ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING … · E-mail : [email protected] II. PENDIDIKAN 1....

179
ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT (Studi kasus pada Swift Club Indonesia) Oleh Muhammad Noer Ichbal Hilman NIM: 109081000128 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 / 1434 H

Transcript of ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING … · E-mail : [email protected] II. PENDIDIKAN 1....

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING

MIX (PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN SALURAN

DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT

(Studi kasus pada Swift Club Indonesia)

Oleh

Muhammad Noer Ichbal Hilman

NIM: 109081000128

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 / 1434 H

i

ii

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA,

PROMOSI, DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT

(Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muhammad Noer Ichbal Hilman

NIM: 109081000128

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ela Patriana, MM, AAAIJ

NIP. 195706171985031002 NIP. 196905282008012010

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

iii

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman

2. NIM : 109081000128

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Word Of Mouth, Marketing Mix(Produk, Harga,

Promosi, Dan Saluran Distribusi), Dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi Kasus pada Swift

Club Indonesia)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan

lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 19 September 2013

1. Leis Suzanawati, SE., M.Si ( )

NIP. 197208092005012004 Ketua

2. Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA ( )

NIP. 197001062003121001 Sekretaris

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )

NIP. 195706171985031002 Pembimbing 1

4. Ela Patriana, MM, AAAIJ ( )

NIP. 196905282008012010 Pembimbing 2

5. Ade Suherlan, MBA., MM ( )

NIP. 198005252009121001 Penguji Ahli

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 22 Oktober 1991

3. Alamat : Puri Kartika I.1/4 Rt: 006/ 009 Tangerang

4. Telepon : 087774530045

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Sudimara Tahun 1997-2003

2. SMPN 3 Tangerang Tahun 2003-2006

3. SMAN 13 Tangerang Tahun 2006-2009

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Benny Hilman

2. Ibu : Yuli Eka Sari

3. Alamat : Puri Kartika I.1/4 Rt: 006/ 009 Tangerang

vi

ANALYZE THE EFFECT OF WORD OF MOUTH, MARKETING MIX

(PRODUCT, PRICE, PROMOTION, AND PLACE), AND BRAND IMAGE TO

PURCHASE DECISION TOWARD SUZUKI SWIF’S CAR

(Case Study on Swift Club Indonesia)

Muhammad Noer Ichbal Hilman

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the influence of word of mouth, marketing

mix (product, price, promotion, and place), and brand image on purchase decision

toward Suzuki Swift’s car. The data which used in this research is a primary data,

collected from 60 respondents as the member on Swift Club Indonesia who bought and

used the Suzuki Swift’s car. The sampling technique that is used in this research is

judgement sampling method, then the data was analyzed using multiple regression

method. The result showed that: word of mouth, product, price, promotion, place, and

brand image have significant influence simultaneously on purchase decision. Partially,

word of mouth, product, price, place, and brand image have significant influence, but

promotion not.

Keyword: Word of mouth, Product, Price, Promotion, Place, Brand Image, Purchase

Decison.

vii

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK,

HARGA, PROMOSI, DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT

(Studi Kasus pada Swift Club Indonesia)

Muhammad Noer Ichbal Hilman

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh word of mouth,

marketing mix (produk, harga, promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek terhadap

keputusan pembelian mobil Suzuki Swift. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer yang dikumpulkan dari 60 responden sebagai anggota dari Swift

Club Indonesia yang membeli mobil Suzuki Swift. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling, kemudian data

diproses menggunakan analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa: word of mouth, produk, harga, saluran distribusi, dan citra merek mempunyai

pengaruh yang signifikan, tetapi promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

Kata kunci: Word of Mouth, Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi, Citra Merek,

Keputusan Pembelian.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang

mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang

ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda tercinta Benny Hilman dan ibunda tersayang Yuli

Eka Sari yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta

doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ahmad Dumyathi Bashori, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE. Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun

skripsi dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan

atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

ix

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

9. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas Manajemen D Angkatan

2009 dan Marketing Angkatan 2009 yang selalu mengisi hari-hari menjadi

sangat menyenangkan.

10. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

11. Selfi Stefani, yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen

pemasaran.

Jakarta, September 2013

Penulis,

(Muhammad Noer Ichbal Hilman)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v

ABSTRACT . ..................................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .. xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11

1. Tujuan Penelitian .................................................................. 11

2. Manfaat Penelitian ................................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 13

A. Landasan Teori ........................................................................... 13

1. Pemasaran ............................................................................... 13

2. Manajemen Pemasaran ........................................................... 14

3. Word of Mouth (WOM) ........................................................... 15

a. Pengertian Word Of Mouth (WOM) ................................... 15

b. Menciptakan Word Of Mouth (WOM) ............................... 18

c. Pengukuran Word Of Mouth (WOM) ................................. 21

xi

4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) ....................................... 27

a. Produk (Product)................................................................ 29

b. Harga (Price) ...................................................................... 33

c. Promosi (Promotion).......................................................... 38

d. Distribusi (Place) ............................................................... 41

5. Citra Merek (Brand Image) .................................................... 43

a. Pengertian Citra.................................................................. 43

b. Pengertian Merek ............................................................... 44

c. Pengertian Citra Merek ...................................................... 46

d. Pengukuran Citra Merek .................................................... 49

6. Keputusan Pembelian ............................................................. 51

a. Pengertian Keputusan Pembelian ....................................... 51

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 52

c. Peranan Dalam Keputusan Pembelian ............................... 55

d. Proses Keputusan Pembelian ............................................. 57

B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 64

C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 71

D. Hipotesis Penelitian……………. ................................................ 72

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 74

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 74

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 74

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 75

1. Data Primer ............................................................................. 75

2. Data Sekunder ......................................................................... 76

D. Metode Analisis Data .................................................................. 76

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 77

a. Uji Validitas ..................................................................... 77

b. Uji Reliabilitas ................................................................. 77

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 78

xii

a. Uji Normalitas ................................................................. 78

b. Uji Multikolinearitas ........................................................ 79

c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 80

3. Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 81

4. Koefisien Korelasi (R) ............................................................ 83

5. Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 83

6. Uji Hipotesis ........................................................................... 84

a. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 84

b. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 84

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 85

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 88

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ................................. 88

1. Sejarah Singkat Suzuki Swift ................................................ 88

2. Profil Swift Club Indonesia (SCI) ......................................... 90

B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 90

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 90

2. Karakteristik Responden ....................................................... 94

3. Analisis Deskriptif ................................................................ 96

a. Word Of Mouth ................................................................ 96

b. Produk .............................................................................. 102

c. Harga................................................................................ 104

d. Promosi ............................................................................ 106

e. Distribusi ......................................................................... 110

f. Citra Merek ...................................................................... 111

g. Keputusan Pembelian ...................................................... 116

4. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 120

a. Uji Normalitas ................................................................. 120

b. Uji Multikolinearitas ........................................................ 121

c. Uji Heterokedastisitas ...................................................... 122

xiii

5. Uji Regresi Linier Berganda .................................................... 124

a. Persamaan Regresi Linier Berganda ................................ 124

b. Uji Koefisien Korelasi (R) ............................................... 125

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 126

d. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 127

e. Uji F Hitung (Simultan) ................................................... 136

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 145

A. Kesimpulan .................................................................................. 145

B. Implikasi ...................................................................................... 146

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 149

LAMPIRAN ....................................................................................................... 154

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2009-2011 6

1.2 Daftar Harga Mobil Hatchback Di Indonesia Tahun 2013 ....... 7

1.3 Data Penjualan Mobil Hatchback Tahun 2009-2011 ................ 9

2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 65

3.1 Operasional Variabel Penelitian ................................................ 83

4.1 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 91

4.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 93

4.3 Usia Responden ......................................................................... 94

4.4 Jenis Kelamin Responden .......................................................... 94

4.5 Pekerjaan Responden ................................................................. 95

4.6 Pendapatan Perbulan.................................................................. 95

4.7 Dengan WOM, responden mengetahui resiko yang harus

dikeluarkan untuk membeli mobil Suzuki Swift sebanding

dengan kualitasnya .................................................................... 96

4.8 Dengan WOM, responden mengetahui resiko kinerja mobil

Suzuki Swift .............................................................................. 97

4.9 Responden mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas

bagus dari orang yang memiliki atau memakai mobil tersebut . 97

4.10 Responden memperoleh informasi yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginannya mengenai mobil Suzuki Swift

sebanding dengan kualitasnya ................................................... 98

4.11 Dengan WOM, responden mengetahui fitur lengkap yang

dimiliki mobil Suzuki Swift ...................................................... 99

4.12 Dengan WOM, responden mengetahui bahwa kualitas mobil

Suzuki Swift bagus .................................................................... 99

4.13 Dari WOM, responden tahu bahwa dengan membeli mobil

Suzuki Swift langsung di showroom akan mendapatkan

potongan harga dan merchandise menarik ................................ 100

xv

4.14 Dengan WOM, responden mengetahui bahwa dengan

membeli mobil Suzuki Swift dan bisa bergabung ke dalam

komunitas mobil Suzuki Swift .................................................. 101

4.15 Responden mengetahui mobil Suzuki Swift dari kerabatnya .... 101

4.16 Responden mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari

orang yang dapat dipercaya ....................................................... 102

4.17 Suzuki Swift memiliki produk yang beragam ........................... 102

4.18 Kualitas mobil Suzuki Swift baik ............................................. 103

4.19 Desain mobil Suzuki Swift menarik .......................................... 103

4.20 Suzuki Swift menawarkan fitur yang menarik .......................... 104

4.21 Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam

produknya .................................................................................. 104

4.22 Dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki

menawarkan potongan harga yang menggiurkan untuk

produk Swift-nya ....................................................................... 105

4.23 Mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit .......................... 105

4.24 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah ........... 106

4.25 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televisi ...................... 107

4.26 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada reklame/baliho di

jalan raya.................................................................................... 107

4.27 Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian

tunai .......................................................................................... 108

4.28 Suzuki selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil 108

4.29 Suzuki Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang

berkompeten .............................................................................. 109

4.30 Suzuki Swift mensponsori acara olah raga ................................ 109

4.31 Suzuki Swift memiliki website resmi ........................................ 110

4.32 Suzuki Swift memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat 110

4.33 Setiap dealer Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil

Suzuki Swift dengan macam tipenya serta macam warnanya ... 111

4.34 Mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang menarik . 112

xvi

4.35 Mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik............ 112

4.36 Harga mobil Suzuki Swift bersaing dengan harga mobil

merek lain yang sejenis.............................................................. 113

4.37 Fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik ................................ 113

4.38 Suzuki Swift menawarkan produk transmisi automatic dan

manual ....................................................................................... 114

4.39 Nama Suzuki “Swift” unik ........................................................ 114

4.40 Nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan............................ 115

4.41 Nama merek Suzuki Swift mudah diingat ................................. 115

4.42 Nama merek Suzuki Swift mudah dikenal ................................ 116

4.43 Responden membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhan ..... 116

4.44 Responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki

Swift dari keluarga /teman/tetangga .......................................... 117

4.45 Responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki

Swift dari iklan .......................................................................... 117

4.46 Responden lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan

dengan mobil merek lain ........................................................... 118

4.47 Suzuki Swift merupakan mobil yang paling responden sukai ... 118

4.48 Responden merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift . 119

4.59 Responden akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada

orang lain ................................................................................... 119

4.50 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 121

4.51 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ............................................ 124

4.52 Hasil Koefisien Korelasi (R) ..................................................... 125

4.53 Hasil Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 126

4.54 Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial) .................................................. 128

4.55 Hasil Uji F Hitung (Uji Simultan) ............................................. 136

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Elemen Dalam Marketing Mix .................................................. 28

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen . 52

2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen .................................. 57

2.4 Tahapan Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan

Pembelian .................................................................................. 62

2.5 Kerangka Pemikiran .................................................................. 71

4.1 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 120

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 123

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia dituntut

dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Melihat

kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut untuk mempunyai

strategi pemasaran yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan. Dengan

demikian, setiap perusahaan harus memahami perilaku konsumen pada pasar

sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi

yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat

tergantung pada perilaku konsumennya (Nafillah, 2012:1).

Pada dasarnya semakin banyaknya pilihan produk yang dijual di pasar,

maka semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk

yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari kondisi tersebut

adalah konsumen menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap

produk yang diluncurkan di pasar.

Selain perusahaan menjalankan strategi penjualan agar produknya dapat

diterima di pasar, peran konsumen yang pernah memakai suatu produk

merupakan hal yang perlu diperhatikan. Konsumen yang telah memakai suatu

produk dan merasa puas akan produk tersebut, secara otomatis akan

2

menceritakan dan merekomendasikan kepada orang lain, sehingga dapat

menciptakan pembelian individu yang mendengarnya.

Hal tersebut merupakan komunikasi word of mouth (WOM), WOM

memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan iklan dan bentuk promosi

lain. Menurut Onbee Marketing Research (anak perusahaan Octovate Consulting

Group) yang bekerjasama dengan majalah SWA, melakukan penelitian kepada

2000 konsumen di lima kota besar di Indonesia, dan menyimpulkan bahwa 89%

konsumen di Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga

pada saat ingin membeli suatu produk (Suhartomo, 2010:3).

Sikap konsumen ini menunjukkan bahwa WOM yang efektif akan cepat

membangun kredibilitas sebuah merek, yang berujung pada rekomendasi oleh

satu konsumen ke konsumen lain. Jika konsumen merasa puas pada suatu

produk, maka akan tercipta WOM yang positif tentang produk tersebut. Namun,

jika konsumen merasa tidak puas akan suatu produk, maka akan tercipta WOM

yang negatif tentang produk tersebut dan berakibat menurunnya konsumen atau

calon konsumen yang batal untuk membeli produk itu (Rahmawati dan Taurina,

2011:3).

Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa word of mouth

Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses

komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun

kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan

informasi secara personal.

3

Selain itu, perusahaan perlu merumuskan strategi bauran pemasaran

(marketing mix) yang tepat agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk

yang telah dihasilkan oleh perusahaan, serta produk tersebut dapat sampai di

tangan konsumen dengan cepat sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

“Marketing mix is the set of controllable, tactical marketing tools that the firm

blends to produce the response it wants in the target market”. Marketing mix

meliputi item alat pemasaran, yaitu product, price, promotion, dan place (4P)

(Kotler dan Armstrong, 2008:57).

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarka kepada pasar untuk

mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang mungkin

dapat memuaskan harapan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2008:57).

Selain itu, strategi penetapan harga juga sangat penting untuk dilakukan.

Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang yang

diperlukan sebagai penukar berbagai kombinas produk dan jasa, dengan

demikian maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam

barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu

produk dan jasa.

Disamping itu, promosi juga merupakan salah satu media yang efektif

sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan konsumen untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu produk. Promosi adalah suatu

komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang

bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

4

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat

produk itu (Laksana, 2008:133).

Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam strategi bauran pemasaran

adalah lokasi. Menurut Fajar Laksana (2008:123) saluran distribusi adalah

serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk

menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.

Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau

perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir.

Selain dari efektifitas komunikasi word of mouth (WOM) dan bauran

pemasaran (marketing mix), yang perlu diperhatikan perusahaan dalam

memasarkan produknya yaitu citra merek yang positif akan produknya itu.

Citra merek yang dimiliki perusahaan merupakan aspek penting yang

harus dimiliki dan dipertahankan nilai positifnya dimata konsumen maupun calon

konsumen. Citra merek merupakan cara masyarakat mempersepsi (memikirkan)

perusahaan atau produknya. Dengan demikian, citra merek merupakan persepsi

dan keyakinan konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam

ingatan konsumen mengenai merek dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan,

dan dibayangkanya. Dengan menciptakan citra merek yang tepat untuk suatu

produk, tentunya akan sangat berguna bagi pemasar, karena citra merek akan

mempengaruhi penilaian konsumen atas alternative brand yang diharapkan.

Yang bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi dapat

memberikan kepuasan yang lebih baik dan lebih terjamin (Keller, 2008:56).

5

Kesinambungan antara citra merek dan kinerja perusahaan merupakan

dua hal yang harus tetap dijaga keberlangsungannya. Konsumen akan tetap

memilih produk dengan merek terkenal dan sudah mapan, dimana produk yang

dipilih akan menjamin kualitas produknya. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong dalam Meidi Chandra (2009:5), bahwa

“brand also tell the buyer something about product quality”.

Demikian pula yang terjadi pada industri otomotif, perkembangan pesat

industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi ketat,

khususnya pada industri mobil. Para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)

mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini terlihat dari semakin

beraneka ragamnya merek dan jenis mobil di Indonesia. Akibatnya konsumen

semakin selektif dalam memilih mobil yang akan dibelinya. Faktor yang menjadi

pertimbangan bagi konsumen dalam memilih produk yaitu faktor nilai atau

manfaat yang akan diperoleh konsumen dari suatu produk. Selain itu, konsumen

juga mempertimbangkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk

memperoleh produk tersebut. Banyaknya produk yang memiliki kesamaan

bentuk, kegunaan dan fitur-fitur lain membuat konsumen kesulitan untuk

membedakan antara satu produk dengan produk yang lain. Inovasi produk terus

dilakukan oleh ATPM mobil untuk menarik perhatian konsumen dan tentu saja

agar konsumen bersedia membeli produk yang dihasilkan ATPM (Al-Zamendy,

2011:1).

6

Saat ini segmen mobil yang sedang diminati adalah segmen mobil

hatchback. Mobil hatchback adalah mobil dengan harga di atas Rp. 150 juta

berkapasitas lima penumpang dengan kapasitas mesin lebih dari 1.200 cc.

Berikut ini adalah data mengenai penjualan mobil segmen hatchback di

Indonesia dalam tiga tahun terakhir:

Tabel 1.1

Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia

Tahun 2009 – 2011

Tahun Unit

2009 36.057

2010 54.258

2011 41.054

Sumber: www.bisnis-jabar.com, www.kontan.co.id

Dari data di atas dapat terlihat bahwa penjualan mobil segmen hatchback

mengalami peningkatan sebesar 33,21% pada tahun 2010. Walaupun pada tahun

2011 mengalami penurunan penjualan sebanyak 13.204 unit.

Mobil segmen hatchback sedang diminati konsumen karena menawarkan

kepraktisan bergerak di tengah lalu lintas padat dan konsumsi bahan bakar yang

cukup irit. Mobil segmen hatchback di Indonesia dalam beberapa tahun ini

sangat padat oleh berbagai merek pabrikan dunia. Sehingga kini di segmen

hatchback terdapat beragam varian seperti Honda Jazz, Toyota Yaris, Nissan

March, Mazda 2, Suzuki Swift, Ford Fiesta, dan Hyundai i20. Berikut ini adalah

data mengenai harga mobil hatchback di Indonesia:

7

Tabel 1.2

Daftar Harga Mobil Hatchback Di Indonesia

Tahun 2013

Merek Mobil Harga

Honda Jazz RS A/T 231.000.000

RS M/T 221.000.000

S A/T 213.500.000

S M/T 203.500.000

Toyota Yaris E A/T 209.500.000

E M/T 199.300.000

J A/T 200.400.000

J M/T 190.200.000

S A/T Limited 223.400.000

S M/T 211.700.000

TRD Sportivo ver.2 228.000.000

Nissan March 1.2 L A/T 153.200.000

1.2 L A/T XS 163.200.000

1.2 L M/T 143.100.000

Autech 1.2 L M/T 168.200.000

Mazda 2 R A/T 219.000.000

R M/T 209.000.000

RZ A/T 229.000.000

S A/T 190.200.000

S M/T 180.200.000

Sport A/T 212.300.000

Sport M/T 202.300.000

V A/T 199.000.000

V M/T 189.000.000

Suzuki Swift

(New) GL A/T 174.100.000

(New) GL M/T 163.100.000

(New) GX A/T 180.600.000

(New) GX M/T 169.600.000

(New) GT3 A/T 201.200.000

(New) GT3 M/T 190.100.000

(New) ST A/T 184.100.000

(New) ST M/T 176.100.000

Ford Fiesta Sport 221.000.000

Sport + A/T 236.000.000

Sumber: www.autocarprices.com. Data diambil pada tanggal 4 Maret 2013

8

Tabel 1.2 (Lanjutan)

Merek Mobil Harga

Ford Fiesta Sport A/T 226.000.000

Sport M/T 216.000.000

Style M/T 179.000.000

Trend A/T 201.000.000

Trend M/T 191.000.000

Hyundai i20 CRDi M/T 197.800.000

GL A/T 184.500.000

GL M/T 170.500.000

Sumber: www.autocarprices.com. Data diambil pada tanggal 4 Maret 2013

PT. Indomobil Niaga Internasional sebagai ATPM mobil Suzuki di

Indonesia juga masuk ke segmen hatchback. Suzuki meluncurkan merek Swift

untuk merambah pasar mobil hatchback. Melalui riset ini akan dianalisis

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli mobil Suzuki Swift. Ketertarikan pemilihan merek Suzuki Swift

dikarenakan produk mobil Suzuki Swift ini mengalami penurunan dan penaikan

unit penjualan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Berikut adalah data

penjualan mobil hatchback tiga tahun terakhir:

9

Tabel 1.3

Data Penjualan Mobil Hatchback Di Indonesia

Tahun 2009-2011 (Dalam Unit)

Merek Mobil Tahun

2011 2010 2009

Honda Jazz 19.440 20.581 15.713

Toyota Yaris 16.448 15.398 7.505

Nissan March 12.345 1.945 -

Mazda 2 5.513 3.049 652

Suzuki Swift 3.618 3.546 3.753

Ford Fiesta 3.428 1.484 -

Hyundai i20 622 693 426

Sumber: www.gaikindo.or.id

Rendahnya angka peningkatan penjualan Suzuki Swift bisa mengancam

dominasi Suzuki Swift di segmen mobil hatchback. Selain itu, Suzuki Swift

semakin ditempel ketat oleh varian hatchback Mazda 2 yang membukukan

penjualan sebesar 5.513 unit pada tahun 2011. Padahal Mazda 2 baru resmi

diluncurkan pada bulan November tahun 2009 lalu (www.otomotifkompas.com).

Hal ini jelas merupakan ancaman bagi Suzuki Swift dalam dominasinya di

segmen mobil hatchback.

Sampel yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah orang-orang

pengguna mobil Suzuki Swift di dalam komunitas Swift Club Indonesia (SCI).

Alasan dipilihnya orang-orang pengguna mobil Suzuki Swift di dalam komunitas

Swift Club Indonesia khususnya di kawasan Jakarta dan sekitarnya untuk

10

dijadikan sampel dikarenakan mobil hatchback telah menjadi kebutuhan

kebanyakan orang saat ini, pada keadaan di kawasan Jakarta dan sekitarnya yang

semakin padat akan kendaraan sehingga membuat orang-orang berfikir untuk

beralih ke mobil yang berukuran kecil dan mampu memuat penumpang sampai

dengan 5 orang, serta harga yang relatif terjangkau.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul:

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX

(PRODUK, HARGA, PROMOSI, dan SALURAN DISTRIBUSI), dan

CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL

SUZUKI SWIFT (Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia).

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah penulis utarakan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh word of mouth, marketing mix (produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara parsial terhadap

keputusan pembelian mobil suzuki swift.

2. Apakah terdapat pengaruh word of mouth, marketing mix (produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara simultan terhadap

keputusan pembelian mobil suzuki swift.

11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh word of mouth, marketing mix (produk,

harga, promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara parsial

terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.

b. Untuk menganalisis word of mouth, marketing mix (produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi), dan citra merek secara simultan terhadap

keputusan keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis atau Peneliti

Penulisan dan penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan sebagai

sumber sumbangan yang cukup penting terhadap aplikasi langsung di

masyarakat atas pengetahuan secara teori yang didapat selama dibangku

kuliah dengan praktis.

2) Bagi Pemilik atau Pengusaha pada Umumnya

Dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dan bahan acuan

tentang bagaimana faktor-faktor tertentu mempengaruhi keputusan

pembelian.

12

3) Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai suatu hasil karya dan sebuah karya yang dapat dijadikan sebagai

bahan wacana dan pustaka bagi mahasiswa atau pihak lain yang

memiliki ketertarikan meneliti dibidang yang sama.

b. Manfaat Teoritis

1) Sebagai bahan pembanding antara teori dan fakta atau kenyataan yang

terjadi di lapangan.

2) Sebagai salah satu bahan acuan dibidang penelitian yang sejenis dan

pengembangan penelitian selanjutnya.

3) Sebagai pengembangan terhadap teori keputusan pembelian konsumen

dan pemasaran pada umumnya.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Disebagian besar masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai

proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam

pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas dari pada pengertian

tersebut (Ong dan Sugiharto, 2013:2).

Bagi pelaku bisnis sasaran fundamental dari bisnis mereka adalah

kelangsungan hidup, laba, dan pertumbuhan. Pemasaran memberikan

kontribusi secara langsung untuk mencapai sasaran ini. Pemasaran terdiri dari

kegiatan berikut, yaitu menilai keinginan dan kepuasan konsumen saat ini dan

calon konsumen, mendesain dan mengatur penawaran produk, menentukan

harga dan kebijakan harga, mengembangkan strategi distribusi, dan

melakukan komunikasi dengan konsumen saat ini dan calon konsumen (Ong

dan Sugiharto, 2013:2).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses

sosial dan manajerial dimana pribadi suatu organisasi memperoleh apa yang

mereka butuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai

dengan yang lain.

14

Menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran adalah

“the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating,

delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients,

partners, and society at large” (Kotler dan Keller, 2012:27).

Menurut Canon dkk (2008:6), “marketing is the performance of

activities that seek to accomplish an organization’s objectives by anticipating

customer or client needs and directing a flow of need ─ satisfaying goods and

services from producer to consumer or client”.

Sasaran dari semua aktivitas pemasaran adalah memfasilitasi

pertukaran yang saling memuaskan di antara pihak-pihak yang terlibat.

Aktivitas pemasaran meliputi penyusunan konsep, penentuan harga, promosi,

dan distribusi atas sejumlah ide, produk, dan jasa (Djakarta, 2012:12).

2. Manajemen Pemasaran

Dari definisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli diatas dapat

diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang

saling berhubungan dan dapat ditunjukan untuk merencanakan,

mendistribusikan dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Djakarta,

2012:13).

Kegiatan pemasaran haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan

baik, maka dikenal istilah manajemen pemasaran. Kotler dan Keller (2012:27)

berpendapat bahwa menajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih

15

pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan

dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul.

3. Word of Mouth (WOM)

a. Pengertian Word of Mouth (WOM)

Kotler & Keller (2007:204) mengemukakan bahwa word of mouth

Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan

proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara

individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang

bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Komunikasi dari

mulut ke mulut merupakan salah satu saluran komunikasi yang sering

digunakan oleh perusahaan yang memproduksi baik barang maupun jasa

karena komunikasi dan mulut ke mulut (word of mouth) dinilai sangat

efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan mampu memberikan

keuntungan kepada perusahaan.

Menurut Ali Hasan (2010:32) word of mouth adalah tindakan

konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain (antar pribadi)

nonkomersial baik merek, produk maupun jasa. Freddy Rangkuti

(2009:77) mendefinisikan WOM sebagai usaha pemasaran yang memicu

pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasi, dan

menjual suatu produk, jasa, atau merek kepada pelanggan lain.

16

Mowen dan Minor (2002:180) mengatakan bahwa komunikasi

word of mouh mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-ide

diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun merupakan sumber

pemasaran. WOM diartikan sebagai sebagai suatu bentuk komunikasi

mengenai produk barang dan jasa antara orang-orang yang independen,

bukan merupakan bagian dari perusahaan penyedia produk tersebut, yang

terjadi melalui medium yang juga diyakini independen.

Ali Hasan (2010:25) mengemukakan alasan yang membuat WOM

dapat menjadi sumber informasi yang kuat dalam mempengaruhi

keputusan pembelian, yaitu:

1. WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur, yang

artinya ketika informasi datang dari seorang teman itu lebih kredibel

karena tidak ada keterkaitan dari orang tersebut dengan perusahaan

produk tersebut.

2. WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang bertanya

dengan pengalaman langsung tentang produk melalui pengalaman

teman.

3. WOM disesuaikan dengan orang-orang yang tertarik di dalamnya.

Seseorang tidak akan bergabung dengan percakapan, kecuali jika

mereka tertarik pada topik yang disukainya.

4. WOM menghasilkan informasi media informal.

17

5. WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan

influencer dan jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara

luas kepada orang lain.

6. WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya, seperti ikatan

sosial, waktu, keluarga atau hambatan fisik lainnya.

Menurut Kotler (2007:206), konsumen menerima dan menanggapi

WOM pada kondisi dan situasi dalam:

1. Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu

dalam melakukan pilihan.

2. Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan

penilaian kriteria.

3. Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting

bagaimana informasi yang disebarkan dan ditujukan.

4. Sumber lain memiliki kridibilitas rendah.

5. Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan

karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.

6. Kuatnya ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima

informasi.

7. Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada persetujuan

lingkungan sosial.

Dengan demikian word of mouth merupakan suatu cara untuk

mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada orang lain

18

yang pernah memakai produk yang bersangkutan, akan menghasilkan

informasi yang lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan lebih

menghemat waktu dan proses evaluasi merek.

Jadi, word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan.

Karena WOM dilakukan oleh konsemen secara sukarela atau tanpa

mendapatkan imbalan, semuanya murni dari pengalaman pribadi

konsumen lain yang pada akhirnya kepercayaan konsumen terbentuk dari

rekomendasi konsumen lain. Berusaha membuat-buat WOM justru

menjadikan perusahaan akan gagal dan dapat mengakibatkan efek yang

lebih buruk. Membuat-buat WOM dapat merusak brand dan image

perusahaan sehingga akhirnya perusahaan akan gagal sama sekali.

b. Menciptakan Word of Mouth (WOM)

Word of mouth akan tercipta ketika produk yang disampaikan

memberikan manfaat kepada pendengarnya. Menurut Rosen (2000:19),

menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang harus dimiliki suatu produk

untuk bisa menghasilkan WOM yang positif dan berkelanjutan,

diantaranya:

1. Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional.

2. Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan efek sesuatu

yang delight atau excitement. Berarti produk harus mampu memberikan

sesuatu yang melebihi dari ekspetasi konsumen.

19

3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan

dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan

hal tersebut.

4. Suatu produk menjadi lebih poweful bila penggunanya banyak.

5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya

dapat diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi.

6. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali. Sekali

konsumen kecewa, mereka tidak akan menggunakan produk anda lagi

dan mereka akan bertindak seperti teroris.

Berdasarkan penelitian Diamond Management & Technology

Consultant dalam Majalah Mix (2007:17) terdapat beberapa bentuk

metode penciptaan word of mouth, antara lain:

1. Buzz marketing, menggunakan kegiatan hiburan atau berita yang baik

agar orang yang pernah terlibat dengan suatu produk dapat

membicarakan produk tersebut pada orang lain.

2. Evangelist marketing, para penyebar berita (evangelist), pembicara atau

relawan yang menjadi pemimpin dalam aktivitas penyebaran secara

aktif atas nama perusahaan.

3. Community marketing, membentuk dan mendukung ceruk komunitas

(niche community) yang dengan senang hati membagi ketertarikan

mereka terhadap suatu merek, menyediakan alat, konten, dan informasi

untuk mendukung komunitas tersebut.

20

4. Conversation creation, iklan yang menarik atau lucu, e-mail, serta

hiburan untuk memulai aktivitas WOM.

5. Influencer marketing, mengidentifikasi komunitas kunci dan opinion

leader yang dengan senang hati menceritakan produk dan memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi opini orang lain.

6. Cause marketing, memberikan dukungan untuk program sosialisasi

melalui pengumpulan dana untuk mendapatkan respect dan dukungan

dari orang-orang yang memiliki concert yang sama dengan perusahaan.

7. Viral marketing, menciptakan pesan yang menghibur dan informatif

dan didesain untuk disebarkan secara eksponensial melalui media

elektronik atau e-mail.

8. Grassroots marketing, mengatur dan memotivasi relawan untuk terlibat

secara personal atau lokal.

9. Brand blogging, menciptakan blog dan berpartisipasi dalam

blogosphere, dalam semangat keterbukaan, komunikasi transparan,

berbagi informasi nilai yang mungkin dibicarakan komunitas blog.

10. Product seeding, menempatkan produk yang tepat di tangan yang

tepat, pada waktu yang tepat pula, menyediakan informasi atau sampel

untuk individu berpengaruh.

11. Referral programs, menciptakan alat bagi pelanggan yang puas agar

mereka merekomendasikan produk yang sama kepada kerabatnya.

21

c. Pengukuran Word of Mouth (WOM)

Mengacu pada konsep yang telah diterapkan Basel et. al. dalam

Dion Dewa Barata (2005:27), terdapat dua variabel dari word of mouth,

yaitu persepsi risiko dan pengetahuan konsumen. Dan dalam penelitian

yang dilakukan oleh Surya Sutriono (2008:31) yang mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Dacin terdapat tiga variabel,

yaitu kepuasan, insentif, dan opinion leader.

1. Persepsi Risiko

Word of mouth dapat mempengaruhi seseorang untuk

mempersepsikan nilai suatu produk ataupun persepsi risiko yang akan

timbul apabila mengkonsumsi produk tersebut. Persepsi risiko menjadi

salah satu komponen penting dalam pemrosesan informasi yang

dilakukan konsumen. Apabila informasi yang diperoleh melalui Word

of mouth bersifat negatif, bukan tidak mungkin pemrosesan informasi

juga akan menghasilkan tingkat persepsi resiko yang semakin tinggi

(Rini, 2011:3).

Menurut Dion Dewa (2005:27) dalam proses pemasaran,

konsumen selalu dihadapkan dengan adanya risiko dalam setiap

pengambilan keputusannya. Menurut Mowen dan Minor (2002:89)

menyatakan, persepsi risiko dipahami sebagai kemungkinan konsumen

mengalami konsekuensi negatif dengan menggunakan produk dan jasa.

22

Menurut Trocchia dalam Suhartomo (2010:29), ada enam dimensi

persepsi risiko, yaitu:

a. Risiko finansial, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai

dengan harganya.

b. Risiko kinerja, adalah persepsi bahwa produk tidak akan memiliki

kinerja seperti yang diharapkan.

c. Risiko waktu, adalah persepsi bahwa waktu yang dikeluarkan untuk

mencari produk akan sia-sia ketika produk berkinerja tidak seperti

yang diharapkan.

d. Risiko fisik, adalah persepsi bahwa produk akan membahayakan

atau mengancam keselamatan konsumen atau orang lain.

e. Risiko psikologis, adalah persepsi bahwa produk tidak akan sesuai

dengan gambaran atau konsep diri konsumen.

f. Risiko sosial, adalah persepsi bahwa produk yang tidak baik akan

mempermalukan konsumen.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengunakan dua dimensi

persepsi risiko yaitu risiko finansial dan risiko kinerja. Hal ini

dikerenakan dalam penelitian ini menggunakan objek mobil Suzuki

Swift, dimana mobil adalah barang mewah yang proses pembeliannya

harus melakukan evaluasi yang panjang. Sehingga calon konsumen

akan menghindari keempat risiko lainnya, yaitu risiko waktu, risiko

fisik, risiko psikologis, risiko sosial.

23

2. Pengetahuan Konsumen

Dengan adanya WOM menjadikan konsumen memiliki

pengetahuan tentang produk yang akan dipilihnya. Jika konsumen

mengetahui banyak tentang produk yang akan dipilihnya, maka risiko

yang akan ia terima tentunya akan lebih sedikit daripada ia tidak

memiliki pengetahuan tentang produk.

Dalam Dion Dewa (2005:29), konsumen telah memiliki tingkat

pengetahuan tentang produk yang ditawarkan sehingga akan

mengabaikan lebih banyak informasi dari orang lain sebelum

melakukan pembelian. Pengetahuan konsumen tentang produk juga

memiliki pengaruh tidak hanya pada pencarian WOM secara aktif,

namun juga pada persepsi konsumen terhadap resiko. Konsumen

dengan sedikit pengetahuan tentang produk cenderung memiliki

persepsi resiko yang lebih besar dan memperoleh manfaat yang lebih

besar dari kegiatan mencari informasi melalui WOM. Dalam

pengambilan keputusan, informasi yang dimiliki yang terbentuk

menjadi pengetahuan konsumen dibutuhkan dalam menilai resiko dari

semua alternatif produk yang akan dipilih, sehingga konsumen yang

memiliki lebih banyak informasi akan mampu menilai pilihan produk

yang akan dikonsumsinya yang memiliki resiko minimum

dibandingkan dengan konsumen yang tidak memiliki cukup informasi.

24

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mishra, Umesh, dan

Stem dalam Dion Dewa Barata (2005:30) ada tiga ukuran untuk

mengukur tingkat pengetahuan konsumen, yaitu:

a. Pengetahuan konsumen tentang produk, adalah pengetahuan

konsumen yang mengetahui dengan benar apa yang ditawarkan oleh

penyedia produk yang bersangkutan.

b. Pengalaman konsumen yang berhubungan dengan produk, adalah

pengetahuan konsumen tentang produk seperti apa yang

diperolehnya ketika menggunakan produk tersebut.

c. Informasi yang dimiliki konsumen tentang produk, adalah

pengetahuan konsumen tentang produk bersangkutan yang ia peroleh

dari sumber lain.

3. Kepuasan

Kepuasan konsumen akan mempengaruhi keinginan konsumen

tersebut untuk menyebarkan informasi mengenai produk atau jasa yang

dikonsumsinya. Jika konsumen puas terhadap produk yang

digunakanya maka secara naluriah konsumen tersebut akan bercerita

kepada orang-orang disekitarnya mengenai kepuasannya dan

menyebarkan word of mouth, baik yang positif maupun yang negatif di

antara orang-orang tersebut.

Perilaku word of mouth dapat dihubungkan dengan kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen dengan pengalaman konsumsinya terdahulu.

25

Konsumen yang merasa puas setelah mengkonsumsi suatu produk

pastinya akan menyebarkan word of mouth secara positif, sedangkan

konsumen yang merasa tidak puas setelah mengkonsumsi suatu produk

akan menyebarkan word of mouth secara negatif. Menurut Zeithaml

(2003:85), kepuasan konsumen akan dipengaruhi oleh fitur spesifik dari

produk dan persepsi terhadap kualitas. Kualitas produk pada dasarnya

menggambarkan seberapa besar manfaat yang dirasakan konsumen

sehingga dapat memenuhi harapan mereka.

4. Insentif

Dalam komunikasi word of mouth, diperlukan adanya insentif

untuk merangsang konsumen yang telah menggunakan suatu produk

agar mau untuk menyebarkan kepada orang lain. Insentif yang

diberikan harus kreatif walaupun dapat juga dalam bentuk berupa uang.

Erida (2009:2), menerangkan bahwa insentif, baik yang berupa moneter

maupun non moneter dapat mengurangi perilaku negative word of

mouth dan memperkuat positive word of mouth.

Apabila dikaitkan dengan kepuasan konsumen, insentif dianggap

sebagai katalisator untuk meningkatkan perilaku WOM dari konsumn

yang puas serta meredam WOM negatif dari konsumen yang merasa

tidak puas atas produk yang dikonsumsinya (Erida, 2009:3).

26

5. Opinion Leader

James Widyaharsana (2009:44) berpendapat, opinion leader

merupakan konsumen yang secara berkala mempengaruhi pandangan,

sikap, dan perilaku orang lain. Selanjutnya, James Widyaharsana

memberikan penjelasan mengenai peran-peran yang dilakukan oleh

opinion leader, diantaranya:

a. Mereka memberikan rangsangan kepada konsumen lain, sehingga

konsumen menjadi sadar akan adanya kebutuhan yang selama ini

tidak disadarinya.

b. Mereka memberikan informasi ke konsumen lain mengenai suatu

produk. Dalam banyak kasus, konsumen lebih cenderung

mempercayai pihak ketiga daripada promosi yang dilakukan oleh

pihak pertama.

c. Mereka memberikan saran yang memudahkan konsumen memilih

produk yang terbaik dari banyak pilihan yang ada. Saran ini berguna

dalam membantu konsumen mempersingkat proses evaluasi pilihan

secara signifikan.

d. Mereka memberikan umpan balik yang dipercaya oleh konsumen

lainnya. Keahlian dan kredibilitas dari para opinion leader ini

kadang dapat mempengaruhi konsumen lain dalam menentukan

suatu produk.

27

Selanjutnya, James Widyaharsana (2009:52) menerangkan

bahwa opinion leader yang baik harus memiliki dua syarat utama

sehingga mereka berperan besar dalam proses WOM, diantaranya:

a. Networking

Mereka harus memiliki jaringan yang luas. Jumlah pendengar yang

banyak akan memperbesar peluang orang mendengarkan informasi

dari seorang opinion leader.

b. Kredibilitas

Selain jaringan yang luas, para opinion leader ini harus memiliki

kredibilitas. Kredibilitas adalah kualitas, kapadilitas, atau kekuatan

untuk menimbulkan kepercayaan. Ada dua faktor yang membuat

seseorang memiliki kredibilitas, yaitu kejujuran dan kemampuan

atau keahlian. Seseorang yang tidak dianggap memiliki keahlian

tidak akan didengarkan pendapatnya. Lebih jauh, seorang ahli yang

tidak dianggap jujur juga tidak akan dapat mempengaruhi orang lain.

4. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:57) “marketing mix is the set of

controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the

response it wants in the target market”. Marketing mix meliputi item alat

pemasaran, yaitu product, price, promotion, dan place (4P). Penjelasan

marketing mix dijelaskan sebagai berikut:

28

Gambar 2.1

Elemen Dalam Marketing Mix

Sumber: Kotler & Armstrong (2008:57) “the Four Ps of Marketing Mix”

Marketing Mix tersebut digunakan oleh pemasar agar produknya dapat

memasuki pasar sasaran atau target market. Item bauran pemasaran meliputi:

a. Product yaitu terdiri dari keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama

merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi (jaminan), dan imbalan.

b. Price yaitu terdiri dari harga, rabat (diskon), potongan harga khusus,

periode pembayaran, dan syarat kredit.

c. Promotion yaitu terdiri dari promosi penjualan, periklanan, tenaga

penjualan, pubic relation (PR), dan pemasaran langsung.

Promotion

- Advertising

- Sales

promotion

- Public

relation

- Personal

selling

- Direct

marketing

Marketing Mix

Place

- Coverage

- Assortments

- Locations

- Inventory

- Transportation

- channels

Price

- List price

- Discount

- Allowances

- Payment

period

- Credit terms

Product

- Product

variety

- Quality

- Design

- Features

- Brand name

- Packaging

- Service

29

d. Place yaitu terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan,

lokasi, persediaan, dan transportasi.

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2007:30) bauran pemasaran

adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk

karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Kemudian menurut Swasta dan Irawan (2003:78) pengertian bauran

pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur

harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

marketing mix adalah kombinasi dari 4P, yaitu product price, promotion, dan

place yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarka produknya.

Dari empat variabel marketing mix di atas maka dapat dijelaskan

sebagai berikut. Unsur-unsur marketing mix yaitu:

a. Produk (product)

Menurut Fajar Laksana (2008:68) produk adalah segala sesuatu

baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada

konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Yang termasuk

dalam pengertian produk yaitu:

- Goods: Barang-barang fisik

30

- Service: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau

tidak menyertai produk barang fisik

- Experiences: Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati

oleh orang lain

- Events: Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak

- Persons: keahlian atau ketenaran seseorang

- Places: Tempat yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau

keindahan

- Properties: Hak kepemilikan bias berupa benda nyata (real estate) atau

financial (saham dan obligasi)

- Organization: Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau

nilai jual dari suatu produk

- Information: informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah,

surat kabar)

- Ideas: gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen

Menurut Amstrong dan Kotler (2008:57) produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarka kepada pasar untuk mendapatkan perhatian,

dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan

harapan atau kebutuhan. Produk dibagi menjadi dua kelas berdasarkan tipe

pelanggan yang mengkonsumsinya, yaitu:

31

1. Produk yang dikonsumsi oleh pelanggan (costumer products)

Produk yang dibeli oleh konsumen akhir sebagai konsumsi pribadi.

Produk bagi konsumen ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

a. Produk kebutuhan sehari-hari (convenience products)

Produk yang biasanya dibeli konsumen secara rutin, segera, dan

dengan pertimbangan serta usaha yang minimum dalam

pembeliannya. Misalnya, sabun, garam, dan lain-lain.

b. Produk belanjaan (shopping products)

Produk yang dalam proses memilihnya dan membelinya

mengharuskan konsumen membanding-bandingkan berdasarkan

kesesuaian mutu, harga, dan modelnya. Misalnya, pakaian, sepatu,

perhiasan, dan lain-lain.

c. Produk khusus (speciality products)

Produk yang memiliki ciri unik dan atau merek khas dimana

sekelompok pelanggan bersedia berusaha lebih keras dalam proses

pembelian. Misalnya, telepon genggam, motor, mobil, dan lain-lain.

d. Produk yag tidak dicari (unsought product)

Produk yang sudah diketahui atau tidak diketahui pelanggan, tetapi

pada umumnya tidak terpikir untuk membeli. Misalnya, asuransi

jiwa, donor darah, tanah kuburan, dan lain-lain.

32

2. Produk bagi industri (industrial products)

Produk yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk diproses

lebih lanjut atau untuk digunakan sehubungan dengan bisnis.

Contohnya, bahan mentah, komponen material, dan lain-lain.

Menurut Stanton (2002:152) produk mempunya definisi yang

sempit dan luas. Definisi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Definisi sempit

Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait

dala sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan.

b. Definisi luas

Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak

nyata (intangible) di dalamnya tercakup warna, harga, kemasan,

spesifik pabrik, prestif pengecer, dan pelayanan di pabrik serta

pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang

bisa memuaskan keinginannya.

Menurut Fandy Tjiptono (2001:950) produk yaitu sesuatu yang

dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,

dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat pemenuh

kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud

barang. Variabel pertama dari bauran pemasaran dan cukup penting dan

yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah produk, karena produk

33

merupakan suatu yang ditawarkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan.

Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan

produk inilah perusahaan pertama-tama dan terutama memenuhi segala

sesuatu yang diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu

kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam pengelolaan produk

termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk dan/atau jasa

yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu

pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru,

atau mengambil tindakan lain yang dapat mempengaruhi kebijakan

dalam penentuan produk. Selain itu, keputusan-keputusan juga perlu

diambil menyangkut masalah pemberian merek, pembungkusan, warna,

dan bentuk produk lainnya.

b. Harga (price)

Harga merupakan unsur marketing mix yang paling fleksibel, yang

artinya dapat berubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik

produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Ke dua hal ini tidak

dapat dirubah dengan mudah dan cepat, tetapi jika harga sewaktu-waktu

dapat berubah.

Menurut Fajar Laksana (2008:105) harga merupakan jumlah uang

yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinas produk dan jasa,

dengan demikian maka suatu barang haruslah dihubungkan dengan

34

bermacam-macam barang dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama

dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

Menurut Fandy Tjiptono (2001:124) harga adalah satuan moneter

agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

jasa. Pengertian harga merupakan suatu moneter atau ukuran lainnya

termasuk barang dan jasa yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

Dalam menetapkan harga suatu produk yang dulakukan

perusahaan dapat ditentukan dengan tiga bentuk strategi harga, yaitu:

1. Strategi harga produk baru (new product pricing strategies)

Perusahaan meluncurkan produk baru mengalami tantangan dalam

penetapan harga untuk pertama kalinya. Strategi harga produk baru

dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Market skimming pricing

Penetapan harga yang tinggi untuk produk baru agar mencapai

pendapatan maksimum melalui tiap lapisan segmen yang mau

membayar dengan harga tinggi. Dalam hal ini perusahaan hanya

memproduksi produknya dalam jumlah sedikit, dengan tujuan untuk

mencapai nilai penjualan yang lebih menguntungkan.

35

b. Market penetration pricing

Penetapan harga yang rendah untuk produk baru denga tujuan untuk

menarik sejumlah besar pembeli da memperoleh pangsa pasar yang

besar.

2. Strategi harga bauran produk (product mix pricing strategies)

Strategi untuk menetapkan harga produk seringkali dapat berubah

ketika suatu produk adalah sebuah bagian bauran produk. Strategi harga

bauran produk dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

a. Product line pricing

Penetapan harga yang berbeda diantara berbagai produk dalam

sebuah lini produk berdasarkan perbedaan biaya antara produk,

evaluasi pelangan dari fitur-fitur yang berbeda, dan harga pesaing.

b. Optimal product pricing

Penetapan harga berdasarkan pilihan dari aksesoris produk yang

menyertai produk utama.

c. Captive product pricing

Penetapan harga untuk produk yang harus digunakan beserta produk

utamanya.

d. By product pricing

Penetapan harga pada limbah produk yang bertujuan untuk membuat

harga produk utamanya lebih kompetitif.

36

e. Product bundle pricing

Kombinasi dari beberapa produk yang ditawarkan dalam satu paket

untuk mengurangi harga.

3. Strategi penyesuaian harga (price adjustment strategies)

Perusahaan seringkali menyesuaikan harga dasar mereka untuk

setiap konsumen yang berbeda dan situasi yang seringkali berubah-

ubah. Strategi penyesuaian harga dibagi menjadi enam bagian, yaitu:

a. Discount and allowance pricing

Pengurangan harga sebagai bentuk penghargaan terhadap pelanggan

yang memberikan respon, seperti membayar lebih awal atau

mempromosikan produk.

b. Segmented pricing

Penyesuaian harga yang memungkinkan pembedan terhadap

pelanggan, produk, atau lokasi.

c. Psychological pricing

Pendekatan harga yang mempertimbangkan efek psikologi dari

harga dan bukan hanya nilai ekonomisnya.

d. Promotional pricing

Pengurangan harga untuk sementara yang bertujuan untuk

meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.

37

e. Geographical pricing

Penyesuaian harga yang dihitung berdasarka letak geografis dari

pelanggan.

f. International pricing

Penyesuaian harga untuk pasar internasional.

4. Perubahan harga (price changes)

Setelah mengembangkan strategi dan struktur harga, perusahaan

seringkali menghadapi situasi dimana perusahaan harus menetapkan

untuk merubah harga atau merespon perubahan harga yang dilakukan

pesaing. Dalam perubahan harga terdapat dua hal yang berpengaruh,

yaitu:

a. Initiating price changes

Perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menaikan harga atau

menurunkan harga. Perusahaan juga harus mencermati reaksi dari

konsumen dan pesaing sebagai akibat dari terjadinya perubahan

harga.

b. Responding to price changes

Perusahaan harus mencermati adanya perubahan harga yang

dilakukan oleh pesaing dan melihat pengaruh adanya perubahan

harga terhadap pangsa pasar dan keuntungan serta tindakan yang

harus diambil untuk merespon perubahan harga yang dilakukan oleh

pesaing.

38

5. Kebijakan publik dan penetapan harga (public policy and pricing)

Kompetisi harga merupakan elemen utama dari ekonomi pasar

bebas. Dalam penetapan harga, perusahaan harus mempertimbangkan

adanya kebijakan dan peraturan yang ditetapkan oleh publik. Kebijakan

harga ditetapkan oleh publik ini bertujuan untuk mencegah terjadinya

monopoli suatu bidang usaha. Dalam kebijakan publik dan penetapan

harga dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

a. Pricing within chanel levels

Perusahaan dalam penetapan harga tidak boleh melakukan

pembicaraan dengan pesaing, hal tersebut bertujuan untuk

menghindari terjadinya kolusi harga.

b. Pricing across chanel levels

Untuk mencegah terjadinya diskriminasi penetapan harga, dengan

memastikan bahwa para penjual menawarka kondisi harga yang

sama terhadap konsumen pada level perdagangan.

c. Promosi (promotion)

Menurut Fajar Laksana (2008:133) promosi adalah suatu

komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang

tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang

tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan

tetap mengingat produk itu.

39

Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk

memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi, yaitu

advertising, personal selling, sales promotion, direct marketing, dan

public relations.

Menurut Basu Swastha (2000:234) komunikasi pemasaran dapat

didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan pembeli dan

penjual yang merupakan pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar

lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat

lebih baik.

Sedangkan promosi merupakan arus informasi satu arah dan hanya

dilakukan satu individu atau organisasi tertentu. Hal ini berbeda dengan

komunikasi pemasaran yang bertujuan memuaskan semua pihak.

Semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi melakukan

cara yang sama, yaitu mendengarkan, bereaksi, dan berbicara sampai

tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan.

Menurut Philip Kotler dan Gary Amrstrong (2008:117) definisi

lima sarana promosi utama adalah sebagai berikut:

1. Periklanan (advertising)

Periklanan merupakan semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan

promosi ide, barang atau jasa dengan sponsor tertentu.

40

2. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong

pembelian atau penjualan produk atau jasa.

3. Hubungan masyarakat (public relation)

Public relation membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan

untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra

perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita,

dan kejadian tidak menyenangkan.

4. Penjualan personal (personal selling)

Personal selling merupakan presentasi pribadi oleh wiraniaga

perusahaanu ntuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun

hubungan pelanggan.

5. Pemasaran langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung merupakan hubungan langsung dengan konsumen

individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons

segera dan membangun hubungan dengan pelanggan yang erat,

misalnya pengguna surat langsung, telepon, televisi respon langsung, e-

mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung

dengan konsumen tertentu.

Masing-masing kategori melibatkan sarana promosi tertentu yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen. Contohnya yaitu

periklanan meliputi penyiaran, media cetak, internet, luar ruang, dan

41

bentuk lain. Promosi penjualan meliputi diskon, kupon, pajangan, dan

demonstrasi. Penjualan personal meliputi presentasi penjual, pameran

dagang, dan program insentif. Hubungan masyarakat meliputi siaran pers,

sponsor, acara khusus, dan halaman web. Dan pemasaran langsung

meliputi katalog, pemasaran telepon, kios, internet, dan sebagainya.

d. Distribusi (place)

Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan

digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem

distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui

saluran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai

pasar yang dituju tepat pada waktunya.

Menurut Fajar Laksana (2008:123) saluran distribusi adalah

serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan

untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke

konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat

menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan

produknya kepada konsumen akhir.

Sedangkan menurut pendapat Basu Swastha (2000:190) saluran

distribusi untuk barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen

untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau

pemakai industri.

42

Menurut Ronald J. Ebert & Ricky W. Griffin (2000:252) distribusi

adalah bagian dari marketing mix yang berhubungan dengan mendapatkan

produk dari produsen ke konsumen. Ada delapan saluran distribusi utama

berdasarkan anggota yang berpartisipasi dalam menyampaikan produk

kepada target konsumennya, yaitu:

1. Direct distribution of consumer products

Perusahaan mengirim produknya kepada konsumen akhir tanpa melalui

perantara. Menggunakan tenaga penjual dari dalam perusahaan.

2. Retail distribution of consumer products

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui penjual eceran.

3. Wholesale distribution of customer products

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui toko grosir untuk

dijual kembali kepada konsumen akhir.

4. Distribution through sales agents or brokers

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui agen penjualan atau

broker yang mewakili produsen yang menjualnya kepada toko grosir,

penjual eceran, ataupun keduanya.

5. Distribution by agents to consumers and businesses

Perusahaan mendistribusikan produknya melalui agen penjualan

sebagai perantara penjualan yang mendistribusikan kepada konsumen

dan kepada konsumen bisnis.

43

6. Direct distribution of business products

Perusahaan mendistribusikan produknya secara langsung dari pabrik

kepada pembeli industri.

7. Wholesale distribution of industrial products

Toko grosir berfungsi sebagai perantara antara pabrik dan konsumen

akhir.

8. Wholesale distribution to business retailers

Toko grosir berfungsi untuk menjual produk kepada konsumen retail

dan perusahaan kecil sampai perusahaan menengah.

5. Citra Merek (Brand Image)

a. Pengertian Citra

Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produk

dari perusahaan itu sendiri. Citra berkaitan erat dengan persepsi, sikap

atau pendirian, dan opini perorangan dalam kelompok publik. Menurut

Kotler dan Keller (2007:388) citra adalah masyarakat yang mempersepsi

(memikirkan) perusahaan atau produknya.

Menurut Kotler (2002:338), citra yang efektif melakukan tiga hal.

Pertama, memantapkan karakter produk dalam dan proposisi nilai. Kedua,

menyampaikan karakter itu dengan cara yang khas. Ketiga, memberikan

kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa

berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi

dan kontak merek yang tersedia.

44

Citra dibangun agar menjadi positif di mata publik, baik publik

yang telah menggunakan produk tersebut maupun publik yang dijadikan

potential customer yang dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut.

Membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas, kerja keras,

dan citra tidak bias dibangun melalui satu media saja. Citra harus

dibangun melalui seluruh media secara berkelanjutan dan

berkesinambungan, seperti halnya penggunaan media yang dapat

memperkuat karakter produk yang disampaikan dengan lambang, media

cetak dan audio visual, suasana dan acara.

Citra yang kuat memiliki satu atau lebih lambang yang dikenal

perusahaan atau juga dapat disebut dengan logo dan merek. Logo dan

merek perusahaan harus dirancang agar memudahkan publik untuk

mengenalinya. Perusahaan harus dapat memilih suatu objek yang mudah

diingat oleh konsumen sehingga menjadi trademark dari perusahaan.

b. Pengertian Merek

Merek merupakan hal yang sangat penting, baik bagi produsen

maupun konsumen. Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek

dapat dengan mudah diketahui ketika ditempatkan atau diperlihatkan pada

suatu display atau pada tempat-tempat umum. Dari sisi konsumen, merek

mempermudah dalam melakukan pembelian. Bila tidak ada merek,

konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek

setiap kali konsumen tersebut hendak melakukan pembelian. Merek juga

45

memberikan keyakinan serta jaminan bagi konsumen bahwa mereka akan

mendapatkan kualitas yang baik serta jaminan terhadap hal-hal yang tidak

diinginkan saat membeli sebuah produk.

Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek

adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki

daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau

jasa (Fandy Tjiptono, 2005:2).

Menurut American Marketing Association definisi merek yaitu

nama, istilah, tanda, simbol,atau rancangan, atau kombinasi dari

semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari

barang atau jasa pesaing (Kotler & Keller, 2007:332). Sedangkan menurut

Kotler dan Armstrong (2005:301) merek adalah “a name, term, sign,

symbol, or design, or a combination of these, that identifes the maker or

seller of a product or services”.

Kotler dan Keller (2009:258) mendefinisikan merek sebagai nama,

istilah, tanda, lambang, atau kombinasi yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau

kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereknya dari para pesaing.

Dari beberapa definisi merek tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tujuan perusahaan menggunakan suatu merek pada barang atau jasa yang

46

diproduksi adalah untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan pesaing dan memudahkan konsumen

konsumen untuk mencarinya di pasar.

c. Pengertian Citra Merek

Setelah kita mengetahui pengertian citra dan merek dari beberapa

pendapat ahli, maka selanjutnya kita akan memehami pengertian dari citra

merek dari beberapa ahli, menurut Kotler dan Keller (2007:346) citra

merek yaitu “perceptions and beliefs held by consumers. As reflected in

the association held in consumer memory”.

Dalam buku Fandy Tjiptono (2005:49), citra merek yaitu deskripsi

tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra

merek umumnya mendefinisikan segala hal yang terkait dengan merek

yang ada di ingatan konsumen. Citra merek mempresentasikan

keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena

informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek. Citra terhadap

merek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi niat konsumen

untuk melakukan pembelian.konsumen yang mempunyai citra positif

terhadap suatu merek cenderung akan memilih merek tersebut untuk

dipilihnya.

Citra merek sebagai “a set of associations, usually organized in

some weamingful way”. Apabila suatu konsep merek yang kuat dapat

dikomunikasikan secara baik pada sasaran pasar yang tepat, maka merek

47

tersebut akan menghasilkan citra merek yang dapat mencerminkan

identitas merek yang jelas (Aaker dalam Chandra (2009:15)).

Menurut Tjiptono (2004:99), secara garis besar terdapat tiga tipe

utama merek yang masing-masing memiliki citra merek yang berbeda.

Ketiga tipe itu meliputi:

1. Attribute brands, yaitu merek-merek yang memiliki citra yang mampu

mengkomunikasikan keyakinan atau kepercayaan terhadap atribut

fungsional produk.

2. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra

tentang tipe orang yang membeli merek bersangkutan.

3. Experience brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra

asosiasi dan emosional secara bersama (shared association and

emotions).

Menurut Keller (2008:56) citra merek merupakan cara masyarakat

mempersepsi (memikirkan) perusahaan atau produknya. Dengan

demikian, citra merek merupakan persepsi dan keyakinan konsumen,

seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen

mengenai merek dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan, dan

dibayangkanya. Dengan menciptakan citra merek yang tepat untuk suatu

produk, tentunya akan sangat berguna bagi pemasar, karena citra merek

akan mempengaruhi penilaian konsumen atas alternative brand yang

48

diharapkan. Yang bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen,

tetapi dapat memberikan kepuasan yang lebih baik dan lebih terjamin.

Saat ini merek bukan hanya sekedar nama, istilah, tanda, atau

simbol dari perusahaan saja, tetapi merupakan sebuah janji perusahaan

untuk secara konsisten memberikan gambaran, semangat, dan pelayanan

kepada konsumen. Saat ini pemberian merek tlah menjadi masalah yang

penting dalam startegi produk. Para pemasar menyadari bahwa pemberian

merek adalah seni dan bagian yang paling penting dalam pemasaran.

Nama merek yang kuat akan memiliki kesetiaan konsumen yang kuat

pula, merek-merek terbaik dapat memberikan jaminan kualitas bagi para

konsumennya.

Keberadaan citra merek tidak dapat dipungkiri lagi telah menjadi

sangat penting bagi perusahaan. Citra merek yang baik dari suatu produk

akan mendorong para calon pembeli untuk membeli produk tersebut dari

pada membeli produk yang sama dengan merek lain dan perusahaan harus

mengusahakan cara-cara tertentu agar dapat mempengaruhi citra merek

tersebut agar menjadi positif dimata konsumen, baik dalam rangka

meningkatkan maupun mempertahankannya (Pahlawan, 2012:16).

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah dijelaskan, citra merek

sangat berkaitan erat dengan kesan yang ditimbulkan. Kesan-kesan positif

yang diperoleh pelanggan merupakan pengalaman dan pengetahuan yang

didapatnya dari merek tersebut. Maka persepsi maupun pemahaman

49

pelanggan terhadap suatu merek tergantung pada kemampuan pelanggan

dalam mengidentifikasi bermacam informasi mengenai merek tersebut,

serta kemampuan pelanggan untuk menyimpan informasi dari merek

tersebut dalam ingatannya. Pemahaman pelanggan terhadap suatu merek

merupakan cerminan dari penilaian pelanggan atas merek produk-produk

yang ditawarkan.

d. Pengukuran citra merek

Menurut pendapat Keller (2008:56) pengukuran citra merek adalah

subjektif, yang artinya tidak ada ketentuan baku untuk pengukuran citra

merek. Pengukuran citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek

sebuah merek, yaitu strengthness, uniqueness, dan favorable.

a. Strengthness

Strengthness (kekuatan) dalam hal ini adalah keunggulan-

keunggulan yang dimiliki oleh sebuah merek yang bersifat fisik dan

tidak ditemukan pada merek pesaing lainnya. Keunggulan merek ini

mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga biasa

dianggap sebagai sebuah kelebihan dibandingan dengan merek pesaing

lainnya. Yang termasuk dalam kelompok strengthness ini antara lain,

penampilan fisik produk, kualitas yang dimiliki semua fasilitas

produk, harga produk dibandingkan dengan produk lainnya, maupun

penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut.

50

b. Uniqueness

Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek

diantara merek lainnya. Keunikan ini muncul dari atribut produk yang

menjadi kesan unik atau diferensiasi antara produk satu dengan produk

lainnya yang memberikan alasan bagi konsumen bahwa mereka harus

membeli produk tersebut. Perusahaan harus bisa membuat produk

mereka unik dan beda dengan produk pesaing. Contohnya, dengan cara

yang sama konsumen akan mengekspektasikan bahwa sebuah

pedagang online akan melayani mereka dengan segala kemudahan,

variasi layanan, cara pilihan pengiriman, prosedur pembelian yang

aman, pelayanan konsumen yang bertanggung jawab, pedoman privasi

yang ketat, dan berbagai hal lainnya yang diharapkan konsumen adalah

yang paling baik dan berbeda dibandingkan dengan pedagang online

lainnya.

Singkatnya, untuk membuat produk berbeda dari yang lain,

pemasar harus membuat dan memastikan hal-hal dalam produk yang

kuat (strength) dalam merek agar merek tidak hanya disukai

(favorable) tapi juga memiliki keunikan dan berbeda dengan merek

pesaingnya.

Yang termasuk dalam kategori unik ini adalah hal berbeda yang

paling dominan dalam sebuah produk dengan produk pesaingnya,

variasi layanan, variasi harga, fisik produk itu sendiri seperti fitur

51

produk dan variasi produk yang tersedia, penampilan atau nama yang

unik dari sebuah merek yang memberikan kesan positif, cara

penyampaian informasi kepada konsumen, pedoman privasi yang ketat

dari perusahaan, serta prosedur pembelian yang terjamin.

c. Favorable

Untuk memilih mana yang disukai dan unik yang berhubungan

dengan merek, pemasar harus menganalisis dengan teliti mengenai

konsumen dan kompetisi untuk memutuskan posisi terbaik bagi merek

tersebut.

Kesukaan (favorable) mengarah pada kemampuan merek

tersebut agar mudah diingat oleh konsumen. Yang termasuk dalam

kategori favorable ini antara lain kemudahan merek produk untuk

diucapkan, kemudahan merek produk untuk dapat dikenal,

kemampuan merek untuk tetap diingat oleh konsumen, kemudahan

penggunaan produk, kecocokan konsumen dengan produk, serta

kesesuaian antara kesan merek di benak pelanggan dengan citra yang

diinginkan perusahaan atas merek bersangkutan.

6. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2003:227),

keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembelian dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan

52

keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli

konsumen secara amat rinci untuk menyatakan pertanyaan mengenai apa

yang dibeli konsumen, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli,

serta mengapa mereka membeli. Salah satu cara untuk membentuk hal

tersebut adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pembelian.

Menurut Kotler dan Keller (2007:262), faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkah laku konsumen itu sendiri adalah budaya, sosial,

pribadi, dan psikologis.

Gambar 2.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen

Sumber: (Koter dan Keller, 2007)

Budaya

Budaya

Sub budaya

Kelas Sosial

Sosial

Kelompok

referensi

Keluarga

Peran dan

status

Pribadi

Usia dan

siklus hidup

Pekerjaan

Situasi

ekonomi

Gaya hidup

Kepribadian

dan konsep

diri

Psikologis

Motivasi

Persepsi

Pembelajaran

Kepercayaan

dan Sikap

Pembeli

53

1. Faktor Budaya

a. Budaya. Budaya (culture) adalah kumpulan nilai dasar, persepsi,

keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat

dari keluarga dan institusi penting lainnya.

b. Subbudaya. Subbudaya (subculture) adalah kelompok masyarakat

yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi

yang umum.

c. Kelas sosial. Kelas sosial (social class) adalah pembagian yang

relatif dan berjenjang dalam masyarakat dimana anggotanya

berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok. Kelompok (group) adalah dua atau lebih orang yang

berintraksi untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama.

b. Keluarga. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yangg

paling penting dalam masyarakat, seperti suami, istri dan anak-

anak.

c. Peran dan status. Maksudnya peran terdiri dari aktivitas yang

diharapkan dilakukan seseorang yang ada di sekitarnya. Setiap

peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang

diberikan oleh masyarakat.

54

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan tahap siklus hidup. Membeli juga dibentuk oleh siklus

hidup keluarga mengenai tahap-tahap yang mungkin dilalui

keluarga sesuai kedewasaanya. Dari usia muda, usia pertengahan

dan usia tua.

b. Pekerjaan. Maksudnya adalah pekerjaan seseorang mempengaruhi

barang dan jasa yang mereka beli.

c. Situasi ekonomi. Situasi ekonomi mempengaruhi pilihan produk.

Pemasaran produk yang peka terthadap pendapatan mengamati

kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat

minat.

d. Gaya hidup. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola kehidupan seseorang

yang diwujudkan dalam psikografisnya. Gaya hidup yang dimaksud

adalah mengenai aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga

dan kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi),

opini (isu sosial, bisnis, produk).

e. Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian (personality) mengacu

pada karakteristik psikologi unik seseorang yang menyebabkan

respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungan orang itu sendiri.

55

4. Faktor Psikologis

a. Motivasi. Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang

mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuham

tersebut.

b. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur,

dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran

dunia yang berarti.

c. Pembelajaran. Maksudnya adalah perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Keyakinan dan sikap. Keyakinan (belief) adalah pemikiran

deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sikap

(attitude) adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif

konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

c. Peranan dalam Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2007:262), terdapat peran yang

dimainkan dalam keputusan pembelian, yaitu:

1) Pencetus (Initiator)

Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan

yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu

barang atau jasa tertentu.

56

2) Pemberi pengaruh (Influencer)

Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga

dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

3) Pengambil keputusan (Decider)

Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen

keputusan pembelian yang mencakup mengenai apakah membeli

barang tersebut atau tidak, mengenai bagaimana cara membelinya,

atau dimana membelinya.

4) Pembeli (Buyer)

Orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan

penyusun syarat pembelian.

5) Pemakai (User)

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang

telah dibeli.

6) Pemberi Persetujuan (Approvers)

Yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi

penjual dan informasi sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat

pembelian.

7) Penjaga Gerbang (Gate Keepers)

Yaitu orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi

penjual dan informasi sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat

pembelian.

57

Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-peranan tersebut

karena hal tersebut mempengaruhi dalam kaitan merancang produk,

menentukan pesan, dan mengalokasikan biaya anggaran promosi. Dengan

mengetahui pelaku utama dan peranan yang mereka mainkan akan

membantu para pemasar menyelaraskan program pemasaran yang tepat

untuk produknya.

d. Proses Keputusan Pembelian

Kotler dan Keller (2007:235) mengemukakan bahwa terdapat lima

tahap yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian:

Gambar 2.3

Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Sumber: (Kotler dan Keller, 2007)

Pengenalan

Masalah

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku Pasca

Pembelian

58

Dari gambar diatas menunjukkan sebuah model berdasarkan

tahapan secara berurutan mengenai proses keputusan pembelian yang

dilakukan oleh konsumen yang terdiri atas:

1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah

atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan

internal atau eksternal. Dalam kasus pertama yaitu yang dicetuskan

oleh rangsangan internal, salah satu kebutuhan umum seseorang

misalkan haus mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi

pendorong untuk mencari air minum. Dalam kasus kedua, kebutuhan

ditimbulkan oleh rangsangan eksternal. Seseorang bisa mengagumi

mobil baru rekan kerjanya yang memicu pemikiran tentang

kemungkinan melakukan pembelian.

Para pemasar (marketer) perlu mengidentifikasikan keadaan

yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi

dari sejumlah konsumen. Pemasar kemudian dapat menyusun strategi

pemasaran yang mampu memicu minat konsumen untuk membeli

produknya.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terangsang akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Dalam hal ini dapat dibagi

kedalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih

59

ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya

sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya,

orang itu mungkin mulai aktif untuk mencari informasi: mencari bahan

bacaan, menelepon temannya, mengunjungi toko untuk mengetahui

detail mengenai produk tertentu.

Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber

informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif

setiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya.

Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:

a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial meliputi iklan, pramuniaga toko, kemasan,

pajangan di toko.

c. Sumber umum meliputi media massa, organisasi penentu peringkat

konsumen.

d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, dan

penggunaan produk.

Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu

berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik

pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar

informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial yaitu sumber

yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif

berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan

60

wewenang independen. Setiap sumber informasi melakukan fungsi

berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi

komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan sumber

pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi. Contohnya, dokter

sering mengenal obat baru dari sumber komersial namun berpaling ke

para dokter lain untuk mendapatkan informasi sebagai dasar evaluasi.

Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari

merek-merek yang bersaing beserta fitur merek tersebut. Masing-

masing konsumen hanya akan mengetahui sebagian dari merek-merek

itu (kumpulan kesadaran). Beberapa merek akan memenuhi kriteria

pembelian awal (kumpulan pertimbangan). Ketika seseorang

mengumpulkan lebih banyak informasi hanya sedikit merek yang

tersisa sebagai calon untuk dipilih (kumpulan pilihan). Merek-merek

dalam kumpulan pilihan itu semuanya mungkin dapat diterima.

3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan

oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi

pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-

model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai

proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap

konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan

rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses

61

evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi

kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi

produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai

sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

Para konsumen memberikan perhatian besar pada atribut yang

memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering

mendapat dissegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol bagi

kelompok konsumen yang berbeda-beda.

Dalam tahap ini, seruan-seruan periklanan yang rasional dan

emosional memainkan peranan penting. Bagaimana konsumen

memproses informasi mengenai merek yang bersaing dan membuat

pertimbangan nilai terakhir dalam semua situasi pembelian.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi merek

produk yang ada dalam kumpulan pilihan mereka. Kemudian

konsumen membentuk minat beli untuk membeli produk yang paling

disukai.

62

Gambar 2.4

Tahapan Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

Sumber: Manajemen Pemasaran (Kotler dan Keller, 2007)

Kotler dan Keller (2007:242) mengungkapkan dua faktor yang

berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain

mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada

dua hal: pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif

yang disukai konsumen dan kedua, motivasi konsumen untuk menuruti

keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan

semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen akan semakin

mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya berlaku preferensi

pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang

konsumen sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh

orang lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan

konsumen memiliki pendapat yang saling berlawanan.

Evaluasi

Alternatif Faktor

situasi yang

tidak

terantisipasi

Niat

Pembelian

Keputusan

Pembelian

Sikap orang

lain

63

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang

dapat muncul dan mengubah nilai pembelian. Preferensi dan bahkan

niat pembelian bukan merupakan peramal perilaku pembelian yang

benar-benar handal.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, dan

menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang

dipikirkan (perceived risk). Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda-

beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya

ketidakpastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para

konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko

seperti penghindaran keputusan, pengumpulan informasi dari teman-

teman dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para

pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan

dalam diri konsumen akan adanya risiko dan memberikan informasi

serta dukungan untuk mengurangi risiko yang dipikirkan itu.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli oleh konsumen,

melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah

pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat

kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen

terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku konsumen

berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang

64

membeli dalam kesempatan berikutnya dan akan cenderung

mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan

serta merekomendasikannya kepada orang lain. Apabila konsumen

dalam melakukan pembelian merasa ketidakpuasan dengan produk

yang telah dibelinya, maka konsumen akan merubah sikapnya terhadap

merek tersebut menjadi sikap yang negatif, bahkan mungkin tidak akan

melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut. Oleh karena itu,

para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan

pasca pembelian, dan pemakaian produk pasa pembelian.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang word of mouth, produk, harga, promosi, saluran

distribusi, dan citra merek, keputusan pembelian telah banyak dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan

masukan serta kontribusi tambahan bagi produsen untuk melakukan pendekatan-

pendekatan apa saja sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut.

Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai keputusan

pembelian.

65

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

1. Nama : Ika Lestari Pujiana

Tahun : (2012)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Pengaruh Word

Of Mouth

Communications

Terhadap Proses

Pengambilan

Keputusan

Pembelian

(Survei Pada

Pelanggan

Klinik

Kecantikan

Auraku Skin

Solution Ruko

Perumahan

Taman Mutiara

M - 8 Cimahi)

Word Of Mouth

Communications

(WOMC) (X)

Keputusan

pembelian (Y)

Sampel:

pelanggan

yang

melakukan

perawatan di

klinik

kecantikan

Auraku Skin

Solution

Ruko

Perumahan

Taman

Mutiara M - 8

Cimahi

Metode

analisis data

menggunakan

regresi linier

sederhana

Hasil penelitian terhadap

100 responden pelanggan

yang melakukan perawatan

di klinik kecantikan

Auraku Skin Solution

Ruko Perumahan Taman

Mutiara M - 8 Cimahi,

membuktikan bahwa

variabel Word Of Mouth

Communications (WOMC)

berpengaruh terhadap

keputusan pembelian

sebesar 43,5%, sedangkan

sisanya sebesar 56,5%

dipengaruhi oleh faktor

lain.

66

2. Nama : Refli Hardianto

Tahun : (2013)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Analisis

Pengaruh

Bauran

Pemasaran

Terhadap

Keputusan

Pembelian

Helm Motor

Merek GM

Di Kota

Pekanbaru

Produk (X1)

Harga (X2)

Promosi

(X3)

Saluran

distribusi

(X4)

Keputusan

pembelian

(Y)

Sampel:

konsumen

yang

membeli

helm motor

merek GM

yang

berdomisili di

Pekanbaru

Metode

analisis data

menggunakan

regresi linier

berganda

Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel produk, harga,

promosi, dan saluran distribusi

secara bersama-sama atau

simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan

pembelian helm motor merek

GM di Kota Pekanbaru..

Variabel keputusan pembelian

dipengaruhi oleh variabel

produk, harga, promosi, dan

saluran distribusi sebesar 52,9%

dan sisanya 47,1% dipengaruhi

oleh variabel lain.

3. Nama : Yolla Vilanti Utami, Zulkarnain, dan Rio J. M. Marpaung

Tahun : (2012)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Analisis

Pengaruh

Bauran

Pemasaran

Terhadap

Keputusan

Pembelian

Bedak Padat

Merek Pixy

Pada

Konsumen

Wanita Di

Pekanbaru

Produk (X1)

Harga (X2)

Promosi

(X3)

Distribusi

(X4)

Keputusan

pembelian

(Y)

Sampel:

Konsumen

Wanita

Pengguna

Bedak Padat

Merek Pixy

Di Pekanbaru

Metode

analisis data

menggunakan

regresi linier

berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel produk, harga,

dan promosi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

keputusan pembelian. Namun,

variabel distribusi berpengaruh

tidak signifikan terhadap

keputusan pembelian. Secara

parsial, keempat variabel

tersebut memiliki pengaruh

sebesar 77,6% . Sedangkan

sisanya yaitu 22,4% dipengaruhi

oleh variabel lain.

67

4. Nama : Rizky Iryanita, dan Y.Sugiarto

Tahun : (2013)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Analisis

Pengaruh

Citra Merek,

Persepsi

Harga, Dan

Persepsi

Kualitas

Produk

Terhadap

Keputusan

Pembelian

(Studi Pada

Konsumen

Produk

ATBM

Pekalongan)

Citra

Merek

(X1)

Persepsi

Harga (X2)

Persepsi

Kualitas

Produk

(X3)

Keputusan

pembelian

(Y)

Sampel:

Konsumen

Produk

ATBM

Pekalongan

Metode

analisis data

menggunakan

regresi linier

berganda

Hasil penelitian menunjukkan

variabel citra merek, persepsi

harga, dan persepsi kualitas

produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan

pembelian. Variabel yang paling

dominan mempengaruhi

keputusan pembelian adalah

variabel persepsi kualitas produk

dan yang paling sedikit

mempengaruhi yaitu variabel

persepsi harga. Hasil koefisien

determinasi (adjusted R2)

diperoleh sebesar 0,63. Ini berarti

63% keputusan pembelian

dipengaruhi variabel citra merek,

persepsi harga, dan persepsi

kualitas produk. Sementara 37%

keputusan pembelian dipengaruhi

dari variabel lain.

68

5. Nama : Wulan Suciningtyas

Tahun : (2012)

Judul

Penelitian Variabel

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Pengaruh

Brand

Awareness,

Brand Image,

Dan Media

Communicatio

n Terhadap

Keputusan

Pembelian

Brand

Awareness (X1)

Brand Image

(X2)

Media

Communication

(X3)

Keputusan

pembelian (Y)

Sampel:

konsumen

yang membeli

Yamaha Mio

Sporty di

Yamaha

Agung Motor

Brebes pada

tahun 2010

Metode

analisis data

menggunakan

regresi linier

berganda

Dari hasil penelitian

terhadap 97 responden

menunjukan bahwa brand

awareness, brand image

dan media communication

berpengaruh secara parsial

dan simultan terhadap

keputusan pembelian

sepeda motor Yamaha

Mio Sporty pada Yamaha

Agung Motor Brebes.

Simpulan penelitian ini

adalah keputusan

pembelian sepeda motor

Yamaha Mio Sporty

mampu dijelaskan oleh

variabel brand awareness,

brand image dan media

communication sebesar

55,3% dan sisanya yaitu

sebesar 44,7% dijelaskan

oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam

penelitian ini.

1. Keterkaitan Antara Variabel Penelitian

a. Word of mouth terhadap keputusan pembelian

Hasil uji hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan Ika Lestari

Pujiana (2012) menunjukkan bahwa variabel word of mouth

communications berpengaruh positif dan signifikan terhadap Proses

69

pengambilan keputusan pembelian pada pelanggan Klinik Kecantikan

Auraku Skin Solution ruko perumahan Taman Mutiara M - 8 Cimahi.

b. Marketing mix terhadap keputusan pembelian

Hasil uji hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan oleh Refli

Hardianto (2013) menunjukkan bahwa bahwa secara simultan keputusan

pembelian helm motor merek GM di Kota Pekanbaru dipengaruhi oleh

marketing mix (produk, harga, promosi, dan saluran distribusi).

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Yolla Vilanti Utami,

Zulkarnain, dan Rio J. M. Marpaung (2012) menunjukkan bahwa variabel

produk, harga, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian bagi konsumen wanita pengguna bedak padat merek

Pixy di pekanbaru. Namun, variabel distribusi berpengaruh tidak

signifikan terhadap keputusan pembelian.

c. Citra merek terhadap keputusan pembelian

Hasil uji hipotesis dari penelitian yang telah dilakukan oleh Rizky

Iryanita, dan Y. Sugiarto (2013) terhadap konsumen produk ATBM di

Pekalongan, menunjukkan bahwa variabel citra merek, persepsi harga, dan

persepsi kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel keputusan pembelian. Variabel yang paling dominan

mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel persepsi kualitas

produk dan yang paling sedikit mempengaruhi yaitu variabel persepsi

harga.

70

Selain itu, penelitian yang dilakukan Wulan Suciningtyas (2012)

menunjukkan bahwa variabel brand awareness, brand image dan media

communication berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kepu-

tusan pembelian konsumen sepeda motor Yamaha Mio Sporty pada

Yamaha Agung Motor di Brebes.

71

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.5

Kerangka Pemikiran

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA,

PROMOSI, dan SALURAN DISTRIBUSI), dan CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN MOBIL SUZUKI SWIFT

Anggota Swift Club Indonesia (SCI)

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

- Uji Normalitas

- Uji Multikolinieritas

- Uji Heteroskedastisitas

Regresi Linier Berganda

- Koefisien Korelasi (R)

- Koefisien Determinasi (R2)

Word Of

Mouth

(X1)

Produk

(X2)

Promosi

(X4)

Saluran

Distribusi

(X5)

Citra Merek

(X6)

Harga

(X3)

Keputusan Pembelian

(Y)

Uji Hipotesis

- Uji t (Parsial)

- Uji F (Simultan)

Interpretasi

72

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan landasan

teori, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian

untuk membuktikan kebenarannya, yaitu:

1. Ho1 : β1 = 0; tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan

pembelian.

Ha1 : β1 ≠ 0; terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan

pembelian.

2. Ho2 : β2 = 0; tidak terdapat pengaruh antara produk terhadap keputusan

pembelian.

Ha2 : β2 ≠ 0; terdapat pengaruh antara produk endorser terhadap keputusan

pembelian.

3. Ho3 : β3 = 0; tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan

pembelian.

Ha3 : β3 ≠ 0; terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian.

4. Ho4 : β4 = 0; tidak terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan

pembelian.

Ha4 : β4 ≠ 0; terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian.

5. Ho5 : β5 = 0; tidak terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan

pembelian.

Ha5 : β5 ≠ 0; terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan

pembelian.

73

6. Ho6 : β6 = 0; tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan

pembelian.

Ha6 : β6 ≠ 0; terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan

pembelian.

7. Ho7 : β7 = 0; tidak terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga,

promosi, distribusi, dan citra merek secara simultan terhadap keputusan

pembelian.

Ha7 : β7 ≠ 0; terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga, promosi,

distribusi, dan citra merek secara simultan terhadap keputusan pembelian.

74

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

word of mouth (X1), produk (X2), harga (X3), promosi (X4), saluran distribusi

(X5), dan citra merek (X6) terhadap keputusan pembelian (Y), sebagai variabel-

variabel dalam penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan

hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga

bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek ataupun subjek

(Sugiyono, 2007:115).

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116).

75

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil

sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan. Siapapun responden yang

bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan elemen-elemen sampel

penelitian (Hamid, 2012:27).

Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah

membeli dan memiliki mobil Suzuki Swift. Sampel yang akan dipilih oleh

penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para

anggota Swift Club Indonesia (SCI). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono (2007:74), bahwa ukuran

sampel yang layak dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Berdasarkan

pendapat-pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan bahwa

jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 39

sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data

primer dan data sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer menurut Daniel dan Gates (2001:81) adalah data survei,

pengamatan, atau eksperimen yang dikumpulkan untuk memecahkan

76

masalah tertentu yang sedang diselidiki. Dalam penelitian ini, data primer

yang digunakan adalah penyebaran kuesioner kepada responden.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder menurut Daniel dan Gates (2001:81) adalah jenis data

mencakup informasi yang telah dikumpulkan dan hanya mungkin relevan

dengan permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan

data-data dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur,

buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian

sebelumnya.

D. Metode Analisis Data

Pengukuran tingkat kepentingan atas unsur word of mouth, produk,

harga, promosi, saluran distribusi, dan citra merek terhadap keputussan

pembelian dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi

indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang telah

diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa

pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden (Riduwan dan Kuncoro dalam

Bambang, 2008:69).

77

Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan mengahasilkan total skor

bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrumen

di bawah ini:

SS = Sangat setuju diberi skor 5

S = Setuju diberi skor 4

R = Ragu-ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu

kuesioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara

cermat tentang variabel yang diukur (Ghozali, 2005:45).

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan

digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada

batasan minimal korelasi 0,30. Artinya suatu item dianggap valid jika

skor total lebih besar dari 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

78

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2005:42).

Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel

dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang

digunakan lebih besar dari 0,60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam

Ghozali, 2005:42).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki

distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara,

diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal probability plot.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola

distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi

asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis

diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang

mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas (Ghozali, 2005:10).

79

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adakah variabel

independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam

model regresi adalah sebagai berikut:

1. Nilai R2

yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka

hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya

korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari

multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya

efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

80

independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel

independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai

Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Setiap peneliti

harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.

Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas

0,95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai

Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-

variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi (Ghozali,

2005:91).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data

crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini

81

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan

besar).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya

SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)

yang telah di-studentized. Dengan analsiis jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit), maka mnegindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh

dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan

untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal

antara dua atau lebih variabel bebas (Nugroho, 2005:43).

Rumus regresi linier berganda:

82

(Bhuono Agung Nugroho, 2005:43)

Dimana:

Y = Keputusan pembelian

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b1 = Koefisien regresi word of mouth

X1 = Word of mouth

b2 = Koefisien regresi produk

X2 = Produk

b3 = Koefisien regresi harga

X3 = Harga

b4 = Koefisien regresi promosi

X4 = Promosi

b5 = Koefisien regresi saluran distribusi

X5 = Saluran distribusi

b6 = Koefisien regresi citra merek

X6 = Citra merek

e = Standar error

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

83

4. Koefisien Korelasi (R)

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi

(hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan

fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara

variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2012:96).

Tabel 3.1

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 0,1000 Sangat Kuat

5. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatisatu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar dalam

penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen yang

dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen,

maka R2

pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

84

secara signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu, banyak

peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2

pada saat

mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai

Adjusted R2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2005:45).

6. Uji Hipotesis

a. Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:84).

Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak (two

tails) ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga t hitung, berada pada

daerah penerimaan Ho atau terletak diantara harga tabel, maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila harga t htung lebih kecil

atau sama dengan (≤) dari harga tabel maka Ho diterima. Harga t hitung

adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-)nya (Sugiyono, 2010:7).

b. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F

hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih

85

besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2005:84).

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59).

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel bebas adalah word of mouth (X1), produk (X2),

harga (X3) promosi (X4), saluran distribusi (X5), dan citra merek (X6).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan

pembelian (Y).

86

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Sub Variabel Indikator Skala

1. Word of

mouth (X1)

Basel et. al

dalam Dion

Dewa Barata

(2005:27)

dan

Tom J. Brown

& Peter A.

Dacin dalam

Surya Sutriono

(2008:31)

1. Persepsi

risiko

2. Pengetahuan

konsumen

3. Kepuasan

4. Insentif

5. Opinion

leader

a. Risiko finansial

b. Risiko kinerja

a. Pengalaman sehubungan

dengan produk

b. Informasi yang dimiliki

a. Fitur spesifik dari produk

b. Persepsi terhadap kualitas

a. Materi

b. Non materi

a. Networking

b. Kredibilitas

Ordinal

2.

3.

4.

5.

Produk (X2)

Harga (X3)

Promosi (X4)

Saluran

Distribusi

(X5)

Kotler &

Armstrong

(2008:57)

a. Keragaman produk

b. Kualitas

c. Desain

d. Fitur

a. Daftar harga

b. Potongan harga

c. Kredit

a. Periklanan

b. Promosi penjualan

c. Penjualan personal

d. Hubungan masyarakat

a. Lokasi pembelian

b. Persediaan

Ordinal

87

Tabel 3.1 (Lanjutan)

No. Variabel Sub Variabel Indikator Skala

6. Citra merek

(X6)

Keller

(2008:56)

1. Strengthness

(kekuatan)

2. Uniqueness

(keunikan)

3. Favorable

(kesukaan)

a. Penampilan fisik produk

b. Produk memiliki kualitas

yang baik

c. Harga produk lebih murah

dibanding produk sejenis

lainnya

a. Fitur produk menarik

b. Menawarkan berbagai

variasi produk

c. Memiliki nama yang unik

a. Merek mudah diucapkan

b. Merek mudah diingat

c. Merek mudah dikenal

Ordinal

7. Keputusan

pembelian (Y)

Kotler dan

Keller

(2007:235)

1. Pengenalan

masalah

2. Pencarian

informasi

3. Evaluasi

alternatif

4. Keputusan

pembelian

5. Perilaku

pasca

pembelian

a. Identifikasi kebutuhan

a. Informasi dari sumber

pribadi: keluarga, teman,

dan tetangga

b. Informasi dari sumber

komersial: iklan dan

wiraniaga

a. Membandingkan dengan

produk lain

a. Keputusan memilih

produk

a. Merasakan kepuasan

b. Merekomendasikan

produk kepada orang lain

Ordinal

88

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Suzuki Swift

Suzuki Swift pertama kali diluncurkan secara resmi di Indonesia pada

tanggal 18 November 2005. Didatangkan secara CBU (completely built up)

dari Jepang, mobil ini mampu mencuri perhatian dan memberikan alternatif

pilihan yang menyegarkan di kelas mobil kompak 1500 cc. Oleh Suzuki

Indonesia, Swift yang pertama ini diberi kode GX dan tersedia dalam dua

pilihan transmisi, 5-speed manual dan 4-speed automatic.

Memasuki pertengahan tahun 2006, tepatnya pada tanggal 1 Juni,

Suzuki Indonesia meluncurkan varian baru yang diberi kode GL. Masih dalam

bentuk CBU, perbedaan antara Swift GX dan GL adalah pada grill depan dan

kontrol audio di lingkar kemudi. Pada Swift GL, grill depan bermotif sarang

lebah dan kontrol audio hanya terdapat pada satu sisi lingkar kemudi, yaitu di

sisi kiri. Pada Swift GX, kontrol audio terdapat pada kedua sisi. Selain itu,

Swift GL tersedia dalam dua pilihan warna baru, yaitu orange dan gray

metallic. Tetapi perbedaan yang cukup mencolok adalah pada harga. Swift GL

justru dijual lebih murah daripada Swift GX, yang memperkuat daya saing

Swift di pasaran. Banyak pihak yang mempertanyakan penurunan harga ini

dan mengira bahwa Swift GL tidak lagi didatangkan secara CBU dari Jepang

89

tetapi sudah dirakit di Indonesia. Nyatanya, penurunan harga terjadi karena

Swift GL "turun kelas"; kalau Swift GX masuk ke Indonesia dengan katagori

sedan, Swift GL masuk dengan katagori minibus. Trik ini ternyata cukup

ampuh dalam menekan pajak impor yang berimbas positif terhadap harga jual.

Perubahan lain yang patut dicatat adalah head unit Suzuki Swift

produksi mulai Juni 2006 (masuk ke Indonesia sekitar bulan Agustus 2006)

sudah bisa memutar lagu dalam format MP3 dan WMA3. Perubahan ini

semakin memperkuat daya tarik Swift.

Mengakhiri tahun 2006, Suzuki Indonesia meluncurkan satu varian

lagi yaitu Swift GT. Varian ini mempunyai nuansa sporty yang kental dan

berusaha memasukkan aroma Swift Sport yang digaungkan Suzuki lewat

keikutsertaannya di Junior World Rally Championship (JWRC) 2006.

Sayangnya Swift GT ini tetap menggunakan mesin 1500 cc, bukan 1600 cc.

Muncul pendapat bahwa Swift GT adalah tidak lebih dari Swift GL yang

diberi body kit.

Pada perkembangan tahun berikutnya, Swift tidak lagi didatangkan

secara CBU, akan tetapi sudah dirakit secara lokal (CKD). Varian ini

kemudian diberi kode dengan ST (pengganti GL), dan GT2 (pengganti GT).

Versi CKD ini sudah tidak lagi memiliki fitur keamanan seperti airbag dan

ABS. Pada tahun-tahun berikutnya kemudian muncul lagi varian baru, yaitu

GT3 dan GTS, dengan perubahan yang dilakukan pada sisi eksterior.

(www.swiftclubindonesia.com)

90

2. Profil Swift Club Indonesia (SCI)

Swift Club Indonesia berawal dari sebuah mailing list di internet.

Mailing list ini lahir pada tanggal 4 Juli 2005, akan tetapi kepengurusan resmi

Swift Club Indonesia sendiri baru terbentuk untuk pertama kalinya pada

tanggal 14 Januari 2007. Launching Swift Club Indonesia secara resmi

dilakukan pada tanggal 16 Maret 2007 yang bersamaan dengan Launching

Swift Racing Team 2007 dan Launching Swift Competition 2007. Setelah

diumumkan penobatan Juara Swift Competition 2006 dan launching Swift

Competition 2007, acara dilanjutkan dengan launching Swift Racing Team

2007.

Terakhir adalah launching Swift Club Indonesia, dengan dilakukan

pemotongan tumpeng oleh Bapak Soebronto Laras dan diserahkan kepada

Ketua Umum Swift Club Indonesia. Acara ini diliput oleh lebih dari 30 media

cetak, dan anggota Swift Club Indonesia juga memiliki kesempatan untuk

bersama-sama diwawancarai oleh OtoBlitz mengenai seputar Swift Club

Indonesia. (www.swiftclubindonesia.com)

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran

kuesioner kepada responden anggota Swift Club Indonesia (SCI) yang

91

memiliki mobil Suzuki Swift yang dianggap dapat mewakili dari

keseluruhan orang atau pembeli yang memiliki mobil Suzuki Swift.

Sebelum kuesioner disebarkan kepada 39 responden, penulis

terlebih dahulu melakukan try out kepada 20 orang responden dengan

memberikan 43 butir pernyataan yang dibagi menjadi 7 variabel utama

yaitu word of mouth , produk, harga, promosi, saluran distribusi, citra

merek, dan keputusan pembelian untuk menguji valid dan reliabelnya

seluruh pernyataan tersebut.

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas

Variabel Word of Mouth, Produk, Harga, Promosi, Saluran

Distribusi, Citra Merek, dan Keputusan Pembelian

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Keterangan

WM1 38,50 13,421 0,514 Valid

WM2 38,45 13,629 0,437 Valid

WM3 38,40 13,200 0,551 Valid

WM4 38,75 12,934 0,397 Valid

WM5 38,85 11,082 0,645 Valid

WM6 38,50 12,684 0,740 Valid

WM7 38,85 12,976 0,331 Valid

WM8 38,45 12,576 0,605 Valid

WM9 38,45 12,155 0,717 Valid

WM10 38,45 13,208 0,559 Valid

Produk1 13,05 1,629 0,683 Valid

Produk2 12,80 2,274 0,599 Valid

Produk3 12,85 1,924 0,960 Valid

Produk4 12,75 2,197 0,636 Valid

Harga1 8,85 0,766 0,433 Valid

Harga2 8,90 0,937 0,411 Valid

Harga3 8,85 0,766 0,630 Valid

Promosi1 30,80 8,274 0,661 Valid

92

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Keterangan

Promosi2 30,70 8,642 0,663 Valid

Promosi3 30,90 8,095 0,636 Valid

Promosi4 30,75 8,724 0,637 Valid

Promosi5 30,80 8,589 0,558 Valid

Promosi6 30,75 8,829 0,599 Valid

Promosi7 31,05 8,050 0,476 Valid

Promosi8 30,65 9,082 0,508 Valid

Distribusi1 4.40 0,253 0.899 Valid

Distribusi2 4.35 0,239 0.899 Valid

CM1 35,70 6,116 0,534 Valid

CM2 35,70 6,537 0,352 Valid

CM3 35,85 6,345 0,323 Valid

CM4 35,80 6,063 0,423 Valid

CM5 35,85 6,345 0,424 Valid

CM6 35,80 6,274 0,346 Valid

CM7 35,95 6,050 0,450 Valid

CM8 35,90 6,411 0,405 Valid

CM9 35,85 6,450 0,380 Valid

KP1 31,15 5,397 0,561 Valid

KP2 31,20 5,221 0,660 Valid

KP3 31,20 5,537 0,507 Valid

KP4 31,00 6,000 0,299 Tidak Valid

KP5 31,10 5,358 0,576 Valid

KP6 31,25 5,776 0,308 Valid

KP7 31,15 5,292 0,612 Valid

Suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30

(Duwi Priyatno, 2010:90). Hasil try out menunjukkan bahwa terdapat

pernyataan yang tidak valid pada pernyataan keputusan pembelian nomor

4 (KP4) yang dikarenakan pernyataan tersebut nilai corrected item total

correlationnya kurang dari 0,30. Pernyataan yang tidak valid itu tidak

dihapus dari kuesioner, akan tetapi diganti susunan kalimatnya sehingga

93

dapat lebih mudah dimengerti oleh para responden. Selanjutnya dibagikan

kepada 39 responden dengan 43 butir pernyataan untuk melakukan

analisis regresi.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnaly dalam

Ghozali, 2005:42).

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha N of items

Word Of Mouth 0,836 10

Produk 0,851 4

Harga 0,671 3

Promosi 0,844 8

Saluran Distribusi 0,946 2

Citra Merek 0,726 9

Keputusan Pembelian 0,792 7

Dari tampilan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan

dari variabel word of mouth, produk, harga, promosi, saluran distribusi,

citra merek, dan keputusan pembelian memiliki nilai Cronbach Alpha

yang lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

pernyataan yang digunakan untuk semua variabel dalam penelitian ini

adalah reliabel.

94

2. Karakteristik Responden

Objek dalam penelitian ini adalah anggota dari Swift Club Indonesia

(SCI) yang memiliki mobil Suzuki Swift. Sampel yang diambil berjumlah 39

responden. Berikut ini adalah penyajian hasil mengenai karakteristik

responden:

a. Usia

Tabel 4.3

Usia Responden

Usia

(Tahun)

Frekuensi

(Responden)

Persentase

(%)

24-29 20 51,3

30-40 8 20,5

41-49 8 20,5

Tidak Mencantumkan Usia 3 7,7

Total 39 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 20 responden atau

51,3% yang berusia 24-29 tahun, 8 responden atau 20,5% yang berusia 30-

40 tahun, 8 responden atau 20,5% yang berusia 41-49 tahun, dan 3

responden atau 7,7% yang tidak mencantumkan usia.

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.4

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi

(Responden)

Persentase

(%)

Laki-laki 21 53,85%

Perempuan 18 46,15%

Total 39 100

95

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 21 responden atau

53,85% berjenis kelamin laki-laki, dan 18 responden atau 46,15% berjenis

kelamin perempuan.

c. Pekerjaan

Tabel 4.5

Pekerjaan Responden

Pekerjaan Frekuensi

(Responden)

Persentase

(%)

Pegawai Negeri 3 7,7

Karyawan Swasta 20 51,3

Wirausaha 12 30,8

Lain-lain 4 10,2

Total 39 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 3 responden atau 7,7%

berkerja sebagai pegawai negeri, 20 responden atau 51,3% berkerja sebagai

karyawan swasta, 12 responden atau 30,8% berkerja sebagai wirausaha,

dan 4 responden atau 10,2% berkerja atau berprofesi selain yang

disebutkan oleh penulis.

d. Pendapatan Per Bulan

Tabel 4.6

Pendapatan Per Bulan

Pendapatan Per Bulan

(Rp)

Frekuensi

(Responden)

Persentase

(%)

> 5.000.000 39 100

Total 39 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 39 responden atau

100% berpenghasilan sebesar lebih dari Rp 5.000.000.

96

3. Analisis Deskriptif

a. Word of Mouth

Dalam variabel word of mouth, penulis memasukan 10

pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa risiko

keuangan yang saya keluarkan untuk membeli mobil Suzuki Swift

sebanding dengan kualitasnya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

S 16 41.0 41.0 41.0

SS 23 59.0 59.0 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 16 responden

(41%) menyatakan setuju, dan 23 responden (59%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa melalui informasi dari mulut ke mulut, responden

mengetahui bahwa risiko keuangan yang dikeluarkan untuk membeli

mobil Suzuki Swift sebanding dengan kualitasnya.

97

Tabel 4.8

Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui risiko

kinerja mobil Suzuki Swift

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

STS 1 2.6 2.6 2.6

TS 6 15.4 15.4 17.9

R 1 2.6 2.6 20.5

S 17 43.6 43.6 64.1

SS 14 35.9 35.9 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden (15,4%) menyatakan

tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan ragu-ragu, 17 responden

(43,6%) menyatakan setuju, dan 14 responden (35,9%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa melalui informasi dari mulut ke mulut, responden mengetahui

bahwa risiko kinerja dari mobil Suzuki Swift.

Tabel 4.9

Saya mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas bagus dari

orang yang memiliki atau memakai mobil tersebut

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 2 5.1 5.1 5.1

S 24 61.5 61.5 66.7

SS 13 33.3 33.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

98

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 24 responden (61,5%) menyatakan setuju,

dan 13 responden (13%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden

mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas bagus dari orang yang

memiliki atau memakai mobil tersebut.

Tabel 4.10

Saya memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan saya mengenai mobil Suzuki Swift

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 15 38.5 38.5 38.5

SS 24 61.5 61.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 15 responden

(38,5%) menyatakan setuju, dan 24 responden (61,5%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa responden memperoleh informasi yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginannya mengenai mobil Suzuki Swift.

99

Tabel 4.11

Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui fitur

lengkap yang dimiliki mobil Suzuki Swift

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 1 2.6 2.6 2.6

R 1 2.6 2.6 5.1

S 13 33.3 33.3 38.5

SS 24 61.5 61.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(32,6%) menyatakan tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan ragu-

ragu, 13 responden (33,3%) menyatakan setuju, dan 24 responden (61,5%)

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan sangat setuju bahwa melalui informasi dari mulut ke mulut,

responden mengetahui fitur lengkap yang dimiliki mobil Suzuki Swift.

Tabel 4.12

Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa

kualitas mobil Suzuki Swift bagus

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 1 2.6 2.6 2.6

S 10 25.6 25.6 28.2

SS 28 71.8 71.8 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 10 responden (25,6%) menyatakan setuju,

dan 28 responden (71,8%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

100

disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa

melalui informasi dari mulut ke mulut, responden mengetahui bahwa

kualitas mobil Suzuki Swift bagus.

Tabel 4.13

Dari informasi dari mulut ke mulut, saya tahu bahwa dengan

membeli mobil Suzuki Swift langsung di showroom akan

mendapatkan potongan harga dan merchandise menarik

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 6 15.4 15.4 15.4

R 13 33.3 33.3 48.7

S 15 38.5 38.5 87.2

SS 5 12.8 12.8 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 6 responden

(15,4%) menyatakan tidak setuju, 13 responden (33,3%) menyatakan

ragu-ragu, 15 responden (38,5%) menyatakan setuju, dan 5 responden

(12,8%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas

responden menyatakan setuju bahwa melalui informasi dari mulut ke

mulut, responden mengetahui bahwa dengan membeli mobil Suzuki Swift

langsung di showroom akan mendapatkan potongan harga dan

merchandise menarik.

101

Tabel 4.14

Dengan informasi dari mulu ke mulut, saya mengetahui bahwa

dengan membeli mobil Suzuki Swift, saya bisa bergabung ke dalam

komunitas mobil Suzuki Swift

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 5 12.8 12.8 12.8

S 15 38.5 38.5 51.3

SS 19 48.7 48.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 5 responden

(12,8%) menyatakan tidak setuju, 15 responden (38,5%) menyatakan

setuju, dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa

melalui informasi dari mulu ke mulut responden mengetahui bahwa

dengan membeli mobil Suzuki Swift, responden bisa bergabung ke dalam

komunitas mobil Suzuki Swift.

Tabel 4.15

Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari teman atau

kerabat saya

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 3 7.7 7.7 7.7

S 19 48.7 48.7 56.4

SS 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 3 responden

(7,7%) menyatakan tidak setuju, 19 responden (48,7%) menyatakan

102

setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden

mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari teman atau kerabatnya.

Tabel 4.16

Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari orang yang

dapat dipercaya

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 15 38.5 38.5 38.5

SS 24 61.5 61.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 15 responden

(38,5%) menyatakan setuju, dan 24 responden (61,5%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa responden mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari

orang yang dapat dipercaya.

b. Produk

Dalam variabel produk, penulis memasukan 4 pernyataan. Hasil

outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17

Suzuki Swift memiliki produk yang beragam

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 20 51.3 51.3 51.3

SS 19 48.7 48.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

103

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 20 responden

(51,3%) menyatakan setuju, dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa Suzuki Swift memiliki produk yang beragam.

Tabel 4.18

Kualitas mobil Suzuki Swift baik

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 21 53.8 53.8 53.8

SS 18 46.2 46.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 21 responden

(53,8%) menyatakan setuju, dan 18 responden (46,2%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa kualitas mobil Suzuki Swift baik.

Tabel 4.19

Desain mobil Suzuki Swift menarik

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 2 5.1 5.1 5.1

S 20 51.3 51.3 56.4

SS 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan tidak setuju, 20 responden (51,3%) menyatakan

setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

104

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa desain mobil

Suzuki Swift menarik.

Tabel 4.20

Suzuki Swift menawarkan fitur yang menarik

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 7 17.9 17.9 17.9

S 26 66.7 66.7 84.6

SS 6 15.4 15.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 7 responden

(17,9%) menyatakan tidak setuju, 26 responden (66,7%) menyatakan

setuju, dan 6 responden (15,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift

menawarkan fitur yang menarik.

c. Harga

Dalam variabel harga, penulis memasukan 3 pernyataan. Hasil

outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21

Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam produknya

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 29 74.4 74.4 74.4

SS 10 25.6 25.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

105

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 29 responden

(74,4%) menyatakan setuju, dan 10 responden (25,6%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam

produknya.

Tabel 4.22

Dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki menawarkan

potongan harga yang menggiurkan untuk produk Swift-nya

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 13 33.3 33.3 33.3

SS 26 66.7 66.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 13 responden

(33,3%) menyatakan setuju, dan 26 responden (66,7%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki

menawarkan potongan harga yang menggiurkan untuk produk Swift-nya.

Tabel 4.23

Mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 18 46.2 46.2 46.2

SS 21 53.8 53.8 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

106

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 18 responden

(46,2%) menyatakan setuju, dan 21 responden (53,8%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit.

d. Promosi

Dalam variabel harga, penulis memasukan 8 pernyataan. Hasil

outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.24

Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

STS 1 2.6 2.6 2.6

S 21 53.8 53.8 56.4

SS 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan sangat tidak setuju, 21 responden (53,8%)

menyatakan setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju.

Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa

Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah.

107

Tabel 4.25

Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televise

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 16 41.0 41.0 41.0

SS 23 59.0 59.0 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 16 responden

(41,0%) menyatakan setuju, dan 23 responden (59,0%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televisi.

Tabel 4.26

Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada reklame/baliho di jalan

raya

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 4 10.3 10.3 10.3

R 2 5.1 5.1 15.4

S 20 51.3 51.3 66.7

SS 13 33.3 33.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 4 responden

(10,3%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5,1%) menyatakan ragu-

ragu, 20 responden (51,3%) menyatakan setuju, dan 13 responden (33,3%)

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada

reklame/baliho di jalan raya.

108

Tabel 4.27

Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian tunai

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 14 35.9 35.9 35.9

SS 25 64.1 64.1 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 14 responden

(35,9%) menyatakan setuju, dan 25 responden (64,1%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian

tunai.

Tabel 4.28

Suzuki selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 2 5.1 5.1 5.1

S 15 38.5 38.5 43.6

SS 22 56.4 56.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 15 responden (38,5%) menyatakan setuju,

dan 22 responden (56,4%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Suzuki

selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil.

109

Tabel 4.29

Suzuki Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang berkompeten

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 2 5.1 5.1 5.1

S 18 46.2 46.2 51.3

SS 19 48.7 48.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 18 responden (46,2%) menyatakan setuju,

dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Suzuki

Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang berkompeten.

Tabel 4.30

Suzuki Swift mensponsori acara olah raga

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

STS 1 2.6 2.6 2.6

TS 1 2.6 2.6 5.1

R 1 2.6 2.6 7.7

S 19 48.7 48.7 56.4

SS 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan

tidak setuju, 1 responden (2,6%) menyatakan ragu-ragu, 19 responden

(48,7%) menyatakan setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat

110

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa Suzuki Swift mensponsori acara olah raga.

Tabel 4.31

Suzuki Swift memiliki website resmi

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 17 43.6 43.6 43.6

SS 22 56.4 56.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 17 responden

(43,6%) menyatakan setuju, dan 22 responden (56,4%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa Suzuki Swift memiliki website resmi.

e. Distribusi

Dalam variabel distribusi, penulis memasukan 2 pernyataan.

Hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.32

Suzuki Swift memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 1 2.6 2.6 2.6

S 22 56.4 56.4 59.0

SS 16 41.0 41.0 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 22 responden (56,4%) menyatakan setuju,

111

dan 16 responden (41,0%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift

memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat.

Tabel 4.33

Setiap dealer Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil Suzuki Swift

dengan macam tipenya serta macam warnanya

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 1 2.6 2.6 2.6

S 20 51.3 51.3 53.8

SS 18 46.2 46.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 20 responden (51,3%) menyatakan setuju,

dan 18 responden (46,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa setiap dealer

Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil Suzuki Swift dengan macam

tipenya serta macam warnanya.

f. Citra Merek

Dalam variabel citra merek, penulis memasukan 9 pernyataan.

Hasil outputnya adalah sebagai berikut:

112

Tabel 4.34

Mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang menarik

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 13 33.3 33.3 33.3

SS 26 66.7 66.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 13 responden

(33,3%) menyatakan setuju, dan 26 responden (66,7%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang

menarik.

Tabel 4.35

Mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 14 35.9 35.9 35.9

SS 25 64.1 64.1 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 14 responden

(35,9%) menyatakan setuju, dan 25 responden (64,1%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik.

113

Tabel 4.36

Harga mobil Suzuki Swift bersaing dengan harga mobil merek lain

yang sejenis

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

STS 2 5.1 5.1 5.1

TS 5 12.8 12.8 17.9

S 12 30.8 30.8 48.7

SS 20 51.3 51.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden (12,8%) menyatakan

tidak setuju, 12 responden (30,8%) menyatakan setuju, dan 20 responden

(51,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas

responden menyatakan sangat setuju bahwa harga mobil Suzuki Swift

bersaing dengan harga mobil merek lain yang sejenis.

Tabel 4.37

Fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 14 35.9 35.9 35.9

SS 25 64.1 64.1 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 14 responden

(35,9%) menyatakan setuju, dan 25 responden (64,1%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik.

114

Tabel 4.38

Suzuki Swift menawarkan produk transmisi automatic dan manual

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 2 5.1 5.1 5.1

S 10 25.6 25.6 30.8

SS 27 69.2 69.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 10 responden (25,6%) menyatakan setuju,

dan 27 responden (69,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa Suzuki

Swift menawarkan produk transmisi automatic dan manual.

Tabel 4.39

Nama Suzuki “Swift” unik

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

TS 2 5.1 5.1 5.1

R 2 5.1 5.1 10.3

S 24 61.5 61.5 71.8

SS 11 28.2 28.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan tidak setuju, 2 responden (5,1%) menyatakan ragu-

ragu, 24 responden (61,5%) menyatakan setuju, dan 11 responden (28,2%)

menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa nama Suzuki “Swift” unik.

115

Tabel 4.40

Nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 19 48.7 48.7 48.7

SS 20 51.3 51.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 19 responden

(48,7%) menyatakan setuju, dan 20 responden (51,3%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan.

Tabel 4.41

Nama merek Suzuki Swift mudah diingat

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 20 51.3 51.3 51.3

SS 19 48.7 48.7 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 20 responden

(51,3%) menyatakan setuju, dan 19 responden (48,7%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa nama nama merek Suzuki Swift mudah diingat.

116

Tabel 4.42

Nama merek Suzuki Swift mudah dikenal

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 17 43.6 43.6 43.6

SS 22 56.4 56.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 17 responden

(43,6%) menyatakan setuju, dan 22 responden (56,4%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat

setuju bahwa nama merek Suzuki Swift mudah dikenal.

g. Keputusan Pembelian

Dalam variabel keputusan pembelian, penulis memasukan 7

pernyataan. Hasil outputnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.43

Saya membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhan

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 2 5.1 5.1 5.1

S 19 48.7 48.7 53.8

SS 18 46.2 46.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 19 responden (48,7%) menyatakan setuju,

dan 18 responden (46,2%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

117

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden

membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhannya.

Tabel 4.44

Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari

keluarga /teman/tetangga

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 2 5.1 5.1 5.1

S 20 51.3 51.3 56.4

SS 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 20 responden (51,3%) menyatakan setuju,

dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden

mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari keluarga

/teman/tetangganya.

Tabel 4.45

Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari iklan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 1 2.6 2.6 2.6

S 18 46.2 46.2 48.7

SS 20 51.3 51.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 18 responden (46,2%) menyatakan setuju,

118

dan 20 responden (51,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa

responden mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari iklan.

Tabel 4.46

Saya lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan dengan mobil

merek lain

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 1 2.6 2.6 2.6

S 26 66.7 66.7 69.2

SS 12 30.8 30.8 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 1 responden

(2,6%) menyatakan ragu-ragu, 26 responden (66,7%) menyatakan setuju,

dan 12 responden (30,8%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden

lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan dengan mobil merek lain.

Tabel 4.47

Suzuki Swift merupakan mobil yang paling saya sukai

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 2 5.1 5.1 5.1

S 23 59.0 59.0 64.1

SS 14 35.9 35.9 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 2 responden

(5,1%) menyatakan ragu-ragu, 23 responden (59,0%) menyatakan setuju,

119

dan 14 responden (35,9%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Suzuki Swift

merupakan mobil yang paling responden sukai.

Tabel 4.48

Saya merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

S 22 56.4 56.4 56.4

SS 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 22 responden

(56,4%) menyatakan setuju, dan 17 responden (43,6%) menyatakan sangat

setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju

bahwa responden merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift.

Tabel 4.49

Saya akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada orang lain

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid

R 3 7.7 7.7 7.7

S 23 59.0 59.0 66.7

SS 13 33.3 33.3 100.0

Total 39 100.0 100.0

(Sumber: olah data kuesioner, 2013)

Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa 3 responden

(7,7%) menyatakan ragu-ragu, 23 responden (59,0%) menyatakan setuju,

dan 13 responden (33,3%) menyatakan sangat setuju. Maka dapat

120

disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden

akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada orang lain.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau

tidak (Ghozali, 2005:147).

Gambar 4.1

Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Dari gambar 4.1, dapat disimpulkan bahwa dalam grafik normal

p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya

tidak terlalu jauh atau melebar. Berarti dari grafik ini menunjukkan bahwa

model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.

121

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali,

2005:45). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan

melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model

regresi dikatakan bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10, dan

nilai tolerance ≥ 0,1.

Hasil pengujian dari model regresi dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 4.50

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001

Word Of

Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002 ,521 1,919

Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010 ,923 1,083

Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000 ,844 1,185

Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002 ,591 1,692

Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174 ,927 1,078

Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006 ,768 1,302

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Hasil tabel diatas perhitungan nilai Variance Inflation Factor

(VIF) menunjukkan nilai VIF word of mouth adalah 1,919; nilai VIF

produk adalah 1,083; nilai VIF harga adalah 1,185; nilai VIF promosi

adalah 1,692; nilai VIF distribusi adalah 1,078; dan nilai VIF citra merek

122

adalah 1,302. Ini menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun

yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

ada multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.

Hasil perhitungan juga menunjukkan nilai Tolerance masing-

masing variabel yaitu word of mouth sebesar 0,521; produk sebesar 0,923;

harga sebesar 0,844; promosi sebesar 0,591; distribusi sebesar 0,927; dan

citra merek sebesar 0,768. Ini berarti menunjukkan tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1. Maka menurut

nilai Tolerance tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan

kepengamatan lainnya (Ghozali, 2005:125). Jika varian residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskesdasitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

123

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik diatas maupun

dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak

dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan

variabel independen (bebas) word of mouth, produk, harga, promosi,

distibusi, dan citra merek. Sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2005:

105), bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

124

5. Uji Regresi Linier Berganda

a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan

sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk

meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen

terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam

penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.51

Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001

Word Of

Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002

Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010

Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000

Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002

Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174

Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Berdasarkan tabel Coefficient diatas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

125

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Y = -40,645 + 0,363X1 + 0,468X2 + 1,819X3 + 0,459X4 + 0,454X5 +

0,573X6 + e

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

X1 = Word of mouth

X2 = Produk

X3 = Harga

X4 = Promosi

X5 = Distribusi

X6 = Citra merek

e = Standar error

b. Koefisien Korelasi (R)

Tabel 4.52

Hasil Koefisien Korelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,753a ,567 ,486 1,716

a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,

Promosi, Word Of Mouth

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Dari tabel diatas diketahui nilai koefisien R sebesar 0,753

mengandung arti bahwa hubungan antara variabel word of mouth, produk,

harga, promosi, saluran distribusi dan citra merek dengan keputusan

126

pembelian sebesar 0,753 atau mempunyai hubungan yang kuat positif

(Sugiyono dalam Duwi Priyatno, 2010: 65).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependennya yang dilihat melalui R square. Adapun hasil uji determinasi

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.53

Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,753a ,567 ,486 1,716

a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,

Promosi, Word Of Mouth

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Dari tabel koefisien determinasi (R2), menunjukkan besarnya R

2 (R

square) adalah 0,486. Hasil ini menunjukkan bahwa 48,6% variabel

keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari keenam variabel

independen (word of mouth, produk, harga, promosi, distribusi dan citra

merek). Sedangkan selisihnya 51,4% (100% - 48,6%) dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti variabel

kesadaran merek, kepribadian merek, popularitas, motivasi, persepsi,

sikap konsumen, dan lain-lain yang secara teori dan hasil penelitian-

127

penelitian sebelumnya berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Seperti

dalam beberapa penelitian berikut yang dilakukan oleh Prisca Andini

(2012) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Mobil Hyundai i20 (Studi Kasus pada Konsumen

Mobil Hyundai i20 di Semarang)” yang membahas mengenai variabel

kualitas produk, harga, promosi, kesadaran merek, citra merek,

kepribadian merek, dan popularitas. Selain itu juga ada penelitian Dewi

Urip Wahyuni (2008) yang meneliti tentang “Pengaruh Motivasi, Persepsi

dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor

Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat”, dimana hasil penelitian

tersebut menjelaskan bahwa variabel-variabel yang diteliti berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

d. Uji thitung (Uji Parsial)

Menurut Ghozali (2005:98), uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen (word of

mouth, produk, harga, promosi, distribusi dan citra merek) secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (keputusan

pembelian).

128

Tabel 4.54

Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001

Word Of

Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002

Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010

Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000

Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002

Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174

Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Menurut Duwi Priyatno (2010: 69), dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

a) Pengaruh antara word of mouth dengan keputusan pembelian:

Ho1 = tidak terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap

keputusan pembelian

Ha1 = terdapat pengaruh antara word of mouth terhadap keputusan

pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 3,341, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 3,341 > 2,02269,

karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi variabel word of mouth signifikan. Dan hasil yang

129

diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =

0,002 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel word

of mouth secara parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

Jadi, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel word of

mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki

Swift. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Freddy

Rangkuti (2009:77) mendefinisikan word of mouth sebagai usaha

pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan,

mempromosikan, merekomendasi, dan menjual suatu produk, jasa,

atau merek kepada pelanggan lain dan sesuai dengan penelitian

terdahulu tentang pengaruh iklan televisi terhadap keputusan

pembelian oleh Yusuf Ardy Suhartomo (2010) yang berjudul “Analisis

Pengaruh Word of Mouth (WOM) Terhadap Keputusan Pemilihan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullan Jakarta”, bahwa dalam

penelitian ini word of mouth berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

b) Pengaruh antara produk dengan keputusan pembelian.

Ho2 = tidak terdapat pengaruh antara produk terhadap keputusan

pembelian

130

Ha2 = terdapat pengaruh antara produk terhadap keputusan

pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 2,731, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 2,731 > 2,02269,

karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi variabel produk signifikan. Dan hasil yang diperoleh

dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,010 <

0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan

Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel produk secara

parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel produk

berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki Swift.

Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Amstrong dan

Kotler (2008:57) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau

dikonsumsi yang mungkin dapat memuaskan harapan atau bebutuhan

dan juga sesuai dengan penelitian terdahulu tentang produk terhadap

keputusan pembelian oleh Yulia Kristina Simbolon dan Marhayanie

(2013) yang berjudul “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Pembelian Kartu Simpati Telkomsel Pada Mahasiswa

131

Fakultas Ekonomi Program S1 Universitas Sumatera Utara”, bahwa

dalam penelitian ini produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

c) Pengaruh antara harga dengan keputusan pembelian.

Ho3 = tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan

pembelian

Ha3 = terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan

pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 4,935, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 4,935 > 2,02269,

karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi variabel harga tidak signifikan. Dan hasil yang

diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =

0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel

kualitas produk secara parsial (individu) berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel harga

berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki Swift.

Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fandy Tjiptono

132

(2001:124), bahwa harga adalah satuan moneter agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, dan juga sesuai

dengan penelitian terdahulu tentang harga terhadap keputusan

pembelian yang diteliti oleh Yolla Vilanti Utami, Zulkarnain, dan Rio

J. M. Marpaung (2012) yang berjudul “Analisis Pengaruh Bauran

Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Padat Merek Pixy

Pada Konsumen Wanita Di Pekanbaru”, bahwa dalam penelitian ini

harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

d) Pengaruh antara promosi dengan keputusan pembelian.

Ho4 = tidak terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan

pembelian

Ha4 = terdapat pengaruh antara promosi terhadap keputusan

pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 3,400, dan nilai

ttabel diketahui 2,02269. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel

maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 3,400 > 2,02269, karena nilai

thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien

regresi variabel promosi tidak signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari

perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,002 < 0,05.

Karena sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho

133

diterima, artinya koefisien regresi pada variabel promosi secara parsial

(individu) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel promosi

tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki

Swift. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu tentang promosi

terhadap keputusan pembelian yang diteliti oleh Herry Saputra, dan M.

Lies Endarwati (2013) yang berjudul “Effect Of Promotion, Price, And

Location Of Purchase Decision (Case Study At Fina Sport Yogyakarta

Store)”, dan penelitian yang dilakukan oleh Hariadi Ibiyanto (2009)

dengan judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Konsumen Dalam Membeli Sepeda Motor Merek Yamaha Mio (Studi

Kasus di PT. Alfa Scorpii Medan)”, bahwa dalam penelitian ini

promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

e) Pengaruh antara distribusi dengan keputusan pembelian.

Ho5 = tidak terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan

pembelian

Ha5 = terdapat pengaruh antara distribusi terhadap keputusan

pembelian

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 1,389, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 1,389 < 2,02269,

134

karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi variabel distribusi tidak signifikan. Dan hasil yang

diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =

0,174 > 0,05. Karena sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

ditolak dan Ho diterima, artinya koefisien regresi pada variabel

distribusi secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel

distribusi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada mobil

Suzuki Swift. Hasil ini sesuai penelitian terdahulu tentang distribusi

terhadap keputusan pembelian yang diteliti oleh Muhammad Arif

Wangsa, Otto R. Payangan, dan Yansor Djaya (2012) yang berjudul

“Analisis Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Pakan

Ternak Japfa Di Sulawesi Selatan (Studi Kasus Di Pt. Japfa Comfeed

Indonesia, Tbk Unit Makassar)”, bahwa dalam penelitian ini distribusi

tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

f) Pengaruh antara citra merek dengan keputusan pembelian.

Ho6 = tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan

pembelian

Ha6 = terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan

pembelian

135

Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 2,945, dan

nilai ttabel diketahui sebesar 2,02269. Dengan membandingkan antara

thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 2,945 > 2,02269,

karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien regresi variabel citra merek signifikan. Dan hasil yang

diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α =

0,006 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel citra

merek secara parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan

pembelian.

Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel citra

merek berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada mobil Suzuki

Swift. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Keller

(2008:56) citra merek merupakan cara masyarakat mempersepsi

(memikirkan) perusahaan atau produknya. Dengan demikian, citra

merek merupakan persepsi dan keyakinan konsumen, seperti tercermin

dalam asosiasi yang terjadi dalam ingatan konsumen mengenai merek

dari suatu produk yang dilihat, dipikirkan, dan dibayangkanya, dan

juga sesuai dengan penelitian terdahulu tentang citra merek terhadap

keputusan pembelian yang diteliti oleh Rizky Iryanita, dan Y.Sugiarto

(2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga,

Dan Persepsi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi

136

Pada Konsumen Produk ATBM Pekalongan)”, bahwa dalam

penelitian ini citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian

e. Uji Fhitung (Simultan)

Menurut Ghozali (2005:98), uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat.

Tabel 4.55

Hasil Uji F Hitung (Simultan)

ANOVAa

Model Sum of

Squares df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 123,318 6 20,553 6,977 ,000b

Residual 94,272 32 2,946

Total 217,590 38

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,

Promosi, Word Of Mouth

(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)

Menurut Duwi Priyatno (2010: 67), dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

Ha7 = tidak terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga,

promosi, distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

Ho7 = terdapat pengaruh antara word of mouth, produk, harga, promosi,

distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

137

Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar

6,977 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 6, df2 = 32, didapat

nilai Ftabel = 2,40. Nilai Fhitung (6,977) > nilai Ftabel (2,40). Karena nilai F

hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

antara variabel-variabel independen yaitu word of mouth (X1), produk(X2),

harga (X3), promosi (X4), distribusi (X5), dan citra merek (X6) terhadap

variabel dependen keputusan pembelian (Y).

Kesimpulan yang sama dapat diperoleh dari perbandingan nilai sig

dengan taraf signifikansi (α) adalah (0,000) jadi dapat dilihat bahwa

perbandingan nilai sig < a (0,000 < 0,05). Karena nilai sig < α mempunyai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak. Artinya, keenam variabel independen yaitu word

of mouth (X1), produk(X2), harga (X3), promosi (X4), distribusi (X5), dan

citra merek (X6) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap

variabel dependen keputusan pembelian (Y).

Hasil analisis menunjukkan bahwa word of mouth, produk, harga,

promosi, distribusi, dan citra merek berpengaruh secara bersama-sama

atau simultan terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki Swift.

145

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh word of mouth,

produk, harga, promosi, distribusi, dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 39 orang anggota Swift Club Indonesia

(SCI) yang memiliki mobil Suzuki Swift. Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan pengujian telah dilakukan terhadap permasalahan dengan

menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Variabel word of mouth, produk, harga, distribusi, dan citra merek secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Word of mouth

berpengaruh sebesar 53,8 %, produk sebesar 33,1 %, harga sebesar 62,5 %,

promosi sebesar 51,5% dan citra merek sebesar 39,1%, sedangkan variabel

distribusi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

2. Variabel word of mouth, produk, harga, promosi, distribusi, dan citra merek

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar

48,6 %, sedangkan sisanya yaitu 51,4% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

146

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

word of mouth, produk, harga, promosi, distribusi, dan citra merek berpengaruh

secara simultan terhadap keputusan pembelian yang dilakukan anggota Swift

Club Indonesia (SCI). Dengan demikian semakin gencarnya word of mouth yang

dilakukan, ditambah dengan tingginya kualitas produk yang ditawarkan, semakin

kompetennya harga yang ditawarkan, semakin baiknya promosi yang

diinformasikan, semakin meratanya lokasi distribusi produk itu sendiri didorong

dengan citra merek yang positif dari para calon konsumen, maka akan mendorong

konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap mobil Suzuki Swift. Hal ini

dapat dicapai dengan cara:

1. Dari hasil data yang ada menunjukkan bahwa Swift seharusnya dapat lebih

meningkatkan komunikasi word of mouth dengan cara menanggapi layanan

pasca pembelian yang lebih baik lagi, seperti menjalin hubungan yang lebih

baik dengan pembeli dengan cara yaitu memberikan potongan harga dan

merchandise yang menarik dan menjadikan pembeli sebagai anggota dari

Swift Club Indonesia (SCI) tanpa ada pungutan biaya apapun.

2. Meningkatkan produk Suzuki Swift dengan cara menambahkan fitur roof

scuff yang bisa dibuka dan ditutup untuk menambah kesan mewah serta

elegan.

3. Dari hasil data yang ada menunjukkan bahwa harga jual Suzuki Swift

memang sudah baik dibawah pesaing terbesarnya, seperti Honda Jazz dan

147

Toyota Yaris. Namun, Suzuki Swift harus tetap membuat harganya lebih

terjangkau, seperti memberikan potongan harga yang menggiurkan dan

memberikan merchandise yang menarik, seperti boneka besar dan t-shirt.

4. Dalam segi promosi, sebaiknya Suzuki Swift seharusnya mengadakan event

seperti kompetisi modifikasi Swift dengan hadiah yang menarik.

5. Suzuki Swift seharusnya dapat menyuplai berbagai macam warna yang siap

tersedia di showroom, dan jika showroom tersebut kehabisan mobil dengan

warna yang diinginkan konsumen, sebaiknya pengiriman yang dilakukan

secepat mungkin agar konsumen tidak menunggu terlalu lama dan merasa

kecewa.

6. Suzuki Swift harus mempertahankan citra mereknya dengan cara membina

hubungan baik dengan pelanggan, meningkatkan harga yang terjangkau nya

yang memang sudah baik dengan tetap menambahkan fitur yang menarik,

serta memberikan merchandise yang menarik seperti boneka besar dan t-shirt.

Selama penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kekurangan dan

keterbatasan penelitian diantaranya: pertama; alat pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner, dimana dalam penyebaran kuesioner ini

adanya kemungkinan bahwa responden tidak serius dalam memberikan jawaban,

oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk

melakukan wawancara secara terbuka kepada responden, kedua: dalam

pembuatan kuesioner, peneliti menggunakan kata yang sulit dimengerti

dibeberapa pernyataan. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin

148

melakukan penelitian serupa sebaiknya lebih memperhatikan penggunaan bahasa

agar lebih mudah dimengerti oleh responden. Selain itu, penelitian ini ingin

meneliti keputusan pembelian mobil, tetapi screening question yang digunakan

mempertanyakan apakah responden mempunyai mobil, bukan apakah responden

membeli mobil. Jadi sebaiknya peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian serupa sebaiknya lebih memperhatikan screening question agar lebih

tepat dalam menyeleksi responden. Ketiga: untuk mengetahui keputusan

pembelian penelitian ini hanya menggunakan enam variabel, sedangkan dalam

teori dan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat banyak variabel yang

diketahui berpengaruh terhadap keputusan pembelian, oleh karena itu peneliti

menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambahkan atau mengganti

beberapa variabel independen yang mempengaruhi keputusan pembelian antara

lain adalah kesadaran merek, kepribadian merek, popularitas, motivasi, persepsi,

sikap konsumen, celebrity endorser, dan lain-lain. Serta peneliti menyarankan

kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas batasan ruang lingkup sampel yang

diambil dalam penelitian seperti konsumen Suzuki Swift yang tidak menjadi

anggota Swift Club Indonesia (SCI), agar dapat memperoleh informasi yang lebih

luas mengenai produk yang akan diteliti.

149

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Ruli. “Pengaruh Word Of Mouth (WOM), Citra Merek, & Kebijakan Biaya

Pendidikan Terhadap Keputusan Pemilihan Pondok Pesantren Al-

Qur’aniyyah” (skripsi), FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.

Al-Zamendy, Muhamad. “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan

Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi Kasus Pada Konsumen Mobil Suzuki

Swift Di Semarang), 2011.

Barata, Dion Dewa. “Pengaruh Informasi Word Of Mouth Pada Keputusan

Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan DKI Jakarta” (tesis), FE

Universitas Indonesia, Depok, 2005.

Canon, Joseph P., William D. Perreault dan E. Jerome Mc Charty, “Basic Marketing:

A Global Managerial Approach”, 18th

Edition, Mc Graw Hill, New York,

2008.

Chandra, Meidi. “Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, & efektivitas

Periklanan Terhadap Pembelian Air Minum Dalam Kemasan Aqua”

(skripsi), FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.

Christiani, Melisa. “Pengaruh Word Of Mouth Communication Dan Trust In Brand

Terhadap Keputusan Pembelian” (skripsi), Universitas Trisakti, Jakarta,

2007.

Djakarta, Deka I. “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian (Studi

Kasus Pada Indonesia Seller Perusahaan E-Commerce E-Bay)”, 2012.

Ebert, Ronald J. dan Ricky W. Griffin. “Business Essentials”, International Edition,

Third Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2000.

Erida, “Pengaruh Kepuasan Konsumen Dan Intensif Terhadap Perilaku WOM (Word

Of Mouth) Konsumen Jasa Angkutan Penumpang Bis Antar Kota Antar

Propinsi Kelas Eksekutif Di Bandung”, Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.

1 No. 1 Januari – Juni, 2009.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,

2012.

150

Hardianto, Refli. “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan

Pembelian Helm Motor Merek GM Di Kota Pekanbaru”, 2013.

Hasan, Ali. “Marketing Dari Mulut Ke Mulut (Word Of Mouth Marketing)”, Media

Press, Yogyakarta, 2010.

Iryanita, Rizky dan Y. Sugiarto. “Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga,

Dan Persepsi Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada

Konsumen Produk ATBM Pekalongan)”, Diponegoro Journal Of

Management, Vol. 2 No. 2, FEB Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.

Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2009.

Keumaladewi, F. Ninna. “Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Persepsi Keadilan,

Kepuasan, & Intensitas Pembelian Ulang Pelanggan Pasca Keluhan Pada

Studi Kasus Auto 2000” (skripsi), FE Universitas Indonesia, Jakarta, 2009.

Keller, Kevin Lane. “Strategy Brand Management (Building, Measuring, And

Managing Brand Equity)”, 3rd

Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2008.

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Milenium, Jilid Ke 2, Prenhallindo,

Jakarta, 2002.

dan Gary Armstrong. “Dasar-Dasar Pemasaran”, Edisi ke 9, Jilid 1,

PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.

. “Principles Of Marketing”, 7th

Edition, Prentice

Hall, New Jersey, 2005.

. “Marketing: An Introduction”, International

Edition, Prentice Hall, New Jersey, 2008.

. “Prinsip-Prinsip Pemasaran”, Edisi ke 12, Jilid 2,

Erlangga, Jakarta, 2008.

dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Ke 12, Jilid 1

& 2, PT. Indeks, Jakarat, 2007.

. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Ke 13, Jilid 1 &

2, PT. Indeks, Jakarat, 2009.

151

. “Marketing Managemen”, Global Edition,

Prentice Hall, New Jersey, 2012.

Laksana, Fajar. “Manajemen Pemasaran”, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta,

2008.

Mc Daniel, Carl dan Rogers Gates. “Riset Pemasaran Kontemporer”, Salemba

Empat, Jakarta, 2001.

Mowen, Jhon C. dan Michael Minor. “Organization Behavior”, Terjemahan Dwi

Kartini, FE Universitas Padjajaran, Bandung, 2002.

Nafillah. “Analisis Pengaruh Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda

Motor Di Makasar”, 2012.

Nugroho, Agung Buwono. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan

SPSS”, CV. Andi Offset, Yogyakarta, 2005.

Ong, Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto. “Analisis Pengaruh Strategi Diferensiasi,

Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Pelanggan Di Cincau Station Surabaya”, 2013

Pahlawan, Reza Octa. “Pengaruh Trust In Brand Image Terhadap Loyalitas (Studi

Kasus Pada Konsumen Air Minum Aqua Di Kecamatan Cibinong, Bogor)”

(skripsi), FEB UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.

Priyatno, Duwi. “Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, Mediakom,

Yogyakarta, 2010.

Pujiana, Ika Lestari. “Pengaruh Word Of Mouth Communications Terhadap Proses

Pengambilan Keputusan Pembelian (Survei Pada Pelanggan Klinik

Kecantikan Auraku Skin Solution Ruko Perumahan Taman Mutiara M - 8

Cimahi)”, 2012.

Rahmawati, Ayu Kartika dan Dian Taurina. “Analisis Pengaruh Advertising Dan

WOM Terhadap Brand Image Yang Berdampak Pada Keputusan

Pembelian”, 2011.

Rangkuti, Freddy. “Mengukur efektivitas Program Promosi & Analisis Kasus

Menggunakan SPSS”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.

Riduwan dan Kuncoro Engkos Achmad. ”Cara Menggunakan dan Memaknai

Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2008.

152

Rini, Gilang Puspita. “Pengaruh Persepsi Nilai, Persepsi Risiko, Dan Kesadaran

Merek Terhadap Minat Mengambil Kredit Pada PT. Bank Tabungan

Pensiunan Nasional, Tbk, KCP Pecangaan”, 2011.

Simbolon, Yulia Kristinadan Marhayanie. “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran

Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Simpati Telkomsel Pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Program S1 Universitas Sumatera Utara”, Jurnal

MediaInformasi Manajemen, Vol. 1 No. 4, FE Universitas Sumatera Utara,

2013.

Stanton, William J. “Fundamentals Of Marketing”, 10th

Edition, Mc Graw-Hill

International, Singapore, 2002.

Suciningtyas, Wulan. “Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, Dan Media

Communication Terhadap Keputusan Pembelian”, Management Analysis

Journal, Vol. 1 No. 1, FE Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2012.

Sugiyono. “Metedologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D”, CV. Alfabeta, Bandung, 2007.

_______ . “Statistika Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2010.

Suhartomo, Yusuf Ardy. “Analisis Pengaruh Word Of Mouth (WOM) Terhadap

Keputusan Pemilihan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (skripsi), FEB UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.

Sutriono, Surya. “Pengaruh Word Of Mouth Positif Yang Diterima Terhadap Minat

Beli Konsumen” (skripsi), FISIP Universitas Indonesia, Depok, 2008.

Swastha, Basu dan Irawan. “Manajemen Pemasaran Modern”, Edisi Ke 2, Cetakan

Ke 4, Liberty, Yogyakarta, 2000.

___________________ . “Manajemen Pemasaran Modern”, Edisi Ke 2, Cetakan Ke

11, Liberty Offset, Yogyakarta, 2003.

Tjiptono, Fandy. “Strategi Pemasaran”, Edisi 1, Andi Offset, Yogyakarta, 2001.

. “Pemasaran Jasa”, Bayu Media Publishing, Malang, 2004.

. “Brand Management And Strategy”, Andi Offset, Yogyakarta, 2005.

__________ . “Strategi Pemasaran”, Edisi Ke-2, Andi, Yogjakarta, 2007.

153

Tomo, Bambang Dwy. “Pengaruh Kesadaran Merek, Kesan Kualitas Merek,

Asosiasi Merek, Dan Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi

Kasus Pada KFC Petronas Ciputat)” (skripsi), FEB UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2012.

Utami, Yolla Vilanti, Zulkarnain, dan Rio J. M. Marpaung. “Analisis Pengaruh

Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Bedak Padat Merek

Pixy Pada Konsumen Wanita Di Pekanbaru” (jurnal), FE Universitas Riau,

Pekanbaru, 2012.

Wangsa, Muhammad Arif, Otto R. Payangan, dan Yansor Djaya. “Analisis Marketing

Mix Terhadap Keputusan Pembelian Pakan Ternak Japfa Di Sulawesi

Selatan (Studi Kasus Di Pt. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Unit Makassar)”,

2012.

Wibowo, Hariadi. “Pengaruh Iklan, Kualitas Produk Dan WOM Terhadap Brand

Awareness & Implikasinya Terhadap Pembelian” (skripsi), FEB UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2012.

Widyaharsana, James. “Pemasaran Hemat Penjualan Berlipat Melalui Creative Viral

Marketing”, Cetakan Pertama, PT. Mitra Kertajaya Indonesia, Jakarta, 2009.

Zeithaml, Valarie A. dan Mary Jo Bitmer. “Service Marketing”. McGraw Hill Inc,

Int’l Edition, New York, 2003.

www.autocarprices.com diunduh pada 4 Maret 2013

www.bisnis-jabar.com diunduh pada 20 Januari 2012

www.gaikindo.or.id diunduh pada 22 Januari 2012

www.kontan.co.id diunduh pada 20 Januari 2012

www.swiftclubindonesia.com diunduh pada 7 Maret 2013

154

Lampiran 1: Lembar Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, MARKETING MIX (PRODUK, HARGA, PROMOSI,

DAN SALURAN DISTRIBUSI), DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MOBIL MEREK SUZUKI SWIFT (Studi Kasus Pada Swift Club Indonesia)

Kepada responden yang terhormat,

Saya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Manajemen Pemasaran

Nama : Muhammad Noer Ichbal Hilman

NIM : 109081000128

Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan sebagai syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana

Ekonomi, saya memohon Bapak/Ibu/Saudara/i dapat meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner ini.

Jawaban jujur yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan sangat berguna bagi penelitain yang sedang saya lakukan.

Atas bantuan dan perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

A. Penyaringan pertanyaan (screening question)

Apakah anda mempunyai mobil Suzuki Swift?

a. ya

b. tidak

(Jika jawaban “ya”, anda dapat melanjutkan mengisi kuesioner ini. Namun jika jawaban “tidak”, maka

pengisian kuesioner cukup sampai disini)

B. Identitas responden

1. Nama lengkap : ……………………………………………

2. Tanggal lahir : ……………………………………………

3. Alamat : ……………………………………………

4. Jenis kelamin : L / P *

5. Pekerjaan :

a. Pegawai negeri

b. Karyawan swasta

c. Wirausaha

d. Lain-lain, sebutkan …………………

6. Pendapatan per bulan :

a. < Rp 1.000.000

b. Rp 1.000.001 ─ Rp 3.000.000

c. Rp 3.000.001 ─ Rp. 5.000.000

d. > Rp 5.000.001

*) coret yang tidak perlu

C. Petunjuk Pengisian

Isi dan jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan pilihan dan pendapat anda, beri tanda

ceklis (√) di kolom yang sesuai pada:

154

STS : sangat tidak setuju

TS : tidak setuju

R : ragu-ragu

S : setuju

SS : sangat setuju

154

1. Word of Mouth

No. Pernyataan STS TS R S SS

1 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa

resiko keuangan yang saya keluarkan untuk membeli mobil

Suzuki Swift sebanding dengan kualitasnya

2 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui resiko

kinerja mobil Suzuki Swift

3 Saya mengetahui mobil Suzuki Swift itu berkualitas bagus dari

orang yang memiliki atau memakai mobil tersebut

4 Saya memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan saya mengenai mobil Suzuki Swift

5 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui fitur

lengkap yang dimiliki mobil Suzuki Swift

6 Dengan informasi dari mulut ke mulut, saya mengetahui bahwa

kualitas mobil Suzuki Swift bagus

7 Dari informasi dari mulut ke mulut, saya tahu bahwa dengan

membeli mobil Suzuki Swift langsung di showroom akan

mendapatkan potongan harga dan merchandise menarik

8 Dengan informasi dari mulu ke mulut, saya mengetahui bahwa

dengan membeli mobil Suzuki Swift, saya bisa bergabung ke

dalam komunitas mobil Suzuki Swift

9 Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari teman atau

kerabat saya

10 Saya mengetahui mengenai mobil Suzuki Swift dari orang yang

dapat dipercaya

2. Marketing Mix

a. Produk

No. Pernyataan STS TS R S SS

1 Suzuki Swift memiliki produk yang beragam

2 Kualitas mobil Suzuki Swift baik

3 Desain mobil Suzuki Swift menarik

4 Suzuki Swift menawarkan fitur yang menarik

b. Harga

No. Pernyataan STS TS R S SS

1 Suzuki Swift memiliki daftar harga sesuai dengan ragam

produknya

2 Dengan melakukan pembelian secara tunai, Suzuki menawarkan

potongan harga yang menggiurkan untuk produk Swift-nya

3 Mobil Suzuki Swift dapat dibeli secara kredit

c. Promosi

No. Pernyataan STS TS R S SS

1 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di koran/majalah

2 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya di televise

3 Suzuki Swift mengiklankan mobilnya pada reklame/baliho di

jalan raya

4 Suzuki Swift memberikan potongan harga untuk pembelian tunai

5 Suzuki selalu mengikutsertakan Swift di acara pameran mobil

6 Suzuki Swift memiliki tenaga penjual (SPG) yang berkompeten

7 Suzuki Swift mensponsori acara olah raga

155

8 Suzuki Swift memiliki website resmi

d. Distribusi

No. Pernyataan STS TS R S SS

1 Suzuki Swift memiliki dealer yang tersebar dibanyak tempat

2 Setiap dealer Suzuki selalu menyediakan (stock) mobil Suzuki

Swift dengan macam tipenya serta macam warnanya

3. Citra Merek

No. Pernyataan STS TS R S SS

1 Mobil Suzuki Swift memiliki penampilan fisik yang menarik

2 Mobil Suzuki Swift memiliki kualitas mesin yang baik

3 Harga mobil Suzuki Swift bersaing dengan harga mobil merek

lain yang sejenis

4 Fitur yang dimiliki Suzuki Swift menarik

5 Suzuki Swift menawarkan produk transmisi automatic dan

manual

6 Nama Suzuki “Swift” unik

7 Nama merek Suzuki Swift mudah diucapkan

8 Nama merek Suzuki Swift mudah diingat

9 Nama merek Suzuki Swift mudah dikenal

4. Keputusan Pembelian

No. Pernyataan STS TS R S SS

1 Saya membeli mobil Suzuki Swift karena kebutuhan

2 Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari

keluarga /teman/tetangga

3 Saya mengetahui informasi mengenai mobil Suzuki Swift dari

iklan

4 Saya lebih memilih mobil Suzuki Swift dibandingkan dengan

mobil merek lain

5 Suzuki Swift merupakan mobil yang paling saya sukai

6 Saya merasa puas setelah membeli mobil Suzuki Swift

7 Saya akan merekomendasikan mobil Suzuki Swift pada orang

lain

156

Lampiran 2: Data Mentah Jawaban Responden

WORD OF MOUTH

no wm1 wm2 wm3 wm4 wm5 wm6 wm7 wm8 wm9 wm10 scoretot

1 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 35

2 5 5 5 5 5 5 2 4 2 5 43

3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42

4 4 5 4 4 4 4 3 2 4 4 38

5 5 5 4 5 5 5 4 2 4 4 43

6 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 45

7 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 47

8 4 4 4 5 2 4 2 4 4 5 38

9 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 43

10 4 2 3 4 4 4 3 2 2 4 32

11 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 47

12 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44

13 5 5 4 5 3 5 4 4 5 4 44

14 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 45

15 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 44

16 5 1 3 5 5 5 3 4 4 4 39

17 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48

18 5 2 5 5 5 5 4 5 2 5 43

19 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 44

20 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 44

21 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 45

22 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48

23 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 46

24 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 46

25 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42

26 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 43

27 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 45

28 5 2 4 4 4 4 4 5 5 5 42

29 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

31 5 2 5 5 4 5 3 5 5 5 44

32 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 44

33 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 42

34 5 2 4 4 5 5 3 5 5 5 43

35 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44

36 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 39

37 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 42

38 5 2 5 5 5 5 2 5 5 5 44

39 4 3 4 4 4 5 3 5 5 5 42

157

PRODUK

no produk1 produk2 produk3 produk4 scoretot

1 4 4 4 4 16

2 4 4 4 4 16

3 4 4 4 4 16

4 5 5 5 2 17

5 4 4 4 4 16

6 4 4 4 4 16

7 5 5 5 5 20

8 4 4 4 4 16

9 5 5 5 4 19

10 5 5 5 2 17

11 5 5 5 5 20

12 4 4 4 4 16

13 4 4 4 4 16

14 5 5 4 4 18

15 4 4 4 2 14

16 5 5 5 4 19

17 4 4 4 4 16

18 5 5 5 4 19

19 5 5 5 5 20

20 4 4 4 4 16

21 4 4 4 4 16

22 5 4 2 4 15

23 5 5 5 2 17

24 5 5 5 2 17

25 4 4 4 4 16

26 4 4 4 5 17

27 5 5 5 5 20

28 4 4 2 4 14

29 4 4 4 4 16

30 5 5 5 2 17

31 4 4 4 4 16

32 5 5 5 2 17

33 4 4 4 4 16

34 5 5 5 5 20

35 4 4 4 4 16

36 4 4 4 4 16

37 5 5 5 4 19

38 5 5 5 4 19

39 5 5 5 4 19

158

HARGA

no harga1 harga2 harga3 scoretot

1 4 4 4 12

2 4 5 5 14

3 4 4 5 13

4 4 4 4 12

5 5 5 4 14

6 4 5 4 13

7 4 5 5 14

8 5 5 4 14

9 5 5 5 15

10 4 4 5 13

11 4 5 5 14

12 4 5 5 14

13 4 5 4 13

14 4 5 5 14

15 4 4 5 13

16 4 5 4 13

17 5 5 5 15

18 5 4 4 13

19 4 4 5 13

20 4 5 4 13

21 4 5 4 13

22 4 5 5 14

23 4 4 4 12

24 5 5 5 15

25 5 5 4 14

26 4 4 4 12

27 4 4 5 13

28 4 5 4 13

29 4 5 4 13

30 4 5 5 14

31 5 4 5 14

32 5 5 5 15

33 4 4 5 13

34 4 5 4 13

35 4 5 5 14

36 4 5 4 13

37 5 5 4 14

38 4 5 5 14

39 4 4 5 13

159

PROMOSI

no promosi1 promosi2 promosi3 promosi4 promosi5 promosi6 promosi7 promosi8 scoretot

1 4 4 2 5 5 4 1 5 30

2 5 5 4 4 4 5 5 5 37

3 1 5 2 5 5 3 4 4 29

4 4 5 4 5 5 5 4 5 37

5 4 4 4 5 4 4 5 5 35

6 4 4 4 4 4 4 4 4 32

7 5 5 5 5 5 5 5 5 40

8 4 4 2 5 3 4 4 4 30

9 5 5 5 4 5 5 5 4 38

10 4 5 4 4 4 4 4 4 33

11 5 5 5 4 4 4 4 4 35

12 4 5 5 5 5 5 5 4 38

13 5 5 5 4 5 5 5 5 39

14 4 5 4 4 5 4 4 5 35

15 4 5 4 5 5 5 4 5 37

16 4 4 4 5 4 4 2 4 31

17 4 5 2 5 5 3 5 5 34

18 5 5 5 5 4 5 4 4 37

19 5 5 5 5 5 5 5 5 40

20 4 5 5 4 4 4 4 5 35

21 4 5 4 5 5 5 5 5 38

22 5 4 4 5 5 4 4 5 36

23 5 4 5 5 5 5 4 4 37

24 5 4 4 5 5 4 5 4 36

25 4 4 4 4 5 4 4 4 33

26 4 5 3 5 4 4 5 5 35

27 4 5 4 5 5 5 3 5 36

28 4 5 4 4 4 5 5 4 35

29 5 4 5 4 5 5 5 5 38

30 4 5 4 5 4 5 5 5 37

31 5 5 4 5 5 4 5 5 38

32 4 5 4 5 5 4 4 4 35

33 5 4 3 4 4 5 4 4 33

34 5 4 5 5 5 5 5 5 39

35 5 4 5 5 4 4 5 4 36

36 4 4 5 4 4 4 4 5 34

37 5 4 4 4 5 4 4 5 35

38 4 5 4 5 4 5 4 5 36

39 5 4 4 5 3 5 4 4 34

160

DISTRIBUSI

No distribusi1 distribusi2 scoretot

1 4 4 8

2 4 4 8

3 5 4 9

4 4 5 9

5 4 4 8

6 4 4 8

7 5 5 10

8 4 4 8

9 5 5 10

10 4 4 8

11 4 3 7

12 4 4 8

13 5 5 10

14 5 5 10

15 4 5 9

16 4 5 9

17 4 4 8

18 4 4 8

19 5 5 10

20 5 4 9

21 5 5 10

22 5 4 9

23 4 4 8

24 5 4 9

25 5 5 10

26 4 5 9

27 5 4 9

28 4 5 9

29 5 5 10

30 4 4 8

31 4 4 8

32 4 5 9

33 4 5 9

34 3 4 7

35 4 5 9

36 4 4 8

37 5 5 10

38 5 4 9

39 5 5 10

161

CITRA MEREK

no CM1 CM2 CM3 CM4 CM5 CM6 CM7 CM8 CM9 scoretot

1 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41

2 5 4 4 4 5 4 5 5 4 40

3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 38

4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 42

5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 43

6 4 5 5 5 4 4 4 4 4 39

7 4 5 5 5 5 4 4 4 4 40

8 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41

9 5 5 5 5 5 3 4 4 4 40

10 5 5 5 5 5 4 4 5 4 42

11 5 5 2 5 5 4 4 4 4 38

12 5 4 5 4 5 5 5 5 5 43

13 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41

14 4 5 5 5 3 4 4 5 5 40

15 4 5 4 5 4 4 5 5 5 41

16 4 5 4 5 5 4 5 5 5 42

17 4 5 2 5 5 4 5 5 5 40

18 5 5 1 5 5 5 5 5 5 41

19 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41

20 5 5 5 5 4 4 5 4 5 42

21 4 4 5 4 5 4 4 4 5 39

22 5 4 5 4 5 5 5 4 5 42

23 5 5 2 5 5 2 5 4 5 38

24 5 5 1 5 5 4 5 5 5 40

25 5 4 2 4 4 4 5 4 4 36

26 5 5 4 5 5 3 5 5 5 42

27 5 4 4 4 4 4 5 5 5 40

28 5 4 5 4 3 4 5 5 5 40

29 5 4 4 4 4 4 5 5 5 40

30 4 4 4 4 4 4 5 5 5 39

31 5 4 4 4 5 4 4 4 4 38

32 4 5 5 5 5 5 4 4 4 41

33 5 5 2 5 4 4 5 4 5 39

34 5 4 5 4 5 5 5 5 5 43

35 5 5 4 5 4 4 4 4 4 39

36 5 5 5 5 5 5 4 5 4 43

37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41

38 5 5 5 5 5 2 4 4 4 39

39 4 4 4 4 5 5 5 5 5 41

162

KEPUTUSAN PEMBELIAN

no kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 Kp6 Kp7 scoretot

1 4 5 5 4 4 5 4 35

2 4 4 4 5 5 5 5 37

3 5 4 4 4 4 4 4 34

4 5 4 4 4 4 4 4 32

5 5 5 5 4 4 4 3 35

6 4 4 4 5 4 4 3 30

7 5 4 5 4 4 4 4 34

8 5 4 5 4 4 4 4 35

9 5 5 5 4 4 5 5 36

10 5 3 5 4 5 5 5 36

11 5 5 5 4 4 5 5 37

12 5 4 5 4 5 5 4 37

13 4 5 4 4 4 4 4 33

14 5 3 3 4 4 5 4 32

15 5 5 5 5 5 4 4 36

16 4 4 4 3 4 4 4 31

17 5 4 5 4 4 5 5 36

18 5 5 5 5 3 4 4 35

19 4 5 5 5 5 4 4 36

20 4 5 5 5 5 5 5 39

21 4 4 4 5 5 5 4 36

22 5 4 4 4 4 4 4 33

23 4 4 4 4 4 4 4 32

24 5 5 5 4 5 5 5 38

25 4 5 5 5 5 5 5 37

26 4 4 4 4 4 4 4 32

27 4 4 4 4 4 4 4 32

28 4 5 5 4 5 4 4 35

29 3 4 4 5 5 4 3 33

30 4 4 4 4 4 5 5 35

31 5 5 5 5 5 5 5 40

32 5 5 5 5 5 5 5 40

33 4 5 5 4 3 4 4 31

34 4 4 4 4 4 4 4 32

35 5 5 5 5 5 5 5 38

36 4 4 4 4 4 4 4 32

37 4 5 4 4 4 4 4 34

38 4 4 4 4 4 5 5 35

39 3 4 4 4 4 4 4 30

163

Lampiran 3: Output Hasil Pengujian Data

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Uji Validitas

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Keterangan

WM1 38,50 13,421 0,514 Valid

WM2 38,45 13,629 0,437 Valid

WM3 38,40 13,200 0,551 Valid

WM4 38,75 12,934 0,397 Valid

WM5 38,85 11,082 0,645 Valid

WM6 38,50 12,684 0,740 Valid

WM7 38,85 12,976 0,331 Valid

WM8 38,45 12,576 0,605 Valid

WM9 38,45 12,155 0,717 Valid

WM10 38,45 13,208 0,559 Valid

Produk1 13,05 1,629 0,683 Valid

Produk2 12,80 2,274 0,599 Valid

Produk3 12,85 1,924 0,960 Valid

Produk4 12,75 2,197 0,636 Valid

Harga1 8,85 0,766 0,433 Valid

Harga2 8,90 0,937 0,411 Valid

Harga3 8,85 0,766 0,630 Valid

Promosi1 30,80 8,274 0,661 Valid

Promosi2 30,70 8,642 0,663 Valid

Promosi3 30,90 8,095 0,636 Valid

Promosi4 30,75 8,724 0,637 Valid

Promosi5 30,80 8,589 0,558 Valid

Promosi6 30,75 8,829 0,599 Valid

Promosi7 31,05 8,050 0,476 Valid

Promosi8 30,65 9,082 0,508 Valid

Distribusi1 4.40 0,253 0.899 Valid

Distribusi2 4.35 0,239 0.899 Valid

CM1 35,70 6,116 0,534 Valid

CM2 35,70 6,537 0,352 Valid

CM3 35,85 6,345 0,323 Valid

CM4 35,80 6,063 0,423 Valid

CM5 35,85 6,345 0,424 Valid

CM6 35,80 6,274 0,346 Valid

CM7 35,95 6,050 0,450 Valid

CM8 35,90 6,411 0,405 Valid

CM9 35,85 6,450 0,380 Valid

KP1 31,15 5,397 0,561 Valid

164

KP2 31,20 5,221 0,660 Valid

KP3 31,20 5,537 0,507 Valid

KP4 31,00 6,000 0,299 Tidak Valid

KP5 31,10 5,358 0,576 Valid

KP6 31,25 5,776 0,308 Valid

KP7 31,15 5,292 0,612 Valid

Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha N of items

Word Of Mouth 0,836 10

Produk 0,851 4

Harga 0,671 3

Promosi 0,844 8

Saluran Distribusi 0,946 2

Citra Merek 0,726 9

Keputusan Pembelian 0,792 7

UJI ASUMSI KLASIK

Uji Normalitas

165

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std.

Error

Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 40,645 10,787 3,768 ,001

Word Of

Mouth -,363 ,109 -,538 -3,341 ,002 ,521 1,919

Harga -,468 ,171 -,331 -2,731 ,010 ,923 1,083

Produk 1,819 ,369 ,625 4,935 ,000 ,844 1,185

Promosi ,459 ,135 ,515 3,400 ,002 ,591 1,692

Distribusi -,454 ,327 -,168 -1,389 ,174 ,927 1,078

Citra Merek -,573 ,195 -,391 -2,945 ,006 ,768 1,302

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Uji Heteroskedastisitas

UJI REGRESI LINIER BERGANDA

166

Uji Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,753a ,567 ,486 1,716

a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk,

Promosi, Word Of Mouth

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Uji Hipotesis t Hitung (Parsial) dan F Hitung (Simultan)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 40.645 10.787 3.768 .001

Word Of Mouth -.363 .109 -.538 -3.341 .002

Harga -.468 .171 -.331 -2.731 .010

Produk 1.819 .369 .625 4.935 .000

Promosi .459 .135 .515 3.400 .002

Distribusi -.454 .327 -.168 -1.389 .174

Citra Merek -.573 .195 -.391 -2.945 .006

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 123.318 6 20.553 6.977 .000b

Residual 94.272 32 2.946

Total 217.590 38

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Distribusi, Produk, Promosi, Word Of Mouth