ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB...

69
ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (HOTS) DALAM SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN AJARAN 2016/2017 (Skripsi) Oleh DESI LESTARI NINGSIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (HOTS)DALAM SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BIOLOGI SEKOLAH

MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

OlehDESI LESTARI NINGSIH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

ABSTRAK

ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)DALAM SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BIOLOGI SEKOLAH

MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

Desi Lestari Ningsih

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristiksoal tipe Higher Order

Thinking Skill (HOTS). Subjek pada penelitian ini yaitu UN biologi Sekolah

menengah atas tahun 2016/2017. Instrument penelitian menggunakan lembar

penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua (92,5%) soal UN

bertipe HOTS. Karakteristik pada butir soal UN hampir semua (97,3%) butir soal

sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Stimulus yang digunakan pada

soal setengahnya adalah gambar, sedangkan sebagian kecil adalah diagram, tabel,

contoh dan kurang dari setengah adalah penggalan kasus. Karakteristik soal

berpikir kritis sebesar (85%), kurang dari setengahnya adalah indikator

memfokuskan pada pertanyaan. Karakteristik soal pemecahan masalah hanya

sebesar 22,5% yang sebagian kecilnya adalah indikator mengidentifikasi masalah

sebesar, mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dan memecahkan masalah

berdasarkan data dan masalah.

Kata kunci: berpikir kritis, HOTS, jenis stimulus, pemecahan masalah

Page 3: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (HOTS)DALAM SOAL UJIAN NASIONAL (UN) BIOLOGI SEKOLAH

MENENGAH ATAS (SMA) TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

DESI LESTARI NINGSIH

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKANPada

Jurusan Pendidikan MIPAFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 4: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten
Page 5: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten
Page 6: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten
Page 7: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

RIWAYAT HIDUP

Desi Lestari Ningsih lahir di Kota Bandar Lampung pada

tanggal 1 Desember 1995, anak Pertama dari tiga

bersaudara, pasangan Bapak Jaswadi (Alm) dan Ibu

Martini. Penulia beralamat di Desa Tri Tunggal Jaya, Unit 2

Kec. Banjar Agung Kab. Tulang Bawang. No HP

085669893200/085698178987 .

Penulis mengawali pendidikan formal di Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)

Setia Kawan Panjang tamat diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Dasar (SD) di

Negeri 1 Dwi Warga Tunggal Jaya diselesaikan pada tahun 2008, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 5 Banjar Agung diselesaikan pada

tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Banjar Agung

diselesaikan pada tahun 2013. Tahun 2014 terdaftar sebagai Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Melaksanakan

program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

Way Kanan tahun 2017, dan melakukan penelitian pendidikan di Universitas

Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pad a tahun 2018.

Page 8: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

Tahun 2014 hingga 2015 mengikuti organisasi HIMASAKTA dan BEM FKIP

Unila serta FPPI FKIP Unila. Bekerja sampingan di Ayang Jus pada semester 5

dan bekerja sampingan di Fotocopy Abdy sejak semester 7 hingga sekarang.

Bimbingan Belajar Hafara Tahun 2016-2017. Prestasi yang berhasil diraih

diantaranya, juara 2 Lomba Menulis Cerpen Kemuslimahan 2015 yang

diselenggarakan oleh Rohani Islam FEB Universitas Lampung pada Tahun 2015.

Juara 3 lomba menulis cerpen Cahaya Cinta Kartini yang diselenggarakan oleh

BIROHMAH Universitas Lampung. Serta, finalis Microteaching Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2017.

Page 9: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

PERSEMBAHAN

Terucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT serta Muhammad SAW sebagaisuri tauladan yang dinantikan syafaatnya, kupersembahkan karyaku ini sebagai

tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada:

Ayah, Ibuku, Dan adik-adiku tercinta, terimakasih untuk cinta dan kasih sayangyang telah tulus dan ikhlas membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran

dan perjuangan, dan senantiasa memberikan semangat, dukungan baik moril danmateril serta do’anya untuk keberhasilanku.

Serta

Almamater tercinta Universitas Lampung sebagai tempat dalam menggali ilmu,mendewasakanku dalam berfikir dan bertindak

Page 10: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

MOTTO

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnyaAllah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 45)

“Maka Nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan?”(QS Ar-Rahman)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Makaapabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada tuhanmulah engkauberharap”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

“Berusahalah jadi dirimu sendiri, jika kamu tidak percaya dengandirimu apalagi orang lain?”

(Desi Lestari Ningsih)

“Semua orang hebat pada porsi dan tempatnya, maka janganremehkan dirimu. Percayalah bahwa dirimu bisa”

(Desi Lestari Ningsih)

Page 11: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

SANWACANA

Bismillahirohmanirohim.

Puji Syukur dihaturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segalanya yang

telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan

judul “Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Soal Ujian

Nasional (UN) Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun Ajaran 2016/2017.

” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam juga tak lupa selalu tercurahkan

kepada nabi besar kita, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah

membawa umat dari zaman jahiliyah yang gelap meuju zaman yang terang

benderang dan semoga kita mendapat syafaatnya di hari akhir kelak. Amiin.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan

bantuan, dorongan, semangat, motivasi, dan saran sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. D. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Sunyono, M.Si. selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd.

selaku Pembantu Dekan II, Bapak Dr. Rismawanti Rini, M.Si, selaku

Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Page 12: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

3. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan

Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, nasehat, dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd.,selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, dalam proses

penyelesaian skripsi.

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, dan saran demi perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Karyawan Prodi Pendidikan Biologi Universitas

Lampung.

8. Bapak Muhammad Zainul Wahid, S.Pd, selaku guru biologi SMA Al-Kautsar

yang bersedia membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

9. Teman-teman Mahasiswa Universitas Lampung angkatan 2014, Isnaeni

Safitri, Istianah, Nurul Cahyani, Fitri Alhazizah, Eka Nurrohmah, Ni Ketut

Hartini yang telah memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan

skripsi.

10. Teman-teman KKN-PPL Elsa Nursabrina, Maya Riska Framayani,

Rahmawati, Riska Restiani, Aghnia Amalia Ningtyas, Riana Septa Dewi,

Gilang Ibnu Fajar, Puguh Nurohim, dan Maryadi Budi Wiyono yang selalu

memberikan dukungan dan semangat untuk bersegera menyelesaikan skripsi.

Page 13: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

11. Teman-teman Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang

saling membantu, memberi pengarahan, nasehat, saran, keluh kesah selama

kuliah dan penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Bapak Joni dan Keluarga yang telah menerima baik selama KKN-PPL dan

menjadi orang tua sampai saat ini.

13. Teman-teman seperkerjaan Om Dedy, Mbak Maryam, Mas budi, Neni, Novi,

Wati, mbak Lilik, teteh, Mbak Komang, Mbak Helda, Om Komang, Mbak

Ida, Lilis, Reca yang telah memberi semangat dan dukungan.

14. Teman seatap Novi, Eka, Okta, mbak Tiara, Mbak Anis, Mbak Upik, Mbak

Uut, Desi, Ayu, Husnul, Prin,

15. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terimakasih banyak atas bantuannya semoga Allah membalas atas kebaikantersebut.

Bandar Lampung, November 2018Penulis,

Desi Lestari Ningsih

Page 14: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ...................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................. 6C. Tujuan Penelitian ................................................................... 7D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Penilaian ................................................................................ 11B. Analisis Soal........................................................................... 14C. Kemampuan Berpikir ............................................................. 16D. Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................................... 18E. Ujian Nasional (UN) .............................................................. 39F. Kerangka Pikir........................................................................ 40

III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 42B. Subjek Penelitian ................................................................... 42C. Desain Penelitian ................................................................... 42D. Prosedur Penelitian................................................................. 43

1. Tahap Persiapan .............................................................. 432. Tahap Pelaksanaan ......................................................... 43

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 441. Jenis Data ........................................................................ 442. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 443. Teknik Analisis Data....................................................... 44

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Peneltian ....................................................................... 47

1. Kualitas soal Ujian Nasional (UN) Biologi SMA tahun Ajaran2016/2017 ..................................................................... 47

2. Kesesuaian butir soal UN dengan indikator pencapaianKompetensi ................................................................. 48

Page 15: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

3. Karakteristik stimulus pada soal UN Biologi SMA tahunajaran 2016/2017............................................................. 48

4. Karakteristik keterampilan berpikir kritis padasoal Ujian Nasional (UN) Biologi SMA tahun ajaran 2016/2017................................................................................. 49

5. Karakteristik keterampilan pemecahan masalahpada soal Ujian Nasional (UN) Biologi tahun ajaran 2016/2017 ................................................................................ 49

B. Pembahasan ........................................................................... 50

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ............................................................................... 55B. Saran ...................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 57

LAMPIRAN ........................................................................................ 61

Page 16: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Andreson ...................................... 21

2. Deskripsi Dan Kata Kunci Revisi Taksonomi Bloom ......................... 21

3. Dimensi revisi Taksonomi Bloom dan contoh kata kerja operasionaluntuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ........................................ 26

4. Kriteria Kesesuaian ............................................................................. 45

5. Kriteria Penilaian.................................................................................. 46

6. Kualitas butir soal................................................................................. 47

7. Karakteristik Kesesuaian soal UN dengan indicator pencapaiankompetensi............................................................................................ 48

8. Karakteristik stimulus pada soal UN Biologi SMA tahun ajaran2016/2017............................................................................................. 48

9. Karakteristik keterampilan berpikir kritis pada soal Ujian Nasional (UN)Biologi tahun ajaran 2016/2017 .......................................................... 49

10. Karakteristik keterampilan pemecahan masalah pada soal UjianNasional (UN) Biologi tahun ajaran 2016/2017 ............................... 49

Page 17: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 41

Page 18: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu pendidikan menjadi masalah yang sejak dulu senantiasa diupayakan

peningkatannya oleh pemerintah. Pengendalian mutu pendidikan pada

dasarnya adalah pengendalian mutu SDM (sumber daya manusia) yang

berada dalam sistem tersebut. Untuk mengetahui pengendalian ini dibutuhkan

informasi mengenai keadaan peserta didik, apakah ada perubahan, apakah

guru berfungsi, apakah sekolah mendukung terlaksananya program-program

pendidikan sehingga hasilnya bisa dicapai secara optimal. Salah satu cara

yang dilakukan untuk dapat mengendalikan mutu dalam pendidikan adalah

dengan melakukan assessment (penilaian) (Sutama, Sandi, dan Fuandi,

2017:106).

Mengingat pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secra

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negaranya, yang tercantum dalam UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

tentang sistem pendidikan nasional. Serta memiliki tujuan yaitu untuk

Page 19: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

2

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan akan tercapai apabila dalam pelaksanaannya sesuai

ketentuan pemerintah. Salah satunya adalah mengikuti ketentuan penilaian

peserta didik yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian pendidikan

pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas: penilaian hasil

belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidik, dan

penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh peserta

didik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar,

dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian

hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian

standar kompetensi kelulusan untuk semua mata pelajaran. Sedangkan

penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian

kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Penilaian

dalam pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan pencapaian hasil belajar dari peserta didik. Penilaian hasil

belajar oleh seorang guru menggunakan berbagai teknik penilaian seperti tes,

observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lainnya yang

sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta

didik (Salamah, 2018: 274).

Page 20: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

3

Penilaian yang ideal menurut Permendikbud No 23 Tahun 2016

(Permendikbud, 2016: 5-6), penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan

dalam bentuk ulangan, pengamatan, penugasan dan atau bentuk lain yang

diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk mengukur

dan mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik, memperbaiki proses

pembelajaran, menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah

semester, akhir semester, akhir tahun, dan atau kenaikan kelas. Penilaian hasil

belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian nasional dan atau

bentuk lain yang diperlukan.

Penilaian perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana kompetensi yang

telah dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran, dimana pada

kurikulum 2013, penilaian diatur dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun

2013 (Permendikbud, 2013: 6) tentang Standar Penilaian Pendidikan meliputi

penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu

tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian ini

merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik, satuan

pendidikan dan pemerintah. Banyak upaya dari pemerintah dalam men-jamin

mutu pendidikan, salah satunya yaitu kegiatan ujian nasional. Ujian nasional

diselenggarakan untuk mengukur dan menilai ketercapaian.

Ujian Nasional (UN) menurut permendikbud nomor 5 tahun 2015 pasal 1

ayat 5, Ujian Nasional selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran

dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata

Page 21: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

4

pelajaran tertentu. Kegunaan hasil Ujian Nasional UN menurut

Permendikbud nomor 5 tahun 2015 pasal 21 ayat 1 adalah sebagai berikut: (1)

Pemetaan mutu program dan. Atau satuan pendidikan; (2) Pertimbangan

seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; dan (3) Pertimbangan dalam

pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam

upayanyauntuk meningkatkan mutu pendidikan.

Hasil penelitian Guchi (2017: 49) menunjukkan sebaran soal pada soal ujian

nasional biologi dari tahun pelajaran 2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016

masih rendah dalam tingkatan C4 (Analisis), C3 (Evaluasi), dan C6 (Kreasi).

Soal-soal yang dibuat untuk UN harus menuntut peserta didik untuk berpikir

secara kritis, hal ini sesuai dengan penerapan Kurikulum 2013 diharapkan

dapat menghasilkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif inovatif dan

afektif, melalui penguatan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Tidak hanya mengenai soal UN yang diujikan, instrumen penilain yang

dipakai juga harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)

menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif

(Kemendikbud, 2014: 87).

Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional,

Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan

antara lain dilakukan pada standar isi yaitu mengurangi materi yang tidak

relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta

didik serta diperkaya dengan kebutuhan peserta didik untuk berpikir kritis dan

analitis sesuai dengan standar internasional. Penyempurnaan lainnya juga

Page 22: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

5

dilakukan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap

model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar

diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), karena berpikir

tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan

mendalam tentang materi pelajaran (Widana, 2017: 1).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS merupakan solusi untuk

mengejar ketertinggalan. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut seseorang

harus survive, dimana seseorang harus mampu memiliki kemampuan berpikir

tingkat tinggi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Menurut Miri,

Ben-Chaim, dan Zoller (dalam Sajidan dan Afandi, 2017: 1-2) reformasi

sistem pendidikan yang dimaksud bukanlah menyangkut perubahan konten

kurikulum, melainkan perubahan pedagogi, yaitu perubahan bertindak dari

simple action ke arah comprehensive action dan peralihan dominasi

pengajaran tradisional yangbersifat non-algoritmik dan menekankan

keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS atau Low Order Thinking Skill)

menuju pembelajaran yang menekankan keterampilan berpikir tingat tinggi.

Hasil penelitian Hamzah dan Masri (dalam Ariani, 2014: 2) menunjukkan

bahwa seseorang yang menggunakan keterampilan berpikir akan lebih mudah

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dibandingkan dengan seseorang yang

kurang menggunakan keterampilan berpikir keterampilan berpikir tersebut

dapat dimulai dari berpikir tingkat rendah hingga berpikir tingkat tinggi.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dicapai apabila keterampilan

Page 23: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

6

berpikir tingkat rendah telah dikuasai. Keterampilan berpikir tingkat rendah

adalah keterampilan berpikir dari aspek mengingat sampai dengan

mengaplikasi. Sedangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi aspek

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (Ariani, 2014: 2).

Peserta didik perlu dilatih dalam hal keterampilan berpikirnya dengan cara

memberikan peserta didik tersebut soal yang memiliki tipe HOTS yang dapat

digunakan untuk memperbaiki keterampilan berpikir dari peserta didik. Soal

tersebut dibuat dengan menerapkan kompetensi dasar yang dapat digunakan

untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi dari peserta didik.

Mengingat peranan penilaian yang dapat menjadi motivasi dan tantangan

untuk perbaikan mutu daya saing pendidikan, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul” Analisis Soal Tipe Higher Order

Thinking Skill (HOTS) Dalam Soal Ujian Nasional (UN) Biologi Sekolah

Menengah Atas (SMA) Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian dengan judul Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill

(HOTS) Dalam Soal Ujian Nasional (UN) Biologi Sekolah Menengah Atas

(SMA) Tahun Ajaran 2016/2017 adalah:

1. Bagaimana Kualitas Butir Soal UN Biologi Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Apakah terdapat kesesuaian antara butir soal UN yang HOTS dengan

indikator pencapaian kompetensi soal?

Page 24: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

7

3. Bagaimana karakteristik soal Ujian Nasional (UN) Biologi Sekolah

Menengah Atas (SMA) tahun 2016/2017 tipe HOTS ditinjau dari:

a. Jenis stimulus?

b. Mengukur kemampuan berpikir kritis?

c. Mengukur kemampuan pemecahan masalah?

C. Tujuan

Adapun tujuan Penelitian ini adalah untuk Menentukan soal HOTS:

1. Kualitas Butir Soal UN Biologi Tahun Ajaran 2016/2017

2. Kesesuaian antara butir soal UN yang HOTS dengan indikator

pencapaian kompetensi soal

3. Karakteristik soal Ujian Nasional (UN) Biologi Sekolah Menengah Atas

(SMA) tahun 2016/2017 Tipe HOTS ditinjau dari:

a. Jenis stimulus

b. Mengukur kemampuan berpikir kritis

c. Mengukur kemampuan pemecahan masalah

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Peneliti: mendapat pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan bekal

berharga sebagai calon pendidik terutama dalam menyusun soal dengan

tipe Higher Order Thinking Skill atau kemampuan berpikir tingkat tinggi.

2. Guru: menambah pengetahuan guru terhadap pembuatan soal dengan tipe

Higher Order Thinking Skill atau kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Page 25: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

8

3. Sekolah: dapat memberikan sumbangan berupa hasil penelitian yang nantinya

dapat digunakan untuk meningkatkan proses evaluasi tiap tahunnya.

E. Ruang Lingkup

1. Analisis soal adalah kegiatan untuk menentukan mutu soal. Kegiatan

analisis soal juga dilakukan dalam menyusun sebuah soal agar didapatkan

soal yang bermutu, dan dilakukan untuk meningkatkan kualitas butir soal.

Dimana soal yang bermutu adalah soal yang mampu memberikan

informasi yang tepat tentang materi yang sudah maupun yang belum

dikuasai oleh siswa.

2. Soal Ujian Nasional (UN) adalah sebuah alat evaluasi yang pemerintah

buat untuk mengukur serta menilai kompetensi kelulusan siswa secara

nasional pada mata pelajaran tertentu.

3. HOTS merupakan kepanjangan dari Higher Order Thinking Skills atau

dalam bahasa Indonesia adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan berpikir pada tingkat

yang lebih tinggi dimana tidak hanya sekedar menghafal fakta namun

sudah melibatkan kegiatan menganalisis, mengevaluasi, serta

menciptakan. Kemampuan ini sangat penting ditanamkan pada siswa

karena tantangan di kehidupan mendatang sangat pesat, jika seseorang

tidak memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi maka seseorang tidak

bisa survive. Karakteristik kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah

kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah.

Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan dimana seseorang dapat

Page 26: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

9

menganalisis tidak hanya dengan mengandalkan recall atau mengingat

saja. Sedangkan, kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan

seseorang dalam mengatasi persoalan yang dihadapikan kepada seseorang.

4. Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir

yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau

merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada

konteks asesmen mengukur kemampuan: transfer satu konsep ke konsep

lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari

berbagai informasi yang berbedabeda, menggunakan informasi untuk

menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis.

Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang

lebih sulit daripada soal recall.

5. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang kompleks dan jika dilakukan

dengan baik, berpikir kritis akan membantu kita dalam mengkaji gagasan-

gagasan yang rumit secara sistematis untuk dapat memahami lebih baik,

baik itu masalah ataupun akibat-akibat dalam mempraktekkannya.

seseorang yang berpikir secara kritis mengenai sebuah masalah tidak akan

puas dengan solusi yang jelas atau nyata tetapi akan menangguhkan

penilaiannya sambil mencari semua argumen, fakta-fakta, dan penalaran-

penalaran yang relevan yang dapat mendukung pembuatan keputusan yang

baik.

6. Pemecahan masalah dipandang sebagai aktivitas yang bersifat mekanistis,

sistematis, dan sering diasosiaskan dengan suatu konsep yang abstrak.

Page 27: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

10

Dalam konteks ini masalah yang diselesaikan adalah masalah yang

mempunyai jawab tunggal yang diperoleh melalui proses yang melibatkan

cara atau metode yang tunggal pula (penalaran konvegen). Pemecahan

masalah adalah proses yang melibatkan penggunaan langkah-langkah

tertentu (heuristik), yang sering disebut sebagai model atau langkah-

langkah pemecahan masalah, untuk menemukan solusi suatu masalah.

Heuristik merupakan pedoman atau langkah-langkah umum yang

digunakan untuk memandu penyelesaian masalah.

Page 28: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian

Bicara mengenai penilaian tak akan lepas dari suatu pengukuran, namun

keduanya memiliki perbedaan arti. Pengukuran dilakukan untuk menentukan

kuantitas sedangkan penilaian dilakukan untuk menentukan nilai sesuatu.

Kartawidjaja (1987: 1) mengatakan mengukur sesuatu adalah usaha untuk

mengetahui keadaan sesuatu sebagaimana adanya. Berdasarkan data yang

terkumpul diperoleh hasil pengukuran berupa angka yang mengatakan tingkat

kualitas sesuatu yang diukur itu. Hasil pengukuran, baru akan mempunyai arti

apabila dibandingkan dulu dengan suatu patokan atau criteria. Semua usaha

membandingkan hasil pengukuran dengan patokan sebagai pembanding

disebut penilaian.

Penilaian atau evaluasi selalau berhubungan erat. pengukuran dan penilaian

yaitu: pengukuran adalah tindakan atau proses untuk menentukan nilai

sesuatu. Sedangkan penilaian adalah tindakan atau proses untuk menentukan

nilai sesuatu. Penilaian dalam pendidikan biasanya disebut evaluasi.

Pengukura dan penilaian (evaluasi) yang diterapkan di bidang pendidikan

bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar murid. Objek yang

dinilai meliputi berbagai aspek yang menyangkut pribadi murid, yang

Page 29: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

12

berkenaan dengan kemampuan, kesanggupan, penguasaan, pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperoleh sebagai hasil belajar

selama mengikuti program pengajaran tertentu. Evaluasi adalah perkiraan

kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus

dan tujuan yang ingin dicapai Kartawidjaja (1987: 1).

Assessment atau penilaian adalah sebuah proses yang dilakukan untuk

mendapatkan suatu informasi yang digunakan untuk membuat keputusan-

keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan

pendidikan, metode atau instrument pendidikan lainnya oleh suatu badan,

lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu

aktivitas tertentu. Assesment juga dikatan sebagai salah satu bentuk

penilaian, sedangkan penilaian adalah salah satu komponen dalam suatu

evaluasi. Ruang lingkup assesment sangat luas dibandingkan dengan

evaluasi.t tindakan suatu pengukuran yang bersifat kuantitatif dan penilaian

yang bersifat kualitatif adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan

dari assesment. Jadi, secara umum assesment dapat diartikan sebagai proses

untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan

untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut

kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-

kebijakan sekolah. Sedangkan secara sederhana assesment diartikan sebagai

proses pengukuran dan nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik

peserta didik dengan aturan tertentu ( Uno dan Koni, 2012: 1-2).

Tujuan dan fungsi assesment menurut Buchori (dalam Uno dan Koni, 2012:

12) yaitu untuk mengetahui kemajuan anak atau murid setelah murid tersebut

Page 30: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

13

menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu, dan untuk mengetahui

tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan

selama jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Arikunto (dalam Uno dan

Koni, 2012: 12) tujuan atau fungsi evaluasi ada beberapa hal, diantaranya

penilaian berfungsi selektif, penilaian berfungsi diagnostik, penilaian

berfungsi sebagai penempatan, dan penilaian berfungsi sebagai pengukur.

Objek assesment terdiri dari tigas segi, yaitu: (1) input, (2) transformasi, dan

(3) output. Input (murid) dianggap sebagai bahan mentah yang akan diolah.

Transformasi dianggap sebagai dapur tempat mengolah bahan mentah, dan

output dianggap sebagai hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap

untuk dipakai. Setelah memilih objek yang akan di evaluasi selanjutkan

ditentukan aspek-aspek apa saja dari objek tersebut yang akan dievaluasi.

Kemudian dilihat dari input tersebut, maka objek dari evaluasi pendidikan

meliputi 3 aspek, yaitu: aspek kemampuan, kepribadian, dan sikap.

Sedangkan unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara

lain: kurikukum/materi, metode dan cara penilaian, sarana pendidikan/media,

sistem administrasi, guru dan personal lainnya (Uno dan Koni, 2012: 15-16).

Terdapat beberapa hal yang menjadi prinsip dalam penialaian, yaitu: proses

penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses

pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran, penilaian

harus mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah, penilaian

harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan

Page 31: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

14

karakteristik dan esensi pengalaman belajar, dan penilaian harus bersifat

holistik yang mencangkup semua aspek dari tujuan pembelajaran. Tujuan

penilaian seharusnya diarahkan pada 4 hal, yaitu: (1) penelusuran yang

digunakan untuk menelusuri proses pembelajaran tetap sesuai dengan

rencana, (2) pengecekan yang digunakan untuk mengecek kelemahan-

kelemahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran, (3)

pencarian digunakan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang

menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses

pembelajaran, dan (4) penyimpulan digunakan untuk menyimpulkan apakah

siswa telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum

atau belum (Suprananto, 2012: 8-9).

B. Analisis Soal

Analisis soal menurut Karno (dalam Alpusari, 2014: 107) adalah salah satu

kegiatan dalam rangka mengkontruksikan soal untuk mendapatkan gambaran

tentang mutu soal, baik mutu keseluruhan soal atau tiap butir soal . Tujuan

analisis butir soal kegiatan ini adalah (1) mengkaji dan menelaah setiap butir

soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum digunakan, (2) meningkatkan

kualitas butir tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta

(3) mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka telah

memahami materi yang telah diajarkan. Soal yang bermutu adalah soal yang

dapat memberikan informasi setepat-tepatnya tentang siswa mana yang telah

menguasai materi dan siswa mana yang belum menguasai materi. Analisis

butir soal dapat dilakukan secara kualitatif (berkaitan dengan isi dan

Page 32: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

15

bentuknya) dan kuantitatif (berkaitan dengan ciri-ciri statistiknya). Analisis

kualitatif mencangkup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan

analisis kuantitatif mencangkup pengukuran validitas dan reabilitas butir soal,

kesulitan butir soal, serta deskriminasi soal. Kedua teknik inimasing-masing

memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu, teknik terbaik adalah

menggunakan atau memadukan keduanya (Suprananto, 2012: 163).

Kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat menurut Anastasi &

Urbina ( dalam Suprananto, 2012: 164), yaitu: dapat membantu pengguna tes

dalam mengevaluasi kualitas tes yang digunakan, relevan bagi penyusunan

tes informal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa di kelas, mendukung

penulisan butir soal yang efektif, secara materi dapat memperbaiki tes di

kelas, meningkatkan validitas soal dan reliabilitas. Sedangkan, manfaat

kegiatan analisis butir soal juga diuraikan oleh Nitko dalam Suprananto

(2012:164) diantaranya untuk:

a. Menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang

diaharapkan;

b. Memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagai dasar

untuk bahn diskusi di kelas;

c. Member masukan kepada guru tentang kesulitan siswa;

d. Memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum;

e. Merevisi materi yang diukur;

f. Meningkatkan keterampilan penulisan soal.

Analisis Butir Soal Secara Kualitatif pada prinsipnya dilaksanakan

berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Ada

Page 33: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

16

beberapa teknik dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif,

yaitu teknik moderator dan teknik panel. Teknik moderator merupakan teknik

berdiskusi yang didalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan

teknik ini setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa

ahli, seperti guru yang mengajarkan materi, ahli materi, penyusun, dan

pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa, dan orang yang memiliki

latar belakang psikologi. Teknik berikutnya adalah teknik panel yakni suatu

teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Kaidah itu

diantaranya materi, konstruksi, bahasa atau budaya, kebenaran kunci jawaban

atau pedoman penskoran (Suprananto, 2012: 165).

C. Kemampuan Berpikir

Setiap orang dapat berpikir dan memecahkan masalah, tetapi ada perbedaan

yang luas dalam kecakapan-kecakapn tersebut antara orang yang satu dengan

yang lain. Berpikir itu menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah

sebagai berikut:

a. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kedasaran akan adanya masalah

b. Masalah itu diperjelas dan dibatasi

c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan

d. Mencari hubungan-hubungan untuk memutuskan hipotesis-hipotesis,

kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk

diterima atau ditolak (Slameto, 2010: 142-143).

Page 34: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

17

Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara

pengetahuan kita. Berpikir itu merupakan proses yang “dialektis”. Artinya selama

kita berpikir, pikiran kita dalam keadaan Tanya jawab, untuk dapat meletakkan

hubungan pengetahuan kita (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 31).

Kecakapan untuk berpikir terang merupakan salah satu yang dapat

memungkinkan orang untuk dapat menguasai sungguh yang dipelajari. Para

ahli berpendapat tentang berpikir dengan bermacam-macam pandangan. Ahli

pskilogi menganggap berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan di

mana subyek berpikir secapa pasif. Sedangkan plato berpendapat

bahwaberpikir merupakan aktivitas ideasional. Tujuan dari berpikir yaitu

meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Bagian-bagian

pengetahuan tersebut adalah sesuatu yang telah dimiliki yang

berupapengertian-pengertian dan dalam batas tertentu juga tanggapan-

tanggapan. Berpikir merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan

menurut proses atau jalannya (Suryabrata, 2008: 54-55).

Proses dan jalannya berpikir terdapat tiga langkah pokok, yaitu: pembentukan

pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Pembentukan

pengertian dibentuk melalui 4 tingkat diantaranya: menganalisis ciri-ciri dari

sejumlah obyek yang sejenis obyek tersebut tersebut diperhatikan unsur-

unsurnya satu demi satu, membandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan

ciri-ciri mana yang sama dan mana yang tidak sama, kemudian

mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang ciri-cirinya yang tidak

hakiki, dan menangkap ciri-ciri yang hakiki (Soemanto, 1998: 32-33).

Page 35: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

18

Proses selanjutnya adalah pembentukan pendapat. Pembentukan pendapat

adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat

yang dinyatakan dalam bahasa yang sering kita sebut sebagai kalimat, yang

terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat. Subyek

adalah pengertian dari yang diterangkan, sedangkan predikat adalah

pengertian yang diterangkan. Kemudian, pendapat akan dibedakan menjadi 3

yaitu: pendapat menolak yaitu tidak menerima ciri dari sesuatu hal, pendapat

menerima yaitu menerima sifat dari sesuatu hal, dan pendapat asumtif yaitu

yang mengungkapkan kemungkinan suatu sifat pada sesuatu hal. Langkah

terakhir adalah pembentukan keputusan, hal ini merupakan penarikan

kesimpulan berupa keputusan. Keputusan adalah hasil pekerjaan akal berupa

pendapat baru yang dibentuk berdasarkan pendapat-pendapat yang sudah ada.

Keputusan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: keputusan induktih yang

diambil dari pendapat-pendapat khusus membentuk suatu pendapat umum,

keputusan dedutif, keputusan yang diambil dari pendapat umum membantuk

pendapat khusus, dan terakhir adalah keputusan analogis, yaitu keputusan

yang diambil dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan suatu

pendapat dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada (Soemanto, 1998:

32-33).

D. Higher Order Thingking Skill (HOTS)

Kemampuan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran

secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru

Page 36: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

19

atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk

menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru. Berpikir tingkat tinggi

adalah berpikir pada tingkat lebih tinggi dari pada sekedar menghafalkan

fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persis seperti sesuatu itu

disampaikan kepada kita. Wardana mengemukakan bahwa kemampuan

berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas

mental dalam usaha mengeksplorasi pengalaman yamg kompleks, reflektif

dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu

memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis, dan

evaluatif (Rofiah, Aminah, Ekawati, 2013: 17).

Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional,

Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan

antara lain dilakukan pada standar isi yaitu dengan mengurangi materi yang

tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi

peserta didik serta diperkaya dengan kebutuhan peserta didik untuk berpikir

kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional. Penyempurnaan

lainnya juga dilakukan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara

bertahap model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar

diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), karena berpikir

tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan

mendalam tentang materi pelajaran (Widana, 2017: 1).

Page 37: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

20

Berdasarkan Widana (2017: 3) Soal-soal HOTS merupakan instrumen

pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat

tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),

menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan

(recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan:

transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan

informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbedabeda,

menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide

dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis

HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall. Ditinjau dari

dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimendi metakognitif,

tidak sekedar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja.

Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan

beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah

(problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan

(discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan

yang tepat.

Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson &

Krathwohl (2001) Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom

sebagaimana yang telah disempurnakan oleh terdiri atas kemampuan:

mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan

(aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5),

dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur

kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi

Page 38: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

21

(evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6).Pada pemilihan kata kerja

operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya

tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.Sebagai contoh kata kerja

‘menentukan’ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam

konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja ‘menentukan’ bisa jadi ada

pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila untuk menentukan keputusan

didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada

stimulus lalu peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik.

Bahkan kata kerja ‘menentukan’ bisa digolongkan C6 (mengkreasi) bila

pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah

baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh

proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang

diberikan (Widana, 2017: 3).

Tabel 1. Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson

Taksonomi Bloom Revisi Taksonomi Bloom

PengetahuanPemahamanPenerapanAnalisisSintesis

Penilaian

MengingatMemahamiMenerapkanMenganalisis

MenilaiMenciptakan

(Krathwohl , 2001)

Deskripsi dan kata kunci setiap kategori pada tabel 1 dapat dilihat dalam

Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Deskripsi dan Kata Kunci Revisi Taksonomi Bloom

KATEGORI KATA KUNCI

Remembering (mengingat):can the student recall orremember the information?

Menyebutkan definisi,menirukan ucapan,menyatakan susunan,

LOTS

Page 39: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

22

Dapatkah peserta didikmengucapkan atau mengingatinformasi?

mengucapkan, mengulang,menyatakan

Understanding (pemahaman):Dapatkah peserta didikmenjelaskan konsep, prinsip,hukum atau prosedur?

Mengelompokkan,menggambarkan,menjelaskan identifikasi,menempatkan, melaporkan,menjelaskan,menerjemahkan, pharaprase.

Applying (penerapan):Dapatkah peserta didikmenerapkan pemahamannyadalam situasi baru?

Memilih,mendemonstrasikan,memerankan, menggunakan,mengilustrasikan,menginterpretasi, menyusunjadwal, membuat sketsa,memecahkan masalah,menulis

Analyzing (analisis): Dapatkahpeserta didik memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaandan kesamaannya?

Mengkaji, membandingkan,mengkontraskan,membedakan, melakukandeskriminasi, memisahkan,menguji, melakukaneksperimen,mempertanyakan.

HOTSEvaluating (evaluasi):Dapatkah peserta didikmenyatakan baik atau burukterhadap sebuah fenomena atauobjek tertentu?

Memberi argumentasi,mempertahankan,menyatakan, memilih,memberi dukungan, memberipenilaian, melakukanevaluasi

Creating (penciptaan):Dapatkah peserta didikmenciptakan sebuah benda ataupandangan?

Merakit, mengubah,membangun, mencipta,merancang, mendirikan,merumuskan, menulis.

(Krathwohl , 2001)

Dalam taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi

tetapi dalam taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi.

Dimensi pertama adalah Knowledge Dimension (dimensi pengetahuan)

dan Cognitive Process Dimension (dimensi proses kognisi). Dimensi

proses kognisi terdapat 6 kategori, yaitu kemampuan mengingat,

memahami, dan menerapkan yang merupakan kemampuan berpikir tingkat

rendah. Selain itu kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

Page 40: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

23

termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi. Adapun penjelasan dari

keenam kemampuan tersebut sebagai berikut:

1. Mengingat (C1), ingatan termasuk ranah hafalan yang meliputi

kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau

istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat

menggunakannya (Munaf, 2001: 68).

2. Memahami (C2), pemahaman adalah kemampuan dalam memahami

pengetahuan yang telah diajarkan seperti kemampuan ″menjelaskan″

pembacaan kode warna resistor, ″membandingkan″ bentuk fisik

macam-macam resistor, ″menafsirkan″ , dan sebagainya.Istilah

kemampuan memahami dalam ranah taksonomi ini disebut juga

dengan ″mengerti″ (Munaf, 2001: 68).

3. Menerapkan (C3), penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan

konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi tertentu.

Peserta didik dikatakan telah menguasai kemampuan tertentu

bilamana peserta didik tersebut telah dapat memberi contoh dengan

kata kerja operasional seperti menggunakan, menerapkan,

menggeneralisasikan, menghubungkan, memilih, menghitung,

menemukan, mengembangkan, mengorganisasikan, memindahkan,

menyusun, menunjukkan, mengklasifikasikan, dan mengubah (Munaf,

2001: 70).

4. Analisis (C4), menganalisis merupakan kemampuan menguraikan

suatu materi atau konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci.

Kemampuan menganalisis merupakan salah satu komponen yang

Page 41: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

24

sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan

usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-

bagian kecil sehingga jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf,

2001: 71).

5. Evaluasi (C5), evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan

berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang

sering digunakan adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan

konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik.

Pada tahap evaluasi, peserta didik harus mampu membuat penilaian

dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda

dengan menggunakan kriteria tertentu. Tingkatan ini mencakup dua

macam proses kognitif, yaitu memeriksa (checking) dan mengkritik

(critiquing) (Munaf, 2001: 71).

6. Menciptakan (C6), menciptakan merupakan proses kognitif yang

melibatkan kemampuan mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu

produk. Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif

menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu produk

baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep (Munaf,

2001: 71).

Dimensi yang kedua adalah dimensi pengetahuan, menurut Munaf (2001:

72-73) terdiri dari 4 kategori pengetahuan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan Faktual, yaitu pengetahuan yang berupa potongan-

potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada

Page 42: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

25

dalam suatu disiplin ilmu tertentu.Pengetahuan faktual pada umumnya

merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun

faktual, yaitu (1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of

terminology): mencakup pengetahuan tentang label atau simbol

tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal; dan (2)

pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of

specific details and element): mencakup pengetahuan tentang

kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat

spesifik.

2. Pengetahuan Konseptual, yaitu pengetahuan yang menunjukkan saling

keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar

dan semuanya berfungsi bersama sama. Pengetahuan konseptual

mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit

maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu

pengetahaun tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang

prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan

struktur.

3. Pengetahuan Prosedural, yaitu Pengetahuan prosedural merupakan

pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu yang dapat berupa

kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural berisi

langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan

suatu hal tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan

melalui suatu metode penyelidikan dengan menggunakan

keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu.

Page 43: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

26

4. Pengetahuan Metakognisi, yaitu metakognisi didefinisikan sebagai

pengetahuan atau aktivitas yang meregulasi kognisi. Konsep ini secara

luas mencakup “pengetahuan individu mengenai keberadaan dasarnya

sebagai individu yang memiliki kemampuan mengenali, pengetahuan

mengenai dasar dari tugas-tugas kognitif yang berbeda dan pengeta-

huan mengenai strategi-strategi yang memungkinkan untuk

mengahadapi tugas-tugas yang berbeda. Dengan demikian, individu

tidak hanya berpikir mengenai objek-objek dan perilaku, namun juga

mengenai kognisi itu sendiri.

Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl untuk kemampuan

berpikir tingkat tinggi dan klasifikasi kata kerja operasionalnya dapat

digambarkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Dimensi revisi Taksonomi Bloom dan contoh kata kerjaoperasional untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

DimensiPengetahuan

(TheKnowledgeDimension)

Dimensi Proses Kognisi (TheCognitive ProcessDimension)

C4Analisis(analyze)

C5Penilaian(evaluate)

C6Penciptaan

(create)

PengetahuanFaktual

(PF)

C4 PFMembuat

urutan,mengelompok

kan

C5 PFMembandingk

an,menghubungka

n

C6 PFMenggabungkan

PengetahuanKonseptual

(PK)

C4 PKMenjelaskan,menganalisis

C5 PKMengkaji,

menafsirkan

C6 PKMerencanakan

PengetahuanProsedural

(PP)

C4 PPMembedakan

C5 PPMenyimpulkan

, meringkas

C6 PPMenyusun,

memformulasikanPengetahuanMeta-Kognisi

(PM)

C4 PMMewujudkan,menemukan

C5 PMMembuat,menilai

C6 PMMerealisasikan

(Krathwohl, 2001)

Page 44: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

27

Kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta sebenarnya sudah

dibiasakan dalam biologi, karena biologi sudah melatih mengembangkan

kemampuan berpikir logis, kritis, objektif, memutuskan sesuatu

berdasarkan data yang tetap dengan menggunakan metode ilmiah, dan

kemampuan untuk komunikasi ilmiah. Untuk mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi, ada lima langkah pembelajaran yang

dapat ditempuh, yakni: (1) menentukan tujuan pembelajaran, (2)

mengajarkan melalui pertanyaan, (3) mempraktikan, (4) menelaah,

mempertajam dan meningkatkan pemahaman, dan (5) mempraktikan

umpan balik dan menilai pembelajaran. Dengan demikian, kemampuan

berpikir tingkat tinggi atau HOTS merupakan suatu keterampilan berpikir

yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat, tetapi juga

kemampuan lain yang lebih tinggi meliputi kemampuan menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta (Limbach & Waugh, 2010).

Dalam menulis butir soal, guru memiliki kecenderungan untuk menulis butir-

butir soal yang hanya menuntut aspek ingatan (recall). Disamping itu lebih

mudah dalam penulisan soal, materi yang hendak ditanyakan pun mudah

diperoleh dari buku teks. Pada umumnya, kesulitan yang dihadapi dalam

penulisan butir soal adalah dalam hal kreativitas da mewujudkan butir soal,

khususnya pertanyaan yang menuntut penalaran lebih tinggi (Higher order

thinking). Untuk dapat menyusun soal yang menuntut penalaran lebih tinggi,

ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman bagi guru. Pertama, materi

yang akan ditanyakan melibatkan berbagai aspek: pemahaman, penerapan,

sintesis, analisis, atau evaluasi, dan bukan hanya ingatan. Meskipun ingatan

Page 45: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

28

juga diperlukan, kedudukannya hanyalah sebagai langkah awal sebelum

siswa dapat memahami, menerapkan, menyintesiskan, menganalisis, dan

mengevaluasi materi yang diperoleh guru. Kedua, setiap butir soal atau

pertanyaan yang diberikan harus mampu mengukur keterampilan pemecahan

masalah (Suprananto, 2012:152).

Penyusunan soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus

merupakan dasar untuk membuat pertanyaan. Dalam konteks HOTS,

stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.

Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi

informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di

lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di

daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu.

Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi

stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS (Widana, 2017: 3).

Karakteristik soal-soal HOTS diantara, yaitu: mengukur kemampuan

berpikir tingkat tinggi, berbasis permasalah kontektual, dan menggunakan

bentuk soal beragam. Menurut The Australian Council for Educational

Research (ACER) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi

merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen

(alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun,

menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan

untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Demikian, jawaban soal-

Page 46: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

29

soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus. Kemampuan

berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah

(problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir

kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan

kemampuan mengambil keputusan (decision making).Kemampuan

berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam

dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik (Widana,

2017: 4).

Soal-soal HOTS adalah assesment yang berbasis situasi dalam kehidupan

sehari-hari sehingga permasalahan pada soal HOTS merupakan

permasalahan berbasis kontekstual. Permasalahan kontekstual yang

dimaksud adalah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat

ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang

angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

berbagai aspek kehidupan. Pengertian tersebut termasuk pula bagaimana

keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate),

menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply)dan

mengintegrasikan(integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di

kelas untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata (Widana,

2017: 4).

Soal-soal HOTS menggunakan bentuk soal yang beragam. Baik dari

pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar atau salah, atau ya/tidak),

isian singkat atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

Page 47: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

30

Pada soal pilihan ganda umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus

yang bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok

soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci

jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban ialah jawaban yang

benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar,

namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak

menguasai bahannya/materi pelajarannya dengan baik (Widana, 2017: 5).

Soal pilihan ganda kompleks (benar/salah atau ya/tidak) soal bentuk

pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman peserta didik

terhadap suatu masalah secara komprehensif yang terkait antara

pernyataan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda

biasa, soal-soal HOTS yang berbentukpilihan ganda kompleks juga

memuat stimulus yang bersumber pada situasi kontekstual.Peserta didik

diberikan beberapa pernyataan yang terkait dengan stilmulus/bacaan, lalu

peserta didik diminta memilih benar/salah atau ya/tidak. Pernyataan-

pernyataan yang diberikan tersebut terkait antara satu dengan yang

lainnya. Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah agar diacak

secara random, tidak sistematis mengikuti pola tertentu. Susunan yang

terpola sistematis dapat memberi petunjuk kepada jawaban yang benar

(Widana, 2017: 5)

Soal isian singkat atau melengkapi adalah soal yang menuntut peserta tes

untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi kata, frase, angka,

atau simbol. Karakteristik soal isian singkat atau melengkapi, yaitu: (1)

Page 48: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

31

Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam

ratio butir soal, dan paling banyak dua bagian supaya tidak

membingungkan siswa, (2) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat

dan pasti yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau waktu.

Sedangkan soal jawaban singkat atau pendek merupakan soal yang

menuntut peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi

kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian singkat atau

melengkapi, yaitu: Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya

satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak dua bagian supaya

tidak membingungkan siswa, jawaban yang dituntut oleh soal harus

singkat dan pasti yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau

waktu. Sedangkan Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya

menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah

dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan

tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis (Widana,

2017: 6)

Adapun uraian secara lebih rinci, menurut Suprananto (2012: 152):

1. Dasar Pertanyaan Stimulus

Agar butir soal yang ditulis dpat menuntut penalaran tinggi maka

setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang

berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragraph, teks

drama, penggalan novel, cerita, dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik,

foto, rumus, tabel, rumus, daftar kata sismbol, contoh, peta, film atau

suara yang direkam.

Page 49: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

32

2. Mengukur kemampuan berpikir kritis, terdiri dari beberapa kriteria,

yaitu:

a. Memfokuskan pada pertanyaan, adapun contoh indikator: disajikan

sebuah masalah atau problem, aturan, eksperimen, dan hasilnya,

siswa dapat menentukan masalah utama, kriteria yang digunakan

untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argument atau kesimpulan.

b. Menganalisis argument, adapun contoh indikator: disajikan deskripsi

sebuah situasi atau sebuah argumentasi, siswa dapat: menyimpulkan

argumentasi secara cepat, memberikan alasan yang mendukung

argument yang disajikan, dan memberikan alasan tidak mendukung

argument yang disajikan.

c. Mempertimbangkan hal yang dapat dipercaya, adapun contoh

indikator: disajikan sebuah teks argumentasi, iklan atau eksperimen

dan interpretasinya, siswa dapat menentukan bagian yang dapat

dipertimbangkan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya),

serta memberikan alasannya.

d. Mempertimbangkan laporan observasi, adapaun contoh indikator:

disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan

observer/reporter, siswa dapat mempercayai atau tidak

mempercayai laporan itu dan memberikan alasan.

e. Membandingkan kesimpulan, adapun contoh indikator: disajikan

sebuah peryataan yang diasumsikan kepada siswa adalah benar

dan pilihan terdiri dari: satu kesimpulan yang benar dan logis,

Page 50: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

33

dua atau lebih kesimpulan yang sesuai dengan peryataan yang

disajikan atau kesimpuan yang harus diikuti.

f. Menentukan kesimpulan, adapun contoh indikator: disajikan

sebuah peryataan yang diasumsikan kepada siswa adalah benar

dan satu kemungkinan kesimpulan, siswa dapat menentukan

kesimpulan yang ada itu benar atau tidak dan memberikan

alasannya.

g. Mempertimbangkan kemampuan induksi, adapun contoh

indikator: disajikan senuah peryataan, informasi/data, dan

beberapa kemungkinan kesimpulan, siswa dapat menentukan

sebuah kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya.

h. Menilai, adapun contoh indikator: disajikan deskripsi sebuah

situasi, peryataan masalah, dan kemungkinan penyelesaian

masalahnya, siswa dapat menentukan: solusi yang positif dan

negative, solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan

masalah yang disajikan dan dapat memberikan alasannya.

i. Mendefinisikan konsep, adapun contoh indikator: disajikan situasi

dan argumentasi atau naskah, siswa dapat mendefinisikan konsep

yang dinyatakan.

j. Mendefinisikan asumsi, adapun contoh indikator: disajikan

sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implicit di dalam

asumsi, siswa dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai

dengan asumsi.

Page 51: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

34

k. Mendeskripsikan, adapun contoh indikator: disajikan sebuah teks

persuasif, percakapan, iklan, segmen dari video klip, siswa dapat

mendeskripsikan peryataan yang dihilangkan.

3. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah, terdiri dari beberapa

kriteria, yaitu:

a. Mengidentifikasi masalah, adapun contoh indikator: disajikan

deskripsi suatu situasi/masalah, siswa daoat mengidentifikasi

masalah yang nyata atau masalah apa yang harus dipecahkan.

b. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, adapun contoh

indikator: disajikan sebuah peryataan yang berisi sebuah masalah,

siswa dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.

c. Memahami kata dalam konteks, adapun contoh indikator: disajikan

beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok katanya digaris

bawahi, siswa dapat menjelaskan makna yang berhubungan dengan

masalah itu dengan kata-katanya sendiri.

d. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai, adapun contoh

indikator: disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak

relevam terhadap masalah, siswa dapat mengidentifikasi semua

informasi yang tidak relevan.

e. Memilih masalah sendiri, adapun contoh indikator: disajikan

beberapa masalah, siswa dapat memberikan alasan satu masalah

yang dipilih sendiri.

f. Mendeskripsikan berbagai strategi, adapun contoh indikator:

disajikan sebuah peryataan masalah, siswa dapat memecahkan

Page 52: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

35

masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan

solusinya ke dalam gambar, diagram, dan grafik.

g. Mengidentifikasi asumsi, adapun contoh indicator: disajikan

sebuah peryataan masalah, siswa dapat memberikan solusinya

berdasarkan pertimbangn asumsi untuk saat ini dan yang akan

datang.

h. Mendeskripsikan masalah, adapun contoh indikator: disajikan

sebuah peryataan masalah, siswa dapat menggambarkan sebuah

diagram yang menunjukkan situasi masalah.

i. Memberikan alasan masalah yang sulit, adapun contoh indikator:

disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi

pentingnya dihilangkan, siswa dapat menjelaskan mengapa masalah

ini sulit dipecahkan atau melengkapi informasi pentingnya

dihilangkan.

j. Memberikan alasan solusi, adapun contoh indikator: disajikan sebuah

peryataan masalah dengan dua atau lebih kemungkinan solusinya,

siswa dapat memilih satu solusi yang paling tepat dan memberikan

alasannya.

k. Memberikan alasan strategi yang digunakan, adapun contoh

indikator: disajikan sebuah peryataan masalah dengan dua atau

lebih strategi untuk menyelesaikan maslaah, siswa dapat memilih

satu strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu dan

memberikan ya.

Page 53: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

36

l. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah, adapun

contoh indikator: disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau table

dan sebuah peryataan masalah, siswa dapat memecahkan masalah

dan menjelaskan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah.

m. Membuat strategi lain, adapun contoh indikator: disajikan sebuah

peryataan masalah dan satu strategi untuk menyelesaikan

masalahnya, siswa dapat menyelesaikan masalah itu dengan

menggunakan strategi lain.

n. Menggunakan analogi, adapun contoh indikator: disajikan sebuah

peryataan masalah dan strategi penyelesaiannya, siswa dapat:

mendeskripsikan masalah lain (analog dengan masalah ini) yang

dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, memberikan

alasannya.

o. Menyelesaikan secara terencana, adapun contoh indikator:

disajikan situasi masalah yang kompleks, siswa dapat

meyelsaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses,

output, dan outcome.

p. Mengevaluasi kualitas solusi, adapun contoh indikator: disajikan

sebuah peryataan masalah dan beberapa strategi untuk menyelesaikan

masalah, siswa dapat: menjelaskan dengan menerapkan strategi itu,

mengevaluasinya, menentukan strategi mana yang tepat, memberi

alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan dengan strategi

lainnya.

Page 54: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

37

q. Mengevaluasi strategi sistematika, adapun contoh indikator: disajikan

sebuah peryataan masalah, beberapa strategi pemecahan masalah dan

prosedur, siswa dapat mengevaluasi strategi pemecahannya

berdasarkan prosedur yang disajikan.

Tujuan soal-soal berbasis HOTS adalah untuk mengukur keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Dalam melakukan penialaian, guru dapat menyisipkan

beberapa butir soal HOTS. Berikut adalah beberapa peran soal-soal HOTS

daam meningkatkan mutu pendidikan dalam Widana (2017:18):

1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik abad ke-21, penilaian yang

dilaksanakan oleh satuan pendidikan diharapkan dapat membekali

peserta didik untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan

pada abad ke-21. Secara garis besar, terdapat 3 kelompok kompetensi

yang dibutuhkan pada abad ke-21 (21 century skills) yaitu: memiliki

karakter yang baik (beriman dan taqwa, rasa ingin tahu, pantang

menyerah, kepekaan sosial dan berbudaya, mampu beradaptasi, serta

memiliki daya saing yang tinggi); memiliki sejumlah kompetensi

(berpikir kritis dan kreatif, problem solving, kolaborasi, dan

komunikasi); serta menguasai literasi mencakup keterampilan berpikir

menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual,

digital, dan auditori.

2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah, penilaian

guru diharapkan dapat mengembangkan soal-soal HOTS secara kreatif

sesuai dengan situasi dan kondisi di daerahnya masing-masing.

Kreativitas guru dalam hal pemilihan stimulus yang berbasis

Page 55: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

38

permasalahan daerah di lingkungan satuan pendidikan sangat penting.

Berbagai permasalahan yang terjadi di daerah tersebut dapat diangkat

sebagai stimulus kontekstual. Dengan demikian stimulus yang dipilih

oleh guru dalam soal-soal HOTS menjadi sangat menarik karena dapat

dilihat dan dirasakan secara langsung oleh peserta didik. Disamping itu,

penyajian soal-soal HOTS dalam ujian sekolah dapat meningkatkan rasa

memiliki dan cinta terhadap potensi-potensi yang ada di

daerahnya.Sehingga peserta didik merasa terpanggil untuk ikut ambil

bagian untuk memecahkan berbagai permasalahan yang timbul di

daerahnya.

3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, pendidikan formal di

sekolah hendaknya dapat menjawab tantangan di masyarakat sehari-

hari. Ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas, agar terkait

langsung dengan pemecahan masalah di masyarakat.Dengan demikian

peserta didik merasakan bahwa materi pelajaran yang diperoleh di

dalam kelas berguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun di

masyarakat. Tantangan-tantangan yang terjadi di masyarakat dapat

dijadikan stimulus kontekstual dan menarik dalam Penilaian, sehingga

munculnya soal-soal berbasis soal-soal HOTS, yang diharapkan dapat

menambah motivasi belajar peserta didik.

4. Meningkatkan mutu penilaian, Penilaian yang berkualitas akan dapat

meningkatkan mutu pendidikan. Dengan membiasakan melatih siswa

untuk menjawab soal-soal HOTS, maka diharapkan siswa dapat

berpikir secara kritis dan kreatif. Ditinjau dari hasil yang dicapai dalam

Page 56: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

39

US dan UN, terdapat 3 kategori sekolah yaitu: (a) sekolah unggul,

apabila rerata nilai US lebih kecil daripada rerata UN; (b) sekolah biasa,

apabila rerata nilai US tinggi diikuti dengan rerata nilai UN yang tinggi

dan sebaliknya nilai rerata US rendah diikuti oleh rerata nilai UN juga

rendah; dan (c) sekolah yang perlu dibina bila rerata nilai US lebih

besar daripada rerata nilai UN.

E. Ujian Nasional (UN)

Adapun pengertian Ujian Nasional (UN) menurut permendikbud nomor 5

tahun 2015 pasal 1 ayat 5, Ujian Nasional selanjutnya disebut UN adalah

kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara

nasional pada mata pelajaran tertentu. Kegunaan hasil Ujian Nasional UN

menurut Permendikbud nomor 5 tahun 2015 pasal 21 ayat 1 adalah sebagai

berikut: (1) Pemetaan mutu program dan. Atau satuan pendidikan; (2)

Pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutny; dan (3)

Pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan

pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Soal ujian yang berkualitas menurut Kemendikbud (2015: 10-13) adalah soal

yang baik, pelaksanaan yang jujur dan kredibel, pemanfaatan hasil untuk

peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan, tepat mutu, tepat waktu, tepat

jumlah, dan tepat sasaran. Ujian nasional dilakukan untuk membentuk

generasi pembelajar yang berintegritas. Ujian Nasional menjadi kebutuhan

pemetaan (diagnistik) bagi siswa, orang tua, guru, sekolah, pemerintah dan

masyarakat. Peta perjalan perubhan ujian nasional dari tahun 2015 hingga

Page 57: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

40

nanti pada tahun 2019-2020. Pada tahun 2015 ujian nasional tidak untuk

kelulusan, kemudian dapat diulang pada tahun berikutnya, SKHUN yang

lebih bermakna, dan pengenalan CBT. Sedangkan pada tahun 2016-2018

ujian nasional dilakukan pada awal semester terakhir dan ujian nasional dapat

diulang pada tahun yang sama. Pada tahun 2019-2020 yang akan mendatang,

sekolah dan guru dapat mengarahkan potensi siswa secara lebih baik, ujian

nasional CBT dilakukan secara luas dan terbentuk testing center di daerah,

ujian nasional dilakukan dengan jadwal yang fleksibel.

F. Kerangka Pikir

Higher Order Thingking Skill atau kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu

kemampuan berpikir yang tidak hanya mengingat, menyatakan kembali atau

melakukan pengolahan. Sehingga apabila Higher Order Thingking Skill atau

kemampuan berpikir tingkat tinggi seseorang akan tumbuh maka seseorang

dapat menghadapi kehidupan di Abad 21, karena pada Abad 21 seseorang

harus memiliki kemampuan tersebut, jika tidak maka seseorangf tersebut

tidak dapat survive. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu

mengembangkan keampuan dan membentuk watak dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk dapat menumbuhkan Higher Order

Thingking Skill atau kemampuan berpikir tingkat tinggi seseorang harus

diberi stimulus, salah satunya adalah dengan soal-soal tipe Higher Order

Thingking Skill atau kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berhasil atau

tidaknya Higher Order Thingking Skill atau kemampuan berpikir tingkat

tinggi seorang siswa dievaluasi dalam bentuk tes. Pemerintah mengukur

Page 58: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

41

keberhasilan pendidikan Indonesia salah satunya dengan Ujian Nasional

(UN). Untuk itu perlu adanya analisis soal Ujian Nasional (UN) apakah dapat

menstimulus Higher Order Thingking Skill atau kemampuan berpikir tingkat

tinggi peserta didik.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Soal UjianNasional

Digunakan:Sebagaipenilaian hasilpembelajarandalam mencapaiKompetensiDasar

Dipengaruhi oleh:- Kurikulum- BSNP- Satuan

Pendidikan

Harus Memenuhi Kompetensi

StimulusPemecahan

Masalah

Analisis soal Higher Order Thinking Skill

Karakteristik dan persentase Soal UjianNasional Biologi SMA tahun ajaran

2016/2017

Berpikir Kritis

Page 59: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

42

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan Februari 2017-

Juni tahun ajaran 2017/2018 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini memiliki karakteristik yang digunakan sebagai subjek pertama

adalah stimulus, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif.

Objek yang kedua adalah soal Ujian Nasional (UN) Biologi Sekolah

Menengah Atas (SMA) tahun ajaran 2016/2017, namun dibatasi 1 paket saja

karena setiap paket memiliki soal dan jumlah soal yang sama hanya letak

penomoran saja yang berbeda sehingga ditetapkan bahwa yang digunakan

pada penelitian hanya satu pake saja.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif jenis

analisis isi atau dokumen.

Page 60: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

43

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan

Menyiapakan surat izin untuk melakukan penelitian pendahuluan untuk

memperoleh dokumen berupa soal ujian sekolah. Kemudian peneliti

mempersiapkan instrumen yang diperlukan untuk menganalisis soal.

2. Tahap Pelaksanaan

Data penelitian ini diperoleh dengan teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Analisis Soal

Penelti, dosen pendidikan biologi, dan guru biologi menganalisis

masing-masing soal dari 3 karakateristik yang terpenuhi pada masing-

masing butir soal yaitu indikator yang terdiri dari stimulus,

kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan pemecahan masalah.

b. Melaksanakan FGD (Focus Group Discussion)

Dalam menentukan masing-masing butir soal dari tiga sumber hasil

analisis termasuk kedalam jenis stimulus, kemampuan berpikir kritis,

dan kemampuan pemecahan masalah dilakukan FGD.

c. Melakukan Tabulasi data

Setelah di dapatkan kesepakatan hasil analisis dari tiap nomor soal.

Selanjutmya hasil analisis ditabulasikan pada masing-masing

indikator.

Page 61: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

44

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis data

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yaitu dengan rubrik

analisis soal tipe HOTS pada soal UN tahun ajaran 2016/2017

2. Teknik pengumpulan data

teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angket.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket penilaian

karakteristik berbentuk daftar dengan skor 1 jika sesuai dan 0 jika tidak

sesuai.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif jenis analisis isi atau dokumen. Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut:

1. Mengelompokkan butir soal Ujian Nasional Biologi tingkat SMAyang termasuk dalam kategori HOTS.

Penelitian ini akan menjawab apakah terdapat kelompok butir soal

tipe HOTS, yaitu stimulus, kemampuan berpikir kritis, dan

kemampuan pemecahan masalah, serta persentasenya dalam soal UN

Biologi SMA tahun 2016/2017. Pada proses FGD adalah keberadaan

karakteristik soal tipe HOTS, yaitu stimulus, kemampuan berpikir

kritis, dan kemampuan pemecahan masalah. Perolehan data yang

diperoleh dari angket melalui proses FGD kemudian ditabulasikan ke

dalam table yang ada pada lampiran 4, 5, dan 6. Setelah itu data

Page 62: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

45

direkapitulasi dengan cara menghitung persentase keberadan

karakteristik soal tipe HOTS, yaitu stimulus, kemampuan berpikir

kritis dan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan

rumus:

Sumber : dimodifikasi dari Ali (2013: 201)

Keterangan:K : Persentase indikator dari masing-masing karakteristik soal tipe

HOTS dalam soal UN Biologi SMA tahun 2016/2017.Ki : banyaknya butir soal hasil analisis dari indikator masing-masing

karakteristik soal tipe HOTS dalam soal UN Biologi SMA tahun2016/2017.

Setelah didapatkan hasil perhitungan dengan masing-masing

karakteristik baik stiumulus, kemampuan berpikir kritis dan

kemampuan pemecahan masalah dituliskan dalam tabel persentase

yang ada pada lampiran 7. Setelah diperoleh hasil persentase dari

masing-masing karakteristik selanjutnya persentase tiap penganalisis

soal dijumlahkan dan dibagi banyaknya penganalisis soa pada teknikl

triangulasi sumber. Hasil akhir persentase tersebut di interpretasikan

ke dalam kriteria kriteria sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria kesesuaianSkala Keterangan

0 – 20 % Sebagian kecil21 – 40 % Kurang dari setengah41 – 60 % Setengah61 – 80 % Sebagian besar81 – 100 % Hampir semua

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2001: 245)

K = Ki x 100%Total soal

Page 63: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

46

Tabel 5. Kriteria Penilaian banyaknya indikator yang terdapat padanaskah soalSkala Keterangan

0 – 20 % Sebagian kecil21 – 40 % Kurang dari setengah41 – 60 % Setengah61 – 80 % Sebagian besar81 – 100 % Hampir semua

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2001: 245)

2. Mendeskripsikan masing-masing indicator yang terdapat pada setiapbutir soal

Setelah di dapatkan persentase masing-masing indikator langkah

selanjutnya setelah di peroleh persentase dan diperoleh kriteria

kemudian mendeskripsikan masing-masing karakteristik baik

stimulus, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan pemecahan

masalah berdasarkan persentase dan kriteria kesesuaian.

Page 64: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

55

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

analisis karakteristik soal tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam

soal Ujian Nasional Biologi SMA tahun ajaran 2016/2017, adalah sebagai

berikut:

1. Kualitas soal UN hampir semua bertipe HOTS.

2. Butir soal UN hampir semua sesuai dengan indikator pencapaian

kompetensi.

3. a. Karakteristik soal UN tipe HOTS hampir semua berstimulus.

b. Karakteristik soal UN tipe HOTS hampir semua berkarakteristik

berpikir kritis, dan

c. Karakteristik soal UN tipe HOTS sebagian kecil berkarakteristik

pemecahan masalah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan hal-hal

sebagai berikut :

1. Perlu diakan pengembangan soal HOTS untuk mata pelajaran biologi

SMA sehingga dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran.

2. Perlu adanya pembiasaan kepada peserta didik untuk mengerjakan soal-

Page 65: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

56

soal HOTS agar peserta didik terbiasa menghadapi permasalahan-

permasalahan yang lebih rumit dalam kehidupan selanjutnya.

Page 66: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

57

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Supriyono, W. 2001. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.242 hlm.

Ali, M. 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.215 hlm.

Alpusari, M. 2014. Analisis Butir Soal Konsep Dasar IPA 1 Melalui PenggunaanProgram Komputer Anates Versi 4.0 For Windows. Jurnal PrimaryProgram Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Riau. 3 (2). 10 hlm.

Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001.A Taxonomy of Learning, Teaching,and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.New York Longman.

Ariani, E. 2014. Analisis Keterampilan Berpikir Berda-sarkan TaksonomiAnderson Pada Siswa Gaya Belajar Assimilator dalam Menye-lesaikan SoalEksponen dan Logaritma Kelas X SMA Negeri 3 Kota Jambi. Skripsi tidakditerbitkan. Jambi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasJambi.

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. 310hlm.

Arsyad, A. 2003. Media Pembe-lajaran. Jakarta. Raja Grafisindo Persada.

Arti, Endah, dan Hariyatmi. 2015. Kemampuan Guru Mata Pelajaran BiologiDalam Pembuatan Soal HOT (Higher Order Thinking) Di SMA NegeriWonosari Klaten .Skripsi.

Effendi, L. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Metode PenemuanTerbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi danPemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.Jurnal Penelitian Pendidikan.Vol 13 No (2), 1-10.

Page 67: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

58

Guchi, P. 2017. Analisis Butir Soal Ujian Nasional (UN) Biologi SMA TahunPelajaran 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016 Berdasarkan TaksonomiBloom Revisi. (Skripsi). Universitas Negeri Medan. Medan. 50 hlm

Kartawidjaja, E.1987. Pengukuran Dan Hasil Evaluasi Belajar. Sinar BaruBandung. Bandung. 193 hlm.

Kemendikbud. 2014. Modul Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013 MataPelajaran Sosiologi SMA/ SMK Tahun 2014/ 2015. Jakarta: P4-BPSDM-PKPMP.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2015Tentang Kebijakan Perubahan Ujian Nasional. 38 hlm.

Krathwohl, D. R.2001. A revision of Bloom’s Taxonomy: an overview – TheoryInto Practice, College of Education, The Ohio State University Pohl. 2000.Learning to think, thinking to learn: ( tersedia di www.purdue.edu/geridiakses 22 Februari 2016).

Lailly, N., dan Wisudawati, A. 2015. Analisis Soal Tipe Higher Order ThinkingSkill (HOTS) dalam Soal UN Kimia SMA Rayon B Tahun 2012/2013.Kaunia: Integration and Interconnection Islam and Science. 11 (1). 13 hlm.

Latipun. 2011. Psikologi Konseling Edisi Ketiga. UMM Press. Malang.

Limbach, B & Waugh, W. 2010. Developing Higher Level Thinking. Journal ofInstructonal Pedagogies.p: 1-9.

Miri, B., Ben-Chaim., D& Zoller, V. 2007. Puposely Teaching for the Promotionof Higher Order Thinking Skills A Case of Critical Thinking. Res SCI Educ37.

Munaf, S. 2001. Evaluasi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidika Fisika FakultasPendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas PendidikaIndonesia. Bandung.

Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia No. 5 Tahun2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan UjianSekolah/ Madrasah/ Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yangsederajad dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat. 11 hlm.

Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Tahun2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 12 hlm.

Permendikbud 2013. Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan danKebudayaan

Page 68: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

59

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 224 hlm

Qurniati, D., Andayani, Y, dan Muntari. Peningkatan Ketarmpilan Berpikir KritrisMelalui Model Pembelajaran Discovery Learning. Journal PendidikanIPA.1 (2): 58-69.

Rofiah, E., Amiah, Nonoh, S., dan Ekawati, E. 2013. Penyusunan Instrument TesKemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP. JurnalPendidikan Fisika. l 1 (2). 6 hlm.

Sajidan dan Afandi. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Ipa UntukMemberdayakan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Prosiding SeminarNasional Pendidikan Sains (SNPS) 2017. 1 (2). 13 hlm.

Salamah, U, 2018. Penjamin Mutu Penilaian Pendidikan. Journal Evaluasi. 2 (1):274-293.

Setiadi, H. 2016. Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitiandan Evaluasi Pendidikan. 20 (2): 167-178, (Online), (https://jour-nal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/7173, diakses 30 Agustus 2018).

Setiawan, I. 2008. Penerapan Pengajaran Kontekstual Ber-basis Maslah UntukMe-ningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA LaboratoriumSingaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 2 (1): 42-59.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT. RinekaCipta. Jakarta.

Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan (Landasan kerja pemimpin pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta. 256 hlm.

Suprananto, K. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Graha Ilmu.Yogyakarta. 235 hlm.

Suryabrata, S. 2008. Psikologi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.354 hlm.

Suswina, M. 2011. Hasil Validitas Pengembangan BAhan Ajar BergambarDisertai Peta Konsep Untuk Pembelajaran Biologi SMA Semester 1 KelasIX. Jurnal Ta’dib. 1 (1): 44-51.

Sutama, G.A. Sandi, dan Fuandi. 2017. Pengelolaan Penilaian Autentik kurikulum2013 Mata Pelajaran Matematika di SMA. Jurnal Manajemen Pendidikan.12 (10): 105-114.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional. 33 hlm.

Uno, H.B. dan Koni, S. 2012. Assessment Pembelajaran. PT Bumi Aksara.Jakarta.

Page 69: ANALISIS SOAL TIPE HIGHER ORDER THINGKING SKILL (H …digilib.unila.ac.id/54698/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · program KKN-PPL di SMP Negeri 2 Rumbih di Kampung Rumbih Kabupaten

60

Widana, I . 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS).Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta. 46 hlm.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalamLembaga Pendidikanm. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.