ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA...

7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA MULTIPURPOSE TELUK LAMONG SURABAYA DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Siswanto dan Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: [email protected] ABSTRAK Proyek pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya yang saat ini dalam tahap masa konstruksi, direncanakan menjadi fasilitas pelabuhan internasional di Surabaya. Dengan kedalaman desain -14 mLWS, data tanah yang sangat bervariasi, dan lokasi proyek yang berdekatan dengan alur pelayaran yang sangat padat lalu lintasnya maka proyek ini berpotensi mempunyai risiko tinggi dalam masa konstruksinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level risiko dan respon terhadap risiko yang berpotensi mempunyai risiko tinggi. Metode penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi risiko dengan cara dokumen review, survey pendahuluan dan focus group discussion (FGD), sedangkan data penilaian probabilitas dan dampak risiko di peroleh dengan cara kuisioner. Penentuan level risiko dilakukan dengan metode probabiliy impact grid. Responden kuisioner adalah tim inti proyek dari kontraktor pelaksana proyek Dermaga Multipurpose Teluk Lamong. Respon terhadap risiko yang mempunyai level risiko tinggi dilakukan melalui forum FGD. Hasil akhir penelitian menunjukkan terdapat 10 risiko yang mempunyai level risiko tinggi yang perlu mendapatkan perhatian adalah (1) cuaca ekstrim (hujan lebat, arus kuat, angin kencang, petir), (2) penyelesaian pekerjaan (sub kontraktor) tidak tepat waktu, (3) iklim ekstrim menggangu produktifitas, (4) data penyelidikan tanah tidak lengkap / tidak sesuai lapangan, (5) permasalahan yang tidak terlihat /unforseen (batuan di dalam tanah, ranjau, jaringan utilitas), (6) kapal pihak lain menabrak konstruksi, (7) ponton barge dan tug boat tabrakan dengan kapal lain saat operasi, (8) denda akibat keterlambatan (9) kondisi kerja berbeda dengan kontrak, (10) perubahan skope kontrak (pek. kurang). Usulan respon risiko yang terbanyak adalah dengan cara mengurangi risiko (mitigation) dan sebagian memindahkan risiko ( transference) kepada pihak lain. Kata kunci : analisis risiko, level risiko, probability impact grid, respon risiko PENDAHULUAN Industri konstruksi mempunyai faktor risiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty) yang lebih tinggi daripada kebanyakan indutri yang lain (Flanagan and Norman, 1993). Salah satu jenis konstruksi yang mempunyai faktor risiko dan ketidakpastian yang tinggi adalah pembangunan sebuah dermaga. Dermaga merupakan salah satu fasilitas pelabuhan berupa konstruksi yang berada ditepi laut atau yang menjorok kelaut yang didesain mempunyai kedalaman tertentu untuk tempat bersandarnya kapal (Peraturan Pemerintah RI no. 69, 2001). Dengan lokasinya di laut

Transcript of ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA...

Page 1: ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA …digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-18977-Paper-3145881.pdf · Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA

MULTIPURPOSE TELUK LAMONG SURABAYA DARI PERSEPSI

KONTRAKTOR

Siswanto dan Putu Artama Wiguna

Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Proyek pembangunan Dermaga Multipurpose Teluk Lamong Surabaya yang

saat ini dalam tahap masa konstruksi, direncanakan menjadi fasilitas pelabuhan

internasional di Surabaya. Dengan kedalaman desain -14 mLWS, data tanah yang

sangat bervariasi, dan lokasi proyek yang berdekatan dengan alur pelayaran yang sangat

padat lalu lintasnya maka proyek ini berpotensi mempunyai risiko tinggi dalam masa

konstruksinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level risiko dan respon

terhadap risiko yang berpotensi mempunyai risiko tinggi.

Metode penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi risiko dengan cara

dokumen review, survey pendahuluan dan focus group discussion (FGD), sedangkan

data penilaian probabilitas dan dampak risiko di peroleh dengan cara kuisioner.

Penentuan level risiko dilakukan dengan metode probabiliy impact grid. Responden

kuisioner adalah tim inti proyek dari kontraktor pelaksana proyek Dermaga

Multipurpose Teluk Lamong. Respon terhadap risiko yang mempunyai level risiko

tinggi dilakukan melalui forum FGD.

Hasil akhir penelitian menunjukkan terdapat 10 risiko yang mempunyai level

risiko tinggi yang perlu mendapatkan perhatian adalah (1) cuaca ekstrim (hujan lebat,

arus kuat, angin kencang, petir), (2) penyelesaian pekerjaan (sub kontraktor) tidak tepat

waktu, (3) iklim ekstrim menggangu produktifitas, (4) data penyelidikan tanah tidak

lengkap / tidak sesuai lapangan, (5) permasalahan yang tidak terlihat /unforseen (batuan

di dalam tanah, ranjau, jaringan utilitas), (6) kapal pihak lain menabrak konstruksi, (7)

ponton barge dan tug boat tabrakan dengan kapal lain saat operasi, (8) denda akibat

keterlambatan (9) kondisi kerja berbeda dengan kontrak, (10) perubahan skope kontrak

(pek. kurang). Usulan respon risiko yang terbanyak adalah dengan cara mengurangi

risiko (mitigation) dan sebagian memindahkan risiko ( transference) kepada pihak lain.

Kata kunci : analisis risiko, level risiko, probability impact grid, respon risiko

PENDAHULUAN

Industri konstruksi mempunyai faktor risiko (risk) dan ketidakpastian

(uncertainty) yang lebih tinggi daripada kebanyakan indutri yang lain (Flanagan and

Norman, 1993). Salah satu jenis konstruksi yang mempunyai faktor risiko dan

ketidakpastian yang tinggi adalah pembangunan sebuah dermaga. Dermaga merupakan

salah satu fasilitas pelabuhan berupa konstruksi yang berada ditepi laut atau yang

menjorok kelaut yang didesain mempunyai kedalaman tertentu untuk tempat

bersandarnya kapal (Peraturan Pemerintah RI no. 69, 2001). Dengan lokasinya di laut

Page 2: ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA …digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-18977-Paper-3145881.pdf · Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

ISBN : ………………………..

A-1-2

tersebut maka pada masa konstruksinya dermaga mempunyai potensi risiko yang sangat

tinggi, hal ini karena dipengaruhi oleh faktor lingkungannya seperti faktor gelombang,

arus, angin dan cuaca ektrim.

Proyek Dermaga Multipupose Teluk Lamong Surabaya dengan desain

kedalaman -14 mLWS, data tanah yang sangat bervariasi, lokasi dermaga sejauh 3 km

dari daratan, dan lokasi proyek yang berdekatan dengan alur pelayaran yang sangat

padat lalu lintasnya maka secara otomatis menimbulkan potensi risiko yang tinggi

dalam masa konstruksinya. Dengan mengacu kriteria Cooper et al, 2005 maka proyek

Dermaga Multipupose Teluk Lamong Surabaya termasuk dalam kategori high risk

karena memenuhi kriteria sebagai berikut : nilai kontraknya lebih dari USD 5 juta,

waktu pelaksanaan lebih dari 12 bulan, skope kerja yang cukup kompleks, potensi

dampaknya cukup besar pada kualitas dan produksi serta dampak health, safey and

environmental (HSE) cukup signifikan

Penggunaan analisa risiko secara formal di proyek jasa konstruksi secara

umum masih sangat rendah (Akintoye dan MacLeod, 1997). Dengan lemahnya

penggunaan analisa risiko dapat berpotensi mengancam sasaran proyek yang telah

ditetapkan. Alokasi risiko yang terbesar pada saat masa konstruksi berada di tangan

kontraktor (Kartam and Kartam, 2001). Hal inilah yang mendasari diperlukannya

sebuah analisa risiko dalam pelaksanaan proyek konstruksi bagi kontraktor, khususnya

proyek yang mempunyai risiko tinggi.

Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi risiko pada masa konstruksi

proyek dermaga yang menjadi obyek penelitian dan mengelompokkan risiko tersebut

kedalam kategori tertentu, menentukan tingkat risiko dari risiko yang teridentifikasi dan

menentukan respon risiko terhadap risiko yang mempunyai risiko tinggi.

Manfaat penelitian ini berguna bagi pelaku usaha di industri konstruksi

khususnya bagi penyedia jasa / kontraktor yang melaksanakan pekerjaan sejenis dengan

obyek penelitian ini yakni mengetahui lebih awal risiko apa yang mempunyai tingkat

risiko tinggi pada dermaga, dengan mengetahui risiko yang mempunyai tingkat risiko

high risk, maka kontraktor dapat melakukan mitigasi untuk memperkecil probability

(kemungkinan) dan impact (dampak) terhadap risiko yang ada hingga pada tingkat yang

dapat diterima (acceptable) yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada proyek

akan ditanganinya. Selain itu analisa ini juga bermanfaat bagi para peneliti yang tertarik

dalam analisa risiko untuk dapat dijadikan referensi dalam hal identifikasi risiko untuk

mengembangkan penelitian lanjutan terutama di bidang yang sejenis.

METODE

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah studi kasus, yang meneliti suatu

obyek studi secara mendalam yang hasilnya dapat digunakan sebagai referensi untuk

menangani kasus yang sejenis.

Tahapan penelitian yang dilakukan seperti pada gambar 1. Tahap pertama yang

dilakukan adalah melakukan survey pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

variabel penelitian yang relevan dengan proyek yang sejenis. Variabel penelitian ini

adalah faktor-faktor risiko yang berpotensi terjadi pada obyek penelitian. Faktor risiko

awal sebagai variabel awal penelitian diperoleh dari beberapa penelitian terdahulu (

Santoso et.al, 2003; Kartam NA dan Kartam SA, 2001; Rahman MM dan

Kumaraswamy, 2002). Terdapat 124 faktor risiko dan 8 kategori yang menjadi variabel

dalam survey pendahulauan. Responden survey pendahuluan ini adalah para project

manager yang pernah melaksanakan pekerjaan sejenis dengan obyek penelitian ini.

Page 3: ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA …digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-18977-Paper-3145881.pdf · Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

ISBN : ………………………..

A-1-3

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Berdasarkan hasil rekapitulasi survey pendahuluan didapatkan hasil bahwa dari

124 variabel risiko tersebut sebanyak 104 variabel mempunyai relevansi dengan proyek

dermaga dan 20 variabel tidak mempunyai relevansi. Responden juga memberi

masukan 3 tambahan variabel risiko sehingga hasil akhir survey pendahuluan

menunjukkan terdapat 107 variabel risiko yang relevan dengan proyek dermaga yang

sejenis dengan obyek penelitian ini. Dari 8 kategori risiko dan 107 variabel risiko hasil

survey pendahuluan, melalui forum FGD diperoleh kesepakatan menjadi 8 kategori

risiko dan 40 variabel risiko yang dianggap sesuai dengan obyek penelitian ini. Hasil

penetapan variabel penelitian dalam FGD seperti pada tabel 1.

Tabel 1 Varibel Penelitian

No. Variabel Penelitian Kode No Variabel Penelitian Kode

1 Risiko Alam dan Situasi 2.4 Konsultan

- Cuaca Ekstrim (hujan lebat, arus

kuat, angin kencang, petir)

R-1 - Lambat dalam memutuskan persetujuan

(gambar dan material)

R-8

- Force Majeur (Perang, huru-hara,

gempa bumi, pemogokan, wabah)

R-2 - Masalah komunikasi dan koordinasi R-9

2 Resiko Sumber Daya Manusia 2.5 Pemilik Proyek

2.1 Permasalahan tenaga kerja - Minta kualitas diatas spesifikasi R-10

- Permasalahan tenaga kerja

(keahlian, fluktuasi jumlah,

perselisihan dll )

R-3 3 Risiko Teknik (Material, Peralatan,

Pelaksanaan, Lokasi Proyek dan

Kondisi Bawah Tanah)

2.2 Subkontraktor 3.1 Material Utama

- Kekurangan dana untuk

melaksanakan pekerjaan

R-4 - Harga material lebih mahal dari BoQ R-11

- Penyelesaian pekerjaan tidak tepat

waktu

R-5 - Pengajuan material tidak disetujui R-12

- Kualitas pekerjaan rendah R-6 - Kedatangan material terlambat R-13

2.3 Staf Kontraktor - Material rusak pada saat transportasi R-14

- Kompetensi staf kurang R-7 3.2 Peralatan Utama

Survey

Pendahuluan

Proyek A

Proyek B

Proyek C

Proyek D

Draft Variabel

Penelitian Focus Group

Discussion (FGD)

Variabel

Penelitian

A

A Survey

Utama

Analisa

Resiko

Respon

Resiko

Page 4: ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA …digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-18977-Paper-3145881.pdf · Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

ISBN : ………………………..

A-1-4

No. Variabel Penelitian Kode No Variabel Penelitian Kode

(pengetahuan, pengalaman,

tanggung jawab dan disiplin)

- Produktifitas dan efisiensi rendah R-15

No. Variabel Penelitian Kode No Variabel Penelitian Kode

- Terlambat mobilisasi alat ke site R-16 - Ponton barge dan tug boat tabrakan

dengan kapal lain saat operasi

R-29

3.3 Proses Konstruksi 5 Desain - penyebab resiko

- Kesalahan pelaksanaan R-17 - Kemungkinan perubahan desain R-30

- Terlambat serah terima lahan

setelah kontrak

R-18 6 Financial Risk

- Iklim ekstrim mengganggu

produktifitas

R-19 - Keterlambatan Pembayaran oleh

pemilik karena perselisihan

R-31

- Keterlambatan pihak ketiga R-20 - Denda akibat keterlambatan R-32

3.4 Lokasi Proyek - Biaya upah lebih tinggi dari perkiraan R-33

- Pemasalahan jalan akses R-21 7 Resiko Kontraktual

- Tidak ada Bench Mark dilokasi

proyek

R-22 - Kondisi kerja berbeda dengan kontrak R-34

- Peraturan kepelabuhanan yang

menghambat

R-23 - Keterlambatan penyelesaian

perselisihan

R-35

3.5 Kondisi bawah tanah - Pemilihan sub kontraktor yang

kompeten

R-36

- Data penyelidikan tanah tidak

lengkap / tidak sesuai dengan

lapangan

R-24 - Perubahan skope pekerjaan (pekerjaan

kurang)

R-37

- Permasalahan yang tidak terlihat /

unforseen (batuan dalam tanah,

ranjau, jaringan utilitas)

R-25 - Konflik antar dokumen (gambar,

spesifikasi teknis, dan perhitungan

teknis)

R-38

4 Safety - Resiko kecelakaan 8 Peraturan lingkungan

- Tidak ada / sulit membatasi area

kerja

R-26 - Proses konstruksi menimbulkan polusi

dan pencemaran lingkungan

R-39

- Kapal pihak lain menabrak

konstuksi

R-27 - Proses konstruksi berdampak negatif

bagi masyarakat sekitar proyek

R-40

- Timbul gelombang besar akibat

kapal besar lewat saat pemancangan

R-28

Sumber : Hasil Kesepakatan FGD

Pengukuran variabel untuk menetapkan besaran dampak dan probablitas

menggunakan cara kualitatif. Setiap risiko diberi nilai 1 sampai dengan 5 untuk

mewakili probabilitas atau dampak dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi

terhadap besarnya kemungkinan terjadi atau besaran dampak yang ditimbulkan. Kriteria

probabilitas di berikan dalam bentuk nilai prosentase kemungkinan risiko itu akan

terjadi. Pengukuran nilai dampak disesuaikan dengan besaran nilai proyek yang menjadi

obyek penelitian. Penentuan akhir kriteria penilaian probabilitas dan dampak ditetapkan

dalam focus Group Discussion (FGD).

Survey utama merupakan cara untuk mendapatkan nilai probabilitas dan

dampak dari masing-masing variabel risiko kepada para responden. Responden yang

mengisi survey ini adalah persosnil tim inti proyek kontraktor yang melaksanakan

proyek yang menjadi obyek penelitian ini.

Berdasarkan hasil survey utama, selanjutnya dilakukan pengolahan data

dengan metode nilai rata-rata. Hasil nilai rata-rata tentunya tidak mendapatkan nilai

bulat, sementara dalam menentukan level tingkat risiko dengan menggunakan

probability impact grid nilai dampak maupun nilai kemungkinan merupakan nilai bulat.

Page 5: ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA …digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-18977-Paper-3145881.pdf · Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

ISBN : ………………………..

A-1-5

Pendekatan nilai pembulatan mengacu level persetujuan dan evaluasi untuk analisa

indeks rata-rata (Abd. Majid M.Z. and Ronald Mc Caffer, 1997).

HASIL DAN DISKUSI

Berdasarkan hasil survey utama terhadap nilai probablitas dan dampak dapat

ditentukan level risiko dari masing-masing variabel. Level resiko merupakan cara

menggolongkan kategori resiko sesuai level yang kita tetapkan. Dalam penelitian ini

terdapat 3 level risiko sebagai kategorinya yakni, Low (dengan kode L) merupakan

risiko kategori rendah, M (dengan kode M) merupakan risiko kategori sedang, H

(dengan kode H) merupakan risiko kategori tinggi. Penentuan level risiko dalam

penelitian ini menggunakan probability impact grid. Apabila hasil analisa diplot

kedalam probability impact grid maka akan tampak seperti pada gambar 2.

Berdasarkan gambar 2 tersebut maka terdapat 10 variabel risiko berada pada level tinggi

atau intolerable yang artinya risiko tersebut tidak dapat diterima, 22 variabel risiko

berada di level medium yang artinya risiko masih dapat diterima namun perlu

pengurangan tingkat risikonya dan 8 variabel risiko berada dalam level rendah atau

acceptable yang artinya variabel tersebut dapat diterima tanpa dilakukan langkah

mitigasi.

Gambar 2 Ploting Variabel Risiko dalam Probability Impact Grid

Untuk risiko dengan level intolerable maka harus dilakukan respon yang dapat

memperkecil level risiko hingga risiko tersebut dapat diterima yaitu minimal sampai

level As Low As Reasonable Practicable (ALARP), sedangkan pada level ALARP perlu

dilakukan respon atau mitigasi hingga dapat menurunkan levelnya menjadi acceptable,

namun dengan kriteria biaya mitigasi harus lebih kecil dari manfaat yang diperolehnya.

Dalam melaksanakan respon terhadap risiko tinggi, Forum FGD bermufakat

bahwa sebelum menentukan respon apa yang digunakan telah sepakat menentukan

urutan prioritas respon risiko adalah sebagai berikut : (1) Mengurangi risiko

(mitigation) yakni melakukan upaya untuk mengurangi dampak yang terjadi atau

menurunkan probabilitas atau kedua-duanya (2) Memindahkan risiko (transference),

Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic

1 2 3 4 5

A (sangat tinggi)

B (tinggi) R1.R19.R24.R37 R25.R27

C (sedang) R4. R9. R26. R30

R6.R8.R10.R15.R

16.R20.R23.R28.

R31.R35.R36.R38

R5.R32.R34 R29

D (rendah) R3R7. R12. R13. R14.

R39

R17. R18. R22.

R33R11

E (sangat rendah) R21 R40 R2

Legenda :

Kemungkinan

Dampak

risiko rendah risiko sedang risiko tinggi

Page 6: ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA …digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-18977-Paper-3145881.pdf · Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

ISBN : ………………………..

A-1-6

apabila langkah mitigasi yang dilakukan dirasa masih menyisakan dampak yang besar

maupun probablitas yang tinggi maka perlu dilakukan langkah transfer risiko (3)

Menerima Risiko (acceptance), apabila langkah 1 dan 2 yang dilakukan dirasakan

masih menyisakan potensi risiko maka perlu dilakukan menerima risiko, yaitu dengan

menyiapkan cadangan yang diperlukan termasuk biaya, waktu dan sumber daya yang

lain untuk risiko tersebut, (4) Menghindari risiko (avoidance), apabila langkah 1, 2 dan

3 dirasakan tidak dapat mengurangi dampak maupun probabilitasnya, atau biaya yang

dikeluarkan untuk menurunkan dampak dan probabilitas melebihi dari potensial loss

maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghindari risiko

Hasil akhir pembahasan menunjukkan bahwa respon yang paling banyak

dilakukan adalah melakukan mitigasi dan selanjutnya adalah transfer risiko, sedangkan

menghindari dan menerima risiko tidak dilakukan. Dalam melakukan mitigasi risiko

yang perlu diperhatikan adalah kemudahan dalam melaksanakan mitigasinya dan biaya

yang dikeluarkan mempunyai hasil yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Respon risiko lain yang dilakukan adalah transfer risiko dalam hal ini melakukan

asuransi terhadap risiko yang sulit dilakukan mitigasi ataupun melakukan pengamanan

walaupun sudah dilakukan mitigasi.

KESIMPULAN

1. Variabel risiko pada masa konstruksi pembangunan dermaga multipurpose di Teluk

Lamong (paket A) sebanyak 40 variabel, yang terbagi dalam 8 kategori risiko.

Kategori risiko alam dan situasi terdapat 2 risiko, kategori risiko sumber daya

manusia terdapat 5 sub kategori dengan 8 risiko, kategori risiko teknik terdapat 5

sub kategori risiko dengan 15 risiko, kategori safety – resiko kecelakaan terdapat 4

risiko, kategori desain terdapat 1 risiko, kategori keuangan terdapat 3 risiko,

kategori kontraktual terdapat 5 risiko, kategori lingkungan terdapat 2 risiko.

2. Terdapat 10 risiko yang mempunyai level risiko tinggi yang perlu mendapatkan

perhatian dan penanganan risikonya yaitu (1) cuaca ekstrim (hujan lebat, arus kuat,

angin kencang, petir), (2) penyelesaian pekerjaan (sub kontraktor) tidak tepat

waktu, (3) iklim ekstrim menggangu produktifitas, (4) data penyelidikan tanah tidak

lengkap / tidak sesuai lapangan, (5) permasalahan yang tidak terlihat /unforseen

(batuan di dalam tanah, ranjau, jaringan utilitas), (6) kapal pihak lain menabrak

konstruksi, (7) ponton barge dan tug boat tabrakan dengan kapal lain saat operasi,

(8) denda akibat keterlambatan (9) kondisi kerja berbeda dengan kontrak, (10)

perubahan skope kontrak (pek. kurang).

3. Penanganan terhadap risiko tinggi dilakukan dengan cara mengurangi risiko

(mitigasi) baik dari sisi probabilitas maupun dampaknya dan tranfer risiko terhadap

risiko yang sulit dilakukan mitigasi atau risiko masih berpotensi besar dampaknya

meskipun sudah dilakukan mitigasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Majid M.Z. and Ronald Mc Caffer. (1997), “Factors of Non Excusable Delays

That Influence Contractor's Performance”, Journal of Construction Engineering

and Management, Vol. 14, No. 3, hal. 42 – 60.

Akintoye and MacLeod, M.J. (1997), “Risk analysis and Managemen ini Construction”,

International Journal of Project Management, Vol. 15, No. 1, hal. 31 – 38.

Page 7: ANALISIS RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA …digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-18977-Paper-3145881.pdf · Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS,

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

ISBN : ………………………..

A-1-7

Al-Bahar, JF and Crandall, KC (1990), “Systematic Risk Management Approach for

Construction Projects”, Journal of Construction Engineering and Management,

Vol. 116, No. 3, hal. 553-546.

APM (1997), Project Risk Analysis and Management, APM Group Limited, Norwich

Norfolk

AS/NZS (1999b), Guidelines for Managing Risk : In the Australian and New Zealand

Public Sector, Standards Association of Australia.

Chapman, RJ (1998), “The controlling influences on effective risk identification and

assesment for construction desaign management”, International Journal of

Project Management, Vol. 16 No. 6, hal 333-343

Cooper, D , Grey, S and Raymond, G (2005), Project Risk Management Guidelines :

Managing Risk in Large Projects and Complex Procurement, John Wiley & Sons

Ltd, England

Flanagan, R and Norman, G (1993), Risk Management and Construction, Blackwell

Science, Australia

ICE and FIA (1998), RAMP : Risk Analysis and Management for Project, Thomas

Telford, London

Kartam, NA and Kartam, SA (2001) “Risk and its Management in the Kuwait

Construction Industry : A Contractor Perspective”, International Journal of

Project Management, Vol. 19 No. 6, hal 325-335

Mustafa, MA and Al-Bahar, JF (1991), “Project Risk Management using the Analytic

Hierarchy Process” , IEEE Transactions on Engineering and Managemet, Vol. 38,

No. 1.

PMI (2008), A Guide to The Project Management Body of Knowledge, Project

Management Institute, Pennsylvania.

Presiden Republik Indonesia (2001) , Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69

Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, Sekretaris Negara RI, Jakarta.

Rahman, MM and Kumaraswamy, MM (2002) Risk Management Trends in The

Construction Industry : Moving Toward Joint Risk Management, Engineering,

Construction and Architectural Management, Vol. 9, No. 2, hal. 131-151

Santoso, DS, Ogunlana, SO and Minato, T (2003) “Assesment of Risk in High Risk

Building Construction in Jakarta”, Engineering, Construction and Architectural

Management, Vol. 10, No. 1, hal. 43-55