ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

18
ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338 ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono 1 , Yan Yan Sunarya 2 , Acep Iwan Saidi 3 Abstract Marriage is an important moment in a person’s life. In order to make the dream wedding come true, many bride-to-be take a lot of references from the internet, especially a wedding site, such as The Bride Dept. The visual elements of the Bride Dept's wedding site design such as colors, layouts, logos, typography, and images can communicate certain meanings to the reader. To find out the meaning production behind the visual elements of the site design of The Bride Dept, the researcher uses semiotics analysis from Roland Barthes with a two-stage significance approach to explore the connotation and denotation meanings. The study was conducted using semantic level visual semiotics. The results of semiotic analysis in this study implies the phenomenon of the millennial generation that prepares marriage to the fullest. Not only to be remembered, but also can inspire or amaze others who seen it. Websites design that offer many images of wedding themes, invite the bride and groom to be more active in preparing the wedding. Keywords: web design, semiotics, Roland Barthes, wedding Abstrak Pernikahan adalah momen penting dalam perjalanan hidup seseorang. Demi mewujudkan pernikahan impian, calon pengantin masa kini banyak mengambil referensi dari internet, khususnya sebuah situs pernikahan, seperti The Bride Dept. Elemen- elemen visual pada desain situs pernikahan The Bride Dept seperti warna, layout, logo, tipografi, dan gambar dapat mengkomunikasikan makna-makna tertentu bagi pembaca. Untuk mengetahui produksi makna di balik elemen visual desain situs The Bride Dept, peneliti menggunakan analisis semiotika dari Roland Barthes dengan pendekatan signifikasi dua tahap untuk mengupas makna konotasi dan denotasinya. Penelitian dilakukan menggunakan semiotika visual level semantik. Hasil analisis semiotika dalam penelitian ini menyiratkan fenomena dari generasi millennial yang mempersiapkan pernikahan dengan total. Tidak hanya untuk dikenang sendiri, tapi juga dapat menginspirasi atau membuat kagum orang lain yang melihatnya. Desain situs yang banyak menawarkan gambar-gambar tema pernikahan, mengajak calon pengantin lebih aktif dalam mempersiapkan pernikahan Kata kunci: desain situs, semiotika, Roland Barthes, pernikahan 1 Mahasiswa Magister Desain Produk FSRD Universitas Trisakti 2 Staf Pengajar Magister ITB – Magister Usakti, e-mail: [email protected] 3 Staf Pengajar Magister ITB, e-mail: [email protected] 321

Transcript of ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

Page 1: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN

THE BRIDE DEPT

Firdyanza Pramono 1, Yan Yan Sunarya 2, Acep Iwan Saidi 3

Abstract Marriage is an important moment in a person’s life. In order to make the dream wedding come true, many bride-to-be take a lot of references from the internet, especially a wedding site, such as The Bride Dept. The visual elements of the Bride Dept's wedding site design such as colors, layouts, logos, typography, and images can communicate certain meanings to the reader. To find out the meaning production behind the visual elements of the site design of The Bride Dept, the researcher uses semiotics analysis from Roland Barthes with a two-stage significance approach to explore the connotation and denotation meanings. The study was conducted using semantic level visual semiotics. The results of semiotic analysis in this study implies the phenomenon of the millennial generation that prepares marriage to the fullest. Not only to be remembered, but also can inspire or amaze others who seen it. Websites design that offer many images of wedding themes, invite the bride and groom to be more active in preparing the wedding. Keywords: web design, semiotics, Roland Barthes, wedding Abstrak Pernikahan adalah momen penting dalam perjalanan hidup seseorang. Demi mewujudkan pernikahan impian, calon pengantin masa kini banyak mengambil referensi dari internet, khususnya sebuah situs pernikahan, seperti The Bride Dept. Elemen-elemen visual pada desain situs pernikahan The Bride Dept seperti warna, layout, logo, tipografi, dan gambar dapat mengkomunikasikan makna-makna tertentu bagi pembaca. Untuk mengetahui produksi makna di balik elemen visual desain situs The Bride Dept, peneliti menggunakan analisis semiotika dari Roland Barthes dengan pendekatan signifikasi dua tahap untuk mengupas makna konotasi dan denotasinya. Penelitian dilakukan menggunakan semiotika visual level semantik. Hasil analisis semiotika dalam penelitian ini menyiratkan fenomena dari generasi millennial yang mempersiapkan pernikahan dengan total. Tidak hanya untuk dikenang sendiri, tapi juga dapat menginspirasi atau membuat kagum orang lain yang melihatnya. Desain situs yang banyak menawarkan gambar-gambar tema pernikahan, mengajak calon pengantin lebih aktif dalam mempersiapkan pernikahan Kata kunci: desain situs, semiotika, Roland Barthes, pernikahan

1 Mahasiswa Magister Desain Produk FSRD Universitas Trisakti 2 Staf Pengajar Magister ITB – Magister Usakti, e-mail: [email protected] 3 Staf Pengajar Magister ITB, e-mail: [email protected]

321

Page 2: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

Pendahuluan Saat ini Internet telah menjadi kebutuhan dalam segala bidang. Salah satu fasilitas dalam internet yang banyak digunakan adalah website atau situs. Dalam sebuah situs, pesan yang ingin disampaikan oleh desainer kepada penggunanya pun tak selalu melalui pesan yang eksplisit, namun juga berupa warna, tipografi, gambar dan simbol, atau sering pula disebut dengan komunikasi visual. Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana informasi dan instruksi. Sebagai contoh, pemasar menggunakan komunikasi visual sebagai salah satu marketing tools, yaitu periklanan. Untuk menyampaikan tujuan itu, desain visual dalam sebuah situs pun jadi hal krusial. Menurut John DiMarco, sebuah desain adalah proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dan juga meraih tujuan (DiMarco, 1989). Masalah yang dimaksud adalah bagaimana sebuah desain dapat menjual produk, menyampaikan kisah atau informasi, mengarahkan user untuk mendapat tujuannya dan memberi pengetahuan akan sesuatu. Selain itu, desain juga merekatkan karakteristik pada sebuah merek dan akhirnya menimbulkan kognisi dan positioning tertentu terhadap suatu merek. Desain pada akhirnya menjadi saah satu tolak ukur dalam memaksimalkan konstruksi makna pada pencitraan visual. Tampilan situs yang baik dibuat dengan elemen-elemen desain yang memberi pengalaman menyenangkan bagi pembacanya. Elemen itu antara lain adalah layout, white space, jenis huruf, pilihan warna, navigasi, tombol search, footer informatif dan kualitas gambar. Salah satu contoh dari penerapan desain visual yang menarik ada pada situs The Bride Dept (thebridedept.com). Menjadi pioner sebagai situs inspirasi pernikahan modern, situs The Bride Dept merupakan sebuah portal yang berisikan informasi dan inspirasi bagi calon pengantin untuk membantu mereka mempersiapkan pesta pernikahan. Situs The Bride Dept cukup terkenal saat ini di kalangan millennial. Situs ini memiliki 250-300 ribu viewers dan 80-90 ribu pengunjung perbulannya. (swa.co.id/The Bride Dept, Solusi Inspirasi Pernikahan, 2017). Selain berbasis situs, The Bride Dept juga memiliki platform media sosial di Instagram yang kini memiliki lebih dari 255 ribu followers.

322

Page 3: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

Berdasarkan riset The Bridestory, Sekitar 40 persen keputusan yang diambil pasangan yang akan menikah, saat ini dipengaruhi oleh sosial media dan situs pernikahan online (Bridestory.com, 2017) Hal ini menjadi menarik, bagaimana desain sebuah situs memiliki pengaruh bagi pembuatan keputusan. Konstruksi makna yang dibangun pada sebuah pencitraan visual situs The Bride Dept ini dapat dievaluasi dan diteliti lebih dalam dengan menggunakan semiotika. Semiotika adalah ilmu yang secara sistematis mempelajari tanda-tanda, lambang-lambang, sistem dan prosesnya. Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian, semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Barthes membatasi medan riset semiologi dengan sistem-sistem tanda, tetapi melihat sistem-sistem tersebut dengan cara yang berbeda. Dalam buku Mithologi, Barthes menjelaskan bahwa sistem signifikasi tanda terdiri atas relasi (relation) antara tanda (expression) dan maknanya (content). Elemen Visual Desain Website Desain web atau situs selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Ada tren yang sama sekali baru, ada pula yang merupakan pengulangan dari tren beberapa tahun ke belakang. Ditambah lagi dengan hadirnya berbagai teknologi terbaru yang ada sekarang ini, tren, gaya dan teknik dalam desain web pun ikut berubah. Walau demikian, elemen-elemen esensial di dalamnya tidak banyak berubah. Elemen desain situs bukan hanya agar tampilannya indah dipandang, tapi memiliki tujuan agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan user. Dengan kata lain, meningkatkan user experience (UX).

a. Layout Website Layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, dan menarik (Hendratman, 2010: 85). Layout sebuah situs hendaknya mempertimbangkan letak penyusunan elemen-elemen desain yang memudahkan pembaca untuk mencerna aliran informasi. Sebuah Tampilan web umumnya memiliki elemen-elemen seperti, elemen header, Navigation, Sidebar, Konten, dan Footer.

323

Page 4: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

b. White Space White space berguna untuk membantu mata manusia mengorganisasi data. White space bisa diartikan sebagai ruang kosong yang memisahkan antara satu elemen dengan elemen lainnya sehingga informasi itu dapat diolah dengan baik oleh mata pembaca, Ruang kosong juga dapat Memberi fokus terhadap elemen yang ingin ditonjolkan. Memberi kesan desain yang lebih clean dan relaxing, dan Menciptakan layout yang lebih seimbang dan harmonis. c. Tipografi Prinsip pemilihan Font untuk desain web agak berbeda dengan pemilihan untuk media cetak seperti majalah, buku, brosur, atau materi cetak lain nya. Hal ini dikarenakan mata manusia lebih cepat lelah kita membaca pada layar digital dibanding ketika membaca di media cetak. Beberapa hal yang bisa diperhatikan ketika memilih font untuk web antara lain,

● Klasifikasi huruf (Type Face). Setidaknya ada 4 klasifikasi dasar huruf, yaitu: (1) Serif. Memberikan kesan klasik, resmi, dan elegan. Biasanya digunakan pada buku, surat kabar, dan konten formal atau semi formal. (2) Sans Serif. Adalah huruf yang paling cocok untuk digunakan karena memiliki tingkat readibility yang lebih tinggi di layar komputer jika dibandingkan dengan huruf serif. Memberikan kesan formal sekaligus kasual. (3) Script. Memiliki banyak sekali variasi (brush, handwriting, kaligrafi, dll), memberikan kesan klasik, santai, dan kasual. Karena karakternya yang seperti huruf tegak bersambung, jenis huruf script lebih sulit dibaca di layar. (4) Dekoratif. Sama seperti script, huruf dekoratif juga memiliki banyak sekali variasi dari mulai yang betul-betul alfabet, simbol, hingga ikon-ikon tertentu. Huruf dekoratif tidak terlalu cocok digunakan untuk web fonts baik untuk judul maupun body text.

● Legibility. Adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter/ huruf tanpa harus bersusah payah. Ada beberapa jenis huruf yang sulit dibaca sehingga pesan yang ingin disampaikan pun sulit diolah oleh pembaca, misalnya jenis-jenis huruf script atau dekoratif. Perhatikan contoh huruf di bawah, keduanya memakai jenis huruf yang sama, tetapi memiliki legibility yang berbeda. Kata pertama menggunakan title case atau kombinasi huruf besar dan kecil, sedangkan yang kedua memakai all caps atau kapital.

324

Page 5: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

● Readibility: Berkaitan dengan bentuk huruf dan hubungannya dengan huruf lain. Jenis huruf yang memiliki tinggi bervariasi lebih mudah dibaca daripada huruf yang memiliki tinggi sama. Readibility juga berhubungan dengan jarak antarhuruf dan jarak antarkata.

d. Warna Pemilihan warna merupakan salah satu elemen penting dari desain sebuah situs. Pemilihan warna latar yang kurang tepat dapat menyebabkan distraksi pada mata pembaca, sehingga informasi yang ingin dikomunikaskan tidak tersampaikan dengan benar. Warna juga memengaruhi psikologi pembaca, menciptakan mood, bahkan menyelusup ke alam bawah sadar. Warna bisa menyampaikan simbol dirinya sendiri bahkan tanpa disertai oleh teks. Paula Hickey (2010) melanjutkan bahwa warna dapat diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori dan melambangkan makna antar budaya yang kontras. Dalam budaya Barat, putih biasanya membawa makna konotasi kesucian, kebersihan, dan kedamaian. Sementara di Cina, putih adalah warna berkabung. e. Navigasi Navigasi pada sebuah website yang tertampil pada menu dan links adalah petunjuk bagi pengunjung terhadap halaman-halaman yang terdapat dalam website. Navigasi ibarat denah atau petunjuk jalan yang memudahkan pembaca untuk mencari kategori konten atau produk apa pun yang mereka inginkan. Salah satu ciri navigasi yang baik adalah yang mudah ditemukan dan mudah digunakan.

f. Foto Media gambar/foto adalah media yang paling efektif untuk meningkatkan user experince dalam desain web. 90 persen informasi yang kita serap dan kirimkan ke otak kita adalah berupa informasi visual. Gambar dapat membantu menarik perhatian pengunjung. Penempatan gambar yang tepat dapat mengarahkan padangan mata pengunjung web agar mereka mendapatkan informasi yang ingin disampaikan. Gambar juga dapat memicu emosi pada pengunjung yang mana dapat memberikan pengalaman personal pengunjung terhadap web.

Semiotika Visual Semiotika visual adalah analisis makna di balik tanda dan kode dalam pencitraan visual (Moriarty, 1995). Makna tersembunyi di balik tanda dan kode pada pencitraan visual dibuat berdasakan impresi pembuat makna dan

325

Page 6: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

mendorong terjadinya interpretasi makna melalui pencitraan visual (Barry, 1997). Semiotika visual berkiblat kepada dua tokoh ilmu semiotika, yaitu Charles Sanders Peirce dan Ferdinand de Saussure

Konsep Semiotika Roland Barthes Bagi Roland Barthes, perspektif semiologi adalah semua sistem tanda, entah apapun substansinya serta batasannya (limit): gambar, gerak tubuh, bunyi, melodis, benda-benda, dan berbagai kompleks yang tersusun oleh substansi yang merupakan system signifikasi (pertandaan), kalau bukan merupakan “bahasa” (language). (Roland Barthes, 2017: 21) Barthes dalam bukunya, Mitologi, menjelaskan bahwa sistem signifikasi tanda terdiri atas relasi (relation) antara tanda (expression) dan maknanya (content). Sistem signifikasi tanda tersebut oleh Barthes disebut dengan istilah Order of signification yang dibagi menjadi dua sistem, sistem primer (first order of signification) dan sistem sekunder (second order of signification). First order of signification yaitu denotasi dan second order of signification yaitu konotasi, tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Menurut Barthes penanda (signifier) adalah teks, sedangkan petanda (signified) merupakan konteks tanda (sign)

Gambar 1. Peta tanda Roland Barthes

Denotasi dan Konotasi Pada peta tanda Roland Barthes terlihat bahwa tanda denotatif terdiri atas penanda dan petanda. Secara bersamaan tanda denotatif merupakan penanda

326

Page 7: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

konotatif pula. Tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaan nya. (Kris Budiman, 2004). Melalui hal tersebut dapat diuraikan secara lebih sederhana bahwa munculnya makna denotasi tidak terlepas dari adanya sebuah penanda dan petanda. Namun tanda denotasi dapat membuat persepsi kepada sebuah penanda konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung, dan pasti. Denotasi dijelaskan sebagai kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan. Secara singkat, makna denotasi adalah makna pada yang tampak. Konotasi menjelaskan hubungan antara penanda dan pertanda, yang didalamnya terdapat makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti. Makna konotasi ini menciptakan makna kedua yang menghubungan penanda dengan pertanda pada aspek kebudayaan yang lebih luas, ideologi atau psikologis. Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaanya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, makna konotasi bersifat subjektif dalam pengertian bahwa ada pergeseran nilai dari makna umum (denotatif), karena sudah ada penambahan rasa dan nilai. Mitos Mitos dalam pandangan Barthes bukanlah sesuatu yang kita pahami selama ini, misalnya cerita yang tidak masuk akal, transenden, ahistoris, irasional, asal usul, atau gaib. Mitos adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial (yang sebetulnya arbiter atau konotatif) sebagai sesuatu yang dianggap alamiah. (Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: Universitas Indonesia), cet. 1, h. 94.) Mitos digunakan orang untuk mengungkapkan sesuatu yang tersimpan dalam dirinya. Melalui penggunaan analisis mitos, dapat diketahui makna-makna yang tersimpan dalam sebuah bahasa atau gambar. Manusia selain dibekali

327

Page 8: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

kemampuan berbahasa dibekali juga dengan kemampuan interpretasi terhadap bahasa itu sendiri. Bahasa dalam hal ini, tidak hanya terfokus pada bahasa verbal atau bahasa nonverbal manusia, tetapi juga pada bahasa-bahasa simbolik suatu benda, gambar atau gerakan-gerakan tertentu. Dalam order of signification, tanda bekerja melalui mitos pada signifikasi tahap kedua. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Peta tanda Roland Barthes tentang bagaimana tanda bekerja dapat digambarkan melalui tabel berikut: (Fiske, 2011)

Gambar 2. Siginifikasi dan Mitos Roland Barthes

Mitos dapat diuraikan ke dalam tiga unsur yaitu; signifier, signified dan sign. Barthes menggunakan istilah berbeda untuk tiga unsur tersebut yaitu form, concept dan signification. Form atau penanda merupakan subjek, concept atau petanda adalah objek dan signification atau tanda merupakan hasil perpaduan keduanya. Sedangkan dalam mitos, penanda dianggap bentuk, pertanda tetap sebagai konsep, dan tanda di ganti dengan penandaan. Proses simbolisasi seperti itu bertujuan untuk mempermudah dalam membedakan antara linguistik dan mitos dalam semiotika. Menurut Barthes mitos memiliki empat ciri, yaitu: (Barthes, 2009)

1. Distorsif, adalah hubungan antara form dan concept bersifat distorsif dan deformatif. Konsep mendistori form sehingga makna pada sistem tingkat pertama bukan lagi merupakan makna yang menunjuk pada fakta sebenarnya.

2. Intensional, adalah mitos yang sengaja diciptakan, dikonstruksikan oleh budaya masyarakatnya dengan maksud tertentu.

328

Page 9: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

3. Statement of fact, adalah mitos menaturalisasikan pesan sehingga kita menerimanya sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Sesuatu yang terletak secara alami dalam nalar awam.

4. Motivasional, adalah bentuk mitos yang mengandung motivasi. Mitos diciptakan dengan melakukan seleksi terhadap berbagai kemungkinan konsep yang akan digunakan.

Metode Penelitian ini mengkaji tanda pada elemen visual halaman situs The Bride Dept sebagai objek penelitian. Objek penelitian diamati dari sudut pandang peneliti sebagai interpretant, dengan pengumpulan data melalui observasi non-participatory, studi pustaka dan wawancara untuk memperoleh data-data yang kemudian dianalisa dan dijadikan dasar pengambilan kesimpulan Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pemaknaan elemen desain situs The Bride Dept dengan menggunakan analisis semiotika model Roland Barthes melalui kajian interteks sesuai dengan fokus permasaahan dengan pendekatan signifikasi dua tahap (two order of significations) sebagai proses tahap interpretasi makna denotasi dan konotasi.

Analisis Logo Dalam penerapan teori Roland Barthes menunjukan bahwa penanda pada gambar logo the Bride dept adalah berupa ilustrasi buket bunga. Ilustrasi bentuk pita pada bagian tangkai bunga menguatkan kesan tersebut. Buket bunga atau rangkaian bunga, merupakan kumpulan beberapa jenis bunga dan dedaunan yang disusun dalam bentuk yang kreatif. Karangan bunga biasa digunakan pada acara-acara penting seperti acara ulang tahun, hari peringatan ataupun acara pernikahan. Sebuah ilustrasi buket bunga menghadirkan makna petanda sebagai buket bunga yang biasa dipegang pengantin wanita pada acara pernikahan.

329

Page 10: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

Tabel 1. Analisis Roland Barthes pada logo

(Signifier 1)

Illustrasi buket bunga membentuk inisial

huruf B dan D sekaligus membentuk

rangkaian buket bunga calla lily

(Signified 1)

Ilustrasi buket bunga tangan yang biasa nya di pegang pengantin wanita

(Sign 1)

pernikahan dan kecantikan (Signified II)

The Bride Dept identik dengan pernikahan dan kecantikan (Sign II)

Sejarahnya bermula pada abad 15. Pada saat itu, masyarakat melakukan kegiatan membersihkan diri atau mandi setiap setahun sekali. Menurut Huffington Post, bulan Mei merupakan bulan di mana masyarakat melakukan kegiatan mandi tahunannya. Pada bulan juni merupakan waktu yang paling sering digunakan pasangan untuk melakukan acara pernikahan kala itu. Untuk menyamarkan bau yang tidak sedap, pengantin wanita biasanya memegang buket bunga. Alasan lain pengantin wanita erat hubungannya dengan memegang buket bunga karena wangi-wangi tertentu yang terdapat pada bunga dipercaya dapat membantu menjauhkan pengantin wanita dari roh jahat dan kesialan. Awalnya buket bunga yang dipegang pengantin wanita tidak terlalu mementingkan nilai estetikanya. Baru kemudian pada sekitar tahun 1700-an, pengantin mulai memperhatikan estetika buket bunga yang mereka bawa. Setiap jenis bunga memiliki arti yang berbeda. Bunga mawar diartikan cinta yang abadi, lilac diartikan cinta pertama, cala lily diartikan kecantikan, dan seterusnya. Makna denotasi pada ilustrasi buket bunga membentuk inisial The Bride Dept yaitu huruf B dan D, sekaligus menggambarkan buket bunga calla lili. Menurut mitologi Yunani bunga calla lily berasal dari istri dewa Zeus, Hera yang sekaligus memiliki arti kecantikan.

330

Page 11: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

Illustrasi buket bunga calla lily yang membentuk inisal huruf B dan D Sekaligus memunculkan produksi makna yang menunjukan bahwa The Bride Dept erat hubungan nya dengan pernikahan dan kecantikan. Analisis Konten

Gambar 3. Subjudul “The Wedding”.

Dalam penerapan teori Roland Barthes, penanda pada gambar 3. adalah ilustrasi daun, dimana ilustrasi daun tersebut diposisikan dengan pola di kanan dan kiri setiap frase membentuk makna pertanda dari gambar tersebut. Makna denotasi ilustrasi tiga lembar daun pada kanan dan kiri frase adalah sebagai ornamen visual tambahan yang dapat menjadikan pembeda terhadap frase lain. Daun erat hubungannya dengan kesuburan atau pertumbuhan namun dalam konteks pernikahan, daun dapat diartikan sebagai salah satu tema dekorasi pernikahan yang sedang marak saat ini yaitu tema rustic. sesuatu yang natural atau alami, namun juga cantik dipandang. Dalam dekorasi pernikahan bertema rustic, porsi daun biasanya lebih menonjol daripada porsi bunga.

Gambar 4. Dekorasi Rustic

Sumber : https://www.instagram.com/kavastudio.id/ [diakses 15 juni 2018]

Dalam industri pernikahan, dekorasi rustik memiliki peminatnya sendiri. Dalam dunia rustic, elemen yang berasal dari alam dimanfaatkan sedemikian rupa untuk membentuk kesatuan yang cantik dan indah. Rustic banyak

331

Page 12: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

memanfaatkan elemen kayu dan dedaunan sebagai ciri khasnya. Tema ini melekat dengan lokasi di alam, namun kini tak menutup kemungkinan pula menghadirkannya di dalam ruangan. Selain berkesan dekat dengan alam, tema ini juga terkesan hangat, kasual, intim dan sederhana. Analisis halaman wedding lokasi outdoor

Gambar 5.a kiri: Pernikahaan outdoor dan 5.b kanan: Pergola pemberkatan Makna denotasi pada gambar 5.a menunjukan lokasi pernikahan di pinggir pantai. Pantai dan laut menjadi lanskap alam yang indah, yang ingin ditunjukkan oleh pengantin. Tanpa perlu banyak dekorasi, latar bernuansa alam sudah terlihat begitu indah dengan langit biru dan hamparan samudra. Pernikahan di pantai terkesan lebih kasual dan intim dengan latar laut yang eksotis. Terlihat dari jarak antara pengantin yang sangat dekat dengan tamu, membuktikan jika acara berlangsung intim dan penuh keakraban. Busana para tamu yang kebanyakan memilih gaun pendek bagi wanita dan kemeja dengan satu kancing terbuka di bagian atas menunjukkan acara pernikahan yang santai, tanpa banyak aturan. Berbeda dari acara pernikahan yang berlangsung di dalam gedung, biasanya kedua mempelai akan berdiri di pelaminan yang levelnya lebih tinggi dibanding tamu. Itu artinya, pengantin adalah raja dan ratu hari itu, dan para tamu akan bergantian menyalaminya. Para tamu pun akan memilih pakaian formal, seperti kebaya atau gaun dan sepatu hak tinggi untuk wanita, dan setelan jas atau kemeja batik bagi pria. Pada gambar 5.b Makna denotasi yang muncul adalah gapura yang biasa digunakan dalam acara pemberkatan dalam prosesi pernikahan. Makna konotasi pada foto bagian ini ialah menandakan adanya prosesi pernikahan dengan kesan

332

Page 13: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

cantik dan mewah. Kesan mewah timbul dari ukuran dan banyak nya bunga yang terdapat pada gapura tersebut. Produksi makna konotasi lain yang muncuk adalah simbol dari “rumah masa depan” pasangan yang akan menikah. Pasangan yang akan mengikat janji nanti nya akan menjalani kehidupan rumah tangga dan memulai keluarganya disana. Gapura ini merupakan bentuk lain dari “chuppah”, kanopi yang harus ada pada pernikahan bangsa yahudi. Kanopi tersebut memilki 4 kaki dan di sertai selembar kain di bagian atasnya dimaksudkan untuk menandai rumah baru bagi pengantin baru. Posisi kain sengaja di tempatkan terbuka untuk menyambut para tamu.

Gambar 6.a kiri: Kue pernikahan dan 6.b kanan: String light

Kue pengantin pada gambar 6.a, merupakan budaya populer bagi masyarakat Barat. Ritual tersebut merupakan tradisi kebudayaan Barat yang telah dilakukan sejak zaman Romawi kuno. Tradisi tersebut dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan bagi pengantin dan para tamu. Pemotongan kue adalah tugas yang penuh simbolisme. Kue ini awalnya dimaksudkan untuk didistribusikan di antara para tamu oleh hanya pengantin karena mengkonsumsi kue berarti sama saja memastikan kesuburan. Semakin besar pesta pernikahan, maka jumlah tamu pun semakin banyak. Tumpukan kue yang tinggi dan menumpuk, menjadikan nya sulit untuk dipotong seorang diri. Pengantin pria akan membantu pengantin wanita dalam proses ini dan tugas pemotongan kue ini menjadi usaha bersama, pengantin pria diperlukan untuk membantu memotong kue dan membagikannya kepada para tamu. Sepotong kue dibagikan terlebih dahulu sebelum di bagikan kepada semua tamu. Hal tersebut melambang kan persatuan mereka dan janji mereka untuk selamanya menyediakan satu sama lain.

333

Page 14: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

Pada gambar 6 a, kue pengantin terlihat ornamen bunga, batang, dan daun di sisinya. Hal tersebut merupakan karakteristik dari gaya rustik. Sehingga, produksi makna konotasi yang dibentuk selain mewah, adalah gaya rustic yang sedang populer saat ini. Sehingga melekatkan kesan terkini, alami, simple, namun tetap elegan. Makna denotasi yang terhat pada gambar 6 b, adalah lampu kecil yang terdapat pada juntaian tali dan digunakan sebagai dekorasi membentuk ilusi langit-langit pada acara resepsi outdoor malam hari Penempatan string light atau lampu kecil menyerupai tali yang ditata dengan baik, dapat memberikan efek penerangan remang-remang pada lokasi. Bayangan yang terbentuk pun akan lebih halus dan terlihat lebih baik di kamera karena memberikan kesan hangat dan lebih intim. Selain sebagai penerangan, string light juga dapat berfungsi sebagai dekorasi. Ukurannya yang kecil dan memiliki jumlah yang banyak, mengingatkan kita pada binatang yang dapat memancarkan cahaya pada malam hari, yaitu kunang-kunang. Kunang-kunang menghasilkan cahaya kecil naum dalam jumlah yang banyak. Hal tersebut mengingatkan kita pada kita pada negeri dongeng. Efek yang sama juga terdapat pada salah satu adegan dalam film Twilight. Salah satu adegan pada film tersebut memperlihatkan karater utama melangsungkan pernikahan dibawah banyak nya kerlipan cahaya kecil yang menyerupai kunang-kunang tersebut. Adegan film yang sangat populer di remaja wanita tahun 2010 silam, sedikit banyak membentuk persepsi remaja wanita akan konsep hari pernikahan mereka nanti nya. Berdasarkan hal tersebut, konotasi makna yang tercipta dari makna denotasi diatas adalah pernikahan impian, fantasi, feminim, hangat dan intim.

334

Page 15: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

Gambar 7. Undangan pernikahan Ana & Adiebaron

Makna denotasi pada gambar 7, menunjukan undangan pernikahan Ana & Adiebaron dengan warna cover hijau tua dan diikat oleh tali goni. Terlihat pula jepit rambut yang berbentuk seperti bunga baby’s breath. Bunga baby’s breath merupakan simbol kesucian, dan cinta abadi. maka dari itu bunga ini sangat sering digunakan pada buket bunga pengantin atau detail dekorasi pada acara pernikahan. Ketika mempersiapkan momen pernikahan, tentunya semua hal baik besar dan kecil ingin terlihat baik dan cantik. Jepit rambut, teks pada cover undangan, dan tali goni terlihat senada. Warna broken white pada kertas dan kain serta hadirnya jepit rambut dan kain lace yang mengesankan feminim, cantik, dan elegan. Semakin menguatkan makna konotasi pada gambar tersebut, yaitu tema pada acara resepsi pernikahan Ana dan Adiebaron adalah pesta taman yang elegan dengan dominasi warna putih.

335

Page 16: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

Analisis Daftar Vendor

Gambar 8. Daftar Vendor

Dalam setiap artikel pada situs The Bride Dept, selalu terdapat daftar vendor-vendor siapa saja yang terlibat di dalamnya. Para pengunjung dapat dengan mudah mengakses profil vendor-vendor tersebut dengan cara men-klik setiap nama vendor pada daftar. Makna denotasi yang terbentuk merupakan vendor yang terlibat dalam acara resepsi pernikahan tersebut terbilang cukup banyak dan merupakan top vendor dalam kelasnya. Saat ini, semakin banyak vendor-vendor pernikahan bermunculan dengan ciri khas masing-masing. Masing-masing vendor memiliki spesialisasi sendiri, yang dipilih atas karakter calon pengantin. Semakin banyak keinginan pengantin, semakin banyak pula detail yang dibutuhkan, dan itu artinya bujet yang lebih besar lagi. Berdasarkan hal tersebut, pesta pernikahan tentunya menghabiskan dana yang tidaklah sedikit. Kesan yang terbentuk dari hal tersebut adalah kemewahan. Simpulan Layout pada desain situs menempatkan porsi elemen visual foto lebih dominan dibanding elemen visual lain nya, hal tersebut mengajak calon pengantin untuk tahu apa yang diinginkan. Bagaimana membuat pernikahan dengan tema yang sesuai karakter pasangan dan lebih aktif dalam mencari vendor-vendor yang terlihat di hari pernikahan. Elemen makna tanda dalam foto-foto yang diambil sebagai cover depan artikel dipilih yang menggambarkan kebahagiaan pengantin di hari pernikahan. Penuh dengan wajah tersenyum, baju yang indah, juga dekorasi yang memesona. Situs the Bride Dept juga memberi opsi

336

Page 17: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

bagi calon pengantin dengan memberikan inspirasi dari pernikahan bergaya Barat hingga tradisional, dan lokasi dalam, juga luar ruangan. Berbagai elemen tanda yang terdapat pada situs The Bride Dept saling berelasi membangun pesan dan makna. Hal ini terlihat dari penggunaan ilustrasi pada baris navigasi, layout situs, ornamen visual pada sub judul artikel, hingga elemen visual pada foto yang digunakan. Foto-foto yang ditampilkan dalam laman situs The Bride Dept memperlihatkan pesta pernikahan di lokasi yang populer dan mewah. Pada dekorasi pernikahan dikemas sedemikian rupa mengikuti konsep yang diinginkan pengantin, memperlihatkan kemewahan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan bunga-bunga impor juga detail terkecil dekorasi sangat diperhatikan. Kebanyakan gaun pengantin dibuat khusus oleh para desainer, yang membuat pengantin wanita merasa spesial di hari bahagianya. Aksesori pelengkap penampilan pengantin juga begitu diperhatikan, dari sepatu hingga aksesori rambut. Tak hanya bagi pengantin wanita, pengantin pria juga sama menyiapkan seluruh penampilannya dengan matang. Mereka memamerkan setelan jas yang dipakai, sepatu, hingga corsage khusus pengantin dibuat berbeda. Begitu pula dengan seragam para bridesmaid yang dibuat senada dengan keseluruhan tema dekorasi pernikahan. Ada pula desain undangan yang baik dan pada umumnya selaras dengan tema acara pernikahan. Hal tersebut menggambarkan bahwa pernikahan dibuat dengan konsep yang sangat detail. Banyaknya vendor yang terlibat dan menggunakan top vendor pada bidangnya. Terlihat foto-foto yang disajikan memiliki kualitas yang relatif sangat baik dari komposisi, angle foto, hingga tone warna senada yang sedikit dibuat pucat sesuai dengan tren yang terjadi saat ini. Berbagai produksi makna pada situs saling berelasi sehingga menampilkan kesan pernikahan yang bahagia, kreatif, modern, sehingga memberi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk merencanakan pernikahan nantinya. Hal tersebut sekaligus mengarah kepada mitos yang terbentuk yaitu bahwa pernikahan merupakan momen yang sangat penting dalam hidup sehingga harus dipersiapkan dengan sangat baik dan dipersiapkan dengan total. Elemen-elemen visual yang digambarkan dalam situs The Bride Dept menyiratkan perilaku konsumtif generasi millennial untuk mempersiapkan pernikahan dengan total, yang tidak hanya untuk dikenang sendiri, tapi juga dapat menginspirasi atau membuat kagum orang lain yang melihatnya. Hal ini

337

Page 18: ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS …

ANALISIS SEMIOTIKA VISUAL DALAM DESAIN SITUS PERNIKAHAN THE BRIDE DEPT Firdyanza Pramono, Yan Yan Sunarya, Acep Iwan Saidi Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 321-338

dapat terlihat dari relasi produksi makna pada elemen-elemen visual situs yang mengarah pada mitos tersebut. Referensi Barry, A. 1997. Visual Intelligence: Perception, Image, and Manipulation in Visual

Communication. New York: State University of New York Press. Barthes, Roland, 2009, Mitologi, Jogjakarta: Kreasi wacana. Barthes, Roland, 2017, Elemen-elemen semiologi, Jogjakarta: Kreasi wacana

Basabasi. Budiman, Kris 2004. Semiotik Visual Yogyakarta: Penerbit Buku Baik. DiMarco, John. 1989. Digital Design fot Print and Web. New Jersey: John Willey &

Sons, Inc. Fiske, John. 2011. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Hendratman, H. 2010. The Magic of Adobe Photoshop. Bandung: Penerbit

informatika. Hickey, Paula (2010). Message in a Bottle. Napoli: Sezione Linguistica. Moriarty, S. (1995). Visual Communication Theory: A Search for Roots. AZ: Flagstaff.

338