dapat

dipidana agar dapat menimbulkan efek jera. Dengan menggunakan

doktrin vicarious liability atau pertanggungjawaban pengganti, yang

artinya tindak pidana yang dilakukan oleh bawahannya dapat dimintai

pertanggungjawaban kepada atasannya, selama tindak pidana yang

dilakukan tujuan dan manfaat tersebut untuk korporasi, maka

korporasi dapat dijatuhi pidana.

b. Perbuatan terdakwa telah merugikan keuangan Pemerintah dan Bank

Mandiri, sehingga berdasarkan pertimbangan itulah Majelis Hakim

menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PT. Giri Jaladhi Wana sesuai

dengan perbuatannya, dengan menjatuhkan putusan pidana denda

ditambah 1/3 (sepertiga) dan penutupan sementara.

B. Saran

1. Tindak pidana yang dilakukan korporasi merupakan kejahatan yang butuh

perhatian ekstra oleh pemerintah, karena korporasi juga dapat menyuap

pemerintah atau siapapun yang dianggap dapat merugikan dan

menguntungan korporasi tersebut. Sehingga akan lebih baik jika para

Page 39: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

111

penegak hukum dapat memidanakan korporasi dan menjatuhkan pidana

sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan korporasi dan sesuai dengan

kerugian yang ditanggung oleh Negara.

2. Dalam penelitian ini penulis hanya menemukan 1 (satu) kasus yang sudah

mencapai putusan, penyusun berharap akan ada penelitian lagi mengenai

pertanggungjawaban pidana korporasi dalam tindak pidana korporasi baik

itu secara lapangan ataupun pustaka, karena dalam penelitian ini penyusun

belum banyak menemukan sumber kasus yang sudah mencampai putusan

sehingga memiliki banyak kekurangan dalam menganalisis.

Page 40: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

112

DAFTAR PUSTAKA

A. Perundang-undangan

Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

B. Buku Hukum

Ali, Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

_________, Kejahatan Korporasi (kajian relevansi sanksi tindakan bagi penaggulangan kejahatan korporasi), Yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2008.

_________, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, Yogyakarta: UII Press, 2011.

Ali, Zainuddin, Metode Penyusunan Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Amiruddin dan Asikin, Zainal, Pengantar Metode Penyusunan Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Anwar, Yesmil dan Adang, Kriminologi, Bandung: Refika Aditama, 2010.

Arief, Barda Nawawi, Masalah Penegakkan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan, Jakarta: Kencana, 2007.

Chazawi, Adami, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Malang: Bayumedia, 2011.

Farid, Zainal Abidin, Hukum Pidana 1, Jakarta: Sinar Grafika,2007.

Hamzah, Adi, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Renika Cipta, 1991.

___________, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

___________, Pemberantasan Korupsi: Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Harahap, Yahya, Hukum Perseroan Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Hartanti, Evi, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Page 41: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

113

Hatta, Moh., Kebijakan Politik Kriminal: Penegakkan Hukum dalam Rangka Penaggulangan Kejahatan, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010.

Imaniyati, Neni Sri, Hukum Bisnis: Telaah Tentang Pelaku dan Kegiatan Ekonomi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Jaya, Ermansyah, Meredesain Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Lamintang, P.A.F., Theo Lamintang, Pembahasan KUHAP Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana dan Yurisprudensi, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982.

Muladi dan Priyatno, Dwidja, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Jakarta: Kencana, 2010.

Mustofa, Muhammad, Kleptokrasi: Persengkokolan Birokrat-Korporat sebagai Pola White-Color Crime di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2010.

Rifai, Achmad, Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Soerodibroto, R. Soenarto, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Syamsuddin, Aziz, Tindak Pidana Khusus, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan, Malang: UMM Press, 2008.

Waluyo, Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Wiyono, R, Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

C. Lain-lain

Orpa Ganefo Manuain, “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Korupsi”, skripsi paskasarjana Universitas Diponegoro (2005).

Ivan Valentina Ageung, “Kejahatan Korporasi dalam Kasus Luapan Lumpur Lapindo Brantas Incorporated” skripsi paskasarjana Universitas 17 Agustus 1945 (2010).

Page 42: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

114

Abd. Mannan, “Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Pertanggungjawaban Pidana Pidana Korporasi dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Studi Pasal 20 UU. No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)”, skripsi sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2009).

Zakiyah Rahmah, “Implikasi Yuridis Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2006” artikel Universitas Brawijaya (2013).

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Mustofa, Bisri, Tuntunan Karya Ilmiah, Yogyakarta: Shaida Yogyakarta, 2007.

Napitupulu, Diana, KPK in action, Depok: Raih Asa Sukses, 2010.

Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 812/Pid.Sus/2010/PN. Bjm.

http//acch,kpk.go.id/statistik penanganan tindak pidana korupsi berdasarkan tahun., diakses pukul 8:46, kamis, 5 juni 2014.

http//www.hukumonline.com. pidana korporasi butuh hukum acara.htm. diakses senin, 3 Februari 2014.

http//www.ercolaw.com. Perbuatan Pengurus Dan Pertanggungjawaban Korporasi.htm, 9:16, 11 Maret 2014.

http//www.karyatulis.blogspot.com/Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi.htm, 9:16 WIB, Selasa, 11 Maret 2013.

Page 43: ANALISIS YURISDIS ASPEK FORMIL DAN MATERIIL PUTUSAN …digilib.uin-suka.ac.id/13377/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Dapat diketahui dari data di tahun 2014, KPK melakukan penyelidikan

CURRICULUM VITAE

Nama : Husnul Khotimah

Tempat Tanggal Lahir: Prabumulih, 14 Maret 1992

Agama : Islam

Alamat : Tanjung Rambang Rt. 03 Rw. 01, Kec. Rambang Kapak

Tengah, Kota Prabumulih, Kab. Muara Enim, Prov. Sumatra

Selatan

Keluarga : Masruhin (Ayah)

: Wastiyatun (Ibu)

: Muhammad Ayub (Kakak)

: Nurlaily Prajawati (Kakak)

: Ahmad Limaazidil Mubarok (Adik)

No. HP : 087839332237

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal :

1. SD Negeri 1 Tanjung Rambang (1997-2003)

2. MTs Al-Furqon (2003-2006)

3. MA Negeri 2 Wates (2007-2010)

4. UIN Sunan Kalijaga (2010-sekarang)