analisis perbankan1

6
Unsur-Unsur Kredit Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan, unsur yang lainnya adalah memp atau pertimbanagan saling tolong menolong. Selain itu dilihat oleh pihak kreditur u terpenting dalam kegiatan kredit sekarang ini adalah untuk keuntungan dari modalnya mengaharapkan kontraprestasi sedangkan bagi debitur adalah adanya bantuan dari kred menutupi kebutuhannya berupa prestasi yang diberikan oleh kreditur. Hanya saja anta dan kontra prestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya sehingga ada tenggan tertentu. Kondisi ini mengakibatkan adanya resiko beruopa ketidaktentuan dan karenanya diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit tersebut. Menurut Drs. homas Suyatno dalam bukunya Dasar!Dasar "erkreditan kita dapat menyimpulkan bahwa unsur yang terdapat dalam kredit adalah# $. Kepercayaan, yaitu keyakinandari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar!benar dite kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan dating %. enggang waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberi pre kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. &. Degree of 'isk yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antar pemberian prestasi dengan kontraprestas akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit tersebut semakin tingkat resikonyakarena sejauh!jauhnya kemampuan manusia untuk menerobos ha depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Derngan ada unsur resiko inilah maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit. (. "restasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dlaam bentuk uang tetap bentuk uang dan jasa. Fungsi Kredit Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsan kedua belah pihak untuk saling menolong dengan tujuan mencapai kebutuhan baik dalam usaha maupun kebutuhan sehari!hari. "ihak yang mendaptkan kredit harus dapat menunu prestasi yang lebih tinggi darikemajuan usahnyaitusendiri, atau mendapat pemenuhan kebutuhannya. )dapun bagi pihak yang member kredit, secara material ia harus mendap remtabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kre

description

analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1analisis perbankan1v

Transcript of analisis perbankan1

Unsur-Unsur Kredit

Unsur-Unsur KreditIntisari dari kredit adalah unsur kepercayaan, unsur yang lainnya adalah mempunyai sifat atau pertimbanagan saling tolong menolong. Selain itu dilihat oleh pihak kreditur unsur yang terpenting dalam kegiatan kredit sekarang ini adalah untuk keuntungan dari modalnya dengan mengaharapkan kontraprestasi sedangkan bagi debitur adalah adanya bantuan dari kreditur untuk menutupi kebutuhannya berupa prestasi yang diberikan oleh kreditur. Hanya saja antara prestasi dan kontra prestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya sehingga ada tenggang waktu tertentu. Kondisi ini mengakibatkan adanya resiko beruopa ketidaktentuan dan karenanya diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit tersebut.

Menurut Drs. Thomas Suyatno dalam bukunya Dasar-Dasar Perkreditan kita dapat menyimpulkan bahwa unsur yang terdapat dalam kredit adalah:1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan dating

2. Tenggang waktu yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberi prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3. Degree of Risk yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antar pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit tersebut semakin tinggi pula tingkat resikonyakarena sejauh-jauhnya kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Derngan adanya unsur resiko inilah maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit.4. Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dlaam bentuk uang tetapi juga dlam bentuk uang dan jasa.

Fungsi Kredit

Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang bagi kedua belah pihak untuk saling menolong dengan tujuan mencapai kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendaptkan kredit harus dapat menunujukan prestasi yang lebih tinggi dari kemajuan usahnya itu sendiri, atau mendapat pemenuhan kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang member kredit, secara material ia harus mendapatkan remtabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit dan secar spiritual mendapatkan kepuasan dengan cara membantu pihak lain untuk mencapai kemajuannya.

Suatu kredit mencapai fungsinya, apabila secara social ekonomis, baik bagi debitur, kreditur maupun masyarakat membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur mereka memperoleh keuntungan, juga mengalami peningkatan kesejahteraan, sedangkan bagi Negara mengalami tambahan penerimaan dari pajak, juga kemajuan ekonomi yang bersifat makro maupun mikro.

Sekarang ini kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan mempunyai fungsi:

1. Meningkatkan Daya Guna Uang

2. Meningkatkan peredaran dan Lalu Lintas Uang

3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang

4. Salah satu alat stabilitas ekonomi

5. Meningkatkan kegairahan berusaha

6. Meningkatkan pemerataan pendapatan

7. Meningkatkan hubungan internasionalJenis KreditKredit terdiri dari beberapa jenis bila dilihat dari beberpa segi pandangan. Dalam hal ini macam atau jenis kredit yang ada sekarang juga tidak bisa dipisahkan dari kebijakan perkreditan yang digariskan sesuai dengan tujuan pembangunan. Pada mulanya kredit berdasarkan kepercayaan murni, yaitu berbentuk kredit perorangan karena kedua belah pihak saling mengenal, dengan berkembangnya waktu maka akhirnya berkembang pula unsur-unsur lain yang menjadi landasan suatu kredit, sehingga selanjutnya berkembang pula jenis kredit yang ada seperti sekarang.

Jenis kredit dapat dibedakan menurut berbagai kriteria, yaitu kriteria lembaga pemberi-pemerima kredit, jangka waktu serta penggunaan kredit, kelengkapan dokumen perdagangan atau dari berbagai kriteria lain.

Dari segi Lembaga pemberi- penerima kredit yang menyangkut sturktur pelaksanaan kredit di Indonesia, maka jenis kredit terdiri dari:1. Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha dan atau konsumsi. Kredit ini diberikan oleh bank pemerintah atau bank swasta kepada dunia usaha untuk ikut membiayai sebagian kebutuhan permodalan dan atau kredit dari bank kepada individu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup yang berupa barang maupun jasa.

2. Kredit Likuiditas, yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-bank yang beroperasi di Indonesia yang selanjutnya digunakan sebagai danan untuk membiayai kegiatan perkreditan.

3. Kredit langsung, kredit ini diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga pemerintah atau semi pemerintah. Misalnya Bank Indonesia memberikan kredit langsung kepada Bulog dalam rangka pelaksanaan program pengadaan pangan atau pemberian kredit langsung kepada pertamina atau pihak ketiga lainnya.

Dari segi tujuan pengguaaan kredit, jenis kredit terdiri dari:

1. Kredit konsuntif yaitu kredit yang diberikan oleh bank pemerintah atau bank swasta yang diberikan kepada perseorangan untuk membiayai keperluan konsumsinya untuk kebutuhan sehari-hari

2. Kredit produktif baik kredit investasi maupun kredit eksploitasi

Kredit investasi, kredit yang ditujukan untuk penggunaan sebagai pembiayaan modal tetap yaitu peralatan produksi, gedung dan mesin-mesin, juga untuk membiayai rehabilitasi dan ekspansi. Adapaun jangka waktunya 5 tahun, atau lebih. Di Indonesia jenis kredit investasi ini mulai diperkenalkan pada pertengahan tahun 1969, bersamaan dengan dimulainya REPELITA I sebagai penunjang program industrialisasi yang mulai dilancarkan pemerintah.Kredit eksploitasi, kredit yang ditujukan untuk penggunaan pembiayaan kebutuhan dunia usaha akan modalkerja berupa persediaan bahan baku, persediaan produk akhir, barabg dalam preses produksi serta piutang, sedangkan jangka waktunya berlaku pendek, di Indonesia jenis kredit eksploitasi ini boleh dilakukan sudah dilakukan sejak lama yaitu sejak tahun 1950-an.

3. Perpaduan antara kredit komsumtif dan kredit prodiktif (semi konsumtif dan produktif)

Dari segi dokumen maka kredit jenis ini yaiu kredit yang sangat terikat dengan dokumen-dokumen berharga yang memiliki substitusi nilai jumlah uang dan dokumen tersebut merupakan jaminan pokok pemberian kredit. Kredit ini banyak digunakan oleh orang yang mengadakan transaksi dagang yang berlainan tempat. Jenis kredit ini terdiri dari:

1. Kredit ekspor adalah semua bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha eksspor. Jadi besa dalam bentuk kredit langsung maupun tidak langsung seperti pembiayaaan kredit modal kerja jangka pendek, maupun kredit investasi untuk jenis industry yang berorientasi ekspor.

2. Kredit impor.

Dari segi besar kecilnya aktivitas perputaran usha yaitu, melihat, dinamika, sektor yang digeluti, asset yang dimilki dan sebagainya. Maka jenis kredit terdiri dari:1. Kredit kecil, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha kecil

2. Kredit menengah, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang asetnya lebih besar daripada pengusaha kecil

3. Kredit besar

Dari segi jangka waktunya jenis kredit meliputi:

1. Kredit jangka pendek (short term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Bentuknya dapat berupa kredit rekening Koran, kredit penjualan, kredit pembeli, kredit wesel.

2. Kredit jangka menengah (medium term loan), yaitu kredit berjangka waktu antara 1 tahun hingga 3 tahun.

3. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi, ekspansi(perluasan), dan pendirian proyek baru.

Dari segi jaminannya, jenis kredit dapat dibedakan menjadi:

1. Kredit tanpa jaminan, atau kredit blanko (unsecured loan). Kredit ini menurut UU perbankan tahiun 1992 mungkin saja bias direalisasikan karena UU perbankan tahun 1992 tidak secara ketat menentukan bahwa pemberian kredit harus memiliki jaminan. Hanya disarankan saja dalam pemberian kredit, bank wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Sebaliknya menurut UU poko perbankan tahun 1967 yang digantikannya, pemberian kredit tanpa jaminan ini dilarang, sesuai dengan pasal 24 ayat 1 bahwa bank umum tidak member kredit tanpa jaminan kepada siapapun juga.2. Kredit dengan jaminan (secured loan) yaitu kredit yang diberikan pihak kreditur mendapat jaminan bahw adebitur dapat melunasi hutangnya. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko sehingga dalam pelaksaannya bank harus memperhatikan asas-asaas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka diperlukan jaminan dalam pemberian kredit tersebut. Adapaun bentuk jaminan dapat berupa jaminan kebendaan, maupun jaminan perorangan.

Analisis

Kondisi Indonesia saat ini mulai memasuki krisis pangan, dimana pemerintah tak lagi mampu menyediakan kebutuhan pangan dari masyarakat sehingga harus mengimpor bahan pangan dari luar negeri. Naiknya harga minyak dunia ternyata membawa dampak yang sangat besar bagi bidang ekspor impor, yaitu naiknya biaya transportasi untuk mengangkut bahan pangan seperti sapi. Indonesia telah cukup lama mengandalkan sapi impor untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat. Kenaikan minyak dunia mengakibatkan naiknya harga pengapalan sapi-sapi impor tersebut dan akan berdampak pada naiknya harga sapi di Indonesia. Seharusnya Indonesia dapat memenuhi kebutuhan daging masyarakat tidak hanya mengandalkan sapi impor namun juga sapi lokal. Kesulitan yang kini mengahadang para peternak sapi lokal adalah kurangnya perhatian Indonesia terhadap para peternak sehingga para peternak lokal kesulitan dalam mengembangkan pembibitan sapi local. Hal sama juga terjadi di bidang pertanian dimana para petani kesulitan mendapatkan bantuan kredit untuk pengelolaan pertanian.

Kredit kini berkembang menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat khususnya dari golongan para petani dan peternak. Melihat kebutuhan kredit bagi peternak semakin meningkat maka pemerintah meluncurkan suatu produk kredit untuk menanggulangi masalah ini yaitu suatu kredit ketahanan pangan dan energi. Kredit pertahanan pangan ini dikeluarkan oleh Bank Jabar untuk membantu kemampuan modal peternak membeli bibit sapi dan menyalurkan bantuan modal pertanian melalui KKP ini.