ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

113
  i  ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DESA LERO, KECAMATAN SUPPA, KABUPATEN PINRANG) SKRIPSI OLEH : MUSTAKINA SULAEMAN L241 13 009 PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

Page 1: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

i  

ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA

(STUDI KASUS DESA LERO, KECAMATAN SUPPA,

KABUPATEN PINRANG)

SKRIPSI

OLEH :

MUSTAKINA SULAEMAN

L241 13 009

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

ii  

ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN DALAM PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA

(STUDI KASUS DESA LERO, KECAMATAN SUPPA,

KABUPATEN PINRANG)

SKRIPSI

OLEH:

MUSTAKINA SULAEMAN

L 241 13 009

Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan

Universitas Hasanuddin Makassar

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017 

Page 3: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

iii  

Page 4: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

iv  

ABSTRAK

MUSTAKINA SULAEMAN. L24113009. Analisis Persepsi dan Peran Perempuan Nelayan Dalam Penaganan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang). Dibimbing oleh Mardiana. E. Fachry dan Abdul Wahid

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan peran perempuan nelayan terhadap penanganan sampah rumah tangga, serta menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap persepsi perempuan nelayan terhadap penanganan sampah rumah tangga, di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (Purposive) pada daerah yang memungkinkan untuk melakukan Analisis Persepsi dan Peran Perempuan Nelayan dalam penanganan sampah rumah tangga.

Penelitian ini menggunakan mix methode dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif sebagai metode dalam menghitung skoring yang didapat dari kuisioner serta pendekatan kualitatif sebagai pendekatan untuk mengetahui persepsi, peran dan pendukung data kuantitaif. Metode penelitian ini adalah metode purposive sampling denga jumlah sampel 45 perempuan nelayan. analisis data yang digunakan adalah 3 tahap data kualitatif yaitu editing, coding, dan entry serta menggunakan regresi linear berganda dengan persamaan y = aX1

b1X2b2...X4

b4....Xnbn dimana y = persepsi perempuan nelayan X1 = pendidikan,

X2= pengetahuan X3= Pendapatan dan X4= Sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa faktor yang

mempengaruhi persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah rumah tangga yaitu faktor internal (Pendidikan, Pengetahuan, Pendapatan). Kemudian persepsi perempuan nelayan terhadap penanganan sampah rumah tangga tergolong sangat rendah hal ini disebabkan pendidikan yang masih rendah.

Kata kunci : Persepsi, Peran, Perempuan Nelayan, Penanganan Sampah Rumah Tangga.

Page 5: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

v  

ABSTRACT

MUSTAKINA SULAEMAN. L24113009. Perception Analysis and Role of Fishermen Women in Handling of Household Waste (Case Study of Lero Village, Suppa District, Pinrang District).guided byMardiana. E. Fachry dan Abdul Wahid

This study aims to determine perceptions and roles of woman fisherman to handle household waste, and to analyze the relationship between internal and external factors to the perception of women fisherman to handling household waste, Lero Village, Suppa Subdistrict, Pinrang Regency. Determination of this location is done purposively (Purposive) on the area that allows to perform Perception Analysis and Role of Women Fisherman in handling household waste.

This research uses mix methode by combining quantitative approach as a method in calculating scores obtained from questionnaire and qualitative approach as approach to know perception, role, and supporting quantitative data. This research method is purposive sampling method with amount of sample 30 woman fisherman. Data analysis used are 3 stages of qualitative data that is editing, coding, and entry and using multiple linear regression with equation y = aX1b1X2b2 ... X4b4 .... Xnbn where y = perception of woman fisherman X1 = education, X2 = knowledge X3 = Revenue and X4 = Facilities and infrastructure.

Based on the results of the research it is known that the factors that affect the perception of woman fisherman about handling household waste is internal factors (Education, Knowledge, Income). Then the perception of woman fisherman to handling household waste is very low because of the low education. Key work : Perception, Roles, Women Fishermen, Waste Management

Household

Page 6: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

vi  

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di langnga pada tanggal 01 Juli

1995 sebagai anak Kedua dari tiga bersaudara dari

pasangan Sulaeman dan Hj.Sulfa.

Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri 53

Mattirosompepada tahun 2000 – 2007. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri

1Mattirosompe pada tahun 2007 - 2009, dan melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1MattirosompeKabupaten Pinrang pada tahun 2009 – 2013.

Pada tahun 2013 penulis berhasil diterima di Universitas Hasanuddin, Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan Perikanan, Program Studi Sosial Ekonomi

Perikanan melalui jalur undangan SNMPTN. Selama masa studi.

Penulis menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, dengan

menyusun skripsi berjudul “Analisis Persepsi dan Peran Perempuan Nelayan

Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dibawah bimbingan Ibu

Dr.Ir.Mardiana E. Fachry., M.Si dan Bapak Dr.Abd.Wahid S.Pi., M.Si

KATA PENGANTAR

Page 7: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

vii  

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur senanti asa penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT, pemilik segala kesempurnaan, pemilik segala ilmu dan kekuatan yang tak

terbatas, yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, ketenangan, dan karunia

selama ini sehingga Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat terselesaikan sebagaimana

mestinya.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari ada begitu banyak

bantuan, bimbingan, dan dukungan yang sangat berharga yang telah diberikan

oleh berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu melalui laporan ini penulis

menghaturkan penghormatan yang setinggi-tingginya dan terimakasih sebesar-

sebesarnya kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

telah ikut menyumbangkan pikiran, tenaga, dan inspirasi bagi penulis. Dan

segala ikhlas dan tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada :

1. Ayahanda Sulaeman dan Ibunda Hj.Sulfa selaku orang tua yang tanpa

henti-hentinya memanjatkan doadan memberikan dukungan baik materi

maupun moril kepada penulis.

2. Hikma Sulaeman S.TP dan Muh.Adyaqsya Sulaeman selaku Saudara

Kandung penulis yang selalu memberikan dorongan semangat selama

penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, hingga penyelesaian tugas

akhir ini.

3. Tante Fibyanti S.Si dan Om Takdir Idris yang selama ini telah menjadi

orang tua kedua selama penulis berkuliah dengan turut memberikan

bantuan, dorongan baik materi maupun moril dalam penyelesaian tugas

akhir .

4. Ibu Dr. Ir. St. Aisyah Farhum, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Kelautan

dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

Page 8: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

viii  

5. Ibu Dr. Ir. St. Aisyah Farhum, M. Si selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

6. Bapak Dr. Ir. Gunarto Latama M.Sc selaku ketua Jurusan Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

7. Bapak Dr. Andi Adri Arief S.Pi, M.Si selaku Ketua Program Studi Sosial

Ekonomi Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin.

8. Dr. Ir. Mardiana E. Fachry., M.Si selaku pembimbing utama yang telah

banyak meluangkan waktunya membimbing, membantu serta memberikan

saran dan kritikan kepada penulis sehingga dapat menyusun tugas akhir

dengan baik.

9. Dr. Abdul. Wahid, S.Pi., M.Si selaku pembimbing kedua yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing, membantu, serta memberikan

saran dan kritikan kepada penulis sehingga tugas akhir dapat diselesaikan

dengan baik.

10. Bapak Dr Andi adri Arief, S.Pi., M.Si , Bapak Dr Hamzah, S.Pi., M.Si, dan

Bapak Firman, S.Pi., M.Si selaku tim penguji yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun kepada

penulis.

11. Pak Gatot, Pak Yesi, dan Kak Aspar terima kasih telah memberikan saran

dan kritikan serta dorongan dalam pengurusan surat-surat

12. Sandra Suldirah SeptianaS.Pi terima kasih tetap memberikan semangat,

kesabaran, dan bantuannya dalam hal saran dan kritikan serta

kepadapenulis dari awal hingga saat ini.

13. Teman-teman saya, Liza Afiqah, Mirnawati, Ija Tri Saputri, Irna Deviyanti,

Putri Damayanti, Khoirul Umam, Suryana Ulfa Aris, dan Nur Wahyu

Page 9: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

ix  

Ramadani penyemangat penulis yang selama ini selalu ada, yang setiap

perkataan dalam canda tawanya menjadi semangat yang nyata.

14. Teman teman Sosek #13 Rina, Jusma, Doci, Cece, Mae, Nurma, Jumliah,

Andisri, Ayu, Rahayu, Fadil, Fira, Inda, Wenty, Via, Dian, Nina, Siska, Dina,

Muti, Tiwi, Rada, Kaka Qol, Rahel, Rahel Lea, Dian, Sinta, Come, Risti, Ida,

Ranco, Rauf, Babas, Aswin, Malik, Andi, Illank, Suma, Yudis, Ari, Rilwan,

Kamal, Arfa, Haris, Samsuddin, Abang, Cukkul yang selalu ada dalam suka

duka penulis dengan suka duka sehingga menjadi pendorong dan

penyemangat dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis berusaha menyajikan laporan ini dengan sebaik mungkin, namun

disadari masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan sarannya yang bersifat membangun agar kedepannya dapat lebih baik.

Makassar, 2017

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

Page 10: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

x  

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan masalah ................................................................... 5

C. Tujuan penelitian dan kegunaan .............................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian persepsi ................................................................. 6

B. Syarat terjadinya persepsi ....................................................... 8

C. Konsep persepsi ...................................................................... 8

D. Pengertian sampah .................................................................. 9

E. Jenis-jenis sampah .................................................................. 10

1. Sampah organik ................................................................. 11

2. Sampah anorganik ............................................................. 11

F. Sumber-sumber sampah ......................................................... 12

G. Faktor yang mempengaruhi sampah ....................................... 14

H. Pengelolaan sampah .............................................................. 15

I. Dampak sampah rumah tangga jika tidak dikelola .................. 18

J. Persepsi masyarakat terhadap penanganan sampah

rumah tangga ........................................................................... 19

Page 11: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

xi  

K. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persepsi ................ 21

L. Teori perilaku ........................................................................... 21

M. Peran perempuan .................................................................... 22

1. Pengertian peran ............................................................... 22

2. Pengertian perempuan ...................................................... 23

N. Kerangka pemikiran ................................................................. 25

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi penelitian ...................................................................... 27

B. Jenis penelitian ........................................................................ 27

C. Metode pengambilan sampel ................................................... 28

D. Sumber data ............................................................................ 29

E. Teknik pengumpulan data ....................................................... 29

F. Analisis data ............................................................................ 29

G. Konsep operasional ................................................................. 33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak geografis dan wilayah administrasi ................................ 37

B. Keadaan demografi .................................................................. 38

C. Karakteristik responden ........................................................... 42

V. Hasil dan pembahasan

A. Persepsi perempuan nelayan tentang pengertian sampah

rumah tangga ........................................................................... 49

B. Perilaku perempuan nelayan dalam mengelola sampah

rumah tangga .......................................................................... 53

Page 12: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

xii  

1. Penampungan sampah ...................................................... 55

2. Pengangkutan sampah ...................................................... 58

3. Pemusnahan sampah ........................................................ 58

C. Peran nelayan dalam pengelolaan sampah rumah tangga ..... 61

D. Hubungan faktor internal dan ekternal perempuan nelayan

terhadap persepsi sampah rumah tangga ............................... 67

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 71

B. Saran ................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Lero,

Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang 39

2. Jumlah penduduk berdasarkan umur di Desa Lero,

Page 13: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

xiii  

Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang 39

3 Tingkat pendidikan penduduk Desa Lero, Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang 40

4. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di

Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang 41

5. Sarana dan prasarana di Desa Lero, Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang 42

6 Karateristik responden menurut tingkat umur Desa Lero,

Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang 43

7. Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan

Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang 44

8.` Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang 45

9. Sebaran responden menurut status pekerjaan 46

10. Sebaran reponden berdasarkan tingkat pendapatan 48

11 Jumlah responden berdasarkan persepsi tentang

sampah rumah tangga 49

12 Persepsi perempuan nelayan terhadap prinsip 3R dalam

pengelolaan sampah rumah tangga 50

13 Tempat penampungan sementara 56

14 Sebaran jumlah sampah rumah tangga yang diproduksi

selama 4 hari 57

15 Cara pemusnahan sampah rumah tangga yang dilakukan

oleh perempuan nelayan Desa lero, Kecamatan Suppa

Kabupaten Pinrang 59

16 Peran perempuan nelayan terhadap penanganan sampah rumah

Page 14: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

xiv  

tangga 63

17 Jenis pertanyaan pengetahuan dan hasil jawaban perempuan

nelayan di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang 65

18 Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan

mengenai pengelolaan sampah rumah tangga 66

19 Sarana dan prasarana pengelolaan sampah rumah tangga

Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang 67

20 Tabel analisis koefisien regresi 69

21 Tabel uji parsial (uji-t) 70

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1 Kerangka Pikir 26

2. Diagram Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur 43

3. Diagram Tingkat Pendidikan Responden 44

Page 15: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

  

xv  

4. Diagram Jumlah Tanggungan Responden 45

5. Kegiatan Pemotongan Plastik 47

6. Kondisi Perairan Laut Desa Lero 53

6 grafik jumlah sampah yang di produksi pada setiap dusu 57

7 grafik cara pemusnahan sampah rumah tangga Desa Lero,

Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang 59

Page 16: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

1  

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pesisir dan laut merupakan salah satu potensi utama lingkungan dan

pembangunan di Indonesia, Indonesia memiliki 75% dari seluruh wilayah berupa

perairan. Wilayah pesisir merupakan ekosistem yang unik mengingat di kawasan

ini terjadi interaksi antara ekosistem daratan dan ekosistem lautan. Secara sosio-

ekonomis, kawasan pantai merupakan kawasan yang sangat potensial ditinjau

dari segi kandungan sumberdaya alamnya baik yang bersifat biotik seperti ikan,

hutan, mangrove dan yang bersifat abiotik seperti lahan (Ade, 2011).

Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup mendefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri kelangsungan perikehidupan,

dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Lingkungan memberikan

banyak manfaat untuk kehidupan manusia, dari segi ekonomi lingkungan

memberikan manusia sumber makanan, lahan untuk tempat tinggal dan usaha,

serta bahan baku industri, sedangkan dari segi sosial lingkungan memberikan

sarana untuk bersosialisasi dan mengembang budaya (Yulanda, 2013).

Kerusakan lingkungan hidup yang masih sampai kini tetap menjadi

masalah besar di Indonesia adalah sampah baik itu dari segi jumlah maupun

jenis-jenisnya yang semakin hari semakin meningkat sejalan dengan

pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan data statistika

persampahan domestik tahun 2016 ada sekitar 65 juta ton sampah/hari di

produksi oleh masyarakat indonesia, jumlah ini naik satu ton dibandingkan

dengan produksi sampah tahun 2015 sekitar 64 juta ton/hari (Ririn, 2013).

Page 17: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

2  

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam

yang berbentuk padat, dimana bahwa setiap aktivitas manusia selalu

menghasilkan sisa kegiatan yang disebut sampah sebagai konsekuensinya

volume timbulan sampah akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya

aktivitas manusia dan pertambahan jumlah penduduk. Permasalahan sampah

yang sudah mengemuka secara nasional di dominasi oleh wilayah pedesaan

maupun di perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan tempat pembuangan

akhir sehingga berdampak pada perubahan keseimbangan lingkungan (Lolita,

2014).

Cara pandang masyarakat yang salah tentang sampah telah

menyebabkan rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk

memecahkan masalah persampahan contohnya mebuang sampah sembarang

telah menjadi bagian dari perilaku hidup bagi kebanyakan masyarakat yang tidak

peduli sampah dan cenderung mementingkan diri sendiri (Trihadingrum, 2008).

Permasalahan sampah dikawasan pesisir sebagai jalur yanng

membatasi daratan dan laut dengan lebar bervariasi menjadi persoalan juga

yang cukup penting mengingat pesisir sebagai muara dari berbagai sungai.

Sampah yang ditemukan dikawasan pesisir sebagian besar berasal dari aktivitas

rumah tangga, sampah dari sungai dan sampah kiriman yang terbawa oleh arus

ataupun gelombang laut. Upaya membangun kesadaran masyarakat, pemerintah

membangun sistem pengelolaan sampah terus dilakukan dengan harapan

sampah menjadi sumber bahan baku yang dapat dimanfaatkan kembali dan

memberikan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat nelayan (lolita, 2014).

Dalam Undang-Undang No.18 Tahun 2008 yang dimaksud dengan

pengelolaan sampah rumah tangga adalah kegiatan yang sistematis menyeluruh

dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah

rumah tangga. Sampah rumah tangga yang dimaksud berasal dari kegiatan

Page 18: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

3  

sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

Dimana jenis sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial,

kawasan industri, kawasan khusu, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan fasilitas

lainnya (Kemetrian Lingkungan Hidup, 2008).

Pengelolaan sampah dengan konsep lama yaitu pendekatan kumpul-

angkut-buang ketempat pembuangan akhir sebaiknya ditinggalkan, dan

digantikan dengan konsep baru yaitu sesuai dengan Undang-Undang No 18

Tahun 2008 memandang sampah sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan

dan mempunyai nilai ekonomi, sehingga komponen sampah yang akan dibuang

adalah bagdiian yang benar-benar sudah tidak dapat dimanfaatkan. Pengelolaan

sampah dilakukan dengan pendekatan terpadu mulai dari hulu, sejak sebelum

dihasilkan produk yang berpotensi menjadi sampah sampai ke hilir yaitu pada

fase produk sesudah digunakan sehingga menjadi sampah yang kemudian

dikembalikan secara aman ke lindkungan. Konsep ini biasa disebut dengan

konsep 3 R yaitu Reduce, Reuse, Recycle (Trihadingrum, 2008).

Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah bertugas untuk menjamin

terselenggaranya pengelolaan sampah. Lebih khususnya pemerintah daerah

memiliki kewenangan dalam menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan

sampah dan menyelenggarakan pengelolaan sampah (Novri, 2015).

Di Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar volume sampah cukup

tinggi, dimana kota dengan luasan 177.557 ha ini mampu memproduksi samapah

hingga 550 ton atau sekitar 4.000 kubik per hari. Volume sampah ini dapat

bertambah hingga dua kali lipat pada musim-musim tertentu (Johannes, 2013).

Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan juga tentunya

tak luput dari permasalahan persampahan. Jumlah penduduk yang begitu besar

menghasilkan timbulan sampah yang besar pula. Pertambahan jumlah penduduk

Page 19: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

4  

dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume,

jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam (Novri, 2015).

Desa Ujung Lero yang berada di Kabupaten Pinrang merupakan salah

satu desa pesisir yang sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai nelayan.

Proses-proses yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari masyarakatnya cukup

kompleks, khusunya aktivitas masyarakat yang sebagian besar adalah sebagai

nelayan. Masyarakat nelayan yang tinggal didaerah ini banyak yang masih

berada dibawah garis kemiskinan, hal ini dapat dilihat dari pemukiman

masyarakat nelayan Desa Lero yang belum semua masyarakat nelayan Desa

Lero memperhatikan sanitasi dan kebersihan lingkungan sekitaran pesisir.

Perairan pantai Desa Lero merupakan salah satu muara yang ada di Desa Ujung

Lero Kabupaten Pinrang, para nelayan yang bermukim di sekitar pantai Ujung

Lero memanfaatkan daerah tersebut sebagai sumber perikanan laut. Hampir

setiap hari aktivitas dilaut seperti transportasi nelayan, penangkapan ikan dan

usaha pengecatan perahu nelayan kita lihat diperairan pantai Ujung Lero,

tingginya aktivitas disepanjang daerah wilayah pesisir pantai Ujung Lero

menyebabkan perairan ini berfungsi sebagai tempat akhir pembuangan berbagai

bahan pencemar yang datang dari darat seperti pembuangan limbah sampah

rumah tangga (Hasma, 2014).

Kegiatan aktivitas kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh perempuan

nelayan di Desa Ujung Lero menyebabkan perairan pantai berfungsi sebagai

tempat akhir pembuangan sampah rumah tangga. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka dilakukan penelitian tentang “Analisis Persepsi dan Peran

Perempuan Nelayan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga”.

Page 20: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

5  

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah

rumah tangga ?

2. Bagaimana peran perempuan dalam penanganan sampah rumah tangga?

3. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan eksternal perempuan

nelayan terhadap persepsi penanganan sampah rumah tangga

C. Tujuan Dan Kegunaan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui persepsi perempuan nelayan tentang penanganan

sampah rumah tangga

2. Untuk mengetahui peran perempuan dalam penanganan sampah rumah

tangga ?

3. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap

persepsi perempuan nelayan terhadap penanganan sampah rumah tangga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

1. Sebagai bahan masukan, bagi pemerintah setempat mengenai pemahaman

bagi masyarakat tentang peran perempuan nelayan dalam penanganan

sampah rumah tangga

2. Untuk pengembangan akademik, diharapkan dapat dijadikan bahan

pemikiran untuk penelitian selanjutnya.

 

Page 21: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

6  

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan

menginterprestasikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberikan

arti bagi lingkungan mereka. Persepsi merupakan salah satu aspek psikologs

yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan

gejala disekitarnya, persepsi mengandung pengertian yang sangat luas

menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang

beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang

sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan

(penerimaan) langsungan dari sesuatu. Proses seseorang mahasiswa

mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Ristandya, 2015)

Adapun pengertian persepsi menurut para ahli yaitu :

Menurut Slameto (2010:102) persepsi adalah proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi

manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengar,

dan penciuman.

Menurut Mulyana (2010) persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan

penafsiran (interpretasi) adalah inti dari persepsi, yang identik dengan

penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persespi disebut inti

komunikasi, krena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita

berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menetukan kita memilih suatu

pesan dan mengabaikan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi

antara individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi dan

Page 22: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

7  

sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau

kelompok identitas.

Walgito (2010) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses

akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan. Proses

penginderaan diterimanya stimulus oleh indera menimbulkan perhatian khusus

lalu diteruskan ke otak dan setelah itu individu akan mengerti makna dari

stimulus tersebut. Dengan persepsi individu dapat menyadari tentang keadaan

lingkungan disekitarnya maupun hal yang ada dalam diri individu tersebut. Maka

dari itu persepsi sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana seseorang

berperilaku.

Persepsi adalah proses penginderaan dan penafsiran rangsangan

suatu obyek atau peristiwa yang di informasikan, sehingga sesorang dapat

memandang, mengartikan dan menginterpretasikan rangsangan yang diterima

sesuai dengan keadaan dirinya dan lingkungan dimana ia berada, sehingga ia

dapat menentukan tindakannya. Persepsi yang dimiliki seseorang berbeda

karena pengaruh sebagai faktor, mulai dari pengalaman, latar belakang,

lingkungan dimana ia tinggal, juga motivasi dan lainnya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang berpersepsi akan menyebabkan seseorang dapat

menginterpretasikan sesuatu yang mempunyai perbedaan (Dede, 2009).

Persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses

dimana individu-invidu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera

mereka agar memberi makna kepada lingkungannya. Dengan adanya persepsi

maka akan terbentuk sikap atau perilaku yaitu suatu kecenderungan yang stabil

untuk bertindak secara tertentu di dalam situasi tertentu pula (Mario dkk, 2016).

Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa

persepsi merupakan suatu tanggapan terhadap pengamatan langsung atau

pemberian makna sebagai hasil pengamatan tentang suatu objek, dimana proses

Page 23: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

8  

ini menggunakan alat penginderaan kemudian diinterpretasikan sehingga dapat

memahami dan mengerti stimulus yang diterima oleh individu. Proses

menginterpretasikan stimulus biasanya dipengaruhi oleh pengalaman dan proses

belajar individu.

B. Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2013) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah

sebagai berikut :

1. Adanya objek yang dipersepsikan

2. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai persiapan

dalam mengadakan persepsi.

3. Adanya alat indera atau reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.

4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak yang

kemudian sebagai alat untuk mnegadakan respon.

Adapun proses terjadinya persepsi menurut Sunaryo (2013) yaitu

melalui tiga tahapan diantaranya :

1. Proses fisik melalui kealaman, yakni objek diberikan stimulus, kemudian

diterima oleh reseptor atau panca indera.

2. Proses fisiologis melalui stimulus yang dihantarkan ke saraf sensorik lalu

disampaikan ke otak

3. Proses psikologis terajdi pada otak sehingga individu menyadari stimulus

yang diterima (Sudarsono, 2016).

C. Konsep Persepsi

Persepsi adalah kemampuan dari otak dalam menerjemahkan stimulus

atau proses yang sudah diterima oleh alat indera. Persepsi manusia berbeda-

beda dilihat dari perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang

mempersepsikan sesuatu hal itu baik dan biasa juga sesautu hal itu buruk. Ada

juga dari apa yang sudah dipersepsi menimbulkan kesan positif maupun kesan

Page 24: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

9  

negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.

Adapun konsep persepsi yaitu sebagai berikut :

a. Persepsi

Pada tahapan ini individu menangkap stimulus yang datang dari luar

yang diterima oleh alat indera. Individu sadar akan keberadaan yang dipersepsi

sehingga dapat menimbulkan suatu persepsi dari apa yang sudah diinderanya.

b. Sikap

Dari apa yang sudah distimulus oleh individu dan menimbulkan suatu

persepsi, maka individu tersebut dapat menyatakan sikap atau pendapat

mengenai keberadaan stimulus yang sudah diindera tersebut. Sikap ini bisa

berupa positif maupun negatif tergantung dari sudut pandang individu tersebut

mempersepsikan.

c. Perilaku

Pada tahapan ini merupakan proses akhir dari persepsi yaitu

menghasilkan suatu responden bisa juga berperilaku sebagai akibat dari

persepsi.

Dari ketiga penjelasan konsep persepsi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa untuk menggambarkan persepsi ada beberapa tahapan terjadinya suatu

persepsi terhadap stimulus yang diterima yang kemudian dapat menentukan

sikap baik berupa positif maupun negatif dan terakhir berupa respon yang

menimbulkan suatu perilaku (Citra, 2012).

D. Pengertian Sampah Rumah tangga

Pengertian tentang sampah telah banyak dikemukakan oleh para ahli

untuk memahaminya, ditelaah beberapa pengertian sampah. Menurut Undang-

Undang No.18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia

atau proses alam yang berbentuk padat (Afoni, 2013).

Page 25: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

10  

Menurut defenisi (WHO), sampah rumah tangga adalah sesuatu yang

tidakdigunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang

berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Ria, 2013).

Sampah rumah tanga adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki

oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan

ada pula yang tidak mudah membusuk. Sampah yang dapat membusuk terutama

terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun, dan lain-lain.

Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam,

atau pun abu, bahan pengguna kertas, dan lain-lain (Ria, 2013).

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi, atau

sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi

dengan sendirinya. Adapun kotoran manusia (human waste) dan air limbah atau

air tidak tergolong sampah. Sampah juga diartikan sebagai sisa kegiatan sehari-

hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008) (Adnani, 2011).

Secara umum sampah dibedakan menjadi sampah organik dan sampah

non organik. Banyak sampah organik masih mungkin bisa digunakan kembali

atau pendaur-ulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan

bahan material yang tidak dapat digunakan kembali (Silalahi, 2010).

Sehubungan dengan penjelasan pengertian tentang sampah rumah

tangga diatas hal ini dapat disimpulkan bahwa sampah rumah tangga adalah

sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus

dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan

umumnya bersifat padat.

E. Jenis-jenis sampah

Jenis sampah dikenal beberapa pembagian atas dasar pembentuknya

yaitu sampah organik dan anorganik. Kemudian pembagian atas dasar sifatnya

Page 26: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

11  

yaitu sampah yang mudah membusuk, sampah mudah terbakar dan sampah

yang tidak mudah terbakar. Dalam ilmu kesehatan lingkungan pembagian

sampah yang sering di klasifikasikan dari cara diatas sehingga sampah

dibedakan 2 yaitu berdasarkan zat kima yang terkandung didalamnya dan

berdasarkan sampah yang dapat dan tidaknya terbakar

a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya yaitu :

1. Sampah organik (Garbage)

Sampah organik adalah sampah atau sisa pengolahan yanng

membusuk misalnya sampah dari dapur, restoran, hotel dan sebaginya. Dengan

demikian penngelolaannya menghendaki kecepatan baik dalam pengumpulan

maupun dalam pembuangannya. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan

antara lain gas metan, gas H2S yang bersifat racun bagi tubuh. Selain beracun

H2S juga berbau busuk sehingga secara estetika tidak dapat diterima. Bagi

lingkungan sampah ini relatif kurang berbahaya karena dapat terurai dengan

sempurna menjadi zat-zat anorganik yang berguna bagi fotosintesa tumbuhan.

Hanya saja orang harus mengangkut dan membuangnya ditempat yang aman,

dengan kecepatan yang lebih dari pada kecepatan membusuknya didalam

keadaan cuaca daerah tropis (Fitrul, 2009).

2. Sampah Anorganik (Rubbish)

Sampah anorganik adalah sampah yang mudah atau susah terbakar,

berasal dari rumah tangga, pusat perdagangan dan perkantoran yang tidak

termasuk kategori garbage. Sampah yang mudah terbakar umunya terdiri zat

organik, seperti kertas, sobekan kain, kayu, plastik, sedangkan sampah yang

tidak muda terbakar sebagian besar berupa zat organik seperti logam, mineral,

kaleng dan gelas (Fitrul, 2009).

Berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya maka sampah dibedakan

atas sampah yang dapat membusuk, yaitu sampah yang mudah membusuk

Page 27: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

12  

karena aktivitas mikroorganisme. Pembusukan sampah ini menghasilkan gas

metan, gas H2S yang bersifat racun bagi tubuh dan berbau busuk sehingga

secara elastis tidak dapat diterima. Biasanya sampah ini terdiri atas sisa

makanan, daun, sampah kebun, pertanian dan lainnya. Sampah yang tidak

membusuk biasanya terdiri dari atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet

dan lainnya, yang tidak dapat membusuk. Sampah ini seharusnya didaur ulang

sehingga dapat bermanfaat kembali dan bernilai ekonomis contohnya bunga

yang terbuat dari bahan sampah plastik, tidak hanya didaur ulang namun

sampah plastik tersebut dapat juga dilangsung dijual ke pengumpul namun

harganya tidak sebesar setelah didaur ulang. Sampah jenis ini berpotensi

menimbulkan bahaya sekarang maupun dimasa yang akan datang terhadap

lingkungan pantai maupun perairan apabila tidak diolah dengan baik (Fitrul,

2009).

b. Berdasarkan sampah yang dapat dan tidaknya terbakar seperti :

1. Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain

bekas, dan sebagainya.

2. Sampah yang tidak dapat terbakar misalnya : kaleng-kaleng, besi atau

logam bekas, pecahan gelas dan sebagainya

F. Sumber-SumberSampah

Berdasarkan sumber-sumber sampah dapat berasal dari :

1) Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)

Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah

tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang

sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan

sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah

tangga, daun-daunan dari kebun atau taman.

Page 28: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

13  

2) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, terminal

bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol,

daun, dan sebagainya.

3) Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari:

kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, daun-

daunan, plastik dan sebagainya.

4) Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang

berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses

produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu,

potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.

5) Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya:

jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah,

dan sebagainya.

6) Sampah yang berasal dari pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung

dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas,

pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

7) Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa:

kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya

(Akhmad, 2015).

Page 29: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

14  

8) Sampah alam

Sampah yang diproduksi secara alami diintegrasikan melalui proses

daur ulang alami, seperti halnya daun-daunan kering dihutan yang terurai

menjadi tanah. Dilingkungan pemukiman, sampah-sampah ini dapat menjadi

masalah misalnya daun-daun kering (Maritsa, 2009).

G. Faktor Yang Mempengaruhi Sampah

Menurut Juli Soemirat Slamet (1996), sumber-sumber tumpukan

sampah adalah sebagai berikut :

1) Jumlah penduduk

Semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampahnya.

Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan laju pertambahan penduduk.

Seperti yang kita lihat, luas daratan yang teerbatas saat ini terasa makin sempit

dengan bertambahnya jumlah penduduk yang memerlukan lahan untuk daerah

pemukiman.

2) Keadaan Sosial Ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak

jumlah perkapita sampah yang dibuang, kualitas sampahnya pun semakin

banyak yang bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini

tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran

masyarakatnya akan persoalan persampahan.

3) Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah

karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam (Fitrul, 2009).

Page 30: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

15  

H. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Adapun tahapan pengelolaan sampah rumah tangga dengan

menggunakan cara-cara lama yaitu :

1) Penampungan sampah

Penampungan sampah adalah suatu cara penampungan sebelum

dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA dimana memiliki tujuan

yaitu menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak mengganggu

lingkungan. Bahan wadah yang dipersyaratkan sesuai Standart Nasional

Indonesia adalah tidak mudah rusak, ekonomis, mudah diperoleh dan dibuat oleh

masyarakat dan mudah dikosongkan.

Sedangkan menurut Syafrudin dan Priyambada (2001), persyaratan

bahan wadah adalah awet dan tahan air, mudah diperbaiki, ringan dan mudah

diangkat serta ekonomis, mudah diperoleh atau dibuat oleh masyarakat (Ayu,

2008).

2) Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah yaitu proses pengambilan sampah mulai dari

tempat penampungan atau penampungan sampai ketempat pembuangan

sementara. Dari lokasi sumber sampah tersebut diangkut dengan alat angkut

sampah. Sebelum sampai ke tempat pembuang sampah kadang-kadang perlu

adanya suatu tempat penampungan sementara. Dari sampah dipindahkan dari

alat angkut yang lebih besar dan lebih efisien. Di daerah pedesaan pada

umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa

memerlukan TPS maupun TPA (Ayu, 2008).

3) Pemusnahan sampah

Pemusnahan sampah adalah proses pembuangan akhir tempat yang

disediakan untuk membuang sampah dari semua hasil pengangkutan sampah

untuk diolah lebih lanjut (Ayu, 2008).

Page 31: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

16  

Di dalam tahap pemusnahan sampah terdapat beberapa metode yang

dapat digunakan antara lain :

a. Sanitary Landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode

ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan

tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak

berada diruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi

sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi

persyaratan yaitu tersedia tempat yang luas, tersedia tanah untuk

menimbunnya, tersedia alat-alat besar. Semua jenis sampah diangkut dan

dibuang kesuatu tempat yang jauh dari lokasi pemukiman (Silalahi, 2010)

b. Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah

dengan membakar sampah secara besar-besaran dengan menggunakan

fasilitas pabrik.

c. Composting yaitu pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat

organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini

menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk hijau

d. Hog Feeding yaitu pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak perlu

diingat bahwa sampah basah harus diolah lebih dahulu (dimasak atau

direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis.

e. Dumping yaitu sampah dibuang atau diletakkan begitu saja ditanah lapangan,

jurang atau tempat sampah .

f. Dumping in water yaitu sampah dibuang kedalam air sungai atau laut.

Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat

menimbulkan bahaya banjir.

g. Individual Incenaration yaitu pembakaran sampah secara perorangan ini

biasa dilakukan oleh penduduk terutama didaerah pedesaaan (Angela, 2016)

Page 32: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

17  

Sedangkan untuk cara baru pengelolaan sampah memandang bahwa

sampah harus ditangani secara komprehensif mulai dari hulu, sebelum dihasilkan

suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase

produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian

dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan

cara baru tersebut dilakukan dengan prinsip reduce, reuse dan recycle (3R).

Dengan prinsip 3R volume sampah yang dibuang ke TPA menjadi jauh

berkurang dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sampah terhadap

lingkungan serta sampah dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk berguna

menjelaskan bahwa prinsip 3R dapat diuraikan sebagai berikut (Adi, 2013) :

1) Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah, adalah upaya utnuk

mengurangi volume sampah yang ada di lingkungan sumber dan bahan

dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat

melakukan upaya reduksi sampah dengan cara mengubah pola hidup

konsumtif yaitu dengan melakukan perubahan kebiasaan dari boros dan

menghasilkan banyak sampah menjadi hemat yang menghasilkan hanya

sedikit sampah.

2) Prinsip kedua yaitu reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau

material agar tidak menjadi sampah dimana bahan yang dimaksud dapat

digunakan tanpa melalui pengolahan seperti menggunakan kertas bolak

balik, menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, dan lain-

lain. Dengan demikian reuse akan memperpanjang usia penggunaan barang

melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung.

3) Prinsip ketiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang

sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah

melalui proses pengolahan. Beberapa samapah dapat di daur ulang secara

langsung oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi dan alat yang

Page 33: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

18  

sederhana, seperti mengolah sisa kain perca manjadi selimut, kain lap, keset

kaki dan sebagainya, atau sampah dapur yang berupa sisa-sisa makanan

untuk dijadikan kompos (Dwyacitra, 2014).

I. Dampak Sampah Rumah Tangga Jika Tidak Di Kelola

Jika sampah tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak

negatif terhadap manusia dan lingkungannya, yaitu :

1. Dampak terhadap lingkungan biotik cairan dari sampah yang masuk ke

dalam drainase atau sungai maupun pantai akan mencemari berbagai

organisme termasuk ikna dapat mati sehingga beberapa spesies akan

lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan asam organik dan gas

cair organik seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam

konsentrasi tinggi dapat meledak (Faizah, 2008).

2. Dampak negatif sampah terhadap lingkungan biotik berupa timbunan lindi

(leachate) sebagai efek dekomposisi biologis dari sampah memiliki potensi

yang besar dalam mencemari air, terutama air tanah. Sampah yang masuk

kedalam drainase atau sungai akan mencemari air, menyumbat air dan

menghambat aliran air. Sampah yang dibakar akan berbentuk debu atau

bahan membusuk dapat mencemari udara (Hadi, 2011).

3. Dampak negatif sampah terhadap lingkungan sosial, pengelolaan sampah

yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan

bagi masyarakat. Dimana bau yang tidak sedap dan pemandangan yang

buruk karena sampah bertebaran dimana-dimana, memberikan dampak

negatif terhadap kepariwisataan, pengelolaan sampah yang tidak memadai

menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat, kemudian

infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak

memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika

Page 34: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

19  

sarana penampungan sampah yang kurang atau tidak efisien, orang akan

cenderung membuang sampah sembarangan (Hadi, 2011).

J. Persepsi Masyarakat Terhadap Penanganan Sampah Rumah Tangga

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi

manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala disekitarnya.

Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas. Berbagai ahli telah

memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya

mengandung makna yang sama. Persepsi pada dasarnya menyangkut proses

informasi pada diri seseorang dalam hubungan dengan objek stimulus. Dengan

demikian persepsi merupakan gambar arti atau interprestasi yang bersifat

subjektif, artinya persepsi sangat bergantung pada kemampuan dan keadaan diri

yang bersifat bersangkutan. Dalam kamus psikologi persepsi diartikan sebagai

proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu dilingkungannya

dengan menggunakan indera yang yang dimilikinya, sehingga menjadi sadar

terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan tersebut (Hermawan, 2005).

Persepsi yang dihasilkan setiap orang dapat berbeda untuk stimulasi

yang sama. Menurut Sarwono (1995), perbedaan persepsi dapat terjadi karena

ada lima faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan persepsi. Faktor-faktor

tersebut adalah budaya, status, sosial ekonomi, usia, agama, dan interaksi

antara peran gender, desa/kota, dan suku. Selanjutnya Krech dan Cruthcfield

dalam Rahmat (1996) menjelaskan bahwa perbedaan persepsi bisa terjadi

karena terdapat emapat prinsip dasar dalam proses pembentukan persepsi yaitu:

1. Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik orang yang memberikan respons

pada stimulus yang diterima. Artinya seseorang akan memberikan sesuatu

arti tertentu terhadap stimulus yang dihadapinya, walaupun arti dan maksud

stimulus tidak sesuai dengan arti persepsi orang tersebut

Page 35: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

20  

2. Persepsi bersifat selektif secara fungsional, dimana seseorang dalam

mempersepsikan suatu stimulus melalui proses pemilihan

3. Persepsi yang selalu diorganisasikan dan diberi arti memiliki suatu medan

kesadaran yang memberi struktur terhadap gambaran yang muncul

kemudian. Di samping itu, keadaan lingkungan sosial seseorang akan

mempengaruhi proses pembentukan persepsi

4. Persepsi ditentukan oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu

dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan

dengan sifat kelompok dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya melalui

pembauran

Tinjauan terhadap konsep persepsi, khususnya untuk objek-objek

lingkungan dapat dikaji melalui dua pendekatan, yaitu melalui pendekatan

konvensional dan pendekatan ekologis terhadap lingkungan. Menurut Backler

dalam Abdurachman (1988), hubungan manusia dengan lingkungan merupakan

titik tolak dan merupakan sumber informasi sehingga individu menjadi seorang

pengambil keputusan. Keputusan ini yang pada akhirnya menentukan tindakan

dari seorang individu terhadap lingkungannya. Berasal dari pemahaman ini.

persepsi terhadap lingkungan sebagai gambaran, pemahaman atau pandangan

individu dalam memelihara kebersihan lingkungan yang berkenaan dengan unsur

yang terdapat dalam lingkungan, khususnya yang menyangkut sampah rumah

tangga (Hermawan. 2005).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi

masyarakat dalam konteks pengelolaan sampah rumah tangga merupakan

pandangan masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah rumah

tangga. Kemudian mendorong perilaku masyarakat dalam mengelola sampah

rumah tangga baik dalam menjaga kebersihan atau adanya proses pengelolaan

samapah rumah tangga berbasis prinsip 3R (reduce, recycling, reuse) agar

Page 36: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

21  

lingkungan dapat terjaga atau tidak tercemar. Peran masyarakat dalam

pengelolaan sampah rumah tangga sangat penting untuk menjaga kualitas

lingkungan karena persepsi merupakan proses psikologis yang tidak terlepas dari

diri masing-masing (Diwyacitra, 2014).

K. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat berasal dari

dalam diri individu (internal) dan hubungannya dengan lingkungan dimana ia

tinggal. Faktor yang berasal dari dalam individu berupa usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan pegalaman. Dalam

hal ini, yang dimaksud dengan pengetahuan adalah pengetahuan masyarakat

tentang cara penanganan sampah, Faktor yang berasal dari lingkungan eksternal

individu berupa hubungan individu tersebut terhadap lingkungan sosialnya,

dalam hal ini berupa pemerintah/tokoh masyarakat yang berperan untuk

menyebarluaskan informasi mengenai penanganan sampah. Selain itu, sarana

dan prasarana yang tersedia juga memberi pengaruh kepada persepsi

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah (Diwyacitra, 2014).

L. Teori Perilaku

Perilaku adalah segala tindak laku seorang manusia yang bisa diamati

oleh orang lain. Diamati berarti memungkinan untuk dilihat, didengar atau

dirasakan oleh orang lain. Perubahan perilaku sebagai akibat dari proses

penyuluhan haruslah tersimpul didalam perilaku mengetahui (knowing behavior)

sebagai perwujudan dari kemampuan berfikir (intelectual ability) dan

keterampilan berpikir (intelectual skill). Perilaku ini dapat diukur dengan melihat

tingkat penguasaan seseorang terhadap informasi atau keterangan. Penguasaan

informasi yang dimaksud adalah kesanggupan menyebutkan kembali secara

tepat konsep yang telah ia terima dan kesanggupannya dalam menilai.

Perubahan sikap mental tercermin dalam perilaku bersikap (feeling behavior)

Page 37: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

22  

sebagai perwujudan dari rasa yakin atau percaya (cognitive component), rasa

tertarik atau senang (affective component) dan kecenderungan bertindak. Untuk

mengukur rasa sikap mental pada dasarnya dilakukan dengan melihat rasa yakin

atau percaya, rasa ketertarikan atau senang seseorang terhadap suatu hal atau

obyek (Ana, 2006).

M. Peran Perempuan

1. Pengertian Peran

Didalam kamus besar bahasa indonesia peran ialah seperangkat

tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat (peter salim dan Yenny Salim, 1991 dalam jurnal Ditario, 2016).

Sedangkan menurut Kozier Barbara peran adalah seperangkat tingkah laku yang

diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam

suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dalam maupun diluar

dan bersifat stabil.

Ditinjau dari perilkau organisasi, peran merupakan salah satu

komponen dari sistem sosial organisasi, selain norma dan budaya oraganisasi.

Scott et al. Menyebutkan lima aspek penting dari peran, yaitu :

a. Peran itu bersifat impersinal : posisi peran itu sendiri akan menetukan

harapannya, bukan individu

b. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja (task behavior) yaitu yang

diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu.

c. Peran itu sulit dikendalikan

d. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa

perilaku utama.

e. Peran dan pekerjaan (job) itu tidaklah sama, seseorang yang melakukan

suatu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran.

Page 38: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

23  

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang

sesuai posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.

Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang

menerangkan apa yang individu-individu harus dilakukan dalam suatu situasi

tertentu agar dapat memnuhi harapan-harapan mereka sendoro atau harapan

orang lain menyangkut peran-peran tersebut (Dita, 2016).

2. Pengertian Perempuan

Dalam Fitria (2008 : 34) perbedaan makna kata wanita dan perempuan

dalam konteks kebahasan sehari-hari memang belum jelas, apalagi bagi kaum

wanita awam. Untuk mendudukan posisi tiap kata, kapan orang seharusnya

menggunakan kata wanita dan kapan seharusnya orang menggunakan kata

perempuan, perlu penelaah secara mendalam. Menurut (Nugroho, 2003)

disebutkan bahwa “Perempuan merupakan manusia yang memiliki alat

reproduksi, seperti rahim, dan saluran untuk melahirkan, mempunyai sel telur,

memiliki vagina dan mempunyai alat untuk menyusui, yang semuanya secara

permanen tidak berubah dan mempunyai ketentuan biologis atau sering

dikatakan sebagai kodrat (ketentuan Tuhan).

Hal serupa dikemukakan oleh Sulaeman dan Hamzah (2010) dalam

sudut pandang biologis, perempuan seringkali diidentik dengan bejana yang

mudah pecah seperti halus, lemah, dan tidak berdaya. Secara kultural

berdasarkan Nugroho, perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional,

dan keibuan. Sedangkan dalam tinjauan etimologis berdasarkan Sudarwati dan

Jupriono kata perempuan bernilai cukup tinggi, tidak dibawah tetapi sejajar,

bahkan lebih tinggi daripada kata lelaki. Hal ini bisa dilihat dari uraian singakt

dibawah ini :

1) Secara etimologis, kata perempuan berasal dari kata empu yang berarti tuan,

orang yang mahir/ berkuasa, ataupun kepala, hulu, atau yang paling besar.

Page 39: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

24  

2) Kata perempuan juga berhubungan dengan kata ampu, sokong, memerintah,

penyangga, penjaga keselamatan, bahkan wali, kata mengampu artinya

menahan agar tidak jatuh atau menyokong agar tidak runtuh, kata

mengampukan berati memerintah (negeri), ada lagi pengampu yakni

penahan, penyangga, penyelamat.

3) Kata perempuan juga berakar berarti empuan, kata ini mengalami

pemendekan menajdi puan yang artinya sapaan hormat pada perempuan,

sebagai pasangan tuan yang merupakan sapaan pada lelaki

Dari pemaparan teori-teori diatas maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kata perempuan dapat diartikan sebagai sosok yang tangguh, mandiri,

aktif, berperan dan berdaya, sehingga kata perempuan pantas disandingkan

dengan kata pembangunan yang juga perlu peran aktif dari seluruh masyarakat.

Berdasarkan dari uraian-uraian diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud

dengan peran perempuan adalah suatu bentuk keterlibatan perempuan secara

mental dan emosional dalam suatu kelompok yang mendorongnya untuk

memberikan sumbangan baik dalm bentuk tenaga, fikiran maupun materiil guna

tercapai tujuan tertentu yang akan dicapai.

Menurut Hubiess dan Susilowati (2006), peran perempuan dapat dilihat

dari tiga perspektif dalam posisnya sebagai manager rumah tangga seperti

halnya dalam melakukan semua pekerjaan rumah, dari memasak, mengasuh

anak, mencuci, membersihkan rumah, serta segala hal yang kaitannya dengan

rumah tangga dan lingkungan sekitarnya. Menurut Mary Astuti dalam Susilowati

(2006) peran permpuan terhadap sosial juga memiliki kaitan yang penting

dimana peran perempuan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan

seperti kegiatan pengelolaah limbah sampah rumah tangga, kegiatan PKK,

kegiatan pengajian, dan lain-lain.

Page 40: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

25  

Peran perempuan dalam mengelola lingkungan dapat dilihat dari

partisipasinya dalam mengelola lingkungan hidup. Suprapto (1990) menerangkan

bahwa perempuan dapat berpartisipasi sebagai agen “bersih-lingkungan” dengan

memberikan pendidikan dan wawasan kepada keluarga, khususnya anak-anak

mengenai lingkungan. Pendidikan itu berupa pelajaran kepada mereka untuk

tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu menurut Dana (2009)

perempuan juga dapat dilibatkan secara aktif dalam penanganan dan

pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara memisahkan sampah rumah

tangga berdasarkan jenisnya. Perempuan juga dapat berpartisipasi untuk

mengurangi pencemaran lingkungan dengan berperan dalam menentukan

produk rumah tangga yang ramah lingkungan. Dana (2009) juga berpendapat

bahwa perempuan dapat menjadi pendidik lingkungan. Perempuan atau ibu

merupakan media edukasi pertama bagi anak-anak. Melalui ibu, pendidikan dan

penyadaran mengenai kepedulian terhadap lingkungan dapat ditanamkan pada

anak-anak sejak dini. Dari penerapan pola pengelolaan sampah dan pemilihan

produk yang ramah lingkungan yang dilakukan dalam sebuah keluarga, anak

akan ikut terbiasa dalam menjaga lingkungan. Jika nantinya kebiasaan dan

kesadaran lingkungan mengakar dalam diri anak-anak, maka pada masa depan

akan tercipta generasi yang peduli lingkungan (Dana, 2009).

N. Kerangka Pikir

Persepsi perempuan nelayan terhadap lingkungan hidup dilihat dari

persepsinya terhadap pengertian lingkungan hidup. Perempuan nelayan yang

memiliki pemahaman yang baik mengenai arti lingkungan hidup akan berperan

penting dalam penanganan limbah sampah rumah tangga. Selanjutnya persepsi

perempuan nelayan terhadap perannya untuk lingkungan juga perlu dilihat dalam

konsep persepsi terhadap lingkungan. Perempuan nelayan yang berpersepsi

bahwa mereka perlu berperan dalam memelihara, mengajarkan mengenai

Page 41: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

26  

lingkungan atau mengawasi kondisi lingkungan, perempuan yang berpersepsi

bahwa ada masalah lingkungan yang terjadi di tempat tinggal mereka, seperti

masalah sampah, maka diduga akan memiliki peran penting dalam sampah

rumah tangga. Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara

variabel yang di susun dari berbagai teori yang telah di deskripsikan. Selanjutnya

dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang

hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel

tersebut, selanjutnya di gunakan untuk merumuskan hipotesis (Husaini, 2008).

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada

skema berikut :

Gambar 01. Kerangka Pikir

Lingkungan Pesisir

Penanganan Sampah Rumah Tangga

Perempuan Nelayan

Persepsi perempuan nelayan

Peran perempuan nelayan

Hubungan faktor internal dan eksternal

terhadap persepsi

Pengelolaan lingkungan pesisir

Page 42: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

27  

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2017, di Desa Lero

Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi ini

dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebuat

penduduknya sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan bertempat tinggal di

wilayah lingkungan pesisir.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan

metode penelitian metode campuran (mix method) yang menggabungkan

penelitian kualitatif dan kuantitatif, dan menggunakan alat bantu berupa kuisioner

dengan teknik wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan data

yang pokok. Adapun definisi dari deskriptif, kualitatif dan kuantitatif adalah

sebagai berikut :

1. Deskriptif

Deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki (Sugiyono, 2005)

2. Kualitatif

Kualitatif diartikan sebagai suatu prosedur penilaian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dai orang-orang dan perilaku

yang diamati. Kualitatif biasanya menggunakan latar belakang alamiah untuk

menafsirkan fenomena yang terjadi dengan menggunakan metode yang ada

Page 43: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

28  

Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara,

pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2007).

3. Kuantitatif

Data kuantatif adalah sebuah penilaian yang dilakukan berdasarkan

jumlah sesuatu. Data kuantitatif dibagi menjadi 2 yaitu (1) metode survey dan (2)

eksperimen. Metode survey bertujuan untuk menggeralisasikam pengamatan

yang belum mendalam pada populasi besar maupun kecil. metode kuantitatif

menekan kepada penguji teori melalui pengukuran model penelitian dengan

menggunakan prosedur statistika (Syamsul, 2014).

C. Metode Pengambilan Sampel

Populasi penelitian adalah perempuan nelayan yang hanya mengurus

rumah tangga dan menghasilkan sampah rumah tangga di Desa Lero

Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang yaitu sebanyak 398 orang dari jumlah

tersebut dilakukan metode pengambilan sampel secara sengaja atau purposive

sampling dan menghindari pemilihan secara acak (random). Hal ini dikarenakan

objek penelitian ini adalah perempuan yang tinggal diwilayah pesisir yang hanya

memiliki kegiatan mengurus rumah tangga. Hal ini mengacu pada pendapat

Sugiyono (2010) yang mengatakan bahwa ukuran minimal sampel yang dapat

diterima berdasarkan pada metode penelitian yang digunakan 10%. Dengan

demikian, dari populasi yang ada di ambil 10% dengan jumlah sampel sebanyak

45 orang perempuan nelayan, dimana mewakili masing-masing 15 orang

perempuan nelayan disetiap dusun desa Lero Kecamatan Suppa Kabupaten

Pinrang.

Page 44: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

29  

D. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat secara langsung dilapangan

melalui obsevasi dan wawancara yang dikumpulkan dari responden. Wawancara

dilakukan secara langsung dengan pihak yang terkait langsung penelitian ini

yakni, perempuan pesisir (istri nelayan maupun anak yang berkontrobusi dalam

mengelola dan menjaga kualitas lingkungan keluarga nelayan).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi instansi terkait

dengan penelitian ini yaitu diantaranya dengan cara pengumpulan data dari

pemerintah daerah setempat,

E. Teknik Pengumpulan Data

Data hasil penelitian diperoleh dengan tahapan sebagai berikut :

1. Observasi lapangan untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian

2. Wawancara langsung kepada responden untuk mengetahui keadaan

dilapangan secara langsung.

3. Studi pustaka yaitu mengumpulkan data dengan studi dokumentasi,

membaca literatur atau hasil-hasil penelitian yang dianggap relevan dengan

tema penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menjawab ketiga rumusan masalah

guna untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu :

1. Rumusan masalah yang pertama dijawab dengan menggunakan metode

data kualitatif untuk menganalisi persepsi perempuan nelayan tentang

penanganan sampah rumah tangga

Page 45: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

30  

2. Rumusan masalah yang kedua yaitu dijawab dengan menggunakan metode

data kualitatif dengan tujuan untuk menganalisis peran perempuan nelayan

dalam penanganan sampah rumah tangga

3. Rumusan masalah yang ketiga dijawab menggunakan analisis regresi linear

berganda

Untuk menganalisis persepsi dan peran perempuan nelayan dalam

penanganan sampah rumah tangga menggunakan metode kualitatif yang

diperoleh dalam bentuk informasi baik secara tulisan, lisan, maupun pengamatan

langsung yang antara lain persepsi tentang sampah rumah tangga, persepsi

prinsip 3R, dan peran dalam perilaku penanganan sampah rumah tangga serta

penjelasan yang diperlukan dalam penulisan.

Menganalisis pengaruh perempuan nelayan terhadap persepsi

penanganan sampah rumah tangga digunakan analisis regresi linear berganda,

dimana analisis linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua

variabel atau lebih variabel independent (X1,X2........Xn) dengan variabel

independet (Y). Analisis ini digunakan utnuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independent dengan variabel dependent apakah masing-masing variabel

independet berhubungan positif atau negatif. Variabel yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah :

1. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel bebas (independent). Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah

persepsi penanganan sampah rumah tangga.

2. Variabel bebas (independet) yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya

atau terpengaruhinya variabel terikat (dependet). Variabel bebas (X) pada

penelitian ini adalah :

a. (X1) : pendidikan

b. (X2) : pengetahuan

Page 46: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

31  

c. (X3) : pendapatan

d. (X4) : sarana dan prasarana

Persamaan regresi linear berganda menurut Sudjana (2005) dalam Astuti (2016)

yaitu :

Keterangan :

Y = Persepsi a1, a2,a3, a4 = Koefisien Regresi

X1 = pendidikan ɛ = error

X2 = pengetahuan a = Konstanta

X3 = Pendapatam

X4 = sarana

karena data yang digunakan dari peneliti bersifat kualitatif, maka data

yang bersifat kualitatif itu diberi skala sehingga menjadi data-data yang bersifat

kuantitatif. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala

likert. Menurut Nasir M (2005) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial. Kategori yang digunakan berdasarkan skala likert, dimana responden

diminta untuk menjawab pertanyaan dengan nilai yang telah ditentukan.

1. Kuisioner

Kuisioner digunakan untuk mengetahui data tentang tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan dan ketersediaan sarana dan

prasarana dalam pengelolaan sampah rumah tangga dari penduduk di Desa Lero

Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, peneliti memberikan tanda skoring pada

kuisioner. Kuisioner yang dipakai dalam peneliti ini adalah menggunakan sistem

Y = a₀ + a1X1 + a2x2 + a3x3 + a4x4 +ɛ

Page 47: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

32  

pertanyaan tertutup yaitu responden menjawab pertanyaan yang ada pada

kuisioner dengan pilihan jawaban yang ada di dalam kuisioner tersebut. Peneliti

hanya memberi skor pada pilihan jawaban responden.

Data yang telah dikumpulkan menggunakan kuisioner akan diolah

secara kuantitatif dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social

Science) for Windows versi 16. Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula

analisis data kualitatif sebagai pendukung data kuantitatif. Data kualitatif akan

diolah melalui tiga tahap analisis data kualitatif, yaitu editing, coding, dan entry.

Analisis data kualitatif diuraikan secara deskriptif sebagai pendukung data

kuantitatif.

2. Editing

Editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban yang telah ada agar

jawaban lengkap dan reabel. Editing dilakukan di lapangan bila ada kekurangan

atau ketidaksesuaian dapat segara dilengkapi dan di sempurnakan.

3. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden

kedalam kategori-kategori. Dilakukan dengan memberikan kode pada

atrrespondent dari variabel untuk memudahkan analisa data.

4. Entry yaitu memasukkan data yang telah diberi kode kedalam komputer

kemudian data tersebut diolah.

Seluruh data di input kedalam komputer dengan menggunakan

Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for windows. Microsoft Excel 2007

digunakan untuk memasukan data yang telah dikode, sedang SPSS 17.0 for

windows digunakan untuk menganalisis data dengan menggunakan tabel

frekuensi, tabulasi silang dan grafik.

Tabel frekuensi digunakan untuk menyajikan data yang terkait dengan

karakteristik responden, persepsi responden terhadap penanganan sampah

Page 48: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

33  

rumah tangga, dan peran perempuan nelayam dalam penanganan sampah

rumah tangga. Tabulasi silang digunakan untuk menyajikan variabel variabel

yang akan dianalisis hubungannya. diagram digunakan untuk menyajikan data

yang terkait.

G. Konsep Operasional

1. Penanganan merupakan suatu usaha untuk mengkoordinasikan manusia

untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai

suatu tujuan

2. Lingkungan pesisir merupakan suatu keadaan atau kondisi mahluk hidup

(masyarakat) yang ada diantara darat dan laut yang mempengaruhi

kelangsungan hidup dan kesejahteraan mahluk hidup (masyarakat).

3. Persepsi adalah tanggapan atau reaksi yang dimiliki responden mengenai

pengertian sampah rumah tangga dan persepsi penanganan sampah rumah

tangga. Persepsi yang dibentuk dalam diri masing-masing individu. Variabel

persepsi perempuan nelayan akan diukur dengan penilaian skala likert. Skala

likert digunakan untuk mengukur perilaku, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Ridwan, 2009).

Terdapat 4 jenis respon dalam skala yang digunakan yaitu :

a. Setuju diberi kode 2

b. Cukup setuju diberi kode 1

c. Kurang setuju diberi kode 3

d. Tidak setuju diberi kode 4

Kemudian nilai dari masing-masing pernyataan tersebut kemudian

dijumlahkan.

4. Perempuan nelayan adalah perempuan yang tinggal, hidup dan bekerja di

lingkungan pesisir.

Page 49: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

34  

5. Pendapatan adalah tingkat pendapatan perbulan dari hasil pekerjaan yang

dilakukan berdasarkan jumlah KK dimana tingkat pendapatan ini

mempengaruhi produksi sampah.

6. Ketersediaan sarana adalah adanya sarana untuk membuang sampah yang

dimiliki responden

7. Prinsip 3R sebagai berikut

a. Re-duction, yaitu proses meminimalisasi sampah disumber dalam hal

kuantitas dan kualitas timbulansampah, terutama reduksi sampah

berbahaya.

b. Re-cycling, yaitu proses daur ulang yang berfungsiuntuk mereduksi

kebutuhan sumberdaya dan reduksikuantitas sampah ke TPA.

c. Re-use, yaitumemanfaatkan kembali barang yang sudah tidak terpakai.

7. Sampah rumah tangga adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,

tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan

manusia.

8. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang

mempengaruhi individu dalam membentuk persepsi, seperti pendidikan,

pengetahuan, pedapatan dan sarana dan prasarana

a. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi terakhir

yang telah diselesaikan oleh responden. Tingkat pendidikan dikategorikan

sebagai berikut :

(1) SD: diberi kode 6

(2) SLTP: diberi kode 9

(3) SLTA: diberi kode 12

(4) D3: diberi kode 15

(5) S1 : diberi kode 16

Page 50: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

35  

b. Pendapatan adalah jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh

masyarakat setiap bulannya. Variabel ini diukur dengan mengetahui

jumlah penghasilan rata-rata yang diperoleh masyarakat setiap bulannya

dan dinyatakan dalam rupiah. Tingkat pendapatan dikategorikan menjadi

rendah dan tinggi berdasarkan besar UMK (Upah Minimum

Kabupaten/Kota) perbulan Kota Makassar tahun 2016, yaitu Rp 2.313.625

(1) < Rp 2.313.625 = Rendah: diberi kode 1

(2) > Rp 2.313.625 = Tinggi: diberi kode 2

c. Pengetahuan adalah pemahaman responden mengenai pengelolaan

sampah yang diperoleh dari informasi yang diterima. Variabel ini akan

diukur dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang hasilnya

akan dinilai sesuai dengan jawaban responden. Masing-masing

pertanyaan akan dinilai dengan ketentuan sebagai berikut:

(i) Jawaban salah : skor 1

(ii) Jawaban benar : skor 2.

Pengetahuan dibagi ke dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah yang

berasal dari skor jumlah poin pengetahuan yang kemudian dibagi

berdasarkan nilai median.

(1) Rendah : diberi kode 6-9

(2) Tinggi : diberi kode 10-12

9. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar yang

mempengaruhi persepsi masyarakat, seperti lingkungan sosial di mana

seseorang tinggal. Lingkungan sosial yang dimaksud lebih menekankan

kepada hubungan tersedianya fasilitas untuk pengelolaan sampah. Variabel

ini diukur berdasarkan indikator sebagai berikut:

a. Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah di

dalam lingkungan tempat tinggal masyarakat untuk mendukung

Page 51: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

36  

terlaksananya pengelolaan sampah. Sarana yang dimaksud dapat berupa

tong sampah yang sudah memisahkan antara sampah organik dan

sampah anorganik, bank sampah, maupun jasa pengangkutan sampah ke

tempat pembuangan sementara. Variabel ini diukur dengan memberikan

pertanyaan dengan respon “benar” dan “salah” kepada responden.

Masing-masing pertanyaan akan dinilai dengan ketentuan sebagai berikut:

(i) Jawaban benar: skor 2

(ii) Jawaban salah: skor 1

Dari hasil jawaban kuesioner sarana dan prasarana dibagi ke dalam dua

kategori, yaitu memadai dan tidak memadai yang berasal dari jumlah skor

pertanyaan mengenai sarana dan prasarana yang kemudian dibagi

berdasarkan jumlah nilai.

(1) Tidak memadai : jumlah skor dari 6 - 9

(2) Memadai : jumlah skor 10 – 12.

 

Page 52: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

37  

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis Dan Wilayah Administrasi

Kabupaten Pinrang adalah salah satu daerah dari 23 Kabupaten/kota di

Sulawesi Selatan yang letaknya berada dibagian barat wilayah Provinsi Sulawesi

Selatan yang jaraknya sekitar 182 km arah utara dari kota Makassar. Kabupaten

Pinrang memiliki luas wilayah 196.177 Ha yang mana terdiri dari 12 Kecamatan

meliputi 64 Desa dan 39 Kelurahan. Salah satu Desa tersebut adalah Lero yang

jumlah penduduknya 7.841 jiwa. Desa Lero adalah salah satu Desa yang ada di

Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang yang luasnya ± 47 Ha yang mempunyai

batas wilayah sebagai Berikut :

- Sebelah Utara Desa Ujung Labuang

- Sebelah Timur Teluk Pare-pare

- Sebelah Selatan Selat Makassar

- Sebelah Barat Desa Wiring Tasi

Adapun jarak dari Ibukota Kecamatan17 Km sedangkan jarak dari Ibu

kota Kabupaten 37 Km dan jarak dari Ibukota Propinsi 215 Km mempunyai

Ketinggian tanah dari permukaan laut 3 Meter.Dengan panjang pantai ± 2 Km.

terdiri atas daerah pemukiman penduduk 85 %.Dan selebihnya adalah lahan

kebun.

Keadaan wilayah Desa Lero dalam hal ini daerah bibir pantai setiap

tahunnya dikontrak abrasi dan bibir pantai terkikis hingga 5 meter kedaratan atau

pemukiman penduduk bahkan 3 (tiga) tahun terakhir ini rumah penduduk yang

ada di bibir pantai sudah beberapa unit digusur diakibatkan terkena abrasi yang

disebabkan oleh pasangnya air laut pada musim barat.

Page 53: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

38  

Desa Lero terdiri dari 3 (tiga) wilayah Dusun yakni :

- Dusun Adolang

- Dusun Lero

- Dusun Butung

B. Keadaan Demografis Penduduk Desa Lero

Keadaan demografis menjelaskan keadaan suatu daerah atau wilayah

yang dapat dilihat dari segi kependudukan, komposisi penduduk dan distribusi

penduduk. Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara sistematika tentang

besarnya komposisi penduduk dan distribusi penduduk.Perubahan-perubahan

yang terjadi sepanjang waktu melalui 4 (empat) komponen demografi yaitu

kelahiran, kematian, perpindahan dan mobilitas penduduk.

Keadaan wilayah Desa Lero terdiri dari pantai pesisir yang merupakan

daerah bibir pantai sehingga setiap tahunnya terjadi abrasi sehingga bibir pantai

terkikis hingga 5 meter kedaratan atau daerah permukaan.Secara hidrologis

beriklim tropis dengan dua jenis musim yaitu penghujan dan kemarau.Musim

penghujan berlangsung antara September sampai Februari dipengaruhi oleh

musim barat sedangkan musim kemarau antara Maret sampai Agustus

dipengaruhi oleh musim timur.

1. Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan orang-orang yang bertempat tinggal atau

berdiam disuatu daerah atau suatu lingkungan pada waktu tertentu yang dapat

menjadi gambaran potensi kemampuan penduduk dalam menjalankan suatu

usaha yang berhubungan dengan kehidupannya serta melakukan kegaiatan

sehari-hari yang dapat menjaga ataupun merusak lingkungannya. Adapun jumlah

penduduk Desa Lero berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut

Page 54: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

39  

Tabel 01. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Laki-Laki 3.742 48 2 Perempuan 4.099 52

Jumlah 7.841 100,00 Sumber : Data Sekunder, Profil Desa Lero 2016

Dari tabel 01 Diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang ada

di Desa Lero seluruhnya menurut registrasi tahun 2016 adalah 7.841 jiwa. Dari

keseluruhan penduduknya persentase penduduk untuk laki-laki sebesar 48.64%

sedangkan persentase penduduk untuk perempuan sebesar 52%. hal ini berarti

tingkat kelahiran perempuan lebih besar dari pada tingkat kelahiran laki-laki.

2. Umur

Adapun distribusi penduduk Desa Lero berdasarkan golongan umur

adalah sebagai berikut :

Tabel 02. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur penduduk di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang

No Kelompok Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 0 – 15 tahun 1.272 16,22 2 16 – 30 tahun 1.931 24,63 3 31 – 45 tahun 2.167 27,64 4 46 – 60 tahun 1867 23,81 5 ≥ 60 tahun 604 7,70

Jumlah 7.841 100,00 Sumber : Data Sekunder, Profil Desa Lero 2016

Berdasarkan pada tabel 02 dapat disimpulkan bahwa distribusi kelompok

umur penduduk Desa Lero tertinggi pada kelompok umur 31 sampai dengan 45

dengan persentase 27,64%, dan terendah pada kelompok umur diatas 60 tahun

dengan persentase 7,70%.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat

perkembangan suatu daerah, karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

sikap dan cara berpikir seseorang dalam pengambilan suatu keputusan atau

Page 55: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

40  

tindakan untuk mengolah usahanya. Pendidikan dengan jenjang yang tinggi akan

lebih dinamis didalam menerima sesuatu yang baru sehingga memungkinkan

seseorang tanggap terhadap informasi dan lebih berani menerima inovasi baru

serta memudahkannya untuk mengkomunikasikan inovasi tersebut. Adapun

distribusi tingkat pendidikan penduduk Desa Lero Kecamatan Suppa Kabupaten

Pinrang berdasarkan profil Desa Lero tahun 2016 dimulai dari masyarakat yang

telah berumur diatas 5 tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 03. Tingkat pendidikan penduduk Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Tidak pernah sekolah 190 2 2 Belum Sekolah 251 3 3 Tidak tamat SD 352 4 4 TK 298 4 5 Tamat SD 3.192 41 6 Tamat SLTP 2.280 29 7 Tamat SLTA 852 11 8 Tamat Diploma 193 2 9 Tamat S1 151 2

10 Tamat S2 82 1 Jumlah 7.841 100,00

Sumber : Data Sekunder, Profil Desa Lero 2016

Berdasarkan tabel 03 diatas dapat diketahui bahwa persentase yang

tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi memiliki persentase lebih besar

daripada persentase yang melanjutkan pendidik yang lebih tinggi yaitu jumlah

penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 4%. Pendidikan tamat SD/sederajat

sebesar 41%, sedangkan SLTP sebesar 29%, SLTA sebesar 11%. Untuk

penduduk yang menyelesaikan pendidikan sampai ketingkat D3 (tamat Diploma)

sebesar 2%, adapun untuk kejenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu S1

(Strata 1) terdapat 151 orang atau sebanyak 2%, dan untuk S2 (Strata 2)

terdapat 82 orang atau sebanyak 1% dimana sebagian besar dari 82 orang ini

merupakan pedatang dari daerah lain yang bekerja di instansi pemerintah

maupun swasta yang ada di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Kemudian

Page 56: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

41  

untuk penduduk yang tidak pernah sekolah sebanyak 190 orang, hal ini

disebabkan umumnya penduduk Desa Lero hanya mampu menyelesaikan

pendidikannya sampai ketingkat SD dan belum sekolah sebanyak 3%.

4. Mata Pencaharian penduduk

Mata Pencaharian penduduk adalah pekerjaan pokok yang dilakukan

untuk menunjang pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pada

umumnya penduduk Desa Lero sebagian besar bermata pencaharian sebagai

tani tambak dan nelayan, ini dikarenakan letak wilayahnya sebagian besar

diwilayah tambak dan pesisir sehingga mereka memanfaatkan potensi tersebut

untuk menunjang keuangan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,

keadaan penduduk. Mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 04. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Nelayan 1756 61,66 2 Petani 109 3,83 3 PNS 77 2,70 4 Pedagang/Penjual Kios/Toko 89 3,13 5 Kerajinan (menjahit) 309 10,85 6 Buruh/Kuli Bangunan 149 5,23 7 Buruh Tani 143 5,02 8 Karyawan Swasta 29 1,02 9 Tukang Kayu 31 1,09 10 Tukang Batu 15 0,53 11 Tukang Service/Bengkel 26 0,91 12 Sopir 15 0,53 13 Ojek/Tukang Becak 5 0,18 14 Peternak 94 3,30

Jumlah 2.847 100,00 Sumber : Data Sekunder Profil Desa Lero, 2016

Berdasarkan pada tabel 04 jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian di Desa Lero di dominasi oleh nelayan dimana persentasenya

sebesar 61,68%. Hal ini dikarenakan Desa Lero berada pada wilayah pesisir

yang sangat memungkinkan penduduk sekitar bekerja sebagai nelayan.

Selanjutnya mata pencaharian terbanyak kedua ialah pengrajin diantaranya

Page 57: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

42  

penjahit dan penenun dengan persentase sebesar 10,85%. Hal ini dikarenakan

di Desa Lero terkenal sabagai satu-satunya penghasil kain sutera di Kecamatan

Suppa Kabupaten Pinrang.

5. Sarana Dan Prasarana

Saran dan prasarana adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi

penduduk suatu Desa atau suatu wilayah. Adapun sarana dan prasarana yang

ada di Desa Lero dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 05. Sarana dan prasarana di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.

No Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Kantor Desa 1 2 TK 3 3 SD 5 4 SLTP 1 5 SLTA/SMK 1 6 Mesjid 2 7 Posyandu 5 8 Poskesdes 1 9 Puskesmas 1 10 Lapangan sepak bola 1

Jumlah 21 Sumber: Kantor Desa Lero, 2017

Berdasarkan tabel 05 diatas maka diketahui bahwa di Desa Lero

memiliki beberapa sarana dan prasarana seperti kantor desa sebanyak 1 buah,

TK sebanyak 3 buah, SD sebanyak 5 buah, SLTP dan SLTA/SMK yang masing-

masing 1 buah kemudian Mesjid sebanyak 2 buah, Posyandu sebanyak 5 buah,

poskesdes sebanyak 1 buah, selanjutnya puskesmas sebanyak 1 buah, dan

yang terakhir lapang sepak bola sebanyak 1 buah.

C. Karakteristik Responden

Karakteristik sosial ekonomi menjadi salah satu faktor yang menjadi

pertimbangan dalam menentukan model, dan arah pengembangan tata ruang.

Keterlibatan masyarakat dalam sebuah proses pengembangan wilayah

diharapkan dapat memberikan berbagai masukan yang penting, oleh sebab itu

Page 58: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

43  

karakteristik sosial ekonomi responden menjadi penting untuk diketahui. Adapun

karakteristik sosial ekonomi responden di Desa Lero, Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang dapat dilihat berdasarkan kriteria tertentu, seperti dijelaskan

dibawah ini :

1. Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor utama pada masyarakat pesisir dalam

melakukan kegiatan untuk mengembangkan usaha. Umur juga menentukan

kemampuan fisik dan berfikir. Untuk mengetahui karakteristik responden

berdasarkan umur dapat pada tabel berikut berikut :

Tabel 06. Karakteristik responden menurut tingkat umur di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.

No kelompok umur jumlah (Jiwa) Persentase 1 20 - 30 tahun 8 18

2 31 - 40 tahun 22 49

3 41 - 50 tahun 13 29

4 51 - 60 tahun 2 4

Total 45 100.00 Sumber : data primer setelah diolah, 2017

Gambar 02. Diagram jumlah responden berdasarkan tingkat umur

Berdasarkan tabel 06 dan gambar 2 diatas, hasil wawancara responden

sebanyak 45 orang diketahui bahwa perempuan nelayan di Desa lero,

18%

49%

29%

4%

Karakteristik Umur Responden

20 ‐ 30 tahun

31 ‐ 40 tahun

41 ‐ 50 tahun

51 ‐ 60 tahun

Page 59: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

44  

Kecamatan Suppa yang memiliki umur 20 – 30 tahun sebanyak 18%, sedangkan

untuk umur 31 – 40 tahun sebanyak 49%, dan untuk umur 41 – 50 tahun

sebanyak 29%, sedangkan untuk 51 – 60 tahun memiliki persentase terkecil yaitu

4%.

2. Tingkat pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tingkat

pendidikan rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat pendidikan rendah jika

responden tidak sekolah atau tamat SD (Sekolah Dasar), tingkat pendidikan

sedang jika responden tamat SLTP (Sekolah Menengah Pertama) dan untuk

tingkat pendidikan tinggi jika responden tamat SLTA (sekolah Menengah Atas)

atau perguruan tinggi, dapat dilihat di tabel dibawah ini :

Tabel 07. Karekteristik responden menurut tingkat pendidikan di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase

1 SD 35 78

2 SLTP 7 16

3 SLTA 1 2

4 D3 1 2

5 S1 1 2

Total 45 100 Sumber : data primer setelah diolah, 2017

Gambar 03. diagram tingkat pendidikan responden

78%

16%

2% 2% 2%

Karakteristik pendidikan responden

SD

SLTP

SLTA

D3

S1

Page 60: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

45  

Pada tabel 07 diatas dan gambar 3 diagram diatas dapat diketahui

bahwa tingkat pendidikan perempuan nelayan tingkat SD memiliki persentase

terbanyak yaitu 78%, sedangkan untuk tingkat pendidikan SLTP sebanyak 16%,

dan untuk SLTA sebanyak 2%. D3 sebanyak 2% dan S1 2 %.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Aspek yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan kualitas

lingkungan seperti penanganan sampah rumah tangga adalah jumlah

tanggungan keluarga atau jumlah orang dalam suatu rumah, dimana semakin

banyak jumlah tanggungan atau jumlah orang dalam satu rumah maka semakin

besar pengaruh peningkatan kualitas lingkungan dalam penanganan sampah

rumah tangga.

Tabel 08. Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang

No jumlah tanggungan jumlah (orang) Persentase

1 2 – 3 9 20

2 3 – 4 11 24

3 5 – 6 22 49

4 7 - 8 3 7

Total 45 100 Sumber : data primer setelah diolah, 2017

Gambar 04. diagram jumlah tanggungan responden

20%

24%49%

7%

jumlah tanggungan keluarga

2 _ 3

3 _ 4

5 _ 6

7 _ 8

Page 61: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

46  

Berdasarkan tabel 08 dan gambar 4 diagram diatas terlihat bahwa

jumlah tanggungan responden terbesar adalah yang memiliki jumlah tanggungan

sebanyak 5 – 6 sebanyak 49%, sedangkan untuk yang memiliki jumlah

tanggungan 2 – 3 sebanyak 24%, dan untuk yang memiliki jumlah tanggungan 3

– 4 sebanyak 24%, yang memiliki jumlah tanggungan 7 – 8 sebanyak 7%.

4. Status Pekerjaan Responden

Status pekerjaan responden dalam penelitian ini memililiki dua kategori,

yaitu bekerja dan tidak bekerja. Responden yang dikatakan bekerja adalah

responden yang memiliki penghasilan tetap setiap bulannya, sedangkan yang

dikatakan tidak bekerja adalah responden yang tidak memiliki penghasilan tetap

dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Sebaran responden

berdasarkan status pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 07 dibawah ini :

Tabel 09. Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 bekerja 12 27

2 tidak bekerja 33 73

Jumlah 45 100 Sumber : data primer setelah diolah, 2017

Tabel 09 menunjukkan bahwa sebanyak 73 %perempuan nelayan tidak

bekerja dan 27% perempuan nelayan yang bekerja. Jumlah responden yang

tidak bekerja mencapai 73% dari jumlah keseluruhan responden dalam penelitian

ini, responden berjenis kelamin perempuan berjumlah lebih banyak dan

mayoritas warga perempuan di Desa Lero merupakan ibu rumah tangga atau

sebagai istri nelayan dan anak-anak yang masih sekolah maupun tidak sekolah.

Walaupun tidak memiliki pekerjaan tetap, perempuan nelayan di Desa Lero,

Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang memiliki pekerjaan sampingan, seperti

usaha pemotong plastik (gelas plastik). Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu

HS (40 tahun).

Page 62: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

47  

“Mega tubene sibawa anana majjama kunne mateppa botolo palastik sibawa gelas-gelas palastik, apana nde’ na maketta jamang-jamange, daripada labe bawangmi wattue maketta ko majjama makkoe ki e to’ supaya engka to tambahan cedde’.”

Banyak perempuan bersama dengan anaknya yang bekerja begini memotong botol-botol plastik dan gelas-gelas plastik bekas, karena hal ini pekerjaan yang tidak tetap daripada waktu terbuang begitu saja mending kita kerja begini (memotong plastik bekas) agar dapat tambahan pendapatan walaupun itu hanya sedikit.

Gambar 05. kegiatan pemotongan plastik (foto diambil pada hari Senin 05 Juni 2017 Pukul 11.57

Walaupun sebagian besar perempuan nelayan merupakan ibu rumah

tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap, namun perempuan nelayan yang ada

di Desa Lero bekerja sebagai PNS, guru, dan karyawan.

5. Pendapatan Responden

Pendapatan responden dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

kategori, yaitu tinggi dan rendah. Kategori tersebut ditetapkan berdasarkan upah

minimum Kabupaten/Kota (UMK) perbulan Kota Makassar tahun 2016, yaitu

sebesar Rp 2.313.625. Responden yang tergolong memiliki tingkat pendapatan

rendah adalah responden dengan penghasilan di bawah UMK, dan responden

yang tergolong memiliki tingkat pendapatan tinggi adalah responden dengan

penghasilan di atas UMK.

Page 63: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

48  

Berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Sebaran Responden berdasarkan tingkat pendapatan

No Pendapatan Jumlah Persentase

1 Tinggi 9 20

2 Rendah 36 80

Jumlah 45 100 Sumber : data primer setelah diolah, 2017

Tabel 10 menunjukkan bahwa 80% resoponden tergolong dalam

kategori pendapatan rendah dan 20% responden tergolong dalam kategori

pendapatan tinggi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kuesioner, responden

yang memiliki pendapatan kurang dari UMK Makassar adalah responden yang

tidak memiliki pekerjaan tetap. Seperti yang telah dipaparkan diatas mayoritas

responden adalah ibu rumah tangga yang hanya berpendapatan dari usaha yang

dijalaninya. Kondisi ini menyebabkan pendapatannya tidak tetap dan tidak

sebesar responden yang memiliki pekerjaan yang tetap. Responden yang

bekerja pun tidak seluruhnya berpenghasilan tinggi. Ini menjelaskan bahwa

secara keseluruhan, kondisi ekonomi dilingkungan Desa Lero Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang adalah menengah ke bawah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 64: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

49  

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persepsi Perempuan Nelayan Tentang Pengertian Sampah Rumah

Tangga

Menurut Yulanda, 2013 pada penelitiannya mengatakan bahwa

manusia cenderung untuk bereaksi langsung terhadap lingkungannya daripada

pengertiannya terhadap lingkungan itu sendiri. Persepsi responden terhadap

pengertian sampah rumah tangga diukur dari sejauh mana pemahaman atau

pandangan mereka mengenai arti dari kata sampah rumah tangga.

Menurut WHO (World Health Organization dalam Ria 2013)

mengatakan bahwa pengertian sampah adalah bagian dari suatu yang tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya

berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri)

tetapi bukan biologis. Persepsi perempuan nelayan tentang arti sampah rumah

tangga dikelompokkan menjadi empat yaitu : 1) tidak tahu, 2) sampah sesuatu

yang tidak di pakai dan tidak di senangi dan harus dibuang yang umumnya

berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, 3) sampah adalah sisa-sisa

makanan, 4) sampah adalah kegiatan manusia sesuatu yang berasal dari

kegiatan manusia termasuk kotoran. Dari data hasil penelitian dilapangan

didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 11. Jumlah responden berdasarkan persepsi tentang sampah rumah tangga

No Persepsi perempuan nelayan tentang

sampah rumah tangga Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Tidak tahu 4 9 2 sampah adalah sesuatu yang tidak di pakai

dan tidak di senangi dan harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia

28 62

3 sampah adalah sisa-sisa makanan 5 11 4 Sampah adalah sesuatu yang berasal dari

kegiatan manusia termasuk kotoran 8 18

Jumlah 45 100

Sumber : data primer diolah, 2017

Page 65: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

50  

Dari tabel 11 tersebut dapat dijelaskan bahwa persepsi sampah adalah

sesuatu yang tidak dipakai dan tidak disenangi dan harus dibuang yang

umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia seperti kegiatan

industri tetapi bukan kegiatan biologis seperti kotoran manusia adalah persepsi

yang paling banyak dikemukakan oleh perempuan nelayan yang ada di Desa

Lero sebanyak 62%, kemudian persepsi responden tentang sampah rumah

tangga adalah sisa-sisa makanan sebanyak 11%, dan untuk persepsi responden

tentang sampah rumah tangga adalah berasal dari kegiatan manusia termasuk

kotoran sebanyak 18%. Namun terdapat juga beberapa responden yang tidak

menjawab arti dari sampah rumah tangga yaitu sebanyak 9%, beberapa

responden tersebut tidak mengetahui arti kata tersebut atau kebingungan untuk

menjawab.

Persepsi perempuan nelayan tentang prinsip 3R juga dibutuhkan untuk

melihat pandangan perempuan nelayan di Desa Lero dalam menilai cara

penanganan dan pengelolaan sampah rumah tangga. Adapun penjelasan

terperinci mengenai pernyataan dan hasil jawaban dari kuisioner yang telah

dibagikan kepada perempuan nelayan yang ada di desa Lero adalah sebagai

berikut :

Tabel 12. Persepsi Perempuan Nelayan Terhadap Prinsip 3R Yang Efisien Dalam Hal Mengatasi Masalah Sampah Rumah Tangga

No Pernyataan Setuju Cukup Setuju

Kurang setuju

Tidak Setuju

Total

Persen

N % N % N % N % %

1 Prinsip reduce efisien dalam mengatasi masalah sampah rumah tangga

24 53 10 22 3 7 8 18 45 100

2 Prinsip reuse efisien dalam mengatasi masalah sampah

33 73 5 11 2 4 5 11 45 100

3 Prinsip recycle efisien dalam mengatasi masalah sampah

10 22 8 18 7 16 20 44 45 100

Sumber : data primer diolah, 2017

Page 66: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

51  

Pada tabel 12 diatas dapat dijelaskan bahwa prinsip yang pertama yaitu

reduce, dimana reduce atau reduksi itu sendiri adalah upaya untuk mengurangi

volume sampah yang ada dilingkungan, sumber dan bahan dapat dilakukan

sejak sebelum sampah dihasilkan. Dimana masyarakat Desa Lero dapat

melakukan reduksi sampah dengan cara mengubah pola hidup menjadi

konsumtif yaitu dengan melakukan perubahan kebiasaan boros dan

menghasilkan banyak sampah menjadi hemat yang menghasilkan hanya sedikit

sampah. Jumlah perempuan nelayan yang setuju bahwa mengurangi jumlah

sampah merupakan cara yang efisien dalam mengatasi masalah sampah rumah

tangga adalah sebanyak 53%, Sebanyak 22% perempuan nelayan menjawab

cukup setuju, karena perempuan nelayan yang ada di Desa Lero menggunakan

sampah plastik, daun kering, karton, ataupun kertas dan tempurung kelapa

sebagai alat bahan bakarnya perempuan nelayan juga menggunakan tas

keranjang yang dibuat sendiri dan bahannya berasal dari sampah plastik seperti

tempat minuman plastik. Namun, sebanyak 10% perempuan nelayan menjawab

kurang setuju, Menurut salah satu responden mengatakan prinsip reduce ini

tidak efisien dalam mengatasi masalah karena pada dasarnya perempuan

nelayan yang ada di Desa Lero ini tidak dapat mengubah pola hidupnya menjadi

konsumtif karena sebagian perempuan nelayan di Desa Lero memiliki pola hidup

yang suka menghasilkan sampah dan membuang sampah sembarangan. 

Prinsip yang kedua yaitu reuse, dimana reuse adalah menggunakan

kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah. Dimana jumlah

peremuan nelayan yang setuju bahwa prinsip reuse ini merupakan cara yang

efisien dalam mengatasi masalah sampah rumah tangga dimana 73%

perempuan nelayan mengatakan setuju, Sebanyak 11% orang perempuan

nelayan menjawab cukup setuju, karena perempuan nelayan yang menjawab

Page 67: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

52  

setuju dan cukup setuju lebih banyak menggunakan lap kain daripada

menggunakan tissue untuk keperluan makan ataupun keperluan dapur lainnya.

Perempuan nelayan yang di Desa Lero juga menggunakan kembali botol plastik

dan kaleng bekas untuk berbagai keperluan sehari-harinya, seperti botol bekas

yang digunakan untuk menyimpan minyak bekas ataupun sebagai tempat alat-

alat dapur seperti sendok. Selain itu kaleng bekas juga sebagai tempat

penggulungan benang, dan sendal jepit yang digunakan sebagai pengapung

jaring agar kelihatan dari permukaan. Perempuan nelayan juga menggunakan

sampah plastik yang berupa pembungkus makanan sebagai tempat untuk

menyimpah benih bunga (pot), selain itu perempuan nelayan juga menggunakan

ban yang tidak terpakai sebagai tempat bunga juga (pot). Beberapa perempuan

nelayan di Desa Lero mengolah kembali sisa-sisa makanan yang telah basi dan

pisang yang telah rusak atau busuk, mereka mengolah dengan cara

mengeringkan nasi dan pisang tersebut sehingga dapat di konsumsi kembali

menjadi makanan ringan seperti rengginang dan kalokotti. Namun sebanyak 11%

perempuan nelayan menjawab kurang setuju begitupun dengan yang tidak setuju

tentang reuse merupakan cara yang efisien.

Prinsip ketiga yaitu recycle, jumlah perempuan nelayan yang setuju

bahwa mendaur ulang sampah merupakan cara yang efisien dalam mengatasi

masalah sampah rumah tangga adalah sebanyak 22%. Sebanyak 18%

menjawab cukup setuju, dimana perempuan nelayan di Desa Lero juga membuat

keranjang belanja sendiri yang terbuat dari sampah gelas plastik yang digunakan

untuk keperluan sehari-harinya, selain itu perempuan nelayan juga membuat

tempat minuman yang terbuat dari sampah gelas plastik, dimana perempuan

nelayan terkadang menerima pesanan dari tetangga untuk membuat kerajinan-

kerajinan dari sampah plastik. Sebanyak 44% mengatakan tidak setuju tentang

Page 68: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

53  

prinsip recycle karena menurut responden tidak semua sampah rumah tangga

baik itu sampah plastik maupun sampah sisa-sisa makanan dapat didaur ulang.

B. Perilaku Perempuan Nelayan Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga

Sampah yang masih menumpuk menunjukkan hanya sebagai

perempuan nelayan di Desa Lero yang secara tidak langsung telah menerapkan

prinsip 3R (reduce, reuce, recycle)dalam mengelola sampah rumah tangga

seperti yang telah dijelaskan diatas. Hasil observasi menunjukkan bahwa

tumpukan sampah ditemukan diselokan sekitaran pesisir dan dilahan terbuka.

Sampah juga banyak ditemukan dipesisir pantai yang boleh jadi tidak saja

berasal dari sampah pemukiman setempat tapi juga berasal dari sampah kiriman

yang hanyut.

Menurut beberapa responden mengatakan bahwa : “Iyatu roppo’e engkae ri tasi’e tannia tau okko makkabeang, engka sah tapi nde iya manang engka muto tau natunu roppo’na, engka muto nalimung roppo’ na, engka muto mabbeangi roppo’ na okko tasi’e. Iyatu roppo’e engka ri tasi mega na sabari roppo pole saliwang kampong pada ro Kalimantan iyaku anging pole wattangna kennani bombang lattuni mai ko tasi’e.

(sampah yang ada di bibir pantai itu bukan hanya orang disini yang buang, ada yang buang sampahnya dilaut tapi tidak semua, ada orang yang bakar sampahnya, ada yang tanam sampahnya tapi ada juga yang buang sampahnya dilaut. Itu sampah yang ada di laut itu sampah kiriman dari luar seperti Kalimantan kalau ada angin musim barat sampah yang ada di Kalimantan hanyut ke pantai ujung Lero)

 

Gambar 06. Kondisi Perairan Laut Desa Lero (foto diambil pada hari Senin, 29 Mei 2017 Pukul 13:47)

Page 69: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

54  

Dari gambar diatas juga dapat terlihat bahwa dampak yang ditimbulkan

dari pembuangan sampah rumah tangga dilaut di antaranya yaitu pencemaran

air laut, banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan laut dapat

menyebabkan perairan laut tercemar yang biasanya di tandai dengan bau yang

sangat menyengat disamping itu juga tumpukan sampah rumah tangga yang

mengapung dapat mengurangi estetika lingkungan. Kondisi seperti juga ini dapat

mengganggu ekosistem yang terdapat diperairan laut khususnya ikan. Kadar

oksigen dalam air laut akan turun yang nantinya dapat mengganggu ekosistem

sehingga proses fotosintesis dalam perairan tidak berjalan dengan lancar

sehingga produktifitas air menjadi turun.

Salah satu dampak yang merugikan dari sampah plastik yang berada

dilaut adalah pada kegiatan penangkapan ikan, dimana sampah-sampah plastik

yang mengapung dapat tersangkut atau terlilit pada bagian baling-baling perahu

nelayan sehingga hal ini dapat mengakibatkan bahaya pada kemudi dan

kerusakan pada perahu nelayan. Hal-hal tersebut tentu saja berdampak

beralihnya dana untuk perbaikan perahu, waktu produktif nelayan menjadi

terhambat akibat kerusakan sehingga pendapatan nelayan berkurang.

Dampak yang ditimbulkan juga oleh pembuangan sampah dilaut yaitu

sampah dapat mengganggu pergerakan satwa laut dimana banyaknya sampah

sampah yang dibuang kelaut baik itu yang mengambang ataupun yang

tenggelam, semua itu dapat mengganggu pergerakan satwa laut seperti ikan,

penyu dan lain-lain. Banyaknya ikan yang pergerakannya terhalang oleh plastik-

plastik bahkan terjerat benang pancingan. Kemudian sampah juga

mengakibatkan banyaknya satwa laut yang mati akibat mengira sampah plastik

sebagai makanannya.

Page 70: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

55  

Dari penjelasan diatas tentang dampak yang ditimbulkan oleh

membuang sampah rumah tangga dilaut, hal ini telah sesuai dari hasil penelitian

Hadi Sabari Yunus dan Darma Kusuma, 2011 yang mengatakan bahwa :

“berbagai sampah rumah tangga baik itu yang berupa padat atau cair yang

masuk kedalam laut akan mengakibatkan ikan ataupun hewan yang ada didalam

laut akan lenyap hal ini dikarenakan adanya perubahan ekosistem perairan

biologis. Penguraian sampah di air ataupun dilaut akan menghasilkan asam

organik dan gas cair organik seperti metana yang dapat mengakibatkan bau

yang tidak sedap”.

Bagi perempuan nelayan yang memiliki tipikal rumah panggung

melakukan pembersihan sampah dengan cara melakukan pengumpulan,

pengangkutan dan pembuangan ke TPA. Sebagian perempuan nelayan di Desa

Lero pada saat membersihkan halaman rumah mereka mengumpulkan dan

memisahkan sampah anorganik seperti sampah kertas, plastik bungkus

makanan, gelas plastik, botol minuman, kaca atau kaleng, dan ember plastik

yang pecah dikumpulkan dibawah rumah yang memiliki tujuan untuk dijual.

Dari deskripsi tentang timbulan sampah tersebut diatas dapat

menggambarkan bahwa perempuan nelayan yang ada di Desa Lero telah

berperan dalam mengelola sampah rumah tangga, namun yang diterapkan

hanya sebatas konsep lama yaitu pengumpulan, pengangkutan dan

pembuangan ke TPA.

1. Penampungan Sampah

Menurut Ayu, 2008 penampungan sampah adalah suatu cara

penampungan sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke

TPA, tujuannya adalah menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga

tidak mengganggu lingkungan. Terkait dengan dengan aktivitas penampungan

sampah perempuan nelayan telah menyediakan penampungan sampah berupa

tempat sampah, karung, dan kantong plastik, dapat dilhat pada tabel dibawah ini:

Page 71: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

56  

Tabel 13. Tempat penampungan sementara

No Tempat Penampungan

Sementara Jumlah Persentase

1 Karung 3 7

2 Kantong Plastik 20 44

3 Tempat Sampah 4 9

4 tidak menyediakan 18 40

Jumlah 45 100 Sumber : data primer diolah, 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa responden telah

menyediakan tempat penampungan sementara, sebanyak 7% responden

memakai karung bekas sebagai tempat penampungan sampah rumah tangga

yang telah dihasilkan, kemudian sebanyak 57% responden menggunakan

kantong plastik sebagai tempat penampungan sampahnya, sedangkan untuk

tempat sampah hanya 10% repsponden yang menyediakan. Namun sebanyak

27% responden tidak menyediakan tempat penampungan sampah baik itu

berupa kantong plastik, karung bekas ataupun tempat sampah mereka secara

umum membuang sampah rumah tangganya langsung keluar rumah dengan

alasan akan dimakan oleh peliharaannya dan ada juga yang menjadikan sasaran

tempat pembuangan sampahnya dilaut yang sampai sekarang masih ada

perempuan nelayan yang membuang sampah di laut.

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan jumlah sampah rumah

tangga yang di hasilkan oleh perempuan nelayan Desa Lero dari kegiatan sehari-

harinya disini juga perlu untuk diketahui. Adapun penjelasan terperinci mengenai

jumlah produksi sampah rumah tangga yang di hasilkan setiap dusun yang ada

di DesaLero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang adalah sebagai berikut :

Page 72: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

57  

8672

98

0

50

100

150

200

250

Adolang butung lero

Grafik Jumlah sampah rumah tangga yang diproduksi setiap dusun

jumlah

persentase

Tabel 14. Sebaran jumlah sampah rumah tangga yang diproduksi selama 4 hari

No Nama Dusun Jumlah Sampah Yang Diproduksi (Kg)

1 Adolang 86 Kg

2 Butung 72 Kg

3 Lero 98 Kg Sumber : data primer diolah, 2017

Gambar 07. Grafik Jumlah Sampah Yang Diproduksi Pada Setiap Dusun

Berdasarkan grafik dan tabel diatas rata-rata sampah rumah tangga

yang dihasilkan oleh perempuan nelayan Desa Lero Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang sekitar 89 kg selama 4 hari. Dimana grafik diatas

menunjukkan bahwa Dusun Lero memiliki sampah rumah tangga yang banyak

dihaslkan oleh kegiatan sehari-hari perempuan nelayan yang ada di Dusun Ujung

Lero yaitu sebanyak 98 kg sampah rumah tangga yang dihasilkan selama 4 hari.

Dimana perempuan yang ada di Dusun Ujung Lero juga menjadikan laut sebagai

tempat pembuangan akhir dari sampah rumah tangganya hal ini disebabkan

karena pemukiman Dusun Ujung Lero dekat dengan pesisir. Sedangkan Dusun

Adolang menghasilkan sampah rumah tangga sebanyak 86 kg selama 4 hari

penampungan sampah rumah tangga. Dusun Adolang memiliki daerah

pemukiman yang jauh dengan pesisir sehingga perempuan nelayan Dusun

Adolang membuang sampah rumah tangganya dilahan terbuka seperti lapangan

atau pekarangan rumahnnya. Dusun Butung sebanyak 72 kg sampah rumah

Page 73: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

58  

tangga yang dihasilkan selama 4 hari dari kegiatan sehari-sehari perempuan-

perempuan nelayan yang ada di Dusun Butung tersebut. Dusun Butung letak

pemukimannya yang berada dibagian tengah diantara Dusun Adolang dan

Dusun Lero namun terkadang perempuan nelayan Dusun Butung membuang

sampah rumah tangganya dipesisir sehingga volume sampah rumah tangga

dipesisir semakin bertambah. Pantai pesisir yang ada di Desa Lero dijadikan

tempat pembuangan akhir sampah rumah tangga yang dihasilkan dari aktivitas

sehari-hari dari perempuan-perempuan nelayan Desa Lero, Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang.

2. Pengangkutan

Aktivitas pengangkutan sampah rumah tangga yang dilakukan oleh

perempuan nelayan Desa Lero yaitu dengan cara memindahkan sampah rumah

tangga yang telah dikumpulkan kemudian dibawa ke tempat pembuangan akhir

sampah seperti lahan kosong atau lahan terbuka, lapangan dan pesisir pantai.

Hal ini sesuai dengan kajian yang dikemukan oleh Ayu, 2008 yang menjelaskan

tentang pengertian pengangkutan sampah adalah kegiatan pemindahan sampah

yang telah dikumpulkan ke tempat penampungan sementara atau dari tempat

sumber sampahke tempat pembuangan akhir. Untuk perempuan nelayan Desa

Lero yang memiliki pekarangan rumah yang luas pengangkutan sampah rumah

tangga yang telah dikumpulkan dibawa ke pekarangan rumah untuk dibuang atau

selanjutnya dimusnahkan.

3. Pembuangan dan Pemusnahan sampah

Menurut Fitrul 2009 dalam penelitian tahap terakhir dalam pengelolaan

sampah dengan cara lama yaitu pembuangan sampah dimana sampah yang

telah dikumpulkan yang selanjutnya perlu dibuang untuk dimusnahkan.

Ditinjauan dari perjalanan sampah, maka pembuangan atau pemusnahan

sampah ini adalah tahap terakhir yang harus dilakukan terhadap sampah.

Page 74: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

59  

1 2 3

persenatase 38 11 51

jumlah 17 5 23

01020304050607080

Grafik Pemusnahan sampah rumah tangga

Aktivitas pemusnahan dan pembuangan sampah rumah tangga yang telah

dikumpulkan oleh perempuan nelayan Desa Lero ada berbagai cara yang

dilakukanya seperti menimbun, membakar, dan dibuang kelaut, hal ini sesuai

dengan penelitian Angela Chatlya tahun 2016 yang menyatakan bahwa

pemusnahan sampah memiliki beberapa cara yang dapat digunakan seperti

penimbunan, pembakaran, dumping (pembuangan sampah sembarangan,

dumping in water (pembuangan sampah dilaut).

Tabel 15. Cara pemusnahan Sampah Rumah Tangga Yang dilakukan oleh perempuan nelayan Desa Lero.

No Pemusnahan Sampah Rumah Tangga Jumlah Persentase

1 Dibakar 17 38

2 Ditimbun 5 11

3 Dibuang Kelaut 23 51

Jumlah 45 100 Sumber : data primer diolah, 2017

Gambar 08. Grafik cara pemusnahan sampah rumah tangga di Desa Lero

Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang

Berdasarkan dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa

perempuan nelayan di Desa Lero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang memiliki

beberapa cara pemusnahan sampah yaitu dengan cara dibakar dimana

pembakaran sampah rumah tangga memiliki persentase sebanyak 38 %, namun

Page 75: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

60  

pembakaran sampah rumah tangga di ruang terbuka yang sering dilakukan oleh

perempuan-perempuan nelayan yang ada di Desa Lero memiliki dampak negatif

seperti sampah plastik yang dibakar dapat membebaskan senyawa kimia dan

dioksin hal ini memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan kesehatan,

dimana hal ini sesuai dengan penelitian Sumarno, 2011 yang mengatakan bahwa

“pembakaran sampah yang dilakukan oleh orang yang biasanya membakar

sampah sembarang saja akan menghasilkan karbonmonoksida (CO), dimana

asap karbon monoksida mampu membunuh orang. Sampah yang bercampur

plastik jika terbakar asapnya akan menghasilkan senyawa kimia Dioksin, yaitu

senyawa zat yang biasanya digunakan sebagai racun tumbuhan (herbisida)”.

Sedangkan cara yang kedua yang dilakukan dalam pemusnahan

sampah rumah tangga yaitu dengan cara menimbun dimana memiliki persentase

sebanyak 11% dimana dampak yang ditimbulkan dari menimbun sampah rumah

tangga yaitu sampah baik itu anorganik maupun organik tidak berada diruang

terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau dari sampah-sampah rumah

tangga. Dimana dampak negatif dari penimbunan sampah rumah tangga

mencemari lingkungan sekitar apabila sampah tersebut sudah tertimbun, jika

hidrogen sulfida yang berbau busuk akan mudah meledak dan dapat menjadikan

bibit penyakit seperti lalat, tikus dan lain-lainnya, sedangkan dampak positif dari

penimbunan sampah rumah tangga yaitu sampah tidak berserakan, tidak

menjadi sumber penyakit, dan kandungan air sampah bisa menjadi rendah.

Dan yang terakhir yaitu perempuan nelayan Desa Lero membuang

sampah rumah tangganya yang dihasilkan oleh aktivitas sehari-harinya begitu

saja dilaut, dimana cara pemusnahan sampah rumah tangga yang membuang

begitu saja dilaut memiliki persentase terbanyak yaitu sebanyak 51% atau hampir

semua responden menjadikan tempat pembuangan akhir sampah rumah

tangganya di laut. Hal ini disebabkan karena menurut responden membuang

sampah rumah tangga dilaut itu lebih mudah atau praktis.

Page 76: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

61  

C. Peran Perempuan Nelayan Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa perempuan nelayan

di Desa Lero telah berperan dalam mengelola sampah rumah tangganya, hal ini

ditunjukkan oleh perilaku perempuan nelayan yang menerapkan cara-cara lama

yaitu pengumpulan, pemisahan, pengangkutan dan pemusnahan sampah rumah

tangga, dimana kegiatan tersebut merupakan bentuk implementasi dari konsep

pengelolaan sampah 3 R (reduce, reuse dan recycle).

Dari analisis faktor pembentuk perilaku individu dapat diketahui bahwa

beberapa faktor eksternal yang meliputi aspek fisik, sosial dan budaya sangat

menentukan tingkat rendahnya peran perempuan nelayan dalam mengelola

sampah rumah tangga di Desa Lero.

Aspek fisik lingkungan dimana letak Desa Lero yang berlokasi di

wilayah pesisir, menyebabkan warga dengan mudah membuang sampah

sampah rumah tangga yang telah dikumpulkan di ruang-ruang terbuka seperti

diselokan yang terletak diwilayah pesisir bahkan dibibir pantai. Perempuan

nelayan di Desa Lero menganggap wilayah pesisir pantai sebagai tempat

pembuangan sampah yang mudah (praktis). Hal ini disebabkan karena

kurangnya sarana dan prasarana persampah baik itu yang bersifat individu

maupun bersifat komunal. Sarana dan prasarana persampahan.

Aspek sosial yang mempengaruhi rendahnya peran perempuan nelayan

dalam mengelola sampah rumah tangga yang berbasis prinsip 3R karena

rendahnya motivasi dan kurangnya sosialisasi tentang penanganan sampah

rumah tangga terhadap perempuan nelayan yang secara tepat karena mereka

memiliki bentuk perilaku yang cenderung sama yaitu hanya mengelola sampah

dengan menggunakan cara-cara lama yaitu kumpul-angkut-buang ke tempat

pembuangan akhir, sehingga menyebabkan tidak adanya kontrol sosial oleh

Page 77: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

62  

individu atau kelompok yang memberi tanggapan atas perilaku pengelolaan

sampah yang tidak tepat.

Aspek budaya membentuk rendahnya peran perempuan nelayan dalam

pengelolaan sampah yaitu perempuan nelayan memiliki pandangan terhadap

sampah sebagai material yang harus dibuang dan dimusnahkan masih melekat

disebagian perempuan nelayan Desa Lero. Ada beberapa perempuan nelayan

Desa Lero yang telah melakukan penampungan sampah atau pengelolaan

sampah yang menerapkan prinsip 3R sehingga sampah rumah tangga dapat

diminimalisir. Namun hal ini belum dapat memberikan pandangan kepada

perempuan nelayan Desa Lero yang lain untuk mengikuti langkah positif

tersebut. Hasil penelitian tersebut dapat dikatakan signifikan karena sejalan

dengan hasil kajian Lolita Susilowati Endang (2014) yang mengatakan bahwa

“aspek fisik lingkungan : bahwa masyarakat yang tinggal di daerah pesisir menyebabkan mudahnya mereka membuang sampah rumah tangga diruang terbuka, di kebun-kebun kelapa dan diselokan yang terletak di wilayah pesisir pantai, sedangkan untuk aspek sosial dimana masyakat pesisir cenderung memilki perilaku yang sama yaitu membuang sampah sembarangan, dan yang terakhir aspek budaya masyarakat pesisir memilki pandangan bahwa sampah adalah material yang harus dibuang dan dimusnahkan”.

Berikut ini persepsi peran perempuan nelayan dalam penanganan

sampah rumah tangga, perempuan nelayan yang ada di Desa Lero juga memiliki

persepsi yang berbeda-beda terhadap peran perempuan nelayan dalam

penanganan sampah rumah tangga. Penjelasan secara terperinci mengenai

persepsi perempuan nelayandalam penanganan sampah rumah tangga disajikan

dalam Tabel 16 yaitu :

Page 78: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

63  

Tabel 16. Peran Perempuan Nelayan Terhadap Penanganan Sampah Rumah Tangga

No Pernyataan Setuju

Cukup Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

N % N % N % N %

1 Sampah dikelola setiap hari

23 51 11 24 6 13 5 11

2 Sampah dipilah sebelum dibuang

7 16 2 4 7 16 29 64

3 penggunaan plastik dikurangi

27 60 10 22 3 7 5 11

4 pemindahan sampah rumah tangga ke TPS

2 4 4 9 36 80 3 7

Sumber : data primer diolah, 2017

Setiap hari rumah tangga menghasilkan sampah dari hasil kegiatannya

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik itu sampah organik maupun

anorganik. Pada tabel 16 diatas dapat dijelaskan bahwa perempuan nelayan

yang ada di Desa Lero menilai penanganan sampah tangga harus dilakukan

secara berkesinambungan, sehingga sebanyak 51% perempuan nelayan setuju

bahwa sampah rumah tangga yang telah dihasilkan dari aktivitas sehari-harinya

sebaiknya dikelola setia hari agar dapat meminimalisirkan volume sampah rumah

tangga. Sebanyak 16% perempuan nelayan setuju dengan sampah dipilah

sebelum dibuang sedangkan sebanyak 64% perempuan nelayan tidak setuju

dengan pernyataan ini (sampah dipilah sebelum dibuang) hal ini disebabkan

karena perempuan nelayan memiliki pandangan yang berbeda terhadap bahwa

sampah rumah tangga yang mereka hasilkan harus dipilah kemudian dibuang

ketempat pembuang akhir, hal ini sesuai dengan penuturan salah satu

responden yang ditemui saat penelitian.

“mareppa ko elo i pilei jolo roppo’ e tanna i kabbeang bawang ni’ langsung atau i tunu bawanni langsung”. (perempuan nelayan di Desa Lero menganggap bahwa sampah tersebut tidak perlu di pilah sebelum dibuang karena menurut mereka sampah tidak memilki nilai jual atau nilai ekonomi).

Page 79: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

64  

Dari penuturan responden diatas dapat dijelaskan bahwa sampah

rumah tangga yang telah dihasilkan dari kegiatan sehari-harinya langsung

dibuang saja tidak perlu melakukan pemilahan sampah karena menurut mereka

sampah pada umunya harus dibuang dan tidak memiliki nilai ekonomis.

Perempuan nelaya Desa Lero tidak melakukan pemilahan karena saran dan

prasarana seperti sampah yang memisahkan sampah organik maupun anorganik

tidak ada di Desa Lero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang.

Salah satu sampah yang paling sering dihasilkan oleh rumah tangga

adalah sampah plastik. Plastik merupakan sampah anorganik yang sulit terurai

secara alami, plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk hancur

dengan sendirinya maka dari itu pengurangan sampah plastik diperlukan agar

tidak terjadi penumpukan sampah plastik yang dapat mengakibatkan kerusakan

pada lingkungan. Pada tabel 16 diatas menjelaskan juga bahwa sebanyak 60%

perempuan nelayan di Desa Lero setuju dengan tanggapan mereka terhadap

pemakaian plastik sebaiknya dikuarangi karena palstik sulit terurai secara alami

seperti pada penjelasan diatas. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk

mengurangi jumlah sampah rumah tangga yang menumpuk adalah melakukan

penerapan pengelolaan sampah yang berbasis 3R (Reduce, Recycle, Reuse).

Sampah yang telah melalui proses pengolahan tersebut dapat

memberikan fungsi lain, selain dari fungsi awalnya sehingga dapat memberikan

kegunaan baru dari sampah tersebut. Sebanyak 38% perempuan nelayan Desa

kurang setuju dan memiliki tanggapan tersendiri terhadap pentingnya

pemindahan sampah ke tempat pembuangan sementara. Hal ini disebabkan

karena saran dan prasarana pemindahan sampah rumah tangga ketempat

pembuangan sampah sementara masih kurang sehingga membuat perempuan

Page 80: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

65  

nelayan Desa Lero membuang sampah rumah tangga sembarangan tempat

seperti lahan terbuka ataupun dilaut

Pengetahuan Responden tentang penanganan sampah rumah tangga

disini juga perlu diketahui untuk melihat dan mengukur pengetahuan perempuan

nelayan Desa Lero dalam mengelola sampah rumah tangganya. Pengetahuan

responden dalam penelitian ini diukur dengan memberikan 6 buah pertanyaan

mengenai pengelolaan sampah rumah tangga kepada responden. Dari hasil

jawaban keenam pertanyaan tersebut, diperoleh skor yang akan menentukan

kategori pengetahuan responden mengenai pengelolaan sampah rumah tangga.

Jenis pertanyaan dan hasil jawaban responden disajikan dalam tabel 17 dibawah

ini :

Tabel 17. Jenis Pertanyaan Pengetahuan Dan Hasil Jawaban Perempuan Nelayan Di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang

No Pertanyaan (Kuisioner) Jawaban Perempuan Nelayan

benar % salah % 1 pengertian sampah 31 69 14 31

2 pengertian prinsip 3R 19 42 26 58

3 Manfaat 3R 10 22 35 78

4 cara mengelola sampah 12 27 33 73

5 sampah organik 11 24 34 76 6 sampah anorganik 11 24 34 76

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017

Dari tabel 17 menjelaskan bahwa Sebanyak 69% responden telah

paham dengan pengertian sampah rumah tangga, namun pengertian fungsi 3R

sebanyak 58% responden belum mengetahui begitupun dengan manfaat dari 3R

sebanyak 78% responden yang belum mengetahui juga manfaat dari prinsip 3R

ini. Sebanyak 27% responden mengetahui cara pengelolaan menerapkan prinsip

3R, sedangkan 73% responden hanya mengetahui cara pengelolaan yang

menerapkan konsep lama. Kemudian hanya sebagai kecil responden

mengetahui dan bisa membedakan dari sampah organik maupun sampah

anorganik.

Page 81: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

66  

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan perempuan nelayan di Desa

Lero, maka digolongkan menjadi 2 kategori yaitu tinggi dan rendah, dimana

didapatkan dari hasil perhitungan data primer yang menggunakan kuisioner.

Adapun tabel perempuan nelayan berdasarkan tingkat pengetahuan menngenai

pengelolaan sampah rumah tangga :

Tabel 18. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mengenai Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

No Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 rendah (6-9) 38 84

2 tinggi (10-12) 7 16

Jumlah 45 100 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan

perempuan nelayan di Desa Lero sebanyak 84% perempuan yang memiliki

tingkat pengetahuan yang rendah dalam hal pengelolaan sampah yang

menerapkan prinsip 3R, sedangkan sebanyak 16% perempuan nelayan yang

sudah memiliki pengetahuan yang tinggi dalam pengelolaan sampah rumah

tangga yang berbasis prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).

Semakin tinggi pengetahuan responden tentang penanganan sampah

rumah tangga maka volume sampah yang ada di Desa Lero dapat diminimalisir,

namun dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pengetahuan responden

masih rendah dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga yang berbasis

prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Perempuan nelayan di Desa Lero hanya

mengetahui cara pengelolaan sampah rumah tangga yang menggunakan cara-

cara lama (kumpul, pisah, dan angkut).

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang dapat menunjang

proses pengelolaan sampah rumah tangga yang tersedia di lingkungan

masyarakat. Dalam penelitian ini sarana dan prasarana memiliki dua kategori

Page 82: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

67  

yaitu memadai dan tidak memadai. Pengukuran memadainya sarana dan

prasarana dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan saran dan prasarana pengelolaan sampah di Desa Lero

Tabel 19. Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang

No Sarana Dan Prasarana Jumlah Persentase

1 tidak memadai 41 91

2 Memadai 4 9

Jumlah 45 100 Sumber : data primer setelah diolah, 2017

Tabel 20 menunjukkan bahwa sebanyak 91% perempuan nelayan di

Desa Lero, menganggap bahwa sarana dan prasarana pengelolaan sampah

yang ada dilingkungan Desa Lero tidak memadai. Sesuai dengan pengamatan di

lapangan, di Desa belum memiliki tong-tong sampah yang telah memisahkan

sampah organik dan anorganik, TPS, bank sampah dan jasa pengangkutan

sampah. Fasilitas pengelolaan sampah yang tidak memadai merupakan

kekurangan dari Desa itu karena fasilitas yang tidak tersedia di Desa Lero,

Kecamatan, Kabupaten Pinrang, masyarakat tidak dapat melakukan pengelolaan

sampah rumah tangga dengan mudah.

D. Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Perempuan Nelayan Terhadap

Persepsi Penanganan Sampah Rumah Tangga

Dalam penelitian ini menjelaskan tentang hubungan antara faktor

internal dan eksternal individu terhadap persepsi perempuan nelayan dalam

penanganan sampah rumah tangga. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Persepsi pada umumnya dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari dalam diri individu dan dari luar individu atau lingkungannya. Sejalan

dengan teori diatas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal dan

eksternal individu memiliki hubungan dengan persepsi perempuan nelayan

terhadap penanganan sampah. Berdasarkan uji regresi sederhana diketahui

Page 83: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

68  

bahwa ternyata semua faktor internal individu, yaitu pendidikan, pengetahuan

dan pendapatan berhubungan nyata dengan persepsi perempuan nelayan

terhadap penanganan sampah rumah tangga.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai-nilai perhitungan variablel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) yaitu perilaku perempuan nelayan dalam

penanganan sampah rumah tangga sebagai berikut :

Tabel 20. Analisis Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.246 4.171 1.977 .055

Pendidikan .064 .129 .079 .498 .621

Pengetahuan .317 .288 .172 1.101 .278

Pendapatan -.485 .926 -.086 -.523 .604

Sarana dan Prasarana -.497 .412 -.195 -1.206 .235

a. Dependent Variable: Y

Sumber : data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut :

Y = 8.246+ 0,064X1 + 0,317X2 + -0,485X3 + -0,497X4

Nilai konstanta sebesar 7.652 satuan menunjukkan peningkatan persepsi

perempuan nelayan terhadap penanganan sampah rumah tangga variabel sosial,

pendidikan, pengetahuan, pendapatan, dan sarana dianggap konstan(Cateris

Paribus). Dimana hal ini berarti :

1. Koefisien regresi variabel pendidkan (X1) = 0, 064 ini menunjukkan bahwa

jika nilai pendidikan mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka nilai

persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah rumah tangga

juga akan mengalami peningkatan0,064 persen dengan anggapan bahwa

Page 84: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

69  

variableyang lain konstan. Dimana semakin tinggi pendidikan responden

maka semakin tinggi pula persepsi perempuan nelayan tentang pengelolaan

sampah rumah tangga sehingga dapat mengurangi jumlah sampah rumah

tangga yang telah dihasilkan dari kegiatan sehari-hari bukan hanya dengan

menggunakan cara lama (kumpul-angkut-buang) tetapi dapat juga

menggunakan cara baru yaitu prisip 3R (Reduce, Reuse,Recycle)hal ini

dapat menciptakan kualitas lingkungan yang bagus.

2. Koefisien regresi variabel pengetahuan (X2) = 0,317 ini menunjukkan bahwa

jika nilai pengetahuan mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka nilai

persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah rumah tangga

juga akan mengalami peningkatan 0,317 persen dengan anggapan bahwa

variableyang lain konstan. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi

pengetahuan responden tentang penanganan sampah rumah tangga yang

benar maka jumlah sampah rumah tangga yang dihasilkan dapat dikurangi

jumlahnya, hal ini juga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga dari

hasil pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan.

3. Koefisien regresi variabel pendapatan (X3) = -0,485 ini menunjukkan bahwa

jika nilai pendapatan mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka nilai

persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah rumah tangga

akan mengalami penurunan 0,485 persen dengan anggapan bahwa varibel

yang lain konstan. Hal ini disebabkan karena pendapatan perempuan

nelayan Desa Lero dibawah dari nilai UMK Makassar (Upah Minimum Kota),

sehingga tidak ada kontribusi yang dilakukan oleh perempuan nelayan dalam

kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga.

4. Koefisien regresi variabel sarana (X4) = - 0, 497 ini menunjukkan bahwa jika

nilai sarana dan prasaranan mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka

nilai persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah rumah

Page 85: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

70  

tangga akan mengalami penurunan sebesar 0,497 persen dengan anggapan

bahwa variableyang lain konstan. Hal ini disebabkan karena kurangnya

sarana dan prasarana seperti sampah yang memisahkan sampah organik

dan anorganik, TPS, Bank sampah dan jasa pengangkutan.

Uji Parsial (Uji - t)

Uji T adalah uji yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari

varaibel independent yang digunakan dalam penelitian. Uji t dianalisa dengan

membandingkan nilai t hitung dengan tabel. Jika t hitung > t tabel dengan tingkat

signifikan (alpha) 5% sebesar 2.02 maka variabel bebas memiliki pengaruh

positif terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

menggunakan SPSS diperoleh koefisie regerasi variabel beba sebagai berikut :

Tabel 21. Uji Parsial (Uji - t)

Variabel T hitung T tabel Sig Pendidikan 1.977 2,02 0.023 Pengetahuan .498 2,02 0.009

Pendapatan 1.101 2,02 0.858 Sarana dan prasarana -.523 2,02 0.040

Sumber : Data primer diolah 2017

Berdasarkan tabel 21 dapat dilihat bahwa variabel faktor pendidikan (X1),

pengetahuan (X2), pendapatan (X3), dan sarana dan prasarana (X4) memiliki nilai

thitung berturut-turut sebesar 1.977 (X1), 0.498 (X2), 1.101 (X3), dan -0.523 (X4)

lebih kecil dari t tabel yaitu t tabel 2.02 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh

signifikan terhadap persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah

rumah tangga.

Page 86: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

71  

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari persentase tentang pengertian sampah menurut responden sebanyak,

62% perempuan nelayan memiliki persepsi tentang sampah adalah sesuatu

yang tidak dipakai dan tidak disenangi dan harus dibuang pada umunya

berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan persentase

persepsi perempuan nelayan terhadap prinsip 3R yang efisien dalam hal

mengatasi masalah sampah rumah tangga sebanyak 73% perempuan

nelayan Desa Lero berpersepsi bahwa prinsip reuse atau menggunakan

kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah rumah tangga, hal

ini dapat dilihat bahwa perempuan nelayan Desa Lero cenderung membeli

atau menggunakan kembali barang yang dapat dipakai berkali-kali.

2. Berdasarkan hasil survei dapat diketahui bahwa perempuan nelayan di Desa

Lero sebagian telah berperan dalam mengelola sampah rumah tangganya.

Hal ini ditunjukkan oleh perilaku perempuan nelayan yang menerapkan

konsep lama yaitu kegiatan pengumpulan pemisahan, pemanfaatan dan

pemusnahan sampah rumah tangga, dimana kegiatan tersebut merupakan

bentuk implementasi dari konsep pengelolaan sampah 3 R (reduce, reuse

dan recycle).

3. Hasil regresi, diperoleh bahwa variabel pendidikan dan pengetahuan

terhadap persepsi perempuan nelayan tentang penanganan sampah rumah

tangga di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap persepsi perempuan nelayan, sedangkan

pendapatan dan saran prasarana mempunyai hubungan negatif sehingga

Page 87: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

72  

variabel sarana dan prasarana tidak berpengaruh terhadap persepsi

perempuan nelayan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan

diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut :

Secara umum penanganan sampah rumah tangga yang ada di Desa

Lero belum dapat dikatakan baik, karena masih sebatas menerapkan konsep

lama yaitu hanya kegiatan kumpul, angkut dan buang ke TPA namun hanya

sebagian dari perempuan nelayan yang ada di Desa Lero, Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang yang telah menerapakan prinsip 3R. Oleh karena itu perlu

peningkatan kualitas penanganan sampah rumah tangga masyarakat yang

sehat, lingkungan hidup yang lestari, serta mengubah sampah rumah tangga dari

masalah menjadi sumber daya yang berguna bagi perempuan nelayan maupun

masyarakat yang ada di Desa Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang dan

lingkungan dengan menekankan pada beberapa hal berikut :

1. Pemerintah Desa Lero, kecamatan suppa, kabupaten pinrang sebaiknya

melaksanakan sosialisasi kebersihan, dan penyuluhan tentang penerapan

prinsip 3R pada perempuan-perempuan maupun masyarakat di Desa Lero

sehingga dapat menciptakan kualitas pengelolaan sampah rumah tangga

yang dapat ditingkatkan. Dengan sosialisasi dan penyuluhan tentang

penerapan prinsip 3R ini diharapkan kesadaran perempuan nelayan di Desa

Lero dalam penanganan sampah rumah tangga dapat meningkat yang pada

akhirnya dapat membantu juga beban pemerintah dalam mewujudkan

lingkungan yang bersih di daerah pesisir.

2. Pemerintah juga sebaiknya memberikan pelatihan dan bimbingan kepada

perempuan nelayan dengan penerapan 3R yang baik dan benar, sehingga

perempuan-perempuan nelayan yang ada di Desa Lero Kecamatan Suppa,

Page 88: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

73  

Kabupaten Pinrang diharapkan membawa banyak dampak positif antara lain

mengurangi timbulan sampah selain itu juga perempuan nelayan dapat

memanfaatkan potensi nilai ekonomi sampah sehingga bisa membantu

perekonomian keluarga masyarakat pesisir.

3. Kepada perempuan-perempuan nelayan yang ada di Desa Lero, Kecamatan

Suppa, Kabupaten Pinrang hendaknya dapat meningkatkan peran dalam

penanganan sampah rumah tangga dan melaksanakan prinsip 3R dengan

baik agar dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan berkualitas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 89: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

74  

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Artiningsih Ni Komang, 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampingan Dan Jomblang, Kota Semarang), Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Chatlya Angela, 2016 Pengelolaan Sampah Pantai Oleh Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Bandar Lampung (Studi Pada Pantai Sukaraja Kecamatan Bumi Waras). Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Ditaria, 2016. Analisis Gender Peran Kepemimpinan Perempuan Di Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul Tahun 2016. Jurusan Ilmu Pemerintah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dihatri Ria, 2013. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga

TentangPengelolaan Sampah Rumah Tangga Yang Berusia20-60 Tahun Di Lingkungan V Kelurahan TegalSari Mandala Iii Kecamatan Medan Denai. Akademi Kebidanan Nusantara

Djuwita, Diana. 2015. Peran Perempuan Masyarakat Pesisir dalam

Meningkatkan Pendapatan Keluarga Nelayan di Desa Mertasinga. Program Studi Perbankan dan Syariah. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. IAIN Syekh Nurjati. Cirebon.

Fadillah Akhmad, 2015. Implementasi Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Pada Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Samarinda). E-journal Ilmu Pemerintahan, 3 (2), 2015: 1083-1097 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.org.

Usman Husain Dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial, Penerbit PT

Bumi Aksara, Jakarta. Johannes Patanduk dan Hamiyanti A. Putuhen, 2013 Evaluasi transportasi

Sampah Kota Makassar, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin , Makassar

Kamal Fitrul, 2009. Penelitian Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap

Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Dengan Perilaku Pembuangan Sampah Pada Masyarakat Sekitar Sungai Beringin Di RW 07 Kelurahan Wonosari Kecamatan Ngaliyah Kota Semarang. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Page 90: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

75  

KLH, 2008. Undang-undang Ri nomor 18 tahun 2008, tentang sampah pengelolaan sampah. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta

Muchtar, T.W. 2007. Studi Kompratif Persepsi dan Minat Siswa SMP Tentang

SMK. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Bandung.

Mulyana Deddy, 2016. Persepsi, Inti Komunikasi, Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar. ROSDA. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:

Remaja Rosdakarya NKA Artiningsih. 2008. Peran Serta Masyarakat DalamPengelolaan Sampah

Rumah Tangga (Studi Kasus DiSampangan Dan Jomblang, Kota Semarang).Universitas Diponegoro Semarang

Raco, 2012. Metode Kualitatif, Jenis, Karakteristik, dan Keunggulan, PT Grasindo.

Rahman Adi, 2013. Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga (Studi Kasus Di Kelurahan Pasar Sarolangun). Ristandya, 2015. Teori Persepsi. Universitas Kristen Petra Slamet, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta. Remeka

Cipta. Susilowati, Lolita Endang, 2014. Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga Berbasis Program 4P Di Wilayah Pesisir Desa Labuhan Haji. Lombok Timur, Jurusan Budiaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Mataram. Jurnal Penelitian UNRAM, Februari 2014 Vol.18 No. 1 ISSN 0854 – 0098.

Sunaryo, 2013. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Soemarno, 2011 Sampah Jangan Dibakar Banyak Mudhoratnya Bahan kajian MK Filsafat Lingkungan PDKLP PPSUB.

Sugiono, 2005, Metode Penelitian AdministrasiAlpabeta.Bandung Sudiardama Ade, 2011 Perilaku Perusakan Lingkungan Masyarakat Pesisir

Dalam PerspektifIslam (Studi Kasus Pada Nelayan dan Pedagang Ikan Di Kawasan Pantai Tambak, DesaTambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar Jawa Timur).

Page 91: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

76  

Statistika Persampahan Indonesia, 2008 Kementrian Negara Lingkungan Hidup Indonesia (KNLH), statistika persampahan Domestik Indonesia

Sepdianti Ana Efita, 2006.Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah

(Kasus Masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Program Studi Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Syamsul Bahri dan Fakhry Zam-Zam, 2014, Model Penelitian Kualitatif Berbasis

SEM-AMOS, Penerbit Deepublish CV. Pondi Utama. Silalahi Dk, 2010 Hubungan Kebersihan Perorangan dan Pemakaian alat

Pelindung diri dengan keseluruhan gangguan kulit pada prtugas pengelola sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Bali Serdang Medan, Universitas Sumatera.

Transatrisna Dwiyacita, 2014 Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Departement Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, ITB.

Trihadingrum Yulinah, 2008 Perkembangan Paradigma Pengelolaan SampahKota DalamRangka Pencapaian Millenium Development Goals. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November.

Triyanto Hendry Dede, 2009 Persepsi, Motivasi, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Lokal Terhadap Keberdaan Hutan (Kasus Di Kecamatan GN Kencana Kabupaten Lebak Propinsi Banten), Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Yulanda dkk 2013. Persepsi Perempuan Terhadap Lingkungan Hidup Dan Partisipasinya Dalam Pengelolaan Samapah Rumah Tangga (Kasus Sebuah Kampung Di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat), Departement Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Vol. 01, No. 02.

Yunus Hadi Sabari Dkk, 2011. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Padat Perkotaan Di Kecamatan Dom Aleixo Kabupaten Dili-Timor Leste. Fakultas Geografi Universotas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yoni Hermawan. 2005. Hubungan antara tingkat pendidikan dan persepsi dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan.Bumi Lestari Journal of Environment.

 

Page 92: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

77  

L A M P I R A N

Page 93: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

78  

LAMPIRAN 1 PETA LOKASI PENELITIAN

Foto peta lokasi penelitian

Page 94: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

79  

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan

Kondisi Perairan Laut Desa Lero

Pantai Desa Lero yang dijadikan sebagai tempat pembuangan akhir sampah rumah tangga

Page 95: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

80  

Sampah yang diangkut ke pekarangan rumah

Pembakaran Sampah dipekarangan rumah

Page 96: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

81  

Pembuangan sampah rumah tangga dilahan terbuka

Foto alat pemotong plastik

Page 97: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

82  

Foto limbah plastik yang sudah dikumpul

foto limbah plastik sebelum diolah

Page 98: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

83  

Foto limbah plastik yang sudah diolah

Pembungkus makanan yang dijadikan sebagai tempat benih bunga (Reuse)

Page 99: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

84  

Keranjang belanja (Recycle)

Hasil kerajinan sampah plastik

Page 100: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

85  

Penanganan Sampah Rumah Tangga

Tempat Penampungan sampah

Page 101: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

86  

Pengolahan limbah makanan

Foto penimbangan sampah rumah tangga

Page 102: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

87  

Lampiran 03. Data Responden

No Nama Responden Kelurahan Jumlah tanggungan

1 Tola adolang 4

2 Sia adolang 3

3 Naisa adolang 4

4 nurjanna adolang 5

5 hasma adolang 3

6 Hj.sati adolang 7

7 Nurahayati adolang 6

8 Rahma adolang 5

9 mastura adolang 5

10 bahagia adolang 3

11 baeti adolang 3

12 safiah adolang 4

13 nisnaeni adolang 5

14 mardawiah adolang 3

15 safira adolang 4

16 nurdia butung 4

17 nani butung 3

18 hj.remba butung 7

19 ratna butung 3

20 rosita butung 3

21 rosma butung 4

22 nasita butung 5

23 Hj.erni butung 3

24 hadaria butung 3

25 nani butung 2

26 nurdia butung 3

Page 103: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

88  

27 Delima butung 4

28 Desi butung 3

29 Jumriani butung 3

30 Faisa butung 3

31 Sira Lero 6

32 Ati Lero 4

33 Satia Lero 5

34 Kasmawati Lero 7

35 Nurhana Lero 3

36 Hj.Arafah Lero 6

37 Wati Lero 4

38 Muliana Lero 5

39 Cahya Lero 2

40 Mariati Lero 3

41 Haisah Lero 5

42 Sitti Lero 6

43 Hamida Lero 6

44 Marwa Lero 3

45 Neni Lero 4

Page 104: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

89  

Lampiran 04. Data Mentah SPSS

Persepsi (Y)

Pendidikan (X1)

Pengetahuan(X2)

Pendapatan (X3)

sarana dan prasarana (X4)

12 16 8 2 9

6 9 9 1 8

6 6 8 1 9

8 6 8 1 9

7 6 9 2 6

8 6 7 1 7

5 12 8 1 8

6 6 9 2 7

6 15 7 2 8

8 6 10 2 7

4 12 7 1 8

6 9 7 1 7

4 12 8 1 9

8 12 7 1 7

7 6 8 1 8

5 9 8 1 7

8 6 8 1 8

4 6 9 1 9

12 9 8 1 8

7 6 8 1 7

8 12 10 2 7

9 6 8 1 7

5 9 8 2 7

4 6 10 2 8

9 6 8 1 8

8 12 7 1 7

5 9 10 1 10

8 6 8 1 7

6 6 9 1 8

11 9 11 1 8

4 6 7 1 9

6 12 8 1 7

12 6 10 1 7

7 6 11 1 8

8 6 7 1 8

5 9 8 1 10

4 6 9 1 7

9 9 8 1 7

5 6 7 1 7

4 12 11 1 8

9 9 10 1 8

Page 105: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

89  

8 6 7 1 9

7 6 8 2 7

6 6 9 1 8

11 9 11 1 8  

Page 106: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

Matriks Perbaikan Skripsi

“STUDI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN LAUT BERBASIS MASYARAKAT

DI DESA BONTOMARANNU KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR”

Oleh : Titin Ariati (L24113017)

No Nama Perbaikan Hal Keterangan Tanda Tangan

1 Dr.Ir.Mardiana E. Fachry M.Si

Perbaikan tinjauan pustaka

Metode pengambilan sampel

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

7

26

49

70

Sudah diperbaiki

2 Dr. Abd. Wahid S.Pi., M.Si Perbaikan tinjuan pustaka

Hasil dan pembahasan

7

49 Sudah ditambah

3 Dr. Andi Adri Arief S.Pi., M.Si

Metode pengambilan sampel

Penjelasan upacara/ritual

penghormatan laut

Perbaikan dan penjelasan

bentuk kearifan lokal

36

61

50

Sudah diperbaiki

4 Dr.Ir.Mardiana E. Fachry. M.Si Tahun rujukan literatur pada

tinjauan pustaka

-

36 Sudah diperbaiki

Page 107: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

Metode pengambilan sampel

Perbaiki saran

Penjelasan dalam penentuan

waktu dan musim

88

50

5 Firman S.PI., M.Si

Keterangan foto dilampiran

Fokus pada satu alat tangkap

Penjelasan pada tahapan

paratisipasi

93

55

76

Mengetahui ketua program studi

Sosial ekonomi perikanan

Dr. Andi Adri Arief, S.Pi.,M.Si

Page 108: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN  

KUESIONER PENELITIAN

Terimakasih telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Tujuan utama

kami adalah untuk meneliti Persepsi Dan Peran Perempuan Nelayan Dalam Penanganan

Sampah Rumah Tangga di Desa Ujung Lero Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.

Tanggal Survei :………………………. No. Kuesioner :

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Usia (Tahun) : Tahun

4. Pekerjaan :

5. Jumlah tanggungan :

6. Pendidikan terakhir :

7. Alamat :

a. Dusun :

b. Desa :

c. Kecamatan :

Page 109: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN  

II. Daftar Pertanyaan

1. Menurut ibu Sampah rumah tangga adalah :

a. Sampah rumah tangga adalah sesuatu yang tidak dipakai dan tidak

disenangi dan harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan

yang dilakukan oleh manusia.

b. Sampah rumah tangga adalah sisa-sisa makanan

c. Sampah rumah tangga adalah kegiatan manusia sesuatu yang

berasal dari kegiatan manusia termasuk kotoran

d. Tidak tahu

2. Timbunan sampah yang dibiarkan dan tidak dikelola dengan baik dapat

menimbulkan dampak yang buruk seperti berikut, kecuali....

a. sumber penyakit

b. Tidak tahu

c. Pencemaran lingkungan

d. Lingkungan asri

3. Yang dimaksuddenganpengelolaansampahdenganprinsip 3R adalah…

a. reuse, recycle, result (memakai kembali, daurulang, hasil)

b. reuse, restore, recycle (memakaikembali, menyimpan, daurulang)

c. reduce, reuse, recycle (mengurangi,memakaikembali, daurulang)

d. reduce, restore, result (mengurangi,menyimpan, hasil)

Page 110: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN  

4. yang termasuk ke dalam kategori sampah organik adalah.....

a. daun-daunan, sisa makanan, sisa sayuran

b. kertas, sisa makanan, daun-daunan

c. tidak tahu

d. sisa cat, botol, kaleng

5. yang termasuk ke dalam kategori sampah anorganik adalah...

a. plastik bekas, botol plastik, pecahan kaca

b. air bekas cuci beras, bangkai hewan, serbuk kayu

c. kapas kotor, kulit buah, makanan basi

d. tidak tahu.

Page 111: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN  

Sarana dan Prasarana

No. Pertanyaan Benar

(2)

Salah

(1)

Ket.

8 Apakah di lingkungan tempat tinggal Anda tersedia

tong sampah yang memisahkan antara sampah

organik dan sampah anorganik?

9 Apakah jumlah tong sampah yang tersedia

dilingkungan tempat tinggal Anda sudah

mencukupi ?

10 Apakah di lingkungan tempat tinggal Anda terdapat

fasilitas untuk mengolah sampah rumah tangga

menjadi pupuk kompos ?

11 Apakah dilingkungan tempat tinggal Anda terdapat

jasa pengangkutan sampah rumah tangga secara

rutin?

12 Apakah dilingkungan tempat tinggal Anda terdapat

tempat pembuangan sampah terpadu ?

13 Apakah dilingkungan tempat tinggal Anda terdapat

lembaga/pengurus yang khusus bergerak dibidang

pengelolaan sampah rumah tangga?

Page 112: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN  

Peran Perempuan terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Petunjuk pengisian: Berilah tanda centang (✓) pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai.

S = Setuju

CS = Cukup Setuju

KS = Kurang Setuju

TS = Tidak Setuju

Peran Perempuan NelayanTerhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

No. Pernyataan S

(2)

CS

(1)

KS

(3)

TS

(4)

14 Sampah rumah tangga perlu dikelola setiap hari

15 Sampah rumah tangga yang dibiarkan menumpuk

dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan

16 Sampah sebaiknya dipilah sebelum dibuang

ketempat sampah

17 Pemakaian plastic sebaiknya dikurangi karena

plastik sulit terurai secara alami

18 Sampah yang masih dapat dipakai sebaiknya

dimanfaatkan kembali

19 Pemindahan sampah ketempat pembuangan

sementara penting dilakukan agar tidak terjadi

penumpukan sampah rumah tangga

Page 113: ANALISIS PERSEPSI DAN PERAN PEREMPUAN NELAYAN …

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN  

Persepsi Perempuan Nelayan terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Petunjuk pengisian: Berilah tanda centang (✓) pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai.

S = Setuju

CS` = CukupSetuju

KS = KurangSetuju

TS = TidakSetuju

Persepsi Perempuan Nelayan Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

No. Pernyataan S

(2)

CS

(1)

KS

(3)

TS

(4)

20 Prinsip reduce efisien dalam mengatasi masalah

sampah

21 Prinsip reuse efisien dalam mengatasi masalah

sampah

22 Prinsip recycle efisien dalam mengatasi masalah

sampah