Analisis-transaksional-makalah

32
TRANSAKSIONAL ANALISIS TINGKATAN “aku” DALAM PRIBADI MAKALAH TUGAS MATA KULIA : PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI KELAS : FARMASI B DOSEN PENGAJAR : PENULIS KELOMPOK 2 : FADILA 10060308054 IRA DEWI YUNITA 10060308055 PUTRI AULIA FAJAR 10060308056

Transcript of Analisis-transaksional-makalah

Page 1: Analisis-transaksional-makalah

TRANSAKSIONAL ANALISIS

TINGKATAN “aku” DALAM PRIBADI

MAKALAH TUGAS

MATA KULIA :

PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI

KELAS :

FARMASI B

DOSEN PENGAJAR :

PENULIS

KELOMPOK 2 :

FADILA 10060308054

IRA DEWI YUNITA 10060308055

PUTRI AULIA FAJAR 10060308056

Page 2: Analisis-transaksional-makalah

Analisis Transaksional

I. Latar Belakang

Analisis Transaksional adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang

menekankan pada hubungan interaksional. Analisis Transaksional dapat dipergunakan

untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini

menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah

proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan

pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi

mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru,

guna kemajuan hidupnya sendiri.

Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang

ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal

dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang

sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu

perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antar

pribadi yang mendasar.

Analisis Transaksional berakar dalam suatu filsafat anti deterministik yang

memandang bahwa kehidupan manusia bukanlah suatu yang sudah ditentukan. Analisis

Transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami

keputusan-keputusan pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan

Page 3: Analisis-transaksional-makalah

kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne dalam

pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan, dalam

menghadapi persoalan-persoalan hidupnya. Analisis Transaksional (AT) adalah salah

satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. AT

dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok.

Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian

ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses

terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka

proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan

keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.

Analisis Transaksional (AT) lebih menekankan pada aspek kognitif, rasional dan

behavioral tentang kepribadian serta berorientasi pada peningkatan kesadaran sehingga

klien akan mampu membuat keputusan-keputusan dan rencana baru bagi kehidupannya.

Analisis Transaksional dipandang sebagai sesuatu yang positif, karena manusia secara

filosofis dapat ditingkatkan, dikembangkan dan diubah secara langsung melalui proses

yang aman, menggairahkan dan bahkan menyenangkan. Secara keseluruhan dasar

filosofis Analisis Transaksional bermula dari asumsi bahwa semuanya baik atau OK,

artinya bahwa setiap perilaku individu mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai

potensi serta keinginan untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Di dalam

melakukan hubungan dengan orang lain, sangat perhatian dan mengayomi lawan

bicaranya, mengundang individu lain untuk senang, cocok dan saling mengisi, yang di

dalam dasar teori dan praktek AT disebut I`m OK and you`re OK (Saya Oke dan Anda

Oke). Teori Analisis Transaksional mendasarkan pada decisional model, artinya setiap

Page 4: Analisis-transaksional-makalah

individu mempelajari perilaku yang spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam

menghadapi hidup dan kehidupannya. Meskipun sewaktu masa kanak-kanak dipengaruhi

oleh orang tuanya atau orang lain akan tetapi individu memutuskan sesuatunya secara

khas.

Adapun konsep pokok dari analisis transaksional menurut Corey (2005) adalah:

1. Pandangan tentang manusia. Analisis transaksional berakar pada filsafat yang anti

determinasi serta menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengkondisian

dan pemograman awal.

2. Perwakilan perwakilan Ego. Analisis transaksional adalah suatu system terapi

yang berlandaskan teori kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah laku

atau perwakilan ego yang terpisah; orang tua, orang dewasa dan anak

3. Scenario scenario kehidupan dan posisi psikologi dasar. Adalah ajaran ajaran

orang tua yang kita pelajari dan putusan putusan awal yang dibuat oleh kita sebgai

anak dewasa.

Kebutuhan manusia akan belaian. Pada dasarnya setiap manusia memerlukan

belaian dari orang lain, baik itu yang berlainan dalam bentuk fisik maupun emosional.

Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan.

Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi, yang dipertukarkan adalah pesan

pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk

mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan

pesan apa yang dipertukarkan).

Page 5: Analisis-transaksional-makalah

Dalam mengembangkan pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk

permainan antara orang tua, orang dewasa dan anak. Dalam eksprerimen yang dilakukan

Berne mencoba meneliti dan menjelaskan bagaimana status ego anak, orang dewasa dan

orang tua, dalam interaksi satu sama lain, serta bagaimana gejala hubungan interpersonal

ini muncul dalam berbagai bidang kehidupan seperti misalnya dalam keluarga, dalam

pekerjaan, dalam sekolah, dan sebagainya.

Dari eksperimen ini Berne mengamati bahwa kehidupan sehari-hari banyak

ditentukan oleh bagaimana ketiga status ego (anak, dewasa, dan orang tua) saling

berinteraksi dan hubungan traksaksional antara ketiga status ego itu dapat mendorong

pertumbuhan diri seseorang, tetapi juga dapat merupakan sumber-sumber gangguan

psikologis.

Memahami konsep pokok AT tentang kepribadian manusia tersimpul dalam istilah

yang digunakan dalam teori ini. Yaitu Ego State, Transaksional, Games, Stroke,

Egogram, dan Skript. 

II. Asumsi Teori

Dalam konteks komunikasi, Analisis Transaksional (AT) dapat diartikan sebagai

upaya mengurai secara sistematis proses pertukaran pesan yang bersifat timbal balik di

antara pelaku komunikasi yang kesemuanya merupakan cerminan struktur kepribadian

seseorang. AT dapat diartikan sebagai cara untuk memahami perilaku diri sendiri dan

orang lain dengan menganalisis transaksi atau interaksi yang tenjadi antarindividu. Lewat

AT maka akan diketahui apa yang sesungguhnya terjadi dalam diri individu ketika

berkomunikasi dengan orang lain? Apa yang terjadi di antara orang ketika

Page 6: Analisis-transaksional-makalah

Ego stateOrang tua

Ego stateDewasa

Ego stateAnak

Orang tua

Dewasa

Anak

berkomunikasi? Dan Bagaimana kita dapat mengidentifikasi, memahami, dan

mengendalikan aspek-aspek yang terkait dengan komunikasi yang sedang berlangsung

tersebut. Dengan demikian maka Transaksi (atau komunikasi)–sebagaimana dikatakan

Berne, merupakan unit dasar dalam hubungan sosial.

III. Ego States

Menurut Eric Berne, pada setiap manusia terdapat tiga ego states (kenyataan

"kepribadian"). Hal ini bukan hanya merupakan suatu peran, melainkan kenyataan-

kenyataan psikologis. Ketiga ego states tersebut dikenal denagn nama ego states utama

yaitu: anak, dewasa, dan orang tua. Ego states sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu

keadaan yang mencerminkan dampak perasaan dan pengalaman seseorang terhadap

perilakunya.

AT menggunakan suatu sistem terapi yang berlamdaskan pada teori kepribadian

yang menggunakan pola perwakilan ego yang terpisah; orang tua, orang dewasa, dan

anak.

Page 7: Analisis-transaksional-makalah

Dari ketiga ego states utama tersebut dapat diidentifikasi karakteristik khas dari

anak, dewasa, orang tua. Jadi melalui transactional analysis, seseorang menyadari ego

state mana yang sebaiknya diungkapkan sebagai suatu stimulus atau respons sehingga

komunikasi berjalan lancar secara efektif.

A. Ego Orangtua

Kondisi ego orang tua (O) atau disebut oleh Berne dengan Exteropsyche adalah

prototype yang ditampilkan seseorang seperti layaknya seorang ayah atau ibu. Yakni

penampilan yang terikat kepada sistem nilai, moral dan serangkaian kepercayaan. Bentuk

nyatanya berupa pengontrolan, membimbing, membantu mengarahkan, menasehati,

menuntun atau dapat pula mengecam, mengkritik, mengumando, melarang, mencegah

atau memerintah dsb.

Menurut corey (1988), bahwa ego orang tua adalah bagian kepribadian yang

merupakan introyeksi dari orang tua atau subtitusi orang tua. Jika ego orang tua itu

dialami kembali oleh kita, maka apa yang dibayangkan adalah perasaan-perasaan orang

tua kita dalam suatu situasi, atau kita merasa dan bertindak terhadap orang lain dengan

cara yang sama dengan perasaaan dan tindakan orang tua kita terhadap diri kita. Ego

orang tua berisi perintah-perintah “harus” dan “semestinya”. Orang tua dalam diri kita

bisa “orang tua pelindung” atau orang tua pengkritik”.

Orang Tua Pembimbing menunjukkan sisi-sisi ‘pemeliharaan’ dari orang tua,

misalnya sifat lemah lembut, cinta, pemberian ijin, atau juga pembatasan perilaku dengan

pertimbangan kesehatan. Dalam kondisi ini, seseorang cenderung mau mengerti atau

memahami orang lain. Lebih dari itu egostages Orang Tua Pembimbing bisa memberikan

Page 8: Analisis-transaksional-makalah

penilaian yang tegas, bahkan menentukan batas-batas antara yang benar dan salah. Orang

Tua Pembimbing mengungkapkan “Anda OK”. Ungkapan yang keluar, bisanya

mengekspresikan tindakan, misalnya, “Tidurlah, biar tubuhmu sehat”, atau “Yakinlah,

semua akan berlalu dengan baik”.

Sedangkan Orang Tua Pengkritik (Critical Parent/ Prejudiced Parent) merupakan

ekspresi pikiran, perasaan dan sikap menghakimi (prejudged). Orang Tua Pengkritik

cenderung menyampaikan pesan “jangan”, dan lebih bersifat pengungkapan pendapat

atau opini (bukan perbuatan), misalnya “Kamu memang bandel”. Jadi sikapnya ialah

“kamu tidak OK”. Nada suaranya cenderung keras, kasar. Gerakan badan cenderung

menggurui, misalnya menunjuk orang dengan tangan. Kata-kata yang biasa dipakai,

antara lain: harus, jangan, selalu, keterlaluan, tolol, goblok, atau dasar kamu.

B. Ego dewasa

Ego orang dewasa adalah pengolah data dan informasi., adalah bagian objektif dari

kepribadian, juga menjadi bagian dari kepribadian yang mengetahui apa yang sedang

terjadi. Dia tidak emosional dan meghakimi, tetapi menangani fakta-fakta dan kenyataan

ekternal. Berdasarkan informasi yang tersedia, ego orang dewasa menghasilkan

pemecahan yang paling baik untuk masalah-masalah tertentu.

Ego stage Dewasa menekankan solusi yang berbasis fakta, bukan berdasarkan

asumsi (prejudice) atau emosi kanak-kanak kita. Ciri orang yang sedang berada pada

egostagess ini ialah tekanan pada nalar, tidak emosional, dan komunikasi dua arah. Kata-

katanya biasanya netral, diplomatis, hati-hati, jelas dan tidak tergesa-gesa. Ekspresi wajah

tenang, dan nada suaranya datar.

Page 9: Analisis-transaksional-makalah

C. Ego Anak

Ada dua jenis anak: anak alamiah dan anak pemberontak atau penurut.

Ego anak berisi perasaan-perasaan, dorongan dan tindakan yang bersifat spontan,

“anak” yang berada dalam diri kita bisa berupa “anak alamiah (free child/natur child),”

adalah anak yang impulsif, tak terlatih, spontan, dan ekspresif. Dia adalah bagian dari ego

anak yang intuitif. Egostages ini hadir, jika kita mengatakan pada orang lain tentang diri

sendiri atau diri yang mengungkapkan apa yang diinginkan dan butuhkan. Hal ini

terungkap melalui kata-kata, nada suara, ekspresi wajah, dan juga tindakan spontan dan

kreatif, misalnya ungkapan seperti “Wow, asyik banget!”, “Keren”, “Saya bahagia”, atau

“Yess!”. Ada luapan emosi dalam pengungkapannya. Dapat juga muncul suatu emosi

negatif seperti, marah, takut atau sedih. Egostages ini berorientasi pada diri sendiri

(orientasi aku), maksudnya padanya terungkapkan apa yang saya rasakan dan apa yang

saya inginkan.

Ada juga berupa “anak disesuaikan (adapted child),” yaitu merupakan modifikasi-

modifikasi yang dihasilkan oleh pengalaman traumatik, tuntutan-tuntutan, latihan, dan

ketepatan-ketepatan tentang bagaimana caranya memperoleh perhatian. Ego stage

Adapted Child adalah bagian dari kepribadian kita, yang kita pelajarai sebagai respon

perintah orang tua. Jika seseorang berada pada keadaan egostagess anak ini, ia

memberikan suatu tanggapan atau penyesuaian terhadap pengaruh egostagess orang tua

yang dimainkan orang lain. Ia dapat melakukan apa yang dikehendaki orang lain (Anak

Penurut) atau menolak apa yang dikehendaki orang lain (Anak Pemberontak).

Page 10: Analisis-transaksional-makalah

Beda utama Anak Alamiah dengan Anak Penurut atau Pemberontak tidak terletak

pada orientasinya. Anak Penurut atau Anak Pemberontak ini merupakan reaksi terhadap

orang lain, sedangkan Anak Alamiah memiliki sikap spontanitas. Meskipun keduanya

berorientasi pada diri sendiri, namun wujudnya jadi berbeda karena perbedaan gambar

diri.

Petunjuk umum masing-masing ego state (tidak bersifat mutlak):

i. Orang Tua

Fisik Alis berkerut, telunjuk diangkat, geleng

kepala, pandangan masam, bertolak

pinggang, menghela napas, mengelus

kepala orang lain.

Verbal Jangan … , harus, ini peringatan

terakhir, jangan sekali-kali, selalu,

ingat, sungguh keterlaluan, tolol,

goblok, seharusnya.

Page 11: Analisis-transaksional-makalah

Kata “harus”, “seharusnya”, misalnya dapat juga menjadi bagian Orang Tua,

tetapi bila kata tersebut dipergunakan pada Orang Tua tidaklah dipergunakan

secara spontan, tetapi merupakan hasil suatu pemikiran. Gerakan-gerakan tubuh

dan situasi transaksional membantu kita mengenali bagian apa yang dimaksudkan.

ii. Dewasa

Fisik Gerakan terus menerus dari wajah,

mata, tubuh – disertai kerlipan mata jika

sedang mendengarkan.

Wajah “dewasa” itu terus terang.

Verbal

Mengapa, apa, siapa, bagaimana, benar,

salah, saya mengerti, menurut pendapat

saya, kapan. Semua kata yang

dipergunakan menunjukkan pengolahan

data.

Page 12: Analisis-transaksional-makalah

iii. Anak Alamiah

Membutuhkan strokes, pengakuan, dan stimulasi. Mempunyai keinginan yang

berbeda dari waktu ke waktu. Jika membutuhkan dan keinginan terpenuhi,

ekspresi yang timbul merupakan kegembiraan. Jika kebutuhan dan keinginan

tidak terpenuhi, ekspresi yang timbul ialah kesedihan dan kemarahan. Anak

alamiah dapat kita andaikan seperti seorang anak yang mengalami kebutuhan-

kebutuhan, keinginan-keinginan dan perasaan tersebut.

Ketiga status ego dari Berne ini mempunyai perbedaaan nyata dengan konsep Freud

mengenai Id, Ego dan Super Ego. Keunggulan konsep Berne mengenai status ego ini,

karena ketiga macam status ini dapat diamati secara nyata, ketimbang konsep Freud yang

abstrak.

Menurut Berne, ketiga macam statu ego ini, O, D, A, dapat dilihat secara terpisah

pada setiap orang. Artinya, dalam keadaan atau waktu yang berbeda orang dapat

menampilkan status ego yang berbeda pula. Orang normal (sehat) adalah orang yang

dapat melahirkan status ego yang sesuai dengan keadaan lingkungannya.

Berne melukiskan adanya tiga macam bentuk ego yang berada dalam diri

seseorang. Normal, Kontaminasi (Campuran) dan Eksklusi. Normal adalah bersifat

terpisah, Kontaminasi adalah dua atau lebih status ego tercampur seperti tercampurnya

status ego O dengan A. Sedangkan eksklusi yaitu salah satu ego yang menguasai

Page 13: Analisis-transaksional-makalah

seseorang dalam waktu yang lama sehingga menyingkirkan dua ego lainnyaStruktur

Kontaminasi Eksklusi Kepribadian Normal ( Delusion) (Fixation).

Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika masih

kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa kanak-kanak. Jika

individu berbuat, berperasaan, bersikap seperti yang individu lakukan pada waktu masih

kecil, maka individu tersebut dalam status ego anak. Setiap individu akan mempunyai

pengalaman dan masa kanak-kanak yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk

setiap individu akan berbeda. Sedangkan status ego anak dapat dilihat dalam dua bentuk,

yaitu:

Anak yang menyesuaikan: ini diwujudkan dengan tingkah laku yang

dipengaruhi oleh orang tuanya. Hal ini dapat menyebabkan anak bertindak

sesuai dengan keinginan orang tuanya seperti penurut, sopan dan patuh,

sebagai akibatnya, anak akan menarik diri, takut, manja.

Anak yang wajar: akan terlihat dalam tingkah laku nya seperti lucu,

tergantung, menuntut, egois, agresi, kritis, spontan, tidak mau kalah dan

pemberontak

Bagaimana cara mengetahui sikap ego yang dimiliki setiap orang? Berne

mengajukan empat cara, yaitu:

1. Melihat tingkah laku nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Tingkah laku

nonverbal tersebut pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode

simbolnya pada setiap orang sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Di

Page 14: Analisis-transaksional-makalah

samping nonverbal juga melalui verbal, misalnya pilihan kata. Seringkali

(umumnya) tingkah laku melalui komunikasi verbal dan nonverbal berbarengan.

2. Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain.

Dominasi satu sikap dapat dilihat kalau Pulan sangat menggurui orang lain maka

Pulan sangat dikuasai oleh P dalam hal ini critical parent. Si Iteung suka

ngambek maka Iteung dikuasai oleh sikap anak. Si Ucok suka bertanya dan

mencari fakta-fakta atau latar belakang suatu kejadian maka ia dikuasai oieh sikap

dewasa.

3. Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat

terlihat misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara

berbicara, gerak-gerik nonverbal mengikuti cara yang dilakukan ayah dan ibunya

yang anda kenaI.

4. Mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks,

tempat tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua,

dewasa, ataupun anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang.

Berne juga mengemukakan terdapat beberapa faktor yang menghambat

terlaksananya transaksi antarpribadi, atau keseimbangan ego sebagai sikap yang dimiliki

seseorang itu. Terdapat dua hambatan utama yaitu:

1. Kontaminasi (contamination). Kontaminasi merupakan pengaruh yang kuat dari

salah satu sikap atau lebih terhadap seseorang sehingga orang itu “berkurang”

keseimbangannya.

2. Eksklusif (exclusive); penguasaan salah satu sikap atau lebih terlalu lama pada

diri seseorang. Misalnya sikap orang tua yang sangat mempengaruhi seseorang

Page 15: Analisis-transaksional-makalah

dalam satu waktu yang lama sehingga orang itu terus menerus memberikan

nasihat, melarang perbuatan tertentu, mendorong dan menghardik.

IV. Transaksi

Transaksi merupakan inti dari konsep AT. Istilah transaksi sebenarnya adalah

istilah yang sering dipergunakan dalam lapangan komunikasi. Sesuai dengan teori ini,

transaksi diatikan sebagai hubungan stimulus respons atau dua ego state. Transaksi akan

terjadi bila seseorang (A) memberikan rangsangan (stimulus) kepada orang lain (B), B

memberi respons dan pada gilirannya respons B itu menjadi stimulus bagi A dan begitu

seterusnya.

Menurut Berne, transaksi itu terjalin antar ego state. Kalau dua orang beraada

pada suatu ruanngan, berarti pertemuannya 6 ego state. Dari sudut Ego state ini, Berne

mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi yang bersifat Komplementer, Crossed

(Silang) dan Ulterior (tersamar atau semu).

1. Transaksi komplementer; jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam

komunikasi antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang

mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun

dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua

sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda

namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-

anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang

bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama

Page 16: Analisis-transaksional-makalah

dalam suatu makna. Transaksi Komplementer adalah transaksi antar dua ego state

yang sama, seperti O dengan O, D dengan D, atau A dengan A Transaksi O-O

lihatlah orang yang tengah bertengkar. Contoh D-D seperti seminar. Contoh A-A

orang lagi pacaran.

2. Transaksi silang; terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator  tidak

mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah

terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna

pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalah-

pahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.

Transaksi silang merupakan transaksi antar dua ego state yang berbeda. Ada tiga

bentuk dengan contohnya: O–D (ujian skripsi), O–A (guru di kelas) D–A (dokter-

pasien).

3. Transaksi tersembunyi; jika terjadi campuran beberapa sikap di antara

komunikator dengan komunikan sehingga salah satu sikap menyembunyikan

sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi ini sebenarnya yang ingin mendapatkan

respons tetapi ditanggap lain oleh si penerima. Bentuk-bentuk transaksi

tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4 sikap dasar dari mereka yang terlibat

dalam komunikasi antarpribadi namun yang diungkapkan hanya 2 sikap saja

sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi. Jika terjadi 3 sikap dasar sedangkan

yang lainnya disembunyikan maka transaksi itu disebut transaksi tersembunyi 1

segi (angular). Kalau yang terjadi ada 4 sikap dasar dan yang disembunyikan 2

sikap dasar disebut dengan dupleks.

Page 17: Analisis-transaksional-makalah

Dari ketiga macam transaksi tersebut diatas, maka transaksi yang baik adalah

Transaksi antara ego state Dewasa dengan Dewasa, karena lebih bersifat realities dan

logis.

Dalam menganalisis peristiwa kornunikasi atau perilaku pertukaran pesan tersebut

Berne (Klein, dalam Venus, 2005:315) mengajukan beberapa asumsi dasar yang

melandasi teorinya sebagai berikut:

1. Manusia pada dasamya dalam keadaan Oke’ (people are OK). ini lebih

merupakan pemyataan kualitas atau potensial ketimbang keadaan aktual.

Masing-masing manusia selalu bernilai, berguna dan memiliki

kemampuan-kemampuan tertentu, sehingga layak diperlakukan secara

patut.

2. Semua orang memiliki kapasitas untuk berpikir.

3. Manusia memutuskan sendin jalan hidup mereka sendiri dengan membuat

keputusan pada naskah awal kehidupan mereka, dan keputusan itu dapat

diubah.

Bertolak dan asumsi-asumsi di atas kemudian dikembangkan suatu keyakinan-

keyakinan bahwa;

1. Perilaku komunikasi seseorang merupakan cerminan posisi hidup (life

Positions) yang dipilihnya.

Page 18: Analisis-transaksional-makalah

2. Manusia pada dasarnya relatif memiliki keleluasan untuk memilih posisi

hidup yang dikehendakinya, dengan begitu manusia juga memiliki

kemampuan untuk mengontrol perilaku komunikasinya.

3. Posisi hidup yang dipilih berkaitan langsung dengan struktur kepribadian

atau egostages yang bersangkutan, dan

4. Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai sebuah transaksi yang di

dalamnya melibatkan egostages.

Berdasarkan pengalaman masa kecilnya, setiap orang cenderung memilih satu dan

empat kemungkinan posisi hidup (life positions) yang ada. Posisi hidup seseorang adalah

cara dominan yang bersangkutan dalam membina hubungan dengan orang lain, yang

merefleksikan bagaimana seseorang merasa tentang dirinya (self image). Ada empat

posisi hidup yang mungkin dipilh oleh seseorang adalah:

1. Saya Oke, Kamu Oke ( I’m OK, you’re OK)

Ini adalah posisi ideal, karena seseorang memandang positf dirinya, begitu pula

dengan orang lain.

Refleksi : individu memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri & percaya pada

orang lain. Individu tidak takut berhubungan dengan orang lain.

2. Saya Oke, Kamu tidak Oke ( I’m OK, you’re not OK)

Page 19: Analisis-transaksional-makalah

Seseorang menganggap dirinya secara positif, tetapi tidak terhadap orang lain. Ini

biasanya dimiliki oleh orang yang memiliki sikap otoriter.

Refleksi : individu membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap

cocok. Individu merasa superior, merasa memiliki hak untuk menggunakan orang

lain untuk mencapai tujuan pribadinya.

3. Saya tidak Oke, Kamu Oke (I’am not OK, you’re OK)

Ini adalah sikap seseorang yang tidak yakin dengan dirinya sendiri. Dia selalu

melihat orang lain lebih baik darinya, mirip sikap anak-anak terhadap orang

tuanya.

Refleksi : individu tidak terpenuhi kebutuhannya & merasa bersalah, depresif,

tidak percaya & takut.

4. Saya tidak Oke, Kamu tidak Oke (I’m not OK, you’re not OK)

Ini adalah posisi hidup orang bermasalah, semua dinilainya negatif, baik dirinya

sendiri maupun orang lain. Orang-orang yang merasa selalu gagal, masa kecil

yang terabaikan atau disia-siakan, atau menjadi pengangguran yang berkarat

cenderung akan memiliki mentalitas seperti. Ini adalah jiwa yang sakit. Orang

seperti ini cenderung memandang hidup tidak berguna.

Refleksi : individu merasa dirinya tidak baik & orang lain juga tidak baik karena

tidak ada sumber belaian yang positif. Individu menyerah & tidak berdaya

kondisi ekstrim & patologis : autis.

V. Stroke

Page 20: Analisis-transaksional-makalah

Model aslinya adalah orang tua secara fisik membelai bayinya. Dalam teori TA :

belaian merupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal

kepada individu. Merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial & menyehatkan.

Belaian tidak hanya dibutuhkan pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Belaian

yang diterima atau diberikan akan menguatkan posisi hidup seseorang & lebih jauh, akan

memperkuat naskah, fungsi ego, transaksi, & permainan-permainannya.

Daftar Pustaka

Page 21: Analisis-transaksional-makalah

Corey, Gerald. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. PT Eresco. Jakarta.

Wikipedia, the free encyclopedia. 2009. Aperseption, Copyright © 2009.

De Blot SJ, 1992, Analisis Transaksional (jilid 1) Mengenal Diri dengan Analisis

Transaksional Berpangkal Pada Budaya Indonesia, Penerbit PT. Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta.

http://rwiewied.blogspot.com/2011/03/pendekatan-konseling-analisa.html

http://eko13.wordpress.com/2011/04/14/analisis-transaksional-teori-dan-praktik-dalam-

konseling-dan-psikoterapi/

http://konselorindonesia.blogspot.com/2011/04/analisis-transaksional.html

http://nyanaviriya.multiply.com/journal/item/1

http://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/01/mengenal-analisis-transaksional-dalam.html