ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA...

68
ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA MAKASSAR NUR ILHAM G 111 09 315 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA...

Page 1: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN

DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA MAKASSAR

NUR ILHAM

G 111 09 315

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN

DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana

Pada Program Studi Agroteknologi Jurusan Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin

NUR ILHAM

G 111 09 315

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN

DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA MAKASSAR

NUR ILHAM

G111 09 315

Makassar, Agustus 2013

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof. Dr. Ir. Laode Asrul, MP) (Nurfaida, SP, M.Si)

NIP. 19630307 198812 1 001 NIP. 19730223 200501 2 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian

(Prof. Dr. Ir. Elkawakib Syam’un, MP.)

NIP. 19560318 198503 1 001

Page 4: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

PENGESAHAN

JUDUL : ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN

PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA

MAKASSAR

NAMA : NUR ILHAM

NIM : G 111 09 315

Skripsi ini telah diterima dan dipertahankan pada Hari Senin, Tanggal 29 Bulan

Juli Tahun 2013 dihadapan pembimbing/penguji berdasarkan Surat Keputusan

No. 765/UN4.11.5.1/PP.27/PB/2013, dengan susunan sebagai berikut :

Prof. Dr. Ir. Kaimuddin, M.Si (Ketua) _________________

Dr.Ir. Hernusye Husni, M.Sc (Sekretaris) _________________

Prof. Dr. Ir. Laode Asrul, MP (Anggota) _________________

Nurfaida, SP., M.Si (Anggota) _________________

Dr. Ir. Abdul Haris Bahrun, M.Si (Anggota) _________________

Cri Wahyuni Brahmi Yanti, SP., M.Si (Anggota) _________________

Tigin Dariati, SP., MES (Anggota) _________________

Page 5: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

ABSTRAK

NUR ILHAM (G11109315). Analisis Penutupan Lahan Pada Dua Kawasan

Perumahan Dengan Ekosistem Berbeda Di Kota Makassar. Dibimbing oleh

LAODE ASRUL dan NURFAIDA.

Penelitian ini bertujuan untuk membedakan jenis penutupan lahan pada

dua kawasan perumahan di Kota Makassar yang memiliki jenis ekosistem yang

berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kawasan perumahan di Kota

Makassar yaitu Perumahan Anging Mammiri dan Perumahan Taman Toraja.

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari hingga April 2013. Penelitian ini

menggunakan metode Tzoulas dan James meliputi : (1) Pengenalan kondisi lahan,

(2) Pengukuran tingkat penutupan lahan oleh struktur vegetasi dan keragaman

tanaman vaskular, (3) Penggabungan indikator menjadi nilai keanekaragaman

hayati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perumahan Anging Mammiri dan

Perumahan Taman Toraja didominasi oleh area terbangun. Keanekaragaman

genera tanaman vaskular yang terdapat di Perumahan Taman Toraja dengan rata-

rata 27 lebih tinggi dibanding Perumahan Anging Mammiri dengan rata-rata 25.

Nilai keanekaragaman hayati yang terdapat di Perumahan Taman Toraja dengan

jumlah nilai 36 lebih tinggi dibanding Perumahan Anging Mammiri dengan

jumlah nilai keanekaragaman hayati 33. Pada Perumahan Anging Mammiri dan

Taman Toraja tidak terdapat perbedaan yang signifikan jika dilihat dari segi

pemilihan tanaman pada kawasan perumahan meskipun berada pada jenis

ekosistem yang berbeda.

Kata kunci : keanekaragaman hayati, metode Tzoulas dan James, perumahan,

penutupan lahan

Page 6: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirahim

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada sang pemilik hidup Allah

SWT karena dengan izin-Nya penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan

berada di dunia ini serta atas ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penelitian hingga penyusunan

skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Ilyas, SP dan Ibunda Sitti Hasnah yang penuh kesabaran dan

ketabahan dalam mendidik dan membesarkan ananda dengan segala

pengorbanan dan doa restu yang diberikan selama ini. Untaian doa penulis

panjatkan untuk kebahagiaan mereka berdua di dunia dan akhirat.

2. Prof. Dr. Ir. Laode Asrul, MP dan Nurfaida, SP, MSi selaku pembimbing,

atas segala bimbingan dan dorongan sejak rencana penelitian hingga

penyusunan laporan ini.

3. Prof. Dr. Ir Elkawakib Syam’un, MP selaku ketua jurusan, dan seluruh staf

pengajar yang telah memberikan bekal ilmu, bimbingan dan arahan selama

menuntut ilmu di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

4. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku (I Komang Tri W.P, Ramli Bin

Rusman, Nahruddin A, Dwi Julian, Muh. Naim, Fahrina Faharuddin,

Wakifatul Hisani, Resky Nurawalia, A. Safitri Sacita, Rasni) serta

Page 7: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

keluarga besar Klimakterik 09 dan segenap warga HIMAGRO yang tidak

sempat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan, doa,

kebersamaan, dan dorongannya.

5. Saudara Rismang, Fahri Aryadin, dan semua yang tak sempat penulis

sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuannya di lapangan mulai dari

awal hingga penelitian ini selesai.

6. Kepada segenap pihak-pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu

persatu yang telah banyak berjasa dan senantiasa membantu penulis dalam

menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya Pertanian Universitas

Hasanuddin.

Teriring harapan dan doa semoga Allah SWT memberikan rahmat dan

ridho-Nya atas budi baik serta ketulusan yang mereka berikan selama ini kepada

penulis. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Namun, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam

upaya pengembangan pertanian terutama Jurusan Budidaya Pertanian. Amin.

Makassar, Agustus 2013

Penulis

Page 8: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PENGESAHAN ........................................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

2.1 Keanekaragaman Hayati ............................................................ 5

2.2 Ruang Terbuka Hijau .................................................................. 7

2.3 Penutupan Lahan ........................................................................ 9

2.4 Struktur Vegetasi ....................................................................... 10

2.5 Kawasan Perumahan .................................................................. 11

BAB III METODOLOGI ........................................................................... 15

3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................... 15

3.2 Metode Penelitian ...................................................................... 15

3.2.1 Pengenalan Kondisi Lapangan ....................................... 15

3.2.2 Mengukur Tingkat Penutupan Lahan oleh Struktur

Vegetasi dan Keragaman Tanaman Vaskular ................ 16

3.2.3 Menggabungkan Indikator Menjadi Nilai

Keanekaragaman Hayati ................................................. 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 21

4.1 Kondisi Umum ........................................................................... 21

4.1.1 Perumahan Anging Mammiri ............................................ 22

4.1.2 Perumahan Taman Toraja ................................................. 24

Page 9: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

4.2 Keragaman Penutupan Lahan .................................................... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 35

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 35

5.2 Saran .......................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 36

LAMPIRAN ................................................................................................. 39

Page 10: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Prosedur menggabungkan elemen struktural dan keragaman dari

tanaman vaskular ke dalam skor keanekaragaman ................................ 18

2. Perhitungan skor keanekaragaman Perumahan Anging Mammiri dan

Taman Toraja ......................................................................................... 25

3. Ringkasan hasil indikator keanekaragaman dan skor keanekaragaman

pada dua lokasi penelitian ...................................................................... 27

Nomor Lampiran Halaman

1. Lembar catatan lapangan ....................................................................... 40

2. Contoh perhitungan skor keanekaragaman hayati ................................. 41

3. Pengamatan genera tanaman vaskular di Perumahan Anging Mammiri 43

4. Pengamatan genera tanaman vaskular di Perumahan Taman Toraja ..... 47

Page 11: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Ukuran daerah sampel ............................................................................ 16

2. Lokasi titik sampel di Perumahan Anging Mammiri ............................. 19

3. Lokasi titik sampel di Perumahan Taman Toraja .................................. 20

4. Dominasi penutupan lahan oleh struktur vegetasi ................................. 29

Nomor Lampiran Halaman

1. Foto panorama titik sampel 1 di Perumahan Anging Mammiri ............. 51

2. Foto panorama titik sampel 2 di Perumahan Anging Mammiri ............. 51

3. Foto panorama titik sampel 3 di Perumahan Anging Mammiri ............. 51

4. Foto panorama titik sampel 1 di Perumahan Taman Toraja ................... 52

5. Foto panorama titik sampel 2 di Perumahan Taman Toraja ................... 52

6. Foto panorama titik sampel 3 di Perumahan Taman Toraja ................... 52

7. Foto jalur hijau jalan Perumahan Anging Mammiri .............................. 53

8. Foto taman yang ada di Perumahan Anging Mammiri .......................... 53

9. Foto proses pembangunan Perumahan Anging Mammiri ...................... 54

10. Foto jalur hijau jalan Perumahan Taman Toraja .................................... 54

11. Foto taman yang ada di Perumahan Taman Toraja ................................ 55

12. Foto keadaan Perumahan Taman Toraja ................................................ 56

Page 12: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang

sangat tinggi, yang ditandai dengan jumlah ekosistem, jenis tumbuhan dalam

ekosistem, dan plasma nutfah (genetik) yang berada di dalam setiap jenisnya.

Dengan demikian, Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati

dunia dan dikenal sebagai negara mega-biodiversity (Tzoulas dan James, 2010).

Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang

dapat memberikan manfaat serba guna, dan mempunyai manfaat yang vital dan

strategis, sebagai modal dasar pembangunan nasional, serta merupakan paru-paru

dunia yang mutlak dibutuhkan, baik di masa kini maupun yang akan datang.

Perubahan orientasi pembangunan suatu negara dari sektor pertanian

menuju ke sektor perindustrian merupakan salah satu pemicu utama

perkembangan dan pembangunan dari kota-kota tersebut. Secara fisik,

pembangunan dan pengembangan kota bersifat horizontal yang umumnya

memanfaatkan lahan-lahan yang alami (seperti lapangan olahraga, persawahan,

rawa, dan lain-lain). Perubahan tata guna lahan ini menyebabkan terjadinya

gangguan terhadap keseimbangan lingkungan dalam wilayah kota (Nurisjah,

2005).

Pembangunan memberikan dampak terhadap kualitas lingkungan atau

kondisi lingkungan hidup (Inoguchi et al, 2003), antara lain, menyebabkan

menurunnya kualitas air tanah, dan meningkatkan polusi udara serta kebisingan di

Page 13: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

perkotaan, baik secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan

keberadaan ruang terbuka hijau secara ekologis. Secara ekonomis, penurunan

kualitas lingkungan juga dapat menurunkan tingkat produktivitas, dan dari aspek

kesehatan dapat menurunkan tingkat kesehatan serta tingkat harapan hidup

masyarakat, bahkan menyebabkan kelainan genetik dan menurunkan tingkat

kecerdasan anak-anak pada generasi mendatang akibat polusi udara yang

berlebihan. Hal ini disebabkan oleh proses pembangunan. Jumlah penduduk yang

besar dan terus bertambah menyebabkan kebutuhan dasar pun semakin besar,

sehingga sering terjadi perubahan fungsi lahan.

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan keterbatasan lahan yang

dimiliki menjadi penyebab pertumbuhan pembangunan fisik di area perkotaan

dilakukan dengan mengkonversi lahan pertanian, hutan dan ruang terbuka lainnya

menjadi lahan terbangun dengan struktur perkerasan dan bangunan. Hal ini

menyebabkan berkurangnya luasan ruang terbuka hijau (RTH) sehingga ruang

resapan air berkurang, lingkungan menjadi gersang dan panas serta hilangnya

keanekaragaman flora dan fauna.

Kota Makassar merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah

penduduk paling banyak di Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk sebanyak

1.338.663 jiwa, pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi maka kebutuhan

akan perumahan dan permukiman juga semakin tinggi. Pembangunan perumahan

di Kota Makassar berkembang ke arah barat, contohnya Perumahan Taman

Metropolitan, Perumahan Taman Masamba, serta Perumahan Taman Toraja, juga

ke arah timur sebagai daerah pengembangan kota, contohnya Perumahan Citra

Page 14: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Land dan Perumahan Anging Mammiri. Pembangunan perumahan di Kota

Makassar umumnya memanfaatkan lahan-lahan yang alami (seperti area pantai,

persawahan, rawa, dan lain-lain).

Pengembang perumahan di Kota Makassar masih banyak yang kurang

menyadari perlunya ruang terbuka hijau (RTH). Perumahan Anging Mammiri

yang terletak di Jalan Hertasning Baru merupakan perumahan yang dibangun

pada lahan alami berupa rawa yang berada di sebelah timur Kota Makassar dan

kemudian dilakukan penimbunan sehingga merubah ekosistem alami menjadi

ekosistem buatan. Tidak jauh berbeda, Perumahan Taman Toraja juga merupakan

perumahan yang dibangun pada area reklamasi yang berada di sebelah barat Kota

Makassar yang merubah ekosistem empang. Kedua kawasan ini dipilih agar dapat

membandingkan penutupan lahan oleh struktur vegetasi dan pemilihan jenis

tanaman untuk kedua kawasan yang berbeda, sehingga dapat mengetahui jenis

tanaman apa yang sesuai untuk area bekas rawa dan area bekas empang/pantai.

Perubahan tata guna lahan ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap

keseimbangan lingkungan dalam wilayah kota. Adapun akibat yang dapat

ditimbulkan oleh terjadinya gangguan keseimbangan lingkungan yaitu banjir,

kemarau panjang, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, ruang terbuka hijau kemudian

menjadi salah satu solusi yang dapat mengatasi berbagai permasalahan di daerah

perkotaan, tidak terkecuali di Kota Makassar. Untuk mendukung hal tersebut,

perlu dilakukan analisis jenis penutupan lahan pada dua kawasan perumahan di

Kota Makassar yang dibangun di atas dua jenis ekosistem yang berbeda.

Page 15: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk membedakan jenis penutupan lahan

pada dua kawasan perumahan di Kota Makassar yang memiliki jenis ekosistem

yang berbeda. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

membangun dan mengembangkan daerah permukiman di perkotaan.

Page 16: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman

organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada

suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi

bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan,

baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem.

Keanekaragaman alami atau keanekaragaman hayati, atau biodiversitas,

adalah semua kehidupan di atas bumi ini seperti tumbuhan, hewan, jamur dan

mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan

keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya

kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang

berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem

perairan lainnya (Baiquni, 2007).

Kehidupan manusia bergantung pada sistem-sistem dan proses-proses

biologi untuk keberlangsungan, kesehatan, kesejahteraan serta kesenangan

hidupnya. Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi berbagai layanan

ekosistem yang menjaga agar lingkungan alami tetap hidup, mulai dari menjaga

daerah aliran sungai yang menyediakan air bersih, hingga polinasi dan siklus-

siklus nutrisi, serta menjaga kebersihan udara dan gas di atmosfer. Semua

makanan, obat-obatan dan produk lainnya yang kita konsumsi berasal dari

komponen keanekaragaman hayati yang masih liar maupun yang sudah

Page 17: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

dibudidayakan. Keanekaragaman hayati juga memiliki nilai bagi kepentingan-

kepentingan estetika, budaya, rekreasi dan ilmu pengetahuan (Baiquni, 2007).

Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi

bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan,

baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan

hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga

tingkatan, yaitu (1) keanekaragaman gen, (2) keanekaragaman jenis, dan (3)

keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman gen adalah segala perbedaan yang

ditemui pada makhluk hidup dalam satu spesies. Keanekaragaman jenis adalah

segala perbedaan yang ditemui pada makhluk hidup antar jenis atau antar spesies.

Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga

lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies

(keanekaragaman gen). Keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang

terdapat antar ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya

keanekaragaman gen dan keanekaragaman jenis (spesies) (Anonim, 2013).

Keanekaragaman hayati juga memiliki ancaman kepunahan. Adapun ancaman

utama bagi keanekaragaman hayati di Indonesia akibat perbuatan manusia yaitu,

penebangan hutan dijadikan lahan pertanian atau permukiman dan akhirnya

tumbuh menjadi perkotaan. Hal ini menyebabkan kerusakan habitat yang

mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen. Polusi,

bahan pencemar dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan.

Penggunaan spesies yang berlebihan untuk kepentingan manusia. Meningkatnya

jumlah penduduk, sehingga keperluannya pun meningkat pula, hal ini didukung

Page 18: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

dengan pengembangan teknologi, pemanfaatan sehingga menngonsumsi

keanekaragaman dengan cepat. Introduksi spesies eksotik, hal ini mengakibatkan

spesies tertentu tersisihkan, sehingga spesies tertentu tersebut jarang digunakan,

yang akhirnya terlupakan. Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh

organisme pengganggu atau penyakit suatu tanaman, pada kenyataanya menyebar

ke lingkungan dan menjadi zat pencemar (Anonim, 2013).

2.2 Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau (RTH) adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah

yang luas, baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area

memanjang/jalur yang dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka. Pemanfaatan

ruang hijau lebih bersifat pengisian hijau tanaman seperti lahan pertanian,

pertamanan, perkebunan, dan sebagainya (Budihardjo, 1998 dalam Fatta, 2001).

Secara umum ruang terbuka publik di perkotaan terdiri atas ruang terbuka

hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang terbuka hijau perkotaan adalah bagian

dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan,

tanaman, dan vegetasi (endemik atau introduksi) guna mendukung manfaat

ekologis, sosial-budaya, dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat

ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Ruang terbuka non-hijau dapat

berupa ruang terbuka yang diperkeras dan ruang terbuka biru yang berupa

permukaan sungai, danau, dan areal-areal yang diperuntukkan sebagai genangan

retensi (Hakim, 1993).

Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan

Page 19: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas

wilayah kota. Secara fisik, RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami yang berupa

habitat liar alami, kawasan lindung, dan taman-taman nasional, dan RTH non-

alami atau binaan yang seperti taman, lapangan olah raga, dan kebun bunga. Dari

segi fungsi, RTH dapat berfungsi secara ekologis, sosial/budaya, arsitektural, dan

ekonomi (Nawawi, 1995).

Bentuk-bentuk RTH perkotaan yang berfungsi ekologis, antara lain, sabuk

hijau kota, hutan kota, taman botani, dan sempadan sungai. Secara sosial-budaya

keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana

rekreasi, dan sebagai landmark khas kota yang berbudaya. Bentuk RTH yang

berfungsi sosial-budaya, antara lain, taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun

raya dan taman pemakaman umum. Secara arsitektural RTH dapat meningkatkan

nilai keindahan dan kenyamanan kota melalui keberadaan taman-taman kota,

kebun bunga-bunga dan jalur-jalur hijau di jalan kota (Hakim, 1993).

Fungsi dan manfaat RTH dalam suatu kawasan perkotaan, berdasarkan

Permendagri No. 1 Tahun 2007 adalah: (1) pengamanan keberadaan kawasan

lindung perkotaan, (2) pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan

udara, (3) tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati, (4)

pengendali tata air, (5) sarana estetika kota, (6) sarana untuk mencerminkan

identitas daerah, (7) sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan, (8) sarana

rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial, (9) meningkatkan nilai ekonomi

lahan perkotaan, (10) menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise

daerah, (11) sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula,

Page 20: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

(12) sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat, (13) memperbaiki iklim mikro,

dan (14) meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

Ruang terbuka hijau juga memiliki fungsi ekonomi, baik secara langsung

maupun tidak langsung seperti pengusahaan lahan-lahan kosong menjadi lahan

pertanian atau perkebunan (urban agriculture) dan pengembangan sarana wisata

hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan. Secara struktur, bentuk dan

susunan RTH dapat merupakan konfigurasi ekologis dan konfigurasi planologis.

RTH dengan konfigurasi ekologis merupakan RTH yang berbasis bentang alam

seperti, kawasan lindung, perbukitan, sempadan sungai, sempadan danau, dan

pesisir. RTH dengan konfigurasi planologis dapat berupa ruang-ruang yang

dibentuk mengikuti pola struktur kota seperti RTH perumahan, RTH kelurahan,

RTH kecamatan, RTH kota dan taman-taman nasional. Dari segi kepemilikan,

RTH dapat berupa RTH publik yang dimiliki oleh umum dan terbuka bagi

masyarakat luas, dan RTH pribadi yang berupa taman-taman yang berada pada

lahan-lahan pribadi (Hakim, 1993).

2.3 Penutupan Lahan

Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,

hidrologi, dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi

penggunaannya. Termasuk di dalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia,

baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah-daerah pantai,

penebangan hutan, dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi

garam (Hardjowigeno et al., 2001 dalam Haryani, 2011).

Page 21: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Lillesand dan Kiefer (1993) dalam Haryani (2011) mendefinisikan bahwa

penggunaan lahan berhubungan dengan kegiatan manusia pada suatu bidang

lahan, sedangkan penutupan lahan lebih merupakan perwujudan fisik obyek-obyek

yang menutupi lahan tanpa mempersoalkan kegiatan manusia terhadap obyek-

obyek tersebut. Sebagai contoh pada penggunaan lahan untuk permukiman yang

terdiri atas permukiman, rerumputan, pepohonan, air, dan sebagainya.

2.4 Struktur Vegetasi

Lingkungan kota berkembang secara ekonomis, namun menurun secara

ekologis. Perkembangan kota di Indonesia dewasa ini cenderung ke arah

perkembangan fisik yang lebih banyak ditentukan oleh banyaknya sarana dan

prasarana yang ada. Akibatnya, ruang terbuka hijau terabaikan, bahkan

menghilangkan wajah alam yang asri. Kawasan hijau sering kali dikalahkan atau

dialih fungsikan menjadi kawasan perdagangan, permukiman, perindustrian, serta

untuk sarana dan prasarana kota lainnya (Eva, 2005).

Struktur vegetasi merupakan susunan anggota komunitas vegetasi pada

suatu area yang dapat dinilai dari tingkat densitas (kerapatan) individu dan

diversitas (keanekaragaman) jenis. Komposisi dan struktur suatu vegetasi

merupakan fungsi dari beberapa faktor seperti, flora setempat, habitat, (iklim dan

tanah), waktu, dan kesempatan. Komposisi dan struktur vegetasi tumbuhan tidak

dapat dilepaskan dari pentingnya mengetahui air tanah dan ketersediaan air tanah

bagi tumbuhan di sekitarnya (Hijrah, 2008).

Pengendalian iklim mikro kota dapat dilakukan dengan vegetasi dan

infrastruktur lainnya seperti jalan, lapangan terbuka dan lain-lain. Dengan

Page 22: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

demikian berubahnya lingkungan termal tidak dapat dianggap sebagai fenomena

pemanasan global saja, karena terbukti dalam skala lingkungan mikro (kawasan

kota) aspek karakteristik fisik permukaan seperti kualitas vegetasi dan tutupan

lahan sangat berpengaruh pada temperatur udara (Wonorahardjo et al., 2010).

Kehadiran pohon dalam lingkungan kehidupan manusia, khususnya di

perkotaan, memberikan nuansa kelembutan tersendiri. Perkembangan kota yang

lazimnya diwarnai dengan aneka tindak kekerasan, dalam arti harfiah ataupun

kiasan, sedikit banyak dapat dilunakkan dengan elemen alamiah seperti air (baik

yang diam-tenang maupun yang bergerak-mengalir) dan aneka tanaman (mulai

dari rumput, semak sampai pohon) (Budihardjo dan Hardjohubojo, 1993).

2.5 Kawasan Perumahan

Salah satu kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain sandang dan

pangan adalah rumah. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat

tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Berdasarkan Undang-undang

No. 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, perumahan adalah

sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungannya.

Watson et.al, 2004 dalam Yuniarti (2010) mengatakan bahwa perumahan

merupakan tempat hunian perpindahan penduduk dalam satu kawasan (urban

neighborhood unit) dimana setiap rumah memiliki fungsi yang berbeda‐beda dan

pada umumnya terbentuk secara sengaja maupun tidak disengaja. Ada rumah

yang digunakan sebagai warung, tempat praktek dokter, salon, dan lain-lain.

Mereka dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus mencari di luar

Page 23: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

kawasan perumahan tersebut. Fasilitas sosial yang umumnya terdapat dalam

perumahan itu antara lain: sekolah dasar, taman kecil, toko/warung, yang secara

lengkap perbandingan pemanfaatannya.

Perumahan berwawasan lingkungan sebaiknya selaras dengan lingkungan

asli di sekitar perumahan. Keasrian suasana lingkungan perumahan dapat dilihat

dan dirasakan pada saat penghuni melintasi dan memasuki kawasan perumahan

tersebut. Suasana ini hanya dapat tercipta dengan kerindangan pepohonan besar

yang tumbuh optimal, bentuk topografi lahan yang mengikuti topografi alam di

sekitar perumahan, dan tersedianya ruang terbuka hijau yang didesain dengan

menarik (Jacky, 2011 dalam Irawan, 2012).

Bentuk-bentuk kegiatan yang mendukung pembangunan kota yang

bersahabat dengan lingkungan ini, misalnya penghijauan kota, pembentukan desa

ekologi (eco-villages), permukiman dengan sistem pendaurulangan limbah,

penggunaan energi matahari, penggunaan bahan bangunan yang dapat didaur

ulang, konservasi lahan kritis, teknologi bersih limbah, perlindungan ekosistem,

pola pemukiman dengan pedestrianisasi dan sepedanisasi, dan lain sebagainya

(Budihardjo dan Hardjohubojo, 1993).

Lingkungan perumahan merupakan faktor yang sangat potensial dari ruang

terbuka hijau untuk didayagunakan sebagai cermin identitas suatu kawasan

perumahan. Penataan ruang terbuka hijau yang alami dengan penggunaan bahan

lokal dan tanaman khas setempat akan menciptakan suasana yang unik dan

berkepribadian (Arifin dan Nurhayati, 1993).

Page 24: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Bermukim pada hakekatnya adalah menetap yang pada intinya mengacu

pada adanya ketenangan. Ketenangan ruang dalam ruang membawa pula

ketenangan rohani bagi manusia. Namun, karena manusia adalah mahluk sosial

yang selalu bersama dengan orang lain muncullah suatu kelompok rumah-rumah

yang kemudian disebut dengan permukiman (Budihardjo, 1998).

Permukiman yang berkelompok merupakan suatu bentuk rumah perkotaan

(urban house) yang disesuaikan dengan berbagai skala masyarakat yang berbeda-

beda serta memiliki hierarki ruang-ruang pribadi, semi pribadi, dan publik.

Permukiman yang berkelompok tersebut merupakan suatu kesatuan yang lebih

besar dan lebih kompleks dimana unit-unit dikelompokkan membentuk sebuah

komunitas kecil dimana bagian-bagian ini saling membagi ruang-ruang terbuka,

jalur hijau, tempat parkir, kotak pos, bak sampah, dan tempat bermain anak-anak

(Budihardjo, 1998).

Penentuan lokasi permukiman harus dapat memperhatikan kondisi dan

tempat peruntukannya. Menurut Budihardjo (1998), untuk menetapkan lokasi

permukiman yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Daerah bebas banjir, daerah bebas gempa, daerah bebas angin ribut, daerah

bebas rayap.

b) Mudah dicapai tanpa hambatan yang berarti.

c) Sejauh mungkin dipertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir air

tanah, penampungan air hujan dan penahan air laut.

d) Jauh dari lokasi pabrik yang mendatangkan polusi.

e) Lokasi sebaiknya dipilih yang udaranya masih sehat.

Page 25: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

f) Lokasi sebaiknya tidak terlalu terganggu oleh kebisingan.

g) Dapat mempertahankan suatu contoh bagi masyarakat sekelilingnya untuk

membangun rumah dan lingkungan yang sehat, layak, dan indah.

Lingkungan permukiman terdiri atas ruang terbangun dan ruang terbuka.

Ruang terbuka meliputi seluruh bidang tanah yang tidak ditempati oleh bangunan.

Ruang-ruang terbuka juga mencakup ruang-ruang umum seperti lapangan parkir

dan halaman bermain juga jalur-jalur hijau kendaraan, jalan setapak, taman

pribadi. Bentuk-bentuk dari ruang terbuka ini sangat tergantung pada pola dan

susunan bangunannya (Hakim, 1993).

Permukiman berwawasan lingkungan diwujudkan dengan berbagai usaha

yang mengarah pada peningkatan kualitas dan kepedulian terhadap lingkungan

seperti melakukan konservasi tanah agar dalam kondisi tetap, baik, dan penerapan

desain hunian menekankan konsep hijau. Hal ini sangat ditekankan oleh para

developer karena mengingat sekarang ini kecenderungan orang

mempertimbangkan soal lingkungan dalam memilih suatu hunian. Kriteria yang

dipertimbangkan adalah lingkungan permukiman yang asri dan relatif memiliki

halaman yang lebih luas dari hunian (Utami, 1997).

Page 26: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan pada dua kawasan perumahan di Kota Makassar,

yaitu Perumahan Anging Mammiri yang memiliki luas areal sekitar 15,23 ha =

152.300 m2

10% = 15.230 m2, terletak di Kelurahan Kassi-Kassi, Kecamatan

Rappocini, dan Perumahan Taman Toraja yang memiliki luas areal sekitar 13,8 ha

= 138.000 m2 10% = 13.800 m

2, terletak di Kelurahan Tanjung Mardeka,

Kecamatan Tamalate. Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari hingga April

2013.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian mengenai keanekaragaman hayati ini dilakukan dengan

menggunakan metode Tzoulas dan James (2010). Pelaksanaan metode ini

dilakukan dengan tahap sebagai berikut.

3.2.1 Pengenalan Kondisi Lapangan

Untuk pengenalan kondisi lapangan dilakukan dengan cara melihat dari

foto udara dan kunjungan langsung ke lapangan. Hal ini bertujuan untuk

mengenal lebih jauh kondisi lapangan.

Page 27: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

10 m

3.2.2 Pengukuran Tingkat Penutupan Lahan oleh Struktur Vegetasi dan

Keragaman Tanaman Vaskular

a) Penentuan ukuran daerah sampel

Ukuran daerah sampel yang dipilih harus dianggap cukup untuk mewakili

variabilitas jenis dan struktur vegetasi serta ukuran sampel harus seragam

untuk satu paket studi. Jari-jari tiap titik sampel adalah 60 m dari titik

tengah (Gambar 1).

60 m

Titik

Gambar 1. Ukuran daerah sampel

b) Penentuan jumlah titik sampel

Titik sampel pada setiap perumahan terdiri atas tiga titik sampel dengan

jari-jari 60 m atau seluas 11304 m2 per titik sampel yang dianggap mewakili

10% (Tzoulas dan James, 2010) dari ukuran lokasi studi serta menangkap

variabilitas dalam area tersebut. Lokasi titik sampel pada masing-masing

perumahan dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

c) Pencatatan struktur vegetasi (dengan teknik Isovist Tandy)

Page 28: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

1) Penentuan cakrawala visual

Dalam studi ini cakrawala visual masing-masing plot sampling melingkar

dengan radius 60 m. Untuk menggambarkan masing-masing plot

sampling, sebuah tali rafia digunakan untuk membuat jari-jari 60 m dari

pusat landmark. Dari masing-masing titik tengah, empat radius jari-jari

diukur dari utara ke selatan dan dari timur ke barat serta dari barat daya ke

timur laut dan dari tenggara ke barat laut. Ujung jari-jari masing-masing

ditandai dan tanda-tanda ini digunakan untuk menunjukkan batas-batas

plot sampling.

2) Pencatatan dominasi penutupan lahan oleh struktur vegetasi yang berbeda

Proporsi tutupan lahan struktur vegetasi yang berbeda secara visual

diperkirakan dan dicatat pada lembar catatan lapangan (Tabel Lampiran 1)

baik dari titik pusat (jika diperoleh pandangan yang tidak terhalangi dari

plot sampling keseluruhan) atau dengan berjalan sekitar sampling area

(jika ada struktur vegetasi atau bangunan tinggi mengganggu pandangan).

3) Mengidentifikasi dan merekam genera tanaman vaskular

Keempat jari-jari yang dibuat sebelumnya untuk menggambarkan plot

sampling digunakan sebagai transek lebar 10 meter dimana dilakukan

identifikasi tumbuhan vaskular (Gambar 1). Setiap transek dijalani empat

kali untuk mengidentifikasi dan mencatat rumput, ground cover, semak,

dan pohon secara bergiliran. Tumbuhan vaskular yang menjadi komponen

Page 29: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

utama dari struktur vegetasi, dan yang menonjol secara visual

diidentifikasi.

3.2.3 Menggabungkan Indikator Menjadi Nilai Keanekaragaman Hayati

Data yang diperoleh selanjutnya digabungkan menjadi nilai

keanekaragaman hayati dengan cara menggabungkan elemen struktural dan

keragaman dari tanaman vaskular ke dalam skor keanekaragaman. Prosedur yang

dikembangkan di sini terdiri dari empat langkah dan diuraikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Prosedur menggabungkan elemen struktural dan keragaman dari tanaman

vaskular ke dalam skor keanekaragaman

Langkah 1: Untuk setiap struktur vegetasi yang ditemukan

+ 1 poin (tanpa melihat skala penutupan dominan dari setiap elemen struktural)

Langkah 2: tambahan poin dengan mengacu pada hasil skor nilai dominasi daerah terbangun

-1 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 6

-2 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 7

-3 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 8

-4 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 9

-5 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 10

+1 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 5

+2 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 4

+3 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 3

+4 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 2

+5 poin untuk nilai dominasi daerah terbangun 1

Langkah 3: tambahan poin dengan mengacu pada jumlah genera tanaman vaskular yang

ditemukan

+1 poin untuk setiap 6 genera tanaman vaskular yang ditemukan

+0 poin jika tidak ada tanaman vaskular yang

ditemukan

+8 poin jika terdapat 43 - 48 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+1 poin jika terdapat ≤ 6 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+9 poin jika terdapat 49 - 54 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+2 poin jika terdapat 7 - 12 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+10 poin jika terdapat 55 - 60 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+3 poin jika terdapat 13 - 18 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+11 poin jika terdapat 61 - 66 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+4 poin jika terdapat 19 - 24 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+12 poin jika terdapat 67 - 72 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+5 poin jika terdapat 25 - 30 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+13 poin jika terdapat 73 - 78 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+6 poin jika terdapat 31 - 36 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+14 poin jika terdapat 79 - 84 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

+7 poin jika terdapat 37 - 42 genera tanaman

vaskular yang ditemukan

(dan seterusnya)

Langkah 4: Jumlahkan nilai keanekaragaman

yaitu menjumlahkan poin dari langkah 1 sampai 3

Page 30: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar 2. Lokasi titik sampel di Perumahan Anging Mammiri

Titik Sampel 3

Titik Sampel 1

Titik Sampel 2

Titik Sampel 1

Page 31: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar 3. Lokasi titik sampel di Perumahan Taman Toraja

Titik Sampel 1

Titik Sampel 2

Titik Sampel 3

Page 32: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

Perumahan Anging Mammiri dan Taman Toraja merupakan perumahan

yang terletak di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar

terletak antara 05°03’18” - 05°13’6,5” LS dan 119°18’28” - 119°32’03” BT

dengan ketinggian yang bervariasi antara 1 - 25 meter dari permukaan laut. Kota

Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 – 5 derajat ke

arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian

utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota.

Berdasarkan data pencatatan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere, secara

umum iklim Perumahan Anging Mammiri dan Taman Toraja sama dengan iklim

Kota Makassar. Iklim Kota Makassar yaitu beriklim tropis dengan suhu rata-rata

setiap tahunnya berkisar 26,2oC – 29,3

oC. Suhu rata-rata ini masih termasuk

dalam suhu yang nyaman bagi manusia. Menurut Laurie (1986), suhu yang

nyaman bagi manusia adalah 23,4oC – 30,5

oC. Kelembaban relatif rata-rata Kota

Makassar setiap bulannya sekitar 77%. Curah hujan tahunan berkisar 2000 -3000

mm tahun-1

(BPS, 2011).

Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari tanah

inceptisol dan tanah ultisol. Jenis tanah inceptisol terdapat hampir di seluruh

wilayah Kota Makassar, merupakan tanah yang tergolong sebagai tanah muda

dengan tingkat perkembangan lemah yang dicirikan oleh horison penciri kambik

(Anonim, 2009).

Page 33: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

4.1.1 Perumahan Anging Mammiri

Perumahan Anging Mammiri terletak di Kelurahan Kassi-Kassi,

Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Perumahan Anging Mammiri di sebelah

utara berbatasan dengan Jalan Aroeppala, sebelah selatan berbatasan dengan SMP

Negeri 21 Makassar dan BTN Minasa Upa Makassar, sebelah barat berbatasan

dengan SMA Negeri 9 Makassar, dan sebelah timur berbatasan dengan

Perumahan Bosowa. Perumahan Anging Mammiri memiliki luas areal sekitar

15,23 ha dan menurut pihak pengelola, perumahan ini menyediakan ruang terbuka

hijau sekitar 30% dari luas areal perumahan karena pembangunan perumahan ini

berlandaskan pada Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

dan perencanaan tata ruang wilayah kota. Perumahan Anging Mammiri juga

memiliki beberapa fasilitas umum (fasum) berupa jalan, taman dan fasilitas sosial

(fasos) seperti rumah ibadah. Wilayah Perumahan Anging Mammiri memiliki

ketinggian tempat sekitar 1 – 7 meter dpl.

Perumahan Anging Mammiri dikembangkan oleh PT. Nusa Sembada

Bangunindo pada tahun 2006 dengan konsep lingkungan yang hijau dan teduh,

area terbuka yang luas, serta terdapat beberapa taman di area perumahan seperti

taman bundaran, jalur hijau jalan, taman kantor, dan lain-lain. Perumahan Anging

Mammiri dikembangkan di atas lahan yang sebelumnya adalah daerah rawa dan

persawahan yang kemudian dilakukan penimbunan dengan ketinggian timbunan

pada areal perumahan mencapai sekitar 1 - 2 meter. Tanah timbunan yang

digunakan berasal dari Kabupaten Gowa yang jenis tanahnya merupakan tanah

litosol atau biasa juga disebut sebagai tanah inceptisol. Penimbunan itu dapat

Page 34: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

mengakibatkan terjadinya banjir di daerah yang lebih rendah pada musim hujan

dan kekeringan pada musim kemarau. Kekeringan pada saat musim kemarau tiba

menyebabkan tanaman sulit tumbuh karena kurangnya ketersediaan air tanah.

Oleh karena kawasan perumahan awalnya daerah rawa dan persawahan,

memungkinkan ketersediaan air dapat terpenuhi pada musim hujan, tetapi akan

terjadi kekeringan pada saat musim kemarau tiba sehingga kebutuhan tanaman

akan air tidak dapat terpenuhi. Menurut Anonim (2012), kerusakan rawa atau

penimbunan rawa untuk dijadikan lahan pemukiman dapat menimbulkan banjir di

musim hujan dan kekeringan sumur pada musim kemarau, karena keseimbangan

air tanah tidak berjalan dari rawa sebagai pengisi. Selain air, unsur hara juga dapat

menjadi pengahambat pertumbuhan tanaman karena tanah litosol merupakan jenis

tanah yang rendah unsur hara, semakin merah tanah maka semakin rendah pula

unsur hara yang terkandung didalamnya sehingga dalam penanaman harus disertai

dengan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara.

Perumahan Anging Mammiri menyediakan berbagai pilihan tipe hunian

(36/98, 46/112, 70/126, 90/144, 112/160). Tipe hunian ini merupakan tipe hunian

untuk kalangan menengah ke atas dengan harga jual berkisar antara Rp

395.000.000 – Rp 1.200.000.000. Perumahan ini termasuk perumahan yang baru

karena masih banyaknya tanah kosong yang belum dibangun meskipun

sebagiannya lagi sementara dalam proses pembangunan, hal ini juga dapat dilihat

dengan masih kurangnya rumah yang terhuni yaitu sebanyak 273 unit atau sekitar

40,8% dari jumlah keseluruhan unit (670 unit) yang akan dibangun.

Page 35: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

4.1.2 Perumahan Taman Toraja

Perumahan Taman Toraja terletak di Kelurahan Tanjung Mardeka,

Kecamatan Tamalate. Perumahan Taman Toraja di sebelah utara berbatasan

dengan Perumahan Taman Masamba, sebelah selatan berbatasan dengan

Perumahan Taman Metropolitan, sebelah barat berbatasan dengan Sekolah Dian

Harapan, dan sebelah timur berbatasan dengan Grand Orchid Tanjung Bunga.

Luas Perumahan Taman Toraja sekitar 13,8 ha dan memiliki ruang terbuka hijau

sekitar 20% - 30% dari luas areal perumahan. Wilayah Perumahan Taman Toraja

memiliki ketinggian tempat sekitar 1 – 5 meter dpl.

Perumahan Taman Toraja dikembangkan oleh PT. Gowa Makassar

Tourism Development Tbk. pada tahun 1997 dengan konsep membangun dengan

tetap memperhatikan lingkungan. Perumahan Taman Toraja dikembangkan di

atas lahan yang dulunya adalah daerah empang yang di sekitarnya terdapat pantai.

Kondisi lahan yang cukup miring menyebabkan Perumahan Taman Toraja dapat

terhindar dari banjir.

Perumahan Taman Toraja merupakan perumahan yang sudah lama

dibangun yaitu sejak tahun 1997, jika dibandingkan dengan Perumahan Anging

Mammiri yang baru dibangun pada tahun 2006. Perumahan Taman Toraja

merupakan perumahan jenis hunian untuk kalangan menengah dan tersedia

beberapa tipe rumah yaitu tipe 36, 40, dan 50 dengan harga jual berkisar antara

Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000. Jumlah rumah keseluruhan sebanyak 718 unit,

480 unit diantaranya sudah dihuni dan sebanyak 238 unit yang tidak terhuni.

Kondisi rumah pada perumahan ini pun sudah banyak yang rusak namun masih

Page 36: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

ada upaya dari pihak pengelola untuk melakukan perbaikan kerusakan sehingga

rumah dapat kembali menjadi layak jual (Gambar Lampiran 12). Perumahan

Taman Toraja juga merupakan perumahan yang kurang akan fasilitas sosial,

misalnya saja taman dan tempat ibadah. Namun, letak perumahan ini termasuk

strategis karena dekat dengan tempat wisata pantai Akarena, pusat perbelanjaan

GTC, dan sebagainya.

4.2 Keragaman Penutupan Lahan

Berdasarkan data dari lapangan, dilakukan perhitungan skor

keanekaragaman (Tabel 2). Contoh perhitungan untuk mendapatkan hasil Tabel 2

dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2.

Tabel 2. Perhitungan skor keanekaragaman perumahan Anging Mammiri dan

Taman Toraja

Struktur Vegetasi

Nilai Dominasi Pada Masing-masing Titik Sampel

Anging Mammiri Taman Toraja

1 2 3 1 2 3

Pohon Tinggi 2 2 0 1 2 6

Pohon Rendah 3 3 1 4 7 5

Semak/Perdu 3 5 2 6 6 4

Rumput Tinggi 2 0 0 0 0 0

Rumput Rendah 5 5 2 7 3 3

Penutup Tanah 6 6 4 8 5 5

Tanaman Air 1 0 1 0 0 0

Daerah Terbangun 8 8 8 8 8 8

Jumlah genera

tanaman 59 44 21 53 52 51

Langkah 1 8 6 6 6 6 6

Langkah 2 -3 -3 -3 -3 -3 -3

Langkah 3 10 8 4 9 9 9

Langkah 4 15 11 7 12 12 12

Page 37: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Sumber: Data Primer Setelah Diolah (2013)

Keterangan :

Langkah 1 : tambahkan 1 poin untuk jumlah jenis struktur vegetasi yang

ditemukan di lokasi

Langkah 2 : beri poin dengan mengacu pada hasil skor nilai dominasi daerah

terbangun.

Langkah 3 : beri poin dengan mengacu pada jumlah genera tanaman vaskular

yang ditemukan

Langkah 4 : Penjumlahan nilai keanekaragaman

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 2, jumlah nilai keanekaragaman di

Perumahan Anging Mammiri pada titik sampel 1 adalah 15, titik sampel 2 adalah

11, dan titik sampel 3 adalah 7. Jumlah nilai keanekaragaman di Perumahan

Taman Toraja pada titik sampel 1 adalah 12, titik sampel 2 adalah 12, dan titik

sampel 3 adalah 12.

Jumlah nilai keanekaragaman tertinggi di Perumahan Anging Mammiri

terdapat pada titik sampel 1 dengan nilai keanekaragaman 15, sedangkan di

Perumahan Taman Toraja memiliki jumlah nilai keanekaragaman yang sama

antara titik sampel 1, 2 dengan titik sampel 3 yaitu 12. Adapun jenis-jenis RTH

yang ditemui pada Perumahan Anging Mammiri yaitu, taman, tanah kosong, dan

jalur hijau jalan, sedangkan pada Perumahan Taman Toraja yaitu, jalur hijau,

taman, dan tanah kosong. Ruang terbuka hijau yang luas memungkinkan

tumbuhnya genera tanaman yang banyak, sedangkan areal terbangun

memungkinkan tumbuhnya genera tanaman lebih sedikit bahkan tidak sama

sekali. Ruang terbuka hijau dapat dibangun untuk mengelola lingkungan

perkotaan untuk menurunkan suhu pada waktu siang hari dan sebaliknya pada

Page 38: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pohon dapat menahan radiasi balik

(reradiasi) dari bumi. Ruang terbuka hijau juga dapat berfungsi sebagai habitat

berbagai jenis hidupan liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.

Ruang terbuka hijau dapat menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman

tumbuhan dapat menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan

makanan untuk burung dan binatang lainnya (Anonim, 2010).

Tabel 3. Ringkasan hasil indikator keanekaragaman dan skor keanekaragaman

pada dua lokasi penelitian

Struktur Vegetasi Anging Mammiri Taman Toraja

Rata-rata nilai dominasi

Pohon tinggi 1 3

Pohon rendah 2 5

Semak/perdu 3 5

Rumput tinggi 1 0

Rumput rendah 4 4

Penutup tanah 5 6

Tanaman air 1 0

Daerah terbangun 8 8

Keanekaragaman Genera Jumlah genera tanaman vascular

Max 59 53

Min 21 51

Jumlah jenis genera 75 82

Rata-rata 25 27

Skor Keanekaragaman Skor keanekaragaman keseluruhan

Max 15 12

Min 7 12

Rata-rata 11 12

Jumlah skor 33 36

Sumber: Data Primer Setelah Diolah (2013)

Page 39: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Keanekaragaman genera tanaman vaskular di Perumahan Taman Toraja

dengan rata-rata 12 jumlah genera lebih tinggi dari Perumahan Anging Mammiri

yang hanya memiliki rata-rata 11 jumlah genera. Jumlah genera tanaman di

Perumahan Taman Toraja lebih tinggi daripada Perumahan Anging Mammiri

karena perumahan ini merupakan perumahan yang sudah cukup lama dibangun

yaitu sejak tahun 1997 sehingga memiliki ruang terbuka hijau yang lebih luas,

sedangkan Perumahan Anging Mammiri termasuk perumahan yang baru karena

mulai dibangun pada tahun 2006 hingga sampai sekarang perumahan ini masih

dalam tahap proses pembangunan sehingga jumlah genera yang terdapat lebih

rendah daripada Perumahan Taman Toraja meskipun Perumahan Anging

Mammiri memiliki areal yang lebih luas. Menurut Hakim (2011), ruang terbuka

hijau dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman langka dan menjadikan

tempat koleksi keanekaragaman hayati yang tersebar di seluruh Indonesia,

sehingga dapat juga berguna sebagai kawasan konservasi, karena pada areal

tersebut dapat dilestarikan dengan flora dan fauna.

Total keanekaragaman hayati pada Perumahan Taman Toraja lebih besar

dibanding Perumahan Anging Mammiri dengan jumlah skor 36 yang berarti

terdapat banyak ragam jenis tanaman pada Perumahan Taman Toraja dengan luas

areal yang hanya 13,8 ha dan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan dari ekologi pantai di sekitarnya, sedangkan jumlah skor pada

Perumahan Anging Mammiri adalah 33 namun tidak terlalu jauh berbeda dengan

keanekaragaman hayati yang terdapat pada Perumahan Taman Toraja. Perumahan

Page 40: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Taman Toraja memiliki total nilai keanekaragaman hayati yang tinggi karena

pengelola perumahan ini ingin menciptakan lingkungan yang asri dan sejuk

sehingga warga pun merasa nyaman. Selain itu, hal ini juga dikarenakan

Perumahan Taman Toraja jauh lebih dulu dibangun daripada Perumahan Anging

Mammri. Menurut Tzoulas dan James (2010), potensi keanekaragaman hayati

dari daerah terbangun tidak sebanding dengan permukaan tanpa bangunan.

Proporsi daerah terbangun yang tinggi pada area sampling akan mengurangi

keanekaragaman hayati.

Penutupan lahan di Perumahan Anging Mammiri didominasi oleh daerah

terbangun dengan rata-rata nilai dominasi 8 yang berarti bahwa pada titik sampel

ini lebih besar persentase ruang terbangun daripada ruang terbuka hijaunya,

sedangkan penutupan lahan di Perumahan Taman Toraja juga didominasi oleh

daerah terbangun dengan rata-rata nilai dominasi 8. Penutupan lahan oleh struktur

vegetasi pada dua lokasi disajikan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Dominasi penutupan lahan oleh struktur vegetasi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Rat

a-ra

ta N

ilai D

om

inas

i

Struktur Vegetasi

Anging Mammiri

Taman Toraja

Page 41: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Banyaknya vegetasi yang terdapat pada lingkungan perumahan dapat

menimbulkan suhu lingkungan menjadi sejuk sehingga penghuni dapat tinggal

dengan nyaman tanpa adanya polusi, kebisingan, juga dapat memperlambat air

jatuh ke tanah sehingga mengurangi terjadinya aliran permukaan (run-off). Hal ini

sesuai dengan pendapat Hakim (2011), bahwa salah satu masalah yang cukup

merisaukan masyarakat adalah berkurangnya kenyamanan akibat meningkatnya

suhu udara. Untuk mengatasi itu, ruang terbuka hijau dibangun (dengan pola

penghijauan tanaman pohon) agar pada siang hari tidak terlalu panas akibat

banyaknya perkerasan seperti jalan, jembatan, bangunan. Menurut Wonorahardjo

et al (2010), pengendalian iklim mikro kota dapat dilakukan dengan vegetasi dan

infrastruktur lainnya seperti jalan, lapangan terbuka, dan lain-lain.

Perumahan yang baik dan nyaman sebagai hunian hendaknya menerapkan

konsep hijau yang memiliki ruang terbuka hijau yang luas karena dapat menjaga

keseimbangan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (2011) yang

menyatakan bahwa salah satu permasalahan dalam pembangunan perumahan di

suatu kawasan adalah faktor lingkungan terutama keberadaan RTH, yang selalu

menjadi bagian terkecil dari keberadaannya di dalam lokasi perumahan. Banyak

pemikiran bahwa keberadaan ruang terbuka hijau tersebut hanya bagian dari suatu

sistem keindahan dan estetika belaka. Padahal, fungsi RTH dalam suatu kawasan

memberikan kontribusi menjaga keseimbangan lingkungan dan justru akan

menambah nilai eksternalitas kawasan yang berdampak pada harga riel produk

rumah yang semakin tinggi.

Page 42: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Penutupan lahan di Perumahan Anging Mammiri dan Taman Toraja

didominasi oleh areal terbangun. Keadaan yang didominasi oleh bangunan

menyebabkan kemungkinan terjadinya banjir pada perumahan tersebut karena

kurangnya vegetasi yang dapat mengikat air dan mengurangi terjadinya aliran

permukaan tanah pada saat musim hujan. Hal ini sesuai dengan pendapat Joga dan

Ismaun (2011), yang menyatakan bahwa berkurangnya RTH dan bertambahnya

dominasi lahan terbangun (hutan beton) kota berdampak pada keseimbangan

ekosistem kota dengan indikasi penurunan kualitas lingkungan perkotaan seperti

banjir pada musim hujan, fenomena pulau panas kota (urban heat island) pada

musim kemarau, dan meningkatnya pencemaran udara kota.

Jenis tanaman yang mendominasi Perumahan Anging Mammiri adalah ki

hujan (Samanea saman), sedangkan pada Perumahan Taman Toraja didominasi

oleh tanaman tanjung (Mimusops elengi). Ki hujan yang terdapat pada Perumahan

Anging Mammiri berfungsi sebagai tanaman peneduh di sepanjang jalan. Pohon

tanjung yang terdapat pada Perumahan Taman Toraja memiliki fungsi yang

hampir sama dengan pohon ki hujan, yaitu sebagai tanaman peneduh. Hal ini

dapat dilihat dari kedua pohon yang memiliki tajuk yang lebar dan kepadatan

daun yang rapat. Keberadaan pohon pada area perumahaan juga dapat

meningkatkan kualitas udara, mencegah erosi, meningkatkan kualitas air, dan

dapat memodifikasi iklim. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (2006), yang

menyatakan bahwa pohon sangat berfungsi dalam mengendalikan iklim mikro,

membatasi fisik, mengontrol pandangan, mereduksi kebisingan dan polutan udara,

mengontrol angin, mencegah erosi, merupakan habitat satwa, dan meningkatkan

Page 43: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

nilai estetika lingkungan. Jenis-jenis penutupan struktur vegetasi dari tiap titik

sampel pada dua lokasi perumahan dapat dilihat langsung dari foto panorama.

Jenis-jenis vegetasi yang ditemukan pada dua lokasi perumahan dapat dilihat pada

Tabel Lampiran 3 dan 4, sedangkan panorama tiap titik sampel dapat dilihat pada

Gambar Lampiran 1 sampai 6.

Perumahan Anging Mammiri dan Taman Toraja merupakan jenis

perumahan yang ada di kota Makassar dan dikembangkan oleh pengembang

swasta yang memiliki ruang terbuka hijau dan jumlah genera yang tergolong

rendah. Perumahan Anging Mammiri dan Taman Toraja memiliki jumlah jenis

genera sebanyak 75 dan 82 dengan skor keanekaragaman sebesar 33 dan 36. Jika

dibandingkan dengan Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), berdasarkan

hasil penelitian Irawan (2012) jumlah jenis genera di Perumahan BTP sebanyak

82 dengan skor keanekaragaman sebesar 52, dan juga memiliki luasan ruang

terbuka hijau sebesar 60,5 ha atau 24,14% dari luas perumahan yang terdiri atas

tanah kosong, persawahan, dan sebagainya. Perumahan BTP juga dilengkapi

dengan beberapa fasilitas seperti lapangan bola, sekolah, kantor polisi, mesjid,

dan lain-lain. Perumahan BTP memiliki jenis ekosistem yang mirip dengan

Perumahan Anging Mammiri serta jumlah jenis genera yang hampir sama.

Namun, Perumahan Taman Toraja memiliki jumlah jenis genera yang sama

dengan Perumahan BTP yaitu sebanyak 82 meskipun memiliki jenis ekosistem

yang berbeda. Dari segi fasilitas, Perumahan BTP juga memiliki fasilitas yang

lebih lengkap dari Perumahan Anging Mammiri dan Taman Toraja. Disini dapat

dilihat peran pengembang swasta dengan pemerintah dalam menyediakan

Page 44: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

perumahan untuk berbagai kalangan masyarakat. Pengembang pihak pemerintah

tidak berbeda dengan pengembang swasta yang membangun properti guna untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dan lebih menekankan pada pembangunan fisik.

Namun, dari segi harga, perumahan yang dikembangkan oleh pihak pemerintah

tergolong relatif lebih murah dibandingkan dengan perumahan milik perusahaan

swasta. Dari segi target pemasaran pun berbeda, karena pemerintah lebih

mengarah pada masyarakat kalangan menengah ke bawah sedangkan perusahaan

swasta lebih mengarah pada kalangan menengah ke atas guna untuk memperoleh

keuntungan yang tinggi bagi perusahaan.

Perumahan Anging Mammiri dan Perumahan Taman Toraja berasal dari

jenis ekosistem yang berbeda yaitu bekas area rawa/persawahan (sebelah timur

kota) dan bekas area empang (sebelah barat kota). Adapun karakteristik dari area

rawa/persawahan, yaitu terjadi genangan saat musim hujan, banjir, tanah retak

saat kemarau panjang, suhu relatif lebih rendah, dan lain-lain. Sedangkan

karakteristik dari area empang/pantai, yaitu anginnya lebih kencang, suhu di

sekitarnya relatif tinggi, dan memiliki tanah yang salinitasnya cukup tinggi karena

terjadi intrusi air laut. Selain itu, ada beberapa dampak negatif yang mengancam

penghuni yang tinggal dekat dengan pantai, misalnya banjir, erosi pantai,

gelombang pasang, dan sebagainya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di

lapangan, keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika ditinjau dari

segi pemilihan tanaman pada lokasi perumahan. Jenis tanaman yang terdapat pada

kedua perumahan ini merupakan jenis tanaman yang umum digunakan. Tanaman

yang terdapat pada Perumahan Anging Mammiri juga ditemukan pada Perumahan

Page 45: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Taman Toraja serta dapat juga ditemukan di tempat lain, misalnya saja tanaman

kembang kertas, kamboja jepang, mangga, palem-paleman, ketapang, dan

sebagainya. Pada perumahan Taman Toraja terdapat beberapa tanaman yang

sesuai dengan jenis ekologi pantai, yaitu ketapang dan kelapa karena kedua

tanaman ini mampu tumbuh dengan baik meskipun pada tanah dengan salinitas

cukup tinggi.

Page 46: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Perumahan Anging Mammiri dan Perumahan Taman Toraja didominasi

oleh daerah terbangun dengan rata-rata nilai dominasi 8.

2. Nilai keanekaragaman hayati di Perumahan Taman Toraja dengan jumlah

nilai 36 lebih tinggi dibanding Perumahan Anging Mammiri yang sebesar

33. Keanekaragaman genera tanaman vaskular di Perumahan Taman

Toraja dengan rata-rata 27 lebih tinggi dari Perumahan Anging Mammiri

dengan rata-rata 25.

3. Dari segi pemilihan jenis tanaman, Perumahan Anging Mammiri dan

Perumahan Taman Toraja tidak memiliki perbedaan yang signifikan

meskipun berasal dari jenis ekosistem yang berbeda.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam pembangunan perumahan dan sebagainya harus

lebih memperhatikan lingkungan kawasan tersebut dan menyediakan ruang

terbuka hijau dengan jumlah genera dan keanekaragaman hayati yang tinggi

karena ruang terbuka hijau itu sendiri dapat berdampak baik pada penghuni

perumahan.

Page 47: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Geografis Makassar. http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=85. Diakses pada tanggal 24

Februari 2013

_______. 2010. Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung. https://sites.google.com/

site/tamanbandung/fun-facts/untuk-apa-rth. Diakses pada tanggal 24

Februari 2013.

_______. 2012. Air. http://blhbu.net/index.php?option=com_content&view=

article&id=47%3 Aair&catid=10&Itemid=18.html. Diakses pada tanggal

29 Maret 2012.

_______. 2013. Kegiatan Manusia Yang Mempengaruhi Keanekaragaman

Hayati. http://berbagi-segala.blogspot.com/2013/01/kegiatan-manusia-

yang-mempengaruhi.html. Diakses pada tanggal 6 Mei 2013.

Arifin, H.S., Nurhayati. 1993. Pemeliharaan Tanaman. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Baiquni, H. 2007. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Persemakmuran.

[BPS] Badan Pusat Statistik, 2011. Makassar Dalam Angka. Makassar. BPS.

Budihardjo, E., S. Hardjohubojo. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung:

Penerbit Alumni.

Budihardjo, E. 1998. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung. Penerbit

Alumni.

Eva S.S. 2005. Studi Untuk Menentukan Fungsi Hutan Kota Dalam Masalah

Lingkungan Perkotaan. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/pwk/

article/download/17764/17728. Diakses pada tanggal 20 Desember 2012.

Fatta H.A. 2001. Pengelolaan Ruang Hijau Kota Pinrang [Tesis]. Makassar:

Program Pascasarjana Program Lingkungan Hidup Universitas

Hasanuddin.

Hakim, R. 1993. Unsur Perancangan dalam Lanskap. Jakarta: Bumi Aksara.

_______. 2011. Aspek Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Nilai Tambah

pada Kawasan Perumahan Perkotaan. Jakarta: Program Studi Arsitektur

Lansekap, FALTL, Universitas Trisakti.

Page 48: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Haryani P. 2011. Perubahan Penutupan/Penggunaan Lahan dan Perubahan

Garis Pantai di DAS Cipunagara dan Sekitarnya, Jawa Barat [Skripsi].

Bogor: Program Studi Manajemen Sumber Daya Lahan, Fakultas

Pertanian, IPB.

Hijrah, K. 2008. Analisis Struktur Vegetasi Tumbuhan Hubungannya Dengan

Ketersediaan Air Tanah di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

http://etd.eprints.ums.ac.id/2051/1/A420030175.pdf. Diakses pada

tanggal 22 Desember 2012.

Inoguchi T., Newman., Edward., Paoletto. 2003. Kota dan Lingkungan:

Pendekatan Baru Masyarakat Berwawasan Ekologi. Jakarta: LP3ES.

Irawan E. 2012. Analisis Keragaman Penutupan Lahan Tiga Kawasan

Perumahan di Kota Makassar [Skripsi]. Makassar: Jurusan Budidaya

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Joga, N., I. Ismaun. 2011. RTH 30% Revolusi (Hijau) Kota. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama.

Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Bandung:

Intermatra.

Nawawi M. 1995. Fungsi Ekologis, Estetika, Sosial dan Lahan Terbuka Hijau

dalam Menunjang Pembangunan Kota. Malang: IKIP Negeri.

Nurisjah, S.2005. Penilaian Masyarakat terhadap Ruang Terbuka Hijau Wilayah

Perkotaan: Kasus Kotamadya Bogor [Disertasi]. Bogor: Program Studi

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor.

Tzoulas, K., P. James. 2010. Making Biodiversity Measures Accessible to Non-

Specialists: An Innovative Method for Rapid Assessment of Urban

Biodiversity. Manchester: School of Environment and Life Sciences, Peel

Building, University of Salford.

Utami, K. P. 1997. Pemukiman Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Trubus, Edisi

Juli TH XXVIII.

Wonorahardjo, S., S. Tedja., B. Edward.2010. Studi Pengaruh Kualitas Vegetasi

pada Lingkungan Termal Kawasan Kota di Bandung Menggunakan Data

Citra Satelit. http ://sappk.itb.ac.id/tb/templates/kk-tb/images/

Fullpaper%20Green%20Infrastructure%20a%5B1%5D.n.%20Surjamant

o%20ITB.pdf. Diakses pada tanggal 12 Desember 2012.

Page 49: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Yuniarti A. 2010. Preferensi Penghuni Kawasan Perumahan Kota Wisata

Cibubur dan Limus Pratama Regency Terhadap Fasilitas Pendidikan

[Tesis]. Semarang: Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan

Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.

Page 50: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

LAMPIRAN

Page 51: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 1. Lembar catatan lapangan

Nomor lembar :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Nama surveyor :

Lokasi :

No. Titik sampel :

Koordinat Titik Sampel :

Struktur vegetasi

Tinggi

tanaman

Nilai Dominasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pohon tinggi ≥ 10 m Pohon rendah 5 - ≤ 10 m

Semak/perdu 1 - ≤ 5 m

Rumput tinggi 20 cm - ≤ 1 m

Rumput rendah 5 cm - ≤ 20 cm

Penutup tanah ≤ 5 cm

Tanaman air

Daerah terbangun

Keterangan :

1 : < 4% penutupan dengan jumlah individu sedikit;

2 : < 4% dengan jumlah individu sedang;

3 : < 4% dengan jumlah individu banyak;

4 : 4-10%;

5 : 11-25%;

6 : 26-33%;

7 : 34-50%;

8 : 51-75%;

9 : 76-90%;

10 : 91-100%

Page 52: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 2. Contoh perhitungan skor keanekaragaman hayati :

Lembar catatan lapangan pada titik sampel 1 di Perumahan Anging Mammiri

No lembar 1

Hari/Tanggal Senin, 11 Februari 2013

Waktu 13.30 WITA

Nama surveyor Nur Ilham, Rismang

Lokasi Perumahan Anging Mammiri

No titik sampling 1

Koordinat titik sampling

Struktur

vegetasi

Tinggi

tanaman

Nilai Dominasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pohon tinggi ≥ 10 m √

Pohon rendah 5 - ≤ 10 m

Semak/perdu 1 - ≤ 5 m

Rumput tinggi 20 cm - ≤ 1 m √

Rumput rendah

5 cm - ≤ 20

cm

Penutup tanah ≤ 5 cm

Tanaman air √

Daerah terbangun

Nilai dominasi=

1= <4% penutupan dengan jumlah individu sedikit;

6= 26-33%;

2= <4% dengan jumlah individu sedang;

7= 34-50%;

3= <4% dengan jumlah individu banyak;

8= 51-75%;

4= 4-10%;

9= 76-90%;

5= 11-25%;

10= 91-100%

Nilai dominasi struktur vegetasi pada titik sampel 1 di Perumahan Anging

Mammiri yaitu: pohon tinggi 2, pohon rendah 3, semak/perdu 3, rumput tinggi 2,

rumput rendah 5, penutup tanah 6, tanaman air 1, dan daerah terbangun 8. Jumlah

genera tanaman yang terdapat di titik sampel ini sebanyak 59 jenis (Lampiran 3).

Perhitungan skor nilai keanekaragaman hayati:

Page 53: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Langkah 1 : Tambahkan 1 poin pada langkah 1 karena terdapat 7 jenis struktur

vegetasi yaitu pohon tinggi, pohon rendah, semak/perdu, rumput

tinggi, rumput rendah, penutup tanah, dan daerah terbangun maka

nilainya 8.

Langkah 2 : Beri poin -3 karena terdapat nilai dominasi daerah terbangun

sebesar 8.

Langkah 3 : Beri poin 10 karena terdapat 59 jenis genera tanaman

Langkah 4 : Langkah 1 + Langkah 2 + Langkah 3

= 8 + (-3) + 10

= 15

Page 54: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 3. Pengamatan genera tanaman vaskular di Perumahan Anging Mammiri

No. Jenis/Genus Tanaman Titik sampel

Indonesia Latin 1 2 3

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pohon Tinggi

1 Bambu cina Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel √ √ √

2 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. √

3 Beringin Ficus benjamuna L. √

4 Beringin karet Ficus elastic √ 5 Cemara norflok Araucaria heterophylla √

6 Durian Durio zibethinus √

7 Glodogan Tiang Polyalthia longifolia √ √

8 Kelapa Cocos nucifera L. √

9 Ki Hujan Samanea saman √ √ √

10 Mangga Mangifera indica √ √ √

11 Nangka Artocarpus heterophyllus √

12 Rambutan Nephelium lappaceum √

Pohon Rendah

13 Cemara Kipas Thujavorientalis √ √ √

14 Cemara Udang Casuarina equisetifolia √ √ √

15 Jambu Biji Psidium guajava √

16 Jeruk nipis Citrus aurantifolia sp. √

17 Kamboja Plumeria sp. √ √

18 Kelor Moringa oleifera √

19 Mengkudu Morinda citrifolia L. √

20 Palem Botol Mascarena lagenicaulis √

21 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcata √ √

22 Palem Kipas Livistona spp. √

Page 55: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 3. Lanjutan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

23 Palem Kuning Chrysalidocarpus lutescens √ √ √

24 Palem Merah Cyrtostachis renda √ √

25 Palem Putri Veitchia merilii √

26 Pepaya Carica papaya √ √ √

27 Sirsak Annona muricata L. √

Semak/Perdu

28 Bakung Crinum sp. √ √

29 Bandotan Ageratum conyzoides L. √

30 Batavia Jatropha pandurifolia √

31 Bunga Terkini Euphorbia milii √

32 Cabai Capsicum annum √ √

33 Cocor Bebek Kalanchoe pinnata L. √

34 Daun Bahagia Dieffenbachia sp. √ √

35 Dracaena/Song of India Dracaena reflexa √ √ √

36 Gandarusa Justicia gendarussa Burm.f. √

37 Hanjuang Codyline fruticosa L. √ √ √

38 Iris Iris germanica √ √

39 Jagung Zea mays L. √

40 Jarak Pagar Jatropha curcas √ √

41 Kamboja Jepang Adenium sp. √ √ √

42 Keladi hias Anthurium crystallinum √

43 Kemangi Ocimum sp. √

44 Kembang Kertas Bougainvillae sp. √

45 Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis √

46 Kersen Muntingia calabura L. √ √

47 Mawar Merah Rosa canina √ √

48 Mawar Putih Rosa alba √

49 Meniran Phyllanthus amarus √

Page 56: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 3. Lanjutan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

50 Nanas hias Ananas comosus √

51 Palem Hijau Ptychosperma macarthurii √ √

52 Palem Wregu Rhapis excels √ √

53 Pandan Bali Dracaena draco √ √

54 Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. √

55 Pangkas Kuning Duranta sp. √

56 Patah tulang Pedilanthus tithymaloides √

57 Pisang Hias Heliconia sp. √ √

58 Pucuk Merah Syzygium oleana √ √ √

59 Puring Cidiaeum variegatum √ √

60 Sereh Cymbopogon nardus √ √

61 Sikas Cycas revolute √ √ √

62 Soka Ixora stricta √

63 Srikaya Annona squamosa √

64 Tebu Saccharum officinarum √

65 Tomat Lycopersicum esculentum √

66 Ubi Kayu Manihot utilissima √ √

Rumput Tinggi

67 Alang-alang Imperata cylindrica L. √ √ √

Rumput Rendah

68 Rumput Gajah Mini Pennisetum purpureum schamach √

69 Rumput Teki Cyperus rotundus √

Penutup Tanah

70 Adam Hawa Rhoeo discolor L. √ √

71 Daun Dollar Ficus pumila √ √

72 Kucai Carex morrowii √

73 Lidah Mertua Sansiviera sp. √ √ √

74 Putri Malu Mimosa pudica √ √

Page 57: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 3. Lanjutan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Tanaman Air

75 Kangkung Air Ipomoea aquatica Forsk √

Jumlah genera tanaman 59 44 21

Jumlah genera secara keseluruhan = 75

Page 58: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 4. Pengamatan genera tanaman vaskular di Perumahan Taman Toraja

No. Jenis/Genus Tanaman Titik sampel

Indonesia Latin 1 2 3

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pohon Tinggi

1 Bambu cina Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel √ √ √

2 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. √ √

3 Beringin Ficus benjamuna L. √ √ √

4 Beringin karet Ficus elastic √ √

5 Cemara norflok Araucaria heterophylla √ √

6 Glodogan Tiang Polyalthia longifolia √ √

7 Jati Tectona grandis √

8 Kelapa Cocos nucifera L. √ √

9 Ketapang Terminalia catappa L. √ √

10 Kiara Payung Filicium decipiens √ √

11 Lamtoro Leucaena leucocephala √

12 Mangga Mangifera indica √ √ √

13 Melinjo Gnetum gnemon L. √

14 Nangka Artocarpus heterophyllus √

15 Palem Raja Roystonea regia √ √ √

16 Rambutan Nephelium lappaceum √ √

17 Tammate √ √

18 Tanjung Mimusops elengi √ √ √

Pohon Rendah

19 Cemara Kipas Thujavorientalis √ √

20 Cemara Lilin Cupressus sempervirens √

21 Jambu air Eugenia aquea Burm.F √

22 Jambu Biji Psidium guajava √ √ √

23 Jeruk nipis Citrus aurantifolia sp. √ √ √

24 Kamboja Plumeria sp. √ √

Page 59: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 4. Lanjutan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

25 Mengkudu Morinda citrifolia L. √ √

26 Palem Botol Mascarena lagenicaulis √

27 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcata √

28 Palem Merah Cyrtostachis renda √ √ √

29 Palem Putri Veitchia merilii √ √

30 Pepaya Carica papaya √ √ √

31 Pisang Musa paradisiaca sp. √ √

32 Sirsak Annona muricata L. √

Semak/Perdu

33 Agave Kuning Furcrea gigantea √

34 Alamanda Allamanda cathartica √

35 Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis √

36 Anggrek Kalajengking Arachins sp. √

37 Bakung Crinum sp. √ √

38 Bandotan Ageratum conyzoides L. √

39 Batavia Jatropha pandurifolia √

40 Bunga Terkini Euphorbia milii √ √ √

41 Cabai Capsicum annum √ √ √

42 Cocor Bebek Kalanchoe pinnata L. √

43 Daun Bahagia Dieffenbachia sp. √ √

44 Kembang kertas Bougainvillae sp. √ √

45 Gandarusa Justicia gendarussa Burm.f. √ √ √

46 Hanjuang Codyline fruticosa L. √ √

47 Iris Iris germanica √ √

48 Kaktus Opuntia spp √

49 Kamboja Jepang Adenium sp. √ √ √

50 Kedondong laut Nothopanax fruticosum (L.) √

51 Keladi hias Anthurium crystallinum √

Page 60: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 4. Lanjutan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

52 Kemangi Ocimum sp. √

53 Kembang sepatu Hibiscus rosasinensis √

54 Kersen Muntingia calabura L. √ √ √

55 Kuping Gajah Anthurium crystallinum √

56 Lantana Lantana camara √

57 Miana Coleus atropurpureus Benth. √

58 Nanas hias Ananas comosus √ √

59 Palem Hijau Ptychosperma macarthurii √ √

60 Palem Kuning Chrysalidocarpus lutescens √ √ √

61 Palem Wregu Rhapis excelsa √ √ √

62 Pandan Bali Dracaena draco √

63 Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius Roxb. √ √

64 Pangkas kuning Duranta sp. √ √

65 Patah tulang Pedilanthus tithymaloides √ √

66 Pisang Hias Heliconia sp. √ √ √

67 Pucuk Merah Syzygium oleana √ √

68 Puring Cidiaeum variegatum √ √

69 Sereh Cymbopogon nardus √ √

70 Soka Ixora stricta √ √

71 Srikaya Annona squamosa √ √ √

72 Tebu Saccharum officinarum √ √ √

73 Terong Solanum lycopersicum L. √

74 Ubi Kayu Manihot utilissima √

Rumput Rendah

75 Rumput Gajah Mini Pennisetum purpureum schamach √ √

76 Rumput Manila Zoysia matrella √

77 Rumput Teki Cyperus rotundus √ √

Page 61: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Tabel Lampiran 4. Lanjutan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Penutup Tanah

78 Adam Hawa Rhoeo discolor L. √ √

79 Bunga Pukul Empat Mirabilis jalava √

80 Daun Dollar Ficus pumila √ √

81 Lidah Buaya Aloe barbadensis Miller √ √

82 Lidah Mertua Sansiviera sp. √ √ √

Jumlah genera tanaman 53 52 51

Jumlah genera secara keseluruhan = 82

Page 62: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan
Page 63: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar Lampiran 1. Foto panorama titik sampel 1 di Perumahan Anging Mammiri

Gambar Lampiran 2. Foto panorama titik sampel 2 di Perumahan Anging Mammiri

Gambar Lampiran 3. Foto panorama titik sampel 3 di Perumahan Anging Mammiri

Page 64: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar Lampiran 4. Foto panorama titik sampel 1 di Perumahan Taman Toraja

Gambar Lampiran 5. Foto panorama titik sampel 2 di Perumahan Taman Toraja

Gambar Lampiran 6. Foto panorama titik sampel 3 di Perumahan Taman Toraja

Page 65: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar Lampiran 7. Foto jalur hijau jalan Perumahan Anging Mammiri

Gambar Lampiran 8. Foto Taman yang ada di Perumahan Anging Mammiri

Page 66: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar Lampiran 9. Foto proses pembangunan Perumahan Anging Mammiri

Gambar Lampiran 10. Foto jalur hijau jalan Perumahan Taman Toraja

Page 67: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar Lampiran 11. Foto Taman yang ada di Perumahan Taman Toraja

Page 68: ANALISIS PENUTUPAN LAHAN PADA DUA KAWASAN PERUMAHAN DENGAN EKOSISTEM BERBEDA DI KOTA ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 7. 21. · pembangunan dan

Gambar Lampiran 12. Foto keadaan Perumahan Taman Toraja