ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CAT …/Analisis...Dalam hal ini penulis melakukan penelitian...
-
Upload
dinhnguyet -
Category
Documents
-
view
241 -
download
2
Transcript of ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CAT …/Analisis...Dalam hal ini penulis melakukan penelitian...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CAT ENVITEX
PADA PT. INDACO COATINGS INDUSTRY KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan
Ahli Madya Manajemen Bisnis
Oleh:
ISWANTO WAHYU UTOMO
NIM F3509039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CAT ENVITEX PADA PT. INDACO COATINGS INDUSTRY KARANGANYAR
ISWANTO WAHYU UTOMO
F 3509039
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang sangat perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam proses produksi. Dalam upaya melakukan pengendalian kualitas hasil produksi, perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian kualitas mulai dari bahan baku, proses produksi sampai barang jadi. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian kualitas cat envitex bulan Februari tahun 2012 pada PT. Indaco Coatings Industry. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui tingkat batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah (LCL) pada diagram peta pengendali p-chart (2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk (3) Untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan produk yang out of control (4) Untuk mengetahui penyebab kerusakan produk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari data jumlah produksi cat envitex bulan Februari tahun 2012 sebanyak 107230 kg dan data kerusakan 367 kg dengan menggunakan bagan pengendali p-cart, dapat diketahui rata-rata kerusakan sebesar 0,0396, batas pengendalian atas (UCL) sebesar 0,06678, batas pengendalian bawah (LCL) sebesar 0,01241, terdapat kerusakan produk yang out of control yaitu pada tanggal 8 dan 13 Februari 2012. Untuk kerusakan tertinggi pada tanggal 13 Februari 2012 sebesar 32 kg, dan hasil revisi rata-rata kerusakan sebesar 0,03647, batas pengendalian atas (UCL) sebesar 0,06260, batas pengendalian bawah (LCL) sebesar 0,01033. Sedangkan analisis dengan diagram pareto diketahui jenis kerusakan yang sering terjadi yaitu warna beda sebesar 114 kg atau 31,06 %. Berdasarkan analisis dengan menggunakan Fish Bone Chart penyebab dari kerusakan paling dominan terjadi karena kurang ahli dalam colour matching. Adapun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan berdasarkan kesimpulan yang didapat, antara lain perlu memperketat dalam penyeleksian karyawan, melampirkan instruksi kerja, memperhatikan pemeliharaan mesin produksi, pengendalian kualitas bahan baku, sehingga banyak produk yang rusak dapat diminimalkan. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, Metode P-Chart
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Berterimakasihlah kepada orang yang telah melukai hatimu, karena dia
telah melatih ketegaranmu. Orang yang telah menipumu, karena dia
telah meningkatkan kecerdasanmu. Orang yang telah membuatmu jatuh,
karena dia telah membangkitkan semangat juangmu. Orang yang telah
mencampakkanmu karena dia telah mendidikmu untuk mandiri dan
orang yang telah membuatmu tersandung karena dia telah
menguatkanmu.
(anonim)
Karya kecil ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku tersayang, Kakakku Fajar dan istrinya Evita, Keponaanku Claryncea, Teman-teman Manajemen Bisnis 09, Semua kawan dan sahabat, yang ku
kenal dan mengenalku, Almamater, Dan untuk seluruh cinta, cita-cita,
harapan, dan masa depanku,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul
Analisis Pengendalian Kualitas Produk Cat Envitex Pada PT. Indaco Coatings
Industry Karanganyar ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli
Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu penyusunan laporan tugas akhir ini:
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
2. Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku ketua Program Studi D3 Manajemen Bisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Amina Sukma Dewi, SE, M.Sc selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah
memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir.
4. BapakIbu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
5. Iwan Adranacus selaku pimpinan PT. Indaco Coatings Industry yang telah
berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang kerja
dan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
6. Oky Indra Purnama selaku Staf PPIC PT. Indaco Coatings Industry, terima kasih
atas segala bimbingannya selama melaksanakan magang dan penelitian.
7. Seluruh staf dan karyawan PT. Indaco Coatings Industry terima kasih segala
bimbingannya selama magang dan penyusunan Tugas Akhir.
8. Ayah dan Ibu. Terima kasih atas segalanya, kalianlah yang menjadikanku hingga
saat ini.
9. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebut
satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun
demikian, karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Surakarta, 18 Juni 2012
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
E. Metode Penelitian ............................................................................. 5
F. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kualitas ........................................................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
B. Pengertian Pengendalian Kualitas ..................................................... 18
C. Tujuan Pengendalian Kualitas .......................................................... 20
D. Langkah untuk Mengatasi Kualitas ................................................... 21
E. Dimensi Kualitas ............................................................................... 21
F. Aktivitas Pengendalian Kualitas ....................................................... 22
G. Tahapan Pengendalian Kualitas ........................................................ 23
H. Teknik Pengendalian Kualitas .......................................................... 25
BAB III. PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian .............................................................. 31
B. Laporan Magang Kerja ..................................................................... 55
C. Pembahasan Masalah ........................................................................ 58
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 74
B. Saran.................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Indaco Coatings Industry ......................................... 41
3.2. Depo PT. Indaco Coatings Industry ................................................................... 46
3.3. Data Kerusakan Cat Envitex .............................................................................. 59
3.4. Data Kerusakan Produk Cat Envitex ................................................................. 64
3.5. Data Kerusakan Produk Cat Envitex Setelah Revisi ......................................... 66
3.4. Jumlah Kerusakan Cat Envitex .......................................................................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1. Diagram Pareto .................................................................................................. 12
1.2. Diagram Sebab-Akibat ....................................................................................... 13
1.3. Diagram Kerangka Pemikiran ............................................................................ 14
3.1. Struktur Organisasi ............................................................................................ 35
3.2. Flow Chart Proses Produksi Cat Envitex ........................................................... 48
3.3. Bagan Kendali P-Chart ...................................................................................... 65
3.4. Bagan Kendali P-Chart Setelah Revisi .............................................................. 67
3.6. Diagram Pareto Tingkat Kerusakan Cat Envitex ............................................... 69
3.7. Diagram Sebab-Akibat ....................................................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat keterangan selesai magang kerja
Lampiran 2 : Surat pernyataan Tugas Akhir
Lampiran 3 : Mesin Produksi Cat Envitex
Lampiran 4 : Hasil Produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CAT ENVITEX PADA PT. INDACO COATINGS INDUSTRY KARANGANYAR
ISWANTO WAHYU UTOMO
F 3509039
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang sangat perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam proses produksi. Dalam upaya melakukan pengendalian kualitas hasil produksi, perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian kualitas mulai dari bahan baku, proses produksi sampai barang jadi. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian kualitas cat envitex bulan Februari tahun 2012 pada PT. Indaco Coatings Industry. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui tingkat batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali bawah (LCL) pada diagram peta pengendali p-chart (2) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk (3) Untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan produk yang out of control (4) Untuk mengetahui penyebab kerusakan produk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari data jumlah produksi cat envitex bulan Februari tahun 2012 sebanyak 107230 kg dan data kerusakan 367 kg dengan menggunakan bagan pengendali p-cart, dapat diketahui rata-rata kerusakan sebesar 0,0396, batas pengendalian atas (UCL) sebesar 0,06678, batas pengendalian bawah (LCL) sebesar 0,01241, terdapat kerusakan produk yang out of control yaitu pada tanggal 8 dan 13 Februari 2012. Untuk kerusakan tertinggi pada tanggal 13 Februari 2012 sebesar 32 kg, dan hasil revisi rata-rata kerusakan sebesar 0,03647, batas pengendalian atas (UCL) sebesar 0,06260, batas pengendalian bawah (LCL) sebesar 0,01033. Sedangkan analisis dengan diagram pareto diketahui jenis kerusakan yang sering terjadi yaitu warna beda sebesar 114 kg atau 31,06 %. Berdasarkan analisis dengan menggunakan Fish Bone Chart penyebab dari kerusakan paling dominan terjadi karena kurang ahli dalam colour matching. Adapun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan berdasarkan kesimpulan yang didapat, antara lain perlu memperketat dalam penyeleksian karyawan, melampirkan instruksi kerja, memperhatikan pemeliharaan mesin produksi, pengendalian kualitas bahan baku, sehingga banyak produk yang rusak dapat diminimalkan. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, Metode P-Chart
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan di bidang industri yang semakin pesat
mengakibatkan banyak berdiri perusahaan-perusahaan baru. Dengan banyaknya
perusahaan tersebut, maka persaingan pun akan semakin ketat, setiap perusahaan
dituntut untuk bisa menghasilkan suatu produk yang berkualitas tinggi dalam
tujuanya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kualitas produk itu akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh
kegiatan perusahaan tersebut berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Kualitas dalam suatu produk mengandung berbagai tujuan, diantaranya tujuan
bagi produsen dan bagi konsumen. Bagi produsen, kualitas itu baik apabila tujuan
perusahaan dapat terpenuhi, produk digemari konsumen dan laku keras di pasaran
sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Bagi
konsumen, kualitas itu baik apabila kebutuhan dan keinginannya terhadap suatu
produk dapat terpenuhi dan memuaskan.
Perusahaan harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Fungsi pengendalian kualitas ialah
menjaga konsistensi kualitas sebuah produk yang dilakukan secara kontinyu.
Produk yang dipasarkan atau dijual hendaknya produk yang sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 2
kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dengan demikian konsumen merasa
puas. Hanya dengan kepuasan konsumen itulah perusahaan akan mendapatkan
keuntungan. Sebaliknya apabila konsumen tidak merasa puas dengan produk yang
dibelinya maka mereka akan meninggalkan perusahaan dan perusahaan akan
kehilangan pelanggan serta akhirnya akan mengalami kerugian. Jadi pengendalian
kualitas menjadi dasar utama strategi produksi.
Pengendalian kualitas merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan
oleh perusahaan dan merupakan kegiatan penting dalam membangun dan
mengelola operasi karena dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki
kualitas produk, mempertahankan kualitas produk yang baik dan mengurangi
produk cacat.
Pelaksanaan pengendalian kualitas sangat berkaitan erat dengan standar
kualitas yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Penerapan pengendalian kualitas
mengharuskan kerjasama semua pihak di perusahaan dengan melibatkan
manajemen puncak, manajer penyelia dan karyawan perusahaan. Pengendalian
kualitas berusaha menekan produk yang rusak, menjaga produk akhir yang
dihasilkan agar sesuai dengan standar kualitas perusahaan dan menghindari
produk cacat ke tangan konsumen.
PT. Indaco Coatings Industry merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur yang beralamat di Jl. Raya Solo-Sragen km 13,2 Desa
Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar. Perusahaan ini memproduksi
cat envitex, envilux, dan belazo. Tingkat produksi envitex paling diutamakan
sebab permintaan pasar yang tinggi, oleh karena itu untuk menjaga loyalitas para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 3
pelanggan terhadap produk yang dihasilkan, maka perusahaan harus dapat
meningkatkan kualitas cat sesuai dengan standar kualitas perusahaan. Kebijakan
yang diambil PT. Indaco Coatings Industry dalam memproduksi barang selalu
memperhatikan kualitas barang yang dihasilkan, karena semua itu merupakan
salah satu faktor terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan PT.
Indaco Coatings Industry.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis
mengambil judul ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK
CAT ENVITEX PADA PT. INDACO COATINGS INDUSTRY
KARANGANYAR
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahannya
yaitu :
1. Berapakah batas pengendalian atas atau Upper Control Limit (UCL) dan
batas pengendalian bawah atau Lower Control Limit (LCL) pada diagram
peta pengendali P-Chart ?
2. Berapakah rata-rata kerusakan produk ?
3. Apakah ada kerusakan produk yang out of control ?
4. Apa saja yang menjadi penyebab kerusakan produk ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam kaitannya dengan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat batas pengendali atas atau Upper Control Limit
(UCL) dan batas pengendali bawah Lower Control Limit (LCL) pada
diagram peta pengendali P-Chart.
2. Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan produk yang out of control.
4. Untuk mengetahui penyebab kerusakan produk.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Manfaat Akademis
a. Bagi penulis
1) Memperoleh gambaran langsung tentang pengawasan terhadap
kualitas produk akhir.
2) Menambah wawasan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di bangku kuliah bidang manajemen produksi dan operasi
tentang pengendalian kualitas.
b. Bagi Pihak Lain
Sebagai tambahan informasi pada umumnya dan referensi bagi
mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir pada khususnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
2. Manfaat Praktis
Bagi Perusahaan
Sebagai masukan dan sumbangan pikiran untuk menganalisis tentang
kualitas produk akhir yang dihasilkan dan dalam melaksanakan pengawasan
proses produksi agar dicapai produk yang berkualitas sesuai standar dengan
biaya yang efisien.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus deskriptip
dengan analisis P-Chart, yaitu dengan pengendalian model rata-rata
berdasarkan sampel.
2. Objek Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada PT. Indaco Coatings Industry yang berlokasi
di Jl. Raya Solo-Sragen km 13,2 Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat,
Karanganyar.
3. Jenis Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian
yaitu pada PT. Indaco Coatings Industry diantaranya aktifitas-aktifitas
yang dilakukan selama proses produksi. Dalam hal ini penulis
mendapatkan data dari wawancara dengan pihak perusahaan PT. Indaco
Coatings Industry pada masing-masing bagian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka yaitu dari
buku-buku, literatur dan dokumen yang berhubungan dengan teori-teori
yang berkaitan dengan Pengendalian Kualitas atau Quality Control (QC)
selama bulan Februari 2012, sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan
lain-lain.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Teknik Observasi yaitu pengamatan atau peninjauan secara langsung di
tempat penelitian yaitu di PT. Indaco Coatings Industry dengan
mengamati sistem atau cara kerja pegawai yang ada, mengamati proses
produksi dari awal sampai akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas.
b. Wawancara atau interview
Wawancara atau interview merupakan suatu cara untuk mendapatkan
data atau informasi dengan tanya jawab secara langsung pada orang yang
mengetahui tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini adalah dengan pihak
manajemen/karyawan PT. Indaco Coatings Industry yaitu data mengenai
jenis-jenis kerusakan dan penyebabnya, proses produksi serta bahan baku
yang digunakan.
c. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data melalui
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.
Diantaranya data tentang gambaran umum perusahaan, dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
kepegawaian data hasil produksi, data jumlah dan kerusakan produk pada
bulan Februari 2012, serta peralatan yang digunakan selama proses
produksi.
5. Teknik Pembahasan
a. Analisis P-Chart
Analisis data pada penelitian ini menggunakan P-Chart. Analisis P-
Chart adalah pengendalian model rata-rata berdasarkan sample. Langkah-
langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Menghitung besarnya sampel dengan rumus :
n =
Keterangan :
n = Besarnya ukuran sampel.
N = Keseluruhan jumlah produksi.
2) Menentukan proporsi kerusakan dengan rumus :
=
Keterangan :
= Rata rata kerusakan. xi = Jumlah total produk rusak. n = Jumlah total sample. 3) Menentukan standar deviasi dengan rumus :
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
Keterangan :
= Standar deviasi
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
4) Menentukan batas kendali dengan rumus :
a) Batas Kendali Atas (UCL)
UCL = + 3
Keterangan :
UCL = Batas pengendalian atas
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
b) Batas Kendali Bawah (LCL)
LCL = 3
Keterangan :
LCL = Batas pengendalian bawah.
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
Batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL) merupakan
batasan pengawasan dari penyimpangan yang terjadi. Bila ada kerusakan
dan turun lebih rendah dari batas bawah merupakan prestasi yang lebih
baik untuk perusahaan sehingga sedapat mungkin memperoleh kerusakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 9
sekecil mungkin apabila kerusakan produk berada diluar batas kendali atas
berarti terjadi kualitas penyimpangan produk yang dihasilkan.
Bila demikian harus segera dilakukan tindakan perbaikan atau koreksi
terhadap pelaksanaan pengendalian kualitas tersebut. Sebelum
penyimpangan yang lebih besar maka perlu diadakan tindakan yang
intensif, misalnya: mengoreksi penyebab kesalahan, latihan bagi karyawan
baru, memperbaiki atau mengganti mesin-mesin/alat penyebab kesalahan
penggunaan dan pelaksanaan terhadap bahan baku dan bahan-bahan
penolong yang lebih baik. Apabila dengan metode p-chart yang telah
dilakukan terjadi tingkat kerusakan yang out of control keluar dari batas
kendali dapat dilakukan revisi.
1) Menentukan rata-rata kerusakan yang baru dengan rumus :
Keterangan :
= Rata rata kerusakan. xi = Jumlah total produk rusak. n = Jumlah total sample. = Jumlah kerusakan yang out of control.
= Jumlah sampel yang out of control.
2) Menentukan standar deviasi yang baru dengan rumus :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
Keterangan :
= Standar deviasi yang baru.
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
3) Menentukan batas kendali baru dengan rumus :
a) Batas Kendali Atas (UCL)
Keterangan :
= Batas pengendalian atas yang baru.
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
b) Batas Kendali Bawah (LCL)
Keterangan :
= Batas pengendalian bawah yang baru.
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
b. Diagram Pareto
1) Pengertian
Diagram Pareto merupakan metode untuk mengelola kesalahan,
masalah, atau cacat guna membantu memusatkan perhatian untuk
upaya penyelesaian masalahnya. Diagram ini dibuat berdasarkan karya
Vilfredo Pareto, seorang pakar ekonomi abad ke-19. (Render dan
Heizer, 2009: 319)
2) Tujuan
Tujuan dari penggunaan Diagram Pareto ini adalah untuk mencari
permasalahan kualitas yang pada umumnya sering terjadi, kemudian
merengking permasalahan yang ada.
3) Tahapan
Pertama kita mencari permasalahan kualitas apa saja yang muncul,
setelah itu menentukan kesalahan yang paling banyak terjadi hingga ke
paling sedikit. Setelah menemukan porsi permasalahan yang terjadi,
langkah selanjutnya yaitu membuat grafik dari porsi permasalahan
yang ada.
4) Alat
Diagram Pareto bentuknya seperti diagram batang, namun tiap
batangnya menunjukkan porsi permasalahan yang terjadi dari yang
paling banyak ke paling sedikit. .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
Sumber Jay Heizer and Barry Render, 2009
Gambar 1.1 Diagram Pareto
c. Diagram Sebab Akibat
1) Pengertian
Perangkat lain untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan titik
inspeksi adalah diagram sebab-akibat (cause-and-effect diagram),
yang juga dikenal sebagai diagram ishikawa (ishikawa diagram) atau
diagram tulang ikan (fish-bone chart). (Render dan Heizer, 2009: 318).
2) Tujuan
Tujuan dari penggunaan diagram sebab akibat ini adalah untuk
mengidentifikasi kesalahan sehari-hari dari pengendalian mutu.
Diagram sebab akibat juga digunakan untuk penelusuran akar
penyebab terjadinya masalah secara aktif.
3) Tahapan
Manajer operasi memulai dengan empat kategori: material/bahan
baku, mesin/peralatan, manusia, dan metode. Inilah yang disebut 4 M
yang merupakan penyebab keempat kategori ini memberikan suatu
daftar periksa yang baik untuk melakukan analisis awal. Setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 13
penyebab dikaitkan pada setiap kategori yang disatukan dalam tulang
yang terpisah sepanjang cabang tersebut, seringkali melalui proses
brainstorming. (Render dan Heizer, 2009: 318).
4) Alat
Diagram sebab akibat bentuknya menyerupai tulang ikan. Untuk
lebih jelasnya kita lihat pada gambar berikut :
Sumber Jay Heizer and Barry Render, 2009
Gambar 1. 2 Diagram SebabAkibat
(Fish Bone Chart)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
F. Kerangka Pemikiran
Rekomendasi untuk perbaikan
Gambar 1.3
Diagram Kerangka Pemikiran
Di dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin meningkat, perusahaan
dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Oleh karena itu
perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang baik, sesuai dengan
Proses Produksi
Proses Pengendalian Kualitas
Standar Kualitas
Produk Rusak Produk Baik
Evaluasi Pengendalian kualitas :
1. Diagram P-Chart, 2. Diagram Pareto, 3. Diagram Sebab-
Akibat.
Hasil Evaluasi
Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
keinginan pelanggan.. Untuk memperoleh dan mempertahankan kualitas produk
akhir yang baik, maka perusahaan harus menentukan standar kualitas yang akan
digunakan sebagai acuan dalam melakukan pengendalian kualitas agar hasil yang
diperoleh sesuai yang diharapkan.
Proses produksi merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi tercapainya
produk yang berkualitas. Sehingga dalam mencapai standar kualitas tersebut,
perusahaan harus memperhatikan secara teliti proses produksi yang berlangsung.
Hal ini dilakukan agar standar kualitas yang telah ditentukan perusahaan dapat
tercapai.
Menentukan kualitas produk yang telah diproduksi apakah telah memenuhi
standar atau tidak, maka hasil produksi diseleksi dibagian quality control (QC).
Dari proses ini dihasilkan dua kategori produk yaitu produk yang telah memenuhi
standar kualitas perusahaan (produk baik) dan produk yang tidak memenuhi
standar kualitas perusahaan (produk rusak). Apabila produk yang sudah
memenuhi standar tidak perlu diadakan perbaikan, sedangkan untuk produk yang
rusak diadakan perbaikan sesuai dengan jenis kerusakan produk tersebut.
Evaluasi untuk melakukan perbaikan dengan menggunakan bagan kendali P-
Chart sehingga dapat diketahui tingkat kerusakan dan keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh
perusahaan apakah masih dalam batas kendali atau tidak, diagram Pareto
berfungsi untuk membantu menemukan permasalahan yang paling penting untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
segera diselesaikan (rangking tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus
segera diselesaikan (rangking terendah) dan diagram Sebab-Akibat digunakan
untuk mengidentifikasi penyebab yang timbul atas kerusakan suatu produk
Hasil evaluasi akan dijadikan rekomendasi pihak perusahaan sebagai acuan
untuk memperbaiki kualitas produk yang akan dihasilkan. Dari evaluasi tersebut
dapat ditarik kesimpulan apakah produkproduk yang dihasilkan perusahaan
selama ini berada dalam batas kendali atau tidak. Hasil kesimpulan tersebut dapat
digunakan sebagai laporan dan tindakan perbaikan dalam proses produksi
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kualitas
Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif,
berbeda-beda dan berubah-ubah. Definisi kualitas memiliki banyak kriteria,
tergantung pada konteks masing-masing, jika dilihat dari sisi penilaian akhir
konsumen, beberapa ahli, dan produsen sebagai pihak yang menciptakan kualitas.
Adapun pengertian kualitas menurut para ahli :
1. Kualitas (quality) sebagaimana dijelaskan oleh American society for
quality adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang
mampu memuaskan kebutuhan yang tampak atau samar. (Render dan
Heizer 2009:301).
2. Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis,
pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. (Purnomo, 2004:241).
3. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan yang
mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan, dimana kualitas
juga merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada
masa yang mendatang) (Tjiptono dan Diana, 2003:3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kualitas adalah tingkat baik buruknya yang di miliki suatu produk atau jasa
yang dapat memberikan kepuasan konsumen.
B. Pengertian Pengendalian Kualitas
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang di Indonesia
dewasa ini, maka bagi manajemen, kualitas produk menjadi lebih penting dari
sebelumnya. Persaingan yang sangat ketat menjadikan pengusaha semakin
menyadari pentingnya kualitas produk agar dapat bersaing dan mendapat pangsa
pasar yang lebih besar. Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat
mewujudkan terciptanya kualitas yang baik pada produk yang dihasilkannya serta
menjaga konsistensinya agar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan
menerapkan sistem pengendalian kualitas atas aktivitas proses yang dijalani.
Dalam menjalankan aktivitas, pengendalian kualitas merupakan salah satu
teknik yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada
saat proses produksi, hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan
produk akhir. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk
berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan
direncanakan, serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan sedapat mungkin mempertahankan kualitas
yang telah sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas dari para ahli, antara lain :
1. Pengendalian kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk
mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan spesifikasi
atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila
ada perbedaan penampilan yang sebenarnya dan yang standar. (Purnomo,
2004:242)
2. Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan)
untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan
dapat dipertahankan sebagai mana yang telah direncanakan. (Ahyari,
2004:43)
3. Pengendalian kualitas adalah kegiatan terpadu mulai dari pengendalian
standar mutu bahan, standar proses produksi, barang setengah jadi, barang
jadi, sampai standar pengiriman produk akhir ke konsumen, agar barang
(jasa) yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan.
(Prawirosentono, 2002:71)
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengendalian kualitas merupakan suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang
terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan
kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
C. Tujuan Pengendalian Kualitas
Secara umum tujuan dari pengendalian kualitas adalah mempertahankan mutu
produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan
oleh perusahaan atau produsen. Menurut Assauri (2004:210) tujuan dari
pengendalian kualitas adalah sebagai berikut :
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah munkin
Jadi, tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan
bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah
mungkin.
Pengendalian kualitas tidak dapat dilepaskan dari pengendalian produksi,
karena pengendalian kualitas merupakan bagian dari pengendalian produksi.
Pengendalian produksi baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena semua
kegiatan produksi yang dilaksanakan akan dikendalikan, supaya barang dan jasa
yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diusahakan serendah-rendahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
D. Langkah untuk Mengatasi Kualitas
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, terlebih dahulu perlu dipahami
beberapa langkah dalam melaksanakan pengendalian kualitas. Menurut Tjiptono
dan Diana (2003:336) langkah untuk memperbaiki kualitas adalah sebagai
berikut:
1. Membentuk kesadaran terhadap kebutuhan akan perbaikan dan peluang untuk
melakukan perbaikan.
2. Menetapkan tujuan perbaikan.
3. Mengorganisasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Menyediakan pelatihan.
5. Melaksanakan proyek-proyek yang ditujukan untuk pemecahan masalah.
6. Memberikan penghargaan.
7. Mengkomunikasikan hasil.
8. Menyimpan dan mempertahankan hasil yang dicapai.
9. Memelihara momentum dengan melakukan perbaikan dalam system regular
perusahaan.
E. Dimensi Kualitas
Berdasarkan perspektif, David Garvin mengembangkan dimensi kualitas ke
dalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis
terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang (David
Garvin dalam Yamit, 2005:10).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
Adapun delapan dimensi tersebut adalah :
1. Performance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti.
2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.
3. Reability (kehandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian.
4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Durability (daya tahan), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut digunakan.
6. Serviceability, yaitu meliputi, kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang
memuaskan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.
8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung
jawab perusahaan terhadapnya.
F. Aktivitas Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas harus dilakukan melaului proses yang terus-menerus
dan berkesinambungan. Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, terlebih
dahulu perlu dipahami beberapa aktivitas dalam melaksanakan pengendalian
kualitas. Menurut Purnomo (2004:242), aktivitas pengendalian kualitas pada
umumnya meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
1. Pengamatan terhadap performansi produk atau proses.
2. Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standar yang
berlaku.
3. Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan
yang cukup signifikan. Dan jika perlu dibuat tindakan-tindakan untuk
mengoreksinya.
G. Tahapan Pengendalian Kualitas
Untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka
pengendalian terhadap kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan
menggunakan teknik-teknik pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil
produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut
Prawirosentono (2002:71), terdapat beberapa standar mutu (kualitas) yang
bisa ditentukan oleh perusahaan dalam upaya menjaga output barang hasil
produksi diantaranya:
1. Standar mutu bahan baku yang akan digunakan.
2. Standar mutu proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang
melaksanakan).
3. Standar mutu barang setengah jadi.
4. Standar mutu barang jadi.
5. Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk akhir tersebut
sampai ke tangan konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
Dikarenakan kegiatan pengendalian kualitas sangatlah luas, untuk itu
semua pengaruh terhadap kualitas harus dimasukkan dan diperhatikan. Secara
umum menurut Prawirosentono (2002:60), pengendalian atau pengawasan
akan mutu (kualitas) di suatu perusahaan manufaktur dilakukan secara
bertahap meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pemantauan Mutu Bahan-baku
Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan
bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku
tersebut akan digunakan.
2. Pemantauan Proses Produksi
Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah
bahan baku dipantau, juga hasil kerja mesin-mesin tersebut dipantau
dengan cara statistik dengan contoh agar menghasilkan barang sesuai yang
direncanakan.
3. Pemantauan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk
sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak.
4. Pemantauan Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap
dalam kondisi sesuai dengan mutu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
H. Teknik Pengendalian Kualitas
Untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi di butuhkan
teknik pengendalian kualitas. Adapun teknik-teknik dalam pengendalian kualitas
adalah :
1. Inspeksi (Pemeriksaan)
Menurut Render dan Heizer (2009:323), inspeksi (inspection) untuk
memastikan sebuah sistem menghasilkan tingkat kualitas yang diharapkan,
suatu pengendalian proses perlu dilakukan. Inspeksi meliputi pengukuran,
perasaan, perabaan, penimbangan, atau pemeriksaan produk. Tujuannya
adalah menemukan proses yang buruk sesegera mungkin.
Menurut Ariani (2004:56) produk dan jasa harus diperiksa sesuai standar
yang telah ditentukan, satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan. Tujuan
utama inspeksi adalah menghentikan pembuatan komponen yang rusak.
Perusahaan mengadakan inspeksi dapat terjadi pada saat bahan baku, proses
dan produk akhir. Inspeksi tersebut dapat dilaksanakan di beberapa waktu,
antara lain :
a. Pada waktu bahan baku masih ada ditangan pemasok.
b. Waktu bahan baku sampai ditangan perusahaan.
c. Sebelum proses dimulai.
d. Selama proses produksi berlangsung.
e. Setelah proses produksi.
f. Sebelum dikirim kepada pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
2. Acceptance Sampling
Menurut Render dan Heizer (2009:367) Sampling keberterimaan
(acceptance sampling) adalah suatu bentuk pengujian yang meliputi
pengambilan sampel acak dari lot atau kumpulan produk jadi dan
pengukuran sample itu terhadap standar yang telah ditentuka. Mengambil
sampel lebih ekonomis jika disbandingkan dengan pemeriksaan 100%.
3. Control chart ( bagan kendali )
Pengendalian kualitas dilakukan setelah diketahui variabel atau atribut
yang menentukan tinggi rendahnya kualitas produk. Teknik pengendalian
kualitas yang digunakan dalam pelaksanaan penegendalian kualitas adalah
control chart.
Ada dua tipe pengendalian kualitas yaitu:
a. Pengendalian kulaitas untuk atribut. Atribut digunakan apabila:
1) Barang-barang dengan jelas baik atau tidak (jelek)
2) Karakteristik produk tidak dapat diukur dengan mudah, sehingga
memaksa pemeriksa untuk mempertimbangkan
Ada empat jenis bagan kendali atribut, dua diantaranya yang sering
digunakan yaitu:
1) Analisis P-Chart
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif
dengan menggunakan P-Chart yaitu pengendalian model rata-rata
berdasarkan sampel. Langkah-langkah yang digunakan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
a) Menghitung besarnya sampel dengan rumus :
n =
Keterangan :
n = Besarnya ukuran sampel.
N = Keseluruhan jumlah produksi.
b) Menghitung sampel rata-rata dengan rumus :
=
Keterangan :
= Rata rata kerusakan. xi = Jumlah total produk rusak. n = Jumlah total sample. c) Menentukan standar deviasi dengan rumus : =
Keterangan : = Standar deviasi = Rata rata kerusakan. n = Besarnya ukuran sampel. d) Menentukan batas kendali dengan rumus : (1) Upper Control Limit (UCL) UCL = + 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
Keterangan :
UCL = Batas pengendalian atas.
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
(2) Lower Control Limit (LCL)
LCL = 3
Keterangan :
LCL = Batas pengendalian bawah.
= Rata rata kerusakan.
n = Besarnya ukuran sampel.
2) Analisis C-chart
Diagram ini digunakan untuk mengendalikan jumlah produk per
unit hasil suatu proses. Adapun langkah- langkah pengendalian C-
chart adalah sebagai berikut :
a) Menentukan rata-rata kerusakan dengan rumus :
=
Keterangan :
= Rata rata jumlah cacat. c = Jumlah cacat. n = Jumlah keseluruhan pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
b) Menentukan standar deviasi dengan rumus :
=
Keterangan :
= Standar deviasi.
= Rata rata jumlah cacat.
n = Besarnya ukuran sampel.
c) Menentukan batas pengendalian dengan rumus :
(1) Upper Control Limit (UCL)
UCL = + 3
Keterangan :
UCL = Batas pengendalian atas.
= Rata rata jumlah cacat.
(2) Lower Control Limit (LCL)
LCL = 3
Keterangan :
LCL = Batas pengendalian bawah.
= Rata rata jumlah cacat.
b. Pengendalian kualitas untuk variabel
Pengendalian ini digunakan untuk hal-hal yang sifatnya dapat diukur.
Bagan yang digunakan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
1) R-chart (Range chart)
Digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara pengukuran
terbesar dan terkecil.
2) X-chart (Mean chart)
Digunakan untuk pengukuran rata-rata suatu proses produksi dari
sampel.
4 Diagram Pareto
Diagram pareto merupakan suatu grafik batang yang menggambarkan
masalah menurut prioritas dan tingkat kepentingannya (dalam persen) jumlah
total masalah adalah 100%, penempatan grafik diurutkan dari prosentase
masalah yang paling besar diletakkan dikiri sampai prosentase terkecil
diletakkan dikanan.
Adapun rumus untuk mengetahui kerusakan produk dengan rumus:
5 Diagram Sebab-Akibat
Diagram ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi penyebab-
penyebab dari suatu masalah kualitas yang disusun dengan suatu urutan dan
dengan berlangsungnya suatu proses. Diagram ini sangat membantu untuk
melihat aliran proses dimana masalahnya terjadi.
Diagram ini menggunakan empat kategori (4M) :
Man, method, machine, material.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 31
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan
PT. Indaco Coatings Industri yang berlokasi di JL. Raya SoloSragen Km.
13,2 desa Pulosari, kecamatan Kebakkramat, Karanganyar yang didirikan
pada tanggal 17 September 2005 dengan akte No. 43 tanggal 17 September
2005, waktu 12.00 WIB oleh Pujiastuti Pangestu, SH notaris di Karanganyar.
Telah mendapatkan ijin usaha industri dari kantor pelayanan perijinan dan
investasi kabupaten Karanganyar. PT. Indaco Coatings Industriy dipimpin
oleh Bapak Iwan Adranacus sebagai direktur utama dan dalam
mengoperasikan perusahaan pihak manajemen telah menyediakan sumber
daya yang diperlukan untuk memproduksi cat sesuai dengan persyaratan
persyaratan sistem manajemen mutu untuk menciptakan kepuasan pelanggan.
Dalam rangka menghadapi perdagangan global dan untuk meningkatkan
kapasitas produksi serta menjamin konsistensi produk, manajemen PT. Indaco
Coatings Industry telah mempunyai komitmen untuk menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001 : 2008. Jumlah sumber daya manusia pada saat ini
sebanyak 60 orang, serta didukung dengan fasilitas alatalat untuk proses
produksi yang memadahi dengan rencana kapasitas produksi per tahun sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
11.600 m dengan investasi sebesar 5 M dan target omset penjualan sebesar 2
M per bulan.
2. Visi dan Misi
Visi
Indaco dengan semua produknya akan menjadi barometer untuk industry
cat dalam hal kualitas, inovasi, dan tanggung jawab lingkungan hidup.
Indaco whit all the products will become a barometer for paint industries
in terms of quality, innovation, and responsibility to the environment.
Misi
Menghasilkan produk produk berkualitas yang memberikan tingkat
maksimum dari nilai yang diperoleh pelanggan pada tingkat optimum dari
biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan melalui penerapan Total Quality
Management dengan standar internasional.
To Produce quality products that giving maximum level of customer
value at optimum level of customer cost through implementing Total Quality
Management with international standard.
3. Manajemen Mutu
PT. Indaco Coatings Industry, Karanganyar menetapkan,
mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008, yang bertujuan untuk :
a. Menjaga mutu produk secara konsisten dalam mencapai keputuasan
pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
b. Mengefektifkan media komunikasi kebijakan, sasaran, alur proses dan
pengendalian proses.
c. Mendiskripsikan kerangka kerja dalam upaya mencegah ketidak-sesuaian
dan meningkatkan mutu secara terus menerus.
d. Memberikan pedoman karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
e. Menyediakan data dan fakta yang obyektif kepada stakeholder mengenai
penetapan dan penerapan system manajemen mutu.
4. Kebijakan Mutu
PT. Indaco Coatings Industry
a. Menghasilkan produk sesuai dengan standard nasional dan internasional
yang mengacu pada kepuasan pelanggan yang meliputi :
1) Pengiriman produk dengan tepat waktu
2) Produk yang berkualitas tinggi
3) Produk dengan harga bersaing
b. Selalu mengutamakan keselamatan
c. Selalu mengutamakan kelestarian lingkungan hidup
d. Melakukan perbaikan secara terus menerus
5. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam suatu perusahaan dapat dipastikan mempunyai sebuah struktur
organisasi karena pada umumnya struktur organisasi menggambarkan tugas
yang berbeda-beda kepada masing-masing karyawan. PT. Indaco Coatings
Industry berdasarkan susunan organisasinya merupakan organisasi berbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 34
garis. Pada organisasi kekuasaan dan tanggung jawab bercabang di setiap
tingkat pimpinannya dari tingkat paling atas sampai tingkat paling bawah.
Setiap atasan mempunyai bawahan tertentu yang masing-masing memberikan
tanggung jawab akan pelaksanaan tugas dari atasannya, tidak seorang pun dari
organisasi dalam perusahaan yang tidak memiliki atasan lebih dari seorang.
Alasan dipilihnya struktur organisasi ini adalah untuk mempermudah
koordinasi dan pengawasan sehingga dapat membuat kedisiplinan di setiap
karyawan. Berikut adalah struktur organisasi PT. Indaco Coatings Industry :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
Sumber: Bagian Personalia PT. Indaco Coatings Industry, 2012
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
PT. Indaco Coatings Industry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
Tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi antara lain :
a. Direktur utama
1) Mengangkat serta memberhentikan direksi.
2) Sebagai koordinator yang mengadakan pengawasan terhadap
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
3) Mengadakan rapat koordinasi yang mengambil keputusan terakhir dan
mempertimbangkan saran dari bawahannya.
b. Factory Manager
1) Mengkoordinir seluruh kegiatan di pabrik dan distribusi.
2) Mengkoordinir tugas-tugas asisten.
3) Bertindak sesuai dengan perintah direktur utama.
4) Membuat laporan rutin mengenai keadaan pabrik secara keseluruhan
setiap bulan.
c. Corporate Secretary
1) Memberikan masukan dalam pengambilan keputusan yang strategic.
2) Memberikan masukan dalam management.
3) Memberikan masukan mengenai regulasi bisnis.
4) Memberikan masukan mengenai etika dalam berbisnis.
d. QMR (Quality Management Representative)
1) Memeriksa kecukupan dokumen pedoman mutu pada sistem
manajemen mutu.
2) Mengesahkan dokumen standard operating procedure (SOP),
instruksi kerja, formulir pada sistem manajemen mutu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
e. FAM (Finance Accounting Manager)
1) Melaksanakan pencatatan dan pembukuan seluruh transaksi yang
dilakukan secara periodik.
2) Melakukan pembukuan dan menyusun laporan keuangan perusahaan.
3) Menjamin terjadinya seluruh pencatatan transaksi perusahaan dan
laporan keuangan secara periodik untuk perencanaan dan pengendalian
perusahaan.
4) Menyelenggarakan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas pada
perusahaan.
f. HRD (Departemen Human Research and Development) dan GA (General
Affair)
1) Melaksanakan penerimaan karyawan baru.
2) Membuat tata tertib bagi karyawan, mengawasi absensi karyawan, dan
mengawasi pelaksanaan pembayaran gaji dan upah karyawan.
3) Melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawan yang melanggar
peraturan yang telah ditetapkan.
4) Mengelola dan mengusahakan kesejahteraan sosial bagi karyawan
sesuai dengan peraturan manakertrans dan UU ketenagakerjaan.
g. Legal Officer
1) Menangani dokumen dan perizinan.
2) Menangani permasalahan hukum, baik untuk masalah perdata maupun
pidana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
3) Penyesuaian-penyesuaian terhadap peraturan baru yang dikeluarkan
oleh pemerintah yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
h. Operator
Tugas operator hanya sebagai penerima informasi dari pemasok
tentang berapa banyak barang yang harus dikirim dan sebagai penerima
pesanan yang kemudian diberitahukan ke bagian gedung agar segera
dikirim.
i. Maintenance
Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin-
mesin produksi, instalasi listrik, dan peralatan kantor.
j. EDP & IT
Melakukan perawatan secara berkala terhadap semua perangkat kerja
yang berupa komputer, printer, jaringan komputer, termasuk mengolah
database dari input data produksi baik itu shceduling, progress, report,
kalkulasi, dan finance.
k. Purchasing (pembelian)
1) Memperoleh informasi mengenai harga barang dan menentukan
supplier yang dipilih dalam pengadaan barang.
2) Menentukan pemeriksaan terhadap jenis dan kuantitas barang sesuai
dengan surat permintaan pembelian dari gudang.
3) Melakukan pemesanan barang kepada supplier yang dipilih atas
otoritas direktur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 39
4) Bertanggung jawab atas pembelian barang baku dan bahan pembantu
untuk proses produksi.
l. Costing
1) Memenuhi permintaan bahanbahan yang diperlukan oleh bagian
produksi.
2) Bertanggung jawab atas tersedianya bahan produksi dan peralatan,
serta bertanggung jawab terhadap pemeliharaannya.
3) Memberikan laporan pengeluaran bahan untuk proses produksi.
m. CCM (Computer Color Matching)
Bagian yang berfungsi mencari atau membuat formula warna dan sebagai
control formula atau warna yang sedang diproses agar sesuai spek.
n. Administrasi
1) Mengurus keluar atau masuk surat-surat perusahaan.
2) Menyelenggarakan system file atau pengarsipan atas dokumen
perusahaan.
3) Membuat laporan perkembangan perusahaan, yang meliputi anggaran
baik secara berkala tiap triwulan maupun laporan akhir tahun.
4) Membuat laporan neraca laba rugi, dalam pelaksanaannya tugas ini
dibantu oleh seksi pembukuan dalam pengumpulan data serta
pelaksanaan penyusunannya.
o. Bagian Keamanan (Satpam)
1) Menjaga keamanan perusahaan.
2) Membuat laporan tentang situasi keamanan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 40
3) Membuat arsip dan mengkoordinasi buku tamu apabila ada tamu atau
karyawan yang keluar masuk area perusahaan.
p. Staf
1) Bertanggung jawab untuk melaporkan setiap kejadian atau perbuatan
yang dampak pada kualitas ke atasannya masing-masing.
2) Bertanggung jawab untuk selalu memperbaiki atas kinerja pribadi dan
kelompok dibagiannya.
q. Produksi
1) Menjalankan proses produksi sesuai rencana yang telah ditetapkan.
2) Menjaga dan meningkatkan kualitas produk.
3) Mengadakan pengawasan pelaksanaan proses produksi
r. Laboratorium
1) Membuat suatu formula cat yang sesuai spek.
2) Mengendalikan kualitas bahan baku, produksi dan kemasan.
s. PPIC (Production Planning and inventory Control)
1) Koordinator administrasi PPIC, gudang, produksi dan laboratorium.
2) Bertanggung jawab kepada Manager Produksi atas ketepatan
perhitungan waktu, kebutuhan bahan dan rencana proses produksi.
3) Memberikan informasi kepada pemassaran atas semua proses
produksi.
4) Memberikan surat perintah kerja kepada seluruh bagian produksi.
5) Membantu menjaga kualitas produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 41
6. Aspek Tenaga Kerja
a. Tenaga kerja
Tenaga kerja di PT. Indaco Coatings Industry telah memenuhi
ketentuan-ketentuan ketenagakerjaan yang diatur departemen tenaga kerja
RI, antara lain mengenai jam kerja, sistem kompensasi jaminan sosial, dan
lain-lain. Pengembangan sumber daya manusia secara menyeluruh
dilakukan perusahaan guna mengoptimalkan kinerja sumber daya yang
ada dengan memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk
latihan dan pendidikan guna meningkatkan kemampuan. Jumlah tenaga
kerja PT. Indaco Coatings Industry 154 karyawan dengan perincian
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kerja PT. Indaco Coatings Industry
Bagian Jumlah Karyawan Produksi 39
Laboratorium 38 Kantor 26 PPIC 23 GA 12
Satpam 11 Mentinen 5 Jumlah 154
Sumber : Bagian Personalia PT. Indaco Coatings Industry, 2012
b. Jam kerja karyawan
Berdasarkan undang-undang kepegawaian yang telah ditetapkan
pemerintah, serta peraturan pokok PT. Indaco Coatings Industry tentang
jam kerja karyawan, ditetapkan bahwa lamanya jam kerja adalah 40 jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 42
dalam seminggu. PT. Indaco Coatings Industry menerapkan lima hari
kerja dalam seminggu dan pada hari libur atau hari besar kegiatan
produksi di tiadakan.
Jam kerja karyawan PT. Indaco Coatings Industry terbagi menjadi dua,
yaitu :
1) Bagian produksi, laboratorium, kantor, PPIC, GA, dan mentinen
Hari senin jumat : 08.00 17.00 WIB
Waktu istirahat : 12.00 13.00 WIB
11.30 13.00 WIB (hari jumat)
2) Bagian Satpam
Shift pagi : 06.00 - 14.00 WIB,
Shift siang : 14.00 - 22.00 WIB,
Shift Malam : 22.00 - 06.00 WIB,
c. Fasilitas Perusahaaan
Perusahaan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh
karyawan sehingga dapat untuk meningkatkan semangat dan kinerja
karyawan. Fasilitas yang disediakan antara lain :
1) Transportasi
Sarana transportasi PT. Indaco Coatings Industry untuk sekarang
ini baru menyediakan sarana transportasi bagi karyawan staf wanita,
kedepanya direncanakan PT. Indaco Coatings Industry akan
menyediakan bus karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 43
2) Asuransi
Sesuai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam UU No.3
Tahun 1992, maka Indaco Coatings Industry mengasuransikan
karyawan-karyawannya, asuransi ini diberikan kepada karyawan tetap
di lingkungan perusahaaan. Pemberiaan asuransi ini diberikan kepada
karyawan tetap di lingkungan perusahaan. Pemberiaan asuransi yang
diberikan karyawan meliputi :
a) Jaminan hari tua
b) Jaminan kematiaan
c) Jaminan kecelakaan kerja
3) Pakaian seragam
Setiap tahunnya karyawan PT. Indaco Coatings Industry mendapat
Pakaian seragam dinas lengkap secara gratis meskipun pakaian tahun
lalu masih dalam kondisi baik.
4) Keselamatan dan kesehatan kerja
Kegiatan produksi sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja, sehingga manajemen PT. Indaco Coatings Industry menerapkan
K3 (Keselamatan dan kesehatan kerja) untuk semua karyawan,
terutama karyawan produksi dan gudang yang secara langsung
mengoperasikan mesin, dan alat-alat berat. Tindakan preventif untuk
keselamatan kerja dilakukan dengan cara pemberian prosedur operasi
kerja yang ditempel di setiap dinding, dan fasilitas pengaman seperti,
sarung tangan, masker, helm, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
Karyawan yang sakit dalam jam kerja diwajibkan untuk berobat ke
klinik, dimana klinik tersebut sudah menjalin kerjasama dengan PT.
Indaco Coatings Industry, dan perusahaan memberikan bantuan biaya
yang besarnya disesuaikan dengan kemampuaan anggaran perusahaan
dengan melapor ke HRD atau bagian personalia.
d. Sistem pengupahan
System pengupahan yang diterapkan oleh PT. Indaco Coatings Industry
adalah :
1) Upah Bulanan
Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan tetap dan diberikan
setiap bulanya, yang meliputi karyawan staff, karyawan produksi,
karyawan gudang, dan keamanan. Selain diperuntukkan untuk
karyawan tetap, Upah bulanan juga diperuntukkan untuk karyawan
PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) dimana karyawan PKWT
disini sudah melakukan perjanjian kontrak dengan perusahaan
terhadap masa jabatanya.
2) Upah Harian
Yaitu Upah yang diberikan setiap harinya kepada karyawan. Upah
harian ini diperuntukkan untuk karyawan tidak tetap atau pekerja
harian, dimana pekerja harian ini bisa meliputi seluruh karyawan
dalam perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
7. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran adalah suatu daerah dimana perusahaan akan menjual
hasil produksinya. Daerah pemasaran yang luas akan lebih menguntungkan
dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai daerah pemasaran yang
sempit, karena daerah pemasaran bisa lebih memasarkan hasil produksi.
Perusahaan cat PT. Indaco Coatings Industry sendiri dalam memasarkan hasil
produksinya untuk meningkatkan dan memajukan usahanya mempunyai
kurang lebih 46 Depo/daerah pemasaran yang tersebar di Indonesia.
Diantaranya seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
Tabel 3.2 Depo PT. Indaco Coatings Industry
NO Nama Depo NO Nama Depo 1 Aceh 24 Lombok 2 Ambon 25 Madiun 3 Bangka Belitung 26 Makasar 4 Bali 27 Malang 5 Balik papan 28 Manado 6 Bandung 29 Medan 7 Banjarmasin 30 Padang 8 Batam 31 Palembang 9 Bengkulu 32 Parepare 10 Blora 33 Probolinggo 11 Cirebon 34 Purwokerto 12 Jakarta 1 35 Samarinda 13 Jakarta 2 36 Semarang 14 Jambi 37 Serang 15 Jayapura 38 Solo 1 16 Jember 39 Solo 2 17 Jogja 40 Surabaya 18 Kediri 41 Tasikmalaya 19 Kendari 42 Tegal 20 Kudus 43 Pekan baru 21 Kupang 44 Magelang 22 Lamongan 45 Palopo 23 Lampung
Sumber : Bagian PPIC PT. Indaco Coatings Industry, 2012
8. Produksi
Dalam proses produksi, harus dijalankan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Ketelitian dan konsistensi kerja diperlukan
dalam pelaksanaan produksi. Hal tersebut mempengaruhi mutu hasil produksi
yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi tersebut.
Hasil produksi yang berkualitas sangat menunjang pemasaran dalam
perusahaan. Untuk setiap perusahaan mempunyai standard kualitas yang tidak
sama sesuai dengan ketentuan perusahaan. Standard kualitas adalah standard
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
atau ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk yang
dihasilkan.
Agar perusahaan dapat mencapai standard kualitas sesuai dengan
ketentuan, perusahaan perlu melaksanakan pengendalian kualitas.
Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT Indaco Coatings Industry
meliputi pengendalian kualitas pada proses produksi pasta, base dan bahan
jadi. Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan kerusakan produk
dapat dihindari atau dikurangi sehingga tidak terjadi kegagalan produksi atau
penambahan biaya karena adanya pengulangan proses produksi.
a. Proses produksi cat envitex pada PT Indaco Coantings Industry
Berdasarkan Standar Operasional Proses (SOP) yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, proses produksi cat Envitex sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
Gambar 3.2 Flow Chart Proses Produksi Cat Envitex
BAHAN BAKU
PASTA WATER BASE
COLOR MATCHING
PENAMBAHAN PASTA /
WATER BASE
FILTERING
PACKAGING
SELESAI
MIXING
NO
NO
MIXING
YES
YES
NO
YES
YES
NO
GRINDING
QC
QC
QC
DISPERSI
QC
NO
NO
YES
QC
YES
QC
NO
YES
QC
HOLD
PENYARINGAN DI HENTIKAN
PACKING
GUDANG BAHAN SETENGAH JADI
BAHAN BAKU
BAHAN BAKU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
b. Tahaptahap proses produksi cat Envitex pada PT. Indaco coating
industry :
1) Bahan Baku
Sebelum memproses cat envitex bahan baku yang di perlukan antara
lain :
a) Resin atau Binder
Merupakan komponen utama dalam cat, Resin berfungsi
sebagai merekatkan komponenkomponen yang ada dan
melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan
membentuk film. Resin pada dasarnya adalah polymer dimana
pada temperature ruang atau temperature aplikasi bentuknya cair,
bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti :
Natural Oil, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic,
Expoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic,
dll. Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan
turunnannya, bahkan kombinasi antara satu resin dengan resin
yang baru. Daya tahan, kekuatan, dan karakter cat secara
keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.
b) Pigment dan Extender (Filler)
Pigment adalah bagian dari colorant. Pigment merupakan
padatan halus (bubuk) yang di tambahkan ke dalam cat dengan
beberapa fungsi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 50
(1) Memberi karakter khas pada penampakan cat tersebut, seperti :
warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya.
(2) Memberi nilai tambah pada karakter kekuatan cat tersebut,
seperti : kekuatan terhadap cuaca, korosif, panas atau api, dll.
(3) Meningkatkan sifat, seperti : meningkatkan kekerasan,
kelenturan, daya tahan terhadap abrasi.
c) Extender (Filler)
Extender (Filler) adalah zat bukan perekat yang dipergunakan
untuk memperbaiki struktur, sifat kerja, keawetan, kekuatan
rekatan, dan menekan biaya. Extender (filler) ditambahkan ke
dalam cat dengan tujuan untuk menurunkan harga, namun dalam
hal tertentu extender ditambahkan untuk memperbaiki sifat cat.
Extender umumnya mempunyai refractive index yang kecil
(rendah daya tutupnya) dibanding pigment.
d) Solvent
Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi
sedemikian rupa sehingga campuran mempunyai kekentalan yang
pas untuk diproses : diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain.
Dengan penambahan solvent yang tepat dan cukup akan
menurunkan kekentalan dari resin atau campuran pada suatu titik
dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk masing-masing
proses. Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan
penambahan jenis solvent yang tepat dan dengan takaran pas, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan mudah pada
obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang tepat juga memberi
pengaruh optimal pula pada mekanisme penguapan dari solvent-
solvent yang ada, sehingga akan membentuk film yang maksimal
karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun
kecepatan keringnya.
e) Additive
Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam
jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar
terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan
dipakai seperti harapan kita.
2) Pembuatan Pasta (bahan setengah jadi envitex)
a) Proses Mixing
Pada tahap ini, bahan baku solvent, resin atau binder, pigment
dan additive dicampur dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis
pasta yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas.
Kemudian mencampur dengan mesin mixer, hingga diperoleh
suatu campuran yang benar-benar merata di semua titik. Waktu
mixing 2 jam dengan kecepatan mixer 50 rpm dengan jumlah
produksi 3 ton dan di peroleh kekentalan (viscositas) 7090 KU,
kekuatan warna (color strength) 95-105 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
b) Proses Grinding
Pada proses grinding partikel-partikel solvent, resin atau binder
dan additive yang sudah di campur di haluskan dengan mesin
grinder agar ukuran partikel menjadi lebih kecil sampai di peroleh
kehalusan (fineness) 5-20 micron hasil dari grinding tersebut
dinamakan pasta, setelah selesai proses grinding pasta tersebut di
simpan di gudang bahan setengah jadi.
3) Pembuatan Water Base (bahan dasar envitex)
a) Proses Mixing
Pada tahap ini, bahan baku solvent, resin atau binder, extender
(filler) dicampur dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis base
yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas.
Kemudian di campur dengan mesin mixer, hingga diperoleh suatu
campuran yang benar-benar merata di semua titik. Waktu mixing 3
jam dan kecepatan mixer 60 rpm dengan jumlah produksi 3 ton
dan kekentalan campuran hingga di peroleh penampakan produk
(appearance) yang sudah sesuai spek, kekentalan (viscositas) 105-
115 KU, derajat keasaman (ph) 8,0-9,5 %, daya tutup (hiding
power) 80-105 %..
b) Proses Dispersi
Proses dispersi adalah proses pembasahan permukaan partikel-
partikel bahan baku solvent, resin atau binder, extender (filler),
oleh bahan-bahan cair (millbase) dan additive. Proses pemecahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 53
secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel hasil mixing
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau partikel-
partikel primernya sesuai dengan derajat kehalusan (fineness) 20-
50 micron dan mempertahan agar supaya kelompok-kelompok
partikel yang lebih kecil atau partikel-partikel primer ini tetap
terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali. Proses dispersi akan
mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip dispersinya
terpenuhi. Prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat perhatian
yaitu kecepatan mixer 60 rpm serta penambahan additive secara
tepat.
4) Pembuatan Bahan Jadi Cat Envitex
a) Proses Colour Matching
Proses pencampuran antara water base dan pasta di campur
dengan ukuran yang sudah disesuaikan RnD, pencampuran ini
menggunakan mesin yang disebut mixer cat dengan kecepatan
putaran 50-60 rpm yang sudah disesuaikan operator sampai
mendapatkan warna yang sesuai dengan data base CCM
(computer colour matching).
b) Proses Filtering
Filtering (penyaringan) dilakukan untuk menyaring kotoran
saat pengadukan dan menyaring hasil produksi yang mengulit,
hasil penyaringan di ambil sampel dan di uji untuk mengetahui
kualitas cat apakah kualitas cat tersebut memenuhi standar atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 54
tidak, jika tidak ok maka penyaringan di hentikan dan di produksi
ulang kembali sesuai dengan warnanya dan jika ok maka langsung
ke proses selanjutnya.
c) Proses Packaging
Proses ini dilakukan untuk mengemas cat ke dalam
wadah/kamasan sesuai ukuran, kemasan meliputi kaleng 1kg,
gallon 5kg dan pail 25kg, dalam pengemasan di lakukan secara
manual yaitu dengan membuka kran tong cat kecil dan di tuangkan
ke kemasan sesuai dengan batas alat ukur untuk pengemasan dan
memasang tutup dengan alat sederhana dengan penjepit tutup dan
pukul, setelah itu pengambilan sampling secara acak di lakukan
sesuai dengan ketentuan jumlah produksi dan di uji hasil kemas
dengan membandingkan sampel dan spesifikasi masing-masing
bahan kemas, jika ada yang tidak sesuai ditempel QC Hold untuk
dilakukan pengambilan sampel ulang dan di produksi kembali
sesuai dengan warna yang sama.
d) Proses Packing
Proses setelah packaging selesai dan lolos uji QC maka proses
selanjutnya adalah proses packing (pengepakan) yaitu memasukan
cat yang sudah di kemas ke dalam kardus sesuai ukuran dan
ditempel QC Approved.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 55
B. Laporan Magang Kerja
1. Diskripsi Magang Kerja
Magang kerja merupakan sistem pelatihan kerja di suatu perusahaan
dengan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama dibangku perkuliahan.
Bekerja secara langsung yang dibimbing oleh karyawan yang lebih
berpengalaman dalam proses produksi barang ataupun jasa di perusahaan,
dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
2. Tujuan Magang Kerja
a. Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan pengetahuan
tentang berbagai aktivitas di dunia kerja.
b. Dapat melatih mahasiswa untuk menemukan penyebab masalah dan
mampu memberikan solusi bagi perusahaan.
c. Melatih mahasiswa untuk bekerja sebelum masuk dalam dunia kerja yang
sebenarnya.
3. Manfaat Magang Kerja
Magang kerja dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu :
a. Bagi Mahasiswa
1) Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah
didapat selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.
2) Agar mahasiswa setelah lulus dapat menghadapi masalah yang timbul
dalam dunia kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
b. Bagi Perusahaan
1) Perusahaan akan mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas
di masa yang akan datang.
2) Hasil penelitian mahasiswa selama magang kerja dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan atau bahkan sebagai masukan dalam
menentukan kebijakan perusahaan.
4. Pelaksanaan Magang kerja
Tempat : kegiatan magang dilakukan di PT. Indaco Coatings Industry yang
berlokasi di jalan Solo-Sragen km 13,2 Pulosari, Kebakkramat,
Karanganyar.
Waktu : pelaksanaan magang dilakukan pada tanggal 6 Februari sampai
dengan 9 Maret 2012.
5. Kegiatan Magang Kerja
a. Minggu pertama tanggal 6 Februari - 10 Februari 2012 :
1) Perkenalan pada staf, pembimbing magang, dan karyawan.
2) Penjelasan dari pembimbing magang tentang hal-hal yang berkaitan
dengan perusahaan.
3) Penempatan tempat magang kerja dan peraturan dalam magang kerja.
4) Mengamati lokasi dan lingkungan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 57
b. Minggu kedua tanggal 13 Februari 17 Februari 2012 :
1) Mengamati, mempelajari data-data yang berkaitan dengan proses
produksi di setiap departemen di perusahaan.
2) Melakukan pengamatan pengendalian kualitas yang dilakukan dalam
laboratorium cat Envitex.
c. Minggu ketiga tanggal 20 Februari 24 Februari 2012 :
1) Melakukan pengamatan proses produksi cat Envitex dan dijelaskan
tentang peralatan yang digunakan dalam proses produksi cat Envitex.
2) Melakukan wawancara dan membantu karyawan dalam menyelesaikan
tugas di bagian PPIC.
3) Mencari data yang berkaitan dengan topik pengendalian kualitas di
bagian PPIC.
4) Mencari data yang berkaitan dengan topik pengendalian kualitas di
bagian laboratorium cat Envitex.
d. Minggu keempat tanggal 27 Februari 2 Maret 2012 :
1) Mencari data di bagian personalia mengenai perusahaan dan karyawan
yang bekerja.
2) Melakukan pengamatan dan pembelajaran mengenai produktivitas
kerja dari karyawan.
e. Minggu kelima 5 Maret 9 Maret 2012 :
1) Melakukan pengecekan terhadap semua data yang diperoleh selama
magang dan melengkapi data yang kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 58
2) Tes tertulis dan tes wawancara dengan pembimbing magang yang
berkaitan dengan pengendalian kualitas.
3) Berpamitan dengan staf, pembimbing magang, dan karyawan karena
magang kerja telah selesai.
Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan pada tanggal 6
Februari sampai dengan 9 Maret 2012 dalam rangka penulisan tugas akhir.
C. Pembahasan Masalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Indaco Coatings Industry maka
dilakukan pembahasan mengenai pengendalian kualitas dengan menggunakan
analisis p-chart.
Analisis ini dipilih karena sesuai dengan hasil analisis yaitu dengan
pengendalian model rata-rata menggunakan sampel. Dengan metode ini juga
dapat mengetahui dan menentukan apakah kerusakan pada produk cat envitex
yang terjadi dalam proses produksi dalam batas kendali atau tidak. Dalam analisis
ini disertakan diagram pareto dan diagram sebab-akibat (fishbone) untuk
mengetahui jenis kerusakan serta penyebabnya.
1) Analisis P-Chart
Bagan pengendalian p-chart digunakan untuk mengadakan pengujian
terhadap kualitas proses produksi yang mengetahui banyaknya jumlah produk
yang rusak dan untuk mengetahui apakah ada jumlah kerusakan produksi
yang masih dalam batas kendali atau tidak. Untuk perhitungan dengan analisis
p-chart dilakukan dengan observasi pada bulan Februari tahun 2012 pada PT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 59
Indaco Coatings Industry. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui
tingkat kerusakan produk yang terjadi.
Tabel 3.3
Data Kerusakan Cat Envitex pada PT. Indaco Coatings Industry
No Tanggal Jumlah produksi
Jumlah produksi yang di
observasi
Jumlah produk rusak
Prosentase kerusakan
1 01 Februari 2012 7209 463 20 0,0432 2 02 Februari 2012 5655 463 14 0,0302 3 03 Februari 2012 5845 463 17 0,0367 4 06 Februari 2012 7745 463 20 0,0432 5 07 Februari 2012 7839 463 18 0,0389 6 08 Februari 2012 7174 463 31 0,067 7 09 Februari 2012 6095 463 18 0,0389 8 10 Februari 2012 7123 463 16 0,0346 9 13 Februari 2012 8823 463 32 0,0691
10 14 Februari 2012 7410 463 22 0,0475 11 15 Februari 2012 4070 463 20 0,0432 12 16 Februari 2012 3532 463 14 0,0302 13 17 Februari 2012 2500 463 10 0,0216 14 20 Februari 2012 3084 463 16 0,0346 15 21 Februari 2012 3117 463 20 0,0432 16 22 Februari 2012 2898 463 12 0,0259 17 23 Februari 2012 4699 463 17 0,0367 18 24 Februari 2012 3511 463 16 0,0346 19 27 Februari 2012 4284 463 19 0,041 20 28 Februari 2012 4617 463 15 0,0324 Jumlah 107230 9260 367
Sumber : Data Olahan PT. Indaco Coantings Industry, 2012
Dari data di atas kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan p-
chart, langkah-langkah perhitungannya adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 60
a. Menghitung besarnya sampel dengan rumus :
n =
=
=
= 463
b. Menentukan proporsi kerusakan dengan rumus :
=
=
= 0,0396
c. Menentukan standar deviasi dengan rumus :
=
=
= 0,00906
d. Menentukan batas kendali dengan rumus :
1) Batas Kendali Atas (UCL)
UCL = + 3
= 0,0396 + 3
= 0,06678
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 61
2) Batas Kendali Bawah (LCL)
LCL = 3
= 0,0396 3
= 0,01241
Berdasarkan perhitungan dengan analisis p-chart dengan rumus tingkat
kerusakan pada produk cat envitex memiliki rata-rata kerusakan 0,0396 dan
standar deviasi 0,00906, serta memiliki batas kendali atas (UCL) sebesar
0,06678 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,01241. Sehingga dilihat
dari data kerusakan cat envitex terlihat bahwa jumlah kerusakan ada yang
mengalami out of control yaitu pada tanggal 8 dan 13 Februari 2012. Pada
tanggal 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27 dan 28
Februari 2012 berada dalam batas pengendalian (in control). Kerusakan yang
terjadi pada cat envitex disebabkan oleh banyak hal diantaranya adalah warna
beda, kurang halus, mengulit, pengendapan dan lain-lain. Dengan kerusakan
tertinggi adalah warna beda.
Dengan adanya produk yang mengalami out of control yaitu pada tanggal 8
dan 13 Februari 2012, maka dapat dilakukan revisi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 62
a. Menentukan rata-rata kerusakan yang baru dengan rumus:
=
= 0,03647
b. Menentukan standar deviasi yang baru dengan rumus:
=
= 0,08711
c. Menentukan batas kendali baru dengan rumus:
1) Batas Kendali Atas (UCL)
= 0,03647 + 3
= 0,06260
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 63
2) Batas Kendali Bawah (LCL)
= 0,03647 3
= 0,01033
Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh perhitungan baru, yaitu
rata-rata kerusakan sebesar 0,03647 dan standar deviasi sebesar 0,08711.
Batas kendali atas (UCL) sebesar 0,06260 dan batas kendali bawah sebesar
0,01033.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 64
2) Analisis P-Chart dengan Software POM for Windows
Tabel 3.4 Data Kerusakan Produk Cat Envitex pada PT. Indaco Coatings Industry
Bulan Februari 2012
Data Kerusakan Cat Envitex PT. Indaco Coatings Industry Solution
Sample Number of Defects Fraction Defective
3 sigma (99.73%)
01 Februari 2012 20 .0432 Total Defects 367 02 Februari 2012 14 .0302 Total units sampled 9260 03 Februari 2012 17 .0367 Defect rate (pbar) .0396 06 Februari 2012 20 .0432 Std dev of proportions .0091 07 Februari 2012 18 .0389 08 Februari 2012 31 .067 UCL (Upper control limit) .0668 09 Februari 2012 18 .0389 CL (Center line) .0396 10 Februari 2012 16 .0346 LCL (Lower Control Limit) .0124 13 Februari 2012 32 .0691 14 Februari 2012 22 .0475 15 Februari 2012 20 .0432 16 Februari 2012 14 .0302 17 Februari 2012 10 .0216 20 Februari 2012 16 .0346 21 Februari 2012 20 .0432 22 Februari 2012 12 .0259 23 Februari 2012 17 .0367 24 Februari 2012 16 .0346 27 Februari 2012 19 .041 28 Februari 2012 15 .0324
Sumber: POM For Windows, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 65
Sumber: POM For Windows, 2012
Gambar 3.3 Bagan Kendali P-Chart
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan POM for windows dapat
disimpulkan bahwa ada jumlah kerusakan yang mengalami out of control,
maka dapat dilakukan revisi dengan POM for windows sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 66
Tabel 3.5 Data Kerusakan Produk Cat Envitex Setelah Revisi
pada PT. Indaco Coatings Industry Bulan Februari 2012
Data Kerusakan Cat Envitex Setelah Direvisi PT. Indaco Coatings Industry Solution Sample Number of Defects Fraction Defective
3 sigma (99.73%)
01 Februari 2012 20 .0432 Total Defects 304 02 Februari 2012 14 .0302 Total units sampled 8334 03 Februari 2012 17 .0367 Defect rate (pbar) .0365 06 Februari 2012 20 .0432 Std dev of proportions .0087 07 Februari 2012 18 .0389 09 Februari 2012 18 .