ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN...
Transcript of ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM BULAN...
ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH
DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh:
Nurul Latifah
NIM. 1112051000118
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
ANALISIS SEMIOTIK PESAN DAKWAH
DALAM FILM BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Nurul Latifah
NIM. 1112051000118
Di Bawah Bimbingan:
Prof. DR. H. M. Yunan Yusuf, MA NIP. 19490119 198003 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H/2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang Selatan, 1 September 2016
Nurul Latifah
i
ABSTRAK
Nurul Latifah
NIM: 11120510001118
Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Film “Bulan Terbelah di Langit
Amerika”
Film adalah media dakwah yang penting, sebab ia merupakan media audio-
visual yang dapat dinikmati dimana dan kapan saja. Film Bulan Terbelah di
Langit Amerika yang diproduksi oleh Maxima Picture mengisahkan perilaku
seorang muslim Pasca tragedi World Trade Center (WTC) 11 September 2001
dalam kehidupan bersosial sehari-hari ditengah kehidupan masyarakat Amerika
yang notabene sebagian besar mereka ialah masyarakat non Muslim.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan tulisan ini untuk menjawab
pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya Bagaimana makna denotasi,
konotasi dan mitos dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika? Kemudian,
minornya adalah Pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam film Bulan
Terbelah di Langit Amerika?
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode semiotik,
maksudnya penulis meneliti film Bulan Terbelah di Langit Amerika dengan
menganalisis simbol-simbol, dalam hal ini pesan-pesan dakwah yang terkandung
di dalamnya, baik dalam makna denotatif maupun konotatif.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa pesan dakwah yang terkandung
dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Film ini sarat akan pesan dakwah
mengenai ajaran Islam dalam bidang syari‟ah, diantaranya: menyayangi anak
kecil, gemar berderma, berperilaku baik terhadap tetangga, cinta damai, bersikap
sabar,t oleransi a ntar manusia yang berbeda Agama dan menolong penganut
agama lain.
Kata kunci: Film Bulan Terbelah di Langit Amerika, Pesan Dakwah,
Analisis Semiotika, denotatif, dan Konotatif.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil’alamin, adalah kata yang pantas diiucapkan, dengan
memanjatkan puja serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kenikmatan dan anugerah-Nya. Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, para
tabi’ut tabi’in, dan mudah-mudahan kepada kita semua.
Dengan ridho Allah SWT penulis mendapatkan kemampuan untuk
menyelesaikan skripsi ini, yang menjadi impian orang-orang terdekat, dan
khususnya impian penulis. Tidak ada satupun karya manusia yang tidak ada ikut
campur tangan manusia lainnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Suparto, M.Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan I. Dr. Hj Roudhonah M.Ag,
selaku Wakil Dekan II. Dr. Suhaimi M.Si selaku Wadek III Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Drs. Masran, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam beserta Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Prof. Yunan Yusuf, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan-
masukan dalam penulisan skripsi ini.
ii
iii
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mendidik serta memberikan beragam ilmu yang sangat bermanfaat.
6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah membantu penulis dalam hal administrasi selama perkuliahan
dan penelitian skripsi ini.
7. Kepada Ibu dan Ayah tercinta, Ibu Hj.Badriah dan Ayah H.Sulaiman yang
telah memberikan kebahagiaan dan semangat penulis sejak kecil hingga
berhasil menjadi sarjana.
8. Keluarga besar CAPOLISTA ’12 dan UKM Bahasa-FLAT UIN Jakarta
yang telah ikut andil dalam memberikan bantuan dan dorongan semangat
kepada penulis.
9. Kakak dan adik-adik tercinta, Rina Sulaiman, Komarudin Sulaiman,
Kamaludin, Badri Sulaiman, Hikmah Fauzia dan Siti Rahmah. Yang selalu
memberikan kebahagiaan dan semangat kepada penulis.
10. Sahabat terbaik, sahabat seperjuangan Dinda Tiara Alfianti, Noni
Wildasari, Savinatunnajah, Natasha Anissa dan Mutia Sholeha yang selalu
belajar bersama penulis sejak semester awal hingga akhir.
11. Teman-teman seangkatan seperjuangan kelas KPI D 2012, yang telah ikut
andil dalam memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada penulis.
12. Keluarga besar KKN CETAR, Faqih, Arab, Dhiba, Azila, Tasha, Rinrin,
Noni, Irul, Ali, Dinda, Fahmi, Tohir, Rahmat, Adila, Pandy, Fakhri, Syem.
Semoga tali persaudaraan kita tidak akan pernah terputus.
13. Sahabat-sahabat tersayang Ema Amalia Zulfa , Syifa Fatimah, Sumiyati,
Siti Nuraini, Wina Winarti, Nurdillah, Nurmillah, Siti Maemunah dan Ida
Farida yang selalu ada sebagai tempat keluh kesah dan selalu memberi
semangat kepada penulis.
14. Keluarga Kosan KECE, Ummu Kalsum Andi Lajeng, Syarifatul Hilwa,
dan Iyan Cahriani yang selalu mendukung dan saling tukar pikiran
sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini dengan baik.
15. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Begitu besar ucapan terimakasih yang penulis sampaikan untuk mereka
tersayang, baik yang selalu disamping penulis maupun pelukan dari do’a do’a
yang dikirimkan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah
diberikan, Amin ya Rabbal’alamin.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan.
Karena itu, kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat
memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah
Khazanah perpustakaan.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Jakarta, 1 September 2016
Penulis
Nurul Latifah
Nim: 1112051000118
iv
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 6
E. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan.................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KONSEP
A. Tinjauan Tentang Dakwah ........................................................................... 12
1. Pengertian Dakwah ................................................................................ 12
2. Unsur-unsur Dakwah.............................................................................. 13
3. Tujuan Dakwah ...................................................................................... 15
B. Pesan Dakwah .............................................................................................. 17
C. Tinjauan Umum Tentang Film ..................................................................... 22
1. Konseptualisasi Film .............................................................................. 22
2. Film Sebagai Media Dakwah ................................................................. 22
3. Jenis dan Klasifikasi Film ...................................................................... 23
D. Analisis Semiotika........................................................................................ 30
1. Pengertian Analisis Semiotika ............................................................... 30
2. Analisis Semiotika Roland Barthes ........................................................ 31
BAB III GAMBARAN UMUM FILM “BULAN TERBELAH DI LANGIT
AMERIKA”
A. Produksi Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika ..................................... 36
1. Sekilas Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” ............................... 36
2. Pemeran-Pemeran Dalam Film “Bulan Terbelah di Langit
Amerika” ............................................................................................... 37
B. Sinopsis Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” .................................... 44
C. Biografi Sutradara Rizal Mantovani ............................................................ 46
BAB IV ANALISIS DATA FILM “BULAN TERBELAH DI LANGIT
AMERIKA”
A. Analisis Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos dalam Film “Bulan
Terbelah di Langit Amerika” ....................................................................... 54
B. Makna Pesan Dakwah dalam Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika ..... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 76
B. Saran ............................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 79
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes............................................ 33
Gambar 3.1 Foto Acha Septriasa....................................................... 37
Gambar 3.2 Foto Abimana Aryasatya................................................ 39
Gambar 3.3 Foto Nino Fernandez...................................................... 41
Gambar 3.4 Foto Rianti Cartwright................................................... 42
Gambar 3.5 Foto Hannal Al-Rashid.................................................. 43
Gambar 3.6 Foto Rizal Mantovani..................................................... 46
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Scene 1.......................................................................... 54
Tabel 4.2 Scene 26......................................................................... 56
Tabel 4.3 Scene 17......................................................................... 59
Tabel 4.4 Scene 28......................................................................... 61
Tabel 4.5 Scene 16 &19................................................................. 63
Tabel 4.6 Scene 13 &15................................................................. 65
Tabel 4.7 Scene 27........................................... ............................... 68
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengangkatan tema mengenai keagamaan merupakan suatu hal yang
beresiko tinggi. Jika terdapat hal yang menyinggung pihak lain, maka akan timbul
konflik. Begitu juga halnya dalam sebuah film yang menyampaikan pesan agama,
propaganda atau kritik sosial, pesan divisualisasikan dalam adegan-adegan visual
ataupun suara dalam film. Salah satu film yang mengambil tema tersebut adalah
film Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Rizal Mantovani yang diproduksi
oleh Maxima Pictures.
Film ini mengambil latar belakang sebuah peristiwa terorisme
penyerangan Menara Kembar World Trade Center (WTC) di New York, Amerika
Serikat pada 11 september 2001. Pada pukul 09.00 pagi waktu New York tiba-tiba
sebuah Pesawat Boeing 757 Americans Airlines menabrak menara utara gedung
World Trade Center (WTC) yang 18 menit kemudian disusul Pesawat Boeing 757
yang menabrak menara selatan WTC yang mengakibatkan kedua menara tersebut
runtuh.1 Paska kejadian serangan tersebut, wajah dunia Islam kian menjadi
sorotan. Gencarnya media-media yang memberitakan bahwa otak serangan itu
adalah teroris muslim, membawa khalayak kepada konstruksi identitas agama
Islam sebagai agama yang penuh dengan kekerasan dan radikalisme.
1 Adian Husaini, Jihad Osama Versus Amerika, (Jakarta; Gema Insani Pers,2001) h.1.
2
Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” membahas mengenai
masyarakat di Barat yang tidak terlalu bisa menerima kehadiran Islam di dunia,
terutama di Amerika Serikat, dan mengangkat isu rasial dan keagamaan setelah
peristiwa tersebut, dimana paska pengeboman (WTC), terjadi diskriminasi dan
penyerangan-penyerangan terhadap Muslim di Amerika Serikat. Dalam film ini
digambarkan masyarakat Amerika Serikat yang seolah menyalahkan warga
muslim atas peristiwa 9/11.
Bulan Terbelah di Langit Amerika juga merupakan film yang sangat padat
dan lengkap mengungkapkan sisi kehidupan keislaman masyarakat Islam yang
tinggal di Barat. Ia bercerita tentang Suami Istri yang bernama Rangga dan
Hanum seorang muslim yang tinggal di negara Barat. Hanum yang bekerja
sebagai wartawan di Negara Muslim minoritas mendapat tugas baru yang berat
dari kantornya yang mengharuskannya menulis artikel berjudulkan “Akankah
Lebih Baik Dunia Ini Tanpa Islam”. Film ini menyampaikan pesan dakwah
tentang kemanusiaan, hidup saling tolong menolong tanpa memandang agama,
ras, ataupun bahasa dan itulah sebenarnya yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan
Islam, dan bahwa apa yang di pahami tentang Islam sebagai agama “kekerasan”
adalah salah. Karena sesungguhnya Islam adalah agama yang cinta damai dan
Rahmatan Lil alamin. Sehingga film berdurasi seratus menit ini dapat
memberikan jawaban bagi islamophobia yang digencarkan Barat dan menjadi
rujukan bagi mereka untuk memandang Islam secara lebih baik.
3
Karena itu selain isu SARA juga isu sosial yang melibatkan Islam di
dalamnya juga pemahaman umum terhadap Islam dan berbagai aspek yang
mengunggulkan film ini. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka dari itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadap film tersebut yang
berjudul: Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Film ”Bulan Terbelah di
Langit Amerika”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, untuk membatasi
serta mempermudah penyusunan, maka penulis akan melakukan analisis secara
semiotik dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” dengan menggunakan
metode analisis semiotik Roland Barthes, dan materi yang diteliti dalam film
tersebut dikhususkan pada bagian yang berkaitan dengan konsep dan nilai-nilai
keislaman , yang ditampilkan dalam film baik oleh aktor utama ataupun oleh alur
cerita.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini
terangkum dalam beberapa poin pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film “Bulan
Terbelah di Langit Amerika” berdasarkan konsep semitioka Roland
Barthes?
4
2. Pesan dakwah apa saja yang terkandung dalm film “Bulan Terbelah di
Langit Amerika” di tengah latar kehidupan sosial Amerika?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
Tujuan Teoritis:
a. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film
”Bulan Terbelah di Langit Amerika” dilihat dari perspektif
semiotika.
b. Untuk mengetahui pesan dakwah Islam yang dikonstruksikan
dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”
Tujuan Praktis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pembaca terhadap sesuatu yang merujuk kepada pembahasan
mengenai semiotika film, atau bagaimana bagaimana film dapat
menyampaikan suatu pesan. Serta diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan kajian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa UIN Jakarta,
khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
5
2. Manfaat penelitian
Adapun terdapat manfaat penelitian yang dibagi dalam dua aspek
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat Teoritis:
a. Memperkaya kajian komunikasi massa melalui kajian semiotik
model Roland Bartes, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Dakwah
Komunikasi (FDK) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
b. Dapat dijadikan pengetahuan terhadap bentuk dan makna pesan
dakwah yang terkandung dalam sebuah film bagi mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, khususnya tentang analisis
Semiotik.
Manfaat Praktis:
a. Sebagai pertimbangan dalam mengembangkan dakwah Islam
dengan kemasan yang menarik dan berbeda yaitu dengan media
popular seperti film.
b. Menambah ilmu tentang cara pengambaran film bagi para
mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya,
serta mahasiswa lain yang mempunyai minat dalam bidang
Penyiaran pada umumnya.
6
D. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini penulis juga menggunakan skripsi yang memiliki
beberapa persamaan dengan penelitian ini, sebagai referensi atau rujukan bagi
penulis dalam merumuskan permasalahan, dan sekaligus sebagai referensi
tambahan selain buku, koran dan artikel. Adapun beberapa judul penelitian yang
penulis dapatkan sebagai berikut:
Pertama “Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly” oleh Istianah tahun
2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam , UIN Jakarta.2 Skripsi tersebut
memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal penggunaan metode analisis
semiotik Roland Barthes. Tetapi meskipun begitu makna yang ditangkap dalam
skripsi tersebut adalah tentang konsep perang dalam film Turtles Can Fly, juga
perbedaan objek penelitian yang mana film yang diangkat adalah film
internasional.
Berikutnya “Analisis Semiotik Terhadap Film Animasi UPIN dan IPIN”
oleh Ahmad Bayhaki, tahun 2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN
Jakarta. 3 Pisau analisis yang digunakan dan wacana yang diteliti berbeda dengan
penelitian ini. Pada skripsi ini digunakan pisau analisis semiotika model Charles
Sanders Pierce dan wacana yang ditelitipun merupakan sebuah film animasi. Film
animasi Upin dan Ipin menyajikan pesan dakwah dalam dunia Islam. Semua itu
tercermin dalam simbol-simbol serta perilaku tokoh yang menjalankan puasa,
2 Istihanah, “Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly‟ (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2009). 3 Bayhaki Ahmad, “Analisis SemiotikTerhadap Film Animasi UPIN dan IPIN” (Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2009).
7
sahur, tarawih, serta ibadah-ibadah lain yang terdapat di bulan Ramadhan dan hari
raya Idul Fitri.
Selain dua skripsi tersebut penelitian ini juga merujuk pada skripsi
“Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua karya
Deddy Mizwar” oleh Elviras tahun 2008 Universitas Muhammadiyah Malang,
Jurusan Komunikasi.4 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendskripsikan
konstruksi nilai nasionalisme dan patriotisme di era globalisasi dengan metode
analisis semiotika Roland barthes yang mana untuk mengungkap makna tanda-
tanda yang terkandung dalam setiap adegan dan dialog yang berhubungan dengan
konstruksi nilai nasionalisme dan patriotism dalam Film Naga Bonar Jadi 2.
Meskipun penelitian ini mendapat rujukan dari skripsi-skripsi di atas dan
sama-sama meneliti tentang film, akan tetapi penelitian ini memiliki perbedaan
daripada skripsi-skripsi di atas yaitu pada fokus penelitiannya. Penelitian ini fokus
pada bentuk dan makna pesan dakwah ditampilkan dalam film “Bulan Terbelah di
Langit Amerika”. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes
yang meneliti bagaimana pesan dakwah digambarkan dalam adegan-adegan
visual, audio atau narasi di dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”.
4 Elviras, “Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua”(
Skripsi S1 Fakultas Komunikasi, Jurusan Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang,
2008).
8
E. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif semiotik yaitu
penelitian yang tidak menggunakan data data statistik dan jenis penelitiannya
adalah deskriptif seperti yang didefinisikan oleh Jalaludin Rachmat sebagai
metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa dan tidak mencari atau
menjelaskan hubungan. Penelitian deskriptif timbul karena adanya suatu peristiwa
yang menarik perhatian peneliti namun belum ada kerangka teoritis yang
menjelaskannya.5
A. Subjek dan Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”,
sedangkan subjek penelitiannya adalah potongan adegan visual ataupun narasi
dialog dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” yang berkaitan dengan
pesan dakwah yang ingin disampaikan di dalam film “Bulan Terbelah di Langit
Amerika”.
B. Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Data
primer adalah berupa data yang diperoleh dari rekaman video film “Bulan
Terbelah di Langit Amerika”. Yang kemudian di bagi per scene dan dipilih
adegan-adegan sesuai rumusan masalah, yang digunakan untuk penelitian. 2)
5 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung; Remaja Rosdakarya,
2005), h. 24-25.
9
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari dokumen, atau literatur-
literatur yang mendukung data primer, seperti buku-buku yang sesuai dengan
penelitian, artikel koran, catatan kuliah, kamus istilah, internet dan
sebaginya.
b. Teknik pengolahan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yang pertama
observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas
terhadap objek penelitian dan unit analisis. Dengan cara menonton dan
mengamati adegan-adegan dan dialog dalam film “Bulan Terbelah di
Langit Amerika”. Kemudian, memilih dan menganalisa sesuai dengan
model penelitian yang dinginkan.
Kedua adalah, studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data
melalui telaah dan mengkaji berbagai literatur yang sesuai dan ada
hubungnnya dengan bahan penelitian yang kemudian dijadikan bahan
argumentasi. Seperti buku-buku, artikel koran, arsip, kamus istilah,
internet dan sebagainya.
c. Teknik Analisis Data
Setelah data primer dan sekunder terkumpul kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah
ditentukan. setelah data terklasifikasi dilakukan analisis data menggunakan
teknik analisis semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan
10
semiotika menjadi dua tingkatan penandaan, yaitu tingkat denotasi dan
konotasi yang menghasilkan makna eksplisit untuk memahami makna
tanda-tanda dalam film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” mengenai
Islam.
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data yaitu Analisis
semiotik, sebagi sarana komunikasi massa penyampai pesan, dan cerminan
realitas masyarakat, sebuah film dan berbagai unsur di dalamya dapat
dikaji salah satunya dengan analisis semiotika.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya
dibagi ke dalam lima bab beserta sub-babnya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, Yaitu berupa latar belakang masalah yang membahas
film sebagai media komunikasi dakwah, sekilas tentang film “Bulan
Terbelah di Langit Amerika” juga tentang peristiwa teror 11 september
2001 pengeboman World Trade Center yang melatar belakangi isu rasial
pembutan film tersebut. Kemudian bab ini juga mencakup pembatasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS, bab ini memuat teori-teori yang menunjang dan
mempunyai hubungan dengan permaslahan yang diangkat dalam skripsi
ini, yaitu; penjelasan mengenai konsep sebuah film, jenis-jenis film. Bab
11
ini juga menngandung penjelasan konsep umum semiotika, konsep
semiotika Roland Barthes dan pesan dakwah.
BAB III: GAMBARAN UMUM FILM “Bulan Terbelah di Langit Amerika”, bab
ini menjelaskan secara umum segala sesuatu mengenai film ”Bulan
Terbelah di Langit Amerika” jalan cerita dan penokohan dan pemeran
dalam film sinopsis dan biografi sutradara film tersebut.
BAB IV: ANALISIS DATA, bab ini yaitu berupa analisis semiotik terhadap data
dari film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” dan tentang pesan dakwah
yang terkandung dalam film tersebut.
BAB V: PENUTUP, bab ini berupa simpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan yang menjadi penutup dari pembahasan.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah” yang berarti
seruan, ajakan dan panggilan. Dengan demikian secara etimologi dakwah
merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa
ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.6
Pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa ahli yang
diantaranya adalah H. M Arifin mengatakan dakwah adalah kegiatan menyeru,
baik dalam bentuk lisan dan tulisan, maupun tingkah laku dan lain sebagainya
yang dilakukan secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya
suatu pengetahuan kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap
ajaran agama, sebagai pesan yang disampaikan kepada mereka tanpa unsur
paksaan.7
Jadi, pengertian dakwah merupakan sebuah kegiatan atau ajakan, yang
mana dakwah tersebut dapat dilakukan secara sadar dan berencana, tentunya
dalam upaya mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara
kelompok, supaya timbul dalam dirinya sebuah kesadaran, baik dalam sikap
penghayatan maupun pengalaman terhadap ajaran agama Islam, dan sebagai pesan
yang disampaikan kepadanya tanpa ada faktor keterpaksaan dari siapapun.
6 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta:Gaya Media Pratama 1997), cet-2, h.31
7 H. M Arifin, Dakwah Bil Qolam, (Bandung: Mujahid Press, 2004), h.6
13
Secara umum definisi dakwah yang dikemukakan para ahli menunjuk pada
kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif
ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah
iman. Dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi islam
terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Untuk itu dakwah harus dikemas
dengan cara yang menarik dan tampil secara actual, faktual dan konstektual.
Aktual berarti dapat memecahkan masalah yang kekinian dan hangat di tengah
masyarakat. Faktual berarti konkret dan nyata, sedangkan konstektual dalam arti
relavan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.8
Dakwah mengharapkan komunikannya bersikap dan berbuat sesuai
dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikatornya. Dakwah merupakan
komunikasi yang khas dengan cara pendekatan persuasif.
Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan dakwah merupakan kegiatan
yang menyeru atau mengajak orang lain baik secara individu ataupun kelompok,
agar menjalankan syariat islam sebaik mungkin tentunya sesuai dengan pedoman
Al-Qur’an dan hadist dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang berharga baik
di dunia maupun di akhirat.
2. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah factor atau muatan-muatan yang mendukung
aktivitas dakwah itu sendiri, artinya satu kesatuan yang saling mendukung dan
mempengaruhi antara unsur satu dengan yang lainnya, antara lain:
8 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2003), cet. Ke-1,
h.33
14
a. Subjek Dakwah
Yang dimaksud dengan subjek dakwah adalah da’i. Da’i adalah orang
yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan atau pun perbuatan baik
secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da’i
sering disebut kebanyakan orang dengan mubaligh (orang yang
menyampaikan ajaran Islam).
b. Objek Dakwah
Mad’u atau (objek dakwah) adalah isim maf’ul dari kata da’a berarti
orang yang diajak, atau yang dikenakan perbuatan dakwah mad’u adalah objek
sekaligus subjek dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik yang
beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan.9
c. Metode Dakwah
Secara etimologi,metode berasal dari bahasa Yunani, motodos yang
artinya cara atau jalan.10
Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk
mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efesien.
Menurut H. Toto Tasmara, metode dakwah adalah cara-cara tertentu
seorang da’I (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas
dasar hikmah dan kasih sayang.11
9 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.90
10 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h.96
11 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h.47
15
Bagaimana pun caranya. Ada beberapa dasar metode dalam melakukan
dakwah yang lebih efisien, diantaranya adalah:
1) Metode Ceramah
Metode seperti ini biasanya dilakukan oleh para penceramah yang
berhadapan langsung dengan masyarakat (Mad’u), teknik seperti ini biasanya
penceramah sudah mempersiapkan materi yang disampaikan.
2) Metode Konseling
Metode yang dilakukan dengan bertukar pikiran antara dia orang
individu, dimana seorang konselor berusaha membantu kepada kliennya
dalam memecahkan masalah. Disinilah peran seorang konselor yang harus
bisa berperan dalam menjalankan dakwahnya ketika berhadapan langsung
dengan kliennya.
3) Metode Karya Tulis
Dakwah dalam kategori bil-al-qalam tentu sangat efektif jika dalam
karya tulis akan kita sampaikan berbagai media, baik media cetak maupun
media lainnya, tulisan yan mengandung unsur dakwah tersebut senantiasa
dibuat sedemikian menarik sehingga unsur dakwah yang dimasukan dalam
karya tulis tersebut bisa mencera pola pikir para pembacanya.
3. Tujuan Dakwah
Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan
masyarakat yang aman, damai dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik
16
jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap
ridho-Nya.12
Tujuan dakwah adalah suatu faktor yang menjadi pedoman arah proses
yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten. Dalam kegiatan dakwah selalu
terjadi proses interkasi, yaitu antara hubungan Da’I dengan mad’u (Objek
dakwah). Interaksi dalam proses dakwah ini ditujukan mempengaruhi Mad’u yang
akan membawa perubahan sikap dengan tujuan dakwah itu mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Selain itu tujuan dakwah dapat dilihat dari tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi
orang mu’min maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang
diridhai Allah SWT,13
sedangkan tujuan khusus dakwah itu sendiri adalah
mengajak umat Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT,
dan selalu mencegah atau meninggalkan perkara yang dilarang-Nya.
Dengan demikian, tujuan dakwah adalah merubah perilaku sasaran
dakwah agar menerima dan mengamalkan ajaran Islam dalam dataran kenyataan
kehidupan sehari-hari, baik dengan masalah pribadi, keluarga ataupun
permasalahan sosial yang berhubungan dengan masyarakat agar setiap kehidupan
yang dijalankan penuh dengan keberkahan. Karena setiap aktivitas dakwah pasti
memiliki tujuan yang yang harus dicapai, tujuan ini pun sudah pasti
12
Bambang S. Maarif, Komunikasi Dakwah “Paradigma Untuk Aksi”, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), h.26 13
Zaini Muhtaron, Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1993), Cet ke-3, h.19-20
17
diperhitungkan para aktivis dakwah agar proses dakwah itu sendiri mencapai hasil
serta efek yang diharapkan yaitu Islam yang kaffah.
B. Pesan Dakwah
Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti suruhan,
perintah, nasihat, harus disampaikan kepada orang lain.14
Dalam bahasa Inggris
kata pesan adalah message yang memiliki arti pesan, warta, dan perintah suci. Ini
diartikan bahwa pesan adalah perintah suci. Dimana terkandung nilai-nilai
kebaikan.
Menurut H.A.W Widjaja mengartikan pesan adalah keseluruhan dari apa
yang disampaikan oleh komunikator.15
Penyampaian pesan dapat dilakukan
melalui lisan, tatap muka, langsung atau menggunakan media tulisan. Isi pesan
dapat berupa anjuran atau masukan. Onong Uchjana mengartikan pesan sebagai
seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.16
Pesan
adalah informasi yang dikirim kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal
maupun nonverbal, pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti buku.
Pesan dalam Islam ialah nasehat, permintaan, amanah yang harus
disampaikan kepada orang lain. Sedangkan, Pesan dakwah menurut Mustafa Bisri
mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang
yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak manusia agar mengikuti ajaran
14
Wjs. Purwa Darminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),
edisi Ke-3, h.883 15
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,
1997), cet. Ke-3, h.14 16
Onong Uhjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 1997), cet. Ke-2, h. 43
18
Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.17
Maka dari itu pesan dakwah adalah
setiap pesan komunikasi yang mengandung nilai-nilai keislaman baik yang tertulis
maupun tidak tertulis.
Dalam buku Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Wardi Bachtiar
menjelaskan bahwa pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber dari
Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Syariah dan
Akhlak dengan berbagai sumber ilmu yang diperoleh darinya.18
Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tentang Aqidah
Secara etimologi, aqidah berasal dari kata Al-Aqdu yang berarti ikatan,
kepastian, penetapan, pengukuhan dengan kuat, juga berarti yakin dan mantap.
Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertia, yaitu pengertian secara
umum dan pengertian secara khusus. Secara umum, aqidah yaitu “pemahaman
yang benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada Allah, iman kepada
Malaikat, Rasul, Kitab-kitab Allah, Hari Akhir, serta Qada dan Qadar. Secara
khusus akidah bersifat keyakinan bathiniyah yang mencakup ruku iman tapi
pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi
juga masalah-masalah yang dilarang oleh Islam”.19
17
Mustofa Bisri, Saleh Ritual Saleh Sosial, (Bandung: Mizan, 1995), h.28 18
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,
1997), cet. Ke-1, hal.33-34 19
Indriansyah Islamiyah, Akhlak Islamiyah, (Jakarta: Parameter, 1998), h.5
19
a. Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan
Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang
Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi.
Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh
diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan,
keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
b. Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah
memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka,
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah
yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka
laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka
melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Allah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat
yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah.
c. Iman Kepada Kitab
Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah
memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya,
yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya
dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang
mengetahui jumlahnya selain Allah.
20
d. Iman Kepada Rasul
Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi seringkali
seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman
sehingga perannya hanya menjalankan syari’ah yang sudah ada itu dan tidak
membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada
Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan
mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukan dari Taurat.
e. Iman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang
diberitakan oleh Allah dalam kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi
sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya
sampai surga dan neraka.
f. Iman Kepada Qada dan Qadar
Pengertian Qadha dan Qadar menurut bahasa Qadha memiliki
beberapa pengertian yaitu: hokum, ketetapan, pemerintah, kehendak,
pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan
qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya
tentang segala sesuatu yan berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti
qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut
Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua
makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu dengan iradah-Nya.
21
2. Tentang Akhlak
Secara etimologi akhlak berarti budi pekerti, peringai, prilaku, atau tabiat.
Secara umum ada beberapa definisi tentang akhlak: Menurut Ibrahim Anis, akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah perbuatan-
perbuatan, baik ataupun buruknya tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.20
Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan hati nurani,
pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan menyatu, membentuk suatu kesatuan
tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kealukan itu
lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah,
sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana
yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang
buruk.
Pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Akhlak yang baik atau terpuji (Al-Akhlaqul Mahmudah) yaitu, perbuatan
baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya.
b. Akhlak yang buruk atau tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah) yaitu,
perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya.21
20
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim (Bandung: Mizan,
1997), h.39 21
Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. Ke-4, h.3
22
3. Tentang Syariah
Syariah secara bahasa berarti jalan keluarnya air minum, secara istilah
syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hamba-hamba-Nya,
termasuk peraturan-peraturan dan hukum segala hal yang telah ditetapkan oleh
Allah. Syariah sangat erat hubungannya dengan akidah, kalau akidah adalah iman
atau keyakinan maka syariah adalah hal yang perlu dilakukan sesudah keimanan,
yakni amal shaleh atau perbuatan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam,
seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia dari segala aspek.
C. Tinjauan Umum Tentang Film
1. Konseptualisasi Film
Film (cara pengucapan: [Filêm] atau Félêm) adalah gambar-hidup, juga
sering disebut movie semula pelesetan untuk berpindah gambar. Film, secara
kolektif, sering disebut sinema. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer
dari hiburan, dan juga bisnis.22
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan
benda termasuk fantasi dan figur palsu dengan kamera, dan atau oleh animasi.
Film memiliki banyak pengertian yang dapat dijabarkan secara luas. Film
merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra,
penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema untuk
mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana
film itu sendiri tumbuh.
22
Heru Efendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser, (Panduan, Yogyakarta:
2002), hal.75
23
Film hadir dalam bentuk penglihatan dan pendengaran, dengan
penglihatan dan pendengaran inilah penonton dalam terlihat langsung nilai-nilai
yang terkandung dalam film.23
Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri
yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak
banyak orang terlibat.
Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya
karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan
bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata
letak properti dalam film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film
lainnya. Film sebagai genre seni adalah merupakan produk sinematografi.24
Film adalah sekumpulan gambar-gambar bergerak yang dijadikan satu
untuk disajikan kepada penonton (publik). Film mempunyai kelebihan bermain
pada sisi emosional dan mempunyai pengaruh yang lebih tajam untuk memainkan
emosi pemirsa.
2. Film Sebagai Media Dakwah
Film adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan lambang-lambang
komunikasinya dalam bentuk bayangan hidup di atas bayangan putih, hal ini
dilakukan atas bantuan proyektor, sedangkan filmnya sendiri adalah rentetan foto
di atas seloid.25
Maka, melihat sebuah film adalah melihat sebuah kenyataan
23
Syukriardi Sambas, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press,
2004), hal.93 24
Heru Efendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser,….hal. 20-21 25
Yoyon Mdjiono, Komunikasi Penyiaran Islam, (Surabaya, Fak. Dakwah, IAIN
Surabaya), 76
24
dalam sebuah layar, yang kadang-kadang ceritanya bisa juga hadir dalam realitas
kehidupan sehari-hari.
Film menunjukkan pada kita jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa
lampau, cara menghadapi masa kini, dan keinginan manusia terhadap masa yang
akan datang, sehingga dalam perkembangannya film bukan lagi sekedar usaha
menampilkan citra bergerak (Moving Images), namun juga diikuti oleh muatan-
muatan kepentingan tertentu, seperti halnya politik, kapitalisme, dan hak-hak
manusia.26
Maka dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin menggiat,
yang telah menciptakan perubahan pada banyak hal, sehingga dari berbagai
kalangan berolomba-lomba memanfaatkan teknologi canggih untuk dijadikan
media komunikasi massa sebagai sarana dakwah.
Dakwah Islami melalui kecanggihan teknologi dengan memanfaatkan
media informasi modern seperti film misalnya akan lebih efesien dari pada
dakwah kultural yang masih harus menyesuaikan dengan kondisi budaya masing-
masing daerah.
Karena selain film dapat berfungsi sebagai media komunikasi, film juga
dapat berfungsi sebagai media dakwah, yaitu media untuk mengajak kepada
kebenaran dan kembali pada jalan Allah SWT.
26
Victor C. Mambor , “Satu Abad Gambar Idoep Indonesia”, artikel diakses pada 03 Juni
2009 dari http//www.situskuncitripod.com/teks/victor.
25
Film sebagai media dakwah, tentunya mempunyai kelebihan –kelebihan
tersendiri dibandingkan dengan media-media lainnya. Dengan kelebihan-
kelebihan itulah, film dapat menjadi media dakwah yang efektif, dimana pesan-
pesannya dapat disampaikan kepada penonton atau mad‟u secara halus dan
menuyentuh relung hati. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT, bahwa untuk
mengkomunikasikan pesan, hendaknya dilakukan secara qawlan syadidan, yaitu
pesan yang dikomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan membekas dalam
hati.27
Oleh karena itu, selain film hadir dalam bentuk penglihatan dan
pendengaran, film juga dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada
para penonton, seperti adanya nuansa perasaan dan pemikiran. Film merupakan
sebuah nilai yang dapat memenuhi kebutuhan penonton yang bersifat spiritual,
yaitu keindahan dan transedental. Dan film dapat memberikan pengaruh yang
cukup besar kepada jiwa manusia disaat menonton, sehingga akan terjadi suatu
gejala yang menurut ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologis. Ketika
proses decoding terjadi, para penonton kerap menyamakan atau meniru seluruh
pribadinya dengan salah seorang pemeran dalam adegan film yang ditontonnya.
Maka sangat wajar ketika dakwah modern-film dapat menjangkau pelosok-
pelosok dunia dengan cepat, dan diakses dengan mudah oleh khalayak luas,
karena film merupakan mediaum komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk
hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan kegamaan.
27
Widjaja, Ilmu Komunikasi Dan Pengantar Studi, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000),
hal.79
26
Berkaitan dengan karakternya film dapat menyampaikan pesan dengan
cara qawlan syadidan, menurut Graeme Turner, film dapat membentuk dan
menghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan
ideology dari kebudayaan masyarakatnya.28
Dengan demikian, film dengan menampilkan kebudayaan Islam dan
membawa misi keselamatan bagi seluruh umat manusia, Nampak sudah semakin
penting untuk menjadikan bahan pemikiran yang agak serius bagi kalangan
muslim, khususnya mereka yang bergerak di bidang dakwah. Karena, sesuai
dengan misi yang dibawanya, bahwa muslim dan Islam merupakan rahmatan lil-
„alamin.
3. Jenis dan Klasifikasi Film
Secara umum film dapat dibagi menjadi tiga jenis (genre), yaitu, Non
Fiksi (Nyata), Fiksi (Rekaan), dan Eksprimental (Abstrak) :
a. Film Non Fiksi
Film Non Fiksi adalah film yang penyajiannya berdasarkan fakta, serta
tokoh, peristiwa, dan lokasi yang benar-benar nyata. Yang termasuk dalam
Non Fiksi adalah:
1) Film Dokumenter (Documentary Films)
Film dokumenter adalah film yang menyajikan realita melalui berbagai
macam tujuan, namun harus diakui film dokumenter tidak pernah lepas dari
tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau
28
Islam Dakwah dan Mentalitas umat.com, artikel diakses pada 03 Juni 2010 pukul 11.30
WIB dari http//islamlib Dakwah Dan Mentalitas Umat.com/id/index.php.
27
kelompok tertentu. Film dokumenter juga dapat membawa kuntungan dalam
jumlah yang cukup memuaskan. Diantaranya film dokumenter yang
menayangkan program tentang keragaman alam dan budaya.29
Kunci utama dari film dokumenter adalah penyajian fakta. Film
dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa atau kejadian,
namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik. Film
dokumenter juga tidak memiliki tokoh protagonist dan antagonis, seperti
halnya film fiksi. Struktur bertutur film dokumenter umumnya sederhana
dengan tujuan agar memudahkan penonton untuk memahami dan
mempercayai fakta-fakta yang disajikan.30
2) Film Berita
Film Berita adalah yang mengenai atau peristiwa yang benar-benar
terjadi. Film berita berkewajiban menayangkan film yang mempunyai nilai-
nilai berita nyata (New Velue) kepada masyarakat atau publik.
3) Film Cerita
Film Cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang
lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan para film terkenal dan
film ini didistribusikan sebagai barang dagangan yang diperuntukkan pada
publik.
29
Onung Uchjana Effendi, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Rosda
Karya,2008), h. 211 30
Ekky Imanjaya, http//www.layarperak.com/home/layar/publichtml/leader.php, (diakses
pada tanggal 12 juni 2009, h. 4-5
28
Film cerita ini disajikan kepada public dengan cerita yang
mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa Manusia.31
b. Film Fiksi
Film Fiksi adalah film yang penyajiannya sering menggunakan cerita
rekaan diluar kejadian nyata serta memiliki konsep pengadeganan yang telah
dirancang sejak awal.32
Yang termasuk dalam film fiksi antara lain:
1) Film Kartun
Film Kartun adalah sebuah film yang berkaitan dengan cerita anak
yang didesain dalam bentuk animasi guna menyajikan hasil film yang lucu
dan menarik, film kartun berguna sebagai hiburan kepada publik dan
memberikan sajian menarik.
2) Film Horor
Film Horor adalah film yang berkaitan dengan mistik, yang selalu
menyajikan hal-hal diluar akal manusia, film ini disajikan untuk memberikan
nuansa yang berbeda dengan film-film lainnya.33
Film memiliki tujuan utama memberikan efek rasa takut, kejutan, serta
terror yang mendalam bagi penontonnya. Plot film horror sebenarnya
sederhana, yakni bagaimana usaha manusia untuk melawan kekuatan jahat dan
biasanya berhubungan dengan dimensi supernatural atau sisi gelap manusia.
31
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori Dan FIlsafat Komunikasi, …h. 212 32
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 6 33
Onung Uchjana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi,….h. 215
29
Film umumnya menggunakan karakter antagonis non-manusia yang berwujud
fisik menyeramkan.
Film horor umumnya mempunyai suasana setting gelap dengan
dukungan ilustrasi music yang mencekam. Suasana film horror biasanya
ditujukan untuk kalangan remaja dan dewasa.34
3) Film Religius
Film Religius adalah suatu film yang mengandun dan menceritakan
sesuatu yang berkaitan dengan agama, baik berupa dakwah maupun hal-hal
yang terkait, dan didalamnya mengandung unsur-unsur agama, seperti halnya
film Mengaku Rasul, karena adegan serta dialog dalam film tersebut banyak
mengandung pesan-pesan dakwah yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadist.
c. Film Eksperimental (Abstrak)
Film Eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan
dua jenis film lainnya. Struktur dari Film eksperimental sangat dipengaruhi
oleh subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin
mereka. Film Eksperimental tidak bercerita tentang apapun bahkan kadang
menentang kausalitas. Film Eksperimental umumnya berbentuk abstrak dan
tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka menggunakan
simbol-simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.35
34
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 16-17 35
Himawan Pratista, Memahami Film, ….h.7-8
30
D. Analisis Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Semiotika berasal dari kata Yunani: semion, yang berarti tanda. Semiotika
menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure (1857-1913)
dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan
ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di
Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah
linguistic, sedangkan Peirce filsafat.
Semiotik sebagai suatu model dari ilmu sosial memahami dunia sebagai
sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut “tanda”.36
Dengan
demikian, semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda.
Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology).
Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotics). Bagi
Peirce yang ahli filsafat dan logika, “….Penalaran manusia senantiasa dilakukan
lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya
logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam
tanda….” Dalam perkembangan selanjutnya istilah semiotika lebih popular
daripada semiologi.37
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign), berfungsinya tanda,
dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu
36
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2006), cet. 6, h. 87 37 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), h.12
31
yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang diamati atau dibuat
teramati dapa disebut tanda. Karena itu tanda tidaklah terbatas pada benda.
Adanya peristiwa tidak adanya peristiwa struktur yang ditemukan dalam sesuatu,
suatu kebiasaan, semua itu dapa disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah
isyarat tangan, sebuah kata. Suatu keheningan, suatu, suatu kebiasaan makan,
sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu
kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga, rambut
uban, sikap diam membisu, gagap, berbicara cepat, berjalan sempoyongan,
menatap, api, putih, bentuk, bersudut tajam, kecepatan, kesabaran, kegilaan,
kekhawatiran, kelengahan, semua itu dianggap sebagai tanda.38
Menurut Saussure, tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat
dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Dimana ada tanda, disana ada sistem.
Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) mempunyai dua aspek yang
ditangkap oleh indra kita yang disebut dengan signifier, bidang penanda atau
bentuk. Aspek lainnya disebut signified, bidang petanda atau konsep atau makna.
Aspek kedua terkandung di dalam aspek pertama. Jadi, petanda merupakan
konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama.
2. Analisis Semiotika Roland Barthes
Salah satu pengikut Sausure, Roland Barthes, membuat sebuah model
sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus Barthes lebih
tertuju pada gagasan signifikasi dua tahap. Roland Barthes menggunakan istilah
38 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), h.12
32
order of signification. First order of signification adalah denotasi. Sedangkan
konotasi second order of signification.39
Semasa hidupnya Barthes telah banyak menulis buku, diantaranya adalah
le degree zero de l‟ecriture atau “nol derajat di bidang menulis”(1953,
diterjemahkan kedalam bahasa inggris, writing degree zero 1977).
Roland Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di
Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah
baratdaya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang
getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi sausurean.40
Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis
makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan
tentang signifikasi dua tahap (two order of signification). Two order of
signification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan pertandaan) Barthes terdiri
dari first order of signification yaitu denotasi, dan second order of signification
yaitu konotasi. Tatanan yang pertama mencakup petanda yang berbentuk tanda.
Tanda yang disebut makna denotasi.41
39
M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali
2004), h.45 40
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006), h 115 41
M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali
2004), h.56
33
Gambar 2.1
Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung ;Remaja
Rosdakarya) h. 127
Dalam gambar diatas Barthes seperti dikutip Fiske menjelaskan :
signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di
dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai
denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi ialah kata yang digunakan
Barthes untuk menjelaskan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan yang
terjadi ketika gambar bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta
nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai nilai subyektif atau paling
tidak intersubyektif. Pemilihan kata-kata kadang merupakn pilihan terhadap
konotasi, misalnya kata “penyuapan” dengan “memberi uang pelicin”. Dengan
kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek;
sedangkan konotasi adalah bagimana menggambarkannya (Fiske, 1990:88).42
42
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, ( Bandung ;Remaja Rosdakarya,
2006) h. 128
34
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna
tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi
keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat berarti bagi
penyempurnaan semiology Saussure, yang berhenti pada penandaan dalam tataran
denotatif.
Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja
melalui mitos (myth). Mitos adalah bagimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.43
Jadi, mitos dalam
pemahaman semiotika Roland Barthes adalah pengkodean makna dan nilai-nilai
sosial sebagai sesuatu yang dianggap alamiah.
Dalam gambar di atas tanda panah pada signified mengarah pada mitos.
Ini berarti mitos muncul pada tataran konsep mental suatu tanda. Mitos dikatakan
sebagai ideologi dominan pada waktu tertentu. Denotasi dan konotasi memiliki
potensi untuk menjadi ideologi yang bisa dikategorikan sebagai third order of
signification (bukan istilah dari Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagi
myth (mitos).44
Kita dapat menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti
konotasi-konotasi yang terdapat di dalamnya (Van Zoest,1991:70). Salah satu cara
adalah mencari mitologi dalam teks-teks semacam itu. Ideologi adalah sesuatu
yang abstrak. Mitologi (kesatuan mitos-mitos yang koheren) menyajikan inkarnasi
43
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, ( Bandung ;Remaja Rosdakarya,
2006) h. 128 44
M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali
2004), h.58-60
35
makna-makna yang memiliki wadah dalam ideologi. Ideologi harus dapat
diceritakan. Cerita itulah mitos.45
45
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung ;Remaja Rosdakarya,
2006) h. 129
36
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM “BULAN TERBELAH DI LANGIT
AMERIKA”
A. Produksi Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”
1. Sekilas Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”
Film Drama "Bulan Terbelah Di Langit Amerika" 2015 merupakan sebuah
film yang di ambil ceritanya dari sebuah novel best seller karya Hanum Salsabiela
Rais dan Rangga Almahendra berjudul 'Bulan Terbelah Di Langit Amerika'. Film
ini disutaradai oleh Rizal Mantovani dan di bintangi artis papan atas Indonesia
seperti, Acha Septriasa, Abimana Aryasatya dan Nino Fernandez. Maxima
Pictures merilis film Bulan Terbelah Di Langit Amerika pada akhir tahun 2015.46
Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika menceritakan tentang kisah
petualanan tokoh bernama Hanum dan Rangga ketika di Amerika dengan
background tragedi runtuhnya gedung WTC pada 11 September.
Sekilas dari cerita dari tragedi WTC diatas, kita kembali pada alasan dari
film ini dibuat. Film ini memang digarap dari sebuah novel karya Hanum Rais
tetapi kita tidak memungkiri bahwa film ini mencoba menyampaikan pesan yang
sangat berharga untuk warga dunia dalam memperbaiki nama baik Islam. Bahwa
Islam adalah agama damai, Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk
membunuh orang lain apalagi membumihanguskan sebuah gedung seperti yang
46 Hiburan.lintas.info, nama-nama pemeran dan sinopsis film (2015), artikel ini
diakses pada tanggal 17 Desember 2015 dari
http://hiburan.lintas.info/2015/12/nama-nama-pemeran-dan-sipnosis-film.html
37
terjadi di WTC hingga menelan korban ribuan manusia. Suatu yang menarik dari
film ini adalah satu pertanyaan yang akan dijawab jika menonton film ini yaitu
pertanyaan “Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam? (Would The World be
Better Without Islam?)”.47
Ternyata yang menulis novel Bulan Terbelah Di Langit Amerika, juga
menulis beberapa novel best seller lainnya seperti, "99 Cahaya Di Langit Eropa"
dan "Berjalan di atas Cahaya". Dan film ini juga memiliki sebuah kesan dan pesan
yang sangat bermakna bermakna. Banyak sekali makna yang bisa di ambil
pasangan suami istri tersebut. saat mereka mencoba melakukan sebuah
perjalannan ke New York.
2. Pemeran-Pemeran Dalam Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”
a. Acha Septriasa
Gambar 3.1 Foto Acha Septriasa
Mengawali karir artis yang berdarah Minangkabau, Acha menjadi GADIS
Sampul pada tahun 2004. Dan kemudian terjun ke dunia akting melalui film
pertamanya yang berjudul "Apa Artinya Cinta?" ditahun 2005 dengan
47 Hiburan.lintas.info, nama-nama pemeran dan sinopsis film (2015), artikel ini
diakses pada tanggal 17 Desember 2015 dari
http://hiburan.lintas.info/2015/12/nama-nama-pemeran-dan-sipnosis-film.html
38
memerankan pemain pendukung Shandy Aulia. Dan kemudian bermain dalam
film Heart bersama Nirina Zubir dan Irwansyah sekaligus membuat namanya
semakin dikenal dalam dunia akting. Selain memainkan peran dalam film
tersebut, Acha juga menjadi penyanyi untuk lagu tema dalam film yang berduet
bersama Irwansyah, kekasihnya pada saat itu. Karena kesuksesan Film "Heart"
tersebut yang membawa pasangan kekasih ini kembali memerankan film “Love is
Cinta” serta sinetron "Andai Ku Tahu". Hubungan cinta mereka pun berakhir
menjelang akhir tahun 2008 silam yang disebabkan karena jarak, yang mana pada
saat itu Acha memilih melanjutkan pendidikannya di Malaysia.48
Acha juga merupakan salah satu Artis yang memiliki bayaran termahal
dalam memerangi sebuah film. Acha berada pada posisi ke-4 pada daftar
"Highest-Paid Actresses" dengan bayaran Rp 180 juta/ film. Dia berada dibawah
Nirina Zubir yang saat itu memiliki honor Rp.250 juta/ film dan Luna Maya
Rp.200 juta/ film. Acha kemudian di kabarkan mendapat gaji yang lebih besar
pada saat menjadi bintang utama dalam film “Love” di tahun 2008 dengan honor
sebesar Rp 250 juta. Dan film-film selanjutnya Acha diberitakan mengalami
kenaikan honor hingga berkisar antara Rp 250-280 juta/ filmnya. Adapun
Filmografi Acha diantaranya: Apa Artinya Cinta? (2005), Heart (2006), Love is
Cinta (2007), Love (2008), In the Name of Love (2008), Krazy Crazy Krezy
(2009), Sst...Jadikan Aku Simpanan (2010), Menebus Impian (2010), Love Story
(2011), Test Pack (2012), Rectoverso (2013), Bangun Lagi Dong Lupus (2013),
48 Damayanti Rizka, Profil dan Biografi Acha Septriasa-Tokoh Artis Indonesia, artikel
ini diakses pada April 2014 dari http://www.profilpedia.com/2014/04/profil-dan-biografi-acha-
septriasa-tokoh-artis-indonesia.html
39
99 Cahaya di Langit Eropa (2013), 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2 (2014). Aku
Cinta Kamu (2014), Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015), dan Mars
(2016).49
b. Abimana Aryasatya
Gambar 3.2
Foto Abimana Aryasatya
Abimana memulai kariernya sejak tahun 90an yang tergabung dengan
penggarapan Film Lupus dimana film ini telah beberapa kali digarap dengan versi
yang berbeda.Pria kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1982 pada saat itu nama belum
begitu populer dan pada tahun 2011 dimana dia ikut membintangi sebuah film
layar lebar berjudul Catatan Si Boy dimana film ini sendiri telah dirilis ulang
dengan versi yang berbeda telah menjadikan nama Abimana dikenal masyarakat
luas.
Sejak pemutaran Film Catatan Si Boy tahun itu, hampir setiap tahunnya
Abimana selalu disibukkan dengan film film lain yang selalu menjadi salah satu
film yang laris dipasaran. Nama Abimana sendiri disandang belum lama ini
49
Damayanti Rizka, Profil dan Biografi Acha Septriasa-Tokoh Artis Indonesia, artikel ini
diakses pada April 2014 dari http://www.profilpedia.com/2014/04/profil-dan-biografi-acha-
septriasa-tokoh-artis-indonesia.html
40
karena sebelumnya diawal karier Abimana menggunakan nama Robertino. Dari
penuturan Abimana, Nama Robertinbo sendiri adalah nama yang dimiliki sejak
lahir, namun nama itu merupakan nama dari ayah kandungnya. Penggantian Nama
ini sendiri dilakukan dengan alasan karena Abimana tidak pernah bertemu dengan
ayahnya.
Diceritakan bahwa Abimana terlahir dari keluarga yang sudah tidak utuh
lagi. Masa kecil Abimana memang bersama ibunya. Selain itu, Abimana juga
menambahkan bahwa penggantian Nama dari Robertino menjadi Abimana karena
Nama Robertino sendiri tidak mencerminkan Nama seorang Muslim. Seperti
diketahui bahwa Abimana sendiri memang sering membintangi film film dengan
nuansa religi dan agaknya Nama Robertino sudah tak ingin dia sandang lagi.
Beberapa film yang telah dibintangi diantaranya adalah Missing yang
dirilis pada tahun 2006, 12:00 am yang dirilis pada tahun 2006, Miracle
"Menantang Maut" yang dirilis pada tahun 2006, Catatan (Harian) Si Boy yang
dirilis pada tahun 2011, Republik Twitter yang dirilis pada tahun 2012, Dilema
yang dirilis pada tahun 2012, Keumala yang dirilis pada tahun 2012, Sang Pialang
yang dirilis pada tahun 2013, Belenggu yang dirilis pada tahun 2013, Coboy
Junior The Movie yang dirilis pada tahun 2013, Laskar Pelangi 2: Edensor yang
dirilis pada tahun 2013, 99 Cahaya di Langit Eropayang dirilis pada tahun 2013,
Isyarat yang dirilis pada tahun 2013, Haji Backpacker yang dirilis pada tahun
41
2014, 99 Cahaya di Langit Eropa part 2 pada tahun 2014, dan Bulan Terbelah di
Langit Amerika pada tahun 2015.50
c. Nino Fernandez
gambar 3.3
Foto Nino Fernandez
Nino ini lahir di Hamburg pada tanggal 13 Januari tahun 1984, ia
merupakan seorang aktor Indonesia yang sudah memiliki tempat di hati para
fansnya. Aktor yang sering bermain film ini memang memiliki karisma yang luar
biasa terhadap wanita-wanita yang di dekatnya.
Nino menjalani profesi sebagai Model Dan Aktor dari tahun 2006 Hingga
Sekarang. Putra dari pasangan Jeffrey Fernandez dan Marita Fernandez telah
banyak membintangi beberapa Film diantaranya adalah Kangen (2007), Coklat
Stroberi (2007), Terowongan Casablanca (2007), In The Name Of Love (2008),
Claudia/Jasmine (2008), Ruma Maida (2009), Get Married 2 (2009), Cowok
Bikin Pusing (2011), Bidadari-Bidadari Surga (2012), Get M4rried (2013),
Honeymoon (2013), Operation Wedding (2013), 99 Cahaya Di Langit Eropa
50
Revaline Oktavia, Profil Abimana Aryasatya, artikel ini diakses Pada Selasa, 5
Agustus 2014 dari http://bluesand-pampuliina.blogspot.co.id/2014/08/foto-dan-biodata-abimana-
aryasatya.html.
42
(2013), Guardian (2014), Hijab (2014), 99 Cahaya Di Langit Eropa Part 2 (2014),
dan Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015).51
d. Rianti Cartwright
Gambar 3.4
Foto Rianti Cartwright
Rianti Cartwright adalah seorang VJ MTV, model, dan aktris Indonesia, ia
lahir di Bandung, Jawa Barat, tepatnya tanggal 22 September 1983.
Untuk menambah uang saku sendiri, gadis cantik bernama Rianti
Rhiannon Cartwright ini sudah terbiasa bekerja sejak kecil. Yakni di usianya yang
masih 16 tahun ia sudah terjun ke dunia model. Kemudian sempat menjadi editor
bahasa di Bandung dalam majalah Maxx-M. Setelah itu Rianti terjun ke dunia
akting. Dan tawaran pertama adalah dari Soraya Intercine Film yang menawarkan
dirinya untuk bermain dalam Eiffel I'm in Love yang dibintangi Shandy Aulia dan
Samuel Rizal. Kemudian pada tahun 2005 Rianti bermain dalam Inikah Rasanya
Cinta?
51
Endah, Biodata-Nino-Fernandez, artikel ini diakses pada 22 Juni 2015 dari
https://sisiuk.com/2015/06/22/biodata-nino-fernandez/
43
Meski sibuk dalam dunia hiburan, Rianti tetap menjadi salah satu
penyandang predikat duta AIDS dan berkampanye untuk menghindar dari risiko
terkena virus HIV kepada generasi muda. Berikut beberapa Film yang telah
dibintangi oleh Rianti diantaranya adalah Eiffel I'm In Love (2003), Inikah
Rasanya Cinta ? (2005), Pesan Dari Surga (2006) sebagai Veruska, Jomblo (2006)
sebagai Asri, Ayat-Ayat Cinta (2007) sebagai Aisha Greimas, D'Bijis (2007)
sebagai Asti, Kabayan Jadi Milyuner (2010), 3 Dara (2015), Finding Srimulat
(2013) dan Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015).52
e. Hannah Al-Rashid
Gambar 3.5
Foto Hannah Al-Rashid
Hannah, yang lahir pada tanggal 25 Januari 1986 ini awalnya pindah dari
London ke Indonesia saat akan melamar perkerjaan pada UNDP (United Nations
Development Programme). Namun pekerjaan tersebut tak kunjung datang, Ia
justru ditawarkan sebagai model video klip grup musik Yovie & Nuno yang
berjudul Dia Milikku, Janji Suci dan Sejuta Cinta dari album The Special One
52
Ian QC, Biodata Artis, artikel ini diakses pada Selasa, 3 Desember 2015 dari
http://www.katalebay.xyz/2015/12/profil-dan-biodata-rianti-cartwright.html
44
pada tahun 2008. Pada tahun 2010, ia ditawarkan sebagai VJ tamu (Guest VJ) di
MTV. Ia juga turut membintangi acara televisi komedi situasi Awas Ada Sule.
Kerasnya hidup di London juga mendorong wanita berambut panjang ini
mengikuti olahraga bela diri, sampai terpilih masuk tim nasional pencak silat
Inggris. Sejumlah kejuaraan di Asia dan Eropa pun diikuti, di bawah asuhan
langsung dari ayahnya, Aidinal Alrashid, yang merupakan pendekar Pencak Silat
Bugis-Makassar Gerak Ilham. Hasilnya, tidak mengecewakan. Tahu kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan di Indonesia sangat besar, bersama dua puluh
temannya dari berbagai negara, pada 2006 Ia menimba ilmu di Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta dan di Universitas Muhammadiyah Malang. Beberapa Film
yang telah dibintanginya antara lain adalah Hafalan Shalat Delisa (2011), Modus
Anomali (2012) sebagai "Wanita hamil", 3Sum (2013) - segmen Impromptu,
V/H/S/2 (2013) - "Safe Haven" sebagai "Lena", Comic 8: Casino Kings (2015),
Skakmat (2015) , dan Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015).53
B. Sinopsis Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika”
"Bulan Terbelah Di Langit Amerika" menceritakan tentang seorang
jurnalis wanita yang sangat cantik bernama Hanum, dia juga harus menemani
suaminya bernama Rangga sekolah di Wina, dan juga karena ada sebuah tugas
dari atasannya yang bernama Gertrude Robinson untuk membuat artikel yang
bertema "Would the world be better without Islam". Artikel tersebut nantinya akan
53
Faris Fatoni, Profil Hannah al-rashid, artikel ini diakses pada 21 april 2015 dari
http://tabloidprofil.blogspot.co.id/2015/11/profil-hannah-al-rashid.html
45
di muat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta kepada Hanum supaya
mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di ke Amerika
serikat. Narasumber tersebut merupakan para keluarga korban serangan World
Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC, New York.
Di sisi lain Rangga juga di minta bosnya yang bernama Professor
Reinhard untuk pergi ke Washington, agar bisa mengikuti sebuah konferensi
internasional dalam bidang bisnis.Dalam konferensi tersebut yang nantinya akan
membahas dan mengetengahkan seorang filantropi dunia bernama Brown
Phillipus tentang "Strategi The Power of "
Di situlah pasangan suami istri, Hanum dan Rangga mengalami depresi
sendiri-sendiri terhadap tekanan pekerjaan dan tugasnya selama di New York,
ketika mereka memutuskan untuk mencari narasumber terbaik bagi tugas Hanum.
Hanum bersikeras bahwa dia tidak akan menggunakan narasumber pilihan
Gertrude sementara Rangga yang sangat menyayangi istrinya dan menginginkan
perjalanan ke AS sebagai tamasya selain konferensi mendesak agar Hanum
mengikuti kata-kata Gertrude agar mempercepat tugas berakhir.
Setelah pencarian panjang, akhirnya Hanum berhasil menemukan salah
satunya yaitu Mr.Michael Jones, yang merupakan narasumber dari golongan non
muslim yang kurang menyetujui adanya pembangunan masjid Ground Zero di
dekat area tersebut.
Pencarian terhadap satu narasumber lagi akhirnya berakhir dengan susah
payah, apalagi pada saat itu sedang memperingati kejadian 11 September di
46
kompleks Ground Zero (titik runtuh gedung WTC yang saat itu masih dalam
konstruksi). Dan anehnya lagi ada sebuah kerusuhan kecil terjadi dalam
peringatan tersebut. Di sisi lain Hanum terpontang panting di NYC tanpa paspor
dan apapun sementara Rangga terlanjur menuju Washington setelah Hanum
meminta untuk segera mengejar registrasi konferensi yang hampir ditutup dan
selesai. Hanum akhirnya berlindung di sebuah masjid yang dijadikan isu
kerusuhan karena dibangun dekat dengan lokasi GZ. Ia bertemu dengan Julia
Collins, seorang muallaf yang memiliki nama Azima Hussein. Rangga tak sengaja
bertemu dengan Phillipus Brown dan melakukan wawancara cepat tentang
mengapa Brown menjadi seorang filantropi. Sebuah kejadian yang dialami
Rangga dan Hanum secara tak terduga akan mempertemukan Jones, Julia, dan
Brown dalam sebuah pertemuan manis yang menggetirkan ketika Brown
mengisahkan apa yang melandasinya menjadi seorang filantropi dunia pada acara
The Heroes tersebut.54
C. Biografi Sutradara Rizal Mantovani
Gambar 3.6
Rizal Mantovani
54
Pusat sinopsis.com, Sinopsis: Film Bulan Terbelah di Langit Amerika 2015), artikel ini
diakses pada Oktober 2015 dari (http://www.pusatsinopsis.com/2015/10/sinopsis-bulan-terbelah-
di-langit-amerika-2015.html#ixzz49BG1thuB
47
Rizal Mantovani lahir di Jakarta pada 12 Agustus 1967 dari pasangan
Mohamad Saleh dan Widji Andarini. Rizal kerap bermukim di luar negeri, mulai
dari Yugoslavia, Iran, Colombo, hingga Srilangka karena profesi sang ayah yang
bekerja sebagai diplomat. Saat tinggal di Srilangka sekitar tahun 1983, Rizal yang
kala itu masih tercatat sebagai siswa kelas 2 SMA Overseas Children's School
Colombo mulai berkenalan dengan video musik.
Saat itu temannya, Eddy Setiawan, memiliki kamera home video merk
Sony keluaran terbaru. Karena sama-sama mengidolakan Duran-Duran, muncul
keinginan membuat video musik. Kebetulan salah satu video musik Duran-Duran
berlokasi di Srilanka, jadi lokasinya sama. Ada dua lagu Duran-Duran yang
mereka garap yaitu Lonely in Your Nightmare dan Hungry Like The Wolf. Aksi
mereka yang Cuma berjalan-jalan direkam dalam pita kaser Betamax. Setelah
selesai, mereka mengeditnya secara manual dari HVS ke VHS. Setelah lulus
SMA, Rizal yang dari kecil hobi menggambar ini diboyong kembali ke Tanah Air
dan meneruskan pendidikannya di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Trisakti, Jakarta. Alasan bungsu dari lima bersaudara itu
memilih jurusan arsitektur karena saat itu ia berpikir bagaimana caranya
memperoleh uang dengan menggambar. 55
Memasuki semester dua, ayahnya yang berperan sebagai tulang punggung
keluarga meninggal dunia. Mau tak mau, Rizal harus memutar otak untuk
55 Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012),
artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.
48
membiayai kuliahnya. Ia kemudian mengerjakan poster-poster Komikus komikal
di toko Komikus komik DEHA di kawasan Pondok Indah.
Pada tahun 1991, Edward Buntario, art director di Creative Concepts,
sebuah perusahaan periklanan di Jakarta, tertarik dengan poster-poster buatannya.
Edward kemudian mengenalkan Rizal kepada Richard Buntario yang akhirnya
mengajak Rizal bergabung. Rizal bertugas membuat story board untuk keperluan
iklan di Creative Concepts. Setahun kemudian, Rizal bergabung dengan Broadcast
Design Indonesia (BDI) yang didirikan oleh Richard. Selain membuat iklan, BDI
juga membuat acara televisi. Rizal akhirnya menjadi asisten Richard dan
dilibatkan dalam penggarapan Bursa Komedi untuk RCTI. Ketika itu Rizal
dikenal sebagai pribadi yang cerewet dan banyak bertanya dan belajar tentang
peralatan dan sebagainya. Berbekal pengalamannya menggarap acara TV, Rizal
kemudian mencoba menggarap video musik. Sumber inspirasinya pun bermacam-
macam, selain dari lingkungan sekitar, juga dari pengalaman sendiri, film, buku
dan majalah. Untuk satu video klip dibutuhkan waktu sekitar tiga minggu dengan
biaya variatif.56
Menurut Rizal, video musik di masa itu (tahun 1990-an) amat
membosankan dan kurang berwarna. Tawaran pertama datang untuk membuat
video musik dangdut Suka-Sukaku yang dinyanyikan Helvy Mariyand. Setelah
itu, Rizal mulai kebanjiran tawaran. Indrawati Widjaja, selaku direktur produksi
56 Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012),
artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.
49
Musicia Studio kemudian menawarkan pembuatan video music rapper Iwa K
berjudul Kuingin Kembali. Ketika ditayangkan, video music ini dianggap sebuah
terobosan baru dalam industri music Indonesia.
Sejak itu, BDI menerima banyak permintaan untuk membuat video musik
yang dikerjakan Richard bersama Rizal sebagai asisten. Kerjasama itu berbuah
manis. Keduanya meraih gelar sutradara terbaik dalam ajang Video Musik
Indonesia 1995 pada acara perdananya melalui video musik Cuma Khayalan milik
Oppie Andaresta. Duo ini semakin berkibar ketika meraih MTV Asia Viewers
Choice Award dalam ajang MTV Music Awards pada 1995 berkat video musik
Sambutlah yang dibawakan Denada. Akan tetapi, sebetulnya tanpa alasan yang
jelas, Rizal sendiri mengaku tidak suka dengan penghargaan seperti itu.
Pada tahun 1996, Rizal hengkang dari BDI dan mendirikan Avant Garde
Productions bersama rekan-rekannya. Selain tetap menggarap video musik, ia
juga menciptakan sekaligus menyutradarai serial komedi situasi berjudul Satu
Atap dan Gen-X, keduanya tayang di ANTV. Tahun 199, ia mulai merambah film
layar lebar. Ia bekerja sama dengan Produser dan sutradara film Mira Lesmana,
Nan T Achnas, dan Riri Riza, Rizal menggarap film Kuldesak. Film yang
dibintangi Sophia Latjuba dan almarhum Ryan Hidayat itu mampu mengobati
kerinduan publik terhadap Sutradara film Indonesia, yang makin sepi karena
aturan pembuatan yang ketat dan biaya produksi yang mahal. Film ini juga
dinominasikan untuk mendapat Silver Screen Award kategori Best Asian Feature
Film pada Singapore International Film Festival tahun 1999. Saking
50
fenomenalnya, Jelangkung bahkan masuk Variety, sebuah majalah bisnis film
terbesar di Amerika.57
Film tersebut juga menjadi tiket Rizal untuk merambah Hollywood.
Bersama Jose Purnomo, sepanjang Februari-Maret 2002, ia menawarkan konsep
modernisasi horor tradisional ke beberapa produser Hollywood. Usaha mereka
berhasil. Michael Bay, sutradara dan produser film Armageddon dan Pearl
Harbour, menawarkan dua proyek, yaitu menggarap ulang Jelangkung menjadi
The Uninvited (Yang Tak Diundang) untuk konsumsi penonton negeri Paman
Sam serta pembuatan film The Well (Sumur).
Kesempatan membuat film kembali datang di tahun 2001. Di bawah
bendera Rexinema, Rizal berkolaborasi dengan sutradara Jose Purnomo untuk
menggarap film Jelangkung. Film bertema horor ini dikembangkan dari artikel
yang pernah ditulis Rizal untuk majalah Neo. Skenario ditulisnya bersama Jose
dan scriptwriter Adi Nugroho. Pembuatan film dilakukan dengan menggunakan
Betacam, kamera yang biasa dipakai untuk membuat video musik.
Pertengahan Mei 2001, film selesai dibuat dan muncul keinginan untuk
menayangkannya di bioskop dengan pertimbangan, film ini punya nilai sinematik
yang beda dari sinetron, baik dari pendekatan visualnya maupun cara bertuturnya.
Meski awalnya tak menanggapi, Studio 21 di Pondok Indah Mall akhirnya
memutar film berdurasi 102 menit ini. Di luar dugaan, Jelangkung meledak di
57 Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012),
artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.
51
pasaran bahkan sempat bertahan lima bulan di bioskop-bioskop Jakarta.
Jelangkung, menjadi film nasional pertama yang menembus pertunjukan midnight
sampai 13 kali putar di Pondok Indah Mall serta film nasional pertama yang
diputar di empat layar sekaligus di beberapa bioskop karena jumlah penonton
yang membludak. Film yang dibintangi Marcella Zalianty dan Winky Wiryawan
itu sukses menyedot satu juta penonton. Dua tahun setelah kesuksesan
Jelangkung, pada tahun 2003, Rizal akhirnya memisahkan diri dari Avant Garde
setelah sekian lama berpartner. Tak lama kemudian, Rizal mendirikan
perusahaannya sendiri yang diberi label Dreamscape. Hal ini dilakukannya agar
memperoleh kebebasan dalam mengembangkan ide-idenya.58
Dengan kreativitasnya, Rizal kembali meramaikan industri perfilman
Indonesia lewat film besutannya berjudul Jatuh Cinta Lagi di tahun 2006. Masih
di tahun yang sama, Rizal kembali menggarap film horor berjudul Kuntilanak.
Seperti halnya film Jelangkung, film yang dibintangi aktris pendatang baru Jullie
Estelle ini mendulang sukses di pasaran. Atas dasar itu, Rizal kemudian membuat
sekuelnya, Kuntilanak 2 (2007) dan Kuntilanak 3 (2008). Setelah itu ia mencoba
menggarap genre drama lewat film Ada Kamu Aku Ada.
Pada tahun 2009, Rizal kembali ke 'habitat'nya dengan merilis film horor
terbarunya, Mati Suri. Sedikit berbeda dengan film-film sebelumnya, dalam film
yang dibintangi mantan Puteri Indonesia Nadine Chandrawinata ini, Rizal
58 Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012),
artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.
52
membuat ending yang menggantung. Di tahun yang sama, Rizal menggarap film
thriller berjudul Air Terjun Pengantin. Dalam film yang dibintangi aktris cantik
Tamara Bleszynski ini, ia mencoba menghadirkan ketegangan film 'Halloween'
yang menampilkan sosok mirip karakter bertopeng, Michael Myers, pria penyebar
teror yang mengalami gangguan jiwa. Tiga tahun berselang, Rizal kembali
memuaskan dahaga para penggemar film horor dengan meluncurkan film Jenglot
Pantai Selatan. Film ini bisa diistilahkan sebagai tonggak metamorfosis Rizal
dengan film-film sebelumnya. Disebut metamorfosis karena dalam menampilkan
sosok jenglot di film ini, Rizal mengaku terinspirasi dengan film-film seperti
Piranha, Jaws, Anaconda dan film-film tentang binatang buas yang menurutnya
bagus dan mengerikan.59
Rizal mengubah arah pandangnya mengenai film-film monster binatang
karena disesuaikan dengan apa yang ada di Indonesia, selama pembuatan film ini,
Rizal mengaku banyak menemui kejadian aneh. Dari 9 film horror yang
dibesutnya, baru kali ini ia mengalami kejadian-kejadian seperti kesurupan.
Belakangan, Rizal memang akan memfokuskan dirinya pada film horor dan
sejenisnya. Selain seru dan asyik, ia juga merasa tertantang saat menggarap film
bergenre horor sebab ia harus bisa bermain dalam atmosfir dan psikologi
penontonnya. Alumni SD Yapenka yang suka baca Komikus komik ini mengaku
senang jika melihat penonton ketakutan, artinya filmnya berhasil. Meski
59 Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012),
artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.
53
belakangan ini banyak kalangan yang menyangkutpautkan membanjirnya film
horor dengan merosotnya jumlah penonton yang sudah mulai jenuh, Rizal
mengaku kurang sependapat. Menurut Rizal di seluruh dunia itu pasti ada
produksi film horror setiap bulan. Banyak sekali factor yang menyebabkan
penonton turun, tapi nggak bias memastikan kenapanya. Sebagai seniman dia
hanya bias melakukan yang terbaik.60
60 Tokoh Indonesia.com, ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA (2012),
artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat 25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-sutradara-horor-kontemporer.
54
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS FILM
“BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA”
A. Makna Denotasi, Konotasi Dan Mitos Dalam Film “Bulan Terbelah di
Langit Amerika”
Film Bulan Terbelah di Langit Amerika yang dibuat dengan latar ditengah
kehidupan sosial Amerika yang sebagian besar dari mereka beragama non Muslim
mengandung banyak pesan dakwah di dalamnya.
Film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdiri sebanyak 28 scene, namun
penulis membatasi scene-scene untuk dianalisis yaitu sebanyak 9 scene yang
hanya mempunyai makna Pesan dakwah.
Sebelum memberi kesimpulan penulis terlebih dahulu menganalisa isi
pesan dari setiap adegannya dengan metode analisis semiotik Roland Barthes.
Berikut ini analisis penulis yang penulis temui.
Tabel 4.1
1. Scene 1 (Menyayangi Anak Kecil)
Visual Dialog Type of Shoot
00.18.35-00.16.52
Azima: Abe, katanya punya
sesuatu untuk sarah?
Husein: Tentu, Aku juga punya
sesuatu buat kamu di hari ulang
tahun pernikahan kita, tapi buat
kamu Sarah. Ayah punya
mukjizat, ini.
Sarah: buku apa ini Ayah?
Medium shoot
55
a. Makna Denotasi
Scene ini menggambarkan kasih sayang Husein sebagai seorang muslim
juga sebagai ayah dari Sarah. Saat itu Husein yang memaki peci putih
memberikan sebuah hadiah kepada Sarah yaitu sebuah Al-Aqur’an, yang mana
Al-Qur’an adalah hadiah terbesar bagi umat Islam sebagai petunjuk hidup di
dunia. Kemudian Sarah menerima hadiah dari ayahnya dengan senang hati.
b. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terlihat pada adegan ini adalah saat Sarah dan
Husein berada dalam sebuah ruangan yang penuh dengan dekorasi. Terlihat pada
adegan bahwa Husein dan Azima sedang merayakan ulang tahunnya anaknya
yaitu Sarah. Ini terlihat dari dekorasi ruangan yang ramai dengan hiasan pernak-
pernik yang lucu juga terdapat kue dan ada beberapa anak yang hadir di perayaan
ulang tahun Sarah serta beberapa kado yang berada di atas meja di ruangan itu.
Gambar diambil dengan medium shoot. Makna konotasi dari adegan ini
terlihat bahwa Husein sedang memberikan sebuah Al-Qur’an kepada Sarah
anaknya dengan wajah yang serius menunjukkan bahwa ia sangat menyayangi
Sarah dengan mencoba meyakinkan Sarah tentang Al-Qur’an yang diberikan
kepadanya adalah sebaik-baik petunjuk bagi kehidupan Sarah dan saat ia
Husein: ini disebut Al-Qur’an,
suatu hari ketika kamu bisa
membacanya kamu akan merasa
damai, puas, dan selalu senang.
56
membacanya akan merasa damai, puas dan selalu senang. Sarah dengan wajah
polosnya juga dengan serius mendengarkan ayahnya ini menunjukkan bahwa
Sarah sangat percaya apa yang dikatakan ayahnya mengenai Al-Qur’an. Dengam
memberikan sebuah Al-Qur’an Husein kepada Sarah menunjukkan bahwa Husein
adalah seorang muslim yang baik yang mengingingkan anaknya selalu berpegang
teguh pada Al-Qur’an dan ini merupakan bukti kecintaan seorang Ayah terhadap
anaknya.
c. Makna Mitos
Makna Mitos pada adegan ini adalah Ulang tahun atau yang biasa disebut
milad dalam bahasa arab pertama kali dimulai di Eropa. Perayaan ultang tahun
pada waktu itu dimaksudkan untuk mengusir roh-roh jahat yang akan datang pada
orang yang berulang tahun dan para tamu undangan seperti teman atau keluarga
berdoa untuk mengusir roh jahat tersebut. Memberikan kado juga dipercaya dapat
mengusir roh jahat tersebut.
Tabel 4.2
2. Scene 26 ( Gemar Berderma)
Visual Dialog Type of Shoot
01.39.38-01.39.09
Husein: Pak, dalam agama saya
kami yakin ada kekuatan dalam
memberi berdasarkan ketulusan dan
pengabdian kami pada Tuhan.
Mr.Brown: ini keyakinanmu, bukan
keyakinanku. Keyakinan itu konyol
dan bodoh. Dalam hidup, hadiah
Medium
Close up
57
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan bahwa Husein sedang berusaha
menjelaskan kepada Mr.Brown mengenai keadaaan anak-anak di Palestina dan
mereka membutuhkan bantuan dari perusahaan Mr.Brown. Namun Mr.Brown
menolak untuk membantu anak-anak tersebut karena tidak ada manfaat baginya
sehingga Mr.Brown enggan memberikan bantuan. Kemudian Husein dengan
tenang masih tetap berusaha menjelaskan kepada Mr.Brown mengenai kekuatan
memberi tetapi Mr.Brown tetap menolaknya.
b. Makna Konotasi
Makna Konotasi yang terlihat pada adegan bahwa Husein sedang berada di
sebuah ruangan bersama Mr.Brown. Gambar diambil dengan Medium Close Up.
Makna konotasi memperlihatkan bahwa Husein sedang menjelaskan mengenai
kekuatan memberi dalam Islam kepada Mr.Brown dengan wajah yang sangat
tenang ini menunjukkan bahwa Husein yang memakai peci sebagai identitasnya
yang seorang muslim sangat hati-hati memberikan penjelasan kepada seseorang
yang bukan muslim dan tidak terkesan menggurui kepada Mr.Brown untuk bisa
memberikan pertolongan kepada anak-anak Palestina yaang membutuhkan
terbesar adalah dengan bekerja
keras pada sesuatu yang pantas
diusahakan, ini tidak pantas
diusahkan.
58
bantuan. Namun Mr.Brown dengan wajah yang menaikan alisnya menujukkan
bahwa tidak sepakat dengan keyakinan Mr.brown dan tidak percaya apa apa yang
dikatakan oleh Husein. Saat Mr.Brown menolaknya, Husein membalasnya dengan
senyuman. Ini menujukkan bahwa Husein adalah seorang yang tidak memaksakan
kehendaknya kepada Mr.Brown untuk tetap memberikan bantuan terhadap anak-
anak Palestina.
c. Makna Mitos
Makna Mitos pada adegan adalah Peci identik dengan busana kaum laki-
laki muslim yang dikenakan ketika salat dan kegiatan keagamaan. Dalam agama
Islam, ada aturan jika orang sujud dahi dan tempat (sajadah) tak diperkenankan
ada benda lain yang menghalangi.
Dari sini lah peci dipakai umat Islam. Terkadang masyarakat mengkontruk
peci menjadi simbol keagamaan. Padahal peci bukan produk agama, melainkan
hasil dari budaya. Orang yang mengenakan peci identik dengan pribadi yang
islami atau dianggap sopan serta santun dalam bersikap. Karena orang yang
mengenakan pakaian islami cenderung akan mudah terhindar dari perbuatan
negatif karena akan muncul dalam diri sepemakai baju muslim tersebut rasa malu
dengan penampilannya jika penampilan islaminya tak sesuai dengan sikapnya.
.
59
Tabel 4.3
3. Scene 17 (Berprilaku Baik Terhadap Tetangga)
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan bahwa Hanum yang
mengenakan hijab memberikan kue yang dikembalikan oleh Billy kepada Azima
karena Billy menolak kue pemberian dari Sarah. Saat itu Hanum mengambil kue
dari tangan Azima dan menghampiri Billy dengan membawa kue. Hanum
menjelaskan kepada Billy bahwa kue tersebut adalah sebagai tanda bahwa Azima
dan Sarah ingin menjadi tetangga yang baik dengan Billy. Billy pun akhirnya
menerima kue dari tangan Hanum setelah mendengar penjelasan dari Hanum.
Visual Dialog Type of Shoot
00.39.14-00.40.21
Hanum:
kue ini tidak bisa mengembalikan
anak atau istrimu, tapi aku tahu
apa yang julia inginkan. Yaitu
agar kamu dan dia menjadi
tetangga yang baik, yang saling
menjaga. Itulah yang diajarkan
Al-qur-an kepada kami, untuk
bersikap ramah dan baik hati
kepada orang lain.
Medium shoot
60
b. Makna Konotasi
Makna konotasi yang terlihat pada adegan bahwa Hanum sedang
memberikan kue kepada Billy tetangga dari Azima. Gambar ini diambil dengan
Medium Shoot. Makna konotasi memperilhatkan bahwa Hanum dengan wajah
tegas sambil menyodorkan kue kepada Billy dan menjelaskan kepada Billy agar
menerima kue dari Azima, ini menunjukkan bahwa Hanum tidak menerima
perlakuan dari Billy dan Hanum sangat serius meyakinkan kepada Billy bahwa
apa yang dilakukan Azima adalah salah satu sikap yang diajarkan oleh Islam yaitu
untuk menjadi tetangga yang baik dan bersikap ramah dan baik hati kepada orang
lain. Saat itu Billy yang awalnya menolak kue tersebut akhirnya menerima kue
dari Azima. Ini menunjukkan bahwa Billy dapat mencerna dan memahami
penjelasan dari Hanum mengenai ajaran Islam untuk bersikap baik terhadap
tetangga sehingga Billy mau menerima kue dari Azima yang berniat baik
terhadapnya.
c. Makna Mitos
Makna mitos yang terlihat pada adegan adalah Negara modern seperti
Amerika dikenal dengan warganya yang individualistik dan kapitalistik yang
mementingkan diri sendiri dan kurangnya kepedulian terhadap orang lain.
Pengertian umum yang ditangkap dari kata individualiatik adalah bahwa orang
yang termasuk golongan ini mempunyai sifat yang egois, tidak suka saling
menolong atau gotong-royong dan tidak bersifat kekeluargaan.
61
Tabel 4.4
4. Scene 28 (Cinta Damai)
a. Makna Denotasi
Makna Denotasi yang terlihat pada adegan bahwa Billy, Azima, dan Sarah
sedang piknik bersama di sebuah taman. Azima yang sudah mengenakan
kerudungnya kembali dan Sarah sedang memegang sebuah Al-Qur’an pemberian
ayahnya tersenyum kepada Billy yang sedang menyiapkan makanan di sebuah
meja kemudian Billy mengampiri mereka dan memberikan makanan kepada
Azima dan Sarah. Azima dan Sarah pun menerima makanan dari Billy dengan
raut muka yang bahagia.
b. Makna Konotasi
Pada adegan terlihat bahwa Billy, Azima, dan Sarah sedang berada di
sebuah taman. Gambar diambil dengan Medium Shoot. Makna konotasi
Visual Dialog Type of Shoot
01.37.18-01.37.38
Epilog suara Hanum
“Tebarkan salam,
sinarkan kedamaian,
karena Islam adalah
salam. Islam adalah
kedamaian. Dunia tanpa
Islam adalah dunia tanpa
kedamaian”
Medium shoot
62
memperlihatkan bahwa Billy memberikan makanan kepada Azima dan Sarah
dengan wajah tersenyum ini menujukkan bahwa Billy tulus bersikap tersebut
kepada Azima dan Sarah terlihat seperti saudaranya tanpa melihat identitas Azima
dan Sarah yang serorang Muslim. Sarah dan Azima menerima makanan dari Billy
dengan wajah tersenyum ini menunjukkan bahwa Sarah dan Azima sangat
bahagia akan sikap Billy dan menunjukkan tidak ada dendam dalam diri mereka
terhadap Billy yang selama ini tidak bersikap ramah terhadap mereka. Adegan ini
menujukkan bahwa Azima, Sarah dan Billy terlihat hidup dengan damai tanpa
mengenal adanya perbedaan dan menjukkan bahwa adanya perbedaan bukanlah
penghalang bagi mereka untuk saling berhubungan dengan baik.
c. Makna Mitos
Makna mitos dalam adegan ini adalah anggapan masyarakat terhadap
dunia Barat bahwa tersenyum adalah hal yang tabuh dilakukan dan tidak wajar
bagi warga Barat khususnya warga Amerika di kehidupan sehari-harinya.
Begitupun Anggapan gila kerja warga Amerika yang tidak mempunyai waktu
untuk berlibur dan bersosialisasi dengan sekitar.
63
Tabel 4.5
5. Scene 16 dan 19 (Bersikap Sabar)
a. Makna Denotasi
Makna denotasi yang terlihat dalam adegan bahwa Billy sedang mencaci
maki Hanum yang seorang muslimah berhijab, Billy menganggap bahwa Islam
adalah teroris sejak kejadian runtuhnya WTC yang menewaskan anak dan istrinya
sehingga saat Hanum menanyakan alamat Azima kepada Billy, Billy bersikap
Visual Dialog Type of Shoot
00.32.44- 00.33.16
Billy: apa ini yang diajarkan
Al-Qur’an? Katakan padaku
Hanum. Apakah Al-Qur’an
mengajarkan membunuh
orang yang berbeda dari
kalian? Apakah kau
diajarkan untuk membunuh
putraku dan ribuan orang di
tragedi itu?
Medium
Close up
00.48.25- 00.49.00
Pemuda : hei, kepala
handuk. Bukankah kamu
seharusnya mengebom
sesuatu?
Medium shoot
64
tidak ramah kepada Hanum dan tiba-tiba memarahi Hanum juga berteriak dengan
sebutan teroris kepada Hanum. Hanum heran degan perlakuan Billy terhadapnya.
Adegan selanjutnya terlihat bahwa Hanum sedang diganggu oleh beberapa
pemuda Amerika yang sedang berkumpul di pinggir jalan. Pemuda tersebut
menghina Hanum dengan sebutan kepala berkepala Handuk dan mengejek Hanum
juga mentertawakan Hanum. Saat itu Hanum hanya diam mendapat perlakukan
tersebut. Hanum dibantu oleh seorang biarawati sehingga para pemuda tersebut
lari dan meninggalkan Hanum.
b. Makna Konotasi
Gambar dalam adegan ini diambil dengan Medium Close Up. Makna
Konotasi yang terlihat dalam adegan bahwa Billy sedang mencaci maki Hanum
dengan wajah yang geram dengan mata melotot, ini menjukkan bahwa
ketidaksukaan Billy kepada Hanum yang seorang muslim dan mengenakan jilbab.
Hanum hanya terdiam ketika Billy mencacinya ini menjukkan bahwa Hanum
mencoba bersikap sabar atas perlakuan Billy terhadapnya dan tidak terlalu
menanggapi cacian dari Billy.
Adegan selanjutnya diambil dengan Medium Shoot. Makna konotasi
memperlihatkan bahwa Hanum sedang berada di pinggir jalan dan diganggu oleh
beberapa pemuda Amerika. Hanum dengan wajah yang bingung menunjukkan
bahwa ia sedang tidak nyaman akan situasi tersebut. Pemuda Amerika mengejek
Hanum dengan sebutan kepala handuk ini menunjukkan bahwa mereka tidak suka
dengan Islam karena menganggap Islam adalah teroris. Saat ini Hanum diam dan
65
menundukkan kepalanya dan tidak membalas ejekan dari pemuda Amerika
tersebut. Ini menunjukkan bahwa Hanum mencoba Sabar dan mencoba
mengendalikan emosinya agar tidak terpancing emosi atas perlakuan pemuda
yang mengganggunya.
c. Makna Mitos
Makna mitos yang terlihat pada adegan ini adalah untuk sebagian orang,
terutama di Negara Barat yang mayoritas warganya non Muslim, hijab dianggap
simbol penindasan dan pemisahan. Begitu juga anggapan bahwa agama Islam
merupakan agama yang kerap dengan aksi kekerasan dan terorisme sehingga tak
jarang para perempuan berjilbab menjadi korban diskriminasi.
Tabel 4.6
6. Scene 13 dan 15 (Toleransi Antar Manusia yang berbeda Agama)
Visual Dialog Type of Shoot
00.26.00- 00.26.07
Jasmine:
sudah.Sekarang
mendingan kamu makan
saja dulu. Ini halal. Jangan
khawatir. Stefan bilang
kamu tidak boleh makan
daging babi.
Medium shoot
66
a. Makna Denotasi
Makna denotasi yang terlihat dalam adegan bahwa Hanum dan Jasmine
sedang mengobrol di ruang makan. Saat itu Hanum sedang menceritakan
kesulitannya mendapatkan alamat Azima kepada Jasmine. Karena melihat Hanum
resah Jasmine mencoba menolong Hanum untuk mendapatkan alamat Azima. Saat
itu juga Jasmine memberikan sekotak makanan kepada Hanum, dan Hanum
seketika terdiam. Namun Jasmine menjelaskan kepada Hanum bahwa makanan
tersebut halal dan tidak mengandung daging babi. Hanum dan Jasmine pun makan
akhirnya makan bersama.
Adegan selanjutnya yang terlihat bahwa Stefan dan Rangga merasa lapar
dan mencari makanan di tengah perjalanannya, kemudian Stefan dan Rangga
melihat ada penjual hotdog. Saat itu Stefan yang merekomendasikan untuk
membeli Hotdog di penjual tersebut karena di penjual Hotdog itulah Rangga bisa
mendapatkan hotdog yang halal. Dan ternyata penjual hotdog adalah seorang
muslim yang berasal dari Suriah.
00.34.58- 00.35.11
Stefan:
Teman, disini kamu bisa
mendapatkan hotdog yang
halal
Rangga: halal ya?
Medium shoot
67
b. Makna Konotasi
Makna denotasi yang terlihat dalam adegan bahwa Hanum dan Jasmine
sedang makan bersama di ruang makan kediaman Stefan. Gambar diambil dengan
Medium Shoot. Makna konotasi memperlihatkan Jasmine menawarkan makanan
halal kepada Hanum. Ini menunjukkan bahwa Jasmine yang bukan seorang
muslim sangat menghargai keyakinan Hanum yang seorang muslim dan tidak
memakan daging babi. Hanum yang seorang muslim juga terlihat nyaman akan
sikap Jasmine yang menghargai keyakinannya. Sikap mereka berdua
menunjukkan bahwa toleransi dalam beragama dapat terwujud jika saling
mengahargai.
Adegan selanjutnya gambar diambil dengan Medium Shoot. Makna
konotasi memperlihatkan Stefan dan Rangga yang sedang kelaparan di tengah
perjalanan dan Stefan mencari makanan halal untuk Rangga sahabatnya yang
seorang muslim. Ini menunjukkan bahwa Stefan menghargai keyakinan Rangga
yang tidak memakan daging babi sehingga Stefan juga membeli makanan yang
halal bersama Rangga. Perbedaan keyakinan diantara mereka tidak menghalangi
keakraban pertemanan mereka bahkan sebaliknya mereka saling mengerti satu
sama lain dan tidak menyinggung perbedaaan sehingga terwujud toleransi dalam
pertemanan mereka.
c. Makna Mitos
Makna mitos yang terlihat dalam adegan adalah adanya anggapan bahwa
fanatisme dan toleransi merupakan dua musuh bebuyutan. Keduanya tak mungkin
68
dipersatukan, tak mungkin seiring sejalan. Fanatik diartikan sebagai sebuah sikap
“merasa paling benar dan tidak bisa menerima perbedaan”. Sedangkan toleransi
adalah sebaliknya; “tidak merasa paling benar dan sangat akomodatif terhadap
segala jenis perbedaan.” Fanatik dianggap sebagai sebuah sikap yang sangat
tercela, sedangkan toleransi merupakan sikap yang sangat ideal di tengah
keberagaman manusia di muka bumi ini. Hal ini tentunya tidak benar bahwa
fanatisme dan toleransi bukanlah musuh bebuyutan. Justru keduanya bisa hidup
seiring sejalan.
Tabel 4.7
7. Scene 27 (Menolong Penganut Agama Lain)
Visual Dialog Type of Shoot
01.25.15- 01.25.39
Mr.Brown: Tarik dia.
Anna: aku butuh udara. Aku
sudah tidak tahan
Mr.Brown: kamu harus
bertahan. Ayo
Anna: kumohon lepaskan aku
Husein: tidak. Kuatkan
keyakinanmu. Ingatlah
suamimu, keluargamu.
Anna: aku ingin mati saja
Medium shoot
69
a. Makna Denotasi
Makna denotasi yang terlihat dalam adegan bahwa Mr.Brwon, Anna, dan
Husein sedang berada di sebuah gedung WTC. Terlihat Husein mencoba
menolong Anna yang akan terjatuh dari gedung itu. Husein berusaha
menggenggam tangan Anna agar tidak terjatuh dari gedung dan mencoba menarik
Anna agar bisa masuk kembali ke dalam gedung. Namun Anna sudah pasrah
dengan keadaan dan tidak ingin di selamatkan oleh Husein tetapi Husein tetap
berusaha menolong Anna.
Adegan selanjutnya yang terlihat bahwa Husein mencoba menolong
Mr.Brown yang sedang kesulitan bernafas karena mengisap banyak asap dan
tertatih karena terinjak oleh orang-orang yang ingin menyelamatkan diri di tangga
darurat. Husein merangkul Mr.Brown untuk berdiri dan berjalan agar dapat
menyelamatkan diri dari peristiwa tersebut.
01.26.52- 01.27.01
Husein: Mr.Brown, anda
baik-baik saja?
Mr.Brown: ya, saya baik-baik
saja
Husein: gunakan ini untuk
melindungi mulutmu dari
asap
Medium
Close up
70
b. Makna Konotasi
Gambar dalam adegan diambil dengan Medium Shoot. Makna konotasi
yang terlihat dalam adegan bahwa Anna yang akan jatuh dari gedung
menunjukkan bahwa Anna sedang dalam kesulitan dan ia pasrah jika terjatuh.
Saat itu Husein dengan berusaha menahan Anna dan tidak melepasnya supaya
selamat. Ini menunjukkan bahwa Husein yang seorang Muslim sangat peduli
terhadap Anna yang bukan seorang Muslim. Terlihat Husein dengan tulus
berusaha mencoba menolong Anna walaupun ia sedang dalam kesulitan juga. Ia
tidak memandang Anna seorang yang berbeda dengan dirinya, ia tetap menolong
orang yang membutuhkan bantuannya.
Adegan selanjutnya diambil dengan Medium Close Up. Makna konotasi
memperlihatkan bahwa Mr.Brown yang terjatuh di tangga dan tidak bisa berdiri
menunjukkan bahwa ia merasa lemah dan tidak berdaya. Saat itu Husein
merangkul Mr.Brown Ini menunjukkan bahwa Husein merasa iba dan kasihan
terhadap Mr.Brown sehingga Husein membantunya tanpa memikirkan
keselamatan dirinya sendiri dan masih memikirkan keadaan orang lain padahal
keadaan sudah sangat tidak terkendali dengan banyaknya asap di gedung tersebut.
c. Makna Mitos
Makna mitos dalam adegan adalah di Negara Barat, atasan tidak terlalu
menonjolkan diri sebagai yang punya kuasa penuh, tetap sejajar dengan bawahan,
namun tetap punya kekuasaan dan diakui sebagai atasan.
71
Islam sama sekali tidak melarang memberikan bantuan kepada siapapun
selama mereka tidak memusuhi orang Islam, tidak melecehkan simbol-simbol
kegamaan atau mengusir kaum muslimin dari negeri mereka.
B. Analisis Dakwah Ajaran Islam
Film memiliki esensi yang berbeda-beda, akan tetapi tujuan dalam
pembuatan film sendiri untuk memaknai pesan-pesan yang ada dalam tayangan
film tersebut, agar penonton dapat memahami apa maksud dari tayangan film
yang disajikan. Didalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika terdapat pesan
yang mendominasi yaitu Pesan akwah dalam bidang Syariah.
Keseluruhan adegan scene dalam film ini berada dalam sebuah latar
dimana para Muslim tersebut tinggal di Amerika yang notabene adalah penduduk
dengan mayoritas non Muslim. Tetapi muslim sebagai kaum minoritas dengan
teguh berdiri diatas ajaran Islam. Mereka menunjukkan bagaimana berbuat ihsan
kepada sesama makhluk Allah dan alam lingkungan tempat mereka tinggal. Hal
ini sesuai sabda Nabi SAW.
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, dan Mu’az bin
Jabal radhiallahuanhuma dari Rasullulah shalallahu „alaihi wa sallam
beliau bersabda: Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada,
iringilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya dan
pergauilah manusia dengan akhlak yang baik. (HR.Turmuzi)
72
Berkaitan dengan hal ini terdapat pesan dakwah yang ingin disampaikan
oleh komunikator kepada kita sebagai pemirsa dan komunikan akan pentingnya
ajaran Islam yang harus dijunjung tinggi dimanapun kita berada. Ajaran yang
sering disampaikan dalam film ini ialah mengenai dakwah Islam dalam bidang
syariah, diantaranya:
1. Menyayangi anak kecil
Rasullulah SAW telah memberikan teladan tentang kasih sayang kepada
anak-anak. Bahkan, Rasulullah dijuluki sebagai bapak para anak yatim. Banyak
kisah yang menggambarkan kecintaan beliau kepada anak-anak, salah satunya
yaitu Rasulullah selalu menghibur dan menggembirakan hati anak-anak. Bila
datang seseorang membawa bingkisan berupa buah-buahan, maka yang pertama
diberinya adalah anak-anak kecil.
Menyayangi anak adalah perintah agama, karena Islam mengajarkan kasih
sayang kepada siapapun. Allah akan mencabut sifat belas kasih apabila orang tua
tidak menyayangi anak. Dengan demikian, orangtua harus menyayangi anak, agar
tumbuh rasa kasih sayang itu pada diri anaknya. Allah mencintai kelembutan serta
membenci kekerasan. Rasulullah SAW bersabda, “Tiada kuasa aku (menolong
kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu.” (HR.Bukhari)
Islam menekankan agar umat saling berkasih sayang, kepada diri sendiri,
suami atau istri, anak-anaknya, orang tua, dan sesama. Kasih sayang juga
ditujukan makhluk ciptaan Allah SWT.
73
2. Gemar berderma
Islam bukanlah agama ibadah, zikir dan doa saja melainkan agama
kepedulian terhadap fakir miskin dan pendanaan kepentingan-kepentingan sosial.
Bahkan salah satu dari kewajiban setiap orang muslim adalah membagikan
sebagian dari harta kekayaan mereka kepada fakir miskin atau yang dikenal
dengan zakat. Mengeluarkan zakat hukumnya wajib, selain itu bersedekah juga
merupakan perbuatan mustahab yang berulang kali ditekankan oleh para nabi.
Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam surat At-Taubah ayat 103.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan harta mereka, dan mendoakan untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
maha mendengar lagi maha mengetahui.”
3. Berperilaku baik terhadap tetangga
Islam adalah agama rahmah yang penuh kasih sayang. Dan hidup rukun
dalam bertetangga adalah moral yang sangat ditekankan dalam Islam. Jika umat
Islam memberikan perhatian dan menjalankan poin penting ini, niscaya akan
tercipta kehidupan masyarakat yang tentram, aman dan nyaman. Karena demikian
penting dan besarnya kedudukan tetangga bagi seorang muslim, Islam pun
memerintahkan ummatnya untuk berbuat baik terhadap tetangga.
74
والمسبكيه واليتبمى القسبى وبري إحسبوب وببلوالديه شيئب به تشسكوا ول للا واعبدوا
إن أيمبوكم ملكت ومب السبيل وابه ببلجىب والصبحب الجىب والجبز القسبى ذي والجبز
فخوزا مختبل كبن مه يحب ل للا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan
tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri” (QS. An-Nisa: 36)
4. Cinta damai
Islam tidak menganjurkan umatnya untuk mempunyai sifat pendendam.
Namun, Islam memberikan cara bagaimana membalas dendam yang baik yaitu
dengan menjadi jiwa yang pemaaf.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang memaafkan kedzaliman
(terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliaan.” (HR.Ahmad,
Muslim dan At-Tirmidzi)
Allah berfirman dalam Q.S Asy-Syuro: 39-43
تصسى ) الريي إذا أصبثن الجغي ن ي جزاء سيئة سيئة هثلب فوي عفب ٩٣ )
ال يحت الظبلويي ) إ أصلح فأجس على للا فألئك ٠٤ لوي اتصس ثعد ظلو )
ن هي يجغى في ٠٤سجيل ) هب علي وب السجيل على الريي يظلوى البس ( إ
75
غفس إى ذلك لوي ٠٤األزض ثغيس الحق ألئك لن عراة ألين ) لوي صجس )
(٠٩عزم األهز )
Yang artinya: Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan
zalim, mereka membela diri [39]. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan
yang setimpal, tetapi barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik kepada
orang yang berbuat jahat maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak
menyukai orang-orang zalim [40]. Tetapi orang-orang yang membela diri setelah
dizalimi, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka [41]. Sesungguhnya
kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan
melampaui batas di bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu mendapat
siksaan yang pedih [42]. Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh
yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia [43].
5. Bersikap sabar
Pentingnya dalam bersabar, dengan sabar kita akan dekat dengan Allah
SWT. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quran, Allah akan selalu bersama
dengan orang-orang yang bersabar.
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-
bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
76
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal:
46)
Namun jika tidak bisa bersabar maka tidak akan bisa menggendalikan diri
sendiri terhadap orang lain, bersabar adalah menahan diri dari berbagai kesulitan
dan menyikapinya menggunakan akal dan syariat, menjaga lisan dari
menggunjing serta menahan semua anggota tubuh dari perbuatan yang dilarang
oleh Allah SWT.
6. Toleransi Antar Manusia yang berbeda Agama
Jalinan persaudaraan dan toleransi antara umat beragama sama sekali tidak
dilarang oleh Islam, selama masih dalam tataran kemanusiaan dan kedua belah
pihak dapat saling menghormati haknya masing-masing. Mengenai sistem
keyakinan dan agama yang berbeda-beda, Al-Qur’an menjelaskannya pada ayat
terakhir surat al-Kafirun yang berbunyi. “Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku.”
Konsep toleransi yang ditawarkan Islam sangatlah rasional dan praktis
serta tidak berbelit-belit. Namun, dalam hubungannya dengan keyakinan (akidah)
dan ibadah, umat Islam tidak mengenal kata kompromi. Ini berarti keyakinan
umat Islam kepada Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain
terhadap tuhan-tuhan mereka, demikian juga dengan tata cara ibadahnya, bahkan
Islam melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun.
Kerjasama yang baik antara muslim dan non muslim telah dibuktikan dan
ditulis di dalam sejarah agama Islam dengan jelas. Nabi Muhammad SAW dan
77
para sahabat melakukan interaksi sosial mereka dengan non muslim seperti
Waraqah bin Naufal yang beragama Nasrani. Maka toleransi dalam Islam
bukanlah hal yang baru, tetapi sudah diaplikasikan dalam kehidupan sejak agama
Islam lahir.
7. Menolong penganut agama lain
Islam membolehkan kaum muslimin berbuat baik terhadap penganut
agama lain dan tidak menjadikan perbedaan agama sebagai alasan untuk tidak
menjalani hubungan kerjasama engan mereka. Berbuat baik tersebut dapat
direfleksikan dengan cara saling menghormati dan saling tolong-menolong.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika
suatu hari beliau dan para sahabat sedang berkumpul, kemudian lewatlah
rombongan orang Yahudi yang mengantar jenazah dan Nabi SAW langsung
berdiri memberikan penghormatan. Seorang sahabat berkata “bukankah mereka
orang Yahudi wahai rasul?” Nabi SAW menjawab “ya, tapi mereka manusia
juga”.61
Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia,
melainkan Allah SWT. Dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya.
Sedangkan kita bermuammalah dengan mereka dari sisi kemanusiaan.
61
Tongkrongan Islami.net, Pengertian konsep toleransi antar umat beragama dalam Al-
Qur’an dan Hadist, artikel diakses pada November 2015 dari
http://www.tongkronganislami.net/2015/11/pengertian-konsep-toleransi-antar-umat-beragama-
dalam-alquran-hadis.html
78
Syariah dalam Islam berhubungan erat dalam amal lahir (nyata) dalam
rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan
antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama
manusia.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mendeskripsikan dan menganalisis hasil temuan data yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika memiliki makna denotasi sebagai
film yang mendeskripsikan bagaimana wajah Islam dalam kehidupan sehari-
hari ditengah kehidupan non Muslim khususnya pasca peristiwa 11
september 2001.
2. Makna Konotasinya ialah semua yang dilakukan dalam adegan tersebut
adalah perilaku yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim dimanapun
ia berada tidak terkecuali ditengah kehidupan masyarakat non Muslim dan
menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan lil
a‟lamin.
3. Film ini menegaskan mitos yaitu kaum muslim tidak memiliki tempat di
Amerika dan bahwa mereka mengancam keamanan negara tersebut karena
Muslim di Amerika adalah orang asing dan sering di anggap menjadi teroris
yang dtumbuh di dalam negeri.
Film ini sarat akan pesan dakwah mengenai ajaran Islam dalam bidang
syari‟ah. Syariah dalam Islam berhubungan erat dalam amal lahir (nyata) dalam
rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan
79
80
antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama
manusia, diantaranya:
1. Menyayangi anak kecil
2. Gemar berderma
3. Berperilaku baik terhadap tetangga
4. Cinta damai
5. Bersikap sabar
6. Toleransi Antar Manusia yang berbeda Agama
7. Menolong penganut agama lain
B. Saran – Saran
Ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan mengenai film ini, yaitu:
1. Saat menonton sebuah film, sebaiknya kita tidak pasif menerima apa saja
yang disuguhkan film tersebut. Tetapi yang harus kita lakukan adalah
bersikap lebih kritis dan menilai pesan yang sebenarnya yang ingin
disampaikan sutradara film tersebut. Sehingga kita tidak mudah terpengaruh
dan terprovokasi oleh sebuah film.
2. Untuk film ini sendiri, penulis ingin menyampaikan saran bahwa sutradara
tidak banyak berargumen tentang isu yang berkembang (keterlibatan Islam
masalah terorisme) sutradara mejelaskan hal itu dengan cara menampilkan
realitas yang dianut oleh kebanyakan orang Islam bahwa mereka tidak
terlibat aksi terorisme.
81
3. Bagi insan film, hendaknya mengutamakan pesan dakwah dan ide cerita
dalam membuat karya film, terutama yang menonjolkan ajaran Islam.
Karena akidah, ibadah, dan akhlak tentu merupakan pesan agama Islam yang
sangat penting.
82
Daftar Pustaka
Ahmad, Bayhaki. Analisis Semiotik Terhadap Film Animasi UPIN dan IPIN.
Jakarta: Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta,
2009.
Alawiyah, Tutty. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim. Bandung:
Mizan, 1997.
Ali Aziz, Moch. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Amir Piliang, Yasraf. Hipersemiotika. Yogyakarta; Jalasutra, 2003.
Arbi, Armawati. Dakwah dan Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003.
Arifin, H. M. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Ciputat: Logos Wacana
Ilmu, 1997.
Baksin, Askurifai. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis, 2003.
Barker, Chris. Cultural Studies. Yogyakarta:Kreasi Wacana, 2000.
Birowo, M.Antonius. Metodologi Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali,
2004.
Bisri Mustofa. Saleh Ritual Saleh Sosial. Bandung: Mizan, 1995.
83
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1998.
Effendy, Heru. Mari Membuat Film “Panduan Menjadi Produser”. Yogyakarta,
2002.
Elviras. Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua.
Malang: Skripsi S1 Fakultas Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008.
Husaini, Adian. Jihad Osama Versus Amerika, Jakarta: Gema Insani Pers, 2001.
Islamiyah, Indriansyah. Akhlak Islamiyah. Jakarta: Parameter, 1998.
Istihanah. Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly. Jakarta: Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, 2009.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Maarif, Bambang S. Komunikasi Dakwah “Paradigma Untuk Aksi”. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010.
Mahyuddin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
Mdjiono, Yoyon. Komunikasi Penyiaran Islam. Surabaya: Fakultas
Dakwah IAIN Surabaya.
Munir, M. Ilahi, Wahyu. Menejemen Dakwah. Jakarta : Prenada Media, 2006.
84
Munir Amin, Samsul. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009.
Mustafa, H.A. Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.
Mutaron, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang,
1993.
Pratista, Himawan. Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.
Purwa Darminta, Wjs. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Rachmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
Saefudin, Endang Anshari, Kuliah Al-Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1992.
Sambas, Syukriardi. Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah
Press, 2004.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2004.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media “Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, Analisis Framing. Bandung: Rosda Karya, 2006.
Sulthon, Muhamad. Desain Ilmu Dakwah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
85
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra, 2008.
Uhjana Effendy, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1997.
Uhjana Effendy, Onong. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Rosda
Karya, 2008.
Widjaja, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Akasara,
1997.
Widjaja. Ilmu Komunikasi dan Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.
INTERNET:
Victor C. Mambor “Satu Abad Gambar Idoep Indonesia”. Artikel diakses pada 03
Juni 2009 dari http//www.situskuncitripod.com/teks/victor. Diakses 03 juni
2009.
Islam dan Dakwah. Artikel diakses pada 03 Juni 2010 pukul 11.30 WIB dari
http//islamlib Dakwah Dan Mentalitas Umat.com/id/index.php.
Ekky, Imanjaya. Artikel diakses pada tanggal 12 juni 2009 dari
http//www.layarperak.com/home/layar/publichtml/leader.php.
Hiburan.lintas.info. Nama-nama pemeran dan sinopsis film (2015).
Artikel diakses pada tanggal 17 Desember 2015 dari
86
http://hiburan.lintas.info/2015/12/nama-nama-pemeran-dan-
sipnosis-film.html.
Damayanti Rizka. Profil dan Biografi Acha Septriasa-Tokoh Artis
Indonesia. Artikel diakses pada April 2014 dari
http://www.profilpedia.com/2014/04/profil-dan-biografi-
acha-septriasa-tokoh-artis-indonesia.html.
Revaline Oktavia. Profil Abimana Aryasatya. Artikel ini diakses Pada Selasa, 5
Agustus 2014 dari http://bluesand-pampuliina.blogspot.co.id/2014/08/foto-
dan-biodata-abimana-aryasatya.html.
Endah. Biodata-Nino-Fernandez. Artikel diakses pada 22 Juni 2015 dari
https://sisiuk.com/2015/06/22/biodata-nino-fernandez/
Ian QC. Biodata Artis. Artikel diakses pada Selasa, 3 Desember 2015 dari
http://www.katalebay.xyz/2015/12/profil-dan-biodata-rianti-cartwright.html.
Faris, Fatoni. Profil Hannah al-rashid. Artikel diakses pada 21 april 2015 dari
http://tabloidprofil.blogspot.co.id/2015/11/profil-hannah-al-rashid.html.
Pusat sinopsis.com. Sinopsis: Film Bulan Terbelah di Langit
Amerika 2015). Artikel diakses pada Oktober 2015 dari
http://www.pusatsinopsis.com/2015/10/sinopsis-bulan-
terbelah-di-langit-amerika-2015.html#ixzz49BG1thuB.
87
Tokoh Indonesia.com. ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH
INDONESIA (2012). Artikel ini ditayangkan oleh redaksi - dibuat
25 Apr 2011 - Pembaharuan terakhir 22 Mei 2012 dari
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/347-selebriti/3398-
sutradara-horor-kontemporer.
Tongkrongan Islami.net. Pengertian konsep toleransi antar umat beragama dalam
Al-Qur’an dan Hadist. Artikel diakses pada November 2015 dari
http://www.tongkronganislami.net/2015/11/pengertian-konsep-toleransi-
antar-umat-beragama-dalam-alquran-hadis.html