analisis potensi peternakan kota bogor provinsi jawa barat
-
Upload
muhammad-rayhan -
Category
Documents
-
view
146 -
download
6
description
Transcript of analisis potensi peternakan kota bogor provinsi jawa barat
TUGAS TERSTRUKTUR PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN
“Analisis Potensi Peternakan di Kota BogorPropinsi Jawa Barat Tahun 2013”
OLEH
MUHAMMAD RAYHANP2DA13002
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
MAGISTER PETERNAKANPURWOKERTO
2013
Analisis Potensi Peternakan di Kota BogorPropinsi Jawa Barat Tahun 2013
Kota Bogor adalah salah satu kota yang berada dibawah wilayah
administratif Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 106o46’BT
dan 6o36’LS hanya berjarak lebih kurang 60 Km dari pusat pemerintahan
Indonesia, Jakarta. Kota Bogor terletak pada ketinggian antara 190 sampai
dengan 350 meter diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 4.000
mm/tahun. Tingginya curah hujan di Kota Bogor menyebabkan mendapat julukan
Kota Hujan, dan terkadang salah diartikan juga sebagai daerah “pengirim” banjir
ke Jakarta melalui dua sungai besar, yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane.
Kota Bogor merupakan kota yang menampung kegiatan yang jenuh di ibu kota.
Posisi kota yang strategis sebagai salah satu penyangga ibukota serta
kondisi alamnya yang relatif lebih nyaman dibanding kota penyangga lainnya,
menjadikan kota Bogor menjadi pilihan bagi penduduk baik yang datang dari
sekitar Bogor maupun para perantau dari daerah-daerah lainnya yang menjadikan
Bogor atau Jakarta sebagai sumber mencari mata pencaharian. Kondisi tersebut
memberikan dampak yang luas bagi Kota Bogor.
Jumlah penduduk sebesar 985,000 jiwa pada tahun 2010 serta mempunyai
6 Kecamatan dan 68 Kelurahan, dengan luas wilayah 118.50 Km2 (11,850 Ha),
dan mengalir beberapa sungai, yaitu : Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan,
Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok.
Peluang usaha peternakan di kota Bogor sangat terbuka lebar dikarenakan
peternakan sebagai salah satu subsektor pertanian yang memainkan peranan
penting dalam pembangunan sektor pertanian dan perekonomian di kota Bogor.
Tabel 1. Populasi Ternak Ruminansia Kota Bogor Tahun 2013
No Komoditas Jumlah Konversi (ST) Hasil Konversi (ST)
1 Sapi Potong 220 ekor 1 220 ST
2 Sapi Perah 952 ekor 1 952 ST
3 Kambing 2.470 ekor 0,14 346 ST
5 Domba 8.255 ekor 0,14 1.156 ST
6 Kerbau 45 ekor 1 45 ST
Total ST 2719 ST
Sumber : BPS Bogor (2010).
Tabel 2. Populasi Ternak Monogastrik Kota Bogor Tahun 2010
No Komoditas Jumlah Nilai ST ST
1 Ayam Ras Petelur 4.000 ekor 0,01 40 ST
2 Ayam Broiler 165.000 ekor 0,01 1650 ST
3 Ayam Buras 237.397 ekor 0,01 2374 ST
4 Itik/bebek 15.758 ekor 0,01 158 ST
Total ST 4222 ST
Sumber : BPS Bogor (2013).
Potensi di daerah kota Bogor adalah dari sektor pertanian khususnya sub sektor
peternakan berdasarkan tabel 1 dan 2. Sebelum mengembangkan peternakan maka
perlu diketahui terlebih dahulu sejauh mana daya dukung pakan di daerah kota
Bogor untuk ternak ruminansia ( Alfian, 2012).
Tabel 3. Perhitungan daya dukung Pakan Ternak Ruminansia di Kota BogorNo Jenis Tanaman Luas Lahan
(Ha)
Daya Dukung
(ST/Ha)
Daya Tampung
(ST/th)
1 Padi Sawah 1446 1,136 1642,656
2 Jagung 8334 4,986 41553,324
3 Kacang Tanah 74 1,740 128,76
4 Ubi Jalar 148 1,874 277,352
5 Ubi Kayu 105 1,874 196,77
Total ST 41777,862 ST
Setara dengan 2246 ternak
Sumber : Haryoko (2012)
Berdasarkan atas perhitungan daya dukung lahan hijauan, perkebunan dan
produksi pangan diketahui bahwa daya tampung ternak ruminansia dalam satuan
ternak adalah 41777,862 ST atau setara dengan 41778 ekor ternak dewasa. Data
satuan ternak yang dimiliki oleh Kota Bogor adalah senilai 2719 ST, artinya Kota
Bogor memiliki potensi untuk menambah jumlah ternak ruminansia sebesar
39059 ST. Perhitungan secara terperinci dengan formula sebagai berikut :
Kondisi daerah = STm/STt
= 41778/2719
= 15 >1 ( kelebihan pakan (gemuk))
Potensi = 100% - (jumlah ST/daya tampung)x 100%
= 100% - (2719/41777,862)x 100%
= 100% - 6,51%%
= 93,49% (39.059ST)
Selain ternak ruminansia, di kota Bogor terdapat ternak monogastrik terlihat pada
tabel 2. Untuk melihat perkembangan ternak monogastrik seperti halnya dengan
ternak ruminansia maka perlu dilakukan perhitungan daya tamping ternak
monogastrik di kota Bogor sehingga dapat diketahui perkembangan ternak
monogastrik berikutnya. Ransum pakan untuk monogastrik secara keseluruhan
hampir serupa bahan baku yang selalu digunakan adalah jagung dan dedak.
Penggunaan jagung dalam ransum monogastrik mencapai 60% sedangkan dedak
sekitar 10% dan sisanya adalah konsentrat sebesar 30%. Pada perhitungan ini
diasumsikan pakan jagung 85% dan dedak 15%, konsumsi pakan unggas
disamakan yaitu 120 gram/ekor per hari. Kebutuhan jagung untuk
unggas/ekor/hari adalah 72 gram (120 gr x85%) atau 10,2 kg/ST. Kemudian
kebutuhan dedak untuk ayam adalah 12 gr/ekor/hari (120grx15%) atau 1,8 kg/ST.
Sehingga Kebutuhan jagung dan dedak /ST/tahun adalah sebagai berikut :
a. UnggasKebutuhan Jagung/ST/Th = (10,2 Kg x4222ST) x365 hari
= 15.718.506 kg/ST/Tahun= 15.718,506 Ton/ST/Tahun
Kebutuhan Dedak/ST/Th = (1,8 Kg x4222ST)x365 hari= 7.599,6 kg/ST/Tahun= 7,5996 ton/ ST/Tahun
Luas lahan jagung di Kota Bogor adalah 8334 Ha dengan produksi sebesar
33944 ton/tahun. Sedangkan lahan padi seluas 1446 Ha dengan produksi sebesar
8331 ton/tahun. Budiyanto (2007) mengatakan bahwa setiap 50 ton padi
menghasilkan 5 ton dedak padi, sehingga produktifitas dedak padi adalah 833,1
ton/tahun. Jika dibandingkan dengan kebutuhan maka produksi jagung dan dedak
dapat dikatakan surplus.
a. Daya tampung jagung untuk Monogastrik
33.944.000kg/(10,2kg x365 hari) = 9.117,38 ST/tahun.
b. Daya tampung dedak untuk monogastrik
8.331.000kg/(1,8kgx365 hari) = 12.680,37 ST/tahun
Berdasarkan perhitungan daya tampung tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kota Bogor memiliki potensi untuk dapat menambahkan jumlah ternak
monogastriknya. Potensi tersebut dapat dijelaskan melalui formula berikut.
Potensi berdasarkan produksi jagung
= 100% - (jumlah ST/daya tampung)x 100%
= 100% - (4222/9.117,38)x 100%
= 100% - 46,31%
= 53,69% (4.895ST)
Potensi berdasarkan produksi dedak
= 100% - (jumlah ST/daya tampung)x 100%
= 100% - (4222/12.680,37)x 100%
= 100% - 33,30%
= 66,7% (8.458ST)
(Potensi produktifitas jagung dan dedak terhadap daya tampung ternak
monogastrik diperhitungkan dengan mengabaikan penggunaan jagung untuk
kepentingan lain seperti industri pangan atau biofuel).
KESIMPULAN
1. Kota Bogor memiliki potensi untuk menambah jumlah ternak ruminansia sebesar 39059 ST yang artinya masih cukup lahan untuk para investor dan pengusaha peternakan untuk membangun usaha di kota Bogor
2. Ternak monogastrik di kota Bogor masih perlu ada penambahan serta ternak ternak tersebut juga dapat dikeluarkan ke daerah kabupaten Bogor dengan persentase potensi populasi yang dapat ditingkatkan pada ternak monogastrik berdasarkan jenis pakan yaitu jagung 4.895ST dan dedak 8.458ST serta jagung 53,69%, dedak 66,7%.