“Analisis Wacana Berita Penyekapan di Pesantren Al-Zaytun...
Transcript of “Analisis Wacana Berita Penyekapan di Pesantren Al-Zaytun...
“Analisis Wacana Berita Penyekapan di Pesantren Al-Zaytun
dalam Majalah Detik Online Edisi 58 (07-13 Januari 2013)”
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
NISA CHAERANI HISAN
NIM. 1110051100093
PROGRAM STUDI KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
iii
ABSTRAK
Nisa Chaerani Hisan (1110051100093)
Wacana Teror Keji Di Rumah Syekh Panji di Majalah detik Online
Majalah detik online edisi 58 (07-13 Januari 2013) telah menerbitkan artikel
berita dengan fokus utama tentang penyekapan karyawan di Al-Zaytun. Artikel berita
itu menyudutkan pesantren Al-Zaytun. Setiap paragraph yang ditulis selalu
menyudutkan kelompok Pesantren Al-Zaytun memungkinkan adanya wacana tertentu
yang mengarah kepada pencemaran nama baik sekaligus upaya pemarjinalan terhadap
Pesantren Al-Zaytun. Artikel Berita tersebut terkesan tidak seimbang. Hal itu karena
tidak ditemukan adanya bagian tulisan yang menyebutkan bahwa reporter majalah
detik online telah melakukan konfirmasi kepada pihak pesantren Al-Zaytun. Maka,
timbulah beberapa pertanyaan penting. Apakah benar oknum pesantren telah
melakukan tindak kekerasan kepada karyawannya? Apa penyebab dilakukannnya
tindak kekerasan? Apa motivasi para reporter dan ilustrator artikel berita ini?
Teori Critical Discourse Analysis (CDA) oleh Theo Van Leeuwen
menyediakan parameter-parameter untuk mengukur bagaimana sebuah berita
dikonstruksi dan bagaimana konstruksi berita tersebut mengandung wacana tertentu.
Parameter-parameter tersebut digunakan untuk menganalisis paragraf demi paragraf
yang terkandung dalam artikel berita tersebut. Hasil analisa akan menunjukkan
paragraf-paragraf mana yang telah mengalami proses inclusion dan paragraf-paragraf
mana yang telah mengalami proses exclusion.
Metodologi yang diggunakan adalah penggunaa paradigma konstruktivisme.
Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks
berita yang dihasilkan, pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang meneliti suatu
objeknya, lebih berdasarkan teori yang ada dan diperkuat dengan adanya wawancara,
bukti dokumentasi yang peneliti kumpulkan untuk bahan penelitian, serta
menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dan observasi.
Berdasarkan hasil analisa terhadap artikel berita tersebut, dapat disimpulkan
bahwa para reporter dan ilustrator majalah detik online, telah mengonstruksi tulisan
yang menyudutkan pihak pondok Pesantren Al-Zaytun. Kelompok Pesantren Al-
Zaytun diletakkan sebagai kelompok yang bersalah, layaknya vonis majelis hakim
yang telah meneliti fakta-fakta hukum. Padahal tidak satu pun paragraf yang
menggambarkan adanya fakta atau data yang diperoleh dari pihak Pesantren Al-
Zaytun. Kalimat-kalimat yang disusun dalam paragraf-paragraf tersebut menunjukkan
adanya wacana tertentu dan upaya pemarjinalan suatu kelompok. Pada gilirannya,
pesan dari pihak penguasa berita, dapat mengakibatkan munculnya dampak buruk
serta kerugian bagi pihak Pesantren Al-Zaytun. Berdasarkan berita yang dilansir oleh
detik news, dampak buruk yang menimpa Pesantren Al-Zaytun pun terjadi pada
beberapa bulan setelah artikel ini diterbitkan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah serta ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul ANALISIS WACANA BERITA PENYEKAPAN DI PESANTREN
AL-ZAYTUN DALAM MAJALAH DETIK ONLINE EDISI 58 (07-13 JANUARI
2013) sebagai salah satu syarat kelulusan dalam jenjang perkuliahan Strata I program
studi Matematika fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini
penulis dengan tulus menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya dan
sebesarbesarnya kepada yang terhormat dan tersayang:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
2. Kholis Ridho, M.Si selaku Ketua Jurusan Jurnalistik dan Ibu Dra. Hj.
Musfirah Nurlaily, MA selaku Sekretaris Jurusan Jurnalistik yang selalu
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
3. Drs Jumroni, M.Si selaku pembimbing tema sekaligus pembimbing skripsi
yang telah membimbing penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi
4. Jajaran staf tata usaha Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
v
5. Staf Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama duabelas smester ini
telah membekali penulis dengan berbagai Ilmu Pengetahuan sehingga mampu
nenyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Orangtua penulis Abi Ikhsan Din Ilyas dan umi Sri Murwani yang telah
membekali penulis dengan kasih sayang, motivasi, Doa dan dukungan
sepenuh hati serta dukungan secara finansial selama masa pendidikan hingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan tanpa hambatan yang berarti.
7. Adik penulis Ulul Azmi yang telah memberikan waktu dan tenaganya dengan
iklas untuk mengantar penulis menempuh jarak Indramayu - Jakarta guna
menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga penulis Qurota A’yuni, Azka Tamama, Mumtazul Alam, dan
Seluruh Bani Ilyas atas dukungan sepenuh hati yang diberikan untuk penulis
9. Tante penulis Indah Murwati yang telah mengizinkan penulis tinggal di
rumahnya untuk kelangsungan penulisan skripsi.
10. Arsitta, Fitri, Ririn, Oca, Mega, Devi, Voni, yang selalu medorong penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi.
11. Seluruh sahabat Jurnalistik kelas C dan seluruh teman Jurnalistik angkatan
2010 yang yang tidak dapat disebutkan satu-satu, terimakasih atas dukungan,
semangat, dan motivasi yang diberikan.
vi
12. Sahabat penulis Indah, Rakhma, Ica, Ummah, Cyntia, Dochi yang turut serta
memberikan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas
skripsi.
13. Astri, Nita, Meila, Nikke, Anton, Ukon, Edo, dan seluruh teman GdR yang
tidak dapat disebutkan satu-satu, terimakasih atas dukungan, dan semangat
yang diberikan.
14. Seluruh teman KKN Lingkar Respect Bella, Dea, Arvi, Beni, Sihab, Ninu,
Fika, Latif, Keke, Ilham, Tirto, Dwi, Jajang, Fadhli, terimakasih atas motivasi
karena kalian lulus terlebih dahulu dan membuat penulis semangat mengejar
ketertinggalan, terimakasih juga untuk semua canda, tawa serta seluruh
kebersamaan kita.
15. Irlang, Sarah PL, Ichdha, Luluk, Ozi, Irfan, Banu, Rahmat, Waluyo dan
seluruh guru pengajar mp4 MI MAZ yang tidak dapat disebutkan satu-satu,
terimakasih atas dukungan menggantikan penulis untuk mengajar demi
kelangsungan penyelesaian penulisan skripsi.
Akhir kata, semoga Allah SWT memeberikan balasan yang berlipat
kepada semua yang telah ikut membantu kelancaran dalam penulisan skripsi
ini. Berikutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan
lapangdada. Mudah-mudahan skripsi ini dapat berguna dikemudian hari dan
lebih dari bergunanya skripsi ini pada hari ini.
Ciputat, 07 September 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang masalah ............................................................. 1
B. BatasandanRumusanMasalah .................................................... 6
1. Batasan Masalah .................................................................. 6
2. Rumusan masalah ................................................................ 6
C. TujuandanManfaatPenelitian ..................................................... 7
1. Tujuan penelitian ................................................................. 7
2. Manfaat penelitian ............................................................... 7
D. Metodologi Penelitian ................................................................ 8
1. Paradigma Penelitian ........................................................... 8
2. Pendekataan Penelitian ........................................................ 8
3. Metode Penelitian ................................................................ 9
4. Subjek dan objek Penelitian ................................................. 10
5. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 11
6. Tenik Pengumpulan Data ..................................................... 11
7. Teknik Analisis data ............................................................ 12
viii
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 13
F. Sistimatika Penulisan ................................................................. 15
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................ 17
A. Wacana ...................................................................................... 17
1. DefinisiWacana ................................................................... 17
2. AnalisisWacana Model Theo Van Leeuwen ....................... 19
B. KonseptualisasiBerita ................................................................ 27
1. NilaiBerita ........................................................................... 27
2. KategoridanJenisBerita ........................................................ 28
C. Pengertian, EfekdanFungsi Media massa .................................. 31
1. Pengertian Media Massa ...................................................... 31
2. Efek Media Massa ............................................................... 32
3. Fungsi Media Massa ............................................................ 32
4. Media Online ....................................................................... 33
D. Paradigmakritis .......................................................................... 34
BAB III GAMBARAN UMUM ................................................................... 37
A. Sejarah Berdiri Situs Berita detik.com ...................................... 37
B. Visi dan Misi detik.com ............................................................ 39
C. Nilai detik.com .......................................................................... 40
D. Struktur Managemen detik.com ................................................ 40
E. Struktur Organisasi Redaksi detik.com ..................................... 41
F. Situs-situs detik.com .................................................................. 41
G. Profil Majalah detik ................................................................... 44
ix
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA.............................................. 45
1. Temuan Data ............................................................................. 45
2. Analisi Data .............................................................................. 47
a. Exclusion ............................................................................. 47
1. Pasifasi .......................................................................... 47
2. Nominalisasi ................................................................. 48
b. Incluision ............................................................................. 48
1. Determinasi – Indeterminasi ......................................... 48
2. Objektifitas– Abstraksi ................................................. 49
3. Nominasi – Kategori ..................................................... 50
4. Nominasi – Indentifikasi ............................................... 51
5. Determinasi – Indeterminasi ......................................... 52
6. Asimilasi – Individualisasi ............................................ 53
7. Asosiasi – Diasosiasi ..................................................... 55
c. Berita Lain .......................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 65
A. Kesimpulan ................................................................................ 65
B. Saran .......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67
LAMPIRAN .................................................................................................... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Majalah detik online edisi 58 (07-13 Januari 2013) telah terbit dengan berita
utama, Penyekapan Sadis AL-Zaytun. Dalam majalah detik online ini terdapat
beberapa rubrik. Salah satunya adalah rubrik fokus yang membahas tentang
penyekapan di Al-Zaytun. Artikel berita ini diberi judul, Teror Keji di Rumah Syekh
Panji. Sub judul atau intisari artikel yang ditulis di bawah judul artikel adalah, Selama
Tiga Hari Lima Karyawan Al-Zaytun Disekap Di Dalam Ruang Sempit Dengan
Tangan Diborgol. Mereka Ditendang, Dipukuli, Ditampar dan Dibiarkan Kelaparan.
Artikel ini ditulis oleh reporter Bahtiar Rifai, M. Rizal, Deden Gunawan, dan
ilustrator, Kiagoes.
Isi artikel berita pada rubrik fokus tersebut menceritakan bahwa beberapa
oknum Pesantren Al-Zaytun melakukan berbagai tindakan kekerasan kepada
karyawannya. Pelakunya adalah para sekuriti dan seorang bendahara pesantren.
Dalam artikel berita di rubik fokus yang diunggah oleh majalah detik pada tahun
2013 ini, diceritakan bahwa tindak kekerasan tersebut terjadi diawali oleh adanya
tindakan beberapa karyawan Al-Zaytun yang menyebarkan selebaran berisi kritik
terhadap pesantren Al-Zaytun.
2
Selebaran tersebut disebarkan pada saat pesantren Al-Zaytun kedatangan
tamu penting yaitu Menteri Agama, Suryadharma Ali beserta rombongan dari
Departemen Agama, pada hari Jumat (14/12/2012). Kedatangannya atas dasar
undangan pihak pesantren, dalam rangka memeriahkan acara peringatan Tahun Baru
Islam pada Muharrom 1434 H yang diadakan pesantren tersebut. Tidak disebutkan
dalam artikel tersebut penyebaran selebaran yang dimaksud ditujukan kepada siapa
dan dengan motivasi apa.
Setelah membaca artikel berita ini, peneliti mencurigai adanya kemungkinan
adanya wacana tertentu yang mengarah kepada pencemaran nama baik pesantren atau
pemarjinalan terhadap pesantren Al-Zaytun. Kecurigaan peneliti muncul dikarenakan
isi artikel berita dalam majalah detik online ini terkesan menjatuhkan nama Pesantren
tersebut. Pola tulisannya adalah selalu menyudutkan dan memarjinalkan Pesantren
Al-Zaytun pada posisi yang buruk dan salah. Selain itu, peneliti tidak menemukan
adanya bagian tulisan yang menyebutkan telah melakukan konfirmasi kepada pihak
pesantren Al-Zaytun itu sendiri. Tentunya hal tersebut, menimbulkan pertanyaan,
apakah benar okum pesantren telah melakukan tindak kekerasan kepada
karyawannya? Apakah benar kekerasan hanya diakibatkan oleh penyebaran selebaran
yang berisi kritik? Mungkinkah para reporter dan ilustrator artikel berita dalam rubik
fokus ini, hanya memenuhi dan menyesuaikan dengan pesanan pihak tertentu yang
ingin menjatuhkan nama Pesantren Al-Zaytun?
Menurut peneliti, pertanyaan-pertanyaan di atas tidak akan terjawab. Karena,
dalam artikel berita tersebut tidak ditemukan bagian yang menunjukan telah
3
dilakukannya konfirmasi kepada pihak pesantren Al-Zaytun. Artikel berita tersebut
tidak memakai prinsip keseimbangan berita karena kurangnya data. Kurangnya data
dan ketidak seimbangan berita memungkinkan munculnya konstruksi berita yang
mengandung wacana tertentu dalam rangka memarjinalkan suatu kelompok.
Kemudian beberapa bulan setelah berita penyekapan di Pesantren Al-Zaytun
diunggah, peneliti kembali menemukan berita-berita berbagai kejadian di Pesantren
Al-Zaytun pada situs detik News. Berita-berita tersebut berisikan kejadian negatif
yang menimpa Pesantren Al-Zaytun, yang peneliti duga sebagai akibat pemberitaan
negatif tentang pesantren Al-Zaytun dalam majalah detik online yang telah diulas
sebelumya.
Akibat pemberitaan yang memihak ini, masyarakat akan menerima informasi
atau berita sepihak pula. Informasi sepihak mudah direkayasa menjadi berita yang
sesuai dengan pesan dan kepentingan kelompok tertentu. Pesan tersebut merupakan
sebuah wacana informasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pola pikir dan
prilaku masyarakat.
Padahal menurut Haris Samandria berita adalah salah satu unsur utama
komunikasi. Berita juga berfungsi sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau ide
terbaru yang benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak. Informasi-
informasi tersebut dikemas dan disampaikan, melalui media berkala seperti surat
kabar.1
Bila benar wacana beritanya, maka akan benar dan baik pula prilaku
1 Haris Samandria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Futures Panduan Praktis Jurnalis Profesional
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.65
4
masyarakat. Sebaliknya, bila salah dan buruk wacana beritanya maka akan buruk pula
dampaknya kepada prilaku masyarakat.
Berangkat dari kecurigaan peneliti setelah membaca berita dalam majalah
detik online maka peneliti memutuskan untuk meneliti berita tersebut dengan
menggunakan teori critical discourse analysis (CDA) yang diteorikan oleh Theo Van
Leeuwen. Teori tersebut menyediakan parameter-parameter untuk mengukur
bagaimana sebuah berita dikonstruksi dan bagaimana konstruksi berita tersebut
mengandung wacana tertentu untuk melakukan pemarjinalan terhadap suatu
kelompok. Selanjutnya teori analisis Theo Van Leeuwen secara umum
menggambarkan bagaimana pihak-pihak dan aktor (dapat seorang atau kelompok)
ditampilkan atau dikeluarkan dalam pemberitaan. Ada dua pusat perhatian Pertama,
proses pengeluaran (exclusion), berhubungan dengan pertanyaan bagaimana proses
suatu kelompok dikeluarkan dari teks berita. Kedua adalah proses pemasukan
(inclusion), berhubungan dengan pertanyaan bagaimana masing-masing pihak atau
kelompok itu ditampilkan melalui pemberitaan.2
Menariknya lagi, objek penelitian ini adalah artikel yang diterbitkan pada
media elektronik online. Media elektronik online termasuk kategori media baru atau
new media yang memiliki kecepatan, kebebasan, kemudahan dan keluasan akses
melebihi media lainnya. Bahkan menurut peneliti media online tidak memiliki batas
lepas waktu (kadaluarsa). Argumentasinya adalah karena berita yang ditampilkan
oleh media online dapat diakses oleh siapa pun, dari mana pun, dan kapan pun.
2Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS, 2011, h.171.
5
Hal itu berarti berita dan tulisan-tulisan dalam media online selalu tersedia selama
berita tersebut belum atau tidak dihapus oleh media online itu sendiri. Berbeda
dengan media selain online, jika tulisan dalam media selain online memakan masa
yang lama maka secara otomatis tidak dapat diakses lagi kecuali oleh kalangan
tertentu dan cenderung tidak mudah didapat lagi. Dengan demikian, pengaruh atau
dampak yang ditimbulkan oleh media online lebih luas dan lebih lama. Begitu pula
dengan berita yang akan diteliti ini tentunya pengaruh dan dampak yang
ditimbulkannya akan mempunyai rentang waktu dan ruang yang lebih luas pula.
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas dan rasa ingin tahu, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap wacana pemberitaan Pesantren
Al-Zaytun di media elektronik majalah detik online tersebut. Adapun judul
penelitiannya yaitu: “Analisis Wacana Berita Penyekapan di Pesantren Al-Zaytun
dalam Majalah detik Online Edisi 58 (07-13 januari 2013)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di
atas, maka peneliti akan membatasi ruang lingkup penelitian. Hal tersebut
dilakukan untuk mempermudah upaya mencapai tujuan penelitian dan sistematika
penyusunan skripsi. Untuk itu peneliti hanya melakukan analisis kritis terhadap
6
artikel berita dalam rubrik fokus penyekapan di Al-Zaytun, pada majalah detik
online edisi 58 (07-13 January 2013) saja.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek peneliti, terangkum
dalam pertanyaan yaitu :
1) Bagaimana majalah detik online mengkonstruksi artikel berita mengenai
Pesantren Al-Zaytun?
2) Bagaimana artikel berita dengan rubrik fokus penyekapan di Al-Zaytun
diwancanakan oleh majalah detik online tersebut?
3) Bagaimana proses pemarjinalan terhadap Pesantren Al-Zaytun dilakukan oleh
para reporter dan ilustrator dalam artikel berita di majalah detik online
tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusun tujuan penelitian ini,
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui cara majalah detik online mengembangkan dan
merangkai artikel berita mengenai Pesantren Al-Zaytun.
7
b. Untuk mengetahui wacana tertentu yang terkandung dalam artikel
berita dengan rubrik fokus penyekapan di Al Zaytun yang ditulis
oleh detik.com dalam majalah detik online.
c. Untuk mengetahui proses pemarjinalan terhadap Pesantren Al-
Zaytun dan dampak yang muncul akibat artikel berita dengan rubrik
fokus penyekapan di Al-Zaytun, berdasarkan wacana yang
terkandung di dalamnya.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi hasil riset
di bidang Jurnalistik dengan memfokuskan penelitian pada
teknik analisis kritis berdasarkan teori Theo Van Leeuwen.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam meningkatan kredibilitas media dan kinerja wartawan
atau jurnalis, agar tidak hanya memberitakan sebuah kejadian
yang hanya tergantung kepada nilai ekonomis atau
sensasionalnya sebuah berita saja.
8
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini mempunyai
posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan.
Rancangan konstruktivisme melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas
kontruksi sosial.3 Paradigma konstruktivisme digunakan untuk menjelaskan suatu
teori yang dapat merubah pandangan seseorang terhadap suatu realitas. Realitas
tidaklah muncul begitu saja dalam bentuknya yang mentah, tetapi ia harus disaring
melalui cara orang lain dalam memandang setiap hal yang ada.4
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
adalah penelitian yang meneliti suatu objeknya lebih berdasarkan teori yang ada dan
diperkuat dengan adanya wawancara, bukti dokumentasi yang peneliti kumpulkan
untuk bahan penelitian sebagaimana yang dikatakana Lexy J Moaleong dalam
bukunya ”pendekatan kualitatif adalah pendekatan dengan penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic dan secara
3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004 ),
h. 204. 4 Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communications, 5
th edition, ( Calofornia : Wadswort
Publishing Company, 1999), h. 15
9
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”5.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen. Theo
Van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan
meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam
suatu teks media. Bagaimana suatu kelompok dominan lebih memegang kendali
dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya, sementara kelompok lain
yang posisinya rendah terus menerus sebagai objek pemaknaan dan digambarkan
secara buruk.
Theo Van Leeuwen menjabarkan adanya kaitan antara wacana dengan
kekuasaan. Kekuasaan bukan hanya beroprasi melewati jalur-jalur formal, hukum,
dan institusi Negara, dimana dengan kekuasaannya bukan hanya dapat melarang dan
menghukum tetapi kekuasaan dapat beroprasi lewat serangkaian wacana untuk
mendefinisikan sesuatu atau suatu kelompok, digambarkan secara buruk.6
Analisis Theo Van Leeuwen secara umum menggambarkan bagaimana pihak-
pihak dan aktor (dapat seorang atau kelompok) ditampilkan atau dikeluarkan dalam
pemberitaan. Ada dua pusat perhatian. Pertama, proses pengeluaran (exclusion)
berhubungan dengan pertanyaan, bagaimana proses suatu kelompok dikeluarkan dari
teks berita. Kedua adalah proses pemasukan (inclusion) berhubungan dengan
5Lexy J Moaleong,.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2006, h.6 6Eriyanto, Analisis wacana pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LKiS. 2011. H.171
10
pertanyaan, bagaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan melalui
pemberitaan.7
Seperti yang telah dijabarkan di atas, teori Theo Van Leeuwen memberitahu
kepada masyarakat bagaimana media memarjinalkan sebuah kelompok yang
kemudian menjadi konsumsi khalayak ramai. Pada sisi lain teori Theo Van Leeuwen
juga mengajarkan bagaimana masyarakat harus kritis dalam menanggapi sebuah
berita.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Untuk melakukan penelitian yang akurat serta mendapat data yang valid maka
subjek penelitian adalah media elektronik majalah detik online.
Adapun objek penelitian ini adalah pemberitaan negatif terhadap Pesantren Al-Zaytun
pada artikel berita dengan rubrik fokus penyekapan di Al-Zaytun yang diterbitkan
oleh majalah detik online.
5. Waktu dan Tempat Penelitian
Pada hakekatnya, penelitian dilakukan pada situs detik.com portal majalah detik
online. Adapun alamat pengelola majalah detik online adalah di kantor redaksi
Detik.com Aldevco Octagon Building – Lantai 2, jl. Warungbuncit Raya no.75
Jakarta Selatan 12740. Adapun waktu penelitian terhitung sejak bulan Maret 2014
sampai dengan selesai.
7Eriyanto,Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h.171
11
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan studi pustaka yaitu
menggunakan buku-buku referensi yang terkait dengan teori wacana khususnya yang
diteorikan oleh Theo Van Leeuwen dan berita-berita terkait melalu media detik dan
majalah detik online.
a. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi data, adalah diperoleh dengan cara mencatat dokumen-dokumen.
Dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis berupa arsip catatan, dokumen, buku-buku, majalah, dan foto-
foto sesuai dengan apa yang bisa dijadikan informasi tambahan bagi penelitian
ini.8
b. Observasi teks,
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan tidak hanya pada saat
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki. Cara yang digunakan
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena yang akan diselidiki.9
Peneliti juga
mengumpulkan tanggapan atau pemberitaan terkait dari media lain terhadap
8Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006).
Cet.5.h. 195 9 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). Cet. 1
12
Pesantren Al-Zaytun dan mencari data dalam buku-buku yang berhubungan
dengan penelitian ini.
7. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa pemberitaan mengenai Pesantren Al-Zaytun di majalah
detik online dengan situs www.majalahdetik.com dan didownload melalui
http://www.mediafire.com/?c3r5yz9t5i5qago ini, Peneliti menggunakan teknik
analisis Critical Discourse Analysis (CDA) model Theo Van Leeuwen. Penggunaan
teknik CDA model Theo Van Leeuwin ini dianggap oleh peneliti adalah teknik yang
paling mendekati untuk dilakukan dalam hal mengetahui bagaimana wacana media
tersebut mengemas beritanya khususnya untuk mengkritik teks media berkaitan
adanya wacana dengan tujuan memarjinalkan suatu kelompok. Teori ini juga dapat
digunakan dengan mudah untuk menentukan siapa aktor penguasa, bagaimana berita
dikonstruksikan, dan siapa pihak yang dimarjinalkan dalam suatu wacana
pemberitaan tersebut.
Menurut Van Leeuwen, CDA dalam berita diukur dengan dua parameter
utama yakni: Pertama, Exclusion yaitu sebuah strategi wacana yang dilakukan untuk
bagaimana actor (seseorang atau kelompok) dikeluarkan dalam pembicaraan.
Exclusion dibagi menjadi tiga strategi yakni : Privasi, nominalisasi, dan penggantian
anak kalimat. Kedua, inclusion yaitu sebuah strategi wancana yang dilakukan ketika
sesuatu, seseorang, atau kelompok ditampilkan dalam teks.10
Inclusion dibagi
10 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). Cet. 1
13
menjadi tujuh strategi yaitu : Diferensiasi-Indeferensiasi, Objektivitas-Abstraksi,
Nominasi-Katagorisasi, Nominasi-Identifikasi, Determinasi-Indeterminasi, Asimilasi-
Individualisasi dan Asosiasi-Diasosiasi.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada Perpustakaan Umum dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, maka didapati beberapa literatur sebagai berikut :
1. Peneliti mempelajari dan menggunakan skripsi dengan judul “Analisis
Teun A. Van Dijk Pada pemberitaaan “Dodol Dolly,mas…” di rubrik
Terajuh harian umum Republika” yang ditulis oleh Adjri Septiani
Sudrajat. Skripsi ini membahas konten berita dengan memahami
wacana yang disampaikan di dalam pemberitaan yang kemudian
mencari kontroversi penutupan lokalisasi dolly yang dilihat dari
struktur teks, bagaimana kognisi sosial wartawan dalam memahami
kontraversi tersebut, dan bagaimana konteks sosial yang terjadi dalam
masyarakat terkait kontroversi penutupan lokalisasi dolly.
2. Selanjutnya peneliti juga mempelajari skripsi dan sekaligus referensi
dalam menyusun penelitian, yaitu skripsi dengan judul “Analisis
Wacana Van Dijk Terhadap Berita “Kegilaan Di Simpang Kraft” di
majalah Pantau” yang ditulis oleh Tia Agnes Astuti. Skripsi ini
14
membahas tentang pengemasan berita dalam teks sebuah majalah
Pantau dan membahas bagaimna dimensi kognisi sosial dan konteks
sosial yang terdapat dalam majalah Pantau.
3. Peneliti juga mempelajari skripsi dengan judul serupa “Analisis
Wacana Karakteristik Islam Rubrik Mutiara Dakwah Pada Majalah
Ummi Edisi Maret-Juni 2009” yang ditulis oleh Erma Mulyana.
Skripsi ini, membahas tentang bagaimana karakteristik Islam,
dikonstruksikan oleh majalah Ummi kemudian, bagaimana kognisi
sosial dan konteks yang melatar belakangi wacana yang dibentuk oleh
majalah Ummi.
Dalam hal ini yang menjadi perbedaannya adalah peneliti melakukan
penelitian pada media online dan menggunakan analisis wacana model Theo Van
Leeuwen. Selain itu, peneliti menggunakan analisis CDA dan meneliti pemberitaan
terhadap Pesantran Al-Zaytun. Skripsi ini membahas tentang bagaimana majalah
detik online mengkostruksi berita mengenai pesantren Al-Zaytun dan bagaimana
majalah detik online mewacanakan berita penyekapan yang terjadi di Pesantren Al-
Zaytun.
15
F. Sistematika Penulisan
Secara umum penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Setiap bab terdiri
dari sub-sub bab yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Untuk lebih jelasnya
penulis uraikan sebagai berikut;
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti membahas tentang latar belakang masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka serta sitematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
Dalam bab ini, peneliti membahas dan menguraikan tentang teori-teori yang
digunakan dan disesuaikan dengan permasalahan.
BAB III: PROFIL MEDIA ONLINE DETIK.COM
Dalam bab ini, peneliti menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan media
detik.com, visi dan misi, serta konsep-konsep umum pada media online detik.com
serta deskripsi majalah detik online yang ditemukan peneliti dalam sumber-sumber
pendukung.
BAB IV: ANALISIS PENELITIAN
Dalam bab ini, peneliti menjabarkan serta menganalisa berbagai temuan data
yang meliputi wacana apa yang diwacanakan dan hasil konstruksi dari artikel berita
16
dengan rubrik fokus Penyekapan di Al-Zaytun, majalah detik online edisi 58 (07-13
January 2013).
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini, peneliti menampilkan kesimpulan dari penelitian, mengenai hal-
hal yang telah dibahas oleh peneliti dalam skripsi ini, saran, daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Wacana
1. Definisi Wacana
Wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah
pertukaran diantara pembicara dan pendengar sebagai sebuah aktivitas personal
dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya1. Dalam berkomunikasi terdapat
berbagai macam cara, salah satunya adalah melalalui tulisan, komunikasi melalui
tulisan terlihat dengan bagaimana sebuah berita atau informasi apa yang akan
disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui tulisannya.
Oleh karena itu apa saja yang akan dikatakan penulis dalam tulisannya
disesuaikan dengan tujuan yang akan disampaikan. Misalnya, penulis akan
membahas tentang karakteristik Islam maka tulisan yang akan dibuat mengenai
keunggulan Islam serta membedakannya dari agama lain. Penulis berhak
menyampaikan sesuai dengan gaya tulisannya asalkan makna yang akan disampaikan
dapat dipahami pembaca.
Dalam pengertian linguistik, wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari
kalimat. Dalam studi linguistik ini merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal
yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase atau kalimat semata tanpa
1 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta), Cet V , 1992, hal 2
18
memperhatikan keterkaitan diantara unsur tersebut.2 Berarti dalam satu kata
atau dengan kata lainnya harus saling berhubungan agar terbentuk makna yang dapat
dipahami. Bahasa dipakai sebagai jembatan untuk menyampaikan sesuatu dari subjek
kepada objek yang akan dituju. Tanpa bahasa, semua tujuan pencapaian tidak dapat
terealisasikan.
Kendati demikian, analisis wacana sebenarnya telah tumbuh sejak awal
abad ke 20 khususnya setelah Franz Boas (seorang ahli linguistic dan antropologi
budaya) menyarankan untuk adanya penelitian yang lebih serius mengenai saling
keterkaitan yang kompleks antara bahasa dan kebudayaan. Istilah wacana (discourse),
sebenarnya secara praktis, berkenaan dengan kedua bentuk bahasa lisan maupun tulis
sekaligus.3 Konteks wacana adalah menyangkut “lingkungan empiris-nya, meliputi
karakteristik sumber pesan, khalayak, lingkungan historis, situasional pada saat
wacana tersebut muncul dan ruang lingkup serta besar efeknya”.4
Wacana merupakan praktik sosial yang menyebabkan sebuah hubungan
dialektis antara peristiwa yang diwacanakan dengan konteks sosial, budaya, ideologi
tertentu. Di sini bahasa dipandang sebagai faktor penting untuk mempresentasikan
maksud si pembuat wacana.5
Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis / CDA), wacana
tidak dipahami sebagai studi bahasa saja. Pada akhirnya, analisis wacana memang
menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis. Tetapi bahasa yang dianalisis,
2 Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teksmedia), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta),
Cet V , hal 3 3 Parwito,penelitian komunikasi kualitatif ,( Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2007), h.171. 4 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Andi, 2004) h.180 5 Rachmat kriyantono, Taknik Praktis Riset Komunikasi, ( Jakarta: kencana, 2006)h.258.
19
berbeda dengan studi bahasa, dalam pengertian linguistic tradisional. Bahasa yang
dianalisis bukan dengan menggambarkan aspek kebahasaan, tetapi juga
menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti, bahasa itu dipakai untuk
tujuan dan praktik tertentu, termaksud di dalamnya praktik kekuasaan.6
2. Analisis Wacana Model Theo Van Leeuwen
Theo Van Leeuwen, memperkenalkan model analisis wacana, untuk
mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan
posisinya dalam suatu wacana. Bagaimana suatu kelompok dominan, lebih
memegang kendali dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya, sementara
kelompok lain yang posisinya rendah cenderung untuk terus-menerus dijadikan objek
pemaknaan. Di sini, ada kaitan antara wacana dengan kekuasaan.
Kekuasaan bukan hanya beroprasi lewat jalur-jalur formal, hukum dan
institusi Negara, dimana dengan kekuasaannya dapat melarang dan menghukum.
Tetapi juga kekuasaan beroprasi lewat serangkaian wacana untuk mendefinisikan
sesuatu atau suatu kelompok sebagai tidak benar atau buruk. Bahkan, seringkali,
tindakan kekuasaan itu, datang setelah suatu kelompok, digambarkan secara buruk.7
Theo Van Leeuwen, ingin menggambarkan bagaimana suatu kelompok
yang dianggap sebagai perusak, tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan, serta
dianggap lemah dan mudah ditindas oleh kelompok yang memiliki kekuasaan, dan
6 Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teksmedia), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta), h. 7. 7 Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teksmedia), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta), Cet V , h. 171.
20
kekuatan yang dianggap memiliki pengaruh besar terhadap kelompok yang lainnya.
Theo Van Leeuwen, juga ingin menjelaskan, bagaimana wacana bekerja,
mendefinisikan sebuah berita atau membenarkan sebuah berita. Bahkan wacana,
dapat menyalahkan sebuah berita.
Media adalah salah satu penyalur terpenting, dalam munculnya sebuah
berita yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Melalui pemberitaan dalam medialah,
masyarakat dapat menilai, bagaimana suatu peristiwa dianggap benar dan salah.
Dengan memberikan berita secara terus-menerus, maka secara tidak langsung akan
membentuk pemahaman kepada masyarakat. Pemahaman tersebut adalah pemahaman
yang diinginkan oleh kelompok penguasa memalui media.
Analisis Theo Van Leeuwen, secara umum menampilkan bagaimana pihak-
pihak dan aktor (seseorang atau kelompok) ditampilkan atau tidak ditampilkan dalam
pemberitaan. Ada dua proses yang menjadi pusat perhatian dalam analisis Van
Leeuwen, yaitu :
Pertama: Proses pengeluaran (exclucion). Dalam suatu teks berita, ada
kelompok atau actor yang dikeluarkan dalam pemberitaan dan strategi wacana apa
yang akan dipakai untuk proses pengeluaran ini. Proses ini, secara tidak langsung,
dapat mengubah pemahaman khalayak akan suatu isu dan melegitimasi posisi
pemahaman tertentu.
Kedua: Proses pemasukan (inclusion). Kalau proses exclution berhubungan
dengan pertanyaan bagaimana proses suatu kelompok dikeluarkan dari teks berita,
21
maka proses inclusion, berhubungan dengan bagaimana masing-masing pihak
ditampilkan lewat pemberitaan.8
Berikut ini , adalah penjelasan rinci tentang proses exclucion dan inclucion
yang telah peneliti formulasikan dalam bentuk tabel dan disadur dari buku Analisis
wacana (pengantar analisis teksmedia)9.
a. Proses exclusion
Tabel berikut, menjelaskan mengenai macam-macam strategi exclusion,
penjelasan dan contohnya.
Tabel 1
Penjelasan tentang strategi exclusion 10
Proses exclusion
Strategi Penjelasan Contoh
Privasi
- proses bagaimana kelompok
atau aktor tidak dilibatkan dalam
suatu wacana.
- mengubah kalimat aktif menjadi
kalimat pasif
aktif
Polisi menembak
seorang mahasiswa
yang demonstrasi
hingga tewas.
pasif
Seorang mahasiswa
tewas tertembak
saat demonstrasi
Nominasi
Mengubah kata kerja menjadi kata
benda dengan memberi imbuhan
“pe-an”
Verba
Direktur PT X
menganiyaya
karyawannya
8 Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teksmedia), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta),, h. 172 9 Eriyanto,analisis wacana (pengantar analisis teksmedia),(Yogyakarta:LKiS pelangi aksara
yogyakarta) 10
Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teksmedia), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta),, h. 173-191
22
hingga tewas.
Nomina
Seorang karyawan
PT X tewas akibat
penganiyayaan.
Nomina
Penganiyayaan
karyawan terjadi di
PT. X.
Nomina
Lagi-lagi, terjadi
penganiyayaan
terhadap karyawan.
Penggantian
anak
kalimat
Memakai anak kalimat yang
sekaligus berfungsi sebagai
pengganti aktor.
Tanpa
anak
kalimat
Polisi menembak
seorang mahasiswa
yang demonstrasi
hingga tewas.
Anak
kalimat
Untuk
mengendalikan
demonstrasi
mahasiswa,
tembakan
dilepaskan.
Akibatnya seorang
mahasiswa tewas.
Dalam tabel di atas, Eriyanto mengambarkan, menjelaskan, dan memberi
contoh bagaimana yang disebut dengan strategi exclusion.
b. Proses inclusion
Setelah mengenal strategi exclusion yang peneliti tampilkan dalam bentuk
tabel, maka berikut ini, peneliti juga menampilkan tabel strategi inclusion, untuk
mempermudah pengertiannya dan juga menjelaskan mengenai macam-macam
23
strategi inclision. Dalam tabel berikut peneliti menampilkan strategi, penjelasan, serta
contoh-contoh yang terdapat pada masing-masing kelompok teori.
Tabel 2
Penjelasan tentang strategi inclusion11
Proses inclusion
Strategi Penjelasan Contoh
Diferensiasi-
Indiferensiasi
Peristiwa/actor ditampilkan
dalam teks secara mandiri,
sebagai peristiwa yang unik atau
khas tetapi bisa juga dibuat
kontras
Indiferensiasi
Buruh pabrik
Maspion sampai
kemarin masih
melanjutkan
mogok.
Diferensiasi
Buruh pabrik
Maspion sampai
kemarin masih
melanjutkan
mogok. Sementara
tawaran direksi
yang menawarkan
perundingan tidak
ditanggapi oleh
buruh.
Objektivasi-
Abstraksi
Wacana ini berhubungan
dengan pernyataan apakah
informasi mengenai peristiwa
atau aktor ditunjukan dengan
kongkret atau ditampilkan
dengan abstraksi.
Kaliamat yang ditampilkan
secara jelas dan berulanglah
yang menyebabkan abstraksi
dalam persepsi khalayak.
objektivasi
PKI telah dua kali
melakukan
pemberontakan.
abstraksi
PKI telah
berulang-ulang
kali melakukan
pemberontakan.
11 Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teksmedia), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta),, h. 173-191
24
Nominasi-
Kategori
Dalam suatu pemberitaan
seringkali terjadi pilihan apakah
masalah tersebut diberitakan
secara apa adanya atau tidak. nominasi
Seorang laki-laki
ditangkap polisi
karena kedapatan
membawa obat-
obatan terlarang.
Kategorisasi
Seorang laki-laki
kulit hitam
ditangkap polisi
karena kedapatan
membawa obat-
obatan terlarang.
Nominasi-
Identifikasi
Bagaimana suatu kelompok ,
peristiwa, atau tindakan
didefinisikan. Hanya saja jika
identifikasi ,proses
pendefinisiannya dilakukan
dengan memberikan anak
kaliamat sebagai penjelasan dari
kalimat pertama.
Nominasi
Seorang wanita
ditemukan tewas,
diduga
sebelumnya
diperkosa.
Identifikasi
Seorang wanita,
yang sering keluar
malam ,
ditemukan tewas.
Diduga
sebelumnya di
perkosa.
Determinasi-
Indeterminasi
Bagaimana aktor atau peristiwa
dalam pemberitaan digambarkan
secara jelas atau spesifik, tetapi
sering pula digambarkan secara
universal karena wartawan
belum mendapatkan bukti yang
kuat untuk ditulis, atau merubah
makna berita tunggal menjadi
makna berita jamak
Indeterminasi
Menlu Alwi
Shihab disebut-
sebut terlibat
skandal bulog.
Determinasi
Orang dekat
Gusdur disebut-
sebut terlibat
dalam sekandal
bulog.
Asimilasi-
Individualisa
si
Aktor sosial bukan sebagai aktor
yang spesifik dalam komunitas
atau kelompok sosial itu sendiri.
Kesan yang timbul dalam
strategi ini adalah banyak mahasiswa yang terkena tembak
..Individualisa
si
Adi, Mahasiswa
trisakti, tewas di
tembak Parman,
seorang polisi,
dalam demonstrasi di cendana
25
demikian halnya dengan polisi,
semua polisi terkesan
melakukan penembakan.
kemarin.
Asimilasi
Mahasiswa tewas
ditembak polisi
dalam demonstrasi
di cendana
kemarin.
Asosiasi-
Disosiasi
Strategi ini berhubungan dengan
pernyataan apakah aktor atau
suatu pihak ditampilkan secara
sendiri atau ia dihubungkan
dengan kelompok lain yang
besar. Sehingga kasus yang
terjadi di Ambon merupakan
gambaran umum apa yang
terjadi di dunia islam secara
keseluruhan, dimana umat islam
menjadi korban pembantaian
Disosiasi
Sebanyak 40 orang
muslim meninggal
dalam kasus
Tobelo, Galela,
dan Jailolo.
Asosiasi
Umat islam
dimana-mana
selalu menjadi
sasaran
pembantaian.
Setelah di Bosnia,
sekarang di
Ambon. Sebanyak
40 orang
meninggal dalam
kasus Tobelo,
Galela, dan
Jailolo.
Dari kedua proses exclusion dan inclusion pada kedua tabel tersebut di
atas, dapat kita pahami tentang arah dan kandungan teori yang dikemukakan dengan
jelas oleh Theo Van Leeuwen tentang wacana.
c. Kerangka Analisi
Untuk menggunakan analisis ini kita perlu mengetahui bagaimana aktor di
tampilkan dalam pemberitaan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan ketika memeriksa
26
aktor sosial yang ditampilkan tersebut, berikut gambaran mengenai Teori Theo Van
Leeuwen:
Tingkat Yang ingin dilihat
Eksklusi Apakah ada aktor yang dihilangkan atau disembunyikan dalam
pemberitaan?.
Kemudian apakah ada upaya media untuk hanya mengedepankan satu
aktor dan menghilangkan aktor lain. Selanjutnya apa efek dari
pengalihan tersebut
Bagaimana strategi yang digunakan untuk menyembunyikan aktor
sosial tersebut?.
Apakah strategi itu dilakukan secara sengaja atau melewati proses
yang tidak disadari oleh wartawan media itu sendiri?
Inklusi Dari aktor sosial yang disebutkan dalam berita, bagaimana mereka
ditampilkan? Dengan strategi apa pemarjinalan atau pengucilasn itu
dilakukan?
Bagaimana penggambaran aktor tertentu dalam proses pengucilan
aktor lain dalam pemberitaan?. Bagaimana strateginya?
Alasan mengenai media lebih senang menggunakan kaliamat pasif. Pertama.
menonjolkan korban lebih menarik greget dan bisa memancing orang untuk membeli
suratkabar tersebut. Kedua, kelemahan dan keterbatasan media yang umumnya
dibatasi oleh waktu. Lebih mudah menulis tentang korbhan yang sudah ada di depan
mata dari pada menulis yang harus dicari dan ditelusuri secara mendalam.12
12 Eriyanto, Analisis Wacana (Pengantar Analisis Teksmedia), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta),, h. 173-191
27
B. Konseptualisasi Berita
1. Nilai Berita
Setiap hari pasti ada peristiwa yang terjadi, kemudian dalam peristiwa
tersebut ada peristiwa yang dapat diolah menjadi sebuah berita yang dapat disiarkan
dan dikonsumsi oleh masyarakat. Hanya peristiwa yang memiliki ukuran atau nilailah
yang layak dan dapat disebut berita. Berita berasal dari peristiwa yang dianggap
memiliki nilai berita untuk produk dari konstruksi media.13
Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian nilai-nilai berita, yang
disajikan dalam bentuk tabel agar mudah dipahami yang dikutip dari buku analisis
framing: konstruksi, Ideology,dan Politik Media.
Tabel 3
Nilai-Nilai Berita14
Prominence Nilai berita diukur dari
kebesaran peristiwanya atau
arti pentingnya. Peristiwa yang
diberitakan hanya kejadian-
kejadian penting. Seperti
berita presiden atau jatuhnya
pesawat terbang yang
menewaskan seluruh
penumpang.
13Luwi Ishwara, seri Jurnalistik Kompas: Catatan-Catatan Jurnalisme Dasaar (Jakarta: penerbit
buku kompas,2007) h.44 14 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideology, dan Politik Media , h.123
28
human interest Peristiwa baru dapat disebut
sebagai berita kalau peristiwa
itu lebih banyak mengandung
unsur haru, sedih dan
menguras emosi khalayak,
seperti bencana tsunami di
aceh dll.
Conflict/controversy Peristiwa baru dianggap suatu
berita kalau peristiwa itu lebih
banyak mengandung konflik
atau kontroversi.
Unusual Peristiwa jarang atau tidak
biasa
Proximity Peristiwa yang dekat lebih
layak diberitakan, baik fisik/
emosional
2. Kategori dan Jenis Berita
a. Kategori berita
Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Sebagai
sebuah konstruksi, berita menentukan mana yang dianggap berita dan
mana yang dianggap bukan berita. Proses kerja dan produksi berita
juga menentukan mana yang penting dan mana yang tidak penting.
Selain nilai berita ,prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa yang
disebut kategori berita. Secara umum seperti dicatat Gaye Tuchman, wartawan
menggunakan lima kategori berita yaitu : hard news, soft news, spot news,
developing new dan continuing news. Kategori tersebut dipakai untuk membedakan
jenis isi berita dan subjek peristiwa yang menjadi berita. Kelima kategori tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:15
15 Eriyanto,Analisis Framing: konstruksi, Ideology, dan Politik Media, h.123.
29
1. Hard news adalah berita mengenai peristiwa yang terjadi saat itu.
Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan kualitas. Semakin
cepat diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran keberhasilan dari
kategori berita ini adalah dipandang dari sudut kecepatan
diberitakannya. Peristiwa yang masuk dalam kategori hard news ini,
dapat peristiwa yang direncanakan dan dapat pula yang tidak
terencana.
2. Soft news adalah kategori berita yang berhubungan dengan kisah
manusiawi (human interest). Jika berita dalam hard news, peristiwa
yang diberitakan adalah peristiwa yang terjadi saat itu dan dibatasi oleh
waktu, maka soft news tidak dibatasi oleh waktu. Ia dapat diberitakan
kapan saja. Karena yang menjadi ukurannya adalah apakah informasi
yang disajikan kepada khalayak tersebut, menyentuh emosi dan
perasaan khalayak atau tidak.
3. Spot news adalah sub klarifikasi dari berita yang berkategori hard news.
Dalam spot news peristiwa yang akan diliput tidak bisa direncanakan.
Peristiwa kebakaran, kecelakaan, pembunuhan dan gempa bumi adalah
jenis-jenis peristiwa yang tidak bisa diprediksikan.
4. Developing news juga merupakan sub klarifikasi dari hard news. Baik
spot news maupun developing new umumnya berhubungan dengan
peristiwa yang tidak terduga. Tetapi dalam developing news
dimasukkan elemen lain. Peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari
rangkaian berita yang akan diteruskan keesokan harinya atau dalam
30
berita selanjutnya.
5. Continuing news adalah sub klarifikasi lain dari hard news. Dalam
continuiting news peristiwa-peristiwa dapat diprediksi dan
direncanakan.
b. Jenis-jenis berita
Jenis berita diketahui ada lima, yaitu: straight news, deep news,
investigation news, interpretative news dan opinion news. Kelima jenis berita
tersebut, akan dijelaskan pada tabel agar lebih mudah dipahami. Di bawah ini adalah
penjelasan, mengenai jenis-jenis berita yang telah peneliti sajikan dalam bentuk tabel
yang peneliti kutip dari buku jurnalistik untuk pemula, karya Asep Syamsul Ramli
yang diterbitkan di Bandung oleh PT. Remaja Rosida Karya.
Tabel 4
Jenis-jenis berita16
Straight news
Berita yang langsung pada sasaran
secara singkat dan lugas.
Diberitakan dengan tanpa
mencampur adukkan opini penulis,
disiarkan secara cepat dan
biasanya disajikan sebagai berita
utama.
Deep news
Berita mendalam, dikembangkan
dengan pendalaman akan hal-hal
yang ada di bawah suatu
permukaan.
Investigation news
Berita yang dihasilkan melalui
sebuah proses penyelidikan atau
investigasi yang biasanya diangkat
dari kasus penting yang diketahui
16Asep Syamsul Ramli. Jurnalistik untuk pemula, (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h.23.
31
oleh masyarakat luas. Serta
berdasarkan penelitian dari
berbagai sumber.
Interpretative news Berita yang dikembangkan dari
pendapat wartawan berdasarkan
fakta yang ditemukan.
Opinion news
Berita mengenai pendapat
seseorang. Biasanya berupa
pendapat cendikiawan, mengenai
suatu hal.
C. Pengertian, Efek dan Fungsi Media massa
1. Pengertian Media Massa
Pengertian semantik media massa yaitu ”segala sesuatu yang dapat
dijadikan sebagai alat (untuk mencapai tujuan).17
Media massa adalah saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa.
Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-Room, computer, tv, radio dan
sebagainya.18
Menurut Kurt Lang dan Gladys Engel Lang, media massa memaksakan
perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa, membangun citra publik tentang figur
politik. Media massa, secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukan
apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan individu dalam
masyarakat.19
17asumsi Syukur, Dasar-dasar Strategi dakwah, (Surabaya: al-ikhlas,1983), h.163. 18 Lynn H turner, Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi, (Jakarta: penerbit salemba humanika,2008), h.41. 19 Waner J. Severin dan James Tankard, Teori Komunikasi : Sejarah ,Metode, dan Terapan Dalam Media
Massa, (Jakarta: prenada media group,2007), h.264.
32
2. Efek Media Massa
Menurut M chaffe media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan
perubahan sikap,perasaan dan perilaku komunikasinya. Dari pernyataan tersebut
dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, afektif dan efek
konatif/behavioral.20
Efek kognitif dalam komunikasi membahas tentang bagaimana media dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat untuk mereka.
Efek afektif dari media bukan saja hanya ingin memberi informasi tapi juga khalayak
diharapkan dapat merasakan apa yang tengah terjadi dalam berita tersebut. Sedangkan
efek konatif/behavioral merupakan akibat yang timbul dari khalayak dalam bentuk
perilaku atau kegiatan setelah membaca dan mencerna informasi yang ada.
3. Fungsi Media Massa
Ada banyak pendapat yang menjelaskan apa fungsi media massa. Definisi
fungsi media massa mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama
lain. Walaupun satu pendapat yang lain berbeda tetapi mempunyai titik yang sama.
Setelah membaca beberapa pendapat para ahli mengenai fungsi media. Penulis
menarik garis besar sebagai kesimpulan bahwasanya fungsi media adalah memberi
informasi, memberi pelajaran (edukasi) , memberi hiburan, penyalur aspirasi dan
sebagai pewarisan nilai budaya.
20 Elvinaro adrianto dan lukiati komala erdinaya, komunikasi mssa: suatu pengantar, (bandung: simbiosa
rekatama media, 2007), h. 50
33
4. Media Online
Internet adalah sebuah fasilitas jaringan dunia yang system komunikasinya
terkait dengan pertahanan keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Adapun salah satu manfaat system komunikasi yang berjejaringan ini, adalah dapat
dengan cepat dan mudah diakses oleh peneliti dan pendidik.21
Internet kemudian menjadi suatu fenomena baru. Dengan menggunakan
fasilitas internet semua orang pada seluruh belahan dunia manapun dapat
berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Media online adalah sebutan umum untuk
sebuah media yang berbasis telekomunikasi dan multi media (computer dan internet).
Di dalamnya terdapat portal, website, radio online, televisi online, mail online dan
lain sebagainya, dengan karakteristik masing-masing yang sesuai dengan fasilitas
yang memungkinkan pengguna (user) dapat memanfaatkannya.
Semenjak berkembangnya internet jurnalistik melalui dunia mayapun
berkembang pesat. Kita sering menyebutnya dengan jurnalisme media online. Di
Indonesia perkembangan jurnalistik media online dapat dilihat dengan banyak
bermunculannya situs berita seperti detik.com, vivanews.co.id, okezone.com dan lain
sebagainya. Bahkan koran-koran nasional pun, ikut juga membuat media dengan
versi online.
Jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan
menggunakan media internet. Melalui jurnalisme online informasi disajikan dengan
cepat, interaktif, dan bisa langsung dipublikasikan saat kejadian sedang berlangsung.
21 Werner J,severin& James W. tankard. Teori komunikasi: sejarah, metode, dan terapan dalam media massa,
(Jakarta” prenada media group,2004), h. 457.
34
D. Paradigma kritis
Paradigma kritis (critical paradigm) adalah semua teori sosial yang
mempunyai maksud dan implikassi praktis dan berpengaruh terhadap perubahan
sosial. Paradigma ini tidak sekedar melakukan kritik terhadap ketidakadilan sistem
yang dominan yaitu sistem sosial kapitalisme, melainkan suatu paradigma untuk
mengubah sistem dan struktur tersebut menjadi lebih adil. Meskipun terdapat
beberapa variasi teori sosial kritis seperti : feminisme, cultural studies dan
posmodernisme, namun aliran ini tidak mau dikategorikan pada golongan kritis akan
tetapi kesemuanya aliran tersebut memiliki tiga asumsi dasar yang sama.
Pertama, semuanya, menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu sosial
interpretatif. Ilmuan kritis harus memahami pengalaman manusia dalam
konteksnya. Secara khusus paradigma kritis bertujuan untuk
menginterpretasikan dan karenanya memahami bagaimana berbagai
kelompok sosial dikekang dan ditindas.
Kedua, paradigma ini mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usaha
untuk mengungkap struktur-struktur yang sering kali tersembunyi.
Kebanyakan teori-teori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah
sebuah kekuatan untuk memahami bagaimana seseorang ditindas
sehingga orang lain dapat mengambil tindakan untuk mengubah
kekuatan penindas.
Ketiga, paradigma kritis secara sadar berupaya untuk menggabungkan
teori dan tindakan (praksis). “Praksis” adalah konsep sentral dalam
35
tradisi filsafat kritis ini. Menurut Habermas (dalam Hardiman, 1993:
xix), praksis bukanlah tingkah-laku buta atas naluri belaka melainkan
tindakan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Asumsi dasar yang
ketiga ini, bertolak dari persoalan bagaimana pengetahuan tentang
masyarakat dan sejarah bukan hanya sekedar teori melainkan
mendorong praksis menuju pada perubahan sosial yang humanis dan
mencerdaskan. Asumsi yang ketiga ini diperkuat oleh Jurgen Habermas
(1983), dengan memunculkan teori tindakan komunikatif (The Theory of
Communication Action).
Bagi paradigma kritis tugas ilmu sosial adalah justru melakukan
penyadaran kritis masyarakat terhadap sistem dan struktur sosial yang cenderung
“mendehumanisasi” atau membunuh nilai-nilai kemanusiaan (Fakih, 2001: 7).
Gramsci, menyebut proses penyadaran ini, sebagai counter hegemony. Dominasi
suatu paradigma, harus dikonter dengan paradigma alternatif lainnya yang bisa
memecahkan permasalahan dalam realitas sosial kemasyarakatan yang tidak
terselesaikan oleh paradigma yang mendominasi. Proses dehumanisasi sering melalui
mekanisme kekerasan baik fisik dan dipaksakan maupun melalui cara yang halus,
dimana keduanya bersifat struktural dan sistemik. Artinya, kekerasan dalam bentuk
dehumanisasi, tidak selalu jelas dan mudah dikenali, karena ia cendrung sulit dilihat
secara kasat mata dan dirasakan. Bahkan umumnya, yang mendapatkan perlakuan
kekerasan, cenderung tidak menyadarinya. Kemiskinan struktural misalnya, pada
dasarnya, adalah bentuk kekerasan yang memerlukan suatu analisis yang lebih kritis
36
untuk menyadarinya. Tegasnya, sebagian besar kekerasan terselenggara melalui
proses hegemoni, yaitu dalam bentuk mendoktrin dan memanipulasi cara pandang,
cara berpikir ideology kebudayaan seseorang atau sekelompok orang Dimana
semuanya sangat ditentukan oleh orang yang mendominasi. Kekuatan dominasi ini,
biasa dilanggengkan dengan kekuatan ekonomi maupun kekuatan politik bahkan
dengan ilmu pengetahuan. Seperti diungkapkan oleh Micheal Faucoult knowledge is
power. Barang siapa yang menguasai ilmu pengetahuan, ialah yang menguasai dunia
ini.
Bagi paradigma atau aliran kritis dunia positivisme dan empirisme dalam
ilmu sosial struktural, memang tidak adil. Karena, ilmu sosial yang bertindak tidak
memihak, netral dan objektif serta harus mempunyai jarak, merupakan suatu sikap
ketidakadilan tersendiri. Atau dapat dikatakan melanggengkan ketidakadilan (status
quo). Oleh karena itu, paradigma ini menolak bentuk objektivitas dan netralitas dari
ilmu sosial. Jadi paradigma ini, mengharuskan adanya bentuk subjektifitas
keberpihakan pada nilai-nilai kepentingan politik dan ekonomi golongan tertentu –
terutama kaum lemah, golongan yang tertindas dan kelompok minoritas, dimana
keberpihakan ini merupakan naluri yang dimiliki oleh setiap manusia.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM
Profil detik.com
Pada sub bab ini akan membahas tentang sejarah berdirinya Detik.com, kemudian
struktur keredaksian Detik.com dan situs-situs pada portal berita Detik.com juga
profil visual Detik.com. 1
a. Sejarah Berdiri Situs Berita Detik.com
Server detik.com sebenarnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun
mulai Online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Tanggal 9 Juli itu akhirnya
ditetapkan sebagai hari lahir Detik.com yang didirikan Budiono Darsono (eks
wartawan DeTik), Yayan Sopyan eks wartawan DeTik), Abdul Rahman (mantan
wartawan Tempo), dan Didi Nugrahadi. Semula peliputan utama detik.com terfokus
pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik reda
dan ekonomi mulai membaik, detik.com memutuskan untuk
juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan untuk membangun detik.com yang
updatenya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan,
dan bulanan. Yang dijual detik.com adalah breaking news. Dengan bertumpu pada
1 https://id.wikipedia.org/wiki/DetikCom
38
vivid description macam ini detik.com melesat sebagai situs informasi digital paling
populer di kalangan users internet.
Pada 3 Agustus 2011CT Corp mengakuisisi detikcom (PT Agranet Multicitra
Siberkom/Agrakom) . Mulai pada tanggal itulah secara resmi detikcom berada di
bawahTrans Corp Chairul Tanjung, pemilik CT Corp membeli detikcom secara total
(100 persen) dengan nilai US$60 juta atau Rp 521.540 miliar. Setelah diambil alih,
maka selanjutnya jajaran direksi akan diisi oleh pihak-pihak dariTrans Corp —
sebagai perpanjangan tangan CT Corp di ranah media.
Dan komisaris Utama dijabat Jenderal (Purn) Bimantoro,mantan Kapolri,
yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama Carrefour Indonesia, yang juga
dimiliki Chairul Tanjung. Sebelum diakuisisi olehCT Corp, saham detikcom dimiliki
oleh Agranet Tiger Investment dan Mitsui & Co. Agranet memiliki 59% saham di
detikcom, dan sisanya dimiliki oleh Tiger 39%, dan Mitsui 2%.
Pada Juli 1998 situs detik.com per harinya menerima 30.000 hits (ukuran
jumlah pengunjung ke sebuah situs) dengan sekitar 2.500 user (Pelanggan Internet).
Sembilan bulan kemudian, Maret 1999,hits per harinya naik tujuh kalilipat, tepatnya
rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.240.000 hits per bulan dengan 32.000 user. Pada
bulan Juni 1999, angka itu naik lagi menjadi 536.000 hits per hari dengan user
mencapai 40.000. Terakhir, hits detik.com mencapai 2,5 juta lebih per harinya.
Selain perhitungan hits, detikcom masih memiliki alat ukur lainnya yang
sampai sejauh ini disepakati sebagai ukuran yang mendekati seberapa besar potensi
yang dimiliki sebuah situs. Ukuran itu adalah page view (jumlah halaman yang
diakses). Page viewdetikcom sekarang mencapai 3 juta per harinya. Sekarang
39
detik.com menempati posisi ke empat tertinggi dari alexa.com untuk seluruh kontent
di Indonesia.
Kisah awal media Detik ini menjadikan internet sebagai basis pemberitaan,
berawal dari kisah pahit yang dialaminya. Ketika pada masa Orde Baru, media ini
muncul dalam format sebagai majalah mingguan yang mengupas masalah politik
sebagai pokok bahasan. Namun,kekuatan Orde Baru yang sangat ketat mengawasi
pemberitaan di media massa,memaksa majalah tersebut menyudahi kiprahnya untuk
terbit dalam format majalah.
Hal ini karena Detik dianggap terlalu keras dalam pemberitaannya yang
dianggap menyerang penguasa saat itu. Sehingga, dengan keputusan Menteri
Penerangan saat itu, majalah Detik bersama Tempo dan forum harus dicabut surat Ijin
Usaha Penerbitan yang merupakan surat ijin usaha media massa. 2
b. Visi dan Misi Detik.com
1. Visi Detik.com
Menjadi tujuan utama orang Indonesia untuk mendapatkan konten dan
layanan digital, baik melalui internet mau pun selular/ mobile.3
2. Misi Detik.com
Memiliki komitmen tinggi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan menjadi tempat yang
baik untuk berkarier.
2 https://www.detik.com
3 https://www.detik.com/
40
Memberikan hasil optimal yang berkesinambungan bagi pemegang
saham.4
c. Nilai Detik.com
Cepat dan Akurat
Kreatif dan Inovatif
Integritas
Kerjasama
Independen5
d. Struktur Manajemen Detik.com
Komisaris Utama: Drs Raden Suroyo Bimantoro
Wakil Komisaris Utama: Zainal Rahman
Komisaris:
1.Sutrisno Iwantono
2.Calvin Lukmantara
Direktur Utama: Budiono Darsono
Direktur Sales dan Marketing: Nur Wahyuni Sulistiowati
Direktur Entertainment: -
Direktur IT:
4 https://www.detik.com/
5 https://www.detik.com/
41
Direktur Keuangan dan HRD: Warnedy
e. Struktur Organisasi Redaksi Detik.com
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad
Wakil Pemimpin Redaksi: Ine Yordenaya
Dewan Redaksi: Budiono Darsono, Iin Yumiyanti
Redaktur Eksekutif: Nurul Hidayati
Redaktur Pelaksana: Andi A. Sururi (detiksport), Is Mujiarso (detikhot), Ardhi
Suryadi(detikinet), Indra Subagja (detiknews), Dadan Kuswaraharja
(detikoto), Nurvita Indarini (detikhealth), Fitraya Ramadhanny (detiktravel),
Odilia Winneke (detikfood), Ferdy Thaeras (wolipop), Dikhy Sasra
(detikfoto),Gagah Wijoseno (Koordinator Liputan), Triono Wahyu S
(Koordinator Liputan Daerah/Luar Negeri).6
f. Situs-situs Detik.com
Detikcom merupakan portal kepada situs-situs:
detikNews (news.detik.com) Berisi informasi berita politik-peristiwa.
detikFinance (finance.detik.com) Memuat berita ekonomi dan keuangan
detikFood (food.detik.com) Informasi tentang resep makanan dan kuliner
detikHot (hot.detik.com) Berisi info gosip artis/selebriti dan infotainment
detiki-Net (inet.detik.com) Memuat informasi teknologi informasi
6 https://id.wikipedia.org/wiki/DetikCom#Sejarah
42
detikSport (sport.detik.com) Berisiinfo olahraga termasuk sepakbola
detikHealth (health.detik.com) Memuat info dan artikel kesehatan
detikTV (tv.detik.com) Memuat info mengenai berisi berita video (tv berita)
detikFoto (foto.detik.com) Yang memuat berita Foto
detikOto (oto.detik.com) Memuat informasi mengenai otomotif
detikTravel (travel.detik.com) Memuat informasi tentang liburan dan
pariwisata
detikSurabaya (surabaya.detik.com) Info Surabaya dan Provinsi Jawa Timur
detikBandung (bandung.detik.com) Informasi tentang Bandung dan Provinsi
Jawa Barat
detikforum (forum.detik.com) Tempat diskusi online antar komunitas
pengguna Detikcom
blogdetik (blog.detik.com) Tempat pengakses mengisi info atau artikel, foto,
video di halaman blog pribadi
wolipop (wolipop.detik.com) Berisi informasi tentang wanita dan gaya hidup
TanyaSaja (tanyasaja.detik.com) Tempat para pengakses bertanya jawab
mengenai hal apa pun
DetikMap (map.detik.com) Semacam alat/tool untuk melihat Peta lokasi
IklanBaris (iklanbaris.detik.com) Berisi Iklan yang langsung diisi konsumen
MyTRANS (www.mytrans.com) Live Streaming Trans TVdan Trans7, serta
videonprogram-program acara Trans TVdan Trans7
43
Harian Detik (harian.detik.com) Berisi berita dalam bentuk koran digitalyang
diterbitkan 2x sehari pada pukul 06:00 WIB & 16:00 WIB (untuk edisi akhir
pekan terbit 1x sehari pada pukul 06:00 WIB)7
g. Profil majalah Detik
Majalah Detik lahir sebagai wujud pengembangan bisnis dari Detikcom, salah
satu portal berita online di Indonesia. Berbeda dengan penyajian berita di situs
Detikcom yang singkat dan padat, informasi di Majalah Detik lebih mendalam
dan akurat, seperti penyajian berita dan informasi majalah pada umumnya. Yang
membedakan Majalah Detik dengan majalah cetak lainnya, Majalah Detik lebih
interaktif dengan menghadirkan video dan info grafis yang bergerak untuk
melengkapi informasi yang disajikan.
Setiap pengunjung situs Detikcom bisa mengunduh Majalah Detik secara
gratis di situs https://majalah.detik.com. Tersedia dalam empat versi, yaitu versi
pdf, versi iphone, versi ipad, dan versi android. Hal ini memudahkan bagi para
pembaca dari berbagai kalangan untuk mengakses Majalah Detik. Selain
kemudahan yang diberikan kepada pembaca dalam mengunduh Majalah Detik,
tampilan desain, sampul yang menarik, juga menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagi pembaca.
Majalah Detik lahir untuk memenuhi kebutuhan berita dan informasi
masyarakat dengan gaya penulisan yang menarik. Hadir tiap Sabtu dengan
7 https://id.wikipedia.org/wiki/DetikCom#Sejarah
44
berbagai topik mulai dari laporan utama, isu politik, ekonomi, teknologi, gaya
hidup, da n traveling. Dilengkapi dengan grafis yang bagus dan interaktif.
Majalah detik memberikan pengalaman baru yang berbeda dalam membaca
majalah. Total unduh per Januari 2014 mencapai 10.057.480 kali unduhan.8
8 https://id.wikipedia.org/wiki/DetikCom#Sejarah
45
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam temuan dan analisis data tentunya tidak terlepas dari batasan masalah
yang peneliti kemukakan pada Bab I halaman 6. Karenanya temuan dan analisis data
ini terkait dengan analisis wacana dari pemberitaan terjadinya kekerasan di Pondok
Pesantren Al-Zaytun oleh majalah detik online edisi 58 (07-13 Januari 2013).
1. Temuan Data
Data-data yang ditemukan dalam penelitian ini adalah :
a. Artikel berita majalah detik online edisi 58 (07-13 Januari 2013) dengan fokus
berita: Penyekapan di Al-Zaytun, sejumlah 7 halaman dengan alamat situs
http://www.mediafire.com/?c3r5yz9t5i5qago.
b. Aktor penguasa dalam artikel tersebut, sebagai pemesan berita yaitu para
korban kekerasan yang diberitakan dalam artikel ini, mereka adalah: Sanusi,
Temo, Widodo, Adi Triatmojo, Tukino dan Sutrisno.
c. Para Reporter majalah detik online: Bahtiar Rifai, M. Rizal, Deden Gunawan
dan ilustrator: Kiagoes.
d. Aktor/kelompok yang dimarjinalkan, yaitu: Pondok Pesantren Al-Zaytun
beserta para pengurusnya: Syekh Panji Gumilang, Iskandar Saefulloh, Rasdi,
Aceng, Suwandi, Komarudin, Toni Ismawan, Edi Suwignyo, Pasaribu dan Jun
Junaedi.
e. Teks judul dan sub judul.
f. Sejumlah 11 paragraf dalam artikel berita.
46
g. Berita di detikNews, pada alamat situs news.detik.com/2404029/polisi-
amankan-pelaku-pembakaran-pos-ponpes-al-zaytu tanggal 04/11/2013 22:26
WIB yang ditulis oleh Baban Gandapurnama dengan judul: Pembakaran Pos
Ponpes Al Zaytun.
h. Berita di detikNews, pada alamat situs news.detik.com/berita/2137343/3-
korban-penyekapan-al-zaytun-melpor-ke-komnas-ham tanggal 09/01/2013
yang ditulis oleh M Iqbal dengan judul: 3 Korban Penyekapan Al-Zaytun
Melapor ke Komnas HAM.
i. Berita di detikNews, pada alamat
http://news.detik.com/berita2403274/kapolres-posko-al-zaytundibakarwarga-
situs-sudah-kondusif tanggal 04/11/2013 yang ditulis oleh Indra Subagja
dengan judul: Kapolres: Posko Al Zaytun Dibakar Warga, Situasi Sudah
Kondusif.
j. Berita di detikNews, pada alamat situs
http://news.detik.com/berita/2403236/ratusan-warga-bentrok-
dengankeamanan-al-zaytun-soal-tanah-5-orang-luka tanggal 04/11/2013
yang ditulis oleh Indra Subagja dengan judul: Ratusan Warga Bentrok dengan
Keamanan Al Zaytun Soal Tanah, 5 Orang Luka.
2. Analisis data
Sebagaimana yang telah disampaikan pada Bab I halaman 6, bahwa teori yang
digunakan dalam menalisa data pada penelitian ini adalah teori Theo Van Leuween.
Hal tersebut disesuaikan pada kecurigaan peneliti akan adanya wacana tertentu,
47
bersamaan dengan adanya artikel berita yang memarjinalkan kelompok tertentu yaitu
Pesantren Al-Zaytun.
CDA merupakan sebuah teori dimana peneliti dapat mengkritisi berita yang
telah disampaikan media dengan mencocokkan dengan teori tokoh yang terdapat
didalamnya yang pada penelitian ini peneliti menggunakan teori CDA yang di
kemukakan oleh Theo Van Leuween. Bahwasannya media bisa saja memberitakan
berita yang telah dipesan oleh aktor atau pihak penguasa untuk menjatuhkan sebuah
instansi atau kelompok tertentu yang diinginkannya. Hal ini seperti menekankan
kepada masyarakat bahwasannya seakan-akan pihak Pesantren Al-Zaytun memang
telah melakukan tindak penyekapan kepada karyawannya.
peneliti telah meneliti berita Penyekapan di Pesantren Al-Zaytun yang diberitakan
oleh majalah detik online. kemudian peneliti dapat menyimpulkan bahwa artikel
berita dengan rubrik Fokus Penyekapan di Pesantren Al-Zaytun menggunakan
strategi exclusion dan inclusion yang diteorikan oleh Theo Van Leuween dalam teori
CDA. Hal itu diketahui dimana melalui penekanan dalam artikel berita pada majalah
detik online tersebut media mampu mempengaruhi masyarakat sekitar dan pembaca
pesantren Al-Zaytun untuk berpikir bahwa berita yag disampaikan oleh media
tersebut benar adanya.
Analisis data menggunakan parameter Exclusion dan Inclusion. Parameter
Exclusion terdiri dari 3 strategi analisa. Sedangkan parameter Inclusion melingkupi 7
strategi analisa. Kemudian analisa dilengkapi dengan data-data berita lain yang linear
48
dengan artikel berita yang sedang diteliti, sebagai tambahan alat bukti akan dampak
yang terjadi dari upaya memarjinalkan suatu kelompok tertentu.
A. Exclusion
1. Pasivasi
Proses privasi terdapat pada paragraf ke 16 :
a. Aktif :
Setelah mendapat laporan, kata Acep, beberapa petugas dari Polsek
Gantar dan Koramil Gantar menyanggongi Al-Zaytun. Tidak mudah
untuk dapat masuk ke dalam komplek pesantren itu. “kita butuh waktu
sekitar satu jam berunding, untuk bisa masuk ke al-Zaytun”. Terang
Acep
b. Pasif :
Setelah mendapat laporan, petugas dari Polsek Gantar menyanggoni
al-Zaytun. Untuk dapat masuk ke area pesantren, petugas Polsek,
harus melewati beberapa prosedur yang telah ditetapkan pihak
pesantren.
Analisis yang peneliti temui lagi, sebagai kejanggalan yang ada dalam
majalah detik online adalah penulisan berita yang seperti cerita serta tidak lengkapnya
unsur 5W dan 1H terdapat lebih banyak kalimat langsung seperti percakapan di
dalam berita tersebut.
49
2. Nominalisasi
Proses nominalisasi terdapat pada paragraf ke 11 :
a. Verba :
Selain memukul, Junaedi juga menjambak rambut Widodo, Sutrisno,
dan Tukino hingga mereka meringis kesakitan. “Saya ditendang di
perut bagian bawah dan wajah,” ungkap Tukino kepada majalah
detik.
b. Nominasi :
Seorang petugas keamanan melakukan Widodo, Sutrisno, dan Tukino
meringis kesakitan akibat pemukulan dan penjambakan rambutnya.
Peneliti menghilangkan kehadiran subjek (Junaedi) selanjutnya mengganti kata
menjambak dan memukul menjadi penjambakan dan pemukulan.
B. Inclusion
1. Diferensiasi-indeferensiasi
Proses inclusion diferensiasi-indeferensiasi terdapat pada paragraf ke 2 :
a. Indiferensiasi : Setelah menampar, Suwandi yang ditemani
Komarudin, menyeret Sanusi dan Temo ke dalam mobil Panther, yang
dikemudikan oleh Pasaribu. Keduanya dibawa ke gedung Masiqoh.
b. Diferensiasi : Suwandi yang ditemani Komarudin, membawa Sanusi
dan temo kedalam mobil Panther, yang dikemudikan oleh Pasaribu.
keduanya dibawa kegedung masyiqoh untuk diamankan karena sanusi
50
dan temo menyebarkan selebaran yang dianggap tidak pantas oleh
pihak pesantren.
Pada kalimat pertama, jelas pihak majalah memojokkan pihak pesantren
dengan cara memasukan kata “menampar” dan kata “menyeret” dengan tidak
mencantumkan alasan mengapa mereka diperlakukan demikian.
Pada kalimat kedua, terdapat fakta bahwa keamanan, melakukan hal
pengamanan, karena penyebaran selebaran yang dianggap memojokkan pihak
pesantren disebarkan pada saat kedatangan tamu mentri agama.
2. Objektivitas-Abstraksi
Proses inclusion Objektivitas-Abstraksi terdapat pada paragraf ke 5 :
a. Abstrak :
Dari situ sanusi tahu penyebab ia dibawa ke pos keamanan
terkait selebaran yang berisi kritik terhadap Al-Zaytun , terutama
masalah kesejahteraan dan gaji. Sanusi mengakui, dirinya yang
pertama kali menyebarkan selebaran itu di kompleks pesantren yang
memiliki santri ribuan orang tersebut.
b. Objektivitas :
Dari situ sanusi tahu penyebab ia dibawa ke pos keamanan
terkait selebaran yang berisi profokasi atau tuduhan buruk terhadap
Al-Zaytun terutama masalah kesejahteraan dan gaji. Sanusi mengakui,
51
dirinya yang pertama kali menyebarkan selebaran itu di kompleks
pesantren yang memiliki santri ribuan orang tersebut.
Peneliti mengganti kata “kritik” menjadi profokasi atau tuduhan buruk karena
berdasarkan selebaran yang terlampir dalam majalah detik online tersebut, peneliti
melihat isi di dalam selebaran terserbut adalah kalimat-kalimat bersifat profokatif
yang menjatuhkan pihak pesantren.
3. Nominasi-Katagori
Proses inclusion Nominasi-Katagori terdapat pada paragraf ke 6 :
a. Kategorisasi : Pemukulan yang dialami Sanusi tidak berhenti sampai
di situ. Begitu datang Iskandar Saefullah, bendahara yayasan atau
sering disebut sebagai mentri keuangan Al-Zaytun, kepala sanusi lagi-
lagi dipukul menggunakan selebaran setebal satu rim.
b. Nominasi: Pemukulan yang dialami Sanusi tidak berhenti sampai di
situ. Begitu datang Iskandar Saefullah, bendahara yayasan, kepala
sanusi lagi-lagi dipukul menggunakan selebarab setebal satu rim.
Kata “Mentri keuangan Al-Zaytun” peneliti hilangkan karena kata mentri keuangan
menggambarkan kesan subversif.
4. Nominasi-Identifikasi
Proses inclusion Nominasi-identifikasi terdapat pada paragraf ke 4 dan ke 8 :
52
a. Berita 1
1. Identifikasi :
Toni Ismawan, satpam lainnya, kemudian mengambil selebaran
yang dikumpulkan Temo, salah seorang temannya. Tebal selebaran
itu sekitar satu rim. Selebaran setebal 500 lembar itu kemudian
ditimpakan ke kepala Sanusi.
2. Nominasi :
Toni Ismawan, satpam lainnya kemudian mengambil selebaran
yang dikumpulkan Temo, salah seorang temannya, tebal selebaran
itu sekitar satu rim.
Kata “yang kemudian ditimpakan ke kepala” adalah anak akliamat yang membuat
pandangan pembaca menjadi negatif terhadap Pesantren al-Zaytun.
b. Berita 2
1. Identifikasi :
Menurut Sanusi, ruang itu terasa sempit. Sebab di dalam ruangan,
juga terdapat tumpukan kardus dan tripleks dan yang parahnya lagi,
ruangan sangat minim, fentilasi udara dan lampu redup.
2. Nominasi =
Menurut Sanusi ruangan terasa sempit, sebab di dalam ruangan juga
terdapat tumpukan kardus dan tripleks.
53
Kata “yang parahnya lagi ruangan sangat minim fentilasi udara dan lampu redup”
menambah pandangan buruk pada pembaca mengenai pesantren Al-Zaytun.
5. Determinasi-Indeterminasi
Proses inclusion determinasi-indeterminasi terdapat pada paragraf ke 12 :
a. Indeterminasi :
Sore harinya, introgasi yang diseling pemukulan dihentikan. Sebab
para petugas keamanan, sibuk mengurus kedatangan Menteri Agama
Surya Dharma Ali ke Al-Zaytun.
b. Determinasi :
Sore harinya, introgasi dihentikan. Sebab para petugas keamanan,
sibuk mengurus kujungan dari Departemen Agama.
Peneliti menghilangkan kata ”pemukulan”. Karena jika kata tersebut diulang
secara terus menerus, pembaca dapat memiliki paradigma yang yang buruk dan
menyebabkan penyudutan Pesantren al-Zaytun. Selain itu, peneliti menghilangkan
nama tokoh untuk membuat tokoh tersebut tidak spesifik.
6. Asimilasi-Individualisasi
Proses inclusion asimilasi-individualisasi terdapat pada paragraf ke 1 dan ke 25 :
a. Berita 1
1. Individualisasi :
54
Sanusi (37) sangat terkejut ketika kamis, 14 Desember 2012,
didatangi beberapa satpam pondok Pesantren Al-Zaytun
tempatnya bekerja. Saat itu Sanusi sedang di gedung Ali (salah
satu bangunan di kompleks Al-Zaytun) bersama Temo teman
kerjanya. Sanusi dan Temo kemudian dibawa ke pos keamanan
yang berada di gedung li
2. Asimilasi :
Karyawan pondok Pesantren Al-Zaytun yang sedang bekerja,
didatangi satpam dan dibawa ke pos keamanan tempat ia bekerja,
Kemudian karyawan tersebut dibawa ke pos keamanan yang
berada di gedung Ali.
Peneliti merubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Karena
dalam berita yang peneliti teliti sebagian besar terdiri dari kalimat langsung yang
memojokkan pihak pesantren. Pemojokan tersebut berupa cara pemberitaan artikel
secara individualisasi. Jika pihak majalah tidak bermaksud memojokkan pihak
pesantren, maka dalam berita tersebut dapat saja pihak majalah menjadikan kalimat
yang bersifat individualisasi menjadi asimilasi yaitu dengan cara tidak memyebutkan
tokoh yang ditangkap dan yang Menangkap.
b. Berita 2
1. Individualisasi : kordinator komisi untuk orang hilang dan tindak
kekerasan (KontraS) Haris Azhar menyatakan, sebenarnya kasus
penyekapan dan penyiksaan itu sangat gampang untuk segera
55
ditangani polisi, hanya saja polisi dianggap masih sungkan dengan
nama besar Panji Gumilang.
2. Asimilasi : kordinator komisi untuk orang hilang dan tindak
kekerasan (kontraS) menyatakan, sebenarnya kasus tersebut
sangat gampang untuk segera diatasi, hanya saja polisi dianggap
masih sungkan dengan nama besar pemimpin pesantren.
Pada kalimat ini peneliti menghilangkan kata penyekapan dan penyiksaan,
karena jika penyekapan dan penyiksaan disebutkan secara terus menerus akan
menimbulkan berdampak dimana dalam benak pembaca berita atau konsumen dapat
menyebabkan paradigma yang tidak baik mengenai Pesantren al-Zaytun. Secara
tidak sadar pembaca berita ikut memarjinalkan Pesantren dalam pikirannya. Peneliti
juga menghilangkan nama tokoh untuk mencegah paradigma pembaca yang mungkin
salah mengenai Pesantren al-Zaytun.
7. Asosiasi-Diasosiasi
Proses inclusion asosiasi-diasosiasi terdapat pada paragraf ke 17 :
a. Diasosiasi:
Untuk masuk ke Al-Zaytun memang bukan perkara mudah. Menurut
informasi yang dihimpun majalah detik, disekitar kompleks pesantren itu,
tokoh setingkat Kapolres maupun bupati tidak bisa seenaknya masuk ke
dalam kompleks tanpa seizin Panji.
56
Begitu juga kendala yang dialami polsek dan Koramil Gantar yang
dipimpin Iptu Acep. Mereka harus melakukan negosiasi yang alot untuk bisa
masuk kedalam kompleks tersebut.
b. Asosiasi:
Untuk masuk ke Al-Zaytun, Polsek dan Koramil Gantar yang dipimpin
Iptu Acep harus melakukan negosiasi yang alot untuk bisa masuk kedalam
kompleks tersebut.
Peneliti menghilangkan kalimat „memang bukan perkara mudah. Menurut
informasi yang dihimpun majalah detik disekitar kompleks pesantren itu tokoh
setingkat Kapolres maupun bupati tidak bisa seenaknya masuk ke dalam kompleks
tanpa seizin Panji. Begitu juga kendala yang dialami‟. Kalimat-kalimat ini adalah
proses penampilan aktor yang dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar.
C. Berita lain
Di bawah ini adalah artikel berita lain yang terkait dengan kelompok yang
dimarjinalkan yaitu Pondok Pesantren Al-Zaytun. Berita-berita di bawah ini
menceritakan bagaimana kelompok yang dimarjinalkan pada kemudian hari
mendapat tekanan dari masyarakat sekitar. Berita-berita tersebut ditemukan
dari portal detik.com, yaitu detikNews. Menurut peneliti artikel ini,
menggambarkan dampak negatif yang terjadi akibat dari upaya pemarjinalan
terhadap pondok pesantren Al-Zaytun yang terjadi setelah beredarnya berita
57
mengenai penyekapan di Al-Zaytun dalam majalah detik online edisi 58
tersebut.
Berikut adalah berita yang terjadi di lingkungan pesantren, akibat pemberitaan yang
muncul pada majalah detik online.
1. Berita 1
Polisi amankan pelaku pembakaran Pos Ponpes Al Zaytun
Baban Gandapurnama – detikNews
Indramayu, - Buntut insiden pembakaran pos di pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun, polisi
mengamankan dua orang tersangka. Keributan antara penghuni Al Zaytun dan warga yang
berujung anarki itu dipicu soal saling klaim tanah.
"Tindak lanjut penanganan aksi anarkis terkait sengketa lahan di lokasi Yayasan Al Zaytun,
saat ini telah mengamankan dua tersangka inisial N dan T," jelas Kabidhumas Polda Jabar
Kombes Pol Martinus Sitompul via pesan singkat, Senin (4/11/2013).
Menurut Martin, situasi di lokasi kejadian sudah kondusif. Polres Indramayu terus
menyelidiki perkara pembakaran tersebut. Tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka
bisabertambah. "Keduanya diduga melakukan perusakan dan pembakaran pos keamanan dan
sepeda milik karyawan Al Zaytun. Saat ini penyidik masih kembangkan kasusnya untuk cari
tersangka lain," jelas Martin.
Seperti yang diketahui, kericuhan berawal dari warga Al Zaytun yang berjumlah puluhan
orang datang dan mengklaim lahan garapan warga. Mereka kemudian membangun posko di
tanah itu.Warga yang tak terima lalu datang dan melakukan perlawanan. Bentrokan tak
terhindarkan1
Kejadian yang diberitakan di atas mengenai pembakaran pos di pondok
pesantren al-Zaytun yang dilakukan oleh m
asyarakat. Perlakuan anarkhis masyarakat tersebut diduga terjadi akibat
banyaknya berita buruk yang muncul atau dimunculkan berkait dengan pondok
Pesantren al-Zaytun.
1 Berita di ambil dari media online detik.com
58
Bahkan secara antagonis, reporter detikNews, memberikan keterangan awal
kejadian kericuhan adalah kesalahan pihak pondok pesantren yang mengklaim lahan
garapan warga. Kata-kata: “Seperti yang diketahui”, menunjukan seakan-akan telah
dilakukan pemberitaan sebelumnya. Dalam berita ini tidak ada kalimat yang
menunjukkan bahwa reporter telah melakukan konfirmasi kepada pihak korban.
Strategi media ini, juga menunjukkan adanya upaya memarjinalkan pondok Pesantren
Al-Zaytun, yang pada gilirannya dapat membentuk pemahaman tertentu bagi pihak
masyarakat dan dapat berdampak negatif.
Jika dilihat dari sudut pandang inklusi, aktor sosial yang disebutkan dalam
berita ditampilkan seolah-olah warga yang ditangkaplah sebagai korban akibat tindak
kekerasan dan tindakan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh pihak pesantren.
Sehingga, menimbulkan kericuhan yang terjadi dilingkungan pesantren. Namun tidak
ditemukan kejelasan, pihak mana yang sesungguhnya yang salah.
2. Berita 2
3 Korban Penyekapan Al-Zaytun Melapor ke Komnas HAM
M Iqbal - detikNews
Jakarta - Sebanyak 3 orang karyawan yang merupakan korban penyekapan yang terjadi di Pondok
Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, melapor ke Komnas HAM didampingi seorang anggota
Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras). Mereka berharap Komnas HAM dapat
membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Pantuan detikcom, Rabu (8/1/2013), 3 orang karyawan yang merupakan korban penyekapan dengan
didampingi 5 karyawan lainnya, mendatangi kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat,
sekitar pukul 13.45 WIB. Mereka datang didampingi juga oleh seorang anggota Kontras Arif, untuk
membantu pelaporan.
59
"Kita mengadukan kasus pidana dan perdata yang terjadi di Al-Zaytun. Pidana yang diadukan kasus
penyekapan, kalau perdata yang akan kita adukan adalah hak-hak karyawan selama bekerja di sana,"
kata salah seorang korban penyekapan Sutrisno saat tiba di kantor Komnas HAM.
Menurutnya, korban penyekapan seluruhnya ada 5 orang, namun karena tidak bisa semua ke Jakarta
maka hanya 3 orang korban penyekapan dan 5 karyawan lainnya yang menuntut kasus perdata.
"Harapan kami untuk kasus pidana ini Komnas HAM bisa memantau kasus yang terjadi ini, dan
perdata kita berharap Komnas HAM dapat memediasi terhadap ketenagakerjaan di Al-Zaytun dan
membantu segala tuntuan yang akan diajukan oleh teman-teman," terangnya.
Rombongan karyawan Al Zaytun yang datang membawa berkas tersebut langsung diterima di ruang
pengaduan oleh dua orang staf. Di ruang tersebut mereka menceritakan kasus penyekapan yang
mereka alami di pesantren Al Zaytun beberapa waktu silam.
Hingga pukul 14.30 WIB, mereka masih berada di ruang pengaduan dan menyelesaikan pelaporan.
Peristiwa penyekapan itu secara lengkap dapat dibaca di edisi terbaru Majalah Detik (edisi 58, 7
Desember 2012). Edisi ini mengupas tuntas Pondok Pesantren Al-Zaytun dengan tema „Penyekapan
Sadis Al-Zaytun‟.2
Kapolres: Posko Al Zaytun Dibakar Warga, Situasi Sudah Kondusif
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Kapolres Indramayu AKBP Wahyu Bintono memastikan ricuh di Ponpes Al Zaytun sudah
berhasil diredam.Pihak kepolisian sudah berjaga dan mengamankan situasi. Bentrok dipicu soal saling
klaim tanah.
"Situasi sudah kondusif.Ada semacam keributan, masih kita selidiki.Ada pos milik Al Zaytun dibakar
warga, kemudian ada juga warga Al Zaytun yang kena pukul," jelas Wahyu saat dikonfirmasi
detikcom, Senin (4/11/2013).
Wahyu menegaskan, kericuhan dipicu karena warga Al Zaytun yang berjumlah puluhan orang datang
dan mengklaim lahan garapan warga. Mereka kemudian membangun posko di tanah itu. Warga yang
tak terima lalu datang dan melakukan perlawanan. Bentrokan tak terhindarkan.
"Ya soal milik siapa tanah itu kita selidiki, ini saling klaim," tambah Wahyu.
Anggota kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi. Polisi melakukan olah TKP dan identifikasi. "Kita
berjaga sampai situasi kondusif," kata Wahyu. Pihak kepolisian memberi peringatan, bila ada warga
atau petugas keamanan Al Zaytun kembali membuat keributan, akan ditindak tegas.
"Kita ingatkan jangan anarkis," tutupnya3.
Ratusan Warga Bentrok dengan Keamanan Al Zaytun Soal Tanah, 5 Orang Luka
Indra Subagja – detikNews.
Jakarta - Bentrokan pecah di kawasan pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat.Bentrokan
terjadi terkait sengketa lahan garapan, antara warga dan keamanan Al Zaytun. "Ini kasus lama. Ini soal
tanah," kata Tim Advokasi Penyelamat Mahad Al Zaytun, Ken Setiawan, saat dikonfirmasi, Senin
(4/11/2013). Bentrokan terjadi ketika tanah garapan warga diduduki ratusan keamanan Al Zaytun.
"Tanah itu atas nama menteri pertanian Al Zaytun Imam Suprianto, terus Imam sudah keluar dari Al
2 Berita di ambil di media online detik pada hari Rabu,tanggal 09/01/2013 pukul 15:01 WIB 3 Berita ini di ambil di media online detik.com pada Senin, 04/11/2013 13:19 WIB
60
Zaytun. Tapi tanah itu disewakan ke warga untuk digarap," jelas Ken.
Namun Ken menegaskan, secara fakta, tanah itu atas nama Imam. Tiba-tiba warga Al Zaytun datang
dan melakukan pendudukan." Ada sepeda yang dibakar punya Al Zaytun," tuturnya.
Situasi memanas, warga dan santri Al Zaytun berhadap-hadapan."Ada yang dipukul, ada lima orang
yang luka," jelas Ken. Kini kondisi berangsur kondusif. Petugas kepolisian sudah berjaga di lokasi.
"Ada 5 truk polisi," tutupnya4.
wacana yang dikembangkan oleh majalah detik online mencakup:
1. Cara mengembangkan berita
Sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama adalah untuk mengetahui cara
majalah detik online mengembangkan berita mengenai Pesantren Al-Zaytun maka
susunan kata-kata, kalimat-kalimat, serta paragraf-paragraf yang dipilih dan
digunakan dalam artikel berita penyekapan karyawan di Pesantren Al-Zaytun ini,
didominasi dengan penilaian dan subjektifitas. Kandungan makna pada hampir setiap
paragraf artikel ini, sangat minim dengan dukungan data yang faktual. Data-data yang
ditampilkan adalah laporan subjektif dari aktor penguasa sebagai pemesan berita. Hal
tersebut dibuktikan dengan tidak adanya dan tidak ditemukannya unsur fakta hukum
yang dapat dijadikan dasar tulisan pada artikel berita ini.
Hirarki data tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai data primer, walaupun
data diperoleh dari aktor atau pelaku. Hal tersebut dikarenakan data-data yang diolah
menjadi artikel ini tidak diperoleh ketika kejadian yang dimaksud terjadi. Oleh sebab
itu subjektifitas aktor telah diberi ruang oleh para reporter dan ilustrator untuk
dikembangkan menjadi artikel berita dengan model tertentu. Hal tersebut sangat
berpengaruh kepada konstruksi berita. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa
4 Berita ini di ambil di media online detik.com pada Senin, 04/11/2013 13:19 WIB
61
aktor pemesan berita dengan pengalamannya yang pernah menjadi relawan atau
karyawan di Pesantren tersebut, sangat mempengaruhi para Reporter dan Ilustrator
dalam bangunan susunan kata dan kalimat yang digunakannya untuk artikel
pemberitaan ini.
2. Wacana berita
Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada wacana
tertentu, atau wacana apa yang terkandung dalam berita penyekapan tersebut.
3. Munculnya wacana tertentu semakin terbaca ketika memperhatikan kata demi
kata atau kalimat demi kalimat yang ditampilkan oleh para reporter bahkan juga oleh
ilustrator. Hal tersebut ditunjukan dengan tidak ada satupun paragraf artikel ini yang
menerangkan bahwa, reporter telah melakukan penelitian atau konfirmasi kepada
pihak Pesantren Al-Zaytun. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dominasi
pemberitaan adalah berupa data yang diperoleh dari pihak aktor pemesan berita.
Sehingga tidak terjadi perimbangan input berita. Selain itu, ketidak perimbangan
berita ini berakibat pada sulitnya dipisahkan antara wacana aktor pemesan berita dan
reporter serta ilustrator.
4. Ditegaskan bahwa teks dan gambar yang diteliti adalah artikel berita bersifat
opini, jadi berkenaan dengan realitas sesungguhnya. Para reporter dan ilustrator
membangun pembaca untuk berempati pada aktor pemesan berita melalui kata dan
kalimat yang provokatif yang diceritakan secara detail dalam cerita penyekapan di
Pesantren. Bagaimana dilema yang dialami, pengorbanan, dan perjuangan yang
62
dirasakan dalam penokohannya. Hal tersebut bagi peneliti wajar terjadi, dengan
maksud membangun alur cerita yang hidup sehingga pembaca dapat memahami
maksud yang hendak dibangun para Reporter dan Ilustrator.
5. CDA adalah metode yang dapat dipakai untuk membedah dan memahami
sebuah teks dan gambar tidak hanya dalam tataran struktur gramatikal tapi sampai
tingkat ideologi. Sebab susunan atau konstruksi sebuah teks berawal mula dari
pergulatan pikiran dan ideologi juga bermain di sini. Pendekatan Theo Van Leeuwen.
dikenal sebagai Critical Linguistic yang memandang bahasa sebagai praktek sosial
melalui mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologi. Apa yang
dilakukan Theo Van Leeuwen adalah meletakkan tata bahasa dan praktek
pemakaiannya tersebut untuk mengetahui praktek ideologi.
6. Temuan dari analisis dengan menggunakan parameter teori Theo Van
Leeuwen bukan dalam tataran CDA. Tapi dalam penelitian ini dipakai untuk lebih
melihat secara teks gambar dan konteksnya. Ternyata, ditemukan pemahaman lebih
detil tentang siapa yang dibicarakan apa yang dibicarakan dan bagaimana hal itu
dibahasakan.
Berdasarkan analisa terhadap konstruksi artikel berita ini maka sangat tampak
munculnya wacana tertentu berupa pergulatan dan pertarungan historis dari aktor
penguasa sebagai pemesan berita dan reporter. Baik aktor pemesan berita, maupun
Majalah detik online dengan segala pengalaman, pengetahuan, referesensi-
referensinya mempunyai sisi-sisi tertentu dalam memandang Pesantren Al-Zaytun.
63
Konstruksi wacana yang dikembangkan oleh para Reporter dan Ilustrator juga
ditandai oleh beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Para Reporter dan Ilustrator menempatkan diri nya berada pada posisi
pembelaan terhadap aktor pemesan berita. Teks yang ada lebih dominan
bercerita tentang bagaimana pesantren melalui oknumnya melakukan
penyekapan dan kekerasan kepada para aktor pemesan berita. Semuanya,
begitu jelas dalam rangkaian narasi dan bahasa yang digunakannya.
2. Apa yang para Reporter lakukan dalam mengkonstruksi teks artikel berita,
tampak sekali bentuk orientasi dan batasan pandangan pada persoalan
wacana menjatuhkan dan pemarjinalan pihak Pesantren dan juga para
Oknum yang ditampilkan. Para Reporter dan Ilustrator, dalam artikel
beritanya, bermain dengan tuturan bahasa yang berupa; kata, kalimat,
gambar yang lebih menonjolkan bagaimana berlangsungnya penyekapan,
kekerasan, serta pembaca dibawa seolah-olah ikut terlibat didalamnya
dengan penggunaan bahasa yang sarat akan hasut dan benci namun tetap
dapat mewakili maksud pandangan dari aktor pemesan berita serta para
Reporter dan Ilustrator. Dalam seluruh teks dan gambar sangat jelas sekali
bagaimana keburukan pada pesantren ini dapat dinilai, dan tampaknya pra
Reporter dan Ilustrator lebih cenderung menyenangi penonjolan pada
pesantren, penyekapan, kekerasan serta oknum yang melakukannya. Ini
terlihat dari beberapa pernyataan dalam teks dan gambar artikel berita
setelah dilakukan analisis, yang menunjukkan implied author dari Para
64
reporter dan Ilustratornya.
7. Dalam artikel ini pun banyak terdapat sisipan-sisipan cerita aktor pemesan
berita dan teman- temannya yang menyebarkan selebaran berisi kecaman
terhadap apa yang dilakukan oleh pesantren. Dan sisipan cerita ini, dianggap
sebagai sebuah bentuk pembenar atau penguat dalam fungsi propaganda
yaitu dianggap sebagai sebuah penumpukan fakta yang mendukung (card
stacking). Jika dalam fungsi mitos, dirinya dapat dianggap sebagai myth
concern (pengukuhan mitos). Fungsi sisipan-sisipan cerita tersebut dianggap
bahwa para reporter dan Ilustrator mencoba me-recall memori kolektif
pembaca, sehingga pembaca diarahkan dalam sebuah frame inti dari cerita
pesantren tersebut dan hal ini membuat para reporter dan ilustrator, tampak
lebih “berpihak” pada para aktor pemesan berita dan memojokkan serta
memarjinalkan pihak pondok Pesantren Al-Zaytun.
Dengan adanya pemberitaan tentang pesantren yang menurut peneliti
membuat pemikiran masyarakat menjadi buruk tentang Al-Zaytun. Akibatnya,
masalah yang muncul pun menjadi semakin rumit dan melebar. Salah satunya
,permasalahan tentang tanah yang sebelum pemberitaan berjalan dengan baik, namun
sekarang menjadi ricuh, dan terjadi hal-hal yang membuat pesantren semakin terlihat
buruk.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Analisis berita mengenai penyekapan di pesantren Al-Zaytun dalam majalah
detik online edisi 58 (07-13 Januari 2013), dengan menggunakan teori Theo Van
Leuween dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan parameter inclusion bahwa wacana yang dibangun pada pemberitaan
penyekapan di pesantren Al-Zaytun dalam majalah detik online edisi 58 (07-13
Januari 2013), cenderung aktif dipihak korban dan tidak adanya konfirmasi terhadap
pihak pesantren yang dapat merunbah pola pikir masyarakat sekitar sehingga
menimbulkan kesan memarjinalkan pihak pesantren.
2. Berdasarkan parameter eksclusion bahwa wacana yang dibangun pada pemberitaan
penyekapan di pesantren Al-Zaytun dalam majalah detik online edisi 58 (07-13
Januari 2013), lebih banyak memasukkan kata, tokoh maupun tindakan yang
sebenarnya bisa saja dihilangkan, atau diganti dengan kaliamat atau kata yang lebih
umum agar pemberitan tidak terlihat lebih cenderung membela korban, tanpa
konfirmasi dari pihak pesantren
66
B. Saran
1. Kepada pimpinan redaksi majalah detik online hendaklah lebih bisa bersikap netral
dengan menerbitkan berita berdasarkan fakta dan bukti yang ada tidak hanya
menonjolkan sisi berita dari pihak korban tetapi harus juga melihat dari pihak pelaku
dan saksi
2. kepada wartawan hendaklah mencari berita dengan menwawancarai kedua sisi, yaitu
sisi korban dan sisi pelaku, agar dapat menulis berita yang tidak memihak dan
cenderung memarjinalkan pihak lain.
3. Kepada masyarakat hendaklah membaca berita dengan cerdas dan bijak, jangan
mudah mempercayai satu berita tanpa melihat berita terkait di dalam maupun di luar
media yang telah memberitakan pemberitaan tersebut.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang peneliti ungkapkan sebagai bagian dari
penutup skripsi ini. Besar harapan peneliti, akan luasnya manfa’at atas skripsi yang
peneliti susun ini. Semoga Allah Subhana wa ta’ala berkenan melimpahkan tolong
dan kurnianya kepada kita semua sehingga kita dipandaikannya dalam membangun
ilmu pengetahuan yang benar dan berguna bagi seluruh alam. Alhamdulillah. Amin.
Haza min fadli robbi. Haza wallahu yar’aana wa yahfadzna walhamdulillahi
robbil ‘aalamiin
67
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied.PengantarIlmuKomunikasi. Jakarta : PT. Grafindo Persada,2006.
Eriyanto. Analisis Wacana (pengantar analisis teks media).Yogyakarta:LKiS
Pelangi Aksara Yogyakarta, 2006.
Farihah, Ipah.Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta :Lembaga
Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006
Gitanyali, 2004.Rodhonah.Ilmu Komunikasi.Jakarta :Lembaga Penelitian Jakarta
dengan UIN Press, 2007.
Nasuhi, Hamid dkk.Pedoman Penulisan KaryaIlmiah (Skripsi, Tesis, danD
isertasi). Jakarta: CeQda UIN SyarifHidayatullah Jakarta, Cetakan II.2007.
Oetomo, Dede.Kelahirandan Perkembangan Analisis Wacana. Yogyakarta:
Kanisius, 1993.
Teori komunikasi edisi 9 ,Stephenw. Littlejohn dan karena A. foss ha: 412
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Raja
GrafindoPersada, 2004 ), h. 204.
68
Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communications, 5th
edition, (
Calofornia : Wadswort Publishing Company, 1999), h. 15
Lexy J Moaleong, 2006.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.
RemajaRosdakarya. h.6
Eriyanto, Analisis wacana pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LKiS.
2011, H.171
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi. (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006). Cet. 1
Howtorn 1992, dalam buku Eriyanto,Analisis Wacana (pengantar analisis teks
media), (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta), CetV ,hal 2
Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teks media), (Yogyakarta: LKiS
Pelangi Aksara Yogyakarta), CetV ,hal 3
Parwito, penelitian komunikasi kualitatif ,( Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2007),
h.171.
Andi Bulaeng, metod epenelitian komunikasi kontemporer, Yogyakarta: Andi,
2004) h.180
69
Eriyanto, analisis framing: konstruksi, ideology, dan politik media , h.123
Werner J,severin& James W. tankard. Teori komunikasi: sejarah, metode, dan
terapan dalam media massa, (Jakarta” prenada media group,2004), h. 457.
Internet :
https://majalah.detik.com.
http://www.mediafire.com/?c3r5yz9t5i5qago
http://news.detik.com/2404029/polisi-amankan-pelaku-pembakaran-pos-ponpes-
al-zaytun
http://news.detik.com/berita/2137343/3-korban-penyekapan-al-zaytun-melpor-ke
komnas-ham
http://news.detik.com/berita/2403274/kapolres-posko-al-zaytun-dibakar-warga-
situasi-sudah-kondusif
http://news.detik.com/berita/2403236/ratusan-warga-bentrok-dengan-keamanan-
al-zaytun-soal-tanah-5-orang-terluka
70
LAMPIRAN