ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL CINTA …
Transcript of ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL CINTA …
i
ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA
NOVEL CINTA TAK KENAL KASTA KARYA ABDUL MUIS
DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Anita Rahmawati
NIM 132110087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
فل غالب ل إن يىصركم الله فليتىكه ه بعدي وعلى الله لكم وإن يخرلكم فمه ذا الهري يىصركم م
المؤمىىن
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat
mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain)
dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang
mukmin bertawakkal”(Q.S. Ali-Imran:160).
علىالخاشعي وإوههالكبيرةإله لة بروالصه ه واستعيىىابالصه
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”(Q.S.
Al-Baqoroh:45).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Orang tuasaya, Kesod dan Dariyah motivator terbesar dalam
hidupku yang selalu memberikan doa dan restunya;
Hadiah untuk:
1. Keempat adik-adik saya,Riska, Desi, Tika dan Ayu yang selalu
memberi keceriaan dan senyuman di hidupku, untuk sahabatku
Indah Pertiwi.
2. Teman-temanku FKIP program studi PBSI khususnya VIIIC
angkatan 2013;
3. Almamater Universitas Muhammadiyah Purworejo tercinta,
tempat penulis menimba ilmu yang menjadi kebanggaan.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang memberikan
pertolongan, kemudahan, dan keridhoan-Nya, penulis dapat, menyelesaikan
skripsi dengan lancar.
Skripsi ini disusun untuk sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Sungguh banyak kendala dan kesulitan yang penulis hadapi selama proses
penyusunan skripsi ini. Namun, atas pertolongan Allah Swt. keluarga, dan saha-
bat-sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kendala dan kesulitan
tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada.
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan ke-
sempatans ehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muham-
madiyah Purworejo.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purworejo, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menem-
puh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Ketua Program studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
4. Prof. Dr. H. Sukirno, M.Pd. selaku pembimbing I dan ibu Nurul Setyorini, M.
Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dorongan, dan
motivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah, serta mengoreksi
vii
viii
ABSTRAK
Rahmawati, Anita. 2017. “Analisis Sosiologi Sastra Tokoh Utama pada Novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya di SMA”. Skripsi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis, (2) aspek sosiologi sastra novel Cinta Tak Kenal
Kasta, (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XII SMA.Subjek
penelitian ini adalah novel Cinta Tak Kenal Kasta. Objek penelitian ini yaitu
aspek-aspek sosiologi novel Cinta Tak Kenal Kasta. Fokus penelitian ini adalah
unsurintrinsiknovel Cinta Tak Kenal Kasta, aspek sosiologisastra novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis,dan rencana pelaksaan pembelajarannya di kelas
XII SMA. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka.
Teknik yang digunaka dalam menganalisis data dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis adalah teknik analisis isi. Teknik yang digunakan penulis
untuk menyajikan hasil analisis adalah teknik penyajian informal.
Berdasarkan analisis data disimpulkan (1) unsur intrinsik dalam novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis meliputi: (a) tema yaitu tema mayor,
tentang perjuangan demi mendapatkan restu kedua orang tua demi menikahi gadis
impiannya, dan tema minor masalah pendidikan, masalah perekonomian dan
kematian, (b) tokoh utama yaitu Susan (ulet, sabar, pantang menyerah, dan
bekerja keras) dan tokoh tambahan Rita (baik, penyayang, manja), Mamah Rita
(baik, lembut), Kedan Robin (baik, suka menolong, dan bersahabat), Linda (Lucu,
baik hati, dan bersahabat), Papah Rita (angkuh dan sombong), Hasan (baik),
Tulang Jaurman (suka menolong dan baik hati), Ramlan (baik dan suka
menolong), supriyanto (baik hati). (c) latar terdiridarilatar tempat (Pamatang
siantar, Kampung, ParapatdanTomok, Gedungbioskop, TebingTinggi, kebun,
danau Toba/Samosir, TerminalTambangan. Latar waktu yaitu siang, pagi, malam,
sore, dan latar sosial suka membantu dan menolong oran yang membutuhkan
bantuan, (d) alur yang digunakan dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis yaitu alur maju, (e) sudut pandang yang digunakan yaitu sudut
pandang orang ketiga serba tahu, amanat, dalam mencapai cita-cita harus berusaha
dan bekerja keras. (2) aspek soiologi sastra dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis meliputi: aspek kekerabatan ditunjukan tokoh Kedan Robin,
aspek cinta kasih, ditunjukan perasaan cinta oleh Susan kepada Rita, aspek
pendidikan, SMP, SMA, aspek moral keikhlasan, kasih sayang, kepedulian dan
teguh pendirian, aspek ekonomi, Susan berasal dari keluarga yang tidak mampu,
(3) rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan acuan
kurikulum 2013,KD 3.9. Metode pembelajaran yang digunakan: metode STAD
yang terdiri dari 5 langkah yaitu:1) presentasi kelas (class presentation), 2) belajar
dalam grup (teams), 3) pengerjaan kuis (quizzes), 4) perhitungan peningkatan
skore individu (individual improvement scores), 5) penghargaan tim (team
recognition).
Kata kunci: unsur intrinsik,sosiologi sastra,cinta tak kenal kasta, rpp.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ v
PRAKATA .................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 10
C. Batasan Masalah ............................................................. 10
D. Rumusan Masalah .......................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ............................................................ 11
F. Manfaat Penelitian .......................................................... 11
G. Penegasan Istilah ............................................................ 12
H. Sistematika Skripsi ......................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................ 15
1. Kajian Buku .............................................................. 15
2. Hasil Penelitian yang Relevan .................................. 16
B. Kajian Teori.................................................................... 18
1. Unsur Intrinsik ............................................................ 19
2. Novel ........................................................................... 23
3. Sosiologi Sastra ........................................................... 25
4. Aspek-Aspek Sosiologi Sastra .................................... 28
5. Pembelajaran Sastra .................................................... 30
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sastra ................ 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Sumber Penelitian .......................................................... 37
B. Objek Penelitian ............................................................. 38
C. Fokus Penelitian ............................................................. 38
x
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 38
E. Instrumen Penelitian ....................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ...................................................... 42
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis .................................... 43
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN DATA
A. Penyajian Data ............................................................... 44
1. Unsur Intriksik Novel ............................................... 44
2. Aspek Aspek Sosiologi Sastra Novel ....................... 47
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel .............. 48
B. Pembahasan Data ........................................................... 51
1. Unsur Intriksik Novel ............................................... 51
2. Aspek Aspek Sosiologi Sastra Novel ....................... 109
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel .............. 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................ 128
B. Saran .............................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA………………………………………... .. 131
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Data unsur intrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta……………...40
Tabel 4.2 : Data sosiologi sastra tokoh utama novel
Cinta Tak Kenal Kasta……………………………………………40
Tabel 4.2 : Data Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran novel
Cinta Tak Kenal Kasta…………………………………………… 41
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Sampul Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
Lampiran 2 : Sinopsis Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
Lampiran 3 : Biografi Pengarang
Lampiran 4 : Kartu Pencatat Data
Lampiran 5 : Silabus Pembelajaran
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 7 : Kartu Bimbingan Skripsi oleh Pembimbing I
Lampiran 8 : Kartu Bimbingan Skripsi oleh Pembimbing II
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan sebuah karya yang pada hakikatnya dibuat
dengan mengedepankan aspek keindahan. Media bahasa merupakan sarana
yang digunakan pengarang untuk menyampaikan buah pikiran dan
imajinasinya dalam proses penciptaan karya sastra (Setyorini, 2014: 2).
Sementara itu karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati,
dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra juga sebagai
cerminan, gambaran dan refleksi kehidupan sosial masyarakat (Damono,
1984: 1). Selain itu, sastra juga mengandung aspek-aspek kehidupan seperti
aspek pendidikan, aspek cinta kasih, aspek kekerabatan, aspek moral, dan
aspek ekonomi. Sastra juga menawarkan aneka nilai moral yang dapat
membangun watak bangsa.
Pada hakikatnya, sastra memang menggambarkan persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh manusia yang dituangkan pengarang melalui daya kreatif
dan imajinatifnya. meskipun demikian, karya sastra lahir dari pemikiran serta
perenungan pengarang terhadap lingkungan masyarakat yang terinspirasi dari
pengalaman hidup orang lain. Semua fakta karya sastra menyiratkan adanya
penulis, buku dan pembaca, atau secara umum dapat dikatakan pencipta, karya
dan publik (Robert, 2005: 3), namun setiap fakta karya sastra merupakan bagian
dari suatu sirkuit. Pada semua titik sirkuit, kehadiran individu pencipta
menimbulkan masalah interpretasi psikologis, moral, filsafat.
1
2
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa sastra adalah sebuah potret
kehidupan atau potret realitas yang kompleks serta penambahan kreatifitas
dan imajinasi pengarang sehingga membentuk karya fiksi yang benilai tinggi.
karya sastra dapat mengungkapkan aspek-aspek yang berhubungan dengan
kehidupan manusia yang mungkin pernah, sedang, dan akan terjadi. Aspek-
aspek mencakup aspek kekerabatan, cinta kasih, politik, ekonomi, pendidikan,
agama, moral, dan sebagainya.
Sastra selalu memunculkan ssebuah interaksi sosial, interaksi yang
bermakna, dipegang teguh demi keberlanjutan hidup. Hal ini dipertegas
dalam kehidupan sosial interaksi yang akan menghidupkan karya sastra
(Endraswara, 2013: 14)” Artinya sebuah karya sastra akan selalu hidup dalam
wacana interaksi”.
Berdasarkan hal tersebut maka karya sastra dapat diteliti mengggunakan
pendekatan sosiologi sastra. sosiologi merupakan ilmu untuk memahami sosial
yang ada dalam sastra. Pendekatan sosiologi sastra berarti mengkaji karya seni
sastra dari segi kehidupan sosial dan masyarakatnya. Bagaimana kehidupan
sosial para tokoh dalam sebuah karya sastra. Melalui penelitian penelitian
aspek sosial seperti moral, pendidikan, agama, kekerabatan, cinta kasih,
ekonomi, politik, dan sebagainya dalam karya sastra, dapat diketahui bagaimana
kehidupan sosial dalam sebuah karya sastra. kehidupan sosial tersebut
memiliki kemungkinan terjadi dalam dunia nyata karena karya sastra
menggambarkan dunia nyata meskipun tidak sepenuhnya merupakan kejadian
yang ada dalam dunia nyata.
3
Analisis sosiologi sastra adalah suatu bentuk untuk mengetahui
persamaan sosial dalam kehidupan nyata dengan kehidupan dalam karya
sastra, khususnya novel. Masyarakat terdapat berbagai macam permasalahan
sosial yang biasannya memberikan pengaruh dan tercermin didalam karya
sastra. Permasalahan sosial dipengaruhi oleh adanya ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan. Sebagai anggota masyarakat, pengarang dengan
sendirinya lebih berhasil untuk melukiskan msyarakat ditempat ia tinggal,
lingkungan hidup yang benar-benar dialaminya secara nyata.
Karya sastra selalu mengekspresikan aspek-aspek kemasyarakatan
yang kompleks. Melalui pendekatan sosiologi sastra dapat terungkap aspek-
aspek yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Pendekatan sosiologi
sastra mengkaji lebih dalam kehidupan tokoh dalam karya sastra. Bagaimana
tokoh menghadapi kenyataan-kenyataan sosial yang tejadi pada dirinya.
Penciptaan karya sastra tidak dapat terlepas dari lingkungan kehidupan
pengarangnya. Oleh karena itu, sastra dan masyarakat memiliki hubungan
yang erat. Hak tersebut disebabkan (1) karya sastra diciptakan oleh
pengarang. (2) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, (3)
pengarang memanfaatkan kenyataan yang ada dalam masyarakat dan, (4)
hasil karya itu dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
Faruk (1999:1) aspek sosiologi berhubungan dengan konsep stabilitas
sosial, kontinyuitas yang terbentuk antar masyarakat yang berbeda-beda,
cara-cara yang digunakan dalam aspek sosiologi juga individu dengan
menerima lembaga-lembaga sosial yang utama sebagai suatu hal yang
4
memang diperluka dan benar. Akan tetapi, disamping itu, sosiologi juga
berurusan dengan proses perubahan-perubahan sosial baik yang terjadi secara
berangsur-angsur maupun secara revolusioner, dengan akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh perubahan tersebut.
Penerapan sosiologi sastra bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap sastra yang berkaitan dengan masyarakat, menjelaskan bahwa karya
fiksi tidak berlawanan dengan kenyataan dalam dunia nyata. Pendekatan
sosiologi sastra memiliki cakupan yang lebih luas karena dalam sosiologi
mencakup ilmu-ilmu lain yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Ratna (2012: 338) menyatakan bahwa ilmu-ilmu yang terlibat dalam sosiologi
sastra adalah sastra dan sosiologi yang juga memasukkan aspek-aspek
kebudayaan lain, yaitu sejarah, filsafat, agama, ekonomi dan politik.
Damono (1979:7) mengungkapkan bahwa seperti halnya sosiologi,
sasta berurusan dengan manusia dalam masyarakat. Usaha manusia untuk
menyelesaikan diri dan usahannya untuk merubah masyarakat itu. Hubungan
manusia dengan keluargannya, lingkungannya, politik, negara, dan sebagainya.
Dalam penelitian murni, jelas tampak bahwa novel berurusan dengan tekstur
sosial, ekonomi dan politik yang juga menjadi urusan sosiologi. Perbedaan yang
ada antara keduannya bahwa sosiologi melakukan ilmiah yang objektif,
sedangkan novel menyusup, menembus permukaan kehidupan sosial dan
menunjukan cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaanya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra untuk
mengkaji novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis. Jadi, kepekaan
5
pengarang untuk merespon persoalan-persoalan dimasyarakat atau
lingkungan tempat dimana pengarang tinggal untuk menentukan kualitas
karya kreatifnya.
Dengan demikian, seseorang pembaca atau penikmat karya sastra
dapat menafsirkan pandangan hidup yang dimiliki dari sikap tokoh dan
tindakan dalam cerita karya sastra tersebut. Sebab, dalam menyikapi
permasalahan dimasyarakat seorang pengarang tidak lepas dari keyakinan,
latar belakang dan hubungan sosial antara masyarakat. Selain peran yang
dijalani dalam karya sastra sangat dipengaruhi oleh masyarakat sekitar
kehidupan masyarakat.
Novel dianggap sebagai karya sastra yang paling dominan dalam
menampilkan sebagai aspek sosial kehidupan masyarakat. (Nurgiyantoro
2012: 9) menyatakan bahwa novel adalah karya fiksi yang dapat
mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak
, lebih rinci, lebih detail, dan melibatkan berbagai permasalahan yang kebih
kompleks. Hal itu mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel
itu. Novel menampilkan gambaran kehidupan sebagai suatu kenyataan sosial
yang berkaitan hubungan masyarakat dengan orang perorang, antara manusia,
dan antara peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Novel sarat akan
keteladanan nilai-nilai kehidupan sebagaimana terkandung dalam masyarakat
sesungguhnya secara tidak langsung karya sastra dapat berpengaruh pada pola
kehidupan masyarakat (pembaca) itu sendiri. Oleh karena itu, novel harus
tetap merupakan cerita menarik yang mempunyai bangunan struktur yang
6
koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik. Semakin tinggi nilai estetik
karya fiksi, secara otomatis akan mempengaruhi pikiran dan perasaan
pembaca.
Abdul Muis dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta, sistem kasta
tepatnya pergulatan kasta yang dibalut dalam romantika cinta yang tidak
direstui serta keyakinan Ayah gadis yang dicintainya tidak dapat diubah
karena pria itu tidak memiliki kekayaan. Novel Cinta Tak Kenal Kasta yang
masih tergolong “bau kencur” tapi sudah banyak “merampok” perhatian
penikmat sastra Nusantara membuat novel ini memiliki nilai lebih daripada
novel-novel dan karya sastra lain yang mengangkat isu serupa.
Adapun kelebihan novel Cinta Tak Kenal Kasta yaitu mampu
merampok hati pembaca untuk memperluas pengetahuan. Pengarang juga
menggunakan bahasa sehari-hari yang sederhana, tetapi selalu terdapat makna
yang tersirat. Para tokoh dalam novel ini memiliki hubungan yang akrab, mereka
saling membahu untuk kesuksesan. Pengarang menggambarkan sifat yang baik,
arif serta keluhuran budi pekerti yang dapat dijadikan sebagai contoh suri
tauladan bagi siapapun yang membaca novel tersebut.
Abdul Muis juga menceritakan secara spesifik cerita tentang
kehidupan seorang pemuda desa tamatan SMP yang sudah lama menjadi
menjadi pengangguran. Kemudian ia pergi merantau ke kota meninggalkan
kampung halaman menurutkan panggilan hati mencoba untuk mengadu nasib.
Melalui karyanya Abdul Muis mengajak pembacanya menyelami masa muda
pemuda pengangguran tersebut. Novel Cinta Tak Kenal Kasta memuat adanya
7
persoalan-persoalan yang dapat dilihat melalui aspek moral, aspek
kekerabatan, ekonomi, cinta kasih, dan pendidikan. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra berdasarkan pada
karya sastra merupakan cerminan dari kehidupan manusia. Novel Cinta Tak
Kenal Kasta adalah gambaran perjuangan hidup seorang pemuda yang
bernama Susan. Meskipun begitu, dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta tidak
seluruhnya merupakan kejadian yang terjadi secara nyata. Abdul Muis
sebagai pengarang ikut serta dalam penciptaan novel Cinta Tak Kenal Kasta
melalui imajinasi-imajinasinya yang menambah nilai estetik pada novelnya.
Pembelajaran sastra selama ini merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pelajaran Bahasa Indonesia Indonesia (Rahmanto, 2016: 17).
Pembelajaran sastra memiliki tida aspek tujuan pengajaran, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Aspek kognitif berupaya untuk memahami dan
menghayati unsure-unsur kesusteraan. Aspek afektif berkaitan dengan perasaan
atau kepekaan batin (. Aspek psikomotor berkaitan dengan tindakan, yaitu
hasil dari kegiatan setelah memahami dan menghayati sastra misalnya dengan
kegiatan apresiasi sastra. Manfaat dari pembelajaran sastra adalah untuk
memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, meningkatkan pengetahuan,
dan kemampuan berbahasa siswa serta untuk menumbuhkan dan
meningkatkan daya apresiasi siswa.
Novel juga berfungsi untuk mendidik, mendesak, atau membangkitkan
semangat. Novel merupakan karya sastra yang dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran disekolah dalam bentuk kegaitan apresiasi sastra. Salah satu
8
kelebihan novel sebagai bahan pembelajaran sastra adalah cukup mudanya karya
tersebut untuk dinikmati siswa terlebih dewasa ini banyak novel-novel karya
sastrawan yang bernilai tinggi serta menarik ceritanya.
Abdul Muis adalah seorang pengarang berbakat Indonesia yang lahir
pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ia adalah putra Datuk
Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Ia telah mengarang sebanyak 15 buku, baik
fiksi maupun nonfiksi. Namun, dari karyanya yang sedikit itu, Abdul Muis
tercatat indah dalam sejarah sastra Indonesia. Karya besarnya, Salah Asuhan,
dianggap sebagal corak baru penulisan prosa pada saat itu. Jika pada saat itu
sebagian besar pengarang selalu menyajikan tema lama: pertentangan kaum
tua dengan kaum muda, kawin paksa, dan adat istiadat, Salah Asuhan
menampilkan masalah konflik pribadi: dendam, cinta, dan cita-cita.
Novel Cinta Tak Kenal Kasta merupakan novel yang menarik,
inspiratif dan layak dibaca semua kalangan. Adapun cuplikan cerita novel ini
ialah Kisah cinta tak kenal kasta ini berawal dari cerita pemuda tamatan SMP
yang sudah lama menjadi pengangguran. Kemudian ia pergi merantau ke kota
meninggalkan kampung halaman menurutkan panggilan hati mencoba untuk
mengadu nasip. Akan tetapi pekerjaan yang diinginkan tidak juga dapat.
setelah beberapa tahun di kota atas bantuan seseorang teman ia dapat pula
melanjutkan sekolahnya di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) dan
setelah tamat dapat pula bekerja disalah satu perusahaan perkebunan sebagai
asissten. Sebelum ituia sempat berkenalan dengan seorang gadis anak orang
kaya yang terpelajar lalu jatuh cinta pada gadis itu. Namun sayangnya orang
9
tua atau ayah si gadis tidak merestui hubungan mereka, karena menganggap
pemuda pengangguran tidak berpendidikan lagi miskin. Akibatnya sang
pemuda patah hati dan berakhir dengan luka yang mendalam karena cinta.
Novel Cinta Tak Kenal Kasta dapat digunakan untuk pembelajaran
sastra. Novel tersebut mengandung nilai-nilai yang patut untuk ditiru. Tokoh-
tokoh dalam novel tersebut memiliki kebribadian yang menarik dan baik.
Misalnya tokoh Susan yang memiliki kebribadian yang baik, pandangan
hidup yang positif, bersemangat menjalani hidup, tidak mudah menyerah,
kritis, dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, para tokoh
dalam novel banyak memberikan petuah-petuah yang dapat kita jadikan
sebagai cerminan hidup bagi diri kita sendiri.Oleh karena itu, novel Cinta Tak
Kenal Kasta merupakan novel yang tepat untuk dijadiakan bahan
pembelajaran bagi siswa. Melalui pembelajaran novel tersebut diharapkan
siswa dapat mencontoh dan menerapkan nilai-nilai kehidupan yang patut
dijadikan teladan dari tokoh yang ada dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta.
Novel Cinta Tak Kenal Kasta yang terbit pada Maret 2015 ini belum
banyak digunakan sebagai sumber data penelitian. Oleh karena itu, penulis
menggunakan novel tersebut. Dalam penelitian ini, pembelajaran sosiologi
sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis akan dikaitkan dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XII SMA. Tentunya dalam
pelaksanaan di sesuaikan dengan Silabus 2013 yang terdapat dalam KI. 3.9.
Dengan alasan bahwa nilai sosiologi sangat manarik, karena membahas nilai-
nilai sosial yang ada di dalam masyarakat. Novel Cinta Tak Kenal Kasta
10
karya Abdul Muis mampu memukau pembaca dengan pembelajaran hidup
yang disajikan dengan kekuatan diksi yang menarik dan novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis memiliki jalan cerita yang bagus, sehingga
menarik untuk dinikmati dan diteliti.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat di
identifikasi adalah :
1. karya Sastra sebagai cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan sosial
masyarakat;
2. analisis sosiologi sastra adalah suatu bentuk analisis untuk mengetahui
persamaan sosial dalam kehidupan nyata dengan kehidupan dalam karya
sastra, khususnya novel;
3. novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis penuh dengan aspek
moral, aspek cintakasih, pendidikan, ekonomi, dan kekerabatan;
4. novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dapat dijadikan sebagai
bahan Rencana pembelajaran sosiologi sastra di kelas XII SMA.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
batasan masalah penelitian ini adalah 1) unsur-unsur intrinsik yang terdapat
dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis, 2) untuk menganalisis
sosiologi sastra tokoh utama pada novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis dan 3) Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di kelas XII SMA.
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. bagaimanakah unsur intrinsik Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis?
2. bagaimanakah aspek-aspek sosial Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis? Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis?
3. bagaimanakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sastra pada Novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis di kelas XII SMA?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian di atas
adalah untuk :
1. mendeskripsikan unsur intrinsik yang terdapat pada novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis;
2. mendeskripsikan aspek sosiol tokoh utama pada novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis;
3. mendeskripsikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis di kelas XII SMA.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dengan judul “Analisis Sosiologi Sastra Tokoh
Utama dalam Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dan Rencana
Pelakasanaan Pembelajarannya di SMA” sebagai bahan pembelajaran sastra
di SMA dapat ditinjau dari dua segi, yaitu teoritis dan praktis :
12
1. Manfaat Teoretis
Dari segi teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas
khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang bahasa dan sastra Indonesia
serta menambah wawasan dan pengetahuan peniliti dan pembaca
khususnya pembaca sastra.
2. Manfaat Praktis
Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan :
a. untuk menambah wawasan untuk wawasan tentang tinjauan sosiologi
sastra pada karya sastra;
b. sebagai motvasi dan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya
uang msih memiliki kaitan dengan objek penelitian;
c. agar massyarakat pembaca lebih memahami karya sastra dalam novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dari segi sosiologi sastra.
G. Penegasan Istilah
Penegasan istilah berfungsi untuk menghindari kesalahpahaman
pembaca dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul
penelitian. Berikut ini terdapat beberapa pengertian mengenai penegasan
istilah, antara lain:
1. Analisis sosiologi sastra adalah suatu bentuk analisis untuk mengetahui
persamaan sosial dalam kehidupan nyata dengan kehidupan dalam karya
sastra, khususnya novel.
13
2. Novel merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan,
tidak terlalu pendek, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalau
pendek (Nurgiyantoro, 2013: 12).
3. Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis diterbitkan Zanava Publishing.
Jalan Jl. H.R. Soebrantas, komplek metropolitan City, Blok A 39-40
Tampan Pekanbaru Riau 28293 pada tahun 2015 cetakan pertama. Ia lahir
di perbaungan, pada tanggal 25 Desember 1945.
4. Rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas XII di SMA adalah proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan dijenjang pendidikan Sekolah
Menengah Atas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penegasan istilah diatas
adalah memberikan gambaran umum dari tulisan secara keseluruhan yang
akan menjadi dasar dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian dan
mengumpulkan data.
H. Sistematika Penulisan
Agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang skripsi yang
disusun akan dikemukakan sistematika. Skripsi yang berjudul “Analisis
Sosiologi Sastra Tokoh Utama Pada novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya Di SMA” ini terdiri
dari lima bab meliputi:
Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi masalah, penegasan istilah, batasan masalah,
14
rumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan,
penegasan istilah.
Bab II berisi kajian pustaka dan kajian teoritis. Di dalam tinjauan pustaka
berisikan kajian terdahulu untuk mengetahui perbedaan dengan
kajian yang peneliti lakukan. Kajian teoritis berisikan teori-teori
yang menjadi landasan dalam penelitian yang dilakukan.
Bab III berisi metodelogi penelitian. Metode penelitian ini meliputi objek
penelitian, subjek penelitian, fokus peneltian, sumber penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
penyajian analisis data.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ini
menjelaskan tentang konteks sosial pengarang dan nilai-nilai yang
terandung dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya Abdul Muis.
Bab V berisi kesimpulan dari pembahasan data, saran dan daftar pustaka
Penulis dalam bab ini memaparkan secara singkat mengenai
pembahasan data pada bab sebelumnyya serta memberikan
simpulan dan saran yang relevan. penulis juga melampirkan RPP,
sinopsis novel Cinta Tak Kenal Kasta, biografi pengarang, dan
kartu bimbingan skripsi.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
A. Tinjauan Pustaka
Ada dua hal yang dibahas pada tinjauan pustaka, yaitu kajian buku
dan hasil penelitian yang relevan.
1. Kajian Buku
Ada beberapa buku yang dijadikan referensi atau rujukan
penelitian ini yaitu buku berjudul Teori Pengkajian Fiksi (Nurgiyantoro,
2010, 2012) buku tersebut berisi (1) hakikat fiksi, (2) pembeda fiksi, (2)
unsur fiksi dan sebagainya. Selanjutntya buku berjudul Paradigma
Sosiologi Sastra ( Ratna, 2013) yang menjelaskan tentang (1) hakikat
sosiologi sastra, (2) sejarah sosiologi sastra, (3) sosiologi sastra
indonesia dan sebagainya. Berikutnya buku berjudul Sosiologi sastra
(Endraswara, 2013) yang menjelaskan (1) paradigma sosiologi dan
sastra, (2) sastra dan lembaga sosial, (3) fase-fase interaksi sosial dan
lain sebagainya. Buku berjudul Sociologie De La Litterature (Robert,
2005) yang menjelaskan tentang (1) pengertian sosiologi sastra, (2)
membahas fakta sastra, (3) pengarang dan zamannya, dan lain
sebagainya. Berikutnya buku berjudul Sosiologi Sastra oleh (Kurniawan,
2012) yang membahas (1) teori, metode dan aplikasi dalam sosiologi
sastra. Selanjutnya buku berjudul Pengantar Sosiologi Sastra (Faruk,
1999) tentang: (1) pengertian sosiologi, (2) aspek sosiologi dan
sebagainya.
16
2. Hasil Penelitian yang relevan
Penelitian melalui pendekatan sosiologi sastra cukup banyak
dilakukan sebagai kajian terdahulu, maka penulis wajib memaparkan
tinjauan pustaka sebagai kajian secara kritis. Tinjauan pustaka dengan
pendekatan sosiologi sastra misalnya oleh Dwi Rajib Miranti (2012),
Nur Malika Amalia (2014), dan Ginanjar Agus Tri Asmoro (2015).
Miranti (2012) mengambil judul “Aspek Sosial Dalam Novel
Entrok Karya Okky Madasari Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya
dalam Pembelajaran di SMA”. Dalam penelitian itu Miranti
menitikberatkan pada aspek sosial yang meliputi aspek kekerabatan,
agama, budaya, politik, cinta kasih, dan moral.
Penelitian Miranti memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan. Persamaannya adalah sama-sama
mengakaji aspek-aspek soaial yang terdapat dalam novel dan
pembelajarannya di SMA. Perbedaan yang mendasar yaitu Miranti
mengkaji sosiologi novel Entrok karya Okky Madasari, Sedangkan
peneliti menganalisis sosiologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis. Oleh karena itu, ddiperoleh ada yang berbeda, dalam
penelitian yang akan penulis lakukan tidak meneliti aspek kriminal.
Amalia (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Aspek Sosial
Tokoh Utama Dalam Novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Simpulan
dari penelitian yang dilakukan oleh Amalia, meliputi: (1) aspek-aspek
17
sosial yang terdapat pada novel Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara,
berupa aspek kekerabatan, cinta kasih, ekonomi, dan agama; (2)
hubungan antar aspek dalam novel Surat Dahlan karya Khrisna
Pabichara; (3) pembelajarannya di SMA.
Penelitian Amalia mempunyai persamaan dan perbedaan dengan
penelitian ini. Persamaannya sama-sama menganalisis aspek sosial
dalam sebuah novel dengan pendekatan sosiologi sastra. Perbedaannya
Amalia dengan peneltian yang peneliti lakukan terletak pada subjek
novel yang digunakan yaitu peneliti menggunakan novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis, sedangkan Amalia menggunakan novel
Surat Dahlan karya Khrisna Pabichara.
Asmoro (2015) mengambil judul “Analisis sosiologi Sastra
Dalam Novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-Ayat Tuhan Karya
Taufiqurrahman Al-Azizy dan skenario Pembelajarannya di SMA”.
Dalam penelitian itu Asmoro masalah yang disajikan dalam penelitian
ini adalah aspek-aspek sosiologi sastra yang berhubungan dengan
manusia dengan tuhan dan manusia dengan diri sendiri.
Penelitian Asmoro mempunyai persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaannya adalah sama-
sama mengkaji aspek-aspek sosial yang terdapat dalam novel dan
pembelajarannya di SMA. Perbedaan yang mendasar yaitu Asmoro
meneliti sosiologi novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-Ayat Tuhan
18
Karya Taufiqurrahman Al-Azizy sedangkan peneliti menganalalisis
sosiologi novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis.
Ada tiga hasil penelitian yang relevan dengan kenyataan ini
penelitian yang meneliti dengan judul “Analisis Sosiologi Sastra Tokoh
Utama pada Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di SMA”. Persamaan dan
perbedaan dengan penelitian ini yaitu kesimpulan.
Kepada peneliti terdahulu, penulis mengucapkan banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya pada para penulis buku
maupun para peneliti terdahulu kerena telah menambah wawasan penulis
yang telah memaparkan perihal tersebut. Memperlancar perihal tersebut
penelitian tentang novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
belum pernah ditulis oleh peneliti lain. Oleh karena itu, penelitian ini
untuk melengkapi penelitian yang sudah ada.
B. Kajian Teoretis
Kajian teoretis adalah penjabaran kerangka teoritis yang memuat
beberapa materi untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas
masalah yang diteliti. Kajian teoritis penulis ini akan memaparkan, (1) unsur
intrinsik, (2) novel, (3) sosiologi sastra, (4) Aspek sosiologi sastra, (5)
Pembelajaran Sastra dan (6) Rencana Pelaksanaan pembelajaran novel Cinta
Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dan pembelajaran di kelas XII SMA.
19
1. Unsur Intrinsik
Nurgiyantoro (2010: 23) unsur intrinsik adalah unsur-unsur
yang membangun sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang
menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Unsur yang
secara factual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur
intrinsik novel meliputi:
1) Tema menurut Stanton (1965: 20 dan Kenny (1966:88) adalah
makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Makna cerita dalam
sebuah karya fiksi novel mungkin saja lebih dari satu, atau lebih
tepatnya lebih dari satu. Tema terdiri dari: a) tema mayor, yaitu
makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum
karya itu, b) tema minor yaitu makna yang terdapat pada bagian-
bagian tertentu cerita dapat diidentifikasi sebagai makna tambahan..
2) Tokoh: tokoh juga disebut orang yang ada dalam novel tersebut.
Ada 3 macam tokoh yaitu tokoh utama dengan ciri sering muncul,
banyak masalah, berwatak protagonis. Nurgiyantoro (2010: 176-
177) Tokoh juga dibedakan menjadi dua jenis dilihat dari sudut
pandang yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama
adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang
bersangkutan. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang
pencertitannya lebih sedikit dan kehadirannya jika ada
keterkaitannya demham tokoh utama, secara langsung atau tidak
langsung.
20
3) Penokohan: penokohan juga disebut karakter. Setiap tokoh
mempunyai karakter yang berbeda. Ada 2 macam karakter yaitu:
a) Dalam bukunya Nurgiyantoro (2010: 178) Altenbernd &
Lewis (1966: 59) menjelaskan pengertian protagonis yaitu
tokoh yang dikagumi salah satu jenisnya secara popular
disebut hero tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-
norma, nilai-nilai yang ideal.
b) Antagonis yaitu tokoh yang tidak baik (penentang kebaikan).
tokoh antagonis seperti Cahrles, Husain, kekasih Fuyuko dapat
dipandang sebagai tokoh antagonis dalam novel.
4) Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu
menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan (Abrams, 1981: 175). latar meliputi 3 hal yaitu:
a) Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
b) Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c) Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi.
21
5) Alur/plot cerita jika dilihat dari urutan peristiwanya terdiri atas
bagian awal, tengah, dan akhir (Sukirno,2016: 85). Ada dua jenis
alur yaitu:
a) Alur maju atau progresif yaitu peristiwa diceritakan dari awal,
tengah, akhir.
b) Alur mundur atau regresif yaitu peristiwa diceritakan dari
bagian akhir, tengah, baru bagian awal.
Alur juga dibagi menjadi lima unsur yang telah dijelaskan
dalam bukunya Nurgiyantoro (2010: 116) sebagai berikut.
a) Tahap Peristiwa
Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu
keadaan ke keadaan yang lain (Luxemburg dkk, 1992: 150).
b) Tahap Pemunculan Konflik
Tahap pemunculan konflik berisi masalah-masalah dan
peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai
dimunculkan.
c) Tahap Peningkatan Konflik
Tahap peningkatan konflik berisi konflik yang telah
diimunculkan pada tahap sebelumnya, kemudian semakin
berkembang.
d) Tahap Klimaks (climax)
Pada tahap klimaks berisi konflik atau pertentangan
terjadi pada cerita mencapai titik puncak.
22
e) Penyeleseaian
Tahap penyelesaian ini berisi penyelesaian konflik yang
sedang terjadi
6) Sudut pandang: penempatan posisi pengarang pada cerita yang
ditulisnya (Sukirno, 2016: 89). Ada dua macam sudut pandang
yaitu:
a) Sudut pandang orang pertama (akuan sertaan) dalam hal ini
pengarang sebagai pelalu utama.
b) Sudut pandang orang kedua (akuan taksertaan), posisi
pengarang ikut terlibat dalam cerita itu.
c) Sudut pandang orang ketiga (diaan maha tahu dan diaan
terbatas) pengarang tidak terlibat dalam cerita itu, pengarang
hanya sebagai pencerita itu.
7) Amanat yaitu pesan yang akan disampaikan melalui cerita. Amanat
baru dapat ditemukan setelah pembaca menyelesaikan seluruh
cerita yang dibacanya. Amanat biasanya berupa nilai-nilai yang
dititipkan penulis cerita kepada pembacanya. Sekecil apapun nilai-
nilai dalam cerita pasti ada Ismawati (2013: 73).
8) Unsur Ekstrinsik
Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel
tersebut, tetapi secara tidak langsung memperngaruhi bangunan
atau sistem organisme karya sastra (Nurgiyantoro, 2010: 23).
Adapun beberapa unsur ekstrinsik novel yaitu:
23
a) Sejarah/biografi, pengarang biasanya sejarah/biografi
pengarang berpengaruh pada jalan cerita di novelnya.
b) Situasi dan kondisi, secara langsung maupun tidak langsung
situasi dan kondisi akan berpengaruh kepada hasil karya.
c) Nilai-nilai dalam cerita. Dalam sebuah karya sastra
terkandung nilai-nilai itu antara lain:
1) Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau
budi pekerti baik buruk.
2) Nilai sosial, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan norma-
norma dalamm kehidupan bermasyarakat (misalnya: saling
memberi, menolong dan tenggang rasa).
3) Nilai budaya, yaitu konsep masalah dasar yang sangat
penting dan bernilai dlam kehidupan manusia ( misalnya:
adat istiadat, kesenian, kepercayaan, upacara adat).
4) Nilai estetika, yaitu nilai yang berkaitan dengan seni,
keindahan dalam karya sastra (tentang bahasa, alur dan
tema).
2. Novel
a. Pengertian Novel
Nurgiyantoro (2010: 9-10) Novel adalah karangan prosa yang
panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang tidak telalu pendek yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-
orang disekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
24
Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian
terpenting yang dialami oleh tokoh cerita yang kelak mengubah
nasib kehidupannya. Berbeda dengan cerita pendek yang umumnya
berkisah tentang perilaku sesaat sang tokoh ketika ia menghadapi
suatu peristiwa atau kejadian pada suatu ketika. Penulis atau
pengarang novel disebut novelis.
b. Macam-macam Novel
1) Macam-macam berdasarka kejadian nyata dan tidak nyata
Novel non fiksi adalah novel yang tidak ada kejadian di dunia.
Novel ini hanya fiktif (karangan) dari pengarang. Contohnya:
Harry Potter
Novel non-fiksi adalah novel dari kejadian yang pernah ada
atau ilmiah. Contohnya: Laskar Pelangi
2) Macam-macam novel berdasarkan genre cerita
Novel romantis yaitu cerita yang digambarkan dalam novel
ini berupa kasih sayang dan cinta. Contohnya: Ayat-ayat
Cinta
Novel horor/menyeramkan. Novel ini berisi tentang cerita
menakutkan. Contohnya: Novel Bangku Kosong
Novel misteri. Novel ini berisi tentang misteri. Contohnya:
Novel Agatha Christie
Novel komedi. Novel ini berisi tentang cerita komedi yang
membuat kita ketawa. Contohnya: Kambing Jantan
25
Novel inspiratif. Berisi tentang cerita kisah inspiratif.
Contohnya: Negeri Lima Menara
3) Jenis-jenis novel berdasarkan isi dan tokoh
Novel teenlit. Novel ini berisi tentang cerita remaja.
Contohnya: Novel Dealova
Novel chicklit. Novel ini berisi tentang cerita perempuan
muda dan permasalahan yang dihadapinya. Contohnya: Miss
Jutek
Novel songlit. Novel ini dibuat berdasarkan cerita dari sebuah
lagu
Novel dewasa. Novel ini berisi tentang cerita orang dewasa.
Contohnya: novel Saman dan Larung
3. Sosiologi Sastra
(Damono, 1984: 6) sosiologi sastra adalah telaah yang objektif dan
ilmiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan
proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat
dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada,
dengan mempelajari aspek-aspek sosial dan segala masalah
perekonomian, sosial, pendidikan, kekerabatan dan lain-lain yang
kesemuanya itu merupakan struktur soail yang mendapatkan gambaran
tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
tentang mekanisme sosialisasi, proses pembudayaan yang menempatkan
anggota masyarakat ditempatnya masing-masing
26
Menurut Damono (2009: 3) sosiologi sastra adalah interdisiplin
antara sosiologi dengan sastra. Akan tetapi sosioogi dengan sastra sangat
berbeda, bahkan bertentangan secara diametral. Kurniawan (2012: 3)
Sosiologi adalah ilmu objektif kategoris membatasi diri pada apa yang
terjadi dewasa ini (das sein), bukan pada yang seharusnya terjadi (das
sollen). Sebaiknya, sastra bersifat evaluative, subjektif, dan imajinatif.
Sosiologi sebagai studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia
dalam masyarakat, studi mengenai lembaga-lembaga dan proses-proses
sosial. Selanjutnya dikatakan bahwa sosiologi berusaha menjawab
pertanyaan mengenai bagaimana masyarakat itu bertahan hidup (Faruk.
2000: 1).
Dalam hal ini, sebagaimana mana telah dijelaskan, Wellen dan
Warren (1956) mengemukakan tiga paradigma pendekatan dalam
sosiologi satra sebagai berikut:
a. Sosiologi Pengarang
Menyangkut masalah pengarang sebagai penghasil karya
sastra. Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial pengarang,
dan ketertiban pengarang dilyar karya sastra.
b. Sosiologi Karya Sastra
Menyangkut eksistensi karya itu sendiri, yang memuat isi
karya sastra, tujuan, serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu
sendir, dan yang berkaitan masalah-masalah sosial.
27
c. Sosiologi Pembaca
Mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya
tersebut, yakni sejauh mana dampak sosial sastra bagi masyarakat
pembacanya.
Faktor-faktor diluar teks, gejalan konteks sastra, teks itu tidak
di tinjau. Penelitian ini menfokuskan pada kedudukan pengarang
dalam masyarakat, pembaca, penerbitan, dan seterusnya. Faktor-
faktor konteks ini di pelajari oleh sosiologi sastra empiris yang tidak
dipelajari, yang tidak menggunakan pendekatan ilmu sastra.
Sosiologi sastra merupakan kajian ilmiah dan objektif
mengenai manusia dalam masyarakat, mengenai lembaga dan proses
sosial. Sosiologi mengkaji struktur sosial dan proses sosial termasuk
didalamnya perubahan-perubahan sosial yang mempelajari lembaga
sosial, agama, ekonomi, politik, dan sebagainya secara bersamaan dan
membentuk struktur sosial guna memperoleh gambaran tentang cara-
cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mekanisme
kemasyarakatan dan kebudayaan. Sastra sebagaimana sosiologi
berurusan dengan manusia; karena keberadaanya dalam masyarakat
untuk dinikmati dan di manfaatkan oleh masyarakat itu sendiri. Sastra
sebagai lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
mediumnya karena bahasa merupakan wujud dari ungkapan sosial
yang menampilkan gambaran kehidupan.
28
4. Aspek-Aspek Sosiologi sastra
Berdasarkan permasalahan sosiologi sastra, peneliti menekankan
tentang sosiologi sastra dalam novel. sosiologi sastra tidak lepas dari aspek
yang melatarbelakanginya. Peneliti mengkaji novel dengan menekankan
sosiologi, antara lain :
a) Kekerabatan
Kekerabatan merupakan hubungan antara tiap entitas yang
memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan
biologis, sosial, maupun budaya. Hubungan kekerabatan tercermin
dari hubungan baik dan tidak baik antar anggota keluarga. Moral
dalam penelitian ini tergambar pada hubungan yang terjadi antara
keluarga tokoh utama dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_kekerabatan).
b) Ekonomi
Ekonomi berarti salah satu ilmu sosial yang mempelajari
aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Perekonomian tokoh cerita ditampilkan melalui berbagai tata
cara hidup masyarakat dan bagaimana status ekonominya. Aspek
ekonomi ekonomi yang dibahas dalam penelitian ini tergambar dari
keadaan perekonomian tokoh utama novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis
29
(http://nurululkfahuk.blogspot.co.id/2016/11/aspek-ekonomi-sosial-
dan-politik.html).
c) Cinta Kasih
Cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi
unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga
Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan
dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang
diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan,
menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
Dalam penelitian ini aspek cinta kasih tergambar dari
perasaan yang ada antar tokoh dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis
(https://iksanteguhpramono.wordpress.com/2015/04/12/tugas-ibd-
3-unsur-cinta-kasih/).
d) Moralitas
Nurgiyantoro (2013: 429) menjelaskan bahwa moralitas
merujuk pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila,
dan sebagainya.
Aspek moralitas dalam penelitian tergambar dari budi
pekerti yang baik pada tokoh utama novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis.
30
e) Pendidikan
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal
dari kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka
kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/).
Pendidikan dalam penelitian menggambarkan tentang
bagaimana pendidikan formal yang ada dalam tokoh utama novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis.
5. Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra adalah penyajian suatu karya sastra dalam
proses belajar mengajar dikelas yang bertujuan untuk menanamkan sikap
positif dari karya sastra tersebut. Penanaman sikap positif tersebut
mengubah amanat yang terkandung di dalam karya sastra novel yang pada
mulanya bersifat tekstual menjadi faktual. Pembelajaran sastra diharapkan
menjadi wahana pendidikan akhlak dan budi pekerti. Pembelajaran sastra
disekolah dimaksudkan untuk memberi kesempatan siswa mengekspresikan
karya sastra.
Pembelajaran sastra mengajarkan bidang sangat luas meliputi puisi,
drama, novel, cerpen dan lain-lainnya. Dalam penelitian ini, pemanfaatan
novel dalam pembelajaran di kelas XII SMA dapat menarik dan sudah
31
cukup mudah apabila guru dapat memberikan cara yang kreatif dan
inovatif
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sastra
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan kompetensi yang berpedoman
pada silabus kurikulum 2013. Kompetensi inti yang akan dicapai dari
proses pembelajaran yang tidak hanya pengetahuan namun pendidikan
karakter siswa. Standar kompetensi yang digunakan adalah memahami
buku biografi, novel, dan hikayat.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kopetensi yang diperinci dari
kompetensi inti. Kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada siswa
adalah KD 3.9 menganalisis unsur kebahasaan novel secara lisan
maupun tulisan. Menyunting teks novel sesuai dengan struktur dan
kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran sastra
terdiri dari unsur intrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis dan analisis sosiologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis.
c. Indikator
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar secara
lebih mendetail. Indikator adalah penanda pencapaian kompetensi
dasar yang diwujudkan dengan perubahan sikap, pengetahuanndan
keterampilan. Dalam hal ini indikator yang ingin dicapai adalah siswa
32
dapat menentukan unsur intrinsik dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis. Siswa diharapkan dapat meninjau aspek-aspek
sosiologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dan
siswa mampu menganalisis unsur inrinsik novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis.
d. Tujuan Pembelajaran
Sastra kurikulum satuan pendidikan menggunakan kemampuan
dasar dan indikator hasil belajar sebagai ganti tujuan pembelajaran
umum dan khusus. Pembelajaran novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis melatih siswa menemukan unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik yang membangun novel tersebut. Apabila siswa telah
mengetahui struktur pembangun sastra, diharapkan mereka dapat
menemukan aspek-aspek sosologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis.
e. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Alokasi waktu yang digunakan dalam
penelitian untuk menyampaikan materi aspek-aspek sosiologi sastra
dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis sebanyak 4x45
menit (2x pertemuan).
f. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan rincian dari materi pokok.
materi pembelajaran memuat fakta, prinsip dan prosedur baik yang
33
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian komptensi. Materi disampaikan kepada siswa secara
terperinci yang sesuai dengan indikator. Materi pembelajaran sastra
adalah menganalisis unsur intrinsik dan aspek sosiologi sastra novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis.
g. Metode Pembelajaran
Metode pemnbelajaran adalah rincian kegiatan dari proses
pembelajaran. Metode yang digunakan oleh tiap-tiap pendidik berbeda
karena dikembengkan sesuai dengan kreatifitas pendidik. Metode
pembelajaran yang digunakan secara teratur dan sesuai dengan materi
yang akan disampakan. Metode pembelajaran hendaknya bersifat
membangun semangat siswa mengikuti pembelajaran sehingga
memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.
Metode STAD yang digunakan dalam pembelajaran sastra,
khususnya novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis, dengan
metode stad, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok (tim),
tiap tim menggunakan lembar kerja akademik untuk diskusi,
kemudian guru mengevaluasi secara individual untuk mengetahui
penguasaan bahan ajar, guru meminta setiap siswa untuk perwakilan
dan tiap tim diberi skor atas penguasaan mereka terhadap bahan ajar.
Adapun keunggulan dan kelemahan metode STAD.
Keunggulannya yaitu memudahkan siswa dalam penyesuian sosial,
memupuk pertemanan tanpa memandang perbedaan, membangun
34
persahabatan berkelanjutan, membuat siswa lebih mudah memahami
semua materi pembelajaran yang diberikan. Kelemahannya yaitu
apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan akan membuat diskusi
tidak efektif, guru harus selalu mengawasi proses diskusi agar siswa
tetap aktif.
h. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan sumber materi yang akan
disampaikan kepada siswa. Sumber belajar disini dapat berupa buku
cetak Bahasa Indonesia, media elektronik atau cetak, alam sekitar, dan
sumber belajar lainnya. Sumber belajar disesuaikan dengan materi
yang akan diajarkan keada siswa. Sumber belajar yang digunakan
antara lain novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis, buku teks
kurikulum 2013 kelas XII dan beberapa penunjang pembelajaran.
i. Langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran adalah cara penulis melaksanakan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013
menuntut siswa agar lebih mandiri dalam mengikuti jalannya proses
pembelajaran.
Pembelajaran sastra harus menempuh beberapa langkah yang
meliputi:
35
a. Kegiatan Awal
Guru pada kegiatan awal menyiapkan siswa psikis dan fisik untuk
mengikuti pembelajaran. Pada tahap ini guru menyampaikan bahan
ajar untuk siswa pelajari, khususnya pelajaran novel.
b. Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Guru dalam kegiatan eksplorasi melibatkan siswa untuk
memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari dai
berbagai sumber. Berbagai pendekata, media, sumber
pembelajaran dapat digunakan untuk menunjang ketercapaian
tujuan pembelajaran. Pada tahap ini pula siswa dapat
diikutsertakan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
b) Elaborasi
Guru dalam kegiatan elaborasi dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Guru
bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk
mencapai standar kompetensi yang ada.
c) Publikasi
Guru dalam kegiatan publikasi dapat memberikan
publikasi terhadap hsil eksplorasi dan elaborasi siswa. Guru
dapat memberikan umpan balik positif terhadap keberhasilan
36
siswa. Guru sebagai fasilitator dapat membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengikuti materi.
d) Kegiatan Akhir
Guru menyimpulkan kegiatan belajar mengajar yang
telah dilakukan pada tahap ini guru. Dapat melakukan evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang
telah dilakukan. Selain itu, guru juga dapat menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
j. Evaluasi
Setelah materi sosiologi sastra, dilakukan evakuasi atau
penilaian yang dilakukan penulis kepada siswa dengan tes tertulis dan
tes lisan. Tes lisan dengan pengamatan guru terhadap kegiatan kerja
kelompok dikelas. Tes tertulis guru mengevaluasi secara individual
untuk mengetahui penguasaan bahan, guru meminta setiap siswa dan
tiap tim diberi skor atas penguasaan mereka terhadap bahan ajar.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Peneletian menurut Arikunto (2010: 203) merupakan cara teratur yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Arikunto (2010, 3)
berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidik keadaan, kondisi atau hal-hal yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian
(Ratnasari, 2015: 2). Di dalam sebuah penelitian cara memperoleh data dikenal
sebagai metode peneltian. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif, karena
menguraikan kata bukan angka. Di bawah ini dipaparkan sumber penelitian,
objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument, teknik analisis data, dan
teknik penyajian data.
A. Sumber Penelitian
Sumber penelitian ini adalah adalah novel Cinta Tak Kenal Kasta
Karya Abdul Muis. Novel ini merupakan novel cetakan pertama yang
diterbitkan oleh Zanafa Publinshing tahun2015. Novel ini bergenre sastra
yang dikemas dengan menarik dan cocok digunakan untuk pembelajaran. Hal
ini sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2013: 161) data ialah hasil
pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Adapun data yang
menjadi data dalam penelitian ini meliputi kutipan-kutipan cerita novel Cinta
Tak Kenal Kasta Karya Abdul Muis yang mengandung unsur untrinsik dan
keseluruhan isi ceritanya guna mengetahui aspek sosiologi sastra yang
terdapat dalam cerita novel tersebut.
38
B. Objek Penelitian
Objek penelitian sama dengan variabel. Objek penelitian menjadi
titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Objek penelitian ini
adalah aspek-aspek soosiologi sastra terdiri atas aspek cinta kasih,
pendidikan, moralitas, aspek ekonomi, dan asepk kekerabatan novel Cinta
Tak Kenal Kasta Karya Abdul Muis.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pokok-pokok yang masih bersifat umum (
Sugiyono, 2010: 285). Fokus penelitian ini adalah (1) unsur intrinsik novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis, (2) aspek-aspek sosiologi sastra
novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya Abdul Muis,(3) hubungan antaraspek
sosiologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya Abdul Muis dan (4)
pembelajaran aspek-aspek sosial dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya
Abdul Muis di SMA.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam
melakukan penelitian karena bertujuan untuk memperoleh data. Oleh kerena
itu, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka.
Pendidik menjelaskan mengenai kompetensi dasar dalam memahami wacana
sastra melalui kegiatan membaca novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya Abdul
Muis, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari
materi tentang unsur intrinsik dan nilai-nilai sosiologi sastra, serta menyuruh
39
peserta didik untuk mencari aspek sosial apa saja yang ada, peserta didik juga
harus:
1. Membaca novel secara keseluruhan;
2. Mencatat unsur instrinsik novel novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya
Abdul Muis.
3. Mencatat aspek-aspek sosiologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta
Karya Abdul Muis.
4. Mengelompokkan data, baik itu unsur intrinsik maupun unsur sosiologi
sastra tokoh utama novel Mencatat data yang berupa narasi dan
percakapan yang relevan dengan unsur instrinsik novel Cinta Tak Kenal
Kasta Karya Abdul Muis.
E. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 192) menjelaskan bahwa instrumen penelitian
merupakan alat pengumpul data yang digunakan peneliti agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya baik dan lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
adalah penulis sendiri dibantu dengan kartu pencacat data, dan alat tulisnya.
Kartu pencatat data dari novel dipergunakan untuk mencatat data hasil
membaca novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya Abdul Muis. kartu pencatat
data berisi kata yang merupakan kutipan-kutipan dari novel Cinta Tak Kenal
Kasta Karya Abdul Muis yang sesuai dengan pembahasan. Berikut adalah
kartu pencatat data yang digunakan dalam penelitian:
40
Tabel 3.1
Unsur intrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
NO Unsur Intrinsik Data Halaman
1. Tema
2. Tokoh dan Penokohan
3. Alur atau Plot
4. Latar
5. Sudut Pandang
6. Amanat
Kartu pencatat di atas, digunakan untuk mencatat data-data berupa
unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya
Abdul Muis.
Tabel 3.2
Aspek-aspek Sosiologi Sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis
NO Aspek Sosiologi Data Halaman
1. Aspek Pendidikan
2. Aspek Kekerabatan
3. Aspek Cinta kasih
5. Aspek Ekonomi
Tabel 4.3
Skenario Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis di Kelas XII SMA
No Komponen Deskripsi
a Kompetensi Inti Sosiologi tokoh utama novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis
b Kompetensi Dasar Pembelajaran unsur intrinsik dan
sosiologi tokoh utama novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis
c Indikator 1)
2)
3)
Menentukan unsur intrinsik dalam
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis.
Siswa diharapkan dapat meninjau
aspek-aspek sosiologi sastra novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis.
Siswa mampu menganalisis unsur
inrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis.
41
d Tujuan Pembelajaran
1)
2)
3)
Siswa menemukan unsur-unsur
intrinsik novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis.
Siswa mempu menganalisis sosiologi
tokoh utama novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis.
Siswa telah mengetahui struktur
pembangun sastra, diharapkan
mereka
dapat menemukan aspek-aspek
sosologi sastra novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis.
e Alokasi Waktu 4x45 menit (2x pertemuan).
f Materi Pembelajaran 1)
2)
3)
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis
Unsur intrinsik
Sosiologi sastra tokoh utama
g Metode Pembelajaran Metode STAD
h Sumber Belajar 1)
2)
3)
Buku cetak, media elektronik atau
cetak, alam sekitar, dan sumber
belajar lainnya.
Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis,
Buku teks kurikulum 2013 kelas XII
dan beberapa penunjang
pembelajaran.
i Langkah Pembelajaran 1) Pendahuluan 10 Menit
Pengenalan Konsep
a) Guru telah memberi waktu
kepada siswa untuk membaca
novel diruamh.
b) Guru sedikit menyampaikan
materi sosiologi sastra tokoh
utama pada Novel.
c) Guru memberikan tugas
mengenai sosiologi sastra tokoh
utama pada Novel.
2) Kegiatan Inti (75 menit)
Eksplorasi dan Aplikasi
a) Guru memberikan materi
mengenai hal-hal yang menarik
dalam Novel.
b) Guru dan siswa membahas
mengenai refleksi diri dengan
tokoh dalam novel .
42
c) Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok untuk
bekerja sama menemukan ide
pokok dan tanggapan terhadap
novel yang ditulis pada selembar
kertas.
d) Setiap perwakilan kelompok
mengungkapkan hal menarik
yang diteladai tokoh dalam
novel.
Publikasi
a) Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
b) Guru bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum diketahui
siswa.
c) guru memberikan motivasi
kepada siswa yang telah
mengerjakan tugas.
3) Penutup (15 menit)
a) Guru memberikan penguatan
(reinforcement)
b) Bersama-sama siswa dan guru
menyampaikan hasil
pembelajaran
j Evaluasi Siswa mengerjakan soal esai dan Tanya
jawab mengenai sosiologi sastra tokoh
utama yang baru diajarkan.
Kartu pencatat di atas, digunakan untuk mencatat data-data berupa
Sosiologi sastra yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya
Abdul Muis.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis isi adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengkaji
dan membahas seluruh isi teks secara kritis dan teliti (Arikunto, 2010: 53).
Penulis menggunakan teknik analisis isi. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
43
1. Menganalisis unsur intrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya Abdul
Muis;
2. Menganalisis aspek sosilogi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya
Abdul Muis;
3. Mengumpulkan unsur intrinsik novel dan aspek sosiologi sastra dalam
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis.
G. Teknik Penyajian Hasil Analisis
Sudaryanto (2015: 240) menjelaskan teknik penyajian data ada dua
teknik, yaitu penyajian data bersifat informal dan penyajian data yang bersifat
normal. Penyajian data informal adalah perumusuan dengan kata-kata biasa,
walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya, sedangkan penyajian data
formal adalah perumusan dengan apa yang umum dikenal sebagai tanda dan
lambang-lambang. Teknik yang digunakan dalam penyajian hasil penelitian
ini adalah teknik informal. Dengan penyajian analisis informal, penulis
menyajikan hasil analisis yang berupa aspek-aspek sosial novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis yang meliputi aspek kekerabatan, cinta kasih,
ekonomi, keagamaan, pendidikan, moralitas, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran di SMA kelas XII, dipaparkan dengan kata-kata biasa tanpa
menggunakan lambang dan bilangan.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penyajian hasil analisis data pada
penelitian ini menggunakan teknik informal dan kata-kata yang digunakan
adalah kata-kata biasa yang lebih terperinci sehingga mudah dipahami.
44
BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA
Bab ini berisi penyajian data dan pembahasannya. Pada subbab
penyajian data dipaparkan data-data penelitian yang dikumpulkan untuk
menjawab rumusan masalah. Selanjutnya, pada subbab pembahasan data, data
yang telah disajikan di uraikan dengan jelas. Di bawah ini dipaparkan tentang
kedua subbab tersebut.
A. Penyajian Data
Penyajian data digunakan oleh penulis sebagai pengantar dalam
pembahasan data. Data yang akan disajikan dalam skripsi ini berdasarkan
pada hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti. Dalam novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis yang peneliti teliti, yaitu (1) unsur
intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut
pandang, dan amanat, (2) aspek-aspek sosiologi sastra meliputi aspek
kekerabatan, aspek ekonomi, aspek pendidikan, aspek cinta kasih, aspek
moralitas, (3) rencana pelaksanaan pembelajaran sosiologi sastra di kelas
XII SMA.
1. Unsur Intrinsik Novel Cinta Tak Kenal Kasta Karya Abdul Muis
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya
sastra itu sendiri. Unsur intrinsik yang dianalisis dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis disajikan dalam table 4.1 di bawah ini
45
Tabel 4.1
Unsur Intrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
No Unsur Intrinsik Data Data dalam
Halaman
1. 1) Tema
Mayor
Perjuangan demi
mendapatkan restu kedua
orang tua untuk menikahi
gadis impiannya
93, 96, 99, 156, 254,
252, 295
2) Tema Minor
a. Masalah Pendidikan
b. Masalah
perekonomian
c. Masalah Kematian
5, 7, 65, 245
4, 96, 244
292, 293
2. Tokoh dan
Penokohan
a. Tokoh
Utama dan
penokohan
Susan (baik, pekerja
keras, penyayang,
bersahabat, tekun dan
ulet)
3, 42, 56, 64, 86, 92,
96, 133, 161, 179,
182, 243, 250, 267,
275, 279, 289
b. Tokoh
Tambahan
dan
Penokohan
1)
Rita (manja, baik,
ramah, sopan dan
suka menolong)
104, 112, 146, 196,
211
2) Linda (bersahabat,
suka membantu,
baik)
127, 128,, 141, 281
3) Kedan Robin Kedan
Robin (baik hati,
bersahabat, suka
menolong)
84, 167
4) Supriyanto
Supriyanto (baik
hati)
287
5) Tulang Jaurman
Tulang Jaurman
(suka menasehati,
baik hati, dan suka
menolong)
164
6) Mamah Rita
(perhatian, baik)
112, 114, 172, 235
7) Hasan ((baik dan
suka menolong)
55-56, 67
8) Papah Rita Papah
Rita (sombong dan
arogan)
287
46
9)
Ramlan (baik dan
suka menolong)
12, 16, 35, 41
3. Alur
berdasarkan
tahapan
peristiwa
a. Tahapan Penyituasian 2,14, 210, 48
b. Tahap Pemunculan
Konflik
99, 177, 247
c. Tahap Peningkatan
Konflik
115, 167, 244, 287
d. Tahap Klimaks 251, 289
e. Tahap Penyelesaian 290, 292
4. Latar a) Latar Tempat
1) Kampung
2) Kelurahan
3
4
3) Sungai dan
Gubuk
26, 45
4) Kebun 40, 53
5) Gedung 65
6) bioskop
7) Tebing Tinggi 81, 127
8) Rumah 98, 137, 210
9) Pamatang Siantar 98,123
10) Danau Toba 99, 100
11) Terminal 118
12) Parapat dan
Tomok
292
b) Latar Waktu
1) Pagi Hari
2) Siang Hari
3) Sore Hari
4) Malam Hari
27, 106
81, 266
26
241, 242, 279
c) Latar Sosial,
kehidupan tokoh
utama
mencerminkan sikap
yang baik,
bertanggung jawab
dan keyakinannya
penuh dengan teguh
pendirian
241, 242, 279
5. Sudut Pandang Orang ketiga persona
Mahatahu
155, 261, 289
6. Amanat Dalam mencapai cita-cita
harus berusaha dan
bekerja keras agar tujuan
dan cita-citanya tergapai.
164. 60
47
2. Aspek -Aspek Sosiologi Sastra dalam Novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis
Nilai sosiologi yang dianalisis dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis, yaitu (1) aspek pendidikan, (2) aspek kekerabatan,
(3) aspek cinta kasih, (4) aspek moralitas, dan (5) aspek ekonomi yang
disajikan dalam tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2
Aspek-aspek Sosiologi Sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis
No Aspek Sosiologi Data Halaman
1. Aspek
Pendidikan
1
2
Bersekolah dengan biaya
sendiri dari kelas I sampai
lulus kelas III SMP.
Kembali bersekolah di
SPMA dengan biaya
sendiri.
5
245
2. Aspek
Kekerabatan
1
2
Pertemanan antara
Kedan Robin yang
sangat dekat dan erat.
Kedekatan tokoh utama
(Susan) dengan Linda yang
dekat.
93
286
3. Aspek Cinta
Kasih
1
2
3
4
5
Ada rasa menaruh hati
pada Rita.
Tidak dapat dipungkiri
bahwa tokoh utama
mencintai Rita, namun,
tokoh utama tidak percaya
diri karena kehidupannya
yang tidak memiliki apa-
apa.
Saat keduanya saling jatuh
cinta, tokoh utama
mencitpakan lagu tentang
cinta.
Betapa besar cinta Rita pada
meskipun harus tidur
dikolong jembatan.
Cerita cinta antara tokoh
utama yang jauh berbeda
105
128
173
174
48
dari segi kehidupan dan
keadaan. Rita anak orang
kaya sedangkan tokoh
utama seorang
pengangguran.
177
4. Aspek Moralitas 1
2
3
4
Keikhlasan tokoh utama
dalam menjalani kehidupan
yang serba kekurangan.
Kasih sayang terhadap
teman yang saling
membantu, yaitu Rita dan
Linda memberikan bantuan
uang kepada Robin dan
Susan
Kepedulian orang tua
kepada anak-anaknya
menandatang kasih saying
yang tulus.
Tokoh utama selalu percaya
diri dan teguh pendirian
dalam mencapai
kesuksesan.
3
101
114
119-120
5. Aspek Ekonomi 1
2
Keadaan yang miskin
membuat Susan tinggal
bersama Supriyanto selama
10 hari.
Keterbatasan biaya Susa
tidak dapat melanjutkan
sekolahnya karena keadaan
dan kondisi ekonominya
yang buruk.
9
244
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis di Kelas XI SMA
Data yang digunakan sebagai acuan pembahasan
pembelajaran novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dan
rencana pelaksanaan pembelajarannya di kelas XII SMA berupa
komponen rencana pelaksanaan pembelajaran sastra yang meliputi
kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
49
alokasi waktu, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber
belajar, langkah pembelajarannya, dan evaluasi.
Tabel 4.3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis di Kelas XII SMA
No Komponen Deskripsi
a Kompetensi Inti Sosiologi tokoh utama novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis
b Kompetensi Dasar Pembelajaran unsur intrinsik dan sosiologi
tokoh utama novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis
c Indikator 4)
5)
6)
Menentukan unsur intrinsik dalam
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis.
Siswa diharapkan dapat meninjau
aspek-aspek sosiologi sastra novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis.
Siswa mampu menganalisis unsur
inrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis.
d Tujuan
Pembelajaran
4)
5)
6)
Siswa menemukan unsur-unsur
intrinsik novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis.
Siswa mempu menganalisis sosiologi
tokoh utama novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis.
Siswa telah mengetahui struktur
pembangun sastra, diharapkan mereka
dapat menemukan aspek-aspek
sosologi sastra novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis.
e Alokasi Waktu 4x45 menit (2x pertemuan).
f Materi
Pembelajaran
4)
5)
6)
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis
Unsur intrinsik
Sosiologi sastra tokoh utama
g Metode
Pembelajaran
Metode STAD
50
h Sumber Belajar 1)
2)
3)
Buku cetak pelajaran Bahasa
Indonesia, media elektronik atau
cetak, alam sekitar, dan sumber belajar
lainnya.
Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis,
Buku teks kurikulum 2013 kelas XII
dan beberapa penunjang pembelajaran.
i Langkah
Pembelajaran
4) Pendahuluan 10 Menit
Pengenalan Konsep
d) Guru telah memberi waktu kepada
siswa untuk membaca novel
diruamh.
e) Guru sedikit menyampaikan
materi sosiologi sastra tokoh
utama pada Novel.
f) Guru memberikan tugas mengenai
sosiologi sastra tokoh utama pada
Novel.
5) Kegiatan Inti (75 menit)
Eksplorasi dan Aplikasi
e) Guru memberikan materi
mengenai hal-hal yang menarik
dalam Novel.
f) Guru dan siswa membahas
mengenai refleksi diri dengan
tokoh dalam novel .
g) Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok untuk bekerja
sama menemukan ide pokok dan
tanggapan terhadap novel yang
ditulis pada selembar kertas.
h) Setiap perwakilan kelompok
mengungkapkan hal menarik yang
diteladai tokoh dalam novel.
Publikasi
d) Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
e) Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum diketahui siswa.
f) guru memberikan motivasi kepada
siswa yang telah mengerjakan
tugas.
6) Penutup (15 menit)
c) Guru memberikan penguatan
(reinforcement)
51
d) Bersama-sama siswa dan guru
menyampaikan hasil pembelajaran
j Evaluasi Siswa mengerjakan soal esai dan Tanya
jawab mengenai sosiologi sastra tokoh
utama yang baru diajarkan.
B. Pembahasan Data
Dalam pembahasan data, ada beberapa contoh lain dari peneliti
menguraikan unsur intrinsik, nilai sosiologi, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dikelas XII
SMA untuk memperjelas isi dari novel tersebut.
1. Unsur Intrinsik Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
a. Tema
Tema merupakan salah satu sejumlah unsure pembangun
cerita yang lain, yang secara bersama membentuk sebuah
kemenyuluruhan. Tema dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tema
mayor dan tema minor.
Berdasarkan pengertian di atas, maka tema yang muncul
dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis adalah
sebagai berikut.
1) Tema Mayor
Tema mayor yaitu makna pokok cerita yang menjadi dasar
atau gagasan dasar umum karya itu. Dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis memiliki tema mayor yaitu
perjuangan demi mendapatkan restu kedua orang tuanya untuk
menikahi gadis impiannya.
52
Tema ini muncul yang dialami oleh Susan dan Rita
berawal dari perkenalan bersama temannya, yaitu Kedan Robin.
Semula Susan tidak pernah berkenalan dengan seorang
perempuan. Hingga pada akhirnya pertemanan mereka
memunculkan perasaan saling suka dan jatuh cinta. Namun, cinta
mereka tidak direstui oleh orang tua perempuan tersebut karena
Susan tidak memiliki harta atau pekerjaan.
Berdasarkan analisis di atas ditemukan bahwa masalah
percintaan dan pengorbanan yang dialami oleh Susan yaitu cinta
yang tidak direstui oleh orang tua karena keadaan ekonomi. Hal
tersebut terlihat pada kutipan di bawah ini.
“Semula Rita ingin berkenalan dengan ku, karena melihat
photo kami berdua dengan Kedan Robin. Dari photo yang
dilihatnya ia mengatakan pada Kedan Robin, ingin
berjumpa denganku, biarlah….,pria dengan wanita
berteman, nambah-nambah wawasan (93)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Rita ingin
berkenalan dengan salah satu teman Kedan Robin yang
sebelumnya belum pernah bertemu. dari foto yang berada
ditempat Kedan menggugah Rita untuk minta berkenalan dengan
temannya yang bernama Susan.
“Aku takut,…lagi-lagi aku takut, pada diriku sendiri,
kalau-kalau tumbuh rasa cinta, rasa yang dimiliki semua
orang membuat aku tambah menderita, bila cinta putus
ditengah jalan (96)”.
Kutipan di atas menggambarkan tumbuh perasaaan cinta,
dan rasa yang mungkin belum pernah dirasakan Susan sebelum
53
mengenal wanita. Namun, ada rasa keraguan yang membuat
Susan takut bila cinta yang akan dijalaninya akan putus ditengah
jalan.
“Bermacam-macam perasaan bergejolak dalam diriku.
Rasa
bahagia,…menderita,…gembira,…sedih,…suka,…benci,
selalu silih berganti. Hidup seperti sehelai daun kering,
diterbangkan angin, terhempas ketembok, jatuh ke tanah,
lalu terbang lagi, dan akhirnya (99)”.
Berdasarkan kutipan di atas, Susan merasakan
kebahagiaan bercampur rasa resah. Tokoh utama dalam novel
Cinta Tak Kenal Kasta menjelaskan masalah cinta yang rumit.
Hal tersebut dijelaskan pada kutipan di bawah ini.
“Memang kalau cinta sudah bersarang dihati masing-
masing, tidak lagi memandang keadaan, perbedaan kasta,
keturunan kaya maupun miskin.”akupun tambah takut,
bagaimana kalau cinta kami, aku dan Rita bila terjadi
seperti itu. Tapi yah, tidaklah,…itu tidak mungkin terjadi,
akukan manusia normal, lagi pula siap tempur, apabila
sudah menikah nanti, aku dengan Rita, mudah-mudahan
saja tidak terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan (156)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan Susan yang
dengan teguh pendiriannya dan yakin untuk mendapapkan gadis
impiannya. Baginya perbedaan kasta tidaklah apa-apa, karena
mengganggap dirinya sama, karena hanya memandang harta dan
kekayaan seseorang.
“Dua hari aku berada diperkebunan, aku kembali pulang
ke Pematang Siantar. Aku sangat bersyukur diterima
bekerja, jadi aku tidak lagi merasa diriku sebagai seorang
pengangguran. akan ku sampaikan pada tulang Jaurman,
Kedan Robin dan tak lupa juga pada Rita serta Tante
bahwa sebentar lagi aku akan meninggalkan Pematang
54
Siantar, pergi bekerja disalah satu perkebunan sebagai
asisten. Rita pasti senang mendengar aku sudah mendapat
pekerjaan. Apalagi pekerjaan tersebut sebagai staf
perkebunan. Kalaupun ada pekerjaan dikantor perkebunan
nanti, Rita akan aku ajak kerja disana, biar bisa sama-sama
bekerja dalam satu perusahaan(252)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa Susan
diterima bekerja menjadi asisten perkebunan. Susan juga ingin
mengajak Rita untuk bekerja bersama diperusahaannya ia bekerja.
Berdasarkan hasil analisis di atas, ditemukan bahwa
pengorbanan hidup yang dialami Susan yaitu dari seorang
pengangguran menjadi asisten perkebunan di perusahaan dengan
kerja kerasnya dari hasil berjualan rokok. Hal ini terdapat dalam
kutipan di bawah ini.
“ Itu semua berkat bantuan Tulang, Susan selama tinggal
dirumah Tulang ini, lalu tulang buatkan kios, dari hasil
jualan Susan bisa bersekolah di SPMA, setelah tamat
SPMA bisa pula Susan diterima bekerja disalah satu
perusahaan. ini bantuan tulang dan bunde yang tak ternilai
berapa besar rasanya buat Susan (254)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa Susan
berterima kasih kepada Tulang Jaurman telah memberikan
bantuannya, serta telah membantu membuatkan kios hingga pada
akhirnya hasil dari membuka kios tersebut untuk melanjutkan
sekolahnya dan diterima bekeja disebuah perusahaan perkebunan
menjadi asisten.
“Dihari keempat belas akhir cutiku, aku kembali ke empat
tugasku, dengan membawa kado berisi luka dan duka
diakhir cinta (293)”.
55
Dari kutipan di atas, dijelaskan kekecewaan yang dialami
oleh susan. Kesabaran, dan kerja keras yang ia harapkan selama
ini sudah terwujud demi membahagiakan perempuan yang ia
cintai, namun pengorbanannya berakhir dengan duka dan luka
yang mendalam.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tema
mayor novel “Cinta Tak Kenal Kasta” adalah perjuangan demi
mendapatkan restu kedua orang tuanya untuk menikahi gadis
impiannya.
2) Tema Minor
Selain tema mayor, dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis juga dapat ditemukan tema minor. Tema
minor yaitu tema yang tidak menonjol. Berdasarkan hasil analisis
beberapa tema minor yang terkandung di dalamnya antara lain.
a) Masalah pendidikan
Masalah pendidikan pada novel Cinta Tak Kenal
Kasta di alami oleh Susan sendiri sebagai tokoh utama.
Kehidupan Susan yang sebagai pengangguran sehabis tamat
SMP dan ijasan yang dia dapat tidak bisa untuk melamar
kerja. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Ijasan SMP yang kumiliki serasa tak berguna
bagiku. Padahal aku bersekolah dengan biaya sendiri
dari kelas I sampai tamat kelas III, dengan harapan
aku mendapat pekerjaan yang layak dan dapat
56
membahagiakan kehidupanku nantinya. Nyatanya
sekarang aku jadi pengangguran (5)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tergambar bahwa
masalah pendidikan yang dialami oleh Susan sangat jelas.
Selama sekolah ia membiayai dengan biaya hasil kerjanya
senidiri, hingga pada akhirnya setelah lulus ia menjadi
pengangguran.
“Oh tidak,…Cuma teman sekolah waktu SMP dulu,
dan pada waktu itu kami sekelas, namun setelah tamat
dia bisa menyambung ke SMA, Sedangkan aku Cuma
tamat SMP saja, tidak bisa melanjutkan karna tak ada
biaya, kataku memelas diri (7)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelakan bahwa Susan
tidak dapat meneruskan sekolahnya karena keterbatasan
biaya, berbeda dengan teman-temannya yang dapat
meneruskan sekolahnya di SMA karena orang tua mereka
mampu.
“Betapa senangnya punya orang tua yang mau
mendukung dan membiayai anaknya bersekolah,
apalahi sampai kuliah, beda dengan aku, sekolah saja
Cuma sampai SMP, tidak ada biaya untuk
melanjutkan, apalagi sampai kuliah seperti
rencananya Supriyanto, kejawa lagi, sementara aku,
untuk makan saja kerja terlebih dahulu (65)”.
Dari kutipan di atas terlihat jelas bahwa pendidikannya
hanya berhenti sampai SMP saja. Tokoh utama tidak
mendapatkan pendidikan lanjutannya karena tidak memiliki
biaya. Ijasah yang dia milikinya pun tidak berguna untuk
melamar kerja dikantor.
57
Hidup Susan dalam pengangguran, dia berharap dapat
pekerjaan yang layak dan membahagiakan kehidupannya
nanti. Beda halnya dengan temannya yaitu Supriyanto yang
dapat meneruskan sekolahnya di jawa, karena orang tuanya
yang mampu.
“Oh tidak,…Cuma teman sekolah waktu SMP dulu,
dan pada waktu itu kami sekelas, namun setelah tamat
dia bias menyambung ke SMA, Sedangkan aku Cuma
tamat SMP saja, tidak bisa melanjutkan karna tak ada
biaya, kataku memelas diri (7)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tergambar dengan jelas
Susan memiliki teman SMP. Susan dan dia (Susanto) satu
kelas. Susan juga menjelaskan bahwa dirinya tidak
meneruskan sekolahnya di SMA, sedangkan Susanto dapat
bersekolah kembali di SMA.
“Betapa senangnya punya orang tua yang mau
mendukung dan membiayai anaknya bersekolah,
apalagi sampai kuliah, beda dengan aku, sekolah saja
Cuma sampai SMP, tidak ada biaya untuk
melanjutkan, apalagi sampai kuliah seperti
rencananya Supriyanto, kejawa lagi, sementara aku,
untuk makan saja kerja terlebih dahulu ( 65).”
Kutipan di atas menjelaskan betapa bahagia memiliki
orang tua yang mampu menyekolahkan anaknya hingga
masuk SMA apalgi sampai bisa kuliah.
Tokoh Susan dalam kehidupannya sangat susah,
karena tanpa kerja dia tidak bisa makan, apalagi untuk
bersekolah ke SMA atau kuliah. Meskipun begitu Susan
58
selalu yakin apa yang ia jalani, sehingga membawanya pada
sebuah keyakinan untuk bisa bersekolah kembali. Hal
tersebut terlihat pada kutipan dibawawh ini.
“Setelah persyaratan semua beres, akupun mendatangi
sekolah yang tertera dibrosur yang tertempel dikiosku.
Dengan membayar uang pendaftaran, uang bangunan
dan uang sekolah selama 1 bulan, aku langsung
diterima. Tinggal menunggu waktu nanti masuk
sekolah, akupun sudah berseklah kembali di SPMA
swasta Pematang Siantar (245)”.
Kutipan di atas tergambar bahwa tokoh utama dapat
sekolah kembali dengan adanya informasi pendaftaran
membayar uang sekolah, pendaftaran dan uang bangunan
Susan hanya tinggal menunggu waktu untuk sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa tema
minor dalam novel Cinta Tak Knal Kasta karya Abdul Muis
yaitu adanya masalah-masalah pendidikan dalam kehidupan
seseorang.
b) Masalah Perekonomian
Perekonomian pelaku dalam novel Cinta Tak Knal
Kasta karya Abdul Muis dilihat dari bagaimana tata cara
hidup para tokoh dan bagaimana status ekonominya. Penulis
akan meneliti ekonomi tokoh utama dalam novel Cinta Tak
Knal Kasta karya Abdul Muis.
59
Perekonomian Susan termasuk tidak mampu. Susan
adalah seorang lelaki yang tidak memiliki rumah dan
pekerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan dibawah ini.
“Sementara ini aku menumpang dirumah teman
sekolahku dulu Supriyanto di Kampung Tambangan. Ia
dapat melanjutkan sekolahnya di SMA Negri I Tebing
Tinggi, dan sekarang sudah kelas II. Orang tuanya
memang mampu, karena punya rumah makan dekat
simpang 3, yang salah satu simpang menuju arah ke
Medan (4)”.
Dari kutipan diatas tergambar bahwa Susan tidak
memiliki rumah dan tinggal dirumah temannya, dalam
kutipan diatas juga menjelaskan bahwa temannya melnjutkan
sekolahnya, karena orang tuanya memang mampu dan
memiliki rumah makan.
Perekonomian Susan semakin terasa dengan banyaknya
kebutuhan yang semakin terlihat, situasi kehidupannya lebih
tinggi hanya bisa terlarut dalam kemiskinan yang dia miliki.
“Kepahitan hidupku semakin terasa. Teringat
kembali kepada masa lalu, dimana penderitaan
selalu melanda, apalagi dengan tak sengaja, terlihat
keadaan dan situasi kehidupan yang lebih tinggi,
memandang keatas, membuat aku lebih tenggelam
dalam dalam laut kemiskinan. Tapi apa mau
dikata?...bukan salah bunda mengandung, memang
suratan diri sendiri (96)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tokoh utama mulai
cemas dengan kehidupannya yang semakin sulit. Namun,
Susan tetap optimis dan percaya diri karena hidup yang ia
jalani tidak salah.
60
“Dari brosur yang aku baca , aku tertarik pula ingin
sekolah kembali. Kebetulan pula sekolah tersebut
sesuai dengan cita-citaku sewaktu aku masih duduk
dibangku SMP, bila aku tamat nanti aku
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertanian Atas
(SPMA). Tapi sayang, karena tak ada biaya jadi aku
tak dapat melanjutkan sekolahku (244)”.
Dari kutipan di atas dapat dilihat tokoh Susan yang
tidak dapat meneruskan pendidikannya karena keterbatasan
biaya. Hal ini terlihat dari kutipan “tak ada biaya jadi aku tak
dapat melanjutkan sekolahku”. Kutipan tersebut menjelaskan
bahwa Susan tidak dapat bersekolah karena tidak ada biaya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa masalah perekonomian dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta mengalami peningkatan. Tokoh utama dalam novel
Cinta Tak Kenal Kasta belum ada perbaikan perekonomian.
c) Masalah Kematian
Masalah kematian dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta terlihat jelas pada tokoh utama yang menjelaskan
bahwa telah terjadi kecelakaan kapal mengangkut barang
yang sedang berlayar tenggelam.
Seorang perempuan berumur 25 tahun ikut
tenggelam dalam sebuah musibah malam yang mengangkut
penumpang serta ABK hanyut. Hal ini terlihat pada kutipan
di bawah ini.
61
“Dihari cutiku yang ketiga belas, kami mendengar
berita amatir, bahwa tadi malam terjadi musibah.
Sebuah kapal pengangkut barang yang sedang
berlayar diperairan danau Toba menuju ke Tomok
telah tenggelam diterjang badai. Beberapa orang
penumpang serta ABK dan sejumlah barang hanyut
tenggelam. Diberitakan juga sebelum kapal bertolak,
ada seorang perempuan muda berusia kira-kira 25
tahun penumpang bus laut Tawar tampak turun dalam
keadaan seang bersedih dan menangis lalu naik
kekapal ikut serta bersama kapal menuju ke Tomok
(292)”.
Berdasarkan kuitpan di atas, terlihat jelas bahwa
Susan mendengar berita yang mengatakan ada musibah kapal
tenggelam membawa barang dari perairan Danau Toba
menuju ke Tomok. Diberitakan juga ada seorang wanita
muda berumur 25 tahun ikut tenggelam.
“Kalaulah Rita ikut serta sebagai penumpang lalu
tenggelam bersama kapal yang ditumpanginya,
alangkah malangnya nasib Rita, tenggelam kedasar
danau bersama cintanya yang suci (293)”.
Dari kutipan di atas sangat jelas sebuah kapal
pengangkut barang yang sedang berlayar tenggelam dan
sejumlah penumpang hanyut tenggelam.
Berdasarkan keseluruhan uraian di atas, dapat
disimpulkan tema minor yang terdapat dalam novel Cinta
Tak Knal Kasta karya Abdul Muis yaitu, masalah
pendidikan, masalah perekonomian, dan masalah kematian.
62
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa
atau perlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman,
1988: 16), sedangkan penokohan yaitu penyajian watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh oleh pengarangnya. Tokoh dibagi menjadi dua
jenis, yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
1) Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam
penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Tokoh utama
yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis adalah Susan. Tokoh ini sering dimunculkan dari awal
hingga akhir cerita.
a) Susan
Susan adalah seorang pemuda yang baik, pekerja
keras, bersahaban. Ia tamatan SMP yang sudah lama menjadi
pengangguran. Kemudian ia pergi merantau ke kota
meninggalkan kampung halaman menurutkan panggilan hati
mencoba untuk mengadu nasib. Akan tetapi pekerjaan yang
diinginkan tidak juga dapat. Setelah beberapa tahun di kota atas
bantuan seseorang teman ia dapat pula melanjutkan sekolahnya
di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) dan setelah
tamat dapat pula bekerja di salah satu perusahaan perkebunan
sebagai asisten.
63
Sebelum itu ia sempat berkenalan dengan seorang
gadis anak orang kaya yang terpelajar lalu jatuh cinta pada
gadis itu. Namun sayangnya orang tua atau ayah si gadis
tidak merestui hubungan mereka, karena menganggap
pemuda pengangguran tidak berpendidikan lagi miskin.
Akibatnya sang pemuda patah hati dan berakhir dengan luka
yang mendalam karena cinta. Hal tersebut terlihat dari
kutipan di bawah ini.
“Aku adalah anak tunggal yang tak punya saudara seayah
seibu. Aku dibesarkan oleh kakek dan nenekku. Setelah aku
tamat SMP, kakek dan nenekku telah tiada lagi. Itu
sebabnya aku memutuskan untuk pergi meninggalan
kampong halamanku (3)”.
Kutipan di atas sangat jelas bahwa Susan adalah anak
tunggal yang tidak memiliki saudara. Susan dibesarkan oleh kakek
dan neneknya yang suah meninggal setelah lulus sekolah.
Kehidupannya mulai membaik setelah ia bekerja, hingga ia
tertidur dan bermimpi ada sosok yang datang menggunakan
pakaian serba putih namun, tidak berkata apapun. Hal tersebut
dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Dalam tidur siangku itu, aku bermimpi didatangi apa
gerangan dengan pakaian serba putih, melihat kepadaku
dengan wajah yang sempurna, namun tidak berkata apa-apa
(42)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahw Susan
bermimpi ditemui Neneknya yang sudah meninggal setelah Susan
64
lulus sekolah. Namun dalam mimpi tersebut Neneknya tidak
berkata apa-apa kepadanya.
“Selama bekerja, aku sudah habis pakaian 3 stel, baru
dapat 1 stel, ya….,masih kuranglah. Tapi ya….,sudahlah,
itu pun sudah sukur, bias makan dan dibelikan pakaian.
Kalau mau nambahin nantilah kalau sudah dapat duit (56)”.
Kutipan di atas digambarkan Susan bermimpi dengan
pakaian serba putih, tapi Susan tidak mengerti apa maksud dari
wajah yang sempurna tanpa ada sepatah katapun. Kutipan di atas
digambarkan bawa Susan bekerja dengan memiliki 3 stel baju yang
ia kenai selama bekerja.
Tokoh utama sudah bekerja selama dua bulan dihutan
kebun durian yangia kerjakan. Dia memiliki semangat yang itnggi
dalam bekerja. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.
“Dua bulan lebih…,siang dan malam aku berada di hutan
kebun durian bersama dengan bang Ramlan. Kukatakan
hutan, karena keadaannya memang persis seperti hutan
yang ditumbuhi oleh pohon-pohon kayu besar-besar,
padahal pohon-pohon itu hanyalah pohon durian,
cempedak, manggis, diselingi beberapa pohon rambung,
pohon aren dan juga rumpun-rumpun bamboo (64)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan Susan adalah
sosok yang rajin bekerja keras, terlihat jelas bahwa susan bekerja
siang dan malam berada dihutan durian bersama pemilik kebun
durian tersebut.
“Aku sudah berusaha mencari pekerjaan, namun hasilnya
tak ada, apalagi mendengar dari beberapa teman yang satu
propesi denganku, propesi pengangguran, yang mengatakan
cari kerja zaman sekarang sulit. Harus punya persyaratan
30,1. Deking, 2. Dukun, dan 3. Duit. Semua persyaratan itu
65
tidak dimiliki. Aku sudah nerasa putus kamus, mau cari
kerja kemana kalau begitu. Kini jadinya aku luntang-
lantung bagaikan perahu hilang kemudi (86)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan sosok Susan
yang berusaha untuk mencari pekerjaan. Menurutnya, ijasah
SMP masih sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun
dalam usahanya Susan memiliki perasaan tidak percaya diri dan
putus asa dalam menghadapi hidupnya.
“Bagiku semua itu masih sebuah mimpi yang belum
terjawab, atau juga sebagai seorang musafir yang berjalan
dipadang pasir, sedang kehausan dari kejauhan melihat oase
ternyata setelah dihampiri cuma patamorgana, semakin jauh
berjalan semakin pula tidak berjalan (92)”.
Kutipan di atas sangat jelas bahwa tokoh utama Susan
adalah orang yang suka bekerja keras, dengan bekerja dihutan
kebun durian. Namun, dibalik kerja kerasnya ada rasa keputus
asaan.
“Aku mulai jaga jarak, aku akan pulang ke Tebing Tinggi
tapi dimana aku tinggal ? Aku sudah lama tak menetap di
rumah bang Ramlan. Aku jadi segan mau dirumahnya, apa
dia masih butuh dengan tenagaku? Pikiranku jadi gemang
menghadapi kenyataan ini. Tapi kemana aku harus pergi?
(96)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat Susan yang menjaga
jarak degan gadis yang ia suka kemudian pergi ke Tebing Tinggi.
Kemudian Susan pergi ketempat sahabatnya yaitu Ramlan
meskipun penuh dengan perasaan tidak yakin.
“Aku tersentak dari lamunanku yang terus menerawang,
mendengar suara Kedan Robin menegurku, yang dari tadi
tidak bersuara, memperhatikan diriku (133)”.
66
Kutipan di atas sangat jelas bahwa tokoh utama merasa
tidak percaya diri dan mulai menjaga jarak dengan kembali
kekampungnya dengan membawa pemikiran yang tidak menentu.
Susan penyuka musik, dan ia juga suka membuat lagu hasil
ciptaannya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah
ini.
“Aku kembali merebahkan diri dengan tidak perduli
keadaan sekelilingku, atau ditempat siapa aku berada, dan
seketika akupun tertidur dengan dengan lelap sampai aku
terbangun kembali pukul 03.00 sore (161)”.
Berdasarkan kutuipan di atas, dijelaskan bahwa tokoh
utama merasa lelah, tidak perduli dikelilingnya dan dimana tempat
ia berada, hingga pada akhirnya tertidur dan terbangun disore hari.
“Aku mengambil buku catatan dan sebuah pena dalam
tasku, lalu kumulai menarikkan pulpen dengan lincahnya
diatas lembaran buku catatanku, lalu terukirlah bait demi
bait menjadikan sebuah lagu (179)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh
utama suka membuat bait-bait lagu untuk dinyanyikan. Ia juga
suka menciptakan sebuah lagu yang bagus untuk teman-temannya
dan grup bandnya.
„Selesai aku menyanyikan lagu tersebut, lalu aku
mengeluarkan dari saku bajuku selembar kertas berisi
goresan pena sebuah karya lagu terbaru, kemudian
kuberikan pada Rita. Rita mulai membaca judul lagu
itu:”Sama Sayang (182)”.
67
Kutipan di atas tergambar bahwa Susan seorang pencipta
lagu, dan pengarang lagu, dia juga sosok baik dan sosok yang asyik
dan juga romatis.
Tokoh utama juga memiliki kisah percintaan, dengan
kondisi yang pas-pasan pengahasilannya terbatas. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini
“Aku berfikir lagi bila Rita lulus, ia akan melanjutkan
kuliah keperguruan tinggi. Bagaimana aku? Berapa lama
aku menunggu cintanya? Aku jadi bingung sendiri.
Kegiatan dan penghasilanku terbatas. Kalau Cuma ini yang
diusahakan rasanya tidak bisa berkembang. Tidurpun
diruangan sempit, pas-pas buat tidur seorang saja (243)”.
Berdasrkan kutipan di atas, menggambarkan kisah
kehidupan tokoh utama yang hanya bekerja dengan hasil yang pas-
pasan. Tidurpun dengan ruangan yang sempit, tokoh utama berfikir
bagaimana kisah cintanya jika keadaan dan kondinya tidak seperti
yang diharapkan, hingga muncullah perasaan cemas dan tidak
percaya diri pada tokoh utama.
“Dari sehari kesehari cintaku sama Rita semakin akrab, dan
semakin melekat, bagaikan daun dengan tangkainya, bak
sirih dengan pinangnya. Cinta yang tak lekang terkena
panas, dan tak luntur karena hujan. Tak siapapun dapat
memisahkan kami, kecuali maut dating menjemput (250)”.
Kutipan di atas tergambar bahwa Susan memiliki perasaan
kasih sayang dan perasaan cinta kepada Rita. Namun, kisah
cintanya tak semulus yang ia bayangkan. karena keterpautan antara
keadaan dan kondisi yang jauh berbeda dengan perempuan yang ia
cintai. Dia adalah orang kaya dan tokoh utama adalah oang miskin.
68
Tokoh utama dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta mulai
memperbaiki kehidupannya. Ia bekerja di sebuah perusahaan.
Untuk kerjanya ia harus membuat surat tugas dan mengantar
laporan kerjanya kekantor emplasemen. Hingga waktu berjalan ia
mengambil cuti perusahaan untuk mengambil hari libur untuk
menemui orang-orang terdekatnya. Hal ini dilihat dari kutipan di
bawah ini.
“Pagi sesudah sarapan , aku pergi kekantor dulu menjumpai
ADM melaporkan diriku bahwa aku sudah datang. Oleh
ADM aku diberi surat tugas untuk memulai kerja besok,
lengkap dengan fasilitas kerja (267)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa Susan sudah
mulai bekeja. setiap pagi sesudah sarapan ia pergi kekantor untuk
bertemu dengan staf perusahaannya untuk melaporkan hasil
kerjanya.
“Setiap aku mengantar laporan kekantor emplesemen, aku
selalu memeriksa surat yang dating atau masuk yang
diantar oleh petugas kantor pos, namun belum ada lagi surat
dari Kedan Robin maupun Rita. Rasanya aku sudah tak
sabar menunggu, karena kuhitung hari sudah satu bulan
dari aku mengirimkan suratku kepada mereka berdua. Aku
cemas apakah suratku tudak sampai? Tapi itu rasanya tak
mungkin (275)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan tokoh utama adalah
pria yang bertaggung jawab. Tergambar jelas bahwa setiap
pekerjaan yang ia selesaian selalu mengantar laporan kekantor
emplesemen. Dalam kesibukannya bekera Susan merasa rindu
69
dengan kekasihnya dan sahabatnya. Tooh utama juga merasa
cemas selama mengirim surat tidak pernah ada balasan.
„Waktu berjalan terus, hari yang kunantikan telah tiba. Aku
mendapat cuti perusahaan selama 14 hari. Aku akan pergi
ketempat tulang Jaurman, bertemu Bunde dan sahabatku
Kedan Robin. Juga kepada tante mamanya Rita, ingin lebih
jelas tentang keadaan Rita, apakah ia sudah enak kerja di
Medan? Akan kusuruh tulang bersama bunde dating
kerumah Rita untuk melamarnya ( 279)”.
Kutipan di atas digambakan bahwa Susan adalah seseorang
yang ulet dan teliti, terkadang juga merasa cemas jika ingin
menghadapi sesuatu yang tidak biasa ia hadapi. Susan juga sangat
peduli dengan orang lain dan persahabatan yang baik antara
keluarga temannya sendiri.
Susan mendengar cerita tentang persetujuan lamaran yang
ia ajukan kepada orang tua Rita yaitu gadis yang ia cintai, hal
tersebut dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Mendengar cerita tulang, aku terhenyak duduk sambil
menarik nafas dalam-dalam, sambil memikirkan betapa
kejam papanya Rita, sanggup merenggut kebahagiaan
anaknya sendiri dengan memandang harta, kasta, dan
jabatan (289)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan sosok Susan
yang sedang kecewa karena keputusan Ayah dari gadis yang ia
cintai tidak dapat restu, karena memandang dirinya dari harta dan
kasta yang berbeda.
Berdasarkan uraian di atas, tokoh utama dalam novel Cinta
Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dapat disimpulkan bahwa
70
semua usaha yang ia lakukan untuk membahagiakan perempuan
yang ia cintai tidak dapat dipersatukan. Tokoh utama kecewa
dengan keputusan orang tua wanita yang ia cintai. Walaupun
begitu tokoh utama tetap menerima dengan baik dan lapang dada
untuk menghadapi masalah tersebut.
2) Tokoh Tambahan
a) Tokoh tambahan
Tokoh tambahan merupakan tokoh yang ditampilkan
sekali atau beberapa kali dalam cerita denga jangka waktu
yang relative pendek. Tokoh tambahan dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis sangatlah banyak dan tidak
disebutkan keseluruhannya. Beberapa tokoh tambahan yang
sangat mendukung jalannya cerita tokoh utama yaitu Rita,
Linda, Supriyanto, Kedan Robin, Tulang Jaurman, Hasan,
Ramlan, Papah dan Mamahnya Rita.
1) Rita
Rita adalah seorang wanita yang baik, ramah,
manja, penurut dan Rita adalah anak yang sangat disayang
oleh mamahnya dan papahnya. Dalam kehidupannya
Rita dikenal sosok gadis yang baik, hal ini dapat
dijelaskan pada kutipan di bawah ini.
“Mana mungkinlah itu….,lae bisa makan
disini, atau dirumah lae Robin, lae Robinkan
punya rumah makan, nasi tetap ada disana,
71
Rita saja selalu beli nasi tempatnya
Robin,”kata Rita lagi (104)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
kedekatan Rita dengan Robin yang selalu membeli nasi
bungkus ditemptanya Robin.
“Ada itu didapur, lagi mempersiapkan makan
siang, kebetulan lae makan bersama kita disini
ya! Tentu sudah lapar, dari Tebing Tinggi
kesini, sampainya menjelang siang (112)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tergambar bahwa
Rita sosok yang pengertian dan baik. Rita juga sosok
wanita yang manja. Rita juga mengajak makan yang
sudah siap didapur.
“Kenapa abang pulang? Kan waktu liburnya
Rita abang bisa sama Rita disini, jadi ada yang
menemani dan menghibur Rita, jadi Rita tidak
kesepian (196)”.
“Kebetulan bang, papa Rita pulang juga dan
sekarang ada dikamar belakang sama mama,
biar nanti aku panggil ya (211)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa
Rita bertanya kepada Susan tentang liburnya yang
belum selesai sudah kembali. perasaan Rita menjadi
sedih dan merasa kesepian karena tidak ada teman yang
menemani hari-harinya. Rita juga mengatakan bahwa
Ayahnya sudah kembali dari luar kota.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
tokoh tambahan yang terdapat dalam novel Cinta Tak
72
Kenal Kasta menggambarkan Rita adalah sosok wanita
yang baik dan peduli terhadap orang yang berada
disekelilingnya.
2) Supriyanto
Supriyanto adalah teman satu sekolah Susan
waktu SMP. Ia juga bisa bermain musik. hal tersebut
dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Malam bang”, kata supriyanto duluan
menegur abang yang baru datang itu. Rupanya
kamu-kamu ini punya hobi main musik ya (
6)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
bahwa Susanto suka bermain music. Dengan hobinya
bermain music membuat Supriyanto percaya diri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
tokoh tambahan yang terdapat dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta tergambar bahwa Supriyanto adalah pria
yang ramah dan baik.
3) Hasan
Hasan adalah orang yang baik, ia adalah sosok
yang suka memberikan sesuatu kepada orang lain.
Hasan juga sosok yang sangat peduli dengan temannya.
ia membelikan baju stel kepada temannya yang
dijahitkan untuk temannya. Hal ini terlihat jelas pada
kutipan di bawah ini.
73
“Kamu ku tempahkan satu stel, jadi lebih
dahulu aku ukur badanmu menyesuaikan
berapa besar baju dan celana yang engkau
pakai (55-56)”.
“Warna apa yang Susan pilih? Yang dijahitkan
Cuma celana saja, kalau begitu ambil yang
sudah jadi saja, siap pakai (67)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tergambar jelas
bahwa Susan adalah pria yang baik dan suka menolong.
Hal tersebut terlihat pada saat Hasan meminta ukuran
baju pada temannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
dalam tokoh tambahan bernama Susan yang terdapat
dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta menggambarkan
Hasan adalah orang yang baik dan suka memberi
sesuatu kepada orang lain.
4) Mamah Rita
Mamah Rita adalah seorang ibu yang sangat
baik dan perhatian terhadap anak-anknya dan orang
lain. Perhatiannya terhadap orang lain tidak menilai dari
kaya atau tidaknya. Dia juga sosok ibu yang suka
menasehati hal yang baik untuk anaknya dan orang lain.
hal tersebut dijelaskan dalam kutipan di bawah ini.
“Ayo nak Susan…,mari makan, jangan segan-
segan ya, anggap saja rumah sendiri, anggap
saja kita keluarga. Tante senang kok bias
makan bersama, apalagi papanyaRita jarang di
rumah begini, membuat tante selalu sepi
dirumah ini, Cuma sama Rita berdua saja,
74
itupun kalau Rita dirumah, kalau Rita sekolah
ya…,Cuma tante sendirilah dirumah (114)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
bahwa Mamah Rita sosok perempuan yang baik dan
penuh perhatian. Mamah Rita tinggal berdua dengan
Rita dirumah besarnya itu.
“Tante kedapur dulu ya, mau menanak nasi,
nanti nak Susan makan dulu disisni, baru nak
Susan boleh pulang (172)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa
Mamah Rita memasak nasi untuk mengajak makan
Susan. Mamahnya Rita memang sosok perempuan yang
baik hati dan pengertian.
“Yeaaah,…jangan dulu nginap-nginap, kalian
kan belum suami istri, nanti apa kata orang,
papapun bisa marah besar kalau sampai
ketahuan (235)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan
Mamah Rita sosok perempuan yang perhatian dan
sosok Ibu yang suka menasehati anak-anaknya hal-hal
yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa tokoh tambahan yang terdapat dalam novel
Cinta Tak Kenal Kasta tergambar bahwa mamah Rita
sosok yang suka menasehati. baik, perhatian dan suka
menasehati.
75
5) Tulang Jaurman
Tulang Jaurman adalah sosok laki-laki yang
suka menolong orang lain, baik hati, dan dia juga
menyarankan untuk orang lain hal yang baik. Hal
tersebut dijelaskan dalam kutipan di bawah ini.
“Kalau Susan memang mau, ada teman tulang
yang punya bengkel motor, disana nanti biasa
bekerja sambil belajar dulu,lama-lama nanti
asalkan sungguh-sungguh bisa bongkar pasang
mesin atau melas atau apa sajalah yang bisa
dikerjakan sesuai kepandaian kita nantinya
(164)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
bahwa Tulang Jaurman adalah sosok laki-laki yang baik
dan suka menasehati orang lain. Tulang Jaurman
menyarankan untuk bekerja sambil belajar terlnih
dahulu agar lebih terbiasa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
tokoh tambahan dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
digambarkan sosok Tulang Jaurman yang baik dan suka
membantu, Jaurman juga sosok laki-laki yang suka
menasehati.
6) Ramlan
Ramlan adalah sosok laki-laki yang baik yang
memiliki empat saudara dua laki-laki dan dua
perempuan. Dia juga memiliki kebun durian yang
cukup luas. Dia orang yang perhatian dan memikirkan
76
semuanya dengan penuh hati-hati. Hal ini terlihat pada
kutipan di bawah ini.
“Kami bersaudara empat orang, dua laki-laki,
dua perempuan, kami laki-laki diapit oleh
kakakku isteri abang Hasan dan adikku yang
bungsu perempuan pula (12)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa
Hasan memliki empat saudara. Dua laki-laki dan dua
perempuan. Hasan tinggal bersama isterinya dan adik
bungsunya yang perempuan.
Memang…,dia kira ada makanan didalamnya,
apalagi kalau kebetulan ada gula, tentu dia
habisin. Bontotan nasi yang kita bawapun
apabila kita lengah habis dikerjainnya, yang
suka mencuri bontot orang, itu monyet beruk,
dan itu mau melawan orang, bila kita Nampak
takut-takut, dia mau mengejar kita (15-16)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat
dengan jelas bahwa Ramlan adalah orang yang baik
dan suka berhati-hati dalam melakukan kegiatan.
Hasan membeerikan perangkat untuk para monyet-
monyet jika mengejar orang yang mencoba
mengganggunya.
“Itu kita nanti jadikan tempoyak saja San! Kita
potong setiap ruas bambu dengan gergaji, lalu
isi durian yang masih bagus dicampur dengan
garam secukupnya, dimasukkan kedalam
bumbung dan tahan disimpan untuk beberapa
lama. Kalau mau buat kueh dan mau memepes
kan, tempoyak itu bisa pula dicampurkan
sedikit, untuk mengtambil rasa dan aromanya
(35)”.
77
Berdasarkan kutipan di atas, dijelaskan bahwa
Ramlan ingin membuat kue dari bahan dasar durian.
Dengan menggunakan tempoyak untuk membuat kue
agar menghasilkan rasa yang enak. Sosok Ramlan
terlihat cerdas dalam hal itu.
Memang setiap pagi dan sore selalu terdengar
suara burung-burung berkicau, membuat hati
kita tenang dan damai dihibur oleh suara-suara
merdu mereka, yang tak pernah rasanya
merasakan kesedihan dan kepahitan hidup
didunia pana ini, makan mereka sudah tersedia,
tidak perlu berkebun atau membeli kebun
(41)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
bahwa Ramlan adalah sosok laki-laki yang menyukai
alam, dengan mendengarkan suara-suara burung cukup
membuat hatinya merasa bahgaia dan senang.
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan yang
terdapat dalam tokoh tambahan novel Cinta Tak Kenal
Kasta digambarkan oleh tokoh Ramlan yang penyabar
dan suka hiburan berada dikeliling alam.
7) Kedan Robin
Kedan robin adalah seorang laki-laki yang baik,
perhatian, dan suka membantu orang lain, ia juga suka
bermain musik. Kedan juga mahir dalam memainkan
kunci-kunci gitar untuk bermain nada. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini.
78
“Kalau kita sudah tau dan mahir dalam
menggunakan kunci-kunci nada itu, soal
melodi nanti akan mudah dipelajari atau
dengan sendirinya kita bisa belajar sendiri
(84)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
bahwa Kedan Robin suka bermain music dan mahir
dalam memainkan kunci-kunci gitar dalam
memainkannya.
Tenang sajalah lae….,tiba waktunya nanti kita
tetap pergi. Nanti aku bilang sama ito linda,
dan akupun masih ada uangku buat kita pergi
bersama (138)”.
Tapi lae katakana tidak pulang, kenapa lae tiba-
tiba katakan mau pulang kampong (167)”.
Berdasarkan kutipan di atas, digambarkan
bahwa Kedan Robin adalah sosok yang suka bermain
musik, suka membantu orang lain, dan perhatian
terhadap temannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa tokoh tambahan yang bernama Kedan Robin
dalam novel Cinta Tak KenaL Kasta sosok yang suka
music dan bermain gitar, baik dan perhatian.
8) Linda
Linda merupakan gadis yang baik hati dan
sekaligus teman suka menolong. Orangnya perhatian
juga suka menasehati orang lain, tidak memilih-milih
79
teman, tidak sombong dan perduli dengan sesamanya.
Hal tersebut dapat dilihat dari kuitpan di bawah ini.
“Lain kata bagaimana acara di Tebing
Tinggi?kenapa begitu lama lae perginya?
Sampai-samapi ito Rita rindu dan kesepian
(127)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
bahwa Linda sangat peduli dengan temannya. Linda
menanyakan perihal mengapa lama sekali pergi hingga
pada akhirnya Rita rindu sekali padanya.
“Cinta itu lahir bukan karena keadaan, bisa saja
cinta itu tumbuh dilahan yang gersang dan
tandus (128)”.
Dari kutipan di atas digambarkan sosok Linda
yang baik dan perhatian terhadap temannya. Linda
sahabat Rita yang selalu memberikan saran yang baik.
“Besok kita kesana ya! Tanya kabarnya pulang
dari Jakarta, manatau kaha ikut pulang juga,
sekalian tau dan kenalan sama itonya Rita yang
kuliah di Jakarta itu (141)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan
sosok Linda yang baik dan perhatian, peduli terhadap
sesama. Linda mengajak Susan untuk bertemu dengan
kakak gadis yang ia sukai, agar tahu bagaimana saudara
perempuannya Rita.
“Sudah pastilah itu, Cuma ito Linda
mengatakan turuti dulu kata papamu, kan papa
yang korban menguliahkan anggi, jadi cobalah
80
dululah agar tidak sia-sia hasil kuliah anggi
(281)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas
bahwa Linda suka menasehati. Ia berkata agar menuruti
kehendak orang tuanya saja karena nantinya hasil dari
kuliah akan bermanfaat.
“Cuma ada satu yang dirahasiakan ito Rita
kepadaku, kudesak bagaimanapun ia tak mau
menceritakannya, katanya takut nanti lae Susan
sangat bersedih, tidak bisa tenang bekerja, atau
boleh jadi juga membenci dirinya selama-
lamanya (287)”.
Dari kutipan di atas digambarkan dengan jelas
bahwa Linda sangat perduli dengan temannya sendiri,
suka menasehati orang lain dengan caranya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
tokoh tambahan yang digambarkan oleh Linda dalam
novel Cinta Tak Kenal Kasta adalah sosok perempuan
baik dan sahabat yang selalu memberikan saran juga
memberikan hal positif terhadap temannya.
9) Papah Rita
Papah Rita adalah sosok laki-laki yang angkuh,
sombong. Laki-laki yang tidak ramah terhadap orang
lain dan bersikap arokan serta melihat orang lain seperti
tidak sederajat dengan kepribadiannya sendiri.
“Melihat penampilan papahnya Rita yang
begitu gaya, betubuh tinggibesar, berkulit putih
dan perut besar, bagaikan orang Belanda,
81
membuat aku jadi salah tingkah. Kusalam dia
sambil memperkenalkan diriku: “Aku
Susan,…anak jalanan, kekasih Rita.” Salamku
sambutnya, tapi beliau tidak bicara apa-apa,
malahan pergi lagi keruang dapur (213)”.
Berdasarkan kutipan di atas tergambar jelas
bahwa Papahnya Rita adalah orang kaya yang sombong
yang hanya melihat orang lain dan tidak perhatian.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
tokoh tambahan yang tergambar oleh Papah Rita dalam
novel Cinta Tak Kenal Kasta yaitu sosok laki-laki dan
sosok seorang Ayah yang sombong yang melihat
seseorang dari kekayaan, kasta dan harta.
c. Alur/Plot
Alur/plot meruapakan cerita yang berisi urutan kejadian,
tiap kejadian dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa atau satu
disebabkan oleh peristiwa lain atau peristiwa satu menyebabkan
peristiwa lain. Peristiwa cerita atau plot dimenisfestasikan lewat
perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh utama cerita
Dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
terdapat tiga unsur sebagai tahapan peristiwa sebagai berikut.
82
f) Tahap Peristiwa
Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu
keadaan ke keadaan yang lain. Dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis, pada tahapan ini dijelaskan gambaran
mengenai pengenalan tokoh.
“Dua tahun lebih aku berada di kampong bersama
abangku Wahyudi anak wawak. Setelah aku pergi
meninggalkan kampung halamanku, menurutkan
panggilan hati, dan selama itu pula aku belum bekerja.
Aku jadi gunjingan orang di kampung, katanya percuma
saja sekolah tapi tidak bekerja, tidak jadi pegawai, mau
makan apa? Kalau kudengar-dengar omongan orang itu
sakit juga perasaanku ( 2)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat bahwa Susan tinggal
bersama abangnya dikampung selama dua tahun. Dia tidak
sekolah lagi karena biaya.
Susan pada akhirnya bekerja hanya sebagai penyadap
pohon karet dikampungnya. hal tersebut dapat dilihat dari
kutipan di bawah ini.
“Walau apa yang harus kukerjakan, harus
menghambakan diri sama orang, terpaksa juga harus aku
kerjakan, dari pada aku harus kembali kekampung,
menyadap pohon karet, yang bukan milik sendiri juga.
Mana tau,…dilain waktu ada lowongan, kerna ada juga
aku dengar, walau tamatan SMP, bisa juga bekerja
sebagai kerani dikantor (14)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tokoh utama bekerja
walaupun harus bekerja untuk orang lain, menurutnya dari pada
kembali kekampung tempat tinggalnya. Ia bekerja sebagai
penyadap pohon karet. Selagi bekerja sebagai tukang penyadap
83
pohon ia menunggu untuk mencari lowongan pekerjaan dengan
mengandalkan ijasah SMP.
“Aku bekerja santai saja, sambil menunggu kepulangan
bang Ramlan nanti. Rasanya aku tidak perlu letih
bekerja, yang penting Nampak bekas kerjaanku dan
lambat laun juga kerjaan siap fikirku.”
Sampai di depan rumah Rita kuucapkan salam dan
kupanggil Rita. Rita keluar dan kusalam, lalu kuserahkan
oleh-oleh yang aku bawa. Oleh-oleh diterimanya dan
diucapkannya banyak terima kasih. Dari wajahnya
terlihat sangat gembira melihat kedatanganku (210)”.
Dari kutipan di atas terihat bahwa Susan tinggal
bersama abang yang bukan seayah seibu, tidak ada pekerjaan
yang dapat ia kerjakan dikampung selain menyadap pohon karet.
Tapi, Susan memiliki semangat yang tinggi untuk dapat bekerja
dikantor.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan tahap
peristiwa pada novel Cinta Tak Kenal Kasta dialami oleh tokoh
utama yang tinggal bersama abangnya dikampung selama dua
tahun. Dia tidak sekolah lagi karena keterbatasan biaya. Susan
pada akhirnya bekerja hanya sebagai penyadap pohon karet
dikampungnya, hingga pada akhirnya ia dapat dipercaya bekerja
di kebun duren bersama Ramlan yang selalu membantunya
dalam bekerja.
g) Tahap Pemunculan Konflik
Tahap pemunculan konflik berisi masalah-masalah dan
peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai
84
dimunculkan. Tahap pemunculan konflik yang terdapat pada
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis terlihat dari
kutipan di bawah ini.
“Tapi aku tetap saja takut, takut untuk menyatakannya,
apa mungkin dengean keadaanku ini, bisa bersama ito
Rita dengan kehidupan yang jauh berbeda? Sebenarnya
aku sadar dengan keadaanku. Tapi apa mau dikata? Hati
ini tak dapat dibohongi, tak bisa diajak menjauh, selalu
tercari-cari, kapan kita ketemu lagi (99)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tergambar dengan jelas
bahwa tokoh utama tidak merasa yakin dan rasa takut apabila
kehidupannya jauh dari kehidupan mewahnya. Tokoh utama
tidak bisa membohongi kata hatinya, bahwa ia memang
mencintai gadis yang bernama Rita.
Kenapa Rita mau mencintaiku, sedang keadaan dan
kehidupan kami jauh berbeda ibarat bumi dengan langit?
Apakah Rita mau meninggalkan tidur diranjang empuk
kemudian tidur bersamaku diselembar tikar? Apakah
Rita mau bertenpat digubuk bambu beratap lalang, lalu
meninggalkan istana penuh kemewaha?” kalau kupikir-
pikir serasa tak mungkin dan rasanya cukup aneh. Tapi
itulah kenyataan sekarang (177)”.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Susan memiliki
perasaan takut dengan kehidupannya yang tidak mampu karena
mencintai Rita anak orang kaya. Ia berfikir apakah kemehannya
dapat digantikan dengan keadaan yang serba kekurangan.
“Kali ini aku tidak merasa grogi berhadapan dengan
papanya Rita yang telah begitu banyak mengajukan
pertanyaan kepadaku. Tinggal dengan aku dan Rita
bebas curhat mau apa yang disampaikan antara kami
berdua. Sementara itu Ritapun pergi keruang dapur
85
untuk membuatkan minuman kami berdua. Tak lama
minumanpun sudah terhidang (247)”.
Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Susan tidak
merasa grogi dengan Papanya Rita yang mengajaknya ngobrol
bersama dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
tahap permunculan konflik yang ada dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta kaya Abdul Muis yaitu pada saat tokoh utama ingin
menyatakan cintanya dengan perasaan keraguan. namun,
terdapat peningkatan tokoh utama yang pada akhirnya dapat
menyampaikan perasaannya kepada permpuan yang ia cintai.
h) Tahap peningkatan konflik
Tahap peningkatan konflik berisi konflik yang telah
diimunculkan pada tahap sebelumnya, kemudian semakin
berkembang. Tahap peningkatan konflik dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis terlihat dari kutipan di bawah ini.
“Aku berfikir memang kebahagiaan itu bukan karena
harta, bukan karena banyak duit. Tapi kalau miskin juga
seperti aku ini, rasanya tak pula dapat membahagiakan
orang. Karena hidup ini butuh duit, mencari kerja juga
duit, segalanya juga duit, mencari kerja juga duit, sampai
matipun juga duit, kata istilah seorang teman, Ise
namangatur Negara on (115)”.
Dari kutipan di atas ada perasaan yang tidak membuat
bahagia, karena kebahagiaan dirasanya hanyalah uang, semuanya
harus uang. Terlihat jelas bahwa hidup didunia hanya
memikirkan uang.
86
“Sabar….,sabar diri ini, sabarlah menghadapi semua ini,
lagi diuji…,mudah-mudahan bisa lulus dalam ujian yang
cukup berat aku rasakan. Sampai dirumah, kami pergi
mandi untuk menyegarkan badan, habis berjalan
seharian, menghilangkan penat yang kami rasakan,
supaya terasa enak diwaktu malam (167)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan sosok
tokoh utama yang penyabar. Ia berharap ujian hidup yang ia
jalani segera berakhir. Selesai berjalan-jalan seharian tokoh
utama beristirahat dirumah untuk menghilangkan rasa lelah
setelah seharian berjalan untuk berlibur.
“Setelah aku pikirkan lebih jauh, ada baiknya sambil
sekolah sambil menunggu perjalanan cintaku dengan
Rita. Jadi waktuku tidak terbuang sia-sia begitu saja.
Pagi sambil siang aku sekolah, sore sampai malam aku
jualan rokok didepan panggung bioskop, kalau hari
minggukan libur sekolah jadi dari pagi sampai malam
bisa jualan (244)”.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa si Aku tidak ingin
membuang waktu hanya untuk menunggu cintanya kepada Rita,
dan akhirnya memilih untuk bersekolah dan menjual rokok saat
sudah pulang sekolah. Ada semangat yang ada dalam si Aku.
“Sewaktu lae tinggalkan memang ito Rita tampak sangat
sedih, yang lebih sedih lagi karena ia harus pula
menuruti kehendak papanya ikut serta kerja di Medan.
Waktu ito Rita menolak keras kemauan papanya. Ia
hampir nekat mau meninggalkan rumah pergi entah
kemana. Untung saja ito Rita datang menjumpai aku,
lalu kuberikan pandangan apa yang bisa aku sampaikan
padanya. Kukatakan padanya, ito jangan terlalu sedih
ditinggal lae Susan, ia pergikan demi cintanya sama ito.
Demi memikirkan masa depan kalian. Coba bayangkan,
ia berjuang sampai sekolah kembali, lalu bisa bekerja
dan kerjanyapun bisa diandalkan (287)”.
87
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Rita sangat sedih
karena harus menuruti kehendak papanya untuk ikut serta ke
Medan. Tapi, disisi lain si aku memberikan pengertian dan
nasehat agar tidak sedih.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
tahap peningkatan klimaks yang terdapat pada novel Cinta Tak
Kenal Kasta kaya Abdul Muis memiliki peningkatan yaitu tokoh
utama yang tidak dapat bersekolah dan tidak punya pekerjaan,
sekarang ia sudah memiliki pekerjaanya dengan usahanya
sendiri. .
i) Tahap Klimaks (climax)
Pada tahap klimaks berisi konflik atau pertentangan
terjadi pada cerita mencapai titik puncak. Tahap klimaks dalam
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis seperti pada
kutipan berikut.
“Sebulan kemudian aku dapat mendapat surat panggilan
untuk bekerja disalah satu PT. Perkebunan tersebut tidak
jauh dari kota Perdagangan dan tidak jauh pula dari
kampong asalku, sehingga dengan mudah kalau aku
pergi berkunjung kekampung menunjukkan kepada
orang-orang yang sirik kepadaku dahulu bahwa aku
sekarang bukan Susan yang dahulu lagi, tapi sudah
Susan yang mampu dan berhasil bekerja dengan
mengandalkan sekolahku (251)”.
Berdasarkan kutipan di atas, jelas terlihat Susan ingin
memperlihatkan keberhasilannya dalam bekerja kepada orang-
orang kampung tempat tinggalnya. Setelah satu bulan menunggu
88
Susan akhirnya menerima surat panggilan untuk bekerja di PT.
Perkebunan yang tidak jaug dari kota tempat ia berasal.
“Nak Susan,...amang percaya kalau nak Susan sebagai
laki-laki berani dan mampu menghadapi kenyataan ini.
Dari pembicaraan kami tadi malam, amangnya Rita tidak
mengijinkan hubungan kalian dilanjutkan walau ibunda
Rita menyetujui sepenuhnya. Keluarganya yang di
Timbang Galung juga kemudian juga demikian. Alasan
mereka anaknya tidak setuju kawin dengan orang tidak
bermarga, dan katanya Rita sudah kami jodohkan dengan
anak pemilik perusahaan dimana ia bekerja. Sudah
berbagai dalih amang sampaikan kepada mereka, namun
mereka tetap saja pada pendiriannya, dan amangnya
tetap mau menjodohkan kepada pilihannya. Tinggal lagi
familinya yang di Tomok pulai Samosir tidak sempat
mengetahui hal ini, karena tidak sempat memberi kabar
kesana (289)”.
Berdasarkan kutipan di atas digambarkan kekecewaan
yang mendalam karena Ayahnya Rita tidak mengijinkan
hubungannya dilanjutkan, Begitu juga dengan keluarga yang
lainya tidak menyetujuinya walaupun mamahnya Rita
mengiinkan sepenuhnya anak gadisnya menikah dengan Susan.
berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan tahap
klimaks yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta kaya
Abdul Muis memiliki tingkatan, yaitu tokoh utama sudah
menjadi orang sukses, namun kisah cintanya tidak direstui oleh
orang tua Ayah perempuan yang ia cintai.
j) Penyeleseaian
Tahap penyelesaian ini berisi penyelesaian konflik yang
sedang terjadi. Tahap penyelesaian dalam novel Cinta Tak Kenal
89
Kasta karya Abdul Muis adalah pada saat penyampaian seorang
laki-laki terhadap perempuan yang dicintainya untuk mengakhiri
kisah cintanya seperti kutipan di bawah ini.
“Sudahlah Rita, aku lelah mendengar semua dari tulang
dan bunde bagaimana sambutan papa kepadaku.
Mungkin disini berakhirnya hubungan kita yang
pertahankan selama 5 tahun, walau berujung pada
penderitaan, namun cinta tetap cinta, tapi tidak semua
dan tidak selamanya dapat menyatu dalam diri kita.
Kudo‟akan engkau berbahagia dengan pilihan orang
tuamu. Dua hari aku akan kembali ketempat
pekerjaanku. Selamat tinggal buatmu Rita (290)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Susan
merasa kecewa telah mendengar keputusan Ayahnya dan pada
akhirnya melepaskan gadis yang ia cintai. Hubungan yang
dipertahankan sudah lima tahun, namun berakhir begitu saja.
Baginya sangat menyakitkan. Pada akhirnya Susan mengucapkan
selamat tinggal kepada gadis yang ia cintai agar bahagia atas
pilian orang tuanya.
“Aku berupaya melupakan Rita, menghapus semua
lembaran-lembaran rekaman cintaku dengan Rita, tapi
bayangan wajah Rita selalu muncul. Dimana aku berada
disana terlihat wajah Rita (292)”.
Berdasarkan kutipan diatas, tergambar dengan jelas
bahwa si Aku tidak dapat melupakan gadis yang ia cinta.
Walaupun ingin melupakan tetap saja wajah gadis yang
dicintainya tetap membayangi dihidupnya. Dimanapun si Aku
berada wajah Rita selalu muncul dalam pikirannya.
90
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan tahap
penyelesaian yang tergambar pleh tokoh utama adalah upaya
untuk melupakan kisah-kisah cintanya bersama orang yang ia
cintai, si Aku juga mengalami kekecewaan yang amat sakit,
karena orang yang dicintainya harus ia lepaskan untuk bahagia
bersama orang lain. Akhirnya si Aku memutuskan untuk
mengakhiri hubungannya dengan orang yang ia cintai yaitu Rita,
dengan ucapan selamat tinggal.
d. Latar/Setting
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,
menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
social tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar
tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi, latar waktu berhubungan dengan masalah
“kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi, latar social menyaran pada hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu
tempat yang diceritakan dalam sebuah cerita fiksi.
Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis memiliki
tiga latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial yang
masing-masing akan dibahas sebagai berikut.
91
1) Latar Tempat
Latar tempat ialah tempat berlakunya sesuatu peristiwa
dalam karya-karya sastra yang berfungsi sebagai media kepada
pelaku (watak-watak) untuk menjalankan gerak kerja mereka.
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam karya sastra, seperti danau, rumah, gubuk, dan
lain-lain.
Dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis,
latar terdiri lebih dari beberapa tempat. Hal ini dilihat dari
kutipan di bawah ini.
a) Kampung
Latar tempat yang terdapat dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis berada dikampung. Tokoh
utama menjelaskan dimana ia tempat ia tinggal saat
dibesarkan oleh Kakek dan Neneknya. Hal ini dapat dilihat
pada kutipan di bawah ini.
“Aku adalah anak tunggal yang tak punya saudara
seayah seibu. Aku dibesarkan oleh kakek dan nenekku.
Setelah aku tamat SMP, kakek dan nenekku telah tiada
lagi. Itu sebabnya aku memutuskan untuk pergi
meninggalkan kampung halamanku (3)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa latar
tempat yang digambarkan oleh tokoh utama yaitu
dikampung. Dimana ia tinggal dan ia dilhirkan saat
dibesarkan oleh Kakek dan Neneknya.
92
b) Kelurahan
Latar tempat yang terdapat dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis yaitu dikelurahan. Tokoh
utama menjelaskan kepahitan hidup selama tinggal di
kelurahan kampung tambangan. Hal ini terdapat dalam
kutipan di bawah ini.
“ Sepuluh hari saja aku berada di Kelurahan Kampung
Tambangan sudah terasa benar kepahitan hidup ini.
Uang aku tak punya lagi, habis untuk ongkos pergi
mencari pekerjaan (4)”.
Berdasarkan kutipan di atas, telihat jelas bahwa latar
tempat berada dikelurahan. Tokoh utama berada dikelurahan
selama sepuluh hari. Ia juga menghabiskan uangnya untuk
ongkos pergi mencari pekerjaan, namun pekerjaan yang ia
cari belum dapat.
c) Sungai dan Gubuk
Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
berlatar tempat disungai dan digubuk. Pekerjaan yang
dilakukan oleh Susan yaitu menyiapkan perkakas dan
menyimpannya dengan baik. Sambil menunggu buah-buahan
yang siap dipanen akhirnya mereka istrihat dimalam hari agar
keesokan paginya dapat bekerja keras dengan baik. Hal ini
terlihat jelas pada kutipan di bawah ini.
“Pukul 05.00 WSU, kamipun berhenti bekerja, semua
perkakas kami simpan seperti semalam, lalu kami
mandi kesungai. Siap mandi kamipun meninggalkan
93
kebun menuju pulang kerumah. Sampai dirumah
kamipun sudah hampir magrib (26)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat jelas bahwa
latar tempat berada disungai.Setelah mereka selesai bekerja
mereka mandi kesungai dan pergi meninggalkan kebun
kembali kerumah untuk beristirahat.
“Sudah lima hari kami tidur digubuk. Babatan sudah
jauh sampai keujung kebun. Namun kerna banyak
pohon-pohon durian dan pohon buah-buahan lain, batas
kebun sebelah ujung tidak kelihatan, terlindung oleh
pohon-pohon yang banyak dan tidak teratur. Menurut
bang Ramlan sudah lebih 100 m panjang kebun yang
sudah dilimas dan dibabat, paling lama 5 hari lagi
sudah siap. Tinggal menunggu buah jatuh dan
mengumpulkannya. Tiap pagi pula abang mengantar
buah kekota, untuk menjualnya (45)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa latar
tempat berada digubuk. Setelah lima hari tidur digubuk
mereka sudah membabat semak-semak sampai keujung
kebun. Mereka tinggal menunggu mamanen dan menjual
buah duriannya kekota.
d) Kebun
Latar tempat yag terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis berada dikebun. Mereka siap
menurunkan beban untuk membuat gubuk setelah sampai
dikebun. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Sampai dikebun kami turunkan semua beban yang
kami bawa, lalu aku menyapu lantau gubuk untuk
membentangkan tikar yang aku bawa. Bang Ramlan
membersihkan dibawah dan disekitar gubuk serta
94
mengumpulkan potongan-potongan kayu bekas sisa
membuat gubuk (40)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat dengan jelas bahwa
mereka menyiapkan peralatan dan perlengkpan untuk
membangun gubuk setelah sampai dikebun. Mereka
mengumpulkan potongan kayu yang akan membangun gubuk
tersebut.
“Setiap hari aku sudah mengumpulkan buah, sudah
banyak yang jatuh dan keadaanya sudah baik.
Perharinya tidak kurang 100 buah. Bang Ramlan
mencari agen untuk membeli buah. Karena tak mungki
mau dibawa sendiri buah begitu banyak, sementara aku
tinggal saja dikebun, mengumpul buah, membersihkan
dan menghitung, berapa buah yang bisa dijual (53)”.
Berdasarkan kutipan di atas, bahwa tokoh utama
mengumpulkan buah yang jatuh ketanah. Perhari buah bisa
terjatuh hingga 100 buah. Bang Ramlan mencari agen,
sedangkan ia mengumpulkan buah dikebun.
e) Gedung Bioskop
Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
berlatar tempat di gedung bioskop. Supriyanto dan Susan
pergi membeli karcis untuk menonton film. Bersamaan hal
itu ada hal yang dibicarakan perihal rencana membangun
grup band. Hal ini terlihat pada kutipan di bawah ini.
“Tiba dikota, kami langsung menuju gedung bioskop
dan membeli karcisnya dua lembar. Aku bersama
Supriyanto langsung masuk kegedung, karena ingin
duduk santai lebih dulu menunggu film diputar. Aku
ingin menceritakan rencana bang Hasan itu tentang
95
rencana mendirikan Band. Bagaimana pula tanggapan
Supriyanto dengan rencana itu, aku ingin pula tau (65)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa
Supriyanto dan Susan menuju kegedung bioskop untuk
membeli tiket dan mereka masuk kedalam gedung. Sambil
duduk santai mereka membicarakan tentang rencana
mendirikan grup band dan sekaligus meminta pendapat.
f) Tebing Tinggi
Latar tempat yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis berada di tebing tinggi. Hasan dan
Susan pergi ketebing tinggi menggunakan becak motor. Hal
ini dapat dilihat kutipan di bawah ini.
“Pukul 11.00 WSU kamipun sampai Tebing Tinggi.
Dari terminal kami becak pula kerumahnya bang Hasan.
Kalau di Siantar tadi becaknya motor, kalau di Tebing
Tinggi becak dayung (81)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Susan
pergi kerumahnya Hasan dari terminal menuju ketebing
tinggi menggunakan becak motor bukan becak dayung.
“Lain kata bagaimana acara di Tebing Tinggi? Kenapa
begitu lama lae perginya? Sampai-sampai ito Rita rindu
dan kesepian (127)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Linda
menanyakan bagaimana acara ditebing tinggi. Linda merasa
Susan pergi ketebing tinggi sangat lama hingga pada
akhirnya Rita kekasih Susan merasa rindu.
96
g) Rumah
Latar tempat yang terdapat dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis berada dirumah. Robin, Rita
dan Susan sering bermain kerumah. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan dibawah ini.
“Aku dan Kedan Robin segan lama-lama dirumah bang
Hasan, Cuma makan menunggu job, entah kapan baru
dapat, sudah setengah bulan kami belum bermain (98)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Susan
dan Robin tidak segan untuk bermain dirumah Hasan.
Mereka makan bersama sambil menunggu job datang. Sudah
setengah bulan band mereka belum mendapat panggilan
untuk bermain.
“Tiba dirumah bang Hasan, kami lihat rumahnya
dikunci, kemana orangnya ya? Kutanyakan pada
pembantu kedainya bang Ramlan. Katanya mereka
pergi ke Binjai, mengunjungi orang tuanya sakit,
termasuk bang Ramlan juga pergi (137)”.
Berdasarkan kutipan diatas, terlihat jelas bahwa mereka
pergi kerumah Hasan namun rumahnya dikunci. Kemudian
mereka bertanya kepada pembantu kedainya Ramlan,
ternyata mereka sedang pergi menjenguk orang tuanya yang
sedang sakit.
“Sesampainya aku dirumah Rita kulihat ada mobil yang
biasanya mobil itu berada di garasi mobil. Memang
mobil itu sudah lama tak ada dirumah Rita. Semenjak
aku kenal dengan Rita, baru dua kali ini aku melihat
mobil itu (210)”.
97
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas Susan pergi
kerumah Rita. Ia melihat mobil digaransi biasa mobil berada
digaransi, tapi baru kali ini ia melihat mobil berbeda terparkir
digaransi rumahnya Rita.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
latar tempat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta berada
dirumah, yaitu dirumah Hasan dan dirumahnya Rita.
h) Pematang Siantar
Latar tempat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
berada di Pematang Siantar. Tokoh utama kembali ke
Pematang Siantar, setelah sampai ia langsung pulang
ketempat Robin untuk makan siang. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan di bawah ini.
“ Karena tidak ada job, aku kembali ke Pematang
Siantar, ketempat kedan Robin, disana aku lebih
terhibur dengan gitar-gitaran,…bersama ito Rita (98)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Susan
kembali ke Pematang Siantar ketempat Robin. Susan merasa
lebih terhibur dengan bermain gitar bersama gadis yang ia
cintai, yaitu Rita.
“ Pukul 12.30 kami sampai di Pematang dan langsung
pulang kerumah Kedan Robin karena sudah waktunya
untuk makan siang. Karena Tulang Jaurman, pemilik
kedai nasi, kamipun tidak ragu kehabisan nasi buat
makan (123)”.
98
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa
mereka sampai di Pematang Siantar langsung balik ketempat
Robin untuk makan siang. Tulang Jaurman adalah ayah dari
Robin, ia pemilik kedai nasi hingga akhirnya mereka tidak
segan untuk menghabiskan semua nasi yang sudah
disediakan.
i) Danau Toba, Tomok, Pulau Samosir dan Parapat
Latar tempat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
berada di Danau Toba, Tomok, Pulau Samosir dan Parapat.
Mereka pergi rekreasi ke Parapat berlibur melihat indahnya
Danau Toba yang terkenal sampai kemanca Negara . Mereka
berempat berjalan menyusuri tepi Danau Toba . Setelah
berjalan-jalan Rita mengajakpergi ke Tomok Pulau Samosir.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
“Suatu ketika Kedan Robin mengajak aku ke Parapat.
Rekreasi, jalan-jalan, lihat-lihat pemandangan
keindahan alam, keindahan Danau Toba yang begitu
terkenal sampai kemanca Negara (99)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Kedan
Robin mengajak Susan ke Parapat untuk berlibur untuk
melihat keindahan Danau Toba yang terkenal hingga
kemanca Negara.
“Di Parapat kami berempat berjalan menyusuri tepi
pantai danau Toba, bergandeng tangan, sambil
memandang keindahan alam yang begitu asri. Rita
mengajak melanjutkan perjalanan, pergi ke Tomok
pulau Samosir. Namun, setelah kami fikir-fikir,
99
waktunya nanti tidak sempat lagi karena harus
menyeberang menggunakan kapal air, pukul berapa
pula pulangnya? Karena perjalanan tergantung dengan
kendaraan yang kami tumpangi. Terakhir bus trayek
arah Siantar pukul 05.00 WSU sore sudah habis (100)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat mereka pergi
ke Parapat menyusuri Danau Toba. Mereka berempat saling
bergandeng tangan berjalan sambil melihat pemandangan
yang indah., hingga pada akhirnya Rita mengajak pergike
Tomok Pulau Samosir. Karena, waktu sudah sore akhirnya
mereka kembali ke Siantar.
“Mendengar berita itu lalu bunde pergi kerumah
keluarga Rita, ingin menanya kabar apakah Rita sudah
pulang? Dari tetangga sebelah diketahui bahwa Rita
belum pulang. Sedangkan tante mamanya Rita sekarang
sedang pergi ke Parapat dan Tomok mencari
keberadaan Rita (292)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Tante
Rita menanyakan kabar Rita, apakah Rita sudah kembali dari
Parapat dan Tomok. Mereka merasa cemas karena belum ada
kabar setelah kepergian mereka.
j) Terminal
Latar tempat yang terdapat dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta berada diterminal. Sampai diterminal mereka
lanhgsung naik bus dari Parapat menuju ke Medan. Hal ini
dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Sampai di terminal kami tidak langsung naik bus.
Kami gitar-gitaran dulu sambil duduk dibangku tunggu,
menunggu bus dari Parapat ke Medan. Pukul 10.00
100
WSU baru bus tiba. Kami ditempatkan dibangku paling
belakang. Biasalah…,yang penting tidak mbayar
(118)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa
mereka pergi keterminal dari Parapat menuju ke Medan
menggunakan bus. Sebelum perjalanan dimulai mereka
bermain gitar terlebih dahulu.
Berdasarkan uraian latar tempat di atas, dapat
disimpulkan bahwa latar tempat memiliki beberapa lokasi.
Yaitu kempung dimana tempat Susan tinggal, kelurahan
tempat tinggal sementara Susan untuk mengadu nasib, sungai
dan gubuk tempat dimana Susan bekerja sebagai penjaga
kebun durian, kebun dimana susan membantu pekerjaan
untuk mengumpulkan durian yang berjatuhan, gedung
bioskop tempaat untuk menonton film, tebing tinggi
rumahnya Hasan teman Susan yang baik, rumah berada di
rumah Rita, Tulang Jaurman dan rumah Hasan, pematang
siantar tempat tinggal Kedan Robin, Danau Toba wisata yang
terkenal sampai manca Negara, Tomok tempat wisata pulau
Samosir, Pulau Samosir wisata alam yang indah, dan
Terminal tempat dimana transportasi digunakan untuk
mengantar para wisata.
101
2) Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”
terjadinya peristiwa-peristiwa dalam suatu cerita. Latar waktu
yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul
Muis adalah pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari. Hal
ini terlihat dari kutipan-kutipan di bawah ini.
a) Pagi Hari
Latar waktu yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta yaitu pagi hari. Pagi-pagi Susan sebelum pergi
kekebun ia sarapan terlebih dahulu. semua perlengkapan dan
persiapan sudah siap. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di
bawah ini.
“Pagi-pagi aku sudah bangun, siap sarapan dan
perlengkapan kekebun sudah dipersiapkan semua,
termasuk senapan anginpun tak ketinggalan untuk
dibawa, lalu kamipun barangkatlah menuju kebun
(27)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Susan
bangun pagi-pagi untuk pergi bekerja. Sebelum bekerja ia
sarapan terlbih dahulu, tidak lupa juga ia selalu menyiapkan
perlengkapan untuk dibawa kekebun.
“Pagi pukul 08.00 WSU aku dan Kedan Robin sudah
berada didalam bus, duduk dibangku paling belakang,
memang biasa kami di dudukkan dibangku belakang
namanya saja tidak mbayar ongkos. Itu sudah enak,
sudah lumayan, uang untuk ongkos bisa cukup buat
kami makan berdua satu hari (106)”.
102
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat mereka naik
bus pada pukul 08.00 pagi. Mereka duduk paling belakang
karena tidak membayar.
b) Siang Hari
Latar waktu yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta yaitu siang hari. Mereka pergi ketebing tinggi pada
siang hari pukul 11.00 WSU. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan di bawah ini.
“Pukul 11.00 WSU kamipun sampai di Tebing Tinggi.
Dari terminal kami naik becak pula kerumahnya bang
Hasan. Kalau di Siantar tadi becaknya becak motor, tapi
kalau di Tebing Tinggi becaknya dayung (81)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat setelah
mereka sampai di Tebing Tinggi pada pukul 11.00 WSU
mereka dari terminal naik becak menuju rumah Hasan.
“Pukul 12.30 truk perkebunan yang mau masuk
kedalampun tiba. Kami naik kegerobak truk, bersama-
sama dengan beberapa orang karyawan yang ada di
dalam gerobak truk duduk diatas barang-barang yang
sedang dibawa truk tersebut (266)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas pada pukul
12.30 siang truk pengangkut barang tiba ditempat. Pada
akhirnya mereka naik kegerobak truk bersama-sama, dengan
beberapa orang yang ada di dalam gerobak untuk membawa
barang.
103
c) Sore Hari
Latar waktu yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta yaitu sore hari. Pada waktu mereka berhenti bekerja
mereka menimpan perkakas kemudian mandi disungai,
kemudian mereka meninggalkan kebun menuju rumah
hamper magrib. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah
ini.
“Pukul 05.00 WSU, kamipun berhenti bekerja, semua
perkakas kami simpan seperti semalam, lalu kami
mandi kesungai. Siap mandi kamipun meninggalkan
kebun menuju pulang kerumah. Sampai dirumahpun
sudah hampir magrib (26)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat pada pukul
05.00 WSU mereka berhenti bekerja, semua perkakas
disimpan, kemudian mereka mandi disungai siap untuk
meninggalkan kebun menuju rumah.
d) Malam Hari
Latar waktu yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal
Kasta adalah malam hari. Pada pukul 11 malam mereka
pergi kegubuk. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Tepat pukul 11 malam, kamipun kembali kegubuk di
kebun durian. Setengah jam diperjalanan kamipun
sampai. Disebelah gubuk dibawah pohon cempedak
kami melihat dua ekor kancil terkena cahaya lampu
sepeda. Mereka berdua kelihatannya sedang asyik
makan kulit cempedak (57)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa pada
pukul 11 malam mereka kembali kegubuk, untuk menuju
104
kegubuk mereka memakan waktu setengah jam. Mereka
membawa senter untuk penerang selama perjalanan, tiba-tiba
ada seekor kancil terkena cahaya lampu senter yang sedang
asyik bermain.
“Malam yang ditunggu untuk tampilpun telah tiba. Para
anggota Tambang Ria Band pun telah siap untuk
berangkat. Karena perjalanan tidak begitu jauh
ketempat acara, pukul 07.30 WSU malam sudah
sampai. Setelah sampai ditempat tujuan, alat-alat pun
kami naikkan ke pentas, dan mengatur sound system
(109)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa pada
malam hari mereka siap tampil. Para anggota Tambang Ria
Band siap untuk berangkat. Pada pukul 07.30 WSU malam
mereka baru sampai ditempat tujuan.
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa latar
waktu yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis adalah pagi hari yaitu menyiapkan
perlengkapan untuk menuju kekebun, siang hari berada
ditebing tinggi dan truk mengantar barang, sore hari berada
dikebun dan menyimpan perkakas, dan malam hari kembali
kegubuk dan Tambang Ria Band siap untuk tampil.
3) Latar Sosial
Latar sosal menyaran pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat
yang diceritakan dalam karya fiksi. Dapat berupa kebiasaan
hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara
105
berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Di samping itu, latar sosial
juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang besangkutan.
Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Kalau begitu istirahatlah sajalah Lae biar aku yang
jagakan kios dulu, akupun sudah bilang sama amang
kalau aku tidak pulang malam ini, nanti aku bisa tidur
sama operator diatas sana,” kata Kedan Robin sambil
menunjukkan di atas panggun tempat pemutaran filem
(241-242)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tergambar Kedan yang baik
hati ingin menjagakan kiosnya Susan, Kedan juga sudah bilang
kepada orang tua dirumah kalau ia tidak pulang kerumah malam
ini. Kedan rela tidur bersama operator pemutar film diatas
panggung.
“Sebelumnya aku lebih dahulu mencari oleh-oleh sebagai
buah tangan, mau aku bawa kerumah Tulang. Dikampung
dipinggir perkebunan sekarang musim buah-buahan. Aku
beli rambutan satu keranjang besar, kubawa sebagai buah
tanganku untuk keluarga tulang Jaurman. Besok aku
berangkat ke Pematang Siantar (279)”.
Berdasarkan kutipan di atas, tergambar bahwa tokoh
utama ingin membeli oleh-oleh untuk keluarga Tulang Jaurman.
Ia melihat dikampung pinggir perkebunan sedang musim, buah-
buahan, ia segera membeli oleh-oleh yaitu membeli satu
keranjang besar buah rambutan. Terlihat jelas bahwa Tokoh si
Aku baik dan suka memberi.
106
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa latar
Sosial yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis yaitu
4) Sudut Pandang
Sudut pandang menyaran pada sebuah cerita dikisahkan.
Ia merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan
berbagai cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut
pandang dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
menggunakan sudut pandang persona ketiga mahatau dengan
metode diaan. Dalam bukunya sudut pandang ini, cerita
dikisahkan dari sudut pandang “dia”, namun pengarang, narrator,
dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh
“dia”. Kutipan berikut adalah contoh yang terdapat dalam novel
Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya
Taufiqurrahman Al-Azizy yang menunjukkan bahwa pengarang
menggunakan sudut pandang persona ketiga mahatau.
“Tak tahan menanggung, malam itu akhirnya Duma pergi
meninggalkan istana, Dia pergi bersama seekor anjing
kesayangannya, dan tak ada seorangpun yang
mengetahuinya. Kepergian Duma rupanya untuk
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, ya…,dia
lebih memilih jalan nista ini dari pada hidup menanggung
malu (155)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa tokoh
utama menceritakan Duma yang meninggalkan istana dan pergi
107
dengan seekor anjing, anjing tersebut adalah anjing kesayangan
dari Duma. Kepergian Duma ternyata untuk mengakhiri
hidupnya dengan cara bunuh diri.
“Rita lalu terdiam setelah mendengar apa yang aku
katakana. Mungkin ia dapat merasakan kebenaran apa
yang aku ucapkan. Kalaulah Rita memang benar-benar
mencintaiku seribu persen, sudah pasti ia menungguku
dan tidak perlu untuk bekerja jauh ke Medan (261)”.
Berdasarkan kutipan di atas, jelas menggambarkan sosok
Rita yang pendiam. Setelah mendengar Susan berbicara,
seharusnya kalau ia benar-benar mencintai Susan ia tidak pergi
bekerja jauh ke Medan dan mendengarkan kata hatinya.
“Nak Susan,...amang percaya kalau nak Susan sebagai
laki-laki berani dan mampu menghadapi kenyataan ini.
Dari pembicaraan kami tadi malam, amangnya Rita tidak
mengijinkan hubungan kalian dilanjutkan walau ibunda
Rita menyetujui sepenuhnya. Keluarganya yang di
Timbang Galung juga kemudian juga demikian. Alasan
mereka anaknya tidak setuju kawin dengan orang tidak
bermarga, dan katanya Rita sudah kami jodohkan dengan
anak pemilik perusahaan dimana ia bekerja. Sudah
berbagai dalih amang sampaikan kepada mereka, namun
mereka tetap saja pada pendiriannya, dan amangnya tetap
mau menjodohkan kepada pilihannya. Tinggal lagi
familinya yang di Tomok pulai Samosir tidak sempat
mengetahui hal ini, karena tidak sempat member kabar
kesana (289)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa ia
menceritakan bagaimana keputusan orang tua dari Ayah gadis
yang ia cintai tidak direstui, karena Rita sudah dijodohkan
dengan orang lain. Kemdian keluarga yang di Tambang Galung
juga tidak merestui hubungan mereka karena tidak bermarga.
108
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sudut
pandang, yaitu sudut pandang persona ketiga maha tau, yaitu
pengarang mengganti orang ketiga maha tau “diaan” untuk
menceritakan kisah cerita tokoh utama dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta kaya Abdul Muis.
5) Amanat
Amanat adalah pesan yang akan disampaikan melalui
cerita. Amanat dapat ditemukan setelah pembaca menyelesaikan
sekuruh cerita yang dibacanya. Amanat biasanya berupa nilai-
nilai yang dititipkan penulis cerita kepada pembacanya. Amanat
yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta kaya Abdul
Muis adalah jangan lupa bersukur atas rezki yang diberikan oleh
Allah dan jangan takut untuk belajar demi kesuksesan karena
kesuksesan dan belajar tidak memandang umur.
“Setelah kami pulang dan berada dirumah bang Hasan,
ia mengatakan akan mengadakan jamuan makan-
makan, kepada jiran tetangga disekitar rumahnya,
sebagai tanda ucapan syukur kepada Allah Swt atas
rizki yang diberikan Allah dan keselamatan tidak ada
gangguan apapun dari awal sampai akhir menjaga
durian dikebunnya (60)”.
Berdasarkan kutipan diatas, terlihat jelas bahwa Hasan
akan mengadakan syukuran untuk keselamatan selama menjaga
kebun durian. Syukuran tersebut sebagai tanda syukur kepada
Allah Swt. atas rizki yang diberikan.
“Kalau Susan memang mau, ada teman tulang yang
punya bengkel motor, disana nanti bisa bekerja sambil
109
belajar dulu, lama-lama nanti asalkan sungguh-sungguh
bisa bongkar pasang mesin sendiri atau melas atau apa
sajalah yang bisa dikerjakan sesuai kepandaian kita
nantinya (164)”.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Tulang
Jaurman memberikan bantuan agar susan bisa bekerja. Bekerja
sambil belajar nanti lama-kelamaan bisa bongkar pasang mesin
sendiri.
“Masalah umur tidak menjadi persoalan, lagi pula
menurut kata orang bijak, belajar tidak ada batas usia.
Karena di brosur yang aku bacapun tidak ada batasan
usia,kecuali kalau sudah kakek-kakek (244)”.
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, tergambar jelas
bahwa Susan tertarik untuk belajar kembali dan dengan maksud
serta tujuan yang baik tanpa mengenal usia. Ia yakin bahwa apa
ia lakukan benar. Umur tidak menjadi permasalahan untuk
bersekolah kembali.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
amanat yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta kaya
Abdul Muis yaitu dalam mencapai sebuah cita-cita harus
berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan dan cita-
citanya,
2. Aspek-aspek Sosiologi Sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis
a) Aspek Cinta Kasih
Cinta kasih adalah perasaan kasih sayang atau perasaan suka
terhadap orang lain. Cinta kasih berarti perasaan yang tumbuh secara
110
tulus dari hati manusia kepada manusia lain dan sekitarnya tanpa
ingin menyakiti dan melukai.
Cinta kasih yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
kaya Abdul Muis ini dapat digolongkan dalam beberapa macam,
yaitu cinta kasih terhadap keluarga, sesama (teman), dan cinta kasih
terhadap lawan jenisnya (laki-laki dan perempuan). Cinta kasih
Susan terhadap Rita perempuan yang ia cintai, terdapat pada kutipan
di bawah ini.
“Aku tak habis fikir dibuatnya. Memang ada juga rasa
menaruh hatiku padanya, karena ia baik, cantik, pandai
menyanyi, tapi aku harus tahu dirilah, mana mungkin kalau
kail panjang sejengkal, laut hendak di duga (105)”.
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Susan memliki perasaan
dengan Rita, karena ia yang baik, cantik, pandai dan pintar
bernyanyi. Namun, Susan merasa tidak yakin, karena perbedaan
antara langit dan bumi, Susan laki-laki yang tidak memiliki
kekayaan, sedangkan Rita anak orang kaya.
“Memang benar…,tak dapat dipungkiri bahwa aku juga
mencintai Rita. Tapi apa mungkin aku mampu melabuh cinta
dengan keadaanku seperti ini? Rita anak orang berada dan
berbahagia dalam kehidupannya, sedangkan
aku…,penderitaan hidup saja sudah sakit begini, apalagi
kalau ditambah dengan penderitaan bathin akibatnya cinta,
apa jadinya nanti (128)”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa tokoh
utama benar mencintai perempuan yang bernama Rita. Hal itu
tampak dalam kutipan “Memang benar…,tak dapat dipungkiri bahwa
111
aku juga mencintai Rita” kutipan tersebut menjelaskan perasaan
tokoh utama kepada Rita.
Susan dan Rita saling mencintai, mereka berdua juga ingin
hidup bersama meskipun keadaan kehidupan tokoh utama tidak
memiliki kehidupan yang layak. Namun, Rita tetap saja ingin
melanjutkan cintanya kepada Susan. Hal tersebut dilihat dari kutipan
di bawah ini.
“Berkat abang cinta pada Rita dan Rita juga mencintai
abang, serta dengan keadaan abang yang memang benar
seperti gambaran lagu itu, maka lahirlah lagu tersebut (173)”.
Kutipan di atas menggambarkan bahwa Rita benar-benar
mencintai Susan, terlihat jelas bahwa Rita tidak melihat keadaan
Susan yang serba kekurangan tanpa membawa kekayaan dan jabatan.
“Demi abang dan demi cinta, walau tidur berdua dikolong
langitpun akan Rita lakukan, asalkan abang memang benar-
benar mencintai Rita (174)”.
Kutipan di atas menggambarkan sosok Rita yang mampu
menerima laki-laki yang ia cintai walaupun harus tidur dikolong
jalan. Walaupun begitu Rita hanya meminta kepada Susan untuk
benar-benar mencintainya dengan tulus.
“Kenapa Rita mau mencintaiku, sedang keadaan dan
kehidupan kami jauh berbeda ibarat bumi dengan langit?
Apakah Rita mau meninggalkan tidur diranjang empuk
kemudian tidur bersamaku diselembar tikar? Apakah Rita
mau bertenpat digubuk bambu beratap lalang, lalu
meninggalkan istana penuh kemewaha?” kalau kupikir-pikir
serasa tak mungkin dan rasanya cukup aneh. Tapi itulah
kenyataan sekarang (177)”.
112
Dari kutipan di atas terlihat betapa besar cinta Susan kepada
Rita yang penuh dengan kemewahan. Susan jatuh cinta kepada anak
orang kaya yang menurutnya jauh lebih pantas untuknya. Dalam
kutipan di atas menjelaskan perasaan Susan yang begitu dalam untuk
Rita dengan penuh keraguan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek
cinta kasih dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta yaitu cinta kasih
yang terjadi antara Susan dan Rita yang mendominasi sebagai lawan
jenis. Hal ini kuat digambarkan oleh kedua lawan jenis dalam
menyampaikan perasaannya masing-masing. Namun, masalah
percintaan mereka terhalang oleh keadaan yang membuat mereka
harus terpisah karena kekayaan, jabatan dan kasta.
b) Aspek Pendidikan
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
dan rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat
dan kebudayaan. Pendidikan yang terdapat dalam novel Cinta Tak
Kenal Kasta kaya Abdul Muis terlihat pada tokoh Susan melanjutkan
sekolahnya yang sempat tertunda. Hal tersebut dapat dilihat dari
kutipan berikut.
“Ijasah SMP yang kumiliki serasa tak berguna bagiku.
Padahal aku bersekolah dengan biaya sendiri dari kelas I
sampai tamat kelas III, dengan harapan aku mendapat
pekerjaan yang layak dan dapat membahagiakan kehidupanku
nantinya. Nyatanya sekarang aku jadi pengangguran (5)”.
113
Berdasarkan kutipan di atas tergambar jelas bahwa
Susanhanya memiliki ijasah SMP. Ia berharap dapat memiliki
pekerjaan yang layak dan dapat membahagiakan kehidupannya nanti.
Namun, pada kenyataannya setelah ia lulus tidak memiliki pekerjaan
yang layak.
“Setelah persyaratan senua beres, akupun mendatangi sekolah
yang tertera dibrosur yang tertempel dikiosku. Dengan
membayar uang pendaftaran, uang bangunan dan uang
sekolah selama 1bulan, aku langsung diterima. Tinggal
menunggu waktu nanti masuk sekolah, akupun sudah
berseklah kembali di SPMA swasta Pematang Siantar (245)”.
Berdasarkan kutipan di atas tergambar jelas bahwa
pentingnya pendidikan. Begitu semangat Susan telah diterima di
SPMA walaupun hanya sekolah swasta untuk mendapatkan
pendidikannya kembali.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui kesimpulan
bahwa pendidikan dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta mengalami
peningkatan, yaitu tidak mampu menjadi mampu. Dari dua tingkatan
tersebut tokoh utama mengalami perubahan. Dia bersekolah kembali
dengan biayanya senidiri.
c) Aspek Kekerabatan
Aspek kekerabatan adalah aspek yang berupa hubungan
sosial antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, dan antara perorangan dengan kelompok manusia.
Hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan kesadaran untuk saling menolong antar manusia.
114
Selama di Pamatang Siantar ia tinggal bersama temannya
yang bernama Robin. Dia menjadikannya rumahnya sebagai
rumahku juga. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan dibawah ini.
“ Selama aku selalu bersama Kedan Robin, Pematang Siantar
seolah kota tempat tinggalku saja. Dimana ada Kedan Robin
disitu ada aku, bernyanyi berduet, dia pegang melodi aku
pegang rittem. Persahabatan kami seolah tak terpisahkan.
Walau suku dan agama kami berbeda, tidak menggoyahkan
persahabatan kami (93)”.
Kutipan di atas terlihat jelas bahwa kekerabatan mereka
sangatlah kuat walaupun suku dan agamanya berbeda. Mereka juga
selalu bersama-sama, bernyanyi dan berduet bersama.
“Sesampainya kami didepan rumah ito Linda, ia lebih dahulu
menegurku dengan hormat:”Bah,…horas Lae, apa kabar,
sudah lama tak muncul Lae, sudah enaklah sekarang ya
(286)”.
Kutipan di atas terlihat jelas pertemanan antara tokoh utama
dengan Linda, mereka sangat dekat dan saling menyapa satu sama
lain walaupun lama tidak bertemu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
aspek kekerabatan dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta antara tokoh
utama dengan Kedan Robin dan Linda sangat baik dan sangat dekat.
d) Aspek Perekonomian
Aspek perekonomian ialah aturan atau cara berekonomi.
Perekonomian pelaku cerita tokoh utama yaitu Susan yang ada
dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta kaya Abdul Muis. Hal tersebut
dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
115
“Kepahitan hidupku semakin terasa. Teringat kembali kepada
masa lalu, dimana penderitaan selalu melanda, apalagi
dengan tak sengaja, terlihat keadaan dan situasi kehidupan
yang lebih tinggi, memandang keatas, membuat aku lebih
tenggelam dalam dalam laut kemiskinan. Tapi apa mau
dikata?...bukan salah bunda mengandung, memang suratan
diri sendiri (96)”.
Kutipan di atas menggambarkan sosok Susan yang penuh
dengan penderitaan. Susan merasa kehidupannya semakin tidak
membaik. Semakin terlihat situasi kehidupan yang lebih tinggi, ia
hanya dpaat melihat keatas hanya akan membuatnya semakin
tenggelam dalam kemiskinan. Tapi Susan tidak menyalahkan orang
lain, karena takdir dan hidupnya sudah diatur oleh sang pencipta.
“Dari brosur yang aku baca , aku tertarik pula ingin sekolah
kembali. Kebetulan pula sekolah tersebut sesuai dengan cita-
citaku sewaktu aku masih duduk dibangku SMP, bila aku
tamat nanti aku melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertanian
Atas (SPMA). Tapi sayang, karena tak ada biaya jadi aku tak
dapat melanjutkan sekolahku (244)”.
Kutipan di atas sangat jelas bahwa tokoh utama mengalami
perekonomian yang sulit. Kehidupannya masih sulit meskipun sudah
bekerja. Untuk melanjutkan sekolahnyapun harus berhenti beberapa
tahun karena tidak ada biaya. Hal itu tampak dalam kutipan “Tapi
sayang, karena tak ada biaya jadi aku tak dapat melanjutkan
sekolahku”. Kutipan tersebut menjelaskan meskipun sudah bekerja
namun belum dapat merubah nasibnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
keadaan perekonomian dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta kaya
Abdul Muis mengalami kesulitan. Namun, tokoh utama dalam novel
116
Cinta Tak Kenal Kasta dapat membenahi dan memperbaiki
kehidupannya.
e) Aspek Moral
Aspek moral merupakan ajaran tentang perbuatan baik buruk
yang berhubungan denngan sifat-sifat luhur kemanusiaan,
emperjuangkan hak dan martabat manusia. Aspek moralitas yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah sikap, akhlak, dan budi
pekerti dari tokoh yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
kaya Abdul Muis yang bernama Susan.
Susan pergi Ketebing Tinggi untuk mencari pekerjaan, dia
mendatangi perusahaan-perusahaan dan PT. Namun, lamaran yang ia
ajukan tidak ada yang diterima . Hal ini dapat dilihat dari kutipan di
bawah ini.
“Arah tujuanku adalah ke kota Tebing Tinggi, dimana aku
bersekolah dulu. Dengan modal ijazah SMP, aku mendatangi
perusahaan-perusahaan dan PT. Perkebunan-perkebunan
disekitar wilayah kota Tebing Tinggi. Namun aku tidak bisa
berbuat banyak untuk mendatangi perusahaan-perusahaan
tersebut, karena terbatas oleh keuangan untuk tranportasi
perjalananku untuk mencari pekerjaan. Semua lamaran yang
aku ajukan nihil saja. Kalaupun ada yang menerimanya, harus
pula yang sudah berpengalaman kerja. Hal ini manapula
mungkin bagi diriku, Karena aku belum pernah bekerja.
Hatiku sangat gundah dan cemas, apa aku dapat pekerjaan
nantinya? Kemana pula arah tempat pekerjaan yang aku tuju?
Sekitar Tebing Tinggi sudah aku datangi, namun semuanya
tak berhasil (3)”.
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat jelas bahwa Susan
memiliki tekad yang tinggi untuk berusaha. Dia juga memiliki
semangat yang tinggi terhadap hidupnya, walaupun lamaran yang dia
117
ajukan tidak diterima diperusahaan, namun, tidak membuat alasan
Susan untuk tidak bekerja keras.
Kepedulian Linda dan Rita teman Susan yang menyumbang
uangnya kepada Susan. Menyerahkan tanpa meminta imbalan.
Kemudian mereka membagi uang tersebut menjadi dua. Hal ini
terlihat dari kutipan di bawah ini.
“Uang yang disumbang kepada kami, kami hitung, dapat rp.
300,- uangnya mau dibagi sama, tapi ito Linda an ito Rita
menyerahkan kepada kami. Kami berdua tak usah dikasi,
untuk ito berdua saja katanya. Uang tersebut lalu kami bagi
dua, masing-masing rp. 150 (101)”.
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan sosok Rita dan
Linda baik hati. Mereka mau memberikan uangnya untuk orang lain
tanpa pamrih.
Aspek moral lainnya oleh tokoh utama yaitu selalu percaya
diri, memiliki usaha tinggi agar kegiatan bermain musiknya terkenal.
Hal ini dilihat dari kutipan di bawah ini.
“Itu namanya bukan pengangguran, masih punya kegiatan,
walau cuma main musik, kalau sudah terkenal, apa lagi bisa
menciptakan lagu, hasilnya besar juga. Bayangkan artis
penyanyi yang sudah terkenal itu, punya penggemar yang
banyak, tentu besar pula pendapatan dari hasil seninya, yang
penting kita yakin, percaya diri, berusaha terus, jangan
sampai putus asa, berharap agar usaha kita itu benar-benar
berhasil (119)”.
Berdasarkan kutipan di atas Susan diberikan motivasi agar
menjadi sosok laki-laki yang penuh dengan kayakinan asalahkan
selalu berusaha keras untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
118
Menjadi penyanyi terkenalpun harus dengan usaha dan percaya diri
yang tinggi, karena usaha yang kita capai benar-benar berhasil.
“Aku ucapkan terima kasih kepada Bapak, yang telah
memberikan saran dan harapan pada kami, semoga kami
berhasil dalam usaha seni ini, walau entah kapan itu, kami
bisa muncul kepermukaan,bisa berhasil dan sukses (119-
120)”.
Dari kutipan di atas menggambarkan tokoh utama memiliki
sikap yang baik, peprcaya diri, keyakinan yang tinggi, bekerja keras.
Akhlaknya tergambar pada tokoh Rita dan Linda yaitu memberi
uang kepada sesama, budi pekerti untuk membantu antara sesama,
orang tua, dan sahabat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek moral
yang dimiliki oleh tokoh utama dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
kaya Abdul Muis ialah moral yang terpuji dan positif. Hal tersebut
dapat dilihat dari saling tolong menolong terhadap orang lain. Selain
itu, mereka juga memiliki pandangan positif terhadap kehidupan
mereka sekalipun mendapatkan masalah.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis di Kelas XI SMA
Pembelajaran novel Cinta Tak Kenal Kasta kaya Abdul Muis
diaplikasikan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi beberapa komponen,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah
119
pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi yang dipaparkan sebagai
berikut.
1. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kompetensi yang berpedoman
pada silabus kurikulum 2013. Kompetensi inti yang akan dicapai dari
proses pembelajaran yang tidak hanya pengetahuan namun pendidikan
karakter siswa. Stadar kompetensi yang digunakan adalah memahami
buku biografi, novel, dan hikayat.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang diperinci dari
standar kompetensi. Kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada
siswa adalah KD 3.1 Menganalisis teks novel secara lisan maupun
tulisan berpasangan dengan 4.1 Menyunting teks novel sesuai
dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.
Pembelajaran sastra terdiri dari unsur intrinsik novel Cinta Tak
Kenal Kasta karya Abdul Muis dan analisis sosiologi sastra novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis.
3. Indikator
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar secara
lebih mendetail. Indikator adalah penanda pencapaian kompetensi dasar
yang diwujudkan dengan perubahan sikap, pengetahuanndan
keterampilan. Dalam hal ini indikator yang ingin dicapai adalah siswa
dapat menentukan unsur intrinsik dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta
120
karya Abdul Muis. Siswa diharapkan dapat meninjau aspek-aspek
sosiologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dan
siswwa mampu menganalisis unsur intrinsik novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis.
4. Tujuan Pembelajaran
Sastra kurikulum satuan pendidikan menggunakan kemampuan
dasar dan indikator hasil belajar sebagai ganti tujuan pembelajaran
umum dan khusus. Pembelajaran novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis melatih siswa menemukan unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik yang membangun novel tersebut. Apabila siswa telah
mengetahui struktur pembangun sastra, diharapkan mereka dapat
menemukan aspek-aspek sosologi sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta
karya Abdul Muis.
5. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Alokasi waktu yang digunakan
dalam penelitian untuk menyampaikan materi aspek-aspek sosiologi
sastra dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
sebanyak 4x45 menit (2x pertemuan).
6. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan rincian dari materi pokok.
materi pembelajaran memuat fakta, prinsip dan prosedur baik yang
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
121
pencapaian komptensi. Materi disampaikan kepada siswa secara
terperinci yang sesuai dengan indikator. Materi pembelajaran sastra
adalah menganalisis unsur intrinsik dan aspek sosiologi sastra novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis.
7. Metode Pembelajaran
Metode pemnbelajaran adalah rincian kegiatan dari proses
pembelajaran. Metode yang digunakan oleh tiap-tiap pendidik berbeda
karena dikembengkan sesuai dengan kreatifitas pendidik. Metode
pembelajaran yang digunakan secara teratur dan sesuai dengan materi
yang akan disampakan. Metode pembelajaran hendaknya bersifat
membangun semangat siswa mengikuti pembelajaran sehingga
memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.
Metode STAD yang digunakan dalam pembelajaran sastra,
khususnya novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis. dengan
metode STAD, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok (tim),
tiap tim menggunakan lembar kerja akademik untuk diskusi,
kemudian guru mengevaluasi secara individual untuk mengetahui
penguasaan bahan, guru meminta setiap siswa dan tiap tim diberi
skor atas penguasaan mereka terhadap bahan ajar..
8. Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan sumber materi yang akan
disampaikan kepada siswa. Sumber belajar disini dapat berupa buku
cetak Bahasa Indonesia, media elektronik atau cetak, alam sekitar, dan
122
sumber belajar lainnya. Sumber belajar disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan keada siswa. Sumber belajar yang digunakan antara lain
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis, buku teks kurikulum
2013 kelas XII dan beberapa penunjang pembelajaran
9. Langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran adalah cara penulis melaksanakan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013
menuntut siswa agar lebih mandiri dalam mengikuti jalannya proses
pembelajaran.
Pembelajaran sastra harus menempuh beberapa langkah yang
meliputi:
1) Kegiatan Awal
Guru pada kegiatan awal menyiapkan siswa psikis dan fisik
untuk mengikuti pembelajaran. Pada tahap ini guru menyampaikan
bahan ajar untuk siswa pelajari, khususnya pelajaran novel.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Guru dalam kegiatan eksplorasi melibatkan siswa
untuk memberikan informasi mengenai materi yang akan
dipelajari dai berbagai sumber. Berbagai pendekata, media,
sumber pembelajaran dapat digunakan untuk menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran. Pada tahap ini pula siswa
dapat diikutsertakan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
123
b) Elaborasi
Guru dalam kegiatan elaborasi dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk berfikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Guru
bertindak sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk
mencapai standar kompetensi yang ada.
c) Publikasi
Guru dalam kegiatan publikasi dapat memberikan
publikasi terhadap hsil eksplorasi dan elaborasi siswa. Guru
dapat memberikan umpan balik positif terhadap keberhasilan
siswa. Guru sebagai fasilitator dapat membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengikuti materi.
3) Kegiatan Akhir
Guru menyimpulkan kegiatan belajar mengajar yang telah
dilakukan pada tahap ini guru. Dapat melakukan evaluasi untuk
mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Selain itu, guru juga dapat menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4) Evaluasi
Setelah materi sosiologi sastra, dilakukan evaluasi atau
penilaian yang dilakukan penulis kepada siswa dengan tes tertulis
dan tes lisan. Tes lisan dengan pengamatan guru terhadap
kegiatan kerja kelompok di kelas. Tes tertulis guru mengevaluasi
124
secara individual untuk mengetahui penguasaan bahan, guru
meminta setiap siswa untuk memawakili kelompoknya
menyampaikan pendapatnya dan tiap tim diberi skor atas
penguasaan mereka terhadap bahan ajar.
Soal Tes Tertulis.
1) Sebutkan hal-hal yang menarik dari novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis menurut pendapat Anda!
2) Sebutkan tiga hal yang ingin kamu jadikan sebagai teladan
dari tokoh Susan! Jelaskan alasannya!
3) Bagaimanakah karakteristik tokoh Susan dalam novel Cinta
Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis?
4) Tuliskan sinopsis dari novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis dengan kata-katamu sendiri!
Soal Tes Lisan.
HARI PERTAMA DIBULAN DESEMBER
Drrrttt… (HP bordering)!!! sebuah pesan singkat
berisi promosi dari operator membuatku terbangun, dengan
terkantuk-kantuk kulihat jam menunjuk angka 01.28 dan
kuyakinkan diriku bahwa saat ini orang-orang sedang berenang
dengan indahnya di lautan mimpi. Seperti kebanyakan remaja
jaman sekarang, Jejaring sosial selalu jadi tempat kedua yang
mereka kunjungi setelah alam mimpi berakhir tentunya, tidak
terkecuali denganku, kemudian sesegera mungkin kulihat
TimeLine dengan penuh harap agar terdapat seseorang yang
sedang berkicau disana. Tidak membutuhkan waktu lama bagiku
untuk menyelam di TimeLine dan kemudian kulihat status dari
seseorang yang sudah tidak asing lagi di benakku. Dia, iya dia,
dia yang selalu membuat orang sepertiku bingung dan penasaran.
Yang artinya status itu baru saja dibuatnya, itu dibuat
sekitar pukul 00.29, dan ini merupakan hari pertama di bulan
125
desember. Mungkin tidak lama setelah status itu dibuat dia juga
masuk ke dunia mimpi, dunia dimana hanya dia yang tau.
Berselang beberapa menit setelah kupandangi status itu, banyak
sekali bermunculan status orang-orang tentang “wish” mereka di
bulan desember ini, kebanyakan dari mereka berharap agar bulan
ini jadi bulan yang lebih baik lagi dibanding bulan-bulan yang
lalu.
“sepertinya asik” dalam batinku.
Kemudian kuketik beberapa deret kata yang isinya ucapan
selamat bulan desember. Memang cukup sederhana untuk sebuah
status di pagi buta, tapi tak apalah, toh hal ini tidak selalu terjadi
tiap hari. Selama saya sekolah sampai di tingkat SMA, ini
merupakan kali pertama saya nanyain tentang wish ke seseorang,
terlebih lagi pada seorang perempuan. Beberapa saat sebelum
membalas pesan itu, pikiranku melayang menuju suatu waktu di
masa lalu, yaitu sekitar beberapa hari yang lalu, dimana pada saat
itu mungkin bisa dibilang sebagai konflik batin antara hati cowok
sama hati cewek.
Malam itu aku dan dia berkirim pesan dengan cukup enjoy
dan penuh canda, tapi, entah kenapa dia lantas melontarkan kata
yang cukup mencengangkan.Dia: “engga, makasih udah kasih
kejelasan, aku sempet bingung sendiri dengan kata “makasih
udah kasih kejelasan”, kejelasan apa maksudnya? Apa mungkin
ada kata-kata dariku yang membuatnya berkata seperti itu, aku
pun mencoba kembali melihat rentetan kejadian di pesan itu, dan
yang kutemukan hanyalah kata
dia: “engga, aku ga penting banget kan?”
dan saat pertanyaan itu aku kaji dengan begitu khusuk dan
hati-hati, hatiku berkata
“Maaf jika aku salah, tadi itu kan hanya lah sebuah
candaan, lagi pula kamu itu orang yang penting buat aku” sesaat
setelah memikirkan hal itu aku kembali membalas pesanya
dengan penuh tanda tanya dan rasa bersalah. sungguh, itu
membuatku bingung setengah mati, mungkin inilah perasaan
yang selalu dialami cowok ketika cewek marah sama dia.
Atau saat seorang cewek kesel sama seorang cowok.
Kemudian aku kembali meminta maaf dan menanyakan alasan
dia kenapa berkata seperti itu, tapi sepertinya hal yang aku lakuin
itu sia-sia, Aku tau, langkah yang paling baik saat seperti ini
adalah membiarkanya sendiri terlebih dahulu dan biarkan dia
menenangkan pikirannya, terlebih lagi pada saat itu dia memang
sedang banyak pikiran.
Dan akhirnya aku dan dia mengakhiri perbincangan malam
itu dengan perasaan canggung.
Semua kejadian yang telah lalu itu kini mulai pudar dari ingatan,
meskipun sebagianya masih berceceran, namun sekarang semua
126
terlihat lebih baik, tak ada kecanggungan antara aku dan dia,
kami cukup enjoy. Mungkin Inilah hari pertama di bulan
desember,
hari dimana harapan yang lama tergantikan oleh Harapan-
Harapan yang baru.
Harapan yang membuat seseorang hidup kembali,
Harapan yang membuat seseorang terseyum lebar,
Harapan yang membuat seseorang memulai kehidupanya dengan
penuh perbaikan diri.
Memang tidak harus menunggu awal bulan untuk menjadi
lebih baik, dan lebih baik, tapi inilah yang dinamakan Cerita
“Hari Pertama di Bulan Desember.
Kerjakan soal di bawah ini.
1. Bentuklah sebuah kelompok satu kelas dalam beberapa
kelompok!
2. Baca keseluruhan cerpen diatas dengan cermat!
3. Sebut dan jelaskan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen
diatas!
4. Diskusikan dengan kelompok Anda kemudian sampaikan
didepan kelas!
PROSEDUR PENILAIAN
No Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu Penilaian
1
.
Sikap
a. Bekerjasama dalam
pembelajaran analisi
novel
b. Disiplin dalam
kegiatan pembelajaran
analisi novel
c. Keaktifan dalam
pembelajaran.
Pengamatan Selama pelajaran
2. Pengetahuan
Menyelesaikan tugas
kelompok tentang
menganalisi novel, unsur
pembangun novel
presentasi Peugasan
Kelompok
3
.
Kretrampilan
Yang trampil dalam
Tes tertulis Ulangan harian
127
menyelesaikan masalah
dalam kehidupan yang
berkaitan dengan isi cerita
pada novel.
PEDOMAN PENILAIAN
no Nama
kelompok
Aspek yang dinilai/skor maksimal Jumlah
skor
UNSUR INTRINSIK
Tema
20
Latar
20
Alur
20
Amanat
20
penokohan
20
100
1.
2.
3.
4.
Nilai Akhir Maksimal= 100
128
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas
masalah yang diteliti,sedangkan saran berisi masukkan peneliti yang berkaitan
dengan hasil penelitian.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan terhadap novel
Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis yang disajikan pada bab IV, dapat
dibuat simpulan sesuai rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Unsur instrinsik yang terdapat dalam novel Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis mencakup enam poin, yaitu (1) tema mayor tentang
percintaan dan pengorbanan. Tema minor, masalah pendidikan, masalah
perekonomian dan masalah kematian, (2) tokoh dan penokohan dalam
novel ini dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama: Susan (baik, pekerja
keras,, sopaan, penyayang, sabar dan penyayang), dan tokoh tambahannya
: Rita (manja, baik, ramah, sopan dan suka menolong), Linda (bersahabat,
suka membantu, baik), Mamah Rita (perhatian, baik), Papah Rita
(sombong dan arogan), Kedan Robin (baik hati, bersahabat, suka
menolong), Supriyanto (baik hati), Hasan (baik dan suka menolong),
Tulang Jaurman (suka menasehati, baik hati, dan suka menolong), Ramlan
(baik hati). (3) alur, berdasarkan tahapan peristiwa, yaitu dari awal cerita
sampai akhir cerita menceritakan kisah tokoh utama yang saling berurutan
(alur maju), (4) latar dibagi menjadi tiga, yaitu: latar tempat, yaitu
129
Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Danau Toba/Pulau samosir, Kebun,
Rumah, Toko, Taman, latar waktu yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
latar sosial, yaitu saling tolong menolong dan peduli dengan orang lain.
(5) sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang
orang ketiga “diaan” (6) amanat, dalam mencapai sebuah cita-cita harus
berusaha dan bekerja keras .
2. Aspek-aspek sosiologi yang terdapat pada Cinta Tak Kenal Kasta karya
Abdul Muis digolongkan menjadi enam, yaitu (1) aspek pendidikan, SD,
SMP dan SMA, (2) aspek kekerabatan, tokoh utama dengan Linda, Rita,
dan Kedan Robin, (3) aspek perekonomian, bergolongan ekonomi tinggi
yaitu Rita, Papah dan Mamah Rita, Kedan Robin dan Linda , dan golongan
rendah Susan, (4) aspek cinta kasih, yaitu tokoh utama dengan Rita yang
lebih dominan terhadap lawan jenis, (5) aspek moral, yang ditampilkan
oleh tokoh utama yaitu keikhlasan, kasih sayang dan teguh pendirian
dengan hidup dan masa depannya.
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran unsur intrinsik dan sosiologi sastra
tokoh utama novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis dikelas XII
SMA dilaksanakan menggunakan kurikulum 2013. Novel tersebut dapat
digunakan sebagai bahan apresiasi sastra di SMA, dengan kompetensi inti
menganalisis unsur intrinsik novel, dan aspek sosiologi sastra tokoh utama
novel. metode yang digunakan adalah metode STAD. Langkah-langkah
pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti yaitu tahapan
pengenalan konsep, eksplorasi dan aplikasi, dan publikasi, dan kegiatan
130
akhir. Sumber belajar yang digunakan adalah buku cetak, media elektronik
atau cetak, alam sekitar dan sumber belajar lainnya, novel Cinta Tak Kenal
Kasta karya Abdul Muis dan buku-buku tentang sastra, evaluasi dilakukan
tes esai.
B. Saran
Merujuk pada kesimpulan di atas, selanjutnya penulis menyampaikan
saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan. Saran tersebut
mengarah kepada guru Bahasa Indonesia, siswa, dan peneliti selanjutnya.
a. Kepada Guru Bahasa Indonesia
Guru Bahasa Indonsia dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai
bahan pembelajaran sastra.
b. Kepada Siswa
Siswa kelas XII SMA dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
untuk memahami unsur intrinsik, dan aspek-aspek sosiologi sastra dalam
novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis.
c. Kepada Peneliti
Peneliti berikutnya dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai
referensi pembanding.
131
DAFTAR PUSTAKA
Agus Tri Asmoro, Gunanjar. “Analisis sosiologi Sastra Dalam Novel Lelaki yang
Menggenggam Ayat-Ayat Tuhan Karya Taufiqurrahman Al-Azizy dan
Skenario Pembelajarannya Di SMA”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Damono, Sapardi Djoko.1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Endraswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak
Kurniawan, Heru. 2012. Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra.
Yogyakarta: Graha ilmu.
Nyoman, Kutha Ratna. 2013. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustakla
Pelajar.
Malika Amalia, Nur. 2014. “Aspek Sosial Tokoh Utama Dalam Novel Surat
Dahlan Karya Khrisna Pabichara dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya di SMA”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Muis, Abdul. 2015. Cinta Tak Kenal Kasta. Yogyakarta: Zanafa Publishing.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Press.
Nirmala dan Suyitno. 2014.”Novel Dikaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari
(Analisis Sosiologi Sastra)”. Jurnal: Penelitian Bahasa, 1(3), 2013, 424.
Diakses pada tanggal 2014 Pukul 10.30 WIB. http://www.bastind.
fkip.uns.ac.id.
Rahmanto. 2016. Metode Pembelajaran Sastra. Rahmanto. Kanisius.
Setyorini, Nurul. 2014.”Aspek-Aspek Stilistika Novel Lalita Karya Ayu Utami”.
Jurnal: Pendidikan Bahasa dan Budaya, 1(2), 2014.
http://ejournal.umpwr.ac.id.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukirno, 2016. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suseno, Franz Magnis. 1984. Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Dasar Moral.
Yogyakarta: Kanisius.
132
LAMPIRAN
133
Judul : Cinta Tak Kenal Kasta oleh Abdul Muis
Tebal Halaman: 14x21 cm
Penerbit : Zanafa Publishing
Tahun Terbit : 2015
Terbitan : Pertama
134
SINOPSIS
Cinta Tak Kenal Kasta oleh Abdul Muis
Kisah cinta tak kenal kasta ini berawal dari cerita pemuda tamatan SMP yang sudah
lama menjadi pengangguran. Kemudian ia pergi merantau ke kota meninggalkan kampung
halaman menurutkan panggilan hati mencoba untuk mengadu nasip. Akan tetapi pekerjaan
yang diinginkan tidak juga dapat.
Setelah menjadi pengangguran beberapa bulan, ia mendapat pekerjaan sebagai
penjaga kebun durian. Dalam beberapa bulan ia sudah bisa memanen buah durian. Tidak
hanya pekerjaannya menajdi penjaga kebun durian, ia juga menjadi salah satu personil grup
band “Tambang Ria Band” dikampungnya.
Satu tahun berdirinya Tambang Ria Band bersamaan juga bertambah umurnya
menjadi 22 tahun yang belum mendapat pekerjaan tetap. Setelah beberapa tahun di kota atas
bantuan seseorang teman ia dapat pula melanjutkan sekolahnya di Sekolah Pertanian
Menengah Atas (SPMA) dan setelah tamat dapat pula bekerja di salah satu perusahaan
perkebunan sebagai asissten.
Sebelum itu ia sempat berkenalan dengan seorang gadis anak orang kaya yang
terpelajar lalu jatuh cinta pada gadis itu. Namun sayangnya orang tua atau ayah si gadis tidak
merestui hubungan mereka, karena menganggap pemuda pengangguran tidak berpendidikan
lagi miskin. Akibatnya sang pemuda patah hati dan berakhir dengan luka yang mendalam
karena cinta.
135
BIOGRAFI PENGARANG
Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ia adalah
putra Datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Seperti halnya orang Minangkabau, Abdul
Muis juga memiliki jiwa petualang yang tinggi. Sejak masih remaja, ia sudah berani
meninggalkan kampung halamannya, merantau ke Pulau Jawa. Bahkan, masa tuanya pun
dihabiskannya di perantauan.
Sastrawan yang sekaligus juga pejuang dan wartawan ini meninggal dunia di
Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dalam usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman
Pahlawan Cikutra, Bandung. Ia meninggalkan 2 orang istri dan 13 orang anak. Abdul Muis
lulusan Sekolah Eropa Rendah (Eur. Lagere School atau yang sering disingkat ELS). Ia
pernah belajar di Stovia selama tiga setengah tahun (1900--1902). Namun, karena sakit, ia
keluar dan sekolah kedokteran tersebut. Pada tahun 1917 ia pergi ke negeri Belanda untuk
menambah pengetahuannya.
Meskipun hanya berijazah ujian amtenar kecil (klein ambtenaars examen) dan ELS,
Abdul Muis memiliki kemampuan berbahasa Belanda yang baik. Bahkan, menurut orang
Belanda, kemampuan Abdul Muis dalam berbahasa Belanda dianggap melebihi rata-rata
orang Belanda. Oleh karena itu, begitu keluar dan Stovia, ia diangkat oleh Mr. Abendanon,
Directeur Onderwzjs (Direktur Pendidikan) di Departement van Onderwijs en Eredienst yang
membawahi Stovia, menjadi kierk. Padahal, pada waktu itu belum ada orang prihumi yang
diangkat sebagai kierk. Abdul Muis merupakan orang indonesia pertama yang dapat
menjadi kierk.
Pengangkatan Abdul Muis menjadi kierk tidak disukai oleh pegawai Belanda
lainnya. Hal itu membuat Abdul Muis tidak betah bekerja. Akhirnya, pada tahun 1905 ia
keluar dan departemen itu setelah bekerja selama Iebih kurang dua setengah tahun (1903--
1905). Sekeluarnya dan Department van Onderwzjs en Eredienst sebagai kierk hingga akhir
hayatnya, Abdul Muis sempat menekuni berbagai macam pekerjaan, baik di bidang sastra,
jurnalistik. maupun politik. Bidang pekerjaan yang pertama kali diterjuninya adalah bidang
jurnalistik. Pada tahun 1905 ia juga diterima sebagai anggota dewan redaksi majalah Bintang
Hindia, sebuah majalah yang banyak memuat berita politik di Bandung. Karena pada tahun
1907 Bintang Hindia dilarang terbit, Abdul Muis pindah kerja ke Bandungsche
Afdeelingsbank sebagai mantri lumbung. Pekerjaan itu ditekuninya selama lima tahun,
sebelum ia diberhentikan dengan hormat (karena cekcok dengan controleur) pada tahun 1912.
Ia kemudian bekerja di De Prianger Bode, sebuah surat kabar (harian) Belanda yang terbit di
Bandung, sebagal korektor, Ddalam tempo tiga bulan, ia diangkat
menjadi hoofdcorrector(korektor kepala) karena mempunyai kemampuan berbahasa
Belandanya yang baik.
136
Pada tahun 1913 Abdul Muis keluar dan De Prianger Bode. Sebagai pemuda yang
berjiwa patriot, ia mulai tertarik pada dunia politik dan masuk ke Serikat Islam (SI). Bersama
dengan mendiang A.H. Wignyadisastra, Ia dipercaya memimpin Kaum Muda, salah satu surat
kabar milik SI yang terbit di Bandung. Pada tahun itu, atas imsiatif dr. Cipto Mangunkusumo,
Abdul Muis (bersama dengan Wignyadisastra dan Suwardi Suryaningrat) membentuk Komite
Bumi Putra untuk mengadakan perlawanan terhadap maksud Belanda mengadakan perayaan
besar-besaran seratus tahun kemerdekaannya serta untuk mendesak Ratu Belanda agar
memberikan kebebasan bagi bangsa Indonesia dalam berpolitik dan bernegara.
Pada zaman pergerakan, bersama dengan H.O.S. Cokroaminoto, Abdul Muis
berjuang memimpin Serikat Islam. Pada tahun 1917 ia dipercaya sebagai utusan SI pergi ke
negeri Belanda untuk mempropagandakan Comite Indie Weerbaar. Pada tahun 1918,
sekembalinya dan negeri Belanda, Abdul Muis pindah bekerja ke
harian Neracakarena Kaum Muda telah diambil alih oleh Politiek Economische Bond, sebuah
gerakan politik Belanda di bawah pimpinan Residen Engelenberg. Pada tahun 1918 Abdul
Muis menjadi anggota dewan Volksraad (Dewan Rakyat Jajahan).
Perjuangan Abdul Muis ternyata tidak hanya berhenti sampal di situ. Bersama
dengan tokoh lainnya, Abdul Muis terus berjuang menentang penjajah Belanda. Pada tahun
1922, misalnya, ia memimpin anak buahnya yang tergabung dalain PPPB (Perkumpulan
Pegawal Pegadaian Bumiputra) mengadakan pemogokan di Yogyakarta. Setahun kemudian,
ia memimpin sebuah gerakan memprotes aturan landrentestelsel (Undang-Undang
Pengawasan Tanah) yang akan diberlakukan oleh Belanda di Sumatra Barat. Protes tersebut
berhasil. Landrentestelsel pun urung diberlakukan. Di samping itu, ia juga masih tetap
memimpin harian Utusan Melayu dan Perobahan. Melalui kedua surat kabar tersebut ia terus
melancarkan serangannya.
Oleh pemerintah Belanda tindakan Abdul Muis tersebut dianggap dapat
mengganggu ketenteraman dan ketertiban masyarakat. OIeh karena itu, pada tahun 1926
Abdul Muis „dikeluarkan‟ dari daerah luar Jawa dan Madura. Akibatnya, selama Iebih kurang
tiga belas tahun (1926--1939) Ia tidak boleh meninggalkan Pulau Jawa.Ia kemudian
mendirikan harian Kaum Kita di Bandung dan Mimbar Rakyat di Garut. Namun, kedua surat
kabar tersebut tidak lama hidupnya.
Di samping berkecimpung di dunia pers, Abdul Muis tetap aktif di dunia politik.
Pada tahun 1926 Serikat Islam imencalonkannya (dan terpilih) menjadi anggota
Regentschapsraad Garut. Enam tahun kemudian (1932) ia diangkat menjadi
Regentschapsraad Gontroleur. Jabatan itu diembannya hingga Jepang masuk ke Indonesia
(1942).
Di masa pendudukan Jepang, Abdul Muis masih kuat bekerja meskipun penyakit
darah tinggi mulai meñggerogotinya. Ia, oleh Jepang, diangkat sebgai pegawai sociale
zaken „hal-hal kemasyarakatan‟. Karena sudah merasa tua, pada tahun 1944 Abdul Muis
berhenti bekerja. Namun, pada zaman pascaprokiamasi, ia aktif kembali dan ikut bergabung
dalam Majelis Persatuan Perjuangan Priangan. Bahkan, ia pernah pula diminta untuk menjadi
anggota DPA.
Bakat kepengarangan Abdul Muis sebenarnya baru terlihat setelah Ia bekerja di
dunia penerbitan, terutama di harian Kaum Muda yang dipimpinnya. Dengan menggunakan
inisial nama A.M., ia menulis hanyak hal. Salah satu di antananya adalah roman
sejarahnya, Surapati. Sebelum diterbitkan sebagai buku, roman tersebut dimuat sebagal
feui/.leton „cerita bersambung‟ di harian Kaum Muda.
137
Sebagai sastrawan, Abdul Muis kurang produktif. Ia menghasilkan empat buah
novel/roman dan beberapa karya terjemahan. Namun, dari karyanya yang sedikit itu, Abdul
Muis tercatat indah dalam sejarah sastra Indonesia. Karya besarnya, Salah Asuhan, dianggap
sebagal corak baru penulisan prosa pada saat itu. Jika pada saat itu sebagian besar pengarang
selalu menyajikan tema lama: pertentangan kaum tua dengan kaum muda, kawin paksa, dan
adat istiadat, Salah Asuhan menampilkan masalah konflik pribadi: dendam, cinta, dan cita-
cita.
KARYA:
1. Tom Sawyer Anak Amerika (terjemahan karya Mark Twain, Amerika), Jakarta:Balai
Pustaka, 1928
2. Sebatang Kara (terjemahan karya Hector Malot, Prancis), Cetakan 2, Jakarta:Balai
Pustaka, 1949
3. Hikavat Bachtiar (saduran cerita lama), Bandung:Kolff, 1950
4. Hendak Berbalai, Bandung:KoIff, 1951
5. Kita dan Demokrasi, Bandung:Kolff, 1951
6. Robert Anak Surapati, Jakarta:Balai Pustaka, 1953
7. Hikayat Mordechai: Pemimpin Yahudi, Bandung:Kolff. 1956
8. Kurnia, Bandung:Masa Baru, 1958
9. Pertemuan Djodoh (Cetakan 4), Jakarta:Nusantana, 1961
10. Surapati. Jakarta:Balai Pustaka, 1965
11. Salah Asuhan, Jakarta:Balai Pustaka, 1967
12. Cut Nyak Din: Riwayat Hithip Seorang Putri Aceh (terjemahan karya Lulofs, M.H.
Szekely), Jakarta:Chailan Sjamsoe, t.t.
13. Don Kisot (terjemahan karya Cervantes, Spanyol)
14. Pangeran Kornel (terjemahan karya Memed Sastrahadiprawira, Sunda)
15. Daman Brandal Sekolah Gudang, Jakarta:Noordhoff, t.t.
138
KARTU PENCATAT DATA
Tabael 4.1
Unsur Intrinsik Novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
NO DATA HALAMAN
1. TEMA
1) Tema Mayor
Tentang Percintaan dan Pengorbanan
“Semula Rita ingin berkenalan dengan ku, karena melihat
photo kamui berdua dengan Kedan Robin. Dari photo yang
dilihatnya ia mengatakan pada Kedan Robin, ingin berjumpa
denganku, biar;lah….,pria dengan wanita berteman, nambah-
nambah wawasan.”
“Aku takut,…lagi-lagi aku takut, pada diriku sendiri, kalau-
kalau tumbuh rasa cinta, rasa yang dimiliki semua orang
membuat aku tambah menderita, bila cinta putus ditengah
jalan.”
“Bermacam-macam perasaan bergejolak dalam diriku. Rasa
bahagia,…menderita,…gembira,…sedih,…suka,…benci, selalu
silih berganti. Hidup seperti sehelai daun kering, diterbangkan
angin, terhempas ketembok, jatuh ke tanah, lalu terbang lagi,
dan akhirnya,…”
“Memang kalau cinta sudah bersarang dihati masing-masing,
tidak lagi memandang keadaan, perbedaan kasta, keturunan
kaya maupun miskin.”akupun tambah takut, bagaimana kalau
cinta kami, aku dan Rita bila terjadi seperti itu. Tapi yah,
tidaklah,…itu tidak mungkin terjadi, akukan manusia normal,
lagi pula siap tempur, apabila sudah menikah nanti, aku dengan
Rita, mudah-mudahan saja tidak terjadi hal-hal yang tidak kami
inginkan.”
“Dihari keempat belas akhir cutiku, aku kembali ketempat
tugasku, dengan membawa kado berisi luka dan duka diakhir
cinta.”
2) Tema Minor
a. Masalah pendidikan
“Ijasan SMP yang kumiliki serasa tak berguna bagiku. Padahal
aku bersekolah dengan biaya sendiri dari kelas I sampai tamat
kelas III, dengan harapan aku mendapat pekerjaan yang layak
dan dapat membahagiakan kehidupanku nantinya. Nyatanya
sekarang aku jadi pengangguran.‟‟
“Oh tidak,…Cuma teman sekolah waktu SMP dulu, dan pada
waktu itu kami sekelas, namun setelah tamat dia bias
menyambung ke SMA, Sedangkan aku Cuma tamat SMP saja,
93
96
99
156
293
5
139
tidak bias melanjutkan karna tak ada biaya, kataku memelas
diri.”
“Betapa senangnya punya orang tua yang mau mendukung dan
membiayai anaknya bersekolah, apalahi sampai kuliah, beda
dengan aku, sekolah saja Cuma sampai SMP, tidak ada biaya
untuk melanjutkan, apalagi sampai kuliah seperti rencananya
Supriyanto,kejawa lagi, sementara aku, untuk makan saja kerja
terlebih dahulu.”
“Setelah persyaratan senua beres, akupun mendatangi sekolah
yang tertera dibrosur yang tertempel dikiosku. Dengan
membayar uang pendaftaran, uang bangunan dan uang sekolah
selama 1bulan, aku langsung diterima. Tinggal menunggu
waktu nanti masuk sekolah, akupun sudah berseklah kembali di
SPMA swasta Pematang Siantar.‟‟
b. Masalah Perekonomian
“Sementara ini aku menumpang dirumah teman sekolahku dulu
Supriyanto di Kampung Tambangan. Ia dapat melanjutkan
sekolahnya di SMA Negri I Tebing Tinggi, dan sekarang sudah
kelas II. Orang tuanya memang mampu, karena punya rumah
makan dekat simpang 3, yang salah satu simpang menuju arah
ke Medan.”
“Kepahitan hidupku semakin terasa. Teringat kembali kepada
masa lalu, dimana penderitaan selalu melanda, apalagi dengan
tak sengaja, terlihat keadaan dan situasi kehidupan yang lebih
tinggi, memandang keatas, membuat aku lebih tenggelam
dalam dalam laut kemiskinan. Tapi apa mau dikata?...bukan
salah bunda mengandung, memang suratan diri sendiri.‟‟
“Dari brosur yang aku baca , aku tertarik pula ingin sekolah
kembali. Kebetulan pula sekolah tersebut sesuai dengan cita-
citaku sewaktu aku masih duduk dibangku SMP, bila aku tamat
nanti aku melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertanian Atas
(SPMA). Tapi saying, karena tak ada biaya jadi aku tak dapat
melanjutkan sekolahku.”
c. Masalah kematian
“Dihari cutiku yang ketiga belas, kami mendengar berita
amatir, bahwa tadi malam terjadi musibah. Sebuah kapal
pengangkut barang yang sedang berlayar diperairan danau
Toba menuju ke Tomok telah tenggelam diterjang badai.
Beberapa orang penumpang serta ABK dan sejumlah barang
hanyut tenggelam. Diberitakan juga sebelum kapal bertolak,
ada seorang perempuan muda berusia kira-kira 25 tahun
penumpang bus laut Tawar tampak turun dalam keadaan seang
bersedih dan menangis lalu naik kekapal ikut serta bersama
kapal menuju ke Tomok.”
7
65
245
4
96
244
292
140
“Kalaulah Rita ikut serta sebagai penumpang lalu tenggelam
bersama kapal yang ditumpanginya, alangkah malangnya nasib
Rita, tenggelam kedasar danau bersama cintanya yang suci.”
293
2. Tokoh dan Penokohan
a. Tokoh Utama
1. Susan
“Aku adalah anak tunggal yang tak punya saudara seayah
seibu. Aku dibesarkan oleh kakek dan nenekku. Setelah aku
tamat SMP, kakek dan nenekku telah tiada lagi. Itu sebabnya
aku memutuskan untuk pergi meninggalan kampong
halamanku.”
“Dalam tidur siangku itu, aku bermimpi didatangi apa gerangan
dengan pakaian serba putih, melihat kepadaku dengan wajah
yang sempurna, namun tidak berkata apa-apa.
Selama bekerja, aku sudah habis pakaian 3 stel, baru dapat 1
stel, ya….,masih kuranglah. Tapi ya….,sudahlah, itu pun sudah
sukur, bias makan dan dibelikan pakaian. Kalau mau nambahin
nantilah kalau sudah dapat duit.”
“Dua bulan lebih…,siang dan malam aku berada di hutan
kebun durian bersama dengan bang Ramlan. Kukatakan hutan,
karena keadaannya memang persis seperti hutan yang
ditumbuhi oleh pohon-pohon kayu besar-besar, padahal pohon-
pohon itu hanyalah pohon durian, cempedak, manggis,
diselingi beberapa pohon rambung, pohon aren dan juga
rumpun-rumpun bamboo.”
“Aku sudah berusaha mencari pekerjaan, namun hasilnya tak
ada, apalagi mendengar dari beberapa teman yang satu propesi
denganku, propesi pengangguran, yang mengatakan cari kerja
zaman sekarang sulit. Harus punya persyaratan 30,1. Deking, 2.
Dukun, dan 3. Duit. Semua persyaratan itu tidak dimiliki. Aku
sudah nerasa putus kamus, mau cari kerja kemana kalau begitu.
Kini jadinya aku luntang-lantung bagaikan perahu hilang
kemudi.”
“Bagiku semua itu masih sebuah mimpi yang belum terjawab,
atau juga sebagai seorang musafir yang berjalan dipadang pasir,
sedang kehausan dari kejauhan melihat oase ternyata setelah
dihampiri Cuma patamorgana, semakin jauh berjalan semakin
pula tidak berjalan.”
“Aku mulai jaga jarak, aku akan pulang ke Tebing Tinggi tapi
dimana aku tinggal ? Aku sudah lama tak menetap di rumah
bang Ramlan. Aku jadi segan mau dirumahnya, apa dia masih
3
42
56
64
86
92
96
141
butuh dengan tenagaku? Pikiranku jadi gemang menghadapi
kenyataan ini. Tapi kemana aku harus pergi?.”
“Aku tersentak dari lamunanku yang terus menerawang,
mendengar suara Kedan Robin menegurku, yang dari tadi tidak
bersuara, memperhatikan diriku.”
“Aku kembali merebahkan diri dengan tidak perduli keadaan
sekelilingku, atau ditempat siapa aku berada, dan seketika
akupun tertidur dengan dengan lelap sampai aku terbangun
kembali pul 03.00 sore.”
“Aku mengambil buku catatan dan sebuah pena dalam tasku,
lalu kumulai menarikkan pulpen dengan lincahnya diatas
lembaran buku catatanku, lalu terukurlah bait demi bait
menjadikan sebuah lagu.”
“Selesai aku menyanyikan lagu tersebut, lalu aku
mengeluarkan dari saku bajuku selembar kertas berisi goresan
pena sebuah karya lagu terbaru, kemudian kuberikan pada Rita.
Rita mulai membaca judul lagu itu:”Ssma Sayang.”
“Aku berfikir lagi bila Rita lulus, ia akan melanjutkan kuliah
keperguruan tinggi. Bagaimana aku? Berapa lama aku
menunggu cintanya? Aku jadi bingung sendiri. Kegiatan dan
penghasilanku terbatas. Kalau Cuma ini yang diusahakan
rasanya tidak bias berkembang. Tidurpun diruangan sempit,
pass-pas buat tidur seorang saja.”
“Dari sehari kesehari cintaku sama Rita semakin akrab, dan
semakin melekat, bagaikan daun dengan tangkainya, bak sirih
dengan pinangnya. Cinta yang tak lekang terkena panas, dan
tak luntur karena hujan. Tak siapapun dapat memisahkan kami,
kecuali maut dating menjemput.”
“Pagi sesudah sarapan , aku pergi ekantor dulu menjumpai
ADM melaporkan diriku bahwa aku sudah dating. Oleh ADM
aku diberi surat tugas untuk memulai kerja besok, lengkap
dengan fasilitas kerja.”
“Setiap aku mengantar laporan kekantor emplesemen, aku
selalu memeriksa surat yang dating atau masuk yang diantar
oleh petugas kantor pos, namun belum ada lagi surat dari
Kedan Robin maupun Rita. Rasanya aku sudah tak sabar
menunggu, karena kuhitung hari sudah satu bulan dari aku
mengirimkan suratku kepada mereka berdua. Aku cemas
apakah suratku tudak sampai? Tapi itu rasanya tak mungkin.”
“Waktu berjalan terus, hari yang kunantikan telah tiba. Aku
mendapat cuti perusahaan selama 14 hari. Aku akan pergi
133
161
179
182
243
250
267
275
142
ketempat tulang Jaurman, bertemu Bunde dan sahabatku Kedan
Robin. Juga kepada tante mamanya Rita, ingin lebih jelas
tentang keadaan Rita, apakah ia sudah enak kerja di Medan?
Akan kusuruh tulang bersama bunde dating kerumah Rita
untuk melamarnya.”
“Mendengar cerita tulang, aku terhenyak duduk sambil menarik
nafas dalam-dalam, sambil memikirkan betapa kejam papanya
Rita, sanggup merenggut kebahagiaan anaknya sendiri dengan
memandang harta, kasta, dan jabatan.”
b. Tokoh Tambahan
1. Rita
“Mana mungkinlah itu….,lae bias makan disini, atau dirumah
lae Robin, lae Robinkan punya rumah makan, nasi tetap ada
disana, Rita saja selalu beli nasi tempatnya Robin,”kata Rita
lagi.”
“ Ada itu didapur, lagi mempersiapkan makan siang, kebetulan
lae makan bersama kita disini ya! Tentu sudah lapar, dari
Tebing Tinggi kesini, sampainya menjelang siang.”
“Tidak dating ke Jakarta ito juga pulang, malahan kami sudah
kesana ito tidak jadi pulang kemari, Cuma mama saja yagn
tidak sabar nunggu kepulangan mereka.”
“Kenapa abang pulang? Kan waktu liburnya Rita abang bias
sama Rita disini, jadi ada yang menemani dan menghibur Rita,
jadi Rita tidak kesepian.”
“Kebetulan bang, papa Rita pulang juga dan sekarang ada
dikamar belakang sama mama, biar nanti aku panggil ya,” kata
Rita pula.”
2. Supriyanto
“Malam bang”, kata supriyanto duluan menegur abang yang
baru datang itu. Rupanya kamu-kamu ini punya hobi main
musk ya?”
3. Hasan
“Kamu ku tempahkan stu stel, jdi lebih dahulu aku ukur
badanmu menyesuaikan berapa besar baju dan celana yang
engkau pakai, “
“Warna apa yang Susan pilih? Yang dijahitkan Cuma celana
saja, kalau begitu ambil yang sudah jadi saja, siap pakai!”
4. Mamah Rita
“Sebentar, nanti tante buatkan minum dulu buat nak Susan.”
279
289
104
112
146
196
211
6
55-56
67
112
143
“Ayo nak Susan…,mari makan, jangan segan-segan ya, anggap
saja rumah sendiri, anggap saja kita keluarh\ga. Tante senang
kok bias makan bersama, apalagi papanyaRita jarang di rumah
begini, membuat tante selalu sepi dirumah ini, Cuma sama Rita
berdua saja, itupun kalau Rita dirumah, kalau Rita sekolah
ya…,Cuma tante sendirilah dirumah.”
“Tante kedapur dulu ya, mau menanak nasi, nanti nak Susan
makan dulu disisni, baru nak Susan boleh pulang.”
“Yeaaah,…jangan dulu nginap-nginap, kalian kan belu suami
istri, nanti apa kata orang, papapun bisa marah besar kalau
sampai ketahuan.”
5. Tulang Jaurman
“Kalau Susan memang mau, ada teman tulang yang punya
bengkel motor, disana nanti biasa bekerja sambil belajar
dulu,lama-lama nanti asalkan sungguh-sungguh bisa bongkar
pasang mesin atau melas atau apa sajalah yang bisa dikerjakan
sesuai kepandaian kita nantinya.”
6. Papah Rita
“Melihat penampilan papahnya Rita yang begitu gaya, betubuh
tinggibesar, berkulit putih dan perut besar, bagaikan orang
Belanda, membuat aku jadi salah tingkah. Kusalam dia sambil
memperkenalkan diriku: “Aku Susan,…anak jalanan, kekasih
Rita.” Salamku sambutnya, tapi beliau tidak bicara apa-apa,
malahan pergi lagi keruang dapur.”
7. Ramlan
“Kami bersaudara empat orang, dua laki-laki, dua perempuan,
kami laki-laki diapit oleh kakakku isteri abang Hasan dan
adikku yang bungsu perempuan pula.”
“Memang…,dia kira ada makanan didalamnya, apalagi kalau
kebetulan ada gula, tentu dia habisin. Bontotan nasi yang kita
bawapun apabila kita lengah habis dikerjainnya, yang suka
mencuri bontot orang, itu monyet beruk, dan itu mau melawan
orang, bila kita Nampak takut-takut, dia mau mengejar kita.”
“Itu kita nanti jadikan tempoyak saja San! Kita potong setiap
ruas bambu dengan gergaji, lalu isi durian yang masih bagus
dicampur dengan garam secukupnya, dimasukkan kedalam
bumbung dan tahan disimpan untuk beberapa lama. Kalau mau
buat kueh dan mau memepes kan, tempoyak itu bisa pula
dicampurkan sedikit, untuk mengtambil rasa dan aromanya.”
“Memang setiap pagi dan sore selalu terdengar suara burung-
burung berkicau, membuat hati kita tenang dan damai dihibur
oleh suara-suara merdu mereka, yang tak pernah rasanya
114
172
235
164
213
12
15-16
35
41
144
merasakan kesedihan an kepahitan hidup didunia pana ini,
makan mereka sudah tersedia, tidak perlu berkebun atau
membeli kebun.”
8. Kedan Robin
“Kalau kita sudah tau dan mahir dalam menggunakan kunci-
kunci nada itu, soal melodi nanti akan mudah dipelajari atau
dengan sendirinya kita bisa belajar sendiri.”
“Tenang sajalah lae….,tiba waktunya nanti kita tetap pergi.
Nanti aku bilang sama ito linda, dan akupun masih ada uangku
buat kita pergi bersama.”
“Tapi lae katakana tidak pulang, kenapa lae tiba-tiba katakana
mau pulang kampong?.‟‟
9. Linda
“Lain kata bagaimana acara di Tebing Tinggi?kenapa begitu
lama lae perginya? Sampai-samapi ito Rita rindu dan
kesepian.”
“Cinta itu lahir bukan karena keadaan, bisa saja cinta itu
tumbuh dilahan yang gersag dan tandus.”
“Besok kita kesana ya! Tanya kabarnya pu;ang dari
Jakarta,manatau kaha ikut pulang juga, sekalian tau dan
kenalan sama itonya Rita yang kuliah di Jakarta itu.”
“Sudah pastilah itu, Cuma ito Linda mengatakan turuti dulu
kata papamu, kan papa yang korban menguliahkan anggi, jadi
cobalah dululah agar tidak sia-sia hasil kuliah anggi.‟‟
“Cuma ada satu yang dirahasiakan ito Rita kepadaku, kudesak
bagaimanapun ia tak mau menceritakannya, katanya takut nanti
lae Susan sangat bersedih, tidak bisa tenang bekerja, atau boleh
jadi juga membenci dirinya selama-lamanya.”
84
138
167
127
128
141
281
287
3. Alur
a. Tahap Penyituasian
“Dua tahun lebih aku berada di kampong bersama abangku
Wahyudi anak wawak. Stelah aku pergi meninggalkan
kampung halamanku, menurutkan panggilan hati, dan selama
itu pula aku belum bekerja. Aku jadi gunjingan orang di
kampung, katanya percuma saja sekolah tapi tidak bekerja,
tidak jadi pegawai, mau makan apa? Kalau kudengar-dengar
omongan orng itu sakit juga perasaanku.”
“Walau apa yang harus kukerjakan, harus menghambakan diri
sama orang, terpaksa juga harus aku kerjakan, dari pada aku
harus kembali kekampung, menyadap pohon karet, yang bukan
milik sendiri juga. Mana tau,…dilain waktu ada lowongan,
2
14
145
kerna ada juga aku dengar, walau tamatan SMP, bisa juga
bekerja sebagai kerani dikantor.”
“Aku bekrja santai saja, sambil menunggu kepulangan bagn
Ramlan nanti. Rasanya aku tidak perlu letih bekerja, yang
penting Nampak bekas kerjaanku dan lambat laun juga kerjaan
siap fikirku.”
Sampai di depan rumah Rita kuucapkan salam dan kupanggil
Rita. Rita keluar dan kusalam, lalu kuserahkan oleh-oleh yang
aku bawa. Oleh-oleh diterimanya dan diucapkannya banyak
terima kasih. Dari wajahnya terlihat sangat gembira melihat
kedatanganku.”
b. Tahap Permunculan Konflik
“Tapi aku tetap saja takut, takut untuk menyatakannya, apa
mungkin dengean keadaanku ini, bisa bersama ito Rita dengan
kehidupan yang jauh berbeda? Sebenarnya aku sadar dengan
keadaanku. Tapia pa mau dikata? Hati ini tak dapat dibohongi,
tak bisa diajak menjauh, selalu tercari-cari, kapan kita ketemu
lagi?”
“Kenapa Rita mau mencintaiku, sedang keadaan dan kehidupan
kami jauh berbeda ibarat bumi dengan langit? Apakah Rita mau
meninggalkan tidur diranjang empuk kemudian tidur
bersamaku diselembar tikar? Apakah Rita mau bertempat
digubuk bambu beratap lalang, lalu meninggalkan istana penuh
kemewahan?” kalau kupikir-pikir serasa tak mungkin dan
rasanya cukup aneh. Tapi itulah kenyataan sekarang.”
“Kali ini aku tidak merasa grogi berhadapan dengan papanya
Rita yang telah begitu banyak mengajukan pertanyaan
kepadaku. Tinggal dengan aku dan Rita bebas curhat mau apa
yang disampaikan antara kami berdua. Sementara itu Ritapun
pergi keruang dapur untuk membuatkan minuman kami berdua.
Tak lama minumanpun sudah terhidang.”
c. Tahap Peningkatan Konflik
“Aku berfikir memang kebahagiaan itu bukan karena harta,
bukan karena banyak duit. Tapi kalau miskin juga seperti aku
ini, rasanya tak pula dapat membahagiakan orang. Klarena
hidup ini butuh duit, mencari kerja juga duit, segalanya juga
duit, mencari kerja juga duit, sampai matipun juga duit, kata
istilah seorang teman, Ise namangatur Negara on.”
“Sabar….,sabar diri ini, sabarlah menghadapi semua ini, lagi
diuji…,mudah-mudahan bisa lulus dalam ujian yang cukup
berat aku rasakan. Sampai dirumah, kami pergi mandi untuk
menyegarkan badan, habis berjalan seharian, menghilangkan
penat yang kami rasakan, supaya terasa enak diwaktu malam.”
210
99
177
247
115
167
244
146
“Setelah aku pikirkan lebih jauh, ada baiknya sambil sekolah
sambil menunggu perjalanan cintaku dengan Rita. Jadi
waktuku tidak terbuang sia-sia begitu saja. Pagi sambil siang
aku sekolah, sore sampai malam aku jualan rokok didepan
panggung bioskop, kalau hari minggukan libur sekolah jadi dari
pagi sampai malam bisa jualan.”
“Sewaktu lae tinggalkan memang ito Rita tampak sangat
ssedih, yang lebih sedih lagi karena ia harus pula menuruti
kehendak papanya ikut serta kerja di Medan. Waktu ito Rita
menolak keras kemauan papanya. Ia hamper nekat mau
meninggalkan rumah pergi etnah kemana. Untung saja ito Rita
dating menjumpai aku, lalu kuberikan pandangan apa yang bisa
aku sampaikan padanya. Kukatakan padanya, ito jangan terlalu
sedih ditinggal lae Susan, ia pergikan demi cintanya sama ito.
Demi memikirkan masa depan kalian. Coba bayangkan, ia
berjuang sampai sekolah kembali, lalu bisa bekerja dan
kerjanyapun bisa diandalkan.”
d. Tahap Klimaks
“Sebulan kemudian aku dapat mendapat surat panggilan untuk
bekerja disalah satu PT. Perkebunan tersebut tidak jauh dari
kota Perdagangan dan tidak jauh pula dari kampong asalku,
sehingga dengan mudah kalau aku pergi berkunjung
kekampung menunjukkan kepada orang-orang yang sirik
kepadaku dahulu bahwa aku sekarang bukan Susan yang
dahulu lagi, tapi sudah Susan yang mampu dan berhasil bekerja
dengan mengandalkan sekolahku.”
“Nak Susan,...amang percaya kalau nak Susan sebagai laki-laki
berani dan mampu menghadapi kenyataan ini. Dari
pembicaraan kami tadi malam, amangnya Rita tidak
mengijinkan hubungan kalian dilanjutkan walau ibunda Rita
menyetujui sepenuhnya. Keluarganya yang di Timbang Galung
juga kemudian juga demikian. Alas an mereka anaknya tidak
setuju kawin dengan orang tidak bermarga, dan katanya Rita
sudah kami jodohkan dengan anak pemilik perusahaan dimana
ia bekerja. Sudah berbagai dalih amang sampaikan kepada
mereka, namun mereka tetap saja pada pendiriannya, dan
amangnya tetap mau menjodohkan kepada pilihannya. Tinggal
lagi familinya yang di Tomok pulai Samosir tidak sempat
mengetahui hal ini, karena tidak sempat member kabar
kesana.”
e. Penyeleseaian
“Sudahlah Rita, aku lelah mendengar semua dari tulang dan
bunde bagaimana sambutan papa kepadaku. Mungkin disini
berakhirnya hubungan kita yang pertahankan selama 5 tahun,
walau berujung pada penderitaan, namun cinta tetap cinta, tapi
tidak semua dan tidak selamanya dapat menyatu dalam diri
287
251
289
290
147
kita. Kudo‟akan engkau berbahagia dengan pilihan orang
tuamu. Dua hari aku akan kembali ketempat pekerjaanku.
Selamat tinggal buatmu Rita.”
“Aku berupaya melupakan Rita, menghapus semua lembaran-
lembaran rekaman cintaku dengan Rita, tapi bayangan wajah
Rita selalu muncul. Dimana aku berada disana terlihat wajah
Rita.” (CTKK: 292)
292
4. Latar
a. Latar Tempat
6) Kampung
“Aku adalah anak tunggal yang tak punya saudara seayah
seibu. Aku dibesarkan oleh kakek dan nenekku. Setelah aku
tamat SMP, kakek dan nenekku telah tiada lagi. Itu sebabnya
aku memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung
halamanku.”
7) Kelurahan
“ Sepuluh hari saja aku berada di Kelurahan Kampung
Tambangan sudah terasa benar kepahitan hidup ini. Uang aku
tak punya lagi, habis untuk ongkos pergi mencari pekerjaan.”
8) Sungai dan Gubuk
“Pukul 05.00 WSU, kamipun berhenti bekerja, senua perkakas
kami simpan seperti semalam, lalu kami mandi kesungai. Siap
mandi kamipun meninggalkan kebun menuju pulang kerumah.
Sampai dirumah kamipun sudah hamper magrib.”
“Sudah lima hari kami tidur digubuk. Babatan sudah jauh
sampai keujung kebun. Namun kerna banyak pohon-pohon
durian dan pohon buah-buahan lain, batas kebun sebelah ujung
tidak kelihatan, terlindung oleh pohon-pohon yang banyak dan
tidak teratur. Menurut bang Ramlan sudah lebih 100 m panjang
kebun yang sudah dilimas dan dibabat, paling lama 5 hari lagi
sudah siap. Tinggal menunggu buah jatuh dan
mengumpulkannya. Tiap pagi pula abang mengantar buah
kekota, untuk menjualnya.”
9) Kebun
“Sampai dikebun kami turunkan semua beban yang kami bawa,
lalu aku menyapu lantau gubuk untuk membentangkan tikar
yang aku bawa. Bang Ramlan membersihkan dibawah dan
disekitar gubuk serta mengumpulkan potongan-potongan kayu
bekas sisa membuat gubuk.”
“Setiap hari aku sudah mengumpulkan buah, sudah banyak
yang jatuh dan keadaanya sudah baik. Perharinya tidak kurang
100 buah. Bang Ramlan mencari agen untuk membeli buah.
3
4
26
45
40
53
148
Karena tak mungki mau dibawa sendiri buah begitu banyak,
sementara aku tinggal saja dikebun, mengumpul buah,
membersihkan dan menghitung, berapa buah yang bisa dijual.”
10) Gedung Bioskop
“Tiba dikota, kami langsung menuju gedung bioskop dan
membeli karcisnya dua lembar. Aku bersama Supriyanto
langsung masuk kegedung, karena ingin duduk santai lebih
dulu menunggu film diputar. Aku ingin menceritakan rencana
bang Hasan itu tentang rencana mendirikan Band. Bagaimana
pula tanggapan Supriyanto dengan rencana itu, aku ingin pula
tau.”
11) Tebing Tinggi
“Pukul 11.00 WSU kamipun sampai Tebing Tinggi. Dari
terminal kami becak pula kerumahnya bang Hasan. Kalau di
Siantartadi becaknya motor, kalau di Tebing Tinggi becak
dayung.”
“Lain kata bagaimana acara di Tebing Tinggi? Kenapa begitu
lama lae perginya? Sampai-sampai ito Rita rindu an kesepian?”
12) Rumah
“Aku dan Kedan Robin segan lama-lama dirumah bang Hasan,
Cuma makan menunggu job, entah kapan baru dapat, sudah
setengah bulan kami belum bermain.”
“Tiba dirumah bang Hasan, kami lihat rumahnya dikunci,
kemana orangnya ya? Kutanyakan pada pembantu kedainya
bang Ramlan. Katanya mereka pergi ke Binjai, mengunjungi
orang tuanya sakit, termasuk bang Ramlan juga pergi.”
“Sesampainya aku dirumah Rita kulihat ada mobil yang
biasanya mobil itu berada di garasi mobil. Memang mobil itu
sudah lama tak ada dirumah Rita. Semenjak aku kenal dengan
Rita, bau dua kali ini aku melihat mobil itu.”
13) Pematang Siantar
“ Karena tidak ada job, aku kembali ke Pematang Siantar,
ketempat kedan Robin, disana aku lebih terhibur dengan gitar-
gitaran,…bersama ito Rita.”
“ Pukul 12.30 kami sampai di Pematang dan langsung pulang
kerumah Kedan Robin karena sudah waktunya untuk makan
siang. Karena Tulang Jaurman, pemilik kedai nasi, kamipun
tidak ragu kehabisan nasi buat makan.”
14) Danau Toba, Tomok, Pulau Samosir dan Parapat
“Suatu ketika Kedan Robin mengajak aku ke Parapat.
Rekreasi…,jalan-jalan, lihat-lihat pemandangan keindahan
alam, keindahan Danau Toba yang begitu terkenal sampai
65
81
127
98
137
210
98
149
kemanca Negara.”
“Di Parapat kami berempat berjalan menyusuri tepi pantai
danau Toba, bergandeng tangan, sambil memandang keindahan
alam yang begitu asri. Rita mengajak melanjutkan perjalanan,
pergi ke Tomok pulai Samosir. Namun, setelah kami fikir-fikir,
waktunya nanti tidak sempat lagi karena harus menyeberang
menggunakan kapal air, pukul berapa pula pulangnya? Karena
perjalanan tergantung dengan kendaraan yang kami tumpangi.
Terakhir bus trayek arah Siantar pukul 05.00 WSU sore sudah
habis.”
“Mendengar berita itu lalu bunde pergi kerumah keluarga Rita,
ingin menanya kabar apakah Rita sudah pulang? Dari tetangga
sebelah diketahui bahwa Rita belum pulang. Sedangkan tante
mamanya Rita sekarang sedang pergi ke Parapat dan Tomok
mencari keberadaan Rita.”
15) Terminal
“Sampai di terminal kami tidak langsung naik bus. Kami gitar-
gitaran dulu sambil duduk dibangku tunggu, menunggu bus
dari Parapat ke Medan. Pukul 10.00 WWSU baru bus tiba.
Kami ditempatkan dibangku paling belakang. Biasalah…,yang
penting tidak mbayar.”
b. Latar Waktu
1) Pagi Hari
“Pagi-pagi aku sudah bangun, siap sarapan dan perlengkapan
kekebun sudah dipersiapkan semua, termasuk senapan
anginpun tak ketinggalan untuk dibawa, lalu kamipun
barangkatlah menuju kebun.”
“Pagi pukul 08.00 WSU aku dan Kedan Robin sudah berada
didalam bus, duduk dibangku paling belakang, memang biasa
kami di dudukkan dibangku belakang namanya saja tidak
mbayar ongkos. Itu sudah enak, sudah lumayan, uang untuk
ongkos bisa cukup buat kami makan berdua satu hari.”
2) Siang Hari
“Pukul 11.00 WSU kamipun sampai di Tebing Tinggi. Dari
terminal kmai bnaik becak pulakerumahnya bang Hasan. Kalau
di Siantar tadi becaknya becak motor, tapi kalau di Tebing
Tinggi becaknya dayung.”
“Pukul 12.30 truk perkebunan yang mau masuk kedalamun
tiba. Kami naik kegerobak truk, bersama-sama dengan
123
99
100
292
118
27
106
81
150
beberapa orang karyawan yang ada di dalam gerobak truk
duduk diatas barang-barang yang sedang dibawa tru tersebut.”
3) Sore Hari
“Pukul 05.00 WSU, kamipun berhenti bekerja, semua perkakas
kami simpan seperti semalam, lalu kami mandi kesungai. Siap
mandi kamipun meninggalkan kebun menuju pulang kerumah.
Sampai dirumahpun sudah hamp[ir magrib.”
4) Malam Hari
“Tepat pukul 11 malam, kamipun kembali kegubuk di kebun
durian. Setengah jam diperjalanan kamipun sampai. Disebelah
gubuk dibawah pohon cempedak kami melihat dua ekor kancil
terkena cahaya lampu sepeda. Mereka berdua kelihatannya
sedang asyik makan kulit cempedak.”
“Malam yang ditunggu untuk tampilpun telah tiba. Para
anggota Tambang Ria Band pun telah siap untuk berangkat.
Karena perjalanan tidak begitu jauh ketempat acara, pukul
07.30 WSU malam sudah sampai. Setelah sampai ditempat
tujuan, alat-alat pun kami naikkan ke pentas, dan mengatur
sound sistem.”
c. Latar Sosial
“Kalau begitu istirahatlah sajalah lae biar aku yang jagakan
kiosdulu, akupun sudah bilang sama amang kalau aku tidak
pulang mala mini, nanti aku bisa tidur sama operator diatas
sana,” kata Kedan Robin sambil menunjukkan di atas panggun
tempat pemutaran filem.”
“Sebelumnya aku lebih dahulu mencari oleh-oleh sebagai buah
tangan, mau aku bawa kerumah Tulang. Dikampung dipinggir
perkebunan sekarang musim buah-buahan. Aku beli rambutan
satu keranjang besar, kubawa sebagai buah tanganku untuk
keluarga tulang Jaurman. Besok aku berangkat ke Pematang
Siantar.” (CTKK: 27
266
26
57
109
241-242
27
5. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
“Tak tahan menanggung, malam itu akhirnya Duma pergi
meninggalkan istana, Dia pergi bersama seekor anjing
kesayangannya, dan tak ada seorangpun yang mengetahuinya.
Kepergian Duma rupanya untuk mengakhiri hidupnya dengan
cara bunuh diri, ya…,dia lebih memilih jalan nista ini dari pada
hidup menanggung malu.”
“Rita lalu terdiam setelah mendengar apa yang aku katakana.
Mungkin ia dapat merasakan kebenaran apa yang aku ucapkan.
Kalaulah Rita memang benar-benar mencintaiku seribu persen,
sudah pasti ia menungguku dan tidak perlu untuk bekerja jauh
ke Medan.”
155
261
151
“Nak Susan,...amang percaya kalau nak Susan sebagai laki-laki
berani dan mampu menghadapi kenyataan ini. Dari
pembicaraan kami tadi malam, amangnya Rita tidak
mengijinkan hubungan kalian dilanjutkan walau ibunda Rita
menyetujui sepenuhnya. Keluarganya yang di Timbang Galung
juga kemudian juga demikian. Alas an mereka anaknya tidak
setuju kawin dengan orang tidak bermarga, dan katanya Rita
sudah kami jodohkan dengan anak pemilik perusahaan dimana
ia bekerja. Sudah berbagai dalih amang sampaikan kepada
mereka, namun mereka tetap saja pada pendiriannya, dan
amangnya tetap mau menjodohkan kepada pilihannya. Tinggal
lagi familinya yang di Tomok pulai Samosir tidak sempat
mengetahui hal ini, karena tidak sempat member kabar
kesana.”
289
6. Amanat
“Setelah kami pulang dan berada dirumah bang Hasan, ia
mengatakan akan mengadakan jamuan makan-makan, kepada
jiran tetangga disekitar rumahnya, sebagai tanda ucapan syukur
kepada Allah Swt atas rizki yang diberikan Allah dan
keselamatan tidak ada gangguan apapun dari awal sampai akhir
menjaga durian dikebunnya.”
“Kalau Susan memang mau, ada teman tulang yang punya
bengkel motor, disana nanti bisa bekerja sambil belajar dulu,
lama-lama nanti asalkan sungguh-sungguh bisa bongkar pasang
mesin sendiri atau melas atau apa sajalah yang bisa dikerjakan
sesuai kepandaian kita nantinya,”
“Masalah umur tidak menjadi persoalan, lagi pula menurut kata
orang bijak, belajar tidak ada batas usia. Karena di brosur yang
aku bacapun tidak ada batasan usia,kecuali kalau sudah kakek-
kakek.”
60
164
244
152
Tabel 4.2
Aspek Sosiologi Sastra novel Cinta Tak Kenal Kasta karya Abdul Muis
No Data Halaman
1. Aspek Cinta Kasih
“Aku tak habis fikir dibuatnya. Memang ada juga rasa menaruh
hatiku padanya, karena ia baik, cantik, pandai menyanyi, tapi
aku harus tahu dirilah, mana mungkin kalau kail panjang
sejengkal, laut hendak di duga.”
“Memang benar…,tak dapat dipungkiri bahwa aku juga
mencintai Rita. Tapi apa mungkin aku mampu melabuh cinta
dengan keadaanku seperti ini? Rita anak orang berada dan
berbahagia dalam kehidupannya, sedangkan aku…,penderitaan
hidup saja sudah sakit begini, apalagi kalau ditambah dengan
penderitaan bathin akibatnya cinta, apa jadinya nanti?”
“Berkat abang cinta pada Rita dan Rita juga mencintai abang,
serta dengan keadaan abang yang memang benar seperti
gambaran lagu itu, maka lahirlah lagu tersebut.”
“Demi abang dan demi cinta, walau tidur berdua dikolong
langitpun akan Rita lakukan, asalkan abang memang benar-
benar mencintai Rita.”
“Kenapa Rita mau mencintaiku, sedang keadaan dan kehidupan
kami jauh berbeda ibarat bumi dengan langit? Apakah Rita mau
meninggalkan tidur diranjang empuk kemudian tidur bersamaku
diselembar tikar? Apakah Rita mau bertenpat digubuk bambu
beratap lalang, lalu meninggalkan istana penuh kemewaha?”
kalau kupikir-pikir serasa tak mungkin dan rasanya cukup aneh.
Tapi itulah kenyataan sekarang.”
105
128
173
174
177
2. Aspek Pendidikan
“Ijasan SMP yang kumiliki serasa tak berguna bagiku. Padahal
aku bersekolah dengan biaya sendiri dari kelas I sampai tamat
kelas III, dengan harapan aku mendapat pekerjaan yang layak
dan dapat membahagiakan kehidupanku nantinya. Nyatanya
sekarang aku jadi pengangguran.”
“Setelah persyaratan senua beres, akupun mendatangi sekolah
yang tertera dibrosur yang tertempel dikiosku. Dengan
membayar uang pendaftaran, uang bangunan dan uang sekolah
selama 1bulan, aku langsung diterima. Tinggal menunggu
waktu nanti masuk sekolah, akupun sudah berseklah kembali di
SPMA swasta Pematang Siantar.”
5
245
153
3. Aspek Kekerabatan
“ Selama aku selalu bersama Kedan Robin, Pematang Siantar
seolah kota tempat tinggalku saja. Dimana ada Kedan Robin
disitu ada aku, bernyanyi berduet, dia pegang melodi aku
pegang rittem. Persahabatan kami seolah tak terpisahkan.
Walau suku dan agama kami berbeda, tidak menggoyahkan
persahabatan kami.”
93
4. Aspek Moral
“Sampai aku didepan rumahnya, kuucapkan salam dan
disambut oleh keluarga bang Ramlan. Mereka tengah sarapan,
dan aku langsung disuruh sarapan bersama mereka. Aku
menolak, karena aku barusan sarapan diruamahnya Supriyanto.
Tapi mereka memaksaku untuk ikut sarapan.”
“Uang yang disumbang kepada kami,kami hitung, dapat rp.
300,- uangnya mau dibagi sama, tapi ito Linda an ito Rita
menyerahkan kepada kami. Kami berdua tak usah dikasi, untuk
ito berdua saja katanya. Uang tersebut llu kami bagi dua,
masing-masing rp. 150,-.”
“Ayo nak Susan…, mari makan, jangan segan-segan ya, anggap
saja rumah sendiri, anggap saja kita keluarga. Tante senang kok
bisa makan bersama, apalagi papanya Rita jarang rumah begini,
membuat tante merasa sepi dirumah ini, Cuma sama Rita
berdua saja, itupun kalau Rita dirumah, kalau pergi sekolah
ya…, Cuma tante sendirilah dirumah.”
9
101
144
5. Aspek Perekonomian
“Kepahitan hidupku semakin terasa. Teringat kembali kepada
masa lalu, dimana penderitaan selalu melanda, apalagi dengan
tak sengaja, terlihat keadaan dan situasi kehidupan yang lebih
tinggi, memandang keatas, membuat aku lebih tenggelam
dalam dalam laut kemiskinan. Tapi apa mau dikata?...bukan
salah bunda mengandung, memang suratan diri sendiri.‟
“Dari brosur yang aku baca , aku tertarik pula ingin sekolah
kembali. Kebetulan pula sekolah tersebut sesuai dengan cita-
citaku sewaktu aku masih duduk dibangku SMP, bila aku tamat
nanti aku melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertanian Atas
(SPMA). Tapi saying, karena tak ada biaya jadi aku tak dapat
melanjutkan sekolahku.”
96
244
154
SILABUS
3. 9 Menganalisis isi dan
kebahasaan novel Unsur intrinsik dan
ekstrinsik
Unsur kebahasaan
Ungkapan
Majas
Peribahasa
Menemukan isi
(unsur ntrinsik dan
ekstrinsik) dan
kebahasaan
(ungkapan, majas,
peribahasa) novel
Menyusun novel
berdasarkan
rancangan
Mempresentasikan,
mengomentari,
danmerevisiunsur-
unsur intrinsik dan
kebahasaan novel,
dan hasil
penyusunan novel
1.9 M
merancang novel
atau novel dengan
memerhatikan isi
dan kebahasaan.
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : MAN 1 Kebumen
Mata pelajaran : Bahasa Idonesia
Kelas/Semester : XII /1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kometensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis isi dan
kebahasaan novel Menemukan isi (unsur intrinsik
dan ekstrinsik) dan kebahasaan
(ungkapan majas, peribahasa) 4.4.Merancang novel atau novel
dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan.
156
novel
Menyusun novel berdasarkan
rancangan
Mempresentasikan,
mengomentari, dan merevisi
unsur-unsur intrinsik dan
kebahasaan novel, dan hasil
penyusunan novel
C. Materi Pembelajaran
Menganalisis Novel Unsur dan kebahasaan novel
Menyusun teks cerita
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membaca secara cermat sinopsis novel yang di bagi guru
Siswa dapat menganalisis unsur intrinsik dan isi novel
Siswa dapat menentukan unsur pembangun dan kebahasaan novel
Siswa dapat menilai nilai-nilai yang telah ditemukan
Siswa dapat menentukan amanat dari cerita yang telah di baca
Siswa dapat menyususn teks cerita berdasarkan sejarah atau novel
E. Metode Pembelajaran Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan Model : STAD
F. Media Pembelajaran
1. LCD
2. Laptop
3. Teks Sinopsis novel
157
G. Sumber Belajar
1. Buku cetak Bahasa Indonesia
2. Media elektronik atau cetak
3. Alam sekitar, dan
4. Sumber belajar laiannya
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Tahap-tahap Langkah-langkah Pembelajaran Waktu
1 2 3
Pendahuluan
Membangun
Konteks
Pelaksanaan
- Peserta didik menjawab
salam dan berberdoa
sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan.
- Guru mengabsen siswa
- Peserta didik
mendengarkan guru
membacakan tujuan
pembelajaranyang akan
dilaksanakan.
- Peserta didik
mendengarkan motivasi
yang disampaikan guru.
- Peserta didik menerima
informasi tentang novel,
struktur, isi, dan
kebahasaan.
Pendahuluan
10 menit
Inti
Pemodelan
Mengonstruksi
Bersama
a. Stimulation
(stimulasi/pemberian
rangsangan)
- Peserta didik menjawab
pertanyaan yang berkaitan
dengan materi
menganalisis novel yang
terdapat pada layar (LCD)
- Peserta didik synopsis yang
dibagikan guru.
- Peserta didik membaca
synopsis yang telah di
tampilkan.
Kegiatan inti
65 menit
158
b. Problem statement
(pernyataan/ identifikasi
masalah)
- Peserta didik menganalisis
unsur pembangun novel
yang terdapat pada teks
yang ditampilkan secara
berpasangan / berkelompok.
- Peserta didik mencermati isi
pokok yang terdapat dalam
teks sinopsis novel.
a. Data collection
(Pengumpulan Data)
- Peserta didik membaca teks
synopsis novel.
- Pesertadidik mendiskusikan
unsur pembangun novel dari
synopsis yang dibaca
dengan teman sekelompok.
- Peserta mendiskusikan
tentang isi pokok yang
terdapat dalam teks
synopsis yang dibagikan
guru secara berkelompok.
- Dua siswa tiap kelompok
pindah ke kelompok lain
untuk mencari informasi
tentang tugas tersebut
- Dua siswa tinggal di
kelompok untuk
memberikan informasi
kepada kelompok lain
b. Data Processing
(Pengolahan Data)
- Peserta didik
menyimpulkan unsur
pembangun novel yang
telah dibaca.
- Peserta didik
menyimpulkan isi yang
terdapat pada teks synopsis
novel yang telah dibaca,
159
e.Verification (Pembuktian)
- Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi berupa data yang
ditemukan yang telah
disusun secara
berkelompok. Sedangkan
kelompok lain memberikan
penilaian kepada kelompok
yang maju kedepan.
Mengonstruksi
Mandiri
Peserta didik dan guru
menyimpulkan tentang unsur
dan isi pokok pada synopsis
novel.
Penutup
15 menit
2. Pertemuan kedua 2 JP Tahap-tahap Langkah-langkah Pembelajaran Waktu
1 2 3
Pendahuluan
Membangun
Konteks
Pelaksanaan
- Peserta didik menjawab
salam dan berberdoa
sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan.
- Guru mengabsen siswa
- Peserta didik
mendengarkan motivasi
yang disampaikan
- Guru menanyakan materi
pertemuan sebelumnya.
- Peserta didik menerima
informasi tentang unsur
intrinsic dalam novel
Pendahuluan
10 menit
160
Inti
Pemodelan
Mengonstruksi
Bersama
c. a. Stimulation
(stimulasi/pemberian
rangsangan)
- Peserta didik menjawab
pertanyaan yang berkaitan
dengan materi unsur
intrinsic yang terdapat pada
layar (LCD)
- Peserta didik dibagi
menjadi beberapa
kelompok untuk
mendiskusikan unsur
intrinsic dari synopsis yang
telah di bagikan guru.
- Peserta didik membaca teks
sinopsis yang telah
dibagikan.
Kegiatan inti
65 enit
b. Problem statement
(pernyataan/ identifikasi
masalah)
- Peserta didik
mengidentifikasi unsur
intrinsik pada synopsis
novel
- Peserta didik mencermati
unsur intrinsic yang
terdapat dalam synopsis
novel.
c. Data collection
(Pengumpulan Data)
- Peserta didik membaca teks
synopsis yang telah di
bagikan oleh guru.
- Pesertadidik mendiskusikan
unsur intrinsik dari teks
synopsis yang dibaca
dengan teman sekelompok.
- Peserta mendiskusikan
tentang unsur intrinsic yang
terdapat dalam teks
sinopsisi yang dibagikan
guru secara berkelompok,
d. Data
Processing(Pengolahan
Data)
- Peserta didik
161
menyimpulkan unsur
intrinsik pada teks synopsis
yang telah dibaca.
- Peserta didik
menyimpulkan isi cerita
yang terdapat pada
synopsis
e. e.Verification (Pembuktian)
- Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi berupa data unsur
intrinsik dan isi cerita yang
telah disusun secara
berkelompok. Sedangkan
kelompok lain memberikan
penilaian kepada kelompok
yang maju kedepan.
Mengonstruksi
Mandiri
Peserta didik dan guru
menyimpulkan tentang unsur
intrinsic dan isi cerita pada
novel.
Penutup
15 menit
f. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
a. Kognitif : tes tertulis melalui ulangan harian dan tugas
b. Psikomotor : presentasi
c. Sikap : observasi dan jurnal guru
2. Prosedur Penilaian
No Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu Penilaian
1. Sikap
c. Bekerjasama
dalam
pembelajaran
analisi novel
d. Disiplin dalam
Pengamatan Selama pelajaran
162
kegiatan
pembelajaran
analisi novel
c. Keaktifan dalam
pembelajaran.
3. Pengetahuan
Menyelesaikan tugas
kelompok tentang
menganalisis novel,
unsur pembangun novel
presentasi Peugasan
Kelompok
3. Keterampilan
Yang trampil dalam
menyelesaikan masalah
dalam kehidupan yang
berkaitan dengan isi
cerita pada novel.
Tes tertulis Ulangan harian
163
RUBRIK PENILAIAN
UNSUR INTRINSIK NOVEL
(Mengevaluasi hasil pekerjaan siswa lain)
no Nama
kelompok
Aspek yang dinilai/skor maksimal Jumlah
skor
UNSUR INTRINSIK
Tema
20
Latar
20
Alur
20
Amanat
20
penokohan
20
100
1.
2.
3.
4.
Penghitungan nilai Akhir
Skor yang diperoleh
NILAI = ---------------------------------×100
Skor maksimal
Purworejo,….Agustus 2017
Mahasiswi, Guru
Anita Rahmawati ……………………………..
NIM. 132110087 NIP. ………………………….
Mengetahui
Kepala Sekolah
…………………………………….
NIP. ……………………………….