ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR …eprints.ums.ac.id/29170/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Yang...
Transcript of ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR …eprints.ums.ac.id/29170/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Yang...
1
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN MAGELANG PASCA
ERUPSI MERAPI
ARTIKEL PUBLIKASI
Disusun oleh :
RIRIN AGUSTINA
B 300 090 032
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI
KABUPATEN MAGELANG PASCA ERUPSI MERAPI
Yang ditulis oleh:
RIRIN AGUSTINA
B 300 090 032
Penandatanganan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat
untuk diterima.
Surakarta,22 Februari 2014
Pembimbing
(Drs. Yuni Prihadi Utomo, M.M)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Triyono,S.E., Ak., M.Si.)
iii
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirahmanirrahim
Yang bertandatangan di bawah ini, saya,
Nama : Ririn Agustina
NIM : B 300 090 032
Fakultas/ Jurusan : FEB/ Ekonomi Pembangunan
Jenis : Skripsi
Judul : Analisis Strategi Pengembangan Sektor Pertanian di Kabupaten
Magelang Pasca Erupsi Merapi
Dengan ini menyatakan bahwa saya meyetujui untuk,
Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya,demi pengembangan ilmu pengetahuan.
Membeikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Perputakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hokum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Surakarta, Februari 2014
Yang Menyatakan
Ririn Agustina
1
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN MAGELANG PASCA ERUPSI MERAPI
Ririn Agustina B 300 090 032
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak: Perencanaan pembangunan salah satu tujuannya ialah untuk mengupayakan keserasian dan keseimbangan pembangunan antardaerah agar sesuai dengan potensi alam dan dapat memanfaatkan potensi tersebut secara efisien. Pemerintah daerah dengan otonomi daerahnya bertanggung jawab penuh dengan kondisi yang terjadi di daerahnya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki daerah tersebut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi atau dampak dari salah satu kondisi yang buruk yaitu erupsi Gunung Api Merapi terhadap perekonomian Kabupaten Magelang dilihat dari sektor yang sangat potensial di Kabupaten tersebut, yaitu pertanian. Dengan demikian dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk mendongkrak dan mengembangkan sektor pertanian tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari BPS (Badan Pusat Statistik) kabupaten Magelang yaitu berupa data pendapatan daerah yang meliputi sembilan lapangan usaha selama kurun waktu lima tahun yaitu 2007-2011. Untuk menganalisis data, digunakan analisis Loqation Quotient (LQ) . berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa pendapatan daerah mengalami penurunan setelah terjadi bencana di tahun 2010. Sektor pertanian yang merupakan sektor primer dan sektor unggulan/basis mengalami penurunan kontribusi sehingga menggeser peranannya menjadi sektor non basis. Namun terjadi variasi di sebagian besar kecamatan, dengan prioritas pada basis pertanian, sedang di kecamatan lain pada basis non-pertanian. Hasil penelitian ini ditunjukkan oleh distribusi nilai LQ yang lebih besar dari satu, yang ditemukan di separuh lebih jumlah kecamatan di Kabupaten Magelang. Kata kunci: PDRB, Location Quotient, Sektor basis, Sektor Pertanian
2
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Tujuan pokok pembangunan ekonomi menurut Jhingan (1992:420) dalam
Fachrurrazy (2009) adalah untuk membangun peralatan modal dengan skala yang
cukup untuk meningkatkan produktivitas di bidang pertanian, pertambangan,
perkebunan dan industri. Modal juga diperlukan untuk membangun
sekolah,rumah sakit, jalan raya, rel kereta api, dan sebagainya. Singkatnya,
hakekat dari pembangunan ekonomi adalah untuk merangsang perkembangan
ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah.
Dalam pembangunan ekonomi ini, sektor pertanian masih diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang berarti dalam peningkatan pendapatan nasional
terutama dalam penyediaan lapangan kerja dan penyediaan bahan pangan
(Winoto, 1995) dalam Ropingi (2004).
Sektor pertanian selama ini masih memegang peranan penting baik di tingkat
nasional maupun tingkat regional, namun peranan tersebut cenderung menurun
sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita yang mencerminkan suatu
proses transformasi struktural. Penurunan ini disebabkan oleh interaksi dari
berbagai proses yang bekerja di sisi permintaan, penawaran dan pergeseran
kegiatan. Meskipun terjadi penurunan di sektor pertanian dalam perekonomian
nasional bukan berarti bahwa sektor tersebut kurang berarti (Ikhsan, dan Armand,
1993) dalam Ropingi (2004). Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sudah
seharusnya Kabupaten Magelang dalam menggali informasi lebih mengandalkan
potensi yang dimiliki daerah tersebut baik berupa potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia maupun sumber daya modal. Untuk mendapatkan informasi
itu perlu adanya kajian mengenai sektor pertanian. Sebab sektor pertanian
merupakan sektor yang berperan aktif bagi pendapatan regional kabupaten
magelang.
2. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui kontribusi sektor pertanian pada tahun-tahun
sebelum erupsi merapi dan sesudah erupsi merapi.
3
2. Untuk mengetahui perbandingan kontribusi masing-masing sektor
perekonomian di Kabupaten Magelang sebelum dan sesudah erupsi
merapi, sehingga dapat diketahui sumber-sumber perekonomian yang
merupakan sektor unggulan dan menjadi sektor basis untuk
mendukung perekonomian Kabupaten Magelang.
3. Untuk mengetahui pengaruh erupsi merapi terhadap sektor pertanian
maupun sektor non pertanian di Kabupaten Magelang, sehingga dapat
digunakan sebagai referensi bagi Pemerintah Daerah untuk
menentukan kebijakan selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi daerah pada umumnya didefinisikan sebagai suatu
proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu daerah
meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu
proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola
berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk
menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang pertumbuhan
ekonomi dalam wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu
proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan
produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, ahli ilmu
pengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Dimana,
kesemuanya ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan jumlah dan
jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah (Arsyad, 1999) dalam Nadira (2012).
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan
sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi kenaikan
4
output perkapita dalam jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana
faktor-faktor tersebut, sehingga terwujud proses pertumbuhan (Boediono, 1999).
Teori Pembangunan dan Perencanaan Daerah
Pengaruh mazhab Neo-klasik terhadap perkembangan teori pembangunan
ekonomi daerah sangat besar, karena teori ini memiliki dimensi spasial yang
sangat signifikan (Arsyad, 1999). Dasar dari teori ini adalah keseimbangan
(equilibrium) dan mobilitas faktor produksi. Selain itu, teori basis ekonomi, teori
lokasi, teori tempat sentral dan teori kausasi komulatif merupakan teori-teori dasar
yang seringkali digunakan dalam perencanaan dan pembangunan daerah.
Munculnya teori-teori tersebut akibat tidak mampunya teori pembangunan daerah
menjelaskan kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi daerah secara menyeluruh
dan tuntas. Untuk itu disusun kembali pendekatan alternatif terhadap etori-teori
yang telah berkembang untuk kepentingan perencanaan pembangunan ekonomi
daerah.
Tabel 2.1 berikut ini menyajikan perubahan paradigma tersebut,
Tabel 2.1
Paradigma Baru Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
Komponen Konsep Lama Konsep Baru Kesempatan Kerja
Semakin banyak perusahaan = semakin banyak peluang kerja
Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi penduduk daerah
Basis Pembangunan
Pengembangan sektor ekonomi
Pengembangan lembaga-lembaga ekonomi baru
Aset-aset Lokasi
Keunggulan konparatif didasarkan pada aset fisik
Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan
Sumberdaya Pengetahuan
Ketersediaan angkatan kerja Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi
Sumber: Lincolin Arsyad, 1999, Ekonomi Pembangunan, hal. 302 Teori Sektor Basis
Menurut Glasson (1997), kegiatan basis adalah kegiatan mengekspor barang
dan jasa keluar batas perekonomian masyarakatnya atau memasarkan barang dan
5
jasa kepada orang-orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian
masyarakat. Bertambah banyaknya basis di dalam suatu daerah akan menambah
arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan. Menambah permintaan
barang dan jasa akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan, begitu juga
sebaliknya.
Kegiatan lain yang bukan kegiatan basis disebut sektor nonbasis. Sektor ini
ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan lokal, sehingga permintaan sektor ini
sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat setempat dan tidak bisa
berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Oleh karena itu, satu-
satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah pertumbuhan
adalah sektor basis (Tarigan, 2005).
Komoditi Unggulan
Komoditi unggulan adalah komoditi potensial yang dipandang dapat
dipersaingkan dengan produk sejenis di daerah lain,karena disamping memiliki
keunggulan komparatif juga memiliki efesiensi usaha yang tinggi (Tambunan,
2004).
Komoditi unggulan merupakan hasil usaha masyarakat yang memiliki
peluang pemasaran yang tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat. Beberapa
kriteria dari komoditi unggulan adalah : (a) Mempunyai daya saing yang tinggi di
pasaran (keunikan /ciri spesifik, kualitas bagus, harga murah) (b) Memanfaatkan
potensi sumberdaya lokal yang potensial dan dapat dikembangkan(c) Mempunyai
nilai tambah tinggi bagi masyarakat (d) Secara ekonomi menguntungkan dan
bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan sumberdaya
manusia (e) Layak didukung oleh modal bantuan atau kredit (dikutip oleh Nadira,
2012).
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti adalah semua sektor
usaha yang ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang, yaitu
sektor usaha meliputi,
6
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
4. Sektor Listrik, gas dan air minum
5. Sektor Bangunan/ konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
8. Sektor Keuanagan, Persewaan dan Jasa perusahaan
9. Sektor Jasa-jasa
Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut,
1. Pertumbuhan PDRB per sektor usaha di Kabupaten Magelang pada tahun
tertentu dalam jutaan rupiah.
2. Pertumbuhan PDRB total di Kabupaten Magelang pada tahun tertentu dalam
jutaan rupiah.
3. Pertumbuhan total PDRB per sektor usaha di Kabupaten Magelang selam
tahun 2007-2011 dalam jutaan rupiah.
4. Pertumbuhan total PDRB Kabupaten Magelang selama tahun 2007-2011
dalam jutaan rupiah.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang disusun secara runtut
waktu (time series). Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah,
PDRB Kabupaten Magelang 2007-2011, PDRB menurut Kecamatan Kabupaten
Magelang tahun 2011, dan data produksi subsektor pertanian menurut Kecamatan
Kabupaten Magelang tahun 2011. Data berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Magelang yang telah dipublikasikan dalam Kabupaten Magelang
dalam Angka, perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta dan internet.
7
Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh selain dari studi pustaka, yaitu bersumber dari buku
pegangan, jurnal, artikel dan karya ilmiah. Data juga bersumber dari instansi-
instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu,
1. BPS Kabupaten Magelang
2. Perpustakaan Daerah Kabupaten Magelang
Model Analisis
Model analisis yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan
penelitian adalah metode analisis Location Quotient (LQ). Dengan menggunakan
LQ dapat diketahui sektor basis dalam perekonomian Kabupaten Magelang.
Metode LQ merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi kontribusi masing-
masing sektor dalam PDRB Kabupaten Magelang selama sebelum terjadi erupsi
dan sesudah erupsi merapi. Erupsi merapi terjadi pada akhir tahun 2010, sehingga
dampaknya baru terasa pada tahun 2011. Oleh karena itu, penggolongan tahun di
dasarkan pada tahun 2010 menjadi 2007-2010 untuk pra-erupsi merapi dan 2011
untuk pasca erupsi merapi.
Metode LQ digunakan untuk mengkaji kondisi perekonomian, mengarah pada
identifikasi spesialisasi/basis kegiatan perekonomian. Sehingga nilai LQ yang
sering digunakan untuk penentuan sektor basis dapat dikatakan sebagai sektor
yang akan mendorong tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta
berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Untuk mendapatkan nilai LQ
menggunakan rumusan,
LQ =푣푖 푣푡푉푖
푉푡
Dimana,
LQ adalah Location Quotient,
vi adalah output sektor i di suatu wilayah,
Vi adalah output sektor i di tingkat nasional,
vt adalah output total wilayah, dan
Vt adalah output total nasional.
8
Formulasi tersebut selanjutnya disesuaikan dengan kondisi yang akan diteliti
sehingga,
LQ =
푃퐷푅퐵푏, 푖∑푃퐷푅퐵퐵
∑ 푃퐷푅퐵푏, 푖∑ 푃퐷푅퐵퐵
Dimana:
PDRBb,i = PDRB sektor i di Kabupaten Magelang pada tahun
tertentu.
∑PDRBB = total PDRB Kabupaten Magelang selama tahun tertentu.
∑ 푃퐷푅퐵푏, 푖 = total PDRB sektor i di Kabupaten Magelang selama
tahun pengamatan.
∑ 푃퐷푅퐵퐵 = total PDRB kabupaten Magelang selama tahun
pengamatan.
Berdasarkan rumusan di atas, maka ada tiga kemungkinan nilai LQ
yang dapat diperoleh.
Nilai LQ = 1. Berarti bahwa terdapat spesialisasi/basis pada sektor i,
sehingga sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan dalam wilayah
Kabupaten Magelang saja.
Nilai LQ > 1. Sektor yang mempunyai nilai LQ > 1 berarti mampu
memenuhi kebutuhan akan sektor tersebut dalam wilayah Kabupaten
Magelang serta mampu melakukan ekspor untuk memenuhi kebutuhan akan
sektor tersebut di wilayah lainnya.
Nilai LQ < 1. Sektor yang mempunyai nilai LQ < 1 berarti sektor
tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan akan sektor tersebut di dalam
wilayah Kabupaten Magelang.
HASIL PENELITIAN
Dengan menggunakan teknik analisis LQ, diperoleh hasil perbandingan kontribusi
per sector lapangan usaha pra erupsi merapi dan pasca erupsi merapi seperti
tampak pada table berikut,
9
Analisis Perbandingan Kontribusi Per Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Magelang Pra Erupsi dan Pasca Erupsi
No Lapangan Usaha
Sektor Basis
Pra Erupsi Pasca Erupsi
1 Pertanian 1,02 0,94 2 Pertambangan dan penggalian 0,98 1,06 3 Industri Pengolahan 1,00 0,98 4 Listrik, Gas dan Air Minum 1,00 1,02 5 Bangunan/Konstruksi 0,98 1,05 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 1,00 0,99 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,99 1,02 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 1,00 1,00 9 Jasa-jasa 0,98 1,07
Sumber: data yang telah diolah
Dari table di atas dapat diringkas menjadi,
Hasil Pergeseran Sektor Basis Pasca Erupsi Merapi kabupaten Magelang
No Pergeseran Sektor
Non Basis menjadi Basis Basis menjadi Non Basis 1 Pertambangan dan Penggalian Pertanian
2 Listrik, Gas dan Air Minum Industri Pengolahan
3 Bangunan dan Konstruksi Perdagangan, Restoran dan Hotel
4 Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
5 Jasa-jasa Sumber: data yang telah diolah
Dari table di atas dapat diketahui bahwa erupsi merapi telah berdampak pada
sector-sektor perekonomian di Kabupaten Magelang. Terjadi pergeseran/peralihan
sector basis dan non basis. Terkhusus pada sector pertanian, sector ini mengalami
dampak langsung dan menggeser perannya menjadi sector yang kurang dominan.
10
Dan kurang potensial, sehingga perlu campur tangan pemerintah untuk
mendongkrak kembali sector tersebut menjadi sector yang potensial.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya terhadap
perbandingan sektor pertanian di kabupaten Magelang, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perubahan kontribusi pada sektor-sektor pembentuk PDRB
kabupaten Magelang pada rentang tahun sebelum terjadinya erupsi merapi
yaitu pada tahun 2007-2010 sektor yang menjadi unggulan di Kabupaten
Magelang adalah sektor pertanian saja namun setelah terjadinya erupsi merapi
pertanian tidak lagi menjadi sektor unggulan. Sektor ini terkena dampak
langsung dari erupsi merapi. Area-area pertanian dan perkebunan banyak
yang rusak diterjang lahar dingin merapi. Akibatnya selain gagal panen, lahan
pertanian dan perkebunan juga tak dapat digunakan lagi.
2. Setelah erupsi terjadi pada tahun 2011 tidak hanya sektor pertanian yang
terkena dampak erupsi merapi. Hampir semua sektor terkena dampaknya.
Ada sektor yang terkena dampak negatif seperti sektor pertanian, industri
pengolahan, perdagangan, restoran dan hotel, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. Tetapi ada juga yang terkena dampak positif diantaranya adalah
sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air minum, bangunan
dan konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Sektor-
sektor tersebut kesemuanya menjadi sektor basis setelah terjadinya erupsi
merapi. Sektor pertambangan dan penggalian meningkat seiring
meningkatnya volume barang tambang yaitu pasir dan batu yang terbawa
lahar dingin merapi. Kebutuhan listrik, gas dan air minum juga meningkat
sebab banyak pengungsi yang membutuhkan fasilitas-fasilitas tersebut dari
pemerintah. Seiring meningkatnya volume barang tambang yang hanyut
terbawa banjir lahar dingin, meningkat pula peluang sektor bangunan dan
konstruksi untuk berkembang. Begitu pula sektor jasa-jasa dan sektor
pengangkutan.
11
3. Erupsi merapi telah berpengaruh terhadap sektor pertanian maupun non
pertanian. Sektor pertanian terkena dampak negatif, sehingga mengalami
penurunan kontribusi bagi penerimaan daerah. Tetapi hampir semua sektor
non pertanian terkenan imbas positif.
4. Laju perkembangan sektoral unggulan kabupaten Magelang didominasi oleh
sektor primer yaitu sektor pertanian. Selama rentang waktu pengamatan dan
dari sumber-sumber penelitian serta kondisi di lapangan, pertanian selalu
memberikan kontribusi terbanyak bagi penerimaan daerah Kabupaten
Magelang. Meskipun terkena efek negatif dari erupsi merapi. Namun sektor
pertanian tetap mampu menopang perekonomian di Kabupaten Magelang. Ini
terbukti dari fokusnya pemerintah daerah Kabupaten Magelang untuk
membangkitkan pertanian menjadi sektor unggulan.
5. Sub sektor pertanian yang mampu mendongkrak pertanian di Kabupaten
Magelang ialah bahan makanan pokok yaitu padi dan buah-buahan.
6. Erupsi merapi telah merusak lahan dan sarana prasarana pada lahan pertanian
maupun perkebunan. Debu vulkanik merusak tanaman sehingga layu dan
gagal panen. Selain itu lahar dingin Merapi yang terbawa arus sungai telah
merusak irigasi, lahan pertanian bahkan pemukiman penduduk. Oleh karena
itu, pemerintah daerah dituntut untuk segera tanggap mengatasi masalah
pertanian ini.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pemerintah daerah sebaiknya fokus terhadap perkembangan sektor pertanian
untuk mendongkrak kembali pertanian di Kabupaten Magelang. Khususnya
yang memberikan kontribusi signifikan seperti buah-buahan dan padi.
2. Pemerintah daerah sebaiknya memperbaiki fasilitas–fasilitas yang
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah setelah bencana erupsi merapi
terjadi sehingga distribusi pendapatan dan penerimaan daerah meningkat
kembali.
12
3. Perlunya mengatasi dan mengantisipasi dampak abu vulkanik yang berasal
dari letusan gunung dengan cara menyiapkan benih unggul varietas baru yang
menghasilkan tanaman yang tahan terhadap abu vulkanik.
4. Perlunya mengatasi dan mengantisipasi dampak letusan gunung Merapi yang
berupa lahar dingin yang merusak sarana irigasi dan lahan pertanian dengan
cara, pertama, memperbaiki infrastruktur seperti memperkokoh bangunan di
sepanjang sungai-sungai aliran lahar dingin Merapi seperti bendungan, irigasi
dan jembatan. Kedua mengatasi resiko, sebaiknya pemerintah daerah
memberikan subsidi kepada para petani yang mengalami kerugian dengan
cara penetapan harga yang pro kepada petani yang diakumulasi dengan
subsididari pemerintah daerah. Selain itu, perlu adanya asuransi terhadap para
petani. Ketiga, memberikan pelatihan atau penyuluhan terhadap petani yang
berada di sekitar lereng merapi.
5. Variabel dalam penelitian ini hanya PDRB saja, sehingga untuk peneliti lain
yang tertarik ingin meneliti dengan tema yang sama sebaiknya menambah
variabel lain yang berkaitan dengan pengembangan perekonomian.
6. Penelitian yang di lakukan hanya dalam lingkup satu kabupaten saja dan
penelitian hanya di fokuskan pada sektor pertanian saja, sehingga untuk
peneliti yang lain sebaiknya memperluas cakupan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Aditama, Rifki. 2012. Pengembangan Sektor-sektor Ekonomi di tiap Kecamatan
di Kabupaten Magelang. Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
UNES volume 9 nomor 1 November 2012
Arsyad, Lincoln. 1999. Pengantar perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. Yogyakarta: BPFE
13
Atmanti, Hastarini. 2009. Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/ Kota di
Jawa Tengah. Jurnal Media Ekonomi dan Manajemen. Volume 19 nomor
1 Januari 2009
Badan Pusat Statistik. 2012. Kabupaten Magelang Dalam Angka
. . 2012. Magelang Regency in Figures
Badrizal. 2011. Analisis Sektor Unggulan Provinsi Jawa Tengah (Analisis Input-
Output). Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS
Basuki, Tri Agus. 2008. Strategi Pengembangan Sektor Pertanian Pasca Gempa
Bumi Bantul. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan volume 9 nomor 1
April 2008
Ebtian, Rico. 2011. Analisis Sektor dan Komoditas Unggulan Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai. Tesis. Medan: Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara
Boediono. 1995. Teori Pertumbuhan Ekonomi seri sinopsi Ilmu Ekonomi nomor
4. Jakarta: Erlangga
Emilia, dkk. 2006. Modul Ekonomi Regional. Jambi: FE Universitas Jambi
Fachrurrazy. 2009. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah
Kabupaten Aceh Utara dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB.
Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara
Glasson, John. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul
Sitohang: LPFEUI
Hendayana, Rachmat. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam
Penentuan Sektor Basis Komoditas Unggulan. Informatika Pendidikan vol. 13
Desember
14
Istimafaqir, Faiq. 2012. Analisis Sejtor Unggulan dalam Struktur Perekonomian
Provinsi Maluku Utara tahun 2010 ( Model I-O). Skripsi. Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS
Jamil, Mohammad. 2011. Analisis Sektor Basis dan Pergesaran Struktur Ekonomi
di Kabupaten Bulukumba. Skripsi: ISI
Kuncoro, M. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,
Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Erlangga
Kuncoro, M. 2004. Ekonomika Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan
edisi ke empat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Nadira, ST. 2012. Analisis Struktur Ekonomi dan Sektor Unggulan Kabupaten
Mamuju Provinsi Sulawesi Barat 2004- 2009. Skripsi. Makassar: Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanudin
Nuzula , Rinawati. 2007. Prospek Pengembangan Industri Cinderamata dan
Makanan Oleh-oleh di Kabupaten Magelang. Tugas Akhir. Semarang: FT
Universitas Diponegoro
Ropingi. 2004. Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian dalam Pembangunan
Wilayah Kabupaten Boyolali. Jurnal Penduduk dan Pembangunan volume
4 nomor 2 Desember 2004 penerbit Pusat Penelitian Kependudukan LPPM
UNS Surakarta
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regiuonal, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Baduose Media
Sukanto, Dimas Gadang Tatakun. 2010. Analisis Peranan Sektor Pertanian
terhadap Perekonomian Jawa Tengah (Pendekatan I-O). Usulan
Penelitian. Semarang: Fakultas Ekonomi Unversitas Diponegoro
Supangkat, Harlan. 2002. Analisis Penentuan Sektor Prioritas Dalam
Peningkatan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan dengan
15
menggunakan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Tesis. Medan:
Program Pasca sarjana USU
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi cetakan ke
empat. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Taruno. 2011. Analisis Sektor Unggulan dalam Rangka Pengembangan
Pembangunan Wilayah di Kabupaten Pemalang 2006-2009. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS
. .2011. Surat Edaran no. 050/ 591/ 12/ 2011. Pedoman Penyelenggaran
MUSRENBANG tahun 2012. Magelang
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah