ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan...

115
ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI MAKMUR DESA ASTOMULYO, KECAMATAN PUNGGUR, LAMPUNG TENGAH SKRIPSI ANNISA KUSUMA WARDANI H34080097 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan...

Page 1: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

iii

ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI

MAKMUR DESA ASTOMULYO, KECAMATAN

PUNGGUR, LAMPUNG TENGAH

SKRIPSI

ANNISA KUSUMA WARDANI

H34080097

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Page 2: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

iv

RINGKASAN

ANNISA KUSUMA WARDANI. Analisis Usahatani Nanas pada Kelompok

Tani Makmur, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah.

Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HARIANTO).

Indonesia memiliki kondisi agroklimat yang cocok untuk pengembangan

berbagai jenis buah-buahan. Keanekaragaman buah dan keunggulan agro-klimat

Indonesia tersebut merupakan potensi dalam menghadapi perdagangan

internasional, mengingat saat ini buah sudah menjadi komoditas perdagangan

internasional. Beberapa jenis buah unggulan Indonesia yang dapat bersaing di

pasar internasional adalah jeruk, mangga, pepaya, nanas, manggis, duku,

semangka, durian, dan pisang. Nanas merupakan salah satu komoditi holtikultura

yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari jumlah

permintaan nanas yang cukup tinggi.

Lampung merupakan daerah yang menghasilkan nanas paling banyak di

Indonesia. Salah satu daerah di Lampung yang menghasilkan nanas adalah

Kabupaten Lampung Tengah khususnya Desa Astomulyo. Pemerintah Desa

Astomulyo sedang melakukan program pengembangan lahan nanas, hal ini

dilakukan karena pemerintah melihat masih terdapat potensi untuk pengembangan

komoditas nanas. Namun terdapat satu kelompok tani di Desa Astomulyo yang

mengalami penurunan jumlah luas lahan. Luas lahan diduga dapat mempengaruhi

tingkat pendapatan petani. Selain luas lahan tingkat pendapapatan petani juga

dapat dipengaruhi oleh produktivitas tanaman. Produktivitas ini dipengaruhi oleh

penggunaan faktor-faktor produksi dalam usahatani.

Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai analisis usahatani nanas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis perbedaan penggunaan faktor produksi yang digunakan petani pada

lahan sempit dan lahan sedang serta menganalisis pendapatan dan efisiensi pada

usahatani nanas berdasarkan luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani

Kelompok Tani Makmur Desa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten

Lampung Tengah.

Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo,

Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara

sengaja dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra

penghasil nanas terbesar di Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

Februari sampai dengan bulan Maret 2012. Di dalam penelitian ini survey

dilakukan dengan cara sensus, yaitu dengan menggunakan keseluruhan anggota

dari Kelompok Tani Makmur. Responden pada penelitian ini adalah semua

anggota Kelompok Tani Makmur yang sudah mengalami satu musim tanam yaitu

sebanyak 42 petani dari total keseluruhan anggota yaitu 45 petani. kemudian

responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu petani lahan sedang (0,5-2 hektar)

dan petani lahan sempit (< 0,5 hektar).

Data yang digunakan adalah data primer berupa wawancara langsung

dengan petani dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait

yaitu Dirjen Hortikultura, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistika, BP3K

serta kantor Kelurahan/Desa. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

Page 3: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

v

analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif untuk mengetahui

keragaan dari usahatani nanas. Sedangkan analisis kuantitatif terdiri dari uji-T,

analisis usahatani, dan analisis efisiensi. Uji-T dilakukan untuk mengetahui

perbedaan penggunaan faktor produksi yang digunakan oleh petani pada lahan

sempit dan lahan sedang.

Analisis usahatani yang dilakukan adalah analisis biaya dan analisis

pendapatan berdasarkan luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani. Analisis

efisiensi terdiri dari efisiensi penerimaan terhadap biaya, efisiensi penerimaan

terhadap jumlah tenaga kerja, serta efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi

awal. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui pendapatan petani serta

mengukur efisiensi usahatani dan keberhasilan dari suatu usahatani. Berdasarkan

hasil analisis pendapatan diperoleh bahwa pada usahatani nanas pada lahan

sedang lebih menguntungkan dibandingkan usahatani nanas pada lahan sempit.

Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pendapatan total dalam setahun yang

diperoleh pada usahatani lahan sedang adalah Rp 38.045.674,34 per hektar dan

pada usahatani lahan sempit Rp 27.605.472,34 per hektar dalam satu tahun.

Hasil analisis efisiensi menunjukkan bahwa usahatani nanas pada

Kelompok Tani Makmur menguntungkan untuk dijalankan baik pada lahan sempit

maupun lahan sedang. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai penerimaan terhadap

biaya tunai maupun biaya total yang diperoleh lebih dari satu, yang berarti

penerimaannya lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan oleh petani. Nilai R/C

rasio berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan

sebesar nilai R/C rasio yang diperoleh. Pada lahan sempit diperoleh nilai R/C

rasio atas biaya total 1,81 dan atas biaya tunai 4,31. Sedangkan pada lahan sedang

nilai R/C rasio atas biaya total 2,26 dan atas biaya tunai 5,55.

Efisiensi penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja pada lahan sempit

sebesar 26.451,29 dan pada lahan sedang sebesar 28.408,08. Hal ini berarti dalam

satu hektar setiap satu HOK tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani nanas

lahan sempit, petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 26.451,29 dan pada

lahan sedang Rp 28.408,08. Untuk analisis efisiensi penerimaan terhadap jumlah

investasi awal pada usahatani lahan sempit adalah 7,63 dan pada lahan sedang

adalah 9,15. Hal ini berarti dalam setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan petani untuk

investasi, petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 7,63 pada lahan sempit

dan Rp 9,15 pada lahan sedang. Efisiensi penerimaan terhadap biaya, efisiensi

penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, maupun efisiensi penerimaan terhadap

jumlah investasi awal menunjukkan bahwa usahatani nanas pada lahan sedang

lebih efisien dibandingkan pada lahan sempit.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan penulis

adalah petani perlu memperhatikan bibit nanas yang digunakan, baik jumlah

maupun kualitas. Selain itu, perlu adanya peningkatan intensitas pemberian materi

dan informasi mengenai penggunaan faktor-faktor produksi nanas agar para petani

mau mengikuti SOP dari para petugas penyuluh pertanian. Hal tersebut

diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tanaman, sehingga pendapatan

petani juga dapat meningkat.

Page 4: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

vi

ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI

MAKMUR DESA ASTOMULYO, KECAMATAN

PUNGGUR, LAMPUNG TENGAH

ANNISA KUSUMA WARDANI

H34080097

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 5: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

vii

Judul Skripsi : Analisis Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur, Desa

Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah

Nama : Annisa Kusuma Wardani

NIM : H34080097

Disetujui,

Pembimbing

Dr. Ir. Harianto, MS

NIP. 19581021 1985 1 1001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

viii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Usahatani Nanas Pada Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo, Kecamatan

Punggur, Lampung Tengah” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2012

Annisa Kusuma Wardani

H34080097

Page 7: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 24 Oktober 1990 sebagai

anak ketiga dari pasangan Bapak Yanto Sukamso dan Ibu Maryatun. Penulis

mengawali pendidikan formal di TK Aisyah Metro pada tahun 1995. Kemudian

pada tahun 1996 penulis melanjutkan pendidikan di SD Pertiwi Teladan Metro.

Pendidikan berikutnya ditempuh di SMP Negeri 1 Metro sampai tahun 2005. Pada

tahun 2005 sampai 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Metro.

Penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk

IPB (USMI) pada tahun 2008.

Selama kuliah di IPB penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi

mahasiswa diantaranya Koperasi Mahasiswa pada tahun 2008-2011, Gentra

Kaheman pada tahun 2008-2009, dan Organisasi Mahasiswa Daerah Lampung

pada tahun 2008-2011.

Page 8: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur, Desa

Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah”. Skripsi ini merupakan syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan

pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2012

Annisa Kusuma Wardani

Page 9: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

xi

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk

rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

2. Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi

yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi

ini.

3. Etriya, SP, MM selaku dosen penguji komite akademik dalam sidang

skripsi yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan

skripsi ini.

4. Seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis atas bantuan dan

kerjasamanya.

5. Kedua orangtua, Yanto Sukamso dan Maryatun, serta kakak penulis Dian

dan Adit untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan.

Semoga ini dapat menjadi persembahan yang terbaik.

6. Bapak lurah dan staf di Desa Astomulyo, Pihak Kelompok Tani Makmur,

PPL serta BP3K Desa Astomulyo atas waktu, kesempatan, informasi dan

dukungan yang diberikan.

7. Teman-teman satu bimbingan Gebry Ayu Diwandani dan Gebyar Surya

Anik atas kerjasamanya selama penelitian hingga penulisan skripsi.

8. Agung Pratomo dan sahabat-sahabat tersayang Sartika Hana, Melisa,

Rizky Tri, Sylvia Karina, Nia Kurniati, Dwi Rahmalia, Ayuningtyas, dan

Diana Asmayanti yang selalu menyemangati dan membantu selama proses

penelitian hingga penulisan skripsi.

9. Sahabat shambala Cherish Nurul, Evie Fitri, Dewi Regina, Hasti Purnasari,

Ory Chyntia, Rissa Rahmadwiati atas semangat dan Sharing selama proses

penulisan skripsi.

Page 10: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

xii

10. Sahabat A2 (217-218) Sagita Nindyasari, Ismi Fatmawati, Rima Khaerani,

Mutiara Ashri, Nurul Hikmawati, dan Ayu Wandarise atas semangat dan

dukungan yang diberikan.

11. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman agribisnis angkatan 45 Arini

Prihatin, Listia Nurisma, Sistiana Kurnia, Jayanti Mandasari, Syifa Maulia,

Dwi Endah atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan

skripsi serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu,

terima kasih atas bantuannya.

Bogor, Juli 2012

Annisa Kusuma Wardani

Page 11: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

iii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

1.5. Ruang Lingkup ....................................................................................... 7

II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 8

2.1. Karakteristik Umum Nanas ..................................................................... 8

2.2. Tinjauan Analisis Usahatani Nanas ......................................................... 9 2.3. Tinjauan Analisis Usahatani Berdasarkan Luasan Lahan ....................... 12

2.4. Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu .............................................. 14

III KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................... 16

3.1. Konsep Ekonomi .................................................................................. 16

3.1.1. Fungsi Produksi ................................................................................. 16 3.1.2. Skala Produksi ................................................................................... 18

3.2. Konsep dan Definisi Usahatani ............................................................. 19 3.3. Konsep Biaya Usahatani ....................................................................... 22

3.4. Konsep Penerimaan Usahatani .............................................................. 24 3.5. Analisis Efisiensi .................................................................................. 25

3.6. Kerangka Operasional ........................................................................... 26

IV METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 29

4.1. Lokasi dan waktu Penelitian ................................................................. 29

4.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 29 4.3. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 29

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 30 4.4.1. Analisis Pendapatan Usahatani .......................................................... 32

4.4.2. Analisis Efisiensi ............................................................................... 33 4.5. Definisi Operasional ............................................................................. 34

V GAMBARAN UMUM ................................................................................... 36

5.1. Gambaran Umum Desa ......................................................................... 36 5.2. Gambaran Umum Kelompok Tani ........................................................ 37

5.3. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian ............................................ 38 5.4. Kondisi Pertanian ................................................................................. 39

Page 12: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

iv

5.5. Karakteristik Petani Responden ............................................................ 40

5.5.1. Umur Petani Responden .................................................................... 40 5.5.2. Tingkat Pendidikan Petani Responden ............................................... 41

5.5.3. Pengalaman Usahatani Nanas Petani Responden ................................ 42 5.5.4. Luas dan Status Kepemilikan Lahan .................................................. 42

5.5.5. Sifat Usahatani Nanas ........................................................................ 43

VI HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 45

6.1. Standart Operating Procedure (SOP) Usahatani Nanas

di Desa Astomulyo .................................................................................. 45 6.2. Keragaan Usahatani Nanas.................................................................... 52

6.2.1. Persiapan Sarana Produksi ................................................................. 52 6.2.2. Budidaya Nanas ................................................................................. 59

6.2.3. Pasca Panen Nanas ............................................................................ 66 6.3. Analisis Pendapatan Usahatani.............................................................. 67

6.3.1. Biaya Usahatani Nanas ...................................................................... 67 6.3.2. Penerimaan Usahatani Nanas ............................................................. 72

6.3.3. Pendapatan Usahatani Nanas ............................................................. 73 6.3.4. Analisis Efisiensi ............................................................................... 76

VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 78

7.1. Kesimpulan........................................................................................... 78 7.2. Saran .................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

LAMPIRAN ...................................................................................................... 83

Page 13: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

v

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun 2008-2011 ................................. 1

2. Perkembangan Produksi Nanas dan Buah-Buahan

Lainnya di Indonesia Tahun 2006-2010 ................................................... 2

3. Produksi Nanas di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2010 ................ 3

4. Produksi Buah Nanas Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Lampung Tahun 2006-2010 .................................................... 4

5. Lima Besar Kecamatan Yang Memiliki Produksi Nanas

di Kabupaten Lampung Tengah pada Tahun 2009 .................................... 5

6. Jenis Penggunaan Lahan di Desa Astomulyo tahun 2011 ........................ 37

7. Sebaran Usia Penduduk Desa Astomulyo Tahun 2011 ............................ 38

8. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Astomulyo Tahun 2011 .................. 38

9. Jumlah Penduduk Desa Astomulyo Menurut

Mata Pencaharian Tahun 2011 ................................................................ 39

10. Karateristik Petani Responden Berdasarkan Umur

di Desa Astomulyo pada Tahun 2012 ..................................................... 41

11. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Desa Astomulyo Tahun 2012 ........................................... 41

12. Karakteristik Petani Responden Menurut Pengalaman

Bertani Nanas di Desa Astomulyo Tahun 2012 ....................................... 42

13. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa

Astomulyo Tahun 2012 .......................................................................... 43

14. Rata-rata Penggunaan Pupuk dan Obat-Obatan pada

Usahatani Nanas Per Hektar Berdasarkan Luas Lahan ............................ 55

15. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani

Nanas Per Hektar Per Musim Tanam Berdasarkan Luas

Lahan Garapan di Kelompok Tani Makmur ............................................ 58

16. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani

Nanas Per Hektar Per Musim Tanam di Kelompok Tani Makmur ........... 60

17. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Pupuk pada Usahatani

Nanas Per Hektar dalam Setahun Menurut Luas Lahan ........................... 69

Page 14: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

vi

18. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Obat-Obatan Kimia

pada Usahatani Nanas Per Hektar Selama Satu Tahun

Menurut Luas Lahan .............................................................................. 70

19. Rata-rata Penerimaan Per Hektar Usahatani Nanas

pada Kelompok Tani Makmur Berdasarkan Luas

Lahan Selama Satu Musim Tanam.......................................................... 73

20. Analisis Pendapatan Usahatani Nanas Per Tahun pada

Kelompok Tani Makmur ........................................................................ 75

Page 15: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Hubungan antara faktor produksi x dengan jumlah produksi y ............... 17

2. Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................... 28

Page 16: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Karakteristik Petani Anggota Kelompok Tani Makmur .......................... 84

2. Data Penggunaan Input Usahatani Nanas pada

Kelompok Tani Makmur ........................................................................ 85

3. Data Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani Nanas

pada Kelompok Tani Makmur ................................................................ 86

4. Biaya Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur ........................... 88

5. Penerimaan Tunai Petani Nanas pada Kelompok Tani Makmur .............. 90

6. Penerimaan Diperhitungkan Petani Nanas pada

Kelompok Tani Makmur ........................................................................ 93

7. Data Pendapatan Usahatani Nanas pada

Kelompok Tani Makmur ........................................................................ 94

8. Independent Samples Test ...................................................................... 95

9. Kuisioner Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur ..................... 96

Page 17: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

1

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian di

Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dari peranannya sebagai penghasil devisa

negara, sumber ketahanan pangan, pendapatan masyarakat petani di pedesaan

serta penyedia lapangan pekerjaan. Dalam penyediaan lapangan pekerjaan sektor

pertanian menyerap tenaga kerja lebih banyak dibandingkan sektor lainnya.

Penyerapan tenaga kerja disektor pertanian mencapai 39,32 juta orang pada

Agustus tahun 2011 (BPS 2011).

Pertanian di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk

dikembangkan, hal ini dilihat dari kekayaan alam Indonesia yang berlimpah.

Salah satu subsektor dari sektor pertanian yang memberikan kontribusi cukup

tinggi adalah subsektor hortikultura. Subsektor hortikultura meliputi buah-buahan,

sayur-sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Dari keempat jenis

komoditi hortikultura tersebut, buah-buahan memiliki kontribusi yang paling

besar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1, dimana nilai PDB dari subsektor

hortikultura pada tahun 2011 mencapai Rp 88.851,00 milyar dan kontribusi dari

produk buah-buahan sebesar Rp 46.735,62 milyar atau sekitar 52,60 persen dari

total PDB subsektor hortikultura.

Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun 2008-2011

Komoditi

Nilai PDB (Milyar Rp) Rataan

Pertumbuhan

(%) 2008 2009 2010 2011

Buah 47.059,78 48.436,70 45.481,89 46.735,62 (0,14)

Sayuran 28.205,27 30.505,71 31.244,16 33.136,76 5,54

Tan. Hias 5.084,78 5.494,24 6.173,97 5.983,89 5,78

Biofarmaka 3.852,67 3.896,90 3.665,44 2.994,73 (7,69)

Total 84.202,50 88.333,56 86.565,49 88.851,00 1,85

Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2012)

Indonesia memiliki kondisi agroklimat yang cocok untuk pengembangan

berbagai jenis buah-buahan. Keanekaragaman buah dan keunggulan agroklimat

Page 18: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

2

Indonesia tersebut merupakan potensi dalam menghadapi perdagangan

internasional, mengingat saat ini buah sudah menjadi komoditas perdagangan

internasional. Beberapa jenis buah nusantara yang menjadi unggulan Indonesia

dan dapat bersaing di pasar internasional diantaranya mangga, manggis, pisang,

nanas, salak, stroberi, jambu air, sawo, dan jambu biji1.

Pada Tabel 2 dapat dilihat tingkat perkembangan produksi beberapa buah-

buahan yang bersaing di pasar internasional. Buah-buahan tersebut mengalami

pertumbuhan yang berfluktuasi begitu pula dengan nanas. Pada tahun 2010

produksi nanas Indonesia mencapai 1.406.445 ton atau sekitar 9,36 persen dari

total produksi buah di Indonesia dan menempati urutan kedua dalam kontribusi

terhadap produksi buah nasional.

Tabel 2. Perkembangan Produksi Nanas dan Buah-Buahan Lainnya di Indonesia

Tahun 2006-2010

Tahun Jambu biji

(ton)

Mangga

(ton)

Salak

(ton)

Nanas

(ton)

Pisang

(ton)

2006 196.180 1.621.997 861.950 1.427.781 5.037.472

2007 179.474 1.818.619 805.879 1.395.566 5.454.226

2008 212.260 2.105.085 862.465 1.433.133 6.004.615

2009 220.202 2.243.440 829.014 1.558.196 6.373.533

2010 204.551 1.287.287 749.876 1.406.445 5.755.073

Sumber : Badan Pusat Statistika (2010)2

Nanas merupakan salah satu komoditi holtikultura yang memiliki potensi

untuk dikembangkan. Hal ini terlihat dari jumlah permintaan nanas segar dari luar

negeri yang cukup tinggi. Nilai ekspor nanas Indonesia mencapai US$ 139 juta

per tahun dengan negara tujuan diantaranya Amerika Serikat, kawasan Eropa,

Timur Tengah, Peru, Uruguay, Panama, dan India3. Namun saat ini produksi

nanas Indonesia masih berada di bawah produksi pisang. Untuk dapat

meningkatkan produksi nanas dan memenuhi permintaan tersebut diperlukan

1 Sinar Tani. Promosi Hortikultura Unggulan yang Berdaya Saing I Pasar Internasional.

Diperta.jabarprov.go.id [15 Januari 2012] 2 BPS. Produksi Buah-buahan di Indonesia. www.bps.go.id [15 Januari 2012] 3 Jusuf, Widodo. Eksportir Nanas Terbesar. http://medanbisnisdaily.com/news/read/2012/01/05 [4

Juni 2012]

Page 19: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

3

upaya yang serius, seperti dengan melakukan pengembangan lahan atau

peningkatan produktivitas nanas.

Penyebaran tanaman nanas di Indonesia hampir merata terdapat di seluruh

daerah, dikarenakan wilayah Indonesia memiliki keragaman agroklimat yang

memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman, baik tanaman hortikultura

tropis maupun hortikultura subtropis4. Terdapat beberapa daerah yang menjadi

sentra produksi nanas, diantaranya Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat,

Sumatera Utara, dan Jawa Timur. Daerah tersebut merupakan daerah yang cocok

dengan agroklimat pembudidayaan nanas. Lampung merupakan daerah yang

menghasilkan nanas paling banyak yaitu sekitar 469.034 ton pada tahun 2010

(Tabel 3).

Tabel 3. Produksi Nanas di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2010

Provinsi Produksi nanas

Ton Persen (%)

Sumatera Selatan 114.305 8,13

Lampung 469.034 33,35

Sumatera Utara 102.438 7,28

Jawa Timur 72.404 5,15

Jawa Barat 385.640 27,42

Indonesia 1.406.445 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistika (2010)5

Diantara berbagai komoditas buah-buahan, nanas merupakan salah satu

komoditas buah-buahan yang bernilai ekonomi dan potensial untuk dikembangkan

di daerah Lampung (Kalsum 2009). Lampung terdiri atas 2 kota dan 12

kabupaten, dimana di dalam setiap kota dan kabupaten tersebut terdapat

pembudidayaan nanas. Nanas yang diproduksi di daerah tersebut cukup tinggi.

Lampung sebagai salah satu sentra penghasil nanas harus bisa mengembangkan

potensi yang ada untuk meraih pangsa pasar lokal maupun pasar internasional.

4 BPTP. Kawasan Horti. Sumsel.litbang.deptan.go.id [15 Januari 2012] 5 BPS. Produksi Buah-buahan Menurut Provinsi (ton). www.bps.go.id [15 januari 2012]

Page 20: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

4

Lampung Tengah merupakan kabupaten yang paling banyak menghasilkan

nanas, seperti terlihat pada Tabel 4, produksinya mencapai 4.409.522 kw pada

tahun 2009. Jumlah produksi nanas di Lampung Tengah mengalami fluktuasi dari

tahun ke tahun. Meskipun mengalami penurunan produksi, yaitu pada tahun 2007

berproduksi 12.375.712 kw dan pada tahun 2008 menurun menjadi 4.847.611 kw,

Lampung Tengah tetap unggul dalam kemampuannya berproduksi nanas

dibandingkan kabupaten atau kota lainnya.

Tabel 4. Produksi Buah Nanas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

Tahun 2006-2010

Kabupaten/

Kota

2006

(kw)

2007

(kw)

2008

(kw)

2009

(kw)

2010

(kw)

Lam-Bar 107 846 3.378 2.455 3.403

Tanggamus 53 88 90 119 230

Lam-Sel 2.936 4.703 1.630 1.417 1.769

Lam-Tim 1.240 1.367 1.286 840 1.162

Lam-Teng 3.010.789 12.375.712 4.847.611 4.409.522 4.677.690

Lam-Ut 5.856 3.074 2.268 3.584 1.988

Way Kanan 2.781 1.462 1.068 881 2.952

Tlg. Bawang 13.813 3.744 4.131 3.326 416

Pesawaran - - 4.369 2.058 174

Pringsewu - - - - 19

Mesuji - - - - 368

Tuba - - - - 50

B.Lampung 62 45 99 59 47

Metro 23 22 42 47 75

Total 3.037.660 12.391.063 4.865.972 4.424.308 4.690.343

Keterangan : Tahun 2006-2007 Kabupaten Pesawaran masih bergabung dengan Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2010 Terjadi Penambahan Kabupaten yaitu Pringsewu, Mesuji, dan

Tuba

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung

Terdapat dua macam budidaya nanas di Lampung Tengah yaitu budidaya

oleh perusahaan pengolahan nanas (PT Great Giant Pineapple) dan budidaya oleh

rakyat. Sentra nanas yang dibudidayakan oleh rakyat terletak di Kecamatan

Page 21: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

5

Punggur, Lampung Tengah. Pada tahun 2009 produksi nanas di Kecamatan

Punggur menempati urutan pertama yaitu mencapai 12.010 kw (Tabel 5).

Tabel 5. Lima Besar Kecamatan Memproduksi Nanas di Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2009

No. Kecamatan Produksi (kw)

1. Punggur 12.010

2. Rumbia 5.000

3. Bandar Mataram 703

4. Gunung Sugih 540

5. Kalirejo 386

Sumber : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah (2009)

Desa Astomulyo merupakan salah satu desa yang dijadikan sebagai sentra

nanas di Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah. Saat ini Desa

Astomulyo masih memiliki lahan yang berpotensi untuk dilakukan pengembangan

sebagai lahan nanas. Pemerintah setempat memperkirakan terdapat 500 hektar

lahan yang berpotensi untuk budidaya nanas di Desa Astomulyo.

1.2. Perumusan Masalah

Desa Astomulyo memiliki delapan kelompok tani yang khusus

membudidayakan nanas. Dari delapan kelompok tani tersebut terdapat satu

kelompok tani yang mengalami penurunan luas lahan nanas, yaitu Kelompok Tani

Makmur. Pada tahun 2011 terdapat 36,25 hektar, namun saat ini hanya tinggal

25,875 hektar lahan nanas. Banyak petani yang sudah menkonversikan lahan

nanasnya.

Lahan merupakan faktor produksi yang sangat penting di dalam usahatani.

Luas lahan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan petani, karena luas lahan

akan mempengaruhi jumlah produksi. Lahan petani yang sempit akan

menyebabkan jumlah produksi yang sedikit, sehingga tingkat pendapatan petani

pun rendah. Hernanto (1989) membagi golongan petani berdasarkan luas lahan

menjadi empat, yaitu petani lahan luas (> 2 hektar), lahan sedang (0,5-2 hektar),

lahan sempit (< 0,5 hektar), dan petani penggarap (tidak memiliki lahan). Petani

Page 22: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

6

di lokasi penelitian termasuk ke dalam golongan petani lahan sedang dan sempit

karena lahan yang dimiliki antara 0,25-1,5 hektar.

Tingkat pendapatan petani selain dipengaruhi oleh luasan lahan juga dapat

dipengaruhi oleh produktivitas dari tanaman yang diusahakan. Produktivitas yang

rendah akan menyebabkan penerimaan yang diperoleh petani rendah sehingga

tingkat pendapatan petani juga akan rendah. Rendahnya produktivitas tanaman

dapat disebabkan oleh penggunaan bibit yang tidak berkualitas atau penggunaan

pupuk yang tidak optimal. Sampai saat ini, petani responden belum mau

mengikuti Standart Operational Procedure (SOP) dalam penggunaan faktor

produksi yang dianjurkan oleh penyuluh lapang di desa tersebut. Petani masih

enggan mengubah sistem budidaya yang dilakukannya.

Sehubungan dengan hal yang telah diungkapkan sebelumnya, maka

masalah yang dapat dirumuskan adalah:

1. Apakah ada perbedaan penggunaan faktor produksi pada petani lahan

sempit dan lahan sedang di Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo?

2. Apakah ada perbedaan mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan petani

nanas pada petani lahan sempit dan petani lahan sedang di Kelompok Tani

Makmur, Desa Astomulyo?

3. Bagaimana pendapatan dan efisiensi usahatani nanas yang diterima petani

nanas, berdasarkan luas lahan garapan yang dimiliki petani pada

Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan

sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi keragaan usahatani nanas pada Kelompok Tani Makmur,

Desa Astomulyo.

2. Menganalisis perbedaan penggunaan faktor produksi yang digunakan

petani pada lahan sempit dan lahan sedang di Kelompok Tani Makmur,

Desa Astomulyo.

3. Menganalisis perbedaan biaya-biaya yang dikeluarkan petani pada lahan

sempit dan lahan sedang di Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo.

Page 23: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

7

4. Menganalisis pendapatan petani dan tingkat efisiensi dari usahatani nanas

berdasarkan luas lahan garapan usahatani pada Kelompok Tani Makmur,

Desa Astomulyo.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Membantu petani untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi

dalam pengembangan usahatani nanas. Dengan begitu diharapkan petani

dapat mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya sehingga usahatani

tersebut benar-benar memberikan hasil yang maksimal.

2. Menjadi sarana pembelajaran bagi penulis dalam mengidentifikasi masalah

yang dihadapi oleh para petani. Selain itu juga dapat meningkatkan

kemampuan penulis sebagai perwujudan dari aplikasi ilmu yang telah

diperoleh.

3. Menjadi media informasi bagi pembaca mengenai kondisi usahatani nanas

di salah satu sentra penghasil nanas di Kabupaten Lampung Tengah.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada petani nanas yang telah melakukan minimal

satu kali musim tanam yang tergabung dalam Kelompok Tani Makmur, Desa

Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Analisis usahatani yang

dilakukan adalah analisis pendapatan usahatani dan analisis efisiensi berupa

efisiensi penerimaan terhadap biaya, efisiensi penerimaan terhadap jumlah tenaga

kerja, dan efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi. Perhitungan tersebut

didasarkan pada kendala mendasar yang dihadapi petani yaitu dilihat dari luas

lahan yang dimiliki petani. Di dalam analisis pendapatan hanya dilakukan analisis

berdasarkan biaya tunai dan biaya diperhitungkan.

Page 24: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Umum Nanas

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

Ananas comosus. Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah

didomestikasi di sana sebelum masa Columbus. Pada abad ke-16 orang Spanyol

membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, dan masuk ke

Indonesia pada abad ke -15 (tahun 1599).

Di Indonesia pada mulanya nanas hanya sebagai tanaman pekarangan dan

meluas hingga menjadi tanaman yang di kebunkan di lahan kering (tegalan) di

seluruh nusantara. Tanaman nanas kini dipelihara di daerah tropik dan subtropik.

Varietas kultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan

Cayenne dan Queen. Klasifikasi tanaman nanas adalah sebagai berikut: tanaman

ini berasal dari kingdom Plantae; divisi Spermatophyta; kelas Angiospermae; ordo

Farinosae; Famili Bromiliaceae; genus Ananas; dan spesies Ananas comosus (L)

Merr.

Dalam skripsinya, Maulana (1998) menyatakan bahwa ciri-ciri nanas

Cayenne adalah (1) daun halus, tidak berduri, dan kalau berduri hanya pada ujung

daun saja, (2) ukuran buah besar, berbentuk silindri, mata buah datar berwarna

hijau kekuningan, rasanya agak asam, cocok untuk bahan baku buah kalengan.

Sedangkan ciri-ciri nanas Queen adalah (1) daun berbentuk pendek dan berduri

tajam yang membengkok kebelakang, (2) buah berbentuk lonjong seperti kerucut,

mata buah menonjol, warna kuning kemerahan, rasanya manis sehingga cocok

untuk dikonsumsi sebagai buah. Nanas dapat tumbuh baik pada daerah dengan

curah hujan yang merata sepanjang tahun. Di daerah tropis nanas cocok ditanam

dan dibudidayakan di dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas

permukaan laut. Curah hujan yang ideal untuk tanaman nanas berkisar antara

1.000-3.000 mm per tahun, dengan suhu optimum 32°C.

Menurut Siregar (2010), biasanya nanas berwarna hijau sebelum masak

dan menjadi hijau kekuningan apabila masak. Nanas memiliki 30 atau lebih daun

yang panjang, berserat, dan berduri tajam yang mengelilingi batangnya yang tebal.

Kulit buahnya bersisik dan ”bermata” banyak. Biasanya nanas dibudidayakan di

lahan kering. Penyebaran tanaman nanas terbilang cukup cepat, hal ini

Page 25: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

9

dikarenakan tanaman nanas memiliki daya tahan yang tinggi selama perjalanan.

Selain itu untuk mendapatkan bibit nanas tidak terlalu sulit, hanya dengan

memperbanyaknya dengan cara vegetatif menggunakan tunas-tunasnya.

Buah nanas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil dan sering

tidak jadi. Buah nanas termasuk buah nonklimakterik dimana buah tidak

mengalami proses pematangan selama penyimpanan jika dipetik dalam kondisi

muda. Buah nanas yang dipanen terlalu muda rasanya akan kurang enak, rasa

buah asam kurang manis dan hambar, sebaliknya buah yang dipanen pada tingkat

kemasakan yang optimal akan mempunyai rasa yang enak, rasa manis sangat

menonjol dan rasa asam yang berkurang.

Menurut Kurniawan (2008), buah nanas mengandung vitamin (A dan C),

Kalsium, Fosfor, Magnesium, Besi, Natrium, Kalium, Dekstrosa, Sukrosa (gula

tebu) dan Enzim Bromelain. Bromelain berkhasiat sebagai antiradang, membantu

melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker,

menghambat agregasi platetet, dan mempunyai aktivitas fibrinotik. Kandungan

seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita sembelit. Selain itu

buah nanas juga berkhasiat sebagai antioksidan alami, mengatasi penuaan dini,

wasir, serangan jantung, penghalau stres, memperlancar buang air, mencegah

katarak, mempercepat penyembuhan luka operasi serta pembengkakan dan nyeri

sendi6.

2.2. Tinjauan Analisis Usahatani Nanas

Usahatani merupakan suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang

diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor alam, tenaga kerja,

modal, dan pengelolaan yang ditujukan pada peningkatan produksi. Peningkatan

produksi pertanian akan berpengaruh pada pendapatan petani. Pendapatan yang

diperoleh petani berbeda-beda tergantung dari komoditas yang dibudidayakannya.

Tingkat pendapatan petani dapat diukur dengan melakukan analisis pendapatan

usahatani dan analisis efisiensi. Terdapat beberapa penelitian yang sudah

melakukan analisis pendapatan usahatani terhadap komoditas nanas yaitu yang

6 Kurniawan, F. Sari Buah Nanas Kaya Manfaat. www.pustaka.litbang.deptan.go.id/new/ [4 Juni

2012]

Page 26: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

10

dilakukan oleh Siregar (2010), Maulana (1998), dan Dalimunthe (2008) dengan

alat analisis yang sama yaitu analisis pendapatan dan analisis R/C rasio, untuk

mengetahui apakah usahatani tersebut menguntungkan atau tidak.

Siregar (2010) menggunakan analisis pendapatan usahatani dan analisis

R/C rasio untuk menganalisis usahatani nanas di Desa Sukaluyu, Kecamatan

Taman Sari, Kabupaten Bogor. Dari penelitian yang dilakukan tersebut, didapat

tingkat keuntungan petani yang sangat rendah, yaitu Rp 9.364.214,00 per hektar

untuk masa produksi satu tahun, dengan nilai R/C Rasio adalah sebesar 1,59.

Keuntungan dipengaruhi oleh penerimaan yang diperoleh petani dan biaya

yang dikeluarkan petani. Keuntungan petani rendah dikarenakan tingkat

penerimaan yang diperoleh petani juga rendah dan biaya yang dikeluarkan cukup

tinggi. Usahatani nanas di Desa Sukaluyu membutuhkan tenaga kerja yang cukup

banyak dikarenakan karakteristik lahan yang tidak datar dan mudah ditumbuhi

alang-alang, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja cukup tinggi.

Hal tersebut akan mengakibatkan biaya total yang dikeluarkan petani semakin

tinggi.

Penerimaan petani dipengaruhi oleh penggunaan input dalam usahatani.

Bibit yang digunakan dalam usahatani ini masih rendah baik dari sisi kuantitas

maupun kualitasnya. Petani hanya menggunakan 10.000 bibit dalam satu hektar.

Penggunaan bibit yang semakin sedikit dapat mengakibatkan semakin rendahnya

produktivitas. Selain itu, rendahnya produktivitas ini juga dipengaruhi oleh sistem

budidaya yang dilakukan petani di Desa Sukaluyu yang masih rendah.

Produktivitas tanaman yang rendah akan berdampak pada rendahnya penerimaan

petani.

Maulana (1998) melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan

usahatani nanas di Desa Bunihayu, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang.

Hasil yang didapat untuk tingkat keuntungan petani nanas adalah Rp

11.724.500,00 per hektar per tahun dengan R/C rasio 5,24.

Penerimaan yang diperoleh petani di Desa Bunihayu lebih sedikit

dibandingkan penerimaan petani di Desa Sukaluyu. Namun tingkat pendapatan

petani di Desa Bunihayu lebih besar, hal tersebut dikarenakan biaya yang

dikeluarkan oleh petani Desa Bunihayu lebih rendah. Dalam satu tahun biaya

Page 27: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

11

yang dikeluarkan petani di Desa Sukaluyu sebesar Rp 15.828.094,00 sedangkan di

Desa Bunihayu hanya sebesar Rp 2.765.500,00. Namun biaya yang dikeluarkan

oleh petani di Desa Bunihayu belum termasuk biaya diperhitungkan karena

Maulana (1998) hanya menghitung biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan

pada usahatani di Desa Sukaluyu, Siregar (2010) menghitung biaya tunai dan

biaya diperhitungkan. Selain itu, perbedaan harga pada tahun 1998 dan 2010 juga

menyebabkan perbedaan penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh

petani.

Selain karena usahatani di Desa Bunihayu menggunakan biaya yang lebih

rendah, produktivitas tanaman nanas di Desa Bunihayu juga lebih tinggi. Hal itu

terlihat dari jumlah nanas yang dihasilkan setiap tahunnya. Di Desa Bunihayu

dalam setahun petani dapat menghasilkan nanas sebanyak 28.980 buah sedangkan

di Desa Sukaluyu hanya mencapai 25.192 buah.

Analisis usahatani yang dilakukan Siregar (2010) dan Maulana (1998)

sebenarnya dapat dikembangkan lebih lanjut. Analisis usahatani dapat dilakukan

dengan membandingkan usahatani berdasarkan cara pemeliharaannya

(Dalimunthe 2008). Pengembangan yang dilakukan Dalimunthe (2008) pada

penelitiannya adalah analisis usahatani nanas menggunakan standar prosedur

operasional (SPO) di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Penelitian tersebut membedakan antara usahatani nanas yang menggunakan SPO

dengan usahatani nanas non SPO. Hasil yang didapat adalah keuntungan usahatani

nanas dengan SPO lebih tinggi dibandingkan dengan non SPO, yaitu keuntungan

usahatani nanas non SPO sebesar Rp 8.445.000,00 dengan R/C rasio 1,57 dan

keuntungan dari usahatani nanas dengan SPO sebesar Rp 10.430.500,00 dengan

R/C rasio 1,67.

Penerimaan yang diperoleh pada usahatani nanas SPO lebih tinggi

dibandingkan nanas non SPO, dikarenakan jumlah produksi nanas SPO lebih

tinggi dibandingkan nanas non SPO. Selain itu terjadi perbedaan didalam

penentuan harga nanas, dimana dalam usahatani nanas non SPO buah yang akan

dijual tidak dibedakan berdasarkan mutu, sedangkan untuk usahatani nanas SPO

nanas yang akan dijual sudah dikelompokkan berdasarkan mutunya. Hal tersebut

dikarenakan dalam pemeliharaan pada usahatani nanas SPO dilakukan secara

Page 28: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

12

intensif dengan melakukan perencanaan dana yang jelas, sedangkan pada

usahatani nanas non SPO masih dilakukan secara sederhana dan belum

menganggarkan dana yang jelas, sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah

produksi yang dihasilkan dan kualitas buahnya. Kualitas buah akan berpengaruh

terhadap harga buah nanas, semakin baik kualitasnya maka semakin tinggi harga

yang diperoleh petani sehingga penerimaan petani pun semakin tinggi.

Dalam menggunakan input, pada usahatani nanas non SPO lebih sedikit

dibandingkan usahatani nanas SPO. Hal ini akan berakibat pada total biaya yang

dikeluarkan petani, sehingga petani nanas SPO mengeluarkan biaya lebih banyak

dibandingkan petani non SPO. Perbedaan penggunaan input tersebut dikarenakan

pola pikir petani non SPO yang masih menggunakan teknik bercocok tanam

secara tradisional sedangkan petani SPO sudah melakukan teknik bercocok tanam

dengan pemeliharaan yang optimal.

Penerimaan dan biaya akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang

diperoleh petani. Pendapatan yang diperoleh petani di Desa Cipelang yang

menggunakan SPO lebih tinggi dibandingkan petani non SPO walaupun biaya

yang dikeluarkan petani SPO lebih besar. Hal tesebut dikarenakan produk yang

dihasilkan berbeda dalam jumlah maupun kualitas.

2.3. Tinjauan Analisis Usahatani Berdasarkan Luasan Lahan

Penelitian mengenai analisis usahatani yang membandingkan berdasarkan

luasan lahan dilakukan oleh Handayani (2006) dan Warsana (2007). Handayani

(2006) melakukan analisis usahatani padi sawah berdasarkan luas dan

kepemilikan lahan di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Analisis usahatani dalam penelitian tersebut dibedakan menjadi empat kelompok

yaitu petani pemilik lahan sempit, petani pemilik lahan luas, petani sakap lahan

sempit, dan petani sakap lahan luas. Pengelompokkan petani lahan luas dan lahan

sempit berdasarkan luasan lahan yang dimiliki. Petani lahan luas adalah petani

yang memiliki lahan lebih dari sama dengan satu hektar (≥ 1 hektar), sedangkan

petani lahan sempit adalah petani yang memiliki lahan kurang dari satu hektar (<

1 hektar).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani milik jauh lebih

menguntungkan dibandingkan usahatani sakap. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C

Page 29: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

13

rasio dan tingkat keuntungannya. Keuntungan yang diperoleh oleh petani milik

dengan lahan sempit adalah Rp 2.468.795,83,00 dengan R/C rasio 1,97 dan

keuntungan untuk petani milik dengan lahan luas sebesar Rp 2.503.573,51,00

dengan R/C rasio 2,12. Sedangkan untuk keuntungan yang diperoleh oleh petani

sakap dengan lahan sempit adalah Rp 1.293.314,84 dengan R/C rasio 1,36 dan

keuntungan untuk petani sakap dengan lahan luas sebesar Rp 1.051.217,18

dengan R/C rasio 1,32. Keuntungan tersebut adalah keuntungan yang didapat

untuk satu kali musim tanam.

Penerimaan yang diperoleh petani lahan sempit lebih banyak dibandingkan

dengan petani lahan luas. Hal tersebut dikarenakan produktivitas tanaman padi

pada petani lahan sempit lebih tinggi. Petani pada lahan sempit menggunakan

input usahatani yang lebih banyak, seperti dalam penggunaan bibit dan pupuk. Hal

ini akan berakibat pada biaya yang dikeluarkan petani. Sehingga biaya yang

dikeluarkan petani pada lahan sempit lebih besar dibandingkan petani lahan luas.

Pendapatan dipengaruhi oleh penerimaan dan biaya dalam usahatani. Pendapatan

yang diperoleh petani lahan luas lebih besar dibandingkan lahan sempit, walaupun

penerimaan yang diperoleh lebih sedikit pada lahan luas. Hal ini dikarenakan

biaya yang dikeluarkan petani lahan sempit lebih besar dibandingkan petani lahan

luas.

Berdasarkan nilai R/C yang diperoleh pada seluruh usahatani tersebut baik

dengan status kepemilikan lahan milik maupun sakap dan dengan garapan luas

atau sempit menunjukkan bahwa nilai R/C lebih dari 1. Hal ini menunjukkan

bahwa usahatani padi sawah masih menguntungkan dan memberikan keuntungan

bagi petani.

Warsana (2007) melakukan penelitian yang berjudul analisis efisiensi dan

keuntungan usahatani jagung (studi di kecamatan Randublatung, Kabupaten

Blora). Analisis ini dilakukan dengan membandingkan usahatani jagung

berdasarkan luasan lahan yang dimiliki petani, yaitu petani kecil (≤ 1,0 hektar)

dan petani besar (> 1,0 hektar). Penggolongan ini berdasarkan buku inventarisasi

pajak bumi dan bangunan yang ada di lokasi penelitian. Analisis dilakukan

dengan menggunakan model fungsi keuntungan Cobb-Douglas yang berguna

Page 30: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

14

untuk mengetahui hubungan input dan output serta mengukur pengaruh dari

berbagai perubahan harga input terhadap produksi.

Penerimaan yang diperoleh petani kecil lebih besar dibandingkan petani

besar karena jumlah jagung yang diproduksi pada petani kecil lebih banyak.

Rendahnya produksi jagung pada petani besar disebabkan teknik penanaman yang

digunakan petani lahan besar terlalu jarang sehingga produksi yang diperoleh

lebih sedikit. Selain itu juga petani pada lahan besar kurang efisien dalam

menggunakan faktor produksi yang ada, seperti luas lahan, jumlah benih serta

pupuk. Hal ini berakibat pada biaya yang dikeluarkan petani, pada petani besar

biaya yang dikeluarkan lebih banyak karena penggunaan faktor produksi yang

tidak efisien.

2.4. Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu

Persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian Siregar (2010),

Maulana (1998), Dalimunthe (2008), dan Handayani (2006) yaitu dalam

penggunaan alat analisis untuk mengetahui tingkat pendapatan petani. Untuk

mengukur tingkat pendapatan petani digunakan analisis pendapatan usahatani dan

efisiensi output input (R/C rasio). Selain itu pada penelitian Siregar (2010),

Maulana (1998), dan Dalimunthe (2008) menggunakan komoditas yang sama

dengan penelitian yang dilakukan yaitu tanaman nanas. Penelitian ini sama

dengan penelitian Handayani (2006) dan Warsana (2007) karena lebih

memperdalam analisis pendapatan usahatani yaitu berdasarkan luas lahan.

Perbedaan penelitian dengan kelima penelitian sebelumnya adalah lokasi

tempat dilakukannya penelitian. Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Tani

Makmur, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. Selain itu penelitian yang

dilakukan Handayani (2006) dan Warsana (2007) menggunakan komoditas yang

berbeda yaitu komoditas padi sawah dan jagung. Perbedaan lainnya adalah pada

penelitian Siregar (2010) dan Maulana (1998), selain menganalisis pendapatan

usahatani juga dilakukan analisis pemasaran seperti saluran pemasaran, marjin

pemasaran, dan farmer’s share.

Analisis efisiensi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga,

yaitu efisiensi penerimaan terhadap biaya, efisiensi penerimaan terhadap jumlah

tenaga kerja, dan efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi. Selain itu, dalam

Page 31: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

15

penelitian ini dilakukan uji-T untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam

penggunaan input yaitu bibit, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk

phonska, Gramaxone, Protephon, dan tenaga kerja berdasarkan kelompok luasan

lahan yang berbeda, yaitu pada lahan sempit (< 0,5 hektar) dan lahan sedang (0,5-

2 hektar). Dengan begitu dapat diketahui usahatani mana yang lebih efisien dan

memberikan keuntungan bagi petani.

Page 32: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

16

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Konsep Ekonomi

3.1.1. Fungsi Produksi

Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan

faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh. Hal ini

disebut dengan hubungan antara input dengan output (Suratiyah 2009). Nicholson

(2001) dalam Chaerningrum (2010) menyatakan bahwa dalam suatu kegiatan

usahatani keberadaan fungsi produksi memperlihatkan jumlah output yang

maksimal yang bisa diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi

kapital dan tenaga kerja.

Soekartawi (2006) mendefinisikan fungsi produksi sebagai suatu fungsi

yang menggambarkan hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y) dan

variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output

dan variabel yang menjelaskan biasanya berupa input. Secara matematis fungsi

produksi dapat ditulis sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, ....., Xn)

Keterangan:

Y = output (hasil fisik)

X1, ..., Xn = input (faktor-faktor produksi).

Setiap input mempunyai kontribusi yang berbeda terhadap output

dibandingkan input lainnya dan setiap penggunaan input mempunyai konsekuensi

biaya. Untuk studi mengenai hubungan input-output dengan pendugaan fungsi

produksi, diperlukan spesifikasi mengenai faktor-faktor produksi yang digunakan

(Hotimah 2000).

Suratiyah (2009) menjelaskan bahwa hubungan faktor produksi

menerangkan hubungan antara produksi dan satu faktor produksi variabel yang

disebut sebagai fungsi produksi. Gambar 1 menggambarkan fungsi produksi

hubungan antara satu output dan satu input. Dari fungsi ini dapat digambarkan

pula produk marginal (PM) dan produk rata-rata (PR). PM adalah tambahan

produk per kesatuan tambahan input, sedangkan PR adalah produksi per kesatuan

input.

Page 33: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

17

Gambar 1. Hubungan antara faktor produksi x dengan jumlah produksi y

Fungsi produksi ini biasanya dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah I, II

dan III. Daerah I di sebelah kiri titik PR maksimum dengan elastisitas lebih besar

dari satu (Increasing Return to Scale), yang berarti bahwa setiap kenaikan faktor

produksi sebesar satu persen akan menyebabkan kenaikan produksi lebih besar

dari satu persen. Keuntungan maksimum masih belum tercapai karena produksi

masih bisa diperbesar dengan cara pemakaian faktor produksi yang lebih banyak.

Pada daerah I disebut daerah tidak rasional.

Daerah II antara titik PR maksimum dan PM = 0 dengan elastisitas

diantara nol dan satu (Decreasing Return to Scale), yang berarti setiap kenaikan

satu persen faktor produksi akan menyebabkan kenaikan produksi paling tinggi

satu persen dan paling rendah nol persen. Pada keadaan ini perusahaan bisa

untung dan rugi sehingga perusahaan harus memilih atau menetapkan tingkat

produksi yang tepat agar mencapai keuntungan maksimum. Nilai elastisitas

produksi sama dengan satu terjadi pada saat PM = PR, hal ini berarti setiap

Page 34: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

18

kenaikan satu persen faktor produksi akan menyebabkan kenaikan produksi

sebesar satu persen. Kondisi ini disebut sebagai Constant Return of Scale.

Elastisitas produksi sama dengan nol dicapai saat produksi total mencapai

maksimum atau PM = 0.

Daerah III di sebelah kanan PM = 0 dengan elastisitas kurang dari nol

(Increasing Return to Scale). Kondisi ini dicapai saat produksi total menurun atau

saat PM negatif. Pada daerah ini, kenaikan satu persen faktor produksi akan

menyebabkan penurunan jumlah produksi yang dihasilkan. Daerah ini disebut

juga daerah tidak rasional.

Pada umumnya dalam proses produksi pertanian, hubungan antara faktor

produksi (input) dengan produksi (output) mempunyai bentuk kombinasi antara

kenaikan hasil bertambah dan kenaikan hasil berkurang. Mula-mula mengikuti

bentuk kenaikan hasil bertambah kemudian mengikuti bentuk kenaikan hasil

berkurang atau mengikuti ”The Law of Deminishing Return”. Oleh karena itu,

pada umumnya kalau kita menambah satu macam faktor produksi terus menerus

hasilnya akan naik tapi kenaikannya makin lama main kecil dan berkurang.

3.1.2. Skala Produksi

Menurut Theory of Scale, semakin besar skala usaha pertanian maka akan

semakin efisien usahatani tersebut. Pengukuran skala usahatani salah satunya

adalah penguasaan lahan pertanian sebagai salah satu faktor produksi. Sehingga

dalam teori ini, semakin sempit lahan usaha maka akan semakin kurang efisien

usahatani tersebut (Daniel 2002).

Soekartawi (1993) dalam Harahap (2007), luas kepemilikan atau

penguasaan lahan yang ditanami sangat berhubungan dengan efisiensi usahatani

dan juga usaha pertanian, penggunaan input seperti pupuk, obat-obatan, bibit akan

semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai dan ditanami semakin besar,

disamping itu penggunaan tenaga kerja juga lebih efisien karena sudah ada

takaran dan perhitungan menurut teknologi yang dipakai, namun sering juga

ketidakefisienan dalam penggunaan teknologi karena kurangnya manajemen yang

terarah.

Penentuan skala usaha menjadi penting karena bertujuan agar perusahaan

dapat mengetahui sejauh mana usaha tersebut harus berproduksi berdasarkan

Page 35: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

19

keadaan skala usaha yang dimilikinya. Skala usaha menunjukkan hubungan antara

biaya produksi rata-rata dengan perubahan dalam ukuran usaha. Suatu usaha

dikatakan mencapai skala ekonomis (economies of scale) apabila pertambahan

produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi lebih rendah dan

dikatakan tidak mencapai skala ekonomis (diseconomies of scale) apabila

pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi lebih tinggi.

3.2. Konsep dan Definisi Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengusahakan dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi berupa lahan dan

alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-

baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang

mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan

mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien

mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin

(Suratiyah 2009). Selain itu Soekartawi (2006) mengatakan bahwa ilmu usahatani

adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya

yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi

pada waktu tertentu.

Soekartawi (1988) di dalam Siregar (2010) menyatakan bahwa tujuan

usahatani dapat dikategorikan menjadi dua yaitu memaksimumkan keuntungan

dan meminumkan pengeluaran. Konsep memaksimumkan keuntungan adalah

bagaimana mengalokasikan sumberdaya dengan jumlah tertentu seefisien

mungkin, untuk memperoleh keuntungan maksimum. Sedangkan konsep

meminimumkan pengeluaran berarti bagaimana menekan pengeluaran produksi

sekecil-kecilnya untuk mencapai tingkat produksi tertentu.

Menurut Hernanto (1989) terdapat empat unsur pokok di dalam usahatani,

unsur tersebut juga dikenal dengan istilah faktor-faktor produksi, yaitu:

1. Tanah

Tanah merupakan tempat dimana hasil produksi pertanian

diperoleh. Tanah merupakan faktor produksi yang khusus, oleh sebab itu

tanah kemudian dianggap sebagai salah satu faktor produksi pertanian.

Sifat khusus tanah, antara lain:

Page 36: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

20

a. Relatif langka dibandingkan dengan faktor produksi lainnya,

b. Distribusi penguasaan di masyarakat tidak merata.

Tanah yang biasa digunakan untuk usahatani adalah tanah

pekarangan, tegalan, ataupun sawah. Tanah yang dapat dikelola tersebut

dapat diperoleh dengan cara membeli, menyewa, menyakap, pemberian

Negara, warisan, wakaf, atau dengan membuka lahan sendiri.

Berdasarkan luas kepemilikan lahan, petani dapat digolongkan

menjadi empat golongan, yaitu :

a. Golongan petani luas (> 2 hektar),

b. Golongan petani sedang (0,5-2 hektar),

c. Golongan petani sempit (< 0,5 hektar),

d. Golongan buruh tani (tidak memiliki lahan).

2. Tenaga Kerja

Jenis tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja manusia, tenaga

kerja ternak, dan tenaga kerja mekanik. Untuk tenaga kerja manusia

dibedakan lagi menjadi tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita, dan tenaga

kerja anak-anak. Tenaga kerja ini dapat berasal dari dalam maupun luar

keluarga. Tenaga kerja dihitung dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK),

yakni 8 jam kerja per hari. Satuan HOK sama dengan satuan hari kerja

pria. Terdapat perbedaan perhitungan satuan kerja bagi tenaga kerja pria,

tenaga kerja wanita, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja anak. Yang

(1955) dalam Hernanto (1989), menyatakan bahwa perbedaan dalam

perhitungan tenaga kerja tersebut adalah:

1 pria = 1 hari kerja pria

1 wanita = 0,7 hari kerja pria

1 ternak = 2 hari kerja pria

1 anak = 0,5 hari kerja pria

3. Modal

Modal merupakan unsur usahatani yang penting. Pada usahatani

yang dimaksud dengan modal adalah tanah, bangunan-bangunan, alat-alat

pertanian, tanaman, ternak, bahan-bahan pertanian, piutang di bank,

ataupun uang tunai. Modal berupa uang tunai dapat disebut juga sebagai

Page 37: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

21

modal operasional, yaitu modal yang dapat ditukarkan dengan barang

modal lain seperti sarana produksi dan tenaga kerja, bahkan untuk

membiayai pengolahan. Modal dapat diperoleh dari milik sendiri,

pinjaman atau kredit (bank/tetangga/keluarga), hadiah warisan, dari usaha

lain, dan kontrak sewa.

4. Pengelolaan (Manajemen)

Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan,

mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang

dikuasai sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian

sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan pengelolaan itu

adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas dari

usahanya. Untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil, maka

pemahaman mengenai prinsip teknis dan prinsip ekonomi menjadi syarat

bagi seorang pengelola. Pengenalan dan pemahaman prinsip teknis

meliputi: perilaku cabang usaha yang diputuskan, perkembangan

teknologi, tingkat teknologi yang dikuasai, daya dukung faktor yang

dikuasai, serta cara budidaya dan alternatif cara lain berdasarkan

pengalaman orang lain. Sedangkan pengenalan dan pemahaman prinsip

ekonomis antara lain: penentuan perkembangan harga, kombinasi cabang

usaha, pemasaran hasil, pembiayaan usahatani, penggolongan modal dan

pendapatan, serta ukuran-ukuran keberhasilan yang lazim.

Suratiyah (2009) mengklasifikasi usahatani menurut corak dan

sifat, organisasi, pola serta tipe usahatani.

1. Corak dan Sifat

Menurut corak dan sifat dibedakan menjadi dua, yaitu komersial

dan subsisten. Usahatani komersial memperhatikan kualitas serta kuantitas

produk sedangkan usahatani subsisten hanya untuk memenuhi kebutuhan

sendiri.

2. Organisasi

Menurut organisasinya, usahatani dibagi menjadi tiga, yaitu

individual, kolektif, dan kooperatif. Usahatani individual adalah usahatani

yang seluruh proses dikerjakan petani sendiri beserta keluarga. Usahatani

Page 38: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

22

kolektif adalah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan

bersama oleh suatu kelompok, kemudian hasilnya dibagi dalam bentuk

natura maupun keuntungan. Sedangkan usahatani kooperatif adalah

usahatani yang tiap prosesnya dikerjakan secara individual, hanya pada

beberapa kegiatan yang dianggap penting dikerjakan oleh kelompok,

misalnya pembelian saprodi, pemberantasan hama, pemasaran hasil, dan

pembuatan saluran.

3. Pola

Menurut polanya, usahatani dibagi menjadi tiga yaitu khusus, tidak

khusus, dan campuran. Usahatani khusus adalah usahatani yang hanya

mengusahakan satu cabang usahatani saja, misalnya usahatani perikanan.

Usahatani tidak khusus adalah usahatani yang mengusahakan beberapa

cabang usaha bersama-sama, tetapi dengan batas tegas. Dan usahatani

campuran adalah usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara

bersama-sama dalam sebidang lahan tanpa batas tegas, contohnya tumpang

sari dan mina padi.

4. Tipe

Menurut tipenya, usahatani dibagi menjadi beberapa macam

berdasarkan komoditas yang diusahakan, misalnya usahatani ayam,

usahatani kambing, dan usahatani nanas.

3.3. Konsep Biaya Usahatani

Menurut Suratiyah (2009) terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan

untuk menghitung biaya dan pendapatan didalam usahatani yaitu pendekatan

nominal, pendekatan nilai yang akan datang, dan pendekatan nilai sekarang.

1. Pendekatan nominal

Pendekatan nominal tidak memperhitungkan nilai uang menurut

waktu tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat

langsung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu

periode proses produksi.

2. Pendekatan nilai yang akan datang

Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dalam proses

produksi dibawa ke nanti pada saat panen atau saat akhir proses produksi.

Page 39: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

23

3. Pendekatan nilai sekarang

Pendekatan yang memperhitungkan semua pengeluaran dan

penerimaan dalam proses produksi dibawa ke saat awal atau sekarang saat

dimulainya proses produksi.

Menurut Hernanto (1989), Klasifikasi biaya penting dalam

membandingkan pendapatan untuk mengetahui kebenaran jumlah biaya yang

tertera pada pernyataan pendapatan (income statement). Ada empat kategori

mengenai biaya, yaitu:

1. Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa

produksi. Besar kecilnya biaya tetap tidak tergantung kepada besar

kecilnya produksi. Yang termasuk biaya tetap adalah pajak tanah, pajak

air, penyusutan alat, dan bangunan pertanian.

2. Biaya variabel adalah biaya-biaya berubah. Besar kecilnya tergantung

kepada biaya skala produksi, misalnya biaya untuk pupuk, bibit, herbisida,

biaya panen, biaya pengolahan tanah, dan biaya tenaga kerja.

3. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang langsung dibayar

tunai. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa air dan pajak tanah,

sedangkan untuk biaya variabel antara lain biaya untuk pemakaian bibit,

pupuk, obat-obatan, dan tenaga luar keluarga.

4. Biaya tidak tunai meliputi biaya tetap dan biaya untuk tenaga kerja

keluarga. Sedangkan yang termasuk biaya variabel antara lain biaya panen

dan pengolahan tanah dari keluarga dan jumlah pupuk kandang yang

dipakai.

Soekartawi (2006) menyatakan bahwa biaya usahatani biasanya

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel).

Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Besarnya biaya tetap tidak

tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak

tetap didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi

yang diperoleh.

Menurut Soekartawi dkk. (1986) pengeluaran usahatani mencakup

pengeluaran tunai dan tidak tunai. Pengeluaran tunai atau biaya tunai usahatani

Page 40: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

24

(farm payment) adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan

jasa bagi usahatani, tidak mencakup bunga pinjaman dan jumlah pinjaman pokok.

Sedangkan pengeluaran total atau biaya total usahatani (total farm expenses)

adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam

produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Nilai barang dan jasa

untuk keperluan usahatani yang dibayar dengan benda atau berdasarkan kredit

harus dimasukkan sebagai biaya. Apabila di dalam usahatani menggunakan alat-

alat pertanian, maka harus dihitung penyusutannya dan dianggap sebagai

pengeluaran atau biaya. Penyusutan merupakan penurunan nilai inventaris yang

disebabkan oleh pemakaian selama tahun pembukuan.

3.4. Konsep Penerimaan Usahatani

Soekartawi dkk. (1986) menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah

perkalian antara produksi dengan harga jual. Penerimaan tunai usahatani (farm

receipt) adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, tidak

mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. Produk usahatani yang

dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani dan nilai kerja yang

dibayar dengan benda tidak dihitung sebagai pengeluaran tunai usahatani.

Penerimaan tunai dan pengeluaran tunai usahatani tidak mencakup yang

berbentuk benda.

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani

dengan pengeluaran usahatani. Terdapat dua macam pendapatan usahatani, yaitu

pendapatan kotor usahatani dan pendapatan bersih usahatani. Pendapatan kotor

usahatani (gross farm income) adalah nilai produk total usahatani dalam jangka

waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Jangka waktu

pembukuan umumnya setahun dan mencakup semua produk yang dijual,

dikonsumsi, digunakan dalam usahatani untuk bibit atau makanan ternak,

digunakan untuk pembayaran, ataupun disimpan di gudang. Dalam bukunya

Suratiyah (2009) menyatakan bahwa pendapatan kotor usahatani atau penerimaan

adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode

diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali.

Selisih antara pendapatan kotor usahatani dengan biaya total usahatani

disebut pendapatan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih

Page 41: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

25

usahatani mengukur imbalan yang diperoleh petani dari penggunaan faktor-faktor

produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang

diinvestasikan ke dalam usahatani. Selain itu juga terdapat pengukuran

pendapatan lainnya, yaitu pendapatan tunai usahatani (farm net cash flow) yang

merupakan selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan biaya tunai

usahatani. Pendapatan tunai usahatani merupakan ukuran kemampuan usahatani

untuk menghasilkan uang tunai (Soekartawi dkk. 1986).

Soeharjo dan Patong (1973) menyatakan bahwa analisis pendapatan

usahatani mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi pemilik faktor produksi.

Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan, yaitu menggambarkan keadaan

sekarang suatu keadaan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang

dari perencanaan atau tindakan. Bagi seorang petani analisis pendapatan

membantu untuk mengukur apakah kegiatan usahanya pada saat ini berhasil atau

tidak.

Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak juga dapat diukur dengan

nilai efisiensinya. Alat untuk mengukur efisiensi pendapatan adalah analisis R/C

rasio yaitu penerimaan untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani dalam

berproduksi. Selain itu juga dapat diukur efisiensi penerimaan terhadap jumlah

tenaga kerja dan efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi awal.

3.5. Analisis Efisiensi

Di dalam bukunya, Hernanto (1989) mengatakan bahwa terdapat beberapa

nilai bandingan (rasio) untuk mengukur kedudukan ekonomi suatu usahatani.

Salah satunya adalah tingkat keuntungan relatif dari kegiatan usahatani

berdasarkan perhitungan finansial yaitu dengan melakukan analisis imbangan

penerimaan dan biaya (R/C rasio). Analisis (R/C rasio) dapat mengukur efisiensi

output input, dimana dihitung berapa banyak perbedaan antara produksi dan angka

total. R/C rasio akan menguji sejauh mana setiap nilai rupiah yang dikeluarkan

untuk keperluan usahatani dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai

manfaatnya.

Nilai R/C rasio total menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk

setiap satu rupiah yang dikeluarkan petani untuk berproduksi. Nilai R/C rasio

yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa penambahan satu rupiah akan

Page 42: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

26

menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dari satu rupiah. Semakin

tinggi nilai R/C rasio menunjukkan semakin besar penerimaan yang diperoleh dari

setiap rupiah yang dikeluarkan, sehingga perolehan nilai R/C rasio yang semakin

tinggi maka tingkat efisiensi pendapatan semakin baik.

Dalam bukunya Soeharjo dan Patong (1973) membagi ukuran efisiensi

menjadi tiga, yaitu :

1. Penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan.

2. Penerimaan untuk setiap pekerja.

3. Penerimaan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan.

3.6. Kerangka Operasional

Kelompok Tani Makmur merupakan salah satu kelompok tani penghasil

nanas yang terdapat di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten

Lampung Tengah. Pada kelompok tani ini terjadi penurunan luasan lahan nanas

dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 10,375 hektar. Hal tersebut bertentangan

dengan program pemerintah setempat yang melakukan pengembangan luasan

lahan nanas. Lahan yang sempit diduga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan

petani. Selain luas lahan, produktivitas tanaman juga diduga dapat mempengaruhi

tingkat pendapatan petani.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji-T untuk mengetahui

perbedaan penggunaan faktor produksi, analisis usahatani untuk mengetahui

tingkat pendapatan, dan analisis efisiensi berdasarkan luasan lahan pada usahatani

nanas. Analisis tersebut dilakukan dengan membandingkan luas lahan yang

digunakan dalam usahatani nanas. Luas lahan dibagi menjadi dua yaitu lahan

sedang (0,5-2 hektar) dan lahan sempit (< 0,5 hektar). Sebelum melakukan

analisis pendapatan, peneliti melakukan analisis deskriptif mengenai keragaan

usahatani nanas pada Kelompok Tani Makmur.

Uji-T dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dalam

penggunaan input (bibit, pupuk, pestisida, karbit, dan tenaga kerja) terhadap dua

kelompok luasan lahan yang berbeda. Pendapatan usahatani dapat diukur dengan

mengurangi penerimaan usahatani nanas yang merupakan hasil kali jumlah fisik

output dengan harga yang terjadi, dengan biaya usahatani yang dikeluarkan yaitu

biaya saprotan, sewa lahan, pajak lahan, biaya alat-alat produksi, dan biaya tenaga

Page 43: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

27

kerja. Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor

usahatani dan pengeluaran total usahatani. R/C rasio merupakan rasio penerimaan

atas biaya yang digunakan untuk mengukur efisiensi output input, dimana

dihitung dengan membandingkan total penerimaan yang diperoleh dengan total

biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Selain analisis efisiensi R/C rasio,

juga dilakukan analisis efisiensi penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, dan

analisis efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi awal.

Dari beberapa analisis tersebut akan terlihat apakah usahatani nanas masih

memberikan keuntungan terhadap petani atau tidak. Selain itu juga dapat

diketahui usahatani mana yang lebih efisien untuk dilakukan. Alur kerangka

pemikiran operasional ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 44: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

28

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

1. Apakah ada perbedaan penggunaan faktor produksi pada petani lahan

sempit dan lahan sedang di Kelompok Tani Makmur?

2. Apakah ada perbedaan mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan petani

nanas pada petani lahan sempit dan petani lahan sedang di Kelompok

Tani Makmur?

3. Bagaimana pendapatan dan efisiensi usahatani nanas yang diterima

petani nanas, berdasarkan luas lahan garapan yang dimiliki petani pada

Kelompok Tani Makmur?

Keragaan Usahatani

1. Uji T

2. Analisis Pendapatan Usahatani :

Analisis Pendapatan

a. Pendapatan atas biaya tunai

b. Pendapatan atas biaya total

Analisis Efisiensi Rasio

a. R/C atas biaya tunai dan total

b. Penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja

c. Penerimaan terhadap jumlah investasi awal

Rekomendasi

Lahan sempit (< 0,5 Ha) Lahan Sedang (0,5-2 Ha)

Perbedaan luas lahan usahatani nanas yang dilakukan petani

Biaya Total Penerimaan Total

Biaya Tidak Tunai Biaya Tunai

Page 45: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

29

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo,

Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Pemilihan lokasi

dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut

merupakan salah satu sentra nanas di Lampung. Waktu pengambilan data

dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Maret 2012.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui pengamatan dan

wawancara dengan para petani nanas di Desa Astomulyo yang merupakan

anggota dari Kelompok Tani Makmur. Wawancara dilakukan dengan

menggunakan alat bantu kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya.

Data sekunder digunakan untuk melengkapi data primer. Data ini

diperoleh dari catatan-catatan serta dokumentasi dari para petani dan juga dari

instansi-instansi yang terkait seperti Kantor Desa, BP3K, Departemen Pertanian,

Dirjen Hortikultura, serta BPS. Selain itu dilakukan juga penelusuran melalui

buku, skripsi, jurnal ataupun artikel yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

yang berkaitan dengan teori maupun materi penelitian.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mendata kelompok tani yang

terdapat di Desa Astomulyo. Berdasarkan data yang diperoleh dari ketua

Gapoktan di desa tersebut terdapat delapan kelompok tani yang menghasilkan

nanas. Dari delapan kelompok tani tersebut hanya dipilih satu kelompok tani yang

dijadikan tempat penelitian yaitu Kelompok Tani Makmur. Pemilihan kelompok

tani dilakukan secara sengaja dengan alasan karena kelompok tani tersebut

mengalami penurunan jumlah luasan lahan nanas. Kemudian dilakukan pendataan

mengenai petani nanas anggota Kelompok Tani Makmur. Informasi mengenai

populasi petani diperoleh dari ketua kelompok tani.

Di dalam penelitian ini survey dilakukan dengan cara sensus. Sensus

adalah proses investigasi dengan mengamati semua anggota individu yang

Page 46: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

30

menyusun populasi penelitian (Juanda 2009). Berdasarkan data populasi petani

nanas yang merupakan anggota kelompok tani berjumlah 45 petani, yang akan

menjadi responden pada penelitian ini. Data diperoleh dengan cara melakukan

pertemuan langsung yaitu dengan melakukan wawancara dengan petani di lokasi

penelitian. Namun setelah dilakukan proses wawancara hanya 42 petani yang

dapat dijadikan responden, karena penelitian ini berfokus pada petani yang sudah

mengalami satu musim tanam. Kemudian dari populasi tersebut dikelompokkan

berdasarkan luasan lahan yang dimiliki. Dalam penelitian ini, peneliti membagi

populasi menjadi dua sub populasi, yaitu petani dengan lahan sedang (0,5-2

hektar) dan petani dengan lahan sempit (< 0,5 hektar). Pembagian populasi

tersebut berdasarkan aturan yang dikemukakan Hernanto (1989) dalam bukunya.

Jumlah responden untuk setiap sub populasi tidak sama, hal ini dikarenakan pada

penelitian ini responden yang digunakan adalah semua anggota dari Kelompok

Tani Makmur. Untuk sub populasi petani dengan lahan sedang terdiri dari 27

responden dan 15 responden untuk petani lahan sempit.

Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung

terhadap responden dengan menggunakan kuisioner. Data primer yang

dikumpulkan berupa data biaya yang meliputi biaya tunai dan biaya

diperhitungkan, produksi, dan penerimaan dalam usahatani nanas, serta data

penggunaan input usahatani seperti bibit, pupuk, herbisida, obat-obatan, dan

tenaga kerja. Data sekunder digunakan untuk mendukung data primer. Data

sekunder diperoleh melalui pengajuan permintaan data kepada pihak Kelompok

Tani Makmur, kantor desa, BP3K, Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian,

Dirjen Hortikultura serta informasi dan hasil penelitian yang berkaitan dengan

usahatani nanas.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data kulitatif

dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan

usahatani nanas pada Kelompok Tani Makmur, mulai dari penyiapan sarana

produksi pertanian hingga proses setelah pemanenan yang diuraikan secara

deskriptif. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan pengujian secara

statistik. Analisis yang dilakukan adalah uji-T, analisis pendapatan, dan analisis

Page 47: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

31

efisiensi. Dalam menghitung pendapatan petani nanas dilakukan tabulasi

sederhana dengan menghitung pendapatan nanas atas biaya tunai dan atas biaya

total.

Pada penelitian ini dilakukan uji perbandingan keadaan usahatani nanas

menurut luas lahan garapan yang dimiliki petani. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah keadaan rata-rata antara kedua jenis responden berbeda nyata

secara statistik atau tidak, maka dilakukan uji T dengan dua sampel bebas pada

taraf nyata 0,05. Uji T sampel bebas digunakan untuk membandingkan rata-rata

dua kelompok kasus (Sarwono 2009).

Dalam skripsinya Handayani (2006) menyatakan bahwa penguasaan lahan

yang relatif sempit akan berdampak pada efisiensi hasil panen. Petani yang hanya

memiliki dan menggarap lahan sempit tidak akan berproduksi secara optimal,

bahkan seringkali penerimaan petani saat panen akan lebih kecil dibandingkan

total biaya usahatani yang harus dikeluarkan.

Berdasarkan hal tersebut di dalam melakukan uji T digunakan hipotesis

statistik, yaitu:

H0 : Tidak ada perbedaan dalam penggunaan faktor produksi pada

usahatani lahan sempit maupun lahan sedang.

H1 : Ada perbedaan dalam penggunaan faktor produksi pada usahatani

lahan sempit maupun lahan sedang.

Kriteria keputusan, jika :

Probabilitas atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Probabilitas atau signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

T tabel < T hitung maka H0 diterima

T tabel > T hitung maka H0 ditolak

Uji T dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada usahatani

nanas dalam menggunakan faktor produksi. Hal tersebut dibandingkan pada dua

kelompok usahatani, yaitu lahan sedang dan lahan sempit. Sehingga dapat

diketahui usahatani mana yang lebih efisien dalam penggunaan faktor produksi.

Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Data kuantitatif yang diperoleh akan diolah secara manual menggunakan

Page 48: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

32

kalkulator dan program komputer yaitu microsoft excel dan SPSS 17. Data

kualitatif akan diolah dan disajikan secara deskriptif. Pengolahan dan analisis data

disesuaikan dengan data yang tersedia dan tujuan yang hendak dicapai.

4.4.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi dkk. (1986), penerimaan usahatani adalah perkalian

antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan total usahatani

(Total Farm Revenue) merupakan nilai produk total dalam jangka waktu satu

musim tanam baik yang dijual maupun dikonsumsi sendiri. Biaya usahatani

adalah semua nilai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu

produk dalam periode tertentu. Pendapatan total usahatani adalah selisih antara

penerimaan total dan pengeluaran total. Tujuan dilakukannya analisis pendapatan

usahatani adalah untuk membantu perbaikan pengolahan usahatani. Total biaya

yang dikeluarkan petani dianalisis berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai

(diperhitungkan). Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan

atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.

Perhitungan penerimaan, total biaya, dan pendapatan usahatani dapat

dituliskan secara matematis sebagai berikut:

)( TFCTVCPQ

TCTR

TFCTVCTC

QPTR

Keterangan :

TR = penerimaan total petani nanas (Rp)

P = harga nanas (Rp)

Q = total produksi (Kg)

TC = biaya total usahatani nanas (Rp)

TFC = total fixed cost / total biaya tetap (Rp)

TVC = total variable cost / total biaya variabel (Rp)

= pendapatan petani nanas (Rp)

Penyusutan alat-alat pertanian termasuk ke dalam biaya yang

diperhitungkan atau biaya tidak tunai. Penyusutan dapat dihitung dengan

Page 49: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

33

menggunakan metode garis lurus, yaitu biaya penyusutan yang dikeluarkan setiap

tahunnya relatif sama. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat

yang digunakan pada kegiatan usahatani nanas seperti cangkul, sabit, sprayer,

sarung tangan, ceret, dan ember. Rumus penyusutan yang digunakan adalah :

Keterangan :

= penyusutan per tahun

= nilai beli

= nilai sisa

= umur pemakaian barang

Umur pemakaian barang dapat diketahui dari hasil wawancara langsung

dengan petani dan juga dari penelitian terdahulu.

4.4.2. Analisis Efisiensi

Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak juga dapat diukur analisis

efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensi adalah penerimaan untuk tiap rupiah yang

dikeluarkan yaitu revenue cost rasio (R/C rasio). R/C rasio digunakan untuk

mengukur efisiensi usahatani dan keberhasilan dari suatu usahatani. Menurut

Soekartawi (2002), analisis R/C rasio merupakan selisih perbandingan (nisbah)

antara penerimaan dan biaya. R/C rasio yang dihitung dalam analisis ini terdiri

dari R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. R/C atas biaya tunai dihitung

dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu

periode tertentu. R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan antara

penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumus analisis

R/C rasio menurut Soekartawi (2006) adalah:

R/C atas biaya tunai = TR / Biaya Tunai

R/C atas biaya total = TR / TC

Keterangan :

TR = total penerimaan usahatani nanas (Rp)

TC = total biaya usahatani nanas (Rp)

Page 50: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

34

Nilai R/C rasio menunjukkan bahwa setiap satu rupiah yang dikeluarkan

akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C rasionya. Suatu usahatani

dikatakan efisien dan menguntungkan apabila nilai R/C rasionya lebih dari satu

(R/C rasio > 1), semakin tinggi nilai R/C rasio berarti penerimaan yang diperoleh

semakin besar. Dan apabila nilai R/C rasio lebih kecil dari satu (R/C rasio < 1)

maka usahatani tersebut dikatakan tidak menguntungkan sehingga tidak efisien

jika dilakukan sedangkan apabila nilai R/C rasio sama dengan satu (R/C rasio = 1)

artinya usahatani tersebut tidak untung dan tidak rugi.

Menurut Soeharjo dan Patong (1973) ukuran efisiensi dibagi menjadi tiga,

yaitu :

1. Penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan

2. Penerimaan untuk setiap pekerja

3. Penerimaan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan

4.5. Definisi Operasional

Untuk melakukan analisis usahatani dalam penelitian ini, maka masing-

masing definisi diberi batasan sehingga dapat diketahui dengan jelas indikator

pengukurnya.

1. Responden adalah petani yang merupakan seluruh anggota Kelompok

Tani Makmur yang sudah mengalami satu musim panen.

2. Lahan garapan sedang adalah luas lahan garapan 0,5-2 hektar.

3. Lahan garapan sempit adalah luas lahan garapan < 0,5 hektar.

4. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi

baik persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pengarbitan, pemanenan,

dan pembongkaran. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu tenaga

kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Hari Orang Kerja

(HOK) dihitung dengan lama kerja 4 jam kerja per hari.

Page 51: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

35

5. Sewa lahan yang digunakan dalam penelitian sebesar Rp 3.000.000,00 per

hektar per tahun.

6. Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan

dengan harga yang berlaku saat penelitian berlangsung yaitu pada bulan

Februari hingga Maret tahun 2012.

7. Perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan dalam satu musim tanam

yang terakhir dilakukan oleh responden.

8. Penerimaan usahatani adalah nilai produksi pada panen raya, yaitu produk

total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani.

9. Pengeluaran atau biaya total usahatani adalah penjumlahan biaya tunai

dengan biaya diperhitungkan.

10. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan dalam bentuk nilai uang yaitu

biaya pupuk, herbisida, obat-obatan, tenaga kerja luar keluarga, dan pajak

lahan. Di dalam biaya tunai terdapat biaya tetap (pajak lahan) dan biaya

variabel (pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga).

11. Biaya diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan tidak dalam bentuk

uang seperti biaya bibit, tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan, dan

sewa lahan. Di dalam biaya diperhitungkan terdapat biaya tetap (sewa

lahan) dan biaya variabel (bibit, tenaga kerja dalam keluarga, dan

penyusutan).

12. Pendapatan usahatani terdiri atas pendapatan atas biaya tunai dan

pendapatan atas biaya total.

13. Pendapatan atas biaya tunai adalah selisih antara penerimaan total

usahatani dikurangi biaya tunai. Sedangkan pendapatan atas biaya total

adalah selisih antara penerimaan total usahatani dikurangi biaya total.

Page 52: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

36

V GAMBARAN UMUM

5.1. Gambaran Umum Desa

Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang

terletak di Provinsi Lampung. Lampung Tengah terletak pada 104°35’-105°50’

BT dan 4°30’-4°15’ LS yang memiliki luas 478.983,34 km2. Lampung tengah

terbagi menjadi 28 kecamatan. Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah

Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lampung. Desa Astomulyo merupakan salah satu dari sembilan desa yang terletak

di Kecamatan Punggur. Desa ini terletak kurang lebih 2 km dari Ibukota

Kecamatan, 8 Km dari Ibukota Kabupaten, dan 48 Km dari Ibukota Provinsi.

Berdasarkan batas wilayahnya Desa Astomulyo berbatasan dengan beberapa desa.

Sebelah utara berbatasan dengan desa Buyut Ilir, sebelah selatan berbatasan

dengan desa Ngestirahayu, sebelah barat berbatasan dengan desa Mojopahit, dan

sebelah timur berbatasan dengan desa Tanggul Angin. Posisi desa Astomulyo

mendukung aksesibilitas petani yang cukup mudah untuk memperoleh bahan-

bahan pertanian dan dalam melakukan pemasaran nanas.

Wilayah ini terletak diketinggian 55 meter di atas permukaan laut, dengan

suhu udara rata-rata adalah 30°C-35°C. Iklim di desa Astomulyo terbagi menjadi

dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Desa ini memiliki curah hujan

rata-rata per tahun 1.200 mm dengan 6 bulan basah dan 6 bulan kering. Jenis

tanah di desa Astomulyo termasuk jenis tanah podzolik merah kuning dengan

drainase sedang sampai cukup baik. Derajat keasaman tanah (pH) di desa

Astomulyo adalah 5,5-7,5. Kondisi tersebut membuat Desa Astomulyo cocok

dijadikan sebagai daerah pertanian.

Desa Astomulyo memiliki luas wilayah 3.050 hektar yang sebagian besar

digunakan untuk kegiatan pertanian oleh masyarakat setempat. Luasan lahan yang

digunakan sebagai persawahan sekitar 640 hektar atau sebesar 20,98 persen dari

luas total sedangkan luasan lahan bagi perladangan atau lahan kering adalah

sekitar 360 hektar atau sebesar 11,80 persen dari luas total (Tabel 6).

Page 53: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

37

Tabel 6. Jenis Penggunaan Lahan di Desa Astomulyo tahun 2011

No. Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1. Sawah 640 20,98

2. Lahan Kering 360 11,80

3. Luas Kampung 2.050 67,22

Jumlah 3.050 100,00

Sumber : Laporan Tahunan Desa Astomulyo (2011)

5.2. Gambaran Umum Kelompok Tani

Desa astomulyo memiliki satu gapoktan yaitu Gapoktan Pada Makmur,

dengan anggota 31 kelompok tani dan satu kelompok tani wanita. Dari 31

kelompok tani tersebut terdapat delapan kelompok tani hortikultura khususnya

tanaman nanas. Kelompok Tani Makmur merupakan salah satu kelompok tani

yang melakukan budidaya nanas. Kelompok Tani Makmur didirikan pada tahun

2007 dan saat ini diketuai oleh Bapak Musiran. Kelompok tani ini beranggotakan

45 petani. Jumlah lahan yang dimiliki oleh anggotanya adalah 25,875 hektar.

Kelompok Tani Makmur cukup aktif dalam melakukan pertemuan rutin yang

diadakan sebulan sekali. Pertemuan tersebut sering dihadiri oleh petugas penyuluh

lapang (PPL). Pertemuan yang dilakukan biasanya membahas mengenai budidaya

tanaman nanas, penggunaan pupuk, cara pengendalian hama dan penyakit, serta

cara bercocok tanam yang baik.

Kelompok Tani Makmur belum memiliki anggaran dasar dan anggaran

rumah tangga. Hak dan kewajiban anggota pun belum begitu jelas, hanya saja

petani yang merupakan anggota berkewajiban untuk membayar iuran setiap kali

diadakan pertemuan. Uang yang dikumpulkan tersebut dapat dipinjam oleh para

anggota untuk membantu mereka dalam proses usahatani. Namun hal tersebut

juga belum berjalan dengan efektif. Selain itu jika kelompok tani mendapat

bantuan dari pemerintah, anggota mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan

tersebut. Bantuan yang sudah pernah diterima kelompok tani adalah bantuan

dalam hal penyediaan pupuk. Hal ini memudahkan anggota dalam memenuhi

kebutuhan pupuk untuk usahatani mereka. Anggota kelompok tani juga memiliki

hak untuk mendapatkan informasi dan pembelajaran mengenai budidaya nanas

yang benar.

Page 54: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

38

5.3. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

Desa Astomulyo terdiri atas 10 Dusun, 35 Rukun Tetangga, dan 31

Kelompok Tani. Jumlah penduduk desa ini adalah 6.577 orang yang terdiri dari

penduduk laki-laki 3.616 orang dan penduduk perempuan 2.961 orang. Untuk

jumlah penduduk menurut sebaran usia dapat dilihat pada Tabel 7. Sebaran usia

penduduk paling banyak terdapat pada usia 20-54 tahun yaitu sebanyak 3.608

orang atau sebesar 54,86 persen. Mayoritas penduduk Desa Astomulyo memeluk

agama islam.

Tabel 7. Sebaran Usia Penduduk Desa Astomulyo Tahun 2011

No. Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. 0-19 2.122 32,26

2. 20-54 3.608 54,86

3. > 55 847 12,88

Sumber : Laporan Tahunan Desa Astomulyo 2011

Tingkat pendidikan penduduk desa Astomulyo secara umum masih

tergolong rendah, rata-rata lulusan Sekolah Dasar dan masih banyak penduduk

yang tidak mengenyam pendidikan. Jumlah penduduk yang hanya lulusan SD

sebanyak 2.441 orang atau sebesar 37,11 persen. Sebaran tingkat pendidikan

penduduk Desa Astomulyo dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Astomulyo Tahun 2011

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Tidak Sekolah 343 5,20

2. Belum Sekolah 686 10,43

3. SD 2.441 37,11

4. SMP 1.750 26,61

5. SMA 1.158 17,61

6. Perguruan Tinggi 199 3,03

Total 6.577 100,00

Sumber : Laporan Tahunan Desa Astomulyo

Sebagian besar mata pencaharian penduduk di desa ini adalah petani yaitu

sebanyak 1.980 orang atau sebesar 35,40 persen. Selain sebagai petani,

Page 55: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

39

masyarakat juga bekerja sebagai buruh dan wiraswasta masing-masing sebanyak

123 orang atau sebesar 2,20 persen dan 1.438 orang atau sebesar 25,70 persen.

Sisanya adalah sebagai PNS sebanyak 67 orang atau sebesar 1,20 persen,

TNI/Polri sebanyak 6 orang atau sebesar 0,10 persen, dan lain lain sebanyak 1.979

orang atau sebesar 35,30 persen (Tabel 9).

Tabel 9. Jumlah Penduduk Desa Astomulyo Menurut Mata Pencaharian Tahun

2011

No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Petani 1.980 35,40

2. PNS 67 1,20

3. Wiraswasta 1.438 25,70

4. TNI/Polri 6 0,10

5. Buruh 123 2,20

6. Dll 1.979 35,30

Total 5.593 100,00

Sumber : Laporan Tahunan Desa Astomulyo 2011

5.4. Kondisi Pertanian

Petani di Desa Astomulyo sebagian besar melakukan budidaya tanaman

pangan dan tanaman hortikultura. Tanaman pangan yang sering dibudidayakan

oleh petani adalah padi dan jagung, sedangkan untuk tanaman hortikultura adalah

sayur-sayuran dan buah-buahan khususnya nanas. Keadaan agroklimat desa

Astomulyo sangat mendukung dalam pembudidayaan nanas.

Tanaman nanas dahulu merupakan tanaman pekarangan yang luasnya ± 5

hektar dan kurang dibudidayakan. Akan tetapi setelah ada pembinaan dari Dinas

Pertanian setempat terjadi pengembangan areal lahan nanas dan nanas memiliki

nilai ekonomis yang tinggi. Saat ini lahan nanas di desa Astomulyo mencapai ±

309,27 hektar. Lahan pertanian di desa Astomulyo yang memiliki potensi untuk

dikembangkan masih tersedia cukup luas, sehingga pemerintah setempat

melakukan program pengembangan areal lahan nanas sampai 500 hektar.

Luas areal penanaman nanas di Desa Astomulyo menempati urutan ketiga

setelah padi dan jagung. Namun saat ini banyak petani yang sudah mengonversi

lahan jagung menjadi lahan nanas. Hal ini dikarenakan, berdasarkan pengalaman

Page 56: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

40

petani yang sudah melakukan budidaya nanas, pendapatan yang diperoleh dari

budidaya nanas jauh lebih besar dibandingkan budidaya jagung. Ini sangat

mendukung rencana pemerintah dalam pengembangan areal lahan nanas.

5.5. Karakteristik Petani Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani nanas yang merupakan

anggota Kelompok Tani Makmur di Desa Astomulyo yang sudah melakukan

minimal satu kali musim tanam yaitu berjumlah 42 orang. Beberapa karakteristik

petani yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap usahatani mencakup

umur, tingkat pendidikan, pengalaman dalam bertani nanas, luas lahan, status

kepemilikan lahan, dan sifat usahatani.

5.5.1. Umur Petani Responden

Umur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Seperti yang terlihat pada

Tabel 10, umur petani responden berkisar antara 31-75 tahun dengan rata-rata

umur 49,70 tahun. Petani tersebut dikelompokkan menjadi petani responden

berumur 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, dan lebih dari 60 tahun. Jika

dilihat dari sebaran umur petani responden, sebagian besar adalah petani usia 51-

60 tahun yang berjumlah 18 orang atau sebesar 42,86 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa usahatani nanas yang dilakukan di Desa Astomulyo banyak

dikembangkan oleh petani yang masih berusia produktif yang tergolong potensial

serta memiliki kemampuan dalam mengelola usahataninya. Namun ada beberapa

petani yang sudah memiliki usia tidak produktif yaitu petani yang usianya lebih

dari 60 tahun berjumlah 4 orang (9,52 persen). Mereka menganggap bahwa

bertani merupakan mata pencaharian yang telah turun temurun.

Page 57: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

41

Tabel 10. Karateristik Petani Responden Berdasarkan Umur di Desa Astomulyo

pada Tahun 2012

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

31-40 9 21,43

41-50 11 26,19

51-60 18 42,86

≥ 60 4 9,52

Total 42 100,00

5.5.2. Tingkat Pendidikan Petani Responden

Tingkat pendidikan seorang petani sedikit banyak memberikan pengaruh

terhadap kemampuan petani dalam mengelola usahataninya. Semakin tinggi

tingkat pendidikan petani diharapkan petani semakin mudah dalam menerima dan

mengadopsi inovasi-inovasi baru mengenai teknik budidaya maupun pengelolaan

pasca panen.

Petani responden memiliki tingkat pendidikan formal yang beragam,

antara lain Tidak Sekolah (TS), Sekolah dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat pendidikan petani

responden paling tinggi hanya sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada

Tabel 11 dapat dilihat bahwa petani responden memiliki tingkat pendidikan yang

masih rendah. Jumlah petani yang hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar

(SD) melebihi setengah dari jumlah keseluruhan responden yaitu 54,76 persen.

Sedangkan petani yang memiliki pendidikan formal sampai Sekolah Menengah

Atas (SMA) hanya 7,14 persen.

Tabel 11. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Desa Astomulyo Tahun 2012

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Tidak Sekolah (TS) 5 11,90

Sekolah dasar (SD) 23 54,76

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 11 26,19

Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 7,14

Total 42 100,00

Page 58: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

42

Rendahnya tingkat pendidikan petani dapat diatasi dengan adanya para

penyuluh pertanian setempat yang memberikan informasi-informasi terbaru

mengenai usahatani nanas. Oleh karena itu petani responden yang memiliki

tingkat pendidikan rendah tetap memiliki pengetahuan usahatani yang baik.

5.5.3. Pengalaman Usahatani Nanas Petani Responden

Rendahnya tingkat pendidikan para petani responden belum tentu

mencerminkan rendahnya pengetahuan mereka terhadap budidaya nanas.

Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara turun temurun dari orang tua,

informasi dari penyuluh pertanian, ataupun berdasarkan pengalaman petani nanas

lainnya. Pengalaman dalam budidaya nanas merupakan salah satu faktor dalam

keberhasilan suatu usahatani. Petani yang lebih berpengalaman seharusnya dapat

meningkatkan produktivitas dibandingkan petani yang kurang berpengalaman.

Rata-rata petani responden telah melakukan usahatani nanas selama 10,8 tahun.

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa persentase pengalaman usahatani nanas

terbesar berada pada pengalaman usahatani antara 0 sampai 9 tahun yaitu sekitar

57,14 persen.

Tabel 12. Karakteristik Petani Responden Menurut Pengalaman Bertani Nanas di

Desa Astomulyo Tahun 2012

Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

0-9 24 57,14

10-19 12 28,57

20-29 6 14,28

Total 42 100,00

5.5.4. Luas dan Status Kepemilikan Lahan

Luas lahan merupakan faktor penting dalam usahatani, karena luas lahan

akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah produksi dan pendapatan yang akan

diterima petani. Luas lahan garapan petani responden bervariasi, mulai dari petani

luas lahan garapan kurang dari 0,5 hektar hingga petani yang memiliki luas lahan

garapan 1,5 hektar dengan status kepemilikan lahan milik sendiri. Rata-rata luas

lahan yang digunakan oleh petani responden sebesar 0,62 hektar. Persentase luas

lahan yang digunakan untuk usahatani nanas tertinggi berada pada luas lahan 0,5-

Page 59: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

43

1,0 hektar yaitu sebesar 38,10 persen. Petani nanas yang memiliki lahan lebih dari

sama dengan 1,0 hektar berjumlah paling sedikit yaitu sebanyak 11 orang atau

26,20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani nanas di daerah penelitian

masih tergolong dalam skala usahatani kecil. Sebaran luas lahan yang digunakan

oleh petani responden untuk usahatani nanas dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa

Astomulyo Tahun 2012

Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

< 0,5 15 35,71

0,5-1,0 16 38,10

≥ 1,0 11 26,20

Total 42 100,00

5.5.5. Sifat Usahatani Nanas

Seluruh petani responden menyatakan bahwa usahatani nanas merupakan

usaha pokok, artinya bahwa penghidupan mereka sangat tergantung dari usahatani

nanas. Alasan petani menjadikan usahatani nanas sebagai usaha pokok adalah

karena menurut mereka pendapatan yang diperoleh lebih besar daripada mereka

melakukan usahatani padi, singkong, ataupun jagung. Namun sebagian besar

petani juga memiliki lahan untuk usahatani padi, singkong, atau jagung.

Usahatani padi yang dilakukan oleh petani responden termasuk ke dalam

usahatani subsisten, karena tujuan utama petani adalah hanya untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya bersama keluarga. Hasil pertanian tidak ada yang dijual

melainkan hanya untuk konsumsi pribadi. Namun untuk usahatani jagung dan

singkong termasuk ke dalam usahatani komersial, karena seluruh hasilnya dijual.

Dalam satu tahun terdapat petani responden yang melakukan dua macam

usahatani secara bergantian pada lahan yang sama yaitu usahatani padi dan

jagung, namun ada juga yang hanya melakukan satu macam usahatani yaitu

usahatani singkong. Rata-rata lahan yang dimiliki petani adalah 0,45 hektar.

Dalam satu hektar, tanaman padi dapat menghasilkan 6,5 ton gabah kering

sedangkan tanaman jagung menghasilkan 8 ton jagung dan tanaman singkong

menghasilkan 25 ton singkong. Harga yang berlaku untuk gabah kering adalah Rp

3.000,00 per kg, jagung Rp 1.500,00 per kg, dan singkong Rp 750,00 per kg.

Page 60: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

44

Karena hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh

apabila petani mengusahakan nanas, maka petani menjadikan usaha tersebut

sebagai usaha sampingan.

Page 61: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

45

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Standart Operating Procedure (SOP) Usahatani Nanas Desa Astomulyo

Dalam rangka pengembangan usaha agribisnis nanas dan tantangaan

menghadapi persaingan dalam era perdaganagan bebas maka pasar menuntut

produk yang bermutu tinggi, keseragaman hasil, berkesinambungan, aman

terhadap kesehatan, dan ramah lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut

maka perlu adanya suatu pedoman atau standar yang dijadikan acuan dalam

pengembangan agribisnis komoditas nanas. Terdapat Standart Operating

Procedure (SOP) pada usahatani nanas yang mencakup proses budidaya hingga

pasca panen.

6.1.1. Pemilihan Lokasi

Lokasi yang cocok untuk budidaya nanas adalah daerah yang memiliki

suhu rata-rata 25°C-31°C dengan curah hujan 200-300 mm per tahun. Kondisi

tanah yang baik adalah tanah yang memiliki pH berkisar antara 5,5-7 dengan jenis

tanah podzolik merah kuning. Lahan yang baik adalah lahan yang bebas hama dan

penyakit endemis, subur dengan lapisan top soil tanah yang cukup tebal, dan

banyak mengandung unsur hara.

6.1.2. Pemilihan Varietas

Nanas yang dibudidayakan adalah varietas nanas yang dapat memberikan

keuntungan bagi petani. Varietas tersebut juga harus memiliki produktivitas tinggi

dan mutu yang prima sehingga mempunyai prospek untuk dikembangkan. Saat ini

varietas yang dibudidayakan di Desa Astomulyo adalah nanas dengan varietas

Queen.

Bibit yang digunakan dalam budidaya harus berkualitas dan mempunyai

daya tumbuh tinggi, ukuran seragam, bebas dari hama dan penyakit, serta dapat

berproduksi tinggi. Bibit dikelompokkan berdasarkan kelas bibit, yaitu :

a. Bibit yang berasal dari tanaman induk, ciri-ciri:

Pertumbuhan normal dan sehat.

Daun berduri dan berwarna hijau kebiruan.

Buah bermahkota tunggal.

Page 62: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

46

Bentuk buah normal sesuai varietas.

Jumlah anakan 2-4 buah.

Mata buah seragam.

b. Bibit yang berasal dari pangkal buah (siwilan), ciri-ciri:

Ukuran benih untuk Kelas A : panjang 25-30 cm.

Kelas B : panjang 20-24 cm.

c. Bibit yang berasal dari batang (sogolan), ciri-ciri:

Ukuran benih untuk Kelas A : panjang 45-60 cm.

Kelas B : panjang 35-44 cm.

6.1.3. Pembuatan Persemaian

Pembuatan persemaian dilakukan untuk benih nanas yang seragam dan

berkualitas dengan pertumbuhan yang cepat, ukuran seragam, tidak mengandung

penyakit, dan memiliki potensi berproduksi tinggi. Prosedur pelaksanaan

persemaian adalah:

a. Bibit yang dipergunakan berasal dari tunas pangkal buah atau tunas batang

dengan varietas Queen : ukuran bibit sesuai yang diinginkan, titik tumbuh

tidak dihilangkan, dan kelopak daun paling bawah daun kering dibuang 1-

2 helai (0,5 cm).

b. Bibit diukur dari pangkal batang bibit sampai titik tumbuh.

c. Bibit disortasi, dikumpulkan berdasarkan kelompok ukuran dan varietas

(jenis).

d. Sebelum ditanam sebaiknya bibit terpilih dipotong bagian ujung akar 1-2

cm agar cepat terbentuk untuk merangsang pertumbuhan bibit.

6.1.4. Persiapan lahan

Pembersihan

Persiapan lahan dilakukan agar lahan siap untuk ditanami dan tanaman

tumbuh optimal yaitu dengan membersihkan lahan dari bahan-bahan yang dapat

menganggu pertumbuhan tanaman. Alat-alat yang digunakan seperti parang/golok

untuk memotong dan membersihkan semak serta cangkul untuk membersihkan

tanah dari rumput dan sisa-sisa semak yang tertinggal dan juga untuk mengolah

tanah secara manual. Prosedur pelaksanaan dalam kegiatan persiapan lahan

adalah:

Page 63: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

47

a. Buang dan bersihkan gulma, semak, tunggul, dan sisa-sisa akar dari lahan

yang akan mengganggu sistem perakaran tanaman maupun menghambat

penyerapan unsur hara.

b. Buang kotoran-kotoran, daun-daun, dan ranting bekas pangkasan yang

dapat menjadi sumber penularan yang dapat menjadi sumber penularan

hama dan penyakit.

c. Setelah dibersihkan dibiarkan selama dua minggu untuk perlakuan manual

atau satu bulan untuk perlakuan kimiawi.

Dengan dilakukannya kegiatan persiapan lahan, diharapkan lahan bebas

dari gulma, tunggul, semak belukar, sisa-sisa akar, dan dahan-dahan yang dapat

menganggu pertumbuhan tanaman.

Pembuatan Bedengan

Pada tahapan ini dilakukan pembentukan gundukan pada areal lahan sesuai

dengan jarak tanam sehingga memudahkan penanaman, pemeliharaan, dan panen.

Alat yang digunakan adalah cangkul untuk menaikkan atau mengangkat tanah

agar terbentuk sebuah gundukan dan handtraktor atau bajak sapi untuk membajak

tanah dan membuat parit. Prosedur pelaksanaan:

a. Membuat bedengan dengan membentuk gundukan tanah yang berpola dan

sesuai dengan ukuran yang diperlukan.

b. Ukuran bedengan dibuat dengan lebar sesuai dengan jumlah baris dalam

kelompok.

Pengajiran

Pengajiran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh posisi

tanam sehingga diperoleh populasi tanam sesuai dengan varietas dan standar yang

ditetapkan. Dengan adanya jarak tanam dapat menjamin tanaman tumbuh dengan

optimal. Prosedur pelaksanaan yaitu dengan membuat tanda dengan menggunakan

patok dengan mengacu pada jarak tanam.

a. Pola tanam satu alur dengan ukuran:

Jarak dalam baris : 20-25 cm

Jarak antar baris : 80-100 cm

b. Pola tanam ganda (2-1 atau jejer legowo), dengan ukuran:

Jarak dalam barisan : 20-25 cm

Page 64: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

48

Jarak antar baris terdekat : 50 cm

Jarak antar baris terjauh : 100 cm

6.1.5. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan meletakkan bibit pada lubang tanam atau

alur yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam sehingga dapat

memberikan lingkungan tumbuh yang optimal terhadap pertumbuhan tanaman.

Prosedur pelaksanaan:

a. Bibit ditanam dengan cara ditugal dengan kedalaman 5-10 cm.

b. Bibit yang berasal dari satu kelas dan satu sumber ditanam dalam satu blok

agar ukuran buah seragam.

c. Maksimal bibit yang dapat ditanam dengan pola satu alur adalah 40.000

bibit.

d. Lakukanlah penyulaman maksimum satu bulan setelah tanam.

6.1.6. Sanitasi Lahan

Lingkungan tanaman nanas perlu dijaga kebersihannya agar tanaman dapat

tumbuh dengan optimal dan bebas dari hama dan penyakit. Alat yang digunakan

dalam kegiatan ini seperti cangkul untuk membantu penyiangan gulma sekaligus

penggemburan lahan, pisau/parang untuk memotong batang/daun yang tua,

herbisida untuk membunuh gulma, handsprayer untuk menyemprotkan herbisida,

dan ember untuk menuangkan air ke dalam handsprayer. Prosedur pelaksanaan:

a. Penyiangan dilakukan agar pertanaman bebas dari gulma sampai

menjelang panen (2-3 kali selama pertanaman).

b. Pembuangan daun batang tua pada pertanaman setelah panen untuk

memicu tumbuhnya tunas baru.

c. Disisakan 1-2 tunas baru yang baik.

6.1.7. Pemupukan

Pemupukan perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara

tanaman dan perakaran agar tanaman dapat berkembang lebih baik, pertumbuhan

optimal, produksi tinggi, dan kualitas yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Prosedur pelaksanaan:

Page 65: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

49

a. Pemupukan untuk siwilan

Pemberian pupuk kandang dilakukan kurang dari satu bulan setelah

tanam.

Pemberian pupuk susulan pertama diberikan dua bulan setelah

tanam dengan dosis: Urea = 200 kg/ha

SP 36 = 200 kg/ha

Phonska = 200 kg/ha

Pemberian pupuk kedua diberikan enam bulan setelah tanam,

dengan dosis: Urea = 200 kg/ha

SP 36 = 200 kg/ha

Phonska = 200 kg/ha

Pemberian pupuk susulan ketiga diberikan 10 bulan setelah tanam,

dengan dosis: Urea = 200 kg/ha

SP 36 = 200 kg/ha

Phonska = 200 kg/ha

Penambahan PPC dengan dosis empat liter/ha yang diberikan pada

umur tanaman tiga dan delapan bulan setelah tanam.

b. Pemupukan untuk sogolan

Pemberian pupuk kandang dilakukan kurang dari satu bulan setelah

tanam.

Pemberian pupuk susulan pertama diberikan dua bulan setelah

tanam dengan dosis: Urea = 200 kg/ha

SP 36 = 200 kg/ha

Phonska = 200 kg/ha

Pemberian pupuk kedua diberikan empat bulan setelah tanam,

dengan dosis: Urea = 200 kg/ha

SP 36 = 200 kg/ha

Phonska = 200 kg/ha

Pemberian pupuk susulan ketiga diberikan enam bulan setelah

tanam (sebelum forcing), dengan dosis: Urea = 200 kg/ha

SP 36 = 200 kg/ha

Phonska = 200 kg/ha

Page 66: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

50

Penambahan PPC dengan dosis empat liter/ha yang diberikan pada

umur tanaman tiga dan delapan bulan setelah tanam.

6.1.8. Pengendalian OPT

Upaya yang dilakukan dengan mengamati dan melakukan pengendalian

terhadap hama dan penyakit pada tanaman sehingga diketahui jenis hama dan

penyakit yang mempunyai potensi akan merusak tanaman, dapat melindungi

tanaman dari serangan OPT, dan dapat meningkatkan kualitas produk. Prosedur

pelaksanaan:

a. Lakukan pengamatan OPT secara dini dan berkala, dengan melakukan

identifikasi potensi timbulnya hama dan penyakit.

b. Identifikasi jenis OPT yang membahayakan produksi dan mutu.

c. Identifikasi jenis dan cara pengendalian.

d. Lakukan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, yaitu:

Teknik bercocok tanam yang baik dan benar.

Pengendalian secara mekanis.

6.1.9. Forcing

Kegiatan pengarbitan atau forcing dilakukan untuk mengatur pembungaan

dan waktu panen dengan menggunakan zat pengatur tumbuh sehingga

pembungaan dan pembuahan terjadi pada waktu yang dikehendaki serta dapat

meningkatkan ukuran dan bobot buah. Dengan begitu buah dapat dipanen pada

waktu yang diharapkan dan serentak. Prosedur pelaksanaan:

a. Pengarbitan dilakukan pada waktu tanaman berumur 10 bulan atau

memiliki daun sebanyak 40 helai.

b. Ethrel diberikan bersama dengan urea.

c. Satu kilogram urea dilarutkan ke dalam 600-800 liter air dengan karbit

delapan kg per ha untuk menyiram 40.000 tanaman.

d. Setiap tanaman mendapat 15-20 ml larutan dengan cara disiramkan pda

titik tumbuh.

e. Perlakuan ini akan menyebabkan tanaman berbunga 40 hari setelah

pengaplikasian.

f. Pemberian dilakukan pada waktu pagi hari (jam 05.00-08.00) dan sore hari

(16.00-selesai).

Page 67: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

51

g. Perlakuan tidak dapat dilakukan pada waktu hujan.

6.1.10. Panen

Panen merupakan proses pengambilan buah yang sudah menunjukkan ciri

matang panen. Prosedur pelaksanaan:

a. Panen dilakukan 4-5 bulan setelah pengarbitan.

b. Masak fisiologis atau tingkat kematangan pada buah adalah 10-25 persen,

warna kuning pada dasar buah, dan pangkal batang buah telah keriput.

c. Pangkal mata buah telah menguning.

d. Tangkai dipotong atau dipangkas, tidak dipotes.

e. Waktu panen sebaiknya pagi setelah embun mengering dan sore hari untuk

menghindari kelembapan atau panas.

f. Buah jangan dilempar atau dibanting.

g. Pengumpulan hasil panen dilakukan di tempat teduh atau diberi lindungan

(atap/terpal) dan diberi alas.

h. Untuk nanas segar, sebelum dilakukan perlakuan lebih lanjut diupayakan

untuk menghilangkan panas lapang dengan diangin-anginkan lalu ditutup

dengan terpal.

6.1.11. Sortasi dan Pengkelasan Buah

Proses ini dilakukan untuk memilih dan memisahkan buah berdasarkan

tingkat kematangan buah dan ukuran buah sehingga buah sesuai dengan

ukuran/kelas untuk mendapatkan buah yang seragam. Selain itu juga agar didapat

pengelompokkan buah yang baik dan yang rusak. Prosedur pelaksanaan:

a. Pisahkan buah yang bentuknya abnormal, cacat, luka, atau busuk dari buah

yang bentuknya normal dan baik.

b. Buah yang muda, terlalu matang, atau terlalu kecil, serta buah yang memar

dan cacat dikategorikan sebagai ”out of grade” atau di luar kelas.

c. Pengkelasan buah dilakukan dengan memilah-milah buah sesuai ukuran

berat yang ditentukan, yaitu:

Grade A : 1,5-2,0 kg

Grade B : 1,0-1,49 kg

Grade C : 0,6-1,0 kg

Page 68: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

52

6.1.12. Pengangkutan Buah

Pengangkutan buah dilakukan setelah buah disortir di lapang berdasarkan

ukuran dan kelas buah sehingga buah dapat diterima oleh konsumen. Prosedur

pelaksanaan:

a. Setelah dikelaskan, buah disusun dalam alat angkut.

b. Buah dengan mahkota utuh disusun pada posisi tidur.

c. Tumpukkan buah dalam alat angkut ditutup terpal.

Hal tersebut dilakukan agar buah dapat sampai ke tangan konsumen dalam

keadaan yang baik.

6.2. Keragaan Usahatani Nanas

Sistem agribisnis terdiri dari beberapa subsistem, yaitu pengadaan sarana

produksi, usahatani, pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil, dan lembaga

penunjang. Usahatani merupakan bagian inti dari sistem agribisnis karena

menyangkut sekumpulan kegiatan dalam proses produksi yang akan menghasilkan

produk pertanian primer.

Usahatani nanas dikaji untuk mengetahui gambaran mengenai keragaan

budidaya nanas di lokasi penelitian. Para petani responden melakukan beberapa

tahapan kegiatan di dalam usahatani nanas, dimulai dari tahap penyiapan input

atau faktor produksi, proses budidaya, dan pasca panen. Petani di lokasi penelitian

tidak melakukan pengolahan pasca panen, dikarenakan buah nanas dijual dalam

keadaan segar.

6.2.1. Persiapan Sarana Produksi

Sarana produksi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan

produksi usahatani. Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani nanas di

Kelompok Tani Makmur terdiri dari bibit, pupuk, obat-obatan, lahan, tenaga kerja,

dan alat-alat pertanian yang berupa cangkul, sabit, ember, sprayer, sarung tangan,

dan ceret.

6.2.1.1. Bibit

Bibit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi suatu

tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka petani harus

menggunakan bibit yang berkualitas. Bibit nanas yang digunakan petani di

Page 69: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

53

Kelompok Tani Makmur berasal dari desa itu sendiri yaitu Desa Astomulyo.

Petani mendapatkan bibit tersebut dari hasil produksi tanaman nanas sebelumnya

yang mereka tanam sendiri atau hasil produksi dari petani lain tanpa harus

membayar. Di sekitar daerah penelitian belum terdapat pasar untuk bibit nanas.

Hal ini dapat menjadi kendala bagi petani, karena ketersediaan bibit tidak pasti.

Petani harus menunggu sampai panen untuk dapat memperoleh bibit nanas.

Terdapat dua macam bibit nanas yang biasa digunakan oleh petani yaitu

sogolan dan siwilan. Sogolan merupakan bibit yang diperoleh dari tunas batang

yang hanya dapat diperoleh satu kali dalam satu musim tanam yaitu pada saat

petani melakukan pembongkaran. Sedangkan siwilan merupakan bibit yang

diperoleh dari tunas pada buah nanas dan dapat diperoleh setiap petani melakukan

panen yaitu sekitar 2-3 kali dalam satu kali musim tanam. Tunas yang dipilih

petani untuk dijadikan bibit adalah tunas yang masih muda. Jika tunas yang

dipilih sudah terlalu tua, maka tanaman nanas akan cepat berbuah namun ukuran

buahnya kecil.

Perbedaan sogolan dan siwilan adalah pada ukuran bibit dan jarak waktu

panen. Sogolan memiliki ukuran 45-60 cm untuk kelas A dan 35-44 cm untuk

kelas B. Siwilan memiliki ukuran yang lebih kecil yaitu 25-30 cm untuk kelas A

dan 20-24 cm untuk kelas B. Jarak waktu panen untuk sogolan hanya memerlukan

waktu 12 bulan sedangkan siwilan memerlukan waktu 24 bulan. Namun sebagian

besar petani lebih banyak menggunakan bibit siwilan, hal ini dikarenakan bibit

siwilan lebih mudah untuk diperoleh dan juga buah yang dihasilkan biasanya

lebih baik.

Bibit nanas yang digunakan oleh Kelompok Tani Makmur adalah nanas

golongan Queen dengan jenis varietas nanas batu. Ciri-ciri nanas ini adalah daun

pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut, dan berukuran kecil sekitar

0,5-1,3 kilogram. Daging buahnya berwarna sangat menarik yaitu berwarna

kuning keemasan tua, sehingga cocok untuk dikonsumsi segar. Penggunaan bibit

yang dianjurkan oleh petugas penyuluh lapang berdasarkan Standart Operasional

Procedur (SOP) adalah 40.000 per hektar namun pada lokasi penelitian rata-rata

bibit yang digunakan belum mengikuti standar tersebut. Pada usahatani lahan

sempit bibit yang digunakan sebanyak 37.867 per hektar dan pada lahan sedang

Page 70: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

54

sebanyak 38.371 per hektar. Menurut uji statistik perbedaan sebesar 565,19 bibit

adalah tidak nyata pada taraf α = 0,05. Dilihat dari t hitung yang lebih kecil dari t-

tabel (-0,333 < 2,021) dan P value lebih kecil dari α (0,741 > 0,05) (Lampiran 8).

6.2.1.2. Pupuk dan Obat-obatan Kimia

Pupuk merupakan sarana produksi pertanian yang sangat penting. Di

dalam usahatani keberadaan pupuk sangat dibutuhkan oleh petani, hal ini karena

pupuk dapat meningkatkan produktivitas dan jumlah produksi pertanian. Pupuk

terdiri dari dua macam, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik

adalah pupuk yang berasal dari alam seperti kompos, pupuk kandang, humus, dan

pupuk hijau sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari bahan

kimia seperti urea, phonska, TSP, KCL, dan ZA. Petani responden menggunakan

kedua jenis pupuk tersebut dalam budidaya nanas. Pupuk yang sering digunakan

adalah pupuk kandang, urea, phonska, dan TSP.

Pupuk kandang yang digunakan petani berasal dari kotoran sapi. Di sekitar

daerah penelitian belum terdapat pasar pupuk organik dan seluruh petani

responden tidak memiliki ternak berupa sapi, sehingga petani harus mencari

langsung ke peternak-peternak atau ke petani yang memiliki hewan ternak.

Kotoran sapi yang digunakan biasanya dijemur terlebih dahulu, karena

penggunaan pupuk kandang dalam keadaan mentah dapat menyebabkan tanaman

menjadi layu bahkan mati. Ciri-ciri pupuk kandang yang sudah siap pakai adalah

tidak berbau, warnanya lebih gelap, mudah hancur, dan terasa dingin jika

dipegang7. Proses penjemuran dilakukan oleh petani, karena biasanya petani

membeli kotoran sapi dalam keadaan mentah. Petani hanya melakukan satu kali

pemupukan organik yaitu beberapa saat setelah penanaman.

Jumlah pupuk kandang yang digunakan berbeda-beda tergantung dari

kemampuan petani dalam membeli pupuk. Rata-rata penggunaan pupuk kandang

per hektar pada usahatani lahan sempit lebih banyak dibandingkan dengan

usahatani lahan sedang, yaitu 7.405,33 kilogram pada lahan sempit dan 4.771,2

kilogram pada lahan sedang. Perbedaan penggunaan pupuk kandang sebesar

2.634,13 terbukti nyata pada taraf α = 0,05 (Tabel 13).

7 Abrianto, PWW. Pupuk Kandang Sapi. http://duniasapi.com/id/limbah/ [4 Juni 2012]

Page 71: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

55

Selain pupuk kandang petani juga menggunakan pupuk kimia, yaitu pupuk

urea, TSP, dan phonska. Pupuk kimia dapat diperoleh dari kelompok tani atau dari

toko pertanian di sekitar desa. Tidak semua petani menggunakan ketiga jenis

pupuk tersebut, biasanya petani hanya menggunakan dua saja, misalnya urea

dengan phonska atau urea dengan TSP. Sebagian besar petani melakukan

pemupukan kimia sebanyak tiga kali setiap tahunnya. Rata-rata penggunaan

pupuk kimia yaitu urea, TSP, dan phonska pada usahatani lahan sempit juga lebih

banyak dibandingkan pada lahan sedang dapat dilihat pada Tabel 14. Pupuk kimia

yang digunakan pada usahatani lahan sempit dalam setiap hektarnya adalah

1.513,33 kilogram untuk urea, 650 kilogram untuk TSP, dan 650 kilogram untuk

phonska. Sedangkan pada lahan sedang adalah 1.396,30 untuk urea, 636,36 untuk

TSP, dan 591,30 untuk phonska. Perbedaan penggunaan pupuk urea sebesar

117,03 kilogram, pupuk TSP sebesar 13,64 kilogram dan pupuk phonska sebesar

58,70 kilogram. Hasil uji statistik menyatakan bahwa perbedaan pada penggunaan

pupuk urea, TSP dan phonska tidak terbukti nyata pada taraf α = 0,05 (Tabel 14).

Penggunaan pupuk kandang, urea, phonska, dan TSP yang lebih banyak

pada usahatani lahan sempit disebabkan karena petani menganggap semakin

banyak pupuk yang digunakan dalam usahatani maka produksi yang dihasilkan

juga semakin banyak. Sehingga petani lahan sempit dapat menghasilkan produk

yang banyak dari lahannya yang terbatas. Hal ini juga disebabkan oleh

ketidaktahuan petani mengenai penggunaan pupuk yang benar (sesuai SOP).

Tabel 14. Rata-rata Penggunaan Pupuk dan Obat-Obatan pada Usahatani Nanas

Per Hektar Berdasarkan Luas Lahan

Keterangan

Lahan Sempit

(< 0,5 Ha)

Lahan Sedang

( 0,5 - 2 Ha) t hitung P value

Jumlah Jumlah

Pupuk Kandang (Kg) 7.405,33 4.771,20 3,453 0,003

Urea (Kg) 1.513,33 1.396,30 0,188 0,851

TSP (Kg) 650,00 636,36 (1,450) 0,155

Phonska (Kg) 650,00 591,30 0,182 0,857

Gramaxone (L) 7,71 7,55 0,255 0,800

Protephone (Kg) 11,13 9,04 1,237 0,223

Page 72: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

56

Petani responden menggunakan obat-obatan kimia berupa herbisida dan

zat pengatur tumbuh. Herbisida digunakan untuk memberantas rumput (gulma).

Namun tidak semua petani responden menggunakan herbisida dalam

memberantas rumput. Ada beberapa petani yang memberantas rumput secara

manual yaitu menggunakan cangkul atau sabit. Herbisida yang digunakan oleh

petani seragam dan hanya satu macam yaitu Gramaxone. Dalam satu tahun petani

responden rata-rata menggunakan Gramaxone pada usahatani lahan sempit

sebanyak 7,71 liter dan pada lahan sedang 7,55 liter per hektar. Perbedaan sebesar

0,16 tidak nyata pada taraf α = 0,05 (Tabel 14).

Penggunaan Gramaxone tidak berbanding lurus dengan jumlah luasan

lahan. Semakin luas lahan usahatani belum tentu menggunakan Gramaxone

dengan jumlah yang semakin banyak. Hal ini dikarenakan Gramaxone hanya

digunakan pada saat lahan ditumbuhi rumput-rumput liar (gulma) sehingga

penggunaannya tidak pasti. Seperti yang terjadi pada Kelompok Tani Makmur,

penggunaan Gramaxone pada usahatani lahan sempit lebih banyak dibandingkan

dengan usahatani lahan sedang.

Petani pada Kelompok Tani Makmur juga menggunakan zat pengatur

tumbuh pada tanaman nanasnya, hal ini dikarenakan pertumbuhan bunga pada

nanas tidak dapat serentak. Zat pengatur tumbuh yang digunakan petani adalah

Protephon. Protephon merupakan zat pengatur tumbuh yang diberikan pada

tanaman agar memacu pembentukan hormon tumbuhan yang sudah ada di dalam

tumbuhan atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat

memproduksi hormon dengan baik8. Pada tanaman nanas Protephon berfungsi

untuk merangsang pembungaan nanas, sehingga nanas dapat berbunga lebih cepat

dan serentak. Seluruh petani responden menggunakan Protephon sebagai karbit

pada tanaman nanas mereka. Nanas dapat dipanen enam bulan setelah petani

memberikan Protephon. Rata-rata zat Protephon yang digunakan petani dapat

dilihat pada Tabel 14, pada usahatani lahan sempit adalah 11,13 kilogram dan

pada lahan sedang adalah 9,04 kilogram untuk setiap hektarnya. Perbedaan jumlah

8 Ependi, Irfan. Zat Pengatur Tumbuh. http://asgarsel.blogspot.com/2009/11 [2 Mei 2012]

Page 73: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

57

Protephon yang digunakan petani pada lahan sempit dan lahan sedang adalah 2,09

kilogram yang terbukti tidak nyata pada taraf α = 0,05 (Tabel 13).

Selain untuk merangsang pembungaan pada tanaman nanas, Protephon

juga dapat meningkatkan ukuran buah, sehingga petani pada lahan sempit

menggunakannya dalam jumlah yang lebih banyak. Petani menganggap dengan

begitu mereka akan memperoleh penerimaan yang lebih banyak pada lahan yang

terbatas karena buah yang dihasilkan berukuran besar. Namun, sebenarnya

penggunaan Protephon yang lebih banyak 2-3 kali dari takarannya akan

menyebabkan pertumbuhan bunga tertahan.

Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa perbedaan

penggunaan pupuk kandang, urea, TSP, phonska, Gramaxone, dan Protephon

tidak semuanya terbukti nyata pada taraf α = 0,05. Hanya perbedaan penggunaan

pupuk kandang yang berbeda secara nyata pada taraf 0,05. Dilihat dari nilai t

hitung pada pupuk kandang yang lebih besar dari t tabel dan P value lebih kecil

dari α = 0,05 (Tabel 14).

6.2.1.3. Lahan

Lahan yang terdapat di Desa Astomulyo memiliki potensi dalam

pengembangan usahatani nanas. Lahan yang digunakan oleh seluruh petani

responden dalam usahatani nanas adalah lahan milik sendiri. Di lokasi penelitian

luasan lahan yang dimiliki petani beragam, mulai dari 0,25 hektar sampai 1,5

hektar. Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani adalah 0,62 hektar. Sebagian

besar petani di lokasi penelitian merupakan petani dengan luas lahan sempit.

Dalam mengolah lahan yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani

nanas dikenakan biaya pajak namun tidak dikenakan biaya sewa. Hal ini

dikarenakan lahan yang digunakan para petani responden merupakan lahan

pribadi.

6.2.1.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani terdiri dari tenaga kerja

dalam keluarga yaitu tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga dan tenaga

kerja luar keluarga yaitu tenaga kerja upahan. Sebagian besar petani responden

menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar

Page 74: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

58

keluarga. Jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam usahatani biasanya

sebanyak 1-3 orang. Untuk penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga

menyesuaikan proses tahapan di dalam usahatani.

Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani nanas adalah tenaga kerja

wanita, tenaga kerja pria, dan tenaga kerja hewan. Tenaga kerja pria diukur setara

dengan hari orang kerja (HOK), sedangkan tenaga kerja wanita adalah 0,7 dari

tenaga kerja pria. Namun biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja tidak

dibedakan antara tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita yaitu Rp 20.000,00 per

hari dengan waktu kerja dari pukul 07.00 sampai pukul 11.00 (empat jam kerja).

Tenaga kerja hewan digunakan pada saat proses pengolahan lahan. Di

lokasi penelitian upah yang diberikan pada proses pengolahan lahan berbeda

dengan upah pada kegiatan lainnya. Pembayaran dilakukan secara borongan, yaitu

Rp 600.000,00 per hektar. Kegiatan pengolahan lahan dilakukan oleh satu tenaga

kerja pria dan dua tenaga kerja hewan. Upah tersebut diperhitungkan untuk

sepasang ternak dan tenaga kerja operatornya.

Tabel 15. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani Nanas Per Hektar

Per Musim Tanam Berdasarkan Luas Lahan Garapan di Kelompok

Tani Makmur

No. Kegiatan Usahatani Lahan Sempit

(<0,5 Ha)

Lahan Sedang

(0,5 - 2 Ha)

1. Persiapan Lahan (HOK) 50,95 41,39

2. Penanaman (HOK) 42,32 48,09

3. Pemeliharaan (HOK) 2.078,65 2.151,28

4. Pemanenan (HOK) 47,44 52,03

5. Pembongkaran (HOK) 112 106,32

Total (HOK) 2.331,36 2.399,11

T hitung (0,338)

P value 0,737

Pada Tabel 15 dapat dilihat rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam

usahatani nanas pada Kelompok Tani Makmur berdasarkan luas lahan garapan.

Rata-rata total tenaga kerja yang digunakan dalam seluruh proses budidaya pada

usahatani lahan sempit lebih sedikit dibandingkan pada usahatani lahan sedang.

Pada lahan sempit tenaga kerja yang digunakan adalah 2.331,36 HOK dan pada

lahan sedang adalah 2.399,11 HOK selama satu musim tanam. Perbedaan sebesar

Page 75: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

59

67,75 HOK tidak terbukti nyata pada taraf α = 0,05. Hal tersebut terlihat pada

Tabel 15 bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,338 < 2,021) dan P value lebih

besar dari α (0,737 > 0,05).

6.2.1.5. Alat-alat Pertanian

Alat-alat pertanian digunakan untuk membantu petani dalam budidaya

nanas. Alat-alat yang digunakan diantaranya adalah cangkul, sabit, ember,

sprayer, ceret, dan sarung tangan. Cangkul digunakan petani untuk

menggemburkan tanah pada saat pengolahan lahan ataupun digunakan untuk

menyiangi rumput-rumput. Sabit digunakan untuk memanen buah nanas dan

memotong bibit nanas. Ember digunakan sebagai tempat membawa pupuk. Ceret

digunakan untuk menyiramkan Protephon ke tanaman nanas. Sprayer digunakan

untuk menyemprotkan herbisida ke rumput (gulma). Sedangkan sarung tangan

digunakan pada saat panen, agar tangan terlindungi dari duri-duri yang terdapat

pada buah nanas.

Seluruh petani responden memiliki masing-masing alat pertanian tersebut.

Jumlah peralatan tidak berbanding lurus dengan luas lahan yang dimiliki oleh

petani. Hal ini dikarenakan pada saat pengerjaan biasanya tenaga kerja dari luar

keluarga membawa alat masing-masing. Petani di lokasi penelitian tidak selalu

membeli alat pertanian setiap musim tanamnya karena beberapa alat ada yang bisa

digunakan untuk beberapa kali musim tanam. Namun setiap tahunnya terdapat

biaya diperhitungkan untuk alat pertanian yaitu biaya penyusutan. Nilai

penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan asumsi

bahwa peralatan tersebut tidak dapat digunakan lagi setelah melewati batas umur

teknis sehingga tidak terdapat nilai sisa.

6.2.2. Budidaya Nanas

Budidaya merupakan kegiatan yang paling penting di dalam usahatani,

karena sangat menentukan jumlah output yang akan dihasilkan. Proses budidaya

akan menghasilkan produk pertanian primer. Budidaya tanaman nanas tidak

memerlukan proses yang sulit. Proses budidaya yang dilakukan oleh petani

responden adalah persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan

pembongkaran. Terdapat beberapa tahapan pada SOP yang belum dijalankan oleh

Page 76: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

60

petani responden, yaitu pembuatan persemaian dan pengangkutan buah. Jumlah

tenaga kerja (HOK) yang digunakan selama proses budidaya nanas dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani Nanas Per

Hektar Per Musim Tanam di Kelompok Tani Makmur

No. Kegiatan

Usahatani

Penggunaan Tenaga Kerja (HOK) Total

(HOK)

(%)

Dalam Keluarga Luar Keluarga

1. Persiapan Lahan 13,63 32,53 46,17 1,95

2. Penanaman 33,67 11,53 4,21 1,91

3. Pemeliharaan 1.850,15 264,81 2.114,96 89,42

4. Pemanenan 6,78 42,95 49,73 2,10

5. Pembongkaran 21,43 87,73 109,16 4,61

Total 1.925,67 439,56 2.365,23 100,00

Kontribusi tenaga kerja dalam keluarga lebih besar dibandingkan dengan

tenaga kerja dari luar keluarga yakni sekitar 1.925,67 HOK atau sekitar 81,41

persen dari total pemakaian tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena sebagian

petani responden tidak memiliki modal untuk membayar tenaga kerja dari luar

keluarga. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani nanas di Kelompok Tani

Makmur paling banyak terletak pada kegiatan pemeliharaan yaitu sekitar 89,42

persen dari total penggunaan tenaga kerja secara keseluruhan. Sedangkan tenaga

kerja paling sedikit digunakan pada proses penanaman yaitu hanya sebesar 1,91

persen (Tabel 16).

6.2.2.2. Persiapan Lahan

Persiapan lahan adalah proses yang dilakukan sebelum petani melakukan

penanaman. Petani melakukan proses ini pada saat musim kemarau. Kegiatan

yang dilakukan dalam persiapan lahan adalah pembukaan lahan, penggemburan

tanah, dan pembuatan bedengan. Pembukaan lahan diperlukan untuk

membersihkan lahan dari tanaman-tanaman liar atau sisa-sisa akar tanaman

sebelumnya dengan cara membabat atau membakarnya. Kegiatan ini dilakukan

agar tidak terjadi persaingan antara tanaman nanas dengan tanaman liar dalam

penyerapan pupuk maupun unsur hara tanah. Sebagian besar petani responden

Page 77: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

61

lebih memilih untuk melakukan pembabatan dengan menggunakan cangkul,

karena rumput yang dibabat dapat dijadikan pupuk kompos. Kegiatan ini

dilakukan secara manual menggunakan tenaga kerja manusia yang biasanya

dilakukan bersamaan dengan proses pembongkaran. Hampir semua petani

responden menggunakan tenaga kerja pria yang berasal dari luar keluarga dalam

kegiatan tersebut.

Setelah melakukan pembukaan lahan, petani melakukan kegiatan

penggemburan tanah. Penggemburan tanah dapat dilakukan dengan cara

dicangkul atau dibajak. Pada umumnya petani lebih memilih membajak lahannya

karena membutuhkan waktu yang lebih sedikit, namun untuk petani yang kurang

memiliki modal lebih memilih untuk melakukan pencangkulan. Pembajakan

dilakukan secara tradisional menggunakan tenaga kerja manusia dan hewan.

Tenaga kerja yang digunakan dalam proses pembajakan merupakan tenaga kerja

yang berasal dari luar keluarga yaitu tenaga kerja pria dan tenaga kerja hewan,

sedangkan proses pencangkulan biasanya menggunakan tenaga kerja dalam

keluarga. Penggemburan tanah dilakukan agar aerasi dan drainase tanah menjadi

lebih baik.

Setelah tanah selesai dibajak, maka proses selanjutnya adalah pembuatan

bedengan. Bedengan dibuat dengan cara meratakan tanah yang kemudian di

sekelilingnya dibuat saluran air. Bedengan dibuat sesuai pola dan ukuran yang

diperlukan. Proses pembuatan bedengan dilakukan oleh tenaga kerja dalam

keluarga ataupun dari luar keluarga, tergantung dari modal yang dimiliki oleh

petani. Pembuatan bedengan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan

cangkul. Proses ini berfungsi untuk memudahkan petani dalam proses penanaman

dan menghindari terjadinya penggenangan air di sekitar tanaman. Selanjutnya

adalah pembuatan lubang pada bedengan dengan jarak 20-25 cm.

Pengolahan lahan dilakukan secara bersama-sama oleh tenaga kerja dalam

keluarga dan luar keluarga. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam keluarga

adalah 13,63 HOK dan tenaga kerja luar keluarga 32,53 HOK. Jumlah tenaga

kerja yang digunakan dalam kegiatan ini rata-rata adalah 46,17 HOK atau sekitar

1,95 persen dari seluruh tenaga kerja untuk kegiatan usahatani (Tabel 16).

Page 78: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

62

6.2.2.3. Penanaman

Terdapat dua macam pola tanam pada tanaman nanas, yaitu pola tanam

satu alur dan pola tanam ganda (jejer legowo). Pola tanam satu alur berbentuk

persegi panjang dengan jarak dalam baris 20-25 cm dan jarak antar baris 80-100

cm. Sedangkan pola tanam ganda memiliki jarak dalam baris 20-25 cm dan jarak

antar baris terdekat 50 cm dan antar baris terjauh 100 cm. Pola tanam yang banyak

digunakan oleh petani responden adalah pola tanam satu alur. Pola ini dipilih

petani karena akan mengurangi kompetisi antar tanaman dalam menyerap cahaya,

unsur hara, dan air. Dengan menggunakan pola tanam tersebut bibit yang dapat

ditampung sebanyak 40.000 per hektar.

Bibit yang digunakan petani responden adalah golongan Queen dengan

varietas nanas batu. Penanaman bibit nanas tidak boleh terlalu dalam ataupun

terlalu dangkal. Jika bibit ditanam terlalu dalam akan menyebabkan pertumbuhan

yang lambat, sedangkan jika bibit ditanam terlalu dangkal dapat menyebabkan

tanaman nanas kurang kuat. Setelah bibit ditanam, bagian tanah disekitar bibit

dipadatkan agar bibit tidak roboh. Bibit dapat ditanam pada musim kemarau

ataupun musim hujan. Namun penanaman yang baik dilakukan pada saat awal

musim hujan.

Tanaman nanas yang ditanam oleh petani responden dilakukan secara

monokultur di lahan sawah atau tegalan. Dalam satu kali musim tanam waktu

yang diperlukan sekitar 3-4 tahun. Hal ini berarti, petani dapat melakukan panen

2-3 kali dalam satu kali musim tanam. Panen dapat dilakukan setiap tahunnya

dalam musim tanam. Rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan

penanaman adalah 45,21 HOK atau sebesar 1,91 persen (Tabel 16).

6.2.2.4. Pemeliharaan

Proses pemeliharaan merupakan proses yang membutuhkan tenaga kerja

paling banyak. Rata-rata jumlah tenaga kerja yang digunakan pada proses

pemeliharaan adalah 2.114,96 HOK yaitu sekitar 89,42 persen dari total

penggunaan tenaga kerja dalam usahatani nanas (Tabel 16). Pemeliharaan

tanaman nanas terdiri dari pemupukan dan penyiangan. Petani melakukan

pemupukan organik dan pemupukan kimia. Pemupukan organik menggunakan

kotoran ternak, hanya dilakukan satu kali dalam satu musim tanam, yaitu setelah

Page 79: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

63

tanaman berumur kurang dari satu bulan. Jumlah pupuk organik yang diberikan

oleh petani responden tidak sama, tergantung dari kemampuan setiap petani.

Pemupukan organik dilakukan dengan cara diratakan dengan tanah atau

dimasukkan di setiap lubang tanaman.

Selain pemupukan organik mereka juga melakukan pemupukan kimia

dengan menggunakan pupuk urea, phonska, atau TSP. Rata-rata petani melakukan

pemupukan kimia sebanyak tiga kali setiap tahunnya. Pemupukan ini dilakukan

untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Rata-rata penggunaan

pupuk kimia setiap tahunnya oleh petani responden relatif banyak yaitu urea 1.414

kilogram per hektar, TSP 638 kilogram per hektar, dan phoska 591,9 kilogram per

hektar. Hal tersebut melebihi batas Standar Operasional Procedure (SOP) yang

diberikan oleh Dinas Pertanian setempat. Dinas pertanian memberikan standar

penggunaan pupuk kimia baik urea, TSP, maupun phonska dalam satu tahun

adalah sama yaitu 600 kilogram per hektar. Tingginya penggunaan pupuk kimia

dipengaruhi oleh karakteristik petani. Petani beranggapan bahwa dengan

menggunakan dosis pupuk yang lebih banyak akan menghasilkan produksi yang

tinggi pula. Pemupukan kimia dilakukan dengan cara membenamkan pupuk ke

dalam tanah atau dapat juga dilakukan dengan menyemprotkannya.

Penyiangan merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu cukup lama.

Dalam proses penyiangan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu penyemprotan

herbisida Gramaxone, pembersihan tanaman liar, dan pembubunan. Penyiangan

dilakukan untuk menghilangkan rumput liar dan gulma pesaing yang tumbuh pada

lahan pertanian. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi persaingan dalam hal

kebutuhan air, unsur hara, dan sinar matahari. Selain itu juga rumput liar sering

menjadi sarang penyakit. Kegiatan penyiangan biasanya dilakukan lima kali

dalam satu tahun, namun tidak ada jadwal yang pasti karena penyiangan

dilakukan tergantung dari pertumbuhan tumbuhan liar pada lahan.

Penyemprotan herbisida dilakukan petani karena dapat menghemat waktu,

tenaga kerja, dan biaya. Namun tidak semua petani di lokasi penelitian melakukan

penyemprotan herbisida. Rata-rata penggunaan herbisida oleh petani adalah 7,62

liter per hektar. Pembersihan tanaman liar dilakukan dengan secara manual, yaitu

menggunakan cangkul dan sabit. Setelah lahan bersih dari rumput liar, maka

Page 80: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

64

dilakukan pembubunan. Pembubunan perlu dilakukan karena biasanya tepi tanah

pada bedengan longsor. Kegiatan ini berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah

dan akar yang keluar di permukaan tanah sehingga tertutup kembali dan tanaman

nanas dapat berdiri kuat.

Petani responden melakukan kegiatan pengarbitan dengan menggunakan

Protephon. Protephon merupakan zat pengatur tumbuh yang dapat merangsang

pembungaan, agar tanaman nanas dapat berbuah secara serempak sesuai

keinginan. Selain itu Protephon juga dapat meningkatkan ukuran dan bobot buah

nanas. Rata-rata penggunaan Protephon oleh petani responden adalah 9,5

kilogram per hektar. Sedangkan SOP yang dianjurkan oleh penyuluh adalah 8 kg

protephon ditambah 1 kg urea dicampur dengan 600-800 ml air.

Kegiatan pengarbitan tidak boleh dilakukan pada siang hari atau pada saat

hujan. Waktu yang tepat adalah pada pagi hari yaitu pukul 05.00 sampai 08.00.

Hal ini dikarenakan, pengarbitan memerlukan bantuan air atau embun yang

terdapat pada tanaman sehingga dapat bereaksi mengeluarkan gas etilen yang

dapat merangsang pembungaan. Di lokasi penelitian para petani melakukan

kegiatan pengarbitan pada waktu pagi hari yaitu pukul 06.00 hingga pukul 10.00.

Pengarbitan dapat dilakukan setelah tanaman berumur enam bulan untuk

bibit sogolan dan berumur 18 bulan untuk bibit siwilan. Dari proses pengarbitan

hingga proses pemanenan diperlukan waktu 5-6 bulan. Dalam waktu enam bulan

tersebut diperlukan satu kali pemupukan kimia. Hal ini dilakukan untuk

memenuhi ketersediaan unsur hara tanah yang mulai berkurang sehingga tanaman

dapat meningkatkan produktivitas buah.

6.2.2.5. Pemanenan

Tanaman nanas dapat dipanen pada saat berumur 12 bulan jika

menggunakan bibit sogolan dan 24 bulan jika menggunakan bibit siwilan. Buah

nanas yang siap dipanen memiliki ciri-ciri antara lain mahkota buah terbuka,

tangkai buah mengkerut, mata buah mendatar dan bentuknya bulat, warna dasar

kuning, serta timbul aroma harum yang khas. Pemanenan dilakukan secara

manual yaitu dengan memotong tangkai buah secara mendatar atau miring

menggunakan pisau yang tajam. Buah yang sudah dipanen dikumpulkan di suatu

lokasi kemudian dilakukan kegiatan grading. Grading, adalah mengelompokkan

Page 81: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

65

buah berdasarkan ukuran buah. Buah nanas dikelompokkan menjadi tiga

kelompok, yaitu grade A, grade B dan grade C. Buah nanas yang sudah dipanen

langsung dijual kepada pedagang pengumpul yang ada disekitar desa. Petani tidak

perlu mengangkut buah dari kebun ke tempat pengumpul karena pedagang

pengumpul langsung membeli di tempat panen.

Sebagian besar petani responden menggunakan tenaga kerja luar keluarga

dalam proses pemanenan. Terdapat dua macam tenaga kerja yang digunakan

dalam kegiatan pemanenan, yaitu tenaga kerja yang dibayar oleh pemilik lahan

dan tenaga kerja yang dibayar oleh pihak pedagang pengumpul. Dalam satu

musim tanam tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pemanenan sekitar

49,73 HOK yaitu sekitar 2,10 persen dari total tenaga kerja keseluruhan (Tabel

16).

Tanaman nanas dapat dipanen 2-3 kali dalam satu kali musim tanam.

Budidaya nanas untuk tahun selanjutnya sama saja dengan budidaya pada tahun

pertama yang membedakan adalah proses pengolahan lahan, penanaman, dan

pemupukan organik yang hanya dilakukan pada tahun pertama.

Pada proses pemanenan sekaligus dilakukan proses pembibitan. Bibit yang

sudah diambil dari tanaman nanas kemudian dikumpulkan berdasarkan kelompok

ukuran di suatu tempat yang terkena sinar matahari yang cukup. Bibit dibiarkan

selama kurang lebih satu minggu, hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah

tanaman yang mati setelah ditanam. Dengan melakukan penjemuran bibit nanas

sampai kering petani dapat melihat bibit mana yang bagus dan bibit mana yang

berpotensial mengalami kebusukan setelah ditanam.

6.2.2.6. Pembongkaran

Tanaman nanas yang sudah berumur 4-5 tahun atau sudah dilakukan

pemanenan 2-3 kali perlu diremajakan karena pertumbuhannya sudah lambat dan

buahnya kecil. Peremajaan dilakukan dengan cara membongkar seluruh tanaman

nanas untuk diganti dengan bibit yang baru. Kegiatan pembongkaran merupakan

kegiatan pencabutan tanaman sebelumnya, dimana kegiatan ini dapat juga

dikatakan sebagai kegiatan pembukaan lahan. Rata-rata tenaga kerja yang

dibutuhkan sekitar 109,16 HOK atau 4,61 persen dari total penggunaan tenaga

kerja (Tabel 16).

Page 82: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

66

6.2.3. Pasca Panen Nanas

Buah nanas yang telah dipanen langsung dijual kepada pedagang

pengumpul yang berada di sekitar desa. Proses jual beli ini dilakukan di kebun

nanas, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengangkutan. Jalur

pemasaran yang biasa digunakan oleh petani responden adalah petani – pedagang

pengumpul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Harga nanas

yang diberlakukan berfluktuatif karena disesuaikan dengan harga dipasaran.

Biasanya harga nanas akan tinggi pada saat menjelang lebaran, karena permintaan

nanas sangat tinggi. Pada saat penelitian berlangsung harga nanas ditingkat petani

untuk grade A Rp 2.000,00, grade B Rp 1.000,00, dan grade C Rp 500,00.

Hampir semua petani responden menjual hasil panennya kepada pedagang

pengumpul. Hal ini dikarenakan adanya keterikatan antara petani dengan

pedagang pengumpul. Keterikatan itu terjadi karena biasanya pada saat proses

budidaya petani meminjam modal ke pedagang pengumpul, sehingga petani harus

menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul tersebut.

Sampai saat ini di Lampung belum terdapat industri yang mengolah nanas

segar menjadi keripik nanas. Namun terdapat perusahaan yang sudah mengolah

nanas menjadi produk jadi yaitu PT Great Giant Pineapple (GGP). PT GGP

merupakan perusahaan terbesar ketiga di dunia yang memproduksi dan mengolah

nanas menjadi nanas kalengan, jus buah, clarified pineapple juice, dan tropical

fruit cocktail yang di ekspor ke 47 negara9. Perusahaan ini didukung dengan

bahan baku nanas dari perkebunan sendiri. Pasar dari PT GGP bukan di dalam

negeri, semua produk yang dihasilkan di ekspor ke luar negeri.

Varietas nanas yang dibudidayakan oleh PT GGP berbeda dengan nanas

yang dibudidayakan oleh petani. Saat ini PT GGP sudah memiliki perkebunan

nanas sendiri seluas 33.000 hektar10

. Hal tersebut mengakibatkan petani tidak

dapat menjual hasil panennya ke PT GGP.

9 Alessandra, Sari. Mereka Sang Penakluk Pasar Global. http://sherlanova.blogspot.com/2009/10

[4 Juni 2012] 10 Kurniawan, Ibnu. Perusahaan Agribisnis. http://www.scribd.com/doc/62225071/ [4 Juni 2012]

Page 83: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

67

6.3. Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani

dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Usahatani dikatakan menguntungkan

apabila pendapatan usahatani tersebut bernilai positif dan merugikan apabila

pendapatan usahatani bernilai negatif. Pendapatan usahatani dapat dibagi menjadi

dua, yaitu pendapatan usahatani atas biaya tunai dan pendapatan usahatani atas

biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari pengurangan penerimaan

usahatani dengan semua komponen biaya yang dikeluarkan secara tunai oleh

petani seperti pupuk, herbisida, biaya tenaga kerja luar keluarga, dan pajak lahan.

Sedangkan pendapatan usahatani berdasarkan biaya total diperoleh dari

pengurangan penerimaan usahatani dengan seluruh biaya yang dikeluarkan petani,

termasuk biaya yang diperhitungkan seperti biaya bibit, tenaga kerja dalam

keluarga, penyusutan peralatan, dan sewa lahan.

Di dalam melakukan analisis pendapatan usahatani nanas diperlukan data

mengenai biaya yang dikeluarkan oleh petani dan total penerimaan yang diperoleh

petani. Setelah menghitung pendapatan usahatani dapat dilakukan analisis

efisiensi yaitu efisiensi penerimaan terhadap biaya, efisiensi penerimaan terhadap

jumlah tenaga kerja, dan efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi.

6.3.1. Biaya Usahatani Nanas

Analisis biaya usahatani perlu dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya

yang dikeluarkan petani dalam usahataninya. Biaya usahatani meliputi biaya bibit,

pupuk, herbisida, tenaga kerja baik tenaga kerja dalam keluarga maupun tenaga

kerja luar keluarga, penyusutan peralatan pertanian, sewa lahan, dan pajak lahan.

Biaya usahatani dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya

diperhitungkan.

6.3.1.2. Biaya Tunai

Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai oleh petani.

Biaya yang dikeluarkan petani dalam usahatani nanas adalah biaya sarana

produksi (pupuk, herbisida, karbit), biaya tenaga kerja luar keluarga, dan biaya

pajak lahan usahatani.

Page 84: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

68

a. Biaya Pupuk

Pupuk yang digunakan oleh petani responden dalam usahatani nanas

adalah pupuk organik dan pupuk kimia. Tingkat rata-rata penggunaan pupuk

organik dan pupuk kimia serta biaya yang dikeluarkan petani dapat dilihat pada

Tabel 17.

Terdapat dua petani yang tidak menggunakan pupuk organik. Alasan

petani tidak menggunakan pupuk organik adalah karena penggunaan pupuk

organik dianggap kurang praktis. Pupuk organik yang digunakan berupa kotoran

sapi. Petani memperoleh pupuk organik dari para peternak di sekitar Desa

Astomulyo.

Rata-rata kotoran sapi yang digunakan pada usahatani lahan sedang adalah

4771,2 kilogram per hektar, sedangkan pada usahatani lahan sempit 7.405,33

kilogram per hektar. Kotoran sapi ini dibeli dengan harga Rp 500,00 per kilogram,

sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu tahun untuk

lahan sedang adalah Rp 2.385.600,00 per hektar dan untuk lahan sempit adalah Rp

3.702.666,67 per hektar. Harga tersebut sudah termasuk harga pengiriman dan

pengangkutan.

Pupuk kimia yang digunakan antara lain pupuk urea, TSP, dan phonska.

Seluruh petani responden menggunakan pupuk urea, namun tidak semua petani

menggunakan pupuk TSP dan phonska. Petani yang menggunakan pupuk urea,

TSP, dan phonska sekitar 19 persen, yang menggunakan urea dan TSP sekitar

11,9 persen dan petani yang menggunakan pupuk urea dan phonska sekitar 69,04

persen. Alasan petani yang tidak menggunakan ketiga pupuk tersebut adalah

karena harga pupuk TSP dan phonska relatif lebih mahal dibandingkan pupuk

urea. Harga pupuk urea hanya Rp 1.900,00 per kilogram sedangkan harga pupuk

phonska Rp 2.600,00 per kilogram dan untuk pupuk TSP Rp 2.200,00.

Biaya rata-rata untuk pupuk kimia yang harus dikeluarkan petani dalam

usahatani nanas lahan sempit adalah Rp 5.995.333,33 per hektar dalam satu tahun,

dengan rata-rata penggunaan pupuk urea sebesar 1.513,33 kilogram, pupuk TSP

sebesar 650 kilogram, dan pupuk phonska sebesar 650 kilogram. Pada usahatani

nanas lahan sedang rata-rata biaya untuk pupuk kimia sebesar Rp 5.590.354,26

per hektar dalam satu tahun, dengan rata-rata penggunaan pupuk urea sebesar

Page 85: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

69

1.396,30 kilogram, pupuk TSP sebesar 636,36 kilogram, dan pupuk phonska

sebesar 591,30 kilogram.

Tabel 17. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Pupuk pada Usahatani Nanas Per

Hektar dalam Setahun Menurut Luas Lahan

Jenis Pupuk Lahan Sempit (< 0,5 ha) Lahan Sedang (0,5-2 ha)

Jumlah (Kg) Biaya (Rp) Jumlah (Kg) Biaya (Rp)

Pupuk kandang 7.405,33 3.702.666,67 4.771,20 2.385.600, 00

Urea 1.513,33 2.875.333,33 1.396,30 2.652.962,96

TSP 650 1.430.000,00 636,36 1.400.000,00

Phonska 650 1.690.000,00 591,30 1.537.391,30

b. Biaya Herbisida dan Karbit

Herbisida yang digunakan oleh petani responden adalah Gramaxone.

Herbisida ini berfungsi untuk memberantas rumput (gulma). Namun tidak semua

petani responden menggunakan Gramaxone dalam memberantas rumput.

Sebagian dari mereka melakukannya secara manual yaitu dengan mencabut

rumput menggunakan cangkul atau sabit. Rata-rata penggunaan Gramaxone dan

biaya yang dikeluarkan petani selama setahun dapat dilihat pada Tabel 18. Dalam

satu tahun rata-rata penggunaan Gramaxone oleh petani lahan sedang adalah 7,55

liter per hektar dan petani lahan sempit adalah 7,71 liter per hektar. Harga

Gramaxone per liter adalah Rp 35.000,00, sehingga biaya yang harus dikeluarkan

dalam satu hektar dalam satu tahun oleh petani lahan sedang adalah Rp

264.275,36 dan petani lahan sempit Rp 270.000,00.

Selain herbisida petani responden juga menggunakan zat pengatur tumbuh

pada tanaman nanas, hal ini dilakukan agar tanaman nanas dapat berbuah secara

serentak. Zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah protephon. Rata-rata

protephon yang digunakan petani dalam satu tahun untuk lahan sedang adalah

9,04 kg per hektar dan untuk lahan sempit adalah 11,13 kg per hektar. Harga per

liter Protephon adalah Rp 15.000,00 sehingga biaya selama satu tahun yang harus

dikeluarkan petani lahan sedang adalah Rp 135.555,56 per hektar dan petani lahan

sempit Rp 167.000,00 per hektar (Tabel 18).

Page 86: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

70

Tabel 18. Rata-rata Penggunaan dan Biaya Obat-Obatan Kimia pada Usahatani

Nanas Per Hektar Selama Satu Tahun Menurut Luas Lahan

Keterangan Lahan Sempit (< 0,5 ha) Lahan Sedang (0,5-2 ha)

Jumlah Biaya (Rp) Jumlah Biaya (Rp)

Gramaxone (L) 7,71 270.000,00 7,55 264.275,36

Protephon (Kg) 11,13 167.000,00 9,04 135.555,56

c. Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga

Upah rata-rata buruh tani di lokasi penelitian adalah Rp 20.000,00 per

HOK dengan lama kerja rata-rata empat jam setiap harinya. Di lokasi penelitian

tidak terdapat perbedaan upah antara tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja

perempuan. Namun terdapat perbedaan pada upah yang diberikan saat proses

pengolahan lahan yang menggunakan bajak. Pembajakan dilakukan oleh tenaga

kerja ternak dan tenaga kerja pria yang dibayar secara borongan, yaitu sebesar Rp

600.000,00 per hektar. Pada usahatani nanas lahan sedang rata-rata biaya yang

dikeluarkan oleh petani untuk tenaga kerja di luar keluarga selama satu tahun

adalah sebesar Rp 3.856.130,70 per hektar dan pada usahatani lahan sempit

sebesar Rp 4.136.666,67 per hektar.

d. Biaya Pajak Lahan

Biaya pajak lahan yang harus dikeluarkan petani di tempat penelitian

adalah Rp 50.240,00 per hektar dalam satu tahun. Biaya pajak lahan dalam

setahun untuk lahan sedang sama dengan biaya pajak pada lahan sempit.

Pembayaran pajak dilakukan secara koordinir melalui aparat desa.

6.3.1.3. Biaya yang Diperhitungkan

Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang diperhitungkan dalam

usahatani namun tidak langsung dibayarkan secara tunai. Yang termasuk biaya

diperhitungkan pada usahatani nanas di lokasi penelitian adalah bibit, tenaga kerja

dalam keluarga, sewa lahan, dan penyusutan peralatan pertanian.

a. Biaya Bibit

Bibit yang digunakan oleh petani responden dalam usahatani nanas

diperoleh dari hasil panen sebelumnya baik yang dihasilkan oleh petani itu sendiri

ataupun petani lainnya. Di lokasi penelitian tidak terdapat petani yang membeli

Page 87: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

71

bibit nanas. Rata-rata penggunaan bibit oleh petani responden adalah 39.117 bibit

per hektar. Dalam analisis biaya ini, harga per bibit disamakan dengan harga bibit

apabila petani membeli dari desa lain yaitu Rp 100,00 untuk siwilan dan Rp

200,00 untuk sogolan. Rata-rata biaya yang diperhitungkan dalam setiap

hektarnya untuk penyediaan bibit pada usahatani lahan sedang adalah Rp

3.940.740,74 dan Rp 4.533.333,33 untuk usahatani lahan sempit.

b. Biaya Tenaga Kerja dalam Keluarga

Kegiatan usahatani nanas di lokasi penelitian lebih banyak menggunakan

tenaga kerja dalam keluarga. Hal ini dikarenakan keterbatasan modal yang

dimiliki oleh para petani. Tenaga kerja dalam keluarga umumnya terlibat dalam

keseluruhan tahapan dalam usahatani nanas kecuali pada tahap pemanenan. Rata-

rata biaya yang diperhitungkan dalam satu tahun untuk tenaga kerja dalam

keluarga pada usahatani lahan sedang adalah Rp 10.771.690,82 per hektar dan

pada usahatani lahan sempit adalah Rp 11.929.555,56 per hektar.

c. Biaya Penyusutan

Petani responden tidak melakukan pembelian alat pertanian pada setiap

musim tanam, karena alat-alat tersebut masih dapat digunakan kembali. Hal ini

menyebabkan dalam analisis pendapatan hanya digunakan nilai penyusutan dari

penggunaan peralatan tersebut. Penyusutan alat-alat pertanian diukur berdasarkan

harga beli dan umur ekonomis masing-masing alat. Pada penelitian ini hanya

menetapkan penggunaan alat-alat pertanian yang paling banyak digunakan oleh

para petani responden, yaitu cangkul, sabit, sarung tangan, ceret, ember, dan

sprayer. Rata-rata biaya penyusutan yang dikeluarkan petani adalah Rp 81.939,00

setiap tahunnya. Biaya penyusutan yang dikeluarkan petani berbeda-beda

tergantung dari jumlah peralatan yang dimiliki oleh petani tersebut. Pada

usahatani nanas rata-rata biaya penyusutan yang harus dikeluarkan dalam satu

tahun pada lahan sedang adalah Rp 113.855,50 dan pada lahan sempit adalah Rp

277.323,10.

d. Sewa Lahan

Sewa lahan termasuk ke dalam biaya diperhitungkan karena di lokasi

penelitian semua petani responden berstatus sebagai pemilik lahan. Pada

umumnya biaya sewa lahan di daerah tersebut adalah Rp 3.000.000,00 per hektar

Page 88: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

72

dalam satu tahun, sehingga dalam satu musim tanam biaya sewa lahan yang harus

dikeluarkan sekitar Rp 9.000.000,00 sampai Rp 12.000.000,00 setiap hektarnya

tergantung musim tanam yang dianut oleh para petani.

6.3.2. Penerimaan Usahatani Nanas

Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan

produk usahatani yang merupakan penerimaan tunai. Penerimaan tunai usahatani

tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani (Soekartawi 1986).

Penerimaan usahatani nanas diperoleh dari hasil rata-rata panen dikalikan dengan

harga jual nanas yang diterima petani. Harga nanas di lokasi penelitian dibagi

menjadi tiga tingkatan berdasarkan kualitas nanas. Harga yang diterima petani

untuk grade A adalah Rp 2.000,00, grade B Rp 1.000,00 dan grade C Rp 500,00.

Terdapat kesamaan harga yang diterima petani karena pedagang pengumpul yang

membeli hasil usahatani merupakan warga setempat.

Penerimaan yang diterima petani tergantung dengan luas lahan dan jumlah

output nanas yang dihasilkan. Rata-rata penerimaan yang diperoleh petani untuk

satu musim tanam berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 19. Pada

usahatani lahan sedang rata-rata penerimaan yang diperoleh petani adalah Rp

180.666.500,00 per hektar dan pada usahatani lahan sempit adalah Rp

158.890.000,00 per hektar. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin luas lahan

yang digunakan untuk usahatani maka semakin banyak produksi yang dihasilkan

sehingga penerimaan yang diperoleh petani semakin tinggi.

Tingkat penerimaan yang diperoleh petani pada lahan sempit lebih sedikit

dibandingkan pada lahan luas. Hal tersebut dapat terjadi karena penggunaan input

pada lahan sempit sangat berlebihan jika dibandingkan dengan SOP yang

dianjurkan oleh penyuluh lapang di desa tersebut. Penggunaan input pada

usahatani lahan sedang juga berlebihan jika dibandingkan dengan SOP, namun

masih berada di bawah penggunaan input pada lahan sempit. Padahal penggunaan

input yang berlebihan akan berdampak pada produktivitas tanaman yang semakin

menurun. Penerimaan petani masih bisa ditingkatkan, salah satunya dengan cara

menggunakan input sesuai dengan SOP yang ada.

Selain penerimaan yang diperoleh dari buah nanas, petani juga

memperoleh penerimaan dari bibit yang diperoleh dari tanaman nanas. Terdapat

Page 89: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

73

dua macam bibit yang dapat dihasilkan oleh tanaman nanas, yaitu siwilan yang

berasal dari tunas buah dan sogolan yang berasal dari tunas batang. Penerimaan

ini termasuk ke dalam penerimaan diperhitungkan, karena bibit yang dihasilkan

tidak dijual oleh petani, melainkan digunakan untuk usahatani selanjutnya atau

digunakan oleh petani lainnya. Rata-rata penerimaan diperhitungkan yang

diperoleh petani untuk lahan sedang adalah Rp 5.750.617,28 dan pada lahan

sempit Rp 5.760.000,00 per hektar dalam satu musim tanam.

Tabel 19. Rata-rata Penerimaan Per Hektar Usahatani Nanas pada Kelompok Tani

Makmur Berdasarkan Luas Lahan Selama Satu Musim Tanam

Ket. Lahan Sempit (< 1 ha) Lahan Sedang (0,5-2 ha)

Grade A B C A B C

Produksi (buah) 61.467 27.556 16.800 76.023 22.119 13.003

Harga (Rp) 2.000 1.000 500 2.000 1.000 500

Penerimaan

(Rp 000)

122.934 27.556 8.400 152.046 22.119 6.501,5

6.3.3. Pendapatan Usahatani Nanas

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dan biaya

usahatani. Pendapatan usahatani dikatakan menguntungkan apabila bernilai

positif. Terdapat dua macam pendapatan, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan

pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari

pengurangan penerimaan total dengan pengeluaran tunai sedangkan pendapatan

atas biaya total diperoleh dari pengurangan penerimaan total dengan pengeluaran

total. Analisis pendapatan dapat mengukur sejauh mana keberhasilan suatu

usahatani dan dapat diketahui gambaran usahatani saat ini sehingga dapat

digunakan untuk evaluasi dalam perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang

akan datang.

Hasil perhitungan pendapatan usahatani nanas dapat dilihat pada Tabel 20.

Terlihat bahwa pendapatan bersih terbesar diperoleh pada usahatani lahan sedang.

Rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh pada usahatani lahan sedang sekitar

Rp 38.045.674,34 per tahun per hektar, sedangkan pada usahatani lahan sempit

hanya sekitar Rp 27.605.472,34 per tahun per hektar. Pendapatan yang diperoleh

Page 90: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

74

petani pada dasarnya masih dapat ditingkatkan lagi dengan cara menekan biaya

produksi, khususnya dalam penggunaan pupuk dan tenaga kerja luar keluarga.

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani.

Pendapatan petani pada lahan sempit lebih sedikit dibandingkan pada lahan

sedang. Hal ini disebabkan karena penerimaan pada usahatani lahan sempit yang

lebih sedikit dibandingkan usahatani lahan sedang. Selain itu juga karena biaya

pada usahatani lahan sempit lebih banyak dibandingkan usahatani lahan sedang.

Tingginya biaya usahatani pada lahan sempit adalah akibat dari penggunaan input

yang berlebihan.

Page 91: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

75

Tabel 20. Analisis Pendapatan Usahatani Nanas Per Tahun pada Kelompok Tani Makmur

Uraian Usahatani Lahan Sempit (< 1 hektar) Usahatani Lahan Sedang (0.5-2 hektar)

Nilai % Satuan %

A. Penerimaan Penerimaan Tunai 1. Jumlah Produksi (buah) Grade A 21.689

26.187

Grade B 9.600

7.737 Grade C 5.859

4.585

2. Harga Jual (Rp) Grade A 2.000,00

2.000,00

Grade B 1.000,00

1.000,00 Grade C 500,00

500,00

3. Penerimaan Grade A 43.378.000,00

52.374.000,00 Grade B 9.600.000,00

7.737.000,00

Grade C 2.929.500,00

2.292.500,00

Total Penerimaan Tunai 55.907.500,00

62.403.500,00 Penerimaan Diperhitungkan 5.760.000,00

5.750.617,28

4. Total Penerimaan 61.667.500,00

68.154.117,28 B. Biaya Usahatani

1. Biaya Tunai

a. Pupuk Kandang (Rp) 3.702.666,67 10,87 2.385.600,00 7,92

b. Pupuk Kimia (Rp) 5.995.333,33 17,60 5.590.354,26 18,57

c. Gramaxone (Rp) 270.000,00 0,79 264.275,36 0,88

d. Protephon (Rp) 167.000,00 0,49 135.555,56 0,45

e. TKLK (Rp) 4.136.666,67 12,14 3.856.130,70 12,81

f. Pajak Lahan (Rp) 50.240,00 0,15 50.240,00 0,17

Total Biaya Tunai (Rp) 14.321.906,67 42,05 12.317.848,32 40,79

2. Biaya Tidak Tunai a. Bibit (Rp) 4.533.333,33 13,31 3.940.740,74 13,09

b. TKDK (Rp) 11.929.555,56 35,02 10.771.690,82 35,78

c. Sewa Lahan (Rp) 3.000.000,00 8,81 3.000.000,00 9,96

d. Penyusutan (Rp) 287.318,69 0,81 115.502,04 0,38

Total Biaya Tidak Tunai (Rp) 20.105.540,92 57,95 17.943.489,16 59,21

C. Biaya Total Usahatani 34.062.027,66

30.108.442,94

D. Pendapatan Atas Biaya Tunai (A-B1) 47.345.593,33

55.871.961,40 E. Pendapatan Atas Biaya Total (A-C) 27.605.472,34

38.045.674,34

F. R/C rasio Atas Biaya Tunai 4,31

5,55 G. R/C rasio Atas Biaya Total 1,81

2,26

Page 92: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

76

6.3.4. Analisis Efisiensi

Dari analisis R/C rasio yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

usahatani nanas yang dilakukan petani pada Kelompok Tani Makmur memiliki

penerimaan yang lebih besar daripada biaya usahatani yang dikeluarkan. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai R/C rasio yang lebih dari satu.

Hasil analisis R/C rasio atas biaya tunai pada usahatani nanas lahan sedang

sebesar 5,55 dan lahan sempit 4,31. Nilai R/C rasio tersebut berarti bahwa setiap

Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan maka petani akan memperoleh penerimaan atas

biaya tunai sebesar nilai R/C rasio yaitu Rp 5,55 untuk usahatani lahan sedang dan

Rp 4,31 untuk usahatani lahan sempit. Sedangkan nilai R/C rasio atas biaya total

pada usahatani lahan sedang adalah 2,26 dan lahan sempit 1,81. Nilai R/C rasio

total berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan oleh petani maka akan

memberikan penerimaan total sebesar Rp 2,26 untuk lahan sedang dan Rp 1,81

untuk lahan sempit (Tabel 20).

Penerimaan yang diperoleh petani pada lahan sedang lebih besar

dibandingkan pada lahan sempit. Hal tersebut dikarenakan pada usahatani lahan

sedang petani sudah hampir mengikuti SOP yang ada, sehingga produksi yang

dihasilkan semakin baik. Sedangkan pada usahatani lahan sempit, petani lebih

banyak menggunakan input seperti pupuk dan obat-obatan kimia. Padahal

penggunaan pupuk yang berlebihan tanpa mempertimbangkan keadaan tanah

dapat menyebabkan unsur hara yang diserap tanaman tidak optimal sehingga

produksi dan kualitas buah menurun. Hal ini akan mengakibatkan penerimaan

yang diperoleh petani semakin sedikit.

Selain analisis R/C rasio (penerimaan terhadap biaya), dilakukan juga

analisis efisiensi penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja dan efisiensi

penerimaan terhadap jumlah investasi. Efisiensi penerimaan terhadap jumlah

tenaga kerja dalam usahatani nanas di Kelompok Tani Makmur adalah pada lahan

sempit sebesar 26.451,29 dan pada lahan sedang sebesar 28.408,08. Hal ini berarti

dalam satu hektar setiap satu HOK tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani

nanas lahan sempit petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 26.451,29

dan pada lahan sedang Rp 28.408,08.

Page 93: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

77

Untuk analisis efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi dihitung

dengan membagi penerimaan dengan jumlah investasi awal yang dilakukan oleh

petani. Investasi yang dilakukan petani pada lahan sempit adalah Rp 8.075.888,89

dan pada lahan sedang Rp 7.444.474,07. Efisiensi penerimaan terhadap jumlah

investasi awal pada usahatani lahan sempit adalah 7,63 dan pada lahan sedang

adalah 9,15. Hal ini berarti dalam setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan petani untuk

investasi, petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 7,63 pada lahan sempit

dan Rp 9,15 pada lahan sedang.

Dari ketiga analisis efisiensi tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani

nanas dalam lahan sedang ataupun lahan sempit yang dijalankan petani

memberikan keuntungan dan efisien, karena penerimaannya lebih besar

dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, baik biaya untuk penggunaan

tenaga kerja maupun biaya untuk investasi awal. Usahatani pada lahan sedang

lebih efisien dibandingkan pada lahan sempit. Hal tersebut terlihat dari hasil

analisis efisiensi pada usahatani lahan sedang lebih tinggi dibandingkan usahatani

lahan sempit. Semakin luas lahan dalam usahatani maka semakin efisien usahatani

tersebut, khususnya dalam hal biaya. Hal ini sesuai dengan teori economics of

scale, dimana semakin luas lahan yang digunakan dalam usahatani akan

menyebabkan biaya yang dikeluarkan semakin sedikit.

Page 94: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

78

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pendapatan dan profitabilitas usahatani nanas

pada Kelompok Tani Makmur, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keragaan usahatani nanas pada Kelompok Tani Makmur, Kecamatan

Punggur, Kabupaten Lampung Tengah belum sepenuhnya mengikuti

teknik budidaya yang sesuai dengan Standar Operasional Procedure

(SOP) yang dianjurkan oleh penyuluh. Keragaan usahatani nanas yang

dilakukan oleh petani responden menggunakan sistem tanam monokultur

yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pengolahan lahan, penanaman,

pemupukan, penyiangan, pengarbitan, pemanenan, dan pembongkaran.

2. Faktor produksi yang digunakan pada usahatani lahan sedang lebih efisien

dibandingkan pada usahatani lahan sempit. Pada usahatani lahan sedang

petani sudah hampir mengikuti SOP yang ada.

3. Biaya yang digunakan dalam usahatani nanas terdiri dari biaya tunai

(pupuk, obat-obatan, TKLK, pajak lahan) dan biaya tidak tunai (bibit,

TKDK, sewa lahan, penyusutan). Biaya yang dikeluarkan pada usahatani

lahan sempit lebih banyak dibandingkan pada usahatani lahan sedang. Hal

ini terjadi karena penggunaan faktor produksi pada usahatani lahan sempit

yang kurang efisien (lebih banyak).

4. Usahatani nanas dibedakan menjadi dua, yaitu usahatani lahan sedang dan

usahatani lahan sempit. Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa

pada lahan sedang ataupun lahan sempit pendapatan yang diperoleh atas

biaya tunai dan atas biaya total lebih besar dari nol. Hal ini menunjukkan

bahwa usahatani nanas mampu memberikan keuntungan bagi petani.

Keuntungan yang dihasilkan pada usahatani lahan sedang lebih besar

dibandingkan dengan usahatani lahan sempit.

5. Analisis efisiensi juga menunjukkan bahwa usahatani nanas pada

Kelompok Tani Makmur menguntungkan untuk diusahakan karena nilai

efisiensi penerimaan terhadap biaya, jumlah tenaga kerja, maupun jumlah

investasi lebih besar dari satu. Usahatani nanas lahan sedang lebih efisien

Page 95: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

79

dibandingkan usahatani lahan sempit. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai

efisiensi yang diperoleh pada lahan sedang lebih besar dibandingkan

dengan lahan sempit.

7.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis usahatani nanas pada Kelompok Tani

Makmur, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki dalam upaya

meningkatkan produktivitas nanas, antara lain :

1. Petani perlu memperhatikan sarana produksi pertanian nanas yang

digunakan baik kualitas maupun kuantitas, agar produktivitas dapat

ditingkatkan.

2. Petugas penyuluh lapang (PPL) perlu meningkatkan intensitas pemberian

materi dan informasi mengenai penggunaan faktor-faktor produksi

usahatani nanas agar para petani mau mengikuti SOP yang ada.

Page 96: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

80

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pedoman bertanam buah nanas. Bandung: CV Nuansa Aulia.

Abrianto, PWW. 2011. Pupuk Kandang Sapi. www.duniasapi.com. [4 Juni 2012]

Alessandra, Sari. 2009. Mereka Sang Penakluk Pasar Global.

http://sherlanova.blogspot.com [4 Juni 2012].

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2010. Produksi Buah-buahan Menurut Provinsi

(Ton), 2010. www.bps.go.id [15 Januari 2012].

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2010. Produksi Buah-buahan di Indonesia.

www.bps.go.id [15 Januari 2012].

[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2011. Lampung dalam Angka

2010. Lampung: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan

Lapangan Pekerjaan Tahun 2009-2011. www.bps.go.id [15 Januari 2012].

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 2011. Program

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kampung/Kelurahan

Astomulyo. Lampung Tengah: BP3K.

BPTP. 2011. Kawasan Horti. Sumsel.litbang.deptan.go.id [15 Januari 2012].

Chaerningrum, Rina. 2010. Analisis Usahatani Papaya California [Skripsi].

Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalimunthe, SF. 2008. Analisis Usahatani Nanas dengan Standar Prosedur

Operational (SOP) di Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor

[skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara: Jakarta.

Dinas Pertanian TPH Kabupaten Lampung Tengah. 2010. Standart Operating

Procedure (SOP) Nanas Punggur Lampung Tengah. Lampung Tengah:

Dinas Pertanian Lampung Tengah.

Dinas Pertanian TPH Kabupaten Lampung Tengah. 2010. Profil Sentra Nanas

Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah.

Lampung Tengah: Dinas Pertanian Lampung Tengah.

Ependi, Irfan. 2009. Zat Pengatur Tumbuh.

http://asgarsel.blogspot.com/2009/11/zat-pengatur-tumbuh.html [2 Mei

2012].

Handayani, DM. 2006. Analisis Profitabilitas dan pendapatan usahatani padi

sawah menurut luas dan status kepemilikan lahan di Desa Karacak

Page 97: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

81

Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Harahap, PYN. 2007. Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja pada

Usahatani Nanas di Kabupaten Simalungun [Skripsi]. Medan: Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Hernanto, F. 1989. Ilmu usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hotimah. 2000. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani

Kubis [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Juanda, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB

press.

Jusuf, Widodo. 2012. Eksportir Nanas Terbesar. www.medanbisnisdaily.com [4

Juni 2012].

Kalsum, U. 2009. Analisis usahatani nanas dan prospektif petani terhadap

usahatani nanas di Kecamatan Kotabumi Lampung Utara. Jurnal Ilmiah

Esai 3: 355-361.

[KEMENTAN] Kementerian Pertanian. 2011. Perkembangan PDB Hortikultura

Tahun 2006-2010. Jakarta: Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal

Hortikultura.

Kurniawan, F. 2008. Sari Buah Nanas Kaya Manfaat.

www.pustaka.litbang.deptan.go.id/new/ [4 Juni 2012].

Kurniawan, Ibnu. 2010. Perusahaan Agribisnis. www.scribd.com. [4 Juni 2012].

Maulana, A. 1998. Analisis Pendapatan dan Pemasaran Usahatani Nanas di Desa

Bunihayu Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor.

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Sinar tani. 2012. Promosi Hortikultura Unggulan yang Berdaya Saing I Pasar

Internasional. Diperta.jabarprov.go.id [15 Januari 2012].

Siregar, EL. 2010. Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran nanas bogor di

Desa Sukaluyu Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Siregar, FBS. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani Jambu Biji Desa Cimanggis

Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Depok: Penebar Swadaya.

Page 98: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

82

Soeharjo, A. dan D. Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bogor:

Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.

Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi, Soeharjo A, Dillon JL, Hardaker JB. 1986. Ilmu usahatani dan

penelitian untuk pengembangan petani kecil. Jakarta: UI Press.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.

Warsana. 2007. Analisis Efisiensi dan Keuntungan Usahatani Jagung (Studi

Kecamatan Randiblatung Kabupaten Blora) [Tesis] Semarang: Magister

Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Diponegoro.

Page 99: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

83

LAMPIRAN

Page 100: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

84

Lampiran 1. Karakteristik Petani Anggota Kelompok Tani Makmur

No.

Nama

Responden

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Luas

Lahan

(Hektar)

Tingkat

Pendidikan

Pengalaman

Bertani

Nanas

Jumlah

Tanggungan

1. Sutaji L 48 0,5 SD 8 5

2. Soimin L 55 1,5 SD 7 3

3. Suparmo L 59 0,75 TS 14 3

4. Romlan L 59 0,5 TS 4 4

5. Mashluh B L 42 0,5 SMA 5 3

6. Yamroni L 52 1,5 SD 12 3

7. Musiran L 58 0,75 SD 29 2

8. Jumingin L 54 0,75 SD 16 3

9. Supangat L 37 0,75 SMP 3 4

10. Ponimin L 48 0,75 SD 8 4

11. Nardi L 39 0,25 SMP 7 3

12. Ngatijo L 63 1 SD 11 2

13. Mujiono L 57 0,25 SD 21 3

14. Suroso L 59 0,75 SD 18 5

15. Arifin L 58 0,375 SD 17 2

16. Slamet L L 52 1 SD 16 4

17. Rohadi L 57 1 SD 23 1

18. Tukiyat L 56 0,5 SD 8 2

19. Dalijo L 35 0,25 SD 4 2

20. Ngatimin L 55 0,25 SD 22 1

21. Wito L 48 1 SMP 15 3

22. Sutris L 48 1 SD 7 4

23. Mardiyanto L 45 0,375 SMP 3 4

24. Seno L 60 0,25 TS 19 4

25. Slamet R L 53 1 SD 6 2

26. Ngadimi L 50 0,375 SD 6 3

27. Sukaji L 64 0,25 TS 3 2

28. Sutomo L 37 0,25 SMP 3 4

29. Mukari L 55 0,25 SD 13 2

30. Puji L 61 0,25 SD 3 3

31. Sukiman L 45 0,5 SMP 22 3

32. Toyiman L 42 0,25 SD 7 2

33. Sutar L 75 1 TS 7 1

34. Woko L 38 0,5 SMP 5 3

35. Wahyudi L 31 0,5 SMP 9 2

36. Widarso L 37 0,5 SMA 9 3

37. Edi L 34 0,25 SMA 5 3

38. Sumardi L 35 0,25 SD 8 2

39. Hasim L 47 0,5 SMP 15 3

40. Suryadi L 42 0,5 SMP 10 3

41. Jaenal L 44 1 SMP 8 3

42. Sawal L 56 1,25 SD 21 2

Page 101: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

85

Lampiran 2. Data Penggunaan Input Usahatani Nanas pada Kelompok Tani

Makmur

No.

Luas

Lahan

(Ha)

Bibit

(Batang)

Pupuk

Kandang

(Kg)

Urea

(Kg)

TSP

(Kg)

Phonska

(Kg)

Gramaxone

(L)

Protephon

(L)

1. 0,5 20.000 2.000 2.400 1.200 1.200 24 12

2. 1,5 42.000 0 10.800 5.400 0 54 18

3. 0,75 30.000 0 3.600 900 0 0 24

4. 0,5 20.000 2.400 2.400 2.400 0 8 24

5. 0,5 20.000 2.800 1.800 600 600 8 12

6. 1,5 60.000 8.000 10.800 5.400 5.400 12 54

7. 0,75 30.000 3.000 2.700 0 900 24 18

8. 0,75 30.000 3.600 2.700 0 1.350 6 15

9. 0,75 30.000 3.000 2.700 900 900 36 24

10. 0,75 30.000 4.000 4.800 0 2.400 0 24

11. 0,25 10.000 1.350 1.600 0 800 0 9

12. 1 40.000 4.000 4.800 4.800 4.800 0 24

13. 0,25 10.000 1.400 900 0 300 4 9

14. 0,75 30.000 4.000 2.700 900 900 12 24

15. 0,375 12.000 1.200 1.350 0 675 13,5 20

16. 1 40.000 5.200 3.600 1.200 1.200 16 24

17. 1 40.000 4.000 3.600 0 1.200 16 24

18. 0,5 20.000 2.400 1.800 0 600 8 12

19. 0,25 10.000 1.200 900 300 300 4 6

20. 0,25 10.000 1.350 1.600 0 800 4 6

21. 1 36.000 2.880 6.400 0 3.200 48 36

22. 1 40.000 4.200 4.800 0 1.600 16 24

23. 0,375 17.000 3.200 1.800 0 900 6 6,5

24. 0,25 8.000 2.400 2.000 1.000 0 4 9

25. 1 20.000 3.200 4.800 0 1.600 36 36

26. 0,375 10.000 3.200 3.000 0 1.200 16 12

27. 0,25 10.000 1.600 1.350 0 450 6 6

28. 0,25 8.000 3.600 1.600 0 800 8 3

29. 0,25 10.000 2.400 1.200 0 600 12 9

30. 0,25 10.000 1.520 1.500 0 750 6 9

31. 0,5 20.000 2.400 1.600 800 0 16 8

32. 0,25 10.000 1.600 675 0 225 6 6

33. 1 40.000 4.000 7.200 0 3.600 36 16

34. 0,5 20.000 3.200 1.800 0 1.200 0 12

35. 0,5 16.000 2.400 3.600 0 1.200 24 6

36. 0,5 20.000 3.200 1.800 0 600 24 12

37. 0,25 10.000 1.600 900 0 300 12 6

38. 0,25 10.000 1.350 900 0 300 8 6

39. 0,5 20.000 2.700 1.800 0 600 24 12

40. 0,5 20.000 3.200 2.400 0 800 16 12

41. 1 40.000 4.000 9.600 0 4.800 16 24

42. 1,25 50.000 6.750 10.000 0 5.000 40 30

Page 102: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

86

Lampiran 3. Data Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur

No.

Dalam Keluarga (HOK) Luar Keluarga (HOK)

a b c d e Total a b c d e Total TOTAL

1. 20 20 516 0 56 612 30 30 12 36 0 108 720

2. 0 0 1.638 0 0 1.638 45 151,2 684 72 168 1.120,2 2.758,2

3. 0 28 1.093,6 0 0 1.121,6 22,5 0 0 22,5 42 87 1.208,6

4. 0 6 1.308 0 0 1.314 15 24 24 24 56 143 1.457

5. 0 18,2 1.055,8 0 0 1.074 15 0 12 24 56 107 1.181

6. 0 50,4 3.280,8 18 0 3.349,2 45 72 324 54 168 663 4.012,2

7. 0 6 1.441,4 0 0 1.447,4 22,5 13,8 462 45 84 627,3 2.074,7

8. 45 27 1.711,2 22,8 75,6 1.881,6 0 0 0 0 0 0 1.881,6

9. 0 0 530 0 0 530 22,5 18 1.176 54 84 1.354,5 1.884,5

10. 0 45 1.850,4 0 0 1.895,4 22,5 0 0 45 84 151,5 2.046,9

11. 0 15 618,6 0 0 633,6 7,5 0 0 15 28 50,5 684,1

12. 0 21,6 2.307,6 0 0 2.329,2 30 0 0 72 112 214 2.543,2

13. 0 5,2 598,4 0 0 603,6 7,5 0 0 15 28 50,5 654,1

14. 0 0 1.487,4 0 28 1.515,4 22,5 16,8 27 45 0 111,3 1.626,7

15. 0 0 0 0 0 0 11,25 10,8 529 18 42 611,1 611,05

16. 0 32 2.208,8 0 0 2.240,8 30 0 0 48 112 190 2.430,8

17. 0 45 2.338,4 0 0 2.383,4 30 0 24 48 112 214 2.597,4

18. 97,2 7,2 1.231,2 12 0 1.347,6 0 8 0 12 56 76 1.423,6

19. 0 8 544,8 0 0 552,8 7,5 0 0 12 28 47,5 600,3

20. 0 8 454,2 0 0 462,2 7,5 0 0 15 28 50,5 512,7

21. 0 14,4 2.360,4 0 0 2.374,8 30 0 0 45 112 187 2.561,8

22. 0 57,6 2.563,2 0 0 2.620,8 30 0 0 72 112 214 2.834,8

23. 0 11,2 606 5,6 42 664,8 15 0 0 6 0 21 685,8

24. 0 6,4 113,8 0 0 120,2 7,5 0 585 9 28 629,5 749,7

25. 0 22,4 2.514,6 0 0 2.537 30 0 36 36 112 214 2.751

Page 103: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

87

No.

Dalam Keluarga (HOK) Luar Keluarga (HOK)

a b c d e Total a b c d e Total TOTAL

26. 0 13,8 888,2 0 0 902 11,25 0 12 9 42 74,3 976,25

27. 54 14,4 563,6 0 0 632 0 0 0 8 28 36 668

28. 12,6 5,4 567 10,8 28 623,8 0 0 0 0 0 0 623,8

29. 0 19,6 558,2 0 0 577,8 7,5 0 0 12 28 47,5 625,3

30. 0 12,6 395,4 12 28 448 37,8 0 0 0 0 37,8 485,8

31. 0 22,8 902 22,8 53,2 1.000,8 15 0 0 0 0 15 1.015,8

32. 0 11,2 618,8 84 28 742 7,5 0 0 6 0 13,5 755,5

33. 0 0 1.600 0 0 1.600 30 60 608 60 112 870 2.470

34. 0 0 650 0 0 650 42 42 56 16 56 212 862

35. 0 7,2 1.258,2 6 0 1.271,4 15 8 0 12 56 91 1.362,4

36. 0 36,8 1.157,4 0 0 1.194,2 15 0 12 30 56 113 1.307,2

37. 0 7,8 481,4 0 0 489,2 7,5 0 15 15 28 65,5 554,7

38. 0 28 590,4 0 0 618,4 7,5 0 6 15 28 56,5 674,9

39. 0 36,8 1.101 0 0 1.137,8 15 0 0 24 56 95 1.232,8

40. 0 3 663,8 0 0 666,8 15 12 518,4 30 56 631,4 1.298,2

41. 0 0 312,8 0 0 312,8 30 64,8 2.208 60 112 2.474,8 2.787,6

42. 0 88 3.001 0 0 3.089 37,5 0 42 75 140 294,5 3.383,5

Keterangan :

a : Pengolahan Lahan

b : Penanaman

c : Pemeliharaan

d : Pengarbitan

e : Pemanenan

Page 104: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

88

Lampiran 4. Biaya Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur

No.

Luas Lahan

(Ha)

Saprotan

(Rp) TKLK (Rp)

Pajak

(Rp) Bibit (Rp) TKDK (Rp) Sewa (Rp)

Penyusutan

(Rp)

1. 0,5 12.340.000 4.920.000 100.480 2.000.000 12.240.000 6.000.000 184.607

2. 1,5 34.560.000 31.560.000 226.080 8.400.000 32.760.000 13.500.000 241.794

3. 0,75 9.180.000 7.110.000 150.720 3.000.000 24.060.000 9.000.000 313.443

4. 0,5 11.680.000 5.800.000 100.480 2.000.000 26.280.000 6.000.000 289.976

5. 0,5 8.115.000 5.200.000 100.480 2.000.000 23.780.000 6.000.000 354.900

6. 1,5 51.670.000 22.560.000 301.440 6.000.000 69.400.000 18.000.000 431.469

7. 0,75 10.080.000 17.940.000 150.720 3.000.000 28.540.000 9.000.000 300.643

8. 0,75 10.920.000 3.540.000 113.040 3.000.000 40.260.000 6.750.000 156.931

9. 0,75 12.570.000 26.390.000 150.720 3.000.000 10.600.000 9.000.000 384.005

10. 0,75 17.720.000 8.270.000 150.720 3.000.000 37.980.000 9.000.000 304.767

11. 0,25 5.930.000 2.510.000 50.240 1.000.000 13.600.000 3.000.000 324.323

12. 1 34.520.000 9.800.000 200.960 4.000.000 51.760.000 12.000.000 289.976

13. 0,25 3.465.000 2.480.000 50.240 1.000.000 12.100.000 3.000.000 319.727

14. 0,75 12.230.000 6.630.000 150.720 3.000.000 32.420.000 9.000.000 504.483

15. 0,375 5.722.500 12.545.000 56.520 2.400.000 0 3.375.000 136.931

16. 1 16.120.000 5.430.000 200.960 4.000.000 47.120.000 12.000.000 440.358

17. 1 12.880.000 10.120.000 200.960 4.000.000 50.840.000 12.000.000 384.323

18. 0,5 6.640.000 7.280.000 100.480 2.000.000 29.080.000 6.000.000 358.865

19. 0,25 3.980.000 4.990.000 50.240 1.000.000 11.580.000 3.000.000 298.865

20. 0,25 6.025.000 2.330.000 50.240 1.000.000 9.640.000 3.000.000 307.754

21. 1 24.140.000 6.220.000 200.960 3.600.000 52.720.000 12.000.000 309.531

22. 1 16.300.000 9.860.000 200.960 4.000.000 55.600.000 12.000.000 397.123

23. 0,375 7.630.000 2.340.000 56.520 1.700.000 13.860.000 3.375.000 143.611

24. 0,25 7.475.000 14.390.000 50.240 800.000 1.140.000 3.000.000 313.656

25. 1 16.680.000 10.520.000 200.960 2.000.000 53.160.000 12.000.000 349.976

26. 0,375 11.160.000 2.685.000 75.360 1.000.000 19.340.000 4.500.000 289.976

Page 105: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

89

No.

Luas Lahan

(Ha)

Saprotan

(Rp) TKLK (Rp)

Pajak

(Rp) Bibit (Rp) TKDK (Rp) Sewa (Rp)

Penyusutan

(Rp)

27. 0,25 4.835.000 1.810.000 37.680 1.000.000 14.040.000 2.250.000 188.131

28. 0,25 7.245.000 1.740.000 50.240 800.000 13.540.000 3.000.000 423.434

29. 0,25 5.595.000 2.330.000 50.240 1.000.000 12.780.000 3.000.000 287.843

30. 0,25 5.905.000 2.580.000 37.680 2.000.000 9.420.000 2.250.000 194.251

31. 0,5 6.650.000 3.180.000 100.480 2.000.000 13.760.000 6.000.000 289.976

32. 0,25 2.967.500 1.770.000 37.680 2.000.000 14.180.000 2.250.000 167.611

33. 1 26.540.000 21.000.000 150.720 4.000.000 32.000.000 9.000.000 214.251

34. 0,5 8.380.000 6.260.000 75.360 2.000.000 13.000.000 4.500.000 163.571

35. 0,5 12.090.000 4.580.000 100.480 1.600.000 27.140.000 6.000.000 289.976

36. 0,5 7.600.000 5.230.000 100.480 2.000.000 26.520.000 6.000.000 291.754

37. 0,25 3.800.000 2.870.000 50.240 1.000.000 16.880.000 3.000.000 333.211

38. 0,25 3.535.000 2.510.000 50.240 1.000.000 13.720.000 3.000.000 373.656

39. 0,5 7.350.000 4.780.000 100.480 2.000.000 24.460.000 6.000.000 371.523

40. 0,5 8.980.000 16.450.000 100.480 2.000.000 13.300.000 6.000.000 281.087

41. 1 33.640.000 55.640.000 200.960 4.000.000 6.880.000 12.000.000 324.323

42. 1,25 33.850.000 13.690.000 251.200 5.000.000 65.700.000 15.000.000 577.818

Page 106: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

90

Lampiran 5. Penerimaan Tunai Petani Nanas pada Kelompok Tani Makmur

No. Grade Total Produksi (Buah) Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

1. A 26.000 2.000,00 52.000.000,00

B 23.000 1.000,00 23.000.000,00

C 9.000 500,00 4.500.000,00

2. A 136.000 2.000,00 272.000.000,00

B 27.500 1.000,00 27.500.000,00

C 9.500 500,00 4.750.000,00

3. A 62.000 2.000,00 124.000.000,00

B 29.000 1.000,00 29.000.000,00

C 6.000 500,00 3.000.000,00

4. A 48.000 2.000,00 96.000.000,00

B 5.000 1.000,00 5.000.000,00

C 4.000 500,00 2.000.000,00

5. A 25.000 2.000,00 50.000.000,00

B 24.000 1.000,00 24.000.000,00

C 10.000 500,00 5.000.000,00

6. A 122.000 2.000,00 244.000.000,00

B 31.000 1.000,00 31.000.000,00

C 20.000 500,00 10.000.000,00

7. A 69.000 2.000,00 138.000.000,00

B 9.500 1.000,00 9.500.000,00

C 10.000 500,00 5.000.000,00

8. A 33.000 2.000,00 66.000.000,00

B 18.000 1.000,00 18.000.000,00

C 8.000 500,00 4.000.000,00

9. A 71.000 2.000,00 142.000.000,00

B 13.000 1.000,00 13.000.000,00

C 7.000 500,00 3.500.000,00

10. A 70.000 2.000,00 140.000.000,00

B 10.000 1.000,00 10.000.000,00

C 6.500 500,00 3.250.000,00

11. A 15.000 2.000,00 30.000.000,00

B 8.500 1.000,00 8.500.000,00

C 6.500 500,00 3.250.000,00

12. A 67.000 2.000,00 134.000.000,00

B 31.000 1.000,00 31.000.000,00

C 18.000 500,00 9.000.000,00

13. A 16.000 2.000,00 32.000.000,00

B 7.000 1.000,00 7.000.000,00

C 6.500 500,00 3.250.000,00

14. A 70.000 2.000,00 140.000.000,00

B 9.000 1.000,00 9.000.000,00

C 9.000 500,00 4.500.000,00

15. A 15.000 2.000,00 30.000.000,00

B 7.500 1.000,00 7.500.000,00

Page 107: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

91

No. Grade Total Produksi (Buah) Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

C 6.500 500,00 3.250.000,00

16. A 104.000 2.000,00 208.000.000,00

B 9.000 1.000,00 9.000.000,00

C 6.500 500,00 3.250.000,00

17. A 104.000 2.000,00 208.000.000,00

B 6.000 1.000,00 6.000.000,00

C 5.500 500,00 2.750.000,00

18. A 44.000 2.000,00 88.000.000,00

B 4.000 1.000,00 4.000.000,00

C 5.500 500,00 2.750.000,00

19. A 20.000 2.000,00 40.000.000,00

B 4.000 1.000,00 4.000.000,00

C 3.500 500,00 1.750.000,00

20. A 18.000 2.000,00 36.000.000,00

B 6.000 1.000,00 6.000.000,00

C 5.000 500,00 2.500.000,00

21. A 72.000 2.000,00 144.000.000,00

B 27.000 1.000,00 27.000.000,00

C 15.000 500,00 7.500.000,00

22. A 95.000 2.000,00 190.000.000,00

B 14.000 1.000,00 14.000.000,00

C 8.000 500,00 4.000.000,00

23. A 21.000 2.000,00 42.000.000,00

B 8.000 1.000,00 8.000.000,00

C 5.000 500,00 2.500.000,00

24. A 11.500 2.000,00 23.000.000,00

B 14.500 1.000,00 14.500.000,00

C 7.000 500,00 3.500.000,00

25. A 56.000 2.000,00 112.000.000,00

B 32.000 1.000,00 32.000.000,00

C 28.000 500,00 14.000.000,00

26. A 12.000 2.000,00 24.000.000,00

B 6.000 1.000,00 6.000.000,00

C 5.000 500,00 2.500.000,00

27. A 13.000 2.000,00 26.000.000,00

B 4.000 1.000,00 4.000.000,00

C 2.500 500,00 1.250.000,00

28. A 17.000 2.000,00 34.000.000,00

B 9.000 1.000,00 9.000.000,00

C 3.000 500,00 1.500.000,00

29. A 18.000 2.000,00 36.000.000,00

B 6.000 1.000,00 6.000.000,00

C 3.000 500,00 1.500.000,00

30. A 14.000 2.000,00 28.000.000,00

B 10.000 1.000,00 10.000.000,00

Page 108: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

92

No. Grade Total Produksi (Buah) Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

C 5.000 500,00 2.500.000,00

31. A 28.000 2.000,00 56.000.000,00

B 12.500 1.000,00 12.500.000,00

C 7.500 500,00 3.750.000,00

32. A 17.000 2.000,00 34.000.000,00

B 6.500 1.000,00 6.500.000,00

C 3.500 500,00 1.750.000,00

33. A 55.000 2.000,00 110.000.000,00

B 13.000 1.000,00 13.000.000,00

C 12.000 500,00 6.000.000,00

34. A 19.000 2.000,00 38.000.000,00

B 11.000 1.000,00 11.000.000,00

C 9.000 500,00 4.500.000,00

35. A 24.000 2.000,00 48.000.000,00

B 17.000 1.000,00 17.000.000,00

C 9.000 500,00 4.500.000,00

36. A 46.000 2.000,00 92.000.000,00

B 8.000 1.000,00 8.000.000,00

C 5.500 500,00 2.750.000,00

37. A 22.000 2.000,00 44.000.000,00

B 5.500 1.000,00 5.500.000,00

C 3.500 500,00 1.750.000,00

38. A 17.000 2.000,00 34.000.000,00

B 8.000 1.000,00 8.000.000,00

C 3.000 500,00 1.500.000,00

39. A 25.000 2.000,00 50.000.000,00

B 22.000 1.000,00 22.000.000,00

C 9.000 500,00 4.500.000,00

40. A 31.000 2.000,00 62.000.000,00

B 15.000 1.000,00 15.000.000,00

C 8.500 500,00 4.250.000,00

41. A 102.000 2.000,00 204.000.000,00

B 10.000 1.000,00 10.000.000,00

C 8.000 500,00 4.000.000,00

42. A 117.000 2.000,00 234.000.000,00

B 19.000 1.000,00 19.000.000,00

C 18.000 500,00 9.000.000,00

Page 109: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

93

Lampiran 6. Penerimaan Diperhitungkan Petani Nanas pada Kelompok Tani

Makmur

No Bibit yang digunakan Bibit yang Dihasilkan Penerimaan (Rp)

1 20.000 40.000 6.000.000,00

2 42.000 28.000 4.066.666,67

3 30.000 40.000 6.000.000,00

4 20.000 40.000 6.000.000,00

5 20.000 40.000 6.000.000,00

6 60.000 40.000 6.000.000,00

7 30.000 40.000 6.000.000,00

8 30.000 40.000 6.000.000,00

9 30.000 40.000 6.000.000,00

10 30.000 40.000 6.000.000,00

11 10.000 40.000 6.000.000,00

12 40.000 40.000 6.000.000,00

13 10.000 40.000 6.000.000,00

14 30.000 40.000 6.000.000,00

15 12.000 32.000 4.800.000,00

16 40.000 40.000 6.000.000,00

17 40.000 40.000 6.000.000,00

18 20.000 40.000 6.000.000,00

19 10.000 40.000 6.000.000,00

20 10.000 40.000 6.000.000,00

21 36.000 36.000 5.400.000,00

22 40.000 40.000 6.000.000,00

23 17.000 45.333 6.800.000,00

24 8.000 32.000 4.800.000,00

25 20.000 20.000 3.000.000,00

26 10.000 26.667 4.000.000,00

27 10.000 40.000 6.000.000,00

28 8.000 32.000 4.800.000,00

29 10.000 40.000 6.000.000,00

30 10.000 40.000 6.000.000,00

31 20.000 40.000 6.000.000,00

32 10.000 40.000 6.000.000,00

33 40.000 40.000 6.000.000,00

34 20.000 40.000 6.000.000,00

35 16.000 32.000 4.800.000,00

36 20.000 40.000 6.000.000,00

37 10.000 40.000 6.000.000,00

38 10.000 40.000 6.000.000,00

39 20.000 40.000 6.000.000,00

40 20.000 40.000 6.000.000,00

41 40.000 40.000 6.000.000,00

42 50.000 40.000 6.000.000,00

Page 110: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

94

Lampiran 7. Data Pendapatan Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur

No. Luas Lahan (Ha) Pendapatan Tunai (Rp) Pendapatan Total (Rp)

1. 0,5 61.954.913,00 41.714.913,00

2. 1,5 237.662.125,73 183.002.125,73

3. 0,75 139.245.837,48 103.185.837,48

4. 0,5 85.129.544,12 50.849.544,12

5. 0,5 65.229.619,72 33.449.619,72

6. 1,5 210.037.090,80 116.637.090,80

7. 0,75 124.028.637,48 83.488.637,48

8. 0,75 73.270.028,59 23.260.028,59

9. 0,75 119.005.274,92 96.405.274,92

10. 0,75 126.804.513,04 76.824.513,04

11. 0,25 32.935.437,48 15.335.437,48

12. 1 129.189.064,12 61.429.064,12

13. 0,25 35.935.033,00 19.835.033,00

14. 0,75 133.984.797,48 89.564.797,48

15. 0,375 17.289.048,57 10.014.048,57

16. 1 198.058.681,92 134.938.681,92

17. 1 193.704.717,48 126.324.717,48

18. 0,5 80.370.655,24 43.290.655,24

19. 0,25 36.430.895,24 20.850.895 ,24

20. 0,25 35.787.006,36 22.147.006,36

21. 1 147.629.508,56 79.309.508,56

22. 1 181.241.917,48 109.641.917,48

23. 0,375 42.329.868,59 21.894.868,59

24. 0,25 18.771.104,12 13.831.104,12

25. 1 130.249.064,12 63.089.064,12

26. 0,375 18.289.664,12 (8.800.335,88)

27. 0,25 24.379.188,56 7.089.188,56

28. 0,25 35.041.326,36 17.701.326,36

29. 0,25 35.236.917,48 18.456.917,48

30. 0,25 31.783.068,59 18.113.068,59

31. 0,5 62.029.544,12 40.269.544,12

32. 0,25 37.307.208,56 18.877.208,56

33. 1 81.095.028,58 36.095.028,58

34. 0,5 38.621.068,57 19.121.068,57

35. 0,5 52.439.544,12 17.699.544,12

36. 0,5 89.527.766,36 55.007.766,36

37. 0,25 44.196.548,56 23.316.548,56

38. 0,25 37.031.104,16 19.311.104,16

39. 0,5 63.897.997,48 31.437.997,48

40. 0,5 55.438.433,00 34.138.433,00

41. 1 128.194.717,48 105.314.717,48

42. 1,25 213.630.981,60 127.930.981,60

Page 111: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

95

Lampiran 8. Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval

of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

bibit Equal variances assumed .963 .332 -.333 8940 .741 -503.704 1512.389 -3560.355 2552.948

Equal variances not

assumed

-.328 27.780 .745 -503.704 1535.566 -3650.291 2642.884

kandang Equal variances assumed 5.068 .030 4.012 40 .000 2639.407 657.826 1309.891 3968.924

Equal variances not

assumed

3.453 19.215 .003 2639.407 764.304 1040.910 4237.905

urea Equal variances assumed .004 .948 .188 40 .851 104.444 554.220 -1015.676 1224.565

Equal variances not

assumed

.190 29.754 .851 104.444 549.694 -1018.569 1227.458

tsp Equal variances assumed 3.783 .059 -1.450 40 .155 -645.926 445.509 -1546.333 254.481

Equal variances not

assumed

-1.609 37.916 .116 -645.926 401.550 -1458.879 167.027

phonska Equal variances assumed 1.170 .286 .182 40 .857 74.815 411.110 -756.069 905.699

Equal variances not

assumed

.198 36.477 .844 74.815 377.741 -690.933 840.562

gramaxone Equal variances assumed 2.830 .100 .255 40 .800 1.304 5.108 -9.019 11.627

Equal variances not

assumed

.272 34.583 .788 1.304 4.799 -8.443 11.051

protephone Equal variances assumed 1.800 .187 1.237 40 .223 3.467 2.803 -2.199 9.132

Equal variances not assumed

1.152 23.645 .261 3.467 3.010 -2.750 9.683

TK Equal variances assumed .502 .483 -.338 40 .737 -48.447 143.345 -338.158 241.264

Equal variances not

assumed

-.333 27.712 .742 -48.447 145.662 -346.962 250.069

Page 112: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

96

Lampiran 9. Kuisioner Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur

KUISIONER USAHATANI NANAS

Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah

2012

Kuisioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi “Analisis Pendapatan

Usahatani Nanas Kelompok Tani Makmur Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur,

Lampung Tengah” oleh Annisa Kusuma Wardani (H34080097), mahasiswa

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Hari/Tanggal :

Waktu :

A. Identitas Diri

Nama responden :

Alamat responden :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : L / P

Pendidikan : ( ) Tidak Sekolah ( ) SMA/sederajat

( ) SD ( ) Diploma

( ) SMP/sederajat ( ) Sarjana

Jumlah tanggungan :

Jenis usaha yang dilakukan :

Lama usahatani nanas : tahun

Alasan berusahatani nanas :

Keterlibatan anggota keluarga

dalam usahatani nanas :

Luas lahan yang dimiliki : hektar

Jumlah tanaman : pohon

Sifat usahatani nanas : utama / sampingan

Pekerjaan di luar usahatani nanas :

Pendapatan di luar usahatani nanas :

Permasalahan yang sering dihadapi (budidaya, teknologi, modal, hama, dsb) :

Page 113: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

97

B. Investasi

Modal awal : Rp ................................

Sumber kepemilikan modal : ( ) Pribadi ( ) Pengumpul

( ) Pinjaman ( ) Lainnya ......................

Sumber Pinjaman : ( ) Bank ( ) Pengumpul

( ) Koperasi ( ) Kelompok tani

( ) Lainya ...................................

Bunga pinjaman : Rp .................../ bulan

Luas lahan untuk

usahatani nanas : ...................................................................hektar

Status kepemilikan lahan : ( ) pribadi ( ) Sewa

( ) Lainnya ......................................

Besarnya biaya sewa : Rp .................../ tahun

C. Sarana Produksi Usahatani Nanas

No. Uraian Satuan Jumlah

fisik

Harga per

satuan

Nilai

total

Total

D. Pengeluaran Usahatani Lainnya

No. Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)

Total

Page 114: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

98

E. Peralatan Yang Digunakan Dalam Usahatani Nanas

Jenis Peralatan Jumlah (buah) Harga Beli (Rp) Masa Pakai (Tahun)

F. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Usahatani Nanas

Periode

Jumlah Tenaga Kerja (JK)

Upah

(Rp/JK) Dalam Keluarga Luar Keluarga

L P A T M L P A T M

G. Penanganan Pasca Panen

Periode

Jumlah Tenaga Kerja (TK)

Upah

(Rp/JK) Dalam Keluarga Luar Keluarga

L P A T M L P A T M

Page 115: ANALISIS USAHATANI NANAS PADA KELOMPOK TANI … · Astomulyo sedang melakukan program pengembangan ... penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, ... Pihak Kelompok Tani Makmur, PPL

99

H. Penerimaan Usahatani Nanas

1. Hasil penjualan nanas ( jumlah produksi x harga jual nanas) =

.....................................buah x Rp ...................../buah

= Rp...................................

2. Hasil Penjualan Bibit (jumlah bibit x harga jual bibit) =

....................................buah x Rp ...................../buah

= Rp ..................................

I. Pemasaran

Cara Pemasaran Nanas Persentase

(%)

Harga

Jual (Rp)

Sistem

Pembayaran