ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

14
1 ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA ZIS MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA SURABAYA JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Sofwatillah Pratiwi 135020501111009 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

Page 1: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

1

ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA ZIS MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA

SURABAYA

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Sofwatillah Pratiwi

135020501111009

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

2

Page 3: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

3

ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA ZIS MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA SURABAYA

Sofwatillah Pratiwi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi muzakki dalam

menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah melalui lembaga amil zakat di Kota Surabaya.

Penelitian ini berdasarkan teori kedudukan ZIS dalam islam, ZIS dalam perspektif ekonomi,

pengertian dan fungsi LAZ dan teori preferensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari

penelitian didapat bahwa faktor religiusitas, pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor sosial

dan kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki dalam menyalurkan dana

ZIS melalui lembaga amil zakat di Kota Surabaya.

Kata kunci: zakat, infaq, shadaqah, lembaga amil zakat dan preferensi muzakki

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence muzakki in distributing zakat funds, infaq

and shadaqah through amil zakat institutions in the city of Surabaya. This study is based on ZIS

status theory in Islam, ZIS in economic perspective, understanding and function of LAZ and theory

of preference. This research is a quantitative research by using questionnaires and using multiple

regression analysis. The result of research shows that religiosity factor, knowledge, service, LAZ

program, social factor and trust have significant effect to muzakki preference in distributing ZIS

fund through amil zakat institution in Surabaya city.

Keywords: zakat, infaq, shadaqah, amil zakat institutions and muzakki preference

A. PENDAHULUAN

Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan instrumen pemberdayaan masyarakat dalam

mensejahterakan umat. Dana ZIS berasal dari masyarakat (muzakki), dikelola oleh lembaga yang

dikelola oleh masyarakat, dan dipergunakan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang

membutuhkan. Namun zakat, infak, dan shadaqah memiliki pengertian yang berbeda. Zakat berarti

pemberian atau derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah, dan waktu suatu kekayaan atau harta

yang wajib diserahkan, telah ditetapkan juga pendayagunaannya, yaitu dari umat Islam untuk umat

Islam. Infak adalah pemberian yang tidak ditentukan jenis, jumlah dan waktu suatu kekayaan atau

harta harus diamalkan. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh

jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi.

Segala bentuk amal perbuatan baik (kebajikan) dan ungkapan kejujuran dapat dikategorikan

sebagai sedekah (Herawati, 2011).

Pemanfaatan zakat di Indonesia dapat berupa pemenuhan kebutuhan sehari-hari para

mustahik maupun sebagai modal bagi pengembangan usaha mereka. Bila muzakki membayarkan

dana zakat kepada lembaga amil zakat terpercaya, maka pengelolaan dana zakat akan diarahkan

kepada usaha pengembangan ekonomi masyarakat fakir miskin sehingga kelak mereka akan

menjadi muzakki. Manfaat zakat bagi pembangunan masyarakat Indonesia dalam bidang sosial dan

ekonomi akan sulit tercapai bila tidak ada peran serta amil zakat. Untuk lebih menguatkan dan

mengembangkan keberadaan lembaga pengelola zakat, dikeluarkan UU Nomor 23/2011 yang

berlaku hingga sekarang (Karim dan Syarief,2009).

Menurut UU Nomor 23/2011, Lembaga Amil Zakat memiliki fungsi sebagai

pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan umat. Dalam fungsi

pendayagunaan dana ZIS, LAZ berupaya untuk memperluas manfaat zakat demi kemaslahatan

Page 4: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

4

umat dengan memiliki beberapa program yang mempunyai tujuan meningkatkan kesadaran serta

motivasi muzakki untuk menunaikan zakat, meningkatkan kualitas para amil, dan meningkatkan

kualitas pendayagunaan zakat untuk mengentaskan mustahik atau kelompok sosial lain yang

membutuhkan (Kementerian Agama RI,2013).

Keberadaan LAZ juga sudah tersebar di kota-kota besar. Di Provinsi Bali terdapat

Lembaga Amil Zakat Dompet Sosial Madani Bali. Di Kota Yogyakarta terdapat 19 LAZ salah

satunya LAZ Al-Azhar Yogyakarta. Di Kota Surabaya sendiri terdapat beberapa lembaga zakat

diantaranya LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, LAZ Nurul Hayat, LAZIS

Muhammadiyah, LAZ Dompet Dhuafa, LAZ Rumah Zakat Indonesia, Lazis Nahdatul Ulama dan

LAZ Yayasan Yatim Mandiri (Kementerian Direktorat Pajak, 2015).

Kota Surabaya merupakan kota besar dengan penduduk yang beragam dari agama, suku

serta banyak pula warga negara asing yang berada di Indonesia. Surabaya yang merupakan ibukota

provinsi menjadikan kota ini sebagai pusat kota yang berada di wilayah Jawa Timur bahkan

Indonesia bagian timur. Kota Surabaya memiliki penduduk penganut agama muslim terbanyak

yaitu sebanyak 2.670.989 orang dibandingkan kabupaten atau kota lainnya. (Kemenag

Jatim,2014).

Saat ini pemerintah melalui regulator, yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

menargetkan pertumbuhan zakat di tahun 2014 sebesar Rp. 3,5 triliun atau naik sebesar 24 persen

dalam tiap tahunnya. Pada tahun 2016 mengalami peningkatan potensi yaitu sbesar Rp. 5,5

Triliun, dimana 2,5 % berasal dari lembaga amil zakat. Hal ini disebabkan masih banyak muzakki

yang hatinya belum terketuk untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk fakir miskin dan masih

banyak muzakki yang memilih membayar dana ZIS-nya melalui langsung kepada mustahiq.

Dengan banyaknya LAZ di Surabaya dan jumlah penduduk Kota Surabaya ternyata tidak

berdampak terhadap kesadaran masyarakat untuk menyalurkan ZIS-nya ke lembaga zakat.

(BAZNAS,2016).

Secara umum muzakki yang akan menyalurkan dana ZIS akan memilih lembaga zakat

yang dapat memberikan mereka kenyamanan dan kemudahan. Setiap muzakki akan

mempertimbangkan dan memperhatikan faktor-faktor tertentu untuk memutuskan lembaga zakat

mana yang akan dipilih. Selain itu, muzakki juga memperhatikan kualitas pelayanan serta program

yang ditawarkan sehingga muzakki termotivasi untuk menggunakannya. Muzakki akan

mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk mencari kepuasan dalam menyalurkan dana ZIS

ke lembaga zakat, karena bagaimanapun konsumen dalam hal ini muzakki akan mencari kepuasan

yang maksimal dalam memenuhi kebutuhannya (Lisna,2011).

Berdasarkan fenomena dan pemaparan mengenai pembayaran ZIS diatas, masyarakat

memiliki banyak alasan dan faktor dalam memilih lembaga amil zakat untuk menyalurkan dana

ZIS. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Preferensi Muzakki

dalam Menyalurkan Dana ZIS Melalui Lembaga Amil Zakat”.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Kedudukan Zakat, Infaq, dan Shadaqah dalam Islam

Islam meletakkan zakat pada posisi yang sangat penting. Zakat merupakan ajaran yang

bersifat mahdlah yaitu zakat dinilai sebagai ibadah wajib yang memiliki sitem, mekanisme, jenis,

dan waktu tertentu sebagaimana ibadah lainnya. Dan bersifat Ghairu Mahdlah yaitu zakat

memiliki fungsi sosial berupa perlindungan bagi sekelompok masyarakat yang membutuhkan

pemberdayaan hidup. Pada sisi inilah, zakat akan bersinggungan dengan persoalan-persoalan

hukum, sosial, ekonomi, dan politik. Infaq dalam Islam adalah ibadah sunnah. Pengertian infaq itu

sendiri adalah sesuatu yang diberikan oleh seseorang guna menutupi kebutuhan orang lain, baik

berupa makanan, minuman, dan lain sebagainya. Walaupun infaq sebagai amal suka rela, akan

tetapi mempunyai pendorong yang kuat karena kedudukan infaq dalam Islam adalah sebagai

ta’awun atau gotong royong. (Shalih, 2012). Sedekah mempunyai arti memberikan bantuan atau

pertolongan berupa barang (harta) atau yang lain tanpa mengharapkan imbalan dan hanya

mengharapkan ridho Allah SWT. Menurut para ahli fiqih sedekah dalam pengertian di atas disebut

sadaqah at-tatawwu yaitu sedekah secara spontan dan sukarela.(Bachmid dan Ubud Salim, 2012).

Dengan kata lain zakat, infaq, dan sedekah sebagai effort to flowing (usaha untuk

menyalurkan) dan difungsikan sebagai pengendali terhadap sifat manusia yang cenderung senang

terhadap harta kekayaan (Syafi’ie dalam Bachmid, 2009).

Page 5: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

5

Zakat, Infaq, dan Shadaqah dalam Perspektif Ekonomi

Sumber penerimaan negara yang diterapkan dalam kebijakan fiskal, sistem ekonomi Islam

menggunakan sumber lain yakni zakat. Zakat akan mendorong terjadinya perputaran harta, karena

dengan zakat harta tidak akan terjadi idle dan hoarding melainkan akan mendorong investasi,

meningkatkan permintaan, dan sebagainya. Dengan dikelolanya zakat secara efektif oleh negara,

maka zakat akan menjadi sumber dana yang sangat besar yang dapat didistribusikan setiap saat

sebagai jaminan sosial sehingga akan mampu mendorong dan mempercepat pembangunan. Dalam

hal ini ada tiga hal yang terkait dengan zakat dalam mendorong pembangunan ekonomi umat:

1. Zakat akan membersihkan harta yang didiamkan (ditimbun/idle)

2. Zakat dalam menjadi dana sosial yang dapat membantu orang-orang yang membutuhkan dan

untuk meningkatkan standar hidup masyarakat miskin dan meningkatkan produktifitasnya.

3. Zakat dapat menambah atau meningkatkan permintaan dalam skala makro ekonomi karena

masyarakat kaum fakir miskin memiliki kemampuan untuk berbelanja, hal ini tentunya akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat

Lembaga pengelola zakat ini dalam Undang-Undang disebutkan dengan istilah Badan

Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Badan Amil Zakat Nasional yang disingkat BAZNAS

merupakan organisasi yang mengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. BAZNAS

berkedudukan di tiap-tiap kabupaten/kota. Segmen utama penarikan zakat BAZNAS adalah

pejabat dan/atau birokrat di lingkungan pemerintah provinsi, kota dan kabupaten. Dalam hal segi

penyaluran, BAZNAS umumnya didistribusikan bersinergi dengan program pemerintah.

Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat dan

dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan Zakat sesuai dengan ketentuan agama. Lembaga pengelola zakat apapun bentuk

dan posisinya secara umum mempunyai dua fungsi yakni sebagai perantara keuangan dan

perberdayaan fungsi. segmen utama LAZ adalah masyarakat umum. LAZ biasanya bersinergi

dengan kegiatan induk dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu LAZ juga bersinergi dengan

kegiatan pesantren, masjid, yayasan anak yatim dan dalam perkembangannya terdapat LAZ yang

berbasis perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Purbasari, 2015).

Teori Preferensi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia preferensi adalah hak untuk didahulukan dan

diutamakan pada yang lain; prioritas; pilihan; kecenderungan; kesukaan (KBBI, 2008). Dalam

penjelasan lain, preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati kesesuaian

dengan persyaratan yag dikehendaki oleh konsumen (Herawati, 2011). Teori preferensi digunakan

untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengonsumsi

produk dengan sumber daya terbatas maka harus memilih alternatif sehingga nilai guna yang

diperoleh maksimal. Menurut Kotler (2005), Pengertian preferensi konsumen menyangkut dua hal

yaitu: (1) proses pengambilan keputusan (dalam pembelian) dan (2) kegiatan fisik yang

menyangkut kegiatan individu (pelanggan dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan ataupun

mengevaluasi barang dan jasa).

Preferensi Penyaluran Dana ZIS

Preferensi penyaluran dana ZIS itu ada tiga. Pertama, zakat diberikan langsung dari

muzakki kepada mustahiq tanpa perantara. Kedua dilakukan oleh amil dalam bentuk panitia atau

pengurus yang berfungsi dalam waktu tertentu. Ketiga, pengelolaan zakat diserahkan melalui

lembaga zakat baik milik pemerintah (BAZ) atau pengelola swasta (LAZ). Jadi, muzakki tidak

memberikan langsung ke mustahiq, tetapi dikelola lembaga pengelola. Penyaluran secara langsung

adalah zakat diberikan langsung dari muzakki kepada mustahiq tanpa perantara. Pada prinsipnya,

dibenarkan oleh syariat Islam apabila seseorang yang berzakat langsung memberikan sendiri

zakatnya kepada para mustahiq.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Muzakki

a. Religiusitas

Menurut teori Fetzer dalam Padmaninggar (2016) mendefinisikan religiusitas adalah

sesuatu yang menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial dan merupakan sebuah doktrin dari

setiap agama atau golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh

Page 6: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

6

setiap pengikutnya. Berdasarkan teori diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa semakin besar

tingkat religiusitas seseorang maka dia akan berhati-hati dalam memilih segala sesuatu yang akan

dia kerjakan sesuai dengan ajaran agama Islam. Sama halnya dengan preferensi muzakki dalam

menyalurkan dana ZIS melalui LAZ, semakin besar tingkat religiusitas muzakki, maka preferensi

muzakki juga akan semakin besar pula karena sistem LAZ yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

b. Pengetahuan

Pengetahuan ilmiah merupakan suatu hasil ilmiah dari adanya kegiatan belajar melalui

permasalahan yang ada pada lingkungan atau kehidupan sehari-hari berdasarkan teori-teori ilmu

pengetahuan. Dari adanya kegiatan belajar tersebut, maka seseorang akan memperoleh

pengetahuan yang lebih akan segala sesuatu yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Pelayanan

Dalam konsep service of excellent ada empat pokok unsur pelayanan yaitu kecepatan,

ketepatan, keramahan dan kenyamanan. Keempat unsur tersebut merupakan suatu kesatuan

pelayanan jasa yang terintegrasi, sehingga apabila salah satu tidak terpenuhi maka pelayanan atau

jasa yang diberikan dinilai tidak baik. Agar ketika muzakki menyalurkan dan ZIS melalui LAZ

mendapat pelayanan dengan baik maka LAZ harus memiliki konsep tersebut, sehingga diupayakan

pegawai LAZ harus memenuhi beberapa faktor, yaitu tingkah laku yang sopan, santun, ramah dan

waktu menyampaikan sesuatu informasi pada muzakki haruslah secara jelas dan tepat.

d. Program LAZ

Dana ZIS yang bersal dari masyarakat akan didayagunakan untuk kesejahteraan umat.

Pendayagunaan disini adalah upaya untuk memperluas manfaat zakat demi kemaslahatan umat.

Sedangkan program merupakan rumusan yang terarah dan pedoman kerja LAZ dalam rangka

mendayagunakan zakat.

e. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga,

peran sosial dan status yang melingkupi konsumen tersebut. Kelompok memiliki pengaruh

langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang bisa

berpengaruh secara langsung seperti keluarga, teman dan tetangga.

f. Kepercayaan

Pada penelitian Maski (2010) tentang analisis keputusan nasabah menabung menunjukan

preferensi responden terhadap kepercayaan menabung pada bank syariah adalah karena didukung

adanya rasa aman menabung dan kepercayaan kemudahan bertransaksi. Sehingga kepercayaan

dapat diukur dengan menggunakan indikator adanya rasa aman yang dirasakan nasabah ketika

menabung pada perbankan syariah serta kemudahan dalam melakukan transaksi.

C. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dikarenakan data yang

digunakan adalah data yang diambil langsung dari lapangan atau masyarakat. Pada penelitian ini

melalui pengamatan kepada masyarakat atau muzakki Kota Surabaya dengan teknik pengumpulan

data yang ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian untuk memperoleh informasi

lengkap mengenai data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Kota Surabaya sebagai

lokasi penelitian dengan pertimbangan karena di Kota Surabaya terdapat lembaga amil zakat yang

cukup banyak dan memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di Jawa Timur.

Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian kuantitatif ini adalah orang yang dapat dijadikan sebagai sumber data

untuk memperoleh informasi, yaitu masyarakat (muzakki) di Kota Surabaya yang sudah

berpenghasilan dan beragama Islam. Dan Obyek dalam penelitian ini adalah preferensi muzakki

dalam menyalurkan dana zis melalui lembaga amil zakat.

Page 7: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

7

Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data primer tersebut adalah jawaban dari muzakki, atas

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti melalui kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari instansi pemerintah dan penelitian terdahulu.

Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, instrument yang digunakan adalah skala likert yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Model skala likert

yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pernyataan positif dan menggunakan skala 5

point. Setelah skor diperoleh kemudian mengubah data ordinal menjadi data interval menggunakan

metode suksesif interval atau Method of Successive Interval (MSI).

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau muzakki yang tersebar di Kota

Surabaya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan metode accidental

sampling, dimana untuk memperoleh data peneliti harus menemui subjek yaitu orang-orang yang

secara kebetulan dijumpai pada saat melakukan observasi.

Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan

metode:

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel

(dependent) yang disebabkan variabel lain (independent). Preferensi muzakki sebagai variabel

dependen (terikat) dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi muzakki sebagai variabel

independen (bebas) maka persamaan regresi berganda ditulis sebagai berikut:

Y = a + b1. X1 + b2. X2 + b3. X3 + b4. X4 + b5 X5 + b6 X6

Dimana:

Y = preferensi muzakki

a = konstanta

b1 = koefisien variabel X1

b2 = koefisien variabel X2

b3 = koefisien variabel X3

b4 = koefisien variabel X4

b5 = koefisien variabel X5

b6 = koefisien variabel X6

X1 = religiusitas

X2 = pengetahuan

X3 = pelayanan

X4 = program LAZ

X5 = faktor social

X6 = kepercayaan

b. Uji Asumsi Klasik

Hasil dari regresi berganda akan dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan

tidak bias bila memenuhi beberapa asumsi yang disebut sebagai asumsi klasik. Agar mendapatkan

regresi yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi yang diisyaratkan untuk memenuhi uji asumsi

normalitas dan bebas dari multikoleniaritas, heteroskedastisitas, serta autokorelasi (Ghozali, 2005).

Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen digunakan uji anova

atau F-test. Sedangkan pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individu)

diukur dengan menggunakan uji t statik. Uji t atau uji parsial digunakan Untuk mengetahui apakah

variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dilakukan

uji t. Pengujian simultan atau uji f bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen atau

terkait.

Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian, suatu instrument penelitian dikatakan berkualitas dan dapat

dipertanggungjawabkan jika sudah terbukti melewati uji instrument penelitian. Uji instrument

penelitian yang digunakan adalah uji validitas yang digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Dan uji reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dengan kata lain, suatu kuesioner dikatakan

Page 8: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

8

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

100 responden dari muzakki yang menyalurkan dana ZIS di Kota Surabaya dihasilkan bahwa

responden yang memenuhi kriteria menyalurkan dana ZIS melalui LAZ sebanyak 81 responden.

Adapun karakteristik responden tersebut sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 37 orang dengan jumlah presentase 37%. Sedangkan responden yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 44 orang dengan jumlah presentase 44%. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan.

b. Berdasarkan jenis pekerjaan responden menunjukkan bahwa responden wiraswasta sebanyak

5 orang dengan presentase 5%, pegawai swasta sebanyak 40 orang dengan presentase 40%,

Pegawai Negeri Sipil sebanyak 31 orang dengan presentase 31% dan lainnya sebanyak 5

orang dengan presentase 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden pada enelitian ini

sebagian besar adalah pegawai swasta.

c. Berdasarkan usia, dapat diketahui bahwa resonden berusia 16-25 tahun sebanyak 10 orang

dengan presentase 10%, responden berusia 25-65 tahun sebanyak 47 orang dengan presentase

47% dan responden berusia >65 tahun sebanyak 24 orang dengan presentase 24%. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa resonden pada penelitian ini sebagian besar berusia 25-65 tahun.

d. Berdasarkan pendidikan terakhir, hasil datan responden yang ada menunjukkan bahwa

responden yang tidak sekolah sebanyak 0 orang dengan presentae 0%, responden yang

berpendiidkan terakhir SD sebanyak 0 orang dengan presentase 0%, responden yang

berpendidikan terakhir SMP sebanyak 2 orang dengan presentase 2%, responden yang

berpendidikan terakhir SMA sebanyak 13 orang dengan presentase 13% dan responden yang

berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 66 orang dengan presentase 66%. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa resonden pada penelitian ini sebagian besar berpendidikan terakhir

perguruan tinggi.

e. Berdasarkan hasil responden yang ada, karakteristik pendapatan per bulan responden ≤ Rp.

3.200.000 sebanyak 24 orang dengan presentase 24%, responden dengan pendapatan per

bulan Rp. 3.200.000 – Rp. 4.200.000 sebanyak 23 orang dengan presentase 23% dan

responden dengan pendapatan per bulan ≥ 4.200.000 sebanyak 34 orang dengan presentase

34%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa resonden pada penelitian ini sebagian besar

berpenghasilan dari Rp. 3200.000 – Rp. 4.200.000 dan ≥ 4.200.000 per bulan.

Analisis Data

Hasil uji penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode koefisien korelasi Product Moment

dengan taraf signifikan 0,05 sedangkan reliabilitas digunakan metode Alpha Cronbach. Uji

validitas dilakukan dengan melihat rhitung dan rtabel dari setiap item pernyataan melalui pengolahan

data yang dilakukan dengan program SPSS. Setiap item pernyataan dikatakan valid jika rhitung >

rtabel. Hasil uji validitas dalam penelitian ini dari setiap item pernyataan dari masing-masing

variabel religiusitas, pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor sosial dan kepercayaan yang

masing-masing terdiri dari 4 item pernyataan. Korelasi setiap item pernyataan mempunyai nilai

rhitung lebih besar dari rtabel, sehingga berdasarkan uji validitas menunjukkan bahwa pada semua

item pernyataan pada semua variabel dinyatakan valid dan dapat dijadikan sebagai instrument

penelitian rtabel didapat dari df = N-2 dengan pengujian dua arah pada tingkat signifikansi 0.05

yaitu sebesar 0.1654.

Uji reliabilitas diukur menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan

program SPSS 16.0. Hasil analisis statistik uji reliabilitas dari variabel-variabel yang diteliti dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Berdasarkan hasil SPSS, bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari variabel Religiusitas (X1),

pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5), kepercayaan (X6) dan

Page 9: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

9

preferensi muzakki (Y) lebih dari 0.6. Sehingga dapat disimpulkan data telah reliabel yang berarti

bahwa kuesioner dapat digunakan dalam penelitian.

b. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan analisis regresi dengan menggunakan program SPSS

16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1: Hasil Analisis Regresi Berganda

Sumber: Data Primer Diolah Degan SPSS, 2017

Berdasarkan tabel 4.23, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = -2.513+ 0.318X1 + 0.226X2 + 0.705X3 + 0.254X4 + 0.280X5 + 0.235X6 +e

Y = preferensi muzakki

a = konstanta

b1 = koefisien variabel X1

b2 = koefisien variabel X2

b3 = koefisien variabel X3

b4 = koefisien variabel X4

b5 = koefisien variabel X5

b6 = koefisien variabel X6

X1 = religiusitas

X2 = pengetahuan

X3 = pelayanan

X4 = program LAZ

X5 = faktor social

X6 = kepercayaan

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:

a. Nilai konstanta yang diperoleh sebesar -2.513. Artinya Apabila nilai variabel bebas X1, X2, X3,

X4, X5 dan X6 yang terdiri dari religiusitas, pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor

sosial, dan kepercayaan mempunyai nilai 0 , maka variabel preferensi muzakki akan tetap

sebesar -2.513.

b. Nilai koefisien religiusitas (X1) sebesar 0.318 artinya jika variabel independen lain nilainya

tetap dan variabel religiusitas mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan mengalami

peningkatan sebesar. Artinya semakin besar nilai religiusitas yang dimiliki muzakki maka

preferensi muzakki yang menyalurkan dana ZIS-nya melalui LAZ di Kota Surabaya akan

semakin meningkat.

c. Nilai koefisien pengetahuan (X2) sebesar 0.226 artinya jika variabel independen lain nilainya

tetap dan variabel pengetahuan mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan

mengalami peningkatan. Artinya semakin besar pengetahuan muzakki mengenai LAZ dan

manfaat membayar dana ZIS melalui LAZ, maka preferensi muzakki akan semakin

meningkat.

d. Nilai koefisien pelayanan (X3) sebesar 0.705 artinya jika variabel independen lain nilainya

tetap dan variabel pelayanan mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan mengalami

peningkatan. Artinya semakin baik pelayanan yang dilakukan oleh LAZ, maka preferensi

muzakki yang akan menyaluran dana ZIS-nya akan semakin meningkat.

e. Nilai koefisien program LAZ (X4) sebesar 0.254 artinya jika variabel independen lain nilainya

tetap dan variabel program LAZ mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan

mengalami peningkatan. Artinya semakin baik program yang ditawarkan oleh LAZ, maka

preferensi muzakki juga akan semakin meningkat.

f. Nilai koefisien faktor sosial (X5) sebesar 0.280 artinya jika variabel independen lain nilainya

tetap dan variabel faktor sosial mengalami kenaikan, maka preferensi muzakki akan

mengalami peningkatan. Artinya semakin besar faktor sosial yang diperoleh muzakki, maka

preferensi muzakki yang akan menyaluran dana ZIS-nya akan semakin meningkat.

g. Nilai koefisien kepercayaan (X6) sebesar 0.235 artinya jika variabel independen lain nilainya

tetap dan variabel kepercayaan mengalami kenaikan, maka preferensi muzakki akan

mengalami peningkatan. Artinya semakin besar rasa percaya muzakki terhadap LAZ, maka

preferensi muzakki yang akan menyaluran dana ZIS-nya akan semakin meningkat.

Page 10: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

10

Uji Asumsi Klasik

Hasil dari regresi berganda akan dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan

tidak bisa memenuhi beberapa asumsi yang disebut sebagai asumsi klasik. Agar mendapatkan

regresi yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi yang disyaratkan untuk memenuhi uji asumsi

normalitas dan bebas dari muktikoleniaritas dan heteroskesdastisitas.

a. Uji Normalitas

Untuk dapat menguji normalitas model regresi, penelitian ini menggunakan metode

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Disamping menggunakan uji grafik

dilengkapi dengan uji statistik, salah satunya dengan menggunakan uji statistik non-parametik

Kolmogorof-Smirnov. Jika hasil K-S mempunyai nilai p > 0,05, maka dapat dikatakan

unstandardizedresidual normal. Gambar 1: Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual

Tabel 2: One-Sample-Kolmogorov-Smirnov

Test

Pada gambar 1 hasil uji normalitas pada gambar grafik terlihat bahwa penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal grafik tidak menyebar jauh dari garis diagonal atau mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Pada tabel 2 di atas, terlihat bahwa hasil uji normalitas pada data residual berdasarkan uji

Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh angka probabilitas sebesar 0.516 dengan tingkat signifikan

0.957. Diketahui nilai probabilitas 0.516 lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat diketahui dari nilai Tolerance dan Variance Invlation Factor

(VIF). Apabila nilai Tolerance < 0.1 atau Variance Invlation Factor (VIF) > 10, maka terjadi

multikolinearitas. Jika nilai Tolerance >0.1 dan nilai Variance Invlation Factor (VIF) < 10, maka

tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan tabel 1 nilai tolerance semua variabel lebih dari 0.1

dan nilai variance inflation factor (VIF) dibawah dari 10. Sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa data penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas antar variabel bebas.

c. Uji Heteroskesdastisitas

Masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan

scatterplot yaitu dengan memplotkan standardizedpredictors dengan standardized residual model.

Hasil scatterplot dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 2: Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pada gambar 2 di atas, dari hasil uji heteroskedastisitas terlihat bahwa scatterplot tidak

membentuk suatu pola tertentu serta titik-titik dari data menyebar secara acak menyebar di atas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi atau data bersifat homoskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan

untuk memprediksi preferensi muzakki dalam menyalurkan dana ZIS melalui LAZ.

Uji Hipotesis

Cara mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen digunakan uji anova

atau F-test. Sedangkan pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individu)

diukur dengan menggunakan uji t.

a. Uji t atau Uji Parsial

Page 11: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

11

Uji ini digunakan untuk menguji koefisien regresi liniear berganda secara parsial.

Pengujian ini dilakukan membandingkan t hitung dengan t tabel, dengan derajat signifikan 5%.

Berdasarkan data dari tabel 1, untuk menentukan hasil dari uji t masing-masing dari variabel

independen akan dibandingkan dengan ttabel sebesar 1.99254 dengan derajat signifikan 0.05. Jika

thitung > dari ttabel maka terdapat pengaruh yang signifikan anatara variabel yang diuji. Berikut

adalah hasilnya:

a. Dilihat dari hasil thitung variabel religiusitas (X1) lebih besar yaitu 2.370 dari ttabel sebesar

1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel religiusitas (X1) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y).

b. Variabel pengetahuan (X2) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y). Hal ini

dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel pengetahuan (X2) lebih besar yaitu 2.602 dari

ttabel sebesar 1.99254, dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.

c. Variabel pelayanan (X3) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini dapat

dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel pelayanan (X3) lebih kecil yaitu 5.979 dari ttabel

sebesar 1.99254, dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05.

d. Variabel program LAZ (X4) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini

dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel program LAZ (X4) lebih besar yaitu 2.077

dari ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.

e. Variabel faktor sosial (X5) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini

dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel faktor sosial (X4) lebih besar yaitu 4.924 dari

ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.

f. Dan untuk variabel kepercayaan (X6) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y).

Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel kepercayaan (X6) lebih besar yaitu

2.285 dari ttabel sebesar 1.98580 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.

b. Uji F atau Uji Simultan

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam hal ini religiusitas

(X1), pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5) dan kepercayaan

(X6) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen

yaitu preferensi konsumen (Y). Berikut merupakan hasil dari uji F: Tabel 3: Hasil Uji F atau Uji Simultan

Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS, 2017

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel religiusitas

(X1), pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5) dan kepercayaan

(X6 ) berpengaruh signifikan terhadap variabel preferensi muzakki (Y). Hal ini dibuktikan dengan

nilai signifikansi Fhitung 13.337 lebih besar dari Ftabel 2.22 dan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil

dari alpha 0.05.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Hasil analisis regresi diperoleh besarnya koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh

tabel berikut ini: Tabel 4: Hasil Koefisien Determinasi

Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS, 2017

Besarnya koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa variabel religiusitas,

pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor sosial dan kepercayaan memiliki kontribusi sebesar

52% terhadap preferensi muzakki di Kota Surabaya, sedangkan sisanya sebesar 48% dipengaruhi

oleh faktor lain.

Variabel Religiusitas (X1) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel religiusitas (X1) berpengaruh signifikan

terhadap preferensi muzakki (Y) dengan thitung lebih besar yaitu 2.370 dari ttabel sebesar 1.99254.

Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel religiusitas untuk menentukan

keputusan mereka dalam membayar zakat, infaq dan shadaqah melalui LAZ.

Page 12: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

12

Religiusitas dalam penelitian ini adalah nilai dari pemahaman seseorang terhadap norma-

norma syari’ah, khususnya terkait dengan kewajiban zakat, sangat mempengaruhi kesadaran

seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada mustahiq zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa

semakin baik sikap seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin tinggi pula

kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan objek tersebut.

Variabel Pengetahuan (X2) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (X2) berpengaruh signifikan

terhadap preferensi muzakki (Y). Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel

pengetahuan (X2) lebih besar yaitu 2.602 dari ttabel sebesar 1.99254, dengan tingkat signifikansi

lebih kecil dari 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel

pengetahuan untuk menentukan keputusan mereka membayar dana zakat, infaq dan shadaqah

melalui LAZ. Muzakkki mengetahui informasi mengenai zakat, infaq dan shadaqah melalui LAZ,

ilmu dari bangku sekolah dan media cetak atapun elektronik.

Menurut Kotler (2005) menyebutkan pengetahuan adalah suatu perubahan dalam perilaku

suatu individu yang berasal dari pengalaman. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

pengetahuan adalah pengetahuan mengenai LAZ. Seseorang yang mempunyai informasi berupa

pengetahuan mengenai LAZ berarti telah mengenal LAZ baik secara langsung maupun tidak

langsung. Salah satu sifat alamiah manusia yaitu lebih mudah menerima sesuatu yang telah dikenal

daripada yang belum dikenalnya. Sehingga, orang yang lebih mengenal LAZ mempunyai

kemungkinan yang lebih besar memilih LAZ untuk menyalurkan dana ZISnya daripada orang

yang belum mengenalnya.

Variabel Pelayanan (X3) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)

Variabel pelayanan (X3) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini

dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel pelayanan (X3) lebih besar yaitu 5.979 dari ttabel

sebesar 1.98580. Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel pelayanan

untuk menentukan keputusan membayar ZIS melalui LAZ. Pada hasil ini, pelayanan memiliki

nilai paling tinggi diantara variabel yang lainnya. Hal ini didukung dengan hasil tabulasi yang

menyatakan mayoritas responden setuju jika kualitas pelayanan lembaga amil zakat sudah baik.

Pelayanan adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak

kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan

apapun. Penamaan faktor ini didasarkan pada empat indikator bermuatan faktor besar yang

merupakan bagian dari pelayanan yakni pelayanan lembaga yang cepat, pelayanan lembaga yang

mudah, pelayanan lembaga sesuai harapan, dan pelayanan lembaga yang konsisten (Kotler, 2005).

Variabel Program LAZ (X4) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)

Variabel program LAZ (X4) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal

ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel program LAZ (X4) lebih besar yaitu 2.077 dari

ttabel sebesar 1.99524. Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel program

LAZ untuk menentukan keputusan membayar ZIS melalui LAZ.

Lembaga Amil Zakat yang mempunyai program yang inovatif seperti adanya layanan

antar jemput, kemudahan transaksi lewat rekening dan daerah pendistribusian ZIS yang luas

menjadi daya tarik muzakki untuk menyalurkan dana ZISnya melalui LAZ. Daerah distribusi zakat

yang luas akan memberikan kontribusi besar dalam pertimbangan keputusan berzakat muzakki.

Dalam perkembangannya, kini pendistribusian zakat tidak hanya diarahkan pada pola yang

produktif, misalnya bantuan peminjaman modal usaha dan bantuan yang lainnya.

Variabel Faktor Sosial (X5) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)

Variabel faktor sosial (X5) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal

ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel faktor sosial (X4) lebih kecil yaitu 4.924 dari

ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05. Hasil ini menujukkan bahwa

muzakki mempertimbangkan variabel faktor sosial sebagai keputusan membayar ZIS melalui

LAZ.

Kedua indikator dalam faktor motivasi merupakan sarana mengajak yang efektif sehingga

mampu memotivasi muzakki untuk menggunakan jasa penghimpunan dan penyaluran zakat yang

ditawarkan oleh lembaga amil zakat. Dorongan keluarga tercermin dari ajakan anggota keluarga

yang sudah berzakat melalui lembaga ini kemudian percaya dan merasa puas sehingga muzakki

Page 13: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

13

merekomendasikan kepada anggota keluarganya yang lain. Sedangkan dorongan teman yakni

ajakan teman kantor, teman kuliah, tetangga, maupun teman di lingkungan lain yang sudah

berzakat melalui lembaga ini kemudian percaya dan merasa puas sehingga ia merekomendasikan

kepada teman-temannya yang lain (Kotler 2005).

Variabel Kepercayaan (X6) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)

Variabel kepercayaan (X6) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y). Hal

ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel kepercayaan (X6) lebih besar yaitu 2.285 dari

ttabel sebesar 1.99254. Hasil ini menujukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel faktor

sosial sebagai keputusan membayar ZIS melalui LAZ.

Kepercayaan membayar ZIS melalui LAZ merupakan keyakinan muzakki untuk

memertahankan hubungan jangka panjang dengan LAZ. Dengan adanya kepercayaan mampu

menjadi tolak ukur dalam menentukan preferensi muzakki pada LAZ. Kepercayaan terhadap

lembaga zakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemauan muzzaki untuk mengandalkan

lembaga zakat untuk menyalurkan zakatnya kepada mustahiq zakat karena muzzaki yakin lembaga

tersebut profesional, amanah dan transparan.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

a. Pada hasil uji t atau uji parsial menyatakan bahwa variabel religiusitas (X1), variabel

pengetahuan (X2), variabel pelayanan (X3), variabel program LAZ (X4), variabel faktor

sosial (X5) dan variabel kepercayaan (X6) berpengaruh signifikan dengan hasil semua thitung

dari masing-masing variabel lebih besar dari ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0.05.

b. Pada hasil uji F atau uji simultan diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel

religiusitas (X1), pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5)

dan kepercayaan (X6 ) berpengaruh signifikan terhadap variabel preferensi muzakki (Y). Hal

ini dibuktikan dengan nilai signifikansi Fhitung 13.337 lebih besar dari Ftabel 2.22 dan

tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari alpha 0.05.

F. SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil yang telah diperoleh, peneliti dapat

memberikan saran khususnya pada lembaga amil zakat di Kota Surabaya, yaitu :

1. Lembaga amil zakat di Kota Surabaya diharapkan tetap memberikan program-program yang

sesuai dengan indikator preferensi muzakki, dikarenakan dengan adanya program-program LAZ

yang inovatif dan efisien sangat menguntungkan muzakki dan daerah distribusi dana zakat, infaq

dan shadaqah diperluas agar kesejahteraan masyarakat yang dihasilkan juga semakin luas.

2. Upaya sosialisasi yang intensif terutama berkaitan dengan manfaat membayar zakat, infaq dan

shadaqah melalui LAZ. Upaya ini ditempuh mengingat bahwa masih banyak masyarakat yang

belum paham tentang manfaat membayar dana ZIS melalui LAZ.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai preferensi muzakki dalam menyalurkan dana ZIS

melalui LAZ di Kota Surabaya dengan menggunakan indikator lain yang dinilai lebih sesuai

agar dapat memberikn informasi yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Bachmid, Gamsir dan Ubud Salim. 2012. Perilaku Muzakki Dalam Membayar Zakat Maal (Studi

Fenomenologi Pengalaman Muzakki Di Kota Kendari). Jurnal Aplikasi Menejemen,

Volume 10 Nomor 2.

Badan Amil Zakat Nasional. 2016. BAZNAS Siapkan Strategi Kebangkitan Zakat. Diakses dari

http://pusat.baznas.go.id/posko-aceh/baznas-siapkan-strategi-kebangkitan-zakat/ pada 20

Desember 2016

Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. 2015. Daftar Lembaga yang Disahkan. Diakses dari

http://www.pajak.go.id/content/122211-daftar-lembaga-keagamaan-yang-disahkan. Pada

20 Desember 2016.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 14: ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA …

14

Herawati, Lisna Neti. 2011. Preferensi dan Keputusan Masyarakat Kecamatan Karawaci dalam

Menyalurkan Zakat. Skripsi. Diterbitkan Jakarta: UIN Syarief Hidayatullah

Karim, Adiwarman dan Azhar Syarief. 2009. Fenomena Unik Di Balik Menjamurnya Lembaga

Amil Zakat (LAZ) Di Indonesia. Jurnal Pemikiran dan gagasan, Vol I.

Kementerian Agama RI. 2013. Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia Menurut Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Kotler, Philip. 2005. Manjemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.

Lestari, Alfi Mulifkhah. 2015. Pengaruh Religiusitas, Produk Bank, Kepercayaan, Pengetahuan,

Dan Pelayanan Terhadap Preferensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus

Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang). Skripsi.

Diterbitkan Malang: Universitas Brawijaya.

Padmaninggar, Adindara. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pengetahuan dan Jumlah

Uang Saku Terhadap Minat Menabung Di Bank Umum Syariah. Skripsi

Purbasari, Indah. 2015. Pengelolaan Zakat oleh Badan dan Lembaga Amil Zakat di Wilayah

Surabaya dan Gresik. Jurnal Mimbar Hukum, Volume 27 No 1