ANALISIS SISTEM PEMILIHAN ANGGOTA BADAN ...repository.uinjambi.ac.id/3030/1/SKRIPSI MURNI 1.pdf2013...
Transcript of ANALISIS SISTEM PEMILIHAN ANGGOTA BADAN ...repository.uinjambi.ac.id/3030/1/SKRIPSI MURNI 1.pdf2013...
ANALISIS SISTEM PEMILIHAN ANGGOTA BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA TERHADAP HASIL
PEMILIHAN
(Studi Kasus Di Desa Olak Kemang Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabuaten Batanghari)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh:
Murni
(SIP 162396)
Pembimbing:
Dr. Maryani, M.HI
Juharmen, S.HI., M.SI
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1441H/2019M
MOTTO
ه إن دوا ٱلل ن تؤههمركم أ
ت يهأ نه مه
همتم ٱل كه ا وإذها حه هلهه
ه أ إله
ٱلناس بهيه كموا بن ته
هدل أ ه إن ٱلعه ا يهعظكم به ٱلل إن ۦ نعم
ه ا بهصيرا ٱلل ميعه نه سه ٥٨كه
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat” (Qs. An-nissa : 58 )1
1 Kitabul akbar Al-Qur‟an terjemah sesuai standar kementrian agama republik indonesia,
(Jakarta: Akbar Media Khazanah Buku islam).
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil„alamin
Dengan rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
maka terselesaikanlah karya kecil saya ini. Dengan ini saya persembahkan karya
kecil saya ini kepada Kedua orang tua saya tercinta, bapak Saharudin dan Ibu
Rohani, kakak Hidayanti, adik-adik saya Nurhadi, Nuriyatul Aini dan Nurhabibi.
Terimakasih malaikat tak bersayap namun berhati bidadara/i yang ku
miliki, terimakasih untuk selalu memberikan semangat ketika saya tengah jatuh,
bahu untuk bersandar dan dekapan ketenangan dikala lika-liku menyelesaikan
karya ini tengah menghampiri, dan terimakasih pula untuk limpahan Do‟a yang
tiada henti kalian panjatkan kepada Rabbul „alamin demi kelancaran
terselesaikannya karya ini.
Teman-teman sahabat seperjuangan yang tak mungkin saya sebutkan satu-
persatu (program studi ilmu pemerintahan angkatan 2016), serta orang yang selalu
ada menjadi penyemangat, menemani dari awal semester pertama sampai akhir
dan seluruh teman-teman sahabat UIN STS Jambi. Dan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua jasa budi kalian dikemudian dan diberikan
kemudahan dalam segala hal.
Aamiiin...
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT,
yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat beriring salam kepada junjugan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umat-Nya kejalan Islam dan ilmu pengetahuan. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S1) dalam Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Syariah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi dengan judul “Analisis Sistem Pemilihan Anggota
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Terhadap hasil pemilihan (Studi di
Desa Olak Kemang Kecamatan Maro Sebo Ulu)”.
Dalam rangka proses tersusun nya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asya‟ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN
STS Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., MH selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S. Th.I., MA., M.IR selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan di lingkungan
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. H. Ishaq, SH., M..Hum Selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama di Lingkungan Fakultas Syariah UIN
STS Jambi
6. Ibu Irmawati Sagala, S.IP.,M.SI dan Bapak Yudi Armansyah, S.Th.I.,
M.Hum selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan Ilmu Pemerintahan
di fakultas UINN STS Jambi
7. Ibu Dr. Maryani, M.HI selaku pembimbing I skripsi ini.
8. Bapak Juharmen, S.HI., M.SI selaku pembimbing II pada skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen dan seluruh karyawa/I Fakultas
Syariah UIN STS Jambi.
10. Semua pihak yang terlibat dlam skripsi ini baik langsung maupun tidak
langsung yang telah terlibat banyak membantu sehingga skripsi ini
dapat diiselesaikan.
Disamping itu, disadari juga bahwa masih banyak terdapat kekuranngan dalam
skripsi ini, oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberi
kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini, kepada Allah SWT kita
memohon ampunannya dan kepada manusia kita memohon kemaafannya, semoga
amal kebajikan kita di nilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Februari 2020
Penulis
Murni
SIP 162396
ABSTRAK
Penelitian ini fokus pada sistem pemilihan anggota BPD serta partisipasi
masyarakat dalam pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang, kecamatan
Maro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari, dua sistem pemilihan anggota BPD yang
berlaku di Batanghari yaitu pemilihan secara musyawarah perwakilan serta
pemilihan secara langsung membuat partisipasi masyarakat sangat penting untuk
diteliti mengingat keberhasilan dari sebuah pemilihan dapat dilihat dari partisipasi
masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori partisipasi politik
masyarakat, teori demokrasi dan teori pemerintah desa. Terdapat dua rumusan
masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu, pertama,bagaimana
implementasi pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang dengan
menggunakan sistem musyawarah perwakilan dan sistem secara langsung ?,
kedua, bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemilihan anggota BPD di Desa
Olak Kemang ?. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, pertama, implementasi
pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang menggunakan sistem musyawarah
perwakilan dinilai kurang baik, sedangkan dengan menggunakan sistem pamilihan
secara langsung dinilai sudah cukup baik serta mampu memenuhi kebutuhan
rakyat. Kedua, faktor partisipasi masyarakat dalam hal memilih Anggota BPD di
dasari oleh tiga aspek, yaitu: pendorong prilaku, karakter partisipasi dan faktor-
fakto pasrtisipasi.
Kata Kunci: sistem pemilihan, partisipasi masyarakat, BDP dan masyarakat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ............................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian................................................................... 4
D. Batasan Masalah............................................................................................. 5
E. Kerangka Teori............................................................................................... 6
F. Kerangka Konseptual ..................................................................................... 11
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 13
BAB II METODE PENELITIAN ........................................................................... 18
A. Profil Desa ...................................................................................................... 30
B. Keadaan Sosial Masyarakat ........................................................................... 33
C. Keadaan Ekonomi .......................................................................................... 36
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ........................................ 37
A. Sejarah Singkat Berdirinya Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Olak
Kemang .......................................................................................................... 37
B. Struk, Fungsi Dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa ...................... 38
C. Pemilihan Anggota BPD Desa Olak Kemang Tahun 2013 Menggunakan
Sistem Musyawarah Perwakilan .................................................................... 42
D. Pemilihan Anggota BPD Desa Olak Kemang Tahun 2019 Menggunakan
Sistem Secara Langsung ................................................................................ 45
E. Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Anggota BPD Di Desa Olak
Kemang .......................................................................................................... 48
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 58
A. Kesimpulan .................................................................................................... 58
B. Saran ............................................................................................................... 59
C. Penutup ........................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 61
Lampiran-Lampiran ............................................................................................... 62
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Kisi-Kisi Angket ..................................................................................... 23
Tabel 2.1 : Kriterian Penilaian ................................................................................ 24
Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian .................................................................................. 31
Tabel 4.1 : Batas Wilayah Desa Olak Kemang ...................................................... 33
Tabel 5.1 : Luas Wilayah Desa Olak Kemang ....................................................... 34
Tabel 6.1 : Orbitasi Jarak Dari Pusat Pemerintahan Desa/Kelurahan................ 34
Tabel 7.1 : Jumlah Penduduk Desa Olak Kemang Pada Agustus 2019 ............... 34
Tabel 8.1 : Jumlah Kk Di Desa Olak Kemang ....................................................... 36
Tabel 9.1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Umum ........... 37
Tabel 10.1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Khusus ........ 37
Tabel 1.2 : Sarana Peribadatan............................................................................... 38
Tabel 2.2 : Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa Olak Kemang . 42
Tabel 3.2 : Hasil Uji Validitas Perilaku Pendorong Partisipasi ............................ 54
Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas Karakter Partisipasi .............................................. 55
Tabel 5.2 : Hasil Uji Validitas Faktor-Faktor Partisipasi ..................................... 55
Tabel 6.2 : Pendorong Perilaku Partisipasi ............................................................ 56
Tabel 7.2 : Karakter Partisipasi .............................................................................. 58
Tabel 7.3 : Faktor-Faktor Partisipasi ..................................................................... 59
DAFTAR SINGKATAN
BPD : Badan Permusyawaratan Desa
PERBUB : Peraturan Bupati
SK : Surat Keputusan
Kades : Kepala Desa
Sekdes : Sekretaris Desa
Kasi : Kepala Seksi
KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
TPS : Tempat Peungutan Suara
UU : Undang-Undang
UUD : Undang-Undang Dasar
KM : Kilo Meter
Ha : Hektar
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan politik dan hukum ketatanegaraan di Indonesia berjalan pesat
pasca dilakukannya amandemen terhadap UUD 1945 oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) pada kurun waktu 1999-
2002. Salah satu dimensi perkembangan sebagaimana dimaksud ditandai dengan
adanya penguatan demokrasi partisipasi oleh rakyat. Sebagaimana amanat UUD
Negara Republik Indonesia Pasal 1 ayat 2 menegaskan bahwa, “kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.2
Kedaulatan rakyat merupakan ajaran demokrasi dimana kekuasaan berada
ditangan rakyat. Sehingga rakyatlah yang sepenuhnya memegang kekuasaan
Negara. Hal ini dibuktikan dengan penempatan wakil-wakil rakyat melalui
mekanisme pemilihan umum (pemilu).
Dalam konteks sistem pemerintahan Republik Indonesia, Pemerintahan Desa
merupakan suatu sub sistem dari penyelenggaraan pemerintahan nasional yang
langsung berada di bawah Pemerintahan Kabupaten. Desa sebagai ujung tombak
dalam sistem pemerintahan daerah akan berhubungan langsung dengan
masyarakat. Oleh Karena itu, sistem dan mekanisme penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah sangat didukung dan ditentukan oleh Pemerintah Desa Dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai bagian dari Pemerintahan Daerah.3
2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 1ayat 2
3 Ahmad Widan Sukhoyya, dkk. Pemilihan Wanita Dalam Permusyawaratan Desa
Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa Dikabupaten Semarang Ditinjau
Dari Perspektif Gender. Jurnal Of Law, Vol. 7 No. 1 2018, hlm 73-74.
3
Disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa membawa
semangat baru bagi proses demokrasi di level Desa. Demokrasi ditandai dengan
keterlibatan semua unsur warga (partisipasi) dalam setiap pengambilan keputusan
publik, termasuk perempuan. Secara khusus partisipasi warga diatur dalam Pasal
54 UU Desa, di mana semua unsur warga menjadi bagian dari musyawarah
tertinggi di Desa dalam pengambilan keputusan strategis yang diselenggarakan
oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa yang sangat penting disuatu Desa
membuat pengrekrutan Anggota BPD di Desa menjadi salah satu ajang pemilihan
aparatur Desa yang sangat berarti di sebuah Desa. Melalui peraturan Bupati
Batanghari Nomor 71 tahun 2017 tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
menjelaskan bahwa, pemilihan anggota BPD di Daerah Kabupaten Batanghari
dapat dilakukan dengan 2 (Dua) cara yaitu: 4
1) Pemilihan Anggota BPD secara Langsung; atau
2) Pemilihan Anggota BPD secara Musyawarah Perwakilan.
Penentuan cara pemilihan Anggota BPD dapat dilakukan melalui Musyawarah
Desa guna untuk memilih sistem yang akan digunakan nantinya.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di lapangan, peneliti
menemukan beberapa temuan, diantaranya: pemilihan anggota BPD pada tahun
2013 menggunakan sistem musyawarah perwakilan di mana perwakilannya hanya
berjumlah 65 orang atau suara sedangkan pada tahun 2019 masyarakat mengganti
sistem pemilihannya dengan sistem secara langsung. Permasalahan yang peneliti
temukan yaitu pada saat pemilihan anggota BPD secara musyawarah perwakilan
4 Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017: Tentang BPD, BAB II Pasal 2
4
seperti yang dijelaskan oleh sekretaris BPD Olak Kemang, yang menentukan
peserta pemilik hak suara dalam pemilihan anggota BPD yaitu Kepala Desa
selaku pemimpin di Desa tersebut, bukan hasil dari musyawarah mufakat panitia
selaku yang menyelenggarakan pemilihan BPD nantinya sesuai dengan mandat
yang tertuang dalam PERBUB Batanghari Paragraf 4 Pasal 6 bagian C
“musyawarah Desa membahas dan menyepakati: peserta musyawarah
perwakilan apabila pemilihan anggota BPD dilakukan melalui musyawarah
perwakilan”. Perwakilan perempuan pada calon anggota BPD salah satunya
merupakan istri Kades aktif yang menjabat kala itu dan sekarang, dan juga dalam
hal jumlah calon peserta anggota BPD baik langsung maupun perwakilan dibatasi
hanya berjumlah 7 (tujuh) kandidat, yaitu 5 (Lima) dari laki-laki dan 2 (dua) dari
perwakilan perempuan.5
Dengan diberlakukannya sistem pemilihan yang baru pada pemilihan anggota
BPD tahun 2019 ini, maka dari itu peneliti tertarik untuk menganalisis sistem
pemilihan anggota BPD yang digunakan di Desa Olak Kemang ini apakah sudah
sesuai dengan asas demokrasi yang di emban oleh bangsa Indonesia dan
mengikuti aturan yang telah di buat oleh Daerah tersebut yang tertuang dalam
PERBUB Batanghari Nomor 71 tahun 2017 tentang BPD. Dari latar belakang
masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian
dengan judul “Analisis Sistem Pemilihan Anggota Badan Permusyawarata
Desa (BPD) Terhadap Hasil Pemilihan (Studi Kasus Di Desa Olak Kemang
Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten Batanghari )”.
5 Wawancara Dengan Saharudin, Sekretaris BPD Desa Olak Kemang, Pada 15 Maret
2019 Pukul 09:30 WIB
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mencoba merumuskan
masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang
dengan menggunakan sistem musyawarah perwakilan dan sistem secara
langsung ?
2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemilihan anggota BPD di Desa
Olak Kemang ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan disiplin Ilmu peneliti, maka penelitian yang akan dilaksanakan
atas bidang ilmu pemerintahan dan untuk membahas analisis sistem pemilihan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terhadap hasil pemilihan dan atas dasar
Rumusan Masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi pemilihan anggota BPD di Desa
Olak Kemang dengan menggunakan sistem musyawarah perwakilan dan
sistem secara langsung.
2. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pemilihan anggota BPD
di Desa Olak Kemang.
Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah kajian ilmu
pengetahuan khususnya ilmu pemerintahan tentang pentingnya pengawasan
6
oleh masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bertanggung
jawab atas tugas yang diemban.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Desa
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi semua pihak
khususnya Kepala Desa selaku pemimpin di Desa dan aparatur Desa
selaku yang membantu Kepala Desa dalam menjalankan tugasnya, agar
menjalankan sistem pemerintahan dengan baik dan benar supaya tercapai
Good and Clean Goverment.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan wawasan
bahwasanya sangat penting bagi masyarakat untuk berpartisipasi dan
mengawasi jalannya suatu sistem pemerintahan di Desa tersebut.
c. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk
mengembangkan diri dan pengalaman serta pengetahuan terkait sistem
pemilihan BPD.
D. Batasan Masalah
Supayah lebih terarah, terkonsep dan tidak terjadi perluasan pada pokok
pembahasan dalam penulisan skripsi ini, oleh sebab itu penulis memberi batasan
masalah pembahasan dalam skripsi ini hanya terfokus pada sistem pemilihan
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yaitu perbandingan antara
pemilihan pada tahun 2013 dan tahun 2019.
7
E. Kerangka Teori
1) Teori Partisipasi Politik
Partisipasi politik memiliki pengertian yang beragam, ada beberapa ahli
yang mengungkapkan pendapatnya tentang partisipasi politik. Menurut
Ramlan Surbekti yang dimaksud dengan partisipasi politik adalah
keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang
menyangkut atau memengaruhi hidupnya.6 Herbert Mclosky seorang tokoh
masalah partisipasi berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-
kegiatan sukarela dari warga negara masyarakat melalui mana mereka
mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, secara langsungatau
tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.7
Dalam hubungannya dengan negara-negara berkembang Samuel P
Hutington dan Joan M Nelson memberi tafsiran yang lebih luas dengan
memasukkan secara eksplisit tindakan ilegal dan kekerasan. Partisipasi politik
adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud
untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi biasa
bersifat individu atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau
sporadik, secra damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau
tidak efektif.8
Miriam Budiarjo secara umum mengartikan partisipasi politik sebagai
kegiatan seorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara secara
6 Ramlan Surbekti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Widisarana Indonesia,
2007, hlm. 140 7 Miria Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008, hlm. 367 8 Ibid, hlm. 368
8
langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerintah (public
policy). Dari beberapa pendapat para ahli tersebut maka yang diaksud
partisipasi politik adalah adanya kegiatan atau keikutsertaan warga negara
dalam proses pemerintahan. Sehingga dengan adanya partisipasi politik
tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka.
Menurut Ramlan Surbakti partisipasi politik terbagi menjadi dua yaitu
partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Partisipasi aktif adalah mengajukan usul
mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum
yang berlainan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik
dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih
pemimpin pemerintah. Sebaliknya, kegiatan yang termasuk dalam kategori
partisipasi setiap keputusan pemerintah. Sedangkan menurut Milbart dan
Goel membedakan partisipasi menjadi beberapa kategori. Pertama, apatis.
Artinya, orang yang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik.
Kedua, spectator. Artinya, orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih
dalam pemilihan umum. Ketiga, gladiator. Artinya, mereka yang secara aktif
terlibat dalam proses politik, yakni kominukator, spesialis mengadakan
kontak tatap muka, aktivis partai dan pekerjaan kampanye, dan aktivis
masyarakat.9
2) Teori Demokrasi
Konsep Demokrasi dipraktikkan di seluruh dunia secara berbeda-beda
dari negara yang 1 (satu) dengan negara yang lain. Demokrasi sudah menjadi
paradigma dalam bahasa komunikasi dunia mengenai sistem pemerintahan
9 Ibid, Ramlan Surbekti, Memahami Ilmu Politik... hlm. 143.
9
dan sistem politik yang dianggap ideal.10
Oleh sebab itu, tidak dapat dibantah
bahwa demokrasi merupakan asas dan sistem paling baik dalam sistem politik
dan ketatanegaraan.11
Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara
mengklaim menjadi penganut paham demokrasi. Menurut suatu penelitian
yang diselenggarakan oleh UNESCO dalam tahun 1949, menyatakan:
“mungkin untuk pertama kali dalam sejarah demokrasi dinyatakan
sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi
politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang
berpengaruh (probably for the firs time in history democrasy is claimed
as the proper ideal description of all systems of political and social
organizations advocated by influential proponents).”12
Berbagai negara telah menerapkan definisi dan kriterianya mengenai
demokrasi, yang tidak sedikit diantaranya justru mempraktikkan cara-cara
atau jalur yang sangat tidak demokratis, meskipun diatas kertas menyebut
“demokrasi” sebagai asasnya yang fundamental. Oleh sebab itu, studi-studi
mengenai politik sampai pada identifikasi bahwa fenomena demokrasi dapat
dibedakan menjadi demokrasi normatif dan demokrasi empirik.13
Di Indonesia sendiri demokrasi secara langsung dan murni dapat dilihat
pada proses pemilihan pemimpin di desa. Hal ini dikemukakan oleh salah
satu pendapat dari Ina E. Slamet, bahwa: “Demokrasi di Desa bukan
demokrasi Barat, melainkan demokrasi asli dari masyarakat primitif yang
belum mengenal akan stratifikasi sosial”. Koentjoro Poerbopranoto
10
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme, (Jakarta: Konstitusi Press,
2005), hlm. 141. 11 Ni‟matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2010), hlm. 259. 12
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008), hlm. 105. 13
Demokrasi normatif menyangkut rangkuman gagasan-gagasan atau idealisme tentang
demokrasi yang terletak di dalam alam filsafat, sedangkan demokrasi empirik adalah
pelaksanaannya di lapangan tidak selalu paralel dengan gagasan normatifnya. Lihat Nikmatul
Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 260.
10
menyebutkan “demokrasi pada kesatuan masyarakat hukum seperti desa dan
nama lainnya yang sejenis sebagai demokrasi musyawarah, demokrasi gotong
royong atau demokrasi ala Indonesia”.14
Sebuah demokrasi akan berjalan sempurna apabila memenuhi prinsip-
prinsip yang dimilikinya, menurut Nurhasim prinsip-prinsip demokrasi
diantaranya:
a. Pemerintah mewakili keinginan para warga Negara;
b. Dilakukannya pemilihan kompetitif secara berkala antara calon
alternatif;
c. Diikuti oleh orang dewasa, baik sebagai pemilih maupun sebagai
calon untuk dipilih;
d. Pemilihan dilakukan secara bebas;
e. Para warga negara memiliki kebebasan dasar, yaitu kebebasan
berbicara, kebebasan pers, kebebasan berkumpul, berorganisasi, dan
membentuk partai politik.15
Sedangkan sebuah demokrasi tersebut dapat dikatan sebagai demokrasi
yang ideal harus memenuhi beberapa kriteria, menurut Robert Dahl, kriteria
ideal demokrasi dibagi dari beberapa hal diantaranya:
a. Partisipasi Efektif, adanya kesempatan yang sama dan setara untuk
berpartisipasi.
b. Kesetaraan Pilihan, adanya jaminan penilaian setiap pilihan dihitung
setara.
14
Neneng Yani Yuningsih, Demokrasi Dalam Pemilihan Kepala Desa ? Studi Kasus Desa
Dengan Tipologi Tradisional, Transisional, Dan Modern Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-
2013. Jurnal Politik, Vol. 1 No. 2, februari 2016, hlm. 237. 15
Ubaedillah dan Abdul Rozak, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm.67.
11
c. Pemahaman yang memadai, adanya pemahaman yang memadai
untuk menemukan dan menentukan pilihan terbaik.
d. Kontrol terhadap agenda, kesempatan untuk menentukan masalah
politik.
e. Inklusif, dan tidak adanya pengecualian untuk seluruh
warga/pemilih.16
3) Teori Pemerintahan Desa
Pemerintah Desa merupakan bagian dari Pemerintahan Nasional yang
penyelenggaraannya ditujukan pada pedesaan. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan Pemerintahan Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.17
Dalam
proses penyelenggaraan Pemerintahan Desa ini terdiri dari unsur-unsur
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dimana unsur-unsur ini berfungsi
sebagai sistem penyelenggaraan pemerintah, sehingga Desa memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.
Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan
menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati. Di mana Kepala
Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintah Desa, melaksanakan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa.18
16
Neneng Yani Yuningsih, Demokrasi Dalam... hlm 238. 17 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa BAB I Pasal I Bagian (3) 18 La Ode Dedihasriadi Dan Andi Novita Mudriani Djaoe, Efektivitas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Sabi Sabila
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolakala Timu, Jurnal Al-„Adl, Vol. 11 No. 1, Januari 2018, hlm.
25.
12
Dalam Pemerintahan Desa juga dikenal Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) atau yang disebut dengan nama lainnya adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan perwakilan wilayah dan ditetapkan secara
Demokratis.19
BPD merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggaraan
Pemerintahan Desa. Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan
Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat Desa, dan melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.20
Atas
peran dan fungsinya tersebut, dijelaskan dalam PP. No. 72 Tahun 2005,
bahwa BPD mempunyai wewenang:
a. Membahas rancangan peraturan Desa bersama kepala Desa;
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Desa dan
peraturan kepala Desa;
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala Desa;
d. Membentuk panitia pemilihan kepala Desa;
e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat; dan
f. Menyusun tata tertib BPD.21
Pemilihan Anggota BPD di Kabupaten Batanghari dilakukan dengan 2
(dua) cara yaitu secara langsung dan musyawarah perwakilan. Pemilihan
secara langsung dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya:
19
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa BAB I Pasal I Bagian (4) 20
Ibid, Pasal 55 21
Moch. Solekhan, penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berbasis Partisipasi
Masyarakat, (Jatim: Setara Press, 2014), hlm. 52.
13
a. Persiapan;
b. Pencalonan;
c. Pemungutan suara; dan
d. Penetapan.
Adapun pemilihan secara langsung ini sama halnya dengan pemilihan pada
umumnya yaitu dilakukan secara demokrasi dan berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.22
Sedangkan pemilihan Anggota BPD
secara Musyawarah Perwakilan dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Persiapan;
b. Pencalonan;
c. Musyawarah; dan
d. Penetapan.23
F. Kerangka konseptual
1) Analisis
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kontemporer karangan Peter Salim
dan Yenni Salim menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal
usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antara bagian untuk
mendapatkan pengertian yanng tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
22
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), BAB III Pasal 23. 23
Ibid, BAB IV Pasal 92.
14
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan
sebagainya setelah ditelaah secara seksama.
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya
melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.24
2) Sistem
Sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan
ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk
satu kesatuan yang melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan.25
Definisi sistem menurut para ahli konsep dasar sistem diantaranya adalah:
a. Menurut Fat “Sistem adalah himpunan suatu “benda” nyata atau
abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-
komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan,
saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam Unity
untuk mencapai tujuan tertentu secara efisiensi dan efektif”.
b. Menurut Indrijit sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-
komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan yang
lainnya.
c. Menurut Jugianto sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini
24
http://elib.unikom.ac.id/gdl.jbptunikompp-gdl-mohhabibin-28322-4-unikom-i.pdf. 25
Yunaetianggraeni Elisabet dan Irviani Rita, Pengantar Sistem Informasi, (Yogyakarta:
CV. Andi Ofset. 2017), hlm. 1
15
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan satuan yang nyata
adalah satu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang
betul-betul ada dan terjadi.
Dengan demikian sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu.26
Sistem
juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau
variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling
bergantung satu sama lain.27
3) Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawarata Desa (BPD) adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.28
BPD
merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan Desa.
G. Tinjauan Pustaka
Guna memberikan penguatan terkait deskripsi teoritik diatas, maka akan
dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang telah
terlebih dahulu dilakukan oleh, diantaranya:
26
Jeperson Hutahaean, Konsep Sistem Informasi. (Yogyakarta: Depublish, 2014), hlm. 1 27
Hanif Al Fatta, Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), hlm 3. 28
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 Tentang BPD BAB I Pasal I No. 9
16
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Wildan Sukhoyya (2018),29
yang berjudul “Pemilihan Wanita Dalam Badan Permusyawaratan Desa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Di Kabupaten
Semarang Ditinjau Dari Perspektif Gender”. Metode dalam penelitian ini yaitu
kualitatif dengan pendekatan Yuridis-Sosiologis. Hasil dari penelitian ini yaitu
Struktur badan permusyawaratan Desa di kecamatan tengaran kabupaten
semarang khususnya di Desa Barukan terdapat keterwakilan perempuan, dan telah
memenuhi amanat Undang-undang. Sedangkan di Desa perbandingannya yaitu
Desa Bener belum terdapat keterwakilan perempuan sesuai dengan amanat
undang-undang No. 6 Tahun 2014 dikarenakan BPD di Desa ini lebih dahulu
terbentuk sebelum undang-undang ini ditetapkan, maka kemungkinan di Desa
Bener ini akan melaksanakan amanat undang-undang pada pemilihan periode
berikutnya. Upaya Pemerintah Daerah Dalam Rangka Memenuhi Struktur Badan
Permusyawaratan Desa Menurut Undang-Undang No.6 Tahun 2014 melalui
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa telah mengadakan sosialisai Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa yang mana selain terfokus kepada persiapan membentuk BPD yang ideal
juga memberikan bimbingan teknis berupa materi-materi tentang perubahan
peraturan daerah dibidang pemerintahan Desa.
Kedua, Penelitian lain yang dilakukan oleh Ryan Anggara (2018),30
dengan
Judul “Badan Permusyawaratan Desa Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota
29 Ahmad Wildan Sukhoyya, dkk, “Pemilihan Wanita Dalam Badan Permusyawaratan
Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Di Kabupaten Semarang
Ditinjau Dari Perspektif Gender,” Journal Of Law. Vol. 7 No. 1, 2018 30 Ryan Anggara, Badan Permusyawaratan Desa Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar
Kota Banjar Dalam Melaksanakan Fungsi Pengawasan Kinerja Kepala Desa, (Skripsi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2018.)
17
Banjar Dalam Melaksanakan Fungsi Pengawasan Kinerja Kepala Desa”.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research), adapun hasil dari
penelitian ini yaitu dalam melaksanakan fungsi pengawasan kinerja kepala Desa
di Desa Neglasari pada tahap perencanaan kegiatan Pemerintah Desa sudah
berjalan dengan cukup baik, dan taat terhadap peraturan yang ada yaitu Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan
Desa.
Ketiga, Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Prayoza Saputra (2014),31
judul “Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan
Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti Tambun Selatan Kabupaten
Bekasi)”. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode komparatif,
pengamatan serta studi kasus. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya
BPD di Desa Tridayasakti telah menjalankan fungsinya dengan baik, sesuai
dengan peraturan yang ada bahwa BPD berfungsi sebagai menetapkan peraturan
Desa bersama kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat,
namun peran BPD di Desa ini belum cukup optimal sebagai perpanjangan tangan
masyarakat Desa, karena peraturan Desa yang telah dibentuk dalam dua tahun
terakhir tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat dan harapan masyarakat
dalam membangun kesejahteraan yang merata. Dalam proses pembentukan dan
penetapan peraturan Desa, BPD dan perangkat Desa dalam hal mengambil
keputusan dan merancang aturan tanpa melaksanakan kunjungan kemasyarakat,
bertatap muka baik secara langsung maupun bersama-sama beserta perangkat
31 Prayoza Saputra, Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi). (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014).
18
Desa untuk menampung aspirasi yang diberikan oleh masyarakat Desa guna
mencapai penyelenggaraan pemerintah yang baik dan benar di Desa tersebut.
Keempat, Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ombi Romli dan Elly
Nurlia (2017),32
dengan Judul “Lemahnya Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Dalam Melaksanakan Fungsi Pemerintahan Desa (Studi Desa Tegelwangi
Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang)”. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriftif kualitatif, hasil dari penelitian ini adalah banyaknya kekurangan yang
terdapat di dalam anggota BPD di Desa ini diantaranya kurangnya kapasitas
sumber daya manusianya, tunjangannya dan juga sarana prasarana pendukung dari
sebuah kegiatan membuat keberadaan BPD di Desa ini kurang efektif berjalan.
Kecilnya pendapatan tunjangan anggota BPD membuat anggota BPD tidak fokus
bekerja karena harus mencari pendapatan lain untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya.
Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Ahmad Wildan Sukhoyya, Ryan Anggara, Prayoza Saputra, Ombi
Romli dan Elly Nurlia yaitu sama-sama meneliti tentang pemilihan anggota BPD,
keterlibatan perempuan dalam keanggotaan BPD dan peran anggota BPD disuatu
Desa, baik dalam hal menerima aspirasi masyarakat maupun mengawasi kinerja
aparatur Pemerintahan Desa. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang lainnya yaitu peneliti hanya terfokus pada pemilihan anggota BPD
dengan menggunakan dua sistem yang telah ditetapkan oleh Bupati Batanghari
yang tercantum dalam Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017.
32 Ombi Romli dan Elly Nurlia, lemahnya badan permusyawaratan desa (BPD) dalam
melaksanakan fungsi pemerintahan desa (studi desa tegelwangi kecamatan menes kabupaten
pandeglang, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 3. No. 1, April 2017.
19
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Olak Kemang, Kecamatan Maro Sebo Ulu,
Kabupaten Batanghari Jambi, kode Pos 36652. Peneliti mengambil lokasi ini
karena peneliti merupakan warga asli Desa tempat dilakukannya penelitian ini,
sehingga memudahkan peneliti untuk mencari dan mendapatkan informasi yang
diperlukan. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini yaitu
pada 22 Agustus 2019. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut:
1) Untuk melihat penerapan jalannya peraturan Bupati Batanghari Nomor 71
Tahun 2019 terhadap hasil pemilihan anggota BPD di Desa Olak
Kemang.
2) Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk kedalam penelitian lapangan
(field research), dimana yang dimaksud dengan penelitian lapangan ini yaitu
penelitian yang mengangkat data dan permasalahan yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Dalam hal ini menjelaskan realitas yang ada yaitu tentang bagaimana
pelaksanaan pemilihan anggota Badan Permusyawaratan Desa di Desa Olak
Kemang.
Penelitian ini menggunakan metode campuran, yaitu metode yang
memadukan pendekantan kualitatif dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti
20
dalam hal pengumpulan data), dan kajian model campuran memadukan dua
pendekatan dalam semua tahapan proses penelitian.33
Mixed Method juga disebut
sebagai sebuah metodologi yang memberikan asumsi filosofis dalam
menunjukkan arah atau memberi petunjuk cara ppengumpulan data dan
menganalisis data serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui
beberapa fase proses penelitian. Strategi metode campuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan komponen konsep melalui
analisis data kuantitatif dan kemudian mengumpulkan data kualitatif guna
memperluas informasi yang tersedia. Intinya adalah untuk menyatukan data
kuantitatif dan kualitatif agar memperoleh analisis yang lebih lengkap.
Metode kuantitatif dalam penelitian ini gunakan untuk mencari informasi
yang terukur mengenai partisipasi masyarakat dalam pemilihan anggota BPD di
Desa Olak Kemang. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai penerapan sistem pemilihan anggota BPD di Desa Olak
Kemang menurut aparatur pemerintahan Desa dan pihak-pihak yang
bersangkutan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis Data yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
adalah Data Primer dan Data Sekunder.
a. Data Primer
Data primer yang peneliti maksud untuk penelitian ini adalah
informasi-informasi yang diperoleh secara langsung yang dilakukan
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 404.
21
dengan kuisioner (angket) dan wawancara. Data primer ini digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai Sistem Pemilihan Anggota
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Terhadap Hasil Pemilihan.
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan
atau pengelolaan data yang bersifat studi dokumentasi atau data yang
berbentuk sudah jadi.34
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
sumber berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Bupati
Batanghari, buku-buku, skripsi, jurnal serta data-data yang berkenaan
dengan penelitian ini.
2. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dari subjek mana
data diperoleh. Sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan
tujuan penelitian. Adapun yang menjadi sumber data primer penelitian ini
yaitu, Kepala Desa Olak Kemang, Kasi Pemerintahan Desa Olak Kemang,
Ketua KPPS Pemilihan Anggota BPD secara Langsung dan beberapa
responden masyarakat Desa Olak Kemang. Sumber Data Sekunder dalam
penelitian ini adalah sumber berupa tulisan, dokumentasi maupun arsip
lainnya yang berkenaan dengan pemilihan anggota BPD Desa Olak Kemang.
34
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif,
(Jakarta: GP Press, 2008), hlm. 253
22
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah warga asli Desa Olak Kemang, yang
berjumlah 833 jiwa terdiri dari 440 Lk dan 393 Pr dan memiliki 211 Kepala
Keluarga yaitu 191 Lk dan 20 Pr dengan jumlah suara pemilih 444 suara.
2. Sample
Sampel dalam penelitian ini yaitu pemilik hak suara pilih pada pemilihan
anggota BPD Desa Olak Kemang, namun mengingat waktu, tenaga, dana dan
kemungkinan ada hambatan lainnya, maka peneliti mengambil sample dengan
besaran 10%. Jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan rumus
Slovin35
adalah sebagai berikut:
n= N
1 + Ne2
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Perkiraan Tingkat Kesalahan Sebesar 10%.
35
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), hlm. 61
23
Dengan jumlah populasi pemilih sebanyak 444 suara, maka besaran
sampel yang diperoleh adalah:
n = N
1 + Ne2
= 444
1 + 444 (0,1)2
= 444
1 + 44 (0,01)
= 444
1 + 4,44
= 444
5,44
= 81,61
= 82 Orang/Sample.
Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 444 orang dengan menggunakan
rumus slovin maka diperolehlah sampel sebanyak 82 orang.
Teknik sampling dalam penelitian ini berupa teknik cluster sampling dan
random sampling,36
yang artinya sample diambil berdasarkan kelompok yang
ada pada masyarakat, cara mengambil samplenya yaitu peneliti mengambil
berdasarkan unsur masyarakat yang sudah tertera di PERBUB Batanghari
pasal 5 ayat 1 yaitu tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, ketua RT,
tokoh pemuda, perwakilan masyarakat miskin, perwakilan profesi, dan tokoh
masyarakat.37
Sedangkan pengambilan orang sebagai sample tersebut diambil
secara random. Kriteria sample dalam penelitian ini adalah:
36
Ibid, hlm. 118. 37
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 tentang Badan Permusyawarata
Desa, BAB 2 Pasal 5 Ayat (1).
24
a. Bersedia menjadi Responden
b. Responden adalah warga di Desa Olak Kemang dan pemilik hak suara
memilih pada pemilihan anggota BPD Olak Kemang.
c. Mampu berkomunikasi secara verbal dengan aktif dan kooperatif.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah:
a. Kuisioner (Angket)
Kuisioner (angket) yang digunakan pada penelitian ini berupa kuisioner
tipe pilihan, yaitu peneliti memberikan kuisioner yang harus dijawab oleh
responden dengan cara memilih salah satu jawaban yang telah tersedia.38
Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk memperoleh data, angket disebarkan
ke responden (orang-orang yang menjawab atau yang dieliti) guna utuk
memperoleh informasi dari responden mengenai hal-hal yang diketahuinya.
Kuisioner dalam penelitian ini terdiri dari 15 (Lima Belas) butir
pertanyaan yang pada setiap tingkat pertanyaan memiliki tingkat
kesulitannya masing-masing. Jenis angket ini terasuk kedalam kategori
angket tertutup. Responden memerlukan tanda (√) pada jawaban yang
mereka pilih. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
membuat sketsa pernyataan responden berupa angket dengan acuan kisi-kisi
sebagai berikut:
38
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), hlm. 78.
25
Tabel 1.1
Kisi-Kisi Angket
Variabel Dimensi Indikator
Partisipasi
Masyarakat
1. Partisipasi
2. Karakter
Partisipasi
3. Faktor-faktor
partisipasi
a. Pendorong perilaku
memilih
b. Masyarakat memilih atas
dasar hati nurani
c. Perasaan percaya, yakin
dan amanah terhadap
kepemimpinan calon
anggota yang dipilih
d. Cara anggota calon
mempromosikan diri
e. Jaminan yang diberikan
oleh calon anggota BPD
f. Arahan yang diberikan
oleh panitia pemungut
suara.
Butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner tersebut akan
dijawab oleh populasi sample yaitu, masyarakat Desa Olak Kemang yang
berjumlah 82 orang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Angket tersebut
akan disebarkan secara bersamaan kepada responden, kemudian akan
26
dikumulasikan perolehan datanya. Butir-butir jawaban tersebut akan diberikan
bobot dengan pengukuran skala likert, dengan rating sekala sebagai berikut:39
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Sering/Setuju (S) 4
Ragu-ragu/ Tidak Tahu (TT) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
b. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur (semistructure interview), dimana pelaksananya lebih bebas
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Alat-alat yang digunakan
peneliti dalam wawancara ini adalah buku catatan, handphone, dan camera.
Sebelum penulis melakukan wawancara, peneliti sudah mempersiapkan
pertanyaan yang berkaitan dengan pemilihan anggota Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Olak Kemang sebelum proses
wawancara dilakukan. Adapun yang menjadi informan yang diwawancarai
dalam penelitian ini yaitu Kepala Desa Olak Kemang, Kasi Pemerintahan
Desa Olak Kemang dan ketua KPU Pemilihan Anggota BPD Desa Olak
Kemang.
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 9.
27
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
ini bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang.40
Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa
dokumentasi-dokumentasi atau arsip-arsip dari lembaga yang diteliti.
Adapun didalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan baik foto-foto
maupun segala sesuatu yang bisa peneliti gunakan untuk mengumpulkan
informasi atau data yang berkenaan dengan judul peneliti sendiri.
F. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas Angket
Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis secara
Deskriptif kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui
bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemilihan BPD. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur dengan tepat apa
yang diukur. Untuk mengukur validitas suatu data dalam penelitian ini, maka
penelitian ini menggunakan rumus Product Moment Correlation.41
Rxy = –
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
Rxy = Koefisien Korelasi Tes Yang Disusun Dengan Kriteria
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 329. 41 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm 239.
28
X = Skor Masing-Masing Responden Variabel X (Tes Yang
Disusun)
Y = Skor Masing-Masing Responden Variabel (Tes Kriteria)
N = Jumlah Responden.
Uji validitas ini dilakukan pada sample masyarakat Desa Olak Kemang
dengan jumlah responden 82 orang. Hasil uji coba ini kemudian dicari dengan
menggunakan microsof excel dan SPSS 17 dengan tingkat validitasnya 5%.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu indikator. Informasi
yang ada pada indikator ini tidak berubah-ubah atau disebut dengan
konsisten. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk melakukan pengujian
reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Sperman Brown dengan rumus:
r1= 2.rb
1+rb
Keterangan:
r1 = reliabilitas instrumen
rb = korelasi produk moment
29
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk
penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan
dalam keadaan yang sewajarnya dan sebagaimana adanya.42
Ada beberapa langkah dalam proses analisis data kualitatif, yaitu:
1) Penyusunan data;
2) Klasifikasi data;
3) Pengolahan data;
4) Penyimpulan data.43
5) Analisis Angket.
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam kaitannya menganalisis data kualitatif maka
langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan Data
Penyusunan data ini dimaksud untuk mempermudah dalam menilai apakah
data yang dikumpulkan itu sudah memadai atau belum dan data yang didapat
berguna atau tidak dalam penelitian sehingga dilakukan seleksi penyusunan.
2) Klasifikasi Data
Klasifikasi data dimaksudkan sebagai usaha untuk menggolongkan data
yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan ini disesuaikan
dengan sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan
analisa yang terkandung dalam masalah itu sendiri.
42
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Jakarta: Gajah Mada Universitu
Press, 1993), hlm. 174 43
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1985), hlm. 151
30
3) Pengolahan Data
Setelah semua data dan fakta terkumpul, selanjutnya data tersebut
diseleksi, kemudian diolah sehingga sistematis, jelas dan mudah untuk
dipahami menggunakan teknik analisis data kualitatif.
4) Penyimpulan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara dengan cara menghubungkan data atau
fakta yang satu dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas
kegunaannya. Langkah ini dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.44
Terealisasinya keempat metode analisis data ini setelah semua data-data
yang diperlukan dan dibutuhkan sudah diperoleh, kemudian akan difilter mana
data yang diperlukan atau dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini dan
mana yang tidak diperlukan.
5) Analisis Angket
Dalam analisis angket ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalis
dengan cara membandingkan jumlah skor total angket dikali dengan 100%,
sehingga hasilnya akan dinyatakan dalam bentuk persentase. Persentase ini
dimaksud untuk mendapatkan gambaran bagaimana adanya tentang suatu
objek yang diteliti. Maka teknik analisis yang dibulatkan cukup dengan
persentase dengan menggunakan rumus:45
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 252. 45
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2005), hlm 43.
31
P=
x 100%
Keterangan:
f = skor jawaban responden
N = skor total hasil angket dari penelitian dipersentasekan
P = persentase analisis partisipasi masyarakat dalam pemilihan anggota BPD.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan
ini akan disistematisasikan sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, pendahuluan. BAB I ini pada hakikatnya
menjadi pijakan bagi penulis skripsi, baik mencakup Latar Belakang, maupun
pemikiran tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka
teori, kerangka konseptual, dan tinjauan pustaka.
BAB II dipaparkan tentang metode penelitian yang mencakup tempat dan
waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika
penulisan dan jadwal penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
berdirinya, wewenang organisasi, struktur organisasi dan sarana prasarana.
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan daftar pustaka,
lampiran dan Daftra Riwayat Hidup (curriculum vitae).
32
I. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian dilapangan, maka
penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
penelitian sebagai berikut:
No Kegiatan
TAHUN 2019
Maret/April Juli/Agustus September/Oktobe
r November/Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul x
2 Pembuatan
Proposal x
3 Perbaikan
Proposal x
4 Surat Izin Riset x
5 Pengumpulan
Data x
6 Pengolahan
Data x x
7 Pembuatan
Laporan x x
8 Bimbingan dan
Perbaikan
9
Agenda dan
Perbaikan
Skripsi
10 Perbaikan dan
Penjilidan
33
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Aspek Geografis
1) Sejarah Desa
Desa Olak kemang berada di Kecamatan Maro Sebo Ulu Kabupaten
Batanghari Provinsi Jambi, Desa ini tergolong sebagai Desa yang
diklasifikasikan sebagai Desa Swakarya, di mana Desa ini merupakan
peralihan nama dari Dusun Renahsago yang awal pembukanya yaitu orang
Melayu Aik Hitam Sarolangun. Sebelum menjadi Desa Divinitif, Desa Olak
Kemang adalah Desa pemekaran dari Desa Tebing Tinggi Kecamatan
Mersam Kabupaten Batanghari pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Bapak
Nawawi HD yang menjabat sebagai Kepala Desa pada masa itu, setelah 13
tahun menjabat sebagai Kepala Desa beliau meninggal dunia kemudian
digantikan sebagai Pejabat Sementara oleh pihak Kecamatan yaitu Bapak
Ishak Zakaria selama dua tahun masa jabatan sebelum pemilihan Kepala Desa
di selenggarakan. Setelah dua tahun berjalan maka diselenggarakan pemilihan
Kepala Desa yang dimenangkan oleh Bapak Ahmad Yani pada tahun 2000,
berselang tiga tahun masa jabatannya beliau meninggal dunia maka
kepemimpinan di serahkan kepada PJS bapak Ahmad selama dua tahun.
Setelah dua tahun berjalan PJS terpilihlah Bapak Ahmad sebagai Kepala Desa
pada pemilihan Kepala Desa 2005 hingga sekarang (tiga priode
kepemimpinan 2005 - sekarang).
Desa yang berada di Kecamata Maro Sebo Ulu ini terpisah oleh sungai
Batanghari, di mana pembagian daerahnya di bagi menjadi 2 (Dua) Dusun
34
yaitu Dusun 1 dan Dusun 2 didalam satu Dusun terdapat 6 RT (Rukun
Tetangga) dengan pembagian Dusun 1 yaitu seberang sungai Batanghari
terdapat 3 RT yaitu RT 01, 02 dan 03, sedangkan di Dusun 2 terdapat 3 RT
pula yaitu RT 04, 05 dan 06.
2) Letak Geografi Desa
Secara Geografis Desa Olak Kemang Kecamatan Maro Sebo Ulu
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi terletak dibagian Barat Daerah
Batanghari dengan garis Lintang 1,672820 Lintang Selatan dan 102,87507
0
Bujur Timur dengan luas wilayah 2.200 ha berada di ketinggian 8MDPL dan
memiliki 1000 ha rawa yang belum dikelola dengan batas wilayah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Batas Wilayah Desa Olak Kemang46
Batas Wilayah Berbatasan Dengan
Bagian Timur Desa Sunagi Gondang Kecamatan
Mersam
Bagian Barat Desa Mekar Sari
Bagian Utara Desa Padang Kelapo
Bagian Selatan Desa Tebing Tinggi
46
Kantor Desa Olak Kemang, Dokumentasi Monografi Desa Olak Kemang, pada 22
Agustus 2019
35
Tabel 5.147
Luas Wilayah Desa Olak Kemang
No Kegunaan Luas
1 Tanah perkarangan pemukiman Rakyat 1000 ha
2 Tanah perkebunan Rakyat 1134 ha
3 Tanah persawahan Rakyat 66 ha
4 Tanah kekayaan Desa 7,7 ha
5 Tanah yang dipergunakan untuk jalan umum 8 ha
6 Aliras Sungai 8 ha
Tabel 6.148
Orbitasi Jarak Dari Pusat Pemerintahan Desa/Kelurahan
Jarak (KM) Desa Olak
Kemang
Ibu Kota
Kecamatan
Ibu Kota
Kabupaten
Ibu Kota
Provinsi
Desa Olak
Kemang
0 6 76 138
Ibu Kota
Kecamatann
6 0 20 132
Ibu Kota
Kabupaten
76 20 0 56
Ibu Kota
Provinsi
138 132 56 0
47
Ibid, Kantor Desa Olak Kemang 48 Ibid, Kantor Desa Olak Kemang
36
B. Aspek Demografis
1) Keadaan Penduduk Desa Olak Kemang
Keberadaan penduduk di suatu wilayah amat sangat diperlukan karena
penduduk merupakan unsur terpenting dari sebuah pembangunan Nasional di
suatu wilayah. Penduduk di Desa Olak Kemang Kecamatan Maro Sebo Ulu
Kabupaten Batanghari terhitung pada bulan Agustus 2019 berjumlah 833
jiwa.
Tabel 7.1
Jumlah Penduduk Desa Olak Kemang Pada Agustus 201949
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 393
2 Laki-Laki 440
Jumlah 833
Berdasarkan data diatas, bisa dikatakan bahwa jumlah penduduk di Desa
Olak Kemang Kecamatan Maro Sebo Ulu tergolong dalam jumlah yang
lumayan banyak, dimana sangat diperlukan suatu organisasi untuk menjadi
wadah guna menampung aspirasi dan juga keluh kesah dari masyarakat Desa
tersebut. Namun permasalahan yang peneliti temui di lapangan yaitu jumlah
penduduk tidak sesuai dengan jumlah KK yang tertera di dokumen Data Desa
dan juga di jelaskan oleh Kasi Pemerintahan Desa Olak Kemang bahwa
jumlah KK yang terhitung sesuai dengan data nikah di Desa tersebut yaitu
hanya berjumlah 211 KK.
49
Kantor Desa Olak Kemang, Monografi Desa bulanan dalam Tahun 2019, Pada 22
Agustus 2019
37
Tabel 8.1
Jumlah KK di Desa Olak Kemang50
No Keterangan KK Jumlah
1 Laki-Laki 191
2 Perempuan 20
Jumlah 211
Berdasarkan dokumentasi diatas maka dapat diketahui bahwa adanya
suatu kesenjangan dimana jumlah KK yang terdaftar di Desa hanya berjumlah
211 KK sedangkan jumlah penduduk yang tercatat awal Agustus 2019
berjumlah 833 jiwa.
2) Keadaan Sosial Masyarakat Desa Olak Kemang
a. Sumber Daya Manusia
SDM merupakan subyek dan sekaligus obyek dalam hal
pembangunan, mencakup siklus kehidupan manusia, sejak dalam
kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu, pembangunan kualitas
manusia harus menjadi perhatian paling penting. Pada saat ini SDM Desa
Olak Kemang bisa dikategorikan cukup baik dibanding pada masa-masa
sebelumnya, baik dalam hal pendidikan, pembangunan karakter dan
pekerjaan.51
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan satu hal penting dalam mewujudkan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonoian pada khususnya.
50
Wawancara bersama Bapak Muzi. Amd selaku Kasi Pemerintahan Desa Olak Kemang,
pada 22 Agustus 2019, pukul 09:15 WIB. 51 Sumber Data: Keadaan Sosial Masyarakat Desa Olak Kemang
38
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan. Dengan taraf pendidikan tinggi yang ditempuh, diharapkan
dapat membuat suatu perubahan bagi sistem kepemerintahan di Desa itu
sendiri. Berikut ini akan dipaparkan tingkat rata-rata pendidikan Desa
Olak Kemang:
Tabel 9.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkatan Pendidikan Umum52
No Taraf Jumlah/Orang
1 Taman Kana-Kanak 80
2 Sekolah Dasar 154
3 SMP/SLTP 26
4 SMA/SLTA 36
5 AKADEMI (D1-D3) 6
6 SARJANA (S1-S3) 6
Jumlah 228
Tabel 10.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkatan Pendidikan Khusus53
No Taraf Jumlah/Orang
1 Pondok Pesantren 50
2 Madrasah 50
3 Pendidikan keagamaan -
4 Sekolah luar biasa -
5 Kursus keterampilan -
Jumlah 100
52 Kantor Desa Olak Kemang, Monografi Desa bulanan dalam Tahun 2019, Pada 22
Agustus 2019 53
Ibid kontor Desa Olak Kemang
39
c. Kehidupan Beragama
Masyarakat Desa Olak Kemang dengan jumlah penduduk 833 jiwa
dengan persentase 100% menganut agama islam, dalam kehidupan
beragama dan menjalankan syariat-Nya, fasilitas keagamaan di Desa
Olak Kemang terdiri dari:
Tabel 1.2
Sarana Peribadatan54
No Sarana Peribadatan Jumlah/Unit
1 Masjid 2
2 Mushola 1
Jumlah 3
3) Budaya Masyarakat
Pada bidang kebudayaan masyarakat, warga Desa Olak Kemang
sangat menjunjung tinggi nilai kebudayaan yang di warisi oleh para leluhur,
hal ini terbukti masih berlakunya tatanan budaya serta kearsipan lokal pada
setiap proses pernikahan, khitanan, panen raya serta prosesi cuci kampug jika
salah seorang dari warga masyarakat melanggar ketentuan adat. Aparatur
pemerintahan Desa yang paling berperan dalam melestarikan dan menjaga
tatanan adat dan istiadat dan budaya local ini adalah Lembaga Adat Desa
Baru (LAD), lembaga ini masih aktif, baik dalam kepengurusan maupun
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
54 Kantor Desa Olak Kemang, Monografi Desa bulanan dalam Tahun 2019 (Bidang
Pembangunan), Pada 22 Agustus 2019
40
C. Aspek Ekonomi
1.1 Sumberdaya Unggulan
Desa Olak Kemang memiliki potensi yang sangat besar, baik dari segi
Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam. Namun yang paling
menonjol yaitu Suber Daya Alam dengan mata pencaharian 90% masyarakat
sebagai petani karet, kelapa sawit, sawah dan palawija membuat Desa ini
kaya akan potensi alamnya. Sedangkan untuk Sumber Daya Manusianya
sendiri belum benar- benar optimal diberdayakan, karena disebabkan masih
rendahnya pengetahuan dan kurangnya dana penunjang guna memberikan
pelatihan bagi sumber manusia yang ada.
1.2 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Olak Kemang secara umum
sudah mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah
penduduk yang memiliki pekerjaan. Namun tingkat pendapatan masyarakat
belum seutuhnya mencukupi kebutuhan hidup karena harga tidak sebanding
dengan penghasilan yang didapat mereka serta masih minimya bekal
keterampilan, upah buruh yang masih kecil serta mahalnya barang-baranng
kebutuhan sendiri.55
D. Aspek Pemerintahan
1) Sejarah Singkat Berdirinya Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Olak Kemang
Bertambahnya jumlah penduduk dan bertambah pula permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, keadaan
55 Sumber Data: Potensi Unggulan Desa Olak Kemang tahun 2015-2020
41
tersebut sudah barang tentu menjadi suatu momok di masyarakat dan
mendorong munculnya suatu otoritas yang diharapkan dapat mengatasi
berbagai persoalan yang merealisasikan aspirasi yang berkembang.
Era reformasi membawa angin segar bagi pelaksanaan otonomi Daerah,
ketika desentralisasi dan demokrasi lokal mengalami kebangkitan,
dampaknya juga terasa di daerah-daerah pelosok termasuklah Desa Olak
Kemang ini sendiri. Berlandaskan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang pemerintahan Daerah dan perintah dari Camat maka di Desa
Olak Kemang pada tahun 2001 melakukan pengrekrutan anggota BPD
dengan sistem Musyawarah Perwakilan, setelah masa khidmat anggota BPD
terpilih tahun 2001 telah usai maka dilakukan lagi pengrekrutan ulang
anggota BPD pada tahun 2007, namun pada saat pengrekrutan ini istilah BPD
yang awalnya memiliki kepanjangan (Badan Perwakilan Desa) di ganti
istilahnya menjadi (Badan Permusyawaratan Desa) dimana pergantian makna
yang cukup mencolok ini merupakan perubahan dan pembenahan dari UU
sebelumnya yang diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 tetang
Pemerintahan Daerah.
Pemilihan Anggota BPD pada tahun 2007 di Desa Olak Kemang ini
masih menggunakan sistem Musyawarah Perwakilan begitu juga dengan
pemilihan Anggota BPD pada tahun 2013 masih tetap menggunakan sistem
Musyawarah Perwakilan hingga terjadi perubahan di Tahun 2019 dimana
sistem pemilihan Anggota BPD diganti dengan pemilihan secara Langsung.
Kehadiran BPD di Desa ini menjadi dorongan baru bagi Demokrasi Desa,
yakni menjadi artikulator aspirasi dan partisipasi masyarakat, pembuat
42
kebijakan secara partisipasi masyarakat dan alat kontrol yang efektif terhadap
pemerintahan Desa. Kehadiran BPD di Desa ini dengan fungsi dan wewenang
yang dimilikinya memungkinkan adanya keseimbangan dan fungsi saling
mengawasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa, sehingga keberadaan
Kepala Desa yang pada kala itu seperti “penguasa tunggal” tidak lagi terjadi
dan diharapkan bibit-bibit yang baru akan muncul akan merasa terawasi
dengan hadirnya BPD di sistem pemerintahan Desa tersebut.
2) Struktur, Fungsi dan Wewenang Badan Permusyawaratan Desa
Pada umumnya organisasi yang baik haruslah sederhana, fleksibel dan
adanya fungsi yang tepat serta adanya penetapan wewenang dan tanggung
jawab. Alasan penting penyusunan organisasi adalah untuk membedakan
antara tugas yang satu dengan tugas yang lainnya, sehingga diperoleh
efisiensi yang lebih besar, karena dimungkinkan setiap individu
menspesifikasikan dirinya. Pembatasan tanggung jawab ini harus
dicerminkan dalam rantai atau garis wewenang dari Ketua sampai
bawahannya yaitu anggota.
Adapun Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa
Olak Keman, terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Bendahara dan anggota.
43
Tabel 2.2
Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Olak
Kemang
Adapun Fungsi, Tugas serta Wewenang Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) diantaranya:
a. Fungsi BPD
Fungsi BPD sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 110 Tahun
2016 Pasal 31, yaitu:
a) membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
b) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
c) melakukan pengawasan kinerja kepala Desa.56
56
Peraturan menteri dalam negeri nomor 110 tahun 2016 tentang badan permusyawaratan
desa BAB V Pasal 31.
Kepala Desa
AHMAD
Ketua BPD
JEMADI
Anggota
MASTURO
Sekretaris
SAMSURI
Wakil Ketua
SAHARUDIN
Anggota
MARBAWI
44
b. Tugas BPD
Adapun tugas BPD yang diatur pada Permendagri yang sama pada
Pasal 32 sebagai berikut:
a) menggali aspirasi masyarakat;
b) menampung aspirasi masyarakat;
c) mengelola aspirasi masyarakat;
d) menyalurkan aspirasi masyarakat;
e) menyelenggarakan musyawarah BPD;
f) menyelenggarakan musyawarah Desa;
g) membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h) menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan
Kepala Desa bersama Kepala Desa;
i) membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
j) melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k) melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
pemerintahan Desa;
l) menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah
Desa dan Lembaga Desa lainnya; dan
m) melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.57
57
Ibid, Pasal 32.
45
c. Wewenang BPD
Adapun wewenang BPD diantaranya:
a) mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk mendapatkan
aspirasi;
b) menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa secara
lisan dan tertulis;
c) mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi
kewenangannya;
d) melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja kepala Desa;
e) meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kepada Pemerintah Desa;
f) Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa,
dan pemberdayaan masyarakat Desa;
g) mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan
kestabilan penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata
kelola pemerintahan yang baik;
h) menyusun peraturan tata tertib BPD;
i) menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil
kepada Bupati/Walikota melalui Camat;
j) menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional
BPD secara tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan dalam
RAPB Desa;
k) mengelola biaya operasional BPD;
46
l) mengusulkan pembentukan Forum komunikasi Antar Kelembagaan
Desa kepada Kepala Desa; dan
m) melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring
dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan Desa.
47
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pemilihan Anggota BPD Desa Olak Kemang Menggunakan Sistem
Musyawarah Perwakilan dan Sistem Secara Langsung
1. Pemilihan Anggota BPD Desa Olak Kemang Secara Musyawarah
Perwakilan
Pada pasal 58 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
menjelaskan mengenai jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa yang
haru ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 orang dan paling
banyak 9 orang dengan memperhatikan wilayah, perempuan, penduduk, dan
kemampuan keuangan desa.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara peneliti dilapangan, dapat
diketahui bahwasanya pemilihan anggota BPD pada Tahun 2013 merupakan
lanjutan dari sistem pemilihan Anggota BPD terdahulu yaitu pemilihan pada
tahun 2001, 2007 dan 2013. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Desa
Olak Kemang sebagai berikut:
“Pada dasarnya pemilihan Anggota BPD di seluruh Desa di Kabupaten
Batanghari menggunakan sistem Musyawarah Perwakilan begitu juga
yang dijalankan di Desa Olak kemang, awal mula pemilihan anggota
BPD yang dilakukan pada tahun 2001-2013 kita menggunakan sistem
Musyawarah Perwakilan sesuai intruksi dari atasan (Bupati).”58
Berdasarkan penuturan Kepala Desa tersebut maka dapat diketahui
bahwasanya pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang ini sudah
berjalan cukup lama yaitu 4 (Empat) periode dimana awal mula
58
Wawancara Bersama Bapak Ahmad Kepala Desa Olak Kemang, pada tanggal 22
Agustus 2019, pukul 08:00 WIB.
48
dikeluarkannya peraturan Perundang-Undangan Nomor 22 Tahun 1999
tentang pemerintahan Daerah dimana tiga dari empat periode pemilihannya
ini menggunakan sistem pemilihan secara Musyawarah Perwakilan, hal ini
dikarenakan belum adanya perintah atau aturan yang mengatur tentang
pemilihan BPD secara Langsung maupun dengan cara yang lain.
Dalam pemilihan Anggota BPD secara Musyawarah Perwakilan
pembentukkan panitia pemilihan yang akan menyelenggarakan pemilihan
ini nantinya sudah diatur dan ditetapkan dalam peraturan Bupati Batanghari,
seperti yang dijelaskan oleh Kepala Desa Olak Kemang:
“Pembentukan panitian dalam pemilihan anggota BPD di Desa Olak
Kemang ini berdasarkan PERBUB Batanghari dimana dijelaskan bahwa
seluruh panitia berasal dari aparatur Desa, baik Ketua, sekretaris
bendahara, anggota dan ada beberapa pendamping dari kecamatan.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwasanya
panitia pemilihan anggota BPD dengan menggunakan sistem pemilihan
Musyawarah Perwakilan diambil atau direkrut dari aparatur Pemerintah
Desa itu sendiri baik itu sekretaris Desa, Kasi Pemerintahan, Kasi Kesra,
Kaur Umum, Kaur Keuangan, Kadus dan juga RT dimana Kades sebagai
pengawas jalannya pemilihan. Namun berbeda halnya dengan yang tertera
di PERBUB Batanghari “Panitia pemilihan Anggota BPD secara
musyawarah perwakilan berjumlah 11(Sebelas) orang yang terdiri atas
unsur Perangkat Desa paling banyak 3 (Tiga) orang dan unsur masyarakat
paling banyak 8 (Delapan) orang.59
Dari pernyataan Kades beserta isi dari
PERBUB Batanghari No. 71 Tahun 2017 dapat dilihat penyimpangan
59
PERBUB Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 Tentang Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) BAB IV Pasal 93 Ayat 1
49
sistem Pembentukan Panitia Pemilihan Anggota BPD di Desa Olak Kemang
tersebut. Kasi Pemerintahan juga menjelaskan:
“Pemilik hak suara pada pemilihan anggota BPD yang berjumlah 65
orang di tentukan oleh panitia pemilihan dengan kesepakatan Kades.
Dimana bisa dilihat pada pemilihan yang telah beberapa kali
berlangsung di Desa ini panitia pemilihan lebih mementingkan suara
keluarga yang mencalon sebagai pemilik suara pada pemilihan nantinya
dan dapat diketahui keluarga si panitia lah yang akan menduduki kursi
jabatan BPD di Desa ini.”60
Berdasarkan penjelasan Bapak Kasi Pemerintahan tersebut dapat
diketahui bahwa pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang dengan
menggunakan sistem Musyawarah Perwakilan tidak luput dari praktik
“Nepotisme” dimana lebih mementingkan keluarga sendiri dari pada
kemampuan calon lain yang memiliki skill dalam bidang pemerintahan itu
sendiri. Dalam hal pencalonan anggota BPD pada Musyawarah Perwakilan
ini Kasi Pemerintahan menjelaskan bahwa:
“Dalam hal pencalonan sebagai calon Anggota BPD pencalon
berjumlah 8 orang apabila bakal calon Anggota BPD lebih dari 8 orang
maka akan dilakukan penyeleksian oleh panitia pemilihan BPD yaitu
saya sendiri caranya dapat dilihat dari kelengkapan berkas serta melihat
riwayat pendidikannya.”61
Berdasarkan pernyataan dari Kasi Pemerintahan Desa Olak Kemang
tersebut bahwa pencalonan dan penyeleksian bakal calon Anggota BPD di
Desa Olak Kemang sudah sesuai dengan PERBUB Batanghari Pasal 60
Ayat 1 (Satu).62
Sedangkan untuk syarat agar bisa menjadi calon Anggota
BPD Kasi Pemerintahan menjelaskan:
60 Wawancara Bersama Bapak Sanusi, Kasi Pemerintahan Desa Olak Kemang, pada
tanggal 22 Agustus 2019, pukul 08:00 WIB. 61
Wawancara dengan Bapak Muzi. A.md. Kasi Pemerintahan Desa Olak Kemang, pada
22 Agustus 2019. Pukul 10:12 WIB. 62
Jika bakal calon yang memenuhi persyaratan masing-masing keterwakilan wilayah dan
keterwakilan perempuan lebih dari 8 (Delapan) orang, panitia melakukan seleksi tambahan dengan
50
“Untuk masalah pendaftaran calon Anggota BPD tidak ada syarat
khusus dari Desa, apabila semua syarat yang dari PERBUB Batanghari
tentang BPD terpenuhi maka panitia pemilihan anggota BPD akan
menulis namanya sebagi calon anggota dari pemilihan anggota BPD
Desa.”
Berdasarkan hasil pernyataan dari Kasi pemerintahan tersebut bahwa
peneliti menemukan adanya multi tafsir dari sebuah Peraturan Bupati
Batanghari dimana di Desa yang peneliti teliti Anggota BPD yang terpilih
salah satunya yaitu istri Kades di Desa itu sendiri, hal ini dikarenakan
menurut penuturan bapak Kasi Pemerintahan tidak ada aturan yang
mengatur tentang tidak diperbolehkannya istri Kades untuk mencalon
sebagai anggota BPD di Desa tersebut. Bapak Muzi, A.Md selaku Kasi
Pemerintahan Desa Olak Kemang juga menambahkan bahwa:
“Pada pemilihan Anggota BPD baik pada 2001-2013 bisa dikatakan
pemilihan yang tidak demokrasi dan tidak bagus, dikarenakan politik
nepotisme masih tumbuh subur di Desa kita ini.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat di ketahui bahwasanya
penerapan sistem Demokrasi pada pemilihan wakil rakyat belum berjalan di
Desa ini, hal ini dikarenakan masih adanya sifat Nepotisme yang tinggi di
tubuh kalangan pemerintahan Desa sehingga lebih mementingkan keluarga
sendiri dibanding kemampuan yang dimiliki anggota lain yang bukan
keluarganya. Inilah yang menjadi problema yang di hadapi oleh Desa Olak
Kemang, dimana sistem demokrasi itu masih merupakan momok yang
belum bisa terpecahkan dikalangan masyarakat Desa tersebut, dimana para
pemimpin lebih mementingkan diri dan kehendaknya sendiri dibanding
mendengarkan keluh kesah masyarakat yang ada di Desa tersebut.
menggunakan kriteria tingkat pendidikan, pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, usia dan
persyaratan lain yang ditetapkan oleh Panitia Kecamatan. Lihat PERBUB Batanghari No. 71
Tahun 2017 Tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) BAB I Pasal 60 Ayat I.
51
2. Pemilihan Anggota BPD Desa Olak Kemang Tahun 2019
Menggunakan Sistem Secara Langsung
Dengan dirubahnya PERBUB Batanghari tentang Pemilihan BPD
membawa angin segar dalam hal pemilihan anggota BPD di Kabupaten
Batanghari, dimana yang awal mulanya pemilihan Anggota BPD hanya
dapat dilakukan dengan sistem Musyawarah Perwakilan namun dengan
adanya perbaikan dan pengoreksian maka terdapat penambahan sistem
pemilihan secara Langsung di dalamnya, khususnya di Desa Olak Kemang
dimana sistem pemilihan Anggota BPD dengan menggunakan sistem secara
Langsung merupakan permulaan di Desa tersebut sekaligus yang pertama
juga di Kecamatan Maro Sebo Ulu, menurut Kades Olak Kemang:
“Pemilihan Anggota BPD pada tahun ini (2019) merupakan pemilihan
yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini kita
dapat di beri kesempatan untuk memilih dengan menggunakan sistem
secara langsung dimana sistem pemilihannya hampir sama dengan
pemilihan Kepala Desa di Kampung kita ini.”63
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa pemilihan
Anggota BPD dengan sistem secara langsung ini merupakan kali pertama
dan satu-satunya yang telah terlaksanakan di Kecamatan Maro Sebo Ulu,
dan juga pemilihan menggunkan sistem secara Langsung ini dikarenakan
adanya penambahan dari Peraturan terdahulu yang menjelaskan tentang
Pemilihan Anggota BPD. Beliau juga menambahkan:
“Dikarenakan beberapa Faktor dan kendala dari pusat maka dari itu kita
baru bisa menjalankan sistem pemilihan secara langsung ini sekarang
(2019), salah satu masalahnya yaitu tidak ada ketersediannya alat
komputer untuk melaksanakan pemilihan ini, dan juga ketidak tahuan
baik dari panitia dan masyarakat akan hal pengimputan data nantinya
setelah pemilihan berakhir.”
63
wawancara bersama Bapak Ahmad Kepala Desa Olak Kemang, pada 22 Agustus
2019,pukul 08:45 WIB.
52
Berdasarkan penjelasan Kepala Desa di atas maka dapat diketahui
bahwa sebenarnya sistem pemilihan secara langsung ini sudah lama adanya,
namun keterbatasan akan sarana prasarana dan juga pengetahuan akan
teknologi terkini membuat pemilihan secara langsung baru bisa terlaksana
pada tahun 2019 ini. Beliau juga menuturkan:
“Pemilihan Anggota BPD dengan menggunakan sistem secara
Langsung ini sebenarnya bertujuan untuk membentuk sistem
Demokrasi pada Rakyat dan juga supaya masyarakat mengetahui siapa
calon-calon anggota BPD yang akan menampung aspirasi mereka
kedepannya, dan juga kami mengharapakan dengan pemilihan anggota
BPD secara Langsung ini dapat menjadi suatu perubahan yang baru di
lingkup Pemerintahan di Desa ini.”64
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa kesadaran
berdemokrasi di Desa ini sesungguhnya sudah mulai lahir dan sudah mulai
dijalankan, ini terbukti dari pemilihan anggota BPD yang dilakukan dengan
menggunakan sistem secara langsung dimana semua masyarakat terlibat
dalam hal pemilihan Anggota BPD tersebut. Ketua KPPS Pemilihan
Anggota BPD Olak Kemang menuturkan bahwa:
“Sistem pemilihan BPD secara langsung ini menurut saya sangat bagus
karena di setiap wilayah ada perwakilannya, ini artinya di setiap
wilayah (RT) terdapat satu perwakilan Anggota BPD yang dapat
mendengarkan serta mengamati keluh kesah, aspirasi, serta keinginan
masyarakat di masing-masing wilayah tersebut."65
Berdasarkan Wawancara di atas dapat diketahui bahwa perwakilan
perwilayah pada saat pemilihan anggota BPD secara Musyawarah
Perwakilan belum terlaksana, dan dapat terlaksana pada saat sistem secara
langsung dilaksanakan, hal ini membawa perubahan yang cukup signifikan
64 wawancara bersama Bapak Ahmad Kepala Desa Olak Kemang, pada 22 Agustus
2019,pukul 08:55 WIB. 65
Wawancara bersama Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Kusaipul Anwar, S.Pd.i, pada 23 Agustus 2019, pukul 9:30 WIB.
53
dimana pada masa sebelumnya mayoritas Anggota BPD bermukim di
Dusun 1 (Satu) dimana wilayah Dusun ini terletak di seberang sungai, perlu
tenaga dan juga waktu bagi masyarakat jika ingin berkonsultasi dengan
anggota BPD lainnya yang tinggal di Dusun seberang sungai tersebut.
B. Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Anggota BPD Di Desa Olak
Kemang
1. Hasil Wawancara
Setelah dilakukan penelitian terhadap 82 responden mengenai sistem
pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang dan juga melakukan
wawancara kepada beberapa responden mengenai partisipasi dalam pemilihan
anggota BPD, warga Desa Olak Kemang merasa acuh tak acuh dalam hal
pemilihan anggota BPD, hal ini di dasarkan pada :
1) kurangnya sosialisasi dari pemerintahan Desa mengenai pemilihan
anggota BPD serta masih belum transparansinya informasi mengenai
lembaga pemerintahan di Desa tersebut.
2) kurang demokrasinya sistem pemilihan dan juga praktik KKN yang
masih sangat tinggi.
3) Kurang terbukanya informasi oleh aparatur Desa juga merupakan salah
satu indikator penyebab masyarakat bersikap apatis terhadap pemilihan
anggota BPD di Desa ini.
54
2. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang dipergunakan untuk
mengukur apa yang diukur. Adpun caranya adalah dengan mengkorelaikan
skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total
individu. Pengujian validditas dilakukan dengan bantuan komputer
menggunakan microsoft excel. Dalam penelitian ini pengujian validitas
dilakukan terhadap 82 responden. Pengambilan keputusan diambil
berdasarkan pada nilai rhitung > rtabel sebesar 0,154, untuk df = 82-2 = 80; α =
0,05 maka item/pertanyaan terebut valid dan sebaliknya.
a. Uji Validitas Kuesioner Perilaku Pendorong Partisipasi
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel responsibilitas
dengan 3 item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Pendorong Partisipasi
Item
Pertanyaan
koefisien
validitas
r-tabel keterangan
item pertanyaan 1 4,324 0,217 Valid
item pertanyaan 2 3,220 0,217 Valid
item pertanyaan 3 1,393 0,217 Valid
55
b. Uji Validitas Kuesioner Karakter Partisipasi
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel kualitas dengan 3
item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Karakter Partisipasi
Item
Pertanyaan
koefisien
validitas
r-tabel keterangan
item pertanyaan 4 3,164 0,217 Valid
item pertanyaan 5 3,053 0,217 Valid
item pertanyaan 6 3,987 0,217 Valid
c. Uji Validitas Kuesioner Faktor-Faktor Partisipasi
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel Akuntabilitas
dengan 4 (Empat) item pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2
Hasil Uji Validitas Faktor-Faktor Partisipasi
Item Pertanyaan koefisien
validitas
r-tabel keterangan
item pertanyaan 7 3,599 0,217 Valid
item pertanyaan 8 2,656 0,217 Valid
item pertanyaan 9 4,908 0,217 Valid
item petanyaan 10 3,482 0,217 Valid
Dari ketiga tabel uji Validitas angket di atas yang terdiri dari tiga dimensi
yaitu Responsibilitas, kualitas dan Akuntabilitas memiliki koefisien
validitas yang lebih besar dari r-tabel (0,217) yang maknanya semua item
kuisioner valid. Sehingga dengan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa item-item pertanyaan tersebut layak digunakan sebagai alat ukur
dalam penelitian.
56
3. Data Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Olak Kemang
yang memiliki hak suara pada pemilihan anggota BPD baik pada tahunn 2013
maupun tahun 2019. Sebanyak 82 orang, kemudian dari hasil pengumpulan
dan pengelolaan data melalui penyebaran kuesioner dengan tiga aspek
dimensi pertanyaan yaitu perilaku pendorong partisipasi masyarakat, karakter
perilaku dan paktor-paktor perilaku kepada responden tersebut maka
diperoleh hasil data tersebut pada tabel-tabel karakteristik responden yang
diteliti berikut ini:
a) Partisipasi Masyarakat Aspek pendorong Perilaku
Pendorong perilaku partisipasi masyarakat pada pemilihan Anggota
BPD di Desa Olak Kemang berkaitan dengan terpilihnya menjadi pemilik
suara pada saat pemilihan. Kurangnya sosialisasi dan arahan dari aparatur
Desa membuat masyarakat acuh tak acuh akan pemilihan anggta BPD di
Desa Olak Kemang tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 6.2
Pendorong Perilaku Partisipasi
NO NO
ITEM SS % S % TT % TS % STS %
1 1 0 0 0 0 11 18 39 57 32 80
2 2 1 5 22 38 26 43 27 40 6 15
3 3 19 95 36 62 23 3 2 3 2 5
Persentase
Rata-rata 5% 50% 38% 40% 15%
57
Gambar tabel 1.1: Grafik partisipasi masyarakat aspek perilaku
pendorong partisipasi
Dari tabel 7.4 diatas dapat diketahui bahwa aspek pendorong
perilaku partisipasi masyarakat sebanyak 20 orang dengan persentase 5%
responden menjawab sangat setuju sedangkan58 orang dengan persentase
50% menjawab setuju, 60 orang dengan persentase 38% menjawab tidak
tahu, 68 orang dengan persentase 40% menjawab tidak setuju dan 40 orang
dengan persentase 15% menjawab sangat tidak setuju.
Pertanyaan paling dominan dari indikator perilaku pendorong
partisipasi masyarakat adalah pertanyaan nomor 3 yaitu paktor faktor
pendorong masyarakat tidak memilih pada pemilihan anggota BPD tahun
2013 dikarenakan tidak terpilih sebagai pemilik suara pada pemilihan kala
itu.
b) Partisipasi Masyarakat aspek Karakter Partisipasi
Berdasarkan data penelitian dengan penyebaran angket kepada 82
orang di Desa Olak Kemang mengenai Partisipasi Masyarakat pada
pemilihan Anggota BPD di Desa Olak Kemang aspek Karakter Partisipasi
diperoleh data sebagai berikut:
5%
50%
38% 40%
15%
1 2 3 4 5
Perilaku Pendorong Partisipasi
58
Tabel 7.2
Karakter Partisipasi
No
No
Item SS % S % TT % TS % STS %
1 1 1 6 5 12 26 35 42 49 8 30
2 2 15 88 29 69 25 34 3 3 10 37
3 3 1 6 8 19 23 31 41 48 9 33
Persentase
Rata-rata
6% 19%
34% 48% 33%
Gambar Tabel 1.2: Grafik partsispasi masyarakat aspek karakter
partisipasi
Berdasarkan tabel 7.5 diatas, partisipasi masyarakat pada aspek
karakter partisipasi berkaitan dengan faktor yang berasal dari dalam tubuh
masyarakat itu sendiri berkaitan dengan perasaan bertanggung jawab
sebagai warga Desa Olak Kemang dan faktor-faktor lainnya yang
mendukung warga tersebut tergerak untuk ikut dalam berpartisipasi.
Berdasarkan pada data diatas terdiri dari 82 responden maka diperoleh
6% atau 17 orang menjawab sangat setuju, 19% dari 100% atau 42 orang
menjawab setuju, 48% atau 74 orang menjawab tidak setuju dan 33% atau
27 orang menjawab sangat tidak setuju.
6%
19%
34%
48%
33%
1 2 3 4 5
Karakter Partisipasi
59
Pernyataan yang paling dominan dari indikator karakteristik partisipasi
ini adalah pernyataan nomor 5 yaitu masyarakat menggunakan hak pilih
dalam pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang di karenakan
kesadaran akan warga Desa tersebut.
c) Partisipasi Masyarakat Aspek Faktor-Faktor Partisipasi
Tabel 8.2
Faktor-faktor partisipasi
no no
item SS % S % TT % TS % STS %
1 1 6 22 13 19 28 26 27 29 8 24
2 2 10 37 30 45 27 25 7 8 8 24
3 3 1 4 12 18 29 27 27 34 13 39
4 4 10 37 12 18 25 23 31 34 4 12
Persentase
Rata-Rata
30% 19% 25% 32% 24%
Gambar 1.3: Grafik partisipasi masyarakat aspek faktor-faktor
partisipasi
Dari data di atas dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat
aspek faktor-faktor partisipasi diperoleh data yaitu untuk kategori pilihan
jawaban sangat setuju sebanyak 30% atau 27 orang dari 82 responden,
30%
19%
25%
32%
24%
1 2 3 4 5
Faktor-faktor Partisipasi
60
sedangkan 67 orang atau 19% menjawab setuju, sedangkan 109 atau 25%
menjawab tidak tahu, 92 atau 32% menjawab tidak setuju dan 33 atau 24%
menjawab sangat tidak setuju.
Pernyataan paling dominan pada aspek faktor-faktor partisipasi ini
terletak pada pernyataan nomor 7 yaitu masyarakat memilih pada
pemilihan anggota BPD tahun 2013 dan 2019 dikarenakan ada salah satu
dari calon anggota BPD merupakan keluarga dari si pemilih dan
pernyataan nomor 9 yaitu pemilih memilih calon anggota BPD
berdasarkan atas visi dan misi yang dicanangkan oleh si pencalon, ini
merupakan poin khusus tersendiri sbagi masyarakat untuk memilih pada
saat pemilihan calon anggota BPD yang di laksanakan di Desa tersebut.
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data penelitian yang telah dipaparkan diatas dapat di
jelaskan bahwa partisipasi masyarakat pada pemilihan Anggota BPD di Desa
Olak Kemang berdasarkan tanggapan yang telah diberikan oleh para
responden melalui angket pernyataan yang telah disebarkkan yaitu:
1. Perilaku pendorong partisipasi masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai partisipasi
masyarakat dalam pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang
ditinjau dari tiga aspek yaitu, perilaku pendorong partisipasi, karakter
partisipasi dan faktor-faktor partisipasi, adapunpenjelasannya yaitu:
a. Perilaku Pendorong Partisipasi
Hasil penelitian yang telah diperoleh terhadap perilaku pendorong
partisipasi masyarakat dalam pemilihan anggota BPD di Desa Olak
61
Kemang diketahui rata-rata persentase partisipasi masyarakat 38%
dikategorikan rendah terhadap perilaku pendorong partisipasi
masyarakat. Hal ini disebabkan karena tidak terpilihnya seagai
pemilik suara pada pemilihan anggoata BPD di Desa Olak Kemang.
Berdasarkan hasil wawancara hal ini dikarenakan pemilihan anggota
pemilih hanya berjumlah 60 orang dan dominan pemilik hak suara
adalah mereka yang memiliki keluarga di dalam aparatur Desa
tersebut. Dari data tersebut sudah barang tentu pendorong partisipasi
masyarakat dalam pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang bisa
dikategorikan dalam taraf rendah.
b. Karakter Partisipasi
Dalam hal partisipasi masyarakat berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan maka diperoleh rata-rata persentase karakter
partisipasi masyarakat sebesar 33%. Hal ini disebabkan karena
masyarakat memilih pilihannya dikarenakan adanya sesuatu yang
dijanjikan oleh calon anggota BPD baik berupa materi, jabatan dan
lain sebagainya. Partsipasi tersebut bukan dikarenakan kesadaran
warga akan haknya dan tanggung jawabnya sebagai warga/masyarakat
di Desa tersebut.
c. Faktor-Faktor Partisipasi
Berdsarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka
diperoleh 25% dari aspek faktor-faktor partisipasi masyarakat dalam
memilih anggota BPD. Faktor pendorong partisipasi ini dilihat dari
indikator partisipasi masyarakat dalam hal memilih ini dikarenakan
62
adanya salah satu keluarga yang mencalon sebagai anggota BPD di
Desa tersebut. Maka dari itu 25% dari warga tersebut merupakan yang
memiliki keluarga pada saat pencalonan.
Berdasarkan analisa jawaban yang diberikan oleh responden dan
narasumber ke peneliti, hal yang mendasari partisipasi masyarakat
yaitu faktor keluarga dan sifat acuh tak acuh dengan perkembangan
Desa yang cukup melesat. Adapun ketika ada suatu informasi baru
mengenai desa namun dengan sifat ketertutupannya membuat
masyarakat sulit untuk memperoleh data konkrit akan berita-berita
terbaru mengenai pemerintahan Desa.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan mengenai “Analisis
Sistem Pemilihan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terhadap hasil
pemilihan (Studi di Desa Olak Kemang Kecamatan Maro Sebo Ulu kabupaten
Batanghari)” maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Implementasi pemilihan anggota BPD di Desa Olak Kemang dengan
menggunkan sistem Musyawarah Perwakilan dinilai kurang baik, hal ini
dikarenakan apabila pemilihan menggunakan sistem perwakilan dimana
perwakilan hanya berjumlag 60 perwakilan dari masyarakat akan
berdampak pada terbuka lebarnya praktik KKN yang akan di hasilkan.
Ketidak mampuan calon anggota terpilih dalam bertindak menangani
kebutuhan masyarakat berdampak pada sikap acuh tak acuh oleh
masyarakat akan lemabaga ini. Hal ini berbanding terbalik dengan
diberlakukannya sistem pemilihan secara Langsung dimana pemilihan
secara langsung ini membawa semangat baru untuk perubahan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, hal ini di butikan dengan pada saat
pemilihan anggota BPD secara langsung dihadiri hampir 98% dari
masyarakat Desa itu sendiri.
2. Faktor partisipasi masyarakat dalam hal memilih Anggota BPD di dasari
oleh tiga hal, yaitu: Pendorong perilaku partisipasi, karakter pasrtisipasi
dan faktor-faktor partisipasi. Partisipasi masyarakat dalam pemilihan
anggota BPD di Desa Olak Kemang diketahui rata-rata persentase
63
partisipasi masyarakat 38% 33%dan 25% sesuai kategori aspek penilaian
masing-masing dikategorikan “rendah” terhadap perilaku partisipasi
masyarakat. Hal ini dikarenakan praktik KKN yang masih meraja lela di
Desa tersebut dan sikap apatis dari warga mengenai pengawasan terhadap
aparatur Desa membuat tingkat partisipasi masyarakat dikategorikan
dalam taraf rendah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang diperoleh dari hasil penelitian
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat diberikan
beberapa masukan dan saran oleh penulis diantaranya:
1. Kepada Aparatur Pemerintahan Desa hendaknya memilih sistem
pemilihan dengan selektif guna untuk kesejahteraan masyarakat,
menyebarluaskan informasi mengenai kepemerintahan di Desa tersebut
dan juga memberikan kesempatan kepada warga untuk ikut berperan aktif
dalam kepemerintahan Desa.
2. Kepada warga hendaknya berperan aktif dan ikut mengawasi
pemerintahan Desa agar penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat
diminimalisir dan dihilangkan.
64
C. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT tuhan sekalia alam atas petunjuk dan
redhonya dapatlah penulis mengakhiri penulisan skripsi ini yang sederhana
dengan segenap usaha yang semampunya, meskipun banyaknya halangan dan
rintangan yang berliku-liku bukanlah menjadi penghambat suatu kegagalan
melainkan menjadikannya sebagai sebuah motivasi berguna agar bisa
mencapai kejayaan yang dilimpahkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, bahkan
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang ada dalam penulisan
ini. Maka dari itu dari sudut hati yang paling dalam serta kerendahan hati,
segala kritikan dan teguran yang membina untuk masa yang akan akan,
amatlah penulis hargai demi kebaikan skripsi ini yang lebih baik.
Semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan pahala yang berganda
untuk semua pihak yang tekah banyak membantu oenulis menyelesaikan
skripsi ini. Semoga ALLAH SWT memberikan hidayah, petunjuk, rahmat
dan ridhonya serta menganugerahkan syurga buat kita semua. Aamiin ya
Rabbal Alamin.
65
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
A Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan,
Jakarta: Kencana, 2017.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2007.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Jakarta: Gajah Mada
Universitu Press, 1993.
Hanif Al Fatta, Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern, Yogyakarta: CV. Andi
Offset, 2007.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif,
Jakarta: GP Press, 2008.
Jeperson Hutahaean, Konsep Sistem Informas, Yogyakarta: Depublish, 2014.
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Dan Konstitusionalisme, Jakarta: Konstitusi Press,
2005.
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008.
Moch. Solekhan, penyelenggaraan Pemerintahan Desa Berbasis Partisipasi
Masyarakat, Jatim: Setara Press, 2014.
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1985.
Moleong Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011.
66
Ni‟matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010.
Prayoza Saputra, Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam
Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti
Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi). Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Ryan Anggara, Badan Permusyawaratan Desa Di Desa Neglasari Kecamatan
Banjar Kota Banjar Dalam Melaksanakan Fungsi Pengawasan Kinerja
Kepala Desa, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2018.
Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Yunaetianggraeni Elisabet dan Irviani Rita, Pengantar Sistem Informasi,
Yogyakarta: CV. Andi Ofset. 2017
2. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Bupati Batanghari Nomor 71 Tahun 2017 Tentang Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)
Peraturan Pemerintah Nomor. 72 Tahun 2005 Tentang Desa
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
67
3. Jurnal Terkait
Ahmad Wildan Sukhoyya, Pemilihan Wanita Dalam Badan Permusyawaratan
Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Di Kabupaten Semarang Ditinjau Dari Perspektif Gender. Journal Of
Law. Vol.7 No. 1. 2018.
La Ode Dedihasriadi Dan Andi Novita Mudriani Djaoe, Efektivitas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Terhadap Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Sabi Sabila Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolakala
Timu, Jurnal Al-„Adl, Vol. 11 No. 1, Januari 2018.
Neneng Yani Yuningsih, Demokrasi Dalam Pemilihan Kepala Desa ? Studi Kasus
Desa Dengan Tipologi Tradisional, Transisional, Dan Modern Di Provinsi
Jawa Barat Tahun 2008-2013. Jurnal Politik, Vol. 1 No. 2, februari 2016.
Ombi Romli & Elly Nurlia.“Lemahnya Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Dalam Melaksanakan Fungsi Pemerintahan Desa (Studi Desa Tegelwangi
Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang)”. Jurnal Ilmu Pemerintahan,
Vol. 3. No. 1, April 2017.
4. Artikel Terkait
http://elib.unikom.ac.id/gdl.jbptunikompp-gdl-mohhabibin-28322-4-
unikom-i.pdf
68
Lampiran I
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan
1 Ahmad Kepala Desa Olak Kemang
2
Muzi, Amd
KASI pemerintahan Desa
Olak Kemang
3 Mukhlis Sekretaris Desa Olak
Kemang
4 Yanto
KETUA RT 01
5 Kusaipul anwar
KETUA KPPS
6 Ashuri
Warga Desa Olak Kemang
7 82 responden
Warga Desa Olak Kemang
69
Lampiran II
ISTRUMEN WAWANCARA
Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya
memperoleh informasi dan data obyektif, peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa informan di Desa Olak Kemang.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara
sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya BPD di Desa Olak Kemang ?
2. Mengapa pemilihan anggota BPD menggunakan sistem musyawarah
perwakilan pada pemilihan tahun 2013 ?
3. Apa yang melatar belakangi pemilihan anggota BPD tahun 2013
menggunakan sistem Musyawarah Perwakilan ?
4. Bagaimana cara membentuk panitia pada pemilihan anggota BPD
tahun 2013 ?
5. Berapa jumlah pemilih pada pemilihan anggota BPD dengan
menggunakan siste Musyawarah Perwakilan ?
6. Bagaimana menentukan hak pemilik suara pada pemilihan anggota
BPD secara Musyawarah Perwakilan ?
7. Berapa jumlah maksial calon anggota BPD ?
8. Apabila para calon anggota BPD melebihi batas maksimum kuota
pencalonan, tindakan apa yang akan diambil oleh panitia pelaksana
pemilihan ?
9. Apa saja kriteria/ syarat-syarat yang harsu di penuhi oleh calon
anggota BPD untuk mencalonkan dirinya sebagai calon BPD ?
10. Bagaimana hasil pemilihan anggota BPD tahun 2013 ?
11. Mengapa pada pemilihan anggota BPD Desa Olak Kemang tahun 2019
di ganti dengan sistem secara langsung ?
12. Apa tujuan yang melatar belakangi pemilihan anggota BPD dengan
sistem secara langsung ?
13. Berapa jumlah calon anggota BPD perwilayah ?
14. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai sistem pemilihan secara
langsung ?
70
Lampiran III
ANGKET PERTANYAAN DALAM PENYUSUNAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA
DEPARTEMEN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
“Analisis Sistem Pemilihan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Terhadap Hasil Pemilihan (Studi Kasus Di Desa Olak Kemang Kecamatan Maro
Sebo Ulu Kabupaten Batanghari)”
KETERANGAN:
1. Kuisioner (angket) ini semata-mata untuk kepentingan akademis, mohon di jawab
dengan jujur.
2. Bacalah dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan teliti tanpa ada yang
terlewatkan.
3. Berilah tanda (X) atau (√) pada jawaban yang menurut anda tepat.
4. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas, dipersilahkan untuk bertanya kepada
peneliti.
Pilihan Jawaban :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TT = Tida Tahu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Data Responden:
Nama :
Usia :
Status : a. Menikah
b. Belum Menikah
Agama :
Pendidikan Terakhir :
71
Pernyataa:
No Pernyataan SS S TT TS STS
Partisipasi masyarakat
1 saya tidak mengikuti pemilihan anggota BPD tahun 2013
2 saya merasa masa bodoh terhadap pemilihan anggota BPPD
tahun 2013
3 saya merasa masa bodoh terhadap pemilihan anggota BPPD
tahun 2019
karakter partisipasi
4 saya menggunakan hak pilih saya pada pemilihan anggota
BPD tahun 2019
5 saya menggunakan hak pilih saya pada pemilihan anggota
BPD tahun 2019 karena kesadaran saya sebagai warga Desa
Olak Kemang
6 saya menggunakan hak pilih saya atas dasar suruhan orang
lain
faktor-faktor partisipasi
7 saya memperoleh informasi mengenai pemilihan anggota
BPD dari aparatur pemerintahan Desa
8 saya menggunakan hak pilih saya karena ada salah satu
keluarga saya yang mencalon sebagai Anggota BPD di sana
9 saya menggunakanhak pilih saya karena mendapatkan
sejumlah materi
10 saya merasa aparatur pemerintah desa aktif dan terbuka
dalam pemberian informasi mengenai pemilihan BPD
72
Lampiran IV
(1.1) (2.1)
1.1 & 2.1 : Pengisian Angket Pertanyaan Oleh Bapak Saharudin dan Muslim
selaku Perwakilan Warga Desa Olak Kemang dan perwakilan Remaja/Pemuda
Desa Olak Kemang.
(3.1) (4.1)
1.3 & 4.1 : pengisian Angket pertanyaan oleh Ibu Misium dan Da‟i Taufik selaku
pewakilan pegawai Negeri Sipil dan tokoh agama Desa Olak Kemang.
73
(5.1) (6.1)
Foto 5.1 & 6.1 : Calon Anggota BPD dan suasana partisipasi masyarakat pada
pemilihan Anggota BPD Desa Olak Kemang
(7.1) (8.1)
Foto 7.1 & 8.1 : Daftar Hadir Online pemilih dan Calon Anggota BPD Perwakilan
Perempuan
74
Curiculum Vitae
A. Identitas diri
Nama : Murni
Nim : Sip. 162396
Tempat/tanggal lahir : Olak Kemang 09/12/1997
Alamat : Perumahan Villa Duren Emas
Kec. Jaluko kab. Muaro jambi
1. Alamat asal : Ds. Olak Kemang, Kec. Maro Sebo
Ulu Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi,
kode Pos 36655
Alamat sekarang : Perumahan Villa Duren Emas
Kec. Jaluko kab. Muaro jambi
No.telp/hp : 082311773458
Nama ayah : Saharudin
Nama ibu : Rohani
Profesi ayah & ibu : Tani
B. Riwayat pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N 189/1 Olak Kemang : 2004-2010
b. SMP N 9 BATANGHARI : 2010-2013
c. MAS PKP Al-Hidayah Kota Jambi : 2013-2016