ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE...

181
ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE QUALITY TERHADAP KEBERHASILAN PENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY) DI INDONESIA Tesis Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Perbankan Syariah Disusun Oleh: Muji 21150850100034 MAGISTER PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Transcript of ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE...

Page 1: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN

SERVICE QUALITY TERHADAP KEBERHASILAN

PENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY)

DI INDONESIA

Tesis

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Magister Ekonomi (M.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Studi Magister Perbankan Syariah

Disusun Oleh:

Muji

21150850100034

MAGISTER PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

i

ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN

SERVICE QUALITY TERHADAP KEBERHASILAN

PENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY)

DI INDONESIA

Tesis

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk memenuhi syarat-syarat meraih Gelar Magister Ekonomi

Oleh

Muji

21150850100034

Di Bawah Bimbingan

Dr. Sofyan Rizal, SE. M.Si.

NIP. 197604302011011002

Mengetahui

Ketua Program Studi

Dr. Herni Ali Husin Talib, SE. MM.

NIDN. 0422 1259 02

MAGISTER PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 3: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Hari ini, 29 Mei 2019 telah dilakukan ujian Tesis atas nama mahasiswa:

Nama : Muji

NIM : 211510850100034

Jurusan : Magister Perbankan Syariah

Judul Tesis : Analisis Variabel Informarmation, Program dan Service

Quality Terhadap Keberhasilan Pengampunan Pajak (Tax

Amnesty) di Indonesia

Setelah mencermati dan memperhatikan kemampuan yang bersangkutan selama

proses ujina Tesis, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan

Tesis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Mei 2019

1. Dr. Herni Ali HT, SE., MM (___________________)

NIDN. 0422125902 Ketua

2. Ade Suherlan, SE., MM., MBA (___________________)

NIP. 198005252009121001 Sekretaris

3. Dr. Ir. Roikhan Muchamad Aziz, MM (___________________)

NIP. - Penguji Ahli

4. Dr. Sofyan Rizal SE., M.Si (___________________)

NIP. 197604302011011002 Pembimbing

Page 4: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

iii

ABSTRACT

The success of implementing tax amnesty program depends on how the program is

carried out by the perpetrators. In implementing the tax amnesty program, it is

necessary to pay attention to the readiness and acceptance of taxpayer, so the tax

amnesty program can provide good service and improve compliance in paying taxes.

This study aims to analyze the factors that influence the success of the tax amnesty

program in Indonesia, so the tax amnesty program can be carried out to the

maximum and increase knowledge in paying taxes. The data used in this study are

primary data in the form of questionnaires. Researches used MS. Office 2013 for

analysis of demographic data and SmartPLS 3.0 for statistical analysis. The results

of this study show that the tax amnesty program is quite high at 67% and 46% of

respondents consider that tax amnesty will have an impact on increasing state

income. Technical factors that influence tax amnesty are data availability (30%),

evaluation of program acceptance (23%), support and commitment of taxpayers

(36%), and 56% of respondents consider that truth and trust factors will affect the

acceptance of the tax amnesty program. The results of the statistical analysis show

the variables that influence the acceptance of the tax amnesty program, i.e.

Information quality, Program quality, Service quality, Taxpayer trust and Taxpayer

satisfaction. The results of this study are expected to be a matter of government

consideration in the plan to develop the tax amnesty program and other tax

programs.

Keywords : Success, Tax Amnesty, Information Quality, Quality Program,

Service Quality, Taxpayer Trust, Taxpayer Satisfaction

Page 5: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

iv

ABSTRAK

Keberhasilan penerapan program pengampunan pajak (tax amnesty) bergantung pada

bagaimana program itu dijalankan oleh pelakunya. Dalam menerapakan program

pengampunan pajak (tax amnesty) perlu memperhatikan kesiapan dan penerimaan

dari wajib pajak, agar program pengampunan pajak (tax amnesty) dapat memberikan

pelayanan yang baik dan meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pelaksanaan program tax amnesty di Indonesia, sehingga program

pengampunan pajak dapat terlaksana dengan maksimal dan meningkatkan

pengetahuan dalam membayar pajak. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah

data primer berupa kuisioner. Peneliti menggunakan Ms. Office Excel 2013 untuk

analisis data demografis dan SmartPLS 3.0 untuk analisis statistik. Hasil penelitian

ini memperlihatkan penerimaan program pengampunan pajak (tax amnesty) cukup

tinggi sebanyak 67% dan 46% responden menganggap bahwa penerimaan

pengampunan pajak (tax amnesty) akan berdampak pada meningkatnya penghasilan

negara. Faktor teknis yang mempengaruhi penerimaan program pengampunan pajak

(tax amnesty) adalah adanya ketersediaan data (30%), adanya evaluasi penerimaan

program (23%), dukungan dan komitmen wajib pajak (36%), dan 56% responden

menganggap bahwa faktor kebenaran dan kepercayaan akan berpengaruh terhadap

penerimaan program pengampunan pajak (tax amnesty). Hasil analisis statistik

menunjukkan variabel yang mempengaruhi penerimaan program pengampunan pajak

(tax amnesty) yaitu Information quality, Program quality, Service quality, Taxpayer

trust dan Taxpayer satisfaction. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan pemerintah dalam rencana pengembangan program tax amnesty

dan program pajak lainnya dimasa akan datang.

Kata Kunci : Keberhasilan, Pengampunan Pajak, Information Quality, Program

Quality, Service Quality, Taxpayer Trust, taxpayer Satisfaction.

Page 6: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’Alamin penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang

telah memberikan rahmat dan limapahan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Analisis Variable Information,

Program dan Service Quality Terhadap Keberhasilan Pengampunan Pajak (Tax

Amnesty) Di Indonesia” dengan lancar. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada

baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan ajaran Islam yang

telah terbukti kebenarannya dan terus terbukti kebenarannya.

Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar

Magister Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses pembuatan tesis ini, berbagai hambatan

dan kesulitan telah penulis hadapi. Berkat petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, doa

kedua orang tua, dukungan dari istri dan anak-anak tercinta, bimbingan serta bantuan

dari berbagai pihak, sehingga pada akhirnya tesis ini dapat terselesaikan dengan

lancar. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan tesis ini terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Muhammad Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen.

3. Bapak Dr. Herni Ali, HT, SE., MM selaku Ketua Program Studi Magister

Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus dosen.

Page 7: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

vi

4. Bapak Dr. Sofyan Rizal, SE, M.Si selaku pembimbing tesis yang telah banyak

membantu memberikan bimbingan, masukan dan arahan dalam penulisan dan

penyusunan penyelesaian tesis ini.

5. Dr. Roikhan Mochamad Azis, Ir, MM selaku Penguji Ahli dan sekaligus dosen

yang telah memberikan masukan dan arahannya untuk perbaikan tesis. Terima

kasih banyak saya haturkan kepada bapak yang telah meluangkan waktu,

memberikan pengarahan, bimbingan serta masukan yang sangat membantu dan

bermanfaat sekali, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang berlimpah

kepada bapak.

6. Bapak Ade Suherlan, MM., MBA selaku Sekretaris Program Studi Magister

Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya serta seluruh Staf dan Karyawan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

bantuan kepada penulis.

8. Segenap keluarga tercinta, istri dan anak-anak yang telah memberikan semangat

serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

9. Teman-teman satu angkatan, terima kasih banyak atas perjalanan fisik, hati dan

jiwa kita selama ini dan semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun

penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam tesis ini. Oleh

Page 8: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

vii

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak. Akhirnya dengan segala keterbatasan penulis ingin mempersembahkan tesis

ini kepada semua pihak yang menaruh perhatian bagi perkembangan dunia

pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan harapan agar

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, 29 Mei 2019

Muji

Page 9: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TESIS .................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................................................. iii

ABSTRAK ..................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 9

A. Pengertian Ekonomi Islam ...................................................................... 9

B. Filosofi Ekonomi Islam ......................................................................... 16

C. Teori H dalam Membangun Konsep Dasar Berpikir Kaffah................. 19

D. Teori H dalam Metodologi IER (Internal Eksternal Religiusitas) ......... 21

E. Dasar Ekonomi Islam ............................................................................ 24

F. Tujuan Ekonomi Islam .......................................................................... 26

G. Metodologi Ekonomi Islam ................................................................... 27

H. Ushul Fiqh Ekonomi Islam .................................................................... 32

I. Karakteristik Ekonomi Islam ................................................................. 39

Page 10: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

ix

J. Beberapa Madzhab dalam Ekonomi Islam ............................................ 44

K. Teori dan Konsep Pertumbuhan Ekonomi Islam................................... 47

L. Prinsip Pilar Ekonomi Islam .................................................................. 50

M. Nilai-Nilai Dalam Ekonomi Islam......................................................... 60

N. Ekonomi Islam Sebagai Suatu Ilmu dan Norma ................................... 64

O. Ekonomi Pembangunan Dalam Perspektif Islam .................................. 65

P. Ekonomi Sosial Syariah ........................................................................ 70

Q. Pengertian Pajak .................................................................................... 81

R. Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) ..................................................... 82

S. Sejarah Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) ......................................... 84

T. Tujuan, Manfaat dan Fasilitas Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) ...... 85

U. Sanksi Perpajakan .................................................................................. 86

V. Teori Pengembangan Model .................................................................. 87

W. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 90

X. Kerangka Penelitian............................................................................... 97

Y. Pengembangan Hipotesis Penelitian...................................................... 98

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 101

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 101

B. Teknik Penentuan Sampel ................................................................... 101

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 102

D. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 104

E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 107

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN .......................................... 112

A. Gambaran Umum Objek Penelitian..................................................... 112

B. Distribusi Karakteristik Responden ..................................................... 112

C. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................ 126

Page 11: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 141

A. Kesimpulan .......................................................................................... 141

B. Saran .................................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 144

LAMPIRAN ................................................................................................................ 151

Page 12: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Ringkasan Perbedaan antara Zakat, Infak, Sedeqah, Hibah dan Wakaf ... 71

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 90

Tabel 3.1. Jumlah Kuisioner Terkumpul.................................................................. 104

Tabel 4.1. Jumlah Responden .................................................................................. 113

Tabel 4. 2. Loading Factor ...................................................................................... 128

Tabel 4. 3. Nilai AVE .............................................................................................. 129

Tabel 4. 4. Nilai Cross Loading antar Indikator ...................................................... 130

Tabel 4. 5. Nilai Cross Loading Fornell-Lacker’s ................................................... 130

Tabel 4. 6. Nilai Internal Consistency Reliability .................................................... 131

Tabel 4. 7. Nilai R2 ................................................................................................... 132

Tabel 4. 8. Nilai f2 .................................................................................................... 133

Tabel 4. 9. Nilai Q2 .................................................................................................. 133

Tabel 4. 10. Nilai q2 ................................................................................................. 134

Tabel 4. 11. Hasil Uji Signifikansi dan Hipotesis .................................................... 135

Page 13: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Berpikir Kaffah Dalam Islam (Aziz, 2010) ........................................... 20

Gambar 2.2. Diagram 3 Model Dasar Islam Kaffah (Aziz, 2009b) ........................... 20

Gambar 2.3. Metode Sinlammim Dalam Tangan Manusia (Aziz, 2006) .................. 21

Gambar 2. 4 Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam (Aziz, 2016b) ........................ 21

Gambar 2.5. Epistimologi Ekonomi Islam ................................................................. 29

Gambar 2.6. Model Delone & McLean diperbarui .................................................... 90

Gambar 2.7. Kerangka Penelitian .............................................................................. 98

Gambar 3.1. Model Penelitian ................................................................................. 107

Gambar 4. 1. Pekerjaan Responden ......................................................................... 114

Gambar 4. 2. Pendidikan Responden ....................................................................... 115

Gambar 4. 3. Golongan Wajib Pajak Responden ..................................................... 116

Gambar 4. 4. Tingkat Keterampilan Pajak Responden ............................................ 117

Gambar 4. 5. Pengetahuan Tax Amnesty Responden ............................................... 118

Gambar 4. 6. Keikutsertaan Program Tax Amnesty ................................................. 119

Gambar 4. 7. Kesiapan dan Kesediaan Penerimaan Tax Amnesty ........................... 119

Gambar 4. 8. Persentase Kesiapan dan Kesediaan Penerimaan Tax Amnesty ......... 120

Gambar 4. 9. Faktor Teknis Penerimaan Tax Amnesty ............................................ 121

Gambar 4. 10. Faktor Manajerial Penerimaan Tax Amnesty .................................... 123

Gambar 4. 11. Faktor Institusional Penerimaan Tax Amnesty ................................. 124

Gambar 4. 12. Kebermanfaatan Tax Amnesty .......................................................... 125

Gambar 4. 13. Pengaruh Faktor Kebenaran Dan Kepercayaan ............................... 126

Gambar 4. 14. Loading Factor ................................................................................. 127

Page 14: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Pengajuan Proposal dan Pembimbing Tesis........................ 152

Lampiran 2 : SK Dosen Pembimbing ...................................................................... 153

Lampiran 3 : Data Kuesioner ................................................................................... 154

Lampiran 4 : Data Hasil Pengujian Statistik ............................................................ 162

Page 15: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan insfrastruktur dan fasilitas publik lainnya yang terus digencarkan

oleh pemerintah, harus diimbangi dengan pendapatan negara yang mencukupi.

Seperti yang sudah diketahui, bahwa pendapatan terbesar bagi Negara Indonesia

adalah dari sektor perpajakan (Ratmono & Cahyonowati, 2013). Pemerintah terus

berupaya untuk terus meningkatkan penerimaan pajak. Dalam hal ini kepatuhan

wajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak, karena dalam proses

perhitungan, pembayaran, dan pelaporan dilakukan sendiri oleh wajib pajak (selt

assessment) (R. I. Sari & Nuswantara, 2017).

Tahun 2015, kondisi perpajakan yang ada di Indonesia masih berada pada level

cukup kurang memadai bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Hal ini

terjadi karena tingkat kepatuhan pembayaran pajak masih sedikit. Berdasarkan data

yang telah dirangkum dalam refleksi tingkat kepatuhan wajib pajak, hingga tahun

2015, wajib pajak yang terdaftar dalam sistem administrasi Direktoat Jenderal Pajak

mencapai 30.044.103 wajib pajak. Terdiri dari 2.472.632 perusahaan, 5.239.385

wajib pajak pribadi non pegawai, dan 22.332.086 wajib pajak pribadi (Putra &

Hidayat, 2018).

Namun, pada tahun 2018 tingkat kepatuhan perpajakan masyarakat Indonesia

semakin baik dibuktikan dengan pertumbuhan pada tingkat penyampaian Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang hingga 31 Maret 2018 telah masuk

Page 16: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

2

sebanyak 10,59 juta Surat Pemberitahuan (SPT), atau naik 14% dibandingkan

periode yang sama tahun 2017.

Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar saat ini adalah 38.651.881 dengan

17.653.963 diantaranya wajib pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan

(SPT). Dari jumlah tersebut, yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

tahun pajak 2017 hingga saat ini adalah 10.589.648 atau baru 59,98%. Walaupun

demikian, terjadi peningkatan signifikan pada jumlah penyampaian Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Non-Karyawan (formulir 1770) yang naik 30,5%

sedangkan jumlah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Karyawan 1770S dan

1770SS juga naik 12,4%.

Minat masyarakat dalam menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) elektronik

semakin tinggi di tahun ini, ditunjukkan dengan pertumbuhan 21,6% pada jumlah

Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan secara elektronik yang mencapai 8,49

juta Surat Pemberitahuan (SPT) atau 80,13% dari seluruh Surat Pemberitahuan (SPT)

yang dilaporkan. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) manual turun 12%.

(Saksama, 2018).

Pemerintah memberlakukan sanksi dan denda bagi wajib pajak yang tidak

patuh terhadap pajak. Semakin berat sanksi dan denda yang tinggi, akan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Dewi & Merkusiwati, 2018; Ngadiman &

Huslin, 2015). Namun hal ini dirasa kurang efektif untuk meningkatkakan kepatuhan

wajib pajak. Hasil penelitian menunjukan bahwa denda pajak hanya meningkatkan

kepatuhan pajak yang dipaksakan. Sementara rasio pajak (tax ratio) yang tinggi

hanya dapat dicapai ketika wajib pajak memiliki kepatuhan pajak secara sukarela

(Kogler et al., 2013).

Page 17: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

3

Untuk meningkatkan kepatuhan dan kesukarelaan wajib pajak dalam

membayar pajak, maka pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan fiskal dalam

bentuk program pengampunan pajak atau tax amnesty. Program pengampunan pajak

(tax amnesty) ini tidak hanya berlaku untuk dana yang tersimpan di luar negeri, tetapi

berlaku juga untuk wajib pajak yang ada di dalam negeri (Husnurrosyidah & Nuraini,

2016). Dengan program pengampunan pajak (tax amnesty) ini wajib pajak yang tidak

membayar pajak ataupun menghindari pajak tidak perlu membayar sanksi pajak yang

ditanggung dan bebas dari permasalahan hukum yang berkaitan dengan perpajakan.

Dengan berbagai manfaat yang menguntungkan dari program ini, diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Indonesia sehingga akan memberikan

dampak positif pada APBN kedepannya. Pengalaman dari beberapa negara telah

membuktikan keberhasilan dari pengampunan pajak (tax amnesty) diantaranya Korea

Selatan, Afrika Selatan, India, Italy (Bagiada & Darmayasa, 2016; Huda & Hernoko,

2017).

Hasil pengampunan pajak (tax amnesty) di Indonesia sudah cukup bagus,

namun belum berhasil mencapai target. Ada beberapa kendala dan tantangan dalam

penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) diantaranya adalah (Istighfarin &

Fidiana, 2018):

1. Kurangnya pemahaman wajib pajak akan pengisian surat permohonan

pengampunan pajak (tax amnesty), sistem serta peraturan perpajakan

yang berlaku;

2. Tidak adanya standarisasi informasi pengampunan pajak (tax amnesty)

antar otoritas pajak;

3. Rumitnya birokrasi pajak;

Page 18: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

4

4. Sistem antrian dan kurangnya sumber daya manusia yang berada di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP);

Dengan meningkatkan kualitas layanan pajak akan meningkatkan kepatuhan

dalam pembayaran pajak (Sun & Pang, 2017; Tanilasari & Gunarso, 2017), hal ini

berlaku juga pada program pengampunan pajak (tax amnesty). Penelitian lain

mengungkapkan bahwa layanan fiskal memiliki efek positif terhadap kepatuhan

wajib pajak. Kualitas layanan yang diberikan pejabat terkait akan meningkatkan

hubungan antara pengampunan pajak (tax amnesty) dan kepatuhan wajib pajak

(Pramushinta & Siregar, 2011). Kualitas layanan ini juga merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi kepuasan wajib pajak (Istighfarin & Fidiana,

2018). Kualitas sistem dan informasi yang berhubungan dengan pengampunan pajak

(tax amnesty) pun perlu diperhatikan, guna meningkatkan jumlah keikutsertaan wajib

pajak dalam program ini (Istighfarin & Fidiana, 2018). Selain itu, kepercayaan wajib

pajak terhadap pemerintah dan pejabat terkait penting diperhatikan guna

meningkatkan partisipasi wajib pajak (Okfitasari, Meikhati, & Setyaningsih, 2017;

Pravasanti, 2018; Ratmono & Cahyonowati, 2013).

Dalam keberhasilan penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) perlu pula

memperhatikan kesiapan penerimaan dari pihak yang terkait, apabila kesiapan

dianggap kurang maka akan menimbulkan ketidakmaksimalan dalam penerapan

program pengampunan pajak (tax amnesty). Tentu saja kesiapan penerimaan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, maka

dapat digunakan sebagai perbaikan acuan untuk penerapan program-program pajak

selanjutnya. Mempertimbangkan pengampunan pajak (tax amnesty), faktor penentu

dan permasalahannya, peneliti beranggapan bahwa hal ini merupakan topik menarik

Page 19: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

5

untuk dikaji lebih lanjut guna terwujudnya pencapaian keberhasilan penerapan

pengampunan pajak (tax amnesty).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, diketahui bahwa

pendapatan terbesar negara ada pada sektor pajak. Namun, tingkat kepatuhan wajib

pajak masih kecil. Berbagai kebijakan fiskal telah diterapkan oleh pemerintah guna

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Salah satunya adalah penerapan program

pengampunan pajak (tax amnesty). Dengan berbagai manfaat yang diberikan

pengampunan pajak (tax amnesty), diharapkan tingkat kepatuhan wajib pajak akan

meningkat dan meningkatkan juga pendapatan negara. Penerapan pengampunan

pajak (tax amnesty) oleh pemerintah belum berhasil mencapai target, walaupun

sudah cukup bagus. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor dan kendala

dalam penerapannya.

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, timbul beberapa pertanyaan

penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

Q.1. Bagaimana kesiapan dan kesediaan terhadap penerimaan penerapan

program pengampunan pajak (tax amnesty) ?

Q.2. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan dan kesediaan

terhadap penerimaan penerapan program pengampunan pajak (tax

amnesty) ?

Q.2.1 Apakah information quality (INQ) berpengaruh secara signifikan

terhadap taxpayer trust (TPT)?

Q.2.2 Apakah information quality (INQ) berpengaruh secara signifikan

Page 20: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

6

terhadap taxpayer satisfaction (TSF)?

Q.2.3 Apakah program quality (PGQ) berpengaruh secara signifikan

terhadap taxpayer trust (TPT)?

Q.2.4 Apakah program quality (PGQ) berpengaruh secara signifikan

terhadap taxpayer satisfaction (TSF)?

Q.2.5 Apakah service quality (SVQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

taxpayer trust (TPT)?

Q.2.6 Apakah service quality (SVQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

taxpayer satisfaction (TSF)?

Q.2.7 Apakah taxpayer trust (TPT) berpengaruh secara signifikan terhadap

net benefits (NBF)?

Q.2.8 Apakah taxpayer satisfaction (TSF) berpengaruh secara signifikan

terhadap net benefits (NBF)?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah

diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan dan kesediaan penerimaan penerapan

program pengampunan pajak (tax amnesty);

2. Untuk mengetahui variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kesiapan dan

kesediaan penerimaan penerapan program pengampunan pajak (tax amnesty);

3 Untuk mengetahui apakah information quality (INQ) berpengaruh secara

signifikan terhadap taxpayer trust (TPT);

Page 21: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

7

4 Untuk mengetahui apakah information quality (INQ) berpengaruh secara

signifikan terhadap taxpayer satisfaction (TSF);

5 Untuk mengetahui apakah program quality (PGQ) berpengaruh secara signifikan

terhadap taxpayer trust (TPT);

6 Untuk mengetahui apakah program quality (PGQ) berpengaruh secara signifikan

terhadap taxpayer satisfaction (TSF);

7 Untuk mengetahui apakah service quality (SVQ) berpengaruh secara signifikan

terhadap taxpayer trust (TPT);

8 Untuk mengetahui apakah service quality (SVQ) berpengaruh secara signifikan

terhadap taxpayer satisfaction (TSF);

9 Untuk mengetahui apakah taxpayer trust (TPT) berpengaruh secara signifikan

terhadap net benefits (NBF);

10 Apakah taxpayer satisfaction (TSF) berpengaruh secara signifikan terhadap net

benefits (NBF);

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu serta wujud

kontribusi terhadap perkembangan perekonomian nasoinal terutama yang

berkaitan dengan sektor perpajakan.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur mengenai perpajakan

terumata program pengampunan pajak (tax amnesty).

Page 22: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

8

3. Bagi Pemerintah dan Manajerial

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

pembuatan perencanaan dan evaluasi yang berkaitan dengan program

pengampunan pajak (tax amnesty) serta program-program yang berkaitan

dengan perpajakan dimasa akan datang.

Page 23: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekonomi Islam

1. Ekonomi

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu

oikos yang berarti keluarga, rumah tangga (house-hold) dan nomos yang berarti

peraturan, hukum. Kemudian bila digabung maknanya menjadi aturan rumah

tangga.

Ilmu yang mempelajari bagaimana setiap rumah tangga atau masyarakat

mengelola sumber daya yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka

disebut ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang

khusus mempelajari tingkah laku manusia atau sekelompok masyarakat dalam

usahanya untuk memenuhi kebutuhan yang relatif tidak terbatas dengan alat

pemuas kebutuhan yang terbatas keberadaanya (Fauzia & Riyadi, 2018).

Dalam pandangan Islam, ekonomi atau iqtishad berasal dari kata

“qosdun” yang berarti keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (equally

balanced). Kata-kata al-qashdu dalam Al-quran dan Hadist (Fauzia & Riyadi,

2018) sebagai berikut:

a. Dimaknai sebagai “sederhana” dalam ayat: yang

berarti “dan sederhanakanlah dalam perjalanan”. Menurut Tafsir Ibn Katsir

dan Al-Qurtuby (14/17) berarti pertengahan, tidak cepat dan tidak lambat.

b. Dimaknai juga dengan “pertengahan”, dalam ayat

yang berarti “di antara mereka terdapat golongan yang pertengahan”, maka

Page 24: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

10

istiqhad adalah pertengahan dalam bekerja, yang berarti tidak bakhir, pelit,

dan berlebih-lebihan. Juga dalam ayat

menurut Tafsir Al-Qurtuby, muqtasid dimaksudkan juga dengan

pertengahan dalam bekerja.

c. Iqtisad juga berarti jalan yang lurus, seperti yang tertera dalam suatu ayat:

yang artinya adalah: “Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus,

dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki,

tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar)”.

d. Iqtisad dalam Al-Quran juga bisa dimaknai “dekat”, seperti yang tertera

dalam ayat Al-Qur’an:

Yang artinya adalah: “Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu

keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh,

pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa

oleh mereka”. Kata “safaran qashidan” diartikan dengan perjalanan dekat

dan mudah yang tidak ada kesulitan didalamnya.

e. Dalam Hadist Rasul, kata-kata “iqtashada” dipahami dengan arti “hemat”,

seperti dalam sebuah Hadist , yang berarti “tidak

Page 25: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

11

akan menjadi kafir orang yang berhemat”. Kata kerja qashada adalah

iqtashada yang artinya menuju pada keseimbangan, keadilan, kejujuran, dan

keharmonisan.

2. Islam

Adapun kata Islam berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari 3 akar kata

yaitu sin yang berarti alam, lam yang berarti Allah, dan mim yang berarti ibadah,

bila digabung menjadi sinlammim bermakna alam yang diciptakan Allah untuk

ibadah. Hal ini dilandaskan pada QS Adz-Dzariat [51]: 56

Yang artinya : “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk

beribadah kepada-Ku”.

Dalam Al-qur’an pengertian Islam terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat

yang berbeda. Pengertian kata Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di

dalam Al-Quran berikut ini:

a. QS. Ali Imran [3]: 19

Yang artinya: “Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam”.

b. QS. Ali Imran [3]: 85

Yang artinya: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka

sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di

akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.

Page 26: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

12

c. QS. Al-Shaf [61]: 7

Yang artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang

mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada

(agama) Islam? dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

zalim”.

d. QS. Al-Maidah [5]: 3

Yang artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging

babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang

tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang

buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan

bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi

nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah

kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk

(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka

dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu

agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-

Page 27: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

13

ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena

kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang “asli” bersumber dari nilai-

nilai ajaran Islam dibangun diatas keyakinan dasar bahwa alam dan segala isinya

termasuk manusia adalah ciptaan Allah SWT, dan bahwa sebagai makhluk dan

khalifatullah fil ardh, manusia berkewajiban menjalankan dua tugas utama, yaitu

bertauhid kepada Allah (rububiyah, uluhiyah, maupun mulkiyah) dan memakmurkan

dunia sesuai dengan cara-cara yang diperintahkan-Nya. Dan juga, sistem ekonomi

Islam didasarkan pada keyakinan bahwa Muhammad SAW adalah Rasul dan utusan

Allah, pembawa kabar gembira sekaligus uswatun hasanah bagi seluruh manusia

(Susamto & Cahyadin, 2008).

Keyakinan-keyakinan tersebut membawa efek pada pemahaman bahwa setiap

upaya yang dilakukan untuk menata perekonomian harus sesuai dan didasarkan pada

ketetapan-ketetapan Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al-Quran. Dalam

tatanan rinci, upaya untuk menata perekonomian juga harus disandarkan pada

contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana

dimuat dalam sunnah-sunnahnya (Susamto & Cahyadin, 2008).

Dari sini, para pemikir ekonomi Islam mengambil inti-inti ajaran Islam di

bidang ekonomi, yang meskipun berbeda-beda dalam pengklasifikasiannya, tetapi

secara praktis tidak mencerminkan adanya pertentangan satu sama lain (Choudhury,

1986; Susamto & Cahyadin, 2008; Umer Chapra, 1984). Dua norma yang mewakili

inti dari ajaran Islam di bidang ekonomi yaitu maslahah dan ‘adl. Maslahah terkait

dengan nilai absolut keberadaan barang, jasa, atau action (termasuk kebijakan

Page 28: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

14

ekonomi) di mana kesemuanya harus memenuhi kriteria-kriteria yang mengarah pada

perwujudan tujuan syariah (maqashid al-syariah), yaitu perlindungan agama, jiwa,

akal, harta, dan keturunan. Sementara, adil terkait dengan interaksi relatif antara

suatu hal dengan hal lain, individu yang satu dengan yang lain, atau masyarakat

tertentu dengan masyarakat lain.

Adapun definisi ekonomi Islam menurut beberapa ahli (Adinugraha, 2013) sebagai

berikut:

1. S.M. Hasanuzzaman

“Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-

aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan eksplorasi

berbagai macam sumber daya, untuk memberikan kepuasan (satisfaction) lahir

dan batin bagi manusia serta memungkinkan mereka melaksanakan seluruh

kewajiban mereka terhadap Sang Kholiq dan masyarakat (Rahardjo, 1999).”

2. M.A. Mannan

“Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

permasalahan ekonomi dari orang-orang yang memiliki nilai-nilai Islam.

(Mannan, 1993)”

3. Khursid Ahmad

“Ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami

permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan

permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam (Muhammad Umer Chapra,

2001).”

Page 29: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

15

4. M.N. Siddiqi

“Ilmu ekonomi Islam merupakan respon para pemikir muslim terhadap

tantangan-tantangan ekonomi pada masa hidup mereka. Yang sumber utamanya

Al-Qur’an dan As-Sunnah maupun akal dan pengalaman (Muhammad Umer

Chapra, 2001).”

5. M. Akram Khan

“Ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah)

yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar

kerjasama dan partisipasi (Muhammad Umer Chapra, 2001).”

6. Louis Cantori

“Ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu

ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak

ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik (Muhammad Umer Chapra,

2001).”

7. Munawar Iqbal

“Ekonomi Islam adalah sebuah disiplin ilmu yang menjadi cabang dari syariat

Islam. Dalam perspektif Islam, wahyu dipandang sebagai sumber utama IPTEK

(mamba’ul ’ilmi). Kemudian Al-Qur’an dan Al-Hadist dijadikan sebagai

sumber rujukan untuk menilai teori-teori baru berdasarkan doktrin-doktrin

ekonomi Islam (Sudarsono, 2002).”

8. M. Umer Chapra

“Ekonomi Islam adalah suatu pengetahuan yang membantu upaya realisasi

kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumberdaya yang terbatas

yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam, tanpa

Page 30: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

16

mengekang kebebasan individu untuk menciptakan keseimbangan makro

ekonomi yang berkesinambungan dan ekologi yang berkesinambungan (Fauzia

& Riyadi, 2018).”

B. Filosofi Ekonomi Islam

Asal kata Islam dari tiga huruf hijaiyah sin-lam-mim menjadi kata jadian

salama bermakna keselamatan, kedamaian, sehingga jika digabungkan maka kata

Ekonomi Islam secara harfiah berarti aturan rumah tangga untuk keselamatan. Dalam

filosofi Ekonomi Islam terkandung tiga hal yaitu Ontologi Ekonomi Islam,

Epistemologi Ekonomi Islam, dan Aksologi Ekonomi Islam (Aziz, 2009a). Latar

belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi Ekonomi Islam yaitu

berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam.

Sesuai dengan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, keluarga,

lingkungan, dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan terdiri dari tiga (3)

unsur yaitu manusia, Allah, dan ibadah (Aziz, 2009a). Perpaduan 3 (tiga) hal ini

membentuk alasan besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari Ekonomi

Islam adalah Islam. Sebagaimana dalam QS. Ali-Imran [3]: 19

Yang artinya: “Sesungguhnya Din (sistem) di sisi Allah adalah Islam.”

Sesuai dengan firman Allah tersebut bahwa sistem atau Din yang diciptakan

Allah itu hanya Islam. Sehingga sistem ekonomi yang ada seharusnya juga mengikuti

aturan dalam sistem Islam”.

Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu sistem

yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi

Page 31: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

17

epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang sedang berkembang yaitu kaffah.

Ekonomi Islam yang kaffah muncul sebagai konsep dasar ekonomi dengan batasan

Islam sebagai suatu sistem. Tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan oleh orang-

orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan menyeluruh atau kaffah

yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka dasar kehidupan yang di dalamnya

mengandung makna bahwa manusia diciptakan Allah subhanahu wa Ta’ala untuk

ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbagai aspek termasuk ekonomi (Aziz, 2010).

Kaffah Thinking adalah berfikir holistik dengan metode Islam berupa akar kata

dari Islam yaitu sinlammim (Aziz, 2009b). Berfikir kaffah bermakna bahwa sebuah

sistem yang menyeluruh pastilah bernilai Islam, sehingga sebuah system yang kaffah

akan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Tuhan, Alam dan Ibadah. Tiga variabel ini

bermetamorfosis sesuai dengan konteks dari topik yang sedang difokuskan.

Akan tetapi dasar pemikiran atau sub sistem yang utuh haruslah terdiri dari tiga

(3) hal (Aziz, 2016b), yaitu:

1. God (Tuhan)

Tuhan merupakan pencipta alam semesta yang memiliki kekuasaan tertinggi

hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala. Semua kekayaan, hak milik dan

sumber-sumber pemasukan merupakan kepunyaanNya. Allah subhanahu wa

ta’ala mengatur semua ini sesuai dengan cara yang dikehendakinya. Allah

subhanahu wa ta’ala menegaskan bahwa diantara kaum muslimin dilarang

saling memakan harta sesesama muslimin dengan jalan yang batil kecuali

dengan jalan perniagaan. Batil yang dimaksud disini adalah yang tidak sesuai

dengan prinsip-prinsip syari’ah seperti maisyir, riba gharar. Dalam

pengembangan muamalah ekonomi disini memasukkan unsur ontology س yaitu

Page 32: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

18

Investasi PMDN yang perolehan dan pembagian keuntungannya pada para

pihak, tidak merugikan dan dengan dengan memperhitungkan pertanggung

jawaban dari ketetapanNya.

2. Human (Manusia)

Kehidupan yang lebih baik bagi manusia dan alam, bentuk kehidupan yang

berpandu pada ketentuan-ketentuan pencipta yaitu keberangkatan dari

kepercayaan akan adanya pencipta sebagai sebab keterciptaannya sesuatu yang

ada didunia, Tuhan semesta alam dan menempatkan diri sebagai pelayan Tuhan

maksudnya hidup karena mencari keridhaan Allah dan tidak lagi hidup untuk

kepentingannya sendiri, karena hanya dengan demikian pemeluk Islam dianggap

kaffah dalam beragama.

Sementara itu manusia sebagai khalifah, hak manusia terbatas pada hak

pemanfaatan dan pengurusan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan

Allah subhanahu wata’alaa. Terkait dengan ekonomi, unsur epistimologi ل

adalah perdagangan ekspor yang merupakan muamalah ekonomi manusia

berbangsa-bangsa di dunia.

3. Pray (Ibadah)

Merupakan umpan balik yakni ibadah yang akan dikembalikan lagi kepada

Allah subhanahu wata’alaa yang telah memberikan kemaslahatan atau manfaat

kepada manusia. Tidak hanya diarahkan untuk dunia dan akhirat saja melainkan

berkaitan dengan kepentingan perorangan dan kepentingan umum serta

keseimbangan hak dan kewajiban. Sebagai investasi kehidupan selanjutnya yaitu

dimasa ukrawiah. Disini yang menjadi dasar aksiology م sebagai penyeimbang

adalah hasil petumbuhan ekonomi yang dicapai.

Page 33: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

19

Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kaffah ini perlu

diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan mikro ekonomi.

Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aksiologi yaitu

keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari dua (2) hal misalnya antara

penawaran dan permintaan. Secara analogis, gambaran tentang keseimbangan antara

dua (2) hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai hubungan antara hal yang baik dan

hal yang buruk (Aziz, 2010). QS. Saba [34]: 28

Yang artinya: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat

manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

peringatan”.

C. Teori H dalam Membangun Konsep Dasar Berpikir Kaffah

1. Definisi Teori H

Teori H dari kata Hahslm diartikan sebagai teori pola dasar tiga dominan

dengan konteks tertentu dalam 5 dimensi susunan invarian. Secara luas untuk

penggunaan paling umum Teori H dapat diartikan sebagai teori konsep dasar

pola penciptaan dengan hubungan tertentu. H berasal dari rumus Hahslm,

Qur’an surat Hijr, juga singkatan dari Huda (Arab) atau Hidup (Aziz, 2016b).

Adapun makna lain dari teori H yaitu sebuah himpunan utuh (sistem)

menyeluruh atau bagian terintegrasi yang terdiri dari 3 unsur utama yaitu primer

(pencipta/intermediari), sekunder (ciptaan/penerima), tersier (ibadah/pemancar)

yang bisa bermuatan positif atau negatif. Selanjutnya, Tiga unsur tersebut akan

Page 34: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

20

memenuhi pernyataan bahwa sekunder di bawah primer akan melakukan tertier

(Manusia diciptakan Tuhan untuk ibadah).

2. Berpikir Kaffah

Gambar berpikir kaffah dalam Islam di bawah ini (Gambar 2.1) bermakna

sebuah sistem yang menyeluruh pastilah bernilai Islam, sehingga sebuah sistem

yang kaffah akan terdiri dari 3 bagian utama yaitu Tuhan, Alam, dan Ibadah.

Gambar 2. 1 Berpikir Kaffah Dalam Islam (Aziz, 2010)

Sesuai dengan kaidah Bahasa Arab, kata Islam berasal dari kata dasar 3

huruf konsonan: sin lam mim , kemudian mendapat awalan 1 (atau)

huruf konsonan alif (I), maka terbentuk kata dasar alif sin lam mim (I).

Gambar 2.2. Diagram 3 Model Dasar Islam Kaffah (Aziz, 2009b)

Bentuk kata dasar yang terdiri dari 4 huruf (3 huruf + 1 huruf) tersebut

menjadi kata dasar utama untuk membentuk kata Islam. Kemudian bentukan

Islam Kaffah

AlamTuhan

Ibadah

Page 35: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

21

kata dasar ini akan dituliskan dalam persamaan sederhana yaitu: Islam adalah

alif sinlammim sebagaimana pada rumus (1).

Gambar 2.3. Metode Sinlammim Dalam Tangan Manusia (Aziz, 2006)

Dalam Ekonomi ada faktor Makro yang menjadi inflow bagi transmisi

keuangan ke faktor Mikro, lalu melalui faktor Peluang, transmisi keuangan ini

dilakukan untuk keberlanjutan perusahaan yang lebih baik dan terus bertumbuh.

Gambar 2. 4 Diagram Kaffah Thinking Dalam Islam (Aziz, 2016b)

D. Teori H dalam Metodologi IER (Internal Eksternal Religiusitas)

Dalam teori H yang dipersepsikan dengan Metodologi IER (Internal Eksternal

Religiusitas) (Aziz, 2016a), dimana metodologi tersebut:

1. Faktor Internal

Kaffah Thinking

AlamTuhan

Ibadah

Ekonomi

MikroMakro

Peluang

Page 36: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

22

Kata Internal menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) merupakan

suatu hal yang menyangkut bagian dalam. Faktor internal merupakan varibel

yang dinilai dari lembaga keuangan syariah itu sendiri, seperti manusia terhadap

Allah sebagai variabel internalnya adalah manusia. Untuk faktor internal atau

faktor yang berasal dari dalam terdiri dari dua poin yaitu kekuatan dan

kelemahan. Keduanya akan berdampak lebih baik dalam sebuah penelitian

ketika kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan.

Pengujian internal perlu dilakukan karena sebelum melihat permasalahan

yang diluar, terlebih dahulu melihat permasalahan yang terjadi di internal

lembaga keuangan itu sendiri. Dalam hal lembaga keuangan syariah juga tidak

jauh berbeda, seperti sebelum Badan Pengawas Keuangan, Otoritas Jasa

Keuangan atau yang lainya mengaudit, maka sudah sepantasnya lembaga

keuangan syariah mengaudit secara internal.

Baik faktor internal maupun faktor eksternal saling terkait satu sama lain.

Kecenderungan antar dua faktor tersebut saling memiliki imbasnya masing-

masing. Untuk aspek ke-syariahannya sudah diterapkan adanya dewan pengawas

syariah agar untuk mengawasi nilai-nilai Islam yang diterapkan tetap berjalan

semestinya. Sehingga adanya pengawas keuangan dalam hal ini lembaga audit,

otoritas jasa keuangan dan lain sebagainya untuk mengawasi laporan-laporan

mengenai kinerja managemen.

2. Faktor Eksternal

Kata eksternal menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) merupakan

suatu hal yang menyangkut bagian luar. Ini merupakan faktor dari luar entitas

Page 37: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

23

perusahaan. Faktor eksternal secara tidak langsung mempengaruhi faktor

internalnya.

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam organisasi atau

perusahaan itu sendiri dan merupakan aspek manajerial yang mempengaruhi

jumlah tingkat pengembalian investasi entitas itu sendiri. Sedangkan faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar organisasi atau lingkungan

perusahaan yang mempengaruhi jumlah tingkat pengembalian investasi sebuah

entitas perusahaan.

3. Faktor Religiusitas

Dikatakan Gazalba (1987) religiusitas berasal dari kata religi dalam bahasa

latin “religio” yang akar katanya adalah religure yang berarti mengikat. Dengan

demikian, mengandung makna bahwa religi atau agama pada umumnya

memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan

dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi mengikat seseorang

atau sekelompok orang dalam hubungnnya dengan Tuhan, sesama manusia, dan

alam sekitar (Prapanca, 2017).

Selain melihat faktor internal dan eksternal, kebijakan lembaga keuangan

syariah juga perlu memperhatikan faktor religiusitas seperti pelarangan riba,

maisir, gharar dan sebagainya. Selain itu, perlu diingat oleh para praktisi

lembaga keuangan syariah mengenai hak orang lain yang harus ditunaikan.

Karena suatu pekerjaan tanpa dilandasi dengan nilai ibadah menjadi hampa.

Tidak terdapat ketenangan jiwa di dalamnya. Selain itu, tujuan manusia

diciptakan di muka bumi ini tidak lain kecuali untuk beribadah kepada Rabb-

Page 38: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

24

nya. Faktor religiusitas muncul untuk menyempurnakan dua faktor pertama yaitu

internal dan eksternal.

Religiusitas adalah semua studi empiris yang dilakukan oleh manusia yang

dilandasi oleh nilai Islam. Pilihannya religiusitas dapat memperluas makna

sehingga religiusitas memaknai instrument variabel penelitian sebagai proxy

atau menemukan kata baru yang lebih sesuai sebagai kata religiusitas yang bisa

bermakna sistem atau variabel dan juga keagamaan.

E. Dasar Ekonomi Islam

Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi adalah trustee

(pemegang amanah). Oleh karena itu manusia harus mengikuti ketentuan Allah

dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam kegiatan ekonomi (Fauzia & Riyadi,

2018).

Terdapat tiga aspek yang mendasar dalam ajaran Islam, yaitu aspek akidah

(tauhid), hukum (syariah), dan akhlak (Fauzia & Riyadi, 2018).

1. Dalam dimensi akidah, Islam mencakup dua hal, yaitu :

a. Pemahaman ekonomi Islam yang bersifat uluhiyah

Pemahaman ini berpijak pada ajaran tauhid uluhiyyah. Ketika seseorang

mengesakan dan menyembah Allah, dikarenakan kapasitas Allah sebagai

dzat yang wajib dan juga tidak menyekutukannya (Q.S Al-An’am 16:102

dan Adz-dzariyat 51:56)

Dalam kegiatan ekonomi disebut ekonomi ilahiyah, yaitu semua

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mengesakan

Allah (beribadah kepada Allah)

Page 39: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

25

b. Pemahaman tentang ekonomi yang bersifat rabbaniyah

Pemahaman ini berpijak pada ajaran tauhid rububiyah, yaitu

mengesakan Allah melalui segala hal yang telah diciptakan-Nya, dengan

selalu meyakinkan bahwa Allah merupakan pencipta alam semesta (Q.S Az-

Zumar 39:62), Allah juga sang pemberi rezeki (Q.S Hud 11:6), dan Allah

adalah Tuhan pengatur alam semesta (Q.S Al-Imran 13: 26-27 dan Al-

Fatihah 1:2)

Dalam kegiatan ekonomi disebut ekonomi rabbaniyah, yaitu semua

aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh manusia haruslah bisa membawa

kemaslahatan bagi manusia dengan cara pengelolaan dan pemanfaatan

segala sumber daya alam dengan sebaik-baiknya

c. Tauhid asma

Dalam rangka menghayati tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah, maka

mempercayai segala hal yang datang dari Allah dan Rasulullah mengenai

sifat-sifat Allah merupakan hal yang penting dalam suatu perekonomian.

Segala hal yang tercantum dalam tauhid asma’ inilah yang akan

menyadarkan manusia bahwa mereka hanyalah seseorang yang diberikan

amanah oleh Allah untuk dapat mengelola alam semesta ini agar bisa

menyejahterakan kehidupan mereka.

Dalam kegiatan ekonomi tauhid asma’ yaitu perlunya penghayatan

dalam segala aktivitas ekonomi, semua yang ada di dunia yaitu milik Allah,

manusia memperoleh hak untuk memanfaatkannya demi terciptanya

kemaslahatan individu dan masyarakat.

Page 40: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

26

2. Dimensi hukum (syariah)

Dalam menjalankan ekomomi Islam yang bersifat uluhiyah dan rabbaniyah,

seseorang haruslah berjalan sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan

oleh Syar’i (Allah), melalui syariatnya. Kaidah yang berlaku untuk segala

kegiatan ekonomi yaitu “segala sesuatu (dalam hal muamalat) boleh dilakukan,

sampai ada dalil yang mengharamkan”.

Atas dasar kaidah di atas, maka segala aktivitas dalam ekonomi Islam yang

membawa kemaslahatan dan tidak ada larangan didalamnya boleh dilakukan.

3. Dimesi akhlak

Selain aspek akidah dan syariah, satu aspek lain yang menjadi napas tumbuh

kembangnya ekonomi Islam yaitu aspek moral (akhlaq) yang selalu menjadi

spirit dalam setiap aktivitas yang terbangun didalamnya. Segala macam ajaran

yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadist yang berkenaan dengan

perekonomian Islam adalah untuk menjunjung tinggi moral. Hal ini diawali

dengan definisi harta dalam Islam, Al-Quran banyak menyebutkan harta dengan

lafaz “khairun” yang berarti kebaikan.

F. Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan ekonomi Islam adalah mashlahah (kemaslahatan) bagi umat manusia,

yaitu dengan mengusahakan segala aktivitas demi tercapainya hal-hal berakibat pada

adanya kemaslahatan bagi manusia, atau dengan mengusahakan aktivitas yang secara

langsung dapat merealisasikan kemaslahatan itu sendiri (Fauzia & Riyadi, 2018).

Aktivitas lainnya yang dapat menggapai kemaslahatan adalah dengan

Page 41: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

27

menghindarkan diri dari segala hal yang membawa mafsadah (kerusakan) bagi

manusia.

Dalam menjaga kemaslahatan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu min haytsu

al-wujud dan min haytsu al-adam (Fauzia & Riyadi, 2018).

1. Menjaga kemaslahatan dengan min haytsu al-wujud yaitu dengan mengusahakan

segala bentuk aktivitas dalam ekonomi yang bisa membawa kemaslahatan.

2. Menjaga kemaslahatan dengan min haytsu al-adam adalah dengan cara

memerangi segala hal yang menghambat jalannya kemaslahatan itu sendiri.

G. Metodologi Ekonomi Islam

Ilmu pengetahuan didasarkan pada aspek tujuan (ontologis), metode penurunan

kebenaran ilmiah (epistimologi), dan nilai-nilai (aksiologi) (Fauzia & Riyadi, 2018).

1. Ontologis

Wacana ontologis dalam ekonomi Islam meliputi pembahasan tentang kondisi

dan persoalan masyarakat, sehingga bisa merumuskan problem solving untuk

mengatasi persoalan yang ada, contoh beberapa tujuan dari zakat, riba dan

lainnya, semua bertujuan untuk memecahkan permasalahan dalam distribusi

kekayaan dalam masyarakat (Fauzia & Riyadi, 2018).

2. Epistimologi

Wacana epistimologi tergabung dalam double movement: pertama, ada yang

bergerak secara deduktif dengan mengkaji epistimologi iqtishad dalam Al-Quran

dan Hadist. Ketika mendekati ekonomi Islam melalui metode deduktif, maka

akan dimulai dengan penarikan beberapa dalil yang ada (Al-Quran dan Hadist)

untuk kemudian memasuki wilayah empiris berupa kasus-kasus yang terdapat

Page 42: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

28

dilapangan; kedua, bergerak secara induktif dengan melihat realitas yang ada,

kemudian merujuk pada ajaran-ajaran Al-Quran dan Hadist (Fauzia & Riyadi,

2018).

Secara terminologi, epistimologi adalah cabang ilmu filsafat yang mengecek

tentang keotentikan pengertian, metode struktur, dan validitas pengetahuan

(Adinugraha, 2013). Secara garis besar epistimologi dapat dikatakan sebagai

ilmu yang mempelajari tentang substansi yang bersangkutan dengan

pengetahuan (knowledge), oleh karena itu epistimologi berkaitan dengan

beberapa hal di bawah ini:

a. Filsafat, yaitu sebagai cabang yang mencari keabsahan dan kebenaran

pengetahuan.

b. Metode, memiliki maksud mengantarkan manusia mencapai tujuan (goal).

c. Sistem, bertujuan memperoleh realitas atau hakikat kebenaran pengetahuan

(knowledge).

Suseno dalam Adinugraha (2013) membuat alur epistimologi ekonomi

Islam untuk memahami bagaimana proses menurunkan ilmu ekonomi Islam dan

mengetahui kesetaraan dari kedudukan metode observasi, induksi, dan dedukasi

(Gambar 2.5)

Page 43: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

29

Gambar 2.5. Epistimologi Ekonomi Islam

Teori ekonomi Islam dibangun dari realitas empirik dan masalah faktual,

sehingga hubungan teori ekonomi Islam dengan teori lain dan hubungan teori

ekonomi Islam dengan praktek saling berkaitan. Eksistensi ekonomi Islam bukan

berlandaskan perspektif manusia sebagai human of economic semata, tetapi

berdasarkan perspektif manusia sebagai hamba Allah yang dilahirkan di dunia

secara fitrah (suci), dan didasarkan juga kepada 4 (empat) aksioma yaitu;

equilibrium (keseimbangan), free-will (kebebsan berkehendak), unity (kesatuan),

dan responbility (pertanggungjawaban) (Alwi, 2010).

Oleh sebab itu, metodologi ekonomi Islam digunakan untuk mengungkap

dan mengklarifikasi permasalahan ekonomi yang multidimensial. Tindakan ini

digunakan untuk menjaga obyektifitas dalam proses pengungkapan kebenaran

terhadap suatu fenomena. Secara alami unsur manusiawi atau kemanusian akan

menguji bahwa segala fenomena berujung pada keselarasan (equilibrium) yang

Page 44: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

30

selalu berkelanjutan. Hal inilah yang kemudian melahirkan sikap dinamis dan

progesif, yaitu rasa syukur yang muncul karena keberhasilan atau kegagalan dari

sebuah proses usaha untuk mencari atau menemukan kebenaran.

Sedangkan kebenaran ilmiah dapat diuji dan ditemukan melalui beberapa

hal berikut ini: Koheren, merupakan suatu pernyataan yang dianggap benar

apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan yang sebelumnya

yang dianggap benar. Teori koheren ini menggunakan logika deduktif.

a. Koresponden, yaitu pernyataan yang dianggap benar apabila materi

pengetahuan yang terkandung didalamnya berhubungan atau memiliki

korespondensi dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Teori ini

menggunakan logika induktif.

b. Pragmatis, suatu yang dianggap benar apabila memiliki kegunaan atau

manfaat yang bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

karenanya epistimologi ini berasal dari tiga metode yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan upaya untuk melihat, mengamati dan

mengevaluasi fakta dan realita yang ada, kemudian membuat asumsi,

klasifikasi, abstraksi, hakikat, tipe ideal dengan menggunakan

generalisasi. Observasi merupakan proses yang harus dilakukan untuk

menggali dan mendapatkan informasi mengenai suatu obyek. Observasi

diperlukan untuk menjadi suatu bukti atas realitas fenomena yang

berhubungan dengan aktivitas manusia. Dengan observasi manusia bisa

melakukan efisiensi aktivitas dan bisa melakukan forcasting atas suatu

yang akan terjadi.

Page 45: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

31

b. Deduksi

Penalaran deduktif membahas cara-cara atau metode untuk mendapatkan

kesimpulan yang valid dengan terlebih dahulu diajukan pertanyaan-

pertanyaan.

c. Induksi

Induksi membahas tentang pengambilan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan secara spesifik atas fenomena-fenomena yang ada.

Pernyataan tersebut hanya bersifat probabilitas dan hipotesa dari

pernyataan-pernyataan yang telah diajukan.

Menurut Monzer Kahf dalam Fauzia and Riyadi (2018), ekonomi

Islam menggunakan dua metode: pertama, metode deduksi yang

dikembangkan para ahli dan fukaha. Mereka mengaplikasikan ekonomi

Islam modern dengan menampilkan prinsip-prinsip sistem Islam dan

kerangka hukumnya (Al-Quran dan Sunnah); kedua, metode pemikiran

retrospektif, metode ini banyak digunakan oleh para pemikir kontemporer

yang merasakan tekanan kemiskinan dan keterbelakangan di dunia Islam

dan berusaha mencari berbagai pemecahan terhadap persoalan-persoalan

ekonomi umat Islam dengan kembali kepada Al-Quran dan Sunnah, yaitu

untuk mencari dukungan atas pemecahan permaslahatan tersebut dan

mengujinya dengan memerhatikan petunjuk Tuhan (Kahf, 1978).

3. Aksiologi

Wacana tentang aksiologi biasanya terangkum dalam output dan kegunaan

ekonomi Islam yang bersifat ingin selalu menyejahterakan umat manusia,

menyelamatkan umat manusia di dunia dan akhirat dengan memerangi segala

Page 46: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

32

bentuk eksploitasi (mafsadah) yang merugikan umat manusia dan merupakan

antitetis dari kemaslahatan itu sendiri (Fauzia & Riyadi, 2018).

Adapun metodologi dari ekonomi Islam menurut Muhammad Anas Zarqa (1992)

dalam Fauzia and Riyadi (2018), menjelaskan bahwa ekonomi Islam terdiri dari tiga

kerangka metodologi, yaitu:

1. Presumtions and ideas, atau yang disebut dengan ide dan prinsip dasar dari

Ekonomi Islam. Ide ini bersumber dari Al-Quran, Sunnah, dan Fiqh Al-

Maqashid. Ide ini nantinya harus dapat diturunkan menjadi pendekatan yang

ilmiah dalam membangun kerangka berpikir dari ekonomi itu sendiri.

2. Nature of value judgement, atau pendekatan nilai dalam Islam terhadap kondisi

ekonomi yang terjadi. Pendekatan ini berkaitan dengan konsep utilitas dalam

Islam.

3. Positive part of economics science. Bagian ini menjelaskan tentang realitas

ekonomi dan bagaimana konsep Islam bisa diturunkan dalam kondisi nyata dan

riil.

H. Ushul Fiqh Ekonomi Islam

Metode pengambilan hukum dalam ekonomi Islam melalui ushul fiqh,

berdasarkan pada Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, Qiyas, Istishan, Mashlahah Mursalah,

Urf, Istishab, Sad Adz-dzariah, dan Fath Adz-dzariah (Fauzia & Riyadi, 2018).

Perincian dari masing-masing sumber hukum dalam Islam yang dijadikan acuan

dalam pengambilan hukum ekonomi Islam antara lain:

Page 47: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

33

1. Al-Qur’an

Al-Quran merupakan sumber pertama dalam ajaran Islam, Al-Qur’an adalah

kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui perantara Malaikat Jibril ke

Rasulullah SAW, tertulis dalam mushaf dan sampai kepada manusia dengan

mutawatir. Adapun hukum yang terkandung dalam Al-Quran mencakup tiga

macam, yaitu:

a. Hukum akidah;

b. Hukum akhlak;

c. Hukum amaliyah ataupun syariah (fikih), yang terbagi menjadi seperempat

(rub’u) ibadat, munakahat, jinayat, dan muamalat. Adapun hukum-hukum

yang termasuk kategori muamalat, misalnya akad (contract),

pembelanjaan (pengelolaan harta benda), dan lain sebagainya.

Secara keseluruhan ajaran tentang ekonomi Islam dalam Al-Quran terdapat

(kurang lebih) 370 ayat, dan 70 diantaranya berbicara tentang perdagangan dan

perniagaan.

2. Sunnah

Sunnah adalah perkataan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah. Adapun

beberapa Sunnah Rasulullah SAW terbagi menjadi:

a. Al-sunnah al-qawliyyah (ucapan), yaitu Hadist Rasulullah SAW yang

diucapkannya dalam berbagai tujuan dan situasi. Contoh sabda Rasulullah

SAW: “La Dhahar Wala Dhirar (tidak boleh membahayakan diri sendiri

dan tidak boleh membahayakan orang lain).

Page 48: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

34

b. Al-sunnah al-fi’liyyah (perbuatan), yaitu perbuatan Rasulullah SAW,

seperti pekerjaan melakukan shalat lima waktu dengan sunnah kayfiyyah-

nya (tata caranya) dan rukun-rukunnya.

c. Al-sunnah al-taqririyyah (ketetapan), yaitu perbuatan sebagian sahabat

Rasulullah SAW yang telah diikrarkan olehnya, baik perbuatan itu

berbentuk perbuatan maupun ucapan. Ikrar bisa dilakukan dengan cara

mendiamkan atau menunjukkan tanda-tanda ikrar atau dengan cara

menyetujuinya, dan/atau melahirkan anggapan baik terhadap perbuatan

tersebut. Sehingga dengan adanya ikrar dan persetujuan ini, perbuatan

tersebut dianggap sebagai perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW

sendiri.

Ajaran tentang ekonomi Islam dalam sunnah qawliyyah (Hadist)

terdapat (kurang lebih) 1350 Hadist yang berkaitan dengan kekayaan,

kepemilikan, pencarian rezeki, tanah, perburuan, modal, konsumerisme,

mekanisme pasar, uang dan keuangan negara pembangunan ekonomi, dan

lainnya.

3. Ijma’

Ijma’ adalah kesepakatan semua mujtahidin di kalangan umat Islam pada suatu

masa, setelah kewafatannya Rasulullah SAW atas suatu hukum syar’i

mengenai suatu kejadian ataupun kasus. Ijma’ hanya ditetapkan setelah

wafatnya Rasulullah SAW, karena ketika Beliau masih hidup, beliau sendirilah

tempat kembalinya hukum syariat Islam. Sehingga tidak ada perselisihan

mengenai hukum syariat pada waktu itu. Adapun beberapa sendi dalam ijma’

antara lain:

Page 49: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

35

a. Adanya sekelompok mujtahid pada waktu terjadinya peristiwa, karena

kesepakatan itu tidak dapat dicapai kecuali melalui beberapa pendapat,

yang masing-masing diantaranya sesuai dengan lainnya.

b. Adanya kesepakatan semua mujtahid umat Islam atas suatu hukum syara’

mengenai suatu peristiwa pada waktunya terjadinya, tanpa memadang

negeri mereka, kebangsaan, dan kelompoknya.

c. Adanya kesepakatan mereka dengan menampilkan pendapat masing-

masing secara jelas mengenai suatu kejadian, baik penampilan itu

berbentuk ucapan (qawli), maupun berbentuk perbuatan (fi’li).

d. Dapat direalisasi kesepakatan dari semua mujtahid atas suatu hukum.

Adapun ijma’ ulama yang berkaitan dengan ekonomi Islam, beberapa di

antaranya berkaitan dengan permasalahan keuangan dan beberapa kontrak

dalam perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah

4. Qiyas

Qiyas adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak ada nash-nya kepada

kejadian lainnya yang ada nash-nya, dalam hukum yang telah ditetapkan oleh

nash. Dikarenakan adanya kesamaan dua kejadian dalam illat al-hukm.

Contohnya qiyas yaitu hukum meminum arak di dalam Al-Quran adalah

haram, karena termaktub dalam QS. Al-maidah 5:90. Qiyas biasanya

dirumuskan sebagai kiat untuk menetapkan hukum, berdasarkan rumusan ini

maka dalam menggunakan metode qiyas, ada empat unsur yang harus ada.

Keempatnya antara lain asl, far’u, hukmu al-ashl, dan illat. Dari keempat unsur

ini, illat sangat penting dan sangat menentukan. Ada atau tidaknya suatu

hukum tergantung illat pada kasus tertentu. Illat merupakan tujuan terdekat dan

Page 50: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

36

dapat dijadikan dasar penetapan hukum, sedangkan hikmah merupakan ‘tujuan

jauh’ yang tidak dapat dijadikan dasar bagi penetapan hukum.

5. Istishan

Istihsan secara umum dapat diartikan sebagai upaya untuk men-tawaqquf-kan

prinsip-prinsip umum dalam satu nash disebabkan adanya nash lain yang

menghendaki demikian. Istihsan menurut bahasa adalah menganggap baik

sesuatu, sedangkan menurut istilah ulama ushul adalah berpindahnya seorang

mujtahid dari tuntutan qiyas jaly (qiyas yang nyata) kepada qiyas khafy (qiyas

yang samar). Contoh istihsan dalam ekonomi Islam di antaranya jual beli

sallam, jual beli istisna’ di perbankan syariah, dan penerapan revenue sharing

pada suatu kerja sama.

6. Mashlahah Mursalah

Mashlahah Mursalah adalah kemashlahatan yang dimutlakkan, yang menurut

ushul adalah kemashlahatan di mana syari’ tidak mengisyaratkan hukum untuk

mewujudkan mashlahah tersebut, akan tetapi juga tidak terdapat dalil yang

menunjukkan atas pengakuannya ataupun pembatalannya. Mashlahah ini

disebut mutlak karena tidak dibatasi oleh dalil pengakuan atau pembatalan.

Adapun contoh mashlahah mursalah dalam ekonomi Islam adalah larangan

dumpling (siyasah al-ighraq) pada penjualan suatu produk, pengadaan

pengadilan niaga syariah, dan lain sebagainya.

7. Urf

Urf adalah sesuatu yang sering dikenal manusia dan menjadi tradisinya, baik

berupa ucapan atau perbuatannya. Menurut istilah ahli syara’, urf yang bersifat

perbuatan adalah seperti pengertian manusia seperti jual beli dengan

Page 51: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

37

pelaksanaan tanpa shighah yang diucapkan. Adapun urf yang bersifat ucapan

adalah seperti pengertian manusia tentang kemutlakan lafaz lahm (daging)

yang bermakna daging (sapi, kambing) tanpa mengaitkan daging ikan. Contoh

pelaksanaan urf dalam beberapa praktik ekonomi Islam adalah pelaksanaan

jual beli dengan sistem Multi Level Marketing Syari’ah sebagai sesuatu yang

baru dan belum ada pada zaman dahulu, konsinyasi, franchising, dan lain

sebagainya

8. Istishab

Istishab menurut istilah ushul adalah menetapkan sesuatu menurut keadaan

sebelumnya sehingga terdapat dalil yang menunjukkan perubahan keadaan,

atau menjadikan hukum yang telah ditetapkan pada masa lampau menjadi

kekal menurut keadaan, sampai terdapat dalil yang menunjukkan atas

perubahannya. Apabila seorang mujtahid ditanya tentang kontrak atau

pengelolaan, dan dia tidak menemukan dalil syara’ yang memutuskan

hukumnya, maka dihukumi dengan kebolehan kontrak atau pengelolaan

tersebut atas dasar bahwa “pangkal segala sesuatu (muamalat) itu boleh sampai

ada dalil yang mengharamkannya”. Yaitu keadaan yang mana Allah telah

menciptakan diatasnya segala sesuatu yang ada di Bumi secara keseluruhan.

Maka sesuatu yang tidak terdapat dalil yang menunjukkan atas perbuatannya,

maka sesuatu itu dihukumi atas kebolehannya yang bersifat asal.

9. Sad Adz-dzariah dan Fath Adz-dzariah

Sad Adz-dzariah (atau dalam bentuk jamak Sad Adz-dzara’i) menurut Al-

Qarafi adalah memotong jalan kerusakan (mafsadah) sebagai cara untuk

menghindari kerusakan tersebut. Meski suatu perbuatan bebas dari unsur

Page 52: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

38

kerusakan (mafsadah), namun jika perbuatan itu merupakan jalan atau sarana

terjadinya suatu kerusakan (mafsadah), maka harus ada pencegahan terhadap

perbuatan tersebut. Al-syatibi menyatakan, bahwa sad adz-dzariah adalah

menolak sesuatu yang boleh (jaiz) agar tidak mengantarkan kepada sesuatu

yang dilarang (mamnu’).

Secara terminologi, dapat dipahami bahwa fath adz-dzariah adalah menetapkan

suatu hukum yang merupakan sarana bagi penetapan hukum yang lainnya.

Contoh, jika menuntut ilmu adalah kewajiban, maka usaha untuk mencapai

tujuan tersebut menjadi wajib pula. Contoh fath adz-dzariah yang berkaitan

dengan ekonomi Islam adalah penerapan manajemen risiko pada berbagai

macam lembaga keuangan syariah, perbankan, dan juga perusahaan dalam

rangka untuk meminimalisasi risiko di masa depan.

Kaitannya dengan dzariat, para ahli ushul fiqh mencoba membagi dzariat

menjadi empat kategori, diantaranya:

a. Dzariat yang secara pasti akan membawa kepada kerusakan (mafsadat).

Contoh, penggalian sumur di jalan umum yang tidak ada penerangannya,

penggalian tersebut memastikan siapapun yang lewat dijalan tersebut akan

terjatuh kedalam lubang.

b. Dzariat yang jarang membawa kerusakan. Contohnya menggalakkan

pertanian anggur, meskipun terdapat kemungkinan bahwa buah dari

anggur tersebut bisa dijadikan minuman keras, akan tetapi hal tersebut

jarang terjadi karena buah anggur juga bisa dikonsumsi secara langsung.

c. Dzariat yang berdasarkan pada dugaan yang kuat, yang akan membawa

kepada mafsadah atau kerusakan. Seperti halnya penjualan buah anggur

Page 53: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

39

untuk perusahaan yang bisa memproduksi minuman keras. Maka dzariat

seperti ini haruslah dilarang.

d. Dzariat yang sering kali membawa kerusakan. Hal ini didasarkan atas

asumsi semata tidak disertai dengan bukti yang kuat. Contohnya jual beli

kredit yang diasumsikan akan membawa kerusakan (mafsadah) bagi

debitur.

I. Karakteristik Ekonomi Islam

Terdapat beberapa karakteristik dalam ekonomi Islam yang menjadi core

ajaran ekonomi Islam itu sendiri. Karakteristik tersebut sesuai dengan beberapa

aspek normatif-idealis-deduktif dan juga hitoris-empiris-induktif (Fauzia & Riyadi,

2018). Karakteristik-karakteristik ekonomi Islam tersebut antara lain:

1. Rabbaniyah mashdar (bersumber dari Tuhan)

Ekonomi Islam (al-iqtishad al-Islami) merupakan ajaran yang bersumber dari

Allah. Pernyataan tersebut bisa ditemukan di beberapa teks Al-quran dan Hadist

yang muncul pada abad ke 6 Masehi. Di Indonesia, kajian tentang ekonomi

Islam muncul pada tahun 1990-an. Tujuan Allah dalam memberikan

“pengajaran” yang berkaitan dengan kegiatan berekonomi umat-Nya adalah

untuk memperkecil kesenjangan di antara masyarakat. Sehingga umat-Nya bisa

hidup dalam kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

2. Rabbaniyah al-hadf (bertujuan untuk Tuhan)

Selain bersumber dari Allah, ekonomi Islam juga bertujuan kepada Allah.

Artinya, segala aktivitas ekonomi Islam merupakan ibadah yang diwujudkan

dalam hubungan antarmanusia untuk membina hubungan dengan Allah. Islam

Page 54: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

40

mengisyaratkan umatnya agar selalu beraktivitas ekonomi sesuai dengan

ketentuan Allah di segala penjuru di muka bumi ini, tidak menzalimi orang lain,

dan bertujuan memberikan kemaslahatan bagi semua manusia.

3. Al-raqabah al-mazdujah (mixing control/ atau kontrol di dalam dan di luar)

Ekonomi Islam menyertakan pengawasan yang melekat bagi semua manusia

yang terlibat di dalamnya. Pengawasan dalam dimulai dari diri masing-masing

manusia, karena manusia adalah leader bagi dirinya sendiri. Pengawasan

selanjutnya yaitu pengawasan dari luar, yang melibatkan institusi, lembaga,

ataupun seorang pengawas. Adapun kaitannya dengan pengawasan dari luar,

Islam mengenalkan lembaga pengawasan pasar (hisbah) yang bertugas untuk

membenahi kerusakan dan kecurangan di dalam pasar.

4. Al-jam’u bayna al-tsabat wa al-murunah (penggabungan antara yang tetap dan

yang lunak

Hal ini terkait dengan hukum dalam ekonomi Islam. Islam mempersilakan

umatnya untuk beraktivitas ekonomi sebebas-bebasnya, selama tidak

bertentangan dengan larangan yang sebagian besar berakibat pada adanya

kerugian orang lain. Berbagai macam keharaman dalam aktivitas perekonomian

secara Islam merupakan suatu kepastian dan tidak bisa ditawar lagi. Akan tetapi,

banyak sekali hal-hal yang lunak dan boleh dilakukan, terlebih lagi boleh

dieksplorasi dengan sebebas-bebasnya karena bertujuan untuk merealisasikan

kemaslahatan manusia.

5. Al-tawazun bayna al-mashlahah al-fard wa al-jama’ah (keseimbangan antara

kemaslahatan individu dan masyarakat)

Page 55: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

41

Ekonomi Islam merupakan ekonomi yang menjunjung tinggi keseimbangan

diantara kemaslahatan individu dan masyarakat. Segala aktivitas yang

diusahakan dalam ekonomi Islam bertujuan untuk membangun harmonisasi

kehidupan. Sehingga kesejahteraan masyarakat bisa tercapai. Akan tetapi

kesejahteraan masyarakat tidak akan bisa terealisasi sebelum tercapai

kesejahteraan masing-masing individu di dalam suatu golongan masyarakat.

6. Al-tawazun bayna al-madiyah wa al-rukhiyah (keseimbangan antara materi dan

spiritual)

Islam memotivasi manusia untuk bekerja dan mencari rezeki yang ada, dan

Islam tidak melarang umatnya dalam memanfaatkan rezeki yang ada. Rasulullah

SAW pernah ditanya oleh sahabatnya, “Apakah bentuk kesombongan itu

seseorang memakai baju bagus dan memakai sandal bagus?”. Rasulullah

membantahnya dan menandaskan bahwa “kesombongan adalah penolakan

terhadap kebenaran”. Dalam Hadist lainnya disebutkan, bahwa ada empat faktor

kebahagiaan manusia di dunia, yaitu: 1) pasangan yang saleh/salehah; 2) rumah

yang luas; 3) kendaraan yang baik; 4) tetangga yang baik. Akan tetapi

pemenuhan terhadap aspek materi haruslah disesuaikan dengan kebutuhan, dan

dalam rangka untuk mendekatkan diri kepada Allah.

7. Al-waqi’iyah (realistis)

Ekonomi Islam bersifat realistis, karena sistem yang ada sesuai dengan kondisi

real masyarakat. Ekonomi Islam mendorong tumbuhnya usaha kecil dalam

masyarakat yang pada akhirnya bisa mendongkrak pendapatan mereka. Ekonomi

Islam juga ekonomi yang sangat realistis karena bisa mengadopsi segala sistem

yang ada, dengan membuang keharaman di dalamnya. Salah satunya alasan

Page 56: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

42

kenapa diharamkannya suatu praktik dalam suatu sistem yang ada adalah untuk

menghindari kerusakan di antara manusia. Karena ajaran-ajaran tentang

keharaman dalam ekonomi Islam merupakan sebab yang berakibat pada

kerugian orang lain.

8. Al-alamiyyah (universal)

Ekonomi Islam mempunyai sistem yang sangat universal. Maka dari itu, ajaran-

ajarannya bisa dipraktikan oleh siapapun dan dimanapun ia berada. Karena

tujuan ekonomi Islam hanyalah satu yaitu win win solution yang bisa dideteksi

dengan tersebarnya kemaslahatan di antara manusia dan meniadakan kerusakan

di bumi ini.

Menurut Al-Qardhawi (1997) karakteristik Ekonomi Islam memiliki Konsep

Triangle (segitiga) yaitu elemen dasar yaitu Allah, Manusia dan Alam. Al-Qardhawi

(1997) membagi 3 karakteristik Ekonomi Islam yaitu:

1. Ciri Berketuhanan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk

menjadi khalifah dengan bekerja dan beraktivitas sesuai dengan aturanNya.

Quran Surah Al-Baqarah ayat 30

Yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal

kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

Page 57: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

43

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui".

2. Ciri kemanusiaan, yaitu pengamalan prinsip-prinsip Ekonomi Syariah dengan

tidak mengabaikan ajaran-ajaran Islam dan memanfaatkan segala sesuatu yang

sudah diberikan. Quran Surah Al-Baqarah ayat 22

Yang artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan

langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia

menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu;

karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu

mengetahui”.

3. Ciri Etika, yaitu pencapaian kesejahteraan manusia tanpa melanggar aturan yang

bersumber pada Al-Quran dan Hadist. Quran Surat Al-A’raf ayat 85

Yang artinya: “Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara

mereka, Syu'aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak

Page 58: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

44

ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang

nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan

janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan

timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah

Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul

kamu orang-orang yang beriman”.

J. Beberapa Madzhab dalam Ekonomi Islam

Ketika membahas ekonomi Islam, maka akan terdapat beberapa sudut pandang

tentang ekonomi Islam, terlepas dari adanya beberapa perbedaan tersebut, semua

mazhab menyepakati bahwa ekonomi Islam selalu mengedepankan kemaslahatan.

Beberapa mazhab ekonomi Islam menurut Adiwarman A Karim (2012) diantaranya:

1. Mazhab Iqtishaduna

Mazhab ini dipelopori oleh Baqir Al-shadr dengan bukunya yang berjudul

iqtishaduna (ekonomi kita). Mazhab ini berpendapat bahwa ekonomi (economic)

tidak akan bisa sejalan dengan Islam. Ekonomi akan tetap ekonomi, dan Islam

tetap Islam, keduanya tidak bisa disatukan karena berasal dari filosofi yang

saling kontradiktif. Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul karena

adanya keinginan manusia yang tidak terbatas sementara sumber daya yang

tersedia untuk memuaskan keinginan tersebut terbatas. Baqir Al-shadr menolak

pernyataan ini karena Islam tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas,

dalil yang dipakai QS. Al-Qamar 54:49 “Sungguh telah kami ciptakan segala

sesuatu dalam ukuran yang setepat-tepatnya”. Mazhab ini berpendapat bahwa

masalah ekonomi muncul karena adanya distribusi yang tidak merata dan adil

Page 59: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

45

akibat sistem ekonomi yang membolehkan eksploitasi pihak yang kuat terhadap

pihak yang lemah.

Oleh karena itu, menurut mereka istilah ekonomi Islam tidaklah tepat.

Sebagai gantinya ditawarkan istilah baru dari filosofi Islam iqtishad. Menurut

mereka iqtishad bukan sekedar terjemahan dari ekonomi, iqtishad berasal dari

bahasa arab qashad yang secara harfiah berarti “ekuilibrium” atau “keadaan

sama, seimbang dan pertengahan”.

Maka dari itu, semua teori yang dikembangkan oleh ekonomi

konvensional dibuang dan sebagai gantinya mazhab ini berusaha menyusun

teori-teori baru yang digali dan dideduksi dairi Al-quran dan Sunnah.

2. Mazhab Mainstream IDB

Mayoritas tokoh mazhab ini bekerja di Islamic Development Bank (IBD),

yang memiliki dukungan dana dan akses ke berbagai negara sehingga

penyebaran pemikirannya dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.

Mazhab mainstream ini berbeda dari mazhab iqtishaduna sebelumya

karena mazhab ini setuju dengan bahwa masalah ekonomi muncul karena

sumber daya yang terbatas dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak

terbatas. Memang benar bahwa misalnya total permintaan dan penarawaran

beras di seluruh dunia pada titik ekuilibrium, tetapi jika berbicara pada waktu

dan tempat tertentu sangat memungkinkan terjadi kelangkaan sumber daya.

Dengan demikian hampir tidak berbeda dengan ekonomi konvensial.

Perbedaanya terletak pada cara menyelesaikan masalah tersebut. dilemma

sumber daya yang terbatas versus keinginan yang tidak terbatas memaksakan

manusia membuat skala prioritas pemenuhan keinginan, dari yang paling

Page 60: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

46

penting sampai tidak penting. Dalam ekonomi konvensional skala prioritas

ditentukan oleh selera pribadi masing-masing. Tetapi dalam ekonomi Islam

keputusan pilihan tidak dapat dilakukan semuanya saja, perilaku manusia dalam

setiap aspek kehidupannya termasuk ekonomi selalu dipandu oleh Allah lewat

Al-quran dan Sunnah.

Salah satu tokoh mazhab ini Umer Chapra berpendapat bahwa usaha

pengembangan ekonomi Islam bukan berarti memusnahkan semua hasil analisis

yang baik dan sangat berharga yang telah dicapai ekonomi konvensional selama

lebih dari seratus tahun terakhir. Mengambil hal yang baik dan bermanfaat yang

dihasilkan dari bangsa dan budaya non-Islam sama sekali tidak diharamkan.

3. Mazhab Alternatif Krisis

Mazhab ini dipelopori Timur Kuran, Jomo, dan Muhammad Arif. Mazhab

ini mengkritik kedua mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir dikritik sebagai

mazhab yang berusaha untuk menentukan sesuatu yang baru yang sebenarnya

sudah ditemukan oleh orang lain. sementara mazhab mainstream dikritik sebagai

jiplakan dari ekonomi neoklasik dengan menghilangkan variabel riba dan

memasukkan variabel zakat serta niat.

Mazhab ini merupakan mazhab yang kritis. Mereka berpendapat bahwa

analitis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme,

tetapi terhadap ekonomi Islam itu sendiri. Mereka yakin bahwa Islam pasti

benar, tetapi ekonomi Islam belum tentu benar karena ekonomi Islam merupakan

hasil tafsiran manusia atas Al-quran dan Sunnah sehingga nilai kebenarannya

tidak mutlak. Proporsi dan teori yang diajukan oleh ekonomi Islam harus selalu

Page 61: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

47

diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan terhadap ekonomi

konvensional.

K. Teori dan Konsep Pertumbuhan Ekonomi Islam

Sebagai agama universal, ajaran Islam berlaku untuk seluruh umat muslim di

muka bumi dan dapat diterapkan dalam setiap tempat dan waktu sampai akhir zaman.

Pemahaman mengutuh pada ajaran Islam, tidak menempatkan Islam sebagaimana

agama ritual semata bahkan ajaran menghambat pembangunan. Perbedaan sistem

Ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah terlatak pada falsafahnya

yang terdiri dari nilai-nilai dan tujuan (Minka, 2013).

Pembangunan ekonomi Islam memiliki dasar-dasar filosofi berikut:

1. Tauhid rububiyah, yaitu konsep ini mengajarkan bahwa Allah subhanahu

wata’alaa adalah sang pencipta atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan

dunia dan alam. Untuk manusialah yang selanjutnya mengatur model

pembangunan yang berdasarkan Islam.

2. Keadilan, yaitu pembangunan ekonomi yang merata (growth with equity)

3. Khalifah, yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah subhanahu

wata’alaa di muka bumi untuk memakmurkan dan bertanggung jawab atas

pengelolaan sumber daya yang diamanahkan kepadanya.

4. Tazkiyah, yaitu mensucikan manusia dalam hubungannya dengan Allah

subhanahu wata’alaa, sesamanya dan alam lingkungan, masyarakat dan negara.

Konsep Tauhîd meletakkan peraturan-peraturan tentang hubungan Allah dengan

manusia dan hubungan manusia dengan sesama. Konsep rubûbiyyah berarti

mengakui sifat Allah sebagai penguasa yang membuat peraturan-peraturan bagi

Page 62: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

48

menampung dan menjaga serta mengarahkan kehidupan makhluk ke arah

kesempurnaan. Konsep ini merupakan undang-undang asasi dalam alam jagat yang

merupakan pedoman tentang model yang suci bagi pembangunan sumber supaya

berguna, saling tolong-menolong dan saling bersekutu di antara mereka dalam

kebaikan.

Konsep khilâfah menempatkan manusia selaku khalîfah di muka bumi ini yang

bertanggungjawab sebagai pemegang amanah Allah dalam bidang akhlak, ekonomi,

politik, sosial dan juga prinsip organisasi sosial bagi manusia.

Konsep Tazkiyyah berperan dalam penyucian hubungan manusia dengan Allah,

manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya. Artinya, konsep ini

mengajarkan manusia untuk membangunkan dirinya yang akhirnya dapat

membangunkan semua dimensi kehidupannya termasuk dimensi ekonomi. Hasilnya

adalah falâh, yaitu kesejahteraan kehidupan di dunia dan di akhirat.

Ekonomi dalam sistem Islam memiliki tiga tujuan, yaitu:

1. Pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia,

2. Pembangunan ekonomi (dengan maksud untuk mempertahankan tujuan untuk

pemenuhan kebutuhan penduduk yang berkembang dan juga untuk memperoleh

entitas yang kuat agar mampu mempertahankan diri, mempertahankan identitas

budaya dan membantu entitas serupa dalam tugas manusia yang sama).

3. Mencegah ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan yang

cenderung berkembang dari waktu ke waktu (Muhammad, 1991).

Kebutuhan senilai dengan keinginan, di mana keinginan ditentukan oleh

kepuasan. Teori ekonomi konvensional menjabarkan kepuasan (utility) untuk

memuaskan keinginan manusia, adapun kepuasan (satisfaction) ditentukan secara

Page 63: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

49

subjektif. Produksi-konsumsi-distribusi merupakan tiga mata rantai yang terkait satu

dengan lainnya. Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan

konsumsi ada karena ada yang memproduksi dan kegiatan distribusi muncul karena

ada gap antara konsumsi dan produksi. Dalam ekonomi konvensional, perilaku

konsumsi dituntun oleh dua nilai dasar, yaitu rasionalisme dan utilitarianisme. Dalam

ekonomi Islam konsumsi dituntun oleh maslahah (manfaat dan keberkahan).

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

yang sangat diperhatikan dalam Islam, dengan menempatkan manusia sebagai pusat

dan pelaku dari pembangunan itu. Islam sebagai agama pengatur kehidupan

berperan dalam membimbing dan mengarahkan manusia dalam mengelola sumber

daya ekonomi untuk mencapai kemaslahatan di dunia dan akherat. Adapun prinsip

pembangunan ekonomi perspektif Islam antara lain:

1. Pembangunan ekonomi dalam Islam bersifat komprehensif dan mengandung

unsur spiritual, moral, dan material.

2. Fokus utama pembangunan adalah manusia dengan lingkungan kulturalnya.

3. Pembangunan ekonomi adalah aktivitas multidimensional sehingga semua usaha

harus diserahkan pada keseimbangan berbagai faktor dan tidak menimbulkan

ketimpangan.

4. Penekanan utama dalam pembangunan menurut Islam, terletak pada

pemanfaatan sumber daya yang telah diberikan Allah kepada ummat manusia.

Bangunan Ekonomi Islam didasarkan pada fondasi utama yaitu Tauhid,

kemudian Syariah dan Akhlak. Pengamalan syariah dan akhlak merupakan refleksi

dari tauhid. Dengan tauhid yang kokoh maka implementasi syariah dan akhlak

menjadi baik. Dasar dari syariah membimbing aktivitas ekonomi manusia untuk

Page 64: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

50

sesuai dengan kaidah-kaidah syariah, sedangkan akhlak membimbing manusia agar

senantiasa mengedepankan moralitas dan etika untuk mencapai tujuan. Akhlak yang

terpancar dari iman akan dapat membentuk integritas yang memunculkan good

corporate governance dan market disiplin yang baik.

L. Prinsip Pilar Ekonomi Islam

Minka (2013) menyatakan bahwa dari tiga fondasi, dapat diturunkan 10 prinsip

pilar Ekonomi Islam yaitu: Tauhid, Maslahah, Adil, Khilafah, Persaudaraan

(ukhuwah), Kerja dan Produktifitas, Kepemilikan, Kebebasan dan tanggung jawab,

Jaminan Sosial dan Nubuwwah. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Tauhid

Landasan ketauhidan ini yang membedakan Ekonomi Islam dengan Ekonomi

Kapitalisme dan Sosialisme yang didasarkan pada filsafat sekularisme dan

materialisme. Konsep tauhid juga memberi makna sebagai berikut:

a. Semua sumber daya yang ada di alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah

secara absolute (mutlak dan hakiki). Manusia yang berperan sebagai khalifah

dapat memanfaatkan sumberdaya alam yang banyak tersebut untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Manusia hanyalah pemegang amanah untuk mengelola

sumberdaya itu dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan

kehidupan manusia secara adil. Sumber daya alam yang ada, merupakan nikmat

Allah yang banyaknya tak terhitung (tak terbatas), berdasarkan QS Ibrahim ayat

34:

Page 65: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

51

Yang artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu

tidak bisa menghitungnya.”

b. Pengelolaan sumberdaya manusia harus mengikuti aturan Allah dalam bentuk

kaidah syariah, sebagaimana diterangkan dalam QS Al-Jatsiyah ayat 8:

Yang artinya: “Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian

dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri

khabar gembiralah dia dengan azab yang pedih.”

c. Praktek bunga (interest) bertentangan dengan tauhid. Setiap usaha mengandung

tiga kemungkinan yaitu untung, impas atau rugi. Sebagaimana dalam QS Ar-

Rum ayat 41:

Yang artinya “Seseorang tidak bisa memastikan berapa keuntungannya besok.”

d. Aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi, ekspor-impor idealnya

bertitik tolak dari tauhid (keilahian) dan berjalan dalam koridor syariah yang

bertujuan falah dan ridha Allah. Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al-

Mulk ayat 15:

Page 66: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

52

Yang artinya “Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka

berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rejekiNya dan

hanya kepadaNya kami dikembalikan.”

Aspek tauhid dalam produksi tercermin dari ouput yang dihasilkannya.

Seseorang yang berproduksi dengan nama Allah, maka barang yang diproduksi

akan terjaga kebaikan dan kehalalannya, sehingga mereka tidak akan

memproduksi barang-barang yang membawa mudharat seperti rokok, miras

apalagi narkoba serta barang haram lainnya.

Aspek tauhid dalam konsumsi tercermin dalam diri seorang muslim yang

hendak membeli, menjual dan meminjam tunduk pada aturan-aturan syariah

maka tidak membeli atau menjual produk dan jasa-jasa haram, memakan uang

haram (riba), memonopoli milik rakyat, korupsi ataupun melakukan suap

menyuap. Sikapnya tidak berlebih-lebihan dan menjauhi israf (mubazir) sebab

terlarang dalam Islam.

e. Seorang muslim yang memiliki harta dan akan menginvestasikannya agar

produktif, tidak akan mengivestasikannya secara ribawi di lembaga keuangan

berbasis bunga, tidak akan menggunakannya untuk spekulasi di pasar modal atau

pasar uang (money changer dan bank devisa) melainkan akan

menginvestasikannya pada lembaga keuangan syariah, berdasarkan prinsip-

prinsip syariah. Seorang muslim yang memiliki harta tidak akan

memanfaatkannya untuk sendiri, melainkan akan mendistribusikan kekayaan

pribadinya itu kepada masyarakat sesuai dengan aturan syariah.

Page 67: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

53

f. Kekayaan moral (akhlak) Ekonomi Islam dalam kegiatan ekonomi sebagaimana

yang digambarkan, tidak terdapat dalam sistem Ekonomi Kapitalis yang

berdasarkan mekanisme pasar dan bebas dari nilai-nilai moral dan agama.

2. Maslahah

Maslahah adalah tujuan syariat Islam dan menjadi inti utama syariah Islam,

diartikan sebagai kebaikan (kesejahteraan) dunia dan akhirat. Dalam kaidah Ushul

fiqih adalah segala sesuatu yang menghasilkan manfaat, kegunaan, kebaikan dan

menghindari mudharat, kerusakan dan mafsadah (jalb al-nafy wa daf’ al dharar).

Imam Al-Ghazali menyimpulkan bahwa maslahah adalah upaya mewujudkan dan

memelihara lima kebutuhan dasar yakni agama, jiwa, keturunan dan harta. Al-

Maslahah merupakan salah satu model pendekatan dalam ijtihad pengembangan

Ekonomi Islam dan siyasah Kaidah ulama adalah “Di mana ada maslahah. Maka di

situ ada syariah Allah”

3. Adil

Penegakan keadilan termasuk di dalamnya keadilan ekonomi dan penghapusan

kesenjangan pendapatan dalam setiap sektor baik ekonomi, politik maupun sosial.

Kata keadilan dalam Al-Quran disebutkan sebanyak lebih dari seribu kali, urutan

ketiga setelah kata Allah dan ‘Ilm, hal ini menunjukkan komitmen pada keadilan. Ali

Syariati menyampaikan bahwa dua pertiga ayat-ayat Al-Quran berisi tentang

keharusan menegakkan keadilan dan membenci kezaliman, dengan ungkapan kata

zulm, itsm, dhalal, dan lain-lain (Khadduri, 1984).

Guna memenuhi komitmen persaudaraan dan keadilan, dalam Ekonomi Islam

semua sumberdaya digunakan untuk mewujudkan maqashid syariah, yaitu realisasi

kemaslahatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Persaudaraan dan keadilan

Page 68: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

54

juga menuntut agar sumberdaya didistribusikan secara adil kepada seluruh

masyarakat melalui kebijakan yang adil dan instrument zakat, infaq, sedekah, pajak,

kharaj, jizyah, cukai ekspor-impor dan sebagainya. Keadilan ini ditegakkan atas rasa

persaudaraan (ukhuwah), saling mencintai (mahabbah), bahu membahu (takaful) dan

saling tolong menolong (ta’awun) baik si kaya dan si miskin maupun antara

penguasa dan rakyat.

4. Khalifah

Ketentuan Allah agar manusia menjadi khalifah di bumi terdapat pada QS Al-

Baqarah ayat 2, QS Al-An’am ayat 165, QS Fatir ayat 39. Manusia dalam memenuhi

tugasnya sebagai khalifah dibebaskan berfikir dan bernalar untuk memilih yang

benar dan salah, fair dan tidak fair serta mengubah kondisi hidupnya ke arah yang

lebih baik (QS Ar-Ra’d ayat 11).

Konsep khilafah memberikan peranan Negara dalam perekonomian, antara lain

dalam pemberian jaminan sosial kepada masyarakat, jaminan pelaksanaan ekonomi

Islam serta kontrol pasar dan memastikan tidak terjadi pelanggaran hak-hak orang

lain dalam kegiatan bisnis melalui lembaga hisbah. Intervensi pasar tidak ada kecuali

ada distorsi pasar, intervensi negara pada harga pasar didasarkan pada prinsip

maslahah, yaitu tujuan-tujuan kebaikan dan keadilan secara menyeluruh. Manusia

sebagai khalifah Allah tidak boleh boros dan serakah dalam menggunakan

sumberdaya alam. Pemanfaatan sumber daya haruslah dilakukan secara efisien dan

memikirkan generasi mendatang serta memperhatikan lingkungan.

5. Persaudaraan (ukhuwah)

Islam mengajarkan persaudaraan sesama manusia, termasuk ukhuwah dalam

perekonomian. Martabat sosial semua umat manusia di dunia sama kriterianya yaitu

Page 69: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

55

pada tingkat pengabdian dan ketaqwaannya pada Allah secara vertikal dan

kemanusiaan secara horisontal, bukan pada bangsa, ras, warna kulit. Islam

mengajarkan altruism, yaitu sifat mementingkan orang lain. Konsep persamaan

manusia, diimplikasikan bahwa antara manusia terjalin rasa persaudaraan dalam

kegiatan ekonomi, saling membantu dan bekerjasama dalam ekonomi yaitu syirkah,

qiradh dan mudharabah (profit and lost sharing).

Dalam konteks ekonomi makro, konsep bagi hasil bisa diterapkan dalam

pinjaman luar negeri dalam instrument moneter pemerintah. Islam mengajarkan

persaingan sehat, ‘fastabiwul khairat’ dengan cara meningkatkan efisiensi dan

kompetensi. Larangan dalam bisnis berkonsep ukhuwah adalah larangan

menjelekkan bisnis orang lain untuk memenangkan bisnisnya, dan larangan bai’ ‘ala

bai’ alhihi (membeli apa yang sudah ditawar saudaranya). Pelanggaran atas konsep

ukhuwah, semisal saat tingkat bunga naik-investasi menurun, untuk menjaga laba-

kapitalis menurunkan tingkat upah pekerja.

6. Kerja dan Produktifitas

Dalam Islam, bekerja dinilai sebagai suatu kebaikan dan dipandang sebagai

suatu ibadah, adapin malas adalah suatu keburukan. Rasulullah bersabda sebagimana

diriwayatkan oleh Ahmad, “Siapa bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya,

maka ia adalah mujahid fi sabillah”. Thabrani meriwayatkan, “Sesungguhnya, di

antara perbuatan dosa ada yang tidak bisa terhapus oleh (pahala) shalat, sedeqah

ataupun haji, namun dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah

penghidupan”. Dalam hadist lain Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah senang

melihat hambanya yang berusaha bekerja mencari rezeki yang halal.”

Page 70: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

56

Umar bin Khattab pernah menegur seseorang yang sering duduk berdoa di

masjid tanpa mau bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya. Umar berkata,

“Janganlah salah seorang kamu duduk di masjid dan berdoa: ‘Ya Allah berilah aku

rezeki’. Sedangkan ia tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan

hujan perak”. Maksud perkataan Umar ini adalah bahwa seseorang itu harus bekerja

dan berusaha, bukan hanya berdoa saja dengan mengharapkan bantuan orang lain.

Rasulullah memuji dan menghargai buruh yang bekerja dengan manual meskipun

telapak tangannya kasar. Suatu ketika Rasulullah pernah mencium tangan orang yang

bekerja mencari kayu, yaitu tangan Sa’ad bin Mua’az tatkala melihat tangannya

kasar akibat bekerja keras, seraya berkata, “Inilah dua telapak tangan yang dicintai

Allah”.

Produktifitas diperintahkan melalui hadist yang memerintahkan bekerja sejak

pagi-pagi. Rasulullah mendoakan secara khusus bagi orang yang bekerja sejak pagi

sekali. Perspektif kerja dan produktifitas dalam Islam adalah untuk mencapai

harmonisasi tiga sasaran, yaitu: mencukupi kebutuhan hidup, meraih laba yang wajar

dan menciptakan kemakmuran lingkungan sosial maupun alamiyah. Apabila terdapat

sengketa antara pekerja dan pemodal maka Islam memiliki cara penyelesaian yang

baik, yaitu ada posisi tawar menawar antara pekerja yang meminta upah cukup untuk

hidup keluarganya dan tingkat laba bagi pemodal untuk melanjutkan produksinya.

7. Kepemilikan

Sistem Ekonomi Islam menempatkan kepemilikan hakiki hanya pada Allah,

sebagai pemilik mutlak (absolute), sedangkan manusia memiliki hak relatif artinya

manusia hanyalah sebagai penerima titipan, trustee (pemegang amanah) yang harus

mempertanggungjawabkannya kepada Allah.

Page 71: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

57

Ada tiga jenis kepemilikan dalam Ekonomi Islam yaitu pemilikan individu

(mulk), pemilikan umum dan pemilikan Negara. Pemilikan individu diperoleh dari

bekerja, warisan, pemberian, hibah, hadiah, wasiat, mahar barang temuan dan jual

beli. Islam melarang pendapatan dari aktivitas yang tidak diridhoi Allah dan

merugikan pihak lain, seperti riba, menipu, jasa pelacuran, perdagangan gelap,

produksi dan penjualan alkohol/miras, narkoba, judi, spekulasi valuta asing,

spekulasi di pasar modal, money-game, korupsi, curang dalam takaran dan

timbangan, ikhtikar dan sebagainya.

Kepemilikan umum adalah barang-barang yang mutlak dibutuhkan manusia

dalam kehidupan sehari-hari dan juga yang menyangkut hajat hidup orang banyak,

seperti air, api (bahan bakar, listrik, gas, padang rumput (hasil hutan), minyak,

sumber mas dan perak, barang yang tidak mungkin dimiliki individu seperti sungai,

danau, jalan, lautan, udara dan sinar matahari. Pengelolaan milik umum hanya

dimungkinkan dilakukan oleh Negara untuk seluruh rakyat, dengan cara diberikan

cuma-cuma atau harga relatif murah dan terjangkau agar berdampak pada

kesejahteraan rakyat. Semisalnya tarif jalan tol seharusnya semakin murah, bahkan

gratis setelah biaya investasi dilunasi, juga jalan umum semestinya tidak boleh

dibisniskan karena milik umum.

Hak milik umum yang telah dikelola Negara melalui lembaga atau suatu badan

usaha menjadi hak milik Negara. Air, api, rumput, gas, minyak yang pada mulanya

merupakan hak milik umum, apabila dikelola Negara (dinasionalisasikan) maka

statusnya menjadi milik Negara.

Page 72: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

58

8. Kebebasan dan Tanggung Jawab

Kebebasan dalam pengertian Islam adalah kebebasan yang terkendali (al-

hurriyah al muqayyadah). Alokasi dan distribusi sumberdaya yang adil dan efisien

tidak terwujud dengan sendirinya berdasarkan kekuatan pasar, melainkan harus ada

lembaga pengawas dari otoritas pemerintah yang disebut lembaga hisbah. Dalam

Ekonomi Islam, konsep ekonomi pasar bebas tidak sepenuhnya begitu saja diterima.

Pengertian kebebasan dalam sistem Ekonomi Islam adalah tindakan manusia

bertindak dan berperilaku berdasar atas kehendak Tuhan, bukan atas dasar

kebebasannya sendiri.

Kebebasan meliputi penentuan pengelolaan sumberdaya yang baik dan buruk,

manusia telah diberi anugerah akal untuk memikirkan yang maslahah dan mafsadah,

termasuk dalam mengamalkan ekonomi. Dalam perspektif ushul fiqh kebebasan

berarti membuka pintu seluas-luasnya, manusia bebas melakukan apa saja sepanjang

tidak ada nash yang melarangnya dalam muamalah. Kaidah yang berlaku adalah

dalam muamalah segala sesuatu diperbolehkan sepanjang tidak ada dalil yang

melarangnya.

Dalam bisnis, kebebasan berarti manusia bisa melakukan inovasi apa saja

termasuk mengembangkan teknologi dan diversifikasi produk. Pertanggungjawaban

(masuliayah) yang harus dihadapi manusia di akherat nantinya adalah

konsekuensinya menjalani fungsi kekhalifahan manusia sebagai khalifah.

Pertanggungjawaban akuntabiliti atau masuliyah ditekankan dengan perintah Allah

melalui hisab atau perhitungan hari pembalasan. Satu bentuk pertanggungjawaban

dalam proses dunia adalah kemampuan analisis dan sajian ilmiah akuntansi.

Page 73: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

59

9. Jaminan Sosial

Terdapat masyarakat yang tidak mampu bekerja juga tidak berpenghasilan. Ada

juga yang mampu, namun tidak mendapatkan lapangan kerja sebagai sumber

penghasilan dan pemerintah tidak mampu mempersiapkan lapangan kerja yang

sesuai. Terdapat masyarakat yang sudah bekerja namun pemasukannya belum

mencukupi standar yang layak, karena sedikitnya pemasukan (income) atau

banyaknya keluarga yang ditanggung atau mahalnya harga barang atau karena sebab-

sebab lainnya.

Islam mengatasi problema tersebut dengan konsep takaful al-ijtima’iy (jaminan

sosial), melalui instrument zakat, infak, sedeqah dan wakaf. Islam tidak membiarkan

masyarakat menjadi miskin dan terlantar, namun berupaya mewujudkan kehidupan

yang lebih layak bagi mereka. Negara secara hukum dan moral berkewajiban

mencukupi kebutuhan pokok masyarakat, sebagai bentuk tanggung jawab

meringankan dan menghapus penderitaan rakyatnya.

10. Nubuwwah

Nubuwwah berarti kenabian. Prinsip nubuwwah dalam Ekonomi Islam

merupakan landasan etis ekonomi mikro, yang mengajarkan fungsi kehadiran

seorang Rasul/nabi untuk menjelaskan syariah Allah kepada ummat manusia.

Rasulullah merupakan personifikasi kehidupan yang baik dan benar. Untuk itu Allah

mengutus Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam sebagai rasul terakhir yang

bertugas untuk memberikan bimbingan dan sekaligus sebagai teladan kehidupan,

Sifat yang bisa diteladani adalah: shiddiq, amanah, tabligh dan fatanah.

Page 74: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

60

M. Nilai-Nilai Dalam Ekonomi Islam

Nilai dasar ekonomi Islam adalah seperangkat nilai yang telah diyakini dengan

segenap keimanan, dimana ia akan menjadi landasan paradigma ekonomi Islam.

Nilai-nilai dasar tersebut berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Kemudian sebagai

ekonomi yang bersifat Rabbani maka Ekonomi Islam mempunyai sumber “nilai-nilai

normatif-imperatif” (meminjam istilah dari Ismail Al Faruqi), sebagai panduan serta

pedoman yang mengikat. Dengan mengakses kepada aturan Ilahiyah (ketuhanan),

setiap perbuatan manusia mempunyai unsur moral, etika, dan ibadah. Setiap tindakan

manusia tidak boleh lepas dari nilai, yang secara vertikal merefleksikan moralitas

yang baik, dan secara horizontal memberi manfaat bagi manusia dan makhluk

lainnya. Nilai moral samahah (lapang dada, lebar tangan dan murah hati) ditegaskan

sebagai prasyarat bagi pelaku ekonomi untuk mendapatkan rahmat atau kasih dari

Tuhan, baik selaku pedagang/pebisnis, produsen, konsumen, debitor maupun kreditor

(Adinugraha, 2013).

Prinsip atau nilai sebagai landasan dan dasar pengembangan ekonomi Islam

terdiri dari lima nilai universal yang menjadi dasar inspirasi untuk menyusun

proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi Islam. Berikut pemaparan dan penjelasan

terkait nilai-nilai dalam ekonomi Islam (Ahmad Muhammad & Karim, 1999):

1. Tauhid (keesaan Tuhan)

Tauhid merupakan fondasi fundamental ajaran Islam. Bahwa tauhid itu yang

membentuk 3 (tiga) asas pokok filsafat Ekonomi Islam, yaitu:

Pertama, “dunia dengan segala isinya adalah milik Allah Swt dan berjalan menurut

kehendak-Nya” (QS. Al-Ma’idah: 20, QS. Al-Baqarah: 6). Manusia sebagai khalifah-

Nya hanya mempunyai hak kepemimpinan (khilafat) dan pengelolaan yang tidak

Page 75: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

61

mutlak/absolut, serta harus tunduk melaksanakan hukum-Nya. Implikasi dari status

kepemilikan menurut Islam adalah hak manusia atas barang atau jasa itu terbatas. Hal

ini jelas berbeda dengan kepemilikan mutlak oleh individu pada sistem kapitalis dan

oleh kaum proletar pada sistem sosialis.

Kedua, “Allah SWT adalah pencipta semua makhluk dan semua makhluk

tunduk kepada-Nya” (QS. Al-An’am: 142-145, QS. An-Nahl: 10-16, QS. Faathir: 27-

29, QS. Az-Zumar: 21). Dalam perspektif Islam, kehidupan di dunia hanya

dipandang sebagai ujian dan sementara (tidak kekal/abadi), dimana akan diberikan

kenikmatan dengan surga yang abadi bagi mereka yang dikasihi-Nya, sebagai

sesuatu yang sifatnya non materil, yang tidak dapat dijadikan patokan dan tidak dapat

diukur dengan sesuatu yang pasti (absolute), dan ini sulit untuk dimasukkan ke

dalam analisis ekonomi konvensional.

Ketiga, secara horizontal iman kepada Hari Akhir (kiamat) akan

mempengaruhi perilaku manusia dalam aktivitas ekonomi. Misalnya seorang muslim

yang ingin melakukan aktivitas ekonomi tertentu, maka ia juga akan

mempertimbangkan akibat setelahnya (akibat jangka panjang). Hal ini bermaksud

agar setiap individu muslim dalam memilih aktivitas ekonomi tidak hanya

memikirkan kenikmatan sesaat kala itu saja (jangka pendek) akan tetapi ia selalu

berfikir akibat baik dan buruknya jauh ke depan. Karena kehidupan di dunia hanya

“numpang lewat” untuk mencari bekal kelak di akhirat.

2. ‘Adl (keadilan)

Allah adalah Sang pencipta seluruh yang ada di muka bumi ini, dan ‘adl

(keadilan) merupakan salah satu sifat-Nya. Allah menganggap semua manusia itu

sama (egalitarianism) di hadapan-Nya dan memiliki potensi yang sama untuk

Page 76: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

62

berbuat baik, karena yang menjadi pembeda bagi-Nya hanya tingkat ketaqwaan

setiap individunya. Implikasi prinsip ‘adl (keadilan) dalam ekonomi Islam ialah

pemenuhan kebutuhan pokok bagi setiap masyarakat, sumber pendapatan yg

terhormat, distribusi pendapatan dan kekayaan secara merata, dan pertumbuhan dan

stabilitas ekonomi yang baik (Adhiwarman A Karim, 2001).

3. Nubuwwah (kenabian)

Nabi dan Rasul diutus sebagai delegasi dalam menyampaikan petunjuk Allah

kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik, benar, dan berkah (hayatun

thoyyibah) di dunia, dan mengajarkan jalan/cara untuk kembali kepada Allah jika ia

melakukan kesalahan atau kekhilafan (taubah). Nabi Muhammad merupakan model

yang ideal dalam segala perilaku, termasuk juga di dalamnya perilaku ekonomi dan

bisnis yang seyogyanya dapat diteladani serta diimplementasikan oleh setiap

manusia, khususnya para pelaku ekonomi dan bisnis. Nabi Muhammad yang

memiliki 4 (empat) sifat yang sering dijadikan landasan dalam aktivitas manusia

sehari-hari termasuk juga dalam aktivitas ekonomi dan bisnis karena selain bidang

leadership ia juga sangat perpengalaman dalam bidang perdagangan, berikut

penjelasan implementasi 4 (empat) sifat Nabi dalam aktivitas ekonomi dan bisnis

(Diwany, 2003):

a. Siddiq (benar, jujur, valid), dari sifat siddiq ini akan muncul konsep turunan,

yaitu efektivitas dan efisiensi. Efektivitas dimaksudkan untuk mencapai

tujuan yang tepat (on time) dan benar (all right), sedangkan efisiensi adalah

melakukan aktivitas dengan benar dan hemat, maksudnya menggunakan

teknik dan metode yang tidak menyebabkan kemubadziran;

Page 77: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

63

b. Amanah (responsibility, dapat dipercaya, kredibilitas). Sifat amanah

memiliki posisi yang fundamental dalam aktivitas ekonomi dan bisnis,

karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawab dalam berperilaku, maka

kehidupan ekonomi dan bisnis akan amburadul (tidak stabil).

c. Fathanah (kecerdasan, kebijaksanaan, profesionalitas, intelektualitas).

Implikasi sifat ini dalam aktivitas ekonomi dan bisnis adalah bahwa segala

aktivitas ekonomi harus dilakukan dengan ilmu atau kecerdasan, dan

optimalisasi semua potensi akal (al-’aqlu) yang ada untuk mencapai tujuan

(goal). Memiliki kredibilitas dan responsibility yang tinggi saja belum

cukup dalam menjalankan kehidupan berekonomi dan berbisnis. Tetapi

apabila dilengkapi dengan akal cerdas dan sikap profesionalitas yang

mumpuni maka hal ini akan lebih mudah dalam menjalankannya konsep

“work hard and smart”.

d. Tabligh (komunikatif, transparansi, marketeble). Sifat tabligh dalam

ekonomi dan bisnis menurunkan prinsip-prinsip ilmu komunikasi (personal,

interpersonal), seperti penjualan, pemasaran, periklanan, pembentukan opini

masa, dan lain sebagainya.

4. Khilafah (pemerintahan)

Khilafah merupakan representasi bahwa manusia adalah pemimpin (khalifah)

di dunia ini dengan dianugerahi seperangkat potensi mental dan spiritual oleh Allah

SWT, serta disediakan kelengkapan sumberdaya alam atau materi yang dapat

dimanfaatkan dalam rangka untuk sustainibilitas atau keberlangsungan hidupnya.

Implikasi dari prinsip khilāfah dalam aktivitas ekonomi dan bisnis adalah:

persaudaraan universal, kepercayaan bahwa sumber daya adalah amanah, kewajiban

Page 78: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

64

agar berpola hidup hemat dan sederhana, dan setiap individu memiliki kebebasan

yang dapat dipertanggungjawabkan dan kebebasan tersebut dibatasi dengan

kebebasan antar sesama manusia sebagai wujud dari hablum minannas. Semua itu

dalam rangka untuk mencapai tujuan syariah (maqāshid as-syariah), yang mana

maqāshid as-syariah dalam perspektif Al-Ghazali adalah untuk menciptakan

kemaslahatan dan kesejahteraan manusia. Hal ini dicapai dengan menjaga atau

melindungi agama (hifzu ad-din), jiwa (hifzu an-nafs), akal (hifzu al-’aql), keturunan

(hifzu an-nasl), dan harta manusia (hifzu al-māl).

5. Ma’ad (Hasil)

Ma’ād bermakna balasan, imbalan, ganjaran. Menurut Imam Al-Gazhali

implikasi konsep ma’ād dalam kehidupan ekonomi dan bisnis misalnya,

mendapatkan profit/laba sebagai motivasi para pelaku bisnis. Laba tersebut bisa

didapatkan di dunia dan bisa juga kelak akan diterima di akhirat. Karena itu konsep

profit/laba mendapatkan legitimasi dalam Islam (Adhiwarman A Karim, 2001).

N. Ekonomi Islam Sebagai Suatu Ilmu dan Norma

Ilmu Ekonomi Islam merupakan teori atau hukum-hukum dasar yang

menjelaskan perilaku-perilaku antar variabel ekonomi dengan memasukkan unsur

norma ataupun tata aturan tertentu (unsur Ilāhiyah). Oleh karena itu, Ekonomi Islam

tidak hanya menjelaskan fakta-fakta secara riil, tetapi juga harus menerangkan

idealitas yang seyogyanya dapat dilakukan, dan apa yang seharusnya terjadi dan

dikesampingkan atau dihindari, idealita ini dilandasi atas dasar nilai (value) dan

norma (norm) tertentu, baik secara eksplisit maupun implisit, kemudian inilah yang

disebut dengan ekonomi normatif. Sedangkan ekonomi positif bahasannya lebih

Page 79: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

65

terfokus kepada realitas relasi ekonomi atau mengenai fenomena yang nyatanya

terjadi (Pengkajian, 2008).

Dengan demikian, Adhiwarman A Karim (2001) mengatakan dalam ekonom

muslim, perlu pengembangan suatu ilmu ekonomi yang khas, yang dilandasi oleh

nilai-nilai Iman dan Islam yang tidak hanya dihayati tetapi juga diamalkannya, yaitu

ilmu ekonomi Islam. Sebuah sistem ekonomi yang juga menjelaskan segala

fenomena tentang perilaku pilihan dan pengambilan keputusan dalam setiap unit

ekonomi dengan memasukkan tata aturan syari’ah sebagai variabel independent (ikut

mempengaruhi segala pengambilan keputusan ekonomi), yang berasal dari Allah

SWT. Proses integrasi norma dan aturan syariah ke dalam ilmu ekonomi, disebabkan

adanya pandangan bahwa kehidupan di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan di akhirat. Semuanya harus seimbang karena dunia adalah ladang akhirat.

Keuntungan (return) yang kelak diperoleh seseorang di akhirat, bergantung pada apa

yang ia telah investasikan di dunia (Adhiwarman A Karim, 2001).

O. Ekonomi Pembangunan Dalam Perspektif Islam

Almizan (2016) menyatakan bahwa dalam Islam perspektif pembangunan yang

menyinggung nilai keIslaman adalah berhubungan dengan maqashid syariah.

Ekonomi Islam merealisasikan keseimbangan antara kepentingan Individu dan

Kepentingan Masyarakat. Cita-cita luhur ekonomi Islam adalah melaksanakan misi

sebagai khalifah di bumi dengan tugas memakmurkannya. Keuntungan material yang

dicapai dalam setiap kegiatan ekonomi, bagi seorang muslim adalah menjadi tujuan

perantara untuk meraih cita-cita insani berupa kepatuhan kepada Allah Swt. Kajian

tentang pertumbuhan (growth) dan pembangunan (development) ekonomi dapat

Page 80: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

66

ditemukan dalam konsep ekonomi Islam baik dalam Al-Quran, sunnah maupun

pemikiran ulama Islam jaman dahulu. Namun muncul kembali karena kondisi

negara-negara muslim membutuhkan formula khusus dakam strategi dan

perencanaan pembangunannya. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Ekonomi

dalam Islam, adalah pengawasan hati nurani yang terbina atas keyakinan akan

adanya Allah subhanahu wa Ta’ala dan perhitungan hari akhir.

Ekonomi pembangunan sesungguhnya hadir ditujukan khusus untuk mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara miskin (negara berkembang)

yang merdeka pasca perang dunia kedua. Namun hingga kini penduduk miskin di

negara berkembang tetap saja semakin banyak. Sejarah telah mencatat, ilmuwan dan

ekonom dalam peradaban Islam seperti Ibnu Taimiyah (1262-1328) dan Ibnu

Khaldun (1332-1406) jauh hari telah menulis dalam karyanya masing-masing terkait

masalah-masalah ekonomi seperti masalah buruh, masalah nilai, keuangan negara,

pajak, hubungan pertumbuhan populasi dengan pertumbuhan ekonomi, hingga

hukum permintaan dan penawaran (Aedy, 2011). Bahkan ekonomi pembangunanpun

telah lahir jauh sebelum itu, karena sejak awal instrumen filantropi Islam menjadi

solusi kemiskinan.

Dalam sisi lain, ekonomi Islam memiliki misi yang jauh lebih luas dan

komprehensif yaitu membangun sikap mental, yaitu membangun manusia secara

utuh tidak hanya membangun ekonomi rakyat. Bukan hanya sisi jasmani namun juga

kebutuhan spiritual transendental. Dengan menggunakan pendekatan Ibnu Khaldun,

ia menyimpulkan bahwa pembangunan ekonomi yang ideal adalah yang mampu

memenuhi kebutuhan dasar seluruh umat manusia (basic needs), dan ‘demater

Page 81: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

67

ialisasi’. Sebaliknya, fenomena konsumsi berlebihan, korupsi moral dan keserakahan

ekonomi adalah indikator awal kejatuhan sebuah peradaban.

Dalam ekonomi Islam, kewirausahaan (entrepreneurship) sangat didorong.

Begitu pula penggunaan teknologi mutakhir. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

tidak dibedakan, artinya, tidak ada pertentangan yang inheren antara nilai-nilai Islam

dengan nilai yang ekonomi pembangunan inginkan (Ahmad dalam Ramadani et al.,

2017). Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:

1) Sumber daya yang dapat dikelola (invisible resources), 2) Sumber daya manusia

(human resources), dan Wirausaha (entrepreneurship), 3) Teknologi (technology).

Menurut M Umer Chapra (1992) salah satu cara yang paling konstruktif dalam

mempercepat pertumbuhan yang berkeadilan adalah dengan membuat masyarakat

dan individu untuk mampu semaksimal mungkin mengunakan daya kreasi dan

artistiknya secara profesional, produktif dan efisien. Dengan demikian, semangat

entrepreneurship (kewirausahaaan) dan harus ditumbuhkan dan dibangun dalam jiwa

masyarakat. Menumbuh kembangkan semangat jiwa kewirausahawan akan dapat

mendorong pengembangan usaha kecil secara signifikan. Usaha kecil, khususnya di

sektor produksi akan menyerap tenaga kerja yang luas dan jauh lebih besar.

Beberapa studi menunjukkan secara jelas konstribusi yang besar dari industri

kecil dan usaha mikro dalam memberikan lapangan pekerjaan dan pendapatan yang

secara tidak langsung mereka berarti mengembangkan pendapatan dan permintaan

akan barang dan jasa, peralatan, bahan baku, dan ekspor. Mereka adalah industri

padat karya yang kurang memerlukan bantuan dana luar (asing), bahkan kadang

tidak begitu tergantung kepada kredit pemerintah dibanding industri berskala besar

(Hezam).

Page 82: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

68

Dalam pembangunan ekonomi, ekonom bukan saja tertarik kepada masalah

perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan

ekonomi, misalnya kepada usaha perombakan sektor pertanian yang tradisional,

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Istilah

pembangunan ekonomi yang dimaksudkan dalam Islam adalah: “the process of

allaviating poverty and provision of ease, comfort and decency in life” (proses untuk

mengurangi kemiskinan serta menciptakan ketentraman, kenyamanan dan tata susila

dalam kehidupan). Dalam pengertian ini, maka pembangunan ekonomi menurut

Islam bersifat multi dimensi yang mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif.

Tujuannya bukan semata-mata kesejahteraan material di dunia, tetapi juga

kesejahteraan akhirat. Keduanya menurut Islam menyatu secara integral dan saling

mempengaruhi (Mahrusy, 2009 dalam Almizan 2016).

M Umer Chapra (1992) menilai beberapa tujuan penting musti diprioritaskan,

yaitu pertumbuhan yang diiringi tenaga kerja penuh, stabilitas ekonomi, keadilan

distributif dan kepedulian terhadap alam. Kekayaan, kesejahteraan hidup dan

keuntungan hidup bagi seluruh masyarakat sebagai cita-cita Ekonomi Islam

direalisasikan dengan disertai niat melaksanakan hak khalifah dan mematuhi perintah

Allah. Mizan (2016) memprioritaskan pertumbuhan diiringi tenaga kerja yang dapat

diandalkan dan terampil di bidangnya, akan menghasilkan hasil pekerjaan bermutu.

Pembangunan ekonomi merupakan perrtumbuhan kematangan manusia, yaitu

kemajuan materi saat ini yang tidak bisa dihindari dan harus ditunjang dengan

kekuatan kematangan spiritual.

Page 83: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

69

Adapun prinsip pembangunan ekonomi perspektif Islam antara lain:

1. Pembangunan ekonomi dalam Islam bersifat komprehensif dan mengandung

unsur spiritual, moral, dan material.

2. Fokus utama pembangunan adalah manusia dengan lingkungan kulturalnya.

3. Pembangunan ekonomi adalah aktivitas multidimensional sehingga semua

usaha harus diserahkan pada keseimbangan berbagai faktor dan tidak

menimbulkan ketimpangan dan

4. Penekanan utama dalam pembangunan menurut Islam, terletak pada

pemanfaatan sumber daya yang telah diberikan Allah kepada ummat manusia.

Rasulullah Muhammad shalallahi ‘alaihi wassalam memerintahkan manusia

untuk memakmurkan dan memelihara bumi dengan cara membuka tanah mati

(ihyatul Mawat) dengan mengolahnya, menanaminya dengan tanaman-tanaman yang

bermanfaat bagi manusia yang semuanya itu dengan tujuan untuk meneruskan

kelangsungan hidup manusia di mula bumi serta bentuk pengabdiannya kepada

Allah. “Barangsiapa yang membuka tanah yang mati, maka tanah itu miliknya dan

hasil apa yang dimakan oleh binatang atau orang dari tanah itu adalah sebagai

sedekahnya” (HR Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Hibban).

Muhammad shalallahi ‘alaihi wassalam berkata dari Jabir bin Abdullah r.a.,

“Ada beberapa orang dari kami mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata:

Kami akan sewakan tanah itu (untuk mengolahnya) dengan sepertiga hasilnya,

seperempat dan seperdua. Rasulullah bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah,

maka hendaklan ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan),

maka jika ia enggan hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu”

(H.R. Imam Bukhori dalam kitab Al Hibbah).

Page 84: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

70

P. Ekonomi Sosial Syariah

Variabel religiusitas dalam penelitian ini dikategorikan sebagai instrumen

Ekonomi Sosial Syariah. Instrumen Islamic funding dalam hal ini adalah sektor

zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf). Adanya sektor Ziswaf ini sesuai dengan

perintah dalam Alquran yang berperan untuk mewujudkan keadilan ekonomi dan

sosial dalam bermasyarakat. Sementara itu, wakaf memiliki peran besar dalam

mendukung pembangunan infrastruktur dalam masyarakat (Setiawan, 2004). Zakat,

Infak, Sedekah dan Wakaf adalah ekonomi-sosial Islam yang sangat penting.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, faktor adalah hal (keadaan,

peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu, adapun

pengertian religiusitas didefinisikan dalam beberapa istilah yang memiliki

hubungan satu sama lainnya, yaitu: Religi (kata benda), kepercayaan kepada Tuhan;

kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati diatas manusia; kepercayaan

(animisme, dinamisme), agama: Religius (kata sifat), bersifat religi; bersifat

keagamaan; yang bersangkut-paut dengan religi: Religiusitas, pengabdian terhadap

agama; kesalehan.

Menurut kamus Teologi Inggris-Indonesia, istilah religiusitas berasal dari

bahasa Inggris religion yang berarti agama. Kemudian menjadi kata sifat religious

yang berarti agamis atau saleh dan selanjutnya menjadi kata keadaan religiosity yang

berarti keberagaman atau kesalehan. Religiusitas (religiosity) merupakan ekspresi

spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai serta hukum yang

berlaku. Faktor religiusitas dapat disimpulkan sebagai suatu variabel atau unsur yang

mengekspresikan nilai spiritual yang berkaitan dengan seistem keyakinan, nilai serta

hukum yang berlaku.

Page 85: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

71

Zakat secara etimologi berasal dari bahasa Arab, terdiri atas huruf za (ز), ka

,Huruf terakhir, adalah huruf mu'tal dan karena ia sulit dilafazkan .(و) dan wa ,(ك)

maka cukup dibaca zakat (زكاة), ia terganti dengan huruf Ta al-Marbuthah. Secara

etimologi kata zakat tersebut berarti bersih, bertambah, dan bertumbuh. Jika

dikatakan tanaman itu zakat artinya ia tumbuh dan kemudian bertambah

pertumbuhannya. Jika tanaman itu tumbuh tanpa cacat, maka kata zakat di sini

berarti dikatakan bahwa tanaman itu zakat artinya ia tumbuh dan kemudian

bertambah pertumbuhannya. Jika tanaman itu tumbuh tanpa cacat, maka kata

zakat di sini berarti bersih. Menurut istilah. zakat ialah kewajiban seorang muslim

untuk mengeluarkan nilai bersih dari kekayaannya yang tidak melebihi satu nisab,

diberikan kepada mustahik dengan beberapa syarat yang telah ditentukan.

Tabel 2. 1 Ringkasan Perbedaan antara Zakat, Infak, Sedeqah, Hibah dan Wakaf

No

Indikator Zakat Ifak Sedekah Hibah Wakaf

1 Sifat hukum Wajib Sukarela Sukarela Sukarela Sukarela

2 Motivasi

melakukan

Menjalankan

kewajiban

pada Allah

Bisa berupa

kewajiban

(misalkan

nafkah) atau

keinginan

pribadi

(misalkan

memberi

hadiah)

Mendekatkan

diri pada

Allah dan

menolong

yang

membutuh-

kan

Kasih

sayang

Mendekatka

n diri pada

Allah dan

memberi

manfaat luas

bagi sesama

3 Jenis harta

yang bisa

dikeluarkan

Tertentu saja

berdasarkan

dalil

Tidak ada

ketentuan

khusus

Tidak ada

ketentuan

khusus,

bahkan

mencakup

sesuatu

bersifat

non-materi

Tidak ada

ketentuan

khusus

Tidak ada

ketentuan

khusus

selama harta

tersebut

bermanfaat

4 Nama

Pengelola

Amil Zakat Tidak ada

nama khusus

Tidak ada

nama khusus

Tidak ada

nama

khusus

Nazhir

5 Syarat khusus

bagi pihak

Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Page 86: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

72

yang

mengeluarkan

6 Syarat khusus

bagi penerima

manfaat

Hanya

mencakup

delapan

golongan

(ashnaf)

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sesuai

keinginan

wakif

7 Kepemilikan

hak pasca

dilakukan

Milik

mustahik/

ashnaf

Milik

penerima

Milik

penerima

Milik

penerima

Milik Allah

dan dikelola

untuk

kepentingan

ummat

Sumber: DEKS Bank Indonesia (2016)

Penerima zakat ialah: 1) Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya,

tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2) Orang

miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3)

Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan

zakat. 4) Muallaf orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru

masuk Islam yang imannya masih lemah. 5) Memerdekakan budak: mencakup juga

untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6) Orang berhutang:

orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak

sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan

umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.

7) Orang pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan

kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu

mencakup juga kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-

lain. 8) Orang yang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan

dalam perjalanannya.

Implikasi distribusi Zakat dalam perekonomian negara antara lain adalah

secara analisis mikroekonomi zakat dapat didekati melalui pendekatan fungsi

konsumsi, investasi maupun kesempatan kerja; adapun secara pendekatan makro

Page 87: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

73

dapat dilakukan melalui model keseimbangan makro ekonomi (DEKS Bank

Indonesia, 2016). Tabel 2.1 berikut menyajikan perbedaan antara ekonomi sosial

Zakat, Infak, Sedeqah, Hibah dan Wakaf menurut indikator-indikator motivasi yang

melakukan, Jenis harta yang dikeluarkan, nama pengelola, syarat khusus bagi pihak

yang mengeluarkan, tenggat waktu pemberian, kepemilikan hak pasca dilakukan.

Elemen pokok yang harus dipertimbangkan untuk memahami pengaruh zakat

terhadap investasi ada lima hal (DEKS Bank Indonesia, 2016), yakni:

1. Zakat dipungut atas uang atau aset keuangan yang menganggur, misalkan

simpanan emas atau uang yang melebihi jangka waktu setahun dan mencukupi

nishab, sehingga mendorong orang untuk berinvestasi atau berproduksi.

2. Ketentuan dan fatwa terkait dengan tarif zakat, pengecualiannya, obyek zakat,

dan alokasinya telah ditetapkan sehingga bisa mendorong investasi.

3. Efek pengganda akibat naiknya konsumsi agregat juga akan meningkatkan

investasi.

4. Sebagian zakat didistribusikan kepada muzaki dalam bentuk modal kerja.

5. Adanya pergeseran pola konsumsi akibat zakat akan berpengaruh terhadap

komposisi investasi.

6. Stabilitas sosial sebagai akibat adanya peningkatan kualiatas hidup orang miskin

(mustahik) dan kehid upan yang lebih harmoni antara kelompok kaya dan miskin

dapat mendorong iklim investasi yang kondusif.

Wakaf secara etimologi berasal dari perkataan Arab, al-waqf berarti menahan,

mencegah, menghentikan atau berdiam di tempat. Kata al-waqf ini sering disamakan

dengan at-tahbis atau at-tasbil yang bermakna al-habs ‘an tasarruf, yakni mencegah

dari mengelola. Hukum-hukum wakaf masa sekarang banyak didasarkan pada dalil-

Page 88: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

74

dalil ijtihadiyah mengingat konsep wakaf tidak secara spesifik diterangkan dalam

Quran dan Hadist, namun tidak ditemukan dalil yang secara tegas membolehkan atau

melarangnya. Sementara wakaf uang memiliki manfaat yang besar untuk

kemaslahatan mawquf ‘alayh, maka atas dasar al-maslahah al-mursalah wakaf

hukumnya boleh.

Masjid Quba di Madinah adalah wakaf pertama dalam sejarah Islam yang

diketahui. Pengelolaannya menyediakan pendapatan untuk dibelanjakan pada

pemeliharaan masjid dan biaya operasionalnya Wakaf mencakup properti yang

digunakan untuk menghasilkan layanan keagamaan serta layanan/pendapatan amal,

seseorang dapat dengan tepat. Tindakan wakaf pertama yang dibuat oleh Nabi

Muhammad salallahu alaihi wassalam adalah pembelian tanah dan pembangunan

masjidnya di Madinah (Al-Masjid al-Nabawi), Masjid Qubā, Masjid Banī Harām,

Masjid Banī Dīnār, Masjid Bani Tufrah, Masjid al-Jum'ah, Masjid al-Rāyah, Masjid

al-Sabaq, dan Masjid al-Sajdah dll. Semasa Nabi Muhammad salallahu alaihi

wassalam tidak ada pembagian atau pengkategorian wakaf, namun dalam

perkembangannya ulama Islam membaginya dalam tiga jenis yaiitu: wakaf religius

(Waqf li-Allah), wakaf filantropis (Waqf al-Khayrī), dan wakaf keluarga (Waqf al-

ahli).

Wakaf religius, di masyarakat mana pun dan untuk agama apa pun, berfungsi

untuk menambah kesejahteraan sosial masyarakat karena membantu memenuhi

kebutuhan religius masyarakat dan mengurangi biaya langsung penyediaan layanan

keagamaan bagi generasi mendatang.

Wakaf filantropis bertujuan untuk mendukung segmen masyarakat miskin dan

semua kegiatan yang menarik bagi masyarakat. Wakaf Filantropis dimulai oleh Nabi

Page 89: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

75

Muhammad salallahu alaihi wassalam. Di Madinah, air minum yang digunakan

dijual dengan harga tinggi. Dengan migran yang mengalir masuk terus-menerus

melarikan diri dari tanah dan kota mereka kaibat menghindari penganiayaan berbasis

agama, maka muncul kesulitan orang miskin membayar air. Nabi Muhammad

salallahu alaihi wassalam menyerukan orang membeli sumur dan menjadikan wakaf

gratis untuk siapa pun yang mengambil air; `Utsman ibn` Affan membelinya,

membuatnya menjadi wakaf.

Wakaf filantropis juga terjadi saat seorang bernama Mukhairiq mendermakan

tujuh bidang kebun buah-buahan miliknya yang ada di Madinah setelah dia

meninggal di tahun 626 M. Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam mengambil

alih kepemilikan tujuh bidang kebun tersebut dan menetapkannya sebagai wakaf

derma untuk diambil manfaatnya bagi fakir miskin.

Wakaf keluarga terjadi semasa setelah kematian Nabi Muhammad salallahu

alaihi wassalam, pada masa pemerintahan `Umar ibn Al-Khattab (635-645), penerus

kedua. Ketika Umar memutuskan untuk mendokumentasikan secara tertulis

wakafnya di Khaybar, ia mengundang beberapa sahabat Nabi Muhammad salallahu

alaihi wassalam untuk membuktikan dokumen ini. Jaber, sahabat lain, mengatakan

bahwa ketika berita itu pecah setiap pemilik real estate membuat wakaf tertentu.

Beberapa dari mereka menyatakan bahwa bagian dari buah dan pendapatan wakaf

mereka harus didistribusikan kepada anak-anak dan keturunan mereka sendiri dan

bagian lain harus diberikan kepada orang miskin. Wakaf jenis ini disebut anak cucu

atau wafat keluarga.

Dari hadist yang diriwayatkan Ibn Hisham bahwa tujuh kebun ditinggalkan

kepada Nabi oleh Companion Mukhayriq atas kematian yang terakhir dalam

Page 90: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

76

pertempuran Uhud, yang telah Nabi (saw) menetapkan wakaf dan ia digunakan untuk

menghabiskan buah mereka di rumah tangganya dan untuk membeli persenjataan

pertahanan dan peralatan (Kahf, 2007).

Pembangunan ide, kebijakan dan prinsip-prinsip wakaf yang terpenting dan

termasyur adalah kejadian terhadap Umar yang mendapat tanah di Khaybar dan

kemudian pergi kepada Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam, dan berkata:

“Rasulullah! Saya mendapat tanah di Khaibar. Saya tidak pernah mendapat properti

yang lebih berharga bagi saya daripada ini. Apa yang Anda sarankan kepada saya?”

Dia berkata: “Jika Anda mau, Anda dapat membuat mewariskan itu, dan

memberikannya sebagai sedekah (amal); asalkan itu tidak boleh dijual, dibeli,

diberikan sebagai hadiah atau diwariskan”. Ibnu Umar, sang narator dari insiden itu,

berkata, “kemudian Umar memberikannya sebagai amal untuk orang miskin,

saudara, budak, pejalan kaki, dan tamu. Tidak ada salahnya bagi orang yang

bertanggung jawab untuk memberi makan dirinya sendiri atau teman dari itu tetapi

secara gratis, tanpa mencari keuntungan”. (HR Bukhari: 2737).

Dalam catatan sejarah Islam, wakaf tunai sudah dipraktikkan sejak awal abad

kedua hijriyah. Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan ahli yurisprudensi

Islam (fuqaha’) tentang siapa yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf.

Menurut sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa yang pertama kali

melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW yaitu wakaf tanah milik Nabi SAW

untuk dibangun masjid.Sebagian ulama menyatakan bahwa yang pertama kali

melaksanakan syariat wakaf adalah Umar bin Khatab. Pendapat ini berdasarkan

hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar ra, sebagaimana telah dikemukakan di atas

(Ahmed, 2004).

Page 91: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

77

Praktek wakaf juga berkembang luas pada masa dinasti Umayah dan dinasti

Abbasiyah dan dinasti sesudahnya, banyak orang berduyun-duyun untuk

melaksanakan wakaf, dan wakaf tidak hanya untuk orang-orang fakir dan miskin

saja, tetapi wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan,

membangun perpustakaan dan membayar gaji para statnya, gaji para guru dan

beasiswa untuk para siswa dan mahasiswa. Antusiasme masyarakat kepada

pelaksanaan wakaf telah menarik perhatian negara untuk mengatur pengelolaan

wakaf sebagai sektor untuk membangun solidaritas sosial dan ekonomi masyarakat

(Arif, 2010).

Wakaf uang juga dikenal pada masa Dinasti Ayyubiyah di Mesir. Pada masa

itu perkembangan wakaf sangat menggembirakan. Wakaf tidak hanya sebatas pada

benda tidak bergerak semisal wakaf uang. Salahuddin al-Ayyubi juga banyak

mewakafkan lahan milik negara untuk kegiatan pendidikan, seperti mewakafkan

beberapa desa untuk pengembangan madrasah madzab asy-Syafi’i, madrasah

Madzab Maliki dan madzab Hanafi dengan dana melalui model mewakafkan kebun

dan lahan pertanian, seperti pembangunan madrasah madzb Syafi’i dan kuburan

Imam Syafi’i dengan cara mewakafkan kebun pertanian dan pulau al-Fil.

Dinasti Mamluk juga mengembangkan wakaf dengan pesatnya, apa saja boleh

diwakafkan dengan syarat dapat diambil manfaatnya. Pada masa itu, yang banyak

diwakafkan adalah tanah pertanian dan bangunan seperti gedung perkantoran,

penginapan dan tempat belajar. Terdapat juga hamba sahaya (budak) yang

diwakafkan untuk merawat lembaga-lembaga agama, misalnya mewakafkan budak

untuk memelihara masjid dan madrasah.

Page 92: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

78

Wakaf Islam juga mempengaruhi perkembangan kepercayaan di Eropa Barat-

terutama pembentukan lembaga pendidikan yang mulia seperti Universitas Oxford

dan Merton College, di mana lembaga kepercayaan muncul hanya di Abad ke-13,

setelah berakar di Islam Timur Tengah selama setengah milenium (Sadeq, 2002).

Universitas Al-Azhar di Mesir, Al-Qarawiyyin dan Zaitouna adalah pusat

pembelajaran Islam terkemuka, juga dari wakaf.

Pada masa Kekaisaran Ottoman di Turki, dalam hal pemerintahan terdapat

contoh baru dari pelaksanaan Wakaf Uang Tunai. Kesultanan Utsmaniyah dengan

bantuan uang tunai yang luas, telah berhasil mengurangi waktu bagi pemerintah

untuk melengkapi upaya pembangunannya dalam penyediaan fasilitas adalah layanan

pendidikan, perawatan kesehatan, ilmiah dan masyarakat Turki.

Di Damaskus, dijumpai Rumah Sakit Noori yang didirikan tahun 1145AD,

rumah sakit yang dibangun pada sektor kedokteran melalui wakaf yang mengadopsi

rekam medis, kemudian menjadi sekolah kedokteran. Banyak dokter terkemuka lulus

di pusat medis, termasuk Ibn Nafis, seorang sarjana yang menemukan teori sistem

pernapasan di paru-paru manusia.

Di Istanbul terdapat salah satu contoh wakaf kesehatan, yaitu Rumah Sakit

Anak Shishli yang didirikan pada tahun 1898. Pengguna dari pendapatan wakaf

termasuk layanan kesehatan yang meliputi pembangunan rumah sakit dan

pengeluaran untuk dokter, peserta magang, pasien dan obat-obatan (Kahf, 2004). Di

Istambul yang merupakan kota terbesar di Eropa pada akhir abad ke-18, diperkirakan

berpenduduk 700.000. Setiap hari hingga 30.000 orang diberi makan oleh

pengumpulan amal yang didirikan di bawah sistem Wakaf (Ahmed, 2007).

Page 93: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

79

Pada pertengahan abad ke-19, lahan pertanian wakaf merupakan setengah dari

luas tanah di Aljazair dan sepertiga di Tunisia; dan bahkan pada pertengahan abad

ke-20, seperdelapan di Mesir. Saat ini, lebih dari 8.000 institusi pendidikan dan lebih

dari 123.000 masjid di Bangladesh dari lembaga wakaf. Sebuah Universitas di

Karachi dibiayai oleh wakaf. Kompleks perbelanjaan besar di Dhaka adalah wakaf,

menyediakan lapangan kerja untuk sejumlah besar orang dan bahkan membiayai

rumah publikasi, auditorium besar, dan masjid (Sadeq, 2002).

Jalil (2008) mengungkapkan ada tiga instrumen untuk akumulasi dana dari

wakaf, yaitu; dana tunai dan e-wakaf; sertifikat nilai per-meter persegi dan

penerbitan sukuk. Dana tunai dan e-wakaf dipertimbangkan untuk proyek skala kecil,

nilai sertifikat per-meter persegi dan sukuk akan difokuskan untuk struktur proyek

berskala menengah dan besar. Mutawalli (pengelola dana tunai waqaf)

mengumpulkan dana dari waqaf dan menginvestasikan uang di sektor riil dan dalam

peluang investasi berbasis syariah. Peneliti lainnya menambahkan, bahwa untuk

berinvestasi dalam wakaf tunai, kontrak mudharabah (kemitraan) diperbolehkan

untuk menghasilkan pendanaan (Mohsin, 2007).

Ahmad (2015) menuliskan bahwa menurut Economic Review Bangladesh

tahun 2007, Bangladesh telah mengimplementasikan lima Rencana Lima Tahunan

dan satu Rencana Dua Tahunan dan suatu Rencana Tiga Tahunan PRSP Rolling

guna akselerasi pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Dalam upaya

menjaga visi MDGs, pemerintahnya menyetujui Kertas Strategi Pengurangan

Kemiskinan (PRSP) dan Bangladesh sekarang sedang dalam proses untuk

menyelesaikan PRSP kedua untuk menarik dana dari IMF dan Bank Dunia untuk

pengurangan kemiskinan. Tetapi program-program ini gagal mencapai tujuan

Page 94: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

80

mereka. Sekarang mereka berpikir tentang sistem jaminan sosial yang lengkap,

memanfaatkan Wakaf dengan benar sebagai salah satu sumber ekonomi yang kuat

untuk memberantas kemiskinan. Jika mengintegrasikan wakaf dalam program

pengentasan kemiskinan dan mencoba mempraktekkan seperti zaman klasik Islam,

wakaf dapat menjadi instrumen pengentasan kemiskinan Islam yang efektif dan

terkuat.

Organization Islamic Conference (OKI) dalam DEKS Bank Indonesia (2016)

menyatakan bahwa sandaran utama menganalisis kondisi sosio ekonomi yakni: (1)

indikator demografi dan pembangunan manusia, (2) indikator makroekonomi, (3)

indikator ekonomi sektor eksternal.

Indikator sosio-ekonomi yang pertama adalah berkaitan dengan analisis

indikator demografi dan pembangunan manusia di dalamnya untuk mencapai

pembangunan manusia dan sosial masyarakat secara keseluruham, seputar indikator

demografi, struktur populasi, statistik vital, kesehatan, pendidikan, kemiskinan dan

pembangunan manusia, teknologi informasi dan komunikasi, dan sebagainya.

Indikator sosio-ekonomi yang kedua adalah makro ekonomi, yang meliputi

perhitungan total output produksi, pertumbuhan ekonomi, pendapatan nasional,

GDP per kapita, struktur output dan permintaan, inflasi, penawaran uang, nilai tukar,

investasi, serta tabungan. Indikator ketiga yaitu indikator ekonomi sektor eksternal,

mengenai indikator perdagangan antarnegara (ekspor-impor), neraca pembayaran

dan international reserve, utang eksternal serta financial flow (net Official

Development Assistence, net other financial flow, dan net private sector flow).

Page 95: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

81

Q. Pengertian Pajak

Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 mengenai perubahan ketiga atas

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 menyebutkan bahwa “Pajak adalah kontribusi

wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat”.

Sumber penerimaan dari sektor pajak memiliki usia yang tidak terbatas dan

akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu, peran

serta wajib pajak sangat mempengaruhi jumlah penerimaan pajak (Trisnasari, Sujana,

& Herawati, 2017). Sistem pajak yang ideal seharusya memiliki prinsip keadilan dan

kebermanfaatan, dimana diharapakan manfaat yang dihasilkan harus lebih tinggi dari

pajak yang dibayar oleh wajib pajak (Purnamawati, 2014).

Indonesia menerapkan sistem pajak self-assessment, dimana sistem ini

mengharuskan wajib pajak berperan aktif dan sadar dalam melaksanakan kewajiban

pajak. Kriteria wajib pajak dalam sistem self-assessment adalah sebagai berikut

(Herryanto & Toly, 2013):

1. Mendapatkan NPWP, wajib pajak secara aktif mendaftarkan diri ke Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) setempat sesuai domisili dalam Kartu Tanda Penduduk

(KTP);

2. Wajib pajak mengambil formulir Surat Pemberitahuan (SPT) di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) setempat secara mandiri;

3. Wajib pajak menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang terhutang melalui

pengisin Surat Pemberitahuan (SPT) secara mandiri;

Page 96: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

82

4. Wajib pajak menyetor dan melaporkan sendiri formulir Surat Pemberitahuan

(SPT) secara aktif tepat waktu, tanpa harus ditagih;

Sistem pajak self-assessment memiliki kelemahan berupa seolah-olah

memberikan kesempatan bagi wajib pajak untuk mengurangi jumlah pajak yang

harus dibayar. Namun di sisi lain memiliki keuntungan yaitu bahwa kantor pajak

tidak perlu disulitkan dalam perhitungan dan mendata jumlah pajak yang seharusnya

dibayar oleh wajib pajak (Jamil, 2017).

R. Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

Pengampunan pajak (tax amnesty) adalah program pengampunan pajak dari

pemerintah kepada wajib pajak berupa penghapusan pajak terhutang, sanksi

administrasi perpajakan, dan sanksi pidana dengan cara mengungkap harta dan

membayar uang tebusan (Adam, Tuli, & Husain, 2017). Hutang pajak yang

dimaksud dalam hal ini adalah meliputi hutang pajak semua harta maupun aset di

luar negeri maupun dalam negeri (Jamil, 2017). Peraturan mengenai pengampunan

pajak (tax amnesty) diatur oleh Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 dan

peraturan-peraturan turunannya yang berkaitan dengan pengampunan pajak (tax

amnesty).

Salah satu upaya yang dilakukan oleh suatu negara guna mendapatkan dana

yang besar dan pertumbuhan ekonomi negara dalam waktu singkat adalah dengan

menerapkan pengampunan pajak (tax amnesty) (Gupta & Lynch, 2016; Hamilton &

Schulze, 2016; Huda & Hernoko, 2017; Luitel & Tosun, 2013). Kebijakan ini

ditujukkan kepada wajib pajak yang sebelumnya tidak jujur serta mewujudkan

peraturan kepatuhan sukarela dalam membayar pajak dengan cara melaporkan pajak

Page 97: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

83

secara benar, jelas, dan lengkap (Darmayasa & Aneswari, 2015). Melalui pendekatan

ini, memungkinkan wajib pajak untuk membayar hutang pajak yang belum

dibayarkan tanpa menimbulkan denda maupun biaya keterlambatan lainnya (Nar,

2015).

Wajib pajak yang dapat memanfaatkan kebijakan pengampunan pajak (tax

amnesty) adalah sebagai berikut (Pajak, 2019) :

1. Wajib pajak orang pribadi;

2. Wajib pajak badan;

3. Wajib pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM);

4. Orang pribadi atau badan yang belum menjadi wajib pajak;

Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak adalah sebagai

berikut (Pajak, 2019):

1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;

2. Membayar uang tebusan;

3. Melunasi seluruh tunggakan pajak;

4. Melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang

seharusnya tidak dikembalikan bagi wajib pajak yang sedang dilakukan

pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan;

5. Menyampaikan Surat Pemberitauan (SPT) PPh terakhir bagi wajib pajak yang

telah memiliki kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak

penghasilan;

6. Mencabut permohonan:

a. Pengembalian kelebihan pajak

Page 98: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

84

b. Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dalam Surat Ketetapan

Pajak (SKP) dan/atau Surat Tagihan Pajak (STP) yang didalamnya terdapat

pokok pajak yang terhutang

c. Pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar

d. Keberatan

e. Pembetulan atas surat ketetapan pajak dan surat keputusan pajak

f. Banding

g. Gugatan dan/atau

h. Peninjauan kembali dalam hal wajib pajak sedang mengajukan permohonan

dan belum diterbitkan surat keputusan atau putusan.

S. Sejarah Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

Program pengampunan pajak (tax amnesty) diatur dalam Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2016 tentang Peraturan Pengampunan Pajak. Sebelumnya,

Indonesia telah dua kali menerapkan pengampunan pajak (tax amnesty yaitu tahun

1964 melalui Penetapan Presiden (PP) Nomor 5 tahun 1964, dan tahun 1984 melalui

Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 26 tahun 1984 tentang Pengampunan Pajak dan

Kepres Nomor 72 tahun 1984 mengenai Perubahan Keputusan Presiden Nomor 26

tahun 1984 mengenai pengampunan pajak. Namun, selama periode tersebut dinilai

belum efektif (Bagiada & Darmayasa, 2016).

Pengampunan pajak (tax amnesty) terbagi menjadi tiga periode, diantaranya

(Jamil, 2017) :

1. Periode pertama dimulai tanggal diundangkan sampai 30 September 2016.

2. Periode kedua dimulai tanggal 1 Oktober 2016 sampai 31 Desember 2016.

Page 99: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

85

3. Periode ketiga dimulai tanggal 1 Januari 2017 sampai 31 Maret 2017.

T. Tujuan, Manfaat dan Fasilitas Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

Tujuan pemerintah Indonesia kembali memberlakukan pengampunan pajak

(tax amnesty) adalah (Adam et al., 2017):

1. Guna menarik dana warga negara Indonesia yang ada di luar negeri.

2. Guna meningkatkan perpajakan nasional dan pemasukan negara.

Apabila dilihat dari sudut pandang fiskus, tujuan dari pengampunan pajak (tax

amnesty) adalah untuk memperluas basis data perpajakan serta reformasi sistem

perpajakan (Bimonte & Stabile, 2015; Muhammadi, Ahmed, & Habib, 2016).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 Bab II Pasal 2 ayat (2)

menjelaskan bahwa pengampunan pajak (tax amnesty) bertujuan untuk:

1. Mempercepat pertumbuhan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta,

yang antara lain akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik,

perbaikan nilai tukar rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi;

2. Mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih

berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid,

komprehensif, dan terintegrasi;

3. Meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan untuk

pembiayaan pembangunan.

Fasililtas yang diperoleh oleh wajib pajak yang mengikuti program amnesti

pajak adalah sebagai berikut (Pajak, 2019):

1. Penghapusan pajak yang terhutang (PPh dan PPN dan/atau PPn BM), sanksi

administrasi, dan sanksi pidana yang belum diterbitkan ketetapan pajaknya;

Page 100: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

86

2. Penghapusan sanksi administrasi atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan;

3. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, bukti permulaan, dan penyidikan tindak

pidana di bidang perpajakan;

4. Penghentian pemeriksaan pajak, bukti permulaan, dan penyidikan tindak pidana

di bidang perpajakan, dalam hal wajib pajak sedang dilakukan pemeriksaan

pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan tindak pidana di bidang

Perpajakan;

5. Penghapusan PPh Final atas pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan

serta saham;

U. Sanksi Perpajakan

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 disebutkan terdapat dua jenis sanksi,

yaitu:

1. Sanksi administrasi denda

Sanksi ini paling banyak ditemukan dalam Undang-undang perpajakan.

Besarnya denda ditetapkan sebesar jumlah tertentu, presentasi, dan angka dari

jumlah tertentu. Pada beberapa pelanggaran, sanksi denda akan ditambah dengan

sanksi pidana.

2. Sanksi admnistrasi bunga

Sanksi ini bisa dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan hutang pajak

menjadi lebih besar. Perhitungan bunga didasari atas presentasi tertentu.

Sanksi yang berkenaan dengan pengampunan pajak (tax amnesty) untuk wajib

pajak diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 Pasal 18. Secara ringkas,

Page 101: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

87

sanksi terkait pengampunan pajak (tax amnesty) adalah sebagai berikut (Pajak,

2019):

1. Wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban Holding Period maka harta bersih

tambahan diperlukan sebagai penghasilan pada tahun pajak 2016 dan dikenai

pajak dan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Wajib pajak yang telah mengikuti program pengampunan pajak (tax amnesty)

namun ditemukan adanya data mengenai harta bersih yang kurang diungkapkan,

maka dikenakan denda administrasi kenaikan sebesar 200%.

3. Wajib pajak yang tidak mengikuti pengampunan pajak (tax amnesty) namun

ditemukan memiliki harta bersih yang tidak dilaporkan, maka dikenakan sanksi

administrasi sesuai undang-undang.

V. Teori Pengembangan Model

1. Model Keberhasilan Delone dan McLean

Delone dan McLean mengembangkan model keberhasilan yang terdiri dari

enam faktor atau elemen. Model ini didasarkan pada proses dan hubungan

kausal dari dimensi-dimensi di dalam model. Model ini tidak mengukur ke enam

dimensi secara independen, tetapi mengukurnya secara keseluruhan satu

mempengaruhi yang lainnya. Keenam dimensi tersebut yaitu (DeLone &

McLean, 2003):

a. Kualitas sistem

b. Kualitas informasi

c. Penggunaan

d. Kepuasan pengguna

Page 102: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

88

e. Dampak individual

f. Dampak organisasi

Namun, terdapat banyak kritikan mengenai model ini, sehingga 10 tahun

Delone dan McLean melakukan perbaikan terhadap model yang diusulkan. Hal-

hal yang diperbarui diantaranya adalah (DeLone & McLean, 2003):

a. Menambah dimensi kualitas pelayanan sebagai tambahan dari dimensi-

dimensi kualitas yang ada.

b. Menggabungkan dampak individual dan dampak organisasi menjadi satu

variabel yaitu manfaat bersih (net benefits).

c. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai alternatif

dari dimensi penggunaan (use).

d. Penggunaan (use) dan kepuasan pengguna memiliki hubungan yang erat.

Hal ini karena peningkatan kepuasan pengguna akan berakibat

meningkatnya minat menggunakan dan kemudian akan menggunakan.

e. Jika net benefits positif, akan meningkatkan minat pengguna, dan

menggunakan serta tingkat kepuasan pengguna. Hal ini juga valid apabila

kondisi net benefits negatif.

f. Memiliki arah panah guna mendemonstrasikan hubungan yang diusulkan

antar dimensi kesuksesan dalam bentuk proses, tetapi tidak menunjukkan

arah hubungan yang positif atau negatif dalam bentuk kausal.

Dari pembaruan yang telah dilakukan, menghasilkan sebuah model baru

yang terdiri dari enam variabel. Model tersebut dapat dilihat pada gambar 2.6.

Page 103: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

89

1. Information Quality

Derajat atau karakteristik informasi yang dapat memenuhi permintaan dan

harapan pengguna dalam melakukan pekerjaan mereka (Subiyakto & Ahlan,

2014).

2. System Quality

Derajat yang berhubungan dengan kemudahan dalam penggunaan sistem

(Subiyakto & Ahlan, 2014).

3. Service Quality

Derajat yang berhubungan dengan keunggulan layanan sistem yang

diberikan kepada pengguna (Subiyakto & Ahlan, 2014).

4. Intention to Use atau Use

Derajat yang mengukur segala sesuatu yang berhubungan dengan

pemanfaatan dan penggunaan sistem maupun program.

5. User Satisfaction

Derajat yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pengguna terhadap

sistem serta respon dari penggunaan terhadap kebermanfaatan sistem

(Subiyakto & Ahlan, 2014).

6. Net Benefits

Sejauh mana sistem telah memberikan keuntungan bagi pengguna

(Alzahrani, Mahmud, Ramayah, Alfarraj, & Alalwan, 2017; Subiyakto &

Ahlan, 2014).

Page 104: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

90

Gambar 2.6. Model Delone & McLean diperbarui

(DeLone & McLean, 2003)

2. Kepercayaan

Kepercayaan adalah keyakinan satu pihak mengenai maksud maupun

perilaku pihak lainnya, dimana pihak tersebut dapat diandalkan dalam

memenuhi janjinya. Kepercayaan sangat penting, karena merupakan kunci

terjadinya sebuah transaksi (Siagian & Cahyono, 2014). Kepercayaan

merupakan hal penting dalam keberhasilan suatu sistem maupun program.

Dalam kepercayaan, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu transparansi

dan validasi (Eddy et al., 2012).

W. Penelitian Terdahulu

Peneliti telah merangkum 11 penelitian terdahulu mengenai pengampunan

pajak/tax amnesty. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut ini.

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu

No Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. The Influence

of Taxpayer

Compliance

Pendekatan

penelitian

kuantitatif

Kepatuhan wajib

pajak dan sanksi

pajak berpengaruh

Menganalisis

faktor yang

mempengaruhi

Penelitian ini

mengguna kan

faktor kepatuhan

Page 105: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

91

and Tax

Sanction on

Amnesty Tax

Participation

(Putra &

Hidayat,

2018)

dengan

metode

penyebaran

kuesioner

menggunakan

skala likert.

positif terhadap

partisipasi

pengampunan

pajak.

keberhasilan

dan peningkatan

pasrtisipasi

pengampu nan

pajak serta

hubungan

keterkaitan antar

faktor

wajib pajak dan

sanksi wajib

pajak

2. Tax amnesty

dari Perspektif

Masyarakat

Pajak

(Istighfarin &

Fidiana, 2018)

Pendekatan

kualitatif

dengan

melakukan

wawancara

terhadap

otoritas pajak,

wajib pajak,

dan konsultan

pajak.

Implementasi

pengampunan

pajak belum

berjalan secara

optimal karena

kurangnya

informasi, SDM,

Kualitas sistem,

dan pelayanan

Menganalisis

implementasi

pengampunan

pajak

Penelitian ini

dilakukan di

kota Surabaya

dan dilakukan

dengan

mengguna kan

pendekatan

kualitatif

3. Efektivitas

Penerapan

Tax Amnesty

di Indonesia

(Jamil, 2017)

Pendekatan

deskriptif

melalui

analisis

sumber yang

berhubungan

dengan

penerapan tax

amnesty

Penelitian ini

menunjukkan

bahwa penerapan

tax amnesty belum

efektif

Menganalisis

keberhasilan

penerapan tax

amnesty

Penelitian ini

tidak

menjelaskan

faktor-faktor

yang dapat

meningkatkan

kefektifan

penerapan tax

amnesty

4. The Influence

of tax

amnesty

Benefit

Perception to

Taxpayer

Compliance

(R. I. Sari &

Nuswantara,

2017)

Pendekatan

kuantitatif

dengan teknik

sampling

judgmental

dan rumus

slovin.

Analisis

menggunakan

PLS dengan

path analysis

model

Hasil penelitan ini

menunjukkan

bahwa manfaat

pengampunan

pajak

mempengaruhi

kepatuhan pajak,

namun kualitas

layanan tidak

memoderasi

hubungan antar

keduanya

Menganalisis

kualitas layanan

dan manfaat dari

program

pengampu nan

pajak

Penelitian ini

hanya fokus

pada pengaruh

manfaat

pengampunan

pajak terhadap

kepatuhan wajib

pajak

5. Pengaruh

Kesadaran

Wajib Pajak,

Sanksi

Perpajakan,

E-Filing, dan

Tax Amnesty

Terhadap

Kepatuhan

Pelaporan

Wajib Pajak

(Dewi &

Merkusiwati,

2018)

Pendekatan

kuantitatif

dengan teknik

pengambilan

sampel

purposive

sampling dan

rumus slovin.

Instrument

penelitian

berupa

kuesioner

dengan skala

likert

Kesadaran wajib

pajak, sankis

paerpajakan,

penerapan sistem

e-filing, dan

pengetahuan tax

amnesty

berpengaruh

terhadap

kepatuhan

pelaporan wajib

pajak.

Mengaitkan tax

amnesty dengan

kepatuhan wajib

pajak

Penelitian ini

dilakukan di

KPP Denpasar

Timur, dan tidak

menjabar kan

secara rinci

faktor yang

mempengaruhi

keberhasilan tax

amnesty.

Page 106: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

92

6. Tax

Amnesties in

Indonesia and

Other

Coutries:

Opportunities

and

Challenges

(Huda &

Hernoko,

2017)

Pendekatan

penelitian

dengan

eksplorasi,

penyelidikan

dan

interpretasi

dari sumber

hukum

Penelitian ini

menghasilkan

kajian yang

menyebabkan

Indonesia gagal

dalam

menerapkan tax

amnesty tahun

1964 dan 1984

jika dibandingkan

dengan Afrika

Selatan, India dan

Italia. Serta saran

agar tax amnesty

2016 dan berhasil

Membahas

keberhasilan tax

amnesty di

Indonesia

Mengana lisis

dan menjelaskan

tax amnesty

yang ada di

Indonesia

melalui sumber-

sumber hukum

7. Pengaruh Tax

Amnesty dan

Sanksi Pajak

Terhadap

Kepatuhan

Pajak di BMT

Se-

Karisedenan

Pati

(Husnurrosyid

ah & Nuraini,

2016)

Penelitian

lapangan

dengan

pendekatan

kuantitatif

Tax amnesty dan

sanksi pajak

memiliki

pengaruh terhadap

kepatuhan wajib

pajak,

Penelitian ini

membahas dan

menganalisis

penerapan tax

amnesty dan

dampaknya

Pada penelitian

ini tidak

membahas

kualitas layanan

pajak,

kepercayaan dan

kepuasan wajib

pajak.

8. Persepsi

Wajib Pajak

Terhadap tax

amnesty

(Mujiono &

suharyono,

2017)

Penelitian ini

menggunakan

pendekatan

kuantitatif

dengan

variabel

pengalaman

sebagai

variabel

independen,

persepsi

sebagai

variabel

dependen,

serta nama

program,

kualitas, dan

pengorbanan

sebagai

variabel

intervening.

Hasil penelitian

membuktikan

bahwa

pengalaman

berdampak pada

program tax

amnesty, kualitas,

dan pengorbanan

wajib pajak dalam

membayar pajak.

Namun ketiganya

tidak berdampak

pada persepsi

wajib pajak

Menganalisis

penerapan tax

amnesty dari

sudut pandang

wajib pajak

Penelitian ini

hanya dilakukan

di wilayah

Kabupaten

Bengkalis,

Provinsi Riau.

Serta tidak

memperhati-kan

faktor Keperca

yaan dan

kepuasan dari

wajib pajak.

Page 107: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

93

9. Pengaruh

Program

Pengampunan

Pajak

Terhadap

Efektivitas

Penerimaan

Pajak

Indonesia

(Adam et al.,

2017)

Menggunakan

analisis

deskriptif dan

analisis

verifikatif.

Hasil penelitian

ini menunjukkan

bahwa program

tax amnesty tidak

memberikan

pengaruh yang

signifikan

terhadap

efektivitas

penerimaan pajak

KPP di Indonesai.

Menganalisis

efektivitas dan

keberhasilan

penerapan tax

amnesty di

Indonesia

Data yang

digunakan dalam

penelitian ini

merupakan data

sekunder berupa

data penerimaan

pajak seluruh

KPP di

Indonesia tahun

2015-2016.

10. Pengaruh

Kesadaran

Wajib Pajak,

Sosialisasi

Perpajakan

dan

Pengetahuan

Perpajakan

Terhadap

Kemauan

Wajib Pajak

dalam

Mengikuti

Program Tax

Amnesty

(Trisnasari et

al., 2017)

Penelitian

menggunakan

pendekatan

kauntitatif

kausal dengan

teknik

penentuan

sampel

menggunakan

proportionate

stratified

sampling

Kesadaran wajib

pajak, sosialisasi

perpajakan dan

pengetahuan

perpajakan

berpengaruh

secara positif

terhadap kemauan

wajib pajak dalam

mengikuti

program tax

amnesty

Menganalisis

pelaksanaan

program

pengampu nan

pajak

Penelitian ini

hanya dilakukan

di wilayah

Kecamatan

Buleleng, serta

hanya

memperhatikan

3 variabel yang

mempengaruhi

pelaksanaan

program tax

amnesty

11. The Effects of

Behavioral

Economics on

Tax Amnesty

(Nar, 2015)

Penelitian ini

menggunakan

metode studi

literature

Penjabaran

dampak positif

dan negative tax

amnesty. Tax

amnesty tidak

terlalu berdampak

bagi wajib pajak

yang patuh,

namun

menguntung-kan

bagi wajib pajak

yang bermasalah.

Pelaksanaan

penerapan

program tax

amnesty

Penelitian ini

mendefinisi-kan

konsep psikologi

ekonomi

terhadap efek

tax amnesty

12. Mengungkap

Faktor-faktor

yang

Mendorong

Wajib Pajak

Buleleng

Mengikuti

Program Tax

Amnesty

(Andriawan,

Edy Sujana, &

Yasa, 2018)

Penelitian ini

menggunakan

metode

kualitatif

dengan

sumber data

yang diperoleh

dari

wawancara,

studi

documenter

dan studi

kepustakaan

Hasil dari

penelitian ini

menunjukkan

bahwa

pelaksanaan

program Tax

Amnesty di

Kabupaten

Buleleng juga

dapat dikatakan

cukup berhasil

melihat

antusiasme yang

cukup tinggi darai

wajib pajak

Menganalisis

faktor-faktor

yang

mendorong

wajib pajak

memiliki

keinginan untuk

mengikuti

program Tax

Amnesty

Penelitian ini

hanya

melibatkan

wajib pajak di

KPP Pratama

Singaraja dan

mengikuti

program tax

amnesty sebagai

narasumber.

Tujuan lain dari

penelitian ini

untuk

memberikan

pengetahuan

Page 108: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

94

Buleleng untuk

mengikuti

program Tax

Amnesty. Wajib

pajak juga

memahami

dengan baik

program tersebut.

tentang program

tax amnesty

13. Implikasi dan

Evaluasi

Program

Pengampunan

Pajak (Tax

Amnesty)

pada Tingkat

Kepatuhan

Wajib Pajak

dalam Upaya

Peningkatan

Penerimaan

Pajak pada

Wilayah Kerja

kantor

Pelayanan

Pajak Pratama

Singaraja

(Dewantari,

Sulindawati,

Atmadja, &

SE, 2017)

Penelitian ini

menggunakan

pendekatan

kualitatif,

metode

analisis data

yang

digunakan

adalah teknis

analisis

interaktif

dengan

tahapan

reduksi data,

penyajian

data, dan

menarik

kesimpulan

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa implikasi

positif dari

program tax

amnesty antara

lain meningkatkan

penerimaan pajak

,melahirkan objek

pajak baru,

terjaminnya

rahasia Wajib

Pajak baru,

penghapusan

pajak yang

terutang dan

meningkatkan

kepatuhan Wajib

Pajak

Mengevaluasi

pelaksanaan

program tex

amnesty

Selain

menganalisis

pelaksanaan

program tax

amnesty,

penelitian ini

juga

menganalisis

implikasinya

terhadap

kepatuhan wajib

pajak dan

peningkatan

penerimaan

pajak.

Penelitian ini

hanya dilakukan

di KPP Pratama

Singaraja

14. Amnesti

Pajak: Sejarah

dan

Efektivitas di

Berbagai

Negara (S.

Sari, 2017)

Penelitian ini

menggunakan

metode

kualitatif

deskriptif

(telaah

literatur)

Hasil dari

penelitian ini

menunjukkan

bahwa

keberhasilan dari

program amnesti

pajak di berbagai

Negara bervariasi.

Hasil penelitian

ini juga

menunjukkan

bahwa dampak

program amnesti

pajak terhadap

peningkatan

penerimaan

negara transisi

masih belum

signifikan. Di

Indonesia dampak

program amnesti

pajak belum dapat

disimpulkan

karena baru saja

diberlakukan

Menganalisis

efektivitas dan

keberhasilan

program

amnesti pajak

Membandingkan

sejarah dan

efektivitas

program amnesti

pajak di

berbagai Negara

dengan konteks

di Indonesia

Page 109: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

95

15. Persepsi

Wajib Pajak

Tentang Tax

Amnesty

Terhadap

Keinginan

Mengikuti

Tax Amnesty

(Studi Empiris

Wajib Pajak

yang

Terdaftar pada

KPP Madya

Kota

Palembang)

(Violetta &

Khairani,

2017)

Penelitian ini

menggunakan

metode

kualitatif yang

menggunakan

penelitian

deskriptif,

tehnik

pengumpulan

data

menggunakan

metode

wawancara

dan angket

kepada 100

wajib pajak

yang terdaftar

di KPP

Hasil penelitian

ini menunjukkan

bahwa terdapat

hubungan yang

kuat antara

persepsi wajib

pajak tentang tax

amnesty terhadap

keinginan wajib

pajak untuk

mengikuti tax

amnesty

Menganalisis

pelaksanaan

program tax

amnesty dan

keinginan wajib

pajak mengikuti

tax amnesty

Menganalisis

persepsi wajib

pajak tentang tax

amnesty dan

dampaknya

terhadap

keinginan wajib

pajak mengikuti

program tax

amnesty

16. Kepatuhan

Wajib Pajak

Orang

Pribadi:

Pengaruh

Modernisasi

Sistem

Administrasi

dan

Pengampunan

Pajak

(Damayanti &

Amah, 2018)

Penelitian ini

menggunakan

metode

kuantitatif

dengan rumus

slovin untuk

menentukan

sampel, dan

analisis data

yang

digunakan

analisis regresi

linier

berganda

Hasil penelitian

ini menunjukkan

modernisasi

sistem

administrasi

secara parsial

tidak berpengaruh

terhadap

kepatuhan wajib

pajak orang

pribadi yang

terdaftar di KPP

Pratama Madiun,

Pengampunan

pajak secara

parsial

berpengaruh

terhadap

kepatuhan wajib

Pajak orang

pribadi yang

terdaftar di KPP

Pratama Madiun,

Modernisasi

sistem

administrasi dan

pengampunan

pajak secara

simultan

berpengaruh

terhadap

kepatuhan wajib

pajak orang

pribadi yang

terdaftar di KPP

Pratama Madiun.

Menganalisis

penerapan

program tax

amnesty dan

dampak tax

amnesty

terhadap

kepatuhan wajib

pajak

Penelitian ini

fokus pada

pengaruh

modernisasi

sistem

administrasi

terhadap

kepatuhan wajib

pajak orang

pribadi yang

terdaftar di KPP

Pratama Madiun

Page 110: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

96

17. Pengaruh

Pengampunan

Pajak dan

Kemudahan

Administrasi

Pajak

Terhadap

Kepatuhan

Wajib Pajak

orang Pribadi

Pada KPP

Pratama

Jakarta

Penjaringan

(Hayat &

Kristanto,

2018)

Metode yang

digunakan

kuantitatif

dengan

variabel tax

amnesty dan

kemudahan

administrasi

pajak sebagai

variabel

independent

dan variabel

kepatuhan

wajib pajak

sebagai

variabel

dependent,

menggunakan

pendekatan

survey dan

menggunakan

kuisioner

sebagai alat

pengumpulan

data, tehnik

sampel yang

digunakan

quota

sampling

Koefisien

determinasi

(adjusted R2)

menunjukkan

variabel

Pengampunan

Pajak (X1) dan

Kemudahan

Administrasi

Pajak (X2) dapat

menjelaskan atau

menjelaskan

Kepatuhan Wajib

Pajak Orang

Pribadi KPP

Pratama Jakarta

Penjaringan (Y)

sebesar 28%.

untuk

mengetahui

implementasi

pengampunan

pajak dan

perubahan

peningkatan

kepatuhan wajib

pajak.

Penelitian

dilakukan di

KPP Pratama

Jakarta

Penjaringan,

selain pengaruh

pengampunan

pajak, juga

menganalisis

pengaruh

kemudahan

administrasi

pajak terhadap

kepatuhan wajib

pajak. Penelitian

ini

menggunakan

tools analisis

SPSS

18. Mengapa

Wajib Pajak

Mengikuti

Tax Amnesty

(Setyaningsih

& Okfitasari,

2018)

Penelitian ini

menggunakan

pendekatan

studi kasus,

metode

pengumpulan

data dengan

kuisioner dan

wawancara

semi

terstruktur

dengan wajib

pajak di Solo

Raya

Hasil dari

penelitian ini

pemahaman tax

amnesty hanya

dipahami oleh tiga

wajib pajak, wajib

pajak

melaksanakan tax

amnesty dengan

bekerjasama

dengan pihak luar

(konsultan pajak),

rumitnya teknis

penyusunan dan

kurangnya

sosialisasi menjadi

hambatan dalam

pelaksanaan tax

amnesty.

Menganalisis

faktor yang

mempengaruhi

wajib pajak

mengikuti

program tax

amnesty

Penelitian

dilakukan pada

wajib pajak di

Solo Raya.

Peneliti

menggunakan

single case study

Page 111: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

97

19. Analisis

Kepatuhan

Wajib Pajak

Orang Pribadi

Sebelum dan

Sesudah

Pelaksanaan

Tax Amnesty

di KPP

Pratama

Manado

(Pangkey,

Sondakh, &

Tirayoh,

2017)

Penelitian ini

menggunakan

metode

analisis

deskriptif

untuk

menggambark

an bagaimana

tingkat

kepatuhan

WPOP

Hasil penelitian

ini menunjukkan

bahwa jumlah

WPOP terdaftar

meningkat selama

periode tax

amnesty.

Terhadap

kepatuhan WPOP

setelah pajak

amnesti

menunjukkan,

realisasi SPT

Tahunan menurun

dibandingkan

dengan tahun

sebelumnya, tetapi

jumlah SKP yang

dikeluarkan

berkurang.

Pengampunan

pajak memberikan

kontribusi 12,6%

dari pendapatan

pajak pada tahun

2016 di KPP

Paratama Manado.

Menganalisis

pelaksanaan tex

amnesty dan

pengaruhnya

terhadap

kepatuhan wajib

pajak

Tujuan lain

untuk

mengetahui

jumlah

perubahan

WPOP setelah

tex amnesty, dan

untuk

mengetahui

tingkat

kepatuhan

WPOP dalam

realisasi SPT

dan jumlah SKP

yang diterbitkan

sebelum dan

sesudah tax

amnesty

20. Pengaruh

Pelaksanaan

Kebijakan

Sunset Policy,

Tax Amnesty,

dan Sanksi

Pajak

Terhadap

Kepatuhan

Wajib Pajak

Orang Pribadi

(Alfiyah &

Latifah, 2017)

Metode

analisis

penelitian ini

menggunakan

analisis regresi

logistic, jenis

data yang

digunakan

adalah primer

yang diperoleh

dari distribusi

kuisioner

Hasil penelitian

ini menunjukkan

bahwa sunset

policy, tex

amnesty, dan

sanksi pajak

berpengaruh

signifikan

terhadap

kepatuhan wajib

pajak orang

pribadi di

Kabupaten

Dompu

Menganalisis

pengaruh

penerapan tex

amnesty

terhadap

kepatuhan wajib

pajak

Selain penerapan

tax amnesty,

penelitian ini

juga

menganalisis

pengaruh

penerapan sunset

policy dan

sanksi pajak

terhadap wajib

pajak orang

pribadi yang

menjalankan

bisnis dan

bekerja secara

bebes di KPP

Kabupaten

Dompu

X. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini terdiri dari pengembangan model dan hipotesis

penelitian, pengumpulan data kuesioner, analisis yang dilakukan dengan Ms. Excel

Page 112: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

98

2013 dan SmartPLS 3.0, hasil pengujian dan intepretasi, dan yang terakhir adalah

kesimpulan. Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar 2.7. dibawah ini.

Gambar 2.7. Kerangka Penelitian

Y. Pengembangan Hipotesis Penelitian

Beberapa penelitian telah membuktikan kualitas informasi memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kepuasan pengguna (Istighfarin & Fidiana, 2018; Shaltoni,

Kharim, Abuhamad, & M, 2015; Wisudiawan, 2015). Selain itu, kualitas informasi

ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE

QUALITY TERHADAP KEBERHASILAN PENGAMPUNAN PAJAK

(TAX AMNESTY)

DI INDONESIA

Pengembangan Model dan

Hipotesis Penelitian

Pengumpulan Data Kuisioner

Ms. Office Excel

• Profile Data Demografi

Smart PLS

• Measurement Model

• Sructural Model

Hasil Pengujian dan Intepretasi

Analisis

Simpulan

Page 113: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

99

juga memiliki pengaruh terhadap kepercayaan pengguna, dimana kepercayaan ini

penting untuk keberhasilan suatu program (Eddy et al., 2012). Dengan keberhasilan

program ini, maka pengguna akan merasakan dampak dari program tersebut. Oleh

karena itu, peneliti menghipotesis bahwa:

H1: Information Quality (INQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Trust (TPT).

H2: Information Quality (INQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Satisfaction (TSF).

Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa kualitas suatu program memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pengguna (Lee, Lim, Kanagaretnam,

& Lobo, 2014) dan kepuasan pengguna (Subiyakto, Ahlan, Kartiwi, & Sukmana,

2015). Oleh karena itu, peneliti menghipotesis bahwa:

H3: Program Quality (PGQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Trust (TPT).

H4: Program Quality (PGQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Satisfaction (TSF).

Penelitian sebelumnya (Dewi & Merkusiwati, 2018; Fatima & Razzaque, 2014;

Istighfarin & Fidiana, 2018; R. I. Sari & Nuswantara, 2017) menjelaskan bahwa

kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan dan perlu juga memperhatikan

Page 114: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

100

kepercayan pengguna (Eddy et al., 2012). Oleh karena itu, peneliti menghipotesis

bahwa:

H5: Service Quality (SVQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Trust (TPT).

H6: Service Quality (SVQ) berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Satisfaction (TSF).

Kepercayaan sangat penting bagi keberhasilan suatu program. Apabila program

tersebut berhasil, maka pengguna dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Hal

ini didukung oleh penelitian yang dilakuka oleh Edyy et al. (2012). Penelitian lain

menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat merupakan hal penting untuk

meningkatkan kepatuhan membayar pajak (Lee et al., 2014). Oleh karena itu, peneliti

menghipotesis bahwa:

H7: Taxpayer Trust (TPT) berpengaruh secara signifikan terhadap Net

Benefits (NBF).

Penelitian yang dilakukan oleh Al-Debei et al. (2013) dan Subiyakto et al.

(2015) menjelaskan bahwa kepuasan pengguna berpengaruh terhadap

kebermanfaatan suatu program. Oleh karena itu, peneliti menghipotesis bahwa:

H8: Taxpayer Satisfaction (TSF) berpengaruh secara signifikan terhadap

Net Benefits (NBF)

Page 115: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

101

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif guna

menguji hipotesis terkait hubungan antar variabel yang mempengaruhinya.

Berdasarkan pendekatan tersebut, tahapan penelitian ini menggunakan metode,

teknik, dan alat secara kuantitatif. Oleh Karena itu, data yang digunakan berupa

angka dan selanjutnya dianalisis serta diinterpretasikan. Dari analisis dan interpretasi

tersebut, selanjutnya dapat ditarik sebuah kesimpulan.

B. Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekumpulan dari keseluruhan elemen yang dijadikan objek

penelitian, sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi tersebut yang

dianggap mewakili seluruh populasi (Indrawan & Yaniawati, 2014). Populasi

dalam penelitian ini adalah warga negara Indonesia yang telah memiliki Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang berdomisili di dalam negeri.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian, penggunaan sampel merupakan konsekuensi logis dari

keterbatasan sumber daya manusia, waktu, serta biaya. Dengan penggunaan

sampel, efisiensi dalam teknis kegiatan statistik di lapangan menjadi tercapai

(Nursiyono, 2015).

Page 116: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

102

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

nonprobability, yaitu teknik pengambilan sampel tanpa menggunakan kaidah

peluang. Setiap elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih

menjadi sampel (Nursiyono, 2015). Teknik nonprobability yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan purposive sampling

(Onwuegbuzie & Collins, 2007). Yaitu teknik yang didasari atas pertimbangan

dan kriteria tertentu. Dimana kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah

warga negara Indonesia yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) yang berdomisili di dalam negeri serta memiliki pengetahuan mengenai

Tax Amnesty. Dengan purposive sampling, dapat memaksimalkan peluang

dalam mengamati fenomena secara spesifik (Serra, Psarra, & O'Brien, 2018).

Teknik penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan teori yang menjelaskan bahwa Structural Equation Model (SEM)

memerlukan sampel penelitian sekitar 100 sampai 200 sampel (Wong, 2013).

Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan teori yang menjelaskan bahwa

ukuran sampel minimum dalam analisis SEM-PLS yaitu 10 kali jumlah

maksimum jalur yang mengenai variabel laten dalam model (Hair, Sarstedt,

Hopkins, & Kuppelwieser, 2014).

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner

untuk mendapatkan data primer. Kueisioner ini disebarkan agar responden dapat

membaca dengan baik, serta dapat mengungkapkan beberapa hal yang bersifat

rahasia. Data primer yang diperoleh peneliti diolah terlebih dahulu hingga

Page 117: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

103

menghasilkan angka yang nantinya pada tahap selanjutnya akan dianalisis. Kuesioner

dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah lembar surat

pengantar dari peneliti guna keperluan permohonan untuk pengisian kuesioner.

Bagian kedua terdiri dari profil responden, profil kesediaan dan penerimaan wajib

pajak terhadap program pengampunan pajak (tax amnesty), dan pertanyaan terkait

pengujian.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima poin skala likert. Pada

skala likert, digunakan lima alternatif jawaban pada setiap pertanyaannya. Alternatif

pertanyaan tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut, “sangat tidak setuju”,

“tidak setuju”, “tidak tahu”, “setuju”, “sangat setuju”. Dengan nilai masing-masing

alternatif secara berurutan adalah 1, 2, 3, 4, dan 5 (Awang, Afthanorhan, & Mamat,

2016; Syofian, Settyaningsih, & Syamsiah, 2015; Willits, Theodori, & Luloff, 2016).

Penyebaran kuesioner ini dilakukan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

(DKI Jakarta), Kota Madya Pekalongan, Provinsi Bali, dan Provinsi Kepulauan Riau.

Dalam pengumpulan data, dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara online

melalui google form dan penyebaran kuesioner melalui kunjungan langsung tatap

muka dengan responden. Jumlah kuesioner yang terkumpul kemudian

diklasifikasikan menggunakan MS. Office Excel 2013, dan selanjutnya dilakukan

perhitungan dengan menggunakan SmartPLS 3.0. Data jumlah kuesioner yang

terkumpul dapat dilihat pada tabel 3.1. dibawah ini.

Page 118: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

104

Tabel 3.1. Jumlah Kuisioner Terkumpul

Deskripsi Jumlah

Penyebaran Online 125

Penyebaran Offline 289

Tidak lolos screening 227

Total yang digunakan 187

Guna menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian, peneliti

melakukan pengujian pendahuluan terhadap desain awal kuesioner. Tujuan dari

pengujian ini adalah guna memperoleh masukan dan perbaikan sebelum kuesioner

disebarluaskan (Afthanorhan, 2013). Dalam pengujian pendahuluan ini, dilakukan

dengan menggunakan evaluasi pengukuran model (outer model) dengan pemeriksaan

nilai item reliability, internal consistency, average variance extracted, dan

discriminant validity (Afthanorhan, 2013; Hair et al., 2014; Ringle, Bido, & Silva,

2014; Wong, 2013; Yamin & Kurniawan, 2011).

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Information Quality (INQ)

Kompetensi informasi yang dapat memenuhi permintaan dan harapan wajib

pajak dalam mengikuti program pengampunan pajak (tax amnesty). Hal ini

berkaitan dengan bagaimana keakuratan informasi, kelengkapan informasi,

kesesuaian informasi, ketepatan waktu dalam penerimaan informasi, serta

informasi yang mudah dipahami terkait program pengampunan pajak (tax

amnesty). Adapun indikator yang digunakan adalah (Alzahrani et al., 2017;

Page 119: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

105

Petter, DeLone, & McLean, 2008; Subiyakto et al., 2015; Wisudiawan, 2015)

accuracy, timeliness, completeness, relevance, dan understandable.

2. Program Quality (PGQ)

Kompetensi yang berhubungan dengan kemudahan, kesesuaian kebutuhan wajib

pajak, dan ketepatan waktu dalam pelaksanaan program pengampunan pajak (tax

amnesty). Adapun indikator yang digunakan adalah (DeLone & McLean, 2003;

Subiyakto & Ahlan, 2014) ease of follow, flexibility, functionality, reliability,

dan timeliness.

3. Service Quality (SVQ)

Kompetensi yang berhubungan dengan keunggulan layanan program

pengampunan pajak (tax amnesty) yang diberikan kepada wajib pajak. Hal ini

berkaitan dengan ketersediaan data yang cukup, layanan memperhatikan situasi

dan kondisi wajib pajak, layanan diberikan secara responsif, dan layanan

menjamin keamanan data wajib pajak. Adapun indikator yang digunakan adalah

(Al-Debei, Jalal, & Al-Lozi, 2013; DeLone & McLean, 2003; Subiyakto &

Ahlan, 2014) data sufficient, emphaty, responsiviness, dan security.

4. Taxpayer Trust (TPT)

Kompetensi yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan wajib pajak

terhadap program pengampunan pajak (tax amnesty). Hal ini berkaitan dengan

kelegalan program, aturan dan prosedur program yang jelas, ketransparansian

program, pengelolaan program secara jujur, dan kesistematisan program.

Adapun indikator yang digunakan adalah (Eddy et al., 2012; Lee et al., 2014)

legality, clarity, openness, integrity, dan systematization.

Page 120: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

106

5. Taxpayer Satisfaction (TSF)

Kompetensi yang berhubungan dengan tingkat kepuasan wajib pajak terhadap

program pengampunan pajak (tax amnesty). Hal ini berkaitan dengan

kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pengurusan pajak, keefektifan

dan keefisienan dalam pelaksanaannya, serta kenyamanan yang diberikan

kepada wajib pajak selama mengikuti program (tax amnesty). Adapun indikator

yang digunakan adalah (Al-Debei et al., 2013; Alzahrani et al., 2017; Petter et

al., 2008; Subiyakto & Ahlan, 2014) adequacy, effectiviness, efficiency,

kenyamanan, dan overall satisfaction.

6. Net Benefits (NBF)

Kompetensi mengenai sejauh mana program pengampunan pajak(tax amnesty)

telah memberikan keuntungan bagi wajib pajak. Hal ini berkaitan dengan

peningkatan keefektifitasan pengelolaan perpajakan, peningkatan produktifitas

wajib pajak, manfaat kompetitif bagi wajib pajak, dan mampu menghemat biaya

maupun sumber daya yang dipergunakan dalam mengurus perpajakan. Adapun

indikator yang digunakan adalah (Alzahrani et al., 2017; Subiyakto & Ahlan,

2014) managerial effectiviness, productivity improvement, competitive

advantage, cost savings, dan resources savings.

Page 121: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

107

Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat

pada gambar 3.1. dibawah ini.

Gambar 3.1. Model Penelitian

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Ms. Office

Excel 2013 untuk analisis data demografis yang terdiri dari profil responden dan

program pengampunan pajak (tax amnesty), serta SmartPLS 3.0 untuk analisis

statistic (Subiyakto et al., 2015). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode Structural Equation Modeling – Partial Least Square (SEM)-PLS.

Penggunaan metode ini dapat mengkonfirmasi seperti halnya pengujian hipotesis dan

dapat mengeksplorasi. Tujuan utama PLS-SEM yaitu menjelaskan mengenai

hubungan antar konstrak (variable) dan menekankan pada pengertian nilai hubungan

Page 122: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

108

tersebut. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah, teori mengenai asumsi

gambaran model, pemilihian variabel, pendekatan analisis, serta interpretasi hasil

(Yamin & Kurniawan, 2011).

Ada empat alasan mengapa PLS-SEM sangat populer di kalangan praktisi dan

peneliti, alasan tersebut antara lain (Yamin & Kurniawan, 2011):

1. Meskipun dengan ukuran sampel yang kecil, PLS dapat digunakan untuk

memperkirakan model jalur.

2. Algoritma PLS tidak terbatas pada hubungan antar indikator dengan konstrak

(variable) latennya yang memiliki sifat reflektif, tetapi juga digunakan untuk

hubungan yang bersifat formatif.

3. PLS dapat digunakan untuk model yang kompleks sekalipun, tanpa mengalami

masalah dalam estimasi data.

4. Ketika distribusi data sangat miring (skew), PLS tetap bisa digunakan.

PLS dapat melakukan pengujian measurement model dan structural model.

Pada analisis measurement model dilakukan pengujian untuk menguji reliabilitas dan

validitas menggunakan indicator reliability, internal consistency reliability,

convergent validity, dan discriminant validity. Sedangkan pengujian structural model

dilakukan dengan menguji path coefficient (β), coefficient of determiniation (R2), t-

test dengan menggunakan method bootstrapping, effect size (f2), predictive relevance

(Q2), dan relative impact (q2) dengan menggunakan metode pengujian blindfolding

(Ringle et al., 2014; Wong, 2013; Yamin & Kurniawan, 2011).

1. Pengujian Measurement Model

Convergent Validity dilakukan untuk mengukur besarnya korelasi antar

konstruk dengan variabel laten. Nilai 0,7 pada standardized loading factor dapat

Page 123: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

109

dikatakan ideal dan valid sebagai indikator yang mengukur konstrak (Ringle et

al., 2014; Wong, 2013; Yamin & Kurniawan, 2011). Namun, Yamin &

Kurniawan (2011) menjelaskan bahwa nilai di atas 0,5 masih bisa digunakan dan

dipertimbangkan.

Selanjutnya perlu memperhatikan nilai internal consistency reliability

dilihat dari nilai composite reliability. Nilai batas yang digunakan adalah diatas

0,7 yang memiliki arti dapat diterima, sedangkan untuk nilai diatas 0,8 diartikan

sangat memuaskan (Hair et al., 2014; Ringle et al., 2014; Subiyakto et al., 2015).

Nilai pada average variance extracted (AVE) mewakili besaran varian variabel

yang dapat dikandung oleh variabel laten. Nilai minimal yang digunakan adalah

0,5. Hal ini diartikan bahwa variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari

setengah variance dari indikatornya (Yamin & Kurniawan, 2011).

Pengujian yang terakhir adalah discriminant validity dengan dua cara. Cara

pertama melihat nilai cross loading antar indikator dan yang kedua dengan

melihat cross loading Fornell-Lacker’s. Pada Cross loading antar indikator

dilakukan dengan membandingkan korelasi antar indikator dengan konstraknya

dan konstrak blok lainnya. Pemerikasaan nilai cross loading Fornell-Lacker’s

dilakukan dengan melihat akar AVE. Nilai akar AVE harus lebih tinggi dari

korelasi antar konstrak dengan konstrak lainnya.

2. Pengujian Structural Model

a. Path coefficient (β)

Dilakukan untuk mengevaluasi signifikansi hubungan antar konstrak. Nilai

ambang batas di atas 0,1 mengartikan bahwa path yang dimaksud

berpengaruh didalam model.

Page 124: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

110

b. R2 (coefficient of determination)

Dilakukan utnuk mengevaluasi nilai R2 (coefficient of determination). Nilai

ini menjelaskan varian dari target endogenous variabel. Standar pengukuran

yang digunakan adalah 0,67 akurat, 0,33 moderat, dan dibawah 0,19

menunjukan varian yang lemah.

c. t-test

Nilai ini dilakukan unyuk menguji hipotesis penelitian dengan

menggunakan metode bootstrapping melalui uji two-tailed. Nilai

signifikansinya adalah 5%. Ini berarti hipotesis yang diterima jika nilai t-test

lebih dari 1,96 (Abdillah & Jogiyanto, 2015).

d. f2 (effect size)

Pengujian ini dilakukan guna memprediksi pengaruh suatu variabel terhadap

variabel lainnya. Adapun nilai ambang batas yang digunakan adalah 0,02

yang memiliki arti berpengaruh kecil, 0,15 berpengaruh menengah, dan 0,35

berpengaruh besar. Rumus perhitungan f2 adalah sebagai berikut (Yamin &

Kurniawan, 2011):

Keterangan:

R2 include = coefficient of determination

R2 exclude =adalah nilai yang ada pada luar R.

e. Q2 (predictive relevance)

Pengujian ini dilakukan dengan metode blindfolding guna memberikan

bukti-bukti jika variabel tertentu yang digunakan memiliki keterkaitan

prediktif dengan variabel lainnya. Nilai ambang batas yang digunakan

adalah diatas nol.

Page 125: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

111

f. q2 (relative impact)

Metode untuk pengujian ini sama dengan pengujian Q2, yaitu blindfolding.

Tujuan dari pengujian ini adalah mengukur pengaruh relatif dari keterkaitan

prediktif variabel tertentu dengan variabel lainnya. Untuk nilai ambang

batas yang digunakan adalah sekitar 0,02; 0,15; dan 0,35 yang secara

berurutan memiliki arti kecil, menengah, dan besar. Rumus yang digunakan

untuk menghitung adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Q2include= predictive relevance

Q2 exclude= nilai yang ada pada luar Q

Untuk interpretasi hasil, dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil analisis

demografi responden dengan kondisi yang sebenarnya, dan menterjemahkan hasil

analisis model secara statistik-kuantitatif dengan membandingkan dan

mempertimbangkan literatur sebelumnya (Subiyakto & Ahlan, 2014).

Page 126: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

112

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai keberhasilan penerapan pengampunan

pajak (tax amnesty) di Indonesia yang diberlakukan dari akhir tahun 2016 - awal

tahun 2017. Penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) di Indonesia merupakan

kebijakan pemerintah guna meningkatkan ketertiban masyarakat dalam membayar

pajak serta meningkatkan pendapatan negara. Indonesia telah tiga kali menerapkan

pengampuna pajak (tax amnesty) yaitu tahun 1964, tahun 1984 dan tahun 2016 -

2017. Pada penerapan yang ketiga ini, dilaksanakan dalam tiga periode yaitu periode

I (dari tanggal diundangkan - 30 September 2016), periode II (1 Oktober 2016 - 31

Desember 2016) dan periode III (1 Januari 2016 - 31 Maret 2017).

B. Distribusi Karakteristik Responden

Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal 21 Januari 2019 sampai dengan

28 Februari 2019. Dalam penelitian ini terkumpul sampel sebanyak 125 dari

penyebaran kuesioner online dan 289 dari penyebaran offline, sehingga total sampel

yang terkumpul ada 414 sampel. Namun setelah tahapan screening berdasarkan

pengetahuan responden mengenai amnesti pajak, sampel yang dapat digunakan

sejumlah 187 sampel dan sisanya sebanyak 227 sampel tidak lolos screening. Data

jumlah responden dapat dilihat pada tabel 4.2.

Guna mendapatkan gambaran mengenai karakteristik profil responden dan

profil kesiapan dan kesediaan penerimaan program tax amnesty yang akan diteliti

Page 127: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

113

maka dilakukan pengolahan data dengan analisis deskriptif. Karakteristik profil

responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan, tingkat

pendidikan, golongan wajib pajak, tingkat keterampilan responden, tingkat

pengetahuan responden, dan keikutsertaan responden terhadap program

pengampunan pajak (tax amnesty).

Tabel 4.1. Jumlah Responden

Keterangan Jumlah

Total penyebaran 414

Penyebaran online 125

Penyebaran offline 289

Jumlah yang tidak diolah 227

Jumlah yang diolah 187

Sedangkan profil kesiapan dan kesediaan penerimaan program pengampunan

pajak (tax amnesty) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesiapan dan

penerimaan program, prosentase kesiapan dan kesediaan penerimaan program, faktor

teknis, faktor manajerial, faktor institusional, kebermanfaatan tax amnesty, dan

keberpengaruhan faktor kebenaran dan kepercayaan terhadap program pengampunan

pajak (tax amnesty).

1. Profil Responden

a. Pekerjaan

Pada gambar 4.1. memperlihatkan bahwa penelitian ini didominasi oleh

responden yang bekerja sebagai karyawan swasta sejumlah 71

responden atau sebesar 38%, selanjutnya diikuti dengan lain-lain

sejumlah 50 responden atau 27%, responden yang bekerja dibidang

Page 128: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

114

keuangan dan perbankan sejumlah 34 responden atau sebesar 18%,

pengajar sejumlah 16 responden atau sebesar 8%, PNS dan Pegawai

BUMN sejumlah 11 responden atau 6% serta yang terendah adalah

wiraswasta sejumlah 5 responden atau sebesar 3%.

Gambar 4. 1. Pekerjaan Responden

b. Pendidikan

Pada gambar 4.2. memperlihatkan bahwa penelitian ini didominasi oleh

responden dengan tingkat pendidikan S1 yaitu 59% atau sejumlah 110

responden, kemudian SLTA sebanyak 19% atau 36 responden, diploma

sebanyak 12% atau sejumlah 22 responden, S2 sebanyak 10% atau 19

responden dan 0% untuk pendidikan S3.

3%

8%

38%

6%

18%

27% wiraswasta

penagajar

karyawan swasta

pns dan bumn

perbankan dan keuangan

lain-lain

Page 129: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

115

c. Golongan wajib pajak

Pada gambar 4.3. dari total 187 data responden yang diolah, sebanyak

70% responden atau sejumlah 131 responden merupakan wajib pajak

individu, 16% atau sejumlah 29 responden merupakan wajib pajak

individu dan badan usaha, dan sisanya 14% atau sejumlah 27 responden

merupakan wajib pajak badan usaha.

Gambar 4. 2. Pendidikan Responden

19%

12%

59%

10%

0%

SLTA

Diploma

S1

S2

S3

Page 130: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

116

Gambar 4. 3. Golongan Wajib Pajak Responden

d. Tingkat keterampilan perpajakan

Berdasarkan gambar 4.4 Dari 187 data responden yang diolah,

didominasi dengan responden yang terampil dalam perhitungan pajak

yaitu sebesar 44% atau sejumlah 82 responden, disusul dengan kurang

terampil sebesar 38% atau sejumlah 72 responden, tidak terampil 9%

atau sejumlah 16 responden, sangat terampil 6% atau sejumlah 12

responden dan yang terendah adalah sangat tidak terampil yaitu 3% atau

sejumlah 5 responden.

70%

16%

14%

Wajib Pajak Individu

Wajib Pajak Individu danBadan Usaha

Wajib Pajak Badan Usaha

Page 131: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

117

Gambar 4. 4. Tingkat Keterampilan Pajak Responden

e. Tingkat pengetahuan pengampunan pajak (tax amnesty)

Gambar 4.5. Menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pada level tahu

mendominasi yaitu sebesar 91% atau 170 responden dan sisanya sangat

tahu yaitu 9% atau sejumlah 17 responden.

f. Keikutsertaan program pengampuna pajak (tax amnesty)

Gambar 4.6. Menampilkan bahwa dari 187 data responden yang diolah,

didominasi dengan ketidak ikut sertaan mereka dalam program

pengmpunan (tax amnesty) yaitu sebanyak 72% atau 134 responden,

kemudian periode satu sebanyak 13% atau 25 responden, periode tiga

sebanyak 11% atau 20 responden dan yang terendah adalah pada

periode dua yaitu 4% atau sejumlah 8 responden.

3%9%

38%44%

6%

Sangat tidak terampil

Tidak terampil

Kurang terampil

Terampil

Sangat terampil

Page 132: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

118

Gambar 4. 5. Pengetahuan Tax Amnesty Responden

2. Profil kesiapan dan penerimaan program pengampunan pajak (tax amnest)

a. Kesiapan dan kesediaan penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty)

Untuk tingkat kesiapan dan penerimaan program pengampunan pajak

(tax amnesty) dapat dilihat pada gambar 4.7. Kesiapan dan kesediaan

penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty) didominasi oleh

responden yang menerima program ini sebanyak 67% atau sejumlah

125 responden, selanjutnya 18% atau 33 responden sangat menerima,

11% atau 21 responden kurang menerima, dan masing-masing 2% atau

sejumlah 4 responden untuk sangat tidak menerima dan tidak

menerima.

9%

91%

Sangat Tahu

Tahu

Page 133: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

119

Gambar 4. 6. Keikutsertaan Program Tax Amnesty

Gambar 4. 7. Kesiapan dan Kesediaan Penerimaan Tax Amnesty

72%

13%

4%11%

Tidak mengikuti

1

2

3

18%

67%

11% 2%

2%

sangat menerima

menerima

kurang menerima

tidak menerima

sangat tidak menerima

Page 134: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

120

b. Prosentase kesiapan dan kesediaan penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty)

Rentang kesiapan dan kesediaan penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty) didominasi pada kisaran 61%-80% yaitu sebanyak 56

responden, selanjutnya <20% sebanyak 38 responden, masing-masing

8%-100% dan 41%-60% sebanyak 34 responden, serta yang terakhir

adalah kisaran 21%-40% sejumlah 25 responden. Hal tersebut dapat

dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4. 8. Persentase Kesiapan dan Kesediaan Penerimaan Tax

Amnesty

20%

14%

18%

30%

18%

< 20%

21-40%

41-60%

61-80%

81-100%

Page 135: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

121

c. Faktor teknis yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty)

Pada gambar 4.9. 30% atau 56 responden menganggap bahwa

ketersediaan data merupakan faktor teknis yang mempengaruhi

penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty), 25% atau 46 responden

menganggap ketersediaan biaya merupakan faktor yang mempengaruhi

penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty), 19% atau 36 responden

menganggap bawha ketersediaan SDM merupakan faktor yang

mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty), 15%

atau 28 responden menganggap ketersediaan teknologi merupakan

faktor yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty), dan sisanya 11% atau 21 responden menganggap

ketersediaan metode merupakan faktor yang mempengaruhi penerimaan

pengampunan pajak (tax amnesty).

Gambar 4. 9. Faktor Teknis Penerimaan Tax Amnesty

Ketersediaan biaya

Ketersediaan SDM

Ketersediaan teknologi

Ketersediaan data

Ketersediaan metode

11%

%

30%

%

15%

%

19%

%

25%

%

Page 136: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

122

d. Faktor manajerial yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak

(tax amnesty)

Gambar 4.10. menampilkan bahwa 23% atau 42 responden

menganggap bahwa evaluasi penerimaan program merupakan faktor

manajerial yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty), masing-masing 20% atau 38 responden menganggap

perencanaan penerimaan program dan pengarahan penerimaan program

merupakan faktor manajerial yang mempengaruhi penerimaan

pengampunan pajak (tax amnesty), 19% atau 35 responden menganggap

bahwa pengaturan penerimaan program merupakan faktor manajerial

yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty),

dan sisanya 18% atau 34 responden menganggap pengendaliaan

penerimaan program merupakan faktor manajerial yang mempengaruhi

penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty).

Page 137: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

123

Gambar 4. 10. Faktor Manajerial Penerimaan Tax Amnesty

e. Faktor institusional yang mempengaruhi penerimaan pengampunan

pajak (tax amnesty)

Gambar 4.11. menampilkan bahwa mayoritas responden menganggap

bahwa dukungan dan komitmen wajib pajak merupakan faktor

institusional yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty) yaitu sebesar 36% atau sebanyak 67 responden, selanjutnya

27% atau 50 responden menganggap eknomi saat ini merupakan faktor

institusional yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty), 20% atau 38 responden menganggap dukungan dan

komitmen pemerintah merupakan faktor institusional yang

mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty), 10%

atau 19 responden menganggap dukungan dan koordinasi antar unit

20%

19%

20%

18%

23%

Perencanaan penerimaanprogram

Pengaturan penerimaanprogram

Pengarahan penerimaanprogram

Pengendalian penerimaanprogram

Evaluasi penerimaanprogram

Page 138: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

124

terkait merpakan faktor institusional yang mempengaruhi penerimaan

pengampunan pajak (tax amnesty), sisanya 7% atau 13 responden

menganggap bahwa budaya dan sistem kerja merupakan faktor

institusional yang mempengaruhi penerimaan pengampunan pajak (tax

amnesty).

Gambar 4. 11. Faktor Institusional Penerimaan Tax Amnesty

f. Manfaat pengampunan pajak (tax amnesty)

Gambar 4.12 Menunjukan bahwa 46% atau 85 responden menganggap

bahwa penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) akan berdampak

pada meningkatnya penghasilan negara, 21% atau 40 responden dapat

meringankan pembayaran pajak, 18% atau 34 responden dapat

27%

7%

10%36%

20%

Kondisi ekonomi saat ini

Budaya dan sistem kerja

Dukungan dan koordinasiantar unit terkait

Dukungan dan komitmenwajib pajak

Dukungan dan komitmenpemerintah

Page 139: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

125

meningkatkan perkembangan ekonomi, dan sisanya 15% atau 28

responden dapat meningkatkan jumlah pembayaran pajak.

Gambar 4. 12. Kebermanfaatan Tax Amnesty

g. Keberpengaruhan faktor kebenaran dan kepercayaan terhadap

pengampunan pajak (tax amnesty)

Gambar 4.13. 56% atau 104 responden menganggap bahwa faktor

kebenaran dan kepercayaan berpengaruh terhadap pengampunan pajak

(tax amnesty), 23% atau 43 responden menganggap bahwa faktor

kebenaran dan kepercayaan sangat berpengaruh terhadap pengampunan

pajak (tax amnesty), 11% atau 21 responden menganggap faktor

kebenaran dan kepercayaan kurang berpengaruh terhadap pengampunan

pajak (tax amnesty, 6% atau 12 responden menganggap bahwa faktor

21%

15%

46%

18% Keringanan pembayaranpajak

Meningkatkan jumlahpembayaran pajak

Meningkatkan penghasilannegara

Meningkatkanperkembangan ekonomi

Page 140: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

126

kebenaran dan kepercayaan sangat tidak berpengaruh terhadap

pengampunan pajak (tax amnesty), dan sisanya sebesar 4% atau 7

responden menganggap bahwa faktor kebenaran dan kepercayaan tidak

berpengaruh terhadap pengampunan pajak (tax amnesty).

Gambar 4. 13. Pengaruh Faktor Kebenaran Dan Kepercayaan

C. Hasil Uji Kualitas Data

1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Evaluasi pada tahapan model pengukuran (Outer model) adalah dengan

melakukan uji covenrgent validity dan discriminant validity.

a. Uji Validitas

1. Uji Validitas Konvergen

Pengujian ini bertujuan untuk melihat dan mengukur besarnya

korelasi antar konstrak dengan variabel laten. Pada pengujian

6% 4%11%

56%

23%Sangat tidak berpengaruh

Tidak berpengaruh

Kurang berpengaruh

Berpengaruh

Sangat berpengaruh

Page 141: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

127

convergent validity, nilai ambang batas loading factor adalah 0,7.

Nilai tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang mengukur

konstrak. Selain itu, pada pengujian ini perlu juga memperhatikan

nilai Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE harus lebih

besar dari 0,5.

Pada pebelitian ini, semua nilai loading factor indikator yang

digunakan sudah diatas 0,7, sehingga tidak ada indikator yang

dihapus. Tabel 4.2. dan gambar 4.14. memperlihatkan hasil

perhitungan loading factor dengan menggunakan smartPLS 3.0.

Gambar 4. 14. Loading Factor

Page 142: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

128

Tabel 4. 2. Loading Factor

INQ NBF PGQ SVQ TPT TSF

INQ1 0.928

INQ2 0.909

INQ3 0.938

INQ4 0.903

INQ5 0.915

NBF1

0.933

NBF2

0.925

NBF3

0.935

NBF4

0.922

NBF5

0.926

PGQ1

0.898

PGQ2

0.921

PGQ3

0.893

PGQ4

0.913

PGQ5

0.882

SVQ1

0.903

SVQ2

0.900

SVQ3

0.922

SVQ4

0.914

TPT1

0.861

TPT2

0.916

TPT3

0.932

TPT4

0.917

TPT5

0.932

TSF1

0.928

TSF2

0.943

TSF3

0.944

TSF4

0.931

TSF5

0.926

Nilai AVE menggambarkan besaran variance yang terdapat pada

kontsrak laten. Nilai 0,5 pada AVE berarti variabel laten mampu

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari

indikatornya. Hasil perhitungan AVE pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.3. Pada tabel tersebut telah memperlihatkan

Page 143: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

129

bahwa semua variabel yang digunakan sudah di atas 0,5 yang

berarti telah memenuhi syarat untuk digunakan.

Tabel 4. 3. Nilai AVE

Average Variance Extracted (AVE)

INQ 0.844

NBF 0.862

PGQ 0.812

SVQ 0.828

TPT 0.832

TSF 0.873

b. Uji Validitas Diskriminan

Uji validitas diskriminan dilakukan dengan menggunakan

pemeriksaan nilai cross loading antar indikator dan cross loading

Fornell-Lacker’s. Pengujian cross loading antar indikator dilakukan

untuk melihat korelasi antar indikator-indikator dalam satu konstrak

dengan indikator dari konstrak lainnya. Konstrak diprediksi memiliki

ukuran yang lebih baik dari konstrak lainnya apabila nilai korelasi

antara indikator dengan konstraknya lebih tinggi dari korelasi dengan

kontrsak lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.

Selanjutnya pada pengujian cross loading Fornell-Lacker’s dilakukan

dengan melihat nilai akar AVE. Dimana nilai akar AVE harus lebih

tinggi dari korelasi antar kontsrak dengan konstrak lainnya. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.5.

Page 144: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

130

Tabel 4. 4. Nilai Cross Loading antar Indikator

INQ NBF PGQ SVQ TPT TSF

INQ1 0.928 0.733 0.714 0.743 0.723 0.721

INQ2 0.909 0.716 0.736 0.792 0.690 0.759

INQ3 0.938 0.688 0.719 0.731 0.730 0.747

INQ4 0.903 0.740 0.728 0.759 0.730 0.775

INQ5 0.915 0.684 0.742 0.731 0.682 0.761

NBF1 0.704 0.933 0.698 0.719 0.692 0.738

NBF2 0.721 0.925 0.707 0.723 0.656 0.748

NBF3 0.740 0.935 0.731 0.710 0.684 0.783

NBF4 0.698 0.922 0.699 0.683 0.674 0.726

NBF5 0.737 0.926 0.756 0.727 0.690 0.728

PGQ1 0.689 0.709 0.898 0.816 0.613 0.783

PGQ2 0.733 0.713 0.921 0.818 0.658 0.803

PGQ3 0.742 0.680 0.893 0.780 0.627 0.790

PGQ4 0.700 0.707 0.913 0.740 0.624 0.788

PGQ5 0.707 0.679 0.882 0.759 0.586 0.745

SVQ1 0.724 0.690 0.745 0.903 0.614 0.748

SVQ2 0.754 0.681 0.799 0.900 0.632 0.801

SVQ3 0.738 0.706 0.813 0.922 0.641 0.778

SVQ4 0.760 0.716 0.802 0.914 0.656 0.804

TPT1 0.656 0.650 0.582 0.604 0.861 0.581

TPT2 0.733 0.678 0.642 0.644 0.916 0.660

TPT3 0.715 0.667 0.626 0.654 0.932 0.666

TPT4 0.692 0.650 0.624 0.624 0.917 0.647

TPT5 0.731 0.690 0.669 0.660 0.932 0.691

TSF1 0.791 0.779 0.834 0.844 0.694 0.928

TSF2 0.775 0.737 0.786 0.795 0.659 0.943

TSF3 0.772 0.732 0.818 0.800 0.656 0.944

TSF4 0.762 0.760 0.799 0.801 0.690 0.931

TSF5 0.727 0.738 0.816 0.778 0.628 0.926

Tabel 4. 5. Nilai Cross Loading Fornell-Lacker’s

INQ NBF PGQ SVQ TPT TSF

INQ 0.919

NBF 0.776 0.928

PGQ 0.792 0.774 0.901

SVQ 0.818 0.768 0.869 0.910

TPT 0.774 0.732 0.690 0.699 0.912

TSF 0.820 0.803 0.868 0.861 0.713 0.934

Page 145: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

131

c. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan pegujian nilai validitas terhadap data kueisioner

yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas

dengan melihat nilai internal consistency reliability dari nilai

cronbach’s alpha dan composite reliability. Nilai ambang batas yang

digunakan adalah diatas 0,7 dapat diterima serta diatas 0,8 dan 0,9

berarti sangat memuaskan. Hasil pengujian reliabilitas pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 4.6 Pada tabel tersebut memperlihatkan

bahwa nilai cronbach’s alpha dan composite reliability dari tiap

indikator sudah di atas 0,7. Bahkan sudah diatas 0,9.

Tabel 4. 6. Nilai Internal Consistency Reliability

Deskripsi Cronbach's Alpha Composite Reliability

INQ 0.954 0.964

NBF 0.960 0.969

PGQ 0.942 0.956

SVQ 0.931 0.951

TPT 0.949 0.961

TSF 0.964 0.972

2. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

a. Nilai R-Square

Tujuan pengevaluasian nilai R2 adalah guna menjelaskan varian dari

tiap target variabel endogenus. Artinya adalah variabel yang dianggap

dipengaruhi oleh variabel lain. Untuk standar nilai pengukuran yang

digunakan adalah 0,670 yang berarti kuat, 0,333 adalah moderat, dan

0,190 adalah lemah. Pada tabel 4.7 Nilai TPT merupakan nilai yang

Page 146: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

132

moderat yaitu 0,618. Hal ini menjelaskan bahwa INQ, PGQ dan SVQ

menjelaskan secara lemah yaitu 61,8% varian dari TPT. Nilai NBF

memiliki nilai yang kuat, yaitu 0,696. Hal ini menjelaskan bahwa TPT

dan TSF menjelaskan secara kuat yaitu 69,6% varian dari NBF. Nilai

R2 terbesar adalah TSF yaitu 0,818. Hal ini menjelaskan bahwa INQ,

PGQ, dan SVQ menjelaskan secara kuat yaitu 81,8% dari TSF. Tabel

nilai R2 dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4. 7. Nilai R2

Jalur R Square

INQ->TPT 0.618

INQ->TSF 0.818

PGQ->TPT 0.618

PGQ->TSF 0.818

SVQ->TPT 0.618

SVQ->TSF 0.818

TPT->NBF 0.696

TSF->NBF 0.696

b. Nilai Effect Size (f-Square)

Tujuan dari pengujian nilai f2 adalah untuk memprediksi pengaruh

suatu variabel terhadap variabel lain. Nilai yang digunakan adalah

0,02 artinya berpengaruh kecil, 0,15 berpengaruh menengah serta 0,35

berpengaruh besar. Pada tabel 4.8. memperlihatkan jika TSF

berpengaruh besar terhadap NBF dengan nilai 0,526. INQ->TPT, dan

PQG->TSF memiliki pengaruh yang menengah yaitu dengan nilai

masing-masing 0,264 dan 0,198. Sedanglan INQ->TSF, PGQ->TPT,

SVQ->TPT, SVQ->TSF dan TPT->NBF memiliki pengaruh yang

kecil dengan nilai 0.099, 0.013, 0.005, 0.099 serta -0.484.

Page 147: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

133

Tabel 4. 8. Nilai f2

INQ NBF PGQ SVQ TPT TSF

INQ 0.264 0.099

NBF

PGQ 0.013 0.198

SVQ 0.005 0.099

TPT -0.484

TSF 0.526

c. Predictive Relevance (Q2)

Uji predictive relevance dilakukan dengan melihat nilai Q² dengan

metode blindfolding untuk mengetahui jika variabel tertentu memiliki

keterkaitan prediktif dengan variabel lainnya. Adapun nilai ambang

batas yang digunakan adalah diatas nol. Pada tabel 4.9 terlihat bahwa

semua nilai Q² sudah diatas nol.

Tabel 4. 9. Nilai Q2

Jalur Q²

INQ->TPT 0.477

INQ->TSF 0.664

PGQ->TPT 0.477

PGQ->TSF 0.664

SVQ->TPT 0.477

SVQ->TSF 0.664

TPT->NBF 0.551

TSF->NBF 0.551

d. Relative Impact (q2)

Pengujian ini dilakukan guna mengukur pengaruh reatif dari

keterkaitan prediktif variabel tertentu dengan variabel lainnya. Nilai

yang digunakan adalah 0,02 artinya berpengaruh kecil, 0,15

berpengaruh menengah serta 0,35 berpengaruh besar. Pada tabel 4.10

Page 148: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

134

Memperlihatkan bahwa TSF->NBF dan INQ->TPT memiliki

pengaruh yang menengah dengan masing-masing nilai 0.278 dan

0.149. serta INQ->TSF, PGQ->TPT, PGQ->TSF, SVQ->TPT, dan

TPT->NBF memiliki bengaruh yang kecil dengan masing-masing

nilai 0.045, 0.011, 0.080, 0.010, 0.033, dan 0.091.

e. Uji Signifikansi dan Pengujian Hipotesis

Uji signifikansi dilakukan dengan melihat nilai path coefficient (β).

Nilai ambang batas yang digunakan adalah 0,1 yang memiliki arto

bahwa jalur (path) tersebut memiliki pengaruh yang signifikan dalam

model. Pada tabel 4.11. memeperlihatkan bahwa semua jalur telah

mencapai nilai diatas 0,1.

Tabel 4. 10. Nilai q2

Jalur q²

INQ->TPT 0.149

INQ->TSF 0.045

PGQ->TPT 0.011

PGQ->TSF 0.080

SVQ->TPT 0.010

SVQ->TSF 0.033

TPT->NBF 0.091

TSF->NBF 0.278

Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan uji t-test

yang dilakukan dengan metode bootstrapping. Nilai ambang batas

yang digunakan adalah di atas 1,96. Pada tabel 4.8 dapat dilihat

bahwa terdapat dua hipotesis yang memilki nilai t-test dibawah 1,96

Page 149: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

135

yaitu PGQ -> TPT dengan nilai 1,397 dan SVQ -> TPT dengan nilai

0,798 yang berarti kedua hipotesis tersebut ditolak.

Tabel 4. 11. Hasil Uji Signifikansi dan Hipotesis

Path

Coefficient

(β)

T-tes P Values

INQ -> TPT 0.576 5.795 0.000

INQ -> TSF 0.250 3.431 0.001

PGQ -> TPT 0.145 1.397 0.163

PGQ -> TSF 0.406 5.660 0.000

SVQ -> TPT 0.102 0.798 0.425

SVQ -> TSF 0.304 3.157 0.002

TPT -> NBF 0.324 3.198 0.001

TSF -> NBF 0.571 5.389 0.000

1. Pengaruh Inforamtion Quality terhadap Taxpayer Trust

H1: Inforamtion Quality berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Ttrust

Berdasarkan tabel 4.11. dapat dilihat bahwa nilai path coefficient

INQ->TPT adalah 0.576 dan hasil nilai t-test 5.795. Karena nilai t-test

lebih dari 1.96 maka H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

Inforamtion Quality berpengaruh secara signifikan terhadap taxpayer

trust. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Edyy et al. (2012). Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa

kualitas informasi program akan berpengaruh terhadap kepercayaan

pengguna atau partisipan. Peneliti beranggapan bahwa hal ini sesuai

dengan pengamatan peneliti bahwa kualitas informasi mengenai

pengampunan pajak (tax amnesty) yang telah disebarluaskan

Page 150: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

136

berpengaruh terhadap kepercayaan partisipan dalam hal ini wajib

pajak untuk membayar pajak.

2. Pengaruh Information Quality terhadap Taxpayer Satisfaction

H2: Information Quality berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Satisfaction

Tabel 4.11. menampilkan bahwa nilai path coefficient INQ->TSF

adalah 0.250 dan hasil nilai t-test 3.431. Karena nilai t-test lebih dari

1.96, maka H2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa information

quality berpengaruh secara signifikan terhadap taxpayer satisfaction.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Istighfarin & idiana (2018), Wisudiawan (2015), dan Shaltoni et al

(2015). Dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa kualitas

informasi terhadap program yang dijalankan sangatlah penting, jangan

sampai ada perbedaan informasi maupun informasi yang kurang jelas

mengenai suatu program yang dijalankan, karena akan berdampak

pada kepuasan pengguna atau partisipan. Hal ini sejalan dengan fakta

yang ada mengenai informasi yang diberikan oleh pegawai pajak akan

berpengaruh terhadap kepuasan wajib pajak yang mengikuti program

tax amnesty.

3. Pengaruh Program Quality terhadap Taxpayer Trust

H3: Program Quality berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Trust

Page 151: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

137

Berdasarkan tabel 4.11. dapat kita ketahui bahwa nilai path coefficient

PGQ->TPT adalah 0.145 dan hasil nilai t-test 1.397. Dari pengujian

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa H3 ditolak karena nilai t-test

kurang dari 1.96. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Lee et al. (2014), yang menjelaskan bahwa

kualitas program berpengaruh terhadap kepercayaan pengguna atau

partisipan untuk mengikuti program tersebut atau tidak.

4. Pengaruh Program Quality terhadap Taxpayer Satisfaction

H4: Program Quality berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Satisfaction

Tabel 4.11. menampilkan nilai path coefficient PGQ->TSF adalah

0.406 dan hasil t-test adalah 5.660. Dari pengujian tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa H4 diterima karena nilai t-test lebih dari

1.96. Hal ini berarti bahwa program quality berpengaruh secara

signifikan terhadap taxpayer satisfaction. Hasil penelitian ini

didukung oleh Subiyakto et al. (2015), yang menjelaskan bahwa

kualitas program akan berdampak pada kepuasan pengguna atau

partisipan. Dengan program yang berkualitas, maka kepuasan

pengguna atau partisipanpun akan meningkat. Selain itu didukung

pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Istighfarin & idiana

(2018) bahwa program kualitas sangat penting bagi kepuasan

pengguna. Program pengampunan pajak (tax amnesty) yang dilakukan

pemerintah sesuai dengan kebutuhan wajib pajak, mudah diikuti, dan

dengan waktu yang fleksibel selama akhir 2016 – awal 2017, dengan

Page 152: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

138

kualitas program yang baik serta kejelasan transparansi dan valid akan

berpengaruh terhadap kepercayaan wajib pajak dalam mengikuti

program pengampunan pajak (tax amnesty) ini.

5. Pengaruh Service Quality terhadap Taxpayer Trust

H5: Service Quality berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Trust

Pada tabel 4.11. kita dapat mengetahui bahwa nilai path coefficient

SVQ->TPT adalah 0.102 dan hasil t-test adalah 0.798. Karena nilai t-

test dibawah 1.96 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H5 ditolak.

6. Pengaruh Service Quality terhadap Taxpayer Satisfaction

H6: Service Quality berpengaruh secara signifikan terhadap

Taxpayer Satisfaction

Tabel 4.11. menampilkan nilai path coefficient SVQ->TSF adalah

0.304 dan 3.157. Karena nilai t-test sudah melebihi 1.96 maka H6

diterima. Kesimpulannya adalah bahwa service quality berpengaruh

secara signifikan terhadap taxpayer satisfaction. Penelitian ini

didukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Merkusiwati (2018),

Fatima & Razzaque (2014), Isigharin & Fidiana (2018) serta Sari &

Nuswantara (2017) yang menjelaskan bahwa pelayanan baik yang

diberikan akan berdampak pada kepuasan pengguna maupun

partisipan dalam mengikuti program. Dengan pelayanan yang baik

dari pegawai perpajakan akan berdampak pada pemenuhan

kebutuhan, kenyamanan, dan kepuasan secara keseluruhan wajib

pajak terhadap program yang dialankan pemerintah ini.

Page 153: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

139

7. Pengaruuh Taxpayer Trust terhadap Net Benefits

H7: Taxpayer Trust berpengaruh secara signifikan terhadap Net

Benefits

Pada tabel 4.11. kita dapat mengetahui bahwa hasil nilai path

coefficient dari TPT->NBF adalah 0.324 dan nilai t-test 3.198. Karena

nilai t-test lebih dari 1.96 maka H7 diterima. Dapat disimpulkan

bahwa taxpayer trust berpengaruh secara signifikan terhadap net

benefits. Penelitian ini didukung oleh Lee et al. (2014), dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa tigkat kepercayaan partisipan

merupakan hal penting untuk meningkatkan pembayaran pajak,

dengan meningkatnya hal tersebut maka partisipan akan merasakan

dampak dari hasil pembayaran pajak. Dengan kepercayaan wajib

pajak mengikuti program ini, maka wajib pajak dapat merasakan

dampak dari keikutsertaan program tax amnesty ini mulai dari

manafaat untuk diri sendiri dan manfaat bagi negara.

8. Pengaruh Taxpayer Satisfaction terhadap Net Benefots

H8: Taxpayer Satisfaction berpengaruh secara signifikan terhadap

Net Benefits

Tabel 4.11. menunjukkan bahwa nilai path coefficient TSF->NBF

adalah 0.571 dan hasil nilai t-test adalah 5.389. Karena nilai t-test

diatas 1.96 maka H8 diterima. Dapat disimpulkan bahwa taxpayer

satisfaction berpengaruh secara signifikan terhadap net benefits.

Penelitian ini didukung oleh Al-Debei et al. (2013) dan Subiyakto et

al. (2015) dimana kepuasan yang dirasakan pengguna maupun

Page 154: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

140

partisipan akan berdampak pada kebermanfaatan program yang

dirasakan oleh pengguna atau partisipan. Kepuasan wajib pajak yang

dirasakan selama mengikuti program tax amnesty ini akan sejalan

dengan dampak positif yang akan didapatkan oleh wajib pajak.

Page 155: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

141

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa 91% responden

mengetahui mengenai tax amnesty, dan 9% sangat mengetahui program tax

amnesty. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidak ikut sertaan

responden terhadap program pengampunan pajak (tax amnesty) cukup tinggi,

yaitu 72%. Responden yang mengikuti program pengampunan pajak (tax

amnesty) periode satu sebanyak 13%, periode dua sebanyak 4% dan periode tiga

sebanyak 11%. Responden yang menerima adanya program ini sebanyak 67%,

dan sangat menerima sebanyak 11%. Sebesar 46% responden menganggap

bahwa penerimaan pengampunan pajak (tax amnesty) akan berdampak pada

meningkatnya penghasilan negara.

2. Persentase tertinggi untuk faktor teknis yang mempengaruhi penerimaan

program pengampunan pajak (tax amnesty) adalah ketersediaan data, sebesar

30%. Persentase tertinggi untuk faktor manajerial adalah evaluasi penerimaan

program, sebesar 23%. Sedangkan persentase tertinggi untuk faktor institusional

adalah dukungan dan komitmen wajib pajak sebesar 36%. 56% responden

menganggap bahwa faktor kebenaran dan kepercayaan akan berpengaruh

terhadap penerimaan program pengampunan pajak (tax amnesty).

3. Ditolaknya dua dari delapan hipotesis yaitu, PGQ -> TPT dan SVQ -> TPT.

Karena berdasarkan pengujian t-test, kedua jalur tersebut berada dibawah

Page 156: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

142

ambang batas nilai. Namun berdasarkan pengujian path coefficient, semua jalur

memiliki pengaruh yang signifikan dalam model. Enam hipotesis yang diterima

adalah INQ -> TPT, INQ -> TSF, PGQ -> TSF, SVQ -> TSF, TPT -> NBF, TSF

-> NBF. Sehingga secara analisis statistik, variabel-variabel yang mempengaruhi

penerimaan kebermanfaatan pengampunan pajak (tax amnesty) adalah:

a. Information quality berpengaruh terhadap net benefits melalui

taxpayer trust dan taxpayer satisfaction

b. Program quality dan service quality berpengaruh terhadap net benefits

melalui taxpayer satisfaction.

c. Taxpayer trust dan taxpayer satisfaction berpengaruh secara

signifikan terhadap net benefits.

B. Saran

Melalui hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran dan masukan ssebagai

berikut:

1. Berdasarkan penelitian diharapkan pemerintah memperhatikan variabel

taxpayer trust sebagai prioritas utama dalam memperbaiki program

pengampunan pajak (tax amnesty) atau program perpajakan lain yang akan

dilaksanakan oleh pemerintah dimasa datang, karena faktor kepercayaan

menjadi perhatian utama wajib pajak. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis

statistik yang menunjukan bahwa hipotesis PGQ -> TPT dan SVQ -> TPT

ditolak.

2. Diharapkan pemerintah memperhatikan beberapa faktor teknis berupa

ketersediaan data informasi mengenai pelaksanaan program pengampunan

Page 157: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

143

pajak (tax amnesty). Meskipun persentase responden yang mengetahui adanya

program pengampunan pajak (tax amnesty) tinggi, namun ketidak ikut sertaan

responden dalam program pengampunan pajak (tax amnesty) cukup tinggi. Hal

ini dapat terjadi karena kurangnya data informasi mendalam mengenai program

pengampunan pajak (tax amnesty), sehingga diharapkan pemerintah lebih

gencar dalam mensosialisasikan cara dan tahapan pengurusan pengampunan

pajak (tax amnesty) atau program pajak lainnya yang akan dilaksanakan

pemerintah dimasa datang.

3. Faktor selanjutnya yaitu faktor manajerial berupa evaluasi penerimaan program

pengampunan pajak (tax amnesty) yang telah berlangsung sehingga dapat

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

4. Faktor berikutnya adalah faktor institusional berupa dukungan dan komitmen

wajib pajak, pemerintah perlu membantu meningkatkan kesadaran dan

komitmen wajib pajak sehingga keikutsertaan pengampunan pajak (tax

amnesty) atau program pajak lain yang akan dilaksanakan pemerintah dimasa

datang menjadi meningkat.

Page 158: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

144

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif Structural

Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Adam, O., Tuli, H., & Husain, S. P. (2017). Pengaruh Program Pengampunan Pajak

Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak di Indonesia. Akuntabilitas: Jurnal

Ilmu Akuntansi, 10(1), 61-70. doi: 10.15408/akt.v10i1.6115

Adinugraha, H. H. (2013). Norma dan nilai dalam ilmu ekonomi Islam. MEDIA,

21(1).

Aedy, H. (2011). Teori dan aplikasi ekonomi pembangunan perspektif Islam: sebuah

studi komparasi: Graha Ilmu.

Afthanorhan, W. M. A. B. W. (2013). A Compariosn of Partial Least Square

Structural Equation Modeling (PLS-SEM) and Covariance Based Structural

Equation Modeling (CB-SEM) for Confirmatory Factor Analysis.

International Journal of Engineering Science and Innovative Technology,

2(5), 198-205.

Ahmad, M. (2015). Role of waqf in sustainable economic development and poverty

alleviation: Bangladesh perspective. JL Pol'y & Globalization, 42, 118.

Ahmad Muhammad, A. A., & Karim, F. A. A. (1999). Sistem, Prinsip dan Tujuan

Ekonomi Islam, Pustaka Setia: Bandung.

Ahmed, H. (2004). Role of zakah and awqaf in poverty alleviation: Islamic

Development Bank, Islamic Research and Training Institute Jeddah.

Ahmed, H. (2007). Waqf-based microfinance: realizing the social role of Islamic

finance. World Bank.

Al-Debei, M., Jalal, D., & Al-Lozi, E. (2013). Measuring web portals success: a

respecification and validation of the DeLone and McLean information

systems success model Int. J. Business Information Systems.

Al-Qardhawi, Y. (1997). Norma dan Etika Ekonomi Islam: Jakarta: Gema Insani

Press.

Alfiyah, N., & Latifah, S. W. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Sunset

Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, 7(2), 1081-1090.

ALMIZAN, A. (2016). Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Ekonomi Islam.

Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam, 1(2), 203-222.

Alzahrani, A. I., Mahmud, I., Ramayah, T., Alfarraj, O., & Alalwan, N. (2017).

Modelling digital library success using the DeLone and McLean information

system success model. Journal of Librarianship and Information Science, 1-

16. doi: 10.1177/0961000617726123

Andriawan, I. G. D., Edy Sujana, S., & Yasa, I. N. P. (2018). Mengungkap Faktor-

Faktor Yang Mendorong Wajib Pajak Buleleng Mengikuti Program Tax

Amnesty. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 8(2).

Arif, S. (2010). Wakaf Tunai sebagai Alternatif Mekanisme Redistribusi Keuangan

Islam. La_Riba, 4(1), 87-117.

Page 159: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

145

Awang, Z., Afthanorhan, A., & Mamat, M. (2016). The Likert Scale Analysis using

Parametic Based Structural Equation Modeling (SEM). Computational

methods in social sciences, 4(1), 13-21.

Aziz, R. M. (2006). Jejak Islam Yang Hilang. Sinlammim, Jakarta.

Aziz, R. M. (2009a). Education on Root Of Islam.

Aziz, R. M. (2009b). Kaffah Thinking on Sinlammim Method Through Digital Root.

Paper presented at the Proceeding, ISOIT International Seminar on Islamic

Thought, UKM, Bangi, Malaysia.

Aziz, R. M. (2010). Ekonomi Islam Tiga Dimensi: Modul Kuliah, Fakultas Ekonomi

Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif┬áÔǪ.

Aziz, R. M. (2016a). Factors of Internal, External And Religiosity To Influence

Lecture Performance By Peer Review Teaching on HAHSLM Approach.

Aziz, R. M. (2016b). Teori H Sebagai Ilmu Wahyu Dan Turats Dalam Islam. Jurnal

Ushuluddin, 24(1), 103-112.

Bagiada, I., & Darmayasa, I. (2016). Tax Amnesty Upaya Membangun Kepatuhan

Sukarela. Paper presented at the Makassar: Simposium Nasional Akuntansi

Vokasi V, Makassar.

Bimonte, S., & Stabile, A. (2015). Local Taxation and Urban Development Testing

for the side-effects of the Italian property tax. Ecological Economics, 120,

100-107.

Chapra, M. U. (1992). Islam and the economic challenge: International Institute of

Islamic Thought (IIIT).

Chapra, M. U. (2001). Masa depan ilmu ekonomi: sebuah tinjauan Islam: Gema

Insani.

Choudhury, M. A. (1986). Contributions to Islamic economic theory: A study in

social economics: Springer.

Damayanti, L. D., & Amah, N. (2018). Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi:

Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi dan Pengampunan Pajak. Assets:

Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, 7(1), 57-71.

Darmayasa, I., & Aneswari, Y. R. (2015). The ethical practice of tax consultant

based on local culture. Paper presented at the Procedia - Social and

Behavioral Sciences.

DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The DeLone and McLean Model

of Information Systems Success:A Ten-Year Update. Journal of Management

Information Systems, 19(4), 9-30.

Dewantari, D. P. A. D., Sulindawati, N. L. G. E., Atmadja, A. T., & SE, A. (2017).

Implikasi dan Evaluasi Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) pada

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak

pada Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singaraja. JIMAT

(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).

Dewi, L. P., & Merkusiwati, N. L. (2018). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi

Perpajakan, E-Filing, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Pelaporan

Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 22(2), 1626-1655.

doi: https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v22.i02.p30

Page 160: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

146

Diwany, T. a. (2003). Bunga bank dan masalahnya the problem with interest; suatu

tinjauan syarÔÇÖI dan ekonomi keuangan. Jakarta: Akbar Media Eka

Sarana, tt.

Eddy, D. M., Hollingworth, W., Caro, J., Tsevat, J., McDonald, K. M., & Wong, J.

B. (2012). Model Transparency and Validation: A Report of the ISPOR-

SMDM Modeling Good Reseaarch Practices Tas Force-7. Medical Decision

Making. doi: 10.1177/0272989X12454579

Fatima, J. K., & Razzaque, M. A. (2014). Service quality and satisfaction in the

banking sector. International Journal of Quality & Reliability

Management 31(4), 367-379. doi: 10.1108/IJQRM-02-2013-0031

Fauzia, I. Y., & Riyadi, A. K. (2018). Prinsip dasar ekonimi Islam: perspektif

Maqashid al Syariah: PT Prenadamedia Group.

Gazalba, S. (1987). Ilmu, Filsafat dan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Gupta, S., & Lynch, D. P. (2016). The Effects of Changes in State Tax Enforcement

on Corporate Income Tax Collections. The Journal of the American Taxation

Association, 38(1), 125-143. doi: https://doi.org/10.2308/atax-51301

Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & Kuppelwieser, V. G. (2014). Partial Least

Squares Strucrtural Equation Modelling (PLS-SEM): An Emerging Tool in

Business Research. European Business Review, 26(2), 106-121.

Hamilton, H. N., & Schulze, G. G. (2016). Taxing Times in Indonesia: The

Challenge of Restoring Competitiveness and the Search for Fiscal Space.

Bulletin of Indonesian Economic Studies, 52(2), 265-295. doi:

10.1080/00074918.2016.1249263

Hayat, M. A. N., & Kristanto, R. (2018). PENGARUH PENGAMPUNAN PAJAK

DAN KEMUDAHAN ADMINISTRASI PAJAK TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA

JAKARTA PENJARINGAN. Transparansi Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi,

1(2), 218-234.

Herryanto, M., & Toly, A. (2013). Pengaruh kesadaran wajib pajak, kegiatan

sosialisasi perpajakan, dan pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak

penghasilan di KPP Pratama Surabaya Sawahan. Tax and Accounting Review,

1(1), 125-133.

Hezam, M. Ethics of administration and development in Islam: A comparative

perspective. Journal King Saudi Univ, 14, 49-64.

Huda, M. K., & Hernoko, A., Y. (2017). Tax Amnesties in Indonesia and Other

Countries: Opportunities and Challenges. Asian Social Science, 13(7), 52-61.

Husnurrosyidah, & Nuraini, U. (2016). Pengaruh Tax Amnesty Dan Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan Pajak Di Bmt Se-Karesidenan Pati. EQUILIBRIUM :

Jurnal Ekonomi Syariah, 4(2), 211-226.

Indonesia, B., & Indonesia, U. I. (2016). Pengelolaan zakat yang efektif: konsep dan

praktik di berbagai negara. Edisi pertama. Jakarta.

Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,

dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung:

Refika Aditama.

Page 161: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

147

Istighfarin, N., & Fidiana. (2018). Tax Amnesty dari Pespektif Masyarakat Pajak.

AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 9(2), 142-156.

Jalil, A. (2008). Waqf instruments for construction contract: An analysis of structure.

The Journal of Muamalat and Islamic Finance Research (JMIFR), 5(1), 14.

Jamil, N. A. (2017). Efektivitas Penerapan Tax Amnesty di Indonesia. Journal of

Multidiscipinary Studies, 1(1).

Kahf, M. (1978). The Islamic Economy: Analytical Study of the Functioning of the

Islamic Economic System.

Kahf, M. (2004). Shari'ah and Historical Aspects of Zakah and Awqaf. Background

paper prepared for Islamic Research and Training Institute, Islamic

Development Bank.

Kahf, M. (2007). Islamic Waqf Origin, Evolution and Contribution. Paper presented

at the Singapore International Waqf Conference.

Karim, A. A. (2001). Ekonomi Islam: suatu kajian temporer: Gema Insani.

Karim, A. A. (2012). Ekonomi Makro Islami, Edisi Kedua. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Khadduri, M. (1984). The Islamic conception of justice: JHU Press.

Kogler, C., Batrancea, L., Nichita, a., Jozsef, P. D., Alexis, B. E., & Kirchler, E.

(2013). Trust and power as determinants of tax compliance: Testing the

assumptions of the slippery slope framework in Austria, Hungary, Romania

and Russia. Journal of Economic Psychology, 34(C), 169-180.

Lee, J. K. B., Lim, C. Y., Kanagaretnam, K., & Lobo, G. (2014). Societal Trust and

Corporate Tax Avoidance. Journal of International Accounting Research

Conference. Research Collection School Of Accountancy.

Luitel, H. S., & Tosun, M. s. (2013). A reexamination of state fiscal health and

amnesty enactment. Int Tax Public Finance, 21(5), 874-893. doi:

10.1007/s10797-013-9278-8

Minka, A. (2013). Maqashid Syariah Dalam Ekonomi Islam Dan Keuangan Syariah.

Jakarta: Ikatan Ahli Ekonomi Islam.

Mohsin, M. I. A. (2007). The Institution of Waqf: A Non-Profit Institution to

Financing the Needy Sectors.

Muhammad, N. S. (1991). Kegiatan Ekonomi dalam Islam. Alih bahasa Anas Sidiq

Jakarta: Bumi Aksara.

Muhammadi, A. H., Ahmed, Z., & Habib, A. (2016). Multinational transfer pricing

of intangible assets: Indonesian Tax Auditors perspectives. Asian Review of

Accounting, 24(3), 313-337.

Mujiono, & suharyono. (2017). Persepsi wajib Pajak Terhadap Tax Amnesty.

Inovbiz, 5(2), 159-166.

Nar, M. (2015). The Effects of Behavioral Economics on Tax Amnesty.

International Journal of Economics and Financial Issues, 5(2), 580-589.

Ngadiman, & Huslin, D. (2015). Pengaruh Sunset Policy , Tax Amnesty , dan Sanksi

Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Jakarta Kembangan). Jurnal Akuntansi, 19(2), 225-241.

Nursiyono, J. A. (2015). Kompas Teknik Pengambilan Sampel. Bogor: In Media.

Page 162: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

148

Okfitasari, A., Meikhati, E., & Setyaningsih, T. (2017). Ada Apa Setelah Tax

Amnesty? Jurnal Akuntasni Multiparadigma, 8(3), 427-611. doi:

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2017.12.7070

Onwuegbuzie, A. J., & Collins, K. M. T. (2007). A Typology of Mixed Methods

Sampling Designs in Social Science Research. The Qualitative Report, 12(2),

281-316.

Pajak, D. J. (2019). Amnesti Pajak. Retrieved 1 January, 2019, from

www.Pajak.go.id

Pangkey, M. M., Sondakh, J. J., & Tirayoh, V. Z. (2017). ANALISIS KEPATUHAN

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEBELUM DAN SESUDAH

PELAKSANAAN TAX AMNESTY DI KPP PRATAMA MANADO. Jurnal

Riset Akuntansi Going Concern, 12(2).

Pengkajian, P. (2008). Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Petter, S., DeLone, W., & McLean, E. (2008). Measuring information systems

success:models, dimensions, measures, and interrelationships. European

Journal of Information Systems, 17, 236-163. doi: 10.1057/ejis.2008.15

Pramushinta, & Siregar, B. (2011). Pengaruh Layanan Fiskus dan Pelaksanaan

Sunset Policy terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Upaya Peningkatan

Pajak. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 5(2), 173-189.

Prapanca, P. (2017). Pengaruh Tingkat Religiusitas terhadap Self Resiliensi Siswa

Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Karanganyar. Jurnal Riset

Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling, 3(1), 62-70.

Pravasanti, Y. A. (2018). Dampak Kebijakan dan Keberhasilan Tax Amnesty Bagi

Perekonomian Indonesia. Kompartemen: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 16(1), 84-

94. doi: doi:http://dx.doi.org/10.30595/kompartemen.v16i1.2415

Purnamawati, I. (2014). P elaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Dalam

Menunjang Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Retribusi Parkir Kendaraan

Roda Dua. Pandecta Journal, 9(1), 142-153. doi:

http://dx.doi.org/10.15294/pandecta.v9i1.3002

Putra, A. M., & Hidayat, N. (2018). The Influence of Taxpayer Compliance and Tax

Sanction on Amnesty Tax Participation. South East Asia Journal of

Contemporary Business, Economics and Law, 16(5).

Rahardjo, M. D. (1999). Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi: Lembaga Studi

Agama dan Filsafat.

Ramadani, V., Dana, L. o.-P., Gërguri-Rashiti, S., & Ratten, V. (2017). An

introduction to entrepreneurship and management in an Islamic context

Entrepreneurship and Management in an Islamic Context (pp. 1-5): Springer.

Ratmono, D., & Cahyonowati, N. (2013). Kepercayaan Terhadap Otoritas Pajak

Sebagai Pemoderasi Pengaruh Deterrence Factors Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Pribadi. Jurnal Akuntansi Indonesia, 2(1), 1-15.

Ringle, C. M., Bido, D. D. D., & Silva, D. D. (2014). Structural Equation Modeling

With the SmartPLS. REMark – Revista Brasileira De Marketing, 13(2), 56-

73.

Sadeq, A. M. (2002). Waqf, perpetual charity and poverty alleviation. International

Journal of Social Economics, 29(1/2), 135-151.

Page 163: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

149

Saksama, H. Y. (2018). kepatuhan Meningkat, Penyampaian SPT Tumbuh Double

Digit. 2019, from http://www.pajak.go.id/kepatuhan-meningkat-

penyampaian-spt-tumbuh-double-digit

Sari, R. I., & Nuswantara, D. (2017). The Influence of Tax Amnesty Benefit

Perception to Taxpayer Compliance. Jurnal Dinamika Akuntansi, 9(2), 176-

183. doi: http://dx.doi.org/10.15294/jda.v9i2.11991

Sari, S. (2017). Amnesti Pajak: Sejarah dan Efektivitas di Berbagai Negara. JABE

(Journal of Applied Business and Economic), 3(3), 139-147.

Serra, M., Psarra, S., & O'Brien, J. (2018). Social and Physical Characterization of

Urban Contexts: Techniques and Methods for Quantification, Classification

and Purposive Sampling. Urban Planning, 3(1), 58-74. doi: DOI:

10.17645/up.v3i1.1269

Setiawan, A. A. (2004). Wakaf Tunai untuk Pemberdayaan dan Kesejateraan Umat.

Majalah Hidayatullah.

Setyaningsih, T., & Okfitasari, A. (2018). Mengapa Wajib Pajak Mengikuti Tax

Amnesty (Studi Kasus di Solo). EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan),

20(4), 415-433.

Shaltoni, A. M., Kharim, H., Abuhamad, A., & M, A. (2015). Exploring students’

satisfaction with universities’ portals in developing countries A cultural

perspective. the international journal of information adn learning technology,

32(2), 82-93. doi: 10.1108/IJILT-12-2012-0042

Siagian, H., & Cahyono, E. (2014). Analisis Website Quality, Trust dan Loyaliti

Pelanggan Online Shop. Jurnal Manajemen Pemasaran, 8(2), 55-61. doi: doi:

10.9744/pemasaran.8.2.55-61

Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2014). Implementation of Input-Process-Output

Model for Measuring Information System Project Success. TELKOMNIKA

Indonesian Journal of Electrical Engineering, 12(7), 5603-5612. doi:

10.11591/telkomnika.v12i7.5699

Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015). Measurement of

Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal

Stakeholders. International Journal of Electrical and Computer Engineering

(IJECE), 5(2).

Sudarsono, H. (2002). Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar: Ekonisia.

Sun, W., & Pang, J. (2017). Service quality and global competitiveness: evidence

from global service firms. Journal of Service Theory and Practice, 27(6),

1058-1080. doi: http://dx.doi.org/10.1108/JSTP-12-2016-0225

Susamto, A. A., & Cahyadin, M. (2008). Praktik Ekonomi Islam di Indonesia dan

Implikasinya terhadap Perekonomian. Jurnal Ekonomi Syariah Muamalah, 5,

75.

Syofian, S., Settyaningsih, T., & Syamsiah, N. (2015). Otomatisasi Metode

Penelitian Skala Likert Berbasis Web. Paper presented at the Prosiding

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Semnastek).

Tanilasari, Y., & Gunarso, P. (2017). Analisis Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan

Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan. Jurnal Akuntansi dan

Perpajakan, 3(1).

Page 164: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

150

Trisnasari, A., Sujana, E., & Herawati, N. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,

Sosialisasi Perpajakan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kemauan

Wajib Pajak dalam Mengikuti Program Tax Amnesty. e-journal S1 Ak, 7(1).

Umer Chapra, M. (1984). The Nature of Riba in Islam. Hamdard Islamicus.

Violetta, S., & Khairani, S. (2017). Persepsi Wajib Pajak Tentang Tax Amnesty

Terhadap Keinginan Mengikuti Tax Amnesty (Studi Empiris Wajib Pajak

Yang Terdaftar Pada KPP Madyakota Palembang).

Willits, F. K., Theodori, G. L., & Luloff, A. (2016). Another Look At Likert Scales.

Journal of Rural Social Sciences, 31(3), 126-139.

Wisudiawan, G. A. A. (2015). Analisis Faktor Kesuksesan Sistem Informasi

Menggunakan Model Delone and McLean. jurnal ilmiah teknologi informasi

terapan, 2(1), 55-59.

Wong, K. K. K. (2013). Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-

SEM) Techniques Using SmartPLS. Marketing Bulletin, 24(1), 1-32.

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengelola Data Penelitian

dengan Partial Least Square Path Modeling: Aplikasi dengan Software

XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS (Vol. 1). Jakarta: Salemba Infotek.

Page 165: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

151

LAMPIRAN

Page 166: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

152

Lampiran 1: Formulir Pengajuan Proposal dan Pembimbing Tesis

Page 167: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

153

Lampiran 2: SK Dosen Pembimbing

Page 168: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

154 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

Lampiran 3: Data Kuesioner

Kepada Yth,

Bapak/Ibu Wajib Pajak

Di –

Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb

Perkenalkan saya Muji, sedang melaksanakan penelitian tesis guna menyelesaikan

Program Magister Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di

Indonesia”.

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian tersebut, mohon bantuan partisipasi

Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner penelitian sekitar 5-10

menit. Data penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk

tujuan penelitian.

Demikian, besar harapan saya Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner tersebut,

atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Januari

2019

Hormat Saya,

Muji

NIM 21150850100034

Page 169: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

155 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

A. PROFIL RESPONDEN Jawablah dengan memberikan tanda ( √ ) pada salah satu jawaban yang tersedia!

1. Nama : …………………………………………………………

2. Email : …………………………………………………………

3. Pekerjaan : …………………………………………………………

4. NPWP : …………………………………………………………

5. Pendidikan terakhir:

O SLTA O Diploma O S1 O S2 O S3

6. Sebutkan golongan wajib pajak Anda saat ini?

O Wajib pajak individu

O Wajib pajak badan usaha

O Wajib pajak individu dan badan usaha

7. Secara umum, bagaimana tingkat keterampilan Anda dalam bidang perpajakan?

O Sangat tidak terampil

O Tidak terampil

O Kurang terampil

O Terampil

O Sangat terampil

8. Secara umum, bagaimana tingkat pengetahuan Anda tentang Program Tax Amnesty?

O Sangat tidak tahu

O Tidak tahu

O Kurang tahu

O Tahu

O Sangat tahu

No: …………….…..

(Diisi oleh surveyor)

Page 170: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

156 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

9. Apakah anda mengikuti program Tax Amnesty? Jika ya, program Tax Amnesty periode berapa yang Anda ikuti?

O 1

O 2

O 3

O Tidak Mengikuti

B. PROFIL KESIAPAN DAN KESEDIAAN DITERIMANYA PROGRAM TAX AMNESTY

10. Secara umum, bagaimana kesiapan dan kesediaan Anda untuk menerima Program Tax Amnesty tersebut?

O Sangat tidak menerima

O Tidak menerima

O Kurang menerima

O Menerima

O Sangat menerima

11. Menurut Anda, berapa persen kesiapan dan kesediaan anda merima Program Tax Amnesty tersebut?

O < 20%

O 21-40%

O 41-60%

O 61-80%

O 81-100%

12. Di antara faktor teknis berikut, faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap diterimaanya Program Tax Amnesty?

O Ketersediaan biaya

O Ketersediaan SDM

O Ketersediaan teknologi

O Ketersediaan data

Page 171: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

157 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

O Ketersediaan metode

13. Di antara faktor manajerial berikut, faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap diterimannya Program Tax Amnesty?

O Perencanaan penerimaan program

O Pengaturan penerimaan program

O Pengarahan penerimaan program

O Pengendalian penerimaan program

O Evaluasi penerimaan program

14. Di antara faktor institusional berikut, faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap diterimannya Program Tax Amnesty?

O Kondisi ekonomi saat ini

O Budaya dan sistem kerja

O Dukungan dan koordinasi antar unit terkait

O Dukungan dan komitmen wajib pajak

O Dukungan dan komitmen pemerintah

15. Menurut Anda, diterimannya Program Tax Amnesty akan membantu para pihak yang berkepentingan dalam hal?

O Keringanan pembayaran pajak

O Meningkatkan jumlah pembayaran pajak

O Meningkatkan penghasilan negara

O Meningkatkan perkembangan ekonomi

16. Secara umum, apakah faktor kebenaran dan kepercayaan yang dirasakan mempengaruhi diterimannya Program Tax Amnesty?

O Sangat tidak berpengaruh

O Tidak berpengaruh

O Kurang berpengaruh

O Berpengaruh

Page 172: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

158 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

O Sangat berpengaruh

Page 173: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

159 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

C. DITERIMANYA PROGRAM TAX AMNESTY

Nyatakan pendapat Anda dengan memberikan tanda ( √ ) pada salah satu jawaban skala 1-5

yang tersedia!

Skala Keterangan Singkatan

1 Sangat Tidak Setuju STS

2 Tidak Setuju TS

3 Tidak Tahu TT

4 Setuju S

5 Sangat Setuju SS

C1. Sebagai wajib pajak, bagaimana Kualitas Informasi dari Program Tax Amnesty?

C2. Menurut Anda, bagaimana Kualitas Program Tax Amnesty dalam pelaksanaannya?

STS TS TT S

SS

1 2 3 4 5

22. Program mudah diikuti O O O O O

23. Program dapat diikuti secara fleksibel O O O O O

24. Program sesuai dengan kebutuhan wajib pajak O O O O O

25. Program dapat diandalkan dalam pelaksanaannya O O O O O

26. Program dilaksanakan pada waktu yang tepat O O O O O

STS TS TT S SS

1 2 3 4 5

17. Program menyediakan informasi yang akurat O O O O O

18.

Program menyediakan informasi yang tepat waktu ketika

saya butuhkan O O O O O

19. Program menyediakan informasi yang lengkap O O O O O

20.

Program menyediakan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan saya O O O O O

21. Program memberikan informasi yang mudah dipahami O O O O O

Page 174: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

160 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

C3. Menurut Anda, bagaimana Kualitas Layanan dari Program Tax Amnesty?

STS TS TT S

SS

1 2 3 4 5

27. Layanan didukung dengan ketersediaan data yang cukup O O O O O

28.

Layanan program diberikan dengan memperhatikan

situasi dan kondisi wajib pajak O O O O O

29. Layanan program diberikan secara responsif sesuai

kebutuhan wajib pajak O O O O O

30. Layanan diberikan secara aman kepada wajib pajak O O O O O

C4. Menurut Anda, bagaimana Kepercayaan dalam pelaksanaan Program Tax Amnesty?

STS TS TT S

SS

1 2 3 4 5

31. Program dijalankan secara resmi oleh Pemerintah O O O O O

32.

Program dijalankan dengan aturan dan prosedur yang

jelas O O O O O

33. Program dijalankan secara transparan O O O O O

34. Program dikelola secara jujur O O O O O

35. Program dijalankan secara sistematis O O O O O

C5. Menurut Anda, bagaimana Kepuasan dalam pelaksanaan Program Tax Amnesty?

STS TS TT S

SS

1 2 3 4 5

36. Program memenuhi kebutuhan pengurusan pajak O O O O O

37. Program efektif dalam pelaksanaannya O O O O O

38. Program efisien dalam pelaksanaannya O O O O O

39. Program memberikan kenyamanan dalam

pelaksanannya O O O O O

40. Secara keseluruhan, saya puas dengan pelaksanaan

program ini O O O O O

Page 175: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

161 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Tax Amnesty di Indonesi. Peneliti Koresponden: Muji 0813 8000 5540,

[email protected]

C6. Menurut Anda, bagaimana Manfaat dari pelaksanaan Program Tax Amnesty?

STS TS TT S

SS

1 2 3 4 5

41. Pelaksanaan program meningkatkan efektifitas

pengelolaan perpajakan bagi wajib pajak O O O O O

42. Pelaksanaan program meningkatkan produktifitas bagi

wajib pajak O O O O O

43. Pelaksanaan program memberikan manfaat kompetitif

bagi wajib pajak O O O O O

44. Pelaksanaan program menghemat biaya yang harus

dikeluarkan oleh wajib pajak O O O O O

45. Secara umum, pelaksanaan program menghemat sumber

daya yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak. O O O O O

Terima Kasih

Page 176: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

Lampiran 4: Data Hasil Pengujian Statistik

Data Penelitian Hasil Analisis Outer Model dengan SmartPLS

Page 177: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

Tabel hasil analisis model pengukuran

VAR IND OL CL

AVE CR INQ NBF PGQ SVQ TPT TSF

INQ

INQ1 0.928 0.928 0.733 0.714 0.743 0.723 0.721

0.844 0.964

INQ2 0.909 0.909 0.716 0.736 0.792 0.690 0.759

INQ3 0.938 0.938 0.688 0.719 0.731 0.730 0.747

INQ4 0.903 0.903 0.740 0.728 0.759 0.730 0.775

INQ5 0.915 0.915 0.684 0.742 0.731 0.682 0.761

NBF

NBF1 0.933 0.704 0.933 0.698 0.719 0.692 0.738

0.862 0.969

NBF2 0.925 0.721 0.925 0.707 0.723 0.656 0.748

NBF3 0.935 0.740 0.935 0.731 0.710 0.684 0.783

NBF4 0.922 0.698 0.922 0.699 0.683 0.674 0.726

NBF5 0.926 0.737 0.926 0.756 0.727 0.690 0.728

PGQ

PGQ1 0.898 0.689 0.709 0.898 0.816 0.613 0.783

0.812 0.956

PGQ2 0.921 0.733 0.713 0.921 0.818 0.658 0.803

PGQ3 0.893 0.742 0.680 0.893 0.780 0.627 0.790

PGQ4 0.913 0.700 0.707 0.913 0.740 0.624 0.788

PGQ5 0.882 0.707 0.679 0.882 0.759 0.586 0.745

SVQ

SVQ1 0.903 0.724 0.690 0.745 0.903 0.614 0.748

0.828 0.951 SVQ2 0.900 0.754 0.681 0.799 0.900 0.632 0.801

SVQ3 0.922 0.738 0.706 0.813 0.922 0.641 0.778

SVQ4 0.914 0.760 0.716 0.802 0.914 0.656 0.804

TPT

TPT1 0.861 0.656 0.650 0.582 0.604 0.861 0.581

0.832 0.961

TPT2 0.916 0.733 0.678 0.642 0.644 0.916 0.660

TPT3 0.932 0.715 0.667 0.626 0.654 0.932 0.666

TPT4 0.917 0.692 0.650 0.624 0.624 0.917 0.647

TPT5 0.932 0.731 0.690 0.669 0.660 0.932 0.691

TSF

TSF1 0.928 0.791 0.779 0.834 0.844 0.694 0.928

0.873 0.972

TSF2 0.943 0.775 0.737 0.786 0.795 0.659 0.943

TSF3 0.944 0.772 0.732 0.818 0.800 0.656 0.944

TSF4 0.931 0.762 0.760 0.799 0.801 0.690 0.931

TSF5 0.926 0.727 0.738 0.816 0.778 0.628 0.926

Keterangan :

VAR : Variabel OL : Outer Loading

IND : Indikator CL : Cross Loading

CR : Composite Reliability AVE : Average Variance

Extracted

Page 178: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

Diskriminan validity Nilai Cross Loading Fornell-Lacker’s

INQ NBF PGQ SVQ TPT TSF

INQ 0.921

NBF 0.768 0.928

PGQ 0.794 0.774 0.901

SVQ 0.818 0.768 0.869 0.910

TPT 0.769 0.732 0.690 0.699 0.912

TSF 0.826 0.803 0.868 0.861 0.713 0.934

Page 179: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

Tabel Analisis Struktur Model

Jalur R Square Q²

INQ->TPT 0.618 0.477

INQ->TSF 0.818 0.664

PGQ->TPT 0.618 0.477

PGQ->TSF 0.818 0.664

SVQ->TPT 0.618 0.477

SVQ->TSF 0.818 0.664

TPT->NBF 0.696 0.551

TSF->NBF 0.696 0.551

Page 180: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,

Tabel Analisis Struktur Model Secara Lengkap

Hip Hipotesis Β t-test R² f²

Q² q² Analisis

R²-in R²-ex Σf² Q²-in Q²-ex Σq² β t-test R² f² Q² q²

H1 INQ -> TPT 0.576 5.795 0.618 0.618 0.517 0.264 0.477 0.477 0.399 0.149 Sign Diterima M m

Predictive

Relvance m

H2 INQ -> TSF 0.25 3.431 0.818 0.818 0.800 0.099 0.664 0.664 0.649 0.045 Sign Diterima A k

Predictive

Relvance k

H3 PGQ -> TPT 0.145 1.397 0.618 0.618 0.613 0.013 0.477 0.477 0.471 0.011 Sign Ditolak M k

Predictive

Relvance k

H4 PGQ -> TSF 0.406 5.66 0.818 0.818 0.782 0.198 0.664 0.664 0.637 0.080 Sign Diterima A m

Predictive

Relvance k

H5 SVQ -> TPT 0.102 0.798 0.618 0.618 0.616 0.005 0.477 0.477 0.472 0.010 Sign Ditolak M k

Predictive

Relvance k

H6 SVQ -> TSF 0.304 3.157 0.818 0.818 0.800 0.099 0.664 0.664 0.653 0.033 Sign Diterima A k

Predictive

Relvance k

H7 TPT -> NBF 0.324 3.198 0.696 0.696 0.843 -0.484 0.551 0.551 0.510 0.091 Sign Diterima A k

Predictive

Relvance k

H8 TSF -> NBF 0.571 5.389 0.696 0.696 0.536 0.526 0.551 0.551 0.426 0.278 Sign Diterima A b

Predictive

Relvance m

Keterangan:

A : Akurat L : Lemah b : Besar

M : Moderat m : Menengah k : Kecil

Page 181: ANALISIS VARIABEL INFORMATION, PROGRAM DAN SERVICE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46868/1/MUJI-FEB.pdfwajib pajak menjadi aspek penting dalam penerimaan pajak,