ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING … · E-mail : [email protected] II. PENDIDIKAN 1....
Transcript of ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING … · E-mail : [email protected] II. PENDIDIKAN 1....
ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING
MIX (PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN SALURAN
DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT
(Studi kasus pada Swift Club Indonesia)
Oleh
Muhammad Noer Ichbal Hilman
NIM: 109081000128
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 / 1434 H
ii
ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA,
PROMOSI, DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT
(Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Noer Ichbal Hilman
NIM: 109081000128
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ela Patriana, MM, AAAIJ
NIP. 195706171985031002 NIP. 196905282008012010
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman
2. NIM : 109081000128
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Word Of Mouth, Marketing Mix(Produk, Harga,
Promosi, Dan Saluran Distribusi), Dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi Kasus pada Swift
Club Indonesia)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan
lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 19 September 2013
1. Leis Suzanawati, SE., M.Si ( )
NIP. 197208092005012004 Ketua
2. Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA ( )
NIP. 197001062003121001 Sekretaris
3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )
NIP. 195706171985031002 Pembimbing 1
4. Ela Patriana, MM, AAAIJ ( )
NIP. 196905282008012010 Pembimbing 2
5. Ade Suherlan, MBA., MM ( )
NIP. 198005252009121001 Penguji Ahli
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman
2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 22 Oktober 1991
3. Alamat : Puri Kartika I.1/4 Rt: 006/ 009 Tangerang
4. Telepon : 087774530045
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Sudimara Tahun 1997-2003
2. SMPN 3 Tangerang Tahun 2003-2006
3. SMAN 13 Tangerang Tahun 2006-2009
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Benny Hilman
2. Ibu : Yuli Eka Sari
3. Alamat : Puri Kartika I.1/4 Rt: 006/ 009 Tangerang
vi
ANALYZE THE EFFECT OF WORD OF MOUTH, MARKETING MIX
(PRODUCT, PRICE, PROMOTION, AND PLACE), AND BRAND IMAGE TO
PURCHASE DECISION TOWARD SUZUKI SWIF’S CAR
(Case Study on Swift Club Indonesia)
Muhammad Noer Ichbal Hilman
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the influence of word of mouth, marketing
mix (product, price, promotion, and place), and brand image on purchase decision
toward Suzuki Swift’s car. The data which used in this research is a primary data,
collected from 60 respondents as the member on Swift Club Indonesia who bought and
used the Suzuki Swift’s car. The sampling technique that is used in this research is
judgement sampling method, then the data was analyzed using multiple regression
method. The result showed that: word of mouth, product, price, promotion, place, and
brand image have significant influence simultaneously on purchase decision. Partially,
word of mouth, product, price, place, and brand image have significant influence, but
promotion not.
Keyword: Word of mouth, Product, Price, Promotion, Place, Brand Image, Purchase
Decison.
vii
ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK,
HARGA, PROMOSI, DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT
(Studi Kasus pada Swift Club Indonesia)
Muhammad Noer Ichbal Hilman
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh word of mouth,
marketing mix (produk, harga, promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek terhadap
keputusan pembelian mobil Suzuki Swift. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer yang dikumpulkan dari 60 responden sebagai anggota dari Swift
Club Indonesia yang membeli mobil Suzuki Swift. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling, kemudian data
diproses menggunakan analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa: word of mouth, produk, harga, saluran distribusi, dan citra merek mempunyai
pengaruh yang signifikan, tetapi promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Kata kunci: Word of Mouth, Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi, Citra Merek,
Keputusan Pembelian.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang
ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda tercinta Benny Hilman dan ibunda tersayang Yuli
Eka Sari yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta
doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
2. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Ahmad Dumyathi Bashori, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun
skripsi dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan
atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
ix
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas Manajemen D Angkatan
2009 dan Marketing Angkatan 2009 yang selalu mengisi hari-hari menjadi
sangat menyenangkan.
10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
11. Selfi Stefani, yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen
pemasaran.
Jakarta, September 2013
Penulis,
(Muhammad Noer Ichbal Hilman)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v
ABSTRACT . ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .. xviii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11
1. Tujuan Penelitian .................................................................. 11
2. Manfaat Penelitian ................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 13
A. Landasan Teori ........................................................................... 13
1. Pemasaran ............................................................................... 13
2. Manajemen Pemasaran ........................................................... 14
3. Word of Mouth (WOM) ........................................................... 15
a. Pengertian Word Of Mouth (WOM) ................................... 15
b. Menciptakan Word Of Mouth (WOM) ............................... 18
c. Pengukuran Word Of Mouth (WOM) ................................. 21
xi
4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) ....................................... 27
a. Produk (Product)................................................................ 29
b. Harga (Price) ...................................................................... 33
c. Promosi (Promotion).......................................................... 38
d. Distribusi (Place) ............................................................... 41
5. Citra Merek (Brand Image) .................................................... 43
a. Pengertian Citra.................................................................. 43
b. Pengertian Merek ............................................................... 44
c. Pengertian Citra Merek ...................................................... 46
d. Pengukuran Citra Merek .................................................... 49
6. Keputusan Pembelian ............................................................. 51
a. Pengertian Keputusan Pembelian ....................................... 51
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 52
c. Peranan Dalam Keputusan Pembelian ............................... 55
d. Proses Keputusan Pembelian ............................................. 57
B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 64
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 71
D. Hipotesis Penelitian……………. ................................................ 72
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 74
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 74
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 74
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 75
1. Data Primer ............................................................................. 75
2. Data Sekunder ......................................................................... 76
D. Metode Analisis Data .................................................................. 76
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 77
a. Uji Validitas ..................................................................... 77
b. Uji Reliabilitas ................................................................. 77
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 78
xii
a. Uji Normalitas ................................................................. 78
b. Uji Multikolinearitas ........................................................ 79
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 80
3. Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 81
4. Koefisien Korelasi (R) ............................................................ 83
5. Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 83
6. Uji Hipotesis ........................................................................... 84
a. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 84
b. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 84
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 85
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 88
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ................................. 88
1. Sejarah Singkat Suzuki Swift ................................................ 88
2. Profil Swift Club Indonesia (SCI) ......................................... 90
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 90
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 90
2. Karakteristik Responden ....................................................... 94
3. Analisis Deskriptif ................................................................ 96
a. Word Of Mouth ................................................................ 96
b. Produk .............................................................................. 102
c. Harga................................................................................ 104
d. Promosi ............................................................................ 106
e. Distribusi ......................................................................... 110
f. Citra Merek ...................................................................... 111
g. Keputusan Pembelian ...................................................... 116
4. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 120
a. Uji Normalitas ................................................................. 120
b. Uji Multikolinearitas ........................................................ 121
c. Uji Heterokedastisitas ...................................................... 122
xiii
5. Uji Regresi Linier Berganda .................................................... 124
a. Persamaan Regresi Linier Berganda ................................ 124
b. Uji Koefisien Korelasi (R) ............................................... 125
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 126
d. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 127
e. Uji F Hitung (Simultan) ................................................... 136
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 145
A. Kesimpulan .................................................................................. 145
B. Implikasi ...................................................................................... 146
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 149
LAMPIRAN ....................................................................................................... 154
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2009-2011 6
1.2 Daftar Harga Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2013 ....... 7
1.3 Data Penjualan Mobil Hatchback Tahun 2009-2011 ................ 9
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 65
3.1 Operasional Variabel Penelitian ................................................ 83
4.1 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 91
4.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 93
4.3 Usia Responden ......................................................................... 94
4.4 Jenis Kelamin Responden .......................................................... 94
4.5 Pekerjaan Responden ................................................................. 95
4.6 Pendapatan Perbulan.................................................................. 95
4.7 Dengan WOM, responden mengetahui resiko yang harus
dikeluarkan untuk membeli mobil Suzuki Swift sebanding
dengan kualitasnya .................................................................... 96
4.8 Dengan WOM, responden mengetahui resiko kinerja mobil
Suzuki Swift .............................................................................. 97
4.9 Responden mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas
bagus dari orang yang memiliki atau memakai mobil tersebut . 97
4.10 Responden memperoleh informasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya mengenai mobil Suzuki Swift
sebanding dengan kualitasnya ................................................... 98
4.11 Dengan WOM, responden mengetahui fitur lengkap yang
dimiliki mobil Suzuki Swift ...................................................... 99
4.12 Dengan WOM, responden mengetahui bahwa kualitas mobil
Suzuki Swift bagus .................................................................... 99
4.13 Dari WOM, responden tahu bahwa dengan membeli mobil
Suzuki Swift langsung di showroom akan mendapatkan
potongan harga dan merchandise menarik ................................ 100
xv
4.14 Dengan WOM, responden mengetahui bahwa dengan
membeli mobil Suzuki Swift dan bisa bergabung ke dalam
komunitas mobil Suzuki Swift .................................................. 101
4.15 Responden mengetahui mobil Suzuki Swift dari kerabatnya .... 101
4.16 Responden mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari
orang yang dapat dipercaya ....................................................... 102
4.17 Suzuki Swift memiliki produk yang beragam ........................... 102
4.18 Kualitas mobil Suzuki Swift baik ............................................. 103
4.19 Desain mobil Suzuki Swift menarik .......................................... 103
4.20 Suzuki Swift menawarkan fitur yang menarik .......................... 104
4.21 Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam
produknya .................................................................................. 104
4.22 Dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki
menawarkan potongan harga yang menggiurkan untuk
produk Swift-nya ....................................................................... 105
4.23 Mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit .......................... 105
4.24 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah ........... 106
4.25 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televisi ...................... 107
4.26 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada reklame/baliho di
jalan raya.................................................................................... 107
4.27 Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian
tunai .......................................................................................... 108
4.28 Suzuki selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil 108
4.29 Suzuki Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang
berkompeten .............................................................................. 109
4.30 Suzuki Swift mensponsori acara olah raga ................................ 109
4.31 Suzuki Swift memiliki website resmi ........................................ 110
4.32 Suzuki Swift memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat 110
4.33 Setiap dealer Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil
Suzuki Swift dengan macam tipenya serta macam warnanya ... 111
4.34 Mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang menarik . 112
xvi
4.35 Mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik............ 112
4.36 Harga mobil Suzuki Swift bersaing dengan harga mobil
merek lain yang sejenis.............................................................. 113
4.37 Fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik ................................ 113
4.38 Suzuki Swift menawarkan produk transmisi automatic dan
manual ....................................................................................... 114
4.39 Nama Suzuki “Swift” unik ........................................................ 114
4.40 Nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan............................ 115
4.41 Nama merek Suzuki Swift mudah diingat ................................. 115
4.42 Nama merek Suzuki Swift mudah dikenal ................................ 116
4.43 Responden membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhan ..... 116
4.44 Responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki
Swift dari keluarga /teman/tetangga .......................................... 117
4.45 Responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki
Swift dari iklan .......................................................................... 117
4.46 Responden lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan
dengan mobil merek lain ........................................................... 118
4.47 Suzuki Swift merupakan mobil yang paling responden sukai ... 118
4.48 Responden merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift . 119
4.59 Responden akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada
orang lain ................................................................................... 119
4.50 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 121
4.51 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ............................................ 124
4.52 Hasil Koefisien Korelasi (R) ..................................................... 125
4.53 Hasil Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 126
4.54 Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial) .................................................. 128
4.55 Hasil Uji F Hitung (Uji Simultan) ............................................. 136
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Elemen Dalam Marketing Mix .................................................. 28
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen . 52
2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen .................................. 57
2.4 Tahapan Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan
Pembelian .................................................................................. 62
2.5 Kerangka Pemikiran .................................................................. 71
4.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 120
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 123
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia dituntut
dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Melihat
kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai
strategi pemasaran yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan. Dengan
demikian, setiap perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar
sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi
yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat
tergantung pada perilaku konsumennya (Nafillah, 2012:1).
Pada dasarnya semakin banyaknya pilihan produk yang dijual di pasar,
maka semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk
yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari kondisi tersebut
adalah konsumen menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap
produk yang diluncurkan di pasar.
Selain perusahaan menjalankan strategi penjualan agar produknya dapat
diterima di pasar, peran konsumen yang pernah memakai suatu produk
merupakan hal yang perlu diperhatikan. Konsumen yang telah memakai suatu
produk dan merasa puas akan produk tersebut, secara otomatis akan
2
menceritakan dan merekomendasikan kepada orang lain, sehingga dapat
menciptakan pembelian individu yang mendengarnya.
Hal tersebut merupakan komunikasi word of mouth (WOM), WOM
memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan iklan dan bentuk promosi
lain. Menurut Onbee Marketing Research (anak perusahaan Octovate Consulting
Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA, melakukan penelitian kepada
2000 konsumen di lima kota besar di Indonesia, dan menyimpulkan bahwa 89%
konsumen di Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga
pada saat ingin membeli suatu produk (Suhartomo, 2010:3).
Sikap konsumen ini menunjukkan bahwa WOM yang efektif akan cepat
membangun kredibilitas sebuah merek, yang berujung pada rekomendasi oleh
satu konsumen ke konsumen lain. Jika konsumen merasa puas pada suatu
produk, maka akan tercipta WOM yang positif tentang produk tersebut. Namun,
jika konsumen merasa tidak puas akan suatu produk, maka akan tercipta WOM
yang negatif tentang produk tersebut dan berakibat menurunnya konsumen atau
calon konsumen yang batal untuk membeli produk itu (Rahmawati dan Taurina,
2011:3).
Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa word of mouth
Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses
komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun
kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan
informasi secara personal.
3
Selain itu, perusahaan perlu merumuskan strategi bauran pemasaran
(marketing mix) yang tepat agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk
yang telah dihasilkan oleh perusahaan, serta produk tersebut dapat sampai di
tangan konsumen dengan cepat sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.
“Marketing mix is the set of controllable, tactical marketing tools that the firm
blends to produce the response it wants in the target market”. Marketing mix
meliputi item alat pemasaran, yaitu product, price, promotion, dan place (4P)
(Kotler dan Armstrong, 2008:57).
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarka kepada pasar untuk
mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang mungkin
dapat memuaskan harapan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2008:57).
Selain itu, strategi penetapan harga juga sangat penting untuk dilakukan.
Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang yang
diperlukan sebagai penukar berbagai kombinas produk dan jasa, dengan
demikian maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam
barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu
produk dan jasa.
Disamping itu, promosi juga merupakan salah satu media yang efektif
sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu produk. Promosi adalah suatu
komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang
bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
4
mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat
produk itu (Laksana, 2008:133).
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam strategi bauran pemasaran
adalah lokasi. Menurut Fajar Laksana (2008:123) saluran distribusi adalah
serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.
Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau
perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir.
Selain dari efektifitas komunikasi word of mouth (WOM) dan bauran
pemasaran (marketing mix), yang perlu diperhatikan perusahaan dalam
memasarkan produknya yaitu citra merek yang positif akan produknya itu.
Citra merek yang dimiliki perusahaan merupakan aspek penting yang
harus dimiliki dan dipertahankan nilai positifnya dimata konsumen maupun calon
konsumen. Citra merek merupakan cara masyarakat mempersepsi (memikirkan)
perusahaan atau produknya. Dengan demikian, citra merek merupakan persepsi
dan keyakinan konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam
ingatan konsumen mengenai merek dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan,
dan dibayangkanya. Dengan menciptakan citra merek yang tepat untuk suatu
produk, tentunya akan sangat berguna bagi pemasar, karena citra merek akan
mempengaruhi penilaian konsumen atas alternative brand yang diharapkan.
Yang bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi dapat
memberikan kepuasan yang lebih baik dan lebih terjamin (Keller, 2008:56).
5
Kesinambungan antara citra merek dan kinerja perusahaan merupakan
dua hal yang harus tetap dijaga keberlangsungannya. Konsumen akan tetap
memilih produk dengan merek terkenal dan sudah mapan, dimana produk yang
dipilih akan menjamin kualitas produknya. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong dalam Meidi Chandra (2009:5), bahwa
“brand also tell the buyer something about product quality”.
Demikian pula yang terjadi pada industri otomotif, perkembangan pesat
industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi ketat,
khususnya pada industri mobil. Para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)
mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini terlihat dari semakin
beraneka ragamnya merek dan jenis mobil di Indonesia. Akibatnya konsumen
semakin selektif dalam memilih mobil yang akan dibelinya. Faktor yang menjadi
pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk yaitu faktor nilai atau
manfaat yang akan diperoleh konsumen dari suatu produk. Selain itu, konsumen
juga mempertimbangkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh produk tersebut. Banyaknya produk yang memiliki kesamaan
bentuk, kegunaan dan fitur-fitur lain membuat konsumen kesulitan untuk
membedakan antara satu produk dengan produk yang lain. Inovasi produk terus
dilakukan oleh ATPM mobil untuk menarik perhatian konsumen dan tentu saja
agar konsumen bersedia membeli produk yang dihasilkan ATPM (Al-Zamendy,
2011:1).
6
Saat ini segmen mobil yang sedang diminati adalah segmen mobil
hatchback. Mobil hatchback adalah mobil dengan harga di atas Rp. 150 juta
berkapasitas lima penumpang dengan kapasitas mesin lebih dari 1.200 cc.
Berikut ini adalah data mengenai penjualan mobil segmen hatchback di
Indonesia dalam tiga tahun terakhir:
Tabel 1.1
Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia
Tahun 2009 – 2011
Tahun Unit
2009 36.057
2010 54.258
2011 41.054
Sumber: www.bisnis-jabar.com, www.kontan.co.id
Dari data di atas dapat terlihat bahwa penjualan mobil segmen hatchback
mengalami peningkatan sebesar 33,21% pada tahun 2010. Walaupun pada tahun
2011 mengalami penurunan penjualan sebanyak 13.204 unit.
Mobil segmen hatchback sedang diminati konsumen karena menawarkan
kepraktisan bergerak di tengah lalu lintas padat dan konsumsi bahan bakar yang
cukup irit. Mobil segmen hatchback di Indonesia dalam beberapa tahun ini
sangat padat oleh berbagai merek pabrikan dunia. Sehingga kini di segmen
hatchback terdapat beragam varian seperti Honda Jazz, Toyota Yaris, Nissan
March, Mazda 2, Suzuki Swift, Ford Fiesta, dan Hyundai i20. Berikut ini adalah
data mengenai harga mobil hatchback di Indonesia:
7
Tabel 1.2
Daftar Harga Mobil Hatchback Di Indonesia
Tahun 2013
Merek Mobil Harga
Honda Jazz RS A/T 231.000.000
RS M/T 221.000.000
S A/T 213.500.000
S M/T 203.500.000
Toyota Yaris E A/T 209.500.000
E M/T 199.300.000
J A/T 200.400.000
J M/T 190.200.000
S A/T Limited 223.400.000
S M/T 211.700.000
TRD Sportivo ver.2 228.000.000
Nissan March 1.2 L A/T 153.200.000
1.2 L A/T XS 163.200.000
1.2 L M/T 143.100.000
Autech 1.2 L M/T 168.200.000
Mazda 2 R A/T 219.000.000
R M/T 209.000.000
RZ A/T 229.000.000
S A/T 190.200.000
S M/T 180.200.000
Sport A/T 212.300.000
Sport M/T 202.300.000
V A/T 199.000.000
V M/T 189.000.000
Suzuki Swift
(New) GL A/T 174.100.000
(New) GL M/T 163.100.000
(New) GX A/T 180.600.000
(New) GX M/T 169.600.000
(New) GT3 A/T 201.200.000
(New) GT3 M/T 190.100.000
(New) ST A/T 184.100.000
(New) ST M/T 176.100.000
Ford Fiesta Sport 221.000.000
Sport + A/T 236.000.000
Sumber: www.autocarprices.com. Data diambil pada tanggal 4 Maret 2013
8
Tabel 1.2 (Lanjutan)
Merek Mobil Harga
Ford Fiesta Sport A/T 226.000.000
Sport M/T 216.000.000
Style M/T 179.000.000
Trend A/T 201.000.000
Trend M/T 191.000.000
Hyundai i20 CRDi M/T 197.800.000
GL A/T 184.500.000
GL M/T 170.500.000
Sumber: www.autocarprices.com. Data diambil pada tanggal 4 Maret 2013
PT. Indomobil Niaga Internasional sebagai ATPM mobil Suzuki di
Indonesia juga masuk ke segmen hatchback. Suzuki meluncurkan merek Swift
untuk merambah pasar mobil hatchback. Melalui riset ini akan dianalisis
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli mobil Suzuki Swift. Ketertarikan pemilihan merek Suzuki Swift
dikarenakan produk mobil Suzuki Swift ini mengalami penurunan dan penaikan
unit penjualan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Berikut adalah data
penjualan mobil hatchback tiga tahun terakhir:
9
Tabel 1.3
Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia
Tahun 2009-2011 (Dalam Unit)
Merek Mobil Tahun
2011 2010 2009
Honda Jazz 19.440 20.581 15.713
Toyota Yaris 16.448 15.398 7.505
Nissan March 12.345 1.945 -
Mazda 2 5.513 3.049 652
Suzuki Swift 3.618 3.546 3.753
Ford Fiesta 3.428 1.484 -
Hyundai i20 622 693 426
Sumber: www.gaikindo.or.id
Rendahnya angka peningkatan penjualan Suzuki Swift bisa mengancam
dominasi Suzuki Swift di segmen mobil hatchback. Selain itu, Suzuki Swift
semakin ditempel ketat oleh varian hatchback Mazda 2 yang membukukan
penjualan sebesar 5.513 unit pada tahun 2011. Padahal Mazda 2 baru resmi
diluncurkan pada bulan November tahun 2009 lalu (www.otomotifkompas.com).
Hal ini jelas merupakan ancaman bagi Suzuki Swift dalam dominasinya di
segmen mobil hatchback.
Sampel yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah orang-orang
pengguna mobil Suzuki Swift di dalam komunitas Swift Club Indonesia (SCI).
Alasan dipilihnya orang-orang pengguna mobil Suzuki Swift di dalam komunitas
Swift Club Indonesia khususnya di kawasan Jakarta dan sekitarnya untuk
10
dijadikan sampel dikarenakan mobil hatchback telah menjadi kebutuhan
kebanyakan orang saat ini, pada keadaan di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang
semakin padat akan kendaraan sehingga membuat orang-orang berfikir untuk
beralih ke mobil yang berukuran kecil dan mampu memuat penumpang sampai
dengan 5 orang, serta harga yang relatif terjangkau.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul:
ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX
(PRODUK, HARGA, PROMOSI, dan SALURAN DISTRIBUSI), dan
CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL
SUZUKI SWIFT (Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia).
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah penulis utarakan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh word of mouth, marketing mix (produk, harga,
promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara parsial terhadap
keputusan pembelian mobil suzuki swift.
2. Apakah terdapat pengaruh word of mouth, marketing mix (produk, harga,
promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara simultan terhadap
keputusan pembelian mobil suzuki swift.
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh word of mouth, marketing mix (produk,
harga, promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara parsial
terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.
b. Untuk menganalisis word of mouth, marketing mix (produk, harga,
promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara simultan terhadap
keputusan keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis atau Peneliti
Penulisan dan penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan sebagai
sumber sumbangan yang cukup penting terhadap aplikasi langsung di
masyarakat atas pengetahuan secara teori yang didapat selama dibangku
kuliah dengan praktis.
2) Bagi Pemilik atau Pengusaha pada Umumnya
Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan bahan acuan
tentang bagaimana faktor-faktor tertentu mempengaruhi keputusan
pembelian.
12
3) Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai suatu hasil karya dan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai
bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa atau pihak lain yang
memiliki ketertarikan meneliti dibidang yang sama.
b. Manfaat Teoritis
1) Sebagai bahan pembanding antara teori dan fakta atau kenyataan yang
terjadi di lapangan.
2) Sebagai salah satu bahan acuan dibidang penelitian yang sejenis dan
pengembangan penelitian selanjutnya.
3) Sebagai pengembangan terhadap teori keputusan pembelian konsumen
dan pemasaran pada umumnya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Disebagian besar masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai
proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam
pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian
tersebut (Ong dan Sugiharto, 2013:2).
Bagi pelaku bisnis sasaran fundamental dari bisnis mereka adalah
kelangsungan hidup, laba, dan pertumbuhan. Pemasaran memberikan
kontribusi secara langsung untuk mencapai sasaran ini. Pemasaran terdiri dari
kegiatan berikut, yaitu menilai keinginan dan kepuasan konsumen saat ini dan
calon konsumen, mendesain dan mengatur penawaran produk, menentukan
harga dan kebijakan harga, mengembangkan strategi distribusi, dan
melakukan komunikasi dengan konsumen saat ini dan calon konsumen (Ong
dan Sugiharto, 2013:2).
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses
sosial dan manajerial dimana pribadi suatu organisasi memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai
dengan yang lain.
14
Menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran adalah
“the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating,
delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients,
partners, and society at large” (Kotler dan Keller, 2012:27).
Menurut Canon dkk (2008:6), “marketing is the performance of
activities that seek to accomplish an organization’s objectives by anticipating
customer or client needs and directing a flow of need ─ satisfaying goods and
services from producer to consumer or client”.
Sasaran dari semua aktivitas pemasaran adalah memfasilitasi
pertukaran yang saling memuaskan di antara pihak-pihak yang terlibat.
Aktivitas pemasaran meliputi penyusunan konsep, penentuan harga, promosi,
dan distribusi atas sejumlah ide, produk, dan jasa (Djakarta, 2012:12).
2. Manajemen Pemasaran
Dari definisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli diatas dapat
diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang
saling berhubungan dan dapat ditunjukan untuk merencanakan,
mendistribusikan dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Djakarta,
2012:13).
Kegiatan pemasaran haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan
baik, maka dikenal istilah manajemen pemasaran. Kotler dan Keller (2012:27)
berpendapat bahwa menajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih
15
pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan
dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul.
3. Word of Mouth (WOM)
a. Pengertian Word of Mouth (WOM)
Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa word of mouth
Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan
proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara
individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang
bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Komunikasi dari
mulut ke mulut merupakan salah satu saluran komunikasi yang sering
digunakan oleh perusahaan yang memproduksi baik barang maupun jasa
karena komunikasi dan mulut ke mulut (word of mouth) dinilai sangat
efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan mampu memberikan
keuntungan kepada perusahaan.
Menurut Ali Hasan (2010:32) word of mouth adalah tindakan
konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain (antar pribadi)
nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. Freddy Rangkuti
(2009:77) mendefinisikan WOM sebagai usaha pemasaran yang memicu
pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasi, dan
menjual suatu produk, jasa, atau merek kepada pelanggan lain.
16
Mowen dan Minor (2002:180) mengatakan bahwa komunikasi
word of mouh mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide
diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun merupakan sumber
pemasaran. WOM diartikan sebagai sebagai suatu bentuk komunikasi
mengenai produk barang dan jasa antara orang-orang yang independen,
bukan merupakan bagian dari perusahaan penyedia produk tersebut, yang
terjadi melalui medium yang juga diyakini independen.
Ali Hasan (2010:25) mengemukakan alasan yang membuat WOM
dapat menjadi sumber informasi yang kuat dalam mempengaruhi
keputusan pembelian, yaitu:
1. WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur, yang
artinya ketika informasi datang dari seorang teman itu lebih kredibel
karena tidak ada keterkaitan dari orang tersebut dengan perusahaan
produk tersebut.
2. WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang bertanya
dengan pengalaman langsung tentang produk melalui pengalaman
teman.
3. WOM disesuaikan dengan orang-orang yang tertarik di dalamnya.
Seseorang tidak akan bergabung dengan percakapan, kecuali jika
mereka tertarik pada topik yang disukainya.
4. WOM menghasilkan informasi media informal.
17
5. WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan
influencer dan jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara
luas kepada orang lain.
6. WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya, seperti ikatan
sosial, waktu, keluarga atau hambatan fisik lainnya.
Menurut Kotler (2007:206), konsumen menerima dan menanggapi
WOM pada kondisi dan situasi dalam:
1. Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu
dalam melakukan pilihan.
2. Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan
penilaian kriteria.
3. Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting
bagaimana informasi yang disebarkan dan ditujukan.
4. Sumber lain memiliki kridibilitas rendah.
5. Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan
karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.
6. Kuatnya ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima
informasi.
7. Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada persetujuan
lingkungan sosial.
Dengan demikian word of mouth merupakan suatu cara untuk
mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada orang lain
18
yang pernah memakai produk yang bersangkutan, akan menghasilkan
informasi yang lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan lebih
menghemat waktu dan proses evaluasi merek.
Jadi, word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan.
Karena WOM dilakukan oleh konsemen secara sukarela atau tanpa
mendapatkan imbalan, semuanya murni dari pengalaman pribadi
konsumen lain yang pada akhirnya kepercayaan konsumen terbentuk dari
rekomendasi konsumen lain. Berusaha membuat-buat WOM justru
menjadikan perusahaan akan gagal dan dapat mengakibatkan efek yang
lebih buruk. Membuat-buat WOM dapat merusak brand dan image
perusahaan sehingga akhirnya perusahaan akan gagal sama sekali.
b. Menciptakan Word of Mouth (WOM)
Word of mouth akan tercipta ketika produk yang disampaikan
memberikan manfaat kepada pendengarnya. Menurut Rosen (2000:19),
menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang harus dimiliki suatu produk
untuk bisa menghasilkan WOM yang positif dan berkelanjutan,
diantaranya:
1. Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional.
2. Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan efek sesuatu
yang delight atau excitement. Berarti produk harus mampu memberikan
sesuatu yang melebihi dari ekspetasi konsumen.
19
3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan
dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan
hal tersebut.
4. Suatu produk menjadi lebih poweful bila penggunanya banyak.
5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya
dapat diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi.
6. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali. Sekali
konsumen kecewa, mereka tidak akan menggunakan produk anda lagi
dan mereka akan bertindak seperti teroris.
Berdasarkan penelitian Diamond Management & Technology
Consultant dalam Majalah Mix (2007:17) terdapat beberapa bentuk
metode penciptaan word of mouth, antara lain:
1. Buzz marketing, menggunakan kegiatan hiburan atau berita yang baik
agar orang yang pernah terlibat dengan suatu produk dapat
membicarakan produk tersebut pada orang lain.
2. Evangelist marketing, para penyebar berita (evangelist), pembicara atau
relawan yang menjadi pemimpin dalam aktivitas penyebaran secara
aktif atas nama perusahaan.
3. Community marketing, membentuk dan mendukung ceruk komunitas
(niche community) yang dengan senang hati membagi ketertarikan
mereka terhadap suatu merek, menyediakan alat, konten, dan informasi
untuk mendukung komunitas tersebut.
20
4. Conversation creation, iklan yang menarik atau lucu, e-mail, serta
hiburan untuk memulai aktivitas WOM.
5. Influencer marketing, mengidentifikasi komunitas kunci dan opinion
leader yang dengan senang hati menceritakan produk dan memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi opini orang lain.
6. Cause marketing, memberikan dukungan untuk program sosialisasi
melalui pengumpulan dana untuk mendapatkan respect dan dukungan
dari orang-orang yang memiliki concert yang sama dengan perusahaan.
7. Viral marketing, menciptakan pesan yang menghibur dan informatif
dan didesain untuk disebarkan secara eksponensial melalui media
elektronik atau e-mail.
8. Grassroots marketing, mengatur dan memotivasi relawan untuk terlibat
secara personal atau lokal.
9. Brand blogging, menciptakan blog dan berpartisipasi dalam
blogosphere, dalam semangat keterbukaan, komunikasi transparan,
berbagi informasi nilai yang mungkin dibicarakan komunitas blog.
10. Product seeding, menempatkan produk yang tepat di tangan yang
tepat, pada waktu yang tepat pula, menyediakan informasi atau sampel
untuk individu berpengaruh.
11. Referral programs, menciptakan alat bagi pelanggan yang puas agar
mereka merekomendasikan produk yang sama kepada kerabatnya.
21
c. Pengukuran Word of Mouth (WOM)
Mengacu pada konsep yang telah diterapkan Basel et. al. dalam
Dion Dewa Barata (2005:27), terdapat dua variabel dari word of mouth,
yaitu persepsi risiko dan pengetahuan konsumen. Dan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Surya Sutriono (2008:31) yang mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Dacin terdapat tiga variabel,
yaitu kepuasan, insentif, dan opinion leader.
1. Persepsi Risiko
Word of mouth dapat mempengaruhi seseorang untuk
mempersepsikan nilai suatu produk ataupun persepsi risiko yang akan
timbul apabila mengkonsumsi produk tersebut. Persepsi risiko menjadi
salah satu komponen penting dalam pemrosesan informasi yang
dilakukan konsumen. Apabila informasi yang diperoleh melalui Word
of mouth bersifat negatif, bukan tidak mungkin pemrosesan informasi
juga akan menghasilkan tingkat persepsi resiko yang semakin tinggi
(Rini, 2011:3).
Menurut Dion Dewa (2005:27) dalam proses pemasaran,
konsumen selalu dihadapkan dengan adanya risiko dalam setiap
pengambilan keputusannya. Menurut Mowen dan Minor (2002:89)
menyatakan, persepsi risiko dipahami sebagai kemungkinan konsumen
mengalami konsekuensi negatif dengan menggunakan produk dan jasa.
22
Menurut Trocchia dalam Suhartomo (2010:29), ada enam dimensi
persepsi risiko, yaitu:
a. Risiko finansial, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai
dengan harganya.
b. Risiko kinerja, adalah persepsi bahwa produk tidak akan memiliki
kinerja seperti yang diharapkan.
c. Risiko waktu, adalah persepsi bahwa waktu yang dikeluarkan untuk
mencari produk akan sia-sia ketika produk berkinerja tidak seperti
yang diharapkan.
d. Risiko fisik, adalah persepsi bahwa produk akan membahayakan
atau mengancam keselamatan konsumen atau orang lain.
e. Risiko psikologis, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai
dengan gambaran atau konsep diri konsumen.
f. Risiko sosial, adalah persepsi bahwa produk yang tidak baik akan
mempermalukan konsumen.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengunakan dua dimensi
persepsi risiko yaitu risiko finansial dan risiko kinerja. Hal ini
dikerenakan dalam penelitian ini menggunakan objek mobil Suzuki
Swift, dimana mobil adalah barang mewah yang proses pembeliannya
harus melakukan evaluasi yang panjang. Sehingga calon konsumen
akan menghindari keempat risiko lainnya, yaitu risiko waktu, risiko
fisik, risiko psikologis, risiko sosial.
23
2. Pengetahuan Konsumen
Dengan adanya WOM menjadikan konsumen memiliki
pengetahuan tentang produk yang akan dipilihnya. Jika konsumen
mengetahui banyak tentang produk yang akan dipilihnya, maka risiko
yang akan ia terima tentunya akan lebih sedikit daripada ia tidak
memiliki pengetahuan tentang produk.
Dalam Dion Dewa (2005:29), konsumen telah memiliki tingkat
pengetahuan tentang produk yang ditawarkan sehingga akan
mengabaikan lebih banyak informasi dari orang lain sebelum
melakukan pembelian. Pengetahuan konsumen tentang produk juga
memiliki pengaruh tidak hanya pada pencarian WOM secara aktif,
namun juga pada persepsi konsumen terhadap resiko. Konsumen
dengan sedikit pengetahuan tentang produk cenderung memiliki
persepsi resiko yang lebih besar dan memperoleh manfaat yang lebih
besar dari kegiatan mencari informasi melalui WOM. Dalam
pengambilan keputusan, informasi yang dimiliki yang terbentuk
menjadi pengetahuan konsumen dibutuhkan dalam menilai resiko dari
semua alternatif produk yang akan dipilih, sehingga konsumen yang
memiliki lebih banyak informasi akan mampu menilai pilihan produk
yang akan dikonsumsinya yang memiliki resiko minimum
dibandingkan dengan konsumen yang tidak memiliki cukup informasi.
24
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mishra, Umesh, dan
Stem dalam Dion Dewa Barata (2005:30) ada tiga ukuran untuk
mengukur tingkat pengetahuan konsumen, yaitu:
a. Pengetahuan konsumen tentang produk, adalah pengetahuan
konsumen yang mengetahui dengan benar apa yang ditawarkan oleh
penyedia produk yang bersangkutan.
b. Pengalaman konsumen yang berhubungan dengan produk, adalah
pengetahuan konsumen tentang produk seperti apa yang
diperolehnya ketika menggunakan produk tersebut.
c. Informasi yang dimiliki konsumen tentang produk, adalah
pengetahuan konsumen tentang produk bersangkutan yang ia peroleh
dari sumber lain.
3. Kepuasan
Kepuasan konsumen akan mempengaruhi keinginan konsumen
tersebut untuk menyebarkan informasi mengenai produk atau jasa yang
dikonsumsinya. Jika konsumen puas terhadap produk yang
digunakanya maka secara naluriah konsumen tersebut akan bercerita
kepada orang-orang disekitarnya mengenai kepuasannya dan
menyebarkan word of mouth, baik yang positif maupun yang negatif di
antara orang-orang tersebut.
Perilaku word of mouth dapat dihubungkan dengan kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen dengan pengalaman konsumsinya terdahulu.
25
Konsumen yang merasa puas setelah mengkonsumsi suatu produk
pastinya akan menyebarkan word of mouth secara positif, sedangkan
konsumen yang merasa tidak puas setelah mengkonsumsi suatu produk
akan menyebarkan word of mouth secara negatif. Menurut Zeithaml
(2003:85), kepuasan konsumen akan dipengaruhi oleh fitur spesifik dari
produk dan persepsi terhadap kualitas. Kualitas produk pada dasarnya
menggambarkan seberapa besar manfaat yang dirasakan konsumen
sehingga dapat memenuhi harapan mereka.
4. Insentif
Dalam komunikasi word of mouth, diperlukan adanya insentif
untuk merangsang konsumen yang telah menggunakan suatu produk
agar mau untuk menyebarkan kepada orang lain. Insentif yang
diberikan harus kreatif walaupun dapat juga dalam bentuk berupa uang.
Erida (2009:2), menerangkan bahwa insentif, baik yang berupa moneter
maupun non moneter dapat mengurangi perilaku negative word of
mouth dan memperkuat positive word of mouth.
Apabila dikaitkan dengan kepuasan konsumen, insentif dianggap
sebagai katalisator untuk meningkatkan perilaku WOM dari konsumn
yang puas serta meredam WOM negatif dari konsumen yang merasa
tidak puas atas produk yang dikonsumsinya (Erida, 2009:3).
26
5. Opinion Leader
James Widyaharsana (2009:44) berpendapat, opinion leader
merupakan konsumen yang secara berkala mempengaruhi pandangan,
sikap, dan perilaku orang lain. Selanjutnya, James Widyaharsana
memberikan penjelasan mengenai peran-peran yang dilakukan oleh
opinion leader, diantaranya:
a. Mereka memberikan rangsangan kepada konsumen lain, sehingga
konsumen menjadi sadar akan adanya kebutuhan yang selama ini
tidak disadarinya.
b. Mereka memberikan informasi ke konsumen lain mengenai suatu
produk. Dalam banyak kasus, konsumen lebih cenderung
mempercayai pihak ketiga daripada promosi yang dilakukan oleh
pihak pertama.
c. Mereka memberikan saran yang memudahkan konsumen memilih
produk yang terbaik dari banyak pilihan yang ada. Saran ini berguna
dalam membantu konsumen mempersingkat proses evaluasi pilihan
secara signifikan.
d. Mereka memberikan umpan balik yang dipercaya oleh konsumen
lainnya. Keahlian dan kredibilitas dari para opinion leader ini
kadang dapat mempengaruhi konsumen lain dalam menentukan
suatu produk.
27
Selanjutnya, James Widyaharsana (2009:52) menerangkan
bahwa opinion leader yang baik harus memiliki dua syarat utama
sehingga mereka berperan besar dalam proses WOM, diantaranya:
a. Networking
Mereka harus memiliki jaringan yang luas. Jumlah pendengar yang
banyak akan memperbesar peluang orang mendengarkan informasi
dari seorang opinion leader.
b. Kredibilitas
Selain jaringan yang luas, para opinion leader ini harus memiliki
kredibilitas. Kredibilitas adalah kualitas, kapadilitas, atau kekuatan
untuk menimbulkan kepercayaan. Ada dua faktor yang membuat
seseorang memiliki kredibilitas, yaitu kejujuran dan kemampuan
atau keahlian. Seseorang yang tidak dianggap memiliki keahlian
tidak akan didengarkan pendapatnya. Lebih jauh, seorang ahli yang
tidak dianggap jujur juga tidak akan dapat mempengaruhi orang lain.
4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:57) “marketing mix is the set of
controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the
response it wants in the target market”. Marketing mix meliputi item alat
pemasaran, yaitu product, price, promotion, dan place (4P). Penjelasan
marketing mix dijelaskan sebagai berikut:
28
Gambar 2.1
Elemen Dalam Marketing Mix
Sumber: Kotler & Armstrong (2008:57) “the Four Ps of Marketing Mix”
Marketing Mix tersebut digunakan oleh pemasar agar produknya dapat
memasuki pasar sasaran atau target market. Item bauran pemasaran meliputi:
a. Product yaitu terdiri dari keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama
merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi (jaminan), dan imbalan.
b. Price yaitu terdiri dari harga, rabat (diskon), potongan harga khusus,
periode pembayaran, dan syarat kredit.
c. Promotion yaitu terdiri dari promosi penjualan, periklanan, tenaga
penjualan, pubic relation (PR), dan pemasaran langsung.
Promotion
- Advertising
- Sales
promotion
- Public
relation
- Personal
selling
- Direct
marketing
Marketing Mix
Place
- Coverage
- Assortments
- Locations
- Inventory
- Transportation
- channels
Price
- List price
- Discount
- Allowances
- Payment
period
- Credit terms
Product
- Product
variety
- Quality
- Design
- Features
- Brand name
- Packaging
- Service
29
d. Place yaitu terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan,
lokasi, persediaan, dan transportasi.
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2007:30) bauran pemasaran
adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk
karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
Kemudian menurut Swasta dan Irawan (2003:78) pengertian bauran
pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur
harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
marketing mix adalah kombinasi dari 4P, yaitu product price, promotion, dan
place yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarka produknya.
Dari empat variabel marketing mix di atas maka dapat dijelaskan
sebagai berikut. Unsur-unsur marketing mix yaitu:
a. Produk (product)
Menurut Fajar Laksana (2008:68) produk adalah segala sesuatu
baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada
konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Yang termasuk
dalam pengertian produk yaitu:
- Goods: Barang-barang fisik
30
- Service: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau
tidak menyertai produk barang fisik
- Experiences: Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati
oleh orang lain
- Events: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak
- Persons: keahlian atau ketenaran seseorang
- Places: Tempat yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau
keindahan
- Properties: Hak kepemilikan bias berupa benda nyata (real estate) atau
financial (saham dan obligasi)
- Organization: Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau
nilai jual dari suatu produk
- Information: informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah,
surat kabar)
- Ideas: gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen
Menurut Amstrong dan Kotler (2008:57) produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarka kepada pasar untuk mendapatkan perhatian,
dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan
harapan atau kebutuhan. Produk dibagi menjadi dua kelas berdasarkan tipe
pelanggan yang mengkonsumsinya, yaitu:
31
1. Produk yang dikonsumsi oleh pelanggan (costumer products)
Produk yang dibeli oleh konsumen akhir sebagai konsumsi pribadi.
Produk bagi konsumen ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Produk kebutuhan sehari-hari (convenience products)
Produk yang biasanya dibeli konsumen secara rutin, segera, dan
dengan pertimbangan serta usaha yang minimum dalam
pembeliannya. Misalnya, sabun, garam, dan lain-lain.
b. Produk belanjaan (shopping products)
Produk yang dalam proses memilihnya dan membelinya
mengharuskan konsumen membanding-bandingkan berdasarkan
kesesuaian mutu, harga, dan modelnya. Misalnya, pakaian, sepatu,
perhiasan, dan lain-lain.
c. Produk khusus (speciality products)
Produk yang memiliki ciri unik dan atau merek khas dimana
sekelompok pelanggan bersedia berusaha lebih keras dalam proses
pembelian. Misalnya, telepon genggam, motor, mobil, dan lain-lain.
d. Produk yag tidak dicari (unsought product)
Produk yang sudah diketahui atau tidak diketahui pelanggan, tetapi
pada umumnya tidak terpikir untuk membeli. Misalnya, asuransi
jiwa, donor darah, tanah kuburan, dan lain-lain.
32
2. Produk bagi industri (industrial products)
Produk yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk diproses
lebih lanjut atau untuk digunakan sehubungan dengan bisnis.
Contohnya, bahan mentah, komponen material, dan lain-lain.
Menurut Stanton (2002:152) produk mempunya definisi yang
sempit dan luas. Definisi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Definisi sempit
Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait
dala sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.
b. Definisi luas
Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak
nyata (intangible) di dalamnya tercakup warna, harga, kemasan,
spesifik pabrik, prestif pengecer, dan pelayanan di pabrik serta
pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang
bisa memuaskan keinginannya.
Menurut Fandy Tjiptono (2001:950) produk yaitu sesuatu yang
dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,
dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat pemenuh
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud
barang. Variabel pertama dari bauran pemasaran dan cukup penting dan
yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah produk, karena produk
33
merupakan suatu yang ditawarkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan.
Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan
produk inilah perusahaan pertama-tama dan terutama memenuhi segala
sesuatu yang diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam pengelolaan produk
termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk dan/atau jasa
yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu
pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru,
atau mengambil tindakan lain yang dapat mempengaruhi kebijakan
dalam penentuan produk. Selain itu, keputusan-keputusan juga perlu
diambil menyangkut masalah pemberian merek, pembungkusan, warna,
dan bentuk produk lainnya.
b. Harga (price)
Harga merupakan unsur marketing mix yang paling fleksibel, yang
artinya dapat berubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik
produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Ke dua hal ini tidak
dapat dirubah dengan mudah dan cepat, tetapi jika harga sewaktu-waktu
dapat berubah.
Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang
yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinas produk dan jasa,
dengan demikian maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan
34
bermacam-macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama
dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.
Menurut Fandy Tjiptono (2001:124) harga adalah satuan moneter
agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa. Pengertian harga merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya
termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Dalam menetapkan harga suatu produk yang dulakukan
perusahaan dapat ditentukan dengan tiga bentuk strategi harga, yaitu:
1. Strategi harga produk baru (new product pricing strategies)
Perusahaan meluncurkan produk baru mengalami tantangan dalam
penetapan harga untuk pertama kalinya. Strategi harga produk baru
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Market skimming pricing
Penetapan harga yang tinggi untuk produk baru agar mencapai
pendapatan maksimum melalui tiap lapisan segmen yang mau
membayar dengan harga tinggi. Dalam hal ini perusahaan hanya
memproduksi produknya dalam jumlah sedikit, dengan tujuan untuk
mencapai nilai penjualan yang lebih menguntungkan.
35
b. Market penetration pricing
Penetapan harga yang rendah untuk produk baru denga tujuan untuk
menarik sejumlah besar pembeli da memperoleh pangsa pasar yang
besar.
2. Strategi harga bauran produk (product mix pricing strategies)
Strategi untuk menetapkan harga produk seringkali dapat berubah
ketika suatu produk adalah sebuah bagian bauran produk. Strategi harga
bauran produk dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
a. Product line pricing
Penetapan harga yang berbeda diantara berbagai produk dalam
sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara produk,
evaluasi pelangan dari fitur-fitur yang berbeda, dan harga pesaing.
b. Optimal product pricing
Penetapan harga berdasarkan pilihan dari aksesoris produk yang
menyertai produk utama.
c. Captive product pricing
Penetapan harga untuk produk yang harus digunakan beserta produk
utamanya.
d. By product pricing
Penetapan harga pada limbah produk yang bertujuan untuk membuat
harga produk utamanya lebih kompetitif.
36
e. Product bundle pricing
Kombinasi dari beberapa produk yang ditawarkan dalam satu paket
untuk mengurangi harga.
3. Strategi penyesuaian harga (price adjustment strategies)
Perusahaan seringkali menyesuaikan harga dasar mereka untuk
setiap konsumen yang berbeda dan situasi yang seringkali berubah-
ubah. Strategi penyesuaian harga dibagi menjadi enam bagian, yaitu:
a. Discount and allowance pricing
Pengurangan harga sebagai bentuk penghargaan terhadap pelanggan
yang memberikan respon, seperti membayar lebih awal atau
mempromosikan produk.
b. Segmented pricing
Penyesuaian harga yang memungkinkan pembedan terhadap
pelanggan, produk, atau lokasi.
c. Psychological pricing
Pendekatan harga yang mempertimbangkan efek psikologi dari
harga dan bukan hanya nilai ekonomisnya.
d. Promotional pricing
Pengurangan harga untuk sementara yang bertujuan untuk
meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.
37
e. Geographical pricing
Penyesuaian harga yang dihitung berdasarka letak geografis dari
pelanggan.
f. International pricing
Penyesuaian harga untuk pasar internasional.
4. Perubahan harga (price changes)
Setelah mengembangkan strategi dan struktur harga, perusahaan
seringkali menghadapi situasi dimana perusahaan harus menetapkan
untuk merubah harga atau merespon perubahan harga yang dilakukan
pesaing. Dalam perubahan harga terdapat dua hal yang berpengaruh,
yaitu:
a. Initiating price changes
Perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menaikan harga atau
menurunkan harga. Perusahaan juga harus mencermati reaksi dari
konsumen dan pesaing sebagai akibat dari terjadinya perubahan
harga.
b. Responding to price changes
Perusahaan harus mencermati adanya perubahan harga yang
dilakukan oleh pesaing dan melihat pengaruh adanya perubahan
harga terhadap pangsa pasar dan keuntungan serta tindakan yang
harus diambil untuk merespon perubahan harga yang dilakukan oleh
pesaing.
38
5. Kebijakan publik dan penetapan harga (public policy and pricing)
Kompetisi harga merupakan elemen utama dari ekonomi pasar
bebas. Dalam penetapan harga, perusahaan harus mempertimbangkan
adanya kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh publik. Kebijakan
harga ditetapkan oleh publik ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
monopoli suatu bidang usaha. Dalam kebijakan publik dan penetapan
harga dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Pricing within chanel levels
Perusahaan dalam penetapan harga tidak boleh melakukan
pembicaraan dengan pesaing, hal tersebut bertujuan untuk
menghindari terjadinya kolusi harga.
b. Pricing across chanel levels
Untuk mencegah terjadinya diskriminasi penetapan harga, dengan
memastikan bahwa para penjual menawarka kondisi harga yang
sama terhadap konsumen pada level perdagangan.
c. Promosi (promotion)
Menurut Fajar Laksana (2008:133) promosi adalah suatu
komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang
tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang
tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan
tetap mengingat produk itu.
39
Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk
memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi, yaitu
advertising, personal selling, sales promotion, direct marketing, dan
public relations.
Menurut Basu Swastha (2000:234) komunikasi pemasaran dapat
didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan pembeli dan
penjual yang merupakan pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar
lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat
lebih baik.
Sedangkan promosi merupakan arus informasi satu arah dan hanya
dilakukan satu individu atau organisasi tertentu. Hal ini berbeda dengan
komunikasi pemasaran yang bertujuan memuaskan semua pihak.
Semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi melakukan
cara yang sama, yaitu mendengarkan, bereaksi, dan berbicara sampai
tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan.
Menurut Philip Kotler dan Gary Amrstrong (2008:117) definisi
lima sarana promosi utama adalah sebagai berikut:
1. Periklanan (advertising)
Periklanan merupakan semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan
promosi ide, barang atau jasa dengan sponsor tertentu.
40
2. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan produk atau jasa.
3. Hubungan masyarakat (public relation)
Public relation membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan
untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra
perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita,
dan kejadian tidak menyenangkan.
4. Penjualan personal (personal selling)
Personal selling merupakan presentasi pribadi oleh wiraniaga
perusahaanu ntuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun
hubungan pelanggan.
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Pemasaran langsung merupakan hubungan langsung dengan konsumen
individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons
segera dan membangun hubungan dengan pelanggan yang erat,
misalnya pengguna surat langsung, telepon, televisi respon langsung, e-
mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung
dengan konsumen tertentu.
Masing-masing kategori melibatkan sarana promosi tertentu yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen. Contohnya yaitu
periklanan meliputi penyiaran, media cetak, internet, luar ruang, dan
41
bentuk lain. Promosi penjualan meliputi diskon, kupon, pajangan, dan
demonstrasi. Penjualan personal meliputi presentasi penjual, pameran
dagang, dan program insentif. Hubungan masyarakat meliputi siaran pers,
sponsor, acara khusus, dan halaman web. Dan pemasaran langsung
meliputi katalog, pemasaran telepon, kios, internet, dan sebagainya.
d. Distribusi (place)
Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan
digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem
distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui
saluran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai
pasar yang dituju tepat pada waktunya.
Menurut Fajar Laksana (2008:123) saluran distribusi adalah
serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan
untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke
konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat
menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan
produknya kepada konsumen akhir.
Sedangkan menurut pendapat Basu Swastha (2000:190) saluran
distribusi untuk barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen
untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau
pemakai industri.
42
Menurut Ronald J. Ebert & Ricky W. Griffin (2000:252) distribusi
adalah bagian dari marketing mix yang berhubungan dengan mendapatkan
produk dari produsen ke konsumen. Ada delapan saluran distribusi utama
berdasarkan anggota yang berpartisipasi dalam menyampaikan produk
kepada target konsumennya, yaitu:
1. Direct distribution of consumer products
Perusahaan mengirim produknya kepada konsumen akhir tanpa melalui
perantara. Menggunakan tenaga penjual dari dalam perusahaan.
2. Retail distribution of consumer products
Perusahaan mendistribusikan produknya melalui penjual eceran.
3. Wholesale distribution of customer products
Perusahaan mendistribusikan produknya melalui toko grosir untuk
dijual kembali kepada konsumen akhir.
4. Distribution through sales agents or brokers
Perusahaan mendistribusikan produknya melalui agen penjualan atau
broker yang mewakili produsen yang menjualnya kepada toko grosir,
penjual eceran, ataupun keduanya.
5. Distribution by agents to consumers and businesses
Perusahaan mendistribusikan produknya melalui agen penjualan
sebagai perantara penjualan yang mendistribusikan kepada konsumen
dan kepada konsumen bisnis.
43
6. Direct distribution of business products
Perusahaan mendistribusikan produknya secara langsung dari pabrik
kepada pembeli industri.
7. Wholesale distribution of industrial products
Toko grosir berfungsi sebagai perantara antara pabrik dan konsumen
akhir.
8. Wholesale distribution to business retailers
Toko grosir berfungsi untuk menjual produk kepada konsumen retail
dan perusahaan kecil sampai perusahaan menengah.
5. Citra Merek (Brand Image)
a. Pengertian Citra
Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produk
dari perusahaan itu sendiri. Citra berkaitan erat dengan persepsi, sikap
atau pendirian, dan opini perorangan dalam kelompok publik. Menurut
Kotler dan Keller (2007:388) citra adalah masyarakat yang mempersepsi
(memikirkan) perusahaan atau produknya.
Menurut Kotler (2002:338), citra yang efektif melakukan tiga hal.
Pertama, memantapkan karakter produk dalam dan proposisi nilai. Kedua,
menyampaikan karakter itu dengan cara yang khas. Ketiga, memberikan
kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa
berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi
dan kontak merek yang tersedia.
44
Citra dibangun agar menjadi positif di mata publik, baik publik
yang telah menggunakan produk tersebut maupun publik yang dijadikan
potential customer yang dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut.
Membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas, kerja keras,
dan citra tidak bias dibangun melalui satu media saja. Citra harus
dibangun melalui seluruh media secara berkelanjutan dan
berkesinambungan, seperti halnya penggunaan media yang dapat
memperkuat karakter produk yang disampaikan dengan lambang, media
cetak dan audio visual, suasana dan acara.
Citra yang kuat memiliki satu atau lebih lambang yang dikenal
perusahaan atau juga dapat disebut dengan logo dan merek. Logo dan
merek perusahaan harus dirancang agar memudahkan publik untuk
mengenalinya. Perusahaan harus dapat memilih suatu objek yang mudah
diingat oleh konsumen sehingga menjadi trademark dari perusahaan.
b. Pengertian Merek
Merek merupakan hal yang sangat penting, baik bagi produsen
maupun konsumen. Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek
dapat dengan mudah diketahui ketika ditempatkan atau diperlihatkan pada
suatu display atau pada tempat-tempat umum. Dari sisi konsumen, merek
mempermudah dalam melakukan pembelian. Bila tidak ada merek,
konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek
setiap kali konsumen tersebut hendak melakukan pembelian. Merek juga
45
memberikan keyakinan serta jaminan bagi konsumen bahwa mereka akan
mendapatkan kualitas yang baik serta jaminan terhadap hal-hal yang tidak
diinginkan saat membeli sebuah produk.
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa (Fandy Tjiptono, 2005:2).
Menurut American Marketing Association definisi merek yaitu
nama, istilah, tanda, simbol,atau rancangan, atau kombinasi dari
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari
barang atau jasa pesaing (Kotler & Keller, 2007:332). Sedangkan menurut
Kotler dan Armstrong (2005:301) merek adalah “a name, term, sign,
symbol, or design, or a combination of these, that identifes the maker or
seller of a product or services”.
Kotler dan Keller (2009:258) mendefinisikan merek sebagai nama,
istilah, tanda, lambang, atau kombinasi yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau
kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereknya dari para pesaing.
Dari beberapa definisi merek tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tujuan perusahaan menggunakan suatu merek pada barang atau jasa yang
46
diproduksi adalah untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan pesaing dan memudahkan konsumen
konsumen untuk mencarinya di pasar.
c. Pengertian Citra Merek
Setelah kita mengetahui pengertian citra dan merek dari beberapa
pendapat ahli, maka selanjutnya kita akan memehami pengertian dari citra
merek dari beberapa ahli, menurut Kotler dan Keller (2007:346) citra
merek yaitu “perceptions and beliefs held by consumers. As reflected in
the association held in consumer memory”.
Dalam buku Fandy Tjiptono (2005:49), citra merek yaitu deskripsi
tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra
merek umumnya mendefinisikan segala hal yang terkait dengan merek
yang ada di ingatan konsumen. Citra merek mempresentasikan
keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena
informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek. Citra terhadap
merek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi niat konsumen
untuk melakukan pembelian.konsumen yang mempunyai citra positif
terhadap suatu merek cenderung akan memilih merek tersebut untuk
dipilihnya.
Citra merek sebagai “a set of associations, usually organized in
some weamingful way”. Apabila suatu konsep merek yang kuat dapat
dikomunikasikan secara baik pada sasaran pasar yang tepat, maka merek
47
tersebut akan menghasilkan citra merek yang dapat mencerminkan
identitas merek yang jelas (Aaker dalam Chandra (2009:15)).
Menurut Tjiptono (2004:99), secara garis besar terdapat tiga tipe
utama merek yang masing-masing memiliki citra merek yang berbeda.
Ketiga tipe itu meliputi:
1. Attribute brands, yaitu merek-merek yang memiliki citra yang mampu
mengkomunikasikan keyakinan atau kepercayaan terhadap atribut
fungsional produk.
2. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra
tentang tipe orang yang membeli merek bersangkutan.
3. Experience brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra
asosiasi dan emosional secara bersama (shared association and
emotions).
Menurut Keller (2008:56) citra merek merupakan cara masyarakat
mempersepsi (memikirkan) perusahaan atau produknya. Dengan
demikian, citra merek merupakan persepsi dan keyakinan konsumen,
seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen
mengenai merek dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan, dan
dibayangkanya. Dengan menciptakan citra merek yang tepat untuk suatu
produk, tentunya akan sangat berguna bagi pemasar, karena citra merek
akan mempengaruhi penilaian konsumen atas alternative brand yang
48
diharapkan. Yang bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen,
tetapi dapat memberikan kepuasan yang lebih baik dan lebih terjamin.
Saat ini merek bukan hanya sekedar nama, istilah, tanda, atau
simbol dari perusahaan saja, tetapi merupakan sebuah janji perusahaan
untuk secara konsisten memberikan gambaran, semangat, dan pelayanan
kepada konsumen. Saat ini pemberian merek tlah menjadi masalah yang
penting dalam startegi produk. Para pemasar menyadari bahwa pemberian
merek adalah seni dan bagian yang paling penting dalam pemasaran.
Nama merek yang kuat akan memiliki kesetiaan konsumen yang kuat
pula, merek-merek terbaik dapat memberikan jaminan kualitas bagi para
konsumennya.
Keberadaan citra merek tidak dapat dipungkiri lagi telah menjadi
sangat penting bagi perusahaan. Citra merek yang baik dari suatu produk
akan mendorong para calon pembeli untuk membeli produk tersebut dari
pada membeli produk yang sama dengan merek lain dan perusahaan harus
mengusahakan cara-cara tertentu agar dapat mempengaruhi citra merek
tersebut agar menjadi positif dimata konsumen, baik dalam rangka
meningkatkan maupun mempertahankannya (Pahlawan, 2012:16).
Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dijelaskan, citra merek
sangat berkaitan erat dengan kesan yang ditimbulkan. Kesan-kesan positif
yang diperoleh pelanggan merupakan pengalaman dan pengetahuan yang
didapatnya dari merek tersebut. Maka persepsi maupun pemahaman
49
pelanggan terhadap suatu merek tergantung pada kemampuan pelanggan
dalam mengidentifikasi bermacam informasi mengenai merek tersebut,
serta kemampuan pelanggan untuk menyimpan informasi dari merek
tersebut dalam ingatannya. Pemahaman pelanggan terhadap suatu merek
merupakan cerminan dari penilaian pelanggan atas merek produk-produk
yang ditawarkan.
d. Pengukuran citra merek
Menurut pendapat Keller (2008:56) pengukuran citra merek adalah
subjektif, yang artinya tidak ada ketentuan baku untuk pengukuran citra
merek. Pengukuran citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek
sebuah merek, yaitu strengthness, uniqueness, dan favorable.
a. Strengthness
Strengthness (kekuatan) dalam hal ini adalah keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh sebuah merek yang bersifat fisik dan
tidak ditemukan pada merek pesaing lainnya. Keunggulan merek ini
mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga biasa
dianggap sebagai sebuah kelebihan dibandingan dengan merek pesaing
lainnya. Yang termasuk dalam kelompok strengthness ini antara lain,
penampilan fisik produk, kualitas yang dimiliki semua fasilitas
produk, harga produk dibandingkan dengan produk lainnya, maupun
penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut.
50
b. Uniqueness
Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek
diantara merek lainnya. Keunikan ini muncul dari atribut produk yang
menjadi kesan unik atau diferensiasi antara produk satu dengan produk
lainnya yang memberikan alasan bagi konsumen bahwa mereka harus
membeli produk tersebut. Perusahaan harus bisa membuat produk
mereka unik dan beda dengan produk pesaing. Contohnya, dengan cara
yang sama konsumen akan mengekspektasikan bahwa sebuah
pedagang online akan melayani mereka dengan segala kemudahan,
variasi layanan, cara pilihan pengiriman, prosedur pembelian yang
aman, pelayanan konsumen yang bertanggung jawab, pedoman privasi
yang ketat, dan berbagai hal lainnya yang diharapkan konsumen adalah
yang paling baik dan berbeda dibandingkan dengan pedagang online
lainnya.
Singkatnya, untuk membuat produk berbeda dari yang lain,
pemasar harus membuat dan memastikan hal-hal dalam produk yang
kuat (strength) dalam merek agar merek tidak hanya disukai
(favorable) tapi juga memiliki keunikan dan berbeda dengan merek
pesaingnya.
Yang termasuk dalam kategori unik ini adalah hal berbeda yang
paling dominan dalam sebuah produk dengan produk pesaingnya,
variasi layanan, variasi harga, fisik produk itu sendiri seperti fitur
51
produk dan variasi produk yang tersedia, penampilan atau nama yang
unik dari sebuah merek yang memberikan kesan positif, cara
penyampaian informasi kepada konsumen, pedoman privasi yang ketat
dari perusahaan, serta prosedur pembelian yang terjamin.
c. Favorable
Untuk memilih mana yang disukai dan unik yang berhubungan
dengan merek, pemasar harus menganalisis dengan teliti mengenai
konsumen dan kompetisi untuk memutuskan posisi terbaik bagi merek
tersebut.
Kesukaan (favorable) mengarah pada kemampuan merek
tersebut agar mudah diingat oleh konsumen. Yang termasuk dalam
kategori favorable ini antara lain kemudahan merek produk untuk
diucapkan, kemudahan merek produk untuk dapat dikenal,
kemampuan merek untuk tetap diingat oleh konsumen, kemudahan
penggunaan produk, kecocokan konsumen dengan produk, serta
kesesuaian antara kesan merek di benak pelanggan dengan citra yang
diinginkan perusahaan atas merek bersangkutan.
6. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2003:227),
keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan
52
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli
konsumen secara amat rinci untuk menyatakan pertanyaan mengenai apa
yang dibeli konsumen, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli,
serta mengapa mereka membeli. Salah satu cara untuk membentuk hal
tersebut adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2007:262), faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah laku konsumen itu sendiri adalah budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis.
Gambar 2.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Sumber: (Koter dan Keller, 2007)
Budaya
Budaya
Sub budaya
Kelas Sosial
Sosial
Kelompok
referensi
Keluarga
Peran dan
status
Pribadi
Usia dan
siklus hidup
Pekerjaan
Situasi
ekonomi
Gaya hidup
Kepribadian
dan konsep
diri
Psikologis
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Kepercayaan
dan Sikap
Pembeli
53
1. Faktor Budaya
a. Budaya. Budaya (culture) adalah kumpulan nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat
dari keluarga dan institusi penting lainnya.
b. Subbudaya. Subbudaya (subculture) adalah kelompok masyarakat
yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi
yang umum.
c. Kelas sosial. Kelas sosial (social class) adalah pembagian yang
relatif dan berjenjang dalam masyarakat dimana anggotanya
berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok. Kelompok (group) adalah dua atau lebih orang yang
berintraksi untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama.
b. Keluarga. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yangg
paling penting dalam masyarakat, seperti suami, istri dan anak-
anak.
c. Peran dan status. Maksudnya peran terdiri dari aktivitas yang
diharapkan dilakukan seseorang yang ada di sekitarnya. Setiap
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat.
54
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap siklus hidup. Membeli juga dibentuk oleh siklus
hidup keluarga mengenai tahap-tahap yang mungkin dilalui
keluarga sesuai kedewasaanya. Dari usia muda, usia pertengahan
dan usia tua.
b. Pekerjaan. Maksudnya adalah pekerjaan seseorang mempengaruhi
barang dan jasa yang mereka beli.
c. Situasi ekonomi. Situasi ekonomi mempengaruhi pilihan produk.
Pemasaran produk yang peka terthadap pendapatan mengamati
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat
minat.
d. Gaya hidup. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola kehidupan seseorang
yang diwujudkan dalam psikografisnya. Gaya hidup yang dimaksud
adalah mengenai aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga
dan kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi),
opini (isu sosial, bisnis, produk).
e. Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian (personality) mengacu
pada karakteristik psikologi unik seseorang yang menyebabkan
respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan orang itu sendiri.
55
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi. Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang
mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuham
tersebut.
b. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur,
dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran
dunia yang berarti.
c. Pembelajaran. Maksudnya adalah perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman.
d. Keyakinan dan sikap. Keyakinan (belief) adalah pemikiran
deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sikap
(attitude) adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif
konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.
c. Peranan dalam Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2007:262), terdapat peran yang
dimainkan dalam keputusan pembelian, yaitu:
1) Pencetus (Initiator)
Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan
yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu
barang atau jasa tertentu.
56
2) Pemberi pengaruh (Influencer)
Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga
dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
3) Pengambil keputusan (Decider)
Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen
keputusan pembelian yang mencakup mengenai apakah membeli
barang tersebut atau tidak, mengenai bagaimana cara membelinya,
atau dimana membelinya.
4) Pembeli (Buyer)
Orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan
penyusun syarat pembelian.
5) Pemakai (User)
Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang
telah dibeli.
6) Pemberi Persetujuan (Approvers)
Yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi
penjual dan informasi sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat
pembelian.
7) Penjaga Gerbang (Gate Keepers)
Yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi
penjual dan informasi sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat
pembelian.
57
Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-peranan tersebut
karena hal tersebut mempengaruhi dalam kaitan merancang produk,
menentukan pesan, dan mengalokasikan biaya anggaran promosi. Dengan
mengetahui pelaku utama dan peranan yang mereka mainkan akan
membantu para pemasar menyelaraskan program pemasaran yang tepat
untuk produknya.
d. Proses Keputusan Pembelian
Kotler dan Keller (2007:235) mengemukakan bahwa terdapat lima
tahap yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan
pembelian:
Gambar 2.3
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Sumber: (Kotler dan Keller, 2007)
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
58
Dari gambar diatas menunjukkan sebuah model berdasarkan
tahapan secara berurutan mengenai proses keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen yang terdiri atas:
1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah
atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan
internal atau eksternal. Dalam kasus pertama yaitu yang dicetuskan
oleh rangsangan internal, salah satu kebutuhan umum seseorang
misalkan haus mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi
pendorong untuk mencari air minum. Dalam kasus kedua, kebutuhan
ditimbulkan oleh rangsangan eksternal. Seseorang bisa mengagumi
mobil baru rekan kerjanya yang memicu pemikiran tentang
kemungkinan melakukan pembelian.
Para pemasar (marketer) perlu mengidentifikasikan keadaan
yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi
dari sejumlah konsumen. Pemasar kemudian dapat menyusun strategi
pemasaran yang mampu memicu minat konsumen untuk membeli
produknya.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terangsang akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Dalam hal ini dapat dibagi
kedalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih
59
ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya
sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya,
orang itu mungkin mulai aktif untuk mencari informasi: mencari bahan
bacaan, menelepon temannya, mengunjungi toko untuk mengetahui
detail mengenai produk tertentu.
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber
informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif
setiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya.
Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersial meliputi iklan, pramuniaga toko, kemasan,
pajangan di toko.
c. Sumber umum meliputi media massa, organisasi penentu peringkat
konsumen.
d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, dan
penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu
berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik
pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar
informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial yaitu sumber
yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif
berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan
60
wewenang independen. Setiap sumber informasi melakukan fungsi
berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi
komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan sumber
pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi. Contohnya, dokter
sering mengenal obat baru dari sumber komersial namun berpaling ke
para dokter lain untuk mendapatkan informasi sebagai dasar evaluasi.
Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari
merek-merek yang bersaing beserta fitur merek tersebut. Masing-
masing konsumen hanya akan mengetahui sebagian dari merek-merek
itu (kumpulan kesadaran). Beberapa merek akan memenuhi kriteria
pembelian awal (kumpulan pertimbangan). Ketika seseorang
mengumpulkan lebih banyak informasi hanya sedikit merek yang
tersisa sebagai calon untuk dipilih (kumpulan pilihan). Merek-merek
dalam kumpulan pilihan itu semuanya mungkin dapat diterima.
3. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan
oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi
pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-
model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai
proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap
konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan
rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses
61
evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi
produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
Para konsumen memberikan perhatian besar pada atribut yang
memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering
mendapat dissegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol bagi
kelompok konsumen yang berbeda-beda.
Dalam tahap ini, seruan-seruan periklanan yang rasional dan
emosional memainkan peranan penting. Bagaimana konsumen
memproses informasi mengenai merek yang bersaing dan membuat
pertimbangan nilai terakhir dalam semua situasi pembelian.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi merek
produk yang ada dalam kumpulan pilihan mereka. Kemudian
konsumen membentuk minat beli untuk membeli produk yang paling
disukai.
62
Gambar 2.4
Tahapan Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
Sumber: Manajemen Pemasaran (Kotler dan Keller, 2007)
Kotler dan Keller (2007:242) mengungkapkan dua faktor yang
berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada
dua hal: pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif
yang disukai konsumen dan kedua, motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan
semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen akan semakin
mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya berlaku preferensi
pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang
konsumen sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh
orang lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan
konsumen memiliki pendapat yang saling berlawanan.
Evaluasi
Alternatif Faktor
situasi yang
tidak
terantisipasi
Niat
Pembelian
Keputusan
Pembelian
Sikap orang
lain
63
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang
dapat muncul dan mengubah nilai pembelian. Preferensi dan bahkan
niat pembelian bukan merupakan peramal perilaku pembelian yang
benar-benar handal.
Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, dan
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang
dipikirkan (perceived risk). Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-
beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya
ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para
konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko
seperti penghindaran keputusan, pengumpulan informasi dari teman-
teman dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para
pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan
dalam diri konsumen akan adanya risiko dan memberikan informasi
serta dukungan untuk mengurangi risiko yang dipikirkan itu.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli oleh konsumen,
melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah
pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen
terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku konsumen
berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang
64
membeli dalam kesempatan berikutnya dan akan cenderung
mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan
serta merekomendasikannya kepada orang lain. Apabila konsumen
dalam melakukan pembelian merasa ketidakpuasan dengan produk
yang telah dibelinya, maka konsumen akan merubah sikapnya terhadap
merek tersebut menjadi sikap yang negatif, bahkan mungkin tidak akan
melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut. Oleh karena itu,
para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan
pasca pembelian, dan pemakaian produk pasa pembelian.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang word of mouth, produk, harga, promosi, saluran
distribusi, dan citra merek, keputusan pembelian telah banyak dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan
masukan serta kontribusi tambahan bagi produsen untuk melakukan pendekatan-
pendekatan apa saja sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut.
Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai keputusan
pembelian.
65
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
1. Nama : Ika Lestari Pujiana
Tahun : (2012)
Judul
Penelitian Variabel
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Pengaruh Word
Of Mouth
Communications
Terhadap Proses
Pengambilan
Keputusan
Pembelian
(Survei Pada
Pelanggan
Klinik
Kecantikan
Auraku Skin
Solution Ruko
Perumahan
Taman Mutiara
M - 8 Cimahi)
Word Of Mouth
Communications
(WOMC) (X)
Keputusan
pembelian (Y)
Sampel:
pelanggan
yang
melakukan
perawatan di
klinik
kecantikan
Auraku Skin
Solution
Ruko
Perumahan
Taman
Mutiara M - 8
Cimahi
Metode
analisis data
menggunakan
regresi linier
sederhana
Hasil penelitian terhadap
100 responden pelanggan
yang melakukan perawatan
di klinik kecantikan
Auraku Skin Solution
Ruko Perumahan Taman
Mutiara M - 8 Cimahi,
membuktikan bahwa
variabel Word Of Mouth
Communications (WOMC)
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
sebesar 43,5%, sedangkan
sisanya sebesar 56,5%
dipengaruhi oleh faktor
lain.
66
2. Nama : Refli Hardianto
Tahun : (2013)
Judul
Penelitian Variabel
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Analisis
Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Helm Motor
Merek GM
Di Kota
Pekanbaru
Produk (X1)
Harga (X2)
Promosi
(X3)
Saluran
distribusi
(X4)
Keputusan
pembelian
(Y)
Sampel:
konsumen
yang
membeli
helm motor
merek GM
yang
berdomisili di
Pekanbaru
Metode
analisis data
menggunakan
regresi linier
berganda
Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel produk, harga,
promosi, dan saluran distribusi
secara bersama-sama atau
simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian helm motor merek
GM di Kota Pekanbaru..
Variabel keputusan pembelian
dipengaruhi oleh variabel
produk, harga, promosi, dan
saluran distribusi sebesar 52,9%
dan sisanya 47,1% dipengaruhi
oleh variabel lain.
3. Nama : Yolla Vilanti Utami, Zulkarnain, dan Rio J. M. Marpaung
Tahun : (2012)
Judul
Penelitian Variabel
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Analisis
Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Bedak Padat
Merek Pixy
Pada
Konsumen
Wanita Di
Pekanbaru
Produk (X1)
Harga (X2)
Promosi
(X3)
Distribusi
(X4)
Keputusan
pembelian
(Y)
Sampel:
Konsumen
Wanita
Pengguna
Bedak Padat
Merek Pixy
Di Pekanbaru
Metode
analisis data
menggunakan
regresi linier
berganda
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel produk, harga,
dan promosi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Namun,
variabel distribusi berpengaruh
tidak signifikan terhadap
keputusan pembelian. Secara
parsial, keempat variabel
tersebut memiliki pengaruh
sebesar 77,6% . Sedangkan
sisanya yaitu 22,4% dipengaruhi
oleh variabel lain.
67
4. Nama : Rizky Iryanita, dan Y.Sugiarto
Tahun : (2013)
Judul
Penelitian Variabel
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Analisis
Pengaruh
Citra Merek,
Persepsi
Harga, Dan
Persepsi
Kualitas
Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
(Studi Pada
Konsumen
Produk
ATBM
Pekalongan)
Citra
Merek
(X1)
Persepsi
Harga (X2)
Persepsi
Kualitas
Produk
(X3)
Keputusan
pembelian
(Y)
Sampel:
Konsumen
Produk
ATBM
Pekalongan
Metode
analisis data
menggunakan
regresi linier
berganda
Hasil penelitian menunjukkan
variabel citra merek, persepsi
harga, dan persepsi kualitas
produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian. Variabel yang paling
dominan mempengaruhi
keputusan pembelian adalah
variabel persepsi kualitas produk
dan yang paling sedikit
mempengaruhi yaitu variabel
persepsi harga. Hasil koefisien
determinasi (adjusted R2)
diperoleh sebesar 0,63. Ini berarti
63% keputusan pembelian
dipengaruhi variabel citra merek,
persepsi harga, dan persepsi
kualitas produk. Sementara 37%
keputusan pembelian dipengaruhi
dari variabel lain.
68
5. Nama : Wulan Suciningtyas
Tahun : (2012)
Judul
Penelitian Variabel
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Pengaruh
Brand
Awareness,
Brand Image,
Dan Media
Communicatio
n Terhadap
Keputusan
Pembelian
Brand
Awareness (X1)
Brand Image
(X2)
Media
Communication
(X3)
Keputusan
pembelian (Y)
Sampel:
konsumen
yang membeli
Yamaha Mio
Sporty di
Yamaha
Agung Motor
Brebes pada
tahun 2010
Metode
analisis data
menggunakan
regresi linier
berganda
Dari hasil penelitian
terhadap 97 responden
menunjukan bahwa brand
awareness, brand image
dan media communication
berpengaruh secara parsial
dan simultan terhadap
keputusan pembelian
sepeda motor Yamaha
Mio Sporty pada Yamaha
Agung Motor Brebes.
Simpulan penelitian ini
adalah keputusan
pembelian sepeda motor
Yamaha Mio Sporty
mampu dijelaskan oleh
variabel brand awareness,
brand image dan media
communication sebesar
55,3% dan sisanya yaitu
sebesar 44,7% dijelaskan
oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam
penelitian ini.
1. Keterkaitan Antara Variabel Penelitian
a. Word of mouth terhadap keputusan pembelian
Hasil uji hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan Ika Lestari
Pujiana (2012) menunjukkan bahwa variabel word of mouth
communications berpengaruh positif dan signifikan terhadap Proses
69
pengambilan keputusan pembelian pada pelanggan Klinik Kecantikan
Auraku Skin Solution ruko perumahan Taman Mutiara M - 8 Cimahi.
b. Marketing mix terhadap keputusan pembelian
Hasil uji hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan oleh Refli
Hardianto (2013) menunjukkan bahwa bahwa secara simultan keputusan
pembelian helm motor merek GM di Kota Pekanbaru dipengaruhi oleh
marketing mix (produk, harga, promosi, dan saluran distribusi).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Yolla Vilanti Utami,
Zulkarnain, dan Rio J. M. Marpaung (2012) menunjukkan bahwa variabel
produk, harga, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian bagi konsumen wanita pengguna bedak padat merek
Pixy di pekanbaru. Namun, variabel distribusi berpengaruh tidak
signifikan terhadap keputusan pembelian.
c. Citra merek terhadap keputusan pembelian
Hasil uji hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan oleh Rizky
Iryanita, dan Y. Sugiarto (2013) terhadap konsumen produk ATBM di
Pekalongan, menunjukkan bahwa variabel citra merek, persepsi harga, dan
persepsi kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel keputusan pembelian. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel persepsi kualitas
produk dan yang paling sedikit mempengaruhi yaitu variabel persepsi
harga.
70
Selain itu, penelitian yang dilakukan Wulan Suciningtyas (2012)
menunjukkan bahwa variabel brand awareness, brand image dan media
communication berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kepu-
tusan pembelian konsumen sepeda motor Yamaha Mio Sporty pada
Yamaha Agung Motor di Brebes.
71
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA,
PROMOSI, dan SALURAN DISTRIBUSI), dan CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT
Anggota Swift Club Indonesia (SCI)
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinieritas
- Uji Heteroskedastisitas
Regresi Linier Berganda
- Koefisien Korelasi (R)
- Koefisien Determinasi (R2)
Word Of
Mouth
(X1)
Produk
(X2)
Promosi
(X4)
Saluran
Distribusi
(X5)
Citra Merek
(X6)
Harga
(X3)
Keputusan Pembelian
(Y)
Uji Hipotesis
- Uji t (Parsial)
- Uji F (Simultan)
Interpretasi
72
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan landasan
teori, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian
untuk membuktikan kebenarannya, yaitu:
1. Ho1 : β1 = 0; tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan
pembelian.
Ha1 : β1 ≠ 0; terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan
pembelian.
2. Ho2 : β2 = 0; tidak terdapat pengaruh antara produk terhadap keputusan
pembelian.
Ha2 : β2 ≠ 0; terdapat pengaruh antara produk endorser terhadap keputusan
pembelian.
3. Ho3 : β3 = 0; tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan
pembelian.
Ha3 : β3 ≠ 0; terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian.
4. Ho4 : β4 = 0; tidak terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan
pembelian.
Ha4 : β4 ≠ 0; terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian.
5. Ho5 : β5 = 0; tidak terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan
pembelian.
Ha5 : β5 ≠ 0; terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan
pembelian.
73
6. Ho6 : β6 = 0; tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian.
Ha6 : β6 ≠ 0; terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian.
7. Ho7 : β7 = 0; tidak terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga,
promosi, distribusi, dan citra merek secara simultan terhadap keputusan
pembelian.
Ha7 : β7 ≠ 0; terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga, promosi,
distribusi, dan citra merek secara simultan terhadap keputusan pembelian.
74
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
word of mouth (X1), produk (X2), harga (X3), promosi (X4), saluran distribusi
(X5), dan citra merek (X6) terhadap keputusan pembelian (Y), sebagai variabel-
variabel dalam penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan
hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga
bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek ataupun subjek
(Sugiyono, 2007:115).
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116).
75
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil
sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan. Siapapun responden yang
bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan elemen-elemen sampel
penelitian (Hamid, 2012:27).
Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah
membeli dan memiliki mobil Suzuki Swift. Sampel yang akan dipilih oleh
penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para
anggota Swift Club Indonesia (SCI). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel
disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono (2007:74), bahwa ukuran
sampel yang layak dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan bahwa
jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 39
sampel.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data
primer dan data sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer menurut Daniel dan Gates (2001:81) adalah data survei,
pengamatan, atau eksperimen yang dikumpulkan untuk memecahkan
76
masalah tertentu yang sedang diselidiki. Dalam penelitian ini, data primer
yang digunakan adalah penyebaran kuesioner kepada responden.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder menurut Daniel dan Gates (2001:81) adalah jenis data
mencakup informasi yang telah dikumpulkan dan hanya mungkin relevan
dengan permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan
data-data dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur,
buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian
sebelumnya.
D. Metode Analisis Data
Pengukuran tingkat kepentingan atas unsur word of mouth, produk,
harga, promosi, saluran distribusi, dan citra merek terhadap keputussan
pembelian dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi
indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang telah
diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa
pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden (Riduwan dan Kuncoro dalam
Bambang, 2008:69).
77
Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan mengahasilkan total skor
bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrumen
di bawah ini:
SS = Sangat setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
R = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu
kuesioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara
cermat tentang variabel yang diukur (Ghozali, 2005:45).
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada
batasan minimal korelasi 0,30. Artinya suatu item dianggap valid jika
skor total lebih besar dari 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
78
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2005:42).
Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel
dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang
digunakan lebih besar dari 0,60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam
Ghozali, 2005:42).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki
distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara,
diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal probability plot.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola
distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis
diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang
mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2005:10).
79
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adakah variabel
independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka
hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya
korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya
efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
80
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai
Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Setiap peneliti
harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.
Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas
0,95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai
Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-
variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi (Ghozali,
2005:91).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data
crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini
81
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan
besar).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di-studentized. Dengan analsiis jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mnegindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh
dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan
untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal
antara dua atau lebih variabel bebas (Nugroho, 2005:43).
Rumus regresi linier berganda:
82
(Bhuono Agung Nugroho, 2005:43)
Dimana:
Y = Keputusan pembelian
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1 = Koefisien regresi word of mouth
X1 = Word of mouth
b2 = Koefisien regresi produk
X2 = Produk
b3 = Koefisien regresi harga
X3 = Harga
b4 = Koefisien regresi promosi
X4 = Promosi
b5 = Koefisien regresi saluran distribusi
X5 = Saluran distribusi
b6 = Koefisien regresi citra merek
X6 = Citra merek
e = Standar error
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
83
4. Koefisien Korelasi (R)
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi
(hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan
fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara
variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2012:96).
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatisatu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar dalam
penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen yang
dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen,
maka R2
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
84
secara signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu, banyak
peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2
pada saat
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai
Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2005:45).
6. Uji Hipotesis
a. Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:84).
Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak (two
tails) ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung, berada pada
daerah penerimaan Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t htung lebih kecil
atau sama dengan (≤) dari harga tabel maka Ho diterima. Harga t hitung
adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-)nya (Sugiyono, 2010:7).
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F
hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih
85
besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005:84).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59).
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah word of mouth (X1), produk (X2),
harga (X3) promosi (X4), saluran distribusi (X5), dan citra merek (X6).
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan
pembelian (Y).
86
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Sub Variabel Indikator Skala
1. Word of
mouth (X1)
Basel et. al
dalam Dion
Dewa Barata
(2005:27)
dan
Tom J. Brown
& Peter A.
Dacin dalam
Surya Sutriono
(2008:31)
1. Persepsi
risiko
2. Pengetahuan
konsumen
3. Kepuasan
4. Insentif
5. Opinion
leader
a. Risiko finansial
b. Risiko kinerja
a. Pengalaman sehubungan
dengan produk
b. Informasi yang dimiliki
a. Fitur spesifik dari produk
b. Persepsi terhadap kualitas
a. Materi
b. Non materi
a. Networking
b. Kredibilitas
Ordinal
2.
3.
4.
5.
Produk (X2)
Harga (X3)
Promosi (X4)
Saluran
Distribusi
(X5)
Kotler &
Armstrong
(2008:57)
a. Keragaman produk
b. Kualitas
c. Desain
d. Fitur
a. Daftar harga
b. Potongan harga
c. Kredit
a. Periklanan
b. Promosi penjualan
c. Penjualan personal
d. Hubungan masyarakat
a. Lokasi pembelian
b. Persediaan
Ordinal
87
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No. Variabel Sub Variabel Indikator Skala
6. Citra merek
(X6)
Keller
(2008:56)
1. Strengthness
(kekuatan)
2. Uniqueness
(keunikan)
3. Favorable
(kesukaan)
a. Penampilan fisik produk
b. Produk memiliki kualitas
yang baik
c. Harga produk lebih murah
dibanding produk sejenis
lainnya
a. Fitur produk menarik
b. Menawarkan berbagai
variasi produk
c. Memiliki nama yang unik
a. Merek mudah diucapkan
b. Merek mudah diingat
c. Merek mudah dikenal
Ordinal
7. Keputusan
pembelian (Y)
Kotler dan
Keller
(2007:235)
1. Pengenalan
masalah
2. Pencarian
informasi
3. Evaluasi
alternatif
4. Keputusan
pembelian
5. Perilaku
pasca
pembelian
a. Identifikasi kebutuhan
a. Informasi dari sumber
pribadi: keluarga, teman,
dan tetangga
b. Informasi dari sumber
komersial: iklan dan
wiraniaga
a. Membandingkan dengan
produk lain
a. Keputusan memilih
produk
a. Merasakan kepuasan
b. Merekomendasikan
produk kepada orang lain
Ordinal
88
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Suzuki Swift
Suzuki Swift pertama kali diluncurkan secara resmi di Indonesia pada
tanggal 18 November 2005. Didatangkan secara CBU (completely built up)
dari Jepang, mobil ini mampu mencuri perhatian dan memberikan alternatif
pilihan yang menyegarkan di kelas mobil kompak 1500 cc. Oleh Suzuki
Indonesia, Swift yang pertama ini diberi kode GX dan tersedia dalam dua
pilihan transmisi, 5-speed manual dan 4-speed automatic.
Memasuki pertengahan tahun 2006, tepatnya pada tanggal 1 Juni,
Suzuki Indonesia meluncurkan varian baru yang diberi kode GL. Masih dalam
bentuk CBU, perbedaan antara Swift GX dan GL adalah pada grill depan dan
kontrol audio di lingkar kemudi. Pada Swift GL, grill depan bermotif sarang
lebah dan kontrol audio hanya terdapat pada satu sisi lingkar kemudi, yaitu di
sisi kiri. Pada Swift GX, kontrol audio terdapat pada kedua sisi. Selain itu,
Swift GL tersedia dalam dua pilihan warna baru, yaitu orange dan gray
metallic. Tetapi perbedaan yang cukup mencolok adalah pada harga. Swift GL
justru dijual lebih murah daripada Swift GX, yang memperkuat daya saing
Swift di pasaran. Banyak pihak yang mempertanyakan penurunan harga ini
dan mengira bahwa Swift GL tidak lagi didatangkan secara CBU dari Jepang
89
tetapi sudah dirakit di Indonesia. Nyatanya, penurunan harga terjadi karena
Swift GL "turun kelas"; kalau Swift GX masuk ke Indonesia dengan katagori
sedan, Swift GL masuk dengan katagori minibus. Trik ini ternyata cukup
ampuh dalam menekan pajak impor yang berimbas positif terhadap harga jual.
Perubahan lain yang patut dicatat adalah head unit Suzuki Swift
produksi mulai Juni 2006 (masuk ke Indonesia sekitar bulan Agustus 2006)
sudah bisa memutar lagu dalam format MP3 dan WMA3. Perubahan ini
semakin memperkuat daya tarik Swift.
Mengakhiri tahun 2006, Suzuki Indonesia meluncurkan satu varian
lagi yaitu Swift GT. Varian ini mempunyai nuansa sporty yang kental dan
berusaha memasukkan aroma Swift Sport yang digaungkan Suzuki lewat
keikutsertaannya di Junior World Rally Championship (JWRC) 2006.
Sayangnya Swift GT ini tetap menggunakan mesin 1500 cc, bukan 1600 cc.
Muncul pendapat bahwa Swift GT adalah tidak lebih dari Swift GL yang
diberi body kit.
Pada perkembangan tahun berikutnya, Swift tidak lagi didatangkan
secara CBU, akan tetapi sudah dirakit secara lokal (CKD). Varian ini
kemudian diberi kode dengan ST (pengganti GL), dan GT2 (pengganti GT).
Versi CKD ini sudah tidak lagi memiliki fitur keamanan seperti airbag dan
ABS. Pada tahun-tahun berikutnya kemudian muncul lagi varian baru, yaitu
GT3 dan GTS, dengan perubahan yang dilakukan pada sisi eksterior.
(www.swiftclubindonesia.com)
90
2. Profil Swift Club Indonesia (SCI)
Swift Club Indonesia berawal dari sebuah mailing list di internet.
Mailing list ini lahir pada tanggal 4 Juli 2005, akan tetapi kepengurusan resmi
Swift Club Indonesia sendiri baru terbentuk untuk pertama kalinya pada
tanggal 14 Januari 2007. Launching Swift Club Indonesia secara resmi
dilakukan pada tanggal 16 Maret 2007 yang bersamaan dengan Launching
Swift Racing Team 2007 dan Launching Swift Competition 2007. Setelah
diumumkan penobatan Juara Swift Competition 2006 dan launching Swift
Competition 2007, acara dilanjutkan dengan launching Swift Racing Team
2007.
Terakhir adalah launching Swift Club Indonesia, dengan dilakukan
pemotongan tumpeng oleh Bapak Soebronto Laras dan diserahkan kepada
Ketua Umum Swift Club Indonesia. Acara ini diliput oleh lebih dari 30 media
cetak, dan anggota Swift Club Indonesia juga memiliki kesempatan untuk
bersama-sama diwawancarai oleh OtoBlitz mengenai seputar Swift Club
Indonesia. (www.swiftclubindonesia.com)
B. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran
kuesioner kepada responden anggota Swift Club Indonesia (SCI) yang
91
memiliki mobil Suzuki Swift yang dianggap dapat mewakili dari
keseluruhan orang atau pembeli yang memiliki mobil Suzuki Swift.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada 39 responden, penulis
terlebih dahulu melakukan try out kepada 20 orang responden dengan
memberikan 43 butir pernyataan yang dibagi menjadi 7 variabel utama
yaitu word of mouth , produk, harga, promosi, saluran distribusi, citra
merek, dan keputusan pembelian untuk menguji valid dan reliabelnya
seluruh pernyataan tersebut.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Variabel Word of Mouth, Produk, Harga, Promosi, Saluran
Distribusi, Citra Merek, dan Keputusan Pembelian
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
WM1 38,50 13,421 0,514 Valid
WM2 38,45 13,629 0,437 Valid
WM3 38,40 13,200 0,551 Valid
WM4 38,75 12,934 0,397 Valid
WM5 38,85 11,082 0,645 Valid
WM6 38,50 12,684 0,740 Valid
WM7 38,85 12,976 0,331 Valid
WM8 38,45 12,576 0,605 Valid
WM9 38,45 12,155 0,717 Valid
WM10 38,45 13,208 0,559 Valid
Produk1 13,05 1,629 0,683 Valid
Produk2 12,80 2,274 0,599 Valid
Produk3 12,85 1,924 0,960 Valid
Produk4 12,75 2,197 0,636 Valid
Harga1 8,85 0,766 0,433 Valid
Harga2 8,90 0,937 0,411 Valid
Harga3 8,85 0,766 0,630 Valid
Promosi1 30,80 8,274 0,661 Valid
92
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
Promosi2 30,70 8,642 0,663 Valid
Promosi3 30,90 8,095 0,636 Valid
Promosi4 30,75 8,724 0,637 Valid
Promosi5 30,80 8,589 0,558 Valid
Promosi6 30,75 8,829 0,599 Valid
Promosi7 31,05 8,050 0,476 Valid
Promosi8 30,65 9,082 0,508 Valid
Distribusi1 4.40 0,253 0.899 Valid
Distribusi2 4.35 0,239 0.899 Valid
CM1 35,70 6,116 0,534 Valid
CM2 35,70 6,537 0,352 Valid
CM3 35,85 6,345 0,323 Valid
CM4 35,80 6,063 0,423 Valid
CM5 35,85 6,345 0,424 Valid
CM6 35,80 6,274 0,346 Valid
CM7 35,95 6,050 0,450 Valid
CM8 35,90 6,411 0,405 Valid
CM9 35,85 6,450 0,380 Valid
KP1 31,15 5,397 0,561 Valid
KP2 31,20 5,221 0,660 Valid
KP3 31,20 5,537 0,507 Valid
KP4 31,00 6,000 0,299 Tidak Valid
KP5 31,10 5,358 0,576 Valid
KP6 31,25 5,776 0,308 Valid
KP7 31,15 5,292 0,612 Valid
Suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30
(Duwi Priyatno, 2010:90). Hasil try out menunjukkan bahwa terdapat
pernyataan yang tidak valid pada pernyataan keputusan pembelian nomor
4 (KP4) yang dikarenakan pernyataan tersebut nilai corrected item total
correlationnya kurang dari 0,30. Pernyataan yang tidak valid itu tidak
dihapus dari kuesioner, akan tetapi diganti susunan kalimatnya sehingga
93
dapat lebih mudah dimengerti oleh para responden. Selanjutnya dibagikan
kepada 39 responden dengan 43 butir pernyataan untuk melakukan
analisis regresi.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnaly dalam
Ghozali, 2005:42).
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha N of items
Word Of Mouth 0,836 10
Produk 0,851 4
Harga 0,671 3
Promosi 0,844 8
Saluran Distribusi 0,946 2
Citra Merek 0,726 9
Keputusan Pembelian 0,792 7
Dari tampilan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan
dari variabel word of mouth, produk, harga, promosi, saluran distribusi,
citra merek, dan keputusan pembelian memiliki nilai Cronbach Alpha
yang lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
pernyataan yang digunakan untuk semua variabel dalam penelitian ini
adalah reliabel.
94
2. Karakteristik Responden
Objek dalam penelitian ini adalah anggota dari Swift Club Indonesia
(SCI) yang memiliki mobil Suzuki Swift. Sampel yang diambil berjumlah 39
responden. Berikut ini adalah penyajian hasil mengenai karakteristik
responden:
a. Usia
Tabel 4.3
Usia Responden
Usia
(Tahun)
Frekuensi
(Responden)
Persentase
(%)
24-29 20 51,3
30-40 8 20,5
41-49 8 20,5
Tidak Mencantumkan Usia 3 7,7
Total 39 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 20 responden atau
51,3% yang berusia 24-29 tahun, 8 responden atau 20,5% yang berusia 30-
40 tahun, 8 responden atau 20,5% yang berusia 41-49 tahun, dan 3
responden atau 7,7% yang tidak mencantumkan usia.
b. Jenis Kelamin
Tabel 4.4
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi
(Responden)
Persentase
(%)
Laki-laki 21 53,85%
Perempuan 18 46,15%
Total 39 100
95
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 21 responden atau
53,85% berjenis kelamin laki-laki, dan 18 responden atau 46,15% berjenis
kelamin perempuan.
c. Pekerjaan
Tabel 4.5
Pekerjaan Responden
Pekerjaan Frekuensi
(Responden)
Persentase
(%)
Pegawai Negeri 3 7,7
Karyawan Swasta 20 51,3
Wirausaha 12 30,8
Lain-lain 4 10,2
Total 39 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 responden atau 7,7%
berkerja sebagai pegawai negeri, 20 responden atau 51,3% berkerja sebagai
karyawan swasta, 12 responden atau 30,8% berkerja sebagai wirausaha,
dan 4 responden atau 10,2% berkerja atau berprofesi selain yang
disebutkan oleh penulis.
d. Pendapatan Per Bulan
Tabel 4.6
Pendapatan Per Bulan
Pendapatan Per Bulan
(Rp)
Frekuensi
(Responden)
Persentase
(%)
> 5.000.000 39 100
Total 39 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 39 responden atau
100% berpenghasilan sebesar lebih dari Rp 5.000.000.
96
3. Analisis Deskriptif
a. Word of Mouth
Dalam variabel word of mouth, penulis memasukan 10
pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa risiko
keuangan yang saya keluarkan untuk membeli mobil Suzuki Swift
sebanding dengan kualitasnya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
S 16 41.0 41.0 41.0
SS 23 59.0 59.0 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 16 responden
(41%) menyatakan setuju, dan 23 responden (59%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa melalui informasi dari mulut ke mulut, responden
mengetahui bahwa risiko keuangan yang dikeluarkan untuk membeli
mobil Suzuki Swift sebanding dengan kualitasnya.
97
Tabel 4.8
Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui risiko
kinerja mobil Suzuki Swift
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
STS 1 2.6 2.6 2.6
TS 6 15.4 15.4 17.9
R 1 2.6 2.6 20.5
S 17 43.6 43.6 64.1
SS 14 35.9 35.9 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden (15,4%) menyatakan
tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan ragu-ragu, 17 responden
(43,6%) menyatakan setuju, dan 14 responden (35,9%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa melalui informasi dari mulut ke mulut, responden mengetahui
bahwa risiko kinerja dari mobil Suzuki Swift.
Tabel 4.9
Saya mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas bagus dari
orang yang memiliki atau memakai mobil tersebut
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 2 5.1 5.1 5.1
S 24 61.5 61.5 66.7
SS 13 33.3 33.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
98
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 24 responden (61,5%) menyatakan setuju,
dan 13 responden (13%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden
mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas bagus dari orang yang
memiliki atau memakai mobil tersebut.
Tabel 4.10
Saya memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan saya mengenai mobil Suzuki Swift
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 15 38.5 38.5 38.5
SS 24 61.5 61.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 15 responden
(38,5%) menyatakan setuju, dan 24 responden (61,5%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa responden memperoleh informasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya mengenai mobil Suzuki Swift.
99
Tabel 4.11
Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui fitur
lengkap yang dimiliki mobil Suzuki Swift
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 1 2.6 2.6 2.6
R 1 2.6 2.6 5.1
S 13 33.3 33.3 38.5
SS 24 61.5 61.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(32,6%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan ragu-
ragu, 13 responden (33,3%) menyatakan setuju, dan 24 responden (61,5%)
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan sangat setuju bahwa melalui informasi dari mulut ke mulut,
responden mengetahui fitur lengkap yang dimiliki mobil Suzuki Swift.
Tabel 4.12
Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa
kualitas mobil Suzuki Swift bagus
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 1 2.6 2.6 2.6
S 10 25.6 25.6 28.2
SS 28 71.8 71.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 10 responden (25,6%) menyatakan setuju,
dan 28 responden (71,8%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
100
disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa
melalui informasi dari mulut ke mulut, responden mengetahui bahwa
kualitas mobil Suzuki Swift bagus.
Tabel 4.13
Dari informasi dari mulut ke mulut, saya tahu bahwa dengan
membeli mobil Suzuki Swift langsung di showroom akan
mendapatkan potongan harga dan merchandise menarik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 6 15.4 15.4 15.4
R 13 33.3 33.3 48.7
S 15 38.5 38.5 87.2
SS 5 12.8 12.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 6 responden
(15,4%) menyatakan tidak setuju, 13 responden (33,3%) menyatakan
ragu-ragu, 15 responden (38,5%) menyatakan setuju, dan 5 responden
(12,8%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden menyatakan setuju bahwa melalui informasi dari mulut ke
mulut, responden mengetahui bahwa dengan membeli mobil Suzuki Swift
langsung di showroom akan mendapatkan potongan harga dan
merchandise menarik.
101
Tabel 4.14
Dengan informasi dari mulu ke mulut, saya mengetahui bahwa
dengan membeli mobil Suzuki Swift, saya bisa bergabung ke dalam
komunitas mobil Suzuki Swift
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 5 12.8 12.8 12.8
S 15 38.5 38.5 51.3
SS 19 48.7 48.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 5 responden
(12,8%) menyatakan tidak setuju, 15 responden (38,5%) menyatakan
setuju, dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa
melalui informasi dari mulu ke mulut responden mengetahui bahwa
dengan membeli mobil Suzuki Swift, responden bisa bergabung ke dalam
komunitas mobil Suzuki Swift.
Tabel 4.15
Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari teman atau
kerabat saya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 3 7.7 7.7 7.7
S 19 48.7 48.7 56.4
SS 17 43.6 43.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 3 responden
(7,7%) menyatakan tidak setuju, 19 responden (48,7%) menyatakan
102
setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden
mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari teman atau kerabatnya.
Tabel 4.16
Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari orang yang
dapat dipercaya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 15 38.5 38.5 38.5
SS 24 61.5 61.5 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 15 responden
(38,5%) menyatakan setuju, dan 24 responden (61,5%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa responden mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari
orang yang dapat dipercaya.
b. Produk
Dalam variabel produk, penulis memasukan 4 pernyataan. Hasil
outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17
Suzuki Swift memiliki produk yang beragam
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 20 51.3 51.3 51.3
SS 19 48.7 48.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
103
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 20 responden
(51,3%) menyatakan setuju, dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa Suzuki Swift memiliki produk yang beragam.
Tabel 4.18
Kualitas mobil Suzuki Swift baik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 21 53.8 53.8 53.8
SS 18 46.2 46.2 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 21 responden
(53,8%) menyatakan setuju, dan 18 responden (46,2%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa kualitas mobil Suzuki Swift baik.
Tabel 4.19
Desain mobil Suzuki Swift menarik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 2 5.1 5.1 5.1
S 20 51.3 51.3 56.4
SS 17 43.6 43.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan tidak setuju, 20 responden (51,3%) menyatakan
setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
104
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa desain mobil
Suzuki Swift menarik.
Tabel 4.20
Suzuki Swift menawarkan fitur yang menarik
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 7 17.9 17.9 17.9
S 26 66.7 66.7 84.6
SS 6 15.4 15.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 7 responden
(17,9%) menyatakan tidak setuju, 26 responden (66,7%) menyatakan
setuju, dan 6 responden (15,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift
menawarkan fitur yang menarik.
c. Harga
Dalam variabel harga, penulis memasukan 3 pernyataan. Hasil
outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.21
Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam produknya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 29 74.4 74.4 74.4
SS 10 25.6 25.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
105
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 29 responden
(74,4%) menyatakan setuju, dan 10 responden (25,6%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam
produknya.
Tabel 4.22
Dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki menawarkan
potongan harga yang menggiurkan untuk produk Swift-nya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 13 33.3 33.3 33.3
SS 26 66.7 66.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 13 responden
(33,3%) menyatakan setuju, dan 26 responden (66,7%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki
menawarkan potongan harga yang menggiurkan untuk produk Swift-nya.
Tabel 4.23
Mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 18 46.2 46.2 46.2
SS 21 53.8 53.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
106
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 18 responden
(46,2%) menyatakan setuju, dan 21 responden (53,8%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit.
d. Promosi
Dalam variabel harga, penulis memasukan 8 pernyataan. Hasil
outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.24
Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 1 2.6 2.6 2.6
S 21 53.8 53.8 56.4
SS 17 43.6 43.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan sangat tidak setuju, 21 responden (53,8%)
menyatakan setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju.
Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa
Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah.
107
Tabel 4.25
Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televise
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 16 41.0 41.0 41.0
SS 23 59.0 59.0 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 16 responden
(41,0%) menyatakan setuju, dan 23 responden (59,0%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televisi.
Tabel 4.26
Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada reklame/baliho di jalan
raya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 4 10.3 10.3 10.3
R 2 5.1 5.1 15.4
S 20 51.3 51.3 66.7
SS 13 33.3 33.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 4 responden
(10,3%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5,1%) menyatakan ragu-
ragu, 20 responden (51,3%) menyatakan setuju, dan 13 responden (33,3%)
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada
reklame/baliho di jalan raya.
108
Tabel 4.27
Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian tunai
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 14 35.9 35.9 35.9
SS 25 64.1 64.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 14 responden
(35,9%) menyatakan setuju, dan 25 responden (64,1%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian
tunai.
Tabel 4.28
Suzuki selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 2 5.1 5.1 5.1
S 15 38.5 38.5 43.6
SS 22 56.4 56.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 15 responden (38,5%) menyatakan setuju,
dan 22 responden (56,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Suzuki
selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil.
109
Tabel 4.29
Suzuki Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang berkompeten
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 2 5.1 5.1 5.1
S 18 46.2 46.2 51.3
SS 19 48.7 48.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 18 responden (46,2%) menyatakan setuju,
dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Suzuki
Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang berkompeten.
Tabel 4.30
Suzuki Swift mensponsori acara olah raga
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 1 2.6 2.6 2.6
TS 1 2.6 2.6 5.1
R 1 2.6 2.6 7.7
S 19 48.7 48.7 56.4
SS 17 43.6 43.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan
tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan ragu-ragu, 19 responden
(48,7%) menyatakan setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat
110
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa Suzuki Swift mensponsori acara olah raga.
Tabel 4.31
Suzuki Swift memiliki website resmi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 17 43.6 43.6 43.6
SS 22 56.4 56.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 17 responden
(43,6%) menyatakan setuju, dan 22 responden (56,4%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa Suzuki Swift memiliki website resmi.
e. Distribusi
Dalam variabel distribusi, penulis memasukan 2 pernyataan.
Hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.32
Suzuki Swift memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 1 2.6 2.6 2.6
S 22 56.4 56.4 59.0
SS 16 41.0 41.0 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 22 responden (56,4%) menyatakan setuju,
111
dan 16 responden (41,0%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift
memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat.
Tabel 4.33
Setiap dealer Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil Suzuki Swift
dengan macam tipenya serta macam warnanya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 1 2.6 2.6 2.6
S 20 51.3 51.3 53.8
SS 18 46.2 46.2 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 20 responden (51,3%) menyatakan setuju,
dan 18 responden (46,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa setiap dealer
Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil Suzuki Swift dengan macam
tipenya serta macam warnanya.
f. Citra Merek
Dalam variabel citra merek, penulis memasukan 9 pernyataan.
Hasil outputnya adalah sebagai berikut:
112
Tabel 4.34
Mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang menarik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 13 33.3 33.3 33.3
SS 26 66.7 66.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 13 responden
(33,3%) menyatakan setuju, dan 26 responden (66,7%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang
menarik.
Tabel 4.35
Mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 14 35.9 35.9 35.9
SS 25 64.1 64.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 14 responden
(35,9%) menyatakan setuju, dan 25 responden (64,1%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik.
113
Tabel 4.36
Harga mobil Suzuki Swift bersaing dengan harga mobil merek lain
yang sejenis
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
STS 2 5.1 5.1 5.1
TS 5 12.8 12.8 17.9
S 12 30.8 30.8 48.7
SS 20 51.3 51.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden (12,8%) menyatakan
tidak setuju, 12 responden (30,8%) menyatakan setuju, dan 20 responden
(51,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas
responden menyatakan sangat setuju bahwa harga mobil Suzuki Swift
bersaing dengan harga mobil merek lain yang sejenis.
Tabel 4.37
Fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 14 35.9 35.9 35.9
SS 25 64.1 64.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 14 responden
(35,9%) menyatakan setuju, dan 25 responden (64,1%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik.
114
Tabel 4.38
Suzuki Swift menawarkan produk transmisi automatic dan manual
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 2 5.1 5.1 5.1
S 10 25.6 25.6 30.8
SS 27 69.2 69.2 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 10 responden (25,6%) menyatakan setuju,
dan 27 responden (69,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Suzuki
Swift menawarkan produk transmisi automatic dan manual.
Tabel 4.39
Nama Suzuki “Swift” unik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
TS 2 5.1 5.1 5.1
R 2 5.1 5.1 10.3
S 24 61.5 61.5 71.8
SS 11 28.2 28.2 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5,1%) menyatakan ragu-
ragu, 24 responden (61,5%) menyatakan setuju, dan 11 responden (28,2%)
menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden
menyatakan setuju bahwa nama Suzuki “Swift” unik.
115
Tabel 4.40
Nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 19 48.7 48.7 48.7
SS 20 51.3 51.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 19 responden
(48,7%) menyatakan setuju, dan 20 responden (51,3%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan.
Tabel 4.41
Nama merek Suzuki Swift mudah diingat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 20 51.3 51.3 51.3
SS 19 48.7 48.7 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 20 responden
(51,3%) menyatakan setuju, dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa nama nama merek Suzuki Swift mudah diingat.
116
Tabel 4.42
Nama merek Suzuki Swift mudah dikenal
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 17 43.6 43.6 43.6
SS 22 56.4 56.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 17 responden
(43,6%) menyatakan setuju, dan 22 responden (56,4%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat
setuju bahwa nama merek Suzuki Swift mudah dikenal.
g. Keputusan Pembelian
Dalam variabel keputusan pembelian, penulis memasukan 7
pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.43
Saya membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhan
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 2 5.1 5.1 5.1
S 19 48.7 48.7 53.8
SS 18 46.2 46.2 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 19 responden (48,7%) menyatakan setuju,
dan 18 responden (46,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
117
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden
membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhannya.
Tabel 4.44
Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari
keluarga /teman/tetangga
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 2 5.1 5.1 5.1
S 20 51.3 51.3 56.4
SS 17 43.6 43.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 20 responden (51,3%) menyatakan setuju,
dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden
mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari keluarga
/teman/tetangganya.
Tabel 4.45
Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari iklan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 1 2.6 2.6 2.6
S 18 46.2 46.2 48.7
SS 20 51.3 51.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 18 responden (46,2%) menyatakan setuju,
118
dan 20 responden (51,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa
responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari iklan.
Tabel 4.46
Saya lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan dengan mobil
merek lain
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 1 2.6 2.6 2.6
S 26 66.7 66.7 69.2
SS 12 30.8 30.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden
(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 26 responden (66,7%) menyatakan setuju,
dan 12 responden (30,8%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden
lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan dengan mobil merek lain.
Tabel 4.47
Suzuki Swift merupakan mobil yang paling saya sukai
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 2 5.1 5.1 5.1
S 23 59.0 59.0 64.1
SS 14 35.9 35.9 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden
(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 23 responden (59,0%) menyatakan setuju,
119
dan 14 responden (35,9%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift
merupakan mobil yang paling responden sukai.
Tabel 4.48
Saya merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
S 22 56.4 56.4 56.4
SS 17 43.6 43.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 22 responden
(56,4%) menyatakan setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat
setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju
bahwa responden merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift.
Tabel 4.49
Saya akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada orang lain
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid
R 3 7.7 7.7 7.7
S 23 59.0 59.0 66.7
SS 13 33.3 33.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
(Sumber: olah data kuesioner, 2013)
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 3 responden
(7,7%) menyatakan ragu-ragu, 23 responden (59,0%) menyatakan setuju,
dan 13 responden (33,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat
120
disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden
akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada orang lain.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2005:147).
Gambar 4.1
Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Dari gambar 4.1, dapat disimpulkan bahwa dalam grafik normal
p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya
tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari grafik ini menunjukkan bahwa
model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.
121
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali,
2005:45). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan
melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model
regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10, dan
nilai tolerance ≥ 0,1.
Hasil pengujian dari model regresi dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 4.50
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001
Word Of
Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002 ,521 1,919
Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010 ,923 1,083
Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000 ,844 1,185
Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002 ,591 1,692
Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174 ,927 1,078
Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006 ,768 1,302
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Hasil tabel diatas perhitungan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) menunjukkan nilai VIF word of mouth adalah 1,919; nilai VIF
produk adalah 1,083; nilai VIF harga adalah 1,185; nilai VIF promosi
adalah 1,692; nilai VIF distribusi adalah 1,078; dan nilai VIF citra merek
122
adalah 1,302. Ini menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.
Hasil perhitungan juga menunjukkan nilai Tolerance masing-
masing variabel yaitu word of mouth sebesar 0,521; produk sebesar 0,923;
harga sebesar 0,844; promosi sebesar 0,591; distribusi sebesar 0,927; dan
citra merek sebesar 0,768. Ini berarti menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1. Maka menurut
nilai Tolerance tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
kepengamatan lainnya (Ghozali, 2005:125). Jika varian residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskesdasitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
123
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan
variabel independen (bebas) word of mouth, produk, harga, promosi,
distibusi, dan citra merek. Sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2005:
105), bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
124
5. Uji Regresi Linier Berganda
a. Persamaan Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan
sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk
meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam
penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.51
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001
Word Of
Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002
Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010
Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000
Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002
Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174
Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Berdasarkan tabel Coefficient diatas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
125
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Y = -40,645 + 0,363X1 + 0,468X2 + 1,819X3 + 0,459X4 + 0,454X5 +
0,573X6 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Word of mouth
X2 = Produk
X3 = Harga
X4 = Promosi
X5 = Distribusi
X6 = Citra merek
e = Standar error
b. Koefisien Korelasi (R)
Tabel 4.52
Hasil Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,753a ,567 ,486 1,716
a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,
Promosi, Word Of Mouth
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Dari tabel diatas diketahui nilai koefisien R sebesar 0,753
mengandung arti bahwa hubungan antara variabel word of mouth, produk,
harga, promosi, saluran distribusi dan citra merek dengan keputusan
126
pembelian sebesar 0,753 atau mempunyai hubungan yang kuat positif
(Sugiyono dalam Duwi Priyatno, 2010: 65).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependennya yang dilihat melalui R square. Adapun hasil uji determinasi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.53
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,753a ,567 ,486 1,716
a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,
Promosi, Word Of Mouth
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Dari tabel koefisien determinasi (R2), menunjukkan besarnya R
2 (R
square) adalah 0,486. Hasil ini menunjukkan bahwa 48,6% variabel
keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari keenam variabel
independen (word of mouth, produk, harga, promosi, distribusi dan citra
merek). Sedangkan selisihnya 51,4% (100% - 48,6%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti variabel
kesadaran merek, kepribadian merek, popularitas, motivasi, persepsi,
sikap konsumen, dan lain-lain yang secara teori dan hasil penelitian-
127
penelitian sebelumnya berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Seperti
dalam beberapa penelitian berikut yang dilakukan oleh Prisca Andini
(2012) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Mobil Hyundai i20 (Studi Kasus pada Konsumen
Mobil Hyundai i20 di Semarang)” yang membahas mengenai variabel
kualitas produk, harga, promosi, kesadaran merek, citra merek,
kepribadian merek, dan popularitas. Selain itu juga ada penelitian Dewi
Urip Wahyuni (2008) yang meneliti tentang “Pengaruh Motivasi, Persepsi
dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor
Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat”, dimana hasil penelitian
tersebut menjelaskan bahwa variabel-variabel yang diteliti berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
d. Uji thitung (Uji Parsial)
Menurut Ghozali (2005:98), uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen (word of
mouth, produk, harga, promosi, distribusi dan citra merek) secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (keputusan
pembelian).
128
Tabel 4.54
Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001
Word Of
Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002
Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010
Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000
Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002
Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174
Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Menurut Duwi Priyatno (2010: 69), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
a) Pengaruh antara word of mouth dengan keputusan pembelian:
Ho1 = tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap
keputusan pembelian
Ha1 = terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan
pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 3,341, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 3,341 > 2,02269,
karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel word of mouth signifikan. Dan hasil yang
129
diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =
0,002 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel word
of mouth secara parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Jadi, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel word of
mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki
Swift. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Freddy
Rangkuti (2009:77) mendefinisikan word of mouth sebagai usaha
pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasi, dan menjual suatu produk, jasa,
atau merek kepada pelanggan lain dan sesuai dengan penelitian
terdahulu tentang pengaruh iklan televisi terhadap keputusan
pembelian oleh Yusuf Ardy Suhartomo (2010) yang berjudul “Analisis
Pengaruh Word of Mouth (WOM) Terhadap Keputusan Pemilihan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullan Jakarta”, bahwa dalam
penelitian ini word of mouth berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
b) Pengaruh antara produk dengan keputusan pembelian.
Ho2 = tidak terdapat pengaruh antara produk terhadap keputusan
pembelian
130
Ha2 = terdapat pengaruh antara produk terhadap keputusan
pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 2,731, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 2,731 > 2,02269,
karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel produk signifikan. Dan hasil yang diperoleh
dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,010 <
0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel produk secara
parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki Swift.
Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Amstrong dan
Kotler (2008:57) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan harapan atau bebutuhan
dan juga sesuai dengan penelitian terdahulu tentang produk terhadap
keputusan pembelian oleh Yulia Kristina Simbolon dan Marhayanie
(2013) yang berjudul “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian Kartu Simpati Telkomsel Pada Mahasiswa
131
Fakultas Ekonomi Program S1 Universitas Sumatera Utara”, bahwa
dalam penelitian ini produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
c) Pengaruh antara harga dengan keputusan pembelian.
Ho3 = tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan
pembelian
Ha3 = terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan
pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 4,935, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 4,935 > 2,02269,
karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel harga tidak signifikan. Dan hasil yang
diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =
0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel
kualitas produk secara parsial (individu) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel harga
berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki Swift.
Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono
132
(2001:124), bahwa harga adalah satuan moneter agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, dan juga sesuai
dengan penelitian terdahulu tentang harga terhadap keputusan
pembelian yang diteliti oleh Yolla Vilanti Utami, Zulkarnain, dan Rio
J. M. Marpaung (2012) yang berjudul “Analisis Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Padat Merek Pixy
Pada Konsumen Wanita Di Pekanbaru”, bahwa dalam penelitian ini
harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
d) Pengaruh antara promosi dengan keputusan pembelian.
Ho4 = tidak terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan
pembelian
Ha4 = terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan
pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 3,400, dan nilai
ttabel diketahui 2,02269. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel
maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 3,400 > 2,02269, karena nilai
thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien
regresi variabel promosi tidak signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari
perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,002 < 0,05.
Karena sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho
133
diterima, artinya koefisien regresi pada variabel promosi secara parsial
(individu) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel promosi
tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki
Swift. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu tentang promosi
terhadap keputusan pembelian yang diteliti oleh Herry Saputra, dan M.
Lies Endarwati (2013) yang berjudul “Effect Of Promotion, Price, And
Location Of Purchase Decision (Case Study At Fina Sport Yogyakarta
Store)”, dan penelitian yang dilakukan oleh Hariadi Ibiyanto (2009)
dengan judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Yamaha Mio (Studi
Kasus di PT. Alfa Scorpii Medan)”, bahwa dalam penelitian ini
promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
e) Pengaruh antara distribusi dengan keputusan pembelian.
Ho5 = tidak terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan
pembelian
Ha5 = terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan
pembelian
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 1,389, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 1,389 < 2,02269,
134
karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel distribusi tidak signifikan. Dan hasil yang
diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =
0,174 > 0,05. Karena sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya koefisien regresi pada variabel
distribusi secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel
distribusi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil
Suzuki Swift. Hasil ini sesuai penelitian terdahulu tentang distribusi
terhadap keputusan pembelian yang diteliti oleh Muhammad Arif
Wangsa, Otto R. Payangan, dan Yansor Djaya (2012) yang berjudul
“Analisis Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Pakan
Ternak Japfa Di Sulawesi Selatan (Studi Kasus Di Pt. Japfa Comfeed
Indonesia, Tbk Unit Makassar)”, bahwa dalam penelitian ini distribusi
tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
f) Pengaruh antara citra merek dengan keputusan pembelian.
Ho6 = tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian
Ha6 = terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan
pembelian
135
Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 2,945, dan
nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara
thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 2,945 > 2,02269,
karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi variabel citra merek signifikan. Dan hasil yang
diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =
0,006 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel citra
merek secara parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel citra
merek berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki
Swift. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Keller
(2008:56) citra merek merupakan cara masyarakat mempersepsi
(memikirkan) perusahaan atau produknya. Dengan demikian, citra
merek merupakan persepsi dan keyakinan konsumen, seperti tercermin
dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen mengenai merek
dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan, dan dibayangkanya, dan
juga sesuai dengan penelitian terdahulu tentang citra merek terhadap
keputusan pembelian yang diteliti oleh Rizky Iryanita, dan Y.Sugiarto
(2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga,
Dan Persepsi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi
136
Pada Konsumen Produk ATBM Pekalongan)”, bahwa dalam
penelitian ini citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian
e. Uji Fhitung (Simultan)
Menurut Ghozali (2005:98), uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
Tabel 4.55
Hasil Uji F Hitung (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 123,318 6 20,553 6,977 ,000b
Residual 94,272 32 2,946
Total 217,590 38
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,
Promosi, Word Of Mouth
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Menurut Duwi Priyatno (2010: 67), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
Ha7 = tidak terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga,
promosi, distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian.
Ho7 = terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga, promosi,
distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian.
137
Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar
6,977 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 6, df2 = 32, didapat
nilai Ftabel = 2,40. Nilai Fhitung (6,977) > nilai Ftabel (2,40). Karena nilai F
hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara variabel-variabel independen yaitu word of mouth (X1), produk(X2),
harga (X3), promosi (X4), distribusi (X5), dan citra merek (X6) terhadap
variabel dependen keputusan pembelian (Y).
Kesimpulan yang sama dapat diperoleh dari perbandingan nilai sig
dengan taraf signifikansi (α) adalah (0,000) jadi dapat dilihat bahwa
perbandingan nilai sig < a (0,000 < 0,05). Karena nilai sig < α mempunyai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya, keenam variabel independen yaitu word
of mouth (X1), produk(X2), harga (X3), promosi (X4), distribusi (X5), dan
citra merek (X6) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
variabel dependen keputusan pembelian (Y).
Hasil analisis menunjukkan bahwa word of mouth, produk, harga,
promosi, distribusi, dan citra merek berpengaruh secara bersama-sama
atau simultan terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.
145
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh word of mouth,
produk, harga, promosi, distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 39 orang anggota Swift Club Indonesia
(SCI) yang memiliki mobil Suzuki Swift. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan pengujian telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel word of mouth, produk, harga, distribusi, dan citra merek secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Word of mouth
berpengaruh sebesar 53,8 %, produk sebesar 33,1 %, harga sebesar 62,5 %,
promosi sebesar 51,5% dan citra merek sebesar 39,1%, sedangkan variabel
distribusi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
2. Variabel word of mouth, produk, harga, promosi, distribusi, dan citra merek
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar
48,6 %, sedangkan sisanya yaitu 51,4% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
146
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
word of mouth, produk, harga, promosi, distribusi, dan citra merek berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan pembelian yang dilakukan anggota Swift
Club Indonesia (SCI). Dengan demikian semakin gencarnya word of mouth yang
dilakukan, ditambah dengan tingginya kualitas produk yang ditawarkan, semakin
kompetennya harga yang ditawarkan, semakin baiknya promosi yang
diinformasikan, semakin meratanya lokasi distribusi produk itu sendiri didorong
dengan citra merek yang positif dari para calon konsumen, maka akan mendorong
konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap mobil Suzuki Swift. Hal ini
dapat dicapai dengan cara:
1. Dari hasil data yang ada menunjukkan bahwa Swift seharusnya dapat lebih
meningkatkan komunikasi word of mouth dengan cara menanggapi layanan
pasca pembelian yang lebih baik lagi, seperti menjalin hubungan yang lebih
baik dengan pembeli dengan cara yaitu memberikan potongan harga dan
merchandise yang menarik dan menjadikan pembeli sebagai anggota dari
Swift Club Indonesia (SCI) tanpa ada pungutan biaya apapun.
2. Meningkatkan produk Suzuki Swift dengan cara menambahkan fitur roof
scuff yang bisa dibuka dan ditutup untuk menambah kesan mewah serta
elegan.
3. Dari hasil data yang ada menunjukkan bahwa harga jual Suzuki Swift
memang sudah baik dibawah pesaing terbesarnya, seperti Honda Jazz dan
147
Toyota Yaris. Namun, Suzuki Swift harus tetap membuat harganya lebih
terjangkau, seperti memberikan potongan harga yang menggiurkan dan
memberikan merchandise yang menarik, seperti boneka besar dan t-shirt.
4. Dalam segi promosi, sebaiknya Suzuki Swift seharusnya mengadakan event
seperti kompetisi modifikasi Swift dengan hadiah yang menarik.
5. Suzuki Swift seharusnya dapat menyuplai berbagai macam warna yang siap
tersedia di showroom, dan jika showroom tersebut kehabisan mobil dengan
warna yang diinginkan konsumen, sebaiknya pengiriman yang dilakukan
secepat mungkin agar konsumen tidak menunggu terlalu lama dan merasa
kecewa.
6. Suzuki Swift harus mempertahankan citra mereknya dengan cara membina
hubungan baik dengan pelanggan, meningkatkan harga yang terjangkau nya
yang memang sudah baik dengan tetap menambahkan fitur yang menarik,
serta memberikan merchandise yang menarik seperti boneka besar dan t-shirt.
Selama penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kekurangan dan
keterbatasan penelitian diantaranya: pertama; alat pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner, dimana dalam penyebaran kuesioner ini
adanya kemungkinan bahwa responden tidak serius dalam memberikan jawaban,
oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
melakukan wawancara secara terbuka kepada responden, kedua: dalam
pembuatan kuesioner, peneliti menggunakan kata yang sulit dimengerti
dibeberapa pernyataan. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin
148
melakukan penelitian serupa sebaiknya lebih memperhatikan penggunaan bahasa
agar lebih mudah dimengerti oleh responden. Selain itu, penelitian ini ingin
meneliti keputusan pembelian mobil, tetapi screening question yang digunakan
mempertanyakan apakah responden mempunyai mobil, bukan apakah responden
membeli mobil. Jadi sebaiknya peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian serupa sebaiknya lebih memperhatikan screening question agar lebih
tepat dalam menyeleksi responden. Ketiga: untuk mengetahui keputusan
pembelian penelitian ini hanya menggunakan enam variabel, sedangkan dalam
teori dan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat banyak variabel yang
diketahui berpengaruh terhadap keputusan pembelian, oleh karena itu peneliti
menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambahkan atau mengganti
beberapa variabel independen yang mempengaruhi keputusan pembelian antara
lain adalah kesadaran merek, kepribadian merek, popularitas, motivasi, persepsi,
sikap konsumen, celebrity endorser, dan lain-lain. Serta peneliti menyarankan
kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas batasan ruang lingkup sampel yang
diambil dalam penelitian seperti konsumen Suzuki Swift yang tidak menjadi
anggota Swift Club Indonesia (SCI), agar dapat memperoleh informasi yang lebih
luas mengenai produk yang akan diteliti.
149
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Ruli. “Pengaruh Word Of Mouth (WOM), Citra Merek, & Kebijakan Biaya
Pendidikan Terhadap Keputusan Pemilihan Pondok Pesantren Al-
Qur’aniyyah” (skripsi), FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.
Al-Zamendy, Muhamad. “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi Kasus Pada Konsumen Mobil Suzuki
Swift Di Semarang), 2011.
Barata, Dion Dewa. “Pengaruh Informasi Word Of Mouth Pada Keputusan
Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan DKI Jakarta” (tesis), FE
Universitas Indonesia, Depok, 2005.
Canon, Joseph P., William D. Perreault dan E. Jerome Mc Charty, “Basic Marketing:
A Global Managerial Approach”, 18th
Edition, Mc Graw Hill, New York,
2008.
Chandra, Meidi. “Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, & efektivitas
Periklanan Terhadap Pembelian Air Minum Dalam Kemasan Aqua”
(skripsi), FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Christiani, Melisa. “Pengaruh Word Of Mouth Communication Dan Trust In Brand
Terhadap Keputusan Pembelian” (skripsi), Universitas Trisakti, Jakarta,
2007.
Djakarta, Deka I. “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian (Studi
Kasus Pada Indonesia Seller Perusahaan E-Commerce E-Bay)”, 2012.
Ebert, Ronald J. dan Ricky W. Griffin. “Business Essentials”, International Edition,
Third Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2000.
Erida, “Pengaruh Kepuasan Konsumen Dan Intensif Terhadap Perilaku WOM (Word
Of Mouth) Konsumen Jasa Angkutan Penumpang Bis Antar Kota Antar
Propinsi Kelas Eksekutif Di Bandung”, Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.
1 No. 1 Januari – Juni, 2009.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2012.
150
Hardianto, Refli. “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Helm Motor Merek GM Di Kota Pekanbaru”, 2013.
Hasan, Ali. “Marketing Dari Mulut Ke Mulut (Word Of Mouth Marketing)”, Media
Press, Yogyakarta, 2010.
Iryanita, Rizky dan Y. Sugiarto. “Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga,
Dan Persepsi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada
Konsumen Produk ATBM Pekalongan)”, Diponegoro Journal Of
Management, Vol. 2 No. 2, FEB Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2009.
Keumaladewi, F. Ninna. “Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Persepsi Keadilan,
Kepuasan, & Intensitas Pembelian Ulang Pelanggan Pasca Keluhan Pada
Studi Kasus Auto 2000” (skripsi), FE Universitas Indonesia, Jakarta, 2009.
Keller, Kevin Lane. “Strategy Brand Management (Building, Measuring, And
Managing Brand Equity)”, 3rd
Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2008.
Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Milenium, Jilid Ke 2, Prenhallindo,
Jakarta, 2002.
dan Gary Armstrong. “Dasar-Dasar Pemasaran”, Edisi ke 9, Jilid 1,
PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.
. “Principles Of Marketing”, 7th
Edition, Prentice
Hall, New Jersey, 2005.
. “Marketing: An Introduction”, International
Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2008.
. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, Edisi ke 12, Jilid 2,
Erlangga, Jakarta, 2008.
dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Ke 12, Jilid 1
& 2, PT. Indeks, Jakarat, 2007.
. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Ke 13, Jilid 1 &
2, PT. Indeks, Jakarat, 2009.
151
. “Marketing Managemen”, Global Edition,
Prentice Hall, New Jersey, 2012.
Laksana, Fajar. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2008.
Mc Daniel, Carl dan Rogers Gates. “Riset Pemasaran Kontemporer”, Salemba
Empat, Jakarta, 2001.
Mowen, Jhon C. dan Michael Minor. “Organization Behavior”, Terjemahan Dwi
Kartini, FE Universitas Padjajaran, Bandung, 2002.
Nafillah. “Analisis Pengaruh Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Di Makasar”, 2012.
Nugroho, Agung Buwono. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan
SPSS”, CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
Ong, Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto. “Analisis Pengaruh Strategi Diferensiasi,
Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Pelanggan Di Cincau Station Surabaya”, 2013
Pahlawan, Reza Octa. “Pengaruh Trust In Brand Image Terhadap Loyalitas (Studi
Kasus Pada Konsumen Air Minum Aqua Di Kecamatan Cibinong, Bogor)”
(skripsi), FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Priyatno, Duwi. “Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, Mediakom,
Yogyakarta, 2010.
Pujiana, Ika Lestari. “Pengaruh Word Of Mouth Communications Terhadap Proses
Pengambilan Keputusan Pembelian (Survei Pada Pelanggan Klinik
Kecantikan Auraku Skin Solution Ruko Perumahan Taman Mutiara M - 8
Cimahi)”, 2012.
Rahmawati, Ayu Kartika dan Dian Taurina. “Analisis Pengaruh Advertising Dan
WOM Terhadap Brand Image Yang Berdampak Pada Keputusan
Pembelian”, 2011.
Rangkuti, Freddy. “Mengukur efektivitas Program Promosi & Analisis Kasus
Menggunakan SPSS”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.
Riduwan dan Kuncoro Engkos Achmad. ”Cara Menggunakan dan Memaknai
Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2008.
152
Rini, Gilang Puspita. “Pengaruh Persepsi Nilai, Persepsi Risiko, Dan Kesadaran
Merek Terhadap Minat Mengambil Kredit Pada PT. Bank Tabungan
Pensiunan Nasional, Tbk, KCP Pecangaan”, 2011.
Simbolon, Yulia Kristinadan Marhayanie. “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Simpati Telkomsel Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Program S1 Universitas Sumatera Utara”, Jurnal
MediaInformasi Manajemen, Vol. 1 No. 4, FE Universitas Sumatera Utara,
2013.
Stanton, William J. “Fundamentals Of Marketing”, 10th
Edition, Mc Graw-Hill
International, Singapore, 2002.
Suciningtyas, Wulan. “Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, Dan Media
Communication Terhadap Keputusan Pembelian”, Management Analysis
Journal, Vol. 1 No. 1, FE Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2012.
Sugiyono. “Metedologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D”, CV. Alfabeta, Bandung, 2007.
_______ . “Statistika Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2010.
Suhartomo, Yusuf Ardy. “Analisis Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap
Keputusan Pemilihan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (skripsi), FEB UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Sutriono, Surya. “Pengaruh Word Of Mouth Positif Yang Diterima Terhadap Minat
Beli Konsumen” (skripsi), FISIP Universitas Indonesia, Depok, 2008.
Swastha, Basu dan Irawan. “Manajemen Pemasaran Modern”, Edisi Ke 2, Cetakan
Ke 4, Liberty, Yogyakarta, 2000.
___________________ . “Manajemen Pemasaran Modern”, Edisi Ke 2, Cetakan Ke
11, Liberty Offset, Yogyakarta, 2003.
Tjiptono, Fandy. “Strategi Pemasaran”, Edisi 1, Andi Offset, Yogyakarta, 2001.
. “Pemasaran Jasa”, Bayu Media Publishing, Malang, 2004.
. “Brand Management And Strategy”, Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
__________ . “Strategi Pemasaran”, Edisi Ke-2, Andi, Yogjakarta, 2007.
153
Tomo, Bambang Dwy. “Pengaruh Kesadaran Merek, Kesan Kualitas Merek,
Asosiasi Merek, Dan Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi
Kasus Pada KFC Petronas Ciputat)” (skripsi), FEB UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Utami, Yolla Vilanti, Zulkarnain, dan Rio J. M. Marpaung. “Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Padat Merek
Pixy Pada Konsumen Wanita Di Pekanbaru” (jurnal), FE Universitas Riau,
Pekanbaru, 2012.
Wangsa, Muhammad Arif, Otto R. Payangan, dan Yansor Djaya. “Analisis Marketing
Mix Terhadap Keputusan Pembelian Pakan Ternak Japfa Di Sulawesi
Selatan (Studi Kasus Di Pt. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Unit Makassar)”,
2012.
Wibowo, Hariadi. “Pengaruh Iklan, Kualitas Produk Dan WOM Terhadap Brand
Awareness & Implikasinya Terhadap Pembelian” (skripsi), FEB UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Widyaharsana, James. “Pemasaran Hemat Penjualan Berlipat Melalui Creative Viral
Marketing”, Cetakan Pertama, PT. Mitra Kertajaya Indonesia, Jakarta, 2009.
Zeithaml, Valarie A. dan Mary Jo Bitmer. “Service Marketing”. McGraw Hill Inc,
Int’l Edition, New York, 2003.
www.autocarprices.com diunduh pada 4 Maret 2013
www.bisnis-jabar.com diunduh pada 20 Januari 2012
www.gaikindo.or.id diunduh pada 22 Januari 2012
www.kontan.co.id diunduh pada 20 Januari 2012
www.swiftclubindonesia.com diunduh pada 7 Maret 2013
154
Lampiran 1: Lembar Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA, PROMOSI,
DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA MOBIL MEREK SUZUKI SWIFT (Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia)
Kepada responden yang terhormat,
Saya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Manajemen Pemasaran
Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman
NIM : 109081000128
Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan sebagai syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana
Ekonomi, saya memohon Bapak/Ibu/Saudara/i dapat meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner ini.
Jawaban jujur yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan sangat berguna bagi penelitain yang sedang saya lakukan.
Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
A. Penyaringan pertanyaan (screening question)
Apakah anda mempunyai mobil Suzuki Swift?
a. ya
b. tidak
(Jika jawaban “ya”, anda dapat melanjutkan mengisi kuesioner ini. Namun jika jawaban “tidak”, maka
pengisian kuesioner cukup sampai disini)
B. Identitas responden
1. Nama lengkap : ……………………………………………
2. Tanggal lahir : ……………………………………………
3. Alamat : ……………………………………………
4. Jenis kelamin : L / P *
5. Pekerjaan :
a. Pegawai negeri
b. Karyawan swasta
c. Wirausaha
d. Lain-lain, sebutkan …………………
6. Pendapatan per bulan :
a. < Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.001 ─ Rp 3.000.000
c. Rp 3.000.001 ─ Rp. 5.000.000
d. > Rp 5.000.001
*) coret yang tidak perlu
C. Petunjuk Pengisian
Isi dan jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan pilihan dan pendapat anda, beri tanda
ceklis (√) di kolom yang sesuai pada:
154
1. Word of Mouth
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa
resiko keuangan yang saya keluarkan untuk membeli mobil
Suzuki Swift sebanding dengan kualitasnya
2 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui resiko
kinerja mobil Suzuki Swift
3 Saya mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas bagus dari
orang yang memiliki atau memakai mobil tersebut
4 Saya memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan saya mengenai mobil Suzuki Swift
5 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui fitur
lengkap yang dimiliki mobil Suzuki Swift
6 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa
kualitas mobil Suzuki Swift bagus
7 Dari informasi dari mulut ke mulut, saya tahu bahwa dengan
membeli mobil Suzuki Swift langsung di showroom akan
mendapatkan potongan harga dan merchandise menarik
8 Dengan informasi dari mulu ke mulut, saya mengetahui bahwa
dengan membeli mobil Suzuki Swift, saya bisa bergabung ke
dalam komunitas mobil Suzuki Swift
9 Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari teman atau
kerabat saya
10 Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari orang yang
dapat dipercaya
2. Marketing Mix
a. Produk
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Suzuki Swift memiliki produk yang beragam
2 Kualitas mobil Suzuki Swift baik
3 Desain mobil Suzuki Swift menarik
4 Suzuki Swift menawarkan fitur yang menarik
b. Harga
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam
produknya
2 Dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki menawarkan
potongan harga yang menggiurkan untuk produk Swift-nya
3 Mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit
c. Promosi
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah
2 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televise
3 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada reklame/baliho di
jalan raya
4 Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian tunai
5 Suzuki selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil
6 Suzuki Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang berkompeten
7 Suzuki Swift mensponsori acara olah raga
155
8 Suzuki Swift memiliki website resmi
d. Distribusi
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Suzuki Swift memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat
2 Setiap dealer Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil Suzuki
Swift dengan macam tipenya serta macam warnanya
3. Citra Merek
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang menarik
2 Mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik
3 Harga mobil Suzuki Swift bersaing dengan harga mobil merek
lain yang sejenis
4 Fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik
5 Suzuki Swift menawarkan produk transmisi automatic dan
manual
6 Nama Suzuki “Swift” unik
7 Nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan
8 Nama merek Suzuki Swift mudah diingat
9 Nama merek Suzuki Swift mudah dikenal
4. Keputusan Pembelian
No. Pernyataan STS TS R S SS
1 Saya membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhan
2 Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari
keluarga /teman/tetangga
3 Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari
iklan
4 Saya lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan dengan
mobil merek lain
5 Suzuki Swift merupakan mobil yang paling saya sukai
6 Saya merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift
7 Saya akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada orang
lain
156
Lampiran 2: Data Mentah Jawaban Responden
WORD OF MOUTH
no wm1 wm2 wm3 wm4 wm5 wm6 wm7 wm8 wm9 wm10 scoretot
1 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 35
2 5 5 5 5 5 5 2 4 2 5 43
3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42
4 4 5 4 4 4 4 3 2 4 4 38
5 5 5 4 5 5 5 4 2 4 4 43
6 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 45
7 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 47
8 4 4 4 5 2 4 2 4 4 5 38
9 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 43
10 4 2 3 4 4 4 3 2 2 4 32
11 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 47
12 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44
13 5 5 4 5 3 5 4 4 5 4 44
14 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 45
15 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 44
16 5 1 3 5 5 5 3 4 4 4 39
17 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48
18 5 2 5 5 5 5 4 5 2 5 43
19 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 44
20 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 44
21 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 45
22 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48
23 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 46
24 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 46
25 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
26 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 43
27 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 45
28 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 42
29 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
31 5 2 5 5 4 5 3 5 5 5 44
32 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 44
33 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 42
34 5 2 4 4 5 5 3 5 5 5 43
35 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44
36 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 39
37 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 42
38 5 2 5 5 5 5 2 5 5 5 44
39 4 3 4 4 4 5 3 5 5 5 42
157
PRODUK
no produk1 produk2 produk3 produk4 scoretot
1 4 4 4 4 16
2 4 4 4 4 16
3 4 4 4 4 16
4 5 5 5 2 17
5 4 4 4 4 16
6 4 4 4 4 16
7 5 5 5 5 20
8 4 4 4 4 16
9 5 5 5 4 19
10 5 5 5 2 17
11 5 5 5 5 20
12 4 4 4 4 16
13 4 4 4 4 16
14 5 5 4 4 18
15 4 4 4 2 14
16 5 5 5 4 19
17 4 4 4 4 16
18 5 5 5 4 19
19 5 5 5 5 20
20 4 4 4 4 16
21 4 4 4 4 16
22 5 4 2 4 15
23 5 5 5 2 17
24 5 5 5 2 17
25 4 4 4 4 16
26 4 4 4 5 17
27 5 5 5 5 20
28 4 4 2 4 14
29 4 4 4 4 16
30 5 5 5 2 17
31 4 4 4 4 16
32 5 5 5 2 17
33 4 4 4 4 16
34 5 5 5 5 20
35 4 4 4 4 16
36 4 4 4 4 16
37 5 5 5 4 19
38 5 5 5 4 19
39 5 5 5 4 19
158
HARGA
no harga1 harga2 harga3 scoretot
1 4 4 4 12
2 4 5 5 14
3 4 4 5 13
4 4 4 4 12
5 5 5 4 14
6 4 5 4 13
7 4 5 5 14
8 5 5 4 14
9 5 5 5 15
10 4 4 5 13
11 4 5 5 14
12 4 5 5 14
13 4 5 4 13
14 4 5 5 14
15 4 4 5 13
16 4 5 4 13
17 5 5 5 15
18 5 4 4 13
19 4 4 5 13
20 4 5 4 13
21 4 5 4 13
22 4 5 5 14
23 4 4 4 12
24 5 5 5 15
25 5 5 4 14
26 4 4 4 12
27 4 4 5 13
28 4 5 4 13
29 4 5 4 13
30 4 5 5 14
31 5 4 5 14
32 5 5 5 15
33 4 4 5 13
34 4 5 4 13
35 4 5 5 14
36 4 5 4 13
37 5 5 4 14
38 4 5 5 14
39 4 4 5 13
159
PROMOSI
no promosi1 promosi2 promosi3 promosi4 promosi5 promosi6 promosi7 promosi8 scoretot
1 4 4 2 5 5 4 1 5 30
2 5 5 4 4 4 5 5 5 37
3 1 5 2 5 5 3 4 4 29
4 4 5 4 5 5 5 4 5 37
5 4 4 4 5 4 4 5 5 35
6 4 4 4 4 4 4 4 4 32
7 5 5 5 5 5 5 5 5 40
8 4 4 2 5 3 4 4 4 30
9 5 5 5 4 5 5 5 4 38
10 4 5 4 4 4 4 4 4 33
11 5 5 5 4 4 4 4 4 35
12 4 5 5 5 5 5 5 4 38
13 5 5 5 4 5 5 5 5 39
14 4 5 4 4 5 4 4 5 35
15 4 5 4 5 5 5 4 5 37
16 4 4 4 5 4 4 2 4 31
17 4 5 2 5 5 3 5 5 34
18 5 5 5 5 4 5 4 4 37
19 5 5 5 5 5 5 5 5 40
20 4 5 5 4 4 4 4 5 35
21 4 5 4 5 5 5 5 5 38
22 5 4 4 5 5 4 4 5 36
23 5 4 5 5 5 5 4 4 37
24 5 4 4 5 5 4 5 4 36
25 4 4 4 4 5 4 4 4 33
26 4 5 3 5 4 4 5 5 35
27 4 5 4 5 5 5 3 5 36
28 4 5 4 4 4 5 5 4 35
29 5 4 5 4 5 5 5 5 38
30 4 5 4 5 4 5 5 5 37
31 5 5 4 5 5 4 5 5 38
32 4 5 4 5 5 4 4 4 35
33 5 4 3 4 4 5 4 4 33
34 5 4 5 5 5 5 5 5 39
35 5 4 5 5 4 4 5 4 36
36 4 4 5 4 4 4 4 5 34
37 5 4 4 4 5 4 4 5 35
38 4 5 4 5 4 5 4 5 36
39 5 4 4 5 3 5 4 4 34
160
DISTRIBUSI
No distribusi1 distribusi2 scoretot
1 4 4 8
2 4 4 8
3 5 4 9
4 4 5 9
5 4 4 8
6 4 4 8
7 5 5 10
8 4 4 8
9 5 5 10
10 4 4 8
11 4 3 7
12 4 4 8
13 5 5 10
14 5 5 10
15 4 5 9
16 4 5 9
17 4 4 8
18 4 4 8
19 5 5 10
20 5 4 9
21 5 5 10
22 5 4 9
23 4 4 8
24 5 4 9
25 5 5 10
26 4 5 9
27 5 4 9
28 4 5 9
29 5 5 10
30 4 4 8
31 4 4 8
32 4 5 9
33 4 5 9
34 3 4 7
35 4 5 9
36 4 4 8
37 5 5 10
38 5 4 9
39 5 5 10
161
CITRA MEREK
no CM1 CM2 CM3 CM4 CM5 CM6 CM7 CM8 CM9 scoretot
1 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41
2 5 4 4 4 5 4 5 5 4 40
3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 38
4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 42
5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 43
6 4 5 5 5 4 4 4 4 4 39
7 4 5 5 5 5 4 4 4 4 40
8 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
9 5 5 5 5 5 3 4 4 4 40
10 5 5 5 5 5 4 4 5 4 42
11 5 5 2 5 5 4 4 4 4 38
12 5 4 5 4 5 5 5 5 5 43
13 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41
14 4 5 5 5 3 4 4 5 5 40
15 4 5 4 5 4 4 5 5 5 41
16 4 5 4 5 5 4 5 5 5 42
17 4 5 2 5 5 4 5 5 5 40
18 5 5 1 5 5 5 5 5 5 41
19 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41
20 5 5 5 5 4 4 5 4 5 42
21 4 4 5 4 5 4 4 4 5 39
22 5 4 5 4 5 5 5 4 5 42
23 5 5 2 5 5 2 5 4 5 38
24 5 5 1 5 5 4 5 5 5 40
25 5 4 2 4 4 4 5 4 4 36
26 5 5 4 5 5 3 5 5 5 42
27 5 4 4 4 4 4 5 5 5 40
28 5 4 5 4 3 4 5 5 5 40
29 5 4 4 4 4 4 5 5 5 40
30 4 4 4 4 4 4 5 5 5 39
31 5 4 4 4 5 4 4 4 4 38
32 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41
33 5 5 2 5 4 4 5 4 5 39
34 5 4 5 4 5 5 5 5 5 43
35 5 5 4 5 4 4 4 4 4 39
36 5 5 5 5 5 5 4 5 4 43
37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41
38 5 5 5 5 5 2 4 4 4 39
39 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41
162
KEPUTUSAN PEMBELIAN
no kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 Kp6 Kp7 scoretot
1 4 5 5 4 4 5 4 35
2 4 4 4 5 5 5 5 37
3 5 4 4 4 4 4 4 34
4 5 4 4 4 4 4 4 32
5 5 5 5 4 4 4 3 35
6 4 4 4 5 4 4 3 30
7 5 4 5 4 4 4 4 34
8 5 4 5 4 4 4 4 35
9 5 5 5 4 4 5 5 36
10 5 3 5 4 5 5 5 36
11 5 5 5 4 4 5 5 37
12 5 4 5 4 5 5 4 37
13 4 5 4 4 4 4 4 33
14 5 3 3 4 4 5 4 32
15 5 5 5 5 5 4 4 36
16 4 4 4 3 4 4 4 31
17 5 4 5 4 4 5 5 36
18 5 5 5 5 3 4 4 35
19 4 5 5 5 5 4 4 36
20 4 5 5 5 5 5 5 39
21 4 4 4 5 5 5 4 36
22 5 4 4 4 4 4 4 33
23 4 4 4 4 4 4 4 32
24 5 5 5 4 5 5 5 38
25 4 5 5 5 5 5 5 37
26 4 4 4 4 4 4 4 32
27 4 4 4 4 4 4 4 32
28 4 5 5 4 5 4 4 35
29 3 4 4 5 5 4 3 33
30 4 4 4 4 4 5 5 35
31 5 5 5 5 5 5 5 40
32 5 5 5 5 5 5 5 40
33 4 5 5 4 3 4 4 31
34 4 4 4 4 4 4 4 32
35 5 5 5 5 5 5 5 38
36 4 4 4 4 4 4 4 32
37 4 5 4 4 4 4 4 34
38 4 4 4 4 4 5 5 35
39 3 4 4 4 4 4 4 30
163
Lampiran 3: Output Hasil Pengujian Data
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Uji Validitas
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Keterangan
WM1 38,50 13,421 0,514 Valid
WM2 38,45 13,629 0,437 Valid
WM3 38,40 13,200 0,551 Valid
WM4 38,75 12,934 0,397 Valid
WM5 38,85 11,082 0,645 Valid
WM6 38,50 12,684 0,740 Valid
WM7 38,85 12,976 0,331 Valid
WM8 38,45 12,576 0,605 Valid
WM9 38,45 12,155 0,717 Valid
WM10 38,45 13,208 0,559 Valid
Produk1 13,05 1,629 0,683 Valid
Produk2 12,80 2,274 0,599 Valid
Produk3 12,85 1,924 0,960 Valid
Produk4 12,75 2,197 0,636 Valid
Harga1 8,85 0,766 0,433 Valid
Harga2 8,90 0,937 0,411 Valid
Harga3 8,85 0,766 0,630 Valid
Promosi1 30,80 8,274 0,661 Valid
Promosi2 30,70 8,642 0,663 Valid
Promosi3 30,90 8,095 0,636 Valid
Promosi4 30,75 8,724 0,637 Valid
Promosi5 30,80 8,589 0,558 Valid
Promosi6 30,75 8,829 0,599 Valid
Promosi7 31,05 8,050 0,476 Valid
Promosi8 30,65 9,082 0,508 Valid
Distribusi1 4.40 0,253 0.899 Valid
Distribusi2 4.35 0,239 0.899 Valid
CM1 35,70 6,116 0,534 Valid
CM2 35,70 6,537 0,352 Valid
CM3 35,85 6,345 0,323 Valid
CM4 35,80 6,063 0,423 Valid
CM5 35,85 6,345 0,424 Valid
CM6 35,80 6,274 0,346 Valid
CM7 35,95 6,050 0,450 Valid
CM8 35,90 6,411 0,405 Valid
CM9 35,85 6,450 0,380 Valid
KP1 31,15 5,397 0,561 Valid
164
KP2 31,20 5,221 0,660 Valid
KP3 31,20 5,537 0,507 Valid
KP4 31,00 6,000 0,299 Tidak Valid
KP5 31,10 5,358 0,576 Valid
KP6 31,25 5,776 0,308 Valid
KP7 31,15 5,292 0,612 Valid
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha N of items
Word Of Mouth 0,836 10
Produk 0,851 4
Harga 0,671 3
Promosi 0,844 8
Saluran Distribusi 0,946 2
Citra Merek 0,726 9
Keputusan Pembelian 0,792 7
UJI ASUMSI KLASIK
Uji Normalitas
165
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001
Word Of
Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002 ,521 1,919
Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010 ,923 1,083
Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000 ,844 1,185
Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002 ,591 1,692
Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174 ,927 1,078
Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006 ,768 1,302
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Uji Heteroskedastisitas
UJI REGRESI LINIER BERGANDA
166
Uji Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,753a ,567 ,486 1,716
a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,
Promosi, Word Of Mouth
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Uji Hipotesis t Hitung (Parsial) dan F Hitung (Simultan)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 40.645 10.787 3.768 .001
Word Of Mouth -.363 .109 -.538 -3.341 .002
Harga -.468 .171 -.331 -2.731 .010
Produk 1.819 .369 .625 4.935 .000
Promosi .459 .135 .515 3.400 .002
Distribusi -.454 .327 -.168 -1.389 .174
Citra Merek -.573 .195 -.391 -2.945 .006
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 123.318 6 20.553 6.977 .000b
Residual 94.272 32 2.946
Total 217.590 38
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk, Promosi, Word Of Mouth