ANALISIS PERSEPSI BAWAHAN TERHADAP KEKUASAAN …€¦ · Ibu Rosaly Franksiska, SE, MBA selaku...

33
1 ANALISIS PERSEPSI BAWAHAN TERHADAP KEKUASAAN ATASAN DAN PERSEPSI BAWAHAN ATAS IKLIM KERJA Oleh: PRISSADA SASANTI 212009037 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of ANALISIS PERSEPSI BAWAHAN TERHADAP KEKUASAAN …€¦ · Ibu Rosaly Franksiska, SE, MBA selaku...

  • 1

    ANALISIS PERSEPSI BAWAHAN TERHADAP

    KEKUASAAN ATASAN DAN PERSEPSI BAWAHAN ATAS

    IKLIM KERJA

    Oleh:

    PRISSADA SASANTI

    212009037

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian dari

    Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • 2

  • 3

  • 4

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena telah memberikan anugerah dan

    rahmat-Nya yang sungguh luar biasa kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    kertas kerja ini dengan baik. Penyusunan kertas kerja ini digunakan sebagai salah satu syarat

    untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

    Satya Wacana Salatiga.

    Penulisan kertas kerja ini mungkin tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihak-

    pihak yang telah mengorbankan waktu dan tenaga mereka. Oleh karena itu, penulis ingin

    mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah

    membantu penulis menyelesaikan kertas kerja ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1. Tuhan Yesus, karena penyertaan dan segalanya yang diberikan pada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan penelitian ini.

    2. Ibu Rosaly Franksiska, SE, MBA selaku pembimbing yang dengan sabar dan telah

    memberikan waktu, arahan, kritik, saran, motivasi, dorongan, dan nasihat kepada penulis

    sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini.

    3. Prof. Christantius D, SE, ME, Ph.D selaku wali studi yang telah telah banyak membantu

    selama proses perkuliahan.

    4. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang sudah

    membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta penyusunan kertas kerja ini secara

    langsung maupun tidak langsung.

    5. Seluruh karyawan Adm & HRD PT. Kamaltex yang telah memberikan ijin kepada penulis

    dan membantu dalam proses pencarian data selama penyusunan kertas kerja.

    6. Seluruh keluarga besarku, orang tuaku, serta saudara-saudaraku tercinta yang telah

    membantu, mendoakan dan memberi dukungan.

    7. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku, dita, heni, lurry, anita, arum, monik, friska retno,

    dian alit, lia, wulan, terima kasih sudah berbagi banyak hal baik suka maupun duka,

    terimakasih telah banyak membantu dan memberi semangat selama ini, maaf telah banyak

    merepotkan. Rama terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

    Prissada Sasanti

  • 5

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Seseorang yang berada di puncak pimpinan sebuah organisasi seperti direktur,

    manager atau supervisor pasti memiliki kekuasaan dalam rangka mengatur bawahan-

    bawahannya. Kekuasaan di dalam sebuah organisasi bisa menjadi sebuah kekuatan tetapi

    dapat pula menjadi suatu ancaman bagi organisasi itu sendiri. Dengan mengetahui sumber

    dan cara untuk meningkatkan atau mengurangi kekuasaan, seorang pemimpin sebuah

    perusahaan dituntut untuk dapat mengendalikan kekuasaan yang ada di dalam organisasinya,

    sehingga dapat lebih efektif dalam mengendalikan organisasi yang dipimpinnya (Marianti,

    2011).

    Seorang pemimpin dituntut untuk dapat menjalankan kekuasaannya dengan benar,

    jika seorang pemimpin menjalankan pengaruhnya secara positif maka dapat dipastikan tujuan

    perusahaan akan dapat tercapai dengan baik sebaliknya jika seorang pemimpin

    menyalahgunakan kekuasaannya maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai dengan baik.

    Seharusnya, seorang pemimpin tidak hanya menilai perilakunya sendiri supaya mereka

    mengerti bagaimana mempengaruhi bawahannya, tetapi mereka juga harus mengetahui posisi

    mereka sebagai seorang pemimpin dan mengetahui bagaimana cara menggunakan kekuasaan

    tersebut dengan sebagaimana mestinya.

    Pada penelitian terdahulu ditemukan bahwa bagi sebagian karyawan PT. Kamaltex,

    manager adalah atasan yang menggunakan dana perusahaan untuk kepentingannya sendiri

    atau untuk menyalurkan hobinya tetapi menurut supervisor HRD tidak semua yang dilakukan

    oleh manager adalah hal yang kurang baik. Hal ini menarik, bahwa setiap karyawan atau

    bawahan memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap penggunaan kekuasaan atasan.

    Kekuasaan atasan lebih mengacu pada kekuasaan formal, atasan menggunakan kekuasaannya

    karena beliau memiliki posisi yang tinggi didalam perusahaan.

    Fenomena kasus kekuasaan yang sering terjadi bahwa seorang atasan yang memiliki

    kekuasaan merasa bahwa kekuasaan yang diberikan kepada setiap bawahannya tidak akan

    menimbulkan akibat bagi iklim organisasi bawahannya, padahal setiap atasan yang

    menggunakan kekuasaannya pasti akan berakibat bagi iklim organisasi baik itu berakibat baik

    atau buruk. Belum banyak penelitian yang terkait dengan bagaimana persepsi bawahan

    terhadap kekuasaan dan persepsi bawahan atas iklim kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan

    penelitian mengenai Analisis Persepsi Bawahan Terhadap Kekuasaan Atasan dan

    Persepsi Bawahan Atas Iklim Kerja.

    TELAAH TEORITIS

  • 6

    Kekuasaan

    Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki pengaruh yang besar dalam

    pencapaian tujuan perusahaan. Adanya kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin dalam

    sebuah organisasi menjadi penting karena kekuasaan mengandung unsur mempengaruhi

    orang lain atau bawahan. Tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai tergantung bagaimana

    seorang pemimpin menggunakan kekuasaannya tersebut.

    Kekuasaan mengacu pada kemampuan yang dimiliki seorang atasan untuk

    mempengaruhi bawahannya sehingga bawahannya tersebut bertindak sesuai keinginan

    atasan. Kekuasaan biasanya didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk membuat

    orang lain atau sekelompok orang melakukan sesuatu yang jika tidak ada pengaruh tersebut,

    maka tidak akan mereka lakukan (Kusdi, 2009).

    Kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas absolut seorang pemimpin untuk

    mempengaruhi perilaku atau sifat bawahan pada satu waktu tertentu (Yulk, 2005). Kekuasaan

    adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain, sehingga orang lain

    tersebut akan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh orang yang memiliki

    kekuasaan (Robbins dan Judge, 2007).

    Sumber kekuasaan menurut Robbins dan Judge (2007), yaitu kekuasaan Formal

    (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu

    organisasi. Kekuasaan ini dapat berasal dari:

    1. Kemampuan untuk memaksa (coercive power),

    Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk

    memberikan hukuman (akibat negatif) atau meniadakan kejadian yang positif terhadap

    orang lain. Pada suatu organisasi, biasanya seseorang tunduk pada atasannya karena

    takut dipecat, atau diturunkan dari jabatannya. Kekuasaan ini juga dapat dimiliki

    seseorang karena ia mempunyai informasi yang sangat penting mengenai orang lain,

    yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap orang tersebut.

    2. Kemampuan untuk memberi imbalan (reward power)

    Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki kemampuan untuk

    mengendalikan sumber daya yang dapat mempengaruhi orang lain, misalnya ia dapat

    menaikkan jabatan, memberikan bonus, menaikkan gaji, atau hal-hal positif lainnya.

    3. Kekuatan formal (legitimate power)

    Kekuasaan ini timbul pada diri seseorang karena ia memiliki posisi sebagai pejabat pada

    struktur organisasi formal. Orang ini memiliki kekuasaan resmi untuk mengendalikan

    dan menggunakan sumber-daya yang ada dalam organisasi. Kekuasaannya meliputi

  • 7

    kekuatan untuk memaksa dan memberi imbalan. Anggota organisasi biasanya akan

    mendengarkan dan melaksanakan apa yang dikatakan oleh pemimpinnya, karena ia

    memiliki kekuasaan formal dalam organisasi yang dipimpinnya.

    Iklim Organisasi

    Iklim organisasi merupakan faktor penting yang menentukan kehidupan suatu

    organisasi. Iklim organisasi merupakan aspek eksternal dari pekerjaan yang mempengaruhi

    pekerja dalam menyesuaikan tugas, hubungan dengan atasan dan teman sekerja. Iklim

    organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka

    yang secara tetap berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok, konsumen, konsultan,

    dan kontraktor) mengenai apa yang ada atau yang terjadi di lingkungan internal organisasi

    secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi (Wirawan, 2007). Iklim kerja

    suatu organisasi adalah perasaan individu yang berhubungan dengan lingkungan internal

    organisasi, akan mempengaruhi perilaku individu, persepsi dan perasaan individu terhadap

    lingkungan internal organisasiyang bersifat positif atau negatif (Higgins, dalam Soemarsono,

    dkk, 2004).

    Menurut Litwin dan R.A. Stringer (dalam Wirawan, 2007) bahwa iklim organisasi

    merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung,

    dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam

    pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi. Stringer dalam Wirawan (2007)

    berpendapat bahwa untuk mengukur iklim organisasi terdapat enam dimensi yang diperlukan,

    yaitu sebagai berikut :

    1. Struktur.

    Struktur organisasi merefleksikan perasaan dalam organisasi secara baik dan mempunyai

    peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan organisasi. Struktur organisasi

    dapat dikatakan baik jika anggota organisasi merasa pekerjaan mereka didefenisikan

    secara baik. Struktur organisasi dapat dikatakan rendah jika mereka merasa tidak ada

    kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan

    mengambil keputusan.

    2. Standar-standar.

    Standar-standar dalam suatu organisasi mengukur perasaan tekanan untuk meningkatkan

    kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki oleh anggota organisasi dalam melakukan

    pekerjaan dengan baik. Standar-standar dapat dikatakan baik jika anggota organisasi

  • 8

    selalu berupaya mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Standar-standar yang

    rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk kinerja.

    3. Tanggung jawab.

    Tanggung jawab merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi bos diri

    sendiri dan tidak memerlukan keputusannya dilegimitasi oleh anggota organisasi

    lainnya. Tanggung jawab yang tinggi menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa

    didorong untuk memecahkan problemnya sendiri. Tanggung jawab yang rendah

    menunjukkan bahwa pengambilan resiko dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak

    diharapkan.

    4. Penghargaan.

    Penghargaan mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai jika mereka

    dapat menyelesaikan tugas secara baik. Penghargaan merupakan ukuran penghargaan

    dihadapkan dengan kritik dan hukuman atas penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi

    yang menghargai kinerja berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik.

    Penghargaan dapat dikatakan rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik

    diberi imbalan secara tidak konsisten.

    5. Dukungan.

    Dukungan merefleksikan perasaan percaya dan saling mendukung yang terus

    berlangsung di antara anggota kelompok kerja. Dukungan dapat dikatakan tinggi jika

    anggota organisasi merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi dengan baik dan

    merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam

    menjalankan tugas. Jika dukungan dapat dikatakan rendah apabila anggota organisasi

    merasa terisolasi atau tersisih sendiri

    6. Komitmen.

    Dukungan merefleksikan perasaan percaya dan saling mendukung yang terus

    berlangsung di antara anggota kelompok kerja. Perasaan komitmen kuat berisolasi

    dengan kesetiaan personal. Level rendah komitmen artinya karyawan merasa apatis

    terhadap organisasi dan tujuannya.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Metode analisis data menggunakan mix menthod. Mix method adalah metode

    campuran yang melibatkan pengumpulan atau analisis data kuantitatif dan data kualitatif

    dalam satu studi tunggal dengan beberapa upaya untuk mengintegrasikan dua pendekatan

  • 9

    pada satu atau lebih tahapan dari proses penelitian (Dornyei,2007).Keperluan analisis data

    didapat dari data primer yang didapat langsung dari responden melalui jawaban dari angket

    dan wawancara langsung serta hasil observasi. Kuesioner terlebih dahulu diuji menggunakan

    Uji Validitas dan Reliabilitas.

    Obyek Penelitian

    Obyek dalam penelitian ini adalah karyawan divisi “administrasi & HRD” dari PT.

    Kamaltex, Karangjati. Penelitian ini mengukur persepsi karyawan terhadap kekuasaan atasan

    dan persepsi bawahan atas iklim kerja.

    Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner, dan observasi

    langsung. Wawancara adalah bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh

    informasi (Nasution, 2007). Wawancara ditujukan bagi semua responden. Kuesioner adalah

    sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

    tentang pribadinya atau hal – hal lain yang diketahuinya (Sudikin dan Mundir, 2005).

    Kuesioner dalam penelitian ini hanya digunakan untuk melengkapi hasil wawancara yang

    sudah ada. Observasi langsung adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan dan

    pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti (Sutrisno, 1991). Observasi

    langsung dilakukan pada 1 Mei – 30 Juli 2012 di PT. Kamaltex, Karangjati.

    Operasionalisasi Variabel

    Operasionalisasi variabel independen yaitu kekuasaan terhadap variabel dependen

    yaitu iklim organisasi adalah sebagai berikut:

  • 10

    Tabel 1. Operasionalisasi Variabel

    Variabel Definisi Dimensi Indikator

    Kekuasaan Kekuasaan adalah

    kemampuan seseorang

    untuk mempengaruhi

    perilaku orang lain,

    sehingga orang lain

    tersebut akan

    berperilaku sesuai

    dengan yang

    diharapkan oleh orang

    yang memiliki

    kekuasaan

    (Robbins dan Judge,

    2007).

    • Coercive power

    adalah kekuasaan yang timbul pada

    diri seseorang karena ia memiliki

    kemampuan untuk memberikan

    hukuman (akibat negatif) atau

    meniadakan kejadian yang positif

    terhadap orang lain.

    • Reward power

    adalah kekuasaan ini timbul pada

    diri seseorang karena ia memiliki

    kemampuan untuk mengendalikan

    sumber daya yang dapat

    mempengaruhi orang lain

    • Legitimate power

    adalah kekuasaan yang timbul

    pada diri seseorang karena ia

    memiliki posisi sebagai pejabat

    pada struktur organisasi formal

    • Pemberian hukuman

    • Pemecatan

    • Penurunan jabatan.

    • Kenaikan jabatan

    • Pemberikan bonus

    • Kenaikan gaji.

    • Kekuatan untuk

    memaksa

    • Pemberian imbalan

    Iklim

    Organisasi

    Iklim organisasi

    merupakan kualitas

    lingkungan internal

    organisasi yang secara

    relatif terus

    berlangsung, dialami

    oleh anggota

    organisasi,

    mempengaruhi perilaku

    mereka dan dapat

    dilukiskan dalam

    • Struktur

    adalah struktur organisasi yang

    merefleksikan perasaan dalam

    organisasi secara baik dan

    mempunyai peran dan tanggung

    jawab yang jelas dalam lingkungan

    organisasi.

    • Standar –standar

    dalam organisasi mengukur

    • Merefleksikan

    perasaan dalam

    organisasi

    • Kejelasan peran

    • Kejelasan tugas

    • Wewenang dalam

    pengambilan

    keputusan

    • Kinerja

    • Derajat kebanggaan

  • 11

    pengertian satu set

    karakteristik atau sifat

    organisasi.

    Litwin dan R.A.

    Stringer (dalam

    Wirawan, 2007)

    perasaan tekanan untuk

    meningkatkan kinerja dan derajat

    kebanggaan yang dimiliki oleh

    anggota organisasi dalam

    melakukan pekerjaan dengan baik.

    • Tanggung jawab

    merefleksikan perasaan karyawan

    bahwa mereka menjadi bos diri

    sendiri dan tidak memerlukan

    keputusannya dilegimitasi oleh

    anggota organisasi lainnya

    • Penghargaan

    mengindikasikan bahwa anggota

    organisasi merasa dihargai jika

    mereka dapat menyelesaikan tugas

    secara baik.

    • Dukungan

    merefleksikan perasaan percaya

    dan saling mendukung yang terus

    berlangsung di antara anggota

    kelompok kerja.

    • Komitmen

    merefleksikan perasaan percaya

    dan saling mendukung yang terus

    berlangsung di antara anggota

    kelompok kerja.

    • Pemecahan problem

    • Pengambilan resiko

    • Keseimbangan

    reward dengan

    hukuman

    • Keseimbangan

    reward dengan kritik

    • Bagian dari Tim

    • Terisolasi

    • Kesetiaan personal

    • Tidak peduli

    terhadap organisasi

    dan tujuan

  • 12

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini mengukur persepsi karyawan terhadap kekuasaan atasan dan persepsi

    bawahan atas iklim kerja. Obyek dalam penelitian ini adalah karyawan divisi “administrasi

    dan HRD” dari PT. Kamaltex. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini dapat

    diperinci berdasarkan usia, lama bekerja dan pendidikan terakhir.

    Gambaran Responden

    Tabel 2. Data Responden Menurut Usia

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 22 1 14.3 14.3 14.3

    35 1 14.3 14.3 28.6

    43 1 14.3 14.3 42.9

    49 1 14.3 14.3 57.1

    51 1 14.3 14.3 71.4

    53 1 14.3 14.3 85.7

    56 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    Dari data responden dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih

    dari 40 tahun. Hal ini terjadi karena pihak HRD belum melakukan rekrutmen secara

    menyeluruh di divisi “administrasi & HRD” dan masih mempercayakan setiap bagian pada

    karyawan lama. Rekrutmen dilakukan untuk mengantikan karyawan yang sudah akan

    pensiun.

    Tabel 3. Data Responden Menurut Lama Bekerja

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 2 1 14.3 14.3 14.3

    8 1 14.3 14.3 28.6

    25 1 14.3 14.3 42.9

    26 3 42.9 42.9 85.7

    36 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 13

    Data responden menunjukkan bahwa 85,7 % responden bekerja di perusahaan ini

    lebih dari 25 tahun. Hal ini terjadi karena responden sudah merasa nyaman bekerja

    diperusahaan ini dan kebanyakan dari mereka merasa enggan untuk mencari pekerjaan lain.

    Tabel 4. Data Responden Menurut Pendidikan Terakhir

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid S1 1 14.3 14.3 14.3

    SMA 5 71.4 71.4 85.7

    SMP 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    Lebih dari separuh responden diketahui memiliki riwayat pendidikan terakhir

    SMA/sederajat, dari data tersebut dapat dipastikan bahwa PT. Kamaltex tidak memandang

    dan membedakan antara karyawan yang berpendidikan tinggi dan yang berpendidikan

    dibawahnya sehingga dapat terjalin iklim yang baik diperusahaan. Hal ini juga terjadi karena

    sebagian responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA/sederajat adalah karyawan yang

    sudah bekerja lama diperusahaan ini.

    HASIL

    Kekuasaan

    Variabel kekuasaan pada penelitian ini diteliti melalui wawancara dan kuesioner.

    Kuesioner mengukur 3 buah dimensi yaitu coercive power, legitimate power, reward power

    yang terdiri dari delapan buah indikator dengan 11 buah pernyataan. Wawancara diberikan

    kepada bawahan langsung supervisor HRD. Informasi dibawah ini diperoleh dari wawancara

    mendalam dan kuesioner yang disebarkan.

    Tabel 5.Tanggapan Responden Mengenai Coercive Power

    Pernyataan SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek. frek. frek. frek. frek.

    Pemberian Hukuman 0 1 4 1 1 2.7

    Pemecatan Bawahan 0 0 2 3 2 2.0

    Kenaikan Pangkat 3 4 0 0 0 4.4

    Penurunan Jabatan 0 0 6 1 0 2.9

    Rata-rata 3.0

  • 14

    Tanggapan responden mengenai coercive power menunjukkan bahwa responden

    menyatakan Kurang Setuju dengan pernyataan mengenai pemberian hukuman, pemecatan

    penurunan jabatan dan tidak diberikannya kenaikan jabatan apabila karyawan tidak

    meningkatkan kinerja yang semuanya diberikan karena kesalahan dari karyawan. Responden

    beranggapan bahwa selama ini setiap karyawan yang melakukan kesalahan akan mendapat

    teguran terlebih dahulu secara lisan, kemudian diberikan surat peringatan sebanyak tiga kali.

    Apabila karyawan tersebut melakukan kesalahan lagi yang sifatnya fatal barulah atasan

    menurunkan jabatan atau memecat karyawan tersebut.

    Bagi karyawan yang dianggap sebagai hukuman adalah ketika atasan menurunkan

    jabatan atau memecat secara langsung, sedangkan atasan sebelum memberikan hukuman

    memberikan teguran secara lisan terlebih dahulu. Penurunan jabatan pernah diberikan kepada

    karyawan produksi yang melakukan kesalahan pada saat proses produksi kemudian

    diturunkan penjadi karyawan factory service. Kenaikan jabatan pernah diberikan pada tahun

    2011 kepada karyawan resepsionis yang diangkat menjadi karyawan marketing, karyawan

    tersebut bekerja sebagai resepsionis hanya dalam waktu tiga sampai empat bulan dan

    diangkat menjadi karyawan tetap sebelum kurun waktu dua tahun yaitu hanya dalam waktu

    satu tahun (masuk tahun 2011 diangkat tahun 2012) karena kinerjanya yang memuaskan.

    Tabel 6.Tanggapan Responden Mengenai Reward Power

    Pernyataan

    SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Pemberian Promosi 5 2 0 0 0 4.7

    Kenaikan Jabatan 4 3 0 0 0 4.6

    Pemberian Bonus 5 2 0 0 0 4.7

    Kenaikan Gaji 1 5 1 0 0 4.0

    Rata-Rata 4.5

    Tanggapan responden mengenai reward power menunjukkan bahwa responden

    menyatakan Setuju dengan tiga pernyataan mengenai pemberian bonus, kenaikan jabatan, dan

    promosi serta kenaikan gaji mendorong karyawan dalam meningkatkan kinerjanya,

    responden beranggapan bahwa setiap pemberian promosi yang diberikan perusahaan akan

    mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, pemberian promosi sendiri akan

    diberikan apabila terdapat bagian-bagian dalam setiap divisi atau departemen yang

    memerlukan penambahan karyawan. Kenaikan jabatan pernah diberikan kepada karyawan

  • 15

    resepsionis yang diangkat menjadi staff marketing karena prestasi kerja yang dimilikinya.

    Seperti halnya kenaikan jabatan, prestasi yang dimiliki oleh seorang karyawan dapat

    membantunya untuk mendapatkan bonus.

    Tabel 7.Tanggapan Responden Mengenai Legitimate Power

    Pernyataan SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Kemampuan

    Memaksa atas tugas 0 0 6 1 0 2.9

    Pemberian Timbal

    Balik 2 5 0 0 0 4.3

    Hak Memberi

    Imbalan 2 5 0 0 0 4.3

    Rata-rata 0.5

    Tanggapan responden mengenai legitimate power menunjukkan bahwa responden

    menyatakan Kurang Setuju dengan pernyataan mengenai atasan yang berkemampuan untuk

    memaksa. Responden kurang memahami bahwa atasan memiliki wewenang untuk memaksa

    atas tugas yang diberikan untuk karyawan. Sebagian besar responden menyatakan Setuju

    dengan pernyataan mengenai pemberian timbal balik dan pemberian imbalan. Responden

    beranggapan bahwa atasan selalu memberikan timbal balik atau bonus sesuai dengan kinerja

    masing-masing, atasan juga menganti uang lembur dan transportasi apabila karyawan bekerja

    di luar jam dan hari kerja.

    Iklim Kerja

    Variabel iklim kerja pada penelitian ini diukur melalui 6 buah dimensi yaitu struktur,

    standar – standar, tanggung jawab, penghargaan, dukungan dan komitmen yang terdiri dari

    14 indikator dengan 16 buah pernyataan. Wawancara diberikan kepada bawahan langsung

    supervisor HRD. Informasi dibawah ini diperoleh dari wawancara mendalam dan kuesioner

    yang disebarkan.

  • 16

    Tabel 8. Tanggapan Responden Mengenai Struktur

    Pernyataan SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Nyaman dalam

    bekerja 1 6 0 0 0 4.1

    Bekerja sesuai peran 3 4 0 0 0 4.4

    Bekerja sesuai tugas 3 4 0 0 0 4.4

    Wewenang

    mengambil keputusan 2 5 0 0 0 4.3

    Rata-Rata 4.3

    Tanggapan responden mengenai struktur menunjukkan bahwa responden Setuju

    dengan pernyataan mengenai merekfleksikan perasaan dalam organisasi, kejelasan peran,

    kejelasan tugas dan wewenang dalam pengambilan keputusan. Responden beranggapan

    bahwa mereka merasa nyaman bekerja diperusahaan tersebut hal ini dapat dilihat dari data

    responden yang menunjukkan sebagian besar responden lama bekerja diperusahaan tersebut.

    Responden memiliki kejelasan peran dan tugas masing-masing, tetapi dari hasil

    pengamatan tidak menyatakan demikian karena ada salah seorang karyawan yang

    mengerjakan tugas personalia, padahal secara struktur karyawan tersebut adalah office boy.

    Salah seorang responden mengatakan demikian :

    “Setiap kali ada masalah dalam pekerjaan saya seringkali meminta pendapat dan

    mengkomunikasikannya pada atasan saya, saya juga diikut sertakan dalam

    pengambilan keputusan, kadang saya juga dimintai pendapat dan ide-ide dalam

    memecahkan masalah”.

    Tabel 9. Tanggapan Responden Mengenai Standar

    Pernyataan SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Standar Kinerja 2 5 0 0 0 4.3

    Kebanggaan 3 4 0 0 0 4.4

    Merasa ditekan 1 1 5 0 0 1.3

    Rata-Rata 3.3

    Tanggapan responden menunjukkan bahwa responden Setuju dengan pernyataan

    mengenai standar kinerja dan derajad kebanggaan. Responden merasa telah memenuhi

    standar kinerja sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Responden memiliki kebanggaan

  • 17

    tersendiri terhadap perusahaan, dapat dilihat dari data responden yang menunjukan bahwa

    karena kebanggan yang dimilikinya terhadap perusahaan mereka memiliki loyalitas yang

    tinggi pula terhadap perusahaan. Responden menyatakan Sangat Tidak Setuju dengan

    pernyataan mengenai adanya penekanan dalam meningkatkan kinerja, responden merasa

    selama bekerja di perusahaan tersebut tidak pernah mengalami penekanan untuk

    meningkatkan kinerja mereka, sebaliknya dukungan-dukungan selalu ada dalam bentuk

    pemberiaan bonus.

    Tabel 10. Tanggapan Responden Mengenai Tanggungjawab

    Pernyataan SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Pemecahan masalah 1 4 1 1 0 3.0

    Berani menanggung

    resiko 2 5 0 0 0 4.3

    Rata-Rata 3.6

    Tanggapan responden mengenai tanggungjawab menunjukkan bahwa responden

    Setuju dengan pernyataan mengenai keterlibatan dalam pemecahan problem dan pengambilan

    resiko. Responden beranggapan bahwa setiap masalah di perusahaan ini pasti akan

    dibicarakan oleh atasan masing-masing bagian atau departemen kepada bawahannya

    sehingga setiap karyawan akan terlibat dalam pemecahan masalah.

    Tabel 11. Tanggapan Responden Mengenai Penghargaan

    Pernyataan SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Keseimbangan

    reward

    dengan kritikan

    0 7 0 0 0 4.0

    Keseimbangan

    reward

    dengan hukuman

    0 5 1 1 0 3.3

    Rata-rata 3.6

    Tanggapan responden mengenai penghargaan menunjukkan bahwa responden

    menyatakan Setuju dengan pernyataan mengenai keseimbangan reward dan kritikan serta

    keseimbangan reward dan hukuman. Menurut responden atasan selalu memberikan kritikan

  • 18

    yang seimbang dengan pemberian reward, atasan hanya akan memberikan kritikan yang

    membangun. Begitu juga dengan pemberian hukuman yang seimbang dengan pemberian

    reward.

    Tabel 12. Tanggapan Responden Mengenai Dukungan

    Pernyataan SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Bagian dari

    perusahaan 3 4 0 0 0 4.4

    Merasa terisolasi 0 3 4 0 0 3.4

    Rata-rata 3.9

    Tanggapan responden mengenai dukungan menunjukkan bahwa responden

    menyatakan Setuju dengan pernyataan mengenai menjadi bagian dari tim atau perusahaan,

    responden menyatakan bahwa selama bekerja diperusahaan ini mereka merasa menjadi

    bagian dari perusahaan karena diikutsertakannya mereka dalam pemecahan masalah dan

    pengambilan keputusan. Responden menyatakan Kurang Setuju mengenai peryataan

    mengenai terisolasi di perusahaan, responden beranggapan bahwa mereka dapat bekerjasama

    satu dengan yang lainnya dengan baik dan mereka saling mendukung satu sama lain.

    Tabel 13. Tanggapan Responden Mengenai Komitmen

    Pernyataan

    SS

    (skor 5)

    S

    (skor 4)

    KS

    (skor 3)

    TS

    (skor 2)

    STS

    (skor 1) Rata-rata

    frek frek. frek. frek. frek.

    Komitmen 2 5 0 0 0 4.3

    Kepedulian 2 5 0 0 0 4.3

    Ketidakpedulian 4 3 0 0 0 4.6

    Rata-rata 4.4

    Tanggapan responden mengenai komitmen menunjukkan bahwa responden

    menyatakan Setuju dengan pernyataan mengenai komitmen yang kuat terhadap perusahaan

    dan kepedulian terhadap perusahaan. Mereka menyatakan bahwa dengan meningkatkan

    kinerja dan bekerja sebaik-baiknya untuk perusahaan adalah bentuk kepedulian mereka akan

    kelangsungan hidup perusahaan. Responden beranggapan mereka sangat memiliki komitmen

    yang kuat dan kepedulian terhadap perusahaan. Salah satu responden menyatakan bahwa:

    “Apapun yang akan terjadi pada perusahaan saya akan tetap bekerja diperusahaan

    ini selama saya masih dibutuhkan perusahaan”.

  • 19

    PEMBAHASAN

    Kombinasi Kekuasaan dengan Iklim Kerja

    Kombinasi dari kekuasaan dengan iklim kerja diukur melalui scatterplot. Scatterplot

    adalah sebuah grafik yang biasa digunakan untuk melihat suatu pola hubungan antara dua

    variabel (Sudjana, 1984).

    Tabel 14. Scatterplot

    Dari hasil analisis perhitungan diketahui bahwa hubungan antar kedua variabel

    lemah. Setiap responden memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap kekuasaan atasan, hal

    ini terjadi karena responden memiliki atasan yang menjabat sebagai manager dan juga

    supervisor sehingga tidak terlihat jelas hubungan antara atasan dan bawahannya.

    Menurut bawahan kekuasaan atasan sudah digunakan dengan baik. Responden

    menyatakan bahwa pelaksanaan coercive power sudah baik terlihat bahwa responden

    menyatakan kurang setuju bahwa pemberian hukuman, pemecatan dan penurunan jabatan

    diberikan ketika karyawan melakukan kesalahan. Atasan selalu memberikan teguran secara

    lisan dan surat peringatan terlebih dahulu apabila bawahan melakukan kesalahan, jika

    kesalahan yang dibuat tersebut bersifat fatal, atasan akan memberikan hukuman yaitu

    pemecatan atau penurunan jabatan. Hasil tanggapan responden mengenai reward power

    terlihat bahwa mereka Setuju bahkan Sangat Setuju dengan penyataan tersebut, dilihat dari

    setiap karyawan mendapatkan bonus dan imbalan sesuai dengan kemampuan mereka masing-

  • 20

    masing. Responden paham mengenai legitimate power bahwa atasan memiliki hak dan

    wewenang, hal ini dapat terlihat dari tanggapan responden yang menyatakan Setuju dengan

    pernyataan yang ada. Salah satu responden mengatakan demikian:

    “Menurut saya atasan sudah menggunakan kekuasaan dan wewenangnya dengan

    baik, setiap ada masalah selalu kita komunikasikan dengan beliau sehingga masalah

    tersebut dapat diselesaikan bersama. Kepemimpinan beliau juga sudah memenuhi

    harapan saya.”

    Persepsi bawahan atas iklim kerja sangat baik, responden mempunyai kejelasan atas

    tugas dan tanggung jawabnya, memiliki standar kerja, responden merasa nyaman dan merasa

    dipedulikan diperusahaan ini karena ada komunikasi yang baik dengan atasan, ada dukungan

    dan penghargaan atas kerja mereka yang diberikan oleh atasan sehingga mereka mempunyai

    komitmen yang tinggi kepada perusahaan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedua

    variabel lemah. Persepsi bawahan terhadap kekuasaan atasan, menurut bawahan kekuasaan

    atasan sudah digunakan dengan baik. Responden beranggapan bahwa atasan memiliki

    kemampuan untuk memaksa atas kekuasaannya, memberikan imbalan kepada karyawan dan

    responden paham bahwa atasan memiliki posisi formal dalam perusahaan dan berhak untuk

    menggunakan wewenangnya.

    Persepsi bawahan atas iklim kerja sangat baik, responden mempunyai kejelasan atas

    tugas dan tanggung jawabnya, memiliki standar kerja, responden merasa nyaman dan

    dipedulikan diperusahaan, ada dukungan dan penghargaan atas kerja mereka yang diberikan

    oleh atasan sehingga mereka mempunyai komitmen yang tinggi kepada perusahaan.

    Saran dan Keterbatasan Penelitian

    Saran untuk perusahaan antara lain, atasan diharapkan mampu mengambil keputusan

    dengan baik tanpa terpengaruh dengan orang lain. Koordinasi yang jelas dan bekerjasama

    dengan semua pihak sehingga penyaluran kekuasaan tepat sasaran. Atasan diharapkan lebih

    memperhitungkan kebutuhan mana yang lebih penting untuk perusahaan. Meningkatkan cara

    mengimplementasikan kekuasaannya. Perusahaan diharapkan memberikan job description

    dengan lebih jelas sehingga masing-masing karyawan akan lebih jelas tentang tugasnya

    masing-masing.

  • 21

    Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang memungkinkan dapat

    menimbulkan hambatan terhadap hasil penelitian. Keterbatasan tersebut adalah penelitian ini

    tidak mempunyai konsep yang kuat tentang hubungan atau pengaruh dari variabel dependen

    dan independen, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat mencari variabel yang lain

    sehingga hubungannya bisa terlihat jelas, misalnya kepuasan kerja dan kualitas kehidupan

    kerja karyawan. Penelitian selanjutnya juga harus dapat membedakan antara kekuasaan

    formal dan kekuasaan personal.

    Daftar Pustaka

    Dornyei, Z. (2007). Research Methods in Applied Linguistics : Quantitative, Qualitative,

    and Mixed Methodologies. Oxford: Oxford University Press.

    Kusdi, 2009, Teori Organisasi dan Administrasi, Salemba Humanika, Jakarta.

    Marianti, Maria Merry, 2011, Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi Orang Lain Dalam

    Organisasi, Jurnal Administrasi Bisnis Vol 7 No 1, Bandung.

    Nasution, 2007, Metode Research : Penelitian Ilmiah, Bumi Aksara, Jakarta.

    Robbins, R Stephen and Judge, Timothy A. 2007.Organizational Behavior 12th Edition.

    Pearson International Edition, New Jersey.

    Soemarsono, dkk, 2004, Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja

    terhadap Kinerja Karyawan Stusi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Cabang

    Malang, Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 2 No. 1, Malang.

    Sudikin dan Mundir, 2005, Metodologi Penelitian : Bimbingan dan Pengantar

    Kesuksesan Anda Dalam Dunia Penelitian, Insan Cendekia, Surabaya.

    Sudjana. 1989. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung.

    Sutrisno, Hadi, 1991, Metodologi Research 2, Andi Ofset, Yogyakarta.

    Wirawan, 2007, Budaya dan Iklim Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.

    Yulk, Gary, 2005, Kepemimpinan dalam Organisasi, PT.Indeks, Jakarta.

  • 22

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Frekuensi Deskriptif

    Tabel Frekuensi Deskriptif Kekuasaan

    P1

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 1 1 14.3 14.3 14.3

    2 1 14.3 14.3 28.6

    3 4 57.1 57.1 85.7

    4 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P2

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 1 2 28.6 28.6 28.6

    2 3 42.9 42.9 71.4

    3 2 28.6 28.6 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P3

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 4 57.1 57.1 57.1

    5 3 42.9 42.9 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P4

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 2 1 14.3 14.3 14.3

    3 6 85.7 85.7 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 23

    P5

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 2 28.6 28.6 28.6

    5 5 71.4 71.4 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P6

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 3 42.9 42.9 42.9

    5 4 57.1 57.1 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P7

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 2 28.6 28.6 28.6

    5 5 71.4 71.4 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P8

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 3 1 14.3 14.3 14.3

    4 5 71.4 71.4 85.7

    5 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P9

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 2 1 14.3 14.3 14.3

    3 6 85.7 85.7 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 24

    P10

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 5 71.4 71.4 71.4

    5 2 28.6 28.6 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P11

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 5 71.4 71.4 71.4

    5 2 28.6 28.6 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    Tabel Frekuensi Deskriptif Iklim Organisasi

    P13

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 4 57.1 57.1 57.1

    5 3 42.9 42.9 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P12

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 6 85.7 85.7 85.7

    5 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 25

    P16

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 5 71.4 71.4 71.4

    5 2 28.6 28.6 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P17

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 4 57.1 57.1 57.1

    5 3 42.9 42.9 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P14

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 4 57.1 57.1 57.1

    5 3 42.9 42.9 100.0

    Total

    7

    100.0 100.0

    P15

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 5 71.4 71.4 71.4

    5 2 28.6 28.6 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 26

    P18

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 3 5 71.4 71.4 71.4

    4 1 14.3 14.3 85.7

    5 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P20

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 5 71.4 71.4 71.4

    5 2 28.6 28.6 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P21

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 7 100.0 100.0 100.0

    19

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 1 1 14.3 14.3 14.3

    2 1 14.3 14.3 28.6

    4 4 57.1 57.1 85.7

    5 1 14.3 14.3 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 27

    P22

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 2 1 14.3 14.3 14.3

    3 1 14.3 14.3 28.6

    4 5 71.4 71.4 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P23

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 4 57.1 57.1 57.1

    5 3 42.9 42.9 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P24

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 3 4 57.1 57.1 57.1

    4 3 42.9 42.9 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P25

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 5 71.4 71.4 71.4

    5 2 28.6 28.6 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 28

    P26

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 4 57.1 57.1 57.1

    5 3 42.9 42.9 100.0

    Total 7 100.0 100.0

    P27

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 4 3 42.9 42.9 42.9

    5 4 57.1 57.1 100.0

    Total 7 100.0 100.0

  • 29

    Lampiran 2. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas

    Tabel Uji Validasi Kekuasaan

    Scale Mean if

    Item Deleted

    Scale

    Variance if

    Item Deleted

    Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    P3 28.29 5.905 .532 .866

    P4 29.86 6.143 .686 .850

    P5 28.00 5.333 .887 .823

    P6 28.14 5.810 .573 .861

    P7 28.00 5.333 .887 .823

    P9 29.86 6.143 .686 .850

    P10 28.43 6.286 .428 .875

    P11 28.43 6.286 .428 .875

    Tabel Uji Validasi Iklim Organisasi

    Scale Mean if

    Item Deleted

    Scale

    Variance if

    Item Deleted

    Corrected

    Item-Total

    Correlation

    Cronbach's

    Alpha if Item

    Deleted

    P13 37.86 21.143 .843 .887

    P14 37.86 21.143 .843 .887

    P15 38.00 21.667 .807 .890

    P17 37.86 21.810 .696 .894

    P19 38.86 15.810 .703 .925

    P22 38.71 20.238 .666 .895

    P23 37.86 21.810 .696 .894

    P25 38.00 21.667 .807 .890

    P26 37.86 21.143 .843 .887

    P27 37.71 22.905 .465 .905

    Tabel Uji Reliabilitas Iklim Organisasi

    Cronbach's Alpha N of Items

    .904 10

    Tabel Uji Reliabilitas Kekuasaan

    Cronbach's Alpha N of Items

    .870 9

  • 30

    Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara

    Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Atasan

    1. Sudah berapa lama anda bekerja diperusahaan ini?

    2. Bagaimana anda mengatur perusahaan dan bawahan?

    3. Bagaimana hubungan anda dengan karyawan?

    4. Apakah ada pemecatan atau penurunan jabatan selama anda menjadi manager?

    5. Menurut anda bagaimana bentuk kepemimpinan anda?

    6. Bagaimana bentuk kompensasi diperusahaan ini?

    7. Apakah ada keseimbangan antara imbalan dengan hukuman serta kritik?

    8. Apakah anda peduli dengan tujuan perusahaan?

    9. Bagaimana anda sebagai manager memperlakukan bawahan anda?

    10. Sudahkah anda member dukungan untuk karyawan anda?

    11. Apakah anda mengikut sertakan karyawan anda dalam mencapai tujuan perusahaan?

    Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Bawahan

    1. Sudah berapa lama anda bekerja diperusahaan ini?

    2. Mengapa anda memutuskan untuk tetap bekerja diperusahaan ini?

    3. Bagaimana hubungan anda dengan atasan anda?

    4. Bagaimana hubungan anda dengan karyawan lain?

    5. Bagaimana atasan memperlakukan setiap bawahannya?

    6. Bagaimana bentuk kepemimpinan atasan?

    7. Apakah atasan menggunakan kekuasaannya dengan baik?

    8. Bagaimana bentuk kompensasi diperusahaan ini?

    9. Apakah kepemimpinan atasan sudah seperti yang anda harapkan?

    10. Apakah ada keseimbangan antara imbalan dengan hukuman serta kritik?

    11. Apakah anda peduli dengan tujuan perusahaan

  • 31

    Lampiran 4. Kuesioner

    Analisis Persepsi Bawahan Terhadap Kekuasaan Atasan

    dan Persepsi Bawahan Atas Iklim Kerja

    Bersama ini, saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi

    daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang

    sangat berarti bagi saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Informasi ini sangat rahasia dan

    hanya digunakan untuk data penelitian.

    IDENTITAS RESPONDEN

    Umur :

    Lama Bekerja :

    Pendidikan Terakhir :

    Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dan sesuai kenyataan kemudian berilah tanda (√)

    pada jawaban yang anda pilih. Isilah jawaban pada tempat yang disediakan.

    Keterangan :

    SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

    S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

    KS = Kurang Setuju

    NO Pernyataan SS S KS TS STS

    1

    Kekuasaan

    Coersive Power

    Atasan memberikan hukuman setiap anda melakukan kesalahan

    2 Atasan memecat bawahan karena kesalahan bawahan

    3 Atasan tidak akan memberi kenaikan pangkat jika tidak meningkatkan kinerja

    4 Atasan menurunkan jabatan karena kesalahan bawahan

    5

    Reward Power

    Pemberian promosi dari atasan mendorong karyawan untuk meningkatkan

    karirnya

    6 Atasan memberikan kenaikan jabatan atas prestasi kerja

    7 Atasan memberikan bonus kepada karyawan atas prestasi kerja

  • 32

    8 Atasan memberikan kenaikan gaji karena prestasi

    9 Legitimate Power

    Atasan berkemampuan memaksa atas wewenang

    10 Atasan memberikan timbal balik yang sesuai kinerja

    11 Atasan memiliki hak untuk memberikan imbalan apabila karyawan mampu

    meningkatkan produktivitas

    NO Pernyataan SS S KS TS STS

    12

    Iklim Kerja

    Standar -Standar

    Karyawan merasa nyaman dalam bekerja

    13 Karyawan bekerja sesuai peran masing-masing

    14 Karyawan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing

    15 Wewenang atasan dalam pengambilan keputusan digunakan dengan baik

    16

    Struktur

    Memenuhi strandar kinerja yang telah ditentukan

    17 Saya bangga bekerja di perusahaan ini

    18 Saya merasa ditekan untuk meningkatkan kinerja individu

    19

    Tanggungjawab

    Adanya keterlibatan dalam pemecahan problem

    20 Berani menanggung resiko atas pekerjaan

    21

    Penghargaan

    Ada keseimbangan antara reward dengan kritikan yang diberikan

    22 Ada keseimbangan antara reward dengan hukuman yang diberikan

    23

    Dukungan

    Saya merasa menjadi bagian dari perusahaan ini

    24 Saya merasa teriosalasi di perusahaan ini

    25

    Komitmen

    Saya memiliki komitmen kuat dalam bentuk kesetiaan personal pada

    perusahaan

    26 Saya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan

    27 Saya tidak peduli atas apa yang akan terjadi pada perusahaan