ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ......

92
ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN DATARAN TINGGI DI JAWA BARAT Oleh : FERI SETYAWAN H24104012 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ......

Page 1: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN

DATARAN TINGGI DI JAWA BARAT

Oleh :

FERI SETYAWAN

H24104012

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

ABSTRAK

Feri Setyawan. H24104012. Analisis Rantai Pasokan Sayuran Unggulan Dataran Tinggi di Jawa Barat. Di bawah bimbingan Heti Mulyati dan Alim Setiawan S

Pertanian di Indonesia merupakan sektor penting dalam perekonomian nasional. Kontribusi sektor pertanian terhadap Total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13,7 persen (Badan Pusat Statistik, 2008). Hortikultura sebagai salah satu komoditas pertanian memberikan peningkatan kontribusi pada nilai PDB dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 4,6 persen. Trend permintaan produk hortikultura seperti sayuran, buah-buahan dan bunga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan, terutama sayuran dataran tinggi. Dalam hal ini, upaya untuk meningkatkan kontinuitas produksi sayuran dapat dilakukan dengan mensinergiskan rantai pasoknya.

Penelitian ini bertujuan (1) Memilih produk sayuran unggulan dataran tinggi, (2) Mengkaji struktur rantai pasokan produk sayuran terpilih, (3) Mengkaji nilai tambah produk sayuran terpilih, (4) Memberikan alternatif sistem rantai pasokan sayuran unggulan dataran tinggi yang dapat diterapkan di Jawa Barat. Data yang dipakai terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, observasi di lapangan, kuesioner, serta opini pakar. Data sekunder diperoleh dari internet, dokumen petani, koperasi dan bandar. Metode analisis data yang digunakan adalah metode perbandingan eksponensial (MPE), analisis deskriptif dan metode hayami.

Hasil perhitungan dengan MPE diperoleh tiga jenis sayuran unggulan yaitu paprika (12.236,33), lettuce (9.967,33) dan brokoli (8.272). Paprika memberikan marjin keuntungan yang besar dan potensi pasar domestik maupun ekspor. Berdasarkan hal tersebut, maka paprika dipilih menjadi objek penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pasir Langu merupakan sentra paprika terbesar di Indonesia dengan luas area produksi 24 hektar.

Anggota rantai pasokan paprika adalah petani, pengumpul, pedagang, pemasok supermarket, hotel dan restauran serta eksportir. Entitas rantai pasokan terdiri dari produk, pasar, stakeholder dan kemitraan. Pasar paprika yaitu pasar domestik (kota-kota besar di Indonesia) dan pasar luar negeri (Singapura). Stakeholder yang terlibat terdiri dari pemasok bibit dan sarana produksi, petani, pengumpul, packaging house, eksportir dan retailer. Sedangkan kemitraan yang terbangun adalah berupa kelompok tani dan mitra beli antara pengumpul dengan eksportir.

Analisis nilai tambah dilakukan terhadap petani, bandar paprika dan koperasi. Hasil penghitungan menyatakan bahwa petani anggota koperasi memperoleh nilai tambah lebih besar yaitu 42 persen dibandingkan dengan petani non anggota koperasi yaitu 31 persen. Koperasi memperoleh nilai tambah jauh lebih kecil yaitu 5,3 persen dibandingkan dengan bandar paprika yaitu 24 persen.

Sistem rantai pasokan paprika yang dapat dibangun adalah dengan mensinergiskan antara rantai pasokan primer dan rantai pasokan sekunder. Rantai pasokan primer terdiri dari petani, koperasi, bandar, retailer, packaging house, eksportir dan pedagang pasar tradisional. Sedangkan anggota rantai pasokan sekunder terdiri dari pemasok input (nutrisi, benih, media tanam dan pestisida), pemerintah, Balai Penelitian Sayuran, Perbankan, perusahaan swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan perguruan tinggi.

Page 3: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN

DATARAN TINGGI DI JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

FERI SETYAWAN

H241004012

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN

DATARAN TINGGI DI JAWA BARAT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

FERI SETYAW AN

H24104012

Menyetujui, Januari 2009

Heti Mulyati, S.TP, MT Alim Setiawan S, S.TP Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc Ketua Departemen

Tanggal Ujian : 8 Januari 2009 Tanggal Lulus :

Page 5: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

iii

RIWAYAT HIDUP

Feri Setyawan dilahirkan di Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 28

Februari 1986. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara pasangan

Suwandi dan Sri Achyati.

Pada tahun 1992, penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-

kanak Cokroaminoto, lalu dilanjutkan ke Sekolah Dasar Lengkong 5. Tahun

1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Negeri 1 Banjarnegara, kemudian tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Banjarnegara dan masuk dalam program

studi Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2004, penulis diterima sebagai

mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor

(USMI).

Penulis pernah menjabat sebagai asisten dosen mata kuliah Pendidikan

Agama Islam. Penulis aktif dalam mengikuti lomba dan kegiatan ilmiah seperti

Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM). Penulis juga aktif dalam organisasi intra

kampus, diantaranya sebagai staf Departemen Keuangan dan Kewirausahaan

Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, sekretaris umum Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM), Ketua

BEM FEM, serta sebagai Koordinator Kementerian BEM Keluarga Mahasiswa

IPB. Penulis juga aktif pada berbagai aktivitas kepanitiaan baik di dalam maupun

di luar kampus.

Page 6: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT berkat Rahmat

dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Rantai

Pasokan Sayuran Unggulan Dataran Tinggi di Jawa Barat” . Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur rantai pasokan sayuran unggulan

dataran tinggi dan memberikan solusi alternatif rantai pasokan yang dapat

diterapkan di Jawa Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT selaku dosen pembimbing I dan Bapak Alim

Setiawan S, S.TP selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan dan sumbangan pemikiran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan koreksi yang sangat bermanfaat dalam

penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Dr.Anas D Susila, Dr. Nikardi Gunadi, Sutardi SE, Bapak Arif dan

Bapak Chepi yang telah banyak memberikan bantuan dalam pelaksanaan

penelitian ini.

4. Bapak Ermis, Deden, Pepen, Ibu Darwilah dan semua pengurus koperasi Mitra

Sukamaju yang telah banyak memberikan bantuan dalam pelaksanaan

penelitian ini.

5. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan doa, semangat serta

keteladanan demi kelancaran dan kesuksesan anak-anaknya.

7. Rekan-rekan di Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB yang

telah sama-sama berjuang meniti susah dan senangnya menjadi mahasiswa.

Page 7: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

v

8. Teman-teman di Program Pembinaan Sumberdaya Manusia Strategis yang

telah sama-sama belajar dan berjuang untuk menjadi pemimpin masa depan

Indonesia.

9. Teman-teman Manajemen 41 yang telah memberikan dukungan yang tidak

dapat digantikan dengan apapun.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari penulisan ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat

memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

seluruh pihak yang membutuhkan informasi dalam skripsi ini.

Bogor, Januari 2009

Penulis

Page 8: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK *

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 4 1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6 2.1. Rantai Pasokan .................................................................................... 6 2.2. Manajemen Rantai Pasokan ................................................................ 7 2.3. Manajemen Rantai Pasokan Agroindustri ........................................... 9 2.4. Kemitraan dalam Manajemen Rantai Pasokan ................................... 10 2.5. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 11 III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 13 3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 13 3.2. Tahapan Penelitian .............................................................................. 15 3.3. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 16

3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 16 3.5. Metode Penarikan Sampel ................................................................... 17 3.6. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 18

3.6.1 Metode Perbandingan Eksponensial ......................................... 18 3.6.2 Analisis Model Rantai Pasokan ................................................ 20 3.6.3 Analisis Nilai Tambah .............................................................. 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 22 4.1. Pemilihan Produk Unggulan ............................................................... 22

4.2. Analisis Kondisi Rantai Pasokan Paprika .......................................... 24 4.2.1. Gambaran Umum Lokasi dan Budidaya Paprika ..................... 24 4.2.2. Struktur Rantai Pasokan ............................................................ 31 4.2.3. Sasaran Rantai Pasokan ............................................................ 39 4.2.4. Manajemen Rantai Pasokan ...................................................... 41 4.2.5. Sumber Daya Rantai Pasokan ................................................... 44 4.2.6. Proses Bisnis Rantai Pasokan ................................................... 46

Page 9: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

vii

4.3. Analisis Nilai Tambah......................................................................... 51 4.3.1. Analisis Nilai Tambah Petani ................................................... 52 4.3.2. Analisis Nilai Tambah Koperasi .............................................. 54 4.3.3. Analisis Nilai Tambah Bandar ................................................. 55

4.4. Sistem Rantai Pasokan Paprika ........................................................... 56

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 60

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 60 5.2. Saran .................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62

LAMPIRAN ................................................................................................... 64

Page 10: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

viii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Total produksi, impor dan ekspor komoditi sayuran di Indonesia tahun 2002-2006. ............................................................................................. 2 2. Kebutuhan, sumber data, jenis data, metode pengumpulan, dan analisis data .......................................................................................................... 17 3. Variabel input, input nilai tambah ........................................................... 21 4. Skor rata-rata MPE sayuran unggulan dataran tinggi ............................. 22 5. Anggota rantai pasokan paprika ........................................................... 35 6. Kriteria paprika ....................................................................................... 36 7. Nilai penjualan paprika Koperasi Mitra Sukamaju ................................. 40 8. Kriteria pemilihan mitra .......................................................................... 41 9. Perhitungan nilai tambah untuk petani anggota koperasi ...................... . 53 10. Perhitungan nilai tambah untuk petani non anggota koperasi ................. 53 11. Perhitungan nilai tambah untuk Koperasi Mitra Sukamaju..................... 54 12. Perhitungan nilai tambah untuk bandar .................................................. 56

Page 11: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Rantai pasokan ....................................................................................... 7 2. Rantai pasokan ...................................................................................... 7 3. Skema rantai pasokan pertanian ............................................................ 10 4. Kerangka pemikiran penelitian ............................................................. 14

5. Tahapan penelitian ................................................................................ 15 6. Budidaya paprika .................................................................................. 26 7. Model rantai pasok paprika di Desa Pasir Langu ................................. 32 8. Pola distribusi paprika di Desa Pasir Langu ......................................... 48 9. Sistem rantai pasokan paprika .............................................................. 57

Page 12: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1. Kuesioner ................................................................................................................ 64 2. Perhitungan MPE ................................................................................. 68 3. Perhitungan nilai tambah petani anggota koperasi .............................. 75

4. Perhitungan nilai tambah petani non anggota koperasi ......................... 76 5. Perhitungan nilai tambah Koperasi Mitra Sukamaju ............................ 77 6. Perhitungan nilai tambah bandar .......................................................... 78

Page 13: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengamatan empiris menunjukkan bahwa pertanian merupakan

sektor yang sangat penting dan menjadi tulang punggung perekonomian

negara. Pertanian tidak hanya menyediakan kebutuhan pangan penduduk,

tetapi juga sebagai sumber pendapatan devisa dan mendorong

pertumbuhan industri nasional (Pambudy, 2007). Kontribusi devisa sektor

pertanian di Indonesia dalam Total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar

13 persen terhadap nilai PDB nasional pada tahun 2006 dan meningkat

pada catur wulan I tahun 2007 menjadi 13,7 persen berdasarkan harga

konstan (Badan Pusat Statistik, 2008)

Sektor pertanian di Indonesia terdiri atas lima sub sektor, yaitu (1)

sub sektor tanaman bahan makanan mencakup komoditas padi, palawija,

sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lainnya, (2) sub sektor tanaman

perkebunan mencakup komoditas hasil perkebunan rakyat dan perusahaan

perkebunan, (3) sub sektor peternakan dan hasil hasilnya mencakup semua

kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak dan unggas, (4) sub sektor

kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil

hutan, (5) sub sektor perikanan mencakup kegiatan penangkapan,

pembenihan, dan budidaya ikan dan biota air.

Hortikultura sebagai salah satu komoditas pertanian memberikan

peningkatan kontribusi pada nilai PDB nasional berdasarkan harga konstan

sebesar Rp 35,34 milyar pada tahun 2000 menjadi Rp 68,64 milyar pada

tahun 2006. Rata-rata pertumbuhan PDB hortikultura per tahun mencapai

4,6 persen. Komoditas hortikultura yang memiliki prospek di masa depan

adalah sayuran. Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan sayuran dalam

negeri dengan produksi dalam negeri dan sebagian diimpor. Total

produksi, impor dan ekspor komoditas sayuran di Indonesia ditunjukkan

dalam Tabel 1.

Page 14: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

2

Tabel 1. Total produksi, impor dan ekspor komoditas sayuran di Indonesia tahun 2002-2006.

Tahun Produksi (Ton) Ekspor (Ton) Impor (Ton)

2002 7.144.745 105.243 297.032

2003 8.574.870 120.500 343.935

2004 9.059.676 107.493 441.944

2005 9.101.987 152.658 508.324

2006 9.527.463 236.225 550.437 Sumber : Departemen Pertanian dan BPS (2008)

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah produksi komoditi sayuran

pada rentang tahun 2002-2006 mengalami peningkatan rata-rata sebesar

7,8 persen per tahun, sedangkan jumlah komoditi sayuran yang diekspor

mengalami trend kenaikan sebesar 20 persen. Namun demikian, Indonesia

masih mengimpor sayuran dalam jumlah yang besar terutama dari China,

Taiwan dan Jepang. Distribusi sayururan dalam negeri yang tidak merata,

jumlah pasokan yang masih kurang dan lemahnya manajemen rantai

pasokan menyebabkan jumlah sayuran yang diimpor masih tinggi. Oleh

karena itu diperlukan manajemen rantai pasokan yang baik untuk dapat

mendistribusikan sayuran dengan merata, efektif dan efisien.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil hortikultura

terbesar di Indonesia. Produksi hortikultura khususnya sayuran di Jawa

Barat mencapai 3,1 juta ton per tahunnya dari 23 jenis sayuran yang

dibudidayakan. Luas areal tanaman sayuran di Jawa Barat mencapai

1,1 juta Ha dan tingkat optimalisasi pemanfaatan lahan baru mencapai

75 persen (Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2007).

Potensi luas panen sayuran di Jawa Barat lebih terkonsentrasi pada

beberapa daerah. Menurut Bank Indonesia (2007), konsentrasi luas panen

sayuran dengan pangsa lebih dari 10% terdapat di Kabupaten Bandung dan

Garut (sayuran dataran tinggi) Sumedang (sayuran dataran tinggi dan

rendah) serta Bekasi (sayuran dataran rendah). Lima Kabupaten dengan

pangsa lebih dari 5% terdapat di Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur,

Sukabumi, Bogor (sayuran dataran tinggi) dan Cirebon (sayuran dataran

Page 15: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

3

rendah). Dataran tinggi Jawa Barat (Bandung, Garut, Bogor, Cianjur dan

Tasikmalaya) terletak pada daerah agroklimat basa dengan rata-rata bulan

basah 8-10 bulan dengan curah hujan rata-rata per tahun lebih dari 2000

mm, sehingga kawasan ini cocok untuk pertumbuhan dan produksi sayuran

dataran tinggi antara lain paprika, brokoli, lettuce, pakcoy, sawi, kentang,

wortel, kubis, dan lain-lain (Dinas Pertanian Jawa Barat, 2006). Hal ini

sejalan dengan observasi lapang dan opini pakar,bahwa sayuran dataran

tinggi di Jawa Barat yang potensial untuk dikembangkan adalah paprika,

brokoli, kubis bunga, lettuce, pakcoy, kentang, kol dan wortel.

Peningkatan daya saing sayuran sangat penting, karena sampai saat

ini masih terkendala dalam jaminan kesinambungan atas kualitas produk,

jumlah pasokan yang masih kurang, dan ketepatan waktu pengiriman.

Penyebab lainnya adalah belum efektif dan efisiennya kinerja rantai

pasokan sayuran di Indonesia. Menurut Morgan et al., (2004) kendala

utama dalam rantai pasokan sayuran adalah perencanaan, sosialisasi,

pengiriman dan ekspektasi. Oleh karena itu, manajemen rantai pasokan

(MRP) memegang peranan penting dan perlu dilakukan dengan baik.

Selain itu, produk pertanian secara umum mempunyai karakteristik

antara lain : (1) produk mudah rusak, (2) budidaya dan pemanenan sangat

tergantung iklim dan musim, (3) kualitas bervariasi dan (4) bersifat kamba,

beberapa produk sangat sulit diangkut dan dikelola sebab ukuran dan

kompleksitas produk. Empat faktor ini perlu dipertimbangkan dalam

merancang dan menganalisis manajemen rantai pasokan produk pertanian.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk dapat

merancang dan menganalisis manajemen rantai pasokan berbasis

pertanian. Dengan demikian kinerja rantai pasokan produk sayuran

diharapkan akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan daya saing

produk sayuran di Indonesia.

Page 16: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

4

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apa saja produk sayuran unggulan dataran tinggi di Jawa Barat ?

2. Bagaimana struktur rantai pasokan produk sayuran unggulan terpilih ?

3. Bagaimana nilai tambah produk sayuran terpilih?

4. Bagaimana alternatif rantai pasokan yang dapat diterapkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memilih produk sayuran unggulan dataran tinggi di Jawa Barat.

2. Mengkaji struktur rantai pasokan produk sayuran terpilih dari dataran

tinggi Jawa Barat.

3. Mengkaji nilai tambah produk sayuran terpilih dari dataran tinggi Jawa

Barat.

4. Memberikan alternatif rantai pasokan sayuran unggulan yang dapat

diterapkan, khususnya di Jawa Barat.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Kajian manajemen rantai pasokan produk sayuran mencakup aliran

barang mulai dari sumber bahan baku (petani) hingga pengiriman produk

ke konsumen. Penelitian difokuskan untuk mengukur nilai tambah produk

sayuran dataran tinggi. Model rantai pasokan yang dikaji terbatas dan

mencakup petani/kelompok tani. Ruang lingkup analisis mencakup :

a. Identifikasi produk sayuran unggulan.

b. Pemetaan struktur rantai pasok komoditas sayuran yang dipilih dengan

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE).

c. Analisis nilai tambah pada anggota rantai pasok sayuran yang dipilih.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Penulis

Meningkatkan kemampuan penulis dalam mengidentifikasi masalah,

menganalisis dan menemukan solusi sebagai perwujudan dari aplikasi

ilmu yang diperoleh.

Page 17: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

5

2. Petani, Bandar dan Koperasi

Penelitian ini dapat memberikan evaluasi dan masukan mengenai

kinerja manajemen rantai pasokan sayuran unggulan dataran tinggi.

Dengan demikian manajemen rantai pasokan sayuran dataran tinggi di

masa depan akan lebih baik.

3. Ilmu Pengetahuan

Penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, dan referensi penelitian khususnya

manajemen rantai pasokan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan penelitian selanjutnya.

Page 18: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rantai Pasokan

Chopra dan Meindl (2004) menyatakan bahwa rantai pasokan

melibatkan seluruh bagian, baik secara langsung atau tidak langsung,

untuk memenuhi permintaan konsumen. Rantai pasokan tidak hanya

berkaitan dengan manufaktur dan pemasok, tetapi juga melibatkan

transportasi, gudang, retailer, dan pelanggan itu sendiri. Tujuan dari

rantai pasok adalah memaksimalkan keseluruhan nilai. Keseluruhan nilai

rantai pasok adalah perbedaan diantara nilai dari produk akhir terhadap

pelanggan dan upaya rantai pasokan dalam memenuhi permintaan

pelanggan.

Ballou (2004) menyatakan rantai pasokan mencakup semua

aktivitas (transportasi, pengendalian persediaan, dan sebagainya) yang

membutuhkan waktu disepanjang jaringan untuk mengubah bahan baku

menjadi barang jadi serta informasi yang diteruskan ke pelanggan akhir

dan memiliki nilai tambah bagi pelanggan. Rantai pasok adalah cara

untuk menghasilkan nilai sehingga mencapai keunggulan bersaing, yaitu

nilai untuk pelanggan dan pemasok di dalam perusahaan, serta nilai

untuk stakeholder perusahaan.

Menurut Heizer dan Render (2004) rantai pasokan mencakup

seluruh interaksi antara pemasok, manufaktur, distributor dan pelanggan.

Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi, penjadwalan,

transfer kredit, dan tunai serta transfer bahan baku antara pihak-pihak

yang terlibat. Rantai pasokan menurut Heizer dan Render dapat dilihat

pada Gambar 1.

Siagian (2005) menyatakan bahwa rantai pasokan berkaitan

langsung dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang

dan distribusi kemudian sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan

kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi,

pengurangan biaya, dan kecepatan meraih pasar dengan penekanan pada

Page 19: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

7

rantai pasokan. Rantai pasokan menurut Siagian (2005) dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 1. Rantai Pasokan (Heizer dan Rander, 2004)

Gambar 1. Rantai pasokan (Heizer dan Render, 2004)

Gambar 2. Rantai pasokan (Siagian, 2005)

2.2. Manajemen Rantai Pasokan

Menurut Russell dan Taylor (2003), manajemen rantai pasokan

mengatur aliran barang dan jasa serta informasi yang diteruskan ke

pesanan untuk mencapai tingkat keselarasan atau sinkronisasi dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan. Masing-masing segmen dari rantai

pasokan diatur secara terpisah (berdiri sendiri) yang lebih fokus pada

Pelanggan Persediaan Perusahaan Distributor Pemasok

- Arus Informasi - Arus Penjadwalan - Arus Kas - Arus Pesanan

- Arus Kredit - Arus Bahan Baku

Informasi Penjadwalan

Arus Kas

Arus Persediaan

Arus Kreatif

Arus Bahan Baku

Pemasok

Pemasok

Pemasok

Perusahaan Manufaktur

Konsumen

Konsumen

Konsumen Distributor

Persediaan

Persediaan

Page 20: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

8

tujuannya masing-masing. Rantai pasokan mencakup semua aktiftas yang

berhubungan dengan aliran transformasi barang dan jasa dari bahan baku

menjadi barang jadi kepada pelanggan. Tujuan dari rantai pasokan

adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan. Rantai pasokan mencakup

empat proses penting, yaitu memperoleh pesanan pelanggan,

memperoleh bahan baku, dan komponen pendukung dari pemasok,

memproduksi pesanan dan memenuhi pesanan pelanggan.

Heizer dan Render (2004) mendefinisikan manajemen rantai

pasok sebagai pengintegrasian aktifitas pengadaan bahan dan pelayanan,

pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta

pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup kegiatan

pembelian dan outsourcing, ditambah fungsi lain yang penting bagi

hubungan pemasok dan distributor.

Mentzer (2004) mendefinisikan manajemen rantai pasok sebagai

strategi manajemen dari seluruh fungsi bisnis yang meliputi beberapa

aliran hulu atau hilir, untuk beberapa aspek pada sistem rantai pasokan.

Ma’arif dan Tanjung (2006) menyatakan manajemen rantai pasokan

adalah perluasan dari manajemen logistik. Kegiatan manajemen logistik

mencakup perusahaan, pemasok, dan pelanggan. Sedangkan cakupan

manajemen rantai pasokan lebih luas dari pada manajemen logistik, yaitu

antara pemasok, perusahaan sendiri, pelanggan, grosir dan pengecer yang

diintegrasikan agar lebih efisien.

Simichi-Levi et al., (2000) menyatakan manajemen rantai

pasokan sebagai sebuah pendekatan yang diterapkan untuk menyatukan

pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya

(distributor, retailer, dan pengecer) secara efisien sehingga produk dapat

dihasilkan dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat, lokasi yang

tepat, dan waktu yang tepat untuk menurunkan biaya dan memenuhi

kebutuhan pelanggan. Definisi tersebut didasarkan atas beberapa hal :

a. Manajemen rantai pasok perlu mempertimbangkan bahwa semua

kegiatan mulai dari pemasok, manufaktur, gudang, distributor,

Page 21: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

9

retailer, sampai ke pengecer berdampak pada biaya produk yang

diproduksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

b. Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah agar total biaya dari

semua bagian, mulai dari transportasi dan distribusi, persediaan bahan

baku, barang dalam proses, dan barang jadi menjadi lebih efektif dan

efisien sehingga mengurangi biaya.

c. Manajemen rantai pasokan berputar pada integrasi yang efisien dari

pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retailer, dan pengecer yang

mencakup semua aktivitas perusahaan, mulai dari tingkat strategis

sampai tingkat taktik operasional.

Siagian (2005) menyatakan terdapat dua hal penting dalam

manajemen rantai pasokan. Pertama, manajemen rantai pasokan adalah

kolaborasi usaha bersama antar setiap bagian atau proses dalam siklus

produk. Kedua, manajemen rantai pasokan harus mencakup seluruh

kegiatan siklus produk. Ruang lingkup manajemen rantai pasokan

meliputi :

a. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi

barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan

pelanggan termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran

informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.

b. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan

barang prduksi.

2.3. Manajemen Rantai Pasok Agroindustri

Manajemen rantai pasok adalah keterpaduan antara

perencanaan, koordinasi dan kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis

dalam rantai pasok untuk menghantarkan nilai superior dari konsumen

dengan biaya termurah kepada pelanggan. Rantai pasok lebih

ditekankan pada seri aliran bahan dan informasi, sedangkan manajemen

rantai pasok menekankan pada upaya memadukan kumpulan rantai

pasok (Vorst, 2002). Pada tingkat agroindustri, manajemen rantai pasok

memberikan perhatian pada pasokan, persediaan dan transportasi

pendistribusian.

Page 22: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

10

Pem

angk

u K

epen

ting

an

lain

nya

Konsumen

Distributor

Agroindustri

Petani/Pemasok

Menurut Austin (1992) agroindustri menjadi pusat rantai

pertanian yang berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah

produk pertanian di pasar. Agroindustri membutuhkan pasokan bahan

baku yang berkualitas dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 3 merupakan aliran produk di setiap tingkatan rantai pasok

dalam konteks jejaring rantai pasok pertanian menyeluruh. Setiap

perusahaan diposisikan dalam sebuah titik dalam lapisan jejaring.

Gambar 3. Skema rantai pasokan pertanian (Sumber:Vorst, 2002)

2.4. Kemitraan dalam Manajemen Rantai Pasokan

Menurut Lau, Pang, Wong (2002) kemitraan di antara anggota

rantai pasokan dilakukan untuk menjamin kualitas produk dan

keefektifan rantai pasokan yang selanjutnya akan mencapai hasil

optimal. Pengembangan rantai pasokan yang efektif dilakukan melalui

beberapa tahap. Pertama, memilih kelompok pemasok berdasarkan

reputasi industri dan transaksi sebelumnya tentang harga dan kualitas

melalui program penilai pemasok. Proses ini dilakukan untuk

mendapatkan pemasok terbaik dalam industri yang menjamin kualitas

pasokan.

Kedua, memilih pemasok yang memiliki manajemen rantai

pasokan berhubungan erat dengan strategi perusahaan. Langkah ini

akan meminimalkan konflik target strategis dengan para mitra.

Kemitraan rantai pasokan bersifat jangka panjang dan merupakan

Page 23: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

11

keputusan penting yang membutuhkan komitmen semua pihak. Ketiga,

membentuk kemitraan rantai pasokan melalui negosiasi dan kompromi.

Tahap keempat, membangun saluran untuk menjamin pengetahuan

tentang informasi produksi yang diberikan tepat waktu melalui

perjanjian teknologi. Manajemen rantai pasokan harus menjamin

ketepatan waktu, efektivitas biaya, dan sistem informasi yang

komperhensif untuk menyediakan data yang dibutuhkan dalam

membuat keputusan pasokan yang optimal. Terakhir, sistem monitoring

dikembangkan untuk memantau kinerja mitra. Proses ini dimaksudkan

untuk memelihara hubungan dengan pemasok dalam menjamin

administrasi yang layak dari pengendalian logistik yang efisien.

2.5. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan

manajemen rantai pasokan yaitu sebagai berikut :

1. Adriansyah (2005) meneliti manajemen rantai penyediaan barang

bagian hulu produksi susu pasteurisasi di Koperasi Paternakan

Bandung Selatan (KPBS). Hasil yang diperoleh yaitu kontinuitas

produksi, efisiensi dan produktifitas sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan bahan baku utama dan bahan baku penolong pada

KPBS.

2. Ritonga (2005) meneliti analisis pemasaran kentang dengan

pendekatan MRP di kota Semarang, Jawa Tengah. Metode yang

digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pola rantai pasokan dan

analisis rantai nilai dengan pendekatan marjin pemasaran. Hasil dari

penelitian ini adalah alur rantai pasokan yang paling efektif adalah

kentang dari petani dikumpulkan di pengumpul, kemudian dibawa ke

pasar grosir, pasar tradisional yang akhirnya sampai ke tangan

konsumen. Pola rantai pasokan yang paling efektif dilihat dari total

marjin yang menurun sehingga petani memperoleh marjin yang

paling besar.

3. Ana Oktiya (2006) meneliti analisis rantai pasokan terhadap

produktifitas di UKM keramik Klampok Banjarnegara. Penulis

Page 24: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

12

menyatakan bahwa MRP berpengaruh nyata terhadap produktivitas

UKM Kramik Kelampok Banjarnegara. Model MRP di UKM

Keramik Banjarnegara terdiri dari beberapa anggota yaitu pemasok,

UKM/produsen, pengepul barang ekspor dan pelanggan. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa dari beberapa elemen MRP yang

berpengaruh signifikan terhadap produktifitas adalah kerjasama.

4. Susiyana (2005) meneliti analisis rantai persediaan komoditas jeruk

medan. Metode yang dilakukan adalah analisis deskriptif, marjin

pemasaran dan elastisitas transmisi harga.

5. Irmawati (2007) meneliti pengaruh manajemen rantai pasokan

terhaap kinerja di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Alat analisis yang

digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). Hasil

penelitian menyatakan bahwa variabel perencanaan pemasaran yang

melibatkan semua anggota rantai pasokan memberikan pengaruh

terbesar pada strategi manajemen rantai pasokan perusahaan.

Variabel kepuasan pelanggan memberikan pengaruh terbesar

terhadap kinerja perusahaan.

Page 25: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

13

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Sayuran dataran tinggi memiliki potensi pengembangan pasar

domestik dan ekspor yang sangat baik. Oleh karena itu, diperlukan daya

saing yang kuat untuk mengoptimalkan potensi sayuran dataran tinggi.

Produk sayuran di Indonesia masih terkendala dalam jaminan

kesinambungan kualitas produk, jumlah pasokan yang masih kurang, dan

ketepatan waktu pengiriman. Penyebab lainnya adalah belum efektif dan

efisiennya kinerja rantai pasokan komoditi sayuran dataran tinggi di

Indonesia. Oleh karena itu, manajemen rantai pasok memegang peranan

penting dan perlu dilakukan dengan baik untuk mengatasi hal tersebut.

Pemilihan jenis komoditas produk hortikultura dilakukan untuk

membatasi lingkup kajian manajemen rantai pasokan yang luas dan jenis

produk sayuran yang sangat banyak. Pemilihan produk hortikultura

sayuran dataran tinggi menggunakan metode perbandingan eksponensial

(MPE) dengan cara wawancara dan konsultasi dengan pakar.

Sayuran dataran tinggi terpilih diidentifikasi struktur rantai

pasokannya, untuk mengetahui masalah-masalah yang sering muncul

dalam manajemen rantai pasokan. Kegiatan manajemen rantai pasokan

merupakan bagian kegiatan dari rantai nilai (value chain) sehingga

perbaikan manajemen rantai pasokan akan berimplikasi positif pada rantai

nilai tambah. Rantai nilai yang efektif akan memicu keunggulan nilai

(value advantage) dan keunggulan produksi (productivity advantage) yang

pada akhirnya meningkatkan keunggulan kompetitif. Kerangka pemikiran

penelitian ditunjukkan dalam Gambar 4.

Page 26: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

14

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

Permasalahan sayuran di Indonesia

Merumuskan strategi rantai pasokan sayuran terpilih

Analisis nilai tambah anggota rantai pasok

Sistem manajemen rantai pasokan sayuran dataran tinggi

Identifikasi struktur rantai pasokan sayuran terpilih

Nilai strategis sayuran dataran tinggi

Identifikasi sayuran unggulan dataran tinggi

Analisis kondisi rantai pasok sayuran dataran tinggi terpilih

Keunggulan kompetitif

Keunggulan nilai Keunggulan produksi

Page 27: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

15

3.2. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Tahapan penelitian

Identifikasi minat penelitian

Pemilihan topik penelitian Studi pustaka dan diskusi

Penentuan topik penelitian

Perumusan Masalah 1. Apa saja produk sayuran unggulan dataran tinggi di Jawa Barat? 2. Bagaimana struktur rantai pasok produk sayuran unggulan terpilih di Jawa Barat? 3. Berapa nilai tambah produk sayuran unggulan terpilih di jawa Barat? 4. Bagaimana alternatif rantai pasok yang dapat diterapkan?

Rancangan Pengumpulan Data Identifikasi kebutuhan data, metode pengumpulan data, dan pemilihan teknik analisis data

-Studi pendahuluan -Studi pustaka -Opini pakar

Penyusunan desain riset

Pengumpulan data lapangan - Observasi dan wawancara - Pengisian kuesioner

Pengolahan Data - Tabulasi data dan informasi - Identifikasi model rantai pasokan

- Pemilihan produk unggulan ---(MPE) - Analisis rantai pasokan---analisis deskriptif

- Analisis nilai tambah--metode Hayami

Kesimpulan dan Saran

Pra penelitian

Pengumpulan data

Analisis data

Page 28: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

16

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sentra produksi paprika di Desa Pasir

Langu, Koperasi Mitra Sukamaju dan Bandar Paprika yang berada di

sekitar Cisarua, Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan mulai bulan

Agustus – September 2008.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah

data yang diperoleh langsung dengan cara observasi atau pengamatan,

wawancara, pengisian kuesioner, dan opini pakar. Data sekunder diperoleh

dari studi pustaka, internet, jurnal dan dokumen-dokumen pendukung

lainnya.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Observasi, yaitu pengamatan langsung objek penelitian dengan tujuan

untuk memahami kondisi petani, koperasi dan bandar paprika yang

sebenarnya.

2. Wawancara dilakukan kepada pihak pihak yang terkait dengan topik

penelitian yaitu petani, koperasi, bandar, pakar dari Balai Penelitian

Sayuran (Balitsa) .

3. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pihak-pihak

terkait dengan topik penelitian. Daftar kuesioner dapat dilihat dalam

Lampiran 1.

4. Opini pakar (expert opinion) merupakan data yang diperoleh dari para

pakar yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, dan pihak-pihak

terkait lainnya.

Page 29: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

17

Kebutuhan, sumber data, jenis data, metode pengumpulan, dan analisis

data dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan, sumber data,jenis data, metode pengumpulan, dan analisis data

No Tujuan penelitian

Jenis data Sumber data Metode Analisis data

1 Memilih produk sayuran unggulan

- Primer - Sekunder

- Dosen IPB - Manajer kemitraan Saung Mirwan - Peneliti Balitsa - Ketua Koperasi Mitra Sukamaju

- Wawancara - Kuesioner - Studi pustaka

Metode perbandingan eksponensial (MPE)

2 Mengkaji struktur rantai pasok produk sayuran terpilih

- Primer - Sekunder

- Petani paprika - Bandar paprika - Koperasi Mitra Sukamaju - Eksportir

- Wawancara - Kuesionr

Metode deskriptif

3 Mengukur nilai tambah produk sayuran terpilih

- Primer - Petani paprika - Koperasi - Bandar

Wawancara Metode Hayami

4 Alternatif rantai pasok yang dapat diterapkan

- Primer - Sekunder

- Balitsa - Koperasi Mitra Sukamaju - Eksportir

Wawancara Studi pustaka

Metode deskriptif

3.5. Metode Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability

sampling, yaitu judgement sampling. Responden yang digunakan untuk

mengetahui manajemen rantai pasokan sayuran dataran tinggi terdiri dari

petani, tengkulak, prosesor/koperasi dan pakar. Pakar berperan dalam

memberikan penilaian terhadap permasalahan yang ada dan menentukan

produk sayuran unggulan yang dipilih. Sedangkan petani, koperasi dan

tengkulak dijadikan responden karena dianggap mewakili dan mengetahui

keadaan usaha terutama mengenai rantai pasok yang terjadi. Jumlah

responden pakar untuk menentukan sayuran unggulan dan kriteria

pemilihannya adalah empat orang pakar yang terdiri dari tiga orang dosen

IPB, satu orang (manajer kemitraan) Saung Mirwan. Jumlah pakar dalam

MPE adalah tiga orang yaitu satu dosen IPB, peneliti Balitsa dan Ketua

Koperasi Mitra Sukamaju. Identifikasi rantai pasok dan analisis nilai

Page 30: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

tambah melibatkan responden yang terdiri da

4 bandar paprika, dan 11 karyawan Koperasi Mitra Sukamaju.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan metode perbandingan

eksponensial, analisis deskriptif dan metode hayami. Metode perbandinga

eksponensial digunakan untuk memilih produk sayuran unggulan dataran

tinggi. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui model rantai

pasokan. Metode hayami digunakan untuk menghitung nilai tambah pada

petani, koperasi dan bandar.

3.6.1. Metode Perban

Pemilihan produk unggul

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). MPE merupakan

salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan

dengan kriteria jamak

individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun

model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.

Formulasi perhitungan skor untu

TNi = Total nilai alternatif ke

RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke

TKK j = derajat kepentingan kritera keputusan ke

n = jumlah pilihan keputusan

m = jumlah kriteria keputusan

Data diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara terhadap

pihak yang ahli dalam bidang sayuran dataran tinggi.

berpengaruh dalam pemilihan sayuran unggulan dataran tinggi

dengan menggunakan metod

wawancara mendalam (

tiga orang dosen IPB dan

didapatkan dari masing

tambah melibatkan responden yang terdiri dari 12 orang petani paprika,

4 bandar paprika, dan 11 karyawan Koperasi Mitra Sukamaju.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan metode perbandingan

eksponensial, analisis deskriptif dan metode hayami. Metode perbandinga

eksponensial digunakan untuk memilih produk sayuran unggulan dataran

tinggi. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui model rantai

pasokan. Metode hayami digunakan untuk menghitung nilai tambah pada

petani, koperasi dan bandar.

Metode Perbandingan Eksponensial

Pemilihan produk unggulan dan alternatif pemasok dilakukan

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). MPE merupakan

salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan

dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi

individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun

model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.

Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam MPE

........................................................(1)

= Total nilai alternatif ke -i

= derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i

= derajat kepentingan kritera keputusan ke-j; TKK j

= jumlah pilihan keputusan

= jumlah kriteria keputusan

Data diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara terhadap

pihak yang ahli dalam bidang sayuran dataran tinggi.

berpengaruh dalam pemilihan sayuran unggulan dataran tinggi

gunakan metode Delphi. Dalam hal ini, peneliti melakukan

mendalam (in deph interview) terhadap pakar yang terdiri dari

tiga orang dosen IPB dan manajer kemitraan Saung Mirwan. Kriteria yang

didapatkan dari masing-masing pakar tersebut dikumpulkan dan disusun

18

ri 12 orang petani paprika,

4 bandar paprika, dan 11 karyawan Koperasi Mitra Sukamaju.

Pengolahan dan analisis data menggunakan metode perbandingan

eksponensial, analisis deskriptif dan metode hayami. Metode perbandingan

eksponensial digunakan untuk memilih produk sayuran unggulan dataran

tinggi. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui model rantai

pasokan. Metode hayami digunakan untuk menghitung nilai tambah pada

an dan alternatif pemasok dilakukan

menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). MPE merupakan

salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan

nakan sebagai pembantu bagi

individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun

model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.

k setiap alternatif dalam MPE adalah:

.......................................(1)

j pada pilihan keputusan i

> 0; bulat

Data diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara terhadap

pihak yang ahli dalam bidang sayuran dataran tinggi. Kriteria yang

berpengaruh dalam pemilihan sayuran unggulan dataran tinggi diperoleh

. Dalam hal ini, peneliti melakukan

kar yang terdiri dari

manajer kemitraan Saung Mirwan. Kriteria yang

dikumpulkan dan disusun

Page 31: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

19

oleh peneliti menjadi kriteria penilaian MPE. Selanjutnya, peneliti

membawa kembali hasil kriteria yang telah diperoleh untuk dikonfirmasi

dan dikoreksi.

Kesimpulan yang diperoleh menghasilkan delapan pilihan sayuran

unggulan. Sayuran tersebut memiliki potensi pengembangan pasar yang

baik dan memberikan marjin keuntungan yang tinggi. Kedelapan sayuran

tersebut adalah kubis bunga, wortel, kol, pakcoy, kentang, brokoli, lettuce,

dan paprika. Selain itu, kesimpulan yang terkait dengan kriteria keputusan

dalam memilih sayuran unggulan dataran tinggi diperoleh sembilan kriteria

yaitu :

a. Ketersediaan bibit

Ketersediaan bibit merupakan faktor yang sangat penting dalam

budidaya sayuran. Tanpa adanya pasokan bibit yang lancar maka

budidaya sayuran akan terganggu. Bobot untuk ketersediaan bibit

adalah 5.

b. Ketersediaan sarana produksi

Sarana produksi merupakan semua hal yang diperlukan dalam budidaya

sayuran selain bibit. Sarana produksi meliputi alat-alat pengolah lahan,

sarana tanam, pupuk dan alat-alat lainnya. Bobot untuk ketersediaan

sarana produksi adalah 4.

c. Kualitas produk

Kualitas produk merupakan faktor utama suatu produk dapat diterima di

pasar. Dalam dunia pertanian kualitas produk sangat ditentukan oleh

kualitas panen, pengangkutan dan penyimpanan. Bobot dari kualitas

produk adalah 3.

d. Kontinuitas

Kontinuitas adalah keberlanjutan produk yang dibudidayakan.

Maksudnya adalah produk tersebut dibudidayakan secara tetap dan

berkala atau hanya bersifat temporer. Bobot dari kontinuitas adalah 5.

e. Ketersediaan produk

Ketersediaan produk sangat dipengaruhi oleh budidaya yang dilakukan

oleh petani. Produk yang ketersediaannya di pasar tidak tetap akan

Page 32: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

20

menyebabkan fluktuasi harga yang seringkali merugikan petani. Bobot

ketersediaan produk adalah 5.

f. Potensi pasar domestik dan ekspor

Potensi pasar domestik dan ekspor dapat dilihat dari seberapa besar

tingkat permintaan pasar dan seberapa besar pemenuhannya. Potensi

pasar juga dapat diukur dari trend permintaan pasar. Bobot untuk

potensi pasar domestik dan ekspor adalah 5.

g. Marjin keuntungan

Marjin keuntungan yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh

tiap-tiap anggota rantai pasok dari petani sampai konsumen institusi.

Bobot untuk marjin keuntungan adalah 5.

h. Risiko

Maksudnya adalah risiko yang dihadapi petani dalam budidaya

komoditas tersebut dan seberapa besar risiko yang mungkin dihadapi

anggota rantai pasokan yang lainnya. Bobot untuk risiko adalah 5.

i. Kemitraan

Kemitraan yang terjalin antara petani dan prosesor, dan peluang

kemitraan yang dapat dikembangkan selanjutnya. Bobot untuk

kemitraan adalah 4.

3.6.2. Analisis Model Rantai Pasokan

Model rantai pasokan dibahas secara deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang didasarkan data deskripsi dari status, keadaan, sikap,

hubungan atau sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek

penelitian. Manajemen rantai pasokan dianalisis menggunakan metode

pengembangan rantai pasok hortikultura yang dicanangkan oleh Asian

Productivity Organization (APO), Jepang.

3.6.3. Analisis Nilai Tambah

Nilai tambah bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang

diperoleh oleh setiap anggota rantai pasokan, yang terdiri atas tenaga kerja,

modal, dan manajemen yang diusahakannya. Besarnya nilai tambah tersebut

dinyatakan secara matematik dengan menggunakan metode Hayami

(Hayami dalam Sudiyono 2002).

Page 33: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

21

Nilai tambah = f {K, B, T, U, H, h, L} .......................................................(2)

K = Kapasitas produksi

B = Bahan baku yang digunakan

T = Tenaga kerja yang digunakan

U = Upah tenaga kerja

H = Harga output

h = Harga bahan baku

L = Nilai input lain (nilai dan semua pengorbanan yang terjadi selama

proses perlakuan untuk menambah nilai)

Perhitungan analisis nilai tambah dengan metode Hayami dijelaskan dalam

Tabel 3.

Tabel 3. Variabel input, output nilai tambah.

No Variabel output, input Nilai 1. Output (Kg/periode) (1) 2. Input bahan baku (Kg/periode) (2) 3. Tenaga kerja langsung (HOK/periode) (3) 4. Faktor konversi (4) = (1)/(2) 5. Konversi tenaga kerja (HOK/Kg) (5) = (3)/(2) 6. Harga produk (Rp/Kg) (6) 7. Upah tenaga kerja per HOK (7) Variabel penerimaan dan keuangan

8. Harga input bahan baku (Rp/Kg) (8) 9. Sumbangan input lainnya (Rp/Kg) (9) 10. Nilai produk (Rp/Kg) (10) = (4) x (6) 11. a. Nilai Tambah (Rp) (11a) = (10) – (9) – (8) b. Rasio nilai tambah (%) (11b) = (11a)/(10) x 100 12. a. Pendapatan tenaga kerja (Rp) (12a) = (5) x (7) b. Pangsa tenaga kerja (%) (12b) = (12a)/(11b)x100 13. a. Keuntungan (Rp) (13a) = (11a) – (12a) b. Persentase keuntungan (%) (13b) = (13a)/(10) x 100 14. Marjin Pemasaran (14) = (10) – (8) a. Pendapatan tenaga kerja (14a) = (12a)/(14) x 100

b. Sumbangan input lain (14b) = (9)/(14) x 100

c. Keuntungan perusahaan (14c) = (13a)/(14) x 100

Sumber : Sudiyono (2002)

Keterangan :

HOK = Hari Orang Kerja

Page 34: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemilihan Produk Unggulan

Berdasarkan opini pakar, sayuran yang dipilih dalam penelitian ini

adalah paprika, brokoli, kubis bunga, lettuce, pakcoy, kentang, kol/kubis,

wortel. Alasannya kedelapan sayuran tersebut tersedia cukup banyak di

Jawa Barat, memiliki potensi pengembangan pasar yang baik dan

memberikan marjin keuntungan yang tinggi. Sedangkan untuk kriteria

pemilihan yaitu: ketersediaan bibit, ketersediaan sarana produksi, kualitas

produk, kontinuitas produk, ketersediaan produk, potensi pasar domestik

dan mancanegara, marjin keuntungan, risiko, kemitraan.

Hasil perhitungan dengan MPE diperoleh rata-rata skor sayuran

unggulan yang dapat dilihat dalam Tabel 4. Perhitungan MPE secara rinci

dapat dilihat dalam Lampiran 2.

Tabel 4. Skor rata-rata MPE sayuran unggulan dataran tinggi Peringkat Jenis sayuran Skor

1 Paprika (Capsicum annuum) 12.234,33* 2 Lettuce (Lactuca sativa L.) 9.967,33 3 Brokoli (Brasica oleraceae cv. Brocolli) 8.272,00 4 Kentang (Solanum tuberosum) 5.582.33 5 Pakcoy (Brasica rapa cv. Pakchoy) 4.947,00 6 Kol/kubis (Brasica oleraceae) 4.413,30 7 Wortel (Daucus Carota) 4.395,33 8 Kubis bunga (Brasica oleraceae cv. Cauliflower) 4.327,00

* sayuran terpilih sebagai objek penelitian

Tiga urutan teratas sayuran unggulan dataran tinggi hasil perhitungan

MPE adalah paprika, lettuce dan brokoli. Paprika (Capsicum annuum)

memilika keunggulan dari segi budidaya, pemasaran dan keuntungan. Dari

segi budidaya, bibit dan sarana produksi paprika mudah diperoleh, dan

kualitas produk yang dihasilkan baik. Dari segi pemasaran, potensi pasar

domestik dan ekspor paprika sangat bagus dan memberikan marjin

keuntungan yang tinggi. Tetapi kualitas produk paprika yang tersedia

susah untuk dikontrol karena paprika merupakan salah satu sayuran yang

memerlukan perawatan khusus.

Page 35: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

23

Sayuran unggulan pada urutan kedua adalah lettuce (Lactuca sativa

L). Sayuran tersebut dipilih karena memberikan marjin keuntungan yang

besar dan potensi pasar domestik maupun mancanegara yang menjanjikan.

Tetapi kualitas dan ketersediaan lettuce masih menjadi masalah dalam

pemenuhan permintaan pasar, terutama pasar mancanegara. Hal ini terjadi

karena belum banyak petani yang mampu membudidayakan lettuce dengan

baik.

Sayuran unggulan pada urutan ketiga yaitu brokoli (Brasica

oleraceae cv. Brocolli). Sayuran ini tidak terlalu menonjol di salah satu

kriteria tetapi baik di semua kriteria. Brokoli sudah banyak dibudidayakan

oleh petani-petani dataran tinggi, keuntungan yang didapatkan pun cukup

tinggi dan ketersediaannya di pasar sangat baik.

Masing-masing sayuran memiliki daerah tanam, atau sentra produksi

yang berbeda. Sentra produksi paprika berada di Desa Pasir Langu,

Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Budidaya

paprika di Pasir Langu telah dimulai sejak tahun 1994, dan pada saat ini

luas Green house untuk budidaya paprika mencapai 24 Ha.

Lettuce banyak dibudidayakan oleh petani di Garut, Jawa Barat.

Lettuce merupakan salah satu sayuran eksklusif sehingga tidak semua

petani mampu membudidayakannya dengan baik. Petani di daerah Garut

membudidayakan lettuce atas binaan Saung Mirwan. Saung Mirwan

memberikan sarana produksi, penyuluhan dan bimbingan budidaya,

kemudian membeli hasil panen dari petani. Selain petani di Garut, lettuce

jarang ditemui ditanam oleh petani lain dalam jumlah besar. Sedangkan

brokoli banyak tumbuh di dataran tinggi Jawa Barat, baik di Lembang,

Bogor maupun Garut. Salah satu sentra produksi brokoli berada di Bogor

yaitu di daerah Cipanas.

Penelitian ini memilih paprika sebagai komoditas yang dijadikan

objek penelitian. Paprika adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa

manis dan sedikit pedas dari suku terong-terongan (Solanaceae). Buahnya

berwarna hijau, kuning, merah, atau ungu sering digunakan sebagai

campuran salad. Paprika berasal dari Amerika Selatan yang saat ini sudah

Page 36: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

24

tersebar luas dan dibudidayakan di hampir semua daerah tropika dan

subtropika.

4.2. Analisis Kondisi Rantai Pasokan Paprika

Sub bab ini akan membahas gambaran umum lokasi penelitian,

struktur rantai, sasaran rantai, manajemen rantai, sumber daya rantai, dan

proses bisnis rantai pasokan paprika.

4.2.1. Gambaran Umum Lokasi dan Budidaya Paprika

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Setelah dipilih sayuran unggulan dataran tinggi, maka

ditentukan lokasi penelitian yaitu di Desa Pasir Langu Kecamatan

Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat. Pasir Langu

merupakan sentra produksi paprika terbesar di Indonesia dengan luas

area produksi mencapai sekitar 24 Ha. Berdasarkan letak

administratif, Desa Pasir Langu berbatasan dengan Kabupaten

Subang di sebelah Utara, di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa

Cimanggu Kecamatan Ngamprah, sebelah Timur berbatasan dengan

Desa Tugu Mukti Kecamatan Cisarua dan sebelah Barat berbatasan

dengan Desa Cipada Kecamatan Cisarua

Secara topografi Desa Pasir Langu berada pada ketinggian

1.400 meter di atas permukaan laut (m dpl), curah hujan rata-rata per

tahun 1.400 milimeter dengan suhu berkisar antara 20-220 C. Luas

wilayah Desa Pasir Langu mencapai 1.020 Ha yang merupakan

daerah perbukitan subur sehingga menjadi sentra produksi sayuran

dan bunga. Luas lahan yang digunakan untuk tanaman pangan adalah

76 Ha, yang terdiri dari padi sawah seluas 6 Ha, buncis dan kol merah

seluas 5 Ha, labusiam 41 Ha, dan paprika 24 Ha.

Budidaya paprika di Desa Pasir Langu dimulai pada tahun

1994 oleh para petani perintis yang tergabung dalam Kelompok Tani

Mitra Sukamaju. Sebelum melakukan uji coba pembudidayaan

paprika hidroponik, kelompok tani tersebut melakukan studi banding

ke Saung Mirwan di Kabupaten Bogor dan Yayasan Hortikultura di

Kabupaten Bandung. Awalnya para petani perintis ini mencoba untuk

Page 37: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

25

membudidayakan paprika di lahan terbuka tanpa green house, tetapi

paprika tidak dapat tumbuh dengan sempurna dan buah yang

dihasilkan rusak.

Uji coba pembudidayaan paprika kemudian dilakukan di

green house seluas 200 m2 dengan cara hidroponik. Jumlah pohon

paprika yang dibudidayakan 800 batang dengan tingkat produktivitas

9 ons per pohon. Setalah keberhasilan uji coba tersebut kemudian

dilakukan penanaman tahap kedua di green house seluas 400 m2

dengan jumlah pohon 1.600 batang dengan tingkat produktivitasnya

1,5 kilogram per pohon. Melihat keberhasilan ini, kemudian para

petani mulai membudidayakan paprika di lahannya masing masing.

Tanggal 13 April 1999, Kelompok Tani Mitra Sukamaju

berubah menjadi koperasi petani dengan nomor badan hukum

180/BH/518-KOP/IV/1999. Alasan utama perubahan menjadi

koperasi adalah untuk mempermudah dalam pencarian dana dan

perbaikan sistem manajemen. Dengan semakin berkembangnya usaha

tani paprika hidroponik di Desa Pasir Langu, petani-petani yang tidak

tergabung dalam Koperasi Mitra Sukamaju tertarik untuk bergabung

menjadi anggota koperasi tersebut. Pada tahun 2000, tercatat 64

petani anggota Koperasi Mitra Sukamaju dengan output mencapai

empat ton paprika per hari. Hak petani anggota Koperasi Mitra

Sukamaju adalah memperoleh benih dan pupuk sedangkan kewajiban

petani adalah menjual hasil produksinya ke koperasi.

Namun pada saat ini, anggota koperasi mulai berkurang,

karena banyak anggota yang menjual paprika ke pasar atau bandar-

bandar yang ada di desa Pasir Langu. Saat ini di desa Pasir Langu

banyak terdapat tengkulak dan bandar-bandar besar yang

mengumpulkan paprika dari petani dan menjualnya sendiri ke pasar,

restoran, dan eksportir.

Page 38: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

26

2. Budidaya Paprika di Desa Pasir Langu

Budidaya paprika membutuhkan modal yang relatif besar

yaitu minimal 25 juta rupiah untuk menanam 1.000 pohon paprika.

Sarana produksi paprika cukup mahal, mulai dari bibit, green house,

pupuk dan pestisida.

a. Budidaya Paprika

Proses budidaya paprika hidroponik di Desa Pasir Langu,

yaitu terdiri dari proses persiapan tanam, persemaian dan

pembibitan, penanaman, penyiraman dan pemberian nutrisi,

perawatan dan pemeliharaan serta panen dan pasca panen. Budidaya

paprika ditunjukkan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Proses budidaya paprika

1). Persiapan Tanam

Lahan untuk penanaman paprika merupakan lahan datar yang

dibuat bedengan-bedengan dengan ditutupi mulsa. Pembuatan

bedengan dimaksudkan untuk menghindari pengaruh buruk lantai

penanaman. Bedengan yang lebih tinggi akan memudahkan keluarnya

kelebihan air sehingga tidak menggenangi lantai. Selain itu, kotoran

atau bibit penyakit yang tertular lewat tanah tidak terkumpul atau

Persiapan tanam

Persemaian dan pembibitan

Penanaman

Pemberian nutrisi

Perawatan pemeliharaan

Panen dan pasca panen

Page 39: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

27

terbawa ke polybag tetapi mengumpul di selokan antar bedengan.

Penutupan bedengan dengan mulsa bertujuan agar lahan bersih dari

gulma. Bedengan umumnya dibuat dengan lebar 90-120 cm, tinggi

20-40 cm dengan jarak antar bedengan 80-100 cm, dan panjang

bedengan disesuaikan dengan luas lahan.

Polybag diletakkan di atas bedengan di dalam green house

yang terbuat dari plastik ultraviolet (UV) untuk menjaga suhu dan

kelembaban. Lahan harus bebas dari gulma, hama maupun bibit

penyakit lainnya. Sebelum melakukan kegiatan penanaman, petani

melakukan sterilisasi green house dengan menggunakan formalin

yang dicampur dengan kapur yang bertujuan untuk memberantas

gulma yang tumbuh

2). Persemaian dan Pembibitan

Kegiatan persemaian dan pembibitan dilakukan di green house

tersendiri. Sebelum penyemaian dilakukan, sekam yang akan

digunakan harus disemprot dengan air hangat. Benih direndam dengan

air hangat terlebih dahulu. Setelah itu, benih diletakkan dalam media

semai berupa tray plastik dengan menggunakan pinset. Setelah semua

benih disemai dalam media, tray tersebut kemudian ditutup dengan

menggunakan plastik mulsa hitam perak dan disusun dengan

menggunakan rak persemaian. Suhu yang baik untuk persemaian

adalah antara 25-300 C dan kelembabannya 70-85 persen.

Pengontrolan dilakukan setiap saat untuk menjaga kelembaban

media semai dengan menyemprotkan air bila media semai tersebut

mulai kering. Benih yang disemai mulai berkecambah dalam waktu

sembilan hari dan kemudian kecambah tersebut dipindahkan ke dalam

polybag untuk disimpan dalam green house pembibitan. Kegiatan

pembibitan berlangsung selama 28-30 hari, dimana bibit paprika yang

sehat akan memiliki daun sekitar lima helai. Bibit ini siap untuk

dipindahkan ke green house penanaman.

Page 40: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

28

3). Penanaman

Bibit paprika yang sudah siap tanam akan ditanam pada

polybag besar yang sudah diisi arang sekam. Masing-masing polybag

dibasahi air tanpa diberi air nutrisi. Air nutrisi dapat diberikan bila

umur tanaman di green house penanaman kurang lebih tiga hari. Pada

masing-masing media dibuat lubang tanaman sesuai ukuran bibit.

Bibit tanaman dilepaskan dari polybag semai bersama dengan

medianya. Bibit tersebut ditanam dalam polybag tanam. Satu polybag

tanam berisi satu tanaman dengan jarak antar tanaman 30 X 30 cm

atau 25 X 25 cm.

4). Penyiraman dan Pemberian Nutrisi

Penyiraman dan pemberian nutrisi pada budidaya paprika

dengan sistem hidroponik merupakan kegiatan yang penting, karena

di dalam media tanam arang sekam tidak terdapat media penunjang

air dan unsur hara seperti pada media tanah. Nutrisi dilarutkan dalam

air pada bak penampungan yang berkapasitas 1.000-3.000 liter,

kemudian diberikan secara manual setiap hari yaitu disiramkan ke

tanaman menggunakan selang air. Volume dan frekuensi pemberian

nutrisi disesuaikan dengan kondisi cuaca dan umur tanaman. Apabila

kondisi cuaca normal (22-270 C) pemberian nutrisi dilakukan tiga kali

sehari, jika cuaca sangat panas (28-350C) pemberian nutrisi mencapai

empat kali, sedangkan jika cuaca mendung (18-220C) pemberian

nutrisi cukup dua kali sehari.

5). Perawatan dan Pemeliharaan

Perawatan dan pemeliharaan tanaman akan menentukan

kualitas produk yang dihasilkan. Kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan perawatan dan pemeliharan tanaman adalah

pengajiran dan pelilitan, pembentukan dan pemilihan batang

produksi, pewiwilan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Pengajiran dilakukan pada usia tanaman mencapai 1-2

minggu setelah tanam. Ajir yang digunakan dari tali rami atau benang

kasur yang dililitkan pada batang tanaman dan bagian atasnya

Page 41: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

29

diikatkan pada kawat-kawat yang melintang pada bagian atas green

house. Pemberian ajir ini harus hati-hati agar tidak merusak tanaman

tapi tetap dapat menopang tanaman dengan kuat. Tanaman paprika

akan terus tumbuh tinggi mengikuti ajir. Agar tali ajir tetap melekat

pada batang tanaman, maka setiap dua hari dilakukan pemutaran atau

pelilitan tali pada cabang utama.

Tiga minggu setelah penanaman, pada batang utama muncul

tiga sampai empat cabang. Batang tersebut tidak dibiarkan tumbuh

semuanya tetapi hanya dipilih 2-3 cabang utama yang dipelihara.

Cabang yang dipilih adalah cabang yang kuat dan membentuk sudut

paling lebar. Cabang yang tidak diinginkan dipotong di titik

percabangannya. Hal ini dimaksudkan agar luka pada titik

percabangan tersebut seolah-olah terjadi secara alami dan diharapkan

akan pulih kembali.

Pewiwilan dilakukan terhadap tunas air, cabang yang rusak,

bunga yang terkena hama dan penyakit, maupun buah yang kurang

bagus. Pewiwilan menghasilkan buah yang terseleksi dan berkualitas

baik, karena tanaman tidak harus membagi nutrisinya pada bagian

tubuh yang jelek tersebut. Kegiatan pewiwilan dilakukan setiap dua

hari sekali.

Tanaman paprika merupakan tanaman yang sensitif terhadap

hama dan penyakit. Hama dan penyakit akan sangat berpengaruh

pada umur tanaman paprika dan kualitas buah yang dihasilkan. Hama

yang paling sering menyerang diantaranya hama thrips, kutu daun,

ulat penggorok daun, dan virus layu daun. Pengendalian hama dan

penyakit terdiri dari pengendalian secara kimia melalui penggunaan

pestisida, dan pengendalian secara mekanik dengan membuang dan

menjebak hama dengan kertas penjebak berwarna kuning, hijau dan

biru.

6). Panen dan Pasca Panen

Setelah 60 hari sejak masa tanam, paprika hijau sudah dapat

dipanen. Sedangkan untuk menghasilkan paprika berwarna merah

Page 42: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

30

atau kuning dapat dipanen jika tanaman telah berumur 85-90 hari.

Paprika yang siap panen ditandai dengan warna buah yang merata

dan mengkilap, serta daging buah yang keras dan tebal. Paprika

dipanen secara manual, dengan menggunakan tangan atau pisau.

Hasil panen biasanya dimasukkan ke dalam plastik bening dengan

kapasitas 18-20 kg.

Petani yang merupakan anggota Koperasi Mitra Sukamaju

akan menjual seluruh hasil panennya kepada koperasi. Proses sortasi,

grading, penimbangan, pencatatan dan pengemasan dilakukan oleh

koperasi sesuai dengan pesanan dan tujuan penjualan. Sedangkan

untuk petani non anggota koperasi, hal tersebut dilakukan sendiri,

atau di tempat bandar besar.

b. Sarana Produksi

Sarana produksi budidaya paprika hidroponik terdiri dari

green house, benih, media tanam dan nutrisi. Sarana produksi utama

adalah green house. Persiapan green house meliputi pembangunan

green house dan kegiatan penyempurnaan berupa pembuatan saung,

pemasangan kawat untuk benang ajir, pemasangan benang ajir dan

pemasangan mulsa. Green house dibagi menjadi dua yaitu green

house persemaian dan green house penanaman. Luas green house

disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia dan jumlah tanaman

yang akan dibudidayakan.

Syarat terpenting dari green house adalah aliran udara harus

sebaik mungkin dan bangunan harus kokoh sehingga tidak rusak bila

diterpa angin kencang. Instalasi lainnya adalah bak penampungan air,

bak penampungan air dengan kapasitas 1.000 – 3.000 liter harus

berada di dekat green house, karena air yang telah dicampur pupuk

merupakan sumber nutrisi dalam pertanian hidroponik

Benih paprika terdiri dari berbagai varietas. Para petani di

Desa Pasir Langu umumnya menggunakan benih varietas Edison dan

Capino. Edison menghasilkan paprika berwarna merah sedangkan

Capino menghasilkan paprika berwarna kuning. Kemasan dengan

Page 43: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

31

masing-masing benih tersebut terdiri dari dua ukuran, yaitu isi 250

benih dan isi 1.000 benih. Harga benih adalah Rp. 1.600./benih -

Rp.2.400/benih tergantung pada varietas yang digunakan.

Media tanam yang digunakan adalah arang sekam. Kebutuhan

arang sekam tergantung pada jumlah tanaman. Ukuran arang sekam

adalah karung karena kadar air dalam sekam pada umumnya tidak

sama sehingga sulit mengukur dalam satuan berat. Satu karung arang

sekam dapat digunakan untuk 10 polybag dengan ukuran

35 cm X 40 cm.

Nutrisi berupa pupuk dalam bentuk serbuk yang mengandung

unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman. Unsur unsur tersebut

terdiri dari unsur makro yaitu KH2PO4, CaNO3, KNO3, MgSO4 dan

FeSO4 sedangkan unsur mikro terdiri dari MnSO4, BrSO4, CuSO4,

dan ZnSO4. Nutrisi tanaman dilarutkan dalam air dan disiramkan ke

tanaman paprika 2-3 kali setiap harinya. Saat ini pola penyiraman

nutrisi yang dilakukan petani di Desa Pasir Langu masih

menggunakan pola penyiraman manual.

Nutrisi yang digunakan petani di Desa Pasir Langu berasal

dari Koperasi Mitra Sukamaju, toko Buana Tani dan PT. Joro di

Lembang dengan harga per paket Rp.430.000. Anggota Koperasi

Mitra Sukamaju dapat membeli pupuk secara kredit, yaitu

pembayaran dipotong dari hasil penjualan paprika. Sedangkan petani

non anggota koperasi dapat membeli pupuk dari koperasi, bandar atau

dari toko Buana Tani.

4.2.2. Struktur Rantai Pasokan

1. Anggota Rantai Pasok

Struktur rantai pasok sayuran dataran tinggi di Indonesia

memiliki alur rantai yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena

adanya aturan dan sistem yang berbeda diantara pihak yang terlibat

dalam rantai pasok tersebut. Namun yang mendorong terjadinya

perbedaan utama sistem distribusi sayuran yaitu jenis sayuran dan

kualitas yang dihasilkan.

Page 44: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

32

Model rantai pasokan sayuran yang ditemukan pada sentra

paprika di Desa Pasir Langu kecamatan Cisarua, Kabupaten

Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat, umumnya mengikuti pola

seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.

Gambar 7. Model rantai pasokan paprika di Desa Pasir Langu

Aliran komoditas paprika pada model rantai pasokan diatas dibagi

menjadi beberapa rantai, sebagai berikut:

a. Struktur Rantai Pasokan 1

Petani � Koperasi� Pedagang grosir tradisional � Pasar Tradisional

Pada rantai ini kualitas paprika yang dipasok beragam tetapi umumnya

produk yang berkualitas rendah (grade C dan TO). Koperasi secara rutin akan

mengirim paprika ke pedagang grosir tradisional sesuai dengan permintan

atau pesanan yang diterimanya setiap hari. Pedagang grosir berasal dari Desa

Pasir Langu atau dari tempat lainnya seperti Lembang dan Cisarua. Pedagang

tradisional biasanya menggambil paprika dengan jumlah kecil dan

menjualnya di pasar tradisional di sekitar Lembang dan Bandung.

Petani Anggota Koperasi

Koperasi

Petani Non Anggota Koperasi

Bandar

Pasar Tradisional

Super Market Negara Tujuan

Hotel/Restoran

Pedagang Pemasok hotel/

Restoran

Pemasok Supermarket

Eksportir

Konsumen

Batasan penelitian

Page 45: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

33

b. Struktur Rantai Pasokan 2

Petani � Koperasi � Pemasok Hotel/Restoran � Hotel/Restoran

Pada rantai ini, kualitas paprika yang dipasok adalah paprika berwarna

merah, kuning dan hijau kualitas A dan B. Pemasok ke hotel dan restoran

biasanya merupakan unit-unit packaging house yang dimiliki oleh perorangan

atau perusahaan. Pemesanan ke koperasi dilakukan setiap hari dengan jumlah

kebutuhan yang beragam. Para pemasok ini biasanya berada di Bandung dan

Lembang, sedangkan mereka akan memasarkan paprika untuk wilayah

Bandung dan Jakarta.

c. Struktur Rantai Pasokan 3

Petani � Koperasi � Pemasok Supermarket � Supermarket

Pemasok untuk supermarket tidak berbeda jauh dengan pemasok untuk

hotel dan restoran. Pemasok merupakan unit-unit packaging house seperti

pada pemasok untuk hotel dan restoran, hanya saja menjual produknya ke

supermarket terutama untuk di wilayah Jabotabek.

d. Struktur Rantai Pasokan 4

Petani � Koperasi � Eksportir � Pasar luar negeri

Kualitas produk yang dipasok untuk eksportir adalah kualitas A.

Eksportir biasanya mengambil paprika secara langsung ke koperasi tiga kali

dalam seminggu. Produk yang tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan

atau rusak akan dikembalikan ke koperasi sebagai barang yang ditolak.

Biasanya jumlah barang yang ditolak berkisar antara 8-10% setiap kali

pengiriman.

e. Struktur Rantai Pasokan 5

Petani � Bandar � Pedagang grosir tradisional � Pasar tradisional

Pada rantai ini hampir sama dengan rantai a) tetapi petani menjual

barangnya kepada bandar. Bandar menyediakan sarana produksi dan

peminjaman modal dengan konsekuensi petani harus menjual barangnya

kepada bandar, dengan harga yang telah ditentukan oleh bandar. Pedagang

grosir memesan paprika yang dibutuhkan kepada bandar dan menjualnya di

sekitar Lembang, Cimahi dan Bandung.

Page 46: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

34

f. Struktur Rantai Pasokan 6

Petani � Bandar � Pemasok Hotel dan Restoran � Hotel dan restoran

Pemasok untuk hotel dan restoran merupakan packaging house yang

biasanya berada di sekitar Lembang dan Bandung. Seperti pada model rantai

b), pemesanan dilakukan kepada bandar setiap hari sesuai kebutuhan yang

diinginkan. Bisanya masing masing bandar ataupun koperasi telah memiliki

pelanggan yang berbeda satu sama lainnya.

g. Struktur Rantai Pasokan 7

Petani � Bandar �Pemasok Supermarket � Supermarket

Pemasok Supermarket akan melakukan pesanan kepada bandar

kemudian melakukan penyortiran, pengemasan dan pelabelan produk

kemudian mengirim produk tersebut ke supermarket di sekitar Jakarta, Bogor,

Tangerang, Depok dan Bekasi. Proses lainnya hampir sama seperti pada

rantai pasokan c) yang melalui koperasi.

h. Struktur Rantai Pasokan 8

Petani � Bandar � Eksportir � Pasar luar negeri

Sama halnya dengan koperasi para bandar besar yang ada di Desa Pasir

Langu juga menjalin kerjasama dengan eksportir. Perusahaan eksportir yang

bekerjasama dengan bandar dan koperasi di Desa Pasir Langu adalah PT

Alamanda (Emeralindo) dan PT Momenta (Amazing Farm). Dua perusahaan

eksportir ini memasarkan paprika ke Singapura. Paprika dikirim ke Singapura

tiga kali dalam seminggu. Eksportir dan bandar/koperasi telah memiliki

kontrak kerja sama dalam jangka panjang. Kontrak tersebut memuat jumlah

pesanan, kualitas dan harga. Tetapi pada kenyataannya, kontrak tersebut

kurang bisa berjalan karena untuk produk pertanian terutama masalah

pesanan sangat fleksibel dengan kondisi panen petani. Jika kontrak itu

dijalani dengan kaku, maka kerjasama antara beberapa pihak tidak akan

berjalan dengan baik.

Setiap anggota rantai pasokan paprika mempunyai peran yang berbeda

antara satu dengan yang lainnya. Peran masing-masing anggota dalam model

rantai pasokan paprika di atas dijelaskan dalam Tabel 5.

Page 47: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

35

Tabel 5. Anggota rantai pasokan paprika Tingkatan Anggota Proses Aktivitas Produsen Petani (anggota

koperasi dan non anggota koperasi)

• Pembelian • Budidaya • Distribusi • penjualan

Melakukan pembelian bibit dan sarana produksi dari pemasok, budidaya paprika, dan penjualan ke distributor (koperasi/bandar)

Distributor • Koperasi • Bandar/tengkulak • Pedagang pasar • Pemasok Hotel • Pemasok

supermarket • Eksportir

• Pembelian • Sortasi • Grading • Penyimpanan • Penjualan

Melakukan pembelian paprika dari petani, melakukan proses sortasi dan grading, melakukan penjualan ke ritail ataupun end user

Retail Supermarket • Pembeliaan • Penyimpanan • Penjualan

Melakukan pembelian dari distributor, dan menjual lagi ke konsumen (end user)

Konsumen • Hotel • Restoran • Masyarakat umum

Pembelian Melakukan pembelian paprika dari distributor dan ritail

Pada model rantai pasokan paprika diatas, anggota rantai yang

memiliki andil paling besar adalah petani. Petani memiliki andil besar

dalam budidaya paprika, membentuk kelompok-kelompok tani sampai

melakukan penjualan ke konsumen. Bandar/tengkulak juga merupakan

petani paprika dengan modal yang besar dan jaringan yang luas.

2. Entitas Rantai Pasok

Entitas rantai pasok terdiri dari produk, pasar dan stakeholder.

Penjelasan masing-masing entitas rantai pasok sebagai berikut :

a. Produk

Produk yang diperdagangkan dalam rantai pasokan ini adalah

paprika. Paprika merupakan salah satu sayuran eksotik dataran tinggi di

Indonesia. Sampai saat ini produksi paprika masih terbatas di daerah

daerah tertentu saja, seperti di daerah Cisarua (Bandung), Cianjur, Bogor,

Garut, Dataran tinggi Dieng (Jawa Tengah) dan di Nusa Tenggara Barat.

Produksi paprika terbesar dan penghasil paprika terbaik di Indonesia

Page 48: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

36

berada di Desa Pasir Langu, Kecamatan Cisarua. Luas lahan yang

digunakan untuk budidaya paprika di desa Pasir Langu mencapai 24 ha

Paprika yang dibudidayakan di Desa Pasir Langu meliputi paprika

merah dan paprika kuning. Tetapi paprika dapat dipanen dalam tiga jenis

yaitu paprika merah, kuning dan hijau. Kualitas paprika dibedakan

menjadi empat jenis yaitu grade A, B, C dan TO. Masing-masing jenis

memiliki kriteria dan tujuan pemasaran yang berbeda-beda. Kriteria

paprika dijelaskan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Paprika

Sumber : Koperasi Mitra Sukamaju (2008)

b. Pasar

Pasar paprika berbeda dengan jenis sayuran lainnya, karena tidak

semua orang mengenal paprika, tetapi permintaan paprika tetap tinggi,

terutama untuk pasar luar negeri, restoran serta hotel di kota-kota besar.

Paprika yang dijual dari Desa Pasir Langu berkisar 4-5 ton setiap hari.

Daerah tujuan ekspor paprika adalah Singapura yang dapat

menyerap 20 ton paprika per minggu. Ada dua perusahaan eksportir yang

menyalurkan paprika dari desa Pasir Langu yaitu Amazing Farm (PT

Kualitas Kriteria Tujuan pemasaran Grade A • Warna cerah

• Tidak cacat • Bentuk block type • Ukuran diameter buah 80-110 mm

• Ekspor • Supermarket • Hotel dan

restoran

Grade B • Warna cerah • Boleh ada cacat (serangan hama

thrips) sampai 10 % • Bentuk block type • Ukuran diameter buah 70-110 mm

• Supermarket • Hotel dan

restauran

Grade C • Warna tidak terlalu cerah • Cacat mencapai 40 % • Ukuran diameter 40-80 mm • Bentuk sembarang

Pasar tradisional

Grade TO • Paprika sisa hasil sortiran (dibawah grade C)

• Ukauran diameter kurang dari 40 mm dan bentuk tidak sempurna

Pasar tradisional

Page 49: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

37

Momenta) dan Emeralindo (PT Alamanda). Kedua perusahaan eksportir

ini mengambil paprika dari koperasi dan bandar-bandar paprika.

Sedangkan untuk pasar domestik koperasi dan bandar yang ada di

Desa Pasir Langu menjual paprika ke pasar induk di Bandung dan Jakarta,

serta packaging house di sekitar Lembang. Transaksi jual beli paprika

untuk di pasar domestik sangat sederhana. Para pelanggan akan menelpon

koperasi atau bandar kemudian koperasi atau bandar tersebut mengantar

paprika ke tempat pembeli. Koperasi atau bandar di Desa Pasir Langu

bisanya sudah memiliki pelanggannya masing-masing. Tidak ada

perjanjian tertulis diantara koperasi dengan pelanggan, yang ada hanya

kepercayaan antara penjual dan pembeli.

c. Pemangku Kepentingan

Pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok paprika atau pemangku

kepentingan pada dasarnya termasuk ke dalam anggota rantai pasokan baik

secara langsung ataupun secara tidak langsung. Pemangku kepentingan

yang berperan dalam rantai pasok paprika yaitu pemasok bibit dan sarana

produksi, petani, koperasi dan bandar, pemasok hotel dan restoran,

pemasok supermarket, dan eksportir. Ada dua pemasok bibit dan sarana

produksi yang besar yaitu PT Joro dan Buana Tani, sedangkan untuk

jumlah petani berkisar antara 130 petani, lima bandar besar (Koperasi, PD

Sampurna Jaya, Dewa Paprika, Ermis, dan Jejen Paprika) untuk pemasok

hotel dan restoran 20 packaging house, 10 packaging house pemasok

supermarket dan ada dua eksportir (Emeralindo dan Amazing Farm)

Masing-masing pemangku kepentingan tersebut memiliki peran

masing-masing dalam sub sistem rantai pasok, yaitu sub sistem produksi,

pasca panen, distribusi, dan pemasaran. Hanya saja masing-masing dari

sub sistem tersebut belum terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu,

diperlukan koordinasi secara intensif yang melibatkan seluruh pemangku

kepentingan rantai pasok paprika agar permasalahan yang ada pada

masing-masing pemangku kepentingan dapat didiskusikan dan dicarikan

solusi bersama.

Page 50: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

38

3. Kemitraan

Kemitraan terjalin pada petani yang membentuk kelompok-

kelompok tani dalam koperasi atau bandar-bandar di Desa Pasir Langu.

Kemitraan juga terjalin antara bandar dan koperasi dengan eksportir.

Petani di Desa Pasir Langu dikelompokkan dalam dua kelompok besar,

yaitu kelompok petani anggota Koperasi Mitra Sukamaju dan petani non

anggota koperasi. Petani yang bermitra atau menjadi anggota koperasi

akan memperoleh beberapa keuntungan diantaranya mendapatkan sarana

produksi berupa nutrisi atau pupuk dari koperasi dan dapat dibayar pada

saat panen. Petani juga akan banyak mendapatkan pelatihan mengenai

pengendalian hama terpadu (PHT) dari Balitsa secara berkala. Petani

anggota koperasi akan menjual paprikanya kepada koperasi dengan harga

yang ditentukan dari koperasi. Pemanenan dan jenis paprika yang dipanen

juga di tentukan oleh koperasi. Biasanya petani anggota koperasi

mendapatkan harga lebih tinggi daripada petani non anggota koperasi.

Petani non anggota koperasi sebagian besar bergabung dengan

bandar-bandar besar yang ada di Desa Pasir Langu dan membentuk

kelompok tani. Petani non anggota koperasi ini lebih bebas dalam

menanam jenis paprika dan kapan memanennya karena tidak diatur oleh

bandar. Petani biasanya menanam paprika sesuai dengan trend pasar yang

bagus. Petani juga memperoleh pinjaman bibit di awal masa tanam, dan

dapat mengambil pestisida serta pupuk ke bandar kemudian membayarnya

pada saat panen, tetapi petani harus menjual seluruh hasil panennya

kepada bandar yang bersangkutan dengan harga yang telah di tetapkan

oleh bandar.

Koperasi dan beberapa bandar besar di desa Pasir Langu juga

menjalin hubungan kemitraan yang baik dengan dua eksportir paprika,

yaitu Emeralindo dan Amazing Farm. Koperasi dan bandar menjadi mitra

beli bagi perusahaan eksportir. Pada awal kerjasama perusahaan

Emeralindo melakukan pembinaan kepada petani mengenai cara bercocok

tanam yang baik dan membuka klinik konsultasi gratis bagi petani yang

mengalami masalah. Sejak tahun 2004, program tersebut dihentikan karena

Page 51: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

39

kemampuan petani dalam budidaya paprika sudah baik. Saat ini, masing-

masing perusahaan eksportir menempatkan satu orang perwakilan di Desa

Pasir Langu untuk mengawasi produksi dan kualitas paprika yang

dihasilkan petani serta memastikan kelancaran pasokan ke perusahaannya.

4.2.3. Sasaran Rantai Pasokan

1. Sasaran Pasar

Paprika yang dihasilkan petani paprika di Desa Pasir Langu dapat

digolongkan menjadi empat tingkatan kualitas yaitu grade A, B, C dan

TO. Masing-masing tingkatan kualitas ini memiliki sasaran pasar yang

berbeda-beda. Pangsa pasar grade A adalah Singapura. Selain untuk

keperluan ekspor, paprika kualitas A juga di jual di pasar swalayan

terkemuka di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Paprika kualitas B dikirim ke packaging house di sekitar Lembang

yang nantinya akan di distribusikan ke pasar swalayan, hotel dan restauran.

Konsumen hotel dan restauran biasanya mempunyai pemasok tetap yang

terikat dalam perjanjian kerja sama diantara mereka.

Paprika dengan grade C dan TO biasanya langsung dikirim ke

pasar tradisional yang berada di sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang Bekasi

(Jabotabek) dan Bandung. Paprika dengan grade C masih banyak diminati

oleh konsumen walaupun bentuknya sudah tidak sempurna tetapi harganya

sangat terjangkau. Sedangkan paprika kualitas TO bisanya merupakan

paprika sisa panen atau paprika yang terkena penyakit sehingga tidak bisa

tumbuh sempurna. Paprika dengan kualitas TO biasanya dijual dengan

harga yang sangat rendah.

2. Sasaran Pengembangan

Permintaan paprika ke petani di Desa Pasir Langu mengalami

perkembangan yang cukup pesat, terutama setelah tahun 2000. Permintaan

ekspor ke Singapura dari Emeralindo mencapai 40 ton per bulan tetapi

sampai saat ini yang terpenuhi baru sekitar 20 ton per bulan. Sedangkan

untuk permintaan pasar dalam negeri mencapai 30 ton per bulan

Salah satu produsen utama paprika dari petani di Desa Pasir Langu

adalah Koperasi Mitra Sukamaju. Nilai penjualan paprika dari Koperasi

Page 52: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

40

Mitra Sukamaju mengalami kenaikan rata-rata 11 persen pada periode

2004-2008 (lihat Tabel 7). Sampai saat ini Koperasi Mitra Sukamaju terus

meningkatkan produksi paprika anggotanya guna memenuhi permintaan

paprika yang terus meningkat.

Tabel 7. Nilai penjualan paprika Koperasi Mitra Sukamaju

Tahun Nilai penjualan (Jutaan Rupiah)

2004 1.876 2005 1.949 2006 2.327 2007 2.708

Koperasi Mitra Sukamaju menambah produksi paprikanya dengan

cara bekerjasama dengan para petani di Garut. Saat ini ada beberapa petani

dari Garut yang belajar budidaya paprika dari kebun-kebun milik anggota

koperasi. Produksi paprika petani Garut juga disalurkan melalui Koperasi

Mitra Sukamaju. Selain itu para petani juga terus mendapat pelatihan

mengenai pengendalian hama terpadu dari Balitsa dengan tujuan untuk

meningkatkan produktivitas petani.

Trend peningkatan permintaan terhadap paprika, harus diantisipasi

dengan meningkatkan kapasitas produksi. Petani harus mampu

mengimbangi permintaan tersebut agar konsumen tidak beralih ke

produsen lain. Saat ini saingan produsen paprika di Indonesia adalah

Belanda. Sasaran pengembangan utama adalah dengan memperluas area

produksi paprika dan menambah sentra-sentra produksi paprika yang baru.

Hal yang diperlukan adalah dukungan modal dan regulasi pemerintah

untuk mewujudkan hal di atas.

3. Pengembangan Kemitraan

Kemitraan yang sudah terjalin adalah antara petani dengan koperasi

dan kelompok tani dengan bandar-bandar. Selain itu terjalin juga

kemitraan antara koperasi dan bandar dengan perusahaan eksportir.

Kemitraan yang terjalin saat ini adalah mitra beli, dimana perusahaan

hanya membeli hasil dari petani tanpa membantu proses budidaya. Melihat

permintaan paprika yang terus meningkat dan potensi pasar maka perlu

dijalin kemitraan yang baik antara semua anggota rantai pasok. Kemitraan

Page 53: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

41

yang baik akan menjamin kelancaran pasokan paprika, sehingga mampu

memenuhi permintaan pelanggan dalam sekala yang lebih luas.

4.2.4 Manajemen Rantai Pasokan

1. Struktur manajemen

Pada rantai pasokan paprika petani Desa Pasir Langu, anggota

rantai pasok mulai dari petani, koperasi dan bandar belum menggunakan

sistem manajemen yang baik. Petani bertindak sebagai produsen yang

menanam dan membudidayakan paprika. Koperasi dan bandar membeli

hasil panen paprika dari petani, melakukan proses sortasi, grading dan

pengemasan kemudian menjualnya ke konsumen. Kegiatan ini berjalan

secara alami tanpa ada strategi khusus.

2. Pemilihan Mitra

Beberapa persyaratan yang diperlukan untuk menjadi mitra dalam

rantai pasok, misalnya pada pemilihan agen penjualan, persyaratan yang

diperlukan adalah memiliki kinerja penjualan yang baik dan mampu

mengatur keuangannya dengan baik. Pada pemilihan petani sebagai mitra

tani sebaiknya memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kontrak

kerjasama dan mampu mamproduksi produk sesuai dengan yang

diinginkan. Kriteria pemilihan mitra dijelaskan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria pemilihan mitra Petani Perusahaan 1. Memproduksi produk sesuai dengan

kualitas yang dinginkan 2. Mampu mengirim produk tepat waktu 3. Sanggup mensuplai secara kontinu 4. Sanggup bertangung jawab dan

memenuhi kontrak kerjasama

1. Memproduksi produk yang berkualitas

2. Mampu mengirim produk tepat waktu

3. Sanggup mensuplai secara kontinu 4. Sanggup menerima penolakan 5. Memiliki sistem pemesanan yang

efektif

Agen Ritel 1. Memilikai reputasi yang baik 2. Mimiliki data keuangan yang baik 3. Memiliki kinerja penjualan yang baik 4. Memiliki fasilitas yang memadai 5. Memiliki metode pemasaran yang

baik

1. Memiliki reputasi yang baik 2. Memiliki kinerja penjualan yang

baik 3. Memiliki fasilitas penjualan yang

baik 4. Terletak dilokasi strategis

Page 54: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

42

Tidak semua kriteria pemilihan mitra digunakan sebagai

pertimbangan untuk menjalin kerjasama. Sebagian besar hanya memenuhi

satu atau dua kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan

mitra belum menguntungkan semua pihak, seperti beberapa kasus

penipuan yang dihadapi koperasi atau tunggakan pembayaran yang

dihadapi para bandar. Menurut ketua Koperasi Mitra Sukamaju hal ini

tetap dijalankan karena jika terlalu ketat dalam pemilihan mitra maka

semakin susah untuk menjalin kerjasama karena sedikit yang memenuhi

kriteria tersebut.

Kriteria yang dipakai dalam pemilihan petani adalah petani yang

mampu memproduksi paprika sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan

sanggup memasok secara kontinu. Sedangkan untuk pemilihan agen dan

ritel, kriteria yang dipakai adalah memiliki reputasi yang baik.

3. Kesepakatan Kontraktual

Sampai saat ini belum ada kesepakatan kontraktual tertulis yang

dibuat di dalam rantai pasokan paprika di Desa Pasir Langu. Kesepakatan

yang terjadi biasanya berupa kesepakatan jual beli yang didasarkan atas

dasar kepercayaan. Sebenarnya kesepakatan kontraktual tertulis pernah

diterapkan oleh beberapa perusahaan seperti Saung Mirwan, PT. Momenta

dan PT. Alamanda. Kesepakatan yang diatur mengenai kualitas produksi,

volume produksi, harga, waktu pengiriman, dan produk yang ditolak.

Tetapi pada kenyataannya, kesepakatan kontraktual tersebut tidak berjalan

sebagaimana mestinya, hanya bagian-bagian tertentu saja yang dipatuhi

seperti harga dan kualitas produk. Menurut kepala Saung Mirwan cabang

Lembang, hal ini terjadi karena dalam budidaya pertanian banyak hal-hal

yang di luar prediksi. Jika perusahaan terlalu mengekang dengan kontrak

yang dibuat, maka produsen dapat lari ke perusahaan lain, mengingat

produsen paprika masih sedikit sedangkan permintaannya cukup tinggi.

Sebenarnya kesepakatan kontraktual dibuat untuk melindungi

semua pihak dalam anggota rantai pasokan. Adanya kesepakatan

kontraktual yang dibuat antar anggota rantai pasok menandakan bahwa

terdapat keterbatasan pada masing-masing anggota rantai tersebut. Tujuan

Page 55: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

43

dibuatnya kesepakatan tersebut adalah untuk mengembangkan kerjasama

agar kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dan saling menutupi

keterbatasan masing-masing. Kesepakatan kontraktual umumnya dibuat

untuk tujuan kerjasama jangka panjang. Dengan terbangunnya kerjasama

atau kemitraan, diharapkan semua anggota rantai pasokan dapat

mengoptimalisasikan penggunaan sumberdayanya untuk mencapai

keuntungan yang maksimal dan meminimumkan risiko yang mungkin

terjadi.

4. Sistem Transaksi

Sistem transaksi yang diterapkan pada rantai pasokan paprika

beragam, tergantung pada pelaku transaksi tersebut. Sistem cash and carry

digunakan petani yang menjual hasil panennya kepada bandar paprika,

yaitu bandar akan membayar langsung paprika sesuai dengan harga yang

telah ditetapkan. Sedangkan petani yang menjual hasil panennya kepada

koperasi, maka pembayaran dilakukan setiap sepuluh hari sekali, dengan

harga rata-rata yang telah ditetapkan oleh koperasi.

Transaksi pembayaran antara koperasi dan bandar dengan

packaging house (pemasok supermarket, hotel dan restauran) dilakukan

setelah satu kali kirim, tetapi untuk pelanggan baru biasanya dilakukan

pembayaran langsung saat barang dikirim. Pengiriman dilakukan sesuai

pesanan, yang biasanya dilakukan tiga kali dalam seminggu. Lain halnya

dengan transaksi yang terjadi antara koperasi dan bandar dengan eksportir.

Pihak eksportir biasanya akan membayar setiap akhir bulan, pada minggu

keempat.

Pemesanan paprika biasanya dilakukan dengan telepon bagi

pelanggan yang sudah lama bekerja sama. Sedangkan pembeli baru,

biasanya pembeli mendatangi koperasi atau bandar untuk memesan dan

langsung membayar saat itu juga. Untuk eksportir, biasanya perusahaan

yang bersangkutan menempatkan satu orang yang bertugas mengurus

pemesanan dan pengawasan kualitas barang yang dikirim.

Page 56: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

44

5. Dukungan Kebijakan Pemerintah

Pemerintah daerah Propinsi Jawa Barat sebagai pihak yang

berwenang dalam mengambil kebijakan telah memutuskan beberapa

peraturan yang mengatur agribisnis. Peraturan-peraturan tersebut meliputi

kebijakan perbenihan dan budidaya pertanian, kebijakan investasi pada

sektor agribisnis dan kebijakan peredaran dan perdagangan tumbuhan dan

bibit. Secara umum kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut tidak

memberatkan atau tidak menghambat justru membantu dalam pelaksanaan

perdagangan paprika agar berjalan lancar dan tertib.

Selama ini masalah permodalan masih menjadi persoalan bagi

petani paprika. Pemerintah diharapkan dapat mengeluarkan kebijakan yang

mampu mendorong sektor perbankan mengucurkan dananya kepada

petani. Saat ini baru ada beberapa kebijakan pemerintah pusat yang

mendukung petani, seperti program kredit usaha rakyat (KUR). Tetapi

program tersebut masih kurang bisa membantu petani paprika yang

membutuhkan modal besar dalam budidaya paprika.

4.2.5. Sumber Daya Rantai Pasokan

1. Fisik

Sumber daya fisik rantai pasokan paprika meliputi, lahan pertanian

dataran tinggi, kondisi jalan transportasi, dan infrastruktur lainnya seperti

stasiun, bandara, dan sarana dan parasarana pengangkutan. Lahan paprika

di Indonesia berkisar 47,5 hektar yang tersebar di Kabupaten Bandung,

Cianjur, Bogor, Garut, Wonosobo, Malang, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Lahan paprika ini tergolong sangat sempit, dibandingkan dengan lahan

sayuran dataran tinggi yang lain. Lahan paprika di Desa Pasir Langu,

kecamatan Cisarua, Bandung seluas 24 hektar atau lebih dari separuh

lahan paprika di Indonesia.

Sumber daya fisik yang perlu mendapat perhatian adalah kondisi

jalan transportasi. Desa Pasir Langu terletak 34 kilo meter dari ibukota

Kabupaten Bandung. Kondisi jalan yang menghubungkan Desa Pasir

Langu dengan daerah-daerah di sekitarnya tergolong rusak dan berlubang

serta sempit yang mengakibatkan kelancaran distribusi paprika terganggu.

Page 57: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

45

Untuk sumberdaya fisik yang lain pada rantai pasokan paprika seperti

saluran air dan armada angkutan di Desa Pasir Langu sudah cukup baik.

Saluran air dibangun menggunakan pipa besi, sehingga kokoh dan tahan

lama. Sumber air di Desa Pasir Langu berasal dari sumur Bandung di

daerah Lembang, yang dapat mengalir sepanjang tahun. Armada angkutan

yang digunakan untuk mengangkut paprika adalah truk dan mobil pick up.

2. Teknologi

Penerapan teknologi yang tepat sangat penting untuk mendapatkan

produk paprika yang berkualitas. Teknologi penyiraman dan pengendalian

hama adalah teknologi yang sangat mempengaruhi kualitas paprika yang

dipanen. Beberapa petani menggunakan penyiraman otomatis dengan

sistem irigasi tetes. Sistem penyiraman ini merupakan sistem paling tepat

karena petani dapat memberikan nutrisi kepada tanaman sesuai

kebutuhannya. Teknologi pengendalian hama banyak diadopsi dari

Belanda, seperti penggunaan kertas penangkap serangga, penggunaan

musuh alami dari hama paprika dan cara-cara lainnya.

Namun demikian, tidak semua petani menerapkan teknologi yang

sama, sehingga kualitas paprika yang dihasilkan pun tidak sama. Banyak

petani masih menggunakan teknologi konvensional dalam budidaya

paprika. Keterbatasan modal yang dimiliki serta keterbatasan pengetahuan

mengenai teknologi tanam merupakan faktor yang menyebabkan petani

tidak dapat menggunakan teknologi yang tepat.

Upaya peningkatan mutu paprika dari petanisudah dilakukan

melalui transfer informasi teknologi oleh koperasi dan Balitsa. Balitsa

secara berkala memberikan pelatihan-pelatihan kepada petani mengenai

teknik budidaya yang baik serta teknologi pengendalian hama yang aman

dan efektif.

3. Petani

Sumber daya yang terlibat dalam agribisnis paprika jumlahnya

cukup banyak. Petani yang terdapat di Desa Pasir Langu mencapai sekitar

130 petani. Setiap petani memiliki beberapa green house, dan setiap green

house mempekerjakan sedikitnya dua orang. Selain itu terdapat beberapa

Page 58: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

46

bandar besar yang mempekerjakan 10-15 orang dan koperasi yang

mempekerjakan 11 orang karyawan. Dengan demikian, pengembangan

usaha agribisnis paprika berdampak positif terhadap penduduk di sekitar

sentra produksi karena dapat menyerap tenaga kerja.

Selain itu, pengembangan sektor agribisinis di sentra paprika Desa

Pasir Langu diharapkan mampu memberikan contoh (role model) bagi

sistem usaha agribisnis yang lain. Petani juga didorong untuk berinisiatif

untuk mengembangkan budidaya paprika secara intensif dan lebih maju

untuk meningkatkan kondisi perekonomiannya.

D. Permodalan

Budidaya paprika merupakan usaha agribisnis yang memerlukan

banyak modal. Modal yang diperlukan untuk budidaya paprika berkisar

antara 30-250 juta, tergantung berapa jumlah pohon paprika yang ditanam.

Petani memerlukan dana 25-30 juta untuk menanam 1.000 pohon paprika.

Pembiayaan, khususnya di sektor pertanian masih cukup sulit. Pihak

perbankan menilai sektor pertanian merupakan sektor yang berisiko tinggi

(high risk). Selain itu dilihat dari aspek kelayakan usaha (kondisi fisik,

sarana produksi dan penjualan) juga masih banyak yang bermasalah.

Risiko keterlambatan pengembalian dan kredit macet merupakan faktor

utama perbankan dan lembaga keuangan lainnya sulit untuk menyalurkan

kredit kepada sektor pertanian.

4.2.6. Proses Bisnis Rantai Pasokan

1. Pola Distribusi

Pola distribusi yang dibangun oleh anggota rantai pasokan

memiliki pola yang berbeda. Pola tersebut dibangun berdasarkan

kemudahan aplikasi di lapangan dan upaya untuk menghemat biaya.

Menurut Chopra dan Meindl (2004) ada enam pola jaringan distribusi yang

berbeda untuk memindahkan produk dari produsen ke konsumen, yaitu:

� Manufacturer storage with direct shiping, yaitu produk dikirim secra

langsung dari produsen ke konsumen akhir tanpa melalui perantara

ritel.

Page 59: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

47

� Manufacturer storage with direct shiping and in-transit merge, yaitu

produk dikirim ke konsumen akhir dengan sebelumnya disimpan di

gudang transit.

� Distributor storage with package carrier delivery, yaitu produk

dikirim ke konsumen akhir melalui jasa kurir atau perusahaan

ekspedisi. Persediaan disimpan di gudang distributor atau ritel sebagai

perantara.

� Distributor storage with last mile delivery, seperti pada pola distribusi

sebelumnya namun pihak ekspedisi memiliki tempat penyimpanan

yang menyebar dan berdekatan dengan lokasi konsumen (hanya

beberapa mil)

� Manufacture/distributor storage with customer pickup, yaitu produk

dikirim ke lokasi penjemputan sesuai dengan yang diinginkan

konsumen.

� Retail storage with costumer pickup, yaitu stok disimpan secara lokal

di toko-toko retail. Konsumen dapat memesan produk dengan

menelpon atau mendatangi secara langsung toko-toko ritail.

Pola distribusi yang terjadi di sentra produksi paprika di Desa Pasir

Langu tidak sepenuhnya sama dengan pola-pola ditribusi di atas, tetapi

secara umum pola distributor storage with package carrier delivery lebih

banyak dipakai. Paprika yang dihasilkan umumnya disimpan di gudang

distributor atau ritailer di daerah Lembang sebelum sampai ke konsumen

akhir. Ilustrasi distribusi paprika di sentra paprika Desa Pasir Langu

dijelaskan dalam Gambar 8.

Page 60: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

48

Gambar 8. Pola distribusi paprika di Desa Pasir Langu

Petani paprika akan menjual hasil panennya kepada koperasi atau

bandar paprika. Selanjutnya paprika tersebut disimpan dalam gudang milik

koperasi atau bandar. Paprika akan disortir sesuai dengan tingkatan

kualitas yang telah ditetapkan dan dikirim ke pedagang pemasok

hotel/restoran dan pemasok supermarket. Sedangkan ekportir akan

mengambil sendiri paprika yang dipesannya dengan menggunakan mobil

truk yang memiliki pendingin (cool truck). Paprika dikirim ke pasar

swalayan atau ke negara tujuan ekspor dengan menggunakan jasa

ekspedisi.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam distribusi paprika

adalah masalah biaya (efisiensi) dan daya tahan produk yang pendek

(perishable product). Setelah paprika dipanen maka hanya tersisa 5-14

hari (tergantung cara penyimpanan) untuk memasarkannya mulai dari

produsen sampai ke konsumen. Peran distributor sangat penting untuk

dapat mendistribusikan paprika dengan efisien dan kualitas baik dalam

waktu yang relatif singkat.

Pasar Tradisional

Super Market Negara Tujuan

Hotel/Restoran

Pedagang Pemasok hotel/

Restoran

Pemasok Supermarket

Eksportir

Petani Anggota

Koperasi

Petani Non Anggota

Bandar

Page 61: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

49

2. Pendukung Anggota Rantai

Faktor-faktor pendukung anggota rantai yaitu pelatihan, dan

dukungan kredit. Masing-masing faktor dijelaskan sebagai berikut :

a. Pelatihan

Salah satu dukungan yang diberikan kepada petani adalah

pemberian pelatihan-pelatihan yang bersifat softskill dan hardskill. Melalui

kelompok tani, petani diberikan pelatihan teknik budidaya paprika yang

baik, pengendalian hama terrpadu, dan pelatihan rantai pasokan. Melalui

pelatihan-pelatihan tersebut diharapkan petani dapat meningkatkan

kinerjanya, baik itu mutu produk maupun kuantitasnya. Sedangkan

pelatihan yang diberikan kepada pelaku usaha paprika berupa pelatihan

ekspor-impor, dan pelatihan rantai pasokan. Pelatihan ini dilakukan secara

berkala oleh Balitsa yang bekerja sama dengan LSM dari Belanda. Melalui

pelatihan tersebut, pelaku usaha diharapkan mampu menjadi motor

penggerak dalam peningkatan penjualan paprika ke luar negeri.

b. Dukungan Pembiayaan

Sampai saat ini kredit yang disalurkan langsung pemerintah kepada

petani masih sedikit. Begitu juga dukungan kredit dari satu anggota kepada

anggota rantai pasok yang lain. Petani merasa sulit mencari modal karena

persoalan birokrasi yang rumit dalam peminjaman ke perbankan. Petani

belum optimal dalam memanfaatkan kesempatan pinjaman modal ke

perbankan melalui program kredit usaha rakyat (KUR) yang dirancang

pemerintah untuk membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Mengatasi hal tersebut, koperasi Mitra Sukamaju bekerjasama

dengan Bank Jabar mengajukan pembiayaan untuk petani terutama

anggota koperasi. Selain mengajukan kredit, koperasi bekerjasama dengan

Balitsa dan LSM dari Belanda mengadakan pelatihan pengelolaan

keuangan dan tatacara peminjaman ke bank. Program tersebut belum

berhasil karena birokrasi yang rumit, beban bunga yang tinggi serta

persepsi melakukan pinjaman ke bank merupakan hal yang merugikan.

Page 62: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

50

3. Perencanaan Kolaboratif

Perencanaan kolaboratif berarti terdapat kerjasama, kesatuan, dan

penyelarasan informasi antara satu anggota rantai dengan anggota rantai

yang lain dalam melakukan rantai pasok. Perencanaan tersebut meliputi

pertanyaan yang menjawab berapa volume dan jenis paprika yang harus

diproduksi dan berapa harga yang harus dijual. Sebelum tahun 2006,

perencanaan kolaboratif dilakukan secara rapi oleh Asosiasi Petani Paprika

(Asperika). Tetapi kemudian Asperika dibubarkan karena sebagian besar

anggota Asperika tidak mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati,

sehingga kinerja Asperika dirasa kurang berguna.

4. Penelitian Kolaboratif

Selain memberikan pelatihan kepada petani pemerintah juga

mendukung pertanian paprika dengan melakuakan penelitian-penelitian

untuk meningkatkan produktifitas dan pengendalian hama. Melalui

Balitsa, pengendalian hama dan teknik budidaya paprika yang baik

ditemukan. Selain Balitsa, BPPT juga melakukan penelitian untuk

menghasilkan teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan petani.

Namun, penelitian yang dilakukan belum dapat menghasilkan benih

paprika unggulan, sehingga benih paprika masih di impor dari Belanda.

5. Jaminan Identitas Merek

Paprika yang diproduksi dan dijual petani tidak diberi merek.

Setelah masa panen, petani langsung memasarkan bunganya ke bandar,

koperasi atau langsung menjualnya ke pasar. Koperasi ataupun bandar juga

tidak melakukan pemberian merek. Pemberian merek dilakukan oleh

packaging house atau eksportir. Hal ini menyebabkan konsumen

mengalami kesulitan dalam mencari sumber informasi produsen atau dari

mana paprika dihasilkan.

Paprika yang diekspor harus menyertakan merek atau label

identitas perusahaan. Jika terdapat klaim dari pembeli, maka melalui

identitas tersebut dapat diketahui perusahaan mana yang harus

bertanggung jawab. Jika terdapat ketidak sesuaian dengan pesanan maka

pembeli dapat menolak paprika yang diterima untuk dikembalikan ke

Page 63: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

51

perusahaan eksportir. Namun, pada umumnya pengembalian paprika

jarang terjadi karena dapat menambah biaya pengembalian, sehingga

alternatif potong harga lebih disukai oleh kedua belah pihak.

6. Proses Trust-Building

Proses trust building merupakan proses menumbuhkan saling

kepercayaan antara anggota rantai pasokan. Hal tersebut dapat menjalin

kerjasama yang baik untuk mewujudkan hubungan rantai pasok yang

lancar dan harmonis. Salah satu wujud kekuatan suatu rantai pasok

ditandai dengan kepercayaan yang kuat diantara anggota rantai. Hubungan

kepercayaan yang lemah dapat menyebabkan keengganan untuk menjalin

kerjasama sehingga transfer informasi menjadi terhambat. Adanya aspek

ketidakpercayaan menyebabkan salah satu pihak dalam rantai pasokan

berusaha untuk mendapatkan keuntungannya sendiri.

Proses trust building di dalam rantai pasokan paprika di Desa Pasir

Langu sudah berjalan dengan baik. Antara petani, koperasi, bandar,

packaging house dan eksportir dapat bekerjasama dengan baik tanpa

adanya kesepakatan kontraktual yang mengikat diantara mereka.

Kepercayaan yang terbangun di antara anggota rantai pasok paprika

adalah competence trust. Competence trust yaitu kepercayaan dari masing-

masing pihak dalam menjalankan kerja sama. Kepercayaan ini terbangun

setelah pihak yang bekerjasama tersebut telah mengenal cukup lama

terhadap kompetensinya masing-masing. Tingkatan kepercayaan yang

paling baik adalah good will trust yaitu kepercayaan yang dilandasi iktikad

baik. Masing-masing pihak yang bekerjasama berfikir positif dan berusaha

memikirkan untuk mencapai kemajuan bersama. Dalam menerapkan good

will trust diperlukan niat yang baik dilandasi moral baik.

4.3. Analisis Nilai Tambah

Konsep nilai tambah adalah suatu peningkatan nilai yang terjadi

karena adanya input yang diperlakukan pada suatu komoditas. Input ini

yang menyebabkan terjadinya nilai tambah dari suatu komoditas. Nilai

tambah yang terjadi pada produk tersebut dapat dihasilkan melalui

peningkatan nilai proses atau melalui peningkatan nilai harga. Nilai

Page 64: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

52

tambah setiap anggota rantai pasok paprika ini berbeda-beda, mulai dari

tingkat petani hingga retailer. Penelitian difokuskan untuk mengukur nilai

tambah pada petani, koperasi dan bandar.

4.3.1. Analisis Nilai Tambah Petani

Pada dasarnya setiap petani memiliki tingkat produktivitas yang

hampir sama. Kesamaan tingkat produktivitas petani terjadi karena

kesamaan dalam penggunaan teknologi, sarana produksi, dan teknik

budidaya. Sedangkan faktor yang membedakan antara satu petani dan petani

lainnya adalah harga beli ke tingkat petani yang dilakukan oleh koperasi dan

bandar. Analisis nilai tambah pada petani akan dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok petani anggota Koperasi Mitra Sukamaju dan

petani non anggota Koperasi Mitra Suka Maju, sedangkan untuk rentang

waktunya dilakukan selama satu masa tanam yaitu selama delapan bulan.

Perbedaan mendasar antara petani anggota Koperasi Mitra Sukamaju

dengan petani non anggota adalah pada penjualan hasil panen. Petani

anggota koperasi harus menjual seluruh hasil panennya kepada koperasi,

sedangkan petani non anggota koperasi bebas menjual hasil panennya ke

siapa saja. Petani anggota koperasi dapat memperoleh sarana produksi,

berupa pupuk atau nutrisi dengan mengambil dari koperasi, sedangkan

pembayarannya dilakukan saat panen. Petani non anggota koperasi biasanya

bergabung dengan salah satu bandar besar yang ada di Desa Pasir langu.

Mereka dapat memperoleh sarana produksi yang lebih lengkap dari bandar,

yaitu berupa bibit, pupuk, dan pestisida serta modal di awal masa tanam.

Persyaratannya adalah harus menjual hasil panennya kepada bandar yang

bersangkutan dengan harga yang telah ditetapkan oleh bandar.

Perhitungan nilai tambah untuk petani anggota Koperasi Mitra

Sukamaju di jelaskan dalam Tabel 9. Perhitungan secara rinci nilai tambah

petani anggota koperasi ada pada Lampiran 3.

Page 65: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

53

Tabel 9. Perhitungan nilai tambah untuk petani anggota koperasi No Variabel output, input dan harga Nilai 1. Output (kg/periode) 10.000 2. Input bahan baku (kg/periode) 0,04 3. Tenaga kerja langsung (HOK/ periode) 200 4. Faktor konversi 250.000 5. Konversi tenaga kerja (HOK/Kg) 5.000 6. Harga produk (Rp/Kg) 8.244 7. Upah tenaga kerja (Rp/Jam) 26.000 Variabel penerimaan dan keuangan

8. Harga input bahan baku (Rp/kg) 160.000.000 9. Sumbangan input lainnya (Rp/kg) 1.036.025.000 10. Nilai produk (Rp) 2.061.000.000 11. a. Nilai Tambah (Rp) 864.975.000 b. Rasio nilai tambah (%) 42 % 12. a. Pendapatan tenaga kerja 130.000.000 b. Pangsa tenaga kerja (%) 15 % 13. a. Keuntungan 734.975.000 b. Persentase keuntungan (%) 35%

Sedangkan perhitungan nilai tambah petani non anggota koperasi

dijelaskan dalam Tabel 10. Perhitungan rinci dapat dilihat dalam

Lampiran 4.

Tabel 10. Perhitungan nilai tambah untuk petani non anggota koperasi No Variabel output, input dan harga Nilai 1. Output (kg/periode) 10.000 2. Input bahan baku (benih/periode) 0,04 3. Tenaga kerja langsung (HOK/ hari) 200 4. Faktor konversi 250.000 5. Konversi tenaga kerja (HOK/kg) 5.000 6. Harga produk (Rp/kg) 7000 7. Upah tenaga kerja (Rp/Jam) 24.000 Variabel penerimaan dan keuangan

8. Harga input bahan baku (Rp) 160.000.000 9. Sumbangan input lainnya (Rp) 1.036.025.00 10. Nilai produk (Rp) 1.750.000.00 11. a. Nilai Tambah (Rp) 553.975.000 b. Rasio nilai tambah (%) 31% 12. a. Pendapatan tenaga kerja 120.000.000 b. Pangsa tenaga kerja (%) 21 % 13. a. Keuntungan 433.975.000 b. Persentase keuntungan (%) 24%

Dari perhitungan nilai tambah tersebut dapat diketahui bahwa petani

anggota koperasi memperoleh rasio nilai yang lebih tinggi dibandingkan

dengan petani non anggota koperasi. Rasio nilai tambah petani anggota

koperasi yaitu 42 persen sementara rasio nilai tambah untuk petani non

anggota koperasi yaitu sebesar 31 persen. Artinya selama proses budidaya

untuk setiap 100 rupiah dari nilai output yang dihasilkan terdapat nilai

Page 66: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

54

tambah produk sebesar 42 rupiah untuk paprika yang dihasilkan petani

anggota koperasi dan 31 rupiah untuk paprika yang dihasilkan petani non

anggota koperasi. Sedangkan keuntungan yang diperoleh petani masih lebih

rendah dari nilai tambah yang dihasilkan. Tingkat keuntungan petani

anggota koperasi adalah 35 persen. Hal ini berarti dari 100 rupiah nilai

output yang dihasilkan akan diperoleh keuntungan 35 rupiah. Sedangkan

tingkat keuntungan petani non anggota koperasi adalah 24 persen, artinya

dari 100 rupiah nilai output yang dihasilkan akan diperoleh keuntungan 24

rupiah.

4.3.2. Analisis Nilai Tambah Koperasi

Koperasi melakukan proses sortasi, grading dan pengemasan pada

paprika yang diterimanya dari petani anggota koperasi. Koperasi tidak

melakukan pengolahan lebih lanjut, sehingga nilai tambah yang dihasilkan

juga tidak terlalu tinggi. Harga input koperasi adalah harga yang dibayarkan

koperasi kepada petani, sedangkan harga output adalah harga yang diterima

koperasi dari pembeli. Selisih antar harga input dan output hanya berkisar

antara 15-20%, sehingga koperasi sangat menguntungkan petani. Hal ini

terjadi karena koperasi hanya mengambil komisi sebesar 15-20% dari harga

pasaran untuk setiapa jenis paprika. Perhitungan nilai tambah pada koperasi

Mitra Sukamaju dijelaskan dalam Tabel 11. Perhitungan secara rinci dapat

dilihat dalam lampiran 5.

Tabel 11. Perhitungan nilai tambah untuk Koperasi Mitra Sukamaju No Variabel output, input dan harga Nilai 1. Output (kg/ hari) 1.000 2. Input bahan baku (kg/ hari) 1.100 3. Tenaga kerja langsung (HOK/ hari) 6 4. Faktor konversi 0,9 5. Konversi tenaga kerja (HOK/kg) 0,005 6. Harga produk (Rp/kg) 9.699 7. Upah tenaga kerja (Rp/Hari) 38.000 Variabel penerimaan dan keuangan

8. Harga input bahan baku (Rp) 8.244 9. Sumbangan input lainnya (Rp) 25 10. Nilai produk (Rp) 8.729 11. a. Nilai Tambah (Rp) 460 b. Rasio nilai tambah (%) 5,3% 12. a. Pendapatan tenaga kerja 190 b. Pangsa tenaga kerja (%) 41,3% 13. a. Keuntungan 270 b. Persentase keuntungan (%) 3%

Page 67: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

55

Berdasarkan Tabel 11, menunjukkan bahwa nilai tambah yang

didapatkan koperasi yaitu 5,3 persen, hal ini berarti untuk setiap 100 rupiah

dari nilai output yang dihasilkan terdapat nilai tambah 5,3 rupiah.

Keuntungan yang diperoleh koperasi juga sangat rendah yaitu 3 persen, hal

ini berarti untuk setiap 100 rupiah dari nilai output yang dihasilkan

keuntungan yang diperoleh koperasi adalah 3 rupiah. Hal ini terjadi karena

koperasi memposisikan diri sebagai penyalur produk anggotanya, bukan

sebagai unit bisnis. Keuntungan yang diperoleh digunakan sebagai dana

operasional koperasi.

4.3.3 Analisis Nilai Tambah Bandar

Bandar paprika melakukan proses sortasi, grading, pengemasan dan

penjualan paprika seperti pada koperasi. Bandar paprika tidak melakukan

pengolahan lebih lanjut sehingga nilai tambah yang didapatkan tidak terlalu

besar. Tetapi bandar dapat menentukan harga dengan leluasa sehingga

keuntungan yang diperolehnya menjadi lebih besar. Bandar memperoleh

harga sedikit lebih tinggi dari harga rata-rata koperasi, karena bandar lebih

menekankan kepada anggotanya untuk menjual paprika yang harganya lebih

tinggi di pasar. Sedangkan harga input bandar jauh lebih rendah daripada

harga input koperasi. Harga input bandar lebih rendah karena bandar

membeli paprika dengan harga yang lebih murah kepada petani. Para petani

anggota bandar mau menerima harga yang lebih rendah daripada harga

petani anggota koperasi karena mereka mendapat pinjaman modal, bibit,

dan sarana produksi lannya dari bandar. Perhitungan nilai tambah bandar

ditunjukkan dalam Tabel 12. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.

Page 68: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

56

Tabel 12. Perhitungan nilai tambah untuk bandar No Variabel output, input dan harga Nilai 1. Output (kg/ hari) 1.000 2. Input bahan baku (kg/ hari) 1.080 3. Tenaga kerja langsung (HOK/ hari) 6 4. Faktor konversi 0,92 5. Konversi tenaga kerja (HOK/kg) 0,005 6. Harga produk (Rp/kg) 10.000 7. Upah tenaga kerja (Rp/Hari) 36.000 Variabel penerimaan dan keuangan

8. Harga input bahan baku (Rp) 7.000 9. Sumbangan input lainnya (Rp) 25 10. Nilai produk (Rp) 9.200 11. a. Nilai Tambah (Rp) 2.200 b. Rasio nilai tambah (%) 24% 12. a. Pendapatan tenaga kerja 180 b. Pangsa tenaga kerja (%) 8,2% 13. a. Keuntungan 2020 b. Persentase keuntungan (%) 23%

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa nilai tambah yang

didapatkan oleh bandar yaitu 24 persen, hal ini berarti untuk setiap 100

rupiah dari nilai output yang dihasilkan terdapat nilai tambah 24 rupiah.

Sedangkan tingkat keuntungan yaitu 23 persen, hal ini berarti untuk setiap

100 rupiah dari nilai output yang dihasilkan keuntungan yang diperoleh

badar adalah 23 rupiah. Nilai ini jauh lebih besar daripada nilai tambah dan

keuntungan yang diperoleh koperasi. Bandar merupakan unit usaha yang

orientasinya keuntungan, berbeda dengan koperasi yang orientasinya adalah

mensejahterakan anggotanya.

4.4. Sistem Rantai Pasokan Paprika

Analisis rantai pasokan paprika pada sub bab sebelumnya

menunjukkan bahwa anggota rantai pasok terutama petani, koperasi dan

bandar masih belum menggunakan sistem manajemen yang baik. Sistem

pencatatan keuangan dan administrasi dilakukan dengan cara yang sangat

sederhana. Perencanaan kolaboratif mengenai kerjasama, penyelarasan

informasi antara satu anggota rantai pasok dengan anggota rantai pasok

yang lain juga tidak dilaksanakan, karena tidak ada lembaga khusus yang

menangani hal tersebut. Sistem transaksi yang dilakukan antar anggota

rantai pasok hanya berdasarkan kepercayaan tanpa ada kontrak dan

kesepakatan tertulis. Hal ini sering merugikan petani, terutama bandar dan

Page 69: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

57

koperasi karena ada beberapa mitra yang tidak membayar paprika yang

mereka beli.

Berdasarkan hal diatas maka diperlukan sebuah sistem rantai

pasokan terintegrasi yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Sistem

rantai pasokan yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Sistem rantai pasokan paprika

Sistem rantai pasokan diatas terdiri dari anggota anggota rantai pasok

primer dan anggota rantai pasok sekunder. Anggota rantai pasok primer

terdiri dari petani/ kelompok tani, koperasi dan bandar, retailer, packaging

house dan eksportir dan pedagang pasar tradisional. Sedangkan anggota rantai

pasok sekunder terdiri dari, pemasok input budidaya paprika, pemerintah,

Balitsa, Perbankan, perusahaan swasta, LSM dan perguruan tinggi. Masing-

masing anggota rantai pasokan memiliki peran yang berbeda. Pada rantai

pasokan ini, pemerintah berperan sebagai fasilitator yang bertujuan untuk

memastikan adanya pembagian keuntungan dan risiko yang adil pada setiap

anggota rantai pasokan. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan

menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan bimbingan teknis dan

pemasaran kepada kelompok tani, serta membangun kemitraan strategis

dengan perusahaan swasta, perguruan tinggi dan perbankan.

Perguruan tinggi dan Balitsa berperan dalam melakukan penelitian

kolaboratif. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh teknik budidaya yang

lebih baik, cara pemberantasan hama yang lebih aman bagi lingkungan, dan

Pemasok Input - Pestisida - Nutrisi - Benih - Media tanam

Petani/ Kelompok Tani

Koperasi Bandar

- Retailer - Packaging

house - Eksportir - Pasar

tradisional

Pemerintah Perbankan Balitsa

Perguruan Tinggi LSM Perusahaan swasta

Konsumen

Page 70: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

58

menghasilkan benih paprika unggulan. Kemitraan dengan perbankan

diharapkan mampu mempermudah akses permodalan bagi petani dalam

jangka panjang. Perusahaan swasta diharapkan dapat membangun kemitraan

berupa mitra tani sehingga perusahaan juga bertanggung jawab terhadap

kelangsungan budidaya paprika yang dilakukan oleh petani. LSM berperan

dalam pendampingan petani dan memberikan pelatihan dalam hal distribusi

dan pemasaran. Dengan adanya hubungan kerjasama yang disepakati

berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling menguntungkan, dan adanya

penerapan etika bisnis yang baik maka sistem rantai pasokan yang terbangun

dapat menjadi solusi atas masalah yang dihadapi selama ini.

Keberhasilan suatu rantai pasokan tergantung dari sejauh mana

pihak-pihak yang terlibat di dalamnya mampu menerapkan kunci sukses

(key success factor) yang mendasari setiap aktifitas di dalam perdagangan.

Kunci sukses tersebut merupakan praktek-praktek penting yang pabila

dijalankan dengan baik, dapat memperlancar aktivitas bisnis di sepanjang

rantai pasokan. Kunci sukses tersebut adalah ;

a. Trust Building

Kepercayaan yang terbangun diantara anggota rantai pasok mampu

mendukung kelancaran aktivitas rantai pasok, seperti kelancaran transaksi,

penjualan, distribusi produk, dan distribusi informasi pasar. Membangun

kepercayaan diantara pihak-pihak yang bekerjasama, dapat dilakukan

dengan membuat kesepakatan baik tertulis maupun tidak tertulis. Apabila

kesepakatan tersebut dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka kepercayaan

tersebut dapat meningkat sehingga setiap anggota rantai pasokan dapat

menjalankan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian trust

building yang terbangun di dalam rantai pasokan dapat menciptakan rantai

pasokan yang kuat.

b. Koordinasi dan Kerjasama

Koordinasi diantara anggota rantai pasokan sangat penting untuk

mewujudkan kelancaran rantai pasokan. Koordinasi yang ada saat ini hanya

terbatas pada tiga hal yaitu, jenis, kuantitas pesanan dan harga tetapi belum

berkoordinasi dalam bentuk perencanaan. Koordinasi dalam bentuk

Page 71: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

59

perencanaan memungkinkan terjadinya transparansi informasi pasar mulai

dari ritel ke produsen. Kerjasama diantara anggota rantai pasokan tersebut

haus diintensifkan agar koordinasi berjalan dengan baik.

c. Kemudahan Akses Pembiayaan

Akses pembiayaan yang mudah dan administrasi yang tidak berbelit-

belit memudahkan setiap anggota rantai pasokan dalam mengembangkan

usahanya. Akses pembiayaan yang mudah dapat terjadi jika ada koordinasi

dari semua unsur dan pelaku yang terkait dengan aspek pembiayaan, baik

secara langsung seperti penguatan permodalan maupun yang tidak langsung

seperti penjaminan kredit. Dengan kemudahan akses pembiayaan

diharapkan pertanian paprika dapat berkembang dengan baik, secara

kuantitas maupun kualitas.

d. Dukungan Pemerintah

Peran pemerintah sebagai fasilitator, regulator, dan motivator sangat

penting dalam mewujudkan iklim usaha yang kondusif. Distribusi informasi

pasar, pelatihan keuangan, pelatihan budidaya dan pengendalian hama

terpadu serta kebijakan yang mendukung perdagangan produk hortikultura

turut mendorong kemajuan agribisnis paprika. Dengan demikian, peran

pemerintah untuk mendorong berkembangnya agribisnis paprika dapat

mendorong daya saing rantai pasokannya.

Page 72: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

60

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil perhitungan dengan MPE diperoleh tiga jenis sayuran unggulan

yaitu paprika (12.236,33), lettuce (9.967,33) dan brokoli (8.272). Paprika

memberikan marjin keuntungan yang besar dan potensi pasar domestik

maupun mancanegara. Oleh karena itu, paprika dipilih sebagai objek

penelitian. Lokasi penelitin yang dipilih adalah Desa Pasir Langu, Kecamatan

Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat karena merupakan sentra

paprika terbesar di Indonesia.

Anggota rantai pasok paprika di Desa Pasir Langu terdiri dari petani,

koperasi, bandar, pemasok hotel, restauran, dan swalayan, eksportir, dan

retailer. Sistem transaksi dan pemilihan mitra hanya berdasarkan pada

kepercayaan, tidak menggunakan kriteria standar dan sistem kontraktual

tertulis.

Analisis nilai tambah menunjukkan bahwa petani anggota koperasi

memperoleh nilai tambah lebih tinggi dibanding petani non anggota koperasi.

Rasio nilai tambah petani anggota koperasi yaitu 42 persen. Sementara rasio

nilai tambah untuk petani non anggota koperasi yaitu sebesar 31 persen.

Sedangkan bandar paprika memperoleh nilai tambah jauh lebih tinggi daripada

koperasi. Bandar paprika memperoleh nilai tambah sebesar 24 persen

sedangkan koperasi hanya mendapat 5,3 persen.

Alternatif sistem rantai pasok paprika adalah dengan mensinergiskan

antara rantai pasok primer dan rantai pasok sekunder. Rantai pasok primer

terdiri dari petani, koperasi, bandar, retailer, packaging house, eksportir dan

pedagang pasar tradisional. Sedangkan anggota rantai pasok sekunder terdiri

dari, pemasok input budidaya paprika, pemerintah, Balitsa, Perbankan,

perusahaan swasta, LSM dan perguruan tinggi.

Page 73: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

61

5.2. Saran

1. Pelaksanaan manajemen rantai pasokan paprika memerlukan adanya

pembagian keuntungan dan risiko yang adil pada setiap anggota agar

senantiasa tercipta kerjasama yang saling menguntungkan.

2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk pengukuran kinerja manajemen rantai

pasokan dengan menggunakan Supply Chain Operation Reference

(SCOR) model atau metode lainnya agar menghasilkan perhitungan yang

lebih baik, sehingga dapat melakukan perbaikan kinerja yang benar-benar

optimal.

Page 74: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

62

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyansyah. 2007. Manajemen Rantai Penyedia Barang (Supply Chain Management) Bagian Hulu Produk Susu Pasteurisasi (Studi Kasus di Koperasi Peternakan Bandung Selatan, Jawa Barat). Skripsi pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Austin, J.E. 1992. Agroindustrial Project Analysis. John Hopkins University Press, USA.

Ballou, R. H. 2004. Business Logistic : Supply Chain Management Strategy, planning, and operation. Prentice Hall, New Jersey.

Chopra, S dan P. Meindhl. 2004. Supply Chain Management, Strategy, Planing, and Operation. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Departemen Pertanian, Jakarta.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 2007. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Bogor : FEM IPB.

Heizer, J dan B Render. 2004. Operations Management. Person Education, Inc. New Jersey.

Indrajit Richardus Eko dan Richadus Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply Chain, Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Grasindo. Jakarta.

Irmawati. 2007. Pengaruh Manajemen rantai pasokan Terhadap Kinerja di PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lau, H.C.W. W.K. Pang. C.W.Y. Wong. 2002. Methodology for Monitoring Supply Chain Performace: a Fuzzy Logic Approach. Logistic Informatoin Management. Vol 15 (4): 271 - 280.

Lee HL, V Padmanabhan, S Whang. 1997. The Bullwhip Effect in Supply Chains. Sloan Management Review: 93-101.

Ma’arif, M.S dan H. Tanjung. 2006. Manajemen Operasi.Grasindo. Jakarta.

Nahmias, S. 2005. Production and Oeration Analysis. Mc Graw-Hill Companies. Inc. New York.

Oktiya, A. 2006. Analisis Rantai Pasokan Terhadap Produktivitas UKM Keramik Klampok Banjarnegara. Sekripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pujawan, I.N. 2005. Supply Chain Management. Guna Widya. Surabaya.

Ritonga, O.S. 2005. Analisis Pemasaran Komoditas Kentang dengan Pendekatan Supply Chain Management (SCM) di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Skripsi pada Fakultas Pertanian, institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 75: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

63

Russell, R.S dan B.W Taylor.2003. Operations Management. Person Education, Inc. New Jersey.

Siagian, Y.M. 2005. Aplikasi supply Chain Management dalam Dunia Usaha. Grasindo, Jakarta.

Simci-levi, D., P. Kaminsky dan E. Simchi-Levi. 2000. Designing and Managing The Supply Chain: Concepts, Strategies and Case Studies. McGraw-Hill, New York.

Susila, Anas D. 2006. Panduan Budidaya Sayuran. IPB Pers. Bogor

Susiyana, A.O. 2005. Analisis Rantai Pasokan Komoditas Jeruk Medan (Studi Kasus di Pasar Induk Kramat Jati dan Carefour Cempaka Mas, jakarta). Skripsi pada fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Van der Vorst, J.G.A.J.A.J.M. Beulans. 2002. Performance Measurement In Agri Food Supply-Chain Networks. International Journal of Agro-food chains and networks for development, 13-24. Netherlands

www.bps.go.id [3 Maret 2008]

www.deptan.go.id [3 Maret 2008]

www.apo-tokyo.org ( 5 Oktober 2008)

Page 76: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

LAMPIRAN

Page 77: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

65

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

KUESIONER KEGIATAN

PENELITIAN MAHASISWA

Analisis Rantai Pasokan Sayuran Unggulan Dataran Tinggi

di Jawa Barat

Oleh : Feri Setyawan

Gambaran Ringkas

Survei ini dilakukanoleh Feri Setyawan (NRP H24104012) , Mahasiswa

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor. Survei ini bertujuan untuk menyelesaikan skripsi,

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Informasi yang didapatkan dari survei ini akan

dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan analisis statistik.

Analisis dan tabulasi akan dilakukan secara gabungan sehingga informasi

setiap responden tidak akan diketahui.

Atas kerjasamanya, Saya ucapkan terimakasih.

Page 78: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

66

Identitas Responden

1. Nama :…………………………………………………………….. 2. Jenis kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan 3. Usia :…………………………………………………………….. 4. Pendidikan

a. Formal [ ] Tidak sekolah [ ] SMU/ Aliah [ ] Tidak tamat SD [ ] D-3 [ ] Tamat SD/Ibtidaiyah [ ] Universitas [ ] SLTP/ Tsanawiyah [ ] Lain-lain, sebutkan,….

b. Non Formal : [ ] Pernah [ ] Tidak pernah Jika pernag, sebutkan…………………………………………………..

5. Sejak kapan usaha ini dimulai di daerah saudara (tahun/bulan)…………… 6. Sejak kapan saudara menjalani usaha ini (bulan/tahun)…………………… 7. Luas budidaya paprika yang saudara miliki saat ini (Ha) :………………… 8. Bagaimana status kepemilikan lahan saudara tersebut : [ ] milik sendiri

[ ] sewa 9. Jika sewa berapa ongkos/ biaya sewa per Ha per tahun : Rp....................... 10. Jumlah tenaga kerja.......(orang) :.......(dalam keluarga).........(luar keluarga) 11. Sistem upah : [ ] bulanan...........................(Rp/bulan)

[ ] bagi hasil.........................(%) [ ] lainya...............................

12. Apakah saudara mempunyai usaha lain : [ ] Ya [ ] Tidak Jika ya, sebutkan jenis usaha :.....................................................................

Aspek Produksi 1. Dalam pembudidayaan paprika, darimana saudara mendapatkan

pengetahuan budidaya, sebutkan…………………………………………… 2. Sebutkan tahapan budidaya tanaman paprika mulai dari penyiapan lahan

sampai hasilnya siap untuk dipasarkan ……………………......................... 3. Luas lahan usaha saudara :…………………….hektar

Keprmilikan Luas lahan (Ha) Menghasilkan Belum menghasilkan

Milik sendiri Milik perusahaan Milik pemerintah Lainnya (Sewa, maro,dll)

Total produksi

4. Berapa banyak bibit yang Saudara gunakan :……………………Kg 5. Darimana Saudara mendapatkan bibit tersebut :…………………………… 6. Berapa biaya yang digunakan untuk mendapatkan bibit tersebut :………… 7. Jenis varietas paprika yang saudara tanam…………………………………. 8. Produktivitas usaha tani tanaman paprika yang saudara hasilkan :…kg/Ha 9. Bagaimana penjadwalan atau pengaturan pemanenan dari tanaman paprika

yang diusahakan, jelaskan………………………………………………….. 10. Bagaimana sistem order yang diberikan oleh prosesor……………………..

Page 79: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

67

11. Berapa lama saudara dapat memenuhi order tersebut……………………… 12. Bagaiman pengawasan mutu pertanian saudara……………………………. Lanjutan lampiran 1.

13. Apakah saudara melakukan proses sorting dan grading dari produk yang Saudara hasilkan…………………………………………..………………..

14. Apakah saudara melakukan pengemasan dan pelabelan pada produk yang Saudara hasilkan ……………………………………………...…………….

15. Dari segi mutu produk yang saudara hasilkan apakah sudah memenuhi permintaan pasar...

16. Apakah ada pelatihan atau pembinaan dari pemerintah, koperasi atau instansi lain untuk meningkatkan kualitas produksi saudara……………….

17. Bagaiman transportasi hasil panen dari kebun ke konsumen………………. 18. Berapa nilai susut yang terjadi dalam proses pengankutan tersebut……….. 19. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk proses transportasi tersebut…………

Aspek Pemasaran

1. Penjualan produksi saat ini dilakukan oleh : [ ] Sendiri [ ] Melalui koperasi [ ] Melalui kelompok usaha tani [ ] Lainnya, sebutkan…………………..

2. Biaya pemasaran yang timpul terdiri dari : [ ] Promosi : Rp………………/……………… [ ] Pengangkutan : Rp………………/……………… [ ] Komisi : Rp………………/……………… [ ] Pungutan liar : Rp………………/……………… [ ] Lainnya : Rp………………/………………

3. Apakah saudara mengalami kesulitan dalam memasarkan paprika tersebut [ ] Ya [ ] Tidak Jika ya, sebutkan kesulitan yang dihadapi…………………………………

4. Berapa besar permintaan pasar paprika ini per bulan……………………… 5. Gambarkan rantai pasokan yang ada dalam perdagangan produk paprika…

Jenis/ kelompok konsumen : Pembeli Persentase Rumah Tangga Industri Koperasi Pedagang pengumpul Lainnya, sebutkan……………………………

6. Daerah penjualan produk paprika yang saudara lakukan

Daerah Penjualan Persentase Dalam Kecamatan Dalam Kabupaten Dalam propinsi Antar propinsi Eksport, negara tujuan………………………

Page 80: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

68

Kinerja Keuangan 1. Apa saja sarana produksi yang Saudara gunakan………………………….. 2. Berapa biaya bibit yang saudara keluarkan selama satu musin : Rp……….

Lanjutan lampiran 1.

3. Berapa biaya yang Saudara keluarkan untuk pemenuhan sarana produksi selama satu musim panen : Rp…………………………………. Jenis Alat Jumlah Harga

lokal Umur Ekonomis Lokasi

pembelian

4. Pengeluaran untuk tenaga kerja untuk lahan……Ha Uraian kegiatan Jumlah

(oarang) Status Upah Lama

Kerja (Jam/ hari)

Jumlah DK LK (Rp/hari) Lain

Persemaian dan pembibitan

Penanaman Penyiraman Perawatan Panen dan pasca panen

Toatal

5. Darimana Saudara mendapatkan modal untuk pembelian bibit dan sarana produksi……

6. Kendala yang dihadapi dalam pemenuhan bibit dan sarana produksi…………….

7. Berapa output/total produksi yang Saudara hasilkan dalam satu periode (Kg/ Periode)…..

8. Berapa input bahan baku (bibit dan sarana produksi) untuk sekali periode………

9. Berapa harga produk yang Saudara jual (Rp/Kg) ………………………………...

10. Apakah Saudara pernah mengalami kerugian ……………………………………

11. Menurut Saudara, faktor apa yang menyebabkan Saudara mengalami kerugian…

Page 81: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

69

Kemitraan 1. Apakah Saudara menjadi anggota anggota perkumpulan sejenis : [ ] Ya

[ ] Tidak Jika ya

Nama perkumpulan :.................................................................... Status keanggotaan Mulai menjadi anggota :........................................................................

Jika tidak kenapa,....................................................................................... 2. Apakah saudara melakukan kemitraan dengan usaha lain : [ ] Ya [ ]

Tidak Jika ya, sebutkan nama mitranya :................................................................

3. Bentuk kemitraan terutama dalam hal [ ] Pembelian bahan baku [ ] Pelatihan bersama [ ] Modal bersama [ ] penggunaan mesin/ peralatan bersama [ ] Pemasaran bersama [ ] lainya,sebutkan...........................

Page 82: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

70

Lampiran 2. Perhitungan MPE

Pakar 1

No Kriteria Bobot (1-5)

Alternatif (Range 1-10)

Paprika Brokoli Kubis bunga

Lettuce Pakchoi Kentang Kol/Kubis Wortel

1 Ketersediaan bibit 5 4 3 3 4 4 3 3 3

2 Ketersediaan sarana produksi

4 4 4 3 4 4 3 3 3

3 Kualitas produk 3 5 3 3 4 4 3 3 3 5 Continuitas produksi 5 3 4 3 4 4 3 3 3 6 Ketersediaan produk 5 3 4 3 4 4 3 3 3

7 Potensi pasar domestik dan ekspor

5 5 4 3 5 4 3 3 3

8 Margin keuntungan 5 5 4 3 5 4 3 3 3 9 Risiko 5 4 4 3 4 2 3 3 3 10 Kemitraan 4 4 4 3 4 4 3 3 3

Page 83: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

71

Lanjutan lampiran 2.

Hasil perhitungan skor MPE pakar 1

No Kriteria Alternatif (Range 1-10)

Paprika Brokoli Kubis bunga

Lettuce Pakchoi Kentang Kol/Kubis Wortel

1 Ketersediaan bibit 1.024 243 243 1.024 1.024 243 243 243

2 Ketersediaan sarana produksi

256 256 81 256 256 81 81 81

3 Kualitas produk 125 27 27 64 64 27 27 27 5 Continuitas produksi 243 1.024 243 1.024 1.024 243 243 243 6 Ketersediaan produk 243 1.024 243 1.024 1.024 243 243 243

7 Potensi pasar domestik dan ekspor

3.125 1.024 243 3.125 1.024 243 243 243

8 Margin keuntungan 3.125 1.024 243 3.125 1.024 243 243 243 9 Risiko 1.024 1.024 243 1.024 32 243 243 243 10 Kemitraan 256 256 81 256 256 81 81 81

Total Skor 9.451 4.878 1.404 10.922 5728 1.404 1.404 1.404

Page 84: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

72

Lanjutan lampiran 2.

Pakar 2

No Kriteria Bobot (1-5)

Alternatif (Range 1-10)

Paprika Brokoli Kubis bunga

Lettuce Pakchoi Kentang Kol/Kubis Wortel

1 Ketersediaan bibit 5 3 3 5 4 3 5 4 5

2 Ketersediaan sarana produksi

4 4 4 5 4 4 5 3 5

3 Kualitas produk 3 5 3 3 4 4 3 2 4 5 Continuitas produksi 5 5 4 3 4 3 5 5 3 6 Ketersediaan produk 5 4 5 3 4 4 3 3 3

7 Potensi pasar domestik dan ekspor

5 5 4 3 5 4 4 3 3

8 Margin keuntungan 5 5 5 4 4 4 3 4 4 9 Risiko 5 4 4 3 3 2 3 3 3 10 Kemitraan 4 4 4 2 4 4 2 2 3

Page 85: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

73

Lanjutan lampiran 2.

Hasil perhitungan skor MPE pakar 2

No Kriteria Alternatif (Range 1-10)

Paprika Brokoli Kubis bunga

Lettuce Pakchoi Kentang Kol/Kubis Wortel

1 Ketersediaan bibit 243 243 3125 256 243 3.125 1.024 3.124

2 Ketersediaan sarana produksi

256 256 625 625 256 625 81 625

3 Kualitas produk 125 27 27 27 64 27 8 64 5 Continuitas produksi 3125 1.024 243 243 243 3.125 3.125 243 6 Ketersediaan produk 1024 3.125 243 1.024 243 243 243

7 Potensi pasar domestik dan ekspor

3.125 1024 243 3.125 1.024 1.024 243 243

8 Margin keuntungan 3.125 3125 1024 3.125 1.024 243 1.024 1.024 9 Risiko 1.024 1.024 243 1.024 32 243 243 243 10 Kemitraan 256 256 16 256 256 16 16 81

Total Skor 12.303 10.104 5789 10.922 4.166 8.671 5.764 5.891

Page 86: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

74

Lanjutan lampiran 2. Pakar 3

No Kriteria Bobot (1-5)

Alternatif (Range 1-10)

Paprika Brokoli Kubis bunga

Lettuce Pakchoi Kentang Kol/Kubis Wortel

1 Ketersediaan bibit 5 5 4 4 3 3 3 4 5

2 Ketersediaan sarana produksi

4 4 5 5 5 4 5 3 5

3 Kualitas produk 3 4 3 3 5 4 4 2 4 5 Continuitas produksi 5 5 4 3 4 3 5 5 3 6 Ketersediaan produk 5 4 5 4 4 4 3 3 3

7 Potensi pasar domestik dan ekspor

5 5 4 3 5 4 4 3 3

8 Margin keuntungan 5 5 5 4 4 4 4 4 4 9 Risiko 5 4 3 3 3 2 3 3 3 10 Kemitraan 4 3 2 3 5 4 3 3 3

Page 87: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

75

Lanjutan lampiran 2.

Hasil perhitungan skor MPE pakar 3

No Kriteria Alternatif (Range 1-10)

Paprika Brokoli Kubis bunga

Lettuce Pakchoi Kentang Kol/Kubis Wortel

1 Ketersediaan bibit 3125 1024 1.024 243 1.024 243 1.024 3.125

2 Ketersediaan sarana produksi

256 625 625 625 256 625 81 625

3 Kualitas produk 64 27 27 125 64 64 8 64 5 Continuitas produksi 3125 625 243 1024 243 3.125 3.125 243 6 Ketersediaan produk 1024 3125 1.024 1024 1.024 243 243 243

7 Potensi pasar domestik dan ekspor

3.125 1024 243 3.125 1.024 1.024 243 243

8 Margin keuntungan 3.125 3125 1024 1024 1.024 1.024 1.024 1.024 9 Risiko 1.024 243 243 243 32 243 243 243 10 Kemitraan 81 16 81 625 256 81 81 81

Total Skor 14.949 9.834 5.789 8058 4.947 6.672 6.072 5.891

Page 88: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

76

Lanjutan lampiran 2.

Skor Rata-Rata MPE Sayurang Unggulan Dataran Tinggi

Peringkat Jenis sayuran Skor 1 Paprika 12.234,33* 2 Lettuce 9.967,33 3 Borokoli 8.272,00 4 Kentang 5.582.33 5 Pakshoy 4.947,00 6 Kol/kubis 4.413,30 7 Wortel 4.395,33 8 Kubus bunga 4.327,00

* Sayuran terpilih sebagai objek penelitian

Page 89: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

77

Lampiran 3. Perhitungan nilai tambah petani anggota koperasi No Variabel output, input dan harga Nilai 1 Output /total produksi (Kg/Periode) A = 10.000 2 Input bahan baku (Kg /Periode) B = 0,04 3 Input tenaga kerja (HOK/ periode) C = 200 4 Faktor Konversi (1)/(2) D = 1000/4000 = 250.000 5 Koefesien tenaga kerja (3)/(2) E = 200/0,04 = 5.000 6 Harga produk (Rp/Kg) F = 8.244 7 Upah rata-rata tenaga kerja per HOK

(Rp/HOK) G = 26.000

Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku (Rp/Kg) H = 160.000.000 9 Sumbangan input lain (Rp/Kg) I = 1.036.025.000 10 Nilai produk (Rp/Kg) (4) x (6) J = 250.000 X 8.244 =

2.061.000.000 11 a.Nilai Tambah (RP/KG)(10)-(8)-(9) K = 2.061.000.000 – 160.000.000 –

1.036.025.000= 864.975.000 b.Rasio nilai tambah (11a)/(j) (%) L % =864.975.000 /2.061.000.000=

42% 12 Pendapatan tenaga kerja (5 x 7) (Rp/Kg) M = 5.000 x26.000 = 130.000.000

b.Imbalan tenaga kerja(12a/11a) (%) N % = 130.000.000/864.975.000 =

15% 13 a.Keuntungan (11 a- 12a) (Rp/Kg) O = 864.975.000 - 130.000.000 =

734.975.000

b.Tingkat keunungan (13a/10) (%) P % = 734.975.000/2.061.000.000 = 35%

Keterangan: Bahan baku utama adalah benih paprika Harga 1 biji benih paprika = Rp. 1.600 Berat 1 gram benih paprika = 100 biji Berat 1 Kg biji benih paprika = 100. 0000 biji Harga 1 Kg biji benih paprika = Rp. 160.000.000

Input lain (untuk 1 kg benih paprika) Pestisida = Rp. 234.275.000 Nutrisi = Rp. 569.750.000 Sewa lahan = Rp. 75.000.000 Green house = Rp. 50.000.000 Media tanam = Rp. 107.000.000 Total input lain = Rp. 1.036.025.00

Page 90: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

78

Lampiran 4. Perhitungan nilai tambah untuk petani non anggota koperasi No Variabel output, input dan harga Nilai 1 Output /total produksi (Kg/Periode) A = 10.000 2 Input bahan baku (Kg /Periode) B = 0,04 3 Input tenaga kerja (HOK/ periode) C = 200 4 Faktor Konversi (1)/(2) D = 1000/0,04 = 250.000 5 Koefesien tenaga kerja (3)/(2) E = 200/0,04= 5.000 6 Harga produk (Rp/Kg) F = 7.000 7 Upah rata-rata tenaga kerja per HOK

(Rp/HOK) G = 24.000

Pendapatan dan Keuntungan 8 Harga input bahan baku (Rp/Kg) H = 160.000.000 9 Sumbangan input lain (Rp/Kg) I = 1.036.025.00 10 Nilai produk (Rp/Kg) (4) x (6) J = 250.000 X 7.000 =

1.750.000.000 11 a.Nilai Tambah (RP/KG)(10)-(8)-(9) K = 1.750.000.000 –

160.000.000 – 1.036.025.00= 553.975.000

b.Rasio nilai tambah (11a)/(j) (%) L % = 553.975.000/1.750.000.000= 31 %

12 a.Pendapatan tenaga kerja (5 x 7) (Rp/Kg)

M = 5.000X24.000 = 120.000.000

b.Imbalan tenaga kerja(12a/11a) (%) N % = 120.000.000 /553.975.000= 21 %

13 a.Keuntungan (11 a- 12a) (Rp/Kg) O = 553.975.000– 120.000.000 = 433.975.000

b.Tingkat keunungan (13a/10) (%) P % = 433.975.000/1.750.000.000 =24%

Page 91: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

79

Lampiran 5. Perhitungan nilai tambahKoperasi Mitra Sukamaju No Variabel output, input dan harga Nilai

1 Output /total produksi (Kg/hari) A = 1000

2 Input bahan baku (Kg /hari) B = 1100

3 Input tenaga kerja (HOK/ hari) C = 6

4 Faktor Konversi (1)/(2) D = 1000/1100 = 0,9

5 Koefesien tenaga kerja (3)/(2) E =6/1100 = 0,005

6 Harga produk (Rp/Kg) F = 9.699

7 Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp/HOK) G = 38.000

Pendapatan dan Keuntungan

8 Harga input bahan baku (Rp/Kg) H = 8.244

9 Sumbangan input lain (Rp/Kg) I = 25

10 Nilai produk (Rp/Kg) (4) x (6) J = 0,9 X 9.699 = 8.729

11. a. Nilai Tambah (Rp) K = 8.729 – 8244 – 25 =

460

b. Rasio nilai tambah (%) L % =460/8.729 = 5,3 %

12. a. Pendapatan tenaga kerja M = 0,005X38.000 =

190

b. Pangsa tenaga kerja (%) N % = 190/460= 41,3 %

13. a. Keuntungan O = 460 – 190 = 270

b. Rate keuntungan (%) P % = 270/8.729 =3 %

Page 92: ANALISIS RANTAI PASOKAN SAYURAN UNGGULAN … · kegiatan pembibitan dan pembudidayaan ternak ... kehutanan mencakup kegiatan penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan, (5) ... pembenihan,

80

Lampiran 6. Perhitungan nilai tambah bandar No Variabel output, input dan harga Nilai

1 Output /total produksi (Kg/hari) A = 1000

2 Input bahan baku (Kg /hari) B = 1080

3 Input tenaga kerja (HOK/ hari) C = 6

4 Faktor Konversi (1)/(2) D = 1000/1080 = 0,92

5 Koefesien tenaga kerja (3)/(2) E =6/1080 = 0,005

6 Harga produk (Rp/Kg) F = 10.000

7 Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp/HOK) G = 36.000

Pendapatan dan Keuntungan

8 Harga input bahan baku (Rp/Kg) H = 7.000

9 Sumbangan input lain (Rp/Kg) I = 25

10 Nilai produk (Rp/Kg) (4) x (6) J = 0,92 X 12.000 = 11.040

11. a. Nilai Tambah (Rp) K = 11.040 – 7.000 – 25 = 2.200

b. Rasio nilai tambah (%) L % = 4.015/11.040 = 36,4 %

12. a. Pendapatan tenaga kerja M = 0,005X36.000 = 180

b. Pangsa tenaga kerja (%) N % = 180/4.015= 4,4 %

13. a. Keuntungan O = 4.015 – 180 = 3.835

b. Rate keuntungan (%) P % = 3.835/11.040 = 34,7 %