analisis regresi-saham

15
Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia, Harga Jual Rupiah Terhadap Dolar Amerika (Kurs), Serta Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Penutupan Bank BRI Diberikan data indeks harga saham penutupan Bank BRI, suku bunga Bank Indonesia, harga jual rupiah terhadap dolar Amerika(kurs), serta tingkat inflasi sejak awal Januari 2006 hingga akhir Desember 2014 pada tabel di bawah ini. Date Saham Penutupan kurs suku bunga Inflasi 01/12/2014 11650 12500.48 7.75% 8.36 % 03/11/2014 11525 12219.25 7.5% 6.23 % 01/10/2014 11075 12205.57 7.5% 4.83 % 01/09/2014 10425 11950.36 7.5% 4.53 % 01/08/2014 11050 11765.24 7.5% 3.99 % 01/07/2014 11200 11747.50 7.5% 4.53 % 02/06/2014 10325 11952.10 7.5% 6.70 % 01/05/2014 10200 11583.72 7.5% 7.32 % 01/04/2014 9900 11492.95 7.5% 7.25 % 03/03/2014 9575 11484.15 7.5% 7.32 % 03/02/2014 9275 11994.75 7.5% 7.75 % 01/01/2014 8325 12240.55 7.5% 8.22 % 02/12/2013 7250 12147.55 7.5% 8.38 % 01/11/2013 7450 11671.25 7.5% 8.37 % 01/10/2013 7900 11423.86 7.25% 8.32 % 02/09/2013 7250 11402.95 7.25% 8.40 % 01/08/2013 6600 10625.28 6.5% 8.79 % 01/07/2013 8250 10123.70 6.5% 8.61 % 03/06/2013 7750 9931.00 6.00% 5.90 % 01/05/2013 8900 9809.91 5.75% 5.47 % 01/04/2013 9400 9772.95 5.75% 5.57 % 01/03/2013 8750 9758.11 5.75% 5.90 % 01/02/2013 9450 9735.05 5.75% 5.31 % 01/01/2013 7950 9735.57 5.75% 4.57 % 03/12/2012 6950 9693.94 5.75% 4.30 % 01/11/2012 7050 9675.95 5.75% 4.32 % 01/10/2012 7400 9645.14 5.75% 4.61 % 03/09/2012 7450 9614.25 5.75% 4.31 %

description

contoh soal penerapan analisis regresi pada saham dengan bantuan program SPSS

Transcript of analisis regresi-saham

Page 1: analisis regresi-saham

Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia, Harga Jual Rupiah Terhadap Dolar Amerika (Kurs), Serta Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Penutupan

Bank BRI

Diberikan data indeks harga saham penutupan Bank BRI, suku bunga Bank Indonesia, harga jual rupiah terhadap dolar Amerika(kurs), serta tingkat inflasi sejak awal Januari 2006 hingga akhir Desember 2014 pada tabel di bawah ini.

Date Saham Penutupan

kurs suku bunga Inflasi

01/12/2014 11650 12500.48 7.75% 8.36 %03/11/2014 11525 12219.25 7.5% 6.23 %01/10/2014 11075 12205.57 7.5% 4.83 %01/09/2014 10425 11950.36 7.5% 4.53 %01/08/2014 11050 11765.24 7.5% 3.99 %01/07/2014 11200 11747.50 7.5% 4.53 %02/06/2014 10325 11952.10 7.5% 6.70 %01/05/2014 10200 11583.72 7.5% 7.32 %01/04/2014 9900 11492.95 7.5% 7.25 %03/03/2014 9575 11484.15 7.5% 7.32 %03/02/2014 9275 11994.75 7.5% 7.75 %01/01/2014 8325 12240.55 7.5% 8.22 %02/12/2013 7250 12147.55 7.5% 8.38 %01/11/2013 7450 11671.25 7.5% 8.37 %01/10/2013 7900 11423.86 7.25% 8.32 %02/09/2013 7250 11402.95 7.25% 8.40 %01/08/2013 6600 10625.28 6.5% 8.79 %01/07/2013 8250 10123.70 6.5% 8.61 %03/06/2013 7750 9931.00 6.00% 5.90 %01/05/2013 8900 9809.91 5.75% 5.47 %01/04/2013 9400 9772.95 5.75% 5.57 %01/03/2013 8750 9758.11 5.75% 5.90 %01/02/2013 9450 9735.05 5.75% 5.31 %01/01/2013 7950 9735.57 5.75% 4.57 %03/12/2012 6950 9693.94 5.75% 4.30 %01/11/2012 7050 9675.95 5.75% 4.32 %01/10/2012 7400 9645.14 5.75% 4.61 %03/09/2012 7450 9614.25 5.75% 4.31 %01/08/2012 6950 9547.16 5.75% 4.58 %02/07/2012 7000 9503.59 5.75% 4.56 %01/06/2012 6350 9498.14 5.75% 4.53 %01/05/2012 5650 9336.57 5.75% 4.45 %02/04/2012 6650 9221.50 5.75% 4.50 %01/03/2012 6950 9211.29 5.75% 3.97 %

Page 2: analisis regresi-saham

01/02/2012 6900 9070.81 5.75% 3.56 %02/01/2012 6850 9154.76 6.00% 3.65 %01/12/2011 6750 9133.76 6.00% 3.79 %01/11/2011 6500 9060.23 6.00% 4.15 %03/10/2011 6750 8939.67 6.50% 4.42 %05/09/2011 5850 8809.45 6.75% 4.61 %01/08/2011 6550 8574.79 6.75% 4.79 %01/07/2011 6900 8576.19 6.75% 4.61 %01/06/2011 6500 8607.00 6.75% 5.54 %02/05/2011 6350 8598.80 6.75% 5.98 %01/04/2011 6450 8694.30 6.75% 6.16 %01/03/2011 5750 8805.48 6.75% 6.65 %01/02/2011 4700 8957.11 6.75% 6.84 %03/01/2011 4850 9082.38 6.50% 7.02 %01/12/2010 10500 9067.62 6.50% 6.96 %01/11/2010 10500 8983.29 6.50% 6.33 %01/10/2010 11400 8972.90 6.50% 5.67 %01/09/2010 10000 9020.84 6.50% 5.80 %02/08/2010 9300 9016.76 6.50% 6.44 %01/07/2010 9900 9094.45 6.50% 6.22 %01/06/2010 9300 9194.00 6.50% 5.05 %03/05/2010 8600 9229.16 6.50% 4.16 %01/04/2010 8950 9072.33 6.50% 3.91 %01/03/2010 8250 9219.68 6.50% 3.43 %01/02/2010 7150 9395.11 6.50% 3.81 %04/01/2010 7650 9321.95 6.50% 3.72 %01/12/2009 7650 9504.85 6.50% 2.78 %02/11/2009 7400 9517.20 6.50% 2.41 %01/10/2009 7100 9530.00 6.50% 2.57 %01/09/2009 7500 9950.39 6.50% 2.83 %03/08/2009 7600 10027.50 6.50% 2.75 %01/07/2009 7300 10161.86 6.75% 2.71 %01/06/2009 6300 10257.59 7.00% 3.65 %01/05/2009 6250 10444.65 7.25% 6.04 %01/04/2009 5800 11080.25 7.5% 7.31 %02/03/2009 4200 11908.80 7,75% 7.92 %02/02/2009 3725 11912.15 8.25% 8.60 %01/01/2009 4550 11223.11 8,75% 9.17 %01/12/2008 4575 11381.53 .,25% 11.06 %03/11/2008 3400 11769.85 9,50% 11.68 %01/10/2008 3450 10098.65 9.5% 11.77 %01/09/2008 5400 9387.40 9.25% 12.14 %01/08/2008 5850 9195.10 9.00% 11.85 %01/07/2008 6100 9209.45 8.75% 11.90 %02/06/2008 5100 9342.29 8,50% 11.03 %01/05/2008 5800 9337.30 8.25% 10.38 %

Page 3: analisis regresi-saham

01/04/2008 5950 9254.64 8.00% 8.96 %03/03/2008 6300 9230.83 8.00% 8.17 %01/02/2008 7200 9226.95 8.00% 7.40 %01/01/2008 7000 9453.30 8.00% 7.36 %03/12/2007 7400 9380.27 8.00% 6.59 %01/11/2007 7800 9310.68 8.25% 6.71 %01/10/2007 7750 9152.71 8.25% 6.88 %03/09/2007 6600 9356.50 8.25% 6.95 %01/08/2007 6250 9413.55 8.25% 6.51 %02/07/2007 6300 9112.36 8.25% 6.06 %01/06/2007 5750 9028.55 8.50% 5.77 %01/05/2007 6100 8888.48 8.75% 6.01 %02/04/2007 5250 9142.90 9.00% 6.29 %01/03/2007 5050 9209.95 9.00% 6.52 %01/02/2007 4750 9112.85 9.25% 6.30 %01/01/2007 5300 9111.82 9.5% 6.26 %01/12/2006 5150 9132.15 9.75% 6.60 %01/11/2006 5350 9180.59 10.25% 5.27 %02/10/2006 4900 9233.12 10.75% 6.29 %01/09/2006 4900 9189.10 11.25% 14.55 %01/08/2006 4350 9139.65 11.75% 14.90 %03/07/2006 4275 9171.00 12.25% 15.15 %01/06/2006 4100 9409.64 12.5% 15.53 %01/05/2006 3950 9029.86 12.5% 15.60 %03/04/2006 4625 8981.67 12.75% 15.40 %01/03/2006 3975 9217.48 12.75% 15.74 %01/02/2006 3250 9299.35 12.75% 17.92 %02/01/2006 3400 9540.40 12.75% 17.03 %

Akan ditentukan bagaimana pola hubungannya, koefisien determinasinya serta dilakukan uji ketepatan model secara simultan dan parsial, dilakukan juga uji asumsi modelnya. Kemudian akan di simpulkan dan di interprerasikan hasil yang diperoleh.

Keterangan : Data ini diperoleh dari Yahoo finance dan official website bank indonesia

Penyelesaian :

Dengan menggunakan program SPSS untuk mencari pola hubungan, koefisien determinasi serta uji ketepatan model, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Model Regresi dan Uji t (Uji parsial)

Page 4: analisis regresi-saham

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 4634.779 1709.353 2.711 .008

kurs .633 .145 .330 4.369 .000

suku_bunga -364.034 154.278 -.324 -2.360 .020

tingkat_inflasi -151.262 81.768 -.254 -1.850 .067

a. Dependent Variable: harga_saham_tertutup

Pada tabel di atas diperoleh nilai ;

b0 = 4634.779 , b1 = 0,633 , b2 = -364,034 , dan b3 = -151,262

sehingga dapat dibentuk model regresinya sebagi berikut :

Y = 4634.779 + 0,633 X1 - 364,034 X2 - 151,262 X3 + ɛ

Tabel di atas juga mencantumkan hasil dari pengujian model secara parsial ( Uji t ).

Diketahui t tabel = t α2; db=t 0,025; 105= 1,98282.

Untuk b0

Hipotesis :

H0 = b0=0 => tidak ada pengaruh b0 terhadap variabel Y (harga saham)

H1 = b0≠0 => ada pengaruh antara b0 terhadap variabel Y (harga saham)

karena t hitung= 2,711 > t tabel dan p value < α maka Ho ditolak,H1 diterima artinya model sudah tepat atau b0 mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

Untuk b1

Hipotesis :

H0 = b1=0 => tidak ada pengaruh X1 (kurs) terhadap variabel Y (harga saham)

H1 = b1≠0 => ada pengaruh antara X1 (kurs) terhadap variabel Y (harga saham)

karena t hitung= 4,369 > t tabel dan p value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya model sudah tepat atau X1(kurs) mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

Untuk b2

Page 5: analisis regresi-saham

Hipotesis :

H0 ; b2=0 => tidak ada pengaruh X2 (suku bunga) terhadap variabel Y (harga saham)

H1 ; b2≠0 => ada pengaruh antara X2 (suku bunga) terhadap variabel Y (harga saham)

karena t hitung= -2,360 > t tabel dan p value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya model sudah tepat atau X2(suku bunga) mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

Untuk b3

Hipotesis :

H0 ; b3=0 => tidak ada pengaruh X3 (tingkat inflasi) terhadap variabel Y (harga saham)

H1 ; b3≠0 => ada pengaruh antara X3 (tingkat inflasi) terhadap variabel Y (harga saham)

karena t hitung= -1,850 < t tabel dan p value > α maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya model sudah tepat atau X3(tingkat inflasi) mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

2. Uji F (uji simultan)

Tabel ANOVA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.889E8 3 6.297E7 25.304 .000a

Residual 2.588E8 104 2488585.530

Total 4.477E8 107

a. Predictors: (Constant), tingkat_inflasi, kurs, suku_bunga

b. Dependent Variable: harga_saham_tertutup

Dari tabel ANOVA di atas diperoleh nilai F hitung = 25,034. Dimana nilai F tabel = Fα; 3; 104

= 2,69 .

Hipotesis :

H0 : Tidak ada pengaruh antara kurs, suku bunga dan inflasi terhadap harga saham (model

sudah baik)

H1 : Ada pengaruh antara kurs, suku bunga dan inflasi terhadap harga saham (model kurang

baik).

Page 6: analisis regresi-saham

karena F hitung > F tabel dan pvalue < α maka H0 ditolak, H1 diterima artinya model sudah

baik atau ada pengaruh secara simultan antara kurs, suku bunga dan inflasi terhadap harga

saham.

3. Koefisien Determinasi

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa adjust R square atau koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,405. Nilai koefisien determinasi ini bernili cukup kecil. Hal ini berarti variabel-variabel bebas (kurs, suku bunga, dan inflasi) mempengaruhi harga saham sebesar 0,405 atau 40,5 %. Karena pengaruh ketiga variabel tersebut tidak cukup besar maka sisa persentase sebesar 59,5 % merupaka pengaruh yang berasal dari faktor lain selain 3 faktor tersebut.

Grafik

Dari grafik di atas terlihat bahwa titik titik yang dipetakan dalam grafik membentuk pola linear artinya model regresi berbentuk linear.

Uji Asumsi Model

Page 7: analisis regresi-saham

Dalam uji asumsi model ini akan diperiksa apakah residual memenuhi asumsi-asumsi yang seharusnya yaitu : asumsi kenormalan, homoskedastisitas, dan Independen (tidak terjadi autokorelasi). Selain itu akan di uji apakah terjadi multikolinieritas pada model regresi atau tidak.

1. Uji NormalitasUntuk menguji kenormalan suatu residual dapat dilihat dari grafik histogram yang terbentuk.

Pada grafik di atas, terlihat bahwa histogram cenderung membentuk kurva normal. Artinya asumsi kenormalan terpenuhi.

Selain grafik uji kenormalan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Dengan bantuan SPSS diperoleh data sebagai berikut :

Page 8: analisis regresi-saham

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 108

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.55525307E3

Most Extreme Differences Absolute .105

Positive .105

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z 1.090

Asymp. Sig. (2-tailed) .186

a. Test distribution is Normal.

Dari data di atas dapat di lihat nilai hitung dari kolmogorov–Smirnov sebesar 1,090 dan p

value = 0.186.

Hipotesis :

H0 : Residual berdistribusi Normal

H1 : Residual tidak berdistribusi normal

Karena p value > α maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya Residual berdistribusi normal

atau asumsi kenormalan terpenuhi.

2. Uji Homoskedastisitas (uji varian identik)

Dalam menguji homoskedastisitas atau tidaknya suatu model regresi, dapat kita lihat pada

grafik hubungan residual terhadap waktu, variabel bebas dan variabel terikat.

Grafik residual terhadap variabel terikat (y)

Page 9: analisis regresi-saham

Grafik residual terhadap variabel bebas (x)

Perhatikan bahwa titik-titik pada dua grafik di atas tersebar membentuk pola horizontal.

Artinya model memenuhi asumsi homoskedastisitas.

Selain dengan metode grafik, dapat juga digunakan Uji Glejser atau Uji Rank Spearman.

Dengan menggunakan bantuan SPSS,

Page 10: analisis regresi-saham

Untuk uji rank Spearman

3. Uji Autokorelasi

Untuk menguji apakah pada residual terjadi Autokorelasi atau tidak, dapat dilihat grafik lag

di bawah ini.

Perhatikan bahwa salah satu leg melewati garis batas artinya terjadi gejala Autokorelasi pada

model.

Selain grafik, dapat juga digunakan Uji Durbin-Watson untuk memeriksa gejala Autokorelasi

pada residual.

Hipotesis :

H0 : ρ=0 (Tidak ada autokorelasi)

H1 : ρ>0 atau ρ<0 (Ada gejala autokorelasi)

Dengan bantuan SPSS diperoleh data sebagai berikut.

Terlihat bahwa d yang diperoleh sebesar 0,347.

Page 11: analisis regresi-saham

Diketahui : n=108 (banyak observasi) dan k =4(banyak variabel)

Maka sesuai dengan tabel durbin watson diperoleh dU=1,6104 dan dL=1,7637.

Pengambilan keputusan :

Uji satu arah positif

Karena d(0,347)<dL(1,7637) maka H0 di tolak artinya residual tidak independent atau terjadi

Autokorelasi positif.

4. Pemeriksaan Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu gejala dimana terdapat korelasi antara satu variabel bebas

dengan variabel yang lain. Atau suatu variabel bebas mempengaruhi variabel bebas yang lain.

Dari aplikasi SPSS, diperoleh output sebagai berikut.

Dari data di atas dapat disimpulkan, karena nilai VIF dari semua variabel bebas < 10 maka

tidak terjadi multikolinearitas.

Interpretasi

Model yang diperoleh adalah sebagai berikut:Y = 4634.779 + 0,633 X1 - 364,034 X2 - 151,262 X3 + ɛ

Model di atas mengisyaratkan bahwa b0 mempengaruhi Y sebesar 4634,779, X1 mempengaruhi Y sebesar 0,633, X2 mempengaruhi Y sebesar -364,034 dan X3 mempengaruhi Y sebesar -151,262.

Untuk hasil ini di peroleh uji Parsial (Uji t) yaitu :

Untuk b0 : Ho ditolak dan H1 diterima artinya b0 mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

Untuk b1 : H0 ditolak dan H1 diterima artinya X1(kurs) mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

Untuk b2 : H0 ditolak dan H1 diterima artinya X2(suku bunga) mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

Untuk b3 : H0 diterima dan H1 ditolak artinya X3 mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham penutupan.

Page 12: analisis regresi-saham

Selain itu diperoleh juga Uji simultan (Uji F) , H0 ditolak, H1 diterima artinya model sudah

baik atau ada pengaruh secara simultan antara kurs, suku bunga dan inflasi terhadap harga

saham.

Untuk nilai Kefisien determinasi diperoleh R2 = 0,422. Artinya variabel-variabel bebas (kurs,

suku bunga, dan inflasi) mempengaruhi harga saham sebesar 0,422 atau 42,2 %. sisa

persentase sebesar 57,8 % merupaka pengaruh yang berasal dari faktor lain selain 3 faktor

tersebut.

Dalam uji asumsi model ini diperiksa residual memenuhi asumsi-asumsi yang seharusnya

atau tidak, yaitu : asumsi kenormalan, homoskedastisitas, dan Independen (tidak terjadi

autokorelasi). Serta memeriksa terjadi multikolinieritas pada model regresi atau tidak. Dan

setelah dilakukan perhitungan dengan bantuan aplikasi SPSS dihasilkan asumsi residual

terpenuhi kecuali Autokorelasi serta tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi.

Pehatikan bahwa model di atas untuk variabel X3(tingkat inflasi) tidak signifikan sehingga

solusi untuk mengatasiny adalah dengan mengeluarkan variabel tersebut dari model.

Sehingga dengan bantuan program SPSS diperoleh data sebagai berikut :

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 5823.927 1602.045 3.635 .000

kurs .591 .145 .308 4.081 .000

suku_bunga -603.702 84.726 -.538 -7.125 .000

a. Dependent Variable: harga_saham_penutupan

Setelah variabel inflasi dapat dilihat bahwa semua variabel signifikan, namun adjust R square

yang terbentuk sebesar 0,392 menjadi lebih kecil dari sebelumnya.

Kesimpulan

Page 13: analisis regresi-saham

Dari semua hasil di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi memuat satu variabel bebas

yang tidak signifikan, dan setelah di coba mengeluarkan variabel yang tidak signifikan

tersebut diperoleh hasil yang keseluruhan variabelnya signifikan. Namun setelah diperhatikan

nilai adjust R square menjadi semakin kecil. Maka menurut simpulan saya model yang

pertama lebih baik, karena memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap variabel

terikat(Harga saham).

Kemudian dari hasil yang diperoleh:

Pada Bank BRI, harga saham dipengaruhi cukup signifikan oleh suku bunga dan harga jual

rupiah, namun tingkat inflasi tidak mempengaruhi begitu signifikan. Selain itu dapat

disimpulkan bahwa harga jual rupiah mempengaruhi harga saham secara positif, sedangkan

untuk suku bunga dan tingkat inflasi mempengaruhi harga saham secara negatif setiap satu-

satuan.