ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN - … · ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Empiris pada...
Click here to load reader
Transcript of ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN - … · ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Empiris pada...
ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Lucki Karunia
NIM : 002114026
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Lucki Karunia
NIM : 002114026
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
“Tidak ada kata terlambat untuk menuju kesuksesan” “Semangat adalah energi yang mewujudkan ide-ide” “Mengoreksi diri adalah modal sebuah tindakan” Kupersembahkan untuk:
- Papaku Panca Hariyanto - Mamaku Ismiyanti - Adikku Vicki Riana - Adikku Nino Satria
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada
penulis.
2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si, Akt., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. G. Anto Listianto, MSA, Akt., selaku dosen pembimbing I,
terima kasih banyak atas bantuan, bimbingan, masukan yang bapak
berikan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Bapak Eduardus Maryarsanto P. SE, Akt, selaku dosen pembimbing II,
terima kasih banyak atas bantuan, bimbingan, masukan yang bapak
berikan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
vii
6. Papa dan Mama, yang telah banyak mendukung dan mendoakan penulis
hingga skripsi ini dapat selesai, yang telah membantu baik secara moril
dan material.
7. Adik-adikku Vicki Riana dan Nino Satria yang selalu memberi semangat
dan selalu kompak.
8. Keluarga Besar Soeradal dan Keluarga Besar Soeparjo, yang telah
memberi semangat kepada penulis.
9. Dony Noor Gustiarsyah, yang telah mendukung, memberi semangat, dan
memberi warna dalam hidupku.
10. Keluarga Besar “Pokenet” (Mas Ivan, Mas Bonar, Mba Yus, Kristin,
Siska, Agung, Ronny, Ari, Gustaf, Dwi, Peter, John, Ike, Qika, Micend,
Tyo) terima kasih atas semangat, kebersamaan, dan kejasamanya.
11. Keluarga Besar Marching Band UGM, terima kasih atas kebersamaan dan
kekompakan kita.
12. Sahabat-sahabatku yang jauh disana (Edwin, Titis, Ella, Imelda, Mba
Oktin, Rijal, Slamet, Awi, Yuni, Monic, Mba Ara, Vivin, Tuti, Ayu,
Hesny, Evi, Tisa), teman-teman seperjuangan (Dani, Upik, Mba Lenny,
Dendi, Nobert, Hugo, Mba Erin, Happy, Mba Dina, Vika, Mba Dian,
Noel, Daisy, Dirham, Padhe, Indra, Beller) terima kasih atas
semangatnya.
13. Keluarga Besar Asrama Syantikara, terima kasih atas kebersamaan kita
selama 5 tahun.
14. Teman-teman Akuntansi angkatan 2000.
viii
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………….. i PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………. ii PENGESAHAN …………………………………………………………… iii PERSEMBAHAN …………………………………………………………. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS …………………………… v LEMBAR PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……………………………….. vi KATA PENGANTAR ……………………………………………………... vii DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ix ABSTRAK …………………………………………………………………. x ABSTRACT ………………………………………………………………... xi BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………… 2 C. Batasan Masalah …………………………………………….. 2 D. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 3 E. Manfaat Penelitian …………………………………………… 3 F. Sistematika Pembahasan ……………………………………... 4 BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………… 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………… 37 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……………………….. 41 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN …………………….. 81 A. Deskripsi Data ……………………………………………….. 81 B. Analisis Data ………………………………………………… 87 C. Pembahasan …………………………………………………. 90 BAB VI PENUTUP ……………………………………………………… 94 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 96 LAMPIRAN ………………………………………………………………… 98
ix
ABSTRAK
ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ
Lucki Karunia NIM: 002114026
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dari tahun 2003 sampai tahun 2005 dengan menggunakan rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio solvabiltas, dan rasio rentabilitas. Jenis Penelitian berupa studi empiris pada perusahaan manfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Teknik Analisa data yang digunakan adalah menghitung rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas, kemudian menghitung rata-rata industri untuk tiap-tiap rasio. Hasil Penelitian yang diperoleh adalah: sebagian besar perusahaan manufaktur berada di bawah rata-rata industri, dan perlu diteliti lebih jauh lagi.
x
ABSTRACT
COMPANY’S FINANCIAL RATIO ANALYSIS MANUFACTURING
An Empirical Study at Manufacturing Industry Listed at Jakarta Stock
Exchange
Lucki Karunia NIM: 002114026
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
The Purpose of the research was to know the financial of corporation at manufacturing industry listed at Jakarta Stock Exchange, from the year of 2003 to 2005 using activity ratio, liquidity ratio, solvency ratio, and rentability ratio. The kind of research was an empirical study at manufacturing industry that listed at Jakarta Stock Exchange. Data the analysis technique used was by calculating liquidity ratio, solvency ratio, rentability ratio, activity ratio, and then calculating the average of industry for every ratio. The result of reseach obtained was : most of manufacturing industry was under the average of industry, and it needed to be checked further.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama perusahaan didirikan adalah untuk mengoptimalkan laba.
Dari laba tersebut perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.
Sebelum dapat meningkatkan usahanya, maka perusahaan harus selalu
mempertahankan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan serta menjalankan
perusahaan secara efektif dan efisien.
Alat yang dipergunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan adalah
laporan keuangan. Laporan keuangan yang bisa dianalisis adalah neraca,
laporan perubahan modal, dan laporan laba rugi. Neraca menggambarkan nilai
aktivitas, kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan laba
rugi menggambarkan hasil operasi yang dicapai perusahaan selama satu
periode biasanya selama satu tahun.
Analisis laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
membandingkan rasio-rasio laporan keuangan dari satu periode ke periode
lainnya dalam satu perusahaan, atau dengan membandingkan rasio-rasio
laporan keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis pada
saat yang bersamaan.
Analisis di atas sangat membantu manajemen dalam menilai keberhasilan
kebijakan perusahaan selama periode yang dijalani serta membantu dalam
pengambilan keputusan-keputusan untuk periode selanjutnya. Dengan
1
2
meningkatkan kinerja perusahaan, maka perusahaan dapat semakin kuat dalam
menghadapi persaingan.
Mengingat pentingnya mengetahui kondisi laporan laba rugi dan laporan
neraca perusahaan yang dapat diperoleh melalui analisis terhadap laporan
keuangan, maka penulis mengambil judul “Analisis Rasio Keuangan
Perusahaan, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEJ”.
A. Rumusan Masalah
Bagaimana keuangan perusahaan dilihat dari rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas pada perusahaan
manufaktur dari tahun 2003 sampai tahun 2005?
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian, penulis hanya membahas analisa rasio likuiditas
(yaitu: current ratio, quick ratio, cash ratio), rasio solvabilitas (yaitu: total
debt to total assets ratio, debt to equity ratio), rasio rentabilitas (yaitu: profit
margin, gross profit margin, net profit margin, return on investment, return
on assets), dan rasio aktivitas (yaitu: perputaran piutang, perputaran
persediaan, perputaran aktiva tetap, perputaran total aktiva) perusahaan
manufaktur pada tahun 2003 sampai tahun 2005.
3
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keuangan perusahaan manufaktur pada tahun 2003
sampai tahun 2005 dengan menggunakan rasio aktivitas, rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menentukan strategi-
strategi selanjutnya dan dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup
perusahaan.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat
memberi masukan bagi pembaca terutama pengetahuan tentang bagaimana
menganalisa dan mengolah sebuah laporan keuangan sehingga laporan
keuangan tersebut dapat berguna berguna bagi pemakainya.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulisan
serta untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.
4
E. Sistematika Pembahasan
Bab I. Pendahuluan
Di dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II. Landasan Teori
Di dalam bab ini dijelaskan mengenai teori-teori atau kajian
pustaka yang mendasari, memperkuat, dan membantu dalam
penulisan ini, sehubungan dengan analisis rasio keuangan yang
merupakan topik yang diteliti oleh penulis.
Bab III. Metode Penelitian
Di dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, subyek dan
obyek penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data.
Bab IV. Gambaran Umum Perusahaan
Di dalam bab ini di uraikan secara singkat gambaran umum
Perusahaan Manufaktur.
Bab V. Analisis Data dan Pembahasannya
Di dalam bab ini di jabarkan tentang deskripsi data, analisis data,
dan pembahasan.
Bab VI. Penutup
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan, keterbatasan, dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A . Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
berkepentingan dengan eksistensi suatu perusahaan pada hakekatnya
merupakan alat komunikasi (Harnanto, 1992:11). Laporan keuangan adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak ekstern,
maupun intern perusahaan.
Beberapa pengertian laporan keuangan, diantaranya:
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang meliputi (1) neraca, (2) perhitungan laba-rugi dan laba ditahan, (3) laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan (exposure draft PAI-1983), (Harnanto, 1987:9).
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 1999:2).
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi
yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2000:49).
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan
informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain manajemen, pemilik, kreditor, investor, dan pemerintah (Sutrisno, 2001:9).
5
6
Ada 3 (tiga) macam laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan (Hanafi dan Halim, 2001:12).
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang
serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir,
2001:10). Neraca ibarat sebuah foto, hanya menampilkan
gambaran perusahaan pada saat tanggal neraca saja. Sebagai
perbandingan laporan ini juga menampilkan ‘foto’ pada periode
yang sama tahun lalu. Didalamnya terdapat ‘gambaran’ posisi
keuangan (financial position) perusahaan.
Neraca mempunyai dua sisi, sisi debet dan sisi kredit. Pada
sisi dabet menunjukkan posisi kekayaan/sumber daya perusahaan
(aktiva) sedangkan pada sisi kredit menunjukkan sumber kekayaan
perusahaan yang terdiri dari dua sumber yaitu hutang dan modal.
Aktiva (Assets)
Aktiva adalah manfaat ekonomis yang akan diterima pada
masa mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil
dari transaksi atau kejadian. Aktiva merupakan sumber ekonomi
yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
Atribut pokok suatu aktiva adalah kemampuan memberikan jasa
atau manfaat pada perusahaan (Hanafi dan Halim, 2000:51).
7
Pada dasarnya aktiva dapat dikualifikasikan atas dua bagian
utama, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan yang dimaksud dengan
aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan
dalam waktu satu tahun dalam siklus operasi normal perusahaan.
Aktiva lancar antara lain meliputi, (Ikatan Akuntan Indonesia,
1999:9):
a. Kas dan Bank
b. Surat-surat Berharga
c. Deposito jangka pendek
d. Wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
e. Piutang Usaha jangka pendek
f. Piutang lain-lain yang diharapkan akan direalisasikan dalam
waktu satu tahun
g. Persediaan
h. Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar
i. Pembayaran pajak dimuka
j. Biaya bunga dibayar di muka yang akan menjadi beban
dalam satu tahun sejak tanggal neraca
Aktiva tidak lancar adalah suatu aktiva yang akan
mempunyai unsur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang
(mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan
habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan).
8
Aktiva tidak lancar antara lain meliputi (Munawir, 2001:16):
a. Investasi jangka panjang
b. Aktiva tetap
c. Aktiva tetap tidak berwujud
d. Beban yang ditangguhkan
e. Aktiva lain-lain
Hutang / Kewajiban (Liabilities)
Hutang bisa didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis
yang mungkin timbul di masa mendatang dari kewajiban
perusahaan sekarang untuk mentransfer asset atau memberikan jasa
ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat transaksi atau
kejadian di masa lalu (Hanafi dan Halim, 2000:51).
Hutang / kewajiban perusahaan dapat dibedakan atas dua
bagian utama, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang. Hutang jangka pendek atau hutang lancar adalah
kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau
pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun
sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki oleh perusahaan. Hutang jangka pendek antara lain
meliputi (Ikatan Akuntan Indonesia, 1999:9):
a. Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun sejak tanggal neraca.
b. Hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.
9
c. Uang muka penjualan.
d. Hutang pembelian aktiva tetap, pinjaman bank, dan rupa-rupa
hutang lainnya yang harus diselesaikan dalam waktu satu
tahun.
e. Penyisihan kewajiban pajak.
f. Hutang dividen.
g. Pendapatan yang ditangguhkan dan uang muka dari
langganan.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka
panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca). Hutang jangka
panjang antara lain meliputi:
a. Wesel bayar jangka panjang.
b. Hutang obligasi.
c. Hutang hipotik (hutang yang dijamin dengan aktiva tetap
tertentu).
d. Kewajiban jangka panjang lainnya yang tidak memerlukan
penggunaan aktiva lancar untuk pelunasannya.
Modal (Equity)
Modal atau ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban (Ikatan Akuntan
Indonesia,.1999:12).
10
Modal yang umum tampak dalam neraca adalah (Fraser dan
Ormiston, 1998:67):
a. Modal Saham.
b. Penambahan modal disetor.
c. Laba yang ditahan.
d. Perhitungan modal lainnya.
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi adalah laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya dan laba rugi yang diperoleh oleh suatu
perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2001:26).
Laporan laba-rugi adalah laporan yang menunjukkan hasil
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini bisa
digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam
menjalankan usahanya selama satu periode tertentu. Laporan laba-
rugi pada dasarnya menggambarkan dua macam arus yang
membentuk laba atau rugi. Laba terjadi apabila penghasilan yang
diperoleh dalam satu periode lebih besar dibandingkan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan, sebaliknya rugi akan timbul bila
pendapatan lebih rendah dibanding dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan.
Laporan keuangan jenis ini memuat kinerja perusahaan dalam
satu periode, misalnya satu tahun. Keuntungan dan kerugian
perusahaan selama satu tahun itu berikut biaya-biaya yang harus
11
dikeluarkan juga dimuat di sini. Apabila kita mempergunakan
analogi yang sama dengan neraca di atas, maka laporan laba rugi
bisa diibaratkan seperti kamera film yang merekam perjalanan
perusahaan dalam satu periode.
Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan
laba-rugi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang
umumnya diterapkan adalah sebagai berikut (Munawir, 2001:26):
a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang
diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang
dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga
pokok dari barang/service yang dijual, sehingga diperoleh
laba kotor.
b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang
terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum/administrasi
(operating expenses).
c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar
operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya
yang terjadi diluar usaha pokok penjualan (non
operating/financial income and expenses).
d. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil
(ekstra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh
laba bersih sebelum pajak pendapatan.
12
Bentuk-bentuk penyajian laporan laba rugi yang dapat
digunakan yaitu (Harnanto, 1992:47):
a. Bentuk Single Step
Dalam bentuk ini penyajian unsur-unsur pembentuk laba/rugi
periodik tidak dipisahkan antara elemen-elemen yang timbul
dari kegiatan atau usaha pokok perusahaan dan kegiatan-
kegiatan di luar usaha pokoknya.
b. Bentuk Multiple Step
Dalam bentuk ini dilakukan penggolongan atau
pengelompokan lebih lanjut terhadap pendapatan dan biaya di
dalam laporan perhitungan laba-rugi dalam kaitannya dengan
kegiatan atau usaha pokok perusahaan.
3. Laporan aliran Kas
Laporan keuangan jenis ini akan memberikan informasi
tentang arus kas masuk maupun keluar dari perusahaan. Laporan
ini bisa memberikan gambaran tentang alokasi kas ke dalam
berbagai kegiatan perusahaan.
Tujuan pokok laporan aliran kas adalah untuk memberikan
informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas selama suatu
periode tertentu. Tujuan yang kedua adalah untuk memberikan
informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan,
dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
13
Dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas dibedakan
menjadi tiga bagian utama, yaitu arus kas dari aktivitas operasi,
arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas
pendanaan (Fraser dan Ormiston, 1998:114).
Untuk pelaporan arus kas aktivitas operasi, perusahaan harus
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan
salah satu dari metode berikut ini (Ikatan Akuntan
Indonesia,1999:2):
a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto
diungkapkan; atau
b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi
bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau accrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu
dan masa depan.
Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga
laporan pendukung seperti laba yang ditahan, Laporan
Perubahan Modal, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen
(Hanafi dan Halim,2000:49).
B. Tujuan Laporan Keuangan
14
Tujuan Laporan Keuangan menurut Bernstein (1993) adalah sebagai
berikut:
1. Screening
Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forcasting
Analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
4. Diagnosis
Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-
masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau
masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola
perusahaan.
Disamping tujuan tersebut di atas analisa laporan keuangan juga dapat
digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.
Dengan melakukan analisa laporan keuangan maka informasi yang
dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Hubungan satu pos dengan pos lain akan menjadi indikator tentang posisi dan
15
prestasi keuangan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan
keuangan.
C. Analisis Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan
Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat
menjelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisa adalah memecahkan
atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan
laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua
pengertian ini digabungkan maka analisa laporan keuangan berarti:
Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2002:190).
Menurut Bernstein (1993:3): “Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik
analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan”.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko
atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Hal yang paling mudah dalam
analisis keuangan adalah menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan,
dan yang menjadi tantangan bagi analis bukanlah perhitungannya melainkan
16
bagaimana melakukan analisisnya dan menginterpretasikan rasio-rasio
keuangan yang muncul.
Ada beberapa tujuan melakukan Analisis Laporan Keuangan (Hanafi dan
Halim, 2000:6):
1. Investasi pada Saham
Bagi calon investor analisis tersebut penting untuk pengambilan
keputusan investasi pada saham dan juga untuk menilai kemampuan
perusahaan sekaligus memproyeksikan kemampuan perusahaan pada
masa-masa mendatang. Investor atau calon investor akan tertarik pada
tingkat keuntungan (return) yang tinggi dengan tingkat rasio yang
rendah.
2. Pemberian Kredit
Dalam analisis ini yang menjadi tujuan pokok adalah menilai
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan
beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
Pada kredit jangka pendek, analis akan memfokuskan pada
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya pada saat jatuh tempo. Sedangkan pada kredit jangka
panjang, analis akan memfokuskan pada kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban-kewajiban jangka panjang pada saat jatuh tempo.
3. Kesehatan Pemasok
Perusahaan yang tergantung pada supply pemasok akan mempunyai
kepentingan pada pemasok tersebut.perusahaan ingin memastikan bahwa
17
pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan
kerja sama yang terus menerus, analis dari pihak perusahan akan
berusaha menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi
keuangannya, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi
operasi sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada
saat jatuh tempo.
4. Kesehatan Pelanggan
Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada
pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan,
terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung
pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar
kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain.
5. Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan
Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis
keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang akan
dimasukinya tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus.
Beberapa faktor yang bisa dianalisis antara lain profitabilitas perusahaan,
kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan kas dari
perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk
menentukan pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat
18
keuntungan yang wajar bagi suatu industri. Apabila perusahaan akan
menjual sahamnya di pasar modal, maka pemerintah (dalam hal ini
Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan
layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go public.
7. Analisis Internal
Pihak internal sendiri (seperti pihak manajemen) memerlukan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan
sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa
digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak
manajemen, informasi keuangan tertentu bisa digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi
perubahan strategi.
8. Analisis Pesaing
Kondisi keuangan bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan
sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa
dipakai untuk penentuan strategi perusahaan seperti strategi harga,
strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-keputusan lainnya.
9. Penilaian Kerusakan
Kadangkala analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan
besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Misalkan barang
dagangan perusahaan mengalami kebakaran dan perusahaan
mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis keuangan bisa
dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan yang
19
dialami oleh perusahaan. Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan
besarnya ganti rugi yang dibayarkan ke perusahaan.
Biasanya analis setelah mengidentifikasi tujuan dari analisis
keuangan, merumuskan arah dan lingkup analisisnya. Secara umum
biasanya profitabilitas perusahaan menjadi perhatian pokok untuk setiap
tujuan yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis internal, analisis oleh
investor, analisis pesaing merupakan tipe analisis yang sangat
memerlukan informasi profitabilitas. Analisis risiko juga cukup penting
karena risiko merupakan imbangan profitabilitas untuk menentukan
prospek dan kesehatan perusahaan.
Analisis risiko untuk jangka waktu yang pendek dilakukan dengan
menganalisis likuiditas perusahaan. Analisis kredit banyak memerlukan
jenis analisis semacam ini. Sedangkan untuk analisis risiko jangka
panjang, diperlukan analisis solvabilitas. Analisis pinjaman jangka
panjang seperti dalam obligasi akan banyak menggunakan jenis analisis
ini.
D. Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Untuk menilai tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan dilakukan
analisis terhadap laporan keuangannya. Analis yang biasanya digunakan
adalah analisis rasio-rasio keuangan.
Rasio adalah suatu rumusan secara matematis dari hubungan korelasi
antar suatu jumlah dengan jumlah tertentu lainnya. Rasio antara 500 dan 100
misalnya dapat dinyatakan sebagai 5:1 atau 5. Walaupun rasio relatif mudah
20
dihitung, tetapi interpretasi terhadap rasio jauh lebih komplek. Suatu rasio
dikatakan signifikan apabila menunjukkan hubungan yang mempunyai makna.
Oleh karena itu, agar rasio yang dihitung mempunyai arti, maka rasio harus
dihitung dari variabel-variabel yang saling berhubungan dan berarti pula
(Harnanto, 1992:161).
Rasio keuangan menjelaskan suatu hubungan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain dalam suatu laporan keuangan. Tujuan
analisis rasio keuangan dimaksudkan agar perbandingan-perbandingan yang
dilakukan terhadap pos-pos dalam laporan keuangan merupakan suatu
perbandingan yang logis, bukan dilakukan dengan sembarangan dan dengan
mempergunakan ukuran-ukuran tertentu yang memang telah diakui
mempunyai manfaat tertentu pula, sehingga hasil dari analisis tersebut pantas
dipakai sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan.
Pada dasarnya macam-macam rasio keuangan itu banyak sekali, karena
rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Apabila dilihat dari
sumbernya rasio itu dibuat, maka rasio keuangan dapat digolongkan dalam
tiga, yaitu (Riyanto, 1995:254).
1. Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), ialah: rasio-rasio yang disusun
dari data dalam neraca.
2. Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income Statement Ratio), ialah: rasio-rasio
yang disusun dari data dalam laporan rugi laba.
21
3. Rasio-rasio antar laporan (Intern Statement Ratio), ialah: rasio-rasio
yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang
berasal dari laporan rugi laba.
Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio digolongkan menjadi
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas.
Penggolongan angka rasio berdasarkan atas tujuan analisis akan lebih berguna,
karena yang lebih penting adalah bukan dari mana data tersebut berasal, tetapi
apa arti atau gunanya atau kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari angka
rasio tersebut.
Dalam analisis rasio, setelah semua angka-angka rasio keuangan yang
dibutuhkan sudah tersedia (sudah dihitung), maka langkah berikutnya adalah
menganalisa perkembangan atau kecenderungan posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan yang bersangkutan berdasarkan angka-angka rasio yang
sudah dihitung tersebut, baik ditinjau dari segi likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas maupun aktivitasnya (Munawir,2001:106). Berikut ini adalah
penjelasan rasio-rasio yang digolongkan berdasarkan tujuannya:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu rasio yang menggambarkan
kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya yang
harus segera dipenuhi (hutang-hutang jangka pendeknya). Perusahaan
yang mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka
pendek disebut perusahaan yang likuid sedang bila tidak mempunyai
cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut
22
ilikuid. Kemampuan membayar hutang jangka pendek dari suatu
perusahaan terletak pada atau diukur dari kemampuannya untuk
mengkonversikan aktiva non kas menjadi kas (Harnanto, 1992:173).
Rasio likuiditas yang umum dipergunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas suatu perusahaan antara lain:
a. Current Ratio
Rasio ini membandingkan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan dengan hutang lancar. Current Ratio memberikan
informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang
lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan,
dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang,
hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang
segera harus dibayar (Sutrisno,2001:247).
Rumus current ratio adalah:
Lancar HutangLancar Aktiva RatioCurrent = x 100%
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar,
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100% berarti bahwa
aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan
sehat kalau rasio lancarnya berada di atas 1 atau diatas 100%.
Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar
(Harahap, 2002:301)
b. Quick Ratio
23
Alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan adalah quick ratio (atau disebut juga acid test ratio).
Rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar
dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak
dimasukkan dalam perhitungan quick ratio atau rasio cepat, karena
persediaan merupakan komponen atau unsur aktiva lancar yang
paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan
komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas,
surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar
atau hutang jangka pendek (Martono, 2003:56).
Rumus perhitungannya:
Lancar Hutang
nPersediaaa -Lancar Aktiva RatioQuick = x 100%
Apabila terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio
dengan current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan
quick ratio menurun, berarti bahwa terjadi investasi yang besar pada
persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin
baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya
tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan
sehat (Harahap, 2002:302).
c. Cash Ratio
24
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang
bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Yang dimaksud
dengan kas adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di
bank dalam bentuk rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near
cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat
diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Negara
yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Di Negara ekonomi
maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang, banyak jenis surat
berharga (seperti surat saham, obligasi, dsb) dengan mudah dapat
dijual tanpa harus menurunkan harganya terlalu banyak (Siswanto,
2000:69).
Dengan demikian rumus untuk menghitung cash ratio adalah sebagai
berikut:
Lancar Hutang
kas Setara Kas RatioCash += x 100%
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik.
Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap,
2002:302).
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan suatu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
Perusahaan yang mempunyai aktiva / kekayaan yang cukup untuk
25
membayar semua hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable,
sedang yang tidak mempunyai aktiva / kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya disebut insolvable.
Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid, demikian juga
sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid. Ada empat kemungkinan
dalam hubungan antara likuiditas dengan solvabilitas, yaitu
(Riyanto,1995:24):
a. Perusahaan yang ilikuid dan solvabel
b. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
c. Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
d. Perusahaan yang insolvable dan ilikuid
Ada berbagai rasio solvabilitas yang biasa digunakan, antara lain:
a. Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini
mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang.
Hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh
perusahaan baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka
panjang. Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab
tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik (Sutrisno,
2001:249). Untuk mengukur besarnya rasio hutang ini bisa dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
AktivaTotalHutang Total RatioDebt = x 100%
26
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi
hutang terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304).
b. Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio)
merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan
modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin
sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya,
besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban
tetapnya tidak terlalu tinggi. Rasio ini digunakan untuk mengukur
setiap rupiah modal yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
hutang (Sutrisno, 2001:249).
Rasio ini dihitung dengan rumusan sebagai berikut:
Modal
Hutang Total RatioEquity Debt to = x 100%
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutang-hutangnya kepada pihak luar. Semakin kecil rasio
ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi hutang terhadap
modal, semakin aman (Harahap, 2002:303).
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba. Perhatian
27
ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan
kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Ada beberapa rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur
tingkat rentabilitas, yaitu antara lain:
a. Profit Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
bisa dilihat secara langsung pada analisis common size untuk laporan
rugi laba (baris paling akhir). Rasio ini bisa diintepretasikan juga
sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran
efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi dan Halim,
2000:84). Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut:
Penjualan
Bersih Laba Margin Profit = x 100%
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya
semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2002:304).
b. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor
yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai
pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah
28
penjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi
keuangan perusahaan (Munawir, 2001:89).
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
BersihPenjualan
Kotor Laba Margin Profit Gross = x 100%
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba
yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
Dengan pengetahuan atas rasio ini dapat mengontrol pengeluaran
untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat
menikmati laba. Semakin besar rasionya semakin baik (Harahap,
2002:306).
c. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk
mengukur rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi,
pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu
rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi
untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal
tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
29
BersihPenjualan
Pajaksetelah Bersih Laba Margin Profit Net = x 100%
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh
setiap satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik,
karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
d. Return On Investment (ROI)
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk
menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk
mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT
(Sutrisno, 2001:255).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Investasi
EAT ROI = x 100%
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang
dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan.
Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:255).
e. Return On Assets
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang
dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno,
2001:254).
30
Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AktivaTotal
EBIT AssetsOn Return = x 100%
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang
digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno,
2001:254).
4. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada
aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.
Beberapa rasio aktivitas yang digunakan adalah:
a. Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang
dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan
analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa cepat
piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari
piutang, menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih (jangka
waktu pelunasan). Semakin lama jangka waktu pelunasannya,
31
semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang
(Prastowo dan Juliaty, 2003:82).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
Dagang Piutang rata-Rata
BersihPenjualan Piutang Perputaran =
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi
tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya
(Sutrisno, 2001:252).
b. Perputaran Persediaan
Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga
menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukur
efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang
dimiliki oleh perusahaan.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin
tingginya persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan
efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran
persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas persediaan
kurang efektif (Hanafi dan Halim, 2000:80).
Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Persediaanrata-Rata
PenjualanPokok Harga Persediaan Perputaran =
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin
tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan
persediaanya (Sutrisno, 2001:251).
32
c. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut. Pada beberapa
industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang
tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada
beberapa industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai
proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini barangkali tidak begitu
penting untuk diperhatikan (Hanafi dan Halim, 2000:81). Perputaran
aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Tetap Aktiva
Penjualan Tetap Aktiva Perputaran =
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
mendapatkan penghasilan. Semakin tinggi tingkat perputarannya
semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya (Sutrisno, 2001:253).
d. Perputaran Total Aktiva
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah
rasio perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran
aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total
aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang
baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen
33
mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya
(investasi) (Hanafi dan Halim, 2000:81).
Rasio ini menggunakan formula sebagai berikut:
AktivaTotal
Penjualan Aktiva Total Perputaran =
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya
semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno,
2001:253).
E. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio
1. Keunggulan Analisis Rasio (Harahap, 2002:298)
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtiar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
e. Menstandarisir size perusahaan.
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau
“time series”.
34
g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi
dimasa yang akan datang.
2. Keterbatasan Analisis Rasio (Harahap, 2002:299)
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini, seperti:
1.) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bisa
atau subyektif.
2.) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio
adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
3.) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada
angka rasio.
4.) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi
bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
F. Penilaian Kinerja
35
1. Analisis Horizontal
Analisis horizontal menitikberatkan pada perubahan-perubahan informasi
yang terjadi dari periode-periode. Teknik analisis ini dapat menjelaskan
apakah penjualan, laba kotor, biaya-biaya, dan laba bersih perusahaan
mengalami kenaikan atau penurunan dalam kurun waktu tertentu. Analisis
ini juga dapat menunjukkan apakah kas (dan juga pos-pos laporan
keuangan lainnya) mengalami kenaikan atau penurunan selama kurun
waktu yang sama. Perubahan dalam rupiah saja belum cukup menjelaskan
sebuah perubahan. Perubahan dalam persentase akan menaikkan
pemahaman para analis tentang signifikan dan sifat perubahan tersebut
(Prastowo & Juliaty, 2005: 165).
1. Analisis Vertikal (Prastowo & Juliaty, 2005: 171).
Analisis vertikal menitikberatkan pada hubungan finansial antar pos-pos
laporan keuangan untuk satu periode. Sebagai pedoman umum, analisis
vertikal untuk laporan laba-rugi menyajikan pos-pos laporan laba-rugi
dalam satuan rupiah dan persentase. Setiap persentase tersebut dihitung
dengan cara membagi saldo suatu pos dengan penjualan bersih pada suatu
periode. Persentase tersebut menggambarkan peran masing-masing pos
dalam penentuan laba bersih. Seringkali, pengguna laporan akan
memeriksa persentase pos biaya terhadap penjualan untuk
membandingkan perusahaan dengan benchmark, seperti target yang telah
ditetapkan manajemen atau rata-rata industri. Pembandingan ini berguna
untuk melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan, relatif terhadap
36
pesaingnya. Analisis vertikal untuk neraca menyajikan setiap saldo pos
neraca ke dalam persentase atas dasar total aktiva atau total kewajiban plus
ekuitas. Sekali lagi, pengguna laporan juga akan memeriksa komponen-
komponen relatif dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas, dibandingkan dengan
target atau rata-rata industri (untuk benchmark). Pada laporan arus kas,
setiap pos disajikan dalam persentase atas dasar total arus masuk (inflow)
kas dan setara kas yang berasal dari semua sumber, baik dari aktivitas
operasi, investasi, maupun pendanaan
2. Rata-rata Industri
Untuk menghitung rata-rata industri seorang analis mempunyai beberapa
alternatif: (Hanafi & Halim, 2005: 123)
1. Menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan.
2. Menghitung nilai tunggal dengan dispersinya (standar deviasinya).
3. Menghitung nilai untuk percentile tertentu (misal menghitung nilai
untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai ukuran 25% paling
kecil).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berupa studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Jakarta.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Bursa Efek Jakarta. Waktu penelitian
dilakukan pada bulan Juli 2007.
3. Data yang diperlukan
a.) Gambaran umum perusahaan.
b.) Laporan neraca perusahaan manufaktur pada tahun 2003 sampai tahun
2005.
c.) Laporan laba rugi perusahan manufaktur pada tahun 2003 sampai tahun
2005.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dengan menggunakan dokumentasi yaitu mengumpulkan, mempelajari dan
menganalisis data yang ada dalam perusahaan, yang berhubungan dengan
laporan keuangan perusahaan.
5. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan obyek yang akan diteliti dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini, sebagai populasinya adalah perusahaan
manufaktur.
37
38
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan digunakan sebagai contoh
atau wakil dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
adalah perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Penarikan Sampel Cluster
(Cluster Sampling) yaitu teknik memilih sampel dari kelompok unit-unit yang
kecil (cluster) dari sebuah populasi yang relatif besar dan tersebar luas
(Purwanto, 2004: 330). Menurut buku “Audit Sampling Dengan Statistik :
Teori dan Aplikasi” halaman 61 terdapat tabel :
Pengaruh Besarnya Populasi pada Besarnya Sampel Besarnya Populasi Besarnya Sampel
50 45 100 64 500 87 1000 90 2000 92 5000 93
100000 93 Sumber: AICPA Statistical Sampling Sub Committee (1983)
Penelitian ini terdapat 146 populasi, sehingga peneliti mengambil 64 sampel.
6. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah, dilakukan analisis dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menghitung rasio likuiditas, yaitu:
a. Current Ratio
b. Quick Ratio
c. Cash Ratio
39
2. Menghitung rasio solvabilitas, yaitu:
a. Total Debt to Total Assets Ratio
b. Debt to Equity Ratio
3. Menghitung rasio rentabilitas, yaitu:
a. Profit Margin
b. Gross Profit Margin
c. Net Profit Margin
d. Return On Investment (ROI)
e. Return On Assets (ROA)
4. Menghitung rasio aktivitas, yaitu:
a. Perputaran Piutang
b. Perputaran Persediaan
c. Perputaran Aktiva Tetap
d. Perputaran Total Aktiva
5. Menghitung rata-rata industri untuk tiap-tiap rasio, yaitu dengan
menjumlahkan masing-masing rasio pada semua perusahaan sampel, lalu
hasilnya dibagi dengan jumlah perusahaan sampel. Kemudian
menganalisis apakah persentase berada di atas atau di bawah rata-rata
industri.
6. Kemudian menarik kesimpulan yaitu, bila rata-rata industri lebih besar
dari rasio maka perusahaan berada di bawah rata-rata industri.. Dan bila
rata-rata industri lebih kecil dari rasio maka perusahaan berada di atas
40
rata-rata industri. Standart ratio bukanlah merupakan angka pembanding
yang ideal atau bukanlah merupakan ukuran yang pasti, tetapi standard
ratio dapat digunakan sebagai pedoman atau pegangan bagi penganalisa.
Apabila dalam pembanding ini terdapat penyimpangan yang cukup besar
(signifikan) maka perlu bagi penganalisa untuk mengadakan penelitian
lebih jauh. Sebab penyimpangan tersebut mungkin sekali ditimbulkan oleh
hal-hal yang luar biasa yang hanya terjadi dalam perusahaan yang sedang
dianalisa (Munawir, 2001:67)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. PT Ades Waters Indonesia Tbk.
Kantor Pusat: Perkantoran Hijau Arkadia Tower C Lantai 15, Jalan.
TB. Simatupang Kav. 88 Jakarta 12520. Phone (021)
2754-5000. Fax (021) 7884-5549.
Kantor Cabang: 1. Tapos Km 1, Desa Kranji, Bogor Jawa Barat. Phone
(021) 875-3054, 875-3055. Fax (021) 875-2970.
2. Jl. Raya Pudak Payung No. 1 Semarang Selatan, Jawa
Tengah. Phone (024) 475-062, 475-068, 475-054. Fax
(024) 475-074.
3. Desa Namo Riam, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang Sumatera Utara.
Bisnis: Air Minum Mineral
Pemegang Saham: 1. Waters Partners Bottling S. A (68,26%)
2. UBS AG Singapore-UBS Equities 209114 (15,80%)
3. Publik (15,94%)
2. PT Aqua Golden Mississippi Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Pulo Lentut No. 3 Kawasan Industri Pulo Gadung
Jakarta 13920. Phone (021) 460-3070, 471-2989. Fax
(021) 460-9177.
Kantor Cabang: 1. Jalan Raya Jakarta – Bekasi Km.27 Bekasi, Podok
41
42
Ungu, Jawa Barat. Phone (021) 460-0841, 460-0842. Fax (021) 460-0842.
2. Citeureup. Phone (021) 8670847, 8670848. Fax (021)
8673545.
3. Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurung Sukabumi,
Jawa Barat. Phone (0266) 732-622. Fax (0266) 734433.
Bisnis: Minuman Botol Air Mineral, Lipton Ice tea.
Pemegang Saham: 1. PT. Tirta Investama (93,60 %)
2. Publik (6,40 %)
3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Kantor Pusat: Gedung Aribimo Central, Lantai 12 Jl. H.R. Rasuna Said
X-2 Kav. 5, Jakarta 12950. Phone (021) 522-8822. Fax
(021) 522-6014, 522-5960, 522-5935.
www.indofood.co.id
Kantor Cabang: 1. Jl. Ancol 1 No. 4-5, Ancol Barat Jakarta 14430. Phone
(021) 690-7141-45, Fax (021) 690-5435.
2. Jl. Kampung Jarakosta, Desa Suka Danau Cibitung,
Bekasi 17520, Jawa Barat. Phone (021) 890-4169, Fax
(021) 890-1187, 890-4184.
3. Jl. Tambak Aji II No. 8 Ngalian, Semarang 50158,
43
Jawa Tengah. Phone (024) 866-3411, Fax (024) 866-
5020.
4. Jl. Raya Beji Km. 32, Desa Cangkring Malang Bangil,
Pasuruan, Jawa Timur. Phone (0343) 656-177, 656-178.
Fax (0343) 656-179.
5. Jl. Raya Medan, Tanjung Morawa Km. 18,5 Tj.
Morawa, Deli Serdang. Phone (061) 794-1515. Fax (061)
794-1512.
6. Jl. Kaharudin Nasution Km. 12, Simpang Tiga Bukit
Raya, Pekan Baru, 28284. Phone (0761) 71-883. Fax
(0761) 71-338.
7. Jl. Desa Liang Anggang Km. 32 Bati-Bati, Tanah
Laut, Banjarmasin 70852 Kalimantan Selatan. Phone
(0511) 568-29-30, Fax (0511) 568-46.
8. Jl. Kima X Km. A-3, Biringkanaya Kawasan Industri
Kima, Ujung Pandang Makassar, Sulawesi Selatan.
Phone (0411) 510-206-07. Fax (0411) 510-027.
Bisnis: Perusahaan proses makanan
Pemegang Saham: 1. CAB Holdings Ltd (51,53 %)
2. Publik (48,47 %)
4. PT Mayora Indah Tbk.
44
Kantor Pusat: Gedung Mayora Jl. Tomang Raya 21-23 Jakarta Barat
Phone (021) 565-5311, 565-5314. Fax (021) 565-5336,
565-5323. Telex 45864 BISCO IA. E-mail:
Kantor Cabang: Jl. Merdeka Km. 7,8, Tangerang Jl. Daan Mogot Km. 18,
Jakarta Barat.
Bisnis: Pembuatan makanan
Pemegang Saham: 1. PT. Unitra Branindo (32,93 %)
2. Koperasi PT. Mayora Indah Group (0,11 %)
3. Publik (66,96 %)
5. PT Sari Husada Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Kusumanegara No. 173 PO Box, Yogyakarta 55002.
Phone (0274) 512-990 (Hunting), 510-957, 514-396,
510-956. Fax (0274) 563-326, 563-328. E-mail:
[email protected] [email protected]
Kantor Cabang: 1. Jl. Kusumanegara No. 173 PO Box 37, Yogyakarta
55002
2. TIRA BUILDING Lantai 3 Jl. HR. Rasuna Said Kav.
B-3 Jakarta 12920. Phone (021) 520-9333, 525-4208,
525-6388. Fax (021) 522-2423
Bisnis: Makanan dan minuman
Pemegang Saham: 1. Nutricia International BV. (93,44 %)
2. PT. Sari Husada Tbk (5,15 %)
45
3. Publik (1,41 %)
6. PT Siantar Top Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo 61256,
Surabaya, Jawa Timur. Phone (031) 866-7382. Fax (031)
866-7380. E-mail: [email protected]
Kantor Cabang: Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo 61256,
Surabaya, Jawa Timur. Phone (031) 866-7382 (5lines
hunting). Fax (031) 866-7380. E-mail:
Bisnis: Makanan ringan
Pemegang Saham: 1. PT. Shindo Tiara Tunggal (60,39 %)
2. Shindo Sumidomo (6,28 %)
3. PT. Kim Eng Securities (5,75 %)
4. Publik (27,58 %)
7. PT Smart Tbk.
Kantor Pusat: Plaza BII Menara II Lantai 30 Jl. MH. Thamrin Kav. 22
No. 51 Jakarta 10350. Phone (021) 318-1388 (Hunting),
392-5777. Fax (021) 318-1389, 392-5778-81. E-mail:
[email protected] http://www.smart-tbk.com
Kantor Cabang: Jl. Rungut Industri Raya No. 19 Surabaya. Phone (031)
843-9861. Fax (031) 843-8476. Telex 33139, 33119
MURO IA.
Bisnis: Margarine dan minyak goring
46
8. PT Suba Indah Tbk.
Kantor Pusat: Mayapada Tower Lantai 20 Jl. Jend. Sudirman Kav. 28
Jakarta 12920. Phone (021) 521-2344 (Hunting). Fax
(021) 521-0864. Website: www.subaindahtbk.com E-
mail: [email protected]
Kantor Cabang: Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 31 Cimanggis, Bogor, Jawa
Barat. Phone (021) 871-1334, 871-1335. Fax (021) 871-
1391.
Bisnis: Perusahaan industri dan distributor makanan, minuman,
dan industry jagung.
Pemegang Saham: 1. PT. Kridajaya Upaya Perdana (14,79 %)
2. PT. Treasure Fund Indonesia (11,15 %)
3. PT. Surya Inti Kharisma (6,71 %)
4. Publik (67,35 %)
9. PT Ultrajaya Milk Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Cimamere No. 131 Padalarang 40552
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Phone (022) 665-4610,
665-4611. Fax (022) 665-4612.
Kantor Cabang: Jl. Raya Cimamere No. 131 Padalarang 40552
Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Bisnis: Minuman susu dan minuman jus
Pemegang Saham: 1. PT. Prawirawidjaja Prakarsa (21,40 %)
2. Publik (78,60 %)
47
10. PT Bentoel International Investama Tbk.
Kantor Pusat: Menara Rajawali Lantai 23 Jl. Mega Kuningan Lot 5.1,
Jakarta 12950. Phone (021) 576-1456 (Hunting). Fax
(021) 576-1388
Kantor Cabang: Cikokol, Tangerang, Jawa Barat.
Bisnis: Rokok (Cigarettes)
Pemegang Saham: 1. PT Rajawali Corporation (20,05%)
2. Public (79,95%)
11. PT Gudang Garam Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Semampir II/1 Kediri 64121, Jawa Timur. Phone
(0354) 682-090, 682-094. Fax (0354) 681- 555. Telex
31456 GGARAM KD
Kantor Cabang: 1. Jl. Jenderal A. Yani No. 79 Jakarta 10510. Phone
(021) 420-2460, 420-0579. Fax (021) 421-2024. Telex
49475 GGARAM IA
2. Jl. Pengenal 7-15, Surabaya 60174. Phone (031) 545-
1701, 545-1721. Fax (031) 531-0592.
3. Jl. Semampir II/1, Kediri, Jawa Timur
Bisnis: Rokok
Pemegang Saham: 1. PT. Suryaduta Investama (66,80 %)
2. PT. Suryamitra Kusuma (5,32 %)
3. Rachman Halim (0,94 %)
4. Juni Setiawan Wonowidjono (0,52 %)
48
5. Sumarto Wonowidjono (0,32 %)
6. Susilo Wonowidjono (0,28 %)
7. Publik (25,82 %)
12. PT Argo Pantes Tbk.
Kantor Pusat: Wisma Argo Manunggal Lantai 16 Jl. Gatot Subroto No.
95, Kav. 2 Jakarta Selatan 12930. Phone (021) 252-0065,
252-0068. Fax (021) 252-0108, 252-0029.
http://www.argo.co.id , [email protected]
Kantor Cabang: 1. Jl. M.H Thamrin Kav.4, Cikokol, Tangerang 15117
Banten. Phone (021) 5575-0779, 5575-3838. Fax (021)
5575-3255.
2. Industrial Town Estate MM 2100 Desa Gandamekar –
Cibitung Bekasi 17520. Phone (021) 898-0079/92. Fax
(021) 898-0370.
Bisnis: Textile
Pemegang Saham: 1. PT Dharma Manunggal (37,21%)
2. The Ning King (12,78%)
3. Lie Ang Sioe Nio (7,25%)
4. Publik (42,76%)
13. PT Eratex Djaja Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Margorejo Indah No. 4 Surabaya 60238 Jawa
Timur. Phone (031) 843-9004. Fax (031) 843-8525. E-
mail: [email protected]
49
Kantor Cabang: 1. Gedung Irama, Suite 11D Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1
& 2 Kuningan, Jakarta 12950. Phone (021) 526-1115.
Fax (021) 526-1189, 526-9877. E-mail:
2. Jl. Soekarno Hattta No. 23 Probolinggo, Jawa Timur.
Phone (0335) 421-866. Fax (0335) 421-865, 423-148. E-
mail: [email protected]
Bisnis: Textile
Pemegang Saham: 1. Eastern Cotton Mills Ltd. (25,00 %)
2. South Indonesia Holdings Ltd. (22,50 %)
3. PT. Rodamas (19,61 %)
4. Continuity Developments Ltd (2,50 %)
5. Publik (30,39 %)
14. PT Texmaco Jaya Tbk.
Kantor Pusat: Sentra Mulia, Lantai 10, Suite 1008 Jl. HR. Rasuna Said
Kav. X-6 No. 8 Jakarta 12940. Phone (021) 522-9390,
252-0656, 522-9414. Fax (021) 522-9380, 522-9220,
522-9411. E-mail: [email protected]
Kantor Cabang: 1. Desa Beji, Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang,
Jawa Tengah. Phone (0284) 322-444. Fax (0284) 321-
151.
2. Desa Kiarapayung, Kecamatan Klari, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. Phone (0267) 432-300, 432-306.
50
Fax (0267) 432-307.
Bisnis: Textile
Pemegang Saham: 1. PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk (92,00 %)
2. Publik (8,00 %)
15. PT Tifico Tbk.
Kantor Pusat: Mid Plaza Lantai 6 Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11
Jakarta 10220. Phone (021) 570-6268. Fax (021) 570-
6214. Telex 62473 TIFICO IA
Kantor Cabang: Jl. M.H. Thamrin, Kelurahan Panunggangan Tangerang
15001, Banten. Phone (021) 539-7563, 539-7565. Fax
(021) 539-7560.
Bisnis: Kain, serabut, benang, wol.
Pemegang Saham: 1. Teijin Limited, Japan (93,50 %)
2. Tomen Corporation, Japan (3,30 %)
3. Tatang Hermawan (2,20 %)
4. Publik (1,00 %)
16. PT Apac Citra Centertex Tbk.
Kantor Pusat: Graha BIP Lantai 6, 9, 10 Jl. Jenderal Gatot Subroto
Kav. 23 Jakarta 12930. Phone (021) 525-8180, 522-
5222, 522-8888. Fax (021) 525-8400. E-mail: kusno-
Kantor Cabang: 1. Kawasan Berikat Tanjung Emas. Tanjung-Emas
Export Processing Zone (TEPZ) Whs A-06, B-04, Jl.
51
Coaster No. 8, Semarang 50174. Phone (024) 356-5217,
356-5125 (Hunting). Fax (024) 356-5218.
2. Jl. Raya Soekarno Hatta Kam-32 Desa Harjosari-
Bawen 50661, Semarang. Phone (0298) 522-888. Fax
(0298) 522-297
Bisnis: Produksi Textile
Pemegang Saham: 1. Growth Solutions Ltd. (58,77%)
2. PT. Apac Century Corporation (18,76%)
3. PT. Inti Perkasa Wirasentosa (1,18%)
4. PT. Krida Bhumi Raya (1,01%)
5. Publik (20,28%)
17. PT Fortune Mate Indonesia Tbk.
Kantor Pusat: Gedung Bank Yudha Bhakti Lantai 5 Jl. Raya Dharmo
No. 54-56 Surabaya, Jawa Timur. Phone (031) 561-2818
(Hunting). Fax (031) 562-0968. E-mail:
Kantor Cabang: Jl. Raya Tambak No. 6 & 10 Sidoarjo, Jawa Timur
Bisnis: Pusat industri dan komoditas.
Pemegang Saham: 1. Yuhfong Industrial Co. Ltd. (55,56 %)
2. PT. Surya Mega Investindo (23,81 %)
3. Publik (20,63 %)
18. PT Hanson International Tbk.
52
Kantor Pusat: Jl. Tomang Raya No. 43 Jakarta 11440. Phone (021)
566-6261. Fax (021) 657-1736, 566-8271.
http://www.hanson.co.id
Kantor Cabang: Jl. Raya Diponegoro Km. 38 Tambun, Bekasi, Jawa
Barat. Phone (021) 880-1676. Fax (021) 880-2183.
Bisnis: Garment
Pemegang Saham: 1. le Mariana (0,70 %)
2. PT. Ciptawira Binamandiri (0,57 %)
3. Inggrid Suria (0,52 %)
4. Lianna Budidjaja (0,24 %)
5. Publik (97,97 %)
19. PT Indorama Synthetics Tbk.
Kantor Pusat: Graha Irama Lantai 17 Jl. HR. Rasuna Said Blok X-1
Kav .1-2 Kuningan, Jakarta 12950. Phone (021) 526-
1555 (Hunting). Fax (021) 526-1501, 526-1502.
www.indorama.com E-mail: [email protected] Telex
60989 INRAMA IA
Kantor Cabang: Kembang Kuning, Ubrug, Jatiluhur Po. Box 7,
Purwakarta 41101 Jawa Barat. Phone (0264) 202-311,
200-235. Fax (0264) 200-068. E-mail:
Bisnis: Kain, benang, wol
Pemegang Saham: 1. PT. Irama Unggul (37,82 %)
53
2. Indorama International Finance Plc, United Kingdom
(13,18 %)
3. IFC, Washington (7,34 %)
4. Publik: Foreign (31,78 %), Local (9,88 %)
20. PT Pan Brothers Tex Tbk.
Kantor Pusat: Gedung Graha Kencana Suite 9-A Jl. Raya Perjuangan
No. 88 Jakarta Barat. Phone (021) 5366-0838, 5366-
0755. Fax (021) 5366-0839. E-mail:
[email protected], [email protected],
http://www.panbrotherstbk.co.id
Kantor Cabang: Jl. Pasar Kemis No. 178 Tangerang, Gembor Jatiuwung,
Banten. Website: http://www.pbrx.co.id E-mail:
Bisnis: Textile dan Garmen
Pemegang Saham: 1. PT. Intiniaga Usahamakmur (21,00 %)
2. PT. Dwidana Sakti Sekurindo (11,72 %)
3. PT. Trisetijo Manunggal (7,51 %)
4. Hsu Ruei Hsing (6,74 %)
5. Yudiharto Salim (5,14 %)
6. Publik (47,89 %)
21. PT Sepatu Bata Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Makam Taman Pahlawan Kalibata I Jakarta 12750. Po
Box 1069 Jakarta 10010. Phone (021) 799-2008. Fax
54
(021) 799-5679. E-mail: [email protected],
Kantor Cabang: 1. Bata Surabaya Jl. Rungkut Industri III No. 18-83,
Surabaya. Phone (031) 843-9168. Fax (031) 841-6499.
2. Bata Medan Jl. Letda Sujono No. 222, Medan. Phone
(061) 736-3486. Fax (061) 736-3208.
3. Jl. Pahlawan Kalibata Po Box 1069 Jakarta 10010
Bisnis: Alas kaki
Pemegang Saham: 1. Lagfin (Netherlands) B.V. (65,00 %)
2. Northern Inv. Co. Ltd. (7,60 %)
3. SSB-XCCG Aberdeen (6,20 %)
4. HSBC (5,30 %)
5. Publik (15,90 %)
22. PT Barito Pacifik Timber Tbk.
Kantor Pusat: Wisma Barito Pasific Tower B Lantai 9 Jl. Letjen S.
Parman Kav. 62-63 Jakarta 11410. Phone (021) 530-
6711. Fax (021) 530-6680. http://www.ebarito.com
Telex: 65706 BPTGROUP IA
Kantor Cabang: 1. Jelapat Banjarmasin Kalimantan Barat. Phone (0511)
68757, 68978, 68804, 56802. Fax (0511) 66879.
2. Parit Bugis, Kuala Dua Kumpai, Pontianak. Phone
(0561) 741-086, 741-087.
Bisnis: Perkayuan (Kayu Lapis)
55
Pemegang Saham: 1. Commersbank (SEA) Ltd. Singapura (21,00%)
2. Whistler Petrochemical Corp. (12,69%)
3. PT. Barito Pacific Lumber Co. (9,77%)
4. PT. Tunggal Setia Pratama (9,40%)
5. Prajogo Pangestu (0,77%)
6. PT. Muktilestari Kencana (0,62%)
7. Cooperative (0,17%)
8. PT. Taspen (Persero) (0,01%)
9. Publik (45,57%)
23. PT Surya Dumai Industri Tbk.
Kantor Pusat: Wisma 77 Lantai 7 Jl. Jend. S. Parman Kav. 77 Jakarta
11410. Phone (021) 5367-0888 (Hunting). Fax (021)
5367-1888, 5367-2888
Kantor Cabang: 1. Gedung Surya Dumai Group Jl. Jend. Sudirman No.
395 Pekanbaru. Phone (0761) 32888. Fax (0761)
39001/2. Homepage: www.sdg.co.id
2. Desa Perawang Kecamatan Siak, Bengkalis, Riau.
Phone (0761) 91380-86
Bisnis: Taman industri
Pemegang Saham: 1. PT. Fangiono Jayaperkasa (50,47 %)
2. PT. Fangiono Perkasa Sejati (12,63 %)
3. Prinsep Management Ltd (8,42 %)
4. Martias (4,67 %)
56
5. Publik (23,81 %)
24. PT Fajar Surya Wisesa Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Abdul Muis No. 30, Jakarta 10160. Phone (021) 344-
1316, 358-0126, 381-0851, 385-0132, 350-7189. Fax
(021) 345-7643.
Kantor Cabang: Jl. Kampung Gardu Sawah Rt. 001/1-1, Desa Kalijaya
Cibitung, Bekasi 17520. Phone (021) 890-0330, 890-
0331. Fax (021) 890-1126.
Bisnis: Pulp dan Kertas
Pemegang Saham: 1. PT. Intercipta Sempama (52,40%)
2. PT. Intratata Usaha Mandiri (17,50%)
3. PT. Garama Dhananjaya (5,80%)
4. PT. Tatacita Swadaya Abadi (2,00%)
5. Publik (22,30%)
25. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Surabaya – Mojokerto Km. 44, Sidoarjo, Jawa
Timur. Phone (0321) 21574, 21577. Fax (0321) 21615
Kantor Cabang: 1. Plaza Bank International Menara II Lantai 7 Jl. MH.
Thamrin No. 51 Jakarta 10350. Phone (021) 392-9001 3
(Hunting). Fax (021) 392-7685. Telex 31094, 61154
TJIWI IA
2. Wisma Indah Kiat Gedung A pertama – Lantai 4 Jl.
Raya Serpong Km. 8 Tangerang 15310. Phone (021)
57
538-0029 32. Fax (021) 538-0033 36
Bisnis: Pulp, kertas, dan peralatan tulis lain.
Pemegang Saham: 1. PT. Purinusa Ekapersada (63,35 %)
2. Publik (36,65 %)
26. PT AKR Corporindo Tbk.
Kantor Pusat: Wisma AKR Lantai 7 dan 8 Jl. Panjang No. 5, Kebon
Jeruk, Jakarta 11530. Phone (021) 531-1555, 531-1110,
531-1569. Fax (021) 531-1128, 531-1308, 531-1388.
Kantor Cabang: Jl. Sumatra No. 51-53, Surabaya 60281 Jawa Timur.
Phone (031) 512-536. Fax (031) 512-784.
Bisnis: Distributor dari Produk Kimia
Pemegang Saham: 1. PT. Arthakencana Rayatama (58,64%)
2. Publik (41,36%)
27. PT Budi Acid Jaya Tbk.
Kantor Pusat: Wisma Budi Lantai 8 & 9 Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-6
Jakarta 12940. Phone (021) 521-3383, 525-1223. Fax
(021) 521-3282, 521-3392. Telex: 60674 SUBUDI IA.
E-mail: [email protected]
Kantor Cabang: 1. Jl. Ikan Kakap No. 9/12, Bandar Lampung. Phone
(0721) 486-122. Fax (0721) 486-754, 482-683
2. Jl. Lintas Timur Km. 154 Kec. Menggala Kab.
Lampung Utara.
3. Jl. Raya Kotabumi Ketapang Kec. Sungkai Selatan
58
Kab. Lampung Utara.
4. Jl. Jurusan Kotabumi Km. 75 Kec. Terbanggi Besar
Kab. Lampung Tengah.
5. Jl. Jurusan Menggala Km. 73-74 Kec. Terbanggi
Besar Kab. Lampung Tengah.
Bisnis: Kimia dan bahan makanan
Pemegang Saham: 1. PT. Budi Sulfat Jaya (19,74 %)
2. PT. Sungai Budi Perkasa (19,14 %)
3. PT. Budi Alam Kencana (11,73 %)
4. Government of Singapore Investment Corporation,
Singapura (9,47 %)
5. PT. Sungai Budi (1,78 %)
6. Santoso Winata (0,47 %)
7. Widarto (0,47 %)
8. Publik (37,20 %)
28. PT Colorpak Indonesia Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Cideng Barat No. 15 Jakarta 10140. Phone (021) 634-
4646/7. Fax (021) 633-6062
Kantor Cabang: Jl. Industri II Blok F. No. 7 Pasir Jaya, Jatiuwung
Tangerang 15135, Banten. Phone (021) 590-1961-62,
592-0986. Fax (021) 590-1963
Bisnis: Produk tinta buat industri percetakan
Pemegang Saham: 1. PT. Bukit Jaya Semesta (59,00 %)
59
2. Crendwell Pte. Ltd. (25,00 %)
3. Publik (16,00 %)
29. PT Lautan Luas Tbk.
Kantor Pusat: Graha Indramas Jl. AIP II KS. Tubun Raya No. 77 Po
Box 449/JKTF, Jakarta 11410. Phone (021) 5367-1120.
Website: http://www.lautan-luas.com
Bisnis: Distributor dari produk kimia
Pemegang Saham: 1. PT. Caturkarsa Megatunggal (63,03 %)
2. Joan Fudiana (1,89 %)
3. Adyansyah Masrin (1,02 %)
4. Indrawan Masrin (0,57 %)
5. Jimmy Masrin (0,16 %)
6. Publik (33,33 %)
30. PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Tanjung Pura No. 263D Pontianak, Kalimantan Barat
78122. Phone (0561) 736-406, 738-220. Fax (0561) 738-
136.
Kantor Cabang: 1. Jl. Adisucipto KM. 10,6 Pontianak, Kalimantan Barat.
Phone (0561) 721-834, 721-138. Fax (0561) 724-134.
2. Sudirman Tower Lantai 12 Jl. Jendral Sudirman Kav.
60 Jakarta 12190. Phone (021) 522-6728-9, 522-6738-9.
Fax (021) 522-6779. E-mail: [email protected]
Bisnis: Industri dari bahan perekat dan produk kayu
60
Pemegang Saham: 1. PT. Duta Permana Makmur (49,67%)
2. DBS Vickers Sec., Singapore (12,88%)
3. Publik (37,45%)
31. PT Ekadharma International Tbk.
Kantor Pusat: Kawasan Industri Pasar Kimia Blok C-1 Jl. Raya Pasar
Kemis, Tangerang 15560, Banten. Phone (021) 590-
0160. Fax (021) 590-0165. E-mail: [email protected]
Kantor Cabang: 1. Kedoya Elok Plaza Blok DD-71 Jl. Panjang, Jakarta
11520. Phone (021) 590-0160, 581-3058. Fax (021) 590-
0165, 581-3061.
2. Kawasan Industri Pasar Kemis Blok C-1 Jl. Raya
Pasar Kemis, Tangerang15560, Banten
Bisnis: Bahan perekat
Pemegang Saham: 1. PT. Ekadharma Inti Perkasa (74,37 %)
2. Philippe Debnicki (5,88 %)
3. Publik (19,75 %)
32. PT Aneka Kemasindo Utama Tbk.
Kantor Pusat: Daan Mogot, Km. 19 Jl. Yos Sudarso No. 143 Kebon
Besar, Batu Ceper Jakarta Barat. Phone (021) 619-7191.
Fax (021) 619-5847.
Bisnis: Plastik dan Pengepakan
Pemegang Saham: 1. PT. Jeje Yutrindo Utama (64,57%)
2. Chu Chang Lie (0,65%)
61
3. Publik (34,78%)
33. PT Berlina Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Pandaan Km. 43, Tawangrejo, Pandaan 67156
Jawa Timur. Phone (0343) 631-901. Fax (0343) 631-902.
E-mail: [email protected]
Kantor Cabang: 1. Jl. Raya Mauk Km. 5 Kampung Pengasinan Kel.
Periuk Jaya, Kec. Jati Uwung, Tangerang 15131 Banten.
Phone (021) 553-5540-41. Fax (021) 553-5539
2. Jl. Jababeka Raya Blok E 12-17 Kawasan Industri
Jababeka – Cikarang, Bekasi 17832. Phone (021) 8983-
0160. Fax (021) 8983-0161
Bisnis: Plastik dan sikat gigi.
Pemegang Saham: 1. PT. Dwi Satrya Utama (51,42 %)
2. Atmadja Tjiptobiantoro (12,83 %)
3. Lisjanto Tjiptobiantoro (10,51 %)
4. Publik (25,24 %)
34. PT Dynaplast Tbk.
Kantor Pusat: Dynaplast Tower Lantai 9 & 10 Jl. MH. Thamrin No. 1
Lippo Karawaci 1100, Tangerang Banten 15811. Phone
(021) 546-3111, 546-1112-15. Fax (021) 546-1177/1125
Kantor Pemasaran: Wisma Slipi Lantai 10 Jl. Letjend. S. Parman Kav. 12,
Jakarta 11480
Kantor Cabang: 1. Jl. Semanan No. 22, Daan Mogot Km 16, Jakarta
62
11850. Phone (021) 619-5334, 619-4736. Fax (021) 619-
5103
2. Jl. Industri Raya II Blok F No.9 Jatake, Tangerang,
Banten. Phone (021) 590-0701. Fax (021) 590-1694
3. Kawasan Industri BIIE Blok C1 No. 17 Lippo
Cikarang, Bekasi 17520. Phone (021)8990-6615. Fax
(021) 897-2158
4. Jl. Inspeksi Saluran RT. 01/RW. 01 Kelurahan
Sukadanau, Cibitung Bekasi 17520. Phone (021) 8832-
0085. Fax (021) 8832-0347
5. Jl. Raya Naragong Km. 19 Cileungsi, Bogor 16820.
Phone (021) 8249-6025. Fax (021) 8249-6027
6. Kawasan Industri BIIE, Komplek Hyundai 21 Raya
Industri Blok C12-13A, Bekasi 17550. Phone (021)
8990-2232. Fax (021) 8990-2231
Bisnis: Pengepakan Plastik
Pemegang Saham: 1. Hongkong Shanghai Bank Corporation Fund Services,
Hongkong (39,90 %)
2. PT. Panca Graha Sentosa (21,04 %)
3. Banque De Luxembourg S.A (4,16 %)
4. PT. Ciptadana Sekuritas (6,46 %)
5. PT. Hambali Dinamika Corp (3,31 %)
6. Tirtadjaja Hambali (0,48 %)
63
7. Publik (27,64 %)
35. PT Siwani Makmur Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Teluk Betung No. 38 Jakarta 10310. Phone (021) 230-
2257. Fax (021) 230-2257
Kantor Cabang: Jl. Gedong Panjang Ujung No. 12B (Muara Baru) Jakarta
14440. Phone (021) 660-0976. Fax (021) 660-0011
Bisnis: Pengepakan
Pemegang Saham: 1. PT. VDH Teguh Sakti (27,54 %)
2. L & M Group Investment Limited, Singapore
(11,89%)
3. PT. Kapita Securindo (8,65 %)
4. PT. Surya Raya Guna Perkasa (8,42 %)
5. PT. Yulie Sekurindo Tbk (8,39 %)
6. Publik (35,11 %)
36. PT Summiplast Tbk.
Kantor Pusat: Kawasan Industri Delta Silicon Blok L8-5A Lemah
Abang, Bekasi 17550. Phone (021) 8990-5855. Fax
(021) 8990-5856, 8990-0636.
Kantor Cabang: 1. Jl. Raya Kelapa Dua Km. 5 Desa Cijantra, Legok,
Tangerang 15820. Phone (021) 546-8422, 546-8424. Fax
(021) 546-8426
2. EJIP Industrial Park Plot 5B-1 Lemahabang, Bekasi
17550
64
Bisnis: Elektonik dan komponen komputer plastic
Pemegang Saham: 1. Sumitomo Shoji Chemicals Co, Ltd (89,98 %)
2. Sumitomo Corporation Pte, Ltd, Singapore (9,27 %)
3. Publik (0,75 %)
37. PT Trias Sentosa Tbk.
Kantor Pusat: Ds. Keboharan, Km. 26 Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.
Phone (031) 897-5825 (Hunting). Fax (031) 897-2998
Kantor Cabang: 1. Jl. Raya Waru 1B, Waru, Sidoarjo Jawa Timur. Phone
(031) 853-3125, 853-1384 (hunting). Fax (031) 853-
4116, 853-4146. Telex 33205 TRIAS IA
2. Gedung Bimantara Lantai 2 Jl. Kebon Sirih No. 17-19
Jakarta 10340. Phone (021) 390-3835. Fax (021) 390-
3836. www.triassentosa.co.id
Bisnis: Pengepakan kertas, bahan perekat, film
Pemegang Saham: 1. PT. Adilaksa Manunggal (17,94 %)
2. PT. Rejo Sari Bumi (13,27 %)
3. PT. Kopanca Linggabuana (10,99 %)
4. Publik (57,80 %)
38. PT Holcim Indonesia Tbk.
Kantor Pusat: Jamsostek Tower North Building Lantai 15 Jl. Jendral
Gatot Subroto Kav. 38 Jakarta 12930, P.O. Box
1197/JKT. Phone (021) 5296-2011. Fax (021) 5296-
2022, 5296-2030. Website: www.semen.cibinong.com E-
65
mail: [email protected]
Kantor Cabang: 1. Narogong, Cileungsi, Bogor 16820. Phone (021) 823-
1260. Fax (021) 823-1256.
2. Karang Talun, Cilacap 53201. Phone (0282) 41521,
41522. Fax (0282) 42928.
Bisnis: Semen
Pemegang Saham: 1. Holderfin P. V. (77,33%)
2. Publik: Foreign (14,50%), Domestic (8,17%)
39. PT Citra Tubindo Tbk.
Kantor Pusat: Kawasan Industri Kabil Indonusa Estate Jl. Hang Kesturi
Km. 4, Kabil, Pulau Batan, Indonesia. Phone (0778) 711-
142, 711-173. Fax (0778) 711-094, 711-164.
Kantor Cabang: 1. Wisma Metropolitan I, Lantai 11 Jl. Jenderal
Sudirman Kav. 29 Jakarta 12920. Phone (021) 525-0609,
525-4170. Fax (021) 571-2317, 570-3742. Telex 62841
CTBINDO IA – 21-01. Chinatown Point. 133.
2. New Bridge Rd, Singapore 019413. Phone (65) 732-
7007. Fax (65) 538-4650. Telex RS 55560 CITRA
3. Kawasan Industri Kabil Indonusa Estate. Jl. Hang
Kesturi Km. 4, Kabil Pulau Batan, Indonesia. Phone (62-
778) 711-121-23. Fax (62-778) 711-094-164.
Bisnis: Pipa dan asesories
Pemegang Saham: 1. PT. Citra Agramasinti Nusantara (27,66 %)
66
2. Vallourec & Mannesmann Tubes (25,00 %)
3. Sumitomo Metal Industries Ltd (5,42 %)
4. Publik (41,92 %)
40. PT Jaya Pari Steel Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Margomulyo No. 4, Tandes, Surabaya Po Box 109,
Surabaya, Jawa Timur. Phone (031) 749-1288 (hunting),
749-0940. Fax (031) 749-1714. Telex 32245, 32253
JAFAR IA. Email: [email protected]
Bisnis: Bahan baja
Pemegang Saham: 1. Njoo Hari Sunyoto (19,94 %)
2. G.M Iron & Steel Ltd (17,22 %)
3. Jonathan Stevensons S (15,50 %)
4. Asean Ferro Trading Co Ltd (14,96 %)
5. Tetsuro Okano (13,33 %)
6. Gwie Gunawan (2,20 %)
7. Publik (16,85 %)
41. PT Lionmesh Prima Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Bekasi Km. 24,5, Cakung Jakarta 13910. Phone
(021) 460-0784, 460-0779 (5 Lines), 460-2385. Fax
(021) 460-0785. Telex 48938 LION IA
Bisnis: Kabel, kawat.
Pemegang Saham: 1. Lion Holding PTC, Ltd Singapore (25,55 %)
2. Jusuf Sutrisno (14,09 %)
67
3. Lawer Soependi (11,49 %)
4. Trinidad Investment Pte, Ltd Singapura (6,67 %)
5. PT. Kuo Capital Raharja (5,40 %)
6. Warno (0,03 %)
7. Publik (36,77 %)
42. PT Lion Metal Works Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Bekasi Km. 24,5, Cakung Jakarta 13910. Phone
(021) 460-0784, 460-0779 (5 Lines). Fax (021) 460-
0785. Telex 48938 LION IA
Bisnis: Peralatan kantor berbahan metal
Pemegang Saham: 1. Lion Holdings Pte Ltd, Singapore (28,85 %)
2. Lion Holdings Sdn. Bhd. Kuala Lumpur (Capitalvent
Industries Sdn. Bhd.) (28,85 %)
3. Cheng Yong Kim (0,08 %)
4. Lim Tai Pong (0,08 %)
5. Krisant Sophiaan (0,02 %)
6. Publik (42,12 %)
43. PT Tira Austenite Tbk.
Kantor Pusat: Pulo Gadung Industrial Estate Jl. Pulo Ayang R-1 Jakarta
13930. Phone (021) 460-2594 (Hunting). Fax (021) 460-
2593. Homepage: http://www.tiraaustenite.com Email:
Kantor Cabang: Jl. Raya Gelam 11/5 Kav. 11 Kawasan Pulogadung,
68
Jakarta. Phone (021) 461-1314. Fax (021) 461-1309
Bisnis: Manufaktur dan distributor dari mesin.
Pemegang Saham: 1. PT. Mulia Dharma Sarana (42,52 %)
2. PT. Martensite Unggul (25,15 %)
3. PT. Widjaja Tunggal Sejahtera (25,09 %)
4. PT. Penta Widjaja Investindo (3,67 %)
5. Publik (3,57 %)
44. PT Kedaung Indah Can Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Rungkut No. 15-17, Surabaya 60293 Po Box
1340 – Surabaya, Jawa Timur. Phone (031) 870-0088
(Hunting). Fax (031) 870-5212, 870-0544. Email:
[email protected], Website: www.kedaung.com
Kantor Cabang: 1. KP. Poglar Kedaung Kaliangke Jakarta Barat 10027.
Phone (021) 540-2277. Fax (021) 540-2311. Telex
43444, 43446 KIG JKT IA
2. Jl. Raya Rungkut No. 15-17, Surabaya 60013 Po Box
1340 – Surabaya, Jawa Timur
Bisnis: Peralatan dapur dan industri kaleng tinta.
Pemegang Saham: 1. PT. Kedawung Subur (43,62 %)
2. DK Lim & Sons Investment Pte, Ltd. (31,40 %)
3. Agus Nursalim (4,60 %)
4. Publik (20,38 %)
45. PT Arwana Citramulia Tbk.
69
Kantor Pusat: Sentra Niaga Puri Indah Blok T2 No. 6-7 Kembangan
Selatan Jakarta 11610. Phone (021) 5830-2363. Fax
(021) 5830-2361. Email: [email protected]
Kantor Cabang: Jl. Raya Pasar Kemis Jatiuwung Pasar Doyong, Desa
Gembor Tangerang, Banten. Phone (021) 590-3555. Fax
(021) 590-3461. [email protected]
Bisnis: Industri keramik
Pemegang Saham: 1. PT. Agung Abadi Mandiri Sejati (27,52 %)
2. Coutts Bank Von Ernst Ltd. Singapore (17,99 %)
3. HSBC-Fund Services Clients A/C 500 (14,91 %)
4. PT. Suprakreasi Eradinamika (13,54 %)
5. Publik (26,04 %)
46. PT Mulia Industrindo Tbk.
Kantor Pusat: Plaza Kuningan, North Tower Lantai 10 Jl. HR. Rasuna
Said Kav. C11-14 Jakarta 12940. Phone (021) 520-0959,
520-0777. Fax (021) 520-0763, 520-0946.
Kantor Cabang: Jl. Raya Tegal Gede, Lemah Abang Kecamatan
Cibitung, Bekasi Jawa Barat. Phone (021) 871-8817. Fax
(021) 871-8811.
Bisnis: Keramik dan Gelas
Pemegang Saham: 1. PT. Eka Gunatama Mandiri (41,45 %)
2. PT. Mulia Grahapermai (25,80 %)
3. Publik (32,75 %)
70
47. PT Sucaco Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Kebon Sirih No. 71 Jakarta 10340. Phone (021) 310-
0525, 310-1525. Fax (021) 315-2840, 3193-1119. Email:
Kantor Cabang: Jl. Daan Mogot Km. 16 Jakarta Barat. Phone (021) 619-
0044, 540-2066, 619-0068. Fax (021) 619-2628
Bisnis: Kabel
Pemegang Saham: 1. PT. Moda Sukma (29,67 %)
2. PT. Tutulan Sukma (25,78 %)
3. The Furukawa Electric Singapore, Pte, Ltd (11,81 %)
4. Publik (32,74 %)
48. PT Sumi Indo Kabel Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Jenderal Gatot Subroto Km 7,8 Desa Pasir Jaya, Kec.
Jatiuwung, Tangerang 15130. Phone (021) 592-2404
(Hunting), 592-8066. Fax (021) 592-2576, 590-1812.
Bisnis: Kabel-kabel
Pemegang Saham: 1. Sumitomo Electric Industries, Japan (88,06 %)
2. Sumitomo Corporation, Japan (5,00 %)
3. Sulim Herman Limbono (0,09 %)
4. Publik (6,85 %)
49. PT Voksel Electric Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Gajah Mada No. 199 Jakarta 11120. Phone (021) 633-
2591, 633-3208. Fax (021) 634-6228. Email:
71
[email protected], [email protected], http://voksel-
kabel.com
Kantor Cabang: 1. Jl. Tipar Cakung Km. 3,3 Jakarta 14140. Phone (021)
440-1330. Fax (021) 440-3035. Email:
2. Jl. Raya Narogong Km. 16, Desa Limusnunggal
Cileungsi, Kab. Dati II Bogor, Jawa Barat. Phone (021)
823-0525, 823-0143, 823-0144. Fax (021) 823-0526.
Email: [email protected]
Bisnis: Kabel-kabel
Pemegang Saham: 1. Showa Electric Wire and Cable Co, Ltd, Japan
(14,01%)
2. PT. Tunas Sugih Lestari (12,12 %)
3. Agus Gunawan (6,78 %)
4. Publik (67,09 %)
50. PT Astra-Graphia Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Kramat Raya No. 43 Jakarta 10450. Phone (021) 390-
9190, 390-9444. Fax (021) 390-9181, 390-9388. Email:
Kantor Cabang: Jl. Raya Serang Km. 24, Balaraja Tangerang, Banten.
Phone (021) 595-1661, 595-1662. Fax (021) 595-1618
Bisnis: Distributor peralatan elektronik
Pemegang Saham: 1. PT. Asrta International Tbk (76,87 %)
72
2. Publik (23,13 %)
51. PT Astra International Tbk.
Kantor Pusat: Gedung AMDI, Jl. Gaya Motor Raya N0. 8 Sunter II,
Jakarta 14330. Phone (021) 625-2555, 6530-4956. Fax
(021) 6530-4957
Bisnis: Otomotif, keuangan, peralatan berat, agrobisnis,
informasi teknologi dan infrastrukutur.
Pemegang Saham: 1. Jardine Cycle & Carriage Ltd (50,11 %)
2. Publik (49,89 %)
52. PT Astra Otoparts Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2 Kelapa Gading,
Jakarta 14250. Phone (021) 460-3550, 460-7025. Fax
(021) 460-3549, 460-7009. Email:
Kantor Cabang: 1. Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 51,3 Ciluar-Bogor 16710.
Phone (0251) 625-704. Fax (0251) 625-701
2. Jl. Raya Pegangsaan Dua Km 2,1 Kelapa Gading,
Jakarta 14250. Phone (021) 460-3272. Fax (021) 460-
1766
Bisnis: Suku cadang dan pelayanan.
Pemegang Saham: 1. PT. Astra International Tbk (86,72 %)
2. Leonard Lembong (0,03 %)
3. Budi Setiawan Pranoto (0,01 %)
73
4. Publik (13,24 %)
53. PT Gajah Tunggal Tbk.
Kantor Pusat: Wisma Hayam Wuruk Lantai 10, Jl. Hayam Wuruk No.
8 Jakarta 12120. Phone (021) 380-5916, 345-9431/8515.
Fax (021) 380-4908
Bisnis: Roda
Pemegang Saham: 1. Denham Pte, Limited (24,91 %)
2. Garibaldi Venture Fund Limited (18,68 %)
3. Global Union Fiber Investment Limited (11,00 %)
4. Compagnie Financiere Michelin (10,00 %)
5. Cooperative (0,15 %)
6. Publik (35,26 %)
54. PT Goodyear Indonesia Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Pemuda No. 27 Bogor 16161, Jawa Barat. Phone
(021) 322-071. Fax (021) 328-8088. Email:
Bisnis: Industri ban roda
Pemegang Saham: 1. The Goodyear Tire & Rubber Company (85,00 %)
2. PT. Kali Besar Asri (6,63 %)
3. Publik (8,37 %)
55. PT Hexindo Adiperkasa Tbk.
Kantor Pusat: Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Pulo Kambing II Kav.
I-II No. 33 Jakarta 13930. Phone (021) 461-1688, 461-
74
5108. Fax (021) 461-1686, 460-8956.
http://www.hexindo-tbk.co.id
Kantor Cabang: Jl. Raya Bekasi Km. 28,5 Rawapasung, Bekasi 17133.
Phone (021) 884-2827. Fax (021) 884-3441
Bisnis: Distribusi dari peralatan berat.
Pemegang Saham: 1. Hitachi Construction Machinery Co, Ltd, Japan
(48,59%)
2. Itochu Corp, Japan (22,55 %)
3. Hitachi Construction Machinery Pte, Singapore
(5,07%)
4. Drs. Rustam Efendi (5,07 %)
5. Tony Endroyoso (0,01 %)
6. Publik (18,71 %)
56. PT Indomobil Sukses International Tbk.
Kantor Pusat: Wisma Indomobil Lantai 6 Jl. Let. Jend. MT. Haryono
Kav. 8 Jakarta 13330. Phone (021) 522-4035, 522-4034.
Fax (021) 522-4001. Homepage:
http://www.indomobil.com
Kantor Cabang: 1. Jl. Raya Kamurang, Citeureup, Bogor Jawa Barat.
Phone (021) 875-3473, 875-3583 5. Fax (021) 875-3477
2. Kawasan Industri Bukit Indah City Sector AII-30 Desa
Wanakerta, Cikampek. Phone (0264) 313-533 35. Fax
(021) 311-868
75
3. Kawasan Berikat Cibinong Center Industrial Estate
Blok A5-8 Citeureup, Bogor. Phone (021) 875-4348 54.
Fax (021) 875-4115
4. Kawasan Berikat Cibinong Center Industrial Estate
Blok A10 Citeureup, Bogor. Phone (021) 875-4125, 875-
4370/71/76
5. Jl. Raya Cakung-Cilincing, Jakarta. Phone (021) 440-
1358
6. Jl. A. Yani No. 806, Bandung. Phone (022) 702-705
7. Jl. Raya Narogong Km. 15 Desa Limusnunggal,
Pangkalan VIII Kec. Cileungsi, Bogor, Jawa Barat
Bisnis: Sepatu olahraga, textile, pengepakan.
Pemegang Saham: 1. PT. Cipta Sarana Duta Perkasa (72,63 %)
2. PT. Tritunggal Inti Permata (20,47 %)
3. Sharif Cicip Sutardjo (1,20 %)
4. PT. Suantra Indah Suplai (1,00 %)
5. PT. IMG Sejahtera Langgeng (0,75 %)
6. Cooperative (0,03 %)
7. Publik (3,92 %)
57. PT Intraco Penta Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Pangeran Jayakarta No. 115 C1-3 Jakarta 10730.
Phone (021) 628-3333, 639-3538 (Hunting). Fax (021)
628-3390/1, 624-3415. http://www.intracopenta.com
76
Kantor Cabang: Jl. Raya Cakung-Cilincing Km 3,5 Jakarta 14130. Phone
(021) 440-1408, 441-0255. Fax (021) 441-0258. Email:
Bisnis: Distributor dari peralatan berat.
Pemegang Saham: 1. PT. Pristine Resources International (32,67 %)
2. Westwood Finance Inc. (27,05 %)
3. PT. Shalumindo Investama (14,73 %)
4. PT. Spallindo Adilong (12,05 %)
5. Alamsyah (2,60 %)
6. Halex Halim (1,32 %)
7. Willy Rumondor (0,01 %)
8. Publik (9,57 %)
58. PT Nipress Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Narogong Raya Km. 26 Cileungsi, Bogor 16820,
Jawa Barat. Phone (021) 823-0968 (Hunting). Fax (021)
823-0935, 823-0936. Email: [email protected],
http://www.nipress.com
Bisnis: Batu batre
Pemegang Saham: 1. PT. Tritan Adhitama Nugraha (37,11 %)
2. Robertus Tandiono (5,95 %)
3. Ferry Joedianto Robertus Tandiono (5,45 %)
4. Joelistio Robertus Tandiono (3,95 %)
5. Ratnawati (1,50 %)
77
6. Feliawati Robertus Tandiono (1,50 %)
7. Publik (44,54 %)
59. PT Inter Delta Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Gaya Motor Barat, Sunter II Jakarta Utara 14330.
Phone (021) 651-1533, 652-3333. Fax (021) 651-0472,
651-0530 Telex 49560 DELTA IA
Kantor Cabang: Jl. Gaya Motor, Sunter II Jakarta Utara
Bisnis: Peralatan fotograpi dan pelayanan.
Pemegang Saham: 1. PT. GT Investama Sekuritas (53,38 %)
2. PT. Sarijaya Permana Sekuritas (6,32 %)
3. Karna Brata Lesmana (4,64 %)
4. Cooperative (1,00 %)
5. Publik (34,66 %)
60. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk.
Kantor Pusat: Graha Darya-Varia Lantai 2 & 3 Jl. Melawai Raya No.
93 Jakarta 12130. Phone (021) 725-7973, 725-8010. Fax
(021) 725-8011, 725-8001. Email: info@darya-
varia.com, Website: http://www.darya-varia.com
Kantor Cabang: Jl. Mercedes Benz No. 105, Desa Cicadas, Gunung Putri,
Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Phone (021) 867-0448,
867-1038. Fax (021) 867-2758
Bisnis: Farmasi
Pemegang Saham: 1. DVL Investment Ltd (89,50 %)
78
2. Publik (10,50 %)
61. PT Indofarma Tbk.
Kantor Pusat: Jl. Tambak No. 2 Jakarta 10320. Phone (021) 851-7222.
Fax (021) 851-7223. Email:
[email protected], website:
http://www.indofarmagroup.com
Kantor Cabang: 1. Jl. Indofarma No. 1 Cibitung, Bekasi 17520. Phone
(021) 8832-3975, 8832-3971. Fax (021) 8832-3932/73
2. Kawasan Industri Pabrik Village Blok H No. 25
Kawasan Industri Lippo Cikarang Bekasi 17550. Phone
(021) 897-4243. Fax (021) 897-2041
Bisnis: Farmasi
Pemegang Saham: 1. Government of Indonesia (80,66 %)
2. Publik (19,34 %)
62. PT Kalbe Farma Tbk.
Kantor Pusat: Kawasan Delta Silicon Jl. MH. Thamrin Blok A3-1
Lippo Cikarang, Bekasi 17550. Phone (021) 8990-7337,
8990-7333. Fax (021) 897- 2874. Website:
www.kalbe.co.id
Kantor Cabang : Gedung Enseval Jl. Letjend. Suprapto Kav. 4 Jakarta
10510. Phone (021) 4287-3888. Fax (021) 4287-3680
79
Bisnis: Farmasi
Pemegang Saham: 1. PT. Gira Sole Prima (9,41 %)
2. PT. Santa Seha Sanadi (8,92 %)
3. PT. Lucasta Murni Cemerlang ( 8,74 %)
4. PT. Diptanala Bahana (8.64 %)
5. PT. Bina Artha Charisma (8,58 %)
6. PT. Ladang Ira Panen (8,58 %)
7. Publik (47,13 %)
63. PT Merck Tbk.
Kantor Pusat: Jl. TB Simatupang No. 8 Pasar Rebo, Jakarta 13760.
Phone (021) 840-0081, 8779-1415. Fax (021) 840-0492
Bisnis: Farmasi
Pemegang Saham: 1. Merck Holding GmbH, Germany (74,00 %)
2. Publik (26,00 %)
64. PT Unilever Indonesia Tbk.
Kantor Pusat: Graha Unilever Jl. Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta 12930.
Phone (021) 526-2112, 526-1978. Fax (021) 526-4020,
526-2044
Kantor Cabang: 1. Jl. Rungkut Industri IV No. 5-11 Surabaya 60291
2. Jl. Kawasan Industri Jababeka IX Kav. D1-29,
Cikarang, Jawa Barat
80
Bisnis: Kebutuhan sehari-hari.
Pemegang Saham: 1. Mavibel (Maatschappij Voor Internationale
Bellenggingen) BV. Rotterdam, Netherlands (85,00 %)
2. Publik (15,00 %)
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Capital
Market Directory tahun 2006. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ ada
146 perusahaan. Perusahaan manufaktur di bagi menjadi 19 kelompok, yaitu:
1. Food and Beverage, ada 20 perusahaan.
2. Tobbacco Manufactures, ada 4 perusahaan.
3. Textile Mill Products, ada 9 perusahaan.
4. Apparel and Other Textile Products, ada 14 perusahaan.
5. Lumber and Wood Products, ada 5 perusahaan.
6. Paper and Allied Products, ada 5 perusahaan.
7. Chemical and Allied Products, ada 8 perusahaan.
8. Adhesive, ada 4 perusahaan.
9. Plastics and Glass Products, ada 13 perusahaan.
10. Cement, ada 3 perusahaan.
11. Metal and Allied Products, ada 11 perusahaan.
12. Fabricated Metal Products, ada 2 perusahaan
13. Stone, Clay, Glass and Concrete Products, ada 4 perusahaan.
14. Cable, ada 6 perusahaan.
15. Electronics and Office Equipment, ada 3 perusahaan.
16. Automotive and Allied Products, ada 20 perusahaan.
81
82
17. Photographic Equipment, ada 3 perusahaan.
18. Pharmaceutical, ada 9 perusahaan.
19. Consumer Goods, ada 3 perusahaan.
Menurut buku “Audit Sampling Dengan Statistik : Teori dan Aplikasi” halaman
61 terdapat tabel :
Pengaruh Besarnya Populasi pada Besarnya Sampel Besarnya Populasi Besarnya Sampel
50 45 100 64 500 87 1000 90 2000 92 5000 93
100000 93 Sumber: AICPA Statistical Sampling Sub Committee (1983)
Karena perusahaan manufaktur ada 146 perusahaan, maka peneliti mengambil 64
sampel perusahaan. Cara pengambilan sampel yaitu:
1. Food and Beverage, ada 20 perusahaan.
14620 x 64 = 9 perusahaan
2. Tobbacco Manufactures, ada 4 perusahaan.
146
4 x 64 = 2 perusahaan
3. Textile Mill Products, ada 9 perusahaan.
146
9 x 64 = 4 perusahaan
4. Apparel and Other Textile Products, ada 14 perusahaan.
14614 x 64 = 6 perusahaan
83
5. Lumber and Wood Products, ada 5 perusahaan.
146
5 x 64 = 2 perusahaan
6. Paper and Allied Products, ada 5 perusahaan.
146
5 x 64 = 2 perusahaan
7. Chemical and Allied Products, ada 8 perusahaan.
146
8 x 64 = 4 perusahaan
8. Adhesive, ada 4 perusahaan.
146
4 x 64 = 2 perusahaan
9. Plastics and Glass Products, ada 13 perusahaan.
14613 x 64 = 6 perusahaan
10. Cement, ada 3 perusahaan.
146
3 x 64 = 1 perusahaan
11. Metal and Allied Products, ada 11 perusahaan.
14611 x 64 = 5 perusahaan
12. Fabricated Metal Products, ada 2 perusahaan
146
2 x 64 = 1 perusahaan
13. Stone, Clay, Glass and Concrete Products, ada 4 perusahaan.
146
4 x 64 = 2 perusahaan
84
14. Cable, ada 6 perusahaan.
146
6 x 64 = 3 perusahaan
15. Electronics and Office Equipment, ada 3 perusahaan.
146
3 x 64 = 1 perusahaan
16. Automotive and Allied Products, ada 20 perusahaan.
14620 x 64 = 9 perusahaan
17. Photographic Equipment, ada 3 perusahaan.
146
3 x 64 = 1 perusahaan
18. Pharmaceutical, ada 9 perusahaan.
146
9 x 64 = 4 perusahaan
19. Consumer Goods, ada 3 perusahaan.
146
3 x 64 = 1 perusahaan
Berikut adalah 64 perusahaan sampel, yaitu:
1. PT. Ades Waters Indonesia Tbk 2. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 3. PT. Indofood Sukses Tbk 4. PT. Mayora Indah Tbk 5. PT. Sari Husada Tbk 6. PT. Siantar Top Tbk 7. PT. Smart Tbk 8. PT. Suba Indah Tbk 9. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 10. PT. Bentoel International Investama Tbk 11. PT. Gudang Garam Tbk 12. PT. Argo Pantes Tbk
85
13. PT. Eratex Djaja Tbk 14. PT. Texmaco Tbk 15. PT. Tifico Tbk 16. PT. Apac Citra Centertex Tbk 17. PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 18. PT. Hanson Indonesia Tbk 19. PT. Indorama Syntentics Tbk 20. PT. Pan Brother Tex Tbk 21. PT. Sepatu Bata Tbk 22. PT. Barito Pasifik Timber Tbk 23. PT. Surya Dumai Industri Tbk 24. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 25. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 26. PT. AKR Corporindo Tbk 27. PT. Budi Acid Jaya Tbk 28. PT. Colorpak Indonesia Tbk 29. PT. Lautan Luas Tbk 30. PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk 31. PT. Ekadharma International Tbk 32. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 33. PT. Berlina Tbk 34. PT. Dynaplast Tbk 35. PT. Siwani Makmur Tbk 36. PT. Summiplast Tbk 37. PT. Trias Sentosa Tbk 38. PT. Holcim Indonesia Tbk 39. PT. Citra Tubindo Tbk 40. PT. Jaya Pari Steel Tbk 41. PT. Lionmesh Prima Tbk 42. PT. Lion Metal Works Tbk 43. PT. Tira Austenite Tbk 44. PT. Kedaung Indah Can Tbk 45. PT. Arwana Citramulia Tbk 46. PT. Mulia Industrindo Tbk 47. PT. Sucaco Tbk 48. PT. Sumi Indo Kabel Tbk 49. PT. Voksel Electric Tbk 50. PT. Astra-Graphia Tbk 51. PT. Astra International Tbk 52. PT. Astra Otoparts Tbk 53. PT. Gajah Tunggal Tbk 54. PT. Goodyear Indonesia Tbk 55. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 56. PT. Indomobil Sukses International Tbk
86
57. PT. Intraco Penta Tbk 58. PT. Nipress Tbk 59. PT. Inter Delta Tbk 60. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 61. PT. Indofarma Tbk 62. PT. Kalbe Farma Tbk 63. PT. Merck Tbk 64. PT. Unilever Indonesia Tbk
Peneliti melakukan revisi, yaitu ada beberapa perusahaan dikurangi karena
negative atau tidak ada rasio. Dari 64 perusahaan, peneliti mengambil sampel
menjadi 36 perusahaan, yaitu:
1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 2. PT. Indofood Sukses Tbk 3. PT. Mayora Indah Tbk 4. PT. Sari Husada Tbk 5. PT. Siantar Top Tbk 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 7. PT. Gudang Garam Tbk 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 10. PT. Sepatu Bata Tbk 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 12. PT. AKR Corporindo Tbk 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 15. PT. Lautan Luas Tbk 16. PT. Ekadharma International Tbk 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 18. PT. Berlina Tbk 19. PT. Dynaplast Tbk 20. PT. Trias Sentosa Tbk 21. PT. Citra Tubindo Tbk 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 24. PT. Lion Metal Works Tbk 25. PT. Tira Austenite Tbk 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 27. PT. Astra-Graphia Tbk 28. PT. Astra International Tbk 29. PT. Astra Otoparts Tbk
87
30. PT. Gajah Tunggal Tbk 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 32. PT. Intraco Penta Tbk 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 34. PT. Kalbe Farma Tbk 35. PT. Merck Tbk 36. PT. Unilever Indonesia Tbk
B. Analisis Data
1. Penghitungan Rata-Rata Industri
Perhitungan rasio-rasio keuangan untuk masing-masing perusahaan dapat
dilihat di halaman lampiran yaitu halaman 22 sampai halaman 25. Berikut
adalah tabel rata-rata industri.
Tabel 1 Penghitungan Rata-rata Industri
No. Rasio 2003 2004 2005 1. Current Ratio 249% 271% 254% 2. Quick Ratio 177% 174% 169% 3. Cash Ratio 65% 69% 53% 4. Total Debt to Total Assets Ratio 47% 44% 46% 5. Debt to Equity Ratio 133% 111% 111% 6. Profit Margin 10% 11% 8% 7. Gross Profit Margin 27% 27% 25% 8. Net Profit Margin 8% 7% 6% 9. Return On Investment (ROI) 8% 9% 8% 10. Return On Assets (ROA) 8% 9% 8% 11. Perputaran Piutang 14,7 x 7,6 x 7,6 x 12. Perputaran Persediaan 8.2 x 10 x 6,6 x 13. Perputaran Aktiva Tetap 4 x 4,9 x 5,6 x 14. Perputaran Total Aktiva 1,1 x 1,1 x 1,3 x Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
2. Tabel Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk melunasi semua kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Berikut ini
88
adalah tabel yang menyajikan rasio-rasio Likuiditas, yang berada di atas dan
dibawah rata-rata industri.
Tabel 2 Rasio Likuiditas
Jumlah Perusahaan No. Rasio 2003 2004 2005
1. Current Ratio Diatas rata-rata industri 11 13 12 Dibawah rata-rata industri 25 23 24 2. Quick Ratio Diatas rata-rata industri 11 14 12 Dibawah rata-rata industri 25 22 24 3. Cash Ratio Diatas rata-rata industri 10 9 11 Dibawah rata-rata industri 26 27 25 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
3. Tabel Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan suatu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Berikut ini adalah
tabel yang menyajikan rasio-rasio Solvabilitas, yang berada di atas dan di
bawah rata-rata industri.
Tabel 3 Rasio Solvabilitas
Jumlah Perusahaan No. Rasio 2003 2004 2005
1. Total Debt to Total Assets Ratio Diatas rata-rata industri 18 18 17 Dibawah rata-rata industri 18 18 19 2. Debt to Equity Ratio Diatas rata-rata industri 11 12 13 Dibawah rata-rata industri 25 24 23 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
4. Tabel Rasio Rentabilitas
89
Rasio Rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba. Berikut ini adalah
tabel yang menyajikan rasio-rasio Rentabilitas, yang berada di atas dan di
bawah rata-rata industri.
Tabel 4 Rasio Rentabilitas
Jumlah Perusahaan No. Rasio 2003 2004 2005
1. Profit Margin Diatas rata-rata industri 17 18 14 Dibawah rata-rata industri 19 18 22 2. Gross Profit Margin Diatas rata-rata industri 13 10 11 Dibawah rata-rata industri 23 26 25 3. Net Profit Margin Diatas rata-rata industri 17 16 17 Dibawah rata-rata industri 19 20 17 4. ROI Diatas rata-rata industri 13 14 15 Dibawah rata-rata industri 23 22 21 5. ROA Diatas rata-rata industri 13 14 15 Dibawah rata-rata industri 23 22 21 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
5. Tabel Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas merupakan suatu jenis rasio yang mengukur seberapa besar
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Berikut ini
adalah tabel yang menyajikan rasio-rasio Aktivitas, yang berada di atas dan di
bawah rata-rata industri.
Tabel 5 Rasio Aktivitas
Jumlah Perusahaan No. Rasio 2003 2004 2005
1. Perputaran Piutang Diatas rata-rata industri 3 12 15
90
Dibawah rata-rata industri 33 24 21 2. Perputaran Persediaan Diatas rata-rata industri 2 2 10 Dibawah rata-rata industri 34 34 26 3. Perputaran Aktiva Tetap Diatas rata-rata industri 17 13 14 Dibawah rata-rata industri 19 23 22 4. Perputaran Total Aktiva Diatas rata-rata industri 16 19 17 Dibawah rata-rata industri 20 17 19 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005 B. Pembahasan
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
b. Quick Ratio
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
c. Cash Ratio
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
91
2. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Total Assets Ratio
Pada tahun 2003, jumlah perusahaan yang berada di bawah rata-rata industri
sama dengan jumlah perusahaan yang berada di atas rata-rata industri.
Tahun 2004,. jumlah perusahaan yang berada di bawah rata-rata industri
sama dengan jumlah perusahaan yang berada di atas rata-rata industri.
Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata industri.
b. Debt to Equity Ratio
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
3. Rasio Rentabilitas
a. Profit Margin
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, jumlah perusahaan yang berada di bawah rata-rata
industri sama dengan jumlah perusahaan yang berada di atas rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
b. Gross Profit Margin
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
92
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata- rata
industri.
c. Net Profit Margin
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, perusahaan berada di atas dan di bawah rata-rata
industri atau sama besar.
d. ROI
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
e. ROA
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
4. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
93
b. Perputaran Persediaan
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
c. Perputaran Aktiva Tetap
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri. Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata
industri.
d. Perputaran Total Aktiva
Pada tahun 2003, sebagian besar perusahaan di bawah rata-rata industri.
Tahun 2004, sebagian besar perusahaan berada di atas rata-rata industri.
Tahun 2005, sebagian besar perusahaan berada di bawah rata-rata industri.
5. Pada penelitian terdahulu, sebagian besar penelitian menggunakan analisis
trend untuk melihat perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, yang
biasanya dilihat dari 5 tahun. Sedangkan penelitian yang dibuat oleh peneliti
hanya melihat keuangan perusahaan, apakah perusahaan berada di atas atau
di bawah rata-rata perusahaan dari tahun 2003 sampai tahun 2005.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
pada perusahaan-perusahaan manufaktur dari tahun 2003 sampai dengan tahun
2005, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Perusahaan – perusahaan
sampel yang diteliti oleh peneliti sebagian besar berada di bawah rata – rata
industri, dan sebagian kecil berada di atas rata-rata industri. Perusahaan
manufaktur yang berada di bawah rata – rata industri, perlu diteliti lebih jauh
lagi.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang ditemukan oleh
penulis diantaranya:
1.) Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak melakukan evaluasi terhadap
perusahaan – perusahaan manufaktur, karena standart ratio bukanlah
merupakan angka pembanding yang ideal, tetapi standart ratio dapat
digunakan sebagai pedoman atau pegangan bagi penganalisa.
2.) Peneliti hanya menggunakan analisis rasio untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan dan mungkin hasilnya akan berbeda jika menggunakan metode
analisis lainnya, seperti analisis common size, analisis sumber dan
94
95
penggunaan modal kerja, analisis perubahan laba kotor, dan analisis break
even.
2.) Angka pembanding “standar rasio” untuk Indonesia sampai saat ini belum
dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun
standar rasio, sehingga untuk menganalisis data penulis hanya mengamati
perubahan-perubahan dalam rasio selama perjalanan waktu.
C. Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan
saran bagi perusahaan manufaktur:
Perusahaan manufaktur yang berada di bawah rata-rata industri, perlu
diteliti lebih jauh lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin. (1994), Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Edisi ke empat Yogyakarta Andi Offset.
Basalamah, Anies S.M. (2003), Audit Sampling Dengan Statistik : Teori dan
Aplikasi. Edisi kedua Depok Penerbit Usaha Kami. Erika, Rosie (2001).”Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Perkembangan
Keuangan Perusahaan, Studi Kasus pada CV. Multi Industri Magelang”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Fraser, Lyn M., and Aileen Ormiston (1998), Understanding Financial Statement,
USA: Prentice Hall, Inc. Hanafi, Mamduh M., dan Abdul Halim (2005), Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Safri. (1993), Teori Akuntansi. Jakarta : PT. Grafindo. Hastuti, Widi (2001). “Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Perusahaan Go
Public, Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Dan PT. Indonesian Satellite Corporation (Persero) Tbk”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Heriadi, Wiena (2002). “Analisa Laporan Keuangan untuk Menilai Perkembangan
Perusahaan, Studi Kasus pada PT. Kereta Api (PERSERO) DAOP VI Yogyakarta tahun 1997-2000”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Munawir, S. (2002), Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama Yogyakarta
Liberty. Pasaribu, April Boyren (2004). “Evaluasi Kewajaran Harga dan Karakteristik
Saham, Studi Empiris Pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang Listing di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Prasetyo, Vincentius Bayu (2004). “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai
Tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Aktivitas, dan Kecukupan Arus Kas (Studi Kasus pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk)”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Prastowo, Dwi. (1998), Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Edisi ke satu Yogyakarta UPP AMP YKPN.
Purwaningrum, Yosephine Shinta (2000). “Analisis Tingkat Likuiditas,
Solvabilitas, Rentabilitas, dan Kecukupan Kas, Studi Kasus pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Purwanto S.K, Suharyadi (2004), Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern, Buku Kedua, Salemba Empat, Yogyakarta. Riyanto, Bambang. (1998), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi ke
empat Yogyakrta BPFE. Surya, Galuh (2003). “Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan
dengan Analisis Rasio dan Common Size”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tallaut, Carolina Corsina Lie (2005). “Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai
Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan, Studi Kasus pada PT.Mustika Ratu, Tbk”. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tim Penyusun (2006). “Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi. Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. www.jsx.co.id
LAMPIRAN
1. Penghitungan Rasio Likuiditas
a.) Current Ratio
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Current Ratio.
Tabel 1 Current Ratio (CR) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 508 % 440 % 758 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 191 % 148 % 147 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 982 % 511 % 354 % 4. PT. Sari Husada Tbk 666 % 560 % 700 % 5. PT. Siantar Top Tbk 143 % 198 % 215 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 103 % 482 % 158 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 197 % 168 % 173 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 112 % 131 % 143 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 259 % 242 % 122 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 240 % 250 % 193 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 155 % 156 % 183 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 139 % 126 % 129 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 314 % 114 % 111 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 377 % 234 % 193 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 248 % 138 % 122 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 418 % 542 % 320 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 201 % 754 % 281 % 18. PT. Berlina Tbk 114 % 340 % 316 % 19. PT. Dynaplast Tbk 80 % 89 % 84 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 102 % 127 % 120 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 275 % 378 % 180 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 174 % 202 % 526 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 161 % 163 % 176 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 686 % 616 % 624 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 117 % 147 % 183 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 97 % 90 % 77 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 212 % 476 % 333 % 28. PT. Astra International Tbk 119 % 106 % 111 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 165 % 143 % 171 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 156 % 142 % 231 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 121 % 178 % 132 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 161 % 221 % 199 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 302 % 386 % 350 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 157 % 289 % 405 % 35. PT. Merck Tbk 346 % 309 % 472 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 178 % 161 % 135 % Total 8976% 9757% 9127% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
1
b.) Quick Ratio
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Quick Ratio.
Tabel 2 Quick Ratio (QR) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 489 % 413 % 716 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 130 % 95 % 86 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 804 % 363 % 264 % 4. PT. Sari Husada Tbk 607 % 483 % 580 % 5. PT. Siantar Top Tbk 75 % 112 % 126 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 52 % 314 % 94 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 40 % 33 % 31 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 82 % 91 % 103 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 175 % 159 % 82 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 80 % 104 % 77 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 70 % 83 % 92 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 96 % 87 % 82 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 177 % 74 % 75 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 323 % 175 % 139 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 184 % 93 % 75 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 318 % 362 % 219 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 70 % 646 % 179 % 18. PT. Berlina Tbk 80 % 294 % 254 % 19. PT. Dynaplast Tbk 56 % 56 % 53 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 67 % 61 % 62 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 221 % 292 % 131 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 47 % 87 % 321 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 105 % 109 % 103 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 494 % 359 % 349 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 77 % 91 % 92 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 73 % 70 % 63 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 179 % 386 % 245 % 28. PT. Astra International Tbk 96 % 80 % 76 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 117 % 90 % 109 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 103 % 90 % 139 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 71 % 93 % 40 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 79 % 133 % 99 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 241 % 304 % 289 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 130 % 209 % 283 % 35. PT. Merck Tbk 223 % 191 % 276 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 136 % 110 % 84 % Total 6367% 6792% 6088% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
c.) Cash Ratio
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Cash Ratio.
2
Tabel 3 Cash Ratio (Cash R) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 81 % 55 % 101 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 42 % 32 % 22 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 261 % 49 % 59 % 4. PT. Sari Husada Tbk 420 % 338 % 351 % 5. PT. Siantar Top Tbk 8 % 17 % 14 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 8 % 180 % 18 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 7 % 7 % 5 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 3 % 2 % 2 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 16 % 11 % 5 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 4 % 5 % 5 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 18 % 13 % 15 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 34 % 30 % 9 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 48 % 5 % 4 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 90 % 15 % 16 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 32 % 15 % 14 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 197 % 162 % 63 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 10 % 409 % 73 % 18. PT. Berlina Tbk 43 % 91 % 71 % 19. PT. Dynaplast Tbk 4 % 6 % 2 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 29 % 5 % 5 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 127 % 180 % 44 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 1 % 6 % 191 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 20 % 13 % 21 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 293 % 178 % 186 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 15 % 10 % 15 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 12 % 4 % 0,6 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 56 % 249 % 137 % 28. PT. Astra International Tbk 59 % 41 % 27 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 38 % 17 % 25 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 14 % 8 % 25 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 27 % 27 % 7 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 9 % 14 % 7 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 92 % 128 % 149 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 44 % 63 % 102 % 35. PT. Merck Tbk 92 % 49 % 75 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 92 % 64 % 47 % Total 2346% 2498% 1912% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
2. Penghitungan Rasio Solvabilitas
a.) Total Debt to Total Assets Ratio (Debt Ratio)
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Debt Ratio.
Tabel 4 Debt Ratio (DR) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
3
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 47 % 46 % 43 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 69 % 68 % 68 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 37 % 31 % 38 % 4. PT. Sari Husada Tbk 13 % 16 % 13 % 5. PT. Siantar Top Tbk 41 % 32 % 31 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 50 % 38 % 35 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 37 % 41 % 41 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 57 % 56 % 58 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 34 % 38 % 72 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 32 % 35 % 42 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 60 % 59 % 63 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 41 % 40 % 42 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 82 % 75 % 76 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 20 % 36 % 46 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 63 % 63 % 65 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 18 % 18 % 27 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 99 % 10 % 16 % 18. PT. Berlina Tbk 42 % 60 % 60 % 19. PT. Dynaplast Tbk 45 % 53 % 57 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 44 % 50 % 54 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 23 % 16 % 41 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 48 % 47 % 20 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 64 % 59 % 50 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 16 % 18 % 19 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 58 % 58 % 56 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 48 % 50 % 52 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 53 % 42 % 45 % 28. PT. Astra International Tbk 51 % 50 % 48 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 32 % 36 % 38 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 90 % 73 % 73 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 65 % 55 % 68 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 80 % 83 % 64 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 28 % 26 % 29 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 58 % 54 % 39 % 35. PT. Merck Tbk 20 % 23 % 17 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 38 % 38 % 43 % Total 1703% 1593% 1649% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
b.) Debt to Equity Ratio
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Debt to Equity Ratio.
Tabel 5 Debt to Equity Ratio (DtER) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 92 % 87 % 78 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 258 % 256 % 233 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 58 % 46 % 61 %
4
4. PT. Sari Husada Tbk 15 % 19 % 15 % 5. PT. Siantar Top Tbk 68 % 48 % 45 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 100 % 61 % 54 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 58 % 69 % 69 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 133 % 125 % 138 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 52 % 62 % 256 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 47 % 53 % 73 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 147 % 146 % 169 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 118 % 80 % 86 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 530 % 368 % 376 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 25 % 57 % 84 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 194 % 201 % 210 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 22 % 22 % 37 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 7 % 11 % 18 % 18. PT. Berlina Tbk 82 % 172 % 170 % 19. PT. Dynaplast Tbk 94 % 134 % 157 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 78 % 100 % 120 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 30 % 19 % 70 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 93 % 89 % 25 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 180 % 145 % 99 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 19 % 22 % 23 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 249 % 148 % 137 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 92 % 101 % 110 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 112 % 72 % 82 % 28. PT. Astra International Tbk 74 % 63 % 60 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 52 % 62 % 71 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 823 % 276 % 268 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 183 % 125 % 210 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 398 % 473 % 181 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 39 % 35 % 41 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 172 % 143 % 76 % 35. PT. Merck Tbk 26 % 30 % 21 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 63 % 61 % 76 % Total 4783% 3981% 3999% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
3. Penghitungan Rasio Rentabilitas
a.) Profit Margin
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Profit Margin.
Tabel 6 Profit Margin (PM) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 9 % 10 % 6 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 6 % 5 % 2 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 11 % 9 % 4 % 4. PT. Sari Husada Tbk 28 % 24 % 27 % 5. PT. Siantar Top Tbk 7 % 6 % 2 %
5
6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 2 % 0,2 % 0,7 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 11 % 11 % 11 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 2 % 2 % 0,6 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 3 % 3 % 1 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 13 % 12 % 9 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 7 % 0,9 % 0,8 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 7 % 8 % 6 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk -0,3 % -2 % -0,2 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 11 % 7 % 5 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 2 % 5 % 4 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 7 % 7 % 6 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 16 % 14 % 7 % 18. PT. Berlina Tbk 8 % 12 % 1 % 19. PT. Dynaplast Tbk 13 % 11 % 4 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 17 % 4 % 2 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 2 % 1 % 7 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 7 % 24 % 13 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 4 % 9 % 6 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 20 % 31 % 22 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 4 % 15 % 5 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 15 % 18 % 17 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 4 % 12 % 10 % 28. PT. Astra International Tbk 22 % 18 % 13 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 14 % 11 % 11 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 11 % 4 % 4 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 9 % 13 % 10 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 2 % 1 % 3 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 19 % 18 % 20 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 18 % 16 % 18 % 35. PT. Merck Tbk 24 % 22 % 22 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 22 % 23 % 21 % Total 377% 384% 299% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
b.) Gross Profit Margin
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Gross Profit Margin.
Tabel 7 Gross Profit Margin (GPM) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 10 % 11 % 7 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 25 % 26 % 24 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 27 % 25 % 22 % 4. PT. Sari Husada Tbk 48 % 46 % 42 % 5. PT. Siantar Top Tbk 18 % 17 % 14 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 33 % 32 % 30 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 20 % 20 % 21 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 12 % 10 % 9 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 15 % 14 % 10 %
6
10. PT. Sepatu Bata Tbk 44 % 43 % 42 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 14 % 17 % 17 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 13 % 16 % 14 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 13 % 15 % 13 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 20 % 12 % 10 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 19 % 21 % 19 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 22 % 23 % 17 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 11 % 17 % 10 % 18. PT. Berlina Tbk 26 % 26 % 22 % 19. PT. Dynaplast Tbk 27 % 23 % 15 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 22 % 16 % 15 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 11 % 10 % 13 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 14 % 21 % 16 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 9 % 15 % 12 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 43 % 48 % 42 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 42 % 40 % 40 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 35 % 36 % 35 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 42 % 41 % 38 % 28. PT. Astra International Tbk 24 % 23 % 22 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 19 % 19 % 19 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 15 % 17 % 15 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 23 % 25 % 21 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 22 % 19 % 20 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 67 % 66 % 66 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 56 % 49 % 51 % 35. PT. Merck Tbk 61 % 57 % 56 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 52 % 52 % 49 % Total 974% 968% 888% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
c.) Net Profit Margin
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Net Profit Margin.
Tabel 8 Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 6 % 7 % 4 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 3 % 2 % 1 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 8 % 6 % 3 % 4. PT. Sari Husada Tbk 20 % 15 % 18 % 5. PT. Siantar Top Tbk 4 % 4 % 2 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 2 % 1 % 1 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 8 % 7 % 8 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 4 % 4 % 4 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 2 % 3 % 1 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 9 % 8 % 6 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 5 % 0,3 % 0,4 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 3 % 4 % 4 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 1 % 0,2 % 0,2 %
7
14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 8 % 6 % 4 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 1 % 3 % 2 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 5 % 5 % 5 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 11 % 11 % 6 % 18. PT. Berlina Tbk 4 % 6 % 1 % 19. PT. Dynaplast Tbk 9 % 6 % 2 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 21 % 3 % 2 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 2 % 2 % 6 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 5 % 16 % 9 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 2 % 6 % 4 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 14 % 21 % 15 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 1 % 10 % 2 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 11 % 12 % 11 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 5 % 8 % 7 % 28. PT. Astra International Tbk 14 % 12 % 9 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 10 % 8 % 7 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 15 % 7 % 7 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 6 % 9 % 7 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 1 % 1 % 2 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 12 % 12 % 13 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 11 % 9 % 11 % 35. PT. Merck Tbk 17 % 15 % 15 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 16 % 16 % 14 % Total 276% 265% 213% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
d.) Return On Investment (ROI)
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan ROI.
Tabel 9 ROI pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 12 % 14 % 9 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 4 % 2 % 1 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 7 % 7 % 3 % 4. PT. Sari Husada Tbk 20 % 15 % 27 % 5. PT. Siantar Top Tbk 6 % 6 % 2 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 1 % 0,3 % 0,3 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 11 % 9 % 9 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 2 % 2 % 2 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 5 % 6 % 3 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 15 % 14 % 8 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 2 % 0,2 % 0,2 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 3 % 4 % 6 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 0,4 % 0,2 % 0,2 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 8 % 8 % 7 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 1 % 4 % 3 %
8
16. PT. Ekadharma International Tbk 7 % 7 % 7 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 5 % 7 % 4 % 18. PT. Berlina Tbk 3 % 4 % 1 % 19. PT. Dynaplast Tbk 7 % 5 % 2 % 20. PT. Trias Sentosa Tbk 10 % 2 % 1 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 2 % 2 % 7 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 9 % 25 % 17 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 5 % 13 % 10 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 10 % 16 % 12 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 1 % 6 % 2 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 8 % 8 % 10 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 3 % 7 % 7 % 28. PT. Astra International Tbk 16 % 14 % 12 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 11 % 9 % 9 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 7 % 8 % 5 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 7 % 14 % 9 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 1 % 1 % 2 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 13 % 12 % 13 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 13 % 11 % 14 % 35. PT. Merck Tbk 25 % 29 % 26 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 38 % 40 % 37 % Total 298% 331% 287% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
e.) Return On Assets (ROA)
Tabel di bawah menyajikan perhitungan ROA.
Tabel 10 ROA pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 12 % 14 % 9 % 2. PT. Indofood Sukses Tbk 4 % 2 % 0,8 % 3. PT. Mayora Indah Tbk 7 % 7 % 3 % 4. PT. Sari Husada Tbk 20 % 15 % 27 % 5. PT. Siantar Top Tbk 6 % 6 % 2 % 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0,7 % 0,3 % 0,4 % 7. PT. Gudang Garam Tbk 11 % 9 % 9 % 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 0,9 % 0,9 % 0,4 % 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 5 % 6 % 3 % 10. PT. Sepatu Bata Tbk 15 % 14 % 8 % 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 2 % 0,2 % 0,2 % 12. PT. AKR Corporindo Tbk 3 % 5 % 6 % 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 0,4 % 0,2 % 0,2 % 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 8 % 8 % 7 % 15. PT. Lautan Luas Tbk 0,6 % 4 % 3 % 16. PT. Ekadharma International Tbk 7 % 7 % 7 % 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 5 % 7 % 4 % 18. PT. Berlina Tbk 3 % 4 % 0,8 % 19. PT. Dynaplast Tbk 7 % 5 % 2 %
9
20. PT. Trias Sentosa Tbk 10 % 2 % 0,8 % 21. PT. Citra Tubindo Tbk 2 % 2 % 7 % 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 9 % 25 % 17 % 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 5 % 13 % 10 % 24. PT. Lion Metal Works Tbk 10 % 16 % 12 % 25. PT. Tira Austenite Tbk 0,9 % 6 % 2 % 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 8 % 8 % 10 % 27. PT. Astra-Graphia Tbk 3 % 7 % 7 % 28. PT. Astra International Tbk 16 % 14 % 12 % 29. PT. Astra Otoparts Tbk 11 % 9 % 9 % 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 7 % 8 % 5 % 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 7 % 14 % 9 % 32. PT. Intraco Penta Tbk 0,7 % 0,7 % 2 % 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 13 % 12 % 13 % 34. PT. Kalbe Farma Tbk 13 % 11 % 14 % 35. PT. Merck Tbk 25 % 29 % 26 % 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 38 % 40 % 37 % Total 292% 329% 282% Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
4. Penghitungan Rasio Aktivitas
a.) Perputaran Piutang
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Perputaran Piutang.
Tabel 11 Perputaran Piutang (PP) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 7,2 x 4,6 x 2,1 x 2. PT. Indofood Sukses Tbk 12,8 x 13,5 x 12,3 x 3. PT. Mayora Indah Tbk 4,1 x 4,2 x 5,1 x 4. PT. Sari Husada Tbk 9,5 x 7,8 x 7 x 5. PT. Siantar Top Tbk 7,1 x 7,4 x 7,8 x 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 6,6 x 5,5 x 6 x 7. PT. Gudang Garam Tbk 13,7 x 13,8 x 12,7 x 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 11,6 x 10,6 x 13,2 x 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 6,7 x 6,8 x 7,7 x 10. PT. Sepatu Bata Tbk 34,4 x 17,9 x 17,7 x 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 10,5 x 7,6 x 7,2 x 12. PT. AKR Corporindo Tbk 6,7 x 7,3 x 6,6 x 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 5,6 x 5,4 x 5,2 x 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 3,5 x 2,8 x 3,6 x 15. PT. Lautan Luas Tbk 5,1 x 5,6 x 5,4 x 16. PT. Ekadharma International Tbk 9,6 x 10,3 x 8,6 x 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 6,2 x 3,7 x 4,7 x 18. PT. Berlina Tbk 9,5 x 7,1 x 7,2 x 19. PT. Dynaplast Tbk 5,9 x 5,6 x 5,8 x
10
20. PT. Trias Sentosa Tbk 4,7 x 4 x 3,4 x 21. PT. Citra Tubindo Tbk 5,2 x 8 x 4,1 x 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 237,7 x 4,4 x 9,1 x 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 8,6 x 8,8 x 9,5 x 24. PT. Lion Metal Works Tbk 5,3 x 4,5 x 5,4 x 25. PT. Tira Austenite Tbk 5 x 3,6 x 4,3 x 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 5,6 x 4,7 x 4,5 x 27. PT. Astra-Graphia Tbk 7,4 x 6,8 x 6,7 x 28. PT. Astra International Tbk 21,2 x 13,8 x 13 x 29. PT. Astra Otoparts Tbk 6 x 5,8 x 7,7 x 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 6,2 x 12,7 x 7,6 x 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 4,2 x 5,9 x 8,2 x 32. PT. Intraco Penta Tbk 2,5 x 3,4 x 3,9 x 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 4,2 x 3,9 x 3,9 x 34. PT. Kalbe Farma Tbk 5,6 x 9,7 x 10,1 x 35. PT. Merck Tbk 6,3 x 6,2 x 6,2 x 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 17,4 x 18,1 x 21,8 x Total 529.4 271.8 275.3 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
b.) Perputaran Persediaan
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Perputaran Persediaan.
Tabel 12 Perputaran Persediaan (P Pers) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 124 x 50,8 x 59,9 x 2. PT. Indofood Sukses Tbk 6 x 5,8 x 5,3 x 3. PT. Mayora Indah Tbk 6,6 x 5,6 x 7,7 x 4. PT. Sari Husada Tbk 7,6 x 5,1 x 6,5 x 5. PT. Siantar Top Tbk 5,1 x 6,2 x 5,8 x 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 2,3 x 2,5 x 2,9 x 7. PT. Gudang Garam Tbk 2 x 1,8 x 1,6 x 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 5,7 x 5,8 x 7,2 x 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 7,6 x 7,4 x 9,2 x 10. PT. Sepatu Bata Tbk 2,2 x 2,4 x 2 x 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 5,4 x 6 x 5 x 12. PT. AKR Corporindo Tbk 6,8 x 7,3 x 6,7 x 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 3,7 x 6,5 x 7,4 x 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 1 x 0,5 x 0,4 x 15. PT. Lautan Luas Tbk 5,6 x 5 x 4,8 x 16. PT. Ekadharma International Tbk 6,2 x 3,9 x 5 x 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 2,1 x 6,4 x 4,3 x 18. PT. Berlina Tbk 6,3 x 6,9 x 5,9 x 19. PT. Dynaplast Tbk 7,8 x 5,6 x 6,6 x 20. PT. Trias Sentosa Tbk 3,3 x 2,7 x 2,8 x 21. PT. Citra Tubindo Tbk 7,7 x 8 x 5,2 x 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 6 x 2,4 x 4,5 x 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 8,1 x 7,6 x 7,3 x
11
24. PT. Lion Metal Works Tbk 1,9 x 1,2 x 1,3 x 25. PT. Tira Austenite Tbk 3,8 x 1,6 x 1,8 x 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 2 x 1,8 x 2,4 x 27. PT. Astra-Graphia Tbk 3,7 x 3,9 x 4,1 x 28. PT. Astra International Tbk 13,6 x 10,4 x 9,3 x 29. PT. Astra Otoparts Tbk 6,8 x 5,8 x 6,3 x 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 4,6 x 8,3 x 4,1 x 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 2,8 x 3,1 x 1,9 x 32. PT. Intraco Penta Tbk 1,4 x 2,1 x 1,6 x 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 2,9 x 2,5 x 2,7 x 34. PT. Kalbe Farma Tbk 4,1 x 2,8 x 2,6 x 35. PT. Merck Tbk 2,3 x 3,1 x 2,7 x 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 7,6 x 6,9 x 6,6 x Total 296.6 215.7 221.4 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
c.) Perputaran Aktiva Tetap
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Perputaran Aktiva Tetap.
Tabel 13 Perputaran Aktiva Tetap (PAT) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 3,5 x 4,6 x 5,4 x 2. PT. Indofood Sukses Tbk 3,1 x 3 x 3,1 x 3. PT. Mayora Indah Tbk 1,8 x 2,3 x 2,3 x 4. PT. Sari Husada Tbk 4,4 x 5,1 x 6,9 x 5. PT. Siantar Top Tbk 2,6 x 2,8 x 2,7 x 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0,6 x 0,7 x 0,9 x 7. PT. Gudang Garam Tbk 4,7 x 3,5 x 3,4 x 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 1,2 x 1,5 x 1,7 x 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 14,6 x 15,8 x 18 x 10. PT. Sepatu Bata Tbk 7,6 x 7,7 x 6,4 x 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 0,5 x 0,6 x 0,6 x 12. PT. AKR Corporindo Tbk 2,7 x 2,9 x 3,5 x 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 1,2 x 1,7 x 1,8 x 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 4,5 x 10,4 x 19,6 x 15. PT. Lautan Luas Tbk 3,3 x 3,9 x 4,6 x 16. PT. Ekadharma International Tbk 6,4 x 6,8 x 8,8 x 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 0,7 x 1,6 x 1 x 18. PT. Berlina Tbk 1,3 x 1,5 x 1,5 x 19. PT. Dynaplast Tbk 1,1 x 1,2 x 1,3 x 20. PT. Trias Sentosa Tbk 0,8 x 0,7 x 0,8 x 21. PT. Citra Tubindo Tbk 3,2 x 3,7 x 6,2 x 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 8,6 x 14,8 x 15,7 x 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 5,1 x 7,6 x 9,7 x 24. PT. Lion Metal Works Tbk 5,7 x 6,1 x 7,4 x 25. PT. Tira Austenite Tbk 1,4 x 2,2 x 3,4 x
12
26. PT. Arwana Citramulia Tbk 1 x 1 x 1,2 x 27. PT. Astra-Graphia Tbk 3,1 x 3,5 x 3,9 x 28. PT. Astra International Tbk 5,2 x 5,3 x 5,3 x 29. PT. Astra Otoparts Tbk 4,7 x 4,4 x 4,8 x 30. PT. Gajah Tunggal Tbk 0,9 x 2,1 x 1,5 x 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 5,8 x 9,5 x 7,1 x 32. PT. Intraco Penta Tbk 6,3 x 11 x 13,6 x 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 4,2 x 4,3 x 5 x 34. PT. Kalbe Farma Tbk 5,6 x 7,3 x 6,8 x 35. PT. Merck Tbk 6,5 x 7,6 x 8,2 x 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 9,3 x 6,7 x 6,7 x Total 143.2 175.4 200.8 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
d.) Perputaran Total Aktiva
Tabel di bawah ini menyajikan perhitungan Perputaran Total Aktiva.
Tabel 14 Perputaran Total Aktiva (PTA) pada perusahaan manufaktur tahun 2003-2005:
No. Nama Perusahaan 2003 2004 2005 1. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 2,1 x 2 x 2,1 x 2. PT. Indofood Sukses Tbk 1,2 x 1,1 x 1,3 x 3. PT. Mayora Indah Tbk 1 x 1,1 x 1,2 x 4. PT. Sari Husada Tbk 1 x 1 x 1,5 x 5. PT. Siantar Top Tbk 1,4 x 1,5 x 1,3 x 6. PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0,4 x 0,4 x 0,6 x 7. PT. Gudang Garam Tbk 1,3 x 1,2 x 1,1 x 8. PT. Indorama Syntentics Tbk 0,7 x 0,8 x 0,8 x 9. PT. Pan Brother Tex Tbk 2,4 x 2,4 x 2,8 x 10. PT. Sepatu Bata Tbk 1,8 x 1,7 x 1,4 x 11. PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 0,5 x 0,5 x 0,5 x 12. PT. AKR Corporindo Tbk 1,2 x 1,3 x 1,4 x 13. PT. Budi Acid Jaya Tbk 0,7 x 1 x 1,1 x 14. PT. Colorpak Indonesia Tbk 1 x 1,4 x 2 x 15. PT. Lautan Luas Tbk 1 x 1,2 x 1,4 x 16. PT. Ekadharma International Tbk 1,4 x 1,3 x 1,4 x 17. PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk 0,5 x 0,6 x 0,6 x 18. PT. Berlina Tbk 0,8 x 0,7 x 0,7 x 19. PT. Dynaplast Tbk 0,8 x 0,7 x 0,8 x 20. PT. Trias Sentosa Tbk 0,5 x 0,5 x 0,5 x 21. PT. Citra Tubindo Tbk 1 x 1 x 1,1 x 22. PT. Jaya Pari Steel Tbk 1,9 x 1,6 x 1,8 x 23. PT. Lionmesh Prima Tbk 1,9 x 2,1 x 2,5 x 24. PT. Lion Metal Works Tbk 0,7 x 0,8 x 0,8 x 25. PT. Tira Austenite Tbk 0,8 x 0,7 x 1 x 26. PT. Arwana Citramulia Tbk 0,8 x 0,7 x 0,9 x 27. PT. Astra-Graphia Tbk 0,6 x 0,8 x 1 x 28. PT. Astra International Tbk 1,2 x 1,2 x 1,3 x 29. PT. Astra Otoparts Tbk 1,1 x 1,2 x 1,3 x
13
30. PT. Gajah Tunggal Tbk 0,5 x 1,1 x 0,7 x 31. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 1,1 x 1,6 x 1,3 x 32. PT. Intraco Penta Tbk 0,7 x 0,9 x 0,9 x 33. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 1 x 1 x 1 x 34. PT. Kalbe Farma Tbk 1,2 x 1,2 x 1,2 x 35. PT. Merck Tbk 1,5 x 1,9 x 1,8 x 36. PT. Unilever Indonesia Tbk 2,4 x 2,5 x 2,6 x Total 40.1 42.9 45.9 Sumber: Data Sekunder diolah, 2003-2005
5. Penghitungan rata-rata perusahaan Rasio Likuiditas1. Current Ratio
a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th RatioCurrent Jumlah =
368976% = 249%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th RatioCurrent Jumlah =
369757% = 271%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th RatioCurrent Jumlah =
369127% = 254%
2. Quick Ratio a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th RatioQuick Jumlah =
36%6367 = 177%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th RatioQuick Jumlah =
36%6792 = 174%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th RatioQuick Jumlah =
36%6088 = 169%
3. Cash Ratio a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th RatioCash Jumlah =
36%2346 = 65%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th RatioCash Jumlah =
36%2498 = 69%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th RatioCash Jumlah =
36%1912 = 53%
Rasio Solvabilitas
14
1. Total Debt to Total Assets Ratio a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th Ratio Assets Total Debt to TotalJumlah =
36%1703 = 47%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th Ratio Assets Total Debt to TotalJumlah =
36%1593 = 44%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th Ratio Assets Total Debt to TotalJumlah =
36%1649 = 46%
2. Debt to Equity Ratio a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th RatioEquity Debt toJumlah =
36%4783 = 133%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th RatioEquity Debt toJumlah =
36%3981 = 111%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th RatioEquity Debt toJumlah =
36%3999 = 111%
Rasio Rentabilitas1. Profit Margin
a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003Margin th Profit Jumlah =
36%377 = 10%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004Margin th Profit Jumlah =
36%384 = 11%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005Margin th Profit Jumlah =
36%299 = 8%
2. Gross Profit Margin a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003Margin th Profit GrossJumlah =
36%974 = 27%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004Margin th Profit GrossJumlah =
36%968 = 27%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005Margin th Profit GrossJumlah =
36%888 = 25%
3. Net Profit Margin a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003Margin th Profit Net Jumlah =
36%276 = 8%
b. Tahun 2004
15
sampel perusahaanJumlah 2004Margin th Profit Net Jumlah =
36%265 = 7%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005Margin th Profit Net Jumlah =
36%213 = 6%
4. ROI a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th ROIJumlah =
36%298 = 8%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th ROIJumlah =
36%331 = 9%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th ROIJumlah =
36%287 = 8%
5. ROA a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003ROA th Jumlah =
36%292 = 8%
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004ROA th Jumlah =
36%329 = 9%
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005ROA th Jumlah =
36%282 = 8%
Rasio Aktivitas1. Perputaran Piutang
a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th Piutang PerputaranJumlah =
364,529 = 14,7x
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th Piutang PerputaranJumlah =
368,271 = 7,6 x
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th Piutang PerputaranJumlah =
363,275 = 7,6 x
2. Perputaran Persediaan a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th Persediaan PerputaranJumlah =
366,296 = 8.2 x
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th Persediaan PerputaranJumlah =
367,215 = 10 x
c. Tahun 2005
16
sampel perusahaanJumlah 2005 th Persediaan PerputaranJumlah =
364,221 = 6,6 x
3. Perputaran Aktiva Tetap
a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th Tetap Aktiva PerputaranJumlah =
362,143 = 4 x
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th Tetap Aktiva PerputaranJumlah =
364,175 = 4,9 x
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th Tetap Aktiva PerputaranJumlah =
368,200 = 5,6 x
4. Perputaran Total Aktiva a. Tahun 2003
sampel perusahaanJumlah 2003 th Aktiva Total PerputaranJumlah =
361,40 = 1,1 x
b. Tahun 2004
sampel perusahaanJumlah 2004 th Aktiva Total PerputaranJumlah =
369,42 = 1,1 x
c. Tahun 2005
sampel perusahaanJumlah 2005 th Aktiva Total PerputaranJumlah =
369,45 = 1,3 x
17
BIOGRAFI PENULIS
Identitas Diri
Nama Lengkap : Lucki Karunia
Tempat & Tanggal Lahir : Pangkalan Brandan, 12 Februari 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Perum Pertamina H-10 Purwomartani Kalasan
Yogyakarta 55571
Pendidikan Formal
1986-1988 : TK Kuncup Mekar, P.Bunyu (Kaltim)
1988-1994 : SD Patra Dharma, P. Bunyu (Kaltim)
1994-1997 : SLTP Patra Dharma, P. Bunyu (Kaltim)
1997-2000 : SMU Stella Duce 1, Yogyakarta
2000-2008 : Universitas Sanata Dharma, Fakultas Ekonomi Akuntansi (S1),
Yogyakarta