ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME...

165
ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME...

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI

NURUL FADHILLAH

Nomor Stambuk : 105650003815

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

ii

ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun dan diusulkan oleh

NURUL FADHILLAH

Nomor Stambuk : 105650003815

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

iii

Page 4: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

iv

Page 5: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

v

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

vi

ABSTRAK

NURUL FADHILLAH. Analisis Semiotik Terorisme pada Film Hotel

Mumbai (dibimbing oleh Amir Muhiddin dan Syukri).

Film merupakan sarana komunikasi audio visual yang paling diminati oleh

khalayak umum, karena menyajikan rentetan cerita, gambar dan musik yang

menarik. Film tidak sekedar menyajikan imajinasi penulis tetapi terdapat realitas

kehidupan yang dikemas dengan apik oleh tangan-tangan profesional. Dalam

membentuk dan menghadirkan kembali realitas, film mengkonvensikan pesan

dalam bentuk tanda dan lambang, sehingga ketika seseorang menonton film,

pesan yang disampaikan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap

pembentukan opini seseorang mengenai maksud dan tujuan dari film tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasi makna denotatif dan

konotatif terorisme dan pesan moral dalam film Hotel Mumbai. Penelitian

dilakukan selama dua bulan dan objek penelitiannya fokus terhadap adegan film

Hotel Mumbai. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan konsep semiotika

Roland Barthes. Data diperoleh dari film Hotel Mumbai berbentuk berkas lunak

dengan terjemahan bahasa Indonesia dan didukung data-data dari buku, jurnal,

penelitian terdahulu dan internet. Dalam penelitian ini informan ditentukan

menggunakan teknik purposive dengan kriteria memiliki pengetahuan tentang

film, terorisme dan semiotika. Untuk mengumpulkan data menggunakan teknik

observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam mengukur tingkat keabsahan data,

peneliti menggunakan empat standar yaitu, kredibilitas, transferabilitas,

dependabilitas dan konfirmabilitas.

Hasil dari penelitian terhadap film Hotel Mumbai, ditemukan bahwa film

Hotel Mumbai merupakan film yang menggambarkan aksi terorisme terorganisir

dan terkontrol yang terjadi akibat, dendam, ekonomi dan agama serta

mengandung pesan moral tentang dedikasi, tanggung jawab, beriman kepada

Tuhan, disiplin dan tidak berprasangka buruk terhadap sesama.

Kata Kunci: Film, Semiotika, Terorisme

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

vii

KATA PENGANTAR

Tiada kata indah yang patut diucapkan seorang hamba kepada Sang

Pencipta atas segala cinta kasih-Nya yang tak terhingga dan nikmat-Nya yang tak

berujung sehingga kita mampu melewati hari-hari yang penuh makna dan

memberi kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Semiotik Terorisme pada Film Hotel Mumbai” Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa

dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak yang telah tulus memberikan sumbangsih berupa

fikiran, motivasi dan nasehat. Untuk semua itu dengan kerendahan hati pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

Teruntuk orang tua penulis, Ibu Hafsah dan Bapak M. Amin terimakasih

telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu

mendukung setiap keputusan penulisan serta memberikan motivasi dan do’a yang

tiada henti-hentinya. Terimakasih untuk saudara penulis, Nurul Fitrah dan Imam

Fahrurrahman yang selalu menghibur dan menyemangati penulis dalam proses

penyusunan penelitian ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan

penghargaan dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah memberikan semangat dan bantuannya, terutama kepada:

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

viii

1. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si, selaku Pembimbing I dan Bapak Syukri,

S.Sos., M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu membantu dan

mengarahkan penulis ditengah kesibukannya sebagai tenaga pengajar dan

kesibukan lainnya. Beliau selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk

penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Penghargaan setinggi-

tingginya kepada beliau atas dedikasinya sebagai pembimbing yang telah

menjadi panutan bagi penulis.

4. Terimakasih banyak kepada staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi

pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Terimakasih banyak kepada Bapak Ahmad Harakan, S.IP., M.HI, Kak

Arni, S.Kom., M.I.Kom dan Kak Ayu Andriyani, S.Sos., M.Sc, yang telah

bersedia menjadi informan dan membantu penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

6. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada, Asmita Handyani, Febi Ayu

Lestari, Marwah Rahman, Nurhidayati, Sitie Nur Fatiehah, Wa Ode Nur

Asyifah dan Yeyen Nurimba Plorensty yang selalu memberikan do’a dan

dukungan serta telah menjadi sahabat yang baik untuk penulis.

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

ix

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

x

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi .................................................................................... ii

Halaman Persetujuan ............................................................................................... iii

Halaman Penerimaan Tim ...................................................................................... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... v

Abstrak ..................................................................................................................... vi

Kata Pengantar......................................................................................................... vii

Daftar Isi .................................................................................................................. x

Daftar Tabel ............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Film sebagai Media Komunikasi Massa.................................................... 10

B. Terorisme..................................................................................................... 29

C. Pesan Moral ................................................................................................. 48

D. Semiotika ..................................................................................................... 51

E. Kerangka Pikir ............................................................................................ 55

F. Fokus Penelitian .......................................................................................... 58

G. Deskripsi Fokus Penelitian ......................................................................... 58

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Objek Penelitian....................................................................... 60

B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................................ 60

C. Sumber Data ................................................................................................ 61

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

xi

D. Informan Penelitian .................................................................................... 61

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 62

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 63

G. Pengabsahan Data ....................................................................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Film Hotel Mumbai .................................................................. 67

B. Makna Denotatif dan Konotatif Terorisme pada Film Hotel Mumbai .... 81

C. Makna Denotatif dan Konotatif Pesan Moral Film Hotel Mumbai ......... 104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................. 115

B. Saran ........................................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Informan Pendukung ............................................................................. 62

Tabel 4.1. Daftar Aktor Film Hotel Mumbai......................................................... 69

Tabel 4.2. Daftar crew Film Hotel Mumbai .......................................................... 71

Tabel 4.3. Analisis Bentuk Terorisme (Adegan Pilihan 1) ................................... 82

Tabel 4.4. Analisis Dampak Terorisme (Islamophobia) (Adegan Pilihan 2) ...... 84

Tabel 4.5. Analisis Faktor Terorisme (Ekonomi) (Adegan Pilihan 3) ................. 86

Tabel 4.6. Analisis Tindakan Jihad dalam Terorisme (Adegan Pilihan 4) .......... 87

Tabel 4.7. Analisis Faktor Terjadinya Terorisme (Politik) (Adegan Pilihan 5) .. 89

Tabel 4.8. Analisis Hubungan antara Media dan Terorisme (Adegan Pilihan 6) 92

Tabel 4.9. Analisis Agama Tidak Berkaitan dengan Terorisme (Adegan 7)......... 94

Tabel 4.10. Analisis Psikologi Pelaku Teror (Adegan Pilihan 8) .......................... 95

Tabel 4.11. Analsis Tindakan Beriman (Adegan Pilihan 9) ................................ 105

Tabel 4.12. Analisis Tindakan Disiplin (Adegan Pilihan 10).............................. 106

Tabel 4.13. Analisis Tindakan Bertanggung Jawab (Adegan Pilihan 11) .......... 107

Tabel 4.14. Analisis Tindakan Berdedikasi (Adegan Pilihan 12) ....................... 109

Tabel 4.15. Analisis Tindakan Berprasangka Buruk (Adegan Pilihan 13) ......... 110

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan media komunikasi massa saat ini berdampak

signifikan terhadap produksi karya seni terkhusus di ranah perfilman.

Komunikasi massa adalah informasi yang disampaikan melalui media

massa yang ditujukan pada massa yang banyak dan bersifat serempak. Ciri

komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,

baik audio visual maupun cetak. Media massa harus menyampaikan

informasi yang aktual, faktual dan nyata. Sebab pemberitaan atau

informasi yang disampaikan oleh media massa sangat berpengaruh dalam

pembentukan opini publik. Saat ini media massa menjadi acuan publik

dalam mendefinisikan suatu perkara atau realitas sosial yang terjadi

disekitarnya. Tidak hanya itu media massa pula menjadi pusat hiburan

yang mempresentasikan nilai-nilai budaya yang bersifat mendidik.

Pesan yang disampaikan melalui media komunikasi massa bersifat

satu arah dan proses tanggapan baliknya berlangsung lama dan terbatas.

Namun dengan berkembangnya teknologi komunikasi, hal itu dapat

diatasi, misal pada media komunikasi elektronik, radio dan televisi,

tanggapan balik dari khalayak dapat dilakukan dengan cepat, contoh

melalui telepon interaktif.

Media massa memiliki dua bentuk, yaitu dalam bentuk cetak yang

terdiri dari koran dan majalah, dan dalam bentuk elektronik terdiri dari

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

2

televisi, radio, dan film. Film menjadi sarana komunikasi visual yang

paling diminati oleh khalayak umum, karena menyajikan rentetan cerita,

gambar dan musik yang menarik perhatian. Film sebagai media

komunikasi massa muncul pada abad ke-18, dan mulai berkembang pada

akhir abad ke-19. Film diciptakan sebagai sebuah karya seni yang digarap

oleh tangan profesional. Meskipun film merupakan hal umum bagi

khalayak, namun film tidak sekedar menyajikan imajinasi penulis tetapi

terdapat realitas kehidupan yang dikemas dengan apik. Dalam membentuk

dan menghadirkan kembali realitas, film mengkonvensikan pesan dalam

bentuk tanda dan lambang, sehingga ketika seseorang menonton film,

pesan yang disampaikan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap

pembentukan opini seseorang mengenai maksud dan tujuan dari film

tersebut.

Film dibentuk dengan banyak tanda, yang bekerjasama untuk

menghasilkan efek yang diharapkan. Dalam film hal yang paling penting

adalah gambar dan suara, yaitu apa yang diucapkan dan dikombinasi

dengan suara-suara lain yang mengiringi gambar. Dari situlah bahasa

sangat berperan dalam menggambarkan situasi dan menyampaikan makna

cerita. Bahasa menjadi alat penggerak dalam keseharian manusia yang

dapat mengontrol tingkah laku individu. Bahasa muncul apabila bunyi dan

ide tampil bersamaan dalam percakapan ataupun wacana. Bahasa tidak

hanya bersifat dialog tetapi juga kadang bersifat monolog. Sehingga dapat

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

3

dikatakan bahwa film adalah bidang kajian yang amat relevan bagi analisis

semiotik.

Melalui perkembangan media komunikasi massa ini, banyak isu-

isu yang disebarkan oleh media kepada khalayak, salah satunya isu yang

kembali muncul kepermukaan yaitu terorisme. Istilah terorisme sendiri

sampai saat ini masih menjadi perdebatan, sehingga belum ada

kesepakatan terhadap satu istilah yang bersifat universal, sebab terorisme

merupakan permasalahan yang cukup sensitif untuk dikaji. Terorisme

merupakan aksi teror yang terorganisir menggunakan kekerasan fisik

terhadap individu-individu yang tidak bersalah. Ada beberapa asumsi

tentang latar belakang lahirnya terorisme antara lain disebabkan oleh tiga

faktor yaitu ekonomi, politik dan ideologi.

Di Indonesia sendiri isu tersebut mencuat pada Mei 2019, dimana

29 orang terduga teroris ditangkap oleh tim Detasemen Khusus (Densus)

88 antiteror atas rencana serangan 22 Mei 2019. Serangan tersebut

direncanakan akan dilakukan pada saat pesta demokrasi dimana mereka

menilai demokrasi tidak sesuai dengan keyakinan mereka karena

menimbulkan kesyirikan. Berita ini menjadi topik utama di Indonesia

seiring dengan pengumuman Pemilu 2019.

Tidak hanya di Indonesia, serangan terorisme yang sama

menggemparkannya yaitu tragedi penembakan terhadap muslim di

Selandia Baru pada Maret 2019. Tragedi ini merupakan ekspresi dari

ketidaksukaan terhadap muslim yang sering disebutkan dengan istilah

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

4

Islamophobia yang menggambarkan sikap benci dan perasaan terancam

terhadap muslim. Terorisme menjadi isu global setelah penyerangan

gedung World Trade Center di New York, Amerika Serikat pada 11

September 2001, dan disusul dengan beberapa penyerangan lainnya di

Indonesia seperti bom Bali I pada 2002, bom Hotel Mariot 2003,

pengeboman di depan Kantor Keduataan Australia di Jakarta pada tahun

2004, bom Bali II 2005 serta pengeboman di London 2005 dan India 2008.

Sebagian besar dari penyerangan-penyerangan tersebut dilakukan

atas dalih Jihad untuk menegakan agama Islam. Pernyataan tersebut

membuat stereotip Islam sebagai agama yang mendukung kekerasan dan

pertumpahan darah semakin sering terdengar dikalangan pemeluk agama

lain sehingga dijadikan sebagai objek provokatif oleh media Barat.

Pasca aksi-aksi teror tersebut Islamophobia mulai berkembang di

beberapa Negara terutama di Amerika Serikat, beberapa Negara di Eropa

dan India, yang menyebabkan Islam menjadi sasaran penyerangan baik

secara verbal maupun fisik, terlebih lagi bagi wanita muslim yang

berhijab, sehingga membuat mereka lebih memilih untuk menetap di

dalam rumah dan meninggalkan aktifitas lainnya, akibatnya tidak sedikit

muslim yang merasa kehidupan sosialnya terganggu.

Media memiliki peranan besar dalam merekam jejak terorisme

diberbagai belahan dunia, terkhusus media Hollywood dan Bollywood.

Setelah tragedi penyerangan gedung kembar World Trade Center di New

York, Amerika Serikat dan penyerangan di beberapa tempat di India,

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

5

membuat media Hollywood dan Bollywood gencar membuat film layar

lebar bertemakan aksi terorisme yang dilakukan oleh muslim diantaranya

London Has Fallen (2016), Phantom (2008), The Kingdom (2007), My

Name is Khan (2010) dan Hotel Mumbai (2019).

Hotel Mumbai menjadi salah satu film layar lebar yang sukses

tahun ini. Film yang diproduksi atas kerjasama antara Australia-Amerika

Serikat ini berhasil mendapat standing ovation pada saat penayangan

perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) pada 7 September

2018 lalu. Film ini diadaptasi dari kisah nyata tentang serangan teror

Mumbai yang terjadi di Taj Mahal Palace Hotel pada 26-29 November

2008. Sang sutradara mampu mendramatisir adegan sehingga lebih terlihat

seperti reka ulang yang sangat nyata berdasarkan sudut pandang para

korban pada saat itu.

Film yang digarap oleh sutradara Anthony Maras ini menceritakan

tentang teror yang berlangsung selama 60 jam yang dilakukan oleh

sepuluh pemuda yang akan menjalankan misi bunuh diri dengan

mengatasnamakan Islam di Taj Mahal Palace Hotel, Mumbai, India. Film

ini diawali dengan latar sepuluh pemuda menuju Mumbai menggunakan

perahu karet. Salah satu pemuda tersebut menggunakan headset untuk

mendengarkan seorang pria berbicara melalui telepon genggam. Setelah

tiba di Mumbai mereka kemudian berpencar ke berbagai tempat seperti

stasiun kereta api, kafe dan Taj Mahal Palace Hotel. Para pemuda tersebut

saling berkomunikasi menggunakan telepon genggam. Setelah tiba

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

6

dilokasi, dua pemuda yang ada di stasiun kereta api mulai menembak

secara acak orang-orang yang ada di tempat tersebut. Aksi teror lainnya

pun mulai dilakukan di tempat yang berbeda yaitu di kafe Lilopal dan

hotel Taj.

Setelah empat pemuda lainnya berhasil menyerang sebuah kafe,

kemudian mereka menuju ke Taj Mahal Palace Hotel dengan menyelinap

masuk bersama para korban yang selamat dari serangan sebelumnya.

Mereka kemudian mulai menembak secara acak. Para pemuda tersebut

diberikan instruksi melalui telepon oleh seorang lelaki yang mereka

panggil dengan sebutan saudara.

Awalnya mereka menargetkan pendatang asing yang berasal dari

Amerika dan Inggris, namun pada akhirnya mereka menembak secara

acak. Ditengah situasi yang mulai mencekam dan serangan yang bertubi-

tubi salah satu pelayan hotel yang bernama Arjun, kepala koki dan

beberapa staf lainnya berjuang untuk menyelamatkan para tamu,

diantaranya ada sepasang suami istri, Zahra dan David serta anak mereka

dan pengasuhnya, dan seorang laki-laki yang berasal dari Rusia, Vasili.

Enam jam setelah serangan berlangsung David yang berasal dari

Amerika Serikat ditangkap dan dijadikan sandera, dan Imran salah satu

pemuda yang melakukan penyerangan terluka. Dalam percakapannya

dengan Houssam pemuda lainnya, dia bertanya apakah Bull akan

memberikan uang kepada keluarga mereka, dan Houssam menjawab

mereka sedang mengabdi di jalan Allah, hal lainnya tidak penting. Dalam

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

7

adegan lainnya ketika Imran menelpon keluarganya, seakan Imran

melakukan aksi teror karena keterbatas ekonomi.

Zahra dan Vasili memutuskan untuk keluar dari tempat

persembunyian, dan setelah itu mereka ditangkap dan dijadikan sandera,

sehingga Zahra bertemu dengan suaminya, David. Imran dan Rasyid yang

ditugaskan untuk menjaga para sandera, mulai memeriksa Visili dan

Abdullah menemukan bahwa ia merupakan mantan agen Rusia Spetznaz

yang pernah bertugas di Afghanistan. Houssam menginformasikan kepada

Bull, dan Vasili pun berbicara dengannya. Nampaknya ada unsur dendam

diantara mereka. Bull memerintahkan Imran untuk membunuh semua

sandera, karena mereka akan segera melakukan fase terakhir dalam aksi

tersebut yaitu pengeboman hotel.

Berdasarkan teks penutup dalam film, polisi India membunuh

sebelas dari dua belas pemuda yang melakukan aksi teror, satu diantaranya

selamat dan ditahan. Menurut pemerintah dan polisi India para pemuda

yang melakukan aksi terorisme itu berasal dari Pakistan, dibawah naungan

organisasi teroris yang mengatasnamakan Islam, Laskhar e-Taiba.

Dari gambaran film di atas, penulis tertarik untuk meneliti hal yang

berhubungan dengan aksi terorisme pada film ini. Peneliti ingin mencari

tahu apakah film tersebut memiliki makna sebagai film yang

menggambarkan aksi terorisme, dan apakah aksi terorisme dapat terjadi

akibat agama, dendam dan keterbatas ekonomi serta apakah semua muslim

adalah teroris? Tidak hanya tentang aksi terorisme, namun peneliti juga

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

8

ingin mengurai pesan-pesan moral yang ingin disampaikan dalam film ini.

Terinspirasi dari indikator-indikator tersebut peneliti ingin mengangkat

film Hotel Mumbai untuk dianalisis dan dikaji secara ilmiah menggunakan

semiotika Roland Barthes. Hal ini penting dilakukan untuk mengurai

pesan-pesan tersembunyi yang ingin disampaikan oleh penulis dan

sutradara film Hotel Mumbai, dengan judul penelitian “Analisis Semiotik

Terorisme pada Film Hotel Mumbai”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti

memberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana makna denotatif dan konotatif terorisme pada film Hotel

Mumbai?

2. Bagaimana makna denotatif dan konotatif pesan-pesan moral yang

terkandung dalam film Hotel Mumbai?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana batasan-batasan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif terorisme pada film

Hotel Mumbai.

2. Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif pesan-pesan moral

yang terkandung dalam film Hotel Mumbai.

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

9

D. Kegunaan Penelitian

Wajarnya sebuah penelitian harus memiliki kegunaan baik untuk

pribadi peneliti maupun untuk pembaca dan masyarakat luas. Adapun

kegunaan dari penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1. Kegunaan secara teoritis:

a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan studi

tentang ilmu komunikasi.

b. Penelitian diharapkan dapat memberikan penggambaran yang lebih

jelas tentang terorisme yang dikonvensikan dalam bentuk film.

2. Kegunaan secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat serta

menyadarkan masyarakat bahwa film merupakan refleksi dari realita

kehidupan. Oleh karena itu diharapkan masyarakat lebih teliti lagi

dalam menyaring informasi yang disampaikan dalam film, terkhusus

dalam film Hotel Mumbai.

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Film sebagai Media Komunikasi Massa

1. Pengertian Media Komunikasi Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan

dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Cangara,

H, 2015, h: 140). Media massa secara garis besar memiliki dua jenis, yaitu

media cetak yang terdiri dari surat kabar dan majalah, kemudian media

elektronik yang terdiri dari televisi, radio dan film.

Menurut Sumadira dalam (Fahmi, B, 2017, h: 5), media massa

berfungsi untuk menyampaikan pesan/informasi kepada masyarakat dan

setiap informasi yang disampaikan harus bersifat akurat, faktual, menarik,

benar, lengkap, berimbang, relevan dan bermanfaat. Menurut Cangara

(2015), media massa memiliki lima karakteristik, yaitu: Pertama, bersifat

melembaga, artinya pihak yang mengelola media tersebut terdiri dari

banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada

penyajian informasi. Kedua, bersifat satu arah, artinya komunikasi yang

dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan

penerima informasi. Kalaupun ada umpan balik, akan membutuh waktu

dan bersifat tidak langsung. Ketiga, meluas dan serempak, artinya tidak

terhalang oleh waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan, bergerak luas

dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

11

orang pada saat yang sama. Keempat, menggunakan peralatan teknis dan

mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya. Dan terakhir

bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan

dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa (Cangara,

H, 2015, h: 140).

Denis McQuail dalam (Morissan, 2015, h: 480), media massa memiliki

sifat atau karakteristik yang mampu, menjangkau massa dalam jumlah

besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu

memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.

Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk

menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media massa

memberikan gambar atas realitas sosial. Media massa juga menjadi

perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan

lingkungan budaya bersama bagi semua orang.

2. Fungsi-Fungsi Media Komunikasi Massa

Ada banyak pendapat yang mengemukakan tentang fungsi media

komunikasi massa. Dalam membicarakan fungsi-fungsi komunikasi

massa, ada hal yang perlu disepakati yaitu ketika membicarakan fungsi

komunikasi massa maka secara tidak langsung kita akan membahas

tentang fungsi media massa. Mengapa? Karena komunikasi massa

merupakan komunikasi lewat media massa. Itu berarti, komunikasi massa

tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai

elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab tidak ada komunikasi

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

12

massa tanpa ada media massa. Alasan inilah yang mendasari ketika

membahas tentang fungsi komunikasi massa sekaligus akan membahas

tentang fungsi media massa.

Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Federick C.

Whitney, antara lain: to inform (menginformasikan), to entertain (memberi

hiburan), to persuade (membujuk) dan transmission of the culture

(transmisi budaya). Sementara itu, fungsi komunikasi menurut John

Vivian, yaitu: providing information, providing entertainment, helping to

persuade dan contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial).

Adapula fungsi komunikasi massa menurut Harold D. Lasswell, yakni:

surveillance of the environment (fungsi pengawasan), correlation of the

part of society in responding to the environment (fungsi korelasi) dan

transmission of the social heritage from one generation to the next (fungsi

pewarisan sosial) (Nurudin, 2015, h: 63-64).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka fungsi-fungsi

media massa dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat

dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui

fungsi ini adalah berita-berita yang disajikan. Selain berita, iklan pun

dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi. Fakta-

fakta yang dikumpulkan oleh jurnalis kemudian disajikan dalam berita

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

13

merupakan salah satu bentuk informasi. Fakta merupakan kejadian

yang benar-benar terjadi di masyarakat.

Selain berita, buku juga termasuk dalam media komunikasi massa

yang juga memberikan fungsi informasi. Bukan sekedar buku fiksi,

namun buku-buku ilmiah yang ditulis berdasarkan fakta. Sebab

informasi yang dimaksud adalah informasi yang berdasarkan fakta.

Alasannya, informasi yang tidak berdasarkan fakta sama dengan isu,

kabar bohong atau desas-desus.

Fungsi informasi juga berlaku bagi film-film, karena film juga

merupakan media komunikasi massa. Sebagai contoh, film-film

tentang kemerdekaan Indonesia. Terlepas dari propaganda yang

dilakukan dalam film, fakta bahwa Indonesia pernah mengalami masa

penjajahan dan kemudian merdeka dan munculnya nama-nama

pahlawan kemerdekaan sudah menjadi bukti, bahwa film tersebut

memiliki fungsi informasi (Nurudin, 2015, h: 66-68).

b. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang

paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain, sebab

masyarakat, khususnya di Indonesia masih menjadikan televisi sebagai

media hiburan. Dalam sebuah keluarga, televisi menjadi perekat

keintiman karena masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukan

masing-masing. Oleh karena itu, pada prime time (pukul 19.00-21.00)

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

14

akan disajikan acara-acara hiburan, seperti sinetron, kuis ataupun

komedi.

Beda halnya dengan media elektronik, media cetak lebih

mendominasi fungsi informasi dari pada hiburan. Namun, media cetak

pun tetap harus menyajikan fungsi hiburan. Gambar-gambar berwarna

pada setiap halaman, teka-teki silang dan cerita pendek merupakan

bukti bahwa media cetak memberikan layanan hiburan (Nurudin, 2015,

h: 69-71).

c. Persuasi

Fungsi persuasif media komunikasi massa tidak kalah penting dari

fungsi informasi dan hiburan. Aktifitas public relations dan promosi

khusus yang dilakukan melalui media massa, tidak lepas dari tujuan

untuk mempengaruhi orang lain. Misalnya, pada iklan shampoo di

televisi yang mengatakan boleh keramas setiap hari. Tujuan iklan

tersebut jelas, yaitu untuk mempengaruhi penonton agar mengikuti apa

yang dikatakan iklan tersebut. Lebih khusus lagi adalah mempengaruhi

penonton untuk memakai produk yang diiklankan.

Banyak hal yang dibaca, didengar dan dilihat penuh dengan

kepentingan persuasif. Kampanye politik yang secara periodik menyita

perhatian kita di media massa, hampir murni persuasif. Berita-berita

yang berasal dari pemerintah pada semua tingkatan memiliki unsur

propaganda yang bertujuan untuk mempengaruhi. Segala hal yang

dilihat, dibaca dan didengar oleh khalayak di media didesain untuk

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

15

mempengaruhi. Bagi Josep A. Devito dalam (Nurudin, 2015), fungsi

persuasif dianggap paling penting sebab mampu: pertama,

mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai

seseorang; kedua, mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang;

ketiga, menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu dan yang

terakhir, memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.

Media massa sering kali mampu membuat atau mengukuhkan

nilai-nilai yang sudah kita yakini sebelumnya. Orang-orang religius

cenderung mendengarkan acara-acara televisi yang berbau religius,

sehingga dalam hal ini media mampu mengukuhkan nilai yang

diyakini seseorang. Seseorang yang pada awalnya tidak memihak pada

suatu partai politik akan berubah aspirasi politiknya karena pengaruh

pemberitaan di media massa.

Media massa juga mampu menggerakan seseorang untuk

melakukan sesuatu hal, misalnya dalam iklan. Tujuan utama iklan

adalah menggerakan konsumen untuk membeli produk yang

diiklankan. Media massa dalam beberapa kasus dapat menunjukan

pelajaran etika. Media massa dapat menunjukan mana etika yang baik

dan mana yang buruk. Misalnya, pemberitaan media massa tentang

kasus korupsi yang dilakukan oleh seorang pejabat pemerintah, sama

artinya media massa sedang menawarkan etika bahwa mereka yang

korupsi itu tidak baik dan jangan diikuti. Pemberitaan tersebut

mengandung unsur persuasif (Nurudin, 2015, h: 72-73).

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

16

d. Pewarisan Sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik,

baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang

mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai,

norma, pranata dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Misalnya, suatu media cetak memberitakan ulang tahun bung Hatta

(proklamator RI) dengan ulasan yang disertai dengan ide-ide brilian

wakil presiden pertama RI tersebut, seperti ide tentang koperasi yang

saat ini sudah disalah gunakan untuk kepentingan politik. Artinya

media tersebut telah menjalankan fungsi untuk mewariskan ide dan

gagasan bung Hatta kepada generasi selanjutnya (Nurudin, 2015, h:

86).

3. Efek-Efek Media Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Secara

sederhana, Keith R. Stamm dan John E. Bowes membagi efek komunikasi

menjadi dua bagian dasar, yaitu: efek primer yang meliputi terpaan,

perhatian dan pemahaman, kemudian efek sekunder terdiri dari perubahan

tingkat kognitif (pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku

(menerima dan memilih) (Nurudin, 2015, h: 206).

a. Efek Primer

Terpaan informasi dari media massa kepada khalayak menjadi

salah satu efek primer. Akan lebih bagus apabila khalayak tersebut

memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan. Sama halnya ketika

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

17

kita memperhatikan orang yang sedang berbicara, apabila kita

memperhatikan artinya ada efek primer yang terjadi pada diri kita.

Contohnya, ketika suatu radio sedang memberitakan tentang

kecelakaan beruntun di jalan tol dan kita tertarik untuk mendengar

sampai akhir, bahkan kita memahami apa yang disiarkan oleh radio

tersebut , artinya efek primer media massa telah melekat pada diri kita

(Nurudin, 2015, h: 206-210).

b. Efek Sekunder

Sebenarnya, ada banyak efek yang ditimbulkan oleh media massa,

salah satunya efek kegunaan dan kepuasan yang merupakan salah satu

bentuk efek sekunder. Mengikuti pendapat Swanson, ide dasar yang

melatar belakangi efek ini adalah bahwa audiens aktif dalam

memanfaatkan media massa.

Dengan kata lain, individu menggunakan isi media tersebut untuk

memenuhi tujuannya dalam usaha menikmati media massa. Tujuan

tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan individu

masing-masing. Jika kebutuhan sudah terpenuhi melalui saluran

komunikasi massa, berarti individu telah mencapai tingkat kepuasan

(Nurudin, 2015. h: 210-211).

4. Film

a. Pengertian Film

Film merupakan salah satu dari “The Big Five of mass Media“

setelah surat kabar, majalah, radio dan televisi (Rosabella, T, 2018, h:

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

18

3). Film adalah salah satu karya seni yang dilengkapi dengan audio dan

visual sebagai media penyampaian pesan yang paling baik. Oleh

karena itu film berperan penting dalam mempengaruhi pola pikir

penonton.

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar

lebar, tetapi dalam pengertian luasnya bisa juga yang disiarkan di

televisi. Film dengan daya visualnya dan didukung audio yang khas,

sangat efektif sebagai media hiburan, pendidikan dan penyuluhan.

Film dapat diputar berulang kali pada tempat dan khalayak yang

berbeda (Cangara, H, 2015, h: 150).

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1992 yang dimaksud

dengan film ialah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media

komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas

sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan

video dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala

bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, yang dapat

dipertunjukan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,

elektronik dan lainnya (Tamburaka, A, 2013, h: 112-113).

Dilihat dari sejarahnya, penemuan film sebenarnya telah

berlangsung cukup lama. Ini disebabkan karena film melibatkan

masalah-masalah teknik yang cukup rumit, seperti optik, lensa, kimia,

proyektor, kamera, roll film, dan bahkan sampai pada masalah

psikologi. Perkembangan penemuan film baru kelihatan setelah abad

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

19

ke-18 melalui percobaan kombinasi cahaya lampu dan lensa padat,

tetapi belum dalam bentuk gambar yang bisa bergerak. Uji coba untuk

menggerakan gambar berhasil dilakukan menggunakan selinder yang

kemudian berkembang menjadi proyektor. Namun penyempurnaan

baru dicapai lewat kamera oleh Thomas Alva Edison pada tahun 1895.

Setelah itu barulah orang Amerika mampu membuat film tanpa

suara dengan durasi 25 menit, diantaranya A Trip to The Moon (1902),

Life of an Amerika Fireman (1903), dan The Great Train Robbery

(1903). Melihat minat orang-orang untuk menonton film diproduksi

tanpa suara, membuat perusahaan film Warner Brother bekerja sama

dengan American Telephone and Telegraph berusaha mempelajari

bagaimana memindahkan suara yang ada dalam telepon masuk ke

dalam film. Usaha ini berhasil pada tahun 1928 lewat film The Jazz

Singer (Cangara, H, 2015, h: 151-152).

Kekuatan dan kemampuan film dalam menjangkau banyak segmen

sosial, lantas membuat film memiliki potensi untuk mempengaruhi

khalayak. Dua tema yang umumnya menimbulkan kecemasan dan

perhatian masyarakat ketika disajikan dalam film adalah adegan-

adegan seks dan kekarasan karena penggambarannya yang

bertentangan dengan standar baik masyarakat yang berefek pada

moral, psikologi, dan sosial yang merugikan khususnya pada generasi

muda (Sobur, 2016, h: 128).

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

20

Menurut Irwanto dalam (Sobur, 2016, h: 128), pada hakikatnya

film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu

merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan

kemudian memproyeksikannya ke atas layar.

b. Unsur-unsur Film

Menurut Himawan Pratista dalam (Rifqi, K, 2016), secara umum

film memiliki dua unsur pembentuk, yaitu unsur naratif dan unsur

sinematik. Kedua unsur tersebut saling berkaitan dalam membentuk

film.

1) Unsur Naratif

Unsur naratif berhubungan dengan cerita/tema film yang

akan digarap, yang terdiri dari tokoh, masalah, konflik, lokasi dan

waktu.

2) Unsur Sinematik

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam

pembentukan sebuah film, yang terbagi menjadi empat elemen,

yaitu: Elemen pertama, mise-en-scene yaitu segala hal yang berada

di depan kamera. Kedua, Cinematography yaitu, teknik

penggunaan kamera dalam film serta hubungan antara kamera

dengan objek yang diambil. Ketiga, Editing yaitu proses

penggabungan/perpindahan sebuah gambar ke gambar lainnya.

Keempat, Sound yaitu segala hal yang ada dalam film yang

mampu ditangkap oleh indera pendengaran.

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

21

Dalam produksi film, apabila seluruh aspek Mise- en- scene

telah tersedia dan sebuah adegan telah siap untuk diambil

gambarnya, maka pada tahap inilah unsur sinematografi

diperlukan. Sinematografi secara umum terbagi atas tiga aspek,

yakni kamera dan film, framing, dan durasi gambar.

Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat

dilakukan melalui kamera, seperti warna, penggunaan lensa,

kecepatan gerak gambar, dan lainnya.

Framing adalah hubungan antara kamera dan objek yang

akan diambil, seperti batasan wilayah gambar, jarak, ketinggian,

pergerakan kamera dan sebagainya. Kemudian durasi pengambilan

gambar yaitu lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh

kamera. Dalam framing terdapat istilah teknik pengambilan

gambar (type of shot), yang terdiri dari: Extreme long shot, yaitu

teknik pengambilan gambar yang paling jauh dari objeknya.

Teknik ini umumnya menggambarkan sebuah objek yang sangat

jauh atau panorama yang luas. Long shot, teknik ini mulai

memperlihatkan objek manusia namun masih didominasi dengan

latar belakang. Teknik ini digunakan sebagai shot pembuka

sebelum shot yang jarak dekat dipergunakan.

Medium long shot, pada teknik pengambilan gambar ini,

hanya seperempat bagian gambar yang diambil dari objek, seperti

tubuh manusia yang diambil hanya bagian lutut sampai kepala,

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

22

sehingga antara objek dan latar belakang sekitarnya relatif

seimbang. Medium shot, teknik ini mengambil gambar dengan

jarak hampir mendekati objek, yaitu setengah bagian dari objek,

biasanya memperlihatkan tubuh manusia hingga ke pinggang.

Teknik ini mulai menekankan pada ekspresi wajah. Tipe shot ini

sering digunakan dalam sebuah film. Medium close up,

pengambilan gambar dengan jarak dekat yang memperlihatkan

tubuh manusia dari dada sampai ke atas kepala, sehingga

mendominasi frame secara keseluruhan. Tipe ini biasa digunakan

dalam adegan percakapan.

Close up, merupakan tipe pengambilan gambar secara

detail dengan jarak dengan dan hanya fokus pada satu objek saja.

Umumnya hanya memperlihatkan wajah, tangan, kaki atau objek

kecil lainnya, sehingga mampu menangkap ekspresi, emosi serta

gesture wajah dengan jelas. Extreme close up, yaitu pengambilan

gambar dengan jarak yang sangat dekat sehingga hanya

memperlihatkan objek terkecil secara mendetail seperti pada

bagian wajah yaitu, telinga, hidung, mulut, mata dan objek kecil

lainnya. Tipe ini sangat jarang digunakkan dalam pembuatan film

(Rifqi, K, 2016, h: 25-26).

5. Jenis-jenis Film

Film dapat dibagi berdasarkan:

a. Berdasarkan cerita, film dapat dibedakan antara film fiksi dan nonfiksi.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

23

Fiksi merupakan film yang dibuat berdasarkan imajinasi manusia,

dengan kata lain film ini tidak didasarkan pada kejadian nyata.

Kemudian film nonfiksi yang pembuatannya didasari oleh suatu

kejadian yang benar-benar terjadi yang kemudian dimasukan unsur-

unsur sinematografis dengan penambahan efek-efek tertentu seperti

efek suara, musik, cahaya, komputerisasi, skenario atau naskah yang

memikat dan lainnya untuk mendukung daya tarik film nonfiksi

tersebut. Contoh film nonfiksi misalnya film The Iron Lady yang

didasari oleh kehidupan Margaret Thatcher (Tamburaka, A, 2013, h:

113).

b. Berdasarkan orientasi pembuatannya, film dapat digolongkan dalam

film komersial dan nonkomersial.

Film komersial orientasi pembuatannya adalah bisnis dan mengejar

keuntungan. Dalam klasifikasi ini, film memang dijadikan sebagai

komoditas industrialisasi hingga film dibuat sedemikian rupa agar

memiliki nilai jual dan menarik untuk disimak oleh berbagai lapisan

masyarakat.

Film komersial biasanya lebih ringan, atraktif dan mudah

dimengerti agar lebih banyak orang yang berminat untuk

menyaksikannya. Berbeda dengan film nonkomersial yang bukan

berorientasi bisnis, film komersial dibuat atas dasar mengejar target

keuntungan dan nonkomersial asasnya bukan untuk menjadikan film

sebagai komoditas, melainkan sebagai seni dalam menyampaikan

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

24

suatu pesan dan sarat akan tujuan, maka biasanya segmentasi penonton

film nonkomersial juga terbatas.

Contoh film nonkomersial misalnya berupa film propaganda yang

dibuat dengan tujuan mempengaruhi pola pikir massa agar sesuai

dengan pesan yang berusaha disampaikan. Di Indonesia sendiri contoh

film propaganda yang cukup populer adalah film G30S/PKI. Beberapa

film yang dibuat bukan untuk tujuan bisnis, justru dibuat dengan

tujuan untuk meraih penghargaan tertentu di bidang perfilman dan

sinematografi. Film seperti ini biasanya memiliki pesan moral yang

sangat mendalam dan estetika yang diperhatikan detail-detailnya

dengan skenario yang disusun sedemikian rupa agar setiap gerakan dan

perkataanya dapat mengandung makna yang begitu kaya.

Film seperti ini biasanya tidak mudah untuk dicerna oleh banyak

orang, karena sasaran pembuatannya bukan berdasarkan tuntutan

pasar. Contoh film nonkomersial seperti Pasir Berbisik yang

diproduseri oleh Christine Hakim (Tamburaka, A, 2013, h: 113-115).

c. Berdasarkan genre film.

Terdapat beragam genre yang biasa dikenal masyarakat selama ini,

di antaranya: action, komedi, drama, petualangan, epic, musikal,

perang, science fiction, pop, horror, gangster, thriller, fantasi dan

disaster. Salah satu contohnya, film Avatar yang mampu membawa

penonton ke dunia lain yang tidak pernah dijumpai sebelumnya dan

seolah-olah merasakan apa yang dialami para pemain film tersebut.

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

25

Berbagai adegan dramatis yang mengundang rasa sedih, iba mengajak

kita untuk menjadi bagian dari peristiwa yang dialami. Film ini mampu

mempengaruhi imajinasi setiap orang. Pikiran-pikiran yang timbul

menjadi semacam harapan yang dibangun oleh media, mereka

menciptakan realitas semu yang mungkin sulit untuk digapai, sehingga

dapat dikatakan film mampu memuaskan kebutuhan akan hiburan.

Dapat dikatakan bahwa film merupakan realitas dari dunia nyata

yang kemudian dikonstruksi ulang menurut ide pembuatnya dan

ditampilkan kembali kepada khalayak seolah-olah itulah realitas

sesungguhnya. Namun realitas sesungguhnya tidak akan pernah sama

dengan realitas yang dikonstruksi ulang oleh sutradara film. Kita hanya

mendapat sebagian gambaran realitas tetapi tidak utuh. Meskipun

begitu, sutradara film telah membawa kita kepada sebagian realitas di

masa itu yang mungkin tidak akan pernah kita tahu jika mereka tidak

membawanya ke dalam dunia film (Tamburaka, A, 2013, h: 115-118).

6. Ruang Lingkup Film

Ada sistem tiga komponen dalam industri film, yaitu: produksi,

distribusi dan pertujukan. Setiap komponen sedang mengalami perubahan

signifikan dalam lingkungan media digital dan terkonvergensi dewasa ini

(Baran, S, 2012, h: 231).

a. Produksi

Produksi mengacu pada pembuatan film. Sekitar 900 film dengan

durasi khusus diproduksi setiap tahun di Amerika Serikat, sebuah

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

26

kenaikan tajam yang melebihi awal tahun 1980-an ketika pada saat itu

hanya 288 film yang diproduksi. Pendapatan signifikan video

merupakan salah satu alasan kenaikan produksi film, juga

berkembangnya kepemilikan konglomerat yang menuntut lebih banyak

produk untuk pasar yang lebih besar.

Teknologi juga mempengaruhi produksi. Banyak film Hollywood

dibuat dan direkam dalam videotape. Dalam banyak kasus, perekaman

ini dilakukan dengan menghubungkan pembuatan film dan digunakan

sebagai bentuk umpan balik segera untuk sutradara sinematografi.

Dampak teknologi lain dapat dilihat pada empat film terlaris pada

tahun 2005, yaitu: Star Wars: Episode III Revenge of The Sith, Harry

Potter and The Goblet of Fire, War of The Worlds dan The Chornicle

of Narnia. Pembuatan film secara digital telah membuat efek khusus

yang luar biasa menjadi tidak sekedar memungkinkan, namun

diharapkan. Misalnya film Titanic (1997) sebagai contoh efek khusus

mampu membuat film bagus menjadi luar biasa.

Kelemahan efek khusus yang dihasilkan oleh komputer adalah

membuat biaya produksi menjadi sangat mahal, contohnya film Titanic

membutuhkan biaya lebih dari $200 juta. Peningkatan biaya produksi

juga disebabkan oleh tuntutan penonton yang mengharapkan sulap

digital (Baran, S, 2012, h: 231-234).

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

27

b. Distribusi

Dulu proses distribusi pernah sesederhana mencetak pengumuman

film dan mengirimnya ke bioskop-bioskop. Saat ini distribusi

bermakna menawarkan film-film ke stasiun televisi, jaringan televisi

kabel dan satelit, membuat kaset video dan videodisk. Cakupan bisnis

distribusi hanyalah memastikan bahwa perusahaan besar akan

mendominasi. Sebagai tambahan dalam membuat salinan film dan

menjamin pengirimannya, distributor saat ini turut membiayai proses

produksi dan juga bertanggung jawab mengenai iklan dan promosi,

serta peraturan dan penyesuaian waktu peluncuran dan pemutaran film.

Anggaran iklan dan promosi untuk sebuah film Hollywood

biasanya setara dengan 50% biaya produksi. Contohnya, pembuatan

film Pearl Harbor (2001) menelan biaya $140 juta. Studio yang

memproduksinya, Walt Disney menghabiskan $70 juta untuk

mempromosikan film tersebut di AS dan $50 juta lainnya untuk

berpromosi di luar negeri. Jadi menghabiskan $40-$50 juta untuk

menyebarkan sebuah film Hollywood bukanlah sesuatu yang tidak

biasa dan investasi ini dipandang sepadan, bahkan perlu dilakukan.

Para profesional di bagian promosi ini dapat berkata ya atau tidak

untuk suatu produksi film dan mereka juga harus menyatakan berapa

banyak uang dan usaha yang akan mereka kerahkan untuk suatu film

jika mereka mengatakan ya.

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

28

Faktor penting lain dalam promosi film dan kesuksesan keuangan

pada akhirnya adalah keputusan distributor untuk meluncurkan film

pada sejumlah layar tertentu. Salah satu strategi dinamakan dengan

platform rollout, yaitu memutar film hanya dalam beberapa kali

pemutaran dan berharap adanya respon kritis, kemenangan dalam

festival film dan ulasan yang baik dari mulut ke mulut orang-orang

yang menontonnya sehingga akan mendorong film tersebut menuju

kesuksesan. Biasanya keuntungan pendekatan ini bagi distributor

adalah dapat mengurangi biaya produksi secara signifikan (Baran, S,

2012, h: 234-235).

c. Eksibisi

Eksibisi atau penayangan di Amerika terdiri dari 80% bioskop

memiliki dua atau lebih layar dan rata-rata 340 kursi di depan masing-

masing layar. Satu setengah layar pemutaran film saat ini dikuasasi

oleh sebuah studio, sebuah tren yang masih terus terjadi. Contohnya,

Sony memiliki Sony/Loews Theaters dan 3.000 layarnya, sedangkan

Warner Brothers International Theaters memiliki 1.000 layar di 12

Negara.

Tidak mengejutkan bagi para penonton film bahwa para pengelola

bioskop mendapat uang dari penjualan kosesi sebuah film yang

biasanya memiliki keuntungan 80% yang berarti 25% dari total

pendapatan sebuah bioskop. Inilah alasan mengapa pertunjukan siang

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

29

dan malam merupakan promosi yang menarik bagi bioskop (Baran, S,

2012, h: 236).

B. Terorisme

1. Pengertian Terorisme

Tindakan terorisme merupakan suatu tindakan yang terencana,

terorganisir dan bisa terjadi dimana dan kapan saja serta kepada siapa saja.

Aksi teror bisa dalam berbagai macam bentuk dan cara tergantung

kehendak orang yang melakukannya. Biasanya aksi teror berbentuk fisik

dan nonfisik (psikis). Teror fisik biasanya akan menimbulkan cedera

hingga kematian, seperti pemukulan, penembakan, peledakan bom dan

lainnya. Sedangkan teror nonfisik berbentuk penyebaran isu, ancaman dan

sejenisnya yang dilakukan menggunakan media, seperti media massa dan

internet. Akibat dari aksi teror tersebut tidak jarang para korban akan

mengalami trauma dan merasa tidak aman (Dwi L & Ary Junaedi, 2017, h:

4-5).

Secara etimologi, kata “teror” berasal dari bahasa latin “terrere” yang

dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi kata “to fright”, yang dalam

bahasa Indonesia berarti “menakutkan”. Untuk definisi secara

terminologinya sampai saat ini belum ada yang bersifat global, meskipun

banyak ahli yang telah mendefinisikannya ( Fitri, I, Alriyani K, dkk, 2018,

h: 3).

Menurut Jainuri dalam (Dwi L & Ary Junaedi, 2017, h: 4-5), istilah

teror dan terorisme telah menjadi idiom ilmu sosial yang sangat populer

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

30

pada dekade 1990-an sampai awal 2000-an sebagai bentuk kekerasan

agama. Sudianto dalam Jurnalnya (Jihad dan Terorisme dalam Pandangan

Islam, h: 63 & 72-73), menjelaskan teroris secara bahasa merupakan

pengacau, orang yang melakukan aksi teror. Terorisme adalah hal yang

mengacau dalam masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya

dalam bidang politik. Terorisme dapat dikategorikan menjadi dua.

Pertama, horrific terrorism yakni terorisme yang benar-benar jahat karena

menghancurkan kekayaan pribadi dan Negara serta membunuh jiwa yang

tidak bersalah tanpa alasan yang rasional dan menggunakan cara yang

kejam. Kedua, heroic terrorism yakni tindakan terorisme untuk

mempertahankan hidup, seperti bom bunuh diri yang dilakukan pemuda

palestina karena tidak memiliki pilihan lain. Kategori pertama sangat

ditentang oleh Islam karena membunuh orang-orang yang tidak bersalah,

bahkan perlakuan tersebut dapat dikenakan hukuman mati sebagai mana

yang disebutkan dalam Q.S. Al-Maidah ayat 33 yang artinya “hukum bagi

orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul Nya dan membuat

kerusakan di muka bumi, hanyalah dibunuh dan disalib atau dipotong

tangan dan kaki mereka secara silang atau diasingkan dari tempat

kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan di

akhirat mereka mendapat azab yang besar”.

T.P. Thornton dalam Terror as a Weapon of Political Agitation (1964)

mendefinisikan terorisme sebagai penggunaan teror sebagai tindakan

simbolis yang dirancang untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

31

politik dengan cara-cara ekstra normal, khususnya dengan penggunaan

kekerasan dan ancaman kekerasan. Terorisme dapat dibedakan menjadi

dua kategori, yaitu enforcement terror yakni teror yang dijalankan

penguasa untuk menindas tantangan terhadap kekuasaan mereka, dan

agitational terror, yaitu teror yang dilakukan untuk mengganggu tatanan

yang mapan untuk kemudian menguasai tatanan politik tertentu. Jadi

sudah tentu dalam hal ini, terorisme selalu berkaitan erat dengan kondisi

politik yang tengah berlaku (Mubarok & Muna Madrah, 2012, h: 16).

Sedangkan menurut Mulyadi dalam salah satu artikelnya, menyatakan

bahwa tindak pidana terorisme adalah tindakan yang melibatkan unsur

kekerasan atau menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia dan

melanggar hukum pidana (Afan, K & Mahrus Darmawan, 2019, h: 3).

Jadi dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terorisme

adalah aksi kekerasan yang dilakukan baik secara individu ataupun

perkelompok (organisasi) dengan tujuan tertentu, yang dilakukan dengan

menyebarkan teror dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat, sehingga

menyebabkan kehilangan nyawa dan rasa aman.

2. Faktor-Faktor Penyebab Kemunculan Terorisme

Menurut Whittaker, terorisme dapat muncul karena ajaran agama atau

motivasi agama. Sentimen agama sering menjadi salah satu penyebab

radikalisme dan terorisme (Mustofa, I, 2016, h: 77). Selain motivasi

ideologi, Shmuel Bar dalam artikelnya The Religious Sources of Islamic

Terrorism (2004), menyebutkan secara ringkas tiga faktor yang melatar

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

32

belakangi munculnya terorisme. Pertama, sebab politik yaitu konflik

berkepanjangan Israel-Arab. Kedua, karena budaya yaitu perlawanan

terhadap penjajahan budaya Barat yang berusaha mendominasi budaya asli

sebuah Negara. Ketiga, sebab sosial dan ekonomi yakni karena aliansi dan

kemiskinan (proverty). Oleh karena tidak adanya keadilan dalam tiga

aspek tersebut, menjadi alasan yang rasional munculnya terorisme

(Mubarak, Z, 2012, h: 250).

kondisi di atas, dapat berdampak pada munculnya keinginan untuk

melakukan aksi teror yaitu fase pertama, munculnya rasa frustasi bagi

sebagian kaum muslim yang diwakili oleh kaum radikal. Rasa frustasi ini

mendorong mereka untuk bersikap tertutup dalam masyarakat, over

reaction dalam menghadapi masalah dan cenderung menggunakan

kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan. Fase kedua, kegagalan

dalam memobilisasi masa pendukung aksi kekerasan. Kegagalan ini dapat

disebabkan karena ketertutupan mereka dalam bersosialisasi. Fase ketiga,

tidak ada pilihan lain.

Para pelaku teror menganggap diri mereka sebagai kelompok lemah

karena tidak memiliki kekuatan militer, dan diplomasi yang selalu

dipegang oleh politik internasional dan nasional. Maka satu-satunya jalan

yang harus ditempuh adalah melawan ketidakadilan, penindasan dan fitnah

menggunakan jalan bom bunuh diri dan aksi teror lainnya yang bertujuan

untuk menyatakan perang terhadap tiga aspek tersebut (Afan, K & Mahrus

Darmawan, 2019, h: 3). Menurut analisis Anthony Storr, pelaku teror atau

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

33

terorisme, umumnya menderita psikopat agresif. Gangguan psikologis

yang parah membuat pelaku aksi teror menjadi manusia yang kehilangan

nurani, bersikap kejam, agresif, sadistis dan tanpa ampun. Seluruh

perasaan takut seolah dibunuh habis, termasuk perasaan takut terhadap

kematian atas dirinya sendiri, apalagi kematian orang lain (Mubarok &

Muna Madrah, 2012, h: 19).

Hal ini kemudian dimanfaat oleh orang-orang yang berkepentingan

dengan mengatasnamakan membela agama. Pada Juni 2014, muncul

sebuah peristiwa yang mampu menyita perhatian publik, hampir seluruh

media lokal dan Internasional menyoroti peristiwa tersebut, yaitu

munculnya sebuah gerakan Islam yang bernama ISIS (Islamic State of Iraq

and Suriah) atau ISIL (Islamic State in Iraq and the Levant)

mendeklarasikan berdirinya Khilafah atau Negara Islam dengan Abu Bakr

Al-Baghdadi sebagai Khalifah atau kepala Negara (Republika.co.id, 2014).

Di Indonesia sendiri, ada yang pro dan kontra terhadap berdirinya

ISIS, dan telah dinyatakan sebagai teroris oleh Badan Nasional

Penanggulangan Terorisme (BNPT). Kepala BNPT, Ansyad Mbai

menyatakan bahwa warga Negara Indonesia yang mendukung kelompok

bersenjata ISIS akan terancam hukuman. Di beberapa Negara seperti

Australia, Amerika Serikat, Kanada, Saudi Arabia, Inggris bahkan dewan

kemanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah meresmikan bahwa

ISIS adalah organisasi teroris (Rahimah, Latita H & Muhammad Alif,

2017, h: 435).

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

34

3. Terorisme Menurut Pandangan Barat dan Islam

a. Terorisme Menurut Pandangan Amerika dan Masyarakat Internasional

Pasca runtuhnya Soviet, Amerika Serikat bertekad untuk menjadi

satu-satunya Negara adidaya. Bagi dunia Islam, ambisi itu ditanggapi

dengan kecemasan dan ambivalensi antara negeri-negeri muslim

seperti Saudi Arabia dan Kuwait yang mendukung AS dan Negara-

Negara muslim yang menentangnya, seperti Iran dan Suriah

(Rahsahad, H, 2016, h: 13).

Amerika Serikat menjadi Negara yang paling menarik perhatian

dunia, salah satunya aspeknya adalah perpolitikan Amerika Serikat

yang berkaitan dengan Islam dan Negara-negara Islam. Melihat

hubungan tersebut orang-orang dapat menyimpulkan bahwa ada

hubungan yang tidak baik antara AS dan Islam. Dapat dilihat dari

konflik Arab-Israel, dan sejumlah kasus insidentil lainnya seperti dua

kali serangan militer terhadap Iraq, kesalahan identifikasi pelaku

pemboman sebuah gedung federal di Oklahoma, serangan rudal ke

Afghanistan dan Sudan sebagai bentuk pembalasan dibomnya

Keduataan Besar AS di Kenya dan Tanzania, dan peristiwa yang

paling gempar adalah runtuhnya ikon AS, World Trade Center dan

hancurnya sebagian gedung Pentagon akibat ditabrak oleh pesawat

komersial, yang diduga merupakan reaksi atas kebencian terhadap AS.

Menyikapi peristiwa tersebut Presiden Bush mengkampanyekan

propaganda gerakan anti terorisme secara sistematis yang tersebar ke

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

35

seluruh penjuru dunia. Target pertamanya atas tindakan tersebut adalah

miliader asal Saudi Osama bin Laden, yang merupakan veteran perang

Afghanistan dan pemimpin kelompok jihad Al.Qaeda yang

digambarkan oleh AS dan Pers sebagai musuh nomor 1 Amerika yang

dikenal dengan julukan The Most Dangerous Evil.

Propaganda yang dilakukan AS berhasil menekan pemerintah

Taliban di Afghanistan yang diduga melindungi Osama, untuk

meyerahkan Osama kepada AS tanpa syarat. Amerika juga mendesak

Pakistan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk membantunya dalam

menjalankan “Operasi Keadilan Tanpa Balas”. Akhirnya ketiga Negara

itupun memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Afghanistan.

Kondisi ini membuat masyarakat dunia dilanda kebingungan dan

kekhawatiran, sebab apabila rezim Taliban tidak bersedia

menyerahkan Osama, maka AS akan menyerang Afghanistan dan tidak

dapat dipungkiri akan melibatkan Negara-negara lain, yang dapat

menyebabkan warga sipil jatuh kedalam perang berskala besar dan

membuat mereka sengsara berkepanjangan.

Presiden Bush memang tidak secara langsung menyebut Islam atau

orang Arab sebagai pihak yang diduga melakukan tindakan nekad

tersebut. Pandangan tentang Islam fundamentalis atau Islam militan

merupakan sebuah ancaman terbesar bagi kepentingan-kepentingan

AS. Dapat dilihat dari seruan anti Barat yang dilakukan oleh Ayatullah

Khomeini yang menjuluki AS sebagai The Great Satan, kutukan

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

36

Salman Rushdie dan seruan Saddam Hussein dan Muammar Qadhafy

untuk berjihad melawan kaum asing, telah memperkuat citra Islam di

mata Barat sebagai agama militan, radikal, ekspansionis dan anti Barat.

Wujud gerakan Islam fundamentalis yang kaku, sering diartikan

sebagai perwujudan masyarakat Islam keseluruhan oleh kaum Barat.

Eksistensi Islam sebagai salah satu agama besar dunia dan kekuatan

ideologis yang tidak dapat dianggap remeh terus menimbulkan rasa

takut bagi mereka. Citra negatif terhadap Islam mendorong lahirnya

gagasan yang bersifat pragmatis di kalangan Barat untuk merekayasa

penghancuran Islam. Keyakinan bahwa Islam bertentangan dengan

pandangan dunia, nilai-nilai dan peradaban mengarah pada konfrontasi

antara Islam dan Barat, tercermin dalam pandangan yang melihat Islam

dan gerakannya sebagai monolitik dalam istilah ekstremisme dan

terorisme. Inilah padangan umum masyarakat barat terhadap Islam

(Junaid, H, 2013, h: 124-127).

Persepsi Bush banyak dipengaruhi oleh pandangan Samuel P.

Huntington dan Bernard Lewis dalam memandang dunia Islam. Bagi

Bush, AS menyadari betapa sulit Negara Islam (Timur Tengah, Afrika

Utara, Asia Selatan dan Asia Tenggara) menerima standar AS dalam

hal Islam militan. Huntington telah mengingatkan Bush dan pemimpin

Barat lainnya agar waspada terhadap perkembangan Islam.

Huntington, menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk muslim

merupakan satu faktor destabilisasi terhadap masyarakat muslim di

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

37

lingkungannya, termasuk destabilisasi terhadap AS/Barat. Jumlah

pertumbuhan pemuda muslim dengan pendidikan menengah akan terus

memperkuat kebangkitan Islam dan militansi Islam, militerisme dan

imigrasi ke Barat.

Hasilnya, pada awal-awal abad 21, Barat akan menyaksikan

kebangkitan kekuatan dan kebudayaan Islam dan sekaligus benturan

antara masyarakat Islam dan Barat. Dalam bukunya yang berjudul Who

Are We? The Challenges to America National Identity 2004,

Huntington meyakinkan Bush dan pemimpin Barat lainnya, bahwa

dewasa ini Islam militan telah menggantikan posisi Uni Soviet sebagai

musuh utama AS “This new war between militant Islam and America

has many similarities to the cold war”.

Huntington menggunakan istilah perang baru untuk

mereprersentasikan hubungan AS dan Islam militan, yang mengartikan

bahwa Islam berpotensi menjadi musuh dan bahaya bagi AS. Untuk

mempengaruhi Bush, Huntington melakukan polling di sejumlah

negeri Islam pada Desember 2001-Januari 2002 yang hasilnya

menunjukan bahwa sebagian besar kaum muslim sangat tidak

menyukai kebijakan AS. Polling tersebut menampilkan opini umum di

kalangan muslim bahwa AS adalah kejam, agresif, arogan, mudah

terprovokasi dan culas dalam perpolitikan luar negeri.

Banyak kelompok Islam oleh Huntington dimasukan dalam

kategori militan sehingga layak untuk diserang AS. Tanpa memberikan

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

38

alasan, sebab dan fakta yang akurat dan komprehensif. Huntington

meyakini bahwa Islam dalam beberapa dekade terakhir telah

memerangi kaum Protestan, Katolik, Kristen Ortodoks, Hindu, Yahudi,

Buddha atau China. Dari sinilah Bush memandang Afghanistan dan

Iraq sebagai negeri muslim yang layak diserang. Akhirnya, ketegangan

dan terorisme global mencuat pesat, terutama yang ditunggangi oleh

aktivis Islam Al-Qaedah dan jaringannya (Rahsahad, H, 2016, h: 13-

14).

b. Terorisme Menurut Pandangan Islam

Salah satu pakar ilmuan Barat, John Louis Esposito berpendapat

bahwa tindakan terorisme tidak ada hubungannya dengan agama Islam

ataupun agama besar lainnya. Oleh karena itu istilah seperti teroris

Islam merupakan gambaran yang salah terhadap akar ajaran agama

Islam. Pada hakikatnya keseluruhan ajaran Islam terdapat dalam

Al.Qur’an yang merupakan rahmat bagi seluruh umat manusia.

Islam menjadi agama yang membawa kebaikan dan kenikmatan

bagi seluruh isi jagat raya. Islam sangat menghargai hak-hak asasi

manusia, oleh karena itu Islam tidak membenarkan aksi terorisme

meskipun dengan alasan untuk membela agama. Islam sebagai agama

yang menghendaki agar setiap ummatnya memiliki pehaman

Egalitarisme yaitu pemahaman untuk memandang sesuatu atau

seseorang itu sederajat, tidak menganggap rendah dan tidak

diskriminatif.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

39

Islam itu bukan teroris, karena Islam merupakan agama yang

bermakna kedamaian, ketentraman, cinta dan kasih sayang. Sedangkan

terorisme adalah tindakan ancaman yang serius terhadap kedaulatan

dan berbahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta

kesejahteraan masyarakat. Terorisme adalah salah satu bentuk

kejahatan yang terorganisir dan tergolong sebagai kejahatan luar biasa

yang tidak membedakan sasarannya, oleh karena itu Islam sangat

menentang aksi tersebut (Junaid, H, 2013, h: 128-129).

Islam sebagai agama pandangan hidup dan sebagai the way of life

atau jalan hidup bagi penganutnya, tentu saja tidak mengizinkan dan

bahkan mengutuk terorisme. Islam dengan kitab sucinya Al.Qur’an

yang mengajarkan tentang moral-moral yang berdasarkan konsep-

konsep seperti cinta, kasih sayang, toleransi dan kemurahan hati. Nilai-

nilai yang ada di dalam Al.Qur’an membuat seorang muslim

bertanggung jawab untuk memperlakukan semua orang, apakah itu

muslim atau non-muslim, dengan rasa kasih sayang dan rasa keadilan,

melindungi yang lemah dan yang tidak bersalah dan mencegah

kemungkaran. Membunuh seseorang tanpa alasan adalah salah satu

contoh yang jelas dari kemungkaran.

Oleh karenanya, Islam melarang setiap umatnya untuk melakukan

kekerasan terhadap orang lain dengan mengatasnamakan agama, baik

dalam bentuk teror, intimidasi fitnah apalagi pembunuhan seperti

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

40

kasus-kasus terorisme belakangan ini yang merenggut hak hidup orang

lain (Afan, K & Mahrus Darmawan, 2019, h: 8).

Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-Madkhaly, menyatakan

orang-orang yang ekstrim di dalam penilai terorisme adalah mereka

yang tertimpa oleh musibah aturan-aturan rahasi dari kelompok-

kelompok tertentu untuk menentang segenap pemerintah di seluruh

dunia Islam. Mereka menganggap bahwa pemerintah adalah orang-

orang yang sudah kafir keluar dari Islam, berbuat kerusakan, dan

menganiaya, karena berhukum dengan selain dari apa yang diturunkan

oleh Allah. Mereka bergerak dengan strategi untuk menggulingkan

pemerintah dengan menggunakan berbagagai cara seperti pembunuhan

secara rahasia terhadap para penguasa, peledakan bom di tempat-

tempat umum maupun khusus sebagai bentuk balas dendam dan makar

kelompok. Aksi-aksi tersebut menyebabkan tersebarnya

ketidakstabilan di masyarakat, dan terjadi goncangan keamanan. Hal

ini disebabkan tindakan mereka menyusupkan bentuk terorisme secara

nyata maupun pemikiran ke tengah masyarakat (Mubarok & Muna

Madrah, 2012, h: 62).

4. Publisitas Aksi Terorisme di Media

Bagi kelompok teroris, publisitas di media sangat penting karena

merupakan tolak ukur keberhasilan aksi yang mereka lakukan. Sejauh

mana aksi yang mereka lakukan mampu mempengaruhi psikologis

masyarakat. Menurut Brian McNair dalam (Zahid, A & Ahmad Naufel,

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

41

2018, h: 104), teror merupakan komunikasi politik yang menyimpang dari

koridor konstitusional. Para teroris melakukan aksinya untuk mencari

popularitas di media agar mendapat simpati publik, meruntuhkan moral

musuh, mendemonstrasikan kekuatan, menebar ketakukan dan

menciptakan prahara.

Pasca tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat, media gencar

mempublikasikan dan menayangkan aksi-aksi teror. Runtuhnya gedung

World Trade Center (WTC) diolah sedimikian rupa oleh Amerika untuk

melawan dan menyalahkan teroris. Ironisnya, hal ini justru berdampak luas

karena konstruksi yang dilakukan media atas tindakan teror membuat

Islam menjadi sasaran pemberitaan. Sehingga menyebabkan publik mulai

mengalami Islamophobia.

Islamophobia dapat dipahami sebagai suatu gejala ketakutan yang

mendalam terhadap Islam yang kemudian meningkat menjadi kebencian.

Roman Wolf mendefinisikan Islamophobia sebagai bentuk prasangka dan

permusuhan yang ditujukan kepada Muslim yang secara universal

digeneralisasikan oleh bangsa Barat merupakan orang-orang Arab

(Ma’ruf, H, 2017, h: 5).

Seiring perkembangan zaman, aksi teror yang terjadi di Indonesia

maupun luar negeri, didalangi oleh kelompok teroris dibawah komando

Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS). Aksi yang mereka rencanakan

biasanya terjadi secara berantai dan intens. Berdasarkan data dari CNN,

New York Times dan Esri, sejak tahun 2014 hingga mei 2017, ISIS

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

42

mengklaim telah melakukan 182 serangan langsung dan menginspirasi 46

aksi terorisme di 33 negara di luar Iraq dan Suriah. Mereka melakukan

aksinya tidak hanya di Eropa dan Amerika namun di Asia Tenggara,

Australia dan Afrika.

Semakin tinggi intensitas aksi teror ini, menyebabkan publisitas media

tentang isu-isu terorisme menjadi semakin naik, apalagi dilengkapi dengan

teknologi komunikasi yang semakin canggih. Media dan terorisme secara

eksplisit merupakan dua hal yang berbeda, namun jika dikaji lebih jauh

keduanya memiliki hubungan, setidaknya dalam hal menciptakan tekanan

psikologis bagi masyarakat.

a. Pemanfaatan Media oleh Terorisme

Menurut studi Schmid dan Graaf ada beberapa pemanfaatan yang

dilakukan oleh teroris terhadap media. Pemanfaatan secara aktif

meliputi: mengkomunikasikan pesan-pesan ketakutan kepada khalayak

luas, mempolarisasi pendapat umum, mencoba menarik anggota baru

pada gerakan teroris, mengecoh musuhnya dengan menyebar informasi

palsu, mengiklankan diri dan menyebabkan mereka merasa terwakili,

membangkitkan keprihatinan publik terhadap korban untuk menekan

agar pemerintah melakukan kompromi atau konsesi, mengalihkan

perhatian publik dari isu-isu yang tidak dikehendaki dengan harapan

berita teror mereka mengisi halaman depan media dan membangkitkan

kekecewaan publik terhadap pemerintah.

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

43

Kajian dari Soriano menjelaskan bagaimana hubungan antara

media dan terorisme. Soriano memulai eksplorasinya tentang

hubungan antara media dan terorisme dengan menggunakan kata dari

Marshall McLuhan, “Without Communication, terrorism would not

exist”. Pemikiran terorisme membutuhkan peran dari media untuk

mewujudkan eksistensinya. Melalui media, pesan terorisme dapat

disebarluaskan lebih cepat dan meyakinkan (Mubarok & Muna

Madrah, 2012, h: 66-68).

Soriano dalam tulisannya yang berjudul Terorrism and Mass

Media after Al.Qaeda: A Change of Course? (Zahid, A & Ahmad

Naufel, 2018, h: 105), secara jelas mengemukakan adanya hubungan

antara terorisme dan media. Bagi Soriano, media terutama televisi

mengusung format budaya visual dalam menyajikan berita. Faktor ini

menyebabkan kelompok teroris merencanakan objek penyerangan

secara matang. Oleh karena itu, para kelompok teroris memilih tempat

yang signifikan untuk melancarkan aksinya sehingga dapat diliput dan

disiarkan oleh media.

Melalui pemikiran tersebut, maka aksi teror pada 11 Septermber

2001 dalam pandangan Soriano telah cukup secara visual untuk

memenuhi budaya televisi dan memuaskan publik akan liputan

langsung terhadap serangan tersebut. Mengacu pada hal di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa aksi-aksi teror yang terjadi di kota-kota besar

di berbagai Negara, salah satu tujuannya adalah publisitas media agar

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

44

tekanan psikologis berupa ketakutan bisa tersampaikan kepada

masyarakat luas.

Menurut Brigitte Nacos, ada tiga tujuan utama terorisme yang

berlaku secara universal, yaitu: menarik perhatian, mendapat

pengakuan dan mendapat penghormatan serta pengesahan. Tujuan-

tujuan tersebut merujuk pada hubungan simbiosis antara media dan

terorisme. Brigitte Nacos menggabungkan aspek-aspek tujuan tersebut

menjadi sebuah kerangka kerja dimana teroris memiliki empat

ketergantungan umum terhadap media ketika melakukan serangan.

Keempat kerangka kerja tersebut adalah: pertama, Gaining

Attention and Awareness; spreading fear yakni sebuah upaya untuk

mendapatkan perhatian publik dengan cara menyebar ketakutan.

Tindakan teroris yang bersifat lokal bisa tersebar secara nasional

bahkan internasional dengan pemberitaan media. Penyebaran berita

yang memuat pesan para teroris menunjukan peran penting media

dalam mendukung aksi teror. Strategi untuk mendapatkan perhatian

merujuk pada upaya menunjukan pentingnya tindakan para teroris,

mengintimidasi penonton, pemerintah dan pengambil keputusan politik

melalui ketakutan yang disebarkan.

Tujuan kedua adalah Recognition of motives. Tujuan ini secara

konsep berhubungan dengan agenda setting and framing. Teroris

hanya ingin diketahui oleh audiens tetapi juga menyampaikan pesan

dan motif dibalik tindakan mereka. Misalnya, tindakan bom bunuh diri

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

45

yang digunakan para teroris akan menimbulkan pertanyaan di benak

audiens tentang motif dari tindakan tersebut. Media melalui

pemberitaannya yang dikembangkan akan memberi penjelasan

mengenai motif para teroris tersebut.

Tujuan ketiga, Gaining Respect and Sympathy. Audiens yang

menyaksikan tindakan teroris bukan hanya audiens yang ditakuti tetapi

juga mereka yang secara potensial akan mendukung aksi teror yang

terjadi. Kelompok yang memiliki akar ideologi yang sama atau

memiliki tujuan yang sama dengan pelaku berpotensi untuk

memberikan rasa hormat dan simpati. Tujuan keempat dari teroris

dalam memanfaatkan media adalah Gaining Legitimacy. Ketika para

teroris secara intens muncul di media, mereka memposisikan diri

sebagai wakil resmi dari kelompoknya. Kelompok teroris seolah

mendapat pengesahan dari para pendukung mereka yang mendapat

informasi melalui media.

Selain memanfaatkan media secara aktif, teroris juga

memanfaatkan media secara pasif diantaranya: sebagai jaringan

komunikasi eksternal di antara teroris, mempelajari teknik-teknik

penanganan terbaru terhadap terorisme dari laporan media, mendapat

informasi terkini pasukan keamanan menghadapi teror yang mereka

lakukan, menikmati laporan media yang berlebihan tentang kekuatan

teroris hingga menciptakan ketakutan pihak musuh dan mencegah

keberanian polisi secara individual, mengidentifikasi target-target

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

46

selanjutnya dan mencari tahu reaksi publik terhadap tindakan mereka

(Mubarok & Muna Madrah, 2012, h: 68-70).

Kasus teror yang dilakukan oleh ISIS menjadi contoh kongkret,

bahwa media sangat berperan penting bagi mereka untuk melihat

efektif tidaknya serangan yang mereka lakukan. Mereka melakukan

sejumlah serangan di berbagai kota besar, mulai dari aksi terorisme di

Paris, Prancis (13 November 2015), teror di Brussel, Belgia (22 Maret

2016), teror London, Inggris (22 Maret 2017), teror Kampung Melayu,

Jakarta (24 Mei 2017), hingga bom bunuh diri di Manchester Arena,

Inggris (23 Mei 2017). Frekuensi aksi teror yang terus meningkat,

menunjukan betapa ketakutan dipertontonkan media kepada khalayak

semakin intens (Zahid, A & Ahmad Naufel, 2018, h: 104-106).

b. Pemanfaatan Terorisme oleh Media

Hubungan antara media dan terorisme tidak hanya nampak pada

penggunaan media untuk kepentingan teroris. Di sisi lain, media

menggunakan teroris untuk kepentingan mereka. Tragedi berdarah,

peristiwa yang menarik perhatian dan sisi dramatis dari aksi teror

selalu menjadi komoditi yang tinggi bagi media.

Ada beberapa hal yang menjelaskan bagaimana media

menggunakan teroris untuk kepentingan mereka. Pertama,

Exacerbating Factors: competition and speed. Wilkinson dan Ockrent

menyebutkan dua faktor penting dari perubahan kerja media yaitu

kompetisi dan kecepatan. Kompetisi dan kecepatan menuntut media

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

47

bekerja dengan lebih baik agar bisa bersaing. Dalam kompetisi, materi

berita yang menarik akan menentukan kemampuan untuk menarik

audiens.

Kecepatan menuntut media untuk mendapat berita dari sumber

pertama dalam tempo yang singkat. Aksi terorisme menjadi materi

menarik bagi pemberitaan sekaligus membutuhkan kecepatan untuk

menyiarkannya. Oleh karena itu media berlomba untuk mendapatkan

kesempatan pertama dalam pemberitaan terorisme. Ada dua hal yang

berkumpul secara bersamaan yaitu kasus yang menarik dan isu global

yang dibicarakan di berbagai Negara.

Bagi media, terorisme memiliki daya tarik tersendiri untuk mengisi

berita utama. Terorisme memiliki magnitude yang kuat sehingga

mampu menarik minat pembaca. Dalam kerangka kepentingan

ekonomi media, berita terorisme akan menjadikan oplah penjualan

naik. Salah satu tujuan penggunaan media oleh teroris adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan perhatian publik terhadap aksi mereka.

Propaganda melalui media akan meningkatkan pengetahuan dan

perhatian publik terhadap isu maupun ideologi yang disebarkan para

teroris.

Relasi antara kepentingan propaganda teroris dengan kepentingan

nilai berita dari media bertemu dalam formulasi teks yang lahir.

Hubungan simbiosis antara media dan teroris dalam formulasi teks

nampak dalam pemberitaan yang menjadikan topik tersebut sebagai

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

48

agenda utama. Media membutuhkan isu terorisme sebagai berita

utama, sementara teroris berusaha untuk menjadi agenda utama dari

pemberitaan media. Bertemunya dua kepentingan antara teroris dan

media memberikan pengaruh bagi persepsi publik dan reaksi

pemerintah dalam menangani terorisme (Mubarok & Muna Madrah,

2012, h: 70-71).

Menurut European Monitoring Center on Racism and Xenophobia

dalam (Sya’roni, M, 2013, h: 127), media massa dengan berita

provokatifnya memiliki peran penting dalam memperkeruh hubungan

antar agama (Islamophobia), sentimen antara kelompok, baik di

Amerika Serikat maupun Eropa.

C. Pesan Moral

Dalam hal mendeskripsikan pesan moral yang akan dianalisis dalam

proposal ini, peneliti perlu mengkaji satu persatu antara pesan dan moral,

karena pembagian antara keduanya perlu untuk dilakukan agar

menghasilkan gambaran khusus dan terperinci dari pesan moral.

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan

cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda (Cangara, H,

2015, h: 27).

Menurut Devito, pesan adalah informasi tentang pikiran dan emosi

seseorang yang dikirim kepada orang lain dan diharapkan orang tersebut

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

49

bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh si pengirim pesan.

Agar pesan yang disampaikan sesuai harapan, maka pesan yang akan

disampaikan harus memenuhi syarat-syarat, yaitu: pesan harus

direncanakan dengan baik, serta disesuaikan dengan kebutuhan seseorang,

pesan menggunakan bahasa yang dipahami oleh kedua belah pihak dan

pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan kepuasan (Pradana, R, 2018, h: 55-56). Membahas pesan

dalam komunikasi, tidak bisa terlepas dari simbol dan kode, karena pesan

yang disampaikan terdiri atas simbol dan kode.

Dalam kamus khusus bahasa Indonesia tulisan WJS Poerwadarminta,

simbol merupakan semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan

sebagainya, yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu

(Sobur, 2016, h: 156). Kode pada umumnya dapat dibedakan atas dua

jenis, yaitu verbal dan nonverbal.

Kode verbal dalam penggunaannya berbentuk bahasa. Bahasa dapat

didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara sistematis

sehingga terhimpun kalimat yang mengandung arti. Bahasa memiliki

beberapa fungsi dalam menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu:

bahasa berfungsi untuk mempelajari dunia sekitar, membina hubungan

yang baik antar sesama manusia dan menciptakan ikatan-ikatan dalam

kehidupan manusia (Cangara, H, 2015, h: 113).

Selain menggunakan kode verbal, pesan juga mengandung kode

nonverbal yang biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam. Menurut

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

50

Mark Knapp, penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki

fungsi, yaitu: meyakinkan apa yang diucapkan, menunjukan perasaan dan

emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata, menunjukan jati diri

sehingga orang lain bisa lebih mengenal dan berfungsi untuk melengkapi

ucapan yang dirasa belum sempurna (Cangara, H, 2015, h: 117-118).

Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti sesuai dengan ide-ide yang

umum dan diterima tentang tindakan manusia yang baik dan wajar serta

sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan umum dengan melihat kesatuan

sosial atau lingkungan tertentu. Istilah moral dalam kehidupan sehari-hari

sering disamakan dengan istilah budi pekerti, sopan santun, etika, susila,

tata krama dan sebagainya.

Menurut aliran Otonomus Al-Qamamu Adz-Dzaty ukuran moral itu

ada pada diri kita sendiri. Ia adalah suatu batin yang ada pada diri kita

sendiri, yang memberi tahu bagaimana antara yang hak dan bathil. Antara

moral dan etika memiliki makna yang sama yaitu bentuk penilaian dan

norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok tertentu dalam

mengatur tingkah laku. Singkatnya moral mengajarkan bagaimana orang

harus hidup, dengan menjadikan moral sebagai tolak ukur baik dan

buruknya suatu nilai atau pantas dan tidak pantasnya suatu tindakan dalam

tatanan masyarakat. Pesan moral mengandung pelajaran hidup yang

dipetik dari sebuah peristiwa, pengalaman ataupun film yang ditonton.

Dengan dijadikannya tolak ukur, moral melekat dengan aktifitas

manusia sehingga tidak ada perbuatan yang sengaja dan dikehendaki lepas

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

51

dari nilai moral. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pesan moral adalah suatu

nilai yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui

proses komunikasi baik menggunakan kode verbal maupun nonverbal.

Pesan moral merupakan nilai yang dianut oleh suatu kelompok yang

dianggap baik dan buruk, pantas dan tidak pantas (Pradana, R, 2018, h: 58-

63).

D. Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Menurut Littlejohn dalam (Sobur, 2016, h: 15), tanda-tanda adalah

basis seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda, dapat

melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian semiotika terbagi atas

dua jenis yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika

komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu

diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu

pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang

dibicarakan). Semiotika signifikasi lebih menekankan pada teori tanda dan

pemahamannya dalam suatu konteks tertentu, dan tidak mempersoalkan

adanya tujuan komunikasi, sehingga proses kondisinya pada penerimaan

tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasi.

Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda

atau seme yang berarti penafsiran tanda. Semiotika berakar dari studi

klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. Semiotika

adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Barthes

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

52

menyatakan semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

kemanusiaan memaknai hal-hal, yang berarti objek-objek tidak hanya

membawa informasi tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari

tanda. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna

ialah hubungan antara suatu objek atau ide dengan suatu tanda (LittleJohn

dalam Sobur, 2016, h: 16). Konsep dasar ini mengikat seperangkat teori

yang berhubungan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk

nonverbal dengan teori-teori yang menjelaskan tentang bagaimana tanda

berhubungan dengan maknanya dan bagaimana tanda disusun. Tanda-

tanda hanya mengemban arti dalam kaitannya dengan pembacanya.

Pembacalah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan

sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan.

Semiotika seperti kata Lechte (Sobur, 2016, h: 16), adalah teori tentang

tanda dan penandaan. Lebih jelasnya semiotik adalah disiplin yang

menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana tanda-

tanda dan berdasarkan pada sistem tanda. Hjelmsley juga mendefinisikan

tanda sebagai suatu keterhubungan antara wahana ekspresi dan wahana isi.

2. Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis

yang mempraktikan model linguistik dan semiologi Saussurean. Barthes

lahir pada tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di

Cherbourg dan dibesarkan di Beyonne, kota kecil dekat pantai Atlantik

sebelah barat barat daya Prancis. Barthes berpendapat bahasa adalah

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

53

sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu

masyarakat tertentu dalam waktu tertentu.

Untuk mengetahui cara kerja tanda, Barthes menciptakan peta tentang

bagaimana tanda bekerja, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1. Peta Tanda Roland Barthes

1. Signifier

(penanda)

2. Signified

(petanda)

3. Denotative sign (tanda

denotatif)

4. Connotative signifier

(penanda konotatif)

5. Connotative signified

(petanda konotatif)

6. Connotative sign (tanda konotatif)

Sumber: Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, 2016, hal 69.

Dari peta Barthes di atas, terlihat bahwa tanda denotatif terdiri atas

penanda dan petanda. Penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan

yang bermakna, jadi penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa

yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis dan dibaca. Sedangkan

petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep, jadi petanda adalah

aspek mental dari bahasa (Sobur, 2016, h: 46). Akan tetapi, pada saat yang

bersamaan tanda denotatif adalah penanda konotatif. Konotasi diartikan

sebagai aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

54

perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara

(penulis) dan pendengar (pembaca). Dengan kata lain, hal terseebut

merupakan unsur material, contoh: hanya jika anda mengenal singa,

barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi

mungkin (Sobur, 2016, h: 69 & 263).

Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotatif dan konotatif dalam

pengertian secara umum serta denotatif dan konotatif yang dimengerti oleh

Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai

makna harafiah, makna yang sesungguhnya. Denotasi biasanya mengacu

kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang

terucap. Akan tetapi dalam semiologi Roland dan para pengikutnya,

denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sedangkan

konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih

diasosiasikan dengan ketertutupan makna, sensor atau represi politis.

Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya, baginya yang ada

hanyalah konotasi semata-mata. Penolakan ini terasa berlebihan, namun

namun tetap berguna sebagai sebuah koreksi atas kepercayaan bahwa

makna harafiah merupakan sesuatu yang bersifat alamiah (Sobur, 2016, h:

70-71).

Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi,

yang disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan

memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam

suatu periode tertentu. Di dalam mitos terdapat pola tiga dimensi yaitu

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

55

penanda, petanda dan tanda, namun sebagai sistem yang unik, mitos

dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya, atau

dengan kata lain, mitos juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua.

(Sobur, 2016, h: 71).

3. Teori Makna

Teori acuan (referential theory), menurut Alston dalam (Sobur, 2016,

h: 259-260), teori acuan merupakan salah satu jenis teori makna yang

mengenali atau mengidentifikasikan makna suatu ungkapan dengan apa

yang diacuannya atau dengan hubungan acuan itu. Referen atau acuan

boleh saja benda, peristiwa, proses atau kenyataan. Referen adalah sesuatu

yang ditunjuk oleh lambang.

Misalnya, apabila seseorang mengatakan sungai, maka yang ditunjuk

oleh lambang tersebut adalah tanah yang berlubang lebar dan panjang

tempat air mengalir dari hulu ke danau atau laut. Kata sungai langsung

dihubungkan dengan acuannya. Tidak mungkin timbul asosiasi yang lain,

karena bagi mereka yang pernah melihat sungai menjadi sangat mudah

untuk memahami apa yang dimaksud dengan sungai.

E. Kerangka Pikir

Terorisme merupakan aksi kekerasan terorganisir yang dilakukan

secara individu maupun kelompok dalam bentuk penyanderaan,

penembakan maupun pengeboman yang dapat menyebabkan kerugian

materil dan non materil. Terorisme telah menjadi isu global setelah

peristiwa runtuhnya gedung World Trade Center, Amerika Serikat pada 11

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

56

September 2001. Berdasarkan sejarahnya, terorisme telah ada sejak

beberapa abad silam. Awalnya, istilah terorisme hanya mengarah pada

kejahatan seperti pembunuhan dengan orientasi tertentu. Seiring dengan

perkembangannya, terorisme kemudian lahir dari pemahan sempit tentamg

doktrin agama yang berujung pada pembunuhan terhadap orang-orang

yang tidak bersalah.

Dalam film Hotel Mumbai, tidak sekedar menceritakan tentang

aksi teror yang dilakukan sekelompok pemuda selama 60 jam dibeberapa

tempat di Mumbai, namun terdapat pula aksi heroic dan dedikasi yang

dilakukan untuk bertahan hidup. Penyerangan Taj Mahal Palace Hotel dan

beberapa tempat lainnya di Mumbai India, menjadi memoar bagi warga

India dan terkhusus muslim di India. Akibat peristiwa tersebut hubungan

antara India dan Pakistan memanas dan citra Islam menjadi buruk,

sehingga Islamophobia berkembang di Negara tersebut.

Dalam film ini terpapar bagaimana ideologi, politik dan ekonomi

menjadi alasan untuk membunuh orang yang tidak bersalah. Begitu

banyak pesan yang tersembunyi dalam film yang ingin disampaikan

melalui bahasa kepada penonton.

Bahasa menurut Barthes adalah sebuah sistem tanda yang

mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu

tertentu. Berdasarkan pendapat di atas peneliti menggunakan semiotika

Roland Barthes tentang bagaimana tanda bekerja, untuk menganalisis

terorisme dalam film Hotel Mumbai. Dimana konsep tanda tersebut terdiri

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

57

dari, Signifier (penanda), Signified (petanda), Denotative Sign (tanda

denotatif), Connotative Signifier (penanda konotatif), Connotative

Signified (petanda konotatif) dan Connotative Sign (tanda konotatif),

Dengan menggunakan konsep tanda Roland Barthes diatas,

diharapkan mampu menganalisis aksi terorisme dan pesan moral yang

tersembunyi dalam dialog ataupun adegan film Hotel Mumbai. Dari uraian

tersebut maka peneliti menyusun kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Pikir

Terorisme dalam Film Hotel Mumbai

Scene/Adegan dalam Film Hotel Mumbai

Semiotika Roland Barthes (Tanda Denotatif,

dan Konotatif tentang Terorisme dalam Film

Hotel Mumbai)

Mengetahui dan

Menginterpretasikan Makna

Denotatif dan Konotatif tentang

Terorisme Melalui Film Hotel

Mumbai

Mengetahui dan

Menginterpretasikan Makna

Denotatif dan Konotatif Pesan-

pesan Moral yang Terkandung

dalam Film Hotel Mumbai

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

58

F. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil penelitian,

maka penelitian difokuskan pada adegan atau dialog yang mengandung

unsur terorisme dan pesan-pesan moral dalam film Hotel Mumbai.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Dalam rancangan penelitian kualitatif, fokus penelitian

mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi

pusat perhatian serta yang akan dibahas secara mendalam (Bungin, 2015,

h: 41).

Untuk memperoleh kesamaan mengenai objek penelitian, berikut

diuraikan beberapa deskripsi fokus penelitian:

1. Scene yang dimaksud yaitu adegan-adegan dalam film Hotel Mumbai

yang memuat unsur terorisme dan pesan-pesan moral yang ditunjukan

melalui dialog ataupun tindakan.

2. Semiotika Roland Barthes yaitu teknik yang digunakan dalam

menganalisis isi film Hotel Mumbai. Adapun konsep tanda menurut

Barthes, terdiri dari signifier, signified dan denotative sign (denotatif),

signifier, signified dan connotative sign (konotatif).

3. Makna denotatif adalah makna harafiah atau sebenarnya dari

penggunaan bahasa yang telah disepakati yang artinya penggunaan

yang sesuai dengan apa yang terucap.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

59

4. Makna konotatif adalah makna yang diperoleh atau berdasarkan hasil

perasaan dan pemikiran yang timbul dan ditimbulkan oleh pembicara

dan pendengar.

5. Terorisme adalah aksi atau tindakan terorganisir yang dilakukan

perorangan atau kelompok dengan cara-cara yang tidak normal seperti

menggunakan kekerasan dan ancaman sehingga dapat menimbulkan

kerugian materil dan merenggut hak hidup orang lain.

6. Pesan moral yang dimaksud adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu

masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan buruk, pantas dan

tidak pantas dikalangan masyarakat. Jadi, pesan moral dalam film

Hotel Mumbai ini, maknanya akan tersampaikan sesuai pemahaman

para penontonnya.

Perlu disadari bahwa fokus penelitian yang telah dirumuskan

sebaik dan serapi mungkin ada kemungkinan sedikit banyak akan

mengalami perubahan dan penyesuaian tertentu setelah lebih mendalami

kenyataan yang sesungguhnya. Dalam pendekatan kualitatif hal ini sesuatu

yang wajar terjadi, karena penelitian yang menggunakan pendekatan

kualitatif lebih tunduk pada realitas di lapangan ketimbangan apa yang

dipikirkan atau dibayangkan secara subyektif sejak awal (Burhan, 2015, h:

43).

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

60

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Objek Penelitian

Dalam meneliti film Hotel Mumbai, peneliti membutuhkan waktu

kisaran dua bulan. Sedangkan untuk objek penelitiannya berfokus pada

pemutaran film Hotel Mumbai, sehingga peneliti terlibat langsung dalam

menganalisis isi dari film tersebut. Hal ini dilakukan karena peneliti

menggunakan metode analisis semiotik, yang diharuskan mengamati dan

menganalisis tanda-tanda dalam film secara langsung. Dimana objek yang

diamati merupakan film Hotel Mumbai, sedangkan unit analisisnya

merupakan potongan-potongan adegan dalam film tersebut yang

mengandung unsur terorisme

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Studi deskriptif bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, situasi yang timbul dalam film Hotel Mumbai

sebagai objek penelitian. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk

memberikan gambaran dan pemahaman mengenai perilaku yang tidak

wajar dalam hal ini yang dimaksud ialah tindakan menyakiti dan

menyerang orang yang tidak bersalah menggunakan kekerasan.

Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk mengkaji terorisme dan

pesan moral pada film Hotel Mumbai.

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

61

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Sumber data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisai (Ruslan, R,

2017, h: 29). Dalam penelitian ini data primer yang digunakan peneliti

yaitu data yang diperoleh dari film Hotel Mumbai berbentuk soft file

dengan subtitle bahasa Indonesia.

2. Sumber data sekunder, yaitu data dari sumber yang berkaitan serta

mendukung objek penelitian, yang berbentuk dokumen tertulis yang

diperoleh dari literatur-literatur seperti, buku-buku, koran, jurnal,

penelitian terdahulu serta data yang bersumber dari internet.

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang kompleks tentang objek yang akan diteliti. Pada

penelitian ini, teknik penentuan informan yang digunakan oleh peneliti

adalah teknik purposive yaitu pemilihan informan berdasarkan pada

karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan

objek yang akan diteliti.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah informan pendukung

dengan kriteria memiliki pengetahuan tentang film, terorisme dan

semiotika, yaitu sebagai berikut:

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

62

Tabel 3.1. Informan Pendukung

No. Nama Pekerjaan

1.

2.

3.

3.

Ahmad Harakan, S.IP., M.HI

Arni, S.Kom., M.I.Kom

Ayu Andriyani, S.Sos., M.Sc

Dosen Ilmu

Pemerintahan Fisipol

Universitas

Muhammadiyah

Makassar

Dosen Ilmu Komunikasi

Fisipol Universitas

Muhammadiyah

Makassar

Penonton Film Hotel

Mumbai dan Dosen

Ilmu Komunikasi

Fisipol Universitas

Muhammadiyah

Makassar

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif diperlukan kecermatan dalam

mengumpulkan data untuk menghasilkan penelitian yang valid, adapun

teknik yang relevan dengan objek penelitian ini adalah:

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap film

Hotel Mumbai, dan menganalisis dialog dan adegan yang mengarah

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

63

pada tindakan terorisme. Dalam hal ini peneliti menganalisanya dari

segi semiotik yaitu tanda-tanda komunikasi.

2. Wawancara, dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara yang

mendalam (in depth interview), yang bertujuan untuk mencari

informasi secara terstruktur dan terarah sehingga menghasilkan

informasi yang lebih mendalam.

3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan, mempelajari serta mengakaji

dokumen tertulis yang berisi pendapat atau teori yang berhubungan

dengan penelitian ini (Lianda, N, 2010, h: 33).

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis semiotik. Semiotik adalah metode yang dipakai untuk

menganalisis tanda-tanda (signs). Semiotik mempelajari studi tentang

bahasa dan bagaimana bahasa menjadi pengaruh dominan yang

membentuk persepsi manusia tentang dunia. Semiotik juga merupakan alat

untuk menganalisis gambar yang luar biasa (Ida, 2014, h: 75). Dalam

penelitian ini penulis menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Konsep Roland Barthes terdiri dari penanda, petanda, tanda denotatif,

penanda konotatif, petanda konotatif dan tanda konotatif.

G. Pengabsahan Data

Pengabsahan data merupakan persoalan yang fundamental dalam

kegiatan ilmiah. Menurut Lincoln dan Guba dalam (Bungin, 2015, h: 59-

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

64

62), paling sedikit ada empat standar atau kriteria utama guna menjamin

keabsahan hasil penelitian kualitatif, yaitu:

1. Standar Kredibilitas

Standar kredibilitas ini bertujuan agar hasil penelitian kualitatif

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi sesuai dengan informasi yang

didapatkan, dan perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikutsertaan tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang tidak

singkat. Dengan semakin lamanya peneliti terlibat dalam pengumpulan

data, maka akan semakin memungkinkan meningkatnya kepercayaan

keabsahan data yang dikumpulkan, sebab yang tahu persis tentang

permasalahan yang diteliti adalah peneliti sendiri.

b. Ketekunan Observasi

Ketekunan observasi bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang relevan atau isu yang dicari dan

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dan intens. Dalam

hal ini sebelum menentukan pembahasan penelitian, peneliti telah

melakukan pengamatan terlebih dahulu dalam upaya menggali atau

mencari informasi yang unik untuk dijadikan objek penelitian.

c. Trigulasi

Trigulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trigulasi

sumber data yaitu memilih berbagai sumber data yang sesuai dan

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

65

mengumpulkan beberapa penelitian yang memiliki kajian objek yang

sama. Dengan demikian teknik trigulasi ini memungkinkan diperoleh

variasi informasi yang seluas-luasnya.

d. Melibatkan Teman Sejawat

Melibatkan teman dalam melakukan penelitian berguna untuk dia

ajak berdiskusi, memberikan masukan bahkan kritikan mulai dari awal

proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian. Hal ini perlu

dilakukan, mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, yang

dihadapkan pada kompleksitas fenomena sosial yang diteliti.

2. Standar Transferabilitas

Standar ini merupakan pertanyaan empirik yang tidak dapat

dijawab oleh peneliti, tetapi dijawab dan dinilai oleh para pembaca

laporan penelitian. Hasil penelitian kualitatif memiliki standar

transferabilitas yang tinggi bilamana para pembaca laporan penelitian

memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan

fokus penelitian.

3. Standar Dependabilitas

Standar dependabilitas adalah pengecekan atau penilaian akan

ketepatan peneliti dalam mengonseptualisasikan apa yang diteliti

merupakan cerminan dari kemantapan dan ketepatan menurut standar

reliabilitas. Makin konsisten peneliti dalam keseluruhan proses

penelitian, baik dalam kegiatan pengumpulan data, interpretasi temuan

maupun dalam melaporkan hasil penelitian, akan semakin memenuhi

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

66

standar dependabilitas. Salah satu upaya untuk menilai dependabilitas

yaitu melakukan pemeriksaan terhadap seluruh hasil penelitian.

4. Standar Konfirmabilitas

Standar konfirmabilitas ini lebih terfokus pada audit atau

pemeriksaan kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa benar berasal

dari pengumpulan data di lapangan.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Film Hotel Mumbai

1. Profil Film Hotel Mumbai

Film Hotel Mumbai, merupakan film garapan Anthony Maras, yang

merupakan sutradara dari Australia. Film ini diproduksi oleh A Hamilton

and Electric Pictures Production dan Xeitgeist Entertainment Group yang

bekerjasama dengan beberapa perusahaan lainnya seperti, The South

Australian Film Corporation, American Entertainment Investors, Screen

Australia, Cyan Films, Double Guess Productions, Screen West dan

Thunder Road Pictures.

Film dengan genre history ini rilis perdana pada 7 September 2018, di

Toronto International Film Festival dan mendapat standing ovation. Film

Hotel Mumbai mampu meraih 2 penghargaan di Adelaide Film Festival

sebagai Best Feature dan di Palm Springs International Film Festival

sebagai Directors to Watch (www.Imbd.com).

Film yang ditulis oleh John Collee dan Anthony Maras ini merupakan

drama thriller yang berlatar peristiwa menyedihkan pada 26-29 November

2008, ketika Taj Mahal Palace Hotel dan lokasi-lokasi lainnya di Mumbai,

India, diserang oleh sekelompok teroris. Drama thriller ini menceritakan

kembali kepada para penonton betapa mencekamnya suasana teror yang

dialami para korban dan dedikasi para staf hotel dan polisi yang

mempertaruhkan nyawa mereka umtuk menyelamatkan para tamu.

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

68

Melalui film ini diperlihatkan bahwa anak muda menjadi sasaran

utama doktrin terorisme. Dilihat dari karakter yang ditampilkan, para

pemuda yang melakukan aksi teror tersebut dijanjikan surga dan uang.

Mereka tanpa sadar telah menjadi target utama para teroris untuk

melakukan aksi teror dengan doktrin mengatasnamakan agama. Film ini

sempat dikritik karena tidak menjelaskan peran para teroris Pakistan yang

terlibat dan bahkan teroris berdarah Amerika-Pakistan, David Coleman

Headly, sebagai otak dari serangan tersebut tidak disebutkan dalam film.

Namun sang sutradara menjelaskan bahwa film ini diangkat berdasarkan

sudut pandang para tamu dan staf hotel yang menjadi korban dalam aksi

tersebut (Gatra.com).

a. Tokoh-Tokoh dalam Film Hotel Mumbai

Selain alur cerita, aktor sangat berpengaruh dalam membangkitkan

emosi penonton, seperti yang disampaikan oleh Himawa dalam (Linda,

N, 2010, h: 35), keberhasilan sebuah film ditentukan oleh peforma para

aktornya, dan tentu juga tidak terlepas dari orang-orang yang bekerja

di balik layar yang biasa dikenal dengan istilah crew film. Dalam film

Hotel Mumbai sendiri terdapat beberapa aktor dan crew yang

menyukseskan film tersebut, diantaranya yaitu:

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

69

Tabel 4.1. Daftar Aktor Film Hotel Mumbai

AKTOR

No. Aktor Utama No. Aktor Pendukung

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Amandeep Singh sebagai

Imran

Suhail Nayyar sebagai

Abdullah

Manoj Mehra sebagai

Houssam

Dinesh Kumar sebagai

Rashid

Amriptal Singh sebagai

Ismail

Kapil Kumar Netra sebagai

Ajmal

Dev Patel sebagai Arjun

Nazanin Boniadi sebagai

Zahra

Adithi Kalkunte sebagai

Dimple

Alex Pinder sebagai Jamon

Vipin Sharma sebagai Dilip

Armie Hammer sebagai

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Naina Sareen sebagai Lani

Sachin Joab sebagai Vijay

Goswami

Chantal Contouri sebagai

Mrs. Karvelas

Vitthal Kale sebagai DC

Kanu

Nagesh Bhonsle sebagai

DC Vam

Carmen Duncan sebagai

Lady Wynn

Ansuya Nathan sebagai

Layla

Raunak Bhinder sebagai

Gunman

Ishan Khanna sebagai

Gunman

Harjeet Singh sebagai

Gunman

Nitin Dhiman sebagai

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

70

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

David

Tilda Cobham Hervey

sebagai Sally

Anupam Kher sebagai

Hermant Oberoi

Jason Isaacs sebagai Vasili

Gauray Paswala sebagai

Sanjay

Natasha Liu Bordizzo

sebagai Bree

Pawan Singh sebagai The

Bull (suara)

Angus Mc Laren sebagai

Eddie

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

Gunman

Mariette Valsan sebagai

Nisha

Aradhana Dhawan sebagai

Olga

Mariella Hosseini sebagai

ibu Zahra

Rohan Mirchandaney

sebagai Chef Manu

Shiv Dev Singh sebagai

ayah Imran

Manasi Joshi sebagai

asisten Oberoi

Zenia Starr sebagai Prahba

Trishaan sebagai Kepala

Polisi

Sumber: www.Imbd.com

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

71

Tabel 4.2. Daftar Crew Film Hotel Mumbai

No. CREW

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Directed

Producer

Line Producer

Associate Producer

Production Design

Writing Credits

Casting

Cinematography

Film Editor

Art Director

Music

Visual Effects

Anthony Maras

Mike Gabrawy, Gary Hamilton,

Basil Iwanyk, Andrew Ogilvie,

Julie Ryan & Jomon Thomas

Barbara Gibbs & Pravesh Sahni

Kabir Ahuja, Viren Ahuja,

Marc Iserlis, Prateek Saxena,

Dejay Vi Nguyen & Brent

Robert Williams

Steven Jones-Evans

Jhon Collee & Anthony Maras

Ann Fay, Leigh Pickford &

Trishaan

Nick Remy Matthews

Anthony Maras & Peter

McNuty

Dilip More & Marita Mussett

Volker Bertelmann

Toby Angwin, Jake Barton,

Stuart Campbell, Jireh Canlas,

Nick DeBora, Stephen Deeble,

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

72

13.

14.

15.

Special Effects

Set Decoration

Costume Design

& Haris Kruskic

Tom Forrest, Tristian Haddon

& Adam Kealy

Nicki Gardiner

Anna Borghesi

Sumber: www.Imbd.com

2. Sinopsis Film Hotel Mumbai

Film berlatar Mumbai, India 26 November 2008 ini diperankan oleh

beberapa aktor papan atas India seperti Dev Patel sebagai Arjun,

Amandeep Singh sebagai Imran, Nazanin Boniadi sebagai Zahra, Anupam

Kher sebagai Oberoi dan beberapa lainnya. Hotel Mumbai bercerita

tentang kisah kemanusiaan dan kepahlawanan dalam situasi peneroran

yang dilakukan oleh kelompok teroris.

Film Hotel Mumbai dibuka dengan adegan yang menunjukkan sepuluh

pemuda yang sedang menaiki perahu karet. Para pemuda masing-masing

membawa ransel besar dan telepon genggam dengan headset terpasang di

telinga mereka. Melalui telepon mereka mendapat instruksi dari pemimpin

kelompok yang dikenal sebagai saudara Bull. Setelah berlabuh, mereka

menuju tempat yang berbeda yaitu Victoria Terminus, Lilopal Café dan

Taj Mahal Palace Hotel menggunakan taksi.

Di sebuah desa, Arjun (Dev Patel) berpisah dengan istrinya yang

sedang hamil dan anaknya, sebelum berangkat kerja di Taj Mahal Palace

Hotel. Arjun bekerja sebagai pelayan di hotel tersebut. Saat Arjun tiba,

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

73

terlihat para staf sangat sibuk menyiapkan dan menyambut para tamu dari

berbagai Negara. Diantara mereka adalah pewaris Iran-Inggris, Zahra

(Nazanin Boniadi), bersama suaminya dari Amerika David (Armie

Hammer), dan putra mereka Cameron beserta pengasuhnya Sally (Tilda

Cobham-Hervey). Di dapur, kepala koki Hemant Oberoi memeriksa satu

persatu para pelayan, dan memperhatikan Arjun yang hanya memakai

sandal dan menyuruhnya pulang. Namun Arjun dapat meyakinkan Oberoi

bahwa sepatunya tertinggal dan dia harus berkerja agar menghasilkan uang

untuk biaya istrinya yang sedang hamil. Setelah mendengar penjelas dari

Arjun, Oberoi menyuruh Arjun ke kantornya untuk mendapatkan sepasang

sepatu.

Pemberitaan tentang serangan terorisme di Victoria Terminus disiarkan

melalui televisi. Dan dua orang pelaku tersebut berhasil membajak mobil

polisi dan melanjutkan aksi mereka. Di tempat yang berbeda, Zahra dan

David menikmati makan malam di restoran hotel, sementara Sally tetap di

kamar untuk menunggu dokter karena Cameron demam. Sementara itu,

Oberoi memberitahu para staf dan pelayan untuk melayani pasangan

tersebut layaknya bangsawan, serta tamu istimewa lainnya Vasili (Jason

Isaacs), yang merupakan pengusaha Rusia yang memiliki beberapa

permintaan khusus, salah satunya cognac yang merupakan jenis minuman

yang diproduksi di Prancis. Salah satu pelayan Sanjay (Gaurav Paswala)

yang ditugaskan untuk melayani Vasili, keluar untuk membeli beberapa

kebutuhan. Ketika dia berjalan menuju sebuah toko, dia hampir tertabrak

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

74

taksi yang membawa dua teroris yang akan menuju kafe Lilopal.

Sementara Sanjay berdebat dengan supir taksi, kedua pemuda tersebut

meninggalkan mobil.

Di kafe Lilopal, sepasang turis, Eddie (Angus McLaren) dan pacarnya

Bree (Natasha Liu Bordizzo) menyaksikan pertengkaran antara Sanjay dan

supir taksi sebagai hiburan. Setelah menyaksikan pertengkaran, mereka

memutuskan untuk ketujuan berikutnya, yaitu ke Taj Mahal Palace Hotel.

Namun tiba-tiba seorang pelayan ditembak dan sebuah granat dilempar.

Kedua pemuda memasuki dan mulai menembak orang-orang yang ada di

dalam kafe. Eddie dan Bree berusaha untuk bersembunyi dan berhasil

melarikan diri bersama beberapa orang lainnya.

Berita tentang penyerangan mulai meresahkan para staf hotel, namun

para staf mencoba untuk tetap tenang di depan para tamu. Orang-orang

yang selamat dari serangan di kafe berlari menuju hotel untuk berlindung.

Manajer hotel Dilip (Vipin Sharman) membuka pintu, dan orang-orang

bergegas untuk masuk. Diantara mereka ada empat pemuda yang

menyusup masuk yaitu Imran (Amandeep Singh), Abdullah (Suhail

Nayyar), Manoj Mehra (Houssam) dan Rashid (Dinesh Kumar). Mereka

segera mengeluarkan senjata dan secara acak mereka menembak semua

orang yang terlihat. Breed dan Eddie terpisah selama penembakan dalam

hotel, sayangnya Bree tertembak pada saat dia mencoba melarikan diri.

Arjun menyaksikan pembantaian dari dalam restoran dan

memerintahkan para tamu untuk bersembunyi di bawah meja dan

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

75

menyuruh staf lain untuk memadamkan lampu dan mengunci pintu. Zahra

dan David mengkhawatirkan Sally dan bayi mereka. David mencoba

menelpon Sally, namun Sally tidak menjawab telepon karena dia sedang

mandi. Dua resepsionis yang bersembunyi di bawah meja, berhasil

menghubungi polisi dan memperingatkan beberapa tamu untuk tetap

tinggal di dalam kamar. Begitu lobi utama sepi, saudara Bull

memerintahkan Imran dan Rashid untuk memulai fase kedua, yaitu

menuju lantai atas dan mengeksekusi siapapun yang terlihat.

Pada saat Imran dan Rashid menuju lantai atas, Sally akhirnya

menjawab telepon dari david, dan seseorang mengetuk pintu. David

memperingatkan Sally bahwa ada penembakan di hotel, dan saat dia

membuka pintu seorang wanita berlumuran darah berlari masuk, diikuti

oleh suara tembakan. Sally yang panik berusaha menggendong Cameron

dan bersembunyi di lemari, sedangkan wanita yang berlumuran darah

akibat tertebak bersembunyi di dalam kamar mandi. Kedua pemuda

dengan senjata ditangan mereka, memasuki kamar dan menemukan

seorang wanita yang akhirnya mereka bunuh. Pada saat yang bersamaan,

Cameron mulai menangis dan Sally berusaha untuk menenangkannya.

Setelah membunuh, kedua pemuda tersebut meninggalkan kamar dan tidak

menemukan Sally dan Cameron.

Sally berlari keluar dari lemari, dan menelpon Zahra. David

memutuskan ke kamar untuk menyelamatkan mereka. Dia menyelinap dan

berhasil masuk ke dalam lift, sayangnya Imran dan Rashid menunggu di

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

76

depan lift. David bersembunyi di belakang kereta layanan kamar tanpa dan

berhasil melarikan diri dari dua pemuda bersenjata tersebut. David

akhirnya berhasil masuk ke dalam kamar dan bertemu putranya dan Sally.

Dalam waktu yang bersamaan, Eddie berhasil keluar dari hotel dengan

cara melepot dari jendela lantai dua. Saat diselamatkan, Eddie memohon

untuk menyelamatkan Bree yang masih di dalam hotel.

Di luar hotel, serangan berlanjut di beberapa kota dengan skala

kecepatan yang mengkhawatirkan. Polisi setempat tidak dilatih dan

diperlengkapi dengan baik untuk menangani aksi teror skala ini. Satu-

satunya pilihan dan harapan mereka menunggu pasukan khusus dari New

Delhi, yang berjarak 800 mil. Di tempat yang berbeda, Istri Arjun

menyaksikan berita yang disiarkan di televisi dan mengkhawatirkan Arjun.

Meskipun dalam keadaan yang tidak siap, kepala polisi dan beberapa

petugas memutuskan untuk memasuki hotel dengan harapan mencapai

ruangan cctv sehingga mereka dapat mengetahui gerakan para teroris.

Karena para tamu tidak dapat menggunakan pintu darurat, Oberoi

mengambil keputusan untuk memindahkan para tamu yang terperangkap

di restoran ke Chambers Lounge untuk bersembunyi. Arjun memimpin

para tamu ke Lounge melalui lorong layanan. Zahra mengirim pesan lokasi

yang akan mereka tuju kepada David, dan memintanya untuk menemui

mereka disana.

Kelompok polisi masuk melalui lobi utama. Salah satu teroris

melempar granat dan menewakan tiga petugas. Kepala polisi dan satu

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

77

anggotanya berhasil selamat. David, Sally dan Cameron meninggalkan

kamar dan berusaha menuju Lounge. Di lobi utama, dua teroris

menemukan dua resepsionis dan memerintahkan mereka untuk

menghubungi tamu yang bersumbunyi di kamar untuk membuka pintu.

Kedua resepsionis tersebut menolaknya dan merekapun ditembak. Di

Lounge, wanita paruh baya mendengar Zahra berbicara dengan ibunya

dalam bahasa Arab dan menuduhnya sebagai salah satu teroris. Janom

menenangkan wanita tersebut dan Vasili menangkan Zahra. Tidak hanya

menuduh Zahra, wanita tersebut mengeluh tentang Janggut dan pagri yang

dipakai oleh Arjun. Kemudian Arjun dengan tenang berusaha menjelaskan

kepadanya bahwa pagri yang dia pakai merupakan simbol keberaniannya,

tetapi jika harus melepasnya dia rela. Akhirnya wanita tersebut meminta

maaf kepadanya.

Prahba (Zenia Starr) salah satu staf hotel memasuki Lounge dengan

beberapa tamu, diantara mereka adalah Bree yang terluka parah.

Menyadari Bree membutuhkan pertolongan medis segera, Arjun

berinisiatif untuk membawanya keluar melalui tangga belakang dan

Oberoi menyetujuinya. Arjun menggunakan pagrinya untuk menghentikan

pendarahan Bree. Saat di tangga, mereka bertemu dengan dua polisi, yang

mencurigai Arjun sebagai teroris. Dalam kondisi salah sangka tersebut

Bree berlari menuju pintu dan dibunuh oleh Imran. saudara Bull

memberinya perintah untuk memeriksa identitas Bree, namun Imran

menolak. Setelah itu, Imran diperintahkan untuk mengumpulkan sandera,

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

78

khususnya orang-orang Amerika, orang-orang kaya dan penting. David

dan Sally mencapai lantai enam dan bertemu Imran. Mereka dikejar,

namun David berhasil mendorong Sally dan Cameron ke dalam lemari

utilitas sebelum ia disandera oleh Imran. Sally dan Cameron terjebak di

dalam lemari tersebut.

Arjun memimpin polisi ke ruangan cctv dan melihat banyak staf

termasuk Sanjay meninggal. Abdullah menggunakan salah satu lencana

petugas yang telah meninggal untuk mendapatkan akses ke Lounge. Saat

Oberoi hendak membuka pintu, Arjun menelpon dan memberitahu bahwa

itu adalah salah satu teroris. Mendengar suara gaduh dari dalam, Abdullah

mulai menembak ke arah pintu. Para staf memandu tamu yang panik ke

ruangan belakang. Melihat kondisi tersebut melalui cctv, polisi

memerintahkan Arjun untuk tetap di tempat dan mengunci pintu, karena

mereka akan menyelamatkan tamu yang ada di dalam Lounge. Kedua

polisi tersebut menyerang para teroris dan berhasil menembak kaki Imran.

Saat menuju ke kamar penyanderaan, Imran bertanya kepada Houssam

apakah saudara Bull akan memberi uang kepada keluarga mereka.

Sesampai di kamar, Imran diperintahkan untuk menjaga para sandera. Di

kamar bersama David dan sandera lainnya, Imran menelpon keluarganya.

Ayahnya yang menjawab telpon dan bertanya apakah pelatihannya

berjalan lancar, dengan sedih dia menjawab bahwa dia baik-baik saja, dia

berkata sangat mencintai ayahnya dan bertanya apakah mereka (Bull) telah

mengirimkan uang dan ayahnya menjawab mereka belum menerima

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

79

uangnya. Imran mengakhiri panggilannya dengan menyampaikan bahwa

dia menyayangi ibu dan saudarinya.

Enam jam setelah penyerangan, Zahra memutuskan untuk

meninggalkan Lounge bersama Vasili dan beberapa tamu lainnya,

meskipun telah diperingatkan oleh Oberoi. Ketika mereka memasuki lobi,

para tamu dibunuh, sedangkan Zahra dan Vasili disandera. Pagi hari

pasukan khusus India mulai berdatangan. Abdullah diperintah oleh saudara

Bull untuk memeriksa Vasili dan menemukan bahwa Vasili merupakan

mantan agen Rusia Spetznaz.

Dua teroris yang sebelumnya membajak mobil polisi berhasil

ditangkap, satu diantaranya terbunuh dan lainnya ditahan. Setelah

berbicara dengan Vasili, saudara Bull memerintahkan untuk memulai fase

terakhir mereka, yaitu membakar hotel. Abdullah, Rashid dan Houssam

meninggalkan Imran dan para sandera untuk melaksanakan perintah.

David berhasil melonggarkan ikatannya dan mencoba menyerang Imran

tetapi dia ditembak. Sedangkan, Arjun yang berada di ruangan cctv,

memutuskan untuk pergi membantu tamu yang berada di Lounge.

Oberoi mengumumkan bahwa mereka akan pergi melalui pintu

belakang secepat mungkin, namun seorang tamu menelpon reporter dan

memberitahukan lokasi mereka, sehingga informasi tersebut disiarkan di

televisi. Saudara Bull memberitahu kepada para teroris bahwa para tamu

melarikan diri. Imran diperintahkan untuk membunuh para sandera, dia

menembak pasangan Amerika, David dan Vasili. Zahra dengan bercucuran

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

80

air mata mulai melafaskan shalawat dan doa, sehingga membuat Imran

tidak tega untuk menembaknya karena Zahra seorang muslim. Sebelum

meninggal David memberitahu kepada Zahra tempat persembunyian Sally

dan Cameron.

Para terori mendobrak pintu Lounge dan mengejar para tamu melalui

tangga, mereka menembak beberapa tamu dan staf. Salah seorang tamu

mendengar Selly dan Cameron dan membantu mereka keluar dari lemari.

Ketika para teroris mencapai dapur dan melepas tembakan yang bertubi-

tubi kepada para staf dan tamu, pasukan khusus akhirnya memasuki hotel

dan membalas tembakan. Arjun yang berhasil keluar merangkul Oberoi.

Di lantai atas, Zahra menemukan lemari tersebut dalam keadaan kosong.

Untuk menyelamatkan diri, Zahra memecahkan jendela dan berteriak

minta tolong. Teroris yang masih hidup tertekan dan akhirnya terbunuh.

Zahra diselamatkan dan bersatu kembali dengan Sally dan putranya

Cameron. Arjun dengan mengendarai sepeda motornya kembali ke rumah

dan bersatu dengan istri dan anaknya.

Dalam teks penutup film, mengungkapkan bahwa setelah tiga hari,

polisi India membunuh 11 dari 12 teroris, dan menahan satu diantaranya.

Dalang dari aksi teror yang mengerikan tersebut sampai saat ini masih

menjadi buronan. Dari 31 orang yang terbunuh di Taj Mahal Palace Hotel,

setengah diantaranya merupakan staf yang tetap tinggal membantu para

tamu. Pada 21 Desember 2008, Taj Mahal Palace Hotel kembali dibuka

dengan bantuan Hermant Oberoi, dan mengembalikannya ke masa

Page 93: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

81

kejayaan dalam waktu 21 bulan. Hingga saat ini, beberapa karyawan

masih bekerja di Taj Mahal Palace Hotel (www.Imbd.com).

B. Makna Denotatif dan Konotatif Terorisme pada Film Hotel Mumbai

Setelah menjelaskan alur cerita film Hotel Mumbai sebagai objek

penelitian, maka pada deskripsi data penelitian ini, peneliti menjadikan

adegan dan dialog dalam film tersebut sebagai fokus penelitian. Pada bab

ini, peneliti akan memaparkan data yang akan menjadi dasar analisis

peneliti serta hasil dari analisis penelitian ini.

Terdapat beberapa scene yang akan dianalisis dalam film Hotel

Mumbai ini dengan menggunakan konsep semiotika Roland Barthes.

Barthes menawarkan pembahasan tentang makna denotatif dan konotatif

dalam objek yang diteliti.

Makna denotatif adalah makna harafiah atau sesungguhnya

terhadap penggunaan bahasa yang telah disepakati. Makna denotatif

adalah makna sebuah kata yang terdiri dari penanda dan petanda. Makna

konotatif adalah makna suatu kata yang berasal dari ekspresi dan emosi

manusia yang pada akhirnya akan menghasilkan pemaknaan baru.

Dalam penelitian analisis semiotik terorisme pada film Hotel

Mumbai ini, menggunakan semiotika Roland Barthes, sehingga dapat

menganalisis makna denotatif dan konotatif terorisme sebagai berikut:

Page 94: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

82

Tabel 4.3. Analisis Bentuk Tindakan Terorisme (Adegan Pilihan 1)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (25:26-28:52)

Signifier (Penanda) Narasi:

Abdullah : Fase satu selesai, saudara ku. Kami akan ke

atas.

Saudara Bull : Kerja bagus. Satu hal, terus nyalakan

ponsel mu. Aku ingin mendengar tangisan mereka.

Para binatang itu tidak manusiawi, Abdullah, ingat ini.

Abdullah : Ya, saudara ku.

Saudara Bull : Mereka tidak pantas mendapat ampunan

Allah.

Abdullah : Ya, saudara ku, Allahu Akbar!

Saudara Bull : Allahu Akbar!

Signified (Petanda) Dari adegan di atas, terlihat empat pemuda memakai

kaos dan ransel memasuki hotel. Kemudian mereka

menyiapkan senjata dan mulai menembaki orang-orang

di dalam hotel secara acak. Keempat pemuda tersebut

Page 95: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

83

menggunakan pistol laras panjang. Satu diantara

mereka berbicara kepada seseorang malalui telepon,

terlihat headset terpasang di telinganya.

Makna Denotatif Empat pemuda memasuki hotel Taj. Di dalam hotel

mereka berpencar, dua orang di lantai dasar dan

lainnya di lantai dua. Dengan hati-hati mereka

membokar ransel yang berisi senajata dan menembak

tamu dan staf hotel secara acak.

Makna Konotatif Berdasarkan adegan di atas, maka makna konotatif

yang ingin ditunjukan adalah empat pemuda tersebut

melakukan aksi teror yang terorganisir dan dipantau

oleh seseorang yang mereka sebut saudara melalui

telepon. Dapat dilihat, bahwa penembakan dan

pengeboman merupakan salah satu bentuk dari

tindakan terorisme. Berdasarkan dialog makna konotasi

yang ingin disampaikan adalah para teroris melakukan

aksi tersebut sebagai bentuk pembalasan dendam

terhadap orang-orang yang mereka anggap musuh

karena tidak sepemikiran, serta meyakini aksi tersebut

benar untuk dilakukan.

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

84

Tabel 4.4. Analisis Dampak Terorisme (Islamophobia) (Adegan Pilihan 2)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (55:49-57:23)

Signifier (Penanda) Narasi:

Ibu Zahra : Tuhan menjaga kamu nak. Tutup mata mu,

mari berdo’a.

Zahra : Do’a? Apa gunanya do’a untuk kita bu?

Ibu Zahra : Ibu harus apa? Ibu mencemaskan kamu.

Zahra : Maaf. Aku hanya ingin pulang.

Ibu Zahra : Ibu menyayangi mu. Ibu akan mendo’akan

mu.

Zahra : Aku akan menelpon lagi nanti.

Ibu Zahra : Baik, anakku.

Lady Wynn : Kamu bicara dengan siapa?

Zahra : Apa?

Lady Wynn : Kamu menelpon siapa?

Zahra : Bukan urusan anda.

Lady Wynn : Dia anggota mereka.

Zahra : Apa maksud anda?

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

85

Lady Wynn : Kamu bicara dalam bahasa itu.

Zahra : Anda menyebut saya teroris? Katakanlah

maksud anda!

Lady Wynn : Kenapa kamu tidak jawab? Katakanlah

siapa kamu.

Signified (Petanda) Adegan ini menunjukan sebuah ruangan mewah yang

di dalamnya terdapat lemari, sofa dan rak-rak yang

berisi minuman. Terlihat seorang wanita dengan

rambut dikuncir sedang duduk di sofa dan berbicara

melalui telepon. Dari jarak jauh seorang wanita paruh

baya memperhatikan wanita tersebut. Setelah

menyadari dirinya diperhatikan wanita tersebut

mengakhiri pembicaraan dengan menjauhkan

handphone dari telinga kanannya. Kemudian wanita

paruh baya tersebut menghampirinya dan mereka

terlihat memperdebatkan sesuatu.

Makna Denotatif Terlihat Lady Wynn mencurigai Zahra sebagai anggota

teroris.

Makna Konotatif Korban dalam aksi terorisme pasti mengalami tekanan

psikis, kemudian tekanan tersebut bertambah akibat

pemberitaan media tentang aksi yang berlangsung.

Dalam film ini dijelaskan bahwa pelaku teror adalah

pemuda muslim. Fakta ini menyebabkan korban

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

86

mengalami ketakutan terhadap Islam atau

Islamophobia. Dampak tersebut tidak hanya dialami

oleh korban dalam aksi tersebut, tetapi masyarakat

yang mengetahui aksi tersebut melalui media juga ikut

mengalami tekanan psikis yang berujung pada takut

terhadap hal-hal yang merepresentasikan Islam.

Tabel 4.5. Analisis Faktor Terjadinya Terorisme (Ekonomi) (Adegan Pilihan

3)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (1:15:28-1:18:02)

Signifier (Penanda) Narasi:

Imran : Hei, Houssam! Kamu percaya saudara Bull

akan memberi uang kepada keluarga kita?

Houssam : Imran, kita mengabdi di jalan Allah, yang

lain tidak penting!

Signified (Petanda) Terlihat dua pria mengenakan ransel berjalan sambil

memegang pistol laras panjang. Pria yang mengenakan

jaket merah maron nampaknya terluka sehingga harus

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

87

ditopang oleh pria yang berkaos garis-garis pada saat

berjalan. Kemudian mereka berhenti di depan pintu dan

membicarakan sesuatu.

Makna Denotatif Dalam adegan ini terlihat dua pemuda berjalan sembari

membicarakan sesuatu.

Makna Konotatif Berdasarkan dialog yang terjadi antara Imran dan

Houssam, makna konotasi yang ingin ditonjolkan ialah

Imran melakukan aksi teror karena diiming-imingi

uang oleh seseorang yang mereka panggil dengan

sebutan saudara Bull. Yang menunjukan bahwa Imran

membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya, sehingga membuatnya terlibat dengan

jaringan terorisme.

Tabel 4.6. Analisis Tindakan Jihad dalam Terorisme (Adegan Pilihan 4)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (1:25:38-1:27:24)

Signifier (Penanda) Narasi:

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

88

Teroris : Dia mengatakan “kalian muslim, orang kafir

menipu kalian, mereka membuat kalian melarat,

mereka membuat kalian tertinggal sementara mereka

maju. Pergilah! Berjihadlah! Pergi dan berjihadlah!

Signified (Petanda) Terlihat pada adegan ini, seorang polisi sedang duduk

di samping seorang pria yang terbaring di atas ranjang

dengan luka di sekitar leher dan lengannya. Terlihat di

sekeliling ruang ada meja dengan obat-obatan serta

kamera yang merekam dua pria tersebut.

Makna Denotatif Pada adegan ini, menunjukkan polisi sedang

menginterogasi salah satu teroris di rumah sakit

Makna Konotatif Makna konotatif yang ingin ditunjukan oleh penulis

film ini adalah, para teroris tersebut dihasut oleh

seseorang yang bernama Bull untuk melakukan aksi

teror sebagai bentuk pembalasan dendam yang

disebabkan oleh orang-orang kafir yang dalam

pandangan mereka merupakan orang-orang Amerika

dan Inggris yang membuat umat muslim mengalami

keterbelakangan. Keterbelakangan bisa diartikan

sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh pemerintah

Negara yang korupsi dan eksploitasi yang dilakukan

oleh Amerika dan Eropa di Negara tersebut. Hal ini

kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang

Page 101: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

89

memiliki kepentingan pribadi dengan menyisipkan

ajaran agama yang salah sebagai alasan untuk membela

agama atau lebih dikenal dengan istilah jihad.

Mereka memahami bahwa pembelaan terhadap Islam

saat ini harus dilakukan menggunakan tindakan-

tindakan tertentu seperti menggunakan senjata, bom

dan sebagainya yang mereka artikan sebagai Jihad.

Kesalah pahaman terhadap arti jihad inilah yang

mendorong orang-orang rela melakukan bom bunuh

diri.

Tabel 4.7. Analisis Faktor Terjadinya Terorisme (Politik) (Adegan Pilihan 5)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (1:30:02-1:30:56)

Signifier (Penanda) Narasi:

Saudara Bull : Sambungkan pada si Rusia!

Houssam : Baik. Hei, hei, bicara padanya.

Saudara Bull : Vasili Gordetsky.

Vasili : Kamu tahu siapa saya?

Page 102: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

90

Saudara Bull : Vasili Gordetsky.

Vasili : Apa?

Saudara Bull : Presiden dan salah satu pendiri NV

Capital. Mantan petugas khusus Soviet.

Vasili : Memang kenapa? Kamu mau uang? Saya akan

beri uang.

Saudara Bull : Uang mu tidak akan menyelamatkan

mu. Kamu akan mati karena perbuatan mu atas

Afghanistan.

Vasili : Astaga! Kamu tahu apa yang saya lakukan di

Afghanistan? Saya tiduri ibu mu, saya tiduri

saudarimu, bajingan!

Signified (Petanda) Pada awal adegan terlihat dua orang pemuda memasuki

ruang dengan senjata di tangannya. Pemuda berkaos

hijau gelap nampaknya sedang berbicara dengan

seseorang melalui telepon. Di dalam ruangan tersebut,

terdapat tujuh orang lainnya, dua di antaranya pemuda

yang duduk bersandar di pintu sambil memegang sejata

laras panjang dan lima lainnya terbaring di lantai

dengan tangan terikat kebelakang. Pemuda yang

berkaos hijau gelap kemudian mendekati salah satu

pria yang terbaring di lantai. Pemuda tersebut

menendang kemudian membalikan badan pria berjas

Page 103: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

91

hitam tersebut dan menamparnya. Pemuda tersebut

kembali berbicara melalui telepon kemudian

menyerahkan telepon kepada pemuda lainnya. Terlihat

dua pemuda merobek pakaian dan mengambil barang

milik pria tersebut.

Pemuda dengan kaos bergaris-garis terlihat memotret

sesuatu menggunakan telepon genggamnya. Sedangkan

pemuda berkaos hijau gelap membuat keributan dengan

pria berjas hitam dan berhasil dilerai. Pemuda dengan

kaos bergaris kembali berbicara melalui telepon dan

melangkah ke arah pria berjas hitam kemudian

mendekatkan telepon ke pria tersebut. Pria tersebut

nampaknya berbicara sambil terisak dan terlihat

meneriaki seseorang melalui telepon sehingga

membuat pemuda yang memegang telepon tersebut

memukulnya.

Makna Denotatif Bull memerintahkan Abdullah untuk memeriksa

identitas para sandera terkhusus Vasili.

Makna Konotatif Bull memiliki dendam pribadi terhadap orang-orang

yang terlibat dalam peperangan di Afghanistan. Artinya

aksi tersebut disisipi oleh kepentingan politik, yang

ingin mempengaruhi kebijakan suatu Negara.

Page 104: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

92

Tabel 4.8. Analisis Hubungan antara Media dan Terorisme (Adegan Pilihan

6)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (1:36:30-1:37:11)

Signifier (Penanda) Narasi 1:

Saudara Bull : CNN memberitakan bahwa pasukan

khusus telah mendarat di Mumbai.

Narasi 2:

Penyiar berita : Kami mendapat kabar tentang upaya

pelarian yang berlangsung di Taj hotel. 100 tamu

dilaporkan akan keluar dari Chambers Lounge

berlokasi jauh di dalam hotel yang terbakar.

Signified (Petanda) Pada adegan ini, terlihat pemuda yang berkaos hijau

gelap berbicara melalui telepon.

Pada adegan lainnya terlihat sekumpulan orang sedang

menonton televisi di lokasi yang berbeda.

Page 105: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

93

Makna Denotatif Pemberitaan terkait situasi dan kondisi selama aksi

teror di hotel Taj. Hal ini dimanfaatkan oleh terorisme

untuk mengetahui situasi dan kondisi pada saat aksi

berlangsung. Hal ini ditunjukan melalui pernyataan

saudara Bull terhadap Abdullah bahwa pasukan khusus

India telah mendarat di Mumbai melalui pemberitaan

CNN. Informasi ini membuat mereka lebih waspada

dan segera menyelesaikan misi serta teroris

menggunakan media untuk memantau situasi dan

kondisi.

Makna Konotatif Berdasarkan adegan, makna konotatif pemanfaatan

media oleh teroris adalah teroris ingin menunjukan

eksistensi dan kekuatan mereka kepada publik serta

berusaha untuk mendapat penghormatan dan simpati

orang-orang yang sepemikiran dengan mereka.

Selain itu adegan ini juga menunjukan adanya

hubungan simbiosis mutualisme antara media dan

terorisme, dimana media membutuhkan isu terorisme

sebagai nilai berita untuk menjalankan peran sosialnya

dalam menyampaikan informasi dan teroris

membutuhkan media untuk menjadi topik utama

pembahasan.

Page 106: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

94

Tabel 4.9. Analisis Agama Tidak Berkaitan dengan Terorisme (Adegan

Pilihan 7)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (1:39:08-1:40:51)

Signifier (Penanda) Narasi:

Saudara Bull : Tembak dia Imran! Tembak dia! Insya

Allah ini amal baik juga, tembak dia! Imran, tembak

dia!

Signified (Petanda) Pada adegan ini seorang pemuda berjaket merah, duduk

bersandar pada pintu dengan senajata laras panjang di

atas kakinya. Pemuda tersebut menyambungkan

headset pada telepon dan memasang ke telinga

kanannya dan nampaknya dia berbicara dengan

seseorang. Kemudian dia meletakan senjata

disampingnya dan berusaha untuk berdiri. Dia

mengambil pistol dari belakang punggung dan

Page 107: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

95

memeriksa pelurunya kemudian menarik pelatukknya.

Perlahan dia berjalan ke arah empat orang yang

terbaring di lantai. Dengan kondisi kaki kiri yang

terluka, dia mulai

Makna Denotatif Imran ditugaskan untuk membunuh para sandera.

Makna Konotatif Makna konotatif dalam adegan ini menunjukan bahwa

korban dan pelaku aksi terorisme dapat terjadi pada

siapapun terlepas dari agama mereka. Jadi, dapat

dilihat bahwa aksi terorisme tidak berkaitan dengan

agama manapun. Hanya saja para pelaku teror

memanfaatkan Islam sebagai dalih untuk melegalkan

aksi tersebut.

Tabel 4.10. Analisis Psikologis Pelaku Teror (Adegan Pilihan 8)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (1:49:54-1:51:06)

Signifier (Penanda) Narasi:

Saudara Bull : Beranilah para singaku! Seluruh dunia

Page 108: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

96

akan menyaksikan. Allah menunggu kalin di surga.

Terus aktifkan ponsel kalian agar seluruh dunia

mendengar auman kalian.

Abdullah dan Houssam : Ucapkan takbir, Allahu

Akbar!

Signified (Petanda) Dalam adegan ini terlihat dua pemuda saling tembak

menembak dengan orang-orang yang berpakaian serba

hitam. Mereka bersembunyi di belakang meja kayu.

Pemuda yang berkaos hijau gelap memasang headset di

telinga kirinya dan pemuda dengan kaos bergaris

terlihat duduk bersandar sambil memegang perutnya

yang terluka. Mereka terus menebak ke arah orang-

orang yang berpakaian hitam. Salah satu pemuda

tampak menangis dengan tangan memegang headset di

telinga kirinya.

Pemuda lainnya terus menembak kemudian kembali

bersandar dan terlihat dia mengatur pernapasannya. Di

depan meja salah seorang yang berpakaian serba hitam

berlari dan terlihat melempar sesuatu ke arah para

pemuda tersebut. Kemudian ledakan terjadi di tempat

persembunyian dua pemuda tersebut.

Makna Denotatif Adegan menunjukan aksi saling tembak menembak

antara dua teroris dengan pasukan khusus. Serta

Page 109: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

97

pengeboman yang dilakukan pasukan khusus untuk

melumpuhkan dua teroris tersebut.

Makna Konotatif Dalam adegan ini, makna konotatif yang ingin

ditunjukan adalah keadaan psikologis para pelaku teror

yang tidak lagi takut untuk mengorbankan hidup

mereka sendiri karena mereka yakin aksi yang

dilakukan merupakan tindakan heroic untuk membela

agama.

Setelah melakukan analisis terhadap adegan dalam film Hotel

Mumbai, maka peneliti akan membahas hasil analisis terkait makna

denotatif dan kontatif terorisme serta pesan-pesan moral pada film Hotel

Mumbai. Hotel Mumbai adalah film yang menceritakan tentang salah satu

serangan teroris yang fenomenal di Mumbai, India. Tentunya penulis dan

sutradara menyisipkan pesan-pesan dalam film tersebut melalui adegan

dan dialog.

Film ini menunjukan makna denotatif dan konotatif terorisme

sebagai berikut:

1. Bentuk aksi terorisme, terorisme merupakan aksi yang terorganisir

dengan melakukan tindak kekerasan seperti penembakan dan

pengeboman sehingga dapat menyebabkan kerusakan materil dan

merenggut hak hidup orang lain. Selaras dengan pandangan Mulyadi

dalam (Afan, K & Mahrus Darmawan, 2019, h: 3), yang menyatakan

bahwa tindak terorisme merupakan tindakan yang melibatkan unsur

Page 110: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

98

kekerasan atau menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia dan

melanggar hukum pidana. Aksi teror yang terjadi dalam film ini

dilakukan oleh beberapa pemuda yang diprovokasi dengan

mengatasnamakan Islam oleh seseorang yang memiliki dendam

terhadap orang-orang yang terlibat dalam konflik dibeberapa Negara

Islam seperti Afghanistan. Pelaku teror memahami pembelaan

terhadap Islam saat ini harus dilakukan menggunakan tindakan-

tindakan tertentu seperti menggunakan senjata, bom dan sebagainya.

Akibatnya, para pemuda muslim tersebut memiliki pemahaman bahwa

Islam membenci orang-orang non-Islam, sehingga mereka harus

berjihad dengan membunuh mereka. Akhirnya terbentuklah konstruksi

sosial bahwa terorisme berkaitan dengan Islam, sebab masyarakat

merelasikan dengan siapa atau kelompok mana yang menunggangi

aksi teror tersebut.

2. Dampak terorisme salah satunya adalah Islamophobia. Banyaknya aksi

terorisme yang mengatasnamakan agama terkhusus Islam,

menyebabkan Islamophobia berkembang. Sentimen publik menggiring

isu Islam sebagai agama yang radikal dan ekstrim. Film ini

memperlihatkan Islamophobia sebagai bentuk kecurigaan dan

kebencian terhadap hal-hal yang merepresentasikan Islam. Sejalan

dengan pendapat Roman Wolf dalam (Ma’ruf, H, 2017, h: 5), yang

menyebutkan bahwa Islamophobia merupakan bentuk prasangka buruk

Page 111: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

99

dan permusuhan yang ditujukan kepada muslim yang kemudian

digeneralisasikan oleh bangsa Barat merupakan orang-orang Arab.

3. Faktor terjadinya terorisme. Dalam film ini ditemukan faktor ekonomi

menjadi salah satu penyebab munculnya terorisme. Keterbatasan

ekonomi yang disebabkan oleh eksploitasi sumber daya oleh bangsa

Barat dan Eropa, dan pemerintah Negara yang korupsi mendorong

pemuda untuk terlibat dalam jaringan terorisme untuk menghasilkan

uang. Sejalan dengan pemikiran Shmuel Bar dalam artikelnya The

Religious Sources of Islamic Terrorism (2004), menyebutkan secara

ringkas tiga faktor yang melatar belakangi munculnya terorisme.

Pertama, sebab politik yaitu konflik berkepanjangan Israel-Arab.

Kedua, karena budaya yaitu perlawanan terhadap penjajahan budaya

Barat yang berusaha mendominasi budaya asli sebuah Negara. Ketiga,

sebab sosial dan ekonomi yakni karena aliansi dan kemiskinan

(proverty) (Mubarak, Z, 2012, h: 250).

4. Jihad sebagai motif para pelaku teror. Dalam film ini, motif para

pelaku teror yaitu untuk menunjukan bahwa mereka ingin melawan

pengaruh budaya Barat yang menyebabkan keterbelakangan baik

ekonomi maupun pendidikan terhadap Negara dan agama mereka. Hal

ini kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki

kepentingan pribadi dengan menyisipkan ajaran agama yang salah

sebagai alasan untuk membela agama atau lebih dikenal dengan istilah

Page 112: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

100

jihad. Jihad inilah yang mendorong mereka untuk melakukan

kekerasan terhadap orang lain dan diri sendiri.

Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-Madkhaly, menyatakan

orang-orang yang ekstrim di dalam penilai terorisme adalah mereka

yang tertimpa oleh musibah aturan-aturan rahasia dari kelompok-

kelompok tertentu untuk menentang segenap pemerintah di seluruh

dunia Islam. Mereka menganggap bahwa pemerintah adalah orang-

orang yang sudah kafir keluar dari Islam, berbuat kerusakan, dan

menganiaya, karena berhukum dengan selain dari apa yang diturunkan

oleh Allah. Mereka bergerak dengan strategi untuk menggulingkan

pemerintah dengan menggunakan berbagagai cara seperti pembunuhan

secara rahasia terhadap para penguasa, peledakan bom di tempat-

tempat umum maupun khusus sebagai bentuk balas dendam dan makar

kelompok. Aksi tersebut menyebabkan tersebarnya ketidakstabilan di

masyarakat dan terjadi goncangan keamanan. Hal ini disebabkan

tindakan mereka menyusupkan bentuk terorisme secara nyata maupun

pemikiran ke tengah masyarakat (Mubarok & Muna Madrah, 2012, h:

62).

5. Politik salah satu faktor penyebab terorisme. Dalam film ini

menunjukan bahwa konflik di Afghanistan mendorong palaku teror

untuk melakukan balas dendam terhadap orang-orang yang terlibat

dalam konflik tersebut seperti Amerika Serikat. Dengan melakukan

aksi teror mereka ingin mempengaruhi kebijakan sebuah Negara dan

Page 113: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

101

melihat reaksi pemerintah dalam menangani aksi teror yang mereka

lakukan. Seperti yang dikatakan oleh T.P. Thornton, terorisme

merupakan penggunaan teror sebagai tindakan simbolis yang

dirancang untuk mempengaruhi kebijakan dan tingkah laku politik

dengan cara ekstra normal, khususnya dengan penggunaan kekerasan

dan ancaman kekerasan (Mubarok & Muna Madrah, 2012, h: 16).

6. Hubungan antara media dan terorisme. Relasi antara media dan

terorisme tidak lepas dari hubungan simbiosis mutualisme.

Berdasarkan adegan, pemanfaatan media oleh teroris adalah teroris

ingin menunjukan eksistensi dan kekuatan mereka kepada publik serta

berusaha untuk mendapat penghormatan dan simpati orang-orang yang

sepemikiran dengan mereka. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat

Brigitte Nacos, bahwa ada tiga tujuan utama teroris yaitu: menarik

perhatian, mendapat pengakuan, penghormatan dan pengesahan

(Mubarok & Muna Madrah, 2012, h: 68). Sedangkan media

membutuhkan isu terorisme sebagai nilai berita dan menjalankan peran

sosialnya dalam menyampaikan informasi. Dalam Islam sendiri wajib

hukumnya untuk memperhatikan kebenaran berita yang disebarkan,

seperti dalam Al.Qur’an (Al. Hujurat: 6):

Page 114: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

102

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu

orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar

kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa

mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu”.

7. Agama tidak berkaitan dengan terorisme. Film ini menunjukan bahwa

korban dan pelaku aksi terorisme dapat terjadi pada siapapun terlepas

dari agama mereka. Jadi, dapat dilihat bahwa aksi terorisme tidak

berkaitan dengan agama manapun. Hanya saja para pelaku teror

memanfaatkan Islam sebagai dalih untuk melegalkan aksi tersebut dan

memperkeruh konflik internasional. Hal ini disampaikan pula oleh

John Louis Espasito yang berpendapat bahwa tindakan terorisme tidak

ada hubungannya dengan agama Islam ataupun agama lainnya (Junaid,

H, 2013, h: 128).

Islam sendiri melarang umatnya untuk menyakiti orang lain, seperti

dalam Al.Qur’an (Al-Maidah: 32):

Page 115: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

103

Yang artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi

Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia,

bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena

membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan dia telah

membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara

kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia telah memelihara

kehidupan manusia semuanya. dan sesungguhnya telah datang kepada

mereka Rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan

yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-

sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”.

Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah sebagai

membunuh manusia seluruhnya, karena orang seorang itu adalah

anggota masyarakat dan karena membunuh seseorang berarti juga

membunuh keturunannya. Dipertegas pula dalam Al.Qur’an (Al-

An’am: 151):

Yang artinya: “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan

Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.

Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu

memahami(nya)”. Jadi, sangat jelas bahwa Islam menentang terorisme.

Page 116: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

104

Terlepas dari agama apapun, siapapun berpotensi untuk menjadi

pelaku teror dan juga bisa menjadi korban.

8. Psikologi pelaku teror. Film ini menunjukan bahwa teroris memiliki

gangguan psikologis parah yang membuat mereka menganggap diri

mereka sebagai pahlawan, untuk berani membunuh orang lain dengan

keji, mereka juga harus membuang rasa takut untuk membunuh diri

sendiri sebagai dalih untuk membela kebenaran dan keadilan.

Sependapat dengan hasil analisis Anthony Storr tentang psikologi

pelaku teror yang pada umumnya mengalami psikopat agresif yang

menyebabkan mereka kehilangan nurani, bersikap kejam, agresif,

sadistis dan tanpa ampun, perasaan takut seolah dibunuh habis,

termasuk takut akan kematian diri sendiri dan orang lain (Mubarok &

Muna Madrah, 2012, h: 19).

C. Makna Denotatif dan Konotatif Pesan Moral pada Film Hotel

Mumbai

Dalam sebuah film pasti terdapat pesan-pesan yang ingin

ditunjukan oleh penulis baik secara tersirat maupun tersurat. Sama halnya

dengan film Hotel Mumbai yang syarat akan makna, juga memiliki pesan-

pesan moral yang ingin disampaikan kepada para penontonnya. Moral

yang dimaksud adalah tolak ukur baik atau buruknya sesuatu dan pantas

tidak pantasnya suatu perilaku dalam tatanan masyarakat. pesan moral

merupakan pelajaran yang dapat dipetik dari sebuah peristiwa, pengalaman

Page 117: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

105

atau film yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Adapun pesan moral

dalam film Hotel Mumbai sebagai berikut:

Tabel 4.11. Analisi Tindakan Beriman (Adegan Pilihan 9)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (07:25-07:29)

Signifier (Penanda) Terlihat dari gambar, seorang pria berjenggot tebal,

memakai pagri dan kemeja kotak-kotak.

Signified (Petanda) Nampak seorang laki-laki sedang menutup mata dan

sedikit menunduk di depan foto-foto yang dilengkapi

dengan sesajen. Lelaki tersebut memakai pagri di

kepalanya dan kemeja kotak-kotak.

Makna Denotatif Berdasarkan gambar di atas, nampaknya seorang laki-

laki sedang berdo’a di depan foto dewa-dewa yang

dilengkapi dengan sesajen.

Page 118: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

106

Makna Konotatif Makna konotatif yang ingin disampaikan adalah, Arjun

merupakan seorang Hindu yang taat beragama, terbukti

dari dia menyempatkan diri untuk berdo’a sebelum

bekerja. Selain itu, dilihat dari pagri yang dia kenakan

menandakan bahwa dia orang yang berani dan menjaga

kehormatan kaum Sihk dan keluarganya.

Tabel 4.12. Analisis Tindakan Disiplin (Adegan Pilihan 10)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (11:51-13:21)

Signifier (Penanda) Narasi:

Oberoi : Kau bercanda?

Arjun : Maaf pak, sepatu saya hilang. Pasti terjatuh dari

tas saya.

Oberoi : Pulanglah Arjun. Ayo semuanya kerja!

Arjun : Pak tolonglah.

Oberoi : Tolong apa? Tampilan kamu seperti pengemis.

Arjun : Saya akan cari sepatu, saya sangat

membutuhkan shift ini.

Page 119: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

107

Oberoi : Pergilah!

Arjun : Pak tolonglah, istri saya akan segera

melahirkan. Saya mohon.

Oberoi : Ada sepatu cadangan di ruangan saya, di

bawah meja.

Arjun : Terimakasih pak.

Oberoi : Cepat!

Signified (Petanda) Dalam adegan, terlihat beberapa orang staf berjejer dan

pria paruh baya menghampiri mereka satu persatu

untuk mengecek kebersihan kuku dan kerapian para

staf sebelum bekerja.

Makna Denotatif Pengambilan gambar pada adegan ini menjelaskan

tentang Oberoi yang sedang memeriksa kedisiplinan

para staf. Mereka menggunakan seragam hotel dan

nampak sangat rapih dan bersih, namun Arjun

terlambat dan terlihat menggunakan sendal sehingga

menarik perhatian Oberoi. Nampaknya Oberoi

menegur Arjun.

Makna Konotatif Oberoi sebagai kepala koki merupakan orang yang

sangat disiplin dan tegas. Namun, dibalik ketegasannya

dia masih bisa berempati kepada orang lain.

Tabel 4.13. Analisis Tindakan Bertanggung jawab (Adegan Pilihan 11)

Page 120: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

108

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (43:13-44:20)

Signifier (Penanda) Narasi:

Polisi 1: Lalu? Kita ke atas sana! Kita lihat posisi

mereka. Kita tidak bisa diam saja, kalau kita diam saja

tidak akan ada yang selamat.

Polisi 2: Baik, baik, ke ruangan cctv.

Signified (Petanda) Dalam adegan ini terlihat polisi yang bersiaga serta

sibuk untuk menghalang para wartawan yang memaksa

mendekat ke lokasi peneroran untuk merekam kondisi

hotel Taj. Nampak dua polisi sedang berbicara dan

sesekali memperhatikan anggotanya.

Makna Denotatif Dari penggambaran situasi di atas, dapat dijelaskan

bahwa terdapat banyak kerumunan wartawan dan polisi

yang bersiaga di depan hotel Taj. Dimana dua orang

polisi yang memakai kemeja putih dan biru muda

dilengkapi dengan rompi anti peluru tampak

membicarakan hal serius.

Page 121: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

109

Makna Konotatif Dalam adegan ini makna konotatif yang ditonjolkan

adalah rasa tanggung jawab polisi sebagai pelindung

dalam upaya penyelamatan korban dengan resiko

membahayakan diri sendiri, karena mereka sadar jika

mereka hanya diam maka tidak akan ada yang selamat.

Tabel 4.14. Analisis Tindakan Berdedikasi (Adegan Pilihan 12)

Kategori Makna Penemuan

Tanda (Sign)

Durasi: (44:45-46:29)

Signifier (Penanda) Narasi:

Oberoi : Aku tahu Dilip, tidak ada yang memaksa mu

untuk tinggal. Siapa pun yang ingin pergi, ini saatnya.

Dilip : Maaf pak.

Oberoi : Jangan minta maaf, pergilah! Kalian punya

istri, orang tua dan keluarga. Jangan malu untuk pergi.

Janom : Aku 35 tahun di sini, ini rumah ku.

Staf : Aku juga tinggal. Tamu adalah dewa pak

Oberoi : Ikuti aku!

Page 122: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

110

Signified (Petanda) Dalam adegan tersebut terlihat beberapa staf hotel

berdiri berhadapan dengan seorang pria paruh baya,

tampaknya mereka sedang berdiskusi. Terlihat dua staf

menggunakan jas hitam dan staf lainnya menggunakan

seragam juru masak. Di dalam ruangan tersebut

terdapat rak-rak yang berisi makanan dan peralatan

dapur.

Makna Denotatif Adegan ini menunjukan sejumlah staf sedang

berdiskusi dalam ruangan yang dipenuhi dengan rak-

rak yang berisikan bahan makanan dan peralatan dapur.

Mereka membicarakan cara untuk menyelamatkan para

tamu.

Makna Konotatif Adapun makna konotasinya adalah dedikasi para staf

hotel untuk menyelamatkan para tamu. Mereka berani

mengorbankan tenaga, pikiran serta waktu untuk

melayani tamu sepenuh hati. Hal ini terlihat ketika

Oberoi memberikan kesempatan kepada para staf untuk

meninggalkan hotel, namun mereka tetap tinggal

dengan memegang teguh kalimat “tamu adalah dewa”.

Tabel 4.15. Analisis Tindakan Berprasangka Buruk (Adegan Pilihan 13)

Kategori Makna Penemuan

Page 123: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

111

Tanda (Sign)

Durasi: (57:24-59:46)

Signifier (Penanda) Narasi:

Janom : Lihat wanita Inggris itu? Di prasmanan, dia

curiga pada janggut mu.

Arjun : Janggut saya?

Janom : Dan juga pagri mu. Kembalilah ke dapur untuk

sementara!

Signified (Petanda) Adegan ini menunjukan pria berjas hitam memanggil

seorang staf pria yang mengenakan pagri di kepalanya.

Mereka nampak sedang membicaran sesuatu dan

membuat staf tersebut menoleh ke arah wanita

berambut putih sebahu yang sedang mengambil

makanan. Kemudian pria berjas hitam bergegas pergi

dan staf pria tersebut menghampiri wanita yang sedang

beridiri di depan prasmanan.

Makna Denotatif Dari penggambaran di atas dapat dilihat bahwa Janon

sedang berbicara kepada Arjun. Mereka

membicarankan tentang Lady Wynn yang mencurigai

Page 124: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

112

Arjun. Kemudian Arjun menghampiri Lady Wynn dan

terlihat dia menjelaskan sesuatu tentang dirinya.

Makna Konotatif Arjun yang berjanggut dan memakai pagri, dicurigai

oleh Lady Wynn sebagai teroris, karena janggut dan

pagri merupakan simbol yang merepresentasikan Islam.

Hal ini menyebabkan Lady Wynn berprasangka buruk

pada Arjun. Artinya, aksi terorisme yang dilakukan

oleh kelompok muslim tidak hanya berdampak pada

muslim, tetapi ikut berdampak juga terhadap orang-

orang yang menggunakan simbol tertentu yang

merujuk pada Islam.

Menurut aliran Otonomus Al-Qamamu Adz-Dzaty ukuran moral

itu ada pada diri kita sendiri. Ia adalah suatu batin yang ada pada diri kita

sendiri, yang memberi tahu bagaimana antara yang hak dan bathil. Antara

moral dan etika memiliki makna yang sama yaitu bentuk penilaian baik

buruk, pantas dan tidak pantas, serta norma yang menjadi pegangan

seseorang atau kelompok tertentu dalam mengatur tingkah laku (Pradana,

R, 2018, h: 58). Berdasarkan hasil analisis peneliti dan pandangan aliran

Otonomus Al.Qamamu Adz-Dzaty tentang moral, maka peneliti

menemukan lima pesan moral yang terdapat dalam film Hotel Mumbai,

yaitu sebagai berikut:

Page 125: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

113

1. Pesan moral yang mengajarkan untuk selalu mengingat tuhan dalam

setiap aktivitas. Hal tersebut dapat direalisasikan seperti berdo’a

sebelum beraktifitas.

2. Pesan moral yang mengajarkan tentang tepat waktu dalam bekerja

serta patuh pada aturan yang berlaku merupakan bentuk kedisplinan

yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Setiap orang memiliki tanggung jawab, sama halnya dalam

melaksankan tugas, tanggung jawab harus tetap ditunaikan dalam

situasi dan kondisi apapun.

4. Dedikasi, merupakan pesan moral yang menunjukan rela

mengorbankan tenaga, pikiran serta waktu untuk memperoleh hasil

yang memuaskan adalah pesan moral yang juga terlihat dalam film ini.

5. Pesan moral untuk tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.

Dalam Islam sendiri berprasangka buruk dianjurkan untuk dijauhi,

seperti yang tersirat dalam Al.Qur’an (Al-Hujurat: 12):

Page 126: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

114

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan

purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu

dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah

menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang

suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah

kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang”.

Film ini secara tidak langsung ingin menyampaikan kepada

penonton bahwa kekerasan tidak bisa dihentikan dengan kekerasan

yang baru. Bahwa setiap aksi terorisme tidak berkaitan dengan agama,

namun orang-orang dengan kepentingan pribadilah yang

memanfaatkan ketidakpahaman seseorang tentang agama.

Kesimpulannya, dalam film Hotel Mumbai terdapat lima pesan moral.

Page 127: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

115

Page 128: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

116

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara garis besar film Hotel Mumbai ingin menyampaikan bahwa

tindak kekerasan tidak akan berhenti apabila dibalas dengan tindakan

kekerasan pula. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi yang telah

dilakukan pada film Hotel Mumbai, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa terdapat delapan indikator makna denotatif dan

konotatif terorisme dan lima indikator makna denotatif dan konotatif pesan

moral, yaitu sebagai berikut:

1. Makna denotatif dan konotatif terorisme pada film Hotel Mumbai:

a. Makna denotatif bentuk terorisme dalam film ini adalah terorisme

sebagai aksi teror yang terorganisir dengan melakukan

penembakan dan pengeboman sehingga menyebabkan kerusakan

materil dan merenggut hak hidup orang lain. Aksi teror yang

terjadi dalam film ini dilakukan oleh beberapa pemuda yang

diprovokasi dengan mengatasnamakan Islam oleh seseorang yang

memiliki dendam terhadap orang-orang yang terlibat dalam konflik

dibeberapa Negara Islam seperti Afghanistan. Makna konotatif

terorisme dalam film ini menunjukan bahwa pelaku teror

memahami pembelaan terhadap Islam saat ini harus dilakukan

menggunakan tindakan-tindakan tertentu seperti menggunakan

senjata, bom dan sebagainya. Akhirnya terbentuklah konstruksi

Page 129: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

117

sosial bahwa terorisme berkaitan dengan Islam, sebab masyarakat

merelasikan dengan siapa atau kelompok mana yang menunggangi

aksi teror tersebut.

b. Makna denotatif dampak terorisme yang ditunjukan dalam film ini

adalah Islamophobia atau ketakutan terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan Islam. Makna konotatifnya ialah Islamophobia

tidak hanya merugikan bagi muslim, tapi orang-orang yang

menggunakan simbol-simbol yang dianggap merepresentasikan

Islam juga bisa menjadi korban dari orang-orang yang mengalami

Islamophobia itu sendiri.

c. Makna denotatif dari faktor terjadinya aksi terorisme dalam film ini

ialah, kemiskinan atau keterbelakangan ekonomi mendorong

seseorang untuk ikut dalam jaringan terorisme. Makna

konotatifnya adalah keterbatasan ekonomi disebabkan oleh

eksploitasi budaya Barat terhadap budaya asli suatu Negara dan

pemerintah yang melakukan tindak pidana korupsi, sehingga

menimbulkan ketidakstabilan ekonomi.

d. Makna denotatif Jihad dalam film ini adalah, bentuk perlawanan

terhadap budaya Barat. Sedangkan makna konotatifnya ialah Jihad

dijadikan alasan untuk melegalkan aksi terorisme, karena mereka

ingin menunjukan bahwa Islam tidak lemah, oleh karena itu

mereka ingin menjadi pahlawan untuk membela agama.

Page 130: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

118

e. Makna denotatif politik sebagai faktor munculnya terorisme dalam

film ini adalah, pelaku teror memiliki dendam pribadi terhadap

orang-orang yang terlibat dalam konflik Afghanista. Makna

konotatifnya ialah dengan melakukan aksi teror mereka ingin

menunjukan kekuatan mereka untuk mempengaruhi kebijakan

suatu Negara dalam menangani aksi terorisme.

f. Makna denotatif hubungan media dan terorisme ialah, teroris

memanfaatkan media sebagai alat pengintai dan media

memberitakan aksi terorisme untuk melaksanakan peran sosialnya

dalam menyebarkan informasi. Makna kontatifnya ialah teroris

menggunakan media untuk menyebarluaskan ketakutakan yang

disebabkan oleh mereka, menunjukan eksistensi dan kekuatan

untuk mendapat simpati dan perhatian. Sedangkan media

memanfaatkan terorisme sebagai nilai berita untuk memenuhi

kebutuhan media.

g. Agama tidak berkaitan dengan terorisme merupakan indikator

terakhir yang dianalisis, dimana makna denotasinya ialah pelaku

dan korban terorisme bisa terjadi pada siapa saja terlepas dari

agama apa yang mereka anut. Makna konotasinya adalah agama

dimanfaatkan oleh orang-orang yang berkepentingan sebagai dalih

untuk melegalkan aksi teror, karena agama merupakan hal yang

sangat sensitif untuk dibahas. Dalam film ini juga menunjukan

bahwa tidak semua muslim setuju dengan aksi terorisme, karena

Page 131: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

119

mereka paham bahwa Islam atau agama manapun tidak ada

satupun mengajarkan kekerasan yang dapat merugikan orang lain.

h. Psikologi pelaku teror, makna denotatifnya ialah pelaku teror

mengalami gangguan psikologis parah yang dikenal dengan istilah

psikopat agresif. Makna konotatifnya gangguan psikologis

membuat mereka menganggap diri sebagai pahlawan, untuk berani

membunuh orang lain dengan keji, mereka juga harus membuang

rasa takut untuk membunuh diri sendiri sebagai dalih untuk

membela kebenaran dan keadilan.

2. Makna denotatif dan konotatif pesan-pesan moral yang disampaikan

berupa tindakan yang dianggap baik oleh masyarakat pada umumnya,

seperti:

a. Selalu mengingat Tuhan dalam setiap aktivitas merupakan makna

konotasi dari tindakan beriman sedangkan makna denotatifnya

ialah berdo’a.

b. Disiplin merupakan makna denotatif dari melakukan atau taat dan

patuh terhadap sesuatu yang telah menjadi tanggung jawabnya.

Makna konotatifnya yang ditunjukan dalam film ini yang berkaitan

dengan kedisiplinan ialah, melakukan pemeriksaan kelengkapan

sebelum bekerja dan menghargai waktu.

c. Sikap bertanggung jawab merupakan makna denotatif dari

pelaksanaan tugas dengan benar dan makna konotasinya

melakukan kewajibannya dalam situasi dan kondisi apapun.

Page 132: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

120

d. Dedikasi merupakan makna denotatif dari pengorbanan waktu,

tenaga dan materil untuk hasil yang memuaskan, namun makna

konotatifnya ialah dedikasi merupakan tanggung jawab moril bagi

setiap orang.

e. Film ini juga mengajarkan kita untuk tidak berprasangka buruk

terhadap orang lain merupakan makna denotatif yang ditunjukan.

Makna konotasinya, prasangka buruk merupakan anggapan negatif

terhadap seseorang atau sesuatu yang disebabkan oleh pemahaman

yang tidak mendasar.

B. Saran

Setelah menyimpulkan hasil temuan, peneliti sadar bahwa ada hal-

hal yang harus diperhatikan dalam menikmati suatu karya film. Dalam

film Hotel Mumbai sendiri, banyak pesan yang harus disaring dan

dipahami lebih dalam lagi, maka dari itu peneliti ingin menyampaikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Secara garis besar, film Hotel Mumbai berhasil menggambarkan dan

mendramatisasi kembali kisah nyata serangan terorisme berdasarkan

sudut pandang para korban. Namun, alangkah bagusnya apabila

penulis dan sutradara film mampu menampilkan sudut pandang yang

netral, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

2. Bagi para penikmat film, diharapkan agar lebih teliti dan kritis dalam

memilih tontonan, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh tayangan-

tayangan yang belum pasti kebenarannya. Diharapkan pula, agar para

Page 133: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

121

penonton mampu menyampaikan pesan-pesan moral dalam tayangan

untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Seperti yang kita ketahui

film tidak sekedar menyajikan imajinasi, namun terdapat pesan-pesan

dan realita kehidupan yang ingin disampaikan.

Page 134: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

DAFTAR PUSTAKA

Afan, K & Mahrus Darmawan. (2019). Islam dan Terorisme, Gerakan Melenial

Bangkit Madur, 15, 3 & 8. https://www.researchgate.net. Diakses pada 15

Agustus 2019.

Al.Qur’an. Surah Al. An’am. ayat 151, Al.Hujurat, ayat 12 & Al.Maidah, ayat 32.

Baran, S. (2012). Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya.

Erlangga.

Bungin, B. (2015). Analisis Data Penelitian Kualitati. Jakarta: Rajawali Pers.

Cangara, H. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Dwi, L & Ary Junaedi. (2017). Jihad dan Terorisme dalam Islam (Kajian

Semiotika Roland Barthes dalam Film Phantom), Jurnal Middle East and

Islamic Studies, Vol. 5 No. 1, Juli-Desember 2017, 4-5.

https://Scholar.google.com. Diakses pada 16 Agustus 2019.

Fahmi, B. (2017). Representasi Pesan Moral dalam Film Rudy Habibie Karya

Hanung Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes). Jom Fisip, Vol.

4 No. 1, Februari 2017, 5. https://Scholar.google.com. Diakses pada 31

Januari 2019.

Fitri, I, Alriyani Khusnul, Putri Ayu, dkk. (2018). Fanatisme Terorisme Berkedok

Islam. Desember 2018. 3. https://www.researchgate.net. Diakses pada 15

Agustus 2019.

Full credit and cast Film Hotel Mumbai. Website. m.imdb.com.

https://www.imdb.com/title/tt5461944/fullcredits?ref_=tt_cl_sm#cast.

Diakses pada 1 September 2019.

Gatra.com. (2019). Resensi Film Hotel Mumbai: Reka Ulang Tragedi yang

Terlalu Nyata. 05 April 2019. https://www.gatra.com/detail/news/407225-

Resensi-Film-Hotel-Mumbai:-Reka-Ulang-Tragedi-yang-Terlalu-Nyata.

Ida, R. (2016). Metode Penelitian Studi dan Kajian Budaya. Jakarta: Prenada

Media Group.

Junaid, H. (2013). Pergerakan Kelompok Terorisme dalam Perspektif Barat dan

Islam. Sulesana, Vol. 8 No. 2, 2013, 124-129. http://journal.uin-

alauddin.ac.id. Diakses pada 29 Agustus 2019.

Lianda, N. (2010). Analisis Semiotik terhadap Pemahaman Ajaran Islam dalam

Film My Name is Khan. 33 & 35. https://Scholar.google.com. Diakses

pada 10 April 2019.

Page 135: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

Ma’ruf, H. (2017). Islamophobia dalam Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Part 1 (Analisis Semiotika). 5. https://Scholar.google.com. Diakses pada

27 Desember 2019.

Morissan. (2013). Teori Komunikasi: Individu hingga Massa. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Mubarak, Z. (2013). Fenomena Terorisme di Indonesia: Kajian Aspek Teologi,

Ideologi dan Gerakan. Jurnal Studi Masyarakat Islam (Salam), Vol. 15 No

2, Desember 2012, 250. https://Scholar.google.com. Diakses pada 07

September 2019.

Mubarok & Muna Madrah. (2012). Stigma Media dan Terorisme. Banda Aceh:

Bandar Publishing.

Mustofa, I. (2016). Terorisme: Antara Aksi dan Reaksi (Gerakan Islam Radikal

sebagai Representatif Respon terhadap Imperealism Modern. Religi, Vol. 5

No. 1, April 2012, 77. https://Scholar.google.com. Diakses pada 07

September 2019.

Nurudin. (2015). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Plot Summary and Synopsis Film Hotel Mumbai. Website. m.imbd.com.

https://www.imdb.com/title/tt5461944/plotsummary?ref_=tt_stry_pl#syno

psis. Diakses pada 1 September 2019.

Pradana, R. (2018). Pesan Moral dalam Film The Raid dan The Raid 2 (Analisis

Semiotika Roland Barthes). 55-63. https://Scholar.google.com. Diakses

pada 31 Januari 2019.

Rahimah, Latita Hanief & Muhammad Alif. Stereotip Terorisme dalam Film

Traitor. 435. https://Scholar.google.com. Diakses pada 1 September 2019.

Rahsahad, H. (2016). Amerika Serikat, Globalisme dan Perang Melawan

Terorisme: Refleksi Historis. Jurnal Interakstif, 13-14.

https://Scholar.google.com. Diakses pada 07 September 2019.

Republika. (2014). Negara Khilafah Buatan ISIS dikritik. Republika.co.id. 02

Agustus 2014. https://nasional.republika.co.id/berita/negara-khilafah-

buatan-isis-dikritik.

Rifqi, K. (2016). Analisis Semiotik Makna Emansipasi Wanita dalam Islam pada

Film Dokumenter He Named Me Malala, 25-26.

https://Scholar.google.com. Diakses pada 07 Februari 2019.

Rosabella, T. (2018). Representasi Islamophobia dalam Film Landon Has Fallen,

Jurnal E-Komunikasi, Vol. 6 No. 1, 3. https://Scholar.google.com. Diakses

pada 19 Februari 2019.

Page 136: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

Ruslan, R. (2017). Metode Penelitian: Public Relations dan komunikasi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Sobur, A. (2016). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudianto. Jihad dan Terorisme dalam Pandangan Hukum Islam (Sebuah Analitis

Kritis terhadap Skenario Politik Global). Al-Bayyinah: Journal of Islamic

Law, Vol. 7 No. 2, 63 & 72-73. https://www.researchgate.net. Diakses

pada 1 September 2019.

Sya’roni, M, 2013. Dampak Islamophobia dan Turkhphobia terhadap Pencalonan

Turki sebagai Kandidat Anggota Uni Eropa: Isu Lama Tetap Relevan.

Jurnal Interdependence, Vol. 1 No. 2, Mei-Agustus 2013, 127.

http://Scholar.google.co.id. Diakses pada 11 Juli 2019.

Tamburaka, A. (2013). Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa.

Jakarta: Rajawali Pers.

Zahid, A & Ahmad Naufel. (2018). Terorisme di Era Konvergensi: Analisis

Media Massa dalam Pemberitaan Terorisme. Sosiologi Reflektif, Vol. 13

No. 1, Oktober 2018, 104-106. https://www.researchgate.net. Diakses pada

1 September 2019.

Page 137: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

LAMPIRAN

Page 138: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI
Page 139: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI
Page 140: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

MATRIKS WAWANCARA

NO Fokus Pertanyaan Jawaban Informan

Sub Fokus 1 2 3

1. Latar

Belakang

Terorisme

Bagaimana latar

belakang

munculnya

terorisme?

Terkait dengan terorisme

sampai saat ini beberapa

akademisi masih bersilang

pendapat terkait latar

belakang munculnya

terorisme.

Pertama, ada yang

kemudian berpendapat

bahwa munculnya

terorisme ini dikarenakan

adanya ketidakpuasan satu

pihak yang lemah dalam

sisi tertentu terhadap pihak

lain yang memiliki

kekuatan besar. Hal ini

terlihat pada masa-masa

lampau, misalnya terhadap

kelompok yang tidak puas

dengan kepemimpinan raja

dan sebagainya itu

menyebar teror. Menyebar

terornya itu ke masyarakat.

Kedua, kalau kita mau

melihat teror itu seperti

Page 141: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

apa, teror itu sebenarnya

adalah pembawa pesan

tentang satu tujuan yang

ingin dicapai oleh

kelompok-kelompok

tersebut. apa yang

membuktikan bahwa teror

itu pembawa pesan, yang

melakukan itu adalah

orang-orang yang memiliki

posisi rendah yang

bertugas untuk membawa

pesan bahwa, pertama

kami ada, dalam hal ini

eksistensi mereka,

kemudian ada sesuatu hal

yang akan kami tuju dan

tolong orang-orang yang

memiliki posisi tinggi

jangan bertindak macam-

macam, ketiga adalah

pembelaan diri. Frame soal

siapa yang teroris dan

sebagainya baik di era dulu

hingga sekarang dibuat

oleh siapa yang berkuasa

pada saat itu oleh karena

itu ketika kita melihat

Page 142: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

orang-orang yang terlibat

dalam hal-hal yang seperti

itu dia pasti orang-orang

lemah yang berusaha

untuk menunjukan

eksistensinya kepada para

penguasa. Terorisme

sendiri telah ada bahkan

sebelum perang dunia,

hanya saja istilahnya yang

berbeda, untuk

substansinya sendiri

hampir sama.

2. Hubungan

antara Politik

dan

Terorisme

Bagaimana politik

dapat menjadi

faktor lahirnya

terorisme?

Jika kita lihat kasus

terorisme zaman dulu,

sebenarnya terkait dengan

politik itu benar,

contohnya, meskipun tidak

menggunakan bahasa

teror, tetapi tindakan-

tindakan seperti

pembunuhan di era

Khilafah itu sudah terjadi.

Artinya hal-hal soal

perebutan kekuasaan,

politik dan sebagainya itu

sudah terjadi sejak dulu.

Selalu diawali dengan

Page 143: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

ketidakpuasan atau karena

kelompoknya tidak

diperhitungkan dalam

kepemimpinan politik pada

saat itu. Kalau di era

sekarang ini, orang-orang

yang dianggap teroris oleh

AS adalah orang-orang

yang berpendidikan dan

kaya. Contohnya, osama

yang sudah dianggap

meninggal oleh AS,

merupakan bagian dari

keluarga besar

konglomerat Bin Laden

Group yang memonopoli

seluruh pembangunan di

Arab Saudi. Kemudian

apakah kemudian ini

berawal dari konflik Israel

dan Arab, itu

membingungkan karena

dulu ketika AS dan

beberapa Negara muslim

bersahabat, targetnya itu

satu adalah meruntuhkan

kekuasaan Uni Soviet, hal

itu terlihat pada kasus-

Page 144: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

kasus yang terjadi di

Afghanistan. Dimana

setekah US runtuh, AS

memiliki ancaman baru

yaitu Islam.

3. Hubungan

antara

Agama dan

Ekonomi

dengan

Terorisme

Bagaimana

ekonomi dan

agama menjadi

faktor lahirnya

terorisme?

Kalau masalah ekonomi,

kalau saya lihat dari

informasi yang ada soal

yang melakukan bom

bunuh diri, rata-rata

memang dari keluarga-

keluarga yang mampu,

contohnya, ada yang baru-

baru ini terjadi di Surabaya

satu keluarga, dimana

salah satunya selamat dari

bom bunuh diri tersebut,

dan dilihat dari latar

belakangnya adalah

keluarga kaya. Yang

menarik disini adalah

keluarga orang kaya,

keluarga yang

berpendidikan ikut serta

dalam aksi terorisme. Jadi

mereka didoktrin soal

agama betul, tapi persoalan

ekonomi saya kira tidak

Page 145: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

mendominasi. Menurut

saya, ini persoalan cita-cita

dalam beragama,

kemudian persoalan

lainnya bahwa mereka

melihat apa yang terjadi

pada saudara-saudaranya

di tempat lain, ketika dia

tidak bisa langsung

melakukan pembelaan

disana, maka dia bisa

membela di tempat

masing-masing. Itu yang

sering saya temukan

Bagaimana

pandangan bapak,

tentang Islam yang

anti barat?

Setelah US runtuh,

disitulah kemengan bagi

AS dan Islam. setelah itu

AS memiliki ancaman

baru yaitu Negara Islam itu

sendiri. Kedua, soal

keramahan budaya barat

dan Islam sejak dulu itu

sudah ada, namun hal yang

hampir ditentang oleh

seluruh Negara Islam

adalah produk-produk

ekonomi AS yang

dianggap membiayai

Page 146: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

serangan-serangan

terhadap komunitas-

komunitas Islam. adapun

misalnya, budaya-budaya

barat terkait dengan seks

bebas atau sebagainya itu

hal yang tidak ada saya

kira kaitannya dengan

terorisme.

Bagaimana Islam

bisa terkait dengan

terorisme?

Saya lihat, soal

pemahaman agama yang

mereka kuasai, yaitu

pemahaman agama yang

terkait dengan sekte-sekte

tertentu. Sekte-sekte

tertentu ini yang saya

maksud adalah

pemahaman agama yang

memahami bahwa

pembelaan terhadap Islam

saat ini harus dilakukan

menggunakan tindakan-

tindakan tertentu seperti

menggunakan senjata, bom

dan sebagainya.

Pemahaman ini muncul

dikarenakan sudah

munculnya wilayah-

Saya tidak terlalu

mengikuti literature-

literatur tentang

terorisme, lebih tepatnya

saya tidak mengikuti

perkembangan wacana

soal terorisme dari

literature-literatur, buku

segala macam. Tapi,

mau tidak mau

kemudian media massa

menggiring kita untuk

masuk ke ranah itu, apa

lagi setelah peristiwa

wtc 11/9, setelah itukan

pada akhirnya, orang

jadi terbangun

kesadarannya akan

narasi tentang terorisme.

Awal pertamanya

muncul teroris itu

karena yang pertama

fakornya sebenarnya

adalah jadi kebangkitan

Islam pertama kali itu

kan pada tahun di abad ,

waktu Turki itu masih

disebut Turksmania, nah

jadi Islam sebenarnya

ingin mengembalikan

kejayaan Islam

sebelumnya, dengan

(bagaimana ya saya

menjelaskannya) jadi

begini saja, saya nggak

bisa bilang teroris ya

tapi garis keras. Jadi

Islam garis keras itu

Page 147: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

wilayah tertentu terkait

dengan darurat perang.

Bahwa seluruh tempat,

wilayah, daerah, Negara

yang dibawah

kepemimpinan yang tidak

sesuai dengan

kepemimpinan Islam itu

mereka anggap bahwa

daerah itu bebas perang.

Doktrinan itulah yang

dibangun terhadap orang-

orang yang sekarang

dijuluki sebagai pengantin

bom.

Namun parahnya,

terorisme itu akhirnya

dikaitkan dengan Islam.

padahal kalau menurut

saya, itu hanya

konstruksi sosial saja.

Kembali ke definisi

terorisme secara

harafiah, sebenarnya

umum sekali, tidak ada

definisi yang kemudian

merujuk pada terorisme

itu adalah islam.

Apa yang terjadi pada

11/9, kenapa kemudian

konstruksi sosial tentang

terorisme dan islam itu

hadir karena masyarakat

kemudian merelasikan

dengan siapa/kelompok

apa yang menunggangi

momen itu, jadi

kelompok-kelompok

ekstrim seperti al.qaedah

yang kemudian

dianggap mendalangi

moment bersejarah

seperti itu. Pada

dipengaruhi oleh dua

organisasi besar yang

pertama itu adalah

Ihwan Al.Muslimin

sama Al.Qaeda. Nah,

pemikiran-pemikiran

yang melatar belakangi

dua organisasi ini adalah

pemikiran Sayyid Ayub.

Nah munculah dua

oraganisasi tersebut,

Organisasi Ihwan

Al.Muslimin itu Berjaya

di Mesir pada saat itu,

dulu oraganisasi ini

bergerak di bidang

sosial, cuman

belakangan mengikuti

politik praktis. Nah pada

saat dia masuk dipolitik

praktis, pendekatan-

pendekatan yang dia

gunakan untuk

mengambil hati rakyat

Mesir pada saat itu

adalah dengan

pendekatan budaya.

Nah, karena mereka

Page 148: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

akhirnya identitas

mereka diketahui, itu

yang kemudian

memunculkan

konstruksi-konstruksi

sosial, terlepas dari teori

konspirasi yang muncul

setelah itukan, tetapi

kalau kita mau melihat

masuk ke ranah

sosialnya, yaitu dia

karena pada saat

moment itu orang-orang

merujuk siapa dalang

dari semua itukan Islam

gitu. Meskipun orang

Islam juga selalu

menganggap bahwa itu

bukan kami, tapikan

orang selalu melihatnya

bahwa ada nama besar

Islam yang

dibawa yang diusung

oleh orang-orang yang

mendalangi itu katanya.

melakukan pendekatan

budaya organisasi ini

mendapatkan simpati

masyarakat Mesir.

Akhirnya pada saat

pemilu partai ini

menang di Mesir dan

menjadi salah satu

pemangku kekuasaan.

Sedangkan Al.Qaeda

melakukan pendekatan

teror, nah itulah teror-

teror yang dia lakukan.

Jadi dua pendekatannya

berbeda , yang satu

melalui budaya

kemudian masuk ke

sistem politik aktif

sementara yang satu dia

melakukan teror, tapi

terornya itu, sebenarnya

Al.Qaeda ingin

menghancurkan Negara-

negara muslim yang

menganut sistem

demokrasi dan liberal.

Sebenarnya gerakan

terorisme itu, pertama

Page 149: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

murni memang karena

ingin melawan

westernisasi ajaran-

ajaran Barat karena

selama ini, seperti Eropa

melakukan kapitalisme

pada Negara-negara

Islam, jadi dia mengerut

bahan baku dari Timur

Tengah untuk

keuntungan mereka.

Kedua, mereka

memasukan ideologi-

ideologi Barat di Timur

Tengah. Nah orang-

orang Islam yang

menganut paham bahwa

Islam itu harus

dikembalikan ke ajaran

murni, melakukan

gerakan-gerakan. Ajaran

Islam itukan ada tiga

macam , yang pertama

adalah ajaran murni,

kedua liberal dan yang

ketiga demokratis.

Kalau liberal yang

mengatakan bahwa apa

Page 150: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

yang diajarkan oleh

Barat itulah yang harus

kita pelajari, karena

memang Islam liberal,

itula yang benar karena

sesuai dengan zaman.

Kalau kita mengacu lagi

pada ajaran-ajaran yang

dibuat di zaman dahulu,

banyak ajarannya yang

menurut mereka tidak

relevan lagi diterapkan

lagi pada zaman

modern. Nah kalau

demokratis dia lebih

seperti ini ajaran-ajaran

yang dari Barat itu kita

bisa adop asalkan tidak

keluar dari nilai-nilai

keIslaman . jadi, kita

bisa belajar dari Barat,

bisa belajar tentang

teknologinya tapi

selama itu tidak bergeser

dari nilai-nilai

keIslaman, tapi kalau

dia bergeser berarti kita

tidak bisa

Page 151: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

mempelajarinya.

Islam klasik/murni,

itulah yang selalu

berpikiran yang itulah

yang benar, jadi dia

tidak mau memperbaiki

pola pikirnya lagi. Jadi,

kalau dia bilang A

berarti A.

Sebenarnya teroris ini,

orang-orang di abad 19

dan 20 ini ada sebuah

gerakan islam yang

mengatakan bahwa kita

harus mengembalikan

kejayan Islam yang

dulu, Cuma gerakan-

gerakan teroris yang

radikal menganggap

salah gerakan tersebut.

Dia beranggap jadi

memusuhi orang-orang

yang tidak sesuai

dengan keyakinan dan

pikiran mereka. Inilah

yang menimbulkan

gerakan-gerakan

terorisme.

Page 152: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

Gerakan terorisme

adalah gerakan politik

dan ekonomi. Pada

awalnya gerakan

terorisme murni gerakan

Islam radikal yang

beranggapan bahwa

mereka-mereka yang

Islam Islam Eropa dan

Liberal harus

dimusnahkan. kemudian

gerakan ini disisipi

bisnis, misalnya

penyuplaian senjata oleh

AS, Rusia dll ke

Negara-negara konflik.

Terorisme di dunia

bukan merupakan hal

yang baru, namun

terjadi aktual semenjak

wtc diserang. Tapi yang

harus diingat Islam juga

tidak bisa diidentikan

dengan teroris, karena

yang namanya gerakan

teror itu bukan tidak

boleh selain dari Islam,

terorisme bukan saja

Page 153: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

yang berkaitan dengan

agama, bahkan teror

yang dilakukan suku A

ke suku B dan

perorangan pun bisa

dikatakan terorisme.

Bagaimana

dampak yang

ditimbulkan akibat

terorisme?

Dampaknya masuk ke

ranah sosial kultural

pastinya, kalau dari segi

pelaku pasti dia akan

dikucilkan tapi dari segi

korban itu pasti akan

menimbulkan trauma

psikologis yang lama

dan mendalam yang

kemungkinan ada dua,

mereka bisa memelihara

rasa sakit itu dengan

berubah menjadi

dendam, tapi juga bisa

jadi ada orang yang

kemudian bisa

berdamai. Mereka bisa

saja beranggapan bahwa

kekerasan itu tidak akan

bisa dihentikan dengan

kekerasan yang baru.

Saya pernah baca satu

Dampaknya banyak,

terutama dari segi

ekonomi, sasarana

terorisme itu selalu

gedung, fasilitas umum

dan sebagainya, dan itu

sangat menghambat

perekonomian. Misalnya

ada disiarkan berita

tentang pengeboman di

Bali, nah pariwisata Bali

pasti akan terganggu,

trus kalau umpamanya

orang mau berinvestasi

juga pasti akan berpikir,

banyak teroris disini dan

akan menghambat yang

namanya perdagangan

uang. Artinya

kepercayaan terhadap

Negara tersebut

menurun menyebabkan

Page 154: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

artikel, anak dari pelaku

teroris bom Bali

berusaha untuk menjadi

jembatan ayahnya ,

kesalahan-kesalahan

ayahnya dengan para

korban. Jadi mereka

disandingkan dalam satu

forum dan pada

akhirnya mereka bisa

berdamai bahwa kita ini

sama-sama korban

sebenarnya, mau itu

keluarga si pelaku

ataupun keluarga si

korbannya. Kalau

memang kita sadar

bahwa ini kekerasan,

kesalahan ini tidak akan

bisa dihentikan dengan

membangun kesalahan-

kesalahan yang baru,

dengan memelihara

dendam, rasa sakit, yang

berimplikasi dengan

hadirnya kesalahan-

kesalahan yang lain.

Jadi efeknya bisa ke

indeks uang itu akan

berpengaruh juga.

Dari segi psikologi juga,

misalnya pemberitaan

melalui media dapat

mempengaruhi psikologi

anak muda yang penuh

dengan rasa ingin tahu,

dan bisa saja mereka

mencari tahu dimana dia

bisa menjadi anggota

teroris, misalnya

beberapa kasus di

Inggris, pemuda yang

ikut dalam gerakan Isis.

Page 155: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

ranah itu sosial

kulturapsikologis.

Isu islamophobia “

sebenarnya semua orang

bisa dirugikan oleh isu

Islamophobia, karena

hari ini orang itu

perspektifnya simbol,

jadi kadang misalnya

adalah loh orang yang

beragama Kristen yang

pakai jilbab, merawat

jenggot, dan segala

macam. Nah orang-

orang yang seperti itu

juga bisa ikut terkena

dampak islamophobia,

karena perspektif orang

adalah Islam itu yang

seperti ini, dan pada

akhirnya ketika

misalnya mereka mau

mengakses salah satu

layanan public, mereka

bisa saja menjadi korba,

Karena dianggap kamu

ini pakai jilbab misalnya

dan secara otomatis

Page 156: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

kamu muslim, jadi

dampaknya bisa ke siapa

saja. Karena perspektif

simbol itu sangat massif,

ada satu konsep dalam

komunikasi tentang

simulakru dan

simulacra, hari ini

eksistensi bekerja

mendahului esensi, jadi

orang lebih dulu

terpukau dengan simbol

tanpa kemudian

menelisik lebih jauh

apakah makna dari

simbol tersebut. dan

salah satu penyebabnya

adalah media massa

4. Film dan Isu

Terorisme

Bagaimana

representasi

terorisme dalam

film hotel

Mumbai?

Kalau kita merujuk

definisi terorisme adalah

tindakan terencana,

terorganisir dan bisa

terjadi dimana, kapan

dan siapa saja. Itu dari

awal film sudah

kelihatan. Bagaimana

mereka tidak pernah

lepas dari Hp nya,

Page 157: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

kemudian mereka

dikontrol, mereka

merasa bahwa mereka

hidup di dalam satu

kelompok yang saling

mendukung, solidaritas,

dan penggunaan kata

saudara ku itu merujuk

pada kelompok yang

menganggap bahwa

saya dekat dengan

mereka selayaknya

saudara. Dari awal

memang sudah terlihat

aktifitas mereka

terorganisir dan

menggunakan kekerasan

serta akses penggunaan

senjata untuk

membunuh orang lain.

Pada akhirnya mereka

juga sedikit menyentil

Islam seperti adengan

yang menunjukan dia

tidak memakan babi,

representasinya

langsung merujuk pada

muslim dan diperkuat

Page 158: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

dengan perkataan-

perkataan berkaitan

dengan Islam.

Bagaimana

representasi pesan

moral dalam film

Hotel Mumbai?

Terorisme itu tidak

berkaitan dengan islam,

dan bahwa setiap orang

itu bisa menjadi pelaku

dan setiap orang juga

berpotensi menjadi

korban. Poin pertama

sangat terlihat. Film ini

berdasarkan kisah nyata,

tapi kita tepiskan dulu,

kita lihat dari konteks

filmnya, narasi yang

dibawa memang itu

bahwa awalnya memang

penulis ingin

mengonfirmasi

bagaimana masyarakat

hari ini yang selalu

menghubungkan antara

terorisme dan Islam.

pada part terakhir film,

terlihat seseorang yang

bertasbih yang disitu

posisinya sebagai

korban dan adegan

Page 159: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

lainnya juga salah satu

korban bersyahadat,

padahalkan secara

tampilan dia dianggap

bagian dari orang barat.

Hal-hal seperti itu yang

ingin disampaikan

bahwa, disini terlepas

dari agama apapun, dia

akan bisa menjadi

teroris dan dia juga akan

bisa menjadi korban.

Jadi teroris itu tidak

terkait dengan agama

manapun. Agama mana

sih yang menghalalkan

orang untuk membunuh.

Menurut anda,

sebenarnya apa

yang ingin

disampaikan oleh

film tersebut?

Hal-hal seperti itu yang

ingin disampaikan

bahwa, disini terlepas

dari agama apapun, dia

akan bisa menjadi

teroris dan dia juga akan

bisa menjadi korban.

Jadi teroris itu tidak

terkait dengan agama

manapun. Agama mana

sih yang menghalalkan

Page 160: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

orang untuk membunuh.

Menurut anda,

akankah film

tersebut

berpengaruh

terhadap

masyarakat?

Film adalah salah satu

medium komunikasi

massa tapi persolannya

film itu punya efek atau

jangkauan yang tidak

semasif media tv,

kecuali dia ditayangkan

di tv. Film ini pertama

kali ditayangkan di

bioskop itupun sempat

dilarang dibeberapa

Negara karena memang

arahnya mereka paham

kalau film ini

berbahaya. Jadi kalau

pertanyaannya sejauh

mana efeknya, secara

medium jelas dia

berefek tapi tidak

semasif yang diharapkan

apakah film ini bisa

merubah cara pandang

masyarakat umumnya

tentang bagaimana islam

dan terorisme itu

sebenarnya tidak

berkaitan satu sama lain.

Page 161: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

Poin utama dari media

massa adalah

memastikan bahwa

pesannya tersampaikan,

perkara apakah dia

massif dan memberikan

dampak itu poin plus,

kembali tergantung pada

masyarakat dan poin

bagi industry perfilman.

Yang jelas pesannya

sampai mereka dapat

keuntungan, selesai,

sekalipun film ini

berdasarkan kisah nyata

ketika sudah masuk ke

industry perfilman,

orientasinya pada

keuntungan.

“pesan film tergantung

pemahaman penonton”,

pemahaman masyarakat

gini, berdasarkan

perspekstif komunikasi

di dalam teori proses

penyerapan informasi,

tahapannya terdiri dari

filtering, meaning

Page 162: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

maching kemudain

constructions meaning.

Nah di meaning

maching, pengetahuan

dan pengalaman kita

yang pernah didapat

sebelumnya bekerja,

misalnya kita sudah

memiliki pengetahuan

dan pengalaman tentang

terorisme, suatu waktu

kita menonton film ini

otomatis pengetahuan

dan pengalaman itu akan

kita pake untuk

membaca film tersebut.

saya bisa bicara tentang

ini karena, yang kita

tahu Indonesia punya

sejarah panjang soal

terorisme, kita selalu

memperdebatkanya

waktu ke waktu, dan

hampir setiap tahun ada,

ditambah lagi ada

banyak literature yang

mengkaji tentang

terorisme, jadi otomatis

Page 163: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

pada saat menonton film

itu, saya akan

mencocokan

pengetahuan dan

pengalaman dengan film

tersebut. sampai pada

tahap ketiga, konstruksi

makna, ketika kamu

bertanya apa kira-kira

yang dapat ditarik dari

film ini misalnya, itu

adalah bentuk

konstruksi pemahaman

saya terhadap apa sudah

saya dapat sebelumnya

dengan apa yang saya

dapat dari film. Jadi

saya bisa bilang bahwa

islam iti tidak berkaitan

dengan terorisme, jelas

itu berdasarkan

pengetahuan yang saya

dapatkan sebelumnya

dan apa yang saya dapat

dari film.

5. Media dan

Terorisme

Bagaimana

hubungan antara

media dan

Betul-betul konstruksi

media itu membuat

Islam sebagai terorisme

Page 164: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

terorisme? itu benar-benar berhasil.

Terorisme itu sengaja

untuk dimedia kan,

intinya adalah ingin

menunjukan

eksistensinya, jadi

dengan diberitakan nya

mereka orang tahu

bahwa ternyata ada

gerakan seperti,

menunjukan apa yang

mereka mau dengan

melakukan teror.

Media dan terorisme itu

ada hubungan simbiosis

mutualisme. Ingat media

itu bisnis, meskipun

memiliki etika-etika

tertentu dalam

pemberitaan media.

Terorisme butuh media

dan media butuh

terorisme sebagai berita.

Page 165: ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI · 2020. 6. 9. · ANALISIS SEMIOTIK TERORISME PADA FILM HOTEL MUMBAI NURUL FADHILLAH Nomor Stambuk : 105650003815 ... DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP

NURUL FADHILLAH, lahir pada 29 Maret 1998 di

Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

Putri terakhir dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak M.

Amin dan Ibu Hafsah.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak di TK Kembang

Seroja. Kemudian melanjutkan kejenjang Sekolah Dasar di SDN 04 Sape pada

tahun 2006. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 01

Sape pada 2013, dan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 01 Sape pada

2015. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, pada tahun yang sama penulis

terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di Program Studi Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada tahun 2020, penulis berhasil mendapatkan gelar S1 Program Studi Ilmu

Komunikasi dengan judul skripsi “Analisis Semiotik Terorisme pada Film Hotel

Mumbai”. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan

penelitian di bidang Ilmu Komunikasi terkhusus di Program Studi Ilmu

Komunikasi, FISIP, Unismuh Makassar.