ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan....

88
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN FISH NUGGET AGNI AFTON ADIYOGA C34060855 DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Transcript of ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan....

Page 1: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES

KEPUTUSAN PEMBELIAN FISH NUGGET

AGNI AFTON ADIYOGA

C34060855

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

ii

RINGKASAN

AGNI AFTON ADIYOGA. C34060855. Analisis Perilaku Konsumen Dalam

Proses Keputusan Pembelian Fish Nugget Dibimbing oleh BUSTAMI

IBRAHIM dan PIPIH SUPTIJAH

Produk makanan olahan yang ada di Indonesia sudah banyak ragam dan

jenisnya. Beberapa jenis makanan olahan yang diminta seperti bakso, otak-otak,

sosis dan nugget. Salah satu produk olahan yang memiliki gizi yang baik bagi

kesehatan adalah fish nugget. Adanya perubahan perilaku sebagian besar

masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti

fish nugget, merupakan suatu peluang yang prospektif bagi produsen untuk

memasarkan produknya.

Konsumen merupakan seluruh individu rumah tangga yang membeli atau

mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Perilaku konsumen adalah

perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan

memuaskan kebutuhan mereka. Keputusan konsumen melewati lima tahapan.

Yang pertama adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Pengujian yang dilakukan meliputi 3 analisis, yaitu analisis deskriptif,

analisis spearman rank correlation dan Mann-Whitney. Analisis deskriptif

dilakukan untuk mengetahui screening responden. Sebagian besar responden

yakni 61% yang menjawab adalah berjenis kelamin laki-laki. Lalu 50% responden

menjawab bahwa mereka telah menikah dan 50% yang lain menjawab mereka

belum menikah. Mayoritas responden yakni sebesar 47% memiliki pendidikan

minimal Sarjana. Range pendapatan Rp. 2 juta hingga 5 juta merupakan jawaban

terbanyak para responden, yakni 38%. Dan mayoritas responden yakni 31%

menjawab bahwa mereka memiliki pekerjaan pegawai swasta.

Terdapat lima belas variabel yang diuji untuk mengetahui korelasi atau

hubungan langsung keputusan pembelian. setelah dilakukan uji spearman rank

correlation didapat hanya lima variabel yang memiliki nilai p-value kurang dari

nilai alpha 0,1. Kelima variabel tersebut adalah pendapatan perbulan dengan nilai

p-value sebesar 0,06. Yang kedua adalah motivasi utama dalam mengkonsumsi

fish nugget dengan nilai p-value sebesar 0,03. Lalu manfaat yang dicari dalam

mengkonsumsi fish nugget dengan nilai p-value 0,08. Yang keempat adalah

variabel pengaruh iklan terhadap pembelian dengan nilai p-value 0,04. Dan

terakhir adalah variabel keputusan jika harga naik dengan nilai p-value 0,08.

Uji non-parametrik dilakukan untuk melihat perbandingan antara produk

fish nugget komersil dengan produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil

Perairan. Analisis yang digunakan adalah Mann-Whitney. Dari keemapt atribut,

yaitu rasa, warna, tekstur dan aroma memiliki nilai asympot sigma (2-tailed)

kurang dari nilai alpha o,1. Sehingga dari keempat atribut, produk fish nugget

komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan

terhadap produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Page 3: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

iii

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN

PEMBELIAN FISH NUGGET

Oleh:

Agni Afton Adiyoga

C34060855

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 4: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skirpsi yang berjudul “ANALISIS

PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

FISH NUGGET” ini belum pernah diajukan pada Perguruan Tinggi lain atau

lembaga lain manapun untuk memperoleh gelar akademik tertentu. Saya juga

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri dan tidak

mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain

kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah.

Bogor, September 2012

Agni Afton Adiyoga

C34060855

Page 5: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan skipsi ini. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc dan ibu Dr. Pipih Suptijah, MBA selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan masukan yang

sangat berharga demi kelancaran penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Agoes M. Jacoeb, Dipl. Biol selaku Ketua Komisi Pendidikan

Departemen Teknologi Hasil Perairan, dosen penguji penulis dan juga dosen

yang membimbing ketika penulis mengalami keterpurukan serta memberikan

semangat untuk terus maju ketika menghadapi kegagalan. Terima kasih pak.

3. Seluruh keluarga, terutama ibu dan ayah penulis yang telah memberikan

pelajaran tentang kehidupan dan dukungan moril. Tidak lupa kepada kakak

penulis Dany Novarandy, SH dan adik penulis Irving Noor Triraka.

4. Terima kasih yang tak berkecukupan kepada Dini Nur Oktavianti, SE dalam

suka dan duka bersama. Menggantung cita, cinta dan asa setinggi angkasa.

5. Teman-teman satu kost Wisma Lestari yaitu Marolop Hasudungan S.Hut,

Kemas Roby Wirawan S.Hut, Bagus Ferry Agrayanto S.Hut dan lainnya.

6. Teman-teman THP 43 terutama Vickar Muhammad S.Pi, Fauzi Iriawan S.Pi,

Achmad Rizal S.Pi, Rio Tampubolon S.Pi, Trias Alvinoor S.Pi, Rudi Setiawan

S.Pi, Hendra Sakti Nasution S.Pi, Wahyu Ramadhan S.Pi.

7. Mbak Vera dari Statistic Consultant yang sangat membantu penulis dalam

menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata,

semoga skripsi ini memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak

Bogor, September 2012

Page 6: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Januari

1988 dari pasangan suami istri Noor Achroni dan Darsih Tulus

Yuningsih. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Penulis memulai jenjang pendidikan formal di TK

Al-Madinah tingkat A (tahun 1992-1993), TK Islam PB.

Soedirman tingkat B (tahun 1993-1994), kemudian lanjut di

SD Islam PB. Soedirman Jakarta (tahun 1994-2000). Penulis melanjutkan

pendidikan menengah bawah di SLTP Islam PB. Soedirman Jakarta (tahun 2000-

2003) dan meneruskan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 48 Jakarta

(tahun 2003-2006). Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) dan pada tahun 2007

penulis diterima di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selama kuliah penulis aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan

diantaranya adalah anggota BMC (Barracuda Music Club) periode 2008-2009,

anggota HIMASILKAN (Himpunan Mahasiswa Hasil Perikanan) periode 2008-

2009, anggota komunitas Ladang Seni periode 2009-2011. Penulis juga aktif

dalam kepanitiaan seperti menjadi wakil ketua pada acara ”Sound of Roots” yang

diadakan pada tahun 2010, menjadi anggota divisi dokumentasi pada acara

”Gemar Makan Ikan” yang diadakan pada tahun 2008. Penulis memiliki keahlian

menyelam jenjang Open Water Scuba Diver bersertifikasi internasional. Penulis

juga biasa mengisi artikel-artikel tentang musik pada portal berita di internet dan

beberapa majalah musik.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor penulis melakukan penelitian berjudul ”Analisis

Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Fish Nugget”.

Page 7: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

vii

DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................................................................................................... vii

Daftar Tabel ...................................................................................................... ix

Daftar Gambar .................................................................................................. x

1 PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah Penelitian ................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4

2.1 Fish Nugget ................................................................................................ 4

2.2 Definisi Konsumen ..................................................................................... 8

2.3 Perilaku Konsumen .................................................................................... 8

2.4 Peran Pembelian ......................................................................................... 9

2.5 Mekanisme Dalam Proses Keputusan Pembelian ...................................... 10

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ............................ 14

2.7 Peran Merek ............................................................................................. 16

2.8 Uji Validitas ............................................................................................. 17

2.9 Uji Reliabilitas ......................................................................................... 18

3 METODE PENELITIAN ........................................................................... 19

3.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 19

3.3 Alat dan Bahan ......................................................................................... 20

3.4 Uji Validitas ............................................................................................. 20

3.5 Uji Reliabilitas ......................................................................................... 21

3.6 Analisis Deskriptif ................................................................................... 22

3.7 Analisis Spearman Rank Correlation ........................................................ 22

3.8 Analisis Mann-Whitney............................................................................ 23

Page 8: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

viii

4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 24

4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner ................................................................ 24

4.2 Karakteristik Konsumen ........................................................................... 26

4.3 Proses Pengambilan Keputusan ................................................................ 30

4.4 Analisis Korelasi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian................... 41

4.5 Perbandingan Dengan Produk Lain .......................................................... 43

4.6 Uji Non-Parametrik Untuk membandingkan Kedua Produk ...................... 48

5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 53

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 53

5.2 Saran ........................................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55

LAMPIRAN……………………………………………………………………..57

Page 9: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Hasil Uji Validitas Terhadap Kuesioner .................................... 24

2. Hasil Uji Reliabilitas Terhadap Kuesioner ................................ 25

3. Variabel dan Nilai p-value serta pengaruhnya............................ 42

4. Nilai Mean atau rataan dari masing-masing produk ………….. 50

5. Atribut, nilai asymtot sigma (2-tailed) dan pengaruhnya ……… 50

Page 10: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin …………… 26

2. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan ………. 27

3. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan Terakhir ……. 28

4. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan Perbulan …… 29

5. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ………………. 30

6. Motivasi Utama Konsumen Membeli Fish Nugget …………….. 31

7. Manfaat Yang Ingin Didapat Konsumen Fish Nugget …………. 32

8. Sumber Informasi Konsumen Terhadap Produk Fish Nugget ….. 33

9. Media Paling Mempengaruhi Pembelian Fish Nugget …………. 34

10. Pengaruh Iklan Terhadap Pembelian Fish Nugget ……………. 35

11. Pertimbangan Awal Konsumen Terhadap Pembelian ………… 36

12. Cara Memutuskan Pembelian Produk Fish Nugget …………… 37

13. Kepuasan Konsumen Terhadap Produk ………………………. 38

14. Respon Konsumen Terhadap Kenaikan Harga ………………... 39

15. Respon Konsumen Jika Produk Tidak Tersedia ………………. 40

16. Atribut Rasa Dari Produk Fish Nugget Komersil ……………… 44

17. Atribut Rasa Dari Produk Fish Nugget THP …………………... 45

18. Atribut Warna Dari Produk Fish Nugget Komersil ……………. 45

19. Atribut Warna Dari Produk Fish Nugget THP ………………… 46

20. Atribut Tekstur Dari Produk Fish Nugget Komersil …………... 46

21. Atribut Tesktur Dari Produk Fish Nugget THP ……………….. 47

22. Atribut Aroma Dari Produk Fish Nugget Komersil …………… 47

23. Atribut Aroma Dari Produk Fish Nugget THP ………………… 48

Page 11: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Kuesioner Penelitian .................................................................. 58

2. Uji Validitas ............................................................................... 61

3. Uji Reliabilitas ………………………………........................... 64

4. Daftar Nilai R-Tabel untuk kuesioner ……………..………….. 65

5. Analisis Deskriptif ....................................................................... 66

6. Uji Korelasi …………………………………………………….. 74

7. Uji Non-Parametrik …………………………………………….. 76

Page 12: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk-produk olahan yang ada di Indonesia saat ini sudah banyak

diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun

berlomba-lomba untuk memenuhi permintaan pasar yang saat ini sudah tergolong

tinggi. Makanan olahan sudah mengalami pergeseran ke arah yang lebih baik

karena tuntutan masyakat yang telah dinamis dan praktis, sehingga masyarakat

tidak perlu repot-repot lagi dalam penggunaannya, karena produk-produk

makanan olahan diproduksi dalam bentuk mudah diolah dan cepat saji.

Beberapa produk-produk olahan yang memiliki banyak permintaan oleh

masyarakat antara lain bakso, otak-otak, sosis, dan nugget . Produk-produk olahan

yang berada di pasaran luas masih banyak yang berbahan dasar ayam dan red

meat (daging sapi, domba dan kambing). Sayangnya, produk yang diolah

menggunakan bahan baku tersebut mempunyai kandungan kolestrol yang tinggi,

asam lemak jenuh yang tinggi dan dengan kandungan omega-3 yang rendah. Jika

dikonsumsi oleh masyarakat dalam jumlah yang banyak dan dengan frekuensi

yang sering, maka dapat mengakibatkan kanker dan stroke pada konsumen

tersebut (Mesra 1994).

Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat pada saat ini

ikut mengalami perubahan. Selain dari kecenderungan yang lebih memilih hal-hal

praktis dan mudah dalam pemakaian, masyarakat dewasa ini memiliki gaya akan

hidup sehat. Baik dari hidup sehat dengan berolahraga, maupun hidup sehat dari

apa yang mereka konsumsi. Selain produk olahan yang mudah dan praktis dalam

pembuatan, produk olahan juga harus bergizi, memiliki kandungan kolestrol yang

rendah, asam lemak jenuh yang rendah dan kandungan omega-3 yang tinggi

seperti AA, DHA dan EPA.

Salah satu produk olahan yang menjadi alternatif yang bergizi adalah fish

nugget yang rendah kolestrol, rendah asam lemak jenuh dan kandungan omega-3

yang tinggi (Sianipar 2003). Produk ini merupakan salah satu bentuk produk

olahan dari daging ikan yang digiling halus (surimi) dan diberi bumbu serta

dicampur dengan bahan pengikat, kemudian dicetak menjadi bentuk tertentu

Page 13: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

2

setelah itu dikukus, dipotong, dicelupkan ke dalam batter, breading lalu digoreng

atau disimpan terlebih dahulu ke dalam freezer sebelum akhirnya digoreng.

Daging ikan giling yang dipakai sebagai bahan utama fish nugget dapat berasal

dari ikan air tawar maupun ikan laut yang segar dan telah dibuang kepala, sisik,

sirip, isi perut dan tulangnya (Sianipar 2003).

Adanya perubahan perilaku sebagian besar masyarakat Indonesia dalam

mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi misalnya fish nugget, merupakan suatu

peluang prospektif bagi produsen untuk memasarkan produknya. Oleh karena itu,

pemasar perlu mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian fish nugget, karena

menganalisis perilaku konsumen merupakan salah satu prinsip utama yang

mendukung pengembangan strategi pemasaran.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Perkembangan zaman dan gaya hidup masyarakat yang ingin praktis dan

sadar akan kesehatan, mendorong para produsen untuk menghasilkan produk

olahan yang praktis dan sehat. Persaingan di industri fish nugget cukup ketat, hal

ini dapat dilihat dari berbagai merk, jenis dan ragam bentuk fish nugget untuk

menarik perhatian konsumen. Persaingan tersebut mengharuskan produsen selalu

berorientasi kepada kepentingan konsumen, yaitu dengan mengetahui keinginan

dan kebutuhan konsumen.

Produsen fish nugget memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai

konsumennya dalam menghadapi persaingan yang ketat. Pengetahuan ini akan

mendorong upaya pemasaran yang dilakukan menjadi terfokus dan efektif,

sehingga produsen fish nugget perlu mengetahui dan memahami tahapan-tahapan

dalam proses keputusan pembelian konsumennya, serta mengetahui variabel-

variabel yang mendorong masyarakat untuk membeli fish nugget. Masyarakat

sebagai konsumen, merupakan salah satu target pasar yang harus dipertimbangkan

oleh para produsen. Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kebudayaan,

faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis (Engel et al. 1995) . Untuk itu

Page 14: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

3

perlu dilakukan penelitian mengenai analisis perilaku konsumen dalam keputusan

pembelian fish nugget.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam

memilih produk fish nugget komersil yang dibeli dengan melihat variabel-

variabel yang saling berhubungan.

b. Melihat tingkat kepuasan konsumen dari produk fish nugget yang akan

diberikan.

Page 15: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fish Nugget

Fish nugget adalah suatu produk olahan dari bahan dasar daging ikan yang

digiling halus dan diberi bumbu-bumbu serta dicampur dengan bahan pengikat

kemudian dicetak menjadi bentuk tertentu selanjutnya dicelupkan ke dalam batter,

breading kemudian digoreng atau disimpan terlebih dahulu dalam ruang pembeku

(freezer) sebelum digoreng. Daging giling berasal dari ikan segar yang telah

dibuang kepala, sisik/kulit, sirip, isi perut dan insang serta setelah dipisahkan dari

tulangnya (Mesra 1994).

Pada dasarnya produk fish nugget sama seperti nugget ayam atau nugget

udang. Perbedaannya hanya terletak pada bahan baku yang digunakan dan

karakteristik yang dimiliki oleh bahan baku tersebut (Aswar 1995). Fish nugget

juga dapat dibedakan antara bahan baku ikan laut dan ikan tawar. Fish nugget

dengan bahan baku ikan laut memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan

bahan baku ikan tawar. Hal ini disebabkan oleh tekstur yang lebih kompak dan

juga pengaruh adaptasi dari sistem osmoregulasi air laut (Rumaniah 2002).

2.1.1 Tahapan pembuatan fish nugget

Dalam pembuatan fish nugget terdapat tahapan-tahapan yang harus

dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut (Rumaniah 2002) :

a. Penyiangan dan Pencucian. Penyiangan adalah membuang bagian yang tidak

diperlukan yaitu kepala, sisik/kulit, isi perut dan insang. Penyiangan dan

pencucian dilakukan pada dasarnya adalah untuk menghilangkan segala

kotoran, darah dan lendir dari ikan yang merupakan sumber bakteri

pembusuk dan bakteri patogen.

b. Filleting. Tahapan ini adalah tahapan memisahkan daging dari tulang ikan

serta kulitnya, sehingga didapat daging bersih tanpa tulang dan kulit atau

sisiknya.

c. Pencucian. Pencucian terhadap fillet ini bertujuan untuk menghilangkan

protein sarkoplasma yang terdapat pada daging ikan tersebut. Selain itu,

Page 16: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

5

pencucian bertujuan untuk mendapat tekstur yang kompak. Proses pencucian

ini menghasilkan bahan baku berupa surimi.

d. Penggilingan. Tahapan ini bertujuan untuk menghaluskan dan melembutkan

surimi, sehingga memudahkan pencampuran dengan bahan tambahan lain

untuk membentuk adonan.

e. Pengadonan dan Pencetakan. Pengadonan merupakan proses pencampuran

surimi yang telah digiling dengan bawang putih, gula, garam dan merica

untuk memberikan rasa (seasoning). Bahan lain yang juga ditambahkan

adalah tepung tapioka, telur serta karagenan. Setelah adonan homogen lalu

dicetak dan diberikan tepung panir.

f. Pengukusan. Adonan lalu dikukus selama 45 menit pada suhu 100 0C, agar

teksturnya menjadi lebih padat.

g. Penggorengan. Pada tahapan terakhir ini, bahan yang telah dikukus

didinginkan terlebih dahulu untuk menurunkan suhunya, lalu digoreng pada

suhu 180 0C selama tiga menit. Tujuan penggorengan adalah untuk

mematangkan, meningkatkan cita rasa, mengeringkan, memberikan warna

yang baik dan untuk membunuh mikroba yang tadinya terdapat dalam

adonan.

2.1.2 Bahan pengikat

Bahan pengikat merupakan bahan yang digunakan dalam industri makanan

untuk mengikat air yang terdapat dalam adonan. Salah satu bahan yang dapat

digunakan sebagai bahan pengikat dalam makanan adalah tepung. Fungsi bahan

pengikat adalah untuk memperbaiki stabilitas emulsi, menurunkan penyusutan

akibat pemasakan, memberikan warna yang terang, meningkatkan elastisitas

produk, membentuk tekstur yang padat dan menarik air dari adonan. Pembentukan

adonan atau lebih tepatnya pengembangan adonan dipengaruhi kandungan protein

dalam tepung terigu (Fennema 1996).

Pembentukan adonan atau lebih tepatnya pengembangan adonan

dipengaruhi kandungan protein dalam tepung terigu. Menurut Fennema (1996)

protein dalam tepung terigu dapat dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan

kelarutannya, yaitu :

Page 17: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

6

a. Glutenin, merupakan jenis protein yang tidak larut dalam air, garam

maupun alkohol.

b. Globulin, merupakan jenis protein yang mempunyai sifat larut dalam

garam tapi tidak atau sedikit larut dalam air.

c. Glindin, merupakan jenis protein yang bersifat larut dalam larutan

alkohol 70-90%.

d. Albumin, jenis protein yang larut dalam air.

2.1.3 Bumbu-bumbu

Penambahan garam diperlukan untuk mendapat gel lumat yang baik.

Garam yang ditambahkan pada daging ikan pada umumnya adalah berkisar 2-3 %

dari berat daging ikan (Watanabe et al. 1974). Penggunaan garam pada

konsentrasi 1 % hingga 2 % mengakibatkan produk daging ikan yang kurang

kompak dan agak lunak. Hal ini disebabkan oleh protein miofibril dalam daging

ikan yang belum sepenuhnya terkontraksi sehingga membentuk gel tidak

sempurna. Pada penggunaan garam dengan konsentrasi 3 % hingga 4% didapat

produk daging ikan yang kompak dan kenyal. Walaupun pada konsentrasi 4 %

rasa dagingnya terlalu asin (Romadhonna 2000).

Bawang putih (Allium sativa L.) berfungsi sebagai penambah aroma dan

cita rasa produk yang dihasilkan. Bau yang khas pada bawang putih berasal dari

minyak volatil yang mengandung komponen sulfur. Karakteristik bawang putih

muncul apabila terjadi pemotongan atau perusakan jaringan. Bawang putih sangat

mudah dijumpai pada daerah-daerah tropis di sepanjang garis khatulistiwa.

(Palungku dan Budiatri 1992).

Lada atau merica (Piper nigrum) adalah bahan pangan yang biasa

ditambahkan pada bahan makanan sebagai penyedap masakan. Lada digemari

karena mempunyai sifat penting, yaitu rasanya yang pedas dan aroma yang khas.

Rasa pedas pada lada yang dihasilkan berasal dari zat piperin dan piperinin serta

khavisin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan alkaloida. Merica

sangat digemari oleh orang-orang yang tinggal di iklim sub-tropis karena dapat

menghangatkan suhu badan (Rismunandar 1993).

Page 18: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

7

2.1.4 Predusting, battering dan breading

Predusting banyak digunakan untuk meningkatkan daya adhesi batter.

Proses ini sangat penting untuk produk basah atau memiliki permukaan yang

berminyak misalnya daging bagian dada dan drumstick. Predusting biasanya

mengandung tepung atau campuran tepung batter dan kemungkinan bumbu-

bumbu jika diinginkan (Sidiq 2005).

Predusting biasanya diaplikasikan dengan menggunakan drum breader,

tetapi metode ini lebih sesuai diaplikasikan untuk daging yang banyak

mengandung otot sebagai akibat gaya mekanis yang terjadi pada drum breader.

Metode lainnya adalah dengan menggunakan springkle applicator. Metode ini

digunakan untuk produk cetakan karena tidak banyak mengalami tekanan mekanis

(Sidiq 2005).

Batter adalah campuran yang terdiri dari air, tepung pati dan bumbu-

bumbu yang digunakan untuk mencelupkan produk setelah dimasak. Coating

dapat digunakan untuk melindungi produk dari dehidrasi selama pemasakan dan

penyimpanan. Ada dua jenis batter yang dapat digunakan yaitu jenis yang beragi

dan yang tidak beragi. Jenis yang beragi digunakan untuk coating karena memiliki

level viskositas yang tinggi, sehingga breading tidak perlu dilakukan. Batter yang

beragi salah satunya adalah tempura. Sedangkan jenis yang tidak beragi biasa

dikombinasikan prosesnya dengan breading dan tingkat viskositasnya dapat diatur

(Fellow 1992).

Breading adalah campuran tepung, pati dan bumbu berbentuk kasar dan

diaplikasikan sebelum digoreng. Terdapat lima jenis utama breader yaitu

American bread crumbs, Japanese bread crumbs, crackermeal, flour breaders,

dan extruded crumbs (Fellow 1992).

Fungsi utama dari batter dan breading secara keseluruhan adalah untuk

memperbaiki penampakan dan memperbaiki karakteristik produk, misalnya

kerenyahan tekstur maupun warna yang lebih menarik. Batter dan breading juga

dapat meningkatkan nilai gizi dari suatu produk pangan dan menambah

kenikmatan ketika mengkonsumsi produk tersebut. Batter dan breading juga

bertujuan untuk menjaga kelembaban produk pangan. Tepung roti yang digunakan

harus segar, berbau khas roti, tidak berbau tengik atau asam, berwarna cemerlang,

Page 19: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

8

berbentuk serpihan yang rata dan tidak mengandung benda asing (Badan

Standardisasi Nasional 1999).

2.2 Definisi Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (1997), konsumen terdiri dari seluruh

individu rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk

keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri dapat digolongkan ke dalam kelompok-

kelompok yang berbeda berdasarkan usia, pendapatan, pendidikan, pola

perpindahan tempat dan selera. Pengelompokan ini sangat bermanfaat bagi

pemasaran dalam merencanakan strategi pemasaran. Sedangkan menurut Undang-

Undang Nomor 1999 tentang perlindungan konsumen, definisi konsumen adalah

setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak

untuk diperdagangkan.

Konsumen digolongkan menjadi dua jenis, yaitu konsumen individu dan

konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk

digunakan sendiri. Konsumen individu juga mungkin membeli barang dan jasa

untuk teman, saudara atau orang lain. Dalam konteks barang dan jasa yang dibeli

kemudian digunakan langsung oleh individu pemakainya disebut pemakai akhir

atau konsumen akhir. Sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis,

yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (sekolah,

perguruan tinggi, rumah sakit). Semua organisasi ini harus membeli produk,

peralatan, dan jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya

(Suwarman 2003).

2.3 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan

jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Sumarwan

2003). Sedangkan menurut Engel et al. (1995), perilaku konsumen adalah

tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsikan dan

Page 20: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

9

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan ini.

Perilaku konsumen dapat disimpulkan yaitu semua kegiatan, serta proses

psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika

membeli, menggunakan, menghabiskan barang dan jasa setelah melakukan hal-hal

di atas atau kegiatan mengevaluasi. Perilaku konsumen dalam mengambil

keputusan tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang nantinya akan

membentuk perilaku proses keputusan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam mengambil keputusan antara lain : lingkungan,

perbedaan individu dan proses psikologis (Suwarman 2003).

Perilaku konsumen menurut Mowen (1995) adalah interaksi dinamis dari

pengaruh, kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan

pertukaran barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhannya. Dari pengertian

tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan

tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen

perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan

menggunakan barang dan jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang

diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan

tersebut.

2.4 Peran Pembelian

Perilaku manusia dalam melakukan proses pembelian cukup sulit untuk

didefinisikan. Hal ini disebabkan karena terlalu kompleksnya hal-hal yang

mempengaruhi manusia untuk mengkonsumsi atau membeli suatu produk.

Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak

muncul begitu saja, tetapi melalui suatu tahapan tertentu. Secara khusus, pemasar

harus mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian atau siapa

yang berperan dalam pembelian dan langkah-langkah yang dilakukan dalam

proses pembelian tersebut. Suatu proses keputusan membeli bukan sekedar

mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembelian tetapi

berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli (Kotler dan

Armstrong 1997)

Page 21: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

10

Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan membeli, yaitu :

a. Pemrakarsa (initiator) adalah orang yang pertama kali menyarankan untuk

membeli suatu produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh (influence) adalah orang yang pandangan atau

nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan.

c. Pengambil keputusan (decider) adalah orang yang sangat menentukan

sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian.

d. Pembeli (buyer) adalah orang yang melakukan pembelian yang nyata.

e. Pemakai (user) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan

produk atau jasa yang bersangkutan.

2.5 Mekanisme Dalam Proses Keputusan Pembelian

Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli

tidak dapat muncul begitu saja, melainkan melalui suatu tahapan tertentu.

Seseorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka harus menentukan

alternatif pilihan. Menurut Kotler dan Armstrong (1997) keputusan konsumen

melewati lima tahapan. Yang pertama adalah pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

2.5.1 Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, dimana

konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh

faktor internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang timbul pada tingkat

yang cukup tinggi, sehingga terjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh

faktor eksternal, misalnya contoh iklan-iklan atau pengaruh dari orang lain

(Kamenetz 2006).

Terkadang terdapat ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual

dengan kondisi yang digunakan. Menurut Engel et al. (1995), pada saat

ketidaksesuaian ini melebihi ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali.

Seandainya ketidaksesuaian itu berada di bawah tingkat ambang, maka

pengenalan kebutuhan pun tidak terjadi. Penganalisaan kebutuhan dan keinginan

ini menurut Swastha dan Handoko (2000) ditunjukkan terutama untuk mengetahui

Page 22: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

11

adanya kebutuhan dan keinginan yang tidak terpuaskan, jika kebutuhan tersebut

diketahui maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum

segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya serta kebutuhan yang

sama-sama harus segera dipenuhi. Adanya kebutuhan yang belum terpenuhi

tersebut sering diketahui secara tiba-tiba pada saat konsumen sedang berjalan-

jalan ke toko atau sedang berbelanja atau pada saat memperoleh informasi dari

sebuah iklan, media lain, tetangga ataupun dari teman.

2.5.2 Pencarian informasi

Konsumen yang tertarik kepada suatu produk mungkin akan mencari lebih

banyak informasi. Jika dorongan itu kuat dan produk memuaskan, maka

konsumen tersebut akan membelinya lagi dikemudian hari. Jumlah pencarian

informasi yang dilakukan bergantung pada kekuatan dorongan si konsumen,

jumlah informasi yang dimulai, kemudahan memperoleh lebih banyak informasi,

nilai yang ditempatkan pada informasi tambahan dan kepuasan yang didapat dari

pencarian (Mankins 2005)

Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya

(pencarian internal) atau melakukan pengambilan informasi dari lingkungan

sekitarnya (lingkungan eksternal). Menurut Engel et al. (1995), pencarian

informasi adalah suatu kegiatan termotivasi dan pengetahuan yang tersimpan di

dalam ingatan konsumen dan pengumpulan informasi utama yang akan dicari

konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (1997), sumber-sumber informasi yang

diperoleh konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, kenalan

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan

c. Sumber publik : media massa, organisasi penilai konsumen

d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk

Menurut Swastha dan Handoko (2000), pencarian informasi dapat bersifat

aktif atau pasif, internal atau eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif

dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan

harga atau kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif mungkin hanya

dengan membaca suatu iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempercayai

Page 23: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

12

tujuan khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk yang diinginkan.

Pencarian informasi internal tentang sumber-sumber pembelian dapat berasal dari

pelopor opini (opinion leader). Sedangkan informasi eksternal dapat berasal dari

media massa (majalah, surat kabar, radio dan televisi) dan sumber-sumber

informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan (publikasi, iklan, informasi dari

pedagang).

2.5.3 Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif menurut Sumarwan (2003) adalah bagaimana seorang

konsumen memproses informasi untuk sampai pada memilih suatu merek tertentu.

Evaluasi alternatif bergantung pada pribadi konsumen dan situasi pembelian

tertentu. Konsumen terkadang membuat keputusan pembelian sendiri, misalnya

konsumen meminta nasihat pembelian dari teman, pemandu, wiraniaga atau orang

lain yang terpercaya.

Menurut Engel et al. (1995), evaluasi alternatif didefinisikan sebagai

proses evaluasi suatu alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Terdapat empat komponen dasar dalam proses evaluasi alternatif, yaitu (1)

Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif-

alternatif, (2) Memutuskan alternatif yang akan dipertimbangkan, (3) Menilai

kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan dan (4) Memilih dan menerapkan

kaidah keputusan untuk membuat keputusan akhir. Hasil akhir dari proses

evaluasi alternatif pada keterlibatan tinggi adalah pembentukan sikap umum

terhadap masing-masing alternatif. Sedangkan pada situasi keterlibatan rendah,

proses evaluasi alternatif hanya melibatkan pembentukan sedikit kepercayaan

kepada alternatif pilihan.

2.5.4 Keputusan membeli

Setelah tahap evaluasi alternatif, konsumen menentukan peringkat merek

dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian adalah

tahap untuk membeli yang paling disukai oleh konsumen. Terdapat dua faktor

yakni bisa berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap orang lain dimana faktor ini adalah faktor yang

Page 24: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

13

mempengaruhi konsumen untuk segera membeli tanpa pikir panjang. Faktor yang

kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin

membentuk niat pembelian berdasarkan aspek-aspek pendapatan, harga dan

manfaat produk yang dibeli (Pruden et al. 2004)

Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian

yang nyata. Jadi setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus

mengambil keputusan apakah membeli atau tidak, bila konsumen memutuskan

untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus

diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian

dan cara pembayarannya (Swastha dan Handoko 2000). Konsumen mungkin juga

akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang

disukainya. Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai

kapan membeli, di mana membeli dan bagaimana membeli.

Menurut Kotler dan Armstrong (1997), terdapat dua faktor yang dapat

mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian. Pertama adalah

faktor sikap atau pendirian orang lain dan kedua adalah faktor situasi yang tidak

diantisipasi atau tidak diinginkan. Faktor pertama, mempengaruhi alternatif yang

disukai seseorang namun tergantung pada intensitas dari pendirian negatif orang

lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain. Semakin kuat sikap negatif orang lain dan semakin

menyesuaikan maksud pembeliannya. Sedangkan untuk faktor kedua, yang dapat

mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian adalah faktor situasi yang

tidak diantisipasi atau tidak diinginkan. Adanya faktor ini dapat mengubah

rencana pembelian suatu produk yang akan dilakukan konsumen (Kotler dan

Armstrong 1997)

2.5.5 Perilaku pasca pembelian

Tahap ini adalah tahap yang dilakukan setelah konsumen melakukan

pembelian. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut

hingga periode pasca pembelian. Setelah melakukan pembelian, maka konsumen

akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Hasil evaluasi pasca

pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan dan

Page 25: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

14

ketidakpuasan terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya

(Kotler dan Armstrong 1997).

Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang

produk tersebut. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang

membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya dan cenderung

mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang akan bersangkutan

terhadap orang lain. Sedangkan apabila konsumen dalam melakukan pembelian

tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang

akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen

tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi

tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya

mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.

Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar pula

ketidakpuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa produsen hanya boleh

menjanjikan apa yang dapat diberikan berupa produknya sehingga konsumen

terpuaskan (Keller dan Berry 2003).

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Proses keputusan konsumen untuk membeli suatu produk sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku

konsumen adalah faktor-faktor kebudayaan, sosial, personal dan psikologi (Kotler

dan Armstrong 1997). Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang

berbeda pula. Dengan kata lain, adanya faktor yang dominan pada pembelian

suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh.

2.6.1 Faktor kebudayaan

Kebudayaan adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

Menurut Engel et al. (1995), budaya mengacu kepada nilai, gagasan, sikap dan

simbol lain yang membentuk individu untuk berkomunikasi, membuat tafsiran

dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Manusia adalah makhluk yang

berbudaya, perilakunya dapat dipelajari dari lingkungan sekitarnya, sehingga nilai,

persepsi, preferensi dan perilaku antara seseorang yang tinggal pada daerah

Page 26: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

15

tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain

pula. Dalam perilaku konsumen, budaya mempengaruhi tiga faktor, yaitu : (1)

konsumsi, (2) budaya mempengaruhi bagaimana individu dalam pengambilan

keputusan dan (3) variabel utama dalam penciptaan dan komunikasi makna dari

sebuah produk. Oleh karena itu, pemasar sangat berkepentingan untuk melihat

pergeseran budaya tersebut agar dapat menyediakan produk-produk baru yang

diinginkan konsumen.

Masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih kecil atau

kelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan

situasi yang umum. Sub-budaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras dan

daerah geografis. Banyak sub-budaya membentuk segmen pasar yang penting dan

pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang dibuat untuk

kebutuhan mereka. Sebagai contoh sub-budaya yang ada di Amerika adalah kaum

hispanik, Afrika-Amerika, Asia-Amerika dan konsumen dewasa (Russel 2005).

2.6.2 Faktor sosial

Kelompok rujukan adalah kelompok yang dijadikan pembanding baik

yang pernah ditemui atau tidak, yang mempengaruhi sikap seseorang. Seseorang

sering dipengaruhi kelompok rujukan di mana ia tidak menjadi anggotanya.

Pemasar dalam hal ini berupaya mengidentifikasikan kelompok rujukan untuk

pasar sasarannya. Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada perilaku dan

gaya hidup. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek penelitian yang ekstensif (Kotler dan

Armstrong 1997). Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang

kuat terhadap perilaku pembelian. Keluarga sangat penting di dalam studi perilaku

konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan

pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga memberikan

pengaruh utama pada sikap dan perilaku konsumen.

2.6.3 Faktor pribadi

Seseorang akan mengubah keinginannya dalam membeli barang dan jas

selama hidupnya. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan

Page 27: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

16

usia. Keinginan untuk membeli dipengaruhi oleh jenjang hidup seseorang di

dalam keluarga, sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan yang

terjadi, yang berhubungan dengan tingkat hidup seseorang. Pekerjaan seseorang

mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat

mengidentifikasikan kelompok profesi yang mempengaruhi minat lebih terhadap

produk mereka. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan

kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga, sehingga

indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resisi, pemasar dapat

mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya (Keller dan Berry 2003).

2.6.4 Faktor psikologis

Kebutuhan-kebutuhan yang ada tersebut tidak cukup untuk memotivasi

seseorang untuk bertindak pada saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah

menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah

suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasaan.

Menurut Kotler dan Armstrong (1997) adalah proses bagaimana seseorang

individu mengorganisasikan, memilih dan menginterpretasikan masukan-masukan

informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Seseorang yang

termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang yang termotivasi bertindak

akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap rangsangan yang sama karena tiga

proses persepsi yaitu selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.

2.7 Peranan Merek

Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda

yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna dan

kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Tjiptono (2005) memberikan empat

hal pokok yang harus diperhatikan dalam sebuah merek (brand), yaitu (1)

recognition atau tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, (2) reputation

atau tingkat dan status yang cukup baik bagi sebuah merek karena telah terbukti

mempunyai track-record yang baik, (3) affinity atau hubungan emosional yang

Page 28: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

17

timbul antara sebuah merek dengan konsumennya dan (4) domain atau seberapa

lebar scope dari produk yang mau menggunakan merek yang bersangkutan.

Tjiptono (2005) mengemukakan bahwa terdapat empat konsep merek,

pertama intangible product, yaitu merupakan basis pilihan konsumen yang

rasional. Kedua adalah basic brand yang bertujuan untuk mewujudkan penjualan

dalam lingkungan yang kompetitif. Basic brand adalah atribut-atribut yang

mampu mengajak atau menstimulasi konsumen pertama kali untuk memilih

produk pertama kali. Tjiptono (2005) lebih lanjut memberikan contoh basic brand

bahwa produk harus dikemas dengan rapi dan menarik. Ketiga adalah augmented

brand yang bertujuan untuk memperluas merek dalam meningkatkan nilainya.

Keempat adalah potential brand yaitu menambahkan berbagai atribut tambahan

yang berperan dalam membentuk prefrensi dan loyalitas pelanggan.

2.8 Uji Validitas

Validitas menunjukkan suatu hasil dari sebuah alat pengukuran untuk

melihat pengukuran yang ingin diukur (Umar 2003). Setelah kuesioner tersebut

tersusun maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner.

Pengujian validitas terhadap kuesioner dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh

mana suatu alat pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur. Suatu alat

ukur yang valid atau tingkat keabsahannya tinggi secara otomatis biasanya

diandalkan (reliable). Namun sebaliknya, suatu pengukuran yang handal belum

tentu memiliki keabsahan tinggi (Rangkuti 1997). Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan-pertanyaan yang ada saling berhubungan antara konsep dengan

kenyataan empiris. Uji validitas dilakukan pada orang responden. Setelah

kuesioner tersusun dan teruji validitasnya, dalam prakteknya belum tentu data

yang dikumpulkan adalah data yang valid. Beberapa hal yang dapat mengurangi

validitas data antara lain cara mewawancarai dan keadaan responden sewaktu

wawancara dilakukan adalah hal-hal yang perlu diperhatikan (Umar 2003).

2.9 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi

suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar 2003). Setiap

Page 29: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

18

alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil

pengukuran yang konsisten. Semakin kecil kesalahan pengukuran, maka semakin

reliabel alat pengukur tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin besar kesalahan

pengukuran, maka semakin tidak reliabel alat pengukuran tersebut. Besar kecilnya

kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara hasil

pengukuran pertama dan kedua. Pada penelitian sosial, kemungkinan terjadinya

kesalahan pengukuran cukup besar karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran

yang sebenarnya kesalahan pengukuran harus diperhitungkan. Instrumen yang

baik tidak akan bersifat tendensius yang mengarahkan responden untuk memilih

jawaban-jawaban tertentu (Umar 2003).

Page 30: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

19

3 METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Secara ringkas, penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap analisis.

Analisis pertama adalah menganalisis proses keputusan yang dilakukan konsumen

dengan menggunakan analisis deskriptif. Data-data yang diperoleh dari jawaban

responden ditransformasikan ke dalam suatu bentuk yang mudah untuk

dimengerti dan diterjemahkan. Analisis ini meliputi pengenalan kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan evaluasi pasca

pembelian. Analisis kedua menggunakan analisis Spearman Rank Correlation

untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diuji dengan pengaruh

keputusan pembelian. Analisis terakhir menggunakan uji statistik non-parametrik.

Yang diuji adalah dua sampel independen, sehingga analisis yang digunakan

adalah analisis Mann-Whitney.

Pada instrumen kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

kuesioner akan diberikan kode untuk mempermudah menganalisisnya. Terdapat

pertanyaan dengan kode P1 hingga P28. Kode pertanyaan P1 dan P2 adalah

screening awal. Kode pertanyaan P3 hingga P9 adalah screening profil responden.

Kode pertanyaan P10 hingga P19 adalah pengujian terhadap produk fish nugget

komersil. Kode pertanyaan P20 hingga P27 adalah uji organoleptik terhadap

kedua produk yang disajikan. Dan pertanyaan terakhir dengan kode P28 adalah

pertanyaan untuk memilih produk mana yang lebih disukai.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini tidak dilakukan di dalam lingkup kampus Institut Pertanian

Bogor, namun dilakukan di luar kampus Institut Pertanian Bogor. Yaitu di pusat

perbelanjaan atau supermarket yang menjual fish nugget komersil merek X.

Sasaran yang dituju adalah responden yang membeli fish nugget komersil

tersebut. Responden yang diinginkan berjumlah 100 orang. 30 responden pertama

bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang diberikan kepada responden valid

atau tidak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2011.

Page 31: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

20

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah kuesioner, meja,

kursi dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah dua jenis

produk fish nugget, yaitu produk fish nugget dalam kemasan dari Teknologi Hasil

Perairan dengan produk fish nugget komersil yang sudah ada di pasaran.

3.4 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir di dalam

suatu pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Setelah kuesioner akhir

terbentuk, langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner.

Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat

pengukur (instrumen) mengukur apa yang ingin diukur (Umar 2003).

Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan menggunakan

teknik korelasi product moment pearson dan analisa regresi. Hipotesis statistik ini

adalah:

H0: Tidak ada hubungan (korelasi) antara x dan y

H1: Terdapat hubungan (korelasi) antara x dan y

Uji Validitas akan sahih jika nilai r-hitung lebih besar daripadi nilai r-

tabel. Nilai r-tabel yang digunakan adalah 0,3061 (Junaidi 2000), karena

menggunakan alpha sebesar 0,1. (dapat dilihat pada Lampiran 4).

Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data

pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Teknik yang dipakai untuk

menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi product moment pearson

berikut:

2222xy

YYnXXn

YXXYn=r ....................(1)

Keterangan:

rxy = Korelasi antar X dan Y

n = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pertanyaan

Y = Skor total

Page 32: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

21

Uji validitas dilakukan pada 30 responden. Penilaian didasarkan pada nilai

skor atau poin, dimana poin tertinggi adalah 5 untuk menjawab A, dan terkecil

adalah 1 jika menjawab E. Pertanyaan untuk uji validitas hanya pertanyan dengan

kode P10 hingga P19. Pertanyaan dibagi menjadi menjadi tiga kategori.

Pertanyaan P10 dan P11 untuk mengetahui alasan mengapa konsumen membeli

produk fish nugget komersil tersebut. Pertanyaan P12 hingga P15 untuk

mengetahui pengetahuan konsumen terhadap produk. Dan kategori terakhir P16

hingga P19 untuk mengetahui kepuasaan konsumen terhadap produk. Kemudiaan

semua skor ditotal dan dimasukkan ke dalam rumus di atas dengan menggunakan

program SPSS 16 . Perhitungan skoring yang dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.5 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan

hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi

sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Jika alat ukur dinyatakan sahih,

selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang

menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama

(Umar 2003). Reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan

menggunakan teknik alpha cronbach berikut:

21

2

11σ

σ1

1k

k=r .....................................................(2)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

2σ = Jumlah ragam butir

21σ = Jumlah ragam total

Mencari nilai ragam menggunakan rumus berikut:

n

n

XX

2

2

2 ........................................................(3)

Page 33: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

22

Keterangan:

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden. Sama seperti uji validitas,

uji reliabilitas juga dilakukan hanya kepada pertanyaan dengan kode P10 hingga

P19 dimana nilai korelasi yang dihitung dinyatakan sahih apabila nilai r lebih dari

0,3061 dan semakin sahih jika semakin mendekati 1,00. Pengujian reliabilitas

diolah dengan menggunakan software SPSS 15 (Umar 2003).

3.6 Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini, data karakteristik konsumen fish nugget komersil

yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir dan

pendapatan, serta proses keputusan pembelian yang mencakup pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan pasca

pembelian yang dilakukan konsumen fish nugget komersil akan dianalisis secara

deskriptif. Analisis deskriptif dipilih karena dinilai mampu untuk menggambarkan

karakteristik konsumen suatu produk dan bagaimana proses keputusan pembelian

yang dilakukan konsumen fish nugget komersil. Pengolahan analisis karakteristik

konsumen dan keputusan pembelian fish nugget pada penelitian ini menggunakan

alat perangkat lunak (software) Microsoft Excel 2007. Hasil analisis tersebut akan

menampilkan mayoritas karakteristik konsumen fish nugget komersil dan hal-hal

utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam proses pembelian fish nugget.

Dalam analisis deskriptif yang diuji adalah pertanyaan dengan kode P3 hingga P9

yang mana itu adalah screening untuk para responden. Dan juga pertanyaan

dengan kode P10 hingga P19.

3.7 Analisis Spearman Rank Correlation

Uji korelasi rank spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel yang diuji dengan pengaruh keputusan pembelian. Jawaban responden

tentang variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian. Menurut Sugiyono

(2005), korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk

Page 34: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

23

menguji nyatanya asosiatif bila masing-masing peubah yang dihubungkan

berbentuk ordinal dan sumber data antar peubah tidak harus sama.

Data masukan dalam analisis rank spearman diperoleh dengan

menjumlahkan nilai yang diberikan oleh responden secara horizontal terhadap

variabel yang terdapat dalam setiap kuadran Kartesius (Xi) dan total penilaian

responden terhadap keputusan pembelian (Yi).

3.8 Analisis Mann-Whitney

Mann-Whitney merupakan analisis yang termasuk dalam uji non-

parametrik. Analisis ini untuk membandingan pemusatan dua buah sampel yang

diasumsikan mempunyai bentuk yang sama, maka digunakanlah uji dua sampel

independen yaitu analisis Mann-Whitney. Dalam kelompok uji dua sampel

independen, analisis Mann-Whitney adalah analisis terkuat yang digunakan

sebagai alternatif uji parametrik T-test (Daniel 1990). Berikut ini adalah hipotesis

dengan menggunakan analisis Mann-Whitney :

H0 : dua sampel independen berasal dari populasi yang sama (dengan nilai

rata-rata sama).

H1 : dua sampel independen berasal dari populasi yang berbeda (dengan

nilai rata-rata berbeda)

Page 35: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

24

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Instrumen Kuesioner

Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji beberapa

analisis yang diinginkan. Namun kuesioner sebelum digunakan harus melalui

tahapan uji validitas dan reliabilitas agar data yang nanti dihasilkan tepat dan

akurat. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan.

4.1.1 Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk menentukan apakah kuesioner yang

digunakan menghasilkan data yang valid atau tidak. Uji validitas akan sahih atau

valid dengan menguji 30 sampel awal terlebih dahulu. Jika terdapat pertanyaan

yang tidak valid, maka pertanyaan kuesioner harus diganti dan menggantinya

dengan pertanyaan yang valid. Tujuannya adalah agar data yang digunakan dapat

dipertanggung jawabkan.

Berikut ini adalah hasil dari uji validitas terhadap kuesioner penelitian

yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji Validitas terhadap kuesioner

Kode Pertanyaan Nilai r-hitung

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P18

P19

0,91

0,87

0,67

0,75

0,37

0,33

0,78

0,88

0,80

Page 36: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

25

Hasil dari nilai r-hitung kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabel, yaitu

0,3061. Sebuah variabel dapat dikatakan valid apabilai nilai r-hitungnya lebih

besar daripada nilai r-tabelnya (dapat dilihat pada lampiran 2).

4.1.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi atau

keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat

ukur suatu objek atau responden. Sebuah alat ukur seperti kuesioner dapat

dinyatakan sahih apabila hasil dari uji reliabilitas alat ukur tersebut dapat

dipertanggung jawabkan dengan melihat nilai r-hitungnya. Nilai tersebut

kemudian dibandingkan dengan nilai r-tabelnya Berikut ini adalah hasil

pengukuran uji reliabilitas terhadap kuesioner penelitian yang dilakukan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas terhadap kuesioner

Kode Pertanyaan Nilai r-hitung

P10 0,448

P11 0,476

P12 0,615

P13 0,669

P14 0,476

P15 0,550

P16 0,540

P17 0,568

P18 0,468

P19 0,413

Setelah didapat nilai r-hitungnya, kemudian kita bandingkan dengan nilai

r-tabelnya yaitu sebesar 0,3061. Sebuah variabel dapat dikatakan reliabel apabila

nilai r-hitungnya lebih besar daripada nilai r-tabelnya (dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Page 37: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

26

4.2 Karakteristik Konsumen

Penelitian ini menggunakan karakteristik konsumen yang dilihat dari jenis

kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pendapatan rata-rata perbulan dan

pekerjaan.

4.2.1 Jenis kelamin

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan jenis kelamin

adalah mayoritas laki-laki sebanyak 61% dan sisanya berjenis kelamin perempuan

adalah 39% . Hal ini menjelaskan bahwa laki-laki lebih banyak mengkonsumsi

fish nugget komersil jika dibandingkan perempuan. Karakteristik konsumen fish

nugget komersil berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Gambar 1.

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen laki-laki lebih banyak

membeli produk fish nugget komersil tersebut dibandingkan yang berjenis

kelamin perempuan. Hal ini karena laki-laki kebanyakan lebih peduli akan

kesehatan untuk menunjang pekerjaannya yang membutuhkan banyak energi.

Tidak hanya para laki-laki, perempuan juga sebenarnya sadar akan pentingnya

kesehatan (Irawan 2003). Namun, ketika melakukan penelitian ini, laki-laki yang

menjawab kuesioner paling banyak dari 100 responden.

4.2.2 Status pernikahan

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan status

pernikahan, ternyata konsumen yang sudah menikah dengan konsumen yang

belum menikah memiliki prosentase yang sama yaitu 50% . Karakteristik

Gambar 1 Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin

Page 38: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

27

konsumen fish nugget komersil berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada

Gambar 2.

Dari 100 responden yang menjawab kuesioner, terdapat perbandingan

yang sama yaitu 50 responden menjawab sudah menikah dan 50 responden juga

menjawab belum menikah. Hal ini tidak mempengaruhi terhadap keputusan

pembelian, hanya untuk screening mengenai status pernikahan responden saja.

Tujuannya hanya untuk mengumpulkan data dari semua responden apakah mereka

sudah berkeluarga atau belum. Biasanya orang yang telah berkeluarga dan

memiliki anak, maka mereka akan memberikan asupan makanan yang bergizi

untuk anak mereka. Orang tua akan memberikan yang terbaik untuk anak mereka

dalam perkembangannya, baik dalam pertumbahan badannya dan juga

perkembangan kecerdasan otak (Simamora 2004).

4.2.3 Pendidikan terakhir

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pendidikan

terakhir yang ditempuh dan yang paling banyak respondennya adalah konsumen

yang berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi mulai dari Strata 1 hingga Strata 3

yaitu sebesar 47% . Kemudian disusul oleh konsumen dengan pendidikan terakhir

diploma sebesar 26% . Setelah diploma kemudian konsumen dengan pendidikan

terakhir SLTA dengan nilai 25% . Terakhir adalah konsumen dengan pendidikan

SLTP sebesar 2% . Berikut ini adalah gambar karakteristik konsumen fish nugget

komersil berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2 Karakteristik konsumen berdasarkan status pernikahan

Page 39: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

28

Status pendidikan dari 100 orang responden sebagian besar menjawab

bahwa mereka memiliki pendidikan terakhir yaitu perguruan tinggi, mulai dari

Strata satu hingga Strata tiga. Screening ini dapat menentukan faktor keputusan

pembelian, apabila hasil dari nilai p-value nya lebih kecil daripada nilai alpha.

Pada umumnya, orang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mempedulikan

kesehatan diri mereka sendiri. Karena mereka paham akan pentingnya makanan

yang sehat untuk kelangsungan hidup mereka. Selain itu, dengan mengkonsumsi

makanan sehat dapat membantu memaksimalkan kerja otak, sehingga pekerjaan

mereka dapat dikerjakan dengan baik. Sebagian besar masyarakat modern saat ini

sudah menerapkan pola makan sehat, seperti gemar makan ikan. Tidak hanya

dalam bentuk nugget, sudah banyak hasil diversifikasi dari olahan ikan (Nugroho

2003).

4.2.4 Pendapatan perbulan

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pendapatan rata-

rata perbulan yang paling besar prosentasenya adalah responden dengan

pendapatan rata-rata perbulan dengan range Rp. 2.000.000 hingga Rp. 5.000.000

yaitu sebesar 38% . Diurutan kedua adalah pendapatan rata-rata perbulan di atas

Rp. 5.000.000 yaitu sebesar 29%. Kemudian disusul oleh pendapatan rata-rata

perbulan dengan range Rp. 500.001 hingga Rp. 2.000.000 . Terakhir adalah

pendapatan rata-rata perbulan kurang dari Rp. 500.000 yaitu sebesar 10 %.

Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan rata-rata perbulan yang dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3 Karakteritik konsumen berdasarkan pendidikan terakhir

Page 40: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

29

Mayoritas responden, yaitu sebesar 38 orang mereka memiliki pendapatan

perbulan rata-rata 2.000.000 hingga 5.000.000 rupiah. Dan sebanyak 29 orang

menjawab mereka memiliki pendapatan perbulan yaitu di atas 5.000.000 rupiah.

Hal ini akan sangat mempengaruhi faktor keputusan pembelian. Jika nilai p-value

nya lebih kecil daripada nilai alpha. Hasilnya dapat dilihat pada pembahasan

selanjutnya mengenai analisis korelasi variabel. Orang yang mempunyai tingkat

pendapatan yang lebih tinggi, maka perilakunya cenderung akan memanjakan

dirinya. Banyak dari mereka cenderung lebih memilih produk yang kaya nutrisi

walaupun harganya lebih mahal. Perilaku konsumen seperti ini sudah banyak

dilakukan dewasa ini, seperti mengkonsumsi nugget berbahan dasar ikan

(Rangkuti 2008).

4.2.5 Pekerjaan

Karakteristik konsumen fish nugget komersil berdasarkan pekerjaan

responden yang paling besar adalah responden dengan pekerjaan pegawai swasta

yaitu sebesar 31% . Yang kedua adalah responden dengan pekerjaan lainnya saitu

sebesar 24% . Lainnya di sini adalah pekerjaan yang berupa dokter, psikiater, ibu

rumah tangga, pensiunan dan sebagainya. Kemudian disusul oleh responden

dengan pekerjaan wiraswasta yaitu sebesar 17%. Responden dengan pekerjaan

mahasiswa dan pelajar serta responden dengan pekerjaan pegawai negeri memiliki

prosentase yang sama yakni 14%. Karakteristik konsumen fish nugget komersil

berdasarkan pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4 Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan

perbulan

Page 41: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

30

Untuk pekerjaan, screening ini tidak langsung mempengaruhi terhadap

faktor keputusan pembelian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

responden memiliki pekerjaan yang dapat menentukan pendapatan perbulannya.

Cara pandang seseorang terhadap mengkonsumsi barang dan jasa dapat

dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang dimiliki orang tersebut (Irawan 2003).

4.3 Proses Pengambilan Keputusan

Pembelian terjadi apabila seseorang merasakan membutuhkan sesuatu

untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam proses tersebut terdapat langkah-langkah

yang umumnya dilakukan seseorang jika ingin memutuskan membeli yang

diinginkannya. Proses keputusan pembelian ini meliputi lima tahap, antara lain :

(a) pengenalan kebutuhan, (b) pencarian informasi, (c) evaluasi alternatif, (d)

keputusan pembelian dan terakhir (e) pasca pembelian. Data mengenai proses

pengambilan keputusan diperoleh dari konsumen yang melakukan pembelian fish

nugget komersil.

4.3.1 Pengenalan kebutuhan

Kebutuhan terhadap sesuatu muncul ketika terjadinya gap antara keadaan

yang diinginkan dan keadaan sekarang. Gap inilah yang menyebabkan ketegangan

dan mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk menguranginya. Kebutuhan yang

ada tidak secara otomatis menimbulkan tindakan. Faktor-faktor tingkat

kepentingan, motivasi, manfaat dan tujuan seseorang akan mempengaruhi

Gambar 5 Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan

Page 42: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

31

tindakan tersebut. Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan produk

fish nugget komersil dapat diidentifikasi dengan melihat motivasi utama

pembelian dan manfaat yang ingin didapat. Motivasi utama konsumen terhadap

pembelian dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi utama konsumen dalam membeli

fish nugget komersil adalah kesehatan karena gizinya yang baik, yaitu sebesar

39% . Untuk motivasi kedua yang banyak dimiliki konsumen adalah lauk pauk

sebagai alternatif pengganti lauk yaitu sebesar 27% . Motivasi ketiga dari

responden yang menjawab karena sekedar ingin mencoba yaitu sebesar 21%. Dan

alasan terakhir adalah karena pengaruh dari teman yaitu sebesar 12% . Sehingga

dapat dilihat bahwa produk fish nugget komersil banyak dikonsumsi karena

gizinya yang baik.

Dapat disimpulkan bahwa responden yang menjawab kuesioner telah sadar

dan peduli akan kesehatan mereka. Selain itu, yang menjawab lauk pauk juga

merupakan responden yang peduli akan kesehatan. Mereka terbukti menjadikan

fish nugget sebagai pangan alternatif yang bergizi, menggantikan nugget yang

berbahan dasar ayam atau sosis berbahan dasar daging sapi yang memiliki

kandungan gizi lebih sedikit. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan

tinggi, maka perilakunya akan memilih barang atau jasa yang mengutamakan

kesehatan bagi dirinya. Kesadaran akan pentingnya makanan yang sehat telah

menjadi gaya hidup yang berkembang dengan pesat hingga saat ini. (Santoso dan

Fandy 2006).

Gambar 6 Motivasi utama konsumen membeli fish nugget

Page 43: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

32

Hasil penelitian mengenai manfaat yang dicari oleh konsumen dalam

mengkonsumsi produk fish nugget komersil ditunjukkan pada Gambar 7.

Sebanyak 46% konsumen mengkonsumsi fish nugget komersil berpendapat bahwa

produk fish nugget komersil ini memiliki gizi yang lebih baik daripada nugget

ayam. Manfaat lain yang diinginkan oleh konsumen adalah sebagai lauk pauk atau

makanan alternatif pengganti lauk yang biasanya dikonsumsi secara luas yaitu

sebesar 33% . Manfaat ketiga yakni sebesar 13% yang diinginkan konsumen

adalah sebagai camilan atau kudapan. Manfaat terakhir yang diharapkan dari para

konsumen adalah sekedar ingin mencoba produk fish nugget komersil tersebut

yaitu sebesar 8% , sehingga dapat disimpulkan konsumen mencari produk fish

nugget komersil tersebut dengan tujuan mencari gizinya yang baik, karena

menurut mereka produk fish nugget komersil memiliki gizi yang lebih baik

daripada nugget ayam. Konsumen yang mempu secara finansial akan lebih

memilih produk yang menyehatkan, walaupun harganya cenderung lebih mahal

(Rangkuti 2008).

4.3.2 Pencarian informasi

Tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah pencarian

informasi terhadap produk tersebut. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika

seseorang merasa bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi dengan cara membeli atau

Gambar 7 Manfaat yang ingin didapat dari konsumen fish nugget

Page 44: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

33

mengkonsumsi produk tertentu. Proses pencarian informasi dapat dilakukan

secara internal maupun eksternal. Pada tahap ini, konsumen mengharapkan akan

mendapatkan pengetahuan tentang produk secara lengkap sehingga dapat

menghasilkan keputusan yang tepat pula. Tahap pencarian informasi produk fish

nugget komersil dapat diidentifikasi dengan melihat sumber informasi produk,

media yang mempengaruhi dan pengaruh iklan terhadap tindakan pembelian.

Berikut adalah gambar yang menunjukkan hasil penelitian sumber informasi dapat

dilihat pada Gambar 8.

Mayoritas konsumen memperoleh informasi tentang produk fish nugget

komersil melalui teman atau sahabat mereka, yaitu sebesar 40% . Konsumen

dengan sumber informasi dari keluarga dan media massa (TV, radio, koran)

memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 28% . Sumber informasi dari internet dari

seluruh konsumen adalah sebesar 4% . Ini menunjukkan bahwa teman atau

sahabat merupakan sumber informasi terbesar konsumen dalam mencari informasi

produk fish nugget komersil. Konsumen biasanya akan lebih mempercayai orang-

orang terdekatnya dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Daripada iklan-iklan

yang terdapat di media massa. Orang-orang terdekat memiliki pengaruh yang

sangat besar dalam mencari dan mengkonsumsi sebuah produk. Salah satu

komunikasi yang sangat ampuh dalam memasarkan produk adalah dengan

komunikasi dari mulut ke mulut. Produsen yang sadar akan pentingnya

komunikasi dari mulut ke mulut dapat menciptakan peluang yaitu konsumen tetap

yang selalu membeli produk mereka (Santoso dan Fandy 2006).

Gambar 8. Sumber informasi konsumen terhadap produk fish nugget

Page 45: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

34

Gambar 9 di atas menunjukkan hasil penelitian mengenai media yang

paling mempengaruhi dalam pembelian produk fish nugget komersil. Dapat dilihat

bahwa media yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian konsumsi

fish nugget komersil adalah teman atau sahabat yaitu sebesar 35% . Media

selanjutnya yang paling mempengaruhi konsumen dalam pembelian fish nugget

komersil adalah keluarga yaitu 34%. Media ketiga yang mempengaruhi pembelian

fish nugget komersil konsumen adalah media massa (TV, radio, koran) yaitu

sebesar 28% . Media yang paling sedikit mempengaruhi konsumen dalam

pembelian fish nugget komersil adalah internet yaitu sebesar 3% . Hal ini

menunjukkan teman dan sahabat merupakan media yang paling mempengaruhi

dalam pembelian fish nugget komersil. Teman dan sahabat menjadi sumber

informasi utama dan juga media yang paling mempengaruhi dalam pembelian fish

nugget komersil. Kedua variabel ini mempunyai hasil yang sama dimana orang-

orang terdekat akan mempengaruhi satu dengan yang lainnya dengan cara

memberikan informasi sebuah produk yang disukainya. Komunikasi dari mulut ke

mulut adalah salah satu langkah jitu dalam memasarkan sebuah produk, karena

mempunyai sifat kepercayaan yang tinggi. Komunikasi dari mulut ke mulut juga

memiliki kelebihan lain, yaitu akan mempengaruhi konsumen lain dari yang

belum mengetahui tentang produk tersebut menjadi tahu karena pengaruh yang

diberikan. Konsumen setia biasanya akan mempengaruhi konsumen lain untuk

membeli produk yang menjadi kesukaannya. Pendekatan seperti ini harus disadari

betul oleh para produsen untuk menjadi produsen dengan nama besar dan

konsumen yang banyak (Simamora 2004).

Gambar 9 Media yang paling mempengaruhi pembelian fish nugget

Page 46: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

35

Gambar 10 di atas menunjukkan pengaruh iklan yang ada di media massa

terhadap pembelin fish nugget komersil. Hasil penelitian yang ditunjukkan pada

gambar di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 73% konsumen fish nugget komersil

terpengaruh oleh iklan terhadap pembelian, sisanya sebesar 23% konsumen fish

nugget komersil merasa tidak terpengaruh terhadap iklan fish nugget komersil

yang ada. Ini menunjukkan bahwa iklan pada sebuah produk sangat berpengaruh

terhadap pembelian suatu produk tersebut. Demikian pula dengan produk fish

nugget komersil yang sebagian besar konsumen menyatakan iklan sangat

berpengaruh terhadap pembelian. Iklan yang menarik akan mempengaruhi

konsumen dalam pembelian, terutama pembelian untuk pertama kalinya. Iklan

yang menarik akan membuat rasa ingin tahu konsumen menjadi sangat tinggi, dan

itu dapat menyebabkan terjadinya pembelian. Iklan yang menarik merupakan

media yang paling ampuh untuk mendapatkan banyak konsumen, baik iklan

media cetak ataupun media massa seperti radio dan televisi (Nugroho 2003)

4.3.3 Evaluasi alternatif

Proses evaluasi alternatif terjadi ketika konsumen sudah memiliki cukup

banyak informasi mengenai suatu produk. Evaluasi alternatif dimulai dengan

pembentukan dan perubahan dalam kepercayaan mengenai produk dan atributnya

yang kemudian diikuti dengan peralihan dalam sikap terhadap tindakan

pembelian. Konsumen akan menetapkan kriteria evaluasi yang akan digunakan

untuk membandingkan produk yang ada. Gambar 11 menunjukkan kriteria yang

pertama kali konsumen pertimbangkan dalam pembelian produk fish nugget

komersil.

Gambar 10 Pengaruh iklan terhadap pembelian fish nugget

Page 47: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

36

Pada gambar di atas terlihat sebanyak 45% konsumen menyatakan bahwa

gizi dari produk fish nugget komersil menjadi pertimbangan awal dalam membeli

produk ini. Kemudian sebanyak 40% konsumen menyatakan bahwa rasa dari

produk fish nugget komersil menjadi pertimbangan kedua tertinggi setelah

gizinya. Lalu pertimbangan yang selanjutnya adalah dari segi harganya yaitu

sebanyak 13% dari total keseluruhan konsumen. Hanya 2% saja yang menjawab

kemasan menarik adalah pertimbangan awal konsumen dalam membeli produk

fish nugget komersil tersebut. Konsumen terkadang mempertimbangkan berbagai

aspek sebelum melakukan pembelian agar tidak merasa dirugikan, contohnya

seperti aspek mutu atau kualitas. Perlu bagi mereka untuk mengetahui hal-hal

yang mereka anggap penting. Sebagian besar konsumen akan mempertimbangkan

aspek harga sebelum membeli barang atau jasa. Aspek kesehatan juga sangat

penting bagi konsumen-konsumen yang tidak mempertimbangkan aspek harga

dari barang atau jasa tersebut (Rangkuti 2008)

4.3.4 Keputusan pembelian

Tahap berikutnya dalam proses keputusan pembelian adalah pembelian

atau proses pembeliannya itu sendiri. Setelah konsumen memiliki berbagai

alternatif mengenai produk yang dibutuhkannya maka keputusan pembelian dapat

dilakukan. Pada proses keputusan pembelian, konsumen mengambil keputusan

mengenai cara pembelian produknya, frekuensi pembelian dan apakah konsumen

tersebut puas dengan produk yang dibelinya. Pengambilan keputusan pembelian

untuk cara pembelian produk fish nugget komersil ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 11 Pertimbangan awal konsumen terhadap pembelian

Page 48: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

37

Pada gambar di atas terlihat bahwa sebanyak 31% konsumen melakukan

pembelian produk fish nugget komersil secara mendadak, artinya niat membeli

produk tersebut muncul ketika melihat produk itu terdapat di supermarket atau

outlet-outlet yang menjualnya. Kemudian sebanyak 26% konsumen melakukan

pembelian produk fish nugget komersil secara terencana, artinya konsumen

melakukan pembelian yang sudah direncanakan sebelumnya. Lalu sebanyak 24%

konsumen melakukan pembelian produk fish nugget komersil melihat situasi

terlebih dahulu atau tergantung situasi, artinya konsumen ingin membeli produk

tersebut namun ada beberapa pertimbangan yang harus konsumen pikirkan dahulu

sebelum membeli. Dan sebanyak 19% konsumen membeli produk fish nugget

komersil hanya sesekali saja. Konsumen yang puas terhadap suatu barang dan

jasa, maka perilakunya adalah dia tidak akan ragu untuk membeli dan

mengkonsumsi barang dan jasa tersebut dikemudian hari (Rangkuti 2008).

4.3.5 Pasca pembelian

Evaluasi alternatif tidak hanya terjadi sebelum pembelian, tetapi akan tetap

berlaku setelah terjadinya proses pembelian. Pemakaian produk memberikan

informasi baru mengenai produk yang akan dibandingkan dengan kepercayaan

dan sikap yang ada. Konsumen akan mengevaluasi hasil yang diperoleh apakah

sesuai atau tidak dengan harapan mereka. Kepuasan atau ketidakpuasan adalah

hasil dari tahap pasca pembelian. Perilaku pasca pembelian juga dapat dilihat

ketika konsumen dihadapkan pada situasi jika harga dari suatu produk tersebut

Gambar 12 Cara memutuskan pembelian produk fish nugget

Page 49: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

38

mengalami kenaikan dan jika ketersediaan produk tersebut tidak ada. Gambar 13

menunjukkan tingkat kepuasan konsumen pada produk fish nugget komersil.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 100 konsumen produk

fish nugget komersil, sebanyak 100% menyatakan puas terhadap produk tersebut.

Tidak satupun konsumen yang menyatakan tidak puas terhadap produk tersebut.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa puas setelah proses

pembelian yang mereka lakukan. Kepuasan yang dirasakan konsumen diharapkan

akan membentuk sikap positif terhadap produk fish nugget komersil dan

memberikan dorongan untuk melakukan pembelian yang berkelanjutan. Untuk

konsumen yang merasa kurang ataupun tidak puas, kemungkinan terbesar adalah

dia tidak akan membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa tersebut

berkelanjutan. Namun, puas atau tidak puasnya kosumen terhadap suatu barang

dan jasa biasanya ditentukan oleh selera atau kesukaan pribadi konsumen tersebut.

Tentunya, tiap masing-masing konsumen mempunyai selera yang berbeda-

bedapula. Produsen haruslah membuat produk yang bisa dikonsumsi untuk para

konsumen dari berbagai kalangan (Nugroho 2003).

Permintaan pasar yang tinggi adalah sasaran utama dari para produsen

untuk berlomba-lomba menciptakan produk terbaik yang dapat diberikan kepada

para konsumen. Penting bagi para produsen untuk menciptakan dan menjaga mutu

yang baik dari produknya agar konsumen selalu membeli produk mereka dan

tidak berpaling kepada produk lain. Kepuasan dari suatu konsumen akan

mempengaruhi konsumen lain untuk membeli produk tersebut, karena kepuasan

adalah yang dicari oleh setiap konsumen (Tjiptono 2008).

Gambar 13 Kepuasan konsumen terhadap produk

Page 50: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

39

Gambar 14 menunjukkan data mengenai tindakan yang akan diambil

konsumen jika harga produk fish nugget komersil mengalami kenaikan.

Berdasarkan hasil penelitian, konsumen yang menjawab tetap membeli dengan

tetap membeli namun jarang dalam pembelian mempunyai prosentase yang sama

yakni 34% , artinya konsumen tesebut mayoritas masih tetap membeli. Lalu

sebanyak 24% konsumen menyatakan tidak jadi membeli jika harga produk fish

nugget komersil tersebut naik. Hanya 8% saja yang menjawab mencari produk

lain yang lebih murah. Kenaikan harga suatu barang dan jasa akan sangat

mempengaruhi konsumen terhadap pembelian. Kenaikan harga tersebut dapat

disebabkan oleh beberapa hal. Sebagian besar alasan mengapa harga dapat naik

karena produsen mengalami kenaikan bahan baku produksi. Hal ini juga dapat

menyebabkan konsumen menjadi berpaling dari produk tersebut. Apalagi jika

terdapat penurunan mutu, tetapi tidak semua konsumen akan berpaling dari

produk tersebut. Pengaruh kepuasan terhadap produk tersebutlah yang

menyebabkan konsumen tersebut tetap bertahan (Tjiptono 2008).

Kenaikan harga produk yang disertai penurunan mutu biasanya akan

membuat pelanggan tidak akan mengkonsumsi produk itu kembali dikemudian

hari. Hal tersebut akan menurunkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap

produk tersebut. Itulah sebabnya konsumen akan mencari produk lain yang

mempunyai mutu atau kualitas lebih baik. (Simamora 2004).

Gambar 14 Respon konsumen terhadap kenaikan harga

Page 51: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

40

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 15 sebanyak

35% konsumen menyatakan tidak jadi membeli produk fish nugget komersil

tersebut. Lalu sebanyak 26% konsumen akan mencari outlet lain yang

menyediakan produk fish nugget komersil. kemudian sebanyak 20% akan tetap

menunggu sampai stok produk fish nugget komersil tersedia kembali. Dan sisanya

sebanyak 19% konsumen menjawab akan mencari produk lain yang menyediakan

produk fish nugget komersil dengan merek lain. Barang dan jasa yang jarang atau

tidak tersedia di pasaran dapat mempengaruhi konsumen terhadap pembelian.

Biasanya pelanggan tetap atau yang biasa membeli barang atau jasa tersebut akan

mempunyai waktu khusus dalam pembelian. Ketidaktersediaan barang atau jasa

tersebut secara terus menerus, akan menyebabkan kepercayaan pelanggan tetap

tersebut menurun. Produsen hendaknya menjaga kestabilan jumlah produknya di

pasaran (Santoso dan Fandy 2006).

Pada masa-masa tertentu seperti hari raya dan libur panjang, sering terjadi

pasokan yang tidak stabil di pasar. Banyak wilayah yang terjadi penumpukan,

sementara di wilayah lain banyak yang kekurangan. Hal ini membuat konsumen

kesulitan dalam mencari produk yang diinginkan. Kestabilan jumlah produk

sangat penting dilakukan oleh produsen agar konsumen tidak tergoda untuk

memilih produk lain. Banyak dari produsen yang ketika produknya laris di

pasaran lalu meningkatkan jumlah produksi tetapi terjadi penurunan mutu.

Tentunya hal ini tidak diharapkan oleh para konsumen (Tjiptono 2008).

Gambar 15 Respon konsumen jika produk tidak tersedia

Page 52: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

41

4.4 Analisis Korelasi yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk

Fish Nugget

Untuk mengetahui hubungan atau korelasi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian dapat menggunakan uji Spearman

Correlation. Menurut Kotler (1997), analisis Spearman Correlation digunakan

ketika terdapat dua variabel pengukuran (dalam hal ini adalah variabel x dan y)

dan satu variabel nominal yang disembunyikan. Uji ini merupakan uji alternatif

non-parametrik, dan digunakan ketika data tidak menemukan asumsi terhadap

normalitas atau sebuah hubungan yang membentuk garis lurus.

Pada penelitian ini jumlah variabel yang akan dianalisis sebanyak 15

variabel dan termasuk di dalamnya terdapat atribut-atribut produk fish nugget

komersil tersebut. Variabel yang akan dianalisis antara lain usia, jenis kelamin,

status pernikahan, pendidikan terakhir, pendapatan perbulan, pekerjaan, motivasi

dalam mengkonsumsi fish nugget, manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi fish

nugget komersil, sumber informasi pertama mengenai produk, media yang paling

mempengaruhi produk fish nugget komersil, fokus atau pertimbangan awal

konsumen, pengaruh iklan terhadap pembelian, cara dalam memutuskan

pembelian produk, keputusan jika harga naik dan terakhir adalah keputusan ketika

produk fish nugget komersil tersebut tidak tersedia.

Variabel yang diuji merupakan pertanyaan-pertanyaan dari instrumen

kuesioner. Variabel yang diuji adalah pertanyaan dengan kode P3 hingga P19.

Namun terdapat pertanyaan yang tidak masuk dalam kriteria ini, yaitu pertanyaan

kepuasan terhadap produk fish nugget dengan kode P17. Pertanyaan ini tidak

masuk kriteria dalam analisis spearman rank correlation karena memiliki nilai

100% . Nilai tersebut tidak dapat dihitung karena tidak terdapat nilai

pembandingnya yang lain.

Tabel 3 menunjukkan ringkasan nilai p-value atau p-hitung yang dimiliki

setiap variabel yang diteliti. Nilai p-value atau p-hitung dari variabel yang diteliti

merupakan nilai korelasi dari Uji Spearman Correlation. Hasil perhitungan nilai

p-value atau p-hitung yang ditunjukkan dapat dilihat pada Lampiran 6. Berikut ini

adalah Tabel 3 dapat dilihat di bawah ini:

Page 53: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

42

Tabel 3. Variabel dan Nilai p-value serta pengaruhnya

No Variabel Nilai p-

value

Pengaruh

1 Usia 0,55 Tidak Signifikan

2 Jenis kelamin 0,15 Tidak Signifikan

3 Status pernikahan 0,65 Tidak Signifikan

4 Pendidikan terakhir 0,29 Tidak Signifikan

5 Pendapatan rata-rata perbulan 0,06 Signifikan

6 Pekerjaan 0,15 Tidak Signifikan

7 Motivasi dalam mengkonsumsi fish nugget 0,03 Signifikan

8 Manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi 0,08 Signifikan

9 Sumber informasi pertama mengenai produk 0,5 Tidak Signifikan

10 Media yang paling mempengaruhi produk 0,52 Tidak Signifikan

11 Fokus atau pertimbangan awal konsumen 0,14 Tidak Signifikan

12 Pengaruh iklan terhadap pembelian 0,04 Signifikan

13 Cara dalam memutuskan pembelian produk 0,12 Tidak Signifikan

14 Keputusan jika harga naik 0,08 Signifikan

15 Keputusan ketika produk tidak tersedia 0,4 Tidak Signifikan

Berdasarkan Tabel 3 di atas, terdapat 10 variabel dengan nilai p-value atau

p-hitung yang lebih besar dari nilai alpha (α). Interpretasi dari variabel dengan

nilai p-value atau p-hitung yang lebih besar dari nilai alpha (α) adalah variabel

tersebut tidak mempunyai korelasi dan tidak memberikan hasil yang signifikan

terhadap keputusan pembelian. Hanya terdapat lima variabel yang memiliki nilai

p-value atau p-hitung di bawah atau kurang dari nilai alpha (α) 0,1. Kelima

variabel tersebut adalah pendapatan rata-rata perbulan, motivasi dalam

mengkonsumsi produk fish nugget komersil, manfaat yang dicari dalam

mengkonsumsi produk fish nugget komersil tersebut, pengaruh iklan terhadap

pembelian produk fish nugget komersil, dan terakhir keputusan konsumen jika

harga produk fish nugget komersil naik.

Page 54: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

43

Variabel pendapatan perbulan memiliki nilai p-value sebesar 0,06,

sehingga memiliki interpretasi bahwa pendapatan perbulan mempunyai korelasi

dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel

motivasi dalam mengkonsumsi fish nugget memiliki nilai p-value sebesar 0,03.

Motivasi konsumen dalam mengkonsumsi produk komersil fish nugget

mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan

pembelian. Variabel manfaat yang dicari dalam mengkonsumsi fish nugget

komersil memiliki nilai p-value sebesar 0,08. Manfaat yang dicari konsumen

dalam mengkonsumsi produk fish nugget komersil mempunyai korelasi dan

memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel

pengaruh iklan terhadap pembelian fish nugget memiliki nilai p-value sebesar

0,04. Interpretasinya adalah bahwa pengaruh iklan terhadap pembelian

mempunyai korelasi dan memberikan hasil yang signifikan terhadap keputusan

pembelian. Variabel keputusan jika harga naik memiliki nilai p-value sebesar

0,08, sehingga memiliki interpretasi keputusan atau respon konsumen jika harga

produk fish nugget komersil tersebut naik mempunyai korelasi dan memberikan

hasil yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.5 Perbandingan Dengan Produk Lain

Produk fish nugget komersil merupakan produk fish nugget yang telah

dikenal secara luas dan memang produk yang sudah terdapat di pasaran, baik

pasar tradisional maupun pasar modern. Produk fish nugget komersil dapat

ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun di supermarket. Produk fish nugget

komersil memiliki segmentasi pasar yang luas, namun produk ini lebih difokuskan

kepada masyarakat dengan tingkat penghasilan di atas UMR, sehingga produk ini

dapat dengan mudah ditemukan di supermarket seperti Carrefour, Giant dan

Hypermart. Sementara produk fish nugget yang akan menjadi pembanding adalah

produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Produk ini merupakan hasil produksi

dari Mas Rizky yang bekerja pada Unit Produksi Departemen Teknologi Hasil

Perairan. Fish nugget ini diproduksi dengan menggunakan bahan dasar ikan lele

(Clarias sp.).

Page 55: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

44

Terdapat empat atribut yang akan dibandingkan antara produk fish nugget

komersil dengan produk fish nugget buatan Departemen Teknologi Hasil Perairan

yaitu, rasa, warna, tekstur dan aroma. Sebenarnya atribut yang akan diuji dapat

lebih banyak daripada keempat atribut tersebut, namun fokus perhatian dari para

konsumen dan penilaian utama yang akan dinilai adalah atribut rasa, warna,

tekstur dan aromanya saja. Penilaian yang dinilai berdasarkan rating atau tingkat

kepentingan produk tersebut. Rating tertinggi diberikan nilai 5 yaitu jika

konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban sangat penting. Rating

kedua diberikan nilai 4 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan

jawaban cukup penting. Rating ketiga diberikan nilai 3 jika konsumen menjawab

atribut yang dinilai dengan jawaban biasa saja. Rating keempat diberikan nilai 2

jika konsumen menjawab atribut yang dinilai dengan jawaban tidak terlau penting.

Rating terakhir diberikan nilai 1 jika konsumen menjawab atribut yang dinilai

dengan jawaban sangat tidak penting.

4.5.1 Perbandingan atribut rasa

Atribut pertama yang dinilai konsumen adalah rasanya. Rasa merupakan

hal pertama yang biasanya menjadi fokus perhatian dari sebuah produk oleh pasar

konsumen. Atribut rasa produk fish nugget komersil yang dinilai oleh konsumen

dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 memperlihatkan sebanyak 52% konsumen menjawab sangat

enak. Kemudian sebanyak 42% konsumen menjawab cukup enak. Hanya 6% saja

yang menjawab biasa saja. Secara keseluruhan rasa dari fish nugget komersil

dinilai sangat enak oleh konsumen. Selanjutnya produk fish nugget dari

Departemen Teknologi Hasil Perairan dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 16 Atribut rasa produk fish nugget komersil

Page 56: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

45

Gambar 17 menunjukkan sebanyak 44% konsumen menjawab cukup enak.

Lalu sebanyak 38% konsumen menjawab sangat enak. Sedangkan sisanya

sebanyak 18% menjawab biasa saja.

4.5.2 Perbandingan atribut warna

Atribut selanjutnya yang akan dibandingkan adalah atribut wana. Warna

yang menarik pada sebuah produk akan memberikan interpretasi yang baik bagi

para konsumen. Atribut warna produk fish nugget komersil yang dinilai oleh

konsumen dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 menunjukkan sebanyak 32% konsumen menjawab warna dari

produk fish nugget komersil sangat menarik, dan 47% konsumen menjawab

warnanya cukup menarik. Sedangkan 21% konsumen menjawab biasa saja. Hasil

uji produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan dapat dilihat

pada Gambar 19.

Gambar 17 Atribut rasa produk fish nugget THP

Gambar 18 Atribut warna produk fish nugget komersil

Page 57: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

46

Dari Gambar 19 di atas, hasil penelitian menunjukkan sebanyak 17%

konsumen menjawab warna dari produk fish nugget Departemen THP sangat

menarik, dan sebanyak 60% konsumen menjawab cukup menarik. Sedangkan

17% konsumen menjawab biasa saja, dan sisanya 2% konsumen yang menjawab

warna dari produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan dengan

jawaban tidak terlalu menarik.

4.5.3 Perbandingan atribut tekstur

Atribut ketiga yang dinilai adalah tekstur kedua produk tersebut. Atribut

tekstur produk fish nugget komersil yang dinilai langsung oleh konsumen dapat

dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20 menunjukkan sebanyak 35% konsumen menjawab tekstur dari

produk fish nugget komersil sangat kompak, dan sebanyak 50% konsumen

menjawab cukup kompak, serta sisanya sebanyak 15% konsumen yang menjawab

Gambar 19 Atribut warna produk fish nugget THP

Gambar 20 Atribut tekstur produk fish nugget komersil

Page 58: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

47

bahwa tekstur dari produk fish nugget komersil biasa saja. Produk fish nugget dari

Departemen Teknologi Hasil Perairan yang diteliti memperlihatkan hasil seperti

yang tercantum pada Gambar 21.

Data menunjukkan bahwa sebanyak 20% konsumen menjawab dengan

jawaban sangat kompak, dan sebagian besar konsumen, yaitu sebanyak 51% ,

menjawab cukup kompak. Konsumen yang menilai biasa saja sebanyak 29% .

4.5.4 Perbandingan atribut aroma

Atribut terakhir yang dinilai adalah atribut aroma masing-masing produk

tersebut. Hasil penilaian atribut aroma yang dinilai langsung oleh para responden

pada produk fish nugget komersil dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 menunjukkan sebanyak 51% konsumen menjawab aroma dari

produk fish nugget komersil ini sangat harum, kemudian sebanyak 39% konsumen

Gambar 21 Atribut tekstur produk fish nugget THP

Gambar 22 Atribut aroma produk fish nugget komersil

Page 59: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

48

menjawab cukup harum, dan hanya 10% konsumen yang menjawab biasa saja.

Sebagai pembanding adalah fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil

Perairan dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23 menunjukkan hasil penelitian dari produk fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan, hanya 19% konsumen yang menjawab

sangat harum, dan sebanyak 61% menjawab bahwa aroma dari produk fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan itu cukup harum. Konsumen yang menilai

biasa saja sebanyak 20% .

4.6 Uji Non-Parametrik untuk Membandingkan Kedua Produk

Uji statistik non-parametrik, memberikan hasil yang relatif lebih rendah

dibanding dengan uji parametrik. Untuk meningkatkan kebaikan hasil ujinya,

ukuran sampel harus diperbesar. Akan tetapi bagaimanapun juga uji non-

parametrik sangatlah mudah dimengerti dan relatif lebih sederhana dibandingkan

dengan uji parametrik. Menurut Daniel (1990), uji non-parametrik dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :

1) Uji sebuah sampel yang dibandingkan dengan menggunakan suatu distribusi

tertentu, misalnya chi-kuadrat, binominal, normal dan distribusi lainnya.

2) Uji untuk dua grup independen (bebas) atau lebih. Perbandingan pemusatan

dari dua buah distribusi yang diasumsikan mempunyai bentuk yang sama.

Analisis Mann-Whitney digunakan untuk uji dua sampel independen.

3) Uji variabel berpasangan (paired) atau berhubungan (related) yang

dipergunakan untuk membandingkan dua variabel untuk masing-masing

Gambar 23 Atribut aroma produk fish nugget THP

Page 60: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

49

subjek. Biasanya digunakan uji Wilcoxon yang merupakan versi non-

parametrik uji-T berpasangan atau dependen.

Pada penelitian ini terdapat empat atribut yang dianalisis dari masing-

masing produk fish nugget yaitu atribut rasa, warna, tekstur dan aroma.

Sebenarnya dapat ditambahkan dengan atribut-atribut yang lain agar analisisnya

lebih baik, tetapi atribut yang biasanya menjadi fokus paling utama oleh para

konsumen adalah keempat atribut tersebut. Perbedaan rasa pasti akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Rasa yang lebih enak dari dua

produk pastinya yang akan lebih dipilih oleh seorang konsumen. Pertimbangan

rasa dari sebuah produk akan menjadi tolak ukur utama bagi para konsumen untuk

membeli dan mengkonsumsi produk tersebut. Lalu warna yang menarik dari

sebuah produk pasti akan menjadi pertimbangan dari seorang konsumen. Rasa

yang enak namun memiliki warna atau kenampakan yang tidak menarik tentunya

tidak akan menjadi prioritas, sehingga warna yang baik akan mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen. Kemudian tekstur dari produk fish nugget yang

baik adalah produk yang memiliki tekstur tidak terlalu keras (alot) dan tidak

terlalu lembek. Tekstur sebuah produk juga dapat mempengaruhi keputusan

pembelian dari seorang konsumen. Terakhir yang menjadi pertimbangan

konsumen adalah aroma sebuah produk. Aroma berkaitan erat dengan ekspektasi

seseorang, maksudnya adalah jika aroma yang menggugah selera tentu akan

memiliki harapan bahwa produk tersebut enak rasanya. Keempat atribut ini sangat

berkaitan erat dengan penginderaan seseorang terhadap sebuah produk. Tentunya

setiap konsumen sangat berharap produk yang dikonsumsinya tidak

mengecewakan dari keempat atribut tersebut. Kepuasaan terhadap suatu produk

akan menentukan keputusan pembelian di kemudian hari.

Untuk memudahkan pencarian nilai p-value, maka semua hasil scoring

dijumlahkan dan kemudian dicari nilai mean atau rataannya. Nilai mean didapat

dengan menjumlahkan semua hasil scoring yang telah dinilai oleh para konsumen

lalu dibagi dengan jumlah data yang digunakan. Jumlah data dari masing-masing

produk berjumlah 100. Total dari kedua produk fish nugget yang diuji yaitu 200

data. Tabel 4 yang menunjukkan nilai mean dari masing-masing produk.

Page 61: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

50

Tabel 4 Nilai mean atau rataan dari masing-masing produk

Atribut Komersil THP

Rasa 4,460 4,200

Warna 4,410 3,920

Tekstur 4,200 3,910

Aroma 4,410 3,990

Setelah nilai mean didapatkan maka nilai asymtot sigma (2-tailed) dari

masing-masing atribut dapat dicari. Selang kepercayaan yang digunakan adalah

90% atau alpha 0,1 dan H0 ditolak jika nilai asymtot sigma (2-tailed) lebih kecil

dari nilai alpha. Selajutnya H1 diterima jika nilai asymtot sigma (2-tailed) lebih

kecil dari nilai alpha. Kemudian dapat dilihat apakah terdapat perbedaan yang

signifikan nyata antara fish nugget komersil dengan fish nugget dari Departemen

Teknologi Hasil Perairan, sehingga akan memberikan interpretasi bahwa produk

fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang

signifikan terhadap fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil Perairan. Tabel

5 menunjukkan nilai asymtot sigma (2-tailed) dan pengaruh produk fish nugget

komersil terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Tabel 5 Atribut, nilai asymtot sigma (2-tailed) dan pengaruhnya

Atribut Asymp.Sig. (2-tailed) Pengaruh

Rasa 0,011 Signifikan

Warna 0,066 Signifikan

Tekstur 0,004 Signifikan

Aroma 0,000 Signifikan

Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa semua atribut yang ada

menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai alpha 0,1. Pada atribut rasa, nilai

asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,011, sehingga memiliki interpretasi, atribut

rasa produk fish nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan

hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Page 62: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

51

Pada atribut warna, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,066, sehingga

memiliki interpretasi, atribut warna produk fish nugget komersil memberikan

pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan. Pada atribut tekstur, nilai asymtot sigma

(2-tailed) sebesar 0,004, sehingga memiliki interpretasi, atribut tekstur produk fish

nugget komersil memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan hasil yang

signifikan terhadap fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan. Pada

atribut aroma, nilai asymtot sigma (2-tailed) sebesar 0,000, sehingga memiliki

interpretasi, atribut tekstur produk fish nugget komersil memberikan pengaruh

yang berbeda nyata dan hasil yang signifikan terhadap fish nugget Departemen

Teknologi Hasil Perairan (dapat dilihat pada Lampiran 6).

Nilai mean atau rataan dari produk fish nugget komersil lebih tinggi dari

produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan pada keseluruhan

atribut. Produk fish nugget komersil lebih diminati oleh para konsumen, jika

dibandingkan dengan produk fish nugget dari Departemen Teknologi Hasil

Perairan.

Dari kelima variabel yang memberikan pengaruh berbeda nyata dan hasil

signifikan terhadap pembelian fish nugget komersil, yaitu pendapatan rata-rata

perbulan, motivasi utama dalam pembelian fish nugget komersil, manfaat yang

ingin didapat dalam mengkonsumsi fish nugget komersil, pengaruh iklan terhadap

pembelian dan keputusan jika harga naik maka dapat dilakukan inovasi terhadap

produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan jika dikombinasikan

dengan keempat atribut untuk mencipatakan produk yang enak dan bisa diterima

oleh masyarakat luas.

Produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan harus

menciptakan rasa yang lebih disukai oleh para konsumen. Bahan baku utama fish

nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan adalah ikan lele. Sebaiknya bahan

baku diganti menjadi ikan laut agar rasanya menjadi lebih enak walaupun harga

dari produk akan naik. Jika kita melihat motivasi utama dan manfaat yang ingin

didapat dari mengkonsumsi fish nugget komersil adalah keutamaan gizinya, maka

Produk fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan juga harus

mengutamakan aspek gizi dan kesehatannya. Perlu dilakukan inovasi, yaitu

Page 63: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

52

dengan menambahkan sayur-sayuran dalam formulanya, tidak menambahkan

pengawet dan juga pewarna. Konsumen dengan pendapatan rata-rata perbulan

yang tinggi akan membeli produk yang bergizi baik tanpa memperdulikan harga

dari produk tersebut. Inovasi selanjutnya adalah fish nugget Departemen

Teknologi Hasil Perairan perlu membuat kemasan produk yang menarik dan

melakukan promosi, karena pengaruh iklah terhadap pembelian sangat

menentukan keputusan pembelian. Departemen Teknologi Hasil Perairan juga

harus dapat mengontrol kondisi harga dan ketersediaan produk jika nanti dilepas

dipasaran. Kondisi harga yang tidak stabil dan sering mengalami kenaikan akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Ketersediaan produk juga harus

dikontrol agar nantinya konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk fish

nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Dengan melihat kelima variabel dan keempat atribut yang dinilai oleh para

konsumen fish nugget komersil, bukan tidak mungkin jika produk fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan akan menjadi competitor pada perdagangan

produk nugget berbahan dasar ikan. Saat ini sudah banyak konsumen yang

memiliki gaya hidup dengan mengkonsumsi makanan sehat dalam keseharian

mereka. Peluang ini lah yang harus dimanfaatkan bagi Departemen Teknologi

Hasil Perairan untuk menciptakan produk yang lebih baik lagi kedepannya.

Institut Pertanian Bogor yang memiliki harapan untuk mengabdi kepada

masyarakat luas dapat dilakukan oleh Departemen Teknologi Hasil Perairan

dengan cara memproduksi dan memasarkan produk-produk unggulannya yang

bermutu tinggi dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.

Page 64: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

53

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Mayoritas dari konsumen fish nugget komersil adalah konsumen pria, lalu

konsumen dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi, konsumen yang

berpendapatan perbulan rata-rata Rp 2.000.000 hingga Rp 5.000.000 dan

konsumen dengan pekerjaan pegawai swasta. Keputusan pembelian ditentukan

oleh kesadaran terhadap kesehatan dan gizi yang terkandung di dalamnya.

Manfaat yang dicari konsumen adalah gizinya yang jauh lebih baik dari nugget

ayam. Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi utama konsumen adalah

dari teman atau sahabat. Iklan produk fish nugget komersil berpengaruh juga

terhadap pembelian produk fish nugget komersil. Pada tahap evaluasi, alternatif

gizi menjadi fokus atau pertimbangan awal konsumen terhadap pembelian. Pada

tahap pembelian, konsumen melalukan pembelian secara mendadak ketika melihat

produk tersebut ada. Selanjutnya pada tahap pasca pembelian, konsumen akan

lebih senang jika harga produk fish nugget komersil tersebut tidak mengalami

kenaikan. Jika produk tidak tersedia, maka konsumen mengambil tidakan untuk

tidak jadi membeli.

Dari seluruh variabel yang ada, hanya lima variabel yang memiliki

korelasi atau hubungan yang jelas terhadap keputusan pembelian yaitu pendapatan

perbulan konsumen, motivasi konsumen dalam membeli produk fish nugget

komersil, manfaat yang dicari konsumen dalam mengkonsumsi produk fish nugget

komersil, pengaruh iklan dalam pembelian dan keputusan yang diambil jika harga

naik. Yang terakhir adalah produk fish nugget komersil masih lebih diminati oleh

konsumen daripada fish nugget Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Berdasarkan keempat atribut yang dibandingkan, maka rasa, warna, tekstur dan

aroma produk fish nugget komersil lebih baik daripada produk fish nugget

Departemen Teknologi Hasil Perairan.

5.2 Saran

Departemen Teknologi Hasil Perairan perlu melakukan inovasi terhadap

produk fish nugget yang telah dibuat. Inovasi perlu dilakukan agar dari segi rasa,

Page 65: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

54

warna, tekstur dan aromanya bisa lebih baik, serta produk yang bisa memenuhi

kebutuhan kesehatan konsumen. Selanjutnya perlu dikembangkan kemasan yang

menarik dan promosi yang intensif melalui berbagai cara yang dapar dilakukan,

antara lain melalui media massa dan sosial. Dengan begitu produk fish nugget

Teknologi Hasil Perairan dapat menjadi produk yang bisa diterima di masyarakat

luas dan menguasai pasar.

Page 66: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

55

DAFTAR PUSTAKA

Aswar. 1995. Pengolahan fish nugget dari ikan nila merah. [Skripsi]. Jurusan

Pengolahan Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut

Pertanian Bogor.

Badan Standardisasi Nasional. 1999. Rancangan Standar Nasional Indonesia. R-

SNI No.90-TAN-1999. Udang Breaded Beku. Badan Standardisasi

Nasional. Jakarta.

Daniel WW. 1990. Applied Non-Parametric Statistics. 2nd

edition. PWSKENT

Publishing Company : Boston

Engel J. Blackwell, Miniard. 1995. Perilaku Konsumen Jilid II. Edisi Keenam.

Binarupa Aksara : Jakarta.

Fellow PJ. 1992. Food Processing Technology Principle and Practices. Frying.

Wood Head. Publishing Limited, England. 331-339.

Fennema OR. 1996. Food Chemistry 3rd

Edition. Marcel Dekker Inc. : New York.

Irawan H. 2003. Indonesian Customer Satisfaction. PT. Elex Media Komputindo :

Jakarta

Junaidi. 2000. Tabel R (Koefisien Korelasi Sederhana). Jakarta.

http://www.junaidichaniago.wordpress.com [28 November 2011]

Kamenetz A. 2006. The Network Unbond. Fast Company, Juni 2006, hal. 69-73

Keller E, Berry J. 2003. The Influentals. New York Press : New York.

Kotler P, Armstrong G. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Bahasa

Indonesia. Prehallinda : Jakarta.

Mankins MC. 2005. Turning Great Strategy into Great Performance. Harvard

Bussiness Review. 65-72.

Mesra. 1994. Chicken Nugget and Shrimp Nugget. Buletin Hero, Mei 1994.

Jakarta. Hal. 37-41.

Mowen. 1995. Perilaku Konsumen. Pustaka Ilmu : Jakarta.

Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen; Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta : Prenada Media.

Palungku R, Budiarti A. 1992. Bawang Putih Dataran Rendah. Penebar Swadaya

: Jakarta

Pruden D. Vavra, Terry G. 2004. Controlling Grapevine. Marketing

Managenment. Prime Media Reps Brandweek, hal 16-17.

Page 67: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

56

Rangkuti F. 2008. Measuring Customer Satisfaction. PT. Gramedia Pustaka

Utama : Jakarta.

Romadhonna H. 2000. Kemampuan pembentukan gel protein ikan mujair

(Oreochromis massambicus) dan ikan patin (Pangasius sp.) pada berbagai

suhu dan waktu pemanasan. [Skripsi]. Jurusan Pengolahan Hasil Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Rismunandar. 1993. Lada, Budidaya dan Tataniaganya. Penebar Swadaya :

Jakarta.

Rumaniah. 2002. Kajian proses pembuatan fish nugget dari ikan mas (Cyprinus

carpio). [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Russel J. 2005 Big Spenders : Top 50 Advertise in Hispanic TV. Print Media :

California.

Santoso S dan Fandy T. 2006. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sianipar DT. 2003. Pengaruh kombinasi bahan pengikat dan bahan pengisi

terhadap sifat fisik, kimia serta palabilitas fish nugget dari ikan tuna

(Thunnus obesus) [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Sidiq. 2005. Aplikasi curtain frying sebagai pengganti deep fat frying pada

penggorengan nugget champ di PT. Charoen Phokphand Indonesia

Chicken Processing Plan. [Skripsi]. Departemen Ilmu Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Simamora B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bandung.

Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Ghalia Indonesia : Jakarta.

Swastha, Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen.

BPFE : Yogyakarta.

Tjiptono F. 2005. Brand Management Analysis Strategy. Andi Offset :

Yogyakarta.

Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi : Jakarta.

Umar H. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT.Gramedia Pustaka

Utama : Jakarta.

Watanabe FW, Ebine H, Okada M. 1974. New Protein Food Technology. New

Protein Food. Japan International Agency : Tokyo.

Page 68: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

57

LAMPIRAN

Page 69: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

58

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner inimerupakan bahan yang digunakanuntukpenelitianmengenai “ANALISIS

PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN FISH

NUGGET” gunapenyelesaiantugasakhir yang dilakukan:

Nama : Agni Afton Adiyoga

NIM : C34060855

DepartemenTeknologiHasilPerairan

FakultasPerikanadanIlmuKelautan

InstitutPertanian Bogor

Penelitianinisangatpentingdalampenyusunanskripsipenulis,

makapenulismengharapkankesediaanAndadalamberpartisipasidanmembantupenulisdalam

pengisiankuesionerini.Informasi yang diterima dalam kuesioner ini bersifat rahasia

dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis semata.Ataspartisipasinya,

penulisucapkanterimakasih.

Petunjuk :

- Beritanda (X) padajawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tulislah jawaban Anda pada tempat

yang telahdisediakan

A. SCREENING

(P1)ApakahAndapernahmengkonsumsi nugget? (kode P1)

a. Ya (terus) b. Tidak (stop) Terimakasih

(P2)ApakahAndapernahmengkonsumsifish nugget?

a. Ya (terus) b. Tidak (stop) Terimakasih

B. PROFIL RESPONDEN

(P3)Nama :

(P4)Usia :

(P5)JenisKelamin :

(P6)Status Pernikahan : a. BelumMenikah b. SudahMenikah

(P7)Pendidikanterakhir ( ) SD ( ) Diploma

( ) SLTP ( ) PerguruanTinggi (S1, S2,

S3)

( ) SLTA

(P8)PendapatanPerbulan ( ) Rp. 0 – Rp.500.000

( ) Rp 500.001 – Rp. 2.000.000

( ) Rp. 2.000.001 – Rp. 5.000.000

( ) di atasRp. 5.000.000

(P9)Pekerjaan ( ) PelajardanMahasiswa ( ) Wiraswasta

( ) PegawaiNegeri ( ) Lainnya,

sebutkan

( ) PegawaiSwasta

Page 70: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

59

(P10)Apa motivasi/alasan utama Anda dalam mengkonsumsi fish nugget?

a. Kesehatan karena gizinya d. Sekedar ingin mencoba

b. Lauk pauk e. Lainnya, sebutkan ……

c. Pengaruh dari teman

(P11)Manfaatapa yang Andacaridalammengkonsumsifish nugget?

a. Gizinyalebihbaikdaripadanuggetayam

b. Sebagaimakananpengganti (laukpauk)

c. Sebagaicamilan

d. Hanyainginmencoba

e. Lainnya, sebutkan ……..

(P12)Dari manaAndamengetahuipertama kali produkfish nugget?

a. Keluarga d. Internet

b. Teman e. Lainnya, sebutkan ……

c. Media massa (televisi, radio, koran, dll)

(P13)Media apa yang paling mempengaruhiAndadalammembelifish nugget?

a. Keluarga d. Internet

b. Teman e. Lainnya, sebutkan …..

c. Media massa (televisi, radio, koran, dll)

(P14)Jikapertama kali melihatataumendengarpromosimengenaiprodukfish nugget, maka

yang menjadifokusperhatianAndaadalah ......

a. Gizi (AKG, nilaigizi) d. Kemasan yang menarik

b. Rasa e. Lainnya, sebutkan ……

c. Harga

(P15)BagaimanaiklanmempengaruhiAndadalampembelianfish nugget?

a. MembuatAndamembeli

b. Tidakberpengaruh

(P16)BagaimanacaraAndadalammemutuskanpembelianfish nugget?

a. Terencana (sudahdirencanakansebelumnya)

b. Mendadak (saatmelihatprodukfish nuggetdanberniatmembelinya)

c. Tergantungsituasi

d. Sesekalisajakalausedanginginmenikmati

e. Lainnya, sebutkan ……

(P17)ApakahAndapuasdenganprodukfish nugget tersebut?

a. Puas

b. Tidak

(P18)Jikahargaprodukfish nugget tersebutnaik, makaAndaakan …..

a. Akan tetapmembeli

b. Tetapmembelinamunjarang-jarangdalampembelian

Page 71: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

60

c. Tidakjadimembeli

d. Mencariproduk lain yang lebihmurah

e.Lainnya, sebutkan …..

(P19)Jikaprodukfish nuggettersebuttidaktersedia, makaAndaakan ……

a. Mencariketempat lain yang menyediakan

b. Menunggusampaistoknyaadakembali

c. Tidakjadimembeli, lain kali saja

d. Mencariproduk lain

e. Lainnya, sebutkan …….

Uji Organoleptik

Produk fish nugget komersil

Atribut-

atribut

Evaluasi

5 4 3 2 1

Rasa(P20)

Warna(P21)

Tekstur(P22)

Aroma(P23)

Keterangan : 5 = Sangatpenting 2 = Tidakterlalupenting

4 = Cukuppenting 1 = Sangattidakpenting

3 = Biasasaja

Produk B (Produk THP)

Atribut-

atribut

Evaluasi

5 4 3 2 1

Rasa(P24)

Warna(P25)

Tekstur(P26)

Aroma(P27)

Keterangan : 5 = Sangatpenting 2 = Tidakterlalurpenting

4 = Cukuppenting 1 = Sangattidakpenting

3 = Biasasaja

(P28) Melaluiujiorganoleptik di atas, produkmanakah yang lebihAndaSukai?

a. Produk A

b. Produk B

Page 72: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

61

Lampiran 2. Uji Validitas

A. Tabel Scoring Untuk Validitas Kuesioner

P10 P11 Tot1 P12 P13 P14 P15 Tot2 P16 P17 P18 P19 Tot3

5 5 10 3 3 5 1 12 2 1 4 5 12

4 4 8 5 5 3 1 14 3 1 2 2 8

2 3 5 4 5 5 1 15 3 1 3 3 10

2 4 6 3 3 2 0 8 4 1 4 2 11

4 4 8 3 3 5 1 12 4 1 4 3 12

2 2 4 4 4 4 0 12 2 1 4 2 9

4 4 8 3 3 4 1 11 3 1 3 3 10

5 5 10 3 3 5 1 12 5 1 5 5 16

2 2 4 5 5 3 0 13 4 1 3 3 11

4 4 8 3 3 4 1 11 4 1 4 5 14

3 3 6 4 4 4 0 12 5 1 4 4 14

4 4 8 5 5 4 0 14 3 1 3 3 10

5 4 9 5 5 3 1 14 2 1 2 2 7

4 5 9 5 5 5 1 16 3 1 4 3 11

4 5 9 3 3 5 1 12 5 1 4 5 15

2 2 4 3 5 4 1 13 2 1 4 4 11

2 3 5 4 3 4 1 12 5 1 4 3 13

2 5 7 4 4 5 1 14 4 1 4 3 12

5 5 10 4 4 5 0 13 4 1 5 5 15

5 5 10 3 3 5 1 12 5 1 5 5 16

5 5 10 3 3 5 1 12 2 1 4 4 11

4 4 8 4 4 4 0 12 4 1 5 4 14

3 3 6 4 4 4 0 12 3 1 3 3 10

Page 73: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

62

5 5 10 5 5 5 1 16 5 1 5 5 16

4 5 9 4 4 4 0 12 4 1 4 3 12

4 3 7 4 4 4 1 13 5 1 5 4 15

2 3 5 5 5 4 1 15 5 1 5 2 13

2 5 7 3 5 5 1 14 2 1 2 2 7

2 5 7 4 4 4 1 13 4 1 4 3 12

5 5 10 4 3 5 1 13 3 1 5 5 13

Page 74: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

63

B. Hasil Uji Validitas

Correlations

Keterangan tot1

P10 Pearson Correlation 0,91

Valid Sig. (2-tailed) 0,00

N 30,00

P11 Pearson Correlation 0,87

Valid Sig. (2-tailed) 0,00

N 30,00

Correlations

Keterangan tot2

P12 Pearson Correlation 0,67

Valid Sig. (2-tailed) 0,00

N 30,00

P13 Pearson Correlation 0,75

Valid Sig. (2-tailed) 0,00

N 30,00

P14 Pearson Correlation 0,37

Valid Sig. (2-tailed) 0,04

N 30,00

P15 Pearson Correlation 0,33

Valid Sig. (2-tailed) 0,07

N 30,00

Correlations

Keterangan tot3

P16 Pearson Correlation 0,78

Valid Sig. (2-tailed) 0,00

N 30,00

P18 Pearson Correlation 0,88

Valid Sig. (2-tailed) 0,00

N 30,00

P19 Pearson Correlation 0,80

Valid Sig. (2-tailed) 0,00

N 30,00

Page 75: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

64

Lampiran 3. Uji Reliabilitas

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.561 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P10 28,8667 10,809 ,481 ,448

P11 28,3667 12,033 ,429 ,476

P12 28,5333 16,326 -,119 ,615

P13 28,4333 17,978 -,350 ,669

P14 28,1333 12,809 ,490 ,476

P15 31,7000 15,252 ,195 ,550

P16 28,7667 13,082 ,238 ,540

P17 31,4000 16,179 ,000 ,568

P18 28,5000 12,259 ,475 ,468

P19 28,9000 10,714 ,586 ,413

Page 76: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

65

Lampiran 4. Daftar Nilai R-Tabel untuk kuesioner

Nilai r-tabel untuk df=(n-2)=28

Df=(n-

2)

Tingkat SignifikasiUjiDuaArah

0,1 0,05 0,02 0,01

1 0,9877 0,9969 0,9995 0,9999

2 0,9000 0,9500 0,9800 0,9900

3 0,8054 0,8783 0,9343 0,9587

4 0,7293 0,8114 0,8822 0,9172

5 0,6694 0,7545 0,8329 0,8745

6 0,6215 0,7067 0,7887 0,8343

7 0,5822 0,6664 0,7498 0,7977

8 0,5494 0,6319 0,7155 0,7646

9 0,5214 0,6021 0,6851 0,7348

10 0,4973 0,5760 0,6581 0,7079

11 0,4762 0,5529 0,6339 0,6835

12 0,4575 0,5324 0,6120 0,6614

13 0,4409 0,5140 0,5923 0,6411

14 0,4259 0,4973 0,5742 0,6226

15 0,4124 0,4821 0,5577 0,6055

16 0,4000 0,4683 0,5425 0,5897

17 0,3887 0,4555 0,5285 0,5751

18 0,3783 0,4438 0,5155 0,5614

19 0,3687 0,4329 0,5034 0,5487

20 0,3598 0,4227 0,4921 0,5368

21 0,3515 0,4132 0,4815 0,5256

22 0,3438 0,4044 0,4716 0,5151

23 0,3365 0,3961 0,4622 0,5052

24 0,3297 0,3882 0,4534 0,4958

25 0,3233 0,3809 0,4451 0,4869

26 0,3172 0,3739 0,4372 0,4785

27 0,3115 0,3673 0,4297 0,4705

28 0,3061 0,3610 0,4226 0,4629

29 0,3009 0,3550 0,4158 0,4556

30 0,2960 0,3494 0,4093 0,4487

Page 77: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

66

Lampiran 5. Analisis Deskriptif

Frequency Table

Apakah anda pernah mengkonsumsi nugget

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 100 100,0 100,0 100,0

Apakah anda pernah mengkonsumsi fish nugget

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 100 100,0 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 61 61,0 61,0

perempuan 39 39,0 100,0

Total 100 100,0

Status Pernikahan

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Belummenikah 50 50,0 50,0

Sudahmenikah 50 50,0 100,0

Total 100 100,0

Page 78: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

67

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid SLTP 2 2,0 2,0

SLTA 25 25,0 27,0

Diploma 26 26,0 53,0

PerguruanTinggi 47 47,0 100,0

Total 100 100,0

Pendapatan per bulan

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Rp. 0 – Rp.500.000 10 5,0 100

Rp 500.001 – Rp.

2.000.000 23 11,5 33.0

Rp. 2.000.001 – Rp.

5.000.000 38 19,0 71,0

di atasRp. 5.000.000 29 14,5 100,0

Total 100 50,0

Missing System 100 50,0

Total 200 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid PelajardanMahasiswa 14 14,0 14,0

PegawaiNegeri 14 14,0 28,0

PegawaiSwasta 31 31,0 59,0

Wiraswasta 17 17,0 76,0

Lainnya 24 24,0 100,0

Total 100 100,0

Page 79: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

68

Motivasi konsumsi fish nugget

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Sekedaringinmencoba 21 21,0 21,0

Pengaruhdariteman 13 13,0 34,0

Laukpauk 27 27,0 61,0

Kesehatankarenagiziny

a 39 39,0 100,0

Total 100 100,0

Manfaat yang di cari dalam konsumsi fish nugget

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Sekedaringinmencoba 8 8,0 8,0

Sebagaicemilan 13 13,0 21,0

Sebagaimakananpengga

nti (laukpauk) 33 33,0 54,0

Gizinyalebihbaikdari

nugget ayam 46 46,0 100,0

Total 100 100,0

Sumber informasi pertama tentang produk fish nugget

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Internet 4 4,0 4,0

Media masa (TV,

Radio, Koran) 28 28,0 32,0

Teman 40 40,0 72,0

Keluarga 28 28,0 100,0

Total 100 100,0

Page 80: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

69

Media yang paling mempengaruhi membeli fish nugget

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Internet 3 3,0 3,0

Media masa (TV,

Radio, Koran) 28 28,0 31,0

Teman 35 35,0 66,0

Keluarga 34 34,0 100,0

Total 100 100,0

Fokus perhatian ketika pertama kali mendengar informasi fish nugget

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid KemasanMenarik 2 2,0 2,0

Harga 13 13,0 15,0

Rasa 40 40,0 55,0

Gizi 45 45,0 100,0

Total 100 100,0

Pengaruh Iklan terhadap pembelian

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidakterpengaruh 27 13,5 27,0

Membuatandamembeli 73 36,5 100,0

Total 100 50,0

Missing System 100 50,0

Total 200 100,0

Cara dalam memutuskan pembelian fish nugget

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Sesekalisaja 19 19,0 19,0

Tergantungsituasi 24 24,0 43,0

Page 81: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

70

Mendadak 31 31,0 74,0

Terencana 26 26,0 100,0

Total 100 100,0

Kepuasan terhadap produk fish nugget

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Puas 100 100.0 100.0

Keputusan jika harga fish nugget naik

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Cariproduk lain yang

lebihmurah 8 8,0 8,0

Tidakjadimembeli 24 24,0 32,0

Tetapbelinamunjarangd

alampembelian 34 34,0 66,0

Tetapbeli 34 34,0 100,0

Total 100 100,0

Keputusan yang di ambil jika produk fish nugget tidak tersedia

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Cariproduk lain 19 19,0 19,0

Tidakjadimembeli, lain

kali saja 35 35,0 54,0

Menunggusampaistokn

yaadakembali 20 20,0 74,0

Mencariketempat lain

yang menyediakan 26 26,0 100,0

Total 100 100,0

Page 82: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

71

Rasa A

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Biasasaja 6 6,0 6,0

CukupPenting 42 42,0 48,0

SangatPenting 52 52,0 100,0

Total 100 100,0

Warna A

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Biasasaja 21 21,0 21,0

CukupPenting 47 47,0 68,0

SangatPenting 32 32.0 100,0

Total 100 100,0

Tekstur A

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Biasasaja 15 15,0 15,0

CukupPenting 50 50,0 65,0

SangatPenting 35 35,0 100,0

Total 100 100,0

Aroma A

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Biasasaja 10 10,0 10,0

CukupPenting 39 39,0 49,0

SangatPenting 51 51,0 100,0

Total 100 100,0

Page 83: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

72

Rasa B

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Biasasaja 18 18,0 18,0

CukupPenting 44 44,0 62,0

SangatPenting 38 38,0 100,0

Total 100 100,0

Warna B

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidakterlalupentin

g 2 2,0 2,0

Biasasaja 21 21,0 23,0

CukupPenting 60 60,0 83,0

SangatPenting 17 17,0 100,0

Total 100 100,0

Tekstur B

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Biasasaja 29 29,0 29,0

CukupPenting 51 51,0 80,0

SangatPenting 20 20,0 100,0

Total 100 100,0

Aroma B

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid Biasasaja 20 20,0 20,0

CukupPenting 61 61,0 81,0

SangatPenting 19 19,0 100,0

Total 100 100,0

Page 84: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

73

Produk yang lebih disukai

Frequency Percent

Cumulative

Percent

Valid A 74 74,0 74,0

B 26 26,0 100,0

Total 100 100,0

Page 85: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

74

Lampiran 6. Uji Korelasi

Uji Spearman Correlation

II. Spearman Correlatioan

Correlations

Spearman's rho

Keputusanmemb

eli A

Usia Correlation Coefficient 0,06

p-value 0,55

N 100,00

JenisKelamin Correlation Coefficient 0,15

p-value 0,15

N 100,00

Status Pernikahan Correlation Coefficient 0,05

p-value 0,65

N 100,00

PendidikanTerakhir Correlation Coefficient 0,11

p-value 0,29

N 100,00

Pendapatan per bulan Correlation Coefficient 0,19

p-value 0,06

N 100,00

Pekerjaan Correlation Coefficient 0,14

p-value 0,15

N 100,00

Motivasikonsumsi fish nugget Correlation Coefficient 0,21

p-value 0,03

N 100,00

Manfaat yang di

caridalamkonsumsi fish nugget Correlation Coefficient 0,18

p-value 0,08

N 100,00

Sumberinformasipertamatentangpr

oduk fish nugget Correlation Coefficient 0,07

p-value 0,50

N 100,00

Media yang paling

mempengaruhimembeli fish

nugget Correlation Coefficient

0,06

p-value 0,52

N 100,00

Fokusperhatianketikapertama kali

mendengarinformasi fish nugget Correlation Coefficient 0,15

p-value 0,14

Page 86: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

75

N 100,00

PengaruhIklanterhadappembelian Correlation Coefficient 0,20

p-value 0,04

N 100,00

Cara dalammemutuskanpembelian

fish nugget Correlation Coefficient 0,16

p-value 0,12

N 100,00

Keputusanjikaharga fish nugget

naik Correlation Coefficient 0,18

p-value 0,08

N 100,00

Keputusan yang di

ambiljikaproduk fish nugget

tidaktersedia Correlation Coefficient

0,09

p-value 0,40

N 100,00

Correlations

Keputusan membeli A

Spearman's rho r hitung r tabel p-value Pengaruh

Usia 0,06 0,1654 0,55 TidakNyata

JenisKelamin 0,15 0,1654 0,15 TidakNyata

Status Pernikahan 0,05 0,1654 0,65 TidakNyata

PendidikanTerakhir 0,11 0,1654 0,29 TidakNyata

Pendapatan per bulan 0,19 0,1654 0,06 SignifikanNyata

Pekerjaan 0,14 0,1654 0,15 TidakNyata

Motivasikonsumsi fish nugget 0,21 0,1654 0,03 SignifikanNyata

Manfaat yang di caridalamkonsumsi

fish nugget 0,18 0,1654 0,08 SignifikanNyata

Sumberinformasipertamatentangproduk

fish nugget 0,07 0,1654 0,5 TidakNyata

Media yang paling

mempengaruhimembeli fish nugget 0,06 0,1654 0,52 TidakNyata

Fokusperhatianketikapertama kali

mendengarinformasi fish nugget 0.15 0,1654 0,14 TidakNyata

PengaruhIklanterhadappembelian 0,2 0,1654 0,04 SignifikanNyata

Cara dalammemutuskanpembelian fish

nugget 0,16 0,1654 0,12 TidakNyata

Keputusanjikaharga fish nugget naik 0,18 0,1654 0,08 SignifikanNyata

Keputusan yang di ambiljikaproduk

fish nugget tidaktersedia 0,09 0,1654 0,4 TidakNyata

Page 87: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

76

Lampiran 7. Uji Non-Parametrik (membandingkan kedua produk)

Group Statistics

produ

k N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Rasa A 100 4,4600 ,61002 ,06100

B 100 4,2000 ,72474 ,07247

Warna A 100 4,1100 ,72328 ,07233

B 100 3,9200 ,67689 ,06769

Tekstur A 100 4,2000 ,68165 ,06816

B 100 3,9100 ,69769 ,06977

Aroma A 100 4,4100 ,66810 ,06681

B 100 3,9900 ,62757 ,06276

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks

produk N Mean Rank Sum of Ranks

Rasa A 100 109,96 10996,00

B 100 91,04 9104,00

Total 200

Warna A 100 107,32 10731,50

B 100 93,68 9368,50

Total 200

Tekstur A 100 111,42 11142,50

B 100 89,58 8957,50

Total 200

Aroma A 100 117,35 11735,00

B 100 83,65 8365,00

Total 200

Test Statisticsa

Rasa Warna Tekstur Aroma

Mann-Whitney U 4.054E3 4.318E3 3.908E3 3.315E3

Page 88: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES … · 2.4 Peran Pembelian ... diproduksi dan dikembangkan. Para produsen dibidang makanan olahanpun ... yang sering, maka dapat mengakibatkan

77

Wilcoxon W 9.104E3 9.368E3 8.958E3 8.365E3

Z -2.541 -1.836 -2.913 -4.522

Asymp. Sig. (2-tailed) ,011 ,066 ,004 ,000

a. Grouping Variable: produk

Keterangan :

A adalah produk fish nugget komersil

B adalah produk fish nugget dari Departemen Teknologi Perairan