ANALISIS PENGELOLAAN KREDIT BERMASALAH (Studi Kasus di ...
Transcript of ANALISIS PENGELOLAAN KREDIT BERMASALAH (Studi Kasus di ...
ANALISIS PENGELOLAAN KREDIT BERMASALAH
(Studi Kasus di Credit Union Kridha Rahardja Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Monika Shelly Ekowaty
NIM : 142114091
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PENGELOLAAN KREDIT BERMASALAH
(Studi Kasus di Credit Union Kridha Rahardja Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Monika Shelly Ekowaty
NIM : 142114091
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan.
(Yeremia 29:11)
Jika kamu sedang dalam kesulitan, itu berarti Tuhan sedang menempamu
menjadi lebih kuat. Alasan lain, Ia tak ingin kamu menjauh dariNya. Jangan
paksakan waktumu. Karena semuanya, Dia jadikan Indah pada waktuNya.
(Penulis)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santa Monika dan Santo Yudas
Tadeus yang senantiasa memberkatiku selama mengerjakan skripsi,
Papaku Hadrianus Musdiyanto dan mamaku Hetty Siswanto,
Adikku tersayang, Regina Jelita Wulandari,
Venantius Gunawan Wibisono,
Sahabat dan teman-temanku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
ANALISIS PENGELOLAAN KREDIT BERMASALAH
(Studi Kasus di Credit Union Kridha Rahardja Yogyakarta)
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 8 Mei 2018 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran
saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal
saya terima.
Yogyakarta, 31 Mei 2018
Yang membuat pernyataan,
Monika Shelly Ekowaty
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Monika Shelly Ekowaty
Nomor Mahasiswa : 142114091
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PENGELOLAAN KREDIT BERMASALAH
(Studi Kasus di Credit Union Kridha Rahardja Yogyakarta)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Mei 2018
Monika Shelly Ekowaty
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat kekuatan dan cinta kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Yohanes Pembaptis Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak., selaku dosen pembimbing akademik
yang selalu memberikan arahan serta motivasi.
5. Nicko Kornelius Putra, S.E., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan bagi
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Stefanus Eri Kusuma, M.Sc., selaku Pengurus Credit Union Kridha Rahardja
(CUKR) yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di
CUKR dan memberi bantuan selama ini.
8. Segenap pengurus, manajemen TP, dan komite Credit Union Kridha Rahardja
terutama Pak Indra, Pak Mamik, Pak Sarwanto, Pak Rudi, Mbak Tyas, Mbak
Dewi dan Mbak Nurma, yang telah mengijinkan penulis melakukan
penelitian di Credit Union Kridha Rahardja dan bersedia menjadi
narasumber.
9. Kedua orang tuaku, Hadrianus Musdiyanto dan Hetty Siswanto yang selalu
memberikan cinta, dukungan dan doa.
10. Adikku tersayang, Regina Jelita Wulandari yang selalu menyemangatiku.
11. Venantius Gunawan Wibisono, yang selalu menyakinkanku untuk dapat
menyelesaikan skripsi.
12. Sahabat-sahabatku, Lita, Mami, Ganis, Irene, Lily, Sara, dan Lia yang
memberi warna pada hari-hari perkuliahanku dan memotivasiku untuk sukses
bersama kalian.
13. Sahabat gembengku Sugiati, terima kasih atas doa dan semangatnya.
14. Sahabat sedari kecilku Clara, terima kasih atas kasih dan semangatmu.
15. Teman-teman Brevet, kelas E MPAT, kelas B akuntansi, dan seluruh teman-
teman akuntansi 2014, terima kasih atas dinamika dan kebersamaannya.
16. Seluruh sahabat dan pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
mendukung penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
Yogyakarta, 31 Mei 2018
Monika Shelly Ekowaty
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL .......................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ..................................................................... .xiv
HALAMAN DAFTAR SINGKATAN ................................................................. .xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi
ABSTRAK .......................................................................................................... xvii
ABSTRACT ......................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9
A. Kredit .................................................................................................. 9
1. Pengertian Kredit ......................................................................... 9
2. Tujuan Kredit ............................................................................. 10
3. Fungsi Kredit ............................................................................. 10
4. Unsur Kredit .............................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
B. Kolektibilitas Kredit ......................................................................... 14
1. Pengertian Kolektibilitas Kredit ................................................ 14
2. Penggolongan Kolektibilitas Kredit .......................................... 14
C. PEARLS Monitoring System ............................................................ 15
D. Kredit Bermasalah ............................................................................ 16
1. Pengertian Kredit Bermasalah ................................................... 16
2. Penggolongan Kredit Bermasalah ............................................. 16
3. Delinquency Ratio / Rasio Kelalaian Pinjaman ........................... 17
4. Penyebab Kredit Bermasalah ..................................................... 18
5. Implikasi Tingginya Kredit Bermasalah bagi CU ..................... 21
6. Gejala Awal Kredit Bermasalah ................................................ 22
E. Peranan Arsip Dokumen Kredit ........................................................ 25
F. Pengelolaan Kredit Bermasalah ........................................................ 25
G. Referensi Peraturan Pengelolaan Kredit Bermasalah
(Pembinaan, Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah) .. 26
1. Pengertian .................................................................................... 26
2. Tindakan Pembinaan, Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit
Bermasalah .................................................................................. 28
a. Pembinaan Kredit Bermasalah ................................................ 28
1) Monitoring Kredit .......................................................... 28
2) Penagihan (Collection) .................................................. 31
b. Penyelamatan Kredit Bermasalah(Restrukturisasi) ................. 33
c. Penyelesaian Kredit Bermasalah (Penghapusbukuan Kredit) 39
H. Lembaga Keuangan Mikro ............................................................... 44
I. Credit Union ..................................................................................... 47
1. Pengertian Credit Union ............................................................ 47
2. Prinsip-prinsip Credit Union ...................................................... 49
J. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 53
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 53
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 53
D. Data yang Diperlukan ...................................................................... 54
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 55
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 56
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................ 64
A. Lokasi Credit Union Kridha Rahardja ................................................ 64
B. Sejarah Credit Union Kridha Rahardja ............................................... 64
C. Visi dan Misi Credit union Kridha Rahardja .................................... 66
D. Kegiatan Utama Credit union Kridha Rahardja ............................... 67
E. Struktur Organisasi Credit union Kridha Rahardja .......................... 68
F. Produk Pinjaman Credit union Kridha Rahardja .............................. 74
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................................. 82
A. Deskripsi Rasio Kelalaian Pinjaman CUKR ....................................... 82
B. Deskripsi Data ......................................................................................... 85
1. Pembinaan Kredit Bermasalah ......................................................... 85
a. Monitoring Kredit .................................................................... 85
b. Penagihan (Collection) ........................................................... 91
2. Penyelamatan Kredit Bermasalah (Restrukturisasi) .................... 94
3. Penyelesaian Kredit Bermasalah (Penghapusbukuan Kredit) ... 100
C. Analisis Data dan Pembahasan ....................................................... 107
1. Analisis Data ..................................................................................... 107
2. Pembahasan ...................................................................................... 121
BAB VI PENUTUP ..................................................................................................... 150
A. Kesimpulan ............................................................................................ 150
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 151
C. Saran ...................................................................................................... 151
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 155
LAMPIRAN ......................................................................................................... 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penggolongan Kolektibilitas Kredit.............................................. 14
Tabel 2.2 Jadwal penagihan kredit lalai oleh Credit Union.......................... 32
Tabel 3.1 Tabel pembanding antara referensi peraturan dalam
pembinaan kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR 58
Tabel 3.2 Tabel pembanding antara referensi peraturan dalam
penyelamatan kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di
CUKR........................................................................................... 60
Tabel 3.3 Tabel pembanding antara referensi peraturan dalam
penyelesaian kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di
CUKR............................................................................................ 62
Tabel 5.1 Data kelalaian pinjaman dan rasio kelalaian pinjaman
CUKR sepanjang tahun 2017........................................................ 84
Tabel 5.2 Kewenangan persetujuan rescheduling......................................... 97
Tabel 5.3 Perkembangan ketersediaan DCR untuk melindungi pinjaman
lalai diatas 12 bulan (P1)............................................................. 102
Tabel 5.4 Perkembangan ketersediaan DCR untuk melindungi pinjaman
lalai 1-12 bulan (P2).................................................................... 102
Tabel 5.5 Perbandingan antara referensi peraturan dalam pembinaan
kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR................. 109
Tabel 5.6 Perbandingan antara referensi peraturan dalam penyelamatan
kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR................. 114
Tabel 5.7 Perbandingan antara referensi peraturan dalam penyelesaian
kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR................. 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Pengelolaan Kredit Bermasalah................................ 26
Gambar 2.2 Formulir Kunjungan Lapangan............................................. 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Credit Union Kridha Rahardja............. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR SINGKATAN
BA Buku Anggota
CU Credit Union
CUBG Credit Union Bererod Gratia
CUKR Credit Union Kridha Rahardja
DCR Dana Cadangan Risiko
KOMBAS Komunitas Basis
LKM Lembaga Keuangan Mikro
PEARLS Protection, Effective financial structure, Asset quality, Rates
of return and cost, Liquidity, Signs of growth
PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
SHU Sisa Hasil Usaha
SPP Surat Permohonan Pinjaman
SUK Slip Uang Keluar
SUM Slip Uang Masuk
TP Tempat Pelayanan
WOCCU World Council of Credit Union
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kartu Kunjungan............................................159
LAMPIRAN 1I Kartu Pinjaman.............................................. 161
LAMPIRAN III Surat Peringatan............................................. 162
LAMPIRAN 1V Jadwal Angsuran Pinjaman............................ 163
LAMPIRAN V Laporan Tunggakan Pinjaman....................... 164
LAMPIRAN VI Formulir Penghapusan Pinjaman................... 165
LAMPIRAN V1I Kronologi Pinjaman....................................... 167
LAMPIRAN VIII Rekap Charge-Off.......................................... 168
LAMPIRAN IX Transkrip Wawancara.................................... 169
LAMPIRAN X Surat Keterangan Penelitian.......................... 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRAK
ANALISIS PENGELOLAAN KREDIT BERMASALAH
(Studi Kasus di Credit Union Kridha Rahardja Yogyakarta)
Monika Shelly Ekowaty
NIM: 142114091
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengelolaan kredit
bermasalah yang dilakukan oleh Credit Union Kridha Rahardja telah sesuai
dengan referensi peraturan pengelolaan kredit bermasalah. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi bagi Credit Union Kridha Rahardja
mengenai kesesuaian pengelolaan kredit bermasalah yang selama ini dilakukan
dengan referensi peraturan pengelolaan kredit bermasalah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
wawancara, dokumentasi dan observasi. Data dianalisis menggunakan teknik
deskriptif komparatif dengan cara membandingkan pelaksanaan kebijakan
pengelolaan kredit bermasalah di CU Kridha Rahardja dengan referensi peraturan
pengelolaan kredit bermasalah.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan kredit bermasalah yang dilakukan oleh Credit Union Kridha Rahardja
belum sepenuhnya sesuai dengan referensi peraturan pengelolaan kredit
bermasalah.
Kata Kunci: Pengelolaan, Kredit Bermasalah, Credit Union.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF LOAN DELINQUENCY MANAGEMENT
(Case Study in Credit Union Kridha Rahardja Yogyakarta)
Monika Shelly Ekowaty
NIM: 142114091
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
This research aimed to discover whether the implementation of loan
delinquency management in Credit Union Kridha Rahardja has been in
accordance with the reference of loan delinquency management regulation.
Futhermore, this research was expected to provide information for Credit Union
Kridha Rahardja regarding the accordance of the implementation of loan
delinquency management with the reference of loan delinquency management
regulation.
This research was a qualitative research using a case study approach. The
data collection techniques in this research were interviews, documentation, and
observation. Data were analyzed using comparative descriptive technique by
comparing the implementation of loan delinquency management policy in CU
Kridha Rahardja with reference of loan delinquency management regulation.
Based on the result of this research, it can be concluded that the
implementation of loan delinquency management in Credit Union Kridha
Rahardja was not fully in accordance with the reference of loan delinquency
management regulation.
Keywords: management, loan delinquency, Credit Union.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa kini sedang dihadapkan
pada berbagai tantangan yang tidak ringan, yang berasal dari kondisi
perekonomian global maupun dalam negeri. Salah satu tantangan yang
berasal dari dalam negeri ialah pertumbuhan kredit yang masih rendah dan
diikuti dengan risiko peningkatan kredit bermasalah (www.kompas.com).
Salah satu lembaga yang banyak bergerak dibidang pemberian kredit ialah
credit union (CU).
Credit union merupakan sebuah lembaga keuangan mikro semi-
formal, yaitu koperasi yang didirikan dari, oleh, dan untuk anggota di
mana anggota adalah penabung, peminjam, dan sekaligus pemegang
saham (Sukoco, 2014:16). Menurut Credit union Counseling Office
(CUCO) dalam buku yang berjudul Apa yang Anda Ketahui tentang
Koperasi Credit union (1973:1), “Credit union/usaha bersama simpan
pinjam adalah sekumpulan orang yang bersepakat untuk bersama-sama
menabungkan uang mereka, kemudian uang tersebut dipinjamkan diantara
mereka sendiri dengan bunga yang ringan, untuk maksud produktif dan
kesejahteraan, dengan demikian kredit tersebut akan menguntungkan
anggota”.
Awal mula didirikannya Credit union berasal dari keprihatinan dan
keinginan Walikota Flammersfield, Jerman, Friedrich Wilhelm Raiffeisen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
untuk membantu petani yang menjadi korban musibah cuaca buruk di
Jerman. Para petani tersebut meminjam uang dari rentenir demi bertahan
hidup. Raiffeisen meyakini prinsip menolong diri sendiri (self-help) dapat
membantu masyarakat dalam mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu,
pada tahun 1864 Raiffeisen mendirikan Heddesdorf Credit union, dimana
dalam kegiatannya anggota harus bersama–sama mengumpulkan uang,
kemudian meminjamkannya kepada anggota lain (www.cubg.or.id).
Dalam pelaksanaan usahanya, credit union tidak mengutamakan
perolehan keuntungan bagi pihak pengelola. Keuntungan yang diperoleh
semata-mata ditujukan untuk kelangsungan usaha credit union itu sendiri,
yang fokus utamanya ialah memberdayakan masyarakat. Karena itu,
pelayanan credit union sebenarnya tidak hanya sebatas memberikan kredit
kepada anggota, namun juga mengarahkan anggota untuk dapat
memberdayakan dirinya guna meningkatkan kesejahteraannya sendiri
(www.cucoindo.org).
Berdasarkan hal di atas, dapat dilihat bahwa credit union berperan
dalam membantu terselenggaranya ekonomi kerakyatan, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan perekonomian nasional yang merata. Hal ini
sejalan dengan UU No.25 tahun 1992 pasal 3 yang menyebutkan tujuan
koperasi ialah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Menurut Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap dalam Munaldus
(2012), gerakan yang dilakukan credit union demi mensejahterakan
masyarakat bukanlah tanpa tantangan. Terkadang ada anggota CU yang
tidak mau mengikuti ketentuan yang telah disepakati. Mereka hanya ingin
mengeruk keuntungan dari CU dan kehilangan semangat kesetiakawanan.
Kredit-kredit dari CU tidak dilunasi sebagaimana mestinya. Staf dewan
pengurus CU perlu memiliki kebijakan dalam menghadapi mereka yang
tidak memenuhi ketentuan sebagai anggota.
Credit union Kridha Rahardja (CUKR) pada awalnya merupakan
salah satu Tempat Pelayanan (TP) dari credit union Bererod Gratia yang
berpusat di Jakarta. Saat ini pengelolaan CU Kridha Rahardja telah
diambil alih secara mandiri dan berkantor pusat di Bawen, Semarang.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengurus CU Kridha Rahardja
pada tanggal 2 September 2017, ketika belum dikelola secara mandiri,
rasio kredit bermasalah menunjukkan angka yang tinggi. Hingga saat ini
setelah pengelolaan diambil alih secara mandiri, rasio kredit bermasalah
masih menunjukkan angka yang tinggi karena merupakan “bawaan” dari
pengelolaan pada masa lalu.
Rasio kredit bermasalah atau rasio kelalaian pinjaman yang ideal
adalah kurang dari lima persen dari total piutang atau kredit beredar.
Ketika kredit lalai terjadi, terutama apabila rasionya tinggi, dampaknya
bagi CU akan sangat terasa. Implikasi kredit lalai bagi CU tersebut antara
lain ialah likuiditas (tersedianya dana segar) akan terganggu; pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bersih (Sisa Hasil Usaha) akan menurun; pertumbuhan modal lembaga
rendah; kemampuan menyediakan pelayanan yang berkualitas kepada
anggota akan menurun; pelayanan kredit terganggu; moral atau semangat
kerja pegawai akan menurun ketika CU tidak mampu memberikan
kompensasi yang bersaing kepada mereka dan citra CU di masyarakat
akan menjadi buruk (Munaldus, 2016). Implikasi kredit lalai diatas jelas
dapat mempengaruhi tingkat kesehatan CU yang pada akhirnya
menyebabkan kelangsungan usaha CU terancam.
Upaya-upaya menurunkan kredit lalai harus selalu menjadi fokus
utama pengurus dan manajer, karena sebesar 70-80% aset CU ialah berupa
kredit kepada anggota. Kredit itulah mesin utama yang menggerakkan CU,
karena akan memberikan penghasilan yaitu pendapatan kredit yang berupa
bunga, uang pangkal dan denda. Lalai dalam menangani hal ini, dapat
menjadi bencana bagi eksistensi CU (Munaldus, 2016).
Sebagai lembaga yang berperan besar dalam menunjang
perekonomian, kelangsungan usaha credit union harus terjaga. Untuk itu,
credit union harus memiliki kebijakan pengelolaan kredit bermasalah yang
baik guna mengurangi risiko kerugian yang dapat mengancam
kelangsungan usahanya.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, penulis tertarik melakukan
penelitian tentang “Analisis Pengelolaan Kredit Bermasalah (Studi Kasus
di Credit union Kridha Rahardja Yogyakarta)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah yaitu:
Apakah pengelolaan kredit bermasalah yang dilakukan oleh Credit Union
Kridha Rahardja telah sesuai dengan referensi peraturan pengelolaan
kredit bermasalah?
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis akan membahas pengelolaan kredit
bermasalah yang dibagi menjadi tiga tindakan yakni pembinaan,
penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah, dimana setiap tindakan
tersebut terdiri dari beberapa upaya. Untuk mengarahkan fokus penelitian,
penulis memberi batasan terhadap pembahasan masalah yang diteliti,
yaitu:
1. Tindakan penyelamatan kredit bermasalah terdiri dari upaya
restrukturisasi dan novasi. Upaya yang akan dibahas dalam penelitian
ini hanyalah restrukturisasi, dikarenakan upaya novasi cenderung
mengarah pada aspek keilmuan hukum.
2. Tindakan penyelesaian kredit bermasalah terdiri dari upaya hapus buku
dan hapus tagih kredit, serta upaya litigasi dan non litigasi. Upaya yang
akan dibahas dalam penelitian ini terbatas pada hapus buku kredit,
dikarenakan upaya litigasi dan non-litigasi cenderung mengarah pada
aspek keilmuan hukum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah pengelolaan kredit bermasalah yang dilakukan oleh
Credit Union Kridha Rahardja telah sesuai dengan referensi peraturan
pengelolaan kredit bermasalah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Credit union Kridha Rahardja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan
yang bermanfaat bagi pihak CUKR mengenai kebijakan pengelolaan
kredit bermasalah yang baik sehingga dapat menurunkan rasio kredit
bermasalah pada CUKR.
2. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk
menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan,
terutama mengenai kebijakan pengelolaan kredit bermasalah yang baik
di dalam credit union, serta menambah pengetahuan dan pengalaman
baru mengenai dunia perkoperasian.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan
pengetahuan dan menjadi referensi baru bagi mahasiswa Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori – teori yang
mendukung proses penelitian.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian,
subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian,
data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum
perusahaan, sejarah berdirinya Credit union Kridha
Rahardja, struktur organisasi, dan data-data lain yang
diperoleh dari hasil penelitian mengenai perusahaan.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian,
analisis, serta pembahasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB VI Penutup
Bab ini merupakan penutup dari penulisan yang
menguraikan kesimpulan dari analisis data, keterbatasan
penelitian serta saran-saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak Credit union.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kredit
1. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Latin “credere” yang berarti percaya.
Dasar pemberian kredit adalah adanya kepercayaan. Pihak yang
memberi kredit percaya bahwa penerima kredit akan sanggup
memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan baik menyangkut
jangka waktunya, maupun prestasi dan kontra-prestasinya (Tohar,
2000:87).
Menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan dalam buku
Cara Pintar Memilih dan Mengajukan Kredit yang ditulis oleh Raharjo
(2010:3), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.
Menurut segi ekonomi, kredit adalah penundaan pembayaran dari
prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang,
maupun jasa keuntungan atau bunga yang diperoleh dari pemberi
kredit yang dianggap layak diperoleh kreditur dari debitur untuk
memelihara kelangsungan usaha dan memperluas usahanya. Disisi
lain, bagi debitur pembayaran bunga ini juga dianggap layak atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengorbanan atau biaya untuk memperoleh “modal” yang
digunakannya karena jasa pihak kreditur tersebut (Tohar, 2000:88).
2. Tujuan Kredit
Menurut Tohar (2000:89), tujuan kredit adalah untuk
memperoleh hasil keuntungan dari bunga kredit yang dibebankan
kepada kreditur dengan aman tanpa hambatan. Tujuan kredit
mencakup 2 skope yang luas, yaitu dua fungsi pokok yang saling
berkaitan. Dua fungsi pokok yang saling berkaitan tersebut adalah
profitabilitas, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diperoleh dari pungutan bunga. Fungsi kedua ialah
safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti.
3. Fungsi Kredit
Menurut Kasmir (2005:97-98), fungsi kredit adalah :
a. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang
Kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya
jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu
yang berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi
berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima
kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan
beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu
daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka
daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah
lainnya.
c. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh
debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi
berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan Peredaran Barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus
barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah
barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya
bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang
yang beredar.
e. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Kredit dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena
kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam
mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga
meningkatkan devisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
f. Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha, terutama bagi nasabah yang modalnya terbatas.
g. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin
baik, terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika sebuah
kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut
tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi
pengangguran. Disamping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik
juga akan meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung
atau penyewaan rumah kontrakan atau jasa lainnya.
g. Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam hal kredit internasional, pemberian kredit oleh
negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.
3. Unsur Kredit
Menurut Kasmir (2015:84-85), unsur-unsur yang terkandung
dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah :
a. Kepercayaan
Merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-
benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
Kepercayaan ini diberikan karena sebelumnya sudah dilakukan
penelitian dan penyelidikan tentang nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Kesepakatan
Didalam kredit juga terkandung unsur kesepakatan antara
pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, yang mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati.
d. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan
menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya pemberian kredit.
Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar
resikonya tidak tertagih. Demikian pula sebaliknya.
e. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau
jasa yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk
bunga, biaya provisi dan komisi, serta biaya administrasi kredit
ini merupakan keuntungan utama bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Kolektibilitas Kredit
1. Pengertian Kolektibilitas Kredit
Menurut Siamat (2005:358), kolektibilitas merupakan gambaran
kondisi pembayaran pokok dan bunga kredit serta tingkat
kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam
surat-surat berharga maupun penanaman lainnya.
2. Penggolongan Kolektibilitas Kredit
Menurut Kasmir (2015:117), Bank Indonesia menggolongkan
kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2.1: Penggolongan Kolektibilitas Kredit
Penggolongan
Kolektibilitas
Kredit
Kriteria
a. Lancar (pass)
1) Pembayaran angsuran pokok dan/atau
bunga tepat waktu
2) Memiliki mutasi rekening yang aktif
3) Bagian dari kredit yang dijamin dengan
agunan tunai (cash collateral)
b. Dalam Perhatian
Khusus (special
mention)
1) Terdapat tunggakan pembayaran
angsuran pokok dan/atau bunga yang
belum melampaui 90 hari
2) Kadang-kadang terjadi cerukan
3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap
kontrak yang diperjanjikan
4) Mutasi rekening reklatif aktif
5) Didukung dengan pinjaman baru
c. Kurang Lancar
(substandard)
1) Terdapat tunggakan pembayaran
angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 90 hari
2) Sering terjadi cerukan
3) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak
yang diperjanjikan lebih dari 90 hari
4) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
5) Terdapat indikasi masalah keuangan
yang dihadapi debitur
6) Dokumen pinjaman yang lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Diragukan
(doubtful)
1) Terdapat tunggakan pembayaran
angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 180 hari
2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen
3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
4) Terjadi kapitalisasi bunga
5) Dokumen hukum yang lemah baik untuk
perjanjian kredit maupun pengikatan
jaminan.
e. Macet (loss)
1) Terdapat tunggakan pembayaran
angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 270 hari
2) Kerugian operasional ditutup dengan
pinjaman baru
3) Dari segi hukum dan kondisi pasar,
jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai
yang wajar.
C. PEARLS Monitoring System
Pearls Monitoring System menggabungkan basis data relasional yang
kuat dengan metodologi yang telah terbukti untuk mengukur kinerja
keuangan dan efisiensi operasional. PEARLS memberi kepada manajer,
direktur, dan pengawas Credit union suatu laporan yang ringkas dan
mudah dibaca yang mengungkapkan tren kelembagaan serta
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan lembaga. PEARLS juga
menawarkan alat perencanaan bisnis strategis untuk membimbing manajer
dalam merencanakan masa depan dan menerapkan perubahan (World
Council of Credit Union [WOCCU], 2008:13).
Menurut Richardson (2009:1), setiap huruf dari kata PEARLS
mengukur bidang-bidang utama operasi CU: Protection (Perlindungan),
Effective financial structure (Struktur keuangan yang efektif), Asset
quality (Kualitas aset), Rates of return and cost (Tingkat pengembalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan biaya), Liquidity (Likuiditas) and Signs of growth (Tanda-tanda
pertumbuhan).
D. Kredit Bermasalah
1. Pengertian Kredit Bermasalah
Siamat (2005:358), mengartikan kredit bermasalah atau problem
loan sebagai kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan
kendali debitur.
Sedangkan Biety dan Karen Cak (2008:14-15) menyebutnya sebagai
kredit lalai, yaitu kredit yang pembayaran angsuran (pokok dan bunga)
tidak dibayar sesuai dengan perjanjian kredit. Kredit dilaporkan sebagai
lalai ketika angsuran pokok dan bunga tidak diterima; pada hari di mana
kredit tersebut akan dilaporkan sebagai lalai tergantung pada jadwal
angsuran kredit.
2. Penggolongan Kredit Bermasalah
Menurut Dunil (2005:263), istilah kredit bermasalah juga disebut
sebagai non performing loan (NPL) yang terdiri dari golongan kredit
dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan kredit
bermasalah menurut standar PEARLS untuk CU, dikategorikan dalam
dua kelompok yaitu kredit lalai >12 bulan dan kredit lalai 1-12 bulan
(Munaldus, 2016:59).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Delinquency Ratio / Rasio Kelalaian Pinjaman
Menurut Richardson dalam PEARLS Monitoring System yang
diterbitkan oleh WOCCU (2009:6), rasio kelalaian pinjaman
merupakan ukuran yang paling penting untuk mengetahui kelemahan
kelembagaan. Jika rasio kelalaian pinjaman tinggi, hal tersebut dapat
mempengaruhi semua bidang operasi credit union. Dengan
menggunakan formula PEARLS untuk mengukur kelalaian secara
akurat, credit union memperoleh informasi yang tepat mengenai tingkat
keparahan situasi sebelum krisis berkembang. Sasaran yang ideal ialah
mempertahankan rasio kelalaian pinjaman sebesar kurang dari 5% dari
jumlah pinjaman yang beredar. Munaldus (2014:179) mengungkapkan,
didalam PEARLS, rasio kelalaian pinjaman merupakan komponen A1,
yang tujuannya adalah untuk mengukur persentase total pinjaman lalai
diportofolio pinjaman, menggunakan kriteria saldo pinjaman yang lalai
bukan menggunakan akumulasi angsuran pokok yang tertunggak.
Keterangan: a = total saldo pinjaman lalai yang dicatat dipasiva, tidak
termasuk pinjaman lalai yang sudah dicharge-off yang
masih dalam masa penagihan.
b = total pinjaman beredar
Rumus = 𝑎
𝑏𝑥100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Penyebab Kredit Bermasalah
Menurut Munaldus (2016:39-41), ada tiga penyebab tingginya
kredit lalai atau kredit bermasalah :
a. Penyebab yang Berasal dari Internal CU
1) Permohonan kredit sudah disetujui padahal penggalian data dan
informasi peminjam belum lengkap dan akurat, terutama terkait
kemampuan mengembalikan dan karakter calon peminjam.
2) Kepercayaan terlalu berlebihan kepada peminjam, terutama
apabila kredit sebelumnya selalu lancar, calon peminjam pandai
merayu/meyakinkan, atau calon peminjam berpenampilan bak
orang kaya. Staf kredit atau Loan Officer (LO) terkecoh.
3) Tidak ada mekanisme seperti biro kredit atau bank checking
untuk mengecek apakah seorang pemohon kredit meminjam di
tempat lain, seperti CU lain, bank, dealer, dan lain – lain. Track
record si calon peminjam tersebut ketika meminjam ditempat
lain, jika ada, tidak diketahui.
4) Jumlah staf kredit kurang. Karena core business CU adalah
simpanan dan kredit, staf yang mengelola core business ini
harus berjumlah 60% dari total staf CU.
5) Surat Permohonan Pinjaman (SPP) jarang di-update sehingga
SPP tidak dapat menggali banyak informasi tentang calon
peminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
6) Kebijakan kredit dan Standart Operating Procedures (SOP)
kredit kurang bagus dan/atau kepatuhan kepada kebijakan dan
SOP masih kurang.
7) Produk-produk kredit, misalnya desain produk, penetapan harga,
cara mengembalikan kredit belum sesuai dengan kebutuhan
anggota.
8) Sistem pelacakan kredit (loan tracking) masih lemah.
9) Pelatihan manajemen kredit belum mampu meningkatkan
kapasitas staf kredit atau LO secara optimal.
10) Salah menempatkan staf kredit atau LO pada posisi jabatannya.
11) Adanya konflik kepentingan pengurus, pengawas, atau
manajemen dengan cara melakukan intervensi agar permohonan
kredit dicairkan tanpa melalui proses yang benar.
12) Moral staf kredit atau komite kredit buruk. Misalnya, ada unsur
kecurangan atau fraud dalam proses pemberian kredit.
13) Kredit yang sudah cair tidak pernah dimonitor penggunaannya
atau tidak ada pendampingan kepada peminjam pasca-pencairan
sehingga pemberian kredit tidak berdampak pada peningkatan
kekayaan bersih atau aset-aset yang dimiliki oleh anggota.
14) Memberikan kredit berdasarkan kelipatan simpanan, padahal
tidak ada hubungan antara besarnya simpanan dan kemampuan
mengembalikan. Kemampuan mengembalikan dilihat dari
sumber pendapatan dan watak seorang peminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
15) Barang jaminan tidak ada, tidak sesuai nilainya, dan/atau
bermasalah ketika mau disita, karena administrasi atau aspek
legal tidak dipenuhi.
16) Penjamin hanya bersifat formalitas, tidak memiliki peran dan
tanggung jawab ketika peminjam yang dijaminnya macet.
b. Penyebab yang Berasal dari Peminjam (Anggota)
1) Peminjam tidak membuat rencana terlebih dahulu sebelum
mengajukan kredit.
2) Peminjam meminjam tidak sesuai dengan kemampuan
mengembalikan.
3) Sistem pengelolaan keuangan keluarga masih lemah.
4) Peminjam merasa kecewa dengan pelayanan kredit di CU, atau
mungkin calon peminjam tidak sabar mengikuti proses dan
prosedur kredit.
5) Watak anggota buruk atau tidak bertanggung jawab.
6) Peminjam tidak paham kebijakan dan SOP kredit.
7) Peminjam terkena musibah.
8) Rumah tangga peminjam berantakan.
9) Mata pencaharian tidak ada, tidak menentu, atau musiman.
c. Penyebab yang Berasal dari Faktor Eksternal
1) Bencana alam
2) Krisis ekonomi
3) Harga komoditas utama jatuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4) Harga – harga barang kebutuhan melonjak
5) Regulasi pemerintah
5. Implikasi Tingginya Kredit Bermasalah bagi CU
Menurut Munaldus (2016:50-52), berikut ini adalah implikasi atas
terjadinya kredit bermasalah pada CU:
a. Likuiditas (tersedianya dana segar) akan terganggu, karena angsuran
pokok dan bunga tidak masuk. Jika kondisi ini diikuti dengan
penarikan simpanan dan pencairan kredit tinggi, pastilah kas akan
terkuras. Kegagalan menjaga dana likuid akan menjurus pada krisis
kepercayaan anggota. Anggota merasa bahwa menyimpan di CU
tidak aman.
b. Pendapatan bersih (Sisa Hasil Usaha [SHU]) akan menurun, karena
pendapatan bunga kredit pasti turun, sedangkan biaya-biaya tetap
seperti biaya modal, biaya operasional, penyusutan aktiva tetap, dan
PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) terus keluar.
c. Pertumbuhan modal lembaga rendah. Yang termasuk modal lembaga
adalah dana cadangan umum, donasi dan hibah. Setiap tahun, CU
harus menyisihkan dana cadangan dari SHU. Semakin kecil SHU,
semakin kecil pula alokasi untuk penyisihan dana cadangan ini.
Akibatnya, pertumbuhan modal lembaga akan terganggu.
d. Kemampuan menyediakan layanan yang berkualitas kepada anggota
akan menurun. Untuk menyediakan pelayanan keuangan yang
berkualitas memerlukan berbagai sumber daya, seperti Sumber Daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Manusia (SDM), uang, mesin-mesin, dan lain-lain. Apabila kredit
bermasalah tinggi, pendapatan akan menurun sehingga CU tidak
memiliki dana untuk meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan.
e. Pelayanan kredit terganggu, sebagai akibat dari terganggunya arus
uang masuk.
f. Moral atau semangat kerja pegawai akan menurun, apabila CU tidak
mampu memberikan kompensasi yang bersaing kepada mereka.
g. Citra CU di masyarakat menjadi buruk. Masyarakat pasti tidak
percaya pada CU yang kredit bermasalahnya tidak terkendali. CU
dianggap bukan tempat yang baik untuk mempercayakan
pengelolaan uang mereka karena sewaktu-waktu bisa mati
mendadak.
6. Gejala Awal Kredit Bermasalah
Menurut Sutojo (1997:29), gejala umum kredit bermasalah yang
seringkali muncul adalah :
a. Penyimpangan dari Ketentuan Perjanjian Kredit
Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit oleh debitur
merupakan salah satu gejala awal yang wajib diamati bank karena
dibalik gejala itu sering kali tersirat berbagai macam hal yang dapat
menjuruskan kredit ke dalam kasus kredit bermasalah.
b. Penurunan Kondisi Keuangan Debitur
Gejala penurunan kondisi keuangan debitur erat hubungannya
dengan penyimpangan debitur dari ketentuan perjanjian kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gejala penurunan kondisi keuangan debitur korporasi atau
perusahaan dapat dideteksi, antara lain dari perkembangan pos-pos
neraca dan daftar laba/rugi mereka selama beberapa masa berurutan.
c. Penyajian Laporan Keuangan Secara Tidak Benar
Karena khawatir menurunnya kondisi keuangan mereka
diketahui kreditur, ada saja debitur yang menyembunyikan kesulitan
yang sedang mereka hadapi itu. Salah satu cara untuk
menyembunyikan penurunan kondisi keuangan yang sering
dilakukan debitur adalah menyampaikan laporan keuangan dan
bahan masukan lain yang telah direkayasa sebelumnya.
d. Menurunnya Sikap Kooperatif Debitur
Sikap kurang kooperatif debitur dapat berbentuk keengganan
mereka menyampaikan informasi keuangan yang diperlukan bank.
Keengganan tersebut biasanya timbul karena debitur ingin
menyembunyikan sesuatu. Dalam kasus tertentu, menurunnya sikap
kooperatif debitur disebabkan karena mereka merasa tidak senang
atas sikap, tingkah laku atau cara kerja account officer yang
ditugaskan untuk menangani kredit. Dalam keadaan seperti itu, cara
penyelesaian terbaik adalah bank mengganti account officer yang
menangani kredit tadi dengan account officer lain yang lebih dapat
bekerja sama dengan debitur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Penurunan Nilai Jaminan
Sebagian besar barang jaminan yang disediakan para debitur
tidak dapat dikuasai penuh oleh kreditur. Kebanyakan bank hanya
menguasai dokumen bukti kepemilikan barang jaminan. Oleh karena
dipergunakan untuk menjalankan operasi perusahaan, nilai barang
yang dijaminkan dapat berubah (naik atau turun) dari waktu ke
waktu sesuai dengan perkembangan usaha perusahaan. Selain itu,
pada saat kesulitan dana, debitur dapat menjual barang yang telah
mereka jaminkan tanpa sepengetahuan kreditur. Besar kemungkinan
bahwa menurunnya nilai barang-barang yang dijaminkan debitur
kepada bank terjadi karena mereka mengalami kesulitan keuangan.
f. Frekuensi Pergantian Tenaga Ahli
Menurunnya kondisi usaha dan keuangan perusahaan akan
menimbulkan suasana kerja yang kurang menyenangkan bagi banyak
karyawan. Dalam keadaan seperti itu, banyak pejabat inti akan
mengalami tekanan batin yang berat sehingga mudah sekali tergoda
untuk mencari pekerjaan lain.
g. Problem Keluarga atau Pribadi
Beberapa contoh problem keluarga dan pribadi pemilik
perusahaan yang serius dan dapat mengakibatkan timbulnya kredit
bermasalah adalah perceraian, perkawinan baru, kematian,
pemborosan, sakit berkepanjangan, depresi mental dan kecanduan
obat bius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
E. Peranan Arsip Dokumen Kredit
Arsip dokumen kredit merupakan bahan masukan penting untuk
memantau trend perkembangan mutu kredit. Ketepatan berbagai macam
keputusan yang diambil pimpinan dipengaruhi oleh kelengkapan dan
ketelitian data yang terkumpul. Dokumen juga merupakan bahan masukan
yang berguna bagi staf baru, sehingga staf tersebut dapat segera mengikuti
perkembangan kondisi kredit yang penanganan selanjutnya diserahkan
kepadanya. Selain itu, arsip dokumen kredit juga diperlukan oleh auditor
internal untuk bahan masukan dalam menjalankan tugas audit mereka.
Dokumen juga menjadi sumber informasi yang baik untuk menilai
keseriusan masalah yang terjadi akibat kredit bermasalah, serta menjadi
dasar untuk penyusunan rencana penanganan lebih lanjut (Sutojo, 1997:9).
F. Pengelolaan Kredit Bermasalah
Pengelolaan kredit bermasalah tidak hanya membahas mengenai
bagaimana menangani kredit bermasalah ketika terjadi, tetapi juga
mengembangkan dan menerapkan strategi serta kebijakan manajemen
kredit dalam bisnis perbankan untuk mencapai tujuan keamanan, serta
pembangunan yang efisien dan berkelanjutan. Selain itu, pengelolaan
kredit bermasalah sangat terfokus pada penguatan langkah-langkah dalam
mencegah dan meminimalisir terjadinya kredit bermasalah, seiring dengan
penanganan kredit bermasalah yang telah terjadi agar sesuai dengan tujuan
disetiap tahapan bank (Dinh, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
G. Referensi Peraturan Pengelolaan Kredit Bermasalah (Pembinaan,
Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah)
Gambar 2.1: Bagan Pengelolaan Kredit Bermasalah
Sumber: Data diolah, mengacu pada Linggau (2010:164-165),
Suhardjono (2002:270), dan Hariyani (2010:41).
1. Pengertian Pembinaan, Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit
Bermasalah
a. Pembinaan Kredit Bermasalah
Menurut Linggau (2010:164), pembinaan kredit adalah
tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan kredit bermasalah agar
mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pemberian
kredit. Tindakan yang termasuk dalam pembinaan adalah
penagihan oleh petugas bank.
Selain itu menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:270),
pembinaan kredit ialah upaya pembinaan yang berkesinambungan
(mulai sejak pencairan kredit sampai dengan kredit dibayar lunas
termasuk pemecahan masalahnya) yang menyangkut penilaian
Pembinaan Penyelamatan Penyelesaian
Monitoring
(pemantauan)
Penagihan
Pengelolaan Kredit Bermasalah
Restrukturisasi Penghapusbukuan
Kredit
Memerlukan Dana
Cadangan Risiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
perkembangan usaha debitur, penggunaan kredit maupun
perlindungan kepentingan bank, baik yang dilakukan secara
administratif maupun dilapangan (on the spot).
b. Penyelamatan Kredit Bermasalah
Menurut Linggau (2010:165), penyelamatan kredit adalah
tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan kredit bermasalah
yang masih mempunyai prospek dalam usahanya dengan tujuan
meminimalkan kemungkinan kerugian bagi bank, menyelamatkan
kembali kredit yang ada agar menjadi lancar, serta usaha lainnya
yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas usaha debitur.
Tindakan yang termasuk dalam penyelamatan adalah
Restrukturisasi dan Novasi.
c. Penyelesaian Kredit Bermasalah
Menurut Linggau (2010:165), penyelesaian kredit adalah
tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan kredit bermasalah
yang tidak memiliki prospek setelah usaha pembinaan dan
penyelamatan tidak mungkin dilakukan lagi, dengan tujuan
mencegah risiko bank semakin besar serta untuk mendapatkan
pelunasan kembali atas kredit bermasalah tersebut.
Menurut Hariyani (2010:41), apabila tindakan penyelamatan
kredit tidak berhasil, tindakan yang selanjutnya dapat dilakukan
ialah penyelesaian kredit macet melalui program penghapusan
kredit macet (write-off). penghapusan kredit (write-off) terdiri atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dua tahap, yaitu : a) Hapus buku atau penghapusan secara bersyarat
atau conditional write-off b) Hapus tagih atau penghapusan secara
mutlak atau absolute write-off. Hapus buku dilakukan dengan cara
mengeluarkan semua portofolio kredit macet dari pembukuan bank,
namun bank tetap akan melakukan upaya penagihan kepada
debitur. Sedangkan dalam program hapus tagih, bank tidak lagi
melakukan penagihan kepada debitur. Menurut Dahlan M.
Sutalaksana dalam Hariyani (2010:144), penghapusbukuan kredit
macet pada dasarnya dapat dilakukan sepanjang bank yang
bersangkutan mampu melaksanakannya, yaitu mempunyai
cadangan dalam jumlah yang cukup.
Jika kemudian program hapus buku dan hapus tagih belum
berhasil mengembalikan dana kredit yang disalurkan kepada
debitur, maka bank dapat menyelesaikan portofolio kredit macet
tersebut melalui jalur litigasi (proses peradilan) maupun jalur non-
litigasi (diluar proses peradilan).
2. Tindakan Pembinaan, Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit
Bermasalah
a. Pembinaan Kredit Bermasalah
1) Monitoring Kredit
a) Pengertian Monitoring Kredit
Menurut Rivai (2013:262), monitoring dapat
diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pemantauan kredit agar dapat diketahui sedini mungkin
(early warning system) deviasi yang terjadi yang akan
membawa akibat turunnya mutu kredit (collectibility)
sehingga memungkinkan bank mengambil langkah-langkah
untuk tidak timbul kerugian.
Menurut Munaldus (2016:114), pemantauan perlu
dilakukan secara teratur untuk memastikan dana yang
diperoleh digunakan sesuai tujuan. Monitoring pasca-
pencairan pinjaman yang dilakukan secara teratur
merupakan kunci untuk mencegah kredit lalai. Kegiatan ini
juga bertujuan untuk mengetahui keadaan dan kemajuan
anggota setelah menerima kredit. Apabila kondisinya
kurang baik, pihak CU dapat segera mencarikan solusi agar
masalah tidak berlarut-larut.
b) Proses Monitoring Kredit
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2014:143-144),
berikut ini proses pemantauan kredit:
i) On desk
(1) Melakukan verifikasi terhadap semua file dokumen
kredit nasabah, dalam hal ada atau tidaknya
penundaan atas pemenuhan persyaratan.
(2) Melakukan penelitian dan verifikasi atas
kekurangan-kekurangan yang ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(3) Identifikasi terhadap masalah-masalah potensial
dalam pengadaan kas.
(4) Deteksi terhadap kecenderungan memburuknya
kondisi keuangan nasabah.
(5) Penilaian terhadap kesediaan nasabah dalam
memenuhi kewajiban keuangannya.
ii) On site
(1) Melakukan kunjungan lokasi fisik, untuk melihat
kondisi dilapangan yang meliputi aspek usaha,
jaminan kemajuan proyek, mendeteksi permasalahan
nasabah dalam menjalankan bisnisnya, menilai
kemampuan manajemen nasabah, dan hal – hal lain
yang diperlukan untuk dicek secara fisik.
(2) Trade checking, yaitu pemantauan kondisi usaha
debitur dengan memanfaatkan informasi yang
berasal dari supplier, distributor, pesaing, asosiasi
industri, atau partner bisnis lainnya.
(3) Credit checking, yaitu pemantauan kredit dengan
memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan
kelancaran utang piutang, baik untuk fasilitas yang
diberikan oleh bank maupun bank lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c) Dokumen Monitoring Kredit
Menurut Munaldus (2016:115-116), perlu suatu
pencatatan dan dokumentasi atas semua kunjungan
pemantauan lapangan untuk memastikan kunjungan
berikutnya dapat dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran.
Dokumentasi atau catatan yang bagus sangat berguna untuk
membuat keputusan yang tepat. Berikut ini contoh formulir
yang harus diisi ketika Loan Officer atau Manajer TP
melakukan kunjungan lapangan kepada para peminjam.
Gambar 2.2: Formulir Kunjungan Lapangan
(Munaldus, 2016:115-116)
2) Penagihan (collection)
a) Pengertian Penagihan (collection)
Menurut Linggau (2010:171), collection merupakan
tindakan penagihan yang dilakukan oleh petugas kepada
debitur yang tidak melakukan kewajibannya membayar
angsuran sesuai dengan perjanjian.
Menurut Munaldus (2016:88), dalam praktiknya, ada
suatu strategi untuk mencegah terjadinya kredit lalai, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penjemputan atau penagihan angsuran pinjaman, atau didalam
manajemen kredit disebut collection. istilah collection merujuk
pada tindakan yang diambil oleh CU untuk mencegah kredit
lalai atau memulihkan/menagih pinjaman yang tidak dibayar
ketika sudah melewati tanggal jatuh tempo.
b) Jadwal Penagihan Kredit Bermasalah
Berikut ini jadwal penagihan kredit lalai yang
seharusnya dilakukan oleh credit union melalui pesan maupun
surat pemberitahuan (Association of Asian Confederation of
Credit unions, 2016:141):
Tabel 2.2: jadwal penagihan kredit lalai oleh Credit union
Jumlah
Hari
Tungga-
kan
Tindakan
1-7 hari Staf penagihan mengirimkan SMS
pemberitahuan kepada debitur.
8-14 hari Bagian pinjaman mengeluarkan surat
pemberitahuan pertama untuk debitur.
15-30 hari Bagian pinjaman mengeluarkan surat
pemberitahuan kedua, yang didalamnya
terdapat penjelasan atas ketentuan pembayaran
yang terlambat.
30 hari Surat pemberitahuan ketiga dikirimkan, dan
debitur diberi waktu 20 hari sejak tanggal
pengiriman untuk melunasinya. Bagian
pinjaman memasukkan total saldo kredit ke
dalam kelompok lalai 1-12 bulan, dan ke dalam
jadwal penagihan. Petugas penagihan akan
menindaklanjuti dengan menemui peminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c) Dokumen Penagihan
Menurut Association of Asian Confederation of Credit
Unions (2016:141), surat pemberitahuan I-III perlu diberikan
kepada debitur yang melakukan penundaan pembayaran.
Selain itu menurut Linggau (2010:173), dalam proses
penagihan diperlukan beberapa dokumen berikut:
i) Kartu angsuran debitur, untuk mengetahui pola
pembayaran angsuran.
ii) Daftar debitur menunggak, untuk mempelajari jumlah
nominal tunggakan yang harus dibayar dan jumlah sisa
tunggakan debitur.
iii) Kartu debitur menunggak, untuk dijadikan catatan
tersendiri agar jika diwaktu mendatang tunggakan kembali
terjadi, strategi penagihan akan lebih mudah ditentukan.
b. Penyelamatan Kredit Bermasalah (Restrukturisasi)
1) Pengertian Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Menurut Biety dan Karen Cak (2008:15), pinjaman yang
direstrukturisasi adalah pinjaman dimana persyaratan pelunasan
awal telah diubah karena perubahan dalam kondisi keuangan
peminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2) Ketentuan Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Menurut Biety dan Karen Cak (2008:15), restrukturisasi
hanya dapat dilakukan satu kali untuk setiap portofolio kredit.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.14/26/DKBU
Tanggal 19 September 2012, mengenai Pedoman Kebijakan dan
Prosedur Perkreditan Bagi Bank Perkreditan Rakyat, kriteria
kredit yang dapat direstrukturisasi yaitu paling kurang:
a) Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau
bunga kredit;
b) Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan
mampu memenuhi kewajiban setelah kredit
direstrukturisasi; dan
c) Menunjukkan itikad baik dan bersedia untuk memenuhi
kewajiban kredit setelah direstrukturisasi.
3) Analisis terhadap Kredit yang akan direstrukturisasi
Menurut Ledgerwood dalam Microfinance Handbook: an
Institutional and Financial Perspective (1999:247), Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) harus berhati-hati dalam melakukan
penjadwalan ulang atau pendanaan kembali kredit. Meskipun
pada akhirnya dilakukan untuk mendorong pelunasan kredit, hal
itu berisiko dan hanya dapat dilakukan jika LKM merasa bahwa
tanpa melakukan hal tersebut peminjam tidak akan pernah bisa
membayarnya. Menurut surat edaran kepada semua bank umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional di
Indonesia, no 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013, hal – hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan analisis kredit yang akan
direstrukturisasi :
a) Perkiraan pengembalian seluruh pokok dan/atau bunga
berdasarkan perjanjian kredit sebelum dan setelah
restrukturisasi kredit. Perkiraan tersebut hendaknya
didasarkan pada rasio keuangan, termasuk proyeksi rasio
keuangan, yang mencerminkan kondisi keuangan dan
kemampuan debitur untuk membayar kembali kreditnya;
dan
b) Pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan
proyeksi arus kas (projected cash flows) dan nilai tunai
(present value) dari angsuran pokok dan/atau bunga yang
akan diterima.
c) Analisis, kesimpulan, dan rekomendasi dalam melakukan
penyesuaian persyaratan kredit seperti penurunan suku
bunga, pengurangan tunggakan pokok dan/atau bunga,
perubahan jangka waktu, dan/atau penambahan fasilitas.
Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
siklus usaha dan kemampuan membayar debitur sehingga
debitur dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran
pokok dan/atau bunga hingga jatuh tempo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4) Upaya Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Menurut Suyatno (1995:115-116), upaya restrukturisasi
kredit bermasalah, dilakukan melalui:
a) Penjadwalan Kembali (Rescheduling)
Kebijaksanaan ini berkaitan dengan jangka waktu
kredit sehingga keringanan yang dapat diberikan adalah:
i) Memperpanjang jangka waktu kredit
ii) Memperpanjang jarak waktu angsuran, misalnya semula
angsuran ditetapkan setiap 3 bulan, kemudian menjadi 6
bulan.
iii) Penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang
mengakibatkan perpanjangan jangka waktu kredit.
b) Persyaratan Kembali (Reconditioning)
Dalam hal ini, bantuan yang diberikan adalah berupa
keringanan atau perubahan persyaratan kredit, antara lain :
i) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok
sehingga nasabah untuk waktu tertentu tidak perlu
membayar bunga, tetapi nanti utang pokoknya dapat
melebihi plafon yang disetujui.
ii) Penundaan pembayaran bunga
iii) Penurunan suku bunga
iv) Pembebasan bunga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
v) Pengkonversian kredit jangka pendek menjadi kredit
jangka panjang dengan syarat yang lebih ringan.
c) Penataan Kembali (Restructuring)
Jika kesulitan usaha nasabah disebabkan oleh
faktor modal, maka penyelamatannya adalah dengan
meninjau kembali situasi dan kondisi permodalan, baik
modal dalam arti dana untuk keperluan modal kerja maupun
modal berupa barang-barang modal (mesin, peralatan dan
sebagainya). Tindakan yang dapat diambil dalam rangka
restructuring adalah :
i) Tambahan kredit
Apabila nasabah kekurangan modal kerja, maka
perlu dipertimbangkan penanaman modal kerja,
demikian juga dalam hal investasi, baik perluasan
maupun tambahan investasi.
ii) Tambahan equity
Apabila tambahan kredit memberatkan nasabah,
sehubungan dengan pembayaran bunganya, maka perlu
dipertimbangkan tambahan modal sendiri yang berupa :
(1) Tambahan modal dari pihak bank, dengan cara
penambahan/penyetoran uang dan konversi utang
nasabah, baik utang bunga, utang pokok, atau
keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(2) Tambahan dari pemilik, apabila perusahaannya
adalah PT, maka tambahan modal ini dapat berasal
dari pemegang saham maupun pemegang saham
baru atau kedua – duanya.
5) Pemantauan Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP
Tanggal 31 Juli 2013, mengenai Pedoman Kebijakan dan
Prosedur Perkreditan Bagi Bank Perkreditan Rakyat, bank harus
memiliki prosedur tertulis untuk memantau kredit yang telah
direstrukturisasi guna memastikan kesanggupan debitur untuk
melakukan pembayaran sesuai persyaratan dalam perjanjian
kredit baru.
6) Dokumen Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Menurut Biety dan Karen Cak (2008:15), semua kredit
yang direstrukturisasi harus diungkapkan secara terpisah dari
portofolio pinjaman lancar. Manajemen harus mencatat dan
memelihara informasi berikut dalam file kredit debitur:
(1) Alasan untuk merestrukturisasi kredit.
(2) Perubahan spesifik dalam syarat atau kondisi kredit (syarat
yang ada dalam perjanjian kredit baru dibandingkan dengan
persyaratan yang disepakati semula).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
c. Penyelesaian Kredit Bermasalah (Penghapusbukuan Kredit)
1) Pengertian Penghapusbukuan Kredit
Menurut Hariyani (2010:143), Jika upaya penyelamatan
kredit dengan cara restrukturisasi tetap tidak berhasil dan
portofolio kredit pada bank tetap macet, maka bank dapat
menempuh cara penghapusan kredit macet (write-off). Menurut
Dahlan M. Sutalaksana dalam Hariyani (2010:144), dalam
konteks perbankan istilah write-off biasa ditujukan untuk
mengeluarkan rekening aset yang tidak produktif dari
pembukuan, seperti kredit macet yang tidak dapat ditagih, namun
demikian bank tetap berhak melakukan penagihan atas kredit
macet itu sebisa mungkin. Tindakan write-off dilakukan dengan
tujuan agar laporan keuangan terutama neraca tampak
konservatif. Menurut Hariyani (2010:41), program hapus buku
dan hapus tagih dilakukan untuk menurunkan rasio kredit
bermasalah sehingga dapat meningkatkan tingkat kesehatan bank.
Menurut Dunil (2005:268), dengan penghapusan kredit macet
yang bukan lagi merupakan produktif aset, berarti jumlah
produktif aset dalam akuntansi bank mengecil namun lebih bersih
atau lebih produktif.
2) Pengertian Dana Cadangan Risiko (DCR)
Menurut Association of Asian Confederation of Credit
unions (2016:146), Dana Cadangan Risiko (DCR) ialah nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
harus ditetapkan oleh CU secara wajar atas kerugian kredit yang
menjadi representasi yang adil bagi laporan keuangan sesuai
dengan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) dan
persyaratannya.
Pada lembaga keuangan bank, dana cadangan risiko disebut
sebagai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), yaitu
cadangan yang harus dibentuk sebesar presentase tertentu dari
baki debet (nilai pokok kredit) berdasarkan penggolongan kualitas
aktiva produktif. PPAP berfungsi sebagai cadangan biaya
antisipasi terhadap kerugian, yang ditempatkan pada pos aktiva
pada suatu neraca dalam laporan keuangan (Peraturan Bank
Indonesia No.13/26/PBI/2011 tentang kualitas aktiva produktif
dan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif Bank
Perkreditan Rakyat).
Menurut Sutojo (1997:201), salah satu aktiva produktif
bank adalah kredit yang telah disalurkan. Dengan adanya PPAP,
kerugian yang diderita bank karena munculnya kredit bermasalah
dapat ditutup oleh dana cadangan penghapusan aktiva bermasalah
itu, sehingga operasi usaha dapat berjalan terus.
3) Kebijakan Pembentukan Dana Cadangan Risiko (DCR)
Munaldus (2016:7) menyebut dana cadangan risiko sebagai
penyisihan penghapusan piutang tak tertagih. Penyisihan
penghapusan piutang tak tertagih ini harus disisihkan setiap bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan diakui sebagai kontra-aset, yang nantinya akan digunakan
untuk menghapusbuku pinjaman lalai (Munaldus 2016:51).
4) Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko (DCR)
Menurut Munaldus (2005:13), setiap kelalaian pinjaman
harus selalu diimbangi dengan tersedianya dana cadangan risiko
(DCR). Standar PEARLS mensyaratkan agar CU memiliki dana
cadangan risiko yang setara dengan 100% dari pinjaman lalai di
atas 12 bulan dan 35% dari pinjaman lalai 1-12 bulan. Misalnya,
pinjaman lalai diatas 12 bulan sebesar Rp 100.000.000,00 dan
pinjaman lalai 1-12 bulan sebesar Rp 500.000.000,00. Maka dana
cadangan risiko yang harus tersedia sebesar Rp 275.000.000,00
dengan rincian Rp 100.000.000,00 untuk pinjaman lalai diatas 12
bulan, dan Rp 175.000.000,00 untuk pinjaman lalai 1-12 bulan.
Untuk mengukur kecukupan dana cadangan risiko, digunakan
salah satu komponen didalam PEARLS, yaitu P (Protection) yang
terdiri dari 2 indikator berikut ini (www.aaccu.coop):
P1: Mengukur kecukupan dana cadangan risiko pinjaman
dibandingkan dengan total pinjaman lalai di atas 12 bulan.
Sasarannya ialah perlindungan 100% terhadap pinjaman
lalai di atas 12 bulan.
Rumus =DCR
Total saldo pinjaman lalai >12 bulanx100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
P2: Mengukur kecukupan Dana Cadangan Risiko Bersih
dibandingkan Total Pinjaman Lalai dari 1-12 bulan.
S
Sasarannya ialah perlindungan 35% terhadap pinjaman
lalai dari 1 sampai dengan 12 bulan.
5) Ketentuan Penghapusbukuan Kredit
Menurut Dahlan M. Sutalaksana dalam Hariyani
(2010:144), penghapusbukuan kredit macet oleh bank pada
dasarnya dapat dilakukan oleh bank sepanjang bank yang
bersangkutan mampu untuk melaksanakannya, yaitu mempunyai
cadangan dalam jumlah yang cukup. Pada credit union, kredit
yang harus dihapuskan ialah yang termasuk pada kelompok lalai
>12 bulan, dan dilakukan setiap kuartal (WOCCU, 2008:8).
Menurut Association of Asian Confederation of Credit unions
(2016:149), Setiap kredit berikut harus disampaikan kepada
dewan pengurus dan direkomendasikan untuk dihapusbukukan :
a) Peminjam tidak diketahui keberadaannya dan tidak bisa
dihubungi dalam waktu 90 hari.
b) Kredit yang macet selama 12 bulan dan tidak ada pembayaran
selama 3 bulan berturut-turut.
c) Peminjam dan penjamin telah dinyatakan bangkrut.
Rumus = DCR−Total saldo pinjaman lalai >12 bulan
Total saldo pinjaman lalai 1−12 bulanx100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
d) Peminjam meninggal dunia dan tidak ada harta miliknya. Jika
ada harta miliknya, petugas penagihan akan memastikan
keberadaannya untuk diperlakukan sebagai kewajiban dan
akan diklaim di pengadilan.
e) Ada ketimpangan saldo dalam kredit karena tidak ada
pembayaran yang dilakukan dan tidak ada tindakan apa pun
yang bisa dilakukan.
f) Kredit telah ditetapkan tidak dapat ditagih tanpa melihat
jumlah bulan yang bermasalah.
g) Kredit yang tagihannya sudah dialihkan ke agen penagihan
atau pengacara.
h) Kredit yang tidak bisa dilunasi dari penjualan barang jaminan
dan si peminjam tidak punya kemauan untuk membayar lagi.
i) Telah terjadi penipuan dan tidak ada kesempatan untuk
memperbaikinya.
6) Prosedur Penghapusbukuan Kredit
Menurut Association Of Asian Confederation Of Credit
unions (2016:149), berikut ini prosedur penghapusbukuan kredit:
a) Bagian penagihan akan membuat laporan tertulis tentang
kredit tak tertagih dan hal – hal yang perlu direkomendasikan
untuk penangguhan penagihan kepada dewan pengurus.
b) Sebelum diserahkan ke dewan pengurus, setiap kredit tidak
tertagih akan dikaji oleh komite kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
c) Keputusan penghapusbukuan oleh dewan pengurus akan
dicatat dalam notulen rapat dewan pengurus.
7) Pemantauan Kredit yang telah dihapusbuku
Menurut Association of Asian Confederation of Credit
unions (2016:151-152), upaya penagihan atas kredit yang
dihapusbukukan harus tetap dilakukan. Kredit tidak tertagih
harus dievaluasi secara berkala untuk menentukan apakah ada
perubahan dalam kemampuan membayar dari peminjam.
Apabila kredit macet yang sudah dihapusbukukan dapat ditagih
kembali baik sebagian maupun seluruhnya, maka hasil itu akan
meningkatkan kembali cadangan penghapusan kredit yang akan
memperkuat posisi bank (Dunil, 2005:268).
8) Dokumen Penghapusbukuan Kredit
Menurut Association of Asian Confederation of Credit
unions (2016:149), dokumen yang dibutuhkan dalam
penghapusbukuan kredit ialah laporan kredit tak tertagih dan
rekomendasi penghapusan kredit tak tertagih. Dokumen ini
berisi daftar kredit tak tertagih yang akan direkomendasikan
kepada pengurus untuk dihapusbukukan.
H. Lembaga Keuangan Mikro
Arsyad (2008:23) mengambil inti dari definisi Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) yang diajukan oleh beberapa pakar dan organisasi, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
LKM sebagai penyedia jasa keuangan, terutama simpanan dan kredit, dan
juga jasa keuangan lain yang diperuntukkan bagi keluarga miskin dan
berpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses terhadap bank
komersial. Adams dan Fitchett (1992) dalam Arsyad (2008:26),
menekankan bahwa LKM pada umumnya merupakan sebuah kesatuan
dari tata kelola yang dinamis, inovatif, dan lentur yang dibuat sesuai
kondisi lingkungan sosial dan ekonomi lokal. Kelenturan ini dapat
tercapai karena jumlah aturan yang tidak terlalu banyak, ukurannya kecil,
ditambah dengan fakta bahwa sebagian besar LKM beroperasi dalam
wilayah yang terbatas, atau pada ceruk pasar (market niche) tertentu
dimana dimungkinkan untuk mengenal peminjam secara pribadi (Ghate,
1988).
Menurut Ledgerwood (1999) dalam Arsyad (2008:84),
berdasarkan tingkat formalitasnya, LKM dapat dikelompokkan menjadi
tiga bentuk:
1. Institusi Formal
Terdiri dari lembaga keuangan yang disahkan oleh pemerintah dan
terikat oleh peraturan dan pengawasan pemerintah (baca: Bank
Sentral). LKM formal di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok (Arsyad, 2008:85):
a. Bank Komersial (bisa berupa bank milik pemerintah atau bank
swasta);
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Lembaga-lembaga keuangan non-bank.
2. Institusi Semiformal
Terdiri dari lembaga-lembaga yang tidak diatur oleh otoritas
perbankan tetapi terdaftar dan atau memperoleh izin dari otoritas atau
pemerintah daerah. Arsyad (2008:89) menyebutkan bahwa lembaga-
lembaga keuangan tersebut, yang ukurannya sangat bervariasi,
biasanya melayani klien yang memiliki keterkaitan profesi atau lokasi
geografis yang sama. Lembaga-lembaga tersebut menyediakan
layanan dan produk yang secara umum berada di antara produk dan
layanan yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan informal
dan formal. Desain produk simpanan dan pinjaman mereka seringkali
meminjam ciri-ciri kedua lembaga tersebut. LKM semiformal di
Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok:
a. Koperasi;
b. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
c. Proyek atau program pemerintah.
3. Institusi Informal
Terdiri dari perantara yang beroperasi di luar kerangka peraturan dan
pengawasan pemerintah. LKM informal hadir dalam berbagai bentuk
dan tidak selalu dalam bentuk yang dapat disebut sebagai lembaga
keuangan (Arsyad, 2008:94). Berikut ini adalah contoh LKM
informal di indonesia:
a. Arisan (pemberi pinjaman perseorangan komersial dan non-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
komersial);
b. Penjual eceran dan pemilik toko.
Sehubungan dengan struktur LKM, Bank Indonesia dan GTZ
(2000) menyatakan bahwa di kebanyakan negara, LKM semiformal
dan informal merupakan elemen yang utama. Namun pengaturan
keuangan mikro di Indonesia telah diarahkan pada institusi formal dan
institusi formal telah diatur untuk mengakomodasi LKM. Beberapa
lembaga keuangan disektor formal memberikan layanan keuangan
mikro. Untuk bank komersial, apabila bank tersebut melayani usaha
yang lebih kecil, petani, atau klien berpenghasilan rendah secara
umum, maka bank tersebut memiliki potensi untuk bergerak ke sektor
keuangan mikro (Arsyad, 2008:84-85).
I. Credit union
1. Pengertian Credit union
Credit union (CU) secara etimologis berasal dari dua kata yaitu
credit dan union. Kata credit dalam bahasa latin adalah credere yang
berarti “saling percaya”, sedangkan kata union (unio-unus) berarti
“kumpulan”. Jadi credit union adalah kumpulan orang-orang yang
saling percaya dalam suatu ikatan pemersatu yang sepakat untuk
menabungkan uang, menciptakan modal bersama, untuk dipergunakan
(dalam bentuk pinjaman) di antara sesama anggota untuk tujuan yang
produktif dan kesejahteraan bersama (Sukoco, 2014:15-16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
World Council of Credit union (WOCCU) dalam situs
resminya menjelaskan bahwa credit union adalah koperasi keuangan
yang dimiliki oleh nasabah/anggota, dikendalikan secara demokratis
oleh anggotanya, dan dioperasikan untuk tujuan memaksimalkan
manfaat ekonomi anggotanya dengan menyediakan layanan keuangan
dengan harga yang kompetitif dan adil. credit union telah memberikan
manfaat secara global, jika dilihat dari data bahwa sebanyak 68.000
credit union di 109 negara telah memperbaiki kehidupan dari
235.000.000 anggota.
Secara umum dipahami bahwa credit union (CU) adalah
lembaga keuangan mikro semi-formal, yaitu koperasi yang didirikan
dari, oleh, dan untuk anggota di mana anggota adalah penabung,
peminjam, dan sekaligus pemegang saham, dengan tujuan sebagai
berikut (Sukoco, 2014:16):
a. Mendorong pola hidup hemat,
b. Menyediakan pinjaman dengan suku bunga bersaing, dan
c. Menyediakan berbagai pelayanan keuangan kepada anggotanya
untuk tujuan produktif demi kesejahteraan bersama dengan badan
hukum koperasi.
Sementara itu, Dewan Credit union Sedunia (World Council of
Credit union [WOCCU]) menegaskan bahwa secara hakiki Credit
union (CU) sebagai “not for profit, cooperative institutions”, yakni
lembaga koperasi yang utamanya bukan semata-mata untuk tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mencari keuntungan, melainkan untuk bekerja sama mencapai
kesejahteraan hidup bersama. Bahkan sekarang hal ini semakin
dipertegas lagi menjadi “Credit union- not for profit, not for charity,
but for service”.
2. Prinsip – Prinsip Credit union
Menurut World Council of Credit union (WOCCU),
sebagaimana dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen perkreditan
untuk Credit union (2006:5-8), ada sembilan prinsip yang dirumuskan
dan disepakati dalam forum CU, yakni :
a. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela, bagi semua orang yang
bersedia menerima tanggung jawab keanggotaannya tanpa
membedakan jenis kelamin, ras, politik, maupun agama.
b. Dikontrol secara demoratis oleh anggota, yang mempunyai hak
yang sama (satu anggota satu suara) dan berperan dalam
pengambilan keputusan tanpa dipengarui jumlah sahamnya.
c. Tidak diskriminatif karena CU tidak membedakan anggota dari
jenis kelamin, kebangsaan, ras, politik, maupun agama.
d. Pelayanan kepada anggota, diajukan untuk meningkatkan
ekonomi dengan mempertahankan asas dari, oleh, dan untuk
anggota.
e. Distribusi kepada anggota, mendorong sikap hemat dengan cara
menabung, dan penyediaan kredit serta pelayanan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
f. Membangun stabilitas keuangan, untuk membangun kekuatan
finansial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai, dan
pengendalian internal yang memastikan pelayanan yang
berkesinambungan kepada seluruh anggota.
g. Pendidikan terus-menerus bagi seluruh anggota, pengurus,
pengawas, dan manajemen serta masyarakat luas tentang
ekonomi, sosial, demokrasi, prinsip kerja sama, saling membantu,
pengelolaan keuangan, hidup hemat, dan penggunaan kredit serta
bijaksana.
h. Kerjasama antar lembaga pada tingkat lokal, nasional, dan
internasional dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada
anggota.
i. Tanggungjawab sosial dalam menjunjung penggunaan manusia
dan hubungan sosialnya.
J. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Wangsit Supeno (Akademi
Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika) pada
tahun 2017, dengan judul Analisis Prioritas Penanganan Kredit
Bermasalah dalam Rangka Menyehatkan Kualitas Kredit pada Bank
Perkreditan Rakyat, dimaksudkan untuk melakukan analisis lebih jauh
terhadap penanganan kredit bermasalah yang terjadi di Bank Perkreditan
Rakyat (BPR), sehingga dampaknya diharapkan dapat menjaga stabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
indikator kredit yang sehat yaitu Rasio Non Performing Loan (NPL)
selalu berada di angka kurang dari 5%. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini menunjukkan bahwa upaya prioritas penanganan kredit
bermasalah dalam memperbaiki kualitas kredit pada Bank Perkreditan
Rakyat, diantaranya ialah mengelompokkan setiap permasalahan debitur
baik yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet. Berdasarkan
pengelompokan tersebut dibuat skala prioritas mana debitur bermasalah
yang lebih mudah untuk ditangani dilihat dari sudut kemauan,
kemampuan dan kesempatan debitur, sehingga dapat diputuskan apakah
debitur masih bisa diselamatkan dengan cara Rescheduling,
Reconditioning atau Restructuring. Upaya selanjutnya yaitu menyiapkan
cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang mencukupi;
membentuk tim penyelesaian kredit bermasalah; dan melakukan tindakan
hukum atas debitur yang tidak kooperatif dan melanggar hukum.
Penelitian yang dilakukan oleh Tantri Giovini (Universitas Bina
Nusantara) pada tahun 2015, dengan judul Audit Operasional terhadap
Tata Kelola Kredit Bermasalah pada PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk. KCP Leuwiliang Bogor, bertujuan untuk menganalisis
apakah tata kelola terhadap kredit bermasalah pada Bank BTPN KCP
Leuwiliang Bogor sudah berjalan secara memadai. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, kuesioner,
serta penelusuran dokumen. Pelaksanaan audit dan analisis yang
dilakukan melalui beberapa tahapan audit telah menghasilkan temuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
atas beberapa kelemahan bank dalam mengelola kredit bermasalah.
Kelemahan tersebut terdapat pada kegiatan sales support yang sedikit
menghambat proses visiting on the spot pada debitur. Namun kelemahan
tersebut tidak menurunkan performance pada tata kelola kredit
bermasalah dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara garis besar
seluruh kegiatan penanganan atas kredit bermasalah pada Bank BTPN
KCP Leuwiliang Bogor telah dilakukan sesuai dengan Standard
Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan dan sudah didasari
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tingkat NPL
dibawah 0,6% per tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi
kasus di Credit union Kridha Rahardja Yogyakarta. Studi kasus adalah
suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau
suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Ciri khas dari studi
kasus adalah adanya “sistem yang terbatas”, yaitu batasan dalam hal
waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang diangkat
(Herdiansyah, 2012:76).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Credit union Kridha Rahardja, Jl. Pertanian,
Gang Salak No.3, Karang Jambe, Banguntapan, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai dengan
Maret 2018.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak – pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian. Peran subjek penelitian ialah
memberikan informasi terkait data yang dibutuhkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
melakukan penelitian. Subjek penelitian pada CU Kridha Rahardja
meliputi kepala tempat pelayanan atau kepala kantor, staf kredit,
pengurus dan manajer pusat Credit union Kridha Rahardja.
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini meliputi kebijakan pengelolaan kredit
bermasalah yaitu pembinaan kredit bermasalah yang komponennya
terdiri dari monitoring kredit dan penagihan, penyelamatan kredit
bermasalah yang terdiri dari upaya restrukturisasi serta penyelesaian
kredit bermasalah yang terdiri dari upaya penghapusan kredit
bermasalah, beserta dokumen yang digunakan dalam seluruh
komponen tersebut.
D. Data yang Diperlukan
Data – data yang diperlukan didalam penelitian ini adalah :
1. Data mengenai sejarah dan gambaran umum Credit union Kridha
Rahardja
2. Struktur organisasi CU beserta deskripsi tugas tiap jabatan
3. Deskripsi rasio kelalaian pinjaman CU Kridha Rahardja
4. Kebijakan pengelolaan kredit bermasalah yang meliputi monitoring,
penagihan, restrukturisasi, dan penghapusbukuan kredit beserta
pembentukan dana cadangan risiko.
5. Dokumen yang digunakan dalam kebijakan pengelolaan kredit
bermasalah yang terdiri dari monitoring, penagihan, restrukturisasi,
dan penghapusbukuan kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
6. Dokumen kebijakan dan peraturan pengelolaan kredit bermasalah
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer, diperoleh melalui teknik:
a. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan melakukan tanya
jawab secara langsung dengan kepala tempat pelayanan atau
kepala kantor, staf kredit, pengurus, dan manajer pusat Credit
union Kridha Rahardja.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai
pelaksanaan kebijakan pengelolaan kredit bermasalah yang telah
dilakukan oleh Credit union Kridha Rahardja beserta dokumen
yang digunakan dalam pengelolaan kredit bermasalah. Peneliti
akan membuat panduan wawancara dan mengajukan pertanyaan
terbuka (open-ended question) serta pertanyaan tertutup (close-
ended question) berdasarkan panduan tersebut.
b. Observasi
Menurut Jogiyanto (2004:89), observasi adalah teknik atau
pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara
mengamati langsung obyek datanya. Pendekatan observasi tidak
berinteraksi langsung dengan obyek data, tetapi hanya
mengamati langsung kegiatan yang menjadi bahan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Data Sekunder, diperoleh melalui teknik:
a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan
memeriksa dokumen serta catatan lain yang ada di CU Kridha
Rahardja. Melalui teknik ini, peneliti akan mengumpulkan Data
mengenai sejarah dan gambaran umum Credit union Kridha
Rahardja, struktur organisasi CU beserta deskripsi tugas tiap
jabatan, deskripsi rasio kelalaian pinjaman CU Kridha Rahardja,
dan dokumen terkait pengelolaan kredit bermasalah yang
dilakukan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis deskriptif komparatif, yaitu teknik yang mengemukakan
prinsip teoritis untuk dibandingkan dengan gambaran mengenai objek
penelitian dilapangan.
Setelah data terkumpulkan, penulis akan melakukan analisis
data. Namun sebelum melakukan analisis data, penulis akan
mendeskripsikan rasio kelalaian pinjaman CUKR sepanjang tahun 2017
untuk menggambarkan kondisi kelalaian pinjaman yang terdapat pada
CUKR.
Kemudian untuk menjawab rumusan masalah mengenai apakah
pengelolaan kredit bermasalah yang dilakukan oleh Credit union
Kridha Rahardja telah sesuai dengan referensi peraturan pengelolaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kredit bermasalah, akan menggunakan beberapa langkah teknik analisis
data sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan kebijakan pengelolaan kredit
bermasalah beserta dokumen yang digunakan oleh CU Kridha
Rahardja didalam seluruh komponen pengelolaan kredit bermasalah,
yaitu pembinaan kredit yang komponennya terdiri dari monitoring
kredit dan penagihan, penyelamatan kredit yang terdiri dari upaya
restrukturisasi dan penyelesaian kredit yang terdiri dari upaya
penghapusan kredit bermasalah.
2. Melakukan analisis data melalui perbandingan terhadap referensi
peraturan pengelolaan kredit bermasalah beserta dokumen yang
digunakan, dengan pelaksanaan kebijakan dan penggunaan dokumen
pengelolaan kredit bermasalah di CUKR. Untuk membantu dalam
membandingkan, akan digunakan tabel pembanding antara referensi
peraturan dengan pelaksanaan kebijakan dan penggunaan dokumen
pengelolaan kredit bermasalah di CUKR. Setelah itu akan dilakukan
pembahasan dan apabila terdapat ketidaksesuaian, akan dilakukan
analisis penyebab.
3. Melakukan penarikan kesimpulan dan memberikan rekomendasi
perbaikan.
Berikut ini tabel pembanding antara referensi peraturan pengelolaan
kredit bermasalah dengan pelaksanaannya, pada tindakan pembinaan,
penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.1 Tabel pembanding antara referensi peraturan dalam pembinaan kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan
Kredit Bermasalah dan
Penggunaan Dokumennya di
CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
1. Monitoring
Kredit
a. Melakukan proses monitoring kredit:
1) On desk
a) Melakukan verifikasi terhadap semua file dokumen kredit
nasabah, dalam hal ada atau tidaknya penundaan atas
pemenuhan persyaratan.
b) Melakukan penelitian dan verifikasi atas kekurangan-
kekurangan yang ditemukan.
c) Identifikasi terhadap masalah-masalah potensial dalam
pengadaan kas.
d) Deteksi terhadap kecenderungan memburuknya kondisi
keuangan nasabah.
e) Penilaian terhadap kesediaan nasabah dalam memenuhi
kewajiban keuangannya.
2) On site
a) Melakukan kunjungan lokasi fisik, untuk melihat kondisi
dilapangan yang meliputi aspek usaha, jaminan kemajuan
proyek, mendeteksi permasalahan nasabah dalam
menjalankan bisnisnya, menilai kemampuan manajemen
nasabah, dan hal – hal lain yang diperlukan untuk dicek
secara fisik.
b) Trade checking, yaitu pemantauan kondisi usaha debitur
dengan memanfaatkan informasi yang berasal dari
supplier, distributor, pesaing, asosiasi industri, atau
partner bisnis lainnya
c) Credit checking, yaitu pemantauan kredit dengan
memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan
kelancaran utang piutang, baik untuk fasilitas yang
diberikan oleh bank maupun bank lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan
Kredit Bermasalah dan
Penggunaan Dokumennya di
CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
b. Memiliki dokumen formulir kunjungan lapangan, untuk
mencatat dan mendokumentasikan semua kunjungan lapangan
sehingga kunjungan berikutnya dapat dilakukan tepat waktu
dan tepat sasaran. Dokumentasi atau catatan yang bagus sangat
berguna untuk membuat keputusan yang tepat.
2. Penagihan
(Collection)
a. Melakukan penagihan dengan jadwal sebagai berikut:
1) Tunggakan kredit 1-7 hari, Staf penagihan mengirimkan SMS
pemberitahuan kepada debitur.
2) Tunggakan 8-14 hari, Bagian pinjaman mengeluarkan surat
pemberitahuan pertama untuk debitur.
3) Tunggakan 15-30 hari, Bagian pinjaman mengeluarkan surat
pemberitahuan kedua, yang didalamnya terdapat penjelasan
atas ketentuan pembayaran yang terlambat.
4) Tunggakan 30 hari, Surat pemberitahuan ketiga dikirimkan,
dan debitur diberi waktu 20 hari sejak tanggal pengiriman
untuk melunasinya. Bagian pinjaman memasukkan total saldo
kredit ke dalam kelompok lalai 1-12 bulan, dan ke dalam
jadwal penagihan. Petugas penagihan akan menindaklanjuti
dengan menemui peminjam.
b. Memiliki dokumen penagihan yaitu:
1) Surat pemberitahuan 1-3
2) Kartu angsuran debitur, untuk mengetahui pola pembayaran angsuran.
3) Daftar debitur menunggak, untuk mempelajari jumlah nominal tunggakan yang harus dibayar dan jumlah sisa tunggakan debitur.
4) Kartu debitur menunggak, untuk dijadikan catatan tersendiri agar jika diwaktu mendatang tunggakan kembali terjadi, strategi penagihan akan lebih mudah ditentukan.
*indikator diperoleh berdasarkan referensi peraturan yang penulis paparkan pada bagian tinjauan pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sumber:
1. Monitoring Kredit
a. Proses monitoring kredit: Ikatan Bankir Indonesia (2014:143-144)
b. Dokumen monitoring kredit: Munaldus (2016:115-116)
2. Penagihan (Collection)
a. Jadwal penagihan: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:141)
b. Dokumen penagihan: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:141), Linggau (2010:173)
Tabel 3.2 Tabel pembanding antara referensi peraturan dalam penyelamatan kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan
Kredit Bermasalah dan
Penggunaan Dokumennya di
CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Restrukturisasi
1. Ketentuan Restrukturisasi
a. Melakukan restrukturisasi hanya satu kali untuk setiap portofolio
kredit.
b. Melakukan restrukturisasi kredit terhadap kredit yang memenuhi
kriteria:
1) Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau
bunga Kredit;
2) Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan diperkirakan
mampu memenuhi kewajiban setelah Kredit direstrukturisasi;
dan
3) Menunjukkan itikad baik dan bersedia untuk memenuhi
kewajiban kredit setelah direstrukturisasi.
2. Melakukan analisis terhadap kredit yang akan direstrukturisasi:
a. Membuat perkiraan pengembalian seluruh pokok dan/atau bunga
berdasarkan perjanjian kredit sebelum dan setelah restrukturisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan
Kredit Bermasalah dan
Penggunaan Dokumennya di
CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Restrukturisasi
b. Memilih pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam
perhitungan proyeksi arus kas (projected cash flows) dan nilai
tunai (present value) dari angsuran pokok dan/atau bunga
yang akan diterima.
c. Analisis, kesimpulan, dan rekomendasi dalam melakukan
penyesuaian persyaratan kredit dilakukan dengan
mempertimbangkan siklus usaha dan kemampuan membayar
debitur sehingga debitur dapat memenuhi kewajiban
pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga hingga jatuh
tempo.
3. Melakukan upaya restrukturisasi yang terdiri dari:
a. Penjadwalan Kembali (Rescheduling)
b. Persyaratan Kembali (Reconditioning)
c. Penataan Kembali (Restructuring)
4. Melakukan pemantauan terhadap kredit yang telah
direstrukturisasi guna memastikan kesanggupan debitur untuk
melakukan pembayaran sesuai persyaratan dalam perjanjian
kredit baru.
5. Memiliki Dokumen restrukturisasi:
a. Daftar kredit yang telah direstrukturisasi, yang terpisah dari
portofolio kredit lancar
b. Dokumen yang berisi alasan untuk merestrukturisasi kredit c. Dokumen yang berisi perubahan spesifik dalam syarat atau
kondisi kredit (syarat yang ada dalam perjanjian kredit baru
dibandingkan dengan persyaratan yang disepakati semula).
*indikator diperoleh berdasarkan referensi peraturan yang penulis paparkan pada bagian tinjauan pustaka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sumber:
1. Ketentuan restrukturisasi: Biety dan Karen Cak (2008:15), Surat Edaran Bank Indonesia No.14/26/DKBU, 19 September 2012
2. Analisis terhadap kredit yang akan direstrukturisasi: Surat Edaran Bank Indonesia, no 15/28/DPNP, 31 Juli 2013
3. Upaya restrukturisasi: Suyatno (1995:115-116)
4. Pemantauan restrukturisasi: Surat Edaran Bank Indonesia, no 15/28/DPNP, 31 Juli 2013
5. Dokumen restrukturisasi: Biety dan Karen Cak (2008:15)
Tabel 3.3 Tabel pembanding antara referensi peraturan dalam penyelesaian kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan
Kredit Bermasalah dan
Penggunaan Dokumennya di
CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Penghapus-
bukuan Kredit
(charge-off/
write-off)
1. Memiliki kebijakan pembentukan Dana Cadangan Risiko (DCR)
yaitu melakukan penyisihan DCR setiap bulan dan mengakuinya
sebagai kontra-aset, yang nantinya akan digunakan untuk
menghapusbuku pinjaman lalai.
2. Memiliki rasio ketersediaan DCR yang ideal yaitu 100% dari
pinjaman lalai di atas 12 bulan (P1) dan 35% dari pinjaman lalai
dari 1 sampai dengan 12 bulan (P2).
3. Ketentuan Penghapusbukuan Kredit
a. Melakukan penghapusbukuan kredit apabila memiliki
cadangan dalam jumlah yang cukup.
b. Melakukan penghapusbukuan kredit setiap kuartal.
c. Melakukan penghapusbukuan terhadap kredit lalai lebih dari
12 bulan dan yang ditetapkan sesuai kriteria.
d. Melakukan penghapusbukuan kredit lalai sesuai prosedur:
1) Setiap bulan bagian penagihan akan membuat laporan
tertulis tentang kredit dan hal – hal yang perlu
direkomendasikan untuk penangguhan penagihan kepada
dewan pengurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan
Kredit Bermasalah dan
Penggunaan Dokumennya di
CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Penghapus-
bukuan Kredit
(charge-off/
write-off)
2) Sebelum diserahkan ke dewan pengurus, setiap kredit
tidak tertagih akan dikaji oleh komite kredit. Laporan ini
akan disampaikan kepada dewan pengurus sebagai bagian
dari laporan bulanan.
3) Keputusan penghapusbukuan oleh dewan pengurus akan
dicatat dalam notulen rapat dewan pengurus.
4. Melakukan pemantauan kredit yang telah dihapusbuku dengan
mengevaluasi kemampuan membayar anggota secara berkala,
dan tetap melakukan upaya penagihan. Hasil penagihan kredit
yang telah dihapusbukukan dimasukkan kedalam saldo cadangan
penghapusan kredit.
5. Memiliki dokumen berisi daftar kredit tak tertagih yang akan
direkomendasikan kepada pengurus untuk dihapusbukukan.
*indikator diperoleh berdasarkan referensi peraturan yang penulis paparkan pada bagian tinjauan pustaka
Sumber:
1. Kebijakan pembentukan DCR: Munaldus (2016:7)
2. Rasio ketersediaan DCR: www.aaccu.coop
3. Ketentuan penghapusbukuan kredit: Dahlan M. Sutalaksana dalam Hariyani (2010:144), WOCCU (2008:8), Association of
Asian Confederation of Credit unions (2016:149)
4. Prosedur penghapusbukuan kredit: Association Of Asian Confederation Of Credit unions (2016:149)
5. Pemantauan kredit yang telah dihapusbuku: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:151-152), Dunil
(2005:268)
6. Dokumen penghapusbukuan kredit: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:149)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB IV
GAMBARAN UMUM CREDIT UNION KRIDHA RAHARDJA
A. Lokasi Credit union Kridha Rahardja
Credit union Kridha Rahardja terletak di Jl. Pertanian, Gang
Salak No.3, Karang Jambe, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
B. Sejarah Credit union Kridha Rahardja
Credit union (CU) Kridha Rahardja merupakan CU primer yang
dilahirkan oleh CU Bererod Gratia. Benih kelahiran CU Kridha
Rahardja sudah mulai tumbuh saat Rapat Anggota Tahunan (RAT)
CU Bererod Gratia yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari
2016. Forum tertinggi CU Bererod Gratia memutuskan “Tata Kelola
kemandirian Tempat Pelayanan (TP) adalah tata kelola keuangan dari
anggota oleh anggota untuk anggota dilaksanakan di TP masing-
masing”. Dari keputusan RAT tersebut maka TP di Jawa Tengah dan
Yogyakarta harus mulai membiayai diri sendiri dan melaksanakan tata
kelola keuangannya secara mandiri mulai tahun 2016.
Dilanjutkan kegiatan Organizational Development pada tanggal
5-8 Mei 2016, di Jakarta yang menetapkan pembentukan Komite
Wilayah Yogyakarta Bawen dan Wedi, disingkat JOWEDI sebagai
perpanjangan pengurus di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Komite JOWEDI ini berasal dari unsur pengurus dan penasihat dari
wilayah Jawa Tengah yaitu Rm. Antonius Sumarwan SJ, sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
koordinator, Wibowo Agung sebagai anggota bidang kredit dan Agung
K Noertjahjono sebagai anggota bidang diklat dan pemberdayaan.
Kemudian pada tanggal 26 Mei 2016, bertempat di Wisma Pojok
Yogyakarta, saat kegiatan Lokakarya Penguatan Organisasi Komite
JOWEDI memilih Indrayanto Prasetiyawan menjadi anggota komite
bidang keuangan dan kesekretariatan.
Kemudian pada tanggal 30 November 2016 di Wisma Realino
Universitas Sanata Darma, Komite JOWEDI bersama aktivis dan
pimpinan manajemen CU Bererod Gratia membuat Perencanaan
Kerja TP Yogyakarta dan Jawa tengah pada tahun 2017 sebagai
entitas yang mandiri sekaligus sinkronisasi Perencanaan Kerja Tempat
Pelayanan wilayah Jatabek.
Untuk penguatan rencana kerja yang telah ditetapkan, pada
tanggal 25 Januari 2017 di Wisma Realino Universitas Sanata Darma
dilakukan kegiatan Organizational Development bersama seluruh
aktivis, pengelola dan komite JOWEDI, yang difasilitasi oleh RD.
Fredy Rante Taruk. Pada Kegiatan ini secara mendalam akhirnya TP
Jateng dan Yogyakarta melebur menjadi Credit union yang mandiri
dengan nama CU Kridha Rahardja.
Kemudian pada tanggal 11 Februari 2017 di Wisma Syantikara
Yogya dilanjutkan rapat koordinasi seluruh pengurus CU Bererod
Gratia dengan Pengurus Pengawas transisi CU Kridha Rahardja untuk
penyelesaian administrasi dan mengagendakan TP Jawa Tengah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Yogyakarta menjadi CU primer yang mandiri pada RAT CUBG tb
2016 pada tanggal 19 Maret 2017 di Bogor di Hotel Grand USSU.
Akhirnya secara resmi CU Kridha Rahardja disahkan
pendiriannya pada tanggal 1 April 2017 dan menetapkan jajaran
pengurus dan pengawas pada kegiatan Strategic Planning tanggal 31
Maret - 1 April 2017 yang difasilitasi oleh RD Fredy Rante Taruk.
Pada tanggal 6 April 2017 secara resmi pengurus CU Kridha
Raharja mengajukan permohonan menjadi anggota Puskopdit BKCU
Kalimantan dan dikabulkan pada tanggal yang sama.
Kemudian pada tanggal 21 September 2017 diadakan rapat
pembentukan CU Kridha Rahardja yang dihadiri utusan dari
kementrian koperasi sekaligus pengesahan Pengurus transisi menjadi
Pengurus resmi CU Kridha Rahardja.
C. Visi dan Misi Credit union Kridha Rahardja
1. Visi Credit union Kridha Rahardja
Menjadi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang Aman,
Terpercaya dan Berkelanjutan di Jawa tengah dan Yogyakarta.
Penjelasan Visi:
a. Aman
Lembaga yang dikelola secara professional dengan penuh
kehati-hatian.
b. Terpercaya
Lembaga yang menjadi pilihan utama anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Berkelanjutan
Lembaga yang berlangsung terus-menerus; berkesinambungan
melayani anggota
2. Misi Credit union Kridha Rahardja
Meningkatkan Kualitas Hidup Anggota Melalui Pemberdayaan
Berbasis Komunitas dan Pelayanan Keuangan yang Bermutu.
Penjelasan Misi:
a. Meningkatkan Kualitas hidup
Mendorong perubahan kualitas hidup anggota agar menjadi
lebih baik secara moral maupun fisik.
b. Melalui Pemberdayaan
Mengedepankan pendidikan dan pelatihan serta pendampingan
kepada anggota.
c. Berbasis komunitas
Mengutamakan kelompok dalam komunitas anggota.
d. Pelayanan Keuangan yang bermutu
Memberikan pelayanan keuangan yang bertanggung jawab.
D. Kegiatan Utama Credit union Kridha Rahardja
1. Pendidikan
Menumbuhkan kesadaran anggota untuk membangun
kesejahteraan bersama dan meningkatkan kemampuan mengelola
keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Pemberdayaan
Menumbuhkan semangat kemandirian melalui pelatihan usaha
produktif kepada anggota.
3. Pelayanan Keuangan
Memberikan pelayanan keuangan yang bermartabat sesuai dengan
kondisi anggota dan memberikan perlindungan keuangan yang
pantas.
4. Penguatan Lembaga
Memperkuat tata kelola organisasi melalui pembangunan SDM
untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kepada Anggota.
E. Struktur Organisasi Credit union Kridha Rahardja
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Credit Union Kridha Rahardja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berikut uraian tugas dan tanggungjawab tiap jabatan dalam struktur
organisasi CU Kridha Rahardja yang berkaitan dengan pinjaman:
1. Pengurus
a. Memastikan tujuan pinjaman dipahami dengan jelas sesuai
fungsinya melalui formulir/laporan pinjaman yang
transparan.
b. Menguji risiko-risiko pada setiap pinjaman yang berdampak
pada lembaga.
c. Meninjau, mengesahkan dan memperbaiki kebijakan
pinjaman CU Kridha Rahardja, serta memastikan pemberian
pinjaman yang aman dan menciptakan administrasi yang
sesuai.
2. Manajer Utama (Kantor Pusat)
a. Mereview dan menganalisa laporan kepala kantor untuk
disampaikan kepada pengurus.
b. Memperbaiki berbagai resiko terkait dengan pinjaman
beredar dan melaporkan temuan dan perbaikan untuk
disampaikan kepada pengurus.
c. Menetapkan/membuat strategi perbaikan dan mengarahkan
segenap kemampuannya agar pinjaman beredar sesuai atau
mendekati rasio pinjaman yang ideal.
d. Membuat laporan konsolidasi pinjaman seluruh tempat
Pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
e. Melakukan koordinasi dan memastikan pelaksanaan
kebijakan pinjaman dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
diseluruh TP.
f. Merancang atau melakukan perbaikan prosedur operasional
pinjaman yang tepat (lebih baik).
g. Memastikan laporan yang sesuai terselesaikan dan
dilaporkan kepada pengurus.
h. Mengajukan, meninjau, mengawasi proses pinjaman
internal (pinjaman pengurus/pengawas/staf).
3. Tempat Pelayanan (TP)
Tempat pelayanan dikelola oleh manajemen tempat pelayanan,
yang terdiri dari kepala kantor, staf pengembangan usaha, staf
keuangan dan staf diklat-pemberdayaan.
a. Kepala Kantor
1) Mengupayakan dengan sungguh pelaksanaan kebijakan
pinjaman dilaksanakan dengan baik di setiap TP.
2) Mereview menyeluruh atau sebagian (sampling) setiap
permohonan pinjaman termasuk membuat cacatan
perbaikan untuk disampaikan kepada manajer dan
pengurus.
3) Menemukan berbagai resiko terkait dengan pinjaman
beredar dan melaporkan temuan-temuan kepada
Manajer untuk disampaikan kepada pengurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4) Mengusulkan perbaikan prosedur pinjaman untuk
keamanan kesehatan lembaga.
5) Meminimalisasi atau mengurangi resiko dengan
memastikan bahwa formulir permohonan pinjaman
diisi dengan lengkap, diisi sesuai prosedur
penyelidikan dan analisis Pinjaman 5C.
6) Membuat laporan konsolidasi pinjaman di tempat
Pelayanan
b. Staf Pengembangan Usaha
Sejak CU Kridha Rahardja resmi berdiri, istilah bagian
kredit diganti menjadi staf pengembangan usaha, yang
tugasnya ialah:
1) Melaksanakan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan dengan sungguh sungguh.
2) Menindaklanjuti dan mereview semua pengajuan
pinjaman.
3) Menyelesaikan surat permohonan pinjaman,
melakukan penyelidikan yang menyeluruh,
menganalisa seluruh pinjaman, termasuk membuat
cacatan kepada pihak yang lebih berwenang untuk
mempermudah persetujuan pinjaman sesuai aturan
yang ditetapkan dengan melaksanakan analisa 5C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4) Mengambil langkah atau keputusan sesuai dengan
kewenangan yang telah ditetapkan.
5) Membuat laporan pinjaman
c. Staf Keuangan
1) Melayani transaksi-transaksi keuangan secara berkualitas
sesuai pembukuan atau standar akuntansi.
2) Membuat laporan keuangan TP/KK serta meneruskan ke
Kepala Kantor untuk dilakukan pemeriksaan sebelum
dikirim ke Kantor Pusat.
3) Melakukan pengecekan secara rutin dan seksama atas
keakuratan data yang di buat oleh komputer.
4) Membuat laporan perkembangan posisi keuangan CUBG
dan dilaporkan ke Kepala Kantor.
5) Melaksanakan pembayaran-pembayaran kepada pihak luar
CUBG untuk kelancaran operasional CUBG setelah ada
persetujuan dari Kepala Kantor.
6) Mengeluarkan uang yang akan di gunakan untuk
berbelanja aset-aset tetap (pembangunan kantor,
pembelian peralatan dll) dan berbagai keperluan lainnya.
7) Melakukan backup data keuangan TP/KK termasuk
didalamnya flash disk, CD, CDRW atau media lainnya.
8) Membuka akses seluas-luasnya untuk keperluan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
9) Membuat pembukuan dan perhitungan penyusutan aset-
aset tetap TP/KK.
10) Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan atasan
sesuai kebutuhan lembaga.
11) Membuat laporan mingguan ke kantor pusat, dan
mengirimkan Dbcubis.
12) Pro aktif dalam melakukan perekrutan calon anggota
untuk perkembangan TP/KK.
d. Staf Diklat-Pemberdayaan
Pada saat penelitian ini dilakukan, belum terdapat sumber
daya manusia yang mengisi jabatan ini.
4. Komite Tempat Pelayanan
a. Membantu staf pengembangan usaha untuk mengetahui
risiko yang berhubungan dengan portfolio pinjaman
berjalan.
b. Membantu meminimalisir atau mengurangi risiko dengan
memastikan permohonan dilengkapi peminjam dan
mereview kelayakan penyelidikan dan analisis 5C.
5. Komunitas Basis (KOMBAS)
Komunitas Basis dibentuk untuk menjadi kepanjangan tangan
CUKR dalam mendukung pelayanan keuangan kepada anggota,
pendampingan kepada anggota maupun aktivitas pemberdayaan
anggota. Melalui KOMBAS yang aktif berkegiatan, KOMBAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dapat mengetahui berbagai macam kendala maupun potensi
anggota.
6. Sedulur
Sedulur adalah anggota CUKR yang bersedia memberikan
waktu dan tenaga untuk mengembangkan CUKR, namun mereka
bukan pengurus, pengawas, manajemen dan komite TP. Sedulur
dapat direkrut dari pengelola KOMBAS yang sudah ada saat ini
maupun dari anggota yang belum bergabung dalam KOMBAS.
Secara ideal, tugas Sedulur ialah membantu CUKR dalam
melakukan penanganan kredit lalai; rekrutmen anggota baru dan
promosi pinjaman; pendidikan, pelatihan dan pendampingan usaha
anggota; serta penyediaan dan pengolahan data. Untuk sementara
ini, tugas Sedulur lebih diutamakan pada tugas yang pertama yaitu
membantu staf mengunjungi anggota yang lalai dan ikut melakukan
penagihan. Saat ini, memang belum banyak anggota CUKR yang
berperan aktif sebagai Sedulur.
F. Produk Pinjaman Credit union Kridha Rahardja
1. Ketentuan Umum Pinjaman
a. Syarat Pinjaman
1) Pinjaman, baru dapat diproses apabila seluruh data
persyaratan dinyatakan lengkap dan benar.
2) Pinjaman dapat diajukan apabila telah menjadi anggota
selama minimal 3 bulan dan sudah mengikuti Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Wajib, kecuali pinjaman yang tidak melebihi jumlah Total
Simpanan (Utama, Agunan, Pundi Rahardja dan Saham).
3) Pinjaman harus diketahui oleh pihak suami/isteri jika
anggota sudah menikah; atau orangtua/keluarga terdekat,
jika anggota belum menikah.
4) Pinjaman Anggota yang melebihi Total Simpanan yang
dimaksud point 2, dapat diajukan oleh anggota yang sudah
menjadi anggota lebih dari 3 (tiga) bulan, telah mengikuti
Pendidikan Wajib dan Literasi Keuangan.
5) Simpanan yang dimaksud point 2 yang dijadikan jaminan,
akan diblokir (tidak dapat ditarik) sampai pinjaman lunas.
6) Pinjaman dibawah simpanan, jika menunggak lebih dari 2
bulan berturut-turut maka pada bulan ketiga simpanan
yang dijadikan jaminannya akan ditarik untuk melunasi
pinjaman.
7) Resiko pinjaman di atas Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)
wajib menyerahkan agunan tambahan sebagai jaminan.
Penilaian agunan ditetapkan dalam Kebijakan Perkreditan.
8) Agunan yang dimaksudkan pada point 7 adalah Sertifikat
tanah (SHM) dan Buku pemilik kendaraan bermotor
(BPKB), dan Deposito Bank.
9) Jaminan yang dimaksudkan point 8 yang diserahkan harus
atas nama peminjam dan/atau atas nama keluarga inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
peminjam dan diikat dengan perjanjian ikat jaminan yang
ditetapkan dalam Kebijakan Perkreditan.
10) Segala macam biaya yang timbul akibat perjanjian kredit
dibebankan kepada peminjam.
11) Pinjaman yang dimohon hanya dapat dipergunakan atau
dikelola secara langsung oleh yang bersangkutan dan/atau
keluarga inti yang bersangkutan.
12) Semua produk pinjaman diikutsertakan dalam program
Jalinan.
13) BJP bagi peminjam lama sebelum ketentuan ini
ditetapkan, maka tetap berlaku sesuai dengan perikatan
perjanjian sebelumnya.
14) Balas jasa pinjaman yang dibayar oleh Anggota selain
untuk pendapatan lembaga juga dialokasikan untuk
penguatan lembaga.
b. Proses pengajuan pinjaman
1) Konsultasi atau wawancara kredit atas rencana pinjaman
dilakukan pada hari Senin & Selasa (diluar hari tersebut
digunakan untuk analisa pinjaman dan penagihan).
2) Pinjaman diberikan kepada anggota yang memiliki
kemampuan membayar sesuai analisis kredit (analisa 5C)
dan plafon pinjaman yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Pinjaman sepenuhnya dilayani oleh staf Kredit, mulai dari
Pengambilan Formulir, Konsultasi, Survey, dan
diputuskan dalam rapat Kredit. Informasi keputusan kredit
segera disampaikan ke Anggota.
4) Analisa kelayakan pinjaman diutamakan dari TP dibuat
oleh staf kredit, diperiksa oleh Kepala kantor dan
diketahui oleh Komite TP/KK.
5) Apabila analisis kredit anggota tidak sesuai standar, maka
Kepala Kantor TP berhak untuk tidak melanjutkan proses
perkreditan, atau menawarkan solusi berupa penurunan
pinjaman sesuai kemampuan.
6) Proses verifikasi yang dilakukan oleh bagian Kredit dalam
waktu maksimal 7 hari kerja untuk pinjaman yang
menjadi kewenangan Tempat Pelayanan dan maksimal 21
hari untuk pinjaman yang menjadi kewenangan Kantor
Pusat.
7) Staf Bagian Kredit, wajib melakukan survei atas
pengajuan pinjaman di atas simpanan.
c. Pencairan pinjaman
1) Pencairan Pinjaman tunai tidak dapat diwakilkan dan wajib
didampingi pasangan bagi yang sudah menikah atau surat
pernyataan mengetahui dan menyetujui pengambilan
pinjaman atau diketahui orang tua bila belum menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2) Pencairan pinjaman dapat dilakukan mulai tanggal 1 (satu)
sampai dengan tanggal 25 (dua puluh lima) setiap bulannya.
3) Dana Cadangan Resiko sebesar 1% dari jumlah pinjaman
yang dicairkan.
d. Pembayaran pinjaman
1) Pembayaran angsuran melewati tanggal perjanjian yang
disepakati, maka dikenakan denda 3% dari angsuran pokok
dan Balas Jasa Pinjaman (BJP) yang tertunggak, masa
toleransi 5 hari.
2) Apabila ada pelunasan pinjaman dengan Balas Jasa
Pinjaman Flat, akan dikenakan pinalti 5% dari saldo akhir.
3) Semua pinjaman dalam pola kebijakan Pengurus ini
mendapat perlindungan sesuai dengan ketentuan JALINAN
BKCU Kalimantan.
4) Pinjaman yang melebihi plafon JALINAN BKCU
Kalimantan wajib diasuransikan ke asuransi umum, yang
preminya ditanggung oleh anggota yang bersangkutan.
e. Jenis Pinjaman
1) Pinjaman Kawitan
Pinjaman Kawitan adalah pinjaman yang bertujuan
untuk memenuhi modal menjadi anggota atau
meningkatkan simpanan anggota atau pinjaman yang
diberikan untuk membantu anggota membiasakan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mulai menabung. Apabila 3 bulan berturut-turut tidak
membayar angsuran, maka yang bersangkutan akan
dikeluarkan dari keanggotaan secara sepihak. Anggota
dapat mengajukan pinjaman lagi (untuk dibawa pulang)
apabila sudah 75% lunas. Pinjaman Kawitan untuk
memenuhi modal menjadi Anggota tidak diperlukan
penjamin atau jaminan. Masa pengembalian untuk Pinjaman
Kawitan paling cepat 5 bulan dan paling lama 36 bulan.
2) Pinjaman Kridha
Pinjaman Kridha adalah pinjaman untuk membantu
anggota memiliki usaha produktif dan membantu
meningkatkan usaha yang sudah dimiliki anggota.
Peminjam harus memiliki/menjaminkan Simpanan Saham,
Simpanan Agunan, Simpanan Utama, dan/atau Simpanan
Pundi Rahardja, minimal 30% dari Pinjaman yang diajukan.
Jangka waktu pinjaman minimal 3 bulan dan maksimal 60
bulan. Usaha peminjam dikunjungi dan dipantau
perkembangannya secara periodik oleh staf atau Aktivis CU
minimal 3 bulan sekali untuk menilai kelayakan usaha.
3) Pinjaman Kinahardjan
Pinjaman Kinahardjan adalah pinjaman untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidup anggota yang TIDAK
menambah pendapatan anggota. Tujuan pinjaman untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
keperluan Rumah tangga atau untuk memberikan solusi
terhadap kebutuhan keluarga. Jangka waktu pinjaman
minimal 3 bulan dan maksimal 60 bulan. Untuk
mendapatkan pinjaman ini anggota harus menjaminkan
Simpanan Saham, Simpanan Agunan, Simpanan Utama,
dan/atau Simpanan Pundi Rahardja, minimal 30% dari
Pinjaman yang diajukan.
4) Pinjaman Kreto
Pinjaman Kreto adalah Pinjaman untuk memfasilitasi
anggota Credit union Kridha Rahardja untuk memiliki
kendaraan motor maupun mobil—yang TIDAK menambah
pendapatan anggota. Jangka waktu pinjaman minimal 12
bulan maksimal 48 bulan untuk motor baru, dan anggota
harus sudah menjadi anggota selama minimal 1 bulan.
Jangka waktu pinjaman minimal 24 bulan, dengan
maksimal 60 bulan untuk Mobil baru dan maksimal 48
bulan untuk Mobil bekas. Untuk mendapatkan pinjaman
Kreto, anggota harus memiliki simpanan Agunan minimal
10% dari pinjaman yang diajukan. Pembelian kendaraan
Anggota merujuk pada instansi yang telah melakukan
kerjasama dengan CU Kridha Rahardja. BPKB kendaraan
yang dibeli dijaminkan kepada CU Kridha Rahardja hingga
pinjamannya lunas (setiap perpanjangan pajak kendaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
diberikan surat keterangan sebagai pengganti syarat
administrasi). Kendaraan wajib diasuransikan dan biaya
asuransi menjadi beban anggota.
5) Pinjaman Pagriyan
Pinjaman Pagriyan adalah adalah Pinjaman untuk
memfasilitasi anggota Credit union Kridha Rahardja untuk
memiliki rumah—yang TIDAK menambah pendapatan
anggota. Pinjaman Perumahan diberikan selama total
Simpanan Agunan Tempat Pelayanan mencukupi atau
menggunakan maksimal total Simpanan Agunan. Lokasi
rumah yang akan dibeli harus berada di wilayah
pengembangan CU Kridha Rahardja. Jangka waktu
pinjaman ini maksimal 180 bulan.
6) Pinjaman Kencana
Pinjaman Kencana adalah pinjaman khusus bagi
anggota yang tidak memiliki pinjaman dengan tujuan
mendorong mereka yang telah menikmati hasil
simpanannya untuk turut berkontribusi mengembangkan
CU Kridha Rahardja. Jangka waktu pelunasan pinjaman ini
ialah 36 bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Rasio Kelalaian Pinjaman CUKR
Credit union Kridha Rahadja (CUKR) secara resmi disahkan
pendiriannya pada tanggal 1 April 2017. Sebelumnya, CUKR
merupakan salah satu Tempat Pelayanan (TP) dari Credit union
Bererod Gratia (CUBG) yang berpusat di Jakarta. Berdasarkan
informasi yang diterima dari pengurus dan manajemen TP CUKR
wilayah Yogyakarta, selama dikelola dalam naungan CUBG, rasio
kelalaian pinjaman jauh melebihi batas normal. Salah satu
penyebabnya ialah analisis terhadap calon peminjam yang kurang
memadai. Pada masa CUBG, Komunitas Basis (KOMBAS) belum
terbentuk sehingga banyak anggota yang terdaftar di CUBG tidak
didasarkan atas rekomendasi KOMBAS terlebih dahulu. Artinya
CUBG menerima seseorang untuk menjadi anggota tanpa terlebih
dahulu mengenali karakter orang tersebut. Analisa kurang memadai
apabila tidak didukung oleh rekomendasi atas calon anggota kepada
CUBG. Selain itu, perekrutan staf kredit untuk TP Yogyakarta tidak
dilakukan melalui prosedur seleksi tertentu. Syarat untuk menjadi staf
kredit hanyalah status pendidikan terakhir strata satu, dan
pencariannya dilakukan digereja. CUBG memberikan pelatihan bagi
staf-staf baru, namun pelatihan tersebut tidak serta merta menjadikan
mereka ahli dalam melakukan pekerjaannya dikarenakan bidang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menjadi tanggung jawab mereka tidak selalu sesuai dengan
pendidikan mereka. Hal ini menyebabkan proses analisa terhadap
calon peminjam kurang memadai mengingat kompetensi yang dimiliki
oleh staf kredit masih terbatas, dan kurang dilakukannya
pendampingan oleh kantor pusat CUBG. Konflik kepentingan juga
menjadi penyebab tingginya kelalaian pada masa itu. Beberapa staf
kredit mempermudah proses analisis bagi rekan maupun kerabatnya
yang ingin mengajukan pinjaman. Pengurus di kantor pusat tidak
mengetahui kasus penyelewengan tugas tersebut karena staf kredit
mengirimkan data calon anggota yang telah dimanipulasi. Penyebab
lain ialah, pada masa CUBG seorang peminjam tidak diwajibkan
untuk memberikan jaminan. Kebijakan yang berlaku pada masa itu
ialah apabila selisih antara simpanan dengan pinjaman anggota kurang
dari sepuluh juta, anggota tidak diwajibkan menyerahkan jaminan.
Ketika selisih antara simpanan dengan pinjaman lebih dari sepuluh
juta, anggota wajib menyerahkan jaminan. Itulah sebabnya CUKR
yang baru resmi berdiri pada tahun 2017 memiliki rasio kredit lalai
yang sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berikut ini data kelalaian pinjaman dan rasio kelalaian pinjaman
CUKR sepanjang tahun 2017:
Tabel 5.1: Data kelalaian pinjaman dan rasio kelalaian pinjaman
CUKR sepanjang tahun 2017.
Bulan
Kelalaian
1-12 bulan
(1)
Kelalaian
> 12 bulan
(2)
Total
Pinjaman
Beredar
(3)
Rasio Kelalaian
Pinjaman
(4=[(1)+(2)]/(3))
Januari 313.412.900 2.240.319.150 7.210.074.050 35,42%
Februari 248.930.050 2.202.426.000 7.260.876.082 33,76%
Maret 255.988.450 2.030.463.700 7.165.953.082 31,91%
April 290.750.450 2.017.636.700 7.251.271.979 31,83%
Mei 275.202.950 2.012.122.700 7.124.810.382 32,10%
Juni 319.674.700 2.014.796.650 7.282.481.182 32,06%
Juli 266.910.600 2.029.238.150 7.054.850.482 32,55%
Agustus 253.437.500 2.036.747.850 7.081.843.982 32,34%
September 259.680.000 2.001.387.150 7.099.402.782 31,85%
Oktober 234.724.500 2.006.711.650 7.302.827.982 30,69%
November 206.083.800 2.010.265.550 7.214.295.182 30,72%
Desember 193.523.300 1.900.674.900 7.084.238.932 29,56%
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa rasio kelalaian
pinjaman pada CUKR sangat jauh dari batas ideal yaitu kurang dari
atau sama dengan 5%. Berdasarkan informasi dari pengurus dan
manajemen TP, hal ini disebabkan karena CUKR menanggung beban
kelalaian pada saat belum dikelola secara mandiri. Meskipun demikian,
tren rasio kelalaian pinjaman sepanjang tahun 2017 cenderung menurun
walaupun sesekali terjadi peningkatan yaitu pada bulan Mei, Juli, dan
November.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Deskripsi Data
Pada CUKR, seluruh kegiatan simpan pinjam anggota dikelola
menggunakan sistem yang memang diperuntukkan bagi credit union,
yaitu Sikopdit. Sikopdit terdiri dari beberapa menu yaitu transaksi,
laporan, proses data, data induk, setup data dan informasi. Laporan-
laporan yang dibuat menggunakan Sikopdit dapat langsung dicetak
menjadi dokumen CUKR.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang
dilakukan, kebijakan pengelolaan kredit bermasalah beserta dokumen
yang digunakan dalam setiap komponen pengelolaan kredit
bermasalah pada CUKR adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan Kredit Bermasalah
a. Monitoring Kredit
1) Kebijakan Monitoring Kredit
Dalam melakukan monitoring kredit secara on desk¸
CUKR tidak melakukan verifikasi terhadap file dokumen
kredit anggota terkait ada atau tidaknya penundaan atas
pemenuhan persyaratan. Seluruh persyaratan yang harus
dipenuhi oleh anggota sudah dipastikan lengkap sebelum
pinjaman disetujui. Apabila terdapat penundaan pemenuhan
persyaratan, pinjaman tidak akan disetujui.
CUKR melakukan identifikasi terhadap masalah-
masalah potensial dalam pengadaan kas anggota melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
laporan keuangan anggota. Melalui data pemasukan dan
pengeluaran bulanan anggota, CUKR dapat mengidenfitikasi
potensi masalah yang mungkin terjadi dalam pengadaan kas
anggota, yaitu apabila sumber pemasukan anggota minim
atau tidak tetap. CUKR akan memberi perhatian khusus pada
anggota tersebut dengan memperhatikan pola pembayaran
angsurannya.
Dalam mendeteksi kecenderungan memburuknya
kondisi keuangan anggota, CUKR melakukan pemantauan
terhadap pola pembayaran angsuran anggota yang terlihat
pada kartu pinjaman. Apabila anggota tidak melakukan
pembayaran angsuran secara tepat waktu pada setiap
bulannya, maka CUKR akan memberi perhatian khusus
terhadap anggota tersebut karena hal itu dapat menjadi tanda
bahwa kondisi keuangan anggota sedang memburuk.
Pemantauan terhadap pola pembayaran angsuran anggota ini
juga menjadi bahan penilaian CUKR terhadap kesediaan
anggota dalam memenuhi kewajiban keuangannya. Anggota
yang seringkali terlambat, oleh CUKR akan dinilai kurang
bertanggungjawab dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
Dalam hal monitoring secara on site, monitoring
melalui kunjungan langsung terhadap anggota dilakukan oleh
CUKR sekaligus pada saat penjemputan setoran ke lokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
tempat tinggal maupun lokasi usaha anggota. Melalui
kunjungan tersebut staf akan memantau bagaimana kondisi
keuangan dan kondisi usaha anggota. Selain itu, CUKR akan
melakukan verifikasi atas penggunaan dana pinjaman,
terutama untuk jenis pinjaman produktif yang ditujukan
untuk pengembangan usaha. Sedangkan untuk jenis pinjaman
Rumah Tangga, CUKR biasanya memperoleh informasi
penggunaan dana pinjaman melalui tetangga anggota. CUKR
tidak hanya memastikan kesesuaian penggunaan dana
pinjaman setelah pinjaman dicairkan. Saat pinjaman
diajukan, CUKR juga telah melakukan survei atas harga atau
biaya yang terkait dengan tujuan pengajuan pinjaman oleh
anggota. Misalnya ada seorang anggota yang tujuan
pinjamannya ialah untuk membeli suatu alat, maka CU akan
melakukan survei atas harga alat tersebut. Apabila nominal
pengajuan pinjaman tidak sesuai dengan harga alat yang
sebenarnya, maka nominal pinjaman yang dicairkan hanya
sebesar harga atau biaya hasil survei. Setelah pinjaman
dicairkan, CUKR juga akan dilakukan pemantauan terhadap
kesesuaian tujuan pengajuan pinjaman dengan realisasinya.
Apabila cara pembayaran yang dipilih oleh anggota
ialah melalui transfer atau datang langsung ke TP, maka
CUKR tidak melakukan kunjungan terhadap anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tersebut. Begitu pula terhadap anggota yang memiliki usaha
dan pembayaran angsurannya dilakukan secara rutin atau
lancar, CUKR tidak melakukan pemantauan terhadap
usahanya.
Terhadap anggota yang memiliki usaha, CUKR
melakukan pemantauan melalui trade checking yaitu
pemantauan kondisi usaha anggota dcngan memanfaatkan
informasi yang berasal dari pemasok, distributor, pesaing
maupun rekan bisnis lainnya. Apabila calon anggota
memiliki usaha dan usaha tersebut melibatkan pemasok,
distributor maupun rekan bisnis lain, CUKR akan mencari
informasi mengenai rekan bisnis tersebut. Pemantauan
melalui trade checking ini dilakukan pada tahap survei
sebelum pinjaman disetujui atau ketika pinjaman sudah
tergolong lalai. Namun hal ini tidak selalu dilakukan terhadap
semua calon anggota maupun semua anggota yang telah lalai
karena menyesuaikan dengan situasi dan kesibukan
manajemen. CUKR akan menemui pemasok dan distributor
untuk memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai
kondisi usaha yang dijalankan anggota, harga, dan informasi
lainnya. Namun berdasarkan pengalaman, beberapa anggota
terkadang melakukan “kenakalan” dengan meminta rekan
bisnisnya untuk memberikan informasi yang baik mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dirinya dan usahanya ketika pihak CUKR berusaha menggali
informasi. Maka dari itu, pihak CUKR juga akan melakukan
pemantauan melalui pemasok lain untuk membandingkan
harga serta mencari informasi mengenai iklim usaha yang
bersangkutan. Selain itu, untuk memperoleh gambaran
kondisi usaha anggota yang sesungguhnya, CUKR akan
mencari informasi melalui pesaing usaha anggota, karena
pada umumnya pesaing akan menceritakan keadaan buruk
anggota yang menjadi saingannya.
Terkait credit checking atau pemantauan kualitas
pinjaman anggota yang terdapat dilembaga keuangan lain,
lembaga keuangan credit union belum memiliki sistem untuk
memantau kelancaran pinjaman anggota dilembaga lain (bila
ada) setelah pinjaman dicairkan. Untuk CUKR sendiri,
selama ini pemantauan terhadap kualitas pinjaman anggota
dilembaga lain dilakukan pada tahap analisa kredit. Melalui
formulir survei, anggota diminta memberikan informasi
terkait pinjamannya dilembaga lain, yang dilampiri dengan
rekening koran atau laporan arus kas. Apabila pembayaran
angsuran anggota tersebut menggunakan sistem autodebet¸
pola pembayaran angsuran akan terlihat. Namun apabila
anggota membayar angsuran secara mandiri, tidak akan
terlihat pola pembayaran angsurannya. Lain halnya apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
sebelumnya calon anggota sudah pernah meminjam di
CUKR. Kualitas pembayaran angsurannya yang terdahulu
dapat dilihat dari kartu pinjaman, dan informasi tersebut
dapat dijadikan dasar dalam melakukan persetujuan
permohonan pencairan. Namun setelah pinjaman dicairkan,
kualitas pinjaman anggota di lembaga lain tidak akan dapat
dipantau perkembangannya.
2) Dokumen Monitoring Kredit
CUKR memiliki dokumen kartu kunjungan yang
berfungsi untuk mendokumentasikan kegiatan kunjungan staf
kepada anggota. Dokumen ini berisi informasi mengenai
nama anggota, Nomor BA (Buku Anggota), alamat, nomor
telepon, wilayah kantor pelayanan, saldo pencairan, tujuan
pinjaman dan penjamin. Selain itu terdapat tabel yang berisi
kolom nomor, tanggal, agenda kunjungan, komitmen
anggota, tanda tangan anggota, saldo pinjaman dan paraf
kepala kantor. Kartu ini wajib dibawa saat staf melakukan
kunjungan lapangan untuk mengambil setoran anggota
maupun melakukan pemantauan. Tabel yang tersedia wajib
diisi sesuai kondisi dan kesepakatan yang dicapai dilapangan.
Informasi hasil kunjungan yang tercantum pada kartu ini
menjadi bahan bagi staf untuk melakukan pemantauan atas
kondisi anggota, dan menjadi dasar untuk pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
keputusan atas tindakan selanjutnya. Namun kartu kunjungan
ini tidak selalu dibawa oleh staf saat melakukan kunjungan ke
lapangan karena alasan terlalu banyak anggota yang harus
dikunjungi dalam satu waktu, dan ada beberapa berkas lain
yang perlu dibawa sehingga staf merasa kerepotan jika harus
membawa seluruh kartu kunjungan. Setelah kembali dari
melakukan kunjungan, staf juga tidak melakukan pengisian
terhadap kartu kunjungan anggota yang tidak dibawa
tersebut.
b. Penagihan (Collection)
1) Kebijakan Penagihan (Collection)
Dalam hal mengingatkan kewajiban membayar
angsuran, CUKR tidak menggunakan surat pemberitahuan
untuk disampaikan kepada anggota sejak pinjaman jatuh
tempo sampai 30 hari, karena CUKR merasa cara itu kurang
efektif. CUKR memiliki program SMS (Short Message
Service) reminder di komputer, yang secara otomatis akan
mengirimkan SMS kepada anggota yang pinjamannya akan
jatuh tempo dalam 2 hari. Namun sudah sejak awal tahun
2017 SMS reminder ini tidak aktif. Selama SMS reminder
non aktif, pemberitahuan dilakukan secara manual melalui
sms maupun pesan whatsapp, yaitu pada saat mendekati jatuh
tempo, saat jatuh tempo atau satu hari setelah jatuh tempo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Terdapat masa tenggang 5 hari setelah tanggal jatuh tempo
pembayaran angsuran. Apabila setelah masa tenggang habis
anggota belum membayar angsurannya, anggota akan
dikenakan denda dan masuk kedalam laporan kelalaian 1-12
bulan. Apabila anggota belum menanggapi pesan tersebut,
manajemen akan mengunjungi kediaman anggota untuk
melakukan penagihan dan menanyakan penyebab
keterlambatan pembayaran. Apabila anggota mengatakan
belum sanggup melakukan pembayaran dan anggota tersebut
memiliki simpanan yang cukup untuk menutupi nominal
angsuran, staf akan menawarkan kepada anggota untuk
menggunakan simpanan tersebut dan menggantinya
dikemudian hari. Akan dilakukan penarikan saldo simpanan
secara sepihak apabila anggota tidak dapat dihubungi dan
ditemui, namun staf akan tetap berusaha menghubungi
anggota untuk menutupi saldo simpanan yang ditarik
tersebut. Manajemen biasanya memberi mandat kepada ketua
Komunitas Basis (KOMBAS) disuatu daerah untuk
mengingatkan dan melakukan penagihan untuk kelalaian
yang baru. Kepala kantor memastikan pinjaman yang telat 1
atau 2 bulan tetap tertagih dan mendapat perhatian, meskipun
pinjaman yang kredit lalainya tinggi merupakan fokus utama
penagihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
CUKR juga memiliki surat peringatan untuk melakukan
penagihan. Terdapat dua surat peringatan. Surat peringatan
pertama dikirimkan apabila anggota sulit ditemui. CUKR
jarang mengirimkan surat peringatan ke dua karena biasanya
anggota sudah dapat ditemui dan telah tercapai suatu
kesepakatan ketika staf melakukan penagihan langsung ke
lapangan.
2) Dokumen Penagihan
a) Surat peringatan 1 dan 2
Surat peringatan merupakan surat yang dikirimkan
oleh staf kepada anggota yang sulit ditemui. Surat ini
berisi saldo pinjaman anggota, jumlah bulan tunggakan,
rincian tunggakan pokok, bunga dan denda serta
permohonan CUKR kepada anggota untuk segera
membayar tunggakan tersebut. CUKR tidak akan
mengirimkan surat peringatan 1 dan 2 ini kepada anggota
apabila anggota masih dapat ditemui secara langsung.
b) Jadwal angsuran pinjaman
Jadwal angsuran pinjaman merupakan dokumen
yang dimiliki oleh tiap anggota sejak pertama kali
pinjaman dicairkan. Melalui jadwal angsuran pinjaman ini
staf dapat memantau tanggal jatuh tempo angsuran
anggota setiap bulannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
c) Kartu Pinjaman
Kartu pinjaman merupakan dokumen yang diisi
setiap kali anggota melakukan pembayaran angsuran.
Dokumen ini dilengkapi identitas anggota beserta nomor
Surat Permohonan Pinjaman (SPP) dan dibuat setiap
periode satu tahun sampai pinjaman anggota lunas.
Terdapat tabel yang berisi data seperti tanggal, nomor slip,
jenis slip, kolom debet kredit, bunga, denda, saldo
pinjaman, dan nama penyetor.
d) Laporan Tunggakan Pinjaman
Laporan ini terdapat dalam Sikopdit. Kriteria yang
digunakan untuk menyaring data dalam laporan ini ialah
bulan. Staf dapat melihat informasi mengenai tunggakan
pinjaman yang terjadi pada setiap bulannya. Data yang
ditampilkan pada laporan ini ialah nomor SPP, nama
anggota, nomor anggota, tunggakan angsuran pokok dan
tunggakan bunga.
2. Penyelamatan Kredit Bermasalah (Restrukturisasi)
a. Kebijakan Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Istilah restrukturisasi kredit bermasalah yang terdiri dari
penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali
(reconditioning), dan penataan kembali (restructuring) disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sebagai rescheduling oleh CUKR. Istilah rescheduling pada
CUKR meliputi tindakan penurunan nominal angsuran yang
mengakibatkan perpanjangan jangka waktu kredit, beserta
tindakan pembebasan bunga. CUKR tidak melakukan tindakan
penataan kembali (restructuring) karena aturan yang terdapat
pada credit union ialah tidak boleh memberikan tambahan kredit
bagi anggota yang belum melunasi pinjaman sebelumnya.
Rescheduling dilakukan melalui proses penawaran
langsung oleh staf kepada anggota yang memenuhi kriteria, atau
anggota juga berhak mengajukan sendiri permohonan
rescheduling beserta alasannya kepada manajemen, apabila
mereka mulai merasa kesulitan dalam membayar angsuran
sesuai perjanjian awal. Sebelumnya TP akan melakukan
identifikasi dan analisis apakah anggota tersebut memenuhi
kriteria. Anggota dikatakan memenuhi kriteria perlakuan
rescheduling apabila memiliki watak baik dan prospek usaha
yang baik namun mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajiban pembayaran angsurannya. Hal ini dapat dilihat dari
usaha anggota tersebut dalam membayar angsuran setiap
bulannya walaupun tidak sesuai dengan nominal pada
perjanjian. Apabila seorang anggota yang lalai tidak memiliki
watak yang baik, tindakan yang dilakukan ialah terus menerus
melakukan penagihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Identifikasi dan analisis diawali ketika disuatu bulan
seorang anggota melakukan pembayaran angsuran tidak sesuai
dengan nominal yang tercantum dalam perjanjian. Staf akan
melakukan penagihan atas kekurangannya dibulan berikutnya
dan mulai memberi perhatian khusus terhadap pembayarannya
dibulan selanjutnya. Jika dibulan berikutnya kemampuan
membayar anggota tersebut masih sama, yaitu tidak sesuai
dengan nominal perjanjian awal, staf akan mulai menyusun
beberapa pilihan tindakan rescheduling yang dapat diberikan
kepada anggota tersebut dan melakukan perhitungan perkiraan
pengembalian pokok dan bunga kredit berdasarkan pada
kemampuan membayarnya saat itu. Setelah itu, staf akan
menemui anggota untuk menanyakan penyebab penurunan
nominal angsuran dan melakukan konfirmasi dengan
menanyakan kembali bagaimana kemampuan membayar
anggota saat itu. Proses rescheduling sama seperti menerima
pinjaman baru. Staf akan menggunakan berkas analisa dan
formulir survei yang lama untuk melakukan penyesuaian atas
kondisi dan kemampuan membayar anggota saat itu. Apabila
anggota mengatakan kesanggupannya membayar sudah tidak
dapat sesuai dengan perjanjian awal, dan berdasarkan hasil
analisis dan konfirmasi tersebut ternyata anggota memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
kriteria, maka staf akan menawarkan beberapa pilihan
perubahan persyaratan (rescheduling) yang telah dibuat.
Proses tersebut mungkin memerlukan suatu negosiasi
antara staf dengan anggota. Setelah mendapat kesepakatan
dengan anggota, manajemen meninjau kewenangan dalam
menangani kasus tersebut. Berikut ini kewenangan persetujuan
rescheduling:
Tabel 5.2: Kewenangan persetujuan rescheduling
Selisih Simpanan
dengan Pinjaman
Pembebasan
Bunga
Wewenang
Persetujuan
50.000.000 Tidak ada Manajemen TP
Ada Manajer Pusat
50.000.000 Tidak ada Manajemen TP
Ada Pengurus
Apabila reschedule pinjaman anggota tidak mengandung
pembebasan bunga, TP dapat langsung melakukan eksekusi.
Namun apabila rescheduling memerlukan pembebasan bunga,
maka manajer TP harus membuat surat permohonan kepada
manajer kantor pusat untuk mengubah kondisi pinjaman anggota
pada sistem Sikopdit. Manajer TP Jogja sendiri biasanya hanya
mengajukan permohonan melalui telepon. Terdapat tiga kondisi
pinjaman anggota pada Sikopdit, yaitu lancar, ragu-ragu dan
macet. Ragu-ragu ialah pinjaman yang angsurannya tidak
dibayar penuh, dan macet ialah pinjaman yang lebih dari
setahun dan tidak ada angsuran masuk. Manajemen TP tidak
dapat melakukan transaksi rescheduling pinjaman langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
melalui sistem apabila kondisi pinjamannya masih tergolong
lancar, sehingga manajer kantor pusat perlu merubahnya terlebih
dahulu.
Apabila rescheduling merupakan wewenang pengurus,
manajer TP harus menyampaikan surat permohonan
rescheduling beserta kronologi pinjaman anggota sejak awal
hingga terjadi kemacetan dan lampiran saldo tunggakan
anggota. Setelah itu pengurus akan melakukan rapat dan
membuat surat balasan kepada TP atas formulir permohonan
tersebut, yang berisi keputusan persetujuan. Surat tersebut
ditandatangani oleh beberapa pejabat berwenang. Setelah TP
mendapat surat balasan, TP perlu mengajukan perubahan
kondisi pinjaman kepada manajer kantor pusat. Setelah itu
eksekusi dapat dilakukan. Proses rescheduling sama seperti
mengajukan pinjaman pertama kali, yaitu anggota mengisi SPP
dan berkas perjanjian pinjaman, namun dengan persyaratan
kredit yang berbeda dari sebelumnya. Ketika eksekusi selesai,
berita acara per anggota dibuat oleh TP yang mengeksekusi dan
ditandatangani oleh komite wilayah dan pengurus. TP
Yogyakarta sendiri belum pernah melakukan rescheduling untuk
pinjaman besar yang merupakan wewenang pengurus.
Manajemen TP melakukan pemantauan khusus terhadap
anggota yang telah melalui proses rescheduling agar kelalaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pinjaman tidak terulang lagi. Namun pemantauan hanya
dilakukan berdasarkan ingatan manajemen TP atas anggota yang
pernah melalui proses reschedule, karena data pinjaman anggota
yang telah direschedule tidak dipisahkan dari data pinjaman
anggota yang berstatus lancar dan tidak ada tanda khusus
dipencatatan bahwa seorang anggota sudah pernah direschedule.
Diakhir bulan juga tidak dibuat laporan secara tertulis atas
anggota-anggota yang telah direschedule. Yang membedakan
bahwa seorang anggota sudah pernah direschedule ialah berkas
pinjamannya. Anggota yang sudah pernah melalui reschedule
memiliki berkas pinjaman rangkap dua, karena berkas yang
lama digabungkan dengan berkas pinjaman setelah reschedule,
dan diurutkan menggunakan nomor urut berkas yang baru.
b. Dokumen Restrukturisasi Kredit Bermasalah
CUKR tidak memiliki laporan terpisah atas kredit yang
pernah direscheduling dan kredit lancar, dan tidak memiliki
formulir khusus untuk mencatat alasan dilakukannya
rescheduling serta perubahan spesifik atas syarat kredit yang
direschedule. Syarat kredit yang baru dicatat dalam perjanjian
kredit yang dibuat setelah pengisian SPP baru dan diarsipkan
bersama dengan berkas kredit sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3. Penyelesaian Kredit Bermasalah (Penghapusbukuan Kredit)
a. Kebijakan Pembentukan Dana Cadangan Risiko (DCR)
CU Kridha Rahardja melakukan pembentukan atas Dana
Cadangan Risiko (DCR) setiap bulan. Sumber dana pembentuk
DCR beserta persentase pengalokasiannya ditentukan sendiri
melalui kebijakan pengurus. DCR dibentuk dari empat sumber
dana, yang pertama ialah dari 1% jasa pelayanan atas setiap
nominal pencairan pinjaman yang dilakukan, yang kedua ialah
dari 0,5% atas total pencairan pinjaman selama satu bulan yang
disisihkan dari aset CUKR, yang ketiga berasal dari penyisihan
sebesar 60% atas selisih kenaikan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang
diperoleh setiap bulannya, dan yang keempat bersumber dari
hasil penagihan pinjaman anggota yang sudah dihapusbukukan.
Penghapusan pinjaman artinya pinjaman anggota dilunasi
menggunakan DCR yang tersedia, maka hasil penagihan atas
pinjaman yang telah dihapusbukukan dialokasikan untuk
meningkatkan DCR kembali.
Besarnya persentase penyisihan SHU untuk DCR tidak
tetap dari waktu ke waktu. Persentase penyisihan SHU
ditetapkan oleh pengurus melalui surat keputusan yang
disampaikan kepada TP. Pengurus menetapkan persentase
penyisihan tersebut berdasarkan pencapaian SHU. SHU
merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan
(UU No.25/1992 tentang perkoperasian). Apabila SHU belum
mencapai target maka besarnya persentase penyisihan SHU
untuk DCR belum bisa ditentukan. Jika demikian maka TP yang
belum menerima surat keputusan dari pengurus tidak dapat
melakukan penyisihan SHU untuk DCR pada bulan yang
bersangkutan.
Setiap bulan CUKR selalu melakukan analisis terhadap
ketersediaan DCR melalui indikator PEARLS, dengan
membandingkan antara target dengan realisasinya. Indikator
PEARLS yang menunjukkan ketersediaan DCR ialah P1 dan P2.
Indikator P1 bertujuan untuk mengukur kecukupan dana
cadangan risiko pinjaman dibandingkan dengan total pinjaman
lalai di atas 12 bulan. Menurut indikator P1, CU harus memiliki
DCR yang setara dengan 100% dari pinjaman lalai di atas 12
bulan. Sedangkan indikator P2 bertujuan untuk mengukur
kecukupan Dana Cadangan Risiko Bersih dibandingkan Total
Pinjaman Lalai dari 1-12 bulan. Indikator ini mensyaratkan CU
untuk memiliki DCR yang setara dengan 35% dari pinjaman
lalai 1-12 bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Berikut ini data perkembangan ketersediaan DCR CUKR
sepanjang tahun 2017:
Tabel 5.3: Perkembangan ketersediaan DCR untuk melindungi
pinjaman lalai diatas 12 bulan (P1)
Bulan DCR
(1)
Total Saldo
Pinjaman Lalai >
12 bulan
(2)
Rasio
(3=[(1)/(2)]x100%
Januari 6,75%
Februari 7,05%
Maret 7,82%
April 8,06%
Mei 8,24%
Juni 8,41%
Juli 8,40%
Agustus 8,62%
September 10,61%
Oktober 10,94%
November 11,10%
Desember 12,05%
Tabel 5.4: Perkembangan ketersediaan DCR untuk melindungi
pinjaman lalai 1-12 bulan (P2)
Bulan DCR
(1)
Total Saldo
Pinjaman
Lalai
1-12 bulan
(2)
Total Saldo
Pinjaman
Lalai > 12
bulan
(3)
Rasio
(4=
{[(1)-(3)]/(2)}
x100%
Januari 313.412.900 -666,55%
Februari 248.930.050 -822,42%
Maret 255.988.450 -731,13%
April 290.750.450 -637,98%
Mei 275.202.950 -670,88%
Juni 319.674.700 -577,27%
Juli 266.910.600 -696,37%
Agustus 253.437.500 -734,40%
September 259.680.000 -688,92%
Oktober 234.724.500 -761,36%
November 206.083.800 -867,17%
Desember 193.523.300 -863,81%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa ketersediaan
DCR untuk melindungi pinjaman lalai lebih dari 12 bulan (P1)
masih belum mencapai target ideal namun secara umum telah
konsisten mengalami peningkatan. Sedangkan rasio ketersediaan
DCR untuk melindungi pinjaman lalai 1-12 bulan (P2) sangat
jauh dari target ideal dan belum menunjukkan peningkatan yang
konsisten karena saldo kelalaian pinjaman lebih dari 12 bulan
yang menjadi pengurang atas DCR masih sangat tinggi sehingga
menyebabkan hasil negatif.
b. Kebijakan Penghapusbukuan Kredit (charge-off/write-off)
Proses charge-off diawali dari pengurus dan kantor pusat
melihat ketersediaan DCR terlebih dahulu. Selanjutnya surat
perintah charge-off dikeluarkan oleh pengurus kepada kantor
pusat, dan kantor pusat akan meneruskan kepada tiap TP.
Kemudian TP akan melakukan identifikasi terhadap anggota
yang perlu untuk di charge-off dan mengajukan usulan nama-
nama anggota tersebut kepada komite dengan mengisi formulir
permohonan charge-off yang dilampiri dengan seluruh berkas
pinjaman anggota yang akan dicharge-off termasuk kronologi
pinjaman, yaitu penjelasan mengenai tindakan apa saja yang
telah dilakukan untuk menyelamatkan pinjaman tersebut. Jika
komite setuju, komite akan melakukan rapat dengan pengurus
dan manajer. Pengurus bisa saja menolak usulan charge-off yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
diberikan TP, apabila pengurus merasa anggota yang
bersangkutan masih bisa ditangani lebih lanjut. Berkas usulan
yang ditolak tersebut akan dikembalikan kepada TP. Hasil rapat
akan dicatat didalam notulen rapat. Apabila pengurus setuju, TP
dapat langsung melakukan eksekusi. Kasir akan membuat Slip
Uang Masuk (SUM) dan Slip Uang Keluar (SUK) untuk
masing-masing anggota yang di charge-off. SUM untuk
mencatat pelunasan piutang, dan SUK untuk mencatat
pengeluaran DCR. Setelah itu, kepala kantor akan melakukan
transaksi penghapusbukuan pinjaman anggota melalui Sikopdit.
Setelah eksekusi selesai, kepala kantor akan membuat berita
acara untuk disampaikan kepada pengurus.
Anggota yang dicharge-off adalah anggota yang sudah
tidak ada ditempat dan tidak bisa dihubungi dalam waktu 3
bulan, anggota yang tidak melakukan pembayaran pokok
maupun bunga selama lebih dari 12 bulan karena bangkrut dan
tidak memiliki jaminan, serta anggota yang meninggal dunia dan
tidak ada yang bertanggungjawab untuk melunasi pinjaman atau
anggota. Selama ini, karena DCR CUKR belum cukup untuk
melunasi seluruh pinjaman macet, maka CUKR memilih
pinjaman-pinjaman tertentu yang sangat perlu untuk
dihapusbukukan, dan menyesuaikannya dengan DCR yang
tersedia. Apabila anggota yang akan dicharge-off memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
simpanan dan jaminan, maka simpanan dan jaminan tersebut
akan digunakan untuk melunasi pinjaman terlebih dahulu,
kemudian sisa saldo tunggakan jika masih ada akan dilunasi
menggunakan DCR.
Menurut aturan, charge-off harus dilakukan secara berkala
yaitu setiap triwulanan. Namun CUKR belum bisa menerapkan
hal tersebut, sekalipun standar yang dimiliki oleh CUKR
mewajibkan charge-off berkala setiap triwulan. CUKR
melakukan charge-off atas pinjaman anggota hanya apabila
mendapat surat perintah dari pengurus. Charge-off terakhir
dilakukan pada tahun 2016.
CUKR tidak melakukan pemantauan atau evaluasi terhadap
pinjaman yang telah dicharge-off. Apabila anggota yang akan
dicharge-off memiliki simpanan, simpanan tersebut akan
digunakan untuk melunasi pinjamannya lalu kemudian sisanya
akan dilunasi menggunakan DCR. Oleh karena itu anggota yang
telah dicharge-off sudah tidak lagi dianggap sebagai anggota
dan tidak akan dilakukan pemantauan atas pinjamannya yang
telah dicharge-off. CUKR hanya melakukan penagihan atas
pinjaman tersebut. Tidak ada jadwal penagihan tertentu untuk
pinjaman yang telah dicharge-off, tetapi hanya menyesuaikan
waktu yang dimiliki oleh manajemen. Menurut kepala kantor,
dengan jumlah personil manajemen yang terbatas, apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
pinjaman yang telah dicharge-off dibuatkan jadwal penagihan
khusus, ditakutkan pinjaman lalai yang belum dicharge-off akan
terabaikan. Untuk penagihan pinjaman yang telah dicharge-off,
CUKR lebih memberdayakan aktivis/sedulur. Akan ada reward
untuk sedulur yang berhasil menagih pinjaman charge-off.
Berdasarkan informasi yang diterima, sejak charge-off
dilakukan pertama kali yaitu pada tahun 2014 saat CUKR masih
menjadi salah satu TP dari CUBG sampai dengan saat ini, belum
pernah ada pinjaman charge-off yang berhasil ditagih karena
kebanyakan pinjaman dicharge-off apabila anggota sudah tidak
bisa ditemui, ataupun meninggal dunia. Adapula kasus dimana
anggota yang dicharge-off masih diketahui keberadaannya
namun tidak memiliki jaminan dan ketika dilakukan penagihan
atas pinjamannya yang telah dicharge-off anggota tersebut
menghilang.
c. Dokumen Penghapusbukuan Kredit
1) Formulir penghapusan pinjaman
Dokumen ini digunakan sebagai surat permohonan
penghapusan kredit yang akan diserahkan kepada pengurus.
Isi dari dokumen ini ialah berbagai informasi mengenai
anggota seperti nama, saldo simpanan, saldo pinjaman,
kegunaan pinjaman, kondisi dan keberadaan anggota,
kunjungan yang pernah dilakukan, agunan beserta nilainya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
keputusan penghapusbukuan kredit dengan rincian nominal
kredit yang dihapus buku, jenis kredit, dan data lain.
Dokumen ini dilampiri dengan kronologi pinjaman yang
berisi informasi mengenai data pencairan pinjaman, kondisi
keuangan anggota pada waktu pencairan, awal penyebab
kemacetan, usaha yang telah dilakukan dalam mengatasi
kemacetan, usulan charge-off dan tindak lanjut penagihan.
Kronologi pinjaman dilengkapi dengan beberapa lampiran
yaitu fotokopi SPP, saldo simpanan, pinjaman dan tunggakan
terakhir, surat peringatan, kartu kunjungan serta kesepakatan-
kesepakatan yang dicapai.
2) Rekap charge-off
Dokumen ini berisi rekapitulasi data anggota yang
pinjamannya akan dihapusbukukan, yang meliputi nama
anggota, nomor BA (Buku Anggota), nomor SPP, tanggal
pinjaman, saldo pencairan, jaminan pinjaman, tanggal
pinjaman macet, saldo pinjaman saat macet, saldo simpanan,
nominal charge-off, dan alasan charge-off.
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Analisis Data
Berikut ini analisis menggunakan tabel pembanding untuk
membandingkan referensi peraturan dan dokumen yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
dalam pengelolaan kredit bermasalah dengan pelaksanaan kebijakan
pengelolaan kredit bermasalah dan penggunaan dokumennya di
CUKR. Tindakan pengelolaan kredit bermasalah yang dibandingkan
terdiri dari pembinaan kredit bermasalah yang terdiri dari komponen
monitoring kredit dan penagihan, penyelamatan kredit bermasalah
yang terdiri dari komponen restrukturisasi dan penyelesaian kredit
bermasalah yang terdiri dari komponen penghapusbukuan kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 5.5 Perbandingan antara referensi peraturan dalam pembinaan kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
1. Monitoring
Kredit
a. Melakukan proses monitoring kredit:
1) On desk
a) Melakukan verifikasi terhadap
semua file dokumen kredit
nasabah, dalam hal ada atau
tidaknya penundaan atas
pemenuhan persyaratan.
CUKR tidak melakukan verifikasi
terhadap semua file dokumen kredit
anggota dalam hal ada atau
tidaknya penundaan atas
pemenuhan persyaratan.
√ Meskipun CUKR tidak
melakukan verifikasi terhadap
semua file dokumen kredit
anggota dalam hal ada atau
tidaknya penundaan atas
pemenuhan persyaratan dan
tidak melakukan penelitian
dan verifikasi atas
kekurangan-kekurangan yang
ditemukan, namun secara
fungsional CUKR telah
menjalankan kedua hal
tersebut, yaitu pada tahap
permohonan pinjaman.
Seluruh kelengkapan
pesyaratan sudah dipastikan
lengkap dan diverifikasi
sebelum pinjaman.
b) Melakukan penelitian dan
verifikasi atas kekurangan-
kekurangan yang ditemukan.
CUKR tidak melakukan penelitian
dan verifikasi atas kekurangan-
kekurangan yang ditemukan.
√
c) Identifikasi terhadap masalah-
masalah potensial dalam
pengadaan kas.
CUKR melakukan identifikasi
terhadap masalah potensial anggota
dalam pengadaan kas melalui
kunjungan ke lapangan.
√
d) Deteksi terhadap kecenderungan
memburuknya kondisi keuangan
nasabah.
CUKR melakukan deteksi terhadap
kecenderungan memburuknya
kondisi keuangan nasabah.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
1. Monitoring
Kredit
e) Penilaian terhadap kesediaan
nasabah dalam memenuhi
kewajiban keuangannya.
CUKR melakukan penilaian
terhadap kesediaan anggota dalam
memenuhi kewajiban keuangannya.
√
2) On site
a) Melakukan kunjungan lokasi fisik,
untuk melihat kondisi dilapangan
yang meliputi aspek usaha, jaminan
kemajuan proyek, mendeteksi
permasalahan nasabah dalam
menjalankan bisnisnya, menilai
kemampuan manajemen nasabah,
dan hal – hal lain yang diperlukan
untuk dicek secara fisik.
CUKR melakukan pemantauan
melalui kunjungan langsung
terhadap anggota sekaligus pada
saat penjemputan setoran angsuran.
√ CUKR tidak melakukan
pemantauan melalui
kunjungan langsung terhadap
anggota yang pembayaran
angsurannya lancar atau
anggota yang melakukan
pembayaran angsuran secara
mandiri melalui transfer
ataupun mendatangi kantor
CUKR.
b) Trade checking, yaitu pemantauan
kondisi usaha debitur dengan
memanfaatkan informasi yang
berasal dari supplier, distributor,
pesaing, asosiasi industri, atau
partner bisnis lainnya
CUKR tidak selalu melakukan
trade checking.
√
c) Credit checking, yaitu pemantauan
kredit dengan memanfaatkan
informasi yang berkaitan dengan
kelancaran utang piutang, baik
untuk fasilitas yang diberikan oleh
bank maupun bank lain.
CUKR belum melakukan
pemantauan kualitas pinjaman
anggota melalui credit checking.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
2. Penagihan
(Collection)
b. Memiliki dokumen formulir kunjungan
lapangan, untuk mencatat dan
mendokumentasikan semua kunjungan
lapangan sehingga kunjungan berikutnya
dapat dilakukan tepat waktu dan tepat
sasaran. Dokumentasi atau catatan yang
bagus sangat berguna untuk membuat
keputusan yang tepat.
CUKR memiliki dokumen ini.
Namun staf CUKR tidak selalu
membawa dokumen ini saat
melakukan pemantauan terhadap
anggota.
√ Meskipun CUKR memiliki
dokumen ini, namun CUKR
tidak menggunakannya sesuai
fungsi.
a. Melakukan penagihan dengan jadwal
sebagai berikut:
1) Tunggakan kredit 1-7 hari, Staf
penagihan mengirimkan SMS
pemberitahuan kepada debitur.
2) Tunggakan 8-14 hari, Bagian pinjaman
mengeluarkan surat pemberitahuan
pertama untuk debitur.
3) Tunggakan 15-30 hari, Bagian
pinjaman mengeluarkan surat
pemberitahuan kedua.
4) Tunggakan 30 hari, Surat
pemberitahuan ketiga dikirimkan, dan
debitur diberi waktu 20 hari sejak
tanggal pengiriman untuk
melunasinya. Bagian pinjaman
memasukkan total saldo kredit ke
dalam kelompok lalai 1-12 bulan, dan
ke dalam jadwal penagihan. Petugas
penagihan akan menindaklanjuti
dengan menemui peminjam.
CUKR tidak melakukan penagihan
sesuai jadwal dengan menggunakan
surat pemberitahuan.
√ Meskipun CUKR tidak
melakukan penagihan sesuai
jadwal, namun CUKR telah
melakukan usaha
pemberitahuan dan penagihan
dengan fungsi yang sama
untuk mencegah kelalaian
pinjaman, yaitu melakukan
pemberitahuan kepada
anggota pada saat satu hari
sebelum jatuh tempo, saat
jatuh tempo dan satu hari
setelah jatuh tempo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
*indikator diperoleh berdasarkan referensi peraturan yang penulis paparkan pada bagian tinjauan pustaka
Sumber :
1. Monitoring Kredit
a. Proses monitoring kredit: Ikatan Bankir Indonesia (2014:143-144)
b. Dokumen formulir kunjungan lapangan: Munaldus (2016:115-116)
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
2. Penagihan
(Collection)
b. Memiliki dokumen penagihan yaitu:
1) Surat pemberitahuan 1-3
CUKR tidak pernah menggunakan
surat pemberitahuan I-III sebagai
media untuk memberi informasi
kepada anggota bahwa
pinjamannya telah jatuh tempo.
√ Meskipun tidak menggunakan
surat pemberitahuan, namun
secara fungsional CUKR telah
melakukan usaha
pemberitahuan melalui sms,
telepon, maupun pesan
whatsapp dan kunjungan
langsung.
2) Kartu angsuran debitur, untuk
mengetahui pola pembayaran
angsuran.
Pada CUKR, kartu angsuran debitur
disebut dengan kartu pinjaman.
√
3) Daftar debitur menunggak, untuk
mempelajari jumlah nominal
tunggakan yang harus dibayar dan
jumlah sisa tunggakan debitur.
Pada CUKR, daftar anggota yang
menunggak dicatat dalam laporan
tunggakan pinjaman pada sistem
Sikopdit.
√
4) Kartu debitur menunggak, untuk
dijadikan catatan tersendiri agar jika
diwaktu mendatang tunggakan kembali
terjadi, strategi penagihan akan lebih
mudah ditentukan.
CUKR tidak membuatkan kartu
khusus untuk anggota yang
menunggak. CUKR menggunakan
kartu pinjaman untuk melihat pola
pembayaran angsuran anggota dan
menjadikannya acuan apabila suatu
saat anggota melakukan kelalaian.
√ Meskipun CUKR tidak
memiliki dokumen ini, namun
CUKR memiliki dokumen
yang dapat dijadikan acuan
apabila suatu saat anggota
anggota melakukan kelalaian,
yaitu kartu pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Penagihan (Collection)
a. Jadwal penagihan: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:141)
b. Dokumen penagihan: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:141), Linggau (2010:173)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel 5.6 Perbandingan antara referensi peraturan dalam penyelamatan kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Restrukturisasi
1. Ketentuan Restrukturisasi
a. Melakukan restrukturisasi hanya satu
kali untuk setiap portofolio kredit.
CUKR hanya melakukan
restrukturisasi sebanyak satu kali
untuk setiap portofolio kredit.
√
b. Melakukan restrukturisasi kredit
terhadap kredit yang memenuhi
kriteria:
1) Debitur mengalami kesulitan
pembayaran pokok dan atau
bunga Kredit;
2) Debitur memiliki prospek usaha
yang baik dan diperkirakan
mampu memenuhi kewajiban
setelah Kredit direstrukturisasi;
dan
3) Menunjukkan itikad baik dan
bersedia untuk memenuhi
kewajiban kredit setelah
direstrukturisasi.
CUKR memberikan kebijakan
rescheduling bagi anggota yang
memiliki watak baik dan prospek
usaha yang baik, namun mengalami
kesulitas dalam memenuhi
kewajiban pembayaran
angsurannya.
√
2. Melakukan analisis terhadap kredit yang
akan direstrukturisasi:
a. Membuat perkiraan pengembalian
seluruh pokok dan/atau bunga
berdasarkan perjanjian Kredit
sebelum dan setelah restrukturisasi
Kredit.
CUKR melakukan perhitungan
perkiraan pengembalian pokok dan
atau bunga kredit berdasarkan
kemampuan anggota dalam
membayar angsuran, sebelum
melakukan rescheduling.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Restrukturisasi
b. Memilih pendekatan dan asumsi
yang digunakan dalam perhitungan
proyeksi arus kas (projected cash
flows) dan nilai tunai (present value)
dari angsuran pokok dan/atau bunga
yang akan diterima.
CU tidak menggunakan pendekatan
dan asumsi tertentu dalam
memperhitungkan proyeksi arus kas
dan nilai tunai dari angsuran pokok
dan/atau bunga yang akan diterima,
karena dasar perhitungan ialah
kemampuan membayar anggota.
√ meskipun tidak menggunakan
pendekatan dan asumsi
tertentu, namun CUKR telah
menggunakan informasi
terkait kemampuan membayar
anggota sebagai dasar
perhitungan angsuran pokok
dan/atau bunga yang akan
diterima.
c. Analisis, kesimpulan, dan
rekomendasi dalam melakukan
penyesuaian persyaratan kredit
dilakukan dengan
mempertimbangkan siklus usaha dan
kemampuan membayar debitur
sehingga debitur dapat memenuhi
kewajiban pembayaran angsuran
pokok dan/atau bunga hingga jatuh
tempo.
Staf melakukan analisis apakah
pinjaman seorang anggota layak
untuk direscheduling dengan cara
melihat pola pembayaran
angsurannya dan melakukan
kunjungan untuk mencari informasi
terkait kemampuan membayar
anggota. Setelah melakukan
negosiasi dan tercapai suatu
kesepakatan, staf membuat
rekomendasi atas anggota yang
layak untuk mendapatkan
penyesuaian persyaratan kredit
berdasarkan pertimbangan
kemampuan membayar anggota
agar anggota mampu memenuhi
kewajiban pembayaran
angsurannya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
*indikator diperoleh berdasarkan referensi peraturan yang penulis paparkan pada bagian tinjauan pustaka
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Restrukturisasi
3. Melakukan upaya restrukturisasi yang
terdiri dari:
a. Penjadwalan Kembali
(Rescheduling)
b. Persyaratan Kembali
(Reconditioning)
c. Penataan Kembali (Restructuring)
CUKR melakukan tindakan
penyelamatan kredit melalui
penjadwalan kembali
(Rescheduling) dan persyaratan
kembali (Reconditioning).
√ Tindakan penataan kembali
(Restructuring) tidak
dilakukan oleh CUKR karena
perbedaan aturan pada entitas.
4. Melakukan pemantauan terhadap kredit
yang telah direstrukturisasi guna
memastikan kesanggupan debitur untuk
melakukan pembayaran sesuai
persyaratan dalam perjanjian kredit baru.
Manajemen TP melakukan
pemantauan khusus terhadap
anggota yang telah melalui proses
rescheduling agar kelalaian
pinjaman tidak terulang lagi.
√
5. Memiliki Dokumen restrukturisasi:
a. Daftar kredit yang telah
direstrukturisasi, yang terpisah dari
portofolio kredit lancar.
CUKR tidak membuat daftar atas
kredit yang telah direscheduling.
√ Data kredit yang telah
direschedule digabung
bersama dengan kredit yang
berstatus lancar karena proses
rescheduling sama dengan
mendapatkan pinjaman baru.
b. Dokumen yang berisi alasan untuk
merestrukturisasi kredit.
CUKR tidak mendokumentasikan
alasan dalam melakukan
rescheduling terhadap suatu kredit.
√
c. Dokumen yang berisi perubahan
spesifik dalam syarat atau kondisi
kredit (syarat yang ada dalam
perjanjian kredit baru dibandingkan
dengan persyaratan yang disepakati
semula).
CUKR melakukan pencatatan
persyaratan baru atas kredit yang di
reschedule pada berkas perjanjian
kredit yang baru.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Sumber:
1. Ketentuan restrukturisasi: Biety dan Karen Cak (2008:15), Surat Edaran Bank Indonesia No.14/26/DKBU, 19 September 2012
2. Analisis terhadap kredit yang akan direstrukturisasi: Surat Edaran Bank Indonesia, no 15/28/DPNP, 31 Juli 2013
3. Upaya restrukturisasi: Suyatno (1995:115-116)
4. Pemantauan restrukturisasi: Surat Edaran Bank Indonesia, no 15/28/DPNP, 31 Juli 2013
5. Dokumen restrukturisasi: Biety dan Karen Cak (2008:15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 5.7 Perbandingan antara referensi peraturan dalam penyelesaian kredit bermasalah dengan pelaksanaannya di CUKR
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator
Penghapus-
bukuan Kredit
(charge-off/
write-off)
1. Memiliki kebijakan pembentukan
Dana Cadangan Risiko (DCR) yaitu
melakukan penyisihan DCR setiap
bulan dan mengakuinya sebagai
kontra-aset, yang nantinya akan
digunakan untuk menghapusbuku
pinjaman lalai.
CUKR telah menyisihkan DCR
setiap bulannya.
√
2. Memiliki rasio ketersediaan DCR
yang ideal yaitu 100% dari pinjaman
lalai di atas 12 bulan (P1) dan 35%
dari pinjaman lalai dari 1 sampai
dengan 12 bulan (P2).
Nilai DCR yang tersedia pada
CUKR belum setara dengan 100%
dari pinjaman lalai lebih dari 12
bulan dan 35% dari pinjaman lalai 1
sampai dengan 12 bulan.
√ Nilai DCR pada CUKR ialah
12,05% untuk P1 dan -863,81%
untuk P2. Penyebabnya ialah
saldo kelalaian pinjaman
terutama pinjaman yang
berumur lebih dari 12 bulan
yang merupakan salah satu
variabel perhitungan masih
sangat tinggi.
3. Ketentuan Penghapusbukuan Kredit
a. Melakukan penghapusbukuan
kredit apabila memiliki cadangan
dalam jumlah yang cukup.
Saldo DCR CUKR untuk pinjaman
lalai lebih dari 12 bulan belum
mencapai rasio yang ideal setiap
kali dilakukan penghapusan.
√ CUKR akan memilih beberapa
kredit anggota yang sangat perlu
untuk dihapusbukukan dan
menyesuaikan nominal hapus
buku tersebut dengan DCR yang
tersedia.
b. Melakukan penghapusbukuan
kredit setiap kuartal.
CUKR belum dapat melakukan
penghapusbukuan kredit lalai
secara berkala yaitu setiap kuartal.
√ CUKR belum memiliki DCR
yang cukup untuk
menghapusbukukan seluruh
kredit macet setiap kuartal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Penghapus-
bukuan Kredit
(charge-off/
write-off)
c. Melakukan penghapusbukuan
terhadap kredit lalai lebih dari 12
bulan dan yang ditetapkan sesuai
kriteria.
CUKR melakukan
penghapusbukuan atas kredit lalai
anggota yang memenuhi kriteria.
√
d. Melakukan penghapusbukuan
kredit lalai sesuai prosedur:
1) Setiap bulan bagian penagihan
akan membuat laporan tertulis
tentang kredit dan hal – hal
yang perlu direkomendasikan
untuk penangguhan penagihan
kepada dewan pengurus.
2) Sebelum diserahkan ke dewan
pengurus, setiap kredit tidak
tertagih akan dikaji oleh
komite kredit. Laporan ini
akan disampaikan kepada
dewan pengurus sebagai
bagian dari laporan bulanan.
3) Keputusan penghapusbukuan
oleh dewan pengurus akan
dicatat dalam notulen rapat
dewan pengurus.
1) Kepala kantor dan staf kredit
melakukan identifikasi terhadap
anggota yang perlu untuk di
charge-off dan mengajukan
usulan nama-nama anggota
tersebut kepada komite dengan
mengisi formulir permohonan
charge-off yang dilampiri dengan
seluruh berkas pinjaman anggota
yang akan dicharge-off termasuk
kronologi pinjaman.
2) Jika komite setuju, komite akan
melakukan rapat dengan
pengurus dan manajer.
3) Pengurus bisa saja menolak
usulan charge-off yang diberikan
TP, apabila pengurus merasa
anggota yang bersangkutan masih
bisa ditangani lebih lanjut. Hasil
rapat akan dicatat didalam
notulen rapat.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
*indikator diperoleh berdasarkan referensi peraturan yang penulis paparkan pada bagian tinjauan pustaka
Sumber:
1. Kebijakan pembentukan DCR: Munaldus (2016:7)
2. Rasio ketersediaan DCR: www.aaccu.coop
3. Ketentuan penghapusbukuan kredit: Dahlan M. Sutalaksana dalam Hariyani (2010:144), WOCCU (2008:8), Association of Asian
Confederation of Credit unions (2016:149)
4. Prosedur penghapusbukuan kredit: Association Of Asian Confederation Of Credit unions (2016:149)
5. Pemantauan kredit yang telah dihapusbuku: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:151-152), Dunil
(2005:268)
6. Dokumen penghapusbukuan kredit: Association of Asian Confederation of Credit unions (2016:149)
Referensi Peraturan Pelaksanaan Pengelolaan Kredit
Bermasalah dan Penggunaan
Dokumennya di CUKR
Sesuai Tidak
sesuai Keterangan
Komponen Indikator*
Penghapus-
bukuan Kredit
(charge-off/
write-off)
4. Melakukan pemantauan kredit yang
telah dihapusbuku dengan
mengevaluasi kemampuan
membayar anggota secara berkala,
dan tetap melakukan upaya
penagihan. Hasil penagihan kredit
yang telah dihapusbukukan
dimasukkan kedalam saldo cadangan
penghapusan kredit.
CUKR tidak melakukan evaluasi
terhadap pinjaman yang telah
dicharge-off karena anggota yang
telah dicharge-off sudah tidak lagi
dianggap sebagai anggota. CUKR
hanya melakukan penagihan atas
pinjaman tersebut dan memasukkan
hasil penagihan atas kredit yang
telah dihapusbukukan kedalam
saldo DCR.
√ Meskipun CUKR tidak
melakukan evaluasi terhadap
pinjaman yang telah dicharge-
off sesuai acuan, namun hal
tersebut tidak menjadi masalah
karena perbedaan karakteristik
dari entitas.
5. Memiliki dokumen berisi daftar
kredit tak tertagih yang akan
direkomendasikan kepada pengurus
untuk dihapusbukukan.
CUKR memiliki dokumen berisi
daftar kredit tak tertagih yang akan
direkomendasikan kepada pengurus
untuk dihapusbukukan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
2. Pembahasan
a. Pembinaan Kredit Bermasalah
1) Monitoring Kredit
a) Proses Monitoring Kredit
i) On Desk
(a) Melakukan verifikasi terhadap semua file
dokumen kredit nasabah, dalam hal ada atau
tidaknya penundaan atas pemenuhan persyaratan.
CUKR tidak melakukan verifikasi terhadap
semua file dokumen kredit anggota untuk
meninjau atau tidaknya penundaan atas
pemenuhan persyaratan. Hal tersebut tidak sesuai
dengan referensi peraturan, namun secara
fungsional CUKR telah melakukan verifikasi
dengan memastikan kelengkapan seluruh
persyaratan anggota pada tahap permohonan
pinjaman. Apabila pada tahap permohonan
pinjaman didapati adanya penundaan atas
pemenuhan persyaratan, pinjaman tidak akan
dapat dicairkan.
(b) Melakukan penelitian dan verifikasi atas
kekurangan-kekurangan yang ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
CUKR tidak melakukan penelitian dan
verifikasi atas kekurangan yang ditemukan
karena seluruh persyaratan sudah dipastikan
terpenuhi sebelum pinjaman dicairkan.
(c) Identifikasi terhadap masalah-masalah potensial
dalam pengadaan kas.
Sesuai dengan referensi peraturan, CUKR
melakukan identifikasi terhadap masalah
potensial dalam pengadaan kas anggota melalui
analisa laporan keuangan anggota yang berisi
data pemasukan dan pengeluaran anggota.
Sumber pemasukan anggota yang minim atau
tidak tetap memberi tanda mengenai
kemungkinan terjadinya masalah dalam
pengadaan kas anggota sewaktu-waktu. Terhadap
anggota yang memiliki potensi masalah
pengadaan kas tersebut, staf akan memberi
perhatian khusus dengan memperhatikan pola
pembayaran angsurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
(d) Deteksi terhadap kecenderungan memburuknya
kondisi keuangan nasabah.
CUKR melakukan deteksi terhadap
kecenderungan memburuknya kondisi keuangan
nasabah, sesuai dengan referensi peraturan.
CUKR akan melihat ketepatan pembayaran
angsuran anggota melalui kartu pinjaman.
Anggota yang tidak melakukan pembayaran
angsuran secara tepat waktu atau bahkan tidak
melakukan pembayaran angsuran secara rutin
setiap bulannya, akan menjadi perhatian khusus
manajemen karena hal itu dapat menjadi tanda
bahwa kondisi keuangan anggota sedang
memburuk. Staf akan segera mencari informasi
dari anggota mengenai penyebab keterlambatan
pembayaran angsuran tersebut. Dengan
memantau kondisi keuangan anggota, CUKR
dapat mengantisipasi terjadinya kelalaian
pinjaman.
(e) Penilaian terhadap kesediaan nasabah dalam
memenuhi kewajiban keuangannya.
Sesuai dengan referensi peraturan, CUKR
melakukan penilaian terhadap kesediaan anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
dalam memenuhi kewajiban keuangannya
berdasarkan ketepatan pembayaran angsurannya.
Jika pembayaran angsuran anggota yang tercatat
dalam kartu pinjaman seringkali terlambat, maka
anggota dapat dinilai kurang bertanggungjawab
dalam memenuhi kewajibannya. Hal ini juga
menjadi alat bagi manajemen untuk mewaspadai
terjadinya kelalaian pinjaman.
ii) On Site
(a) Melakukan kunjungan lokasi fisik, untuk melihat
kondisi di lapangan.
CUKR melakukan pemantauan melalui
kunjungan langsung terhadap anggota pada saat
melakukan penjemputan setoran. Dalam
kunjungan tersebut CUKR akan melakukan
pemantauan terhadap kondisi usaha dan keuangan
peminjam, serta melakukan verifikasi atas
penggunaan dana pinjaman terutama atas
pinjaman yang dimaksudkan untuk membantu
pengembangan usaha. Sedangkan untuk jenis
pinjaman Rumah Tangga, CUKR biasanya
memperoleh informasi penggunaan dana
pinjaman melalui tetangga anggota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
CUKR tidak melakukan kunjungan dalam
rangka pemantauan, terhadap anggota yang
melakukan pembayaran angsuran dengan cara
transfer melalui bank atau datang langsung ke TP.
Begitu pula terhadap anggota yang memiliki
usaha dan pembayaran angsurannya dilakukan
secara rutin atau lancar, CUKR tidak melakukan
pemantauan terhadap usahanya.
Hal ini tidak sesuai dengan referensi
peraturan, dimana seharusnya CU melakukan
pemantauan rutin secara merata terhadap seluruh
anggota baik anggota lalai maupun anggota yang
pinjamannya lancar. CUKR tidak melakukan
pemantauan melalui kunjungan langsung
terhadap anggota yang angsurannya disetorkan
sendiri secara rutin disebabkan karena kurangnya
jumlah tenaga kerja. Pemantauan kredit yang
tidak seimbang ini memberikan kemungkinan
bertambahnya kredit lalai karena anggota yang
angsurannya lancar sewaktu-waktu dapat
menunggak tanpa diketahui gejalanya oleh
CUKR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
(b) Trade checking
Apabila calon anggota memiliki usaha dan
usaha tersebut melibatkan rekan bisnis seperti
pemasok dan distributor, CUKR akan mencari
informasi mengenai rekan bisnis tersebut pada
tahap analisis sebelum pinjaman dicairkan atau
pada saat suatu kredit telah tergolong lalai.
Namun tidak sesuai dengan referensi peraturan,
karena hal tersebut tidak selalu dilakukan
terhadap calon anggota yang usahanya
melibatkan rekan bisnis, karena melihat dari
situasi dan kondisi kesibukan yang ada. Apabila
pemantauan melalui trade checking ini tidak
dilakukan secara merata, CUKR tidak dapat
mendeteksi kemungkinan terjadinya masalah
pada anggota yang memiliki usaha, yang akan
berakibat pada kelalaian pinjaman.
(c) Credit checking
CUKR sudah melakukan pemantauan kredit
dengan memanfaatkan informasi yang berkaitan
dengan kualitas pinjaman anggota dilembaga lain,
namun hanya pada tahap analisa kredit. Sampai
saat ini, lembaga keuangan mikro seperti credit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
union belum dapat melakukan pemantauan
kualitas pinjaman anggota di lembaga lain secara
berkala karena pada credit union belum terdapat
sistem seperti BI checking. BI checking yang saat
ini berganti nama menjadi SLIK (Sistem Layanan
Informasi Keuangan) belum mengakomodir
lembaga keuangan mikro, yang salah satunya
adalah credit union.
Pada tahap analisa kredit, melalui formulir
survei anggota diminta memberikan informasi
terkait pinjamannya dilembaga lain, yang
dilampiri dengan rekening koran atau laporan
arus kas. Namun pemantauan kualitas pinjaman
anggota melalui rekening koran tersebut tidak
sepenuhnya dapat membantu CUKR dalam
menganalisis anggota karena pola pembayaran
angsuran tidak akan terlihat apabila anggota
membayar angsurannya secara mandiri. Pola
pembayaran angsuran akan terlihat apabila
pembayaran angsuran anggota tersebut
menggunakan sistem autodebet. Selain itu,
terdapat kemungkinan anggota tidak jujur dalam
memberikan informasi bahwa ia memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
pinjaman di lembaga lain. Pemantauan kualitas
pinjaman anggota dilembaga lain melalui
formulir survei ini juga hanya dapat dilakukan
sebelum persetujuan pencairan, sehingga setelah
pinjaman dicairkan, pinjaman anggota dilembaga
lain tidak dapat dipantau lagi kualitasnya.
Dengan demikian praktik yang
terdapat pada CUKR belum sesuai dengan
referensi peraturan, namun disebabkan karena
belum terdapatnya sistem yang dapat
mengakomodir credit union dalam hal
pemantauan kualitas pinjaman anggota di
lembaga lain secara berkala.
b) Dokumen Monitoring Kredit
CUKR menggunakan kartu kunjungan yang
fungsinya sama dengan yang disebutkan dalam
referensi peraturan, yaitu untuk mencatat hasil
kunjungan yang dilakukan. Dokumen ini berisi
informasi mengenai nama anggota, Nomor Buku
Anggota, alamat, nomor telepon, wilayah kantor
pelayanan, saldo pencairan, tujuan pinjaman dan
penjamin. Selain itu terdapat tabel yang berisi kolom
nomor, tanggal, agenda kunjungan, komitmen anggota,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
tanda tangan anggota, saldo pinjaman dan paraf kepala
kantor.
Tidak sesuai dengan referensi peraturan, meskipun
CUKR memiliki dokumen ini, namun staf tidak selalu
membawanya saat melakukan kunjungan dikarenakan
telalu banyak anggota yang dikunjungi dalam sekali
kunjungan dan ada berkas lain yang juga harus dibawa
sehingga staf merasa kerepotan. Setelah kembali dari
melakukan kunjungan, staf juga tidak melakukan
pengisian terhadap kartu kunjungan anggota yang tidak
dibawa tersebut. Dokumentasi kunjungan yang tidak
memadai dan tidak konsisten dilakukan terhadap
seluruh anggota menyebabkan pemantauan atas
anggota tidak dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini
juga mempengaruhi ketepatan tindakan penanganan
yang akan dilakukan karena pengambilan keputusan
mengenai tindakan penanganan lanjutan tidak dapat
dilakukan berdasarkan dokumentasi pada kartu
kunjungan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2) Penagihan (collection)
a) Jadwal Penagihan Kredit Bermasalah yang seharusnya
dilakukan CU
CUKR tidak melakukan pemberitahuan sesuai
jadwal hari yang disebutkan pada referensi peraturan
dan juga tidak menggunakan surat pemberitahuan
dalam hal mengingatkan anggota untuk membayar
angsurannya sejak pinjaman jatuh tempo sampai hari ke
30. CUKR melakukan pemberitahuan yaitu pada saat
pinjaman mendekati jatuh tempo, saat jatuh tempo atau
satu hari setelah jatuh tempo melalui sms, telepon,
maupun pesan whatsapp. CUKR merasa pemberitahuan
menggunakan surat kurang efektif. Apabila setelah
masa tenggang 5 hari berakhir dan anggota belum
menanggapi pemberitahuan tersebut, anggota akan
dikenakan denda dan masuk kedalam laporan kelalaian
1-12 bulan, dalam hal ini manajemen akan
mengunjungi kediaman anggota untuk melakukan
penagihan. Apabila anggota mengatakan belum
sanggup melakukan pembayaran dan anggota tersebut
memiliki simpanan yang cukup untuk menutupi
nominal angsuran, staf akan menawarkan kepada
anggota untuk menggunakan simpanan tersebut dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
menggantinya dikemudian hari. Penarikan saldo
simpanan dapat dilakukan secara sepihak apabila
anggota tidak dapat dihubungi dan ditemui. Meskipun
demikian, staf akan tetap berusaha menghubungi
anggota untuk menutupi saldo simpanan yang diambil
tersebut.
Walaupun jadwal penagihan yang dilakukan oleh
CUKR berbeda dengan referensi peraturan, namun
secara fungsional CUKR telah melakukan usaha
pemberitahuan dan penagihan dengan tujuan yang sama
dengan referensi peraturan. Selain itu CUKR telah
berusaha menutupi tunggakan angsuran anggota dengan
melakukan penarikan saldo simpanan sembari terus
melakukan penagihan kepada anggota untuk
mengembalikan saldo simpanan tersebut. Manajemen
biasanya juga memberi mandat kepada ketua
Komunitas Basis (KOMBAS) disuatu daerah untuk
membantu mengingatkan dan melakukan penagihan
terhadap kelalaian pinjaman yang baru tersebut. Hanya
saja, belum seluruh anggota di wilayah TP membentuk
KOMBAS, sehingga fungsi penagihan melalui
KOMBAS ini belum maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
b) Dokumen Penagihan
CUKR tidak pernah menggunakan surat
pemberitahuan I-III sebagai media untuk memberi
informasi kepada anggota bahwa pinjamannya telah
jatuh tempo. Pemberitahuan hanya dilakukan melalui
sms, telepon, maupun pesan whatsapp, kemudian
apabila anggota belum menanggapi pesan tersebut,
manajemen akan mengunjungi kediaman anggota.
Meskipun tidak sesuai dengan referensi peraturan,
namun secara fungsional CUKR telah melakukan
pemberitahuan dan bahkan lebih baik lagi karena
melakukan kunjungan secara langsung. Untuk surat
peringatan, CUKR hanya mengirimkannya kepada
anggota apabila anggota sulit ditemui.
Selain itu menurut Linggau (2010:173), dalam proses
penagihan diperlukan beberapa dokumen berikut:
i) Kartu angsuran debitur, untuk mengetahui pola
pembayaran angsuran
Sesuai dengan referensi peraturan, CUKR
memiliki dokumen dengan fungsi yang sama yaitu
kartu pinjaman. Dokumen ini diisi setiap kali
anggota melakukan pembayaran angsuran dan dibuat
setiap periode satu tahun sampai pinjaman anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
lunas. Tanggal, nomor slip, jenis slip, kolom debet
kredit untuk mencatat nominal pinjaman yang
dicairkan dan nominal angsuran yang dibayarkan,
bunga, denda, saldo pinjaman, dan nama penyetor
dicatat dalam dokumen ini.
CUKR juga memiliki dokumen jadwal angsuran
pinjaman. Melalui jadwal angsuran pinjaman ini
staf dapat memantau tanggal jatuh tempo angsuran
anggota setiap bulannya. Dokumen ini akan
diberikan kepada anggota bersamaan dengan saat
pencairan pinjaman.
Dengan membandingkan antara jadwal angsuran
pinjaman dan kartu pinjaman anggota, staf dapat
melihat ketepatan pembayaran angsuran anggota dan
menggunakannya sebagai acuan untuk melakukan
tindakan penagihan/penyelamatan apabila kredit
tersebut bermasalah.
ii) Daftar debitur menunggak, untuk mempelajari
jumlah nominal tunggakan yang harus dibayar dan
jumlah sisa tunggakan debitur.
Pada CUKR, daftar anggota yang menunggak
dicatat dalam laporan tunggakan pinjaman pada
sistem Sikopdit. Staf dapat melihat informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
mengenai tunggakan pinjaman yang terjadi pada
setiap bulannya. Data yang ditampilkan pada laporan
ini ialah nomor SPP, nama anggota, nomor anggota,
tunggakan angsuran pokok dan tunggakan bunga.
Hal ini sesuai dengan referensi peraturan,
karena CUKR memiliki dokumen dengan fungsi
yang sama sekalipun memiliki nama yang berbeda.
Melalui dokumen ini, CUKR dapat memantau
nominal tunggakan yang harus dibayar setiap
angggota sehingga mempermudah untuk melakukan
penagihan.
iii) Kartu debitur menunggak, untuk dijadikan catatan
tersendiri agar jika diwaktu mendatang tunggakan
kembali terjadi, strategi penagihan akan lebih mudah
ditentukan.
CUKR tidak memiliki dokumen ini, namun
CUKR tetap dapat melihat pola pembayaran
angsuran anggota yang bisa dijadikan acuan apabila
suatu saat anggota melakukan kelalaian, yaitu
dengan melihat informasi pada kartu pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
b. Penyelamatan Kredit Bermasalah (Restrukturisasi)
1) Ketentuan Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Sesuai dengan referensi peraturan, CUKR hanya
melakukan reschedule sebanyak satu kali kepada satu
orang anggota. Menurut CUKR, melakukan reschedule
lebih dari satu kali pada suatu portofolio kredit hanya
akan merugikan lembaga. Maka dari itu reschedule perlu
dilakukan dengan penuh pertimbangan agar kualitas
pinjaman anggota dapat membaik setelah melalui tahap
tersebut. Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Ledgerwood (1999:247), yakni LKM
harus berhati-hati dalam melakukan penjadwalan ulang
atau pendanaan kembali kredit. Meskipun pada akhirnya
dilakukan untuk mendorong pelunasan kredit, hal itu
berisiko dan hanya dapat dilakukan jika LKM merasa
bahwa tanpa melakukan hal tersebut peminjam tidak
akan pernah bisa membayarnya.
Dalam memilih anggota yang layak untuk
direscheduling, CUKR telah mengacu pada referensi
peraturan yaitu anggota yang direscheduling adalah
anggota yang memiliki watak baik dan prospek usaha
yang baik, namun mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajiban pembayaran angsurannya. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
tujuan untuk mengembalikan kualitas pinjaman anggota
tersebut dapat terpenuhi dengan maksimal. Reschedule
yang dilakukan terhadap anggota yang berkarakter buruk
hanya akan merugikan CU karena tidak ada jaminan
bahwa kualitas pinjamannya akan membaik. Oleh karena
itu, apabila seorang anggota yang lalai tidak memiliki
watak dan prospek usaha yang baik, tindakan yang
dilakukan ialah terus menerus melakukan penagihan.
2) Analisis terhadap Kredit yang akan direstrukturisasi
Sesuai dengan referensi peraturan, sebelum
melakukan rescheduling CUKR akan melakukan
identifikasi dan analisis terhadap kredit yang akan
direscheduling. Staf akan melakukan pengamatan
terhadap anggota yang di suatu bulan melakukan
pembayaran angsuran tidak sesuai dengan nominal pada
perjanjian, sembari melakukan penagihan atas
kekurangannya. Pembayaran angsuran anggota tersebut
di bulan selanjutnya akan dipantau oleh staf, untuk
mengetahui bagaimana kemampuan membayarnya. Jika
dibulan berikutnya kemampuan membayar anggota
tersebut masih tidak sesuai dengan nominal perjanjian
awal, staf akan mulai menyusun beberapa pilihan
tindakan rescheduling yang dapat diberikan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
anggota tersebut dan melakukan perhitungan perkiraan
pengembalian pokok dan bunga kredit berdasarkan pada
kemampuan membayarnya saat itu.
CUKR tidak menggunakan pendekatan dan asumsi
tertentu dalam memperhitungkan proyeksi arus kas dan
nilai tunai dari angsuran pokok dan/atau bunga yang
diterima, karena dasar perhitungan ialah kemampuan
membayar anggota.
Setelah proses identifikasi dan analisis selesai, staf
akan menemui anggota untuk menanyakan penyebab
penurunan nominal angsuran dan melakukan konfirmasi
dengan menanyakan kembali bagaimana kemampuan
membayar anggota saat itu. Staf juga akan menggunakan
berkas analisa dan formulir survei yang digunakan saat
proses pengajuan pinjaman sebelumnya, untuk
melakukan penyesuaian atas kondisi dan kemampuan
membayar anggota saat itu.
Apabila anggota mengatakan kesanggupannya
membayar sudah tidak dapat sesuai dengan perjanjian
awal, maka staf akan menawarkan beberapa pilihan
perubahan persyaratan (rescheduling) yang telah dibuat.
Staf akan melakukan perhitungan perkiraan
pengembalian pokok dan bunga kredit berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
analisa yang dilakukan melalui wawancara langsung
dengan anggota, namun tidak didasarkan pada rasio
keuangan dan proyeksi rasio keuangan anggota karena
perhitungan pada CU tidak serinci perhitungan pada
bank.
Setelah melakukan negosiasi dan tercapai suatu
kesepakatan berdasarkan perkiraan perhitungan
pengembalian pinjaman yang telah dihitung oleh staf,
apabila nominal yang akan direschedule besar maka staf
akan merekomendasikan reshceduling atas anggota
tersebut kepada pengurus.
Dengan demikian CUKR telah melakukan analisis,
kesimpulan dan rekomendasi dalam melakukan
penyesuaian persyaratan kredit dengan
mempertimbangkan kemampuan membayar anggota.
3) Upaya Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Sesuai dengan referensi peraturan, CUKR melakukan
upaya penjadwalan kembali (Rescheduling) dan
persyaratan kembali (Reconditioning). Namun CUKR
tidak memberikan fasilitas penataan kembali
(restructuring) yang salah satunya berupa pemberian
tambahan kredit bagi anggotanya, karena aturan yang
terdapat pada Credit union ialah tidak boleh memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
tambahan kredit bagi anggota yang belum melunasi
pinjaman sebelumnya.
4) Pemantauan Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Sesuai dengan referensi peraturan, Manajemen TP
melakukan pemantauan dengan memberi perhatian
khusus terhadap pola pembayaran angsuran anggota
yang telah melalui proses rescheduling. Pola pembayaran
angsuran angggota yang telah direschedule tersebut akan
dibahas dalam rapat rutin manajemen. Namun
manajemen tidak memisahkan data atas pinjaman yang
telah direschedule tersebut dengan pinjaman yang masih
berstatus lancar dan belum pernah melalui rescheduling.
5) Dokumen Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Sehubungan dengan dokumen terkait dalam
restrukturisasi kredit bermasalah, menurut referensi
peraturan semua kredit yang direstrukturisasi harus
diungkapkan secara terpisah dari portofolio pinjaman
lancar.
Namun CUKR tidak membuat daftar kredit yang
direscheduling yang terpisah dari data kredit lancar.
Kredit yang direscheduling digabung dengan kredit lain
yang berstatus lancar, karena proses rescheduling kredit
sama seperti pengajuan pinjaman baru tetapi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
persyaratan yang berbeda dari yang sebelumnya. Yang
membedakan anggota yang sudah pernah direschedule
dan belum ialah berkas pinjamannya. Anggota yang
sudah pernah melalui reschedule memiliki berkas
pinjaman rangkap, yaitu berkas lama dan berkas baru
saat setelah direscheduling.
Hal ini tidak sesuai dengan referensi peraturan,
karena CU tidak memiliki dokumentasi atas kredit yang
direscheduling untuk dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan pemantauan. Pemantauan tidak akan
maksimal jika hanya mengandalkan ingatan manajemen
atas anggota yang pernah direscheduling dan bukti
melalui berkas pinjaman.
Selain itu tidak sesuai dengan referensi peraturan,
CUKR tidak melakukan pencatatan terhadap alasan
dilakukannya recsheduling terhadap suatu kredit.
Dokumentasi atas alasan melakukan rescheduling ini
dapat menjadi acuan bagi anggota dalam mengambil
tindakan apabila kredit tersebut kembali lalai, karena
memberi informasi kepada manajemen mengenai kondisi
anggota yang memicu tindakan rescheduling.
Proses rescheduling pada CUKR dilakukan seperti
saat mengajukan pinjaman pertama kali, yaitu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
mengisi SPP baru namun dengan persyaratan yang
berbeda dari pinjaman sebelumnya. CUKR melakukan
pencatatan atas syarat kredit yang telah direschedule
pada berkas perjanjian kredit yang baru. Berkas kredit
yang lama yaitu SPP dan perjanjian kredit diarsipkan
bersama dengan SPP dan perjanjian kredit yang baru.
Dengan demikian syarat yang baru dapat dibandingkan
dengan persyaratan awal yang tercantum dalam SPP dan
perjanjian kredit semula. Hal ini telah sesuai dengan
standar.
c. Penyelesaian Kredit Bermasalah (Penghapusbukuan Kredit)
1) Kebijakan Pembentukan Dana Cadangan Risiko (DCR)
Sesuai dengan referensi peraturan, setiap bulannya
CUKR telah membentuk DCR yang dialokasikan dari
1% jasa pelayanan atas setiap nominal pencairan
pinjaman yang dilakukan, 0,5% atas total pencairan
pinjaman selama satu bulan yang disisihkan dari aset
CUKR, penyisihan sebesar 60% atas selisih kenaikan
Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh setiap bulannya,
dan hasil penagihan pinjaman anggota yang sudah
dihapusbukukan. DCR pada CU tidak diakui sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
kontra-aset pada neraca, melainkan sebagai modal
lembaga karena DCR merupakan penguat lembaga.
2) Rasio Ketersediaan Dana Cadangan Risiko (DCR)
Tidak sesuai dengan referensi peraturan, saat ini
CUKR belum mampu mencapai target ideal rasio
ketersediaan DCR yaitu yang setara dengan 100% dari
pinjaman lalai di atas 12 bulan dan 35% dari pinjaman
lalai 1 sampai dengan 12 bulan. Rasio ketersediaan DCR
untuk bulan Desember 2017 yaitu P1 sebesar 12,05%
dan P2 sebesar -863,81%. Penyebab belum tersedianya
DCR yang ideal ialah saldo kelalaian pinjaman yang
menjadi komponen dalam penghitungan masih tinggi,
terutama saldo kelalaian pinjaman lebih dari 12 bulan.
Tingginya saldo kelalaian ini disebabkan karena
sebagian besar saldo kelalaian pinjaman berasal dari
masa pengelolaan dibawah CUBG. Namun jika dilihat
perkembangannya, P1 selalu mengalami peningkatan
sepanjang tahun 2017, hanya saja P2 belum
menunjukkan peningkatan yang konsisten karena saldo
kelalaian pinjaman lebih dari 12 bulan yang sangat tinggi
menyebabkan hasil negatif. Penyebab lain ialah,
besarnya persentase penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU)
sebagai salah satu pembentuk DCR tidak tetap dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
waktu ke waktu karena menyesuaikan nominal SHU
yang ada. Besarnya SHU dipengaruhi oleh besarnya
saldo pinjaman beredar dan pinjaman lalai. Apabila
pinjaman beredar meningkat, maka SHU akan naik dan
sebaliknya jika pinjaman lalai meningkat, nilai SHU
akan menurun. Ketika SHU lembaga bersaldo negatif
atau belum mencapai target, tidak dilakukan penyisihan
SHU untuk DCR sehingga menyebabkan penurunan
saldo DCR.
3) Ketentuan Penghapusbukuan Kredit bermasalah
Tidak sesuai dengan referensi peraturan, selama ini
CUKR belum memiliki DCR yang cukup untuk
melakukan penghapusan kredit lalai. Dalam melakukan
hapus buku kredit, CUKR akan melihat saldo DCR yang
ada kemudian memilih kredit tertentu yang memang
sangat perlu untuk dihapuskan dan disesuaikan dengan
saldo DCR yang ada tersebut, sehingga tidak seluruh
kredit macet dapat dihapusbukukan. Sekalipun tidak
sesuai dengan referensi peraturan, namun CUKR masih
berupaya untuk melakukan penghapusan kredit yang
menjadi prioritas.
CUKR telah melakukan penghapusbukuan terhadap
kredit lalai yang ditetapkan sesuai kriteria pada referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
peraturan, yaitu atas kredit anggota yang sudah tidak ada
ditempat dan tidak bisa dihubungi dalam waktu 3 bulan,
anggota yang tidak melakukan pembayaran pokok
maupun bunga selama lebih dari 12 bulan karena
bangkrut dan tidak memiliki jaminan, serta anggota yang
meninggal dunia dan tidak ada yang bertanggungjawab
untuk melunasi pinjaman atau anggota.
Tidak sesuai dengan referensi peraturan, CUKR
belum dapat melakukan penghapusbukuan kredit lalai
secara berkala yaitu setiap kuartal karena saldo DCR
yang belum mencukupi. CUKR melakukan charge-off
atas pinjaman anggota hanya apabila pengurus
mempertimbangkan bahwa saldo DCR cukup untuk
melunasi pinjaman yang dihapusbukukan dan pengurus
memberikan surat perintah penghapusan pinjaman
kepada manajemen TP. Dampak yang muncul akibat
penghapusbukuan kredit yang tidak dilakukan secara
berkala ini ialah neraca lembaga tidak menunjukkan
keadaan yang sebenarnya karena nominal piutang yang
tercantum tidak seluruhnya merupakan piutang yang
produktif menghasilkan pendapatan, tetapi juga
mengandung piutang macet. Hal ini berpengaruh pada
buruknya nilai tingkat kesehatan CU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
4) Prosedur Penghapusbukuan Kredit Bermasalah
Sesuai dengan referensi peraturan, prosedur
penghapusbukuan kredit lalai pada CUKR diawali dari
proses identifikasi terhadap anggota yang perlu untuk
charge-off yang dilakukan oleh kepala kantor dan staf
kredit. Kepala kantor kemudian merekomendasikan
nama-nama anggota tersebut kepada komite dengan
mengisi formulir permohonan charge-off yang dilampiri
dengan seluruh berkas pinjaman anggota yang akan
dicharge-off termasuk kronologi pinjaman, yaitu
penjelasan mengenai tindakan apa saja yang telah
dilakukan untuk menyelamatkan pinjaman tersebut.
Apabila komite setuju, komite akan melakukan rapat
dengan pengurus dan manajer. Apabila pengurus merasa
anggota yang bersangkutan masih bisa ditangani lebih
lanjut, pengurus bisa saja menolak rekomendasi tersebut.
Setelah pengurus memberikan jawaban atas
rekomendasi, kepala kantor dan staf melakukan
penghapusbukuan kredit dan membuat berita acara.
Kepala kantor akan menyimpan berkas kredit yang
dihapusbukukan, dan melaporkannya dalam LKSB
(Laporan Keuangan dan Statistik Bulanan) setiap bulan
kepada pengurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
5) Pemantauan Pelaksanaan Penghapusan Kredit
Bermasalah
Sesuai dengan referensi peraturan, CUKR tetap
melakukan upaya penagihan atas kredit yang telah
dihapusbukukan. CUKR memberdayakan aktivis/sedulur
dalam upaya ini dan akan memberikan reward bagi
sedulur yang berhasil menagih kredit tersebut. Namun
sejak charge-off pertama kali dilakukan yaitu pada tahun
2014 saat CUKR masih menjadi salah satu TP dari
CUBG sampai dengan saat ini, belum pernah ada
pinjaman charge-off yang berhasil ditagih karena
kebanyakan pinjaman dicharge-off apabila anggota
sudah tidak bisa ditemui, ataupun meninggal dunia.
Adapula kasus dimana anggota yang dicharge-off masih
diketahui keberadaannya namun tidak memiliki jaminan
dan ketika dilakukan penagihan atas pinjamannya yang
telah dicharge-off anggota tersebut menghilang.
Terkait evaluasi secara berkala terhadap kredit yang
telah dihapusbukukan, CUKR tidak melakukan hal
tersebut karena anggota yang telah dicharge-off sudah
tidak dianggap lagi sebagai anggota. CUKR hanya
melakukan penagihan atas kredit tersebut. Meskipun apa
yang dilakukan CUKR tidak sesuai dengan referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
peraturan, namun hal tersebut tidak menjadi masalah
karena disebabkan oleh perbedaan karakteristik entitas.
Apabila kredit macet yang sudah dihapusbukukan
dapat ditagih kembali baik sebagian maupun seluruhnya,
maka hasil itu akan meningkatkan kembali cadangan
penghapusan kredit yang akan memperkuat posisi bank.
CUKR melakukan hal tersebut sesuai referensi peraturan,
hanya saja selama ini belum terdapat hasil penagihan
atas kredit yang telah dihapusbukukan.
6) Dokumen Penghapusbukuan Kredit Bermasalah
Sehubungan dengan dokumen terkait dalam
penghapusan kredit, menurut referensi peraturan
dokumen yang dibutuhkan dalam penghapusan kredit
ialah laporan kredit tak tertagih dan rekomendasi
penghapusan kredit tak tertagih. Dokumen ini berisi
daftar kredit tak tertagih yang akan direkomendasikan
kepada pengurus untuk dihapusbukukan.
Pada CUKR, dokumen ini disebut sebagai formulir
penghapusan pinjaman. Dokumen ini berisi berbagai
informasi mengenai anggota seperti nama, saldo
simpanan, saldo pinjaman, kegunaan pinjaman, kondisi
dan keberadaan anggota, kunjungan yang pernah
dilakukan, agunan beserta nilainya, keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
penghapusbukuan kredit dengan rincian nominal kredit
yang dihapus buku, jenis kredit, dan data lain yang akan
diserahkan kepada pengurus sebagai surat permohonan
penghapusan kredit.
Dokumen ini dilampiri dengan kronologi pinjaman
yang berisi informasi mengenai data pencairan pinjaman,
kondisi keuangan anggota pada waktu pencairan, awal
penyebab kemacetan, usaha yang telah dilakukan dalam
mengatasi kemacetan, usulan charge-off dan tindak
lanjut penagihan. Kronologi pinjaman dilengkapi dengan
beberapa lampiran yaitu fotokopi SPP, saldo simpanan,
pinjaman dan tunggakan terakhir, surat peringatan, kartu
kunjungan serta kesepakatan-kesepakatan yang dicapai.
Dengan adanya lampiran-lampiran tersebut, pengurus
akan lebih mudah dalam menilai kelayakan atas
penghapusbukuan suatu pinjaman sehingga pengurus
dapat mengambil keputusan persetujuan ataupun
penolakan penghapusan kredit secara tepat.
Berdasarkan formulir penghapusan pinjaman beserta
kronologi pinjaman, dibuat suatu rekap charge-off yang
berisi data pinjaman setiap anggota yang akan
dihapusbukukan yaitu nama, No. BA, No. SPP, tanggal
peminjaman, saldo pencairan, jaminan, tanggal pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
macet, saldo pinjaman saat macet, saldo simpanan,
nominal charge-off, dan alasan charge-off.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kredit bermasalah yang
dilakukan oleh CUKR belum sepenuhnya sesuai dengan referensi
peraturan. Beberapa pelaksanaan kebijakan pengelolaan kredit bermasalah
di CUKR yang tidak sesuai dengan referensi peraturan ialah:
1. CUKR tidak melakukan pemantauan melalui kunjungan langsung
kepada seluruh anggota baik yang pinjamannya lalai maupun lancar.
2. CUKR tidak selalu melakukan trade checking kepada setiap anggota
yang memiliki usaha dan melibatkan rekan bisnis dalam usahanya.
3. CUKR belum melakukan pemantauan kualitas pinjaman anggota di
lembaga lain melalui credit checking, karena belum terdapat sistem
yang mengakomodir lembaga keuangan mikro dalam hal tersebut.
4. CUKR belum memaksimalkan fungsi kartu kunjungan untuk
mendokumentasikan hasil pemantauan lapangan atas anggota.
5. CUKR tidak memiliki dokumen yang berisi daftar kredit yang telah
direschedule serta tidak mendokumentasikan alasan dalam melakukan
rescheduling terhadap suatu kredit.
6. Rasio ketersediaan Dana Cadangan Risiko (DCR) yang tersedia pada
CUKR belum memenuhi standar PEARLS yang diterbitkan oleh
WOCCU yaitu setara dengan 100% dari pinjaman lalai lebih dari 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
bulan dan 35% dari pinjaman lalai 1-12 bulan. Hal tersebut
menyebabkan CUKR belum dapat melakukan penghapusan kredit
lalai setiap kuartal.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini ialah:
1. Belum terdapat standar baku mengenai pengelolaan kredit bermasalah
yang dikeluarkan oleh jaringan Credit Union seperti WOCCU (World
Council of Credit Union), ACCU (Association of ASEAN Confederation
of Credit Unions), dan INKOPDIT (Induk Koperasi Kredit) yang dapat
dijadikan sebagai standar pembanding.
2. Credit Union Kridha Rahardja belum memiliki standart operational
procedure (SOP) pengelolaan kredit bermasalah yang telah disahkan.
CUKR telah memiliki SOP penyelamatan kredit bermasalah, namun
sedang dalam proses penyempurnaan. Maka dari itu penulis tidak dapat
menggunakan SOP tersebut sebagai salah satu dokumen pembanding
dalam melakukan pembahasan.
C. Saran
1. Bagi Credit Union Kridha Rahardja
a. CUKR sebaiknya melakukan pemantauan melalui kunjungan
langsung kepada anggota secara merata, tidak hanya kepada
anggota yang pinjamannya telah lalai tetapi juga anggota yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
membayar angsuran secara lancar. Hal ini dapat mencegah
terjadinya kelalaian pinjaman karena CUKR telah mendeteksi hal-
hal yang bisa menjadi gejala penurunan kualitas pinjaman anggota
melalui kunjungan tersebut, dan menjaga komunikasi serta
hubungan dengan anggota agar tidak terputus.
b. CUKR perlu meningkatkan pemantauan melakukan trade checking
terhadap seluruh kredit anggota yang memiliki usaha, baik sebelum
pencairan pinjaman maupun saat kredit anggota sudah berjalan.
c. CUKR perlu meningkatkan usaha menagih kredit lalai berusia lebih
dari 12 bulan untuk menurunkan kredit lalai serta menarik anggota
baru untuk meningkatkan pinjaman beredar yang akan berpengaruh
pada pencapaian SHU. Kedua hal diatas selanjutnya akan
berpengaruh kepada penyisihan DCR sehingga dapat mencapai
rasio ketersediaan yang ideal. Apabila rasio ketersediaan DCR
mampu mencapai angka ideal, penghapusbukuan kredit lalai dapat
dilakukan secara berkala dan tingkat kesehatan CUKR menjadi
baik.
Ketiga hal diatas dapat dilakukan dengan meningkatkan
fungsi pemberdayaan sedulur untuk membantu pekerjaan staf.
Sebelumnya, CUKR perlu meningkatkan jumlah aktivis/sedulur.
Strategi yang bisa digunakan oleh CUKR untuk menarik para
anggota agar mau terlibat aktif menjadi aktivis/sedulur adalah
dengan menawarkan reward misalnya berupa balas jasa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
langsung dimasukkan ke dalam saldo simpanan anggota, bagi
sedulur yang berhasil mencapai target dalam membantu CUKR
seperti melakukan pemantauan dan penagihan.
d. Karena pemantauan melalui credit checking belum dapat dilakukan
oleh lembaga keuangan mikro, maka CUKR dapat memperketat
penyelidikan mengenai pinjaman anggota dilembaga lain pada
tahap analisa kredit, melalui penggalian informasi melalui tetangga
di lingkungan tempat tinggal anggota, dan ketua Rukun Tetangga.
e. CUKR sebaiknya selalu membawa kartu kunjungan setiap kali
melakukan pemantauan melalui kunjungan kepada anggota, agar
seluruh hasil pemantauan terdokumentasi dengan baik dan dapat
dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan terhadap suatu
anggota.
f. CUKR perlu membuat dokumen yang berisi daftar kredit yang
telah direschedule, yang terpisah dari data kredit berstatus lancar
yang dilengkapi dengan alasan dilakukannya rescheduling, beserta
perubahan persyaratan yang dilakukan. Dokumen ini akan
memberikan informasi yang jelas terkait anggota mana saja yang
pernah melalui proses rescheduling atas kreditnya sehingga
mempermudah staf dalam melakukan pemantauan agar kelalaian
pinjaman atas kredit yang telah direschedule tersebut tidak terulang
kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
2. Bagi penelitian selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat melihat pelaksanaan
pengelolaan kredit bermasalah di CUKR atas apa yang telah
disarankan pada penelitian ini, kemudian menganalisis efektivitasnya
dalam upaya pengelolaan kredit bermasalah untuk menurunkan rasio
kelalaian pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 2008. Lembaga Keuangan Mikro: Institusi, Kinerja, dan
Sustanabilitas. ANDI, Yogyakarta.
Association of Asian Confederation of Credit Unions. 2016. Panduan Mengelola
Kredit dalam Credit Union. BKCU Kalimantan, Pontianak.
Biety, Monnie dan Karen Cak Neiderkohr. 2008. Model Regulations for Credit
Unions. World Council of Credit Union.
Credit Union Counseling Office (CUCO). 1973. Apa yang Anda Ketahui tentang
Koperasi Credit Union. Jakarta.
Dinh, Thanh Nguyen. 2014. “Improving the Management of Non-Performing
Loans in Joint Stock Commercial Banks - The Case of the Bank for
Investment and Development of Vietnam (BIDV)– Quang Trung Branch”.
Berlin School of Economics and Law, Berlin. Diakses tanggal 5 April
2018.
Dunil, Z. 2005. Risk-Based Audit: Dalam Pemeriksaan Perkreditan Bank Umum.
PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta.
Elias, Abat. 2006. Manajemen Perkreditan untuk Credit Union. Publikasi
Inkopdit, Jakarta.
Giovini, Tantri. 2015. “Audit Operasional Terhadap Tata Kelola Kredit
Bermasalah Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. KCP
Leuwiliang Bogor”. Universitas Bina Nusantara, Bogor. Diakses tanggal
15 Desember 2017.
Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit macet. PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Salemba Humanika, Jakarta.
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. BPFE, Yogyakarta.
Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Kasmir. 2015. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan
Aplikasi. BPFE, Yogyakarta.
Ledgerwood, Joanna. 1999. Microfinance Handbook: an Institutional and
Financial Perspective. The World Bank, Washington,D.C.
Linggau, Bendi dan Dr. Hamidah. 2010. Bisnis Kredit Mikro: Panduan Praktis
Bankir Mikro dan Mahasiswa. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.
Munaldus, dkk. 2012. Credit Union: Kendaraan Menuju Kemakmuran. PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Munaldus, dkk. 2014. Kiat Mengelola Credit Union. Kompas Gramedia, Jakarta.
Munaldus. 2005. Mencegah Kredit Lalai di Credit Union.
Munaldus dan Karlena Yuspita. 2016. Beware the Beast Within : Strategi
Mencegah dan Mengendalikan Kredit Lalai Pemangsa Credit Union. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Raharjo, Handri. 2010. Cara Pintar Memilih dan Mengajukan Kredit. Pustaka
Yustisia, Yogyakarta.
Richardson, David C. 2009. PEARLS Monitoring System. World Council of
Credit Unions, USA.
Rivai, Veithzal, dkk. 2013. Commercial Bank Management: Manajemen
Perbankan dari Teori ke Praktik. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan : kebijakan moneter dan
perbankan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Sukoco, Lukas. 2014. Credit Union: Kabar Baik Bagi Semua Orang. Yayasan
Taman Pustaka Kristen Indonesia, Yogyakarta.
Supeno, Wangsit. 2017. “Analisis Prioritas Penanganan Kredit Bermasalah dalam
Rangka Menyehatkan Kualitas Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat”.
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika,
Jakarta. Diakses tanggal 15 Desember 2017.
Sutojo, Siswanto. 1997. Menangani Kredit Bermasalah: Konsep, Teknik, dan
Kasus. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Suyatno, Thomas, dkk. 2007. Dasar – Dasar Perkreditan. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Tohar, M. 2000. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Kanisius, Yogyakarta.
World Council of Credit Unions. 2008. Technical Guide: Credit Union Regulation
and Supervision.
Peraturan Bank Indonesia No.13/26/PBI/2011 tentang kualitas aktiva produktif
dan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif Bank
Perkreditan Rakyat.
Surat Edaran Bank Indonesia No.14/26/DKBU Tanggal 19 September 2012,
mengenai Pedoman Kebijakan dan Prosedur Perkreditan Bagi Bank
Perkreditan Rakyat.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15/28/DPNP Tanggal 31 Juli 2013, mengenai
Pedoman Kebijakan dan Prosedur Perkreditan Bagi Bank Perkreditan
Rakyat.
Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
Credit Union Bererod Gratia. 2016. Sejarah Awal Credit Union. www.cubg.or.id.
Diakses tanggal 26 September 2017.
Firmansyah. 2016. BI : Kondisi Perekonomian Indonesia 2017 mengejutkan.
bisniskeuangan.kompas.com. Diakses tanggal 5 September 2017.
Siagian, Stevanus. Credit Union di Indonesia, Masihkah Memperjuangkan
Kebutuhan Anggota?. www.cucoindo.org. Diakses tanggal 11 September
2017.
www.aaccu.coop. Diakses tanggal 18 Maret 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
LAMPIRAN I
Kartu Kunjungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
LAMPIRAN II
Kartu Pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
LAMPIRAN III
Surat Peringatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
LAMPIRAN IV
Jadwal Angsuran Pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
LAMPIRAN V
Laporan Tunggakan Pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
LAMPIRAN VI
Formulir Penghapusan Pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
LAMPIRAN VII
Kronologi Pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
LAMPIRAN VIII
Rekap charge-off
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
LAMPIRAN IX
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1. Pembinaan Kredit Bermasalah
a. Monitoring Kredit
1) Apakah CUKR melakukan pemantauan terhadap kredit pasca-
pencairan secara berkala?
2) Apakah CUKR melakukan melakukan verifikasi terhadap semua
file dokumen kredit nasabah, dalam hal ada atau tidaknya
penundaan atas pemenuhan persyaratan? Bagaimana prosesnya?
3) Apakah CUKR melakukan penelitian dan verifikasi atas
kekurangan-kekurangan yang ditemukan? Bagaimana prosesnya?
4) Apakah CUKR melakukan identifikasi terhadap masalah-masalah
potensial dalam pengadaan kas anggota? Bagaimana prosesnya?
5) Apakah CUKR melakukan Deteksi terhadap kecenderungan
memburuknya kondisi keuangan anggota? Bagaimana prosesnya?
6) Apakah CUKR melakukan penilaian terhadap kesediaan nasabah
dalam memenuhi kewajiban keuangannya? Bagaimana prosesnya?
7) Apakah CUKR melakukan kunjungan lokasi fisik untuk memantau
kondisi usaha, keuangan, maupun memastikan kesesuaian
penggunaan dana pinjaman dengan tujuan awal? Bagaimana
prosesnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
8) Apakah CUKR melakukan pemantauan atas usaha anggota melalui
rekan bisnis seperti pemasok, distributor maupun pesaing?
Bagaimana prosesnya?
9) Apakah CUKR melakukan pemantauan atas pinjaman anggota
dilembaga lain?
10) Apakah CUKR melakukan pemantauan dini untuk mendeteksi
gejala-gejala yang menunjukkan penurunan kualitas kredit
anggota?
11) Dokumen apa saja yang digunakan terkait aktivitas pemantauan
ini?
b. Penagihan (Collection)
1) Apakah CUKR melakukan penagihan menggunakan surat
pemberitahuan terhadap debitur yang menunggak selama 30 hari
sejak tanggal jatuh tempo?
2) Bagaimana tindakan CUKR terhadap debitur yang tidak membayar
angsuran mulai dari hari 1-30 sejak tanggal jatuh tempo?
3) Dokumen apa saja yang digunakan dalam penagihan?
2. Penyelamatan Kredit Bermasalah (Restrukturisasi)
a. Bagaimana tindakan CUKR terhadap anggota yang tidak mampu
ataupun tidak bersedia membayar angsuran sekalipun telah dilakukan
penagihan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
b. Apakah CUKR melakukan restrukturisasi kredit sebagai upaya
penanganan kredit bermasalah? Bagaimana prosesnya?
c. Jika ya, apakah restrukturisasi telah dilakukan terhadap debitur yang
memenuhi kriteria?
d. Apakah CUKR melakukan hal-hal berikut sebelum melakukan
restrukturisasi:
Membuat perkiraan pengembalian seluruh pokok dan/atau bunga
kredit.
Memilih pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan
proyeksi arus kas (projected cash flows) dan nilai tunai (present
value) dari angsuran pokok dan/atau bunga yang akan diterima.
Melakukan analisis, kesimpulan, dan rekomendasi dalam melakukan
restrukturisasi kredit, dengan mempertimbangkan siklus usaha dan
kemampuan membayar debitur sehingga debitur dapat memenuhi
kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga hingga jatuh
tempo.
Meninjau tujuan dan penggunaan tambahan kredit yang diajukan
anggota.
e. Apakah CUKR melakukan pemantauan terhadap kredit yang telah
direstrukturisasi? Bagaimana prosesnya?
f. Dokumen apa saja yang digunakan dalam restrukturisasi kredit
bermasalah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
3. Penyelesaian Kredit Bermasalah (Penghapusbukuan Kredit)
a. Pembentukan Dana Cadangan Risiko
1) Apakah CUKR melakukan penyisihan Dana Cadangan Risiko
(DCR) untuk menutup kerugian atas kredit tak tertagih?
2) Apakah penyisihan DCR tersebut sudah dilakukan setiap bulan?
3) Dari manakah sumber dana penyisihan DCR tersebut?
4) Apakah ketersediaan DCR yang diukur melalui indikator P1 dan P2
pada PEARLS telah memenuhi standar ideal?
5) Apakah CUKR rutin melakukan analisis terhadap ketersediaan DCR
yang diukur melalui indikator P1 dan P2 pada PEARLS (tidak
kurang dari satu kali dalam satu bulan)?
b. Penghapusbukuan Kredit
1) Apakah CUKR memiliki DCR yang cukup setiap kali melakukan
penghapusbukuan kredit?
2) Apakah CUKR melakukan penghapusbukuan terhadap kredit lalai
lebih dari 12 bulan, dan yang ditetapkan sesuai kriteria?
3) Apakah CUKR melakukan penghapusbukuan kredit lalai setiap
kuartal (triwulanan)?
4) Bagaimana prosedur CUKR dalam melakukan penghapusbukuan
kredit bermasalah?
5) Apakah CUKR secara berkala memantau dan mengevaluasi kredit
yang telah dihapusbukukan untuk menentukan apakah ada perubahan
dalam kemampuan membayar? Bagaimana prosesnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
6) Apakah CUKR tetap melakukan upaya penagihan atas kredit yang
telah dihapusbukuan?
7) Apakah hasil penagihan atas kredit yang telah dihapusbukukan
tersebut digunakan untuk meningkatkan saldo DCR?
8) Dokumen apa saja yang digunakan dalam penghapusan kredit?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
LAMPIRAN X
Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI