ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

96
ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN BELANJA DESA (APBDes) YANG BERSUMBER DANA DESA (DD) TAHUN 2017 UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA PULO BANDRING KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN T E S I S Oleh BUDI ARDHYA UTAMA 147024040 SEKOLAH PASCASARJANA MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara

Transcript of ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Page 1: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN BELANJA DESA (APBDes) YANG BERSUMBER DANA DESA (DD)

TAHUN 2017 UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA PULO

BANDRING KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN

T E S I S  

Oleh  

BUDI ARDHYA UTAMA 147024040

 

 

     

     

        

SEKOLAH PASCASARJANA MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 

MEDAN 2019 

Universitas Sumatera Utara

Page 2: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN DESA (APBDes) YANG BERSUMBER DANA DESA (DD) TAHUN 2017

UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA PULO BANDRING KEC.PULO BANDRING

KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Oleh

BUDI ARDHYA UTAMA 147024040

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 3: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 4: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Telah diuji pada  

Tanggal: 16Agustus 2019 

 

PANITIA PENGUJI : Ketua : Prof. Dr.R.Hamdani Harahap, M.Si

 

 

 

Anggota   :   1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., Msi.

2. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si.

3. Faisal Andri Mahrawa, S.IP., M.Si

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

Page 5: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA (APBDes) YANG BERSUMBER DANA DESA (DD) TAHUN 2017 UNTUK PEMBERDAYAAN DI DESA PULO BANDRING KECAMATAN PULO

BANDRING KABUPATEN ASAHAN.

ABSTRAK

Srategi Pemberdayaan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama di desa. Melalui penggunaan APBDes bersumber Dana Desa yang telah diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah desa, disinyalir dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat desa, antara lain adanya pembangunan yang merata di tingkat desa dan mengurangi angka kemiskinan terutama di pedesaan serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Mardikanto dan Soebiato (2012: 28), bahwa pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat, antara lain dalam arti: 1) perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan; 2) perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan); 3) kemerdekaan dari segala bentuk penindasan; 4) terjaminnya keamanan; 5) terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan kekhawatiran. Selanjutnya, Subejo dan Narimo (2004) mengartikan proses pemberdayaan masyarakat merupakan upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumber daya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi dan sosial.Undang-Undang Desa telah menempatkandesa sebagai ujung tombak pembangunandan peningkatan kesejahteraan masyarakat.Desa diberikan kewenangan dan sumber danayang memadai agar dapat mengelola potensiyang dimilikinya guna meningkatkan ekonomidan kesejahtaraan masyarakat. Setiap tahunPemerintah Pusat telah menganggarkan Dana Desa yang cukup besar untukdiberikan kepada Desa. Desa Pulo Bandring berdasarkan Laporan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBdes) Semester kedua tahun 2017, Desa Pulo Bandring menerimah Dana Desa (DD) sebesar Rp.776.849.000, ADD sebesar Rp.613.395.000, Dan PHB sebesar Rp.15.553.200 total transfer dana Pusat Rp 1.405.797.200.Program penting yang harus dilaksanakan dalam pembangunan desa melalui Penggunaan APBDes yang bersumber Dana Desa (DD) adalah program pemberdayaan masyarakat sebenarnya. Program tersebut yang diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Program pemberdayaan yang dimaksud di desa adalah pemberdayaan masyarakat desa, sebagai upaya yang dapat mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa. Kata kunci: Pemberdayaan, AnggaranPendapatandanBelanjaDesa (APBDes), Dana Desa

(DD).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

ANALYSIS ON THE USE OF APBDes (VILLAGE BUDGET) FROM DD (VILLAGE FUNDS) IN 2007 FOR EMPOWERMENT AT PULO

BANDRING VILLAGE, PULO BANDRING SUBDISTRICT, ASAHAN REGENCY

ABSTRACT

Empowerment strategy is intended to make people, especially villagers, prosperous. APBDes (village budget) from DD (village funds) granted by the central government is expected to give significant change to villagers such as equal development and the decrease in poverty in villages which will eventually realize social justice for all Indonesian people. Mardikanto and Soebiato (2012: 28) point out that empowerment means improvement individual or people’s life quality or welfare such as 1) economic improvement, especially food security, 2) social welfare improvement (education and health), 3) freedom from all kinds of opression, 4) security, and 5) human rights that are free from fear and worries. Subejo and Narimo (2004) point out that the process of people empowerment is intended to facilitate local people to plan, to decide, and to manage local resources through collective action and networking so that they will eventually have economical, ecological, and social capacity and independency. Law on Village has put a village as the spearhead of development and the increase in people’s welfare. Villages are given authority and adequate funds to manage their potency for increasing their economy and welfare. The central government allocates a large amount of DD each year. Based on the Report of the Implementation of APBDes in Semester Two of 2017, Pulo Bandring Village received DD of IDR.776,849,000, ADD of IDR.613,395,000,and PHB of IDR.15,553,200 so that the total allocation of the transfer was IDR. 1,405,797,200. The important program which has to be implemented in village development through APBDes from DD is people’s real empowerment. This program is regulated in Law No. 6/2014 on Village. The purpose of villagers’ empowerment is to develop independency and prosperity by increasing knowledge, attitude, skill, behavior, capacity, and awareness and to use resources through policy, program, activity, and accompaniment which are in accordance with the essence of the problems and the priority of villagers’ needs. Keywords: Empowerment, APBDes (Village Budget), DD (Village Funds)

Universitas Sumatera Utara

Page 7: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

tesis ini. Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, Penulis banyak

memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr.Ir, Runtung Sitepu, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dekan Dr. Muryanto Amin, S.Sos.,M.Si , Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai pembimbing yang

banyak memberi masukan tentang penulisan ilmiah dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku ketua Program Setudi Magister Studi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Serta Sebagai Anggota Komisi Penguji

yang banyak mengarahkan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan tesis ini.

4. BapakProf. Dr.R.Hamdani Harahap, M.Si, selaku Seketaris Program Studi Magister

Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku

Ketua KomisiPembimbing dan penguji yang banyak sekali memberikan masukan dan

kemudahan dalam menyelesaikan Tesis ini.

5. Bapak Faisal Andri Mahrawa, S.IP.,M.Si. selaku anggota penguji.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Magister Studi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh akademis dan Biro Magister Studi Pembangunan Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

8. Seluruh Sahabat Angkatan 2008/2009, Angkatan 2012/13 dan angkatan 30 2015/2015

Magister Studi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Trimakasih buat seluruh keluarga tercinta yang selalu setia memberi support dan dukungan

yang tidak hentinya.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari

sempurna. Namun harapan penulis semoga Tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin.

Medan, Agustus 2011

Penulis,

Universitas Sumatera Utara

Page 9: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Budi Ardhya Utama

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempatg/Tgl.Lahir : Tinjowan/19 Mei 1976

Agama : Islam

Alamat : Jln.Sei. Belutu No.107 Medan Kel.Medan Baru

Perkerjaan : Dosen

Riwayat Pendidikan

1. SD.Nengri 013857 Kisaran Barat Kab.Asahan Lulus tahun 1991

2. SMP Negri 1 Kisaran Kab.Asahan Lulus tahun 1994

3. SMU Negri 1 Kisaran Kab.Asahan Lulus tahun 1997

4. S1 FISIP UMSU/Prodi IKS Lulus tahun 2002

5. S-2 Magister setudi Pembangunan USU Lulus tahun 1991

Riwayat Perkerjaan

1. Dosen FISIP UMSU Tahun 2008 s/d Sekarang

2. Dosen STIHMA Kisaran Tahun 2004 s/d 2006

Universitas Sumatera Utara

Page 10: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... ........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................................................. 10

2.1 Konsep Pembangunan ............................................................................... 10

2.1.1 Pembangunan Nasional ................................................................. 10

2.1.2 Pembangunan Desa ....................................................................... 12

2.1.3 Pembangunan Di Era Desentralisasi ............................................. 14

2.2 Anggaran pendapatan dan dana Belanja Desa (APBDes) ......................... 17

2.2.1 Pengertian APBDes ....................................................................... 17

2.2.1.1 Manfaat anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) 19

2.2.1.2 Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran APBDes ............. 20

2..2.1.3 Prisip-prinsip Pengnggaran Desa ..................................... 22

2.3 Dana Desa (DD) ........................................................................................ 23

2.3.1 Pengertian Dana Desa (DD) .......................................................... 23

2.3.2 Prinsip dan Prioritas Penggunaan Dana Desa (DD)…………….. 26

2.3.3 Prioritas Dana Desa ………………........................................ 29

2.4 Pemberdayaan Masyarakat .................................................................. ... 30

2.4.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat .......................................... 30

2.4.2 Prinsip Pemberdayaan ................................................................... 34

2.5 Penelitian terdahulu ................................................................................... 41

2.6 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 42

Universitas Sumatera Utara

Page 11: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

BAB III METODE PENELITIAN................................................... 45

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 45

3.2 Lokasidan Waktu Penelitian ..................................................................... 46

3.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 46

3.4 Informan Penelitian .................................................................................. 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 47

3.6 Teknik Pengelolahan dan Analisis Data ................................................... 49

BAB IVHASIL PENELITIAN.......................................................... 50

4.1 Diskripsi Data Profile Desa Pulo Bandring .............................................. 50

4.1.1Sejarah Desa Pulo Bandring ............................................................... 50

a. Asal Usul Sejarah Desa ............................................................... 50

b. Sejarah Pemerintahan Desa ......................................................... 51

4.1.2Kondisi Demografi Desa ............................................................... .. 51

a. Letak dan Luas Desa .................................................................. . 51

b. Peruntukan dan Manfaat Lahan .................................................. 52

c. Kepemilkan lahan......................................................................... 53

d. Keadaan Tanah........................................................................... .. 53

4.1.3 Struktur Desa .............................................................................. 54

4.1.4 Keadaan Sosial Desa .................................................................. 55

4.1.5 Sarana dan Prasarana Desa ......................................................... 60

4.1.6 Sumber Daya Alam Desa ............................................................ 60

4.1.7 Sumber Daya Manusia ................................................................ 61

4.1.8 Sumber Daya Pembangunan ....................................................... 62

4.1.9 Sumber Daya Sosial Budaya ....................................................... 63

4.1.10 Kondisi Ekonomi ....................................................................... 63

4.1.11 Visi dan Misi Desa Pulo Bandring ............................................ 63

4.2 Deskripsi Realisasi dan Penggunaan Dana DesaTahun 2017 .................. 66

4.2.1 Realisasi Dana Desa 2017 ............................................................ ........... 66

4.2.2 Penggunaan Anggaran Dana Desa2017 ...................................... ............. 67

a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa .............................. ........... 67

b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa .................................... ............ 67

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan ........................................... ............ 67

d. Bidang Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat ......................... .................... 68

Universitas Sumatera Utara

Page 12: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

4.3 Temuan Penelitian dan pembahasan ......................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 81

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. ........ 81

5.2 Saran ........................................................................................................... ..... 82

DAFTAR PUSTAKA 84

Universitas Sumatera Utara

Page 13: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 36

Gambar 4.1 Distribusi jumlah penduduk berdasarkan Dusun di Desa Pulo

Bandring Kab. Asahan ............................................................. 46

Gambar 4.2 Distribusi Penduduk berdasarkan Jenjang Pendidikan di Desa

Pulo Bandring Kab. Asahan ..................................................... 47

Gambar 4.3 Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Pulo

Bandring Kab. Asahan ............................................................. 48

Gambar 4.4 Distribusi Masyarakat berdasarkan kepemilikan Hewan Ternak

di Desa Pulo Bandring Kab. Asahan ........................................ 49

Gambar 4.5 Distribusi penduduk berdasarkan Jenis kelami ........................ 49

Universitas Sumatera Utara

Page 14: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

LAMPIRA-LAPIARAN

Kuesioner Penelitian ........................................................................................... 87

Dokumentasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat …………………………… 85

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

Page 15: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari sistem sentralisasi menuju

sistem desentralisasi menyebabkan terbukanya ruang bagi desa untuk mengurus dan

mengatur rumah tangganya, sesuai dengan karakteristik desa masing-masing. Peluang itu

tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Berdasarkan itu

pemerintah harus lebih fleksibel, untuk menjalankan sistem penyelenggaraan pemerintahan

khususnya pemerintahan desa.

Sistem penyelenggaraan pemerintahan desa, harus dijalankan sesuai dengan tuntutan

dan kebutuhan masyarakat. Sebagai upaya untuk mengimplementasikan Undang-Undang

Desa yang secara langsung mengatur tentang pembangunan desa. Perkembangan dan

kemajuan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa juga harus dilandasi dengan nilai-nilai

yang dapat meningkatkan dan memperkuat kemampuan pelayanan dan potensi desa.

Pencapaian kemandirian pelayanan pemerintahan desa harus mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat serta desa yang berdaya saing di berbagai sektor.

Kelahiran Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa, menjadi topik

perbincangan diberbagai diskusi publik, media, maupunkeseharian masyarakat luas.

Optimisme tumbuhmeski tidak semua pihak menatap Undang-undang desa dengan

pemahaman yang sama. Sebagian melihatnya sebagai tonggak dimulainya pendalaman

demokrasi pada aras lokal, dan yang lainnya menganggap Undang-Undang Desa sebagai

jalan membangun kemandiriandesadan ekonomi masyarakat desa.

Namun implementasi Undang-Undang Desa Nomor 6 tahun 2014 hendaknya

mampu menjawab persoalan yang ada.Terutama tentang masalah pedesaan seperti; tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 16: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

meratanya pembangunan nasional sampai ke desa-desa yang terpencil, ketergantungan

pemerintahan desa terhadap pemerintahan pusat dan daerah, lemahnya kinerja dan kualitas

sumber daya manusia/SDM (aparatur desa) dan kepala desa, kurangnya kemampuan

pemerintah desa untuk memanfaatkan potensi sumber daya baik sumber daya alam maupun

sumber daya manusia untuk pembangunan desa, rendahnya pelayanan di pemerintahan desa,

minimnya anggaran desa untuk pembangunan desa, kurangnya kemandirian pemerintah desa

dan lembaga desa serta masyarakat untuk membangun desa, dan butuhnya pemberdayaan dan

masih minim pendampingan di desa dengan pola pemberdayaan kemitraan yang partisipatif.

Maka, sudah sepatutnya pembangunan desa mengkolaborasikan konsep dari bawah

dan dari atas (Bottom-Up and Top-Down Approach), dalam merumuskan suatu program

pembangunan desa. Dengan demikian, pemerintah harus dapat melihat bagaimana respon

masyarakat terhadap program yang sedang dicanangkan. Pemerintah berperan sebagai

motivator, fasilitator, dan mediator dalam proses perumusan, pelaksanaan, pembiayaan dan

melakukan evaluasi terhadap program pembangunan desa.

Pentingnya keberhasilan pembangunan desa juga harus didukung semua aspek

termasuk masalah pembiayaan. Melalui implementasi Undang-Undang tentang Desa yang

mengatur pengalokasian dana desa yang bertujuan untuk melaksanakan pembangunan desa

dengan melahirkan program-program yang dapat menciptakan kreativitas dan kemandirian

desa sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Mardikanto dan Soebiato (2012: 28), bahwa pemberdayaan mengandung arti

perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat, antara lain dalam

arti: 1) perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan; 2) perbaikan kesejahteraan sosial

(pendidikan dan kesehatan); 3) kemerdekaan dari segala bentuk penindasan; 4) terjaminnya

keamanan; 5) terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan kekhawatiran.

Selanjutnya, Subejo dan Narimo (2004) mengartikan proses pemberdayaan masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 17: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

merupakan upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan,

memutuskan dan mengelola sumber daya lokal yang dimiliki melalui collective action dan

networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara

ekonomi, ekologi dan sosial.

Srategi Pemberdayaan bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama di desa.

Melalui penggunaan Dana Desa yang telah diberikan oleh pemerintah pusat kepada

pemerintah desa, disinyalir dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat

desa, antara lain adanya pembangunan yang merata di tingkat desa dan mengurangi angka

kemiskinan terutama di pedesaan serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Guna terciptanya pembangunan yang berkeadilan sosial, maka konsep pemberdayaan

saat ini perlu dikaji dan lebih ditingkatkan sebagai program yang langsung dapat memberikan

manfaat kepada masyarakat desa. Namun program pemberdayaan desa juga punya tantangan

berat, dalam mewujudkan tujuannya. Hambatan-hambatan tersebut justru muncul, tatkala

dalam mengimplementasikan pengunaan dana desa yang telah diatur dalam Undang-undang

desa.

Program penting yang harus dilaksanakan dalam pembangunan desa melalui

Penggunaan APBDes yang bersumber Dana Desa (DD) adalah program pemberdayaan

masyarakat sebenarnya. Program tersebut yang diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa. Program pemberdayaan yang dimaksud di desa adalah pemberdayaan

masyarakat desa, sebagai upaya yang dapat mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan

dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran,

serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan dan

pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.

Undang-Undang Desa telah menempatkandesa sebagai ujung tombak

pembangunandan peningkatan kesejahteraan masyarakat.Desa diberikan kewenangan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

sumber danayang memadai agar dapat mengelola potensiyang dimilikinya guna

meningkatkan ekonomidan kesejahtaraan masyarakat. Setiap tahunPemerintah Pusat telah

menganggarkan Dana Desa yang cukup besar untukdiberikan kepada Desa. Pada tahun 2015,

Dana Desa dianggarkan sebesarRp20,7 triliun, dengan rata-rata setiap desa mendapatkan

alokasi sebesarRp280 juta. Pada tahun 2016, Dana Desa meningkat menjadi Rp46,98

triliundengan rata-rata setiap desa sebesar Rp 628 juta, dan di tahun 2017 kembalimeningkat

menjadi Rp 60 Triliun dengan rata-rata setiap desa sebesar Rp800juta.

Seluruh desa yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara, sejak tahun 2016

telah mengimplementasi Penggunaan Dana Desa (DD) ini pada pembangunan desa.

Penggunaan Dana Desa pada tahun 2017 di Provinsi Sumatera Utara yang telah disalurkan

kepada 5.418 desa yang ada di seluruh Kabupaten sebesar Rp 3.293.282.206.000. Salah satu

desa yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang telah dapat mengimplementasikan

penggunaan Dana Desa adalah Desa Pulo Bandring

Desa Pulo Bandring berdasarkan Laporan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Desa (APBdes) Semester kedua tahun 2017, Desa Pulo Bandring menerimah Dana

Desa (DD) sebesar Rp.776.849.000, ADD sebesar Rp.613.395.000, Dan PHB sebesar

Rp.15.553.200 total transfer dana Pusat Rp 1.405.797.200.

Data sementara Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes)

Semester ke II Anggaran 2017 Desa Pulo Bandring Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten

Asahan, adalah sebagai berikut :

No BIDANG/KEGIATAN JUMLAH

1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Rp 352.887.412.00

2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa Rp 628.393.483.00

3. Bidang Pembinaan Masyarakat Rp 158.199.000.00

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Rp 181.415.505.00

Sumber: Berdasarkan BukuAnggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes)

Universitas Sumatera Utara

Page 19: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Dana Desa (DD) tahun 20017 yang rencana penggunaannya disalurkan untuk

pemberdayaan masyarakat, akan dapat diimplementasikan di Desa Pulo Bandring Kabupaten

Asahan yaitu dalam bentuk program sebagi berikut;

NO Kegiatan Jumlah

1 Pelatihan Salon Kecantikan Rp 40.000.000,-

2 Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba Rp 13.258.890,-

3 Pengadaan untuk Klub Sepak Bola Rp 5.000.000,-

4 Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar Rp 25.000.000,-

5 Pelatihan Budidaya Lada Perdu Rp 14.020.000,-

6 BUMDES Rp 91.452.300,-

Sumber: Berdasarkan Buku Pertanggung Jawaban Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes)

APBDes yang bersumber Dana Desa (DD) yang telah diterima oleh Desa Pulo

Bandring ini telah disalurkan kepada setiap program pembangunan desa termasuk program

pemberdayaan masyarakat desa dalam bentuk peningkatan SDM melalui pelatihan. Program

ini juga menjadi program yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat

di Desa Pulo Bandring, namun masih juga beberapa hambatan dalam mengimplementasikan

program ini yang akhirnya mengakibatkan tidak optimalnya hasil yang diharapkan dalam

penggunaan APBdes yang bersumber Dana Desa ini.

Salah satu yang menjadi bukti nyata dalam penggunaan APBdes bersumber Dana

Desa di Desa Pulo Bandring ini adalah pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Adanya BUMDES ini diharapkan dapat mewujudkan tujuan Penggunaan APBDes Yang

Bersumber Dana Desa (DD) untuk Pemberdayaan Masyaraka, penggunaan dana desa ini

sudah sesuai dengan kebijakan yang mengatur tentang dana desa, yaitu Undang-undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu adanya kajian yang lebih mendalam

untuk mengetahui penggunaan APBdes yang bersumber Dana Desa (DD) tahun 2017 untuk

pemberdayaan masayarakat di Desa Pulo Bandring. Sebagai upaya kajian dalam pelaksanaan

program pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Pulo

Bandring Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Dengan demikian, maka penelitian

ini berjudul;

“Analisis Penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) Yang

Bersumber Dana Desa (DD) Tahun 2017 Untuk Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pulo

Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan”

1.2 Perumusan Masalah

Dengan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan pertanyaan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana Penggunaan APBDesyang Bersumber Dana Desa (DD)Tahun 2017 untuk

pemberdayaan yang di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan,

sudah berjalan dengan baikah?

2. Apakah penggunaan APBDesyang bersumber Dana Desa (DD)Tahun 2017 untuk

pemberdayaan di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan, sudah

digunakan sesuai aturan dan legalitas yang ada?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan yaitu:

1. Mengetahui Penggunaan APBDesyang bersumber Dana Desa (DD)Tahun 2017 untuk

pemberdayaan masayaraka di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten

Asahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

2. Mengetahui bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat, setelah adanya Penggunaan

APBDes yang bersumber Dana Desa (DD) Tahun 2017di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo

Bandring Kabupaten Asahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran sistematika pada penjabaran dan

penjelasan proses penggunaan APBDes yang Bersumber Dana Desa (DD) Tahun

2017 untuk pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan Masyarakat

di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Adapun manfaat

penelitian ini sebagai berikut;

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan literatur ilmiah yang dapat dijadikan

bahan kajian bagi para insan akademik yang sedang mempelajari ilmu ilmu sosial

dan ilmu politik, khususnya mengenai Penggunaan APBDes yang Bersumber

Dana Desa (DD) Tahun 2017untuk Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pulo

Bandringdengan konsep Pemberdayaan masyarakat Desa.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

a. Bagi peneliti: dapat menambah pengalaman dan wawasan mengenai penggunaan

APBDesyang Bersumber Dana Desa (DD) Tahun 2017 untuk Pemberdayaan

Masyarakat di Desa Pulo Bandring.

b. Bagi pemerintah Desa: menjadi masukan mengenai penggunaan APBDes untuk

kesejahteraan masyarakat Desa, dan sebagai dasar membuat kebijakan terkait

Universitas Sumatera Utara

Page 22: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

pemanfaatan APBDesyang bersumber Dana Desa (DD) Tahun 2017 untuk

pemberdayaan masyarakat. Kemudian pemerintah desa di desa Pulo Bandring,

mendapatkan proses gambaran konsep pemberdayaan masyarakat desa secara baik

dan ilmiah.

c. Bagi masyarakat: menambah pengetahuan masyarakat desa mengenai pemanfaatan

APBDes yang bersumber Dana Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

Page 23: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Konsep Pembangunan

2.1.1 Pembangunan Nasional

Pembanguanan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan

masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK serta

perhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian

bangsa dan niali-nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang

berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Tujuan Pembanguan Nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Pembangunan Nasional yang sedang dilaksanakan

sekarang ini diarahkan kepada terwujudnya suatu masyarakat adil dan makmur, baik material

maupun spiritual.

Masyarakat yang adil dan makmur masih jauh dari jangkauan pembangunan

nasional. Oleh karena itu, masih diperlukan usaha-usaha disegala bidang yang bertujuan

untuk meningkatkan dan menyukseskan kegiatan pembangunan selanjutnya. Uraian ini tidak

bermkasud untik menyatakan kapan masyarakat adil dan makmur itu dapat diwujudkan,

karena pada dasarnya tidak seorangpun yang dapat memastikan hal itu akan terjadi, tetapi

yang lebih penting bahwa kegiatan pembangunan itu harus dilaksanakan secara berencana,

sadar, terus menerus menuju sasaran akhir.

Peran aktif Pemerintah dalam mendorong dan melaksankan pembangunan nasioanal

dilakukan melalui perumusan, penetapan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan

pembangunan adalah arah kegiatan yang ditetapkan dalam rangka memecahkan suatu

permasalahan nasional. Dengan perencanaan pembangunan yang dimaksud agar

pembangunan dapat terlaksana secara berencana yaitu secara sadar, teratur, sistematis, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang telah dijabarkan

oleh Badan Perencana Pembangunan Nasional (BAPPENAS), perlu adanya kordinasi dengan

badan pengawasan pembangunan untuk melihat sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan

apakah sesuai dengan semestinya atau tidak.

Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah

yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya pembangunan nasional bertujuan untuk

mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan

batin. Pembanguan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat

hidup fisik manusia, missalnya sandang, pangan, gedung perkantoran, pengairan, sarana dan

prasarana, transfortasi dan sebagainya.

Sedangkan contoh pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembangunan sarana

dan prasarana ibadah, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Usaha dan pembangunan

nasioal memang dapat memberikan, dampak positif bagi kehidupan bangsa dan Negara.

Namun tidak dapat di hindari kemungkinan timbulnya dampak negatif karena proses

pembangunan dan perubahan.

2.1.2 Pembangunan Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang

berwenang untuk mengaturdan mengurus urusan pemerintahan, dan kepentingan masyarakat

berdasarkan; prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau, hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam system pemerintahan NKRI.

Dalam pelaksanaan pembangunan Desa, berbagai regulasi turunan undang-undang

telah diterbitkan untuk mengatur berbagai hal agar pembangunan desa dapat berjalan

sebagaimana amanat Undang-Undang Desa. Regulasi tersebut tertuang di dalam berbagai

tingkatan, dimulai dari peraturan pemerintah, peraturan menteri terkait (Peraturan Menteri

Keuangan, Peraturan Menteri Dalam Negeri, dan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), hingga peraturan pelengkap yang diterbitkan oleh

daerah. Agarber bagai peraturan pelaksanaan UU Desa tersebut dapat diimplementasikan

dengan baik, maka perlu dilakukan penyelarasan dalam penyusunan kebijakan di masing-

masing kementerian, yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi,

dan akuntabilitas pemanfaatan Dana Desa. Untuk itu, Pemerintah merancang Keputusan

Bersama (SKB) 4 Menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, Menteri

Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Rancangan SKB 4 Menteri tersebut antara lain memuat

penguatan peran dan sinergi antar kementerian dalam perencanaan, penganggaran,

pengalokasian, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penguatan supervisi kepada pemda

kabupaten/kota, dan desa.

Dasar Peraturan pembangunan Desa antara lain; UU 6/2014 tentang Desa, PP 47/2015

tentang Perubahan atas PP 43/2014 ttg Peraturan Pelaksanaan UU 6/2014, PP 8/2016 ttg

Perubahan Kedua atas PP 60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, PP

47/2015 tentang Perubahan atas PP 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 6/2014

tentang Desa, Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa,

Permendagri No. 112/2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, Permendagri No. 113/2014

tentang Pengelolaan Keuangan Desa, Permendagri No. 114/2014 Tentang Pedoman

Pembangunan Desa, Permendes No.1/205 tentang Pedoman Kewenangan Lokal Berskala

Desa, Permendes No.2/2015 tentang Musyawarah Desa Permendes No.3/2015 tentang

Pendampingan Desa Permendes No.4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan,dan

Pembubaran BUMDes , Permendes No.19/2017 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa TA

2018, Perka LKPP no 13/2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa

sebagaimana diubah Perka LKPP no 22/2015, PP 8/2016 tentang Perubahan Kedua atas PP

60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, PMK Nomor 257/PMK.07/2015

Universitas Sumatera Utara

Page 26: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

tentang Tata Cara Penundaan dan/atau Pemotongan Dana Perimbangan terhadap Daerah

Yang Tidak Memenuhi Alokasi Dana Desa (ADD), PMK Nomor 49/PMK.07/2016 tentang

Tatacara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa,

PMK Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

sebagaimana diubah dengan PMK Nomor 112/PMK.07/2017

Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarakat hukum terkecil yang telah

ada dan tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat Indonesia dan

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai

wujud pengakuan Negara terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi dan

kewenangan desa, serta memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subyek

pembangunan, diperlukan kebijakan penataan dan pengaturan mengenai desa yang

diwujudkan dengan lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Saat ini Pemerintah Indonesia melalui nawacita berkomitmen untuk membangun

Indonesia dari pinggiran, di antaranya dengan meningkatkan pembangunan di desa dengan

Program Dana Desa, dan ini bukan hanya yang pertama di Indonesia, namun juga yang

perdana dan terbesar di seluruh dunia.

2.1.3 Pembangunan di Era Desentralisasi

Pengalaman pembangunan di Indonesia yang dijalankan selama beberapa puluh

tahun dengan menggunakan pola sentratistik terbukti memiliki banyak kekurangan, terutama

dalam memberdayakan masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku dalam

pembangunan, dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya, sehingga

berkembanglah otonomi daerah di Indonesia yang dimulai sejak tahun 1999. Hakikat otonomi

adalah meletakkan landasan pembangunan yang tumbuh dan berkembang dari rakyat,

diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh rakyat, sehingga dalam program

Universitas Sumatera Utara

Page 27: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

pembangunan masyarakat tidak lagi dianggap sebagai objek dari pembangunan, tetapi

menjadi subjek/pelaku dari pembangunan (Sumaryadi dalam Jusman (2016).

Meskipun tujuan utama yang hendak dicapai dari pembangunan adalah

meningkarkan taraf hidup dan menciptakan masyarakat sejahtera secara fisik, mental maupun

sosial, namun pendekatan yang digunakan dalam pembangunan harus senantiasa

mengutamakan proses dari pada hasil. Pendekatan proses lebih memungkinkan pelaksanaan

pembangunan yang memanusiakan manusia. Dalam pandangan ini pelibatan masyarakat

dalam pembangunan lebih mengarah kepada bentuk partisipasi, bukan dalam bentuk

mobilisasi, Partisipasi masyarakat dalam perumusan program membuat masyarakat tidak

semata-mata berkedudukan sebagai konsumen program, tetapi juga sebagai produsen karena

telah ikut serta terlibat dalam proses pembuatan dan perumusannya, sehingga masyarakat

merasa ikut memiliki program tersebut dan mempunyai tanggung jawab bagi keberhasilannya

serta memiliki motivasi yang lebih bagi partisipasi pada tahap-tahap berikutnya (Soetomo

dalam Jusman, 2016).

Pembangunan partisipatoris harus dimulai dari orang-orang yang paling mengetahui

sistem kehidupan mereka sendiri karena pada pendekatan ini mereka harus senantiasa menilai

dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dan memberikan

sarana yang perlu bagi mereka supaya dapat mengembangkan diri, untuk itu diperlukan suatu

perombakan dalam seluruh praktik dan pemikiran serta pola-pola bantuan pembangunan yang

telah ada (Buch-Hansen dalam Sumaryadi, 2005).

Dalam era otonomi sekarang ini, pembangunan kini telah dimulai dari level

pemerintahan terendah, yakni desa. Pembangunan desa perlu menjadi prioritas mengingat

desa memiliki karakteristik permasalahan yang selalu membelit desa dan cenderung telah

meniadi stigma bagi desa, misalnya: Perfama, Desa memiliki APBDes yang kecil dan sumber

pendapatannya sangat tergantung pada bantuan yang sangat kecil pula. Kedua, kesejahteraan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

masyarakat desa rendah sehingga susah bagi desa mempunyai Pendapatan Asli Desa

(PADesa) yang tinggi. Ketiga, masalah itu diikuti oleh rendahnya dana operasional desa

untuk menjalankan pelayanan. Keempat, Tidak kalah penting, bahwa banyak program

pembangunan masuk ke desa, tetapi hanya sebagian kecil yang melibatkan masyarakat

(Bambang, Budayana dalam Jusman (2016).

Selanjutnya, lahirnya Undang-Undang Nomor 6 tentang Desa merupakan babak baru

dalam tata pemerintahan yang memberikan kewenangan dan kepercayaan lebih besar pada

pemerintahan desa untuk melaksanakan pembangunan, Selain itu, UU Desa sekaligus

merupakan penegasan bahwa desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. UU Desa membawa misi utama bahwa

negara wajib melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan

demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan

pemerintahan. Pembangunan desa akan berdampak positif bagi upaya penanggulangan

kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, pembangunan

sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumberdaya

alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

2.2.1 Pengertian APBDes

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 pasal 1 ayat (12),menyatakan bahwa:

“APBN adalah suatu rencana keuangan tahunan Negara yang ditetapkan berdasarkan

Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pada ayat selanjutnya (ayat 13) dinyatakan bahwa APBD adalah suatu rencana

keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah”.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Wahjudin Sumpeno (2011:211), Anggaran Pendapatan dan Belanja Desamerupakan

bagian integral dari perangkat kebijakan pembangunan dan rumah tangga desa. Dalam

mendukung pelaksanaan pembangunan di desa diperlukan kepastian biaya dari berbagai

sumber baik pemerintah, swasta maupun masyarakat setempat.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa adalah suatu daftar terperinci mengenai

penerimaan desa yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun sekali.

Menurut Tim P3M-OTDA dalam buku karangan Wahjudin Sumpeno (2011:212) yang

berjudul “ Perencanaan Desa Terpadu”, menjelaskan secara rinci pengertian APBDes sebagai

berikut:

a. APBDes merupakan rencana tahunan desa yang dituangkan dalam

bentuk angka-angka yang mencerminkan berbagai kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan desa.

b. APBDes terdiri dari bagian penerimaan dan bagian pengeluaran desa

dalamsatu tahun anggaran, mulai Januari s/d Desember.

c. APBDes ditetapkan dengan Perdes oleh BPD bersama Kepala Desa

selambat-lambatnya setelah satu bulan ditetapkan APBD Kabupaten.

d. Pengelolaan APBDes dilaksanakan oleh Bendaharawan Desa yang

diangkatoleh Kepala Desa atas persetujuan BPD.

e. Pengelolaan APBDes dipertanggung jawabkan oleh Kepala Desa

kepada masyarakat melalui BPD selambat-lambatnya tiga bulan setelah

berakhirnya tahun anggaran.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, APBDes merupakan suatu

rencana keuangan tahunan desa yang ditetapkan berdasarkan peraturan desa yang

mengandung prakiraan sumber pendapatan dan belanja untuk mendukung kebutuhan program

pembangunan desa yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 72 Tahun 2005, sumber sumber

pendapatan desa meliputi:

a. Pendapatan Asli Desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan

desa,hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain

pendapatan desa yang sah.

b. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh

perseratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian

diperuntukkan bagi desa.

c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang di terima

oleh Kabupaten/Kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per

seratus),yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang

merupakan alokasi dana desa.

d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah.

e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang mengikat.

2.2.1.1 Manfaat Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

APBDes pada dasarnya disusun untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

pembangunan dengan mengenali secara mendalam sumber-sumber dana dan pengeluaran

atau belanja rutin pembangunan desa. Melalui APBDes, pemerintahdan masyarakat secara

jelas dapat menentukan skala prioritas dan operasionalisasi pembangunan yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (Sumpeno, 2011:213).

Secara rinci manfaat penyusunan APBDes diantaranya:

Universitas Sumatera Utara

Page 31: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

a. APBDes sebagai panduan bagi pemerintah desa dalam menentukan strategi

operasional kegiatan berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan dana

pendukung.

b. Indikator dalam menentukan jumlah dan besarnya pungutan

yangdibebankan kepada masyarakat secara proporsional.

c. Bahan pertimbangan dalam menggali sumber pendapatan lain di luar

pendapatan asli desa, seperti melalui pinjaman atau jenis usaha lain.

d. Memberikan kewenangan kepada pemerintah desa untuk

menyelenggarakan administrasi keuangan desa sesuai dengan peraturan

yang telah ditetapkan.

e. Memberikan arahan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa

sekaligus sebagai sarana untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh

kegiatan pemerintah desa.

f. Gambaran mengenai arah kebijakan pembangunan pemerintah desa setiap

tahun anggaran.

g. Memberi isi terhadap model penyelenggaraan pemerintah desa dalam

mewujudkan good governance.

h. Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat melalui perencanaan

pembangunan dan pembiayaan secara komprehensif.

2.2.1.2 Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Berikut ini diuraikan langkah langkah penyusunan APBDes yang dikutip dari Tim

P3M-OTDA (2002):

a. Penyusunan Rancangan APBDes

1. Disusun dan diajukan oleh Kepala Desa dan atau BPD

Universitas Sumatera Utara

Page 32: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

2. Sebaiknya di konsultasikan kepada elemen masyarakat, misalnya melalui dialog, rapat

dengar pendapat, dll.

3. Hasil konsultasi digunakan untuk menyempurnakan materi RAPBDes.

4. RAPBDes yang telah disempurnakan dan diajukan dalam rapat pembahasan dan

penetapan APBDes.

b. Pembahasan RAPBDes

1. Sebelum disampaikan dalam rapat BPD, naskah RAPBDes harus sudah diterima oleh

anggota BPD dan Pemerintah Desa (Selambat-lambatnya7x24 jam sebelumnya).

2. RAPBDes usulan Kepala Desa disampaikan kepada pimpinan BPDdengan surat

Pengantar dari Kepala Desa. RAPBDes usulan anggotaBPD disampaikan secara

tertulis (surat pengantar) dari pengusul kepada pimpinan BPD.

3. RAPBDes yang telah disampaikan kepada pimpinan BPD, selanjutnya didisposisikan

kepada sekretaris BPD untuk diberi nomor.

4. RAPBDes yang telah mendapatkan nomor, di umumkan dalam Rapat Paripurna

bahwa RAPBDes telah diperbanyak dan dibagikan kepada semua anggota

BPD/Komisi.

5. Penjelasan RAPBDes dari pihak pengusul (Pemdes atau para pengusuldari anggota

BPD).

6. Pemandangan umum dari anggota BPD dan Pemerintah Desa.

7. Pembahasan dalam komisi bersama Pemerintah Desa dan atau pengusul.

8. Pendapat komisi sebagai tahapan menuju pengambilan keputusan.

c. Persetujuan dan Pengundangan APBDes

1. Apabila RAPBDes tidak disetujui, maka dalam jangka waktu tertentu, misalnya 3x24

jam sebelum rapat pembahasan kedua, RAPBDes harus sudah disempurnakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

2. Apabila RAPBDes yang disempurnakan tersebut belum disetujui, makadi upayakan

melalui pendekatan (loby) beberapa pihak yang belum menyetujui.

3. RAPBDes yang telah disetujui BPD, harus sudah sudah disampaikan kepada

pemerintah desa, misalnya selambat-lambatnya 7 hari setelah rapat BPD untuk

ditandatangani atau disahkan menjadi APBDes oleh Kepala Desa.

4. Apabila RAPBDes yang diajukan oleh Kepala Desa dan atau sebagian anggota BPD

tidak mendapat persetujuan BPD, maka pemerintah desa dapat menggunakan

APBDes tahun lalu.

d. Peraturan Pelaksanaan APBDes

1. Kepala Desa dapat menetapkan kebijakan pelaksanaan APBDes yang dituangkan

dalam keputusan Kepala Desa.

2. Keputusan Kepala Desa tersebut harus disampaikan kepada BPD dengantembusan

Bupati dan Camat selambat-lambatnya 15 hari setelah ditetapkan untuk keperluan

pengawasan.

2.2.3 Prinsip-prinsip Penganggaran Desa

Sukasmanto (2004:73) menjelaskan proses penganggaran dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagai berikut:

a. Transparansi

Keterbukaan pemerintah desa kepada masyarakat mengenai berbagai kebijakan atau

program yang ditetapkan dalam rangka pembangunan desa.

b. Akuntabilitas

Menyangkut kemampuan pemerintah desa dalam mempertangung jawabkan kegiatan

yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan masalah pembangunan dan pemerintah desa.

c. Partisipasi masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 34: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Menyangkut kemampuan pemerintah desa untuk membuka peluang bagi seluruh

komponen masyarakat untuk terlibat dan berperan serta dalam proses pembangunan desa.

d. Penyelenggaraan pemerintah yang efektif

Menyangkut ketertiban masyarakat dalam penyusunan APB-Desa.

e. Pemerintah tanggap terhadap aspirasi yang berkembang di masyarakat

Menyangkut kepekaan pemerintah terhadap permasalahan yang ada dalam kehidupan

masyarakat dan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

f. Professional

Menyangkut keahlian yang harus di miliki oleh seorang aparatur sesuai dengan

jabatannya.

2.3 Dana Desa (DD)

2.3.1 Pengertian Dana Desa (DD)

Perbedaan Dana Desa Dengan Alokasi Dana Desa Terletak pada Sumber Dananya.

Dana Desa Bersumber Dari APBN Sedangkan Alokasi Dana Desa Bersumber dari APBD.

Dana Desaadalah dana APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD

kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk ; pelaksanaan pembangunan; dan pemberdayaan

masyarakat desa. Dana Desa dalam APBN ditentukan 10% dari dan di luar Dana Transfer

Daerah secara bertahap. Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan

dengan memperhatikan:1. Jumlah Penduduk, 2. Angka Kemiskinan,3. Luas Wilayah, dan

Tingkat Kesulitan Geografis. Tujuan Dana Desa: 1. meningkatkan pelayanan publik di desa,

2. mengentaskan kemiskinan, 3. memajukan perekonomian desa, 4. mengatasi kesenjangan

pembangunan antardesa , serta 5. memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari

pembangunan Landasan Hukum; UU No.6 Tahun2014 tentang Desa.

Berdasarkan hasil evaluasi tiga tahun pelaksanaannya, Dana Desa terbukti telah

menghasilkan sarana/prasarana yang bermanfaat bagi masyarakat, antara lain berupa

terbangunnya lebih dari 95,2 ribu kilometer jalan desa; 914 ribu meter jembatan; 22.616 unit

sambungan air bersih; 2.201 unit tambatan perahu; 14.957 unit PAUD; 4.004 unit Polindes;

Universitas Sumatera Utara

Page 35: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

19.485 unit sumur; 3.106 pasar desa; 103.405 unit drainase dan irigasi; 10.964 unit Posyandu;

dan 1.338 unit embung dalam periode 2015-2016. Selain itu, desa juga punya kesempatan

untuk mengembangkan ekonomi masyarakat, melalui pelatihan dan pemasaran kerajinan

masyarakat, pengembangan usaha peternakan dan perikanan, dan pengembangan kawasan

wisata melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Kunci sukses untuk mensejahterakan

masyarakat dalam membangun desa adalah kuatnya sentuhan inisiasi, inovasi, kreasi dan

kerjasama antara aparat desa dengan masyarakat dalam mewujudkan apa yang menjadi cita-

cita bersama.

Hasil evaluasi penggunaan Dana Desa selama dua tahun terakhir juga menunjukkan

bahwa Dana Desa telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa yang

ditunjukkan, antara lain dengan menurunnya rasio ketimpangan perdesaan dari 0,34 pada

tahun 2014 menjadi 0,32 di tahun 2017. Menurunnya jumlah penduduk miskin perdesaan dari

17,7 juta tahun 2014 menjadi 17,1 juta tahun 2017 dan, adanya penurunan persentase

penduduk miskin perdesaan dari 14,09% pada tahun 2015 menjadi 13,93% di tahun 2017.

Pencapaian ini akan dapat ditingkatkanlagi di tahun-tahun mendatang dengan pengelolaan

Dana Desa yang baik. Hal yang penting yang dapat diterapkan dalam pengelolaan Dana Desa

dengan melibatkan masyarakat adalah perlunya melakukan kegiatan dengan pola swakelola,

menggunakan tenaga kerja setempat, dan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada di desa.

Dengan pola swakelola, berarti diupayakan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan tersebut

dilakukan secara mandiri oleh Desa, sehingga uang yang digunakan untuk pembangunan

tersebut tidak akan mengalir keluar desa. Dengan menggunakan tenaga kerja setempat,

diharapkan pelaksanaan kegiatan tersebut bisa menyerap tenaga kerja dan memberikan

pendapatan bagi mereka yang bekerja. Sementara penggunaan bahan baku lokal diharapkan

akan memberikan penghasilan kepada masyarakat yang memiliki bahan baku tersebut.

Pencapaian Dana Desa selama ini masih memerlukan penyempurnaan. Tugas kita untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 36: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

merencanakan, mengelola, dan mengawal Dana Desa kedepan akan semakin berat.

Pemerintah senantiasa berupaya agar Dana Desa bias semakin berpihak pada masyarakat

miskin. Selain itu, regulasi yang disusun pun menghasilkan sistem pengelolaan Dana Desa

yang efektif, efisien, dan akuntabel, sehingga tujuan Pemerintah melalui pengalokasian Dana

Desa dapat terwujud. Untuk itu, diperlukan penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber

daya manusia, baik aparatur pemerintah desa, masyarakat, maupun tenaga pendampingan

desa serta perbaikan transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan dalam pengelolaan Dana

Desa dan keuangan desa.

2.3.2 Prinsip dan Prioritas Penggunaan Dana Desa (DD)

Penggunaan dana desa diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun

2016 tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi

dana desa pada pasal 21 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 tahun 2015, dana desa

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan

masyarakat, dan kemasyarakatan. Dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan.

Penggunaan dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai

dengan Prioritas penggunaan dana desa yang ditetapkan oleh menteri desa pembangunan

daerah tertinggal dan transmigrasi. Pada pasal 22 dinyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan

yang dibiayai oleh dana desa berpedoman pada pedoman umum penggunaan dana desa

sebagaimana dimaksud pada pasal 21 ayat (4) dan pedoman teknis yang diterbitkan oleh

Bupati/Walikota. Kepala Desa bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan Desa, termasuk

didalamnya adalah yang bersumber dari dana desa. Disamping Dana Desa yang bersumber

dari APBN, terdapat 6 (enam) sumber pendapatan atau keuangan Desa lainnya, yaitu:

a. Pendapatan Asli Desa (PADesa)

b. Dana Desa (DD) bersuber APBN Dan Alaokasi Dana Desa Bersumber APBD

Universitas Sumatera Utara

Page 37: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

c. Dana Bagi Hasil Pajak

d. Retribusi Daerah (DBH-PRD) yang bersumber dari APBD, Bantuan keuangan

pemerintah (pusat-daerah)

e. Hibah Pihak Ketiga

f. Pendapatan lain-lain yang Sah.

Menurut Sutoro Eko, Keuangan Desa termasuk didalamnya Dana Desa dikelola oleh

Tim Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (TPTPKD), yaitu perangkat Desa yang

terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan, dan Bendahara Desa, yang masing-

masing memiliki kewenangan, tugas dan tanggungjawab yang berbeda, sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113/2015 tentang Pengelolaan Keuangan

Desa. Hal ini dilakukan guna menjamin pengendalian keuangan Desa tidak berada dalam

“satu tangan”, tetapi berada dalam satu tim, dengan sistem kelola yang diharapkan dapat

menjamin dari terjadinya penyimpangan.

Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri

Desa Nomor 21 tahun 2016 sebagai turunan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014

juncto Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2014, hanya ada pada bidang pembangunan

Desa dan bidang pemberdayaan masyarakat. Regulasi ini hanya bersifat memberi arah,

koridor dan pedoman bagi Desa.

Sejalan dengan sasaran pembangunan wilayah perdesaan dalam RPJMN 2015-2019,

maka penggunaan dana desa perlu dirahkan untuk mendukung pengentasan desa tertinggal

demi terwujudnya kemandirian desa.

Penggunaan Dana Desa pada dasarnya merupakan hak Pemerintah Desa sesuai

dengan kewenangan dan prioritas kebutuhan masyarakat desa setempat dengan tetap

Universitas Sumatera Utara

Page 38: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

mengedepankan prinsip keadilan. Namun demikian, dalam rangka mengawal dan

memastikan capaian sasaran pembangunan desa, Pemerintah menetapkan pinsip penggunaan

dana desa.

Apa saja prinsip penggunaan Dana Desa?, Ada 7 Prinsip Penggunaan Dana Desa,

dari tujuh prinsip itu dapat diuraikan sebagai berikut;

a. Keadilan adalah Mengutamakan hak dan kepentingan seluruh warga Desa tanpa

membeda-bedakan.

b. Kebutuhan Prioritas adalah Mendahulukan kepentingan Desa yang lebih mendesak,

melebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar

masyarakat Desa

c. Kewenangan Desa adalah Mengutamakan kewenangan hak asal usul dan kewenangan

lokal berskala Desa.

d. Partisipatif adalah Mengutamakan prakarsa dan kreatifitas Masyarakat.

e. Swakelola dan berbasis sumber daya Desa adalah Mengutamakan pelaksanaan secara

mandiri dengan pendayagunaan sumberdaya alam Desa, mengutamakan tenaga, pikiran

dan keterampilan warga Desa dan kearifan lokal.

f. Tipologi Desa adalah Mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik geografis,

sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi Desa yang khas, serta perubahan atau

perkembangan dan kemajuan Desa,

Universitas Sumatera Utara

Page 39: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

2.3.3 Prioritas Dana Desa

Apa yang menjadi arah prioritas pembangunan pada pemggunaan dana desa Pada

tahun 2018?. Sesuai Sesuai Permendes Nomor 19 Tahun 2017, ada dua arah prioritas

pembangunan untuk dijalan dalam penggunaan Dana Desa (DD) , Arah pembangunannya sebagai

berikut:

a. Pembangunan Desa diarahkan untuk Pengadaan, Pembangunan, Pengembangan, dan

Pemeliharaan sarana dan prasarana desa; Sosial pelayanan dasar; Usaha ekonomi

desa; Lingkungan Hidup; dan lainnya.

b. Pemberdayaan Masyarakat Desa diarahkan untuk; Peningkatan partisipasi masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa;

Pengembangan kapasitas dan ketahanan masyarakat Desa, dengan memperhatikan

sasaran sebagai berikut;

1. Pengembangan sistem informasi Desa;

2. Dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar;

3. Dukungan Permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif;

4. Dukungan pengelolaan usaha ekonomi;

5. Dukungan pengelolaan pelestarian lingkungan hidup;

6. Pengembangan kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan pihak lain.

7. Dukungan menghadapi dan menangani bencana alam dan KLB lainnya,;

8. Kegiatan-kegiatan bidang kegiatan lainnya;

Apakah diperbolehkan menggunakan Dana Desa untuk kegiatan yang bukan menjadi

prioritas penggunaan Dana Desa? diperbolehkan sepanjang merupakan: kegiatan prioritas

desa, yang sangat dibutuhkan masyarakat desa, sesuai dengan urusan dan kewenangan desa,

serta sudah disepakati dalam musyawarah desa. Kemudian apakah Dana Desa boleh

Universitas Sumatera Utara

Page 40: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan Kepala Desa serta Perangkat Desa? Tidak

boleh karena gaji dan tunjangan kepala desa serta perangkat desa sudah dipenuhi dari Alokasi

Dana Desa (ADD).

2.4 Pemberdayaan Masyarakat

2.4.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pengertian pemberdayaan masyarakat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI, 2008) adalah proses, cara, membuat, mernberdayakan dari kata daya yaitu

kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak.

Menurut Mardikato dan Soebianto (2012: 27) istilah pemberdayaan upaya untuk memenuhi

kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka

memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontro1 lingkunganya agar dapat

memenuhi keinginan-keinginanya, termasuk aksesbilitasnya terhadap sumberdaya yang

terkait dengan pekerjaanya, aktivitas sosialnya, dan lain-lain.

Pemberdayaan berarti suatu upaya atau kekuatan yang dilakukan oleh individu atau

masyarakat agar masyarakat dapat berdaya guna dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ke

arah yang lebih sejahtera. World Bank 2001 dalam Mardikato dan Soebianto (2012:27)

mengartikan pemberdayaan yaitu upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan

kepada kelompok masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) atau

menyuarakan pendapat, ide, atau gagasan-gagasanya, serta kemampuan dan keberanian untuk

memilih (choice) sesuatu (konsep, metoda, produk, tindakan, dan lain-lain) yang terbaik bagi

pribadi, keluarga, dan masyarakatnya. Dengan kata lain, pemberdayaan masyarakat

merupakan proses meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian masyarakat.

Berkenaan dengan pengertian pemberdayaan masyarakat, Winarni dalam Ambar

Teguh (2004: 79) mengungkapkan bahwa pemberdayaan meliputi tiga hal, yaitu

pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), dan terciptanya

Universitas Sumatera Utara

Page 41: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

kemandirian. Bertolak dari pendapat ini, berarti pemberdayaan tidak saja terjadi pada

masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat yang memiliki

daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.

Menurut Rusmiyati (2011:16) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah suatu cara

rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai kehidupannya atau

pemberdayaan dianggap sebuah proses menjadikan orang yang cukup kuat untuk

berpartisipasi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupanya.

Sedangkan menurut Ambar Teguh (2004: 77) pemberdayaan dapat dimaknai sebagai

suatu proses menuju berdaya atau proses pemberian daya/ kekuatan/kemampuan. dan atau

proses pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari pihak yang mempunyai daya kepada

pihak yang tidak atau kurang berdaya. Pemberdayaan rnenurut Suparjan dan Hempri (2003:

43), mengatakan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya mencakup dua arti yaitu to give or

authority dan to give to or enable. Dalam pengertian pertama, pemberdayaan memiliki makna

memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan dan mendelegasikan otoritas ke pihak lain.

Sedangkan dalam pengertian kedua, pemberdayaan diartikan dalam sebagai upaya untuk

memberi kemampuan atau keberdayaan. Konsep pemberdayaan menurut Sunit (2008: 9)

berkaitan dengan dua istilah yang saling bertentangan, yaitu konsep berdaya dan tidak

berdaya terutama bila dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan menguasai potensi dan

sumber kesejahteraan sosial.

Pemberdayaan masyarakat merupakan aspek pembangunan, hakikat pembangunan

nasional menurut Prijono dalam Wulandari (2014), adalah pembangunan manusia seutuhnya

dan masyarakat seutuhnya, dengan kata lain memberdayakan masyarakat mengandung makna

mengembangkan, memandirikan. menswadayakan. dan memperkuat posisi tawar menawar

masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekanan di setiap bidang dan sektor

kehidupan. Di samping itu, juga mengandung arti melindungi dan membela dengan berpihak

Universitas Sumatera Utara

Page 42: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

pada yang lemah, untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang dan ekploitasi

atas yang lemah.

Menurut Sudjana (2001: 256) pentingnya pembangunan masyarakat yang

menitikberatkan sektor ekonomi ialah agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan

penduduk melalui pertumbuhan sektor ini, tanpa mengabaikan peranan sektor-sektor lainya,

dan sekaligus dapat menurunkan tingkat kemiskinan penduduk.

Disimpulkan bahwa konsep dasar pemberdayaan pada dasarnya yaitu upaya suatu

kelompok masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian sehingga

masyarakat dapat mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki dalam rangka tujuan hidup

yang lebih sejahtera. Pemberdayaan yang di inginkan oleh masyarakat adalah pemberdayaan

yang bisa membangun masyarakat ke arah lebih sesuai dengan tujuan pemberdayaan.

Menurut Usman (2010:31), usaha memberdayakan masyarakat desa serta

menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan menjadi fenomena yasng sernakin kompleks,

pembangunan pedesaan dalam perkembanganya tidak semata-mata terbatas pada peningkatan

produksi pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya cukup implementasi program

peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi

kebutuhan dasar. Lebih dari itu adalah sebuah upaya dengan spektrum kegiatan yang

menyentuh pemenuhan berbagai kebutuhan sehingga masyarakat dapat mandiri, percaya diri,

dan tidak bergantung dan dapat lepas dari belenggu strukural yang membuat hidup sengsara.

Dalam pemberdayaan perlu dipikirkan siapa raja yang akan menjadi sasaran

pemberdayaan, Sasaran pemberdayaan yang dimaksud yaitu siapa yang akan menjadi

kelompok atau masyarakat yang akan di berdayakan. Menurut Schumacer dalam Ambar

(2004:90), memiliki pandangan pemberdayaan sebagai suatu bagian dari masyarakat miskin

dengan tidak harus menghilangkan ketimpangan struktural terlebih dahulu. Masyarakat

miskin sesungguhnya juga memiliki daya untuk membangun. Disamping itu NGO (Non-

Universitas Sumatera Utara

Page 43: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Govermental Organinization) merupakan agen yang memiliki posisi penting, karena

dipandang lebih bersifat wiraswasta, berpengalaman dan lebih inovatif dibanding pemerintah,

Pemaknaan pemberdayaan selanjutnya seiring dengan konsep good govermance. Konsep ini

mengetengahkan tiga pilar yang harus dipertemukan dalam proses pemberdayaan masyarakat.

Ketiga pilar tersebut adalah pemerintah, swasta, dan masyarakat yang hendaknya menjalin

kemitraan yang selaras.

2.4.2 Prinsip Pemberdayaan

Pemberdayaan sendiri memiliki prinsip-prinsip dalam prosesnya, prinsip

pemberdayaan menurut Mathews dalam Mardikanto dan Soebianto (2012:105) menyatakan

bahwa "Prinsip adalah suatu pernyataan tentang Kebijakan yang dijadikan pedoman dalam

pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten".Karena itu, prinsip

akan berlaku umum, dapat diterima secara umum dan telah diyakini kebenarannya dari

berbagai pengamatan dalam kondisi yang beragam. Meskipun prinsip biasanya diterapkan

dalam dunia akademis, Leagans dalam Mardikanto dan Soebianto (2012: 105) menilai bahwa

setiap penyuluh/fasilitator dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada

prinsip-prinsip pemberdayaan.

Prinsip pemberdayaan menurut Cahyono dalam Wulandari (20140, mengemukakan

prinsip-prinsip pemberdayaan adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan yang dilaksanakan harus bersifat lokal

2. Lebih rnengutamakan aksi sosial

3. Menggunakan pendekatan organisasi komunitas atau kemasyarakatan local

4. Adanya kesamaan kedudukan dalam hubungan kerja

5. Menggunakan pendekatan partisipasif, para anggota kelompok sebagai subjek bukan

objek

6. Usaha kesejahteraan sosial untuk keadilan

Universitas Sumatera Utara

Page 44: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Jadi prinsip pemberdayaan masyarakat didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan

peraturan yang berlaku di masyarakat tersebut, dilandasi oleh nilai dan norma yang berlaku

pada masyarakat tersebut dan harus mampu menggerakan pasrtisipasi masyarakat agar lebih

berdaya. Dalam memberdayakan masyarakat dibutuhkan tahap pemberdayaan yans jelas dan

terarah. Menurut Suparjan & Hempri S (2003: 44) dalam rangka pemberdayaan masyarakat

ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran kritis atau posisi masyarakat dalam struktur sosial politik, Hal

ini berangkat dari asumsi bahwa surnber keniiskinan berasal dari konstruksi sosial yang

ada pada masyarakat itu sendiri.

2. Kesadaran kritis yang muncul diharapkan membuat masyarakat mampu membuat

argumentasi terhadap berbagai macam eksploitasi serta sekaligus membuat pemutusan

terhadap hal tersebut

3. Peningkatan kapasitas masyarakat. Dalam konteks ini perlu dipahami, bahwa masalah

kemiskinan bukan sekedar persoalan kesejahetraan sosial tetapi berkaitan dengan faktor

politik, ekonomi sosial budaya dan keamanan.

4. Pemberdayaan juga perlu meningkatkan dengan pembangunan sosial budaya masyarakat.

Sedangkan Menurut Ambar Teguh S (2004: 83), bahwa pemberdayaan tidak bersifat

selamanya, melainkan sampai target masyarakat mampu untuk mandiri, dan kemudian

dilepas untuk mandiri, meski dari jauh dijaga agar tidak jauh. Dilihat dari pendapat tersebut

berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar, hingga mencapai status mandiri.

Sebagaimana disampaikan diatas bahwa proses belajar dalam rangka pemberdayaan

masyarakat akan berlangsung secara bertahap.

Menurut Ambar Teguh S (2004: 83), tahap-tahap yang harus dilalui tersebut meliputi:

1. Tahap penyadaran dan pembentukan prilaku menuju prilaku sadar dan peduli sehingga

merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan ketrampilan

agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil

peran di dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan sehingga

terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk menghantarkan pada kemandirian.

Tahap pertama atau tahap penyadaran dan pembentukan prilaku merupakan tahap

persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini pihak

pemberdaya/actor/pelaku pemberdaya berusaha menciptakan prakondisi, supaya dapat

memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif. Apa yang diintervensi

dalam masyarakat sesungguhnya lebih pada kemampuan afektifnya untuk mencapai

kesadaran konatif yang diharapkan. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan

kesadaran masyarakat akan kondisinya saat itu, dan dengan demikian akan dapat merangsang

kesadaran Mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan

yang lebih baik.

Sentuhan akan rasa ini akan membawa kesadaran masyarakat bertumbuh, kemudian

merangsang semangat kehangkitan mereka untuk meningkatkan kemampuan diri dan

lingkungan. Dengan adanya semangat tersebut diharapkan akan dapat menghantarkan

masyarakat untuk sampai pada kesadaran dan kemauan untuk belajar. Dengan demikian

masyarakat semakin terbuka dan merasa membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan untuk

memperbaiki kondisi.

Pada tahap kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan

dapat berlangsung baik, penuh semangat dan berjalan efektif, jika tahap pertama telah

terkondisi. Masyarakat akan menjalani proses beajar tentang pengetahuan dan kecakapan-

ketrampilan yang memiliki relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut.

Keadaan ini akan menstimulasi terjadinya keterbukaan wawasan dan menguasai kecakapan

Universitas Sumatera Utara

Page 46: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

ketrampilan dasar yangmereka butuhkan. Pada tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan

peran partisipasi pada tingkat yang rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek

pembangunan saja, belum mampu menjadi subjek dalam pembangunan.

Tahap ketiga adalah merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan

kecakapan-kerampilan yang diperlukan. supaya mereka dapat membentuk kemampuan

kemandirian. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat dalam

membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi, dan melakukan inovasi-inovasi di dalam

lingkunganya. Apabila masyarakat telah mencapai tahap ketiga ini maka masvarakat dapat

secara mandiri melakukan pembangunan, Dalam konsep pembangunan masyarakat dalam

kondisi seperti ini seringkali didudukan sebagai subjek pembangunan atau pemeran utama_

Pemerintah tinggal menjadi fasilitatornva saja.

Sejalan dengan pendapat Sumodiningrat dalam Ambar Teguh (2004: 84) maka

masyarakat yang sudah mandiri tidak dapat dibiarkan begitu saja. Masyarakat tersebut tetap

memerlukan perlindungan. supaya dengan kemandirian yang dimiliki dapat melakukan dan

mengambil tindakan nyata dalam pembangunan. Disamping itu kemandirian mereka perlu

dilindungi supaya dapat terpupuk dan terpelihara dengan baik, dan selanjutnya dapat

membentuk kedewasaan sikap masyarakat.

Dalam pemberdayan masyarakat diperlukan aspek-aspek untuk memberdayakan

masyarakat. aspek yang diperlukan dalam memberdayakan masyarakat menurut Suparjan &

Hempri (2003: 49), yang perlu menjadi inti dasar pemberdayaan yaitu:

1. Klarifikasi, pengakuan dan perlindungan terhadap posisi masyarakat selaku konsumen

produk-produk kebijaksanaan, pemerintahan, dan pembangunan yang dilakukan oleh

pemerintah.

2. Klarifikasi, pengakuan dan perlindungan terhadap hak dan kewajiban masyarakat

untuk menyampaikan aspirasinya melalui lembaga/media yang dipandang efektif

Universitas Sumatera Utara

Page 47: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

3. Klarifikasi, pengakuan peningkatan dan perlindungan terhadap bargaining power

masyarakat yang diperlukan dalam rangka memperjuangkanaspirasinya tersebut

melalui berbagai lembaga dan media yang dipandang efektif oleh masvarakat.

4. Klarilikasi, pengakuan pemenuhan dan perlindungan terhadap hak masyarakat untuk

memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup agar mampu berperan di dalam

perubahan sosial yang semakin cepat di masa depan.

Jadi kesimpulanya, pengertian pemberdayaan masyarakat adalah proses pemberian

daya atau kekuatan (power) terhadap perilaku dan potensi individu atau masyarakat, serta

pengorganisasian kelompok masyarakat oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri atas

dasar partisipasi. Pemberdayaan tersebut bertujuan agar masyarakat dapat memiliki inisiatif

untuk melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan di sekitarnya agar

dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas serta kondisi diri sendiri menjadi lebih baik.

Pemberdayaan memiliki tujuan untuk membuat masyarakat menjadi mandiri, dan dapat

memperbaiki segala aspek, dalam arti memiliki potensi agar mampu menyelesaikan masalah-

masalah yang rnereka hadapi dan sanggup memenuhi kebutuhanva dengan tidak

menggantungkan hidup mereka pada bantuan pihak luar baik pemerintah maupun non

pemerintah.

Di dalam pemberdayaan terdapat proses pendidikan, upaya pendidikan merupakan

aktifitas yang kompleks. yang melibatkan sejumllah komponen pendidikan yang saling

berinteraksi atau interdepensi satu sama lain. Apabila upaya pendidikan hendak dilaksanakan

secara terencana dan teratur, maka berbagai komponen dan saling hubungannya perlu

dikenali, dikaji dan dikembangkan sehingga mekanisme kerja komponen-komponen itu

secaramenyeluruh dan terpadu, akan dapat menumbuhkan hasil yang optimal. Oleh karena

itu. pengkajian tentang upaya pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai arti penting.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Menurut Dwi Siswoyo (2007: 80) Tiga komponen central dalam upaya pendidikan

adalah peserta didik, pendidik dan tujuan pendidikan. Dalam proses pendidikan terjadi

interaksi antar peserta didik dan pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan. Proses

pemberdayaan yang di berikan melalui kegiatan pelatihan memiliki komponen yang sama

seperti komponen pendidikan, karena pada dasarnya pemberdayaan merupakan usaha

memberikan dorongan atau daya berupa pengetahuan atau pendidikan kepada masyarakat

agar berdaya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen-komponen pendidikan

yang vital adalah tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, isi pendidikan, metode

pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan pcndidikan.

Komponen yang dimiliki dalam pemberdayaan melalui bentuk pelatihan ini memiliki

tujuan mernberikan ketrampilan, pengetahuan, nilai, sikap, motivasi dan mensejahterakan

masyarakat agar kehidupannya menjadi lebih baik secara ekonomi, sosial, budaya dan

terlepas dari masalah kemiskinan. Peserta didik yang dimaksud yaitu masyarakat yang

menjadi sasaran dan dibelajarkan sebagai warga belajar, selanjutnya pendidik yaitu

pengelola, isi pendidikan berupa pelatihan ketrampilan yang didalamnya terdapat materi

berupa pelatihan pembuatan sapu Gelagah dengan jadwal yang telah terperinci, pemasaran

dan evaluasi, metode yang dipakai dalam pelatihan yaitu melalui musyawarah dengan

masyarakat.

2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan Dengan Judul Tesis ini.

Penelitian yang di lakukan oleh Ray Septianis Kartika (2012), judul "Partisipasi

Masyarakat Dalarn Mengelola Alokasi Dana Desa (ADD) Di Desa Tegeswetan dan Desa

Jangkrikan Kecamatan Kepil Kabupaten Wotiosobo". Hasil penelitian menyebutkan bahwa

Masyarakat Desa Tegeswetan dan Desa Tegeswetan dan Desa Jangkrikan berinisiatif besar

untuk berkontribusi dalam pengelolaan ADD, Tidak hanya dalam perencanaan, pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

maupun pengawasan, tetapi yang lebih penting adalah kesadaran masyarakat untuk terlibat

dalam membangun desa merupakan solusi untuk memajukan petimbangunan desa.

Penelitian yang di lakukan oleh Suwandi (2015), judui "Panisipasi Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) Di Kantor Desa Suka Damai KecamatanMuara

Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. “ Hasil penelitian menunjukka bahwa partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Suka Damai Kecamatan

Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara masih kurang. Hal tersebut dapat dililiat dari

hasil wawancara yaitu kurangnya sosialisasi dari aparat pemerintah kepada masyarakat

sehingga masih banyak masyarakat yang tidak tahu akan adanya suatu kegiatan Alokasi Dana

Desa dan juga kurangnya kesadaran masyarakat akan peran mereka dalam meningkatkan

pembangunan desa.

Sejalan dengan penelitian di atas, La Ode Jusman (2016) judul “Studi lmplementasi

Kebijakan Alokasi Dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan Perdesaan di Desa Koroe

Onowa Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi ”Hasil penelitian menunjukan bahwa

secara umum implementasi kebijakan ADD di Desa Koroe Onowa dari aspek proses rnasih

kurang baik. Padatahap perencanaan, tingkat partisipasi masyarakat masih sangat rendah.

Pada tahap pelaksanaan, porsi pengalokasian anggaran belum sesuai ketentuan sehingga

masyarakat selaku sasaran kebijakan masih kurang mendapatkan manfaat kebijakan.

Pada tahap pertanggungjawaban, pihak penyusun laporan pertanggungjawaban belum

sesuai ketentuan dan tidak ada evaluasi kegiatan bersama masyarakat. Faktor pendukung

implementasi kebijakan adalah sikap pelaksana yang cukup memaharni dan mendukung

implernentasi kebijakan. Sedangkan faktor penghambat adalah lemahnya komunikasi antar

tim pelaksana dengan masyarakat desa, rendahnya kualitas sumberdaya, kurangnya

profesionalisme kerja pelaksana, tidak efektifnya fungsi Badan Permusyawaratan Desa serta

rendahnya tingkat partisipasi dan pengawasan oleh masyarakat desa.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

2.6 Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan proyek tidak akan berjalan lancar apabila tidak ada dukungan dari

masyarakat. Dukungan masyarakat disini diartikan sebagai masukan-masukan input yang

berasal dari masyarakat yang menjadi sasaran implementasi kebijakan. Dukungan rnasyarakat

ini dapat diwujudkan sebagai keteriibatan/partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan di desa. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung

keberhasilan pernbangunan, dilain pihak juga dapat dikatakan bahwa pembangunan berhasil

kalau dapat meningkatkan kapasitas masyarakat, termasuk dalam berpartisipasi.Disisi lain,

masyarakat mempunyai persepsi dan harapan tertentu ketika ada suatu program yang masuk

didaerahnya.

Diberlakukannya kebijakan DD, maka harapan masyarakat akan terwujudnya

pembangunan desa yang mampu meningkatkan kualitas hidup dankesejahteraanya. Lebih

jauh lagi dengan adanya kebijakan DD melalui pendekatan pemberdayaannya diharapkan

tercipta suatu perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang

bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial

dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Kemudian harapan-harapan tersebut akan sesuai atau tidak dengan realitasnya setelah

masyarakat menerima dan melaksanakan proyek rnelalui kegiatan-kegiatan

pemberdayaannya. Realitas itulah yang memunculkan persepsi bagi masyarakat sebagai

sasaran kebijakan terkait kemanfaatan implemetitasi kebijakan DD untuk pemberdayaan

kelompok tani di Desa Pulo Bandreng Kecamatan Pulo Bandreng Kabupaten Asahan. Untuk

lebih jelasnya, lihat gambar kerangka pemikiran dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

PENGGUNAAN APBDes

PEMBANGUNAN DESA

PROGRAM

PEMBERDAYAAN  

PELAKSANAAN PENGAWASAN PERENCANAAN

TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG

MANDIRI DAN SEJAHTERA

Gambar. 2.1 Kerangka Pemikirian

 

 

 

 

 

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

Page 52: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.7 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memberikan

gambaran atau penjelasan tentang penggunaan APBDesyang bersumber Dana Desa (DD)

Tahun 2017dalam pemberdayaan masyarakat desa di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring

Kabupaten Asahan. Menurut Sukmadinata (2011: 60) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas

sosial. sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Menurut Nazir dalam

Prastowo (2011:186) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang

digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Adapun pengertian metode kualitatif menurut Bog dan Taylor dalam Moleong

(2011:4) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Data tersebut berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Penelitian ini

berupaya mendeskripsikan Penggunaan APBDes yang bersumber Dana Desa (DD) Tahun

2017untuk Pemberdayaan masyarakat di Desa Pulo Bandring Kec. Pulo Bandring Kabupaten

Asahan.

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten

Asahan, pada bulan Maret sampai dengan Juni2019.

3.9 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang, digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis yaitu data primer

dan sekunder, yang sumbernya masing-masing sebagai berikut:

1. Data Primer, di peroleh dari sumber yang akan di wawancarai, yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 53: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

a. Pemerintahan Desa Pulo Bandring yang meliputi Kepala Desa, Sekretaris, Bendahara

Desa dan pengurus Badan Perwakilan Desa.

b. Masyarakat Desa Pulo Bandring (Pengguna Jasa), yang dalam hal ini diambil dari

para kepala keluarga.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari Kantor Desa Pulo Bandring berupa

keterangan-keterangan serta laporan-laporan atau dokumentasi kegiatan yang telah

dilaksanakan yang menjadi sumber penelitian yang berkaitan dengan penggunaan

APBDesPulo Bandringtahun Anggaran 2017.

3.10 lnforman Penelitian

Menurut Lotland dalam Moleong (2011:157) menjelaskan bahwa sumber data

utama dalam penelitian kuatitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama merupakan kata-

kata dan tindakan orang-orang yang menjadi subyek penelitian yang selanjutnya

diamati atau diwawancarai. Subjek penelitian ini adalah pemberdayaan masyarakat

yang diikut sertakan dalam pemberdayaan di Desa Pulo Bandring. Pemilihan subjek

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugivono (2011:85)

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Jumlah subjek penelitian ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang

diperlukan. Pemilihan subjek ini dirnaksudkan untuk mendapatkan sebanyak mungkin

informasi dari berbagai macam sumber sehingga data yang diperoleh dapat diakui

kebenarannya.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Ketua

BPD dan Kepala Dusun di Desa Pulo Bandrengsebagai pelaksana dan penanggung

jawab kebijakan dalam menggunakan Dana Desa (DD) Tahun 2017 di Desa Pulo

Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

3.11 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan jenis

penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara turun langsung kelapangan

yang telah ditentukan yaitu Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan,

untuk mendapatkan data dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang

ditempuh :

1. Observasi

Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara sistematis dengan prosedur yang standar (Arikunto. 2013). Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan yang bertujuan

untuk memperoleh data tentang penggunaan Dana Desa di Desa Pulo

Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan.

 

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan

tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan

wawancara terjadi hubungan dua orang atau lebih. Dimana keduanya

berperilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing (Zuriah,

2009). Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan peneliti untuk

mendapatkan secara langsung informasi yang diperlukan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada para responden untuk dijawab. Adapun yang

menjadi responden untuk diwawancarai adalah Kepala Desa, Ketua BPD,

Kepala Dusun Desa Pulo Bandring dan masyarakat.

3. Dokumentasi

Menurut Nasir (2009), menyebutkan dokumentasi adalah pengumpulan data

melalui peninggalan data tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termaksud

Universitas Sumatera Utara

Page 55: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

juga buku-buku tentang pendapat, teori, hukurn dan lain-lainyang

berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi adalah sebuah metode

mengumpulkan bahan-bahan dalam bentuk dokumen yang relevan

berdasarkan tema penelitian. Metode ini membantu penulis dalam untuk

mendapatkan data yang berbentuk dokumen.

3.12 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono. 2013).

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa data yang telah didapatkan di lapangan

kemudian diolah sesuai dengan keperluan dari penelitian baik ditabulasi ataupun diberi kode

sesuai kebutuhan. Data yang didapatkan dari observasi disiapkan untuk rnenganalisa hasil

dari data terkumpul melalui wawancara dan data yang didapatkan dari wawancara diolah

untuk menambah bahan dari paparan hasil penelitian.

Setiap data yang didapatkan dilapangan dikerucutkan sesuai dengan kebutuhan

penelitian dalam penelitian ini. Seluruh temuan dideskripsikan sesuai dengan rumusan

masalah yang telah dirumuskan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan,

peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan

yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan. Pola di atas dilakukan untuk

mengetahui hasil penelitian tentang penggunaan APBdes yang bersumber Dana Desa (DD)

Tahun 2017 untuk pemberdayaan masyarakat Di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring

Kabupaten Asahan

Universitas Sumatera Utara

Page 56: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Diskripsi Data Profil Desa Pulo Bandring

4.1.1 Sejarah Desa Pulo Bandring

a. Asal Usul Sejarah Desa

Desa Pulo Bandring Berasal dari nama Pulau Bading, Bading berasal

dari bahasa Batak yang merupakan nama hewan sejenis Kura-kura kecil

pemakan tanaman padi masyarakat pada waktu itu, Hewan Bading tersebut

sangat menganggu tanaman padi yang jumlahnya sangat banyak dan mewabah,

karena banyaknya Hewan Bading tersebut dan Hewan Hewan tersebut hidupnya

berkumpul dan membentuk seperti Pulau sehingga masyarakat menyebut Desa

tersebut Desa Pulau Bading, namun karena semangkin banyaknya pertambahan

penduduk sebutan Bading menjadi Banding (Pulau Bandring ) tetapi setelah ada

nya pemekaran Desa yang sebelumnya Desa Pulau Banding ini berada di

wilayah Desa Sidomulyo, nama Pulau Banding ini menjadi Desa Pulau

Bandring dan dasar pembentukan Perda No 2 Tahun 2008 tentang

pembentukan dan penataan Kecamatan dalam Daerah Kabupaten Asahan.

Dari data sejarah cerita diatas tersebut maka desa Pulo bandring mulai

disebut desa Pulo Bandring, dan berkembang sampai sekarang.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

b. Sejarah Pemerintahan Desa

 

NAMA-NAMA KEPALA DESA SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA

No Periode Nama Kepala Desa Keterangan

1 1995 Asnan (Alm) Kepala Desa Pertama 2 2000 Irwanto Kepala Desa Kedua 3 2012 Hoga Irianto Pejabat 4 2012 Syahrial (Alm) Kepala desa Ketiga 5 2013 Asmawani Pejabat 6 2016 Hermansyah Manurung Kepala Desa Keempat

4.1.2 Kondisi Demografi Desa

a. Letak dan Luas Desa

Desa Pulo Bandring terbentuk atas 8 Dusun, memiliki luas wilayah

ha atau Km2, dengan perincian sebagai berikut :

1. Dusun I : 24,21 Ha

2. Dusun II : 26,45 Ha

3. Dusun III : 8,63 Ha

4. Dusun IV : 41,08 Ha

5. Dusun V : 26,63 Ha

6. Dusun VI : 201,48Ha

7. Dusun VII : 163,97Ha

8. Dusun VIII : 49,04 Ha

Universitas Sumatera Utara

Page 58: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Desa Pulo Bandring masuk dalam wilayah Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten

Asahan, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten

Batubara, Sebelah Timur berbatas dengan Desa Sidomulyo, Sebelah Selatanberbatas dengan

Kisaran Barat, dan Desa SukadamaiSebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Batubara.

Desa Pulo Bandring berada pada Ketinggian antara ± 20 M- 22 M diatas permukaan Laut.

b. Peruntukan dan Manfaat Lahan

Sebagian besar lahan yang ada di Desa Pulo Bandring dimanfaatkan oleh

penduduk untuk kegiatan Perkebunan dan pemukiman. Secara rinci

pemanfaatan lahan di Desa Pulo Bandring dapat terlihat pada tabel 1 berikut

Tabel 1

Luas Lahan menurut Peruntukan di Desa Pulo Bandring

No Peruntukan Lahan Luas (Ha/M) Presentase (%)

1 Perkebunan Masyarakat 0 0

2 PT. BSP 100 0,10

3 Perkebunan 389,1

4 Perumahan/ Pemukiman 149,39

5 Kolam/ Perikanan 0 0

6 Hutan 0 0

7 Perkantoran/ Sarana Sosial

a. 1 Kantor/ Balai Desa b. 1 Poskesdes c. 0 Unit Gereja

0,5

Universitas Sumatera Utara

Page 59: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

d. 4 Unit Musholla e. 1 Unit SDN f. 0 Unit SDS g. 1 Lapangan Olahraga h. 0 Pasar Desa i. Jalan Umum/ Jalan Dusun j. Saluran Irigasi Tersier k. Saluran Irigasi Pembuang l. 0. Unit SMPN m. 0 Unit SMPS n. 0 Unit SMAN o. 0 Unit SMAS

20,358

TOTAL

c. Kepemilikan lahan

Status kepemilikan lahan di Desa Pulo Bandring terbagi dalam tiga bagian

yaitu :

1) Milik Rakyat = 541.49 Ha

2) Milik Desa = Ha

3) Milik Pemerintah = 0.08 Ha

d. Keadaan Tanah

Tanah di Desa Pulo Bandring merupakan daerah dataran yang

berada di Dusun I s/d VIII , dengan demikian sebagian besar lahan di

Desa Pulo Bandring cocok untuk lahan Pertanian seperti : coklat, karet,

dan kepala sawit.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

4.1.3 Struktur Desa

Pembagian wilayah Desa Pulo Bandring dibagi menjadi 8 (delapan) dusun masing-

masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi di setiap dusun memiliki

wilayah perkebunan. Setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun.

Jumlah Perangkat Desa sebanyak 6 Orang, terdiri dari :

a. Kepala Desa : Hermansyah Manurung

b. Sekretaris Desa : Asmawani

c. Bendahara Desa : Fintia Sari Manurung

d. Kaur Keuangan : Sutinem

e. Kaur Perencanaan : Sri Wahyuni

f. Kaur Tata Usaha dan Umum : Seni Wati

g. Kasi Kesra : Sutinah

h. Kasi Pemerintahan : Arliansyah

i. Kasi Pelayanan : Lismawati Sitorus

j. Kepala Dusun I : Suriadi

k. Kepala Dusun II : Warianto

l. Kepala Dusun III : Sumardi

m. Kepala dusun IV : Adenan

n. Kepala Dusun V : Irwanto

o. Kepala Dusun VI : Misbin

p. Kepala Dusun VII : Syaparuddin

q. Kepala Dusun VIII : Mujianto

r. Ketua LPM : M Yusuf

Universitas Sumatera Utara

Page 61: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Badan Perwakilan Desa sebanyak 9 orang Terdiri dari :

a. Ketua : Supriadi b. Sekretaris : Mayar Darmadi c. Anggota :1. Suhardi

2. Sunardi 3. Riswan 4. Amat Riadi 5. Legino 6. Heriawan 7. Paisal Ansari

4.1.4 Keadaan Sosial Desa

Penduduk Desa Dusun Pulo Bandring berasal dari berbagai daerah yang berbeda-

beda, dimana mayoritas punduduk yang paling dominan berasal dari Suku Jawa sehingga

tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah

dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Dusun Pulo Bandring dan hal tersebut secara

efektif dapat menghindari adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat.

Desa Dusun Pulo Bandring mempunyai jumlah penduduk 3.177 Jiwa, yang

terdiri dari laki-laki 1.625 Jiwa, perempuan 1.552 Jiwa dan KK yang terdiri dalam 8

(delapan) dusun, dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah Penduduk :

Universitas Sumatera Utara

Page 62: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

0

100

200

300

400

500

600

Distribusi Jum

Tingkat

Distribus

Berdasarka

penduduk t

t Pendidikan

Distribus

si jumlah p

an gambar 4

terbanyak, d

n :

si Pendudu

I II

514

404

mlah Pendu

Distribusi 

penduduk b

4.1 di atas, d

dan dusun II

uk berdasar

III IV

332396

uduk berdas

17%

26%

Penduduk 

Gambaberdasarka

Asah

diketahui ba

II memiliki

Gambarkan Jenjan

Kab. As

V V

6 429 41

sarkan Dusu

2%berdasarka

ar 4.1 an Dusun dan

ahwa dusun

penduduk p

ar 4.2 ng Pendidi

sahan

I VII V

11357

24%

31%

an Jenjang P

di Desa Pulo

un

VIII

334

I memiliki

paling sedik

o Bandringg Kab.

jumlah

kit.

ikan di Des

Pendidikan

Pra

SD

SLT

SLT

Sa

a Sekolah

D

TP

TA

rjana

sa Pulo Banndring

Universitas Sumatera Utara

Page 63: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Bersadarkan pada gambar 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa 31% masyarakat

berpendidikan SD, dan hanya 2% masyarakat Desa Pulo Bandring yang berpendidikan

Sarjana. Selebihnya berpendidikan SLTP 17%, SLTA sebanyak 26%, dan Pra Sekolah

sebanyak 24%.

Mata pencaharian/Pekerjaan :

Karyawan Perkebunan, 920

PNS, 15ABRI, 5Wiraswasta, 30

Petani, 960

Tukang, 10Guru, 12

Pensiun, 50 Pedagang, 250Jasa, 25

Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4.3 Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan di Desa Pulo Bandring Kab. Asahan

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Desa Pulo

Bandring bermata pencaharian sebagai karyawan perkebunan dan petani, hanya sebagian

kecil saja masyarakat yang bekerja sebagai pedagang, guru, ABRI, PNS, dan penyedia jasa.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Pulo Bandring Kecamatan

Pulo Bandring. Adalah sebagai berikut :

Kepemilikan Ternak :

Unggas76%

Kambing12%

Sapi11%

Kerbau1%

Distribusi Kepemilikan Hewan Ternak

Gambar 4.4 Distribusi Masyarakat berdasarkan kepemilikan Hewan Ternak di Desa Pulo

Bandring Kab. Asahan

 

Berdasarkan gambar 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Pulo

Bandring sebagian besar (76%) memiliki ternak Unggas, kambing 12%, sapi 11% dan

kerbau 1%.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Komposisi penduduk Desa Pulo Bandring berdasarkan jenis kelamin terlihat

pada grafik berikut :

Gambar 4.5

271

210

160191

223 238

183149

243

194172

205 206173 174 185

I II III IV V VI VII VIII

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

LAKI‐LAKI

PEREMPUAN

Distribusi penduduk berdasarkan Jenis kelamin

Berdasarkan gambar 4.5 di atas, dapat diketahui distribusi penduduk berdasarkan jenis

kelamin di setiap dusun. Dusun I terdapat 271 orang laki-laki, dan 243 perempuan, dusun II

terdapat 210 orang laki-laki dan perempuan 194 orang, dusun III terdapat 160 orang laki-laki

dan 172 orang perempuan, dusun IV terdapat 191 orang laki-laki dan 205 orang perempuan,

dusun V terdapat 223 orang laki-laki dan 206 orang perempuan, dusun VI terdapat 238 orang

laki-laki dan 173 orang perempuan, dusun VII terdapat 183 orang laki-laki dan 174 orang

perempuan, dan dusun VIII terdapat 149 orang laki-laki dan 185 orang perempuan.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

4.1.5 Sarana dan Prasarana Desa

Kondisi sarana dan prasarana umum desa Pulo Bandring secara garis besar

adalah sebagai berikut :

No Sarana/ Prasarana Jumlah/

Volume 1 Balai Desa 1 Unit 2 Kantor Desa 1 Unit 3 Pustu Tdk ada 4 Puskesdes 1 Unit 5 Posyandu 4 Unit 6 Gereja Tdk ada 7 Mesjid 4 Unit 8 Musholla 4 Unit 9 Pos Kamling 1 Unit 10 Taman Kanak-kanak 1 Unit 11 Pos Polisi Tdk ada 12 SD Negeri 1 Unit 13 SLTP Negeri Tdk ada 14 SLTA Negeri Tdk ada 15 Madrasah Diniah Awallyah Tdk ada 16 Cek Dam Tdk ada 17 Tempat Pemakaman Umum 1 ha 18 Sungai 2 sungai 17 Jalan ber aspal 4.198 M 18 Jalan Rabat Beton 640 M 19 Jalan Berbatu / Tanah 16.230 M 20 Jembatan Besar 9 Unit 21 Jembatan Kecil 23 Unit

4.1.6 Sumber Daya Alam Desa

Sumber daya alam yang tersedia di Desa Pulo Bandring adalah potensi desa yang

menjadi asset utama desa yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat desa untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat dalam mendukung sektor pembanguna, kesejkahteraan masyarakat

maupun peningkatan ekonomi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

4.1.7 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Pulo Bandring merupakan hal

pokok yang wajib dimiliki oleh desa guna mendukung program-program baik desa,

pemerintah Pusat maupun Daerah yang dimana dalam menentukan suatu keberhasilan

pembangunan adalah Sumber Daya Manusia yang kuat.

Sumber Daya Manusia Desa Pulo Bandring tahun 2017

No Uraian Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah Satuan

1 Penduduk dan Keluarga a. Jumlah Penduduk Laki-laki 1.552 Orang b. Jumlah Penduduk Perempuan 1.625 Orang c. Jumlah Keluarga 921 Keluarga 2 Sumber penghasilan utama

penduduk

a. Pertanian, Perikanan, Perkebunan 41,1 Ha b. Pembangunan dan Penggalian 0 Ha c. Industri Pengolahan (Pabrik,

kerajinan, dll) 0 Ha

d. Perdagangan besar/eceran 20 KK e. f. Jasa 17 Orang 3 Tenaga Kerja berdasarkan latar

belakang pendidikan

a. Lulusan S-1 keatas 67 Orang b. Lulusan SLTA 826 Orang c. Lulusan SLTP 538 Orang

No Uraian Sumber Daya Alam Volume Satuan 1 Pasir Urug 0 M3 2 Lahan Tambang/Galian 0 M3 3 Lahan Persawahan 0 Ha 4 Hutan 0 Ha 5 Sungai 2 Buah 6 Tanaman Perkebunan Karet dan Sawit

(BSP) 100 Ha

7 Air Terjun 0 bh

Universitas Sumatera Utara

Page 68: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

No Uraian Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah Satuan

d. Lulusan SD 997 Orang e. Tidak tamat SD/ tidak sekolah 30 Orang

4.1.8 Sumber Daya Pembangunan

Secara umum Sumber Daya Pembangunan yang ada di Desa Pulo Bandring

merupakan hasil dari kerja keras pemerintah desa, bangunan pemerintah Daerah,

Pusat dan Provinsi dalam upaya memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat

Desa sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

yang menjadikan desa sebagai tongak pembangunan Nasional.

Berikut Daftar Sumber daya Pembangunan yang dimiliki Desa :

No Uraian Sumber Daya Pembangunan Jumlah Satuan 1 Aset prasarana umum a. Jalan 3000 M b. Jembatan 23 Unit 2 Aset Prasarana Pendidikan a. Gedung Paud 1 Unit b. Gedung TK 0 c. Gedung SD 0 d. Gedung SLTP 0 e. Gedung SLTA 0 3 Aset prasarana kesehatan a. Posyandu 4 Unit b. Polindes 0 Unit c. MCK 0 d. Sarana Air Bersih 2 Unit 4 Aset prasarana ekonomi a. Pasar Desa 0 b. Tempat Pelelangan Ikan 0 5 Kelompok Usaha Ekonomi Produktif a. Jumlah Kelompok Usaha (termasuk

SPP) 25 Klpk

b. Jumlah Kelompok Usaha yang sehat (termasuk SPP)

0 Klp

6 Aset berupa modal a. Total aset produktif b. Total pinjaman di masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 69: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

4.1.9 Sumber Daya Sosial Budaya

Masyarakat Desa Pulo Bandring memiliki seni dan budaya yang dileastarikan

hingga saat ini. Adapun seni dan udaya yang ada di Desa Banring adalah sebagai

berikut;

No Uraian Sumber Daya Sosial Budaya Jumlah Satuan

1 Budaya Seni Tari - Desa 2 Pengajian Ibu Adzhiniyah 400 Orang 3 Perwiritan kaum ibu dan bapak 160 0rang

4.1.10 Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi masyarakat Desa Pulo Bandring secara kasat mata terlihat

jelas perbedaannya antara rumah tangga yang berkategori miskin, sangat miskin,

sedang dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor

usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh

bangunan, pekerja pabrik, pengrajin batu bata, dan sebagian kecil di sektor formal

seperti PNS, Honorer, Guru, Tenaga medis dll.

4.1.11 Visi dan Misi Desa Pulo Bandreng

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan

yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa.

Adapun Visi dari Desa Pulo Bandring yaitu:

”Terwujudnya Masyarakat Desa Pulo Bandring yang Tertib

Administrasi, Religius, Kreatif, Aman, dan Mandiri”.

Selain penyusunan visi, juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu

pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada

di atas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di

operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misipun dalam penyusunannya

Universitas Sumatera Utara

Page 70: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Pulo

Bandring, sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Pulo Bandring adalah:

1. Tertib Administrasi adalah membuat pelayanan prima di dalam pemerintahan Desa

Pulo Bandring dengan baik dan membantu meringankan kepengurusan

masyarakat secara Gratis, sebatas rekomendasi, Surat pengantar dan tanda tangan

kepala desa seperti :

a. Rekomendasi surat Nikah

b. Surat Proning (Izin Keramaian) dari Desa

c. Surat Keterangan Izin Usaha

d. Surat Keterangan Tidak Mampu

e. Surat Keterangan Pindah

f. Surat Keterangan Domisili

g. Surat Silang Sengketa yang dikeluarkan oleh Desa

h. Surat Keterangan lainnya yang ditandatangani oleh Kepala Desa

2. Religius

Membuat Program :

a. Jum’at berinfaq

b. Mendirikan taman pendidikan Al-Qur’an (TPA)

c. Memberdayakan pemuda pemudi untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa

3. Kreatif

a. Mencari peluang dan berkomunikasi dengan pihak lain demi pembangunan

desa pulo bandring.

b. Menciptakan lapangan pekerjaan untuk menambah pendapatan masyarakat

desa Pulo Bandring sesuai sumber daya alam di Desa.

4. Aman

Universitas Sumatera Utara

Page 71: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Meningkatkan kebersamaan masyarakat (warga desa) untuk

bermasyarakat dalam membentuk sistem keamanan lingkungan

(SISKAMLING) guna untuk menciptakan lingkungan desa yang aman dan

tentram.

5. Mandiri

Menciptakan peluang usaha untuk menambah inkam pendapatan

masyarakat Desa Pulo Bandring.Menggerakkan budaya gotong

royong.Mengikut sertakan partisipasi dalam Pembangunan Desa Pulo

Bandring. Meningkatkan kebersamaan dalam kegiatan pembangunan yang

telah terealisasi setiap tahunnya, sesuai dengan yang direncanakan dalam

Rencana Peambanguna Jangka Menengah (RPJM) Desa berdasarkan

musyawarah.

Untuk mencapai hasil yang konsisten dengan visi dan misi yang

telah ditetapkan, diperlukan suatu strategi organisasi yang menjelaskan

pemikiran-pemikiran secara konseptual, analitis, realistis, rasional dan

komprehensif tentang berbagai langkah yang diperlukan untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Rencana strategis merupakan

penetapan serangkaian keputusan dan kegiatan dalam perumusan dan

implementasi strategi-strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan desa.

Penentuan cara apa dan bagaimana untuk mencapai visi dan misi yang telah

ditetapkan. Terdiri dari serangkaian alternatif yang akan dipilih untuk

dijadikan kebijakan. Strategi yang ditempuh dapat bersifat mengembangkan

kemampuan atau input yang ada, menstabilkan kondisi dan situasi yang ada

agar dapat berjalan dengan baik, melakukan penghematan, mengoptimalkan

sumber daya yang ada dan sebagainya.

4.2 Deskripsi Realisasi dan Penggunaan APBDes Tahun 2017 Untuk Pemberdayaan

Masyarakat

4.2.1 Realisasi APBDes 2017

Pada Tahun 2017 Realiasasi pendapatan Desa Pulo Bandring sebesar Rp1.405.797.200,- (Satu Miliar Empat Ratus LimaJuta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Dua Ratus Rupiah). Realisasi pendapatan desa yang melebihidari target yang ditetapkan

Universitas Sumatera Utara

Page 72: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

dalam RKP Desa Tahun 2017terdiri dari pendapatan desa yang bersumber dari Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong.

Berikut Gambaran realisasi pendapatan desa Pulo Bandring tahun 2017 :

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp)

1. Pendapatan Asli Desa

a. Hasil Usaha - -

b. Swadaya,

Partisipasi dan Gotong Royong

- -

c. Lain-lain

Pendapatan Asli Desa yang sah

- -

2. Pendapatan Transfer

a. Dana Desa 776.849.000,- 776.849.000,-

b. Bagian dari hasil pajak &retribusi daerah kabupaten/ kota

15.553.200,- 15.553.200,-

c. Alokasi Dana Desa

613.395.000,- 613.395.000,-

d. Bantuan Keuangan

- -

e. Bantuan Provinsi

- -

f. Bantuan

Kabupaten / Kota

- -

3. Pendapatan Lain lain

a. Hibah dan Sumbangan dari pihak ke-3 yang tidak mengikat

- -

b. Lain-lain

Pendapatan Desa yang sah

- -

JUMLAH 1.405.797.200,- 1.405.797.200

Universitas Sumatera Utara

Page 73: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

4.2.2 Penggunaan Anaggaran Dana Desa 2017

a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

NO URAIAN KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN (Rp) 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan 314.486.512 2 Operasional Perkantoran 34.650.900 3 Operasional BPD 3.750.000

b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

Pelaksanaan Pembangunan Desa yang terlaksana TA. 2017 adalah Rp 628.393.483 dijelaskan dibawah ini :

NO URAIAN KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN

1 Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Fisik Kantor 75.266.983

2 Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Fisik Sosial 9.332.200

3 Kegiatan Pembangunan sarana sanitasi dan Kebersihan 543.794.300

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

Kegiatan bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa yang dilaksanakan TA. 2017 dengan jumlah Rp156.399.000 adalah sebagai berikut :

d . BNO

URAIAN KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN (Rp)

1 Kegiatan pembinaan Keamanan dan Ketertiban 4.250.000

2 Kegiatan Pembinaan Pemuda dan Olahraga 1.500.000

3 Kegiatan Pembinaan organisasi Perempuan/PKK 79.374.000

4 Kegiatan Pembinaan Kerukunan umat beragama 70.075.000

5 Kegiatan Pendidikan Anak usia Dini 1.200.000

Universitas Sumatera Utara

Page 74: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

d. Bidang Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan bidang Pemberdayaan masyarakat Desa yang dilaksanakan TA. 2017 dengan jumlah Rp53.258.890adalah sebagai berikut :

NO URAIAN KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN (Rp)

1 Pelatihan Salon Kecantikan 40.000.0002 Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba 13.258.890

Jumlah 53.258.890

4.3 Temuan Penelitian dan Pembahasan

Menurut Lotland dalam Moleong (2011:157) menjelaskan bahwa sumber data utama

dalam penelitian kuatitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama merupakan kata-kata dan tindakan orang-

orang yang menjadi subyek penelitian yang selanjutnya diamati atau diwawancarai.

Subjek penelitian ini adalah program pemberdayaan masyarakat yang mengikut sertakan

masyarakat di Desa Pulo Bandring. Pemilihan subjek dengan menggunakan teknik purposive

sampling.

Menurut Sugivono (2011:85) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Jumlah subjek penelitian ditentukan oleh pertimbangan-

pertimbangan informasi yang diperlukan. Pemilihan subjek ini dirnaksudkan untuk

mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber sehingga data yang

diperoleh dapat diakui kebenarannya.

Berdasarkan hasil wawancara penggalian data dengan beberapa informan serta nara sumber

di peroleh data sebagai berikut:

a. Penggunaan APBDes yang Bersumber Dana Desa Tahun 2017 untuk Pemberdayaan

masyarakat di Desa Pulo Bandring Kecamatan Pulo Bandring Kab.Asahan

Universitas Sumatera Utara

Page 75: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Di dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, bahwa desa

memiliki kewenangan yang meliputi kewenangan dibidang penyelenggaraan pemerintahan

desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa.

Dapat disimpulkan bahwa desa dapat mengatur keuangannya sendiri termasuk menerima

penggunaan dana desa untuk pembangunan desa itu sendiri.

Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa yang

kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melaui pemenuhan kebutuhan

dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Hakekat pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk memperbaiki kondisi dan taraf

hidup masyarakat. Disamping itu pemerintah desa merupakan suatu startegi pembangunan

yang memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dinikmati oleh rakyatnya

dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan tercapainya stabilitas keamanan wilayah

yang sehat dan dinamis.

Penganggaran dari Dana Desa menjadi salah satu sumber Pendapatan Belanja Desa

(APBDes), keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, piñata usahaan,

pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan desa.

Penggunaan Dana Desa merupakan subsistem dari Anggaran Pendapatan dan belanja

Desa (APBDes) serta keuangan negara dan daerah dalam mendanai penyelenggaraan

pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penggunaan APBDes yang bersumber

Dana Desa Tahun 2017 Untuk Pemberdayaan diperlukan suatu standar pengaturan yang

Universitas Sumatera Utara

Page 76: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

dimulai dari aspek perencanaan dan penganggaran maupun aspek pelaksanaan,

penatausahaan keuangan desa dan pertanggung jawaban keuangan desa.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono. 2013

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dari narasumber diperolehgambaran

bahwa kepala desa sudah mengetahui secara garis besar apa yang di maksud dengan

penggunaan dana desa. Hal ini sesuai dengan apa yang nyatakan oleh Kepala Desa Pulo

Bandring yaitu”

“Penggunaan dana desa yaitu program pembanguanan desa yang menggunakan

anngaran Pusat yang terkumpul menjadi Anggaran Pendapatan Belanja desa (APDes) untk

meningklatkan keseejahteraan masyarakat desa yang bisa dalam bentuk Pemberdayaan

masyarakat, sesuai peraturan yang berlaku”.

Kemudian perangkat desa pulo Bandring juga mengungkapkan tentang penggunaan

dana yaitu:

“Penggunakan dana desa adalah keuangan desa yang bersumber APBN sesuai

dengan APBDes, mulai dari menyusun anggaran, melaksanakan dan melaporkan kepada

Bupati melalui Camat”.

Selanjutnya penulis menyusun pertanyaan lagi yaitu:

Penggunaan Dana Desa harus disusun dengan peraturan yang berlaku dengan cara

transparan, sehingga dalam pengelolaannya tidak menimbulkan pro dan kontra di antara

masyarakat. Untuk itu ada beberapa keterangan dari informan mengenai penggunaan Dana

Desa untuk pemeberdayaan masyarakat desa, berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris

Desa Pulo Bandring, antara lain sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 77: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

“Untuk mengungkapkan keuangan desa mohon ma’af, kami belum bissa memberikan

keterangan mengenai dana desa yang di gunakan dalam pemberdayaan masyarakat, yg

menggunakan keuangan desa bersumber dari pemerintah pusat, kita serahkan sepenuhnya

kepada leading sektornya yaitu bendahara atau kaur keuangan, kita jelas semua bentuk

pengeluaran kita berusaha untuk satu pintu, agar semuanya jelas dan bisa terevaluasi,

terkondisikan, semua bentuk pemasukan maupun pengeluaran kita harapkan lewat satu

pintu”.

Dari penggunaan Dana Desa memang dengan peraturan yang berlaku, akan tetapi

dalam transparansinya pihak desa Pulo Bandring tertutup dengan sistem keuangan desa.

Selanjutnya menurut keterangan staff keuangan desa:

“penggunaan dana Desa Desa dapat disalurkan dengan baik, untuk penggunaannya

kami realisassikan sesuai dengan sistem peraturan yang ada dan juga di laporkan mengenai

keuangan desa kepada Pemerintah Daerah”.

Supaya terciptanya penggunaan Dana desa yang baik maka juga di butuhkan tenaga

yang benar-benar berkompetensi di bidang manajemen, salah satunya adalah pelatihan

terhadap perangkat desa dan staff karyawan. Seperti keterangan Kepala desa Pulo Bandring

di bawah ini:

“Penggunaan APBDes Yang Bersumber Dana Desa Tahun 2107 untuk

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pulo Bandring sudah berjalan dengan baik dan benar,

oleh karenanya tidak ada hambatan dalam peelaksanaannya”.

Kemudian keterangan dari staff tata usaha desa:

“Saya masih baru bisa untuk mengoperasionalkan komputer, untuk memasukan data-

data kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam aplikasi komputer, saya memerlukan waktu

yang lumayan lama, pengetahuan saya sedikit tentang Komputer , sehingga banyak data dan

Universitas Sumatera Utara

Page 78: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

dokumentasi kami yang belum tersimpan secara baik dengan pernagkat Komputer serta

internet”.

Dari keterangan tersebut bahwa kepala desa dan staff kurang menguasai ilmu

teknologi. Penyimpanan data dalam komputer supaya dalam pekerjaannya bisa efektif dan

efesien, hal ini menyangkut dalam urusan manajemen sumber daya manusiaanya.

Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah pertanggung jawaban dari pemegang

manajemen desa untuk memberikan informasi tentang segala aktivitas dan kegiatan desa

kepada masyarakat dan pemerintah atas pengelolaan dana desa dan pelaksanaan berupa

rencana-rencana program yang dibiayai dengan uang desa. Dalam APBDes berisi

pendapatan, belanja dan pembiayaan desa.

Peraturan desa mengenai anggaran APBDes merupakan salah satu produk hukum

lokal yang secara rutin wajib dilaporkan dan direalisasikan oleh pemerintahan desa dalam

waktu satu tahun sekali. APBDes merupakan pembiayaan utama untuk membangun desa

menjadi lebih maju dan baik lagi. Pembiayaan dalam meningkatkan desa dan mengubah desa

menjadi lebih maju melalui anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) yang

bersumber dari PADes, bagi hasil pajak Kabupaten/kota, ADD, DD serta Bantuan keuangan

pemerintah, pihak ketiga, dan Hibah. Program pembangunan tahunan desa diturunkan dari

program pembangunan jangka menengah desa (lima tahun), yang disebut Rencana

Pembangunan Jangkah Menengah Desa (RPJMDesa).

Pemberdayaan masyarakat menurut Sumaryadi (2005) tujuan pemberdayaan

masyarakat pada dasarnya adalah membantu pengembangan manusiawi yang otentik dan

integral dari masyarakat yang lemah, miskin, marjinal dan kaum kecil dan memberdayakan

kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosio ekonomis sehingga mereka dapat lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 79: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta

dalam pengembangan masyarakat..

Berdasarkan teori pemberdayaan masyarakat oleh Widjaja (2004) yang menjelaskan

bahwa cara dalam memberdayakan masyarakat terutama di pedesaan tidak cukup hanya

dengan upaya meningkatan produktifitas, pemberian kesempatan usaha yang sama atau

memberi modal saja, akan tetapi harus diikuti pula dengan perubahan struktur sosial ekonomi

masyarakat. Menanggapi pemberdayakan masyarakat tersebut, Desa Pulo Bandring

mengalokasikan dana APBDes yang bersumber DD untuk pemberdayaan masyarakat

dijalankan melalui bidang peningkatan sosial dan ekonomi masyarakat yaitu dengan

peningkatan peranan wanita melalui perwujudan kesetaraan gender dan Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa. Dalam mendorong peningkatan sosial dan ekonomi

masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan dari PKK, yang bertujuan

meningkatkan pendapatan keluarga dengan kemandirian. Fenomena dilapangan

menunjukkan, masih terdapat kesenjangan gender dalam bidang politik dimana tidak adanya

keterlibatan perempuan dalam pemerintahan pada desa Pulo Bandring.

b. Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Setelah Adanya Penggunaan APBDes yang

Bersumber Dana Desa Tahun 2017 di Desa Pulo Bandring Kec. Pulo Bandring

Kabupaten Asahan.

Menurut Lotland dalam Moleong (2011:157) menjelaskan bahwa sumber data

utama dalam penelitian kuatitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama merupakan kata-kata dan

tindakan orang-orang yang menjadi subyek penelitian yang selanjutnya diamati atau

diwawancarai.

Bentuk pemberdayaan yang dilakukan pemerintah Desa Pulo Bandring adalah dengan

melatih ibu-ibu berwirausaha dibidang kecantikan (salon kecantikan). Pemberdayaan di

Universitas Sumatera Utara

Page 80: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

bidang kecantikan diberikan karena kegiatan tersebut dirasa cocok dengan karakteristik

masyarakat desa Pulo Bandring. (Dokumen kegiatan terlampir).

Bentuk yang lain pemberdayaan dilakukan dengan kegiatan sosialisasi pencegahan

penyalahgunaan narkoba serta soaialisasi Budidaya lada perdu di balai desa. (Dokumen

kegiatan terlampir).

Hasil wawancara dengan informan mengenai pemberdayaan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia sebagai berikut:

Pemerintah desa melakukan progam pemberdayaan melalui Dana Desa. Dana

tersebut di gunakan sebagai berikut:

“Untuk pemberdayaan masyarakat Desa Pulo Bnadreng sudah melakukan

pemberdayaan Masyarakat, Dana Desa tahun 2017 gunakan untuk Pelatihan salon

kecantikan dan Sosilisasi Penyalahgunaan Narkoba”.

Dari pemaparan tadi bahwa Desa Pulo Bandreng sudah melaksanakan pemberdayaan

masyarakat yang melalui Penggunaan APBDes yang bersumber Dana Desa (DD).

“Sepengatuhan saya, Dana Desa itu untuk dapat digunakan untuk pembangunan

Sumber daya Manusia (SDM), maka pembangunan SDM diarahkan kepada masyarakat yang

memerlukan dan tepat sasaran, kegiatan bisa berupa Pelatiahan dan pembinaan Pemuda,

Petani dan lain-lain, setau saya pembagiannya untuk pembangunan fisik 50 s/d 70% dan

masyarakat 30% s/d 50 % tergantung kesediaan dana yang di dapat dari Dana Desa ”.

Kemudian keterangan dari warga yang mengikuti Pelatihan salon kecantikan :

“pelatihan pemeberdayaan terkait pelatihan Salon kecantikan , saya menjadi

mempunyai keahlian di bidang salaon, sehingga kedepan saya bisa bekerja di salan dan akan

mendapat hasil tambahan buat saya dalam kehidupan ini”.

Universitas Sumatera Utara

Page 81: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Dari keterangan hasil wawancara di atas bahwa untuk pembangunan SDM

diutamakan, sedangkan masyarakat Desa Pulo Bandring masih tergolong masyarakat

ekonominya di bawah rata-rata, artinya angka kemiskinan masih banyak.

Menurut Prasojo (2003) ada berbagai macam bentuk pemberdayaan untuk

mensejahterakan masyarakt, antara lain: pemberdayaan pendidikan, pemberdayaan bidang

politik, bidang hukum, bidang sosial, bidang budaya, bidang ekologi dan pemberdayaan

bidang spiritua

Berdasarkan bentuk pemberdayaan masyarakat oleh Ife dalam Suharto (2005) yang

menjelaskan bahwa bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan

kemampuan menjangkau, mengunakan dan mempenggaruhi pranata-pranata masyarakat,

seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan.

Pada bidang pemberdayaan masyarakat, penggunaan APBDEs yang bersumber

Dana Desa untuk peningkatan ketrampilan masyarakat yaitu Pelatiahan. Dalam

pemanfaatannya pemberdayaan pelatihan salon sebenarnya sudah sesuai dalam peningkatan

kualitas pelatihan. Hal tersebut sesuai dengan tingkat masyarakat Desa Pulo Bandring masih

tergolong masyarakat ekonominya di bawah rata-rata, artinya angka kemiskinan masih

banyak sehingga masyarakat dapat membuka usaha atau lapangan pekerjaan sehingga dapat

membantu perekonomian masyarakat.

Upaya pemerintah desa lainnya dalam memberdayakan masyarakat yaitu

mengalokasikan dana untuk Pembinaan Kemasyarakatan Desa. Pada pemanfaatannya

penggunaan anggaran sebenarnya sudah tepat yaitu untuk Kegiatan pembinaan Keamanan

dan Ketertiban, Pembinaan Pemuda dan Olahraga Pembinaan organisasi Perempuan/PKK,

Pembinaan Kerukunan umat beragama dan Pendidikan Anak usia Dini.

Universitas Sumatera Utara

Page 82: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Tujuan dari pemberdayaan ini adalah perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih baik

melalui pembinaan kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya kepala desa menggunakan

konsep kesadaran dan kemauan dari dalam masyarakat itu sendiri untuk berubah menjadi

lebih baik. Pembinaan ini memiliki cakupan yang cukup banyak, akan tetapi yang jelas

pembinaan mengandung arti pemberdayaan masyarakat yaitu mengubah sesuatu sehingga

menjadi baru dan memiliki nilai yang lebih tinggi dan juga mengandung makna sebagai

pembaruan, yaitu usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan,

menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

c. Pengawasan dan Pembinaan evalusi serta pertanggung jawaban berjalannya

Pemberdayaan masyarakat di Desa Pulo Bandring Kecamatan Pulo Bandring.

Pernyataan Bapak Kepala Desa:

”Pengawasan dan Pembinaan evalusi serta pertanggung jawaban sudah dijalankan,

tetapi untuk tanggalnya belum bisa dipastikan, yang jelas dalam jangka waktu 3 bln sekali

dilakukan evaluasi, juga di ketahui oleh masyarakat supaya masyarakat jelas dengan

penggunaan Dana Desa”

Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Kepala Desa

Pulo Bandring. Penulis mengamati bahwa dalam pelaksanaan di setiap melaksanakan

kegiatan Pemberdayaan dalam satu tahunnya sudah melibatkan masyarakat dengan adanya

musyawarah, serta dana yang di kelola juga tertib di laporkan di Kecamatan dan Pemerintah

daerah.

Undang-Undang Desa memandatkan bahwa penyelenggaraan pemberdayaan

masyarakat Desa dilakukan dengan memberikan pendampingan dalam proses perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa. Pengawasan Desa dilakukan secara

Universitas Sumatera Utara

Page 83: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

berjenjang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan Desa pada level Desa secara teknis

dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah Kabupaten/Kota dan dapat dibantu oleh

tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa dan/atau pihak ketiga,

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Pengawasan dilakukan terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan agar

dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan dan aturan yang

berlaku berdasarkan terdahap pelaksanaan fisik maupun pengelolaan keuangan. Pengawasan

pengelolaan DD secara fungsional yakni pengawasan oleh aparat pengawas atau satuan

organisasi pemerintah.

Pengawasan secara melekat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung

melalui struktur organisasi, bagan organisasi dengan rentang kendali yang tegas dengan

pembagian tugas dan fungsi beserta uraian tugas pekerjaan yang jelas.

Bukti berjalanya pelakasanaan pengawasan selama satu tahun sekali di ungkapkan

oleh perangkat Desa Pulo Bandring:

“Pengawasan kegiatan pemberdayaan Desa pulo Bandreng dimulai dari 1 Januari

2017 sampai 31 Desember2017 dan setiap per tiga bulanya kita lakukan evaluasi juga

melibatkan masyarakat, dan selanjutnya kita buat laporan kedalam pertanggung jawaban

realisi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja desa tahun anggaran 2017”.

Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Kepala Desa

Pulo Bandring. Penulis mengamati bahwa dalam pelaksanaan di setiap melaksanakan

kegiatan Pemberdayaan dalan satu tahun dan melibatkan masyarakat dengan adanya

musyawarah, serta dana yang di kelola juga tertib di laporkan di Kecamatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Kemudian di ungkapkan menurut Kepala Desa Pulo Bandring, bahwa:

“Untuk sumber daya manusia di Desa Pulo Bandring semua perangkat dan semua

staff harus bisa menguasai komputer, perangkat dan staff di sarankan mempunyai laptop

sendiri, di kantor juga menyediakan komputer untuk setiap perangkat dan dan staff, di kantor

ada tiga (3) komputer dan 2 printer”.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Kepala desa Pulo Bandring, perangkat dan staff

memperoleh kewenangan dalam pelatihan dan menguasai ilmu teknologi, seperti yang di

ungkapkan oleh staff Desa Pulo Bandreng di bawah ini:

“Iya, kami semua di wajibkan untuk menguasai ilmu teknologi dan juga ilmu-ilmu di

bidangnya masing- masing, sehingga segala pekerjaan di kantor maupun di lapangan bisa

terlaksana dengan baik dan benar”

Keterangan hasil wawancara tadi sesuai dengan yang diutarakan oleh Kepala Desa

dan staff Desa Pulo Bandring. Untuk perbandingan tingkat ekonomi dan usaha mikro kecil

menengah di Desa Pulo Bandring seperti keterangan dari Bapak Kepala Desa di bawah ini:

“Untuk kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah di Desa Pulo Bandring sudah

mandiri, banyak dari setiap kepala keluarga yng mendirikan industri batu bata, untuk

sebagagian masyarakat yang kurang dalam permodalan kami bantu dengan adanya dana

simpan pinjam dai lembaga Badan Usaha Milik Desa”

Artinya dalam pembangunan desa kebijakan pemerintah Desa Pulo Bandring, dengan

asas keadilan maka penggunaan APBdes yang bersumber Dana Desa di gunakan dengan

pemerataan, pembangunan fisik dan juga pemberdayaan masyarakat. Sehingga masyarakat

dan pembangunan fisik desa yaitu pembaharuan jalan, paving dan juga irigasi ini berjalan

seimbang. Masyarakatnya terbantu dan akses penggunaan fasilitas umum juga terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, bahwa

pertanggungjawaban disampaikan dalam bentuk pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan

DD. Pelaporan dilakukan setiap bulan (Laporan Berkala) dan setiap akhir tahun (SPJ) dan

dilaksanakan secara struktural dari Kepala Desa kepada Camat, kemudian oleh Camat

diteruskan Kepada Bupati. Namun dalam pelaksanaannya, pertanggungjawaban DD pada

Desa Pulo Bandring hanya dilakukan hanya 3 kali dalam tahun yakni pada saat untuk

pencairan DD tahap selanjutnya dan tahun selanjutnya bahkan pada awal di implementasikan

program DD pertanggungjawaban hanya dilakukan pada akhir tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 86: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dana desa, sebagai pendapatan utama dalam APBDes yang bersumber Dana Desa

dianggarkan dari transfer APBN menjadi item yang penting dalam berjalan-nya program

Penggunaan Dana Desa Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Dibalik nominal dana desa yang

cukup besar dan keadaan desa yang berada dalam struktur formal pemerintahan paling bawah

tentu tidak dapat lepas dari berbagai permasalahan.

Penelitian denganAnalisis Penggunaan APBDes yang bersumber Dana Desa Tahun

2017 Untuk Pemberdayaan Masyarakat, diharapkan mampu memberikan kesimpulan serta

saran dan dapat dijadikan sebagai rekomendari bagi pihak terkait. Penelitian ini menekankan

pada analisis PenggunaanAPBDes yang bersumber Dana Desa Untuk Pemberdayaan

Masyarakatdari asas-asas tata kelola keuangan desa yaitu legal, akuntabel, transparan, serta

partisipatif. Berdasarkan penelitian menganalisis Penggunaan APBDes Yang bersumber

Dana Desa Tahun 2017 Untuk Pemberdayaan Masyarakatdi Desa Pulo Bandring Kecamatan

Pulo Bandring Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Secara umum Analisis Penggunaan Dana Desa Untuk Pemberdayaan Masyarakatdi Desa

Pulo Bandring sudah dapat dikatakan baik karena memenuhi semua indikator yang

digunakan dalam penelitian ini. Namun pemenuhan tersebut belum berada pada titik yang

optimum dan masih dapat dikembangkan lagi kedepannya terutama dalam hal pembuatan

dan sosialisasi mengenai SOP pemberdayaan Masyarakat kepada masyarakat.

2. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan pemerintah Desa Pulo Bandring adalah dengan

melatih ibu-ibu berwirausaha dibidang kecantikan (salon kecantikan). Pemberdayaan di

Universitas Sumatera Utara

Page 87: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

bidang kecantikan diberikan karena kegiatan tersebut dirasa cocok dengan karakteristik

masyarakat desa Pulo Bandring.

3. Pelaksanaan di setiap melaksanakan kegiatan Pemberdayaan dalam satu tahunnya sudah

melibatkan masyarakat dengan adanya musyawarah, serta dana yang di kelola juga tertib

di laporkan di Kecamatan dan Pemerintah daerah.

5.2 Saran

Dari temuan yang didapatkan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran dan

rekomendasi sebagai berikut:

1. Pemerintah desa sebaiknya segera menjalin kerjasama dengan LSM (NGO) maupun

media masa guna mempercepat penyebaran informasi mengenai konsep pemberdayaan

masyarakat yang baik kepada masyarakat desa pada masyarakat untuk lebih tepat sasaran

dan transparansi program pemberdayaan yg dijalankan.

2. Pemerintah desa perlu merumuskan mekanisme pengaduan oleh masyarakat dalam format

peraturan desa guna memberikan jaminan pada masyarakat atas hak dalam ikut serta

mengawasi berjalanya pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan dana desa.

3. Pemerintah desa sebaiknya mendorong peningkatan pemanfaatan website sebagai pusat

informasi desa terutama dalam pemberdayaan masyarakat desa desa mengingat website

merupakan media penyebaran informasi yang paling murah dan mudah dijangkau oleh

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 88: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

KUESIONER PENELITIAN

Judul : Analisis Penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) Yang

Bersumber Dana Desa (DD) Tahun 2017 Untuk Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Pulo

Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan

Dengan Hormat,

Dalam Rangka Penelitian untuk penyusunan tugas akhir (Tesis) pada Program Magister Studi

PembangunanIlmuSosialdanIlmuPolitikUniversitas SumateraUtara,Bersama ini Penulis

Mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr bersedia menjadi Responden dalam Penelitian yang Penulis

lakukan. Adapun cara penulis memperoleh data adalah dengan cara menyebar Kuesioner

kepada responden, Kuesioner ini ditujukan kepada Ka. Desa danPerangkat Desa serta

Masyarakat yang berada di Desa Pulo Bandring Kec.Pulo Bandring Kabupaten Asahan.

Penulis Ucapkan Terima kasih banyak atas Partisipasi Bapak/Ibu.Sdr, Semoga Penelitian

yang Penulis lakukan ini dapat memberikan manfaat untuk Penulis, Universitas dan

Pemerintahan Desa Tempat Penulis Melakukan Penelitian

Hormat

BUDI ARDHYA UTAMA

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

Page 89: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Berikut cara pengisian Kuesioner ini.  

Beri tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia dengan memilih keadaan yang

sebenarnya, terhadap Lima (5) pilihan yang semuanya merupakan jawaban benar

STS : Sangat Tidak Setuju (1) S : Setuju (4)

TS : Tidak Setuju (2) SS : Sangat Setuju (5)

N : Netral (3)

Profil Responden  

Nama Responden   :..........................................................  

Jenis Kelamin    :..........................................................  

Usia       :..........................................................  

Pendidikan Terakhir   :  

(    ) SD   

               (    ) SMP   

Status  

 

Perkerjaan  

 

  (     ) SMA   (     ) S1  

  (     ) D3   (     ) S2   (     ) S3  

:..........................................................  

 

:..........................................................  

 

 

Tertanda Responden 

 

 

Universitas Sumatera Utara

Page 90: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

 

POIN PENYATAAN TERKAIT ANALISIS PENGUNAAN DANA DESA 

UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 

 

 No. 

                            Pernyatan  

                           Skala   1 

 2 

 3 

 4 

 5 

1.  Kesejahteraan masyarakat menjadi perhatian utama dalam  penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

2.  Informasi selalu diberikan kepada masyarakat dalam penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

3.  Dampak penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat 

         

4.  Pendapat masyarakat  (publik) apakah dapat menjadi tekanan perubahan tentang penggunaan dana desa untuk tahun‐tahun berikutnya. 

         

5.  Menjalankan penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat dengan prinsif‐prinsif ,transparan dan akuntabel sangat diperlukan pada saat ini. 

         

6.  Pemerintah desa sudah melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat (publik) terkait penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

7.  Peran aktif masyarakat (publik) sangat penting dalam penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

8.  Pemerintah desa ataupun BPD selalu mengundang masyarakat (publiK)  pada setiap rapat tentang penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

Universitas Sumatera Utara

Page 91: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

POIN PENYATAAN TERKAIT PELAKSANAAN PENGUNAAN DANA DESA UNTUK PEMBERDAYAAN 

  No. 

                            Pernyatan  

          Skala   1 

 2 

 3 

 4 

 5 

1.  Akses terbuka luas dalam memperoleh informasi tentang penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

2.  Melaksanakan Nilai‐nilai permusyawaratan dan permufakatan proses kekeluargaan dan kegotong royongan, dalam pelaksanaan penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

3.  Peran aktif masyarakat (publik) sangat penting dalam penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

4.  Semua fasilitas pemberdayaan masyarakat menggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

5.  Masayarakat desa seharus mendorong tercipta keamanan penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat.  

         

6.  Masayarakat desa seharus selalu berpartisifasi dalam berbagai kegiatan desa guna pengawasan penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

 

 

 

 

 

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

Page 92: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

(Õ) POIN PENYATAAN TERKAIT PERTANGGUNGJAWABAN (EVALUASI) PENGUNAAN DANA DESA UNTUK PEMBERDAYAAN 

 No. 

                            Pernyatan  

          Skala   1 

 2 

 3 

 4 

 5 

1.  Masyarakat (publik) selalu mengawasi proses dan pertanggung jawaban terkait penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat.  

         

2.  Pertanggungjawaban penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat kepada masyarakat sangat penting,njuga pertangungjawaban kepada pemerintah daerah serta pusat. 

         

3.  Pengumuman kebijakan penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat mudah didapatkan oleh masyarakat (Publik) . 

         

4.  Informasi penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. yang di sosialisasikan ke publik sudah sangat sesuai dengan peraturan dan perundang‐undangan yang ada. 

         

5.  Melakukan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. kepada pemerintah daerah (Bupati) sangat penting. 

         

6.  Perkembangan sistem informasi dan tegnologi selalu digunakan pemerintah desa untuk pelaporan penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat.desa kepada pemerintah daerah dan masyarakat (publik). 

         

7.  Peeran aktif masyarakat (publik) sangat penting dalam proses pertanggungjawaban penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

8.  Masyarakat (publik) seharus mendapat perlakuan yang sama oleh pemerintah desa, dalam pemberian informasi penggunaan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat. 

         

 

Universitas Sumatera Utara

Page 93: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

WAWANCARA  

A. Wawancara dengan kepala Desa beserta perangkat Desa Desa Pulau Bandreng

Kec.Pulau Bandreng Kab. Asahan

1. Berapa Dana Desa total yang turun dari pemerintah pusat dan di Alokasikan

untuk apa saja dana tersebut? Dan beri penjelasanya…….

2. Apakah ada dana desa yang di gunakan untuk pemberdayaan masyarakat?

3. Bagaimana proses pengelolaan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat?

4. Bagaimana perencanaan dan pengawasan dalam penyaluran dana desa untuk

pemberdayaaan masyarakat?

5. Apakah ada kendala dalam menggunakan Dana desa untuk pemberdayaan

masyarakat? Jealaskan……

6. Apakah ada maanfaat bagi kesejahteraan masyarakat penggunaan Dana desa

untuk pemberdayaan masyarakat

7. Bagaimana bentuk pertanggung jawaban mengenai pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat terkait penggunaan Dana desa ?

B. Wawancara dengan Masyarakat Desa Pulau Bandreng Kec.Pulau Bandreng Kab.

Asahan

1. Bagaimana transparansi dana mengenai penggunaan Dana Desa untuk

pemberdayaan masyarakat?

2. Untuk partisipasi masyaraka dalam peenggunaan Dana Desa untuk pemberdayaan

Masyarakat, bagaimana menurut anda ?

3. Apakah dalam penggunaan Dana Desa untuk pemberdayaan melibatkan

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Lembara Lampiran Dokumen Kegiatan Pemberdayaan

a. Kegiatan Pemberdayaan Perempuan Dengan Pelatihan Salon Kecantikan di Desa Pulo Bandring dengan penggunaan Anggaran APBDes yang bersumber dari dana desa Tahun 2017.

 

Universitas Sumatera Utara

Page 95: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

Peserta Kegiatan Pemberdayaan Perempuan Dengan Pelatihan Salon Kecantikan di Desa Pulo Bandring dengan Penggunaan Anggara APBDes yang bersumber dari Dana Desa Tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BELANJA PENDAPATAN …

b. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Dengan Kegiatan Sosialisasi Pencegahan

Narkaoba di Desa Pulo Bandring dengan penggunaan Anggaran APBDes yang

bersumber dari dana desa Tahun 2017

Universitas Sumatera Utara