ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH...

23
ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Program Studi Geografi Fakultas Geografi Oleh: FITRI NUR IKA FEBRIANI E100191198 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH...

Page 1: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA

LONGSORLAHAN DI KECAMATAN IMOGIRI

KABUPATEN BANTUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Program Studi Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

FITRI NUR IKA FEBRIANI

E100191198

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA

LONGSORLAHAN DI KECAMATAN IMOGIRI

KABUPATEN BANTUL

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

FITRI NUR IKA FEBRIANI

E100191198

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Jumadi, S.Si., M.Sc., Ph.D.

NIK. 1188

Page 3: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA

LONGSORLAHAN DI KECAMATAN IMOGIRI

KABUPATEN BANTUL

OLEH

FITRI NUR IKA FEBRIANI

E100191198

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Geografi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari 2020

Dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Jumadi, S.Si., M.Sc., Ph.D. (…………………….)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Aditya Saputra, M.Sc., Ph.D. (…………………….)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Choirul Amin, S.Si., M.M. (…………………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui

Dekan

Drs. Yuli Priyana, M.Si.

NIK. 573

Page 4: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 20 Juli 2020

Penulis

FITRI NUR IKA FEBRIANI

E100191198

Page 5: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

1

ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA

LONGSORLAHAN DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

Abstrak

Longsor adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi terutama di

wilayah yang memiliki kemiringan lereng sedang hingga tinggi. Kecamatan

Imogiri adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Bantul.

Kecamatan ini memiliki persentase relief datar hingga berobak sebesar 30% dan

relief berombak hingga berbukit sebesar 70% dengan didominasi tekstur tanah

liat. Oleh karena itu, Kecamatan Imogiri termasuk dalam wilayah yang rawan

terjadi bencana longsorlahan. Dalam catatan kebencanaan BPBD Kabupaten

Bantul dijelaskan bahwa terdapat beberapa wilayah di Kecamatan Imogiri seperti

Desa Wukirsari, Desa Sriharjo, Desa Selopamioro, dan Desa Karangtengah

merupakan wilayah yang berada di zona merah rawan bencana. Menurut BPBD

Kabupaten Bantul, di Bantul terdapat lebih dari 2.000 jiwa yang bermukim di

zona merah. Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini dibuat bertujuan

untuk menganalisis tingkat bahaya longsorlahan di Kecamatan Imogiri, serta

menganalisis tingkat kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat yang berada di

Kecamatan Imogiri, terutama daerah yang berpotensi terjadi longsorlahan. Hasil

yang diperoleh dari penelitian ini berupa peta kerawanan longsorlahan, peta

kerentanan sosial, dan peta kerentanan ekonomi. Berdasarkan peta tersebut dapat

dianalisis bahwa Kecamatan Imogiri memiliki tingkat kerawanan longsorlahan

mayoritas sedang, sementara tingkat kerentanan sosial dan ekonomi di beberapa

wilayah menunjukkan tingkat kerentanan tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh

kepadatan penduduk, jenis pekerjaan, serta ada hubungannya dengan tingkat

kerawanan longsorlahan di wilayah tersebut.

Kata kunci: kerentanan, sosial ekonomi, longsorlahan, Bantul

Abstracts

Landslides are one of the natural disasters that often occur, especially in

areas that have moderate to high slopes. Imogiri is a sub-district located in Bantul

Regency. This sub-district has a percentage of relief of flat to wavy by 30% and

relief of wavy to hilly by 70% with a predominantly clay texture. Therefore,

Page 6: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

2

Imogiri is included in an area that prones to landslides. In a history of disaster

BPBD Bantul explained that there are several areas in Imogiri Subdistrict such as

Village of Wukirsari, Sriharjo, Selopamioro, and Karangtengah which are in the

red zone. According to the BPBD, in Bantul there were more than 2.000 people

living in the red zone. Based on this statement, this study aims to analyze the

areas in Imogiri Subdistrict which have low to high landslide hazard levels, as

well as analyze the level of social and economic vulnerability of the people living

in Imogiri Subdistrict, especially areas with potential landslides. The results

obtained from this study in the form of landslide vulnerability maps, social

vulnerability maps, and economic vulnerability maps. Based on the map, it can be

analyzed that the Imogiri has a moderate level of landslide vulnerability, while the

level of social and economic vulnerability in some areas shows a high level of

vulnerability. This is influenced by population density, type of work, and its

relationship with the level of landslide vulnerability in the areas.

Keywords: vulnerability, socioeconomic, landslide, Bantul

1. PENDAHULUAN

Longsor adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi terutama di

wilayah yang memiliki kemiringan lereng sedang hingga tinggi. Arsyad (2010)

dan Asdak (2002) menjelaskan bahwa longsor merupakan suatu bentuk

perpindahan massa tanah dalam waktu yang singkat dan biasanya memiliki

volume relatif besar. Longsor terjadi sebagai akibat meluncurnya volume tanah

di atas lapisan agak kedap air yang jenuh air. Lapisan yang terdiri dari tanah

liat atau mengandung kadar liat akan bertindak sebagai peluncur. Harjadi

(2013) menyebutkan bahwa longsor ini terjadi pada wilayah yang memiliki

lereng curam atau kelerengan lebih dari 45%. Longsor biasanya terjadi dengan

didahului oleh curah hujan yang tinggi atau lebih dari 300 mm selama tiga hari

berturut-turut, air hujan kemudian jatuh dan masuk ke dalam pori-pori tanah di

atas lapisan batuan yang kedap sehingga tekanan tanah terhadap lereng

meningkat.

Kecamatan Imogiri adalah salah satu kecamatan yang terletak di

Kabupaten Bantul. Kecamatan ini memiliki persentase relief datar hingga

berobak sebesar 30% dan relief berombak hingga berbukit sebesar 70% dengan

Page 7: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

3

didominasi tekstur tanah liat. Oleh karena itu, Kecamatan Imogiri termasuk

dalam wilayah yang rawan terjadi bencana longsorlahan. BPBD Kabupaten

Bantul (2019) menjelaskan bahwa terdapat beberapa wilayah di Kecamatan

Imogiri seperti Desa Wukirsari, Desa Sriharjo, Desa Selopamioro, dan Desa

Karangtengah merupakan wilayah yang berada di zona merah rawan bencana.

Menurut BPBD Kabupaten Bantul, di Bantul terdapat lebih dari 2.000 jiwa

yang bermukim di zona merah.

Jika dibandingkan dengan banyaknya kejadian longsor pada 17

kecamatan yang berbeda di Kabupaten Bantul, Kecamatan Imogiri memiliki

frekuensi kejadian longsor paling sering dari tahun 2015 hingga 2019. Bencana

longsorlahan yang sering terjadi di Kecamatan Imogiri tentunya akan

menimbulkan suatu kerentanan baik fisik, sosial, ekonomi, maupun

lingkungan. Kondisi yang paling dekat hubungannya dengan keberlangsungan

hidup manusia adalah sosial dan ekonomi. Kondisi tersebut menarik untuk

diteliti karena sangat bersinggungan dengan kehidupan manusia. Oleh karena

itu, penelitian ini membahas tentang kerentanan sosial dan ekonomi terhadap

bencana longsorlahan. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat tentu akan

berbeda ketika tidak terjadi bencana dengan terjadi bencana. Adanya bencana

longsorlahan dapat menyebabkan potensi kerugian bencana terutama pada

kondisi sosial dan ekonomi, seperti hilangnya pekerjaan, menurunnya proses

produksi, dan berkurangnya pendapatan. Oleh karena itu, Kecamatan Imogiri

memerlukan adanya upaya penanggulangan bencana baik oleh pemerintah

melalui lembaga pemerintah terkait maupun masyarakat yang didukung oleh

adanya penelitian mengenai dampak bencana longsorlahan di daerah tersebut.

2. METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder dengan

pengharkatan dan pembobotan pada setiap parameter yang didukung dengan

validasi data sekunder di lapangan. Sedangkan teknik kuantitatif dilakukan

dengan perhitungan matematis dari harkat dan bobot pada setiap parameter

kemudian dilakukan overlay untuk mendapatkan hasil kerentanan sosial dan

Page 8: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

4

ekonomi. Sedangkan validasi data survei lapangan digunakan untuk validasi

data sekunder yang digunakan. Berdasarkan metode penelitian yang telah

rencanakan, dapat dirinci dan dijelaskan sebagai berikut.

2.1 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Metode ini merupakan metode untuk mengambil sampel

penelitian dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

menetapkan ciri-ciri khusus atau membuat pertimbangan sesuai dengan tujuan

penelitian. Metode sampling ini termasuk dalam non random sampling karena

setiap populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel,

melainkan dipilih sebagai objek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hal yang

harus dipenuhi untuk melakukan teknik ini antara lain yaitu sampel yang

dipilih harus memiliki karakteristik, sifat, dan ciri khusus yang sesuai dari

populasi yang dipilih sebagai sampel, serta dari keseluruhan populasi, subjek

atau objek yang menjadi sampel harus yang paling mendekati deskripsi tujuan

penelitian.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data

penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang berasal dari

instansi pemerintah yaitu BPS, BPBD Kabupaten Bantul, dan Dinas

Kependudukan Provinsi DIY.

2.3 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan adalah pemberian harkat atau

skor dan bobot pada parameter longsorlahan, parameter kerentanan sosial, dan

parameter kerentanan ekonomi. Nilai bobot yang telah diperoleh kemudian

ditentukan interval kelas untuk setiap parameter dengan car menghitung nilai

tertinggi dikurangi nilai terendah kemudian dibagi jumlah kelas.

Page 9: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

5

Data parameter longsorlahan yang sebelumnya telah melalui proses

pengharkatan dan pembobotan, kemudian dilakukan overlay atau tumpang

susun. Hasil yang diperoleh dari proses overlay ini berupa tingkatan kerentanan

bencana longsorlahan di Kecamatan Imogiri. Kerentanan bencana longsorlahan

ini dibagi menjadi 3 kelas yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kelas ini akan

menunjukkan daerah mana di Kecamatan Imogiri yang memiliki tingkat

kerentanan tinggi, sedang, atau rendah terhadap bencana longsorlahan. Peta

kerentanan bencana longsorlahan ini kemudian dianalisis berdasarkan tingkat

kerentanan sosial dan ekonomi yang telah dibuat.

2.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode overlay dan pembuatan tabel untuk membedakan kerentanan sosial dan

ekonomi. Tabel dari setiap kerentanan ini dilakukan perhitungan melalui

interval kelas yang dibuat berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari setiap

komponen parameter. Hasil dari interval kelas ini kemudian dijumlahkan dari

setiap kelas di komponen parameternya dan dihitung kembali intervalnya.

Hasil yang diperoleh dari interval kelas paling akhir ini kemudian dijadikan

sebagai dasar menentukan kelas kerentanan sosial dan ekonomi di Kecamatan

Imogiri tersebut. Hasil yang diperoleh dari pembuatan tabel dan pengisian nilai

interval tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ArcMap untuk dibuat peta

kerentanan sosial dan ekonomi yang menggambarkan tingkat kerentanan sosial

ekonomi masyarakat di setiap desa di Kecamatan Imogiri. Tingkat kerentanan

sosial dan ekonomi ini nantinya akan dijadikan 3 kelas yaitu tinggi, sedang,

dan rendah sehingga perhitungan interval kelas dari setiap komponen

parameter dibagi dengan nilai 3.

Peta kerentanan yang telah dibuat dilakukan analisis dengan

menerapkan teknik analisis geografi. Teknik yang diterapkan yaitu dengan cara

pendekatan kompleks wilayah dimana telah dijelaskan oleh Yunus (2010)

bahwa sebuah wilayah merupakan bagian dari sistem yang di dalamnya

terdapat komponen-komponen wilayah yang diyakini saling terkait satu sama

Page 10: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

6

lain, saling berimbal balik, dan saling berinteraksi. Konsekuensi dari interaksi

tersebut adalah apabila ada salah satu atau beberapa anggota komponen yang

berubah mungkin akan mengakibatkan perubahan komponen-komponen yang

lain. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat digambarkan bahwa terjadinya

longsorlahan di Kecamatan Imogiri dapat mengakibatkan adanya perubahan

baik pada kondisi sosial maupun ekonomi masyarakat sehingga perlu adanya

analisis terkait kerentanan sosial dan ekonomi bencana longsorlahan yang

diharapkan dapat memberikan manfaat ke depannya terutama dalam upaya

penanggulangan bencana longsorlahan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kerawanan Longsorlahan

3.1.1 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kecamatan Imogiri dapat dibedakan menjadi 6

macam yaitu permukiman, sawah, semak, tanah kering, tanaman campuran,

dan tubuh air. Penggunaan lahan yang mendominasi di wilayah tersebut adalah

tanaman campuran dan sawah. Penggunaan lahan tanaman campuran dapat

ditemukan di bagian timut dan selatan Kecamatan Imogiri karena sebagian

besar wilayah tersebut berupa perbukitan. Sedangkan penggunaan lahan sawah

dapat ditemukan di bagian barat Kecamatan Imogiri. Penggunaan lahan

permukiman mayoritas dapat ditemukan di bagian barat karena wilayah

tersebut memiliki relief datar. Permukiman yang berada di daerah perbukitan

memiliki pola mengelompok.

Page 11: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

7

Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Imogiri Tahun 2018

3.1.2 Curah Hujan

Berdasarkan data curah hujan dapat dianalisis bahwa intensitas curah

hujan di Kecamatan Imogiri terbagi menjadi 1 kelas dengan intensitas hujan

sebesar 1.500-2.000 mm/tahun. Intensitas hujan yang sama di wilayah

Kecamatan Imogiri ini menjadikan parameter curah hujan memiliki skor yang

sama apabila dilakukan pengelasan.

Gambar 2. Peta Curah Hujan di Kecamatan Imogiri Tahun 2018

Page 12: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

8

3.1.3 Jenis Tanah

Kecamatan Imogiri didominasi oleh jenis tanah yang relatif miskin

unsur hara dan mudah tererosi seperti mediteran dan litosol. Namun, terdapat

pula jenis tanah yang kaya unsur hara. Jenis tanah mediteran ini dijumpai di

bagian selatan dan timur Kecamatan Imogiri. Tanah ini terbentuk melalui

proses pelapukan batuan kapur sehingga memiliki tingkat kesuburan yang

buruk, berwarna merah kekuningan hingga abu-abu karena mengandung

senyawa karbonat tinggi. Oleh sebab itu, lahan di wilayah tersebut lebih

banyak dimanfaatkan sebagai ladang atau tegalan dan tanaman campuran.

Sedangkan jenis tanah yang kaya unsur hara lebih banyak ditemukan di bagian

barat Kecamatan Imogiri seperti tanah aluvial, sehingga di bagian barat

wilayah ini banyak ditemukan penggunaan lahan berupa sawah.

Gambar 3. Peta Jenis Tanah di Kecamatan Imogiri Tahun 2018

3.1.4 Geologi

Kecamatan Imogiri termasuk dalam bagian pegunungan selatan, dimana

daerah pegunungan ini melampar dari bagian tenggara provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan memanjang ke arah timur di sepanjang pantai selatan

Jawa Timur. Jika dilihat dari reliefnya, daerah pegunungan selatan terdiri dari

dua relief secara umum, yaitu relief yang kasar di sisi timur dan yang

Page 13: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

9

cenderung lebih halus di sisi barat. Bagian utaranya terdapat gawir-gawir yang

memanjang. Pembentukannya terjadi karena adanya evolusi tektonik yang

terjadi di Pulau Jawa pada zaman kapur hingga sekarang. Sementara itu,

struktur geologi wilayah Kecamatan Imogiri didominasi oleh sesar. Terdapat 2

sesar mendatar yang berada di wilayah tersebut yaitu sesar mendatar

Selopamioro dan sesar mendatar Mangunan.

Struktur geologi wilayah Kecamatan Imogiri berumur Intra-Miosen.

Proses pengendapan mengakibatkan deformasi pada batuan yang diendapkan

serta terbentuk persesaran yang cukup intensif. Persesaran ini melibatkan

satuan breksi sisipan batupasir tufan (Formasi Nglanggran) dan satuan batuan

batugamping (Formasi Wonosari). Perbukitan Baturagung didominasi oleh

material breksi dan tuff yang tersusun atas beberapa formasi batuan yaitu

Formasi Kebo Butak (tuff volkanik tua), Semilir (breksi, batulempung, dan

tuff), Nglanggran (aglomerat dan tuff), Sambipitu (siltstone, shale, dan tuff),

dan Formasi Oyo (tuff, marl, dan batugamping).

Gambar 4. Peta Geologi di Kecamatan Imogiri Tahun 2018

3.1.5 Kemiringan Lereng

Terdapat 5 kelas kemiringan lereng di Kecamatan Imogiri. Kelas

kemiringan lereng yang rendah dapat ditemukan di bagian barat Kecamatan

Page 14: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

10

Imogiri, sedangkan kelas kemiringan lereng yang sedang hingga tinggi dapat

ditemukan di bagian timur dan selatan, serta sebagian di sisi utara Kecamatan

Imogiri. Apabila digambarkan menggunakan warna, terdapat 5 warna yang

menunjukkan tingkat kemiringan di wilayah ini. Warna hijau tua menunjukkan

tingkat kemiringan lereng 0-8%, warna hijau muda menunjukkan tingkat

kemiringan lereng 9-15%, warna kuning menunjukkan tingkat kemiringan

lereng 16-25%, warna oranye menunjukkan tingkat kemiringan lereng 26-45%,

dan warna merah menunjukkan tingkat kemiringan lereng lebih dari 45%.

Gambar 5. Peta Kemiringan Lereng di Kecamatan Imogiri Tahun 2018

3.1.6 Pemetaan Kerawanan Longsorlahan

Tingkat kerawanan longsorlahan di Kecamatan Imogiri dipengaruhi

oleh kondisi reliefnya. Wilayah barat Kecamatan Imogiri didominasi oleh

tingkat kerawanan longsorlahan sedang, sedangkan wilayah yang berada di

bagian timur dan utara serta sebagian sisi selatan didominasi oleh tingkat

kerawanan tinggi. Berdasarkan gambar, tingkat kerawanan tinggi didominasi

oleh relief berbukit dengan kemiringan lereng lebih dari 25% dan jenis tanah

mediteran serta litosol. Hal tersebut mempengaruhi tingkat kerawanan

longsorlahan karena jenis tanah mediteran merupakan jenis tanah yang tipis.

Page 15: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

11

Gambar 6. Peta Kerawanan Longsorlahan di Kecamatan Imogiri

Tahun 2018

3.2 Kerentanan Sosial

Kerentanan sosial di Kecamatan Imogiri dipetakan menggunakan 5

parameter yaitu kepadatan penduduk, persentase penduduk difabel, persentase

penduduk kelompok umur rentan atau lansia, persentase kependidikan, dan

persentase penduduk perempuan. Setiap parameter tersebut dilakukan

pengelasan berdasarkan tingkatan kerentanan dimana tingkat kerentanan

rendah diberi kelas 1, tingkat kerentanan sedang diberi tingkat 2, dan tingkat

kerentanan tinggi diberi kelas 3 seperti Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Parameter Kerentanan Sosial

Komponen

Kerentanan

Parameter

Kerentanan Bobot

Tingkat Kerentanan

Rendah Sedang Tinggi

Demografi

dan Sosial

Budaya

Kepadatan

penduduk

6 <500

jiwa/km2

500-

1000

jiwa/km2

>1000

jiwa/km2

Persentase

penduduk difabel

4 <33% 33%-

66%

>66%

Persentase 3 <33% 33%- >66%

Page 16: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

12

penduduk kelompok

umur rentan/lansia

66%

Persentase

kependidikan

2 Lulus

SMA/Per

guruan

tinggi

Lulus

SD/SMP

Tidak

sekolah/ti

dak lulus

SD

Persentase

penduduk

perempuan

1 <33% 33%-

66%

>66%

Sumber: Giyarsih, dkk (2012) dalam Muawanah (2016)

Parameter yang telah dikelaskan kemudian dilakukan pembobotan dan

dijumlahkan dari semua parameter seperti berikut.

(6 x kepadatan penduduk) + (4 x persentase penduduk difabel) + (3 x persentase

penduduk kelompok umur rentan atau lansia) + (2 x persentase kependidikan) +

(1x persentase penduduk perempuan)

Setelah memperoleh hasil perhitungan maka dilakukan overlay antara

kerawanan bencana longsorlahan dan parameter kerentanan sosial. Berdasarkan

hasil perhitungan dan pemetaan dari proses overlay, diperoleh 4 tingkat

kerentanan sosial pada Kecamatan Imogiri yaitu sangat rendah, rendah, sedang,

dan tinggi. Tingkat kerentanan sosial sangat rendah dan rendah ini terletak

pada daerah tepi kecamatan yang berbatasan dengan kecamatan lain. Tingkat

kerentanan sosial tinggi terdapat di desa Imogiri dan sebagian Desa Girirejo.

Kedua desa ini memiliki kerentanan sosial tinggi dikarenakan kedua desa ini

memiliki luas wilayah yang sempit dan jumlah penduduk yang banyak

terutama penduduk usia rentan sehingga menyebabkan tingkat kerentanan lebih

tinggi dibandingkan dengan desa lainnya. Sedangkan desa-desa lain memiliki

tingkat kerentanan sosial sedang.

Perbedaan persebaran tingkat kerentanan sosial ini dapat terjadi karena

dipengaruhi oleh parameter kerentanan sosial, dimana desa di Kecamatan

Imogiri memiliki faktor dominan pada kerentanan sosial yang berbeda antara

satu sama lain yang berkaitan dengan kondisi geografis wilayahnya. Namun,

Page 17: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

13

tampilan hasil pemetaan kerentanan sosial tersebut belum mewakili tingkat

kerentanan pada satu desa. Hal tersebut terjadi karena proses overlay yang

dilakukan merujuk pada poligon hasil pemetaan kerawanan longsorlahan.

Sehingga dilakukan pemetaan ulang berdasarkan pada batas administrasi desa

agar tampilan yang dihasilkan mewakili tingkat kerentanan pada desa tersebut.

Berdasarkan hasil pemetaan ulang yang didasarkan pada batas administrasi dan

tingkat kerentanan sosial yang mendominasi wilayah tersebut, maka diperoleh

hasil kerentanan sosial menjadi 2 tingkatan yaitu sedang dan tinggi.

Gambar 7. Peta Kerentanan Sosial di Kecamatan Imogiri Tahun 2019

3.3 Kerentanan Ekonomi

Kerentanan ekonomi di Kecamatan Imogiri dipetakan menggunakan 3

parameter yaitu luas lahan pertanian, mata pencaharian, dan jumlah sarana

ekonomi. Setiap parameter tersebut dilakukan pengelasan berdasarkan

tingkatan kerentanan dimana tingkat kerentanan rendah diberi kelas 1, tingkat

kerentanan sedang diberi tingkat 2, dan tingkat kerentanan tinggi diberi kelas 3

seperti Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Parameter Kerentanan Ekonomi

Komponen

Kerentanan

Parameter

Kerentanan Bobot

Tingkat Kerentanan

Rendah Sedang Tinggi

Ekonomi Luas lahan pertanian 6 <30% 30%-50% >50%

Page 18: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

14

Komponen

Kerentanan

Parameter

Kerentanan Bobot

Tingkat Kerentanan

Rendah Sedang Tinggi

Pekerjaan 4 PNS/

TNI/

Polri

Wiraswasta/

Pengusaha/

Karyawan

Swasta

Buruh/

Kuli/

Tidak

Bekerja

Jumlah sarana eko-

nomi

2 <15 15-30 >30

Sumber: Giyarsih, dkk (2012) dalam Muawanah (2016)

Parameter yang telah dikelaskan kemudian dilakukan pembobotan dan

dijumlahkan dari semua parameter seperti berikut.

(6 x luas lahan pertanian) + (4 x mata pencaharian) +

(2 x jumlah sarana ekonomi)

Setelah memperoleh hasil perhitungan maka dilakukan overlay antara

kerawanan bencana longsorlahan dan parameter kerentanan ekonomi.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh 4 kelas kerentanan ekonomi untuk

Kecamatan Imogiri yaitu sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi. Sama

seperti pada tingkat kerentanan sosial, tiingkat kerentanan ekonomi sangat

rendah dan rendah ini terletak pada daerah tepi kecamatan yang berbatasan

dengan kecamatan lain. Tingkat kerentanan ekonomi tinggi terdapat di Desa

Karangtalun dan Desa Kebonagung. Kedua desa ini memiliki kerentanan

ekonomi tinggi dikarenakan kedua desa ini memiliki lahan yang luas, jumlah

fasilitas ekonomi yang banyak, namun pendapatan penduduk berdasarkan jenis

pekerjaan tergolong rendah sehingga menyebabkan tingkat kerentanan lebih

tinggi dibandingkan dengan desa lainnyaTerdapat pula 3 desa lain yang

memiliki tingkat kerawanan tinggi di sebagian wilayahnya yaitu Desa

Karangtengah, Desa Sriharjo, dan Desa Selopamioro. Tingkat kerentanan

ekonomi di ketiga desa tersebut terdapat di beberapa titik karena dipengaruhi

oleh parameter kerawanan longsorlahan yang telah di overlay sebelumnya,

Page 19: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

15

sehingga hasil pemetaan menunjukkan bahwa kerentanan ekonomi di wilayah

tersebut tersebar pada bagian yang dianggap lebih rentan terhadap kondisi

ekonomi apabila terjadi bencana longsorlahan. Sedangkan desa-desa lain

memiliki tingkat kerentanan ekonomi sedang.

Perbedaan persebaran tingkat kerentanan ekonomi ini dapat terjadi

karena dipengaruhi oleh parameter kerentanan ekonomi, dimana desa di

Kecamatan Imogiri memiliki faktor dominan pada kerentanan ekonomi yang

berbeda antara satu sama lain yang berkaitan dengan kondisi geografis

wilayahnya. Namun, tampilan hasil pemetaan kerentanan ekonomi tersebut

belum mewakili tingkat kerentanan pada satu desa. Hal tersebut terjadi karena

proses overlay yang dilakukan merujuk pada poligon hasil pemetaan

kerawanan longsorlahan. Sehingga dilakukan pemetaan ulang berdasarkan

pada batas administrasi desa agar tampilan yang dihasilkan mewakili tingkat

kerentanan pada desa tersebut. Berdasarkan hasil pemetaan ulang yang

didasarkan pada batas administrasi dan tingkat kerentanan ekonomi yang

mendominasi wilayah tersebut, maka diperoleh hasil kerentanan sosial menjadi

2 tingkatan yaitu sedang dan tinggi yang terdiri dari Desa Karangtalun,

Kebonagung, Sriharjo, dan Selopamioro. Kerentanan ekonomi di wilayah ini

tergolong sedang, namun terdapat 2 desa yang memiliki kerentanan ekonomi

tinggi yaitu Desa Karangtalun dan Desa Kebonagung.

Gambar 8. Peta Kerentanan Ekonomi di Kecamatan Imogiri Tahun 2019

Page 20: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

16

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1) Tingkat bahaya longsorlahan di sebagian Kecamatan Imogiri terbagi

menjadi 4 kelas dimana kelas yang mendominasi adalah kelas bahaya

longsorlahan sedang dan tinggi, tingkatan tersebut dipengaruhi oleh

kondisi reliefnya.

2) Tingkat kerentanan sosial di Kecamatan Imogiri akibat bencana

longsorlahan dapat dibagi menjadi 4 kelas. Kebanyakan wilayah ini

tergolong memiliki kerentanan sosial sedang, namun terdapat 2 desa yang

memiliki kerentanan sosial tinggi dikarenakan memiliki luas wilayah yang

sempit dan jumlah penduduk yang banyak terutama penduduk usia rentan

sehingga menyebabkan tingkat kerentanan lebih tinggi dibandingkan

dengan desa lainnya.

3) Tingkat kerentanan ekonomi di Kecamatan Imogiri akibat bencana

longsorlahan dapat dibagi menjadi 4 kelas dimana mayoritas kerentanan di

wilayah ini tergolong sedang, namun terdapat 2 desa yang memiliki

kerentanan ekonomi tinggi dikarenakan kedua desa tersebut memiliki

lahan yang luas, jumlah fasilitas ekonomi yang banyak, namun pendapatan

penduduk berdasarkan jenis pekerjaan tergolong rendah sehingga

menyebabkan tingkat kerentanan lebih tinggi dibandingkan dengan desa

lainnya.

4.2 Saran

Metode penelitian ini tidak menggunakan yang tahap wawancara

dikarenakan kondisi sedang pandemi. Alangkah lebih baik jika penelitian

selanjutnya ditunjang dengan kegiatan wawancara agar data sekunder hasil

pengolahan dapat dianalisis secara lebih detail dengan memperhatikan kondisi

sosial dan ekonomi masyarakat di lapangan.

Page 21: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

17

DAFTAR PUSTAKA

Andriawan, Heri A dan Sarya, Gede. 2014. Intensitas Curah Hujan Memicu

Tanah Longsor Dangkal di Desa Wonodadi Kulon. Jurnal Pengabdian

LPPM. Surabaya: Fakultas Teknik UNTAG Surabaya.

Ariani, Dorothea W. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan

Kuantitatif. dalam Managemen Kualitas). Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Ariani, Alifia P. 2014. Mitigasi Bencana Tanah Longsor. Artikel Online. Diakses

pada 3 Maret 2020 oleh Fitri Nur Ika Febriani.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Artiani, Listya E. 2011. Dampak Ekonomi Makro Bencana, Interaksi Bencana

dan Pembangunan Sosial. Makalah Seminar Nasional Informatika 2011.

Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta.

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB). 2007.

Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.

Jakarta Pusat: Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana

BNPB. 2008. Pedoman Penyusunan Rencana Penaggulangan Bencana. Jakarta:

BNPB

BNPB. 2012. Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman

Umum Pengkajian Risiko Bencana. Jakarta: Badan Nasional

Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Bantul. 2019. Literatur

BPBD. Yogyakarta: BPBD Kabupaten Bantul.

ESRI. 2011. GIS For Tranportation Infrastructure Management. Diakses pada 3

Maret 2020. http://www.esri.com/library/brochures/pdfs/transportationin

frastructure. pdf.

ESRI. 2018. ARCGIS PRO. Diakses pada 16 Januari 2019. http://pro.arcgis.com/

en/pro-app/tool-reference/analysis/an-overview-of-the-overlay-

toolset.html

Page 22: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

18

Giyarsih, S. Rum dan Setyaningrum, P. 2012. Identifikasi Tingkat Kerentanan

Sosial Ekonomi Penduduk Bantaran Sungai Code Kota Yogyakarta

Terhadap Bencana Lahar Merapi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Hadmoko, D., Lavigne, F., dkk. 2010. Landslide Hazard on Risk Assesment and

Their Application on Risk Management and Landuse Planning in Eastern

Flank of Menoreh Mountains. Yogyakarta: Natural Hazard Vol. 54 Hal.

623-642

Hanafi, Bayu F. 2019. Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor di

Wilayah Sub-das Slahung, Kabupaten Ponorogo dengan Menggunakan

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada.

Hapsoro, Arsiadi W. dan Buchori, I. 2015. Kajian Kerentanan Sosial dan

Ekonomi Terhadap Bencana Banjir (Studi Kasus: Wilayah Pesisir Kota

Pekalongan). Semarang: Universitas Diponegoro.

Hardiyatmo, Hery C. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi Cetakan ke-1.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Harjadi, B. 2013. Mitigasi Daerah Berpotensi Longsor Pada Daerah Perbukitan

dan Pegunungan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan Lingkungan 2013. Optimasi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan dalam Mewujdukan Pembangunan Berkelanjutan. Semarang

10 September 2013. Himpunan Mahasiswa Program Doktor Undip. Hlm

254 – 257.

http://eprints.uny.ac.id/18462/4/4.%20BAB%20II-10405241040.pdf. Diakses pada

tanggal 6 Juni 2020 oleh Fitri Nur Ika Febriani.

Karnawati, Dwikorita. 2002. Pengenalan Daerah Rentan Gerakan Tanah dan

Upaya Mitigasinya. Makalah Seminar Nasional Mitigasi Bencana Alam

Tanah Longsor. Semarang: Pusat Studi Kebumian Lembaga Penelitian

Universitas Diponegoro.

Kementerian ESDM. 2009. Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor. Bandung:

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Page 23: ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA …eprints.ums.ac.id/84845/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 8. 18. · ANALISIS KERENTANAN SOSIAL DAN EKONOMI BENCANA LONGSORLAHAN DI

19

Nalunggara, Atsari. 2017. Analisis Potensi Tanah Longsor di Kecamatan Dlingo,

Kabupaten Bantul Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Tahun

2016. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nasrullah., Irianto, S., dan Solihin. 2017. Geologi Daerah Selomioro dan

Sekitarnya Kecamtan Imogiri Kabupaten Bantul Daerah Istimewa

Yogyakarta. Universitas Pakuan: Fakultas Teknik, Jurusan Geologi.

Priyono, Kuswaji D. 2015. Modul Kuliah Kebencanaan Penanggulangan

Bencana (Disaster Management). Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Santosa, Langgeng W. 2005. Identifikasi Kerusakan Lahan dan Cara

Penanganannya di Zona Perbukitan Baturagung Kabupaten Gunungkidul.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Supriyatna, Yayat. 2011. Analisis Dampak Bencana Terhadap Perekonomian

Indonesia dengan Menggunakan Metode SNSE. Thesis: Jakarta:

Universitas Indonesia.

UNISDR. 2005. Hyogo Framework For Action 2005-2015 Building the Resilience

of Nations and Communities to Disasters. World Conference to Disaster

Reduction 18-22 January 2015. Jepang: Kobe Hyogo.

UU RI No. 27 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Valupi, Rizka. 2016. SIG Dasar: Sistem Informasi Geografis Dasar. Yogyakarta:

Billion Technology.

Wibowo, Totok W. 2014. Modul Praktikum Pemetaan Bencana. Yogyakarta:

Penginderaan Jauh dan SIG, UGM.

Yuniarta, H., Saido, A.P., Purwana, Y.M. 2015. Kerawanan Bencana Tanah

Longsor Kabupaten Ponorogo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Zapata dan Marti, R. 1997. Methodological approaches: the ECLAC

methodology. In Center for the Research on the Epidemiology of Disasters

(CRED). In A. o.-m. disasters, Proceedings of the expert consultation on

methodologies, Brussels, 29–30 September (pp. 10-12). Belgium:

Universite Catholique de Louvain.