ANALISIS RISIKO USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA … · merancang solusi kemudahan bagi nelayan untuk...
Transcript of ANALISIS RISIKO USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA … · merancang solusi kemudahan bagi nelayan untuk...
ANALISIS RISIKO USAHA PERIKANAN TANGKAP
SKALA KECIL DI PALABUHANRATU
DEWI EKASARI
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2008
ANALISIS RISIKO USAHA PERIKANAN TANGKAP
SKALA KECIL DI PALABUHANRATU
DEWI EKASARI
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Risiko
Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil di Palabuhanratu” adalah karya saya
sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi dikutip dari karya
yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka dibagian akhir tesis ini.
Bogor, Maret 2008
Dewi Ekasari NRP C551030244
ABSTRAK DEWI EKASARI. Analisis Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil di Palabuhanratu (Dibimbing oleh MULYONO S. BASKORO sebagai ketua komisi pembimbing dan VICTOR P.H NIKIJULUW sebagai anggota)
Jumlah usaha perikanan tangkap skala kecil di Indonesia sangat besar
namun tingkat kesejahteraan nelayan umumnya dibawah garis kemiskinan. Hambatan aksesibilitas permodalan merupakan salah satu penyebab kondisi tersebut. Pihak perbankan mengkategorikan, kegiatan perikanan tangkap sebagai kegiatan yang penuh risiko dan ketidakpastian. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan menggambarkan profil risiko usaha perikanan tangkap skala kecil secara komprehensif di Palabuhanratu, termasuk solusi pemecahan yang ditawarkan. Tujuan tersebut dicapai melalui beberapa tahap kegiatan yaitu (1) mengidentifikasi dan memetakan risiko usaha perikanan tangkap, (2) menghitung besaran risiko serta dampaknya bagi produksi, harga dan pendapatan nelayan, (3) mengukur sikap nelayan terhadap risiko dan (4) merancang solusi kemudahan bagi nelayan untuk mendapatkan modal usaha Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2006 sampai Maret 2007 di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode deskriptif, simpangan baku, koefisien variasi, PRT dan SWOT. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa risiko pada usaha perikanan tangkap skala kecil umumnya terdiri atas (1) kerusakan atau hilangnya sarana penangkapan, (2) operasi penangkapan yang tidak optimal dan (3) ancaman keselamatan nelayan. Besaran dan dampak risiko umumnya lebih dirasakan nelayan pada musim barat dibandingkan musim timur. Nelayan di Palabuhanratu cenderung bersikap tidak mengambil risiko (risk averter). Untuk mengatasi permasalahan aksesibilitas permodalan 3 solusi yang diprioritaskan yaitu: (1) penerapan aturan peminjaman yang fleksibel namun tetap bersifat hati-hati, (2) pembuatan payung hukum mengenai penguatan permodalan, (3) penetapan skema pembiayaan yang sesuai dengan karateristik perikanan tangkap. kata kunci : Analisis risiko, usaha perikanan tangkap skala kecil, permodalan, Palabuhanratu
ABSTRACT DEWI EKASARI. Risk Analysis of Small Scale Capture Fisheries in Palabuhanratu (Under the direction of MULYONO S. BASKORO and VICTOR P.H NIKIJULUW)
The number of Indonesia’s small scale fishing is huge and growing up,
however commonly fisherman’s welfare still below the poverty line. Capital resistance access is one of restrictively factor to the condition. Besides banking system put fisheries capturer activity as a high risk and indeterminancy. Based on the situation we intend to do research for describing the risk of comprehensive small scale fisheries capturer in Palabuhanratu, include in offering a solution. The aim can be approach by several activity, (1) identify and address the risk of fisheries capturer activity, (2) calculate the risk and impact of production, price and income, (3) calculate the fisherman’s attitude about the risk, (4) design an easy solution for the fisherman to get the business capital. The research was held in October 2006 until March 2007 in Palabuhanratu District, Regency of Sukabumi, the data collected and analyzed using descriptive method, deviation standard, variation coefficient, PRT and SWOT. Based on the result we know that risk in small scale fisheries capturer activity generally consist of (1) loose or damage in piscatorial facilities, (2) ineffective of capturing operation and, (3) threat of fisherman safety. Palabuhanratu fisherman tend the act by not to take the risk (risk averter). There are 3 priority solutions for the problem regarding capital accessibility. There are (1) implementing flexible loan regulation which is still in prudential, (2) create a law of capital strengthening, (3) enacting financing scheme suitable with fisheries capturer characteristics
Keywords : Risk analysis, small scale fishing, financing, Palabuhanratu
@ Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini
tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
ANALISIS RISIKO USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI PALABUHANRATU
DEWI EKASARI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2008
Judul Tesis : Analisis Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil di Palabuhanratu
Nama Mahasiswa : Dewi Ekasari Nomor Pokok : C551030244 Program Studi : Teknologi Kelautan
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Mulyono S Baskoro, M.Sc Dr. Ir. Victor P.H Nikijuluw, M.Sc Ketua Anggota
Diketahui,
Program Studi Teknologi Kelautan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Ketua Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Tanggal ujian : 1 Maret 2008 Tanggal lulus:
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Januari 1968
sebagai putri keempat dari enam bersaudara pasangan
Bapak Agustino dan Ibu Tuti Srikanti. Pendidikan penulis
dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah atas
ditempuh di Jakarta.
Selepas dari SMAN 3 Jakarta , penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Jakarta dan selesai pada tahun 1992. Pada tahun
1996 penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan ditempatkan di
Departemen Koperasi. Seiring dengan berdirinya Departemen Kelautan dan
Perikanan maka sejak tahun 2001, penulis memilih untuk pindah ke Departemen
Kelautan dan Perikanan .
Untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuan tentang bidang
perikanan dan kelautan maka pada tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan
pada Program Studi Teknologi Kelautan, Sub Program Perencanaan
Pembangunan Kelautan dan Perikanan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor. Penulis dinyatakan lulus dalam sidang ujian tesis yang diselenggarakan
oleh Sekolah Pascasarjana IPB pada tanggal 1 Maret 2008 dengan judul tesis
“Analisis Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil di Palabuhanratu”.
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat petunjuk
dan berkah dari-Nya tesis ini penulis selesaikan. Judul tesis ini adalah “Analisis
Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil di Palabuhanratu”. Tesis ini disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Palabuhanratu dari bulan
Oktober 2006 sampai Maret 2007.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc. dan
Bapak Dr. Ir. Victor. P.H Nikijuluw, M.Sc sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk berdiskusi dan memberikan arahan kepada penulis
dalam rangka penulisan tesis. Ungkapan terima kasih tak lupa pula kami penulis
haturkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc sebagai dosen penguji
yang telah memberikan masukan konstruktif untuk penyempurnaan tesis ini.
serta pihak PPN Palabuhanratu atas bantuan selama pelaksanaan penelitian.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Bogor, Maret 2008
Dewi Ekasari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xiv
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 1.4 Hipotesis............................................................................................. 8 1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8 1.6 Kerangka Pemikiran........................................................................... 8
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pembagian Risiko.......................................................... 11 2.2 Risiko Usaha Perikanan Tangkap ...................................................... 13 2.3 Pengukuran Risiko ............................................................................. 14 2.4 Definisi dan Klasifikasi Usaha Perikanan Tangkap........................... 15 2.5 Kebijakan Kredit Sektor Perikanan dan Kelautan ............................. 17 2.6 Manajemen Risiko dalam Perencanaan Pemberian Kredit ................
Perbankan........................................................................................... 20 2.7 Kondisi Umum Palabuhanratu ........................................................... 22 2.7.1 Letak geografis, kondisi topografis serta oceanografis............ 22 2.7.2 Keadaan umum perikanan laut................................................. 23 1) Volume dan nilai produksi perikanan laut.......................... 24 2) Unit penangkapan ikan ....................................................... 25 3) Daerah penangkapan ikan, musim dan iklim...................... 28 4) Sarana dan prasarana .......................................................... 31 2.8 Penelitian-Penelitian yang Relevan.................................................... 33
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 38 3.2 Peralatan Pendukung......................................................................... 39 3.3 Mekanisme Pengumpulan Data ........................................................ 39 3.4 Analisis Data ..................................................................................... 41
3.4.1 Identifikasi risiko ................................................................. 41 3.4.2 Pengukuran besaran dan dampak risiko............................... 41 3.4.3 Pengukuran sikap nelayan.................................................... 43 3.4.4 Solusi kemudahan permodalan ............................................ 44
4 HASIL PENELITIAN 4.1 Identifikasi Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil............... 46 4.2 Besaran dan Dampak Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil ........................................................................................ 52 4.2.1 Besaran risiko........................................................................ 52 4.2.2 Dampak risiko ....................................................................... 59 4.3 Sikap Nelayan Terhadap Risiko........................................................ 61 4.4 Arah Kebijakan Aksesibilitas Permodalan Bagi Nelayan Skala Kecil.... .............................................................................................. 62
5 PEMBAHASAN
5.1 Jenis Risiko, Faktor Penyebab dan Solusi Penanganan Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil ........................................................ 65 5.1.1 Kondisi tidak terkontrol .......................................................... 66 5.1.2 Kondisi terkontrol ................................................................... 67 5.2 Besaran Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil .................... 70 5.3 Dampak Risiko.................................................................................. 72 5.4 Sikap Nelayan ................................................................................... 72 5.5 Alternatif Solusi Kebijakan untuk Kemudahan Aksesibilitas Permodalan Bagi Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil................. 74
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 84 6.2 Saran.................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
LAMPIRAN.................................................................................................... 91
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Perbandingan nelayan industri dan tradisional dari sisi technicio-socio- economic ................................................................................................... 16
2 Data pinjaman sektor perikanan 2004-2005 (Rp.juta) ............................... 19
3 Perkembangan volume dan nilai produksi perikanan laut di ..................... Palabuhanratu tahun 2002 – 2006 .............................................................. 24
4 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun ............ 2002 – 2006................................................................................................ 25
5 Perkembangan jumlah perahu atau kapal di Pelabuhan Perikanan............ Nusantara Palabuhanratu Periode 2002 – 2006 ......................................... 27
6 Perkembangan jumlah nelayan (jiwa) di Pelabuhan Perikanan ................. Nusantara Palabuhanratu periode 2002 – 2006.......................................... 28
7 Daerah penangkapan ikan (DPI) beberapa alat tangkap ikan di ............... Palabuhanratu............................................................................................. 29
8 Penelitian yang pernah dilakukan di wilayah Palabuhanratu..................... 34
9 Data primer yang telah dikumpulkan......................................................... 40
10 Data sekunder yang telah dikumpulkan ..................................................... 40
11 Kombinasi strategi dalam matriks SWOT ................................................. 44
12 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan pancing ............................. 48
13 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan payang .............................. 49
14 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan bagan ................................ 50
15 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan rampus.............................. 51
16 Besaran risiko usaha penangkapan dengan pancing, payang, bagan ......... dan rampus ................................................................................................. 53
17 Hasil pemetaan risiko usaha perikanan tangkap skala kecil di Palabuhanratu............................................................................................. 54
18 Status risiko usaha penangkapan dengan pancing, payang, bagan dan...... rampus.......... ............................................................................................. 59
19 Matriks analisis faktor strategi internal (IFAS) kebijakan aksesibilitas .... permodalan bagi nelayan skala kecil di Palabuhanratu.............................. 62
20 Matriks analisis faktor strategi eksternal (EFAS) kebijakan aksesibilitas . permodalan bagi nelayan skala kecil di Palabuhanratu.............................. 63
21 Matriks SWOT kebijakan aksesibilitas permodalan bagi nelayan skala ... kecil di Palabuhanratu ................................................................................ 64
22 Jenis subsidi pemerintah terhadap perikanan tangkap ............................... 69
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka perumusan masalah.................................................................... 7
2 Kerangka pemikiran penelitian .................................................................. 10
3 Metode yang digunakan dalam pengukuran risiko .................................... 15
4 Jenis ikan yang ditangkap nelayan di Palabuhanratu pada tahun 2006 ..... 26
5 Darmaga untuk tambat labuh di PPN Palabuhanratu................................. 32
6 Fasilitas fungsional yang terdapat di PPN Palabuhanratu.......................... 33
7 Peta lokasi penelitian ................................................................................. 38
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Jumlah tangkapan pancing nelayan di Palabuhanratu................................ 91
2 Harga ikan tangkapan pancing nelayan di Palabuhanratu.......................... 92
3 Pendapatan nelayan pancing per trip di Palabuhanratu............................ 93
4 Komponen biaya operasional pancing di Palabuhanratu ........................... 94
5 Komponen pendapatan nelayan pancing di Palabuhanratu........................ 98
6 Status risiko hasil tangkapan pancing di Palabuhanratu ............................ 100
7 Status risiko harga ikan tangkapan pancing di Palabuhanratu ................... 101
8 Status risiko pendapatan pancing di Palabuhanratu ................................... 102
9 Peluang risiko total nelayan pancing di Palabuhanratu.............................. 103
10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu................................ 104
11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu........................... 111
12 Pendapatan nelayan payang per trip di Palabuhanratu.............................. 118
13 Komponen biaya operasional payang di Palabuhanratu ............................ 119
14 Komponen pendapatan nelayan payang di Palabuhanratu......................... 123
15 Status risiko hasil tangkapan payang di Palabuhanratu ............................. 125
16 Status risiko harga ikan tangkapan payang di Palabuhanratu ................... 129
17 Status risiko pendapatan payang di Palabuhanratu .................................... 133
18 Peluang risiko total nelayan payang di Palabuhanratu............................... 134
19 Jumlah tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu................................... 135
20 Harga ikan tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu............................. 139
21 Pendapatan nelayan bagan per trip di Palabuhanratu................................ 143
22 Komponen biaya operasional bagan di Palabuhanratu .............................. 144
23 Komponen pendapatan nelayan bagan di Palabuhanratu.......................... 146
24 Status risiko hasil tangkapan bagan di Palabuhanratu ............................... 148
25 Status risiko harga ikan tangkapan bagan di Palabuhanratu ...................... 151
26 Status risiko pendapatan bagan di Palabuhanratu ...................................... 154
27 Peluang risiko total nelayan bagan di Palabuhanratu................................. 155
28 Jumlah tangkapan rampus nelayan di Palabuhanratu................................. 156
29 Harga ikan tangkapan rampus nelayan di Palabuhanratu .......................... 158
30 Pendapatan nelayan rampus per trip di Palabuhanratu ............................. 160
31 Komponen biaya operasional rampus di Palabuhanratu ............................ 161
32 Komponen pendapatan nelayan rampus di Palabuhanratu......................... 164
33 Status risiko hasil tangkapan rampus di Palabuhanratu ............................. 166
34 Status risiko harga ikan tangkapan rampus di Palabuhanratu.................... 167
35 Status risiko pendapatan rampus di Palabuhanratu.................................... 168
36 Peluang risiko total nelayan rampus di Palabuhanratu .............................. 169
37 Foto kegiatan penelitian ............................................................................. 170
DAFTAR ISTILAH UKM : Usaha Kecil dan Menengah PDB : Pendapatan Domestik Bruto Fishing Ground : Daerah penangkapan ikan Liwung : Musim peralihan In Board Engine : Mesin dalam Stakeholder : Pemangku kepentingan KKM : Kredit Mina Mandiri KKP : Kredit Ketahanan Pangan BOUP : Barang, Uang, Orang, Prosedur Eksposur : Sesuatu yang berhubungan dengan peluang Counterparty : Pihak lawan Treasury : Perbendaharaan Banking Book : Buku perbankan Trading Book : Buku perdagangan Recovery Rate : Tingkat pengembalian Obligasi : Surat utang berjangka dengan suku bunga tetentu Volatilitas : Kecenderungan mudah berubah Repayment Capacity : Kemampuan membayar KIK : Kredit Investasi Kecil KMKP : Kredit Modal Kerja Permanen Fund : Dana Loan : Pinjaman lunak Grant : Hibah ADB : Asian Development Bank Default : Kegagalan mengembalikan pinjaman Risk averter : Sikap yang tidak berani mengambil risiko Indifferent to Risk : Sikap yang tidak terpengaruh risiko Risk Taker : Sikap berani mengambil risiko PRT : Peluang Risiko Total ISDB : Islamic Development Bank Multiplier Effect : Efek pengganda Monson : Muson Upwelling : Fenomena kenaikan massa air Accident : Kecelakaan BMG : Badan Metreologi dan Geofisika Postulat : Hukum Disparitas : Perbedaan Prudent : Kehati-hatian Pilot Project : Proyek percontohan Bankable : Sesuai dengan kriteria perbankan
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Krisis ekonomi secara nyata telah menyebabkan jatuhnya ekonomi nasional
khususnya usaha-usaha skala besar. Dampak nyata dari kondisi tersebut adalah
terjadinya peningkatan jumlah pengangguran secara signifikan. Pada akhir tahun
2003, tercatat sebanyak 11,4 juta pengganggur (11,63% dari jumlah angkatan
kerja), dengan pertumbuhan sektor industri hanya mencapai 3,41% (BPS, 2003).
Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) pada kenyataannya mampu
menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dalam menghadapi masa krisis.
Kontribusi sektor ini pada ekonomi nasional pun cukup siginifikan, mencakup
53,3% dari pendapatan domestik bruto nasional (PDB) pada tahun 2006. Jumlah
UKM yang tercatat pada tahun 2006 mencapai 48,9 juta unit usaha. Jumlah
tersebut meningkat 3,9% dibandingkan tahun 2005. Keseluruhan UKM tersebut
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 85,4 juta atau 96,18% dari seluruh
tenaga kerja Indonesia. Dibandingkan tahun sebelumnya terjadi peningkatan
penyerapan tenaga kerja sebesar 2,6% (BPS, 2007).
Berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil
dikemukakan bahwa definisi usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan serta kepemilikan. Kriteria usaha kecil adalah (1) memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp.200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan; (2)
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000; (3) milik
warga negara Indonesia; (4) berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung
ataupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar dan (5)
berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
Mengacu pada kriteria yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa
sebahagian besar usaha yang dilakukan di Indonesia masih tergolong usaha kecil.
2
Data yang diperoleh dari indikator makro UKM tahun 2007 menyebutkan bahwa
jumlah usaha kecil di Indonesia mencapai 99,98% dari keseluruhan unit usaha
ekonomi yang ada (BPS, 2007).
Salah satu sektor usaha yang didominasi skala usaha kecil adalah usaha
perikanan tangkap. Ada berbagai cara membedakan skala usaha perikanan
tangkap. Menurut Smith (1983), dasar perbedaan tersebut mencakup perikanan
skala kecil atau skala besar, perikanan pantai atau lepas pantai dan perikanan
artisanal atau komersil. Penggolongan tersebut masih menjadi perdebatan hingga
saat ini mengingat luasnya dimensi yang dilingkupi. Pengelompokan skala usaha
sering pula didasarkan pada ukuran kapal atau besarnya tenaga, tipe alat tangkap
dan jarak daerah penangkapan (fishing ground) dari pantai. Penggolongan skala
usaha perikanan tangkap di Indonesia umumnya dilakukan berdasarkan ukuran
kapal dan jenis atau tipe mesin.
Berdasarkan data statistik perikanan dan kelautan, jumlah usaha perikanan
tangkap skala kecil yang dicirikan dengan penggunaan sarana penangkapan
perahu tanpa motor, perahu motor tempel serta kapal motor berukuran < 10 GT
tahun 2004 berjumlah 535.232 unit atau 97,65% dari keseluruhan unit kapal yang
ada. (DKP, 2005). Persentase tersebut meningkat dibandingkan jumlah usaha
perikanan tangkap skala kecil pada tahun 2003 yang mencapai 96,92%.
Usaha perikanan tangkap skala kecil memiliki karakteristik unik yang
berbeda dengan usaha di sektor lain. Kegiatan perikanan tangkap penuh dengan
tantangan serta dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian. Alasan inilah yang
menjadi hambatan terbesar nelayan untuk mengakses sumber-sumber permodalan
dalam rangka peningkatan skala usaha. Terkait dengan hambatan tersebut,
dipandang perlu dilakukan suatu kajian tentang risiko-risiko usaha perikanan
tangkap skala kecil. Luasnya ruang lingkup kajian risiko usaha perikanan tangkap
menyebabkan perlunya pembatasan kajian risiko pada beberapa jenis alat tangkap
di suatu daerah. Proses ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi
pengkajian risiko usaha perikanan tangkap secara menyeluruh.
Palabuhanratu merupakan salah satu basis perikanan tangkap di selatan Jawa
yang berbentuk teluk. Berjarak 180 km dari Jakarta, secara geografis wilayah
3
Palabuhanratu berada pada posisi 6o 54’ 12”-7o 5’ 57,48” LS dan 106o 20’ 57,48”-
106O 36’ 0,36” BT. Luas wilayah Palabuhanratu sekitar 27.210,130 Ha.
Banyaknya sungai yang bermuara di Teluk Palabuhanratu menyebabkan topografi
perairan sampai jarak 300 m dari garis pantai menjadi dangkal.
Meskipun merupakan sentra perikanan tangkap, pengaruh musim tetap
mempengaruhi kegiatan penangkapan ikan di wilayah Palabuhanratu. Ada dua
musim utama yang umumnya dikenal di Palabuhanratu, yaitu musim barat yang
terjadi selama bulan Desember sampai Maret dan musim timur yang terjadi
selama bulan Juni hingga Agustus. Diantara kedua musim tersebut dikenal
adanya musim peralihan yang oleh masyarakat setempat disebut dengan istilah
musim liwung (Yundari, 2005).
Kegiatan penangkapan ikan di Palabuhanratu dilakukan dengan
menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Selama periode 1996 sampai 2006,
empat jenis alat tangkap yang dominan digunakan nelayan di wilayah ini adalah
(1) pancing ulur, (2) bagan, (3) payang, dan (4) rampus. Persentase penggunaan
pancing ulur dan rampus pada tahun 2006 masing-masing 25% dan 5%. Jumlah
alat tangkap yang dioperasikan selama periode tersebut berfluktuasi setiap
tahunnya dengan kenaikan rata-rata 0,10% per tahun. Jumlah alat tangkap yang
memiliki tingkat operasional paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebanyak
923 unit, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 1998 dengan jumlah
penggunaan 497 unit (PPN Palabuhanratu, 2007).
Armada penangkapan yang dioperasikan di Palabuhanratu ada dua jenis
yaitu kapal motor dan perahu motor tempel. Kapal motor umumnya berukuran
<10 GT->30 GT dan digerakkan oleh mesin dalam (in board engine) sedangkan
perahu motor tempel digerakkan oleh mesin tempel dan umumnya berukuran <10
GT. Kapal motor banyak digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap gillnet
dan rawai. Adapun perahu motor tempel banyak digunakan untuk operasi alat
tangkap pancing, payang dan jaring (PPN Palabuhanratu, 2007).
Konfigurasi skala usaha perikanan tangkap di Palabuhanratu yang
diindikasikan dengan penggunaan armada penangkapan masih didominasi usaha
kecil, meskipun secara kuantitas jumlah alat tangkap yang dioperasikan relatif
4
banyak. Selama periode 1996-2006 armada penangkapan didominasi
kapal/perahu bertenaga penggerak motor tempel dengan ukuran kapal <10 GT
serta kapal motor berukuran <10 GT. Persentase armada penangkapan skala kecil
bahkan mencapai 83,21% dari jumlah armada penangkapan sebanyak 798 unit
(PPN Palabuhanratu, 2007).
Mengacu pada gambaran awal kondisi perikanan tangkap yang dimiliki,
maka Palabuhanratu dinilai memenuhi syarat sebagai daerah penelitian. Fokus
analisis dititik beratkan pada alat tangkap pancing ulur, bagan, payang dan
rampus yang merupakan alat tangkap dominan yang digunakan nelayan serta
status usaha perikanan tangkapnya didominasi usaha perikanan tangkap skala
kecil.
1.2 Perumusan Masalah
Aktor penting dalam pengembangan usaha perikanan tangkap adalah
nelayan. Saat ini kondisi nelayan Indonesia dapat dikatakan memprihatinkan dan
masih tergolong masyarakat miskin serta secara ekonomi dianggap sebagai
kelompok dengan opportunity cost yang rendah. Nikijuluw (2001) mengatakan
bahwa kategori kemiskinan nelayan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian
yaitu: 1) kemiskinan struktural, 2) kemiskinan super-struktural, dan 3)
kemiskinan kultural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan
oleh faktor di luar individu nelayan yaitu sosial ekonomi masyarakat, ketersediaan
insentif dan disinsentif pembangunan, ketersediaan fasilitas pembangunan,
ketersediaan teknologi dan ketersediaan sumberdaya pembangunan khususnya
sumberdaya alam. Kemiskinan super struktural adalah kemiskinan yang
disebabkan karena variabel-variabel kebijakan makro yang tidak begitu kuat
berpihak kepada pembangunan nelayan. Adapun kemiskinan kultural adalah
kemiskinan yang disebabkan variabel-variabel yang melekat, inhern dan menjadi
gaya hidup tertentu.
Menyadari penyebab kemiskinan nelayan, pemerintah telah menetapkan
berbagai kebijakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembangunan sarana
dan prasarana penangkapan dilakukan untuk mengatasi kemiskinan struktural,
sedangkan untuk mengatasi kemiskinan kultural pemerintah telah menetapkan
5
kebijakan pembinaan dan pelatihan kepada nelayan. Khusus untuk solusi
mengatasi kemiskinan super struktural pemerintah telah meluncurkan berbagai
program pemberian kredit bagi nelayan dengan berbagai skema seperti kredit
mina mandiri (KMM) dari Bank Mandiri dan kredit ketahanan pangan (KKP)
yang disalurkan oleh BNI, Bank Bukopin, Bank Danamon dan seluruh Bank
Pembangunan Daerah di Indonesia. Total pembiayaan kedua program tersebut
tidak sedikit jumlahnya karena dapat mencapai sekitar Rp. 3.000.000.000.000
(DKP, 2005). Ditetapkannya program pemberian kredit bagi nelayan
dilaksanakan karena pemerintah menyadari bahwa salah satu problem kemiskinan
nelayan disebabkan rendahnya aksesibilitas terhadap sumber permodalan.
Program pembiayaan usaha perikanan dan kelautan sudah ada namun
realisasi penggunaan dana belum optimal yaitu sekitar 66% plafon kredit yang
dialokasikan (DKP, 2005). Bahkan jika ditelusuri secara mendalam maka dari
66% realisasi kredit, yang digunakan untuk kegiatan perikanan (perikanan dan
budidaya) hanya 40,50 % sedangkan sisanya disalurkan untuk kegiatan industri
perikanan, pergudangan, perdagangan dan konstruksi pelabuhan. Secara makro,
kondisi yang dihadapi sektor perikanan lebih tragis lagi. Berdasarkan data Bank
Indonesia, sampai triwulan II tahun 2007 ekspansi kredit perbankan untuk UKM
baru mencapai 34,2 trilyun atau setara dengan 39% dari rencana penyaluran kredit
tahun 2007 yang besarnya 87,6 trilyun. Ironisnya sektor pertanian termasuk
perikanan hanya mampu menyerap 1,1 trilyun kredit perbankan atau 3,20%
jumlah ekspansi kredit triwulan II tahun 2007 (Bank Indonesia, 2007).
Rendahnya realisasi kredit bukan disebabkan oleh keenganan nelayan untuk
meminjam kredit namun lebih disebabkan minimnya dukungan perbankan.
Kondisi ini tentu saja merupakan suatu paradoks yang perlu dicarikan solusinya.
Menurut Direktur UMKM BRI, Sulaiman Arief Arinto, minimnya dukungan
perbankan terhadap usaha perikanan dipicu oleh empat faktor yaitu (1)
pembudidaya dan nelayan belum bisa memenuhi persyaratan formal perbankan
seperti agunan, (2) usaha perikanan termasuk jenis kegiatan yang berisiko tinggi
karena sangat bergantung pada kondisi alam, (3) mekanisme dan struktur pasar
yang belum tertata dengan baik dan (4) belum adanya perusahaan penjamin
(Kompas, 2007).
6
Sebagai katalisator dan dinamisator pembangunan, pemerintah telah
menetapkan berbagai kebijakan untuk meminimalisir keempat faktor yang telah
disebutkan diatas. Permasalahan persyaratan formal coba diatasi dengan
ditetapkannya program pendampingan teknis bagi usaha perikanan tangkap skala
kecil baik dalam bentuk KUB maupun individu. Kebijakan lain yang terkait
dengan permasalahan persyaratan formal adalah adanya program sertifikasi kapal
nelayan. Permasalahan belum tertatanya struktur pasar diminimalisir oleh
pemerintah melalui program bantuan pemasaran produk perikanan, pendirian
lembaga-lembaga pemasaran. Adapun permasalahan belum adanya perusahaan
penjamin diatasi pemerintah melalui pengalokasian dana jaminan pada perbankan.
Upaya mengatasi Permasalahan faktor alam relatif sulit untuk diatasi dengan
kebijakan pemerintah. Selama ini kebijakan yang diambil pemerintah terkait
dengan faktor alam adalah pemberian bantuan biaya hidup pada saat paceklik dan
pendistribusian tabungan nelayan di koperasi.
Langkah-langkah tersebut diatas sudah cukup baik namun tentu saja belum
menjawab keinginan dari pihak perbankan. Menurut hemat penulis, akar
permasalahan rendahnya aksesibilitas permodalan nelayan adalah anggapan
perbankan tentang risiko usaha perikanan tangkap yang sangat tinggi. Oleh
karena itu pihak perbankan harus diberikan gambaran yang riil tentang risiko
usaha perikanan tangkap terutama yang terkait dengan cash flow usaha dan
kecenderungan sikap nelayan untuk menghadapi risiko tersebut. Kedua aspek
tersebut merupakan kriteria penilaian perbankan terhadap kelayakan permodalan.
Menurut Ritonga (2004), beberapa risiko yang melekat pada usaha perikanan
tangkap antara lain: 1) production risk, yaitu meliputi risiko atas hasil tangkapan
nelayan yang diharapkan, seperti gangguan alam (cuaca, arus), stok ikan yang
makin tipis; 2) natural risk, yaitu risiko akibat kondisi alam, biasanya merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya risiko produksi, seperti terjadinya
angin badai atau topan; 3) price risk, yaitu harga hasil tangkapan ikan tidak sesuai
dengan yang diharapkan, misalnya karena ada permainan tengkulak; 4)
technology risk, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi oleh pesatnya kemajuan
teknologi, yang dapat menimbulkan ketidakpastian; 5) other risk, yaitu macam
risiko lainnya.
7
Subsektor Perikanan Tangkap
Kebijakan Pengembangan SubsektorPerikanan Tangkap
Kredit untuk Nelayan
Alokasi Realisasi
Kesenjangan
Kurangnya Pemahaman RisikoUsaha Perikanan Tangkap
Gambar 1 Kerangka perumusan masalah.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menggambarkan profil risiko usaha
perikanan tangkap skala kecil secara komprehensif di Palabuhanratu, termasuk
solusi pemecahan yang ditawarkan. Tujuan tersebut dapat dicapai melaui
beberapa tahapan kegiatan yaitu:
(1) Mengidentifikasi dan memetakan risiko usaha perikanan tangkap
(2) Menghitung besaran risiko serta dampaknya bagi produksi, harga dan
pendapatan nelayan
(3) Mengukur sikap nelayan terhadap risiko
(4) Merancang solusi kemudahan bagi nelayan untuk mendapatkan modal usaha
8
1.4 Hipotesis
Hipotesis umum yang menyusun penelitian ini adalah anggapan perbankan
yang mengkategorikan usaha perikanan tangkap sebagai usaha yang penuh risiko
tidak sepenuhnya benar karena kegiatan perikanan tangkap bersifat unik dan
spesifik tergantung kondisi sumberdaya ikan yang dieksploitasi. Adapun
hipotesis khusus dalam penelitian ini adalah:
1) Ada perbedaan jenis risiko usaha perikanan yang melekat pada alat tangkap
pancing, payang, bagan dan rampus;
2) Ada perbedaan besaran dan dampak risiko diantara alat tangkap pancing,
payang, bagan dan rampus; serta
3) Ada perbedaan sikap nelayan terhadap risiko diantara alat tangkap pancing,
payang, bagan dan rampus.
1.5 Manfaat Penelitian
Keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini berupa gambaran rinci tentang
risiko usaha perikanan tangkap skala kecil serta solusi kemudahan aksesibilitas
terhadap sumber permodalan bagi nelayan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi, pihak perbankan, pihak
investor serta Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rangka mengembangkan
usaha perikanan tangkap skala kecil. Dipandang dari perspektif ilmu
pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi penelitian-
penelitian sejenis sehingga niat untuk menggambarkan risiko usaha perikanan
tangkap skala kecil diseluruh Indonesia dapat terpenuhi.
1.6 Kerangka Pemikiran
Anggapan tentang besarnya risiko usaha perikanan tangkap memang tidak
sepenuhnya salah namun juga tingkat ketepatannya masih perlu ditelaah lebih
lanjut. Alasan logis yang mendukung hal tersebut adalah relatif bervariasinya
kegiatan usaha penangkapan ikan sehingga tidak biasa digeneralisasikan. Satu
satunya cara untuk mengetahui kondisi riil risiko usaha perikanan tangkap adalah
melakukan pengkajian secara komprehensif.
9
Poin penting yang perlu diketahui dalam proses pengkajian adalah jenis-
jenis risiko yang melekat pada masing-masing usaha perikanan tangkap, besaran
risiko serta sikap nelayan dalam menghadapi risiko yang ada. Ketiga poin tersebut
dapat dijadikan pertimbangan dalam pencarian solusi untuk mengatasi kesulitan
nelayan mendapatkan modal usaha.
Menurut Kountur (2006), untuk mengetahui jenis-jenis risiko yang melekat
pada suatu usaha dapat dilakukan tahapan sebagai berikut (1) penentuan
pendekatan yang akan digunakan, (2) penentuan sasaran yang ingin dicapai, (3)
penentuan produk yang dihasilkan, (4) penentuan kegiatan yang fatal, (5)
penentuan BOUP (barang, orang, uang dan prosedur) yang fatal, (6) penentuan
kejadian beresiko dan (7) penentuan penyebab risiko. Risiko pada umumnya
disebabkan oleh faktor operasional (manusia, teknologi, alam dan aturan) serta
faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata uang dan perubahan
tingkat bunga.
Terkait dengan penanganan risiko maka infomasi tentang besaran risiko
serta sikap nelayan dalam menghadapi risiko mutlak diperlukan. Masing-masing
risiko yang terjadi memiliki besaran yang berbeda, demikian pula dengan variasi
sikap nelayan dalam menghadapi risiko.
10
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Pembagian Risiko
Terminologi risiko dalam kamus besar Bahasa Indonesia didefinisikan
sebagai suatu kondisi yang mengandung ketidak pastian (Diknas, 2003). Pada
definisi tersebut tersirat dua kata yang serupa namun memiliki makna yang
berbeda yaitu risiko dan ketidakpastian.
Roumasset (1979) membedakan kondisi risiko dengan ketidakpastian
berdasarkan ada tidaknya probabilitas yang dapat dijadikan pegangan atas
kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Menurut Roumasset (1979), risiko
didefinisikan sebagai situasi dimana kemungkinan hasil dari suatu peristiwa yang
sifatnya acak (random) dapat ditentukan dan besarnya probabilitas dari setiap
peristiwa tersebut telah diketahui, sedangkan ketidakpastian adalah situasi dimana
hasil dari suatu kegiatan dapat diketahui namun tingkat probabilitasnya tidak
dapat diestimasi.
Menurut Kountur (2006), risiko adalah kemungkinan kejadian yang
merugikan. Berdasarkan pemahaman tersebut, ada tiga unsur yang terkait dalam
sebuah risiko, yaitu: (1) kejadian, (2) kemungkinan dan (3) akibat. Jika diuraikan
lebih jauh maka masih ada tiga unsur lagi yang dapat menjadi penentu besaran
suatu risiko, pertama: eksposur, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan peluang
keterlibatan pada suatu atau beberapa kejadian. Pada konteks ini maka semakin
terekspos sesuatu maka risikonya akan semakin besar. Kedua: waktu, semakin
lama sesuatu terekspos maka risikonya akan semakin besar dan ketiga: rentan,
semakin mudah rusak/usang sesuatu maka semakin risikonya akan semakin besar.
Secara umum, risiko dapat dikelompokkan berdasarkan akibat yang
ditimbulkan dan penyebab timbulnya risiko (Kountur, 2006). Berdasarkan akibat
yang ditimbulkan risiko dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu 1)
risiko spekulatif dan 2) risiko murni. Risiko spekulatif adalah jenis risiko yang
akibatnya selain merugikan dapat pula mendatangkan keuntungan, sedangkan
risiko yang hanya mengakibatkan kerugian digolongkan kedalam risiko murni.
12
Ditinjau dari penyebabnya maka risiko juga dibedakan menjadi risiko
keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan adalah jenis risiko yang
disebabkan oleh faktor-faktor keuangan seperti perubahan harga, perubahan mata
uang dan perubahan tingkat bunga. Adapun risiko operasional adalah jenis risiko
yang disebabkan oleh faktor-faktor operasional seperti manusia, teknologi, alam
dan aturan.
Risiko yang telah disebutkan oleh Kountur (2006) merupakan jenis-jenis
risiko yang sifatnya umum. Secara spesifik Tjoekam (1993) mengemukakan
beberapa risiko yang melekat pada suatu usaha, yaitu: (1) risiko alamiah: yaitu
risiko yang timbul oleh keadaan alam seperti gempa bumi, perubahan iklim atau
musim, gelombang besar dan lain-lain yang akan mempengaruhi jalannya usaha.
(2) risiko manusia, yaitu risiko yang timbul karena perbuatan manusia, seperti
persaingan usaha, temuan teknologi baru, politik, inflasi, dampak lingkungan,
spekulasi, ekonomi dan moneter, keamanan, sosial budaya dan sebagainya yang
dapat mempengaruhi jalannya usaha yang dibiayai; dan (3) risiko ketidakpastian,
yaitu risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian yang pada gilirannya
menimbulkan spekulasi.
Istilah risiko juga telah jamak disebutkan dalam kegiatan perbankan.
Teori portofolio mendefinisikan risiko sebagai deviasi standar tingkat keuntungan.
Hal ini disebabkan karena deviasi menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai
yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan (expected value). Semakin
besar penyimpangan maka kemungkinan risiko yang dihadapi semakin tinggi.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI tahun 2003, terdapat
delapan jenis risiko yang harus dikelola secara baik oleh bank, yaitu risiko kredit,
pasar, likuiditas, operasional, hukum, strategis, reputasi dan risiko kepatuhan.
Risiko kredit adalah resiko yang terjadi karena kegagalan pihak lawan
(counterparty) untuk memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber
dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti perkreditan, aktivitas treasury, dan
investasi, pembiayaan perdagangan yang tercatat dalam banking book maupun
trading book. Kerugian risiko kredit ini meliputi eksposur atau sejumlah tertentu
13
yang terkena risiko, tingkat pengembalian atau recovery rate, investasi dalam
obligasi dan pinjaman yang terkena risiko kredit (Bank Indonesia, 2003).
Risiko pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel
pasar dari portofolio yang dimiliki bank, yang sifatnya merugikan (adverse
movement). Faktor-faktor yang termasuk variabel pasar diantaranya suku bunga,
harga dan nilai tukar. Secara dimensional risiko pasar dapat diuraikan dalam
bentuk risiko tingkat suku bunga (interest rate risk) dan risiko nilai tukar valuta
asing (foreign excange rate). Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang
ditimbulkan akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan
posisi atau transaksi bank yang mengandung risiko suku bunga (Bank Indonesia,
2003).
Menurut Bank Indonesia (2003), risiko nilai tukar adalah risiko kerugian
akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat bank memiliki posisi
terbuka. Risiko harga adalah risiko dimana bank harus membayar lebih untuk
membeli suatu instrumen keuangan dan harga instrumen tersebut telah menurun.
Definisi lain dari risiko harga adalah nilai aset keuangan yang dibeli dan dipegang
pada harga yang lebih tinggi namun dijual dengan harga yang lebih rendah
sehingga menimbulkan kerugian. Dari perspektif nasabah bank yang produksi
dari komoditinya mendapat pembiayaan kredit dari bank, maka fluktuasi dan
volatilitas harga komoditi di pasar dapat menimbulkan terjadinya risiko gagal
bayar atau default akibar menurunnya repayment capacity nasabah.
2.2 Risiko Usaha Perikanan Tangkap
Terdapat keterkaitan yang erat antara risiko dengan karakterisitik usaha.
Karakterisitik khusus yang terdapat pada kegiatan perikanan tangkap diantaranya:
1) sumberdaya ikan yang selalu bermigrasi pada ruang yang tidak terbatas; 2)
common property resource, yaitu merupakan milik bersama atau tidak mengenal
hak kepemilikan yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang (open access); 3)
adanya pengaruh dalam kondisi alami dalam melakukan eksploitasinya, seperti:
musim, arus, gelombang; 4) jenis sumberdaya ikan yang dieksploitasi sangat
beragam dengan jumlah yang tidak terlalu besar; 5) lahan tangkap ikan (fishing
ground) semakin menurun bagi kegiatan penangkapan, karena kegiatan
14
pemukiman dan industri limbahnya secara langsung maupun tidak langsung,
mencemari perairan pantai; 6) sering terjadi konflik kepentingan antara nelayan
skala kecil dengan industri perikanan skala besar; 7) dynamic resource, yaitu stok
ikan bisa berubah; 8) vulnarable resource, yaitu rentan terhadap perubahan
ekosistem pesisir dan lautan; 9) usaha perikanan masih didominasi perikanan
rakyat kecil yang masih tradisional; 10) kemampuan usaha permodalan lemah
(Ritonga, 2004).
Selanjutnya Ritonga (2004) mengemukakan bahwa berdasarkan
karakteristik khusus perikanan tangkap tersebut, maka beberapa risiko yang
melekat pada usaha perikanan tangkap antara lain: (1) production risk, yaitu
meliputi risiko atas hasil tangkapan nelayan yang diharapkan, seperti gangguan
alam (cuaca, arus), stok ikan yang makin tipis; (2) natural risk, yaitu risiko akibat
kondisi alam, biasanya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya
risiko produksi, seperti terjadinya angin badai atau topan; (3) price risk, yaitu
harga hasil tangkapan ikan tidak sesuai dengan yang diharapkan, misalnya karena
ada permainan tengkulak; (4) technology risk, yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi oleh pesatnya kemajuan teknologi, yang dapat menimbulkan
ketidakpastian; (5) other risk, yaitu macam risiko lainnya .
2.3 Pengukuran Risiko
Seperti telah dikemukakan pada bagian definisi, risiko mengandung tiga
unsur penting yaitu 1) kejadian, 2) kemungkinan dan 3) akibat. Bersandar dari
ketiga unsur inilah dapat dilakukan pengukuran risiko. Menurut Kountur (2006),
ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kemungkinan dan
akibat dari suatu kejadian diantaranya metode Poisson, binomial, z-score, weight-
average approximation, value at risk (VAR) dan individual/group approximation.
Metode Poisson, binomial, z-score dan VAR hanya dapat dilakukan apabila
tersedia data histories berupa catatan kejadian di masa lalu. Untuk kondisi
keterbatasan data historis maka dapat dilakukan analisis secara perkiraan atau
metode approximation. Pengelompokan dari masing-masing metode disajikan
pada gambar berikut:
15
Kejadian
Kemungkinan Akibat
Peristiwa Penyimpangan
- Poisson- Binomial- Weight average approximation
z-score
- VAR- Individual/groupapproximation
Sumber: Kountur (2006)
Gambar 3 Metode yang digunakan dalam pengukuran risiko.
2.4 Definisi dan Klasifikasi Usaha Perikanan Tangkap
Usaha perikanan tangkap didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang
bertujuan memperoleh ikan di perairan dalam keadaan tidak di budidayakan
dengan maupun tanpa alat tangkap, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk menampung, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah, dan
mengawetkan (Alhidayat, 2002).
Menurut Charles (2001) skala usaha perikanan tangkap dapat ditinjau dari
berbagai aspek diantaranya ukuran kapal yang dioperasikan, lokasi fishing ground
dan tujuan produksinya. Pengelompokan tersebut dilakukan melalui
perbandingan perikanan skala kecil (small scale fisheries) dengan perikanan skala
besar (large scale fisheries). Selanjutnya Smith (1983) mengemukakan bahwa
skala usaha perikanan dapat dilihat dengan cara membandingkan perikanan
berdasarkan situasi technico-socio-economic nelayan. Berdasarkan situasi
tersebut kegiatan perikanan dapat digolongkan kedalam skala industri dan skala
tradisional.
Kesteven (1973) mengelompokkan nelayan kedalam tiga kelompok yaitu
industri, artisanal dan subsisten. Nelayan industri dan artisanal berorientasi
komersil sedangkan nelayan subsisten umumnya memanfaatkan hasil tangkapan
untuk konsumsi harian (Tabel 1).
16
Tabel 1 Perbandingan nelayan industri dan tradisional dari sisi technicio-socio- economic
Tradisional Pembanding Industri Artisanal Subsisten
1 Unit Penangkapan
Tepat, dengan divisi pekerjaan dan prospek jelas
Tepat, kecil, spesialisasi yang tidak terbagi
Tenaga sendiri atau keluarga, atau kelompok masyarakat
2 Kepemilikan Dikonsentrasikan pada beberapa pengusaha, kadang bukan nelayan
Biasanya dimiliki oleh nelayan yang berpengalaman atau nelayan gabungan
Tersebar diantara partisipan-partisipan
3 Komitmen waktu
Biasanya penuh waktu Seringkali merupakan pekerjaan sampingan
Kebanyakan paruh waktu
4 Kapal Bertenaga dengan peralatan yang memadai
Kecil; dengan motor dalam atau motor tempel kecil di luar
Tidak ada taua berbentuk kano
5 Perlengkapan Buatan mesin atau pemasangan lainnya
Sebahagian/seluruhnya memakai material-material buatan mesin
Material-material buatan tangan, dipasang pemiliknya
6 Sifat pekerjaan Dengan bantuan mesin
Bantuan mesin minim Dioperasikan dengan tangan
7 Investasi Tingi dengan proporsi yang besar diluar nelayan
Rendah; penghasilan nelayan (seringkali diambil dari pembeli hasil tangkapan)
Sangat rendah sekali
8 Penangkapan (per unit penangkapan)
Besar Menengah atau rendah Rendah hingga sangat rendah
9 Produktivitas (per orang nelayan)
Tinggi Menengah atau rendah Rendah hingga sangat rendah
10 Pengaturan hasil tangkapan
Dijual ke pasar yang terorganisir
Penjualan untuk lokal yang tak terorganisir; sebahagian dikonsumsi sendiri
Umumnya dikonsumsi nelayan itu sendiri, keluarganya atau dibarter
11 Pengelolaan hasil tangkapan
Diolah menjadi tepung ikan atau untuk bahan konsumsi bukan untuk manusia
Beberapa dikeringkan, diasap, diasinkan untuk kebutuhan manusia
Kecil atau tidak ada sama sekali; semuanya untuk dikonsumsi
12 Keberadaan ekonomi nelayan
Seringkali kaya Menengah kebawah Minimal
13 Kondisi sosial Terpadu Kadang terpisah Masyarakat yang terisolasi
Pengklasifikasian usaha perikanan tangkap juga terdapat dalam statistik
perikanan tangkap. Berdasarkan statistik perikanan, usaha penangkapan ikan
dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran perahu/kapal yang digunakan. Usaha
penangkapan ikan yang menggunakan kapal ukuran <30 GT dikategorikan
sebagai usaha kecil, sedangkan usaha yang menggunakan perahu berukuran >30
GT digolongkan sebagai usaha besar.
17
2.5 Kebijakan Kredit Sektor Perikanan dan Kelautan
Kredit merupakan salah satu kebijakan publik berupa subsidi yang dalam
definisi WTO merupakan kontribusi finansial pemerintah dalam bentuk fund
transfer (loan, grant dan sebagainya) maupun pelayanan umum (pembangunan
infrastruktur). Pada sektor perikanan khususnya subsektor perikanan tangkap,
kredit dibutuhkan untuk investasi sarana penangkapan ikan, biaya operasional
penangkapan ikan, kegiatan pasca panen, fasilitas pemasaran dan jasa serta
pembangunan infrastrktur (Fauzi, 2005).
Perkreditan kegiatan perikanan dimulai sejak dilakukannya konversi
perahu layar ke perahu motor tempel atau kapal motor pada awal dekade 80-an.
Ketidakberdayaan nelayan untuk memodernisasi armada penangkapannya
menjadi dasar dilakukannya program perkreditan tersebut (Bailey, 1988).
Salah satu bentuk program bantuan kredit yang terkait dengan bidang
perikanan adalah KIK/KMKP (kredit investasi kecil/kredit modal kerja permanen)
yang merupakan kredit jangka menengah dan panjang. Kredit ini diperuntukkan
untuk rehabilitasi, modernisasi dan perluasan proyek (Facthuddin, 2006).
Selanjutnya Fatchuddin (2006) menambahkan bahwa perbankan sebagai industri
yang high risk dan high regulated senantiasa dihadapkan pada risiko yang
berkaitan erat dengan fungsi dan tanggungjawab dalam mengelola dana
masyarakat maupun sebagai lembaga intermediasi yang juga harus mampu
memberikan kredit kepada sektor usaha yang membutuhkan.
Sesuai penjelasan pasal 8 UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan jo pasal
8 UU No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang
perbankan ditegaskan bahwa kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko
sehingga dalam pelaksanaanya harus memperhatikan prinsip kehati-hatian
(Prudencial Banking Practices) dan asas pemberian kredit yang sehat (Sound
Banking Credit).
Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005
menekankan bahwa dalam melakukan penilaian prospek usaha debitur harus
selalu dikaitkan dengan upaya memelihara lingkungan. Oleh karena itu, model
inovasi pembiayaan perbankan memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya
18
menjadi sangat penting disadari karena ongkos pemeliharaan lingkungan jauh
lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk risiko hukum,
risiko reputasi dan risiko lainnya.
Fauzi (2005) menguraikan bahwa selain skim kredit KIK/KMKP,
pemerintah melalui Departemen Koperasi dan lembaga keuanga terkait kemudian
mengeluarkan berbagai skim kredit. Departemen Koperasi telah meluncurkan
sekitar 17 skim kredit, walaupun banyak diantaranya tidak menyentuh langsung
kegiatan perikanan tangkap. Jumlah kredit yang diberikan dalam skim ini
dibawah Rp.50 juta.
Pemerintah menetapkan program pengentasan kemiskinan sebagai fokus
kebijakan untuk mencapai pembangunan ekonomi. Bentuk implementasi dari
kebijakan tersebut adalah pemberian kredit taskin kepada kelompok miskin
termasuk nelayan yang dianggap sebagai kelompok yang termiskin. Sampai akhir
tahun 2000 sudah tersalurkan sebanyak Rp 22 milyar yang tersebar di 22 propinsi,
namun belum diketahui secara pasti proporsi kredit yang disalurkan pada nelayan
(Fatchuddin, 2006).
Selain bersumber dari dana dalam negeri, pemerintah Indonesia melalui
bantuan dari lembaga donor seperti ADB meluncurkan program RIGP (Rural
Income Generating Project) yang diperuntukkan untuk memberdayakan
masyarakat pedesaan khususnya yang menyangkut aspek finansial. Besarnya
kredit yang telah disebarkan untuk perikanan hingga saat ini belum terinci dengan
jelas, misalnya Departemen Keuangan melalui BRI telah menyalurkan kredit
peningkatan pendapatan petani dan nelayan kecil (P4K). Pada tahun 1991 dan
1992 penyaluran kredit P4K yang terealisasi untuk masyarakat sosial ekonominya
berada dibawah garis kemiskinan adalah Rp.1.047.000, dengan plafon sebesar Rp.
265.244.000 (BRI, 1991).
Berdasarkan laporan Bank Indonesia diketahui bahwa selama periode 1991-
1996 penyaluran kredit untuk sektor perikanan mengalami perkembangan yang
cukup signifikan. Pada tahun 1991 tersalurkan kredit sebesar Rp.1.149,7 milyar
dan meningkat menjadi hampir Rp. 2 trilyun pada tahun 1996. Namun jika
19
dibandingkan dengan sektor lainnya, penyaluran kredit pada sektor perikanan
masih relatif kecil (Praptosuhardjo, 1996).
Selanjutnya Praptosuhardjo (1996) menjelaskan bahwa selama periode
tersebut kredit yang disalurkan pada sektor perikanan diarahkan untuk
pembiayaan usaha perikanan laut termasuk udang (50% dari total kredit
perikanan).
Berdasarkan data pinjaman keuangan sektor perikanan dari BRI terlihat
bahwa proporsi pinjaman yang macet relatif kecil namun secara nominal jumlah
kredit yang macet masih diatas Rp.500 juta. Hal ini menunjukkan bahwa sifat
kegiatan penangkapan yang cenderung berburu dapat menjadi salah satu faktor
penyebab tingginya kemacetan kredit di sektor perikanan.
Tabel 2 Data pinjaman sektor perikanan 2004-2005 (Rp.juta) Bidang usaha Kolektibilitas 2004 2005
Lancar 12.962 15.394DPK 1.095 1.234Kurang lancar 672 50Diragukan 66 11Macet 1.041 739
Perikanan laut
Total 15.583 17.427Perikanan laut lainnya Lancar 8.986 37.753 DPK 770 761 Kurang lancar 262 0 Diragukan 0 11 Macet 619 710 Total 10.637 39.236
Sumber: Bank Rakyat Indonesia (2005), dikutip dalam Fatchuddin (2006)
Sejak berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 1999 pola
pengembangan kredit perikanan secara institusional telah berubah. Program
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) merupakan program yang
ditujukan langsung untuk menjembatani kendala modal sektor perikanan pesisir.
Salah satu mitra DKP dalam kegiatan PEMP adalah Bank BUKOPIN. Pada tahun
2005, program PEMP menawarkan pola syariah melalui kerjasama dengan Bank
Mandiri. Program ini diberi nama Kegiatan Usaha Lembaga Keuangan Mikro
Syariah/Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Berbeda dengan pola konvensional
20
pengembangan kredit mikro ini mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan perbankan
syariah dimana penyaluran dana dapat berupa unit simpan pinjam, Baitul Maal
Wat Tamwil (BMT) maupun Baitul Qirad (DKP, 2006).
Selain melalui program PEMP, DKP juga telah bekerjasama dengan Bank
Mandiri untuk menyalurkan program kredit perikanan yang disebut kredit mina
mandiri. Hingga triwulan I dan II tahun 2005 kredit mina mandiri ini telah
mencapai Rp. 5,6 trilyun. Namun demikian hanya sekitar 20% dari total kredit
yang disalurkan untuk kegiatan perikanan tangkap sisanya untuk pergudangan,
konstruksi pelabuhan, perdagangan dan kegiatan lainnya (Kompas, 2005).
2.6 Manajemen Risiko dalam Perencanaan Pemberian Kredit Perbankan
Implementasi manajemen risiko bagi bank bertujuan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan setiap risiko yang dapat muncul dari
semua aktivitas dan transaksi operasional bank. Penerapan manajemen risiko yang
baik mengindikasikan bahwa bank dalam kegiatan operasionalnya telah
memenuhi ketentuan internal maupun ketentuan Bank Indonesia (Bank Indonesia,
2003).
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003
tentang Penerapan Risiko bagi Bank Umum dikemukakan bahwa ruang lingkup
manajemen risiko dalam kegiatan perbankan sangat komprehensif meliputi
pengawasan aktif komisaris dan direksi terhadap operasionalisasi bank,
kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan batas, kecukupan proses
identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem
informasi manajemen risiko dan pengendalian internnya. Operasionalisasi
lingkup tersebut diwujudkan dalam bentuk proses sebagai berikut:
(1) Penetapan kriteria risiko yang dapat diterima oleh bank berdasarkan tujuan
kelayakan kredit dan aktivitas usaha lainnya. Batas risiko maksimum kredit
yang dapat ditolerir harus dikaitkan dengan jumlah total modal bank yang
akan terkena risiko, baik secara keseluruhan maupun per jenis produk
layanannya
21
(2) Penilaian dan analisis keseluruhan risiko bank harus selalu dilakukan setiap
periode tertentu sesuai dengan jenis risiko, kebutuhan dan pengembangan
bank
(3) Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan produk dan aktivitas
kegiatan usaha yang baru serta perubahan dari keseluruhan profil risiko bank
Dengan demikian dalam konsep perencanaan pemberian kredit sudah
memasukkan unsur manajemen risiko baik risiko suku bunga, risiko harga dan
risiko kredit.
Menurut Caouette et al., (1998) risiko kredit dapat diklasifikasi menjadi 2
hal yaitu:
1) Expected Loss (EL), adalah kerugian kredit yang telah diantisipasi dan
merupakan biaya yang harus ditanggung oleh bank akibat melakukan aktivitas
bisnis perkreditan.
2) Unexpected Loss (UL) merupakan volatilitas dari kerugian kredit dimana UL
inilah yang merupakan risiko kredit yang hatus ditanggung oleh bank karena
melakukan aktivitas bisnis perkreditan.
Menurut Bank for International Settlements (BIS) tahun 2005, expected loss
dapat dibagi menjadi empat faktor yaitu:
(1) Probability of Default (PD) ialah probabilitas dari borrower counterparty
terjadi default.
(2) Exposure at Default (EAD) adalah estimasi dari jumlah outstanding kredit
ketika terjadi default.
(3) Loss Given Default (LGD) adalah estimasi dari jumlah kerugian dalam
prosentase dari EAD, yang didasarkan pada jaminan dan lending seniority.
(4) Maturity merupakan faktor kunci yang mempengaruhi risiko kredit dari
obligasi dan loan.
22
2.7 Kondisi Umum Palabuhanratu 2.7.1 Letak geografis, kondisi topografis serta kondisi oceanografis
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wilayah pesisir di Provinsi
Jawa Barat yang memiliki 9 kecamatan pesisir. Istilah kecamatan pesisir
didefinisikan sebagai wilayah kecamatan yang sebahagian atau seluruh
wilayahnya berbatasan langsung dengan lautan. Kesembilan kecamatan pesisir
yang berada dalam lingkup administrasi Kabupaten Sukabumi adalah 1)
Kecamatan Simpenan, 2) Palabuhanratu, 3) Cikakak, 4) Cisolok, 5) Ciemas, 6)
Ciracap, 7) Surade, 8) Cibitung dan 9) Tegalbuleud.
Salah satu kecamatan yang memiliki sumber daya perikanan yang cukup
potensial adalah Kecamatan Palabuhanratu. Kecamatan Palabuhanratu merupakan
ibukota Kabupaten Sukabumi, dengan luas wilayah kurang lebih 27.210,13 Ha
atau sekitar 6,59 % dari total luas wilayah Kabupaten Sukabumi. Kecamatan ini
kemudian terbagi menjadi 13 desa dan satu kelurahan, yaitu Kelurahan
Palabuhanratu, Desa Citepus, Tonjong, Citarik, Pasirsuren, Cidadap, Loji,
Cibuntu, Mekarasih, Kertajaya, Cihaur, Biruwangi dan Desa Cibodas. Secara
administratif batas wilayah Kecamatan Palabuhanratu adalah sebagai berikut:
(1) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia;
(2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Warung Kiara dan Lengkong;
(3) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cisolok; dan
(4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciemas dan Ciracap.
Ditinjau dari sisi geografis, Perairan Palabuhanratu terletak pada posisi
6°57’-7°7’ LS dan 106°22’-106°33’ BT, dengan panjang garis pantai ± 105 km.
Perairan Palabuhanratu berbentuk teluk yang berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia. Teluk Palabuhanratu merupakan tempat bermuaranya beberapa
sungai, yaitu Sungai Cimandiri, Cibareno, Cibuntu, Cikantak, Citepus, Cimaja,
dan Sungai Cipalabuhan. Dua sungai pertama dapat digolongkan sebagai sungai
besar, sedangkan sungai-sungai lainnya tergolong sungai kecil. Keadaan
demikian memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kesuburan Perairan
Teluk Palabuhanratu.
23
Secara topografis wilayah Palabuhanratu mempunyai tekstur daerah yang
kasar. Hal tersebut ditandai dengan kondisi daerah yang sebagian besar berbukit
dengan kemiringan 40 %, berupa lereng pegunungan, dataran rendah yang sempit
dan banyak didapat daerah aliran sungai. Kondisi topografis seperti demikian
merupakan ciri khas dari daerah pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Ditinjau dari
topografi dasar laut, kedalaman 200 m dari teluk tersebut dapat dijumpai hingga
jarak 300 m dari garis pantai. Bagian tengah Teluk Palabuhanratu merupakan
lereng kontinental (continental shelf) dengan kedalaman mencapai 600 m.
Menurut Pariono (1988), sifat arus di Teluk Palabuhanratu berlawanan arah
dengan arus laut di Samudera Hindia. Antara bulan Februari sampai Juni, arus
permukaan di selatan jawa bergerak ke arah timur sepanjang pantai Jawa,
sedangkan arus di Samudera Hindia menuju ke arah barat. Kecepatan arus pada
bulan Februari sekitar 75 cm/detik. Kecepatan ini berkurang menjadi 50 cm/detik
selama bulan April sampai Juni. Pergerakan arus pantai di selatan Jawa selama
Agustus cenderung mengarah ke barat dengan kecepatan 75 cm/detik. Kecepatan
dan arah arus tersebut ternyata bersamaan dengan kecepatan dan arah arus di
Samudera Hindia. Sampai bulan Oktober, arah arus masih menuju ke barat
dengan kecepatan 50 cm/detik.
Pasang surut di perairan Palabuhanratu bersifat campuran dominasi pasang
surut ganda. Arus menyusur pantai pantai (longshore current) yang diakibatkan
gelombang berkisar antara 0,5 sampai 1 m/detik. Arah arus berubah sesuai
dengan perubahan arah gelombang datang. Gelombang yang datang dari arah
barat mengakibatkan arah arus yang meyusur pantai bergerak ke utara dan arah
gelombang dari barat daya menyebabkan arah arus pantai bergerak ke selatan.
2.7.2 Keadaan Umum Perikanan Laut
Fokus kegiatan perikanan tangkap di wilayah Kabupaten Sukabumi terletak
di Kecamatan Palabuhanratu dan Cisolok. Keberadaan fasilitas perikanan
perikanan yang cukup besar di wilayah tersebut, yaitu Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Palabuhanratu di Kecamatan Palabuhanratu dan Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok di Kecamatan Cisolok merupakan faktor penentu.
Pemanfaatan sumberdaya ikan perairan laut di Kabupaten Sukabumi diduga baru
24
mencapai 36%, sehingga peluang pengembangan perikanan tangkap di perairan
ini masih besar apalagi untuk daerah lepas pantai dan ZEEI (Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2005).
1) Volume dan nilai produksi perikanan laut
Terminologi produksi perikanan laut adalah semua hasil penangkapan ikan
atau binatang air lainnya yang ditangkap dari sumber perikanan alami (laut) yang
diusahakan oleh perusahaan perikanan. Selama lima tahun terakhir (2002-2006),
volume produksi perikanan di Palabuhanratu cenderung berfluktuasi. Volume
produksi tertinggi dicapai pada tahun 2005 sebesar 6.600.530 kg. Nilai tersebut
meningkat 42,04 % dibandingkan volume produksi tahun 2004. Adapun volume
produksi terendah terjadi pada tahun 2002 sebesar 2.890.118 kg (Tabel 3).
Meskipun volume produksi cenderung berfluktuasi namun nilai produksi
perikanan menunjukkan tren peningkatan. Nilai produksi perikanan laut di
Palabuhanratu yang tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar Rp 32.550.912.620
meningkat 1,27 % dibandingkan nilai produksi tahun 2005. Peningkatan nilai
produksi paling drastis terjadi pada tahun 2005, dimana persentase peningkatan
nilai produksi mencapai 105,18% dibandingkan tahun 2004. Kondisi ini diduga
disebabkan karena kenaikan harga BBM yang sempat terjadi beberapa kali dalam
selang waktu yang tidak lama sehingga harga-harga berbagai barang meningkat
drastis, begitu pula dengan harga ikan. Nilai produksi terendah terjadi pada tahun
2002 sebesar Rp 9.885.365.315. Perkembangan volume dan nilai produksi
selengkapnya tertera pada Tabel 3
Tabel 3 Perkembangan volume dan nilai produksi perikanan laut di Palabuhanratu tahun 2002– 2006
Tahun Volume Ikan
( Kg) Perkembangan
( %) Nilai Produksi
(Rp) Perkembangan
(%)
2002 2.890.118 - 9.885.365.315 - 2003 4.105.260 42,04 15.273.292.568 54,50 2004 3.367.517 -17,97 15.670.740.946 2,60 2005 6.600.530 96,00 32.153.934.823 105,18 2006 5.461.561 -17,25 32.550.912.620 1,23
Sumber : PPN Palabuhanratu (2007)
25
2) Unit penangkapan ikan
Unit penangkapan ikan merupakan suatu kesatuan teknis yang saling terkait
dan menunjang dalam operasi penangkapan yang terdiri dari alat tangkap, kapal
dan nelayan. Kegiatan perikanan tangkap di Palabuhanratu ditunjang oleh
berbagai jenis unit penangkapan ikan dengan jumlah relatif besar. Unit
penangkapan ikan tersebut meliputi jaring insang (gillnet), jaring lingkar (purse
seine), payang, pancing, jaring angkat (liftnet), dan jaring kantong (bagnet).
Ditinjau dari segi metode pengoperasian alat tangkap, maka teknologi dan
peralatan yang digunakan nelayan di Palabuhanratu masih tergolong tradisional.
Jangkauan operasi unit penangkapan pun masih terbatas di daerah pantai sehingga
nelayan sangat tergantung pada sumberdaya di daerah pantai. Berdasarkan
catatan kantor PPN Palabuhanratu, keberadaan alat tangkap di wilayah
Palabuhanratu cenderung meningkat selama periode 2002-2006, meskipun pada
tahun 2003 sempat mengalami penurunan. Penggunaan alat tangkap terbesar
tercapai pada tahun 2006 yaitu 943 unit. Empat jenis alat tangkap yang dominan
digunakan nelayan di wilayah ini pada tahun 2006 adalah: (1) bagan (27,88%), (2)
pancing ulur (27,04%), (3) payang (17,60%) dan gillnet (9,96%). Uraian tentang
perkembangan alat tangkap selama periode 2002-2006 disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2002 – 2006
Tahun Jenis Alat Tangkap 2002 2003 2004 2005 2006
Payang 64 85 89 101 166 Pancing Ulur 204 168 203 162 255 Bagan 102 107 96 288 263 Gillnet 135 151 147 40 94 Purse Seine 1 3 8 7 2 Rawai 12 6 25 10 7 Tuna Long line - 17 36 71 34 Rampus - 11 48 26 46 Trammel net 39 - 27 23 31 Jaring Klitik - - 22 14 - Pancing Layur - - 17 74 25 Pancing tonda 20 Jumlah 557 548 718 816 943
Sumber : PPN Palabuhanratu (2007)
26
LAIN15,1%
CKL18,3%
TYF12,4%
TBE10,3%
ETM8,9%
TL8,3%
TAA9,3%
TMB6,8%
LYR4,1%
RBN3,9%
PPR2,6%
Beragamnya jenis alat tangkap yang digunakan nelayan berdampak pada
jenis ikan hasil tangkapan yang diperoleh. Pada tahun 2006, jenis ikan hasil
tangkapan yang dominan diperoleh nelayan diantaranya cakalang (Katsuwonus
pelamis), yellow fin tuna, tuna big eye, eteman, tongkol lisong, tongkol abu-abu,
tembang (Sardinella fimbrata), rebon (Mysis sp), layur (Trichiurus sp), dan
peperek (PPN Palabuhanratu, 2007). Prosentase hasil tangkapan ikan dominan
meliputi 84,93% dari total tangkapan tahun 2006 yang jumlahnya 5.461.561 ton
(Gambar 4).
Keterangan: CKL : cakalang TL : tongkol lisong PPR : peperek TBE : tuna big eye RBN : rebon ETM : eteman TYF : tuna yellow fin TMB : tembang TAA : tongkol abu-abu LYR : layur Sumber : PPN Palabuhanratu (2007)
Gambar 4 Jenis ikan yang ditangkap nelayan di Palabuhanratu pada tahun 2006.
Kapal merupakan faktor penting diantara komponen unit penangkapan ikan
lainnya dan merupakan modal terbesar yang ditawarkan pada usaha penangkapan
ikan. Kapal penangkap ikan berguna sebagai wahana transportasi yang membawa
seluruh unit penangkapan ikan menuju fishing ground atau daerah penangkapan
ikan, serta membawa pulang kembali ke fishing base atau pangkalan beserta hasil
tangkapan yang diperoleh.
Ada dua jenis kapal atau perahu yang digunakan nelayan di Palabuhanratu
yaitu perahu motor tempel (PMT) dan kapal motor (KM). Kedua jenis kapal
tersebut terbuat dari material kayu. Perahu motor tempel menggunakan motor
tempel (outboard engine) yang diletakkan di bagian luar kapal, umumnya perahu
motor tempel ini digunakan dalam usaha perikanan skala kecil karena harga
27
perahu yang relatif terjangkau. Kapal motor menggunakan mesin yang diletakkan
di bagian dalam badan kapal (inboard engine). Umumnya kapal motor digunakan
untuk usaha perikanan yang mempunyai skala cukup besar. Perkembangan
jumlah kapal/perahu di Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Perkembangan jumlah perahu atau kapal di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu periode 2002 – 2006
Jenis Perahu atau Kapal Perikanan Kapal Motor (GT) Tahun Perahu
Motor Tempel
< 10 11 - 20 21 – 30 > 30
Jumlah (Unit)
2002 317 106 3 13 13 452 2003 253 106 3 8 11 381 2004 266 111 4 10 13 404 2005 428 124 9 28 68 657 2006 511 153 4 53 77 798
Sumber : PPN Palabuhanratu (2007)
Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa jumlah unit kapal di Palabuhanratu
banyak mengalami fluktuasi. Jumlah unit tertinggi terdapat pada tahun 2006
dengan komposisi PMT sebanyak 511 unit (64%) dan kapal motor sebanyak 287
unit (36%), sedangkan jumlah unit terendah terdapat pada tahun 2003 dengan
komposisi PMT sebanyak 253 unit (66,40%) dan kapal motor sebanyak 128 unit
(33,60%).
Nelayan merupakan salah satu komponen penting dalam unit penangkapan
ikan, karena nelayan adalah orang-orang yang secara aktif melakukan pekerjaan
dalam operasi penangkapan ikan. Berdasarkan asal daerahnya, nelayan yang ada
di wilayah Palabuhanratu dapat dikategorikan sebagai nelayan asli dan nelayan
pendatang. Nelayan asli adalah penduduk setempat yang telah turun temurun
berprofesi sebagai nelayan sedangkan nelayan pendatang adalah penduduk yang
berasal dari wilayah lain yang berprofesi sebagai nelayan. Nelayan pendatang
umumnya berasal dari Cirebon, Cilacap, Cidaun, Binuangen dan Indramayu.
Ditinjau dari sisi waktu kerja, nelayan di Palabuhanratu dapat dikelompokkan
menjadi nelayan penuh dan sambilan. Nelayan penuh merupakan nelayan yang
sehari-harinya berprofesi sebagai nelayan, sedangkan nelayan sambilan adalah
28
nelayan yang hanya pada waktu-waktu tertentu saja melakukan pekerjaan
menangkap ikan.
Selain dikotomi seperti di atas, nelayan Palabuhanratu juga dapat dibedakan
atas nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik adalah orang yang
memilki armada penangkapan ikan atau disebut juga juragan. Adapun nelayan
buruh adalah orang yang bekerja kru atau anak buah kapal (ABK) diatas kapal.
Juragan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1) Juragan laut adalah pemilik armada/perahu penangkapan yang ikut dalam
operasi penangkapan.
(2) Juragan perahu adalah pemilik armada atau perahu penangkapan tetapi tidak
ikut dalam operasi penangkapan ikan.
Jumlah nelayan di Palabuhanratu selama periode 2002-2006 cenderung
meningkat setiap tahunnya. Jumlah terbesar nelayan yang beraktivitas di
Palabuhanratu terjadi pada tahun 2006 sebesar 4.371 jiwa, jumlah ini meningkat
sebesar 25% dari tahun sebelumnya yang berjumlah 3.498 jiwa. Data lengkap
mengenai perkembangan jumlah nelayan yang beraktivitas di Palabuhanratu dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Perkembangan jumlah nelayan (jiwa) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu periode 2002 – 2006
Tahun Nelayan (Jiwa) Perkembangan (%) 2002 2.519 - 2003 3.340 33,0 % 2004 3.439 3,0 % 2005 3.498 2,0 % 2006 4.371 25,0 %
Sumber : PPN Palabuharatu (2007)
3) Daerah penangkapan ikan, musim dan iklim
Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan nelayan Palabuhanratu
umumnya dilakukan di sekitar perairan artisanal (di bawah 3 mil) terutama
disekitar perairan yang membentuk satu kawasan teluk seperti Teluk
Palabuhanratu, Teluk Ciletuh, serta beberapa teluk yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan kedua teluk tersebut.
29
Penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground) biasanya dilakukan
berdasarkan pengalaman nelayan yang melakukan trip sebelumnya dimana
banyak diperoleh hasil tangkapan, dan juga disesuaikan dengan ukuran kapal dan
jenis alat tangkap yang digunakan. Hampir semua kapal dengan ukuran <10 GT
dan perahu motor tempel melakukan aktivitas penangkapan di sekitar Teluk
Palabuhanratu. Informasi detail tentang lokasi penangkapan ikan disajikan pada
Tabel 7.
Tabel 7 Daerah penangkapan ikan (DPI) beberapa alat tangkap ikan di Palabuhanratu
No Jenis/ukuran kapal Jenis alat tangkap Daerah Penagkapan Ikan
Payang Teluk Palabuhanratu Pancing Teluk Palabuhanratu Rampus Teluk Palabuhanratu Jaring klitik Teluk Palabuhanratu
1 Perahu motor tempel
Trammel net Teluk Palabuhanratu Purse seine Teluk Palabuhanratu Bagan Teluk Palabuhanratu,
Ujung Genteng Gillnet Ujung Genteng, Cidaun,
Ujung Kulon (perairan selatan Jawa)
2 Kapal Motor (<10 GT)
Pancing Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah 3 Kapal Motor (11-21 GT) Rawai tuna Sumatera
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah 4 Kapal Motor (21-30 GT) Rawai tuna Sumatera
Gillnet Sumatera, Jawa Tengah Rawai tuna Sumatera, Jawa Tengah 5 Kapal Motor
(>30 GT) Tuna longline Samudera Hidia Sumber : PPN Palabuhanratu (2005)
Operasi penangkapan ikan dengan payang, pancing, rampus, jaring klitik
dan trammel net yang menggunakan perahu motor tempel menjadikan Teluk
Palabuhanratu sebagai fishing ground sewaktu melakukan penangkapan ikan.
Kapal motor dengan dimensi <10 GT mulai memperlebar jangkauan daerah
penangkapan ikan (DPI) hingga ke daerah Ujung Genteng, Ujung Kulon dan
Cidaun. Kapal motor dengan ukuran >11-30 GT mempunyai jangkauan DPI yang
lebih jauh, beberapa diantaranya dapat melakukan operasi penangkapan hingga
Perairan Sumatera, Jawa Tengah bahkan Samudera Hindia.
30
Berdasarkan data klimatologi stasiun Maranginan Palabuhanratu, musim
hujan di Palabuhanratu berlangsung dari bulan November sampai April. Sekitar
71% curah hujan tahunan dalam periode tersebut mencapai 1.662 mm dan rata-
rata curah hujan bulanan mencapai 192 mm. Curah hujan tahunannya termasuk
besar yaitu sebesar 2.565 mm dan rata-rata bulanan berkisar 84-376 mm. Hampir
setiap bulan di Palabuhanratu terjadi hujan.
Temperatur rata-rata bulanan berkisar antara 25,8°C sampai 28,8°C.
Kawasan Palabuhanratu mempunyai iklim Monsoon dan pola angin di sekitar
Palabuhanratu dipengaruhi oleh musim tersebut, yaitu musim barat selama bulan
November-Maret dan musim timur pada bulan Mei-September. Kecepatan angin
berkisar antara 4,4-23,5 km/jam. Kecepatan angin cukup kencang (>20 km/jam)
bertiup pada bulan-bulan Agustus-Desember. Secara keseluruhan angin dominan
bertiup dari tenggara (22,6 %) dan barat (13,6 %). Bila dipilah menurut bulannya,
angin dominan bertiup dari arah barat dan barat laut (Januari), dari barat laut
(Februari), barat laut (Maret), dari tenggara (April-Oktober), dari tenggara dan
barat (November), dan barat laut (Desember).
Kegiatan penangkapan ikan di Teluk Palabuhanratu sangat dipengaruhi
oleh kondisi musim. Selain musim timur dan musim barat di kawasan tersebut
dikenal musim peralihan, yaitu peralihan dari musim barat ke musim timur dan
dari musim timur ke musim barat. Penduduk setempat menyebut keadaan
demikian dengan sebutan musim liwung.
Kondisi Teluk Palabuhanratu pada musim barat ditandai dengan intensitas
hujan yang sangat tinggi dengan angin yang sangat kencang disertai dengan
ombak yang besar, hal ini menyebabkan pada musim ini biasanya sebagian besar
nelayan tidak berangkat melaut dengan alasan kemanan, kalaupun terdapat kapal
yang beroperasi jumlahnya tidak banyak dan daerah penangkapan yang dituju pun
terbatas di fishing ground yang tidak terlalu jauh. Kondisi tersebut wajar
dilakukan oleh nelayan setempat khususnya nelayan tradisional, karena unit
penangkapan ikan yang mereka miliki cenderung berukuran sedang sampai kecil.
Lain halnya dengan musim timur yang berlangsung sekitar bulan Mei
sampai September, keadaan perairan biasanya tenang, jarang terjadi hujan dan
31
ombak yang relatif kecil sehingga memungkinkan nelayan untuk melaut dan
biasanya pada musim timur ini merupakan musim puncak ikan. Kelimpahan ikan
pada bulan-bulan tersebut diduga akibat adanya upwelling yang terjadi pada
perairan di Teluk Palabuhanratu dan sekitarnya yang menyebabkan kesuburan
perairan oleh plankton yang pada posisinya di ekosistem adalah sebagai produsen,
karena pada musim timur gerakan arus air laut datang dari arah timur menuju ke
barat sehingga mengakibatkan pada musim timur arus air bergerak menjauh dari
pulau dan terjadi kekosongan massa air di daerah tersebut, kemudian air dari
bawah naik ke atas sehingga terjadi upwelling (PPN Palabuhanratu, 1999).
4) Sarana dan prasarana
Dukungan terhadap kegiatan perikanan tangkap di Palabuhanratu
diwujudkan dalam bentuk penyediaan prasarana berupa pelabuhan perikanan
bertipe B yang lazim dikenal dengan istilah pelabuhan perikanan nusantara (PPN).
Prasarana ini diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas
Kelautan dan Perikanan beserta Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
PPN Palabuhanratu didirikan pada tahun 1992 di Kecamatan Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. PPN Palabuhanratu merupakan salah
satu unit pelaksana teknis (UPT) Departemen Kelautan dan Perikanan, yang
diresmikan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 13 Februari 1993. Selama
proses pembangunan PPN Palabuhanratu, diperoleh bantuan dari Asian
Development Bank (ADB) dan Islamic Development Bank (ISDB).
Tujuan dari pembangunan pelabuhan perikanan pada hakekatnya adalah
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas usaha perikanan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan
melalui pemberian kemudahan beraktivitas yang diharapkan pula akan
memberikan multiplier effect dan sekaligus pusat pelaksanaan pengawasan
sumberdaya ikan (SDI) dan untuk menjaga kelestarian SDI serta lingkungannya.
Seiring dengan perkembangan usaha perikanan yang terjadi di lapangan telah
tumbuh permasalahan sebagai akibat dari usaha yang berkembang tersebut, maka
untuk meningkatkan kinerjanya PPN Palabuhanratu telah mengadakan perluasan
kolam dan dermaganya untuk mengakomodir dan membantu masyarakat
32
perikanan sesuai fungsi dan peranannya ( PPN Palabuhanratu, 2005). Sarana dan
prasarana yang ada di PPN Palabuhanratu terbagi dalam fasilitas pokok, fasilitas
fungsional dan fasilitas penunjang.
(1) Fasilitas pokok
Fasilitas pokok merupakan fasilitas fisik yang utama di pelabuhan
perikanan. Fasilitas pokok yang ada di PPN Palabuhanratu adalah 2 buah
dermaga; 2 kolam pelabuhan dengan kedalaman masing-masing (-3) m – (-4)
m dan (-6) m- (-8) m. Kolam pertama dengan kedalaman (-3) m – (-4) m
disediakan untuk jenis kapal yang berukuran kurang dari 30 Gross Tonase
(GT), seperti kapal congkreng, payang, dan diesel, sedangkan kolam kedua
dengan ukuran kedalaman (-6) m – (-8) m diperuntukkan untuk kapal motor
yang berukuran lebih dari 30 GT seperti longline dan gillnet ; dan dua bagian
bangunan break water.
Gambar 5 Darmaga untuk tambat labuh di PPN Palabuhanratu
(2) Fasilitas fungsional
Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang berfungsi untuk menjalankan
kegiatan operasional di pelabuhan perikanan. Fasilitas fungsional yang
tersedia di PPN Palabuhanratu antara lain tempat pelelangan ikan, balai
pertemuan nelayan, kantor pelabuhan perikanan, gedung utility, rumah pompa,
tangki air bersih, tangki BBM, tempat perbaikan jaring, gardu jaga dan lahan
pelabuhan yang digunakan sebagai area tambat, pembongkaran, perbekalan
dan logistik kapal, perbaikan serta area industri perikanan.
33
Gambar 6 Fasilitas fungsional yang terdapat di PPN Palabuhanratu.
(3) Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang mendukung kegiatan
operasional pelabuhan perikanan. Fasilitas penunjang yang tersedia di PPN
Palabuhanratu antara lain pasar ikan seluas 352 m2, 7 buah rumah operator,
dan guest house seluas 150 m2.
2.8 Penelitian-Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan sub sektor perikanan telah
banyak dilakukan di Palabuhanratu. Bahkan wilayah ini merupakan area favorit
untuk melakukan penelitian oleh mahasiswa maupun lembaga penelitian lainnya
karena aksesibilitas dan kompleksnya permasalahan yang ditemui.
Sepengetahuan penulis penelitian tentang risiko usaha perikanan tangkap belum
pernah dilakukan di Palabuhanratu. Berdasarkan hasil inventarisasi topik
penelitian yang kebanyakan diambil terkait teknis alat tangkap, manajemen, dan
ekonomi (Tabel 8).
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2006 sampai
Maret 2007 di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi (Gambar 7).
Penetapan Kecamatan Palabuhanratu sebagai area penelitian didasarkan pada
pertimbangan bahwa wilayah ini merupakan salah satu basis kegiatan
penangkapan ikan di wilayah selatan Jawa serta usaha perikanan tangkap yang ada
didominasi skala usaha kecil.
Gambar 7 Peta lokasi penelitian.
39
3.2 Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung sangat berperan dalam memperlancar kegiatan
penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan peralatan berupa alat tulis
dan untuk dokumentasi penelitian, kuisioner sebagai pedoman pedoman
pengumpulan data, serta seperangkat komputer untuk rekapitulasi dan analisis
data.
3.3 Mekanisme Pengumpulan Data
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survei. Penggunaan
metode survei dalam penelitian ini dianggap akurat karena kajian tentang risiko
usaha perikanan tangkap skala kecil membutuhkan tinjauan langsung kondisi
aktual kegiatan perikanan.
Ada 2 (dua) jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan melalui mekanisme pengamatan langsung
dan wawancara dengan para pelaku (stakeholder) usaha perikanan yang dianggap
memiliki kompetensi dan pemahaman terhadap penelitian. Wawancara dilakukan
terhadap 80 orang nelayan dengan rincian 25 nelayan pancing, 25 nelayan payang,
15 nelayan bagan dan 15 nelayan rampus. Penentuan jumlah sampel didasarkan
pada pertimbangan keterwakilan data. Jika mengacu pada data unit penangkapan
di Palabuhanratu pada tahun 2006 maka jumlah sampel yang diambil terhadap
populasi pada pancing, payang, bagan dan rampus masing-masing adalah 9,8%,
15,06%, 5,7% dan 32,61%. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
convenience sampling, dimana contoh diambil atau terpilih karena ada ditempat
dan waktu yang bersamaan ketika penulis melakukan pengumpulan data serta
bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner. Selain dengan nelayan,
wawancara juga dilakukan terhadap 1 orang dari pihak koperasi, 2 orang yang
mewakili unsur pemerintahan dan seorang dari pihak perbankan. Uraian data
primer yang telah dikumpulkan disajikan pada Tabel 9.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara penelusuran pustaka
dari suatu sumber publikasi. Data sekunder yang dikumpulkan berupa laporan-
laporan resmi yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan oleh Dinas
40
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi (DPK), UPT PPN. Palabuhanratu,
Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Bank Indonesia
serta Departemen Kelautan dan Perikanan. Rincian data sekunder yang sudah
dikumpulkan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9 Data primer yang telah dikumpulkan
Jumlah Teknik No Stakeholder Sample
Uraian data yang dikumpulkan pengumpulan data
1 Nelayan 80 1. Risiko yang melekat pada usaha penangkapan Wawancara
2. Periode musim timur dan musim barat 3. Jumlah trip per musim
4. Biaya operasional penangkapan per Trip
5. Jenis dan jumlah tangkapan per Musim
6. Harga per jenis ikan per musim 2 Perbankan 1 1. Skema dan prosedur kredit untuk
Nelayan Wawancara
2. Tren kredit untuk nelayan 3. Rencana pengembangan 3 Pemerintah 2 1. Program bantuan untuk usaha kecil Wawancara 2. Realisasi bantuan 3. Kendala-kendala yang dihadapi 4 Koperasi 1 1. Konfigurasi anggota koperasi Wawancara 2. Sumber pendanaan 3. Skema bantuan untuk anggota
Tabel 10 Data sekunder yang telah dikumpulkan No Uraian Data Sumber 1 Perda Provinsi Jawa Barat No 5 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan
KUD Mina Mandiri Sinar Laut
2 Statistik Perikanan tahun 2004 PPN Palabuhanratu 3 Laporan Tahunan PPN Palabuhanratu 2005 PPN Palabuhanratu 4 Statistik Perikanan tahun 2005 PPN Palabuhanratu 5 Data Kapal Domisili dan Pendatang 2005 PPN Palabuhanratu 6 Kabupaten Sukabumi dalam Angka BPS Kabupaten Sukabumi 7 Data Normatif Pinjaman/Bulan Koperasi LEPP Mitra
Mina Ratu Unit Simpan Pinjam Koperasi LEPP Mitra Mina Ratu
8 Perkembangan kredit PEMP per 14 Maret 2007 Diskanlut Kabupaten Sukabumi
9 Statistik Perikanan Tahun 2006 PPN Palabuhanratu 10 Rencana Strategik Pengembangan PPN Palabuhanratu PPN Palabuhanratu 11 Rencana Strategik Pengembangan Sektor Perikanan
Kabupaten Sukabumi Diskanlut Kabupaten Sukabumi
41
3.4 Analisis Data
Tujuan penelitian dapat dicapai dengan cara memproses data dan informasi
yang telah dikumpulkan. Sesuai dengan tujuan penelitian maka tahapan analisis
data yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.4.1 Identifikasi risiko
Identifikasi bertujuan menggambarkan jenis-jenis risiko yang melekat pada
usaha perikanan tangkap skala kecil. Pada tahap ini, data dan informasi yang
dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Proses
identifikasi risiko melalui beberapa tahap (Kountur, 2006) yaitu: (1) penentuan
pendekatan yang akan digunakan, (2) penentuan sasaran yang ingin dicapai, (3)
penentuan produk yang dihasilkan, (4) penentuan kegiatan yang fatal, (5)
penentuan BOUP (barang, orang, uang dan prosedur) yang fatal, (6) penentuan
kejadian berisiko dan (7) penentuan penyebab risiko.
3.4.2 Pengukuran besaran dan dampak risiko
Risiko adalah suatu kejadian yang berpeluang untuk terjadi. Saat peristiwa
tersebut terjadi maka akan ada dampak negatif yang ditimbulkan. Sehubungan
dengan hal tersebut maka sangat penting untuk diketahui besaran risiko serta
dampak yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut. Jika besaran dan dampak risiki
telah diketahuinya, maka dapat dipihah-pilah tingkatan risiko dari suatu kejadian.
Pengukuran besaran risiko dilakukan dengan menelaah kemungkinan
penyimpangan suatu kegiatan dari rencana/target yang ditetapkan. Pada kasus
perikanan tangkap target umumnya ditetapkan dalam bentuk jumlah hasil
tangkapan (produksi), harga ikan dan tingkat pendapatan nelayan. Seperti telah
diulas pada bagian pendahuluan bahwa faktor musim ikan sangat mempengaruhi
target kegiatan penangkapan ikan. Ada dua musim yang dikenal di Palabuhanratu
yaitu musim timur dan musim barat. Merujuk pada kondisi yang telah disebutkan
maka pengukuran besaran dan dampak dilakukan dengan membandingkan kondisi
kedua musim tersebut.
42
Instrumen analisis yang digunakan dalam pengukuran penyimpangan adalah
simpangan baku (s) dan koefisien variasi (CV). Simpangan baku merupakan
angka yang menunjukkan penyimpangan suatu nilai dari nilai rata-ratanya pada
distribusi normal. Adapun koefisien variasi menunjukkan perbandingan antara
dispersi absolut yang dinyatakan dalam bentuk simpangan baku dengan nilai rata-
ratanya. Rumusan al-jabar perhitungan simpangan baku adalah sebagai berikut
(Walpole, 1992):
( )[ ] 5,02∑ −= xxs i ........................................................................ (1)
Nilai rata-rata diperoleh dengan cara:
nx
x i∑= ...................................................................................... (2)
Keterangan:
ix : nilai produksi; harga dan pendapatan
x : rata-rata nilai produksi; harga dan pendapatan
s : standar deviasi
n : jumlah sampel pengamatan
Simpangan baku umumnya hanya dapat digunakan untuk melihat
penyimpangan pada kumpulan data dan bukan beberapa kumpulan data. Padahal
objek kajian yang amati terdiri atas kumpulan data produksi, harga dan
pendapatan pada musim timur dan musim barat. Oleh karenanya dilakukan
analisis dispersi relatif yang dinyatakan dalam bentuk koefisien variasi. Secara
matematis koefisien variasi dinyatakan sebagai berikut:
xsCV = ......................................................................................... (3)
Pengukuran dampak risiko dilakukan dengan pendekatan status risiko.
Perhitungan status risiko mempertimbangkan nilai perolehan variabel produksi,
harga dan pendapatan serta peluang perolehan nilai masing-masing variabel.
Rumusan umum status risiko disajikan berikut:
iij PxSR ×= ∑ ............................................................................ (5)
43
Nilai variabel produksi, harga dan pendapatan umumnya bervariasi sehingga dapat menimbulkan bias. Biasanya nilai variabel terdiri atas nilai standar (r) atau nilai yang biasa diperoleh nelayan, nilai tertinggi (t) dan nilai terendah (d). Oleh karena itu rumusan SR didisain sebagai berikut:
( ) ( ) ( )⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡×+×+×= ∑
=
n
jtijtdijdrijri PxPxPx
nSR
1
1 .............................. (6)
Keterangan:
iSR : Status risiko ke-i
ijx : Nilai risiko ke-i, musim ke-j
P : Peluang kejadian
n : Jumlah data
i : Jenis risiko 1 (produksi), 2 (harga), 3 (pendapatan)
j : Jenis musim 1 (musim barat), 2 ( musim timur)
3.4.3 Pengukuran sikap nelayan
Risiko memiliki makna yang berbeda pada setiap orang. Oleh karena itu
pemahaman tentang sikap seseorang terhadap risiko sangat penting dilakukan
untuk tujuan penanganan lebih lanjut. Teori utility menyebutkan bahwa ada 3
kelompok orang (Debertin, 1986; Wildavsky et al, 1990) yaitu: (1) kelompok
yang tidak menyukai risiko (risk averter), (2) kelompok yang tidak terpengaruh
adanya risiko (indifferent to risk) dan (3) kelompok yang senang dengan risiko
(risk taker/lover). Berdasarkan pembagian tersebut akan diukur kecenderungan
sikap nelayan skala kecil di Palabuhanratu terhadap risiko produksi, harga dan
pendapatan khususnya pada musim barat. Analisis yang difokuskan pada kondisi
musim barat karena diasumsikan musim tersebut mengandung risiko yang sangat
tinggi bagi kegiatan penangkapan ikan.
Pengukuran sikap nelayan dilakukan dengan menggunakan rumusan peluang
risiko total (PRT). PRT adalah peluang seorang nelayan mendapatkan pendapatan
yang tinggi karena harga ikan yang tinggi meskipun produksi rendah pada musim
barat. Secara matematis, rumusan PRT adalah sebagai berikut:
44
)()(
)()(
)()(
1
2
2
3
3
4
PP
PP
PPPRT ××= ............................................................. (7)
Nilai peluang dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut
(Walpole, 1992):
NnAP =)(
Keterangan:
1P : Peluang frekuensi kegiatan penangkapan rendah
2P : Peluang produksi/hasil tangkapan rendah
3P : Peluang harga ikan tinggi
4P : Peluang penerimaan tinggi
)(AP : Peluang kejadian A
n : Jumlah peristiwa ke-n
N : Jumlah data
Nilai PRT merupakan titik acuan yang akan digunakan untuk menentukan
sikap nelayan. Sehubungan dengan teori peluang suatu kejadian yang paling
tinggi adalah 1 maka dibuat pengklasifikasian nilai sebagai berikut:
1) Nilai PRT > 0,5 digolongkan ke dalam risk taker
2) Nilai PRT = 0,5 digolongkan ke dalam indifferent to risk
3) Nilai PRT < 0,5 digolongkan ke dalam risk averter
3.4.4 Solusi kemudahan permodalan
Kendala aksesibilitas terhadap sumber permodalan yang dialami oleh nelayan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang digolongkan ke dalam faktor internal dan faktor eksternal. Oleh karena itu untuk menentukan solusi pemecahannya maka perlu dilakukan identifikasi faktor internal dan eksternal usaha perikanan tangkap yang dikaji. Kekuatan dan kelemahan digolongkan ke dalam faktor internal sedangkan peluang dan ancaman digolongkan ke dalam faktor eksternal.
Hasil identifikasi berbagai faktor tersebut dituangkan dalam matriks IFAS (Internal Strategic Factor Analysis) dan matriks EFAS (External Strategic Factor
45
Analysis) yang diberi bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya. Kisaran bobot yang digunakan berkisar antara 0,0-1,0. Semakin tinggi bobot yang diberikan mengindikasikan faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang semakin tinggi. Selain bobot hasil identifikasi diberi rating dengan skala mulai 4 (out standing) sampai dengan 1 (poor) untuk kekuatan dan peluang, sebaliknya untuk kelemahan dan ancaman rating yang diberikan merupakan invers dari nilai-nilai tersebut (Rangkuti, 2003).
Hasil identifikasi faktor-faktor tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threat) untuk menentukan solusi yang akan diterapkan (Tabel 11).
Tabel 11 Kombinasi strategi dalam matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan Strengths (S)
Kelemahan Weaknesses (W)
Strategi SO Strategi WO
Peluang
Opportunities (O)
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan
untuk memanfatakan peluang
Strategi ST Strategi WT
Ancaman Threats (T)
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
4. HASIL PENELITIAN
4.1 Identifikasi Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil
Berdasarkan hasil wawancara, secara umum risiko yang melekat pada usaha
perikanan tangkap skala kecil umumnya terdiri atas (1) kerusakan atau hilangnya
sarana penangkapan, (2) operasi penangkapan yang tidak optimal dan (3) ancaman
keselamatan nelayan (Tabel 12-15). Ancaman keselamatan yang biasa terjadi
pada nelayan diantaranya luka dan kapal terbalik saat operasi penangkapan. Dari
hasil wawancara diketahui bahwa kejadian-kejadian tersebut tidak menimbulkan
korban jiwa.
Kejadian berisiko yang dapat diidentifikasi dari usaha penangkapan dengan
pancing dapat ditemui pada tahapan persiapan dan kegiatan penangkapan. Pada
tahapan persiapan, risiko yang dapat ditemui diantaranya kehilangan alat tangkap,
cedera saat merakit kail, melonjaknya harga kebutuhan operasi dan kusutnya alat
tangkap. Adapun risiko yang jamak ditemui saat pengoperasian alat tangkap
antara lain kerusakan kapal/terbalik akibat gelombang, alat tangkap putus akibat
tersangkut karang, pemancingan ikan berlangsung lama dan putusnya alat
tangkap. Selain risiko pada tahap persiapan dan kegiatan penangkapan tersebut,
risiko lain yang berhasil diidentifikasi antara lain mutu dan spesifikasi ikan yang
rendah, hasil tangkapan yang relatif sedikit, harga komoditas yang rendah,
tingginya minat nelayan untuk ikut dalam kegiatan penangkapan, kerusakan pada
kapal akibat teritip serta banyaknya pungutan legal, ilegal dan hasil tangkapan
yang diambil orang non ABK di pelabuhan. Risiko-risiko tersebut dapat
dikelompokkan pada kegiatan fatal yang terjadi pada kegiatan produksi,
pemasaran dan perencanaan kegiatan penangkapan.
Kejadian berisiko yang melekat pada usaha penangkapan dengan
menggunakan payang hampir serupa dengan kejadian berisiko yang terdapat pada
usaha penangkapan pancing terutama pada kegiatan produksi, pemasaran dan
perencanaan kegiatan penangkapan. Perbedaan hanya ditemukan pada kegiatan
persiapan dan kegiatan penangkapan. Berdasarkan hasil identifikasi, kejadian
47
berisiko yang melekat pada usaha penangkapan payang antara lain: kerusakan
insidentil pada sarana penangkapan, cedera nelayan pada saat mengangkat mesin,
kerusakan alat tangkap akibat tersangkut paku, kapal terbalik akibat kelebihan
muatan, pencarian ikan berlangsung lama, alat tangkap tidak terbuka maksimal
serta kerusakan alat karena sampah dan hasil tangkapan yang melimpah.
Berdasarkan hasil identifikasi risiko pada usaha penangkapan dengan
menggunakan bagan, diketahui bahwa kejadian berisiko yang melekat pada usaha
penangkapan dengan menggunakan alat tangkap ini diantaranya kerusakan
insidentil pada sarana penangkapan ikan, kehilangan alat bantu penangkapan,
cedera nelayan akibat terjatuh maupun accident saat menyalakan petromaks,
kerusakan bagan akibta cuaca buruk, ikan tangkapan lolos dan kerusakan jaring
karena jumlah tangkapan yang besar. Berbeda dengan kejadian berisiko pada
pancing dan payang, pada bagan kejadian berisiko pada kegiatan produksi tidak
terkait dengan aspek mutu namun lebih pada jenis tangkapan yang tidak tergolong
ekonomis tinggi. Dinilai dari kegiatan pemasaran dan perencanaan kegiatan maka
kejadian berisiko yang dijumpai pada bagan relatif sama dengan pancing dan
payang.
Kejadian berisiko yang dijumpai pada usaha penangkapan dengan
menggunakan rampus identik dengan kejadian berisiko yang dijumpai pada
pancing terutama pada kegiatan produksi, pemasaran dan perencanaan kegiatan
penangkapan. Hanya saja pada kegiatan produksi, jenis ikan tangkapan menjadi
salah satu kejadian berisiko yang melekat pada usaha penangkapan rampus.
Berdasarkan hasil identifikasi, kejadian berisiko yang jamak ditemui pada tahapan
persiapan dan kegiatan penangkapan antara lain: kerusakan insidentil pada sarana
penangkapan, jaring sobek karena tersangkut di kapal, kapal rusak karena
gelombang besar, jaring sobek karena karang, sampah atau ikan buntal, jaring
tidak membentang sempurna di perairan, kesalahan lokasi setting, kerusakan
jaring akibat terkena kapal serta jaring hilang karena dicuri.
48
Tabel 12 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan pancing
Pendekatan Produk Sasaran Kegiatan Fatal BOUP Fatal Kejadian berisiko Penyebab risiko 1
Kelengkapan dan kondisi sarana penangkapan
1
Alat tangkap hilang di darat saat di simpan di kapal
1 Standard inventory perlengkapan belum ada
2 Kesehatan nelayan 1 Nelayan cedera saat merakit kail pada tali 2 Standard keselamatan kerja belum ada
3
Kecukupan biaya operasi penangkapan ikan
1 2
Harga barang kebutuhan operasi penangkapan melonjak Barang kebutuhan operasi langka
1 2
Perubahan kondisi makroekonomi Kondisi prasarana penangkapan belum memadai/kebutuhan tinggi
Persiapan
4 Sistem pengaturan sarana penangkapan (ergonomi)
1 Alat tangkap kusut 1 Standar penempatan sarana penangkapan belum ada
1
Kondisi alam
1 2
Kapal rusak atau terbalik akibat gelombang besar Alat tangkap putus akibat tersangkut karang
1 2
Kondisi alam yang buruk Pengetahuan kondisi topografi DPI rendah
2
Skill, pengalaman dan kompetensi nelayan
1 2
Pemancingan berlangsung lama Ikan yang sudah memakan umpan terlepas
12
Skill dan pengalaman yang kurang Skill dan pengalaman yang kurang
Produksi meningkat
Kegiatan penangkapan
3
Metode dan teknis penangkapan ikan
1
Alat tangkap putus akibat ikan buntal atau layur
1 Penguasaan metode dan teknis penangkapan yang rendah
1 Mutu ikan hasil tangkapan 1 Mutu dan spesifikasi ikan rendah 1 Pengetahuan mutu ikan rendah, harga komponen mutu tinggi
Produksi
2 Kuantitas hasil tangkapan 1 Hasil tangkapan relatif sedikit 2 Bukan musim ikan
Harga tinggi
Pemasaran 1
Skill dan pemahaman kondisi pasar
1
Hasil tangkapan tidak terserap oleh pasar atau terserap tapi harganya rendah
1 Struktur pasar belum terbentuk dengan baik
1 Jumlah ABK 1 Jumlah ABK yang berkeinginan ikut operasi penangkapan relatif banyak
1 Sulitnya mencari pekerjaan dengan skill terbatas
2 Pemeliharaan dan perawatan sarana penangkapan
1 Kapal rusak karena teritip 1 Perawatan tidak dilakukan secara periodik
Bottom Up Berbagai jenis ikan
Pendapatan tinggi
Perencanaan kegiatan penangkapan
3 Pungutan-pungutan 1 2
Banyaknya pungutan legal maupun illegal Hasil tangkapan diambil orang non ABK di pelabuhan
1 2
Monitoring, controlling dan survei- lance kebijakan pemerintah kurang Standard penanganan ikan di pelabuhan belum ada
49
Tabel 13 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan payang
Pendekatan Produk Sasaran Kegiatan Fatal BOUP Fatal Kejadian berisiko Penyebab risiko 1
Kelengkapan dan kondisi sarana penangkapan
1
Kerusakan insidentil pada sarana penangkapan
1 Umur teknis material habis; prose-dur penguunaan perlengkapan salah
2 Kesehatan nelayan 1 Nelayan cedera saat mengangkat mesin 1 Standard keselamatan kerja belum ada
3
Kecukupan biaya operasi penangkapan ikan
1 2
Harga barang kebutuhan operasi penangkapan melonjak Barang kebutuhan operasi langka
1 2
Perubahan kondisi makroekonomi Kondisi prasarana penangkapan belum memadai/kebutuhan tinggi
Persiapan
4 Sistem pengaturan sarana penangkapan (ergonomi)
1 Alat tangkap rusak karena tersangkut paku
1 Standar penempatan sarana penangkapan belum ada
1
Kondisi alam
1
Kapal rusak atau terbalik akibat gelombang besar
1 Kondisi alam yang buruk
2
Skill, pengalaman dan kompetensi nelayan
1 2
Kapal terbalik karena kelebihan muatan (overload) Hunting ikan berlangsung lama
1 2
Kurangnya pengalaman dalam penempatan muatan kapal Kurang pengalaman dalam penentuan DPI
Produksi meningkat
Kegiatan penangkapan
3 Metode dan teknis penangkapan ikan
1 2
Alat tangkap tidak terbuka maksimal Alat tangkap rusak karena banyaknya hasil tangkapan dan atau banyaknya sampah yang masuk dalam codeend
1 2
Penguasaan metode dan teknis penangkapan yang rendah S.d.a
1 Mutu ikan hasil tangkapan 1 Mutu ikan rendah 1 Pengetahuan mutu ikan rendah, harga komponen mutu tinggi
2 Jenis ikan tangkapan 1 Ikan tangkapan bukan ekonomis tinggi 1 Sebaran ikan di perairan
Produksi
3 Kuantitas hasil tangkapan 1 Hasil tangkapan relatif sedikit 1 Bukan musim ikan
Harga tinggi
Pemasaran 1
Skill dan pemahaman kondisi pasar
1
Hasil tangkapan tidak terserap oleh pasar atau terserap tapi harganya rendah
1 Struktur pasar belum terbentuk dengan baik
1 Jumlah ABK 1 Jumlah ABK yang berkeinginan ikut operasi penangkapan relatif banyak
1 Sulitnya mencari pekerjaan dengan skill terbatas
2 Pemeliharaan dan perawatan sarana penangkapan
1 Sarana penangkapan rusak karena masalah material dan organisme laut (teritip)
1 Perawatan tidak dilakukan secara periodik
Bottom Up Berbagai jenis ikan
Pendapatan tinggi
Perencanaan kegiatan penangkapan
3 Pungutan-pungutan 1 2
Banyaknya pungutan legal maupun illegal Hasil tangkapan diambil orang non ABK di pelabuhan
1 2
Monitoring, controlling dan survei- lance kebijakan pemerintah kurang Standard penanganan ikan di pelabuhan belum ada
50
Tabel 14 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan bagan
Pendekatan Produk Sasaran Kegiatan Fatal BOUP Fatal Kejadian berisiko Penyebab risiko 1
Kelengkapan dan kondisi sarana penangkapan
1 2
Kerusakan insidentil pada sarana penangkapan ikan Alat bantu penangkapan seperti petromaks dan minyak dicuri
1 2
Umur teknis material habis; prose-dur penguunaan perlengkapan salah Standard inventory perlengkapan belum ada
2 Kesehatan nelayan 1 2
Nelayan cedera atau terjatuh saat berpindah dari kapal ke bagan Luka bakar saat menyalakan petromaks
1 2
Standard keselamatan kerja belum ada S.d.a
Persiapan
3
Kecukupan biaya operasi penangkapan ikan
1 2
Harga barang kebutuhan operasi penangkapan melonjak Barang kebutuhan operasi langka
1 2
Perubahan kondisi makroekonomi Kondisi prasarana penangkapan belum memadai/kebutuhan tinggi
1
Kondisi alam
1
Bagan rusak atau hanyut akibat angin kencang maupun gelombang besar
1 Kondisi alam yang buruk
2
Skill, pengalaman dan kompetensi nelayan
1
Ikan yang sudah berada dalam catchable area lolos/tidak tertangkap
1 Pengetahuan fish behaviour terkait teknis penangkapan rendah
Produksi meningkat
Kegiatan penangkapan
3 Metode dan teknis penangkapan ikan
1 2
Posisi jaring tidak lurus saat dioperasikan Bagian jaring sobek karena banyaknya hasil tangkapan
1 2
Penguasaan metode penangkapan redah Penguasaan teknis pengangkatan hasil tangkapan rendah
1 Jenis ikan tangkapan 1 Ikan tangkapan bukan ekonomis tinggi 1 Sebaran ikan di perairan Produksi 2 Kuantitas hasil tangkapan 1 Hasil tangkapan relatif sedikit 1 Bukan musim ikan
Harga tinggi
Pemasaran 1
Skill dan pemahaman kondisi pasar
1
Hasil tangkapan tidak terserap oleh pasar atau terserap tapi harganya rendah
1 Struktur pasar belum terbentuk dengan baik
1 Jumlah ABK 1 Jumlah ABK yang berkeinginan ikut operasi penangkapan relatif banyak
1 Sulitnya mencari pekerjaan dengan skill terbatas
2 Pemeliharaan dan perawatan sarana penangkapan
1 Sarana penangkapan rusak karena masalah material
1 Perawatan tidak dilakukan secara periodik
Bottom Up Berbagai jenis ikan
Pendapatan tinggi
Perencanaan kegiatan penangkapan
3 Pungutan-pungutan 1 2
Banyaknya pungutan legal maupun illegal Hasil tangkapan diambil orang non ABK di pelabuhan
1 2
Monitoring, controlling dan survei- lance kebijakan pemerintah kurang Standard penanganan ikan di pelabuhan belum ada
51
Tabel 15 Identifikasi risiko usaha penangkapan dengan rampus
Pendekatan Produk Sasaran Kegiatan Fatal BOUP Fatal Kejadian berisiko Penyebab risiko 1
Kelengkapan dan kondisi sarana penangkapan
1
Kerusakan insidentil pada sarana penangkapan
1 Umur teknis material habis; prose-dur penguunaan perlengkapan salah
2
Kecukupan biaya operasi penangkapan ikan
1 2
Harga barang kebutuhan operasi penangkapan melonjak Barang kebutuhan operasi langka
1 2
Perubahan kondisi makroekonomi Kondisi prasarana penangkapan belum memadai/kebutuhan tinggi
Persiapan
3 Sistem pengaturan sarana penangkapan (ergonomi)
1 Jaring sobek karena tersangkut saat diatur di kapal
1 Standar penempatan sarana penangkapan belum ada
1
Kondisi alam
1 2 3
Kapal rusak atau terbalik akibat gelombang besar Jaring sobek karena tersangkut karang atau sampah Jaring sobek karena ikan buntal
1 2 3
Kondisi alam yang buruk Pengetahuan kondisi topografi DPI rendah Penyebaran ikan buntal di perairan
2
Skill, pengalaman dan kompetensi nelayan
1 2
Jaring tidak membentang sempurna di perairan Kesalahan lokasi setting jaring
1 2
Pengetahuan kondisi perairan terkait pengoperasian alat tangkap kurang Pengetahuan DPI kurang
Produksi meningkat
Kegiatan penangkapan
3 Metode dan teknis penangkapan ikan
1 2
Jaring rusak terkena kapal atau alat tangkap lainnya Jaring hilang dicuri
1 2
Penempatan alat tangkap di alur pelayaran, tanda penempatan alat tidak terlihat Pengawasan kegiatan penangkapan kurang
1 Mutu ikan hasil tangkapan 1 Mutu ikan rendah 1 Pengetahuan mutu ikan rendah, harga komponen mutu tinggi
2 Jenis ikan tangkapan 1 Ikan tangkapan bukan ekonomis tinggi 1 Sebaran ikan di perairan
Produksi
3 Kuantitas hasil tangkapan 1 Hasil tangkapan relatif sedikit 1 Bukan musim ikan
Harga tinggi
Pemasaran 1
Skill dan pemahaman kondisi pasar
1
Hasil tangkapan tidak terserap oleh pasar atau terserap tapi harganya rendah
1 Struktur pasar belum terbentuk dengan baik
1 Jumlah ABK 1 Jumlah ABK yang berkeinginan ikut operasi penangkapan relatif banyak
1 Sulitnya mencari pekerjaan dengan skill terbatas
2 Pemeliharaan dan perawatan sarana penangkapan
1 Kapal rusak karena teritip 1 Perawatan tidak dilakukan secara periodik
Bottom Up Berbagai jenis ikan
Pendapatan tinggi
Perencanaan kegiatan penangkapan
3 Pungutan-pungutan 1 2
Banyaknya pungutan legal maupun illegal Hasil tangkapan diambil orang non ABK di pelabuhan
1 2
Monitoring, controlling dan survei- lance kebijakan pemerintah kurang Standard penanganan ikan di pelabuhan belum ada
52
4.2 Besaran dan Dampak Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil
4.2.1 Besaran risiko
Analisis terhadap besaran risiko dilaksanakan dengan membandingkan
antara musim timur (Mei-Agustus) dan Musim Barat (November-Februari).
Semakin kecil nilai simpangan baku (s) maupun koefisien variasi (cv) maka
besaran risiko yang melekat pada pada usaha tersebut semakin kecil. Analisis
mengenai besaran risiko dilakukan terhadap empat jenis alat tangkap yang dikaji,
yaitu pancing, payang, bagan dan rampus.
Hasil analisis menujukkan bahwa secara umum kegiatan penangkapan pada
musim barat lebih berisiko dibandingkan musim timur. Hal ini terlihat dari nilai
koefisien variasi (cv) atribut produksi dan pendapatan yang lebih kecil
dibandingkan musim barat. Khusus untuk atribut harga, diperoleh nilai cv musim
barat yang umumnya lebih kecil dibandingkan musim timur. Pengecualian pada
alat tangkap pancing, nilai cv musim timur lebih kecil dibandingkan musim barat
(Tabel 16).
Jika nilai-nilai kuantitatif pada Tabel 16 dimaknai dalam bentuk kualitatif
maka akan tergambar secara lebih jelas profil risiko usaha perikanan tangkap
skala kecil di Palabuhanratu baik dipandang dari sisi musim maupun alat tangkap.
Hasil pemetaan risiko menunjukkan bahwa musim barat memiliki risiko yang
lebih tinggi dipandang dari sisi produksi dan pendapatan sedangkan dari sisi harga
maka musim timur cenderung lebih berisiko (Tabel 17).
53
Tabel 16 Besaran risiko usaha penangkapan dengan pancing, payang, bagan dan rampus
Jenis alat tangkap Pancing Payang Bagan Rampus Besaran risiko
Barat Timur Barat Timur Barat Timur Barat Timur Produksi Rata-rata ( X ) 17,72 19,96 77,22 97,82 13,53 25,52 21,13 43,75 Simpangan baku (s) 5,09 4,95 39,91 48,20 6,92 12,86 17,38 32,07 Koefisien variasi (cv) 0,29 0,25 0,52 0,49 0,51 0,50 0,82 0,73 Harga Rata-rata ( X ) 6.458,33 6.520,83 5.030,88 4.862,84 4.328,13 3.143,50 3.173,91 4.644,47 Simpangan baku (s) 1.131,72 938,07 1.463,41 1.468,09 1.679,05 1.474,12 777,65 2.244,29 Koefisien variasi (cv) 0,18 0,14 0,29 0,30 0,39 0,47 0,25 0,48 Pendapatan Rata-rata ( X ) 19.164,33 25.879,83 929.606,15 1.757.603,03 26.216,69 125.409,15 9.674 78.127 Simpangan baku (s) 19.971,35 23.318,53 445.743,67 531.531,95 24.215,76 28.765,59 9.968,14 22.913,75 Koefisien variasi (cv) 1,04 0,90 0,48 0,30 0,92 0,23 1,03 0,29
54
Tabel 17 Hasil pemetaan risiko usaha perikanan tangkap skala kecil di Palabuhanratu
Musim Alat tangkap Jenis risiko Risiko Tinggi Risiko Rendah Risiko Tinggi Risiko Rendah
Produksi Barat Timur Rampus pada
musim barat
Pancing pada
musim timur
Harga Timur Barat Rampus pada
musim timur
Pancing pada
musim timur
Pendapatan Barat Timur Pancing pada
musim barat
Bagan pada
musim timur
Secara lebih spesifik risiko usaha perikanan pada masing-masing alat
tangkap dapat didekati melalui pengkajian terhadap jenis-jenis ikan yang menjadi
target penangkapan dari masing-masing alat tangkap. Pendekatan jenis ikan
dalam perhitungan risiko dipadang sesuai karena karakter alat tangkap yang
spesifik terhadap jenis ikan tertentu.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa hasil tangkapan utama
pancing adalah ikan layur (Trichiurus sp). Kuantitas tangkapan nelayan pada
musim timur rata-rata sebesar 19,96 kg dengan simpangan baku sebesar 4,95,
sedangkan pada musim barat nelayan rata-rata memperoleh tangkapan sebanyak
17,72 kg dengan simpangan baku sebesar 5,09. Musim layur di wilayah
Palabuhanratu memang relatif merata sepanjang tahun sehingga perbedaan
produksi nelayan diantara musim barat dan musim timur relatif kecil.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai cv pada musim barat dan
musim timur masing-masing adalah 0,29 dan 0,25. Nilai tersebut besaran risiko
produksi pancing pada musim barat lebih besar dibandingkan musim timur.
Pemasaran layur (Trichiurus sp) di Palabuhanratu diutamakan untuk
memenuhi kebutuhan ekspor. Oleh karena itu harga ikan sangat dipengaruhi oleh
ukuran (grade) dan kualitas. Adapun faktor kelimpahan produksi tidak terlalu
mempengaruhi struktur harga layur (Trichiurus sp) di wilayah ini. Rata-rata harga
layur pada musim timur adalah Rp 6.520,83, sedangkan pada musim barat harga
layur rata-rata sebesar Rp. 6.458,33. Simpangan baku harga ikan pada musim
55
barat dan musim timur masing-masing sebesar Rp.1.131,72 dan Rp.938,07.
Besaran nilai cv yang diperoleh dari hasil perhitungan pada musim barat adalah
0,18 sedangkan pada musim timur sebesar 0,14.
Atribut pendapatan terbentuk dari hasil penjualan ikan dan pengeluaran.
Pengeluaran pada kegiatan penangkapan dengan pancing dapat digolongkan
menjadi 2 jenis berdasarkan peruntukannya yaitu pengeluaran operasional dan
pengeluaran untuk bagi hasil. Pengeluaran operasional per trip penangkapan
berkisar antara Rp.46.275 sampai Rp. 105.390 dengan rata-rata sebesar
Rp.73.541,4 (Lampiran 4). Pengeluaran untuk bagi hasil ditetapkan sebesar 15%
yang diperuntukkan bagi mesin dan 50% untuk pemilik. Data yang digunakan
dalam perhitungan pendapatan adalah data keuntungan pemilik sarana
penangkapan. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pendapatan
nelayan per trip pada musim barat adalah Rp.19.164,33 dengan simpangan baku
yang lebih besar sebesar Rp.19,971,35. Berdasarkan nilai tersebut diketahui
besaran cv adalah 1,04. Adapun pada musim timur, pendapatan nelayan rata-rata
adalah Rp.25.879,35 dengan simpangan baku sebesar Rp.23.318,53 dan nilai cv
sebesar 0,90.
Payang menghasilkan tangkapan berbagai jenis ikan pelagis seperti cakalang
(Katsuwonus pelamis), cendro (Tylosurus crocodillus), eteman (Mene maculata),
pepetek (Leognathus sp), tongkol (Auxis thazard), banyar (Rastrelliger sp), lisong
(Euthynnus sp), tuna (Thunnus sp) dan layang (Decapterus sp). Acap kali dalam
operasi penangkapan diperoleh lebih dari satu jenis ikan. Jumlah hasil
tangkapannya pun sangat dipengaruhi oleh kondisi musim ikan. Kondisi ini
diakibatkan perbedaan musim diantara jenis-jenis ikan yang biasanya tertangkap
dengan alat ini. Rata-rata produksi ikan pada musim timur mencapai 97,82
kg/trip. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan rata-rata produksi ikan pada
musim barat yang hanya sebesar 77,22 kg/trip. Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa nilai simpangan baku dan cv pada musim barat masing-masing
adalah 39,91 dan 0,52. Pada musim timur diperoleh nilai sebesar 48,20 dan 0,49.
Lebih rendahnya nilai cv produksi pada musim timur mengindikasikan bahwa
jumlah produksi yang dihasilkan pada musim ini relatif stabil sehingga risikonya
lebih rendah dibandingkan musim barat. Rendahnya nilai cv musim timur diduga
56
disebabkan banyaknya spesies ikan yang tertangkap mengalami puncak
penangkapan pada musim timur.
Hasil tangkapan payang umumnya diperuntukkan untuk pasar lokal,
pengecualian untuk tuna (Thunnus sp) yang biasanya dipasarkan antar wilayah.
Variabel yang sangat menentukan harga ikan hasil tangkapan payang adalah jenis
ikan yang diperoleh. Harga ikan rata-rata hasil tangkapan payang pada musim
timur sebesar Rp 4.862,84 dengan simpangan baku sebesar Rp.1.468,03. Adapun
rata-rata harga ikan pada musim barat lebih tinggi yaitu Rp.5.030,88 dengan
simpangan baku yaitu Rp.1.463,41. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui
bahwa nilai cv pada musim barat sebesar 0,29 sedangkan pada musim timur nilai
cv diperoleh sebesar 0,30. Nilai cv atribut harga ikan musim barat yang lebih
rendah dapat diintrepretasikan sebagai risiko harga yang lebih kecil dibandingkan
musim barat. Perbedaan besaran risiko harga (cv) yang relatif sedikit diantara
kedua musim tersebut diduga diakibatkan hasil tangkapan pada musim barat
didominasi spesies ikan ekonomis tinggi dan musim tangkap berlangsung lebih
singkat sehingga harga relatif stabil.
Pengeluaran operasional per trip penangkapan payang rata-rata sebesar
Rp.868.560 dengan pengeluaran terendah sebesar Rp.409.000 dan tertinggi
sebesar Rp.1.040.000 (Lampiran 13). Pengeluaran untuk bagi hasil ditetapkan
sebesar 83,33% untuk pemilik. Besarnya persentase bagi hasil pemilik karena
keseluruhan biaya yang diakibatkan kegiatan penangkapan hingga pemasaran
ditanggung oleh pemilik. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa
pendapatan nelayan per trip pada musim barat adalah Rp.929.606,15 dengan
simpangan baku yang lebih besar sebesar Rp.445.749,67. Dari nilai tersebut
diketahui besaran cv adalah 0,48. Adapun pada musim timur, pendapatan nelayan
rata-rata adalah Rp.1.757.606,03 dengan simpangan baku sebesar Rp.531.531,95
dan nilai cv sebesar 0,30. Lebih kecilnya nilai cv pada musim timur diduga
disebabkan jenis hasil tangkapan pada musim timur lebih banyak dibandingkan
musim barat.
57
Bagan merupakan alat tangkap yang memanfaatkan atraktor cahaya untuk
menangkap ikan. Terkait dengan sifat opererasi tersebut maka jenis ikan yang
tertangkap umumnya adalah jenis yang bersifat fototaksis positif seperti tembang
(Sardinella fimbratta), rebon (Mysis sp), teri (Stelophorus sp), lisong (Euthynnus
sp), layang (Decapterus sp), layur (Trichiurus sp), Peperek (Leiognathus sp),
tetengkek (Megalaspis cordyla) dan swangi (Priacanthus tayenus). Musim
penangkapan masing-masing spesies berbeda-beda sehingga mempengaruhi
produksi bagan. Pada musim timur, rata-rata produksi ikan mencapai 25,53 kg
per trip sedangkan pada musim barat hanya mencapai 13,53. Simpangan baku
produksi pada musim timur dan musim barat masing-masing 12,86 dan 6,92.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai cv produksi per trip musim
barat adalah 0,51 sedangkan nilai cv produksi per trip musim timur sebesar 0,50.
Besaran risiko produksi yang hampir sama diantara kedua musim diduga
disebabkan musim tangkapan ikan yang relatif panjang sehingga mencapai musim
timur dan musim barat.
Target pemasaran hasil tangkapan bagan diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan lokal. Harga ikan rata-rata hasil tangkapan bagan pada musim timur
dan musim barat masing-masing adalah Rp.3.143,50 dan Rp.4.328,13. Nilai
simpangan baku harga pada musim timur mencapai Rp.1.474,12, sedangkan pada
musim barat nilai simpangan baku harga lebih besar yaitu Rp.1.679,05.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai cv harga ikan pada musim
barat hanya sebesar 0,39. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan nilai cv harga
ikan musim timur yang mencapai 0,47, sehingga dapat disimpulkan bahwa musim
timur memiliki risiko harga yang lebih tinggi dibandingkan musim barat. Musim
timur umumnya menjadi puncak musim penangkapan bagan sehingga harga ikan
menjadi menurun. Faktor tersebut diduga sebagai penyebab tingginya risiko
harga pada musim timur.
Operasi penangkapan ikan dengan bagan membutuhkan biaya rata-rata per
trip sebesar Rp.78.065,38 (Lampiran 22). Pendapatan yang diperoleh nelayan
ditetapkan sebesar 33,33% setelah dikurangi dengan biaya kapal, penjual dan
otonom sebesar 40% dan biaya operasi. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui
bahwa pendapatan nelayan per trip pada musim barat adalah Rp.26.216,60 dengan
58
simpangan baku sebesar Rp.24,215,76. Mengacu pada nilai tersebut diketahui
besaran cv adalah 0,92. Pendapatan rata-rata nelayan pada musim timur jauh
lebih besar dibandingkan musim barat yaitu sebesar Rp.125.409,15. Simpangan
baku dan cv pendapatan pada musim timur masing-masing adalah Rp.28.765,14
dan 0,90. Besarnya nilai cv pada musim barat menunjukkan bahwa risiko
pendapatan pada musim ini lebih tinggi dibandingkan musim timur.
Tembang (Sardinella sp), tongkol (Auxis thazard), kembung (Rastrelliger
sp) dan swangi (Priacanthus tayenus) adalah jenis-jenis ikan yang umumnya
tertangkap dengan alat tangkap rampus. Produksi rata-rata rampus pada musim
timur adalah 43,75 kg per trip. Nilai tersebut lebih tinggi 107% dibandingkan
rata-rata produksi musim barat yang hanya sebesar 21,13 kg/trip. Simpangan
baku produksi musim timur diperoleh sebesar 32,07 kg/trip, sedangkan pada
musim barat simpangan baku produksi didapat sebesar 17,38 kg/trip. Berdasarkan
hasil perhitungan diketahui bahwa nilai cv pada musim barat dan musim timur
masing-masing adalah 0,82 dan 0,73. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa
besaran risiko produksi rampus pada musim barat lebih besar dibandingkan
musim timur. Faktor musim tangkapan yang berbeda diantara jenis ikan diduga
menyebabkan tingginya risiko produksi pada musim barat. Pada musim barat
jenis ikan yang tertangkap hanya tembang (Sardinella sp) dan swangi
(Priacanthus tayenus), sedangkan pada musim timur jenis ikan yang tertangkap
terdiri atas tembang (Sardinella sp), tongkol (Auxis thazard) dan kembung
(Rastrelliger sp).
Keseluruhan hasil tangkapan jaring rampus diperuntukkan untuk memenuhi
kebutuhan lokal. Harga rata-rata ikan produksi rampus pada musim barat adalah
Rp. 3.173,91 dengan simpangan baku sebesar Rp.777,65. Untuk musim timur
harga rata-rata ikan hasil tangkapan mencapai Rp.4.644,47 dengan simpangan
baku sebesar Rp.2.244,29. Relatif tingginya harga ikan pada musim timur
disebabkan jenis ikan yang umumnya tertangkap pada musim tersebut lebih
ekonomis dibandingkan musim barat. Meskipun rata-rata harga ikan musim timur
lebih baik namun risiko harga pada musim tersebut juga lebih tinggi. Hal tersebut
tergambar dari nilai cv musim timur yang mencapai 0,48. Nilai tersebut jauh lebih
tinggi dibandingkan nilai cv musim barat yang hanya 0,25.
59
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pendapatan rata-rata nelayan
rampus per trip pada musim barat hanya sebesar Rp.9.674, sedangkan pada musim
timur pendapatan rata-rata per trip dapat mencapai Rp.78.127 (Lampiran 31).
Pendapatan tersebut merupakan bagi hasil yang diperoleh pemilik unit
penangkapan yang telah dikurangi dengan biaya operasional sebesar
Rp.42.514,29-78.447,29 dan bagi hasil mesin sebesar 10-15%. Besarnya bagi
hasil untuk pemilik tersebut ditetapkan sebesar 66,6%. Dari hasil analisis
diketahui bahwa nilai simpangan baku pendapatan pada musim barat adalah Rp.
9.968,14 sedangkan pada musim timur diperoleh nilai simpangan baku sebesar
Rp.22.913,75. Perbandingan antara simpangan baku dan pendapatan rata-rata
menghasilkan nilai konstanta cv pada musim barat sebesar 1,03 dan musim timur
sebesar 0,29. Mengacu pada nilai konstanta tersebut jelas terlihat bahwa risiko
pendapatan nelayan pada musim barat jauh lebih besar dibandingkan musim
timur.
4.2.2 Dampak risiko
Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak risiko umumnya lebih dirasakan
nelayan pada musim timur dibandingkan musim barat (Tabel 18). Hal ini terlihat
dari nilai status risiko (SR) atribut produksi, harga dan pendapatan masing-masing
alat tangkap yang lebih besar pada musim timur dibandingkan musim barat.
Pengecualian pada alat tangkap payang, nilai SR atribut produksi dan harga pada
musim barat lebih besar dibandingkan musim timur.
Tabel 18 Status risiko usaha penangkapan dengan pancing, payang, bagan dan rampus
Status risiko Produksi (kg) Harga (Rp) Pendapatan (Rp) Alat
tangkap Barat Timur Barat Timur Barat Timur Pancing 19,85 29,97 6.680,63 6.503,39 23.984,01 45.836,70Payang 275,93 239,93 4.828,40 4.706,97 1.326.449,34 1.541.086,00Bagan 15,19 61,80 4.246,78 3.140,83 32.310,62 135.942,08Rampus 39,52 53,39 3.253,66 4.697,44 27.754,05 76.908,53
.
60
Pada alat tangkap pancing, ditinjau dari atribut produksi nilai status risiko
pada musim barat dan timur diketahui masing-masing 19,85 kg dan 29,97 kg.
Konstanta tersebut menunjukkan bahwa dampak risiko untuk atribut produksi
lebih dirasakan nelayan pancing pada musim timur di bandingkan musim barat.
Hal berbeda terlihat dari atribut harga dimana dampak risiko lebih dirasakan
nelayan pancing pada musim barat dibandingkan musim timur. Fenomena
tersebut terlihat dari nilai status risiko atribut harga pada musim barat yang
nilainya Rp. 6.680,63 dan nilai status risiko atribut harga pada musim timur yang
besarnya Rp.6.503,39. Pada atribut pendapatan pola status risiko serupa dengan
atribut produksi dimana nilai status risiko pada musim barat dan musim timur
diketahui masing-masing Rp.23.984,01 dan Rp.45.836,70. Nilai tersebut
mengindikasikan bahwa dampak risiko untuk atribut pendapatan lebih dirasakan
nelayan pancing pada musim timur.
Berdasarkan hasil analisis pada atribut produksi alat tangkap payang,
diketahui bahwa nilai status risiko pada musim barat dan musim timur masing-
masing adalah 275,93 kg dan 239,93 kg. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
dampak risiko cenderung lebih dirasakan nelayan payang pada musim barat
dibandingkan musim timur. Fenomena serupa juga terjadi pada atribut harga,
dimana nilai status risiko pada musim barat dan musim timur dikatahui masing-
masing Rp.4.828,40 dan Rp.4.706,97. Kondisi berbeda terjadi pada atribut
pendapatan. Berdasarkan analisis status risiko pada atribut ini diperoleh nilai
masing-masing Rp.1.326.449,34 dan Rp.1.541.086 pada musim barat dan musim
timur. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dampak risiko pendapatan lebih
dirasakan nelayan payang pada musim timur dibandingkan musim barat.
Pada alat tangkap Bagan, ditinjau dari atribut produksi nilai status risiko
pada musim barat dan timur diketahui masing-masing 15,19 kg dan 61,80 kg.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa dampak risiko untuk atribut produksi lebih
dirasakan nelayan bagan pada musim timur di bandingkan musim barat. Hal
berbeda terlihat dari atribut harga dimana dampak risiko lebih dirasakan nelayan
payang pada musim barat dibandingkan musim timur. Fenomena tersebut terlihat
dari nilai status risiko atribut harga pada musim barat yang nilainya Rp. 4.246,78,
lebih besar dibandingkan nilai status risiko atribut harga pada musim timur yang
61
besarnya Rp.3.140,83. Pada atribut pendapatan pola status risiko serupa dengan
atribut produksi dimana nilai status risiko pada musim barat dan musim timur
diketahui masing-masing Rp.32.310,62 dan Rp.135.942,08. Nilai tersebut
mengindikasikan bahwa dampak risiko untuk atribut pendapatan lebih dirasakan
nelayan bagan pada musim timur.
Hasil analisis dampak risiko pada alat tangkap rampus menunjukkan pola
yang lebih konsisten dibandingkan tiga jenis alat tangkap lain yang dikaji.
Analisis terhadap atribut produksi, harga maupun pendapatan menujukkan bahwa
musim timur lebih dirasakan dampaknya oleh nelayan rampus dibandingkan
musim barat. Pada atribut produksi nilai status risiko pada musim barat dan
musim timur masing-masing adalah 39,52 kg dan 53,39 kg. Nilai status risiko
harga pada musim barat dan musim timur diketahui masing-masing Rp.3.253,66
dan Rp.4.697,44. Pada atribut pendapatan diketahui bahwa nilai status risiko
masing-masing Rp.27.754,05 dan Rp.76.908,53 pada musim barat dan musim
timur.
4.3 Sikap Nelayan Terhadap Risiko
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa nilai PRT berbeda-beda diantara
unit penangkapan (Lampiran 9, 18, 27 dan 36). Fenomena yang juga menarik
adalah adanya perbedaan nilai PRT diantara masing-masing responden yang
mengoperasikan alat tangkap yang sama.
Nilai PRT pada alat tangkap pancing berkisar antara 0,05-0,65 dengan rata-
rata sebesar 0,32. Kisaran nilai PRT pada payang berkisar antara 0,05-0,17
dengan rata-rata sebesar 0,09. Rata-rata nilai PRT pada bagan adalah 0,53 dengan
kisaran nilai antara 0,23 sampai 0,95. Untuk alat tangkap rampus nilai PRT
berkisar antara 0,18 hingga 0,39 dengan rata-rata 0,28. Jika mengacu pada hasil
analisis, terlihat jelas bahwa mayoritas nelayan di Palabuhanratu cenderung
bersikap tidak mengambil risiko (risk averter). Pengecualian untuk nelayan bagan
yang umumnya bersifat risk taker.
62
Bobot Rating Bobot x Rating
1 Kondisi demografis Palabuhanratu didominasi 0,05 2 0,10penduduk yang bermata pencaharian di bidangperikanan tangkap dan turunannya
2 Kegiatan perikanan tangkap di Palabuhanratu 0,08 3 0,24masih potensial untuk dikembangkan terutamauntuk penangkapan di luar teluk Palabuhanratu
3 Minat nelayan untuk mengembangkan usaha 0,15 4 0,60sangat besar
4 Terdapat beberapa lembaga keuangan dan 0,09 2 0,18bank yang berlokasi di Palabuhanratu
5 Dukungan pemerintah terhadap penguatan 0,07 2 0,14permodalan nelayan sudah ada
6 Kelembagaan nelayan sudah terbentuk 0,03 1 0,03
1 Nelayan di Palabuhanratu didominasi skala 0,04 2 0,08kecil sehingga kurang efisien
2 Hasil tangkapan nelayan bersifat musiman 0,15 3 0,453 Nelayan mengalami kesulitan dalam akses 0,12 2 0,24
terhadap sumber permodalan terkait credit rationing4 Sikap mental nelayan yang konsumtif dan bersifat 0,12 3 0,36
pragmatis5 Aturan perundang-undangan untuk penguatan 0,10 4 0,40
modal tidak mempertimbangkan kondisi spesifikkegiatan perikanan tangkap
1,00
KEKUATAN
KELEMAHAN
Faktor-faktor Strategi Internal
TOTAL
4.4 Arah Kebijakan Aksesibilitas Permodalan Bagi Nelayan Skala Kecil
Penentuan arah kebijakan aksesibilitas permodalan bersandar pada analisis
SWOT yang bersumber dari hasil analisis holistik terhadap faktor internal dan
faktor eksternal yang diduga berpengaruh terhadap aksesibilitas permodalan
nelayan di masa mendatang. Out put hasil analisis SWOT adalah ditentukan
prioritas solusi untuk memecahkan masalah aksesibilitas permodalan.
Bahasan tentang faktor internal bermuara pada identifikasi kekuatan dan
kelemahan yang selanjutnya dituangkan dalam matriks IFAS. Adapun faktor
eskternal berisi hasil identifikasi peluang dan ancaman dan dituangkan dalam
bentuk matriks EFAS. Pada Tabel 19 dan 20 disajikan matriks IFAS dan EFAS
kebijakan aksesibilitas permodalan bagi nelayan skala kecil di Palabuhanratu.
Tabel 19 Matriks analisis faktor strategi internal (IFAS) kebijakan aksesibilitas permodalan bagi nelayan skala kecil di Palabuhanratu
63
Bobot Rating Bobot x Rating
1 Permintaan terhadap produk perikanan masih 0,13 4 0,52sangat tinggi
2 Tingginya concern pemerintah terhadap permasa- 0,18 3 0,54lahan aksesibilitas permodalan bagi nelayan
1 Berkembangnya lembaga keuangan yang sangat 0,17 3 0,51merugikan nelayan seperti tengkulak
2 Belum terintegrasinya aturan-aturan yang terkait 0,13 2 0,26permodalan bagi nelayan dengan aturan yang mengatur teknis pelaksanaanya
3 Tumbuhnya stigma dari lembaga keuangan yang 0,24 4 0,96mengkategorikan usaha perikanan tangkap adalahkegiatan yang berisiko tinggi
4 Banyak fihak memanfaatkan permodalan bagi 0,15 2 0,3nelayan untuk kepentingan pribadi dan tidak diperun-tukkan bagi usaha perikanan tangkap
1,00
PELUANG
ANCAMAN
Faktor-faktor Strategi Internal
TOTAL
Tabel 20 Matriks analisis faktor strategi eksternal (EFAS) kebijakan aksesibilitas permodalan bagi nelayan skala kecil di Palabuhanratu
Berdasarkan faktor-faktor strategis yang telah dikaji diatas dianalisis pula
Matriks SWOT untuk menggambarkan relasi diantara faktor-faktor yang ada.
Hubungan antara faktor-faktor tersebut menghasilkan 7 solusi untuk mengatasi
permasalahan aksesibilitas pemodalan bagi usaha perikanan tangkap skala kecil di
Palabuhanratu (Tabel 21).
64
No Solusi Faktor terkait Jumlah bobot Prioritas
1 Pengefektifkan peran lembaga keuangan S1,S4,S5,S6 1,51 5pemerintah dan kelembagaan masyarakat P1,P2dalam penguatan permodalan nelayan
Strategi ST1 Penerapan aturan peminjaman modal S2,S3,S4,S5,T1 2,42 1
yang lebih fleksibel namun tetap menerap- T3,T4kan sistem analisis dan verifikasi yang ketat
2 Pelaksanaan pilot project penguatan sistem S5,S6,T1 0,68 6permodalan yang pro terhadap nelayan
Strategi WO1 Penetapan skema pembiayaan yang sesuai W1,W2,W3,W5 2,15 3
dengan karakteristik usaha perikanan tangkap P1,P22 Transformasi sikap dan pola hidup nelayan W3,W4,P1,P2 1,66 4
melalui pembinaan, penyuluhan serta pendampingan kepada nelayan
Strategi WT1 Pembuatan aturan perundangan tentang W3,W5,T1,T2, 2,37 2
penguatan permodalan bagi nelayan T32 Perancangan sistem pengawasan permodalan W3,T4 0,54 7
yang terbuka dan transparan
Strategi SO
Tabel 21 Matriks SWOT kebijakan aksesibilitas permodalan bagi nelayan skala kecil di Palabuhanratu
5. PEMBAHASAN
5.1 Jenis Risiko, Faktor Penyebab dan Solusi Penanganan Risiko Usaha
Perikanan Tangkap Skala Kecil
Mengacu pada hasil penelitian dikemukakan bahwa risiko yang melekat
pada usaha perikanan tangkap dintaranya kerusakan atau hilangnya sarana
penangkapan, operasi penangkapan yang tidak optimal serta ancaman keselamatan
nelayan. Mengacu pada ketiga risiko tersebut, ancaman keselamatan merupakan
faktor yang sangat penting untuk dicermati.
Aspek keselamatan kerja di laut memang telah menjadi isu global. Hal ini
didasari pada seringnya ditemukan kecelakan kerja di laut baik yang ringan
sampai menyebabkan korban jiwa. Pada tahun 2000, kasus kecelakaan kerja di
Perancis mencapai 143 orang dari setiap 1.000 nelayan (Chauvin dan Bouar,
2007).
Rosenstock (1997) mengatakan bahwa kegiatan fatal yang terjadi pada
perikanan dapat bervariasi tergantung daerah penangkapan, alat tangkap yang
digunakan, teknik penangkapan dan waktu penangkapan. Berdasarkan hasil
identifikasi beberapa kasus accident pada kegiatan perikanan skala kecil,
diketahui bahwa penyebab accident ada 3 faktor, yaitu (1) lingkungan, (2)
navigasi dan (3) operasi penangkapan. Faktor lingkungan yang umumnya
menyebabkan accident adalah ombak dan cuaca buruk, sedangkan faktor navigasi
yang menyebabkan accident adalah kehilangan tenaga mesin di laut, kehilangan
arah, kandas, tabrakan dan kebakaran. Accident yang biasa terjadi dilihat dari
sudut padang operasi penangkapan antara lain luka akibat ikan, luka akibat alat
tangkap dan alat bantu penangkapan, jatuh dari kapal dan kapal terbalik saat
mengoperasikan alat tangkap. Terkait dengan accident tersebut faktor kesalahan
desain dan konstruksi kapal merupakan faktor yang mempengaruhi tingginya
angka accident di laut (Yami, 2001).
66
Jika diamati secara mendalam, penyebab risiko pada usaha perikanan
tangkap skala kecil dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) faktor berdasarkan
kondisi terjadinya risiko. Kedua kondisi tersebut adalah kondisi yang tidak
dapat dikontrol (uncontrolled) dan kondisi yang dapat dikontrol (controlled).
Perbedaan kedua kondisi tersebut berpengaruh pada metode penanganan atau
penanggulangan risiko.
Yami (2001) mengemukakan bahwa hal penting yang perlu dilaksanakan
untuk mencegah accident di laut adalah merubah pola fikir dan sikap nelayan,
penggunaan teknologi modern pada perikanan tradisional, kehati-hatian, pelatihan
teknis serta pertimbangan gengsi. Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah
risiko kecelakaan di laut diantaranya menentukan spesifikasi minimum kapal
terkait dengan stabilitas kapal, penunjukan tenaga khusus keselamatan di atas
kapal, penetapan kebijakan pemerintah tentang keselamatan kerja di kapal,
penyebaran informasi cuaca, penentuan yang diperuntukkan bagi nahkoda dan
ABK serta penggunaan alat keselamatan di kapal (Rosenstock, 1997).
Khusus untuk solusi penanganan risiko usaha perikanan tangkap skala kecil
di Palabuhanratu pada sub bab berikut diulas alternatif-alternatif penanganan
risiko.
5.1.1 Kondisi tidak terkontrol
Kejadian berisiko yang digolongkan kedalam kondisi tidak terkontrol
disebabkan oleh faktor alam seperti angin kencang, gelombang besar, arus kuat,
sebaran ikan di perairan dan musim ikan. Solusi penanganan risiko kondisi tidak
terkontrol umumnya hanya dapat dilakukan secara preventif. Beberapa solusi
penanganan risiko kondisi tidak terkontrol disajikan sebagai berikut:
(1) Tidak beroperasi pada saat kondisi alam buruk
Pencegahan risiko kecelakaan akibat kondisi alam yang buruk dapat dihindari
dengan tidak melakukan operasi penangkapan. Untuk meyakinkan hal
tersebut pihak-pihak terkait seperti PPN Palabuhanratu, syahbandar dan
Polairud harus mengeluarkan larangan maupun peringatan terhadap nelayan.
Larangan ditetapkan jika kondisi alam benar-benar buruk sedangkan
peringatan (warning) diberikan saat kondisi alam diprediksi masih akan
67
memburuk. Pemberian peringatan sebaiknya diberikan himbauan kepada
nelayan agar tidak beroperasi relatif jauh dari fishing base.
(2) Penyebaran informasi kondisi perairan
Informasi tentang kondisi perairan sangat dibutuhkan oleh nelayan untuk
mencegah terjadinya risiko kecelakaan. Jenis informasi yang sangat
dibutuhkan diantaranya kecepatan angin, gelombang, arus dan informasi
kondisi oseanografis lainnya. Instansi yang terkait adalah Badan Metereologi
dan Geofisika (BMG) Kabupaten Sukabumi dan PPN Palabuhanratu. BMG
bertugas menganalisis data dan melakukan prediksi tentang kondisi perairan di
sekitar Palabuhanratu, sedangkan pihak PPN Palabuhanratu bertugas
mensosialisasikan dan menyebarkan informasi dari BMG tersebut.
(3) Penyebaran informasi keberadaan ikan
Keberadaan ikan dipengaruhi oleh kondisi perairan seperti arus, suhu,
kesuburan perairan dan lainnya. Terkait dengan tujuan efisiensi penangkapan
dan menghindari risiko kegagalan penangkapan ikan maka nelayan
membutuhkan informasi keberadaan ikan. Informasi keberadaan ikan
biasanya diperoleh dari nelayan lain dan melalui peta daerah penangkapan
yang dikeluarkan oleh PPN Palabuhanratu. Peta tersebut merupakan prediksi
keberadaan ikan yang dibuat oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan
(BRKP). Kekurangan dari plot posisi tersebut adalah lokasinya yang jauh
sehingga tidak dapat dijangkau oleh nelayan skala kecil.
(4) Penggunaan alat pendeteksi dan pengumpul ikan (rumpon)
Penggunaan alat pendeteksi maupun rumpon juga merupakan salah satu cara
untuk efisiensi dan efektifitas upaya penangkapan. Alat pendeteksi dan
pengumpul ikan terutama sangat membantu dalam penangkapan dengan alat
tangkap pancing dan payang. Penggunaan alat pendeteksi memang masih
terkendala oleh tipe armada penangkapan yang menyulitkan dalam
pemasangan alat.
5.1.2 Kondisi terkontrol
Pengalaman, pengetahuan nelayan dan kebijakan pemerintah merupakan
beberapa penyebab kejadian berisiko yang digolongkan kedalam kondisi
terkontrol. Penanganan risiko kondisi terkontrol dapat dilakukan dilakukan
68
dengan cara dicegah dan diatasi. Solusi penanganan risiko kondisi terkontrol
diuraikan dibawah ini:
1) Penetapan prosedur standar operasi penangkapan
Prosedur standar merupakan serangkaian upaya teknis yang dilaksanakan
untuk mengindari risiko kegiatan penangkapan. Mengacu pada hasil
identifikasi risiko maka prosedur standar operasi yang dibuat meliputi tahap
persiapan, penangkapan dan penanganan hasil tangkapan. Pada tahap
persiapan standar operasi minimum mengatur tentang cara penyimpanan dan
pengaturan alat tangkap serta penggunaan sarana keselamatan dalam
pekerjaan persiapan. Prosedur standar pada kegiatan penangkapan minimum
mengatur tentang langkah-langkah operasi kegiatan penangkapan dan upaya
pencegahan kerusakan dan kehilangan alat tangkap. Standar operasi
penanganan hasil tangkapan setidaknya memuat tentang teknis penanganan
untuk mempertahankan mutu.
2) Pelatihan dan penyuluhan
Pelatihan dan penyuluhan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman
dan skill nelayan. Teknis pelaksanaan pelatihan maupun penyuluhan
dilakukan dengan memberikan materi-materi yang terkait dengan penyebab
risiko seperti tingkah laku ikan, mutu ikan, ergonomi kapal, dan prosedur
standar operasi penangkapan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan adalah karakterisitik peserta serta
periode pelaksanaan. Sebaiknya metode pelatihan dan penyuluhan disesuaikan
dengan karakter peserta serta dilaksanakan secara rutin.
3) Bantuan sarana penangkapan dan subsidi
Bantuan sarana penangkapan difokuskan pada pengadaan kapal, alat tangkap
maupun peralatan pendukung penangkapan. Pemberian bantuan sarana akan
membantu nelayan untuk memperluas jangkauan area penangkapan sekaligus
meminimalisir pengaruh kondisi alam. Kondisi ini bisa terjadi karena dengan
ukuran kapal yang lebih besar maka pengaruh cuaca lebih bisa dikendalikan.
Subsidi merupakan instrumen kebijakan fiskal yang bertujuan mendorong
pertumbuhan pembangunan. Pada kasus perikanan pemberian subsidi telah
69
banyak dilakukan oleh pemerintah. Tabel 22 menyajikan jenis subsidi yang
dapat diberikan oleh pemerintah.
Tabel 22 Jenis subsidi pemerintah terhadap perikanan tangkap
Kategori subsidi Jenis subsidi Sasaran subsidi Keterangan Subsidi input Penetapan harga BBM di bawah harga
Penetapan harga es yang murah Belum dilakukan Bantuan keuangan
Langsung Subsidi modal Bantuan kapital, bantuan keuangan
khusus dan pelatihan Sudah dilakukan /belum optimal
Bantuan keuangan Subsidi infrastruktur
Fasilitas pelabuhan, transportasi, pengolahan dan penyimpanan
Sudah dilakukan /belum optimal
Penghapusan pungutan penangkapan
Pungutan untuk perikanan skala kecil ditiandakan
Sudah dilakukan Subsidi lingkungan
Subsidi pelanggaran
Pembelian alat tangkap yang merusak lingkungan
Belum dilakukan
Harga output Domestik
Jaminan harga dan jaminan pembelian Belum dilakukan Subsidi harga
Subsidi ekspor Dukungan harga untuk ekspor hasil perikanan
Belum dilakukan
Pembatasan perdagangan
Tarif impor, kuota impor Sudah dilakukan Kendala perdagangan
Kendala non tarif
Standarisasi produk dan sertifikasi Sudah dilakukan
Perjanjian bilateral
Kompensasi kesepakatan perjanjian penangkapan ikan
Sudah dilakukan Asistensi armada
Usaha patungan
Penyediaan anggaran untuk kerjasama penangkapan
Belum dilakukan
Sumber: MRAG (2000)
4) Penetapan regulasi
Penetapan payung hukum penting dilakukan untuk memberikan jaminan
kepastian kebijakan bagi nelayan. Dalam konteks risiko, pemerintah perlu
menetapkan regulasi tentang keselamatan penangkapan ikan. Sebenarnya
pemerintah telah menetapkan serangkaian regulasi namun terbatas pada
kegiatan pelayaran niaga sedangkan untuk keselamatan penangkapan ikan
belum diatur. Beberapa regulasi yang dinilai penting untuk ditetapkan terkait
keselamatan penangkapan ikan antara lain persyaratan kelayakan laut kapal,
standar-standar pengawakan kapal ikan serta standar peralatan keselamatan
kapal perikanan.
70
5.2 Besaran Risiko Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang dapat menentukan
peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang, termasuk peristiwa yang terjadi
pada kegiatan perikanan tangkap. Kondisi ini disebabkan karena aktivitas pada
sub sektor perikanan tangkap terkait dengan kegiatan produksi yang selalu
dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian. Sumber risiko pada sub sektor
perikanan tangkap adalah musim yang dapat dijabarkan dalam bentuk atribut
berupa jumlah hasil tangkapan (produksi), harga ikan dan tingkat pendapatan
nelayan. Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan pada musim yang berbeda
berpotensi menghasilkan produksi, harga maupun pendapatan yang berbeda.
Hasil penelitian yang diperoleh setidaknya menunjukkan keabsahan
fenomena tersebut, dimana musim barat cenderung lebih berisiko dibandingkan
musim timur ditinjau dari perspektif produksi dan pendapatan. Dipandang dari
sisi harga, musim timur mengandung tingkat risiko yang relatif lebih tinggi
dibandingkan musim barat. Fenomena rendahnya risiko harga pada musim barat
diduga disebabkan tangkapan yang didominasi spesies ikan ekonomis tinggi dan
musim tangkap berlangsung lebih singkat sehingga harga relatif stabil. Tingginya
risiko produksi dan pendapatan pada musim barat kemungkinan disebabkan oleh
puncak musim ikan yang secara umum tidak terjadi pada musim barat. Menurut
Astrini (2004), puncak musim ikan di Palabuhanratu biasanya terjadi selama
musim peralihan.
Rumusan yang digunakan dalam perhitungan pendapatan
mempertimbangkan faktor harga ikan, jumlah produksi dan juga komponen biaya.
Jika postulat ekonomi yang menyatakan bahwa keterbatasan suplai akan
berdampak pada peningkatan harga berlaku, maka fenomena tingginya risiko
pendapatan pada musim barat belum tentu terjadi. Hanya saja kenyataan
dilapangan menunjukkan bahwa disparitas harga ikan yang terjadi pada musim
barat dan musim timur relatif sama. Hal ini mungkin disebabkan saluran
pemasaran yang ada sangat kuat peranannya dalam menentukan harga. Biasanya
pembeli ikan memberikan bantuan biaya operasional kepada nelayan dengan
perjanjian bahwa produksi harus dijual kepada mereka.
71
Meskipun tidak dilakukan pengujian secara statistik, terlihat adanya
fenomena interaksi antara faktor alat tangkap dan musim terhadap tingkat risiko
pada usaha perikanan tangkap. Alat tangkap umumnya didisain untuk menangkap
spesies ikan tertentu dimana keberadaan spesies ikan tertentu biasanya terkait erat
dengan musim. Faktor inilah yang mempengaruhi tingkat risiko yang berbeda
diantara alat tangkap.
Rendahnya risiko produksi alat tangkap pancing khususnya pada musim
timur disebabkan target tangkapan pancing yaitu layur (Trichiurus sp) mengalami
musim puncak pada musim timur. Hal yang sama juga terjadi pada alat tangkap
rampus dimana puncak tangkapannya tidak terjadi pada musim barat sehingga
risiko produksinya sangat tinggi.
Ditinjau dari perspektif harga, risiko tertinggi dan terendah alat tangkap
ternyata terjadi pada musim timur. Faktor yang menentukan risiko harga pada alat
tangkap adalah jenis ikan yang tertangkap. Hasil tangkapan pancing yaitu layur
merupakan spesies ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena tergolong
komoditas ekspor. Hal lain yang mempengaruhi rendahnya risiko harga alat
tangkap pancing pada musim timur adalah ukuran spesies ikan layur yang
biasanya tertangkap lebih besar dibandingkan musim lainnya sehingga berdampak
pada peningkatan harga komoditas. Fenomena pada kasus alat tangkap pancing
juga bisa menjelaskan faktor penyebab tingginya risiko harga ikan alat tangkap
rampus pada musim timur. Pada musim timur, alat tangkap rampus hanya
menangkap ikan yang tidak memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga harganya
cenderung rendah.
Dipandang dari sisi pendapatan, pengoperasian alat tangkap bagan pada
musim timur memiliki tingkat risiko yang paling rendah dibandingkan pancing,
payang dan rampus. Pada kasus ini, tingginya produksi bagan pada musim timur
karena merupakan puncak musim penangkapan diduga berkontribusi sangat besar
terhadap pendapatan sehingga tingkat risiko menjadi relatif kecil. Risiko
pendapatan paling tinggi melekat pada alat tangkap pancing yang dioperasikan
pada musim barat. Hal ini sangat jelas karena pancing hanya menangkap ikan
layur saja dimana puncak penangkapan tidak terjadi pada musim barat.
72
5.3 Dampak Risiko
Tingginya dampak musim timur terhadap atribut yang diukur diduga
disebabkan fluktuasi produksi dan jenis ikan yang tertangkap, harga maupun
pendapatan. Berdasarkan data yang dikumpulkan memang terlihat adanya pola
produksi, harga maupun pendapatan yang cenderung lebih konstan di musim barat
dibandingkan musim timur, walaupun musim timur secara akumulatif akan
mengambarkan kondisi produksi, harga maupun pendapatan yang relatif lebih
tinggi dibandingkan musim barat.
Fenomena dampak risiko yang cenderung lebih rendah pada musim barat
sebenarnya menujukkan bahwa usaha perikanan tangkap skala kecil di
Palabuhanratu cenderung tidak terpengaruh oleh musim. Momok yang
mengatakan bahwa musim barat akan memberikan dampak yang besar terhadap
kondisi nelayan ternyata tidak bisa digeneralisasikan di setiap wilayah perairan
dan sangat tergantung pada alat tangkap yang digunakan oleh nelayan serta jenis
tangkapan yang menjadi targetnya.
Terkait dengan aksesibilitas terhadap sumber permodalan yang dihadapi
nelayan maka informasi tentang dampak bisa dijadikan acuan yang sangat
berguna bagi penentuan skema pembayaran terhadap bantuan kredit. Sesuai hasil
kajian tentang dampak maka pada musim barat dapat diterapkan sistem angsuran
yang tetap namun tidak demikian halnya dengan musim timur.
5.4 Sikap Nelayan
Sikap nelayan menggambarkan kecenderungan karakter nelayan dalam
memilih risiko. Pada kegiatan penangkapan risiko yang dinilai tinggi adalah
melakukan penangkapan ikan pada musim barat. Hal ini terkait dengan kondisi
alam yang kurang mendukung operasi penangkapan dan dapat pula mengancam
keselamatan jiwa. Menurut Wildavsky et all (1990) persepsi terhadap risiko
sangat dipengaruhi oleh harapan untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih jika
berani mengambil risiko.
Mengacu pada hasil analisis, nelayan di Palabuhanratu cenderung tidak suka
mengambil risiko (risk averter) pada musim barat kecuali nelayan bagan.
Kecenderungan tersebut diduga disebabkan faktor alam yang kurang mendukung
73
operasi penangkapan, disisi lain harga ikan pada kedua musim tersebut relatif
sama. Faktor yang menyebabkan nelayan bagan bersikap berbeda dengan
nelayan lainnya kemungkinan disebabkan sifat kegiatan penangkapan yang statis
serta relatif tingginya harga ikan hasil tangkapan musim barat dibandingkan
musim timur.
Fenomena sikap nelayan di Palabuhanratu yang cenderung bersikap risk
averter ternyata bisa mengambarkan sikap nelayan yang sesungguhnya terhadap
risiko. Beberapa penelitian empiris memang menunjukkan fenomena tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Eggert dan Martinson (2004) di Swedia terhadap
nelayan komersial menunjukkan bahwa 48% nelayan cenderung bersikap risk
neutral dan 52% bersikap risk averter, tidak ditemukan nelayan yang bersikap
risk lover. Kecenderungan nelayan di Swedia untuk tidak bersikap risk lover
murni dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi. Terbukti bahwa dengan
mengambil risiko untuk melakukan kegiatan penangkapan ternyata tidak
memberikan pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan.
Pertimbangan hasil tangkapan yang tinggi ternyata bukan satu-satunya
faktor yang dapat mempengaruhi sikap nelayan terhadap risiko. Menurut
Oostenbruge et al (2001), faktor minimalisasi biaya operasi ternyata lebih
dominan mempengaruhi keputusan operasi penangkapan pada perikanan pelagis
di Maluku. Nelayan purse seine di Maluku cenderung tidak mengambil risiko
untuk menangkap ikan di lokasi yang lebih jauh dari 8 km dari pelabuhan,
meskipun mereka mengatahui bahwa dengan menjangkau area penangkapan yang
lebih jauh hasil tangkapan yang diperoleh relatif akan lebih besar.
Dari perspektif berbeda, sikap nelayan terhadap risiko kemungkinan juga
dipengaruhi oleh faktor budaya dan karakteristik personal. Biasanya nelayan yang
lebih berpengalaman dicirikan dengan umur dan durasi melaut cenderung lebih
berani mengambil risiko. Hal ini sejalan dengan pandangan Chauvin et al (2007),
yang mengemukakan bahwa ada hubungan yang erat antara persepsi terhadap
risiko dengan kepribadian seseorang. Dimensi personal yang bisa mempengaruhi
persepsi terhadap risiko diantaranya umur, tingkat pendidikan, pelatihan, orientasi
74
keagamaan, pilihan politik, budaya, dan kepercayaan terhadap lingkungan
(Chauvin et al, 2007).
Sangat disayangkan karena dalam penelitian ini analisis karakter personal
tidak dilakukan sehingga hipotesis tentang pengaruh budaya dan karakter belum
dapat dibuktikan secara empiris. Hanya saja dari hasil wawancara dengan
beberapa nelayan terlihat bahwa nelayan dengan pengalaman melaut lebih lama
cenderung lebih berani mengambil risiko.
5.5 Alternatif Solusi Kebijakan untuk Kemudahan Aksesibilitas Permodalan
Bagi Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil
Berdasarkan analisis SWOT diperoleh gambaran kondisi faktor pendorong
serta faktor penghambat dalam permasalahan yang dikaji. Inti sari dari kondisi
tersebut dijadikan acuan dalam penyusunan solusi kemudahan aksesibiltas
permodalan. Solusi permasalahan yang ditawarkan meliputi (1) penerapan aturan
peminjaman yang fleksibel namun tetap bersifat prudent, (2) pembuatan payung
hukum mengenai penguatan permodalan, (3) penetapan skema pembiayaan yang
sesuai dengan karateristik perikanan tangkap, (4) transformasi sikap dan pola
hidup nelayan (5) optimalisasi peran lembaga keuangan,pemerintah dan
kelembagaan masyarakat dalam penguatan permodalan nelayan, (6) pelaksanaan
pilot project penguatan sistem permodalan yang pro terhadap nelayan dan (7)
perancangan sistem pengawasan permodalan yang terbuka dan transparan.
(1) Penerapan mekanisme peminjaman yang fleksibel
Keruwetan prosedur administrasi dan analisis kredit merupakan faktor
penyebab keenganan nelayan untuk melakukan peminjaman di Bank.
Prosedur kredit yang ditetapkan di mayoritas bank seperti BRI dan Danamon
Simpan Pinjam mengharuskan peminjam untuk mengisi aplikasi serta
melengkapi persyaratan yang sangat ruwet. Padahal banyak diantara nelayan
yang belum dapat membaca. Untuk itulah diperlukan penyederhanaan
prosedur admistrasi kredit di bank. Pembuatan form aplikasi yang ringkas
dapat dijadikan salah satu cara untuk melakukan penyederhanaan tersebut.
Faktor tanda tangan juga acap kali menjadi permasalahan karena tidak semua
75
nelayan memiliki tandatangan. Oleh karena itu harus ada keluwesan yang
memungkinkan nelayan menggunakan cap jempol untuk pengesahan aplikasi.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah harus ada pendampingan dari
pihak perbankan dalam pengisian form, jika perlu pihak perbankan membantu
nelayan dalam pengsian form.
Penilaian kemampuan dan kemauan calon debitur untuk mengembalikan
kredit didasarkan pada hasil analisis kredit. Menurut Sotojo (1997), teknis
analisis kredit umumnya dilakukan pihak perbankan menganut beberapa pola
pendekatan berikut:
1) The five C’s model (Benton E.Gup)
Character : Karakteristik personal peminjam serta kecenderungan perilaku
dalam membayar pinjaman
Capacity : Kemampuan membayar pinjaman
Capital : Kondisi finansial
Collateral : Jaminan pinjaman
Condition: Kondisi ekonomi
2) The basic six C’s model (Peter S. Rose)
Character : Tanggungjawab, keseriusan dan perhatian dalam membayar
pinjaman
Capacity : Memiliki surat-surat usaha
Capital : Kemampuan yang cukup untuk membayar pinjaman
Collateral: Jaminan pinjaman
Condition: Kemauan peminjam melaksanakan kewajiban pembayaran
jika terjadi perubahan kondisi ekonomi
Control : Kemauan mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh bank
3) The PRISM model (Morton Glantz)
Perspective : Terkait dengan risiko atau penerimaan
Repayment : Kemampuan melakukan pembayaran
Intention : Tujuan peminjaman
Safeguards : Jenis agunan yang diberikan kepada bank untuk mengatasi
kredit macet
76
Management : Gambaran operasional usaha, adminsitrasi, hubungan
dengan perbankan, laporan finansial
4) The CAMPARI model (Citybank Jakarta)
Character : Gambaran peminjam, produk yang dihasilkan dan
sejarahnya
Ability : Kemampuan membayar
Margin : Keuntungan usaha
Purpose : Alasan peminjaman
Amount : The value sought
Repayment : Kelayakan dan jadwal pengembalian
Insurance : Jaminan keamanan
5) 5 P’s Principles
People : Karakter personal
Purpose : Alasan peminjaman
Payment : Rencana pembayaran
Protection : Agunan
Perspective : Risiko dan keuntungan
6) Aspek-aspek usaha
Aspek pemasaran : Volume penjualan, market share, pesaing, proyeksi
penjualan
Aspek teknis : Produk, kualitas, bahan baku, lokasi pabrik
Aspek manajemen : Manajemen, organisasi, tenaga kerja
Aspek hukum dan agunan : perizinan dan agunan
Aspek keuangan : past performance, future performance
Jika mengacu pada pola pendekatan analisis kredit yang diutarakan diatas
maka sangat sulit bagi kegiatan perikanan skala kecil untuk mengakses
sumber permodalan tersebut. Faktor yang dianggap paling memberatkan
adalah agunan dan managemen usaha. Agunan yang diberikan usaha
perikanan tangkap skala kecil biasanya dalam bentuk sarana produksi seperti
kapal dan alat tangkap. Padahal pihak perbankan biasanya tidak menerima
agunan kapal dengan pertimbangan pemeliharaan dan penyusutan yang besar.
Solusi yang diambil Departemen Kelautan untuk mengatasi permasalahan
77
tersebut adalah membuat program sertifikasi bagi kapal-kapal kecil yang dapat
dijadikan agunan pada bank. Kebijakan ini belum optimal karena aturan
hukum tentang hal tersebut belum diatur oleh Bank Indonesia. Faktor
management usaha sudah mulai diperhatikan oleh Bank Indonesia. Melalui
surat edaran Bank Indonesia tentang usaha kecil dikemukakan bahwa pihak
perbankan memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan teknis bagi usaha
kecil. Hal tersebut sudah ditindaklanjuti namun pada tataran implementasi
mengalami kendala.
Kesederhanaan prosedur kredit dapat tergambar dari durasi pengurusan
dimulai dari pengisian aplikasi, analisis kredit hingga persetujuan kredit.
Jangka waktu pengurusan kredit sebaiknya ditetapkan maksimum 2 hari
dengan pertimbangan operasional kegiatan penangkapan yang mendesak.
Prinsip prudent ditetapkan pada personal dan bukan pada usaha dan
agunanannya, karena berdasarkan hasil analisis kegiatan penangkapan ikan
menghasilkan keuantungan yang besar meskipun pada saat tidak musim ikan
dapat merugi. Keberhasilan Grameen Bank untuk melaksanakan program
kreditnya meskipun tanpa agunan disebabkan oleh faktor metode peminjaman
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip jemput bola sehingga petugas sangat
mengenal nasabahnya. Mengacu pada keberhasilan tersebut maka perbankan
sebaiknya mengadopsi hal serupa.
(2) Revisi aturan hukum tentang penguatan permodalan
Aturan hukum tentang penguatan permodalan bagi usaha kecil sudah
diatur oleh Bank Indonesia melalui peraturan Bank Indonesia Nomor:
3/2/PBI/2001 tentang pemberian kredit usaha kecil tanggal 4 Januari 2001.
Peraturan tersebut berisi tentang anjuran kepada pihak perbankan untuk
menyediakan 22,5% dari total kreditnya kepada usaha kecil. Sebagai
penjabaran terhadap aturan tersebut, pada tanggal 17 Mei 2001 dikeluarkan
Surat Edaran Nomor 3/9/BKr perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kredit
Usaha Kecil. Surat edaran tersebut menjelaskan perihal jenis usaha yang
berhak menerima kredit, plafon kredit serta teknis pelaporan perkembangan
kredit pihak perbankan kepada Bank Indonesia.
78
Merujuk pada aturan penguatan permodalan diatas, terlihat bahwa
ketetapan-ketetapan yang terkandung didalamnya bersifat umum dan normatif.
Belum ada pasal-pasal khusus yang menunjukkan keberpihakan kepada sub
sektor perikanan tangkap. Oleh karena itu revisi ataupun penetapan aturan
hukum baru perlu dilakukan. Mengacu pada kondisi dan karakteristik usaha
perikanan tangkap maka aturan yang ditetapkan setidaknya memuat poin-poin
sebagai berikut:
1) Plafon kredit; ditetapkan sebesar maksimum Rp.500 Juta yang
diperuntukkan bagi kredit modal kerja dan investasi. Poin ini sudah
sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 3/2/PBI/2001
2) Mekanisme pembayaran yang tidak didasarkan pada angsuran tetap namun
sistem pembayaran akumulatif. Artinya peminjam tidak harus membayar
angsuran yang jumlahnya tetap tiap bulan namun bisa diakumulasikan
tergantung pendapatan peminjam.
3) Penyederhanaan prosedur kredit bagi usaha perikanan tangkap skala kecil
4) Agunan bisa diberikan dalam bentuk sarana penangkapan
5) Adanya kewajiban pihak perbankan untuk menyalurkan kredit kepada
nelayan dan tidak hanya bersifat himbauan
Instansi yang bertanggungjawab terhadap revisi ataupun penetapan aturan
yang dimaksud adalah Bank Indonesia dan Departemen Kelautan dan
Perikanan. Pihak perbankan sebagai pelaksanan teknis di lapangan juga perlu
dilibatkan dalam penyusunan aturan tersebut. Intinya dibutuhkan
kesepahaman dan kesepakatan dari berbagai pihak tentang aturan yang akan
dibuat.
(3) Penetapan skema/skim pembiayaan bagi usaha skala kecil
Sejak tahapan awal pembangunan ekonomi, Bank Indonesia dan pihak
perbankan telah menunjukkan atensi terhadap pengembangan usaha skala
kecil. Hal tersebut ditandai dengan ditetapkannya berbagai skim perkreditan
yang pro terhadap usaha kecil misalnya (1) skim kredit bimbingan massal
(bimas), (2) skim kredit investasi kecil dan kredit modal kerja permanen
(KIK/KMKP), (3) skim kredit pedesaan (Kupedes), (4) skim kredit usaha kecil
79
(KUK), (5) skim kredit koperasi termasuk kredit usaha tani, kredit kepada
anggota koperasi, kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya-nelayan,
(6) skim kredit pengentasan kemiskinan, (7) skim kredit pemberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir (PEMP), (8) skim kredit pola Pengembangan
hubungan bank dengan kelomposk swadaya masyarakat (PHBK), (9) skim
kredit karya usaha mandiri (KUM).
Walaupun telah banyak skim kredit yang ditawarkan kepada usaha kecil
namun yang secara jelas diperuntukkan bagi pengembangan usaha perikanan
tangkap skala kecil hanya KKPA Nelayan dan PEMP. Skim kredit KKPA-
nelayan ditujukan untuk membiayai usaha perikanan tangkap dan pengolahan
ikan yang dimiliki oleh kelompok nelayan anggota koperasi primer ataupun
masing-masing anggota koperasi primer. Kredit KKPA-nelayan dapat
digunakan untuk investasi maupun modal kerja dengan plafon maksimum
masing-masing adalah Rp. 50 juta dan Rp. 10 juta. Skim kredit program
PEMP ditetapkan berdasarkan pemikiran lemahnya kemampuan pengeloalaan
keuangan nelayan sehingga pada saat memperoleh pendapatan yang tinggi
mereka terbiasa untuk konsumtif. Melalui program PEMP nelayan diarahkan
agar mampu menyisihkan sebahagian hasil usaha untuk pengembangan usaha.
Teknis pelaksanaan PEMP dimulai dari pemberian modal yang berasal dari
dana ekonomi produktif kepada kelompok. Keuntungan usaha disisihkan
sebahagian dan dikumpulkan dalam lembaga ekonomi pengembangan pesisir
mikro mitra mina (LEPP-M3). Dana yang ada dalam LEPP-M3 selanjutnya
digunakan untuk pengembangan usaha secara luas.
Dari kedua skim kredit skim kredit yang telah diutarakan sebelumnya,
PEMP dianggap lebih mewakili usaha perikanan. Hanya saja skim tersebut
masih perlu dikembangkan sesuai dengan karakterisitik usaha perikanan
tangkap yaitu pendapatan yang tidak menentu akibat fluktuasi hasil tangkapan
dan pola hidup nelayan yang konsumtif.
Untuk mengatasi karakteristik tersebut, Ritonga (2004) menawarkan skim
kredit yang disebut marine banking. Skim kredit marine banking adalah
80
pemberian kredit yang dikhususkan bagi nelayan untuk memperkuat
permodalannya. Karakteristik skim kredit ini antara lain:
1) Pemberian kredit kepada nelayan terkait langsung dengan kewajiban
menabung oleh nelayan sebagai penerima kredit
2) Kredit hanya diberikan kepada nelayan yang bankable yang ditentukan
oleh kelayakan usaha dan diukur dari akumulasi modal yang dimiliki serta
karakter personal. Kelayakan usaha dianggap bankable jika akumulasi
modal usaha di atas 30%
3) Nelayan yang menerima kredit diharuskan menjual hasil tangkapannya
melalui TPI dan menyisihkan 10% penghasilan sebagai tabungan
4) Kredit marine banking bukan kredit subsidi namun komersial karena
terbukti bahwa usaha peikanan tangkap adalah usaha yang menguntungkan
5) Sumber dana pemberian kredit marine banking adalah dana masyarakat
nelayan yang dihimpun oleh oleh marine banking
6) Jaminan kredit adalah tabungan beku dan atau armada penangkapan serta
alat tangkap
Persyaratan pengajuan kredit diantaranya: (1) memiliki saldo tabungan di
marine banking, (2) nelayan berdomisili di wilayah operasional, (3) nelayan
memiliki rencana pengembangan usaha untuk pengembalian kredit, (4)
permohonan kredit diajukan secara individu dan diketahui istri, (5) membuat
pernyataan kesediaan menjual hasil tangkapan di TPI, (6) membuat
pernyataan kesediaan pemotongan penghasilan sebesar 10% untuk tabungan.
Sebelum keputusan kredit dilaksanakan tetap dilakukan analisis kredit.
Analisis kredit dilakukan dengan pendekatan akumulasi modal dan surplus
usaha dengan memperhatikan empat komponen yang mempengaruhi tingkat
pengembalian kredit yaitu (1) rata-rata jumlah trip melaut per bulan dalam
tahun terakhir, (2) rata-rata pendapatan bersih nelayan per bulan dalam
setahun terakhir, (3) rata-rata pengeluaran rumah tangga nelayan per bulan
dalam satu tahun terakhir, (4) rata-rata nisbah pinjaman dengan pendapatan
nelayan per bulan dalam satu tahun terakhir.
81
Besarnya kredit yang diberikan untuk kredit modal usaha penangkapan
adalah tiga kali saldo tabungan pada saat mengajukan permohonan kredit,
dengan ketentuan 3 kali angsuran bulanan harus dijadikan tabungan beku.
Adapun untuk kredit investasi maka maksimum kredit yang diberikan adalah
80% dari harga beli armada atau alat tangkap. Jangka waktu kredit modal
usaha ditetapkan selama 1 tahun sedangkan kredit investasi maksimum 12
tahun. Secara kelembagaan, bank yang direkomendasikan untuk melaksanakan
marine banking adalah BPR atau unit usaha bank.
(4) Pemberian bantuan teknis bagi nelayan
Kendala nelayan untuk memperoleh kredit disebabkan oleh faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal disebabkan kurang fahamnya
nelayan terhadap prosedur perkreditan, sedangkan faktor internal diakibatkan
sikap dan prilaku nelayan yang konsumtif.
Permasalahan eksternal tersebut oleh pihak perbankan dan pemerintah
perlu dipecahkan melalui bantuan teknis dan pendampingan. Berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No 7/39/PBI/2005 tanggal 18 Oktober 2005, pihak
Bank Indonesia memberikan bantuan teknis dalam bentuk pelatihan maupun
penyediaan informasi kepada bank, lembaga pembiayaan UMKM dan
lembaga pemberi jaminan (LPJ). Topik yang diberikan relatif komprehensif
mencakup potensi usaha, analisis pemberian kredit, penanganan kredit serta
penyusunan dokumen kelayakan. Kekurangan dari aturan ini adalah belum
tergambarnya pola bantuan teknis yang diberikan langsung kepada nelayan.
Transformasi sikap dan perilaku nelayan dapat dilakukan dengan
melakukan program familiarisasi perbankan kepada nelayan. Inti dari
program ini adalah nelayan dibiasakan atau dipaksakan untuk menabung
dengan menyisihkan sebahagian hasil tangkapannya.
(5) Optimalisasi peran lembaga keuangan, pemerintah dan kelembagaan
masyarakat dalam penguatan permodalan nelayan
Pihak yang terkait dengan permodalan nelayan di Palabuhanratu adalah
perbankan, koperasi, tengkulak dan pengusaha. Optimalisasi peran
82
stakeholder lebih diarahkan pada penguatan permodalan yang dilakukan
tengkulak dan pengusaha.
Penguatan permodalan dapat dilakukan dengan sistem inti-plasma dimana
pengusaha atau tengulak berperan sebagai inti dan nelayan sebagai plasma.
Inti memiliki tanggungjawab terhadap penyediaan sarana produksi seperti
kapal, alat tangkap, es, bahan bakar, ransum, pemberian bimbingan teknis dan
manajemen, serta memasarkan hasil tangkapan plasma. Pelaksanaan sistem
ini harus bermuara pada kepemilikan sarana penangkapan oleh nelayan.
Agar kemitraan antara pengusaha inti dan plasma dapat berjalan dengan
baik perlu dibuat aturan formal (tertulis) yang berisi klausul tentang hak dan
kewajiban. Sebagai pedoman pembinaan dalam kemitraan usaha perlu dibuat
landasan hukum.
(6) Pengembangan dan pelaksanaan pilot project penguatan permodalan
nelayan
Aktor utama dalam pelaksanaan pilot project adalah pemerintah dan
perbankan. Skema yang dianggap telah sesuai dengan karekteristik usaha
perikanan tangkap di Palabuhanratu dicoba diimplementasikan. Proses
pelaksanaan pilot project sebaiknya dispesifikasi berdasarkan unit
penangkapan yang digunakan oleh nelayan. Hal ini sangat penting karena
terbukti bahwa risiko yang melekat pada masing-masing unit penangkapan
berbeda-beda. Mengacu pada hasil analisis maka pemberian permodalan bisa
dilakukan kepada nelayan pancing dan bagan yang memiliki risiko yang
paling kecil. Pada tataran implementasi, pihak koperasi, asosiasi nelayan dan
pengusaha perlu dilibatkan.
Sejarah kesuksesan Greemen Bank dimulai dengan pelaksanaan pilot
project selama tiga tahun di daerah Tangail. Setelah diperoleh hasil yang
sangat memuaskan, program ini dilaksanakan dalam skala luas.
(7) Perancanangan sistem pengawasan permodalan yang terbuka dan
transparan
Perancanangan sistem pengawasan diperlukan mengingat besarnya dana
yang dikhususkan untuk nelayan namun digunakan untuk pembiayaan usaha
83
lainya. Sistem pengawasan selain melibatkan Bank Indonesia dan pemerintah
sebaiknya juga melibatkan LSM dan nelayan. Informasi tentang
perkembangan kredit bagi nelayan merupakan isu utama dari kegiatan
pengawasan sehingga semua pihak yang terlibat harus dengan mengakses
informasi tersebut.
Sistem pengawasan yang dibentuk harus didukung dengan instrumen
hukuman kepada pihak perbankan yang tidak menyalurkan kredit sesuai
dengan peruntukannya. Instrumen seperti ini dapat dituangkan dalam bentuk
Peraturan Bank Indonesia seperti pernah dilaksanakan dalam proyek kredit
mikro yang merupakan kerjasama antara Asian Development Bank (ADB)
dengan Pemerintah Indonesia.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1) Sumber risiko yang melekat pada usaha perikanan tangkap skala kecil
umumnya terdiri atas (1) kerusakan atau hilangnya sarana penangkapan, (2)
operasi penangkapan yang tidak optimal dan (3) ancaman keselamatan
nelayan. Risiko tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi produksi ikan, harga dan pendapatan nelayan.
2) Ada tiga jenis risiko yang diukur yaitu produksi, harga dan pendapatan.
Besaran risiko berbeda-beda diantara musim serta alat tangkap yang
digunakan. Dipandang dari sisi produksi dan pendapatan, musim barat
cenderung lebih berisiko dibandingkan musim timur, sebaliknya dari sisi
harga maka musim timur relatif lebih berisiko dibandingkan musim barat.
Ditinjau dari jenis alat tangkap yang digunakan maka alat tangkap pancing
yang dioperasikan pada musim timur memiliki risiko produksi yang terkecil,
sedangkan risiko produksi tertinggi melekat pada alat tangkap rampus yang
dioperasikan pada musim barat. Risiko harga tertinggi melekat pada alat
tangkap rampus yang dioperasikan pada musim timur sedangkan risiko
harga terendah dapat ditemui pada alat tangkap pancing yang dioperasikan
pada musim timur. Dipandang dari sisi pendapatan maka alat tangkap
pancing yang dioperasikan pada musim barat memiliki risiko yang relatif
tinggi diantara empat jenis alat tangkap lainnya. Adapun jenis alat tangkap
yang memiliki risiko pendapatan terendah adalah bagan yang dioperasikan
pada musim timur.
3) Pengkajian terhadap dampak risiko produksi, harga dan pendapatan diantara
musim timur dan barat pada alat tangkap pancing, payang, bagan dan
rampus menunjukkan bahwa dampak risiko untuk keempat jenis alat
tangkap tersebut umumnya lebih dirasakan nelayan pada musim timur
dibandingkan musim barat. Pengecualian untuk alat tangkap payang dimana
85
risiko produksi dan harga lebih dirasakan dampaknya oleh nelayan pada
musim barat.
4) Nelayan di Palabuhanratu cenderung bersikap tidak mengambil risiko (risk
averter), kecuali nelayan bagan. Kecenderungan nelayan bagan bersifat
risk averter kemungkinan disebabkan harga ikan hasil tangkapan bagan
yang relatif lebih tinggi pada musim barat dibandingkan musim timur.
5) Ada 7 (tujuh) solusi yang ditawarkan untuk kemudahan aksesibilitas
permodalan nelayan, 3 (tiga) solusi yang menjadi prioritas yaitu: (1)
penerapan aturan peminjaman yang fleksibel namun tetap bersifat prudent,
(2) pembuatan payung hukum mengenai penguatan permodalan, (3)
penetapan skema pembiayaan yang sesuai dengan karateristik perikanan
tangkap.
6.2 Saran
(1) Data yang digunakan untuk mengukur risiko pada penelitian ini hanya
didasarkan pada hasil wawancara sehingga kemungkinan subyektivitas tetap
ada. Agar akurasi tinggi maka basis data risiko sebaiknya dikumpulkan
melalui observasi langsung dari kegiatan penangkapan yang terjadi selama
durasi tertentu.
(2) Gambaran risiko usaha perikanan yang diperoleh pada penelitian ini bersifat
sangat spesifik sehingga untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang
risiko usaha perikanan di Indonesia maka diperlukan penelitian tentang topik
serupa di daerah lain.
(3) Perumusan aturan-aturan yang terkait dengan permodalan usaha perikanan
tangkap skala kecil mutlak dilaksanakan sesegera mungkin. Proses
perumusan sebaiknya tidak hanya melibatkan Bank Indonesia dan
Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai regulator, namun juga
stakeholder yang berperan pada tataran implementasi seperti Perbanas dan
asosiasi nelayan dan pengusaha perikanan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, E. 2005. Analisis Biaya Transaksi dan Penerimaan Nelayan dan Petani di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 181 halaman.
Alhidayat, S.A. 2002. Kajian Pengelolaan Perikanan Tangkap di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 77 halaman.
Bailey. 1988. The Political Economic of Fisheries Marine Resources Development in Indonesia. 46 (oktober 1988). P 25-38.
Barnett J, Breakwell GM. 2001. Risk Perception and Experience: Hazard Personality Profiles and Individual Differences. Risk Analysis 21: 171-178.
[BI] Bank Indonesia. 2003. Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta. 24 halaman.
__________________. 2003. Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta. 23 halaman.
__________________. 2003. Surat Edaran Bank Indonesia No.5/21/DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta. 4 halaman.
__________________. 2007. Laporan Perkembangan Kredit UKM Triwulan II 2007. Jakarta. Halaman 3-8.
Bank for International Settlements. 2005. International Convergence of Capital Measurment and Capital Standard: a Revised Framework. Basel. 272 p.
[BRI] Bank Rakyat Indonesia. 1991. Perkreditan dalam Upaya Pengembangan Perikanan Rakyat. Prosiding Temu Ilmiah Perikanan Rakyat. Jakarta Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Halaman 12-20.
[BRI] Bank Rakyat Indonesia Pekalongan. 2005. Kredit Perikanan Kantor Cabang BRI. Pekalongan. Halaman 3.
Brenot J, Bonnefous N, Marris C. 1998. Testing the Cultural Theory of Risk in France. Risk Analysis 18: 729–739.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2003. Pengukuran dan Analisa Ekonomi Kinerja Penyerapan Tenaga Kerja, Nilai Tambah dan Ekspor Usaha Kecil dan Menengah serta Peranannya terhadap Tenaga Kerja Nasional dan Produk Domestik Bruto. Jakarta. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Halaman 5-15.
________________________. 2006. Kabupaten Sukabumi dalam Angka. Sukabumi. BPS Kabupaten Sukabumi. Halaman 7-18.
_______________________. 2007. Indikator Makro UKM. Jakarta. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 11 halaman.
87
Caouette JB, Altman, Edward I, Paul N. 1998. Managing Credit Risk: The Next Great Financial Challenge. New York. John Wiley & Sons, Inc. Third Avenue. 381 p.
Charles, A.T. 2001. Sustainable Fishery System. Blackwell Science. UK. 370 p.
Chauvin B, Hermand D, Mullet E. 2007. Risk Perception and Personality Facets. Risk Analysis 27 (1): 171-184.
Chauvin C, Bouar GL. 2007. Occupational Injury in the French Sea Fishing Industry: A Comparative Study Between the 1980s and Today. Accident Analysis and Prevention 39: 79–85.
Debertin, D.L. 1986. Agricultural Production Economics. New York. MacMillan Publishing Company. 388 p.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Jakarta. Sekretariat Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan. 56 halaman.
_____________________________ .2004. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2002. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Halaman 3.
_____________________________. 2005. Laporan Pemanfaatan Kredit Mina Mandiri dan Kredit Ketahanan Pangan Sektor Perikanan dan Kelautan Periode Juni 2005. Jakarta. Halaman 3-5.
______________________________. 2006. Enam Tahun Program PEMP: Sebuah Refleksi. Jakarta. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. 191 halaman.
Diknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. 1381 halaman.
Eggert H, Martinsson P. 2004. Are Commersial Fisher Risk Lover. Land Economic 80 (4): 550-560.
Elier, E.P. 2007. Kajian Teknologi Penangkapan Ikan yang Memberi Pendapatan Nelayan yang Layak di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 112 halaman.
Eklof, M. 2002. Perception and Control of Occupational Injury Risks in Fishery: a Pilot Study. Work & Stress 16 (1): 58–69.
Fatchuddin. 2006. Analisis Kebijakan Perkreditan untuk Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan. Disertasi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 249 halaman.
Fauzi, A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan: Isu, Sintesis dan Gagasan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 185 halaman.
Fauziyah, D. 2003. Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Pendapatan Usaha Nelayan Gillnet di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 105 halaman.
88
Firnasari, N. 2004. Kajian Perahu Kincang di Palabuhanratu. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 69 halaman.
Gunawan, R.T. 2003. Analisis Tingkat Perkembangan KUD Mina Mandiri Sinar Laut Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 61 halaman.
Kennedy R, Veazie M, Conway G, Amandus H. 1994. Fishing Deaths in Alaska Vary by Fishery. Amj Public Health 84:496.
Kesteven, G.L. 1973. Manual of Fisheries Science. Part 1. An Introduction to Fisheries Science. FAO Fisheries Technical Paper No 118. Rome. Food and Agriculture Organization of the United Nations. 47 p.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 2005. Undang-Undang No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Jakarta. Kadin. 27 halaman.
Kountur, R. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta. Abdi Tandur. Halaman 1-37.
Kompas, 2005. Kredit Perikanan Diduga Salah Arah. Edisi Rabu, 23 November 2005. Halaman 2.
Labajos CP, Azofra M, Blaco B, Achutegui J, Gonzalez J. 2006. Analysis of Accident Inequality of Spanish Fishing Fleet. Accident Analysis & Prevention 38:1168-1175.
Matheson C, Morrison S,.Murphy E, Ritchie L, Bond C, Lawrie T. 2005. The Use of NHS Accident and Emergency Services by Commercial Sea Fishermen in the North East of Scotland. Occup. Med. 55 (2):96–98.
MRAG. 2000. Summary Review of the Impact of Fisheries Subsidies on Developing Countries. DFID Policy Research Programme Project. P 40-55.
Nasution, D. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tangkapan Ikan Nelayan di PPN Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 101 halalaman.
Nikijuluw, V.P.H. 2001. Sumberdaya Laut dan Pantai untuk Penanggulangan Kemiskinan. Makalah Seminar Penanggulangan Kemiskinan Pedesaan Melalui Pelestarian Fungsi Sumberdaya Alam. SOCSEA, 14 Agustus 2001.
Nurlaila, U. 2005. Implementasi Kebijakan Keselamatan Nelayan dan Kapal Ikan Berkapasitas >29 GT Berbasis di PPN Palabuhanratu. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 95 halaman.
Oostenbruge JAE, van Densen WLT, Machiels MAM. 2001. Risk Aversion in Allocating Fishing Effort in a Highly Uncertain Coastal Fishery for Pelagic Fish, Molucas-Indonesia. Can J Fish Aquat Sci 58 (8): 1683-1691.
89
Pollnac RB, Poggie JJ, Cabral SL. 1998. Thresholds of Danger: Perceived Risk in a New England Fishery. Hum Organ 57 (1):53–58.
PPN Palabuhanratu. 1999. Laporan Tahunan Tingkat Operasional PPN Palabuhanratu. Jakarta. Halaman 1-10.
_________________. 2003. Laporan Tahunan Tingkat Operasional PPN Palabuhanratu. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Halaman 1-15.
_________________. 2005. Statistik Perikanan Tahun 2004. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Halaman 1-15.
_________________. 2006. Statistik Perikanan Tahun 2005. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Halaman 1-20.
_________________. 2007. Statistik Perikanan Tahun 2006. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Halaman 1-20.
Praptosuhardjo, P. 1996. Peranan Perbankan dalam Mendukung Pengembangan Sektor Perikanan. Disampaikan dalam Seminar Sehari di Institut Pertanian Bogor dalam Rangka Penas IX Pertasikencana.
Rangkuti, F. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 18-35.
Ritonga, J. 2004. Studi Pengembangan Marine Banking untuk Pembangunan Ekonomi Wilayah Pesisir. Disertasi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 320 halaman.
Rosenstock, L. 1997. Commercial Fishing Fatalities in Alaska: Risk Factors and Preventions Strategies. Current Intelligence Bulletin:35.
Roumasset, J.A. 1979. Risk Uncertainty and Agricultural Development. New York Agricultural Development Council:14-20.
Silalahi, D.G. 2006. Efektivitas Kelembagaan Tempat Pelelangan Ikan sebagai Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Nelayan. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 96 halaman.
Sjoberg, L. 2000. Factors in Risk Perception. Risk Analysis 20:1–11.
Shahrabi J, Pelot R. 2007. Hierarchical Risk-Based Spatial Analysis of Maritime Fishing Traffic and Incident ini Canadian Atlantic Waters.Berlin Springer Berlin Heidelberg:335-350.
Smith, I.R. 1983. A Research Framework for Traditional Fisheries. Manila. International Centre for Living Aquatic Resources Management (ICLARM). P 37-55.
Sotojo, S. 1997. Analisis Kredit Umum: Konsep dan Teknik. Jakarta. Pustaka Binaman Pressindo.
90
Suhanda, A. 2004. Analisis Manajemen Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 74 halaman.
Surya, A.H. 2006. Sistem Informasi Usaha Penangkapan Ikan Layur di Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 105 halaman.
Torner M, Nordling PO. 2000. Occupational Injury in Swedish Fishery.: Analysis of Injury Statistics. Occup. Ergon 2:81–89.
Viklund, M. 2003. Trust and Risk Perception in Western Europe: A Cross- National Study. Risk Analysis 23:727–738.
Wildavsky A, Dake K. 1990. Theories of Risk Perception:Who Fears What and Why. Daedalus 112:41–50.
Womack, J. 2002. Small Commercial Fishing Vessel Stability Analysis Where Are We Now? Where Are We Going. Proceeding of 6th International Ship Stability Work Shop. Weeb Institute, 14-16 October 2002. 8 p.
Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta . Gramedia Pustaka Utama. 515 Halaman.
Yami, B.M. 2001. Risk and Danger in Small Scale Fisheries: An Overview. http://www.ilo.org/publi...fishrisk/.
Yudistira, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Cahaya (stick light) pada Rawai Vertikal terhadap Hasil Tangkapan Ikan Layur di Palabuhanrau, Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 60 halaman.
Yundari, D. 2005. Perbandingan Indeks Relatif Nilai Produksi Ikan PPN Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat Dikaitkan dengan Kualitas Pemasaran Ikan yang Didaratkan. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 119 Halaman.
Zulkarnain. 2002. Studi tentang Penggunaan Rumpon pada Bagan Apung di Teluk Palabuhanratu, Jawa Barat. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 121 halaman.
91
Jenis IkanTerendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi
1 Suryana Layur 0 11 20 0 30 120 0,11 0,53 0,35 0,15 0,78 0,072 Supenda Layur 2 16 24 10 26 114 0,14 0,61 0,25 0,19 0,73 0,083 Sarip Layur 3 14 17 8 30 144 0,10 0,63 0,27 0,21 0,72 0,074 Nedi Layur 7 12 18 5 27 276 0,11 0,60 0,29 0,25 0,69 0,065 Lala Layur 8 19 25 9 25 420 0,25 0,59 0,16 0,31 0,64 0,056 Tono Layur 3 12 23 6 14 108 0,12 0,54 0,34 0,12 0,79 0,107 Dedi A Layur 3 19 25 1 20 108 0,33 0,57 0,10 0,08 0,82 0,098 Yayan Layur 4 16 23 3 13 228 0,23 0,64 0,13 0,13 0,80 0,089 Kasdi Layur 5 11 27 2 14 216 0,10 0,73 0,16 0,23 0,68 0,09
10 Ayi Layur 9 15 30 0 21 150 0,12 0,74 0,14 0,13 0,76 0,1111 Udin Layur 8 16 20 8 21 108 0,28 0,52 0,20 0,24 0,66 0,1012 Ganda Layur 6 20 23 2 25 228 0,29 0,58 0,13 0,13 0,77 0,1013 Lukman Layur 3 15 28 8 21 96 0,11 0,59 0,29 0,17 0,69 0,1314 Ejab Layur 1 20 30 7 20 108 0,14 0,67 0,18 0,19 0,69 0,1315 Dedi Layur 1 22 24 6 20 240 0,07 0,68 0,25 0,32 0,63 0,0516 Anton Layur 2 18 45 5 19 120 0,22 0,63 0,15 0,19 0,71 0,1017 Herman Layur 2 23 125 7 18 252 0,21 0,69 0,09 0,15 0,79 0,0618 Wahyu Layur 0 25 180 7 16 300 0,22 0,71 0,07 0,20 0,70 0,1119 Asep Layur 1 23 217 6 20 228 0,15 0,77 0,08 0,18 0,74 0,0820 Roni Layur 0 13 123 6 18 240 0,07 0,83 0,10 0,15 0,78 0,0721 Dadun Layur 0 12 119 7 15 240 0,13 0,75 0,12 0,22 0,73 0,0522 Enut Layur 7 30 202 8 13 96 0,38 0,55 0,07 0,12 0,79 0,1023 Amar Layur 9 24 200 7 15 108 0,28 0,63 0,09 0,24 0,64 0,1224 Bana Layur 8 23 50 7 18 120 0,28 0,65 0,07 0,29 0,63 0,0925 Wardi Layur 2 14 35 9 20 100 0,22 0,63 0,15 0,23 0,68 0,09
Barat TimurJumlah 256,00 346,00Rata-rata 17,72 19,96Stdev 5,09 4,95Coef var 0,29 0,25
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurRespondenNo Musim Timur
Jumlah Tangkapan (kg)Musim Barat
Lampiran 1 Jumlah tangkapan pancing nelayan di Palabuhanratu
92
Jenis IkanTerendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi
1 Suryana Layur 4.000 5.000 9.000 4.000 7.000 9.000 0,09 0,56 0,35 0,25 0,57 0,182 Supenda Layur 4.000 6.000 8.000 4.000 6.000 8.000 0,13 0,59 0,28 0,16 0,55 0,293 Sarip Layur 5.000 7.000 10.000 5.000 8.000 10.000 0,06 0,75 0,19 0,19 0,53 0,284 Nedi Layur 4.000 5.000 7.000 4.000 6.000 12.000 0,06 0,52 0,41 0,24 0,62 0,145 Lala Layur 4.000 5.000 8.000 4.000 6.000 8.000 0,15 0,64 0,21 0,06 0,73 0,216 Tono Layur 5.000 6.000 7.000 4.000 6.000 6.500 0,12 0,67 0,21 0,12 0,66 0,227 Dedi A Layur 4.000 7.000 10.000 4.000 7.000 10.000 0,20 0,61 0,19 0,17 0,73 0,108 Yayan Layur 6.000 7.000 9.000 3.000 6.000 7.000 0,30 0,54 0,16 0,11 0,60 0,289 Kasdi Layur 4.000 5.000 8.000 2.500 6.000 7.000 0,15 0,54 0,31 0,20 0,54 0,2610 Ayi Layur 4.000 7.000 10.000 4.000 6.000 10.000 0,18 0,56 0,26 0,14 0,63 0,2311 Udin Layur 5.000 8.000 10.000 5.000 8.000 10.000 0,24 0,59 0,18 0,26 0,60 0,1412 Ganda Layur 7.000 8.000 10.000 4.000 7.000 7.000 0,35 0,53 0,12 0,18 0,71 0,1113 Lukman Layur 3.500 5.000 7.000 3.500 5.500 7.000 0,10 0,62 0,28 0,08 0,76 0,1614 Ejab Layur 6.000 7.000 10.000 6.000 8.000 10.000 0,28 0,59 0,13 0,28 0,60 0,1315 Dedi Layur 5.000 9.000 11.000 5.000 9.000 11.000 0,29 0,55 0,16 0,41 0,47 0,1316 Anton Layur 5.000 6.000 8.000 3.000 6.000 7.000 0,19 0,54 0,27 0,09 0,73 0,1817 Herman Layur 5.000 7.000 10.000 4.000 7.000 9.000 0,21 0,65 0,14 0,21 0,54 0,2518 Wahyu Layur 5.000 8.000 11.000 5.000 6.000 8.000 0,26 0,61 0,13 0,22 0,54 0,2419 Asep Layur 5.000 6.000 8.000 5.000 6.000 8.000 0,11 0,63 0,26 0,10 0,63 0,2820 Roni Layur 4.000 6.500 10.000 4.000 6.500 9.000 0,10 0,72 0,18 0,13 0,65 0,2221 Dadun Layur 4.000 5.000 7.000 3.000 5.000 7.000 0,13 0,58 0,28 0,10 0,61 0,2822 Enut Layur 5.000 6.000 8.000 5.000 6.000 7.000 0,11 0,68 0,21 0,12 0,70 0,1823 Amar Layur 5.000 6.500 10.000 5.000 6.000 12.000 0,16 0,65 0,20 0,11 0,74 0,1524 Bana Layur 4.000 7.000 9.000 4.000 6.500 8.000 0,13 0,67 0,20 0,10 0,63 0,2825 Wardi Layur 5.000 6.000 8.000 5.000 6.000 8.000 0,16 0,56 0,28 0,23 0,54 0,23
Barat TimurJumlah 155.000 156.500Rata-rata 6.458,33 6.520,83Stdev 1.131,72 938,07Coef var 0,18 0,14
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Harga Ikan (kg)Musim Barat
Lampiran 2 Harga ikan tangkapan pancing nelayan di Palabuhanratu
93
Jenis IkanTerendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi
1 Suryana Layur -27.755 -4.380 14.745 -27.755 61.495 329.245 0,08 0,54 0,38 0,18 0,73 0,092 Supenda Layur -21.048 12.952 33.352 6.152 38.452 165.952 0,06 0,65 0,29 0,19 0,67 0,133 Sarip Layur -23.396 5.504 14.429 -2.146 65.854 269.854 0,06 0,51 0,43 0,14 0,77 0,094 Nedi Layur -6.067 -1.392 11.358 -1.392 41.958 442.308 0,13 0,52 0,34 0,21 0,72 0,075 Lala Layur 7.533 20.708 33.458 -4.367 44.083 694.333 0,14 0,60 0,26 0,22 0,73 0,056 Tono Layur -15.415 6.260 11.360 -7.765 11.360 159.260 0,16 0,59 0,25 0,14 0,72 0,137 Dedi A Layur -10.806 32.969 50.819 -19.306 35.944 160.044 0,09 0,78 0,13 0,13 0,75 0,138 Yayan Layur -13.800 18.500 39.325 -20.175 4.050 261.600 0,23 0,60 0,17 0,19 0,68 0,139 Kasdi Layur -13.534 -7.159 26.841 -24.584 5.166 198.966 0,19 0,46 0,34 0,22 0,63 0,1610 Ayi Layur 6.175 12.550 57.175 -32.075 21.475 222.925 0,10 0,58 0,33 0,11 0,74 0,1511 Udin Layur 18.319 52.999 76.119 18.319 81.899 584.759 0,26 0,52 0,22 0,35 0,59 0,0712 Ganda Layur -4.416 38.084 48.284 -23.966 44.459 357.684 0,21 0,67 0,12 0,18 0,73 0,0913 Lukman Layur -33.849 -10.899 16.726 -18.974 6.313 100.026 0,10 0,53 0,37 0,17 0,69 0,1314 Ejab Layur -20.464 34.786 64.536 5.036 43.286 250.686 0,14 0,67 0,18 0,24 0,65 0,1115 Dedi Layur -25.033 54.443 62.093 -1.658 46.793 480.293 0,15 0,71 0,14 0,23 0,73 0,0416 Anton Layur -37.991 1.109 69.959 -29.916 3.659 108.209 0,16 0,54 0,29 0,20 0,63 0,1717 Herman Layur -26.516 33.409 336.859 -8.241 18.534 393.384 0,34 0,59 0,07 0,19 0,68 0,1318 Wahyu Layur -36.399 48.601 575.601 -12.599 4.401 601.101 0,26 0,71 0,04 0,25 0,68 0,0719 Asep Layur -27.689 27.561 522.261 -10.689 19.911 453.411 0,23 0,70 0,07 0,19 0,71 0,1020 Roni Layur -26.435 9.478 313.353 -3.485 23.290 381.565 0,21 0,73 0,06 0,21 0,71 0,0821 Dadun Layur -35.016 -9.516 217.859 -14.191 -3.141 270.984 0,24 0,60 0,16 0,26 0,65 0,0922 Enut Layur -15.066 37.634 476.234 -15.066 -5.716 165.134 0,32 0,64 0,04 0,13 0,71 0,1623 Amar Layur 7.565 35.615 521.815 5.015 7.565 198.815 0,32 0,63 0,05 0,25 0,57 0,1824 Bana Layur -10.068 27.757 108.082 -16.868 9.057 163.332 0,29 0,60 0,11 0,16 0,70 0,1325 Wardi Layur -27.366 1.534 55.084 -3.566 16.834 178.334 0,11 0,54 0,34 0,13 0,72 0,16
Barat TimurJumlah 479.108 646.983Rata-rata 19.164,33 25.879,33Stdev 19.971,35 23.318,53Coef var 1,04 0,90
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Harga Ikan (kg)Musim Barat
Lampiran 3 Pendapatan nelayan pancing per trip di Palabuhanratu
94
Nama Harga satuan PenggunaanResponden (Rp) per trip T B T B
1 Suryana Bensin 5.000 Liter 6 96 79 2.880.000 2.370.000Minyak tanah 3.000 Liter 3 96 79 864.000 711.000Oli 15.000 Liter 0,04 96 79 57.600 47.400Es 12.000 Balok 1 96 79 1.152.000 948.000Konsumsi 8.000 Pkt 1 96 79 768.000 632.000Rokok 5.000 Buah 1 96 79 480.000 395.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 96 79 47.520 39.105Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 96 79 20.160 16.590
6.269.280 5.159.0952 Supenda Bensin 5.000 Liter 4 104 85 2.080.000 1.700.000
Minyak tanah 3.000 Liter 3 104 85 936.000 765.000Oli 20.000 Liter 0,07 104 85 145.600 119.000Es 8.000 Balok 2 104 85 1.664.000 1.360.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 104 85 1.040.000 850.000Rokok 8.000 Buah 1 104 85 832.000 680.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 104 85 78.000 63.750Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 104 85 39.000 31.875
6.814.600 5.569.6253 Sarip Bensin 5.000 Liter 7 100 79 3.500.000 2.765.000
Minyak tanah 3.000 Liter 4 100 79 1.200.000 948.000Oli 20.000 Liter 0,04 100 79 80.000 63.200Es 8.000 Balok 2 100 79 1.600.000 1.264.000Konsumsi 15.000 Pkt 1 100 79 1.500.000 1.185.000Rokok 5.000 Buah 1 100 79 500.000 395.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 100 79 75.000 59.250Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 100 79 50.000 39.500
8.505.000 6.718.950
4 Nedi Bensin 5.000 Liter 5 104 82 2.600.000 2.050.000Minyak tanah 3.000 Liter 3 104 82 936.000 738.000Oli 10.000 Liter 0,04 104 82 41.600 32.800Es 8.000 Balok 1 104 82 832.000 656.000Konsumsi 15.000 Pkt 1 104 82 1.560.000 1.230.000Rokok 5.000 Buah 1 104 82 520.000 410.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 104 82 52.000 41.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 104 82 39.000 30.750
6.580.600 5.188.5505 Lala Bensin 5.000 Liter 4 96 73 1.920.000 1.460.000
Minyak tanah 3.000 Liter 2 96 73 576.000 438.000Oli 10.000 Liter 0,04 96 73 38.400 29.200Es 8.000 Balok 0,5 96 73 384.000 292.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 96 73 960.000 730.000Rokok 5.000 Buah 1 96 73 480.000 365.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 96 73 48.000 36.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 96 73 36.000 27.375
4.442.400 3.378.0756 Tono Bensin 5.000 Liter 5 104 76 2.600.000 1.900.000
Minyak tanah 3.000 Liter 2 104 76 624.000 456.000Oli 20.000 Liter 0,07 104 76 145.600 106.400Es 8.000 Balok 1 104 76 832.000 608.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 104 76 1.040.000 760.000Rokok 6.000 Buah 1 104 76 624.000 456.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 104 76 51.480 37.620Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 104 76 39.000 28.500
5.956.080 4.352.520
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Biaya/musim
Jumlah
Jumlah
Jumlah
No Komponen Biaya Satuan Jumlah tripLampiran 4 Komponen biaya operasional pancing di Palabuhanratu
95
7 Dedi Bensin 5.000 Liter 5 96 79 2.400.000 1.975.000Minyak tanah 3.000 Liter 3 96 79 864.000 711.000Oli 20.000 Liter 0,04 96 79 76.800 63.200Es 8.000 Balok 0,5 96 79 384.000 316.000Konsumsi 7.500 Pkt 1 96 79 720.000 592.500Rokok 4.000 Buah 2 96 79 768.000 632.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 96 79 72.000 59.250Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 96 79 36.000 29.625
5.320.800 4.378.5758 Yayan Bensin 5.000 Liter 5 88 70 2.200.000 1.750.000
Minyak tanah 2.800 Liter 5 88 70 1.232.000 980.000Oli 15.000 Liter 0,04 88 70 52.800 42.000Es 12.000 Balok 0,5 88 70 528.000 420.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 88 70 880.000 700.000Rokok 6.000 Buah 2 88 70 1.056.000 840.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 88 70 43.560 34.650Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 88 70 33.000 26.250
6.025.360 4.792.9009 Kasdi Bensin 5.000 Liter 5 96 67 2.400.000 1.675.000
Minyak tanah 2.800 Liter 5 96 67 1.344.000 938.000Oli 15.000 Liter 0,04 96 67 57.600 40.200Es 6.000 Balok 1 96 67 576.000 402.000Konsumsi 15.000 Pkt 1 96 67 1.440.000 1.005.000Rokok 5.000 Buah 2 96 67 960.000 670.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 96 67 72.000 50.250Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 96 67 47.520 33.165
6.897.120 4.813.61510 Ayi Bensin 5.000 Liter 4 92 73 1.840.000 1.460.000
Minyak tanah 3.000 Liter 6 92 73 1.656.000 1.314.000Oli 15.000 Liter 0,04 92 73 55.200 43.800Es 12.000 Balok 0,5 92 73 552.000 438.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 92 73 1.840.000 1.460.000Rokok 5.000 Buah 2 92 73 920.000 730.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 92 73 45.540 36.135Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 92 73 34.500 27.375
6.943.240 5.509.31011 Udin Bensin 5.000 Liter 5 104 85 2.600.000 2.125.000
Minyak tanah 3.000 Liter 2 104 85 624.000 510.000Oli 20.000 Liter 0,07 104 85 145.600 119.000Es 12.000 Balok 0,5 104 85 624.000 510.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 104 85 1.040.000 850.000Rokok 5.000 Buah 1 104 85 520.000 425.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 104 85 78.000 63.750Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 104 85 51.480 42.075
5.683.080 4.644.82512 Ganda Bensin 5.000 Liter 5 92 85 2.300.000 2.125.000
Minyak tanah 3.000 Liter 5 92 85 1.380.000 1.275.000Oli 20.000 Liter 0,07 92 85 128.800 119.000Es 8.000 Balok 1 92 85 736.000 680.000Konsumsi 15.000 Pkt 1 92 85 1.380.000 1.275.000Rokok 5.000 Buah 1 92 85 460.000 425.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 92 85 45.540 42.075Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 92 85 45.540 42.075
6.475.880 5.983.150Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 4 Komponen biaya operasional pancing di Palabuhanratu (lanjutan)
96
13 Lukman Bensin 5.000 Liter 10 104 79 5.200.000 3.950.000Minyak tanah 3.000 Liter 5 104 79 1.560.000 1.185.000Oli 20.000 Liter 0,07 104 79 145.600 110.600Es 12.000 Balok 0,5 104 79 624.000 474.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 104 79 2.080.000 1.580.000Rokok 7.000 Buah 1 104 79 728.000 553.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 104 79 78.000 59.250Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 104 79 51.480 39.105
10.467.080 7.950.95514 Ejab Bensin 5.000 Liter 4 80 76 1.600.000 1.520.000
Minyak tanah 3.000 Liter 3 80 76 720.000 684.000Oli 10.000 Liter 0,04 80 76 32.000 30.400Es 8.000 Balok 1 80 76 640.000 608.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 80 76 800.000 760.000Rokok 5.000 Buah 2 80 76 800.000 760.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,25 80 76 30.000 28.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 80 76 30.000 28.500
4.652.000 4.419.40015 Dedi Bensin 5.000 Liter 5 96 73 2.400.000 1.825.000
Minyak tanah 3.000 Liter 4 96 73 1.152.000 876.000Oli 10.000 Liter 0,04 96 73 38.400 29.200Es 12.000 Balok 0,5 96 73 576.000 438.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 96 73 1.920.000 1.460.000Rokok 5.000 Buah 1 96 73 480.000 365.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 96 73 72.000 54.750Kaca petromaks 1.500 Buah 0,5 96 73 72.000 54.750
6.710.400 5.102.70016 Anton Bensin 5.000 Liter 10 104 79 5.200.000 3.950.000
Minyak tanah 3.000 Liter 4 104 79 1.248.000 948.000Oli 10.000 Liter 0,04 104 79 41.600 31.600Es 12.000 Balok 1 104 79 1.248.000 948.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 104 79 2.080.000 1.580.000Rokok 5.000 Buah 2 104 79 1.040.000 790.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 104 79 51.480 39.105Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 104 79 51.480 39.105
10.960.560 8.325.81017 Herman Bensin 5.000 Liter 7 92 85 3.220.000 2.975.000
Minyak tanah 3.000 Liter 4 92 85 1.104.000 1.020.000Oli 20.000 Liter 0,07 92 85 128.800 119.000Es 8.000 Balok 1 92 85 736.000 680.000Konsumsi 10.000 Pkt 2 92 85 1.840.000 1.700.000Rokok 5.000 Buah 1 92 85 460.000 425.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 92 85 45.540 42.075Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 92 85 45.540 42.075
7.579.880 7.003.15018 Wahyu Bensin 5.000 Liter 8 104 82 4.160.000 3.280.000
Minyak tanah 3.000 Liter 5 104 82 1.560.000 1.230.000Oli 20.000 Liter 0,07 104 82 145.600 114.800Es 12.000 Balok 0,5 104 82 624.000 492.000Konsumsi 15.000 Pkt 1 104 82 1.560.000 1.230.000Rokok 7.000 Buah 1 104 82 728.000 574.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 104 82 78.000 61.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 104 82 51.480 40.590
8.907.080 7.022.890
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 4 Komponen biaya operasional pancing di Palabuhanratu (lanjutan)
97
19 Asep Bensin 5.000 Liter 5 80 73 2.000.000 1.825.000Minyak tanah 3.000 Liter 3 80 73 720.000 657.000Oli 10.000 Liter 0,04 80 73 32.000 29.200Es 8.000 Balok 1 80 73 640.000 584.000Konsumsi 10.000 Pkt 2 80 73 1.600.000 1.460.000Rokok 5.000 Buah 2 80 73 800.000 730.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,25 80 73 30.000 27.375Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 80 73 30.000 27.375
5.852.000 5.339.95020 Roni Bensin 5.000 Liter 4 96 82 1.920.000 1.640.000
Minyak tanah 3.000 Liter 3 96 82 864.000 738.000Oli 10.000 Liter 0,07 96 82 67.200 57.400Es 12.000 Balok 0,5 96 82 576.000 492.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 96 82 1.920.000 1.640.000Rokok 5.000 Buah 1 96 82 480.000 410.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 96 82 72.000 61.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,5 96 82 72.000 61.500
5.971.200 5.100.40021 Dadun Bensin 5.000 Liter 6 104 67 3.120.000 2.010.000
Minyak tanah 3.000 Liter 3 104 67 936.000 603.000Oli 10.000 Liter 0,04 104 67 41.600 26.800Es 12.000 Balok 1 104 67 1.248.000 804.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 104 67 2.080.000 1.340.000Rokok 5.000 Buah 2 104 67 1.040.000 670.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 104 67 51.480 33.165Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 104 67 51.480 33.165
8.568.560 5.520.13022 Enut Bensin 5.000 Liter 8 80 73 3.200.000 2.920.000
Minyak tanah 3.000 Liter 4 80 73 960.000 876.000Oli 10.000 Liter 0,07 80 73 56.000 51.100Es 8.000 Balok 1 80 73 640.000 584.000Konsumsi 10.000 Pkt 2 80 73 1.600.000 1.460.000Rokok 5.000 Buah 2 80 73 800.000 730.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,25 80 73 30.000 27.375Kaca petromaks 1.500 Buah 0,25 80 73 30.000 27.375
7.316.000 6.675.85023 Amar Bensin 5.000 Liter 5 96 82 2.400.000 2.050.000
Minyak tanah 3.000 Liter 3 96 82 864.000 738.000Oli 10.000 Liter 0,07 96 82 67.200 57.400Es 12.000 Balok 0,5 96 82 576.000 492.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 96 82 1.920.000 1.640.000Rokok 5.000 Buah 2 96 82 960.000 820.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,5 96 82 72.000 61.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,5 96 82 72.000 61.500
6.931.200 5.920.40024 Bana Bensin 5.000 Liter 8 104 85 4.160.000 3.400.000
Minyak tanah 3.000 Liter 4 104 85 1.248.000 1.020.000Oli 10.000 Liter 0,07 104 85 72.800 59.500Es 12.000 Balok 1 104 85 1.248.000 1.020.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 104 85 2.080.000 1.700.000Rokok 5.000 Buah 2 104 85 1.040.000 850.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 104 85 51.480 42.075Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 104 85 51.480 42.075
9.951.760 8.133.65025 Wardi Bensin 5.000 Liter 5 96 79 2.400.000 1.975.000
Minyak tanah 3.000 Liter 4 96 79 1.152.000 948.000Oli 10.000 Liter 0,04 96 79 38.400 31.600Es 12.000 Balok 1 96 79 1.152.000 948.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 96 79 1.920.000 1.580.000Rokok 5.000 Buah 2 96 79 960.000 790.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 96 79 47.520 39.105Kaca petromaks 1.500 Buah 0,33 96 79 47.520 39.105
7.717.440 6.350.810
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 4 Komponen biaya operasional pancing di Palabuhanratu (lanjutan)
98
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Suryana Penjualan ikan 0 55.000 100.000 0 210.000 840.000
Penjualan kotor -65.305 -10.305 34.695 -65.305 144.695 774.695Biaya mesin (15%) -55.509 -8.759 29.491 -55.509 122.991 658.491Pend bersih (50%) -27.755 -4.380 14.745 -27.755 61.495 329.245
2 Supenda Penjualan ikan 16.000 96.000 144.000 80.000 156.000 456.000Penjualan kotor -49.525 30.475 78.475 14.475 90.475 390.475Biaya mesin (15%) -42.096 25.904 66.704 12.304 76.904 331.904Pend bersih (50%) -21.048 12.952 33.352 6.152 38.452 165.952
3 Sarip Penjualan ikan 30.000 98.000 119.000 80.000 240.000 720.000Penjualan kotor -55.050 12.950 33.950 -5.050 154.950 634.950Biaya mesin (15%) -46.793 11.008 28.858 -4.293 131.708 539.708Pend bersih (50%) -23.396 5.504 14.429 -2.146 65.854 269.854
4 Nedi Penjualan ikan 49.000 60.000 90.000 60.000 162.000 1.104.000Penjualan kotor -14.275 -3.275 26.725 -3.275 98.725 1.040.725Biaya mesin (15%) -12.134 -2.784 22.716 -2.784 83.916 884.616Pend bersih (50%) -6.067 -1.392 11.358 -1.392 41.958 442.308
5 Lala Penjualan ikan 64.000 95.000 125.000 36.000 150.000 1.680.000Penjualan kotor 17.725 48.725 78.725 -10.275 103.725 1.633.725Biaya mesin (15%) 15.066 41.416 66.916 -8.734 88.166 1.388.666Pend bersih (50%) 7.533 20.708 33.458 -4.367 44.083 694.333
6 Tono Penjualan ikan 21.000 72.000 84.000 39.000 84.000 432.000Penjualan kotor -36.270 14.730 26.730 -18.270 26.730 374.730Biaya mesin (15%) -30.830 12.521 22.721 -15.530 22.721 318.521Pend bersih (50%) -15.415 6.260 11.360 -7.765 11.360 159.260
7 Dedi A Penjualan ikan 30.000 133.000 175.000 10.000 140.000 432.000Penjualan kotor -25.425 77.575 119.575 -45.425 84.575 376.575Biaya mesin (15%) -21.611 65.939 101.639 -38.611 71.889 320.089Pend bersih (50%) -10.806 32.969 50.819 -19.306 35.944 160.044
8 Yayan Penjualan ikan 36.000 112.000 161.000 21.000 78.000 684.000Penjualan kotor -32.470 43.530 92.530 -47.470 9.530 615.530Biaya mesin (15%) -27.600 37.001 78.651 -40.350 8.101 523.201Pend bersih (50%) -13.800 18.500 39.325 -20.175 4.050 261.600
9 Kasdi Penjualan ikan 40.000 55.000 135.000 14.000 84.000 540.000Penjualan kotor -31.845 -16.845 63.155 -57.845 12.155 468.155Biaya mesin (15%) -27.068 -14.318 53.682 -49.168 10.332 397.932Pend bersih (50%) -13.534 -7.159 26.841 -24.584 5.166 198.966
10 Ayi Penjualan ikan 90.000 105.000 210.000 0 126.000 600.000Penjualan kotor 14.530 29.530 134.530 -75.470 50.530 524.530Biaya mesin (15%) 12.351 25.101 114.351 -64.150 42.951 445.851Pend bersih (50%) 6.175 12.550 57.175 -32.075 21.475 222.925
11 Udin Penjualan ikan 80.000 128.000 160.000 80.000 168.000 864.000Penjualan kotor 25.355 73.355 105.355 25.355 113.355 809.355Biaya mesin (15%) 21.552 62.352 89.552 21.552 96.352 687.952Pend bersih (50%) 18.319 52.999 76.119 18.319 81.899 584.759
12 Ganda Penjualan ikan 60.000 160.000 184.000 14.000 175.000 912.000Penjualan kotor -10.390 89.610 113.610 -56.390 104.610 841.610Biaya mesin (15%) -8.832 76.169 96.569 -47.932 88.919 715.369Pend bersih (50%) -4.416 38.084 48.284 -23.966 44.459 357.684
RespondenNo Musim TimurMusim BaratKomponen
Lampiran 5 Komponen pendapatan nelayan pancing di Palabuhanratu
99
13 Lukman Penjualan ikan 21.000 75.000 140.000 56.000 115.500 336.000Penjualan kotor -79.645 -25.645 39.355 -44.645 14.855 235.355Biaya mesin (15%) -67.698 -21.798 33.452 -37.948 12.627 200.052Pend bersih (50%) -33.849 -10.899 16.726 -18.974 6.313 100.026
14 Ejab Penjualan ikan 10.000 140.000 210.000 70.000 160.000 648.000Penjualan kotor -48.150 81.850 151.850 11.850 101.850 589.850Biaya mesin (15%) -40.928 69.573 129.073 10.073 86.573 501.373Pend bersih (50%) -20.464 34.786 64.536 5.036 43.286 250.686
15 Dedi Penjualan ikan 11.000 198.000 216.000 66.000 180.000 1.200.000Penjualan kotor -58.900 128.100 146.100 -3.900 110.100 1.130.100Biaya mesin (15%) -50.065 108.885 124.185 -3.315 93.585 960.585Pend bersih (50%) -25.033 54.443 62.093 -1.658 46.793 480.293
16 Anton Penjualan ikan 16.000 108.000 270.000 35.000 114.000 360.000Penjualan kotor -89.390 2.610 164.610 -70.390 8.610 254.610Biaya mesin (15%) -75.982 2.219 139.919 -59.832 7.319 216.419Pend bersih (50%) -37.991 1.109 69.959 -29.916 3.659 108.209
17 Herman Penjualan ikan 20.000 161.000 875.000 63.000 126.000 1.008.000Penjualan kotor -62.390 78.610 792.610 -19.390 43.610 925.610Biaya mesin (15%) -53.032 66.819 673.719 -16.482 37.069 786.769Pend bersih (50%) -26.516 33.409 336.859 -8.241 18.534 393.384
18 Wahyu Penjualan ikan 0 200.000 1.440.000 56.000 96.000 1.500.000Penjualan kotor -85.645 114.355 1.354.355 -29.645 10.355 1.414.355Biaya mesin (15%) -72.798 97.202 1.151.202 -25.198 8.802 1.202.202Pend bersih (50%) -36.399 48.601 575.601 -12.599 4.401 601.101
19 Asep Penjualan ikan 8.000 138.000 1.302.000 48.000 120.000 1.140.000Penjualan kotor -65.150 64.850 1.228.850 -25.150 46.850 1.066.850Biaya mesin (15%) -55.378 55.123 1.044.523 -21.378 39.823 906.823Pend bersih (50%) -27.689 27.561 522.261 -10.689 19.911 453.411
20 Roni Penjualan ikan 0 84.500 799.500 54.000 117.000 960.000Penjualan kotor -62.200 22.300 737.300 -8.200 54.800 897.800Biaya mesin (15%) -52.870 18.955 626.705 -6.970 46.580 763.130Pend bersih (50%) -26.435 9.478 313.353 -3.485 23.290 381.565
21 Dadun Penjualan ikan 0 60.000 595.000 49.000 75.000 720.000Penjualan kotor -82.390 -22.390 512.610 -33.390 -7.390 637.610Biaya mesin (15%) -70.032 -19.032 435.719 -28.382 -6.282 541.969Pend bersih (50%) -35.016 -9.516 217.859 -14.191 -3.141 270.984
22 Enut Penjualan ikan 56.000 180.000 1.212.000 56.000 78.000 480.000Penjualan kotor -35.450 88.550 1.120.550 -35.450 -13.450 388.550Biaya mesin (15%) -30.133 75.268 952.468 -30.133 -11.433 330.268Pend bersih (50%) -15.066 37.634 476.234 -15.066 -5.716 165.134
23 Amar Penjualan ikan 90.000 156.000 1.300.000 84.000 90.000 540.000Penjualan kotor 17.800 83.800 1.227.800 11.800 17.800 467.800Biaya mesin (15%) 15.130 71.230 1.043.630 10.030 15.130 397.630Pend bersih (50%) 7.565 35.615 521.815 5.015 7.565 198.815
24 Bana Penjualan ikan 72.000 161.000 350.000 56.000 117.000 480.000Penjualan kotor -23.690 65.310 254.310 -39.690 21.310 384.310Biaya mesin (15%) -20.137 55.514 216.164 -33.737 18.114 326.664Pend bersih (50%) -10.068 27.757 108.082 -16.868 9.057 163.332
25 Wardi Penjualan ikan 16.000 84.000 210.000 72.000 120.000 500.000Penjualan kotor -64.390 3.610 129.610 -8.390 39.610 419.610Biaya mesin (15%) -54.732 3.069 110.169 -7.132 33.669 356.669Pend bersih (50%) -27.366 1.534 55.084 -3.566 16.834 178.334
Lampiran 5 Komponen pendapatan nelayan pancing di Palabuhanratu (lanjutan)
100
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Suryana Layur 0,00 5,85 7,09 12,94 0,00 23,44 8,75 32,192 Supenda Layur 0,28 9,79 5,93 16,00 1,92 19,00 8,77 29,693 Sarip Layur 0,30 8,86 4,52 13,68 1,68 21,60 10,08 33,364 Nedi Layur 0,77 7,17 5,27 13,21 1,25 18,69 15,92 35,875 Lala Layur 1,97 11,19 4,11 17,27 2,81 15,89 21,88 40,576 Tono Layur 0,36 6,47 7,87 14,70 0,69 11,04 10,38 22,127 Dedi A Layur 0,99 10,82 2,53 14,34 0,08 16,46 10,13 26,678 Yayan Layur 0,91 10,29 2,96 14,16 0,38 10,34 18,14 28,859 Kasdi Layur 0,52 8,04 4,43 13,00 0,46 9,48 20,25 30,19
10 Ayi Layur 1,11 11,10 4,11 16,32 0,00 15,98 16,30 32,2811 Udin Layur 2,26 8,28 4,00 14,54 1,92 13,93 10,38 26,2412 Ganda Layur 1,76 11,53 2,98 16,27 0,26 19,29 22,30 41,8613 Lukman Layur 0,34 8,92 8,15 17,42 1,38 14,54 12,92 28,8514 Ejab Layur 0,14 13,42 5,53 19,09 1,31 13,75 13,50 28,5615 Dedi Layur 0,07 15,07 5,92 21,05 1,94 12,50 12,50 26,9416 Anton Layur 0,43 11,39 6,84 18,66 0,96 13,52 11,54 26,0217 Herman Layur 0,42 15,96 11,76 28,15 1,05 14,22 15,12 30,3918 Wahyu Layur 0,00 17,68 13,17 30,85 1,37 11,13 32,61 45,1119 Asep Layur 0,15 17,64 17,84 35,63 1,10 14,81 17,54 33,4420 Roni Layur 0,00 10,78 12,00 22,78 0,90 14,04 16,80 31,7421 Dadun Layur 0,00 8,96 14,21 23,16 1,53 10,94 12,50 24,9722 Enut Layur 2,68 16,44 13,84 32,96 0,92 10,25 9,23 20,4023 Amar Layur 2,52 15,22 17,07 34,82 1,68 9,60 12,96 24,2424 Bana Layur 2,26 14,88 3,53 20,67 2,02 11,25 10,38 23,6525 Wardi Layur 0,43 8,86 5,32 14,61 2,06 13,54 9,38 24,98
496,28 749,1719,85 29,97
JumlahJenis ikan Musim Barat Musim TimurRespondenNo Jumlah
Jumlah totalStatus risiko produksi
Lampiran 6 Status risiko hasil tangkapan pancing di Palabuhanratu
101
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Suryana 354,43 2.784,81 3.189,87 6.329,11 1.000,00 4.010,42 1.593,75 6.604,172 Supenda 517,65 3.529,41 2.258,82 6.305,88 653,85 3.288,46 2.307,69 6.250,003 Sarip 316,46 5.227,85 1.898,73 7.443,04 950,00 4.240,00 2.800,00 7.990,004 Nedi 243,90 2.621,95 2.902,44 5.768,29 961,54 3.692,31 1.730,77 6.384,625 Lala 602,74 3.219,18 1.643,84 5.465,75 250,00 4.375,00 1.666,67 6.291,676 Tono 592,11 4.026,32 1.473,68 6.092,11 461,54 3.980,77 1.437,50 5.879,817 Dedi A 810,13 4.253,16 1.898,73 6.962,03 666,67 5.104,17 1.041,67 6.812,508 Yayan 1.800,00 3.800,00 1.414,29 7.014,29 340,91 3.613,64 1.988,64 5.943,189 Kasdi 597,01 2.686,57 2.507,46 5.791,04 494,79 3.250,00 1.822,92 5.567,71
10 Ayi 712,33 3.931,51 2.602,74 7.246,58 565,22 3.782,61 2.282,61 6.630,4311 Udin 1.176,47 4.705,88 1.764,71 7.647,06 1.298,08 4.769,23 1.442,31 7.509,6212 Ganda 2.470,59 4.235,29 1.176,47 7.882,35 739,13 4.945,65 760,87 6.445,6513 Lukman 354,43 3.101,27 1.949,37 5.405,06 269,23 4.177,88 1.144,23 5.591,3514 Ejab 1.657,89 4.144,74 1.315,79 7.118,42 1.650,00 4.800,00 1.250,00 7.700,0015 Dedi 1.438,36 4.931,51 1.808,22 8.178,08 2.031,25 4.218,75 1.375,00 7.625,0016 Anton 949,37 3.265,82 2.126,58 6.341,77 259,62 4.384,62 1.278,85 5.923,0817 Herman 1.058,82 4.529,41 1.411,76 7.000,00 840,00 3.780,00 2.250,00 6.870,0018 Wahyu 1.280,49 4.878,05 1.475,61 7.634,15 1.086,96 3.260,87 1.913,04 6.260,8719 Asep 547,95 3.780,82 2.082,19 6.410,96 480,77 3.750,00 2.230,77 6.461,5420 Roni 390,24 4.676,83 1.829,27 6.896,34 520,00 4.225,00 1.980,00 6.725,0021 Dadun 537,31 2.910,45 1.985,07 5.432,84 312,50 3.072,92 1.968,75 5.354,1722 Enut 547,95 4.109,59 1.643,84 6.301,37 576,92 4.211,54 1.278,85 6.067,3123 Amar 792,68 4.201,22 1.951,22 6.945,12 550,00 4.440,00 1.800,00 6.790,0024 Bana 517,65 4.694,12 1.800,00 7.011,76 384,62 4.062,50 2.230,77 6.677,8825 Wardi 822,78 3.341,77 2.227,85 6.392,41 1.145,83 3.250,00 1.833,33 6.229,17
167.015,81 162.584,716.680,63 6.503,39
Jumlah totalStatus risiko harga
JumlahMusim Barat Musim TimurRespondenNo Jumlah
Lampiran 7 Status risiko harga ikan tangkapan pancing di Palabuhanratu
102
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Suryana -2.107,95 -2.383,85 5.599,51 1.107,72 -4.914,88 44.840,38 30.866,75 70.792,252 Supenda -1.238,13 8.380,63 9.809,38 16.951,88 1.183,05 25.881,07 22.339,68 49.403,803 Sarip -1.480,78 2.786,71 6.209,84 7.515,78 -300,48 50.707,39 24.286,84 74.693,754 Nedi -813,85 -729,89 3.878,38 2.334,65 -294,44 30.258,26 29.770,74 59.734,575 Lala 1.031,93 12.481,61 8.708,28 22.221,82 -955,25 32.143,95 36.163,18 67.351,886 Tono -2.433,91 3.706,73 2.840,06 4.112,88 -1.119,92 8.192,49 21.438,88 28.511,457 Dedi A -957,46 25.874,70 6.432,83 31.350,07 -2.413,20 26.958,28 20.005,55 44.550,638 Yayan -3.154,23 11.100,15 6.741,47 14.687,39 -3.897,39 2.761,53 32.700,03 31.564,179 Kasdi -2.626,02 -3.312,43 9.214,03 3.275,58 -5.377,78 3.228,67 31.088,42 28.939,3110 Ayi 592,15 7.220,69 18.797,34 26.610,18 -3.486,39 15.873,01 33.923,41 46.310,0311 Udin 4.741,39 27.434,77 17.014,83 49.190,99 6.341,19 48.036,91 39.358,78 93.736,8712 Ganda -935,10 25.538,85 5.680,50 30.284,25 -4.428,45 32.377,93 31.102,98 59.052,4613 Lukman -3.427,76 -5.794,47 6.139,88 -3.082,35 -3.283,98 4.370,80 13.465,02 14.551,8414 Ejab -2.961,86 23.343,40 11.888,26 32.269,80 1.196,11 28.136,06 28.202,20 57.534,3815 Dedi -3.772,02 38.780,96 8.505,82 43.514,76 -379,84 34.119,53 20.012,19 53.751,8816 Anton -6.251,64 603,77 20.367,88 14.720,01 -6.040,68 2.287,03 18.728,52 14.974,8817 Herman -9.046,55 19.652,50 23.778,30 34.384,25 -1.565,74 12.603,29 51.139,95 62.177,5018 Wahyu -9.321,73 34.376,23 21.058,57 46.113,07 -3.149,78 3.013,64 39.202,23 39.066,0919 Asep -6.448,07 19.255,12 35.771,32 48.578,37 -2.055,53 14.167,62 43.597,24 55.709,3320 Roni -5.480,43 6.934,76 19.106,86 20.561,19 -731,85 16.535,90 30.525,20 46.329,2521 Dadun -8.361,97 -5.681,04 35.767,94 21.724,92 -3.695,51 -2.028,40 25.404,77 19.680,8622 Enut -4.746,90 24.229,95 19.571,25 39.054,30 -1.883,28 -4.067,33 26.993,02 21.042,4023 Amar 2.398,66 22.585,12 25.454,39 50.438,17 1.253,75 4.312,05 35.786,70 41.352,5024 Bana -2.961,25 16.654,05 11.443,95 25.136,75 -2.757,31 6.357,14 21.986,97 25.586,8025 Wardi -3.117,62 835,10 18.826,26 16.543,74 -445,72 12.099,62 27.864,73 39.518,63
599.600,17 1.145.917,4823.984,01 45.836,70
Jumlah totalStatus risiko pendapatan
JumlahMusim Barat Musim TimurRespondenNo Jumlah
Lampiran 8 Status risiko pendapatan pancing di Palabuhanratu
103
Pendapatan tinggi Harga tinggi Produksi rendah Frek.pen rendah1 Suryana 0,38 0,35 0,11 0,66 0,582 Supenda 0,29 0,28 0,14 0,71 0,423 Sarip 0,43 0,19 0,10 0,66 0,654 Nedi 0,34 0,41 0,11 0,68 0,505 Lala 0,26 0,21 0,25 0,61 0,436 Tono 0,25 0,21 0,12 0,63 0,397 Dedi A 0,13 0,19 0,33 0,66 0,198 Yayan 0,17 0,16 0,23 0,58 0,299 Kasdi 0,34 0,31 0,10 0,56 0,6110 Ayi 0,33 0,26 0,12 0,61 0,5411 Udin 0,22 0,18 0,28 0,71 0,3212 Ganda 0,12 0,12 0,29 0,71 0,1713 Lukman 0,37 0,28 0,11 0,66 0,5614 Ejab 0,18 0,13 0,14 0,63 0,2915 Dedi 0,14 0,16 0,07 0,61 0,2316 Anton 0,29 0,27 0,22 0,66 0,4417 Herman 0,07 0,14 0,21 0,71 0,1018 Wahyu 0,04 0,13 0,22 0,68 0,0519 Asep 0,07 0,26 0,15 0,61 0,1120 Roni 0,06 0,18 0,07 0,68 0,0921 Dadun 0,16 0,28 0,13 0,56 0,2922 Enut 0,04 0,21 0,38 0,61 0,0723 Amar 0,05 0,20 0,28 0,68 0,0724 Bana 0,11 0,20 0,28 0,71 0,1525 Wardi 0,34 0,28 0,22 0,66 0,52
0,32
PRT
Jumlah totalRata-rata PRT
No Responden Peluang
Lampiran 9 Peluang risiko total nelayan pancing di Palabuhanratu
104
Jenis IkanTerendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi
1 Ori Cakalang 0 90 560 0 150 1.044 0,10 0,60 0,30 0,37 0,46 0,17Cendro 0 156 330 0 30 0 0,17 0,50 0,33Eteman 0 125 2.142 0 50 720 0,25 0,50 0,25 0,29 0,43 0,29Pepetek 0,00 0,00Tongkol 0 89 950 0 120 1.620 0,30 0,60 0,10 0,24 0,60 0,16Banyar 0 75 870 0 35 1.050 0,20 0,53 0,27 0,13 0,63 0,25Lisong 0 85 596 0,20 0,47 0,33TunaLayang
2 Anton CakalangCendro 0 125 560 0 100 214 0,27 0,53 0,20 0,20 0,50 0,30Eteman 0 140 4.202 0 75 900 0,24 0,60 0,16 0,17 0,50 0,33PepetekTongkol 0 95 950 0 165 1.300 0,19 0,69 0,13 0,20 0,63 0,17Banyar 0 40 2.996 0 20 432 0,20 0,60 0,20 0,10 0,50 0,40Lisong 0 42 500 0 163 939 0,33 0,53 0,13 0,13 0,53 0,33TunaLayang 0 108 870 0,33 0,33 0,33
3 Obar Cakalang 0 110 972 0 228 1.080 0,25 0,50 0,25 0,20 0,64 0,16Cendro 0 139 670 0 78 360 0,33 0,33 0,33 0,25 0,50 0,25Eteman 0 60 3.258 0 30 720 0,40 0,47 0,13 0,14 0,57 0,29PepetekTongkol 0 65 1.094 0 190 1.712 0,20 0,65 0,15 0,25 0,65 0,10Banyar 0 74 2.780 0 35 565 0,29 0,57 0,14 0,13 0,50 0,38Lisong 0 70 432 0 125 1.421 0,16 0,64 0,20 0,13 0,53 0,33TunaLayang 0 77 750 0,33 0,33 0,33
4 Adin Cakalang 0 89 756 0 120 1.637 0,20 0,60 0,20 0,31 0,57 0,11Cendro 0 216 500 0 116 353 0,25 0,50 0,25 0,25 0,50 0,25Eteman 0 200 3.202 0,33 0,50 0,17Pepetek 0 103 468 0,00 0,00 0,20 0,50 0,30Tongkol 0 55 1.140 0,25 0,60 0,15Banyar 0 62 1.270 0 75 456 0,17 0,50 0,33 0,13 0,53 0,33Lisong 0 90 930 0 140 1.235 0,13 0,71 0,21 0,24 0,60 0,16TunaLayang 0 40 1.114 0,33 0,33 0,33
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Jumlah tangkapan (kg)Musim Barat
Lampiran 10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu
105
5 Ade Cakalang 0 120 648 0,20 0,56 0,24Cendro 0 120 570 0,14 0,57 0,29Eteman 0 60 3.000 0 20 400 0,40 0,47 0,13 0,14 0,43 0,43Pepetek 0 90 433 0,25 0,50 0,25Tongkol 0 67 643 0 100 1.235 0,35 0,50 0,15 0,20 0,60 0,20Banyar 0 40 2.196 0 65 1.750 0,20 0,60 0,20 0,13 0,63 0,25Lisong 0 120 658 0,13 0,53 0,33Tuna 0 88 240 0,29 0,57 0,14Layang 0 65 2.032 0,33 0,33 0,33
6 Heri Cakalang 0 85 684 0,29 0,54 0,17Cendro 0 45 350 0 30 300 0,20 0,60 0,20 0,25 0,50 0,25Eteman 0 180 3.774 0 120 720 0,33 0,50 0,17 0,29 0,43 0,29PepetekTongkol 0 50 769 0 175 769 0,17 0,56 0,28 0,27 0,53 0,20Banyar 0 71 1.500 0 80 912 0,10 0,60 0,30 0,13 0,60 0,27Lisong 0 76 1.037 0 225 1.780 0,27 0,53 0,20 0,28 0,60 0,12Tuna 0 75 1.188 0,20 0,60 0,20Layang 0 78 1.934 0,33 0,33 0,33 0,00 0,00 0,00
7 Ujang Cakalang 0 69 1.140 0 110 1.188 0,40 0,40 0,20 0,37 0,57 0,06Cendro 0 80 320 0,20 0,40 0,40Eteman 0 120 4.120 0 65 600 0,25 0,67 0,08 0,25 0,50 0,25Pepetek 0 96 376 0,30 0,50 0,20Tongkol 0 65 432 0 110 1.325 0,22 0,61 0,17 0,40 0,50 0,10Banyar 0 71 1.545 0 45 1.080 0,20 0,67 0,13 0,27 0,53 0,20Lisong 0 42 806 0 135 1.596 0,20 0,67 0,13 0,32 0,56 0,12Tuna 0 40 5.584 0,33 0,33 0,33Layang
8 Mus Cakalang 0 127 714 0,30 0,57 0,13Cendro 0 115 1.869 0 39 216 0,38 0,38 0,25 0,33 0,33 0,33Eteman 0 36 960 0,25 0,50 0,25PepetekTongkol 0 49 940 0 121 1.321 0,30 0,50 0,20 0,20 0,67 0,13Banyar 0 85 1.359 0 60 1.188 0,33 0,50 0,17 0,27 0,53 0,20Lisong 0 59 824 0 145 650 0,23 0,63 0,13 0,32 0,60 0,08TunaLayang
Lampiran 10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
106
9 Dodi Cakalang 0 58 1.420 0 185 1.140 0,40 0,40 0,20 0,40 0,54 0,06Cendro 0 50 225 0,20 0,60 0,20Eteman 0 159 3.590 0 24 840 0,44 0,44 0,11 0,25 0,50 0,25Pepetek 0 93 400 0,40 0,50 0,10Tongkol 0 42 1.500 0 125 1.575 0,25 0,55 0,10 0,40 0,50 0,10Banyar 0 62 1.270 0 40 1.096 0,20 0,50 0,30 0,33 0,56 0,11Lisong 0 110 833 0,32 0,56 0,12TunaLayang 0 70 1.080 0,20 0,60 0,20
10 Ucup Cakalang 0 45 875 0 174 1.296 0,33 0,50 0,17 0,28 0,56 0,16Cendro 0 105 228 0,38 0,38 0,25Eteman 0 120 4.560 0 56 756 0,39 0,50 0,11 0,29 0,43 0,29Pepetek 0 73 883 0,25 0,50 0,25TongkolBanyar 0 65 1.176 0 50 1.188 0,20 0,60 0,20 0,30 0,50 0,20Lisong 0 85 740 0 125 1.476 0,20 0,65 0,15 0,27 0,53 0,20TunaLayang
11 Damyudin Cakalang 0 56 900 0,40 0,40 0,20Cendro 0 76 205 0,17 0,50 0,33Eteman 0 60 960 0 80 1.412 0,33 0,50 0,17 0,30 0,50 0,20Pepetek 0 65 550 0,00 0,25 0,50 0,25Tongkol 0 45 1.641 0 85 1.321 0,14 0,57 0,29 0,27 0,53 0,20BanyarLisong 0 54 1.080 0 115 1.690 0,27 0,53 0,20 0,36 0,56 0,08Tuna 0 37 216 0,25 0,50 0,25Layang 0 25 1.140 0,33 0,33 0,33
12 Pendi Cakalang 0 105 1.368 0,43 0,51 0,06Cendro 0 22 420 0 85 360 0,38 0,38 0,25 0,20 0,60 0,20Eteman 0 105 2.165 0 45 570 0,29 0,57 0,14 0,25 0,50 0,25PepetekTongkol 0 59 330 0 185 1.176 0,25 0,55 0,20 0,30 0,50 0,20Banyar 0 174 687 0 100 972 0,30 0,50 0,20 0,33 0,56 0,11Lisong 0 56 714 0 154 1.106 0,23 0,67 0,10 0,28 0,52 0,20Tuna 0 58 2.900 0,20 0,60 0,20Layang
Lampiran 10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
107
13 Yadi Cakalang 0 63 760 0 100 1.710 0,33 0,33 0,33 0,46 0,51 0,03Cendro 0 56 713 0,40 0,40 0,20Eteman 0 100 3.100 0 65 1.320 0,43 0,43 0,14 0,25 0,50 0,25PepetekTongkol 0 95 510 0,30 0,50 0,20Banyar 0 62 574 0 130 456 0,30 0,60 0,10 0,33 0,50 0,17Lisong 0 45 1.038 0 120 696 0,20 0,70 0,10 0,28 0,56 0,16TunaLayang 0 49 1.440 0,25 0,50 0,25
14 Saeful Cakalang 0 45 1.215 0 150 570 0,25 0,50 0,25 0,30 0,57 0,13Cendro 0 68 480 0 78 476 0,33 0,33 0,33 0,40 0,40 0,20Eteman 0 72 3.175 0 57 840 0,30 0,60 0,10 0,25 0,50 0,25PepetekTongkol 0 150 1.404 0,40 0,50 0,10Banyar 0 86 2.062 0 130 600 0,25 0,60 0,15 0,40 0,48 0,12LisongTunaLayang
15 Amek Cakalang 0 56 438 0,40 0,51 0,09Cendro 0,00 0,00 0,00Eteman 0 45 2.425 0 24 504 0,25 0,55 0,20 0,33 0,33 0,33Pepetek 0 100 700 0,20 0,60 0,20Tongkol 0 89 3.700 0 125 2.592 0,25 0,65 0,10 0,40 0,50 0,10Banyar 0 110 816 0 75 1.354 0,29 0,43 0,29 0,33 0,50 0,17Lisong 0 59 496 0 150 896 0,13 0,60 0,27 0,29 0,57 0,14TunaLayang
16 Bandi Cakalang 0 65 740 0 189 648 0,25 0,50 0,25 0,30 0,53 0,17Cendro 0 56 720 0 75 432 0,25 0,63 0,13 0,40 0,40 0,20Eteman 0 72 3.019 0,43 0,43 0,14 0,00 0,00 0,00Pepetek 0 120 802 0,33 0,33 0,33Tongkol 0 44 4.000 0 65 1.068 0,25 0,65 0,10 0,40 0,50 0,10Banyar 0 78 588 0 50 780 0,30 0,50 0,20 0,29 0,57 0,14Lisong 0 43 575 0 189 1.575 0,20 0,63 0,17 0,31 0,56 0,13TunaLayang
Lampiran 10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
108
17 Oder Cakalang 0,43 0,51 0,06Cendro 0 37 494 0 95 444 0,20 0,40 0,40 0,40 0,40 0,20Eteman 0 48 3.225 0 20 648 0,27 0,60 0,13 0,25 0,50 0,25Pepetek 0 65 845 0,17 0,50 0,33Tongkol 0 37 1.188 0 177 3.642 0,30 0,55 0,15 0,30 0,60 0,10Banyar 0 78 612 0 60 708 0,29 0,43 0,29 0,28 0,56 0,17Lisong 0 38 580 0 105 880 0,16 0,68 0,16 0,28 0,52 0,20TunaLayang
18 Gomloh Cakalang 0 50 1.115 0 130 828 0,10 0,70 0,20 0,37 0,54 0,09Cendro 0 48 576 0,08 0,58 0,33Eteman 0 90 3.460 0 80 720 0,20 0,68 0,12 0,17 0,50 0,33Pepetek 0 65 540 0,00 0,00 0,30 0,50 0,20TongkolBanyar 0 65 732 0 80 580 0,13 0,53 0,33 0,25 0,60 0,15Lisong 0 36 576 0 175 713 0,13 0,60 0,27 0,30 0,53 0,17Tuna 0 35 180 0 50 1.200 0,20 0,40 0,40 0,25 0,50 0,25Layang
19 Dono Cakalang 0 85 250 0 175 1.368 0,10 0,50 0,40 0,40 0,60 0,06Cendro 0 49 900 0 70 464 0,10 0,60 0,30 0,33 0,33 0,33Eteman 0 150 2.315 0 56 1.152 0,32 0,56 0,12 0,33 0,50 0,17Pepetek 0 89 660 0,20 0,60 0,20Tongkol 0 61 1.080 0 90 456 0,20 0,60 0,20 0,17 0,58 0,25Banyar 0 65 1.315 0 75 798 0,13 0,60 0,27 0,25 0,60 0,15Lisong 0 72 500 0 200 512 0,13 0,67 0,20 0,30 0,53 0,17TunaLayang 0 30 1.200 0 80 1.596 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
20 Munajab Cakalang 0 39 737 0 120 1.836 0,25 0,50 0,25 0,37 0,60 0,03Cendro 0 50 234 0,33 0,33 0,33Eteman 0 165 2.800 0 45 1.080 0,40 0,47 0,13 0,33 0,50 0,17PepetekTongkol 0 48 1.020 0 127 520 0,30 0,50 0,20 0,13 0,60 0,27BanyarLisong 0 40 964 0 190 1.197 0,20 0,67 0,13 0,30 0,53 0,17TunaLayang
Lampiran 10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
109
21 Aep Cakalang 0 85 1.080 0,40 0,57 0,03Cendro 0 36 540 0,24 0,48 0,28Eteman 0 124 3.100 0 60 600 0,47 0,47 0,07 0,17 0,67 0,17PepetekTongkol 0 46 1.700 0 120 500 0,20 0,67 0,13 0,13 0,60 0,27Banyar 0 67 1.500 0 51 349 0,10 0,70 0,20 0,14 0,43 0,43Lisong 0 45 700 0 175 1.153 0,30 0,50 0,20 0,33 0,53 0,13Tuna 0 25 598 0,33 0,33 0,33Layang 0 100 1.254 0,33 0,33 0,33
22 Wasih Cakalang 0 45 525 0 95 951 0,25 0,50 0,25 0,40 0,54 0,06Cendro 0 35 480 0 60 216 0,25 0,50 0,25 0,33 0,33 0,33Eteman 0 110 3.760 0 45 2.508 0,29 0,43 0,29 0,33 0,50 0,17PepetekTongkol 0 100 710 0,20 0,53 0,27Banyar 0 85 1.125 0 40 865 0,30 0,50 0,20 0,30 0,60 0,10Lisong 0 140 706 0 150 2.706 0,20 0,63 0,17 0,33 0,57 0,10Tuna 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Layang 0 50 1.052 0 138 3.528 0,20 0,40 0,40 0,40 0,40 0,20
23 Kakan CakalangCendro 0 75 225 0,33 0,33 0,33Eteman 0 100 1.100 0 35 1.560 0,30 0,55 0,15 0,33 0,50 0,17Pepetek 0 75 850 0,33 0,33 0,33Tongkol 0 120 1.641 0 187 913 0,30 0,55 0,15 0,20 0,60 0,20Banyar 0 75 576 0 20 2.450 0,14 0,43 0,43 0,33 0,50 0,17Lisong 0 150 1.290 0 205 4.290 0,27 0,60 0,13 0,33 0,57 0,10TunaLayang
24 Amsor Cakalang 0 75 450 0 100 1.710 0,25 0,50 0,25 0,40 0,54 0,06Cendro 0 90 321 0,33 0,33 0,33Eteman 0 180 1.200 0 56 468 0,30 0,50 0,20 0,33 0,50 0,17Pepetek 0 70 450 0,14 0,57 0,29Tongkol 0 100 1.428 0 127 3.990 0,25 0,60 0,15 0,20 0,53 0,27BanyarLisong 0 50 3.200 0 137 1.620 0,25 0,70 0,05 0,33 0,53 0,13TunaLayang
Lampiran 10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
110
25 Tirta Cakalang 0 40 670 0 65 990 0,33 0,33 0,33 0,37 0,50 0,13Cendro 0 80 201 0,29 0,57 0,14Eteman 0 200 2.300 0,25 0,55 0,20PepetekTongkol 0 85 1.320 0 150 4.540 0,35 0,55 0,10 0,20 0,60 0,20BanyarLisong 0 40 512 0 120 1.000 0,27 0,53 0,20 0,33 0,57 0,10TunaLayang
Barat TimurJumlah 10.347 14.478Rata-rata 77,22 97,82Stdev 39,91 48,20Coef var 0,52 0,49
Lampiran 10 Jumlah tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
111
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Ori Cakalang 6.000 6.500 6.800 6.000 6.500 7.000 0,20 0,70 0,10 0,34 0,60 0,06
Cendro 2.800 3.000 3.500 0,17 0,67 0,17Eteman 2.700 3.000 4.500 2.000 3.000 3.500 0,15 0,70 0,15 0,14 0,43 0,43PepetekTongkol 4.000 5.000 6.500 5.000 5.500 6.000 0,20 0,60 0,20 0,24 0,60 0,16Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 7.000 0,20 0,60 0,20 0,25 0,38 0,38Lisong 4.000 5.000 5.500 0,20 0,47 0,33TunaLayang
2 Anton CakalangCendro 2.500 3.000 3.200 2.500 3.500 4.000 0,13 0,67 0,20 0,20 0,50 0,30Eteman 3.000 3.500 4.000 2.000 2.500 3.500 0,24 0,60 0,16 0,17 0,50 0,33PepetekTongkol 4.500 5.000 6.000 5.000 5.500 6.000 0,19 0,69 0,13 0,30 0,63 0,07Banyar 5.500 6.000 7.000 5.000 6.000 7.000 0,20 0,60 0,20 0,40 0,40 0,20Lisong 4.000 6.000 7.000 5.000 5.500 6.000 0,27 0,60 0,13 0,47 0,47 0,07TunaLayang 5.000 5.500 6.000 0,33 0,33 0,33
3 Obar Cakalang 6.000 6.500 7.000 6.000 6.500 7.000 0,25 0,50 0,25 0,36 0,40 0,24Cendro 3.000 3.200 3.500 2.500 3.000 3.500 0,33 0,33 0,33 0,25 0,50 0,25Eteman 3.000 3.500 4.000 2.500 3.000 3.500 0,20 0,67 0,13 0,14 0,57 0,29PepetekTongkol 5.000 5.500 6.000 5.000 5.500 6.000 0,20 0,65 0,15 0,45 0,50 0,05Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 5.500 6.000 0,29 0,57 0,14 0,25 0,50 0,25Lisong 5.000 6.000 7.000 5.500 6.000 6.500 0,24 0,64 0,12 0,20 0,47 0,33TunaLayang 4.000 5.000 6.000 0,33 0,33 0,33
4 Adin Cakalang 5.500 6.000 6.500 6.000 6.500 7.000 0,20 0,60 0,20 0,34 0,54 0,11Cendro 2.500 3.000 3.500 2.500 3.000 3.500 0,25 0,50 0,25 0,25 0,50 0,25Eteman 2.900 3.500 4.500 0,42 0,50 0,08Pepetek 2.500 3.000 3.300 0,20 0,60 0,20Tongkol 5.000 6.000 6.500 0,35 0,60 0,05Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 5.500 6.500 0,33 0,50 0,17 0,27 0,40 0,33Lisong 4.000 5.000 7.000 4.000 5.000 6.000 0,13 0,75 0,13 0,12 0,72 0,16TunaLayang 5.000 5.500 6.000 0,33 0,33 0,33
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Harga (Rp)Musim BaratJenis Ikan
Lampiran 11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu
112
5 Ade Cakalang 6.000 6.500 7.000 0,12 0,80 0,08Cendro 2.500 3.000 3.500 0,29 0,43 0,29Eteman 3.000 4.000 4.500 2.000 3.000 3.500 0,40 0,47 0,13 0,14 0,43 0,43Pepetek 0 0 0 2.800 3.000 3.500 0,25 0,50 0,25Tongkol 4.000 5.000 6.500 4.500 5.500 6.000 0,10 0,75 0,15 0,20 0,65 0,15Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 7.000 0,20 0,60 0,20 0,25 0,63 0,13Lisong 4.500 5.000 5.500 0,13 0,73 0,13Tuna 6.000 6.500 7.000 0,14 0,43 0,43Layang 4.000 5.000 6.000 0,33 0,33 0,33
6 Heri Cakalang 5.500 6.000 6.500 0,14 0,69 0,17Cendro 2.800 3.000 3.500 2.500 3.500 4.000 0,40 0,40 0,20 0,25 0,50 0,25Eteman 3.000 3.500 4.000 2.000 2.500 3.000 0,42 0,50 0,08 0,14 0,43 0,43PepetekTongkol 4.500 5.500 6.000 5.000 5.500 6.000 0,06 0,72 0,22 0,13 0,67 0,20Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 5.500 7.000 0,30 0,60 0,10 0,33 0,53 0,13Lisong 5.000 6.000 6.500 5.000 5.500 6.000 0,27 0,53 0,20 0,36 0,60 0,04Tuna 7.000 7.500 8.000 0,20 0,60 0,20Layang 4.000 5.000 6.000 0,33 0,33 0,33
7 Ujang Cakalang 5.500 6.000 7.000 6.000 6.500 7.000 0,20 0,60 0,20 0,37 0,57 0,06Cendro 2.500 3.000 3.500 0,20 0,60 0,20Eteman 2.800 3.500 4.000 2.000 3.000 3.500 0,42 0,50 0,08 0,25 0,50 0,25Pepetek 2.500 2.800 3.000 0,30 0,50 0,20Tongkol 4.000 5.000 6.000 5.000 5.500 6.000 0,11 0,61 0,28 0,40 0,50 0,10Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 6.500 0,20 0,67 0,13 0,27 0,47 0,27Lisong 5.500 6.000 7.500 5.000 6.000 6.500 0,27 0,67 0,07 0,40 0,56 0,04Tuna 7.500 8.000 8.250 0,33 0,33 0,33Layang
8 Mus Cakalang 5.500 6.000 6.500 0,20 0,50 0,30Cendro 2.500 3.000 3.500 3.000 3.500 4.000 0,13 0,63 0,25 0,33 0,33 0,33Eteman 2.500 3.000 3.500 0,25 0,50 0,25PepetekTongkol 5.500 6.000 6.500 5.000 5.500 6.000 0,15 0,60 0,25 0,20 0,67 0,13Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 7.000 0,33 0,50 0,17 0,27 0,53 0,20Lisong 5.000 6.000 7.000 5.000 5.500 6.000 0,23 0,63 0,13 0,32 0,56 0,12TunaLayang
Lampiran 11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
113
9 Dodi Cakalang 5.000 6.000 7.000 5.500 6.000 6.500 0,20 0,40 0,40 0,23 0,49 0,29Cendro 2.500 3.000 3.500 0,20 0,60 0,20Eteman 3.000 3.500 4.500 2.500 3.000 3.500 0,33 0,61 0,06 0,25 0,50 0,25Pepetek 2.500 3.000 3.500 0,00 0,00 0,40 0,50 0,10Tongkol 4.000 5.000 6.000 5.000 5.500 6.000 0,10 0,65 0,25 0,30 0,40 0,30Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 7.000 0,40 0,50 0,10 0,33 0,50 0,17Lisong 5.000 5.500 6.000 0,36 0,56 0,08TunaLayang 5.000 5.500 6.000 0,20 0,60 0,20
10 Ucup Cakalang 6.000 6.500 7.000 6.000 6.500 7.000 0,33 0,50 0,17 0,16 0,72 0,12Cendro 2.500 3.000 3.500 0,13 0,63 0,25Eteman 3.000 3.500 4.000 2.000 2.500 3.000 0,22 0,72 0,06 0,29 0,43 0,29Pepetek 2.500 2.800 3.300 0,25 0,50 0,25TongkolBanyar 5.500 6.000 7.000 5.500 6.000 6.500 0,10 0,70 0,20 0,30 0,60 0,10Lisong 5.000 6.000 7.000 5.000 5.500 6.000 0,20 0,65 0,15 0,27 0,67 0,07TunaLayang
11 Damyudin Cakalang 5.500 6.000 6.500 0,20 0,40 0,40Cendro 2.500 3.000 3.500 0,17 0,50 0,33Eteman 2.500 3.000 3.500 2.000 2.500 3.000 0,33 0,50 0,17 0,20 0,50 0,30Pepetek 0 0 0 2.500 3.000 3.300 0,00 0,00 0,00 0,25 0,50 0,25Tongkol 4.000 5.000 5.500 5.000 5.500 6.000 0,14 0,43 0,43 0,33 0,47 0,20BanyarLisong 5.500 6.000 7.500 5.000 6.000 6.500 0,33 0,60 0,07 0,16 0,72 0,12Tuna 6.500 7.000 8.000 0,20 0,40 0,40Layang 4.000 5.000 6.000 0,33 0,33 0,33
12 Pendi Cakalang 6.000 6.500 7.000 0,26 0,69 0,06Cendro 2.500 3.000 3.500 2.500 3.000 4.000 0,25 0,38 0,38 0,20 0,60 0,20Eteman 3.000 3.500 4.500 2.500 3.000 3.500 0,43 0,43 0,14 0,25 0,50 0,25PepetekTongkol 4.000 5.000 6.500 5.000 5.500 6.000 0,15 0,65 0,20 0,30 0,60 0,10Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 6.500 0,30 0,50 0,20 0,33 0,56 0,11Lisong 4.000 6.000 7.500 5.000 6.000 7.000 0,23 0,73 0,03 0,36 0,60 0,04Tuna 7.000 7.500 8.000 0,20 0,60 0,20Layang
Lampiran 11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
114
13 Yadi Cakalang 5.500 6.000 7.000 5.500 6.000 6.500 0,33 0,33 0,33 0,20 0,46 0,34Cendro 2.500 3.000 4.000 0,40 0,40 0,20Eteman 3.000 4.000 4.500 2.000 2.500 3.500 0,43 0,43 0,14 0,25 0,50 0,25PepetekTongkol 5.000 5.500 6.000 0,30 0,60 0,10Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 6.500 0,30 0,40 0,30 0,22 0,67 0,11Lisong 4.500 6.000 7.500 5.000 6.000 7.000 0,20 0,73 0,07 0,44 0,48 0,08TunaLayang 4.000 5.500 6.000 0,25 0,50 0,25
14 Saeful Cakalang 6.000 6.500 7.000 6.000 6.500 7000 0,25 0,50 0,25 0,33 0,60 0,07Cendro 2.500 3.000 3.500 2.500 3.000 3500 0,33 0,33 0,33 0,40 0,40 0,20Eteman 3.500 4.000 4.500 2.500 3.000 3500 0,40 0,50 0,10 0,25 0,50 0,25Pepetek 0,00 0,00 0,00Tongkol 5.000 5.500 6000 0,40 0,50 0,10Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 7000 0,35 0,45 0,20 0,40 0,48 0,12LisongTunaLayang
15 Amek Cakalang 6.000 6.500 7000 0,34 0,51 0,14CendroEteman 3.000 3.500 4.500 2.000 3.000 3500 0,40 0,55 0,05 0,33 0,33 0,33Pepetek 2.500 3.000 3300 0,20 0,40 0,40Tongkol 5.000 5.500 6.500 5.000 5.500 6500 0,25 0,55 0,20 0,30 0,50 0,20Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 5.500 6000 0,29 0,43 0,29 0,33 0,50 0,17Lisong 5.000 6.000 7.000 5.000 5.500 6000 0,20 0,60 0,20 0,29 0,57 0,14TunaLayang
16 Bandi Cakalang 5.500 6.500 7.000 6.000 6.500 7000 0,25 0,50 0,25 0,33 0,53 0,13Cendro 2.500 3.000 3.500 2.500 3.000 3500 0,25 0,38 0,38 0,40 0,40 0,20Eteman 3.000 3.500 4.000 0,43 0,43 0,14 0,00 0,00 0,00Pepetek 2.500 2.800 3000 0,33 0,33 0,33Tongkol 5.000 5.500 6.000 5.000 5.500 6000 0,25 0,50 0,25 0,30 0,40 0,30Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 6500 0,30 0,50 0,20 0,29 0,43 0,29Lisong 5.000 6.000 7.000 5.000 5.500 6000 0,23 0,67 0,10 0,31 0,63 0,06TunaLayang
Lampiran 11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
115
17 Oder Cakalang 5.500 6.000 6500 0,23 0,57 0,20Cendro 2.500 3.000 3.500 2.500 3.000 4000 0,20 0,60 0,20 0,40 0,40 0,20Eteman 3.000 4.000 4.500 2.500 3.000 3500 0,40 0,53 0,07 0,25 0,50 0,25Pepetek 2.500 3.000 3300 0,33 0,33 0,33Tongkol 5.000 5.500 6.500 5.000 5.500 6000 0,30 0,50 0,20 0,40 0,50 0,10Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 7000 0,29 0,43 0,29 0,28 0,56 0,17Lisong 4.000 6.000 7.500 5.000 6.000 6500 0,20 0,76 0,04 0,36 0,56 0,08TunaLayang
18 Gomloh Cakalang 5.500 6.000 7.000 6.000 6.500 7000 0,10 0,60 0,30 0,43 0,54 0,09Cendro 2.500 3.000 3.500 0,17 0,50 0,33Eteman 2.700 3.000 4.000 2.500 3.000 4000 0,24 0,68 0,08 0,33 0,50 0,17Pepetek 2.500 3.000 3500 0,20 0,70 0,10TongkolBanyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 6500 0,20 0,53 0,27 0,25 0,70 0,05Lisong 5.000 6.000 7.500 5.000 6.000 7000 0,40 0,53 0,07 0,30 0,60 0,10Tuna 6.500 7.500 8.000 7.000 7.500 8000 0,20 0,40 0,40 0,25 0,50 0,25Layang
19 Dono Cakalang 6.000 6.500 7.000 6.000 6.500 7000 0,10 0,70 0,20 0,23 0,66 0,11Cendro 2.500 3.000 3.500 2.500 3.000 3500 0,10 0,60 0,30 0,33 0,33 0,33Eteman 3.000 4.000 4.500 2.500 3.500 4000 0,40 0,56 0,04 0,33 0,50 0,17Pepetek 2.500 3.000 3300 0,20 0,70 0,10Tongkol 4.000 4.500 6.500 5.000 5.500 6000 0,20 0,60 0,20 0,17 0,67 0,17Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 7000 0,13 0,67 0,20 0,25 0,60 0,15Lisong 5.000 6.000 7.500 5.000 6.000 7000 0,40 0,47 0,13 0,33 0,60 0,07TunaLayang 4.000 5.000 6.000 4.000 5.000 6000 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
20 Munajab Cakalang 5.500 6.000 7.000 5.500 6.000 6500 0,25 0,50 0,25 0,17 0,69 0,14Cendro 2.500 3.000 3500 0,33 0,33 0,33Eteman 3.000 3.500 4.000 2.500 3.000 3500 0,47 0,47 0,07 0,33 0,50 0,17PepetekTongkol 4.000 5.000 6.500 5.000 5.500 6000 0,10 0,55 0,35 0,13 0,67 0,20BanyarLisong 5.000 5.500 7.500 5.000 5.500 6500 0,27 0,70 0,03 0,30 0,60 0,10TunaLayang
Lampiran 11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
116
21 Aep Cakalang 6.000 6.500 7000 0,29 0,57 0,14Cendro 2.500 3.000 3.500 0,24 0,48 0,28Eteman 3.000 3.500 4.000 2.000 2.500 3500 0,40 0,53 0,07 0,17 0,50 0,33PepetekTongkol 4.000 5.000 6.000 5.000 5.500 6000 0,13 0,60 0,27 0,27 0,60 0,13Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 6500 0,30 0,60 0,10 0,14 0,57 0,29Lisong 5.000 6.000 7.500 5.000 5.500 6500 0,30 0,50 0,20 0,33 0,53 0,13Tuna 6.500 7.500 8.000 0,33 0,33 0,33Layang 5.000 5.500 6000 0,33 0,33 0,33
22 Wasih Cakalang 5.500 6.000 7.000 5.500 6.000 6500 0,25 0,50 0,25 0,20 0,66 0,14Cendro 2.500 3.000 3.500 2.500 3.000 3500 0,13 0,50 0,38 0,33 0,33 0,33Eteman 3.000 3.500 4.000 2.500 3.000 3500 0,29 0,57 0,14 0,33 0,50 0,17PepetekTongkol 5.500 6.000 6500 0,27 0,53 0,20Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 5.500 6500 0,30 0,60 0,10 0,30 0,60 0,10Lisong 5.000 6.000 7.000 5.000 5.500 6500 0,20 0,63 0,17 0,33 0,57 0,10TunaLayang 4.000 5.000 6.000 4.000 5.000 6000 0,20 0,40 0,40 0,20 0,60 0,20
23 Kakan CakalangCendro 2.500 3.500 4000 0,33 0,33 0,33Eteman 3.000 3.500 4.500 2.500 3.000 4000 0,35 0,60 0,05 0,33 0,50 0,17Pepetek 2.500 3.000 3300 0,33 0,33 0,33Tongkol 5.000 5.500 6.000 5.000 5.500 6000 0,30 0,50 0,20 0,20 0,53 0,27Banyar 6.000 6.500 7.000 5.000 6.000 6500 0,29 0,57 0,14 0,17 0,50 0,17Lisong 5.000 5.500 7.500 5.000 5.500 6000 0,40 0,53 0,07 0,33 0,57 0,10TunaLayang
24 Amsor Cakalang 5.500 6.500 7.000 5.500 6.500 7000 0,25 0,50 0,25 0,20 0,66 0,14Cendro 2.500 3.000 4000 0,33 0,33 0,33Eteman 2.900 3.000 4.000 2.500 3.000 3500 0,35 0,55 0,10 0,33 0,50 0,17Pepetek 2.500 2.800 3000 0,00 0,00 0,00 0,43 0,43 0,14Tongkol 4.500 5.500 6.500 5.000 5.500 6000 0,15 0,60 0,25 0,20 0,53 0,27BanyarLisong 5.000 6.000 7.500 5.000 5.500 6000 0,35 0,60 0,05 0,33 0,53 0,13TunaLayang
Lampiran 11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
117
25 Tirta Cakalang 6.000 6.500 7.000 6.000 6.500 7000 0,33 0,33 0,33 0,37 0,50 0,13Cendro 2.500 3.000 4000 0,14 0,71 0,14Eteman 3.000 3.500 4.500 0,35 0,55 0,10PepetekTongkol 5.000 5.500 6.000 5.000 5.500 6000 0,25 0,55 0,20 0,20 0,60 0,20BanyarLisong 5.000 6.000 7.000 5.000 5.500 6000 0,40 0,53 0,13 0,33 0,57 0,10TunaLayang
Barat TimurJumlah 684.200 719.700Rata-rata 5.030,88 4.862,84Stdev 1.463,41 1.468,09Coef var 0,29 0,30
Lampiran 11 Harga ikan tangkapan payang nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
118
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Ori -700.805 1.266.199 15.204.725 -700.805 1.315.781 18.830.080 0,45 0,50 0,05 0,40 0,57 0,032 Anton -657.057 1.364.529 33.599.073 -657.057 1.394.111 12.417.420 0,44 0,53 0,03 0,36 0,59 0,053 Obar -743.304 1.767.679 36.693.532 -743.304 2.417.820 22.906.167 0,43 0,53 0,04 0,45 0,53 0,034 Adin -837.467 1.899.924 30.247.790 -837.467 1.287.032 15.073.980 0,43 0,52 0,05 0,40 0,56 0,045 Ade -633.308 1.109.956 29.149.667 -633.308 1.574.937 18.673.336 0,37 0,61 0,03 0,39 0,55 0,056 Heri -340.820 1.615.352 31.060.841 -340.820 3.090.293 25.968.961 0,42 0,53 0,05 0,38 0,58 0,047 Ujang -818.301 942.046 27.544.732 -818.301 1.834.760 58.473.494 0,36 0,58 0,06 0,48 0,51 0,018 Mus -737.054 550.811 17.692.626 -737.054 1.620.769 18.237.187 0,28 0,63 0,08 0,41 0,51 0,089 Dodi -722.054 863.299 30.018.383 -722.054 1.897.424 22.154.114 0,38 0,59 0,03 0,42 0,55 0,04
10 Ucup -365.819 1.240.367 24.356.526 -365.819 1.686.516 20.807.918 0,45 0,53 0,03 0,43 0,53 0,0411 Damyudin -713.721 683.723 21.227.484 -713.721 579.977 15.330.637 0,35 0,60 0,04 0,26 0,66 0,0812 Pendi -809.968 1.019.543 12.392.004 -809.968 2.564.064 38.440.962 0,42 0,52 0,07 0,48 0,51 0,0113 Yadi -866.632 567.061 21.928.290 -866.632 1.594.103 17.580.547 0,38 0,58 0,04 0,41 0,55 0,0414 Saeful -762.470 357.069 25.881.881 -762.470 1.724.931 13.178.640 0,35 0,62 0,04 0,41 0,50 0,0915 Amek -841.633 588.310 26.783.095 -841.633 1.375.778 23.820.714 0,27 0,68 0,05 0,42 0,51 0,0716 Bandi -726.638 814.551 33.713.651 -726.638 2.178.663 19.345.893 0,38 0,58 0,03 0,45 0,49 0,0617 Oder -866.632 167.910 18.167.607 -866.632 1.719.515 30.624.192 0,15 0,79 0,06 0,44 0,52 0,0418 Gomloh -670.807 674.973 20.458.765 -670.807 1.983.254 18.480.927 0,29 0,68 0,04 0,38 0,57 0,0619 Dono -724.971 963.295 23.194.906 -724.971 2.571.147 18.214.271 0,39 0,55 0,05 0,47 0,49 0,0520 Munajab -749.970 309.571 17.043.902 -749.970 1.540.355 17.555.964 0,35 0,60 0,06 0,39 0,55 0,0521 Aep -729.138 658.307 27.467.235 -729.138 1.921.590 19.236.731 0,41 0,55 0,04 0,44 0,50 0,0622 Wasih -770.803 1.231.201 24.107.786 -770.803 1.912.424 39.154.684 0,38 0,58 0,03 0,45 0,52 0,0223 Kakan -769.969 1.165.370 17.071.817 -769.969 1.620.352 36.605.619 0,41 0,54 0,05 0,40 0,57 0,0324 Amsor -668.307 896.214 22.981.581 -668.307 1.611.602 33.124.092 0,38 0,57 0,05 0,46 0,53 0,0125 Tirta -866.632 522.896 15.866.032 -866.632 922.880 27.584.313 0,36 0,57 0,07 0,35 0,63 0,03
Jumlah 23.240.154 43.940.076Rata-rata 929.606,15 1.757.603,03Stdev 445.743,67 531.531,95Coef var 0,48 0,30
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurNama Responden No Musim Timur
Harga (Rp)Musim Barat
Lampiran 12 Pendapatan nelayan payang per trip di Palabuhanratu
119
Nama Harga satuan PenggunaanResponden (Rp) per trip T B T B
1 Ori Bensin 4.500 Liter 30 88 80 11.880.000 10.800.000Minyak tanah 2.500 Liter 200 88 80 44.000.000 40.000.000Oli 15.000 Liter 6 88 80 7.920.000 7.200.000Es 12.000 Balok 3 88 80 3.168.000 2.880.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 88 80 5.280.000 4.800.000Rokok 5.000 Bungkus 4 88 80 1.760.000 1.600.000
74.008.000 67.280.0002 Anton Bensin 4.500 Liter 35 88 72 13.860.000 11.340.000
Minyak tanah 2.500 Liter 180 88 72 39.600.000 32.400.000Oli 15.000 Liter 5 88 72 6.600.000 5.400.000Es 8.000 Balok 4 88 72 2.816.000 2.304.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 88 72 4.400.000 3.600.000Rokok 8.000 Bungkus 3 88 72 2.112.000 1.728.000
69.388.000 56.772.0003 Obar Bensin 4.500 Liter 30 76 72 10.260.000 9.720.000
Minyak tanah 2.500 Liter 210 76 72 39.900.000 37.800.000Oli 15.000 Liter 8 76 72 9.120.000 8.640.000Es 12.000 Balok 2 76 72 1.824.000 1.728.000Konsumsi 40.000 Pkt 1 76 72 3.040.000 2.880.000Rokok 8.000 Bungkus 6 76 72 3.648.000 3.456.000
67.792.000 64.224.0004 Adin Bensin 4.500 Liter 30 80 60 10.800.000 8.100.000
Minyak tanah 2.500 Liter 240 80 60 48.000.000 36.000.000Oli 15.000 Liter 9 80 60 10.800.000 8.100.000Es 15.000 Balok 3 80 60 3.600.000 2.700.000Konsumsi 70.000 Pkt 1 80 60 5.600.000 4.200.000Rokok 5.000 Bungkus 4 80 60 1.600.000 1.200.000
80.400.000 60.300.0005 Ade Bensin 4.500 Liter 40 76 76 13.680.000 13.680.000
Minyak tanah 2.500 Liter 150 76 76 28.500.000 28.500.000Oli 15.000 Liter 6 76 76 6.840.000 6.840.000Es 15.000 Balok 3 76 76 3.420.000 3.420.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 76 76 3.800.000 3.800.000Rokok 5.000 Bungkus 4 76 76 1.520.000 1.520.000
57.760.000 57.760.0006 Heri Bensin 4.500 Liter 20 84 64 7.560.000 5.760.000
Minyak tanah 2.500 Liter 80 84 64 16.800.000 12.800.000Oli 12.000 Liter 3 84 64 3.024.000 2.304.000Es 9.000 Balok 2 84 64 1.512.000 1.152.000Konsumsi 40.000 Pkt 1 84 64 3.360.000 2.560.000Rokok 5.000 Bungkus 5 84 64 2.100.000 1.600.000
34.356.000 26.176.0007 Ujang Bensin 4.500 Liter 40 84 64 15.120.000 11.520.000
Minyak tanah 2.500 Liter 240 84 64 50.400.000 38.400.000Oli 20.000 Liter 5 84 64 8.400.000 6.400.000Es 8.000 Balok 4 84 64 2.688.000 2.048.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 84 64 4.200.000 3.200.000Rokok 5.000 Bungkus 4 84 64 1.680.000 1.280.000
82.488.000 62.848.000
No Komponen Biaya Satuan Jumlah trip Biaya/musim
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 13 Komponen biaya operasional payang di Palabuhanratu
120
8 Mus Bensin 4.500 Liter 25 80 60 9.000.000 6.750.000Minyak tanah 2.500 Liter 240 80 60 48.000.000 36.000.000Oli 20.000 Liter 3 80 60 4.800.000 3.600.000Es 8.000 Balok 3 80 60 1.920.000 1.440.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 80 60 4.800.000 3.600.000Rokok 7.000 Bungkus 4 80 60 2.240.000 1.680.000
70.760.000 53.070.000
9 Dodi Bensin 4.500 Liter 35 84 76 13.230.000 11.970.000Minyak tanah 2.500 Liter 220 84 76 46.200.000 41.800.000Oli 20.000 Liter 2 84 76 3.360.000 3.040.000Es 12.000 Balok 2 84 76 2.016.000 1.824.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 84 76 5.040.000 4.560.000Rokok 7.000 Bungkus 5 84 76 2.940.000 2.660.000
72.786.000 65.854.00010 Ucup Bensin 5.000 Liter 20 76 76 7.600.000 7.600.000
Minyak tanah 3.000 Liter 80 76 76 18.240.000 18.240.000Oli 15.000 Liter 2 76 76 2.280.000 2.280.000Es 12.000 Balok 2 76 76 1.824.000 1.824.000Konsumsi 30.000 Pkt 1 76 76 2.280.000 2.280.000Rokok 5.000 Bungkus 3 76 76 1.140.000 1.140.000
33.364.000 33.364.00011 Damyuddin Bensin 4.500 Liter 35 76 68 11.970.000 10.710.000
Minyak tanah 2.500 Liter 220 76 68 41.800.000 37.400.000Oli 15.000 Liter 3 76 68 3.420.000 3.060.000Es 12.000 Balok 2 76 68 1.824.000 1.632.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 76 68 3.800.000 3.400.000Rokok 5.000 Bungkus 6 76 68 2.280.000 2.040.000
65.094.000 58.242.00012 Pendi Bensin 5.000 Liter 30 84 60 12.600.000 9.000.000
Minyak tanah 2.500 Liter 260 84 60 54.600.000 39.000.000Oli 15.000 Liter 3 84 60 3.780.000 2.700.000Es 15.000 Balok 3 84 60 3.780.000 2.700.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 84 60 4.200.000 3.000.000Rokok 8.000 Bungkus 4 84 60 2.688.000 1.920.000
81.648.000 58.320.00013 Yadi Bensin 5.000 Liter 30 80 52 12.000.000 7.800.000
Minyak tanah 3.000 Liter 240 80 52 57.600.000 37.440.000Oli 20.000 Liter 2 80 52 3.200.000 2.080.000Es 15.000 Balok 3 80 52 3.600.000 2.340.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 80 52 4.800.000 3.120.000Rokok 5.000 Bungkus 5 80 52 2.000.000 1.300.000
83.200.000 54.080.000
14 Saeful Bensin 5.000 Liter 30 80 52 12.000.000 7.800.000Minyak tanah 3.000 Liter 200 80 52 48.000.000 31.200.000Oli 20.000 Liter 2 80 52 3.200.000 2.080.000Es 15.000 Balok 3 80 52 3.600.000 2.340.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 80 52 4.000.000 2.600.000Rokok 6.000 Bungkus 5 80 52 2.400.000 1.560.000
73.200.000 47.580.000Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 13 Komponen biaya operasional payang di Palabuhanratu (lampiran)
121
15 Amek Bensin 5.000 Liter 40 76 56 15.200.000 11.200.000Minyak tanah 3.000 Liter 220 76 56 50.160.000 36.960.000Oli 20.000 Liter 2 76 56 3.040.000 2.240.000Es 15.000 Balok 2 76 56 2.280.000 1.680.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 76 56 4.560.000 3.360.000Rokok 5.000 Bungkus 4 76 56 1.520.000 1.120.000
76.760.000 56.560.00016 Bandi Bensin 5.000 Liter 35 80 60 14.000.000 10.500.000
Minyak tanah 3.000 Liter 180 80 60 43.200.000 32.400.000Oli 20.000 Liter 2 80 60 3.200.000 2.400.000Es 15.000 Balok 3 80 60 3.600.000 2.700.000Konsumsi 40.000 Pkt 1 80 60 3.200.000 2.400.000Rokok 8.000 Bungkus 4 80 60 2.560.000 1.920.000
69.760.000 52.320.00017 Oder Bensin 5.000 Liter 30 84 72 12.600.000 10.800.000
Minyak tanah 3.000 Liter 240 84 72 60.480.000 51.840.000Oli 20.000 Liter 2 84 72 3.360.000 2.880.000Es 15.000 Balok 3 84 72 3.780.000 3.240.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 84 72 5.040.000 4.320.000Rokok 5.000 Bungkus 5 84 72 2.100.000 1.800.000
87.360.000 74.880.00018 Gomloh Bensin 5.000 Liter 25 88 80 11.000.000 10.000.000
Minyak tanah 3.000 Liter 180 88 80 47.520.000 43.200.000Oli 20.000 Liter 1 88 80 1.760.000 1.600.000Es 15.000 Balok 3 88 80 3.960.000 3.600.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 88 80 4.400.000 4.000.000Rokok 5.000 Bungkus 5 88 80 2.200.000 2.000.000
70.840.000 64.400.00019 Dono Bensin 5.000 Liter 20 88 76 8.800.000 7.600.000
Minyak tanah 3.000 Liter 200 88 76 52.800.000 45.600.000Oli 20.000 Liter 2 88 76 3.520.000 3.040.000Es 15.000 Balok 3 88 76 3.960.000 3.420.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 88 76 4.400.000 3.800.000Rokok 5.000 Bungkus 7 88 76 3.080.000 2.660.000
76.560.000 66.120.00020 Munajab Bensin 5.000 Liter 30 76 72 11.400.000 10.800.000
Minyak tanah 3.000 Liter 210 76 72 47.880.000 45.360.000Oli 20.000 Liter 1 76 72 1.520.000 1.440.000Es 15.000 Balok 2 76 72 2.280.000 2.160.000Konsumsi 40.000 Pkt 1 76 72 3.040.000 2.880.000Rokok 7.500 Bungkus 4 76 72 2.280.000 2.160.000
68.400.000 64.800.00021 Aep Bensin 5.000 Liter 20 80 76 8.000.000 7.600.000
Minyak tanah 3.000 Liter 210 80 76 50.400.000 47.880.000Oli 20.000 Liter 2 80 76 3.200.000 3.040.000Es 15.000 Balok 3 80 76 3.600.000 3.420.000Konsumsi 30.000 Pkt 1 80 76 2.400.000 2.280.000Rokok 5.000 Bungkus 6 80 76 2.400.000 2.280.000
70.000.000 66.500.00022 Wasih Bensin 5.000 Liter 20 84 60 8.400.000 6.000.000
Minyak tanah 3.000 Liter 220 84 60 55.440.000 39.600.000Oli 20.000 Liter 2 84 60 3.360.000 2.400.000Es 15.000 Balok 3 84 60 3.780.000 2.700.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 84 60 5.040.000 3.600.000Rokok 5.000 Bungkus 4 84 60 1.680.000 1.200.000
77.700.000 55.500.000Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 13 Komponen biaya operasional payang di Palabuhanratu (lampiran)
122
23 Kakan Bensin 5.000 Liter 25 72 56 9.000.000 7.000.000Minyak tanah 3.000 Liter 225 72 56 48.600.000 37.800.000Oli 20.000 Liter 1 72 56 1.440.000 1.120.000Es 15.000 Balok 2 72 56 2.160.000 1.680.000Konsumsi 50.000 Pkt 1 72 56 3.600.000 2.800.000Rokok 6.000 Bungkus 4 72 56 1.728.000 1.344.000
66.528.000 51.744.00024 Amsor Bensin 5.000 Liter 20 80 60 8.000.000 6.000.000
Minyak tanah 3.000 Liter 180 80 60 43.200.000 32.400.000Oli 20.000 Liter 2 80 60 3.200.000 2.400.000Es 15.000 Balok 3 80 60 3.600.000 2.700.000Konsumsi 45.000 Pkt 1 80 60 3.600.000 2.700.000Rokok 8.000 Bungkus 4 80 60 2.560.000 1.920.000
64.160.000 48.120.00025 Tirta Bensin 5.000 Liter 30 72 56 10.800.000 8.400.000
Minyak tanah 3.000 Liter 240 72 56 51.840.000 40.320.000Oli 20.000 Liter 2 72 56 2.880.000 2.240.000Es 15.000 Balok 3 72 56 3.240.000 2.520.000Konsumsi 60.000 Pkt 1 72 56 4.320.000 3.360.000Rokok 5.000 Bungkus 5 72 56 1.800.000 1.400.000
74.880.000 58.240.000
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 13 Komponen biaya operasional payang di Palabuhanratu (lampiran)
123
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard TertinggiPenjualan ikan 0 2.360.500 19.087.400 0 2.420.000 23.438.000Penjualan kotor -841.000 1.519.500 18.246.400 -841.000 1.579.000 22.597.000Pendapatan bersih (83,33) -700.805 1.266.199 15.204.725 -700.805 1.315.781 18.830.080Penjualan ikan 0 2.426.000 41.109.000 0 2.461.500 15.690.000Penjualan kotor -788.500 1.637.500 40.320.500 -788.500 1.673.000 14.901.500Pendapatan bersih (83,33) -657.057 1.364.529 33.599.073 -657.057 1.394.111 12.417.420
Penjualan ikan 0 3.013.300 44.926.000 0 3.793.500 28.380.500Penjualan kotor -892.000 2.121.300 44.034.000 -892.000 2.901.500 27.488.500Pendapatan bersih (83,33) -743.304 1.767.679 36.693.532 -743.304 2.417.820 22.906.167Penjualan ikan 0 3.285.000 37.303.800 0 2.549.500 19.094.500Penjualan kotor -1.005.000 2.280.000 36.298.800 -1.005.000 1.544.500 18.089.500Pendapatan bersih (83,33) -837.467 1.899.924 30.247.790 -837.467 1.287.032 15.073.980Penjualan ikan 0 2.092.000 35.741.000 0 2.650.000 23.168.900Penjualan kotor -760.000 1.332.000 34.981.000 -760.000 1.890.000 22.408.900Pendapatan bersih (83,33) -633.308 1.109.956 29.149.667 -633.308 1.574.937 18.673.336Penjualan ikan 0 2.347.500 37.683.500 0 4.117.500 31.573.000Penjualan kotor -409.000 1.938.500 37.274.500 -409.000 3.708.500 31.164.000Pendapatan bersih (83,33) -340.820 1.615.352 31.060.841 -340.820 3.090.293 25.968.961Penjualan ikan 0 2.112.500 34.037.000 0 3.183.800 71.153.000Penjualan kotor -982.000 1.130.500 33.055.000 -982.000 2.201.800 70.171.000Pendapatan bersih (83,33) -818.301 942.046 27.544.732 -818.301 1.834.760 58.473.494Penjualan ikan 0 1.545.500 22.116.500 0 2.829.500 22.770.000Penjualan kotor -884.500 661.000 21.232.000 -884.500 1.945.000 21.885.500Pendapatan bersih (83,33) -737.054 550.811 17.692.626 -737.054 1.620.769 18.237.187Penjualan ikan 0 1.902.500 36.890.000 0 3.143.500 27.452.500Penjualan kotor -866.500 1.036.000 36.023.500 -866.500 2.277.000 26.586.000Pendapatan bersih (83,33) -722.054 863.299 30.018.383 -722.054 1.897.424 22.154.114
Penjualan ikan 0 1.927.500 29.668.000 0 2.462.900 25.409.500Penjualan kotor -439.000 1.488.500 29.229.000 -439.000 2.023.900 24.970.500Pendapatan bersih (83,33) -365.819 1.240.367 24.356.526 -365.819 1.686.516 20.807.918Penjualan ikan 0 1.677.000 26.330.500 0 1.552.500 19.254.000Penjualan kotor -856.500 820.500 25.474.000 -856.500 696.000 18.397.500Pendapatan bersih (83,33) -713.721 683.723 21.227.484 -713.721 579.977 15.330.637
Penjualan ikan 0 2.195.500 15.843.000 0 4.049.000 47.103.000Penjualan kotor -972.000 1.223.500 14.871.000 -972.000 3.077.000 46.131.000Pendapatan bersih (83,33) -809.968 1.019.543 12.392.004 -809.968 2.564.064 38.440.962Penjualan ikan 0 1.720.500 27.355.000 0 2.953.000 22.137.500Penjualan kotor -1.040.000 680.500 26.315.000 -1.040.000 1.913.000 21.097.500Pendapatan bersih (83,33) -866.632 567.061 21.928.290 -866.632 1.594.103 17.580.547Penjualan ikan 0 1.343.500 31.974.500 0 2.985.000 16.730.000Penjualan kotor -915.000 428.500 31.059.500 -915.000 2.070.000 15.815.000Pendapatan bersih (83,33) -762.470 357.069 25.881.881 -762.470 1.724.931 13.178.640Penjualan ikan 0 1.716.000 33.151.000 0 2.661.000 29.596.000Penjualan kotor -1.010.000 706.000 32.141.000 -1.010.000 1.651.000 28.586.000Pendapatan bersih (83,33) -841.633 588.310 26.783.095 -841.633 1.375.778 23.820.714
Mus8
Ucup10
Dodi9
Pendi12
Damyudin11
Saeful14
Yadi13
1 Ori
Amek15
Obar3
Anton2
Ade5
Adin4
Ujang 7
Heri6
Responden No Musim TimurPendapatan per trip (Rp)
Musim BaratKomponen
Lampiran 14 Komponen pendapatan nelayan payang di Palabuhanratu
124
Penjualan ikan 0 1.849.500 41.330.000 0 3.486.500 24.088.000Penjualan kotor -872.000 977.500 40.458.000 -872.000 2.614.500 23.216.000Pendapatan bersih (83,33) -726.638 814.551 33.713.651 -726.638 2.178.663 19.345.893
Penjualan ikan 0 1.241.500 22.842.000 0 2.503.500 30.992.500Penjualan kotor -1.040.000 201.500 21.802.000 -1.040.000 1.463.500 29.952.500Pendapatan bersih (83,33) -866.632 167.910 18.167.607 -866.632 1.219.535 24.959.418
Penjualan ikan 0 1.615.000 25.356.500 0 3.185.000 22.983.000Penjualan kotor -805.000 810.000 24.551.500 -805.000 2.380.000 22.178.000Pendapatan bersih (83,33) -670.807 674.973 20.458.765 -670.807 1.983.254 18.480.927
Penjualan ikan 0 2.026.000 28.705.000 0 3.955.500 22.728.000Penjualan kotor -870.000 1.156.000 27.835.000 -870.000 3.085.500 21.858.000Pendapatan bersih (83,33) -724.971 963.295 23.194.906 -724.971 2.571.147 18.214.271
Penjualan ikan 0 1.271.500 21.353.500 0 2.748.500 21.968.000Penjualan kotor -900.000 371.500 20.453.500 -900.000 1.848.500 21.068.000Pendapatan bersih (83,33) -749.970 309.571 17.043.902 -749.970 1.540.355 17.555.964
Penjualan ikan 0 1.665.000 33.837.000 0 3.181.000 23.960.000Penjualan kotor -875.000 790.000 32.962.000 -875.000 2.306.000 23.085.000Pendapatan bersih (83,33) -729.138 658.307 27.467.235 -729.138 1.921.590 19.236.731
Penjualan ikan 0 2.402.500 29.855.500 0 3.220.000 47.912.500Penjualan kotor -925.000 1.477.500 28.930.500 -925.000 2.295.000 46.987.500Pendapatan bersih (83,33) -770.803 1.231.201 24.107.786 -770.803 1.912.424 39.154.684
Penjualan ikan 0 2.322.500 21.411.000 0 2.868.500 44.852.500Penjualan kotor -924.000 1.398.500 20.487.000 -924.000 1.944.500 43.928.500Pendapatan bersih (83,33) -769.969 1.165.370 17.071.817 -769.969 1.620.352 36.605.619
Penjualan ikan 0 1.877.500 28.381.000 0 2.736.000 40.552.500Penjualan kotor -802.000 1.075.500 27.579.000 -802.000 1.934.000 39.750.500Pendapatan bersih (83,33) -668.307 896.214 22.981.581 -668.307 1.611.602 33.124.092
Penjualan ikan 0 1.667.500 20.080.000 0 2.147.500 34.142.500Penjualan kotor -1.040.000 627.500 19.040.000 -1.040.000 1.107.500 33.102.500Pendapatan bersih (83,33) -866.632 522.896 15.866.032 -866.632 922.880 27.584.313
Dono19
Aep21
Munajab20
Tirta25
Amsor24
Kakan23
Wasih22
Gomloh18
Oder17
Bandi16
Lampiran 14 Komponen pendapatan nelayan payang di Palabuhanratu (lanjutan)
125
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Ori Cakalang 0,00 54,00 168,00 222,00 0,00 68,57 178,97 247,54
Cendro 0,00 78,00 110,00 188,00Eteman 0,00 62,50 535,50 598,00 0,00 21,43 205,71 227,14PepetekTongkol 0,00 53,40 95,00 148,40 0,00 72,00 259,20 331,20Banyar 0,00 40,00 232,00 272,00 0,00 21,88 262,50 284,38LisongTunaLayang
2 Anton CakalangCendro 0,00 66,67 112,00 178,67 0,00 50,00 64,20 114,20Eteman 0,00 84,00 672,32 756,32 0,00 37,50 300,00 337,50PepetekTongkol 0,00 65,31 118,75 184,06 0,00 104,50 216,67 321,17Banyar 0,00 24,00 599,20 623,20 0,00 10,00 172,80 182,80Lisong 0,00 22,40 66,67 89,07 0,00 86,93 313,00 399,93TunaLayang 0,00 36,00 290,00 326,00
3 Obar Cakalang 0,00 55,00 243,00 298,00 0,00 145,92 172,80 318,72Cendro 0,00 46,33 223,33 269,67 0,00 39,00 90,00 129,00Eteman 0,00 28,00 434,40 462,40 0,00 17,14 205,71 222,86PepetekTongkol 0,00 42,25 164,10 206,35 0,00 123,50 171,20 294,70Banyar 0,00 42,29 397,14 439,43 0,00 17,50 211,88 229,38Lisong 0,00 44,80 86,40 131,20 0,00 66,67 473,67 540,33TunaLayang 0,00 25,67 250,00 275,67
4 Adin Cakalang 0,00 53,40 151,20 204,60 0,00 68,57 187,09 255,66Cendro 0,00 108,00 125,00 233,00 0,00 58,00 88,25 146,25Eteman 0,00 100,00 533,67 633,67Pepetek 0,00 51,50 140,40 191,90Tongkol 0,00 33,00 171,00 204,00Banyar 0,00 31,00 423,33 454,33 0,00 40,00 152,00 192,00Lisong 0,00 63,75 193,75 257,50 0,00 84,00 197,60 281,60TunaLayang 0,00 13,33 371,33 384,67
5 Ade Cakalang 0,00 67,20 155,52 222,72Cendro 0,00 68,57 162,86 231,43Eteman 0,00 28,00 400,00 428,00 0,00 8,57 171,43 180,00Pepetek 0,00 45,00 108,25 153,25Tongkol 0,00 33,50 96,45 129,95 0,00 60,00 247,00 307,00Banyar 0,00 24,00 439,20 463,20 0,00 40,63 437,50 478,13Lisong 0,00 64,00 219,33 283,33Tuna 0,00 50,29 34,29 84,57Layang 0,00 21,67 677,33 699,00
6 Heri Cakalang 0,00 46,14 117,26 163,40Cendro 0,00 27,00 70,00 97,00 0,00 15,00 75,00 90,00Eteman 0,00 90,00 629,00 719,00 0,00 51,43 205,71 257,14Pepetek 0,00Tongkol 0,00 27,78 213,61 241,39 0,00 93,33 153,80 247,13Banyar 0,00 42,60 450,00 492,60 0,00 48,00 243,20 291,20Lisong 0,00 40,53 207,40 247,93 0,00 135,00 213,60 348,60Tuna 0,00 45,00 237,60 282,60Layang 0,00 26,00 644,67 670,67
Musim TimurMusim Barat Jumlah
Jumlah Tangkapan (kg)
JumlahNo Responden Jenis Ikan
Lampiran 15 Status risiko hasil tangkapan payang di Palabuhanratu
126
7 Ujang Cakalang 0,00 27,60 228,00 255,60 0,00 62,86 67,89 130,74Cendro 0,00 32,00 128,00 160,00Eteman 0,00 80,00 343,33 423,33 0,00 32,50 150,00 182,50Pepetek 0,00 48,00 75,20 123,20Tongkol 0,00 39,72 72,00 111,72 0,00 55,00 132,50 187,50Banyar 0,00 47,33 206,00 253,33 0,00 24,00 216,00 240,00Lisong 0,00 28,00 107,47 135,47 0,00 75,60 191,52 267,12Tuna 0,00 13,33 1.861,33 1.874,67Layang
8 Mus Cakalang 0,00 71,97 95,20 167,17Cendro 0,00 43,13 467,25 510,38 0,00 13,00 72,00 85,00Eteman 0,00 18,00 240,00 258,00PepetekTongkol 0,00 24,50 188,00 212,50 0,00 80,67 176,13 256,80Banyar 0,00 42,50 226,50 269,00 0,00 32,00 237,60 269,60Lisong 0,00 37,37 109,87 147,23 0,00 87,00 52,00 139,00TunaLayang
9 Dodi Cakalang 0,00 23,20 284,00 307,20 0,00 100,43 65,14 165,57Cendro 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 30,00 45,00 75,00Eteman 0,00 70,67 398,89 469,56 0,00 12,00 210,00 222,00Pepetek 0,00 0,00 46,50 40,00 86,50Tongkol 0,00 23,10 150,00 173,10 0,00 62,50 157,50 220,00Banyar 0,00 31,00 381,00 412,00 0,00 22,22 121,78 144,00Lisong 0,00 61,60 99,96 161,56TunaLayang 0,00 42,00 216,00 258,00
10 Ucup Cakalang 0,00 22,50 145,83 168,33 0,00 97,44 207,36 304,80Cendro 0,00 39,38 57,00 96,38 0,00 0,00 0,00 0,00Eteman 0,00 60,00 506,67 566,67 0,00 24,00 216,00 240,00Pepetek 0,00 36,50 220,75 257,25Tongkol 0,00Banyar 0,00 39,00 235,20 274,20 0,00 25,00 237,60 262,60Lisong 0,00 55,25 111,00 166,25 0,00 66,67 295,20 361,87TunaLayang
11 Damyudin Cakalang 0,00 22,40 180,00 202,40Cendro 0,00 38,00 68,33 106,33Eteman 0,00 30,00 160,00 190,00 0,00 40,00 282,40 322,40Pepetek 0,00 32,50 137,50 170,00Tongkol 0,00 25,71 468,86 494,57 0,00 45,33 264,20 309,53BanyarLisong 0,00 28,80 216,00 244,80 0,00 64,40 135,20 199,60Tuna 0,00 18,50 54,00 72,50Layang 0,00 8,33 380,00 388,33
12 Pendi Cakalang 0,00 54,00 78,17 132,17Cendro 0,00 8,25 105,00 113,25 0,00 51,00 72,00 123,00Eteman 0,00 60,00 309,29 369,29 0,00 22,50 142,50 165,00PepetekTongkol 0,00 32,45 66,00 98,45 0,00 92,50 235,20 327,70Banyar 0,00 87,00 137,40 224,40 0,00 55,56 108,00 163,56Lisong 0,00 37,33 71,40 108,73 0,00 80,08 221,20 301,28Tuna 0,00 34,80 580,00 614,80Layang
13 Yadi Cakalang 0,00 21,00 253,33 274,33 0,00 51,43 48,86 100,29Cendro 0,00 0,00 22,40 142,60 165,00Eteman 0,00 42,86 442,86 485,71 0,00 32,50 330,00 362,50PepetekTongkol 0,00 47,50 102,00 149,50Banyar 0,00 37,20 57,40 94,60 0,00 65,00 76,00 141,00Lisong 0,00 31,50 103,80 135,30 0,00 67,20 111,36 178,56TunaLayang 0,00 24,50 360,00 384,50
Lampiran 15 Status risiko hasil tangkapan payang di Palabuhanratu (lanjutan)
127
14 Saeful Cakalang 0,00 22,50 303,75 326,25 0,00 85,00 76,00 161,00Cendro 0,00 22,67 160,00 182,67 0,00 31,20 95,20 126,40Eteman 0,00 43,20 317,50 360,70 0,00 28,50 210,00 238,50PepetekTongkol 0,00 0,00 75,00 140,40 215,40Banyar 0,00 51,60 309,30 360,90 0,00 62,40 72,00 134,40LisongTunaLayang
15 Amek Cakalang 0,00 28,80 37,54 66,34CendroEteman 0,00 24,75 485,00 509,75 0,00 8,00 168,00 176,00Pepetek 0,00 60,00 140,00 200,00Tongkol 0,00 57,85 370,00 427,85 0,00 62,50 259,20 321,70Banyar 0,00 47,14 233,14 280,29 0,00 37,50 225,67 263,17Lisong 0,00 35,40 132,27 167,67 0,00 85,71 128,00 213,71TunaLayang
16 Bandi Cakalang 0,00 32,50 185,00 217,50 0,00 100,80 108,00 208,80Cendro 0,00 35,00 90,00 125,00 0,00 30,00 86,40 116,40Eteman 0,00 30,86 431,29 462,14Pepetek 0,00 40,00 267,33 307,33Tongkol 0,00 28,60 400,00 428,60 0,00 32,50 106,80 139,30Banyar 0,00 39,00 117,60 156,60 0,00 28,57 111,43 140,00Lisong 0,00 27,23 95,83 123,07 0,00 106,31 196,88 303,19TunaLayang
17 Oder CakalangCendro 0,00 14,80 197,60 212,40 0,00 38,00 88,80 126,80Eteman 0,00 28,80 430,00 458,80 0,00 10,00 162,00 172,00Pepetek 0,00 32,50 281,67 314,17Tongkol 0,00 20,35 178,20 198,55 0,00 106,20 364,20 470,40Banyar 0,00 33,43 174,86 208,29 0,00 33,33 118,00 151,33Lisong 0,00 25,84 92,80 118,64 0,00 54,60 176,00 230,60TunaLayang
18 Gomloh Cakalang 0,00 35,00 223,00 258,00 0,00 70,57 70,97 141,54Cendro 0,00 28,00 192,00 220,00 0,00 0,00 0,00 0,00Eteman 0,00 61,20 415,20 476,40 0,00 40,00 240,00 280,00Pepetek 0,00 32,50 108,00 140,50TongkolBanyar 0,00 34,67 244,00 278,67 0,00 48,00 87,00 135,00Lisong 0,00 21,60 153,60 175,20 0,00 93,33 118,83 212,17Tuna 0,00 14,00 72,00 86,00 0,00 25,00 300,00 325,00Layang
19 Dono Cakalang 0,00 42,50 100,00 142,50 0,00 105,00 78,17 183,17Cendro 0,00 29,40 270,00 299,40 0,00 23,33 154,67 178,00Eteman 0,00 84,00 277,80 361,80 0,00 28,00 192,00 220,00Pepetek 0,00 0,00 53,40 132,00 185,40Tongkol 0,00 36,60 216,00 252,60 0,00 52,50 114,00 166,50Banyar 0,00 39,00 350,67 389,67 0,00 45,00 119,70 164,70Lisong 0,00 48,00 100,00 148,00 0,00 106,67 85,33 192,00TunaLayang 0,00 10,00 400,00 410,00 0,00 26,67 532,00 558,67
20 Munajab Cakalang 0,00 19,50 184,25 203,75 0,00 72,00 52,46 124,46Cendro 0,00 16,67 78,00 94,67Eteman 0,00 77,00 373,33 450,33 0,00 22,50 180,00 202,50PepetekTongkol 0,00 24,00 204,00 228,00 0,00 76,20 138,67 214,87Banyar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Lisong 0,00 26,67 128,53 155,20 0,00 101,33 199,50 300,83TunaLayang
Lampiran 15 Status risiko hasil tangkapan payang di Palabuhanratu (lanjutan)
128
21 Aep Cakalang 0,00 48,57 30,86 79,43Cendro 0,00 17,28 151,20 168,48 0,00 0,00 0,00 0,00Eteman 0,00 57,87 206,67 264,53 0,00 40,00 100,00 140,00PepetekTongkol 0,00 30,67 226,67 257,33 0,00 72,00 133,33 205,33Banyar 0,00 46,90 300,00 346,90 0,00 21,86 149,57 171,43Lisong 0,00 22,50 140,00 162,50 0,00 93,33 153,73 247,07Tuna 0,00 8,33 199,33 207,67 0,00 0,00 0,00 0,00Layang 0,00 33,33 418,00 451,33
22 Wasih Cakalang 0,00 22,50 131,25 153,75 0,00 51,57 54,34 105,91Cendro 0,00 17,50 120,00 137,50 0,00 20,00 72,00 92,00Eteman 0,00 47,14 1.074,29 1.121,43 0,00 22,50 418,00 440,50PepetekTongkol 0,00 53,33 189,33 242,67Banyar 0,00 42,50 225,00 267,50 0,00 24,00 86,50 110,50Lisong 0,00 88,67 117,67 206,33 0,00 85,00 270,60 355,60TunaLayang 0,00 20,00 420,80 440,80 0,00 55,20 705,60 760,80
23 Kakan CakalangCendro 0,00 25,00 75,00 100,00Eteman 0,00 55,00 165,00 220,00 0,00 17,50 260,00 277,50Pepetek 0,00 25,00 283,33 308,33Tongkol 0,00 66,00 246,15 312,15 0,00 112,20 182,60 294,80Banyar 0,00 32,14 246,86 279,00 0,00 10,00 408,33 418,33Lisong 0,00 90,00 172,00 262,00 0,00 116,17 429,00 545,17TunaLayang
24 Amsor Cakalang 0,00 37,50 112,50 150,00 0,00 54,29 97,71 152,00Cendro 0,00 30,00 107,00 137,00Eteman 0,00 90,00 240,00 330,00 0,00 28,00 78,00 106,00Pepetek 0,00 40,00 128,57 168,57Tongkol 0,00 60,00 214,20 274,20 0,00 67,73 1.064,00 1.131,73BanyarLisong 0,00 35,00 160,00 195,00 0,00 73,07 216,00 289,07TunaLayang
25 Tirta Cakalang 0,00 13,33 223,33 236,67 0,00 32,50 132,00 164,50Cendro 0,00 45,71 28,71 74,43Eteman 0,00 110,00 460,00 570,00PepetekTongkol 0,00 46,75 132,00 178,75 0,00 90,00 908,00 998,00BanyarLisong 0,00 21,33 102,40 123,73 0,00 68,00 100,00 168,00TunaLayang
38.630,08 36.714,01275,93 239,96
Jumlah totalStatus risiko produksi
Lampiran 15 Status risiko hasil tangkapan payang di Palabuhanratu (lanjutan)
129
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Ori Cakalang 1.200,00 4.550,00 680,00 6.430,00 2.057,14 3.900,00 400,00 6.357,14
Cendro 466,67 2.000,00 583,33 3.050,00 0,00Eteman 405,00 2.100,00 675,00 3.180,00 285,71 1.285,71 1.500,00 3.071,43PepetekTongkol 800,00 3.000,00 1.300,00 5.100,00 1.200,00 3.300,00 960,00 5.460,00Banyar 1.200,00 3.900,00 1.400,00 6.500,00 1.250,00 2.250,00 2.625,00 6.125,00Lisong 800,00 2.333,33 1.833,33 4.966,67TunaLayang
2 Anton CakalangCendro 333,33 2.000,00 640,00 2.973,33 500,00 1.750,00 1.200,00 3.450,00Eteman 720,00 2.100,00 640,00 3.460,00 333,33 1.250,00 1.166,67 2.750,00PepetekTongkol 843,75 3.437,50 750,00 5.031,25 1.500,00 3.483,33 400,00 5.383,33Banyar 1.100,00 3.600,00 1.400,00 6.100,00 2.000,00 2.400,00 1.400,00 5.800,00Lisong 1.066,67 3.600,00 933,33 5.600,00 2.333,33 2.566,67 400,00 5.300,00TunaLayang 1.666,67 1.833,33 2.000,00 5.500,00 0,00
3 Obar Cakalang 1.500,00 3.250,00 1.750,00 6.500,00 2.160,00 2.600,00 1.680,00 6.440,00Cendro 1.000,00 1.066,67 1.166,67 3.233,33 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00Eteman 600,00 2.333,33 533,33 3.466,67 357,14 1.714,29 1.000,00 3.071,43PepetekTongkol 1.000,00 3.575,00 900,00 5.475,00 2.250,00 2.750,00 300,00 5.300,00Banyar 1.714,29 3.714,29 1.000,00 6.428,57 1.250,00 2.750,00 1.500,00 5.500,00Lisong 1.200,00 3.840,00 840,00 5.880,00 1.100,00 2.800,00 2.166,67 6.066,67TunaLayang 1.333,33 1.666,67 2.000,00 5.000,00
4 Adin Cakalang 1.100,00 3.600,00 1.300,00 6.000,00 2.057,14 3.528,57 800,00 6.385,71Cendro 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00Eteman 1.208,33 1.750,00 375,00 3.333,33Pepetek 500,00 1.800,00 660,00 2.960,00Tongkol 1.750,00 3.600,00 325,00 5.675,00Banyar 2.000,00 3.250,00 1.166,67 6.416,67 1.333,33 2.200,00 2.166,67 5.700,00Lisong 500,00 3.750,00 875,00 5.125,00 480,00 3.600,00 960,00 5.040,00TunaLayang 1.666,67 1.833,33 2.000,00 5.500,00
5 Ade Cakalang 720,00 5.200,00 560,00 6.480,00Cendro 714,29 1.285,71 1.000,00 3.000,00Eteman 1.200,00 1.866,67 600,00 3.666,67 285,71 1.285,71 1.500,00 3.071,43Pepetek 0,00 700,00 1.500,00 875,00 3.075,00Tongkol 400,00 3.750,00 975,00 5.125,00 900,00 3.575,00 900,00 5.375,00Banyar 1.200,00 3.900,00 1.400,00 6.500,00 1.250,00 3.750,00 875,00 5.875,00Lisong 600,00 3.666,67 733,33 5.000,00Tuna 857,14 2.785,71 3.000,00 6.642,86Layang 1.333,33 1.666,67 2.000,00 5.000,00
6 Heri Cakalang 785,71 4.114,29 1.114,29 6.014,29Cendro 1.120,00 1.200,00 700,00 3.020,00 625,00 1.750,00 1.000,00 3.375,00Eteman 1.250,00 1.750,00 333,33 3.333,33 285,71 1.071,43 1.285,71 2.642,86PepetekTongkol 250,00 3.972,22 1.333,33 5.555,56 666,67 3.666,67 1.200,00 5.533,33Banyar 1.800,00 3.900,00 700,00 6.400,00 1.666,67 2.933,33 933,33 5.533,33Lisong 1.333,33 3.200,00 1.300,00 5.833,33 1.800,00 3.300,00 240,00 5.340,00Tuna 1.400,00 4.500,00 1.600,00 7.500,00Layang 1.333,33 1.666,67 2.000,00 5.000,00
JumlahJumlah
Jumlah Tangkapan (kg)Musim TimurMusim BaratNo Responden Jenis Ikan
Lampiran 16 Status risiko harga ikan tangkapan payang di Palabuhanratu
130
7 Ujang Cakalang 1.100,00 3.600,00 1.400,00 6.100,00 2.228,57 3.714,29 400,00 6.342,86Cendro 500,00 1.800,00 700,00 3.000,00Eteman 1.166,67 1.750,00 333,33 3.250,00 500,00 1.500,00 875,00 2.875,00Pepetek 750,00 1.400,00 600,00 2.750,00Tongkol 444,44 3.055,56 1.666,67 5.166,67 2.000,00 2.750,00 600,00 5.350,00Banyar 1.200,00 4.333,33 933,33 6.466,67 1.333,33 2.800,00 1.733,33 5.866,67Lisong 1.466,67 4.000,00 500,00 5.966,67 2.000,00 3.360,00 260,00 5.620,00Tuna 2.500,00 2.666,67 2.750,00 7.916,67Layang
8 Mus Cakalang 1.100,00 3.000,00 1.950,00 6.050,00Cendro 312,50 1.875,00 875,00 3.062,50 1.000,00 1.166,67 1.333,33 3.500,00Eteman 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00PepetekTongkol 825,00 3.600,00 1.625,00 6.050,00 1.000,00 3.666,67 800,00 5.466,67Banyar 2.000,00 3.250,00 1.166,67 6.416,67 1.333,33 3.200,00 1.400,00 5.933,33Lisong 1.166,67 3.800,00 933,33 5.900,00 1.600,00 3.080,00 720,00 5.400,00TunaLayang
9 Dodi Cakalang 1.000,00 2.400,00 2.800,00 6.200,00 1.257,14 2.914,29 1.857,14 6.028,57Cendro 0,00 500,00 1.800,00 700,00 3.000,00Eteman 1.000,00 2.138,89 250,00 3.388,89 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00Pepetek 0,00 1.000,00 1.500,00 350,00 2.850,00Tongkol 400,00 3.250,00 1.500,00 5.150,00 1.500,00 2.200,00 1.800,00 5.500,00Banyar 2.400,00 3.250,00 700,00 6.350,00 1.666,67 3.000,00 1.166,67 5.833,33Lisong 1.800,00 3.080,00 480,00 5.360,00TunaLayang 1.000,00 3.300,00 1.200,00 5.500,00
10 Ucup Cakalang 2.000,00 3.250,00 1.166,67 6.416,67 960,00 4.680,00 840,00 6.480,00Cendro 312,50 1.875,00 875,00 3.062,50Eteman 666,67 2.527,78 222,22 3.416,67 571,43 1.071,43 857,14 2.500,00Pepetek 625,00 1.400,00 825,00 2.850,00TongkolBanyar 550,00 4.200,00 1.400,00 6.150,00 1.650,00 3.600,00 650,00 5.900,00Lisong 1.000,00 3.900,00 1.050,00 5.950,00 1.333,33 3.666,67 400,00 5.400,00TunaLayang
11 Damyudin Cakalang 1.100,00 2.400,00 2.600,00 6.100,00Cendro 416,67 1.500,00 1.166,67 3.083,33Eteman 833,33 1.500,00 583,33 2.916,67 400,00 1.250,00 900,00 2.550,00Pepetek 625,00 1.500,00 825,00 2.950,00Tongkol 571,43 2.142,86 2.357,14 5.071,43 1.666,67 2.566,67 1.200,00 5.433,33BanyarLisong 1.833,33 3.600,00 500,00 5.933,33 800,00 4.320,00 780,00 5.900,00Tuna 1.300,00 2.800,00 3.200,00 7.300,00Layang 1.333,33 1.666,67 2.000,00 5.000,00
12 Pendi Cakalang 1.542,86 4.457,14 400,00 6.400,00Cendro 625,00 1.125,00 1.312,50 3.062,50 500,00 1.800,00 800,00 3.100,00Eteman 1.285,71 1.500,00 642,86 3.428,57 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00PepetekTongkol 600,00 3.250,00 1.300,00 5.150,00 1.500,00 3.300,00 600,00 5.400,00Banyar 1.800,00 3.250,00 1.400,00 6.450,00 1.666,67 3.333,33 722,22 5.722,22Lisong 933,33 4.400,00 250,00 5.583,33 1.800,00 3.600,00 280,00 5.680,00Tuna 1.400,00 4.500,00 1.600,00 7.500,00Layang
13 Yadi Cakalang 1.833,33 2.000,00 2.333,33 6.166,67 1.100,00 2.742,86 2.228,57 6.071,43Cendro 0,00 0,00 0,00 0,00 1.000,00 1.200,00 800,00 3.000,00Eteman 1.285,71 1.714,29 642,86 3.642,86 500,00 1.250,00 875,00 2.625,00PepetekTongkol 1.500,00 3.300,00 600,00 5.400,00Banyar 1.800,00 2.600,00 2.100,00 6.500,00 1.111,11 4.000,00 722,22 5.833,33Lisong 900,00 4.400,00 500,00 5.800,00 2.200,00 2.880,00 560,00 5.640,00TunaLayang 1.000,00 2.750,00 1.500,00 5.250,00
Lampiran 16 Status risiko harga ikan tangkapan payang di Palabuhanratu (lanjutan)
131
14 Saeful Cakalang 1.500,00 3.250,00 1.750,00 6.500,00 2.000,00 3.900,00 466,67 6.366,67Cendro 833,33 1.000,00 1.166,67 3.000,00 1.000,00 1.200,00 700,00 2.900,00Eteman 1.400,00 2.000,00 450,00 3.850,00 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00PepetekTongkol 2.000,00 2.750,00 600,00 5.350,00Banyar 2.100,00 2.925,00 1.400,00 6.425,00 2.000,00 2.880,00 840,00 5.720,00LisongTunaLayang
15 Amek Cakalang 2.057,14 3.342,86 1.000,00 6.400,00CendroEteman 1.200,00 1.925,00 225,00 3.350,00 666,67 1.000,00 1.166,67 2.833,33Pepetek 0,00 500,00 1.200,00 1.320,00 3.020,00Tongkol 1.250,00 3.025,00 1.300,00 5.575,00 1.500,00 2.750,00 1.300,00 5.550,00Banyar 1.714,29 2.785,71 2.000,00 6.500,00 1.666,67 2.750,00 1.000,00 5.416,67Lisong 1.000,00 3.600,00 1.400,00 6.000,00 1.428,57 3.142,86 857,14 5.428,57TunaLayang
16 Bandi Cakalang 1.375,00 3.250,00 1.750,00 6.375,00 2.000,00 3.466,67 933,33 6.400,00Cendro 625,00 1.125,00 1.312,50 3.062,50 1.000,00 1.200,00 700,00 2.900,00Eteman 1.285,71 1.500,00 571,43 3.357,14 0,00Pepetek 0,00 833,33 933,33 1.000,00 2.766,67Tongkol 1.250,00 2.750,00 1.500,00 5.500,00 1.500,00 2.200,00 1.800,00 5.500,00Banyar 1.800,00 3.250,00 1.400,00 6.450,00 1.428,57 2.571,43 1.857,14 5.857,14Lisong 1.166,67 4.000,00 700,00 5.866,67 1.562,50 3.437,50 375,00 5.375,00TunaLayang
17 Oder Cakalang 1.257,14 3.428,57 1.300,00 5.985,71Cendro 500,00 1.800,00 700,00 3.000,00 1.000,00 1.200,00 800,00 3.000,00Eteman 1.200,00 2.133,33 300,00 3.633,33 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00Pepetek 0,00 833,33 1.000,00 1.100,00 2.933,33Tongkol 1.500,00 2.750,00 1.300,00 5.550,00 2.000,00 2.750,00 600,00 5.350,00Banyar 1.714,29 2.785,71 2.000,00 6.500,00 1.388,89 3.333,33 1.166,67 5.888,89Lisong 800,00 4.560,00 300,00 5.660,00 1.800,00 3.360,00 520,00 5.680,00TunaLayang
18 Gomloh Cakalang 550,00 3.600,00 2.100,00 6.250,00 2.571,43 3.528,57 600,00 6.700,00Cendro 416,67 1.500,00 1.166,67 3.083,33Eteman 648,00 2.040,00 320,00 3.008,00 833,33 1.500,00 666,67 3.000,00Pepetek 500,00 2.100,00 350,00 2.950,00TongkolBanyar 1.200,00 3.466,67 1.866,67 6.533,33 1.250,00 4.200,00 325,00 5.775,00Lisong 2.000,00 3.200,00 500,00 5.700,00 1.500,00 3.600,00 700,00 5.800,00Tuna 1.300,00 3.000,00 3.200,00 7.500,00 1.750,00 3.750,00 2.000,00 7.500,00Layang
19 Dono Cakalang 600,00 4.550,00 1.400,00 6.550,00 1.371,43 4.271,43 800,00 6.442,86Cendro 250,00 1.800,00 1.050,00 3.100,00 833,33 1.000,00 1.166,67 3.000,00Eteman 1.200,00 2.240,00 180,00 3.620,00 833,33 1.750,00 666,67 3.250,00Pepetek 500,00 2.100,00 330,00 2.930,00Tongkol 800,00 2.700,00 1.300,00 4.800,00 833,33 3.666,67 1.000,00 5.500,00Banyar 800,00 4.333,33 1.400,00 6.533,33 1.250,00 3.600,00 1.050,00 5.900,00Lisong 2.000,00 2.800,00 1.000,00 5.800,00 1.666,67 3.600,00 466,67 5.733,33TunaLayang 1.333,33 1.666,67 2.000,00 5.000,00 1.333,33 1.666,67 2.000,00 5.000,00
20 Munajab Cakalang 1.375,00 3.000,00 1.750,00 6.125,00 942,86 4.114,29 928,57 5.985,71Cendro 833,33 1.000,00 1.166,67 3.000,00Eteman 1.400,00 1.633,33 266,67 3.300,00 833,33 1.500,00 583,33 2.916,67PepetekTongkol 400,00 2.750,00 2.275,00 5.425,00 666,67 3.666,67 1.200,00 5.533,33BanyarLisong 1.333,33 3.850,00 250,00 5.433,33 1.500,00 3.300,00 650,00 5.450,00TunaLayang
Lampiran 16 Status risiko harga ikan tangkapan payang di Palabuhanratu (lanjutan)
132
21 Aep Cakalang 1.714,29 3.714,29 1.000,00 6.428,57Cendro 600,00 1.440,00 980,00 3.020,00Eteman 1.200,00 1.866,67 266,67 3.333,33 333,33 1.250,00 1.166,67 2.750,00PepetekTongkol 533,33 3.000,00 1.600,00 5.133,33 1.333,33 3.300,00 800,00 5.433,33Banyar 1.800,00 3.900,00 700,00 6.400,00 714,29 3.428,57 1.857,14 6.000,00Lisong 1.500,00 3.000,00 1.500,00 6.000,00 1.666,67 2.933,33 866,67 5.466,67Tuna 2.166,67 2.500,00 2.666,67 7.333,33Layang 1.666,67 1.833,33 2.000,00 5.500,00
22 Wasih Cakalang 1.375,00 3.000,00 1.750,00 6.125,00 1.100,00 3.942,86 928,57 5.971,43Cendro 312,50 1.500,00 1.312,50 3.125,00 833,33 1.000,00 1.166,67 3.000,00Eteman 857,14 2.000,00 571,43 3.428,57 833,33 1.500,00 583,33 2.916,67PepetekTongkol 1.466,67 3.200,00 1.300,00 5.966,67Banyar 1.800,00 3.900,00 700,00 6.400,00 1.500,00 3.300,00 650,00 5.450,00Lisong 1.000,00 3.800,00 1.166,67 5.966,67 1.666,67 3.116,67 650,00 5.433,33TunaLayang 800,00 2.000,00 2.400,00 5.200,00 800,00 3.000,00 1.200,00 5.000,00
23 Kakan CakalangCendro 833,33 1.166,67 1.333,33 3.333,33Eteman 1.050,00 2.100,00 225,00 3.375,00 833,33 1.500,00 666,67 3.000,00Pepetek 833,33 1.000,00 1.100,00 2.933,33Tongkol 1.500,00 2.750,00 1.200,00 5.450,00 1.000,00 2.933,33 1.600,00 5.533,33Banyar 1.714,29 3.714,29 1.000,00 6.428,57 833,33 3.000,00 1.083,33 4.916,67Lisong 2.000,00 2.933,33 500,00 5.433,33 1.666,67 3.116,67 600,00 5.383,33TunaLayang
24 Amsor Cakalang 1.375,00 3.250,00 1.750,00 6.375,00 1.100,00 4.271,43 1.000,00 6.371,43Cendro 833,33 1.000,00 1.333,33 3.166,67Eteman 1.015,00 1.650,00 400,00 3.065,00 833,33 1.500,00 583,33 2.916,67Pepetek 1.071,43 1.200,00 428,57 2.700,00Tongkol 675,00 3.300,00 1.625,00 5.600,00 1.000,00 2.933,33 1.600,00 5.533,33BanyarLisong 1.750,00 3.600,00 375,00 5.725,00 1.666,67 2.933,33 800,00 5.400,00TunaLayang
25 Tirta Cakalang 2.000,00 2.166,67 2.333,33 6.500,00 2.200,00 3.250,00 933,33 6.383,33Cendro 357,14 2.142,86 571,43 3.071,43Eteman 1.050,00 1.925,00 450,00 3.425,00PepetekTongkol 1.250,00 3.025,00 1.200,00 5.475,00 1.000,00 3.300,00 1.200,00 5.500,00BanyarLisong 2.000,00 3.200,00 933,33 6.133,33 1.666,67 3.116,67 600,00 5.383,33TunaLayang
680.803,93 710.752,784.828,40 4.706,97
Jumlah totalStatus risiko harga
Lampiran 16 Status risiko harga ikan tangkapan payang di Palabuhanratu (lanjutan)
133
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Ori -315.362,39 633.099,68 760.236,26 1.077.973,55 -278.729,38 747.602,67 641.934,55 1.110.807,842 Anton -292.025,36 720.167,95 933.307,57 1.361.450,17 -238.929,84 823.792,80 564.428,18 1.149.291,153 Obar -320.033,49 932.941,85 1.528.897,18 2.141.805,53 -332.530,56 1.272.536,82 602.793,87 1.542.800,134 Adin -362.902,15 981.627,40 1.512.389,50 2.131.114,75 -334.986,60 723.955,42 565.274,26 954.243,085 Ade -233.324,00 671.815,23 767.096,51 1.205.587,74 -249.990,00 870.359,92 982.807,18 1.603.177,106 Heri -143.783,31 858.155,78 1.455.976,91 2.170.349,38 -129.836,08 1.802.670,95 927.462,90 2.600.297,777 Ujang -294.076,78 544.620,14 1.721.545,72 1.972.089,08 -389.666,95 939.222,35 696.113,03 1.245.668,438 Mus -208.831,92 348.847,16 1.474.385,47 1.614.400,70 -304.034,71 830.643,86 1.367.789,04 1.894.398,189 Dodi -275.520,78 511.163,76 789.957,44 1.025.600,42 -300.856,02 1.039.065,58 791.218,35 1.529.427,91
10 Ucup -163.655,73 652.824,76 640.961,20 1.130.130,23 -158.842,33 887.639,93 821.365,17 1.550.162,7711 Damyudin -251.901,69 412.244,54 936.506,66 1.096.849,51 -187.821,43 381.563,68 1.210.313,43 1.404.055,6812 Pendi -337.486,50 526.763,65 826.133,62 1.015.410,77 -385.698,86 1.312.556,62 457.630,50 1.384.488,2713 Yadi -333.320,00 327.150,38 843.395,75 837.226,13 -357.485,70 876.756,60 659.270,50 1.178.541,4014 Saeful -263.931,75 219.734,80 995.456,98 951.260,03 -314.518,67 862.465,50 1.153.130,96 1.701.077,7915 Amek -225.437,41 399.210,22 1.434.808,68 1.608.581,49 -354.371,79 705.991,50 1.567.152,22 1.918.771,9316 Bandi -278.544,41 475.154,60 1.123.788,38 1.320.398,57 -326.986,92 1.062.098,14 1.209.118,30 1.944.229,5217 Oder -132.402,11 132.928,71 1.009.311,48 1.009.838,08 -381.730,76 900.698,10 1.093.721,13 1.612.688,4718 Gomloh -192.856,87 455.606,78 767.203,69 1.029.953,59 -251.552,44 1.126.848,86 1.050.052,69 1.925.349,1219 Dono -286.172,76 532.347,13 1.220.784,50 1.466.958,86 -337.770,58 1.256.355,99 827.921,43 1.746.506,8420 Munajab -260.406,25 184.882,65 946.883,42 871.359,82 -296.040,79 851.248,84 923.998,13 1.479.206,1821 Aep -297.411,35 363.801,24 1.084.232,94 1.150.622,83 -318.997,66 960.794,90 1.202.295,66 1.844.092,9022 Wasih -295.474,29 718.200,44 803.592,86 1.226.319,00 -348.696,37 1.001.745,64 932.254,38 1.585.303,6523 Kakan -316.237,35 624.305,38 914.561,63 1.222.629,66 -310.126,48 922.700,36 1.016.822,75 1.629.396,6324 Amsor -256.184,20 507.854,69 1.149.079,04 1.400.749,52 -309.091,80 846.091,16 414.051,15 951.050,5025 Tirta -309.511,43 298.797,57 1.133.288,00 1.122.574,14 -300.913,89 576.799,84 766.230,92 1.042.116,88
33.161.233,55 38.527.150,091.326.449,34 1.541.086,00
JumlahNo Responden Musim Barat Musim TimurJumlah
Jumlah totalStatus risiko pendapatan
Lampiran 17 Status risiko pendapatan payang di Palabuhanratu
134
Pendapatan tinggi Harga tinggi Produksi rendah Frek.pen rendah1 Ori 0,05 0,16 0,20 0,67 0,082 Anton 0,03 0,19 0,26 0,60 0,053 Obar 0,04 0,21 0,28 0,60 0,074 Adin 0,05 0,17 0,24 0,50 0,105 Ade 0,03 0,26 0,29 0,63 0,046 Heri 0,05 0,19 0,23 0,53 0,097 Ujang 0,06 0,16 0,25 0,53 0,128 Mus 0,08 0,20 0,31 0,50 0,179 Dodi 0,03 0,17 0,30 0,63 0,04
10 Ucup 0,03 0,16 0,30 0,63 0,0411 Damyudin 0,04 0,27 0,24 0,57 0,0812 Pendi 0,07 0,19 0,29 0,50 0,1313 Yadi 0,04 0,22 0,30 0,43 0,0914 Saeful 0,04 0,22 0,28 0,43 0,0915 Amek 0,05 0,18 0,23 0,47 0,1116 Bandi 0,03 0,22 0,28 0,50 0,0717 Oder 0,06 0,16 0,24 0,60 0,0918 Gomloh 0,04 0,24 0,14 0,67 0,0619 Dono 0,05 0,20 0,19 0,63 0,0820 Munajab 0,06 0,18 0,29 0,60 0,0921 Aep 0,04 0,21 0,27 0,63 0,0622 Wasih 0,03 0,24 0,25 0,50 0,0723 Kakan 0,05 0,11 0,25 0,47 0,1124 Amsor 0,05 0,13 0,26 0,50 0,1025 Tirta 0,07 0,19 0,30 0,47 0,15
0,09
PRT
Jumlah totalRata-rata PRT
No Responden Peluang
Lampiran 18 Peluang risiko total nelayan payang di Palabuhanratu
135
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Pendi Tembang 0 15 28 8 15 150 0,17 0,60 0,23 0,17 0,65 0,18
Rebon 0 5 120 0,15 0,65 0,20Teri 0 15 25 1 5 50 0,30 0,40 0,30 0,31 0,54 0,15Lisong 0 40 1.000 0,20 0,60 0,20Layang 0 12 58 0 20 120 0,15 0,65 0,20 0,13 0,60 0,27Layur 0 5 25 0,13 0,50 0,38Peperek 10 25 1.200 0,33 0,54 0,13Tetengkek 0 8 15 0,33 0,33 0,33Swangi 12 20 60 0,17 0,50 0,33Kembung 0 15 50 0,10 0,60 0,30
2 Deden Tembang 2 30 25 5 18 130 0,16 0,56 0,28 0,22 0,61 0,17Rebon 0 15 60 0,23 0,54 0,23Teri 0 8 20 4 10 80 0,14 0,57 0,29 0,18 0,65 0,18Lisong 0 27 1.200 0,25 0,50 0,25Layang 4 13 45 0 25 80 0,13 0,60 0,27 0,13 0,60 0,27Layur 3 10 20 8 15 26 0,25 0,63 0,13 0,10 0,70 0,20Peperek 0 15 400 0,25 0,55 0,20Tetengkek 10 20 40 0,33 0,33 0,33Swangi 8 30 60 0,14 0,57 0,29Kembung 5 17 40 0,20 0,60 0,20
3 Makmur Tembang 0 15 15 0 30 300 0,20 0,65 0,15 0,24 0,64 0,12Rebon 8 15 35 5 12 90 0,13 0,50 0,38 0,08 0,68 0,24Teri 5 10 20 0 13 200 0,20 0,60 0,20 0,25 0,63 0,13Lisong 0 35 500 0,14 0,57 0,29Layang 0 12 20 8 25 110 0,18 0,55 0,27 0,20 0,60 0,20Layur 0 5 20 4 10 45 0,25 0,50 0,25 0,10 0,70 0,20Peperek 20 75 300 0,32 0,56 0,12Tetengkek 9 18 45 0,33 0,33 0,33Swangi 15 26 48 0,25 0,50 0,25
4 Emang Tembang 3 20 36 10 43 102 0,23 0,54 0,23 0,27 0,62 0,11Rebon 0 10 300 0,20 0,65 0,15Teri 3 5 120 0,20 0,50 0,30Lisong 0 30 2.000 0,20 0,60 0,20Layang 8 15 25 0 35 80 0,30 0,50 0,20 0,20 0,60 0,20Layur 7 18 33 0,13 0,63 0,25Peperek 8 15 25 0 36 1.700 0,33 0,33 0,33 0,28 0,64 0,08TetengkekSwangi 15 23 55 0,33 0,33 0,33
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Jumlah Tangkapan (kg)Musim BaratJenis Ikan
Lampiran 19 Jumlah tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu
136
5 Pate Tembang 5 14 40 9 37 93 0,15 0,62 0,24 0,19 0,61 0,20Rebon 4 12 20 4 17 110 0,20 0,50 0,30 0,20 0,60 0,20Teri 2 15 60 0,20 0,70 0,10Lisong 0 40 200 0,17 0,67 0,17Layang 0 18 55 0 30 50 0,17 0,50 0,33 0,14 0,57 0,29Layur 10 18 43 0,13 0,50 0,38Peperek 5 30 80 0,30 0,60 0,10Tetengkek 2 8 20 0,33 0,33 0,33Swangi 10 31 84 0,20 0,60 0,20Kembung 0 10 23 0,14 0,57 0,29
6 Babeng Tembang 11 45 400 0,22 0,69 0,09Rebon 5 10 50 0,23 0,63 0,13Teri 6 13 25 5 13 30 0,21 0,57 0,21 0,30 0,40 0,30Lisong 0 50 100 0,29 0,43 0,29Layang 0 8 70 0 25 150 0,15 0,60 0,25 0,20 0,60 0,20Layur 0 5 50 0 21 33 0,25 0,63 0,13 0,10 0,70 0,20Peperek 5 5 30 0 18 1.000 0,33 0,33 0,33 0,23 0,67 0,10Tetengkek 5 14 30 0,33 0,33 0,33Swangi 17 30 65 0,25 0,50 0,25
7 Guntur Tembang 9 15 58 0 20 130 0,12 0,56 0,32 0,22 0,68 0,10Rebon 0 7 60 4 10 220 0,13 0,53 0,33 0,20 0,55 0,25Teri 0 6 18 5 10 150 0,20 0,60 0,20 0,27 0,53 0,20Lisong 0 45 1.500 0,20 0,60 0,20Layang 8 15 20 0 20 135 0,20 0,50 0,30 0,25 0,67 0,08Layur 4 14 24 0,10 0,60 0,30Peperek 0 40 700 0,29 0,58 0,13TetengkekSwangi 13 26 81 0,20 0,60 0,20
8 Wahyu Tembang 3 10 28 0 15 80 0,17 0,60 0,23 0,15 0,64 0,21Rebon 4 18 25 0,15 0,55 0,30Teri 0 10 320 0,20 0,53 0,27Lisong 0 40 120 0,20 0,50 0,30Layang 10 18 35 0 50 80 0,20 0,60 0,20 0,14 0,71 0,14Layur 0 8 20 2 23 44 0,25 0,50 0,25 0,13 0,50 0,38Peperek 10 50 300 0,23 0,68 0,10Tetengkek 8 24 58 0,33 0,33 0,33Swangi 8 28 53 0,29 0,43 0,29
Lampiran 19 Jumlah tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
137
9 Sukana Tembang 2 13 48 5 44 90 0,17 0,63 0,20 0,20 0,67 0,13Rebon 2 5 80 0,16 0,68 0,16Teri 2 18 28 3 30 95 0,17 0,50 0,33 0,25 0,63 0,13Lisong 0 20 50 0,14 0,71 0,14Layang 0 24 98 0,20 0,60 0,20Layur 0 17 48 0,13 0,63 0,25Peperek 5 10 35 20 70 1.700 0,20 0,60 0,20 0,32 0,56 0,12TetengkekSwangi 20 30 75 0,29 0,43 0,29
10 Beny Tembang 3 16 36 0 25 320 0,23 0,67 0,10 0,08 0,80 0,12Rebon 3 20 300 0,20 0,60 0,20Teri 5 10 15 2 19 110 0,15 0,54 0,31 0,27 0,53 0,20Lisong 0 35 800 0,13 0,63 0,25Layang 5 14 31 0 20 89 0,24 0,59 0,18 0,20 0,50 0,30Layur 0 10 40 10 20 35 0,33 0,33 0,33 0,10 0,60 0,30Peperek 0 50 200 0,29 0,58 0,13Tetengkek 5 20 40 0,13 0,50 0,38SwangiKembung 2 8 35 0,20 0,60 0,20
11 Ratman Tembang 0 12 25 6 18 125 0,11 0,69 0,20 0,27 0,62 0,11Rebon 6 10 17 0,14 0,62 0,24Teri 8 25 80 0,20 0,60 0,20Lisong 0 30 150 0,13 0,63 0,25Layang 0 5 10 0 35 139 0,20 0,50 0,30 0,20 0,60 0,20Layur 0 22 50 0,20 0,60 0,20Peperek 5 35 150 0,28 0,64 0,08Tetengkek 8 23 40 0,17 0,50 0,33Swangi 10 33 69 0,33 0,33 0,33
12 Ipi Tembang 10 30 80 0,25 0,67 0,08Rebon 0 15 90 0,13 0,71 0,17Teri 3 12 40 5 20 75 0,10 0,60 0,30 0,25 0,50 0,25Lisong 0 30 600 0,14 0,71 0,14Layang 10 20 20 0 32 167 0,18 0,53 0,29 0,13 0,50 0,38Layur 0 5 15 5 12 42 0,29 0,57 0,14 0,10 0,70 0,20Peperek 10 20 40 0 20 350 0,33 0,33 0,33 0,30 0,45 0,25TetengkekSwangiKembung 0 5 15 0,25 0,50 0,25
Lampiran 19 Jumlah tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
138
13 Letang Tembang 0 20 22 0 25 170 0,12 0,64 0,24 0,07 0,74 0,19Rebon 4 10 35 4 15 50 0,11 0,61 0,28 0,13 0,63 0,25Teri 0 5 15 0 20 50 0,08 0,75 0,17 0,13 0,67 0,20Lisong 0 40 240 0,17 0,50 0,33Layang 0 9 25 0 35 167 0,10 0,70 0,20 0,14 0,57 0,29Layur 8 14 33 0,20 0,60 0,20Peperek 0 30 50 0 50 240 0,33 0,33 0,33 0,20 0,65 0,15TetengkekSwangi 20 30 40 0,14 0,71 0,14
14 Dedi Tembang 8 40 200 0,13 0,76 0,11Rebon 5 15 45 10 15 400 0,15 0,65 0,20 0,30 0,55 0,15Teri 0 10 33 6 18 180 0,20 0,50 0,30 0,07 0,80 0,13Lisong 0 30 90 0,17 0,50 0,33Layang 0 40 120 0,17 0,67 0,17Layur 0 15 20 0 20 48 0,13 0,50 0,38 0,10 0,70 0,20Peperek 10 40 150 0,20 0,65 0,15Tetengkek 10 22 58 0,20 0,60 0,20SwangiKembung 5 15 46 0,10 0,60 0,30
15 Turino Tembang 0 40 25 10 35 50 0,14 0,66 0,20 0,20 0,62 0,18Rebon 0 15 40 0,15 0,65 0,20Teri 7 25 250 0,33 0,58 0,08Lisong 10 45 2.500 0,17 0,50 0,33Layang 0 8 15 0 30 115 0,15 0,60 0,25 0,25 0,58 0,17Layur 4 17 30 0,10 0,60 0,30Peperek 10 35 50 10 40 350 0,20 0,60 0,20 0,29 0,58 0,13TetengkekSwangi
Barat TimurJumlah 839 3.114Rata-rata 13,53 25,52Stdev 6,92 12,86Coef var 0,51 0,50
Lampiran 19 Jumlah tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
139
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Pendi Tembang 2.000 3.000 4.000 2.000 2.500 3.000 0,10 0,57 0,33 0,23 0,63 0,13
Rebon 3.000 4.000 5.000 0,20 0,55 0,25Teri 6.000 6.500 7.000 4.000 5.000 8.000 0,20 0,70 0,10 0,08 0,54 0,38Lisong 4.000 5.000 6.000 0,40 0,40 0,20Layang 3.000 3.500 4.000 2.000 2.500 3.000 0,20 0,60 0,20 0,13 0,60 0,27Layur 2.000 2.500 4.000 0,13 0,63 0,25Peperek 1.000 1.500 2.000 0,25 0,67 0,08Tetengkek 2.000 2.500 3.000 0,33 0,33 0,33Swangi 1.500 2.000 2.500 0,17 0,67 0,17Kembung 7.000 8.000 8.500 0,30 0,60 0,10
2 Deden Tembang 2.000 2.500 3.000 1.500 2.000 3.000 0,12 0,68 0,20 0,27 0,61 0,13Rebon 3.000 3.500 4.000 0,08 0,54 0,38Teri 5.000 7.000 7.500 5.000 5.500 8.000 0,14 0,71 0,14 0,12 0,59 0,29Lisong 4.500 5.000 6.000 0,25 0,50 0,25Layang 3.000 4.000 4.500 2.000 3.000 4.000 0,27 0,47 0,27 0,07 0,67 0,27Layur 2.500 3.500 4.000 2.000 3.000 4.000 0,25 0,50 0,25 0,10 0,60 0,30Peperek 1.500 2.000 2.500 0,05 0,65 0,15Tetengkek 1.000 1.700 2.000 0,33 0,33 0,33Swangi 1.500 2.000 2.500 0,14 0,57 0,29Kembung 6.000 7.000 7.500 0,20 0,40 0,40
3 Makmur Tembang 2.000 3.000 3.500 1.000 1.250 1.500 0,25 0,55 0,20 0,14 0,54 0,32Rebon 3.500 4.000 4.500 2.500 3.000 4.000 0,13 0,50 0,38 0,08 0,68 0,24Teri 5.000 6.000 7.000 3.000 4.000 5.000 0,20 0,60 0,20 0,13 0,50 0,38Lisong 3.000 5.000 8.000 0,29 0,57 0,14Layang 4.000 4.500 5.000 2.000 3.000 3.500 0,18 0,73 0,09 0,20 0,60 0,20Layur 2.500 3.000 4.000 2.000 2.500 4.000 0,25 0,50 0,25 0,10 0,60 0,30Peperek 750 1.000 1.750 0,20 0,56 0,24Tetengkek 1.000 1.500 2.000 0,33 0,33 0,33Swangi 1.300 1.500 2.000 0,25 0,50 0,25
4 Emang Tembang 2.000 3.000 4.000 750 1.500 2.000 0,23 0,69 0,08 0,25 0,51 0,24Rebon 4.000 5.000 5.500 0,25 0,55 0,20Teri 5.000 6.000 8.000 0,20 0,60 0,20Lisong 5.000 6.000 7.500 0,40 0,40 0,20Layang 3.000 4.000 4.500 2.000 3.000 4.000 0,25 0,65 0,10 0,20 0,40 0,40Layur 2.000 2.500 3.500 0,13 0,63 0,25Peperek 2.000 2.500 3.000 750 1.500 2.000 0,33 0,33 0,33 0,16 0,56 0,28TetengkekSwangi 1.500 2.000 2.500 0,33 0,33 0,33
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Harga ikan (Rp)Musim BaratJenis Ikan
Lampiran 20 Harga ikan tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu
140
5 Pate Tembang 2.000 2.500 3.000 1.500 2.000 2.500 0,12 0,79 0,09 0,23 0,53 0,24Rebon 4.000 5.000 6.000 3.000 5.000 6.000 0,10 0,60 0,30 0,27 0,53 0,20Teri 4.000 5.000 6.500 0,20 0,70 0,10Lisong 4.000 4.500 6.000 0,33 0,50 0,17Layang 4.000 4.500 5.000 2.000 3.000 3.500 0,33 0,50 0,17 0,14 0,43 0,43Layur 2.000 3.000 3.500 0,25 0,50 0,25Peperek 1.200 1.500 2.000 0,27 0,43 0,30Tetengkek 1.500 2.000 2.500 0,33 0,33 0,33Swangi 750 1.500 2.000 0,20 0,60 0,20Kembung 7.000 8.000 9.000 0,14 0,71 0,14
6 Babeng Tembang 1.700 2.000 2.500 0,20 0,55 0,25Rebon 5.000 6.000 8.000 0,37 0,57 0,07Teri 4500 6.000 7.000 4.500 5.000 6.500 0,21 0,64 0,14 0,10 0,70 0,20Lisong 4.000 4.500 6.000 0,29 0,57 0,14Layang 3.000 3.500 4.000 2.000 3.000 3.500 0,15 0,80 0,05 0,20 0,60 0,20Layur 2.500 3.000 3.500 2.000 2.500 4.000 0,25 0,50 0,25 0,30 0,50 0,20Peperek 2.000 3.000 3.500 1.500 2.000 2.500 0,33 0,33 0,33 0,07 0,57 0,37Tetengkek 1.500 2.000 2.500 0,33 0,33 0,33Swangi 1.700 2.000 2.500 0,25 0,50 0,25
7 Guntur Tembang 2000 3.000 3.500 1.300 1.500 2.000 0,20 0,56 0,24 0,22 0,63 0,15Rebon 5000 6.500 7.000 5.000 5.500 6.000 0,33 0,53 0,13 0,20 0,60 0,20Teri 6000 7.000 8.000 4.000 5.000 6.000 0,40 0,40 0,20 0,27 0,60 0,13Lisong 4.500 5.000 7.500 0,40 0,40 0,20Layang 3.000 3.500 4.500 2.500 3.000 3.500 0,20 0,50 0,30 0,17 0,58 0,25Layur 2.000 3.000 4.000 0,10 0,70 0,20Peperek 2.000 2.500 3.000 0,29 0,58 0,13Tetengkek 1.500 2.000 2.500Swangi 2.000 2.200 2.500 0,20 0,40 0,40
8 Wahyu Tembang 2.000 3.000 3.500 750 1.500 2.000 0,20 0,63 0,17 0,15 0,61 0,24Rebon 3.500 4.000 5.000 0,15 0,55 0,30Teri 4.500 5.000 6.500 0,27 0,53 0,20Lisong 4.000 5.000 5.500 0,10 0,70 0,20Layang 2.500 3.000 4.000 2.000 2.500 3.500 0,30 0,50 0,20 0,14 0,43 0,43Layur 2.500 3.500 4.000 2.000 3.500 4.000 0,25 0,50 0,25 0,38 0,50 0,13Peperek 1.200 1.500 2.000 0,23 0,55 0,23Tetengkek 1.500 2.500 3.000 0,33 0,33 0,33Swangi 1.000 1.500 2.000 0,14 0,57 0,29
Lampiran 20 Harga ikan tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
141
9 Sukana Tembang 2000 3.000 4.000 1.000 1.500 2.000 0,23 0,69 0,09 0,20 0,67 0,13Rebon 4000 5.000 5.500 4.000 5.000 5.500 0,20 0,56 0,24Teri 5000 6.000 6.500 4.500 5.500 6.000 0,33 0,42 0,25 0,25 0,63 0,13Lisong 4.000 5.000 5.500 0,29 0,57 0,14Layang 2.000 3.000 4.000 0,20 0,60 0,20Layur 2.000 2.500 3.500 0,38 0,50 0,13Peperek 2.000 2.500 3.000 1.200 1.500 2.500 0,40 0,40 0,20 0,24 0,56 0,20TetengkekSwangi 1.000 1.500 2.000 0,29 0,43 0,29
10 Beny Tembang 2500 3.500 4.000 1.200 1.500 2.500 0,23 0,67 0,10 0,12 0,67 0,22Rebon 4.000 5.000 5.500 0,20 0,60 0,20Teri 5000 6.000 6.500 4.000 5.000 6.500 0,23 0,62 0,15 0,27 0,60 0,13Lisong 5.000 6.500 8.000 0,38 0,38 0,25Layang 3.500 4.000 4.500 2.000 2.500 3.500 0,12 0,82 0,06 0,10 0,60 0,30Layur 3.000 3.500 4.000 3.000 3.500 4.000 0,33 0,33 0,33 0,20 0,50 0,30Peperek 1.500 2.000 2.500 0,29 0,58 0,13Tetengkek 1.200 1.500 2.500 0,13 0,63 0,25SwangiKembung 6.000 7.500 8.000 0,20 0,40 0,40
11 Ratman Tembang 2.000 2.500 4.000 1.500 2.000 2.500 0,11 0,77 0,11 0,27 0,56 0,16Rebon 3.000 3.500 4.000 0,14 0,62 0,24Teri 5.000 6.000 6.500 5.000 5.500 6.000 0,33 0,47 0,20Lisong 4.000 5.000 7.500 0,25 0,63 0,13Layang 3.500 4.000 5.000 3.000 3.500 4.000 0,30 0,60 0,10 0,20 0,60 0,20Layur 1.500 2.000 2.500 0,20 0,40 0,40Peperek 1.500 2.000 2.500 0,28 0,64 0,08Tetengkek 1.500 2.000 2.500 0,17 0,67 0,17Swangi 1.500 2.000 3.000 0,33 0,33 0,33
12 Ipi Tembang 750 1.500 2.500 0,25 0,62 0,13Rebon 4.000 5.000 6.000 0,29 0,50 0,21Teri 5000 5.500 6.000 4.500 5.000 6.000 0,30 0,45 0,25 0,25 0,50 0,25Lisong 4.000 5.000 7.500 0,29 0,57 0,14Layang 3.500 4.000 5.000 3.000 3.500 4.000 0,24 0,59 0,18 0,13 0,50 0,38Layur 2.500 3.000 4.000 2.500 3.000 3.500 0,29 0,57 0,14 0,30 0,60 0,10Peperek 2.000 2.500 4.000 1.500 2.000 2.500 0,33 0,33 0,33 0,30 0,55 0,15TetengkekSwangiKembung 7.500 8.000 8.500 0,25 0,63 0,13
Lampiran 20 Harga ikan tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
142
13 Letang Tembang 2000 3.000 3.500 1.300 1.500 2.000 0,20 0,56 0,24 0,14 0,59 0,27Rebon 3000 4.000 5.000 5.000 5.500 6.000 0,11 0,61 0,28 0,21 0,46 0,33Teri 6.000 6.500 7.000 4.000 5.000 6.000 0,33 0,50 0,17 0,20 0,60 0,20Lisong 4.500 5.000 7.500 0,17 0,67 0,17Layang 3.500 4.000 5.000 3.000 3.500 4.000 0,10 0,70 0,20 0,14 0,57 0,29Layur 1.500 2.000 2.500 0,20 0,60 0,20Peperek 2.000 2.500 3.000 1.500 2.000 2.500 0,33 0,33 0,33 0,20 0,55 0,25TetengkekSwangi 1.500 2.000 3.000 0,14 0,57 0,29
14 Dedi Tembang 1.500 2.000 2.500 0,19 0,71 0,10Rebon 2.500 3.000 4.000 4.000 4.500 6.000 0,10 0,70 0,20 0,30 0,55 0,15Teri 6000 7.000 7.500 5.000 5.500 6.000 0,30 0,50 0,20 0,27 0,47 0,27Lisong 4.000 5.000 6.000 0,33 0,50 0,17Layang 2.000 2.500 3.500 0,17 0,50 0,33Layur 2.500 3.500 4.000 2.000 3.000 4.000 0,13 0,63 0,25 0,20 0,60 0,20Peperek 1.200 1.500 2.000 0,15 0,50 0,35Tetengkek 1.500 2.500 3.000 0,40 0,40 0,20SwangiKembung 6.000 7.000 8.000 0,20 0,60 0,20
15 Turino Tembang 2000 2.500 3.000 1.000 2.000 1.500 0,14 0,66 0,20 0,22 0,52 0,26Rebon 2.500 3.000 4.000 0,15 0,65 0,20Teri 3.000 4.000 5.000 0,17 0,58 0,25Lisong 3.000 5.000 8.000 0,17 0,67 0,17Layang 3.500 4.000 4.500 2.000 3.000 3.500 0,20 0,55 0,25 0,08 0,50 0,42Layur 1.700 2.500 3.000 0,10 0,50 0,40Peperek 2.000 2.500 3.000 750 1.000 2.500 0,20 0,60 0,20 0,21 0,58 0,21TetengkekSwangi
Barat TimurJumlah 277.000 386.650Rata-rata 4.328,13 3.143,50Stdev 1.679,05 1.474,12Coef var 0,39 0,47
Lampiran 20 Harga ikan tangkapan bagan nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
143
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Pendi -26.000 65.350 193.000 -1.400 106.750 1.915.000 0,17 0,63 0,20 0,43 0,50 0,072 Deden -8.575 84.725 194.375 3.575 108.875 2.048.975 0,31 0,57 0,12 0,39 0,57 0,043 Makmur -18.298 14.299 43.996 -3.100 75.792 620.918 0,11 0,52 0,38 0,40 0,54 0,064 Emang -14.400 11.250 23.100 -4.200 136.350 4.002.000 0,14 0,47 0,39 0,47 0,51 0,025 Pate -31.425 33.675 119.175 -4.275 156.525 522.225 0,13 0,61 0,26 0,38 0,54 0,086 Babeng -11.775 2.775 70.875 16.875 177.825 1.016.325 0,18 0,53 0,29 0,35 0,59 0,057 Guntur -14.999 8.499 88.291 -7.999 95.330 2.084.592 0,20 0,45 0,35 0,48 0,49 0,038 Wahyu -6.100 27.950 57.050 -6.850 151.250 791.150 0,09 0,75 0,16 0,44 0,47 0,099 Sukana -18.450 22.350 62.550 9.450 156.900 1.004.100 0,12 0,62 0,27 0,42 0,50 0,08
10 Beny -6.399 30.397 97.690 -6.599 118.988 1.307.869 0,17 0,63 0,20 0,40 0,54 0,0611 Ratman -28.197 -15.998 -5.799 -7.899 101.390 380.562 0,29 0,49 0,22 0,29 0,60 0,1112 Ipi -12.350 30.550 105.250 -23.000 122.650 1.241.800 0,13 0,71 0,16 0,43 0,50 0,0713 Letang -21.115 23.581 60.177 -4.316 120.971 519.131 0,14 0,55 0,31 0,38 0,53 0,0914 Dedi -23.498 18.998 91.791 -2.300 98.790 717.028 0,14 0,57 0,29 0,38 0,55 0,0715 Turino -22.000 34.850 29.750 19.100 152.750 2.652.050 0,10 0,72 0,18 0,44 0,52 0,04
Barat TimurJumlah 393.250 1.881.137Rata-rata 26.216,69 125.409,15Stdev 24.215,76 28.765,54Coef var 0,92 0,23
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Pendapatan/tripMusim Barat
Lampiran 21 Pendapatan nelayan bagan per trip di Palabuhanratu
144
Nama Harga satuan PenggunaanResponden (Rp) per trip T B T B
1 Pendi Minyak tanah 2.500 Liter 10 104 60 2.600.000 1.500.000Konsumsi 7.500 Pkt 2 104 60 1.560.000 900.000Rokok 5.000 Bungkus 1 104 60 520.000 300.000Kaos petromaks 1.500 Buah 2 104 60 312.000 180.000Kaca petromaks 1.500 Buah 1 104 60 156.000 90.000Spirtus 5.000 Botol 0,5 104 60 260.000 150.000
5.408.000 3.120.0002 Deden Minyak tanah 2.500 Liter 10 100 65 2.500.000 1.625.000
Konsumsi 10.000 Pkt 2 100 65 2.000.000 1.300.000Rokok 8.000 Bungkus 1 100 65 800.000 520.000Kaos petromaks 1.500 Buah 3 100 65 450.000 292.500Kaca petromaks 1.500 Buah 2 100 65 300.000 195.000Spirtus 5.000 Botol 0,75 100 65 375.000 243.750
6.425.000 4.176.2503 Makmur Minyak tanah 2.500 Liter 15 96 56 3.600.000 2.100.000
Konsumsi 10.000 Pkt 3 96 56 2.880.000 1.680.000Rokok 8.000 Bungkus 2 96 56 1.536.000 896.000Kaos petromaks 1.500 Buah 4 96 56 576.000 336.000Kaca petromaks 1.500 Buah 2 96 56 288.000 168.000Spirtus 5.000 Botol 1 96 56 480.000 280.000
9.360.000 5.180.0004 Emang Minyak tanah 2.500 Liter 10 92 49 2.300.000 1.225.000
Konsumsi 15.000 Pkt 2 92 49 2.760.000 1.470.000Rokok 5.000 Bungkus 2 92 49 920.000 490.000Kaos petromaks 1.500 Buah 2 92 49 276.000 147.000Kaca petromaks 1.500 Buah 1 92 49 138.000 73.500Spirtus 5.000 Botol 0,5 92 49 230.000 122.500
6.624.000 3.528.0005 Pate Minyak tanah 2.500 Liter 10 100 61 2.500.000 1.525.000
Konsumsi 20.000 Pkt 2 100 61 4.000.000 2.440.000Rokok 5.000 Bungkus 2 100 61 1.000.000 610.000Kaos petromaks 1.500 Buah 3 100 61 450.000 274.500Kaca petromaks 1.500 Buah 2 100 61 300.000 183.000Spirtus 5.000 Botol 0,75 100 61 375.000 228.750
8.625.000 5.261.2506 Bebeng Minyak tanah 2.500 Liter 8 96 45 1.920.000 900.000
Konsumsi 10.000 Pkt 2 96 45 1.920.000 900.000Rokok 8.000 Bungkus 1 96 45 768.000 360.000Kaos petromaks 1.500 Buah 3 96 45 432.000 202.500Kaca petromaks 1.500 Buah 2 96 45 288.000 135.000Spirtus 5.000 Botol 0,75 96 45 360.000 168.750
5.688.000 2.666.2507 Guntur Minyak tanah 2.500 Liter 10 104 55 2.600.000 1.375.000
Konsumsi 15.000 Pkt 3 104 55 4.680.000 2.475.000Rokok 5.000 Bungkus 1 104 55 520.000 275.000Kaos petromaks 1.500 Buah 3 104 55 468.000 247.500Kaca petromaks 1.500 Buah 1,5 104 55 234.000 123.750Spirtus 5.000 Botol 0,75 104 55 390.000 206.250
8.892.000 4.702.500
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Biaya/musim
Jumlah
Jumlah
Jumlah
No Komponen Biaya Satuan Jumlah trip
Lampiran 22 Komponen biaya operasional bagan di Palabuhanratu
145
8 Wahyu Minyak tanah 2.500 Liter 7 100 64 1.750.000 1.120.000Konsumsi 10.000 Pkt 2 100 64 2.000.000 1.280.000Rokok 5.000 Bungkus 2 100 64 1.000.000 640.000Kaos petromaks 1.500 Buah 2 100 64 300.000 192.000Kaca petromaks 1.500 Buah 1 100 64 150.000 96.000Spirtus 5.000 Botol 0,5 100 64 250.000 160.000
5.450.000 3.488.0009 Sukana Minyak tanah 2.500 Liter 8 96 52 1.920.000 1.040.000
Konsumsi 10.000 Pkt 2 96 52 1.920.000 1.040.000Rokok 8.000 Bungkus 1 96 52 768.000 416.000Kaos petromaks 1.500 Buah 3 96 52 432.000 234.000Kaca petromaks 1.500 Buah 1,5 96 52 216.000 117.000Spirtus 5.000 Botol 0,75 96 52 360.000 195.000
5.616.000 3.042.00010 Beny Minyak tanah 2.500 Liter 6 104 65 1.560.000 975.000
Konsumsi 10.000 Pkt 3 104 65 3.120.000 1.950.000Rokok 5.000 Bungkus 2 104 65 1.040.000 650.000Kaos petromaks 1.500 Buah 4 104 65 624.000 390.000Kaca petromaks 1.500 Buah 2 104 65 312.000 195.000Spirtus 5.000 Botol 1 104 65 520.000 325.000
7.176.000 4.485.00011 Ratman Minyak tanah 2.500 Liter 12 92 65 2.760.000 1.950.000
Konsumsi 15.000 Pkt 3 92 65 4.140.000 2.925.000Rokok 5.000 Bungkus 2 92 65 920.000 650.000Kaos petromaks 1.500 Buah 4 92 65 552.000 390.000Kaca petromaks 1.500 Buah 2 92 65 276.000 195.000Spirtus 5.000 Botol 1 92 65 460.000 325.000
9.108.000 6.435.00012 Ipi Minyak tanah 2.500 Liter 15 96 56 3.600.000 2.100.000
Konsumsi 15.000 Pkt 2 96 56 2.880.000 1.680.000Rokok 8.000 Bungkus 1 96 56 768.000 448.000Kaos petromaks 1.500 Buah 4 96 56 576.000 336.000Kaca petromaks 1.500 Buah 2 96 56 288.000 168.000Spirtus 5.000 Botol 1 96 56 480.000 280.000
8.592.000 5.012.00013 Letang Minyak tanah 2.800 Liter 7 100 65 1.960.000 1.274.000
Konsumsi 10.000 Pkt 3 100 65 3.000.000 1.950.000Rokok 8.000 Bungkus 2 100 65 1.600.000 1.040.000Kaos petromaks 1.500 Buah 3 100 65 450.000 292.500Kaca petromaks 1.500 Buah 1 100 65 150.000 97.500Spirtus 5.000 Botol 0,75 100 65 375.000 243.750
7.535.000 4.897.75014 Dedi Minyak tanah 2.500 Liter 15 100 58 3.750.000 2.175.000
Konsumsi 15.000 Pkt 3 100 58 4.500.000 2.610.000Rokok 5.000 Bungkus 2 100 58 1.000.000 580.000Kaos petromaks 1.500 Buah 4 100 58 600.000 348.000Kaca petromaks 1.500 Buah 2 100 58 300.000 174.000Spirtus 5.000 Botol 1 100 58 500.000 290.000
10.650.000 6.177.00015 Turino Minyak tanah 2.500 Liter 10 104 60 2.600.000 1.500.000
Konsumsi 10.000 Pkt 2 104 60 2.080.000 1.200.000Rokok 5.000 Bungkus 2 104 60 1.040.000 600.000Kaos petromaks 1.500 Buah 2 104 60 312.000 180.000Kaca petromaks 1.500 Buah 1 104 60 156.000 90.000Spirtus 5.000 Botol 0,5 104 60 260.000 150.000
6.448.000 3.720.000
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 22 Komponen biaya operasional bagan di Palabuhanratu (lanjutan)
146
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Pendi Penjualan ikan 0 304.500 730.000 82.000 442.500 6.470.000
Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 0 182.700 438.000 49.200 265.500 3.882.000Biaya operasi -52.000 130.700 386.000 -2.800 213.500 3.830.000Pend bersih (50%) -26.000 65.350 193.000 -1.400 106.750 1.915.000
2 Deden Penjualan ikan 78.500 389.500 755.000 119.000 470.000 6.937.000Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 47.100 233.700 453.000 71.400 282.000 4.162.200Biaya operasi -17.150 169.450 388.750 7.150 217.750 4.097.950Pend bersih (50%) -8.575 84.725 194.375 3.575 108.875 2.048.975
3 Makmur Penjualan ikan 71.000 234.000 382.500 147.000 541.500 3.267.400Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 42.600 140.400 229.500 88.200 324.900 1.960.440Biaya operasi -54.900 42.900 132.000 -9.300 227.400 1.862.940Pend bersih (33,33%) -18.298 14.299 43.996 -3.100 75.792 620.918
4 Emang Penjualan ikan 72.000 157.500 197.000 106.000 574.500 13.460.000Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 43.200 94.500 118.200 63.600 344.700 8.076.000Biaya operasi -28.800 22.500 46.200 -8.400 272.700 8.004.000Pend bersih (50%) -14.400 11.250 23.100 -4.200 136.350 4.002.000
5 Pate Penjualan ikan 39.000 256.000 541.000 129.500 665.500 1.884.500Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 23.400 153.600 324.600 77.700 399.300 1.130.700Biaya operasi -62.850 67.350 238.350 -8.550 313.050 1.044.450Pend bersih (50%) -31.425 33.675 119.175 -4.275 156.525 522.225
6 Babeng Penjualan ikan 59.500 108.000 335.000 155.000 691.500 3.486.500Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 35.700 64.800 201.000 93.000 414.900 2.091.900Biaya operasi -23.550 5.550 141.750 33.750 355.650 2.032.650Pend bersih (50%) -11.775 2.775 70.875 16.875 177.825 1.016.325
7 Guntur Penjualan ikan 67.500 185.000 584.000 102.500 619.200 10.566.500Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 40.500 111.000 350.400 61.500 371.520 6.339.900Biaya operasi -45.000 25.500 264.900 -24.000 286.020 6.254.400Pend bersih (33,33%) -14.999 8.499 88.291 -7.999 95.330 2.084.592
8 Wahyu Penjualan ikan 70.500 184.000 281.000 68.000 595.000 2.728.000Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 42.300 110.400 168.600 40.800 357.000 1.636.800Biaya operasi -12.200 55.900 114.100 -13.700 302.500 1.582.300Pend bersih (50%) -6.100 27.950 57.050 -6.850 151.250 791.150
9 Sukana Penjualan ikan 36.000 172.000 306.000 129.000 620.500 3.444.500Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 21.600 103.200 183.600 77.400 372.300 2.066.700Biaya operasi -36.900 44.700 125.100 18.900 313.800 2.008.200Pend bersih (50%) -18.450 22.350 62.550 9.450 156.900 1.004.100
10 Beny Penjualan ikan 83.000 267.000 603.500 82.000 710.000 6.655.000Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 49.800 160.200 362.100 49.200 426.000 3.993.000Biaya operasi -19.200 91.200 293.100 -19.800 357.000 3.924.000Pend bersih (33,33%) -6.399 30.397 97.690 -6.599 118.988 1.307.869
Responden No Musim TimurPendapatan/trip
Musim BaratKomponen
Lampiran 23 Komponen pendapatan nelayan bagan di Palabuhanratu
147
11 Ratman Penjualan ikan 24.000 85.000 136.000 125.500 672.000 2.068.000Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 14.400 51.000 81.600 75.300 403.200 1.240.800Biaya operasi -84.600 -48.000 -17.400 -23.700 304.200 1.141.800Pend bersih (33,33%) -28.197 -15.998 -5.799 -7.899 101.390 380.562
12 Ipi Penjualan ikan 108.000 251.000 500.000 72.500 558.000 4.288.500Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 64.800 150.600 300.000 43.500 334.800 2.573.100Biaya operasi -24.700 61.100 210.500 -46.000 245.300 2.483.600Pend bersih (50%) -12.350 30.550 105.250 -23.000 122.650 1.241.800
13 Letang Penjualan ikan 20.000 243.500 426.500 104.000 730.500 2.721.500Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 12.000 146.100 255.900 62.400 438.300 1.632.900Biaya operasi -63.350 70.750 180.550 -12.950 362.950 1.557.550Pend bersih (33,33%) -21.115 23.581 60.177 -4.316 120.971 519.131
14 Dedi Penjualan ikan 60.000 272.500 636.500 166.000 671.500 3.763.000Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 36.000 163.500 381.900 99.600 402.900 2.257.800Biaya operasi -70.500 57.000 275.400 -6.900 296.400 2.151.300Pend bersih (33,33%) -23.498 18.998 91.791 -2.300 98.790 717.028
15 Turino Penjualan ikan 30.000 219.500 202.500 167.000 612.500 8.943.500Biaya kapal, penjual, otonom (40%) 18.000 131.700 121.500 100.200 367.500 5.366.100Biaya operasi -44.000 69.700 59.500 38.200 305.500 5.304.100Pend bersih (50%) -22.000 34.850 29.750 19.100 152.750 2.652.050
Lampiran 23 Komponen pendapatan nelayan bagan di Palabuhanratu (lanjutan)
148
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Pendi Tembang 0,00 9,00 6,53 15,53 1,33 9,75 27,50 38,58
Rebon 0,00 3,25 24,00 27,25Teri 0,00 6,00 7,50 13,50 0,31 2,69 7,69 10,69Lisong 0,00 24,00 200,00 224,00Layang 0,00 7,80 11,60 19,40 0,00 12,00 32,00 44,00Layur 0,00 2,50 9,38 11,88Peperek 3,33 13,54 150,00 166,88Tetengkek 0,00 2,67 5,00 7,67Swangi 2,00 10,00 20,00 32,00Kembung 0,00 9,00 15,00 24,00
2 Deden Tembang 0,32 16,80 7,00 24,12 1,09 10,97 22,34 34,41Rebon 0,00 8,08 13,85 21,92Teri 0,00 4,57 5,71 10,29 0,71 6,47 14,12 21,29Lisong 0,00 13,50 300,00 313,50Layang 0,53 7,80 12,00 20,33 0,00 15,00 21,33 36,33Layur 0,75 6,25 2,50 9,50 0,80 10,50 5,20 16,50Peperek 0,00 8,25 80,00 88,25Tetengkek 3,33 6,67 13,33 23,33Swangi 1,14 17,14 17,14 35,43Kembung 1,00 10,20 8,00 19,20
3 Makmur Tembang 0,00 9,75 2,25 12,00 0,00 19,20 36,00 55,20Rebon 7,50 13,13 20,63 0,40 8,16 21,60 30,16Teri 1,00 6,00 4,00 11,00 0,00 8,13 25,00 33,13Lisong 0,00 20,00 142,86 162,86Layang 0,00 6,55 5,45 12,00 1,60 15,00 22,00 38,60Layur 0,00 2,50 5,00 7,50 0,40 7,00 9,00 16,40Peperek 6,40 42,00 36,00 84,40Tetengkek 3,00 6,00 15,00 24,00Swangi 3,75 13,00 12,00 28,75
4 Emang Tembang 0,69 10,77 8,31 19,77 2,73 26,58 11,13 40,44Rebon 0,00 6,50 45,00 51,50Teri 0,60 2,50 36,00 39,10Lisong 0,00 18,00 400,00 418,00Layang 2,40 7,50 5,00 14,90 0,00 21,00 16,00 37,00Layur 0,88 11,25 8,25 20,38Peperek 2,67 5,00 8,33 16,00 0,00 23,04 136,00 159,04TetengkekSwangi 5,00 7,67 18,33 31,00
5 Pate Tembang 0,74 8,65 9,41 18,79 1,68 22,69 18,60 42,97Rebon 0,80 6,00 6,00 12,80 0,80 10,20 22,00 33,00Teri 0,40 10,50 6,00 16,90Lisong 0,00 26,67 33,33 60,00Layang 0,00 9,00 18,33 27,33 0,00 17,14 14,29 31,43Layur 1,25 9,00 16,13 26,38Peperek 1,50 18,00 8,00 27,50Tetengkek 0,67 2,67 6,67 10,00Swangi 2,00 18,60 16,80 37,40Kembung 0,00 5,71 6,57 12,29
JumlahMusim TimurMusim BaratJenis IkanNo Responden Jumlah
Lampiran 24 Status risiko hasil tangkapan bagan di Palabuhanratu
149
6 Babeng Tembang 2,40 31,09 36,36 69,85Rebon 1,17 6,33 6,67 14,17Teri 1,29 7,43 5,36 14,07 1,50 5,20 9,00 15,70Lisong 0,00 0,00 21,43 28,57 50,00Layang 0,00 4,80 17,50 22,30 0,00 15,00 30,00 45,00Layur 0,00 3,13 6,25 9,38 0,00 14,70 6,60 21,30Peperek 1,67 1,67 10,00 13,33 0,00 12,00 100,00 112,00Tetengkek 1,67 4,67 10,00 16,33Swangi 4,25 15,00 16,25 35,50
7 Guntur Tembang 1,08 8,40 18,56 28,04 0,00 13,67 13,00 26,67Rebon 0,00 3,73 20,00 23,73 0,80 5,50 55,00 61,30Teri 0,00 3,60 3,60 7,20 1,33 5,33 30,00 36,67Lisong 0,00 27,00 300,00 327,00Layang 1,60 7,50 6,00 15,10 0,00 13,33 11,25 24,58Layur 0,40 8,40 7,20 16,00Peperek 0,00 23,33 87,50 110,83TetengkekSwangi 2,60 15,60 16,20 34,40
8 Wahyu Tembang 0,50 6,00 6,53 13,03 0,00 9,60 17,07 26,67Rebon 0,60 9,90 7,50 18,00Teri 0,00 5,33 85,33 90,67Lisong 0,00 20,00 36,00 56,00Layang 2,00 10,80 7,00 19,80 0,00 35,71 11,43 47,14Layur 0,00 4,00 5,00 9,00 0,25 11,50 16,50 28,25Peperek 2,25 33,75 30,00 66,00Tetengkek 2,67 8,00 19,33 30,00Swangi 2,29 12,00 15,14 29,43
9 Sukana Tembang 0,34 8,17 9,60 18,11 1,00 29,33 12,00 42,33Rebon 0,32 3,40 12,80 16,52Teri 0,33 9,00 9,33 18,67 0,75 18,75 11,88 31,38Lisong 0,00 14,29 7,14 21,43Layang 0,00 14,40 19,60 34,00Layur 0,00 10,63 12,00 22,63Peperek 1,00 6,00 7,00 14,00 6,40 39,20 204,00 249,60TetengkekSwangi 5,71 12,86 21,43 40,00
10 Beny Tembang 0,70 10,67 3,60 14,97 0,00 20,00 37,33 57,33Rebon 0,00 0,60 12,00 60,00 72,60Teri 0,77 5,38 4,62 10,77 0,53 10,13 22,00 32,67Lisong 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 21,88 200,00 221,88Layang 1,18 8,24 5,47 14,88 0,00 10,00 26,70 36,70Layur 0,00 3,33 13,33 16,67 1,00 12,00 10,50 23,50Peperek 0,00 29,17 25,00 54,17Tetengkek 0,63 10,00 15,00 25,63SwangiKembung 0,40 4,80 7,00 12,20
Lampiran 24 Status risiko hasil tangkapan bagan di Palabuhanratu (lanjutan)
150
11 Ratman Tembang 0,00 8,23 5,00 13,23 1,64 11,13 13,64 26,40Rebon 0,86 6,19 4,05 11,10Teri 1,60 15,00 16,00 32,60Lisong 0,00 18,75 37,50 56,25Layang 0,00 2,50 3,00 5,50 0,00 21,00 27,80 48,80Layur 0,00 13,20 10,00 23,20Peperek 1,40 22,40 12,00 35,80Tetengkek 1,33 11,50 13,33 26,17Swangi 3,33 11,00 23,00 37,33
12 Ipi Tembang 2,50 20,00 6,67 29,17Rebon 0,00 10,63 15,00 25,63Teri 0,30 7,20 12,00 19,50 1,25 10,00 18,75 30,00Lisong 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 21,43 85,71 107,14Layang 1,76 10,59 5,88 18,24 0,00 16,00 62,63 78,63Layur 0,00 2,86 2,14 5,00 0,50 8,40 8,40 17,30Peperek 3,33 6,67 13,33 23,33 0,00 9,00 87,50 96,50TetengkekSwangiKembung 0,00 2,50 3,75 6,25
13 Letang Tembang 0,00 12,80 5,28 18,08 0,00 18,57 31,57 50,14Rebon 0,44 6,11 9,72 16,28 0,50 9,38 12,50 22,38Teri 0,00 3,75 2,50 6,25 0,00 13,33 10,00 23,33Lisong 0,00 20,00 80,00 100,00Layang 0,00 6,30 5,00 11,30 0,00 20,00 47,71 67,71Layur 1,60 8,40 6,60 16,60Peperek 0,00 10,00 16,67 26,67 0,00 32,50 36,00 68,50TetengkekSwangi 2,86 21,43 5,71 30,00
14 Dedi Tembang 1,03 30,29 22,86 54,17Rebon 0,75 9,75 9,00 19,50 3,00 8,25 60,00 71,25Teri 0,00 5,00 9,90 14,90 0,40 14,40 24,00 38,80Lisong 0,00 15,00 30,00 45,00Layang 0,00 26,67 20,00 46,67Layur 0,00 7,50 7,50 15,00 0,00 14,00 9,60 23,60Peperek 2,00 26,00 22,50 50,50Tetengkek 2,00 13,20 11,60 26,80SwangiKembung 0,50 9,00 13,80 23,30
15 Turino Tembang 0,00 26,29 5,00 31,29 2,00 21,54 9,23 32,77Rebon 0,00 9,75 8,00 17,75Teri 2,33 14,58 20,83 37,75Lisong 1,67 22,50 833,33 857,50Layang 0,00 4,80 3,75 8,55 0,00 17,50 19,17 36,67Layur 0,40 10,20 9,00 19,60Peperek 2,00 21,00 10,00 33,00 2,92 23,33 43,75 70,00TetengkekSwangi
1.002,31 7.539,7215,19 61,80
Jumlah totalStatus risiko produksi
Lampiran 24 Status risiko hasil tangkapan bagan di Palabuhanratu (lanjutan)
151
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Pendi Tembang 200,00 1.700,00 1.333,33 3.233,33 466,67 1.583,33 400,00 2.450,00
Rebon 600,00 2.200,00 1.250,00 4.050,00Teri 1.200,00 4.550,00 700,00 6.450,00 307,69 2.692,31 3.076,92 6.076,92Lisong 1.600,00 2.000,00 1.200,00 4.800,00Layang 600,00 2.100,00 800,00 3.500,00 266,67 1.500,00 800,00 2.566,67Layur 250,00 1.562,50 1.000,00 2.812,50Peperek 250,00 1.000,00 166,67 1.416,67Tetengkek 666,67 833,33 1.000,00 2.500,00Swangi 250,00 1.333,33 416,67 2.000,00Kembung 2.100,00 4.800,00 850,00 7.750,00
2 Deden Tembang 240,00 1.700,00 600,00 2.540,00 398,44 1.218,75 375,00 1.992,19Rebon 230,77 1.884,62 1.538,46 3.653,85Teri 714,29 5.000,00 1.071,43 6.785,71 588,24 3.235,29 2.352,94 6.176,47Lisong 1.125,00 2.500,00 1.500,00 5.125,00Layang 800,00 1.866,67 1.200,00 3.866,67 133,33 2.000,00 1.066,67 3.200,00Layur 625,00 1.750,00 1.000,00 3.375,00 200,00 1.800,00 1.200,00 3.200,00Peperek 75,00 1.300,00 375,00 1.750,00Tetengkek 333,33 566,67 666,67 1.566,67Swangi 214,29 1.142,86 714,29 2.071,43Kembung 1.200,00 2.800,00 3.000,00 7.000,00
3 Makmur Tembang 0,00 1.650,00 700,00 2.350,00 140,00 675,00 480,00 1.295,00Rebon 2.000,00 1.687,50 3.687,50 200,00 2.040,00 960,00 3.200,00Teri 1.000,00 3.600,00 1.400,00 6.000,00 375,00 2.000,00 1.875,00 4.250,00Lisong 857,14 2.857,14 1.142,86 4.857,14Layang 727,27 3.272,73 454,55 4.454,55 400,00 1.800,00 700,00 2.900,00Layur 625,00 1.500,00 1.000,00 3.125,00 200,00 1.500,00 1.200,00 2.900,00Peperek 150,00 560,00 420,00 1.130,00Tetengkek 333,33 500,00 666,67 1.500,00Swangi 325,00 750,00 500,00 1.575,00
4 Emang Tembang 461,54 2.076,92 307,69 2.846,15 190,91 763,64 472,73 1.427,27Rebon 1.000,00 2.750,00 1.100,00 4.850,00Teri 1.000,00 3.600,00 1.600,00 6.200,00Lisong 2.000,00 2.400,00 1.500,00 5.900,00Layang 750,00 2.600,00 450,00 3.800,00 400,00 1.200,00 1.600,00 3.200,00Layur 250,00 1.562,50 875,00 2.687,50Peperek 666,67 833,33 1.000,00 2.500,00 120,00 840,00 560,00 1.520,00TetengkekSwangi 500,00 666,67 833,33 2.000,00
5 Pate Tembang 235,29 1.985,29 264,71 2.485,29 340,00 1.066,67 600,00 2.006,67Rebon 400,00 3.000,00 1.800,00 5.200,00 800,00 2.666,67 1.200,00 4.666,67Teri 800,00 3.500,00 650,00 4.950,00Lisong 1.333,33 2.250,00 1.000,00 4.583,33Layang 1.333,33 2.250,00 833,33 4.416,67 285,71 1.285,71 1.500,00 3.071,43Layur 500,00 1.500,00 875,00 2.875,00Peperek 320,00 650,00 600,00 1.570,00Tetengkek 500,00 666,67 833,33 2.000,00Swangi 150,00 900,00 400,00 1.450,00Kembung 1.000,00 5.714,29 1.285,71 8.000,00
JumlahMusim TimurMusim BaratJenis IkanNo Responden Jumlah
Lampiran 25. Status risiko harga ikan tangkapan bagan di Palabuhanratu
152
6 Babeng Tembang 340,00 1.090,91 636,36 2.067,27Rebon 1.833,33 3.400,00 533,33 5.766,67Teri 964,29 3.857,14 1.000,00 5.821,43 450,00 3.500,00 1.300,00 5.250,00Lisong 1.142,86 2.571,43 857,14 4.571,43Layang 450,00 2.800,00 200,00 3.450,00 400,00 1.800,00 700,00 2.900,00Layur 625,00 1.500,00 875,00 3.000,00 600,00 1.250,00 800,00 2.650,00Peperek 666,67 1.000,00 1.166,67 2.833,33 100,00 1.133,33 916,67 2.150,00Tetengkek 500,00 666,67 833,33 2.000,00Swangi 425,00 1.000,00 625,00 2.050,00
7 Guntur Tembang 400,00 1.680,00 840,00 2.920,00 281,67 950,00 300,00 1.531,67Rebon 1.666,67 3.466,67 933,33 6.066,67 1.000,00 3.300,00 1.200,00 5.500,00Teri 2.400,00 2.800,00 1.600,00 6.800,00 1.066,67 3.000,00 800,00 4.866,67Lisong 1.800,00 2.000,00 1.500,00 5.300,00Layang 600,00 1.750,00 1.350,00 3.700,00 416,67 1.750,00 875,00 3.041,67Layur 200,00 2.100,00 800,00 3.100,00Peperek 583,33 1.458,33 375,00 2.416,67TetengkekSwangi 400,00 880,00 1.000,00 2.280,00
8 Wahyu Tembang 400,00 1.900,00 583,33 2.883,33 110,00 920,00 480,00 1.510,00Rebon 525,00 2.200,00 1.500,00 4.225,00Teri 1.200,00 2.666,67 1.300,00 5.166,67Lisong 400,00 3.500,00 1.100,00 5.000,00Layang 750,00 1.500,00 800,00 3.050,00 285,71 1.071,43 1.500,00 2.857,14Layur 625,00 1.750,00 1.000,00 3.375,00 750,00 1.750,00 500,00 3.000,00Peperek 270,00 825,00 450,00 1.545,00Tetengkek 500,00 833,33 1.000,00 2.333,33Swangi 142,86 857,14 571,43 1.571,43
9 Sukana Tembang 457,14 2.057,14 342,86 2.857,14 200,00 1.000,00 266,67 1.466,67Rebon 800,00 2.800,00 1.320,00 4.920,00Teri 1.666,67 2.500,00 1.625,00 5.791,67 1.125,00 3.437,50 750,00 5.312,50Lisong 1.142,86 2.857,14 785,71 4.785,71Layang 400,00 1.800,00 800,00 3.000,00Layur 750,00 1.250,00 437,50 2.437,50Peperek 800,00 1.000,00 600,00 2.400,00 288,00 840,00 500,00 1.628,00TetengkekSwangi 285,71 642,86 571,43 1.500,00
10 Beny Tembang 583,33 2.333,33 400,00 3.316,67 140,00 1.000,00 541,67 1.681,67Rebon 800,00 3.000,00 1.100,00 4.900,00Teri 1.153,85 3.692,31 1.000,00 5.846,15 1.066,67 3.000,00 866,67 4.933,33Lisong 1.875,00 2.437,50 2.000,00 6.312,50Layang 411,76 3.294,12 264,71 3.970,59 200,00 1.500,00 1.050,00 2.750,00Layur 1.000,00 1.166,67 1.333,33 3.500,00 600,00 1.750,00 1.200,00 3.550,00Peperek 437,50 1.166,67 312,50 1.916,67Tetengkek 150,00 937,50 625,00 1.712,50Swangi 0,00Kembung 1.200,00 3.000,00 3.200,00 7.400,00 0,00
Lampiran 25 Status risiko harga ikan tangkapan bagan di Palabuhanratu (lanjutan)
153
11 Ratman Tembang 228,57 1.928,57 457,14 2.614,29 409,09 1.127,27 409,09 1.945,45Rebon 428,57 2.166,67 952,38 3.547,62Teri 1.666,67 2.566,67 1.200,00 5.433,33Lisong 1.000,00 3.125,00 937,50 5.062,50Layang 1.050,00 2.400,00 500,00 3.950,00 600,00 2.100,00 800,00 3.500,00Layur 300,00 800,00 1.000,00 2.100,00Peperek 420,00 1.280,00 200,00 1.900,00Tetengkek 250,00 1.333,33 416,67 2.000,00Swangi 500,00 666,67 1.000,00 2.166,67
12 Ipi Tembang 187,50 925,00 333,33 1.445,83Rebon 1.166,67 2.500,00 1.250,00 4.916,67Teri 1.500,00 2.475,00 1.500,00 5.475,00 1.125,00 2.500,00 1.500,00 5.125,00Lisong 1.142,86 2.857,14 1.071,43 5.071,43Layang 823,53 2.352,94 882,35 4.058,82 375,00 1.750,00 1.500,00 3.625,00Layur 714,29 1.714,29 571,43 3.000,00 750,00 1.800,00 350,00 2.900,00Peperek 666,67 833,33 1.333,33 2.833,33 450,00 1.100,00 375,00 1.925,00TetengkekSwangiKembung 1.875,00 5.000,00 1.062,50 7.937,50
13 Letang Tembang 400,00 1.680,00 840,00 2.920,00 185,71 878,57 542,86 1.607,14Rebon 333,33 2.444,44 1.388,89 4.166,67 1.041,67 2.520,83 2.000,00 5.562,50Teri 2.000,00 3.250,00 1.166,67 6.416,67 800,00 3.000,00 1.200,00 5.000,00Lisong 750,00 3.333,33 1.250,00 5.333,33Layang 350,00 2.800,00 1.000,00 4.150,00 428,57 2.000,00 1.142,86 3.571,43Layur 300,00 1.200,00 500,00 2.000,00Peperek 666,67 833,33 1.000,00 2.500,00 300,00 1.100,00 625,00 2.025,00TetengkekSwangi 214,29 1.142,86 857,14 2.214,29
14 Dedi Tembang 278,57 1.428,57 250,00 1.957,14Rebon 250,00 2.100,00 800,00 3.150,00 1.200,00 2.475,00 900,00 4.575,00Teri 1.800,00 3.500,00 1.500,00 6.800,00 1.333,33 2.566,67 1.600,00 5.500,00Lisong 1.333,33 2.500,00 1.000,00 4.833,33Layang 333,33 1.250,00 1.166,67 2.750,00Layur 312,50 2.187,50 1.000,00 3.500,00 400,00 1.800,00 800,00 3.000,00Peperek 180,00 750,00 700,00 1.630,00Tetengkek 600,00 1.000,00 600,00 2.200,00SwangiKembung 1.200,00 4.200,00 1.600,00 7.000,00
15 Turino Tembang 285,71 1.642,86 600,00 2.528,57 215,38 1.046,15 392,31 1.653,85Rebon 375,00 1.950,00 800,00 3.125,00Teri 500,00 2.333,33 1.250,00 4.083,33Lisong 500,00 3.333,33 1.333,33 5.166,67Layang 700,00 2.200,00 1.125,00 4.025,00 166,67 1.500,00 1.458,33 3.125,00Layur 170,00 1.250,00 1.200,00 2.620,00Peperek 400,00 1.500,00 600,00 2.500,00 156,25 583,33 520,83 1.260,42TetengkekSwangi
263.300,17 389.462,494.246,78 3.140,83
Jumlah totalStatus risiko harga
Lampiran 25 Status risiko harga ikan tangkapan bagan di Palabuhanratu (lanjutan)
154
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Pendi -4.333,33 41.388,33 38.600,00 75.655,00 -605,77 53.375,00 128.894,23 181.663,462 Deden -2.638,46 48.228,08 23.923,08 69.512,69 1.394,25 62.058,75 81.959,00 145.412,003 Makmur -1.960,52 7.404,62 16.498,35 21.942,45 -1.226,96 41.054,23 38.807,37 78.634,644 Emang -2.057,14 5.280,61 8.957,14 12.180,61 -1.963,04 69.657,07 87.000,00 154.694,025 Pate -4.121,31 20.425,82 31.259,02 47.563,52 -1.624,50 84.523,50 41.778,00 124.677,006 Babeng -2.093,33 1.480,00 20.475,00 19.861,67 5.976,56 105.583,59 52.933,59 164.493,757 Guntur -2.999,70 3.863,25 30.500,59 31.364,14 -3.845,77 46.748,59 60.132,45 103.035,278 Wahyu -571,88 20.962,50 8.914,06 29.304,69 -3.014,00 71.087,50 71.203,50 139.277,009 Sukana -2.128,85 13.753,85 16.840,38 28.465,38 3.937,50 78.450,00 83.675,00 166.062,50
10 Beny -1.082,97 19.173,47 19.538,05 37.628,54 -2.665,12 64.070,52 75.453,99 136.859,3911 Ratman -8.242,25 -7.876,14 -1.249,11 -17.367,49 -2.318,25 60.613,50 41.365,43 99.660,6912 Ipi -1.543,75 21.821,43 16.915,18 37.192,86 -9.822,92 61.325,00 90.547,92 142.050,0013 Letang -2.923,55 13.060,23 18.516,10 28.652,78 -1.640,17 64.114,75 46.721,83 109.196,4114 Dedi -3.241,06 10.809,26 26.904,21 34.472,41 -873,91 54.334,57 50.191,98 103.652,6315 Turino -2.200,00 24.975,83 5.454,17 28.230,00 8.448,08 79.312,50 102.001,92 189.762,50
484.659,25 2.039.131,2632.310,62 135.942,08
Jumlah totalStatus risiko pendapatan
JumlahNo Responden Musim Barat Musim TimurJumlah
Lampiran 26 Status risiko pendapatan bagan di Palabuhanratu
155
Pendapatan tinggi Harga tinggi Produksi rendah Frek.pen rendah1 Pendi 0,20 0,18 0,18 0,50 0,402 Deden 0,12 0,27 0,19 0,54 0,233 Makmur 0,38 0,22 0,19 0,47 0,804 Emang 0,39 0,17 0,29 0,41 0,955 Pate 0,26 0,17 0,16 0,51 0,526 Babeng 0,29 0,18 0,24 0,38 0,777 Guntur 0,35 0,22 0,16 0,46 0,758 Wahyu 0,16 0,23 0,19 0,53 0,299 Sukana 0,27 0,18 0,18 0,43 0,6210 Beny 0,20 0,21 0,23 0,54 0,3711 Ratman 0,22 0,15 0,15 0,54 0,4012 Ipi 0,16 0,21 0,23 0,47 0,3413 Letang 0,31 0,24 0,15 0,54 0,5714 Dedi 0,29 0,21 0,14 0,48 0,6115 Turino 0,18 0,22 0,16 0,50 0,37
0,53
PRT
Jumlah totalRata-rata PRT
No Responden Peluang
Lampiran 27 Peluang risiko total nelayan bagan di Palabuhanratu
156
Jenis IkanTerendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi
1 Dewandi Tembang 0 23 132 0 89 103 0,14 0,68 0,19 0,12 0,71 0,17Lisong 5 23 72 0,14 0,57 0,29Swangi 0 0 66 0,2 0,2 0,6
2 Supriadi Tembang 15 46 120 22 52 192 0,28 0,57 0,16 0,28 0,59 0,13Lisong 9 42 90 0,20 0,50 0,30Kembung 0 0 35 0,33 0,33 0,33
3 Karyana Tembang 0 28 129 42 90 170 0,18 0,60 0,22 0,32 0,45 0,23Lisong 8 16 102 0,17 0,67 0,17
4 Aco Tembang 12 35 155 27 68 231 0,13 0,71 0,17 0,31 0,57 0,12Lisong 7 34 60 0,13 0,50 0,38Swangi 0 0 21 0,14 0,14 0,71
5 Odih Tembang 10 21 110 44 80 341 0,19 0,56 0,25 0,19 0,69 0,11Lisong 0 17 58 0,20 0,60 0,20Kembung 0 0 45 0,17 0,17 0,67Swangi 0 0 33 0,33 0,33 0,33
6 Komar Tembang 0 43 128 38 75 338 0,12 0,69 0,19 0,26 0,64 0,10Lisong 9 24 98 0,22 0,44 0,33
7 Tarmin Tembang 15 45 110 28 60 222 0,26 0,61 0,13 0,25 0,63 0,12Lisong 8 30 75 0,17 0,50 0,33
8 Warkum Tembang 18 40 136 42 98 132 0,15 0,66 0,19 0,30 0,55 0,15Lisong 4 28 82 0,14 0,57 0,29Kembung 0 0 38 0,25 0,25 0,50
9 Ade Tembang 0 22 225 0 85 231 0,17 0,72 0,11 0,11 0,67 0,22Lisong 5 13 95 0,20 0,50 0,30Swangi 0 0 69 0,20 0,20 0,60
10 Ujang Tembang 15 31 242 23 80 209 0,24 0,63 0,14 0,33 0,52 0,15Lisong 6 25 60 0,13 0,63 0,25Kembung 0 0 42 0,30 0,30 0,40Swangi 0 0 55 0,33 0,33 0,33
Musim Barat Musim TimurPeluang kejadian
Responden No Musim TimurJumlah Tangkapan (kg)
Musim Barat
Lampiran 28 Jumlah tangkapan rampus nelayan di Palabuhanratu
157
11 Supenda Tembang 17 30 172 0 70 348 0,35 0,54 0,11 0,24 0,67 0,10Lisong 8 40 100 0,20 0,60 0,20Swangi 0 0 40 0,29 0,29 0,43
12 Ace Tembang 18 45 194 34 75 208 0,29 0,60 0,11 0,22 0,67 0,11Lisong 6 41 65 0,20 0,60 0,20Kembung 0 0 28 0,13 0,13 0,75
13 Mulyani Tembang 0 25 209 39 89 120 0,14 0,66 0,20 0,25 0,55 0,20Lisong 7 44 78 0,25 0,5 0,25Swangi 0 0 50 0,29 0,29 0,43
14 Aji Tembang 10 25 180 48 80 140 0,26 0,59 0,15 0,37 0,44 0,19Lisong 9 21 59 0,25 0,5 0,25Swangi 0 0 38 0,17 0,17 0,67
15 Jono Tembang 0 27 206 19 70 215 0,14 0,74 0,12 0,29 0,60 0,10Lisong 4 16 55 0,17 0,50 0,33Kembung 0 0 49 0,2 0,2 0,6
Barat TimurJumlah 486 1.575Rata-rata 21,13 43,75Stdev 17,38 32,07Coef var 0,82 0,73
Lampiran 28 Jumlah tangkapan rampus nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
158
Jenis IkanTerendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi
1 Dewandi Tembang 1.800 3.000 4.000 1.500 2.500 4.000 0,19 0,60 0,21 0,08 0,69 0,23Lisong 4.000 5.500 6.000 0,14 0,57 0,29Swangi 3.500 4.000 4.500 0,20 0,60 0,20
2 Supriadi Tembang 2.000 2.500 4.000 1.000 2.200 3.500 0,21 0,54 0,25 0,20 0,55 0,25Lisong 4.500 5.000 6.000 0,10 0,50 0,40Kembung 7.500 8.000 8.500 0,33 0,33 0,33
3 Karyana Tembang 1.700 2.000 3.500 1.300 2.000 3.000 0,28 0,53 0,19 0,20 0,50 0,30Lisong 4.000 5.000 6.500 0,33 0,50 0,17
4 Aco Tembang 2.500 3.000 4.000 1.200 2.000 3.500 0,15 0,58 0,26 0,19 0,66 0,15Lisong 5.000 6.000 7.000 0,38 0,38 0,25Swangi 3.000 3.500 4.000 0,14 0,57 0,29
5 Odih Tembang 1.500 2.000 4.000 1.500 2.000 3.500 0,16 0,50 0,34 0,15 0,67 0,18Lisong 4.000 6.000 6.500 0,20 0,60 0,20Kembung 7.500 8.000 9.000 0,33 0,50 0,17Swangi 3.500 4.000 4.500 0,33 0,33 0,33
6 Komar Tembang 2.000 3.000 4.000 1.300 2.000 4.000 0,12 0,65 0,23 0,16 0,59 0,25Lisong 5.000 5.500 7.000 0,22 0,44 0,33
7 Tarmin Tembang 1.600 2.000 4.000 1.500 2.000 3.000 0,23 0,54 0,24 0,14 0,53 0,33Lisong 4.000 6.000 6.500 0,17 0,67 0,17
8 Warkum Tembang 2.000 3.000 3.500 2.000 2.500 3.000 0,09 0,69 0,22 0,24 0,60 0,16Lisong 5.500 6.000 7.000 0,14 0,71 0,14Kembung 7.500 8.500 9.000 0,38 0,38 0,25
9 Ade Tembang 1.900 2.500 4.000 1.500 2.000 3.500 0,21 0,61 0,18 0,10 0,60 0,31Lisong 4.000 5.000 7.000 0,20 0,60 0,20Swangi 4.000 4.500 5.000 0,20 0,60 0,20
10 Ujang Tembang 2.000 3.000 4.000 1.000 2.000 4.000 0,16 0,61 0,23 0,28 0,45 0,26Lisong 5.000 5.500 6.500 0,13 0,63 0,25Kembung 8.000 8.500 9.000 0,30 0,50 0,20Swangi 3.500 4.000 4.500 0,17 0,67 0,17
Musim Barat Musim TimurPeluang kejadian
Responden No Musim TimurJumlah Tangkapan (kg)
Musim Barat
Lampiran 29 Harga ikan tangkapan rampus nelayan di Palabuhanratu
159
11 Supenda Tembang 1.400 2.500 4.000 1.000 2.000 3.500 0,16 0,71 0,13 0,13 0,69 0,18Lisong 5.000 6.500 7.000 0,20 0,60 0,20Swangi 3.500 4.000 4.500 0,29 0,57 0,14
12 Ace Tembang 2.000 2.500 4.000 1.500 2.500 4.000 0,21 0,53 0,26 0,23 0,64 0,13Lisong 4.500 6.000 7.000 0,20 0,60 0,20Kembung 6.500 7.000 7.500 0,25 0,63 0,13
13 Mulyani Tembang 1.700 3.000 4.000 1.500 3.000 4.000 0,16 0,62 0,22 0,22 0,52 0,27Lisong 5.000 6.000 6.500 0,25 0,5 0,25Swangi 3.500 4.000 4.500 0,29 0,43 0,29
14 Aji Tembang 2.000 3.000 4.000 1.500 2.500 4.000 0,34 0,49 0,18 0,28 0,54 0,18Lisong 5.000 5.500 6.000 0,25 0,5 0,25Swangi 4.000 4.500 5.000 0,33 0,50 0,17
15 Jono Tembang 2.000 3.500 4.000 1.800 3.000 4.000 0,21 0,57 0,22 0,29 0,57 0,13Lisong 4.000 5.000 7.000 0,17 0,50 0,33Kembung 8.000 8.500 9.000 0,20 0,60 0,20
Barat TimurJumlah 73.000 167.200Rata-rata 3.173,91 4.644,44Stdev 777,65 2.244,29Coef var 0,25 0,48
Lampiran 29 Harga ikan tangkapan rampus nelayan di Palabuhanratu (lanjutan)
160
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Dewandi -14.878 4.670 117.879 -6.378 83.996 110.485 0,24 0,44 0,33 0,24 0,49 0,272 Supriadi -5.226 29.904 45.769 14.888 69.680 221.276 0,20 0,61 0,20 0,32 0,57 0,103 Karyana -19.850 -3.984 42.279 30.579 53.810 158.349 0,19 0,50 0,31 0,35 0,50 0,154 Aco 1.356 17.504 115.386 28.411 84.081 151.281 0,25 0,47 0,28 0,30 0,56 0,145 Odih -4.962 -4.396 63.179 27.337 57.937 289.985 0,22 0,52 0,27 0,24 0,66 0,106 Komar -14.878 21.669 57.649 46.033 65.014 248.426 0,15 0,62 0,23 0,39 0,51 0,107 Tarmin -3.262 5.237 29.601 18.269 64.731 159.072 0,16 0,53 0,31 0,37 0,55 0,098 Warkum -146 16.003 59.065 25.635 99.011 265.311 0,18 0,50 0,32 0,29 0,59 0,129 Ade -17.484 -1.902 181.821 -7.568 49.093 188.337 0,22 0,56 0,22 0,12 0,67 0,21
10 Ujang 4.614 13.963 179.271 24.728 71.899 227.008 0,13 0,78 0,09 0,32 0,53 0,1511 Supenda 7.220 9.203 95.838 3.821 101.277 228.198 0,20 0,57 0,23 0,40 0,49 0,1012 Ace 6.385 18.534 101.176 38.182 114.824 220.714 0,14 0,61 0,25 0,36 0,49 0,1513 Mulyani -15.336 4.662 126.064 38.392 126.250 136.649 0,18 0,48 0,34 0,32 0,42 0,2714 Aji -6.616 2.716 119.238 48.311 66.843 117.371 0,20 0,51 0,28 0,25 0,51 0,2415 Jono -13.869 11.328 95.987 13.861 63.457 252.504 0,17 0,63 0,20 0,28 0,61 0,11
Barat TimurJumlah 145.111 1.171.902Rata-rata 9.674 78.127Stdev 9968,14 22.913,75Coef var 1,03 0,29
Peluang kejadianMusim Barat Musim TimurResponden No Musim Timur
Pendapatan/tripMusim Barat
Lampiran 30 Pendapatan nelayan rampus per trip di Palabuhanratu
161
Nama Harga satuan PenggunaanResponden (Rp) per trip T B T B
1 Dewandi Bensin 5.000 Liter 5 59 85 1.475.000 2.125.000Minyak tanah 2.800 Liter 3 59 85 495.600 714.000Oli 10.000 Liter 0,04 59 85 23.600 34.000Es 6.000 Balok 0,5 59 85 177.000 255.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 59 85 590.000 850.000Rokok 5.000 Buah 1 59 85 295.000 425.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 59 85 29.500 42.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 59 85 12.643 18.214
3.098.343 4.463.7142 Supriadi Bensin 5.000 Liter 5 77 76 1.925.000 1.900.000
Minyak tanah 2.800 Liter 3 77 76 646.800 638.400Oli 20.000 Liter 0,07 77 76 102.667 101.333Es 6.000 Balok 0,5 77 76 231.000 228.000Konsumsi 30.000 Pkt 1 77 76 2.310.000 2.280.000Rokok 5.000 Buah 2 77 76 770.000 760.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 77 76 38.500 38.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 77 76 16.500 16.286
6.040.467 5.962.0193 Karyana Bensin 5.000 Liter 4 66 72 1.320.000 1.440.000
Minyak tanah 2.800 Liter 3 66 72 554.400 604.800Oli 20.000 Liter 0,07 66 72 92.400 100.800Es 7.000 Balok 0,25 66 72 115.500 126.000Konsumsi 30.000 Pkt 1 66 72 1.980.000 2.160.000Rokok 7.800 Buah 1 66 72 514.800 561.600Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 66 72 33.000 36.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 66 72 14.143 15.429
4.624.243 5.044.629
4 Aco Bensin 5.000 Liter 3,5 79 76 1.382.500 1.330.000Minyak tanah 2.800 Liter 2 79 76 442.400 425.600Oli 10.000 Liter 0,04 79 76 31.600 30.400Es 8.000 Balok 0,5 79 76 316.000 304.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 79 76 790.000 760.000Rokok 5.000 Buah 1 79 76 395.000 380.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 79 76 39.500 38.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 79 76 16.929 16.286
3.413.929 3.284.2865 Odih Bensin 5.000 Liter 3 83 83 1.245.000 1.245.000
Minyak tanah 2.800 Liter 3 83 83 697.200 697.200Oli 10.000 Liter 0,04 83 83 33.200 33.200Es 6.000 Balok 0,5 83 83 249.000 249.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 83 83 1.660.000 1.660.000Rokok 10.000 Buah 1 83 83 830.000 830.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 83 83 41.500 41.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 83 83 17.786 17.786
4.773.686 4.773.6866 Komar Bensin 5.000 Liter 4 89 84 1.780.000 1.680.000
Minyak tanah 2.800 Liter 3 89 84 747.600 705.600Oli 10.000 Liter 0,04 89 84 35.600 33.600Es 6.000 Balok 0,5 89 84 267.000 252.000Konsumsi 15.000 Pkt 1 89 84 1.335.000 1.260.000Rokok 5.000 Buah 1 89 84 445.000 420.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 89 84 44.500 42.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 89 84 19.071 18.000
4.673.771 4.411.200
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
No Biaya/musimJumlah tripSatuanKomponen Biaya
Lampiran 31 Komponen biaya operasional rampus di Palabuhanratu
162
7 Tarmin Bensin 5.000 Liter 4 82 80 1.640.000 1.600.000Minyak tanah 2.800 Liter 3 82 80 688.800 672.000Oli 20.000 Liter 0,07 82 80 114.800 112.000Es 6.000 Balok 0,5 82 80 246.000 240.000Konsumsi 30.000 Pkt 1 82 80 2.460.000 2.400.000Rokok 8.000 Buah 1 82 80 656.000 640.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 82 80 41.000 40.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 82 80 17.571 17.143
5.864.171 5.721.1438 Warkum Bensin 5.000 Liter 4 103 88 2.060.000 1.760.000
Minyak tanah 2.800 Liter 3 103 88 865.200 739.200Oli 10.000 Liter 0,04 103 88 41.200 35.200Es 8.000 Balok 1 103 88 824.000 704.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 103 88 2.060.000 1.760.000Rokok 6.000 Buah 1 103 88 618.000 528.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 103 88 51.500 44.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 103 88 22.071 18.857
6.541.971 5.589.257
9 Ade Bensin 5.000 Liter 5 82 81 2.050.000 2.025.000Minyak tanah 2.800 Liter 2 82 81 459.200 453.600Oli 10.000 Liter 0,04 82 81 32.800 32.400Es 8.000 Balok 0,5 82 81 328.000 324.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 82 81 1.640.000 1.620.000Rokok 6.000 Buah 1 82 81 492.000 486.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 82 81 41.000 40.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 82 81 17.571 17.357
5.060.571 4.998.85710 Ujang Bensin 5.000 Liter 3 106 86 1.590.000 1.290.000
Minyak tanah 2.800 Liter 2 106 86 593.600 481.600Oli 10.000 Liter 0,04 106 86 42.400 34.400Es 8.000 Balok 0,25 106 86 212.000 172.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 106 86 2.120.000 1.720.000Rokok 6.000 Buah 0 106 86 0 0Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 106 86 53.000 43.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 106 86 22.714 18.429
4.633.714 3.759.42911 Supenda Bensin 5.000 Liter 4 77 87 1.540.000 1.740.000
Minyak tanah 2.800 Liter 3 77 87 646.800 730.800Oli 10.000 Liter 0,04 77 87 30.800 34.800Es 6.000 Balok 0,5 77 87 231.000 261.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 77 87 770.000 870.000Rokok 5.000 Buah 0 77 87 0 0Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 77 87 38.500 43.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 77 87 16.500 18.643
3.273.600 3.698.74312 Ace Bensin 5.000 Liter 5 77 80 1.925.000 2.000.000
Minyak tanah 2.800 Liter 2 77 80 431.200 448.000Oli 20.000 Liter 0,07 77 80 107.800 112.000Es 6.000 Balok 0,5 77 80 231.000 240.000Konsumsi 10.000 Pkt 1 77 80 770.000 800.000Rokok 5.000 Buah 1 77 80 385.000 400.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 77 80 38.500 40.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 77 80 16.500 17.143
3.905.000 4.057.143
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 31 Komponen biaya operasional rampus di Palabuhanratu (lampiran)
163
13 Mulyani Bensin 5.000 Liter 4 68 83 1.360.000 1.660.000Minyak tanah 2.800 Liter 3 68 83 571.200 697.200Oli 10.000 Liter 0,04 68 83 27.200 33.200Es 8.000 Balok 0,25 68 83 136.000 166.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 68 83 1.360.000 1.660.000Rokok 6.000 Buah 1 68 83 408.000 498.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 68 83 34.000 41.500Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 68 83 14.571 17.786
3.910.971 4.773.686
14 Aji Bensin 5.000 Liter 5 76 74 1.900.000 1.850.000Minyak tanah 2.800 Liter 3 76 74 638.400 621.600Oli 10.000 Liter 0,07 76 74 53.200 51.800Es 8.000 Balok 0,5 76 74 304.000 296.000Konsumsi 20.000 Pkt 1 76 74 1.520.000 1.480.000Rokok 6.000 Buah 1 76 74 456.000 444.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 76 74 38.000 37.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 76 74 16.286 15.857
4.925.886 4.796.257
15 Jono Bensin 5.000 Liter 4 79 76 1.580.000 1.520.000Minyak tanah 2.800 Liter 2 79 76 442.400 425.600Oli 10.000 Liter 0,07 79 76 55.300 53.200Es 8.000 Balok 0,25 79 76 158.000 152.000Konsumsi 15.000 Pkt 1 79 76 1.185.000 1.140.000Rokok 8.000 Buah 1 79 76 632.000 608.000Kaos petromaks 1.500 Buah 0,33 79 76 39.500 38.000Kaca petromaks 1.500 Buah 0,14 79 76 16.929 16.286
4.109.129 3.953.086
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Lampiran 31 Komponen biaya operasional rampus di Palabuhanratu (lampiran)
164
KomponenTerendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi
Penjualan ikan 0 69.000 468.600 30.000 349.000 442.500Penjualan kotor -52.514 16.486 416.086 -22.514 296.486 389.986Biaya mesin (15%) -44.637 14.013 353.673 -19.137 252.013 331.488Pend bersih (66,6%) -14.878 4.670 117.879 -6.378 83.996 110.485Penjualan ikan 60.000 184.000 240.000 131.000 324.400 859.500Penjualan kotor -18.448 105.552 161.552 52.552 245.952 781.052Biaya mesin (15%) -15.680 89.720 137.320 44.670 209.060 663.895Pend bersih (66,6%) -5.226 29.904 45.769 14.888 69.680 221.276Penjualan ikan 0 56.000 219.300 178.000 260.000 629.000Penjualan kotor -70.064 -14.064 149.236 107.936 189.936 558.936Biaya mesin (15%) -59.555 -11.955 126.850 91.745 161.445 475.095Pend bersih (66,6%) -19.850 -3.984 42.279 30.579 53.810 158.349Penjualan ikan 48.000 105.000 450.500 143.500 340.000 577.200Penjualan kotor 4.786 61.786 407.286 100.286 296.786 533.986Biaya mesin (15%) 4.068 52.518 346.193 85.243 252.268 453.888Pend bersih (66,6%) 1.356 17.504 115.386 28.411 84.081 151.281Penjualan ikan 40.000 42.000 280.500 154.000 262.000 1.081.000Penjualan kotor -17.514 -15.514 222.986 96.486 204.486 1.023.486Biaya mesin (15%) -14.887 -13.187 189.538 82.013 173.813 869.963Pend bersih (66,6%) -4.962 -4.396 63.179 27.337 57.937 289.985Penjualan ikan 0 129.000 256.000 215.000 282.000 929.400Penjualan kotor -52.514 76.486 203.486 162.486 229.486 876.886Biaya mesin (15%) -44.637 65.013 172.963 138.113 195.063 745.353Pend bersih (66,6%) -14.878 21.669 57.649 46.033 65.014 248.426Penjualan ikan 60.000 90.000 176.000 136.000 300.000 633.000Penjualan kotor -11.514 18.486 104.486 64.486 228.486 561.486Biaya mesin (15%) -9.787 15.713 88.813 54.813 194.213 477.263Pend bersih (66,6%) -3.262 5.237 29.601 18.269 64.731 159.072Penjualan ikan 63.000 120.000 272.000 154.000 413.000 1.000.000Penjualan kotor -514 56.486 208.486 90.486 349.486 936.486Biaya mesin (15%) -437 48.013 177.213 76.913 297.063 796.013Pend bersih (66,6%) -146 16.003 59.065 25.635 99.011 265.311Penjualan ikan 0 55.000 703.500 35.000 235.000 726.500Penjualan kotor -61.714 -6.714 641.786 -26.714 173.286 664.786Biaya mesin (15%) -52.457 -5.707 545.518 -22.707 147.293 565.068Pend bersih (66,6%) -17.484 -1.902 181.821 -7.568 49.093 188.337Penjualan ikan 60.000 93.000 676.500 131.000 297.500 845.000Penjualan kotor 16.286 49.286 632.786 87.286 253.786 801.286Biaya mesin (15%) 13.843 41.893 537.868 74.193 215.718 681.093Pend bersih (66,6%) 4.614 13.963 179.271 24.728 71.899 227.008
3
2
1
7
6
5
4
10
9
8
Aco
Karyana
Supriadi
Dewandi
Ujang
Ade
Warkum
Tarmin
Komar
Odih
Responden No Musim TimurHarga Tangkapan (Rp/kg)
Musim Barat
Lampiran 32 Komponen pendapatan nelayan rampus di Palabuhanratu
165
Penjualan ikan 68.000 75.000 380.800 56.000 400.000 848.000Penjualan kotor 25.486 32.486 338.286 13.486 357.486 805.486Biaya mesin (15%) 21.663 27.613 287.543 11.463 303.863 684.663Pend bersih (66,6%) 7.220 9.203 95.838 3.821 101.277 228.198Penjualan ikan 72.000 112.500 388.000 178.000 433.500 786.500Penjualan kotor 21.286 61.786 337.286 127.286 382.786 735.786Biaya mesin (10%) 19.157 55.607 303.557 114.557 344.507 662.207Pend bersih (66,6%) 6.385 18.534 101.176 38.182 114.824 220.714Penjualan ikan 0 75.000 530.300 201.500 531.000 570.000Penjualan kotor -57.514 17.486 472.786 143.986 473.486 512.486Biaya mesin (20%) -46.011 13.989 378.229 115.189 378.789 409.989Pend bersih (66,6%) -15.336 4.662 126.064 38.392 126.250 136.649Penjualan ikan 40.000 75.000 512.000 246.000 315.500 505.000Penjualan kotor -24.814 10.186 447.186 181.186 250.686 440.186Biaya mesin (20%) -19.851 8.149 357.749 144.949 200.549 352.149Pend bersih (66,6%) -6.616 2.716 119.238 48.311 66.843 117.371Penjualan ikan 0 94.500 412.000 104.000 290.000 999.000Penjualan kotor -52.014 42.486 359.986 51.986 237.986 946.986Biaya mesin (20%) -41.611 33.989 287.989 41.589 190.389 757.589Pend bersih (66,6%) -13.869 11.328 95.987 13.861 63.457 252.504
15
14
13
12
11
Jono
Aji
Mulyani
Ace
Supenda
Lampiran 32 Komponen pendapatan nelayan rampus di Palabuhanratu (lanjutan)
166
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Dewandi Tembang 0,00 15,53 24,75 40,28 0,00 63,33 17,83 81,15
Lisong 0,71 13,14 20,57 34,43Swangi 0,00 0,00 39,60 39,60
2 Supriadi Tembang 4,14 26,03 18,95 49,12 6,19 30,88 24,00 61,06Lisong 1,80 21,00 27,00 49,80Kembung 0,00 0,00 11,67 11,67
3 Karyana Tembang 0,00 16,72 28,67 45,39 13,30 40,50 39,67 93,47Lisong 1,33 10,67 17,00 29,00
4 Aco Tembang 1,50 24,79 25,83 52,13 8,34 39,00 27,18 74,51Lisong 0,88 17,00 22,50 40,38Swangi 0,00 0,00 15,00 15,00
5 Odih Tembang 1,88 11,81 27,50 41,19 8,56 55,56 37,89 102,00Lisong 0,00 10,20 11,60 21,80Kembung 0,00 0,00 30,00 30,00Swangi 0,00 0,00 11,00 11,00
6 Komar Tembang 0,00 29,69 24,38 54,07 9,98 47,81 33,80 91,59Lisong 2,00 10,67 32,67 45,33
7 Tarmin Tembang 3,94 27,56 13,75 45,25 7,00 37,89 26,29 71,18Lisong 1,33 15,00 25,00 41,33
8 Warkum Tembang 2,66 26,36 26,27 55,30 12,69 54,10 19,25 86,04Lisong 0,57 16,00 23,43 40,00Kembung 0,00 0,00 19,00 19,00
9 Ade Tembang 0,00 15,92 23,68 39,61 0,00 56,67 51,33 108,00Lisong 1,00 6,50 28,50 36,00Swangi 0,00 0,00 41,40 41,40
10 Ujang Tembang 3,56 19,38 33,28 56,21 7,58 41,82 30,88 80,27Lisong 0,75 15,63 15,00 31,38Kembung 0,00 0,00 16,80 16,80Swangi 0,00 0,00 18,33 18,33
11 Supenda Tembang 5,95 16,13 19,35 41,43 0,00 46,67 33,83 80,50Lisong 0,00 0,00 0,00 1,60 24,00 20,00 45,60Swangi 0,00 0,00 17,14 17,14
12 Ace Tembang 5,18 27,00 21,83 54,00 7,44 50,39 22,75 80,58Lisong 1,20 24,60 13,00 38,80Kembung 0,00 0,00 21,00 21,00
13 Mulyani Tembang 0,00 16,45 41,25 57,70 9,75 48,95 24,00 82,70Lisong 1,75 22,00 19,50 43,25Swangi 0,00 0,00 21,43 21,43
14 Aji Tembang 2,65 14,71 26,47 43,82 17,65 35,29 26,76 79,71Lisong 2,25 10,50 14,75 27,50Swangi 0,00 0,00 25,33 25,33
15 Jono Tembang 0,00 19,89 24,39 44,29 5,59 42,21 22,13 69,93Lisong 0,67 8,00 18,33 27,00Kembung 0,00 0,00 29,40 29,40
Jumlah total 909,00 1.922,16Status risiko produksi 39,52 53,39
Musim TimurMusim Barat JumlahJumlahJenis IkanResponden No
Lampiran 33 Status risiko hasil tangkapan rampus di Palabuhanratu
167
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Dewandi Tembang 337,50 1.800,00 850,00 2.987,50 115,38 1.730,77 923,08 2.769,23
Lisong 571,43 3.142,86 1.714,29 5.428,57Swangi 700,00 2.400,00 900,00 4.000,00
2 Supriadi Tembang 421,05 1.348,68 1.000,00 2.769,74 203,13 1.203,13 875,00 2.281,25Lisong 450,00 2.500,00 2.400,00 5.350,00Kembung 2.500,00 2.666,67 2.833,33 8.000,00
3 Karyana Tembang 472,22 1.055,56 680,56 2.208,33 260,00 1.000,00 900,00 2.160,00Lisong 1.333,33 2.500,00 1.083,33 4.916,67
4 Aco Tembang 381,94 1.750,00 1.055,56 3.187,50 229,41 1.323,53 514,71 2.067,65Lisong 1.875,00 2.250,00 1.750,00 5.875,00Swangi 428,57 2.000,00 1.142,86 3.571,43
5 Odih Tembang 243,75 1.000,00 1.350,00 2.593,75 229,17 1.333,33 631,94 2.194,44Lisong 800,00 3.600,00 1.300,00 5.700,00Kembung 2.500,00 4.000,00 1.500,00 8.000,00Swangi 1.166,67 1.333,33 1.500,00 4.000,00
6 Komar Tembang 238,10 1.964,29 904,76 3.107,14 211,25 1.175,00 1.000,00 2.386,25Lisong 1.111,11 2.444,44 2.333,33 5.888,89
7 Tarmin Tembang 360,00 1.075,00 950,00 2.385,00 217,11 1.052,63 986,84 2.256,58Lisong 666,67 4.000,00 1.083,33 5.750,00
8 Warkum Tembang 181,82 2.079,55 755,68 3.017,05 479,17 1.510,42 468,75 2.458,33Lisong 785,71 4.285,71 1.000,00 6.071,43Kembung 2.812,50 3.187,50 2.250,00 8.250,00
9 Ade Tembang 400,00 1.513,16 736,84 2.650,00 145,83 1.194,44 1.069,44 2.409,72Lisong 800,00 3.000,00 1.400,00 5.200,00Swangi 800,00 2.700,00 1.000,00 4.500,00
10 Ujang Tembang 325,00 1.837,50 900,00 3.062,50 284,09 909,09 1.045,45 2.238,64Lisong 625,00 3.437,50 1.625,00 5.687,50Kembung 2.400,00 4.250,00 1.800,00 8.450,00Swangi 583,33 2.666,67 750,00 4.000,00
11 Supenda Tembang 227,50 1.781,25 500,00 2.508,75 125,00 1.388,89 631,94 2.145,83Lisong 1.000,00 3.900,00 1.400,00 6.300,00Swangi 1.000,00 2.285,71 642,86 3.928,57
12 Ace Tembang 425,00 1.312,50 1.050,00 2.787,50 351,56 1.601,56 500,00 2.453,13Lisong 900,00 3.600,00 1.400,00 5.900,00Kembung 1.625,00 4.375,00 937,50 6.937,50
13 Mulyani Tembang 268,42 1.855,26 894,74 3.018,42 325,00 1.550,00 1.066,67 2.941,67Lisong 1.250,00 3.000,00 1.625,00 5.875,00Swangi 1.000,00 1.714,29 1.285,71 4.000,00
14 Aji Tembang 676,47 1.455,88 705,88 2.838,24 419,12 1.360,29 705,88 2.485,29Lisong 1.250,00 2.750,00 1.500,00 5.500,00Swangi 1.333,33 2.250,00 833,33 4.416,67
15 Jono Tembang 421,05 1.980,26 894,74 3.296,05 529,41 1.720,59 529,41 2.779,41Lisong 666,67 2.500,00 2.333,33 5.500,00Kembung 1.600,00 5.100,00 1.800,00 8.500,00
74.834,13 169.107,983.253,66 4.697,44
Musim TimurMusim Barat JumlahJumlahJenis IkanResponden No
Jumlah totalStatus risiko harga
Lampiran 34 Status risiko harga ikan tangkapan rampus di Palabuhanratu
168
Terendah Standard Tertinggi Terendah Standard Tertinggi1 Dewandi -3.500,60 2.033,03 38.830,78 37.363,22 -1.513,52 41.286,11 29.962,01 69.734,602 Supriadi -1.031,51 18.099,50 9.033,28 26.101,27 4.833,88 39.816,88 22.989,72 67.640,483 Karyana -3.859,64 -1.992,24 12.918,65 7.066,77 10.656,22 26.904,87 23.992,32 61.553,414 Aco 338,95 8.291,46 31.883,00 40.513,41 8.631,32 46.829,86 21.064,42 76.525,605 Odih -1.076,17 -2.277,27 16.746,15 13.392,71 6.587,31 38.392,01 27.950,33 72.929,666 Komar -2.302,48 13.414,01 13.039,55 24.151,08 18.102,87 32.872,47 25.121,74 76.097,097 Tarmin -530,08 2.749,48 9.250,41 11.469,81 6.683,83 35.523,19 13.579,29 55.786,318 Warkum -26,49 8.001,34 18.793,42 26.768,28 7.466,52 58.637,61 30.910,03 97.014,169 Ade -3.885,33 -1.056,77 40.404,69 35.462,59 -922,96 32.928,04 39.045,50 71.050,57
10 Ujang 590,14 10.878,06 16.676,41 28.144,61 7.931,78 37.984,25 34.265,40 80.181,4211 Supenda 1.410,85 5.289,29 22.031,73 28.731,87 1.538,15 49.981,10 23.708,90 75.228,1512 Ace 877,95 11.351,99 25.293,90 37.523,84 13.787,91 55.817,33 33.720,14 103.325,3813 Mulyani -2.771,50 2.246,94 42.527,47 42.002,91 12.157,58 52.604,26 36.439,78 101.201,6214 Aji -1.341,18 1.394,66 33.837,70 33.891,18 12.077,84 34.300,93 27.798,42 74.177,1915 Jono -2.372,34 7.154,77 18.944,72 23.727,15 3.860,16 38.555,85 28.766,31 71.182,32
416.310,69 1.153.627,9727.754,05 76.908,53
Musim TimurMusim BaratResponden No Jumlah Jumlah
Status risiko pendapatanJumlah total
Lampiran 35 Status risiko pendapatan rampus di Palabuhanratu
169
Pendapatan tinggi Harga tinggi Produksi rendah Frek.pen rendah1 Dewandi 0,24 0,21 0,17 0,71 0,332 Supriadi 0,20 0,25 0,28 0,63 0,313 Karyana 0,19 0,19 0,18 0,60 0,324 Aco 0,25 0,27 0,13 0,63 0,395 Odih 0,22 0,29 0,26 0,69 0,316 Komar 0,15 0,23 0,12 0,70 0,227 Tarmin 0,16 0,24 0,26 0,67 0,248 Warkum 0,18 0,22 0,15 0,73 0,259 Ade 0,22 0,19 0,19 0,68 0,33
10 Ujang 0,13 0,20 0,29 0,72 0,1811 Supenda 0,20 0,13 0,32 0,73 0,2712 Ace 0,14 0,26 0,29 0,67 0,2113 Mulyani 0,18 0,25 0,22 0,69 0,2614 Aji 0,20 0,17 0,22 0,62 0,3315 Jono 0,17 0,22 0,14 0,63 0,27
0,28
PRT
Jumlah totalRata-rata PRT
No Responden Peluang
Lampiran 36 Peluang risiko total nelayan rampus di Palabuhanratu
170
Lampiran 37 Foto kegiatan penelitian.
Wawancara dengan pihak perbankan Wawancara dengan pihak pelabuhan
Wawancara dengan pihak Koperasi
Wawancara dengan pedagang ikan Wawancara dengan nelayan
Wawancara dengan pihak Koperasi
171
Lampiran 37 Foto kegiatan penelitian (lanjutan).
Alat tangkap pancing
Alat tangkap payang
Alat tangkap bagan
Alat tangkap rampus
172
Lampiran 37 Foto kegiatan penelitian (lanjutan).
Bagan yang dioperasikan pada musim timur
Bagan yang ditarik ke pantai pada musim barat
Rampus yang dioperasikan pada musim timur
Rampus yang ditempatkan di pantai pada timur
Kolam pelabuhan sepi dari kapal yang berlabuh
Kolam pelabuhan penuh dengan kapal yang berlabuh
173
Lampiran 37 Foto kegiatan penelitian (lanjutan).
Bank Danamon (DSP) yang ada di Palabuhanratu
Perum Penggadaiian yang ada di Palabuhanratu
Ikan layur (Trichiurus sp) Ikan tembang (Sardinella sp) dan kembung (Rastrelliger sp)