ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

129
ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh : SAFITRI DAMAYANTI 106084002759 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Page 1: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

SAFITRI DAMAYANTI

106084002759

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI JUMLAH

UANG BEREDAR DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Safitri Damayanti

106084002759

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Fahmi Wibawa, SE., MBA NIP. 19690203 200112 1003

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hari ini Jum’at Tanggal 3 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Safitri Damayanti NIM: 106084002759

dengan judul skripsi “ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG

MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka

skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 September 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif Drs. Lukman M. Si M. Hartana I. Putra M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Penguji Ahli

Page 4: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hari ini Rabu Tanggal Lima Belas Desember Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Safitri Damayanti NIM: 106084002759 dengan judul Skripsi “ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Desember 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Fahmi Wibawa, SE, MBA

Ketua Sekretaris

Dr. Yahya Hamja, SE, MM M. Hartana I. Putra M.Si

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Utami Baroroh, M.Si

Penguji Seminar Proposal

Page 5: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Safitri Damayanti

NIM : 106084002759

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri dan bukan

merupakan rekapitulasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau rekapitulasi maka skripsi

dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyusun skripsi

baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian

hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 6 Desember 2010

(Safitri Damayanti)

Page 6: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

a. Nama : Safitri Damayanti b. Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 24 Februari 1988 c. Agama : Islam d. Alamat : Komp. Dep-Kes Blok C2/11 RT. 002/011

Sawah Lama Ciputat Tangerang Selatan 15413

e. Telepon : 021 940 71231 / 0857 15800 588 f. Email : [email protected]

Pendidikan

a. Tahun 1993 - 1994 : TK PWKI Jakarta

b. Tahun 1994 - 2000 : SD Negeri Kp. Sawah 2 Ciputat

c. Tahun 2000 - 2003 : SLTP Negeri 2 Ciputat

d. Tahun 2003 - 2006 : SMA Negeri 2 Ciputat

e. Tahun 2006 – 2010 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (Ekonomi Pembangunan).

Latar belakang Keluarga

a. Ayah : Tri Wiyarto

b. Ibu : Siti Munarsih

c. Saudara Kandung : Budi Setiawan

g. Alamat : Komp. Dep-Kes Blok C2/11 RT. 002/011 Sawah Lama Ciputat Tangerang Selatan 15413

Pengalaman Organisasi

Tahun 2007 – 2008 : Bendahara BEMJ IESP

Page 7: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI JUMLAH

UANG BEREDAR DI INDONESIA

By : Safitri Damayanti

ABSTRACT

Money supply plays an important role in modern economics. Therefore, its growth and condition must be well monitored. Money supply itself has a close relationship to inflation, that is, a routine economic problem in developing countries. This research has an objective to analyze the influence of some economic variables on money supply (broad money) in the period of 2005.1-2009.12, by using ECM. It analyzes the influence of Gross Domestic Products (GDP), exchange rate between US dollar and rupiah, interest rate of Sertifikat Bank Indonesia (SBI) and base money on money supply in short and long run. The result shows that, in short run, Gross domestic products, exchange rate and base money have a positive and significant influence on money supply. And interest rate show insignificant influence on money supply. In the long run, just base money show significant influence on money supply.

Key Words : Money supply, Gross Domestic Products (GDP), exchange rate, interest rate of Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Base Money, Error Correction Model (ECM)

Page 8: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI JUMLAH

UANG BEREDAR DI INDONESIA

Oleh : Safitri Damayanti

ABSTRAK

Uang Beredar memainkan peran penting dalam ekonomi modern. Oleh karena itu, pertumbuhan dan kondisinya harus dipantau dengan baik. Uang beredar itu sendiri memiliki hubungan dekat dengan inflasi, yaitu masalah ekonomi rutin di negara-negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel ekonomi terhadap jumlah uang beredar (uang beredar dalam arti luas) pada periode 2005.1-2009.12, dengan menggunakan ECM. Hal ini menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar antara dolar AS dan rupiah, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan uang primer berdasarkan jumlah uang beredar dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam jangka pendek, Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar dan uang primer memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar. Dan tingkat suku bunga (SBI) menunjukan pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar. Dalam jangka panjang, hanya uang primer yang menunjukan pengaruh signifikan terhadap jumlah uang beredar.

Kata Kunci: Uang beredar, Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), uang primer, model koreksi kesalahan (ECM)

Page 9: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim…

Alhamdulillahirabbilalamin…

Segala puji dan rasa syukur hanyalah milik Allah SWT, yang memiliki

segala keagungan, maha pencipta semua yang ada di langit dan di bumi, sumber

semua ilmu pengetahuan, serta maha pembuka pintu rahmat bagi semua hamba-

hambaNya, sehingga nikmat terbesarpun telah penulis rasakan akan

keagunganNya, izinNya dan atas semua kemudahan yang telah dibukakan bagi

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, Nabi yang

menjadi suri teladan bagi seluruh umat, segenap keluarga, sahabat, pengikutnya

yang senantiasa istiqomah di jalan Allah.

Setelah melalui proses dan dengan segala usaha, Alhamdulillah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “ANALISIS VARIABEL

EKONOMI YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI

INDONESIA”

Dalam skripsi ini, terkadang penulis menghadapi hambatan yang memang

menjadi bagian dari suatu perjuangan untuk mencapai sebuah tujuan, namun

penulis menyadari bahwa ini merupakan proses yang harus dijalani. Oleh karena

itu banyak pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis sehingga

membukakan kebuntuan yang penulis alami.

Page 10: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Atas segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa

terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung, secara spiritual maupun materil. Ucapan terima

kasih penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Tri Wiyarto dan Siti Munarsih, skripsi ini penulis

persembahkan untuk kalian, terima kasih telah membesarkan penulis

dengan penuh kesabaran, memberikan kasih sayang yang tulus, dukungan,

motivasi serta doa yang tidak pernah putus. I love you ma, pak, doaku

selalu menyertai kalian, semoga Allah membalas semua kesabaran mama

dan bapak. Allah sayang mama dan bapak.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang secara tidak langsung mengajarkan penulis bagaimana

menjadi seorang ekonom yang baik, serta mendoakan penulis menjadi

seorang wartawan yang baik.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku Dosen Pembimbing I, yang

telah meluangkan waktu, pikiran dan ilmunya dengan segala

profesionalitas dan kesabaran dalam membimbing sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Semoga segala kebaikan dan ketulusan

yang bapak berikan menjadi amal shaleh.

4. Bapak Fahmi Wibawa, SE., MBA., selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah berkenan memberikan bimbingan dan tambahan ilmu. Semogal ilmu

yang bapak berikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat.

Page 11: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

5. Bapak Drs. Lukman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

6. Ibu Utami Baroroh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.

8. Seluruh staf dan dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

9. Keluarga tercinta, terima kasih karena selama ini telah memberikan

penulis dukungan, semangat, pelajaran, nasehat, serta materi yang

mungkin penulis belum bisa membalasnya. Semoga Allah selalu

melindungi kalian, amin.

10. Sahabat-sahabat terbaik, terima kasih telah menjadi teman setia, yang

selalu ada untuk menghibur dan memberikan semangat penulis dalam

menghadapi segala cobaan hidup. Kalian anugerah terindah selama ini,

terima kasih atas kebersamaan selama ini. Dan seluruh teman-teman IESP

angkatan 2006, senang bisa berjuang bersama kalian. Tetap semangat..

11. Dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih sangat jauh untuk mencapai

kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun

senantiasa penulis harapkan untuk membuat suatu perubahan yang lebih baik.

Page 12: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Akhirnya penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat, baik kepada penulis maupun kepada semua pihak yang berkesempatan

membaca skripsi ini.

Jakarta, 6 Desember 2010

Penulis,

Safitri Damayanti

Page 13: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................... ii

Lembar Pengesahan Uji komprehensif .............................................. iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi..................................................... iv

Surat Pernyataan ................................................................................ v

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................ vi

Abstract ............................................................................................... vii

Abstrak ................................................................................................ viii

Kata Pengantar ................................................................................... ix

Daftar Isi ............................................................................................. xiii

Daftar Tabel…………………………………………………………... xvii

Daftar Gambar ………………………………………………………. xviii

Daftar Lampiran……………………………………………………… xix

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6

Page 14: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS .......................................................................... 7

A. Jumlah Uang Beredar ....................................................... 7

1. Pengertian Uang ........................................................... 7

2. Fungsi Uang ................................................................. 8

3. Bentuk Uang ................................................................. 8

4. Permintaan Uang .......................................................... 10

5. Penawaran Uang ........................................................... 15

6. Jenis Uang Beredar ....................................................... 16

B. Pendapatan Nasional ........................................................ 18

C. Nilai Tukar ....................................................................... 26

D. Tingkat Suku Bunga ......................................................... 29

E. Uang Primer ..................................................................... 31

F. Kebijakan Pengendalian Jumlah Uang Beredar ................ 34

G. Kajian Sebelumnya............................................................. 37

H. Kerangka Pemikiran ......................................................... 41

I. Hipotesis Penelitian .......................................................... 44

Page 15: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 45

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 45

B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 45

C. Metode Pengumpulan data ................................................. 45

D. Metode Analisis Data ........................................................ 46

E. Operasional Variabel Penelitian ......................................... 56

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................ 60

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................... 60

B. Hasil Analisa .................................................................... 70

1. Hasil Uji Stasioneritas ................................................. 70

2. Hasil Uji Derajat Integrasi ........................................... 72

3. Hasil Uji Kointegrasi ................................................... 73

4. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................. 74

a. Hasil Uji Normalitas .............................................. 74

b. Hasil Uji Liniearitas ............................................... 76

c. Hasil Uji Multikolinearitas ..................................... 76

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................. 78

e. Hasil Uji Autokorelasi ............................................ 78

Page 16: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

5. Hasil Uji Error Correction Model (ECM) .................... 80

C. Intepretasi ......................................................................... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 89

A. Kesimpulan...................................................................... 89

B. Implikasi dan Saran ......................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 94

LAMPIRAN ........................................................................................ 98

Page 17: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan M2, PDB, KURS dan SBI di Indonesia 3

Periode 2005.1-2009.1

Tabel 2.1 Kajian Sebelumnya 41

Tabel 3.1 Uji Durbin-Watson 55

Tabel 4.1 Hasil Uji Akar Unit Augmented Dickey-Fuller Test 71

Pada Tingkat Level

Tabel 4.2 Hasil Uji Akar Unit Augmented Dickey-Fuller Test 73

Pada Tingkat First Difference

Tabel 4.3 Hasil Uji Kointegrasi 74

Tabel 4.4 Hasil Uji Ramsey RESET Test 76

Tabel 4.5 Hasil Uji Correlation Matrix 77

Tabel 4.6 Hasil Uji White Heteroskedasticity 78

Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin-Watson 79

Tabel 4.8 Hasil Langrange Multiple Test 80

Tabel 4.9 Hasil Uji Model Regresi ECM 81

Page 18: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Circular Flow Ekonomi Dua Sektor 26

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian 44

Secara Keseluruhan

Gambar 4.1 Perkembangan Jumlah Uang Beredar (M2) 63

di Indonesia Tahun 2005-2009

Gambar 4.2 Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) 65

di Indonesia Tahun 2005-2009

Gambar 4.3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar/ 66

Kurs di Indonesia Tahun 2005-2009

Gambar 4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga (SBI) 68

Tahun 2005-2009

Gambar 4.5 Perkembangan Uang Primer di Indonesia 69

Tahun 2005-2009

Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas 75

Page 19: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian 99

Lampiran 2 Hasil Uji Stasioner Pada Tingkat Level 102

Lampiran 3 Hasil Uji Derajat Integrasi Pada Tingkat First Difference 105

Dan Hasil Uji Kointegrasi

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik 108

Lampiran 5 Hasil Uji Error Correction Model (ECM) 111

Page 20: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan ekonomi merupakan tahapan proses yang mutlak dilakukan

oleh suatu bangsa untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

seluruh rakyat bangsa tersebut. Pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat

hanya dilakukan dengan berbekal tekad yang membaja dari seluruh rakyatnya

untuk membangun, tetapi lebih dari itu harus didukung pula oleh ketersediaan

sumber daya baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya

modal produktif. Dengan kata lain, tanpa adanya daya dukung yang cukup kuat

dari sumber daya produktif, maka pembangunan ekonomi mustahil dapat

dilaksanakan dengan baik dan memuaskan (Zilal Hamzah, 2006:21).

Pada banyak negara dunia berkembang, yang umumnya memiliki tingkat

kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat

pertumbuhan ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar

ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara industri maju. Oleh karena

masih relatif lemahnya kemampuan partisipasi swasta domestik dalam

pembangunan ekonomi, mengharuskan pemerintah untuk mengambil peran

sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi nasional (Lily Prayitno,

2002:47).

Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari keterlibatan sektor

moneter dan perbankan. Sebagai salah satu unsur penting, sektor moneter

Page 21: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

dianggap mampu untuk memecahkan berbagai masalah ekonomi. Masyarakat

secara positif masih memiliki pemahaman bahwa kebijakan pemerintah atas

sektor moneter dan perbankan memiliki kekuatan yang lebih dari apa yang secara

efektif dapat tercapai melalui instrumen tersebut, akibatnya timbulah anggapan

sektor moneter dan sektor perbankan mempunyai fungsi yang mampu

memberikan pelayanan bagi berlangsungnya sektor riil, kegiatan investasi,

kegiatan produksi, kegiatan distribusi, maupun konsumsi (Iman Murtono,

2003:56.

Efektifitas pengendalian moneter di Indonesia dalam beberapa tahun

terakhir dirasakan semakin berkurang. Masalah ini tidak terlepas dari

perkembangan sistem operasi dan instrumen pasar uang yang semakin pesat dan

kompleks, serta semakin besar dan cepatnya arus lalu lintas modal sehingga

fluktuasi uang beredar menjadi tidak stabil (Hadi Sasana, 2006:32).

Sebagimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999, Bank Indonesia

sebagai bank sentral Indonesia mempunyai fungsi mengawasi atau mengendalikan

supply uang (jumlah uang beredar). Kebijakan tersebut bertujuan menyediakan

jumlah uang yang cukup demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang mantap

serta mengatur atau membatasi jumlah uang yang beredar agar tidak berlebihan

atau kekurangan dari yang dibutuhkan aktivitas ekonomi masyarakat sehingga

dapat menghindari masalah inflasi atau deflasi.

Indonesia sebagai penganut perekonomian terbuka, proses pemintaan-

penawaran uang selain dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu perilaku bank-bank

umum dan masyarakat di negaranya, juga dipengaruhi oleh masyarakat luar negeri

Page 22: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

serta neraca pembayaran sebagai faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut

merupakan kendala dalam proses penawaran uang. Fenomena ini mengarahkan

pada pendekatan yang menganggap bahwa penawaran uang tidak sepenuhnya

dipengaruhi oleh otoritas moneter, melainkan juga dipengaruhi oleh semua

partisipan di pasar uang dan pasar kredit. Permintaan uang pada perekonomian

terbuka akan sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan, nisbah perdagangan

melalui nilai tukar, suku bunga internasional dan pengaruh dari kecenderungan

meningkatnya tingkat harga umum secara terus menerus sepanjang waktu dari

suatu negara (Dhani Agung Darmawan. 2005: 2).

Tabel 1.1

Perkembangan M2, PDB, KURS, dan SBI di Indonesia

Periode 2005.1 -2009.1

Periode M2

(Milyar Rp.)

PDB

(milyar Rp.)

Nilai Tukar/KURS

Suku Bunga

(%)

2005.1

2006.1

2007.1

2008.1

2009.1

1015874

1190834

1363907

1588962

1874145

143.245

149.428

158.608

168.414

175.89

9165

9395

9090

9291

11355

7.42

12.75

9.5

8

9.5

Sumber: Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia, Bank Indonesia

Tabel 1.1 menunjukan adanya peningkatan M2 dari periode 2005.1 –

2009.1. Peningkatan M2 ini sejalan dengan meningkatnya pendapatan negara

yang bersumber dari penerimaan hasil migas akibat tingginya harga minyak

dunia. Tingkat suku bunga SBI pada awal 2006 menunjukan peningkatan. Hal ini

dilakukan pemerintah sebagai upaya menekan uang yang beredar dan menarik

Page 23: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

uang tersebut untuk meningkatkan neraca pembayaran pada tahun 2005 yang

mengalami penurunan akibat melonjaknya harga minyak serta pertumbuhan impor

yang tinggi. Hal ini juga terlihat dari nilai tukar yang melemah pada awal tahun

2006 yaitu sebesar Rp. 9395.

Indonesia, sebagaimana halnya negara berkembang lainnya, menghadapi

berbagai hambatan struktural dalam perekonomiannya, yaitu hambatan pada

valuta asing, dan juga hambatan finansial. Sektor swasta yang belum kuat

menyebabkan peran anggaran pemerintah menjadi sangat menentukan dalam

kegiatan investasi. Di sisi lain, nilai tukar adalah harga mata uang negara asing

dalam satuan mata uang domestik. Penentuan nilai tukar ini di dasarkan pada teori

kesamaan tingkat bunga atau dikenal dengan interest rate parity theory. Teori ini

menyatakan bahwa pasar persaingan sempurna, biaya yang harus dibayar untuk

memperoleh dana yang tercermin dalam tarif bunga cenderung sama di setiap

negara. Apabila terjadi perbedaan harga dana antara satu negara dengan negara

lain, maka dana akan cenderung mengalir dari negara yang tarif bunganya lebih

rendah ke negara lain yang tarif bunganya lebih tinggi. Demikian juga dalam

kegiatan pembayaran utang luar negeri. Melemahnya nilai tukar akan merubah

posisi cadangan devisa dan mempengaruhi posisi jumlah uang beredar di

Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

menganalisis pengaruh variabel-variabel ekonomi yaitu pendapatan nasional

(PDB), nilai tukar, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan uang

primer terhadap pergerakan jumlah uang beredar dalam arti luas, dengan judul

Page 24: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

“Analisis Variabel Ekonomi Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di

Indonesia (periode 2005.1-2009.12)”.

B. Perumusan Masalah

Banyak faktor yang bisa menyebabkan naik turunnya jumlah uang beredar

di Indonesia, baik dalam arti luas (M2) maupun dalam arti sempit (M1). Namun

dalam penelitian ini penulis hanya mencoba untuk mengambil variabel

pendapatan nasional, nilai tukar, tingkat suku bunga SBI dan uang primer dimana

penulis ingin menganalisis :

1. Bagaimana pengaruh jangka pendek pendapatan nasional, nilai tukar,

tingkat suku bunga SBI dan uang primer terhadap jumlah uang beredar

dalam arti luas (M2) di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh jangka panjang pendapatan nasional, nilai tukar,

tingkat suku bunga SBI dan uang primer terhadap jumlah uang beredar

dalam arti luas (M2) di Indonesia?

Page 25: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Menganalisis pengaruh jangka pendek pendapatan nasional, nilai

tukar, tingkat suku bunga SBI dan uang primer terhadap jumlah uang

beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia.

2. Menganalisis pengaruh jangka panjang pendapatan nasional, nilai

tukar, tingkat suku bunga SBI dan uang primer terhadap jumlah uang

beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia.

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan penulis & pembaca lainnya tentang pengaruh

yang ditimbulkan dari pendapatan nasional, nilai tukar, tingkat suku

bunga SBI dan uang primer terhadap jumlah uang beredar di

Indonesia.

2. Bagi penulis, untuk menerapkan teori-teori yang telah diterima di

perkuliahan khususnya mengenai mata kuliah ekonomi makro.

3. Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai salah satu masukan dan bahan pertimbangan dalam

menentukan langkah-langkah dan kebijakan-kebijakan yang berkaitan

dengan pengambilan keputusan dalam mengatasi permasalahan

moneter, khususnya tentang jumlah uang beredar di Indonesia.

Page 26: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Jumlah Uang Beredar

1. Pengertian Uang

Dari sudut pandang ekonomi, uang (money) merupakan aset yang dapat

digunakan untuk transaksi. Menurut Samuelson (2001), uang adalah segala

sesuatu yang bersifat sebagai media pertukaran atau alat pembayaran yang

diterima secara umum.

Menurut Sadono Sukirno (2004:267), uang diciptakan dalam

perekonomian dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan

perdagangan. Maka uang didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh

masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar

menukar/perdagangan. “Disetujui” dalam definisi adalah terdapat sepakat di

antara anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda

sebaga alat perantaraan dalam kegiatan tukar menukar, dimana benda itu harus

memenuhi syarat-syarat berikut :

Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu

Mudah dibawa-bawa

Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya

Tahan lama

Page 27: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Jumlahnya terbatas (tidak berlebihan)

Bendanya mempunyai mutu yang sama

2. Fungsi Uang

Uang memiliki empat fungsi (Dombusch dan Fischer dalam Asfia Murni,

2006:154), yaitu sebagai berikut:

a) Satuan Hitung (Unit of Account), artinya uang dapat menentukan satuan

ukur yang sama terhadap semua barang.

b) Alat pembayaran dalam transaksi (Medium of Exchange), artinya dapat

berfungsi sebagai alat tukar sehingga uang amat mempermudah dan

mempercepat kegiatan pertukaran dalam perekonomian.

c) Penyimpan nilai (Store of Value), artinya uang dapat digunakan untuk

menyimpan nilai dari kekayaan yang dimiliki.

d) Standar pembayaran pada masa yang datang (Standart of Deferred

Payment), artinya uang juga dapat digunakan untuk pembayaran yang

mungkin terjadi pada masa mendatang, misalnya pembayaran gaji

pegawai, dapat diterima di akhir atau di awal bulan. Contoh lain transaksi

utang piutang yang dapat diselesaikan beberapa tahun kemudian.

3. Bentuk Uang

Sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi maka bentuk-bentuk uang

antara lain dapat berupa sebagai berikut (Asfia Murni, 2006:155):

Page 28: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

a) Uang Komoditas (Commodity Money), yaitu uang dalam bentuk barang.

Pada awalnya uang dapat berbentuk apa saja asalkan dapat diterima masyarakat

secara umum. Misalnya berupa tembakau, bulu-bulu burung, atau berupa logam

mulia, emas, perak, dan lain sebagainya. Pada umumnya uang komoditas nilai

nominalnya sama dengan nilai intrisiknya (nilai komoditasnya). Contoh uang

ringgit emas, nilai nominalnya sama dengan nilai emas untuk membuat uang

tersebut. Semakin berkembangnya aktivitas ekonomi masyarakat, uang komoditas

mengalami kesulitan dalam penggunaannya, dan dalam menemukan bahan

bakunya, lalu muncul uang fiat.

b) Uang fiat (fiat money atau token money) adalah komoditas yang diterima

sebagai uang, namun nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai komoditas itu

sendiri (nilai intrinsiknya atau intrinsic value-nya).

Contoh yang paling mudah adalah uang kertas Rp.100.000,00. Nilai nominal uang

kertas tersebut adalah jauh lebih tinggi dari nilai kertasnya.

Kegiatan jual beli dalam jumlah yang sangat besar dan dilakukan jarak jauh

sangat tidak memungkinkan terjadinya transaksi bila hanya mengandalkan uang

fiat . Untuk mengatasi kesulitan itu muncul uang dalam bentuk near money atau

uang giral.

c) Uang giral adalah uang bank yang apabila digunakan untuk transaksi

hanya bisa dengan menggunakan cek (demand deposit). Namun tidak semua

pelaku ekonomi mau menerimanya, karena tidak bersifat liquid sempurna.

Sementara uang komoditas dan uang fiat bersifat liquid sempurna. Artinya untuk

dapat digunakan tidak perlu ditukarkan atau dicairkan lagi karena sudah liquid.

Page 29: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

d) Near Money dapat diartikan sebagai uang hampir liquid sempurna.

Artinya jenis uang ini dalam penggunaannya harus ditukarkan atau dicairkan

terlebih dahulu. Contoh kartu ATM, kartu kredit (credit card), deposito dan buku

tabungan.

4. Permintaan Uang

Teori permintaan uang berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan

timbulnya permintaan uang.

Teori permintaan akan uang sebenarnya dapat dijelaskan dengan

menggunakan teori tentang alokasi sumber daya ekonomi yang sifatnya terbatas.

Pada prinsipnya dengan sumber ekonomi yang terbatas, manusia harus memilih

alokasi yang memberikan kepuasan yang sebesar-besarnya di mana prinsip

ekonomi berperan (dengan pengorbanan yang kecil untuk mendapatkan kepuasan

yang maksimal). Apabila akan memperbanyak konsumsi misalnya, maka jumlah

kekayaan (yang terdiri dari pendapatan dan kekayaan lainnya) akan semakin kecil.

Demikian juga jika mereka ingin memiliki salah satu bentuk kekayaan lebih

banyak, maka dengan sendirinya pemilihan bentuk kekayaan yang lainnya akan

menjadi sedikit. Mereka akan selalu mencari keseimbangan antara keuntungan

dan kerugian dari kepemilikan sesuatu bentuk kekayaan. Kekayaan dapat

berwujud dalam bentuk uang, surat berharga, deposito atau barang (Dhani Agung

Darmawan; 2005:6).

Permintaan Uang Klasik

Teori-teori permintaan uang klasik tercermin dari Irving Fisher dan teori

Cambridge (Marshall - Pigou). Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan

Page 30: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

mengapa seseorang / masyarakat menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan

dari pada uang, yaitu sebagai alat tukar. Karenanya jumlah uang yang diminta

berbanding proposional dengan tingkat output atau pendapatan. Bila tingkat

output meningkat, maka permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya.

Jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat bukanlah semata-mata nilai

nominalnya, tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan

tingkat harga (real money balances) (Asfia Murni; 2006:156).

(M/P)d = k.Y

di mana :

(M/P)d = permintaan uang riil

M = nilai nominalnya

P = tingkat harga

Y = pendapatan atau output

k = proporsi permintaan uang terhadap pendapatan atau output

Karena hanya berfungsi sebagai alat tukar, maka uang bersifat netral

(money netrality), dalam arti uang hanya mempengaruhi tingkat harga. Pendapat

tersebut dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang oleh Irving Fisher sebagai

berikut :

M x V = P x T atau

MV = PT

di mana :

M = jumlah uang beredar

Page 31: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

V = velositas uang

P = tingkat harga umum

T = jumlah unit transaksi

Dengan demikian:

Jumlah uang beredar x Velositas = Harga x Transaksi

Velositas uang merupakan konsep yang menunjukan berapa kali dalam

setahun uang berputar di dalam sebuah perekonomian. Dalam jangka pendek,

kecepatan uang beredar dianggap tetap.

Versi berikutnya dari teori kuantitas (Quantity Theory) adalah teori yang

dikemukakan Alfred Mashall yang kemudian dikenal dengan teori Cambridge.

Teori Cambridge menitikberatkan pada fungsi uang sebagai alat tukar umum

(medium of exchange) dan penyimpan nilai (store of value). Kekayaan dalam

bentuk uang juga mengorbankan kemungkinan dari return yang didapatkan jika

kekayaan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga atau barang. Teori

Cambridge lebih menekankan pada permintaan uang dengan volume transaksi

yang direncanakan (dalam hal ini untung ruginya), dan permintaan uang juga

dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, besarnya kekayaan, dan ekspetasi masa

depan (Dhani Agung Darmawan, 2005:9).

Permintaan Uang Keynes

Teori moneter Keynes berbeda dengan teori klasik. Perbedaan tersebut

dapat terlihat dalam buku General Theory of Employment, Interest and Money

yang menekankan fungsi uang tidak hanya sebagai alat pertukaran (medium of

Page 32: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

exchange) tetapi juga sebagai penyimpan nilai (store of value) yang kemudian

dikenal sebagai teori liquidity preference. Keynes memasukan unsur-unsur

ketidakpastian (uncertainty) dan harapan (expectation), tetapi lebih dititikberatkan

pada tingkat suku bunga (Insukrindo dalam Dhani Agung Darmawan, 2005:10).

Keynes menyebutkan adanya tiga motif memegang uang, yakni motif

transaksi (transactions motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive) and

motif spekulasi/mencari keuntungan (speculation motive).

1) Motif Transaksi (Transactions Motive)

Permintaan uang untuk transaksi dalam teori Keynes adalah sama dengan

permintaan uang dalam teori Klasik. Masyarakat memegang uang (holding

money) dalam rangka mempermudah kegiatan sehari-hari. Permintaan uang untuk

transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, bila pendapatan

meningkat, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.

2) Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)

Hal lain yang juga memotivasi orang memegang uang adalah persiapan

untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan dan atau tak terduga, misalnya

sakit atau mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga

berhubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan meningkat, permintaan

uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.

Karena permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga berhubungan

searah dengan tingkat pendapatan, maka hubungannya dapat diekspresikan

sebagai berikut :

Page 33: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Mt = f(Y)

di mana :

Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga

Y = pendapatan

3) Motif Spekulasi/ Mendapatkan Keuntungan (Speculation Motive)

Sesuai dengan namanya, motif memegang uang adalah untuk memperoleh

“keuntungan” yang mungkin didapat seandainya individu pemegang uang

meramal kejadian dimasa depan dengan benar. Masyarakat yang memegang uang

akan selalu membuat pilihan antara memegang uang atau menggunakan uang

tersebut untuk membeli surat-surat berharga seperti surat pinjaman, saham dan

sebagainya. Dalam melaksanakan pilihan, tingkat pendapatan yang akan diperoleh

dari surat-surat berharga tersebut sangat penting peranannya. Para pemegang uang

akan bersedia menggantikannya dengan surat-surat berharga tersebut apabila

memberikan tingkat pendapatan yang tinggi, begitupun sebaliknya. Jika

permintaan uang untuk dua tujuan sebelumnya lebih ditentukan oleh tingkat

pendapatan nasional atau pendapatan masyarakat, maka tujuan spekulasi

permintaan uang ditentukan oleh tingkat bunga (Boediono, 1994).

Msp = f(i)

di mana :

Msp = permintaan uang untuk spekulasi

i = tingkat bunga

Page 34: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Permintaan Uang Friedman

Teori Friedman mengenai permintaan uang menyerupai teori Keynes

mengenai beberapa motivasi mengapa orang memegang uang. Ia menyatakan

bahwa pada prinsipnya uang merupakan suatu bentuk kekayaan. Untuk itu

Friedman mengaplikasikan teori tentang permintaan aset terhadap teori

permintaan uangnya.

Teori Friedman diawali dengan suatu pendapat bahwa uang, seperti aset

lainnya, memberikan suatu keuntungan bagi pemegangnya. Kendala dari

memegang aset adalah tingkat kekayaan dan opportunity cost dari memegang

uang adalah tingkat pengembalian yang didapat dari memegang aset selain uang.

Bila tingkat pengembalian aset-aset ini meningkat, maka tingkat permintaan uang

akan turun. Tingkat pengembalian aset-aset ini terdiri dari dua komponen, tingkat

bunga serta harga pasar yang berubah-ubah yang dapat menghasilkan suatu

capital gain (loss).

Friedman (1956) menyebutkan bahwa permintaan uang ditentukan juga

oleh wealth pemegangnya, disamping tingkat pendapatan (dalam hal ini

digunakan permanent income), tingkat suku bunga, inflasi dan faktor-faktor

lainnya.

5. Penawaran Uang

Penawaran uang (money supply) (Asfia Murni, 2006:158) merupakan

jumlah uang yang tersedia dalam kegiatan ekonomi suatu negara atau disebut juga

dalam jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang

yang berada di tangan masyarakat.

Page 35: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Uang beredar merupakan salah satu indikator penting dalam proses

pengambilan kebijakan ekonomi. Hal ini disebabkan segala kegiatan ekonomi

seperti produksi, konsumsi, dan investasi selalu melibatkan uang. Perkembangan

dan pergerakan uang beredar harus benar-benar diperhatikan karena sering

dikaitkan dengan pergerakan tingkat suku bunga, perubahan harga, dan tingkat

pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu uang berperan penting dalam

perekonomian dan jumlah uang beredar harus diatur supaya sesuai dengan

kapasitas ekonomi, yaitu supaya tidak berlebihan dan tidak kekurangan.

Berdasarkan Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia menyatakan bahwa: Kebijakan moneter adalah kebijakan

yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan

memelihara kestabilan stabilitas nilai rupiah, yang dilakukan antara lain melalui

pengendalian jumlah uang beredar dan /atau suku bunga.

6. Jenis Uang Beredar

Menurut Solikin dan Suseno (2002), uang yang beredar merupakan

kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik atau masyarakat, yang

terdiri dari uang kartal (currency), uang giral (demand deposit), dan uang kuasi

(quasi money). Sistem moneter adalah otoritas moneter (bank sentral) dan bank

umum, dimana Bank Indonesia sebagai bank sentral merupakan lembaga yang

mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal, sedangkan bank umum

mengeluarkan dan mengedarkan uang giral serta uang kuasi.

Uang kartal dan uang giral dapat digunakan secara langsung oleh

masyarakat untuk melakukan pembayaran tunai, sedangkan uang kuasi adalah

Page 36: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

yang disimpan dalam rekening tabungan dan deposito berjangka atau bank

simpanan yang tidak bisa ditarik sewaktu-waktu.

Masyarakat pada umumnya lebih mengenal masalah uang kartal sebagai

uang tunai yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Sementara contoh uang

giral adalah cek dan bilyet giro. Sedangkan uang kuasi meliputi (Dhani Agung

Darmawan, 2005:5):

Tabungan (saving deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat

ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. (Uang

sepenuhnya tidak likuid).

Deposito berjangka (time deposit) adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian. (Uang

yang kehilangan untuk sementara fungsinya sebagai alat tukar)

Rekening valuta asing milik swasta domestik (Aktiva yang hanya dapat

memenuhi fungsi uang sebagai penyimpan daya beli).

Secara lebih ringkas, penawaran uang yang ada di Indonesia saat ini (Asfia

Murni. 2006:158) adalah :

a) Penawaran uang dalam arti sempit (narrow money), diberi simbol M1,

merupakan jumlah uang beredar yang sering digunakan untuk keperluan

transaksi, yang terdiri dari:

1) Uang koin/logam dan uang kertas yang biasa disebut uang kartal.

2) Uang giral atau uang bank, yaitu deposito yang terdapat di bank-bank

umum dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek.

Page 37: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Dimana : M1 = uang dalam arti sempit

C = currency, uang kartal

DD = Demand deposit, uang giral

b) Penawaran uang dalam arti luas (broad money), diberi simbol M2, yang

terdiri dari M1 (uang logam, uang kertas, dan uang giral/cek) ditambah

dengan uang kuasi/near money. Near money adalah rekening tabungan dan

kekayaan lain yang ditukarkan/dicairkan dalam waktu dekat. Contohnya

deposito yang ditukar menjadi uang kontan atau liquid, tanpa kehilangan

nilainya.

Total penawaran uang atau jumlah uang beredar

M2 = M1 + Near Money

M2 = M1+ TD + SD

Dimana: M2 = uang dalam arti luas

M1= uang dalam arti sempit

TD = time deposits (deposito berjangka)

SD = saving deposits (saldo tabungan)

Semua uang yang beredar dipandang sebagai liquiditas perekonomian,

yaitu alat yang dapat memperlancar kegiatan ekonomi.

B. Pendapatan Nasional

Pengertian Pendapatan Nasional

Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro

adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu

M1 = C + DD

Page 38: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

periode tertentu. Sebab, besarnya output nasional dapat menunjukan beberapa hal

penting dalam sebuah perekonomian (Prathama, 2008:223).

Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal

tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga

kerja, barang modal, uang dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara,

semakin baik efisien alokasi sumber daya ekonominya.

Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang disepakati

tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional per kapita. Nilai output per

kapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah

penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output per kapita makin

besar, tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara itu, alat ukur

tentang produktivitas rata-rata adalah output per tenaga kerja. Makin besar

angkanya, makin tinggi produktivitas tenaga kerjanya.

Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika

sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka

perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatan. Jika

sebagian besar output nasional berasal dari sektor pertanian (ekstraktif), maka

perekonomian tersebut bermasalah dengan masalah ketimpangan struktur

produksi. Dalam arti, perekonomian harus memodernisasikan diri, dengan

memperkuat industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sektor

Page 39: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

pertanian yang dianggap sebagai sektor ekonomi tradisional dengan sektor

industri yang dianggap sebagai sektor ekonomi modern.

Produk Domestik Bruto (PDB) di negara-negara berkembang merupakan

konsep yang paling sering dipakai untuk pendapatan nasional.

Menurut Sadono Sukirno (2004:61) Produk Domestik Bruto (PDB) adalah

nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara dalam suatu tahun

tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga negaranya dan

milik penduduk di negara-negara lain. Biasanya dinilai menurut harga pasar dan

dapat didasarkan kepada harga yang berlaku dan harga tetap.

Perhitungan Pendapatan Nasional

Ada lima konsep perhitungan yang digunakan untuk melihat

perkembangan ekonomi antara lain sebagai berikut (Ace Partadiredja; 1994).

a) National Income Account, menghitung jumlah produk/pendapatan nasional

yang dihasilkan suatu negara.

b) Input-Output Account, menghitung jumlah pembelian (input) dan

penjualan (output) setiap sektor ekonomi.

c) Balance of Payment Account, menghitung semua penerimaan dan

pengeluaran suatu negara dengan negara-negara lain melalui ekspor-

impor, aliran/arus dana yang terjadi :

d) Flow of Funds account, menghitung arus transaksi pinjam-meminjam

antarberbagai sektor dalam kegiatan ekonomi.

Page 40: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

e) National Balance Sheet atau Capital Account, menghitung kekayaan

(aktiva) dan utang (pasiva) semua unit kesatuan ekonomi atau sektor-

sektor ekonomi.

Ada tiga metode perhitungan pendapatan nasional, yaitu metode output

(output approach), metode pendapatan (income approach), dan metode

pengeluaran (expenditure approach) (Prathama, 2008:229).

a) Metode output (Output Approach) atau metode produksi

Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan

oleh suatu perekonomian. Cara penghitungannya adalah dengan cara

menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor ekonomi

selama satu periode tertentu. Yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added)

yang diciptakan oleh tiap sektor yang ada dalam perekonomian.

NT = NO-NI

di mana :

NT = nilai tambah

NO= nilai output

NI = nilai input antara

b) Metode Pendapatan (Income Approach)

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai

total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.

Fungsi produksi adalah hubungan antara tingkat output dengan faktor-faktor

produksi yang digunakan.

Page 41: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Q = f(L,K,U,E)

di mana :

Q = output

L = tenaga kerja

K = barang modal

U = uang/finansial

E = kemampuan entrepreneur atau kewirausahaan

Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal

adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan

bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas

seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

PN = w + i + r + π

di mana :

w = upah/gaji (wages/salary)

i = pendapatan bunga (interest)

r = pendapatan sewa (rent)

π = keuntungan (profit)

c) Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Dalam teori ekonomi makro pelaku yang menyelenggarakan kegiatan

ekonomi adalah masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat pelaku ekonomi

dapat dibagi dalam empat kelompok dan masing-masing mempunyai peranan dan

tujuan (Prathama, 2008:233).

Page 42: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

1) Households atau Rumah Tangga Konsumen (RTK)

Sebagai pemilik atau pemasok sumber daya atau faktor produksi

yang diperlukan kelompok pelaku ekonomi lainnya.

Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan oleh kelompok

masyarakat lainnya seperti : produsen, pemerintah, dan luar negeri.

2) Bussineses atau Rumah Tangga Produsen (RTP)

Sebagai penghasil atau pemasok barang-barang hasil produksi

kelompok masyarakat lainnya.

Sebagai pemakai faktor produksi/sumber daya dari RTK.

Sebagai pemakai input dan output dari RTLN.

3) Government Sector, Rumah Tangga Negara (RTN)

Sebagai penghasil barang public.

Sebagai pemakai faktor produksi dari RTK dan dari luar negeri

(RTLN).

Sebagai pemakai hasil produksi dari RTP dan RTLN.

4) Foreign sector, Rumah tangga Luar Negeri (RTLN)

Sebagai penghasil barang dan jasa yang dibutuhkan kelompok

pelaku kegiatan ekonomi lainnya.

Page 43: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Sebagai pemasok faktor produksi yang dibutuhkan kelompok

pelaku ekonomi lainnya.

Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan RTP

Sebagai pemakai faktor produksi yang dimiliki RTK.

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total

pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Ada beberapa jenis

pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:

1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)

2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)

3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)

4) Ekspor Neto (Net Export)

PDB = C + G + I + (X-M)

di mana:

C = konsumsi rumah tangga

G = konsumsi/pengeluaran pemerintah

I = Investasi

X = ekspor

M = impor

Dalam mengamati hubungan pendapatan nasional dengan peredaran uang

perlu diasumsikan bahwa permintaan uang adalah sama dengan penawaran uang,

dalam kondisi keseimbangan pasar uang (Hadi Sasana, 2004:37).

Page 44: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Md = Ms

Pendapatan perekonomian sama dengan pengeluarannya karena setiap

transaksi melibatkan dua pihak: pembeli dan penjual. Cara lain untuk melihat

kesetaraan pendapatan dan pengeluaran adalah melalui aliran sirkuler.

Aliran ini menjelaskan semua transaksi antara rumah tangga dan

perusahaan dalam sebuah perekonomian sederhana. Dalam perekonomian ini

rumah tangga membeli barang dan jasa dari perusahaan; pengeluaran ini mengalir

melalui pasar barang dan jasa. Perusahaan kemudian menggunakan uang yang

mereka terima dari penjualannya untuk membayar upah pekerja, sewa tanah, dan

sisanya menjadi keuntungan pemilik perusahaan; pendapatan ini mengalir melalui

pasar faktor produksi. Dalam perekonomian ini uang mengalir dari rumah tangga

ke perusahaan dan kemudian kembali ke rumah tangga.

Gambar 2.1. Model Circular Flow ekonomi dua sektor

RTK RTP

Pembayaran Faktor Produksi

Faktor Produksi

Pembayaran Hasil Produksi

Barang & Jasa

Page 45: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

C. Nilai Tukar/Kurs (Exchange Rate)

Valuta asing (foreign exchange) adalah semua mata uang negara yang

dapat digunakan untuk kegiatan perekonomian suatu negara dengan negara lain.

Nilai tukar adalah harga dari sebuah mata uang menurut mata uang lain (misalnya

harga Rupiah per Dollar).

Menurut Sadono Sukirno (2000:197), kurs (nilai tukar) valuta asing

merupakan masalah suatu nilai yang menunjukan mata uang dalam negeri yang

diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing.

Menurut Endri (2007:74), kas atau sering disebut dengan kurs adalah

jumlah atau harga uang domestik dari mata uang luar negeri (asing). Kurs ini

dipertahankan sama di semua pasar melalui arbitrase. Arbitrase valuta asing

adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bila

harganya tinggi. Suatu penurunan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap

mata uang asing disebut dengan depresiasi. Sedangkan kenaikan nilai mata uang

dalam negeri terhadap mata uang asing disebut apresiasi.

Menurut Mankiw (2005:492), exchange rate atau kurs adalah tingkat

dimana negara-negara melakukan pertukaran dipasar dunia.

Menurut Boediono (1993:43), perdagangan antar negara dimana masing-

masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka

perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang kemudian

disebut kurs.

Page 46: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Kenaikan harga valuta asing (artinya kenaikan nilai tukar) disebut

depresiasi mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih mahal, oleh

karenanya nilai relatif dari mata uang dalam negeri menurun, sehingga barang-

barang atau produk luar negeri dan perjalanan ke luar negeri menjadi lebih mahal.

Sebaliknya jatuhnya harga mata uang asing merupakan apresiasi mata uang dalam

negeri. Mata uang asing menjadi lebih murah, karenanya nilai relatif mata uang

dalam negeri naik, maka produk luar negeri dan perjalanan ke luar negeri menjadi

lebih murah (Edalmen, 1999:11).

Permintaan terhadap valuta asing (Foreign Exchange Demand)

(Foreign Exchange Demand) timbul apabila penduduk suatu negara

membutuhkan barang yang diproduksi negara lain. Artinya bila terjadi permintaan

masyarakat terhadap produk luar negeri, maka permintaan terhadap valuta asing

meningkat. Kenaikan permintaan terhadap valuta asing sangat ditentukan oleh

faktor-faktor diantaranya: nilai tukar atau harga mata uang asing (kurs), tingkat

pendapatan, tingkat bunga relatif, selera, ekspetasi, dan kebijakan pemerintah

(Asfia Murni, 2006:244).

Penawaran terhadap valuta asing (Foreign Exchange Supply)

(Foreign Exchange Supply) terjadi apabila negara lain mengimpor barang

dan jasa atau terjadi ekspor. Semakin besar ekspor suatu negara, maka supply

valuta asing akan meningkat. Sebab terjadi peningkatan capital inflow. Sama

halnya dengan konsep permintaan, supply dari valuta asing sangat ditentukan oleh

berbagai faktor, antara lain: perubahan kurs/valuta asing, harga/biaya produksi

Page 47: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

barang impor, selera dan ekspetasi serta kebijakan pemerintah (Asfia Murni,

2006:245).

Pasar valuta asing pada dasarnya merupakan jaringan kerja dari perbankan

dan lembaga keuangan dalam melayani masyarakat untuk membeli (permintaan)

dan menjual (penawaran) valuta asing.

Seperti jenis pasar lainnya, pasar valuta asing tidak bebas dari intervensi

pemerintah. Bank sentral secara teratur ikut serta dalam transakti keuangan

internasional yang disebut intervensi valuta asing (foreign exchange intervention)

dalam usaha mempengaruhi nilai tukar. Dalam persetujuan keuangan

internasional saat ini, yang disebut managed float regineI atau dirty float, nilai

tukar berfluktuasi dari hari ke hari, tetapi bank sentral berusaha untuk

mempengaruhi nilai tukar dengan membeli atau menjual mata uang.

Ada dua tipe berintervensi valuta asing yang dapat dilakuakan oleh bank

sentral (Hadi Sasana, 2006:38). Pertama, yang disebut dengan unstrerilized

foreign exchange intervention dimana bank sentral melakukan pembelian atau

penjualan mata uang domestik untuk mempengaruhi base money. Pembelian mata

uang domestik oleh bank sentral dan penjualan valuta asing yang sesuai dalam

pasar valas mengarah pada penurunan yang sama dalam cadangan internasional

dan base money. Sebaliknya, penjualan mata uang domestik akan menaikan

cadangan internasional dan base money. Kedua, yang disebut dengan strerilized

foreign exchange intervention. Jika bank sentral tidak ingin mempengaruhi base

money dengan menjual atau membeli mata uang domestik, bank sentral dapat

membalas intervensi valas dengan melakukan operasi pasar terbuka yang bersifat

Page 48: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

menyeimbangkan dalam pasar obligasi pemerintah. Sehingga posisi uang primer

tidak berubah. Penentuan kurs valuta asing ini dapat dilakukan dalam dua sistem,

yaitu (Hadi Sasana, 2006:38):

1). Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)

Yaitu sistem penentuan nilai valuta asing oleh otoritas moneter (bank

Sentral) dengan menetapkan nilai valuta asing tersebut, dimana nilai tersebut tidak

diubah dalam jangka waktu yang lama.

2). Kurs Berubah Bebas (Flexible Exchange Rate)

Dalam pasar bebas, perubahan kurs dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan dan

penawaran valuta asing berasal dari adanya transaksi debit dan kredit (ekspor dan

impor) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: harga, pendapatan, dan

tingkat suku bunga.

D. Tingkat Suku Bunga (Sertifikat Bank Indonesia/SBI)

Menurut Mankiw (2005:157), tingkat bunga adalah harga yang

menghubungkan masa kini dan masa depan serta merupakan variabel paling

penting diantara variabel-variabel makro ekonomi. Atau harga pasar yang

mentransfer sumber daya masa lalu dan masa depan atau merupakan hasil

tabungan dan biaya peminjaman (Mankiw, 2005:494)

Menurut Boediono (1994:75), pengertian dasar teori tingkat bunga yaitu

harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat suku

bunga sebagai harga dapat juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar

Page 49: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti.

Hutang piutang timbul karena terjadi pertukaran semacam ini. Pembeli dari satu

rupiah nanti adalah debitur. Sedangkan penjual dari satu rupiah sekarang yang

sekaligus juga pembeli dari satu rupiah nanti adalah kreditur. Debitur harus

membayar kepada kreditur harga dan pertukaran tersebut dan harga ini adalah

bunga yang dibayar debitur dan diterima oleh kreditur.

Dalam perhitungan tingkat suku bunga, biasanya digunakan persentase

(%) dari jumah yang dipinjam atau ditanamkan seseorang. Hal ini sesuai dengan

pendapat Paul A Samuelson dan William D Nordhous (1990:414) bahwa suku

bunga merupakan penerimaan (dalam rupiah) dan setiap rupiah yang dipinjamkan

pertahun sebagai imbalan atas uang yang dipinjamkan.

Sertifikat Bank Indonesia/SBI (SK Direksi BI No.31/67/KEP/DIR

tertanggal 23 juli 1998) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu

pendek dengan sistem diskonto. Tingkat bunga SBI menjadi perhatian banyak

pihak karena bunga SBI ini dijadikan patokan oleh perbankan nasional untuk

menentukan tingkat suku bunganya. Selain itu, bunga SBI juga mencerminkan

pengetatan dan pelonggaran moneter yang dilakukan Bank Indonesia.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pertama kali diterbitkan pada tahun 1970

dengan sasaran utama menciptakan instrumen yang diperdagangkan antar bank

pada tahun 1971. Setelah bank-bank diizinkan menerbitkan sertifikat deposito

maka SBI tidak diterbitkan karena setifikat deposito mampu menggantikan SBI.

Page 50: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Sejalan dengan perubahan pendekatan kebijakan moneter pemerintah

terutama setelah diregulasi perbankan 1 juni 1983 maka Bank Indonesia kembali

menerbitkan SBI sebagai instrumen dalam melakukan kebijakan operasi terbuka,

terutama untuk tujuan kontraksi moneter BI (1999).

Perubahan-perubahan suku bunga sangat mempengaruhi lembaga-lembaga

keuangan dalam menambah atau mengurangi peminjamannya. Dalam masa resesi,

bank sentral akan menurunkan tingkat bunga yang akan menggalakan bank-bank

umum meminjam dan menambah cadangannya. Pertambahan cadangan tersebut

seterusnya akan menggalakan mereka memberi pinjaman dan menciptakan uang

giral baru, sehingga akan menambah penawaran uang (Sadono Sukirno dalam

Hadi Sasana, 2006:36).

E. Uang Primer

Menurut Boediono (1994:88), uang primer atau uang inti atau reserve money

atau base money atau high-powered money merupakan “inti” dari proses

penciptaan uang, baik bagi penciptaan uang kartal maupun uang giral.

Uang inti dapat didefinisikan sebagai (Boediono, 1994:89):

Saldo rekening Koran (giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada

Bank Indonesia, ditambah

Uang tunai yang dipegang baik bank-bank umum maupun masyarakat

umum.

H + R

Page 51: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Di mana:

H = Uang inti; K = Uang kartal; R = Cadangan (reserve) bank-bank

umum.

Beberapa sebab lain uang inti tercipta, antara lain melalui (Boediono,

1994:90) :

1) Defisit APBN yang dibiayai dengan pencetakan uang baru.

2) Kredit langsung Bank Indonesia kepada badan-badan resmi

tertentu (misalnya: Bulog, Pertamina)

3) Kredit Likuiditas Bank Indonesia kepada bank-bank umum (dalam

rangka kredit prioritas).

Pelipat Uang (money Multiplier)

Penciptaan uang kartal dilakukan oleh Bank Sentral, Apabila uang inti

tersebut berbentuk uang kartal, maka jelas ini langsung menjadi satu unsur dari

uang beredar. Jadi apabila karena suatu hal (misalnya, ekspor meningkat, deficit

APBN, dan sebagainya), uang inti di masyarakat bertambah maka sebagian akan

menjadi uang kartal, dan uang kartal yang ditimbulkan akan langsung menambah

jumlah uang beredar. Sedangkan penciptaan uang giral dan uang kuasi oleh Bank

Pencipta Uang Giral (BPUG), dilakukan melalui tiga cara sebagai berikut :

Page 52: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

1) Melalui Transformasi

Penciptaan uang terjadi saat seseorang menyetor uang kartal ke BPUG

untuk dimasukkan ke dalam rekening giro, atau ke dalam deposito

berjangka, atau tabungan.

2) Melalui Substitusi

Penciptaan uang terjadi apabila BPUG membeli surat-surat berharga

dan membukukan harga surat berharga tersebut ke dalam rekening giro

atau deposito atas nama yang bersangkutan (yang memiliki surat

berharga).

3) Melalui Pemberian Kredit

Penciptaan uang terjadi saat BPUG memberikan pinjaman/kredit

kepada nasabahnya dan kemudian membukukannya ke dalam rekening

giro nasabah yang bersangkutan.

Dari sisi penawaran, yang mempengaruhi jumlah penawaran uang ditentukan

oleh dua faktor (Boediono, 1994:97) :

Besarnya jumlah uang inti yang tersedia;

Besarnya koefisien pelipat uang, yang ditentukan oleh:

a). Persentase dari uang beredar yang dipegang oleh masyarakat dalam

bentuk uang kartal. Angka ini sebenernya mencerminkan kehendak

atau kecenderungan masyarakat mengenai berapa bagian dari

seluruh uang yang dipegangnya diinginkan berupa uang kartal.

Page 53: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

b). Persentase “jaminan” (berapa uang tunai atau inti) yang dipegang

bank-bank umum bagi saldo rekening giro milik masyarakat yang

dikelola mereka (Giro Wajib Minimum/GWM). Persentase ini

dipengaruhi oleh cash ratio atau reserve requitment yang

diwajibkan oleh bank sentral. Dan reserve adjustment yang

merupakan besarnya reserve yang ingin dipegang bank di atas

jumlah wajib tertentu (tergantung pada keputusan bank).

F. Kebijakan Pengendalian Jumlah Uang Beredar

Salah satu fungsi penting bank sentral adalah untuk mengawasi atau

mengendalikan supply uang (jumlah uang beredar). Kebijakannya bertujuan

sebagai berikut:

1) Menyediakan jumlah uang yang cukup demi mewujudkan

pertumbuhan ekonomi yang mantap.

2) Mengatur atau membatasi jumlah uang yang beredar agar tidak

berlebihan atau kekurangan dari yang dibutuhkan aktivitas

ekonomi masyarakat sehingga dapat menghindari masalah inflasi

atau deflasi.

Pada dasarnya setiap kebijakan bank sentral mempunyai dua sasaran yaitu

sebagai berikut:

1) Memperbanyak jumlah uang yang beredar apabila terjadi kelesuan

kegiatan ekonomi. Pelaksanaannya melalui kebijakan uang longgar

(easy money policy).

Page 54: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

2) Memperkecil jumlah uang yang beredar apabila terjadi inflasi.

Pelaksanaannya melalui kebijakan uang ketat (tight money policy).

Dalam menjalankan fungsi ini, bank sentral dapat menentukan kebijakan-

kebijakan sebagai berikut (Sadono Sukirno. 2004:310) :

a) Kebijakan moneter kuantitatif (quantitative monetary policy),

tujuannya untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang.

b) Kebijakan moneter kualitatif (qualitative monetary policy), tujuan

untuk mengatur jenis-jenis pinjaman dan uang giral yang diciptakan.

Dalam menjalankan kebijakan moneter kuantitatif, bank sentral mempunyai

tiga instrumen utama yaitu sebagai berikut (Asfia Murni, 2006:27):

1). Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation Policy)

Kebijakan ini dijalankan oleh pemerintah dengan cara menjual atau

membeli surat-surat berharga seperti obligasi ke/dari masyarakat

melalui bank-bank umum (commercial bank). Penjualan surat-surat

berharga seperti obligasi dilakukan pemerintah jika di masyarakat

terjadi kelebihan jumlah uang beredar terutama dalam bentuk uang

giral yaitu pada masa inflasi. Sebaliknya jika di masyarakat terjadi

kekurangan jumlah uang beredar atau pada masa resesi, pemerintah

akan membeli kembali obligasi-obligasi yang pernah ditawarkan ke

masyarakat melalui bank-bank umum.

Page 55: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

2). Kebijakan Tingkat Bunga Diskonto (Rediscount Rate Policy)

Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk

mengontrol jumlah uang beredar (JUB) dengan cara menaikkan atau

menurunkan tingkat bunga dan atau tingkat diskonto. Yang dimaksud

dengan tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan

oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum terhadap penjualan surat-

surat berharga yang likuiditasnya tinggi. Tingkat bunga akan dinaikkan

apabila kondisi ekonomi mengalami inflasi. Namun apabila

perekonomian dalam keadaan resesi, tingkat bunga diturunkan.

3). Cadangan Minimum (Reserve Requirement Policy)

Kebijakan ini ditujukan bagi perbankan/lembaga-lembaga keuangan

bank yang ada di bawah pengawasan Bank Sentral. Adalah kebijakan

yang mengatur besarnya tingkat cadangan minimal bank yang secara

tidak langsung juga mengatur besarnya kelebihan cadangan yang dapat

disalurkan dalam bentuk kredit ke masyarakat.

Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya dibedakan dalam dua

jenis, yaitu:

1). Pengawalan pinjaman secara terpilih

Kebijakan ini dilakukan dengan menentukan jenis-jenis pinjaman mana

yang harus dikurangi atau digalakkan.

2). Pembujukan moral (Moral Suasion)

Page 56: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Dalam melaksanakan kebijaksanaan ini bank sentral mengadakan

pertemuan langsung dengan bank-bank perdagangan untuk meminta

mereka melakukan langkah-langkah tertentu.

G. Kajian Sebelumnya

Studi tentang jumlah uang beredar banyak dilakukan di Indonesia dan di

negara lain, di mana antara studi terdahulu dan studi berikutnya memiliki

koherensi. Studi tersebut dapat digunakan sebagai referensi bagi kajian-kajian di

masa yang akan datang.

1. Nilawati (2000)

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh pengeluaran pemerintah,

cadangan devisa dan angka pengganda uang terhadap perkembangan jumlah uang

beredar di Indonesia periode 1992-1998. Hasil analisis dengan menggunakan

model analisa regresi berganda (multiple regression) menunjukan peningkatan

cadangan devisa dan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan jumlah uang

beredar. Sedangkan untuk angka pengganda uang hanya angka pengganda uang

dalam hal ini MM1 saja yang signifikan terhadap jumlah uang beredar.

2. Lily Prayitno dan Heny Sandjaya (2002)

Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah

uang beredar di Indonesia sebelum dan sesudah krisis: Sebuah Analisis

Ekonometrika. Penelitian ini menggunakan analisa regresi dengan model log

untuk menganilisa pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka

pengganda uang (money multiplier) terhadap jumlah uang beredar di Indonesia

Page 57: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

untuk periode periode sebelum krisis (1990-1997), sesudah krisis (1997-1999) dan

secara keseluruhan (19990-1999).

Sebelum krisis hasil menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah secara

signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar (M2): cadangan

devisa tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar: sedangkan angka

pengganda uang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah uang

beredar. Sesudah krisis, pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh

positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan cadangan devisa dan money

multiplier tidak signifikan. Untuk seluruh waktu analisa, pengeluaran pemerintah

dan cadangan devisa berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap jumlah

uang beredar sedangkan angka pengganda uang tidak sinifikan.

3. Dini Hariyanti (2002)

Penelitian ini mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah

uang beredar. Model yang dipakai adalah model permintaan uang dengan fungsi

biaya kuadrat tunggal dengan estimasi ECM (error correction model). Variabel

yang digunakan yaitu pendapatan nasional, jumlah uang beredar, suku bunga

dalam negeri dan nilai tukar yang menemukan bahwa jumlah uang beredar di

Indonesia dapat menerangkan dengan baik fenomena dari variabel tingkat suku

bunga, tingkat pendapatan dan tingkat nilai tukar. Disini jumlah uang beredar

dalam jangka panjang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional, nilai tukar

secara positif dan tingkat suku bunga secara negatif.

Page 58: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

4. Iman Murtono Soehandji (2003)

Penelitian ini menganilisis pengaruh pengeluaran pemerintah, cadangan

devisa, dan angka pengganda uang terhadap jumlah uang beredar di Indonesia

periode 1990-2002. Hasil analisis dengan menggunakan model log menunjukan

pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang

beredar. Sedangkan angka pengganda uang tidak berpengaruh secara signifikan.

5. Dhani Agung Darmawan (2005)

Penelitian ini mengkaji tentang permintaan uang kuasi di Indonesia

periode 1983-2005 dengan menggunakan pendekatan Error Correction Model

(ECM). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan pendapatan,

tingkat kurs, indeks harga konsumen, tingkat suku bunga domestik, dan tingkat

suku bunga internasional terhadap jumlah uang kuasi dalam jangka pendek dan

jangka panjang.

Hasil penelitian menunjukan perilaku permintaan uang kuasi dalam jangka

pendek secara serentak, pendapatan nasional, nilai tukar, indeks harga konsumen,

tingkat suku bunga dalam dan luar negeri berpengaruh signifikan. Dalam jangka

panjang hanya variabel-variabel pendapatan, nilai tukar, suku bunga deposito

yang signifikan sedangkan indeks harga konsumen dan suku bunga internasional

tidak signifikan.

6. Suleman D., dkk. (2009)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jangka

panjang antara M2, inflasi, pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi

Page 59: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

dalam kasus Pakistan periode 1977-2007 dengan menggunakan Uji Johnsen

Kointegrasi dan Uji Granger untuk mengetahui kausalitas bilateral dan uniteral..

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah dan inflasi

berhubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi di jangka panjang, sementara

M2 berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi.

Tabel 2.1

Kajian Sebelumnya

No Nama Penulis Judul Metodologi Variabel

1 Nilawati (2000)

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa dan Angka Pengganda Uang Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia

Model Analisa Regresi Berganda (Multiple Regression)

Jumlah Uang Beredar (M2)

Pengeluaran Pemerintah

Cadangan Devisa

Angka Pengganda Uang

2 Lily Prayitno dan Heny Sandjaya (2002)

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia Sebelum Krisis dan Sesudah Krisis: Sebuah Analisa Ekonometrika

Analisa Regresi Berganda Dengan Model Log

Jumlah Uang Beredar (M2)

Pengeluaran Pemerintah

Cadangan Devisa

Angka Pengganda Uang

3 Dini Hariyanti (2002)

Analisa Variabel yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia : Pendekatan Error Correction Model (Periode 1988.1-2000.1)

Error Correction Model

Jumlah Uang Beredar

Pendapatan Nasional

Suku Bunga Nilai Tukar

Page 60: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

4 Iman Murtono Soenhadji (2003)

Jumlah Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Analisa Regresi Berganda Dengan Model Log

Jumlah Uang Beredar (M2)

Pengeluaran Pemerintah

Cadangan Devisa

Angka Pengganda Uang

5

Dhani Agung Darmawan (2005)

Analisis Permintaan Uang Kuasi di Indonesia Periode 1983-2005: Pndekatan Error Correction Model (ECM)

Error Correction Model

Uang Kuasi Produk

Domestik Bruto Kurs Indeks Harga

Konsumen Tingkat Suku

Bunga Domestik

Tingkat Suku Bunga Internasional

6 Suleman D., dkk (2009)

An Empirical Investigation between Money Supply Government Expenditure, Output & Prices : The Pakistan Evidence

Error Correction Model

Jumlah Uang Beredar

Pengeluaran Pemerintah

Indeks Harga Konsumen

H. Kerangka Pemikiran

Dalam analisis fundamental kondisi variabel makro sangat mempengaruhi

stabilitas jumlah uang beredar. Saat terjadi gejolak pada kondisi moneter dimana

indikator ekonomi makro menunjukan tren penurunan/perlambatan, maka jumlah

uang beredar cenderung mengalami penurunan. Sementara kondisi perekonomian

yang diharapkan membaik merupakan sentiment positif yang berdampak pada

kenaikan jumlah uang beredar. Kondisi ketidakstabilan tersebut dapat

menimbulkan inflasi atau deflasi.

Page 61: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang mantap serta mengatur

atau membatasi jumlah uang yang beredar agar tidak berlebihan atau kekurangan

dari yang dibutuhkan aktivitas ekonomi masyarakat, maka otoritas mengeluarkan

kebijakan moneter diantaranya operasi pasar terbuka, cadangan wajib, fasilitas

diskonto dan moral suasion (imbauan).

Berdasarkan acuan tersebut maka peneliti akan menganalisis pengaruh

PDB, KURS, SBI dan uang primer terhadap M2 dengan menggunakan model

koreksi kesalahan atau Error Corection Model (ECM) yang diperkenalkan oleh

Sargan dan dipopulerkan oleh Eagle dan Granger (1987), karena model ini

mampu meliputi banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka

pendek dan jangka panjang serta dapat memecahkan masalah variabel time series

yang rentan dengan ketidakstasioneran yang sebelumnya dilakukan uji stasioner

ADF dan uji kointegrasi.

Page 62: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

tidak

ya

Tidak

Tidak

Gambar 2.2. Diagram kerangka pemikiran penelitian secara keseluruhan

SBI KURS Uang Primer

Jumlah Uang Beredar

Uji Stasioneritas Data dengan ADF Test

Stasioner?

Dilihat apakah variable yang diuji stasioner pada ordo yang sama

Uji Derajat Integrasi

Uji Kointegrasi

Keluarkan dari pengujian

Uji Asumsi Klasik Pengujian

berhenti, ambil keputusan

Analisis Variabel Ekonomi Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar

(Periode 2005.1-2009.12)

Uji Error Correction Model

PDB

Analisa Hasil/Pengujian

Page 63: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

I. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan, tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran

maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap

permasalahan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Ho : b1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan nasional

(PDB) terhadap jumlah uang beredar M2.

Ha : b1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan nasional (PDB)

terhadap jumlah uang beredar M2.

2. Ho : b2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan nilai tukar (KURS)

terhadap jumlah uang beredar M2.

Ha : b2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan nilai tukar (KURS)

terhadap jumlah uang beredar M2.

3. Ho : b3 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga

(SBI) terhadap jumlah uang beredar M2.

Ha : b3 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga (SBI)

terhadap jumlah uang beredar M2.

4. Ho : b4= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan uang primer terhadap

jumlah uang beredar M2.

Ha : b4 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan uang primer terhadap

jumlah uang beredar M2.

Page 64: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel tak

bebas (dependent variabel) dan empat variabel bebas (independent variabel).

Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas yaitu pendapatan nasional (PDB), nilai tukar/KURS,

tingkat suku bunga SBI dan uang primer.

2. Variabel tidak bebas yaitu jumlah uang beredar dalam arti luas (M2).

Data-data yang digunakan adalah data bulanan dari Januari 2005 sampai

Desember 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Pada penelitian ini, yang menjadi populasi adalah jumlah uang beredar

dalam arti luas (M2), produk domestik bruto, nilai tukar/kurs, tingkat suku bunga

SBI dan uang primer. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jumlah uang beredar dalam arti luas (M2), produk domestik bruto, nilai

tukar/kurs, tingkat suku bunga SBI dan uang primer selama periode Januari 2005-

Desember 2009 dengan berupa data per bulan.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan jenis data time series, yaitu merupakan data atau informasi yang diperoleh

dari Bank Indonesia (Laporan Tahunan serta Laporan Bulanan), Badan Pusat

Page 65: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Statistik (BPS) Jakarta dan sumber lainnya yang terkait dengan penelitian ini

tahun 2005-2009.

D. Metode Analisis Data

Dalam suatu analisis statistik, hal yang paling mendasar untuk suatu

analisis adalah deskripsi dari suatu data (Ahmad Rodoni, 2004:6). Selain

mendesksripsi hasil penelitian dalam bentuk tulisan, penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan

tingkat hubungan variabel yang berbeda dengan suatu populasi. Peneliti dapat

mengetahui seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat

serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

Dalam penelitian ini untuk menganalisis pendapatan nasional (PDB), nilai

tukar/kurs, tingkat suku bunga SBI dan uang primer terhadap jumlah uang beredar

digunakan alat analisis regresi OLS (ordinary Least Square) dengan data time

series. Adapun metode analisis yang digunakan untuk mengestimas model

penelitian ini adalah metode Error Corection Model (ECM) yang diperkenalkan

oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Eagle dan Granger (1987). Model koreksi

kesalahan mampu meliputi banyak variabel dalam menganalisis fenomena

ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta mengkaji konsistensi

tidaknya model empirik dengan teori ekonomika. Selain itu, model ini mampu

mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu yang tidak stasioner

dan regresi lancung dalam ekonometrika.

Pengujian ECM baru dapat dilakukan bila terdapat indikasi adanya

hubungan jangka panjang dengan menggunakan uji kointegrasi. Variabel-variabel

Page 66: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

dikatakan terkointegrasi bila stasioner pada ordo yang sama. Untuk menguji

kestasioneran data, maka pada penelitian ini digunakan Augmented Dickey-Fuller

(ADF) test. Maka dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan sebagai

berikut:

1. Uji Stasioneritas

Dalam ekonometrika dikenal dengan beberapa pengujian unit root dan

data ekonomi makro pada umumnya adalah time series yang rentan dengan

ketidakstasioneran, untuk itu sebelumnya dilakukan uji stasioner. Tujuan uji

stasioner ini adalah agar meannya stabil dan random errornya = 0, sehingga model

regresi yang diperoleh adalah regresi semu.

Uji Augmented Dickey-Fuller memasukkan adanya autokorelasi di dalam

variabel gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa kelambanan

diferensi. Augmented Dickey-Fuller (ADF) membuat uji akar unit dengan

menggunakan metode statistik nonprametrik dalam menjelaskan adanya

autokorelasi antara variabel gangguan tanpa memasukkan variabel penjelas

kelambanan diferensi. Adapun uji akar unit dari ADF sebagai berikut:

ΛYt = a0 + a1T + yYt-1 + et

Dimana t = adalah trend waktu

Statistik distributif t tidak mengikuti statistik distributif normal tetapi

mengikuti distributif statistik ADF sedangkan nilai kritisnya digunakan nilai kritis

yang dikemukakan oleh Mackinnon.

Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan cara

membandingkan antara nilai statistik ADF dengan nilai kritisnya yaitu distribusi

statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik ADF lebih besar dari nilai

Page 67: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan jika sebaliknya nilai

absolut statistik ADF lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stasioner.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat Nol

Ha : Data tersebut stasioner pada derajat Nol

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika ADF test statistik > ADF tabel (critical value α = 5%) maka Ho

ditolak, data stasioner pada derajat nol

Jika ADF test statistik < ADF tabel (critical value α = 5%) maka Ha

ditolak, data tidak stasioner pada derajat nol

2. Uji Derajat Integrasi

Dalam uji akar unit ADF bila menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak

stasioner, maka diperlukan proses diferensi data. Uji stasioner data melalui proses

diferensi ini disebut uji derajat integrasi. Adapun formulasi uji derajat integrasi

dari ADF sebagai berikut:

Λ2Yt = a0 + a1T + yΛYt-i + et

Dimana:

Λ2Yt = ΛYt – ΛYt-1

Seperti uji akar unit ADF, keputusan sampai pada derajat keberapa suatu

data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik

ADF yang diperoleh dari koefisien y dengan nilai kritis distribusi statistik

Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik ADF lebih besar dari nilai kritisnya

pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan stasioner pada derajat satu.

Page 68: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji derajat integrasi perlu dilanjutkan

pada diferensi yang lebih tinggi sehingga diperoleh data yang stasioner.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat 1, 2, ........ dan seterusnya.

Ha : Data tersebut stasioner pada derajat 1, 2, .........dan seterusnya.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika ADF test statistik > ADF table (critical value α = 5%) maka Ho

ditolak, data stasioner pada derajat 1, 2, ……dan seterusnya.

Jika ADF test statistik < ADF table (critical value α = 5%) maka Ha

ditolak, data tidak stasioner pada derajat 1, 2, ……dan seterusnya.

3. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit. Tujuan

dilakukannya uji kointegrasi adalah untuk mengkaji stasioneritas residual regresi

kointegrasi. Stasioneritas penting jika ingin mengembangkan suatu model

dinamis, terutama ECM yang mencakup variabel-variabel kunci pada regresi

kointegrasi terikat.

Pada umumnya data time series tidak stasioner pada level atau

mengandung unit root, bila data tersebut sudah stasioner pada ordo yang sama,

misalnya 1(1) maka dapat dilakukan uji kointegrasi untuk melihat apakah terdapat

adanya hubungan keseimbangan antara variabel-variabel tersebut dalam jangka

panjang.

Page 69: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independent

dan variabel dependent.

Ha : Terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independent dan

variabel dependent.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika ADF test statistik > ADF tabel (critical value α = 5%) maka Ho

ditolak, terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independent dan

variabel dependen

Jika ADF test statistik < ADF tabel (critical value α = 5%) maka Ha

ditolak, tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel

independent dan variabel dependent.

4. Uji Asumsi Klasik

a). Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai model regresi yang

baik. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati

normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Jargue-Bera Test atau J-B

test.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

Ho: residual berdistribusi tidak normal

Ha: residual berdistribusi normal

Page 70: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas obs*R2 > 0.05 maka signifikan, Ho ditolak (distribusi

data normal)

Bila probabilitas obs*R2 < 0.05 maka tidak signifikan Ha ditolak

(distribusi data tidak normal)

b). Uji Linieritas

Uji yang sangat populer untuk menguji masalah linieritas adalah uji yang

dikembangkan oleh J.B Ramsey tahun 1969 untuk lebih dikenal dengan nama

Ramsey RESET test. Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu

variabel penjelas cocok atau tidak dimasukan dalam suatu model estimasi. Akan

tetapi menurut Kennedy (1996) uji yang dikembangkan oleh J.B Ramsey ini

digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model estimasi linier atau

tidak linier.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

Ho: model tidak linier

Ha: model linier

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas obs*R2 > 0.05 maka signifikan, Ho ditolak (model linier)

Bila probabilitas obs*R2 < 0.05 maka tidak signifikan Ha ditolak (model

tidak linier)

c). Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya hubungan linier yang sempurna antara semua variabel bebas.

Page 71: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Jika terjadi hubungan linear yang sempurna maka terdapat problem

multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan

yang linear diantara variabel bebasnya.

Menurut Montgomery dan Hinies dalam blog Dicky Rahardiyantoro

(2006) dijelaskan bahwa multikolinearitas data mengakibatkan koefisien regresi

yang dihasilkan oleh analisis regresi berganda menjadi sangat lemah atau tidak

dapat memberikan hasil analisis yang mewakili sifat atau pengaruh dari variable

bebas yang bersangkutan. Dalam banyak masalah multikolinearitas dapat

menyebabkan uji t menjadi tidak siginifikan.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan matriks korelasi (Corelation

Matrix).

Dengan langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: tidak bersifat Multikolinearitas

Ha: bersifat Multikolinearitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila hubungan antara X1 dan X2 > 0.8 → Ho ditolak, model bersifat

multikolinearitas

Bila hubungan antara X1 dan X2 < 0.8 → Ho diterima, model tidak bersifat

multikolinieritas

d). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika nilai dari variannya tetap maka disebut homoskedastisitas,

Page 72: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

sedangkan jika variannya berbeda disebut heteroskedastisitas, dimana model

regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui Uji White.

Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis;

Ho: tidak terjadi Heteroskedastisitas

Ha: Terjadi Heteroskedastisitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Ho ditolak, terjadi heteroskedatisitas

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Ho diterima, tidak terjadi

heteroskedatisitas

e. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi liniear terdapat korelasi atau tidak.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat problem

autokorelasi.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

a. Bila D-W di bawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif.

b. Bila D-W diantara -2 s.d. +2 tidak terdapat autokorelasi.

c. Bila D-W di atas +2 terdapat autokorelasi negatif.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu

model, dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson.

Page 73: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Tabel 3.1

Uji Durbin-Watson

Ada

autokorelasi

positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak ada

autokorelasi

Tidak

dapat

diputuskan

Ada

autokorelasi

negatif

0 dl du 2 4-du 4-dl 4 1.10 1.54 2.46 2.90

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: tidak terdapat Autokorelasi

Ha: Terdapat Autokorelasi

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila nilai DW tidak berada antara 1.54 – 2.46 → Ho ditolak, model

terdapat autokorelasi

Bila nilai DW berada antara 1.54 – 2.46 → Ho diterima, model tidak

terdapat autokorelasi

Selain dengan menggunakan uji Durbin Watson, untuk melihat ada

tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier

(LM Test) dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan α = 0.05

(Gujarati: 2006)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: tidak terjadi Autokorelasi

Ha: Terjadi Autokorelasi

Page 74: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Ho ditolak, terjadi autokorelasi

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Ho diterima, tidak terjadi autokorelasi

5. Uji Error Corection Model (ECM)

Pengujian ECM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Model Dasar : M2 = f (PDB, KURS, SBI, UP)

Model Ekonometrika :M2t = βo+β1PDB t +β2KURS t +β3SBI t + β4UP t + e

Dengan model linier dinamis menggunakan fungsi biaya kuadrat tunggal,

dapat diturunkan model koreksi kesalahan (error correction model). Bentuk ECM

dari studi ini adalah

DM2t = βot + β1DPDBt + β2DKURSt + β3DSBIt + β4DUPt + β5BPDBt

+ β6BKURSt + β7BSBIt + β8BUPt + Β9ECTt + e

Jika diuraikan dalam bentuk natural log akan berubah menjadi sebagai

berikut:

DLNM2t = βo + β1DLNPDBt + β2DLNKURSt + β3DLNSBIt + β4DLNUPt

+ β5BLNPDBt + β6BLNKURSt + β7BLNSBIt + β8BLNUPt + β

9ECTt + e

Sehingga rumus ECM yang terbentuk untuk penelitia ini adalah

DLNM2 C DLNPDB DLNKURS DLNSBI DLNUP LNPDB(-1) LNKURS(-1)

LNSBI(-1) LNUP(-1) ECT

Ket : βo = Konstanta (constant)

β1, …, β9 = Koefisien regresi variabel bebas

M2 = Jumlah Uang Beredar Arti Luas

PDB = Produk Domestik Bruto

Page 75: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

KURS = Nilai Tukar

SBI = Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia

UP = Uang Primer

e = Error Term

t = Periode Waktu

Setelah model ECM terbentuk, maka pengujian dilanjutkan ke tahap

berikutnya yaitu uji ECT

6. Uji Error Corection Term (ECT)

ECT adalah bagian dari pengujian analisa dinamis yaitu ECM. Nilai ECT

diperoleh dari penjumlahan variabel independen tahun sebelumnya dikurangi

variabel dependen tahun sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat

bagaimana pengaruh dari model tersebut baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

Model ECT yang terbentuk pada penelitian ini adalah:

ECT = LNPDBt(-1)+LNKURSt(-1)+LNSBIt(-1)+LNUPt(-1)–LNM2 t(-1)

Jika variabel ECT positif dan signifikan 5% maka spesifikasi model sudah

sahih (valid) dan dapat menjelaskan variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka

variable-variabel dalam penelitian ini, adalah:

1) Variabel tak bebas :

Variabel tak bebas adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel tak bebas berupa :

Page 76: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Jumlah uang beredar (M2) yaitu uang dalam arti luas yang terdiri

dari M1 ditambah uang kuasi.

2) Variabel bebas :

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel tak bebas. Variabel bebas berupa :

Pendapatan Nasional, diwakili oleh Produk Domestik Bruto (PDB)

atas dasar harga konstan, seluruh output yang dihasilkan baik oleh

warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang ada di

Indonesia. PDB yang dirinci menurut lapangan usaha atas dasar harga

tetap.

Nilai Tukar (Exchange Rate) adalah perbandingan dan hasil interaksi

antara dua buah mata uang. Dalam hal ini digunakan nilai tukar dolar

Amerika Serikat terhadap Rupiah atas dasar kurs tengah Rupiah yang

dihitung berdasarkan kurs jual beli yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia.

Tingkat Suku Bunga (SBI) adalah suatu jumlah yang diterima atas

penggunaan sejumlah uang yang dipinjam untuk membiayai suatu

keperluan tertentu dalam jangka waktu tertentu oleh pihak lain. Tingkat

suku bunga yang diuangkan dalam penelitian ini adalah tingkat suku

bunga Sertifikat Bank Indonesia.

Page 77: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Uang primer atau base money merupakan inti dari proses penciptaan

uang, baik bagi penciptaan uang kartal maupun uang giral (Boediono,

1994). Uang primer terdiri atas uang kartal yang dipegang oleh bank

umum maupun masyarakat di luar Bank Indonesia dan kas negara serta

rekening giro bank-bank umum dan sektor swasta di Bank Indonesia.

Page 78: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Perkembangan Jumlah Uang Beredar (M2)

Berdasarkan kepada ciri-ciri kegiatan perdagangan yang dijalankan dalam

berbagai masyarakat, perekonomian dapat dibedakan menjadi perekonomian

barter dan perekonomian uang. Perekonomian barter adalah suatu sistem kegiatan

ekonomi masyarakat di mana kegiatan produksi dan perdagangan masih sangat

sederhana, kegiatan tukar-menukar masih terbatas, dan jual beli dilakukan secara

pertukaran barang dengan barang atau barter.

Yang diartikan sebagai perekonomian uang adalah perekonomian yang

sudah menggunakan uang sebagai alat pertukaran dalam kegiatan perdagangan.

Semua negara di dunia saat ini sudah dapat digolongkan sebagai perekonomian

uang.

Peranan uang sangat penting, ini dapat dilihat dari memperhatikan

masalah-masalah yang akan dihadapi apabila perdagangan dijalankan secara

barter, yaitu diantaranya, penentuan harga sukar dilakukan; perekonomian barter

membatasi pilihan pembeli; menyulitkan pembayaran tertunda dan sukar

menyimpan kekayaan.

Menurut Sadono Sukirno (2004:267), uang diciptakan dalam

perekonomian dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan tukar-menukar dan

perdagangan. Selain untuk memperlancar kegiatan tukar-menukar, uang berfungsi

sebagai satuan nilai, alat pembayaran tertunda serta alat penyimpan nilai.

Page 79: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Jenis uang yang mula-mula sekali digunakan terdiri dari barang-barang

yang sangat dibutuhkan masyarakat dan yang banyak mereka gunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, penggunaan emas dan perak sebagai uang.

Emas dan perak mempunyai beberapa kelemahan, yaitu merupakan benda yang

berat; memerlukan tempat yang agak besar untuk menyimpan; sukar untuk

ditambah jumlahnya (Sadono Sukirno, 2004:273).

Untuk mengatasi permasalahan kelemahan-kelemahan dari pengunaaan

mata uang emas dan perak sebagai alat perantaraan dalam tukar menukar,

mulailah diperkenalkan jenis uang yang baru, yaitu uang kertas. Pada mulanya

uang kertas yang dikeluarkan digunakan untuk menggantikan sejumlah emas yang

dimiliki seseorang yang disimpan ke dalam sesuatu bank. Apabila seseorang

memiliki sejumlah uang emas, dan uang emas ini disimpan ke dalam sesuatu

bank, maka bank tersebut akan mengeluarkan uang kertas yang sama nilainya

dengan uang emas yang disimpan ke dalam bank tersebut.

Seiring perkembangan sektor keuangan, uang kertas yang sekarang

digunakan di berbagai negara bukanlah dikeluarkan oleh bank-bank umum tetapi

oleh bank sentral, yaitu bank yang bertindak sebagai bank untuk bank-bank

umum. Bank umum tidak diberi kekuasaan lagi oleh pemerintah untuk

mengeluarkan uang kertas. Uang yang diciptakan oleh bank umum dinamakan

uang giral atau uang bank atau rekening koran. Proses penciptaannya melalui

penciptaan tabungan giral (rekening koran).

Menurut Sadono Sukirno (2004:281), uang beredar adalah seluruh jumah

mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral ditambah

dengan uang giral dalam bank-bank umum.

Page 80: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Secara lebih ringkas, penawaran uang yang ada di Indonesia saat ini (Asfia

Murni. 2006; 158) adalah :

a. Penawaran uang dalam arti sempit (narrow money), diberi simbol M1,

merupakan jumlah uang beredar yang sering digunakan untuk

keperluan transaksi, yang terdiri dari:

Uang koin/logam dan uang kertas yang biasa disebut uang kartal.

Uang giral atau uang bank, yaitu deposito yang terdapat di bank-

bank umum dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek.

Dimana : M1 = uang dalam arti sempit

C = currency, uang kartal

DD = Demand deposit, uang giral

b. Penawaran uang dalam arti luas (broad money), diberi simbol M2,

yang terdiri dari M1 (uang logam, uang kertas, dan uang giral/cek)

ditambah dengan uang kuasi/near money. Near money adalah rekening

tabungan dan kekayaan lain yang ditukarkan/dicairkan dalam waktu

dekat. Contohnya deposito yang ditukar menjadi uang kontan atau

liquid, tanpa kehilangan nilainya.

Total penawaran uang atau jumlah uang beredar

M2 = M1 + Near Money

M2 = M1+ TD + SD

Dimana: M2 = uang dalam arti luas

M1 = C + DD

Page 81: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

M1= uang dalam arti sempit

TD = time deposits (deposito berjangka)

SD = saving deposits (saldo tabungan)

Variabel jumlah uang yang beredar yang digunakan adalah jumlah uang

beredar dalam arti luas (M2) atau likuiditas perekonomian dalam satuan milyar

rupiah

M2

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

Jan-

O5

Jun-

O5

Des

-05

Mar

-O6

Sep-

O6

Jan-

O7

Jun-

O7

Des

-O7

Mar

-O8

Sep-

O8

JanO

9

Jun-

O9

Des

-O9

Periode

Mily

ar R

upia

h

M2

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 4.1 Perkembangan Jumlah Uang Beredar (M2) di Indonesia

Tahun 2005-2009

Berdasarkan grafik pada gambar 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah uang

beredar mengalami trend meningkat. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor,

diantaranya, faktor domestik dalam bentuk kredit kepada sektor bisnis

mendominasi kinerja likuiditas perekonomian. Faktor eksternal yang tercermin

pada perkembangan aktiva luar negeri secara keseluruhan meningkat sejalan

dengan meningkatnya cadanga devisa yang bersumber dari penerimaan harga

minyak dunia (Laporan Perekonomian Indonesia, 2007:98).

Page 82: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

2. Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai nilai barang-barang

dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu.

Di dalam suatu perekonomian, di negara-negara maju maupun di negara-negara

berkembang, barang dan jasa diproduksi bukan saja oleh perusahaan milik

penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain.

Variabel yang digunakan adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh

seluruh masyarakat Indonesia (termasuk warga negara asing yang berada di

Indonesia) dalam tahun tertentu. Nilai barang dan jasa yang diukur adalah

berdasarkan harga konstan, yaitu sebagai berikut:

GDP nominal merupakan nilai produk dihitung berdasarkan harga yang

berlaku ketika produk itu dihasilkan. GDP nominal dihitung dengan

mengalikan kuantitas dengan harga pasar setiap tahun yang berubah-ubah.

GDP riil merupakan nilai produk dihitung berdasarkan harga tahun

tertentu yang ditetapkan sebagai tahun dasar.

GDP deflator merupakan nilai produk berdasarkan indeks harga. GDP

deflator dihitung dengan cara membagi GDP nominal dengan GDP riil.

GDP Rill = GDP Nominal

GDP Deflator

Page 83: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

PDB

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

Jan-O

5

Jun-O

5

Des-05

Mar-O6

Sep-O

6

Jan-O

7

Jun-O

7

Des-O

7

Mar-O8

Sep-O

8Ja

nO9

Jun-O

9

Des-O

9

Periode

Mily

ar R

upia

hPDB

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 4.2 Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia

Tahun 2005-2009

Berdasarkan grafik pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa PDB terus

meningkat. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi mulai membaik, terutama

disebabkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat, membaiknya iklim investasi

dan tingginya permintaan dunia terhadap ekspor Indonesia. Pada sisi penawaran,

kinerja pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 ditandai dengan meningkatnya

pertumbuhan pada hampir seluruh sektor ekonomi. Namun iklim yang kondusif

tersebut tidak dapat bertahan lama, karena harga minyak semakin meroket

ditambah dengan krisis subprime mortage di AS dan gejala resesi dunia serta

gejala krisis pangan dunia. Hal ini nampak terjadi pelambatan pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada 2008.

3. Nilai Tukar (KURS)

Menurut Sadono Sukirno (2000:197), kurs (nilai tukar) valuta asing

merupakan masalah suatu nilai yang menunjukan mata uang dalam negeri yang

diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing.

Page 84: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Variabel nilai tukar yang dipakai adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar

AS dinyatakan dalam ribuan rupiah/USD. Kurs yang digunakan adalah kurs rill,

dimana untuk melihat hubungan antara kurs riil dan kurs nominal, secara umum

perhitungannya sebagai berikut:

KURS

0200040006000

8000100001200014000

Jan-O

5Ju

n-O5

Des-05

Mar-O6

Sep-O

6Ja

n-O7

Jun-O

7Des

-O7

Mar-O8

Sep-O

8Ja

nO9

Jun-O

9Des

-O9

Periode

Pulu

han

Ribu

Rup

iah

KURS

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 4.3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Dollar/KURS Tahun 2005-2009

Berdasarkan grafik pada gambar 4.3 dapat diketahui bahwa selama tahun

2005 nilai tukar rupiah berfluktuasi dengan trend melemah, dan mencapai

puncaknya pada akhir agustus 2005. Pelemahan rupiah pada tahun 2005 tidak

terlepas dari pengaruh negatif faktor eksternal dan internal, yaitu melambungnya

harga minyak dunia, serta meningkatnya permintaan valuta asing terutama untuk

memenuhi impor dan pembayaran utang luar negeri. Setelah itu, rupiah

Kurs Riil = Kurs Nominal x Harga Barang Domestik

Harga Barang Luar Negeri

Page 85: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

mengalami penguatan dan relatif stabil ada tahun 2006 dan 2007. Perkembangan

tersebut dipengaruhi oleh kondisi fundamental makroekonmi yang membaik, daya

tarik investasi keuangan di dalam negeri yang terjaga, serta perkembangan

ekonomi global yang relatif lebih kondusif. Setelah itu, rupiah memiliki

kecenderungan melemah pada akhir tahun 2008 akibat penularan krisis Subprime

mortgage di AS yang berdampak pada perekonomian domestik.

4. Tingkat Suku Bunga (SBI)

Menurut Mankiw (2005:157), tingkat bunga adalah harga yang

menghubungkan masa kini dan masa depan serta merupakan variabel paling

penting diantara variabel-variabel makro ekonomi. Atau harga pasar yang

mentransfer sumber daya masa lalu dan masa depan atau merupakan hasil

tabungan dan biaya peminjaman (Mankiw, 2005:494)

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam

rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka

waktu pendek denan sistem diskonto. Tingkat bunga SBI menjadi perhatian

banyak pihak karena suku bunga SBI ini dijadikan patokan oleh perbankan

nasiona untuk menentukan tingkat suku bunganya. Selain itu, bunga SBI juga

mencerminkan pengetatan dan pelonggaran moneter yang dilakukan Bank

Indonesia.

Dalam perhitungan tingkat suku bunga, biasanya digunakan persentase

(%) dari jumah yang dipinjam atau ditanamkan seseorang.

Page 86: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

SBI

0246

8101214

Jan-O

5

Jun-O

5

Des-05

Mar-O6

Sep-O

6

Jan-O

7

Jun-O

7

Des-O

7

Mar-O8

Sep-O

8Ja

nO9

Jun-O

9

Des-O

9

Periode

Pers

enta

se

SBI

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga (SBI)

Tahun 2005-2009

Berdasarkan Grafik pada gambar 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat suku

bunga pada semester II 2005 mulai meningkat. Peningkatan tingkat suku bunga

SBI adalah usaha pemerintah dalam menghadapi defisit neraca pembayaran

dengan menekan uang yang beredar dan menarik uang tersebut untuk

meningkatkan neraca pembayaran. Sedangkan menurunnya tingkat suku bunga

SBI pada tahun 2006 dan 2007 disebabkan karena neraca pembayaran Indonesia

pada tahun tersebut mencatat kinerja yang mantap. Sehingga pemerintah

menurunkan tingkat suku bunga untuk memberikan keleluasaan perekonomian

untuk berkembang dengan jalan memacu pertumbuhan konsumsi masyarakat.

Pada akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009, perekonomian Indonesia mengalami

tekanan yang cukup berat sebagai akibat ketidakpastian perekonomian global,

sehingga suku bunga kembali naik.

Page 87: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

5. Uang Primer

Uang primer atau base money (BM) merupakan inti dari proses penciptaan

uang, baik bagi penciptaan uang kartal maupun uang giral (Boediono, 1994).

Uang primer terdiri atas uang kartal yang dipegang oleh bank umum maupun

masyarakat di luar Bank Indonesia dan kas negara serta rekening giro bank-bank

umum dan sektor swasta di Bank Indonesia.

UP

0.00050.000

100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.000450.000500.000

Jan-O

5

Jun-O

5

Des-05

Mar-O6

Sep-O

6

Jan-O

7

Jun-O

7

Des-O

7

Mar-O8

Sep-O

8Ja

nO9

Jun-O

9

Des-O

9

Periode

Mily

ar R

upia

h

UP

Sumber: Bank Indonesia

Gambar 4.5 Perkembangan Uang Primer di Indonesia

Tahun 2005-2009

Berdasarkan grafik pada gambar 4.5 dapat diketahui bahwa adanya

peningkatan uang primer pada tahun 2006 dan 2007 merupakan cermin dari

surplusnya neraca pembayaran pada tahun tersebut. Neraca pembayaran akan

mempengaruhi cadangan internasional dan pada akhirnya mempengaruhi base

money. Selain itu, rendah tingkat suku bunga pada tahun tersebut membuat bank

merasa cukup aman memegang excess reserve yang kecil, akibatnya pelipat uang

meningkat.

Page 88: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

B. Hasil Analisa

1. Hasil Uji Stasioneritas

Pengolahan data dilakukan secara elektronik yakni menggunakan

Microsoft Excel Windows 2007 dan Eviews 6.0 untuk mempercepat perolehan

hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Variabel bebas

(independent) yaitu pendapatan nasional (PDB), nilai tukar (KURS), tingkat suku

bunga (SBI), dan uang primer. Variabel terikat (dependent) yaitu jumlah uang

beredar dalam arti luas (M2).

Tahap awal dalam proses pengujian yang dilakukan adalah uji

stasioneritas terhadap seluruh variabel yang diuji. Dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah data natural log (ln) dari variabel-variabel tersebut, dimana ln

merupakan log dengan bilangan dasar bilangan alam yang berguna untuk

memecahkan persamaan yang tidak diketahuinya merupakan pangkat dari variabel

lain. Dimana log sendiri adalah fungsi matematika yang dengan bilangan dasar

10 yang kegunaannya untuk menyederhanakan suatu bilangan.

Uji akar unit dipandang sebagai uji stasioneritas karena pengujian ini pada

prinsipnya bertujuan untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model

otoregresif yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat Nol

Ha : Data tersebut stasioner pada derajat Nol

Page 89: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika ADF test statistik > ADF tabel (critical value α = 5%) maka Ho

ditolak, data stasioner pada derajat Nol

Jika ADF test statistik < ADF tabel (critical value α = 5%) maka Ho

diterima, data tidak stasioner pada derajat Nol

Tabel 4.1

Uji Akar Unit Augmented Dickey-Fuller Test Pada Tingkat Level

No. Variabel Level Ho = Tidak Stasioner

ADFtest CV 5% Ha = Stasioner

1 lnJUB -0.051542 -2.911730 Terima Ho

2 lnPDB -0.542937 -2.915522 Terima Ho

3 lnKURS -1.977639 -2.911730 Terima Ho

4 SBI -2.181054 -2.912631 Terima Ho

5 lnUP -1.830217 -2.912631 Terima Ho

Sumber: output EViews 6.0 (diolah)

Dari data yang diuji pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa semua variabel

menunjukkan ketidakstasioneran pada Level. Hal ini dapat dibuktikan dengan

Nilai Augmented Dickey-Fuller test lebih kecil dari Mac.Kinnon Critical Value

5% (ADFtest < CV 5%). Kesimpulan dari hasil data yang diolah adalah Ho

diterima yaitu semua data tidak stasioner pada tingkat Level sehingga harus

dilanjutkan pada tingkat berikut sampai data menjadi stasioner yaitu dengan

menggunakan Uji Derajat Integrasi.

Page 90: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

2. Hasil Uji Derajat Integrasi

Dalam uji akar unit ADF bila menghasilkan kesimpulan bahwa data tidak

stasioner, maka diperlukan proses diferensi data. Uji stasioner data melalui proses

diferensi ini disebut uji derajat integrasi.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat atau order

diferensi ke berapa (langkah pertama di atas), jika ternyata data tersebut tidak

stasioner pada derajat nol (Insukindro, 1992).

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Data tersebut tidak stasioner pada derajat 1, 2, ........ dan seterusnya.

Ha : Data tersebut stasioner pada derajat 1, 2, .........dan seterusnya.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika ADF test statistik > ADF table (critical value α = 5%) maka

Ho ditolak, data tersebut stasioner pada derajat 1, 2, .........dan

seterusnya.

Jika ADF test statistik <ADF table (critical value α = 5%) maka Ho

diterima, data tersebut tidak stasioner pada derajat 1, 2, ........dan

seterusnya.

Page 91: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Tabel 4.2

Uji Akar Unit Augmented Dickey-Fuller Test pada First Difference

No. Variabel first difference Ho = Tidak Stasioner

ADFtest CV 5% Ha = Stasioner

1 lnJUB -6.105921 -2.923780 Tolak Ho

2 lnPDB -3.430479 -2.915522 Tolak Ho

3 lnIHK -6.298574 -2.93549 Tolak Ho

4 SBI -3.059067 -2.912631 Tolak Ho

5 lnUP -11.17062 -2.912631 Tolak Ho

Sumber: output EViews 6.0 (diolah)

Dari data yang diuji pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua variabel

stasioner pada first difference. Hal ini dapat dibuktikan dengan Nilai

Augmented Dickey-Fuller test lebih besar dari Mac.Kinnon Critical Value

5% (ADFtest > CV 5%). Kesimpulan dari data yang diolah adalah Ho ditolak

yaitu semua variabel sudah stasioner pada tingkat first difference, sehingga

tidak perlu dilanjutkan pada tingkat berikutnya (second difference) dan

pengujian dapat dilanjutkan dengan uji berikutnya yaitu Uji Kointegrasi.

3. Hasil Uji Kointegrasi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

antar variabel bebas dan variabel tak bebasnya dalam jangka panjang.

Dari hasil Uji derajat integrasi didapat bahwa semua variabel stasioner

pada ordo yang sama, yaitu pada I(1) atau first differeence. Sehingga dapat

diuji apakah terdapat hubungan kointegrasi .

Dalam menentukan besarnya lag dalam uji DF dan ADF terdapat berbagai

metode yaitu metode trial & error (coba-coba) metode R2 tertinggi, metode AIC

Page 92: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

atau Schwarz criterion terkecil, rekomendasi Sims, ataupun dengan 20 persen N

atau N1/3 yang berdasarkan pada pengalaman dimana N = observasi

Tabel 4.3

Hasil Uji Kointegrasi

Dari tabel 4.3 di atas ditunjukkan nilai ADFtest > CV 5%, yaitu -4.167 artinya

residual dari persamaan telah stasioner pada derajat integrasi nol atau I(0). Hal ini

berarti terdapat hubungan yang signifikan (berkointegrasi) dalam jangka panjang

antara M2 dan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu PDB, KURS, SBI

dan uang primer.

4. Hasil Uji Asumsi Klasik

a). Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai model regresi yang

baik. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati

normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Jargue-Bera Test atau J-B

test.

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.167102 0.0001

Test critical values: 1% level -2.605442 5% level -1.946549 10% level -1.613181 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 93: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

Ho: residual berdistribusi tidak normal

Ha: residual berdistribusi normal

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas obs*R2 > 0.05 maka signifikan, Ho ditolak (residual

berdistribusi normal)

Bila probabilitas obs*R2 < 0.05 maka tidak signifikan Ha ditolak (residual

berdistribusi tidak normal)

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.02 -0.01 0.00 0.01

Series: ResidualsSample 2005M03 2009M12Observations 58

Mean 5.80e-18Median 0.000578Maximum 0.014434Minimum -0.018733Std. Dev. 0.006614Skewness -0.227474Kurtosis 3.084196

Jarque-Bera 0.517327Probability 0.772083

Gambar 4.6 Hasil uji normalitas

Dari diagram pada gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pada hasil uji

normalitas nilai probabilitas sebesar 0.772 lebih besar dari obs* R2 0.05. Hal ini

berarti Ho ditolak maka distribusi data normal.

b). Hasil Uji Linieritas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model

estimasi linier atau tidak linier.

Page 94: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis

Ho: model tidak linier

Ha: model linier

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas obs*R2 > 0.05 maka signifikan, Ho ditolak (model linier)

Bila probabilitas obs*R2 < 0.05 maka tidak signifikan Ha ditolak (model

tidak linier)

Tabel 4.4

Hasil Uji Ramsey RESET Test

Dari uji linieritas (uji Ramsey RESET Test) pada tabel 4.4 , nilai

probabilitasnya adalah 0.2624 lebih besar dari α = 0.05, artinya tidak ada

permasalahan linieritas, maka Ho ditolak (model linier).

c). Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untu menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya hubungan linier yang sempurna antara semua variabel bebas.

Jika terjadi hubungan linear yang sempurna maka terdapat problem

multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hubungan

yang linear diantara variabel bebasnya. pengujian dilakukan dengan menggunakan

matriks korelasi (Correlation Matrix).

Dengan langkah pengujian sebagai berikut:

Ramsey RESET Test: F-statistic 1.028782 Prob. F(1,47) 0.3156

Log likelihood ratio 1.255865 Prob. Chi-Square(1) 0.2624

Page 95: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hipotesis:

Ho: Tidak bersifat Multikolinearitas

Ha: Bersifat Multikolinearitas

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila hubungan antara X1 dan X2 > 0.8 → Ho ditolak, model bersifat

multikolinearitas

Bila hubungan antara X1 dan X2 < 0.8 → Ho diterima, tidak bersifat

multikolinieritas

Tabel 4.5

Hasil Uji Correlation Matrix

LNPDB LNKURS LNSBI LNUP

LNPDB 1.000000 0.349836 -0.455449 0.797684 LNKURS 0.349836 1.000000 -0.037105 0.004977

LNSBI -0.455449 -0.037105 1.000000 -0.233986 LNUP 0.797684 0.004977 -0.233986 1.000000

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada hasil uji Corelation Matrix tidak

terdapat nilai yang berada di atas 0.8, atau hubungan antara X1 dan X2 < 0.8. Hal

ini berarti Ho diterima, maka dalam model tidak bersifat multikolinearitas.

d). Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui Uji White.

Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis;

Ho: tidak terjadi Heteroskedastisitas

Ha: Terjadi Heteroskedastisitas

Page 96: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Ho ditolak, terjadi heteroskedatisitas

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Ho diterima, tidak terjadi

heteroskedatisitas

Tabel 4.6

Hasil Uji White Heteroskedasticity

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dalam model ini nilai probabilitas

sebesar 0.4494 dengan Obs*R2 yaitu 8.869 diatas 0.05. Hal ini berarti dalam

model tidak terjadi heteroskedastisitas atau berarti Ho diterima.

e). Hasil Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu

model, dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Model tidak terdapat Autokorelasi

Ha: Terdapat Autokorelasi

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila nilai DW tidak berada antara 1.54 – 2.46 → Ho ditolak, model

terdapat autokorelasi

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.962823 Prob. F(9,48) 0.4819

Obs*R-squared 8.869493 Prob. Chi-Square(9) 0.4494 Scaled explained SS 6.330441 Prob. Chi-Square(9) 0.7064

Page 97: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Bila nilai DW berada antara 1.54 – 2.46 → Ho diterima, model tidak

terdapat autokorelasi

Tabel 4.7

Hasil Uji Durbin-Watson

Ada

autokorelasi

positif

Tidak dapat

diputuskan

Tidak ada

autokorelasi

Tidak

dapat

diputuskan

Ada

autokorelasi

negatif

0 dl du 2 4-du 4-dl 4 1.10 1.54 2.46 2.90

Dari tabel 4.7 pada tabel uji Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai

Durbin-watson adalah sebesar 2.122. Hal ini berarti nilai Durbin-Watson berada

diantara 1.54 - 2.46. Hal ini juga berarti dalam model ini tidak terdapat adanya

autokorelasi karena sudah terletak antara 1.54 – 2.46, atau berarti Ho diterima.

Selain dengan menggunakan uji Durbin Watson, untuk melihat ada

tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier

(LM Test) dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan α = 0.05

(Gujarati: 2006)

Hipotesis:

Ho: tidak terjadi Autokorelasi

Ha: Terjadi Autokorelasi

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Ho ditolak, model terjadi autokorelasi

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Ho diterima, model tidak terjadi

autokorelasi

Page 98: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Tabel 4.8

Hasil Langrange Multiple Test

Dari tabel 4.8 pada tabel uji LM dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Chi-

Square 0.5452 atau lebih besar dari α = 0.05. Hal ini berarti dalam model ini tidak

terjadi autokorelasi, atau berarti Ho diterima.

5. Hasil Uji Error Correction Model

Dengan ditemukannya fenomena hubungan jangka panjang pada setiap

variabel, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan Error

Correction Model (ECM) untuk menganalisis model time series yang digunakan

untuk melihat konsistensi antara hubungan jangka pendek dengan hubungan

jangka panjang dari variabel-variabel yang diuji.

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.298494 Prob. F(1,47) 0.5874

Obs*R-squared 0.366030 Prob. Chi-Square(1) 0.5452

Page 99: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Tabel 4.9

Hasil Uji Model Regresi ECM

Dependent Variable: D(LNM2) Method: Least Squares Date: 12/06/10 Time: 06:28 Sample (adjusted): 2005M03 2009M12 Included observations: 58 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.254863 0.269576 0.945420 0.3492

D(LNPDB) 0.389048 0.104933 3.707584 0.0005 D(LNKURS) 0.337969 0.036566 9.242653 0.0000

D(LNSBI) 0.024288 0.023732 1.023424 0.3112 D(LNUP) 0.250426 0.018799 13.32120 0.0000

LNPDB(-1) -0.051211 0.030098 -1.701489 0.0953 LNKURS(-1) 0.031867 0.018250 1.746182 0.0872

LNSBI(-1) -0.003613 0.006043 -0.597946 0.5527 LNUP(-1) 0.024480 0.011354 2.155996 0.0361

ECT 0.472334 0.067551 6.992244 0.0000 R-squared 0.832338 Mean dependent var 0.012920

Adjusted R-squared 0.800902 S.D. dependent var 0.016152 S.E. of regression 0.007207 Akaike info criterion -6.871894 Sum squared resid 0.002493 Schwarz criterion -6.516645 Log likelihood 209.2849 Hannan-Quinn criter. -6.733517 F-statistic 26.47678 Durbin-Watson stat 2.122465 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 100: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

C. Interprestasi

Berdasarkan output data diolah hasil regresi ECM di dapat hasil

sebagai berikut:

D(LNM2) = 0.25486290516 + 0.389047626961*D(LNPDB) +

0.337968773102*D(LNKURS) +

0.0242875441604*D(LNSBI) + 0.250425617549*D(LNUP) -

0.0512113917293*LNPDB(-1) +

0.0318674591737*LNKURS(-1) - 0.0036133673828*LNSBI(-

1) + 0.0244796976336*LNUP(-1) + 0.472333772483*ECT

Keterangan:

D(LNM2) = Perubahan M2 periode t

D(LNPDB) = Perubahan Produk Domestik Bruto periode t

D(LNKURS) = Perubahan Nilai Tukar periode t

D(LNSBI) = Perubahan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia

periode t

D(LNUP) = Perubahan Uang Primer periode t

LNPDB(-1) = Produk Domestik Bruto t-1

LNKURS(-1) = Nilai Tukar t-1

LNSBI(-1) = Bunga Setifikat Bank Indonesia t-1

LNUP(-1) = Uang primer t-1

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara rinci mengenai hasil

pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 101: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

1) Produk Domestik Bruto dan Jumlah Uang Beredar M2

Variabel PDB dalam jangka pendek berhubungan positif dan signifikan.

Sedangkan dalam jangka panjang variabel PDB berhubungan negatif dan tidak

signifikan.

D(LNPDB) menunjukkan nilai t-statistik sebesar 3.707. Nilai tersebut

lebih besar dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.0005, berarti variabel PDB

signifikan pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa

terdapat hubungan jangka pendek antara variabel PDB dan M2.

Dan pada LNPDB(-1) nilai t-statistik sebesar -1.7014. Nilai tersebut lebih

kecil dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.0953, berarti variabel PDB tidak

signifikan pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa

tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel PDB dan M2

2) Kurs Rupiah Terhadap USD dan M2

Variabel kurs dalam jangka pendek berpengaruh positif dan signifikan

sesuai dengan hipotesa. Koefisien regresi sebesar 0.337 dalam persamaan jangka

pendek menunjukan bahwa kenaikan atau penguatan rupiah satu persen terhadap

dollar akan meningkatkan uang beredar sebesar 0.337 persen. Sedangkan dalam

dalam jangka panjang variabel kurs menunjukan pengaruh yang positif namun

tidak signifikan.

D(LNKURS) menunjukkan nilai t-statistik sebesar 9.242. Nilai ini lebih

besar dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.0000, berarti variabel kurs signifikan

Page 102: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa terdapat

hubungan jangka pendek antara variabel kurs dan M2

Sedangkan pada LNKURS(-1) nilai t-statistik sebesar 1.746. Nilai ini

lebih kecil dari 2 dan probabilitasnya 0.0872, berarti variabel kurs tidak signifikan

pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa tidak

terdapat hubungan jangka panjang antara variabel kurs dan M2.

3). Tingkat Suku Bunga SBI dan M2

Variabel SBI dalam jangka pendek berpengaruh positif dan tidak

signifikan. Sedangkan dalam jangka panjang variabel SBI berpengaruh negatif

dan tidak signifikan.

D(LNSBI) menunjukkan nilai t-statistik sebesar 1.023. Nilai ini lebih kecil

dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.3112, berarti variabel SBI tidak signifikan

pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa tidak

terdapat hubungan jangka pendek antara variabel SBI dan M2

Sedangkan pada LNSBI(-1) nilai t-statistik sebesar -0.597. Nilai ini lebih

kecil dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.5527, berarti variabel SBI tidak

signifikan pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa

tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel SBI dan M2.

4). Uang Primer dan M2

Variabel uang primer dalam jangka pendek maupun jangka panjang

berpengaruh positif dan signifikan sesuai dengan hipotesa. Koefisien regresi

sebesar 0.250 dalam persamaan jangka pendek menunjukan bahwa kenaikan uang

Page 103: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

primer satu persen akan meningkatkan uang beredar sebesar 0.250 persen.

Sedangkan dalam persamaan jangka panjang, koefisien regresi sebesar 0.024

dimana apabila uang primer naik sebesar satu persen maka akan meningkatkan

uang beredar sebesar 0.024 persen.

D(LNUP) menunjukkan nilai t-statistik sebesar 13.323. Nilai ini lebih

besar dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.0000, berarti variabel uang primer

signifikan pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa

terdapat hubungan jangka pendek antara variabel dan M2

Sedangkan pada LNUP (-1) nilai t-statistik sebesar 2.155. Nilai ini sudah

lebih besar dari 2 dan probabilitasnya sebesar 0.0063, berarti variabel uang primer

signifikan pada tingkat kepercayaan α=0.05. Hal ini membawa implikasi bahwa

terdapat hubungan jangka panjang antara variabel uang primer dan M2.

Hasil pengujian pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien ECT

sudah terletak antara 0 dan 1. Nilai koefisiennya adalah 0.472 atau mendekati 1,

sehingga speed of adjustment dari jangka pendek menuju jangka panjang berjalan

relatif lambat. Dapat dilihat nilat t-statistiknya lebih dari 2 yaitu 6.992 dengan

probabilitas 0.0000. Hal ini berarti ECT sudah signifikan pada tingkat

kepercayaan α=0.05. Oleh karena itu model dari pengujian ECM ini sudah dapat

dikatakan baik.

Dari koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R-squared dapat

dilihat sebesar 0.832. Hal tersebut berarti bahwa sebesar 83% variabel dapat

dijelaskan oleh variasi variabel-variabel PDB, KURS, SBI dan uang primer.

Page 104: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Disamping itu F-

statistik signifikan sebesar 0.0000 pada tingkat kepercayaan α=0.05.

Analisa Ekonomi

Hasil analisa menunjukan bahwa variabel pendapatan nasional (PDB)

terhadap jumlah uang beredar (M2) dalam jangka pendek berpengaruh positif dan

signifikan. Sedangkan dalam jangka panjang, berpengaruh negatif dan tidak

signifikan.

Peningkatan pendapatan suatu negara akan mempengaruhi posisi neraca

pembayaran, terutama peningkatan yang berasal dari ekspor atau atau

perdagangan luar negeri. Peningkatan ini (yang menandakan adanya surplus)

biasanya disimpan sebagai cadangan internasional. Cadangan internasional yang

meningkat akan menambah jumlah base money yang secara langsung

meningkatkan jumlah uang beredar. Dalam kondisi keseimbangan dimana

penawaran uang sama dengan permintaanya, kenaikan jumlah uang beredar akibat

naiknya pendapatan dapat juga menggambarkan adanya kecenderungan masarakat

memenuhi tiga motif dalam teori preferensi likuiditas Keynes. Terutama motif

transaksi dan berjaga-jaga yang sangat dipengaruhi oleh income seseorang.

Variabel nilai tukar terhadap jumlah uang beredar (M2) dalam jangka pendek

berpengaruh positif dan signifikan, sesuai dengan hipotesa. Sedangkan dalam

jangka panjang berpengaruh positif namun tidak signifikan.

Berpengaruhnya nilai tukar (KURS) terhadap jumlah uang beredar secara

positif dan signifikan menunjukan melemahnya neraca pembayaran akibat

melambungnya harga minyak dunia dan krisis subprime mortgage di AS serta

Page 105: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

meningkatnya permintaan valuta asing untuk memenuhi kebutuhan impor dan

pembayaran utang luar negeri. Hal ini menyebabkan terdepresiasinya nilai tukar

rupiah. Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ini yaitu menyelamatkan

cadangan devisa dengan mengadakan penjualan mata uang rupiah dan melakukan

pembelian valuta asing seperti Dollar AS. Penambahan jumlah Dollar AS akan

meningkatkan cadangan internasional dan jumlah base money sehingga dengan

sendirinya akan meningkatkan jumlah uang beredar.

Variabel tingkat suku bunga SBI terhadap jumlah uang beredar (M2)

menunjukan pengaruh yang tidak signifikan baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Pengaruh negatif yang ditunjukan pada jangka panjang menunjukan

bahwa pada suku bunga yang rendah masyarakat akan lebih suka memegang uang

dari membeli harta-harta keuangan. Masyarakat akan merasa bahwa hasil

(pendapatan dari bunga) tidak cukup menarik, oleh karenanya lebih baiklah

memegang uang. Sebaliknya, pada ketika suku bunga tinggi, masyarakat akan

merasa rugi memegang uang karena tidak akan mengahasilkan pendapatan.

Variabel uang primer menunjukan pengaruh yang signifikan baik jangka

pendek maupun jangka panjang dalam mempengaruhi jumlah uang beredar. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor: Keadaan neraca pembayaran (surplus atau

defisit) yang akan mempengaruhi cadangan internasional. Hal ini akan turut pula

mempengaruhi uang inti yang tersedia di masyarakat, sehingga uang beredar

berfluktuasi; Perubahan kredit langsung Bank Indonesia melalui tingkat discount

rate. Apabila discount rate dinaikkan maka bank-bank cenderung untuk

menambah excess reservenya, sebab mereka tidak ingin terlalu mengandalkan

dana bank sentral untuk memenuhi likuiditasnya yang tak terduga karena cara itu

Page 106: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

menjadi terlalu mahal, akibatnya jumlah uang beredar menurun, begitupun

sebaliknya.

Page 107: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian kointegrasi dan model ECM (Error

Correction Model) tentang pengaruh pendapatan nasional (PDB), nilai tukar

(KURS), tingkat suku bunga (SBI) dan uang primer terhadap jumlah uang beredar

(M2) periode 2005.1-2009.12, maka dapat ditarik kesimpuan sebagai berikut:

1. Dalam jangka pendek menunjukan bahwa variabel pendapatan nasional,

nilai tukar, uang primer berpengaruh signifikan terhadap jumlah uang

beredar. Sedangkan tingkat suku bunga SBI tidak signifikan. Dalam

jangka panjang menunjukkan bahwa hanya variabel uang primer yang

signifikan, sementara variabel pendapatan masional, nilai tukar, dan

tingkat suku bunga tidak signifikan mempengaruhi jumlah uang beredar

(M2).

2. Variabel pendapatan nasional dalam jangka pendek menunjukan hasil

yang signifkan dan memiliki pengaruh yang positif. Sementara dalam

jangka panjang, variabel pendapatan nasional menunjukan hasil yang tidak

signifikan.

Peningkatan pendapatan suatu negara akan mempengaruhi posisi neraca

pembayaran, terutama peningkatan yang berasal dari ekspor atau atau

perdagangan luar negeri. Peningkatan ini (yang menandakan adanya

surplus) biasanya disimpan sebagai cadangan internasional. Cadangan

Page 108: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

internasional yang meningkat akan menambah jumlah base money yang

secara langsung meningkatkan jumlah uang beredar. Dalam kondisi

keseimbangan dimana penawaran uang sama dengan permintaanya,

kenaikan jumlah uang beredar akibat naiknya pendapatan dapat juga

menggambarkan adanya kecenderungan masyarakat memenuhi tiga motif

dalam teori preferensi likuiditas Keynes. Terutama motif transaksi dan

berjaga-jaga yang sangat dipengaruhi oleh income seseorang.

3. Variabel nilai tukar jangka pendek signifikan dan berpengaruh positif,

sesuai hipotesa. Sementara dalam jangka panjang berpengaruh positif

namun tidak signifikan. Fluktuasi nilai tukar akan mendorong pemerintah

melakukan intervensi dalam pasar valuta asing. Untuk menjaga kestabilan

nilai rupiah, pemerintah (bank sentral) dapat mengadakan penjualan mata

uang Rupiah dengan melakukan pembelian valuta asing seperti Dollar AS.

Penambahan jumlah Dollar AS akan meningkatkan cadangan internasional

dan jumlah base money sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan

jumlah uang beredar.

4. Variabel suku bunga SBI dalam jangka pendek dan jangka panjang

menunjukan hasil yang tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain : pelaku ekonomi tidak mengantisipasi

perubahan jumlah uang beredar pada periode yang sama melainkan pada

periode berikutnya, belum terintegrasinya sektor riil dengan sektor

moneter. Selain itu melalui pembelian Sertifikat Bank Indonesia, sesuai

suku bunga berlaku, bank-bank umum memiliki cadangan lebih banyak

untuk dipinjamkan. Namun, dalam masa krisis terbukti bahwa bank-bank

Page 109: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

umum tidak mampu melaksanakan tugasnya sebagai lembaga

intermediasi, dimana sektor perbankan kesulitan menyalurkan dana pihak

ketiga menjadi kredit karena sektor riil belum memberikan kepastian

usaha.

5. Variabel uang primer dalam jangka pendek dan jangka panjang signifikan

dan positif. Hal ini disebabkan oleh keadaan neraca pembayaran (surplus

atau defisit), dimana neraca pembayaran akan mempengaruhi cadangan

internasional dan pada akhirnya mempengaruhi base money dan jumlah

uang beredar. Selain neraca pembayaran, uang primer dapat disebabkan

oleh perubahan kredit langsung Bank Indonesia melalui tingkat discount

rate. Apabila discount rate dinaikkan maka bank-bank cenderung untuk

menambah excess reservenya, sebab mereka tidak ingin terlalu

mengandalkan dana bank sentral untuk memenuhi likuiditasnya yang tak

terduga karena cara itu menjadi terlalu mahal, akibatnya jumlah uang

beredar menurun, begitupun sebaliknya.

B. IMPLIKASI DAN SARAN

1. Untuk menjaga pertumbuhan uang beredar agar tetap stabil pemerintah

harus terus mengupayakan peningkatan pendapatan PDB riil atau

pendapatan nasional secara umum. Salah satunya dapat dilakukan melalui

peningkatan produktivitas dari setiap sektor. Dengan demikian

peningkatan uang beredar dapat diimbangi oleh PDB sehingga mengurangi

risiko inflasi tinggi.

Page 110: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

2. Mempertimbangkan besarnya tekanan depresiasi rupiah yang dapat

mengganggu kestabilan makroekonomi, Bank Indonesia selaku otoritas

moneter dapat menempuh beberapa langkah kebijakan terkait dengan

upaya stabilisasi nilai tukar. Kebijakan moneter cenderung ketat melalui

peningkatan BI rate maupun pengoptimalan penggunaan instrumen

moneter kontraksi, yaitu peningkatan GWM (Giro Wajib Minimum) dapat

membawa dampak positif terhadap nilai tukar rupiah, yaitu meredanya

aksi beli valuta asing oleh masyarakat dan memperbaiki daya saing

perbankan domestik terutama dalam upaya menarik devisa hasil ekspor

yang dapat menambah pasokan valuta asing, pada gilirannya mendorong

apresiasi rupiah.

3. Penguatan neraca pembayaran, yang tercermin pada peningkatan cadangan

devisa diharapkan mampu mendukung stabilitas dan pertumbuhan

ekonomi domestik. Dalam hal ini, pemerintah dapat mendorong

peningkatan ekspor, yaitu melalui pengembangan promosi dagang dan

peningkatan kualitas dan desain produk ekspor. Di bidang pariwisata,

dapat dilakukannya pengembangan sarana dan prasarana promosi

pariwisata serta pengembangan destinasi pariwisata unggulan berbasis

alam, sejarah, budaya, dan olahraga.

4. Tidak responsifnya posisi uang beredar terhadap berbagai kebijakan suku

bunga dalam jangka pendek maupun jangka panjang menunjukan bahwa

fungsi intermediasi perbankan Indonesia masih perlu diperbaiki. Sektor

perbankan dapat menyalurkan dana pihak ketiga menjadi kredit kepada

sektor riil dengan mempertimbangkan standar kelayakan menerima kredit,

Page 111: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

yaitu memenuhi kriteria prudential yang basic 5C, antara lain character,

capacity dan lain-lain.

5. Pengendalian base money bisa dilakukan melalui operasi pasar terbuka

dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga seperti obligasi

ke/dari masyarakat melalui bank-bank umum (commercial bank).

Penjualan surat-surat berharga seperti obligasi dilakukan pemerintah jika

di masyarakat terjadi kelebihan jumlah uang beredar terutama dalam

bentuk uang giral yaitu pada masa inflasi. Sebaliknya jika di masyarakat

terjadi kekurangan jumlah uang beredar atau pada masa resesi, pemerintah

dapat membeli kembali obligasi-obligasi yang pernah ditawarkan ke

masyarakat melalui bank-bank umum. Selain itu, dengan cara menaikkan

atau menurunkan tingkat bunga dan atau tingkat diskonto. Tingkat bunga

dinaikkan apabila kondisi ekonomi mengalami inflasi. Namun apabila

perekonomian dalam keadaan resesi, tingkat bunga diturunkan.

Page 112: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. (2001). Ekonomi Pembangunan edisi keempat, Aditya Media: Yogyakarta.

Atmadja, Adwin Surja. (2002). Analisis Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Setelah Diterapkannya Kebijakan Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas di Indonesia, Jurnal Akuntansi & Keuangan vol.4, no. 1, 69-78 Mei 2002.

Bank Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (beberapa edisi). ____________ Laporan Perekonomian Indonesia. (beberapa edisi)

Boediono. (1992). Ekonomi Moneter edisi ketiga, BPFE: Yogyakarta.

Dhani Agung Darmawan. Analisis Permintaan Uang kuasi di Indonesia Periode

1983-2005: Pendekatan Error Correction Model (ECM), Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, XIII (2). 2005.

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia, Erlangga: Yogyakarta.

Edalmen. (1999). Penerapan Kurs Tetap dan Kurs Bebas Dalam Menentukan Keseimbangan Nilai Tukar Mata Uang. Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara, Th. VI/01/1999.

Endri. (2002). Analisis Faktor-Faktor Fundamental Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, Perbanas Finance& Banking Journal, vol.4 No.1 Desember 2002.

Eric. E. Haas. (2004). Mutual Fund Expense Ratios : How High Is Too High, Journal Financial Planning, September 2004.

Gujarati, Damodar. (1995). Basic Ekonometric, McGraw Hill: Singapura

Page 113: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hamid, Abdul. (2007). Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Hamja, Yahya, Modul I Ekonometrika, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

____________ Modul II Ekonometrika, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Hariyanti, Dini. Analisa Variabel Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di

Indonesia Pendekatan Error Correction Model (Periode 1988.1-2000.1). Media Ekonomi Vol.7 No. 2, hal. 138-155. 2001

Judiseno, Rimsky. (2005). Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia,

Gramedia: Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Bagaimana

meneliti dan Menulis Tesis?. Erlangga: Jakarta.

M.Y. Dedi Haryanto dan riyanto. (2007). Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematika Saham Perusahaan di BEJ, Jurnal Keuangan dan bisnis, Maret 2007.

Mandala, Manurung dan Rahardja, Prathama. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi) edisi ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.

Mankiw, N. Gregory. (2002). Principle of Economics edisi 3, Thomson, Edisi

Indonesia. Erlangga: Jakarta.

_________________. (2003). Macroekonomics edisi 5, Harvard University, Edisi

Indonesia. Erlangga: Jakarta.

Murni, Asfia. (2006). Ekonomika Makro, PT. Refika Aditama:Bandung.

Nilawati. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa dan Angka Pengganda Uang Terhadap Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, Agustus 2000. Hal. 64-72.

Page 114: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Nordhaus, Samuelson. (2004). Ilmu ekonomi makro, edisi 17. PT. Media Edukasi.

Prayitno, Lily. Sandjaya, Heny. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia; Sebuah Anlisis Ekonometrika, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 4. No. 1, Maret 2002. Hal. 46-55.

Rodoni, Ahmad. (2004). Statistik Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Santoso, Singgih. (2003). Buku Latihan SPSS Statistik Versi 10,6, PT. Elek Media Komputer : Jakarta.

Soenhadji, Iman Murtono. Jumlah Uang Beredar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jurnal Ekonomi & Bisnis. No. 2. Jilid 8. 2003.

Sukirno, Sadono. (2000). Makroekonomi Modern, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

______________ (2004). Pengantar Teori Makroekonomi edisi ketiga, PT. Raja Grafindo: Jakarta.

Suleman, DKK. An Empirical Investigation Between Money Supply Government

Expenditure, Output&Prices : The Pakistan Evidence, European Journal of Economic, Finance and Administrative Sciences.2009.

Suseno, Hadi. Analisis Variabel Ekonomi yang Mempengaruhi Jumlah Uang

Yang Beredar di Indonesia. Ventura. Vol. 9. Hal. 31-44. 2006

Tambunan, Tulus. (2001). Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia: Jakarta.

Yustika, Ahmad, Erani. (2006), “Perekonomian Indonesia, Deskripsi, Preskripsi dan Kebijakan”, Malang: Bayumedia.

Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan

Bisnis. Ekonisia FE UII: Yogyakarta.

Page 115: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Zilal Hamzah, Muhammad. (2006). Pengaruh Uang Beredar, Pengeluaran Pemerintah, Dan Nilai Tukar Terhadap Inflasi Di Indonesia: Pendekatan Error Correction Model (ECM). Jurnal Kebijakan Ekonomi,Vol. 2, No. 1 Agustus 2006.

Page 116: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

LAMPIRAN

Page 117: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian

Periode M2 PDB KURS SBI UP

2005.1 1015874 421018 9165 7.42 189.972

2 1012144 424010 9260 7.43 186.308

3 1020693 427003 9480 7.44 191.381

4 1044253 430039 9570 7.7 189.385

5 1046192 433075 9495 7.95 195.994

6 1073746 436110 9713 8.25 205.279

7 1088376 440237 9819 8.49 200.862

8 1115874 444364 10240 9.51 208.147

9 1150451 448493 10310 10 240.876

10 1165741 445346 10090 11 267.996

11 1168267 442199 10035 12.25 245.446

2005.12 1203215 439051 9830 12.75 269.971

2006.1 1190834 442201 9395 12.75 244.797

2 1193864 445351 9230 12.74 242.824

3 1195067 448501 9075 12.73 245.867

4 1198013 451592 8775 12.74 243.804

5 1237504 454683 9220 12.5 261.81

6 1253757 457775 9300 12.5 269.53

7 1248236 463533 9070 12.25 266.899

8 1270378 469291 9100 11.75 270.722

9 1291396 475049 9235 11.25 282.547

10 1325658 472025 9110 10.75 321.354

11 1338555 469001 9165 10.25 294.834

2006.12 1382073 465977 9020 9.75 346.492

Page 118: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Periode M2 PDB KURS SBI UP

2007.1 1363907 469162 9090 9.5 313.759

2 1366820 472347 9160 9.25 319.856

3 1375947 475533 9118 9 299.156

4 1383577 466344 9083 9 302.634

5 1393097 457195 8828 8.75 304.297

6 1451974 448025 9054 8.75 319.758

7 1472952 467406 9186 8.25 310.251

8 1487541 486787 9410 8.25 326.119

9 1512756 506168 9137 8.25 323.710

10 1530145 501901 9103 8.25 345.714

11 1556200 497634 9376 8.2 344.831

2007.12 1643203 493365 9419 8.2 438.460

2008.1 1588962 497309 9291 8 332.437

2 1596090 501253 9051 7.93 322

3 1586795 505198 9217 7.96 325.044

4 1608874 509855 9234 7.99 324.186

5 1636383 514512 9318 8.31 333.996

6 1699480 519170 9225 8.73 349.649

7 1679020 525646 9118 9.13 346.593

8 1675431 532122 9153 9.28 343.631

9 1768250 538599 9378 9.71 392.136

10 1802932 532182 10995 10.98 307.46

11 1841163 525765 12151 11.24 306.773

2008.12 1883851 519349 10950 10.83 344.688

2009.1 1874145 522255 11355 9.5 314.662

Page 119: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Periode M2 PDB KURS SBI UP

2009.2 1900208 525161 11980 8.74 303.777

3 1916752 528066 11575 8.21 304.718

4 1912623 532165 10713 7.59 308.277

5 1927070 536264 10340 7.25 309.232

6 1977533 540364 10225 6.95 322.994

7 1963180 547244 9920 6.71 322.85

8 1995294 554124 10060 6.58 324.662

9 2018031 561003 9681 6.48 354.297

10 2021517 556516 9545 6.49 364.869

11 2062206 552029 9480 6.47 376.978

2009.12 2141384 547543 9400 6.46 402.119

Page 120: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Lampiran 2 Hasil Uji Stasioneritas Pada Tingkat Level

Hasil Uji Stasioneritas LNM2 Pada Tingkat Level

Null Hypothesis: LNM2 has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.051542 0.9494

Test critical values: 1% level -3.546099

5% level -2.911730

10% level -2.593551

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Hasil Uji Stasioneritas LNPDB Pada Tingkat Level

Null Hypothesis: LNPDB has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.542937 0.8742

Test critical values: 1% level -3.555023

5% level -2.915522

10% level -2.595565

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 121: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hasil Uji Stasioneritas LNKURS Pada Tingkat Level

Null Hypothesis: LNKURS has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.977639 0.2957

Test critical values: 1% level -3.546099

5% level -2.911730

10% level -2.593551

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Hasil Uji Stasioneritas LNSBI pada Tingkat Level

Null Hypothesis: LNSBI has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.067679 0.2582

Test critical values: 1% level -3.548208

5% level -2.912631

10% level -2.594027

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 122: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hasil Uji Stasioneritas LNUP Pada Tingkat Level

Null Hypothesis: LNUP has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.830217 0.3626

Test critical values: 1% level -3.548208

5% level -2.912631

10% level -2.594027

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 123: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Lampiran 3 Hasil Uji Derajat Integrasi Pada Tingkat First Difference dan Hasil Uji Kointegrasi

Hasil Uji Derajat Integrasi LNM2 Pada Tingkat First Difference

Null Hypothesis: D(LNM2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.823127 0.0000

Test critical values: 1% level -3.548208

5% level -2.912631

10% level -2.594027

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Hasil Uji Derajat Integrasi LNPDB Pada Tingkat First Difference

Null Hypothesis: D(LNPDB) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.430479 0.0140

Test critical values: 1% level -3.555023

5% level -2.915522

10% level -2.595565

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 124: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hasil Uji Derajat Integrasi LNKURS Pada Tingkat First Difference

Null Hypothesis: D(LNKURS) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.298574 0.0000

Test critical values: 1% level -3.550396

5% level -2.913549

10% level -2.594521

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Hasil Uji Derajat Integrasi LNSBI Pada Tingkat First Difference

Null Hypothesis: D(LNSBI) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.999593 0.0408

Test critical values: 1% level -3.548208

5% level -2.912631

10% level -2.594027

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 125: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hasil Uji Derajat Integrasi LNUP Pada Tingkat First Difference

Null Hypothesis: D(LNUP) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -11.17062 0.0000

Test critical values: 1% level -3.548208

5% level -2.912631

10% level -2.594027

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Hasil Uji Kointegrasi

Null Hypothesis: KOIN has a unit root

Exogenous: None

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.167102 0.0001

Test critical values: 1% level -2.605442

5% level -1.946549

10% level -1.613181

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 126: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Regresi Berganda

Dependent Variable: LNM2

Method: Least Squares

Date: 12/06/10 Time: 06:27

Sample: 2005M01 2009M12

Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -13.09948 1.317360 -9.943737 0.0000

LNPDB 1.606927 0.141692 11.34099 0.0000

LNKURS 0.490863 0.085859 5.717100 0.0000

LNSBI -0.093577 0.029832 -3.136804 0.0027

LNUP 0.345543 0.049853 6.931300 0.0000

R-squared 0.971533 Mean dependent var 14.19594

Adjusted R-squared 0.969462 S.D. dependent var 0.218257

S.E. of regression 0.038140 Akaike info criterion -3.615429

Sum squared resid 0.080008 Schwarz criterion -3.440900

Log likelihood 113.4629 Hannan-Quinn criter. -3.547161

F-statistic 469.2607 Durbin-Watson stat 0.553176

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 127: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-0.02 -0.01 0.00 0.01

Series: ResidualsSample 2005M03 2009M12Observations 58

Mean 5.80e-18Median 0.000578Maximum 0.014434Minimum -0.018733Std. Dev. 0.006614Skewness -0.227474Kurtosis 3.084196

Jarque-Bera 0.517327Probability 0.772083

Hasil Uji Linieritas

Ramsey RESET Test:

F-statistic 1.028782 Prob. F(1,47) 0.3156

Log likelihood ratio 1.255865 Prob. Chi-Square(1) 0.2624

Hasil Uji Multikolinearitas

LNPDB LNKURS LNSBI LNUP

LNPDB 1.000000 0.349836 -0.455449 0.797684

LNKURS 0.349836 1.000000 -0.037105 0.004977

LNSBI -0.455449 -0.037105 1.000000 -0.233986

LNUP 0.797684 0.004977 -0.233986 1.000000

Page 128: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.962823 Prob. F(9,48) 0.4819

Obs*R-squared 8.869493 Prob. Chi-Square(9) 0.4494

Scaled explained SS 6.330441 Prob. Chi-Square(9) 0.7064

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.298494 Prob. F(1,47) 0.5874

Obs*R-squared 0.366030 Prob. Chi-Square(1) 0.5452

Page 129: ANALISIS VARIABEL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI …

Lampiran 5 Hasil Uji Error Correction Model (ECM)

Dependent Variable: D(LNM2)

Method: Least Squares

Date: 12/06/10 Time: 11:45

Sample (adjusted): 2005M03 2009M12

Included observations: 58 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.254863 0.269576 0.945420 0.3492

D(LNPDB) 0.389048 0.104933 3.707584 0.0005

D(LNKURS) 0.337969 0.036566 9.242653 0.0000

D(LNSBI) 0.024288 0.023732 1.023424 0.3112

D(LNUP) 0.250426 0.018799 13.32120 0.0000

LNPDB(-1) -0.051211 0.030098 -1.701489 0.0953

LNKURS(-1) 0.031867 0.018250 1.746182 0.0872

LNSBI(-1) -0.003613 0.006043 -0.597946 0.5527

LNUP(-1) 0.024480 0.011354 2.155996 0.0361

ECT 0.472334 0.067551 6.992244 0.0000

R-squared 0.832338 Mean dependent var 0.012920

Adjusted R-squared 0.800902 S.D. dependent var 0.016152

S.E. of regression 0.007207 Akaike info criterion -6.871894

Sum squared resid 0.002493 Schwarz criterion -6.516645

Log likelihood 209.2849 Hannan-Quinn criter. -6.733517

F-statistic 26.47678 Durbin-Watson stat 2.122465

Prob(F-statistic) 0.000000