ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN GOOD …
Transcript of ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN GOOD …
1
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANVE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MELALUI KINERJA KEUANGAN SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
Bella Muslia Fajri, SE
Dyah Palupi, SE., MMSI
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Penyusunan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh Good Corporate Governance dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Dalam penulisan
skripsi ini yang digunakan sebagai objek adalah laporan kinerja keuangan perusahaan
sektor LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018. Sampel
dipilih dengan menggunakan metode purposie sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Good Corporate Governance yang diproksi
oleh saham kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai perusahaan. Good Corporate Governance yang diproksi oleh saham kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Nilai
perusahaan, Kinerja keuangan
2
PENDAHULUAN
Perusahaan memiliki tujuan
mencapai keuntungan yang maksimal,
memakmurkan pemilik perusahaan atau
para pemilik saham dan
memaksimalkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga saham. Tingginya
nilai perusahaan merupakan suatu
prestasi yang baik bagi para pemilik
perusahaan. Karena semakin tinggi
harga saham perusahaan maka tinggi
pula nilai perusaahaan dimata para
pemilik saham.
Untuk tercapainya perusahaan
yang bernilai tinggi perusahaan harus
memiliki tata kelola perusahaan yang
baik, skala total aktiva perusahaan atau
total penjualan yang besaar, dan
meningkatnya proporsi jumlah
kepemilikan saham oleh pihak
manajemen dari seluruh modal saham
yang dikelola. Jika ketiga variabel
tersebut terpenuhi maka perusahaan
akan memiliki nilai yang tinggi.
Beberapa penelitian
menghubungkan antara Good
Corporate Governance dengan Nilai
perusahaan dan kinerja keuangan.
Diantaranya penelitian Stephani A, Sri
Murni dan Ivonne S (2018)
menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance yang diwakili oleh proxy
kepemilikan institusional memiliki
pengaruh langsung yang signifikan
positif terhadap nilai perusahaan. Good
Corporate Governance yang diwakili
proksi kepemilikan institusional
memiliki pengaruh tidak langsung yang
signifikan terhadap nilai perusahaan
dengan menggunakan kinerja keuangan
sebagai variabel intervening pada
perusahaan manufaktur sektor logam,
kimia dan kemasan plastik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Implementasi keputusan
investasi sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan dana dalam perusahaan
yang berasal dari sumber pendanaan
internal (internal financing) dan
sumber pendanaan eksternal (external
financing) dengan memperhatikan
sumber-sumber pembiayaan,
perusahaan memiliki beberapa
alternative pembiayaan untuk
menentukan struktur modal yang tepat
bagi perusahaan.
Bukti empiris mengenai
pengaruh Struktur Kepemilikan saham
pada Nilai Perusahaan menunjukkan
hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan
3
teori keagenan, konflik dapat diatasi
dengan mekanisme Good Corporate
Governance salah satunya adalah
mekanisme internal, yaitu Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan
Institusional.
Nilai perusahaan akan tercermin
dari harga pasar sahamnya. Hal yang
menentukan nilai perusahaan adalah
struktur kepemilikan perusahaan.
Beberapa peneliti menyebutkan struktur
kepemilikan memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan
untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.
Perusahaan dengan ukuran
besar sudah well-established akan lebih
mudah memperoleh modal dipasar
modal dibaandingkan dengan
perusahaan kecil. Karena, kemudahan
akses tersebut berarti perusahaan besar
memiliki fleksibilitas yang lebih besar
pula. Ukuran perusahaan dianggap
mampu mempengaruhi nilai
perusahaan, karena semakin besar
ukuran perusahaan atau skala
perusahaan maka akan semakin mudah
pula perusahaan memperoleh sumber
pendanaan baik yang bersifat internal
maupun eksternal.
Pihak manajemen sebagai pihak
yang secara langsung terlibat di dalam
mengelola perusahaan pasti memiliki
informasi yang lebih memadai di
bandingkan dengan investor. Investor
cenderung menerima informasi hanya
dari pihak manajemen melalui laporan
keuangan tanpa mengetahui kondisi
perusahaan yang sesungguhnya. Hal
inilah yang menyebabkan munculnya
agency theory.
Laporan keuangan adalah
catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan.
Informasi didalam laporan keuangan
dapat digunakan untuk menganalisis
rasio keuangan sebagai alat ukur
keberhasilan kinerja keuangan
perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan
berkaitan erat dengan pengukuran dan
penilaian kinerja. Pengukuran kinerja
“performing measurement” ialah
kualifikasi dan efisiensi serta
efektivitas perusahaan dalam
pengoperasian bisnis selama periode
akuntansi.
4
Berikut grafik kinerja keuangan salah
satu perusahaan sektor LQ45 yaitu pada
PT AKR Corporindo, Tbk pada tahun
2014 sampai dengan September 2018:
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan PT AKR Corporindo, Tbk
Sumber: https://idx.co.id/data-pasar/laporan-statistik/ringkasan-performa-perusahaan-lq45/
Grafik tersebut menunjukkan
hasil yang berfluktuasi pada setiap pos-
pos. Kenaikan mau pun penurunan
jumlah disetiap pos dipengaruhi
berbagai macam faktor. Dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan
PT AKR Corporindo, Tbk mengalami
perkembangan yang berfluktuatif,
artinya kinerja yang dicapai belum
konsisten. Perkembangan yang
berfluktuatif tersebut dapat dilihat dari
Grafik 1.4 total pendapatan bersih pada
tahun 2014 sebesar Rp.
790.563.000.000,-.
Menurut (Sutrisno, 2009:53),
Kinerja keuangan perusahaan
merupakan prestasi yang dicapai
perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan tersebut. Bagi
investor, informasi mengenai kinerja
keuangan perusahaan dapat digunakan
untuk melihat apakah mereka akan
mempertahankan investasi mereka di
perusahaan tersebut atau mencari
5
alternatif lain. Apabila kinerja
perusahaan baik maka nilai usaha akan
tinggi.
Dengan nilai usaha yang tinggi
membuat para investor melirik
perusahaan tersebut untuk menanamkan
modalnya sehingga akan terjadi
kenaikan harga saham. Atau dapat
dikatakan bahwa harga saham
merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
Dalam penelitian ini, kinerja
keuangan berperan sebagai variabel
intervening, untuk mengetahui seberapa
besar kinerja keuangan memediasi
antara pengaruh variabel Good
Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan dengan nilai perusahaan.
Dengan kata lain, variabel dependen
tidak langsung dipengaruhi oleh
variabel independen karena terdapat
variabel intervening.
Nilai perusahaan sebagai
variabel dependen tidak langsung
berubah dengan Good Corporate
Governance dan Ukuran Perusahaan
yang dimiliki, tetapi pengaruh atau
perubahan nilai tersebut dicapai melalui
kinerja keuangan sebagai variabel
intervening.
Berdasarkan masalah-masalah
yang telah diuraikan diatas maka dalam
penelitian ini penulis mengambil judul
“Pengaruh Good Corporate
Governance, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Melalui
Kinerja Keuangan Sebagai Variabel
Intervening.”
KAJIAN PUSTAKA
Good Corporate Governance
Good Corporate Governance
(GCG) merupakan sebagai tata cara
kelola perusahaan sehat yang sudah
diperkenalkan oleh pemerintah
Indonesia dan International Monetary
Fund (IMF). Konsep ini diharapkan
dapat melindungi pemegang saham
(stockholder) dan kreditor agar dapat
memperoleh kembali investasinya.
Sukrisno Agoes (2009),
Tata Kelola Perusahaan yang
baik adalah Sistem yang mengatur
hubungan peran Dewan Komisaris,
peran Direksi, pemegang saham, dan
pemangku kepentingan lainnya atau
dapat disebut sebagai suatu proses yang
transparan atas penentuan tujuan
perusahaan, pencapaiannya dan
penilaian kinerjanya.
6
Good Corporate Governance
(GCG) dikemukakan oleh Ardeno
Kurniawan (2012:27), yaitu
seperangkat hubungan yang terjadi
antara manajemen, direksi, pemegang
saham dan stakeholder lain seperti
seperti pegawai, kreditor dan karyawan.
Mekanisme Good Corporate
Governance
Sutedi (2012:2) menyebutkan
mekanisme dalam pengawasan Good
Corporate Governance merupakan
salah satu strategi khusus untuk
melaksanakan tata kelola perusahaan
yang baik. Mekanisme Good Corporate
Governance mengacu pada mekanisme
yang mempengaruhi keputusan
manajemen saat melakukan pemisahan
kepemilikan dengan pengendalian.
Faktor yang mengindikasi Good
Corporate Governance adalah
pengawasan yang dilakukan dari komisaris
independen, kepemilikan institusional, dan
dewan direksi.
1. Dewan Komisaris
Independen
Agoes (2014:10)
mengemukakan bahwa dewan
komisaris independen adalah seseorang
yang ditunjuk untuk mewakili
pemegang saham independen
(pemegang saham minoritas).
Seseorang ditunjuk berdasarkan latar
belakang pengetahuan, pengalaman dan
keahlian profesionalnya, tidak ditunjuk
untuk mewakili pihak manapun. Dewan
komisaris independen diukur dari
persentase dewan komisaris independen
terhadap jumlah keseluruhan anggota
dewan komisaris:
DKI =
Jumlah
Komisaris
Independen x 100%
Jumlah Anggota
Komisaris
2. Saham Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan institusional
adalah kepemilikan jumlah saham
perusahaan oleh lembaga keuangan non
bank dimana lembaga tersebut
mengelola dana atas nama orang lain.
Menurut Pasaribu, Topowijaya dan Sri
(2016:156) kepemilikan institusional
merupakan persentase saham yang
dimiliki oleh institusi. Kepemilikan
institusional merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengurangi konflik
kepentingan.
Pendapat lain mengenai
kepemilikan institusional adalah
7
besarnya jumlah kepemilikan saham
oleh institusi berupa lembaga
pemerintah, perusahaan asing, lembaga
keuangan seperti asuransi, bank, dan
dana pension yang terdapat pada
perusahaan (I Wayan, Putu ayu, dan I
Nyoman, 2016:177).
Proporsi kepemilikan
institusional memiliki peran yang
penting dalam mencegah konflik
keagenan antara manajemen dan
pemegang saham yang disebabkan oleh
pemborosan yang dilakukan
manajemen. Hal ini dikarenakan
pemegang saham institusional ikut serta
dalam pengambilan keputusan sehingga
dapat mencegah manipulasi laba.
Investor institusional diduga
lebih mampu untuk mencegah
terjadinya manajemen laba dibanding
dengan investor individual. Investor
institusional dianggap lebih profesional
dalam mengendalikan portofolio
investasinya, sehingga lebih kecil
kemungkinan mendapatkan informasi
keuangan yang terdistorsi.
Semakin besar prosentase
saham yang dimiliki investor
institusional akan menyebabkan
pengawasan yang dilakukan menjadi
lebih efektif karena dapat
mengendalikan perilaku oportunistik
manajer dan mengurangi agency cost
(Jensen, 1986).
Kepemilikan institusional
adalah proporsi kepemilikan saham
pada akhir tahun yang diukur dalam
persentase saham yang dimiliki
investor institusional disuatu
perusahaan yang dapat berupa pemerintah,
instutusi swasta maupun asing.
Kepemilikan Institusional dihitung
menggunakan rumus:
3. Dewan Direksi
Menurut Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG,
2006:17) , dewan direksi pada suatu
perusahaan akan menentukan kebijakan
yang akan diambil atau strategi
perusahaan dalam jangka panjang
maupun jangka pendek. Dewan direksi
bertanggungjawab untuk menjalankan
manajemen perusahaan. Berikut rumus
perhitungan ukuran dewan direksi:
Ukuran
Dewan
Direksi
=
∑ Jumlah
Anggota Dewan
Direksi
KI =
Jumlah Saham yang
dimiliki Institusi x 100%
Jumlah Saham yang
Beredar
8
4. Kepemilikan
Manajerial
Haruman (2008) menyatakan
bahwa struktur kepemilikan perusahaan
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
perusahaan. Struktur kepemilikan
perusahaan akan mempengaruhi
keputusan keuangan yang terdiri dari
keputusan investasi, pendanaan dan
kebijakan dividen. Peningkatan nilai
perusahan akan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan perusahaan dalam
melakukan investasi yang
menguntungkan.
Kepemilikan manajerial dalam
penulisan skripsi ini digunakan sebagai
indikator pengukuran Good Coporate
Governance. Proporsi pemegang saham
kepemilikan manajerial menurut
Darwis (2009), didalam perusahaan
ikut andil dalam pengambilan
keputusan untuk perusahaan yaitu
direktur dan komisaris.
Ukuran Perusahaan
Menurut Brigham & Houston
(2010:4) ukuran perusahaan adalah
ukuran besar kecilnya sebuah
perusahaan yang ditunjukan atau dinilai
oleh total asset, total penjualan, jumlah
laba, beban pajak dan lain-lain. Hartono
(2008:14) mengungkapkan ukuran
perusahaan adalah besar kecilnya
perusahaan dapat diukur dengan total
aktiva atau besar harta perusahaan
dengan menggunakan perhitungan nilai
logaritma total aktiva. Ukuran
perusahaan dikategorikan menjadi 3
(Suwito dan Herawaty, 2005:138),
yaitu:
1. Perusahaan besar (Large firm)
2. Perusahaan sedang (Medium size)
3. Perusahaan kecil (Small firm)
Ada beberapa proksi yang
biasanya digunakan untuk
mencerminkan ukuran perusahaan,
yaitu jumlah karyawan, total asset,
jumlah penjualan, dan kapitalisasi
pasar.
Skala perusahaan merupakan
ukuran yang dipakai untuk
mencerminkan besar kecilnya
perusahaan yang didasarkan kepada
total asset perusahaan (Suwito dan
Herawaty, 2005). Ukuran perusahaan
dapat dihitung dengan rumus berikut:
Ukuran
Perusahaan =
∑ Jumlah
Aset
9
Nilai Perusahaan
Menurut Bringham & Houston
(2006:19), Nilai perusahaan adalah
nilai pasar karena nilai perusahaan
dapat memberikan kemakmuran
pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan
meningkat. Berbagai kebijakan yang
diambil oleh manajemen dalam upaya
untuk meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran
pemilik dan para pemegang saham
yang tercermin pada harga saham.
Nilai perusahaan adalah
persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Harga
saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi, dan
meningkatkan kepercayaan pasar tidak
hanya terhadap kinerja perusahaan saat
ini namun juga pada prospek
perusahaan di masa mendatang.
Pengukuran Nilai Perusahaan
Weston dan Copeland (2008:244)
menyebutkan rasio pengukuran penilaian
perusahaan terdiri dari:
1. Price Earning Ratio
(PER)
Rasio PER mencerminkan banyak
pengaruh yang kadang membuat
penafsiran menjadi sulit. Semakin tinggi
risiko, semakin tinggi faktor diskonto, dan
semakin rendah rasio PER. Rasio ini
menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
PER =
Harga Pasar per
Saham
Laba per Saham
2. Price to Book Value
(PBV)
Rasio ini menggambarkan seberapa
besar pasar menghargai nilai buku saham
suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV
berarti pasar percaya akan prospek
perusahaan tersebut.
Price to Book Value (PBV)
adalah rasio yang menunjukkan apakah
harga saham yang diperdagangkan
overvalued (di atas) atau undervalued
(di bawah) nilai buku saham tersebut
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001).
Price to book value (PBV) yang
tinggi juga menjadi keinginan para
pemilik perusahaan. Sebab nilai
perusahaan yang tinggi memberikan
tanda kemakmuran pemegang saham
juga tinggi.
PBV = Harga Pasar per
10
Saham
Nilai Buku
3.Rasio Tobin‟s Q
Menurut Smithers dan Wright
(2007:37) dalam Asmarani (2014),
Tobin‟s Q dihitung dengan
membandingkan rasio nilai pasar saham
perusahaan dengan nilai buku ekuitas,
Tobin‟s Q dirumuskan sebagai berikut:
Tobin's Q = ME + DEBT
Total Aktiva
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan menurut
Fahmi (2012:2), merupakan suatu
gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan mengenai baik
buruknya keadaan keuangan suatu
perusahaan dan tercapai atau tidaknya
tujuan perusahaan yang mencerminkan
prestasi kerja dalam periode tertentu.
Hal ini sangat penting agar sumber
daya digunakan secara optimal.
Cara yang dapat dilakukan untuk
mengetahui kinerja keuangan adalah
melakukan pengukuran kinerja dengan
menganalisis laporan keuangan yang
diterbitkan oleh perusahaan secara
langsung ataupun tidak langsung pada
perode tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh
Sutrisno (2009:53), yaitu kinerja
keuangan perusahaan merupakan
prestasi yang dicapai perusahaan dalam
suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan
perusahaan tersebut.
Elemen rasio keuangan yang
digunakan untuk menilai kinerja
keuangan dalam penelitian ini adalah
Return On Asset, yaitu pengukuran
kemampuan perusahaan
mengembalikan aset menjadi laba.
ROA menunjukan seberapa berhasil
perusahaan mengelola modalnya,
sehingga tingkat keuntungan diukur
dari investasi pemegang saham
perusahaan. ROA dapat diperhitungkan
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
ROA =
Laba Bersih Setelah
Pajak
Total Aset
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Saham Kepemilikan
Institusional Secara Langsung
terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Jensen dan Meckling
(1976) kepemilikan institusional dapat
meminimalisasi adanya konflik
11
kepentingan antara prinsipal dengan
agen. Dengan adanya pengawasan dari
institusional dapat mengoptimalkan
pengawasan kinerja manajemen untuk
menghindari adanya perilaku
penyelewengan yang dilakukan
manajemen. Sehingga dengan adanya
keterlibatan institusi dengan perusahaan
dapat berpengaruh untuk meningkatkan
kinerja perusahaan yang lebih baik.
Agus Santoso (2017)
menjelaskan kepemilikan institusional
diharapkan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan. Kinerja perusahaan yang
meningkat kemudian diikuti dengan
meingkatnya harga saham yang akan
membuat investor memberikan
penilaian yang tinggi terhadap
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas,
berikut hipotesis yang diajukan:
H1: Kepemilikan Institusinal
Berpengaruh Langsung Terhadap Nilai
Perusahaan
Pengaruh Ukuran Perusahaan
Secara Langsung terhadap Nilai
Perusahaan
Beberapa penelitian telah
mengemukakan bahwa ukuran
perusahaan akan berpengaruh pada
jumlah hutang perusahaan. Semakin
besar perusahaan maka semakin banyak
dana yang dibutuhkan untuk
menjalankan operasi perusahaan. Salah
satu sumber dana perusahaan adalah
hutang. Brigham (2011:153),
menyatakan bahwa perusahaan yang
sedang berkembang membutuhkan
modal yang berasal dari hutang maupun
ekuitas. Nilai perusahaan akan semakin
meningkat jika perusahaan memiliki
hutang yang besar. Perusahaan besar
mempunyai kemudahan untuk
memperoleh sumber dana untuk
mendukung investasi kemudian
menciptakan nilai yang tinggi bagi
perusahaan.
Hasil Penelitan Elva Nuraina
(2012) menunjukan bahwa variabel
Ukuran Perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin besar nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas,
hipotesis yang diajukan:
H2: Ukuran Perushaan
Berpengaruh Langsung Terhadap Nilai
Perusahaan
Pengaruh Kinerja Keuangan dalam
memediasi Saham Kepemilikan
Institusional dan Ukuran
12
Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan
Kinerja keuangan yang baik
akan memberikan efek nilai perusahaan
yang tinggi bagi masyarakat. Salah satu
cara memperoleh laba yang tinggi
adalah dengan cara memaksimalkan
nilai perusahaan. Nilai perusahaan
tercermin dari kesejahteraan para
pemegang saham. Kesejahteraan para
pemegang saham dapat dijadikan tolak
ukur untuk menilai suatu perusahaan.
Apabila deviden yang didapatkan oleh
pemegang saham tinggi maka harga
saham cenderung tinggi dan membuat
nilai perusahaan meningkat.
Harga saham yang tinggi
mencerminkan besarnya perusahaan.
Besarnya ukuran perusahaan dapat
dijadikan tolak ukur tingginya nilai
perusahaan. Ukuran perusahaan juga
dapat dilihat dari berapa banyak saham
perusahaan yang tersebar dimasyarakat
dan kemudahan perusahaan menarik
investor untuk menanamkan modalnya.
Termasuk banyaknya jumlah
saham kepemilikan institusional
didalam perusahaan akan menunjukkan
besar atau kecilnya perusahaan. Saham
kepemilikan institusional dianggap
mampu mencegah kecurangan-
kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen dalam pelaporan kinerja
keuangan. Berdasarkan uraian diatas,
berikut hipotesis yang diajukan:
H3: Kinerja Keuangan
Memediasi Kepemilikan Saham
Institusional dan Ukuran Terusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini
yang digunakan sebagai objek adalah
Laporan Kinerja Keuangan perusahaan
sektor LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode tahun 2014-
2018.
Jenis dan Sumber Data
Dalam penulisan skripsi ini
jenis data yang digunakan adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data
13
yang dapat diukur dalam skala numerik
atau data disajikan dalam bentuk angka.
Sumber data penulisan skripsi
ini adalah data sekunder, yaitu data
yang diperoleh secara tidak langsung
berupa Laporan Keuangan Tahunan
(Annual Report) Perusahaan Sektor
LQ45 yang dipublikasikan untuk umum
dari website resmi masing-masing
perusahaan tahun periode 2014-2018.
Populasi dan Kriteria Pengambilan
Sampel
Sugiyono (2008:115),
menyebutkan populasi adalah wilayah
generalisasi terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kriteria
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti dan dianalisis kemudia
ditarik kesimpulan. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan sektor LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2014-2018.
Arikunto (2006:131), sampel
adalah sebagian dari populasi yang
akan diteliti. Berikut kriteria sampel
yang digunakan:
1. Perusahaan sektor LQ45
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun
2014-2018.
2. Perusahaan sektor LQ45
yang menyajikan Laporan
Keuangan periode tahun
2014-2018.
3. Perusahaan sektor LQ45
yang tidak pernah mengalami
kerugian selama periode
tahun 2014-2018 dan
perusahaan sektor LQ45 yang
menyajikan Laporan
Keuangan dengan mata uang
Rupiah periode tahun 2014-
2018.
4. Perusahaan sektor LQ45
yang menyajikan informasi
mengenai kepemilikan
institusional pada laporan
keuangan periode tahun
2014-2018.
5. Perusahaan sektor LQ45
yang tidak mengalami data
ekstrem periode tahun 2014-
2018.
Identifikasi Variabel
Variabel adalah objek penelitian
yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Dalam penelitian ini,
14
variabel yang digunakan terdiri dari 3
variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (Independent
Variable) adalah variabel
yang mempengaruhi variabel
lainnya, biasanya variabel
bebas ini di beri simbol „X‟.
Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian
ini Saham Institusional dan
Ukuran Perusahaan
2. Variabel Terikat (Dependent
Variable) adalah variabel
yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini
adalah Nilai Perusahaan yang
diukur dengan Price Book
Value (PBV).
3. Variabel Intervening adalah
variabel yang dapat
mempengaruhi hubungan
antara variabel independen
dengan variabel dependen
menjadi hubungan langsung
atau tidak langsung.
Variabel intervening yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Kinerja keuangan yang diukur melalui
Return On Assets (ROA).
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis jalur
menggunakan teknik penelitian analisis
data kuantitatif yang diolah menggunakan
program SPSS 25.0. Analisis jalur adalah
penggunaan analisis regresi untuk
mengetahui pengaruh kausalitas antar
variabel. Analisis jalur ini digunakan
untuk menguji pengaruh variabel
intervening. Pada analisis jalur terdapat
variabel yang berperan ganda yaitu
sebagai variabel independen dalam suatu
hubungan dan menjadi variabel dependen
dalam hubungan lain karena adanya
hubungan kausalitas yang berjenjang.
(Imam Ghozali, 2011:174). Terdapat dua
model dalam analisis jalur, yaitu:
a. Model 1
ROA = α + β1 SKI + β2 SIZE
+ e1
b. Model 2
PBV = α + β3 SKI + β4 SIZE
+ β5 ROA + e1
Dimana:
α = Konstanta
β1 = Koefisien jalur ROA dengan
Saham Kepemilikan Institusional (SKI)
β2 = Koefisien jalur ROA dengan
Ukuran Perusahaan (SIZE)
15
β3 = Koefisien jalur Nilai
Perusahaan (PBV) dengan Saham
Kepemilikan
Institusional (SKI)
β4 = Koefisien jalur Nilai
Perusahaan (PBV) dengan Ukuran
Perusahaan (SIZE)
β5 = Koefisien jalur Nilai
Perusahaan (PBV) dengan Kinerja
Kinerja Keuangan
(ROA)
e1 = Residual atas ROA
e2 = Residual atas PBV
PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif
N Min Max Mean
Std. Deviation
SKI 100 ,50 ,81 ,6169 ,08558
SIZE 100 29,06 33,47 310,949 ,96489
PBV 100 ,41 7,41 23,880 144,403
ROA 100 ,01 ,21 ,0754 ,04460
Valid N 100
Berdasarkan Tabel 4.3 terdapat
empat variabel penelitian dengan
jumlah sampel atau N data valid
sebanyak 100 sampel pada perusahaan
sektor LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun periode 2014-
2018.
Uji Normalitas
a. Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov
(K-S)
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
1,40082493
Most Extreme
Differences
Absolute ,063
Positive ,063
Negative -,055
Test Statistic ,063
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Dari tabel di atas,
menunjukkan bahwa nilai tabel
asymp k-s adalah lebih besar dari
0.05, maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
16
b. Uji Grafik Normal Probabililty
Plots
Gambar 4.1
Hasil Uji Grafik Normal Probabililty
Plots
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas
menunjukan penyebaran titik-titik pada
grafik Normal Probabililty Plots
mengikuti garis diagonal. Hal ini
berarti hubungan antara Variabel X1
(Saham Kepemilikan Institusional) dan
X2 (Ukuran Perusahaan) dengan
variabel Z (Return On Asset) searah.
maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi memenuhi syarat normalitas dan
layak diuji.
Analisis Jalur
Tabel 4.13
Hasil Uji Persamaan Regresi Model 1
Berdasarkan tabel 4.13 diatas
diperoleh hasil persamaan regresi
sebagai berikut:
ROA = 0,242 + 0,102 SKI – 0,007 SIZE
Dari persamaan diatas maka
dapat dianalisis bahwa:
1. Nilai konstan α sebesar 0,242,
menyatakan bahwa nilai variabel i
2. ndependen saham kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan
dianggap nilainya konstan atau 0 dan
ROA sebesar 0,242.
3. Koefisien regresi variabel saham
kepemilikan institusional sebesar
0,102 (10,2%), yang berarti jika
saham kepemilikan institusional
mengalami kenaikan satu satuan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) ,242 ,144 1,679 ,096
SKI ,102 ,051 ,196 1,997 ,049
SIZE -,007 ,005 -,160 -1,624 ,108
a. Dependent Variable: ROA
17
maka ROA mengalami kenaikan
sebesar 0,102 (10,2%) dengan
asumsi variabel independen lain
tetap.
4. Koefisien regresi variabel ukuran
perusahaan sebesar -0,007 (-0,7%),
yang berarti jika ukuran perusahaan
mengalami kenaikan satu satuan
maka ROA mengalami penurunan
sebesar 0,007 (0,7%) dengan asumsi
variabel independen lain tetap.
Tabel 4.14
Hasil Uji Persamaan Regresi Model 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
2,560 4,584 ,559 ,578
SKI 2,889 1,642 ,171 1,760 ,082
SIZE -,084 ,145 -,056 -,582 ,562
ROA 8,786 3,187 ,271 2,757 ,007
a. Dependent Variable: PBV
Berdasarkan tabel 4.14 diatas,
maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
PBV = 2,560 + 2,889 SKI –
0,084 SIZE + 8,786 ROA
Dari persamaan diatas maka
dapat dianalisis bahwa:
1. Nilai konstan α sebesar 2,560,
menyatakan bahwa nilai variabel
independen saham kepemilikan
institusional dan ukuran
perusahaan dianggap nilainya
konstan atau 0 dan nilai perusahaan
(PBV) sebesar 2,560.
2. Koefisien regresi variabel saham
kepemilikan institusional sebesar
2,889 (288,9%), yang berarti jika
saham kepemilikan institusional
mengalami kenaikan satu satuan
maka nilai perusahaan mengalami
kenaikan sebesar 2,889 (288,9%)
dengan asumsi variabel independen
lain tetap.
3. Koefisien regresi variabel ukuran
perusahaan sebesar -0,084 (-8,4%),
yang berarti jika ukuran
perusahaan mengalami kenaikan
satu satuan maka nilai perusahaan
mengalami penurunan sebesar
0,084 (8,4%) dengan asumsi
variabel independen lain tetap.
4. Koefisien regresi variabel ROA
sebesar 8,786 (878,6%), yang
berarti jika saham ROA mengalami
kenaikan satu satuan maka nilai
perusahaan mengalami kenaikan
sebesar 8,786 (878,6%) dengan
18
asumsi variabel independen lain
tetap.
Gambar 4.4
Diagram Pengujian
Hasil analisis jalur
menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance yang diproksi dengan
saham kepemilikan institusional
memiliki pengaruh langsung terhadap
nilai perusahaan sebesar 2,889.
Pengaruh tidak langsung yang dihitung
dari koefisien tidak langsung yaitu
0,102 x 8,786 = 0,897. Sehingga total
pengaruh saham kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan
adalah 2,889 + 0,897 = 3,786
Ukuran perusahaan memiliki
pengaruh negatif sebesar -0,084
terhadap nilai perusahaan. Pengaruh
tidak langsung yang dihitung dari
koefisien tidak langsung yaitu (-0,007)
x 8,786 = -0,061, sehingga total
pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan adalah -0,100 + (-
0,050) = -0,05.
Berdasarkan uraian diatas dapat
diperoleh tingkat signifikasi koefisien
mediasi saham kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan
yaitu 0,102 + 8,786 = 8,888 > 2,889
maka Good Corporate Governance
yang diproksi dengan saham
kepemilikan institusional memiliki
pengaruh langsung terhadap nilai
perusahaan melalui kinerja keuangan.
Tingkat signifikasi koefisien
mediasi ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan yaitu -0,007 + 8,786 =
8,779 > -0,084 maka ukuran
perusahaan memiliki pengaruh
langsung terhadap nilai perusahaan
melalui kinerja keuangan.
Pengujian Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.15
Hasil Uji R2
Model 1
Model Summaryb
19
Model R R Square
Adjusted R
Square
1 ,249a ,062 ,043
a. Predictors: (Constant), SIZE, SKI
b. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.16
Hasil Uji R2
Model 2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
1 ,358a ,128 ,101
a. Predictors: (Constant), ROA, SIZE, SKI
b. Dependent Variable: PBV
Sumber: data yang diolah dengan spss
Nilai adjusted R pada model
regresi kedua nilai perusahaan yang
diproksi dengan Price Book Value
(PBV) dipengaruhi oleh Return On
Asset (ROA), saham kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan
sebesar 10,1%, sedangkan sisanya
sebesar 89,9% (100%-10,1%)
dipengaruhi oleh variabel lain.
Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.17
Hasil Uji F Model 1
ANOVAa
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,012 2 ,006 3,215 ,044b
Residual ,185 97 ,002
Total ,197 99
a. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.18
Hasil Uji F Model 2
ANOVAa
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 26,421 3 8,807 4,697 ,004b
Residual 180,015 96 1,875
Total 206,437 99
a. Dependent Variable: PBV
Tabel 4.17 menunjukan hasil
uji f dengan Sig. 0,044 > α (0,05).
Dapat disimpulkan bahwa saham
Saham kepemilikan institusional dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja
keuangan (ROA). Sehingga H0
diterima, H1 ditolak.
Tabel 4.18 menunjukan hasil
uji f dengan Sig. 0,004 < α (0,05).
Dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan (ROA), saham kepemilikan
20
institusional dan ukuran perusahaan
berpengaruh secara simultan terhadap
nilai perusahaan (PBV). Sehingga H0
ditolak, H1 diterima.
Uji Signifikasi Parameter Individual
(Uji t)
Tabel 4.19
Hasil Uji t Model 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error
1 (Constant) ,242 ,144 1,679 ,096
SKI ,102 ,051 1,997 ,049
SIZE -,007 ,005 -1,624 ,108
a. Dependent Variable: ROA
Berikut hasil uji parsial t regresi
model 1:
a. Hubungan saham kepemilikan
institusional secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja keuangan (ROA).
Nilai signifikasi saham
kepemilikan institusional terhadap
kinerja keuangan yang diproksi oleh
ROA sebesar 0,049 < 0,05. Hal ini
menjelaskan bahwa saham
kepemilikan institusional secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROA). Sehingga H1
diterima, H0 ditolak.
b. Hubungan ukuran perusahaan secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROA).
Nilai signifikasi saham
kepemilikan institusional terhadap
kinerja keuangan yang diproksi oleh
ROA sebesar 0,108 > 0,05. Hal ini
menjelaskan bahwa ukuran
perusahaan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROA). Sehingga H1
ditolak, H0 diterima.
Tabel 4.20
Hasil Uji t Model 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error
1 (Constant) 2,560 4,584 ,559 ,578
21
SKI 2,889 1,642 1,760 ,082
SIZE -,084 ,145 -,582 ,562
ROA 8,786 3,187 2,757 ,007
a. Dependent Variable: PBV
Berikut hasil uji parsial t regresi
model 2:
a. Hubungan ukuran perusahaan secara
parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (PBV)
Nilai signifikasi saham
kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan (PBV) sebesar 0,082
> 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa
saham kepemilikan institusional
secara parsial tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan (PBV).
Sehingga H1 ditolak, H0 diterima.
b. Hubungan ukuran perusahaan secara
parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (PBV)
Nilai signifikasi saham
kepemilikan terhadap nilai
perusahaan (PBV) sebesar 0,562 >
0,05. Hal ini menjelaskan bahwa
ukuran perusahaan secara parsial
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (PBV). Sehingga H1
ditolak, H0 diterima.
c. Hubungan return on asset secara parsial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
(PBV)
Nilai signifikasi saham
kepemilikan terhadap nilai
perusahaan (PBV) sebesar 0,007 <
0,05. Hal ini menjelaskan bahwa
ukuran perusahaan secara parsial
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (PBV). Sehingga H1
diterima, H0 ditolak.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh saham kepemilikan
institusional terhadap kinerja
keuangan (ROA)
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa saham kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan yang diproksi oleh Return
On Asset. Hal ini mengindikasi jika
saham kepemilikan institusional tinggi
maka tingkat ROA akan meningkat.
Dimana jika tata kelola perusahaan
berjalan dengan baik akan berdampak
kepada tingkat Return On Asset.
Penelitian ini menjelaskan
bahwa sebagian besar perusahaan
sektor LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014 sampai
dengan 2018 mampu mengelola Good
22
Corporate Governance dengan baik.
Kepemilikan institusional dapat
mengontrol perilaku manajer bertindak
mencapai kepentingan diri sendiri yang
dapat mengakibatkan peningkatan
biaya agen sehingga membuat kinerja
keuangan menurun.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Agus
Santoso (2017) yang mengungkapkan
bahwa Good Corporate Governance
yang diproksi oleh saham kepemilikan
institusional berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
kinerja keuangan (ROA)
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
yang diproksi oleh Return On Asset.
Semakin besar ukuran perusahaan
maka semakin besar total penjualan.
Namun peningkatan pada penjualan
belum tentu akan berdampak
peningkatan pula pada profitabilitas
perusahaan. Karena perusahaan yang
besar dan memiliki penjualan yang
besar cenderung akan memiliki biaya
yang besar. Perusahaan besar yang
tidak mampu mengelola aset dengan
baik pun akan menyebabkan
profitabilitas rendah.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Anisa
N, S Wahyudi dan M Syaichu (2014)
yang mengungkapkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan.
Pengaruh saham kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa saham kepemilikan institusional
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan yang diproksi oleh Price
Book Value. rendahnya tingkat
kepemilikan institusional membuat
lemahnya pengendalian manajemen
perusahaan oleh pihak eksternal
membuat nilai perusahaan menurun,
hal tersebut bisa terjadi karena adanya
biaya agen yang meningkat.
Penelitian ini bertolak belakang
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Agus Santoso (2017) yang
mengungkapkan bahwa Good
Corporate Governance yang diproksi
oleh saham kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan..
23
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan
Dari pengujian yang dilakukan,
penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Ukuran
perusahaan mencerminkan besarnya
penjualan dan jumlah saham yang
beredar serta pertumbuhan yang baik
sehingga menjadi sinyal positif bagi
para investor. Jadi semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin baik
pula nilai perusahaan. Namun
pernyataan tersebut bertolak belakang
dengan hasil penelitian ini. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan
penjualan besar akan menurunkan
kinerja keuangan serta membuat nilai
perusahaan menurun.
Penelitian ini bertolak belakang
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Elva Nuraina (2012) yang
menyebutkan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Return On Asset (ROA)
terhadap nilai perusahaan (PBV)
Penelitian ini menunjukan
bahwa Return On Asset (ROA)
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Semakin tinggi semakin tinggi kinerja
keuangan yang diukur dengan Return
on Asset (ROA) maka semakin baik
produktivitas asset dalam memperoleh
keuntungan bersih. Terbukti bahwa
jika penawaran tinggi maka akan
meningkatkan permintaan. Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya
tarik perusahaan kepada investor.
Peningkatan daya tarik perusahaan
menjadikan perusahaan tersebut makin
diminati investor, karena tingkat
keuntungan akan semakin besar. Oleh
karena itu, Return on Asset merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Agus
Santoso (2017) yang mengungkapkan
bahwa kinerja keuangan yang diproksi
Return On Asset (ROA) berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh Saham Kepemilikan
Institusional dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Melalui Kinerja Keuangan (ROA)
Penelitian ini menunjukkan
bahwa kinerja keuangan (ROA)
berhasil memediasi hubungan saham
24
kepemilikan institusional dan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Investor menilai perusahaan
berdasarkan kinerja keuangan yang
didukung oleh saham kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan.
Terjadi peningkatan pengaruh saham
kepemilikan institusional dan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan
melalui kinerja keuangan.
Hal tersebut didukung oleh
penelitian yang dilakukan Agus
Santoso (2017) yang mengungkapkan
bahwa kinerja keuangan yang diproksi
Return On Asset (ROA) mampu
memediasi saham kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan
dan bertolak belakang dengan hasil
penelitian dari Choirun N Laili, A
Djazuli dan Nur K Indrawati (2018)
yang menyebutkan bahwa kinerja
keuangan tidak berhasil memdiasi
ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan
analisis pada bab sebelumnya, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Saham kepemilikan institusional
berpengaruh langsung terhadap
nilai perusahaan.
2. Ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh secara
langsung terhadap nilai
perusahaan.
3. Kinerja keuangan yang diproksi
oleh Return On Assets (ROA)
mampu memediasi hubungan
antara Good Corporate
Governance yang diproksi oleh
Good Corporate Governance
yang diproksi oleh saham
kepemilikan institusional dan
ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
Saran
Berikut beberapa saran yang
dapat digunakan untuk semua pihak
terutama untuk penelitian selanjutnya:
1. Penelitian ini menggunakan data periode
pengamatan 2014 sampai dengan 2018,
untuk penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menambahkan jumlah data
pengamatan.
2. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa
ukuran perusahaan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan, untuk penelitian selanjutnya
25
diharapkan peneliti mampu menemukan
variabel lain yang mampu memberikan
pengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Penelitian ini menggunakan 2 variabel
independen, 1 variabel dependen dan 1
variabel mediasi, untuk penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menambahkan
jumlah variabel atau mengubah variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Adnantara, Komang Fridagustina. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan, dan Corporate
Social Responsibility pada Nilai Perusahaan. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Vol.18,
No.2.
26
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana.2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta.Salemba Empat.
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4 th ed.). Yogyakarta: BPFE.
Andri, Veno. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur Go Public (Studi Empiris Pada Perusahaan yang
terdaftar di BEI (2011-2013). BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 19.
Nomor.1 hlm.95-112.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Barnhart, Scott & Rosentein, Stuart. (1998) “Board Composition, Managerial Ownership and
Firm Performance : An Empirical Analysis”. The Financial Review; November 1998.
Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium
Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.
Brigham, E.F., Ehrhardt, M.C. 2005. Financial Management Theory And Practice, Eleventh
Edition, Ohio: South Western Cengage Learning.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Fundamentals of Financial Management.
Tenth Edition (Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh), Buku I. Terjemahan dari: Ali
Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.
Choirun Nisful L, Atim Djazuli dan Nur Khusniyah I. 2018. THE INFLUENCE OF
CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, FIRM
SIZE ON FIRM VALUE: FINANCIAL PERFORMANCE AS MEDIATION VARIABLE.
Journal of Applied Management (JAM). Faculty of Economics and Business.
Universitas Brawijaya.
Fakhruddin dan Sopian Hadianto. (2001). Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar
Modal. Buku satu. Jakarta: Elex Media Komputindo
Harjito, D. A. (2006). Hubungan Kebijakan Hutang, Insider ownership dan Kebijakan
Dividen dalam Mekanisme Pengawasan Masalah Agensi di Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, 10 (2), 161-182.
27
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori,
Kasus, dan Riset Bisnis). Bumi Aksara, Jakarta.
Haruman, tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan Dan
Nilai Perusahaan Survey pada Perusahaan Manufaktur di PT. Bursa Efek Indonesia.
SNA XI : Ikatan Akuntan Indonesia.
Imam Ghozali, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit
UNDIP, Semarang.
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. PT Bumu Aksara, Jakarta.
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.3 September 2009, hal. 418 – 430 Terakreditasi
SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 “CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN” Herman Darwis. Fakultas Ekonomi. Universitas Khairun
Ternate Jl. Kampus II Gambesi, Ternate Selatan.
Kuncoro. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta.
Margaretha, F. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Nonkeuangan. Jakarta: Erlangga.
Murhadi, Dr. Werner. 2009. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta: PT Indeks.
Putra, Rianto Adi. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Fakultas Bisnis :Universitas Kristen Duta Wacana Christiawan,
Yulius Jogi, dan Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja
dan Nilai Perusahaan”, Jurnal akuntansi dan Keuangan, Vol. 9 No. 1, Mei 2007.
Rawi. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Institusi, dan Leverage terhadap Corporate
Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Indonesia. Thesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ridwan Khirandy dan Camelia Malik, 2007. Good Corporate Governance Perkembangan
Pemikiran dan Implementasinya di Indonesia dalam Perspektif Hukum. Total Media.
Yogyakarta.
Rizqia, Dwita Ayu, Siti Aisjah dan Sumiati. 2013. Effect of Managerial Ownership, Financial
Leverage, Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity on Dividend Policy
28
and Firm Value. Research Journal of Finance and Accounting, Vol 4 (11):Hal.120-
130.
Santoso, Singgih, 2015. Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. Intellectual Capital: Perlakuan,
Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol 5, No. 1, 31- 51.
Smithers dan Wright, 2008. Valuting Wall Stret. McGraw Hill.
Stephanie Angel Claudia Rompas, Sri Murni, dan Ivonne S. Saerang. 2018. PENGARUH
PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2016. E-Journal. Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujoko, dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Dalam Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. 9(1): h: 41-48.
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Thaharah, Nina dan Nur Fadjrih Asyik. (2016). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan LQ 45. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, Volume 5, Nomor 2, Februari 2016 ISSN : 2460-0585.
Tjager, I Nyoman, Antonius Alijoyo, Humphrey R Djemat dan Bambang Soembodo. 2003.
Corporate Governance Tantangan dan Kesempatan bagi komunitas bisnis Indonesia.
FCGI. Prenhallindo.
Wheelen, Hunger. 2004. Strategic Management and Business Policy. Pearson Prentice Hall.
New Jersey.