ANALISIS PERENCANAAN PENJADWALAN PEMELIHARAAN MESIN ...
Transcript of ANALISIS PERENCANAAN PENJADWALAN PEMELIHARAAN MESIN ...
i
ANALISIS PERENCANAAN PENJADWALAN
PEMELIHARAAN MESIN FILLING MENGGUNAKAN
PERHITUNGAN MTBF (MEAN TIME BETWEEN
FAILURE) UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN
MESIN
PADA PURUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI
MINUMAN DI BOGOR INDONESIA
Fanny Fransisca.
Universitas Mitra Karya
ABSTRAK
Perusahaan yang bergerak dalam bidang baverage (minuman) yang memproduksi Okky Jelly Drink.
Pada area filling, cooling dan packaging produk khususnya di line 5 terdapat empat mesin yaitu
mesin Filling, mesin IJP (Ink Jet Print), mesin Packaging dan mesin Carton Erector. Ke-4 mesin ini
memegang peranan penting dalam proses packing produk agar produk yang dihasilkan berkualitas
dan memenuhi standar mutu pangan yang baik, sehingga diperlukan suatu penjadwalan
pemeliharaan yang baik untuk mencegah kerusakan. Pemeliharaan yang akan dijadwalkan ini
berupa pemeliharaan preventif yaitu kegiatan pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan.
Dalam penelitian ini , peneliti hanya meneliti pada mesin FILLING saja. Dengan pemeliharaan
preventif yang dijadwalkan dengan baik ini diharapkan dapat mengurangi frekuensi kerusakan pada
mesin, sehingga dapat meningkatkan keandalan mesin. Dengan meningkatnya keandalan mesin ini
dapat memperlancar proses produksi dan meningkatkan produktivitas mesin, sehingga produk yang
dihasilkan akan berkualitas. Pada kondisi riil perusahaan pemeliharaan preventif dilakukan setiap
hari, namun belum intensif pada bagian-bagian mesin yang perlu untuk lebih diperhatikan. Setelah
melakukan penelitian dan perhitungan MTBF (Mean Time Between Failure) dan MTBM (Mean
Time Between Maintenance), maka penjadwalan pemeliharaan pada mesin- mesin area filling dapat
dilakukan berdasarkan penjadwalan harian dan mingguan yang dibuat penyusun. Hasil pengolahan
data dari mesin FILLING MTBF= 02:15:13 dan keandalan mesin = 97,05%. Dengan penjadwalan
ini diharapkan dapat menurunkan jumlah kerusakan sehingga meningkatkan keandalan dan MTBF
mesin-mesin pada perusahaan khususnya mesin area filling, cooling dan packaging.
Kata kunci : Pemeliharaan, MTBF (Mean Time Between Failure) dan Keandalan Mesin
1
I.PENDAHULUAN
Di dalam perusahaan manufaktur salah satu hal yang mendukung kelancaran
kegiatan proses produksinya adalah kesiapan mesin-mesin produksi dalam
melaksanakan tugasnya. Untuk mencapai hal itu diperlukan adanya suatu sistem
pengoperasian dan pemeliharaan yang baik untuk mesin-mesin produksi. Kegiatan
pemeliharaan mempunyai peranan yang sangat penting, karena sebagai pendukung
beroperasinya sistem agar lancar sesuai yang dikehendaki.
Suatu mesin pada perusahaan manufaktur dalam beroperasi hampir bekerja nonstop
setiap harinya karena pada umumnya perusahan-perusahaan manufaktur
menerapkan sistem kerja tiga shift dalam setiap harinya. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi keandalan mesin jika berlangsung terus-menerus. Bahkan resiko
yang lebih fatal yaitu kerusakan pada komponen-komponen mesin. Kerusakan
mesin tentunya akan mempengaruhi kelancaran pada kegiatan proses produksi.
Salah satu perusahaan manufaktur yang menerapkan sistem kerja nonstop setiap
harinya yaitu PT. Suntory Garuda Plant G Gunung Putri. Sehingga penyusun
melakukan penelitian di perusahan tersebut.
9
Suatu mesin produksi apabila digunakan secara terus-menerus akan mengakibatkan
kerusakan pada komponen-komponen mesinnya dan berkurang keandalannya.
Kerusakan komponen mesin dan berkurangnya keandalan mesin ini membuat proses
produksi menjadi tidak lancar.
Perusahaan manufaktur dalam kegiatan operasionalnya juga melakukan
pemeliharaan terhadap mesin-mesin produksinya. Pemeliharaan ini dilakukan
sesuai jadwal yang ditentukan supaya tidak mengganggu kegiatan produksi.
Walaupun dilakukan pemeliharaan sesuai dengan jadwal, tetapi mesin-mesin
produksi tetap mengalami kerusakan.
Untuk mengantisipasi kerusakan mesin yang fatal maka diperlukannya
pemeliharaan pada mesin secara berkala agar menghindari resiko tersebut yang
akan mengganggu kelancaran proses produksi.
Segala sesuatu agar berjalan sesuai dengan yang dikehendaki harus direncanakan
dengan baik. Perencanaan diperlukan untuk mengarahkan agar tujuan yang hendak
dicapai oleh seseorang atau organisasi dapat terealisasi sesuai dengan yang
diinginkan. Agar perencanaan dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang
berarti maka diperlukan tujuan, visi dan misi seseorang atau organisasi yang jelas.
Tujuan, visi dan misi organisasi ini kurang jelas karena pemilik atau pimpinan
puncak organisasi sering berganti-ganti.
Perencanaan ini sendiri dapat didefinisikan menurut beberapa ahli yaitu sebagai
berikut :
Menurut Chris Hughes (1996), “perencanaan adalah „skema kegiatan‟, atau „cara di
mana direncanakan melaksanakan kegiatan atau berusaha mencapai tujuan‟”.
Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “perencanaan yaitu
proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan)”.
Selain menurut Chris Hughes dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ada
pengertian lain dari perencanaan yaitu :
“Perencanaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses perumusan di muka tentang
berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian hari guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan” (H.Kusnadi.HMA dkk, 1999:180).
Jadi perencanaan adalah suatu kegiatan yang direncanakan sebelumnya untuk
10
dilakukan pada kemudian hari agar mencapai tujuan yang dikehendaki.
Perencanaan dimulai dari penentuan tujuan lalu merinci berbagai cara, teknik dan
prosedur untuk mencapai tujuan tersebut. Jika tujuan dari suatu perencanaan
tercapai maka perencanaan yang dilakukan efektif dan jika tujuan perencanaan
tidak tercapai berarti perencanaan tidak efektif. Proses perencanaan melibatkan
reevaluasi, analisis dan penyesuaian berkelanjutan terhadap aktivitas organisasi
kearah pencapaian tujuan atau kearah tujuan yang dikehendaki.
Perencanaan penting bagi manajemen operasi/produksi karena untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan dan konsumen, untuk pengendalian biaya dan menyesuaikan
dengan perubahan keadaan perusahaan.
11
Penjadwalan diperlukan untuk mengatur suatu kegiatan yang satu dengan yang lain
agar dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan tidak saling berbenturan.
Penjadwalan ini dapat didefinisikan menurut beberapa pendapat ahli yaitu sebagai
berikut :
Menurut Zulian Yamit (2011:215), “penjadwalan adalah gambaran waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut : (1) syarat-syarat tugas,(2) perkiraan permintaan, dan (3) kapasitas yang
tersedia”.
Sedangkan menurut M. Syamsul Ma‟arif dan Hendri Tanjung (2006:437),
“penjadwalan merupakan alokasi kapsitas/sumber daya yang tersedia (perlengkapan,
tenaga, ruang), kepada pekerjaan, kegiatan, tugas atau pelanggan sepanjang waktu”.
12
Selain pengertian penjadwalan menurut kedua pendapat tersebut ada juga
penjadwalan menurut Baker (1974), “penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian
sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas
dalam jangka waktu tertentu”.
Ada pendapat lain juga menurut Vollman (1998), “penjadwalan adalah rencana
pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas
untuk setiap operasi yang harus diselesaikan”.
Jadi penjadwalan adalah pengaturan waktu yang dilakukan untuk mengelola suatu
kegiatan agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan tidak berbenturan
dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
Penjadwalan ini pada manajemen produksi dan operasi lebih cenderung kepada
penjadwalan produksi, namum penjadwalan yang dimaksud dalam skripsi ini yaitu
penjadwalan pemeliharaan mesin. Penjadwalan di sini menunjukkan kapan waktu
yang tepat untuk pemeliharaan mesin.
Suatu peralatan atau fasilitas yang digunakan sebaiknya dipelihara agar dapat
berkerja dengan baik. Pemeliharaan ini diperlukan oleh pengguna peralatan untuk
menghindari kerusakan
13
peralatan agar tidak mengganggu aktivitas yang menggunakan peralatan ini.
Banyak pengertian pemeliharaan menurut ahli yang diuraikan di bawah ini.
Menurut Dr. Manahan P. Tampubolon, MM (2004:247), “pemeliharaan
(maintenance) merupakan semua aktivitas, termasuk menjaga sistem peralatan dan
mesin selalu dapat melaksanakan pesanan pekerjaan”.
Sedangkan menurut M. Syamsul Ma‟arif dan Hendri Tanjung (2006:479),
“pemeliharaan adalah seluruh aktivitas yang terlibat dalam memelihara suatu
peralatan dari sistem yang bekerja”.
Metode perhitungan MTBF (Mean Time Between Failure) merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk menentukan waktu rata-rata diantara kerusakan
mesin. Metode ini biasanya digunakan untuk mentukan jadwal pemeliharaan
preventif mesin. dengan mengggunakan metode ini kita dapat mengetahuan kapan
waktu rata-rata mesin akan mengalami kerusakan setelah digunakan untuk proses
produksi pada satu periode. MTBF (Mean Time Between Failure) ini berbanding
terbalik dengan FR (Failure Rate).
MTBF (Mean Time Between Failure) ini dapat kita peroleh setelah kita melakukan
perhitungan FR (Failure Rate). FR (Failure Rate) merupakan dasar pengukuran
tingkat kegagalan setiap unit komponen di dalam sistem konversi. FR (Failure
Rate) ini dapat diperoleh dengan rumus secara matematis sebagai berikut :
II. METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan dari penelitianMendapatkan perencanaan penjadwalan pemeliharaan preventif
pada mesin yang baik dan optimal agar meningkatkan keandalan mesin menggunakan
perhitungan MTBF (Mean Time Between Failure) di line 5 area filling, cooling dan
packaging pada PT. Suntory Garuda Plant G Gunung Putri.Tempat untuk penelitian
dan pengambilan data pada PT. Suntory Garuda Plant G Gunung Putri. Dengan
alamat jalan Mercedes Benz KM 2,6 Cicadas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat,
Indonesia.
Waktu penelitian dilakukan selama enam minggu terhitung pada 1 Maret-7 April
14
2016 dari hari Senin sampai Kamis pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Sedangkan
pengamatan dan pencatatan waktu downtime mesin pada line 5 area filling, cooling
dan packaging setiap hari Senin sampai Kamis pukul 08.30-11.45 dan 13.00-15.45
mulai tanggal 15-31 Maret 2016 selama sepuluh hari.
Penelitian pada mesin-mesin produksi ini dilakukan dengan pengamatan langsung.
Saat pengamatan berlangsung setiap mesin tidak setiap hari mengalami kerusakan
dan hanya terjadi pada tanggal- tanggal tertentu. Pada pengamatan ini dilakukan
pencatatan waktu downtime mesin sehingga instrumen yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Alat yang digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Stopwatch (Handphone)
b. Alat tulis (pulpen, tabel untuk mencatat hasil
pengamatan dan papan kerja)
c. Komputer (Laptop)
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
Data hasil pengamatan yaitu sebagai berikut :
Data mesin area filling (mesin Filling), berupa tabel hasil
pengamatan dan pencatatan downtime mesin selama sepuluh
hari. Tanggal dimana mesin mengalami kerusakan yang
menyebabkan downtime selama dilakukan pengamatan dan
pencatatan downtime mesin yaitu sebagai berikut :
15
1) Tanggal 15 Maret 2016
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
2) Tanggal 16 Maret 2016
Tabel 3.2 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
16
3) Tanggal 17 Maret 2016
Tabel 3.3 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
4) Tanggal 22 Maret 2016
Tabel 3.4 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
17
18
5) Tanggal 23 Maret 2016
Tabel 3.5 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
6) Tanggal 24 Maret 2016
Tabel 3.6 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
7) Tanggal 28 Maret 2016
Tabel 3.7 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
19
20
8) Tanggal 29 Maret 2016
Tabel 3.8 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
9) Tanggal 30 Maret 2016
Tabel 3.9 Data Hasil Pengamatan Terhadap Mesin Filling
B.PEMBAHASAN
Data penelitian hasil pengamatan di tempat penelitian terhadap mesin ini agar dapat
disimpulkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dilakukan analisis
terhadap data tersebut. Analisis data ini dilakukan menggunakan perhitungan
21
MTBF (Mean Time Between Failure), MTBM (Mean Time Between Maintenance)
dan keandalan mesin.
Analisa data penelitian ini menggunakan rumus MTBF (Mean Time Between
Failure), MTBM (Mean Time Between Maintenance) dan keandalan mesin.
Rumus untuk setiap perhitungan adalah sebagai berikut :
Rumus MTBF (Mean Time Between Failure)
Untuk memperoleh data penelitian maka penyusun melakukan penelitian dan
pengamatan terhadap mesin-mesin produksi pada line 5 area filling (mesin Filling),
cooling (mesin IJP/Ink Jet Printer) dan packaging (mesin Packaging dan
mesin. Hasil pengamatan ini berupa data downtime mesin seperti berikut ini :
Mesin Filling
Tabel Hasil Pengamatan Mesin Filling
NO
Tanggal
Total
Failure
(Menit)
Total
Maintenance
(Menit)
Jumlah
kejadian
Failure
1 15 Maret 2016 1 1 1
2 16 Maret 2016 10.42 9.35 10
3 17 Maret 2016 49.58 47.75 22
4 22 Maret 2016 19.75 19.25 3
5 23 Maret 2016 14.08 13.42 8
6 24 Maret 2016 2.75 2.67 1
7 28 Maret 2016 1.58 1.58 3
8 29 Maret 2016 3.08 2.83 3
9 30 Maret 2016 5.08 4.75 3
10 31 Maret 2016 0 0 0
Total 107.32 102.6 54
Rata-rata 10.73 10.26 5
Setelah melakukan penelitian dan pengamatan terhadap mesin- mesin
22
produksi di area filling (mesin Filling), maka diperoleh data-data
downtime mesin selama 10 hari pengamatan. Data-data tersebut
kemudian dapat dianalisa sebagai berikut :
Mesin Filling
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan mesin
maka dapat diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut
:
23
Tabel Hasil Pengolahan Data Pengamatan Mesin Filling
Tanggal
Rata-rata
Waktu
(menit)
Failure
Rata-rata
Waktu
(menit)
Maintenance
MTBF
(Menit)
MTBM
(Menit)
FR
(%)
M
R
(%)
Keandalan
(%)
15 Maret 2016 1.00 1.00 360 360 0.3 0.3 99.7
16 Maret 2016 1.04 0.94 34.55 38.50 3 3 97
17 Maret 2016 2.25 2.17 7.26 7.54 14 13 86
22 Maret 2016 6.58 6.42 18 19 5 5 95
23 Maret 2016 1.76 1.68 25.57 26.83 4 3.73 96
24 Maret 2016 2.75 2.67 130.91 134.83 1 0.74 99
28 Maret 2016 0.53 0.53 227.85 227.85 0.4 0.4 99.56
29 Maret 2016 1.03 0.94 116.88 127.21 0.9 0.8 99.1
30 Maret 2016 1.69 1.58 70.87 75.79 1.4 1.3 98.6
31 Maret 2016 0.00 0.00 360 360 0 0 100
Total 18.64 17.92 1351.88 1377.55 29.33 28.15 970.2
Rata-rata 1.86 1.79 135.19 137.75 2.93 2.82 97.02
Toleransi 25 4 96
Tabel Jadwal Pemeliharaan Bulan Mei 2016
24
Tabel Jadwal Pemeliharaan Bulan Juni 2016
25
Tabel Jadwal Pemeliharaan Bulan Juli 2016
IV.KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan dan analisa data hasil pengamatan mesin-mesin di 5 area
filling (mesin Filling), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Waktu rata-rata antara kerusakan (MTBF) mesin Filling yaitu setelah mesin
beroperasi 135,21 menit = 02:15:13 dan keandalan mesinnya yaitu 97,05%. Bagian
mesin yang perlu lebih diperhatikan yaitu Cutting Seal (28 kejadian/6 jam), Mould
(22 kejadian/6 jam), dan Tranfering (4 kejadian/6 jam).
Jadi penjadwalan pemeliharaan mesin-mesin pada area filling, dengan dilakukannya
penjadwalan pemeliharaan ini diharapkan dapat mengurangi terjadinya kerusakan
pada mesin sehingga akan meningkatkan keandalan mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta : Lembaga
26
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1969)
Hughes, Chris, Perencanaan Manajemen Produksi & Operasi, saduran
Dean Praty R, ((t.k.) : Dahara Prize, 1996)
Kusnadi,dkk, Pengantar Manajemen (Konsep & Perilaku). (Malang :
Universitas Brawijaya Malang, (t.t))
Ma‟arif, M. Syamsul dan Hendri Tanjung, Manajemen Operasi, ((t.k.) :
PT. Gamedia Widiasarana Indonesia, 2006)
Nasution, Arman Hakim, Manajemen Industri, (Yogyakarta : ANDI, 2005)
Setiawan, Heru, “Analisis Penentuan Waktu Kegiatan Pemeliharaan
Terencana” (Skripsi), Jurusan Teknik Industri, STT Mitra Karya
Bekasi, 2013
Tampubolon, Manahan P, Manajemen Operasi (Operating Management),
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004)