ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah...

17
ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: SANDYKA ANGRA MUDA E100110021 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah...

Page 1: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN

JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA

TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

SANDYKA ANGRA MUDA

E100110021

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN

JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA

TENGAH

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

SANDYKA ANGRA MUDA

E100110021

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si

NIK.

Page 3: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO

KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

OLEH

SANDYKA ANGRA MUDA

E 100 110 021

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Geografi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M. Si (……..……...)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs.H. Suharjo, M.S (…………….)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Ir. H. Taryono, M.Si (…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Drs. Yuli Priyana, M. Si.

NIK. 573

Page 4: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi karya ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 22 Oktober 2018

Penulis

SANDYKA ANGRA MUDA

E100 110 021

Page 5: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

1

ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO

KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

Abstrak

Longsorlahan merupakan merupakan suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau

pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat yang relatif pendek dalam volume (

jumlah) yang sangat besar. Setiap potensi bencana longsor sendiri di perparah

dengan laju pertumbuhan penduduk dan ulah tangan manusia itu sendiri. Semakin

banyaknya laju pertumbuhan dan penggunaan lahan yang tidak sesuai

menyebabkan bukti nyata kerentanan penggunaan lahan dan kemampuan lahan

untuk meloloskan air. Parameter-parameter yang terkait dengan gerakan tanah

adalah: (1) kemiringan lereng, (2) litologi, (3) stratigrafi, (3) struktur geologi, (4)

Iklim, (5) gempabumi, (6) penggunaan lahan, (7) aktifitas manusia. Adanya

bencana longsor di Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar maka diadakan

penelitian tahun 2018 yang bertujuan : (1) membuat peta persebaran potensi

longsor yang berada di Kecamatan Jatiyoso dan (2) mengetahui faktor-faktor

dominan yang mempengaruhi terjadinya longsorlahan di daerah penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pengambilan

sample menggunakan stratified purposive sampling dan metode laboratorium

untuk uji tekstur dan permeabilitas tanah. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukan persebaran daerah potensi rawan longsorlahan dan Tingkat bahaya

longsorlahan sedang di daerah penelitian terdiri dari Total klasisifikasi

pengharkatan 12-24 pada bentuklahan : V13IIIACK IIS, V13 IIACK IVS, V13

IIIACK VS, V13 IIIMC VIIS, V5 IVMC VIIIB, V5 IVMC VIXS, V5 IIMC

XIIIS, V5 IVMC XIVS, V5 IIIMC XVIS, tingkat bahaya longsor berat tterdiri

dari pengharkatan 24-36 pada bentuklahan: V13 IVACK IB, V13 IVACK IIIB,

V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB, V5 IIIMC XIB, V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS

yang terletak pada desa Wonokeling, Beruk, Wukirsawit, Jatisawit, Jatiyoso, dan

Jatisawit.

Kata Kunci : Longsorlahan, Potensi, Distribusi

Abstract

Landslide is a form of erosion that transports or removes the soil at a relatively

short time in very large volumes. Every potential landslide disaster itself is

widened by the rate of population growth and the human hand itself. The

increasing number of growth rates and inappropriate land use causes tangible

evidence of land use vulnerability and the ability of land to pass water. The

parameters related to soil movement are: (1) slope, (2) lithology, (3) stratigraphy,

(3) geological structure, (4) climate, (5) earthquake, (6) land use, ( 7) human

activities. The existence of landslide disasters in Jatiyoso Subdistrict,

Karanganyar Regency, was conducted in 2018 with the aim of: (1) making a map

of landslide potential distribution in Jatiyoso District and (2) knowing the

dominant factors that influence landslides in the area Research method used is

Page 6: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

2

survey method by taking samples using stratified purposive sampling and

laboratory methods for soil texture and permeability testing. Based on the results

of the study showed the distribution of potential landslide prone areas and the

level of landslide hazard in the study area consisted of total scoring classification.

12-24 on landform: V13IIIACK IIS, V13 IIACK IVS, V13 IIIACK VS, V13

IIIMC VIIS, V5 IVMC VIIIB, V5 II IVMC VIXS, V5 IIMC XIIIS, V5 IVMC

XIVS, V5 IIIMC XVIS, heavy landslide hazards consist of 24-36 rating on

landform: V13 IVACK IB, V13 IVACK IIIB, V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB,

V5 IIIMC XIB, V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS located in the villages of

Wonokeling, Beruk, Wukirsawit, Jatisawit, Jatiyoso, and Jatisawit

Key words: Landslide, Potency, disribution

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan bencana, hal ini dibuktikan

dengan terjadinya berbagai bencana yang melanda berbagai wilayah Indonesia

secara terus-menerus, undang-undang nomor 24 tahun 2007 menurut BNPB

tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor

nonalam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Indonesia merupakan Negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia

bertemu, yaitu: lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Proses dinamika

lempeng yang cukup intensis telah membentuk relief permukaan bumi yang khas

dan cukup bervariasi, dari wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi

ancaman banjir, penurunan tanah, stunami hingga wilayah pegunungan dengan

lereng-lerengnya yang cukup curam dan menyembabkan adanya potensi

longsorlahan yang tinggi.

Bencana longsor terjadi bulan Februari (10/2/2016) di Desa Beruk

Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar menyebabkan putusnya jembatan sebagai

penghubung dengan Desa lainya, sebanyak 600 orang terisolasi. Pada tahun 2007

terjadi longsor yang sama di Desa Beruk mengakibatkan 56 warga terisolasi, 3

rumah tertimbun tanah, dan menewaskan 1 korban jiwa, (Solopos, Kamis 11

Februari 2016). Longsor terjadi lagi pada 28 November 2017 yang

Page 7: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

3

menyebabkan salah satu rumah warga tertimpa longsorlahan di Desa Beruk

Kecamatan Jatiyoso.

Pengindraan jauh merupakan teknologi yang mammpu melakukan

pemantauan dan identifikasi di permukaan bumi secara cepat tanpa melakukan

survei secara langsung ke tempat yang dijadikan obyek penelitian. Sistem

Informasi Geografis (SIG) dapat memberikan informasi yang tidak dapat

diidentifikasi oleh pengindraan jauh seperti jenis tanah, curah hujan maupun

kemiringan lereng. Informasi pengindraan jauh dan SIG dapat digabungkan

(overlay), sehingga dapat digunakan untuk menentukan daerah rawan longsor.

Menurut Nandi (2007) Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng

berupa batuan, bahan rombakan, tanah atau material laporan yang bergerak ke

bawah atau keluar lereng. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk mengurangi

resiko bahaya tanah longsor terutama daerah-daerah yang memiliki tingkat

kemiringan lereng yang curam untuk mengurangi korban maupun kerugian yang

besar. Menurut UU tahun 2007 mengatakan bahwa pengertian mitigasi adalah

upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun

penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi

bencana sangat diperlukan untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi tersebut dengan melakukan pencegahan dan penyuluhan bagi masyarakat.

Adanya permasalahan tersebut bagaimana membuat sebuah mitigasi bencana

longsor yang sering terjadi di daerah kita maka penulis melakukan penelitian

dengan judul ―Analisis Potensi Longsorlahan Di Kecamatan Jatiyoso

Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah.

Rumusan masalah :

1. Bagaimana mengidentifikasi dan menganalisis daerah rentan

bencana longsorlahan dengan menggunakan Sistem Informasi

Geografis dan,

2. faktor dominan apakah yang menjadi penyebab terjadinya

longsorlahan di daerah penelitian

Tujuan Penelitian :

Page 8: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

4

1. Membuat peta persebaran potensi longsorlahan yang berada di

Kecamatan Jatiyoso dan,

2. Mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi

terjadinya longsorlahan di daerah penelitian.

2. METODE

Menurut Zikmund (1997) metode penelitian survey adalah satu bentuk teknik

penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang,

melalui pertanyaan-pertanyaan. Data yang dikumpulkan dibedakan menjadi dua

yaitu data primer yang diperoleh dari kerja lapangan dan data sekunder yang

diperoleh dari peta atau instansi terkait, tabel, laporan, surat kabar dan internet.

Berdasarkan pertimbangan pada factor yang berpengaruh terhadap proses

terjadinya longsorlahan dan satuan pemetaan yang dipakai, pengambilan sampel

pada penelitian ini dilaksanakan dengan cara stratified purposive sampling dengan

strata peta bentuklahan dan sampel pada daerah-daerah yang pernah terjadi

longsorlahan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Longsor adalah erosi dimana pengangkutan atau gerakan massa tanah terjadi pada

suatu saat dalam volume yang relatif besar (Suripin, 2002). Analisis longsorlahan

dilakukan terhadap masing-masing tingkat bahaya tanah longsorlahan pada setiap

satuan medan serta persebaran daerah longsorlahan yang ada pada daerah

penelitian yang telah di survei secara langsung dilapangan dengan menggunakan

GPS dan analisis dari peta-peta yang telah diklasifikasi sesuai harkat pada

masing-masing parameter. Sehingga dapat diketahui daerah mana saja yang

pernah terjadi longsorlahan dan titik-titik daerah yang rawan akan adanya potensi

longsor di daerah penelitian.

Klasifikasi medan adalah usaha menggolong-golongkan medan

berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing medan. (Van Zuidam,

1979). Klasifikasi data dilakukan dengan menggolong-golongkan atau

mengelompokkan sesuatu atas dasar kriteria tertentu.klasifikasi tingkat bahaya

longsorlahan dibuat berdasarkan rumus pengurangan nilai tertinggi dengan nilai

Page 9: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

5

terendah dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan yang dalam penelitian ini

dibuat menjadi tiga kelas, maka diperoleh nilai:

Nilai harkat tertinggi 4 X 9 = 36

Nilai harkat terendah 1 X 9 = 9

Jumlah kelas 3, maka interval kelas tingkat bahaya longsorlahan

adalah sebagai berikut:

36 - 9

I = ————— = 9 (1)

3

Adapun kelas tingkat bahaya longsorlahan dapat dilihat pada tabel

1 sebagai berikut.

Tabel 1 Kelas Bahaya Longsorlahan

Kelas Jumlah harkat Tingkat Bahaya Longsorlahan

I 9 – 12 Bahaya tanpa/ringan

II 12 – 24 Bahaya sedang

III 24 – 36 Bahaya berat

Sumber : Hasil Perhitungan

Analisis pengharkatan dari tabel 2 dapat disimpulkan terdapat 2 variabel

total (X) dan (Y) dari 9 klasifikasi pengharkatan dari setiap faktor penyebab

longsorlahan. Dimana 9 faktor-faktor penyebab longsorlahan (curah hujan,

kemiringan lereng, tekstur tanah, kedalaman tanah, kedalaman muka air tanah,

torehan, kerapatan vegetasi, dan kedalaman tanah). Menurut Sadisun (2005)

penyebab tanah longsor adalah kondisi morfologi (sudut, lereng, relief), kondisi

geologi (jenis batuan/tanah, karakteristik keteknikan batuan/tanah, proses

pelapukan, bidangbidang diskotinuitas seperti perlapisan dan kekar, permeabilitas

batuan/tanah, kegempaan dan vulkanisme), kondisi klimatologi seperti curah

hujan, kondisi lingkungan /tata guna lahan (hidrologi dan vegetasi) dan aktivitas

manusia (penggemburan tanah untuk pertanian dan perladangan dan irigasi. Total

dari pengharkatan variabel (X) terdapat faktor dominan yang menyebabkan

longsor di daerah penelitian yaitu curah hujan dengan total (59), Tekstur tanah

(57), permeabilitas (48), dan Kemiringan Lereng (47), sedangkan untuk jumlah

Page 10: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

6

total Variabel (Y) untuk menganalisis kelas tingkat bahaaya tanah longsorlahan

pada daerah penelitian dengan menggunakan rumus sederhana yang telah

ditentukan dan sebagai dasar pembuatan peta potensi longsorlahan. Hasil analisis

kelas bahaya tanah longsor serta luasan seberan longsorlahan yang ada disajijakan

pada tabel 2 dan 3 sebagai berikut.

Page 11: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

7

Tabel 2 Pengharkatan Parameter Yang Mempenggaruhi Longsorlahan

NO Bentuklahan A B C D E F G H I TOTAL

1 V13 IVACK IB 4 3 2 2 4 4 4 3 3 29

2 V13 IIIACK IIS 3 3 2 2 2 2 3 3 3 23

3 V13 IVACK IIIB 4 4 1 2 3 2 3 3 3 25

4 V13 IIACK IVS 2 4 1 4 2 4 1 3 3 24

5 V13 IIIACK VS 3 3 2 1 1 2 2 3 3 20

6 V13 IVMC VIB 4 3 1 2 4 2 4 3 3 26

7 V13 IIIMC VIIS 3 4 1 2 2 2 3 3 3 23

8 V5 IVMC VIIIS 1 4 1 1 1 1 1 3 4 17

9 V5 IVMC VIXS 1 4 1 1 1 1 1 3 4 17

10 V5 IVMC XB 4 4 2 3 3 2 3 3 4 28

11 V5 IIIMC XIB 3 4 2 1 3 4 4 3 4 28

12 V5 IIICK XIIB 3 3 3 4 3 2 4 3 4 29

13 V5 IIMC XIIIS 2 4 1 3 1 2 3 3 4 23

14 V5 IVMC XIVS 4 4 1 2 2 2 1 3 4 23

15 V5 IIIMC XVS 3 4 1 3 2 2 4 3 4 26

16 V5 IIIMC XVIS 3 4 2 2 1 2 3 3 4 24

TOTAL 47 59 24 35 35 36 44 48 57 385

Sumber: Survei dan analisis

A. Kemiringan Lereng F. Kerapatan Vegetasi

B. Curah Hujan G. Kedalaman Pelapukan

C. Kedalaman Tanah H. Permeabilitas

D. Kedalaman Muka Air Tanah I. Tekstur

E. Kedalaman Torehan

Page 12: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

8

Tabel 3 Sebaran kelas-kelas Bahaya longsorlahan di daerah penelitian

No Simbol Lahan Nama Bentuklahan Luas

(ha) Presentase

Luas(%)

1

V13 IVACK

IB

Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh

Berat 30,35 1,29

2

V13 IIIACK

IIS

Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh

Sedang 105,52 4,49

3

V13 IVACK

IIIB

Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh

Berat 12,5 0,53

4

V13 IIACK

IVS

Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh

Sedang 304,65 12,96

5

V13 IIIACK

VS

Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh

Sedang 980,21 41,69

6

V13 IVMC

VIB

Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh

Berat 45,86 1,95

7

V13 IIIMC

VIIS

Lereng Gunungapi Bawah Tertoreh

Sedang 35,75 1,52

8

V5 IVMC

VIIIB

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Sedang 18,51 0,79

9

V5 IVMC

VIXS

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Sedang 20,21 0,86

10 V5 IVMC XB

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Berat 54,4 2,31

11

V5 IIIMC

XIB

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Berat 60,87 2,59

12

V5 IIICK

XIIB

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Berat 476,8 20,28

13

V5 IIMC

XIIIS

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Sedang 24,45 1,04

14

V5 IVMC

XIVS

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Sedang 42,52 1,81

15

V5 IIIMC

XVS

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Sedang 89,57 3,81

16

V5 IIIMC

XVIS

Dataran Antar Gunung Berapi Tertoreh

Berat 49,24 2,09

TOTAL 2351,41 100

Sumber: Survei dan analisis

Page 13: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

9

Tabel 4 Kelas potensi longsorlahan di daerah penelitian

No Simbol Lahan Jenis Longsor

tingkat bahaya

1 V13 IVACK IB Jatuhan Bahaya Berat

2 V13 IIIACK IIS Jatuhan Bahaya Sedang

3 V13 IVACK IIIB Jatuhan Bahaya Berat

4 V13 IIACK IVS Rayapan Bahaya Sedang

5 V13 IIIACK VS Longsoran Bahaya Sedang

6 V13 IVMC VIB Longsoran Bahaya Berat

7 V13 IIIMC VIIS Longsoran Bahaya Sedang

8 V5 IVMC VIIIB Rayapan Bahaya Sedang

9 V5 IVMC VIXS Rayapan Bahaya Sedang

10 V5 IVMC XB Longsoran Bahaya Berat

11 V5 IIIMC XIB Longsoran Bahaya Berat

12 V5 IIICK XIIB Longsoran Bahaya Berat

13 V5 IIMC XIIIS Longsoran Bahaya Sedang

14 V5 IVMC XIVS Jatuhan Bahaya Sedang

15 V5 IIIMC XVS Longsoran Bahaya Berat

16 V5 IIIMC XVIS Jatuhan Bahaya Sedang

Sumber: Survei dan analisis

Persebaran kelas tingkat bahaya longsorlahan di daerah penelitian terdapat

2 kelas yaitu tingkat bahaya longsorlahan sedang pada bentuklahan V13IIIACK

IIS, V13 IIACK IVS, V13 IIIACK VS, V13 IIIMC VIIS, V5 IVMC VIIIB, V5

IVMC VIXS, V5 IIMC XIIIS, V5 IVMC XIVS, V5 IIIMC XVIS. Tingkat

bahaya longsorlahan berat pada satuan medan V13 IVACK IB, V13 IVACK IIIB,

V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB, V5 IIIMC XIB, V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS.

Page 14: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

10

Gambar 1 Peta Persebaran Bahaya Longsorlahan Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar 2018

Page 15: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

11

Gambar 2 Peta Tingkat Bahaya Longsorlahan Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar 2018

Page 16: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

12

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat bahaya

longsorlahan di daerah penelitian sebagai berikut :

a) Tingkat bahaya longsorlahan sedang di daerah penelitian terdiri dari

Total klasisifikasi pengharkatan 12-24 pada bentuklahan : V13IIIACK

IIS, V13 IIACK IVS, V13 IIIACK VS, V13 IIIMC VIIS, V5 IVMC

VIIIB, V5 IVMC VIXS, V5 IIMC XIIIS, V5 IVMC XIVS, V5 IIIMC

XVIS. Terdapat pada desa Wonokeling, Beruk, Wukirsawit, Jatisawit,

Jatiyoso, dan Jatisawit.

b) Tingkat bahaya longsorlahan berat di daerah penelitian terdiri dari

Total klasisifikasi pengharkatan 24-36 pada bentuklahan: V13 IVACK

IB, V13 IVACK IIIB, V13 IVMC VIB, V5 IVMC XB, V5 IIIMC XIB,

V5 IIICK XIIB, V5 IIIMC XVS. Terdapat pada desa Wonokeling,

Beruk, Karangsari, Wukirsawit, Wonorejo, Petung.

c) Berdasarkan data hasil dari penggabungan sembilan parameter

didapatkan bahwa faktor pemicu longsorlahan yang mendominasi dan

memiliki peranan terbesar terhadap tingkat potensi longsorlahan di

Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar terdiri dari Curah hujan

dengan total pengharkatan (59), Tekstur tanah (57), permeabilitas (48),

dan Kemiringan Lereng (47), dan faktor pendukung lainya seperti

penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi.

4.2 Saran

Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dan memperkecil kemungkinan

terjadinya potensi longsorlahan, meliputi:

a) Kemiringan lereng merupakan salah satu pemicu utama yang

mempengaruhi terjadinya potensi longsorlahan. Penggunaan lahan

yang tidak sesuai dengan kondisi fisiknya mempengaruhi beban yang

terdapat di atasnya. Pada kemiringan lereng >30% disarankan untuk

dijadikan kawasan konservasi dimana perlu adanya pengelolaan lereng

dengan menghindari pemotongan tebing dan pembebanan pada lereng.

Page 17: ANALISIS POTENSI LONGSORLAHAN Di KECAMATAN JATIYOSO ...eprints.ums.ac.id/69169/10/naskah publikasi.pdf · tentang penanggulangan bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa

13

b) Permeabilitas tanah perlu dikelola secara vegetatif dengan melakukan

penanaman sesuai pola tanam yang tepat dan sesuai pada setiap jenis

tanah.

c) Perkembangan sumber daya manusia yang semakin bertambah dari

tahun ke tahun berdampak perkembangan pemukiman tidak dapat di

pungkiri tetapi pemerintah dapat mengarahkan pemukiman pada lahan

yang mempunyai tingkat bahaya rendah sehingga kerugian materi

maupun korban jiwa akibat longsorlahan dapat terhindari.

DAFTAR PUSTAKA

Nandi. 2007. Longsor. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. UPI

Nazir, Mohammad (1999). Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga

Sadisun AI. 2005. Usaha Pemahaman Terhadap Stabilitas Lereng dan Longsoran

Sebagai Langkah Awal Dalam Mitigasi Bencana Longsoran. Di dalam :

Workshop Penanganan Bencana Gerakan Tanah. Bandung.

Suprapto Dibyosaputro, 1993 .Geomorfologi. Di dalam ―Pelatihan Penyusunan

Neraca Sumberdaya Alam Daerah Spasial Puspic‖ Bakosurtanal. 7

September – 7 Oktober 1993.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI.

Wahyono. 2006. Analisis Longsorlahan Di Kecamatan Matesih Kabupaten

Karanganyar. Skripsi Sarjana, Karanganyar : Fakultas Geografi UMS.

Zuidam. Et al Van.1979. Terrain Analysis and Klasifikation Using Areal

Photographs a Geomorphology and Aproach (Analisis Medan dan

Klasifikasi Geomorfologi dengan Foto Udara Dan Pendekatan

Geomorfologi), Enchede Netherland : ITC.