ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN LEBARAN DI BMT...

98
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Disusun Oleh : MULYANI NIM : 64010150005 PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN LEBARAN DI BMT...

  • ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN

    LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

    (A.Md.E.Sy)

    Disusun Oleh :

    MULYANI

    NIM : 64010150005

    PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2018

  • i

    ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JIMPITAN

    LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

    (A.Md.E.Sy)

    Disusun Oleh :

    MULYANI

    NIM : 64010150005

    PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2018

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • iii

    PENGESAHAN

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  • v

    MOTTO

    “Perubahan tidak akan hadir jika kita hanya menunggu orang lain dan

    menunda-nunda di lain waktu. Kitalah orangnya sebenarnya sedang

    ditunggu tersebut. Kita adalah perubahan yang kita cari.” (Barack Obama)

    “Hidup bukan tentang mencari kebahagiaan atau menghindari luka. Hidup

    adalah tentang menikmati keduanya. Menikmati bahagia dengan syukur

    dan menikmati duka dengan sabra.” (Taufik Aulia)

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan hidayah-Nya dan tugas akhir ini saya persembahkan kepada:

    1. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan doa, semangat, dan kasih

    sayang yang tiada tara.

    2. Kakak yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.

    3. Keluarga besar yang telah memberikan doa dan motivasi yang

    membangun bagi saya.

    4. Sahabat-sahabat yang telah memberikan doa, semangat, motivasi,

    bantuan, kritik dan saran.

    5. Seluruh Staf KJKS BMT Syamil Ampel Boyolali, terima kasih atas

    semua bantuan yang diberikan.

    6. Sahabat ku Mita, Dina, Ririh, Novinda dan teman-teman Diploma III

    IAIN Salatiga angkatan 2015.

    7. Bapak Nur Huri Mustofa,S.Ag.,M,Si terima kasih atas bimbingannya

    mulai awal pembuatan tugas akhir hingga terselesaikannya tugas akhir

    ini.

  • vii

    ABSTRAK

    Mulyani. 2018. Analisis Strategi Pemasaran Jimpitan Lebaran Di BMT

    Syamil Ampel. Tugas Akhir Diploma III, Program Studi

    Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing :Nur Huri

    Mustofa, M.SI.

    Penelitian ini merupakan upaya untuk meneliti strategi pemasaran

    yang telah diterapkan BMT Syamil Ampel Boyolali. Pertanyaan yang ingin

    dijawab dalam penelitian ini adalah Apa saja strategi yang dilakukan dalam

    memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel

    Boyolali?,Apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk

    jimpitan lebaran tersebut? danBagaimana cara mengatasi kendala yang

    dihadapi dalam memasarkan produk tersebut?. Bagaimana perkembangan

    produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?.Penelitian ini

    menggunakan pelelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari

    observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait dengan BMT Syamil

    Ampel Boyolali.

    Hasil penelitian ini adalah Strategi yang digunakan BMT Syamil

    dalam memasarkan produk jimpitan lebaran yaitu menggunakan konsep

    bauran pemasaran yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat,

    sumber daya manusia, strategi promosi dan bukti fisik. Kendala yang

    dihadapi marketing dalam memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT

    Syamil Ampel yaitu rendahnya sumber daya manusia, banyaknya lembaga

    keuangan lain yang menawarkan produk yang sama. Strategi untuk

    menghadapi kendala memasarkan produk jimpitan lebaran adalah BMT

    Syamil meningkatkan kualitas SDM agar dapat bersaing dengan lembaga

    keuangan yang lain. Perkembangan produk jimpitan lebaran pada tahun

    2013-2017 jumlah anggota setiap tahunnya selalu meningkat, hal tersebut

    dipengaruhi oleh minat masyarakat yang semakin meninggkat karena

    masyarakat sudah mulai paham akan pentingna produk tabungan tersebut.

    Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Jimpitan Lebaran, BMT Syamil

    Ampel

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha

    Penyayang penulis memanjatkan puja puji syukur atas kehadirat Allah

    SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

    PRODUK JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL

    BOYOLALI” sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    Walaupun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik

    dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian tetapi penulis telah

    berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan, kritik

    dan saran dari pembimbing. Dalam kesempatan kali ini penulis

    mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

    memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas

    Akhir di antaranya :

    1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

    Islam IAIN Salatiga.

    3. Ari Setiawan S.Pd.M.M selaku Ketua Program Studi Diploma III

    Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  • ix

    4. Bapak Nur Huri Mustofa,S.Ag.,M.Si selaku pembimbing yang

    senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,

    pengarahan, pemikiran, dan semangat kepada penulis ditengah

    kepadatan tugas beliau, semoga Allah mempermudah setiap langkah

    dan senatiasa melimpahkan kebaikan.

    5. Bapak Abdul Aziz NP,S.Ag.,M.M. selaku DPL magang di BMT

    Syamil Ampel.

    6. Pihak KJKS BMT Syamil Ampel yang telah berkenan memberikan

    kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dengan

    memberikan informasi dan data kepada penulis yang penulis butuhkan

    dalam penelitian ini.

    7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN

    Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada

    penulis.

    8. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara material dan

    non material.

    9. Sahabat-sahabatku Mita, Dina, Ririh, Novinda dan teman-teman

    seperjuangan DIII Perbankan Syariah 2015, yang tidak dapat

    disebutkan satu per satu.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang

    telah diberikan kepada penulisdalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii

    PENGESAHAN .......................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. iv

    MOTTO ....................................................................................................... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

    ABSTRAK ................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

    DAFTAR ISI................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    A. Latar Belakang ............................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4

    E. Sistematika Penulisan .................................................................. 5

    BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 7

    A. Telaah Penelitian Sebelumnya .................................................... 7

    B. Kerangka Teori .......................................................................... 11

  • xi

    1. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ........................................... 11

    2. Manajemen Pemasaran ......................................................... 19

    3. Simpanan .............................................................................. 32

    BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ........................................ 40

    A. Gambaran Umum BMT Syamil Ampel .................................... 40

    B. Visi dan Misi ............................................................................. 40

    C. Struktur Organisasi .................................................................... 41

    D. Susunan Manajemen BMT Syamil Ampel ............................... 41

    E. Tujuan Pokok dan Fungsi Pengurus, Pengawas, dan Pengelelola

    42

    F. Produk BMT Syamil Ampel ..................................................... 58

    BAB IV ANALISIS ................................................................................... 62

    A. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Jimpitan

    Lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali ................................. 62

    B. Kendala-kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk

    Jimpitan Lebaran ....................................................................... 66

    C. Cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam memasarkan

    produk Jimpitan Lebaran ........................................................... 66

    D. Perkembangan produk Jimpitan Lebaran di BMT Syamil Ampel

    Boyolali ..................................................................................... 67

    BAB V PENUTUP .................................................................................... 70

    A. Kesimpulan................................................................................ 70

    B. Saran .......................................................................................... 71

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1.Perbedaan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran 23

    Tabel 4.2.Jumlah nasabah tabungan Jimpitan Lebaran ............................. 67

    Tabel 4.3.Perkembangan jumlah dana Jimpitan Lebaran .......................... 68

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1.Struktur Organisasi BMT Syamil Ampel .............................. 41

    Gambar 4.2.Grafik Perkembangan Nasabah ...………………………….. 69

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Formulir Permohonan Pembiayaan

    Lampiran 2. Slip Setoran Jimpitan

    Lampiran 3. Slip Setoran Tabungan

    Lampiran 4. Slip Angsuran

    Lampiran 5. Slip Pembiayaan

    Lampiran 6. Slip Penarikan

    Lampiran 7. Buku Tabungan

    Lampiran 8. Buku Tabungan Jimpitan Sadran

    Lampiran 9. Buku Tabungan Jimpitan Lebaran

    Lampiran 10. Formulir Pendaftaran Anggota BMT

    Lampiran 11. Brosur Tabungan Simpanan Pendidikan

    Lampiran 12. Brosur Poduk dan Pembiayaan BMT Syamil

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan

    mampu menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan

    masyarakat. Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak mikro yang

    cukup signifikan, karena bukan hanya prinsip investasi langsung namun

    juga prinsip investasi tidak langsung yang harus bebas bunga. Baitul Mal

    Wa Tamwil(BMT) merupakan lembaga keuanganmikro yang dioperasikan

    dengan prinsip bagi hasil untukmenumbuh kembangkan derajat dan

    martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Sebuah lembaga

    yang tidak saja berorientasi bisnistetapi juga sosial. Lembaga yang terlahir

    dari kesadaran umat danditakdirkan untuk menolong kaum mayoritas,

    yakni pengusaha kecil ataumikro.

    Lembaga yang tidak terjebak pada permainan bisnis

    untukkeuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan untuk

    mencapaikemakmuran bersama.Berangkat dari kebijakan pengelolaan

    BMT yang memfokuskananggotanya pada sektor keuangan dalam hal

    penghimpunan dana danpendayagunaan dana, maka bentuk yang idealnya

    adalah KoperasiSimpan Pinjam Syariah yang selanjutnya disebut KJKS

    (Koperasi JasaKeuangan Syariah) sebagaimana Keputusan Menteri

    Koperasi RI No:91/M.KUKM/IX/2004 “Tentang Petunjuk Pelaksanaan

    Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah”(Fadlilah,2016).

  • 2

    Seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan

    semakinmeningkat, manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya dalam

    satuwaktu. Misalnya pada waktu menjelang hari raya Idul Fitri dimana

    semuaorang harus mempersiapkan banyak kebutuhan yang diperlukan

    untukmenyambut hari raya Idul Fitri. Sudah menjadi tradisi umat muslim

    untukmempersiapkan berbagai Kebutuhan menjelang Idul Fitri dimana

    kebutuhan tersebut tidaklah sedikit. Bagi karyawan kebutuhan hari

    rayaakan sedikit terbantu karena mendapatkan Tunjangan Hari Raya

    (THR).Namun tidak untuk masyarakat biasa yang bekerja sebagai

    wiraswasta,maka kebutuhan hari raya akan terasa berat mengingat mereka

    harusmemikirkan berbagai kebutuhan seperti pakaian, sembako atau

    mungkinuntuk masyarakat yang mudik pastinya membutuhkan biaya yang

    tidaksedikit (Fadlilah,2016).

    Semua agama dan budaya mempunyai hari-hari yang diagungkan

    atau yang disebut dengan “hari besar” atau hari raya. Dalam agama Islam

    hari raya yang sah dan resmi menurut agama itu sendiri ada dua, yaitu idul

    fitri dan idul adha. Hari raya idul fitri adalah puncak pengamalan hidup

    sosial keagamaan rakyat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh rakyat

    selama satu tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar ini dengan

    sebaik-baiknya. Mereka bekerja dan banyak menabung untuk kelak mereka

    menikmati pada saat tibanya idul fitri. Sebagai hari raya kegamaan, idul

    fitri pertama-tama mengandung makna keruhanian. Dan jika dilihat dari

    segi bagaimana orang berkerja dan menabung untuk berlebaran, idul fitri

  • 3

    juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi rakyat. Cukup

    sebagai indikasi tentang bagaimana daerah-daerah tertentu memperoleh

    limpahan ekonomi dan keuangan dari pemudik (Furqon, 2010).

    BMT Syamil Ampel merupakan salah satu lembaga keuangan

    mikro yang memiliki produk jimpitan yaitu jimpitan lebaran yang mana

    produk tersebut dengan sistem menghimpun dana dari masyarakat yang

    dikhususkan dalam memenuhi kebutuhan idul fitri. Dengan adanya

    jimpitan lebaran ini dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan

    dana untuk persiapan hari raya karena sebelumnya sudah memiliki

    tabungan yang disimpan dan dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan

    pada hari raya idul fitri. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis

    tertarik untuk meneliti dengan judul “STRATEGI PEMASARAN

    JIMPITAN LEBARAN DI BMT SYAMIL AMPEL BOYOLALI”.

    B. Rumusan Masalah

    Dalam pembuatan Tugas Akhir ini dapat terperinci dan terarah

    sesuai dengan latar belakang, penulis mengemukakan rumusan masalah

    yaitu sebagai berikut :

    1. Apa saja strategi yang dilakukan dalam memasarkan produk jimpitan

    lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali?

    2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk jimpitan

    lebaran?

    3. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam memasarkan

    produk?

  • 4

    4. Bagaimana perkembangan produk jimpitan lebaran lima tahun terakhir

    di BMT Syamil Ampel Boyolali?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan dalam

    memasarkan produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel.

    2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam memasarkan

    produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali.

    3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi

    dalam memasarkan produk jimpitan lebaran.

    4. Untuk mengetahui perkembangan produk jimpitan lebaran di BMT

    Syamil Ampel.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi Pembaca

    Untuk memberikan pengetahuan serta sebagai acuan dalam

    melalukan penelitian selanjutnya dan memberikan wawasan tentang

    produk jimpitan lebaran.

    2. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

    Berguna sebagai informasi dan tabahan referensi untuk penelitian

    yang akan datang tentang Produk Jimpitan Lebaran.

    3. Bagi BMT

  • 5

    Sebagai masukan yang dapat dipertimbangkan untuk merancang

    strategi yang diperlukan dalam memasarkan Produk Jimpitan Lebaran

    di BMT Syamil Ampel dan dapat bersaing dengan BMT yang lain.

    E. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan

    deskriptif kualitatif.

    2. Jenis Data

    a. Data Primer

    Data yang diperoleh langsung dari pelanggan/penumpang berupa

    jawaban terhadap pertanyaan dalam wawancara.

    b. Data Sekunder

    Data yang diperoleh malalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan

    yang berkaitan dengan permasalahan penelitian (Suprapto, 2011: 239).

    3. Metode Pengumpula Data

    a. Observasi

    Peneliti mengadakan observasi langsung ketempat objek yang akan

    penulis teliti yaitu di BMT Syamil Ampel Boyolali.

    b. Wawancara

    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana

    pewawancara dalam mengumpulkan data mangajukan suatu

    pertanyaan kepada responden (Sugiyono, 2016: 224).

  • 6

    c. Dokumentasi

    Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

    monumental dari sesorang.

    d. Studi Pustaka

    Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

    membaca buku, jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian

    terdahulu.

    F. Sistematika Penulisan

    Rangkaian sistematika dimulai bab I yang membahas tentang latar

    belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

    peneliian dan sistematika penulisan.

    Bab II landasan teori berisikan telaah penelitian sebelumnya dan

    teori yang melandasi masalah yang dibahas yaitu mengenai Baitul Mal Wa

    Tamwil, Manajemen Pemasaran, dan Simpanan.

    Bab III gambaran objek penelitian yang membahas tentang

    gambaran umum, sejarah, Visi dan Misi, struktur organisasi, susunan

    manajemen kepengurusan, tujuan pokok dan fungsi pengurus, pengawas,

    dan pengelelola, dan produk yang ada di BMT SYAMIL.

    Bab IV membahas tentang bagaimana BMT Syamil Ampel

    melakukan strategi pemasaran dalam memasarkan produk jimpitan lebaran,

    kendala yang dihadapi, cara mengatasi kendala yang dan perkembangan

    produk jimpitan lebaran di BMT Syamil Ampel.

    Bab V Penutup menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Penelitian Sebelumnya

    Penelitian Furqon (2010) yang berjudul “Strategi Pemasaran

    Produk Simpanan Idul Fitri Pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang”. Dan

    dapat disimpulkan bahwa ada empat strategi dalam memasarkan produk

    simpanan idul fitri dilakukan BMT Al-Fath dengan cara yang pertama

    yaitu ceramaah keagamaan secara rutin dengan masyarakat. Yang kedua,

    strategi harga dalam menetapkan harga BMT tidak memberatkan

    masyarakat yaitu dengan biaya Rp 10.000,00 dalam membuka rekening

    sehingga simpanan sangat terjangkau. Yang ketiga, adanya strategi produk

    dengan akad mudharabah muthlaqah yaitu dengan timbal balik jasa berupa

    bagi hasil yang kompetitif sesuai dengan syariat islam. Keempat, adanya

    strategi distribusi dengan adanya market channel di atas dinas koperasi

    maupun BMT center, produk maupun layanan BMT Al-Fath dapat di

    distribusikan.

    Fadlilah (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk

    Simpanan Idul Fitri (Shari) Pada KSPPS Arthamadina Banyuputih

    Batang”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi yang

    dilakukan KSPPS Arthamadina Banyuputih pada Simpanan Idul Fitri

    (Shari) adalah strategi produk menggunakan akad wadiah yad dhamanah,

    strategi harga yang tidak terlalu mahal hanya Rp 60.000,00 per bulan,

    strategi distribusi yaitu dengan cara mendatangi anggota

  • 8

    dengan menerapkan sistem jemput bola yang penting dalam distribusi

    produk Simpanan Idul Fitri (Shari) yaitu pihak KSPPS Arthamadina

    menjamin pencairan (likuiditas) dana produk shari, dan strategi promosi

    yang dilakukan yaitu dengan promosi diadakannya hadiah-hadiah, brosur-

    brosur, dan dengan ceramah-ceramah sekaligus mempromosikan produk

    shari.

    Penelitian Mahendra (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran

    Pada Produk Sahara (simpanan hari raya idul fitri) di KSPPS El Amanah

    Kendal”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi

    promosi yang di lakukan KSPPS El Amanah dalam memasarkan Produk

    Simpanan Hari Raya Idul Fitri adalah dengan brosur-brosur yang menarik

    dan agamis, serta sistem pemasaran (promosi) dengan sistem jemput bola.

    Kedua, adanya strategi harga, dalam menetapkan harga KSPPS El Amanah

    tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra KSPPS El Amanah

    dalam membuka rekening sehingga simpanan sangat terjangkau. Ketiga,

    adanya strategi produk dengan akad Wadi’ah, yaitu dengan memberikan

    timbal balik dengan cara memberikan bonus berupa kebutuhan sembako,

    seperti minyak goreng, gula, sirup, dan lain-lain. Keempat, adanya strategi

    distribusi dengan adanya sistim jemput bola, sehingga produk maupun jasa

    layanan KSPPS El Amanah dapat di distribusikan.

    Penelitian Entaresmen (2016) yang berjudul “Strategi Pemasaran

    Terhadap Penjualan Produk Tabungan Ib Hasanah Di PT. Bank Negara

    Indonesia Syariah Kantor Cabang X”. Berdasarkan hasil proses praktek

  • 9

    kerja lapangan yang dilakukan penulis pada produk Tabungan iB Hasanah

    di BNI Syariah Kantor Cabang X, maka dapat diambil kesimpulan Strategi

    pemasaran yang dilakukan BNI Syariah dalam memasarkan produk

    Tabungan iB Hasanah yakni mengacu pada teori marketing mix 9P yang

    meliputi process (proses), people (orang atau target pemasaran), product

    (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), partners

    (mitra), persentation (persentasi) serta passion (ketertarikan).

    Penelitian Nazaruddin (2007) yang berjudul “Analisis Strategi

    Pemasaran Tabungan Shar-E Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

    Kantor Cabang Palembang”. Berdasarkan hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa sebagai bank berbasis syariah Bank Muamalat telah

    melaksanakan upaya-upaya pemasaran berupa menawarkan tabungan Shar-

    e dengan manfaat utama produk berupa jasa pengelolaan dana dengan

    sistem bagi hasil yang sesuai syariah, menjalin kerjasama strategis dengan

    pihak-pihak yang dapat mendukung proses penyampaian jasa, mendesain

    sebuah proses penyampaian jasa berbasis teknologi, merekrut dan

    membina Kru Muamalat melalui dan dengan mendirikan Institut

    Muamalat, melaksanakan program-program promosi yang dekat dengan

    masyarakat dengan turut serta dalam kegiatan syiar Islam, berusaha

    mewujudkan sebuah atmosfer kegiatan perbankan berbasis syariah dengan

    menyediakan fasilitas musholla di setiap kantornya dan menetapkan tarif

    layanan yang cukup bersaing dengan tarif jasa perbankan sejenis.

  • 10

    Penelitian Maesari, Ibdalsyah, dan Hakiem (2015) yang berjudul

    “Pengaruh Strategi Pemasaran Produk Tabungan IbHasanah Dengan Akad

    Wadiah Terhadap Tingkat Pertumbuhan JumlahNasabah Bni Syariah

    Cabang Bogor”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

    strategi pemasaran produk tabungan iB Hasanah dengan akad wadiah yang

    telah dilakukan BNI Syariah Cabang Bogorselama ini yaitu diantaranya

    merekrut tenaga marketing (freelance), strategimembuka gerai (opentable),

    strategi kerjasama (joint to school and campus), strategi sponsor, dan

    strategi payroll penggajian.

    Penelitian Fatimah dan Metekohy (2013) yang berjudul “Strategi

    Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank X Syariah Cabang

    Tangerang Selatan”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan

    bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, harga,

    promosi dan tempat, harus mengacu pada strategi pertumbuhan. Untuk

    meningkatkan pertumbuhan produk, perusahaan secara agresif

    menekankan kelebihan-kelebihan produk kepada nasabah. Pada strategi

    tempat, perusahaan memilih posisi yang sangat mendukung strategi

    pertumbuhan perusahaan. Pemilihan tempat di pusat bisnis yang

    merupakan daerah perkantoran dengan kemudahan transportasi sangat

    memudahkan nasabah mencapainya. Terakhir untuk strategi promosi

    adalah dengan penekanan secara agresif melalui iklan, personal selling,

    cross selling dan promosi penjualan.

  • 11

    Penelitian Faiqoh (2013) yang berjudul “Analisis Strategi

    Pemasaran KPRS di Bank Muamalat Cabang Kudus”. Berdasarkan

    penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan oleh

    Bank Muamalat Cabang Kudus untuk mengembangkan dan memasarkan

    produk KPR Syariah dengan akad murabahah adalah dengan metode

    Marketing Mix yang meliputi produk, harga, lokasi, dan promosi. Kendala-

    kendala yang dihadapi oleh Bank Muamalat dalam memasarkan produk

    KPR Syariah di Bank Muamalat Cabang Kudus yaitu, pemahaman

    masyarakat yang masih kurang terhadap bank syariah dalam hal ini adalah

    KPR Syariah dan banyaknya pesaing dari bank lain sehingga menjadikan

    nasabah lebih banyak pilihan.

    Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam Tugas

    Akhir ini dengan penelitian terdahulu selain pada objek penelitian atau

    tempat penelitian penelitain yang dilakukan penulis terfokus pada strategi

    pemasaran, kendala yang dihadapi, cara mengatasi kendala dalam

    memasarkan produk dan perkembangan produk.

    B. Kerangka Teori

    1. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

    a. Pengertian Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

    Secara bahasa baitul mal terbentuk dengan meng-idhafah-kan

    kata bait yang artinya ‘rumah’ kepada al-mal yang artinya “harta”.

    Dengan demikian, secara harfiah baitul mal artinya “rumah harta”,

    yaitu rumah untuk menyimpan harta berupa semua jenis benda

  • 12

    berharga yang dikumpulkan dan dimiliki. Baitul Maal Wa Tamwil

    (BMT) ialah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bait

    al-mal wa at-tamwildengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha

    produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan

    ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain

    mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

    ekonominya.

    BMT adalah lembaga ekonomi atau keuangan syariah

    nonperbankan yang sifatnya informal karena lembaga ini didirikan

    oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan

    lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya.

    Oleh karena itu, keberadaan BMT selain dianggap sebagai media

    penyalur pendayagunaan harta ibadah, seperti zakat, infak, dan

    sedekah juga bisa dianggap sebagai institusi yang bergerak di bidang

    investasi yang bersifat produktif seperti layaknya bank. Selain

    berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi sebagai

    lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan, ia bertugas

    menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) dan

    menyalurkannya kepada masyarakat (anggota BMT).

    Secara legal-formal, BMT sebagai lembaga keuangan mikro

    berbentuk badan hukum koperasi. Sistem operasional BMT

    mengadaptasi sistem perbankan syariah yang menganut sistem bagi

    hasil. Sementara itu, baitul mal dalam bahasa Indonesia artinya

  • 13

    rumah harta. Sebagai rumah harta, lembaga ini dapat mengelola dana

    yang beraal dari zakat, infak dan sedekah (ZIS). Di sinilah

    sebenarnya letak keunggulan dari BMT dalam hubungannya dengan

    pemberian jaminan kepada pihak yang tidak memiliki

    persyaratan/jaminan yang cukup. BMT memiliki konsep pinjaman

    kebajikan (qardh al-hasan) yang diambil dari dana ZIS atau dana

    sosial. Dengan adanya model pinjaman ini, BMT tidak memiliki

    resiko kerugian dari kredit macet yang mungkin saja terjadi.

    b. Fungsi, Tujuan, Visi dan Misi BMT

    Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi, yaitu baitul mal

    dan baitul tamwil. Berikut penejelasannya :

    1) Baitul mal (bait = rumah, al-mal = harta) menerima titipan dana

    ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah) serta mengoptimalkan

    distribusinya dengan memberikan santunan kepada yang berhak

    (ashnaf) sesuai dengan peraturan dan amanat yang diterima.

    2) Baitul tamwil (bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta)

    melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan

    investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha

    mikro dan kecil, terutama dengan mendorong kegiatan

    menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.

    BMT bertujuan mewujudkan kegiatan kehidupan keluarga dan

    masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.

    Selain fungsi dan tujuan diatas BMT juga memiliki visi dan misi.

  • 14

    Visi BMT adalah mewujudkan kualitas masyarakat di sekitar BMT

    yang selamat, damai, dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga

    dan usaha BMT serta POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah)

    yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan, dan

    berkehati-hatian. Misi BMT adalah mengembangkan POKUSMAN

    dan BMT yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman,

    transparan, dan berkehati-hatian sehingga terwujud kualitas

    masyarakat di sekitar BMT yang selamat, damai, dan sejahtera.

    Jika dilihat dalam kerangka sistem ekonomi islam, tujuan BMT

    dapt berperan melakukan beberapa hal, yaitu :

    1) membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi umat

    dalam program pengentasan kemiskinan,

    2) memberikan sumbangan aktif terhadap upaya pemberdayaan dan

    peningkatan kesejahteraan umat,

    3) menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi

    anggota dengan prinsip syariah,

    4) mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan gemar

    menabung,

    5) menumbuhkembangkan usaha-usaha yang produktif dan

    memberikan bimbingan atau konsultasi bagi anggota di bidang

    usahanya,

    6) meningkatkan wawasan atau kesadaran umat tentang sistem dan

    pola perekonomian islam,

  • 15

    7) membantu para pengusaha lemah untuk mendapatkan modal

    pinjaman, dan

    8) menjadi lembaga keuangan yang dapat menopang percepatan

    pertumbuhan ekonomi nasional(Huda,2016:20-41).

    c. Manajemen Produk Baitul Mal Wa Tamwil

    1) Produk Penghimpunan Dana

    BMT dalam pelaksanaan tugasnya tidak terlepas dari

    penghimpunan dana dan penyaluran dana. Dua fungsi ini

    merupakan bagian dari fugsi manajemen BMT. Dalam hal

    manajemen penghimpunan, prinsip utama yang paling penting

    adalah bagaimana menimbulkan kepercayaan dari masyarakat

    terhadap BMT dan hal ini terkait erat dengan kinerja. BMT

    sebagai lembaga usaha bersama, dalam mengelola dana

    anggotanya, harus memiliki komitmen dan integritas terhadap

    prinsip muamalah. Oleh karena itu, dalam proses penghimpunan

    harus mempertimbangkan dua hal penting, yaitu asas dana yang

    sehat dan benar serta prosedur persetujuan, dokumentasi,

    administrasi dan pengawasan penghimpunan dana. Sumber dana

    yang dihimpun harus diketahui kehalalannya.

    BMT menghimpun dana dalam jumlah yang terbatas. Untuk

    itu, BMT harus mampu mengidentifikasi berbagai sumber, dana

    kemudian mengemasnya menjadi berbagai produk yang bernilai

    jual. Dalam penghimpunan dana ini, harus menggunakan akad

  • 16

    titipan (wadi’ah), investasi (mudharabah muthlaqah atau

    mudharabah muqayyadah), dan akad sosial dalam bentuk zakat,

    infak, sedekah, wakaf tunai, serta hibah.

    Produk penghimpunan dana pada BMT ada dua, yaitu sebagai

    berikut :

    a) Wadi’ah

    b) Simpanan Berjangka (Mudharabah)

    2) Produk Penyaluran Dana

    Menurut Huda (2016) Penyaluran dana dalam BMT adalah

    suatu transaksi penyediaan dana kepada anggota atau calon

    anggota yang tidak bertentangan dengan syariah, juga tidak

    termasuk jenis penyaluran dana yang dilarang secara hukum

    positif. Penyaluran dana memiliki fungsi :

    a) Meningkatkan daya guna, peredaran, dan lalu lintas uang

    anggota atau calon anggota,

    b) Meningkatkan aktivitas investasi BMT, dan

    c) Sebagai sumber pendapatan terbesar BMT.

    Dalam mengelola dana anggota, BMT harus memiliki

    komitmen dan integritas terhadap prinsip muamalah. Penyaluran

    dana oleh BMT ini dapat dibedakan berdasarkan anggunan dan

    jenis pembiyaannya.

    a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi

    kebutuhan dana usaha bagi pembelian, pengadaan, atau

  • 17

    penyediaan unsur-unsur barang dalam rangka perputaran

    usaha.

    b) Pembiyaan investasi, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk

    memenuhi kebutuhan pengadaan sarana atau prasarana usaha

    (aktiva tetap).

    c) Pembiayaan multi guna, yaitu pembiyaan yang digunakan

    untuk sewa barang, talangan dana, atau biaya jasa keperluan

    anggota.

    Sementara itu pembiayaan berdasarkan segmen pasar BMT

    dibagi menjadi dua yaitu :

    a) Pembiayaan usaha kecil, yaitu pembiayaan yang diberikan

    kapada para anggota yang berprofesi sebagai pedagang atau

    pengusaha kecil, baik untuk mengembangkan perputaran

    usaha maupun penyediaan prasarana dan sarana usaha.

    b) Pembiyaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan

    kepada anggota untuk kebutuhan konsumtif, seperti

    pembelian barang elektronik, kendaraan, dan rumah.

    Produk penyaluran dana pada BMT yaitu sebagai berikut :

    a) Produk Jual Beli

    Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang

    mendalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah

    sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang

    atas nama BMT, dan kemudian bertindak sebagai penjual,

  • 18

    dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan

    ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi

    kepada penyedia dana, yaitu :

    1) Al- Murabahah

    2) Bai’ al- Salam

    3) Bai’ al- Istishna’

    4) Bai’ al- Bitsaman Ajil

    b) Produk Bagi Hasil

    Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi

    pinjaman dengan BMT, yaitu :

    1) Al- Mudharabah

    2) Al- Musyarakah

    c) Produk Jasa

    Perkembangan dari akad ini meliput :

    1) Ijarah

    2) Ijarah Muntahiyah Bi At-Tamlik

    3) Wadi’ah

    4) Hawalah

    5) Rahn

    6) Wakalah

    7) Kafalah

    d) Produk Kebajikan

    Sedangkan produk dana kebajikan yaitu sebagai berikut :

  • 19

    1) Qardh

    2) Al- Qardh Al- Hasan

    e) Produk Pembiayaan

    Produk dari akad pembiyaan yaitu sebagai berikut :

    1) Al- Murabahah

    2) Al- Bai’ Bitsaman Ajil (BBA)

    3) Al- Mudharabah

    4) Al-Musyarakah

    2. Manajemen Pemasaran

    a. Pengertian Pemasaran

    Menurut Kotler (2002) Pemasaran adalah suatu proses sosial

    yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

    mereka butuhkan dan inginankan dengan menciptakan,

    menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang

    bernilai dengan pihak lain. Fungsi-fungsi pemasaran :

    1) Fungsi Pertukaran

    Dengan pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari

    produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun

    menukar produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri

    ataupun untuk dijual kembali.

    2) Fungsi Distribusi Fisik

    Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan mengangkut

    serta menyimpan produk.Penyimpanan produk mengedepankan

  • 20

    upaya menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat

    dibutuhkan.

    3) Fungsi Perantara

    Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan

    konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang

    menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik

    (Sudaryono,2016:50).

    Dalam hal menjalankan kegiatan untuk mencapai tujuan yang

    diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah sebagai

    berikut :

    1) Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan

    dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah

    untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-

    ulang.

    2) Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai

    pelayanan yang diinginkan nasabah.

    3) Memaksimumkan pilihan (ragan produk) dalam arti bank

    menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah

    memiliki beragam pilihan pula.

    4) Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai

    kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien

    (Kasmir,2014:197).

  • 21

    b. Konsep-Konsep Pemasaran

    Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep pemasaran

    di mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda.

    Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga

    dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang

    bersangkutan. Ada lima konsep dalam pemasaran dimana setiap

    konsep dapat dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing

    perusahaan :

    1) Konsep Produksi

    Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang

    tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh

    karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan

    efisiensi produksi dan efisiensi distribusi. Konsep ini merupakan

    salah satu falsafah tertua yang menjadi penuntun para penjual dan

    merupakan konsep yang menekankan kepada volume produksi

    yang seluas-luasnya dengan harga serendah mungkin.

    2) Konsep Produk

    Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan

    menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang

    paling baik serta keistimewaan yang mencolok. Oleh karena itu,

    perusahaan harus mencurahkan upaya terus-menerus dalam

    perbaikan produk. Konsep produk merupakan konsep yang

  • 22

    menekankan kepada kualitas, penampilan, dan ciri-ciri yang

    terbaik.

    3) Konsep Penjualan

    Konsep penjualan berfikir bahwa konsumen tidak akan

    membeli cukup banyak produk terkecuali perusahaan

    menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh.

    Dalam konsep ini kegiatan pemasaran ditekankan lebih agresif

    melalui usaha-usaha promosi yang gencar.

    4) Konsep Pemasaran

    Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai

    sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan

    keinginan pasar sasaran dan pemberian kepuasan yang diinginkan

    secara lebih efektif dan lebih efisien dari yang dilakukan. Menurut

    Philip Kotler, konsep ini menekankan ke dalam beberapa

    pengertian di bawah ini :

    a) Menemukan keinginan pelanggan dan penuhi keinginan

    tersebut.

    b) Membuat apa yang anda dapat jual daripada menjual apa

    yang anda buat.

    c) Mencintai pelanggan.

    d) Andalah yang menentukan.

    e) Berhenti memasarkan produk yang dapat anda buat dan

    mencoba membuat produk yang dapat anda jual.

  • 23

    5) Konsep Pemasaran Masyarakat

    Merupakan konsep yang bersifat kemasyarakatan, konsep ini

    menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat

    pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan

    kesejahteraan konsumen dan masyarakat.Bagi dunia perbankan

    konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep

    pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak

    menggunakan konsep pemasaran. Dalam konsep ini jelas tertuang

    bahwa pelanggan benar-benar harus diperhatikan. Tujuannya

    adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan produk atau jasa-

    jasa yang dihasilkan oleh bank (Kasmir,2014:197-200).

    Terdapat beberapa perbedaan antara konsep penjualan dengan

    konsep pemasaran, yaitu sebagai berikut :

    Tabel 2.1.Perbedaan antara konsep penjualan dengan

    konsep pemasaran

    No. Konsep Penjualan Konsep Pemasaran

    1. Sasaran Pabrik Pasar

    2. Fokus Produk yang ada Kebutuhan pelanggan

    3. Sarana Penjualan dan promosi Pemasaran terpadu

    4. Tujuan

    akhir

    Laba melalui volume

    penjualan

    Laba melalui

    kepuasan pelanggan

  • 24

    c. Manajemen Pemasaran Baitul Mal Wa Tamwil

    Dalam memasarkan produk BMT banyak kendala-kendala

    yang menjadi hambatan pengelolaan dalam pemberdayaan sektor

    riil. Kendala-kendala tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam,

    yaitu kendala internal dan kendala eksternal.Kendala internal

    adalah kendala yang disebabkan karena faktor dari dalam BMT itu

    sendiri. Hal ini nampak pada adanya fakta bahwa banyak dijumpai

    pengurus atau pengelola BMT belum memahami tentang prinsip-

    prinsip syariah dan juga prinsip pengelolaan usaha yang baik dan

    benar. Atau dengan kata lain belum terpenuhinya sumber daya

    insani yang mumpuni di bidang ekonomi syariah, sehingga dalam

    praktiknya BMT seringkali menjadi sama dengan lembaga

    keuangan konvensional yang jauh dari nilai-nilai Islami.

    Adapun kendala eksternal adalah kendala yang disebabkan

    oleh faktor dari luar BMT, seperti masih adanya budaya masyarakat

    yang belum sepenuhnya menerima eksistensi lembaga keuangan

    syariah karena di anggap njlimet dan tidak terprediksi. Kendala

    pada aspek hukum juga masih dijumpai, yakni terkait dengan status

    hukum BMT yang pada umumnya adalah koperasi. Menurut

    ketentuan hukum koperasi memerlukan aspek legal lain jika ingin

    melakukan kegiatan penghimpunan dana. Fungsi BMT yang hampir

    mirip-mirip dengan bank, yakni sebagai lembaga intermediasi

    keuangan belum mendapatkan pijakan hukumnya yang kokoh.

  • 25

    Adanya kendala dimaksud perlu segera dicarikan jalan

    keluarnya, agar BMT sebagai lembaga dengan target market sektor

    riil berupa usaha-usaha kecil dapat menjalankan perannya dan

    mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam mengatasi

    kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga mempunyai peran

    penting di dalamnya.

    Adapun untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan

    kegiatan kepada masyarakat, BMT dapat menerapkan prinsip-

    prinsip berikut:

    1) Prinsip kehati-hatian (prudential principle) dalam melaksanakan

    kegiatannya, terutama dalam pemberian pembiayaan kepada

    masyarakat.

    2) Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle), hal

    ini lebih menekankan aspek karakter nasabah.

    3) Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good

    Corporate Governance, yang meliputi transparancy,

    accountability, responsibility, independency, dan fairness.

    Kemudian dalam rangka pemasaran produk-produk BMT kepada

    masyarakat, ada beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh

    pengelola BMT yang bersangkutan antara lain yaitu:

    1) Meluruskan Niat

    Langkah pertama yang harus dilalui pengelola BMT sebelum

    memasarkan produknya adalah dengan meluruskan niat karena

  • 26

    niat merupakan cermin perbuatan seseorang. Beberapa petunjuk

    praktis di bawah ini dijadikan sebagai bahan rujukan para

    pengelola BMT dalam upaya meluruskan niat :

    a) Luruskan niat dengan selalu menyebut nama Allah SWT

    bahan apa yang hendak dilakukan dalam kerangka pemasaran

    produk BMT tidak lain untuk mengaharapkan ridha-nya.

    b) Luruskan niat dengan melakukan tindakan yang sesuai

    dengan misi BMT.

    c) Luruskan niat dengan dilandasi keyakinan bahwa

    memasarkan produk BMT juga merupakan salah satu bagian

    penting dari serangkaian perjuangan menegakkan hukum-

    hukum Allah SWT di muka bumi dan dakwah menuju jalan

    yang benar.

    d) Luruskan niat dengan menyatakan ikrar dalam hati hendak

    memasarkan produk BMT secara maksimal dan pantang

    menyerah dalam menghadapi segala tantangan karena

    pertolongan Allah SWT akan datang.

    2) Memperhatikan Ulama

    Hal penting yang perlu diperhatikan pengelola BMT dalam

    memasarkan produknya adalah mengunjungi ulama dengan

    menjelaskan bahwa pengelolaan BMT mengikuti prinsip-prinsip

    syariah. Selain itu, perlu juga menjalin kerja sama dengan

    lembaga atau organisasi sosial keagamaan yang berada dibawah

  • 27

    pengaruh (naungan) ulama sehingga dapat tercipta beragam

    produk simpanan berbagi hasil, simpanan kurban, simpanan idul

    fitri, dan simpanan lain yang dapat mengakses kebutuhan umat.

    3) Memperluas jaringan Kerja Sama

    Langkah berikutnya yang harus dilalui pengelola dalam

    memasarkan produknya adalah dengan memperluas jaringan kerja

    sama yang saling menguntungkan sepanjang tidak mengingkari

    prinsip-prinsip syariah. Kerja sama ini dilakukan agar BMT

    semakin kukuh di masyarakat karena mengalirnya dukungan dan

    kerja sama dari berbagai pihak.

    4) Menjemput Bola

    Salah satu cara efektif yang dilakukan untuk mencapai target

    pemasaran adalah dengan melakukan pendekatan “menjemput

    bola”. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mendatangi calon

    anggota. Petugas BMT dapat dengan leluasa menjelaskan kepada

    calon anggota mengenai konsep keuangan syariah, sistem, dan

    prosedur operasional BMT. Dari perspektif syariah, menjemput

    bola dapat pula dipahami sebagai upaya mengembangkan tradisi

    silaturahim yang menurut Rasulullah SAW dapat menambah

    rezeki, memanjangkan umur, serta menjauhkan manusia dari

    dendam dan kebencian. Setelah 4 hal tersebut dilakukan,

    halselanjutnya yang perlu dikembangkan adalah strategi

    pemasaran yaitu sebagai berikut:

  • 28

    a) Pengelola BMT harus bertindak jujur, amanah, dan

    profesional. Ia pun harus transparan dalam hal manajemen,

    ikhlas menerima kritik dan saran, bijaksana dalam mengambil

    keputusan, serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada

    semua orang.

    b) Pengelola BMT harus memilih produk penghimpunan dana

    yang tepat dengan ukuran yang sederhana (mudah dalam

    pemasaran, pengelolaan, dan penerapannya sesuai prinsip-

    prinsip syariah), tidak terlalu berisiko (dana tersebut

    dipercayakan penyimpanannya untuk jangka waktu yang

    relatif lama, yaitu satu tahun atau lebih, dengan besaran beban

    bagi hasil usaha yang ditentukan berdasarkan perhitungan

    wajar, tetapi tetap kompetitif), dan memiliki nilai jual yang

    tinggi (produk penghimpunan dana ynag ditawarkan benar-

    benar menjawab kebutuhan konkret masyarakat kelas

    menengah bawah) (Huda,2016: 187-202).

    d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

    Menurut Kotler (2000) Bauran pemasaran adalah kiat

    pemasaran yang dipergunakan perusahaan untuk menciptakan

    sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Dalam praktiknya,

    konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran untuk

    produk yang berupa barang maupun jasa. Kotler menyatakan

  • 29

    konsep bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat P,

    yaitu :

    1) Product (produk)

    2) Price (harga)

    3) Place (tempat/saluran distribusi)

    4) Promotion (promosi)

    Sementara itu, Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis

    jasa, bauran pemasaran di samping empat P seperti yang

    dikemukakan di atas, terdapat tambahan tiga P, yaitu :

    1) People (orang)

    2) Physical Evidence (bukti fisik)

    3) Process (proses)

    Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan

    konsep bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk jasa jika

    digabungkan menjadi tujuh P, yaitu :

    1) Product (produk)

    2) Price (harga)

    3) Place (tempat/saluran distribusi)

    4) Promotion (promosi)

    5) People (orang)

    6) Physical Evidence (bukti fisik)

    7) Process (proses)

  • 30

    Menurut Kasmir (2014:213) dalam memenangkan persaingan

    antara bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat

    dilakukkan berbagai strategi. Berikut ini akan dijelaskan secara

    singkat mengenai masing-masing unsur dari bauran pemasaran

    (marketing mix) dari definisi yang dikemukakan oleh Philip Kotler,

    yaitu sebagai berikut :

    1) Product (Produk)

    Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang

    dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian untuk

    dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi

    keinginan dan kebutuhan (Kasmir, 2014: 216). Keputusan-

    keputusan tentang produk ini mencakup penetuan bentuk

    penawaran produk secara fisik bagi produk barang, merek yang

    akan ditawarkan atau ditempelkan pada produk tersebut (brand),

    fitur yang ditawarkan di dalam produk tersebut, pembungkus,

    garansi, dan service sesudah penjualan (after sales service).

    Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisis

    kebutuhan dari keinginan pasarnya yang didapat salah satunya

    dengan riset pasar. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka

    keputusan selanjutnya mengenai harga, distribusi, dan promosi

    dapat diambil (Rianto, 2012: 14-15).

  • 31

    2) Price (Harga)

    Harga salah satu aspek penting dalam marketing mix.

    Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,

    mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan

    jasa perbankan (Kasmir, 2014: 216). Pada setiap produk atau jasa

    yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat menentukan harga

    pokok dan harga jual suatu produk. Faktor-faktor yang perlu

    dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya,

    keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan

    keinginan pasar (Rianto, 2012: 15).

    3) Promotion (Promosi)

    Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberi

    tahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan,

    sehingga pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi

    oleh perusahaan tersebut. Adapun kegiatan yang termasuk dalam

    aktivitas promosi adalah periklanan, personal selling, promosi

    penjualan, dan publisitas. Promosi disini terkait dengan besaran

    biaya promosi dan kegiatan promosi yang akan dilakukan. Tujuan

    yang diharapkan dari promosi adalah konsumen dapat mengetahui

    tentang produk tersebut dan pada akhirnya memutuskan untuk

    membeli produk tersebut (Rianto, 2012: 15-16).

  • 32

    4) Place (Tempat)

    Bagi perbankan, pemilihan lokasi (tempat) sangat penting,

    dalam menetukan lokasi pembukaan kantor cabang atau kantor

    kas termasuk peletakan mesin ATM, bank harus mengidentifikasi

    sasidentifikasi sasaran pasar yang dituju berikut sesuai dengan

    core business dari perusahaan (Rianto, 2012: 61).

    3. Simpanan

    Menurut UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

    simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank

    syariah dan/atau UUS berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang

    tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan,

    atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dana simpanan

    merupakan dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang dititipkan dan

    disimpan oleh bank, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

    tanpa pemberitahuan terlebih dulu kepada bank dengan media penarikan

    tertentu (Zulkifli, 2003: 93).

    a. Konsep Dasar Pengelolaan Simpanan KJKS BMT

    Pelayanan jasa simpanan yang dilakukan oleh KJKS BMT

    adalah bentuk simpanan yang terikat dan tidak terikat atas jangka

    waktu dan syarat-syarat tertentu dalam pernyertaan dan

    penarikannya.Akad simpanan yang biasa digunakan KJKS BMT

    adalah akad wadi’ah dan akad mudharabah.

  • 33

    1) Wadi’ah

    Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak

    ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus

    dijaga dan dikembalikan kapan saja apabila si penitip

    menghendaki. Prinsip dasar wadi’ah menyebutkan bahwa seorang

    penitip wajib membayar seluruh biaya yang dikeluarkan pihak

    yang dititipi untuk keperluan pemeliharaan barang yang dititipkan

    tersebut, di samping imbalan jasa dalam jumlah yang pantas

    sesuai kadar kepatuhan atau berdasarkan kesepakatan antara

    kedua belah pihak pada waktu perjanjian wadi’ah dibuat. Dengan

    demikian KJKS BMT boleh memungut biaya administrasi dari

    anggota yang menitipkan uangnya di KJKS BMT, sedangkan

    anggota wajib memenuhinya sebagai jasa yang diberikan KJKS

    BMT dalam memelihara keamanan harta (dana) yang dititikan

    anggota kepadanya (Sumiyanto, 2008: 110-111). Berikut dasar

    hukum akad wadi’ah :

    a) QS. Al-Baqarah (2) : 283

    بَّهُ فَإِْن أَِمَن بَْعُضُكْم بَْعًضا فَْليَُؤِدِّ الَِّذي اْؤتُِمَن أََمانَتَهُ َوْليَتَّقِ ََ اللَّهَ

    Artinya : Tetapi, jika sebagia kamu mempercayai sebagian

    yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya

    (hutangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah,

    Tuhannya.

  • 34

    b) QS. An-Nisa’ (4) : 58

    إِلَٰى أَْهِلَها َوإِذَا َحَكْمتُْم بَْيَن النَّاِس أَْن تَْحُكُموا بِاْلعَدِْل ۚإِنَّ اللَّهَ يَأُْمُرُكْم أَْن تَُؤدُّوا اْْلََمانَاِت

    ا يَِعُظُكْم بِِه ۗ إِنَّ اللَّهَ َكاَن َِميعًا بَِصيًرا إِنَّ اللَّهَ نِِعمَّ

    Artinya : Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan

    amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu

    menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu

    menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang

    memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha

    Mendengar, Maha Melihat.

    c) Serahkanlah amanat kepada orang yang mempercayaimu dan

    janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.

    (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim)

    d) Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW

    bersabda, “Tunaikanlah amanat (titipan) kepada yang berhak

    menerimanya dan janganlah membalas khianat seseorang

    yang telah menghianatimu”. (HR. Abu Dawud dan Ar-

    Tirmidzi)

    e) Dari Ibnu Umar, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW

    bersabda, “Tiada kesempurnaan iman bagi setiap orang yang

    tidak beramanat dan tiada shalat bagi orang yang tidak

    bersuci.” (HR. Ath-Thabrani)(Huda, 2016: 72-77).

  • 35

    2) Simpanan Berjangka (Mudharabah)

    Dalam prinsip ini, penyimpan bertindak sebagia pemilik dana

    (shahib al-mal), sedangkan BMT sebagai pengelola usaha

    (mudharib). Dana yang dikumpulkan oleh BMT dengan prinsip

    mudharabah ini dimanfaatkan lalu disalurkan dalam pembiayaan,

    baik dalam bentuk murabahah maupun ijarah. Apabila BMT

    memggunakan dana yang dihimpunnya juga dalam pembiayaan

    mudharabah, pihak BMT bertanggung jawab terhadap

    kemungkinan kerugian yang akan terjadi.

    a) Mudharabah muthlaqah. Dalam konsep mudharabah ini tidak

    ada pembatasan bagi pihak BMT dalam menggunakan dana

    yang berhasil dihimpun. Dengan kata lain, pihak anggota

    sama sekali tidak memberikan persyaratan apapun kepada

    pihak BMT mengenai jenis usaha, penggunaan akad, atau

    peruntukan dana. Berikut syarat yang menyertai produk ini :

    1. Pihak BMT wajib memberitahukan kepada para pemilik

    dana mengenai nisbah serta hal-hal yang berkaitan dengan

    pemberitahuan dana/atau pembagian keuntungan sekaligus

    resiko yang dapat terjadi. Apabila kesepakatan telah

    tercapai, hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.

    2. Untuk penghimpunan dana dengan bentuk tabungan

    mudharabah, BMT dapat memberikan buku tabungan

    sebagai bukti penyimpanan.

  • 36

    3. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh

    penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati, tetapi

    tidak diperkenankan untuk mengalami saldo negatif.

    4. Deposito dengan akad mudharabah hanya dapat dicairkan

    sesuai dengan tempo yang disepakati.

    b) Mudharabah muqayyadah. Merupakan penghimpunan dana

    yang berbentuk simpanan khusus dimana pihak pemilik dana

    dapat menerapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi

    BMT (Huda, 2016: 76-79).

    b. Pemasaran Produk Simpanan

    Dalam memasarkan produk simpanan, ada beberapa strategi

    yang diterapkan KJKS BMT, antara lain sebagai berikut :

    1) Penerapan target dan insentifnya. Dalam hal ini harus ditetapkan

    beberapa target funding (nominal per-produk simpanan dan

    jumlah customer) yang akan dihimpun hingga target per-

    individu marketer agar jelas arah kebijakan funding-nya. Dengan

    demikian harus diformalusasikan pola insentif untuk

    fundingyang adil (fair) dan transparan.

    2) Melakukan inovasi pendanaan.

    3) Pencitraan (brand image). Mewujudkan bahwa KJKS BMT

    dikelolasecara professional (baik SDM, pembukuan, dan

    pelayanan). Secarakelembagaan harus diupayakan meraih

    dukungan dari tokoh-tokohmasyarakat. Pengelola harus

  • 37

    menanamkan bahwa KJKS BMT adalahlembaga dari, oleh dan

    untuk umat. Menanamkan bahwa KJKS BMTadalah sebagai

    sebuah lembaga yang strategis untuk memberdayakanumat baik

    ekonomi, pola pikir dan ketaqwaan. KJKS BMT

    mampumendekati dan dekat dengan masyarakat muslim

    khususnya aghniaserta pengusaha muslim. Mewujudkan dan

    membuktikan bahwasimpanan dialokasikan untuk peningkatan

    kualitas hidup umat.

    4) Keunggulan produk. Misalnya, bagi hasil simpanan bersaing

    denganlembaga lain, minimal sama. Dari segi pelayanan,

    prosedurpembiayaan dan simpanan aman, mudah dan

    profesional. Pengelola KJKS BMT berinisiatif untuk

    memberikan pelayanan yang mantap kepadaanggota.

    5) Transparansi dan akuntabilitas. Membuktikan bahwa simpanan

    aggotaaman dan pengelola bersikap amanah.

    6) Ekspansi pendanaan. Membuka diri menggalang kerja sama

    danproaktif (sehingga memungkinkan mendapat dana-dana dari

    lembaga lain).

    Adapun teknik yang digunakan dalam pemasaran produk

    funding ini adalah :

    1) Promosi atau iklan. Ini dapat dilakukan dengan mengirim surat-

    suratbaik berisi informasi, laporan perkembangan, permohonan

    modal danlain-lain.

  • 38

    2) Pendekatan. Ini dapat dilakukan dengan aktif mengadakan

    pertemuan dan pengajian yang menghimpun potensi umat Islam,

    menyebarkan opini tentang ekonomi syariah, zakat dan

    haramnyariba, presentasi di setiap waktu kesempatan di

    kalangan umat Islam(masyarakat umum, pedagang, pengusaha,

    tokoh, birokrat, dan lain-lain) dan pendekatan langsung

    (anjangsana) ke calon anggota potensial.

    3) Menjalin kerjasama. Ini dapat dilakukan dengan pembuatan

    proposal-proposal kerjasama dengan lembaga terkait lain seperti

    BAZDA dan Pemda, melakukan penjajakan dengan pihak

    perbankan untuk melakukan executing dan chanelling

    pembiayaan(Sumiyanto, 2008: 117-118).

    c. Praktik Pengelolaan Simpanan

    Dalam praktiknya, simpanan KJKS BMT dapat dibagi dengan

    berbagai jenis kebutuhan dan keinginan anggotanya. Secara umum,

    simpanan pada KJKS BMT dapat dikelompokkan ke dalam empat

    jenis, yaitu :

    1) Simpanan pokok dan simpanan wajib. Kedua simpanan ini

    merupakan bentuk pemupukan modal yang berasal dari anggota.

    2) Simpanan biasa (mudharabah dan wadi’ah). Ini merupakan

    simpanan yang dapat disetor dan ditarik kapan saja.

  • 39

    3) Simpanan spesial. Ini umumnya meliputi jenis-jenis simpanan

    khusus untuk keperluan tertentu seperti walimah, qurban, hari

    raya, wisata, aqiqah, dan lain-lainnya.

    4) Simpanan berjangka mudharabahdengan kategori 1, 3, 6, dan 12

    bulan.

    Dalam praktiknya, pengelolaan simpanan pada KJKS BMT

    dapat diterapkan beberapa peraturan, baik bersifat umum maupun

    khusus pada simpanan-simpanan tertentu. Kebijakan yang dapat

    diterapkan secara umum pada setiap produk simapanan KJKS BMT

    adalah sebagai berikut :

    1) Simpanan hanya diperuntukkan kepada anggota kelompok

    simpan pinjam sebagaimana juga untuk penyalurannya dalam

    bentuk pembiayaan yang diperuntukkan hanya untuk anggota.

    2) KJKS BMT harus menerbitkan buku tabungan anggota untuk

    setiap anggota dan mengadministrasi kartu rekening atas nama

    anggota.

    3) Apabila ada perbedaan saldo antara buku simpanan anggota

    dengan kartu rekening yang ada pada KJKS BMT, maka sebagai

    patokan sementara (sampai terdapat penyesuaian) adalah saldo

    yang berada pada rekening KJKS BMT.

    4) Simpanan anggota merupakan syarat untuk mendapatkan

    fasilitas pembiayaan dari KJKS BMT (Sumiyanto, 2008: 120-

    121).

  • 40

    BAB III

    GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

    A. Gambaran Umum BMT Syamil Ampel

    BMT SYAMIL merupakan lembaga keuangan mikro syari’ah yang

    berbadan hukum Koperasi,yang mulai beroperasional di Ampel pada tahun

    2009. Awal berdirinya merupakan Cabang Otonom dari KJKS BMT

    Syari’ah Sejahtera Boyolali, yang kemudian di awal tahun 2012

    memutuskan untuk memisahkan diri dari BMT Syari’ah Sejahtera dan

    berdiri sendiri dengan nama KJKS BMT SYAMIL.Pada tahun 2016,

    terjadi perubahan anggaran dasar yang disepakati oleh seluruh anggota

    pada Rapat Anggota Luar biasa, salah satu perubahan tersebut terkait

    dengan nama KJKS BMT SYAMIL yang berubah menjadi KSPPS BMT

    SYAMIL. BMT SYAMIL beralamat di Jl. Ampel-Candi (Depan SMP 1

    Ampel),Ampel, Boyolali 57352

    B. Visi dan Misi

    Semua lembaga atau perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang

    diterapkan dalam pelaksanaan oprasional sehari-hari untuk mencapai

    sasaran, termasuk BMT Syamil Ampel. Berikut merupakan visi dan misi

    BMT Syamil dalam menjalankan kegiatan operasionalnya:

    Visi : Komitmen dalam syariah, amanah dalam muamalah.

  • 41

    Misi:

    1. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya

    dan masyarakat pada umumnya.

    2. Sebagai wadah pemberdayaan ekonomi anggota pada khususnya dan

    masyarakat pada umumnya.

    3. Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tataran

    perekonomian nasional.

    4. Sebagai alternatif pilihan model pengelolaan usaha koperasi.

    C. Struktur Organisasi

    Gambar 3.1.Struktur Organisasi BMT Syamil Ampel

    D. Susunan Manajemen BMT Syamil Ampel

    1. Pengurus

    a. Ketua : Nur Arifin, A.Md

    RAPAT ANGGOTA

    DPS PENGAWAS

    MANAJEMEN

    PENGURUS

    MANAJER

    ADMINISTRASI

    MARKETING

    FUNDING LENDING TELLER (KASIR)

  • 42

    b. Sekretaris : Joko Purnomo, M.Pd

    c. Bendahara : Arif Nugroho Rachman

    2. Pengawas

    a. Dewan Pengawas Syariah

    1) Ketua : Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc.,M.Si

    2) Anggota : Nur Muhammad

    b. Pengawas Managemen

    1) Ketua : Ahmad Hasyim, S.Si

    2) Anggota : Sri Mulyanto, S.Pd

    3) Anggota : Nuryantiningsih

    3. Pengelola

    a. Manager : Sumiyati, S.Hi

    b. Teller dan Admin : Fitri Yunia Romadhoni, A.Md.Ei

    c. Markting : Eva Hindun Khasanah A.Md

    Eko Prasetyo A.Md.Ei

    E. Tujuan Pokok dan Fungsi Pengurus, Pengawas, dan Pengelelola

    1. Pengawas Syari’ah

    a. Bertanggung jawab kepada : Rapat Aggota (RA)

    b. Fungsi : Mengawasi jalannya kegiatan usaha KJKS BMT

    SYAMIL agar tidak menyimpang dari koridor Syari’ah dan norma

    yang berkembang ditengah- tengah masyarakat.

    c. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Pengawas Syari’ah yaitu

    sebagai berikut :

  • 43

    1) Memberikan penilaian terhadap keputusan kegiatan KJKS BMT

    SYAMIL terutama yang menyangkut dengan aspek Syari’ah.

    2) Mengawasi dan menjaga agar kegiatan usaha KJKS BMT

    SYAMIL tidak menyimpang dari prinsip- prinsip Syari’ah.

    3) Memberikan saran kepada Pengurus dan Manager, baik diminta

    maupun tidak diminta terutama yang berkaitan dengan

    pengelolaan sistem syari’ah.

    4) Menelaah dan menganalisa produk KJKS BMT SYAMIL dari

    segi syari’ah.

    5) Membuat laporan hasil pengawasan yang disampaikan dalam

    Rapat Anggota.

    d. Tugas Khusus Pengawas Syari’ah yaitu : mengembangkan

    kemampuan diri melalui training dan sebagainya.

    2. Pengawas Manajemen

    a. Bertanggung jawab kepada : Rapat Anggota (RA)

    b. Fungsi : Mengawasi jalannya kegiatan usaha KJKS BMT

    SYAMIL agar tidak menyimpang dari ketentuan yang telah

    ditetapkan dalam Rapat Anggota.

    c. Tugas pokok dan tanggung jawab Pengawas Manajemen yaitu :

    1) Memberikan penilaian terhadap keputusan kegiatan KJKS BMT

    SYAMIL.

  • 44

    2) Mengawasi dan menjaga agar kegiatan usaha KJKS BMT

    SYAMIL tidak menyimpang dari ketentuan yang telah

    ditetapkan dalam Rapat Anggota.

    3) Memberikan saran kepada Pengurus dan Manager, baik diminta

    maupun tidak diminta.

    4) Melakukan audit terhadap pengelolaan KJKS BMT SYAMIL.

    5) Membuat laporan hasil pengawasan yang disampaikan dalam

    Rapat Anggota.

    d. Tugas Khusus Pengawas Manajemen yaitu :

    1) Melakukan tugas-tugas khusus yang diamanatkan oleh Rapat

    Anggota.

    2) Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan

    sebagainya.

    3. Ketua

    a. Bertanggung jawab kepada : Rapat Anggota

    b. Membawahi :

    1) Sekretaris

    2) Bendahara

    3) Manager

    c. Fungsi Ketua yaitu :

    1) Menentukan arah kegiatan dan mengelola organisasi secara

    keseluruhan demi terwujudnya visi dan misi serta tujuan KJKS

    BMT SYAMIL.

  • 45

    2) Memimpin jalannya KJKS BMT SYAMIL secara professional

    dan amanah.

    3) Bertanggung jawab terhadap kinerja KJKS BMT SYAMIL baik

    secara intern dan ekstern.

    4) Mewakili KJKS BMT SYAMIL dalam melakukan tindakan

    keluar baik yang bersifat pertemuan, negosiasi, penandatanganan

    kerjasama, undangan maupun kepentingan lainnya.

    5) Menjaga kelangsungan dan pengembangan usaha KJKS BMT

    SYAMIL yang telah ditetapkan oleh pengurus dalam RAT.

    6) Melaksanakan program kerja sesuai dengan AD/ART dan

    kesepakatan Rapat Anggota.

    7) Mengawasi dan memonitoring tugas-tugas pengelola.

    8) Memproses rekruitmen dan pemberhentian anggota.

    d. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Ketua :

    1) Menyelenggarakan RAT.

    2) Menyusun rencana strategis (Renstra) yang mencakup, visi dan

    misi, tujuan dan sasaran, strategi bisnis, dan RAPB.

    3) Menyusun serta menelaah management resiko.

    4) Mengajukan RAPB (Rencana Anggaran Pendapatan dan

    Belanja) KJKS BMT SYAMIL pada Rapat Anggota.

    5) Memberikan persetujuan dan atau penolakan terhadap

    permohonan pembiayaan anggota sesuai dengan

    kewenangannya.

  • 46

    6) Mengambil keputusan strategis untuk kemajuan usaha KJKS

    BMT SYAMIL.

    7) Mencari alternatife sumber dana tambahan.

    8) Menandatangani perjanjian kerjasama, perjanjian akad

    pembiayaan serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan

    pihak lain.

    9) Membuat surat-surat keputusan sesuai dengan kewenangannya.

    10) Meminta laporan keuangan dari bendahara.

    11) Mengawasi dan memonitor tugas-tugas pengelola.

    12) Membuat laporan pertanggung jawaban untuk disampaikan

    dalam Rapat Anggota.

    13) Memutuskan penerimaan dan pemberhentian anggota sesuai

    dengan AD/ART.

    14) Memelihara kelangsungan kerukunan dan kesetiakawanan

    antar anggota.

    15) Memimpin rapat koordinasi dan evaluasi bulanan.

    e. Wewenang Ketua yaitu :

    1) Melaksanakan dan mengendalikan usaha KJKS BMT SYAMIL.

    2) Menyetujui pengeluaran biaya diatas kewenangan bendahara.

    3) Mengangkat dan memberhentikan pengelola.

    f. Tugas Khusus Ketua :

    1) Bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara mewakili KJKS

    BMT SYAMIL di dalam atau di luar pengadilan.

  • 47

    2) Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama KJKS

    BMT SYAMIL.

    3) Meminta jasa audit dari kantor akuntan public untuk melakukan

    audit.

    4) Membina dan menjaga hubungan secara harmonis dengan pihak

    atau instansi lain dalam kerangka kemitraan.

    5) Memberikan arahan dan bimbingan terhadap seluruh karyawan

    berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

    6) Mengusahakan tercapainya target kuantitatif dan kualitatif serta

    memberikan pelayanan yang prima dengan tetap menjaga segala

    resiko.

    4. Sekretaris

    a. Bertanggung jawab kepada : Ketua

    b. Membawahi : Manager dan staf administrasi

    c. Fungsi Sekretaris yaitu :

    1) Bertanggung jawab atas lalu lintas administrasi secara umum.

    2) Pemegang kebijakan administras koperasi.

    d. Tugas Pokok dan Tanggung jawab Sekretaris yaitu :

    1) Mengarsipkan surat-surat keluar masuk, naskah perjanjian, dan

    administrasi umum lainnya yang berkaitan dengan tugas-tugas

    pengurus.

    2) Melaksanakan tertib adiministrasi keanggotaan, kepengurusan

    dan administrasi lainnya.

  • 48

    3) Mengawasi dan memberikan penilaian atas kinerja karyawan.

    4) Memonitoring absensi kehadiran karyawan dan mengatur

    pelaksanaan tugas seluruh karyawan.

    5) Membuat rekapitulasi tingkat kehadiran karyawan.

    6) Membuat laporan penerimaan gaji bulanan karyawan untuk

    disampaikan kepada bendahara.

    7) Membina kedisiplinan dan pelaksanaan kode etik karyawan.

    8) Memonitoring pengadaan peralatan kantor pusat dan cabang.

    9) Menyusun rencana rekruitmen dan atau pemberhentian

    karyawan jika dianggap perlu untuk disampaikan kepada ketua.

    10) Membantu ketua untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

    e. Wewenang Sekretaris yaitu :

    1) Bertanggung jawab atas policy organisasi yang berkaitan dengan

    administrasi koperasi.

    2) Mengatur dan memberikan penilaian atas kinerja karyawan.

    f. Tugas Khusus Sekretaris bersama- sama dengan ketua :

    1) Menyusun rencana strategis (Renstra) yang mencakup, visi dan

    misi, tujuan dan sasaran, strategi bisnis, dan RAPB.

    2) Menyusun serta menelaah management resiko.

    3) Menandatangani perjanjian kerjasama dan dokumen lainnya

    yang berhubungan dengan koperasi.

    4) Membuat surat-surat keputusan sesuai dengan kewenangannya.

  • 49

    5) Membuat laporan pertanggung jawaban untuk disampaikan

    dalam Rapat Anggota.

    6) Melakukan tugas-tugas khusus yang diberikan ketua.

    7) Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan

    sebagainya.

    5. Bendahara

    a. Bertanggung jawab kepada : Ketua

    b. Membawahi :

    1) Marketing funding (Simpanan)

    2) Marketing Lending (Pembiayaan)

    3) Teller/ kasir

    c. Fungsi Bendahara yaitu :

    1) Bertanggung jawab untuk mengarsip seluruh bukti transaksi.

    2) Pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi pola

    syari’ah yang berlaku dilingkungan KJKS BMT SYAMIL.

    3) Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan KJKS BMT

    SYAMIL.

    d. Tugas Pokok dan Tanggung jawab Bendahara yaitu :

    1) Melakukan penghimpunan dana.

    2) Mencari alternatife sumber dana tambahan.

    3) Mengetahui dan memeriksa uang tunai pada hari kerja.

    4) Memonitoring cash flow KJKS BMT SYAMIL.

    5) Mengetahui dan memeriksa laporan arus kas.

  • 50

    6) Mengetahui dan memeriksa laporan fixed asset KJKS BMT

    SYAMIL.

    7) Mengetahui dan memeriksa analisis laporan keuangan (Neraca

    dan Laba/rugi).

    8) Melakukan penilaian kesehatan keuangan.

    9) Mengetahui dan memeriksa laporan saldo rata-rata simpanan,

    distribusi pendapatan dan bagi hasil simpanan.

    10) Memantu likuiditas KJKS BMT SYAMIL.

    11) Memantau rencana kerja dengan realisasi.

    12) Membantu ketua dalam melaksanakan tugas- tugasnya.

    e. Wewenang Bendahara yaitu :

    1) Menyetujui pengeluaran biaya sesuai dengan batas

    kewenangannya.

    2) Menyimpan dan mengadministrasikan dokumen-dokumen yang

    berhubungan denga transaksi keuangan.

    f. Tugas Khusus Bendahara bersama-sama dengan ketua yaitu :

    1) Menyusun rencana strategis (Renstra) yang mencakup, visi dan

    misi, tujuan dan sasaran, strategi bisnis, RAPB, Prediksi

    lingkungan dan persaingan di market.

    2) Menyusun serta menelaah management resiko.

    3) Memberikan persetujuan dan atau penolakan terhadap

    permohonan pembiayaan sesuai dengan kewenangannya :

  • 51

    a) Menandatangani perjanjian kerjasama, perjanjian akad

    pembiayaan serta dokumen lainnya yang berhubungan

    dengan simpanan dan pembiayaan.

    b) Menandatangani dokumen penempatan dana, baik di bank

    maupun lembaga keuangan lainnya.

    c) Membuat surat-surat keputusan sesuai dengan

    kewenangannya.

    d) Membuat laporan pertanggung jawaban untuk disampaikan

    dalam Rapat Anggota.

    e) Melakukan tugas-tugas khusus yang diberikan ketua.

    f) Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan

    sebagainya.

    6. Manajer ( Manajer Umum)

    a. Bertanggung jawab kepada : Ketua

    b. Membawahi :

    1) Marketing funding (Simpanan)

    2) Marketing lending (Pembiayaan)

    3) Staf Adiministrasi dan teller

    c. Fungsi manajer yaitu: merencanakan, mengkoordinasikan dan

    mengendalikan seluruh aktifitas operasional lembaga yang

    meliputi penghimpunan dana dari pihak ketiga serta penyaluran

    dana yang merupakan kegiatan utama lembaga, serta kegiatan-

  • 52

    kegiatan yang langsung berhubungan dengan aktifitas utama

    tersebut dalam upaya mencapai target.

    d. Tugas Pokok Manajer yaitu :

    1) Menyusun sasaran, rencana jangka pendek, rencana jangka

    panjang, serta proyeksi keuangan dan non keuangan (sarana

    prasarana, SDM, dan lain-lain).

    2) Menentukan sasaran/ target jangka pendek dan jangka panjang.

    3) Merencanakan dan menyusun rencana kerja jangka pendek 1

    tahun dan jangka panjang 3 tahun.

    4) Mempresentasikan rencana jangka pendek dan jangka panjang

    kepada pengurus dan anggota.

    5) Memonitor dan memberikan arahan/masukan terhadap upaya

    pencapaian target.

    6) Menindaklanjuti hasil evaluasi, menemukan dan menentukan

    strategi-strategi baru dalam upaya mencapai target.

    7) Membuka peluang/akses kerjasama dengan jaringan atau

    lembaga lain dalam upaya mencapai target.

    8) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan.

    9) Merencanakan dan merancang sistem hubungan kerja yang

    memotivasi karyawan untuk bekerjasama.

    10) Mengupayakan terjaganya likuiditas dengan mengatur

    management dana seoptimal mungkin.

  • 53

    11) Mengupayakan strategi-strategi khusus dalam penghimpunan

    dana dan penyaluran dana.

    12) Mengupayakan strategi-strategi baru dan handal dalam

    menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

    13) Melakukan kontrol terhadap asset KJKS BMT SYAMIL.

    e. Wewenang Manajer yaitu :

    1) Memimpin rapat staf untuk memberikan arahan terhadap

    pengajuan pembiayaan dan penghimpunan dana.

    2) Menyetujui pengeluaran kas kecil dan biaya operasional lain

    sesuai prosedur dan batas kewenangannya.

    3) Memberikan teguran dan sanksi atas pelanggaran yang

    dilakukan oleh bawahan.

    4) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai ketentuan yang

    berlaku.

    5) Mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan

    lembaga dalam upaya pencapaian target.

    7. Marketing Funding (Simpanan)

    a. Bertanggung jawab kepada : Manager dan Bendahara

    b. Tugas Pokok dan Tanggung jawab Marketing Funding

    (Simpanan) yaitu :

    1) Melakukan penghimpunan dana.

    2) Mencari terobosan sumber-sumber dana alternatife.

  • 54

    3) Menghitung saldo simpanan masing-masing anggota dan calon

    anggota.

    4) Membuat prediksi penarikan simpanan setiap awal bulan untuk

    disampaikan kepada bendahara.

    5) Menginventarisasikan kendala perolehan dana simpanan.

    6) Melaporkan kebutuhan dana sosialisasi atau promosi untuk

    meningkatkan kemajuan produk simpanan KJKS BMT

    SYAMIL.

    7) Melakukan proses simpanan sesuai dengan SOP.

    8) Menyelenggarakan pelayanan administrasi simpanan.

    9) Menyelesaikan laporan seluruh transaksi harian pada hari itu

    juga.

    c. Wewenang Marketing Funding (Simpanan) yaitu melaksanakan,

    pengaturan, kecepatan dan kebenaran transaksi yang berkaitan

    dengan simpanan.

    d. Tugas Khusus Marketing Funding (Simpanan) yaitu :

    1) Melakukan tugas-tugas khusus yang diberikan manager dan

    bendahara.

    2) Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan

    sebagainya.

    8. Marketing Lending (Pembiayaan)

    a. Bertanggung jawab kepada : Bendahara

    b. Fungsi Marketing Lending yaitu :

  • 55

    1) Pelaksanaan management dan prosedur pembiayaan.

    2) Pelaksana pemasaran produk-produk pembiayaan KJKS BMT

    SYAMIL dengan target yang telah ditentukan.

    c. Tugas Pokok dan Tanggung jawab Marketing Lending yaitu :

    1) Mencari terobosan dan merumuskan pola penyaluran dana.

    2) Melaksanakan sosialisasi atau promosi untuk meningkatkan

    kemajuan produk pembiayaan KJKS BMT SYAMIL.

    3) Membuat prediksi penyaluran pembiayaan setiap awal bulan

    untuk disampaikan kepada bendahara.

    4) Mencatat dan melaporkan kendala penyaluran dana.

    5) Menghitung saldo pembiayaan masing-masing anggota.

    6) Melaksanakan realisasi pencairan pembiayaan dan penanganan

    tagihan.

    7) Melaksanakan kolektabilitas pembiayaan untuk diteruskan

    kepada manager.

    8) Melaksanakan penanganan pembiayaan bermasalah untuk

    diteruskan kepada pengurus.

    9) Melaksanakan upaya realisasi, angsuran, pelunasan dan

    pembiayaan bermasalah dimasing-masing kantor cabang.

    10) Menganalisa pengajuan pembiayaan anggota untuk

    disampaikan kepada manager.

    11) Melaksanakan survei pembiayaan untuk diteruskan kepada

    manager.

  • 56

    12) Mengusulkan surat pemberitahuan tunggakan pembiayaan dan

    pembinaan usaha untuk diteruskan kepada juru tagih dan bina

    usaha.

    13) Melakukan proses pembiayaan sesuai dengan SOP.

    14) Melaksanakan pelayanan administrasi pembiayaan.

    15) Mengusulkan surat putusan eksekusi barang jaminan atas

    pembiayaan yang macet untuk diteruskan kepada pengurus.

    16) Menyelesaikan seluruh transaksi harian pada hari itu juga.

    9. Teller

    a. Bertanggung jawab kepada : Manager dan Bendahara

    b. Fungsi Teller yaitu :

    1) Memberikan pelayanan terbaik kepada anggota.

    2) Bertanggung jawab atas pengelolaan kas kecil.

    c. Tugas Pokok dan Tanggung jawab Teller yaitu :

    1) Memberikan pelayanan secara prima kepada setiap anggota dan

    calon anggota.

    2) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari.

    3) Mencatat dan menginput seluruh transaksi harian.

    4) Melakukan verifikasi transaksi harian.

    5) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai, baik

    pembiayaan maupun simpanan yang telah disetujui oleh

    manager.

  • 57

    d. Tugas Khusus Teller yaitu :

    1) Melakukan tugas-tugas khusus yang diberikan manager dan

    bendahara.

    2) Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan

    sebagainya.

    10. Administrasi

    a. Bertanggung jawab kepada : Manager

    b. Fungsi Administrasi yaitu :

    1) Memberikan pelayanan terbaik kepada anggota dan calon

    anggota.

    2) Bertanggung jawab atas administrasi yang berkaitan dengan

    aplikasi pembukaan rekening simpanan dan permohonan

    pembiayaan.

    c. Tugas Pokok dan Tanggung jawab Administrasi yaitu :

    1) Memberikan pelayanan secara prima kepada setiap anggota dan

    calon anggota.

    2) Memberikan penjelasan tentang produk- produk KJKS BMT

    SYAMIL kepada anggota dan calon anggota.

    3) Melakukan registrasi keanggotaan dan aplikasi simpanan.

    4) Melakukan penutupan rekening simpanan.

    5) Menerima permohonan pembiayaan untuk diteruskan kepada

    divisi pembiayaan.

    6) Mencatat data anggota pada buku induk anggota.

  • 58

    7) Mengarsip seluruh dokumen yang berkaitan dengan keanggotaan

    dan aplikasi simpanan.

    8) Memproses pembuatan kartu tanda anggota.

    9) Membantu tugas-tugas sekretaris dan karyawan lainnya.

    d. Tugas Khusus Administrasi yaitu :

    1) Melakukan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh manager.

    2) Mengembangkan kemampuan diri melalui training dan

    sebagainya.

    F. Produk BMT Syamil Ampel

    1. Penghimpun Dana

    a. Simpanan Pokok Khusus (Si Pokus)

    b. Simpanan Umum Islam (Si Umi)

    Simpanan yang bisa diambil sewaktu-waktu. Setoran awal

    minimal Rp.10.000,00 dan setoran selanjutnya minimal

    Rp.5.000,00.

    c. Simpanan Mandiri Persiapan (Si Mapan)

    Simpanan yang dipergunakan untuk mempersiapkan berbagai

    jenis kebutuhan dengan nisbah (35:65). Jenis simpanan antara lain:

    1) “Si Didik”

    Merupakan simpanan untuk persiapan pendidikan, dan

    pengambilannya sesuai dengan kenaikan kelas atau pergantian

    semester.

  • 59

    2) “Si Qurban”

    Merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk Qurban.

    Pengambilan simpanan sebulan sebelum hari raya Idhul Qurban.

    3) “Si Haji”

    Merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk

    menunaikan ibadah haji.

    4) “Si Pensi”

    Merupakan simpanan khusus yang dipersiapkan untuk tabungan

    pensiun/ hari tua.

    d. Simpanan Investasi ( Si Vesta)

    1) Investasi Berjangka Semakin Membawa Untung (Si Jaka

    Sembung)

    Merupakan simpanan berjangka waktu 3, 6, & 12 bulan serta

    mendapat bagi hasil. Setoran awal minimal Rp. 1.000.000,00. Bagi

    hasil untuk 3 bulan (35:65), 6 bulan (40:60), 12 bulan (45:55).

    2) Investasi Berkah (Si Berkah)

    Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya pada

    suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan.

    3) Investasi Peduli (Si Dul)

    Merupakan simpanan yang telah ditentukan penyalurannya pada

    suatu unit usaha tertentu sesuai kehendak penyimpan untuk

    kepentingan sosial/kepedulian.

  • 60

    4) Investasi Pendidikan (Si ipin)

    Merupakan simpanan yang dipersiapkan untuk kebutuhan

    pendidikan dengan jangka waktu 1 s/d 15 tahun.

    e. Jimpitan

    1) Jimpitan Sadranan merupakan simpanan untuk persiapan

    Nyadran.

    2) Jimpitan Lebaran merupakan simpanan yang di persiapkan untuk

    keperluan hari raya idul fitri. Pembagian dilakukan sekali yaitu

    ketika pertengahan puasa. Simpanan ini menggunakan akad

    mudharabah.

    2. Pemberdayaan Dana

    a. Pembiayaan Musyarakah

    Merupakan kerjasama dua pihak untuk usaha dengan modal dan

    pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

    b. Pembiayaan Mudharabah

    Merupakan modal kerja usaha, BMT sebagai pemodal 100% dan

    pembagian hasil/keuntungan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

    c. Pembiayaan Murabahah/Jual Beli

    Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli.

    Pembayaran dilakukan berdasarkan jatuh tempo sesuai kesepakatan.

    d. Pembiayaan Bai' Bitsaman 'Ajil (BBA)

    Merupakan jual beli antara BMT dengan penjual/pembeli dengan

    sistem pembayaran diangsur dengan anggota.

  • 61

    e. Pembiayaan Ijarah adalah suatu akad sewa menyewa antara BMT

    dengan anggota.

    f. Pembiayaan Talangan Haji merupakan pembiayaan untuk

    talangan haji.

    g. Rahn adalah gadai dalam sistem Syari'ah.

  • 62

    BAB IV

    ANALISIS

    A. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk Jimpitan

    Lebaran di BMT Syamil Ampel Boyolali

    Dalam melakukan penelitian tentang strategi yang digunakan dalam

    memasarkan produk Jimpitan Lebaran di BMT Syamil Ampel, penulis

    melakukan wawancara kepada market