ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi...

72
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA ANAK DENGAN POST KOLOSTOMI HARI KE-2 KARENA HIRSCHPRUNG DI RUANG TERATAI LANTAI 3 UTARA RSUP FATMAWATI KARYA ILMIAH AKHIR NERS DWI CAHYANINGSIH NPM. 1006823192 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI ILMU KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013 Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Transcript of ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi...

Page 1: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA ANAK DENGAN POST KOLOSTOMI HARI KE-2

KARENA HIRSCHPRUNG

DI RUANG TERATAI LANTAI 3 UTARA RSUP FATMAWATI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

DWI CAHYANINGSIH

NPM. 1006823192

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI ILMU KEPERAWATAN

DEPOK

JULI 2013

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 2: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA ANAK DENGAN POST KOLOSTOMI HARI KE-2

KARENA HIRSCHPRUNG

DI RUANG TERATAI LANTAI 3 UTARA RSUP FATMAWATI

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Ners

DWI CAHYANINGSIH

NPM. 1006823192

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI ILMU KEPERAWATAN

DEPOK

JULI 2013

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 3: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ilmiah akhir ners ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : DWI CAHYANINGSIH

NPM : 1006823192

Tanda tangan : …………………………

Tanggal : 17 Juli 2013

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 4: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah akhir ners ini diajukan oleh :

Nama : Dwi Cahyaningsih

NPM : 1006823192

Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Judul karya ilmiah akhir : Analisis praktik klinik keperawatan masyarakat

perkotaan pada An. A dengan post kolostomi hari

ke-2 karena Hirschprung di ruang lantai 3 utara RSUP Fatmawati

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners

pada Program Profesi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan,

Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Fajar Tri Waluyanti, SKp, M.Kep. Sp. Kep. An (…………..)

Penguji : Siti Chodidjah, SKp. MN (…………..)

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 17 Juli 2013

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 5: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Ilmiah Akhir ini telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada

Program Pendidikan Ners Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia

Depok, Juli 2013

Pembimbing

Fajar Tri Waluyanti, SKp. M.Kep. Sp.Kep.An

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 6: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-

Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul “Analisis

praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada anak dengan

post kolostomi hari ke-2 karena Hirschprung di ruang Teratai lantai 3 utara RSUP

Fatmawati”. Penulisan karya ilmiah akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi

syarat memperoleh gelar ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia. Saya menyadari bahwa tidak sedikit mengalami hambatan dan

rintangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun berkat bantuan dan

motivasi berbagai pihak, karya ilmiah akhir ners dapat diselesaikan. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Fajar Tri Waluyanti, S.Kp, M.Kep. Sp. Kep. An. selaku dosen

pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

mengarahkan, memotivasi, dan membimbing penulis dalam penyelesaian

penyusunan karya ilmiah akhir ners ini.

2. Orang tua yang telah memberikan do’a dan semangat.

3. Rekan-rekan Ekstensi 2010 dan Reguler 2008 yang telah bekerjasama

dengan baik.

4. Eko Budiyono dan Aryasatya W.D., suami dan anakku tercinta yang

memberikan semangat untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah akhir ners ini membawa manfat

bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Depok, Juli 2013

Penulis

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 7: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Dwi Cahyaningsi h

NPM : 1006823192

Program studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Ilmu Keperawatan Jenis karya : Karya Ilmiah Akhir Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PRAKTIK

KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA ANAK DENGAN POST KOLOSTOMI HARI KE-2 KARENA

HIRSCHPRUNG DI RUANG TERATAI LANTAI 3 UTARA RSUP

FATMAWATI

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 17 Juli 2013

Yang menyatakan

(Dwi Cahyaningsih)

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 8: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

vii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Dwi Cahyaningsih

Program Studi : Profesi Ilmu Keperawatan

Judul : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan pada Anak dengan Post Kolostomi

Hari Ke-2 karena Hirschprung Di Ruang Teratai

Lantai 3 Utara RSUP Fatmawati

Tujuan penyusunan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran asuhan

keperawatan pada klien dengan post kolostomi karena Hirschprung. Hirschprung

merupakan kelainan kongenital yang dapat disebabkan oleh faktor genetik dan

non genetik diantaranya nutrisi yang tidak adekuat dan polusi udara akibat rokok

yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan. Pada asuhan keperawatan

post kolostomi dilakukan pemberian non nutritive sucking (NNS) dan pemberian

ASI untuk meningkatkan kenyamanan pada klien selama menjalani perawatan.

Implementasi ini dilakukan pada An. A (2 bulan) yang dirawat selama empat hari

di ruang rawat bedah anak Lantai 3 utara RSUP Fatmawati. Evaluasi tindakan

keperawatan pemberian NNS dan ASI menunjukkan bahwa klien lebih tenang dan

durasi menangis klien menjadi lebih singkat.

Kata kunci: Hirschprung, kolostomi, NNS, ASI

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 9: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

vii

ABSTRACT

Name : Dwi Cahyaningsih

Study Program : Nursing

Title : Clinical analysis of nursing practice in the urban

community towards a children with post colostomy et

causa Hirschprung day 2 on the 3rd

floor of north Teratai

Fatmawati Hospital

The objective of this scientific paper is to provide an overview of nursing care to

clients with post colostomy et causa Hirschprung. Hirschprung is a congenital

disorder that can be caused by genetic and non-genetic factors such as inadequate

nutrition and air pollution caused by smoking, found in many urban communities.

On nursing care delivery post colostomy performed Non Nutritive Sucking (NNS)

and breastfeeding to improve the comfort of the client during nursing care period.

This implementation is done to a 2 months kid named A that has been treated for

four days in the pediatric surgical room 3rd

floor north Fatmawati Hospital. The

evaluation of nursing action giving NNS and breastfeeding shows that clients are

more calm and the duration of crying client becomes shorter.

Key words: Hirschprung, colostomy, NNS, breastfeeding

Universitas Indonesia

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 10: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS …………………..

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………

KATA PENGANTAR ………………………………………………

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …….

ABSTRAK ………………………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………..

DAFTAR TABEL …………………………………………………..

DAFTAR SKEMA ………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………

1.2 Perumusan Masalah …………………………………………..

1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………

1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………..

2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Penyakit Hirschprung ….……………………………………

2.2 Penatalaksanaan Hirschprung ……………………………….

2.3 Asuhan keperawatan anak dengan Hirschprung ..…………..

2.4 Perawatan stoma ..…………………………………………...

2.5 Konsep nyeri pada bayi ……………………………………..

3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian Keperawatan .……………………………………

3.2 Masalah Keperawatan .………………………………………

3.3 Rencana Keperawatan ……………………………………….

3.4 Implementasi …………………………………………………

4. ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik …………………………………………

4.2 Analisis masalah keperawatan ..………………………………

4.3 Analisis intervensi …………...……………………………….

4.4 Alternatif pemecahan masalah .………………………………

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ………………………………………………………..

5.2 Saran ……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xi

1

4

4

5

6

8

8

14

17

22

24

25

25

27

28

29

30

32

32

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 11: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

ix Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. CRIES Neonatal Postoperative Pain Measurement Scale …. ...... 21

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 12: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

x Universitas Indonesia

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 WOC Hirschprung ................................................................... 13

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 13: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

xi Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengkajian Keperawatan

Lampiran 2 Analisa Data

Lampiran 3 Rencana Keperawatan

Lampiran 4 Catatan Tindakan Keperawatan

Lampiran 5 Grow Chart

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 14: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Hirschsprung adalah malformasi kongenital dimana terjadi obstruksi

mekanis yang disebabkan oleh ketidakadekuatan motilitas bagian usus, tidak

adanya ganglion pada usus bagian distal. (Hockenberry, 2007; Browne, et al.,

2008; Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelsein & Schwartz, 2009).

Insiden Hirschprung adalah 1 pada 5000 kelahiran. Perbandingan laki-laki dan

perempuan 4:1 pada klien dengan segmen pendek aganglionosis dan 1:1 pada

segmen panjang aganglionosis. Insiden Hirschprung bervariasi pada beberapa

etnis, di antaranya 2.8, 1.5 dan 2.1 pada 10.000 kelahiran hidup etnis Asia,

Caucasia dan Afrika-Amerika. (Browne et al., 2008). Sementara angka

kejadian penyakit Hirschprung di RSUP Fatmawati khususnya yang dirawat di

lantai 3 utara ruang bedah anak dalam 3 bulan terakhir adalah 19 pasien dari

total pasien dirawat 459 anak (4,1%).

Penyakit Hirschprung merupakan kelainan kongenital, dapat disebabkan oleh

faktor genetik, faktor lingkungan seperti paparan bahan kimia dan polusi udara

serta interaksi keduanya (Effendi & Indrasanto, 2006 dalam Kosim, Yunanto,

Dewi, Sarosa & Usman, 2012). Faktor lingkungan ini sangat mungkin terjadi

pada kaum urban yang tinggal di daerah perkotaan.

McNamara (2008), Waluya (2007) dan Firmansyah (2008) menuliskan bahwa

masyarakat perkotaan disebut juga urban community, memiliki ciri kehidupan

antara lain padat penduduknya, lingkungan hidup tercemar polusi, mata

pencaharian sektor industri, perdagangan dan jasa, mobilitas tinggi, lalu lintas

padat, sulit mendapat pekerjaan, tidak punya pekerjaan yang tetap, stres, tidak

punya tempat tinggal yang tetap, kecenderungan perilaku kejahatan, resiko

penggunaan obat-obatan karena paparan media dari berbagai sumber

informasi, jaminan keamanan relatif rendah dan kriminalitas tinggi.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 15: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

2

Universitas Indonesia

Sulitnya mendapatkan pekerjaan untuk kaum urban berpendidikan rendah

mengakibatkan banyak kaum urban berada pada tingkat ekonomi menengah

ke bawah. Tingkat ekonomi yang rendah memungkinkan kaum urban

memiliki pendidikan yang rendah dan nutrisi yang rendah bila dilihat dari segi

kualitas makanannya. Bobak, Lowdermilk, Jensen dan Perry (2005)

menuliskan nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

akhir kehamilan. Sedangkan faktor yang menyebabkan nutrisi seorang wanita

berisiko antara lain kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk,

kebiasaan makan yang tidak wajar dan kondisi kesehatan yang buruk. Hal

tersebut akan mempengaruhi status gizi dan perkembangan serta

perkembangan janin. Nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan defek

lahir dan menurunkan jumlah hasil konsepsi.

Selain tingkat ekonomi rendah yang menyebabkan nutrisi rendah, pencemaran

udara seperti polusi udara akibat rokok dapat mempengaruhi kondisi

kesehatan kaum urban. Polusi udara melalui asap rokok sering dikaitkan

dengan retardasi pertumbuhan janin dan peningkatan mortalitas serta

morbiditas bayi (Bobak, Lowdermilk, Jensen dan Perry, 2005).

Hockenberry dan Wilson (2007) menyampaikan manifestasi klinis

Hirschprung ada beberapa macam, tergantung umur ketika gejala muncul,

panjang usus yang terkena, dan terjadinya komplikasi seperti enterokolitis.

Pada bayi baru lahir dapat ditemukan distensi abdomen, vomitus, konstipasi

dan kegagalan mengeluarkan mekonium dalam 48 jam pertama sejak lahir.

Sedangkan pada neonatus didapatkan distensi abdomen dan muntah bernoda

empedu, sementara itu pada bayi dan anak-anak dapat dijumpai konstipasi,

distensi abdomen, vomitus dan riwayat keterlambatan pengeluaran mekonium.

Diagnosis Hirschprung dapat ditegakkan dengan berbagai macam

pemeriksaan, antara lain pemeriksaan rektum, barium enema dan biopsi rektal

(Browne, et al., 2008). Setelah dipastikan diagnosis Hirschprung maka

diberikan penatalaksanaan konservatif dan pembedahan dengan tindakan

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 16: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

3

Universitas Indonesia

kolostomi. Jika dilakukan tindakan pembedahan, maka perawat sangat

berperan dalam perawatan baik pre operatif maupun post operatif. Pada fase

pre operatif, asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada anak dengan

enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk mengetahui tanda-tanda

syok, memonitor pemberian cairan dan elektrolit, plasma atau produk darah

lain, dan mengobservasi tanda perforasi usus seperti demam, peningkatan

distensi abdomen, vomitus, iritabilitas, dispnea dan sianosis. Sedangkan pada

fase post operatif asuhan keperawatan yang diberikan meliputi klien

dipuasakan, mengukur pemasukan dan pengeluaran, memonitor pemberian

cairan dan elektrolit, memonitor pengembalian bising usus dan pengeluaran

feses untuk menentukan pemberian masukan oral serta perawatan stoma. Pada

perawatan post operatif, perawat juga memberikan pendidikan kesehatan

kepada keluarga tentang fungsi tindakan invasif antara lain akses intravena,

pemasangan pipa nasogastrik dan kateter urin, serta orang tua membantu

memberikan kenyamanan untuk anaknya (Hockenberry & Wilson, 2007).

Pemberian kenyamanan dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

Masa bayi adalah periode usia lebih dari 28 hari sampai 1 tahun. Pada masa

ini, tahap perkembangan psikososial bayi menurut teori Freud berada pada

tahap oral dimana bayi mencari kesenangan yang berpusat pada aktivitas oral

seperti menghisap, menggigit, mengunyah dan berbicara (Wong, dkk., 2009).

Sementara Piaget menyampaikan bahwa masa bayi sebagai masa

sensorimotor. Pada masa bayi awal, bayi berhubungan dengan dunia sekitar

dengan menggunakan perilaku refleks. Usia 1-4 bulan koordinasi tangan dan

mulut berkembang, bayi akan mendekatkan tangannya ke mulut dengan tujuan

menghisapnya (Pilliteri, 2011).

Pemberian Non Nutritive Sucking (NNS) dan pemberian ASI merupakan

alternatif untuk meminimalisir nyeri dan meningkatkan kenyamanan pada bayi

sesuai dengan tahap perkembangan usia bayi awal. Devi (2012) menuliskan

NNS memberikan efek analgesia melalui stimulasi orotaktil pada neonatus dan

mekanoreseptor ketika NNS masuk ke dalam mulut bayi. Pada tesisnya Devi

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 17: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

4

Universitas Indonesia

menemukan bahwa penggunaan NNS dan sukrosa dapat meminimalisir nyeri.

Sementara Astuti (2012) menuliskan bahwa pemberian ASI dapat memberikan

efek psikologis pada bayi sehingga meningkatkan perasaan kenyamanan dan

menemukan bahwa pemberian ASI dengan menyusui lebih efektif dalam

menurunkan nyeri dibandingkan dengan pemberian sukrosa oral.

1.2 Perumusan Masalah

Penatalaksanaan Hisrchprung antara lain dengan pembedahan. Perawat sangat

berperan pada perawatan post operasi. Efek pembedahan dapat menimbulkan

rasa ketidaknyamanan pada anak. Untuk meningkatkan kenyamanan pada

anak selama dilakukan tindakan perawatan dan meminimalisir nyeri adalah

dengan pemberian NNS dan ASI. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik

untuk mengaplikasikan hasil tesis mengenai efektifitas pemberian NNS dan

ASI.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan post

kolostomi karena Hirschprung.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penyusunan karya ilmiah akhir ners ini adalah:

a. Mendapatkan data pengkajian yang dibutuhkan terkait dengan asuhan

keperawatan pada anak dengan post kolostomi karena Hirschprung.

b. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan

post kolostomi karena Hirschprung.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 18: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

5

Universitas Indonesia

c. Membuat perencanaan asuhan keperawatan yang tepat bagi anak

dengan post kolostomi karena Hirschprung.

d. Menganalisis pengaruh pemberian NNS dan ASI dalam menurunkan

intensitas nyeri dan meningkatkan kenyamanan pada anak dengan post

kolostomi karena Hirschprung.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat

baik secara ilmu, aplikatif, dan metodologi.

1.4.1 Manfaat ilmu

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan

ilmu keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran tentang asuhan

keperawatan pada anak dengan post kolostomi karena Hirschprung.

.

1.4.2 Manfaat aplikatif

Karya ilmiah ini berguna dalam memberikan berbagai cara alternatif untuk

mempermudah perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan

meminimalkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan pada anak terutama

usia 0-4 bulan yang dirawat dengan post kolostomi karena Hirschprung.

1.4.3 Manfaat metodologi

Hasil karya ilmiah ini dapat ide dalam mengembangkan asuhan

keperawatan anak dengan post kolostomi karena Hirschprung dalam

meminimalkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan selama hospitalisasi.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 19: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

6 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Hirschprung

2.1.1 Definisi Penyakit Hirschprung

Penyakit Hirschsprung merupakan gangguan perkembangan, malformasi

kongenital yang dikarakteristikkan oleh tidak adanya sel ganglion intrinsik

parasimpatis dari plexus myentericus dan submukosa sepanjang saluran

pencernaan. Aganglionosis menandakan kegagalan enteric nervous system

(ENS), dimana sel-sel neural crest gagal menginervasi saluran

gastrointestinal selama perkembangan embrionik (Amiel & Lyonnet, 2001;

Miao et al., 2009).

2.1.2 Etiologi Penyakit Hirschprung

Hirschprung merupakan kelainan kongenital, dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya faktor genetik, lingkungan dan interaksi

keduanya (Effendi & Indrasanto, 2006 dalam Kosim, dkk., 2012). Faktor

genetik dikelompokkan menjadi tiga jenis meliputi kelainan mutasi gen

tunggal, aberasi kromosom dan multifaktorial (gabungan genetik dan

pengaruh lingkungan). Sementara faktor non-genetik/lingkungan terdiri dari

penggunaan obat-obatan selama hamil terutama pada trimester pertama

(teratogen), paparan bahan kimia dan asap rokok, infeksi dan penyakit ibu

yang berpengaruh pada janin sehingga menyebabkan kelainan bentuk dan

fungsi pada bayi yang dilahirkan.

2.1.3 Klasifikasi Penyakit Hirschprung

Berdasarkan pada segmen kolon yang aganglionik, penyakit Hirschsprung

dibagi menjadi Hirschsprung segmen panjang bila segmen aganglionik tidak

melebihi batas atas sigmoid dan Hirschsprung segmen pendek bila segmen

aganglionik melebihi sigmoid (Browne, et al., 2008). Sedangkan Amiel dan

Lyonnet (2001) menuliskan penyakit Hirschprung ada empat jenis yaitu (1)

Total colonic aganglionosis (TCA), (2) Hirschprung intestinal total jika

semua usus terlibat, (3) Hirschprung segmen sangat pendek meliputi bagian

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 20: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

7

Universitas Indonesia

distal rektum dibawah rongga pelvis dan anus serta (4) suspended

Hirschprung, sebuah kondisi kontroversial dimana bagian kolon aganglionik

berada diatas segmen distal yang normal.

2.1.4 Manifestasi Klinis Penyakit Hirschprung

Wong, dkk. (2009) menyampaikan manifestasi klinis Hirschprung bervariasi

menurut usia ketika gejala penyakit ini dikenali dan adanya komplikasi

seperti enterokolitis. Pada periode bayi baru lahir ditemukan kegagalan

mengeluarkan mekonium dalam waktu 24 jam hingga 48 jam pertama

setelah lahir, keengganan mengkonsumsi cairan, muntah yang bernoda

empedu dan distensi abdomen. Sementara pada bayi dapat dijumpai failure

to thrive (FTT), konstipasi, distensi abdomen, episode diare dan vomitus

serta tanda-tanda yang sering menandai adanya enterokolitis seperti diare

yang menyembur atau menyerupai air, demam dan keadaan umum yang

buruk. Sedangkan pada anak-anak didapatkan konstipasi, feses mirip

tambang dan berbau busuk, distensi abdomen, peristaltik yang terlihat,

massa feses mudah diraba dan anak tampak malnutrisi serta anemia.

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang untuk Menegakkan Diagnosis Penyakit Hirschprung

Diagnosis penyakit Hirschprung dapat ditegakkan melalui beberapa

pemeriksaan antara lain pemeriksaan fisik, radiologi, dan laboratorium. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan adanya distensi abdomen, pada pemeriksaan

rektum ditemukan adanya kelemahan sfingter internal dan tidak adanya

feses, diikuti oleh pelepasan gas dan feses yang eksplosif dan tiba-tiba tetapi

peningkatan ukuran rektum hanya berlangsung sementara. Sedangkan pada

pemeriksaan radiologi dengan barium enema diperoleh hasil adanya zona

transisi diantara zona dilatasi normal dan segmen aganglionik distal.

Sementara pada pemeriksaan laboratorium dengan cara biopsi rektal

didapatkan tidak adanya sel ganglion. Selain pemeriksaan fisik, radiologis

dan laboratorium jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan patologi

klinik dengan biopsi usus pada saat operasi untuk menentukan lokasi usus

dimana sel ganglion dimulai (Ashwill & James, 2007; Browne et al., 2008).

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 21: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

8

Universitas Indonesia

2.1.6 Pengkajian pada Anak Dengan Penyakit Hirschprung

Data-data yang dapat dikaji pada anak dengan penyakit Hirschprung antara

lain: (1) riwayat kesehatan meliputi tidak adanya atau keterlambatan

pengeluaran mekonium dalam 48 jam pertama setelah lahir, muntah bernoda

empedu, pola buang air besar (BAB) pada periode neonatus untuk diagnosis

awal penyakit, riwayat kebiasaan BAB, riwayat konstipasi intermiten atau

diare dan konsistensi feses padat atau cair; (2) pemeriksaan fisik meliputi

adanya distensi abdomen, tanda-tanda kurang nutrisi (anak tampak kurus,

palor, kelemahan otot dan kelelahan), iritabilitas dan pengeluaran gasa dan

feses setelah pemeriksaan rektal yang menandakan adanya obstruksi; (3)

hasil laboratorium yang menunjukkan tidak adanya sel ganglion pada biopsi

rectal; dan (4) kontras enema pada pemeriksaan radiologi menunjukkan

adanya zona transisi diantara zona dilatasi normal dan segmen aganglionik

di bagian distal (Browne, et al., 2008; Hockenberry & Wilson, 2007;

Pillitteri, 2011).

2.2 Penatalaksanaan Penyakit Hirschprung

Penyakit Hirschprung ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.

Penatalaksaan Hirschprung terdiri dari tindakan bedah dan non bedah.

Tindakan non bedah dilakukan untuk perawatan penyakit Hirschprung ringan

bertujuan untuk menghilangkan konstipasi kronik dengan pelunak feses dan

irigasi rektal. Sedangkan pada Hirschprung sedang sampai berat dilakukan

tindakan pembedahan. Pada periode neonatal, dilakukan tindakan kolostomi

temporer pada bagian paling distal usus yang normal untuk menghilangkan

sumbatan. Pembedahan repair ditunda sampai berat badan anak 8 sampai 10

kilogram. Tindakan bedah lain yang dilakukan antara lain prosedur Swenson,

Duhamel dan Soave. (Ashwill & James, 2007; Hockenberry & Wilson, 2007).

2.3 Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Penyakit Hirschprung

Asuhan keperawatan pada anak dengan Hirschprung terdiri dari asuhan

keperawatan pre dan post operasi.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 22: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

9

Universitas Indonesia

2.3.1 Asuhan keperawatan pre operasi.

Pillitteri (2011) menyebutkan asuhan keperawatan pre operasi

meliputi:

a) Pengkajian

Data yang dapat ditemukan pada pengkajian meliputi riwayat

keterlambatan pengeluaran mekonium dalam 48 jam pertama setelah

lahir, muntah berwarna empedu, adanya konstipasi, distensi

abdomen, nafsu makan berkurang atau anak tidak mau minum ASI,

tidak adanya sel ganglia pada pemeriksaan biposi rectal, pemeriksaan

barium enema menunjukkan hasil adanya zona transisi diantara zona

dilatasi normal dan segmen aganglionik, dapat disertai enterokolitis.

b) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pre operasi antara

lain:

1. Konstipasi b.d berkurangnya fungsi usus; peristaltik tidak

adekuat

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d

berkurangnya fungsi usus

c) Rencana Tindakan Keperawatan

Dx I: Konstipasi

Hasil yang diharapkan: anak dapat buang air besar normal melalui

kolostomi atau enema.

Intervensi:

1. Kaji adanya konstipasi: durasi, pemahaman orang tua tentang

konstipasi, konsistensi feses, adakah penyakit lain

2. Auskultasi bising usus secara periodic

3. Pantau adanya distensi abdomen

4. Kolaborasi untuk pemasangan nasogastrik tube, rectal tube dan

enema

5. Kolaborasi untuk pemberian pelunak feses

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 23: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

10

Universitas Indonesia

Dx II: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Hasil yang diharapkan: berat badan anak dapat dipertahankan pada

kurva persentil di grow chart

Intervensi:

1. Kaji status nutrisi anak

2. Timbang berat badan secara periodic, misalnya 3 hari sekali

3. Pantau hasil laboratrium sesuai indikasi

4. Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral

2.3.2 Asuhan keperawatan post operasi

a) Pengkajian

Integritas dan fungsi stoma meliputi warna stoma; kolaps atau

retraksi, adakah perubahan; laserasi stoma; perdarahan, jika iya

dimana dan berapa jumlahnya; kondisi kulit periostoma; jumlah,

warna dan konsistensi cairan stoma.

b) Diagnosa Keperawatan

Ashwill dan James (2007) menyampaikan diagnosa keperawatan

pada post op kolostomi antara lain:

1. Kerusakan integritas kulit b.d kolostomi dan pembedahan

2. Risiko infeksi b.d pembedahan

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

pembedahan gastrointestinal

4. Nyeri akut b.d insisi bedah

5. Kurang pengetahuan orang tua b.d kurangnya informasi tentang

kebutuhan pembedahan, irigai atau perawatan ostomi

6. Perubahan pola eliminasi fekal

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 24: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

11

Universitas Indonesia

c) Rencana Tindakan Keperawatan

Dx I: Kerusakan integritas kulit

Hasil yang diharapkan: daerah kolostomi bersih dan bebas dari

eksudat, kemerahan atau drainase; daerah kolostomi utuh tanpa

perdarahan atau iritasi kulit (Doenges, Moorhouse, & Geissler 2000).

Intervensi:

1. Observasi daerah stoma

2. Ukur stoma secara periodik

3. Observasi adanya komplikasi seperti prolaps, sianosis & nekrosis

4. Beri pelindung kulit yang efektif seperti stomahesiv

5. Kosongkan, irigasi dan bersihkan kantong ostomi secara rutin

dengan alat yang tepat

6. Lakukan penggantian kantong sesuai indikasi

7. Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantong ostomi

Dx II: Risiko infeksi

Hasil yang diharapkan: anak tidak febris, tanpa tanda-tanda infeksi

Intervensi:

1. Kaji tanda-tanda infeksi daerah ostomi dan sistemik

2. Obervasi tanda vital terutama suhu tubuh

3. Berikan kompres air hangat jika anak demam

4. Pantau hasil laboratorium sesuai indikasi, seperti darah lengkap

5. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik dan antipiretik

Dx III: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Hasil yang diharapkan: anak dapat mentoleransi diit yang diberikan,

bising usus normal, feses keluar melalui ostomi.

Intervensi:

1. Kaji status nutrisi

2. Auskultasi bising usus

3. Timbang BB setiap 3 hari sekali

4. Berikan diit bertahap sesuai indikasi

5. Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral maupun enteral

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 25: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

12

Universitas Indonesia

Dx IV: Nyeri akut

Hasil yang diharapkan: anak bebas dari nyeri dan dapat berpartisipasi

dalam aktifitas sehari-hari seperti biasa

Intervensi:

1. Lakukan pengkajian nyeri (PQRST)

2. Berikan tindakan kenyamanan seperti mengubah posisi

3. Ajarkan tehnik relaksasi sesuai tingkat usia anak

4. Kolaborasi untuk pemberian analgetik

Dx V: Kurang pengetahuan orang tua

Hasil yang diharapkan: orang tua menyebutkan tujuann irigasi,

bertanggungjawab terhadap perawatan ostoma.

Intervensi:

1. Kaji pengetahuan orang tua tentang perawatan stoma

2. Ajarkan pada orang tua tentang perawatan stoma

3. Libatkan orang tua secara langsung dalam perawatan stoma

4. Ajarkan orang tua memilih pakaian yang sesuai

5. Evaluasi kemampuan orang tua melakukan perawatan stoma baik

kognitif maupun psikomotor

Dx VI. Perubahan pola eliminasi fekal

Kriteria hasil: eliminasi fekal sesuai dengan kondisi post op

kolostomi

Intervensi:

1. Monitor pengeluaran feses meliputi frekuensi, konsistensi,

bentuk, volume dan warna

2. Auskultasi bising usus

3. Laporkan jika ada bising usus abnormal

4. Evaluasi adanya inkontinensia fekal maupun konstipasi

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 26: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

13

Universitas Indonesia

Skema 2.1 WOC Hirschprung

Insiden 1:5000

Kegagalan migrasi sel ganglion

kearah rektum pada minggu ke 5-

12 gestasi

Kolon aganglionik

Refleks Stimulasi Enteric Nervous System (ENS) kurang

Relaksasi spingter internal Kontraksi bowel abnormal Peristaltik menurun

Refleks rektospingter menghilang

Kemampuan mendorong feses keluar ↓

Obstruksi fekal

Distensi kolon Hipertrofi otot kolon

HIRSCHPRUNG

Distensi abdomen

Tindakan pembedahan

- Eliminasi fekal melalui

stoma

- Feses cair

- Frekuensi sering

- Terdapat stoma

- Terpasang kantong

kolostomi

- Produksi stoma cair

Klien dipuasakan

- Orang tua belum

tahu cara perawatan

stoma

- Orang tua takut

menyentuh stoma

- Kawatir dengan

adanya stoma

Dx: Perubahan pola

eliminasi fekal Dx: Risti kerusakan

integritas kulit

Dx: Risiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Dx: Kurang

pengetahuan orang tua

Insisi & luka

operasi

Dx. Risti Infeksi

Dx: Nyeri

Pemeriksaan penunjang:

- USG Abdomen

- Foto abdomen

- CT Scan Abdomen

- Barium enema

Media

mikroorganisme

berkembang biak

Enterokolitis

Dx. Konstipasi

Dilakukan dekompresi:

pemasangan NGT & Rektal tube

Intake cairan

kurang

Intake nutrisi

per oral ↓

Dx: Risiko

ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Dx: gangguan keseimbangan

cairan kurang dari kebutuhan

Px. Laboratorium: DPL, elektrolit, albumin

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 27: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

14

Universitas Indonesia

2.4 Perawatan Stoma

Browne, et al. (2008) menyampaikan perawatan stoma pada anak sebagai

berikut:

2.4.1 Jenis Stoma

Stoma terdiri dari 2 jenis yaitu stoma fekal dan urinary diversions

(pengalihan urin).

a. Stoma fekal

Disebut juga kolostomi, ileostomi, jejunostomi atau duodenostomi,

tergantung pada letak fekal stoma. Stoma fekal dibuat dengan

membawa bagian usus melalui sebuah insisi di dinding abdomen.

Tujuan utama membuat stoma adalah mempertahankan panjang usus

yang masih mungkin dan meminimalkan risiko sindrom pemendekan

usus. Fungsi stoma fekal adalah mengalihkan feses masuk ke bagian

distal usus.

b. Urinary diversions

Disebut juga urostomi, merupakan pembedahan untuk membuka jalan

masuk ke saluran kemih, khususnya ke dalam bladder (vesikostomi),

ureter (ureterostomi), atau ginjal (nefrostomi). Tujuan utamanya adalah

dekompresi saluran kemih dan mempertahankan fungsi ginjal.

2.4.2 Karakteristik Stoma

Browne, et al. (2008) menyampaikan pada umumnya ostomi fekal terang,

berwarna merah segar, sama dengan bagian dalam pipi. Segera setelah

pembedahan, stoma dapat terlihat tegang, bengkak, sedikit gelap karena

stasis vena. Warna stoma meningkat dengan cepat dengan dukungan

sirkulasi, oksigenasi dan penurunan edema post operasi. Stoma yang gelap

atau hitam mengindikasikan adanya iskemia atau nekrosis stoma, dan

harus disampaikan ke dokter bedah. Stoma dapat berubah warna ketika

anak menangis, tampak pucat atau lebih gelap, hal ini merupakan kejadian

yang normal dan warna stoma akan kembali ketika anak berhenti

menangis. Pembengkakan stoma post operasi akan berakhir pada 6 sampai

8 minggu, dan ukuran stoma berkurang secara bertahap. Ukuran stoma

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 28: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

15

Universitas Indonesia

sesuai dengan ukuran organ yang dibuat, misalnya usus besar atau usus

kecil. Stoma fekal mungkin tidak menghasilkan gas atau feses dalam 24

sampai 72 jam post operasi sampai fungsi usus kembali, tetapi

memproduksi cairan serosa. Jika fungsi usus kembali, pengeluaran stoma

fekal cenderung tinggi dan cair sampai inflamasi pembedahan hilang dan

anak mulai makan padat. Jumlah keluaran tergantung proses penyakit,

letak usus, usia anak, toleransi anak dan faktor lainnya. Perkiraan jumlah

keluaran stoma bervariasi antara 10-15ml/kgbb/hari seperti rata-rata

keluaran ileostomi. Jika keluaran melebihi 20-30 ml/kgbb/hari termasuk

abnormal dan memerlukan penggantian cairan. Semakin lama feses dari

ileostomi atau kolostomi makin mengental.

2.4.3 Jenis Pembuatan Stoma

Browne, et al. (2008) menyampikan ada 2 jenis yaitu end stomas dan loop

stomas.

a. End stomas

Dibuat dengan membagi usus secara utuh, dilakukan jika pengeluaran

total feses dari usus distal diperlukan. Bagian akhir distal usus

dikeluarkan melalui dinding abdomen untuk membuat stoma sekunder

(fistula mukus) atau penjahitan tertutup dan disebelah kiri abdomen.

Fistula mukus dibuat jika bagian distal usus memerlukan dekompresi.

Jika usus bagian proksimal dan distal bagian usus dikeluarkan melalui

lobang yang sama pada otot dan diletakkan berdekatan satu sama lain

disebut “double-barrel stoma”.

b. Loop stomas

Loop stoma sering digunakan jika stoma hanya sementara, dibuat

dengan mengeluarkan lingkaran usus yang kontinyu melalui lubang

pada dinding abdomen.

2.4.4 Perlengkapan Perawatan Stoma

Browne, et al. (2008) menyebutkan berbagai jenis kantong stoma tersedia,

digunakan untuk melindungi stoma dan kulit peristoma dari kerusakan,

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 29: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

16

Universitas Indonesia

meningkatkan kenyamanan, mudah digunakan dan menyediakan

keamanan dengan waktu penggunaan yang diprediksi. Perlengkapan

perawatan stoma ini terdiri dari: (1) kantong stoma, terbagi atas dua bagian

yaitu kantong yang menampung pengeluaran stoma dan pelindung kulit,

wafer yang melapisi kantong sehingga aman bagi kulit. Kantong ini ada 2

jenis yaitu one-piece (kantong dan wafer menyatu) dan two-piece (kantong

dan wafer terpisah); (2) asesoris kantong, antara lain pasta stoma, stoma

powder, kristal absorpsi, agen adhesive, belt, pouch deodorant, skin

barrier supplement dan skin sealant.

2.4.5 Pengkajian Stoma

Browne, et al. (2008) menyampaikan pengkajian stoma dilakukan dengan

mengobservasi integritas dan fungsi stoma meliputi (1) warna stoma, (2)

apakah stoma menonjol atau tertarik, berapa jauh, adakah perubahan, (3)

adakah laserasi stoma, (4) adakah perdarahan berlebih, jika ada dimana

dan berapa jumlahnya, (5) apakah persimpangan mukokutan utuh, jika

tidak dimana pemisahannya, berapa panjangnya, berapa dalamnya, (6)

bagaimana kondisi kulit tepi stoma, dan (7) jumlah, warna dan konsistensi

pengeluaran stoma.

2.4.6 Perawatan Stoma

Browne, et al. (2008) menuliskan dalam perawatan stoma, memerlukan

kemampuan dasar yaitu mengosongkan dan mengganti kantong, merawat

stoma dan kulit peristoma, memasang kantong baru dan merawat fistula

mukus. Pengosongan kantong stoma dilakukan jika isi kantong sepertiga

atau setengah kantong, kantong penuh dengan gas dan pada bayi dapat

dikosongkan bersamaan dengan penggantian diapers. Penggantian kantong

dilakukan jika kantong sudah dipasang selama 2-3 hari pada bayi dan jika

terjadi kebocoran. Volume dan konsistensi pengeluaran serta lokasi

anatomi stoma mempengaruhi lama penggantian kantong.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 30: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

17

Universitas Indonesia

2.4.7 Komplikasi yang sering muncul pada Stoma

Browne, et al. (2008) menyebutkan komplikasi stoma yang sering muncul

pada perawatan stoma antara lain laserasi, pemisahan mukokutaneus,

nekrosis, obstruksi, hernia peristomal, kerusakan kulit dan infeksi

peristomal, prolaps serta retraksi stoma.

2.4.8 Pendidikan Kesehatan untuk Orang tua

Pendidikan kesehatan yang diberikan perawat kepada orang tua klien

meliputi melibatkan orang tua berpartisipasi dalam perawatan stoma di

rumah sakit, mempersiapkan orang untuk melakukan semua perawatan

stoma di rumah, mengajarkan orang tua memilih pakaian dengan bahan

yang menyerap keringat untuk menutupi kantong dan mencegah

bergesernya kantong serta memberikan kenyamanan untuk meminimalisir

nyeri pada bayi selama perawatan stoma (Browne, et al. 2008).

2.5 Konsep Nyeri pada Bayi

2.5.1 Definisi dan Teori Nyeri

Nyeri adalah apa saja dan kapan saja pengalaman seseorang yang

mengatakan nyeri; pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan aktual dan potensial

jaringan; nyeri merupakan hal yang kompleks, multidimensional, subyektif

dan personal (McCaffery & Pasero; International Association for Study of

Pain dalam Ashwill & James, 2007).

Gate-Control Theory

Teori Gate-Control disampaikan oleh Melzak dan Wall, (1965 dalam

Pillitteri, 2011) menjelaskan bagaimana impuls nyeri berjalan dari bagian

yang terkena injuri ke otak, dimana impuls diterjemahkan sebagai nyeri.

Teori ini menggambarkan mekanisme pintu gerbang dalam substansia

gelatinosa dari bagian dorsal tulang belakang, ketika diaktifkan, maka

akan menghentikan impuls sementara waktu pada tulang belakang. Hal ini

mencegah impuls nyeri diterima oleh otak dan diinterpretasikan sebagai

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 31: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

18

Universitas Indonesia

nyeri. Mekanisme pintu gerbang ini dapat di stimulasi dengan tiga tehnik

yaitu stimulasi kutaneus, distraksi dan mengurangi kecemasan.

Stimulasi kutaneus mempunyai sebuah efek mengurangi nyeri, ketika saraf

perifer yang dekat dengan daerah injuri distimulasi, kemampuan saraf A-

delta dan serabut C pada daerah injuri mentransmisikan impuls nyeri yang

muncul berkurang. Menggosok bagian yang cedera seperti cedera pada

kaki dan memberikan kompres hangat atau dingin merupakan manuver

yang efektif untuk menekan nyeri karena mengaktifkan serabut saraf di

dekatnya. Tehnik ini efektif untuk anak-anak karena dengan masase tidak

hanya memberikan kenyamanan pada fisik saja, tetapi juga psikologis.

Sedangkan distraksi membiarkan sel batang otak yang menerima impuls

sebagai nyeri disibukkan oleh stimulus lain sehingga impuls nyeri tidak

dapat diterima. Anak dianjurkan untuk berfokus pada suatu kegiatan atau

memikirkan sesuatu merupakan bentuk umum distraksi. Impuls nyeri

diterima dengan cepat oleh otak jika kecemasan timbul, oleh karena itu

mengurangi kecemasan anak sangat mungkin membantu mengurangi

perasaan nyeri. Sedangkan pada anak usia sekolah, menjelaskan prosedur

merupakan salah satu tehnik yang dapat dilakukan.

Efektifitas teori gate-control bervariasi tergantung umur anak, kemampuan

bekerjasama, tingkat nyeri dan waktu yang digunakan untuk belajar dan

menerapkan tehnik pengurang rasa nyeri. Anak harus mengetahui cara

menggunakan tehnik-tehnik ini sebelumnya atau pada saat pertama kali

merasakan nyeri. Jika menunggu sampai beberapa kali merasakan nyeri,

anak tidak dapat berkonsentrasi menggunakan sebuah tehnik.

2.5.2 Fisiologi Nyeri

Penghantaran nyeri terdiri dari 4 tahap mayor meliputi transduksi

(merasakan sensasi nyeri), transmisi (perjalanan sensasi nyeri ke tulang

belakang), persepsi (otak menginterpretasikan sensasi sebagai nyeri) dan

modulasi (tahap merasakan nyeri kembali). Transduksi dimulai dari saraf

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 32: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

19

Universitas Indonesia

perifer ketika stimulus mekanik, termal atau kimia mengaktifkan

nociceptor, sebuah reseptor sensori. Impuls nyeri diterima oleh sistem

saraf pusat (SSP) pada bagian dorsal tulang bulakang, selanjutnya impuls

diproyeksikan ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri. Ketika nyeri

dirasakan, kelenjar pituitari dan hipotalamus memodifikasi nyeri dengan

melepaskan endorphin atau senyawa polipeptida yang menstimulasi opiat

memproduksi analgesi dan merasa sehat (Pillitteri, 2011).

2.5.3 Klasifikasi Nyeri

Pilliteri (2011) menyampaikan 6 jenis nyeri antara lain:

a. Nyeri akut, merupakan nyeri yang tajam. Biasanya terjadi segera

setelah cedera. Nyeri ini dapat menyebabkan kecemasan dan distress.

b. Nyeri kronik, nyeri yang berlansung lama (sering disebutkan dalam 6

bulan), dapat menyebabkan depresi dan berkurangnya kemampuan

seseorang.

c. Nyeri kutaneus, nyeri yang berasal dari struktur superfisial seperti kulit

dan membran mukosa. Misalnya terkena gunting.

d. Nyeri somatik, nyeri yang berasal dari struktur tubuh yang dalam

seperti otot atau pembuluh darah. Contohnya nyeri pada pergelangan

kaki yang terkilir.

e. Nyeri viseral membawa sensasi dari organ internal seperti usus. Nyeri

pada appendisitis merupakan nyeri viseral.

f. Nyeri alih, nyeri yang dirasakan pada sisi yang jauh dari sumber nyeri.

Sebagai contoh pneumonia pada lobus kanan bawah sering dirasakan

sebagai nyeri abdominal karena nyeri dialihkan ke abdomen.

2.5.4 Pengkajian Nyeri

Nyeri pada anak bersifat multidimensional dan subyektif, dipengaruhi oleh

jenis dan lamanya nyeri, tingkat perkembangan, status emosi, pengalaman

nyeri sebelumnya, budaya dan etnis, tipe kepribadian, jenis kelamin,

variasi genetik dan respon orang tua terhadap nyeri yang dirasakan

anaknya (Ashwill & James, 2007). Pengkajian nyeri berdasarkan tingkat

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 33: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

20

Universitas Indonesia

perkembangan pada neonatus dan bayi antara lain (1) biasanya

mendemonstrasikan perubahan ekspresi wajah meliputi mengerutkan

muka, menyeringai, mengerutkan kening, ekspresi terkejut dan menarik

wajah dengan tiba-tiba; (2) mendemonstrasikan peningkatan tekanan darah

dan detak jantung serta penurunan saturasi arteri; (3) tangis melengking;

(4) ekstremitas memukul-mukul, menunjukkan tremor; dan (5) pada bayi

yang lebih tua melokalisir nyeri, menggosok area nyeri atau menariknya

atau melindunginya.

Selain menggunakan tingkat perkembangan, pengkajian nyeri pada

neonates dan bayi dapat menggunakan CRIES Neonatal Postoperative

Pain Measurement Scale. Skala ini mempunyai nilai sampai 10 poin

dengan 5 variabel fisiologis dan perilaku yang berhubungan dengan nyeri

pada bayi meliputi jumlah dan jenis tangisan, kebutuhan administrasi

oksigen, peningkatan tanda-tanda vital, ekspresi wajah dan tertidur

(Kretchel & Bildner, 1995 dalam Pillitteri, 2011). Setiap area diberikan

skor 0 sampai 2, bayi dengan skor 4 atau lebih merasakan nyeri dan

memerlukan intervensi untuk mengurangi ketidaknyamanan. Akan tetapi

skala ini tidak bisa digunakan bagi bayi dengan intubasi.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 34: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

21

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 CRIES Neonatal Postoperative Pain Measurement Scale

Pengkajian Skor bayi

0 1 2

Menangis

Tidak Melengking Tidak dapat dihibur

(inconsolable)

Kebutuhan oksigen

dengan saturasi >95%

Tidak >30% >30%

Peningkatan tanda-

tanda vital

Detak jantung dan

TD pada rentang

10% nilai pre

operasi

Detak jantung dan

TD 11-20% lebih

tinggi daripada nilai

pre operasi

Detak jantung dan

TD 21% diatas nilai

pre operasi

Ekspresi Tidak ada Menyeringai Menyeringai /

mengerang

Terjaga Tidak Terbangun pada

interval tertentu

Selalu terjaga

Jumlah skor total

2.5.5 Pemberian NNS dan ASI

Untuk memberikan kenyamanan pada anak selama penggantian kantong

stoma dapat diberikan NNS. Devi (2012) menyampaikan NNS

memberikan efek analgesia melalui stimulasi orotaktil pada neonatus dan

mekanoreseptor ketika NNS masuk ke dalam mulut bayi. Tesis yang

dilakukan Devi menemukan bahwa penggunaan NNS dan sukrosa dapat

meminimalisir nyeri selama perawatan. Selain pemberian NNS, untuk

meningkatkan kenyamanan dapat diberikan ASI. Astuti (2012)

menyampaikan selain memberikan nutrisi, pemberian ASI mempunyai

efek psikologis. Interaksi ibu dan bayi saat menyusui memiliki rasa aman,

nyaman dan hangat bagi bayi; setelah tindakan diberikan ASI maka durasi

menangis bayi menjadi lebih singkat.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 35: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

22 Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian

Klien An. A, berusia 2 bulan, orang tua Bp. A dan Ibu N. Klien masuk rumah

sakit tanggal 01 Juni 2013 dengan diagnosa medis observasi meterorismus,

diferensial diagnosis Ileus paralitik dan Diare akut dehidrasi sedang (DADS).

Keluhan utama klien saat masuk RS adalah perut membuncit dan tegang serta

sulit BAB sejak 4 hari sebelum masuk RS. Pada saat masuk RS orang tua

klien mengeluh klien BAB cair 5-7x/hari, turgor tidak elastis, mukosa mulut

kering.

Riwayat kehamilan dan kelahiran klien antara lain pada masa prenatal ibu

klien rutin kontrol ke bidan setiap 1 bulan sekali, ibu klien mengatakan selama

hamil tidak menderita penyakit tertentu dan tidak mengalami muntah

berulang; masa intranatal klien dilahirkan spontan di bidan dengan berat lahir

3800 gram langsung menangis; sedangkan pada masa post natal klien

mendapatkan ASI dan mempunyai riwayat BAB 2-4 hari sekali.

Riwayat kesehatan sebelumnya klien BAB 4 hari sekali, belum pernah dirawat

di rumah sakit, jika sakit hanya berobat ke bidan dan Puskesmas tetapi orang

tua tidak tahu jenis obat yang dikonsumsi, klien belum pernah dilakukan

tindakan operasi, tidak pernah mengalami kecelakaan, tidak mempunyai

alergi, klien belum mendapat imunisasi yang lengkap sesuai usianya, hanya

imunisasi BCG ketika klien berusia 1 minggu.

Riwayat sosial klien diasuh oleh ibu, ayah dan neneknya, pembawaan secara

umum tidak rewel. Hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebaya

belum dapat dikaji mengingat usia klien 2 bulan. Klien tinggal di rumah milik

orang tuanya dan tinggal berdekatan dengan saudara ibu klien tetapi bukan

merupakan kawasan padat penduduk.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 36: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

23

Universitas Indonesia

Awal masuk tanggal 01 Juni 2013 klien dirawat di ruang lantai 3 selatan.

Selain dilakukan pemeriksaan USG dan foto polos abdomen, klien juga

dilakukan pemeriksaan barium enema pada tanggal 05 Juni 2013 dengan hasil

sesuai dengan gambaran Hirschprung. Pemeriksaan laboratorium tanggal 01

Juni 2013 diperoleh hasil hemoglobin (Hb) 8,4 g/dl hematokrit 26% leukosit

dalam batas normal, trombosit 570 ribu/ul sehingga klien mendapatkan

tranfusi PRC sejumlah 2 x 50cc dengan cara pemberian serial selama 2 hari

pada tanggal 02 dan 03 Juni 2013 dan Hb post tranfusi 12,1 g/dl. Tanggal 10

Juni 2013 dilakukan pemeriksaan DPL ulang dengan hasil Hb 15,9 g/dl dan

hasil lainnya dalam batas normal. Klien menjalani operasi kolstoma pada

tanggal 12 Juni 2013, setelah operasi klien dirawat di ruang HCU, dan

dipindahkan ke lantai 3 utara pada tanggal 13 Juni 2013 jam 13.00 WIB.

Keadaan klien saat ini, keluhan utama saat dikaji tanggal 13 Juni 2013 orang

tua mengatakan takut memegang dan membersihkan kantong stoma, belum

tahu perawatan stoma. Orang tua mengatakan bahwa ingin tahu berat badan

anaknya setelah operasi, anaknya BAB cair warna coklat, kulit perut tidak

merah. Diagnosa medis klien adalah post op kolstoma hari kedua karena

Hirschprung. Berat badan klien pada saat masuk rumah sakit 5400 gram, saat

ini 4500 gram, panjang badan 55 cm, dengan menggunakan chart grow

didapatkan z-score BB/TB -2 SD. Status cairan klien baik dibuktikan dengan

turgor elastis, CRT kurang dari 3 detik dan mukosa bibir lembab. Klien

mendapatkan obat-obatan antara lain IVFD KaeN 3B 10 tetes/menit (makro),

Cefotaxime 2x175mg intravena dan Farmadol 3x55 mg intravena. Hasil

pemeriksaan laboratorium pada tanggal 12 Juni 2013 diperoleh Hb 14,5 g/dl

Ht 45% leukosit 20,4 ribu/ul dan trombosit 426 ribu/ul.

Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien tampak tidak

rewel, aktif, kesadaran compos mentis, Nadi 124x/menit, suhu 36,7°C,

frekuensi nafas 28 x/menit. Tinggi badan saat ini 55 cm, berat badan 4,5 kg,

lingkar kepala 38cm (saat masuk RS 36 cm), lingkar lengan atas 10cm (saat

masuk RS 13cm), Z-Score BB/TB -2SD. Dari hasil pemeriksaan Fisik Head to

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 37: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

24

Universitas Indonesia

toe diperoleh data bahwa kepala dalam batas normal tidak ditemukan jejas,

sutura sudah menutup tidak teraba benjolan. Septum hidung utuh tidak ada

sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung. Sklera tidak ikterik, konjungtiva

tidak anemis, reflek cahaya “positif”. Bibir tampak kemerahan, tidak sianosis,

gigi belum tumbuh, tidak tampak jamur. Telinga bersih, tidak tampak sekret

dan tidak tampak perdarahan. Tidak teraba pembesaran kelenjar di area leher,

tidak ada kaku kuduk dan tidak ada wape neck. Dada simetris, tidak tampak

retraksi dada, irama jantung regular tidak terdengar suara abnormal, suara

napas vesikuler tidak terdengar bunyi nafas abnormal. Tidak ada distensi

abdomen, bising usus 6x/mnt, tidak teraba benjolan atau massa. Stoma

berwarna kemerahan, tampak lemak, tinggi ±4cm, diameter ±4cm, produksi

cair warna kecoklatan bercampur darah, bau khas, daerah sekitar stoma tidak

kemerahan, tidak ada tanda-tanda iritasi periostoma. Genitalia bersih, jamur

tidak tampak, tidak lecet, BAK 3x dengan pampers, warna kuning jernih.

Ekstremitas tidak tampak edema, tidak sianosis, akral hangat, CRT kurang

dari 3 detik.

3.2 Masalah Keperawatan

Hasil analisa data menunjukkan bahwa pada kasus An. A ditemukan beberapa

masalah keperawatan yaitu (1) risiko tinggi kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan kolstoma dan pembedahan, (2) perubahan pola eliminasi

fekal berhubungan dengan efek pembedahan, (3) kurang pengetahuan orang

tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan stoma, dan

(4) risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan pembedahan gastrointestinal.

Pada kasus An. A prioritas masalah keperawatannya adalah risiko tinggi

kerusakan kerusakan integritasi kulit. Hal ini merupakan fokus intervensi,

karena peran perawat sangat besar pada perawatan stoma. Perawat juga dapat

memberikan pendidikan kesehatan dan melibatkan keluarga pada perawatan

stoma. Selain memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga, perawat juga

mengajarkan perawatan stoma sebagai bekal perawatan di rumah. Perawatan

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 38: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

25

Universitas Indonesia

stoma bertujuan mencegah terjadinya infeksi pada stoma dan memantau

kondisi stoma jika terjadi perubahan sehingga dapat mengambil keputusan

yang tepat untuk tindakan selanjutnya.

3.3 Rencana Keperawatan

Setelah menyusun prioritas masalah dan menegakkan diagnosa keperawatan,

langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan. Perencanaan yang disusun

sesuai dengan rencana tindakan yang terlampir pada BAB 2.

3.4 Implementasi

Tindakan keperawatan dilaksanakan selama 3x24 jam yaitu pada tanggal 13

Juni 2012 sampai dengan 15 Juni 2013. Tindakan keperawatan untuk diagnosa

keperawatan risiko tinggi infeksi meliputi mengobservasi daerah stoma;

mengukur stoma; mengobservasi adanya komplikasi seperti prolaps, sianosis

& nekrosis; mengobservasi tanda vital terutama suhu; mengosongkan, irigasi

dan bersihkan kantong stoma secara rutin dengan alat yang tepat; melakukan

penggantian kantong sesuai indikasi; mengevaluasi kecocokan kantong stoma

dan memberikan NNS selama tindakan serta ASI setelah tindakan.

Untuk diagnosa keperawatan perubahan pola eliminasi fekal, tindakan

keperawatan yang dilakukan adalah memonitor pengeluaran feses meliputi

frekuensi, konsistensi, bentuk, volume dan warna; mengauskultasi bising usus;

melaporkan hasil auskultasi bising usus ke perawat ruangan dan mengevaluasi

adanya inkontinensia fekal maupun konstipasi.

Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa keperawatan kurang

pengetahuan orang tua tentang perawatan stoma yakni mengkaji pengetahuan

orang tua tentang perawatan stoma; mengajarkan pada orang tua tentang

perawatan stoma; melibatkan orang tua secara langsung dalam perawatan

stoma; mengajarkan orang tua memilih pakaian yang sesuai dan mengevaluasi

kemampuan orang tua melakukan perawatan stoma baik kognitif maupun

psikomotor.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 39: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

26

Universitas Indonesia

Tindakan selanjutnya untuk diagnosa keperawatan risiko tinggi perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh meliputi mengkaji status nutrisi,

mengauskultasi bising usus, menimbang berat badan, memotivasi ibu klien

memberikan ASI adlib dan memonitor pemberian nutrisi parenteral.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 40: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

27 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati terletak diwilayah Jakarta Selatan

dengan luas bangunan 57.457,50 m2 dan luas tanah 13 hektar. RSUP

Fatmawati didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno sebagai

RS yang mengkhususkan Penderita TBC Anak dan Rehabilitasinya. Tanggal

15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan RS Fatmawati diserahkan

kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai

hari jadi RS Fatmawati. Dalam perjalanan RS Fatmawati, tahun 1984

ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan

sebagai RSU Kelas B Pendidikan. Pada tanggal 11 Agustus 2005 berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1243/MENKES/SK/VIII/2005 RSUP

Fatmawati ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen

Kesehatan RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum (PPK BLU). (www.fatmawatihospital.com)

Lantai III Utara merupakan salah satu ruang perawatan anak umum dan bedah

yang terletak di gedung teratai RSUP Fatmawati, terdiri dari 12 kamar yang

terbagi atas 1 kamar bedah prima, 3 kamar kelas I, 2 kamar kelas II, 1 kamar

khusus isolasi infeksi, 1 kamar khusus luka bakar, dan 4 kamar kelas III

dengan kapasits tempat tidur sekitar 45 tempat tidur. Jumlah tenaga 23 orang

perawat, terdiri dari 7 orang S1 keperawatan, 14 orang DIII keperawatan, 2

orang SPK, dan 2 orang pekarya SLTA. Ruangan di lantai II Utara dikepalai

oleh seoang kepala ruangan Ibu Ns. Yuminah, SKep dibantu wakil kepala

ruangan Ibu Fenty Sahara, AMK dan dua orang PN serta perawat pelaksana

sebanyak 19 orang.

Kebersihan dan kenyamanan di lantai III Utara terjaga dengan baik sehingga

sesuai untuk dijadikan lahan praktik bagi mahasiswa dan mendukung

peningkatan kesehatan klien. Namun masalah pengunjung pasien yang belum

tertib dan perbandingan jumlah tenaga perawat dan pasien sebanyak 1:10

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 41: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

28

Universitas Indonesia

kadang lebih, menjadi faktor penghambat pada perawat dalam pemberian

asuhan keperawatan secara menyeluruh. Sementara kekurangan fasilitas di

ruangan yang sangat nampak adalah tidak tersedianya ruang bermain dan

fasilitas bermain anak lainnya.

4.2 Analisis Masalah Keperawatan

Hasil pengkajian menunjukkan klien dirawat dengan post kolostomi karena

Hirschprung. Penyakit Hirschprung merupakan kelainan kongenital yang salah

satunya disebabkan oleh faktor non genetik diantaranya nutrisi selama

kehamilan, penggunaan obat-obatan (teratogen), polusi lingkungan, paparan

zat kimia seperti asap rokok, dan penyakit ibu selama hamil. (Bobak,

Lowdermilk, Jensen & Perry, 2005; Kosim, dkk., 2012).

Pada kasus An. A didapatkan data bahwa merupakan keluarga Bp. A termasuk

kaum urban yang tinggal di Tangerang, tinggal di rumah sendiri berdekatan

dengan keluarga Ibu N. Pekerjaan bapak A adalah seorang buruh dengan

penghasilan tidak tetap kurang dari 1,8 juta per bulan sehingga membuat

ekonomi keluarga bapak A cukup sulit. Ibu N lulusan SD tidak bekerja hanya

mengurus rumah tangga, mengatakan tidak ada masalah selama hamil. Ibu N

makan nasi dan sayur, jarang makan lauk. Selama hamil ibu N hanya periksa

ke bidan, namun tidak pernah melakukan pemeriksaan darah apapun termasuk

gula darah. Ibu N mengaku belum tahu manfaat nutrisi selama hamil dan tidak

ingat jumlah kenaikan berat badan selama hamil serta tidak mengkonsumsi

obat-obatan selama hamil hanya vitamin dari bidan. Sementara bapak A

memiliki kebiasaan merokok walaupun didalam rumah sehingga sangat

memungkinkan asap rokok terhirup oleh anggota keluarga yang lain termasuk

ibu N. Selain paparan asap rokok, keluarga bapak A juga tinggal tidak jauh

dari kawasan industri sehingga memungkinkan polusi dari industri

mempengaruhi kesehatan keluarga bapak A.

Masalah keperawatan yang ditemukan antara lain (1) risiko kerusakan

integritas kulit, (2) perubahan pola eliminasi fekal, (3) kurang pengetahuan

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 42: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

29

Universitas Indonesia

orang tua dan (4) risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Masalah keperawatan yang pertama adalah risiko kerusakan integritas kulit.

Hal ini dapat timbul akibat adanya luka pembedahan (kolostomi) dan

pengeluaran feses yang cair melalui stoma. Jika tidak dilakukan perawatan

stoma, maka akan mengakibatkan kerusakan kulit abdomen khususnya pada

daerah peristoma. Masalah yang kedua adalah perubahan pola eliminasi fekal

akibat dari pembedahan. Pola BAB klien sebelumnya BAB 2-4 hari sekali,

sedangkan saat ini frekuensinya sulit dihitung karena feses berbentuk cair dan

langsung keluar melalui stoma. Masalah yang ketiga adalah kurang

pengetahuan orang tua tentang perawatan stoma. Hal ini juga menimbulkan

kecemasan pada orang tua, karena belum mempunyai pengalaman merawat

anak dengan stoma, terlihat dengan ketakutan menyentuh kantong stoma dan

mengganti diapers anak. Oleh karena itu perawat selalu melibatkan orang tua

dan mengajarkan perawatan stoma untuk merawat anak di rumah. Masalah

yang terakhir adalah risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Hal ini dapat ditegakkan karena selama dirawat klien dipuasakan beberapa

hari sebelum operasi dan satu hari setelah operasi, klien mengalami

penurunan berat badan dan lingkar lengan atas, akan tetapi Z-score BB/TB

masih berada pada SD -2, artinya klien belum berada pada keadaan gizi

kurang.

4.3 Analisis Intervensi

Pelaksanaan askep klien terhadap An. A dilakukan secara komprehensif, baik

fisik maupun piskologis klien. Untuk mengatasi masalah utama pada klien

yaitu risiko tinggi kerusakan integritas kulit maka dua jenis intervensi yang

dilakukan penulis terkait aplikasi tesis yaitu penggunaan NNS dan pemberian

ASI. Penulis mencoba mengaplikasikan hasil tesis yang berjudul “Efektifitas

pemberian kombinasi non nutritive sucking (NNS) dan sukrosa terhadap

respon nyeri neonatus setelah tindakan pemasangan infus di RSUD Kota

Padang Panjang” dan “Studi komparasi pemberian ASI dan larutan gula

terhadap respon nyeri saat imunisasi pada bayi di Puskesmas Ngresep

Semarang”.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 43: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

30

Universitas Indonesia

Usia anak sangat mempengaruhi toleransi anak terhadap nyeri. Wong, dkk

(2009) menyampaikan, bayi yang berusia kurang dari 6 bulan tampak tidak

memiliki ingatan nyata tentang pengalaman nyeri sebelumnya dan bereaksi

terhadap situasi yang memungkinkan menimbulkan stres, akan tetapi indikator

stres yang paling konsisten adalah ekspresi wajah terhadap ketidaknyamanan,

gerakan tubuh seperti menggeliat, menyentak dan memukul-mukul. Oleh

karena itu fokus intervensi untuk mengatasi situasi ini adalah pemberian

kenyamanan pada bayi.

4.4 Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan

Pemberian NNS merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri secara

nonfarmakologi pada bayi muda (usia 1-4 bulan) dengan tingkat

perkembangan pada tahap oral. Hal ini merupakan salah satu bentuk

penatalaksanaan nyeri dengan distraksi. NNS memberikan efek analgesia

melalui stimulasi orotaktil pada neonatus dan mekanoreseptor ketika NNS

masuk ke dalam mulut bayi. Demikian halnya dengan pemberian ASI yang

dapat memberikan efek psikologis pada bayi sehingga dapat meningkatkan

kenyamanan bayi.

Meskipun NNS memiliki efek analgesia, tetapi hal ini bertentangan dengan

Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 pasal 17 tentang pemberian Air

Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Di dalam pasal 17 ayat (1) disebutkan “tenaga

kesehatan dilarang memberikan susu formula dan/atau produk bayi lainnya

yang dapat menghambat program pemberian ASI eksklusif kecuali dalam hal

diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15”. PP ini menjelaskan

yang dimaksud dengan produk bayi lainnya adalah produk bayi yang terkait

langsung dengan kegiatan menyusui meliputi segala bentuk susu dan pangan

bayi lainnya, botol susu dan empeng. Berdasarkan PP ini, NNS termasuk

produk bayi yang tidak dapat diberikan, meskipun dengan tujuan

meminimalisir nyeri dan meningkatkan kenyamanan ketika anak dipuasakan

pada periode post operasi dengan stimulasi orotaktil. Oleh karena itu

diperlukan penatalaksanaan nonfarmakologi selain NNS.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 44: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

31

Universitas Indonesia

Penatalaksanaan nonfarmakologi lain untuk mengatasi nyeri dan

ketidaknyamanan pada anak adalah dengan memberikan sentuhan/masase

lembut dan mengajak anak untuk berbicara. Sentuhan/masase tidak hanya

memberikan kenyamanan pada fisik saja, tetapi juga memberikan efek

psikologis. Sedangkan mengajak anak berbicara pada usia 1-4 bulan dapat

dilakukan karena pada usia tersebut anak mulai perhatian dengan suara orang

tua atau suara yang dikenalnya.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 45: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

32 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan gambaran asuhan keperawatan yang telah disampaikan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut

a. Data pengkajian pada anak A dengan kolostomi karena Hirschprung

didapatkan data mengenai pemeriksaan fisik, riwayat kesehatannya

termasuk riwayat kelahirannya dan lingkungan. Hal ini dirasa perlu karena

keluarga bapak A termasuk kaum urban yang tinggal di daerah perkotaan

dengan berbagai masalah yang dapat timbul salah satunya masalah

kesehatan terkait dengan penyakit Hirschprung.

b. Masalah keperawatan yang terjadi pada An. A antara lain risiko tinggi

kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi dan

pembedahan, perubahan pola eliminasi fekal berhubungan dengan efek

pembedahan, kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan

kurangnya informasi tentang perawatan stoma, dan risiko tinggi perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan

gastrointestinal.

c. Perencanaan keperawatan telah disusun berdasarkan prioritas masalah

keperawatan yang ditemukan, kemudian dilaksanakan sesuai rencana.

d. Penggunaan NNS dan pemberian ASI selama 3 hari pelaksanaan tindakan

keperawatan diperoleh hasil anak tampak lebih tenang, durasi menangis

menjadi lebih singkat dan kooperatif selama menjalani perawatan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Hendaknya mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan

penatalaksanaan nyeri, tidak hanya bersifat kolaboratif namun disertai secara

nonfarmakologi yang merupakan tindakan keperawatan mandiri. Dalam

melakukan tindakan, mahasiswa memulai dengan pengetahuan yang baik,

mempraktekkan dan mengingatkan kembali kepada pada perawat ruangan

di rumah sakit tempat praktik.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

uiperpustakaan
Inserted Text
Page 46: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

33

Universitas Indonesia

5.2.2 Bagi Instansi Pendidikan

a. Instansi pendidikan lebih memperkenalkan mahasiswa terhadap asuhan

keperawatan, terutama penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologi

sesuai dengan usia anak.

b. Menyiapkan peserta didik untuk memahami deteksi dini dan tata laksana

penyakit Hirschprung.

5.2.3 Bagi Rumah Sakit

a. Rumah sakit hendaknya memperbanyak dan memperbaharui penerapan

implementasi keperawatan yang terus berkembang. Hal ini membantu

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada klien. Dengan pemberian

asuhan keperawatan yang tepat diharapkan proses penyembuhan klien

sesuai dengan prognosis penyakitnya.

b. Ruang rawat Teratai lantai 3 utara bukan merupakan ruang Perinatologi,

namun penggunaan NNS sebaiknya dihindari karena mengakibatkan

efek ketergantungan dan dapat menyebabkan anak bingung puting

terutama bagi klien berusia kurang dari 6 bulan.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 47: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

34 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Amiel, J. & Lyonnet, S. (2001). Hirschprung disease, associated syndromes, and

genetics: a review. Journal Med Genet. p.729-730. (www.jmedgenet.com).

Downloaded from jmg.bmj.com on July 4, 2013

Ashwill, J.W., & James, S.R. (2007). Nursing care of children. 3rd

ed.

Philadelphia: Saunders Elsevier

Astuti, I.T. (2011). Studi komparasi pemberian ASI dan larutan gula terhadap

respon nyeri saat imunisasi pada bayi di puskesmas Ngesrep Semarang.

Tesis tidak dipublikasikan.

Browne, N.T. et al. (2008). Pocket guide to pediatric surgical nursing. Canada:

American Pediatric Surgical Nurse Association

Bobak, I.M.; Lowdermilk, D.L; Jensen, M.D; & Perry, S.E. (2005). Buku ajar

keperawatan maternitas. Edisi 4. (Wijayarini & Anugerah, alih bahasa).

Jakarta: EGC

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., & Dochterman, J.M. (2008). Nursing

interventions classification (NIC). 5th ed. USA: Mosby Elsevier

Devi, S.K. (2012). Efektifitas pemberian kombinasi non nutritive sucking (NNS)

dan sukrosa terhadap respon nyeri neonatus setelah dilakukan tindakan

pemasangan infus di RSUD kota Padang Panjang. Tesis tidak

dipublikasikan

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Geissler (2000). Recana asuhan

keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian

perawatan pasien. Edisi 3. (Kariasa, I.M. & Sumarwati alih bahasa)

Jakarta: EGC

Firmansyah (2008). Marketing politik: antara pemahaman & realitas. Edisi 2.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care of infants and

children. 8th ed. Canada: Mosby Elsevier

Kosim, M.K., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., & Usman, A. (2012). Buku

ajar neonatologi. Jakarta: IDAI

McNamara, M. (2008). Life in an urban community. New York: Benchmark

Education Company

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 48: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

35

Universitas Indonesia

Miao, X.; Leon, T.Y.; Ngan, E.S.; So, M.; Yuan, Z.; Lui, V.C.; et al. (2009).

Reduces RET expression in gut tissue of individuals carrying risk alleles

of Hirschprung’s disease. Human Molecular Genetics, 2010, Vol.19, No. 8

p.1461. Oxford University Press.

Pillitteri, A. (2011). Maternal & child health nursing: Care of the childbearing &

childrearing family. 6th

ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Waluya, B. (2007). Sosiologi: menyelami fenomena sosial di masyarakat. Jilid 2.

Bandung: PT. Setia Purna Inves

Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelsein M.L., & Schwartz,

P. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong. Edisi 6. Volume 2.

(Hartono, A., Kurnianingsih, S., & Setiawan alih bahasa). Jakarta: EGC

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

http://www.fatmawatihospital.com diunduh tanggal 2 Juli 2013

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 49: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A

DENGAN POST KOLOSTOMI HARI KE-2

DI RUANG LANTAI 3 UTARA RSUP FATMAWATI

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : DWI CAHYANINGSIH

Tempat Praktek : LANTAI 3 UTARA RS FATMAWATI

Tanggal Praktek : 10-15 JUNI 2013

1. Pengkajian

1.1 Identitas klien:

Nama : An. A

TTL : Tangerang, 05/03/2013

Usia : 2 bulan

Orang tua : Bp. A / Ibu N.

Alamat : Jl. AL Sinta RT 5/4 Tangerang

Pendidikan ayah/ibu : SLTA/SD

Tgl masuk RS : 01 Juni 2013

Tgl dirawat di lt 3 utara : tgl 12 Juni 2013 (pindahan dari HCU)

1.2 Keluhan utama

Keluhan awal masuk rumah sakit: perut membuncit, tegang, sejak 4 hari

sebelum masuk rumah sakit, BAB cair 5-7 x/hari warna dempul.

Keluhan post op: orang tua mengatakan takut untuk memegang dan

membersihkan kantong kolostomi.

Riwayat kehamilan dan kelahiran:

Prenatal : ibu klien mengatakan rutin kontrol ke bidan setiap 1 bulan

sekali, tidak menderita penyakit tertentu, tidak muntah

berulang

Intranatal : lahir spontan di bidan, berat lahir 3800 gram, langsung

menangis

Post natal : klien mendapatkan ASI, riwayat BAB 2-4 hari sekali.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 50: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan)

1.3 Riwayat masa lampau

Penyakit waktu kecil : BAB 2-4 hari sekali

Pernah dirawat di rumah sakit : belum pernah, hanya berobat ke bidan &

Puskesmas saja

Obat-obatan yang digunakan : orang tua tidak mengetahui jenis obat yang

digunakan

Tindakan (operasi) : belum pernah

Alergi : tidak ada

Kecelakaan : tidak pernah

Imunisasi : belum lengkap, hanya BCG pada usia 1

minggu

1.4 Riwayat keluarga

Keluarga mengatakan tidak ada penderita jantung, hipertensi dan Diabetes Melitus

di keluarga Bp. A maupun Ibu N.

1.5 Riwayat sosial

Yang mengasuh : ibu, ayah dan nenek klien

Hubungan dengan anggota keluarga : belum dapat dikaji

Hubungan dengan teman sebaya : belum dapat dikaji

Pembawaan secara umum : tidak rewel

30

th

15

th

35

th

2

bl

n

Ibu N, sehat Bp. A, sehat

An. I, sehat An.A

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 51: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan)

Lingkungan rumah : tinggal di rumah sendiri, tinggal

berdekatan dengan saudara ibu

klien, bukan kawasan padat

penduduk.

1.6 Kebutuhan dasar

Makanan yang disukai/tidak disukai : ASI, menyusu sekehendak klien

dengan cara menetek langsung ke

ibu

Pola tidur : sekehendak klien, tidak ada

kebiasaan khusus

Mandi : 2x sehari setiap pagi dan sore

Aktifitas bermain : bermain di tempat tidur

Eliminasi : BAB 2-4 hari sekali

1.7 Keadaan saat ini

Diagnosa medis : Post op kolostomi hari kedua karena Hirschprung

Tindakan operasi : Kolostomi

Status nutrisi : BB 4,5 kg, PB 60 cm, Z-Score BB/TB: -2SD

Status cairan : turgor elastis, CRT <3 detik, mukosa bibir lembab

Obat-obatan : IVFD Kaen 3B 10 tts/mnt (makro), Cefotaxim

3x175 mg iv, Farmadol 3x55mg iv

Aktifitas : bermain di tempat tidur

Tindakan keperawatan : observasi produksi stoma, perawatan stoma,

observasi tanda infeksi dan iritasi kulit peristoma,

pendkes orang tua tentang perawatan stoma

Hasil laboratorium : DPL post op tanggal 12 Juni 2013: Hemoglobin

14,5 g/dl Hematokrit 45% Leukosit 20.4

ribu/mm3 Trombosit 426 ribu

Hasil rontgen : Barium enema tanggal 5 Juni 2013 hasil sesuai

dengan gambaran Hirschprung

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 52: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan)

Data tambahan : masuk RS tanggal 1 Juni 2013 dengan keluhan

perut membuncit dan tegang, BAB cair 5-7x/hari,

diagnosa masuk observasi meteorismus ec ? DD/

Ileus paralitik + Diare akut dehidrasi sedang,

perawatan pre op di lantai 3 Selatan, riwayat

tranfusi PRC 2x50cc tidak alergi, post op hari

pertama tanggal 12 Juni 2013 dirawat di High Care

Unit (HCU) Lantai 3 selatan

Tanda-tanda vital : frekuensi nadi 124x/mnt, frekuensi respirasi

28x/mnt, suhu 36,7⁰C

1.8 Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : sedang, komposmentis

b) BB/TB : 4,5 kg / 55 cm, BB masuk RS 5,4 kg

c) LK/Lila : 38 cm / 10 cm, masuk RS 36 cm/13 cm

d) Kepala : tidak ada jejas, sutura sudah menutup, tidak teraba

benjolan

e) Hidung : septum utuh, tidak ada sekret, tidak ada

pernapasan cuping hidung

f) Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak

anemis, refleks cahaya “positif”

g) Mulut : bibir tampak kemerahan, tidak sianosis, gigi

belum tumbuh, tidak tampak jamur

h) Telinga : bersih, tidak tampak sekret

i) Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar, tidak ada wape

neck, tidak ada kaku kuduk

j) Dada : simetris, tidak tampak retraksi dada

k) Jantung : irama reguler, HR 124x/mnt, BJ I-II normal,

gallop tidak terdengar, murmur tidak terdengar

l) Paru-paru : vesikuler, wheezing tidak terdengar, ronkhi tidak

terdengar, crackles tidak terdengar

m) Abdomen : tidak ada distensi abdomen, bising usus 6x/mnt,

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 53: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan)

tidak teraba benjolan/massa

n) Stoma : warna kemerahan, lemak (+), tingi ±4cm, diameter

±4cm, produksi cair warna kecoklatan bercampur

darah, bau khas, daerah sekitar stoma tidak

kemerahan, tidak ada tanda-tanda iritasi

o) Genitalia : bersih, jamur tidak tampak, tidak lecet, BAK 3x

dengan pampers, warna kuning jernih

p) Ekstremitas : tidak tampak edema, tidak sianosis, akral hangat,

CRT <3 detik

1.9 Ringkasan riwayat keperawatan

Klien masuk RS dengan keluhan perut kembung, BAB cair 5-7x/hari, setelah

dilakukan pemeriksaan Barium enema hasilnya menunjukkan Hirschprung

dilakukan tindakan kolostomi. Bp. A bekerja sebagai buruh dengan

penghasilan kurang 1,8 juta rupiah per bulan. Riwayat antenatal ditemukan ibu

rutin kontrol ke bidan tetapi tidak pernah melakukan pemeriksaan darah

apapun, ibu tidak tahu nutrisi yang penting selama hamil, tidak mempunyai

masalah selama hamil dan makan nasi dan sayur jarang lauk. Ayah klien

mempunyai kebiasaan merokok dan merokok di dalam rumah. Klien tinggal

tidak jauh dengan kawasan industri. Periode post operasi hari ke-2 sampai

klien boleh pulang dirawat di lantai 3 utara kamar 301.

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 54: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 2

ANALISA DATA

Data (DO dan DS) Masalah Keperawatan

DO:

- Stoma: warna kemerahan, lemak (+), tinggi

±4cm, diameter ±4cm, tidak tampak laserasi, tidak tampak sianosis, tidak tampak prolaps

- Produksi cair warna kecoklatan bercampur darah,

bau khas - Tidak tampak perdarahan spontan

- Daerah kulit peristoma tidak kemerahan, tidak

ada tanda-tanda iritasi

DS: Orang tua mengatakan kulit perut anaknya tidak merah

DO: - Klien post op kolostomi H+2

- Klien BAB melalui stoma

- Konsistensi feses cair, warna kecoklatan

bercampur darah, bau khas - Bising usus 6x/menit

DS:

Orang tua mengatakan BAB anaknya cair warna coklat

DO :

- Orang tua tampak takut melihat stoma - Orang tua tampak takut ketika mengganti

pampers

DS :

- Orang tua klien mengatakan takut untuk memegang & membersihkan kantong kolostomi

- Orang tua mengatakan belum bisa mengganti

kantong kolostomi

DO :

- BB awal 5,4 kg, BB saat ini 4,5 kg - PB 55 cm

- Z-Score: -2SD

- lila awal 13 cm, saat ini 10 cm

- terpasang IVFD KaeN 3B 10 tpm (makro) DS:

- - Keluarga mengatakan ingin tahu BB anaknya

setelah dioperasi

Risti kerusakan integritas

kulit

Perubahan pola eliminasi

fekal

Kurang pengetahuan orang tua b.d kurang informasi

tentang perawatan stoma

Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 55: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan)

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:

a. Risti kerusakan integritas kulit

b. Perubahan pola eliminasi fekal b.d efek pembedahan

c. Kurang pengetahuan tentang perawatan stoma b.d kurangnya informasi

d. Risti gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 56: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 3

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA

KEPERAWATAN TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL

Risti kerusakan

integritas kulit

Klien dapat mempertahankan

integritas kulit setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

dengan kriteria kulit peristoma

utuh, tidak terdapat tanda-tanda

iritasi seperti kemerahan

1. Observasi daerah stoma

2. Ukur stoma secara periodik

3. Observasi adanya komplikasi seperti prolaps,

sianosis dan nekrosis

4. Kosongkan, irigasi dan bersihkan kantong ostomi

secara rutin dengan alat yang tepat

5. Lakukan penggantian kantong sesuai indikasi

6. Evaluasi kecocokan kantong ostomi terhadap kulit

peristoma

7. Berikan tindakan yang meningkatkan kenyamanan

klien selama dilakukan tindakan keperawatan

Memantau keadaan stoma

Mengetahui perubahan ukuran stoma

Menentukan tindakan selanjutnya dengan

cepat

Mencegah kerusakan integritas kulit

Tindakan tepat mengurangi trauma pada anak

Mencegah terjadinya iritasi karena alergi

terhadap bahan kantong stoma

Tindakan kenyamanan yang tepat dapa

meminimalisir nyeri dan mengurangi trauma

pada klien

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 57: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan )

DIAGNOSA

KEPERAWATAN TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL

Perubahan pola

eliminasi fekal

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

eliminasi fekal sesuai dengan

kondisi post op kolostomi

1. Monitor pengeluaran feses meliputi frekuensi,

konsistensi, bentuk, volume dan warna

2. Auskultasi bising usus

3. Laporkan hasil auskultasi bising usus

4. Evaluasi adanya inkontinensia fekal maupun

konstipasi

Menentukan tindakan yang tepat jika ada

pengeluaran feses berlebihan atau tidak

adanya pengeluaran feses melalui stoma

Mengetahui kembalinya fungsi usus

Selain pemberi asuhan, tim lain mengetahui

kondisi klien

Menentukan tindakan selanjutnya

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 58: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan )

DIAGNOSA

KEPERAWATAN TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL

Kurang pengetahuan

orang tua tentang

perawatan stoma

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

pengetahuan keluarga tentang

perawatan stoma meningkat:

keluarga mampu menyebutkan

dan mendemonstrasikan

kembali cara perawatan stoma

1. Kaji pengetahuan orang tua tentang perawatan

stoma

2. Ajarkan pada orang tua tentang perawatan

stoma

3. Libatkan orang tua secara langsung dalam

perawatan stoma

4. Ajarkan orang tua memilih pakaian yang sesuai

5. Evaluasi kemampuan orang tua melakukan

perawatan stoma baik kognitif maupun

psikomotor

Menentukan pendidikan kesehatan yang perlu

diberikan kepada orang tua

Orang tua mampu melakukan perawatan

stoma

Membiasakan orang tua merawat stoma

Pakaian yang sesuai meningkatkan

kenyamanan

Menilai kemampuan orang tua dalam

menyerap materi pendidikan kesehatan yang

diberikan perawat

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 59: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

(Lanjutan )

DIAGNOSA

KEPERAWATAN TUJUAN/HYD INTERVENSI RASIONAL

Risti gangguan

pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

klien dapat mempertahankan

nutrisi yang adekuat dengan

kriteria hasil tidak terdapat

tanda-tanda malnutrisi

1. Kaji status nutrisi

2. Auskultasi bising usus

3. Timbang BB setiap 3 hari sekali

4. Motivasi ibu klien memberikan ASI adlib

5. Monitor pemberian nutrisi parenteral

Mengetahui statur nutrisi klien: kurang, baik

atau lebih

Mengetahui fungsi saluran pencernaan

Peningkatan BB mengindikasikan perbaikan

keadaan umum klien

ASI adalah nutrisi yang sesuai untuk anak

usia 0-6 bulan

Mengetahui keefektifan terapi ketika anak

dipuasakan

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 60: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

13 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Risti kerusakan integritas

kulit

- Mengobservasi daerah stoma

- Mengukur stoma

- Mengobservasi adanya komplikasi pada

stoma

- Mengobservasi daerah peristoma

- Membersihkan kantong stoma

- Mengobservasi tanda-tanda vital terutama

suhu

- Memberikan NNS untuk meningkatkan

kenyamanan anak

S:

- Orang tua mengatakan anaknya tidak demam

- Orang tua mengatakan kulit anaknya tidak merah

O:

- Stoma tampak kemerahan, lemak (+), tidak prolaps,

produksi cair warna kecoklatan bercampur darah, gas

(+)

- Ukuran stoma: tinggi 4 cm, diameter 4 cm

- Kadang anak masih menangis ketika kantong

dibersihkan

- S : 36,7⁰C

- Daerah peristoma tidak iritasi

A:

Risti kerusakan integritas kulit

P:

Lanjutkan intervensi no 1-7

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 61: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

14 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Risti kerusakan integritas

kulit

- Mengobservasi daerah stoma

- Mengobservasi adanya komplikasi pada

stoma

- Mengobservasi daerah peristoma

- Membersihkan kantong stoma

- Mengobservasi tanda-tanda vital terutama

suhu

- Memotivasi ibu memberikan ASI setelah

kantong stoma dibersihkan

S:

- Orang tua mengatakan anaknya tidak demam

- Orang tua mengatakan kulit anaknya tidak merah

O:

- Stoma tampak kemerahan, lemak (+), tidak prolaps,

produksi cair mulai mengental, warna kecoklatan, ,

gas (+)

- Ukuran stoma: tinggi 4 cm, diameter 4 cm

- Kadang anak masih menangis ketika kantong

dibersihkan

- Anak lebih tenang setelah diberikan ASI

- S : 36,5⁰C

- Daerah peristoma tidak iritasi

A:

Risti kerusakan integritas kulit

P:

Lanjutkan intervensi no 1-7

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 62: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

15 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Risti kerusakan integritas

kulit

- Mengobservasi daerah stoma

- Mengukur stoma

- Mengobservasi adanya komplikasi pada

stoma

- Mengobservasi daerah peristoma

- Membersihkan dan mengganti kantong

stoma

- Mengobservasi tanda-tanda vital terutama

suhu

- Memotivasi ibu memberikan ASI setelah

kantong stoma dibersihkan

- Mengevaluasi kecocokan kantong stoma

dengan kulit klien

S:

- Orang tua mengatakan anaknya tidak demam

- Orang tua mengatakan kulit anaknya tidak merah

O:

- Stoma tampak kemerahan, lemak (+), tidak prolaps,

produksi cair mulai mengental, warna kecoklatan

bercampur kuning, gas (+)

- Ukuran stoma: tinggi 4 cm, diameter 4 cm

- Anak tidak menangis ketika kantong dibersihkan dan

lebih tenang

- S : 36,6⁰C

- Daerah peristoma tidak iritasi

A:

Kerusakan integritas kulit tidak terjadi

P:

Delegasikan kepada orang tua untuk perawatan di rumah

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 63: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

13 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Perubahan pola eliminasi

fekal

- Memonitor pengeluaran feses meliputi

frekuensi, konsistensi, bentuk, volume dan

warna feses

- Mengauskultasi bising usus

- Mengevaluasi adanya inkontinensia fekal

dan konstipasi

S:

Orang tua mengatakan BAB anaknya masih cair

O:

- Tampak feses cair berwarna coklat bercampur darah

- Konsistensi cair

- Volume ± 10-20cc/shift

- Bising usus 6x/mnt

- Tidak ada konstipasi

A:

Perubahan pola eliminasi fekal

P:

Lanjutkan intervens no. 1-4

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 64: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

14 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Perubahan pola eliminasi

fekal

- Memonitor pengeluaran feses meliputi

frekuensi, konsistensi, bentuk, volume dan

warna feses

- Mengauskultasi bising usus

- Mengevaluasi adanya inkontinensia fekal

dan konstipasi

S:

Orang tua mengatakan BAB anaknya masih cair

O:

- Tampak feses cair berwarna coklat

- Konsistensi cair

- Volume ± 10-20cc/shift

- Bising usus 8x/mnt

- Tidak ada konstipasi

A:

Perubahan pola eliminasi fekal

P:

Lanjutkan intervens no. 1-4

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 65: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

15 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Perubahan pola eliminasi

fekal

- Memonitor pengeluaran feses meliputi

frekuensi, konsistensi, bentuk, volume dan

warna feses

- Mengauskultasi bising usus

- Melaporkan hasil auskultasi bising usus ke

perawat ruangan

- Mengevaluasi adanya inkontinensia fekal

dan konstipasi

S:

Orang tua mengatakan BAB anaknya masih cair dan mulai

mengental

O:

- Tampak feses cair berwarna coklat bercampur

kuning, bau khas

- Konsistensi cair mulai mengental

- Volume ± 10-20cc/shift

- Bising usus 10x/mnt

- Tidak ada konstipasi

- Perawat ruangan mengatakan bising usus normal

A:

Masalah eliminasi fekal teratasi

P:

- Delegasikan kepada orang tua untuk melanjutkan

observasi di rumah

- Menganjurkan segera kontrol bila feses tidak keluar

melalui stoma

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 66: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

13 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Kurang pengetahuan

orang tua tentang

perawatan stoma

- Mengkaji pengetahuan orang tua tentang

perawatan stoma

- Mengajarkan cara membersihkan kantong

stoma

- Melibatkan orang tua secara langsung

dalam perawatan stoma

S:

- Orang tua mengatakan belum tahu cara perawatan

stoma

- Orang tua mengatakan takut melihat dan memegang

daerah stoma

- Orang tua mengatakan belum siap belajar

membersihkan kantong stoma

O:

- Orang tua tampak takut melihat area stoma

- Orang tua tampak sangat berhati-hati ketika

mengganti diapers

A:

Masalah kurang pengetahuan orang tua belum teratasi

P:

Lanjutkan intervensi no. 2-4

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 67: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

14 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Kurang pengetahuan orang

tua tentang perawatan

stoma

- Mengenalkan orang tua dengan memegang

stoma dari luar kantong stoma

- Mengajarkan cara membersihkan kantong

stoma

- Melibatkan orang tua secara langsung dalam

perawatan stoma

- Mengajarkan orang tua memilih pakaian

yang sesuai

S:

- Orang tua mengatakan tidak takut lagi setelah

dikenalkan pada stoma

- Orang tua mengatakan akan memilih pakaian untuk

anaknya yang berbahan menyerap keringat

O:

- Orang tua tampak mau berpartisipasi pada saat

membersihkan kantong stoma

- Orang tua mengatakan masih belum berani

membersihkan sendiri, harus ditemani perawat

A:

Masalah kurang pengetahuan teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi no.2-5

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 68: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

15 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Kurang pengetahuan orang

tua tentang perawatan

stoma

- Mengajarkan cara membersihkan kantong

stoma

- Melibatkan orang tua secara langsung

dalam perawatan stoma

- Mengevaluasi kemampuan orang tua

melakukan perawatan stoma baik kognitif

maupun psikomotor

S:

- Orang tua mengatakan cara mengganti kantong

stoma: setelah dibersihkan diukur lubang

kantongnya, digunting lalu dipasang dan dilepas

perekatnya

- Orang tua mengatakan sudah tidak takut memegang

stoma

O:

- Orang tua mampu menyebutkan kembali cara

perawatan stoma

- Orang tua mampu mendmonstrasikan kembali cara

membersihkan dan mengganti kantong stoma

A:

Masalah kurang pengetahuan orang tua teratasi

P:

Stop intervensi

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 69: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

13 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Risti perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

- Mengkaji status nutrisi

- Mengauskultasi bising usus

- Memonitor pemberian nutrisi parenteral

S:

- Orang tua mengatakan anaknya belum menyusu sejak

di ruang HCU

- Orang tua mengatakan berat badan anaknya menjadi

lebih ringan dibanding sebelum masuk RS

O:

- Konjungtiva tidak anemis

- Mukosa mulut agak lembab

- IVFD 330 cc dalam 24 jam

- Bising usus 6x/mnt

- Turgor elastis

- Kulit tidak kering

A:

Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P:

Lanjutkan intervensi no. 1-4

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 70: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 4

TGL/JAM DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

15 Juni 2013

Dinas sore

Jam 14.00 s.d

21.00 WIB

Risti perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

- Mengkaji status nutrisi

- Mengauskultasi bising usus

- Menimbang berat badan

- Memotivasi ibu memberikan ASI adlib

S:

- Orang tua mengatakan anaknya sering menyusu

- Orang tua mengatakan anaknya tidak puca

O:

- Z-score BB/TB : -2SD

- Hb 14,5 g/dL

- Mukosa mulut lembab

- BB 4,5 kg

- Klien tampak sering menyusu ke ibunya

- Klien tampak aktif

- Konjungtiva tidak anemis

- Telapak tangan tidak pucat

- Bising usus 10x/mnt

A:

Masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi

P:

Motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai anak

berusia 6 bulan

Dwi Cahyaningsih

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 71: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 5

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013

Page 72: ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351519-PR-Dwi Cahyaningsih.pdf · enterokolitis antara lain memonitor tanda vital untuk ... tahap

Lampiran 5

Analisis praktik ..., Dwi Cahyaningsih, FIK UI, 2013